PENGAMATAN FENOLOGI

77
1 PENGAMATAN FENOLOGI A. PENDAHULUAN Di dalam proses perkembangan, semenjak dari perkecambahan biji sampai pada pembentukan biji yang baru, tanaman menunjukkan beberapa perubahan eksternal yang dapat diamati, yakni sebagai hasil dari keadaan lingkungan. Perubahan-perubahan eksternal ini dinamakan fase-fase fenologi (atau tahapan-tahapan fenologi) perkembangan tanaman dan pengamatannya dinamakan pengamatan fenologi. Serupa dengan pengamatan fenologi ada pengamatan yang dibuat oleh ahli botani atau ahli morfologi tanaman untuk mempelajari tampilan internal perkembangan tanaman, yang biasanya memerlukan pembedahan tanaman. Meskipun kadang ahli agrometeorologi menggunakan data dari pengamatan itu atau bahkan melakukan itu, mereka tak dibingungkan dengan pengamatan fenologi yang fokusnya pada perubahan luarnya. Kata “fenologi” berasal dari bahasa Yunani. “Phaino” berarti menunjukkan/ memperlihatkan dan “logos” berarti ilmu. Ia adalah cabang ilmu agrometeorologi, berkenaan dengan hubungan antara cuaca (atau iklim) dan fenomena periode biologis seperti halnya fase perkembangan tanaman atau migrasi dari burung-burung. Ada beberapa negara yang badan Meteorologinya melakukan pengamatan fenologi secara reguler tak hanya pada tanaman tapi juga burung dan tumbuhan liar pula. Perkembangan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor meteorologi yang paling signifikan adalah udara, suhu tanah dan panjang hari (fotoperiodesitas). Penyimpanan kelembapan tanah juga memacu beberapa pengaruh, terutama di daerah ekuator. Di lokasi yang ditentukan faktor-faktor meteorologi bervariasi dari tahun ke tahun, dan maka dari itu tanggal awal dan akhir fase fenologi tanaman yang ditentukan bervariasi. Jadi, selama periode 25 tahun stasiun agrometeorologi dekat Ruse di selatan Bulgaria misalnya, tanggal tercepat pematangan gandum musim dingin, varietas No. 14 pada 17 Juni, sementara tanggal terakhirnya pada 16 Juli. Selama periode 25 tahun di Chirpan (selatan Bulgaria), tanggal tercepat pematangan kapas varietas No. 38 pada 11 Agustus, sementara tanggal terakhirnya 19 Oktober. Dan di Kazanluk (pertengahan Bulgaria) yang merupakan tempat paling tinggi produksi minyak mawar, musim semi tercepat memulihkan tanggal dalam perkembangan mawar (tanaman semak musiman) pada akhir Januari, sementara tanggal terakhir pada awal April kembali selama periode 25 tahun. Awal dan akhir fase bertindak sebagai penentu rata-rata perkembangan tanaman- tanaman tersebut. Pada basis data pengamatan fenologi secara tepat dikumpulkan lebih bertahun-tahun. Hal ini mungkin menjelaskan keteraturan perkembangan tanaman dalam hubungan dengan lingkungan sekitarnya. Data fenologi tidak hanya digunakan untuk penelitian tapi juga pada operasional prakiraan Agrometeorologi (model tanaman-cuaca) meliputi hasil panen yang diharapkan. Tanggal rata-rata tampilan fase fenologi dalam suatu area membentuk yang disebut sebagai “Kalender Tanaman”.

Transcript of PENGAMATAN FENOLOGI

Page 1: PENGAMATAN FENOLOGI

1

PENGAMATAN FENOLOGI

A. PENDAHULUAN

Di dalam proses perkembangan, semenjak dari perkecambahan biji sampai padapembentukan biji yang baru, tanaman menunjukkan beberapa perubahan eksternal yang dapatdiamati, yakni sebagai hasil dari keadaan lingkungan. Perubahan-perubahan eksternal inidinamakan fase-fase fenologi (atau tahapan-tahapan fenologi) perkembangan tanaman danpengamatannya dinamakan pengamatan fenologi.

Serupa dengan pengamatan fenologi ada pengamatan yang dibuat oleh ahli botani atauahli morfologi tanaman untuk mempelajari tampilan internal perkembangan tanaman, yangbiasanya memerlukan pembedahan tanaman. Meskipun kadang ahli agrometeorologimenggunakan data dari pengamatan itu atau bahkan melakukan itu, mereka tak dibingungkandengan pengamatan fenologi yang fokusnya pada perubahan luarnya.

Kata “fenologi” berasal dari bahasa Yunani. “Phaino” berarti menunjukkan/memperlihatkan dan “logos” berarti ilmu. Ia adalah cabang ilmu agrometeorologi, berkenaandengan hubungan antara cuaca (atau iklim) dan fenomena periode biologis seperti halnya faseperkembangan tanaman atau migrasi dari burung-burung. Ada beberapa negara yang badanMeteorologinya melakukan pengamatan fenologi secara reguler tak hanya pada tanaman tapijuga burung dan tumbuhan liar pula.

Perkembangan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor meteorologi yang palingsignifikan adalah udara, suhu tanah dan panjang hari (fotoperiodesitas). Penyimpanankelembapan tanah juga memacu beberapa pengaruh, terutama di daerah ekuator.

Di lokasi yang ditentukan faktor-faktor meteorologi bervariasi dari tahun ke tahun, danmaka dari itu tanggal awal dan akhir fase fenologi tanaman yang ditentukan bervariasi. Jadi,selama periode 25 tahun stasiun agrometeorologi dekat Ruse di selatan Bulgaria misalnya,tanggal tercepat pematangan gandum musim dingin, varietas No. 14 pada 17 Juni, sementaratanggal terakhirnya pada 16 Juli. Selama periode 25 tahun di Chirpan (selatan Bulgaria), tanggaltercepat pematangan kapas varietas No. 38 pada 11 Agustus, sementara tanggal terakhirnya 19Oktober. Dan di Kazanluk (pertengahan Bulgaria) yang merupakan tempat paling tinggi produksiminyak mawar, musim semi tercepat memulihkan tanggal dalam perkembangan mawar(tanaman semak musiman) pada akhir Januari, sementara tanggal terakhir pada awal Aprilkembali selama periode 25 tahun.

Awal dan akhir fase bertindak sebagai penentu rata-rata perkembangan tanaman-tanaman tersebut. Pada basis data pengamatan fenologi secara tepat dikumpulkan lebihbertahun-tahun. Hal ini mungkin menjelaskan keteraturan perkembangan tanaman dalamhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Data fenologi tidak hanya digunakan untuk penelitiantapi juga pada operasional prakiraan Agrometeorologi (model tanaman-cuaca) meliputi hasilpanen yang diharapkan. Tanggal rata-rata tampilan fase fenologi dalam suatu area membentukyang disebut sebagai “Kalender Tanaman”.

Page 2: PENGAMATAN FENOLOGI

2

Ringkasan ini menggambarkan fase fenologi 83 jenis tanaman pertanian yang tumbuh diseluruh dunia. Diantaranya adalah tanaman makanan pokok, bermacam tanaman makananternak, buah-buahan, tanaman rempah-rempahan, tanaman industri dan lain-lain. Memangbeberapa di antaranya tak dimasukkan, mereka adalah terutama tanaman yang kurang penting,ataupun tanaman yang tumbuh di banyak lokasi di dunia dengan fase yang belum pernahdigambarkan sebelumnya atau belum pernah dilihat oleh penulis. Ahli agrometeorologi lokaldapat menggunakan informasi dari tanaman yang digambarkan sebagai contoh dan mencobamenemukan serta menjelaskan fase fenologi tanaman baru.

Juga terlepas dari publikasi adalah beberapa jenis tanaman yang tumbuh sedemikianrupa dicegah dalam kebanyakan fase perkembangannya. Misalnya, tanaman sisal (Agavesisalana) yang hanya berdaun sekitar sepuluh tahun. Pada akhir periode itu tampak tanamanberkembang, tapi kemudian tanamannya hancur dan digantikan tanaman baru. Tanaman lainadalah teh, yang disebabkan pemanenan dan pemotongan secara reguler, tidak terbangun fasefenologinya. Beberapa tanaman lain, seperti tanaman kentang manis dan buah markisa,membangun fase fenologi dengan cara yang sangat kompleks, sehingga pengamatan fenologisecara rutin sulit. Semua tanaman tersebut tetapi mungkin dapat dimasukkan dalam pengamatanfenologi secara detil (non rutin).

Pengamatan fenologi dapat dilakukan dengan bermacam detil dan akurasi. Jumlah dantipe fase fenologi untuk tiap tanaman yang digambarkan ringkasan ini paling cocok untukpengamatan rutin, fenologi tetapi seorang ahli agrometeorologi mungkin dapat melewatkanbeberapa atau menambahnya bila ia rasakan perlu.

Situasi lain yang lahir dalam pikiran adalah tanaman mungkin tak berkembang dalamsemua fase bila tumbuh dalam kondisi iklim yang berbeda jauh dengan daerah asalnya. Jadisebagai contohnya pohon tanaman buah yang berganti daun tiap tahun tumbuh di daerah tropisdaunnya sepanjang setahun penuh dan tidak setahun sekali seperti di daerah beriklim sedang.Dalam kasus seperti “fase peluruhan daun” tentu saja dapat diabaikan.

Tanaman yang termasuk dalam satuan botani yang sama atau mirip sering membangunfase fenologi mereka dengan cara yang sama. Karena itu, tanaman dengan fase fenologi yangsama dengan tanaman lain tak selalu dijelaskan terpisah dalam publikasi ini. Sekitar separuh yangtelah dijelaskan diberi ilustrasi, yang akan membuatnya lebih jelas dan lebih dimengerti bagi parapengamat.

Page 3: PENGAMATAN FENOLOGI

3

B. FASE FENOLOGI DAN TAMPILANNYA (MENURUT ABJAD)

1. Badam (Almond):

Fase fenologinya sama dengan apel.

2. Adas (Anise)

a. Kemunculan (emergence) – ketika kotiledon terlihat di atas permukaan tanah.b. Kemunculan batang – secepatnya setelah daun sejati yang keempat atau kelima tampak.c. Pembungaan – saat bunga pertama terbuka.d. Kematangan – benih menjadi berwarna coklat keabuan.

3. Apel (Apple) / Gambar 1

a. Menonjolnya tunas – tunas mulai menonjol dan sebagai hasilnya kulit penutup mulaimembuat agak terpisah dengan yang lain. Tipis, baris yang lebih terang tampak diantaranya.(Tunas beberapa tanaman buah lain cukup kecil dan karenanya tonjolan dapat lebih mudahdibedakan dengan menggunakan suatu kaca pembesar).

b. Membukanya kuncup bunga – disebabkan oleh penonjolan lebih lanjut, kulit penutupterpisah satu sama lain dengan sempurna. (Kuncup berbagai tanaman buah berbeda dalambentuk dan lokasi pada cabangnya; beberapa tampak terpisah, sementara yang lainnyaberpasangan atau berkelompok.)

c. Pembungaan – kuncup-kuncup bunga terbuka.d. Kematangan – Kematangan yang sesuai dalam pemetikan perlu diamati dan dicatat. Hal ini

ketika buah mencapai ukuran, warna dan rasa yang khas varietasnya.e. Peluruhan daun – Jatuhnya daun secara alami pada akhir masa pertumbuhan harus dicatat

yaitu ketika kebanyakan daun jatuh.

