PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR...

229
i PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AH OLEH HAKIM PADA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA SALATIGA (Studi Putusan Cerai Talak Tahun 2017) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh: Muhlifa Nur Prahandika NIM : 21113010 JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Transcript of PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR...

Page 1: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

i

PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AH

OLEH HAKIM PADA CERAI TALAK DI

PENGADILAN AGAMA SALATIGA

(Studi Putusan Cerai Talak Tahun 2017)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Muhlifa Nur Prahandika

NIM : 21113010

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 2: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

ii

Page 3: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

iii

Page 4: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

iv

Page 5: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

المشقة تجلب التيسير

“Kesulitan itu Mendatangkan adanya Kemudahan”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Muji Setiyo dan Ibu Sri Nur Fuatun yang

selalu memberi semangat, dukungan, doa, dan kasih sayang yang tak terbatas.

Adik saya Hanifa Nur Prahandaffa, yang selalu mengingatkan untuk segera

menyelesaikan karya ini.

Page 6: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT, yang selalu memberikan rahmat serta hidayah dan taufiq-Nya kepada

penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul

”Penetapan Kadar Nafkah Iddah dan Mut’ah oleh Hakim pada Cerai Talak di

Pengadilan Agama Salatiga (Studi Putusan Cerai Talak Tahun 2017)” tanpa

halangan yang berarti.

Shawalat serta salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW,

kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa setia dan menjadikannya

suritauladan. Beliau merupakan sosok pencerah kehidupan di dunia maupun di

akhirat nanti dan semoga kita semua senantiasa mendapatkan Syafaatnya min hadza

ila yaumil qiyamah, Aamiin Yaa Robbal’alamin.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak yang telah tulus ikhlas membantu penulis menyelesaikan skripsi

ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga;

2. Dr. Siti Zumrotun, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari’ah;

3. Sukron Ma’mun, M.Si., selaku Ketua Jurusan Hukum Keluarga Islam;

4. Luthfiana Zahriani, S.H., M.H., selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas

dan sabar membimbing, mengarahkan, serta mencurahkan waktu, tenaga dan

pikirannya sehingga skripsi ini terselesaikan;

5. Seluruh dosen IAIN Salatiga, yang telah memberikan ilmunya yag sangat

bermanfaat;

6. Drs. H. Umar Muchlis, selaku Ketua Pengadilan Agama Kota Salatiga, yang

telah memberikan izin penelitian disana, serta kepada hakim Drs. H. Salim,

S.H., M.H., Drs. M. Muslih, dan Drs. Moch Rusdi, M.H. yang telah

memfasilitasi dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini;

Page 7: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

vii

7. Kepada orang tua dan adik serta keluarga besar yang telah memberikan dan

mencurahkan segala kemampuan dan dukungannya secara material dan

immaterial hingga saat ini. Tanpa mereka mungkin karya ini tidak akan pernah

ada;

8. Sahabat-sahabat dan teman-teman khususnya sahabat dan teman seperjuangan

di Ahwal Al-Syakhshiyyah ( Hukum Keluarga Islam) angkatan 2013 atas segala

bantuan, semangat, dan hiburannya sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini;

9. Teman gamer saya, Zaid, Badrul, Mujib, dan Apid yang selalu memberikan

hiburan disela-sela waktu mengerjakan karya ini, dan doaku kepada temanku

semua semoga kita sukses di dunia dan akhirat, Aamiin.

10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi

ini.

Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga

hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta kepada

pembaca pada umumnya. Aamiin.

Salatiga, 16 Maret 2018

Penulis

Muhlifa Nur Prahandika

NIM: 21113010

Page 8: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

viii

ABSTRAK

Nur Prahandika, Muhlifa. “Penetapan Kadar Nafkah Iddah dan Mut’ah oleh

Hakim pada Cerai Talak di Pengadilan Agama Salatiga (Studi Putusan

Cerai Talak Tahun 2017)”. Skripsi. Fakultas Syari’ah. Jurusan Hukum

Keluarga Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Pembimbing: Luthfiana Zahriani, S.H., M.H.

Kata Kunci: Kadar, Nafkah Iddah, Mut’ah, Cerai Talak

Cerai talak sesuai dengan ketentuan pasal 149 KHI, bahwa suami

berkewajiban memberikan biaya penghidupan bagi mantan isterinya berupa nafkah

iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak ada

aturan yang jelas terhadap penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah. Hal tersebut

merupakan hak hakim untuk berijtihad dalam menetapkan kadar nafkah iddah dan

mut’ah. Oleh karena itu, peneliti berupaya menggali informasi terkait alasan yang

menjadi pertimbangan putusan hakim Pengadilan Agama Salatiga dalam

menetapkan kadar nafkah iddah dan mut’ah pada perkara cerai talak. Pernyataan

utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana profil

putusan perkara cerai talak dalam penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah di

Pengadilan Agama Salatiga tahun 2017, (2) Apakah alasan yang menjadi

pertimbangan pengambilan putusan hakim Pengadilan Agama Salatiga dalam

menetapkan kadar nafkah iddah dan mut’ah pada perkara cerai talak, dan (3)

Bagaimana tinjauan Undang-undang Perkawinan dan hukum Islam atas putusan

hakim Pengadilan Agama Salatiga terhadap penetapan kadar nafkah iddah dan

mut’ah pada perkara cerai talak.

Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan yang bertempat di

Pengadilan Agama Kota Salatiga dengan subjek penelitiannya adalah hakim.

Metode pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif analisis dan yuridis

normatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan

dokumentasi. Dan untuk menguji hasil temuan data tersebut maka peneliti

menganalisa data dengan menggunakan deskriptif analitis dengan pola deduktif.

Temuan penelitian ini menujukkan bahwa pada tahun 2017 terdapat 26

putusan dari 263 putusan cerai talak yang terdapat penetapan kadar nafkah iddah

dan atau mut’ah. Alasan hakim dalam penetapan kadarnya adalah

mempertimbangkan kesepakatan kedua belah pihak, kemampuan suami,

kesanggupan suami, biaya hidup sebelum perceraian, tuntutan isteri, lamanya

pernikahan, dan pendapat ahli Hukum Islam yang menyatakan pemberian mut’ah

berupa nafkah selama satu tahun. Dalam pengambilan putusan kadar nafkah iddah

dan mut’ah di Pengadilan Agama Salatiga telah sesuai dengan hukum yang berlaku,

ini dibuktikan dengan penerapan hak ex officio pada pasal 41 huruf (c) UU

Perkawinan dan berpedoman pada pasal 149 KHI huruf (a) dan (b). Dan ada

keterkaitan yang erat yaitu menitik beratkan pada kemampuan suami sebagai acuan

utama hakim dalam menentukan kadarnya, hal tersebut sesuai dengan keterangan

didalam KHI pasal 80 ayat (4) huruf (a) dan pasal 160 serta sesuai dalam keterangan

al-Quran surat at-Talaq ayat 7 dan al-Baqarah ayat 236.

Page 9: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING .................................................................................. ii

PENGESAHAN ............................................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 6

E. Penegasan Istilah ......................................................................... 6

F. Kajian Pustaka ............................................................................ 8

G. Metode Penelitian ....................................................................... 12

H. Sistematika Penulisan .................................................................. 15

BAB II KAJIAN TEORI: NAFKAH IDDAH, MUT’AH DAN

CERAI TALAK .................................................................................. 17

A. KONSEP NAFKAH IDDAH ..................................................... 17

Page 10: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

x

1. Pengertian Nafkah ................................................................ 17

2. Dasar Hukum Nafkah ........................................................... 17

3. Syarat-syarat Isteri Menerima Nafkah ................................... 20

4. Kadar Nafkah ....................................................................... 22

5. Nafkah Suami atas Isteri yang Beriddah ................................ 23

a. Pengertian Iddah ............................................................. 23

b. Dasar Hukum Iddah ........................................................ 24

c. Macam-macam Iddah ...................................................... 27

d. Hukum Mengenai Nafkah Suami atas Isteri yang

Beriddah ......................................................................... 29

B. KONSEP MUT’AH ................................................................... 36

1. Pengertian Mut’ah ................................................................ 36

2. Dasar Hukum Mut’ah ........................................................... 36

3. Perbedaan Pandangan Ulama Mengenai Hukum Mut’ah ....... 38

4. Kadar Mut’ah ....................................................................... 42

C. KONSEP CERAI TALAK ......................................................... 44

1. Pengertian Talak ................................................................... 44

2. Macam-macam Talak ........................................................... 45

3. Prosedur Cerai Talak ............................................................ 49

4. Akibat Talak ......................................................................... 52

BAB III HASIL PENELITIAN ...................................................................... 58

A. Profil Putusan Perkara Cerai Talak Pengadilan Agama

Salatiga Tahun 2017 ................................................................... 58

Page 11: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

xi

B. Penetapan Kadar Nafkah Iddah dan Mut’ah ................................. 61

1. Putusan Pengadilan Agama Salatiga tentang Nafkah Iddah

dan Mut’ah ............................................................................ 61

a. Putusan No. 122/Pdt.G/2017/PA.Sal ............................... 61

b. Putusan No. 668/Pdt.G/2016/PA.Sal ............................... 63

c. Putusan No. 608/Pdt.G/2017/PA.Sal ............................... 65

d. Putusan No. 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal ............................. 67

2. Hasil Wawancara Hakim ...................................................... 69

a. Wawancara dengan Hakim Drs. H. Salim, SH., MH ....... 69

b. Wawancara dengan Hakim Drs. M. Muslih ..................... 71

BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................. 75

A. Alasan yang Menjadi Pertimbangan Pengambilan Putusan Hakim

Pengadilan Agama Salatiga dalam Menetapkan Kadar Nafkah Iddah

dan Mut’ah pada Perkara Cerai Talak ......................................... 75

B. Tinjauan Undang-Undang Perkawinan dan Hukum Islam atas Putusan

Hakim Pengadilan Agama Salatiga terhadap Penetapan Kadar Nafkah

Iddah dan Mut’ah pada Perkara Cerai Talak ............................... 81

1. Putusan No. 122/Pdt.G/2017/PA.Sal ..................................... 81

2. Putusan No. 668/Pdt.G/2016/PA.Sal ..................................... 83

3. Putusan No. 608/Pdt.G/2017/PA.Sal ..................................... 88

4. Putusan No. 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal ................................... 91

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 97

A. Kesimpulan ................................................................................ 97

Page 12: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

xii

B. Saran .......................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkawinan merupakan langkah awal bagi setiap pasangan untuk

membangun sebuah keluarga. Dalam menjalani kehidupan bersama, setiap

pasangan akan mengalami banyak halangan dan rintangan yang menjadi bagian

dari kehidupan berkeluarga. Suatu halangan dan rintangan yang dialami setiap

pasangan harus dilalui bersama agar tercapai sebuah keluarga yang bahagia.

Kebahagiaan yang digapai merupakan tujuan awal dalam sebuah perkawinan.

Sabagaimana firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 21:

ودة ومن ءايته أن خلق ن أنفسكم أزوجا ل تسكنوا إ ليها وجعل بينكم م لكم م

ورحمة. إن فى ذلك ليت ل قوم يتفكرون.

Artinya: “dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa

tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi

kamu yang berfikir”(Ar-Rum: 21).

Selaras dengan Pasal 1 UU Perkawinan no 1 tahun 1974 yang menyebutkan

bahwa: “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau

rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa”. Serta dalam Pasal 3 KHI, “Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan

kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah”.

Page 14: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

2

Langgengnya kehidupan perkawinan merupakan suatu tujuan yang sangat

diinginkan orang Islam. Akad nikah diadakan adalah untuk selama-lamanya dan

seterusnya hingga meninggal dunia. Allah menyebutkan ikatan perjanjian

dalam akad itu sebagai mitsaqon ghalidhan yang berarti perjanjian yang kokoh.

Jika ikatan antara suami istri demikian kokoh kuatnya maka tidak sepatutnya

dirusak dan disepelekan. Setiap usaha untuk menyepelekan merusak hubungan

perkawinan itu adalah dibenci oleh Islam karena merusak kebaikan dan

menghilangkan kemaslahatan antara suami istri (Sabiq, 1994: 9).

Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, hambatan dan rintangan pasti

selalu ada dalam setiap rumah tangga. Hambatan dan rintangan bukanlah alasan

untuk mengakhiri sebuah ikatan. Islam mengajarkan kepada setiap pasangan

untuk memperbaiki keretakan yang timbul didalamnya. Sementara itu, apabila

keretakan yang telah timbul sudah tidak bisa utuh kembali, maka Islam tidak

akan memaksakan untuk mempertahankan ikatan mereka. Karenanya Islam

memberikan jalan keluar, yaitu dengan talak.

Islam membolehkan talak (thalaq) ketika perbedaan di antara pasangan

sudah menganga lebar dan tidak bisa lagi dijembatani. Namun, talak atau

perceraian merupakan tindakan yang dibenci Allah Swt meskipun halal.

Rasulullah Saw bersabda:

)رواه أبو داود(ليس شيء من لحلل أبغض إلى الله تعالى الطلق

“Tidak ada sesuatu yang halal yang lebih dibenci Allah Swt daripada

talak” (H.R. Abu Dawud) (Chudlori, 2012: 189).

Page 15: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

3

Perceraian akan menimbulkan hak dan kewajiaban bagi suami istri

didalamnya. Dan untuk melindungi hak isteri atas talak yang dijatuhkan suami,

dalam Peraturan Perundang-undangan telah diatur beberapa kewajiban suami

akibat terjadinya perceraian. Yaitu sewaktu istri menjalani waktu iddah mantan

suami berkewajiban memberikan nafkah iddah dan mut’ah sebagai pemberian

bekas suami kepada isteri, yang dijatuhi talak berupa benda atau uang dan

lainnya. Sesuai dalam KHI pasal 149 huruf (a) dan (b) “Bilamana perkawinan

putus karena talak, maka bekas suami wajib: (a). memberikan mut`ah yang

layak kepada bekas isterinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri

tersebut qobla al dukhul; (b). memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada

bekas isteri selama dalam iddah, kecuali bekas isteri telah di jatuhi talak ba’in

atau nusyur dan dalam keadaan tidak hamil”. Kewajiban suami terhadap istri

yang ditalak dikuatkan dalam pasal 41 huruf (c) Undang-undang Perkawinan

No. 1 Tahun 1974 mengenai akibat putusnya perkawinan karena perceraian

ialah: “Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan

biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas isteri”.

Dalam Islam juga dijelaskan mengenai kewajiban nafkah iddah dan mut’ah

sebagai kewajiban suami dan sebagai hak isteri untuk menerimanya. Semua

mazhab sepakat mengenai hak nafkah bagi istri yang dithalaq raj’i dengan

argumentasi bahwa thalaq raj’i belum memutuskan akad perkawinan dan

karenanya istri yang beriddah raj’i statusnya sama dengan istri dalam

perkawinan. Dalam thalaq raj’i masih memiliki hak ruju’, hak istimewa

(bersenang-senang/ bercinta). Begitu juga halnya semua ulama mazhab sepakat

Page 16: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

4

tentang hak nafkah bagi istri beriddah ba’in yang sedang hamil baik itu karena

dithalaq tiga, khulu’, ataupun karena fasakh. Namun istri yang ditalak ba’in

dalam keadaan tidak hamil para ulama berbeda pendapat akan hal tersebut

(Mardani, 2011: 76). Selain kewajiban nafkah iddah, suami juga berkewajiban

memberikan mut’ah kepada istri yang diceraikan. Sesuai firman Allah SWT

dalam surah al-Baqarah ayat 241 yaitu sebagai berikut:

وللمطلقت متاع بالمعروف حقا عل المتقين.

“Dan bagi perempuan-perempuan yang diceraikan hendaklah diberi

mut’ah menurut cara yang patut, sebagai suatu kewajiban orang yang

bertakwa” (Al-Baqarah: 241).

Dalam beberapa peraturan perundang-undangan dan hukum Islam telah

dijelaskan bahwa istri berhak mendapatkan nafkah iddah dan mut’ah dari suami

yang menceraikannya. Namun tidak dijelaskan bahwa kadar atau besar kecilnya

nafkah iddah dan mut’ah yang wajib diberikan kepada istri yang diceraikannya.

Hal ini yang menjadi hak hakim atas jabatanya (ex officio) di Pengadilan Agama

khususnya Pengadilan Agama Salatiga dalam menentukan besar kecilnya kadar

nafkah iddah dan mut’ah yang akan diberikan suami kepada isteri pasca

terjadinya perceraian.

Berdasarkan keterangan diatas, maka penulis tertarik untuk menggali lebih

jauh tentang apa saja yang menjadi penentuan besar kecilnya kadar nafkah

iddah dan mut’ah dalam pengambilan keputusan oleh Hakim Pengadilan

Agama Salatiga. Oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian yang

berjudul “Penetapan Kadar Nafkah Iddah dan Mut’ah oleh Hakim pada

Page 17: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

5

Cerai Talak di Pengadilan Agama Salatiga (Studi Putusan Cerai Talak

Tahun 2017)”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana profil putusan perkara cerai talak dalam penetapan kadar nafkah

iddah dan mut’ah di Pengadilan Agama Salatiga tahun 2017?

2. Apa alasan yang menjadi pertimbangan pengambilan putusan hakim

Pengadilan Agama Salatiga dalam menetapkan kadar nafkah iddah dan

mut’ah pada perkara cerai talak?

3. Bagaimana tinjauan Undang-undang Perkawinan dan hukum Islam atas

putusan hakim Pengadilan Agama Salatiga terhadap penetapan kadar

nafkah iddah dan mut’ah pada perkara cerai talak?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui profil putusan perkara cerai talak dalam penetapan kadar

nafkah iddah dan mut’ah di Pengadilan Agama Salatiga tahun 2017.

2. Untuk mengatahui alasan yang menjadi pertimbangan pengambilan putusan

hakim Pengadilan Agama Salatiga dalam menetapkan kadar mut’ah dan

nafkah iddah pada perkara cerai talak.

3. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan UU Perkawinan dan hukum Islam

atas putusan hakim Pengadilan Agama Salatiga terhadap penetapan kadar

mut’ah dan nafkah iddah pada perkara cerai talak.

Page 18: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

6

D. Kegunaan Penelitian

1. Memperkaya wawasan ilmu dalam bidang hukum, khususnya dalam hal-hal

yang berkaitan dengan penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah pada

perkara cerai talak.

2. Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan bahan untuk menyusun karya

ilmiah selanjutnya yang berkaitan dengan nafkah iddah dan mut’ah.

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dipergunakan untuk menghindari penafsiran ganda

ataupun perbedaan pendapat bagi para pembaca. Oleh karena hal tersebut,

penulis berkepentingan untuk menjelaskan arti dalam judul penelitian ini, agar

istilah-istilah yang terkandung dalam judul penelitian memiliki arti yang tegas

dan jelas. Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:

1. Nafkah Iddah

Nafkah iddah adalah sesuatu yang diberikan oleh suami kepada isteri

yang telah diceraikannya untuk memenuhi kebutuhan baik berupa pakaian,

makanan maupun tempat tinggal. Bahwa nafkah tersebut diberikan selama

isteri menjalani iddah dan isteri belum boleh melangsungkan pernikahan

kepada orang lain selama masa iddah belum habis.

2. Mut’ah

Mut’ah adalah pemberian bekas suami kepada isteri, yang dijatuhi talak

berupa benda atau uang dan lainnya (KHI pasal 1 huruf (j)).

Page 19: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

7

3. Cerai Talak

Cerai talak yaitu cerai khusus bagi yang beragama Islam, di mana suami

(pemohon) mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama untuk

memperoleh izin menjatuhkan talak kepada isteri (Bahari, 2012 :17).

Penjelasan menganai tata cara talak terdapat dalam KHI Pasal 117, yaitu

“Talak adalah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang

menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan, dengan cara sebagaimana

dimaksud dalam pasal 129, 130 dan 131”.

4. Hakim Pengadilan Agama

Pengertian Hakim menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

orang yang mengadili perkara (dalam pengadilan atau mahkamah). Hakim

merupakan pejabat yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman. Hakim

Pengadilan diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Ketua

Mahkamah Agung (Musthofa, 2005: 22).

Kemudian pengertian pengadilan dalam istilah Inggris disebut court,

sedangkan dalam istilah bahasa Belanda disebut rechtbank. Keduanya

memiliki maksud sebagai ‘badan yang melakukan peradilan berupa

memeriksa, mengadili, dan memutus perkara’ (Mujahidin, 2014: 2).

Pengadilan Agama (biasa disingkat: PA) adalah pengadilan tingkat

pertama yang melaksanakan kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan

Agama yang berkedudukan di Ibu kota kabupaten atau kota. Pengadilan

Agama dibentuk dengan Keputusan Presiden

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Agama). Pengadilan Agama

Page 20: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

8

sebagai pengadilan tingkat pertama adalah pengadilan yang menerima,

memeriksa, dan memutus, setiap perkara yang diajukan pencari keadilan

(yustisiabel) pada tahap awal (Musthofa, 2005: 21).

Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, pengertian

Peradilan Agama disebutkan dalam Pasal 1 angka 1 bahwa Peradilan

Agama adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam.

Jadi Pengertian Hakim Pengadilan Agama adalah orang yang mengadili

perkara di pengadilan tingkat pertama bagi orang-orang yang beragama

Islam.

F. Kajian Pustaka

Berikut adalah beberapa penelitian yang berkaitan dengan pemberian

nafkah iddah dan mut’ah, diantaranya adalah:

Pertama, skripsi yang disusun oleh Khurul Aini dengan judul “Kewajiban

Nafkah Iddah Suami Kepada Isteri yang Telah Dicerai” (Studi Terhadap

Putusan Pengadilan Agama Salatiga No. 394/Pdt.G/2005/PA.SAL). Karya

ilmiyah ini merupakan skripsi dari jurusan Syariah, program studi Al-Ahwal

Al-Syakhshiyyah STAIN Salatiga tahun 2007. Rumusan masalah yang diangkat

dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: bagaimana konsep nafkah iddah

menurut hukum Islam dan perundang-undangan di Indonesia, bagaimana cara

penyelesaian nafkah iddah dan pertimbangan hakim Pengadilan Agama

Salatiga dalam mengabulkan permohonan nafkah iddah dan bagaimana

kesesuaian putusan hakim Pengadilan Agama Salatiga tentang nafkah iddah

dengan hukum Islam. Setelah mengetahui rumusan masalah di atas maka hasil

Page 21: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

9

penelitiannya adalah sebagai berikut: pertama, konsep iddah menurut hukum

Islam berdasarkan Al-Quran surat At Thalaq ayat 7, dan menurut hukum

perundang-undangan berdasarkan pada Undang-undang No. 1 Tahun 1974

tentang hak kewajiban suami istri pasal 34. Kedua, hakim Pengadilan Agama

dalam mengambil keputusan-keputusan atau penetapan nafkah iddah

mempunyai kekuatan hukum tetap apabila diucapkan pada sidang terbuka untuk

umum. Akan tetapi dalam pengambilan putusan atau ketetapan Pengadilan

Agama dalam penyelesaian nafkah iddah melalui sebuah pertimbangan-

pertimbangan yang menyangkut kesepakatan antara suami istri yang

mengajukan gugatan perceraian. Ketiga, dalam pengambilan putusan, seorang

hakim Pengadilan Agama Kota Salatiga pada tahun 2005 dalam penyelesaian

nafkah iddah sudah ada kesesuaian dengan hukum Islam. Akan tetapi ada

beberapa kasus yang diputuskan tidak sesuai dengan hukum Islam hal ini

dikarenakan berbagai pertimbangan-pertimbangan sehingga tidak merujuk

kembali dengan hukum Islam bahwa nafkah iddah dalam Islam itu wajib

dilaksanakan bagi suami yang bercerai dengan istrinya.

Kedua, skripsi yang disusun oleh Risae Muhammad dengan judul

“Peniadaan Nafkah Iddah dalam Perkara Cerai Gugat” (Studi Komparasi

Putusan PA Salatiga No. 286/Pdt.G/1998/PA.SAL Dengan Putusan MA No.

241 K/AG/2000). Karya ilmiyah ini merupakan skripsi dari jurusan Syariah,

program studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah STAIN Salatiga tahun 2008.

Rumusan masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

bagaimana tinjauan nafkah iddah dalam fiqh dan perundang-undangan di

Page 22: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

10

Indonesia, apa dasar hukum dan pertimbangan hakim dalam memutuskan

masalah nafkah iddah dalam putusan gugat cerai No 286/Pdt.G/1998/PA.SAL

dan No. 241 K/AG/2000 Dan mengapa ada perbedaan putusan PA dan MA

dalam hal pemberian nafkah iddah dalam perkara gugat cerai. Setelah

mengatahui rumusan masalah di atas maka hasil penelitiannya adalah sebagai

berikut: pertama, menurut fiqh dan perundang-undangan dijelaskan bahwa

isteri yang telah dicerai berhak mendapatkan nafkah iddah, selama isteri

tersebut tidak nusyuz. Namun dalam perkara talak ba’in para ulama’ berbeda

pendapat. Imam Maliki, Syafi’i dan Hambali berpendapat bahwa tidak

mempunyai hak atas nafkah iddah. Sedangkan Imam Hanafi berpendapat

bahwa isteri yang telah dicerai ba’in tetap berhak nafkah iddah. Kedua, bahwa

dalam memutusakan masalah nafkah iddah, hakim mengacu pada dalil-dalil

fiqh dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dengan menganalisa

konteks suatu perkara dan mempertimbangkan sisi humanisme. Ketiga, Dalam

perkara perceraian ini meskipun hukum perundang-undangan yang digunakan

hakim PA dan MA relatif sama, namun yang membuat produk hukum jadi

berbeda adalah metode pendekatan dan penafsiran dalam memeriksa perkara

tersebut. Putusan hakim PA untuk tidak memberikan nafkah iddah kepada isteri

yang telah dicerai sejalan dengan pendapat madzhab Maliki, Syafi’i dan

Hambali. Sedangkan putusan MA untuk memberikan hak nafkah iddah kepada

isteri yang telah dicerai sejalan dengan madzhab Hanafi. Jadi pada intinya,

dalam memutuskan suatu perkara hakim perlu melihat konteks perkara dan

mempertimbangkan sisi humanisme serta harus mengakomodasi hak-hak

Page 23: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

11

perempuan, dengan tujuan agar putusan tersebut lebih sesuai dan lebih

mendekati nilai keadilan.

Ketiga, skripsi yang disusun oleh Faris Jundhi dengan judul “Pemberian

Nafkah Iddah pada Cerai Gugat” (Studi Putusan Pengadilan Agama Pati

No.1925/Pdt.G/2010/PA.Pt). Karya ilmiyah ini merupakan skripsi dari jurusan

Syariah, program studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah STAIN Salatiga tahun

2013. Rumusan masalah yang diangkat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

bagaimana hak nafkah iddah setelah mengajukan cerai gugat kepada suaminya

menurut fiqh, bagaimana hak nafkah iddah setelah mengajukan cerai gugat

kepada suaminya menurut hukum yang berlaku di Indonesia, dan apakah

pertimbangan hakim memperbolehkan istri sebagai penggugat mendapatkan

hak nafkah iddah dari suami setelah cerai gugat. Setelah mengatahui rumusan

masalah diatas maka hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: pertama, bahwa

hakim mempertimbangkan permberian nafkah iddah dan mut’ah pada talak

bai’in didasarkan pada pendapat Imam Hanafi. Ulama Hanafiyah berpendapat

bahwa wanita tersebut berhak nafkah dan tempat tinggal secara bersama,

kecuali jika wanita ber-iddah karena perpisahan disebabkan pelanggaran istri,

seperti istri murtad setelah bercampur atau tindakan isteri menodai kehormatan

mertua seperti orang tua suami atau saudara-saudaranya, istri hanya berhak

tempat tinggal dan tidak berhak nafkah. Pendapat ulama Hanafiyah ini juga

dikuatkan oleh Umar bin Khatab ra, Umar bin Abdul Aziz dan Sufyan Ats

Tsauri. Mereka mengambil dalil kepada firman Allah surat At Thalaq ayat 6.

Kedua, pemberian nafkah iddah oleh majelis hakim juga didasarkan dengan

Page 24: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

12

putusan Mahkamah Agung RI nomor 137/K/AG/2007 tanggal 19 September

2007. Pemberian nafkah iddah tersebut didasarkan pada pasal 41 huruf (c) UU

No. 1 Tahun 1974 Jo. Pasal 149 KHI. Ketiga, terdapat 5 (lima) dasar

pertimbangan hakim dalam pemberikan nafkah iddah kepada istri yang

mengajukan gugatan cerai, yaitu: adanya rasa keadilan bagi kedua belah pihak,

adanya ketertiban hukum, menempatkan harkat perempuan pada proporsinya,

adanya kemampuan bekas suami untuk memberikan nafkah iddah dan mut’ah

kepada bekas istri, dan adanya kelayakan bekas istri untuk menerima nafkah

iddah dan mut’ah dari bekas suami.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, yang membedakan antara

penelitian sebelum-sebelumnya adalah penentuan kadar nafkah iddah dan

mut’ah. Yakni belum ada penelitian yang meneliti tentang bagaimana

penentuan kadar nafkah iddah dan mut’ah oleh hakim Pengadilan Agama

Salatiga pada perkara cerai talak tahun 2017. Oleh karenanya penulis

menyimpulkan bahwa penelitian yang diteliti bukan merupakan duplikasi

ataupun pengulangan dari penelitian-penelitian yang ada.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian

lapangan (field research) dengan menggunakan motode pendekatan

kualitatif deskriptif analisis, yaitu umumnya menggunakan strategi multi

metode yaitu, wawancara, pengamatan, serta penelaahan dokumen yang ada

satu dengan lain saling melengkapi, memperkuat, dan menyempurnakan.

Page 25: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

13

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan metode yuridis normatif.

Metode tersebut akan menjelaskan bagaimana hukum yang berlaku

diterapkan oleh hakim Pengadilan Agama Salatiga.

2. Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan merupakan hasil dari observasi langsung di

Pengadilan Agama Salatiga yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.

Data yang dikumpulkan meliputi:

a. Data yang berkaitan dengan putusan Pengadilan Agama Salatiga tentang

nafkah iddah dan mut’ah dalam perkara cerai talak.

b. Data tentang dasar pertimbangan hakim Pengadilan Agama Salatiga

pada perkara tersebut baik segi hukum positif maupun hukum Islam.

3. Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan

sekunder, penjelasannya sebagai berikut:

a. Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari

sumber utama yang berada di lapangan penelitian, yaitu hasil

wawancara dengan hakim Pengadilan Agama Salatiga dan putusan-

putusan cerai talak mengenai penetapan nafkah iddah dan mut’ah di

Pengadilan Agama Salatiga.

b. Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari bahan pustaka

terkait pembahasan tersebut.

