MAKALAH II WAWASAN NUSANTARA TOPIK BATAS TERITORIAL NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.docx

35
BATAS TERITORIAL NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan) OLEH NAMA : ROCHEHAT PARDEDE NPM : 16211426 KELAS : 2EA27 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA 0

Transcript of MAKALAH II WAWASAN NUSANTARA TOPIK BATAS TERITORIAL NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.docx

BATAS TERITORIAL NEGARA KESATUANREPUBLIK INDONESIA(Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan)

OLEH

NAMA:ROCHEHAT PARDEDENPM:16211426KELAS:2EA27

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS GUNADARMA20130

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul Batas Teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, ditulis untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Setiap Negara berwenang untuk menetapkan batas terluar wilayahnya. Penetapan batas-batas wilayah tersebut tentunya memiliki batasan-batasan yang diatur dalam berbagai kebijakan-kebijakan Internasional. Batas Teritorial Negara Kesatuan Indonesia di darat berbatasan dengan Malaysia,Papua New Guinea(PNG), dan Timor-Leste. Sedangkan dilaut, Indonesia berbatasan dengan India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, PapuaNew Guinea (PNG), Ausralia dan Timor-Leste.

Banyak pulau-pulau di Indonesia yang telah direbut oleh Negara lain. Pulau-pulau tersebut terletak di perbatasan kedua wilayah Negara tersebut. Hal ini tentunya sangat merugikan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara yang seharusnya berwenang atas pulau tersebut. Namun dalam Pengadilan Internasional, pulau itu malah jatuh ke tangan Negara lain tersebut. Berkurangnya pulau-pulau tersebut tentu saja akan berpengaruh terhadap batas-batas Teritorial Negara kita. Untuk itulah penulis memilih Topik Batas Teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat menambah wawasan para pembaca mengenai fakta-fakta Nusantara, khususnya wawasan Nusantara mengenai batas-batas territorial Negara Indonesia.

Penulis menyadari makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu penulis berharap para pembaca dapat memaklumi segala kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, baik dalam bentuk penulisan, pengejaan, dan diksi yang kurang tepat. Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif dan membangun untuk perbaikan selanjutnya. Demikianlah makalah ini dapat disajikan oleh penulis semoga bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Penulis,

Rochehat Pardede

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.iDAFTAR ISI.iiBAB I:PENDAHULUAN1. Latar Belakang.12. Rumusan Masalah....13. Tujuan Penulisan..1

BAB II:RUMUSAN MASALAH1. Kewilayahan Negara Indonesia .22. Batas Wilayah Negara Indonesia ...41) Batas Darat...42) Batas Laut ...5a. Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie 1939(TZMKO 1939) / Ordonansi 1939....5b. Deklarasi Juanda 1959..5c. UNCLOS (United Nation Convention on the Law of the Sea) 1982.53) Batas Udara ....63. Perbatasan Indonesia dengan Negara Tetangga...61) Perbatasan Indonesia-Singapura...62) Perbatasan Indonesia-Malaysia..73) Perbatasan Indonesia-Filipina74) Perbatasan Indonesia-Australia.75) Perbatasan Indonesia-Papua Nugini.76) Perbatasan Indonesia-Vietnam..87) Perbatasan Indonesia-India....88) Perbatasan Indonesia-Thailand..89) Perbatasan Indonesia-Republik Palau..810) Perbatasan Indonesia-Timor Leste..84. Pulau-pulau Terluar yang Ada di Indonesia.....12

BAB III:PENUTUP1. Kesimpulan...152. Saran.15

REFERENSI.16

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangBatas wilayah merupakan sesuatu yang sangat penting bagi suatu negara karena akan mentukan kesatuan dan kekuasaan suatu Negara tersebut. Dalam hal ini Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki batas-batas wilayah darat dan laut. Batas wilayah ini tentunya diatur dlaam berbagai kebijakan Internasional.Negara Keasatuan Republik Indonesia adalahnegara kepulauandiAsia Tenggara yang memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar disekitarkhatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia secara Geografis terletak pada koordinat 6LU- 1108'LSdan dari 95'BT- 14145'BTserta terletak di antara duabenuayaitu benuaAsiadan benuaAustralia/Oseania. Selain itu Negara Indonesia juga terletak diantara dua Samudra yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.Sebagai Warga Negara yang baik, setiap warga Negara haruslah memiliki wawasan Nusantara yang cukup. Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil hilangnya pulau-pulau dari batas-batas territorial Negara kita yang dapat memperkecil wilayah kekuasaan dan kedaulatan Negara Republik Indonesia (NKRI).

2. Tujuan PenulisanAdapun Tujuan Penulisan dari Makalah ini adalah :1. Untuk memenuhi salah satu tugas softsill Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Gunadarma.2. Untuk menambah Wawasan Nusantara para pembaca, khususnya mengenai batas-batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.3. Untuk meningkatkan rasa persatuan dan patriotisme di hati para pembaca demi menjaga batas-batas wilayah Nusantara.