4. Aprikot (Apricot) :

Fase fenologinya sama dengan apel.

Page 4: PENGAMATAN FENOLOGI

4

Gambar 1. Fase fenologi apel (Malus domestica)

5. Alpukat (Avocado)/ Gambar 2

a. Munculnya daun baru – segera setelah buah terakhir jatuh, daun baru tampak. Warnanyacoklat dan lembut. Karena cabang yang berbeda pada suatu pohon menghasilkan daun yangbaru pada waktu yang berbeda sepanjang tahun, pengamat harus memilih sebuah cabangkecil atau bahkan bagian daripadanya, dan pengamatannya sampai buah masak. Waktuketika daun baru mencapai panjang sekitar 2 cm adalah ketika fase ini mestinya dicatat.

b. Pembungaan – saat ketika sekitar setengah dari kuncup di salah satu bunga majemuk terbukadan mulai berbunga.

c. Pengaturan buah – pembentukan buah. Saat ketika ukurannya mencapai sekitar 2 cm.

Page 5: PENGAMATAN FENOLOGI

5

d. Kematangan – saat buah mencapai ukuran, warna dan rasa yang khas dari varietasnya. Padatahapan ini buahnya biasanya jatuh. Untuk keperluan penjualan, buah kadang-kadang dipetikterlebih dahulu. Pengamat harus menghindari ini karena buah di bawah pengamatan.

Gambar 2. Fase fenologi alpukat (Persea americana)

Page 6: PENGAMATAN FENOLOGI

6

Gambar 3. Fase fenologi pisang (Musa spp)

(Fase pembungaannya tak digambarkan, pada banyak varietas bunga tersembunyi dalambunga majemuk)

6. Pisang (Banana) / Gambar 3

a. Munculnya anakan – saat ketika anakan muncul di samping batang utama dan panjangnyasekitar 10 cm.

Page 7: PENGAMATAN FENOLOGI

7

b. Munculnya bunga majemuk – saat ketika setengah dari bunga majemuk telah keluar daripelepah daun atas.

c. Pembungaan – ketika bunga pertama terbuka. Untuk banyak varietas bunga-bunganyatersembunyi, dan dalam kasus demikian pencatatan fase dapat diabaikan.

d. Kematangan – saat ketika buah pertama mulai berubah dari hijau gelap menjadi kuningpucat. Dalam kasus pemasakan pisang yang dipetik sebelum masak fisiologisnya, tanggalpemanenannya harus dicatat sebagai gantinya.

7. Jawawut/ Jelai (Barley)

Fase fenologinya sama dengan gandum. Untuk beberapa varietas jelai, bunganya tersembunyidan sulit diamati pembungaannya.

8. Kacang buncis (Beans)/ Gambar 4

a. Kemunculan (emergence) – munculnya kotiledon di atas permukaan tanah.b. Bertunas – munculnya kuncup pertama bunga pada batang tanaman.c. Pembungaan – tanaman dianggap berbunga, meskipun hanya ada satu yang mekar.d. Kematangan – tanaman mulai layu, polongnya menjadi kuning dan kering. Butir-butiran

mencapai warna dan bentuk khas dari varietasnya.

9. Bit (Beet) – gula dan pakan ternak/ Gambar 5

a. Kemunculan (emergence) – munculnya kotiledon di atas permukaan tanah.b. Pasangan pertama daun sejati – munculnya pasangan daun sejati pertama di antara

kotiledon.c. Pasangan ketiga daun sejati (daun sejati kelima) – meskipun daun bit muncul berpasangan,

mereka tinggal di tanaman lebih seperti daun tunggal dan oleh karena itu munculnya daunyang kelima dicatat.

d. Pembengkakan akar – akar utama mulai membengkak dan belahan kecil kulitnya terlihat disekitar ujung.

e. Penghalangan baris – ketika daun mendekati ukuran maksimumnya, mereka membentukpenutup yang kurang lebih berkesinambungan dan baris itu nyaris tak terlihat.

f. Kematangan teknis – layu dan menguningnya kebanyakan daun (tidak disebabkan oleh hamaatau penyakit) adalah pertanda tanaman bit siap dipanen.

Page 8: PENGAMATAN FENOLOGI

8

Gambar 4. Fase fenologi kacang buncis (Phaseolus vulgaris)

10. Semak (Blackthorn)

Fase fenologinya sama dengan tanaman apel.

11. Sorgum (Buckwheat)

a. Kemunculan (emergence) – munculnya kotiledon di atas permukaan tanah.b. Bertunas – munculnya tunas pertama pada batang. Hal ini dimulai lebih awal daripada

tanaman lain, terkadang secepatnya setelah munculnya daun sejati kedua.c. Pembungaan – ketika bunga pertama terbuka.

Page 9: PENGAMATAN FENOLOGI

9

d. Kematangan – ketika polongnya masak. Mereka mendapatkan warna yang khas dari varietasmereka. Biji tanaman – juga disebut “butir-butiran” – menjadi keras.

(Fase “tiga pasang daun sejati” dan “penghalangan baris” tidak digambarkan.)

Gambar 5. Fase fenologi bit (Beta vulgaris)

Page 10: PENGAMATAN FENOLOGI

10

12. Kubis (Cabbage)

a. Kemunculan (emergence) – munculnya kotiledon di atas permukaan tanah.b. Daun sejati pertama – munculnya daun sejati pertama.c. Roset – saat daun ketujuh dan kedelapan menggulung dan membentuk roset (berbentuk

mawar).d. Pembentukan kepala – daun dari roset berputar ke tengah dan mulai membentuk kepala

kubis.e. Kematangan konsumsi – kepala kubis mencapai ukurannya, bentuk dan kepadatannya khas

dengan varietasnya.

13. Wortel (Carrot)

Fase fenologinya sama dengan bit.

14. Jambu Mete (Chasew nut)/ Gambar 6

a. Munculnya tunas baru – setelah masa dormansi berakhir, tunas baru bermula tampak padacabang yang ada. Pengamat sebaiknya mencatat tampilan pertama dari tunas baru (takmemperdulikan lokasinya di pohon), ketika mereka panjangnya mencapai sekitar satusentimeter.

b. Bertunas – ketika bunga majemuk pada tunas baru mencapai sekitar satu sentimeter.c. Pembungaan – ketika bunga pertama terbuka.d. Munculnya kacang – saat ketika ukuran kacang sekitar satu sentimeter.e. Kematangan – saat ketika kacang mencapai kematangan yang dapat untuk pemetikan atau

ketika kacang jatuh.

15. Ubi Kayu (Cassava/ Tapioca)/ Gambar 7

a. Mulai tumbuh – saat tunas-tunas stek satu atau dua sentimeter panjangnya harus dicatat.b. Munculnya buku (node) ketiga batang utama.c. Munculnya buku keenam pada batang utama.d. Bertunas – munculnya tunas pada bagian atas tanaman, ketika ukurannya mencapai sekitar

satu sampai dua sentimeter.

Page 11: PENGAMATAN FENOLOGI

11

Gambar 6. Fase fenologi jambu mete (Anacardium occidentale)

Page 12: PENGAMATAN FENOLOGI

12

Gambar 7. Fase fenologi ubi kayu/tapioca (Manihot esculenta)

16. Jarak (Castor-oil plant)

a. Munculnya kotiledon di atas permukaan tanah.b. Tampilnya daun sejati pertama – ketika panjangnya sekitar satu sentimeter.c. Tampilnya daun sejati ketiga – ketika panjangnya sekitar satu sentimeter.d. Bertunas – munculnya kuncup bunga pertama pada batang.e. Pembungaan – ketika serbuk sari mulai luruh.f. Kematangan – buah atau kacang, yang berisi benih menjadi coklat keabuan dan beberapa di

antaranya mulai terbuka.

Page 13: PENGAMATAN FENOLOGI

13

17. Ceri (Cherry)

Fase fenologinya sama dengan apel.

18. Cengkeh (Clove) /Gambar 8

Nama fase fenologi tanaman cengkeh diberikan dalam bahasa daerah yang digunakan di pulautumbuhnya cengkeh di Afrika Timur.

a. Thumra – titik kecil pertama yang diamati di antara pasangan daun atas pada ujung ranting.Titik awal ini dapat menjadi sepasang daun lain atau tumbuh menjadi msomari.

b. Msomari – yang dapat menjadi segerombol tanaman cengkeh. Msomari berwarna hijaupucat dengan ukuran dan bentuk seukuran ujung pulpen. Strukturnya terbuka dan menjadivikucha.

c. Vikucha – sebuah serampang dari msomari. Setelah munculnya vikucha, percabangan danperkembangbiakan terjadi untuk menghasilkan makonyo.

d. Makonyo – bentuk cengkeh masih belum terlihat. Jumlah cabang di bunga majemukditentukan pada tahap ini, dan bentuk tanaman sangat tergantung pada sejauh manaperkembangbiakan ini.

e. Mavi-ya-panya – adalah saat tunas pada ujung cabang susunan bunga mengasumsikanbentuk cengkeh kecil panjangnya tiga atau tujuh sentimeter.

f. Karafuu change – atau cengkeh muda. Mavi-ya-panya memperbesar ukuran cengkeh hinggahampir penuh tapi masih hijau dan belum matang.

g. Karafu – atau cengkeh. Ketika cengkeh muda berkembang menjadi warna merah muda,mereka siap untuk dipetik dan telah disebut cengkeh.

19. Semanggi (Clover)

Fase fenologinya sama dengan alfalfa.

Page 14: PENGAMATAN FENOLOGI

14

Gambar 8. Fase fenologi semanggi (Eugenia caryophyllus)

20. Kakao (Cocoa) /Gambar 9

a. Munculnya kuncup – ketika kuncupnya besarnya sekitar satu sentimeter.b. Pembungaan – bunga-bunga tetap terbuka hanya untuk waktu yang singkat. Pengamat harus

berhati-hati untuk tidak melewatkan fase ini.c. Pengaturan buah – saat ketika ukuran buah mencapai satu sampai dua sentimeter.d. Kematangan – saat ketika buah mencapai ukuran maksimum dan warna khas varietasnya.

Page 15: PENGAMATAN FENOLOGI

15

Gambar 9. Fase fenologi kakao (Theobroma cacao)

21. Kopi (Coffe) /Gambar 10

a. Stadium lilin – saat ketika kuncup mulai meluas setelah periode dorman. Mereka menjadilebih besar dari lima sentimeter (kuncup masa dorman lebih kecil) dan berubah warnanyadari hijau menjadi putih.

b. Pembungaan – bunga kopi berwarna putih.c. Stadium kepala paku (pinhead) – saat ketika buah kecil (berry) mencapai diameter tiga

sampai dengan lima sentimeter dan warnanya hijau.d. Berri halus – setelah stadium “pinhead”, buah melanjutkan perluasannya dan ketika

diameternya mencapai dua belas sentimeter mereka disebut “berri halus”. Mereka hijau,halus dan bila diperas mencucurkan warna putih seperti bahan susu.

Page 16: PENGAMATAN FENOLOGI

16

e. Berri keras – berry menjadi keras dan hijau. Di dalamnya ada biji yang lengkap dengan isiputih.

f. Kematangan – Berry menjadi halus lagi dan berubah dari hijau menjadi kuning dan akhirnyamenjadi merah. Daging antara biji dan kulitnya manis.