Page 26: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

14

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan Data adalah berbagai cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data, menghimpun, atau menjaring data penelitian.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sabagai “perhatian

yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu”. Adapun

observasi ilmiah adalah perhatian terfokus terhadap gejala, kejadian,

atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya, mengungkapkan faktor-

faktor penyebabnya, dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya

(Emzir, 2011: 38). Dimana observasi dilakukan di Pengadilan Agama

Salatiga.

2. Wawancara

Wawancara dapat didefinisikan sebagai interaksi bahasa yang

berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah

seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau

ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat

dan keyakinannya (Emzir, 2011: 50). Adapun wawancara yang

dilakukan ditujukan kepada Hakim di Pengadilan Agama Salatiga dan

pihak-pihak terkait.

3. Dokumentasi

Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau

peristiwa pada suatu waktu yang lalu. Semua dokumen yang

berhubungan dengan penelitian yang bersangkutan perlu dicatat sebagai

Page 27: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

15

sumber informasi. Dokumentasi dapat diperoleh dari beberapa putusan

yang menyangkut penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah dalam

perkara cerai talak.

5. Teknik Analisa Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah

deskriptif analitis dengan pola deduktif. Dimana akan digambarkan terlebih

dahulu mengenai data-data yang berkaitan dengan perkara tersebut secara

umum dan pertimbangan hukum para hakim dalam menetapkan kadar

nafkah iddah dan mut’ah serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

kadarnya dalam perkara carai talak di Pengadilan Agama Salatiga.

Kemudian diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat khusus terhadap

perkara putusan cerai talak di Pengadilan Agama Salatiga tentang penetapan

kadar nafkah iddah dan mut’ah tersebut. Apakah penetapan kadar tersebut

sudah sesuai dengan UU Perkawinan dan hukum Islam yang ada. Sehingga

mendapat gambaran yang jelas menganai masalah yang diteliti dalam

penelitian ini.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, penulis memuat pembahasan

penelitian dalam beberapa bab, yaitu sebagai berikut:

Bab pertama memuat pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan

masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode

penelitian, dan sistematika pembahasan.

Page 28: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

16

Bab kedua berisikan tentang landasan teori tentang cerai talak dan akibat

hukumnya, teori mengenai nafkah iddah dan mut’ah, serta dasar hukum nafkah

iddah dan mut’ah. Yang nantinya akan dijadikan sebagai alat analisis dalam

menjelaskan dan mendeskripsikan obyek penelitian.

Bab ketiga berisikan hasil penelitian di Pengadilan Agama Salatiga,

mengenai gambaran perkara dan hasil wawancara hakim mengenai alasan yang

mempengaruhi pengambilan keputusan dalam penetapan kadar nafkah iddah

dan mut’ah pada cerai talak.

Bab keempat berisikan pembahasan, dimana akan dijelaskan oleh penulis

alasan yang menjadi pertimbangan pengambilan putusan dan tinjauan UU

Perkawinan dan Hukum Islam oleh hakim Pengadilan Agama Salatiga terhadap

penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah dalam perkara cerai talak tersebut.

Bab kelima memuat penutup yang berisikan kesimpulan akhir dan saran-

saran.

Page 29: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

17

BAB II

KAJIAN TEORI

NAFKAH IDDAH, MUTAH DAN CERAI TALAK

A. KONSEP NAFKAH IDDAH

1. Pengertian Nafkah

Nafkah secara etimologi berarti sesuatu yang bersirkulasi karena dibagi

atau diberikan orang dan membuat kehidupan orang yang mendapatkannya

tersebut berjalan lancar karena dibagi atau diberikan, maka nafkah tersebut

secara fisik habis atau hilang dari pemiliknya. Secara tertimologi, nafkah itu

adalah sesuatu yang wajib diberikan berupa harta untuk mematuhi agar

dapat bertahan hidup (Mardani, 2011: 75). Disebutkan juga bahwa nafkah

berarti "belanja". Maksudnya ialah sesuatu yang diberikan oleh seseorang

kepada isteri, kerabat, dan miliknya sebagai keperluan pokok bagi mereka.

Keperluan pokok, seperti makanan pakaian dan tempat tinggal (Departeman

Agama RI, 1985: 184). Dan disebutkann pula oleh (Sabiq, 1981: 77) dalam

kitab Fikih Sunnah Jilid 7, bahwa yang dimaksud dengan belanja (nafkah)

di sini yaitu memenuhi kebutuhan makan, tempat tinggal, pembantu rumah

tangga, pengobatan isteri, jika ia seorang kaya. Memberi belanja hukumnya

wajib menurut Al-Quran, Sunnah dan Ijma’.

2. Dasar Hukum Nafkah

"Nafkah" merupakan hak isteri terhadap suami sebagai akibat telah

terjadinya akad nikah yang syah. Dasar hukumnya, ialah: firman Allah

SWT:

Page 30: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

18

ضاعة، والوالدات يرضعن أوالدهن حولين كاملين لمن أراد أن يتم الر

بالمعروف، التكلف نفس إال وسعها وعلى المولودله رزقهن وكسوتهن

التضار والدة بولدها والمولود له بولده وعلى الوارث مثل ذلك...

“Para ibu hendaklah menyusukan anaknya selama dua tahun penuh,

yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya. Dan kewajiban

memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang patut.

Tidak diberati seorang diri, kecuali menurut usahanya. Janganlah seorang

ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena

anaknya dan warispun berkewajiban demikian...” (Q.S Al-Baqarah: 233).

“Rizki” yang dimaksud dalam ayat ini ialah makanan secukupnya.

“Pakaian” ialah baju atau penutup badan dan “Ma’ruf” yaitu kebaikan

sesuai dengan ketentuan agama, tidak berlebihan dan tidak pula

berkekurangan (Sabiq, 1981: 77).

، وهن لتضي قوا عليهن جدكم وال تضار ن و اسكنو هن من حيث سكنتم م

، فان ارضهن لكم وان كن اوالت حمل فانفقوا عليهن حتى يضعن حملهن

، واتمروا بينكم بمعروف، وان تعاسرتم فسترضع له فا توهن اجورهن

.اخرى

“Tempatkanlah mereka (para isteri) dimana kamu bertempat tinggal

menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk

menyempitkan hati mereka...” (Al-Thalaaq : 6).

ا اته الله، لينفق ن سعـته، ومن قدر عليه رزقه فلينفق مم ذو سعة م

اليكل ف الله نفسا اال ما اتها، سيجعل الله بعد عسريسرا.

“Orang yang mampu hendaklah memberi nafkah menurut

kemampuannya dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi

nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya, Allah tidak akan

memikulkan beban kepada seorang melainkan (sekedar) apa yang telah

diberikan Allah kepadanya. Allah memberikan kelapangan sesudah

kesempitan” (Al-Thalaaq: 7).

Page 31: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

19

ة الوداع ولهن عليكم قل رسول الله صلى الله عليه وسلم فى حج

رزقهن وكسوتهن بالمعروف.)رواه مسلم(

“Berkata Rasulullah saw pada (waktu beliau menunaikan ibadah) haji

yang penghabisan: “... kewajiban suami ialah memberi makan dan pakaian

isterinya menurut yang patut” (HR. Muslim).

Adapun menurut Ijma’ sebagai berikut:

Ibnu Qudamah berkata: Para ahli ilmu sepakat tentang kewajiban suami

membelanjai isteri-isterinya, bila sudah baligh, kecuali kalau isteri itu

berbuat durhaka. Ibnu Mundzir dan lain-lainnya berkata: Isteri yang

durhaka boleh dipukul sebagai pelajaran. Perempuan adalah orang yang

tertahan di tangan suaminya. Ia telah menahannya untuk bepergian dan

bekerja. Karena itu ia berkewajiban untuk memberikan belanja kepadanya

(Sabiq, 1981: 80).

Dasar hukum kewajiban suami terhadap istrinya memberikan nafkah

menurut KHI dan UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan terdapat dalam

pasal-pasal berikut:

a. Kompilasi Hukum Islam

Pasal 80

1) Suami adalah pembimbing, terhadap isteri dan rumah tangganya,

akan tetap mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-

penting diputuskan oleh sumai isteri bersama.

2) Suami wajib melidungi isterinya dan memberikan segala sesuatu

keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya

3) Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada isterinya dan

memberi kesempatan belajar pengetahuan yang berguna dan

bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.

4) sesuai dengan penghasislannya suami menanggung :

Page 32: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

20

a) nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri;

b) biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan

bagi isteri dan anak;

c) biaya pendididkan bagi anak.

5) Kewajiban suami terhadap isterinya seperti tersebut pada ayat (4)

huruf a dan b di atas mulai berlaku sesudah ada tamkin sempurna

dari isterinya.

6) Isteri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap

dirinya sebagaimana tersebut pada ayat (4) huruf a dan b.

7) Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat (5) gugur apabila

isteri nusyuz.

b. Undang-undang No. 1 Tahun 1974

Pasal 33

Suami isteri wajib saling saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia

dan memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain.

Pasal 34

1) Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

2) Isteri wajib mengatur urusan rumah-tangga sebaik-baiknya.

3) Jika suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan.

3. Syarat-syarat Isteri Menerima Nafkah

Agama mewajibkan suami membelanjai isterinya, oleh karena dengan

adanya ikatan perkawinan yang sah itu seorang isteri menjadi terikat

semata-mata kepada suaminya, dan tertahan sebagai miliknya, karena ia

berhak menikmatinya secara terus-menerus. Isteri wajib taat kepada suami,

tinggal di rumahnya, mengatur rumah tangganya, memelihara dan mendidik

anak-anaknya. Sebaliknya bagi suami ia berkewajiban memenuhi

kebutuhannya, dan memberi belanja kepadanya, selama ikatan suami isteri

masih berjalan, dan isteri tidak durhaka atau karena ada hal-hal lain yang

menghalangi penerimaan belanja. Hal ini berdasarkan kepada kaidah

Page 33: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

21

umum: “setiap orang yang menahan hak orang lain atau kemanfaatannya,

maka ia bertanggung jawab membelanjainya.” (Sabiq, 1981: 80).

Berikut ini adalah syarat-syarat isteri berhak menerima nafkah, yakni:

a. Telah terjadi akad yang syah antara suami dan isteri.

b. Isteri telah sanggup melakukan hubungan sebagai suami-isteri dengan

suaminya.

c. Isteri telah terikat atau telah bersedia melaksanakan semua hak-hak

suami (Departeman Agama RI, 1985: 187).

Hak isteri menerima nafkah menjadi gugur apabila:

a. Bila ternyata akad nikah mereka batal atau fasid (rusak)

b. Isteri masih belum baligh dan ia masih tetap di rumah orang tuanya.

Menurut Abu Yusuf isteri berhak menerima nafkah dari suaminya jika

isteri telah serumah dengan suaminya, karena dengan serumah itu

berarti telah terikat di rumah suaminya.

c. Isteri dalam keadaan sakit karena itu ia tidak bersedia serumah dengan

suaminya. Tetapi jika ia bersedia serumah dengan suaminya is tetap

berhak mendapatkan nafkah.

d. Bila isteri melanggar larangan Allah yang berhubungan dengan

kehidupan suami isteri, seperti meninggalkan tempat kediaman bersama

tanpa seizin suami, berpergian tanpa izin suami dan tanpa disertai/

mahram, dan sebagainya.

e. Bila isteri nusyuz, yaitu tidak lagi melaksanakan kewajiban-kewajiban

sebagai isteri (Departeman Agama RI, 1985: 188-189).

Page 34: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

22

4. Kadar Nafkah

Al Qur'an dan hadits tidak ada yang menyebutkan dengan tegas kadar

atau jumlah nafkah baik minimal atau maximal yang wajib diberikan suami

kepada isterinya. Hanya dalam ayat 6 dan ayat 7 Surat At-talaq diberikan

gambaran umum, yaitu nafkah itu diberikan kepada isteri menurut yang

patut dengan arti cukup untuk keperluan isteri dan sesuai pula dengan

penghasilan suami. Bahkan ada yang berpendapat bahwa jumlah nafkah itu

harus pula disesuaikan dengan kedudukan isteri. Dalam pada itu

diterangkan bahwa jumlah nafkah yang diberikan itu hendaklah sedemikian

rupa sehingga tidak memberatkan suami, apalagi menimbulkan mudarat

baginya (Departeman Agama RI, 1985: 189).

Dalam sebuah riwayat hadits dijelaskan bahwa:

عن عائشة ر.ع. ان هندا بنت عتبة قالت : يارسول الله، ان ابا سفيان

رجل شحيح وليس يعطينى وو لدي اال ما اخذت منه وهو ال يعلم قال:

ما يكفيك وولدك بالمعروف.حذى

“Dari Aisyah r.a. sesungguhnya Hindun binti ‘Utbah pernah bertanya

“Wahai Rasulullah sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang yang kikir.

Is tidak mau memberi nafkah kepadaku sehingga aku harus mengambil

darinya tanpa sepengetahuannya.” Maka Rasulullah Saw. bersabda,

“Ambillah apa yang mencukupi bagimu dan anakmu dengan cara yang

baik.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’i).

Hadis di atas menunjukkan bahwa jumlah nafkah diukur menurut

kebutuhan istri, dengan ukuran yang baik bagi setiap pihak tanpa

mengesampingkan kebiasaan yang berlaku pada keluarga istri. Oleh karena

itu, jumlah berbeda menurut keadaan, zaman, tempat, dan keberadaan

manusia (Tihami, 2009: 165-166).

Page 35: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

23

Adapun Imam Syafi'i mengqiaskan jumlah nafkah kepada ''kaffarat".

Kaffarat yang terbanyak ialah dua mud (-+ 2 x 2,5 kilogram beras) sehari,

yaitu kaffarat karena merusak atau menyakiti di waktu mengerjakan ibadah

haji. Sedang kaffarat yang terendah ialah satu mud sehari, yaitu kaffarat

zhihar. Karena itu beliau menetapkan bahwa kadar nafkah maximal ialah

dua mud sehari sedang kadar nafkah minimal ialah satu mud sehari

(Departeman Agama RI, 1985: 190).

5. Nafkah Suami atas Istri yang Beriddah

a. Pengertian Iddah

Menurut bahasa Arab, kata “iddah” adalah mashdar dari kata kerja

‘adda – ya’uddu yang artinya “menghitung”, jadi kata “iddah” artinya

ialah hitungan, perhitungan, sesuatu yang harus diperhitungkan

(Departeman Agama RI, 1985: 274). ’Iddah juga diartikan sebagai masa

menunggu bagi seorang perempuan janda sebelum perkawinan baru

dilangsungkan (Fachruddin, 1992: 480). Masa iddah (waktu tunggu)

adalah seorang istri yang putus perkawinannya dari suaminya, baik

putus karena perceraian, kematian, maupun atas keputusan pengadilan.

Masa Iddah tersebut, hanya berlaku bagi istri yang sudah melakukan

hubunga suami istri. Lain halnya bila istri belum melakukan hubungan

suami istri (qobla dukhul), tidak mempunyai masa iddah (Ali, 2006: 87).

Adapun para ulama mendefinisikan iddah sebagai nama waktu untuk

menanti kesuciaan seorang istri yang ditinggal mati atau diceraikan oleh

Page 36: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

24

suami, yang sebelum habis masa itu dilarang untuk dinikahkan

(Nuruddin, 2006: 240).

Menurut Ashshon’ani definisi ‘iddah adalah sebagai berikut:

ة تتربص بها المرأة عن التزويج بعد وفاة زوجها وفراقه لها إسم لمد

ابالوالدة أوالقراء أوالشهر. إم

‘Iddah ialah suatu nama bagi suatu masa tunggu yang wajib

dilakukan oleh wanita untuk tidak melakukan perkawinan setelah

kematian suaminya atau perceraian dengan suami itu, baik dengan

melahirkan anaknya, atau beberapa kali suci/haidh, atau bebrapa

bulan tertentu (Departeman Agama RI, 1985: 274).

Prof. Abu Zahrah memberi definisi ‘iddah sebagai berikut

جل ضرب النقضاء مابقى من أثارالن كاح أ

‘Iddah ialah suatu masa yang ditetapkan untuk mengakhiri

pengaruh-pengaruh perkawinan (Departeman Agama RI, 1985: 274).

Lebih lanjut prof.Abu Zahrah menyatakan:

وجية من فاءذاحصلت الفرقة بين جل وأهله التنفصم عراالز الر

ج غيره د وقوع الفرقة بل تتربص المرأة والتتزو كل الوجوه بمجر

حتى تنتهى تلك المدة التى قدرها الشارع.

Jika terjadi perceraian antara seorang lelaki dengan isterinya,

tidaklah terputus secara tuntas ikatan suami isteri itu dari segala

seginya dengan semata-mata terjadi perceraian, melainkan isteri wajib

menunggu, tidak boleh kawin dengan laki-laki lain, sampai habisnya

masa tertentu yang telah ditentukan oleh Syara’ (Departeman Agama

RI, 1985: 275).

b. Dasar Hukum Iddah

Hukum iddah adalah wajib, sesuai dengan nash Al-Qur’an dalam

surat Al-Baqarah ayat 228, sebagai berikut:

Page 37: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

25

ثلثة قروء.والمطلقت يتربصن بأنفسهن

Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu)

tiga kali quru’ (Q.S. Al-Baqarah: 228).

Dalam Sunnah/ Hadits, sebagaimana dalam Shahih Muslim dari

Fatimah binti Qais bahwa Rasulullah SAW. bersabda kepadanya:

ى في ك ابن ام مكتم.اعتد بيت ابن عم

Hendaklah engkau beriddah dirumah putra pamanmu Ibnu Ummi

Maktum.

Dan secara Ijma’, umat Islam sepakat wajibnya iddah sejak masa

Rasulullah SAW. sampai sekarang (Azzam, 2009: 319-320).

Hukum Islam mewajibkan ber’iddah terhadap wanita setelah

perkawinan putus, baik sebab meninggalnya suami, bercerai dengan

suaminya, maupun sebab keputusan Pengadilan (Departeman Agama

RI, 1985: 275).

Dasar hukum iddah menurut KHI dan UU No. 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan terdapat dalam pasal-pasal berikut:

1) Kompilasi Hukum Islam

Pasal 153

(1) Bagi seorang isteri yang putus perkawinannya berlaku waktu

tunggu atau iddah, kecuali qobla al-dukhul dan perkawinannya

putus bukan karena kematian suami.

(2) Waktu tunggu bagi seorang janda ditentukan sebagai berikut :

a) Apabila perkawinan putus karena kematian, walaupun

qobla al dukhul, waktu tunggu ditetapkan 130 (seratus tiga

puluh) hari:

b) Apabila perkawinan putus karena

perceraian,waktutunggubagi yang masih haid ditetapkan 3

(tiga) kali suci dengan sukurang-kurangnya 90 (sembilan

puluh) hari, dan bagi yang tidak haid ditetapkan 90

(sembilan puluh) hari;

Page 38: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

26

c) Apabila perkawinan putus karena perceraian sedang janda

tersebut dalam keadaan hamil waktu tunggu ditetapkan

sampai melahirkan;

d) Apabila perkawinan putus karena kematian, sedang janda

tersebut dalam keadaan hamil, waktu tunggu ditetapkan

sampai melahirkan.

(3) Tidak ada waktu tunggu bagi yang putus perkawinan karena

perceraian sedang antara janda tersebut dengan bekas

suaminya qobla al dukhul.

(4) Bagi perkawinan yang putus karena perceraian, tenggang

waktu tunggu dihitung sejak jatuhnya, Putusan Pengadilan

Agama yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, sedangkan

bagi perkawinan yang putus karena kematian, tenggang waktu

tunggu dihitungsejak kematian suami.

(5) Waktu tunggu bagi isteri yang oernah haid sedang pada waktu

menjalani iddah tidak haid karena menyusui, maka iddahnya

tiga kali waktu haid.

(6) Dalam hal keadaan pada ayat (5) bukan karena menyusui, maka

iddahnya selama satu tahun, akan tetapi bila dalam waktu satu

tahun tersebut ia haid kembali, maka iddahnya menjadi tiga kali

waktu suci.

Pasal 154

Apabila isteri bertalak raj`i kemudian dalam waktu iddah

sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) huruf b, ayat (5) dan

ayat (6)pasal 153, di tinggal mati oleh suaminya, maka iddahnya

berubah menjadi empat bulansepuluh hari terhitung saat matinya

bekas suaminya.

Pasal 155

Waktu iddah bagi janda yang putus perkawinannya karena khuluk,

fasakh dan li`an berlaku iddah talak.

2) Undang-undang No. 1 Tahun 1974

Didalam undang-undang ini, memang tidak disebutkan secara

langsung penetapan masa iddah bagi wanita yang dicerai atau di

talak. Namun dalam Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975

tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

Page 39: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

27

Perkawinan, disebutkan dan dijelaskan dalam pasal 39, sebagai

berikut:

Pasal 39

(1) Waktu tunggu bagi seorang janda sebagai dimaksud dalam

Pasal 11 ayat (2) Undang-undang ditentukan sebagai berikut :

a) Apabila perkawinan putus karena kematian, waktu tunggu

ditetapkan 130 (seratus tiga puluh) hari

b) Apabila perkawinan putus karena perceraian, waktu tunggu

bagi yang masih berdatang bulan ditetapkan 3 (tiga) kali

suci dengan sekurangkurangnya 90 (sembilan puluh) hari

dan bagi yang tidak berdatang bulan ditetapkan 90

(sembilan puluh) hari ;

c) Apabila perkawinan putus sedang janda tersebut dalam

keadaan hamil, waktu tunggu ditetapkan sampai

melahirkan.

(2) Tidak ada waktu tunggu bagi janda yang putus perkawinan

karena perceraian sedang antara janda tersebut dengan bekas

suaminya belum pernah terjadi hubungan kelamin.

(3) Bagi perkawinan yang putus karena perceraian, tenggang

waktu tunggu dihitung sejak jatuhnya putusan Pengadilan yang

mempunyai kekuatan hukum yang tetap, sedangkan bagi

perkawinan yang putus karena kematian, tenggang waktu

tunggu dihitung sejak kematian suami.

c. Macam-macam Iddah

Iddah dapat dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu iddah cerai hidup

dan cerai mati. Penjelasannya sebagai berikut:

1) Iddah cerai hidup

Dalam iddah cerai hidup terdapat empat kemungkinan yaitu

a) Bagi perempuan yang masih haidh, iddahnya tiga quruk, yang

dimaksud tiga quruk ialah jika dalam keadaan haidh maka harus

tiga kali suci, dan apabila dalam keadaan suci maka harus tiga

kali haidh. Ketentuan ini berdasarkan surat Al-Baqarah ayat 228

yang artinya sebagai berikut ”Perempuan-perempuan yang

Page 40: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

28

diceraikan suaminya (ditalaknya) hendaklah menantikan

dengan sendirinya tiga kali suci/haidh...”.

b) Bagi perempuan yang belum atau tidak haidh, iddahnya tiga

bulan.

c) Apabila perempuan tersebut dalam keadaan hamil, maka

iddahnya sampai melahirkan. Ini sesuai dengan surat at-Talaq

ayat 4 yang artinya sebagai berikut “Perempuan-perempuan

yang telah putus asa daripada haidh (darah bulanan), jika kamu

ragu-ragu (tentang ‘iddahnya), maka iddah tiga bulam, dan

(begitu pula iddah) perempuan yang belum haidh. Perempuan-

perempuan yang hamil (mengandung anak) iddahnya ialah

sampai mereka melahirkan kandungannya...”

d) Apabila perempuan tersebut belum digauli sama sekali oleh

suaminya, maka hal ini tidak ada iddahnya. Ketentuan ini sesuai

dengan surat al-Ahzab ayat 49, yang artinya sebagai berikut:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengawini

perempuan-perempuan mukmin kemudian kamu thalaq

(ceraikan) mereka, sebelum menyentuhnya (bersetubuh dengan

dia), maka tidak ada bagi mereka iddah, yang kamu

perhitungkan. Maka kamu berilah mereka kesukaan (pemberian

sekedarnya), dan ceraikanlah mereka dengan perceraian yang

baik.” (Sudarsono, 1991: 104).

Page 41: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

29

2) Iddah cerai mati

Bagi wanita yang ditinggal mati suaminya, maka iddahnya

adalah 4 bulan 10 hari. Ketentuan ini sesuai dengan surat Al-

Baqarah ayat 234, yang berarti sebagai berikut: “Orang-orang yang

mati di antara kamu, sedang mereka meninggalkan janda hendaklah

janda mereka menantikan dengan sendirinya (ber’iddah) empat

bulan sepuluh hari. Apabila sampai ‘iddahnya itu, maka tiada

berdosa kamu, tentang apa-apa yang diperbuat perempuan itu

terhadap dirinya secara ma’ruf. Allah Maha mengetahui apa-apa

yang kamu kerjakan.” (Sudarsono, 1991: 104).

Kendatipun masa ‘iddah ini dikenakan kepada wanita, tidak

berarti suami yang ditinggal mati istrinya, bebas melakukan

pernikahan setelah itu. Hukum memang tidak menetapkan berapa

lama, suami tersebut harus menjalani masa ‘iddahnya, tetapi paling

tidak dengan berpijak pada asas kepatutan, seorang suami juga

mestinya dapat menahan diri untuk tidak langsung menikah, ketika

istrinya baru saja meninggal. Hikmahnya tentu saja untuk

menunjukkan rasa berkabung sekaligus menjaga timbulnya fitnah

(Nuruddin, 2006: 251).

d. Hukum Mengenai Nafkah Suami atas Istri yang Beriddah

Penting diketahui bahwa perceraian atau talak raj'i (talak 1 dan 2)

belumlah memutuskan perkawinan dalam makna yang sesungguhnya.

Oleh sebab itu, wanita yang telah ditalak suaminya, selama berada

Page 42: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

30

dalam masa 'iddah tetap dipandang sebagai isteri dari suaminya yang

memiliki hak dan kewajiban kendatipun tidak penuh lagi (Nuruddin,

2006: 245).

Para fuqaha’ sepakat bahwa perempuan yang sedang dalam iddah

talak raj’i berhak atas nafkah dari bekas suami. Nafkah yang dimaksud

di sini adalah nafkah seperti yang diberikan sebelum terjadi perceraian

(Basyir,1996: 89).

Allah Swt. berfirman dalam surat At-Talaq ayat 6 sebagai berikut:

جدكم اسكنو هن من حيث سكنتم ن و م

Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu betempat tinggal

menurut kemampuanmu (QS Al-Talaq(65) : 6).

وان كن اوالت حمل فانفقوا عليهن حتى يضعن حملهن

Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil,

maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin

(QS Al-Talaq (65): 6).

Dua ayat tersebut menunjukkan bahwa perempuan hamil berhak

mendapatkan nafkah, baik dalam keadaan iddah talak raj’i atau ba’in,

atau juga dalam iddah kematian. Adapun dalam talak ba’in, para ahli

fikih berbeda pendapat tentang hak nafkahnya. Jika dalam keadaan tidak

hamil, maka ada tiga pendapat: Pendapat pertama, ia berhak

mendapatkan rumah, tetapi tidak berhak mendapatkan nafkah. Ini

pendapat Imam Malik dan Syafi’i. Mereka berhujjah dengan Firman

Allah Swt (Tihami, 2009: 173-174).

جدكم اسكنو هن من حيث سكن ن و تم م

Page 43: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

31

Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu betempat tinggal

menurut kemampuanmu (QS Al-Talaq(65) : 6).

Dan berdasarkan hadis dari Fatimah binti Qays untuk menjalankan

iddahnya di rumah Ummu Maktum dan tidak memberikan dirinya

nafkah (Mardani, 2011: 76).

Pendapat kedua dikemukakan oleh Umar bin Khathab, Umar bin

Abdul Azis dan golongan Hanafi, mereka mengatakan bahwa istri

berhak mendapatkan nafkah dan rumah. Mereka juga mengambil dalil

pada firman Allah Swt. Surat Al-Talaq: 6 sepeti di atas. Ayat tersebut

menunjukkan wajibnya memberikan tempat tinggal. Jika memberikan

tempat tinggal itu hukumnya wajib, maka dengan sendirinya juga wajib

memberikan nafkah seperti makanan, pakaian, dan lainnya (Tihami,

2009: 174). Dan juga berdalil kepada hadis Nabi yang berbunyi, dari

Fathimah binti Qays, bahwa Rasulullah SAW. bersabda: bagi wanita

yang dithalaq tiga memiliki hak nafkah dan tempat tinggal selama ia

dalam iddah (H.R. Al Darimi dan Abu Daud) (Mardani, 2011: 76).

Pendapat ketiga, istri tidak berhak mendapatkan nafkah dan tempat

tinggal. Ini dikemukakan oleh Ahmad, Abu Dawud, Abu Saur, dan

Ishaq. Dalam sebuah riwayat dari Ali, Ibnu Abbas, Al-Hasan, ‘Atha’,

Sya’bi Abu Abi Laila, dan Syi’ah Imamiyah, mereka mengemukakan

alasan yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Fatimiah

binti Qais, ia berkata, “Suamiku telah menceraikan aku tiga kali pada

masa Rasulullah Saw... ia tidak menberikan nafkah kepadaku atau

tempat tinggal...” Dalam riwayat lain disebutkan bahwa, Rasulullah

Page 44: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

32

SAW. bersabda, “tempat tinggal dan nafkah hanyalah berhak bagi

perempuan yang suaminya ada hak rujuk.” (Tihami, 2009: 175).

Rasulullah Saw. bersabda.

انه قال لها رسول الله ص.م. النفقةلك اال ان تكونى حاملة.

“Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda kepada Fatimah, “Tidak

ada nafkah bagimu kecuali kalau kamu hamil.” (HR Ahmad, Muslim,

Abu Dawud, dan Nasa’i).

Wanita hamil yang sedang dalam masa iddah, telah sepakat ulama,

bahwa nafkahnya wajib ditanggung oleh suami. Namun terjadi

perbedaan pandapat. Menurut mazhab Maliki, bahwa suami wajib

membayarkan nafkah, sekiranya janin dalam kandungan itu adalah

anaknya sendiri. Suami tidak dibebani nafkah sekiranya janin itu

diyakininya bukan anaknya. Dan menurut mazhab Hanafi, Syafi’i dan

Hambali, berpendapat bahwa nafkah wajib diberikan disebabkan

kehamilan itu sebagai berikut: nafkah itu diberikan karena kehamilan itu

sendiri. Jadi, bila janinnya gugur, maka nafkah tidak wajib lagi. Sebab

yang kedua adalah nafkah itu wajib diberikan karena wanita hamil. Jadi

tidak dipersoalkan apakah janin itu selamat lahir atau gugur (Hasan,

2006: 223).

