PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN...

80
PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DALAM PERSPEKTIF KETATANEGARAAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy) JOKO SANTOSO 104045201508 KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H

Transcript of PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN...

Page 1: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN

REPUBLIK INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG

NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA

DALAM PERSPEKTIF KETATANEGARAAN ISLAM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy)

JOKO SANTOSO

104045201508

KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/1431 H

Page 2: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN

REPUBLIK INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG

NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA

DALAM PERSPEKTIF KETATANEGARAAN ISLAM

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy)

Oleh:

Joko Santoso

Nim: 104045201508

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing

Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Lubis, Lc, MA

KONSENTRASI KETATANEGARAAN ISLAM

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/1431 H

Page 3: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

KATA PENGANTAR

ا� ��� ا��� ا� ���

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmatnya berupa

Rahmat dan Inayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini,

walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Shalawat beriringan sanjungan kepada Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, yang diutus membawa misi

islam keseluruh pelosok dunia sampai akhirat.

Selanjutnya menyadari bahwa penulis skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM Dekan Fakultas

Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Asmawi, M.Ag selaku ketua Jurusan dan Ibu Sri Hidayati, M.Ag

selaku sekertaris Jurusan Siyasah Syar’iyyah Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu dan melayani dalam

penyelesaian skripsi dan melengkapi persyaratan administrasi.

3. Yang terhormat Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Lubis, MA selaku Dosen

Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, fikiran dan tenaga untuk

memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 4: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

4. Segenap pengurus Perpustakaan Utama, perpustakaan Fakultas Syari’ah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitasnya.

5. Yang teramat sangat besar pengorbanannya Bapak, Ibu dan (almh) ibuku

tercinta, kakak-kakakku Mba Yanti, Ka Joko, Mas Sony, Mba Susan, Mas Anto,

Mba Acied, Mas Redy, Mba Wiwik, adikku yang bontot Wawan, serta

Keponakan-keponakanku Didot, ade, Nahda, Rakan, Kiki, Labib, yang telah

memberikan dorongan, semangat, bantuan beserta do’a yang tulus ikhlas kepada

penulis.

6. Rini Wulandari (Dede), yang sudah banyak memberikan dukungan moral, waktu,

semangat serta do’anya yang tulus ikhlas kepada penulis hingga terselesaikannya

skripsi ini. (you are the one only),

7. Teman-teman Aliansi SS 2004 yang Penulis banggakan: Iyan (Oting) selaku

ketua Aliansi SS 2004 yang katanya dia sendiri sih terpilih secara aklamasi yang

udah ngebantu banget dalam semua-muanya (thanks for all ya bro..!!), H. Asep

yang kalau ngomong nyenengin hati, Bauk El-Marshush sang puitis, Heri yang

perutnya gendut banget kaya kuburan kucing, Arman yang doyan nyindir, Arul,

Jaki yang lagi gila Musik, mbah bocah tua nyolot, Atul, Dira, Urwah, Santi,

Putri, Jejen, Ajay Si pendekar, yang selalu mendampingi dan memberikan

semangat, ketika penulis di puncak keputusasaan sampai penulis bangkit untuk

menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman Forum Mahasiswa Alumni Lirboyo (FORMAL): Gus Nur Ahmad

Satria yang sudah banyak membantu penulis dalam memberikan motivasi,

Page 5: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

sumbangan pikiran serta arahan-arahan yang sangat membantu penulis sampai

akhirnya terselesaikannya skripsi ini, kang Hafidz, Kang Afifi, Gus Jainal, Gus

Day, Raden Andi, Gus Dedi, Gus Sa’ad, Gus Mu’in, Gus Hayat, Gus Dur, Gus

Amin, Gus Fadhil, Gus Toy, Gus syarif, Dll “trimakasih semuanya “.

9. Sahabat-sahabat setia-Ku Oiem, aris, Bus, para pedagang 007, “Keysard Band”

David, Steve, Yoyo, Arthur, Marlon, dan semuanya, terimakasih atas semua

kebaikan ,keceriaan, dan kebersamaannya selama ini.

10. Bang Udin sudah penulis anggap Orang tua yang sering bawain makanan ke

kosan dan selalu mendukung, memberikan motivasi, masukannya, serta seluruh

sahabat terimakasih atas semua dukungan dan do’anya.

Kebaikan yang telah semua berikan kepada penulis, tak mampu penulis

membalasnya hanya Allah SWT yang akan membalasnya dengan pahala berlipat

ganda. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca umumnya.

Jakarta, Februari 1430 H/2010 M

Penulis

Page 6: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………...………. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………...………… iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………….1

B. Perumusan Masalah…………………………………………......12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………..……..12

D. Metode Penelitian………………………………………………13

E. Tinjauan Pustaka………………………………….………….…14

F. Sistematika Penulisan…………………………….…….……….15

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUBUNGAN BATAS WILAYAH

DALAM PERTAHANAN KEAMANAN ISLAM

A. Konsep Pertahanan dan Keamanan dalam Perspektif al-

Qur’an dan

Hadits…………………………………………..………….17

B. Jihad Sebagai Sistem Pertahanan

……………………………...22

C. Kewajiban Membangun Kekuatan

Militer……………………..27

Page 7: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

BAB III BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

A. Ruang Lingkup Wilayah Batas Negara…………………………34

B. Hak-Hak Berdaulat Wilayah…………………...……………….45

C. Pertanggungjawaban Negara …………………………………..49

BAB IV KESENJANGAN ANTARA UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN

2008 SERTA PENERAPANNYA

A. Perselisihan dan Sanksi Hukum…………………..……………52

B. Kelemahan Pertahanan di Perbatasan…………….……………57

BAB V PENUTUP.

A. Kesimpulan……………………………………….…………….63

B. Saran-saran……………………………………………………..66

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….68

LAMPIRAN

Page 8: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

BAB I

BATAS WILAYAH NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 43

TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DALAM PERSPEKTIF

KETATANEGARAAN ISLAM

A. Latar Belakang Masalah

Konsep Indonesia sebagai negara kepulauan telah diakui oleh seluruh dunia,

yang mana pengakuan Indonesia sebagai negara kepulauan ini merupakan suatu

anugerah yang besar serta rahmat yang senantiasa diberikan oleh Tuhan yang Maha

Esa kepada bangsa Indonesia. Luas wilayah laut Indonesia meliputi 2/3 dari seluruh

wilayah perairan yang menjadi kesatuan dengan daratan. Dengan luas wilayah

Indonesia baik daratan maupun perairan, nilai srategis perairan Indonesia menjadi

sorotan dunia. Indonesia letaknya secara geografis di persimpangan jalan antara

Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia dan antara Benua Asia dengan Benua

Australia, karena itu merupakan daerah yang sering dilewati pelayaran Internasional

maka akan menjadi tanggung jawab besar bagi bangsa Indonesia dalam pengelolaan

dan pengamanannya, maka dalam prakteknya dilapangan suatu proses tanggungjawab

dalam pengelolaan dan pengamanannnya bangsa Indonesia memerlukan kekuatan

serta kemampuan dalam bidang maritim yang besar, kuat serta modern. Dalam

pengelolan Sumber Daya Alam besar yang terkandung di dalamnya seperti: ikan ,

mineral, koral, batu laut, dan lain sebagainya itu semua perlu adanya teknologi dan

Page 9: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

peralatan yang canggih yang tak membutuhkan sedikit dana dalam pengelolaan dan

pelestarianya sehingga bisa tetap terjaga .

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang hingga

Merauke. Batas wilayah laut Indonesia pada awal kemerdekaan hanya selebar 3 mil

laut dari garis pantai (Coastal baseline) setiap pulau, yaitu perairan yang mengelilingi

Kepulauan Indonesia bekas wilayah Hindia Belanda. Namun ketetapan batas tersebut,

yang merupakan warisan kolonial Belanda, tidak sesuai lagi untuk memenuhi

kepentingan keselamatan dan keamanan negara Republik Indonesia. Atas

pertimbangan tersebut, maka lahirlah konsep Nusantara (Archipelago) yang

dituangkan dalam Deklarasi Juanda pada tanggal 13 Desember 1957.

Isi pokok dari deklarasi tersebut “Bahwa segala perairan di sekitar, di antara

dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk daratan negara Republik

Indonesia tanpa memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar dari

wilayah daratan negara Republik Indonesia, dan dengan demikian merupakan bagian

dari perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak negara Republik

Indonesia”.

Deklarasi Djuanda dikukuhkan pada tanggal 18 Pebruari 1960 dalam Undang-

undang Nomor 4/Prp tahun 1960 tentang Perairan Indonesia. Ketetapan wilayah

Republik Indonesia yang semula sekitar 2 juta km2 (daratan) berkembang menjadi

sekitar 5,1 juta km2 (meliputi daratan dan lautan). Dalam hal ini, ada penambahan

luas sebesar sekitar 3,1 juta km2, dengan laut teritorial sekitar 0,3 juta km2 dan

Page 10: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

perairan laut nusantara sekitar 2,8 juta km2.1

Pada konferensi Hukum Laut di Geneva tahun 1958, Indonesia belum berhasil

mendapatkan pengakuan Internasional. Namun baru pada Konferensi Hukum Laut

pada sidang ke tujuh di Geneva tahun 1978. Konsepsi Wawasan Nusantara mendapat

pengakuan dunia internasional. Hasil perjuangan yang berat selama sekitar 21 tahun

mengisyaratkan kepada Bangsa Indonesia bahwa visi maritim seharusnya merupakan

pilihan yang tepat dalam mewujudkan negara Kesatuan Republik Indonesia.2

Melalui Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) pada tahun 1982,

yang hingga kini telah diratifikasi oleh 140 negara, negara-negara kepulauan

(Archipelagic states) memperoleh hak mengelola Zona Ekonomi Eksklusif seluas 200

mil laut diluar wilayahnya. Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai hak

mengelola (yurisdiksi) terhadap Zona Ekonomi Eksklusif, meskipun baru

meratifikasinya. Hal itu kemudian dituangkan dalam Undang-undang No. 17 tanggal

13 Desember 1985 tentang pengesahan UNCLOS (United Nations Convention on the

Law of the Sea). Penetapan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) mencapai

jarak 200 mil laut, dikukur dari garis dasar wilayah Indonesia ke arah laut lepas.

Ketetapan tersebut kemudian dikukuhkan melalui Undang-undang Nomor 5/1983

tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Konsekuensi dari implementasi Undang-

undang tersebut adalah bahwa luas wilayah perairan laut Indonesia bertambah sekitar

1 Merebut Kedaulatan Laut Dalam, GATRA Edisi Khusus Januari 2006, hal. 16-17

2 Merebut Kedaulatan Laut Dalam, hal. 19

Page 11: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

2,7 juta Km2, sehingga menjadi sekitar 5,8 juta Km2.

Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS 1982) melahirkan

delapan zonasi pegaturan (regime) hukum laut yaitu, 1. Perairan Pedalaman (internal

waters), 2. Perairan kepulauan (archiplegic waters) termasuk ke dalamnya selat yang

digunakan untuk pelayaran internasional, 3. Laut Teritorial (teritorial waters), 4.

Zona tambahan ( contingous waters), 5. Zona ekonomi eksklusif (exclusif economic

zone), 6. Landas Kontinen (continental shelf), 7. Laut lepas (high seas), 8. Kawasan

dasar laut internasional (international sea-bed area).3

Konvensi Hukum Laut 1982 mengatur pemanfaatan laut sesuai dengan status

hukum dari kedelapan zonasi pengaturan tersebut. Negara-negara yang berbatasan

dengan laut, termasuk Indonesia memiliki kedaulatan penuh atas wilayah perairan

pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial; sedangkan untuk zona tambahan,

zona ekonomi eksklusif dan landasan kontinen, negara memiliki hak-hak eksklusif,

misalnya hak memanfaatkan sumber daya alam yang ada di zona tersebut.

Sebaliknya, laut lepas merupakan zona yang tidak dapat dimiliki oleh negara

manapun, sedangkan kawasan dasar laut Internasioal dijadikan sebagai bagian

warisan umat manusia.4

Secara geografis, dengan jumlah 17.508 pulau dan panjang pantai hingga

mencapai 95.180 kilometer agenda menjaga keutuhan NKRI perlu menjadi prioritas.

3 T. May Rudy, Hukum Internasional 2 ( Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), hal. 17-21

4 Jacub Rais, Wilayah Lautan: Common Property Dilemmas dan warisan umat manusia,

GATRA Edisi Khusus Januari 2006, hal. 20

Page 12: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Pemerintah RI perlu tegas atas berbagai provokasi yang mengganggu kedaulatan

wilayah RI. Menjaga keutuhan NKRI, meliputi keutuhan dan kedaulatan wilayah

negara dan wilayah perbatasan, serta pengembangan dan pemberdayaan di

masyarakat wilayah perbatasan. Kedaulatan dan keutuhan NKRI dimaksud meliputi

wilayah daratan, wilayah perairan, dan wilayah udara mutlak. Indonesia harus

memiliki landasan hukum yang kuat terkait eksistensi wilayah negara dan wilayah

perbatasan.5

Munculnya beberapa provokasi yang mengganggu kedaulatan NKRI perlu

menjadi perhatian Pemerintah RI. Misalnya kasus Blok Ambalat, pencurian hasil laut

oleh kapal-kapal asing, dan penyelundupan kayu hasil illegal logging ke negara lain.

Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia telah menerbitkan sebuah undang-undang yang

khusus mengatur tentang wilayah negara, yaitu Undang-Undang Nomor 43 Tahun

2008 tentang wilayah negara.

Disebutkan dalam Pasal 1 Butir 9 Undang-undang Nomor 43 Tahun 2008

bahwa landas kontinen Indonesia adalah meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya

dari area di bawah permukaan laut yang di luar laut territorial, sepanjang kelanjutan

alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga suatu jarak

200 mil laut dari garis pangkal di mana lebar laut territorial diukur, dalam hal

pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut, hingga paling jauh 350 mil

5 Letjen TNI Hadi Waluyo, Mempertahankan Kedaulatan: Pulau-pulau Terdepan di Wilayah

Daratan NKRI, Jurnal Yudhagama nomor 70 tahun XXVI Maret 2006

Page 13: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

laut sampai dengan jarak 100 mil laut dari garis kedalaman 2500 meter.6

Menyikapi ketentuan Pasal 1 Butir 9 Undang-undang Nomor 43 Tahun 2008

tersebut di atas, penulis berpendapat bahwa ketentuan tentang batas landas kontinen

tersebut masih belum dapat dilaksanakan atau dijadikan acuan sepenuhnya. Artinya

masih memungkinkan terjadinya konflik tentang pengakuan wilayah Indonesia

dengan negara tetangga.

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Hampir 17000 pulau

besar dan kecil tersebar di seluruh perairan Nusantara. Sebagaimana diucapkan oleh

Menteri Kelautan dan Perikanan, saat ini terdapat 90 pulau berada dititik terluar

wilayah Indonesia, 88 di antaranya berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Tidak hanya Pulau. Sipadan dan Ligitan saja pulau-pulau yang kepemilikannya cukup

rawan. Sebenarnya, beberapa pulau di Perairan Indonesia mempunyai potensi untuk

hilang, semisal Pulau Lapis di Kalimantan Barat yang kebudayaan penduduknya

lebih dekat ke Thailand daripada Indonesia. Masyarakat di Pulau Myangas di

perbatasan Filipina, dominan dipengaruhi kebudayaan Filipina. Selain itu, pulau

Nipah yang saat ini disengketakan dengan Singapura dan Malaysia, berkaitan dengan

penambangan pasir laut. Ada sekitar 12 pulau yang belum jelas kekuatan hukumnya

dengan negara tetangga. Jarak laut pulau-pulau terluar tersebut dengan wilayah

negara tetangga tidak ada 100 mil, sehingga untuk menentukan batas-batasnya masih

banyak kendala. Contohnya saja adalah jarak antara pulau Bintan (Indonesia) dan

6 Undang-undang Republik Indonesia Nomor. 43 Tahun 2008 Tentang Wilayah Negara,

(Bandung:Citra Umbara,2008)

Page 14: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Johor (Malaysia) yang jaraknya diperkirakan 11 mil laut.7

Dari contoh tersebut di atas, terlihat bahwa ketentuan Pasal 1 Butir 9 Undang-

Undang Nomor 43 Tahun 2008 tidak dapat diterapkan pada penentuan batas wilayah

antara Pulau Bintan (Indonesia) dan Johor (Malaysia). Dari uraian tersebut di atas

dapat disimpulkan bahwa di luar batas-batas laut yang telah disepakati secara

bilateral/trilateral, batas laut yang lainnya sebagian besar belum tegas/pasti.