Gambar 10. Fase fenologi kopi (Coffea arabica)

Page 17: PENGAMATAN FENOLOGI

17

22. Kapas (Cotton) /Gambar 11

a. Kemunculan (emergence) – munculnya kotiledon di atas permukaan tanah.b. Daun sejati ketiga – muncul di antara dua daun sejati lainnya.c. Bertunas – tunasnya mempunyai bentuk dinding segitiga piramida; saat mereka bentuknya

mencapai sekitar tiga sampai lima millimeter harus dicatat.d. Pembungaan – bunga-bunga kapas biasanya tetap terbuka hanya untuk sehari. Membuka di

pagi hari dan setelah berubah warna layu sebelum sore hari, pada hari yang sama.e. Membukanya buah-buah kapas – buah kapas dianggap terbuka ketika celah di atas itu

lebarnya sekitar satu sentimeter dan serat kapas dapat dilihat. Tanaman dapat dianggapberada dalam fase ini meskipun jika hanya satu buah kapas telah terbuka.

Gambar 11. Fase fenologi kapas (Gossypium hirsutum)

Page 18: PENGAMATAN FENOLOGI

18

23. Mentimun (Cucumber) /Gambar 12

a. Kemunculan (emergence)– munculnya kotiledon di atas permukaan tanahb. Daun sejati ketiga – munculnya daun sejati ketiga.c. Daun sejati kelima – munculnya daun sejati kelima.d. Pembungaan – ketika kuncup pertama mulai berbunga.e. Kematangan konsumsi – mentimun mencapai ukuran, warna dan rasa yang khas varietasnya.

(Fase “daun sejati ketiga” tak digambarkan)

Gambar 12. Fase fenologi mentimun (Cucumis sativus)

Page 19: PENGAMATAN FENOLOGI

19

24. Kismis (Currant) – merah dan hitam

Fase fenologinya sama dengan buah prambos.

25. Terong (Egg-plant)

Fase fenologinya sama dengan lada.

26. Ara (Fig)

Ada beberapa kelompok pohon ara yang tumbuh di Eropa dan Timur Tengah. Mereka memilikiperbedaan tertentu dalam fase fenologi (dan tampilannya) pohon ara memiliki kelompok yangberbeda-beda. Kebanyakannya tumbuh dengan fase-fase berikut:

a. Pembengkakan kuncup – Tunas mulai membesar, sebagai akibatnya kulit penutup mulaiterbentuk agak terpisah satu sama lain.

b. Membukanya tunas daun – disebabkan pemekaran lebih lanjut, kulit penutup memisah dandaun muda muncul.

c. Tampilnya pembungaan – muncul dari selubung daun. Ketika mencapai ukuran sekitar satusentimeter harus dicatat. Pembungaan muncul dua kali setahun; di musim semi dan akhirmusim panas. Keduanya harus dicatat.

d. Kematangan buah – ketika buah mencapai ukuran, warna dan kejelasan khas varietasnya.Pada kebanyakan varietas, daging buah melunak dan setetes gula muncul pada ujungnya.Kematangan juga dicatat mencari dua kali setahun.

e. Peluruhan daun – jatuhnya daun secara alami pada akhir musim pertumbuhan harus dicatat(ketika kebanyakan daun telah gugur).

27. Rami (Flax) /Gambar 13

a. Kemunculan (emergence) – munculnya kotiledon di atas permukaan tanahb. Pemanjangan batang – ketika enam atau tujuh daun sejati muncul, pemanjangan cepat

batang dimulai. Terlihat tepat di atas pasangan pertama daun sejati.c. Bertunas – munculnya kuncup merapat berkumpul di bagian atas tanaman. Agar bisa

melihatnya daun di sekitarnya harus dikesampingkan sedikit.d. Berbunga – biasanya terjadi selama waktu dini hari.e. Kematangan hijau – tanaman tetap hijau, beberapa daun yang lebih rendah berubah

kekuningan. Benih telah mencapai ukuran normal tapi tetap lembut dan hijau pucat.f. Kematangan kuning-hijau – warna yang umum tanaman adalah kuning kehijauan. Panen

serat rami biasanya dilakukan pada tahap ini. Sepertiga sampai setengah benih sudah masak.Daun bagian bawah disimpan.

Page 20: PENGAMATAN FENOLOGI

20

g. Kematangan coklat muda – sebagian besar benih sudah masak. Warna umum tanamanberwarna kuning gelap hingga coklat muda. Semua daun layu, daun dari bagian bawahtanaman telah jatuh. Panen untuk benih rami biasanya dilakukan pada tahap ini.

Gambar 13. Fase fenologi rami (Linum usitatissimum)

Page 21: PENGAMATAN FENOLOGI

21

28. Gosberri (Gooseberry)

Fase fenologinya sama dengan frambos (raspberry).

29. Jeruk Bali (Grapefruit)

Fase fenologinya sama dengan jeruk.

30. Rumput (Grasses)

Untuk kepentingan pertanian, terutama rumput yang tumbuh di padang rumput untukpenggembalaan hewan ternak peliharaan, untuk jeraminya atau untuk keduanya. Fase fenologiuntuk penggembalaan dibicarakan pada tulisan yang lain.

31. Kacang Tanah (Groundnut/ Peanut) /Gambar 14

a. Kemunculan (emergence) – Tampilnya kotiledon di atas permukaan tanah.

b. Pembungaan – ketika bunga pertama terbuka.

c. Kematangan – kematangan kacang berhubungan dengan perubahan warna daun dari hijaugelap menjadi coklat muda dan kuning. Dengan menggali beberapa kacang tanah, pengamatdapat memeriksa apakah mereka telah mencapai ukuran, ketetapannya dan warna khasvarietasnya.

32. Rami (Hemp)

a. Kemunculan (emergence) – Tampilnya kotiledon di atas permukaan tanah.

b. Pasangan daun kedua – munculnya pasangan kedua daun sejati.

c. Munculnya bunga majemuk (susunan bunga) – tampak pada atas tanaman jantan rami.

d. Pembungaan – saat serbuk sari tanaman jantan mulai lepas.

e. Kematangan – saat benih dari pertengahan malai mencapai warna dan lingkaran khasvarietasnya.

Page 22: PENGAMATAN FENOLOGI

22

Gambar 14. Fase fenologi kacang tanah (Arachis hypogeal)

Page 23: PENGAMATAN FENOLOGI

23

33. Hop

a. Kemunculan (emergence) – tampilnya bagian hijau tanaman pertama di atas permukaantanah.

b. Pasangan daun pertama – munculnya pasangan daun pertama.

c. Pertumbuhan tunas – saat ukurannya mencapai 55-60 cm.

d. Tampilnya tunas kedua – saat cabang samping, tunas kedua tampak di atas tunas utama.

e. Tampilnya bunga majemuk – muncul di atas tunas kedua dan yang betina memiliki bentuksilinder. Kemudian mereka membentuk kerucut.

f. Pengaturan kerucut – saat panjangnya mencapai sekitar lima sampai enam millimeter danlebarnya tiga sampai empat millimeter.

g. Kematangan teknis – kerucut berwarna hijau kekuningan atau hijau keemasan dan mencapaiukuran dan bentuk khas varietasnya. Jika ditekan atau sedikit terguncang, kerucutnyaberbunyi. Pada tahap ini kerucutnya dipanen.

h. Akhir musim tumbuh – semua bagian dari tanaman hop di atas tanah kering.

34. Lembayung (Lavender)

a. Bangkitnya pertumbuhan – Saat daun baru mulai terlihat setelah masa dormansi (musimdingin).

b. Munculnya bunga majemuk – seludang baru muncul di atas batang. Saat panjangnyamencapai satu sentimeter harus dicatat.

c. Pembungaan – awal pembungaan adalah saat bunga pertama terbuka, akhir pembungaanadalah ketika 75 % bunga pada tanaman mekar. Saat inilah tanaman lembayung dipanen.

35. Jeruk Nipis (Lemon)

Fase fenologinya sama dengan jeruk.

36. Kacang Lentil (Lentil)

Fase fenologinya sama dengan kacang buncis (beans).

Page 24: PENGAMATAN FENOLOGI

24

37. Alfalfa (Lucerne) /Gambar 15

a. Kemunculan (emergence)– tampilnya kotiledon di atas permukaan tanah. Fase ini hanyadiamati selama tahun pertama kehidupan tanaman. Di kemudian hari kebangkitannya dimusim semi harus diamati. Inilah saat tunas pertama tumbuh.

b. Bertunas – ketika kelompok pertama kuncup bunga muncul di bagian atas batang. Saatmereka pertama kali terlihat harus dicatat.

c. Pembungaan – tanaman dianggap berbunga walaupun hanya satu keluar mekar. Kebanyakanvarietas pembungaan bermula dari berbunga di cabang-cabang yang lebih rendah.

d. Kematangan – polongnya menjadi lebih gelap dan bijinya mencapai warna dan ketegasankhas varietasnya. Mungkin terjadi bahwa tanaman secara teratur dipotong selama atausetelah berbunga. Dalam kasus ini hanya bertunas dan pembungaan yang dicatat (dantanggal pemotongannya juga). Dalam kasus ladang digembalakan, tempat kecil beberapameter persegi bisa dipagari untuk pengamatan fenologi.

38. Kacang Makadamia (Macadamia Nut)/ Gambar 16

a. Bertunas – ketika tunas kecil pertama kali muncul pada seludang dan ukurannya sekitar satumillimeter.

b. Pembungaan – ketika sekitar setengah daripada bunga pada salah satu seludang telahterbuka.

c. Pembentukan kacang – saat ketika ukuran kacang mencapai satu sentimeter.

d. Kematangan – ketika kulit kacang itu terbelah. Segera setelah itu kacang jatuh.

Page 25: PENGAMATAN FENOLOGI

25

Gambar 15. Fase fenologi alfalfa (Medicago sativa)

Page 26: PENGAMATAN FENOLOGI

26

Gambar 16. Fase fenologi kacang makadamia (Macadamia spp)

Page 27: PENGAMATAN FENOLOGI

27

39. Jagung (Maize/ Corn)/ Gambar 17

a. Kemunculan (emergence) – daun pertama muncul di atas permukaan tanah.

b. Daun kesembilan – saat ketika daun kesembilan muncul dan memiliki panjang sekitar satusentimeter. Fase ini penting karena pada kebanyakan varietas hal ini menunjukkan tunas bagijagung, yang sulit untuk diamati. Karena bertepatan dengan munculnya daun kesembilan,penampilan kedua ini harus tercatat. Segera setelah kemunculan tanaman, satu sampai tigadaun pertama mati dan biasanya dibuang oleh petani. Itulah sebabnya, agar menghindarikebingungan dengan munculnya daun kesembilan yang sejati dan menunggu empat daunmuncul di atas tali tanaman.

c. Munculnya malai – bagian atas malai muncul keluar dari selubung daun bagian atas. Saat ituadalah pengamatan pertama, ketika telah mencapai panjang satu sentimeter harus dicatat.

d. Berbunganya malai – saat bunga pertama keluar dan serbuk sari ditumpahkan.

e. Kematangan lilin – kematangan tersebut ketika biji dari tengah-tengah bonggol mencapaiwarna khas dari biji yang masak. Jika diremas kekerasannya mirip dengan lilin. Beberapabagian tanaman ( daun bagian bawah dan malai) sudah menguning dan kering. Pengamatanini dilakukan melalui pembukaan empat sampai lima sentimeter, biasanya dibuat denganpisau silet di kelobot bonggolnya.

f. Kematangan penuh – biji-bijian sudah keras dan sebagian besar daun menjadi kuning dankering.

