Pengamatan Analisis Lemak
description
Transcript of Pengamatan Analisis Lemak
DESRIZAL A.A240210120064 – TIP A2
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Pigmen terdapat secara alami pada tanaman dan hewan, misalnya klorofil
yang berwarna hijau, karoten berwarna jingga, dan mioglobin yang menyebabkan
warna merah pada daging. Pigmen ini ada yang bersifat stabil dan ada pula yang
tidak stabil atau sangat terpengaruh oleh perlakuan tertentu, misalnya klorofil bila
dipanaskan.
Praktikum kali ini berkaitan dengan pigmen yaitu sifat-sifatnya, pengaruh
beberapa perlakuan terhadap pigmen, dan lainnya yang banyak berkenaan dengan
kehidupan sehari-hari serta di industri pengolahan pangan.
5.1 Pengaruh Cara Pemasakan terhadap Klorofil
Klorofil merupakan pigmen berwarna hijau yang terdapat dalam kloroplas
bersama-sama dengan karoten dan xantofil. Ada dua jenis klorofil yang telah
berhasil diisolasi yaitu klorofil a dan klorofil b (Winarno, 1984).
Klorofil a termasuk dalam pigmen yang disebut porofirin; hemoglobin
juga termasuk ke dalamnya. Pada prinsipnya molekul klorofil sangat besar dan
terdiri dari empat cincin pirol yang dihubungkan satu dengan lainnya oleh gugus
metena membentuk sebuah molekul yang pipih. Pada karbon ke-7 terdapat residu
propionat yang teresterifikasi dengan fitol dan rantai cabang ini bersifat larut
dalam lipid (Winarno, 1984).
Sampel bayam direbus dengan panci yang berbeda dan dengan perlakuan
ditutup dan dibuka. Diamati perubahan pH, warna, dan tekstur sebelum dan
sesudah pemanasan.
Menurut Winarno (1984), Dalam pemasakan bayam, terbentuk asam-asam
organik yang dapat menurunkan pH. Bila tutup panci dibuka, asam-asam itu dapat
teruapkan keluar panci dan warna hijau dapat dipertahankan. Namun hasil
pengamatan menunjukkan hasil yang berbeda.
DESRIZAL A.A240210120064 – TIP A2
Tabel 1. Tabel Hasil Pengamatan Pengaruh Pemasan Terhadap Klorofil
Panci
Perlakuan
perebusan
Sebelum Pemanasan Sesudah Pemanasan
pH Warna Tekstur pH Warna Tekstur
Stainles Steel
Ditutup 6 hijau muda
Mudah patah
8 hijau tua (+)
lunak (+++)
Dibuka 6 hijau muda
Mudah patah
8 hijau tua (+++)
lunak (++)
Aluminium Ditutup 6 hijau muda
Mudah patah
8 hijau tua (++)
lunak (++)
Dibuka 6 hijau muda
Mudah patah
8 Hijau (++++) sedikit coklat
lunak (+)
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)
pH bayam yang sudah dimasak pada semua perlakuan menjadi meningkat
dari 6 ke 8. Hal ini kemungkinan karena kesalahan praktikan dalam mengukur pH
atau ketidaktelitian alat. Warna bayam menjadi lebih tua daripada sebelum
dimasak dan tekstur bayam menjadi lebih lunak.
Menurut Winarno (1984), klorofil yang berwarna hijau dapat berubah
menjadi hijau kecoklatan dan mungkin berubah menjadi cokelat akibat substitusi
magnesium oleh hidrogen membentuk feofitin (klorofil yang kehilangan
magnesium).
5.2 Ekstraksi Pigmen Tanaman dengan Pelarut Lemak
Tabel 2. Tabel Hasil Pengamatan Ekstraksi PigmenSampel pH Warna
Nenas 4 kuning mudaBayam ungu 5 ungu kehitamanSemangka 5 MerahBayam 6 HijauBit 5 ungu tuaKol ungu 5 ungu tuaTerong 5 hijau kecoklatanBuncis 6 hijau tuaWortel 6 JinggaPepaya 6 Jingga
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)
DESRIZAL A.A240210120064 – TIP A2
Penambahan pelarut lemak yang dimaksud adalah senyawa yang dapat
melarutkan lemak yaitu senyawa yang bersifat nonpolar. Pada praktikum ini,
sampel yang digunakan adalah nenas, bayam ungu, semangka, bayam, bit, kol
ungu, terong, buncis, wortel, dan pepaya. mpelS disaring untuk mendapatkan
filtratnya. Warna pada masing-masing filtrat dibandingkan dan diukur pHnya.