Keterlambatan penentuan batas perairan secara pasti merupakan kerugian bagi

Indonesia. Hal ini sekaligus menjadi tantangan untuk segera menuntaskannya, namun

bilamana pada tahun 2009 belum dilakukan penyerahan batas laut ke PBB dengan

mendepositkan peta batas laut, Indonesia akan kehilangan kesempatan atau

tertundanya pengakuan dunia internasional atas hak-haknya sebagai negara maritim

yang dijamin hukum laut internasional/UNCLOS 1982 (tahun 2009 adalah limit

waktu dari PBB untuk penentuan batas laut).

Penentuan geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan yaitu upaya

bagaimana mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan

politik. Sebagai contoh pertimbangan geostrategis untuk negara dan bangsa Indonesia

adalah kenyataan posisi silang Indonesia dari berbagai aspek, disamping aspek-aspek

geografi juga dari aspek demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan

pertahanan keamanan. Posisi silang Indonesia tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Geografi: Wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia,

7 Viva news, Kapal Perang Milik Malaysia Melanggar Batas Wilayah RI. Diunduh pada Hari

Selasa, 26 Mei 2009.

Page 15: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

serta di antara samudra Pasifik dan samudra Hindia.

2. Demografi: penduduk Indonesia terletak diantara penduduk jarang di selatan

(Australia) dan penduduk padat di utara (RRC dan Jepang)

3. Ideologi: ideologi Indonesia (Pancasila) terletak diantara liberalisme di selatan

(Australia dan Selandia Baru ) dan komunisme di utara (RRC, Vietnam, dan

Korea Utara)

4. Politik: Demokrasi Pancasila terletak diantara demokrasi liberal di selatan dan

demokrasi rakyat.

5. Ekonomi: Ekonomi Indonesia terletak dianatara ekonomi kapitalis dan selatan

Sosialis di utara.

6. Sosial: Masyarakat Indonesia terletak diantara masyarakat individualisme di

selatan dan masyarakat sosialisme di utara.

7. Budaya: Budaya Indonesia terletak diantara budaya barat di selatan dan budaya

timur di utara.

8. Hankam: Geopolitik dan geostrategi Hankam (Pertahanan dan Keamanan)

Indonesia terletak di antara wawasan kekuatan maritim di selatan dan wawasan

kekuatan kontinetal di utara.

Dari uraian di atas didapatkan beberapa aspek pendukung tentang bagaimana

bangsa Indonesia seharusnya dapat bersikap dalam hal menentukan geostrategi dalam

kehidupan bernegara ataupun hubungan internasional dengan bangsa lain. Sehingga

bisa dikatakan sangat ironis sekali ketika Indonesia sebagia negara kepulauan yang

mana memiliki luas perairan yang terbesar yang kaya akan potensi sumberdaya alam

Page 16: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

laut yang tidak bisa dikatakan sedikit, memiliki suatu kekuatan dan kemampuan

pertahanan dan keamanan yang bertugas dalam pertahanan dan keamanan perairan

yang lemah. Kelemahan dalam pertahanan dan pengamanan ini dapat dilihat dari

tidak kejelasannya batas laut yang dimiliki oleh Indonesia sehingga ini merupakan

tugas dari suatu satuan keamanan terkhusus pertahanan dan keamanan laut atau

maritim. Dengan lemahnya keamanan menyebabkan semakin maraknya kejahatan

yang terjadi di laut. Sehingga dua hal yaitu Pertahanan dan Keamanan adalah suatu

hal yang sangat penting dan tidak bisa dikatakan suatu hal yang biasa tapi justru harus

menjadi sorotan utama atau menjadi suatu prioritas yang harus difikirkan oleh negara.

Pertahanan dan keamanan merupakan kebutuhan asasi (dharuriyah) setiap

manusia, masyarakat dan negara, kapan dan di mana saja. Sebab dengan adanya

pertahanan dan keamanan, manusia, masyarakatnya dan negara akan mampu

mengaktualisasikan segala potensi yang dimilikinya. al-Qur’an merangkum kedua

kebutuhan asasi itu dalam term al-amn, atau keamanan.

Kata al-amn (keamanan) dalam al-Qur’an terdapat 45 kali,8 namun kata

tersebut dalam hubungannya dengan keamanan dan pertahanan memiliki makna yang

amat luas. Di dalamnya paling tidak terkandung dua makna. Pertama, saling

mempercayai, bukan saling mencurigai. Kedua, makna ketenangan dan kedamaian,

bukan pertentangan dan permusuhan.

Oleh karena itu, menjadi tugas dan tanggung jawab semua komponen bangsa

8 Wahbah al-Zuhaili dkk, Buku Pintar Al-Quran Seven in One, Terj. Imam al-Ghazali

Masykur dkk, (Jakarta: Almahira, 2009), hal. 826-827

Page 17: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

untuk mewujudkan pertahanan dan menciptakan (al-amn) atas nama negara. Secara

kelembagaan rakyat dan negara Republik Indonesia telah melimpahkan amanah

(menciptakan al-amn) pada Tentara Nasional Indonesia (TNI). Disadari atau tidak,

amanah itu selain berkonotasi horizontal (berasal dari harapan rakyat Indonesia), juga

berkonotasi vertical (kepercayaan dari Tuhan). Akan tetapi, sesuai sifatnya sebagai

amanah kolektif, pertahanan dan keamanan tidak hanya menjadi tanggung jawab

TNI, melainkan juga segenap komponen bangsa sebagai implementasi dari bela

negara.9

Hukum internasional merupakan rujukan resmi dari pertentangan atau

perselisihan antar negara lebih-lebih mengenai masalah batas wilayah negara

sehingga menjadi penting untuk melibatkan hukum internasional. Dalam Islam

mendapatkan bandingnya dalam konsep siyar, yang mana merupakan cabang dari

shari’ah. Tapi, pengertian siyar memiliki cakupan pengertian yang unik. Keunikan

yang dikandung oleh siyar dapat ditemukan dalam perlakuan yang membedakan

antara hubungan negara Muslim dan non-Muslim. Di samping itu, juga meliputi

hubungan antara negara-negara muslim itu sendiri. Yang terakhir ini dikelompokan

pada hubungan antar negara-negara Muslim, yang didasarkan pada ummah dan

solidaritas sebagai muslim. Setidak-tidaknya, kontribusi Islam dapat dibuktikan

melalui teori dan rumusan konsep pengelompokan negara dalam keadaan perang dan

damai. Dalam konsepsi siyar terdapat beberapa kelompok: negara Islam (darul

9 Syahrin Harahap dan Hasan Bakti Nasution (ed), Islam dan Reformasi TNI, (Yogyakarta:

Tiara Wacana Yogyakarta, 2000), hal. 9

Page 18: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Islam), negara Islam yang ada dalam kekuasaan negara non-Islam (darul harb), dan

negara dalam keadaan perjanjian (darul ahd). Di samping itu, konsep kedaulatan

dalam siyar terkait dengan sumber klasik Islam, yaitu dari \ad-Daulah dan sikap

netralitas dari satu negara Islam terhadap dua negara yang sedang bertikai. 10

Karena tingginya problem tentang batas wilayah, mendorong pemerintah

Indonesia mengeluarkan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang wilayah

negara. Sehingga sebagai negara yang mayoritas penduduknya menganut agama

Islam, tinjauan hukum ketatanegaraan Islam terhadap Undang-undang wilayah negara

tersebut seperti terkait dengan hukum-hukum seputar tindak kriminal (hudud),

menurut hemat penulis sangat penting sekali, Sehingga umat Islam dapat menghayati

Undang-undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang wilayah negara, dalam kehidupan

sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang di atas tersebut, karya ilmiah ini berusaha

mengelaborasi lebih lanjut problem batas wilayah negara dalam konteks Undang-

undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang wilayah negara, menurut perspektif

ketatanegaraan Islam, maka penulis tertarik untuk, mengkaji lebih dalam bentuk

sebuah skripsi atau karya ilmiah dengan judul

“Batas Wilayah Negara Menurut Undang-undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang

Wilayah Negara dalam Perspektif Ketatanegaraan Islam”

10 Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer, (Bandung,

Refika Aditama, 2006), hal 37-38

Page 19: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk mengkaji lebih dalam dan mendasar tentang Undang-undang Nomor 43

Tahun 2008 tentang wilayah negara, terutama mengenai ketentuan batas wilayah

negara, maka penulis perlu membatasi masalah, sedangkan batasan skripsi yang

penulis simpulkan adalah berkisar pada permasalahan yang berhubungan dengan

batas wilayah negara menurut Undang-undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang

wilayah negara dalam pandangan hukum ketatanegaraan Islam

Perumusan masalah yang penulis ajukan dalam tulisan ini adalah:

1. Bagaimana aturan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang wilayah

negara mengenai batas wilayah negara dapat diimplementasikan di Republik

Indonesia?

2. Bagaimana perspektif ketatanegaraan Islam terhadap Undang-undang Nomor 43

Tahun 2008 tentang Wilayah Negara dalam hal batas wilayah negara?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya Undang-undang Nomor 43 Tahun

2008

2. Untuk mengetahui aturan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang

wilayah negara mengenai batas wilayah negara diimplementasikan di Republik

Indonesia

3. Untuk menjelaskan secara jelas perspektif ketatanegaraan Islam terhadap

Undang-undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang wilayah negara dalam hal batas

Page 20: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

wilayah negara

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para praktisi hukum di Indonesia

dalam menangani masalah konflik batas wilayah negara

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipahami dan diimplementasikan oleh

warga negara sebagai pembuktian akan kecintaan pada Negara Kesatuan

Republik Indonesia

D. Metode Penelitian.

Salah satu tahapan yang penting dalam penulisan karya ilmiah adalah

penerapan metodologi yang tepat yang digunakan sebagai pedoman penelitian dalam

mengungkap fenomena serta mengembangkan hubungan antara teori yang

menjelaskan gambaran situasi dengan realitas yang terjadi sesungguhnya.

Penelitian ini dapat di golongkan sebagai penelitian normatif, yang dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka atau sekunder. Teknik pengumpulan data

penelitian ini menggunakan studi dokumenter. Dalam penelitian ini sumber data

dibagi tiga yaitu11

: Pertama, sumber data primer meliputi Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 tentang wilayah negara Kedua, bahan hukum

sekunder yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan

hukum primer, seperti, buku-buku tentang pertahanan negara, batas wilayah, dan

11 Soerjono Soekamto dan Sri Mujdi, “Penelitian Hukum Normatif ; Suatu Tinjauan Singkat “,

(Jakarta : PT Raja Grafindo 2006), hal, 24.

Page 21: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

ketatanegaran Indonesia serta hukum ketatanegaraan Islam. Ketiga, bahan tersier,

yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum

primer dan sekunder seperti, kamus, ensiklopedia dan indeks kumulatif.

Dalam menganalisa data-data hasil penelitian ini, penulis menggunakan

metode teknik pendekatan kualitatif untuk memahami fenomena sosial yang diteliti.

Artinya, dalam penelitian ini terdapat usaha menambah informasi kualitatif, dapat

diperoleh pula data yang sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

sifat-sifat populasi yang diteliti. Pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah buku “ Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2008”.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam menjaga keaslian judul yang akan penulis ajukan dalam proposal

skripsi ini perlu kiranya penulis lampirkan juga beberapa rujukan yang menjadi

pertimbangan yang diantaranya yaitu, yaitu :

1. Buku yang berjudul Hukum internasional, penulis T. May Rudy, yang

menjelaskan tentang sejarah awal lahirnya hukum laut serta penjelasannya yang

meliputi sejarah, konsep serta perjanjian-perjanjian yang ada didalamnya.

2. Buku yang berjudul Islam dan Reformasi TNI relasi Rakyat – TNI mewujudkan

pertahanan Negara, penulis Syahrin Harahap dan Hasan Bakti Nasution, yang

salah satunya menjelaskan beberapa konsep mewujudkan pertahanan Negara dari

berbagai konsep, serta menjelaskan sistem pertahanan keamanan di Indonesia.

Page 22: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

3. Buku putih pertahanan Negara Republik Indonesia yang diberi judul

“INDONESIA mempertahankan tanah air memasuki abad 21” penulis Matori

Abdul Djalil, yang memuat tentang bentuk upaya perubahan pada sistem

pertahanan negara, konsep, pengawasan, perubahan yang harus dilakukan serta

membahas tentang beberapa bentuk ancaman-ancaman yang datang dari dalam

maupun luar Negara serta yang berkaitan dengan pertahanan negara di Indonesia.

4. Dalam buku yang berjudul “Kedudukan Militer Dalam Islam “ penulis Debby A,

Nasution, yang memuat tentang sistem pertahanan dan keamanan pada masa

rasulullah, yang mana banyak terjadi beberapa perang pada masa rasulullah dan

strategi yang dilakukan rasul dalam menghadapi beberapa ancaman yang datang

dari pihak musuh demi mempertahankan keamanan negara.

5. Buku yang berjudul “Dinamika Reformasi Sektor Keamanan“ penulis Rusdi

Marpaung, di antaranya memuat tentang bentuk paradigma keamanan nasional

dan pertahanan negara di Indonesia, rekonstruksi gelar pertahanan negara di

Indonesia, serta membahas sistem pertahanan negara.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini disajikan dalam 5 (lima) bab yang mana antar bab satu

dengan yang lain ada kesinambungan dan saling melengkapi. Adapun setiap bab

merupakan penekanan atau spesifikasi tambahan mengenai topik-topik tertentu yang

terdiri atas; Bab satu (I), pendahuluan. Pada bab ini penulis menguraikan tentang

dasar pemikiran yang menjadi latar belakang masalah, kemudian pembatasan dan

Page 23: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan

sistematika penulisan yang menjelaskan alur berfikir penulis. Bab dua, menjelaskan

tinjauan umum tentang hubungan batas wilayah dalam Pertahanan Keamanan Islam

meliputi penjelasan tentang konsep pertahanan dan keamanan dalam perspektif al-

Qur’an dan hadits, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai Jihad sebagai

sistem Pertahanan, pada akhir bab dua akan dijelaskan mengenai Kewajiban

membangun kekuatan militer. Bab tiga, penulis menguraikan tentang batas wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam bab ini meliputi tentang ruang lingkup

wilayah batas negara, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang Prinsip-

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan kemudian akan dijelaskan

mengenai Hak-hak berdaulat wilayah, serta pada akhir bab ini akan dibahas tentang

sanksi hukum terhadap pelanggar perbatasan wilayah. Selanjutnya, dalam bab empat,

penulis menjelaskan tentang batas wilayah negara dalam pandangan ketatanegaraan

Islam, dalam bab ini meliputi penjelasan mengenai batas negara dalam pandangan

Islam dan kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai pandangan hukum

ketatanegaraan Islam terhadap Undang-undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang

wilayah negara mengenai batas wilayah. Terakhir adalah bab lima. Dalam bab ini,

penulis membagi dalam dua sub bab yaitu penutup yang berisi kesimpulan dan

rekomendasi. Kesimpulan dan rekomendasi diletakkan oleh penulis di akhir penulisan

dengan pertimbangan sistematis penulisan skripsi agar mudah dibaca kandungan isi

skripsi ini.