Hak nafkah bagi istri yang dithalaq yang dikemukakan oleh para

ulama efektif dan berlaku serta dapat dilaksanakan bila si istri tidak

diklaim nusyuz. Al-Qur’an tidak secara tegas menyebutkan bahwa istri

yang nusyuz tidak berhak mendapatkan nafkah. Para ulama menarik

kesimpulan di atas berdasarkan pemahaman kompensasi hak dan

Page 45: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

33

kewajiban antara suami-istri. Dengan mengacu kepada Q.S An-Nisa’

ayat 34, ulama menetapkan bahwa ketaatan istri adalah wajib dan

merupakan hak suami. Karena kalau ketaatan istri tidak menjadi hak

suami maka kepemimpinan suami yang diisyaratkan dalam ayat ini

tidak akan terlaksana. Hak suami atas ketaatan istrinya ini lebih tegas

lagi diterangkan dalam ayat yang memberikan wewenang kapada suami

untuk menghukum istrinya dalam rangka memperbaiki kelakuan istri

untuk taat kepada suaminya. Di pihak lain ulama menetapkan bahwa

nafkah adalah hak istri dan kewajiban suami. Jadi meninggalkan

kewajiban (taat) oleh istri kepada suami disimpulkan mengakibatkan

gugurnya hak nafkah istri dari suaminya.

Walaupun para ulama sepakat bahwa nusyuz menghilangkan hak

nafkah istri, tetapi mereka berbeda pendapat tentang batasan perilaku

nusyuz (tidak taat) yang menyebabkan hilangnya hak nafkah tersebut.

Perbedaan ini timbul atas dasar perbedaan pandangan tentang aspek

perkawinan yang menimbulkan kewajiban nafkah.

Menurut Hanafiah, yang menjadi sebab keharusan memberikan

nafkah adalah beradanya wanita tersebut di rumah suaminya. Persoalan

ranjang dan persetubuhan tidak ada hubungannya dengan kewajiban

nafkah. Karenanya walaupun istri mengunci dirinya di kamar dan tidak

bersedia dicampuri sekalipun tanpa dasar syara’ yang benar selama dia

tidak keluar dari rumah tanpa izin suaminya, istri tersebut masih

dipandang patuh (muthi’ah) dan tidak menggugurkan haknya atas

Page 46: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

34

nafkah. Pendapat ini berbeda dari pendapat mazhab lainnya. Karenanya

menurut Hanafi, Imamiyah, dan satu golongan dari Hanabilah bahwa

istri yang sakit, mandul, dan mengalami kelainan pada alat seksualnya

hak nafkahnya tidak gugur, sedangkan menurut Maliki gugur.

Mazhab selain Hanafi berpendapat sama bahwa walaupun istri tidak

keluar rumah tetapi dia tidak memberikan kemungkinan suami untuk

menggaulinya dan berkhalwat dengannya tanpa adanya alasan yang

logis serta dibenarkan oleh syara’ maka istri tersebut dipandang nusyuz

dan tidak berhak atas nafkah.

Ulama Syafi’iyah bahkan lebih mengkhususkan bahwa walaupun

istri masih bersedia digauli dan berkhalwat dengan suami, kalau dia

tidak menawarkan dirinya seraya mengatakan dengan tegas, “aku

menyerahkan diriku padamu”, istri tersebut belum cukup patuh. Namun

menerangkan lebih lanjut lagi bahwa keadaan nusyuz tersebut adalah

dengan menolak berhubungan tanpa ‘uzur dari pihak suami atau pihak

istri. Juga bila istri keluar dari rumah tanpa izin suami serta bukan

kepentingan suami. Termasuk dalam hal ini keluar rumah untuk ibadah

haji wajib, ziarah kepada orang tua, umrah, puasa sunah dan sebagainya

yang dilakukan tanpa mengantongi izin suami, maka akan dikategorikan

sebagai perbuatan nusyuz dan konsekuensinya tidak berhak

mendapatkan hak nafkah dan mut’ah. Demikian juga menurut mazhab

hanafi yang menjadikan keluar rumah sebagai kriteria frundamental

dalam menilai nusyuz seorang istri. Adapun menurut Imamiyah dan

Page 47: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

35

Hambali kepergian seorang istri untuk menunaikan ibadah haji wajib,

walaupun tanpa izin suami tidak menyebabkan nusyuz dan

menggugurkan hak nafkahnya (Mardani, 2011: 77-78).

Adapun menurut hukum yang berlaku di Indonesia, hak nafkah bagi

wanita beriddah tertuang di dalam peraturan sebagai berikut:

1) Kompilasi Hukum Islam

Pasal 149

Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib:

a) memberikan mut`ah yang layak kepada bekas isterinya, baik

berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla al

dukhul;

b) memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri selama

dalam iddah, kecuali bekas isteri telahdi jatuhi talak ba1in atau

nusyur dan dalam keadaan tidak hamil;

c) melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya, dan separoh

apabila qobla al dukhul;

d) memberikan biaya hadhanan untuk anak-anaknya yang belum

mencapai umur 21 tahun

Pasal 152

Bekas isteri berhak mendapatkan nafkah iddah dari bekas suaminya

kecuali ia nusyuz.

2) UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

Pasal 41

Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah:

a. Baik ibuatau bapak tetap berkewajiban memelihara dan

mendidik anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan

anak, bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-

anak, Pengadilan memberi keputusan.

b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan

dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilaman bapak dalam

kenyataannya tidak dapt memberi kewajiban tersebut

pengadilan dapat menentukan bahwa ikut memikul biaya

tersebut.

Page 48: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

36

c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk

memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu

kewajiban bagi bekas isteri.

B. KONSEP MUTAH

1. Pengertian Mut’ah

Secara harfiah mut’ah berarti barang yang sedikit atau barang yang

menyenangkan (Ensiklopedi Islam, 1994: 311) Kata mut’ah dengan

dhammah mim (mut’ah) atau kasrah (mit’ah) akar kata dari Al-Mata’, yaitu

sesuatu yang disenangi. Maksudnya, materi yang diserahkan suami kepada

istri yang dipisahkan dari kehidupannya sebab talak atau semakna

dengannya dengan beberapa syarat (Azzam, 2009: 207).

Secara etimologis mut’ah berarti pemberian, suatu kenikmatan,

penambahan atau penguat, yang melengkapi, memenangkan dan

menyenangkan. Secara tertimologi fiqih, mut’ah berarti pemberian suami

kepada istri yang dithalaqnya setelah thalaq dilakukan. Dalil tentang mut’ah

thalaq adalah Q.S. Al Baqarah ayat 236-237 dan Q.S. Al Ahzab ayat 49

(Madani, 2011: 76). Dalam Kompilasi Hukum Islam juga disebutkan dalam

pasal 1 huruf (j) bahwa mut’ah adalah pemberian bekas suami kepada isteri,

yang dijatuhi talak berupa bendaatau uang dan lainnya..

2. Dasar Hukum Mut’ah

Dasar hukumnya mut’ah dalam Al-Quran terdapat di dalam Q.S. Al-

Ahzab ayat 49 dan Q.S. Al-Baqarah ayat 236,237 dan, 241, yaitu sebagai

berikut:

Page 49: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

37

موهن من قبل أن تمسو يا أيها الذين ءامنوا اذ نكحتم المؤمنات ثم طلقت

هن فمالكم عليهن من عدة تعتدونها فمت عوهن وسر حو هن سراحا جميل.

Hai orang-orang yang berfirman, apabila kamu menikahi perempuan-

perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu

mencampurinya, maka sekali-kali tidak wajib atas mereka ‘iddah bagimu

yang kamu minta menyempurnakannya. Maka berikanlah mereka mut’ah

dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-baiknya (Al-Ahzab:

49).

ضة، و ي ال جناح عليكم ان طلقتم الن ساء مالم تمسوهن او تفرضوا لهن فر

قتر قدره متاعا بالمعروف، حقا على مت عوهن على الموسع قدره وعلى الم

المحسنين.

Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu

menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan

sebelum kamu menentukan maharnya. Dan hendaklah kamu berikan suatu

mut’ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut

kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula),

yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan

ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan (Q.S. Al-Baqarah (2):

236).

وان طلقتموهن من قبل ان تمسوهن وقد فرضتم لهن فريضة فنصف

ما فرضتم...

Jika kamu menceraikan istri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan

mereka padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka

bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu ditentukan itu (Q.S. Al-

Baqarah (2): 237).

وللمطلقت مت ع بالمعرف، حقا على المتقين.ا

Kepada wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh suaminya)

mut’ah menurut yang makruf, sebagai kewajiban bagi orang yang takwa

(Q.S. Al-Baqarah: 241).

Page 50: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

38

Dasar hukum mut’ah menurut KHI terdapat dalam pasal-pasal berikut:

Pasal 149

Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib:

(a) memberikan mut`ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa

uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla al dukhul;

(b) memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri selama

dalam iddah, kecuali bekas isteri telahdi jatuhi talak ba1in atau

nusyur dan dalam keadaan tidak hamil;

(c) melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya, dan separoh

apabila qobla al dukhul;

(d) memeberikan biaya hadhanan untuk anak-anaknya yang belum

mencapai umur 21 tahun

Pasal 158

Mut`ah wajib diberikan oleh bekas suami dengan syarat :

(a) belum ditetapkan mahar bagi isteriba`da al dukhul;

(b) perceraian itu atas kehendak suami.

Pasal 159

Mut`ah sunnat diberikan oleh bekas suami tanpa syarat tersebut pada

pasal 158

Pasal 160

Besarnya mut`ah disesuaikan dengan kepatutan dan kemampuan suami.

3. Perbedaan Pandangan Ulama Mengenai Hukum Mut’ah

a. Menurut Ibnu Hazmin (Ahlu al-Zahir) dan al-Thabari, mut’ah wajib

bagi setiap istri yang ditalak baik setelah disetubuhi atau belum, sesudah

atau belum ditetapkan maharnya. Pendapat ini berdalil kepada perintah

(amar) Q.S. Al-Baqarah ayat 236.

b. Menurut Malikiyah, mut’ah hukumnya sunnah bagi setiap istri yang

dicerai dalam semua keadaan.

Page 51: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

39

c. Menurut Abu Hanifah, mut’ah wajib atas orang yang menceraikan

istrinya sebelum ia disetubuhi atau belum ditentukan maharnya. Hal ini

berdasarkan Q.S. Al-Ahzab ayat 49. Sedangkan bagi istri yang dicerai

sebelum disetubuhi tetapi sudah ditentukan maharnya, maka suami

memberikan separuh dari mahar yang telah ditentukan.

d. Menurut Qaul Jadid Imam Syafi’i dan Ahmad Hambali, mut’ah wajib

diberikan kepada setiap istri yang dicerai, kecuali yang belum

disetubuhi tetapi sudah ditentukan maharnya.pendapat ini berdasar

kepada Q.S. Al-Baqarah ayat 237 dan 241 (Mardani, 2011: 76).

Golongan yang berpendapat bahwa mut’ah adalah wajib, penjelasannya

adalah sebagai berikut:

Dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 236 diatas menjelaskan hukum wanita

tercerai sebelum bercampur dan belum ditentukan maharnya, ia wajib diberi

mut'ah. Kemudian, dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 237 selanjutnya,

menjelaskan hukum wanita tercerai sebelum bercampur dan telah

ditentukan maharnya, hukumnya ia wajib diberi separuh mahar yang

ditentukan (Azzam, 2009: 209).

Metode pemahaman Q.S. Al-Baqarah ayat 236 dan 237 diatas firman

Allah pada ayat pertama: "dan berilah mut'ah mereka" adalah suatu

perintah. Perintah secara hakikat berlaku untuk kewajiban selama tidak ada

tanda- tanda yang menyertainya (qarinah) yang memalingkan kewajiban

tersebut kepada makna lain, yakni sunnah atau anjuran dan atau lainnya.

Page 52: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

40

Ketika tidak didapatkan qarinah, perintah disini kembali kepada

hakikatnya, yaitu wajib. Jadi, mut'ah wajib bagi wanita yang tercerai

sebelum dicampuri, dan belum dipastikan maharnya. Untuk memperkuat

kewajiban mut'ah ditunjukkan dengan firman Allah, selanjutnya: (Azzam,

2009: 209).

ى المقتر قدره متاعا بالمعروف، حقا على على الموسع قدره وعل

المحسنين

Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin

menurut kemampuannya (pula), yaitu pemberian menurut yang patut. Yang

demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang yang berbuat

kebajikan (Q.S. Al-Baqarah (2): 236).

Kata ala yang berarti 'atas' pada ayat di atas bermakna kewajiban dan

kata haqqan yang berarti 'pasti' memperkuat kewajiban dari sisi lafal lain,

karena hakikatnya menurut kewajiban. Berdasarkan uraian di atas,

penggabungan kata ala dan haqqan menurut penguatan atas hukum wajib

(Azzam, 2009: 209),

Golongan pendapat kedua (mut'ah adalah sunnah, tidak wajib)

mengambil dalil dari firman Allah:

المقتر قدره متاعا بالمعروف، حقا و مت عوهن على الموسع قدره وعلى

على المحسنين.

Dan hendaklah kamu berikan suatu mut’ah (pemberian) kepada

mereka. Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang

miskin menurut kemampuannya (pula), yaitu pemberian menurut yang

patut. Yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang yang

berbuat kebajikan (Q.S. Al-Baqarah (2): 236).

Page 53: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

41

وللمطلقت مت ع بالمعرف، حقا على المتقين.ا

Kepada wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh suaminya)

mut’ah menurut yang makruf, sebagai kewajiban bagi orang yang takwa

(Q.S. Al-Baqarah: 241).

Metode pemahaman dua ayat di atas asa dua, yaitu sebagai berikut:

a. Kewajiban tidak hanya dikhususkan pada orang-orang yang

berbuat baik dan takwa, tetapi juga kepada yang lain. Ketika

mut'ah dikhususkan kepada mereka, menunjukkan bahwa mut'ah

hukumnya tidak wajib.

b. Kekhususan mut'ah kepada orang-orang yang berbuat baik dan

takwa didasarkan pada kebaikan (ihsan) dan anugerah, kebaikan

tidak wajib (Azzam 2009: 210).

Dalil yang dijadikan dasar bagi pendapat kedua terjawab bahwa

kewajiban terhadap orang yang berbuat baik dan takwa tidak

menghikangkan kewajiban terhadal yang lain. Perbandingannya dengan

firman Allah SWT. “bahwa Al-Quran menunjukkan kepada orang-orang

takwa” (Q.S. Al-Baqarah: 2) tidak meniadakan bahwa Al-Quran juga

menunjukkkan kepada manusia seluruhnya, baik yang bertakwa, orang yang

berbuat baik, dan yang lainnya. Pendapat yang kuat menurut kita adalah

yang pertama karena kuat dalilnya dan selamat dari kontradiksi (Azzam,

2009: 210-211).

Page 54: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

42

4. Kadar Mut’ah

Fuqaha berbeda pendapat tentang ukuran besar kecilnya mut'ah.

Sebagaimana pula mereka berbeda pendapat mengenai kondisi

pertimbangan mut'ah, apakah pertimbangan suami saja? Atau istri saja? Dan

atau pertimbangan keduanya.

Ulama Hanafiah dan Zhahiriyah bependapat bahwa mut'ah mempunyai

ukuran yang ditentukan, yaitu tiga helai pakaian, baju kurung, kerudung,

dan rangkapan. Ukuran ini diriwayatkan dari Al-Hasan, Sa'id bin Al-

Musayyab, Atha', dan Asy-Sya'bi (Azzam, 2009: 211). Adapula Menurut

ulama Hanafi, jumlah mut’ah disesuaikan dengan kondisi zaman. Seperti

pada masa itu dengan sebuah baju besi, kuda, selimut, atau setengah mahar

mitsil ketika itu terendah 5 dirham, karena pada waktu itu mahar yang paling

rendah 10 dirham. Pendapat ini boleh menentukan harga mut’ah secara pasti

dan mutlak atas suami, tetapi pendapat ini minoritas atau kurang mendapat

dukungan (Mardani, 2011: 77).

Ulama Syafi'iyah berpendapat bahwa mut'ah tidak memiliki ukuran

tertentu, tetapi disunnahkan tidak kurang dari 30 dirham atai seharga itu.

Kewajibannya tidak melebihi dari mahar mitsil dan sunnahnya melebihi

dari separuh mahar mitsil. Mereka mengambil dalil dari hadits yang

diriwayatkan dari Abi Majlaz berkata: "Aku berkata kepada Ibnu Umar:

'Beritakan kepadaku tentang mut'ah, ia pun memberitakan kepadaku

tentang ukuran mut'ah dan aku orang yang dimudahkan. Ia berkata:

'Berikan pakaian begini, berikan pakaian beginj, dan berikan pakaian

Page 55: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

43

begini,' Abi Majlaz berkata: 'Cukuplah, aku dapat kira-kira seharga 30

dirham,' Beliau berkata: 'Perkiraan 30 dirham.'" (Azzam, 2009: 211).

Ulama Hanabilah berpendapat, bahwa mut'ah yang paling tinggi diberi

pembantu, yang pertengah diberi pakaian dan yang paling rendah diberi

pakaian yang cukup untuk shalat, yaitu baju kurung dan kerudung. Masing-

masing pendapat mempunyai dalil, kami tidak dapat mentarjih satu

pendapat lain dalam hal ini. Menurut kami yang baik adalah apabila suami

istri saling merelakan ukuran mut'ah, apa saja yang disepakati mereka

berdua tentang ukuran mut'ah, suami melaksanakan, baik sedikit atau

banyak. Jika mereka bertengkar tentang ukuran mut'ah, mereka lapor ke

hakim untuk ditentukan ukurannya, demikian pendapat ulama Syafi'iyah

dan Imam Ahmad dalam satu periwayatan (Azzam, 2009: 211-212).

Ukuran mut'ah tidak diterangkan dalam syara', mut'ah berada diantara

sesuatu yang memerlukan ijtihad maka wajib dikembalikan kepada hakim

sebagaimana hal hal lain yang memerlukan ijtihad. Ukuran mut'ah berbeda-

beda sesuai dengan perbedaan zaman dan tempat. Mut'ah yang layak dan

rasional pada suatu zaman terkadang tidak layak pada zaman lain. Demikian

juga mut'ah yang layak disuatu tempat terkadang tidak layak di tempat lain.

Pendapat yang kuat adalah pendapat ulama Syafi'iyah, pendapat Abu

Yusuf dari ulama Hanafiyah dan pendapat yang dijelaskan oleh Imam

Ahmad, bahwa hakim ketika berijtihad tentang ukuran mut'ah hendaknya

melihat kondisi suami, apakah tergolong mudah atau susah, kaya atau

miskin (Azzam, 2009: 212).

Page 56: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

44

C. KONSEP CERAI TALAK

1. Pengertian Talak

Kata talak dalam bahasa Arab berasal dari kata THALAQA-

YATHLAQU-THALAAQAN yang bermakna melepas atau mengurai tali

pengikat, baik tali pengikat itu bersifat kongkrit seperti tali pengikat kuda

maupun bersifat abstrak seperti tali pengikat perkawinan. Kata talak

merupakan isim mashdar dari kata THALLAQA-YUTHALLIQU-

TATHLIIQAN, jadi kata ini semakna dengan kata tahliq yang bermakna

“irsal” dan “tarku” yaitu melepaskan dan meninggalkan (Departeman

Agama RI, 1985: 226).

Menurut istilah syarak talak adalah:

وجية واج و إنهاء العلقة الز حل رابطة الز

“Melepas tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri.”

(Tihami, 2009: 229).

Sedangkan menurut Abu Zakaria Al-Anshari, talak ialah:

حل عقد الن كاح بلفظ الطلق ونحوه

“Melepas tali akad nikah dengan kata talak dan yang semacamnya.”

(Tihami, 2009: 230).

Al Jaziri dalam kitabnya Al Fiqh alal madzahibil arba’ah memberi

definisi thalaq ialah menghilangkan ikatan perkawinan atau mengurangi

pelepasan ikatan dengan mempergunakan kata-kata tertentu.

Jadi, talak adalah menghilangkan ikatan perkawinan sehingga hilangnya

ikatan perkawinan itu istri tidak lagi halal bagi suaminya. Ini terjadi dalam

talak ba’in, sedangkan arti mengurangi pelepasan ikatan perkawinan adalah

Page 57: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

45

berkurangnya hak talak bagi suami yang mengakibatkan berkurangnya

jumlah talak yang menjadi hak suami dari tiga menjadi dua, dari dua

menjadi satu, dan dari satu menjadi hilang hak dalam talak raj’i (Tihami,

2009: 230).

2. Macam-macam Thalaq

a. Ditinjau dari Waktu Dijatuhkannya Talak

1) Thalaq Sunni

Talaq sunni yaitu thalaq yang dijatuhkan sesuai dengan tuntunan

sunnah. Dapat dikatakan thalaq sunni jika memenuhi empat syarat

yaitu

a) Isteri yang dithalaq sudah pernah dikumpuli.

b) Isteri dapat segera melakukan iddah suci setelah dithalaq, yaitu

dalam keadaaan sudi dari haidh.

c) Thalaq itu dijatauhkan ketika isteri dalam keadaan suci, baik

dipermulaan suci, di pertengahan maupun di akhir suci kendati

beberapa saat lalu datang haidh.

d) Suami tidak pernah mengumpuli isteri selama masa suci dalam

mana thalaq itu dijatuhkan.

2) Thalaq Bid’i

Thalaq bid’i yaitu thalaq yang dijatuhkan tidak sesuai atau

bertentangan dengan tuntunan sunnah, tidak memenuhi syarat-

syarat thalaq sunni. Termasuk thalaq bid’i ialah:

Page 58: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

46

a) Thalaq yang dijatuhkan terhadap isteri pada waktu haidh

(menstruasi), baik dipermulaan haidh maupun

dipertengahannya, juga ketika isteri sedang nifas.

b) Thalaq yang dijatuhkan terhadap isteri dalam keadaan suci

tetapi pernah dikumpuli oleh suaminya dalam keadaan suci

dimaksud.

3) Thalaq la sunni wala bid’i

Thalaq la sunni wala bid’i yaitu thalaq yang tidak termasuk

kategori thalaq sunni maupun thalaq bid’i, yaitu:

a) Thalaq yang dijatuhkan terhadap isteri yang belum pernah

dikumpuli

b) Thalaq yang dijatuhkan terhadap isteri yang belum pernah

berhaidh, atau isteri yang telah lepas haidh.

c) Thalaq yang dijatuhkan terhadap isteri yang sedang hamil.

b. Ditinjau dari Tegas dan Tidaknya Kata-kata yang Dipergunakan sebagai

Ucapan Thalaq

1) Thalaq Sharih

Thalaq sharih yaitu thalaq dengan mempergunakan kata-kata yang

jelas dan tegas, dapat difahami sebagai pernyataan thalaq atau cerai

seketika diucapkan, tidak mungkin difahami lain.

Al Imam Asy Syafi’i mengatakan, bahwa kata-kata yang

dipergunakan untuk thalaq sharih ada tiga, yaitu THALAQ (cerai),

Page 59: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

47

FIRAQ (pisah) dan SARAH (lepas) ketiga kata ini disebut dalam Al-

Quran dan Al Hadits.

2) Thalaq Kinayah

Thalaq kinayah yaitu thalaq dengan mempergunakan kata-kata

sendiran atau samar-samar, seperti suami berkata terhadap isterinya

“engkau sekarang telah jauh dari diriku”

Tentang kedudukan thalaq dengan kata-kata kinayah atau sindiran

ini sebagaimana dikemukakan oleh Taqiyuddin al Husaini,

bergantung kepada niat suami, artinya jika suami dengan kata-kata

tersebut bermaksud menjatuhkan thalaq menjadi jatuh, sedangkan

jika suami dengan kata-kata tersebut tidak bermaksud thalaq, maka

thalaq tidak dinyatakan jatuh.

c. Ditinjau dari Segi Ada atau Tidak Adanya Kemungkinan Bekas Suami

Merujuk Kembali Bekas Isteri

1) Thalaq Raj’i, yaitu thalaq yang dijatuhkan oleh suami terhadap

isterinya yang telah pernah dikumpuli, bukan karena memperoleh

ganti harta dari isteri, thalaq pertama kali dijatuhkan atau yang

kedua kalinya.

2) Thalaq Ba’in, yaitu thalaq yang tidak memberi hak merujuk bagi

bekas suami terhadap bekas isterinya, untuk mengembalikan bekas

isteri kedalam ikatan perkawinan dengan bekas suami harus melalui

akad nikah baru, lengkap dengan rukun dan syaratnya. Thalaq ba’in

terbagi menjadi dua macam, yaitu pertama, Thalaq ba’in shoghro,

Page 60: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

48

yaitu thalaq ba’in yang menghilangkan pemilikan bekas suami

terhadap bekas isteri tetapi tidak menghilangkan kehalalan bekas

suami untuk kawin kembali dengan bekas isteri, artinya bekas suami

boleh mengadakan akad nikah baru dengan bekas isteri baik dalam

masa iddahnya maupun sesudah berakhir masa iddahnya. Kedua,

thalaq ba’in kubro yaitu thalaq ba’in yang menghilangkan

pemilikan bekas suami terhadap isteri serta menghilangkan

kehalalan bekas suami untuk kawin kembali dengan bekas isterinya

kecuali setelah bekas isteri itu kawin dengan laki-laki lain, telah

berkumpul dengan suami kedua itu serta telah bercerai secara wajar

dan telah selesai menjalani masa iddahnya.

d. Ditinjau dari Segi Cara Suami Menyampaikan Thalaq terhadap Isterinya

1) Thalaq dengan ucapan, yaitu thalaq yang disampaikan oleh suami

dengan ucapan lisan dihadapan isterinya, dan isteri mendengar

secara langsung ucapan suaminya itu.

2) Thalaq dengan tulisan, yaitu thalaq yang disampaikan oleh suami

secara tertulis lalu disampaikan kepada isterinya, kemudian isteri

membacanya dan memahami isi dan maksudnya. Thalaq yang

dinyatakan secara tertulis dapat dipandang jatuh, meski yang

bersangkutan dapat mengucapkannya.

3) Thalaq dengan isyarat, yaitu thalaq yang dilakukan dalam bentuk

isyarat oleh suami yang tuna wicara. Sebagian fuqaha mensyaratkan

bahwa untuk syahnya thalaq dengan isyarat bagi orang tuna wicara

Page 61: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

49

itu bahwa ia adalah buta huruf, kecuali dharurat, yakni karena tidak

dapat menulis.

4) Thalaq dengan utusan, yaitu thalaq yang disampaikan oleh suami

kepada isterinya melalui perantara orang lain sebagai utusan untuk

menyampaikan maksud suami itu kepada isterinya yang tidak berada

dihadapan suami, bahwa suami menthalaq isterinya. Dalam hal ini

utusan berkedudukan sebagai wakil suami untuk menjatuhkan

thalaq suami dan melaksanakan thalaq itu (Departeman Agama RI,

1985: 227-233).

3. Prosedur Cerai Talak

Di dalam ketentuan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, antara lain

diatur dalam Pasal 39 sampai dengan Pasal 41 dan dalam PP No. 9 Tahun

1975 dalam Pasal 14 sampai dengan Pasal 36, perceraian diatur dengan cara

cerai gugat dan cerai talak. Perceraian dapat terjadi atas dasar cara-cara

tersebut, yang pelaksanaannya diatur dalam perkawinan menurut agama

Islam akan menceraikan isterinya, mengajukan surat kepada pengadilan di

tempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa ia bermaksud

menceraikan istrinya disertai dengan alasan-alasan serta meminta kepada

pengadilan agar diadakan sidang untuk keperluan itu.

Pasal ini adalah dimaksud cara cerai talak untuk mereka yang beragama

Islam. Sedangkan cara selanjutnya diatur di dalam Pasal 14 tersebut di atas

sampai dengan Pasal 18 PP No. 9 Tahun 1975, yang di dalam ketentuan

pelaksanaannya harus mengajukan pemberitahuan secara tertulis, yang

Page 62: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

50

isinya ia memberitahukan bahwa akan menceraikan istrinya. Dan untuk itu

meminta kepada pengadilan agar mengadakan sidang menyaksikan

perceraian tersebut. Maka selanjutnya ketua pengadilan membuat surat

keterangan tentang terjadinya perceraian.

Ketentuan-ketentuan selanjutnya diatur di dalam Pasal 15 PP No. 9

Tahun 1975 sampai dengan Pasal 18 yang menyatakan:

Pasal 15: Pengadilan yang bersangkutan mempelajari isi surat yang

dimaksud dalam Pasal 14 dan dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari

memanggil pengirim surat dan juga istrinya untuk meminta penjelasan

tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan maksud perceraian itu.

Pasal 16: Pengadilan hanya memutuskan untuk mengadakan sidang

pengadilan untuk menyaksikan perceraian yang dimaksud dalam Pasal 14

apabila memang terdapat alasan-alasan seperti yang dimaksud dalam

Pasal 19 peraturan pemerintah ini, dan pengadilan berpendapat bahwa

antara suami istri yang bersangkutan tidak mungkin lagi didamaikan untuk

hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

Pasal 17: Sesaat setelah dilakukan sidang pengadilan untuk

menyaksikan perceraian yang dimaksud dalam Pasal 16 ketua pengadilan

membuat surat keterangan tentang terjadinya perceraian tersebut. Surat

keterangan itu dikirimkan kepada pegawai pencatat di tempat perceraian

itu terjadi untuk diadakan pencatatan perceraian.

Pasal 18: Perceraian itu terjadi terhitung pada saat perceraian itu

dinyatakan di depan sidang pengadilan (Soimin, 2004: 65-66 ).

Menurut Kompilasi Hukum Islam, tata cara perceraian tertuang dalam

beberapa pasal berikut:

Pasal 113

Perkawinan dapat putus karena :

a. Kematian,

b. Perceraian, dan

c. atas putusan Pengadilan.

Page 63: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

51

Pasal 115

Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama

setelah Pengadilan Agama tersebut berusaha dan tidak berhasil

mendamaikan kedua belah pihak.

Pasal 117

Talak adalah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang

menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan, dengan cara

sebagaimana dimaksud dalam pasal 129, 130, dan 131.

Pasal 129

Seorang suami yang akan menjatuhkan talak kepada isterinya

mengajukan permohonan baik lisan maupun tertulis kepada Pengadilan

Agama yang mewilayahi tempat tinggal isteri disertai dengan alasan

serta meminta agar diadakan sidang untuk keperluan itu.