Hasil pengamatan menunjukkan bayam, terong, dan buncis menghasilkan
warna hijau, hal ini disebabkan karena sampel-sampel tersebut mengandung
klorofil. Sampel nenas menghasilkan warna kuning muda karena mengandung
karotenoid jenis xantofil. Wortel dan pepaya menghasilkan warna jingga karena
mengandung karotenoid jenis β-karoten. Semangka mengasilkan warna merah
karena mengandung pigmen karotenoid jenis likopen, contoh lainnya yang
mengandung likopen adalah tomat. Bayam ungu, bit, dan kol ungu menghasilkan
warna ungu karena mengandung pigmen antosianin.
5.3 Pengaruh Asam, Basa, dan Logam pada Pigmen dan Sifat Fisik Bahan
Sampel atau bahan yang digunakan pada bagian ini sama seperti di bagian
sebelumnya. Setiap bahan dimasukkan ke dalam 6 buah tabung reaksi yang telah
diisi masing-masing aquades, FeCl3, CaCl3, NaHCO3, MgCl2, dan CH3COOH.
Tabel 3. Pengaruh Asam, Basa, Logam, dan Pigmen dan Sifat Fisik Bahan
Sampel Larutan Sebelum dipanaskan Sedang dipanaskan
Setelah pemanasan
pH Warna Tekstur Warna pH Warna TeksturNenas Akuades 4 Kuning
mudaKeras Kuning
pucat ++4 Putih +
+Lunak
FeCl3 2 Kuning muda
Keras Oranye 2 Oranye Lunak
CaCl3 4 Kuning muda
Keras Kuning pucat +++
3 Putih +++
Lunak
NaHCO3 9 Kuning muda
Keras Kuning 10 Kuning Lunak
MgCl2 4 Kuning muda
Keras Kuning pucat ++++
4 Putih ++++
Lunak
CH3COOH
3 Kuning muda
Keras Kuning pucat +
3 Putih + Lunak
Bayam Ungu
Akuades 7 Ungu Segar Merah ++ 6 Merah +
Layu
DESRIZAL A.A240210120064 – TIP A2
FeCl3 2 Kuning tua Segar
Cokelat 2 KuningTua
Layu
CaCl3 6 UnguSegar
Merah ++++
5 Merah ++ Layu
NaHCO3 11 Ungu Segar Hijau 11 Hijau LayuMgCl2 6 Ungu
Segar Merah +6 Merah
+Layu
CH3COOH
5 UnguSegar Merah +++
3 Merah+++
Layu
Semangka Akuades 7 Merah ++++
Lunak + Bening 5 Bening Lunak ++
FeCl3 3 Merah keorenan
Lunak + Kuning muda ++
3 Kuning muda +
Lunak ++
CaCl3 5 Merah +++
Lunak + Bening 5 Bening Lunak ++
NaHCO3 9 Merah ++
Lunak + Oranye ++ 9 Oranye +
Lunak ++
MgCl2 5 Merah +
Lunak + Bening 5 Bening Lunak ++
CH3COOH
3 Merah +++++
Lunak + Oranye + 3 Bening Lunak ++
Bayam Akuades 6 Hijau Muda bening +++
Segar Hijau Muda bening ++
6 Hijau Muda bening +
Layu +
FeCl3 3 Hijau kekuningan +++
Segar Hijau kekuningan ++
3 Hijau kekuningan +
Layu +
CaCl3 6 Bening Segar Bening + 6 Bening ++
Layu +
NaHCO3 9 Hijau Bening +++
Segar Hijau Bening ++
9 Hijau Bening +
Layu +
MgCl2 5 Bening kehijauan +
Segar Bening kehijauan ++
6 Bening kehijauan +++
Layu +
CH3COOH
4 Bening +
Segar Bening ++ 4 Bening +++
Layu +
Bit Akuades 7 Merah +
Lunak + Merah ++ 6 Merah +++
Lunak ++
DESRIZAL A.A240210120064 – TIP A2
FeCl3 2 Kuning +++
Lunak + Kuning ++ 2 Kuning + (agak menimpang ke coklat)
Lunak ++
CaCl3 6 Ungu + Lunak + Ungu ++ 4 Ungu +++
Lunak ++
NaHCO3 10 Ungu ++
Lunak + Ungu + 10 merah Lunak ++
MgCl2 6 Merah +
Lunak + Merah ++ 5 Merah keunguan
Lunak ++
CH3COOH
2 Ungu + Lunak + Ungu ++ 1 Ungu +++
Lunak ++
Kol Ungu Akuades 7 ungu tua
mudah patah