3. Rumusan MasalahBeberapa rumusan masalah dalam makalah ini adalah :1. Kewilayahan Negara Republik Indonesia.2. Batas Teritorial Wilayah darat dan laut Negara Kesatuan Republik Indonesia.3. Apa saja kebijakan-kebijakan yang mengatur batas-batas wilayah Indonesia?4. Negara apa saja yang berbatasan dengan Indonesia?5. Bagaimanakah kesepakatan perbatasan wilayah Negara Indonesia dengan Negara Tetangga?6. Pulau-pulau apa saja yang terletak di wilayah perbatasan Indonesia?

BAB IIRUMUSAN MASALAH

1. Kewilayahan Negara IndonesiaKewilayahan negara Indonesia terdiri atas daratan dan perairan. Dalam kehidupan bernegara, geografi merupakan suatu fenomena yang mutlak diperhatikan dan diperhitungkan baik fungsi maupun pengaruhnya terhadap sikap dan tata laku negara yang bersangkutan. Wilayah indonesia pada saat merdeka masih berdasarkan peraturan tentang wilayah teritorial yang dibuat oleh Belanda yaitu Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939), dimana lebar laut wilayah/teritorial Indonesia adalah 3 mil diukur dari garis air rendah masing-masing pulau Indonesia. Luas laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah laut Indonesia lebih dari dua setengah kali luas daratannya. Menurut situs perbatasan ( dalam www.wilayahperbatasan.com ), menjelaskan bahwa pembahasan tentang wilayah laut Indonesia, perlu adanya pemahaman terhadap hak dan kewenangan atas laut sesuai UNCLOS yang dibedakan berdasarkan derajat dan tingkat kewenangan bagi negara yang bersangkutan. Secara prinsip dalam kaitannya pengelolaan sumber daya laut dan perikanan, perlu diperhatikan 3(tiga) jenis laut, meliputi :a. Wilayah laut dengan kedaulatan penuh bagi Indonesia, meliputi :1) Perairan pedalaman Merupakan bagian dari wilayah perairan nusantara. Pada wilayah ini, Indonesia memiliki kedaulatan mutlak dan kapal-kapal asing tidak mempunyai hak lewat. Ketetapan perairan pedalaman telah diatur di UNCLOS 1982, namun hingga saat ini Indonesia belum menetapkan perairan pedalaman tersebut.

2) Perairan NusantaraBagian luar perairan pedalaman adalah perairan kepulauan(nusantara). Wilayah perairan ini sebagai laut-laut yang terletak diantara pulau-pulau, dibatasi oleh garis-garis pangkal, tanpa memperhatikan kedalaman dan lebar laut. Kapal-kapal asing dan untuk kepentingan pelayaran internasional memiliki hak lewat berdasarkan prinsip lintas damai.

3) Laut teritorialLaut teritorial adalah wilayah perairan diluar perairan nusantara yang lebarnya tidak melebihi 12 mil laut yang diukur dari garis pangkal.wilayah laut ini juga memiliki kedaulatan penuh. Sebuah negara mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya sampai batas laut teritorial, tetapi mempunyai kewajiban menyediakan alur pelayaran lintas damai baik diatas maupun dibawah permukaan laut. Deklarasi Djuanda kemudian diperkuat dengan mengubahnya menjadi Undang-Undang No. 4 Prp. 1960.b. c. Wilayah laut dengan hak berdaulat atas kekayaan alam yang dikandung serta hal-hal tertentu, meliputi :1) Zona tambahanDi luar laut teritorial, terdapat laut dimana Indonesia mempunyai kewenangan-kewenangan tertentu. Zona tambahan dapat ditetapkan sampai kebatas 12 mil laut diluar laut teritorial atau 24 mil laut diukur dari garis pangkal. Pada zona ini, Indonesia memiliki hak untuk dapat malaksanakn kewenangan-kewenangan tertentu dalam mengontrol pelanggaran terhadap aturan dibidang bea cukai, pengawasan imigrasi dan menjamin pelaksanaan hukum diwilayahnya. Sampai sekarang zona tambahan belum ditetapkan.

2) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)Menurut UNCLOS 1982 ayal 56 ayat 1a, ZEE adalah suatu daerah diluar dan bedampingan dengan laut teritorial, lebar zona ini tidak lebih dari 200 mil laut dari garis pangkal. Di ZEE Indonesia memiliki hak berdaulat atas eksplorasi dan eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber daya alam.Di zona ini Indonesia memiliki hak-hak berdaulat atas kekayaan alam, terutama perikanan serta memiliki kewenangan untuk memelihara lingkungan laut, mengatur dan mengijinkan penelitian ilmiah kelautan serta pemberian ijin pembangunan pulau-pulau buatan, instalasi dan bangunan-bangunan laut lainnya. Perlu ditekankan, bahwa dalam zona ZEE Indonesia tidak ada hak negara lain untuk menangkap ikan, kecuali dengan ijin yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia berdasarkan peraturan tersendiri.