Pasal 130

Pengadilan Agama dapat mengabulkan atau menolak permohonan

tersebut, dan terhadap keputusan tersebut dapat diminta upaya hukum

banding dan kasasi

Pasal 131

a. Pengadilan agama yang bersangkutan mempelajari permohonan

dimaksud pasal 129 dan dalam waktu selambat-lambatnya tiga

puluh hari memanggil pemohon dan isterinya untuk meminta

penjelasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan

maksud menjatuhkan talak.

b. Setelah Pengadilan Agama tidak berhasil menashati kedua belah

pihak danternyata cukup alas an untuk menjatuhkan talak serta

yang bersangkutan tidak mungkin lagihidup rukun dalamrumah

tangga, pengadilan Agama menjatuhkan keputusannya tentang izin

bagi suami untuk mengikrarkan talak.

c. Setelah keputusannya mempunyai kekeutan hukum tetap suami

mengikrarkan talaknya disepan sidang Pengadilan Agama, dihadiri

oleh isteri atau kuasanya.

d. Bila suami tidak mengucapkan ikrar talak dalam tempo 6 (enam)

bulah terhitung sejak putusan Pengadilan Agama tentang izin ikrar

talak baginya mempunyai kekuatanhukum yang tetap maka hak

suami untuk mengikrarkan talak gugur dan ikatan perkawinan yant

tetap utuh.

Page 64: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

52

e. Setelah sidang penyaksian ikrar talak Pengadilan Agama membuat

penetapan tentang terjadinya Talak rangkap empat yang

merupakan bjukti perceraian baki bekas suami dan isteri. Helai

pertama beserta surat ikrar talak dikirimkan kepada Pegawai

Pencatat Nikah yang mewilayahi tempat tinggal suami untuk

diadakan pencatatan, helai kedua dan ketiga masingmasing

diberikan kepada suami isteri dan helai keempat disimpan oleh

Pengadilan Agama

4. Akibat Talak

Akibat talak dapat dilihat dari segi penjatuhan talak yang ada hak rujuk

ataupun tidaknya, yaitu sebagai berikut:

a. Talak Raj’i

Talak raj’i tidak melarang mantan suami untuk berkumpul dengan

mantan istrinya, sebab akad perkawinannya tidak hilang dan tidak

menghilangkan hak (kepemilikan), serta tidak mempengaruhi

hubungannya yang halal (kecuali persetubuhan).

Sekalipun tidak mengakibatkan perpisahan, talak ini tidak

menimbulkan akibat-akibat hukum yang lain, selama masih dalam masa

iddah istrinya. Segala akibat hukum talak baru berjalan sesudah habis

masa iddah dan jika tidak ada rujuk. Apabila masa iddah telah habis

maka tidak boleh rujuk. Artinya, perempuan itu telah tertalak ba’in. Jika

ia menggauli istrinya berarti ia telah rujuk (Tihami, 2009: 307).

Istri yang menjalani iddah raj’iyah, jika ia taat atau baik terhadap

suaminya, maka is berhak memperoleh tempat tinggal, pakaian, dan

uang belanja dari mantan suaminya. Tetapi jika ia durhaka, maka tidak

berhak mendapat apa-apa. Rasulullah Saw. bersabda: “Perempuan yang

berhak mendapat nafkah dan tempat tinggal (rumah) dari mantan

Page 65: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

53

suaminya adalah apabila mantan suaminya itu berhak merujuknya

kembali.” (HR Ahmad dan Nasa’i). Bersabda pula:“Nafkah dan tempat

tinggal bagi wanita yang memiliki (kesempatan) dirujuk.” (HR

Daruquthni dan Nasai) (Tihami, 2009: 307-308).

Bila salah seorang meninggal dalam masa iddah, yang lain menjadi

ahli warisnya dan mantan suami tetap wajib memberi nafkah kepadanya

selama masa iddah itu.

Rujuk adalah salah satu hak bagi laki-laki dalam masa iddah. Oleh

karena itu, ia tidak berhak membatalkan sekalipun suami, misalnya,

berkata: “Tidak ada rujuk bagiku.” Namun, sebenarnya ia tetap

mempunyai hukum rujuk sebab dalam firman Allah disebutkan:

. هن وبعو لتهن أحق برد

Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu...

(QS Al-Baqarah: 228).

b. Talak Ba’in Sughra

Talak ba’in sughra ialah memutuskan hubungan perkawinan antara

suami istri setelah kata talak diucapkan. Karena ikatan perkawinan telah

putus, maka istrinya kembali menjadi orang lain bagi suaminya. Oleh

karena itu, ia tidak boleh bersenang-senang dengan perempuan tersebut,

apalagi sampai menyetubuhinya (Tihami, 2009: 310).

Apabila ia baru menalaknya satu kali, berarti ia masih memiliki sisa

dua kali talak setelah rujuk dan jika sudah dua kali talak, maka ia hanya

berhak atas satu kali lagi talak setelah rujuk (Tihami, 2009: 211).

Page 66: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

54

c. Talak Ba’in Kubro

Hukum talak ba’in kubro sama dengan talak ba’in sughra, yaitu

memutuskan hubungan tali perkawinan antara suami dan istri. Tetapi,

talak ba’in kubra tidak menghalalkan bekas suami merujuknya kembali

bekas istri, kecuali sesudah dikumpulinya (telah bersenggama), tanpa

ada niat nikah tahlil. Allah Swt. Berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat

230 yang artinya: “Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak

yang kedua), maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia

kawin dengan suami yang lain. kemudian jika suami yang lain itu

menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami

pertama dan istri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat

akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum

Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui.”

Perempuan yang menjalani iddah talak ba’in, jika ia tidak hamil,

hanya berhak memperoleh tempat tinggal (rumah), lain tidak. Tetapi,

jika ia hamil maka ia juga berhak mendapatkan nafkah. Dalam Al-Quran

ditegaskan: (Tihami, 2009, 311-312)

وهن لتضي قوا جدكم وال تضار ن و اسكنو هن من حيث سكنتم م

، وان كن اوالت حمل فانف قوا عليهن حتى يضعن حملهن ...عليهن

“Tempatkanlah mereka (para isteri) dimana kamu bertempat

tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan

mereka untuk menyempitkan hati mereka. Dan jika mereka (istri-istri

yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka

nafkahnya hingga mereka bersalin,.” (Al-Thalaaq : 6).

Page 67: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

55

Perempuan yang menjalani iddah wafat (karena ditinggal mati oleh

suaminya), ia tidak berhak sama sekali untuk mendapatkan nafkah (dan

tempat tinggal) dari mantan suaminya, karena ia dan anak (yang

dikandungnya) adalah pewaris yang berhak mendapatkan harta pusaka

dari almarhum suaminya itu. Rasulullah Saw. bersabda: “Perempuan

hamil yang ditinggal nanti suaminya tidak berhak memperoleh nafkah.”

(HR Daruquthni).

Perempuan yang ditalak suaminya sebelum dikumpuli (qabla al-

dukhul) tidak memilih iddah, tetapi berhak memperoleh mut’ah atau

pemberian. Hal ini ditegaskan oleh Allah Swt. Dalam surat Al-Ahzab

ayat 49: (Tihami 2009: 312)

ذين ءامنوا اذ نكحتم المؤمنات ثم طلقتموهن من قبل أن تمسوهن يا أيها ال

فمالكم عليهن من عدة تعتدونها فمت عوهن وسر حو هن سراحا جميل.

Hai orang-orang yang berfirman, apabila kamu menikahi

perempuan-perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka

sebelum kamu mencampurinya, maka sekali-kali tidak wajib atas

mereka ‘iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya. Maka

berikanlah mereka mut’ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara

yang sebaik-baiknya (Al-Ahzab: 49).

Selanjutnya, baik mantan suami atau mantan istri harus

memerhatikan kesejahteraan anak. Jika anak itu masih dalam

kandungan, maka ibunya harus menjanganya baik-baik, demikian juga

ketika anak menyusu kepada ibunya sampai anak itu bisa berdiri sendiri.

Adapun tanggung jawab nafkah tetap menjadi kewajiban bapaknya

(Tihami, 2009: 313).

Page 68: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

56

Secara umum bahwa akibat talak bukan hanya mengenai hak suami istri

untuk kembali atau rujuk, namun juga masalah biaya penghidupan setelah

adanya perceraian tersebut. Dikarenakan dalam masa cerai tersebut suami

istri sama-sama menjalani masa iddah dan dalam masa iddah tersebut ada

suatu hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh suami istri, yaitu biaya

penghidupan setelah perceraian.

Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberi biaya

penghidupan dan atau menentukan suatu kewajiban bagi bekas isteri (pasal

41 UU No. 1 Tahun 1974). Ketentuan ini dimaksudkan agar bekas istri yang

telah diceraikan suaminya jangan sampai menderita karena tidak mampu

memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian apabila terjadi

perceraian, suami mempunyai kewajiban-kewajiban tertentu yang harus

dipenuhi kepada bekas isterinya.

Berikut adalah landasan hukum yang mengatur kewajiban-kewajiban

suami istri setelah terjadinya perceraian/ talak, sebagai berikut:

a. Kompilasi Hukum Islam

Pasal 149

Bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib:

a) memberikan mut`ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa

uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla al dukhul;

b) memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri selama

dalam iddah, kecuali bekas isteri telahdi jatuhi talak ba1in atau

nusyur dan dalam keadaan tidak hamil;

c) melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya, dan separoh

apabila qobla al dukhul;

d) memberikan biaya hadhanan untuk anak-anaknya yang belum

mencapai umur 21 tahun

Page 69: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

57

Pasal 150

Bekas suami berhak melakukan ruju` kepada bekas istrinya yang masih

dalam iddah.

Pasal 152

Bekas isteri berhak mendapatkan nafkah iddah dari bekas suaminya

kecuali ia nusyuz.

b. UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

Pasal 41

Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah:

a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik

anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak,

bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak,

Pengadilan memberi keputusan.

b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan

dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam

kenyataannya tidak dapt memberi kewajiban tersebut pengadilan

dapat menentukan bahwa ikut memikul biaya tersebut.

c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk

memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu

kewajiban bagi bekas isteri.

Page 70: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

58

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Profil Putusan Perkara Cerai Talak Pengadilan Agama Salatiga Tahun

2017

Dari hasil observasi di Pengadilan Agama Salatiga didapatkan data sebagai

berikut:

No Bulan Perkara yang Putusan tahun 2017

Keseluruhan Putusan Cerai Talak

1 Januari 121 21

2 Februari 106 25

3 Maret 104 12

4 April 91 27

5 Mei 102 26

6 Juni 96 17

7 Juli 86 16

8 Agustus 99 25

9 September 105 26

10 Oktober 138 38

11 November 118 20

12 Desember 53 10

Jumlah 1219 263

Didapatkan data bahwa selama tahun 2017 dari 263 putusan cerai talak

terdapat 26 putusan cerai talak di Pengadilan Agama Salatiga yang didalamnya

terdapat penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah. Hal tersebut dikarenakan

karena beberapa perkara cerai talak yang diputus tidak dihadiri oleh salah satu

pihak maka hakim tetap menjatuhkan putusan dengan verstek. Dan karena

putusan cerai talak yang dijatuhkan adalah verstek, maka di dalam putusannya

tersebut tidak terdapat penetapan kadar nafkah iddah maupun mut’ah. Berikut

Page 71: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

59

adalah putusan cerai talak yang terdapat penetapan kadar nafkah iddah dan

mut’ah, dengan rincian sebagai berikut:

NO No. Putusan Jumlah Kadar Nafkah Iddah dan

Mut’ah yang ditetapkan

Nafkah

Hadhanah

1 Nomor

1120/Pdt.G/

2016/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 1.500.000,00

dan mut’ah Rp 1.500.000,00

Rp 500.000,00

2 Nomor

1146/Pdt.G/

2016/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 6.000.000,00

dan mut’ah Rp 2.000.000,00

-

3 Nomor

0668/Pdt.G/

2016/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 4.500.000,00

dan mut’ah 18 .000.000,00

(tambahan nafkah terhutang Rp

3.000.000,00)

Rp

3.000.000,00

naik 10%

setiap tahun

4 Nomor

0605/Pdt.G/

2016/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 1.500.000,00

dan mut’ah Rp 2.000.000,00

Rp

1.000.000,00

5 Nomor

1212/Pdt.G/

2016/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 3.000.000,00

dan mut’ah Rp 2.000.000,00

-

6 Nomor

1348/Pdt.G/

2016/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 2.250.000,00

selama 3 bulan, dan mut’ah sebupa

kalung emas seharga Rp

2.000.000,00

Rp

2.000.000,00

7 Nomor

0132/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah -, dan mut’ah Rp

6.500.000

Rp 600.000,00

8 Nomor

0176/Pdt.G/

2017/PA.Sa

Nafkah iddah Rp 2.400.000,00

selama 3 bulan, dan mut’ah Rp

9.600.000,00

Rp 750.000,00

9 Nomor

0112/Pdt.G/

2017/PA.Sa

Nafkah iddah Rp 2.000.000,00

dan mut’ah Rp 1.000.000,00

-

10 Nomor

0239/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 4.500.000,00

dan mut’ah sebuah sepeda motor

Honda Beat beseta BPKB dan

STNKnya (tambahan nafkah

terhutang selama 3 bulan Rp

4.500.000,00)

-

11 Nomor

0148/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 3.000.000,00

dan mut’ah Rp 2.000.000,00

Rp

1.000.000,00

naik 2% setiap

tahun

Page 72: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

60

12 Nomor

0938/Pdt.G/

2016/PA.Sal

Nafkah iddah -, dan mut’ah Rp

15.000.000,00

-

13 Nomor

0009/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 4.500.000,00

dan mut’ah Rp 2.000.000,00

Rp

1.500.000,00

naik 10%

setiap tahun

14 Nomor

0331/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 5.000.000,00

dan mut’ah Rp 5.000.000,00

(tambahan nafkah terhutang Rp

2.500.000,00)

-

15 Nomor

0358/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 3.000.000,00

dan mut’ah Rp 2.000.000,00

Rp

1.000.000,00

16 Nomor

0432/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 4.500.000,00

dan mut’ah Rp 5.000.000,00

Rp

1.000.000,00

naik 10%

setiap tahun

17 Nomor

0200/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 3.000.000,00

dan mut’ah Rp 4.500.000,00

Rp 750.000

naik 10%

setiap tahun

18 Nomor

1258/Pdt.G/

2016/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 6.000.000,00

dan mut’ah Rp 24.000.000,00

Rp

2.000.000,00

naik 10%

setiap tahun

19 Nomor

0530/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 3.000.000,00

dan mut’ah Rp 4.000.000,00

-

20 Nomor

0584/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 3.000.000,00

dan mut’ah Rp 5.000.000,00

Rp 750.000,00

21 Nomor

0785/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 1.500.000,00

dan mut’ah berupa gelang emas 24

karat dari Toko Mas Gajah seberat

5 gram

Rp 700.000,00

22 Nomor

0709/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah -, dan mut’ah Rp

2.500.000,00

-

23 Nomor

0414/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 2.000.000,00

dan mut’ah Rp 1.500.000,00

(tambahan nafkah terhutang Rp

3.000.000,00)

Rp 500.000,00

24 Nomor

0608/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 1.500.000,00

dan mut’ah Rp 1.000.000

Rp 500.000,00

Page 73: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

61

25 Nomor

0685/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 1.500.000,00

dan mut’ah Rp 2.500.000,00

Rp 600.000,00

naik 10%

setiap tahun

26 Nomor

0947/Pdt.G/

2017/PA.Sal

Nafkah iddah Rp 1.500.000,00

dan mut’ah 3.500.000,00

-

B. Penetapan Kadar Nafkah Iddah dan Mut’ah

1. Putusan Pengadilan Agama Salatiga tentang Nafkah Iddah dan Mut’ah

Dari 26 putusan cerai talak yang didalamnya terdapat penetapan nafkah

iddah dan mut’ah pada tahun 2017, penulis mengambil empat sample untuk

dijadikan bahan penelitian lebih lanjut. Selanjutnya penulis akan

menjelaskan dibawah tentang bagaimana keadaan suami, dilihat dari

pekerjaan/ gaji yang didapat, dan kemampuan/ kesanggupan suami dalam

memberikan nafkah iddah maupun mut’ah yang akan diberikan kepada

mantan isterinya atau dan nafkah hadhanah (bila punya anak), serta dilihat

dari tuntutan isteri (sebagai penggugat rekonpensi) terhadap suaminya yang

akan mentalaknya, kesepakatan antara suami isteri yang akan bercerai yang

berkaitan dengan penetapan nafkah iddah maupun mut’ah dan status isteri

apakah dikategorikan nusyuz atau tidak. Sebagai berikut:

a. Putusan No.112/Pdt.G/2017/ PA.Sal

Bahwa dalam putusan cerai talak nomer 112/Pdt.G/2017PA.Sal

didapatkan data sebagai berikut:

1) Pekerjaan suami sebagai penabuh alat musik gendang dengan gaji

kurang lebih 1 juta rupiah dan bersedia memberikan mut’ah berupa

Page 74: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

62

uang sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) kepada isteri

yang akan ditalaknya;

2) Isteri menuntut suami yang akan mentalaknya agar memberikan

nafkah lowong 24 bulan x Rp 1.000.000,00 = Rp 24.000.000,00,

nafkah iddah 3 x Rp 1.000.000,00 = Rp 3.000.000,00 dan mut’ah

sebesar Rp 5.000.000,00.

3) Bahwa diantara suami isteri tersebut telah terjadi kesepakatan bahwa

suami bersedia memberikan nafkah iddah sebesar Rp 2.000.000,00

(dua juta rupiah) dan mut’ah berupa uang sebesar Rp 1.000.000,00

(satu juta rupiah) kepada isteri yang akan ditalaknya.

4) Ditemukan fakta rumah tangga suami isteri tersebut bahwa

perselisihan disebabkan oleh isteri yang telah menjalin hubungan

dengan laki-laki lain dan berpisah rumah. Isteri meninggalkan

kediaman bersama pulang ke rumah orang tuanya selama 8 bulan.

Bisa dikatakan bahwa isteri dianggap nusyuz.

Berikut Amar Putusan No.112/Pdt.G/2017/ PA.Sal :

MENGADILI

1) Mengabulkan permohonan Pemohon;

2) Memberi ijin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan

talak satu roj’i terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang

Pengadilan Agama Salatiga;

3) Menghukum Pemohon untuk membayar kepada Termohon:

Page 75: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

63

3.1) Nafkah iddah sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah);

3.2) Mut’ah sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah);

4) Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Salatiga untuk

mengirimkan salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat

Nikah Kantor Urusan Agama ---, Kota Salatiga, untuk dicatat dalam

daftar yang disediakan untuk itu ;

5) Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara

sejumlah Rp 541.000,00 (lima ratus empat puluh satu ribu rupiah).

b. Putusan No. 668/Pdt.G/2016/PA.Sal

Bahwa dalam putusan cerai talak nomer 668/Pdt.G/2016/PA.Sal

didapatkan data sebagai berikut:

1) Pekerjaan Suami sebagai ABK (Anak Buah Kapal) yaitu Mualim II

dan bersedia memberikan nafkah iddah sebesar Rp 3.000.000,00

(tiga juta rupiah), mut’ah sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah)

dan nafkah hadhanah 2 orang anak sebesar Rp 1.500.000,00 (satu

juta lima ratus ribu rupiah);

2) Isteri menuntut suami yang akan mentalaknya agar memberikan

nafkah terhutang Rp 50.000,00 perhari x 50 bulan = Rp

75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah), hadhanah terhutang

Rp 3.000.000,00 x 50 bulan = Rp 150.000.000,00 (seratus lima

puluh juta rupiah), nafkah hadhanah tiap bulan sebesar Rp

10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), nafkah iddah Rp 50.000 perhari

Page 76: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

64

x 3 bulan = Rp 4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) dan

mut’ah sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah);

3) Tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai besaran

nafkah (nafkah iddah, mut’ah dan hadhanah) yang timbul akibat

terjadinya perceraian.

4) Isteri tidak nusyuz.

Berikut Amar Putusan No.668/Pdt.G/2016/ PA.Sal :

MENGADILI

Dalam Konpensi:

1) Mengabulkan permohonan Pemohon Konpensi;

2) Memberi ijin kepada Pemohon Konpensi (PEMOHON) untuk

menjatuhkan talak satu Roj`i terhadap Termohon Konpensi

(TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Salatiga;

3) Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karanganyar untuk

mengirim salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat

Nikah ---, Kota Salatiga kepada Pegawai Pencatat Nikah ---, Kota

Salatiga untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

Dalam Rekonpensi:

1) Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi sebagian;

2) Menghukum kepada Tergugat Rekonpensi untuk memberikan

kepada Penggugat Rekonpensi berupa:

Page 77: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

65

2.1) Nafkah Iddah sebesar Rp. 4.500.000,- (empat juta lima ratus

ribu rupiah);

2.2) Mut’ah sebesar Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah);

2.3) Nafkah lalu sbesar Rp. Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah);

2.4) Biaya Hadlonah 2 orang anak dalam asuhan Tergugat

Rekonpensi sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah)

setiap bulan sampai anak tersebut umur 21 tahun atau

mandiri dengan kenaikan 10 persen setiap tahunnya;

3) Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi selain dan selebihnya;

Dalam Konpensi dan Rekonpensi:

Membebankan kepada Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi

untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 751.000,00 (Tujuh ratus

lima puluh saturibu rupiah).

c. Putusan No. 608/Pdt.G/2017/ PA. Sal

Bahwa dalam putusan cerai talak nomer 608/Pdt.G/2017/PA.Sal

didapatkan data sebagai berikut:

1) Pekerjaan Suami sebagai karyawan pabrik dan sanggup memberikan

nafkah hadhanah sebesar Rp 300.00,00 (tiga ratus ribu rupiah) tiap

bulannya (nafkah iddah dan mut’ah tidak ada).

2) Isteri menuntut suami yang akan mentalaknya agar memberikan

nafkah hadhanah sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) tiap

Page 78: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

66

bulan, dan mengenai nafkah iddah dan mut’ah tidak ada tuntutan

dari pihak isteri.

3) Tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai besaran

nafkah (nafkah iddah, mut’ah maupun hadhanah) yang timbul akibat

terjadinya perceraian.

4) Isteri tidak nusyuz.

Berikut Amar Putusan No.608/Pdt.G/2017/ PA.Sal :

MENGADILI

Dalam Konpensi:

1) Mengabulkan permohonan Pemohon;

2) Memberi izin kepada Pemohon ( Pemohon) untuk menjatuhkan

talak satu roj’i terhadap Termohon ( Termohon) didepan sidang

Pengadilan Agama Salatiga;

3) Menghukum Pemohon untuk memberikan Nafkah iddah kepada

Termohon berupa uang sejumlah Rp. 1.500.000,00 (Satu juta lima

ratus ribu rupiah);

4) Menghukum Pemohon untuk memberikan Mut’ah kepada

Termohon berupa uang sejumlah Rp. 1.000.000,00 ( Satu juta

rupiah);

5) Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Salatiga untuk

mengirimkan salinan Penetapan Ikrar Talak kepada Pegawai

Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Tingkir, Kota

Page 79: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

67

Salatiga dan Kantor Urusan Agama Kecamatan Tuntang, Kabupaten

Semarang untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

Dalam Rekonpensi :

1) Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi sebagian ;

2) Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk memberikan nafkah

hadlonah untuk anaknya sejumlah Rp. 500.000,00 (Lima ratus ribu

rupiah) per bulan sampai anak tersebut dewasa dan dibayarkan

melalui Penggugat Rekonpensi ;

3) Tidak menerima gugatan Penggugat selain dan selebihnya

Dalam Konpensi dan Rekonpensi:

Membebankan Pemohon / Tergugat Rekonpensi untuk membayar

biaya perkara sejumlah Rp. 541.000,00 (lima ratus empat puluh satu ribu

rupiah).

d. Putusan No. 1258/Pdt.G/2016/ PA. Sal

Bahwa dalam putusan cerai talak nomer 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

didapatkan data sebagai berikut:

1) Pekerjaan Suami sebagai Pegawai Negeri Sipil Dosen.

2) Mengenai nafkah iddah, mut’ah dan hadhanah tidak ada tuntutan

dari pihak isteri.

Page 80: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

68

3) Tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai besaran

nafkah (nafkah iddah, mut’ah maupun hadhanah) yang timbul akibat

terjadinya perceraian.

4) Isteri tidak nusyuz.

Berikut Amar Putusan No.1258/Pdt.G/2016/ PA.Sal :

MENGADILI

1) Mengabulkan permohonan Pemohon;

2) Memberi ijin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan

talak satu raj`i terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang

Pengadilan Agama Salatiga;

3) Menghukum Pemohon untuk membayar kepada Termohon, masing

masing berupa:

3.1) Muth’ah sejumlah Rp. 24.000.000; (dua puluh empat juta

rupiah);

3.2) Nafkah, maskan dan kiswah selama Iddah 3 bulan sejumlah

Rp. 6.000.000; (enam juta rupiah);

3.3) Nafkah dan biaya hadlonah untuk keempat orang anak

sejumlah Rp. 2.000.000; (dua juta rupiah) setiap bulan

ditambah kenaikan 10 % ( prosen ) untuk setiap tahunnya,

sampai keempat anak tersebut dewasa.;

4) Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Salatiga untuk

mengirimkan Salinan Penetapan Ikrar Talak kepada Pegawai

Page 81: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

69

Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama --- Kota Salatiga dan Kantor

Urusan Agama --- Kabupaten Boyolali , untuk dicatat dalam daftar

yang disediakan untuk itu;

5) Membebankan Pemohon untuk membayar biaya perkara sejumlah

Rp. 856.000; (delapan ratus lima puluh enam ribu rupiah).

2. Hasil Wawancara Hakim

Dari wawancara yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa alasan

yang menjadi pertimbangan pengambilan putusan hakim Pengadilan

Agama Salatiga dalam menetapan besar kadar nafkah iddah dan mut’ah

pada perkara cerai talak adalah sebagai berikut:

a. Wawancara dengan hakim Drs. H. Salim, SH., MH

Menurut hakim Drs. H Salim, SH., MH, alasan yang menjadi

pertimbangan pengambilan putusan dalam menetapan besar kadar

nafkah iddah dan mut’ah pada perkara cerai talak yaitu:

1) Adanya kesepakatan antara suami isteri. Apabila terjadi

kesepakatan/ persetujuan antara suami isteri dalam penetapan

nafkah iddah maupun mut’ah baik isteri dikategorikan nusyuz

maupun tidak, hakim berpendapat bahwa suatu kesepakatan itu akan

menghalangi yang ada, tanpa mempertimbangkan kenusyuzan isteri

karena kesepakatan tersebut lebih diutamakan.

2) Pekerjaan suami, dapat dilihat dari penghasilan/ gaji yang

didapatkan, yang nantinya akan disesuaikan dengan asas kelayakan

dan kepatutan menurut hakim;

Page 82: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

70

3) Kesanggupan suami untuk memberikan nafkah terhadap isterinya,

inisiatif suami disini dianggap keistimewaan oleh hakim karena

suami telah berbesar hati untuk memberikan sejumlah nafkah

terhadap isteri yang akan diceraikannya. Dan hakim tetap akan

mempertimbangkan asas kelayakan dan kepatutan meskipun suami

telah sanggup memberikan besaran nafkah terhadap isterinya;

4) Biaya hidup keseharian, yaitu hakim akan mempertimbangkan biaya

hidup suami isteri dikesehariannya. Hakim bisa saja

membandingkan antara biaya hidup seorang yang tinggal di kota

maupun yang tinggal di pegunungan, dimana biaya hidup seseorang

yang tinggal di kota dan di pegunungan sangatlah berbeda. Terlepas

dari hal tersebut hakim tetaplah bersandarkan pada biaya kehidupan

sehari-hari yang biasanya dibelanjakan;

5) Tuntutan isteri, dimana hakim berpendapat bahwa apabila isteri

tidak menuntut terhadap nafkah iddah maupun mut’ah bisa saja

tidak akan dikabulkan. Namun perlu diketahui bahwa hakim juga

memiliki hak ex officio, yaitu dapat mewajibkan bekas suami untuk

memberikan biaya penghidupan terhadap isteri yang diceraikannya

yang tertuang dalam Undang-undang Perkawinan pasal 41 huruf (c).

6) Lama pengabdian isteri bisa saja menjadi pertimbangan hakim tetapi

tidak menjadi titik berat, bahkan untuk mempengaruhi kadar tidak

begitu besar pengaruhnya, hakim lebih menitik beratkan kapada

Page 83: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

71

kemampuan suami dan kelayakan terhadap isteri yang akan

diceraikan.

Sedangkan alasan lain yang mempengaruhi kadar mut’ah adalah

sebagai berikut, bahwa hakim sependapat dengan pakar hukum Islam

Penulis Kitab al ahwalus syahsyiyyah dalam halaman 334 yang

menyatakan: “apabila terjadi talak sesudah dukhul tanpa kerelaan

isteri, hendaklah bagi isteri diberi muth’ah selama satu tahun setelah

masa Iddahnya”. Maka berdasarkan doktrin hukum tersebut pemberian

mut’ah kepada bekas isteri selama 12 (dua belas) bulan. Dimana nafkah

yang dimaksud adalah nafkah iddah yang telah ditetapkan oleh majelis

hakim, yang nantinya nafkah iddah tersebut akan dijadikan patokan

sebagai pemberian mut’ah. Perlu digaris bawahi bahwa penetapan

mut’ah tersebut bersifat kondisional, yaitu melihat kondisi kemampuan

suami.

b. Wawancara dengan hakim Drs. M. Muslih

Menurut hakim Drs. M. Muslih, alasan yang menjadi pertimbangan

pengambilan putusan dalam menetapan besar kadar nafkah iddah dan

mut’ah pada perkara cerai talak yaitu:

1) Kesepakatan antara suami isteri terhadap penetapan kadar nafkah

iddah dan mut’ah merupakan jalan yang terbaik yang diharapkan

oleh majelis hakim, dapat diartikan bahwa adanya suatu kesepakatan

tersebut merupakan upaya jalan damai yang ditempuh saat suami

isteri berpisah karena tidak ada yang merasa diberatkan maupun

Page 84: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

72

diuntungkan dalam hal pelaksanaan kewajiban-kewajiban dan hak-

hak pasca perceraian. Apabila kesepakatan tersebut sulit untuk

ditemukan maka hakim tetap akan mencari jalan tengah sebagai

solusi atas perdebatan antara suami isteri terhadap penetapan kadar

nafkah iddah dan mut’ah tersebut. Hakim akan mempertimbangkan

kedua belah pihak dimana pihak suami tidak merasa diberatkan atas

tuntutan isteri dan pihak isteri tidak merasa dikesampingkan atas

hak-haknya.

2) Diukur dari kemampuan suaminya dilihat dari pekerjaan suami.