ungu tua 6 ungu tua +
lunak
FeCl3 2 coklat mudah patah
coklat 2 coklat keruh
lunak
CaCl3 6 ungu muda
mudah patah
ungu muda 5 ungu muda +
lunak
NaHCO3 9 biru mudah patah
hijau 10 hijau lunak
MgCl2 5 ungu muda +
mudah patah
umngu muda +
6 ungu muda +
lunak
CH3COOH
3 merah keunguan +
mudah patah
merah keunguan
3 merah keunguan
lunak
Terong Akuades 6 Coklat kehijauan
Lunak Coklat kehijauan
5 Coklat kehijauan
Lunak +
FeCl3 3 Coklat kehijauan
Lunak Coklat kehijauan
2 Coklat kehijauan
Lunak +
CaCl3 9 Coklat kehijauan
Lunak Coklat kehijauan
10 Coklat Lunak +
NaHCO3 10 Coklat kehijauan
Lunak Coklat 9 Coklat tua
Lunak +
MgCl2 5 Coklat kehijauan
Lunak Coklat kehijauan
5 Coklat --
Lunak +
CH3COOH
3 Coklat kehijauan
Lunak Coklat kehijauan
4 Coklat -
Lunak +
Buncis Akuades 7 hijau mudah hijau pucat 6 hijau Lunak
DESRIZAL A.A240210120064 – TIP A2
patah ++ pucat +FeCl3 3 hijau mudah
patahcoklat 2 hijau
kecoklatan
Lunak
CaCl3 6 hijau mudah patah
lunak 5 hajau pucart+
Lunak
NaHCO3 9 hijau mudah patah
hijau pucat +
10 hijau Lunak
MgCl2 6 hijau mudah patah
hijau pucat +++++
5 hijau pucat ++++
Lunak
CH3COOH
3 hijau mudah patah
hijau pucat +++
4 hijau pucat +++
Lunak
Wortel Akuades 6 Orange Keras Orange 6 Orange Keras FeCl3 2 Orange Keras Orange 2 Orange
kecoklatan
Keras
CaCl3 6 Orange Keras Orange 5 Orange Keras NaHCO3 9 Orange Keras Orange 9 Orange Keras MgCl2 6 Orange Keras Orange 5 Orange Keras CH3COOH
3 Orange Keras Orange 3 Orange Keras
Pepaya Akuades 6 Oranye muda
lunak Oranye muda
6 Oranye muda
Lunak (+)
FeCl3 2 Oranye muda
lunak Oranye agak merah
1 Oranye agak merah
lunak (+)
CaCl3 6 Oranye muda
lunak Oranye muda
5 Oranye muda
lunak (+)
NaHCO3 7 Oranye muda
lunak Oranye muda
9 Oranye muda
lunak (+)
MgCl2 6 Oranye muda
lunak Oranye muda
5 Oranye muda
lunak (+)
CH3COOH
7 Oranye muda
lunak Oranye muda
9 Oranye muda
lunak (+)
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)
Bayam, terong, dan buncis berwarna hijau karena mengandung klorofil.
Semangka, wortel dan pepaya berwarna merah dan oranye karena mengandung
karotenoid. Apabila klorofil terdapat pada keadaan asam dan pemanasan maka
warna hijau dapat berubah menjadi hijau kecoklatan dan mungkin berubah
DESRIZAL A.A240210120064 – TIP A2
menjadi cokelat akibat substitusi magnesium oleh hidrogen membentuk feofitin
(klorofil yang kehilangan magnesium) (Winarno, 1984).
Di dalam karoten terdapat ikatan rangkap dua yang terkonyugasi dalam
molekul, setiap ikatan rangkap dua tersebut dapat berkonfigurasi cis atau trans.
Karotenoid dalam makanan biasanya dari jenis semua trans dan hanya kadang-
kadang saja terdapat senyawa mono-cis atai di-cis. Konfigurasi berpengaruh
terhadap warna, senyawa semua trans mempunyai jumlah ikatan cis yang
meningkatkan warna paling dalam dan mengakibatkan warna makin muda secara
perlahan-lahan. Faktor yang mempengaruhi perubahan ikatan dari cis menjadi
trasns adalah cahaya, panas, dan asam.