40. Mangga (Mango)/ Gambar 18

Fase fenologinya sama dengan alpukat.

41. Jawawut (Millet)/ Gambar 19

Fase fenologinya sama dengan gandum kecuali pada fase “kematangan lilinnya” yang harusdiabaikan. Terkadang Jawawut hanya mempunyai satu anakan atau bahkan tidak ada. Sebagaiganti pembentukan bulir, pembentukan malai harus dicatat.

Page 28: PENGAMATAN FENOLOGI

28

Gambar 17. Fase fenologi jagung (Zea mays)

Page 29: PENGAMATAN FENOLOGI

29

Gambar 18. Fase fenologi mangga (Mangifera indica)

Page 30: PENGAMATAN FENOLOGI

30

Gambar 19. Fase fenologi jawawut (Finger millet) (Eulesine coracana)

42. Murbai (Mulberry)

a. Pembengkakan tunas – tunasnya mulai membesar, sebagai akibatnya penutup kulit mulaiagak terpisah satu sama lain dan irisan yang lebih ringan di antaranya.

Page 31: PENGAMATAN FENOLOGI

31

b. Pembukaan tunas - disebabkan oleh adanya pembesaran lebih lanjut, penutup kulit daritunas terpisah dari satu sama lain dan daun muda baru terlihat.

c. Munculnya daun pertama.

d. Munculnya daun kelima.

e. Munculnya daun kesepuluh – munculnya daun pertama, kelima dan kesepuluh harus dicatatketika ukurannya sekitar dua sentimeter.

f. Pembungaan – diamati pada tanaman jantannya, saat ketika serbuk sari mulai lepas daribunga yang terkulai. Dapat lebih baik diamati dengan sedikit digetarkan cabangnya.

g. Kematangan – buahnya melembut dan mendapatkan warna (putih, merah muda, hitam dansebagainya) khas dari varietasnya.

h. Gugurnya daun – jatuhnya secara alami daun pada akhir musim tanam harus dicatat (ketikasebagian besar daun telah jatuh).

43. Oat (Oats)/ Gambar 20

Fase fenologinya sama dengan gandum. Sebagai ganti pembentukan bulir, pembentukan malaiharus dicatat.

44. Kelapa Sawit (Oil Palm)

a. Fase bunga majemuk – bunga majemuk tampak antara aksil dari daun bagian atas. Tampilansebenarnya dari bunga majemuk tak sesuai untuk pengamatan rutin karena diperlukanpenggunaan tangga diperlukan dalam rangka melihat bunga majemuk muda dan kecil yangtersimpan di antara daun-daun di ujung batang. Sebaliknya, fase ini harus dicatat ketikabunga majemuk mencapai panjang sekitar 20 sentimeter dan lebar 10 sentimeter dan dapatdilihat dari tanah. Pada fase ini, jenis kelamin bunga majemuk tak dapat dibedakan, dan olehkarena itu, semua bunga majemuk harus diamati. Kemudian yang jantan ditinggalkan.

b. Pembungaan pada bunga majemuk betina – setelah penutup kulit terpisah, kita bisa melihatjenis kelamin bunga majemuk. Yang betina dapat berkembang banyak bunga, yang warnanyakemerah-merahan. Kemudian berubah menjadi putih kekuningan dan setelah penyerbukanmenjadi hitam. Tahap ini harus dicatat ketika bunga putih kekuningan. Karena hanyabertahan selama tiga hari, perawatan khusus harus diberikan agar tidak terlewatkan fase ini.

c. Kematangan – saat ketika buah berubah dari hitam menjadi jingga atau warna kemerahan. Didalamnya, buah berubah dari hijau kekuningan menjadi jingga. Satu atau dua buah yangjatuh ke tanah juga menandakan kematangan.

Page 32: PENGAMATAN FENOLOGI

32

Gambar 20. Fase fenologi oat (Arena sativa)

Page 33: PENGAMATAN FENOLOGI

33

45. Zaitun (Olive)

a. Pembukaan kuncup – karena pembengkakan dan pembesaran, penutup kulit terpisah satusama lain dan daun muda dapat terlihat.

b. Tampilnya daun baru – saat pertama daun baru mencapai ukuran sekitar dua sentimeterharuslah dicatat.

c. Tampilnya daun majemuk – saat daun majemuk pertama tampak di dalam kelopak daun tua.

d. Pembungaan – ketika bunga pertama terbuka.

e. Kematangan penuh – saat buah pertama memperoleh warna khas varietasnya. Padakebanyakan varietas, bisa jadi ungu gelap ataupun hitam. Sering kali tanaman zaitun dipanensebelum kematangan fisiologisnya, ketika mereka masih berwarna hijau atau kuning. Padakasus seperti ini, sebagai ganti “kematangan penuh”, pengamat harus mencatat“kematangan hijau muda” atau “kematangan kuning.”

46. Jeruk (Orange)/ Gambar 21

a. Pembengkakan kuncup – kuncup mulai membesar dan sebagai hasilnya penutup kulitnyamulai menarik agak terpisah satu sama lain. Di antara mereka irisan tipis muncul. Fase inilebih jelas daerahnya pada musim dingin, setelah siklus perkembangan baru dimulai padasemua bagian pohon. Di daerah tropis, fase ini nantinya dapat dihilangkan.

b. Pembukaan kuncup bunga – karena pembengkakan dan pembesaran lebih lanjut, tutupkelobot pada kuncupnya terpisah satu sama lain.

c. Pembungaan – bunga terbuka.

d. Kematangan – kematangan yang sesuai untuk pemetikan harus dicatat. Hal ini ketika buahmencapai ukuran, warna dan rasa khas varietasnya.

47. Pepaya (Papaya)/ Gambar 22

a. Bertunas – Saat munculnya tunas baru dengan ukuran satu sampai dua millimeter haruslahdicatat.

b. Pembungaaan – ketika tunas yang diamati menjadi bunga.

c. Penyusunan buah – formasi dari buah. Saat mereka mencapai ukuran sekitar dua sentimeterharus dicatat.

d. Kematangan – ketika buah mencapai ukuran, warna dan rasa khas varietasnya.

Page 34: PENGAMATAN FENOLOGI

34

Gambar 21. Fase fenologi jeruk (Citrus spp)

48. Persik (Peach)

Fase fenologinya sama dengan apel.

49. Pir (Pear) / Gambar 23

Fase fenologinya sama dengan apel.

50. Kacang Ercis (Peas) / Gambar 24

Fase fenologinya sama dengan kacang tanah.

Page 35: PENGAMATAN FENOLOGI

35

Gambar 22. Fase fenologi tanaman papaya (Carica papaya)

51. Paprika (Pepper) / Gambar 25

a. Kemunculannya (emergence) – tampilnya kotiledon di atas permukaan tanah.

b. Daun sejati ketujuh – munculnya daun sejati ketujuh untuk dicatat.

c. Pembungaan – tanaman dianggap berbunga meskipun hanya satu bunga pada tanamanterbuka.

Page 36: PENGAMATAN FENOLOGI

36

d. Kematangan komersial – buah mencapai ukuran, bentuk, warna dan rasa khas darivarietasnya.

Gambar 23. Fase fenologi pir (Pyrus communis)

52. Minyak Pedas (Peppermint)

a. Kemunculannya (emergence) – ketika tunas pertama tampil di atas permukaan tanah.

b. Tampilnya bunga majemuk – sebuah bunga majemuk kecil tampil di atas batang utama danfase ini harus dicatat ketika panjangnya telah mencapai satu sentimeter.

Page 37: PENGAMATAN FENOLOGI

37

c. Pembungaan – awal pembungaan adalah saat bunga pertama pada batang utama terbuka.Akhir pembungaan dicatat ketika sekitar 75 persen bunga pada batang utama terbuka. Saatitu, bunga majemuk pada batang lateralnya juga berbunga (pada tahapan yang berbeda).Pada saat ini biasanya waktu tanaman minyak pedas (peppermint) dipanen.

Gambar 24. Fase fenologi kacang ercis (Pisum sativum)

53. Kesemak (Persimmon)

Fase fenologinya sama dengan apel.

Page 38: PENGAMATAN FENOLOGI

38

Gambar 25. Fase fenologi paprika (Capsicum annuum)

54. Nenas (Pineapple)/ Gambar 26

a. Tampilnya daun baru – sesaat setelah penanaman, daun baru mulai tampil. Saat ukuranpanjangnya mencapai dua sentimeter haruslah dicatat.

b. Tampilnya bunga majemuk – terlihat di atas batang, terkurung dalam dasar daun. Saat bungamajemuk mencapai dua sampai tiga sentimeter diameternya harus dicatat.

c. Pembungaan – saat bunga pertama keluar. Pembungaan dimulai dari dasar bunga majemukdan biasanya berakhir sekitar dua minggu.

Page 39: PENGAMATAN FENOLOGI

39

Gambar 26. Fase fenologi nenas (Ananas comosus)

d. Kematangan – ketika kepala tanaman (buah) mencapai ukuran dan warna khas varietasnya.Biasanya, warnanya berubah dari hijau menjadi kuning.

e. Setelah tanaman pertama dipanen, tanaman mengulangi fasenya.

f. “munculnya bunga majemuk”, “pembungaan”, “kematangan” dan akhirnya kepala baru(buah) terbentuk. Ini disebut “tanaman ratoon”.

g. Ketiga fase tersebut harus dicatat kembali, menegaskan mereka pada “tanaman ratoon.”

Page 40: PENGAMATAN FENOLOGI

40

55. Kacang Pistasi (Pistachio)

Fase fenologinya sama dengan apel. Pembungaannya akan tetapi harusnya hanya diamati padatanaman jantan, dan inilah saat benang sari mulai lepas.

56. Plum / Gambar 27

Fase fenologinya sama dengan apel.

57. Delima (Pomegranate)

Fase fenologinya sama dengan apel.

58. Apiun (Poppy)

a. Kemunculannya (emergence) – tampilnya kotiledon di atas permukaan tanah.

b. Daun ketiga – tampilnya daun sejati ketiga.

c. Bertunas – saat kuncup bunga tampak di atas batang dan mencapai ukuran sekitar satusentimeter haruslah dicatat.

d. Pembungaan – saat kuncup bunga pertama terbuka. Kuncup itu belok ke bawah, kemudianmelurus.

e. Kematangan teknis – kulit buah di atas tanaman berubah warnanya dari hijau menjadi hijaukekuningan.

Page 41: PENGAMATAN FENOLOGI

41

Gambar 27. Fase fenologi plum (Prunus spp)

Page 42: PENGAMATAN FENOLOGI

42

Gambar 28. Fase fenologi kentang (Solanum tuberosum)

59. Kentang (Potato)/ Gambar 28

a. Kemunculannya (emergence) – tampilnya pucuk di atas permukaan tanah.

b. Bertunas – ketika kelompok pertama kuncup kecil tampil di atas batang.

Page 43: PENGAMATAN FENOLOGI

43

c. Pembungaan – ketika bunga pertama terbuka.

d. Layu – daun berubah menjadi kuning kelabu dan layu. Tanaman berhenti pertumbuhan danperkembangannya.

60. Labu (Pumpkin)

Fase fenologinya sama dengan mentimun.

61. Bunga krisan/ Piretrum (Pyrethrum)/ Gambar 29

a. Bertunas – munculnya kuncup di atas batang utama.

b. Pembungaan – saat kelopaknya horisontal dan sekitar empat sampai enam deret kuntumcakramnya terbuka. Saat inilah waktu tanaman biasanya dipanen.