Page 24: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

BAB II

TINJAUAN UMUM

TENTANG HUBUNGAN BATAS WILAYAH DALAM PERTAHANAN

ISLAM

A. Konsep Pertahanan dan Keamanan dalam Perspektif Al-Quran dan

Hadits

Keamanan, dari kata dasar aman, ialah kondisi yang bebas dari bahaya,12

di

dalamnya paling tidak terdapat empat kondisi yaitu: Pertama, perasaan bebas dari

gangguan fisik dan psikis. Kedua, bebas dari pada kekhawatiran. Ketiga, perasaan

dilindungi dari segala bahaya. Keempat, perasaan damai lahiriah dan batiniah.13

Dalam kaitan dengan pembelaan negara, pertahanan negara, pertahanan batas wilayah

negara, pertahana nasional dimaksudkan sebagai kekuatan, kemampuan, daya tahan

dan keuletan yang menjadi tujuan suatu bangsa untuk menghadapi tantangan,

ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar atau pun dari dalam, yang

secara langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan

negara.

Dalam Islam, ketahanan dan keamanan sangat terkait dengan kehidupan, dan

kedua kata ini dalam bahasa agama Islam disebut dengan al-amn. Karena itu,

12 Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 29

13 Hasyim Irianto, et. Al., Buku Panduan Ceramah Kamtubmas Dalam Perspektif Islam

(Medan: Jabal Rahmat, 2000), hlm. 5

Page 25: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

hubungan yang signifikan di atas paling tidak dapat dilihat dari dua sisi. Pertama ,

keamanan sendiri berasal dari bahasa arab, yaitu al-amn, yang berarti aman tentram.

Kedua, keamanan terkait dengan keimanan, karena iman sebagai suatu keteguhan

dalam hati akan menciptakan rasa aman. Orang yang beriman adalah orang yang

aman, yaitu aman dari segala gangguan dan kegundahan, baik di dunia apalagi di

akhirat nanti, tanpa dihinggapi rasa takut

Dari pengertian di atas, kajian tentang pertahanan dan keamanan, paling tidak

terkait dengan kondisi empiris, konsisi ideal yang diharapkan , dan faktor-faktor yang

menyebabkan ada atau tidaknya kondisi-kondisi di atas. Ketahanan dan keamanan

sebagai kondisi ideal dari suatu masyarakat atau negara diilustrasikan al Quran

dengan ungkapan “baldatun thayyibah,” seperti dijelaskan dalam QS. As-Saba’ ayat

15

������ ���⌧ ��� ���� ��� �����������

������ ! "�#�$%�&' (� *�+�☺�� -.#&☺�/�0

! !�123 (�� 45679: �� ��;<�:

!�0= ��/#��0 >@�� A �B�#C��< ���D9E�F

GH�:�0 ⌦:1JK⌧L MN�"

Artinya “Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat

kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri.

(kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan)

Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik

dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun". (QS. Saba’: 15)

Page 26: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Sesuai dengan ayat di atas, Saba adalah sebuah negara yang aman dan

makmur. namun karena masyarakatnya tidak mengindahkan ajaran agama, mereka

merusak ekosistem, akhirnya negara yang subur dan makmur berubah menjadi negara

yang tandus dan kering, secara geografis negara tersebut terdapat di negara Yaman

sekarang.14

Dengan mengambil kejadian negara Saba’ di atas, dalam pandangan Islam,

Negara yang adil makmur haruslah memiliki ketahanan dan keamanan dalam semua

aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama. Ketahanan sosial ialah

adanya daya dukung sosial yang kuat, sehingga hubungan sosial terjamin secara kuat

di antara mereka. Ketahanan politik ialah terjaminnya stabilitas politik dari ancaman

baik dari dalam maupun dari luar. Ketahanan budaya ialah adanya budaya suatu

masyarakat yang tahan dari serbuan budaya asing. Sedangkan ketahanan agama ialah

terciptanya keimanan yang kuat, sehingga tidak goyah dalam menghadapi berbagai

macam ancaman, baik ancaman secara fisik, seperti tekanan dari agama lain ;

ancaman ekonomis, seperti perlakuan pelanggaran hukum, seperti korupsi; ancaman

ideologi, seperti Komunisme, Marxisme, Ateisme dan lain-lain; maupun ancaman

dari pengamalan ajaran agama.

Di dalam upaya perwujudan ketahanan dan keaman perlu dikerahkan segenap

potensi dan kemampuan, seperti digambarkan dalam QS. al-Anfal ayat 60

14 Syahrin Harahap dan Hasan Bakti Nasution (ed), Islam dan Reformasi TNI, (Yogyakarta:

Tiara Wacana, 2000), hal. 5

Page 27: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

!�0:��0*�0 ���� #%� PQ2�S�$T#�

(�U� GBV12� W���0 XY#�<9: "Z6E&S6�#�

[\1 �]�=2 _�@�< %0�� `a#�

��Jb%0���0 ��cd=&e�� �0 (�� P���f0g

hi ���f1☺;32� ja#� ���☺;32�� A

#���0 !�1J��Kk2 (�� * l⌧` m�� "ZE�D&T

`a#� n#�1� �� ��E���� PQf0*�0 hi

[\1☺;3�J2 M�4"

Artinya “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu

sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan

persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang

selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa

saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup

kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS. Al-Anfal: 60)

Ayat di atas menjelaskan bahwa pertahanan pada akhirnya terkait dengan

tindakan pertahanan diri (militer), yang dalam bahasa agama disebut denga jihad.

Jihad, sebagi suatu ajaran Islam, merupakan elan vital pengembangan dan kelestarian

ajaran Islam. Islam tidak akan berkembang dan atau tidak akan bertahan tanpa

aktivitas jihad. Itulah sebabnya doktrin Jihad menempati posisi strategis signifikan

dalam ajaran Islam, sehingga jihad dujadikan sebagai kewajiban komunal (wajib

kifayah), dan bisa mengarah pada kewajiban personal (wajib ain) ketika suasana

Page 28: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

membutuhkan. Begitu pentingnya ajaran ini hampir-hampir dijadikan sebagai rukun

Islam yang keenam.15

Seperti juga pandangan al-Qur’an, al-Hadits sebagai pemberi penjelasan

tambahan terhadap al-Quran memberikan perhatian khusus dalam upaya mewujudkan

ketahanan dan keamanan serta upaya menghindari adanya gangguan ketahanan dan

keamanan. Dari QS. al-Anfal ayat 60 di atas dipahami bahwa upaya menciptakan dan

mempertahankan ketahanan dan keamanan harus mengerahkan segenap kemampuan

dan peralatan, termasuk kuda perang, yang dalam bahasa modern sebagi transportasi

militer

Ayat ini dipertegas lagi oleh sebuah hadits yang menegaskan bahwa suatu

ketika Nabi Muhammad memerintahkan pengikutnya (sahabatnya) untuk

mempersiapkan kekuatan. Sahabat bertanya apa yang dimaksud dengan kekuatan,

nabi menjawab al-ramy (panah). Panah dalam hadits di atas tentu harus dipahami

secara kontekstual. Sebagai suatu alat yang mampu menjangkau sasaran jarak jauh,

dalam arti modern panah tentu dapat dimaknakan sebagai peluru kendali atau rudal

yang mampu mencapai sasaran jarak jauh, seperti panah. Hal ini dipahami dari hadits:

����وا �����ة ��ا � ا����ة � رس�ل ا�؟ ول� ا� ���:

“Siapkanlah kekuatan. “sahabat bertanya apakah kekuatan itu? Nabi

menjawab, kekuatan itu panah”. (HR. Muslim)16

15 Debby A. Nasution, Kedudukan Militer Dalam Islam.( Yogyakarta: Tiara Wacana,

2003),hal 134

16 Imam Abi al-Husaini, Shahih Muslim, juz II, (Beirut: Libanon), hal.163

Page 29: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Dalam Islam, seperti dijelaskan hadits, pertahanan, kecuali dalam arti fisik,

juga dalam arti non fisik, yaitu kemampuan mengendalikan hawa nafsu. Perang

terhadap hawa nafsu di gambarkan oleh hadits:

$)د ا�*( ا�� $)د ا�آ% ر$#" �!

“Kita kembali dari jihad kecil menuju jihad yang lebih besar” (H.R.

Baihaqi)17

Ungkapan nabi ini muncul ketika pulang dari perang Badar yang besar. Begitu

besarnya perang ini sehingga sahabat bertanya, masihkah ada perang (jihad) yang

lebih besar lagi. Pertanyaan ini dijawab nabi sesuai dengan hadits di atas. Ini memberi

isyarat bahwa pertahanan sebenarnya dalam arti non fisik, yaitu pengendalian hawa

nafsu. Dalam arti yang lebih luas, ketahanan dan keamanan digambarkan oleh hadist

dalam bentuk doa nabi, yang berbunyi:

ا�-�)�� إن+6 ا��ذ4� �! ا�#31 وا2��/ وا1�%! وا�%0/ و.-%, ا��� �! و) ا� +$ل

“Ya Tuhanku, aku berlindung bagi-Mu dari kelemahan (fisik dan rohani), sikap

malas, penakut dan kikir, hutang yang lebih banyak dari kekayaan, dan dari

keterkaan atau rasa takut”. (HR Muslim)18

Dari hadits ini tersirat bahwa ketahanan memilki tiga makna, yaitu ketahanan

jasmani dalam bentuk sehat secara fisik, ketahanan rohani dan mental, dalam bentuk

sehat kejiwaan dan terhindar dari sikap malas, penakut dan mengalami tekanan dari

luar; dan ketahanan secara ekonomi, sehingga hutang tidak melebihi kekayaan.

17 Ihya ‘Ulum al-Din’, juz III, (Beirut: Libanon), hal. 110

18 Imam Abi al-Husaini, Shahih Muslim, juz II, (Beirut: Libanon), hal. 577

Page 30: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

B. Jihad Sebagai Sistem Pertahanan

Sejak dunia mengenal bentuk kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak ada

suatu negara pun yang tidak memiliki undang-undang pertahanan dan keamanan,

yang dengannya setiap negara mengatur cara dan bentuk negara bersangkutan dalam

menjalankan pertahanan, melakukan penyerangan, dan meningkatkan upaya

memelihara keamanan guna melindungi wilayah negara dan warga negaranya.

Sebagaimana halnya, tidak mungkin suatu negara tanpa angkatan perang,

persenjataan dan latihan perang.terhadap undang-undang demikian, tidak ada

manusia yang berakal sehat menyatakan kecamannya dan menganggapnya sebagai

pelanggaran atas Hak-hak Asasi Manusia, apalagi mengecamnya sebagai kekuatan

yang mengancam keamanan dan keselamatan negara lain. Juga, tidak ada yang

menganggapnya sebagai tindakan teroris atau agresi. Tetapi, justru diterima sebagai

hal yang rasional, bahkan termasuk salah satu piagam PBB yang membenarkan

perang sebagai alat untuk mendamaikan pihak-pihak yang saling bertempur namun

ironis bila ada sebuah negara hanya berbekal kecurigaan adanya negara lain yang

membahayakan negerinya, lalu dengan tidak adil, menghancur-leburkan negara yang

dianggap sebagai sarang teroris atau lawan yang berbahaya.

Mengapa Syari’at Jihad dalam perspektif Islam, Syari‘at Jihad merupakan alat

pertahanan dan keamanan negara. Al-Qur’an menyebutkan filosofi jihad dengan kata-

kata berikut “Kalau sekiranya tidak ada tangkisan Allah terhadap sebagian manusia

oleh sebagian yang lainnya, niscaya gereja-gereja, biara-biara, sinagog-sinagos, dan

Page 31: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

masjid-masjid di mana nama Tuhan disebutkan, pasti telah tumbang.” (Q.S. Al Hajj

(22) ayat 40).

��c��/a#� !�1'd=eo* (�� ��]d=p���g �q�=��< Z]r&@ si�� \0* !�1 �1J��� #B�[<�: ja#� � hi�1���0 t6C&g `a#�

u%#%k�#� �vw�2�< yz2� �< �{���]�|}G t���1�� lt�E�<�0 ���1;3���0 �4�p�����0 =hbE� #�wq�C

�T#� `a#� �kq=��hb � �\�q�Mk�g���0 ja#� (�� K>;q�M��� � �\�� /a#� ��"1����

L��d�� M4"

Artinya “(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa

alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan Kami hanyalah Allah".

dan Sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian

yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-

rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut

nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-

Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa”. (Q.S. Al Hajj

(22) ayat 40)

Ayat ini menjelaskan filsafat dan keharusan perang. Berbagai umat, berbagi

bangsa, dan berbagai kelompok memperoleh kekuasaan dan berkembang di muka

bumi. Mereka tetap berkuasa dan mengendalikan kepentingan umatnya sampai

mereka mulai melakukan penyimpangan dan kesewenang wenangan terhadap

mereka. Berangsur-angsur mereka kehilangan kekuasaan dan kaum lain yang lebih

baik dan adil menggantikan mereka, dan menetapkan diri mereka di muka bumi.

Proses ini berlangsung terus di mana orang yang berbuat mungkar dan aniaya akan

Page 32: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

selalu digantikan oleh umat dan kaum yang lebih baik. Ayat ini mengacu pada prinsip

ketuhanan universal ini, menurut prinsip di mana tidak seorang pun dibenarkan untuk

memegang kekuasaan di muka bumi ini untuk selama-lamanya, karena hal itu dapat

menyebabkan kekacauan dan penindasan di muka bumi. Filsafat jihad diringkaskan

dalam ayat Al-Quran: “Dan perangilah mereka sampai tidak ada lagi penindasan

dan sampai agama Allah ditegakkan. Tetapi jika mereka menghentikan perlawanan,

maka tidak ada permusuhan lagi, kecuali terhadap para penindas.” (QS. Al-Baqarah

(2) ayat 193). Kekuatan ini ditujukan pada Nabi Muhammad oleh musuh yang

menyudutkannya sedemikian rupa sehingga beliau hanya tinggal memiliki dua

pilihan, mati atau mempertahankan keyakinan dan nyawanya. Beliau memilih jalan

kedua dengan penuh semangat dan kekuatan serta pertongan allah, beliau akhirnya

berhasil.19

Jihad memainkan peranan yang sangat penting dalam mempertahankan

ideologi Islam, dan Al-Quran telah memberikan penekanan yang besar pada

keutamaan konsep ini. Dapat diutarakan bahwa dalam hal ini semua usaha dan tenaga

dilakukan semata-mata untuk mencari keridaan Allah semata. Tidak boleh ada unsur

lainnya, betapa pun kecilnya yang melekat dalam usaha ini, yang berbau pengultusan

pribadi, kemegahan, atau keuntungan pribadi dalam bentuk apa pun juga. Al Qur’an

menegaskan Syari’at Jihad dimaksudkan antara lain: Pertama, menegakkan kebenaran

dan keadilan ketika kebenaran dan keadilan dihancurkan oleh golongan dzhalim dan

sesat. Keadilan dan kebenaran merupakan pilar-pilar penjamin ketenteraman dan

19 Ulumul Qur’an Nomor 7 volume II/1990/1411,hal. 59.

Page 33: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

keselamatan hidup umat manusia. Bila hal ini terancam, maka Islam mengijinkan

Jihad. Kedua, menjamin kebebasan umat manusia merasakan cahaya kebenaran dan

hidayah Islam tanpa ada perasaan takut sedikit pun terhadap tekanan dan ancaman

dari mana pun. Bila ada kekuatan-kekuatan yang menghalangi kebebasan ini, maka

Islam membenarkan dilakukannya Jihad dengan harta dan jiwa. Ketiga, membangun

harga diri umat Islam dalam berhadapan dengan musuh-musuhnya supaya tidak

dihinakan dan dipermainkan. Guna mencegah kesewenangan musuh-musuh Islam

terhadap kaum Muslimin, maka Jihad merupakan sarana paling ampuh untuk

menggentarkan niat tercela musuh-musuh Islam (Qs. Muhammad: 35). Keempat,

membebaskan golongan lemah dari penindasan penguasa tiran, supaya kaum tiran

menghentikan tindakan tiraninya kepada golongan lemah. Maka, senjata yang paling

ampuh untuk menundukkan kelompok tiran adalah dengan Jihad (Qs. An Nisaa: 75).

