Analisis Lemak Babi Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.pptx

32
ANALISIS LEMAK BABI PRESENTED BY KELOMPOK 2 FARMASI B 2012

description

analisis lemak babi dengan kromatografi

Transcript of Analisis Lemak Babi Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.pptx

Analisis Lemak Babi Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

ANALISIS LEMAK BABIPRESENTED BYKELOMPOK 2FARMASI B 2012ANGGOTAABDURRACHMAN ACHMADRIKA RAFIKAQORIATUL AINIQURRATUL AENI HJ. IPA ISTIQAMAHULIYANTILATAR BELAKANGPemalsuan MakananMasalah besar Industri MakananDAGING BABICthPencampuran dengan daging lain yang tidak disertai informasiMuslim Haram konsumsi babiIntoleran/hipersensitivitas daging babiPengembangan Metode Deteksi Daging Babi Dalam Produk Makanan.Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)LEMAK BABI...?

lemak yang diperoleh dari proses rendering jaringan adiposa babi (Sus scrofa) yang segar, bersih, dalam kondisi sehat saat disembelih, dan dapat dikonsumsi oleh manusia (Codex Alimentarius, 1999), tidak termasuk tulang, kulit yang dikelupas, kulit kepala, telinga, ekor, organ, saluran pernapasan, pembuluh darah besar, scarp fat, dan sebisa mungkin tidak mengandung jaringan otot (Sudjadi & Abdul Rohman. 2013: 502). Lemak babi yang telah diolah lebih lanjut dapat mengandung refined lard, lard stearing, atau hydrogenated lard

PENGGUNAAN LEMAK BABIDalam sediaan farmasetik, mampu melarutkan obat-obat non-polar seperti testoteron dan stradiol dan kemampuannya berfungsi sebagai media penghantaran obat contoh Obat steroid, suppositoriaDalam sediaan kosmetika, berfungsi sebagai penstabil emulsi (emulsifier), agen pengkondisian kulit (emolien), sebagai surfaktan dan juga sebagai bahan untuk meningkatkan viskositas sediaan SIFAT PADAT PADA SUHU KAMAR

Lemak babi pada kosmetika yaitu gliserida lemak babi (mono-, di-, dan triglisedrida yang diturunkan dari lemak babi), gliserida lemak babi terhidrogenasi yang terkontrol. Ditemukan pada formulasi bulu mata dan lipstick.

Komposisi Lemak babi

Asam Lemak jenuh Asam PalmitatAsam Lemak tidak jenuh asam Oleat KROMATOGRAFIAnalisis yang melibatkan fase Diam dan Fase GerakDigunakan Untuk :Analisis kualitatif (ada tidaknya komponen non halal)Analisis kuantitatif (berapa kandungan komponen non halal dalam sampel yang diselidiki),Dalam beberapa kasus digunakan untuk tujuan preparative (pembuatan sampel yang mengandung non halal untuk dianalisis lebih lanjut) (Rohman, Abdul. 2012: 59).

KCKT..Penggunaan KCKT alat penjamin mutu, karena KCKT mampu memisahkan sebagai macam kandungan kimia dalam campuran.KCKT juga sering digunakan untuk karakterisasi produk-produk makanan ataupun untuk deteksi Pemalsuan Makanan

adanya suatu fakta bahwa senyawa-senyawa yang tidak mudah teruapkan dapat dilakukan analisis dengan teknik ini digunakan untuk analisis senyawa yang sangat polar, mempunyai berat molekut yang tinggi, bersifat ionik, dan komponen-komponen yang tidak stabil dalam keadaan panas dalam produk makanan. derivatisasi analit pada KCKT tidak sesering dibutuhkan dibanding pada KG (Rohman, Abdul. 2012: 72).

Komponen-komponen utama pada KCKT adalah sebagai berikut:Wadah fase gerakPompa untuk mengalirkan fase gerakAlat untuk memasukkan sampelKolomDetectorWadah penampung pembuangan fase gerakTabung penghubung danSuatu komputer atau integrator untuk mengelola data sinyal sehingga diperoleh suatu monogram. KOMPONEN KCKT

PRINSIP KCKTfasa gerak cair dialirkan dengan bantuan pompa melalui kolom ke detektor. Cuplikan dimasukkan ke dalam aliran fasa gerak dengan cara penyuntikan. Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen cairan. Karena perbedaan kekuatan interaksi antara solut-solut terhadap fasa diam akan keluar dari kolom lebih dahulu dan sebaliknya. Setiap komponen campuran yang keluar dari kolom dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk kromatogram. Jumlah peak menyatakan jumlah komponen sedangkan luas peak menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran (Lestari, Sri Wahyuni. 2014: 11)

PENYIAPAN SAMPELPenyiapan lemak babi dilakukan dengan proses rendering jaringan adiposa lemak babi.jaringan adiposa babi yang akan dikenai rendering, dipotong-potong berbentuk dadu. Potongan jaringan lemak dimasukkan ke oven untuk melepaskan lemak dari matriks air dan proteinProses rendering dilakukan pada suhu 90-1000C selama dua jam.Hasil pemanasan dengan oven ditambah dengan natrium sulfat anhidrat aktif. Lemak babi dan natrium sulfat disaring menggunakan kertas Whatman. Lemak babi yang diperoleh ini dapat disimpan sampai akan digunakan untuk tujuan pembuatan produk atau untuk tujuan analisis

ANALISIS DERIVAT BABILihat komponen penyusun derivat babi tersebut ! Analisis lemak babi biasanya dilakukan dengan mengamati profil triasilgliserolnya dan untuk melakukan analisis gelatin babi dilakukan dengan melihat asam aminonya (Rohman, Abdul. 2012: 74).