62. Kawista (Quince)

Fase fenologinya sama dengan apel.

63. Lobak (Rape)

a. Kemunculannya (emergence)– tampilnya kotiledon di atas permukaan tanah

b. Roset – saat tujuh atau delapan daun pertama memutar dan membentuk mawar/roset. Didaerah beriklim sedang di dunia, tanaman memasuki musim dingin pada fase ini.

c. Pembungaan – ketika bunga pertama terbuka.

d. Kematangan – tanaman menjadi kekuningan, daunnya mulai layu. Benih mencapai keteguhandan warna khas varietasnya.

64. Frambos/ Rasberri (Raspberry)

a. Pembukaan kuncup – dikarenakan pembengkakan dan pembesaran lebih lanjut, kelobot yangmenutupi kuncup daun terpisah satu sama lain.

b. Bertunas – munculnya kuncup bunga pada kelopak daun baru.

c. Berbunga – ketika bunga pertama terbuka.

d. Kematangan – buah beri mencapai ukuran, bentuk, warna dan rasa yang khas.varietasnya.

Page 44: PENGAMATAN FENOLOGI

44

Gambar 29. Fenologi tanaman bunga krisan (Chrysanthemum cinerariaefolium)

65. Padi (Rice)/ Gambar 30

Fase fenologinya sama dengan gandum. Sebagai ganti pembentukan bulir, pembentukan malaiharus dicatat.

Page 45: PENGAMATAN FENOLOGI

45

Gambar 30. Fase fenologi padi (Oriza sativa)

Page 46: PENGAMATAN FENOLOGI

46

Gambar 31. Fase fenologi mawar (Rosa damascena)

66. Mawar (Rose)/ Gambar 31

a. Pembukaan kuncup – dikarenakan pembengkakan dan pembesaran lebih lanjut, kelobot yangmenutupi kuncup daun terpisah satu sama lain.

Page 47: PENGAMATAN FENOLOGI

47

b. Munculnya daun baru – saat mencapai ukuran panjang sekitar dua sampai tiga sentimeterharus dicatat.

c. Bertunas – munculnya kuncup bunga. Biasanya mereka berkembang setelah munculnya daunkelima.

d. Pembungaan – ketika bunga terbuka.

e. Munculnya sulur baru – pada cabang-cabang yang telah menyelesaikan pembungaan, tunas-tunas baru mulai muncul. Saat ukurannya mencapai dua sampai tiga sentimeter harusdicatat.

67. Gandum Hitam (Rye)

Fase fenologinya sama dengan gandum.

68. Sainfoin

Fase fenologinya sama dengan alfalfa.

69. Wijen (Sesame)/ Gambar 32

a. Kemunculannya (emergence)– tampilnya kotiledon di atas permukaan tanah.

b. Bertunas – munculnya kuncup bunga pertama pada batang utama.

c. Pembungaan – ketika bunga pertama terbuka.

d. Kematangan – tanaman berubah dari hijau tua menjadi hijau kekuningan. Daun bermulatumpah dengan daun lebih rendah yang pertama. Kacang-kacangan menjadi gelap dan mulaiterbuka.

Page 48: PENGAMATAN FENOLOGI

48

Gambar 32. Fase fenologi wijen (Sesamum indicum)

Page 49: PENGAMATAN FENOLOGI

49

70. Sorghum/ Gambar 33

Fase fenologinya sama dengan gandum. Kadang-kadang sorghum hanya mempunyai satu cabangmuda atau bahkan tidak ada.

Gambar 33. Fase fenologi sorghum (Sorghum vulgare)

Page 50: PENGAMATAN FENOLOGI

50

71. Kedelai (Soybean)

a. Kemunculannya (emergence) – tampilnya kotiledon di atas permukaan tanah.

b. Daun kelima – secepatnya setelah kotiledon, dua buah daun tunggal muncul. Mereka diikutimunculnya ketiga daun lagi, tiap-tiapnya terdiri dari tiga daun kecil. Saat ketiga daun itumuncul haruslah dicatat.

c. Pembungaan – saat bunga pertama terbuka.

d. Pembentukan kacang – ketika kacang pertama ukurannya mencapai satu sentimeter.

e. Kematangan – kacang menjadi kuning. Benih memperoleh ukuran, kekerasan dan warna khasvarietasnya.

72. Arbei (Strawberry)/ Gambar 34

a. Tumbuh kembali – saat daun baru mulai muncul setelah masa dormansi (musim dingin). Padadaerah iklim tropis fase ini tidak selalu terlihat.

b. Bertunas – ketika kuncup bunga baru muncul.

c. Pembungaan – ketika bunga terbuka.

d. Kematangan – ketika arbei mencapai ukuran, bentuk, warna dan rasa khas varietasnya.

73. Tebu (Sugar-cane)/ (Gambar 35)

a. Tumbuhnya – munculnya bulir baru pertama.

b. Tampilnya bendera pertama – saat daun tajam mencapai panjang sekitar sepuluh sentimeter,memisahkan diri dari batang dan menjadi horisontal. Saat itu daunnya disebut “bendera”.

c. Pembentukan anakan – saat anakan pertama muncul (lihat fase yang sama pada tanamansereal). Perlu dicatat bahwa anakan tebu bertahan beberapa bulan.

d. Waktu menutup ke dalam (close-in time) – yakni saat tanaman sepenuhnya menutupi baris(berakhir pembentukan anakan pada saat ini).

e. Munculnya malai – munculnya malai di atas kanopi tanaman, harus dicatat.

f. Pembungaan – kadang-kadang fase ini tak dapat diamati, pada saat ini tebu biasanyadipanen.

Page 51: PENGAMATAN FENOLOGI

51

Gambar 34. Fase fenologi arbei/strawberri (Fragaria grandiflora)

Page 52: PENGAMATAN FENOLOGI

52

(Fase “close-in time” dan pembentukan malai tidak digambarkan)

Gambar 35. Fase fenologi tebu

Page 53: PENGAMATAN FENOLOGI

53

74. Bunga Matahari (Sunflower)/ (Gambar 36)

a. Kemunculannya (emergence) – tampilnya kotiledon di atas permukaan tanah.

b. Pembentukan bongol – saat bonggol calon tanaman muncul pada puncak batang danpanjangnya sekitar dua sentimeter harus dicatat.

Gambar 36. Fase fenologi bunga matahari (Helianthus annuus)

Page 54: PENGAMATAN FENOLOGI

54

75. Jeruk Keprok (Tangerine)

Fase fenologinya sama dengan jeruk.

Gambar 37. Fase fenologi tembakau (Nicotiana tabacum)

76. Tembakau (Tobacco)/ (Gambar 37)

a. Kemunculannya (emergence) – saat kotiledon kecil di atas permukaan tanah.

b. Daun kelima – munculnya daun sejati kelima.

c. Bertunas – ketika kuncup bunga pertama tampak di puncak batang.

Page 55: PENGAMATAN FENOLOGI

55

d. Pembungaan – ketika bunga pertama terbuka. Kadang-kadang petani memotong puncakbatang sebelum pembungaan dan dalam kasus ini fase ini tak usah diamati.

77. Tomat (Tomato)/ Gambar 38

Fase fenologinya sama dengan lada.

Gambar 38. Fase fenologi tomat (Lycopersicum esculentum)

Page 56: PENGAMATAN FENOLOGI

56

78. Labu Air (Vegetable marrow)/ Zucchuni

Fase fenologinya sama dengan mentimun.

Gambar 39. Fase fenologi bunga vicia (Vicia sativa)

79. Bunga Vicia (Vetch) / (Gambar 39)

a. Kemunculannnya (emergence) – tampilnya kotiledon di atas permukaan tanah.

b. Berkecambah – ketika kuncup pertama muncul pada batang utama dan panjangnya sekitardua sentimeter.

Page 57: PENGAMATAN FENOLOGI

57

c. Bertunas – tampilnya kelompok kuncup bunga pertama pada puncak batang.

d. Berbunga – ketika bunga pertama terbuka.

e. Kematangan – bagian bawah tanaman mulai layu dan berubah warnanya menjadi kuning,sedangkan bagian atas tanaman masih hijau. Polong berubah menjadi cokelat, dan benihmencapai warna khas mereka.

Gambar 40. Fase fenologi anggur (Vitis vinifera)

Page 58: PENGAMATAN FENOLOGI

58

80. Anggur (Vine)/ (Gambar 40)

a. Pembengkakan tunas – tunas mulai membesar. Sebagai hasilnya kulit penutup mulai terpisahsatu sama lain dan menipis, garis-garis ringan tampak.

b. Terbukanya kuncup – karena pemekaran lebih lanjut kulit penutup kuncup terpisah satusama lain.

c. Munculnya bunga panjang terkulai (catkin) – catkin muncul dan mencapai ukuran panjanglima sentimeter.

d. Pembungaan – ketika bunga terbuka.

e. Kematangan – anggur mencapai warna dan rasa khas varietasnya.

81. Kenari (Walnut)

a. Tampilnya daun baru – daun baru mulai muncul setelah periode dormansi (musim dingin).Saat panjangnya mencapai sekitar dua sentimeter harus dicatat.

b. Tampilnya bunga panjang terkulai (catkin) – saat catkin (organ jantan) mencapai panjang duasampai tiga sentimeter harus dicatat.

c. Tampilnya bunga betina – terlihat seperti kacang-kacangan yang sangat kecil.

d. Pembungaan – catkin mulai menumpahkan serbuk sarinya.

e. Kematangan – kacang-kacangan mencapai ukuran normal mereka, dan daging hijau yangmenutupi kacang dapat dengan mudah disingkirkan dengan tangan.

82. Semangka (Water-melon)

Fase fenologinya sama dengan mentimun.

Page 59: PENGAMATAN FENOLOGI

59

Gambar 41. Fase fenologi gandum (Triticum vulgare)

Page 60: PENGAMATAN FENOLOGI

60

83. Gandum (Wheat)/ (Gambar 41)

a. Kemunculannya (emergence) – munculnya daun pertama di atas permukaan tanah.

b. Daun ketiga – saat daun ketiga muncul dan mempunyai panjang satu sentimeter haruslahdicatat.

c. Munculnya anakan – percabangan keluar dari batang disebut anakan. Satu tanaman biasanyamemiliki batang utama dan beberapa batang sekunder (anakan). Ciri dari fase ini adalahmunculnya anakan pada aksil salah satu daun terendah dan saat mencapai panjang satusentimeter harus dicatat.

d. Berkecambah – saat buku (node) batang pertama tampak pada batang utama tanaman padaketinggian sekitar satu sampai dua sentimeter di atas permukaan tanah. Kadang-kadang sulitmelihat buku tanaman, tapi dapat dirasakan dengan menyentuh dengan jari.

e. Pembentukan bulir – saat separuh dari pada bulir telah keluar dari selubung daun bagianatas.

f. Pembungaan – saat bunga terbuka.

g. Kematangan lilin – kematangan seperti itu muncul bila butiran pertengahan bulir mencapaiwarna khas untuk butiran yang matang, tetapi kekerasannya seperti lilin (atau sepertiadonan). Tanaman sudah menguning dan banyak daun yang lebih rendah mengering, tapibatang masih fleksibel. Pemanenan dengan tangan biasanya dilakukan pada tahap ini.

h. Kematangan penuh – butiran telah menjadi keras; tak dapat dipotong dengan jari tangan.Seluruh bagian tanaman menjadi kering. Pemanenan dengan pemanen gabungan biasanyadilakukan pada tahapan ini.