Dan kelima, memelihara kewibawaan Islam di hadapan musuh-musuhnya agar umat

Islam tidak dirampas hak-haknya dan Islam dapat memelihara suasana perdamaian

dan kesejahteraan dunia (Qs. Al Anfaal: 60).20

Lima hal tersebut di atas merupakan

realitas yang ada dalam kehidupan manusia sepanjang zaman. Sehingga, Islam harus

memberikan respon dan solusi yang sejalan dengan tuntutan dinamika kehidupan

manusia di mana saja dan kapan saja. Yaitu, adanya undang-undang pertahanan diri

dari penyerangan musuh yang bersifat universal, rasional, dan realistis sejalan dengan

tabiat dasar manusia.

20 Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Terj. Fadli Bahri, (Jakarta: Darul Falah,

2007), hal 101-116.

Page 34: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Semua agama mempunyai cara-cara tersendiri dalam mengungkap tentang

pentingnya pertahanan sebuah negara dan agama, terlebih agama Islam dengan

konsep jihad yang ditawarkan sehingga dapat dipahami bahwa mempertahankan

sebuah Negara adalah sebuah keharusan bagi semua umat manusia, lemahnya sebuah

negara akan membuat lemahnya pemberdayaan umat.

C. Kewajiban Membangun Kekuatan Militer.

Eric A. Nordlinger mengatakan bahwa Angkatan Bersenjata atau militer

merupakan lambang kedaulatan negara dan pertahanan utama bagi kemungkinan

serangan negara, baik dari luar maupun dari dalam. Jean Jaurus, bapak ideologi

sosialisme Perancis menyatakan bahwa “Perdamaian hanya bisa dijaga dengan

pertahanan yang hebat sehingga semua pikiran dan keinginan untuk melakukan agresi

menjadi binasa.21

Dalam Islam kewajiban untuk membangun kekuatan militer bagi kaum

muslim secara jelas diperintahkan oleh Allah, Langkah ini dilakukan guna

mempersiapkan menghadapi musuh, dari luar maupun dari dalam baik yang jelas

maupun yang samar-samar. Firman Allah Swt.

!�0:��0*�0 ���� #%� PQ2�S�$T#� (�U� GBV12� W���0 XY#�<9: "Z6E&S6�#�

[\1 �]�=2 _�@�< %0�� `a#� ��Jb%0���0 ��cd=&e�� �0 (�� P���f0g

21 Debby A. Nasution, Kedudukan Militer Dalam Islam, ,hal 401

Page 35: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

hi ���f1☺;32� ja#� ���☺;32�� A #���0 !�1J��Kk2 (�� * l⌧` m�� "ZE�D&T `a#� n#�1� �� ��E���� PQf0*�0 hi

[\1☺;3�J2 M�4"

Artinya ”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka (musuh) kekuatan apa saja yang

kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang,- yang dengan

persiapan itu-kalian membuat gentar musuh kalian tidak mengetahuinya; sedang

Allah mengetahuinya. Apa saja yang kalian nafkahkan di jalan Allah niscaya akan

dibalas dengan sempurna pada kalian dan kalian tidak akan dianiaya (dirugikan)”.

(QS. Al-Anfal: 60)

Sayyid Quthb mengatakan bahwa melakukan persiapan dengan berbagai

macam kekuatan militer merupakan kewajiban yang mendampingi kewajiban

berjihad.22

Ibnu Katsir juga menegaskan bahwa ayat ini merupakan perintah allah

kepada kaum muslimin untuk mempersiapkan berbagai jenis persenjataan untuk

bertempur melawan musuh-musuh mereka. Untuk itu mereka harus mengerahkan

semua kekuatan dan kemampuan yang ada.. Rasulullah Saw. Pernah membaca ayat

ini ketika berkhutbah di atas mimbar, kemudian beliau berkat “Ingatlah,

sesungguhnya yang dimaksud kekutan adalah melontarIngatlah sesungguhnya

kekuasaan itu adalah melontar. “23

Yang dimaksud melontar disini pada masa itu,

ialah kemampuan memanah dengan sasaran yang tepat. Sedangkan pengertiannya

22 Anthony Black, Pemikiran Politik Islam, Terj. Abdullah Ali dan Maryana

Ariestiyawati.(Jakarta: Serambi 2006),hal 573-582

23 Al-Imam Abul-Fida Ismail bin Katsir Al-Qursyi Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibn Katsir, juz II

(Beirut: Dar aljayl,t.th), hal 321

Page 36: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

untuk masa sekarang, tentu kemampuan menembak dengan menggunakan berbagai

macam peralatan militer modern

Kemudian isi ayat selanjutnya menerangkan tujuan dari mempersiapkan

kekuatan militer yang solid, yaitu menimbulkan ras takut dan gentar di hati musuh-

musuh mereka, baik musuh yang datang dari luar maupun dari dalam. Di ujung ayat,

Allah menegaskan bahwa semua biaya atau anggaran yang dikeluarkan untuk

kepentingan ini akan dibalas oleh Allah dengan pembalasan yang sempurna.

Sayid Quthb menyatakan bahwa Islam harus memiliki kekuatan militer yang

mendampinginya di permukaan bumi untuk membebaskan semua manusia, maka

tugas pertama kekuatan militer ini dilapangan dakwah adalah ialah menghilangkan

semua rintangan dan kezaliman yang menghalangi kebebasan manusia untuk memilih

akidah Islam atau tetap pada keyakinannya semula dan kemudian melindungi setiap

individu yang telah memilihnya. Kedua, menimbulkan rasa gentar terhadap orang-

orang yang memusuhi agama ini sehingga mereka tidak pernah berpikir untuk

menyerang negara yang telah dijaga oleh kekuatan militer ini. Yang ketiga,

meningkatkan rasa gentar tersebut dalam hati para musuh sehingga mereka tidak

pernah berpikir untuk menahan langkah maju Islam, yang terus bergerak

membebaskan manusia di seluruh permukaan bumi. Dan tugas ke empat dari

kekuatan militer Islam ialah menghancurkan semua kekuatan lain di muka bumi yang

menempatkan dirinya sebagai tuhan, menindas manusia serta tidak mau mengakui ke-

Page 37: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Tuhan-an allah satu-satunya; yang dari situ tegaknya pemerintah-Nya, Dia yang

Maha Esa dan Maha Suci.24

Syaikhul-Islam Ibnu Taymiyyah (menegaskan, bahwa kedaulatan sebuah

pemerintahan (Negara) ditopang oleh dua buah tiang. Tiang yang pertama adalah

kekuata militer dan tiang yang kedua ialah Amânah sebagaimana firman allah swt:

�{��#�� #&☺��&�;�� �{�<0��p�� ;�=4�6`�$T#� ! �\�� �q�=&e M(�� ���=&�6`�$T#� :�"1��6�#� �+��Q�#�

M��"

Artinya “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia

sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling

baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat

dipercaya".(Surah Al-Qashsash (28): 26)

Selanjutnya Syaikhul-Islam Ibnu Taymiyyah mengatakan, bahwa tiap-tiap

propinsi atau daerah dari pemerintahan harus memiliki kekuatan militer yang

memadai. Adapun ta’rif (definisi) “kekuatan” dalam ayat ini – menurut beliau – bila

ditujukan bagi para komandan militer mengacu kepada keberanian, pengetahuan yang

lengkap tentang berbagai macam taktik dan cara bertempur dan pemahamannya yang

baik terhadap berbagai macam peralatan militer serta kegunaannya. Inilah yang

ditunjukkan oleh firman allâh:

!�0:��0*�0 ���� #%� PQ2�S�$T#� (�U� GBV12� W���0 XY#�<9: "Z6E&S6�#�

[\1 �]�=2 _�@�< %0�� `a#�

24 Sayyid Quthb, Fi Zilalil Qur’an jilid IV, Terj. Ahmad Sudzai (Jakarta: Gema Insani Pers,

2007), hal. 49

Page 38: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

��Jb%0���0 ��cd=&e�� �0 (�� P���f0g hi ���f1☺;32� ja#� ���☺;32�� A

#���0 !�1J��Kk2 (�� * l⌧` m�� "ZE�D&T `a#� n#�1� �� ��E���� PQf0*�0 hi

[\1☺;3�J2 M�4"

Artinya “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu

sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan

persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang

selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa

saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup

kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (Surah Al-Anfâl (8): (60)

Pengertian “kekuatan” bila ditujukan dalam hal menjalankan pemerintahan di

tengah-tengah masyarakat, mengacu kepada pengetahuan akan ukuran keadilan yang

sesuai dengan Kitabullâh dan Sunnah Rasûlullâh Saw. serta kemampuan

melaksanakan dan menegakkan berbagai macam peraturan dan undang-undang.

Adapun “Amânah” pengertiannya mengacu kepada rasa takut kepada allah, tidak

menjual ayat-ayat allah dengan harga yang sedikit dan tidak merasa gentar terhadap

manusia.25

Tiga hal ini telah Allah wajibkan bagi semua aparat penegak hukum,

sebagaimana firman-Nya:

a#�f�� #�k6���f0* ����:�1�$�#� #�wq�C ���2] ⌦:1f�0 A � �6��m #�w-

[\1g�G%��#� ��c��/a#� !�1☺;3T0* ��c��/��� !�0g#&] ��1g��p�<V=�#��0

�:#�D�@Q�#��0 #&☺�< !�1�J�K�$T#� (�� 43p�Q� `a#� !�1f�hb�0 �@6E;3�

� a�&��wJ� A h⌧�C !��1���� u%#%��#� "��1��e#��0 hi�0 !�0q����;Z l4�p��#�`�< #��&☺0P �⌧g�3�� A (���0 P/�

25 Nurcolis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban ( Jakarta: Paramadina, 2000) hal, 557

Page 39: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

P �6��m a#&☺�< �.��f0* ja#� & ��p���0o��C �2] ��0=�Kp��6�#� M"

Artinya “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada)

petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara

orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-

orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan

memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu

janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah

kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak

memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-

orang yang kafir. (Surah Al-Mâidah (5): 44)

Menjaga batas wilayah negara merupakan bagian penting dari sistem

pertahanan, sehingga sudah menjadi ketentuan dimana setiap negara yang

menghendaki negaranya aman maka langkah awal untuk menjaga adalah dengan

menjaga batas wilayah dari suatu negara, Al-mawardi mengemukakan bahwa

menjaga batas wilayah merupakan tugas dan tanggung jawab dari seorang imam. Al-

mawardi lebih lanjut menyebut tugas dan tanggungjawab seorang imam adalah:

1. Menjaga prinsip-prinsip agama

yang mapan dan menjadi consensus generasi Islam awal

2. Melaksanakan hukum (peradilan)

di kalangan masyarakat, dan melerai pertengkeran antara dua kelompok yang

bertikai

Page 40: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

3. Memelihara kehidupan

perekonomian masyarakat sehingga rakyat memiliki rasa aman atas diri dan

hartanya

4. Menegakkan hukuman untuk

menjaga hak-hak manusia dari penindasan dan perampasan

5. Membentengi perbatasan negara

untuk mencegah serbuan (serangan) musuh

6. Melakukan jihad melawan musuh

Islam, melalui dakwah agar mereka menjadi muslim atau menjadi ahl al-

dhimmah (non muslim yang tinggal di bawah kekuasaan Islam)

7. Mengumpulkan fa’i (rampasan

dari musuh bukan dengan perang) dan zakat baik yang wajib menurut syariah

maupun yang wajib menurut ijtihad

8. Mengatur kekayaan negara (taqdir

al-ataya) yang ada di bait al-mal, dengan memperhatikan keseimbanagan (tidak

boros dan tidak pelit, tapi seimbang dan proposional)

9. Mengikuti nasehat orang yang

bijaksana dan menyerahkan urusan pemerintahan dan keuangan kepada orang-

orang yang bisa dipercaya

Page 41: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

10. Melakukan pengawasan terhadap

urusan-urusan pemerintahan dan mengawasi keadaan, untuk mengatur kehidupan

umat dan memelihara agama26

Menurut Al-Mawardi, selama seorang imam mampu melaksanakan

tanggungjawab dan kewajibannya dan tetap memenuhi syarat-syarat yang

dibutuhkan, maka rakyat wajib memberikan loyalitas dan dukungan terhadap

kepemimpinan.

Dari pemaparan yang dikemukakan Al-Mawardi di atas menjadi jelas bahwa

masalah perbatasan wilayah dalam pandangan Islam sangat erat hubungannya dengan

tugas dan tanggungjawab dari pemimpin. Oleh sebab itu pemimpin harus memilki

kemampuan dan kecerdikan dalam mengelola pertahanan negara. Sehingga bisa

dikatakan bahwa pembuatan aturan melalui undang-undang tentang perbatasan

negara dari sebuah negara merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kemauan

dari seorang kepala negara, sejauh mana kepala negara mampu membuktikan

kemampuannya dalam menjaga atau melindungi negaranya dari intervensi pihak

asing.

26 Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah. Terj. Fadli Bahri (Jakarta: Darul Falah,

2007), hal. 23-24

Page 42: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

BAB III

BATAS WILAYAH NKRI

A. Ruang Lingkup Wilayah Batas Negara

Negara merupakan sebuah tatanan hukum, maka segala masalah yang timbul

dalam teori umum tentang negara harus dapat diterjemahkan ke dalam masalah-

masalah yang dapat dipahami dalam teori umum tentang negara. Doktrin tradisional

membedakan tiga “unsur” negara: teritorialnya, rakyatnya, dan kekuasaannya.

Sehingga yang dianggap sebagai esensi suatu negara ialah bahwa negara itu

mempunyai suatu teritorial dengan batas-batas tertentu.27

Dalam sejarah Indonesia,

wilayah darat pulau-pulau zaman kolonial Belanda serta merta dijadikan acuan untuk

penarikan tata batas laut kini, sedangkan di negara Asia Tenggara lain semisal

Filipina, negara ini cenderung bertahan pada tata batas historisnya, yaitu mengacu

pada tata batas Spanyol-Amerika Serikat dalam dokumen Paris Treaty 1898.

Pada sidang BPUPKI tanggal 11 Juli 1945 misalnya terjadi perdebatan dalam

rangka penentuan teritori nasional. Saat itu, 66 anggota BPUPKI yang hadir pecah ke

dalam tiga faksi dengan opsi wilayah berbeda, yaitu (1). Wilayah negara Hindia

belanda yang dulu (2). Wilayah Hindia Belanda ditambah Borneo Utara, ditambah

Papua dan Timor seluruhnya (3), Wilayah Hindia Belanda dahulu ditambah Malaka,

ditambah Papua, ditambah Timor, dan kepulauan sekitarnya. Tarik menarik mengenai

rentang wilayah itu diselesaikan sidang itu dengan mekanisme voting. Hasilnya,

27 Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, (Bandung: PT. Nusamedia

Nuansa,2006), hal. 297

Page 43: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

pilihan nomor (2) dipilih 39 anggota. Opsi (1) dipilih 19 anggota dan opsi (3)

didukung 6 anggot, sementara satu abstain.28

Artinya, wilayah negara yang ingin

dipatok para elit founding fathers Indonesia itu adalah wilayah Hindia Belanda plus,

yaitu, plus Borneo Utara, plus Papua dan Plus Timor Portugis.