Antosianin dan antoxantin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang
pada umumnya larut dalam air. Flavonoid mengandung dua cincin benzena yang
dihubungkan oleh tiga atom karbon. Ketiga karbon tersebut dirapatkan oleh
sebuah atom oksigen sehingga terbentuk cincin di antara cincin benzena. Pada
suasana asam pigmen ini berwarna merah dan pada pH tinggi berubah menjadi
violet dan kemudian menjadi biru. Konsentrasi pigmen juga sangat berperan
dalam menentukan warna. Pada konsentrasi yang encer antosianin berwarna biru,
sebaliknya pada konsentrasi pekat berwarna merah dan konsentrasi biasa
berwarna ungu. Penambahan larutan asam dan basa dimana NaOH dan asetat
berpengaruh terhadap warna sampel yang semakin tua setelah dipanaskan.
Berbeda dengan larutan logam yang semuanya mengalami degradasi warna
menjadi lebih pucat. Hal ini dikarenakan larutan logam mengikat zat warna pada
sampel sehingga warna sampel memudar.
5.4 Pengawetan Warna Daging dan Pemeriksaan Kesegaran
A. Perubahan Warna Daging
Tabel 4. Tabel Pengamatan Perubahan Warna DagingPerlakuan Warna Tesktur
Didiamkan 20 menit merah alot (+)Akuades merah pucat alot (++)Akuades yang dipanaskan
coklat alot (+++)
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)
DESRIZAL A.A240210120064 – TIP A2
Dalam daging segar dan dengan adanya oksigen, terdapat suatu sistem
dinamik yang terdiri atas tiga pigmen, oksimyoglobin, myoglobin dan met
myoglobin. Reaksi yang terjadi adalah :
Mb + O2 MbO2
Dalam kedua pigmen itu, besi berada dalam bentuk besi(II), dan pada
oksidasi menjadi besi(III), senyawa menjadi metmyoglobin. Warna merah daging
segar disebabkan adanya oksimyoglobin, perubahan warna menjadi cokelat terjadi
dalam dua tahap :
MbO2 Mb Metmb
Oksimioglobin Mioglobin Metmioglobin
Fe2+ (merah) Fe2+ (merah jambu) Fe3+ (merah kecoklatan)
Oksimiglobin dipanaskan hemikrom (coklat)
O2 protein (globin) terdenaturasi
Fe 2+ Fe3+ (ferri)
Fe3+ pereduksi Fe 2+
sulfhidril (- SH)
Oksimyoglobin merupakan kompleks kovalen besi(II) myoglobin dan
oksigen. Oksimyoglobin dan myoglobin berada dalam kesetimbangan oksigen,
oleh karena itu nisbah pigmen bergantung pada tekanan oksigen. Bentuk
myoglobin yang teroksidasi adalah metmyoglobin yang tak dapat mengikat
oksigen.
Dalam daging terjadi oksidasi pigmen heme secara lambat dan terus-
menerus menjadi metmyoglobin. Senyawa yang mereduksi dalam jaringan
mereduksi metmyoglobin menjadi bentuk besi(II). Tekanan oksigen dipengaruhi
oleh bahan pengemas yang dipakai untuk daging. Dalam daging segar yang
terkena udara bebas, menunjukkan warna merah murup oksimyoglobin pada
permukaan. Di bagian dalam, myoglobin berada dalam keadaan tereduksi dan
daging berwarna lembayung gelap. Selama ada senyawa yang mereduksi dalam
DESRIZAL A.A240210120064 – TIP A2
daging, myoglobin akan tetap berada dalam bentuk tereduksi. Jika senyawa yang
mereduksi habis, warna cokelat metmyoglobin akan menonjol. Jika terdapat
sulfhidril sebagai senyawa pereduksi, myoglobin dapat membentuk pigmen hijau,
disebut sulfmyoglobin.
Ketika daging segar mengalami pemanasan, protein dari pigmennya
mengalami denaturasi dan juga memproduksi warna coklat. Daging yang baik
adalah daging yang banyak terdenaturasi dan tetap berwarna merah selama
dilakukan pemanasan. Warna dari pigmen ini berubah, beberapa dapat kembali
lagi (reversible), yang disebabkan oleh oksigen, asam dari daging, kontak dengan
cahaya, dan kombinasinya menentukan warna pigmen yang dominan. Dalam
keadaan normal, warna pigmen berubah, warna dari daging ini bukan merupakan
indikasi bahwa daging tersebut baik dan segar atau nutrisi yang terkandung di
dalamnya.
B. Tes Kesegaran Daging
Pada Uji amoniak munculnya asap pada pengujian ini menunjukan
tingkat kesegaran daging. Semakin banyak asap maka mutu daging semakin
buruk. Munculnya asap pada daging menandakan daging mengeluarkan NH3 dari
protein daging yang mulai membusuk.
Uji H2S menunjukkan hasil yang negatif yaitu tidak timbul warna
hitam/coklat pada kerttas saring. Warna hitam/coklat pada kertas saring dalam
pengujian ini menunjukan bahwa kualitas daging telah berkurang. Warna
hitam/coklat pada kertas saring merupakan hasil reaksi dari Pb-asetat dengan H2S
dari daging dan akan membentuk PbS berwarna hitam.
C. Pengawetan Warna Daging
Tabel 5. Tabel Pengamatan Pengawetan Warna Daging
Tabung Perlakuan15 menit setelah
didimkanSetelah
Pemanasan1 NaNO3, NaNO2, Vit C + Akuades merah pucat (+++) kuning (+)2 NaNO3 + Akuades merah pucat Coklat3 NaNO2 + Akuades merah pucat (++) kuning (++)4 Vit C + Akuades merah pucat (+) kuning (+++)
(Sumber : Dokumentasi pribasi, 2013)Keterangan : + pada merah pucat menandakan warnanya semakin pucat
DESRIZAL A.A240210120064 – TIP A2
+ pada kuning menunjukkan intensitas warna semakin meningkat
Curing daging adalah suatu proses yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme melalui penggunaan garam dan pengendalian aktivitas air diikuti
dengan pemberian garam nitrit untuk mempertahankan warna daging.
Heme bereaksi dengan nitrit dalam campuran pengawet dalam proses
pengawetan daging. Kompleks nitrit-heme disebut nitrosomyoglobin, yang
berwarna merah tetapi tidak begitu stabil. Pemanasan daging mengakibatkan
terbentuknya sejumlah pigmen. Globin terdenaturasi, selain itu besi dioksidasi
menjadi besi(III). Pigmen daging yang dimasak berwarna cokelat dan disebut
hemikrom. Jika terdapat senyawa pereduksi seperti yang terjadi di dalam daging
yang dimasak, besi dapat direduksi menjadi besi (II), pigmen yang terbentuk
adalah hemokrom merah jambu. Pada pemanasan, terbentuk nitrohemokrom yang
lebih stabil. Selama pembentukan pigmen pengawetan, kandungan nitrit menurun
perlahan-lahan.
Bahan pengawet yang digunakan pada praktikum kali ini adalah NaNO3.
NaNO2, dan vitamin C, serta gabungan ketiganya. Kemudian ditambahkan pula
larutan asam asetat kedalam masing-masing tabung reaksi. Lalu diamati
perubahan warna pada daging.
Berdasarkan literatur, zat yang paling baik untuk mempertahankan warna
daging adalah natrium nitrit. Karena penambahan nitrit pada daging (mioglobin)
akan memberikan reaksi :
Nitrit + mioglobin nitrosomioglobin (merah), tidak stabil
Dan apabila dipanaskan menjadi :
panas
Nitrosomioglobin nitrosohemokrom (lebih stabil)
Jumlah nitrit penting pada pembentukan warna yang
dicuring
Jika terlalu kecil warna lemah , kestabilan rendah.
Jika terlalu banyak terjadi oksidasi oksimioglobin (warna produk
hijau keabuan).
DESRIZAL A.A240210120064 – TIP A2
Hal ini terjadi pada kondisi T tinggi dan
asam tinggi
Pada T tinggi dan asam tinggi nitrat + asam amino tertentu
nitrosamin (karsinogenik).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua sampel warnanya menjadi
pucat dengan tingkat yang berbeda-beda, termasuk pada daging yang diberi
larutan natrium nitrit. Yang paling tidak pucat adalah yang diberi NaNO3 diikuti
oleh yang diberi vitamin C, lalu NaNO2, lalu yang terakhir yang diberi ketiganya.