INTERPRETASI DATA ANALISISPerbedaan lemak babi dengan lemak hewani lainnya yakni lemak sapi, lemak ayam dan lemak domba serta minyak hati ikan cod berdasarkan pada profil triasilgliserol (TAG)-nya dihubungkan dengan kemometrika principal component analysis (PCA).

Analisis komponen TAG dalam lemak/minyak ini dilakukan dengan KCKT Kolom eurospher 100-5 (knauer, Germany) (25 cm x 4 mm I,d, 5 m). Fase gerak: aseton-asetonitril (63,5 : 36,5 v/v) dan kecepatan aliran diatur 1 mL/ menit pada suhu 30 c.Volume sampel yang diinjeksikan adalah 10 l sampel dengan konsentrasi lemak babi dan lemak lainnya adalah 5% dalam kloroforom. Detector yang digunakan adalah detector indeks bias. Analisis kuantitatif dilakukan dengan teknik normalisasi internal (Rohman, Abdul. 2012: 76).

ANALISIS KOMPONEN TAG DALAM LEMAK/MINYAKKromatogram lemak babi yang dianalisis dengan KCKT

Komposisi persentase triasilgliserol pada tiap waktu retensi berdasarkan pada persentase luas puncak masing-masing kromatografi sampel lemak/minyak

Sebagai variabel berdasarkan scor plot ini, Nampak bahwa lemak babi mempunyai profil kromatografi (TAG) yang mirip dengan lemak ayam dibandingkan dengan lemak/minyak. Hal ini juga sesuai dengan profil schor plot PCA menggunakan variabel asam lemak sebagai mana ditunjukkan (Rohman, Abdul. 2012: 77).

KCKT digunakan untuk analisis pemalsuan minyak sawit dengan lemak babi genuine dengan lemak babi yang mengalami transesterifikasi dengan enzim lipase. Amobilasi lipase pada celite dilakukan dengan: pertama-tama melarutkan 100 mg serbuk lipase dalam 100 L air deionisasi dingin diikuti dengan pencampuran dengan 250 mg mg celite. Lipase yang telah disiapkan ini selanjutnya dilakukan liofilisasi selama 6 jam sebelum digunakan untuk transesterifikasi lemak babi (Rohman, Abdul. 2012: 78).

ANALISIS PEMALSUAN MINYAK SAWITTransesterifikasi lemak babi Untuk reaksi transesterifikasi: sebanyak 10 g lemak babi genuin (asal) ditambahkan dan dicampur dengan lipase pseudomonas sp yang terikat celite (0,1 g) dalam bentuk terimobilisasi dalam labu konikal 50 ml. campuran reaksi selanjutnya diagitasi selama 8 jam dalam suatu shaker berputar selam 200 rpm pada suhu 40 C. Transesterifikasi dilakukan dengan 3 kali replikasi. Dibagian akhir reaksi, enzim yang terimobilisasi dipisahkan atau dipindahkan dari campuran reaksi yang melalui penyaringan panas dengan kertas saring whatman nomor 1.Tiap waktu tertentu, dilakukan pengambilan, dan selanjunya lemak babi yang mengalami transesterifikasi dianalisis komposisi triasilgliserolnya (TAG) dengan KCKT (Rohman, Abdul. 2012: 78-79).

Analisis kromatografi TAG dilakukan denganKolom LIchroCART 100-RP-18 (5 mikron) dengan ukuran (12,5 cm x 4 mm I,d). Fase gerak yang digunakan adalah aseton-asetonitril (63,5; 36,5 v/v) dan kecepatan alirnya diatur 1 ml/ menit pada suhu 30 C Volume sampel yang diinjeksikan adalah 10 l sampel dengan konsentrasi lemak babi 5% dalam kloroforom. Detector yang digunakan adalah indeks bias (Rohman, Abdul. 2012: 79).