3) Landas KontinenLandas kontinen (continental shelf) adalah pada awalnya merupakan istilah geologi, maksudnya merujuk pada fakta geologis bahwa daratan pantai akan menurun kebawah laut dengan kemiringan kecil hingga disuatu tempat tertentu menurun sacara terjal kedasar laut. Kemiringan kecil itulah yang disebut landas kontinen. Landasan kontinen dibahas pada konvensi Hukum Laut Internasional 1 tahun 1958. Konvensi menetapkan bahwa pemberian hak-hak berdaulat dan wewenang kepada negara pantai untuk menguasai kekayaan alam yang terkandung di permukaan dasar laut dan di dalam tanah di bawahnya dibatasi sampai kedalaman air 200 meter. Konvensi Jenewa tersebut pernah diratifikasi oleh Indonesia. Ketetapan konvensi di Jenewa, Indonesia mengeluarkan pengumuman tentang landas kontinen tanggal 17 Februari 1969 dan telah menetapkan UU No. 17 tahun 1973 tentang landas kontinen.

Seiring dengan perkembangan teknologi eksploitasi dasar laut, maka penetapan wilayah Landas Kontinen kedalaman air hingga 200 meter menjadi bahan pembicaraan serius pada Konferensi Hukum Laut Internasional III 1973-1982. Disamping itu telah pula berkembang pengertian continental shelf dalam artian geologi dan dalam artian yuridis.Pada UNCLOS III telah ditetapkan Landas kontinen dengan pengertian yuridis kewenangan suatu negara pantai atas kekayaan alam meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya dari daerah dibawah permukaan laut yang terletak diluar laut teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah daratnya hingga pinggiran luar tepian kontinen, atau hingga suatu jarak 200 mil laut dari garis pangkal dimana lebar laut teritorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepian kontinen tidak mencapai jarak tersebut (pasal 76 ayat 1). Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut diatas, mengisyaratkan bahwa dalam penetapan batas landas kontinen, Indonesia memiliki kepentingan menyangkut : Batas landas kontinen dengan negara tetangga yang berhadapan yang dilakukan dengan persetujuan atas dasar hukum internasional. Batas Landas kontinen hingga 200 mil dari garis pangkal.

d. Wilayah laut, dimana indonesia memiliki kepentingan umum tidak memiliki kedaulatan kewilayahan ataupun kewenangan dan hak berdaulat atas laut tersebut, meliputi wilayah perairan laut bebas atau ZEE dan dasar laut internasional diluar landas kontinen indonesia.

2. Batas Wilayah Negara IndonesiaIndonesia adalahnegara kepulauandiAsia Tenggara yang memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar disekitarkhatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6LU- 1108'LSdan dari 95'BT- 14145'BTserta terletak di antara duabenuayaitu benuaAsiadan benuaAustralia/Oseania. Negara Kesatuan republic Indonesia juga diapit oleh dua Samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Perbatasan Wilayah Darat dan Laut Negara Indonesia adalah sebagai berikut :1) Batas DaratSetiapnegaraberwenang untuk menetapkan batas terluar wilayahnya. Negara KesatuanRepublik Indonesiaberbatasan dengan 10 (sepuluh) negara tetangga. Di darat, Indonesia berbatasan dengan Malaysia,Papua New Guinea(PNG) dan dengan Timor-Leste. Sedangkan dilaut, Indonesia berbatasan dengan India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipin, Palau,PapuaNiugini, Ausralia dan Timor-Leste.

2) 3) Batas LautDalam menentukan batas wilayah laut, batas-batas tersebut diatur berdasarkan kesepakatan atau kebijakan, antara lain adalah :a. Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939) / Ordonansi 1939Menurut Ordonansi 1939 ini, wilayah Indonesia terpecah-pecah dengan kebijakan bahwa laut adalah milik internasional. Laut menjadi pemisah bagi pulau-pulau di Indonesia. Wilayah Indonesia adalah pulau-pulau serta laut yang berjarak 3 mil sekeliling pulau.

b. Deklarasi Juanda 1959TZMKO 1939 tidak menjamin kesatuan wilayah Indonesia sebab antara satu pulau dengan pulau yang lain menjadi terpisah-pisah, sehingga pada tanggal 13 Desember 1957, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Deklarasi Djuanda yang isinya :1) Segala perairan disekitar, diantara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk negara Indonesia dengan tidak memandang luas/lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan Indonesia.2) Lalu lintas yang damai diperairan laut pedalaman bagi kapal-kapal yang dijamin selama dan sekedar tidak bertentangan/mengganggu kedaulatan dan keselamatan negara Indonesia.3) Batas laut teritorial adalah 12 mil diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau negara Indonesia. Sebagai negara kepulauan yang wilayah perairan lautnya lebih luas daripada wilayah daratannya, maka peranan wilayah laut menjadi sangat penting bagi kehidupan bangsa dan negara.

c. UNCLOS (United Nation Convention on the Law of the Sea) 1982Pada keputusan hukum internasional ini ditetapkan batas ZEE wilayah Indonesia, yakni 200 mil. Wilayah ini bukan wilayah teritorial, tetapi Indonesia memiliki kesempatan yang pertama untuk memanfaatkan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.Batas-batas wilayah Indonesia di laut harus mengacu padaUNCLOS(United Nations Convension on the Law of the Sea). Batas-batas tersebut adalah :1. Barat:Pulau Simeulucut, Salaut Besar, Rawa, Rusa, Benggala dan Rondoberbatasan denganSamudera Hindia2. Timur:Pulau Timor berbatasan dengan Timor Leste, pulau Papua/ Irianberbatasan denganPapua Nugini

3. 4. Selatan:Pulau Dana, Dana (pulau ini tidak sama dengan Pulau Dana yang disebut pertama kali, terdapat kesamaan nama), Mangudu, Shopialoisa, Barung, Sekel, Panehen, Nusa Kambangan, Kolepon, Ararkula, Karaweira, Penambulai, Kultubai Utara, Kultubai Selatan, Karang, Enu, Batugoyan, Larat, Asutubun, Selaru, Batarkusu, Masela, dan Meatimiarangberbatasan denganAustralia dan Samudera Hindia5. Utara:Pulaunya perbatasan yang sangat banyak danberbatasan dengannegara Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Thailand.

4) Batas UdaraBatas ruang udara Indonesia diukur dengan menarik garis dari pusat bumi menyinggung batas wilayah laut Indonesia. Begitu pula dengan batas ruang antariksa Indonesia dan GSO (Geo Stationery Unit).

3. Perbatasan Indonesia dengan Negara TetanggaDi kawasan Asia Tenggara, ketidak jelasan batas antar dua negara dialami oleh beberapa negara yang berbatasan, termasuk di laut Cina Selatan. Indonesia juga memiliki permasalahan perbatasan dengan negara-negara lain, terlebih lagi mengingat demikian luasnya wilayah darat dan perairan. Indonesia memiliki sepuluh negara tetangga yang berbatasan, yakni Malaysia, Singapura, Thailand, India, Filipina, Vietnam, Papua Nugini, Australia, Palau dan Timor Leste.1) Perbatasan Indonesia-SingapuraPenambangan pasir laut di perairan sekitar Kepulauan Riau yakni wilayah yang berbatasan langsung dengan Sinagpura, telah berlangsung sejak tahun 1970. Kegiatan tersebut telah mengeruk jutaan ton pasir setiap hari dan mengakibatkan kerusakan ekosistem pesisir pantai yang cukup parah. Selain itu mata pencaharian nelayan yang semula menyandarkan hidupnya di laut, terganggu oleh akibat penambangan pasir laut. Kerusakan ekosistem yang diakibatkan oleh penambangan pasir laut telah menghilangkan sejumlah mata pencaharian para nelayan.Penambangan pasir laut juga mengancam keberadaan sejumlah pulau kecil karena dapat menenggelamkannya, misalnya kasus Pulau Nipah. Tenggelamnya pulau-pulau kecil tersebut menimbulkan kerugian besar bagi Indonesia, karena dengan perubahan pada kondisi geografis pantai akan berdampak pada penentuan batas maritim dengan Singapura di kemudian hari.2) Perbatasan Indonesia-MalaysiaPenentuan batas maritim Indonesia-Malaysia di beberapa bagian wilayah perairan Selat Malaka masih belum disepakati ke dua negara. Ketidakjelasan batas maritim tersebut sering menimbulkan friksi di lapangan antara petugas lapangan dan nelayan Indonesia dengan pihak Malaysia.Demikian pula dengan perbatasan darat di Kalimantan, beberapa titik batas belum tuntas disepakati oleh kedua belah pihak. Permasalahan lain antar kedua negara adalah masalah pelintas batas, penebangan kayu ilegal, dan penyelundupan. Forum General Border Committee (GBC) dan Joint Indonesia Malaysia Boundary Committee (JIMBC), merupakan badan formal bilateral dalam menyelesaikan masalah perbatasan kedua negara yang dapat dioptimalkan.

3) Perbatasan Indonesia-FilipinaBelum adanya kesepakatan tentang batas maritim antara Indonesia dengan Filipina di perairan utara dan selatan Pulau Miangas, menjadi salah satu isu yang harus dicermati. Forum RI-Filipina yakni Joint Border Committee (JBC) dan Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) yang memiliki agenda sidang secara berkala, dapat dioptimalkan menjembatani permasalahan perbatasan kedua negara secara bilateral.