Pada larutan nitrat dan nitrit, seharusnya warna daging tidak menjadi lebih pucat,
hal ini disebabkan larutan nitrit apabila kurang konsentrasinya maka proses
mempertahankan warna/curing tidak bekerja maksimal.
5.5 Pencoklatan pada Susu Bubuk tanpa Lemak
Warna putih pada susu terbentuk karena adanya penyebaran butiran-
butiran lemak, kalsium kaseinat dan kalsium fosfat, sedangkan warna kuning
disebabkan oleh karoten dan riboflavin.
Praktikum ini mengamati perubahan warna pada susu yang dipanaskan
pada suhu 125oC selama kurun waktu 1 jam. Sampel yang digunakan adalah susu
bubuk tanpa lemak.
Tabel 6. Tabel Hasil Pengamatan Pencolatan Terhadap Susu
Kelompok Waktu Warna1,10 10 Putih2,9 20 coklat (+)3,8 30 coklat (++)4,7 40 coklat (+++)5,6 60 coklat (++++)
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2013)
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semakin lama susu dipanaskan
pada oven, maka warna susu akan semakin menjadi lebih pekat atau menjadi lebih
DESRIZAL A.A240210120064 – TIP A2
coklat dari sebelumnya. Selain itu lamanya pemanasan akan mempengaruhi
tekstur susu.
Pencoklatan/perubahan warna pada susu merupakan reaksi pencoklatan
non-enzimatis. Proses tersebut dapat terjadi karena adanya reaksi Maillard. Reaksi
Maillard yaitu reaksi antara gula pereduksi dengan asam-asam amino (protein).
Reaksi Maillard terjadi pada susu bubuk yang mengalami pemanasan pada suhu
tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama. Warna coklat yang timbul akibat
reaksi Maillard sebenarnya tidak diinginkan. Warna coklat tersebut menandakan
bahwa flavour susu tersebut hangus, sehingga berarti terjadi penurunan nilai gizi
pada susu.
Reaksi pencoklatan dapat didefinisikan sebagai urutan peristiwa yang
dimulai dengan reaksi gugus amino pada asam amino, peptida, atau protein
dengan gugus hidroksil glikosidik pada gula; urutan diakhiri dengan pembentukan
polimer nitrogen berwarna coklat atau melnoidin.
DESRIZAL A.A240210120064 – TIP A2
V. KESIMPULAN
Klorofil yang berwarna hijau dapat berubah menjadi hijau kecoklatan dan
mungkin berubah menjadi cokelat akibat substitusi magnesium oleh
hidrogen membentuk feofitin (klorofil yang kehilangan magnesium).
Bayam, terong, dan buncis berwarna hijau karena mengandung klorofil.
Nenas berwarna kuning muda karena mengandung karotenoid jenis
xantofil. Wortel dan pepaya berwarna oranye karena mengandung
karotenoid jenis β-karoten. Semangka mengasilkan warna merah karena
mengandung pigmen karotenoid jenis likopen. Bayam ungu, bit, dan kol
ungu menghasilkan warna ungu karena mengandung pigmen antosianin.
Faktor yang mempengaruhi perubahan ikatan dati cis menjadi trasns pada
karoten adalah cahaya, panas, dan asam.
Pada suasana asam antosianin berwarna merah dan pada pH tinggi berubah
menjadi violet dan kemudian menjadi biru.
Perubahan warna pada daging diakibatkan oleh reaksi oksidasi pada
myoglobin yang berikatan dengan oksigen membentuk oksimyoglobin
yang berwarna gelap.
Sampel daging yang diuji kesegarannya positif uji amoniak namun negatif
pada uji H2S yang artinya daging sudah mengalami penurunan kualitas
namun belum busuk.
Sampel yang diberi nitrat mengalami kepucatan paling kecil dibandingkan
yang diberi nitrit, vitamin C, dan campuran ketiganya.
DESRIZAL A.A240210120064 – TIP A2
Reaksi yang terjadi pada pemanasan susu non lemak adalah reaksi
Maillard yang merupakan rekasi pencoklatan non-enzimatis.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, F. G. 1984. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Fennema, Owen R. 1976. Principles of Food Science Part I. Marcell Dekker, Inc. New York and Basel.
Tjahjadi, Carmenita. 2013. Praktikum Bahan Pangan dan Dasar-dasar Pengolahan. FTIP Unpad. Jatinangor.