Pekerjaan suami dapat dilihat dari penghasilan maupun gaji yang

didapatkannya;

3) Kesadaran suami untuk memenuhi kewajiban nafkah terhadap

isterinya;

4) Lamanya perkawinan yang terjadi. Hakim akan mempertimbangkan

lamanya pernikahan yang mana akan mempengaruhi besaran kadar

yang akan diberikan, namun tidak menutup kemungkinan bahwa

penetapan tersebut tidak dapat dijalankan karena dalam kondisi

apapun hakim tetap mengacu kepada kemampuan suami. Meskipun

lama pernikahan sudah belasaan tahun namun kemampuan suami

rendah maka hakim juga tidak akan memaksakan hal tersebut.

5) Tuntutan isteri terhadap suami yang menceraikannya. Hakim

mengacu pada asas mengadili perkara harus sesuai dengan apa yang

dituntut para pihak. Jika hal tersebut terjadi isteri tidak menuntut

Page 85: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

73

apapun terhadap suaminya maka tidak menutup kemungkinan

bahwa hakim akan mempertimbangkan sesuai dengan kemampuan

suami, dan bukan berarti bahwa hak isteri untuk mendapatkan

nafkah iddah dan mut’ah dikesampingkan.

Dalam penetapan kadar mut’ah Bapak Hakim Drs. M. Muslih lebih

menitik beratkan terhadap kemampuan suami. Meskipun banyak sekali

pertimbangan yang digunakan, namun hakim lebih melihat dari kondisi

suami.

Dari kedua keterangan wawancara oleh hakim Pengadilan Agama

Salatiga diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa alasan yang

menjadi pertimbangan pengambilan putusan dalam menetapan besar

kadar nafkah iddah dan mut’ah pada perkara cerai talak adalah sebagai

berikut:

1) Adanya kesepakatan antara kedua belah pihak;

2) Kemampuan suami dilihat dari penghasilannya, didasarkan pada

asas kelayakan dan kepatutan;

3) Kesanggupan/ kesadaran suami untuk memenuhi kewajiban nafkah

iddah maupun mut’ah sebagai akibat perceraian;

4) Biaya hidup keseharian yang biasa dibelanjakan semasa masih

berkeluarga;

5) Tuntutan isteri terhadap suami;

6) Lamanya perkawainan atau lamanya pengabdian isteri terhadap

suami;

Page 86: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

74

7) Pemberian mut’ah berupa nafkah selama 12 (dua belas) bulan, hal

tersebut didasarkan pada pendapat ahli hukum Islam Penulis Kitab

al ahwalus syahsyiyyah dalam halaman 334.

Page 87: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

75

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pertimbangan Pengambilan Putusan Hakim Pengadilan Agama Salatiga

dalam Menetapkan Kadar Nafkah Iddah dan Mut’ah pada Perkara Cerai

Talak

Pertimbangan hakim dalam penetapan nafkah iddah dan mutah tidak

terlepas dari hak ex officio pada Hakim. Hak ex officio merupakan hak atau

kewenangan yang dimiliki hakim karena jabatannya dan salah satunya

digunakan untuk memutus atau memberikan sesuatu yang tidak ada di dalam

tuntutan. Meskipun dalam pasal 178 HIR ayat 2 dan 3 menjelaskan bahwa

hakim karena jabatannya wajib memberikan keputusan atas segala bagian

tuntutan dan tidak boleh menjatuhkan keputusan atas perkara yang tidak

dituntut atau mengabulkan lebih dari pada yang dituntut. Namun dalam

menetapkan nafkah iddah maupun mut’ah terdapat pengecualian, apabila isteri

tidak menuntut apapun terhadap suami yang akan menceraikannya maka hakim

memiliki hak ex officio. Hal ini berdasarkan asas keadilan yang tertuang dalam

Pasal 41 huruf (c) Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

ditetapkan bahwa: “Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk

memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan suatu kewajiban bagi

bekas suami”. Penerapan tersebut semata-mata untuk melindungi hak-hak

isteri, demi kesejahteraan agar isteri tidak terlantar dan sebagai penghibur hati

dalam menjalani kehidupan setelah talak. Hal tersebut menitik beratkan pada

Page 88: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

76

aspek keadilan dan kemanusiaan supaya tidak ada pihak suami maupun isteri

yang merasa terbebani setelah adanya perceraian.

Meskipun hakim memiliki hak dalam menentukan suatu kewajiban bagi

bekas suami terhadap isterinya untuk memberikan biaya penghidupan setelah

terjadi perceraian seperti kewajiban nafkah iddah maupun mut’ah. Namun perlu

digaris bawahi bahwa dalam menentukan kadarnya, sesuai KHI pasal 80 ayat 4

huruf a, bahwa kewajiban suami menanggung nafkah, kiswah, dan tempat

kediaman bagi isteri di sesuaikan dengan penghasilan suami. Serta dalam KHI

pasal 160, bahwa besarnya mut’ah disesuaikan dengan kepatutan dan

kemampuan suami. Selaras dengan anjuran yang terdapat dalam al-Quran

dalam surat at-Talaq ayat 7 dan al-Baqarah ayat 236 bahwa dalam menetapkan

kadar nafkah iddah maupun mut’ah disesuaikan dengan kemampuan suami,

yaitu sebagai berikut:

ا اته الله، ن سعـته، ومن قدر عليه رزقه فلينفق مم لينفق ذو سعة م

اليكل ف الله نفسا اال ما اتها، سيجعل الله بعد عسريسرا.

“Orang yang mampu hendaklah memberi nafkah menurut

kemampuannya dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi

nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya, Allah tidak akan

memikulkan beban kepada seorang melainkan (sekedar) apa yang telah

diberikan Allah kepadanya. Allah memberikan kelapangan sesudah

kesempitan” (Al-Thalaaq: 7)

ال جناح عليكم ان طلقتم الن ساء مالم تمسوهن او تفرضوا لهن فرضة،

بالمعروف، حقا و مت عوهن على الموسع قدره وعلى المقتر قدره متاعا

على المحسنين.

Page 89: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

77

Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu

menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan

sebelum kamu menentukan maharnya. Dan hendaklah kamu berikan suatu

mut’ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut

kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula),

yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan

ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan (Q.S. Al-Baqarah (2):

236).

Hasil wawancara oleh Hakim di Pangadilan Agama Salatiga yaitu oleh

Hakim Salim dan Hakim Muslih, dalam pertimbangannya menetapkan kadar

nafkah iddah maupun mut’ah pada cerai talak banyak yang menjadi pertimbang

ketika tidak terjadi kesepakatan diantara suami isteri, sebagai berikut:

a. Kemampuan suami dilihat dari penghasilannya, didasarkan pada asas

kelayakan dan kepatutan;

b. Kesanggupan/ kesadaran suami untuk memenuhi kewajiban nafkah iddah

maupun mut’ah sebagai akibat perceraian;

c. Biaya hidup keseharian yang biasa dibelanjakan selama berkeluarga;

d. Tuntutan isteri terhadap suami;

e. Lamanya perkawainan atau lamanya pengabdian isteri terhadap suami;

f. Pemberian mut’ah berupa nafkah selama 12 (dua belas) bulan, hal tersebut

didasarkan pada pendapat ahli hukum Islam Penulis Kitab al ahwalus

syahsyiyyah dalam halaman 334.

Dari keterangan diatas, hakim di Pengadilan Agama Salatiga menentukan

kadar nafkah iddah maupun mut’ah berdasarkan banyak pertimbangan.

Pertama, kesepakatan antara kedua belah pihak. Kesepakatan yang dimaksud

adalah kesepakatan yang terjadi antara suami isteri yang bercerai dalam

Page 90: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

78

menentukan kewajiban mantan suami kepada isteri untuk memberikan biaya

kehidupan yaitu nafkah iddah dan mut’ah yang nantinya akan ditetapkan oleh

Majelis Hakim dalam persidangan. Bahwa kesepakatan tersebut merupakan

upaya hakim untuk menetapkan kadar biaya penghidupan secara jalan damai,

dengan memahami kondisi satu sama lain, serta tanpa adanya perselisihan

tentang biaya penghidupan pasca perceraian. Dan dengan kesepakatan tersebut

maka hakim dapat menetapkan biaya penghidupan tanpa mempertimbangkan

alasan-alasan lain yang berkaitan dengan nafkah iddah dan mut’ah.

Kedua, kemampuan suami. Majelis hakim pada dasarnya menetapkan kadar

biaya penghidupan bagi mantan isteri berdasarkan kemampuan suami, yaitu

dengan melihat pekerjaan suami. Dengan melihat pekerjaan suami hakim dapat

memperkirakan berapa penghasilan suami setiap bulannya, yang nantinya akan

menjadi tolak ukur hakim dalam memperhitungkan berapa kadar yang

seharusnya diberikan kepada mantan isterinya. Dan dilihat dari penghasilan

tersebut maka hakim dengan keyakinan dan kemampuannya akan menetapkan

kadar sesuai dengan asas kelayakan dan kepatutan menurut hakim itu sendiri.

Hal ini telah sesuai dengan keterangan didalam KHI pasal 80 ayat (4) huruf (a)

dan pasal 160 serta sesuai dalam keterangan al-Quran surat at-Talaq ayat 6 dan

al-Baqarah ayat 236.

Ketiga, kesanggupan suami. Bahwa dalam persidangan ada beberapa pihak

suami yang berinisiatif untuk memberikan nafkah iddah dan mut’ah kepada

mantan isterinya. Dari sisi kemanusiaan hakim, hal tersebut merupakan

kelapangan hati seorang suami untuk menceraiakan isterinya dengan tetap

Page 91: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

79

memperhatikan kehidupan setelah perceraian. Namun hakim juga

mempertimbangkan hal tersebut dengan pertimbangan lain yaitu dengan

melihat kondisi kemampuan suami, dan juga tuntutan isteri kepada suami.

Apabila tidak terjadi keselarasan dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut,

maka hakim akan mengambil jalan tengah sesuai keyakinan hakim itu sendiri

dengan tetap mempertimbangkan hal tersebut.

Keempat, biaya hidup keseharian. Dengan melihat biaya yang dikeluarkan

sewaktu masih berumah tangga, maka hakim akan mengetahui seberapa besar

kebutuhan hidup yang selayaknya diperoleh isterinya pasca perceraian.

Kelima, tuntutan isteri kepada mantan suami. Merupakan hak mantan isteri

untuk menuntut biaya penghidupan kepada mantan suaminya, dengan adanya

tuntutan tersebut maka menjadi bahan pertimbangan oleh hakim dalam

menetapkan kadar nafkah iddah maupun mut’ah. Tuntutan isteri tersebut harus

mempertimbangkan kondisi suami, apabila tuntutan isteri terlalu tinggi maka

hakim tidak akan mengabulkan tuntutan tersebut, dan apabila tuntutan isteri

terlalu rendah bahkan tidak menuntut sama sekali, maka secara hukum hakim

memiliki hak ex officio untuk menetapkan biaya penghidupan bagi mantan isteri

agar terciptanya kehidupan yang sejahtera.

Keenam, lamanya perkawinan. Menurut hukum positif maupun hukum

Islam, hakim dalam menetapkan kadar nafkah iddah dan mut’ah tidak sama

sekali di anjurkan untuk mempertimbangkan lamanya perkawinan. Dalam hal

ini hakim mempertimbangkan hal tersebut menggunakan sisi kemanusiaan

hakim itu sendiri, bahwa lamanya perkawinan menurut hakim menunjukkan

Page 92: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

80

seberapa besar sisi pengabdian isteri terhadap suaminya selama terjadinya

perkawinan.

Ketujuh, penetapan mut’ah berupa nafkah selama 12 (dua belas) bulan, hal

tersebut didasarkan pada pendapat ahli hukum Islam Penulis Kitab al ahwalus

syahsyiyyah dalam halaman 334, yang berbunyi “apabila terjadi talak sesudah

dukhul tanpa kerelaan isteri, hendaklah bagi isteri diberi muth’ah selama satu

tahun setelah masa Iddahnya”. Hakim dalam menetapkan mut’ah sesuai

dengan pendapat pakar hukum Islam tersebut tidak serta merta menggunakan

pendapat tersebut dalam semua kondisi pada perkara cerai talak. Hanya dalam

kondisi yang memunggkinkan saja hakim menetapkan kadar mut’ah sesuai

dengan pendapat ahli hukum tersebut. Hakim tetap mempertimbangkan kondisi

kemampuan suami, apabila kondisi suami layak dan mampu untuk menanggung

kewajibannya maka hakim barulah menggunakan landasan tersebut sebagai

rujukan. Apabila tidak memunggkinkan maka hakim tidak akan memaksakan

hal tersebut, dikarenakan hakim mempertimbangan pekerjaan suami yang layak

dengan penghasilan yang besar. Sesuai dengan pendapat ulama Syafi'iyah,

pendapat Abu Yusuf dari ulama Hanafiyah dan pendapat yang dijelaskan oleh

Imam Ahmad, bahwa hakim ketika berijtihad tentang ukuran mut'ah hendaknya

melihat kondisi suami, apakah tergolong mudah atau susah, kaya atau miskin

(Azzam, 2009: 212).

Dari alasan-alasan diatas yang menjadi pertimbang pengambilan putusan

tersebut hakim tetap menjadikan kemampuan suami dilihat dari pekerjaan serta

penghasilannya sebagai acuan utama dalam menentukan kadar nafkah iddah

Page 93: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

81

dan mut’ah pada cerai talak di Pengadilan Agama Salatiga tanpa mengurangi

sisi kemanusiaan hakim dalam melakukan ijtihad.

B. Tinjauan Undang-Undang Perkawinan dan Hukum Islam atas Putusan

Hakim Pengadilan Agama Salatiga terhadap Penetapan Kadar Nafkah

Iddah dan Mut’ah pada Perkara Cerai Talak

1. Putusan Nomor 112/ Pdt.G/ 2017/ PA.Sal

Dalam perkara ini diketahui bahwa fakta sebagai berikut:

Bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa antara suami isteri telah

terjadi perselisihan dan pertengkaran yang sifatnya terus menerus dan tidak

ada harapan lagi untuk kembali hidup rukun dalam rumah tangganya. Hal

tersebut yang menjadi faktor oleh hakim mengabulkan permohonan cerai

talak. Perselisihan tersebut telah berseberangan dengan tujuan pernikahan

yang tertuang dalam firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 21:

ن أنفسكم أزوجا ل تسكنوا إ ليها ودة ومن ءايته أن خلق لكم م وجعل بينكم م

ورحمة. إن فى ذلك ليت ل قوم يتفكرون.

Artinya: “dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia

menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu

cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara

kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-

benar terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berfikir”(Ar-Rum: 21)

Apabila tujuan utama dalam pernikahan tersebut tidak dapat dihasilkan,

yaitu membentuk keluarga yang bahagia dan sejahera, maka perpecahan

dalam keluarga tidak akan dihindarkan. Dan apabila hal tersebut

Page 94: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

82

dipertahankan oleh kedua suami isteri akan menimbulkan masalah yang

lebih besar lagi, dan bahkan akan saling menyakiti batin antara keduanya.

Oleh karenanya sesuai dengan kaidah ushul fiqh, bahwa menghindari

timbulnya kerusakan dalam rumah tangga lebih didahulukan dari pada

menarik kemanfaatannya.

درأالمفاسدمقدمعلىجلبالمصالح

Artinya: “Meninggalkan kerusakan itu lebih utama daripada

mengambil kemaslahatn.”

Penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah dalam putusan ini, hakim

mengambil keputusan bahwa telah terjadi kesepakatan diantara suami isteri

yang akan bercerai, maka hakim mengabulkan dan memutuskan sesuai

dengan apa yang menjadi kesepakatan diantara suami isteri tersebut. Bahwa

dalam undang-undang perkawinan pasal 41 huruf (c) “Pengadilan dapat

mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan

dan/atau menentukan suatu kewajiban bagi bekas suami”. Dimana telah

adanya kesepakatan, mengacu dalam undang-undang perkawinan pasal 41

huruf (c) tersebut, maka hakim dapat menentukan suatu kewajiban bagi

mantan suami sesuai dengan isi kesepakatan yang disepakati antara

keduanya, yaitu suami akan memberikan biaya penghidupan bagi isteri

berupa nafkah iddah dan mut’ah dengan kadar yang telah disepakati.

Dalam wawancara oleh Hakim Salim, bahwa kesepakatan antara suami

isteri dalam menentukan kadar nafkah iddah dan mut’ah lebih diutamakan,

bahkan apabila isteri terbukti nusyuz, hakim dapat mengesampingkan

Page 95: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

83

kenusyuzan isteri tersebut dan lebih mengutamakan pada kesepakatannya.

Dalam kesepakatnnya, suami akan memberikan nafkah iddah sebesar Rp

2.000.000,00 dan mut’ah sebesar Rp 1.000.000,00 kepada isternya. Dan

mengesampingkan kenusyuzan isteri karena adanya kesepakatan diantara

keduanya.

2. Putusan Nomor 668/ Pdt.G/ 2016/ PA.Sal

Dalam perkara ini diketahui bahwa fakta sebagai berikut:

Kehidupan keluarga suami isteri dalam perkara ini sudah tidak

harmonis, faktor yang menjadi sebab ketidak harmonisan keluarga adalah

karena hadirnya orang pihak ketiga dalam kehidupan keluarga tersebut.

Yang mana pemohon (suami) telah bermain cinta dengan wanita lain, dan

oleh karenanya menimbulkan perselisihan antara suami isteri secara terus

menerus dan tidak dapat dipertahankan lagi. Hal ini telah menciderai hati

isteri dan juga menciderai tujuan membangun sebuah keluarga dalam

firman Allah dalam ar-Rum ayat 21 serta dalam undang-undang perkawinan

pasal 1 dan KHI pasal 3 bahwa tujuan perkawinan membentuk keluarga

yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.

Isteri dalam hal ini tidak dikategorikan nusyuz, sesuai dalam KHI pasal

152 bahwa “Bekas isteri berhak mendapatkan nafkah iddah dari bekas

suaminya kecuali ia nusyuz.”. Meskipun isteri telah meninggalkan

suaminya dan ketidakmauannya untuk kembali kepada suaminya,

dikarenakan karena alasan isteri meninggalkan suaminya karena suami telah

menjalin hubungan dengan wanita lain dan keberatan meninggalkan wanita

Page 96: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

84

lain tersebut, dan isteri juga tidak mau diduakan. Menurut pandangan

hakim, hal tersebut tidak dapat dikategorikan nusyuz karena kepergian isteri

meninggalkan rumah kediaman dengan alasan yang tepat.

Oleh karena isteri terbuki oleh Hakim bahwa isteri tidak nusyuz dan

ba’da dukhul maka ada kewajiban suami untuk memberikan nafkah iddah,

dan mut’ah terhadap isterinya setelah terjadi perceraian. Sesuai dengan

keterangan dalam KHI pasal 149 “Bilamana perkawinan putus karena

talak, maka bekas suami wajib: a. Memberikan mut`ah yang layak kepada

bekas isterinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut

qobla al dukhul; b. Memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas

isteri selama dalam iddah, kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak ba’in

atau nusyur dan dalam keadaan tidak hamil”. Dari keterangan pasal

tersebut, menjadi dasar seorang hakim dalam menentukan kewajiban suami

yang menceraikan isterinya, yaitu kewajiban memberikan nafkah iddah dan

mut’ah.

Hal tersebut sesuai dengan Firman Allah dalam surat At-Talaq ayat 6,

sebagai berikut:

ن جدكم اسكنو هن من حيث سكنتم م و

Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu betempat tinggal

menurut kemampuanmu (QS Al-Talaq(65) : 6).

Menurut kesepakatan para fuqaha’ bahwa perempuan yang sedang

dalam iddah talak raj’i berhak atas nafkah dari bekas suami. Nafkah yang

dimaksud di sini adalah nafkah seperti yang diberikan sebelum terjadi

Page 97: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

85

perceraian (Basyir,1996: 89). Menurut Umar bin Khathab, Umar bin Abdul

Azis dan golongan Hanafi, sesuai dengan firman Allah Swt. Surat Al-Talaq

ayat 6 tersebut, menunjukkan wajibnya memberikan tempat tinggal. Jika

memberikan tempat tinggal itu hukumnya wajib, maka dengan sendirinya

juga wajib memberikan nafkah seperti makanan, pakaian, dan lainnya

(Tihami, 2009: 174).

Dikuatkan dengan Sabda Rasulullah, yaitu:

قال رسول الله ص م : لها إنما النفقة والسكنى للمرأة إذا كان لزوجها عليها

جعة الر

)رواه أحمد و الناءى(

Artinya: Bersabda Rasulullah SAW.: “Kepadanya, perempuan-

perempuan yang berhak mengambil nafkah dan rumah kediaman dari

bekas suaminya itu, apabila bekas suaminya berhak rujuk kepadanya”

(H.R. Ahmad, Naaai) (Leter, 1985: 239).

Dalam kewajiban mut’ah, dijelaskan dalam firman Allah sebagai

berikut:

Serta dalam surat al-Baqarah ayat 241

وللمطلقت مت ع بالمعرف، حقا على المتقين.ا

Kepada wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh

suaminya) mut’ah menurut yang makruf, sebagai kewajiban bagi orang

yang takwa (Q.S. Al-Baqarah: 241).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa apabila perceraian tersebut atas

kehendak suami maka terdapat kewajiban memberikan mut’ah terhadap

isteri yang diceraikannya.

Page 98: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

86

Dari keseluruhan keterangan diatas, terdapat kesesuaian antara

ketentuan menurut hukum Islam dengan putusan yang ditetapkan oleh

hakim Pengadilan Agama Salatiga di dalam putusan No. 668/

Pdt.G/2016/PA.Sal yang mana dalam putusannya membebankan kepada

suami terhadap isterinya untuk memberikan nafkah Iddah sebesar Rp.

4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah), mut’ah sebesar Rp.

18.000.000,- (delapan belas juta rupiah), nafkah lalu sbesar Rp. Rp.

3.000.000,00 (tiga juta rupiah), dan biaya hadlonah 2 orang anak dalam

asuhan Tergugat Rekonpensi sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah)

setiap bulan sampai anak tersebut umur 21 tahun atau mandiri dengan

kenaikan 10 persen setiap tahunnya.

Bahwa dalam perkara ini tidak adanya kesepakatan diantara suami isteri,

maka besaran kadarnya ditetapkan oleh hakim. Hakim memliki hak ex

officio yang terdapat dalam undang-undang perkawinan nomer 41 huruf (c)

bahwa “pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk

memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan suatu kewajiban

bagi bekas suami”. Menurut penulis, hakim dalam menentukan kadar

nafkah iddah dan mut’ah mempertimbangkan keadaan suami disesuaikan

tuntutan isteri didasarkan pada asas kelayakan dan kepatutan. Bahwa

pekerjaan suami dalam hal ini adalah sebagai ABK (Anak Buah Kapal)

dengan penghasilan yang besar, dimana hakim sesuai dengan kemampuan

suami dan mempertimbangkan tuntutan isteri untuk memberikan nafkah

iddah kepadanya sebesar Rp 50.000 perhari x 3 bulan = Rp 4.500.000. Dan

Page 99: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

87

dalam mut’ahnya hakim menetapkan memberikan nafkah selama satu

tahun, dengan perincian Rp 1.500.000 x 12 bulan = Rp 18.000.000. Dengan

pertimbangan tersebut menurut penulis kadar yang ditetapkan oleh hakim

telah sesuai, melihat jumlah yang dibebankan oleh suami dan melihat

kondisi suami dengan pekerjaannya sebagai ABK dengan penghasilan

besar, sangatlah layak dan patut. Dan hal tersebut sesuai dengan keterangan

dalam Kompilasi Hukum Islam dalam pasal 80 ayat (4) huruf (a) KHI

“sesuai dengan penghasilannya suami menanggung: a. Nafkah, kiswah, dan

tempat kediaman bagi isteri”. Dan dalam pasal 160 KHI “Besarnya mut’ah

disesuaikan dengan kepatutan dan kemampuan suami”. Serta landasan

yang terdapat dalam al-Quran sebagai berikut:

ا اته الله، لينفق ن سعـته، ومن قدر عليه رزقه فلينفق مم ذو سعة م

اال ما اتها، سيجعل الله بعد عسريسرا. اليكل ف الله نفسا

“Orang yang mampu hendaklah memberi nafkah menurut

kemampuannya dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah

memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya, Allah tidak

akan memikulkan beban kepada seorang melainkan (sekedar) apa yang

telah diberikan Allah kepadanya. Allah memberikan kelapangan

sesudah kesempitan” (Al-Thalaaq: 7)

ضة، ي ال جناح عليكم ان طلقتم الن ساء مالم تمسوهن او تفرضوا لهن فر

و مت عوهن على الموسع قدره وعلى المقتر قدره متاعا بالمعروف، حقا

على المحسنين.

Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu

menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan

sebelum kamu menentukan maharnya. Dan hendaklah kamu berikan

suatu mut’ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut

kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula),

yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan

Page 100: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

88

ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan (Q.S. Al-Baqarah

(2): 236).

Mengenai penetapan kadar mut’ah majelis hakim mengutip pendapat

pakar hukum Islam Penulis Kitab al ahwalus syahsyiyyah dalam halaman

334 dalam menetapkan mut’ah yang menyatakan: “apabila terjadi talak

sesudah dukhul tanpa kerelaan isteri, hendaklah bagi isteri diberi muth’ah

selama satu tahun setelah masa iddahnya”. Menurut hemat penulis, hakim

dalam mempertimbangkan penetapan kadar mut’ah mengutip mendapat ahli

hukum tersebut, melihat sesuai kemampuan suami. Apabila suami dianggap

mampu maka hakim akan membebankan kewajiban mut’ah dengan

memberikan nafkah selama satu tahun lamanya. Apabila pihak suami

dianggap tidak mampu maka disesuaikan dengan kemampuannya.

3. Putusan Nomor 608/ Pdt.G/ 2017/ PA.Sal

Dalam perkara ini diketahui bahwa fakta sebagai berikut:

Bahwa faktor yang mengakibatkan rumah tangga suami isteri tidak

harmonis dalam perkara ini adalah karena masalah ekonomi, yang mana

menjadi pemicu perselisihan dan pertengkaran diantara keduanya dan

mengakibatkan perpisahan rumah, bahwa suami mengantarkan isteri pulang

kerumah orang tuanya hinggal 9 bulan lebih lamanya. Dan selama itu tidak

ada komunikasi yang harmonis dan tidak ada hubungan lahir batin antara

keduanya selama berpisah. Hal tersebut dikuatkan dengan keterangan saksi-

saksi dalam persidangan dan terbukti kebenarannya. Majelis hakim

berpendapat bahwa kedamaian dan kerukunan rumah tangga sudah tidak

mungkin dibina dalam satu keluarga yang bahagia sesuai dengan surat ar-

Page 101: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

89

Rum ayat 21 tentang tujuan membangun sebuah keluarga yang bahagia dan

saling cinta kasih dan menciderai maksud dalam undang-undang

perkawinan pasal 1 dan KHI pasal 3 bahwa tujuan perkawinan membentuk

keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Dan untuk menghindari

madharat yang lebih besar maka jalan perceraian dapat ditempuh, dengan

memperhatikan dalil dalam surat al-Baqarah ayat 227, yang artinya “dan

jika mereka (suami) berketetapan hati untuk menjatuhkan talak,

sesungguhnya Allah maha Mendangar lagi Maha Mengetahui”.

Bahwa perceraian yang diajukan atas atas kehendak suami, isteri telah

ba’da duhkul, dan isteri tidak dikategotikan nusyuz, dikarenakan

kepulangan isteri ke rumah orang tuanya diantarkan oleh suaminya. Oleh

karena itu Majelis hakim berhak membebani suami untuk memberikan

nafkah iddah dan mut’ah. Landasan yang dijadikan dasar mejelis hakim

tertuang dalam KHI pasal 149 huruf (a) dan (b) bahwa “bilamana

perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib: a. Memberikan

mut`ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa uang atau benda,

kecuali bekas isteri tersebut qobla al dukhul; b. Memberi nafkah, maskan

dan kiswah kepada bekas isteri selama dalam iddah, kecuali bekas isteri

telah dijatuhi talak ba’in atau nusyur dan dalam keadaan tidak hamil”.

Dan Hal ini sesuai dengan nash-nash dalam al-Quran yang tertuang

dalam surat al-Talaq ayat 6 dan al-Baqarah ayat 241 seta riwayat sebuah

hadits oleh Ahmad dan Nasa’i yang menyatakan kewajiban suami

memberikan nafkah iddah yang masih ada hak untuk merujuknya.

Page 102: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

90

Bahwa Majelis hakim membebankan nafkah iddah sebesar Rp.

1.500.000,00 selama 3 bulan dan mut’ah sebesar Rp. 1.000.000,00. Majelis

hakim mempertimbangkan kemampuan dan kepatutan oleh karena suami

bekerja sebagai karyawan di Pabrik, maka dengan membebankan nafkah

iddah dan mut’ah besaran tersebut sudah di anggap layak dan patut untuk

menyesuaikan dengan UMR. Dan untuk nafkah hadhanah majelis hakim

menetapkan sebesar Rp. 500.000,00 karena tidak adanya titik temu antara

suami isteri tersebut, dengan mempertimbangkan kemampuan dan

kepatutan.

Dari penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah diatas, menurut penulis

hakim dalam menetapkan kadar nafkah iddah dan mut’ah didasarkan

ketentuan dalam undang-undang perkawinan dalam pasal 41 huruf (c)

bahwa “pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk

memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan suatu kewajiban

bagi bekas suami”. Karena pihak isteri tidak menuntut nafkah iddah

maupun mut’ah maka majelis hakim menggunakan hak ex oficio yang

tertujuan untuk menjaga kesejahteraan kehidupan isteri pasca perceraian.

Dengan merujuk kewajiban suami akibat talak yang terdapat dalam KHI

pasal 149 huruf (a) dan (b).

Mengenai besar kadar nafkah iddah maupun mut’ah yang dibebebankan

terhadap suami, majelis hakim telah mempertimbangkan keadaaan suami,

dimana telah disesuaikan dengan kemampuan suami yang bekerja sebagai

karyawan pabrik dengan penghasilan sesuai dengan UMR. Hal tersebut

Page 103: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

91

telah sesuai dengan dasar hukum penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah

yang tertuang dalam KHI pasal 80 dan pasal 160, dimana disesuaikan

dengan penghasilan suami serta sesuai kepatutan dan kemampuan suami.

Dan sesuai dalam ketentuan yang terdapat dalam nash al-Quran yang

tertuang dalam surat at-Talaq ayat 7 dan al-Baqarah ayat 236, bahwa

penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah berdasarkan kemampuan, dan

pemberian menurut yang patut.