Page 61: PENGAMATAN FENOLOGI

61

C. PEMILIHAN LAHAN UNTUK PENGAMATAN FENOLOGI

Karena kantor pelayanan meteorologi biasanya tidak memiliki lahan pertanian, merekabiasanya bekerja sama dengan otoritas pertanian yang lain di negara itu untuk melaksanakanpengamatan agrometeorologi. Otoritas tersebut contohnya adalah : universitas, lembagapenelitian pertanian, stasiun percobaan pertanian, pusat pelatihan petani, lahan pertanianpemerintah atau koperasi, atau bahkan petani swasta.

Pengamatan fenologi tidak harus dilakukan pada tanaman yang terlibat dalam penelitianpertanian, seperti pengujian pupuk, percobaan irigasi, dan lain-lain. Pengamatan fenologibagaimanapun dapat dilakukan pada plot kontrol penelitian tersebut, bila semua kondisi samaseperti daerah sekitarnya. Pekerjaan lapangan yang dilakukan juga harus yang khas daerahtersebut. Perlu ditegaskan, sekalipun irigasi adalah praktek yang umum di wilayah tersebut,pengamatan fenologi juga harus dilakukan dalam suatu lahan irigasi.

Disebabkan oleh rotasi tanaman selama bertahun-tahun, tanaman pertanian tertentuditanam pada lahan yang berbeda, dan karenanya pengamatan fenologi pada tanaman ini jugabergerak dari satu lahan ke lahan lainnya. Supaya data fenologi yang diperoleh dari tahun yangberbeda-beda dapat dibandingkan, lahan harus mempunyai sifat yang sama: tipe tanah, aspek,relief dan lain-lain. Hanya dengan cara ini seseorang bisa memastikan bahwa perkembangantanaman dipengaruhi semata-mata oleh faktor meteorologis, dan bukan oleh faktor tanah yangberbeda.

Lahan yang dipilih untuk pengamatan haruslah sekitar satu hektar (10.000 m2), bilamemungkinkan. Bila lebih besar, suatu area pengamatan sekitar satu hektar harus digambarkan.Bila lahan yang ukurannya mencukupi tak ditemukan di wilayah stasiun agrometeorologi,pengamatan tak dapat dilakukan pada lahan yang lebih kecil. Akan tetapi tidak disarankanmelakukan pengamatan fenologi pada lahan lebih kecil dari 0,2 hektar (sekitar setengah akre).

D. WAKTU PENGAMATAN FENOLOGI

Pengamatan fenologi dilakukan pada fase perkembangan yang telah dijelaskan.Kegunaannya tergantung pada frekuensi kunjungan ke lapangan dan pada pengetahuan tentangciri-ciri fase.

Pengamatan fenologi harus dilakukan tiga kali seminggu. Beberapa negara memilih padatiap Senin, Rabu dan Jum’at. Negara-negara lain melakukannya pada tiap Senin, Rabu dan Sabtu,atau setiap Selasa, Kamis dan Sabtu. Apabila salah satu hari yang dipilih adalah hari libur,pengamatan harus dilakukan sehari lebih awal atau sehari kemudian. Beberapa fase fenologi,seperti pembungaan pada beberapa tanaman berlalu sangat cepat dan agar tak melewatinyapengamatan harus dilakukan tiap hari, minggu sebelum fase yang diharapkan terjadi. Di daerahdengan musim dingin, tak ada pengamatan fenologi dilakukan ketika tanaman sedang dalamdormansi.

Setiap kunjungan ke lapangan untuk pengamatan harus dibuat pada kurang lebih waktuyang sama, lebih baik di pagi hari sebelum jam 10.00, dan dengan cara yang sama, mengikuti

Page 62: PENGAMATAN FENOLOGI

62

jalan yang sama. Pengamat harus melakukan yang terbaik dengan tak melewatkan kejadian padafase fenologi.

E. METODE PENGAMATAN FENOLOGI

Metode melakukan pengamatan fenologi tergantung pada cara tanaman dipanen. Untukalasan ini, semua tanaman yang digambarkan di sini dapat dibagi dalam 3 kelompok.

1. Tanaman tumbuh berbaris

Tanaman-tanaman ini adalah tanaman musiman (annual) yang disebarkan pada berbagailuasan yaitu : jagung, kapas, tembakau, bunga matahari dan lain-lain. Pengamatan fenologitanaman-tanaman tersebut dilakukan pada 40 tanaman yang ditentukan selama periodepertumbuhan berlangsung. Untuk tujuan ini, setelah awal tumbuh dari tanaman, pada empattempat (pengulangan) di lapangan. Biasanya pada jarak antara 50 sampai 100 m terpisah satusama lain (bila lahannya satu hektar). Biasanya sepuluh tanaman ditanam, daerah khususpenaburan disebutkan satu-satu dan ditandai dengan pagar yang terbuat dari tali atau kawat.Sepuluh tanaman itu sebaiknya dipilih dari dua barisan yang bertetangga, lima tanaman dari tiap-tiap baris (lihat gambar 2). Diutamakan tiap pengulangan mempunyai nomor permanen untuktahun yang diberikan. Tanaman dipilih dari pengamatan harus setidaknya lima baris ke dalampada lahan. Bila lahan lebih kecil dari satu hektar, jarak antara pengulangan akan lebih pendek.Akan tetapi tidak disarankan lebih dekat daripada lima belas sampai dua puluh meter.

Gambar 42. Lokasi pengulangan dan tanaman dengan fase fenologi pada lahan tanamantumbuh berbaris

1

2

3

4

LAHAN DENGAN TANAMAN JAGUNG

Page 63: PENGAMATAN FENOLOGI

63

2. Tanaman dengan permukaan bersambung (bergabung)

Tanaman-tanaman ini adalah tanaman musiman (annual) dan tahunan (perennial) yangbentuk kanopinya dengan muka yang bersambung (bergabung). Meskipun kebanyakan tanaman-tanaman ini disebarkan pada baris, jarak antara kedua baris sangat kecil dan secepatnya setelahpenggabungan baris-baris tersebut sulit dilihat. Kanopinya terlihat seperti permukaan yangbersambung. Tanaman yang tumbuh dengan cara ini adalah gandum, jawawut, oat, padi, alfalfa,semanggi dan lain-lain.

Pengamatan fenologi juga dilakukan pada 40 tanaman : sepuluh tanaman diamati padaempat tempat di lapangan. Karena sulit untuk menandai tanaman pada lahan dengan permukaanbersambung (tak seperti kelompok sebelumnya), tanaman tak tetap selama periodenya. Tiappengamatan dilakukan pada tanaman yang berbeda, tetapi mereka harus selalu berkembangnormal dan tipikal pada daerah penyebarannya. Setelah tumbuhnya tanaman, pengamat harusmenandai dengan tongkat pada empat pengulangan. Masing-masing setidaknya beberapa meterdari ujung lapangan. Sepanjang masa tanam, sepuluh tanaman di sekitar tongkat harus diamati.Mungkin saja terjadi selama pengamatan berturut-turut, sebagian besar tanaman yang diamatiadalah sama. Mungkin saja terjadi hanya beberapa diantaranya yang sama. Mungkin juga terjadibahwa tanaman yang benar-benar berbeda yang dipilih untuk pengamatan. Masing-masing kasusini dapat diterima, pengamat harus mengamati tanaman secara khusus pada lahan terlepasapakah tanaman tersebut sama dengan pengamatan sebelumnya ataupun tidak.

Pengamatan fenologi pada lahan beririgasi dilakukan pada 40 tanaman yang tidakditandai (tak tetap) meskipun faktanya kadang-kadang tanaman mungkin tumbuh di dalam baris.Lahan dijaga di bawah air selama masa pertumbuhan dan sangat susah memasukinya untukmenandai tanaman. Pengamat haruslah menandai dengan tongkat 4 ulangan di lahan dekattepinya, sehingga dengan berdiri pada jalan yang kering yang memisahkan lahan beririgasi, iapada posisi pengamatan secara dekat.

Setelah fase anakan, beberapa tanaman seperti gandum, barley, padi dan sebagainya,mempunyai beberapa batang pada tiap tanaman. Pada kasus ini, 40 tanaman harus diamatisebelum fase anakan dan 40 batang (utama dan sekundernya bersama-sama) setelahnya.

Pengamatan fenologi pada semua tanaman dengan permukaan bersambung harusdilakukan dengan sangat hati-hati, sehingga tanaman tetangga sedikit mungkin diinjak-injak.

3. Tanaman tahunan (perennial) dan perdu

Yakni tanaman buah-buahan, kopi, coklat, kelapa sawit, raspberry, mawar dan lain-lain.Tanaman tahunan memiliki tanggapan lebih terhadap faktor-faktor lingkungan seragam dan olehkarena itu pengamatan fenologi dapat dilakukan pada tanaman yang lebih sedikit. Untuk setiaptanaman, pengamatan hanya dilakukan pada sepuluh tanaman tetap. Mereka harus dari varietasyang sama dan kurang lebih pada usia yang sama. Mereka juga sebaiknya normalnya berkembangdan khusus dari seluruh penanaman. Pohon atau perdu yang terpilih ditandai dengan label ataudicat dengan pewarna.

Page 64: PENGAMATAN FENOLOGI

64

4. Penggantian tanaman

Selama masa pertumbuhan tanaman, beberapa tanaman yang ditentukan (tanamanmusiman atau tahunan) dipilih untuk pengamatan mungkin mati atau rusak. Pada kasus sepertiini tanaman baru harus secepatnya dipilih untuk pengamatan. Tanaman baru harus mempunyaifase pertumbuhan yang sama dengan tanaman yang sebelumnya, harus juga sama kondisinyadan tingginya atau hampir serupa (untuk tanaman tahunan). Bila tanaman baru takmemungkinkan pengamatan dapat dilanjutkan dengan jumlah yang tersisa, tapi pengamat harusjelas menunjukkan pada laporan fenologi jumlah tanaman yang tepat diamati. Tentu saja bilabanyak jumlah tanaman yang ditentukan mati atau hancur, ahli agrometeorologi klas I harusmempertimbangkan apakah meneruskan pengamatan atau membatalkannya pada tahuntertentu.

Pada tanaman tahunan pepohonan atau perdu tanpa pola musiman, kuncup (atau padafase selanjutnya buah yang kecil) yang terpilih untuk pengamatan mungkin jatuh. Haruslahsecepatnya digantikan dengan yang lain yang sama ukuran dan fase perkembangan. Lebihjelasnya dijelaskan dalam bagian laporan fenologi untuk tanaman tahunan tanpa pola musiman.

F. PENGARSIPAN INFORMASI FENOLOGI

Data fenologi harus diarsipkan pada bentuk khusus untuk pengembalian bulanan, disebutlaporan fenologi bulanan. Tiga laporan ini dalam tiga tipe berbeda : untuk tanaman musiman,untuk tanaman tahunan dengan pola musiman dan untuk tanaman tanpa pola musiman.