Memang saat itu wilayah-wilayah yang hendak dijadikan tambahan ini masih

diduduki Jepang. Para founding parents Indonesia berasumsi wilayah-wilayah itu

akan dengan gampang diberikan pihak Jepang dengan logika sederhana bukankah

pihak Jepang sendiri yang membentuk BPUPKI. Opsi para pendiri itu jelas tidak

realistis bagi ‘bayi’ negara Indonesia saat itu. Opsi mayoritas BPUPKI itu terbukti

tidak berdaya diwujudkan. Tak heran, menjelang kemerdekaan, rapat Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) akhirnya mengambil jalan realistis

memutuskan wilayah Indonesia sekadar meliputi 8 propinsi: Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Borneo, Sulawesi, Maluku, dan Sunda kecil. PPKI

menyebut daerah-daerah ini ‘untuk sementara’. Ketetapan PPKI ini tidak dapat

diwujudkan sehingga akhirnya, wilayah negara Indonesia sederhananya sekedar

menjiplak wilyah negara Hindia Belanda. Disimpulkan demikian, karena

dicantumkannya aturan peralihan UUD 1945. Dengan aturan itu, negara Indonesia

28 Bahar Safroedin, 1995, Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 28 Mei – 22 Agustus

1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta.

Page 44: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

dalam hal wilayah menganut uti possidentis juris atau sekedar meneruskan aturan

tentang wilayah kekuasaan negara Hindia Belanda sebelumnya.29

Wilayah itu dalam istilah para penguasa tentara jepang saat itu disebut sebagai

To indo30

. Dengan prinsip uti possidentis juris, secara khusus untuk wilayah laut,

diartikan Indonesia pada saat proklamasi menetapkan rentang wilayah laut teritorial 3

mil. Batas laut teritorial itu memang ditetapkan negara Hindia Belanda tahun 1939

dalam produk hukum bernama Territorial Zee en Maritime Kringen Ordonantie

(TZMKO) yang tertera pada Staatblad NO. 442 tahun 1939. Wilayah warisan itu

tidak diotak-atik Indonesia lagi. Dalam artian ditambah-kurangkan. Pada Konstitusi

RIS 1949 wilayah nasional sekadar dibagi-bagi ke dalam beberapa negara bagian saja

(RIS).31

Kemudian wilayah nasional yang disepakati tahun 1945 itu dijadikan acuan

sejak Indonesia mempergunakan UUDS 1950. Dan tujuh tahun sesudahnya wilayah

itu dirumuskan via Deklarasi Djuanda Desember 1957. Pada waktu itu wilayah laut

semua daerah Indonesia diasumsikan bertambah dari 3 mil ke 12 mil. Kemudian saat

Indonesia kembali ke UUD 1945 lewat dekrit presiden Soekarno 5 Juli 1959. Batas-

batas darat negara kolonial Hindia Belanda tetap diacu, sedang untuk rentang laut

29 Winsulangi Salindeho dan Pitres Sombowadilr, Daerah Perbatasan Keterbatasan

Perbatasan, (Yogyakarta, FUSPAD, 2008), hal 165

30 Silalahi S, Dasar-dasar Indonesia Merdeka, Versi Para Pendiri Negara, (Jakarta:

Gramedia Pustaka utama, 2001), hal 20

31 Makalah Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, S.H. pada

acara pembekalan kepada Peserta Pendidikan Kursus Kader Pimpinan (Suskapin) Tingkat Nasional

Tahun 2009 Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia, tanggal 23 Oktober 2009 di Gedung

Candraca Grup 3 Kopassus Cijantung Jakarta Timur.

Page 45: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

teritorialnya sudah mengacu pada deklarasi Djuanda.32

Penetapan batas-batas darat

Indonesia ternyata dapat disebut lebih cepat dirampungkan dibanding dengan batas-

batas laut. Batas-batas darat Indonesia ke negara tetangga Malaysia, Papua dan Timor

Leste praktis sudah diakurkan. Sedang batas-batas laut negara kita sebagian besar

masih terkatung-katung.

Batas darat Indonesia dengan malaysia di Borneo Utara, sudah disepakati

mengacu pada perjanjian batas antara kerajaan Inggris dan Pemerintahan Hindia,

yaitu Treaty 1891, Konvensi 1915 di Konvensi 1928. Panjang garis batasnya adalah

sekitar 2000 Km. Penetapan batas darat ini dulu didasarkan pada batasan alam , yaitu

mengikuti punggung gunung dan garis pemisah air (watershed).33

Batas darat lain di ujung Timur sudah disepakati dengan negara Papua Nugini

(PNG). Sebagian batasnya tergolong batasnya tergolong batas buatan (artifisial),

yaitu ditetapkaan pada meridian astronomis 141 bujur timur, mulai dari pantai utara

Irian Jaya (Papua) ke selatan sampai memotong sungai Fly. Di sungai ini kemudian

penentuan batas mengikuti batas alam , yaitu mengikuti thalweg sungai terus ke

selatan hingga ke titik sungai yang memotong meridian 141 14101’10’’ bujur timur.

Selanjutnya dari situ mengikuti garis meridian itu ke muara sungai Bensbach di

pantai selatan. Sedang survei dan demarkasi perbatasan RI-PNG sepanjang 1780 Km

sudah dilakukan dua negara. Di jalur perbatasan telah ditempatkan 52 pilar MM1

sampai MM14 (MM = Meridian Monument) sebagai pilar batas utama. Penetapan

32 T. May Rudy, Hukum Internasional 2, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2006), hal. 112

33 Winsulangi Salindeho dan Pitres Sombowadilr, Daerah Perbatasan Keterbatasan

Perbatasan, (Yogyakarta: FUSPAD, 2008), hal. 166

Page 46: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

batas dan penegasan titik-titik demarkasi sudah dikukuhkan pihak Indonesia dalam

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1973 lengkap dengan rincian lampiranya. Sedang,

batas darat dengan negara Timor Leste, yang berpisah dari Indonesia tahun 1999,

didasarkan pada perjanjian pemerintah Hindia Belanda dan Portugis tahun 1904 dan

Permanent Court Award Tahun 1914. Sejak tahun 2006 sudah dilakukan upaya

deliensi. Panjang garis batas darat di batas darat Selatan ini adalah sejauh 270 km.

Yang dirasa sebagai kerumitan dalam tata batas darat Selatan ini adalah sejauh 270

Km. Yang dirasa sebagai kerumitan dalam tata batas darat dengan Timor Leste adalah

posisi Distrik Oekusi yang merupakan wilayah Timor Leste yang masuk menjuruk di

antara wilayah-wilayah daratan Indonesia (di provinsi Nusa Tenggara Timur).34

Distrik itu seolah enclave Timor leste dalam wilayah negara Indonesia. Lain hal

dengan wilayah daratan, penetapan batas di wilayah laut lebih lambat. Karena

memang lebih rumit. Salah satu masalahnya adalah perkembangan berbagai acuan

konsepsi hukum laut. Baik terkait prinsip, pranata hukum serta metode penetapan

batas, delimitasi dan demarkasi.

Perkembangan pemikiran hukum laut internasional memang dapat disebut

sangat pesat. Salah satu segmen penting perkembangan itu adalah apa yang disebut

“Perang Buku” (battle of books), yaitu polemik hakikat hukum laut internasional

antara para pemikir Belanda dengan pentolan ahli hukumnya Hugo de Groot alias

Grotius melempar gagasan prinsipil mare liberum (kebebasan laut) tahun 1690.

34 Wila, Marnixon, Konsepsi Hukum dalam Pengaturan dan Pengelolaan Wilayah

Perbatasan Antar Negara, (Bandung: PT.Antara, 2006), hal. 17

Page 47: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Sedang para “pendekar” hukum laut Inggris mengajukan paradigma lain

menentangnya. Di antaranya, oleh William Welwood dan John Selden yang

mengusung prinsip mare clausum (laut tertutup) tahun 1635.35

Perkembangan konsep

hukum laut selanjutnya berkembang dalam badan-badan dunia. Misalnya,

pembahasan konsepsi hukum laut negara kepulauan di PBB tahun 1950-an. Di

antaranya, tahun 1950 dan 1957 Filipina dan Indonesia mengajukan definisi negara

kepulauan dsb.36

Meskipun demikian, ternyata lepas dari pemikiran hukum laut

internasional , penentuan batas laut antara dua negara bertetangga menjadi banyak

terkendala perbedaan penafsiran batas, acuan sumber hukum, klaim sejarah

kepemilikkan serta klaim peta-peta yang berbeda, bahkan bertentangan.

Indonesia telah meratifikasi UNCLOS 1982 dengan mengeluarkan Undang-

undang Nomor 17/1985. Dengan mengacu pada acuan hukum ini beberapa pranata

perbatasan laut nasional akan dituntaskan. Berikut diberikan sekadar gambaran

capaian penetapan batas laut Indonesia untuk beberapa pranata hukum laut yaitu,

Batas Laut Teritorial (BLT), batas laut Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), Batas

Landasan Kontinen (BLK), Batas Laut Teritorial (BLT) Indonesia yang selebar 12

mil laut dari garis pangkal sebagian besar sudah disepakati dengan negara lain,

kecuali dengan Timor Leste. Dengan negara yang baru merdeka ini masih harus

ditentukan garis-garis pangkal kepulauan di pulau Leti, kisar, Wetar, liran, alor,

35 Wahyono Ary, et al., 2000, Hak Ulayat Laut di Kawasan Timur Indonesia, Media

Pressindo, Yogyakarta, hal. 10

36 Boer Mauna, Hukum Internasional, Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam Era Dinamika

Global, (Bandung: PT. Alumni Bandung, 2005), hal. 309

Page 48: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

pantar hingga pulau vatek dan titik dasar sekutu di pulau timor. Di samping itu,

Indonesia harus merampungkan perundingan tiga pihak (tripartit) dengan Singapura

dan Malaysia untuk menyepakati BLT di Selat Singapura bagian barat dan timur yang

lebarnya kurang dari 24 mil serta bersinggungan dengan perbatasan tiga negara. (2).

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) mengacu pada Undang-undang Nomor 17/1985

Indonesia tidak menghadapi kesulitan menetapkan batas ZEE itu ke wilayah laut

bebas. Yaitu hanya dengan menarik garis pangkal sejauh 200 mil ke laut bebas

tersebut. Namun untuk batas laut yang berhadapan dengan wilayah negara-negara

tetangga dengan jarak yang kurang dari 400 mil dari garis pangkal masing-masing

harus ditetapkan lewat perundingan bilateral. Artinya untuk penetapan batas laut ZEE

itu Indonesia masih harus menetapkann batas pada wilayah laut yang: (a) Berhadapan

dengan Malaysia dan Singapura di selat malaka (b) Berhadapan dengan Malaysia di

laut natuna sebelah barat dan timur (c) Berhadapan dengan Vietnam di laut Cina

selatan sebelah utara (3) Batas laut kontinen (BLK) mengacu pada Undang-undang Nomor 1/1973 tentang batas landas kontinen Indonesia serta U

kepulauan Indonesia.37

Hal itu berlaku di seluruh wilayah perairan Indonesia, kecuali

pada segmen segmen wilayah tertentu yang memerlukan kesepakatan khusus dengan

negara tetangga, yaitu (a) Berhadapan dengan India dan Thailand di laut Andaman (b)

Berhadapan dengan Thailand di selat malaka bagian utara (c) Berhadapan dengan

Malaysia di selat Malabagian selatan serta dilaut natuna bagian timur dan barat (d)

Berhadapan dengan Vietnam di laut Cina Selatan (e) berhadapan dengan Filipina di

37 Winsulangi Salindeho dan Pitres Sombowadilr, Daerah Perbatasan Keterbatasan

Perbatasan, (Yogyakarta: FUSPAD, 2008), hal. 166-169

Page 49: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

laut Sulawesi (f) berhadapan dengan pulau di samudra pasifik (g) berhadapan dengan

Australia di laut arafura, laut timor, samudra Hindia dan wilayah perairan di sekitar

pulau Christmas (h) Berhadapan dengan Timor Leste di laut timor. Selain itu juga

terdapat titik-titik BLK yang titik batasnya harus ditentukan bersama oleh tiga negara

sekaligus (three junction point), yaitu: Three junction point di laut andaman antara

Indonesia, India dan Thailand dan three junction point di selat malaka bagian utara

antara Indonesia, Thailand dan Malaysia. Kini sebagian BLK dengan negara tetangga

sudah disepakati dan dikukuhkan dalam produk hukum nasional. Namun beberapa

masalah dalam proses negiosiasi antara lain dengan Filipina, Vietnam, Palau dan

Timor Leste.38

Membicarakan batas kedaulatan negara di udara, terutama batas atasnya,

menjadi semakin menarik akhir-akhir ini karena perkembangan teknologi bidang

kedirgantaraan sudah begitu pesat sekali. Sejak zaman dulu sebenarnya sudah banyak

upaya manusia untuk mengatur hal yang agak rumit tentang udara. Dalam hukum

Romawi dikenal suatu prinsip yang berbunyi Cujus est solum, Ejus est usque coelum,

yang berarti bahwa barang siapa memiliki sebidang tanah, ia juga memiliki apa yang

berada di dalam tanah dan juga ruang yang berada di atasnya tanpa batas (ad

infinitum; up to the sky). Hukum Romawi menolak prinsip open sky.39

38 T. May Rudy, Hukum Internasional 2, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2006), hal. 17-24

39 Priyatna Abdurrasyid, Prinsip-prinsip Hukum Angkasa, (Jakarta: PT Sinar Grafika Offset,

2002), hal. 97

Page 50: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Dalam membahas persoalan kedaulatan suatu negara biasanya akan

berhubungan langsung dengan suatu analisis tentang mata rantai, yang terdiri dari

aspek-aspek politik, hukum, dan ekonomi. Dari sisi ini, aspek politik dan ekonomilah

yang akan selalu menonjol. Aspek hukum, terutama sekali hukum udara khususnya di

negara kita, posisinya jauh tertinggal. Padahal dalam menyongsong masa depan yang

ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi dirgantara, mau atau tidak mau, suka

atau tidak suka, kita akan banyak berhadapan dengan masalah hukum udara.

Pengaruh dari hukum Romawi tentang hak kepemilikan di udara terdapat di dalam

hukum Indonesia, yakni dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Pasal 571,

yang berbunyi, “Hak milik atas sebidang tanah mengandung di dalamnya,

kepemilikan atas segala yang ada di atasnya dan di dalam tanah”.40

Mengacu kepada hal ini, tentu dapat diartikan, dalam konteks yang lebih

besar, dalam hal ini negara, maka daerah kedaulatan negara akan termasuk di

dalamnya kedaulatan negara di udara. Perangkat negara yang ditugaskan untuk

menjaga kedaulatan negara di udara adalah angkatan udara, dalam hal ini TNI

Angkatan Udara.41

Menjelang berakhirnya Perang Dunia II, yaitu tahun 1944, telah terbentuk

Convention on International Civil Aviation, Chicago, 7 Desember 1944. Dalam Pasal

1 juga disebutkan bahwa “Setiap negara memiliki kedaulatan yang lengkap dan

40 Boer Mauna, Hukum Internasional, Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam Era Dinamika

Global, (Bandung: PT. Alumni Bandung, 2005), hal. 312-338

41 http://www.legalitas.org. Di unduh pada Hari jum’at tanggal 12 Februari 2010 pada pukul

17.29

Page 51: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

eksklusif terhadap ruang udara di atas wilayahnya”. Selanjutnya disebutkan juga

bahwa “hak lintas damai” di ruang udara nasional suatu negara, seperti halnya pada

hukum laut, ditiadakan. Jadi tidak satu pun pesawat udara asing diperbolehkan

melalui ruang udara nasional suatu negara tanpa izin negara yang bersangkutan.

Sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia, telah meratifikasi Konvensi

Geneva 1944 sehingga kita menganut pemahaman bahwa setiap negara memiliki

kedaulatan yang lengkap dan eksklusif terhadap ruang udara di atas wilayahnya, dan

tidak dikenal adanya hak lintas damai.42

Dengan demikian dapat dibayangkan betapa berat tugas dan tanggung jawab

TNI Angkatan Udara, yang harus menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik

Indonesia di udara. Menjadi lebih rumit lagi tugas ini karena ada sebagian wilayah

udara kedaulatan Republik Indonesia yang berstatus sebagai wilayah yang Indonesia

tidak memiliki kedaulatan yang lengkap dan eksklusif, yaitu wilayah udara yang

berada di bawah pengaturan Flight Information Region (FIR) Singapura.43

Di wilayah

udara kedaulatan RI inilah semua pengaturan penerbangan berada di bawah otoritas

Singapura. Sungguh merupakan kondisi yang sangat memprihatinkan. Ditambah lagi

karena sudah berlangsung puluhan tahun, sering kali otoritas pengatur lalu lintas

udara Singapura bertindak berlebihan dalam mengatur pesawat Indonesia di atas

wilayah Indonesia sendiri dengan mengatasnamakan keselamatan penerbangan (yang

42 Winsulangi Salindeho dan Pitres Sombowadilr, Daerah Perbatasan Keterbatasan

Perbatasan, (Yogyakarta: FUSPAD, 2008), hal. 137

43 http://www.depkominfo.go.id/?action=view&pid=news&id=5183 di unduh pada Tanggal

12 Februari 2010 pada pukul 17.15

Page 52: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

sebenarnya adalah bisnis penerbangan) di Bandara Changi untuk kepentingan

Singapura sendiri. Semua penerbang Indonesia yang pernah atau sering

melaksanakan tugasnya di wilayah ini pasti merasakan kejanggalan yang sangat tidak

mengenakkan ini. Di ibaratkan bergerak di rumah sendiri, tetapi harus mendapat izin

dan diatur mutlak oleh tetangganya, dengan rumah yang jauh lebih kecil atau dari

paviliunnya.

Lebih memilukan lagi, ada orang yang berpendapat bahwa hal itu adalah

sesuatu yang sudah benar adanya dan harap diterima saja sebagai suatu kenyataan.

Sikap inilah yang antara lain membawa bangsa kita sampai bisa terjajah selama 350

tahun oleh Belanda. Tidak bisa dibantah, atas nama keselamatan penerbangan dan

atas nama kemajuan teknologi kita yang tertinggal, hal ini terjadi. Memang seluruh

kolom udara telah dibagi habis dalam pengorganisasian pengaturan lalu lintas udara

bagi negara-negara anggota International Civil Aviation Organization yang telah

diatur dalam Civil Air Safety Regulation (CASR). Namun, membiarkan hal ini

berlangsung terus-menerus tanpa ada upaya sama sekali untuk mengoreksinya adalah

suatu hal yang sangat merendahkan harga diri dan kehormatan bangsa. Hal ini juga

menyimpang dari sikap kita yang telah meratifikasi Konvensi Geneva 1944 tentang

kedaulatan negara di udara yang lengkap dan eksklusif.44

B. Hak-hak berdaulat Wilayah

44 Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, S.H. pada acara

pembekalan kepada Peserta Pendidikan Kursus Kader Pimpinan (Suskapin) Tingkat Nasional Tahun

2009 Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia, tanggal 23 Oktober 2009 di Gedung

Candraca Grup 3 Kopassus Cijantung Jakarta Timur.

Page 53: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Kedaulatan negara atas wilayah merupakan salah satu prinsip dasar bagi

terciptanya hubungan antar negara yang damai, sehingga dapat dimengerti bahwa

kedaulatan yang dimaksud adalah kewenangan yang dimiliki suatu negara untuk

melaksanakan kewenangannya sebatas dalam wilayah-wilayah yang telah menjadi

bagian dari kekuasaannya. Pembahasan mengenai prinsip fundamental ini tidak bisa

dilakukan dalam suatu perlakuan yang eksklusif, dalam artian dengan mengabaikan

perkembangan kontemporer dalan hukum internasional itu sendiri entah secara

praktis maupun teoritik. Tentang dari mana sumber kedaulatan yang dimiliki oleh

pemerintah itu dapat dijawab dari kenyataan tentang adanya teori- teori kedaulatan.45

a. Teori tentang kedaulatan negara

Kedaulatan adalah terjemahan dari kata “Souvereinteit” yang asal katanya

superanur atau superanitas yang berarti kekuasaan atau kewenangan yang tertinggi di

dalam suatu wilayah. Teori-teori kedaulatan setidaknya terdapat empat teori

kedaulatan yaitu (1) kedaulatan Tuhan, teori kedaulatan yang memandang bahwa

kekuasaan pemerintah itu berasal dari Tuhan. Dalam paham ini bisa dimengerti jika

kemudian ternyata pemerintah sering bertindak atas nama Tuhan tak bisa diganggu

gugat. Implikasi dari teori ini adalah adanya negara-negara teokrasi (2) kedaulatan

rakyat demokrasi yaitu teori kedaulatan yang memandang bahwa kekuasaan itu

berasal dari rakyat, sehingga dalam melaksanakan tugasnya pemerintah harus

berpijak pada keinginan rakyat (demos = rakyat, krator = pemerintah). J.J. Roesseau

45 Mohammad Irfan, Membangun Visi Baru Bernegara, (Jakarta: PT. Fariz Putra Perdana,

2000), hal. 65

Page 54: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

mengemukakan bahwa pemberian kekuasaan kepada pemerintah di dalam paham

demokrasi ini adalah melalui “perjanjian masyarakat” (social contract) yang

berkonsekuensi bahwa jika dalam menjalankan tugasnya pemerintah itu bertindak

secara bertentangan dengan kepentingan rakyat, maka pemerintah itu dapat

dimazulkan (dijatuhkan) oleh rakyatnya. (3) kedaulatan negara yaitu teori kedaulatan

yang memandang bahwa negara berdaulat karena ada negara. Jadi sumber kedaulatan

adalah negara itu sendiri. Karena ada negara maka ada kekuasaan yang diperoleh oleh

pemerintah dari negara itu. Otto Mayer, seorang Jerman mengatakan bahwa negara

mempunyai kekuasaan adalah menurut kehendak alam karena adanya negara itu.

Kedaulatan ini tidak diperoleh dari siapa pun juga melainkan diperoleh secara

alamiah karena ada negara. Pemerintah berkuasa sebagai alat negara. (4) kedaulatan

hukum yaitu teori kedaulatan yang memandang bahwa kekuasaan itu bersumber dari

aturan hukum (supremasi hukum).

Keempat teori ini berangkat dari gagasan dan realitas, artinya keempat teori

ini bisa dilihat dalam realita ketatanegaraan diberbagai belahan dunia. Bahkan di

Indonesia, menurut Wirjono Prodjodikoro keempat teori ini bisa diakui sama. Tetapi

yang jelas adalag tidak ada satupun dari keempat teori itu yang mempunyai

kebenaran mutlak karena pada akhirnya, teori yang manapun, bisa disalah gunakan.

Yang penting sebenarnya adalah semangat para penyelenggara serta moral kekuasaan

yang melandasinya.46

46 Moh. Mahfud MD, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, (Jakarta:PT. Rineka

Cipta, 2001), hal. 66-67

Page 55: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Hak-hak dasar dan kewajiban-kewajiban negara.

Persoalan hak-hak dan kewajiban-kewajiban negara telah dimulai sejak abad

ke-17 dengan landasan teori kontrak sosial. Sehingga pada abad 1916, American

Insitute of International Law (AIIL) mengadakan seminar dan menghasilkan

Declaration of the Rights and duties of Nations, yang disusul dengan sebuah kajian

yang berjudul Fundamental Right and Duties of American Republics; dan sampai

dirampungkannya konvensi Montevideo tahun 1933. Hasil konvensi Montevideo ini

kemudian menjadi rancangan Deklarasi tentang hak dan kewajiban negara-negara

yang disusun oleh komisi hukum internasional (ILC) PBB pada tahun 1949. Namun

komisi tersebut tidak pernah berhasil menghasilkan usulan yang memuaskan negara-

negara.

Deklarasi, prinsip-prinsip mengenai hak dan kewajiban negara yang

terkandung dalam rancangan tersebut adalah sebagai berikut:

Hak-hak negara:

1. Hak atas kemerdekaan

2. Hak untuk melaksanakan juirisdiksi terhadap wilayah, orang dan benda yang

berada didalam wilayahnya

3. Hak untuk mendapatkan kedudukan hukum yang sama dengan negara-negara

lain

4. Hak untuk menjalankan pertahanan diri sendiri atau kolektif

Kewajiban-kewajiban negara:

Page 56: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

1. Kewajiban untuk tidak melakukan intervensi terhadap masalah-masalah yang

terjadi di negara lain

2. Kewajiban untuk tidak menggerakkan pergolakan sipil di negara lain

3. Kewajiban untuk memperlakukan semua orang yang berada di wilayahnya

dengan memperrhatikan hak-hak manusia

4. Kewajiban untuk menjaga wilayahnya agar tidak membahayakan perdamaian

dan keamanan internasional

5. Kewajiban untuk menyelesaikan sengketa secara damai

6. Kewajiban untuk tidak menggunakan kekuatan atau ancaman senjata

7. kewajiban untuk tidak mengakui wilayah-wilayah yang diperoleh melalui cara-

cara kekerasan

8. Kewajiban untuk melaksanakan kewajiban internasional dengan itikad baik

9. Kewajiban untuk mengadakan hubungan dengan negara-negara lain sesuai

dengan hukum internasional47

Dalam bab IV tentang hak-hak berdaulat bagian kesatu pasal 7, dikatakan

Negara Indonesia memiliki hak-hak berdaulatan dan hak-hak lain di wilayah

Yurisdiksi yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan dan hukum internasional.48

C.Pertanggungjawaban negara

47 Jawahir Thantowi, Hukum Internasional Kontemporer, (Bandung: PT Refika Aditama,

2006), hal. 113

48 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Wilayah Negara,

(bandung: Citra Umbara, 2008), hal. 405

Page 57: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Tanggung jawab negara muncul sebagai akibat dari prinsip persamaan dan

kedaulatan negara yang terdapat dalam hukum internasional. Prinsip ini kemudian

memberikan kewenangan bagi suatu negara yang terlanggar haknya untuk menuntut

reparasi. Dalam undang-undang RI Nomor 43 tahun tentang wilayah negara dalam

bab V tentang kewenangan pasal 9 dikatakan bahwa pemerintah dan pemerintah

daerah, berwenang mengatur pengelolaan dan pemanfaatan wilayah negara dan

kawasan perbatasan. Dalam hukum nasional dibedakan antara pertanggungjawaban

perdata dan pidana; begitu pula dalam hukum internasional terdapat beberapa

ketentuan yang serupa dengan hukum nasional tapi hal ini tidak menonjol. Di

samping itu, hukum internasional mengenai pertanggungjawaban belum berkembang

begitu pesat.

Pertanggungjawaban muncul, biasanya, diakibatkan oleh pelanggaran atas

hukum internasional. Suatu negara dikatakan bertanggungjawab dalam hal negara

tersebut melakukan pelanggaran atas perjanjian internasional, melanggar kedaulatan

wilayah negara lain, menyerang negara lain, mencederai perwakilan diplomatik

negara lain, bahkan memperlakukan warga asing dengan seenaknya. Oleh karena itu,

pertanggungjawaban negara berbeda-beda kadarnya tergantung pada kewajiban yang

diembannya atau besar dari kerugiaan yang telah ditimbulkan.

Hukum pertanggungjawaban memilki keterkaitan erat dengan hukum

perjanjian. Perbedaannya, hukum perjanjian menentukan berlakunya kewajiban dari

traktat sedangkan hukum mengenai pertanggungjawaban menentukan apa

konsekuensi hukum bagi pelanggarannya. Termasuk kadar sanksi yang dijatuhkan.

Page 58: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Mengenai Undang-undang RI Nomor 43 tahun 2008 tentang wilayah negara

penjatuhan sanksi bisa dilihat pada Bab VIII tentang larangan Pasal 20 dikatakan (1)

Setiap orang dilarang melakukan upaya menghilangkan, merusak, mengubah, atau

memindahkan tanda-tanda batas negara, atau melakukan pengurangan luas wilayah

negara (2) Setiap orang dilarang menghilangkan, merusak, mengubah, memindahkan

tanda-tanda batas atau melakukan tindakan lain yang mengakibatkan tanda-tanda

batas tersebut tidak berfungsi.

Sebuah sengketa mengenai persoalan-persoalan yang diakibatkan oleh

pelanggaran-pelanggaran terhadap kewajibaan internasional yang terdapat dalam

hukum kebiasaan atau kewajiban dari perjanjian internasional-dapat berlangsung di

tingkat nasional maupun internasional. Walau secara tradisional permintaan

tanggungjawab hanya terjadi dalam hubungan antar negara, tapi pada saat ini terdapat

cara baru yakni permintaan tanggungjawab oleh individu kepada negara, misal dalam

kaitannya dengan pelanggaran atas Konvensi HAM Eropa.49

Dalam hukum internasional tidak terdapat perbedaan antara

pertanggungjawaban perdata dan pidana sebagaimana dikenal oleh hukum nasional.

Belum pernah ada negara yang dituntut dalam kaitannya dengan penjatuhan hukum

pidana. Dalam hal kejahatan oleh negara (state crime) semua negara dianggap

49 T. May Rudy, Hukum Internasional 2 (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), hal. 124

Page 59: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

terugikan dan dapat meminta pertanggungjawaban. Dan kesemuanya tidak ada yang

bisa dikatakan sebagai pertanggungjawaban pidana.50

Pembentukan Mahkamah Pidana internasional sungguh merupakan peristiwa

bersejarah sangat penting dalam perkembangan sistem hukum karena selanjutnya

individu-individu dapat diseret ke suatu mahkamah internasional bila terbukti

melakukan tindak pidana kejahatan perang dan terhadap kemanusiaan.

50 Lihat, Boer Mauna, Hukum Internasional, hal. 285-301, Moh. Mahfud MD. Membangun

Politik Hukum, menegakkan Konstitusi, hal. 20-21, Jawahir Thontowi, Hukum Internasional hal. 193-

194

Page 60: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

BAB IV

KESENJANGAN ANTARA UNDANG-UNDANG NOMOR 43

TAHUN 2008 DAN PENERAPANNYA

A. Perselisihan dan Sanksi

Integritas wilayah Indonesia yang sebagian besar terdiri dari laut merupakan

prasyarat tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Salah satu

penyebab ancaman disintegrasi bangsa di beberapa wilayah adalah kesenjangan sosial

antara kawasan yang satu dengan lainnya. Integritas wilayah dapat dijamin apabila,

laut dapat dijadikan penghubung pulau-pulau yang dapat mendistribusikan orang dan

barang secara lancar. Oleh karenanya dibutuhkan sistem transportasi laut yang murah

dalam jumlah yang memadai. Kesadaran akan kondisi geografi Indonesia dengan dua

pertiga wilayahnya merupakan laut, telah menempatkan keutuhan wilayah nasional

sebagai hal penting yang harus dijaga bersama. Pemikiran laut serta udara diatasnya

sebagai pemisah antarpulau dan antar wilayah tidak relevan bagi Indonesia, laut

merupakan media pemersatu antar pulau, antar daerah dan antar penduduk. Integritas

atau keutuhan wilayah diwujudkan dengan membangun karakter satu bangsa yang

“Bhinneka Tunggal Ika”. Hal ini, menjadikan laut sebagai perekat persatuan dan

kesatuan bangsa.