4. Putusan Nomor 1258/ Pdt.G/ 2016/ PA.Sal

Dalam perkara ini diketahui bahwa fakta sebagai berikut:

Bahwa rumah tangga antara suami isteri tersebut telah pecah dan tidak

ada harapan untuk rukun kembali sebagai suami isteri lagi. Dan apabila

perkawinan tersebut tetap dipertahankan maka tujuan membangun keluarga

yang bahagia, sesuai dengan surat ar-Rum ayat 21 tidak akan terwujud. Oleh

karenanya sesuai dengan kaidah ushul untuk menghindari timbulnya

kerusakan dalam rumah tangga lebih didahulukan daripada menarik

kemaslahatan yang berbunyi: “meninggalkan kerusakan itu lebih utama

daripada mengambil kemaslahatan”

Bahwa isteri tidak terbukti nusyuz dan isteri telah dikaruniai 4 orang

anak artinya bahwa isteri telah ba’da dukhul. Maka sesuai dengan ketentuan

KHI pasal 149 huruf (a) dan (b) bahwa “bilamana perkawinan putus karena

talak, maka bekas suami wajib: a. Memberikan mut`ah yang layak kepada

bekas isterinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut

qobla al dukhul; b. Memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas

Page 104: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

92

isteri selama dalam iddah, kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak ba’in

atau nusyur dan dalam keadaan tidak hamil”. Bahwa keadaan isteri dalam

ketentuan pasal tersebut wajib diberikan nafkah iddah maupun mut’ah dan

menjadi dasar hakim menentukan kewajiban suami atas nafkah iddah dan

mut’ah kepada mantan isterinya. Dan sesuai dengan ketentuan dalam firman

Allah yang tertuang dalam surat at-Talaq ayat 6 dan surat al-Baqarah ayat

241 serta sebuah hadits riwayat Ahmad dan Nasa’i bahwa Rasulullah SAW

bersabda: “Kepadanya, perempuan-perempuan yang berhak mengambil

nafkah dan rumah kediaman dari bekas suaminya itu, apabila bekas

suaminya berhak rujuk kepadanya”.

Bahwa dari pihak isteri tidak menuntut kepada suaminya terhadap hak

nafkah iddah maupun mut’ahnya. Dan oleh karenanya untuk melindungi

kehidupan yang layak kepada isteri sebagai bekas isteri Pegawai Negeri

Sipil yang mana dapat dipandang sebagai orang yang mampu dari segi

ekonomi. Maka hakim membebankan kepada suami untuk memberikan

kepada isterinya berupa nafkah iddah selama tiga bulan, setiap bulan

sebesar Rp. 2.000.000,00 apabila ditotal berjumlah Rp. 6.000.000,00. Dan

untuk pembebanan mut’ah Majelis Hakim merujuk dengan pakar hukum

Islam Penulis Kitab Al ahwalus Syahsyiyyah dalam halaman 334 yang

menyatakan: “apabila terjadi talak sesudah dukhul tanpa kerelaan isteri,

hendaklah bagi isteri diberi muth’ah selama satu tahun setelah masa

iddahnya”. Maka dari doktrin ini pemberian mut’ah berupa nafkah selama

12 bulan, yang mana nafkah iddah setiap bulannya sebesar Rp. 2.000.000,00

Page 105: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

93

maka mut’ahnya adalah Rp. 2.000.000,00 x 12 bulan= Rp. 24.000.000,00.

Selain nafkah iddah dan mut’ah suami juga berkewajiban memberikan

nafkah terhadap 4 anaknya yang mana besar nafkah yang harus diberikan

kepada keempat anak sebesar Rp. 2.000.000,00 setiap bulan hingga anak

dewasa.

Hal yang menjadi acuan hakim dalam menetapkan kewajiban suami

untuk memberikan nafkah iddah dan mut’ah kepada mantan isterinya,

tertuang dalam undang-undang perkawinan pasal 41 huruf (c) menyebutkan

bahwa “pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk

memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan suatu kewajiban

bagi bekas suami”. Meskipun isteri tidak menuntut atas nafkah iddah dan

mut’ah, namun hakim mempunyai hak ex officio yang terkandung didalam

pasal tersebut, dimana hakim berhak membebankan kewajiban terhadap

suami untuk memberikan biaya penghidupan seperti halnya nafkah iddah

dan mut’ah kepada mantan isterinya. Dan menurut ketentuan tersebut hakim

dalam menetapkan kewajiban nafkah iddah dan mut’ah telah sesuai dan

tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Majelis Hakim dalam hal pembebanan kewajiban terhadap suami atas

nafkah iddah, mut’ah maupun hadhanah menurut penulis sudah memenuhi

syarat asas kelayakan dan kepatutan. Bahwa apabila dilihat dari penghasilan

suami sebagai PNS maka kadar yang dibebankan telah memenuhi

kemampuan suami. Dan telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam

Page 106: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

94

KHI pasal 80 dan pasal 160 serta dalam nash al-Quran dalam surat at-Talaq

ayat 7 dan surat al-Baqarah ayat 236.

Dari keseluruhan putusan yang dipaparkan diatas dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa, tinjauan Undang-undang Perkawinan dan Hukum Islam

mengenai putusan Hakim Pengadilan Agama Salatiga terhadap penetapan kadar

nafkah iddah dan mut’ah pada cerai talak telah sesuai dengan hukum yang

berlaku. Hal tersebut dibuktikan dengan penerapan hak ex officio oleh hakim

dalam Undang-undang Perkawinan pasal 41 huruf (c) bahwa “pengadilan

dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan

dan/atau menentukan suatu kewajiban bagi bekas suami”. Hakim dapat

mewajibkan terhadap suami meskipun isteri tidak menuntut apapun terhadap

nafkah iddah maupun mut’ah. Kewajiban tersebut merupakan akibat talak yang

dijatuhkan oleh suami terhadap mantan isterinya, berdasakan dalam ketentuan

KHI pasal 149 huruf (a) dan (b) bahwa “bilamana perkawinan putus karena

talak, maka bekas suami wajib: a. Memberikan mut`ah yang layak kepada

bekas isterinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut

qobla al dukhul; b. Memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri

selama dalam iddah, kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak ba’in atau nusyur

dan dalam keadaan tidak hamil”. Hakim dapat menjatuhkan putusan bahwa

tidak ada nafkah iddah bagi isteri dengan mempertimbangkan kenusyuzan isteri

yang terkandung dalam KHI pasal 152 bahwa “bekas isteri berhak

mendapatkan nafkah iddah dari bekas suaminya kecuali ia nusyuz”. Landasan

Page 107: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

95

hukum yang digunakan hakim dalam menenetapkan kewajiban nafkah iddah

dan mut’ah terdapat dalam al-Quran dan Hadits, yaitu terdapat dalam surat at-

Talaq ayat 6 dan al-Baqarah ayat 241, serta riwayat hadits oleh Ahmad dan

Nasa’i yang menyatakan kewajiban suami memberikan nafkah iddah yang

masih ada hak untuk merujuknya.

Setelah menentukan kewajiban atas nafkah iddah dan mut’ah, hakim dalam

menentukan besar kadar yang ditanggung oleh suami, berdasarkan kemampuan

suami, yaitu sesuai dengan ketentuan KHI pasal 80 dan 160 serta dalam al-

Quran surat at-Talaq ayat 7 dan al-Baqarah ayat 236. Dan dalam keadaan

tertentu, melihat konsisi kemampuan suami, hakim dalam menetapkan kadar

mut’ah berdasarkan pendapat pakar hukum Islam penulis Kitab al ahwalus

syahsyiyyah, terdapat di halaman 334 dalam menetapkan mut’ah yang

menyatakan: “apabila terjadi talak sesudah dukhul tanpa kerelaan isteri,

hendaklah bagi isteri diberi muth’ah selama satu tahun setelah masa

iddahnya”. Menurut hemat penulis, hakim dalam mempertimbangkan

penetapan kadar mut’ah mengutip mendapat ahli hukum tersebut, melihat

sesuai kemampuan suami. Apabila suami dianggap mampu maka hakim akan

membebankan kewajiban mut’ah dengan memberikan nafkah selama satu tahun

lamanya. Apabila pihak suami dianggap tidak mampu maka disesuaikan dengan

kemampuannya.

Dari keempat sample yang penulis diteliti dapat disimpulkan bahwa

penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah, hakim dalam pertimbangannya

sangat erat hubungannya dengan kondisi suami. Hal tersebut menunjukkan

Page 108: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

96

adanya korelasi antara pekerjaan suami dengan penetapan kadar nafkah iddah

dan mut’ah oleh hakim Pengadilan Agama Salatiga. Untuk memperjelas

penjelasan penulis, dapat dilihat tabel berikut:

Nomor Putusan Pekerjaan

Suami Tuntutan Isteri Keputusan Hakim

112/Pdt.G/2017/

PA.Sal

Penabuh Alat

Musik Gendang

Nafkah Iddah: Rp

3.000.000 dan Mut’ah:

Rp 5.000.000

Nafkah Iddah: Rp

2.000.000 dan

Mut’ah: Rp 1.000.000

668/Pdt.G/2016/

PA.Sal

ABK (Anak

Buah Kapal)

Nafkah Iddah: Rp

4.500.000 dan Mut’ah:

Rp 100.000.000

Nafkah iddah: Rp

4.500.000 dan

Mut’ah: Rp

18.000.000

608/Pdt.G/2017/

PA.Sal

Karyawan

Pabrik TIDAK ADA

Nafkah iddah: Rp

1.500.000 dan Mut’ah

Rp 1.000.000

1258/Pdt.G/2016/

PA.Sal PNS Dosen TIDAK ADA

Nafkah Iddah: Rp

6.000.000 dan

Mut’ah: Rp

24.000.000

Page 109: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

97

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka

penulis dapat menarik sebuah kesimpulan yang terkait dengan topik

pembahasan yaitu tentang Penetapan Kadar Nafkah Iddah dan Mut’ah oleh

Hakim pada Cerai Talak di Pengadilan Agama Salatiga (Studi Putusan Cerai

Talak Tahun 2017).

Diantaranya kesimpulannya adalah sebagai berikut:

1. Profil perkara cerai talak di Pengadilan Agama Salatiga yang putus pada

tahun 2017 berjumlah 263 putusan. Dari 263 putusan cerai talak, terdapat

26 putusan cerai talak yang didalamya terdapat penetapan kadar nafkah

iddah dan atau mut’ah. Dan dari 263 putusan cerai talak tahun 2017 terdapat

237 putusan yang diputus secara verstek, dan didalamnya tidak terdapat

penetapan kadar nafkah iddah maupun mut’ah.

2. Alasan yang menjadi pertimbangan Hakim di Pengadilan Agama Salatiga

dalam menetapkan kadar nafkah iddah dan mut’ah pada cerai talak adalah

(a) adanya kesepakatan antara kedua belah pihak, (b) kemampuan suami

dilihat dari penghasilannya, didasarkan pada asas kelayakan dan kepatutan,

(c) kesanggupan/ kesadaran suami untuk memenuhi kewajiban nafkah

iddah maupun mut’ah sebagai akibat perceraian, (d) biaya hidup keseharian

yang biasa dibelanjakan semasa masih berkeluarga, (e) tuntutan isteri

terhadap suami, (f) lamanya perkawinan atau lamanya pengabdian isteri

Page 110: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

98

terhadap suami, dan (g) pemberian mut’ah berupa nafkah selama 12 (dua

belas) bulan, hal tersebut didasarkan pada pendapat ahli hukum Islam

Wahbah al-Zuhaili Penulis Kitab al ahwalus syahsyiyyah dalam halaman

334.

3. Tinjauan Undang-undang Perkawinan dan Hukum Islam mengenai putusan

Hakim Pengadilan Agama Salatiga terhadap penetapan kadar nafkah iddah

dan mut’ah pada cerai talak telah sesuai dengan hukum yang berlaku. Hal

tersebut dibuktikan penerapan hak ex officio oleh hakim dalam pasal 41

huruf (c) Undang-undang Perkawinan. Dalam melaksanakan hak-haknya

hakim berlandaskan dalam KHI pasal 149 huruf (a) dan (b), serta sesuai

dengan ketentuan didalam al-Quran dan Hadits. Penetapan kadar nafkah

iddah dan mut’ah dalam hal ini hakim menitik beratkan pada kemampuan

suami sebagai acuan utama, dan ini sesuai dengan keterangan didalam KHI

pasal 80 ayat (4) huruf (a) dan pasal 160 serta sesuai dalam keterangan al-

Quran surat at-Talaq ayat 7 dan al-Baqarah ayat 236.

B. Saran

1. Bagi lembaga Pengadilan Agama khususnya di Kota Salatiga diharapkan

untuk selalu mengawasi tentang pemberian kewajiban bekas suami pasca

terjadinya perceraian pada saat pemberian nafkah iddah dan mut’ah

diberikan diluar persidangan. Meskipun mantan isteri dapat mengajukan

eksekusi terhadap kewajiban nafkah iddah dan mut’ah yang lalai diberikan

kepada mantan suaminya, namun alangkah lebih baik apabila lah tersebut

Page 111: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

99

bisa dicegah dengan pemberian nafkah iddah dan mut’ah saat masih

dipersidangan.

2. Bagi bekas suami yang mengajukan perkara cerai talak diharapkan untuk

memperhatikan kehidupan mantan isteri yang layak dan sejahtera setelah

terjadinya perceraian, dengan memenuhi kewajibannya memberikan nafkah

iddah dan mut’ah.

Page 112: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

100

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin. Hukum Perdata Islam Indonesia. Jakarta Sinar: Grafika.

2006

Azzam, A.A.M dan Hawwas A.W.S. Fiqh Munakahat : Khitbah, Nikah, dan

Talak. Jakarta: AMZAH. 2009

Basyir, Ahmad Azhar. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta:

Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia. 1996

Chudlori, M. Yusuf. Baiti Jannati: Sudahkah Keluarga Anda Sakinah?.

Bandung: Marja. 2012

Depertemen Agama Republik Indonesia. Ilmu Fiqh II. Jakarta: Proyek

Pembinaan PTA/IAIN di Jakarta Dirjen Bimbingan Islam. 1985

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar

Baru Van Hoeve. 1994

Emzir. Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali

Pers. 2011

Fachruddin. Ensiklopedia Al-Qur’an- Jilid I (A-L). Jakarta: PT RINEKA

CIPTA. 1992

Hasan, Ali. Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam. Jakarta: Siraja.

2006

Leter, M. Tuntunan Rumah Tangga Muslim dan Keluarga Berencana.

Padang: Angkasa Raya. 1985

Mardani. Hukum Perkawinan Islam di Dunia Islam Modern. Yogyakarta:

Graha Ilmu. 2011

Page 113: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

101

Mujahidin, Ahmad. Pembaharuan Hukum Acara Peradilan Agama. Bogor:

Ghalia Indonesia. 2014

Musthofa. Kepaniteraan Peradilan Agama. Jakarta: Kencana. 2005

Nuruddin, Amiur dan Tarigan, AA. Hukum Perdata Islam di Indonesia:

Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU NO.

1/1974 sampai KHI. Jakarta: Kencana. 2006

Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah 7 Al-Fiqh Al-Sunnah. Terjemahan oleh Drs.

Mohammad Thalib. Bandung: PT. Alma’arif. 1981

--------------- Fikih Sunnah 8 Al-Fiqh Al-Sunnah. Terjemahan oleh Drs.

Mohammad Thalib. Bandung: PT. Alma’arif. 1994

Soimin, Soedharyo. Hukum Orang dan Keluarga: Prespektif Hukum

Barat/BW, Hukum Islam, dan Hukum Adat. Jakarta: Sinar Grafika.

2004

Sudarsono. Hukum Kekeluargaan Nasional. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

1991

Tihami, dan Sohari Sahrani. Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah

Lengkap. Jakarta: Rajawali Pers. 2009

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka. 2007

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN:

Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Peraturan Pemerintah RI No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-

undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Impres No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI)

Page 114: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

102

INTERNET:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Agama (Diakses pada hari kamis,

tanggal 5 Oktober 2017)

Page 115: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 116: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak
Page 117: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak
Page 118: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak
Page 119: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak
Page 120: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak
Page 121: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak
Page 122: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak
Page 123: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Bagaimana proses penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah di Pengadilan Agama

Salatiga?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah di

Pengadilan Agama Salatiga?

3. Apakah tuntutan isteri dapat mempengaruhi penetapan kadar nafkah iddah dan mut’ah di

Pengadilan Agama Salatiga?

4. Dilihat dari pekerjaan suami, apa yang menjadi pertimbangan hakim dalam penetapan

kadar iddah dan mut’ah di Pengadilan Agama Salatiga?

5. Apabila dalam proses persidangan didapatkan kesepakatan antara suami isteri dalam hal

nafkah iddah dan mut’ah, apakah hal tersebut dapat dijadikan pertimbangan hakim dalam

menetapkan putusan? Dan bagaimana apabila tidak terjadi kesepakatan antara keduanya?

6. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan isteri wajib mendapatkan nafkah iddah dan

mut’ah dan bagaimana landasan hukumnya?

7. Bagaimana apabila isteri tidak menutut apapun kepada suami yang akan menceraikannya?

8. Apakah lama pengabdian isteri terhadap suaminya menjadi salah satu faktor yang menjadi

pertimbangan hakim di di Pengadilan Agama Salatiga dalam penetapan kadar nafkah iddah

dan mut’ah?

9. Siapakah yang menjadi rujukan hakim di Pengadilan Agama Salatiga dalam menetapkan

kadar mut’ah, dimana penetapannya diperoleh dari nafkah iddah yang dikalikan selama

satu tahun / 12 bulan? Dan bagaimana landasan hukumnya?

10. Apa yang menjadi faktor perbedaan dalam pengambilan putusan penetapan kadar mut’ah

dimana sebagain menggunakan rumus nafkah iddah dikali 12 bulan (satu tahun) dan ada

yang tidak menggunakan rumus tersebut?

11. Apakah perkara cerai talak yang masuk di Pengadilan Agama Salatiga hanyalah perkara

cerai talak raj’i?

12. Dari beberapa putusan terdapat perbedaan dimana ada beberapa putusan yang mewajibkan

suami untuk membayarkan nafkah iddah dan mut’ah sekaligus, namun juga ada yang hanya

mewajibkan mut’ah saja tanpa kewajiban membayar nafkah iddah? Bagaimana hal tersebut

bisa terjadi dan bagaimana landasan hukumnya?

Page 124: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 3 dari 22 halaman

P U T U S A N

Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Salatiga yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu

pada tingkat pertama dalam sidang majelis telah menjatuhkan putusan perkara

permohonan cerai talak antara :

PEMOHON, umur 37 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, pendidikan Sekolah Lanjutan

Tingkat Atas, alamat ---, Kota Salatiga, dalam hal ini memberikan

kuasa khusus kepada BAYU ADI SUSETYO, SH dan Rekan,

Advokat/Penasehat Hukum yang berkantor di Jl. Imam Bonjol No. 23

A, Salatiga berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 10 Januari 2017,

sebagai Pemohon ;

m e l a w a n

TERMOHON, umur 42 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, pendidikan Sekolah Lanjutan

Tingkat Atas, alamat ---, Kota Salatiga, dalam hal ini memberikan

kuasa khusus kepada ARI CITRA KURNIAWAN, SH., MH., HENI DWI

ANGGREANI, SH., MH. dan MUCHIBUR ROHMAN, SHI., Advokat

yang berkantor di Perumsat Karang Pete No. 31, Tinggkir, Salatiga,

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 04 Februari 2017, sebagai

Termohon ;

Pengadilan Agama tersebut ;

Telah mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini ;

Telah mendengar keterangan Pemohon dan Termohon serta memeriksa semua alat

bukti di muka sidang ;

DUDUK PERKARA

Page 125: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 4 dari 22 halaman

Menimbang, bahwa Pemohon dalam surat permohonannya tanggal 18

Januari 2017 telah mengajukan permohonan izin untuk menceraikan Termohon

yang telah didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Salatiga, dengan register

perkara Nomor 112/Pdt.G/2017/PA.Sal, tanggal 18 Januari 2017 dengan dalil-

dalil sebagai berikut :

1. Bahwa PEMOHON telah menikah dengan TERMOHON pada hari Sabtu, tanggal 9

Juni 2012 di hadapan Pejabat K.U.A ---, Kota Salatiga sebagaimana tersebut dalam

Kutipan Akta Nikah No. --- yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama K.U.A ---,

Kota Salatiga, tertanggal 12 Juni 2012;

2. Bahwa setelah akad nikah antara PEMOHON dan TERMOHON telah kumpul baik (

ba’da dukhul ) dengan tinggal bersama di rumah PEMOHON di --- selama ± 4 (empat)

tahun, namun dalam perkawinan belum dikarunia seorang anakpun ;

3. Bahwa rumah tangga yang baik itu sekarang sudah tidak dapat dipertahankan lagi,

karena mulai bulan Januari 2014 dalam kehidupan rumah tangga antara PEMOHON

dan TERMOHON sering terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus yang

sulit untuk dapat didamaikan lagi ;

4. Bahwa perselisihan dan pertengkaran terus menerus yang terjadi antara PEMOHON

dan TERMOHON itu disebabkan karena :

- Termohon bersifat emosional, marah-marah tanpa adanya sebab yang

jelas ;

- Termohon sering pergi untuk beberapa hari lamanya dan baru pulang

setelah Pemohon mencarinya ;

- Termohon telah menjalin hubungan cinta dengan laki-laki lain ;

5. Bahwa demi keutuhan rumah tangga PEMOHON sudah seringkali menasehati

TERMOHON, tidak marah-marah tanpa adanya sebab yang jelas, dapat menghargai

PEMOHON sebagai seorang suami serta dapat mengakhiri hubungan cintanya

dengan laki-laki lain tersebut, namun usaha tersebut tidak berhasil justru timbul

pertengkaran terus menerus ;

6. Bahwa akibat dari pertengkaran yang terus menerus itu terjadi pada bulan

September 2016 yaitu TERMOHON telah pergi meninggalkan kediaman bersama

tanpa seijin PEMOHON selaku suami dan pulang kerumah orang tuanya di --- sampai

sekarang tidak pernah kembali, sehingga sampai permohonan cerai talak ini diajukan

antara PEMOHON dan TERMOHON telah dalam keadaan pisah rumah ± 4 ( empat

Page 126: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 5 dari 22 halaman

) bulan lamanya dan selama itu pula tidak ada komunikasi yang baik diantara

keduanya ;

7. Bahwa atas kejadian tersebut PEMOHON selaku suami sudah berusaha menemui

TERMOHON guna mengajak kembali kediaman bersama untuk membina rumah

tangga namun selalu menolak ajakan PEMOHON tersebut ;

8. Bahwa dengan demikian maka rumah tangga PEMOHON dan TERMOHON telah

rusak dan pecah sehingga tujuan membentuk rumah tangga yang sakinah, mawadah

warrohmah tidak mungkin terwujud karena TERMOHON selaku isteri telah sengaja

tidak taat tidak kepada suaminya sehingga jalan terbaik bagi PEMOHON adalah

menjatuhkan talak dan sesuai dengan pasal 39 ayat 2 UU. No.1/1974 jo pasal 19

huruf f PP. N0. 9/1975 jo pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam telah cukup alasan

bagi PEMOHON untuk mengajukan permohonan cerai talak ini melalui Pengadilan

Agama Salatiga ;

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas sudilah kiranya Pengadilan Agama Salatiga cq

Majelis Hakim yang memeriksa perkara berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut

:

PRIMER :

1. Menerima dan mengabulkan Permohonan PEMOHON untuk seluruhnya ;

2. Menetapkan memberi ijin kepada PEMOHON (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak

terhadap TERMOHON (TERMOHON) dihadapan sidang Pengadilan Agama Salatiga

;

3. Membebankan biaya yang timbul dalam perkara ini kepada PEMOHON ;

SUBSIDER :

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya ;

Bahwa pada hari sidang yang ditetapkan Pemohon dan Termohon masing-

masing hadir menghadap di persidangan, dalam upaya perdamaian Ketua Majelis

memerintahkan kedua pihak untuk melaksanakan mediasi, kemudian Pemohon dan

Termohon melaksanakan mediasi dengan didampingi mediator Drs. MOCH. RUSDI,

MH., Hakim Pengadilan Agama Salatiga, akan tetapi dalam mediasi tersebut tidak

berhasil mendamaikan kedua pihak yang berperkara ;

Page 127: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 6 dari 22 halaman

Bahwa karena mediasi tidak berhasil selanjutnya proses pemeriksaan perkara ini

dimulai dengan membacakan surat permohonan Pemohon yang isinya tetap

dipertahankan oleh Pemohon ;

Bahwa terhadap permohonan perceraian Pemohon tersebut Termohon telah

memberikan jawaban yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Dalam Konpensi :

1.1. Termohon menolak semua dalil permohonan Pemohon, kecuali yang

diakuia secara tegas ;

1.2. Bahwa alasan dan tuduhan Pemohon tidak benar, dimana Termohon tidak

pernah pergi untuk beberapa hari lamanya karena Termohon setiap

pulang kerja selalu pulang ke rumah orang tua Pemohon, kalaupun

Termohon pergi ke rumah orang tua Termohon selalu dengan

sepengetahuan dan seijin Pemohon;

1.3. Bahwa tidak bersifat emosional, apalagi marah-marah, bahkan Pemohon

selingkuh dengan beberapa wanita lain, bahkan pernah mengajak wanita

tersebut ke rumah Termohon hanya diam saja ;

1.4. Bahwa tuduhan Termohon menjalin hubungan dengan laki-laki lain adalah

fitnah yang sangat kejam dan Pemohon telah memutar balikkan fakta,

dimana Pemohon berulangkali berselingkuh, dan jujur saja bahwa dahulu

Termohon adalah wanita selingkuhannya saat Pemohon masih

mempunyai istri dari pernikahan pertama, dimana setelah mengetahui

Pemohon mempunyai istri Termohon mundur tidak mau menjalin

hubungan dengan Pemohon, namun Pemohon terus membujuk dan

merayu Termohon untuk menikah sampai menceraikan istri yang pertama,

hingga akhirnya Termohon mengalami hal yang sama, dimana Pemohon

selingkuh dan sampai membawa wanita tersebut ke rumah orang tua

Pemohon, miirisnya lagi, orang tua Pemohon hanya diam saja bahkan

menyalahkan Termohon karena belum mempunyai anak ;

1.5. Bahwa Termohon tidak pergi begitu saja dari rumah orang tua Pemohon,

dimana Pemohon telah mengusir Termohon, bahkan keesokan harinya

Page 128: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 7 dari 22 halaman

Termohon kembali ke rumah orang tua Pemohon semua barang-barang

termasuk baju Termohon sudah berada di luar rumah ;

1.6. Bahwa Termohon tetap akan mempertahankan rumah tangga Termohon

dan keberatan atas perceraian yang dijukan Pemohon karena Termohon

tidak bersalah melakukan apa yang dituduhkan Pemohon ;

2. Dalam Rekonpensi :

2.1. Bahwa Pemohon dalam konpensi mohon disebut sebagai Tergugat

Rekonpensi, sedangkan Termohon Konpensi mohon disebut sebagai

Penggugat Rekonpensi ;

2.2. Bahwa Penggugat Rekonpensi mohon segala sesuatu yang termuat

dalam konpensi mohon dibaca kembali dan merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari rekonpensi ini ;

2.3. Bahwa Tergugat Rekonpensi tidak memberikan nafkah kepada

Penggugat Rekonpensi sejak Januari 2015, yaitu sejak perselingkuhan

Tergugat Rekonpensi sampai dengan Penggugat Rekonpensi diusir dari

rumah ;

2.4. Bahwa Penggugat Rekonpensi selaku istri yang akan diceraikan suami

menuntut :

- Nafkah lowong 24 bulan x Rp 1.000.000,00 = Rp 24.000.000,00

- Nafkah iddah 3 x Rp 1.000.000,00 = Rp 3.000.000,00

- Mut’ah = Rp 5.000.000,00

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas sudilah kiranya Pengadilan Agama alatiga berkenan

memberi keputusan sebagai berikut :

1. Dalam konpensi :

1.1. Menolak gugatan Pemohon untuk seluruhnya ;

1.2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara ;

2. Dalam Rekonpensi :

2.1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi untuk

seluruhnya;

2.2. Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar :

- Nafkah lowong 24 bulan x Rp 1.000.000,00 = Rp 24.000.000,00

- Nafkah iddah 3 x Rp 1.000.000,00 = Rp 3.000.000,00

Page 129: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 8 dari 22 halaman

- Mut’ah = Rp 5.000.000,00

2.3. Menetapkan biaya perkara sesuai dengan peraturan yang berlaku ;

A T A U :

Memberi keputusan lain yang adil dan bijaksana ;

Bahwa terhadap jawaban Termohon tersebut Pemohon menyampaikan replik

yang pada pokoknya disimpulkan sebagai berikut :

1. Dalam Konpensi :

1.1. Pemohon tetap pada dalil-dalil semula dan menolak seluruh dalil-dalil

jawaban Termohon, kecuali yang diakui secara tegas kebenarannya

dalam replik ini ;

1.2. Bahwa terhadap jawaban Termohon angka 1.3 Pemohon menolak, bahwa

dasar atau dalil permohonan Pemohon bukan yang mengada-ada, namun

merupakan hal yang senyatanya dalam rumah tangga Pemohon dan

Termohon ;

1.3. Bahwa dalil jawaban Termohon angka 1.3 tidak benar dan Pemohon

menolak karena senyatanya Pemohon tidak pernah berselingkuh dengan

wanita lain ;

1.4. Bahwa Pemohon menolak dalil jawaban Termohon angka 1.4, karena dari

awal pertama bertemu dengan Termohon, Pemohon memiliki rasa cinta

dan ingin hidup bersama dengan ikatan perkawinan, namun setelah

berumah tangga ternyata Termohon meninggalkan kediaman bersama

tanpa seijin Pemohon ;

1.5. Bahwa Pemohon menolak dalil jawaban Termohon angka 1.5, hal inilah

yang menyebabkan Pemohon menceraikan Termohon, diantaranya :

keluar rumah tanpa izin suami, istri ditetapkan oleh Islam menjadi wakil

suami mengurus rumah tangga, karena itu bilamana ia meninggalkan

rumah harus mendapatkan izin suaminya, bila tidak minta izin dan keluar

rumah I dengan kemauannya sendiri maka ia melanggar kewajibannya,

berarti durhaka terhadap suami ;

Page 130: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 9 dari 22 halaman

1.6. Bahwa perbuatan sebagaimana tersebut di atas dapat dikategorikan

seorang istri yang nusuz, yaitu tidak melaksanakan perintah suami dalam

batas tertentu, keluar rumah tanpa izin suami ;