1. LAPORAN FENOLOGI BULANAN UNTUK TANAMAN MUSIMAN (ANNUAL)

Seluruh tanaman tahunan yang keduanya ditanam berbaris (jagung, kapas dan lain-lain)dan dengan permukaan bersambung (gandum dan lain-lain) dilaporkan dengan cara yang sama.Seperti dapat dilihat pada contoh pada tabel 2.1, suatu pengamatan terdiri atas penghitunganjumlah tanaman yang mempunyai tampilan fase yang telah diberikan. Penghitungan danpengarsipan harus dibuat terpisah pada setiap pengulangan. Kemudian persentase tanaman (dari40 tanaman yang diamati) dihitung. Jadi tak hanya tanggal pertama kali tampilan fase diketahui,tapi juga tingkatan yang dilewatinya. Pada periode di antara dua fase berurutan tanaman yangdiberikan, pengamat harus menuliskan “nihil” sampai fase selanjutnya muncul.

Fase pertama pada kebanyakan tanaman musiman (annual) adalah awal kemunculan(“emergence”). Tak ada tanaman dihitung dan tak ada persentase yang dihitung pada fase ini.Pertama kali pengamat menandai tanaman baru muncul, ia cukup mencatat “kemunculan(emergence)”. Perhitungan jumlah tanaman mulai dengan fase setelah kemunculannya.

Laporan fenologi bulanan pada tanaman musiman (gandum) ditunjukkan pada tabel 2.1.Seperti dapat dilihat pengarsipan informasi berisi tanggal pengamatan (tiga kali seminggu), namafase fenologi, jumlah tanaman dengan tampilan fase yang telah diberikan (dipisahkan untuk tiappengulangan dan jumlah total semua pengulangan) dan akhirnya jumlah tanaman dengan dengantampilan fase yang telah diberikan dinyatakan dalam persentase 40 tanaman.

Page 65: PENGAMATAN FENOLOGI

65

Tabel 1

Laporan fenologi bulanan untuk tanaman musiman

Negara : xxx Propinsi : xxx Stasiun : xxx

Lahan: No. 12 Tanaman : Gandum Varietas : Sirmex Tanggal penebaran : 16/10/1980

Tahun : 1981 Bulan : Mei Nama Pengamat : xxx

Pekerjaan lapangan pada lahan yang sama: 1) Penyiangan pada 3 Mei

2) Penyemprotan penyakit tanaman 26 Mei

Hari

Pengamatan

Fase

Fenologi

Jumlah tanaman dengantampilan fase yang

didapatkan

Jumlahtanamandengan

tampilan yangdidapatkan

dalam % dari 40buah tanaman

Pengulangan

1 2 3 4 Jumlah

2

4

6

9

11

13

13

16

16

18

20

23

25

27

30

NIHIL

NIHIL

NIHIL

Pembentukan bulir (earing)

Pembentukan bulir (earing)

Pembentukan bulir (earing)

Pembungaan (flowering)

Pembentukan bulir (earing)

Pembungaan (flowering)

Pembungaan (flowering)

Pembungaan (flowering)

Pembungaan (flowering)

NIHIL

NIHIL

NIHIL

-

-

-

0

1

4

0

10

3

6

9

10

-

-

-

-

-

-

1

2

8

1

10

6

9

10

10

-

-

-

-

-

-

0

0

5

0

10

3

5

8

10

-

-

-

-

-

-

1

2

7

0

10

6

8

10

10

-

-

-

-

-

-

2

5

24

1

40

18

28

37

10

-

-

-

-

-

-

5

12

60

2

100

45

70

93

100

-

-

-

Page 66: PENGAMATAN FENOLOGI

66

2. LAPORAN FENOLOGI BULANAN UNTUK TANAMAN TAHUNAN (PERRENIAL) DENGAN POLAMUSIMAN

Tanaman tahunan (kebanyakan tanaman pepohonan dan perdu) dengan pola musimanadalah tanaman yang fase fenologinya muncul secara bersamaan pada semua tanaman dansemua cabang pada tanaman itu juga. Hal ini menunjukkan bagaimana tanaman tahunan tumbuhpada daerah iklim sedang dan lintang tinggi di dunia berperilaku. Setelah masa dormansi selamamusim dingin, fase fenologi tampak kurang lebih bersamaan. Perkembangan tanaman padabagian ini di dunia ditentukan oleh kondisi suhu.

Pada daerah lintang rendah, pola musiman perkembangan tanaman dapat diamati tapihanya pada lokasi ketinggian yang tinggi, dimana sekali lagi kondisi suhu merupakan faktormeteorologi yang menentukan.

Tanaman tahunan dengan pola musiman kebanyakan adalah tanaman pohon buah-buahan : badam, apel, aprikot, cherri, ara, jeruk, pir, plum, delima, kenari, dan lain-lain. Danbeberapa tanaman perdu seperti semak duri, kismis, raspberri dan lain-lain. Anggur jugatermasuk dalam katagori ini.

Tingkatan dari fase – apakah kurang atau lebih dari seperempat ditentukan secara visual,tanpa menghitung tiap tunas, bunga, buah dan sebagainya. Pengamat harus menguji dengansangat hati-hati pohon atau perdu dari segala sisi, dan memprakirakan seakurat mungkintingkatan dari fase.

Harus ditekankan bahwa awal dan massa terjadinya fase mengacu secara ketat padatanaman tertentu. Bila suatu tanaman mempunyai lebih dari 25 persen bunganya mekar, bukanberarti bahwa lebih dari 25 persen dari tanaman yang ditetapkan berbunga. Beberapadiantaranya mungkin telah selesai berbunga atau bahkan belum mulai. Sering terjadi selamapengamatan beberapa tanaman yang telah ditentukan pada awal fase, sementara tanaman laintelah mengalami secara massal fase yang sama. Pada kasus ini, setiap tingkatan dicatat terpisahseperti yang dicontohkan pada Tabel 2. Jadi pada 11 April, dua dari tanaman yang ditentukanpada awal fase “pembengkakan tunas”, sementara delapan tanaman lain telah mencapai fasesecara massal pada fase yang sama. Pada 18 April, empat tanaman pada awal fase “pembukaankuncup bunga”, sementara enam tanaman telah mencapai secara massal pada fase yang sama.Dan akhirnya pada 29 April satu tanaman pada fase awal, sementara sembilan buah pada fasemassal pembungaan.

Ketika selama pengamatan, hanya satu tingkatan fase yang dapat dilihat sehingga hanyasatu tahap dicatat. Kemudian pada 8 April, enam tanaman pada awal fase “pembengkakantunas”, yang berarti empat yang lainnya tetap pada fase dorman. Pada 27 April, tiga tanamanmulai berbunga, yang artinya tujuh tanaman lainnya belum mulai. Seperti tanaman yangtahunan, pada periode di antara dua fase berturut-turut tanaman yang diberikan, pengamatmenuliskan “nihil” sampai fase selanjutnya muncul.

Page 67: PENGAMATAN FENOLOGI

67

Tabel 2

Laporan fenologi bulanan untuk tanaman tahunan dengan pola musiman

Negara : xxx Propinsi : xxx Stasiun : xxx

Lahan: D Tanaman : Apel Varietas : Golden delicious

Tahun penebaran : 1967 Jumlah pohon diamati : 10

Tahun : 1981 Bulan : April Nama pengamat : xxx

Pekerjaan lapangan pada lahan yang sama: 1) Pemupukan pada 2 April dengan 4 ton/akre

2) Penanaman di antara pohon pada 3 April

3) Penyemprotan penyakit tanaman 22 April

Hari

Pengamatan

Fase

Fenologi

FasePerkembangan

Jumlah pohon/ perdudengan tampilan yangdidapatkan dari fase

1

4

6

8

11

11

13

15

18

18

20

22

25

27

29

29

NIHIL

NIHIL

NIHIL

Pembengkakan tunas

Pembengkakan tunas

Pembengkakan tunas

Pembengkakan tunas

NIHIL

Pembukaan tunas

Pembukaan tunas

Pembukaan tunas

NIHIL

NIHIL

Pembungaan

Pembungaan

Pembungaan

-

-

-

awal

awal

massal

massal

-

awal

massal

massal

-

-

awal

awal

massal

-

-

-

6

2

8

10

-

4

6

10

-

-

3

1

9

Page 68: PENGAMATAN FENOLOGI

68

3. LAPORAN FENOLOGI BULANAN UNTUK TANAMAN TAHUNAN (PERRENIAL) TANPA POLAMUSIMAN

Pada sabuk ekuator, kondisi suhu tak berubah secara mendasar dari bulan ke bulan.Sepanjang tahun berada pada kisaran yang optimal untuk perkembangan tanaman, dan karenaitu faktor yang menentukan untuk pengembangan siklus baru tanaman tahunan adalah rezimcurah hujan. Dengan mulainya musim hujan, banyak tanaman tahunan memulai siklus baruperkembangannya. Pengaruh pola hujan pada tanaman terutama terbatas pada memicu siklusbaru perkembangan. Baru kemudian, tingkat perkembangan kembali sebagian besar dipengaruhikondisi suhu.

Pada sabuk ekuator di dunia juga kebanyakan tanaman tahunan mempunyai polamusiman tertentu, tapi biasanya tak sejelas pada daerah lintang yang lebih tinggi di dunia. Didalam kebun yang yang ditanami dengan berbagai pohon tertentu, fase fenologi sering kaliterlihat pada waktu berbeda pada tanaman berbeda, atau bahkan pada cabang berbeda tanamanyang sama. Demikian pada beberapa tanaman seperti kopi, mangga atau jeruk, adalah fenomenayang umum untuk menemukan beberapa fase fenologi itu yang ada, pada saat tertentu, padasatu tanaman. Perkembangan tanaman tersebut dianggap tanpa pola musiman.

Sangat sulit dan bahkan beresiko, memberikan pedoman yang pasti untuk polaperkembangan tanaman pada zona berbeda di ekuator. Tanaman tertentu (jeruk, sebagaicontoh) mungkin tanpa pola di suatu areal. Dalam kasus ini, tanaman haruslah dilaporkan tanpapola musiman pada area pertama dan dengan pola musiman pada area kedua. Suatu tanamanmusiman dapat dilaporkan cukup dengan kedua kelompok ini. Hal ini diserahkan kepada ahliagrometeorologi lokal (Klas I) untuk menentukan pola perkembangan tiap tanaman tahunanuntuk tiap stasiun agrometeorologi.

Tak seperti kelompok yang sebelumnya, pengamatan fenologi pada tanaman tahunantanpa pola musiman harus dilakukan tidak pada seluruh tanaman tapi pada cabang atau kuncup,atau bahkan kuncup yang terpisah (untuk pisang keseluruhan sepuluh tanaman diamati). Untukalasan ini ketika suatu siklus baru perkembangan diharapkan mulai segera (kuncup/ tunas yangsudah ada dan terlihat), pengamat harus menandai sebuah cabang kecil, kelompok kuncup, atautunas yang terpisah dengan tali berwarna atau label lainnya, dan menunggu dengan penuhperhatian tampilan fase fenologi pertama.

Pada kebanyakan tanaman tahunan tahapan pertama adalah terkait denganperkembangan tunas. Kemudian tunas berlabel (atau kuncup) harus diamati sampai kematanganbuah. Pada tanaman tahunan lainnya (alpukat dan mangga), fase pertama adalah munculnyadaun baru yang membuat tugas pengamat lebih mudah. Tak perlu untuk melabeli cabang atautunas sebelumnya.