Kromatogram KCKT untuk analisis TAG. A dan B menunjukkan leprofil TAG lemak babi yang telah mengalami randomisasi dan lemak babi genuin. Nampak bahwa reaksi tiasilgliserol (puncak-puncak yang muncul sebelum menit ke 10 pada kromatografi. Karena tidak dapat dihindarinya terbentuknya produk antara (intermediate) selama mereaksi. Sebagaimana ditunjukkan dalam tabel puncak-puncak 7 dan 10 yang ditemukan merupakan TAG yang dominan baik pada lemak babi genuin. Puncak-puncak nomor 3,4,7 dan 10 mengalami penurunan, sementara puncak-puncak 6,8,9,11 dan 13 mengalami peningkatan

25Puncak NomerWaktu RetensiLemak Babi Genuin (%)Lemak Babi yang mengalami randomisasi (Transesterifikasi) (%)110,71,231,22211,50,890,34313,04,093,35413,86,534,53515,10,340,35616,26,847,25717,222,4017,70818,52,424,00920,45,477,011021,726,2024,501123,18,8111,401225,20,160,471327,22,665,281429,210,6010,601531,60,520,801636,80,410,891739,80,54-

Puncak-puncak dalam kromatogram minyak sawit diidentifikasi sebagai 1: MM, 2:PLL, 3: MPL, 4: OOL, 5: PLO, 6: PPL, 7: OOO, 8: OOP, 9: PPO, 10: PPP, 11: OOS, 12: POS, 13: PPS DAN 14: SOS, yang mana M merupakan singkatan dari miristat, P untuk palmiat, O untuk oleat, L untuk linoleat, dan S merupakan singkatan dari stearat.

Ada peningkatan kecil terhadap-puncak 2 (PLL), 4 (OOL), 5(PLO), 7(OOO) dan 8 (OOP), karena penambahan lemak babi dalam minyak sawit,Sementara puncak-puncak 6 (PPL), 9(PPO) dan 10(PPP) mengalami penurunan intensitas akibat penambahan lemak babi dalam minyak sawit. Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan, bahwa pemalsuan lemak babi (baik geniun atau yang mengalami transesterifikasi) ke dalam minyak sawit akan menyebabkan sedikit peningkatan TAG_TAG yang mengandung asam oleat, sementara TAG-TAG yang mengandung asam palmitat mengalami penurunan (Rohman, Abdul. 2012: 82).

Kromatografi cair dikombinasikan dengan lipolisis pankreatik menggunakan enzim lipase (yang akan lebih memilih untuk menghidrolisis asam lemak pada posisi 1,3-TG) serta kemometrika diskriminan canonical.perubahan komposisi asam lemak dalam minyak-minyak nabati ini yang dipalsukan dengan lemak babi, terutama pada posisi sn-2. Hasilnya menunjukkan bahwa sampel minyak nabati ini yang terkontaminasi dengan 2 % lemak babi dapat dengan mudah dideteksi dan tidak ada mis-klasifikasi lemak hewan lainnya yang teramati di daerah minyak yang terkontaminasi dengan lemak babi (Marikkar dkk. 2003).

Identifikasi adanya pemalsuan lemak dalam beberapa minyak,Marikkar dkk. 2005 telah melakukan identifikasi kontaminasi LB dalam berbagai minyak nabati, yaitu dalam minyak sawit, minyak biji sawit, dan dalam minyak kanola menggunakan KCKT. Analisis digunakan dengan mengamati perubahan-perubahan komposisi trigliserida (TG) dalam sampel-sampel minyak sebelum dan sesudah pemalsuan dengan LB. Hasilnya menunjukkan bahwa analisa kualitatif adanya kontaminasi LB dalam minyak biji sawit dapat diamati dengan membandingkan profil-profil TG minyak biji sawit yang dicemari dengan LB. Lebih lanjut dengan menggunakan analisis multivariat, maka dimungkinkan untuk melakukan pembedaan antar minyak nabati yang kontaminasi dengan LB (Rohman, Abdul. 2012: 83).

Dianalisis Dengan KCKT Menggunakan Kolom Fase Terbalik Dan Detektor UV.Banyaknya Trigliserida (Tg) Yang Mengandung Asam Lemak Jenuh Pada Posisi C-2 Pada Daging Babi Lebih Besar Dibanding Dengan Kandungan Asam Lemak Jenuh Lemak-lemak Yang Lain. Adanya Daging Babi Dalam Sampel Akan Menyebabkan Rasio Trigliserida Yang Mengandung Asam Lemak Jenuh Terhadap Trigliserida Yang Mengandung Asam Lemak Tidak Jenuh Pada Posisi Yang Sama (C-2) Akan Meningkat, Dibandingkan Dengan Rasio Pada Daging Domba Atau Daging Lembu. Lebih Lanjut Dengan Melakukan Profiling TG, Dianalisis Dengan :Kolom Lichrospher-100 RP-18 (5m) Dan Fase Gerak CH3CN/CH2CL2 (58:42 V/V) Secara Isokratik Pada Suhu Kamar (Rohman, Abdul. 2012: 84-85).

ANALISIS DAGING BABI SEBAGAI BAHAN PEMALSU DALAM DAGING DEMBU DAN DAGING LEMBU

Lebih Lanjut Dengan Melakukan Profiling TG, Maka Dimungkinkan Untuk Mendeteksi LB Dalam Ayam Goreng Dan Dalam Tempe Goreng, Yang Mana Keduanya Digoreng Dengan Menggunakan LB (Marikkar Dkk, 2003). Rashood Dkk (1995) Telah Melakukan Profiling TG Dari Lemak-lemak Daging Bbai, Daging Lembu31