Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk
-
Upload
tanti-febriza -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
description
Transcript of Penetapan Target Yang Tidak Tercapai Akibat Pengaruh Kuantitas Produk
PENETAPAN TARGET YANG TIDAK TERCAPAI AKIBAT PENGARUH KUANTITAS PRODUK
PADA PONDOK BAKSO X
Paper ini disusun untuk memenuhitugas perkuliahan
Oleh :
Atriz Vina Aprila
Santi Asmarani
Siska Tri Wulandari
Tanti Febriza
Kelas: 1 ANA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2011
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim…
Dengan memanjatkan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas
segala rahmat dan bimbingannya, akhirnya kami dapat menyelesaikan paper ini
dengan judul “Peranan Strategi Harga Terhadap Upaya Peningkatan Volume
Penjualan pada Pondok Bakso X”. Paper ini kami susun dalam rangka untuk
memenuhi tugas perkuliahan pada mata kulliah Manajemen.
Sepenuhnya kami menyadari di dalam penulisan palper ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kejanggalan baik materi maupun cara
mengemukakannyamengingat kemampluan dan pengetahuan kami sangat terbatas,
namun plenulis bergarap paper ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis juga menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dorongan ,
bimbingan dan doa restu dari semua plihak, skripsi ini sulit sekali diselesaikan. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini kami sampaikan dengan segala kerendahan hati kami
ucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada semua yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan paper ini .
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian paper ini, dan semoga paper ini dapat berguna bagi kita
semua, Aamiin.
Palembang, 4 Januari 2012
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................................i
Kata pengantar.............................................................................................................................ii
Daftar isi ..................................................................................................................................... iv
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang pemilihan Judul..............................................................................1
1.2 Rumusan masalah....................................................................................................2
TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ……………………………………..…………....…..3
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan …………………………………….…..………...4
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Pemasaraan ………………………………………………..….…....…7
3.2 Pengertian Bauran Pemasaran [Marketing Mix] ………………..……..........7
3.3 Pengertian Produk ………..…………………………………………..…...11
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Peranan Kuantitas Produk terhadap pencapaian target ………........…15
4.2 Data realisasi dan target Pondok bakso X dan pesaing …………….….16
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………..…..……19
5.2 Saran ………………………………………………………....…………..19
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
Perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi modern tidak menutup kemungkinan timbulnya perusahaan-perusahaan
baru luntuk membuka usahanya. Hal ini mengakibatkan tingkat persaingan antar
perusahaan sejenis semakin kompetitif dan dihadapkan pada konsumen yang semakin
selektif dalam memilih produk dari satu perusahaan. Dalam persaingan yang demikian .
manajemen dituntut untuk bekerja lebih efisien dan efektif . sehingga tujuan perusahaan
akan dapat lebih mudah dicapai. Salah satu tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh
laba. Hambatan-hambatan yang banyak dihadapi perusahaan pada umumnya adalah
persaingan antara perusahaan sejenis akan menciptakan pasar pembeli dimana pembeli
lebih banyak kekuasaannya dari pada penjual.
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup. Berkembang, dan mampu
bersaing. Dalam rangka inilah, maka setiap perusahaan selalu menetapkan dan
menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Pengarahan kegiatan
pemasaran tersebut hanya mungkin dapat dilakukan dengan menetapkan garis-garis besar
pedoman atau panduan umum perusahaan dalam bidang pemasaran, yang menekankan
pemberian pelayanan yang memuaskan kepada konsumen.
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah produk. Pondok Bakso X adalah salah
satu dari banyak warung- warung bakso yang berada di daerah Palembang . Tingginya
kebutuhan konsumen akan makanan bakso ini juga ikut mendorong berdirinya usaha –
usaha bakso yang lain yang mendorong kepada persaingan dalam menarik minat
konsumen . Melihat dari keadaan tersebut puhak Pondok Bakso X harus memikirkan
beberapa solusi terbaik didalam mengatasi masalah tersebut sehingga diperlukan strategi
pemasaran.
Dalam hal ini kami mengambil strategi produk untuk mencapai target penjualan yang di
tetapkan pada pondok Bakso X. Produk merupakan unsure yang penting dalam strategi
pemasaran karena produk mempengaruhi minatbeli konsumen. Tetapi walaupun produk
merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam
menangani masalah produk tersebut.
Apabila dilihat dari sudut pandang konsumen, produk sering kali menjadi pertimbangan
konsumen untuk membeli barang tersebut, oleh karena itu Pondok Bakso X harus
mempertimbangkan produk yang dijual. Tetapi dalam hal ini Pondok Bakso x kurang
cermat memperhatikan kualitas produk yang di tawarkannya.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa Pondok Bakso X kurang memperhatikan kuantitas
produk , padahal kuantitas produk sangat penting dalam sebuah pemasaran. Berdasarkan latar
belakang diatas. Kami tertarik untuk membahas masalah tersebut dengan judul “ penetapan
target yang tidak tercapai akibat pengaruh kuantitas produk
pada pondok bakso x”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka kami merumuskan permasalahan yang ada pada Pondok Bakso X yang berhubungan dengan penetapan target yang tidak tercapai akibat pengaruh kuantitas produk pada pondok bakso x.
TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Pondok Bakso X adalah salah satu industri yang memproduksi dan melakukan penjualan
bakso. Sejarah Pondok Bakso X pertama kali di dirirkan di Jalan …. No. 23. Sebelum
berinisiatif untuk mendirikan Pondok Bakso X Bapak SS merupakan pemilik sekaligus
pendiri Pondok Bakso X ini terlebih dahulu bekerja sebagai pedangan empek-empek
keliling kurang lebih selama enam tahun (1977-1983). Setelah menurut beliau
penghasilannya dirasa kurang beliau berinisiatif untuk mencoba berjualan bakso dengan
dana yang diperoleh dari uang tabungan beliau yaitu sebesar Rp. 300.000,- . dengan
pengetahuan dan dana yang seadanya beliau memberanikan diri untuk berjualan bakso
dengan harapan dapat mendapatkan penghasilan yang lebih daripada berjualan empek-
empek. Di dalam kegiatannya menjalankan Pondok Bakso X telah melewati dua periode
berbeda. Periode pertama yaitu dimana yang dalam penjualannya hanya berorientasi pada
satu jenis produk dan periode kedua yaitu dimana yang dalam kegiatan penjualannya telah
menambahkan variasi penjualannya ke dalam berbagai jenis produk.
1. Periode tahun 1983
Pondok bakso x adalah sebuah perusahaan yang didirikan pada tahun 1983 yang
berkedudukan di jalan ….. No. 23 Palembang. Pondok Bakso X berdiri pada awal tahun
1983 dimana Pondok Bakso X yang pada awalnya berjualan menggunakan gerobak
keliling kampung. Seperti yang telah dibahas sebelumnya alasan pemilihan bidang
penjualan bakso ini berdasarkan kurangnya penghasilan Bapak SS sebagai pedagang
empek-empek keliling dan didorongnya rasa keinginan yang tinggi untuk
menggembangkan karir. Pada saat pertama kali didirikan, Bapak H.M. SS memberi nama
“Pondok Bakso X” yang artinya bakso jadi-jadi. Yang menjad dasar pertimbangan pemilik
memilih menggunakan nama “X” pada usahanya adalah karena mengingat tekadnya untuk
membuat bakso yang bisa dibilang asal jadi oleh karena itu beliau menamai usahanya
dengan Pondok Bakso X dengan pertimbangan agar usahanya dapat menarik dan lebih
muda diingat konsumennya dan untuk mengingat perjuangan Bapak H.M. SS dalam
membuka usahanya.
2. Periode tahun 1990 Memasuki masa penjualan variasi bakso hingga sekarang
Memasuki awal tahun 1990 Bapak SS berinisiatif untuk menambah variasi produk yang
lain. Tujuan utama dari penambahan variasi produk ini yang semula hanya berupa bakso
daging hingan membuat variasi bakso telur, nakso urat, dan bakso super didasarkan atas
peluang yang sangat menjanjikan karena belum banyak bakso-bakso lain yang berdiri saat
itu. Namun pada pertengahan tahun 1994 persaingan di dalam menjual produk bakso
menjadi sangat tinggi hal ini dikarenakan sudah banyak pesaing-pesaing yang juga ikut
mendirikan perusahaan yang bergerak didalam penjualan produk bakso. Pada saat itulah
beliau melakukan strategi di dalam menyiasati persaingan yang sudah semakin tinggi
tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan strategi harga. Namun dalam hal ini
kami membahas cabang Bakso X yang berlokasi di Jln. ... . Pemilik dari cabang pondok
Bakso X Tersebut adalah Nonindom . Cabang Pondok Bakso X yang berada di Jln. ...
tersebut sudah berdiri sejak tahun 2005. Pemilik tersebut meruapakn anak dari H.M. SS
yang merupakan pendiri Bakso X. Beliau mendapatkan kehalian tersebut melalui sang
ayah. Ibu Nonindom memutuskan untuk membuka cabang setelah melihat kakak nya yang
juga membuka cabang Pondok Bakso X ini. Memang Pondok Bakso X ini dibuat turun
temurun agar Pndok Bakso X selalu ada dan di kenal di mata masyarakat.
2.2 Stuktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah gambaran dimana mengenai pembagian kerja di suatu
perusahaan dan berfungsi sebagai ladasan di dalam pembagian tugas di dalam tubuh
perusahaan. Dalam hal ini Pondok Bakso X menggunakan organisasi lini yaitu dalam
organisasi lini ini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal terpendek dari
seorang atasan kepada bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawaha kepada
atasannya juga dilakukan melalui garis vertikal terpendek. Perintah-perintah hanya
diberrikan seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab hanya kepada atasan
bersangkutan, Pada pokoknya organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang di
dalamnya terdapat garis wewenang yang menghubungkan yang menghubungkan langsung
secara vertikal antara atasan dengan bawahan. Adapun gambaran mengenai struktur
organisasi dari Pondok Bakso X dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini:
Gambar 1
STRUKTUR ORGANISASI PONDOK BAKSO X
Sumber: Pondok Bakso X
Didalam menjalankan aktibitas kesehariannya pemilik Pondok Bakso X tentu juga memerlikan pihak-pihak pendukung di dalam menjalankan perusahaannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan hasil pekerjaan di setiap bagian agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan maksimal. Adapun pembagian tugas tersebut dapat diklasifikasikan sebagi berikut:
1. Pemilika. Bertugas memeriksa keadaan perusahaan tiap bulannya apakah sudah sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.b. Mengawasi dan menilai kinerja setiap bagian di dalam perusahaan apakah sudah berjalan secara efektif dan efisien.c. Bertugas mengolah atau membuat bakso.
2. Bagian Penjualan a. Bertugas melayani pembelib. Membeli bahan baku pembuatan bakso
3. Bagian Administrasi a. Melakukan segala pembukuan/adminstrasi perusahaan.b. Bertanggung jawab terhadap bagian keuangan sebagai atasannya.
4. Bagian Keuangana. Mengkoordinasikan segala kegiatan keuangan yang dilakukan bawahannya . b. Mengatur dan mengawasi segala kegiatan yang berhubungan dengan pembukuan.c. Mengatur perhitungan pemberian gaji seluruh karyawan.d. Bertanggung jawab terhadap atasanya.
PEMILIKPERUSAHAAN
BAGIAN PENJUALAN
BAGIAN ADMINISTRASI
BAGIANKEUANGAN
2. Harga
Harga merupakan salah satu variable penting yang berperan terhadap minat beli konsumen. Tinggi rendahnya garga dari suatu produk akan mempengaruhi konsumennya di dalam membeli produk tersebur. Dan di dalam proses penetapan harga jual produknya Pokok Bakso X melakukan perhitungan sebagai berikut:
Harga Jual = Harga Beli + Biaya-biaya + Persentase keuntunganDimana:
1. Harga beli adalah sejumlah harga yang dikeluarkan di dalam membeli barang yang ingin dipasarkan.2. Biaya-biaya adalah segala biaya yang dikeluarkan pada saat barang dibeli dari produsen (dalam hal ini yaitu pasar sebagai produsen) hingga sampai di tangan konsumen, seperti biaya angkut, biaya iklan, pajak dan lain-lain.3. Persentase keuntungan adalah besarnya persentase keuntungan yang diingikan oleh perusahaan dan merupakan keuntungan bersih dari produk yang dipasarkan. Dalam hal ini Pondok Bakso X menetapkan persentase keuntungan sebesar 5% - 8% dari harga beli bahan-bahan tersebut.
Dengan penetapan harga yang dilakukan Pondok Bakso X tersebut maka harga yang ditawarkan menjadi lebih rendah dibandingkan harga bakso lainnya .
Produk
Produk yang di tawarkan pondok bakso x yaitu bakso dengan berbagai macam variasi seperti bakso special, bakso super, bakso daging, dan bakso telur.
Tabel 1
PERBANDINGAN HARGA PRODUK PONDOK BAKSO X,
BAKSO Y, DAN WARUNG Z
No. Produk Bakso X BaksoY
WarungZ
1 Bakso Spesial Rp. 10.000,- Rp. 13.000,- Rp. 11.000,-2 Bakso Super Rp. 10.000,- Rp. 10.000,- Rp. 9.000,-3 Bakso Telur Rp. 8.000,- Rp. 9.000,- Rp. 8.000,-4 Bakso Daging Rp. 8.000,- Rp. 8.000,- Rp. 7.000,-
Tabel 2
PENJUALAN BAKSO PONDOK BAKSO X
TAHUN 2008-2010 (Porsi)
NO. JENIS BAKSO 2008 2009 20101 Bakso spesial 16320 18950 187202 Bakso super 15230 17080 168603 Bakso telur 14070 15670 164504 Bakso daging 13970 14890 15220REALISASI 59590 66590 67250TARGET 65000 70000 72000
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam
menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa.
Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan
konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan
sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini disebabkan
karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan meninjau pemasaran.
Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran
merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang
atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam kelompok social untuk memenuhi
kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan
keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi yang paling sesuai dengan
tujuan tersebut adalah :
Pemasaran memiliki arti yang berbeda-beda:
1. Menurut Kotler, pemasaran adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan melalui proses pertukaran.
2. Menurut Stanton, pemasaran meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan
kegiatan untuk merencanakan dan menentukan harga, hingga mempromosikan dan
mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang
aktual maupun potensial.
3. Menurut American Marketing Asociation, pemasaran merupakan pelaksanaan kegiatan
usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs),
keinginan (wants), dan permintaan (demands). Manusia harus menemukan kebutuhannya
terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut
dapat dilakukan dengan cara mengadakan suatu hubungan. Dengan demikian pemasaran
bia juga diartikan suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Swasta,
1996).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah proses perpindahan barang
dan/atau jasa dari produsen ke konsumen, atau semua kegiatan yang berhubungan dengan
arus barang dan/atau jasa dari produsen ke konsumen
3.2 Pengertian Bauran Pemasaran [Marketing Mix]
“Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing
objectives in the market.”(Marketing Management,1997) yang kurang lebih memiliki arti
bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran
dalam pasar sasaran.
Menurut Kotler (1997:92), Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses
to pursue its marketing objectives in the target market. yang kurang lebih memiliki arti
bahwa bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang digunakan perusahaan
untuk menyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang dituju.
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya
dalam pasar sasaran“. Sedangkan Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004)
merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).
Product (Produk).
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan
melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja
(baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan
potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua
yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi
untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi
dan ide.
Price (Harga)
Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga,
struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai
kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan
seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat
terjangkau oleh konsumen.
Promotion (Promosi)
Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan
Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang
ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.
Menurut Philip Kotler promotion tools didefinisikan sebagai berikut :
1. Advertising (Periklanan)
Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang
diketahui.
2. Personal selling (Penjualan perorangan)
Penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba dan membujuk
untuk melakukan penjualan sekaligus.
3. Sales promotion (Promosi penjualan)
Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang bersedia
membeli produk atau jasa suatu perusahaan.
4. Public relation (Publisitas)
Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana produk atau jasa suatu
perusahaan disebarluaskan oleh media komunikasi.
Saluran Distribusi (Place)
Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para
pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet
yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.
Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada
pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau
menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus
dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat
dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat
dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama lainnya yang
terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau
dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi
untuk menjangkau populasi yang tersebar luas.
Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari
distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.
3.3. Pengertian Strategi Harga
Harga selalu dianggap sebagai hal penting dalam strategi marketing, seperti fokus pada
promosi atau iklan. Namun, strategi harga, bisa memberikan dampak yang besar pada
sales dan (yang lebih penting) profit.
Harga adalah apa yang dibayar oleh kustomer dan/atau apa yang dibayar oleh konsumen
akhir atas produk atau jasa. Dalam hal produk tidak langsung terjual ke end user, harga
selalu dianggap sebagai "grosir" dan "retail". Jika alur distribusi tersebut panjang (seperti
ada manufaktur, broker/distributor, retailer, dan end user), mark-up ganda bisa terjadi
antara harga grosir dan ritel.
Strategi harga yang optimal akah tergantung lebih dari sekedar biaya Anda. Faktor-faktor
dalam bisnis Anda seperti kompetitor, supplier, dan ketersediaan barang pengganti, serta
kustomer juga turut andil. Positioning (bagaimana Anda ingin diterima oleh target audien)
juga merupakan pertimbangan.
Strategi Harga
Ada berbagai ragam strategi harga. Masing-masing strategi digunakan di situasi yang
berbeda. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika memilih strategi terbaik adalah
biaya Anda; sales jangka pendek dan panjang serta target profit; aktfitas kompetitorl dan
nilai life time kustomer. Beberapa strategi harga adalah:
a. Cost plus mark-up. Disinis, Anda menentukan profit yang ingin Anda dapatkan
sebelum menentapkan harga. Pahami biaya Anda dan nilai jual Anda adalah biaya
ditambah dengan angka profit yang sudah ditetapkan. Pendekatan ini membantu Anda
untuk fokus pada profit, tapi juga bisa menyebabkan harga diluar harapan kustomer dan
harga kompetitor.
b. Competitive pricing. Dalam competitive pricing, Anda melihat harga yang dikenakan
kompetitor dan menggunakannya sebagai benchmark untuk menetapkan harga produk
Anda. Strategi positioning Anda dan kompetitor akan menentukan apakah harga Anda
setara, sedikit dibawahnya, atau sedikit diatas pesaing.
c. Price skimming. Teknik ini digunakan jika Anda menawarkan produk yang unik
dengan sedikit atau tanpa pengganti. Harga yang ditentukan tinggi, sehingga memberikan
margin yang tinggi bagi penjual. Pembelinya adalah mereka yang mau membayar karena
prestise atau keunikan produk tersebut. Dalam hal produk kebutuhan pokok, kustomer
tidak memiliki pilihan lain. Seringkali, price skimming adalah strategi jangka pendek saat
kompetitor membawa produknya, harganya diturunkan. Dalam kasus kebutuhan sehari,
apakah kebutuhan tersebut berlebih (garam saat badai es, misalnya) atau kekurangan
bersifat sementara. Sebelum mempertimbangkan teknik ini, sadari jika kustomer merasa
Anda memanfaatkan mereka, Anda membangun "niat buruk" bagi usaha Anda.
d. Penetration pricing. Ini lawan dari price skimming. Harga ditentukan dibawah biaya
dengan tujuan mendapatkan market share yang besar. Karena penetrasion price tidak
mencakup biaya, ini juga strategi sementara. Karena strategi ini menguntungkan, kustomer
harus bersedia membayar harga normal, harga yang lebih tinggi.
e. Loss leader. Disini, harga satu atau lebih produk dibawah biaya untuk menarik
kustomer. Anda berharap kustomer akan membeli produk lain yang menguntungkan dari
Anda. Strategi ini biasanya diterapkan sabagai bagian dari promosi jangka pendek.
f. Close out. Ini adalah langkah cerdik untuk menghabiskan produk yang bergerak lambat
atau kelebihan produk di inventori. Anda menjual inventori dengan diskon besar untuk
menghindari penyimpanan atau kelangkaan produk. Barang-barang akhir musim, makanan
yang hampir kadaluwarsa, dan software versi lama atau buku cetakan adalah contoh
barang-barang close out.
g. Multiple unit pricing. Disebut juga dengan diskon kuantitas. Kustomer mendapatkan
potongan harga atas pembelian dalam jumlah besar.
h. Membership atau trade discounting. Disini, beberapa pelanggan (yang Anda kenal
sebagai pelanggan setia) diberikan status elit, memberikan mereka hak istimewa untuk
mendapatkan diskon pembelian mereka. Status ini bisa berdasarkan kedudukan,
kenggotaan dalam organisasi, atau kriteria lainnya.
i. Variable pricing. Strategi ini, kustomer yang berbeda membayar harga yang berbeda.
Seringkali strategi ini digunakan untuk pekerjaan proyek. Masing-masing proyek memiliki
karakter yang unik, begitu juga harga pekerjaannya. Dalam kasus lain, harga dinego
dengan masing-masing kustomer (contohnya mobil).
j. Versioning. Menawarkan produk yang sama dengan tingkat fungsi yang berbeda.
Masing-masing level diberi harga yang berbeda dan didalamnya termasuk serangkaian
atribut yang berbeda. Perusahaan software dan Web hosting seing menggunakan strategi
ini. Versi trial atau basic biasanya ditawarkan dengan harga yang sangat murah bahkan
gratis. Versi upgrade tersedia dengan harga yang lebih tinggi.
k. Bundling. Disini, beberapa item dijual bersamaan dengan harga dibawah jika dibeli
secara terpisah. Dengan bundling item populer dengan produk yang kurang dikenal, Anda
bisa meningkatkan penjualan. Sebagai tambahan, dalam hal penyimpanan barang, Anda
bisa menghindari closeout.
PENGERTIAN PRODUK
Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product as anything that can
be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy
a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan konsumen.
Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of tangible and intangible attributes,
including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the
seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun
tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah
dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan
kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.
Lima Tingkatan Produk
Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product,
expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima
tingkatan produk adalah :
a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying)
yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu
produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally
expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut
produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu
produk.
d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that
distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan
antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh
pesaing.
e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this
product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan
bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.
Klasifikasi Produk
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat
yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama,
yaitu :
a) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau
disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b) Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
(dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan
sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah
setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain,
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun.
Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam
satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi
pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng
dan sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan
banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih).
Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu
didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a) Barang konsumsi (consumer’s goods)
Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui
pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b) Barang industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih
lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang
industri diperjual belikan kembali.
Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk
kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan
bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :
a) Convenience goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering
dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum
(sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk
tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.
b) Shopping goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh
konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga,
pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.
c) Specialty goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana
sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya
mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.
d) Unsought goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui,
tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa,
ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.
Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk.
Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of features
and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs”,
artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang
menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini
merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan
bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual
telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen.
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual
mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu
perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan
produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan
penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk
dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh
pasar.
Menurut Kotler and Armstrong (2004, p.283) arti dari kualitas produk adalah “the ability
of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability,
reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang
artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk
keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi
produk juga atribut produk lainnya.
Dimensi Kualitas Produk
Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin
mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti
aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang
dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut
terdiri dari :
1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah
produk
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan
bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian
konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana
karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari
konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan
fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan
memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan
terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat
dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan
pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa
konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi,
persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan
Negara asal.
Menurut Tjiptono (1997, p.25), dimensi kualitas produk meliputi :
1) Kinerja (performance)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya
kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan
dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.
2) Keistimewaan tambahan (features)
Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior
seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya.
3) Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil
tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as
roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.
5) Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini
mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
6) Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik,
model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini, data yang telah diperoleh dari Pondok Bakso x akan dianalisis
berdasarkan teori-teori yang berhubungan dengan berbagai aspek untuk mengembangkan
perusahaan, tentunya hal ini juga berdasarkan pengetahuan yang didapat oleh penulis
selama mengikuti perkuliahan, khususnya mata kuliah pemasaran.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa salah satu factor penting yang turut menentukan
suksesnya aktivitas pemasaran ialah produk yang ditawarkan. Produk yang berkualitas dan
berkuantitas baik akan menarik minat beli komsumen sehingga akan memberikan banyak
keuntungan bagi perusahaan yang bersangkutan dalam proses pemasarannya guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan tersebut yaitu memperoleh laba.
Seperti yang telah dikemukakan penulis pada pembahasan sebelumnya yang menjadi
permasalahan pada Pondok Bakso X adalah tidak tercapainya target penjualan bakso
sedangkan harga yang ditetapkan sudah lebih rendah dibandingkan dengan harga pesaing
lainnya tetapi produk yang ditawarkan pada bakso x lebih sedikit dibanding pesaing.
Berdasarkan masalah tersebut maka penulis akan menganalisis penetapan target yang
tidak tercapai akibat pengaruh kuantitas produk pada pondok bakso x.
4.1 Peranan Kuantitas Produk terhadap pencapaian target
Keadaan atau kondisi pasar dimana terdapat beberapa perusahaan yang bersaing
untuk menjual suatu jenis produk yang sejenis dapat dikatakan sebagai pasar persaingan
sempurna. Hal tersebut apabila terjadi dapat menimbulkan persaingan yang sangat tinggi
diantara perusahaan-perusahaan tersebut. Keadaan ini terbentuk karena tingginya minat
konsumen terhadap produk makanan dalam hal ini yaitu bakso sehingga plada akhirnya
akan memicu banyak pengusaha untuk membangun bakso sebagai usahanya.
Pondok Bakso X adalah salah satu dari banyak usaha bakso yang berdiri di kota
Palembang seperti Bakso Y, Bakso Z dan lain-lain. Persaingan antar perusahaan yang
menjual bakso sangatlah tinggi. Oleh karena itu, menyiasati keadaan tersebut Pondok
Bakso X harus menetapkan strategi-strategi yang tepat dalam permasalahan tersebut salah
satunya adalah kuantitas dan kualitas produk karena hal tersebut sangatlah penting dalam
menyiasati banyaknya persaingan bakso, dengan bakso yang sebanding dengan kualitas
dan kuantitas bakso yang dihasilkan diharapkan dapat menarik lebih banyak konsumen.
Di sini kami menemukan bahwa terdapat kurang lebih 1000 konsumen potensial yang
berada di sekitaran atau daerah pondok bakso x. maka dari itu, para penjual bakso
berlomba-lomba untuk mendapatkan konsumen lebih banyak sehingga di buatnya target
penjualan pertahun. Disini kami mendapatkan bahwa pondok bakso x termasuk penjual
bakso yang sangat percaya diri, karena terlihat dari target-target yang di tetapkannya.
Mereka selalu meningkatkan target pertahunnya. Hal ini di karenakan bahwa, mereka
yakin bahwa mereka akan mendapatkan konsumen lebih banyak setiap tahunnya karena
peluang pasar yang cukup besar.
Namun yang menjadi permasalahannya adalah, setelah di lihat realisasi penjualan, ternyata
target yang selama ini di yakini akan tercapai. Nyatanya tidak dapat tercapai.
Maka untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi yang mengakibatkan tidak
tercapainya target tersebut maka kami pun memberikan beberapa pertanyaan kepada 50
orang yang berada di sekitar Pondok Bakso X tersebut. Adapun pertanyaan yang kami
berikan adalah :
1. Apakah harga yang ditawarkan Bakso X lebih murah dibandingkan Bakso
lainnya ?
Jawaban : 89% mengatakan “Ya”
11% mengatakan “Tidak”
2. Apakah harga yang ditawarkan Pondok Bakso X terjangkau dengan konsumen
atau pembeli?
Jawaban : 89% mengatakan “Ya”
11% mengatakan “Tidak”
3. Apakah produk yang ditawarkan bakso x sebanding dengan harga atau kepuasan
yang didapatkan konsumen atau pembeli?
Jawaban : 63% mengatakan “Ya”
37% mengatakan “Tidak”
4.2 Data realisasi dan target Pondok bakso x dan pesaing
PENJUALAN BAKSO PONDOK BAKSO X
TAHUN 2008-2010 (Porsi)
PENJUALAN BAKSO Y
TAHUN 2008-2012 (Porsi)
PENJUALAN BAKSO WARUNG ZTAHUN 2008-2010 (Porsi)
NO. JENIS BAKSO 2008 2009 20101 Bakso spesial 16320 18950 187202 Bakso super 15230 17080 168603 Bakso telur 14070 15670 164504 Bakso daging 13970 14890 15220REALISASI 59590 66590 67250TARGET 65000 70000 72000
NO. JENIS BAKSO 2008 2009 20101 Bakso spesial 18000 19080 198002 Bakso super 18000 19800 205203 Bakso telur 16200 18000 190804 Bakso daging 14400 16200 17280REALISASI 66600 73080 76680TARGET 63000 67000 70000
NO. JENIS BAKSO 2008 2009 20101 Bakso spesial 14400 10800 126002 Bakso super 10080 10800 108003 Bakso telur 7200 7200 90004 Bakso daging 7200 9000 9000
REALISASI 38800 37800 41400TARGET 40000 40000 40000
Dari data-data yang kami dapatkan terutama dari target penjualan, kami mendapati bahwa
Pondok Bakso X selalu meningkatkan target penjualan setiap tahunnya walaupun target
sebelumnya tidak tercapai. Alasan dari Pondok bakso X dalam menentukan targetnya
yang semakin tahun semakin meningkat adalah mereka melihat bahwa adanya peluang
pasar yang mereka yakini setiap tahun akan meningkat, sehingga mereka berani
meninggkatkan target setiap tahunnya. Disini kami melihat peluang pasar tersebut
memang ada karena dari data yang kami dapatkan terdapat kurang lebih 1.000 konsumen
potensial. Sehingga kemungkinan Pondok bakso x untuk mencapai targetnya cukup
tinggi.
Namun ternyata dugaan pondok bakso X salah karena pada kenyataannya target yang
selama ini mereka yakini akan tercapai trnyata tidak tercapai. Dari analisa yang kami
dapatkan termasuk juga dari pertanyaan – pertanyaan yang kami berikan kepada
konsumen pondok bakso x kami mendapatkan yang menjadi permasalahan adalah tentang
kuantitas produk. Sebenarnya harga yang di tawarkan pondok bakso sidodai sudah murah
dibandingkan dengan harga produk lain namun karena harganya lebih murah maka
kuantitas produk yang di tawarkan lebih sedikit dari pada pesaing. Berbeda dengan
pesaingnya yang menawarkan harga lebih mahal namun dengan jumlah kauantitas yang
banyak. Nah, hal ini yang menajdi permasalah menurut kami.
Dari uraian di atas, kami menyimpulkan bahwa , yang menjadi permasalahan adalah
tentang kuantitas produk pondok bakso x. Yang lebih sedikit dibandingkan
dengankuantitas produk pondok bakso pesaingnya. Sebaiknya, pondok bakso sisdodadi
harus lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas produknya karena konsumen akan merasa
puas jika dia mendapatkan produk yang sesuai dengan kepuasan yang dia inginkan. Kita
contohkan saja seperti bakso Y yang menawarkan kuantitas produk yang banyak namun
dengan harga yang terbilang cukup mahal bagi konsumen namun nyatanya walaupun
harga yang ditawarkannya lebih mahal tetapi tidak mempengaruhi pvolume penjualannya,
bahkan target yang ia tetapkan selalu tercapai. Maka disiniah kami melihat bahwa tidak
apa-apa harga mahal namun kualitas dan kuantitas produklah yang harus di tingkatkan.
Dengan demikian kami menyarankan pada pondok bakso x agar menambah kuantitas
produk (porsi produk) dan menaikkan harga sebanding dengan harga pesaing.
Contohnya, bakso special yang dijual oleh pondok bakso x yang semula harganya Rp.
10.000,- dinaikkan menjadi Rp. 13.000,- . Kenaikkan harga yang dilakukan ialah semata-
mata untuk menambah porsi yang kami sarankan karena apabila kita ingin menambah
kuantitas prosduk tersebut maka otomatis biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk
menambah kuantitas produk bakso tersebut akan meningkat dari yang sebelumny. Maka
dari itulah kami pun menyarankan agar harga tersebut di naikkan setara dengan pesaing.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan dan uraian yang telah kami kemukakan pada bab-bab sebelumnya maka pada bab ini kami akan menarik kesimpulan dan memberikan saran atau masukan untuk Pondok Bakso X sehingga dapat memperlancar dan menambah volume penjualan usahanya.
4.1 Kesimpulan
1. Pondok Bakso X menetapkan kuantitas produk lebih sedikit dari pada pesaing
2. Karena menetapkan kuantitas produk di bawah pesaing maka Pondok bakso x menetapkan harga di bawah pesaing karena biaya bahan bahan baku yang di keluarkan lebih sedikit
3. Pondok Bakso X tidak mencapai target yang telah ditetapkan walaupun Mereka yakin bahwa target tersebut akan tercapai
4. Porsi bakso yang ditawarkan terlalu sedikit
4.2 Saran
1. Sebaiknya Pondok Bakso X meningkatkan kuantitas produk yang ditawarkan kepada konsumen dengan cara menambah jumlah porsi yang akan ditawarkan guna menarik minta konsumen dalam membeli produk.
2. Sebaiknya harga sedikit dinaikkan dari harga sebelumnya karena hal tersebut dikarenakan akibat penambahan porsi yang diberikan sehingga akan menambah biaya bahan baku dan juga hal tersebut bertujuan agar tidak mempertipis keuntungan penjualan. Dan juga pertimbangan kami dalam munyarankan kepada Pondok Bakso Sodidadi untuk menaikkan harganya karena.
3. Dalam penetapan harga sebaiknya disamakan dengan harga pesaing. Contohnya, harga bakso special yang tadinya Rp. 10.000,- di naikkan menjadi Rp. 13.000,-
4. Sebaiknya apa bila ingin menetapkan target yang tinggi, maka Pondok bakso X harus lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang mereka tawarkan. Agar mereka dapat meraih peluang pasar dan tercapainya target yang telah mereka tetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler (2000)., definisi bauran pemasaran
Menurut Kotler (1997:92),, definisi Marketing Mix
Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).
www.google.com