Luasnya kawasan laut dan udara nasional tidak menjadi kendala bila hasrat

untuk bersatu senantiasa dapat ditumbuhkan di antara sesama anak bangsa.

Page 61: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Hubungan antar pulau dan antar daerah di seluruh pelosok nusantara melalui laut

merupakan alternatif transportasi barang dan jasa yang semurah-murahnya tetapi

dengan mutu pelayanan sebaik-baiknya. Menjadikan laut dan udara sebagai jalur

perdagangan barang dan jasa dapat meningkatkan petumbuhan daerah. Secara

simultan hal tersebut akan meningkatkan kemakmuran seluruh bangsa dan

pemerataan pertumbuhan secara berkeadilan di setiap daerah untuk memperkecil

kesenjangan sosial. Untuk itulah, faktor keamanan di kawasan-kawasan laut dan

udara tersebut menjadi prasyarat utama bagi kelangsungan pembangunan nasional

sektor pertahanan.51

Sementara pada kawasan darat, ditinjau dari berbagai aspek kehidupan

masyarakat di pulau-pulau terdepan yang berpenduduk, secara umum memang sangat

rawan terhadap provokasi dan “iming-iming” negara asing untuk melakukan tindak

pelanggaran, seperti membiarkan bahkan membantu pihak asing dalam upaya

pengerukan pasir, illegal loging, illegal fishing, penyelundupan barang-barang

terlarang dan lain sebagainya, di Indonesia keterlibatan TNI Angkatan Darat

merupakan hal yang penting, dalam artian mempertahankan kedaulatan pulau-pulau

terdepan termasuk cegah dini dan cegah tangkal terhadap segala bentuk kerawanan

dan ancaman diseluruh wilayah daratan tersebut

Wilayah perbatasan negara di laut (batas maritim) dan pulau-pulau terluar

Indonesia belum sepenuhnya mendapat perhatian dan pengelolaan dari pemerintah.

51 Winsulangi Salindeho dan Pitres Sombowadilr, Daerah Perbatasan Keterbatasan

Perbatasan, (Yogyakarta: FUSPAD, 2008), hal. 121

Page 62: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Hal ini dapat menimbulkan potensi konflik di kemudian hari, diperkuat lagi dengan

keterbatasan sumber daya dan perlengkapan perang serta anggaran yang kurang.

Sehingga kawasan udara dan laut sangat mudah untuk menjadi sasaran musuh atau

sesorang yang ingin melanggar hukum. 52

Perselisihan perbatasan terjadi karena terganggunya stabilitas keamanan di

perairan, perdaratan serta perudaraan Indonesia dan dikawasan yurisdiksi nasional.

Kemudiaan perbatasan yang kurang jelas mengenai batas wilayah RI ( hal ini penulis

telah menjelaskan di bab 3), mengakibatkan seringnya permasalahan batas wilayah

menjadi area konflik antar negara tetangga.

Permasalahan pulau-pulau terdepan misalnya karena letaknya yang terpencil,

daerah perbatasan umumnya rawan kegiatan yang berpotensi sebagai ancaman dan

gangguan baik dari aspek darat, laut, maupun udara. Kemudian permasalahan

perbatasan baik permasalahan tradisional seperti: pelanggaran wilayah,

penyelundupan, migran gelap, tenaga kerja illegal, penyelundupan kayu, penerbangan

gelap, maupun ancaman global seperti: kejahatan lintas bangsa (transnational crime),

arus imigrasi lintas agama (transnational imigration flow), teroris lintas bangsa,

penyebaran penyakit menular, pengrusakan lingkungan hidup lintas bangsa,

perompakan di laut, serta jaringan perdagangan senjata dan narkoba, sudah sangat

merisaukan dan mengusik eksistensi dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) maupun kelangsungan hidup generasi masa depan.

52 Wila, Marnixon, Konsepsi Hukum Dalam Pengaturan dan Penelolaan Wilayah

Perbatasan Antar Negara, Alumni Bandung, 2006), hal. 84

Page 63: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Dalam Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2008 tentang wilayah negara

dicantumkan mengenai sanksi pidana untuk pelanggar perbatasan, namun perlu

diingat bahwa setiap hukum pidana dari suatu negara berlaku di wilayah negara itu

sendiri. Hal ini merupakan sesuatu yang pokok dan asas yang paling tua, serta sesuatu

yang logis.

Asas teritorial atau wilayah ini menunjukkan bahwa siapapun yang

melakukan tindak pidana di wilayah negara tempat berlakunya hukum pidana, harus

tunduk pada hukum pidana itu. Semua negara, termasuk Indonesia menganut asas ini.

Yang menjadi patokan adalah tempat atau wilayah, sedangkan orangnya tidak

dipersoalkan.

Asas teritorial atau wilayah ini tercantum dalam Pasal 2 KUHP, yang

berbunyi: “ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia berlaku bagi

setiap orang yang dalam daerah Republik Indonesia melakukan suatu tindak

pidana”.53

Menurut Pasal ini, setiap orang yang melakukan tindak pidana dalam

wilayah negara Republik Indonesia harus dikenakan hukuman, baik ia orang

Indonesia asli maupun orang asing. Dengan berlakunya ketentuan dan asas ini maka

terjelmalah kedaulatan negara di wilayahnya sendiri sehingga warga negara bisa

mendapatkan hak-hak ekonomi, sosial, budaya, warga negara yang berada di

perbatasan. Kewajiban suatu negara lah untuk menegakkan hukum dan memelihara

53 M. Boediarto-K. Wantjik Saleh, Kitab Undang-undang Hukum Pidana Indonesia, (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 1982), hal. 9

Page 64: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

ketertiban hukum di wilayahnya sendiri terhadap siapapun yang melanggar peraturan

yang dibuatnya.

Wilayah suatu negara terdiri atas tanah daratan, laut sampai 12 mil, dan ruang

udara di atasnya. Khusus di Indonesia dianut wawasan Nusantara, yang menyatakan

bahwa semua wilayah laut antara Pulau-pulau Nusantara merupakan wilayah

Indonesia. Dengan demikian, luas darat dan laut Indonesia 12 mil diukur dari Pulau-

pulau Indonesia terluar, berikut wilayah udara di atasnya.

Asas teritorial ini diperluas oleh Pasal 3 KUHP, dengan memandang

kendaraan air (vaartuig) Indonesia sebagai ruang tempat berlakunya hukum pidana,

meskipun kendaraan air atau kapal tersebut berada di luar wilayah Indonesia. Pasal 3

KUHP tersebut berbunyi: “ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia

berlaku bagi setiap orang yang di luar wilayah Indonesia melakukan tindak pidana di

dalam kendaraan air atau pesawat udara Indonesia.54

Menurut Pasal ini, siapa saja yang melakukan tindak pidana di dalam atau di

atas kendaraan air Indonesia, meskipun berada di wilayah negara lain, misalnya

sedang berlabuh di pelabuhan negara asing, dapat dituntut oleh jaksa dan dihukum

oleh pengadilan negara Indonesia.55

Ketentuan pidana bagi pelanggar batas wilayah

54 Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: PT. Tiara Wacana, 1994), hal. 69

55 Wirjono projodikoro, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, (Jakarta: PT. Eresco, 1981),

hal. 44

Page 65: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

dapat dilihat dalam bab 9 ketentuan pidana Pasal 21 pada Undang-undang RI Nomor

43 Tahun 2008 tentang wilayah negara beserta penjelasanannya.

B. Kelemahan Pertahanan di Perbatasan RI

Kemampuan sebuah negara untuk menjaga kedaulatan negara mempunyai

implikasi pemahaman, Pertama, negara-negara memiliki kedaulatan yang sama.

Kedua, negara-negara tidak bisa campur tangan dalam persoalan negara-negara lain.

Ketiga, negara-negara memiliki yurisdiksi atas wilayah secara eksklusif. Keempat,

negara-negara masing-masing diasumsikan memiliki kompetensi. Kelima, negara-

negara hanya dapat dibebani kewajiban dalam hal negara tersebut memberikan

persetujuannya. Keenam, negara-negara hampir memiliki kewenangan penuh untuk

memutuskan pergi berperang. Ketujuh, hukum internasional positif hanya dapat

mengikat suatu negara apabila negara tersebut telah secara eksplisit dan suka rela

untuk diikat oleh itu. Kesemua ini dapat kita perdebatkan dalam kaitannya dengan

keadaan aktual.56

Poin pertama yang menyatakan semua negara memiliki kedaulatan yang sama

secara politik hal ini sangat diragukan yang dibuktikan dengan kemampuan ekonomi

yang sangat beragam dari negara-negara yang ada. Poin kedua tidak bisa dipahami

secara absolut sebagai bukti adalah ketika terjadinya pemilu di satu negara

56 Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer, (Bandung:

PT. Refika Aditama, 2006), hal. 173

Page 66: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

membutuhkan legitimasi dari komunitas internasional. Ketiga yang menyatakan

negara-negara memiliki yurisdiksi atas wilayahnya secara eksklusif harus dipahami

dengan beberapa pengecualian misal dalam suatu negara sudah dinyatakan tidak

mampu mengadakan sebuah peradilan secara fair maka komunitas internasional turun

tangan.57

Poin keempat ini menurut secara faktual asumsi ini diragukan. Poin nomor

lima ini jelas-jelas tidak bisa dipegang karena pada saat ini terdapat kewajiban

ataupun norma-norma yang tergolong dalam katagori itu sendiri. Poin keenam sangat

tidak masuk akal karena dimulai dengan konferensi Hague, Pakta Briand-Kellog

sampai piagam PBB merupakan bukti apabila perang digunakan sebagai instrumen

kebijakan merupakan tindakan yang illegal. Poin ketujuh ini terkait dengan poin

kelima diatas.58

Dalam Bab 4 Undang-undang RI Nomor 43 tentang wilayah negara

dijelaskan bahwa negara Indonesia memiliki hak-hak berdaulat dan hak-hak lain

diwilayah Yurisdiksi yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan dan hukum internasional, sehingga menurut saya dalam aplikasi

mengenai makna kedaulatan yang ada dimaksud di pasal sering sulit untuk

diaplikasikan pada era global seperti sekarang ini.

Sedangkan secara kelembagaan aplikasi pada Undang-undang RI Nomor 43

2008 tentang wilayah negara mengalami pada aplikasi pemahaman, misalnya belum

adanya pemahaman yang sama dalam penerapan Undang-undang Pemerintah Daerah,

57 Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, (Bandung: PT. Nusamedia

Nuansa), hal. 464

58 Jawahir Thontowi, Hukum Internasional Kontemporer, (Bandung: PT. Refika Aditama,

2006), hal. 174

Page 67: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

mengakibatkan timbulnya tuntutan Pemda yang menginginkan adanya batas

pengelolaan laut (pengkavlingan laut) didasarkan kepada wilayah daerah otonom dan

bentrokan antar nelayan tradisional yang disebabkan perebutan wilayah tangkap.59

Sehingga pengembangan kualitas sumber daya manusia menjadi penting

untuk diperhatikan, hal ini terkait dengan Bab. 7 tentang peran serta masyarakat yang

tercantum pada Pasal 19 Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2008 tentang wilayah

negara, peningkatan sumber daya manusia juga terkait dengan fasilitas yang

menunjang seperti pendidikan,60

Sehingga peran serta masyarakat akan lebih cepat

untuk diwujudkan. Meningkatnya kualitas sumber daya masyarakat akan membuat

mudah peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan perbatasan. Pemahaman

masyarakat terhadap wawasan nusantara yang juga merupakan wawasan nasional

Indonesia sebagai upaya mrembangkitkan rasa kebangsaan dan kepeduliaan terhadap

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga mengalami penurunan

yang sangat drastis dengan bukti semakin banyaknya warga negara menjadi agen

kejahatan diperbatasan, sehingga amanat Undang-undang tentang batas wilayah harus

sering untuk disosialisasikan ke tengah masyarakat. Problem perlengkapan

persenjataan, pendidikan kemiliteran dan sebagainya, juga menjadi problem serius

yang hingga ini masih mengalami perdebatan dari berbagai kalangan

7 Makalah Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, S.H. pada

acara pembekalan kepada Peserta Pendidikan Kursus Kader Pimpinan (Suskapin) Tingkat Nasional

Tahun 2009 Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia, tanggal 23 Oktober 2009 di Gedung

Candraca Grup 3 Kopassus Cijantung Jakarta Timur, hal. 12

60 Letjen TNI Hadi Waluyo, Mempertahankan Kedaulatan: Pulau-pulau Terdepan di Wilayah

Daratan NKRI, Jurnal Yudhagama nomor 70 tahun XXVI Maret 2006, hal. 14-15

Page 68: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Mengacu kepada persepsi di atas menjadi jelas bahwa untuk menciptakan

keamanan di laut, darat dan udara diperlukan pendekatan yang komprehensif dan

integral serta menyangkut upaya dan usaha multisektoral yang melibatkan banyak

instansi. Akhir-akhir ini, penegakan keamanan menjadi semakin rumit dengan

meningkatnya kualitas kejahatan yang tidak lagi mengenal batas negara atau dikenal

dengan sebutan kejahatan lintas negara atau trans-national crime atau trans-national

organised crime (TOC)61

Potensi ancaman tersebut diatas akan mempengaruhi semua aspek kehidupan

dalam hubungan antarnegara, hubungan negara dan masyarakat serta hubungan antar

masyarakat, sehingga TNI sebagai komponen utama pertahanan negara perlu

mencermati dengan baik agar kecenderungan dan fenomena dari interaksi-interaksi

tersebut dapat direspon dengan tepat.

Lepasnya pulau-pulau terluar di Indonesia akibat lemahnya pertahanan di

perbatasan kita, timor-timur misalnya rumitnya dalam tata batas darat dengan Timor

Leste yaitu mengenai posisi distrik Oekusi yang merupakan wilayah Timor Leste

yang masuk menjuruk diantara wilayah-wilayah daratan Indonesia (Propinsi NTT).

Adanya enclave Oekusi di tengah wilayah Indonesia merupakan kenyataan yang

cukup spesifik didalam menangani masalah perbatasan dengan Timor Leste. Lalu

lintas manusia dan barang dari Oekusi melalui wilayah Indonesia perlu diatur

sedemikian rupa sehingga dapat memperkecil potensi gangguan keamanan, terlebih

61 Mayjen TNI M. SOCHIB “ Terorisme dan Kejahatan Lintas Batas: Dilema Penanganan

Keamanan dalam TNI-POLRI di Masa Perubahan Politik, (Bandung: Program Magister Studi

Pertahanan ITB Bandung, 2002), hal. 126-134

Page 69: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

kerena masih adanya sentimen-sentimen masa lalu terutama oleh penduduk ex Timor-

Timur. Diwilayah perbatasan darat lainnya juga masih berpotensi timbulnya

gangguan keamanan, seperti perdagangan ilegal dan penyelundupan, serta gangguan

kriminal, termasuk pelintas batas tradisional. Isu-isu milisi yang masih sering

diangkat oleh pihak-pihak tertentu, berpotensi mengganggu hubungan kedua negara.