4) Perbatasan Indonesia-AustraliaPerjanjian perbatasan RI-Australia yang meliputi perjanjian batas landas kontinen dan batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) mengacu pada Perjanjian RI-Australia yang ditandatangani pada tanggal 14 Maret 1997. Penentuan batas yang baru RI-Australia, di sekitar wilayah Celah Timor perlu dibicarakan secara trilateral bersama Timor Leste.

5) Perbatasan Indonesia-Papua NuginiIndonesia dan PNG telah menyepakati batas-batas wilayah darat dan maritim. Meskipun demikian, ada beberapa kendala kultur yang dapat menyebabkan timbulnya salah pengertian. Persamaan budaya dan ikatan kekeluargaan antar penduduk yang terdapat di kedua sisi perbatasan, menyebabkan klaim terhadap hak-hak tradisional dapat berkembang menjadi masalah kompleks di kemudian hari.

6) 7) Perbatasan Indonesia-VietnamWilayah perbatasan antara Pulau Sekatung di Kepulauan Natuna dan Pulau Condore di Vietnam yang berjarak tidak lebih dari 245 mil, memiliki kontur landas kontinen tanpa batas benua, masih menimbulkan perbedaan pemahaman di antara ke dua negara. Pada saat ini kedua belah pihak sedang melanjutkan perundingan guna menentukan batas landas kontinen di kawasan tersebut.

8) Perbatasan Indonesia-IndiaPerbatasan kedua negara terletak antara pulau Rondo di Aceh dan pulau Nicobar di India. Batas maritim dengan landas kontinen yang terletak pada titik-titik koordinat tertentu di kawasan perairan Samudera Hindia dan Laut Andaman, sudah disepakati oleh kedua negara. Namun permasalahan di antara kedua negara masih timbul karena sering terjadi pelanggaran wilayah oleh kedua belah pihak, terutama yang dilakukan para nelayan.

9) Perbatasan Indonesia-ThailandDitinjau dari segi geografis, kemungkinan timbulnya masalah perbatasan antara RI dengan Thailand tidak begitu kompleks, karena jarak antara ujung pulau Sumatera dengan Thailand cukup jauh, RI-Thailand sudah memiliki perjanjian Landas Kontinen yang terletak di dua titik koordinat tertentu di kawasan perairan Selat Malaka bagian utara dan Laut Andaman. Penangkapan ikan oleh nelayan Thailand yang mencapai wilayah perairan Indonesia, merupakan masalah keamanan di laut. Di samping itu, penangkapan ikan oleh nelayan asing merupakan masalah sosio-ekonomi karena keberadaan masyarakat pantai Indonesia.

10) Perbatasan Indonesia-Republik PalauSejauh ini kedua negara belum sepakat mengenal batas perairan ZEE Palau dengan ZEE Indonesia yang terletak di utara Papua. Akibat hal ini, sering timbul perbedaan pendapat tentang pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh para nelayan kedua pihak.

11) Perbatasan Indonesia-Timor LesteSaat ini sejumlah masyarakat Timor Leste yang berada diperbatasan masih menggunakan mata uang rupiah, bahasa Indonesia, serta berinteraksi secara sosial dan budaya dengan masyarakat Indonesia. Persamaan budaya dan ikatan kekeluargaan antarwarga desa yang terdapat di kedua sisi perbatasan, dapat menyebabkan klaim terhadap hak-hak tradisional, dapat berkembang menjadi masalah yang lebih kompleks. Disamping itu, keberadaan pengungsi Timor Leste yang masih berada di wilayah Indonesia dalam jumlah yang cukup besar potensial menjadi permasalahan perbatasan di kemudian hari.4. 5. Pulau-pulau Terluar yang Ada di IndonesiaIndonesia memiliki sangat banyak pulau yang terletak di wilayah perbatasan atau biasa juga disebut denga pulau terluar. Pulau-pulau tersebut antara lain adalah sebagai berikut :No.Nama pulauKoordinat titik terluarPerairanWilayah administrasiNegara terdekat

1.Alor8 13 50LS, 125 7 55BTSelat OmbaiKabupaten Alor,Nusa Tenggara TimurTimor Leste

2.Ararkula5 35 42LS, 134 49 5BTLaut AruKabupaten Maluku Tenggara,MalukuAustralia

3.Asutubun8 3 7LS, 131 18 2BTLaut TimorKabupaten Maluku Tenggara Barat, MalukuTimor Leste

4.Bangkit1 2 52LU, 123 6 45BTLaut SulawesiKabupaten Bolaang Mongondow,Sulawesi UtaraFilipina

5.Barung8 30 30LS, 113 17 37BTSamudra HindiaKabupaten Jember,Jawa TimurAustralia

6.Batarkusu8 20 30LS, 130 49 16BTLaut TimorKabupaten Maluku Tenggara Barat, MalukuTimor Leste

7.Batek9 15 30LS, 123 59 30BTLaut SawuKabupaten Kupang, Nusa Tenggara TimurTimor Leste

8.Batu Bawaikang4 44 46LU, 125 29 24BTLaut SulawesiKabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi UtaraFilipina

9.Batu Berhanti1 11 6LU, 103 52 57BTSelat SingapuraKota Batam,Kepulauan RiauSingapura

10.Batu Goyang7 57 1LS, 134 11 38BTLaut AruKabupaten Maluku Tenggara, MalukuAustralia

11.Batu Kecil5 53 45LS, 104 26 26BTSamudra HindiaKabupaten Lampung Barat,LampungIndia

12.Batu Mandi2 52 10LU, 100 41 5BTSelat MalakaKabupaten Bintan, Kepulauan RiauMalaysia

13.Benggala5 47 34LU, 94 58 21BTSamudra HindiaKota Sabang,Nanggroe Aceh DarussalamIndia

14.Bepondi0 23 38LS, 135 16 27BTSamudra PasifikKabupaten Biak Numfor,PapuaPalau

15.Berhala3 46 38LU, 99 30 3BTSelat MalakaKabupaten Deli Serdang,Sumatera UtaraMalaysia

16.Bras0 55 57LU, 134 20 30BTSamudra PasifikKabupaten Biak Numfor, Papua]]Palau

17.Budd0 32 8LU, 130 43 52BTSamudra PasifikKabupaten Sorong,Irian Jaya BaratPalau

18.Damar2 44 29LU, 105 22 46BTLaut NatunaKabupaten Natuna, Kepulauan RiauMalaysia

19.Dana (Ndana)11 0 36LS, 122 52 37BTSamudra HindiaKabupaten Kupang, Nusa Tenggara TimurAustralia

20.Dana10 50 0LS, 121 16 57BTSamudra HindiaKabupaten Kupang, Nusa Tenggara TimurAustralia

21.Deli7 1 0LS, 105 31 25BTSamudra HindiaKabupaten Pandeglang,BantenAustralia

22.Dolangan1 22 40LU, 120 53 4BTLaut SulawesiKabupaten Toli-Toli,Sulawesi TengahMalaysia

23.Enggano5 31 13LS, 102 16 0BTSamudra HindiaKabupaten Bengkulu Utara,BengkuluIndia

24.Enu7 6 14LS, 134 31 19BTLaut ArafuruKabupaten Maluku Tenggara, MalukuAustralia

25.Fani1 4 28LU, 131 16 49BTSamudra PasifikKabupaten Sorong, Irian Jaya BaratPalau

26.Fanildo0 56 22LU, 134 17 44BTSamudra PasifikKabupaten Biak Numfor, PapuaPalau

27.Gosong Makasar3 59 25LU, 117 57 42BTLaut SulawesiKabupaten Nunukan,Kalimantan TimurMalaysia

28.Intata4 38 38LU, 127 9 49BTLaut SulawesiKabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi UtaraFilipina

29.Iyu Kecil1 11 30LU, 103 21 8BTSelat MalakaKabupaten Karimun, Kepulauan RiauMalaysia

30.Jiew0 43 39LU, 129 8 30BTLaut HalmaheraHalmahera,Maluku UtaraPalau

31.Kakarutan4 37 36LU, 127 9 53BTSamudra PasifikKabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi UtaraFilipina

32.Karang7 1 8LS, 134 41 26BTLaut AruKabupaten Maluku Tenggara, MalukuAustralia

33.Karaweira6 0 9LS, 134 54 26BTLaut AruKabupaten Maluku Tenggara, MalukuAustralia

34.Karimun Kecil1 9 59LU, 103 23 20BTSelat MalakaKabupaten Karimun, Kepulauan RiauMalaysia

35.Kawalusu4 14 6LU, 125 18 59BTLaut SulawesiKabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi UtaraFilipina

36.Kawio4 40 16LU, 125 25 41BTLaut MindanaoKabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi UtaraFilipina

37.Kepala2 38 42LU, 109 10 4BTLaut NatunaKabupaten Natuna, Kepulauan RiauMalaysia

38.Kisar8 6 10LS, 127 8 36BTSelat WetarKabupaten Maluku Tenggara Barat, MalukuTimor Leste

39.Kolepon8 12 49LS, 137 41 24BTLaut AruKabupaten Merauke, PapuaAustralia

40.Kultubai Selatan6 49 54LS, 134 47 14BTLaut AruKabupaten Maluku Tenggara, MalukuAustralia

41.Kultubai Utara6 38 50LS, 134 50 12BTLaut AruKabupaten Maluku Tenggara, MalukuAustralia

42.Laag5 23 14LS, 137 43 7BTLaut AruIrian Jaya Timur, PapuaAustralia

43.Larat7 14 26LS, 131 58 49BTLaut AruKabupaten Maluku Tenggara Barat, MalukuAustralia

44.Leti8 14 20LS, 127 37 50BTLaut TimorKabupaten Maluku Tenggara Barat, MalukuTimor Leste

45.Liki1 34 26LS, 138 42 57BTSamudra PasifikKabupaten Sarmi, PapuaPapua Nugini

46.Lingian0 59 55LU, 120 12 50BTSelat MakasarKabupaten Toli-Toli, Sulawesi TengahMalaysia

47.Liran8 3 50LS, 125 44 0BTSelat WetarKabupaten Maluku Tenggara Barat, MalukuTimor Leste

48.Makalehi2 44 15LU, 125 9 28BTLaut SulawesiKabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi UtaraFilipina

49.Mangkai3 5 32LU, 105 35 0BTLaut NatunaKabupaten Natuna, Kepulauan RiauMalaysia

50.Mangudu10 20 8LS, 120 5 56BTSamudra HindiaKabupaten Sumba Timur,Nusa Tenggara TimurAustralia

51.Manterawu1 45 47LU, 124 43 51BTLaut SulawesiKabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi UtaraFilipina

52.Manuk7 49 11LS, 108 19 18BTSamudra HindiaKabupaten Tasikmalaya,Jawa BaratAustralia

53.Marampit4 46 18LU, 127 8 32BTLaut SulawesiKabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi UtaraFilipina

54.Maratua2 15 12LU, 118 38 41BTLaut SulawesiKabupaten Berau, Kalimantan TimurMalaysia

55.Marore4 44 14LU, 125 28 42BTLaut SulawesiKabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi UtaraFilipina

56.Marsela8 13 29LS, 129 49 32BTLaut TimorKabupaten Maluku Tenggara Barat, MalukuTimor Leste

57.Meatimiarang8 21 9LS, 128 30 52BTLaut TimorKabupaten Maluku Tenggara Barat, MalukuTimor Leste

58.Mega4 1 12LS, 101 1 49BTSamudra HindiaKabupaten Bengkulu Utara, BengkuluIndia

59.Miangas5 34 2LU, 126 34 54BTLaut SulawesiKabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi UtaraFilipina

60.Miossu0 20 16LS, 132 9 34BTSamudra PasifikKabupaten Sorong, Irian Jaya BaratPalau

61.Nipa1 9 13LU,103 39 11BTSelat SingapuraKota Batam, Kepulauan RiauSingapura

62.Nongsa1 12 29LU, 104 4 47BTSelat SingapuraKota Batam, Kepulauan RiauSingapura

63.Nusakambangan7 47 5LS, 109 2 34BTSamudra HindiaKabupaten Cilacap,Jawa TengahAustralia

64.Panambulai6 19 26LS, 134 54 53BTLaut AruKabupaten Maluku Tenggara, MalukuAustralia

65.Panehan8 22 17LS, 111 3041BTSamudra HindiaKabupaten Trenggalek,Jawa TimurAustralia

66.Pelampong1 7 44LU, 103 4158BTSelat SingapuraKota Batam, Kepulauan RiauSingapura

67.Raya4 52 33LU,95 21 46BTSamudra HindiaKabupaten Aceh Barat, Nanggroe Aceh DarussalamIndia

68.Rondo6 4 30LU, 95 6 45BTSamudra HindiaKota Sabang, Nanggroe Aceh DarussalamIndia

69.Rusa5 16 34LU, 95 12 7BTSamudra HindiaKabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh DarussalamIndia

70.Salando1 20 16LU, 120 47 31BTLaut SulawesiKabupaten Toli-Toli, Sulawesi TengahMalaysia

71.Salaut Besar2 57 51LU, 95 23 34BTSamudra HindiaKabupaten Aceh Utara, Nanggroe Aceh DarussalamIndia

72.Sambit1 46 53LU, 119 2 26BTLaut SulawesiKabupaten Berau, Kalimantan TimurMalaysia

73.Sebatik4 10 0LU, 117 54 0BTSelat MakasarKabupaten Nunukan, Kalimantan TimurMalaysia

74.Sebetul4 42 25LU, 107 54 20BTLaut China SelatanKabupaten Natuna, Kepulauan RiauVietnam

75.Sekatung4 47 45LU, 108 1 19BTLaut China SelatanKabupaten Natuna, Kepulauan RiauVietnam

76.Sekel8 24 24LS, 111 42 31BTSamudra HindiaKabupaten Trenggalek, Jawa TimurAustralia

77.Selaru8 10 17LS, 131 7 31BTLaut TimorKabupaten Maluku Tenggara Barat, MalukuAustralia

78.Semiun4 31 9LU, 107 43 17BTLaut NatunaKabupaten Natuna, Kepulauan RiauMalaysia

79.Sentut1 2 52LU, 104 49 50BTSelat SingapuraKabupaten Kepulauan Riau, Kepulauan RiauMalaysia

80.Senua4 0 48LU, 108 25 4BTLaut China SelatanKabupaten Natuna, Kepulauan RiauMalaysia

81.Sibarubaru3 17 48LS, 100 19 47BTSamudra HindiaKabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera BaratIndia

82.Simeuleuceut2 31 47LU, 95 55 5BTSamudra HindiaKabupaten Aceh Barat, Nanggroe Aceh DarussalamIndia

83.Simuk0 5 33LS, 97 51 14BTSamudra HindiaKabupaten Nias, Sumatera Utara

India

84.Sinyaunyau1 51 58LS, 99 4 34BTSamudra HindiaKabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera BaratIndia

85.Sophialouisa8 55 20LS, 116 0 8BTSamudra HindiaKabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara BaratAustralia

86.Subi Kecil3 1 51LU,108 54 52BTLaut NatunaKabupaten Natuna, Kepulauan RiauMalaysia

87.Tokong Belayar3 27 4LU, 106 16 8BTLaut NatunaKabupaten Natuna, Kepulauan RiauMalaysia

88.Tokong Malang Biru2 18 0LU, 105 35 47BTLaut NatunaKabupaten Natuna, Kepulauan RiauMalaysia

89.Tokong Nanas3 19 52LU, 105 57 4BTLaut NatunaKabupaten Natuna, Kepulauan RiauMalaysia

90.Tokongboro4 4 1LU, 107 26 9BTLaut NatunaKabupaten Natuna, Kepulauan RiauMalaysia

91.Wetar7 56 50LS, 126 28 10BTLaut BandaKabupaten Maluku Tenggara Barat, MalukuTimor Leste

92.Wunga1 12 47LU, 97 4 48BTSamudra HindiaKabupaten Nias, Sumatera UtaraIndia

BAB IIIPENUTUP

1. KesimpulanKewilayahan negara Indonesia terdiri atas daratan dan perairan. Dalam kehidupan bernegara, geografi merupakan suatu fenomena yang mutlak diperhatikan dan diperhitungkan baik fungsi maupun pengaruhnya terhadap sikap dan tata laku negara yang bersangkutan. Wilayah indonesia pada saat merdeka masih berdasarkan peraturan tentang wilayah teritorial yang dibuat oleh Belanda yaitu Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939), dimana lebar laut wilayah/teritorial Indonesia adalah 3 mil diukur dari garis air rendah masing-masing pulau Indonesia.Di kawasan Asia Tenggara, ketidak jelasan batas antar dua negara dialami oleh beberapa negara yang berbatasan, termasuk di laut Cina Selatan. Indonesia juga memiliki permasalahan perbatasan dengan negara-negara lain, terlebih lagi mengingat demikian luasnya wilayah darat dan perairan. Indonesia memiliki sepuluh negara tetangga yang berbatasan, yakni Malaysia, Singapura, Thailand, India, Filipina, Vietnam, Papua Nugini, Australia, Palau dan Timor Leste

2. SaranUntuk menjaga pulau-pulau terluar di Indonesia, sebaiknya pemerintah mengerahkan pasukan pertahanan yang ketat, sehingga akan memperkecil kemungkinan direbutnya kembali beberapa pulau tersebut oleh Negara lain. Disamping itu pemerintah juga harus terus memperhatikan pergeseran lempeng bumi di bagian perbatasan Indonesia, sehingga setiap pergeseran dan pergerakan daratan Indonesia bisa diketahui dan apabila akibat pergeseran tersebut perbatasan Indonesia memasuki perbatasan wilayah Negara lain maka bisa segera dinegosiasikan secepatnya.

REFERENSI

Anwar, Chairul. Horison Baru Hukum Laut Internasional (Konvensi Hukum Laut 1982). Jakarta : Penerbit Djambatan, 1989.

http://mays-tkj3.blogspot.com/2010/07/batas-batas-wilayah-indonesia.html

http://syamsul-pjkr.blogspot.com/2012/06/makalah-kewilayahan-indonesia.html

http://tulusyuliannty.blogspot.com/2012/06/batas-wilayah-negara-indonesia.html

Irewati, Awani. Masalah Perbatasan Wilayah Laut Indonesia-Malaysia di Laut Sulawesi. Jakarta : Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2006.

Pati Jalal, Dino. The Geopoltics of Indonesias Maritime Territorial Policy. Jakarta: CSIS, 1996.

Retraubun, Alex. 12 Pulau- pulau Kecil Terluar Yang Menjadi Perhatian Khusus. Jakarta : Direktorat Jendral Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil, Departemen Kelautan dan Perikanan RI, 2007.

http://www.geomatika.its.ac.id/lang/id/archives/774

http://www.setneg.go.id/index.php?Itemid=29&id=3303&option=com_content&task=view