1.7. Bahwa sangat wajar Pemohon megajukan permohonan cerai talak

terhadap Termohon sebagai jala terakhir setelah Pemohon berulangkali

menasehati dan menegur sikap Termohon, serta berulangkali menemui

dan mengajak Termohon kembali ke rumah kediaman bersama namun

Termohon selalu menolak ;

1.8. Bahwa dengan demikain umah tangga Pemohon dan Termohon sudah

tidak dapat diperbaiki atau dipersatukan kembali, bila dipaksakan akan

membawa dampak yang tidak baik bagi Pemohon dan Termohon ;

2. Dalam Rekonpensi :

2.1. Bahwa dalam rekonpensi ini Termohon mohon disebut sebagai

Penggugat Rekonpensi dan Pemohon disebut sebagai Tergugat

Rekonpensi ;

2.2. Bahwa Tergugat Rekonpensi menolak seluruh dalil-dalil gugatan

rekonpensi Penggugat Rekonpensi, dan Tergugat Rekonpensi

menanggapi sebagai berikut :

2.2.1. Tergugat Rekonpensi menolak dan keberatan dengan tuntutan

nafkah lowong dari Penggugat Rekonpensi, karena selama hidup

berdsama Tergugat Rekonpsi tidak pernah lalai dalam memberikan

nafkah kepada Penggugat Rekonpensi ;

2.2.2. Bahwa untuk nafkah iddah Tergugat Rekonpensi menolak dan tidak

akan memerikan, Pasal 152 Kompialsi Hukum Islam menerangkan

“Bekas istri berhak mendapatkan nafkah iddah dari bekas suaminya

kecuali ia nusyuz”, Penggugat Rekonpensi temasuk istri yang

nusyuz, dimana Penggugat Rekonpensi telah menjalin hubungan

cinta dengan laki-laki lain dan sering pergi tanpa sepengetahuan

dan seijin Tergugat Rekonpensi sebagai suami, tidak taat terhadap

suami, yaitu tidak pernah bersedia untuk diajak kembali ke

kediaman bersama untk membina rumah tangga kembali, sehingga

dikategorikan seorang istri yang nusyuz;

Page 131: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 10 dari 22 halaman

2.2.3. Bahwa karena Tergugat Rekonpensi hanya berprofesi sebagai

penabuh alat musik gendang dengan penghasilan setiap bulan

kurang lebih 1 juta rupiah maka Tergugat Rekonpensi akan

memberikan kepada Penggugat Rekonpensi mut’ah berupa uang

sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) ;

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas sudilah kiranya Majelis Hakim yang perkara ini

berkenan mnjatuhkan putusan sebagai berikut :

1. Dalam konpensi :

1. Mengabulkan gugatan Pemohon untuk seluruhnya ;

2. Membebankan biaya perkara yang timbul dalam perkara ini kepada

Pemohon ;

2. Dalam Rekonpensi :

1. Menolak gugatan rekonpensi Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya ;

2. Menetapkan biaya perkara sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku ;

A T A U :

Menjatuhkan putusan lain yang seadil-adilnya (et aequo ex bono) ;

Bahwa terhadap replik Pemohon tersebut Termohon menyampaikan duplik yang

pada pokoknya disimpukan sebagai berikut :

1. Dalam Konpensi :

1.1. Termohon menolak semua dalil Pemohon dalam gugatan maupun

repliknya, kecuali yang diakui secara tegas kebenarannya ;

1.2. Bahwa terkait dengan perselingkuhan silahkan Pemohon menyangkal

karena hanya keluarga Pemohon dan Pemohon yang mengetahuinya,

bahkan keluarga Pemohon lebih membela Pemohon dan merestui

Pemohon menikah lagi, namun Allah tidak tidur dan Termohon sangat

yakin jika suatu hari nanti Pemohon akan mendapatkan balasan yang

setimpal, dan sampai kapanpun Termohon tidak pernah ikhlas dan

memaafkan pemohon ;

1.3. Bahwa Termohon tidak pergi begitu saja dari rumah orang tua Pemohon,

dimana Termohon telah diusir oleh Pemohon, bahkan ketika keesokan

Page 132: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 11 dari 22 halaman

harinya Termohon kembali ke rumah orang tua Pemohon semua barang-

barang termasuk baju Termohon sudah ada di laur rumah ;

1.4. Bahwa Pemohon dalam repliknya 1.7 dalam kopensi adalah sama sekali

tidak benar, Pemohon sama sekali tidak pernah menjemput Termohon

apalagi mengajak Termohon untuk kembali ke rumah, bahkan Pemohon

sudah tidak perduli lagi dengan Termohon, namun demikian Termohon

tetap akan mempertahankan rumah tangga Termohon dan keberatan atas

perceraian yang diajukan Pemohon karena Termohon tidak bersalah dan

melakukan apa yang dituduhkan Pemohon ;

1.5. Bahwa Termohon tidak pergi begitu saja dari rumah orang tua Pemohon,

dimana Pemohon telah mengusir Termohon, bahkan keesokan harinya

Termohon kembali ke rumah orang tua Pemohon semua barang-barang

termasuk baju Termohon sudah berada di luar rumah ;

1.6. Bahwa Termohon tetap akan mempertahankan rumah tangga Termohon

dan keberatan atas perceraian yang dijukan Pemohon karena Termohon

tidak bersalah melakukan apa yang dituduhkan Pemohon ;

2. Dalam Rekonpensi :

2.1. Bahwa Penggugat Rekonpensi mohon segala sesuatu yang termuat

dalam konpensi dibaca kembali dan merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari rekonpensi ini ;

2.2. Bahwa Penggugat Rekonpensi menolak semua dalil-dalil pada replik

Tergugat Rekonpensi dan tetap pada jawaban Penggugat Rekonpensi ;

2.3. Bahwa Tergugat Rekonpensi tidak memberikan nafkah kepada

Penggugat Rekonpensi sejak Januari 2015, yaitu sejak perselingkuhan

Tergugat Rekonpensi sampai dengan Penggugat Rekonpensi diusir dari

rumah ;

2.4. Bahwa Penggugat Rekonpensi selaku istri yang akan diceraikan suami

menuntut :

- Nafkah lowong 24 bulan x Rp 1.000.000,00 = Rp 24.000.000,00

- Nafkah iddah 3 x Rp 1.000.000,00 = Rp 3.000.000,00

- Mut’ah = Rp 5.000.000,00

Page 133: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 12 dari 22 halaman

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas sudilah kiranya Pengadilan Agama alatiga berkenan

memberi keputusan sebagai berikut :

1. Dalam Konpensi :

1.1. Menolak gugatan Pemohon untuk seluruhnya ;

1.2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara ;

2. Dalam Konpensi :

1.1.Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya ;

1.2.Menetapkan biaya perkara sesuai dengan peraturan yang berlaku ;

A T A U :

Memberi keputusan lain yang adil dan bijaksana ;

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah

mengajukan alat bukti surat berupa :

1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Elektroniak atas nama Pemohon Nomor : ---,

tanggal 01 Maret 2012, telah dinassegelen dan sesuai dengan surat aslinya, bukti P.1

;

2. Fotokophi Kutipan Akta Nikah Nomor : ---, tanggal 12 Juni 2012 dari Kantor Urusan

Agama ---, Kota Salatiga, telah dinassegelen dan sesuai dengan surat aslinya, bukti

P.2 ;

Bahwa selain bukti surat dari Pemohon tersebut Majelis Hakim juga telah

mendengar keterangan saksi-saksi dari pihak keluarga Pemohon dan Termohon

bernama :

1. SAKSI I, umur 55 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, alamat ---, Kota Salatiga,

setelah bersumpah memberikan keterangan sebagai berikut :

- Bahwa saksi adalah ibu kandung Pemohon, Pemohon sudah menikah

dengan Termohon yang berasal dari ---, mereka menikah pada bulan Juni

2012 ;

- Setelah menikah Pemohon dengan Termohon tinggal bersama di rumah

milik Pemohon selama 4 tahun, mereka belum dikaruniai anak ;

- Sepengetahuan saksi semula rumah tangga Pemohon dan Termohon dalam

keadaan baik, akan tetapi sejak awal tahun 2014 rumah tangganya mulai

Page 134: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 13 dari 22 halaman

tidak tentram yang disebabkan Termohon mnjalin hubungan cinta dengan

laki-laki lain sehingga hal tersebut meneybabkan Pemohon dengan

Termohon sering berselisih dan bertengkar, saksi pernah mendengar

pertengkaran Pemohon dengan Termohon ;

- Pemohon dengan Termohon sudah pisah rumah sejak bulan September

2016, hingga sekarang sudah selama 8 bulan, Termohon pulang ke rumah

orang tuanya dan Pemohon pulang ke rumah saksi ;

- Termohon pulang ke rumah orang tuanya sudah selama 1 tahun, selama

berpisah rumah Pemohon dengan Termohon tidak pernah saling

berkomunikasi, selama berpisah rumah saksi tidak pernah melihat

Pemohon menjemput Termohon ;

- Bahwa saksi sudah 3 kali datang ke rumah orang tua Termohon berusaha

merukunkan Pemohon dengan Termohon akan tetapi tidak berhasil,

Termohon mengatakan “ya memang sudah sampai di sini saja berjodoh

dengan Pemohon” ;

- Bahwa saksi tidak bersedia mendamaikan Pemohon dengan Termohon ;

2. SAKSI II, umur 29 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, alamat ---, Kota Salatiga,

setelah bersumpah memberikan keterangan sebagai berikut :

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi sebagai

teman dekat Pemohon, Pemohon sudah menikah dengan Termohon yang

berasal dari ---, saksi tidak ingat secara pasti kapan mereka manikah, hanya

kira-kira sudah 5 tahun ;

- Setelah menikah Pemohon dengan Termohon tinggal bersama di rumah

milik Pemohon selama 4 tahun, mereka belum dikaruniai anak ;

- Sepengetahuan saksi semula rumah tangga Pemohon dan Termohon dalam

keadaan baik, akan tetapi sejak bulan Januari 2014 rumah tangganya mulai

tidak tentram yang disebabkan Termohon menjalin hubungan cinta dengan

laki-laki lain yang bernama --- karena setiap pulang kerja sering dijemput

dan diboncengkan oleh ---, hal tersebut menyebabkan Pemohon dengan

Termohon sering berselisih dan bertengkar, saksi pernah mendengar

pertengkaran Pemohon dengan Termohon pas kebetulan bermain ke

rumah Pemohon ;

Page 135: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 14 dari 22 halaman

- Pemohon dengan Termohon sudah berpisah rumah, Termohon yang

meninggalkan kediaman bersama pulang ke rumah orang tuanya di ---

sudah sejak 7 bulan yang lalu ;

- Termohon pulang ke rumah orang tuanya sudah selama 1 tahun, selama

berpisah rumah Pemohon dengan Termohon tidak pernah saling

berkomunikasi, selama berpisah rumah saksi tidak pernah melihat

Termohon pulang ke rumah kediaman bersama ;

- Bahwa saksi sudah pernah menasehati Pemohon supaya rukun kembali

dengan Termohon akan tetapi tidak berhasil, pihak keluarga juga sudah

berusaha merukunkan keduanya akan tetapi juga tidak berhasil, Pemohon

juga pernah mempertemukan Termohon dengan --- akan tetapi Termohon

tetap tidak bersedia pulang ke rumah Pemohon ;

- Bahwa saksi tidak bersedia mendamaikan Pemohon dengan Termohon ;

3. SAKSI III, umur 62 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, alamat ---, Kota

Salatiga, setelah bersumpah memberikan keterangan sebagai berikut :

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon karena saksi sebagai ibu kandung

Termohon, Pemohon menikah dengan Termohon namun saksi tidak ingat

secara pasti kapan mereka manikah, hanya kira-kira sudah 5 tahun ;

- Setelah menikah Pemohon dengan Termohon tinggal bersama di rumah

Pemohon di --- selama 4 tahun, mereka belum dikaruniai anak ;

- Sepengetahuan saksi semula rumah tangga Pemohon dan Termohon dalam

keadaan baik, akan tetapi sudah sekitar 1 tahun lebih Termohon pulang ke

rumah saksi sendirian, setelah itu ibu kandung Pemohon dating ke umah

saksi dan mengatakan “ini Pemohon sedang ada cobaan, sering membawa

wanita lain ke rumah, daripada Termohon tinggal indekost biar di rumah sini

saja”; sejak saat itu Pemohon dengan Termohon berpisah rumah hingga

sekarang ;

- Termohon meninggalkan kediaman bersama karena di rumah Pemohon

tidak ditegur sapa (didiamkan), karena itu akhirnya Termohon pulang ke

rumah saksi hingga sekarang sudah selama 1 tahun lebih ;

- Selama berpisah rumah Pemohon dengan Termohon tidak pernah saling

berkomunikasi, selama berpisah rumah saksi tiak pernah melihat Pemohon

Page 136: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 15 dari 22 halaman

datang menjemput Termohon, selama berpisah Pemohon tidak mengirim

atau memberi nafkah kepada Termohon ;

- Bahwa pihak keluarga sudah berusaha mendamaikan Pemohon dengan

Termohon akan tetapi tidak berhasil, saksi tidak bersedia mendamaikan

Pemohon dan Termohon ;

4. SAKSI IV, umur 61 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, alamat ---, Kabupaten

Semarang, setelah bersumpah memberikan keterangan sebagai berikut :

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon karena saksi sebagai kakak sepupu

Termohon, Pemohon menikah dengan Termohon pada tahun 2012 ;

- Setelah menikah Pemohon dengan Termohon tinggal bersama di rumah Pemohon

di --- selama 4 tahun, mereka belum dikaruniai anak ;

- Sepengetahuan saksi semula rumah tangga Pemohon dan Termohon dalam

keadaan baik, akan tetapi sudah 1 tahun hingga sekarang keduanya berpisah

tempat tinggal, Pemohon tetap tinggal di rumahnya sedang Termohon pulang ke

rumah orang tua Termohon di ---, saksi tidak pernah mengetahui pertengkaran

Pemohon dengan Termohon;

- Termohon menyampaikan kepada saksi bahwa Termohon pulang ke rumah

orang tuanya karena di rumah Pemohon tidak ditegur sapa (didiamkan) ;

- Termohon pulang ke rumah orang tuanya sudah selama 1 tahun, selama berpisah

rumah Pemohon dengan Termohon tidak pernah saling berkomunikasi, selama

berpisah rumah saksi tiak pernah melihat Pemohon datang menjemput Termohon

;

- Bahwa saksi pernah menasehati Pemohon supaya rukun kembali dengan

Termohon akan tetapi tidak berhasil, pihak keluarga juga sudah berusaha

mendamaikan Pemohon dengan Termohon namun juga tidak berhasil, saksi tidak

bersedia mendamaikan Pemohon dan Termohon ;

Bahwa sebelum menyampaikan kesimpulan pihak Kuasa Pemohon

menerangkan bahwa antara Pemohon dengan Termohon terjadi kesepakatan mengenai

tuntutan Termohon, bahwa Pemohon beredia untuk memberikan kepada Termohon

nafkah iddah sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) dan mut’ah berupa uang

sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) ;

Page 137: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 16 dari 22 halaman

Bahwa terhadap apa yang telah disampaikan oleh Kuasa Pemohon tersebut

pihak Kuasa Termohon membenarkan dan menyatakan dapat menerima ;

Bahwa selanjutnya Pemohon melalui Kuasanya menyampaikan kesimpulan

yang pada pokoknya tetap pada permohonannya semula, dan Kuasa Termohon juga

menyampaikan kesimpulannya menyatakan tidak keberatan diceraikan oleh Pemohon ;

Bahwa Pemohon dan Termohon menyatakan tidak menyampaikan keterangan

atau bukti lagi dan memohon diberikan keputusannya ;

Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, Majelis menunjuk kepada hal-

hal sebagaimana yang tercantum di dalam berita acara sidang yang untuk

seperlunya dianggap termuat dan menjadi bagian dari putusan ini ;

PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah

telah diuraikan di muka ;

Menimbang, bahwa Kuasa Pemohon dan Termohon telah melengkapi

persyaratan untuk beracara sebagaimana dimaksud pasal 32 Undang-undang

Nomor 18 Tahun 2003, karena itu Kuasa masing-masing berhak mewakili

Pemohon dan Termohon di persidangan ;

Menimbang, bahwa bukti P.1 yang berupa fotokopi Kartu Tanda Penduduk

atas nama Pemohon tidak dipertimbangkan karena bukti P.2 tersebut tidak

menimbulkan suatu akibat hukum terhadap perkara yang diajukan Pemohon ;

Menimbang, bahwa karena berdasarkan Jawaban Termohon dan

keterangan saksi-saksi Pemohon dan Termohon terbukti bahwa Termohon

bertempat tinggal di wilayah hukum Kompetensi Pengadilan Agama Salatiga,

maka permohonan Pemohon telah diajukan sesuai pasal 66 ayat (1) Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1989 yang telah diubah terakhir

dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, sehingga permohonan

pemohon dapat diterima untuk dipertimbangkan lebih lanjut ;

Menimbang, bahwa bukti P.2 yang berupa fotokopi Kutipan Akta Nikah

yang telah dibubuhi meterai cukup dan telah dicocokkan dengan surat aslinya

ternyata cocok, maka telah terbukti bahwa antara Pemohon dengan Termohon

Page 138: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 17 dari 22 halaman

adalah suami istri yang menikah sesuai dengan Syari’at Islam dan belum pernah

bercerai, sehingga Pemohon mempunyai kedudukan hukum (legal standing)

dan berhak mengajukan perkara ini ;

Menimbang, bahwa Pemohon dan Termohon masing-masing hadir menghadap

dalam persidangan, karena itu untuk upaya perdamaian sesuai dengan ketentuan

Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016, perubahan dari Peraturan

Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 para pihak telah

melaksanakan mediasi dengan didampingi mediator Drs. MOCH. RUSDI, MH., Hakim

Pengadilan Agama Salatiga, akan tetapi dalam mediasi tersebut tidak berhasil

mendamaikan Pemohon dengan Termohon ;

Menimbang, bahwa pokok perkara ini adalah permohonan izin menjatuhkan ikrar

talak dengan alasan bahwa sejak bulan Januari 2014 dalam rumah tangga Pemohon

dengan Termohon sering terjadi perselisihan dan percekcokan yang disebabkan :

- Termohon bersifat emosional, marah-marah tanpa adanya sebab yang jelas ;

- Termohon sering pergi untuk beberapa hari lamanya dan baru pulang setelah

Pemohon mencarinya ;

- Termohon telah menjalin hubungan cinta dengan laki-laki lain ;

Pemohon sudah seringkali menasehati Termohon supaya tidak marah-marah, dapat

menghargai Pemohon sebagai suami serta dapat mengakhiri hubungan cintanya

dengan laki-laki lain tersebut namun tidak berhasil justru timbul pertengkaran terus

menerus, akibatnya pada bulan September 2016 Termohon meninggalkan kediaman

bersama tanpa seijin Pemohon pulang ke rumah orang tuanya sampai sekarang tidak

pernah kembali, akibatnya Pemohon dengan Termohon berpisah lebih kurang selama 4

bulan dan selama itu tidak ada komunikasi yang baik, Pemohon telah berusaha

menemui dan mengajak Termohon untuk kembali ke rumah kediaman bersama namun

Termohon menolak, dengan demikian ruamh tangga Pemohon dan Termohon telah

rusak dan pecah, Termohon selaku istri tidak taat kepada suaminya, sehingga jalan

terbaik bagi Pemohon adalah menjatuhkan talak sesuai dengan Pasal 39 ayat (2) UU.

No 1/1974 jo. Pasal 19 huruf (f) PP. No. 9/1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum

Islam telah cukup alasan bagi Pemohon untuk mengajukan permohonan cerai talak ini

melalui Pengadilan Agama Salatiga ;

Menimbang, bahwa Termohon dalam jawabannya ternyata Termohon tidak

membantah dalil permohonan Pemohon mengenai telah terjadinya perselisihan dan

Page 139: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 18 dari 22 halaman

pertengkaran antara Pemohon dengan Termohon, akan tetapi Termohon membantah

mengenai penyebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dengan

Termohon, yakni Termohon tidak pernah pergi untuk beberapa hari karena kalau setiap

pulang kerja Termohon pulang ke rumah orang tua Pemohon, kalaupun Termohon

pulang ke rumah ke rumah orang tua selalu dengan sepengetahuan dan seijin Pemohon,

Termohon tidak emosional, apalagi marah-marah-marah, Pemohon selingkuh beberapa

kali bahkan mengajak wanita tersebut ke rumah Termohon hanya diam saja, tuduhan

Termohon menjalin hubungan cinta dengan laki-laki lain adalah fitnah, Pemohon

memutar balikkan fakta, dimana yang berulangkali selingkuh adalah Pemohon, dan jujur

saja, Termohon dulu juga selingkuhan Pemohon saat Pemohon memiliki istri pernikahan

pertama, mengetahui Pemohon mempunyai istri Termohon mundur, namun karena

Pemohon terus membujuk dan merayu kemudian Termohon menikah dengan Pemohon

sampai Pemohon menceraikan istrinya, hingga akhirnya hal tersebut sekarang

Termohon alami, dimana Pemohon berselingkuh dan membawa wanita tersebut ke

rumah orang tua Pemohon, sementara orang tua Pemohon diam saja bahkan

menyalahkan Termohon karena belum dikaruniai anak, Termohon tidak bergitu saja

pergi dari rumah orang tua Pemohon namun karena diusir Pemohon, keesokan harinya

ketika Termohon kembali barang-barang termasuk baju Termohon sudah ada di luar

rumah, meskipun begitu Termohon masih tetap akan memepertahankan rumah tangga

dan Termohon berkeberatan atas perceraian yang diajukan Pemohon ;

Menimbang, bahwa Termohon dalam repliknya menanggapi jawaban Termohon,

bahwa senyatanya Pemohon tidak pernah berselingkuh dengan wanita lain, Pemohon

hendak menceraikan Termohon adalah karena Termohon keluar rumah tanpa izin

Pemohon, dan Pemohon sudah berulangkali menemui dan mengajak Termohon

Termohon kembali ke rumah kediaman besama namun Termohon selalu menolak

ajakan Pemohon ;

Menimbang, bahwa Termohon dalam dupliknya pada pokoknya tetap pada

jawabannya semula, terkait dengan perselingkuhannya silahkan Pemohon menyangkal,

karena yang mengetahui hal tersebut hanya Pemohon dan keluarga Pemohon, sama

sekali tidak pernah Pemohon menjemput apalagi mengajak Termohon kembali ke rumah

kediaman bersama, bahkan Pemohon sudah tidak perduli lagi dengan Termohon,

meskipun begitu Termohon masih berkeberatan atas perceraian yang diajukan

Pemohon ;

Page 140: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 19 dari 22 halaman

Menimbang, bahwa perkara ini adalah perkara perceraian maka meskipun

Termohon telah mengakui dan membenarkan dalil permohonan Pemohon namun

Majelis Hakim tetap membebankan kepada Pemohon untuk membuktikan dalil-dalil

permohonannya, karena itu Pemohon mengajukan bukti surat P.1 dan P.2 sebagaimana

telah diuraikan di atas ;

Menimbang, bahwa permohonan Pemohon untuk menceraikan Termohon

diajukan dengan alasan antara Pemohon dengan Termohon telah terjadi perselisihan

dan pertengkaran terus meneus maka berdasarkan Pasal 22 ayat (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Majelis Hakim telah mendengar keterangan saksi-

saksi dari pihak keluarga atau orang yang dekat dengan Pemohon dan Termohon

sebagaimana diuraikan di atas ;

Menimbang, bahwa kedua saksi-saksi dari pihak Pemohon di bawah sumpahnya

telah memberikan keterangan sebagai apa yang dilihat dan didengar sendiri tentang

rumah tangga Pemohon dan Termohon, bahwa setelah menikah Pemohon dengan

Termohon tinggal bersama di rumah orang tua Pemohon, mereka belum dikaruniai anak,

sejak awal 2014 dalam rumah tangga Pemohon dengan Termohon sering terjadi

perselisihan sebab masalah Termohon menjalin hubungan cinta dengan la laki-laki lain,

menurut saksi SAKSI II laki-laki tersebut bernama ---, saksi SAKSI II mengetahui hal

tersebut karena bila pulang kerja Termohon sering dijemput dan diboncengkan oleh ---,

para saksi pernah mendengar pertengkaran mereka, Pemohon dengan Termohon

sekarang sudah berpisah rumah, Termohon yang meninggalkan kediaman bersama

pulang ke rumah orang tuanya di --- sejak bulan September 2016, sampai sekarang

sudah selama 7 bulan, selama berpisah Pemohon dengan Termohon sudah tidak saling

bekomunikasi, pihak keluarga sudah berusaha mendamaikan Pemohon dengan

Termohon akan tetapi tidak berhasil, saksi tidak bersedia mendamaikan Pemohon dan

Termohon ;

Menimbang, bahwa kedua saksi-saksi dari pihak Termohon di bawah

sumpahnya telah memberikan keterangan sebagai apa yang dilihat dan didengar sendiri

tentang rumah tangga Pemohon dan Termohon, bahwa setelah menikah Pemohon

dengan Termohon tinggal bersama di rumah orang tua Pemohon, mereka belum

dikaruniai anak, semula rumah tangga Pemohon dengan Termohon dalam keadaan

baik, akan tetapi sudah sekitar 1 tahun Pemohon dengan Termohon berpisah rumah,

Termohon yang meninggalkan kediaman bersama pulang ke rumah orang tuanya

Page 141: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 20 dari 22 halaman

sedang Pemohon tetap tinggal di rumahnya, selama berpisah Pemohon dengan

Termohon sudah tidak saling bekomunikasi, selama berpisah Pemohon tidak pernah

datang menjemput Termohon, pihak keluarga sudah berusaha mendamaikan Pemohon

dengan Termohon akan tetapi tidak berhasil, saksi tidak bersedia mendamaikan

Pemohon dan Termohon ;

Menimbang, bahwa berdasarkan alat-alat bukti yang diajukan Pemohon dan

Termohon dihubungkan dengan keterangan Pemohon dan Termohon, maka dapat

ditemukan fakta tentang rumah tangga Pemohon dan Termohon sebagai berikut :

- Bahwa Pemohon menikah dengan Termohon pada tanggal 09 Juni 2012 yang

dicatatkan di Kantor Urusan Agama ---, Kota Salatiga ;

- Bahwa Pemohon dan Termohon pernah tinggal bersama di rumah orang tua

Pemohon di --- lebih kurang selama 4 tahun, mereka tidak dikaruniai anak ;

- Bahwa sejak awal tahun 2014 dalam rumah tangga Pemohon dengan Termohon

sering terjadi perselisihan sebab masalah Termohon menjalin hubungan cinta dengan

laki-laki lain, karena itu kemudian Pemohon dengan Termohon sudah berpisah

rumah, Termohon yang meninggalkan kediaman bersama pulang ke rumah orang

tuanya di --- sejak bulan September 2016 sampai sekarang sudah 8 bulan, selama

berpisah Pemohon dengan Termohon sudah tidak saling bekomunikasi, selama

berpisah Pemohon tidak pernah datang menjemput Termohon ;

- Bahwa pihak keluarga sudah berusaha mendamaikan Pemohon dengan Termohon

akan tetapi tidak berhasil, dan pihak keluarga sudah tidak bersedia mendamaikan lagi

Pemohon dengan Termohon ;

Menimbang bahwa berdasarkan fakta tersebut telah terbukti bahwa antara

Pemohon dengan Termohon telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang

disebabkan karena Termohon menjalin hubungan cinta dengan laki-laki lain, karena itu

kemudian Pemohon dengan Termohon berpisah tempat tinggal, Termohon yang

meninggalkan kediaman bersama pulang ke rumah orang tuanya di --- sejak bulan

September 2016, hingga sekarang sudah hampir 8 bulan, selama berpisah Pemohon

dengan Termohon tidak saling berkomunikasi, selama berpisah Pemohon tidak pernah

datang menjemput Termohon hendak menceraikan Termohon, hal tersebut

menunjukkan bahwa Pemohon sudah merasa tidak ada lagi kecocokan dalam membina

rumah tangga dengan Termohon, karena itu rumah tangganya telah pecah ;

Page 142: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 21 dari 22 halaman

Menimbang, bahwa apabila suatu rumah tangga (perkawinan) telah pecah,

sebagaimana rumah tangga Pemohon dan Termohon, maka mawaddah wa rahmah dan

tujuan perkawinan sebagaimana diamanatkan oleh pasal 1 Undang-undang Nomor 1

tahun 1974 tidak dapat diwujudkan, sehingga perkawinan tersebut tidak bermanfaat lagi,

dan apabila tetap dipertahankan akan mendatangkan penderitaan lahir batin bagi

Pemohon dan Termohon, oleh karena itu sudah saatnya perkawinan itu diakhiri dengan

perceraian ;

Menimbang, bahwa oleh karena antara Pemohon dengan Termohon telah pisah

tempat tinggal sudah selama 8 bulan sejak bulan September 2016, selanjutnya

Pemohon tetap bertekad untuk menceraikan Termohon, Pemohon dengan Termohon

sudah diupayakan perdamaian oleh pihak keluarga dan melalui mediasi akan tetapi tidak

berhasil, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa antara Pemohon dengan Termohon

telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang sifatnya terus menerus dan tidak ada

harapan lagi untuk kembali hidup rukun dalam rumah tangganya ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di

atas, maka permohonan Pemohon telah cukup beralasan, karena telah

memenuhi pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor : 9 tahun 1975,

jo.pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, karenanya permohonan Pemohon

untuk menceraikan Termohon dapat dikabulkan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 70 ayat (3) Undang-

undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah terakhir dengan Undang-undang

Nomor 50 Tahun 2009, maka Majelis Hakim akan membuka sidang guna

penyaksian ikrar talak Pemohon kepada Termohon setelah putusan ini

memperoleh kekuatan hukum tetap ;

Menimbang, bahwa sesuai dengan pasal 84 ayat (1) Undang-undang

Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun

2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009

Majelis Hakim secara ex officio memerintahkan kepada Panitera Pengadilan

Agama Batang untuk mengirimkan salinan penetapan ikrar perkara ini yang

selengkapnya perintah tersebut tercantum dalam amar putusan di bawah ini ;

Menimbang, bahwa dari akibat terjadinya perceraian Termohon menuntut

supaya Pemohon memberikan kepada Termohon berupa :

Page 143: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 22 dari 22 halaman

- Nafkah lowong 24 bulan x Rp 1.000.000,00 = Rp 24.000.000,00

- Nafkah iddah 3 x Rp 1.000.000,00 = Rp 3.000.000,00

- Mut’ah = Rp 5.000.000,00

Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap tuntutan Termohon tersebut

kemudian Pemohon menyampaikan bahwa antara Pemohon dengan Termohon

telah terjadi kesepekatan, yakni Pemohon bersedia memberikan nafkah iddah

sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) dan mut’ah berupa uang sebesar Rp

1.000.000,00 ( satu juta rupiah ) dan terhadap hal disampaikan oleh Pemohon

tersebut Termohon membenarkan dan menyatakan dapat menerima ;

Menimbang, bahwa karena terhadap tuntutan Termohon terhadap

Pemohon telah terjadi kesepakatan sebagaimana tersebut di atas maka Majelis

Hakim akan menetapkannya dalam amar putusan ini ;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat 1 Undang-undang Nomor

7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006

dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka

semua biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Pemohon ;

Mengingat semua ketentuan Hukum Islam dan peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan perkara ini ;

M E N G A D I L I

1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;

2. Memberi ijin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu roj'i

terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Salatiga ;

3. Menghukum Pemohon untuk membayar kepada Termohon :

3.1. Nafkah iddah sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) ;

3.2. Mut'ah sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) ;

4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Salatiga untuk mengirimkan salinan

penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama ---,

Kota Salatiga, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ;

Page 144: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 23 dari 22 halaman

5. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp

541.000,00 (lima ratus empat puluh satu ribu rupiah) ;

Demikian putusan ini dijatuhkan dalam rapat permusyawaratan majelis yang

dilangsungkan pada hari Senin, tanggal 29 Mei 2017 M., bertepatan dengan tanggal 03

Ramadhan 1438 H., oleh Drs. SILACHUDIN sebagai Ketua Majelis, Drs. H. ANWAR

ROSIDI dan Drs. M. MUSLIH masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut

diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga, oleh Ketua Majelis

tersebut dengan didampingi oleh Hakim Anggota dan dibantu oleh Hj. WASILATUN,

S.H. sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri oleh Pemohon, Kuasa Pemohon dan

Kuasa Termohon ;

Hakim Anggota,

I. Drs. H. ANWAR ROSIDI.

II. Drs. M. MUSLIH.

Ketua Majelis,

Drs. SILACHUDIN.