Kadang-kadang sangat sulit melakukan pengamatan fenologi pada tanaman tahunantanpa pola musiman, terutama di daerah dimana terdapat jatuh bunga secara massal dan buahyang kecil. Kasus tersebut terjadi terutama ketika tanaman (jeruk, mangga, coklat dan lain-lain)ditanam di daerah pada kondisi agroklimatologi yang tidak menguntungkan. Ketika faseperkembangan baru dimulai, tiap pohon ditutupi dengan bunga yang banyak tapi segera setelah

Page 69: PENGAMATAN FENOLOGI

69

itu sebagian besar dari mereka jatuh. Beberapa jatuh sebagai bunga dan beberapa jatuh sebagaibuah kecil. Sebagai akibatnya, hanya sedikit buah yang masak di pohon. Pola perkembangan iniserius membingungkan pengamatan rutin karena bunga atau buah yang berlabel segera jatuh,dan yang baru harus dipilih. Sayangnya segera setelah itu bunga dan buah harus diganti juga.Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini yakni jika tidak sepenuhnya atau setidak sebagian,memilih dan melabeli dengan jumlah yang lebih besar dari tunas pada awalnya. Bukan 10 tapimungkin 40-50 atau lebih tunas individu pada setiap pohon. Hal ini akan meningkatkankemungkinan terjadi adanya beberapa buah untuk pengamatan sampai kematangannya.

Contoh pengarsipan informasi yang diberikan dalam Tabel 3. Seperti yang dapat dilihat,baik awal maupun kejadian yang massal harus diarsipkan. Pengamat harus mencatat fase ini (jikaada) dimana bagian tanaman yang ditentukan ada pada setiap pengamatan. Di antara dua fase,kata “nihil” harus dituliskan.

Pada contoh yang diberikan pada tabel 3, siklus baru perkembangan telah jelas barumulai pada tanaman kopi. Fase pertama pada siklus baru adalah stadium “lilin”, dan pada 1 Aprilpengamat memilih dan menandai kelompok beberapa tunas pada tiap sepuluh pohon yangditentukan. Pada 11 April kuncup pada tanaman 2, 3, 5 dan 9 mulai berbunga, sementaratanaman lain mulai berbunga pada beberapa hari kemudian. Pada setiap pohon, kuncup yangditandai berbunga selama pengamatan berturut-turut. Sekitar dua belas hari setelahpembungaan, fase selanjutnya “stadium pinhead” muncul.

G. INFORMASI TAMBAHAN

Seluruh laporan tiga bulanan fenologi harus berisi beberapa informasi tambahan yangdiperlukan untuk penafsiran yang tepat data fenologi. Bagian atas setiap laporan memilikiinformasi tentang nama negara, distrik (atau negara bagian, provinsi, dll), stasiunagrometeorologi, tahun, bulan dan tanaman. Yang sangat penting adalah jumlah lahan (ataunama); kapan, tahun berlanjut, data fenologi dianalisis untuk tujuan penelitian, setiappenyimpangan dalam perkembangan tanaman dapat dengan mudah dijelaskan denganmemperhatikan ciri spesifik lahan tertentu. Faktor penting lain adalah varietas. Seperti yangdisebutkan sebelumnya, varietas dari tanaman tertentu mungkin memiliki tingkat yang sangatberbeda dari perkembangannya. Tanggal menyemai, tahun tanam untuk tanaman tahunan(perennial), dan juga paling penting harus dicatat dalam setiap laporan bulanan.

Di bagian bawah laporan adalah tempat mengarsipkan pekerjaan lapangan yangdilakukan selama bulan yang dilaporkan. Pekerjaan lapangan yang akan dilaporkan dapatmencakup operasional berikut : menabur, pencangkokan, pembersihan, mencangkul, membajak,pemupukan, persiapan (nama aplikasi yang digunakan), persemaian, penyiangan pertama, keduadan ketiga, penjarangan, penyemprotan, pemangkasan. Ketika penyemprotan, nama zat kimiadan hama (atau penyakit) yang penyemprotannya sedang dilakukan harus dilaporkan. Harusdigarisbawahi penaburan (penanaman), pindah tanam dan pemanenan adalah pekerjaanlapangan dan bukanlah fase fenologi, karenanya kadang-kadang dilaporkan.

Page 70: PENGAMATAN FENOLOGI

70

Beberapa tanaman budidaya seperti tembakau, banyak sayuran dan lain-lain, ditanam dipembibitan selama fase awal mereka. Ketika observasi fenologi dimulai di pembibitan, haruslahdilaporkan pada tempatnya sebagai penanda, di bawah laporan bulanan. Tak kalah pentingadalah melaporkan tanggal pemindahan tanaman ke lahan permanen.

Peristiwa lain yang mempengaruhi tanaman (seperti penggantian tanaman mati) atauterjadi di lahan pengamatan, harus dilaporkan pada tempat yang tepat untuk catatan.

Page 71: PENGAMATAN FENOLOGI

71

Page 72: PENGAMATAN FENOLOGI

72

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang mana saya bersyukur karena telah menyelesaikan

tulisan ini. Dan tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah

membantu terselesaikannya tulisan ini baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Tergugah karena keterbatasan buku-buku teks tentang fenologi tanaman, penerjemah

mencoba menerjemahkan diktat yang berisikan tema tersebut. Terjemahan ini tidak untuk

dipublikasikan secara luas (cuma untuk kalangan sendiri) agar kita dapat memahami lebih jelas

bagaimana semestinya tata cara pengamatan fenologi tanaman.

Banyak hal yang dapat kita gali dari klimatologi/ meteorologi pertanian. Tema yang kami

angkat kali ini tentang Fenologi Tanaman. Semoga bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Mungkin banyak kekurangan dan kejanggalan dalam terjemahan ini. Kritik dan saran yang

membangun diharapkan. Terima kasih.

Banjarbaru, Januari 2012

Penerjemah

Page 73: PENGAMATAN FENOLOGI

73

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………......... i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………. ii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………………………………………….. iii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………………………………………… iv

A. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………… 1

B. FASE FENOLOGI DAN TAMPILANNYA (MENURUT ABJAD)…............................................ 3

C. PEMILIHAN LAHAN UNTUK PENGAMATAN FENOLOGI………………………………………………. 61

D. WAKTU PENGAMATAN FENOLOGI……………………………………………………………………………. 61

E. METODE PENGAMATAN FENOLOGI………………………………………………………………………….. 62

F. PENGARSIPAN INFORMASI FENOLOGI………………………………………………………………………. 64

1. LAPORAN FENOLOGI BULANAN UNTUK TANAMAN MUSIMAN (ANNUAL)…………… 64

2. LAPORAN FENOLOGI BULANAN UNTUK TANAMAN TAHUNAN (PERRENIAL)

DENGAN POLA MUSIMAN…………………………………………………………………………………. 66

3. LAPORAN FENOLOGI BULANAN UNTUK TANAMAN TAHUNAN (PERRENIAL)

TANPA POLA MUSIMAN…………………………………………………………………………………… 68

G. INFORMASI TAMBAHAN………………………………………………………………………………………… 69

Page 74: PENGAMATAN FENOLOGI

74

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Laporan fenologi bulanan untuk tanaman musiman…………………………………………………. 65

2. Laporan fenologi bulanan untuk tanaman tahunan dengan pola musiman……………….. 67

3. Laporan fenologi bulanan untuk tanaman tahunan tanpa pola musiman…………………. 71

Page 75: PENGAMATAN FENOLOGI

75

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Fase fenologi apel (Malus domestica)………………………………………………………………………… 4

2. Fase fenologi alpukat (Persea americana)………………………………………………………………….. 5

3. Fase fenologi pisang (Musa spp)………………………………………………………………………………… 6

4. Fase fenologi kacang buncis (Phaseolus vulgaris)……………………………………………………….. 8

5. Fase fenologi bit (Beta vulgaris)…………………………………………………………………………………. 9

6. Fase fenologi jambu mete (Anacardium occidentale)…………………………………………………. 11

7. Fase fenologi ubi kayu/ tapioka (Manihot esculenta)…………………………………………………. 12

8. Fase fenologi semanggi (Eugenia caryophyllus)………………………………………………………….. 14

9. Fase fenologi kakao (Theobroma cacao)……………………………………………………………………… 15

10. Fase fenologi kopi (Coffea arabica)…………………………………………………………………………….. 16

11. Fase fenologi kapas (Gossypium hirsutum)…………………………………………………………………. 17

12. Fase fenologi mentimun (Cucumis sativus)…………………………………………………………………. 18

13. Fase fenologi rami (Linum usitatissimum)…………………………………………………………………… 20

14. Fase fenologi kacang tanah (Arachis hypogeal)…………………………………………………………… 22

15. Fase fenologi alfalfa (Medicago sativa)……………………………………………………………………….. 25

16. Fase fenologi kacang makadamia (Macadamia spp)…………………………………………………….. 26

17. Fase fenologi jagung (Zea mays)………………………………………………………………………………….. 28

18. Fase fenologi mangga (Mangifera indica)…………………………………………………………………….. 29

19. Fase fenologi jawawut/ finger millet (Eulesine coracana)……………………………………………… 30

20. Fase fenologi oat (Arena sativa)…………………………………………………………………………………… 32

21. Fase fenologi jeruk (Citrus spp)……………………………………………………………………………………. 34

22. Fase fenologi papaya (Carica papaya)…………………………………………………………………………… 35

23. Fase fenologi pir (Pyrus communis)……………………………………………………………………………… 36

Page 76: PENGAMATAN FENOLOGI

76

24. Fase fenologi kacang ercis (Pisum sativum)………………………………………………………………… 37

25. Fase fenologi paprika (Capsicum annuum)…………………………………………………………………. 38

26. Fase fenologi nanas (Ananas comosus)………………………………………………………………………. 39

27. Fase fenologi plum (Prunus spp)………………………………………………………………………………… 41

28. Fase fenologi kentang (Solanum tuberosum)……………………………………………………………… 42

29. Fase fenologi bunga krisan (Chrysanthemum cineraefolium)……………………………………… 44

30. Fase fenologi padi (Oriza sativa)………………………………………………………………………………… 45

31. Fase fenologi mawar (Rosa domascena)…………………………………………………………………….. 46

32. Fase fenologi wijen (Sesamum indicum)…………………………………………………………………….. 48

33. Fase fenologi sorghum (Sorghum vulgare)…………………………………………………………………. 49

34. Fase fenologi arbei/ strawberry (Fragaria grandiflora)………………………………………………. 51

35. Fase fenologi tebu ……………………………………………………………………………………………………. 52

36. Fase fenologi bunga matahari (Helianthus annuus)…………………………………………………… 53

37. Fase fenologi tembakau (Nicotiana tabacum)……………………………………………………………. 54

38. Fase fenologi tomat (Lycopersicum esculentum)………………………………………………………. 55

39. Fase fenologi bunga vicia (Vicia sativa)……………………………………………………………………… 56

40. Fase fenologi anggur (Vitis vinifera)………………………………………………………………………….. 57

41. Fase fenologi gandum (Triticum vulgare)………………………………………………………………….. 59

42. Lokasi pengulangan dan tanaman dengan fase fenologi pada lahan tanaman tumbuh

berbaris ………………………………………………………………………………………………………………….. 62

Page 77: PENGAMATAN FENOLOGI

77

PENGAMATAN FENOLOGI TANAMAN

(Terjemahan dari diktat “Lecture Notes for Training Class IV Agricultural MeteorologicalPersonnel WMO-No. 593 World Meteorogical Organization Chapter 2. PhenologicalObservations” tahun 1982)

Oleh

Khairullah, SP

NIP. 197906212008011015

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN KLIMATOLOGI KLAS I BANJARBARU

2012