Masih terdapatnya sejumlah pengungsi Timor Leste di wilayah Timor Barat juga

akan banyak berpengaruh terhadap penyelesaian masalah-masalah keamanan di

perbatasan. Penempatan TNI di wilayah perbatasan diharapkan dapat membantu

menegakkan keamanan dan masih perlu dipertahankan keberadaannya.62

Ketika Soeharto dipaksa turun dari jabatan Presiden oleh kondisi politik dan

ekonomi turun dari jabatan Presiden oleh kondisi politik dan ekonomi pada tahun

1998, posisi Presiden digantikan oleh B.J. Habibie. Cara pandang Habibie terhadap

masalah Timor-Timur berbeda dengan Soeharto, di mana Soeharto ingin

mempertahankan Timor-Timur sebagai bagian dari Indonesia dengan berbagai cara,

sementara Habibie lebih memandang sebagai beban ekonomi. Dari segi gaya

diplomasi, keduanya memiliki persamaan yang lebih memfokuskan pada diplomasi

untuk meningkatkan hubungan antar pemerintah.63

Diplomasi publik hanya ditangani dalam kasus-kasus khusus. Kesaman lain

adalah keduanya lebih mempercayai orang-orang terdekatnya daripada sistem

62 Rusdi Marpaung, Demokrasi Yang Selektif Terhadap Penegakan HAM, (Jakarta: Imparsial,

2006), hal. 104-105

63 Matori Abdul Djalil, Indonesia Mempertahankan Tanah Air Memasuki Abad 21, (Jakarta:

Gramedia pustaka, 2002), hal. 94

Page 70: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

pengambilan keputusan politik yang berlaku Tawaran otonomi luas (Juni 1998), yang

diikuti opsi referendum (Januari 1999), memunculkan perdebatan yang seru di dalam

negeri. Dalam pandangan Habibie, referendum merupakan cara penyelesaian masalah

sekali dan untuk selamanya . Akan tetapi Habibie luput untuk memperhitungkan

faktor-faktor eksternal seperti perubahan politik dunia pasca Perang Dingin,

bergesernya peran AS dan PBB, dan perubahan cara pandang pemerintah di Australia

terhadap isu Timor-Timur. Selain itu, peran media massa dan NGO (Non Goverment

Organisation) internasional juga semakin besar sebagai kelompok penekan yang

dapat berpengaruh kebijakan pemerintah.

Di dalam negeri, Habibie juga salah memperhitungkan situasi ekonomi dan

politik pasca Soeharto. Ketika keputusan untuk memberikan opsi kedua diumumkan,

rakyat tengah mengalami krisis ekonomi yang belum pulih sejak tahun 1997. Secara

umum, kebijakan yang diambil Habibie mencerminkan kurangnya informasi dan

pemahaman terhadap masalah Timor-Timur. Ini terlihat dari penyederhanaan

pandangan terhadap masalah dan diredusinya isu sebagai semata-mata

ketergantungan ekonomi Timor-Timur yang besar terhadap Indonesia.

Page 71: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keberadaan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang wilayah negara

secara konseptual sangat ideal. Hanya saja, dalam tataran praktis dan implementasi,

mengalami beberapa kendala, terlebih pada Pasal 1 ayat 9 (tentang landasan kontinen

Indonesia), persoalannya adalah :

1. Persoalan perbatasan wilayah negara. Misalnya, perbatasan darat dengan

Malaysia itu hilang dan bergesernya beberapa patok batas yang telah dibuat dan

di tancap bersama serta direkutnya warga Indonesia menjadi milisi penjaga

perbatasan Malaysia-Indonesia. Demikian juga rumitnya dalam tata batas darat

dengan Timor Leste yaitu mengenai posisi distrik Oekusi yang merupakan

wilayah Timor Leste yang masuk menjuruk diantara wilayah-wilayah daratan

Indonesia (Propinsi NTT). Distrik itu seolah-olah endclave Timor Leste dalam

wilayah Indonesia. Perbatasan laut juga mengalami hal yang sama dimana salah

satu masalah batas laut yang dihadapi Indonesia adalah berkaitan dengan

penentuan batas-batas laut utara ke Filipina dari kawasan satas, dsb. Ini, terkait

dengan ketentuan Pasal 1 butir 9 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008

tersebut di atas, penulis berpendapat bahwa ketentuan tentang batas landas

kontinen tersebut masih belum dapat dilaksanakan atau dijadikan acuan

sepenuhnya. Artinya masih memungkinkan terjadinya konflik tentang pengakuan

Page 72: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

wilayah Indonesia dengan negara tetangga.

2. Kewenangan pengelolaan, pemanfaatan wilayah negara dan kawasan perbatasan

yang tercantum dalam Pasal 9 sampai 13 (perihal kewenangan). Dalam tataran

diplomasi kita masih sangat lemah. Misalnya persengketaan di blok Ambalat.

3. Peran serta masyarakat. Dalam Bab 7 Pasal 19, keterbatasan wilayah khas itu

meniscayakan perlunya dirumuskan strategi pembangunan khas kepulauan

perbatasan dengan melibatkan masyarakat dalam beberapa program dan proyek

pemerintah serta memperhitungkan dampaknya secara seksama bagi perbaikan

dan mutu kehidupan masyarakat sehingga pemerintah harus berdiri dalam posisi

mendorong tumbuhnya prakarsa masyarakat perbatasan.

4. Keberadaan undang-undang tentang wilayah negara merupakan sarana

meningkatkan ekonomi bagi masyarakat daerah di perbatasan.

Batas wilayah negara dalam ketatanegaraan Islam bisa dilihat dari tugas dan

fungsi seorang imam atau khalifah. Perbatasan wilayah merupakan tanggung jawab

penuh seorang imam untuk menjaga, mengelola dan mempertahankan batas wilayah

negara. Sehingga dalam kaitan dengan Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2008

tentang wilayah negara, Islam memiliki semangat ajaran yang sama hal ini dibuktikan

dengan penemuan penulis mengenai keutamaan menjaga perbatasan dalam hadits

nabi dikatakan bahwa : Ribath (orang yang berjaga ditapal batas wilayah kaum

muslimin, guna mencegah serangan musuh) sehari semalam lebih baik dari puasa dan

sholat malam sebulan. Kalau seorang mati (dalam kondisi ini), amalnya akan

mengalir dan dicurahkan rezeki atasnya serta dijamin bebas dari ujian (kubur).

Page 73: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

B. Saran-saran

Peta geopolitik dan geostrategi dunia masih tetap akan dibayangi oleh

ancaman yang dapat mempengaruhi stabilitas keamanan suatu negara maupun

kawasan tertentu. Di sisi lain, sejalan dengan pesatnya perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (Ilpengtek), bentuk-bentuk ancamanpun semakin

bervariasi dan dapat mendatangkan risiko yang sangat besar bagi kelangsungan hidup

suatu bangsa dan negara. Ancaman tersebut, bukan saja bersumber dari luar negeri

namun dapat juga berasal dari dalam negeri. Kondisi ini mengharuskan Bangsa

Indonesia untuk tetap waspada mengantisipasi berbagai kemungkinan terburuk yang

dapat mengancam kepentingan nasional dan integritas Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

Kita tahu Lautan kita mempunyai nilai strategis bagi kehidupan Bangsa

Indonesia maupun bagi lalu lintas pelayaran internasional. Wilayah laut

merupakan satu kesatuan wilayah yang utuh sebagaimana visi bangsa

Indonesia dalam Wawasan Nusantara. Oleh karena itu, setiap upaya untuk

melakukan pelanggaran di wilayah perairan yurisdiksi Indonesia dianggap

sebagai suatu ancaman bagi seluruh Bangsa Indonesia.

Sangat kita sayangkan Sumber daya alam laut Indonesia yang sangat

kaya dapat memancing pihak-pihak tertentu untuk memanfaatkannya secara

ilegal. Situasi yang demikian, berpotensi menimbulkan berbagai ancaman,

Page 74: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

antara lain konflik antar negara, kegiatan ilegal di dan lewat laut yang

mengganggu stabilitas keamanan di laut. Perwujudan stabilitas keamanan di

laut diselenggarakan melalui operasi penegakan kedaulatan dan penegakan

hukum di laut, sekaligus untuk mewujudkan dampak penangkalan.

Ini yang patut kita sadari bersama bahwa tuntutan tugas ke depan

dalam melaksanakan penegakan kedaulatan dan penegakan hukum di

wilayah laut NKRI akan semakin berat dan kompleks, sehingga tanpa adanya

sinergitas yang solid diantara para stakeholder yang memiliki kewenangan

penegakan hukum di laut, akan sulit untuk mencapai pengawasan penegakan

hukum di laut sesuai dengan yang diinginkan. Hal tersebut diarahkan dalam

rangka menciptakan kondisi laut yang aman dan terkendali

Wilayah daratan perbatasan perlu memberdayakan masyarakat sekitar

sehingga masyarakat mampu berdiri dan memiliki kepedulian terhadap

negaranya kesehjahteraan rakyat di perbatasan merupakan sarana untuk

membangkitkan motivasi pembelaan terhadap bangsa. Sehingga dalam hal

ini aspek ekonomi menjadi penting untuk diperhatikan. Problem

ketimpangan ekonomi dihampir semua daerah perbatasan adalah penyebab

hilangnya idealisme dari anak bangsa, sehingga dengan adanya undang-

undang ini besar harapan selain mempertahankan negara juga sebagai sarana

untuk memperdayakan masyarakat wilayah di perbatasan.

Page 75: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Memanfaatkan pulau-pulau terluar di perbatasan sebagai tempat

untuk dijadikan rehabilitasi narapidana, sehingga di daerah perbatasan dapat

selalu terkontrol oleh aparatur negara dan masyarakat khususnya. Lebih

dijadikannya sumber yang bermanfaat bagi aset bangsa yang terlupakan

maka pemerintah disini seharusnya lebih memperhatikan aset-aset tersebut

agar bisa berguna bagi kepentingan bangsa.

Oleh sebab itu, diharapkan kedepannya (pemerintah khususnya)

jangan lagi kita meremehkan betapa pentingnya wilayah perbatasan kita.

Sebagaimana harus kita jaga dan kita pertahankan. Kita sudah mempunyai

undang-undang yang mengatur tentang batas wilayah dan sekarang lah

saatnya kita fungsikan akan keberadaan undang-undang tersebut

sebagaimana dengan ketentuan-ketentuan yang mengatur di dalamnya.

Page 76: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin juz 1 hal. 27, Beirut Libanon

Al-Mawardi, tt, Al-Ahkam al-Sulthaniyyah, Beirut, Libanon

Al-Zuhaili, Wahbah dkk, Buku Pintar Al-Quran Seven in One, terj. Imam Ghazal

Masykur dkk, Almahira, Jakarta, 2009

Amal, Ichlasul, dan Armaidy Armawi, 1995, Sumbangan Ilmu Sosial Terhadap

Konsepsi Ketahanan Nasional, Gajah Mada University Press, Yogyakarta,

1995

Asshiddqie, Jimly, Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia, PT Bhuana Ilmu

Populer, Jakarta, 2001

Ayyubi Nazhin, Political Islam: Religion and Politics in the Arab World, London:

Routledg, 1991

Azhary, Muhammad Tahir Negara Hukum, (Jakarta: PT. Prenada Media, 2004)

Black Anthony, Pemikiran Politik Islam, Terj. Abdullah Ali dan Maryana

Ariestiyawati. Jakarta: Serambi 2006

Boediarto, M Saleh K. Wantjik, Kitab Undang-undang Hukum Pidana Indonesia,

Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982

Boer Mauna, Hukum Internasional, Pengertian, Peranan, dan Fungsi dalam Era

Dinamika Global, Bandung: PT. Alumni Bandung, 2005

Djalil Abdul, Matori INDONESIA mempertahankan tanah air memasuki abad

21,(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2002

Djazuli, Ahmad, Fiqh Siyasah, Implementasi Kemaslahatan Ummat dalam Rambu-

rambu Syariah, Jakarta: Prenada Media, 2003

GATRA Edisi KHUSUS Januari, Di Laut Kita (Belum) Jaya, Jakarta, 2006

Hamzah, Andi, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta: PT. Tiara Wacana, 1994

Harahap, Syahrin dan Hasan Bakti Nasution (ed), Islam dan Reformasi TNI, Tiara

Wacana, Yogyakarta, 2000

Page 77: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

Irfan, Mohammad Membangun Visi Baru Bernegara, Jakarta: PT. Fariz Putra

Perdana, 2000

Irianto Hasyim, et. Al., Buku Panduan Ceramah Kamtibmas Dalam Perspektif Islam

Medan: Jabal Rahmat, 2000

Kelsen, Hans, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, Nusamedia&Nuansa,

Bandung, 2006

Madjid Nurcolis, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta: Paramadina, 2000

Marnixon, Wila, Konsepsi Hukum Dalam Pengaturan dan Penelolaan Wilayah

perbatasan antar negara, Bandung: Antara, 2006

Marpaung, Rusdi, dkk, Dinamika Reformasi Sektor Keamanan, Imparsial, Jakarta,

2005

MD, Moh. Mahfud Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2001)

Nasution Debby A, Kedudukan Militer Dalam Islam. Yogyakarta: Tiara Wacana,

2003

Nur Mufid dan A. Nur Fuad, Bedah AL-Ahkamus Sulthaniyyah Al-Mawardi,

Surabaya: Pustaka Progressif, 2000

Priyatna Abdurrasyid, Prinsip-prinsip Hukum Angkasa, Jakarta: PT. Sinar Grafika

Offset, 2002

Projodikoro, Wirjono, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, Jakarta: PT. Eresco,

1981

Rudy May T., Hukum Internasional 2, Bandung: PT. Refika Aditama, 2006

S. Waqar Ahmad Husaini. Sistem Pembinaan Masyarakat Islam, terj. Anas

Mahyuddin, Bandung: Pustaka Salman ITB, 1983

Salindeho, Winsulangi dan Pitres Sombowadilr, Daerah Perbatasan Keterbatasan

Perbatasan, Jogja: FUSPAD, 2008

Silalahi, S, Dasar-dasar Indonesia Merdeka, Versi Para Pendiri Negara, Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka utama, 2001

Page 78: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT

SOCHIB, M, Mayjen TNI. “ Terorisme dan Kejahatan Lintas Batas: Dilema

Penanganan Keamanan dalam TNI-POLRI di Masa Perubahan Politik,

(Bandung: Program Magister Studi Pertahanan ITB Bandung, 2002

Soekamto, Soerjono dan Sri Mujdi, Penelitian Hukum Normatif; Suatu Tinjauan

Singkat ,PT Raja Grafindo, Jakarta. 2006

Thontowi Jawahir dan Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer,

Bandung, Refika Aditama, 2006

Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

PN Balai Pustaka, Cetakan 5, 1995

Trianto dan Titik Triwulan Tutik, Falsafah Negara dan Pendidikan

Kewarganegaraan, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2007

Wahyono Ary, et al, Hak Ulayat Laut dikawasan Timur Indonesia, Yogyakarta: PT.

Media Pressindo, 2000

Waluyo Hadi Letjen TNI, Mempertahankan Kedaulatan: Pulau-pulau Terdepan di

Wilayah Daratan NKRI, Jurnal Yudhagama Nomor 70 tahun XXVI maret

2006

Sumber Internet

http://www.depkominfo.go.id/?action=view&pid=news&id=5183

http://www.legalitas.org.

http://www.Viva News,com

Undang-undang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 dan 3 Tahun 2002 Tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia dan Pertahanan Negara Beserta Penjelasannya,

Citra Umbara, Bandung

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004, Tentang Tentara

Nasional Indonesia Beserta Penjelasannya, Citra Umbara, Bandung

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Wilayah

Negara beserta penjelasannya, Citra Umbara, Bandung

Page 79: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT
Page 80: PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3205/1/JOKO... · PENGAMANAN BATAS WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT