pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com file · Web viewSetelah mempelajari modul ... b....
-
Upload
vuongduong -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
Transcript of pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com file · Web viewSetelah mempelajari modul ... b....
MODUL
MATERI UJIAN ALIH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL
PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN
DARI TERAMPIL KE AHLI
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM
MATA PELAJARAN:PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK
APARATUR SIPIL NEGARA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
2017
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
BAB IPENDAHULUAN
1. Deskripsi SingkatDalam modul ini akan dibahas tentang uraian pengertian mengenai etika,
moral, dan etiket. Peserta dapat memahami pembinaan jiwa korps Pegawai
Negeri Sipil, Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil, Kode Etika da Kode
Perilaku, termasuk Larangan dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil serta
Penegakan Kode Etik.
2. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)Setelah mempelajari modul ini para peserta diharapkan mampu memahami dan
menerapkan Kode Etik dan Kode Perilaku dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsi sebagai Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Pertama.
3. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)Setelah mempelajari modul ini, para peserta Diklat diharapkan dapat:
a) Menguraikan tentang pengertian etika, moral, dan etiket.
b) Menjelaskan tentang pembinaan jiwa korps dan nilai-nilai dasar
Pegawai Negeri Sipil.
c) Menjelaskan Kewajiban dan Larangan Pegawai Negeri Sipil
d) Menguraikan Kode Etika dan Kode Perilaku
e) Menjelaskan Penegakan Kode Etik.
4. Materi BahasanMateri bahasan mata pelajaran ini terdiri dari 4 (empat) kegiatan belajar
a) Etika, moral, dan etiket.
b) Jiwa Korps dan Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil.
c) Menjelaskan Kewajiban dan Larangan Pegawai Negeri Sipil.
d) Kode Etika dan Kode Perilaku.
e) Penegakan Kode Etik.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 2
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
BAB IIETIKA, MORAL DAN ETIKET
1. EtikaEtika memiliki arti secara harfiah sebagai adat-istiadat atau kebiasaan hidup yang
dianggap baik oleh kalangan masyarakat tertentu. Jika ditinjau dari sudut bahasa,
maka etika dapat diartikan sebagai berikut :
a. Ethos (Yunani), atau sama dengan watak kesusilaan atau adat.
b. Mores (Latin), atau sama dengan cara hidup atau adat.
c. Susila (Sansekerta), atau aturan hidup yang lebih baik.
d. Akhlak (Arab), atau budi pekerti, atau kelakuan.
Etika dapat diartikan juga sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya.
Etika juga lebih merupakan pola perilaku atau kebiasaan yang baik dan dapat
diterima oleh lingkungan pergaulan seseorang atau sesuatu organisasi tertentu.
Dengan demikian, tergantung kepada situasi dan cara pandangnya, seseorang
dapat menilai etika yang digunakan atau diterapkan itu bersifat baik atau buruk.
2. MoralMoral adalah kata yang cukup dekat dengan etika. Moral berasal dari bahasa Latin
“mos” (jamak: “mores”), yang berarti kebiasaan, adat. Secara etimologi kata “moral”
berarti adat kebiasaan. Secara harfiah, istilah moral sama dengan etika yang berarti
adat istiadat, kebiasaan yang baik, tata cara hidup yang baik.
Moralitas adalah merupakan kesesuaian sikap dan perilaku seseorang dengan
norma-norma yang ada, yang terkait dengan baik buruknya suatu perbuatan.
Moralitas merupakan salah satu instrumen kemasyarakatan apabila suatu kelompok
sosial menghendaki adanya penuntun tindakan (action guide) untuk segala pola
hidup dan perilaku yang dikenal sebagai pola sikap dan perilaku yang bermoral.
Moralitas dimaksudkan untuk menentukan seberapa jauh seseorang memiliki
dorongan untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan yang sesuai dengan
prinsip-prinsip etika.
3. EtiketEtiket berasal dari bahasa Inggris ‘etiquette’ yang berarti aturan untuk hubungan
formal atau sopan santun. Pemakaian kata etiket, misalnya tampak pada kombinasi
etiket pergaulan, etiket makan, dan sebagainya.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 3
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
Etiket tidak sama dengan etika, meskipun ada kaitannya. Kaitan antara etiket dan
etika adalah keduanya sama-sama menyangkut tentang perilaku manusia, dan
keduanya bersifat normatif (etika mengacu pada norma kelaziman).
Perbedaan antara etika dengan etiket sebagai berikut :
a. Etiket menunjukkan cara yang dianggap tepat dan diterima atas suatu
tindakan yang harus dilakukan manusia dalam suatu kalangan tertentu,
misalnya; dalam budaya tertentu jika menyerahkan sesuatu benda dengan
tangan kiri dianggap melanggar etiket. Sebaliknya, etika berkaitan dengan
apakah suatu tindakan boleh dilakukan atau tidak. Di sini etika memberi
norma moral pada tindakan itu, misalnya; jangan berbohong, jangan
mencuri, jangan korupsi merupakan norma-norma moral.
b. Etiket hanya berlaku jika ada orang atau pihak lain yang menyaksikan suatu
tindakan, misalnya ada aturan etiket yang mengatur kita makan (kita
dianggap melanggar etiket, apabila kita makan sambil berbunyi atau dengan
meletakkan kaki di atas meja, tetapi apabila saya makan sendiri, saya tidak
dianggap melanggar etiket walaupun makan dengan cara seperti itu).
Sebaliknya, etika berlaku baik ketika orang atau pihak lain yang
menyaksikan maupun tidak. Larangan-larangan untuk mencuri, korupsi, atau
menyontek, dan sebagainya, berlaku kapan saja apakah tindakan itu
disaksikan orang lain atau tidak.
c. Etiket bersifat relatif, tergantung pada anggapan kalangan atau budaya yang
memberlakukan etiket. Misalnya makan dengan menggunakan tangan atau
bersendawa waktu makan. Sebaliknya, etika lebih bersifat universal.
Larangan-larangan korupsi, mencuri, menyontek, dan sebagainya berlaku
pada semua kalangan dan budaya.
d. Etiket hanya bersifat lahiriah (dalam tindakan), sedangkan etika lebih bersifat
kepribadian.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 4
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
BAB IIIJIWA KORPS DAN NILAI NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. Jiwa Korps Pegawai Negeri SipilJiwa Korps Pegawai Negeri Sipil adalah rasa kesatuan dan persatuan,
kebersamaan, kerja sama, tanggung jawab, dedikasi, disiplin, kreativitas,
kebanggaan dan rasa memiliki organisasi Pegawai Negeri Sipil dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil dimaksudkan untuk meningkatkan
perjuangan, pengabdian, kesetiaan, dan ketaatan Pegawai Negeri Sipil kepada
negara kesatuan dan Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk :
a) Membina karakter/watak, memelihara rasa persatuan dan kesatuan secara
kekeluargaan guna mewujudkan kerjasama dan semangat pengabdian
kepada masyarakat serta meningkatkan kemampuan, dan keteladanan
Pegawai Negeri Sipil.
b) Mendorong etos kerja Pegawai Negeri Sipil untuk mewujudkan Pegawai
Negeri Sipil yang bermutu tinggi dan sadar akan tanggung jawabnya
sebagai unsur aparatur negara, dan abdi masyarakat.
c) Menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesadaran, dan wawasan
kebangsaan Pegawai Negeri Sipil sehingga dapat menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ruang lingkup pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil mencakup :
1) Peningkatan etos kerja dalam rangka mendukung produktivitas kerja dan
profesionalitas Pegawai Negeri Sipil.
Etos kerja aparatur yang dimaksudkan disini adalah kegiatan atau upaya-upaya
untuk menggali dan menerapkan nilai-nilai positif dalam organisasi/instansi
Pemerintah yang disepakati oleh para anggota (Pegawai Negeri Sipil) untuk
meningkatkan produktivitas kerja. Lingkup kegiatan etos kerja aparatur adalah
bersifat off job relation, artinya kegiatan tersebut berada di luar
kewenangan-kewenangan formal dalam mendukung pencapaian tujuan
organisasi.
2) Partisipasi dalam penyusunan kebijakan Pemerintah yang terkait dengan
Pegawai Negeri Sipil.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 5
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
3) Peningkatan kerja sama antara Pegawai Negeri Sipil untuk memelihara
dan memupuk kesetiakawanan dalam rangka meningingkatkan jiwa korps
Pegawai Negeri Sipil.
4) Perlindungan terhadap hak-hak sipil atau kepentingan Pegawai Negeri Sipil
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap
mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.
Untuk mewujudkan pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil dan menjunjung
tinggi kehormatan serta keteladanan sikap, tingkah laku dan perbuatan Pegawai
Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas kedinasan dan pergaulan hidup sehari-hari,
Kode Etik dipandang merupakan landasan yang dapat mewujudkan hal tersebut.
2. Nilai-Nilai Dasar bagi Pegawai Negeri SipilNilai-nilai Dasar yang harus dijunjung tinggi oleh Pegawai Negeri Sipil meliputi :
a) Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
c) Semangat nasionalisme.
d) Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
e) Ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.
f) Penghormatan terhadap hak asasi manusia.
g) Tidak diskriminatif.
h) Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi.
i) Semangat jiwa korps.
Nilai-nilai dasar ini merupakan pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan yang
berlaku bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil tanpa membedakan dimana yang
bersangkutan bekerja. Nilai-nilai dasar ini wajib dijunjung tinggi karena nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai yang hidup dan berkembang
dalam kehidupan masyarakat, bangsa, negara, dan Pemerintah.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 6
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
BAB IVKEWAJIBAN DAN LARANGAN
Kewajiban dan Larangan Pegawai Negeri SipilNilai-nilai etika yang harus ditaati oleh Pegawai Negeri Sipil, tercermin dalam
kewajiban dan larangan bagi Pegawai Negeri Sipil. Kewajiban dan larangan
Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Kewajiban Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut :
a) Mengucapkan sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil.
b) Mengucapkan sumpah/janji jabatan.
c) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah.
d) Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan.
e) Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada Pegawai
Negeri Sipil dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.
f) Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat Pegawai
Negeri Sipil.
g) Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan.
h) Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan.
i) Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara.
j) Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal
yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama
di bidang keamanan, keuangan, dan materiil.
k) Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja.
l) Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan.
m) Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya.
n) Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.
o) Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 7
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
p) Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;
q) Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
Setiap Pegawai Negeri Sipil dilarang untuk:
a) Menyalahgunakan wewenang.
b) Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang
lain dengan menggunakan kewenangan orang lain.
c) Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
dan/atau lembaga atau organisasi internasional.
d) Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing.
e) Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan,
atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen
atau surat berharga milik negara secara tidak sah.
f) Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan,
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan
untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung
atau tidak langsung merugikan negara.
g) Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik
secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk
diangkat dalam jabatan.
h) Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya.
i) Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya.
j) Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani.
k) Menghalangi berjalannya tugas kedinasan.
l) Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dengan cara :
1) Ikut serta sebagai pelaksana kampanye.
2) Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau
atribut Pegawai Negeri Sipil.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 8
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
3) Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan Pegawai Negeri Sipil
lain; dan/atau
4) Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara.
m) Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:
1) Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;
dan/atau
2) Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan,
seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
3) Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara
memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk
atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan
perundangundangan; dan
n) Memberikan dukungan kepada calon KepalaDaerah/Wakil Kepala Daerah,
dengan cara :
1) Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah.
2) Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye.
3) Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;
dan/atau
4) Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan,
seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 9
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
BAB VKODE ETIKA DAN KODE PERILAKU
.
Kelancaran tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional sangat
dipengaruhi oleh kesempurnaan pengabdian aparatur negara. Pegawai Negeri Sipil
adalah merupakan unsur aparatur negara yang bertugas memberikan pelayanan
yang terbaik, adil dan merata kepada masyarakat. Untuk menjamin tercapainya
tujuan pembangunan nasional, diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang netral, mampu
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, profesional, dan bertanggung jawab
dalam melaksanakan tugas, serta penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia. Agar
Pegawai Negeri Sipil mampu melaksanakan tugasnya sebagaimana tersebut di atas
secara berdaya guna dan berhasil guna, diperlukan pembinaan secara terus
menerus dan berkesinambungan.
Pembinaan jiwa korps akan berhasil dengan baik apabila diikuti dengan
pelaksanaan dan penerapan kode etik dalam kehidupan sehari-hari Pegawai Negeri
Sipil. Dengan adanya kode etik bagi Pegawai Negeri Sipil dimaksudkan sebagai
bagian dari upaya meningkatkan kualitas Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan
tugas-tugasnya. Badan Pengawas Obat dan makanan telah menyusun Peraturan Kepala Badan PengawasObat dan Makanan nomor 3 tahun 2017 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Aparatur Sipil Negara Badan Pengawas Obat dan Makanan. .
Kode Etik dan Kode Perilaku dimaksudkan sebagai pedoman pedoman bagi setiap
Pegawai ASN di Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam bersikap,
bertingkahlaku dan berbuat dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup
sehari-hari.
Kode Etik dan Kode Perilaku bertujuan untuk :
a. Menjaga martabat dan kehormatan ASN
b. Mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c. Meningkatkan disiplin baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam hidup
bermasyarakat, berorganisasi, berbangsa dan bernegara;
d. Menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang harmonis dan kondusif;
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 10
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
e. Meningkatkan etos kerja, kualitas kerja dan perilaku profesional; dan
f. Menjaga nama baik atau citra Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Nilai-nilai dasar Kode Etik dan Kode Perilaku meliputi :
a. Memegang teguh ideologi Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
c. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
l. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja Pegawai ASN;
n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karier.
Kode Etik dan Kode Perilaku meliputi:
A. Etika dalam bernegara dan penyelenggaraan pemerintahan
Etika dalam bernegara dan penyelenggaraan pemerintahan meliputi :
a. Melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara;
c. Menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
d. Menaati semua ketentuan peraturan perundang-undangan dalam
melaksanakan tugas;
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 11
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
e. Akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa;
f. Tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam
melaksanakan setiap kebijakan dan program pemerintah;
g. Menggunakan atau memanfaatkan sumber daya negara secara efisien
dan efektif;
h. Tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar;
dan
i. Menghormati, memajukan, memenuhi, melindungi, dan menegakkan
hak asasi manusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
B. Etika dalam Berorganisasi
Etika dalam berorganisasi meliputi :
a. Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. Menjaga informasi yang bersifat rahasia;
c. Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang;
d. Membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi;
e. Menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait
dalam rangka pencapaian tujuan;
f. Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;
g. Patuh dan taat terhadap standar operasional prosedur dan sasaran kerja
Pegawai ASN;
h. Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka
peningkatan kinerja organsiasi;
i. Berorientasi pada upaya peningkatan penilaian prestasi kerja;
j. Bersikap rasional dan berkeadilan, obyektif, serta transparan dalam
menjalankan tugas sesuai dengan sifat pekerjaan;
k. Melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab; dan
l. Menjaga nama baikorganisasidan tidak melakukan perbuatan yang
dapat mencemarkan atau menurunkan citra organisasi.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 12
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
C. Etika dalam Bermasyarakat
Etika dalam Bermasyarakat adalah :
a. Mewujudkan pola hidup sederhana;
b. Memberikan pelayanan dengan empati, hormat dan santun tanpa pamrih
serta tanpa unsur pemaksaan;
c. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak
diskriminatif;
d. Tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat;
e. Berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
melaksanakan tugas; dan
f. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mencemarkan atau menurunkan
harkat dan martabat Pegawai ASN.
D. Etika dalam pelayanan
Etika dalam pelayanan meliputi :
a. Memberikan pelayanan yang profesional, responsif, tepat sasaran,
terbuka, tepat waktu, taat aturan, dan adil serta tidak diskriminatif;
b. Mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau
golongan;
c. Tidak mencari keuntungan pribadi dalam bentuk apapun;
d. Memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Menolak segala imbalan atau janji dalam bentuk apapun yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan tugas; dan
f. Terbuka terhadap setiap bentuk partisipasi, dukungan dan pengawasan
masyarakat.
E. Etika dalam berkoordinasi dengan lintas sektor
Etika dalam berkoordinasi dengan lintas sektor meliputi :
a. Menghormati dan menghargai kesetaraan profesi; dan
b. Menjaga kehormataan dan kewibawaan profesi.
F. Etika terhadap Pegawai ASN
Etika terhadap Pegawai ASN meliputi :
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 13
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
a. Menghormati sesama Aparatur Sipil Negara yang memeluk agama dan
kepercayaan yang berbeda;
b. Memelihara persatuan dan kesatuan sesama Aparatur Sipil Negara;
c. Menghormati teman sejawat baik secara vertikal maupun horizontal
dalam suatu unit kerja, instansi maupun antar instansi;
d. Menghargai perbedaan pendapat;
e. Menjunjung tinggi harkat dan martabat Aparatur Sipil Negara;
f. Menjaga dan menjalin kerjasama dengan sesama Aparatur Sipil Negara;
dan
g. Mewujudkan solidaritas dan soliditas semua Aparatur Sipil Negara
dengan berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai Republik Indonesia
untuk memperjuangkan hak-haknya.
G. Etika terhadap diri sendiri
Etika terhadap diri sendiri meliputi :
a. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar;
b. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
c. Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan;
d. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan;
e. Memiliki daya juang yang tinggi;
f. Memelihara kesehatan jasmani dan rohani;
g. Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga;
h. Berpenampilan sederhana, rapih dan sopan;
i. Tidak melakukan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme; dan
j. Tdak melakukan perzinahan, prostitusi dan perjudian.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 14
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
BAB IVPENEGAKAN KODE ETIK
Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi
moral. Sanksi moral dibuat secara tertulis berdasarkan rekomendasi dari Majelis
Kode Etik dan kode perilaku.
Majelis Kode Etika dan Kode Perilaku terdiri atas:
a. Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Pusat ditetapkan oleh Kepala Badan POM
b. Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan
Makanan ditetapkan oleh Kepala Balai Besar/Balai POM
Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku bersifat ad hoc terdiri dari atasan langsung,
unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk.
Keanggotaan Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku terdiri dari:
1. 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota.
2. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap Anggota; dan
3. Sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Anggota.
Anggota Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku lebih dari 5 (lima) orang maka
jumlahnya harus ganjil.
Pangkat dan jabatan anggota Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku tidak lebih
rendah dari jabatan dan pangkat Pegawai ASN yang diperiksa.
Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Pusat mempunyai tugas:
a. menerima dan melakukan evaluasi terhadap laporan yang diterima secara
tertulis dari pelapor;
b. melakukan sidang pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku yang dilakukan
Pegawai ASN dan pejabat struktural di Badan Pengawas Obat dan Makanan;
c. menetapkan jenis pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku setelah
mempertimbangkan sanksi, alat bukti lainnya dan keterangan yang
bersangkutan dalam sidang Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku;
d. Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku dapat meminta keterangan dari pihak lain
untuk memperkuat alat bukti;
e. membuat rekomendasi pemberian sanksi dan tindakan administratif kepada
Pejabat yang berwenang;
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 15
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
f. menyampaikan keputusan sidang Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku kepada
Pejabat yang berwenang; dan
g. melakukan supervisi pelaksanaan sidang Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku
di Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan
Penanganan LaporanLaporan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku oleh Pegawai ASN akan
ditindaklanjuti apabila disertai dengan bukti yang diperlukan dan disertai dengan
identitas yang jelas dari Pelapor.
Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku melakukan pemeriksaan pendahuluan, apabila
hasil pemeriksaan pendahuluan diduga kuat bahwa perbuatan Terlapor melanggar
Kode Etik dan Kode Perilaku maka Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku akan
melaksanakan sidang.
PemanggilanTerhadap Terlapor, dilakukan pemanggilan oleh Majelis Kode Etik dan Kode
Perilaku paling banyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu antara pemanggilan
pertama dengan pemanggilan kedua selama 7 (tujuh) hari kerja untuk dilakukan
pemeriksaan. Apabila tidak hadir, Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku
melaksanakan sidang tanpa kehadiran terlapor.
Dalam melaksanakan pemeriksaan dilakukan dalam sidang tertutup yang hanya
dapat diketahui dan dihadiri oleh Terlapor dan Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku,
dengan menerapkan prinsip praduga tak bersalah.
Putusan Majelis Kode Etik da Kode PerilakuMajelis Kode Etik da Kode Perilaku mengambil keputusan secara musyawarah
mufakat. Dalam hal musyawarah mufakat tidak tercapai, keputusan diambil
dengan suara terbanyak. Keputusan Majelis Kode Etik bersifat final., yaitu bahwa
keputusan Majelis Kode Etik tidak dapat diajukan keberatan.
Berdasarkan hasil sidang pemeriksaan Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku
memberikan putusan, berupa:
a. terbukti;
b. tidak terbukti,
melakukan pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 16
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM
Dalam hal Terlapor tidak terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik dan Kode
Perilaku, maka Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku menetapkan rehabilitasi nama
baik terlapor.
Pegawai ASN yang melakukan pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku dijatuhi
sanksi moral.
Pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku terdiri atas:
a. pelanggaran ringan, jika pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku yang
dilakukan berdampak pada unit kerja;
b. pelanggaran sedang, jika pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku yang
dilakukan berdampak pada Badan Pengawas Obat dan Makanan; dan/atau
c. pelanggaran berat, jika pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku yang
dilakukan berdampak pada Negara.
Pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi moral adalah:
a. pejabat struktural eselon IV, bagi Pegawai ASN yang menduduki jabatan
fungsional umum dan calon Pegawai ASN yang di Lingkungannya;
b. pejabat struktural eselon III, bagi Pegawai ASN yang menduduki jabatan
struktural eselon IV di Lingkungannya;
c. pejabat struktural eselon II, bagi Pegawai ASN yang menduduki jabatan
struktural eselon III dan pejabat fungsional tertentu di Lingkungannya;
d. Kepala Badan, bagi Pegawai ASN yang menduduki jabatan struktural eselon
I dan eselon II di Lingkungannya.
Sanksi moral berupa pernyataan bersalah disertai permohonan maaf dan
penyesalan dari Pegawai ASN yang melanggar Kode Etik dan Kode Perilaku.
Sanksi moral dinyatakan secara terbuka atau tertutup sesuai dengan derajat
pelanggaran Kode Etik dan Kode Perilaku yang dilakukan.
a. Sanksi moral untuk pelanggaran ringan dinyatakan secara tertutup
dihadapan pejabat yang berwenang.
b. Sanksi moral untuk pelanggaran sedang dan berat dinyatakan secara
terbuka terbatas dan terbuka pada suatu forum resmi.
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil 17