Panitera Pengganti,

Hj. WASILATUN, S.H.

Page 145: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Salinan Putusan Perkara Nomor 0112/Pdt.G/2017/PA.Sal. lembar 24 dari 22 halaman

Rincian biaya perkara :

1. Biaya pendaftaran Rp 30.000,00

2. Biaya proses Rp 50.000,00

3. Biaya pemanggilan Rp 450.000,00

4. Materai Rp 6.000,00

5. Redaksi Rp 5.000,00

Jumlah Rp 541.000,00

(lima ratus empat puluh satu ribu rupiah)

Page 146: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 25 dari 18 halaman

P U T U S A N

Nomor 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Salatiga yang mengadili perkara-perkara tertentu

pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis telah menjatuhkan putusan

sebagaimana tersebut di bawah ini dalam perkara cerai talak antara :

Pemohon, umur 28 tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan Pabrik, bertempat

tinggal di Kabupaten Semarang, dalam hal ini memberi kuasa

kepada Suprapto Wibowo, SH., Advokat, yang beralamat Kantor di

Jl. Mayangsari RT.02 RW.03 Druju, Kelurahan Sidorejo Kidul,

Kecamatan Tingkir, Salatiga, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tertanggal 19 September 2017, sebagai Pemohon / Tergugat

Rekonpensi;

M e l a w a n

Termohon, umur 27 tahun, Agama Islam, pekerjaan Karyawati Pabrik, bertempat

tinggal di Kota Salatiga, sebagai Termohon / Penggugat Rekonpensi

Pengadilan Agama tersebut ;

Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara ;

Setelah mendengar keterangan Pemohon, Termohon dan saksi-saksi di muka

persidangan;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Bahwa, Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal 03 Juli 2017 telah

terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Salatiga nomor :

0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. tanggal 04 Juli 2017 mengajukan permohonan Cerai

Talak dengan mengemukakan alasan-alasan sebagai berikut :

1. Bahwa pada tanggal 14 April 2012 Pemohon dengan Termohon telah

melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor

Page 147: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 26 dari 18 halaman

Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga (Kutipan Akta Nikah

asli Nomor : xxx) ;

2. Bahwa setelah pernikahan tersebut Pemohon dengan Termohon hidup

bersama sebagaimana layaknya suami istri dan tinggal bersama di rumah orang

tua Pemohon di Perumahan Cindelaras selama lebih kurang, 3 tahun 8 bulan

dan telah dikaruniai 1 orang anak sekarang ikut Termohon;

3. Bahwa semenjak awal menikah bulan April 2012 ketentraman rumah tangga

Pemohon dengan Termohon tidak terwujud, antara Pemohon dengan

Termohon terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran yang

penyebannya karena Termohon tidak bisa mengikuti kemauan orang tua

Pemohon sehingga rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis;

4. Bahwa puncak pertengkaran dan perselisihan antara keduanya tersebut terjadi

pada bulan Desember 2016, yang akibatnya Pemohon dan Termohon pisah

rumah yakni Termohon pulang ke rumah orang tuanya di Kelurahan

Kutowinangun Kidul, sedangkan Pemohon tetap tinggal di rumah orang tuanya

di Karangtengah yang hingga sekarang sudah 6 bulan lamanya;

5. Bahwa Pemohon sudah berupayah mengajak Termohon untuk rukun kembali,

namun tidak berhasil karena Termohon tetap tidak mau mengikuti Pemohon;

6. Bahwa berdasarkan pasal 19 PP No. 9 Tahun 1975 Jo. pasal 116 Kompilasi

Hukum Islam telah cukup alasan bagi Pemohon untuk mengajukan

permohonan cerai talak ini melalui Penhgadilan Agama Salatiga;

Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, Pemohon mohon sudilah kiranya

Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berkenan memberikan putusan

sebagai berikut

Primair :

1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Memberikan ijin kepada Pemohon (Pemohon) untuk menjatuhkan talak satu roj’i

kepada Termohon (Termohon) di depan sidang Pengadilan Agama Salatiga;

3. Membebankan biaya perkara kepada Pemohon;

Subsidair :

Page 148: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 27 dari 18 halaman

Jika Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya ( ex aquo

et bono);

Bahwa, pada hari-hari persidangan yang telah ditentukan, kedua belah pihak

telah dipanggil untuk menghadap persidangan dimana Pemohon dan

Termohon datang menghadap di persidangan;

Bahwa, kemudian Majelis Hakim berusaha maksimal mendamaikan kedua

belah pihak yang berperkara agar Pemohon tetap hidup rukun dan utuh dalam

rumah tangganya dengan Termohon dalam keluarga yang bahagia, tetapi tidak

berhasil, karena Pemohon tetap bersikukuh pada pendiriannya menghendaki

cerai;

Bahwa, Majelis Hakim kemudian memberi kesempatan kepada kedua pihak

untuk menempuh mediasi sebagaimana PERMA Nomor 1 Tahun 2016

Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan Agama, yang kemudian pada hari

Rabu tanggal 02 Agustus 2017 telah dilaksanakan mediasi dengan Mediator

Drs. M. Muslih sebagai Mediator yang ditunjuk, namun ternyata tidak berhasil

mencapai kesepakatan, sebagaimana Laporan hasil mediasi tersebut ;

Bahwa, kemudian di persidangan telah dibacakan surat permohonan Cerai

Talak Pemohon tersebut yang ternyata isinya dibenarkan selanjutnya tetap

dipertahankan oleh Pemohon ;

Bahwa, terhadap surat permohonan Cerai Talak Pemohon tersebut Termohon

di persidangan tanggal 30 Agustus 2017 telah memberikan jawabannya secara

tertulis sekaligus mengajukan rekonpensi sebagai berikut :

1. Bahwa benar dalil Pemohon tentang pernikahannya dengan Termohon adalah

benar;

2. Bahwa benar Pemohon dan Termohon setelah menikah tinggal bersama di

rumah orang tua Pemohon, tetapi tidak selama 3 tahun 8 bulan, melainkan hanya

selama 4 bulan setelah Termohon melahirkan anak;

3. Bahwa benar sejak awal pernikahan ketentraman rumah tangga Pemohon

dengan Termohon tidak terwujud, bukan karena Termohon tidak bisa mengikuti

kemauan ibu Pemohon. Penyebabnya adalah karena orang tua Pemohon terlalu

Page 149: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 28 dari 18 halaman

tergesa-gesa untuk membelikan rumah, misalkan saja ada uang tidak masalah,

itupun orang tua Pemohon mengajak orang tua Termohon baturan membelikan

rumah tersebut. Akan tetapi orang tua Termohon tidak bisa membantu

dikarenakan pada saat itu sedang membiayai pernikahan Pemohon dan

Termohon, namun orang tua Pemohon tetap kekeh untuk membeli rumah

tersebut dan akhirnya rumah yang dibeli itu terbeli dengan dibayar separuh;

4. Bahwa benar Termohon pisah rumah dengan Pemohon, tetapi Termohon tidak

pergi atau kabur dari rumah Pemohon, justru saya diantar pulang ke Blondo

Celong oleh Pemohon, itupun Termohon tidak tahu kalau dipulangkan, tiba-tiba

sepulang kerja Pemohon mengemasi semua barang dan prabot Termohon.

Sesampainya di Blondo Celong Termohon tidak diserahkan kepada orang tua

Termohon. Sejak itulah anak ikut Termohon, namun setiap hari Sabtu juga sering

diambil oleh Pemohon. Ini semua ada saksinya;

5. Bahwa Pemohon tidak pernah sama sekali mengajak Termohon rukun kembali.

Justru sebaliknya selama Termohon tinggal di Blondo Celong Pemohon selalu

mencari masalah, setiap Pemohon mengambil anaknya tidak pernah mengasi

uang. Semenjak itulah Termohon tidak pernah dikasihi nafkah lahir maupun

bathin;

Sebenarnya penyebab terjadinya pertengkaran antara Pemohon dengan

Termohon adalah karena Termohon memilki hutang yang Pemohon tidak

mengetahuinya, karena Termohon sebagai seorang ibu rumah tangga yang

harus memenuhi kebutuhan sehari-hari, sedangkan tiap bulan Termohon

dikasih nafkah sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) saja. Itupun juga

harus untuk membeayar hutang Pemohon di Bank sebesar Rp.20.000.000,-

( dua puluh juta rupiah ), yang diangsur tiap bulannya sebesar Rp.1.350.000,-

( sejuta tiga ratus lima puluh ribu rupiah). Maka cukup dari mana untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Maka dari itu Termohon tiap

bulan harus mencari pinjaman di pabrik untuk mencukupi itu semua, karena

Pemohon taunya hanya cukupnya saja, misalkan Termohon bilang mau cari

pinjaman pasti juga tidak boleh. Maka itu Termohon hutang secara diam-diam

dan aakhirnya Termohon pinjam uang di Bank sebesar Rp.10.000.000,-

Page 150: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 29 dari 18 halaman

(sepuluh juta rupiah) itupun juga untuk membayar hutang Pemohon kepada

ibunya sebesar Rp.2.000.000,- ( dua juta rupiah) sisanya memang Termohon

pakai untuk membayar hutang Termohon yang tiap bulannya menjadi

menumpuk, utang ini juga Termohon yang bayar sendiri, karena sudah menjadi

tanggung jawab Termohon. Ini semua Termohon lakukan karna menuntut hak

anak Termohon kepada Pemohon selaku ayahnya, tetapi Termohon mintak

anak tetap ikut Termohon. Termohon hanya ingin minta kepada Pemohon,

kewajiban ayah kepada anaknya untuk membiayai sekolah sampai selesai,

yang tiap bulannya sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) itupun untuk masa

depan anaknya;

Menimbang, bahwa terhadap jawaban Termohon tersebut pada

persidangan tanggal 20 September 2017 Pemohon melalui kuasanya telah

mengajukan Repliknya secara tertulis tertanggal 20 Septermber 2017 sebagai

berikut :

1. Bahwa pertama-tama Pemohon menyatakan tetap pada seluruh dalil

permohonannya dan menolak seluruh dalil jawaban Termohon kecuali

terhadap dalil Termohon yang bersifat pengakuan atas dalil-dalil Pemohon;

2. Bahwa terlepas ada perbedaan mengenai penyebab terjadinya ketidak

harmonisan dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon tetapi jawaban

Termohon pada dasarnya telah mengakui bahwa saat ini rumah tangga

Pemohon dan Termohon telah menjadi pecah dan tidak rukun lagi karena

selalu terjadi perselisihan dan pertengkaran dengan sebab yang sangat

kompleks, terutama adalah karena kebiasaan Termohon yang suka mencari

pinjaman / hutang tanpa sepengetahuan atau tanpa seijin Pemohon;

3. Bahwa karena sikap Termohon yang tidak taat dan tidak patuh kepada

Pemohon tersebut maka saat ini Pemohon benar-benar merasa tidak sanggup

lagi hidup bersama dengan Termohon sebagai suami isteri sehingga

Pemohon tetap berniat menceraikan Termohon dengan baik;

4. Bahwa kemudian terhadap anak Pemohon dan Termohon yang sekarang ikut

Termohon maka Pemohon akan memberikan nafkah untuk anak

Page 151: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 30 dari 18 halaman

tersebutpaling tidak / sedikitnya Rp.300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) tiap

bulan;

Selanjutnya karena alasan tersebut diatas, Pemohon mohon kepada Majelis

Hakim agar berkenan melanjutkan pemeriksaan perkara ini sesuai dengan

hukum acara, dan menjatuhkan putusan sebagai berikut :

1. Mengabulkan permohonan Pemohon seluruhnya.

2. Menetapkan biaya perkara menurut hukum.

Atau

Mohon putusan yang seadil-adilnya.

Menimbang, bahwa terhadap Replik Pemohon tersebut di atas Termohon di

persidangan tanggal 27 September 2017 telah mengajukan Dupliknya secara

tertulis tertanggal 27 September 2017 sebagai berikut :

1. Termohon terima keinginan Pemohon yang tetap ingin menceraikan

Termohon, tetapi Termohon tetap pada jawaban Termohon yang

sebelumnya.

2. Termohon ingin menjawab tentang kebiasaan Termohon yang suka mencari

pinjaman / hutang tanpa sepengetahuan dari Pemohon, karena Termohon

sendiri bingung harus mencukupi kebutuhan sehari-hari, sedangkan

pemohon tiap bulan memberi nafkah selalu kurang untuk mencukupi

kebutuhan sehari-hari. Misalkan Termohon minta ijin terlebih dahulu pasti

Pemohon tidak mengijinkan, itupun hutang Termohon yang membayar

sendiri.

3. Bukan Termohon tidak taat dan patuh kepada Pemohon, karena Pemohon

sendiri yang juga tidak bisa menganggap Termohon sebagai isterinya, benar

orang tuanya yang merawat dan membesarkannya, tetapi sudah berumah

tangga, seharusnya tidak harus begitu juga. Maka dari itu Termohon

dipandang sebelah mata oleh Pemohon.

4. Termohon tetap dengan permintaan Termohon sebelumnya, karena anak

butuh sekolah dan segalanya, uang segitu 1 bulan mendapat apa, mau tidak

Page 152: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 31 dari 18 halaman

mau segitu, kenapa bisa bayar orang mengasih anaknya tiap bulan segitu

tidak sanggup.

5. Termohon yang ingin menagih janji Pemohon yang katanya ingin mengasih

untuk membayar hutang yang Pemohon juga ikut memakai, tetapi mana,

awalnya mengasih 1 (satu) kali, selanjutnya kok tidak memberi, mana

omongan yang disaksikan bersama keluarganya.

Termohon tetap dengan jawaban sebelumnya. Termohon mohon kepada

Majelis Hakim agar mengabulkan jawaban dan permintaan yang Termohon

ajukan, karena Termohon sudah cukup sakit hati oleh Pemohon dan

keluarganya. Kami siap apabila sudah harus disiapkan saksi-saksi.

Bahwa, terhadap permintaan rekonpensi Termohon tersebut, meskipun Majelis

telah berkali-kali memberi kesempatan untuk memusyawarahkan agar

mendapat mufakat tentang permintaan Termohon, namun ternyata tidak

menemukan titik temu, maka Majelis Hakim memberikan nasehat secukupnya

yang akhirnya apa yang menjadi permintaan Termohon sepenuhnya Pemohon

dan Termohon serahkan kepada Majelis Hakim ;

Bahwa, untuk menguatkan alasan-alasan permohonannya, Pemohon telah

mengajukan alat bukti tertulis sebagai berikut :

1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Pemohon Nomor : xxx yang

dikeluarkan oleh Kabupaten Semarang, bermeterai cukup dan dicocokan

sesuai dengan aslinya ( P.1);

2. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor : xxx atas nama Pemohon dan

Termohon yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Tingkir,

Kota Salatiga, bermeterai cukup dan dicocokan sesuai dengan aslinya ( bukti

P.2);

Bahwa, selain bukti surat Pemohon juga telah mengajukan bukti berupa

saksi-saksi untuk meneguhkan alasan-alasan permohonannya, masing-masing

sebagai berikut :

Page 153: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 32 dari 18 halaman

1. Saksi 1, umur 51 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga,

bertempat kediaman di Kabupaten Semarang, Saksi tersebut di bawah

sumpahnya telah memberikan keterangan sebagai berikut :

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi

sebagai Ibu kandung Pemohon ;

- Bahwa Pemohon adalah suami Termohon, yang menikah pada tanggal

14 April 2012 ;

- Bahwa Saksi tahu setelah menikah tempat tinggal bersama Pemohon

dan Termohon dirumah saksi, Pemohon dan Termohon telah dikaruniai

seorang anak yang saat ini berada dalam asuhan Termohon;

- Bahwa sepengetahuan saksi rumah tangga Pemohon dan Termohon

semula baik-baik saja, tetapi sejak anaknya lahir pada tahun 2013 mulai

tidak harmonis, sering bertengkar karena masalah ekonomi, Termohon

mempunyai hutang di beberapa Bank tanpa sepengetahuan Pemohon

diantaranya hutang Rp. 1.500.000,- dan di BRI sisa hutangnya Rp.

1.350.000,- ;

- Bahwa sejak bulan Desember 2016 antara Pemohon dan Termohon telah

hidup berpisah, karena Termohon diantar Pemohon pulang kerumah

orang tua Termohon yang sampai sekarang sudah 9 bulan lebih ;

- Bahwa sebelum berpisah antara Pemohon dengan Termohon telah

pernah dinasehati oleh keluarga, tetapi tidak berhasil ; pernah juga Saksi

pada bulan Juli 2017 datang kerumah orang tua Termohon namun

hasilnya telah sepakat cerai ;

2. Saksi 2, umur 50 tahun, Agama Islam, pekerjaaan dagang, tempat kediaman

di Kabupaten Semarang, Saksi tersebut di bawah sumpahnya telah

memberikan keterangan sebagai berikut :

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon, karena Saksi

bertetangga dekat dengan Pemohon ;

- Bahwa Pemohon sudah menikah dengan Termohon pada tahun 2012;

Page 154: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 33 dari 18 halaman

- Bahwa setelah menikah Pemohon dengan Termohon telah tinggal

bersama dirumah orang tua Pemohon dan telah dikaruniai seorang anak

yang saat ini dalam asuhan Termohon;

- Bahwa sepengetahuan saksi rumah tangga Pemohon dan Termohon

semula baik-baik saja, tetapi sejak anaknya lahir pada tahun 2013 mulai

tidak harmonis, sering bertengkar karena masalah ekonomi, Termohon

pinjam uang di BKK tanpa sepengetahuan Pemohon ;

- Bahwa sejak bulan Desember 2016 antara Pemohon dan Termohon telah

hidup berpisah, karena Termohon diantar Pemohon pulang kerumah

orang tua Termohon yang sampai sekarang sudah 9 bulan lebih ;

- Bahwa pekerjaan Pemohon adalah sebagai karyawan swasta di PT

Damatex ;

- Bahwa sebelum perpisahan tersebut antara Pemohon dengan Termohon

telah sering bertengkar karena masalah ekonomi ;

Menimbang, bahwa terhadap keterangan para saksinya tersebut

Pemohon menyatakan dapat menerimanya dan tidak keberatan;

Bahwa, selanjutnya untuk menguatkan alasan-alasan jawaban, bantahan dan

penolakannya terhadap permohonan Pemohon maupun segala apa yang telah

disampaikan dalam sidang, Termohon telah diberikan kesempatan untuk

mengajukan alat-alat bukti baik tertulis maupun saksi-saksi, kemudian

Termohon menyatakan tidak mengajukan bukti tertulis, namun mengajukan

saksi-saksi sebagai berikut :

1. saksi T1, umur 49 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, bertempat tinggal di

Kota Salatiga ;

saksi mana telah memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada

pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon, karena saksi sebagai

Ayah Kandung Termohon ;-

Page 155: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 34 dari 18 halaman

- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah pada

tahun 2012 ;

- Bahwa, setelah menikah Pemohon dan Termohon bertempat tinggal

bersama di rumah orang tua Pemohon dan telah dikaruniai seorang anak

dan saat ini anak tersebut dalam asuhan Termohon ;

- Bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon semula rukun,

tetapi sejak tahun 2013 sering terjadi perselisihan dan pertengkaran karena

Termohon mempunyai hutang di bank untuk keperluan makan setiap hari ;

- Bahwa setahu saksi Pemohon pekerjaannya adalah sebagai karyawan di

pabrik dengan penghasilan kurang lebih Rp. 1.500.000,- ( Satu juta lima ratus

ribu rupiah ) per bulan ; -

- Bahwa, Saksi tahu kalau Pemohon dan Termohon telah hidup berpisah sejak

bulan Desember 2016 hingga sekarang sudah 9 bulan, karena Termohon

diantar pulang kerumah saksi oleh Pemohon, akan tetapi saat itu saksi

sedang tidak dirumah ;

- Bahwa selama Pemohon dan Termohon berpisah rumah Pemohon pernah

memberi uang kepada Termohon Rp. 500.000,- untuk membayar hutang dan

untuk membayar biaya SPP anak sekolah TK setiap bulan Rp. 75.000,- ; -

- Bahwa, Saksi pernah berusaha mendamaikan dengan memberikan nasehat

kepada Pemohon dan Termohon, namun tidak berhasil ;

Bahwa, terhadap keterangan saksi tersebut, Termohon menerima dan

membenarkannya, ;

2. saksi T2 , umur 41 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga,

bertempat tinggal di Kabupaten Semarang;

saksi mana telah memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada

pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon, karena saksi sebagai

Bibi Termohon ;

Page 156: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 35 dari 18 halaman

- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah pada

tahun 2012 ;

- Bahwa, setelah menikah Pemohon dan Termohon bertempat tinggal

bersama di rumah orang tua Pemohon dan telah dikaruniai seorang anak

dan saat ini anak tersebut ikut Termohon ;

- Bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dengan Termohon semula baik-

baik, namun sejak tahun 2013 sering terjadi perselisihan dan pertengkaran

karena Termohon mempunyai hutang di bank untuk keperluan makan setiap

hari ;

- Bahwa, Saksi tahu kalau Pemohon dan Termohon telah hidup berpisah

sejak bulan Desember 2016 karena Termohon diantar pulang kerumah

orang tuanya oleh Pemohon tetapi Pemohon tidak memaserahkan

Termohon, saat itu yang ada dirumah orang tua Termohon adalah saksi ;

- Bahwa, keluarga pernah berusaha mendamaikan dengan memberikan

nasehat kepada Pemohon dan Termohon, namun tidak berhasil ;

Bahwa, selanjutnya Kuasa Pemohon menyampaikan kesimpulannya secara

tertulis tertanggal 18 April 2017 yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Mengabulkan permohonan Pemohon seluruhnya.

2. Menetapkan biaya perkara menurut hukum

Bahwa, selanjutnya Termohon menyampaikan kesimpulannya secara

lisan bahwa Termohon tetap pada jawaban dan dupliknya ;

Bahwa, selanjunya kedua pihak sama-sama menyatakan sudah tidak akan

mengajukan alat bukti lagi kecuali kesimpulan yang telah disampaikan tersebut

dan mohon putusan yang seadil-adilnya :

Bahwa, segala peristiwa yang terjadi dalam persidangan selengkapnya telah

dikutip dalam berita acara persidangan dan untuk lebih singkatnya dipandang

sebagai bagian yang tak terpisahkan dari putusan ini ;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Page 157: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 36 dari 18 halaman

Dalam Konpensi :

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Cerai Talak Pemohon

adalah sebagaimana tersebut di atas ;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan kedua belah

pihak yang berperkara dengan menasehati Pemohon agar mengurungkan

kehendak cerainya dan hidup rukun dengan Termohon dalam keluarga yang

bahagia, sebagaimana pasal 130 ayat (1) HIR tetapi tidak berhasil ;

Menimbang, bahwa Majelis telah memberi kesempatan kepada Pemohon dan

Termohon untuk menempuh mediasi guna perundingan proses menuju

perdamaian sebagaimana diamanatkan Peraturan Mahkamah Agung Republik

Indonesia Nomor 1 Tahun 2016, namun tetap juga tidak berhasil, maka

pemeriksaan atas perkaranya dapat diteruskan;

Menimbang, bahwa Pemohon bertempat tinggal diwilayah Kabupaten

Semarang sebagaimana bukti P.1, begitu juga berdasarkan keterangan

Pemohon yang dikuatkan dengan Relas Panggilan yang ternyata Termohon

bertempat tinggal diwilayah hukum Pengadilan Agama Salatiga, maka

sebagaimana pasal 66 ayat (2) UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama yang telah diubah dan ditambah dengan UU Nomor 3 Tahun 2006 dan

UU Nomor 50 Tahun 2009, maka Pengadilan Agama Salatiga berwenang

mengadili dan menyelesaikan perkara tersebut ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon yang dikuatkan

dengan bukti Kutipan Akta Nikah Nomor : 77/11/IV/2012 tertanggal 16 April

2012 ( bukti P.2 ) yang dibenarkan oleh Termohon, sehingga bukti mana

semakin memperkuat alasan Pemohon, maka patutlah dinyatakan terbukti

kebenarannya bahwa Pemohon dan Termohon adalah sebagai suami isteri

yang sah ;

Menimbang, bahwa alasan-alasan permohonan Cerai Talak Pemohon pada

pokoknya adalah bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sejak tahun

2013 sering terjadi perselisihan dan pertengkaran karena masalah ekonomi

sehingga berakibat berpisah rumah ya’ni pada bulan Desember 2016

Page 158: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 37 dari 18 halaman

Termohon diantar pulang kerumah orang tuanya hingga sekarang sudah 9

bulan lebih lamanya ;

Menimbang, bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon tersebut meskipun

sebagian dibantah oleh Termohon, namun dengan dikuatkan oleh keterangan

saksi-saksi Pemohon meskipun juga Termohon tidak membenarkan

sepenuhnya permohonan Pemohon tersebut, namun Termohon tidak mampu

untuk membuktikan penolakannya, bahkan keterangan saksi Termohonpun

justru menguatkan permohonan Pemohon bahwa sejak anaknya lahir sudah

adanya pertengkaran antara Pemohon dan Termohon, hubungannya telah

retak dengan adanya hidup berpisah, sehingga keterangan saksi-saksi

Pemohon dan Termohon tersebut merupakan bukti yang menguatkan alasan

Pemohon tersebut, maka Majelis Hakim menilai bahwa alasan-alasan tersebut

patut dinyatakan telah terbukti kebenarannya ;

Menimbang, bahwa perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin antara Suami

dan Istri yang sangat luhur dan suci (mitsaqan ghalizhan) yang mempunyai

tujuan tercapainya rumah tangga yang bahagia dan saling cinta kasih

(mawaddah wa rahmah) sebagaimana yang dikehendaki dalam Al Qur’an surat

Ar Rum ayat 21 yang penjabarannya tercantum dalam pasal 1 Undang-

Undang nomor 1 Tahun 1974, tujuan mana tidak dapat diwujudkan dalam

rumah tangga Pemohon dan Termohon terbukti di antara keduanya terjadi

perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus yang dipicu perselisihan

dan pertengkaran meskipun menurut kedua pihak berbeda penyebabnya,

sehingga sampai permohonan cerai talak diajukan antara Pemohon dan

Termohon dalam keadaan pisah rumah setidak-tidaknya sudah 9 bulan lebih

lamanya dan selama itu pula sudah tidak komunikasi yang harmonis antara

keduanya hingga sekarang dan tidak ada hubungan lahir maupun batin antara

suami isteri ;

Menimbang, bahwa dengan sebab-sebab tersebut diatas sehingga

mengakibatkan rumah tangga tidak harmonis yang menimbulkan hidup

berpisah bahkan hingga perkara ini diputuskan dan tidak saling melaksanakan

kewajiban masing-masing sebagai suami isteri oleh karenanya Majelis Hakim

Page 159: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 38 dari 18 halaman

berpendapat bahwa kedamaian dan kerukunan rumah tangga Pemohon dan

Termohon sudah tidak mungkin untuk dibina dalam satu keluarga yang

bahagia dan untuk menghindari madharat yang lebih besar maka jalan menuju

perceraian sudah dapat ditempuh ;

Menimbang, bahwa berdasarkan atas segenap pertimbangan-pertimbangan

tersebut di atas, maka Majelis berpendapat bahwa permohonan Pemohon

dinilai cukup beralasan karena telah memenuhi pasal 39 ayat (2) Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 sehingga permohonan Pemohon patut

dikabulkan dengan menerapkan pasal 19 huruf ( f ) Peraturan Pemerintah

Nomor 9 Tahun 1975 dan pasal 116 huruf ( f ) Kompilasi Hukum Islam serta

dengan memperhatikan dalil dalam surat Al Baqarah ayat 227 :

مواا لطال ق فا ن الله سميع عليمو ان عز

Artinya : ” Dan jika mereka ( suami ) berketetapan hati untuk menjatuhkan talak,

sesungguhnya Allah maha Mendengar lagi maha Mengetahui ”

Menimbang, bahwa oleh karenanya, sesuai pasal 70 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989, dan pasal 131 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam, maka

permohonan Pemohon dapat dikabulkan dengan memberikan ijin kepada

Pemohon untuk menjatuhkan talak terhadap Termohon ;

Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 149 huruf a dan b

Kompilasi Hukum Islam, oleh karena perkawinan putus karena talak, maka

bekas suami / Pemohon wajib memberikan mut’ah dan nafkah iddah yang

mana menurut Majelis bahwa meskipun tidak ada tuntutan namun oleh karena

kepulangan Termohon diantar oleh Pemohon sehingga dengan demikian

menunjukkan bahwa Termohon tidak nusyuz sehingga menurut Majelis secara

ex officio memandang layak Pemohon dibebani memberikan mut’ah dan

nafkah iddah kepada Termohon;

Menimbang, bahwa sesuai dengan kemampuan dan kepatutan oleh karena

Pemohon bekerja sebagai karyawan di Pabrik maka Majelis memandang

sudah layak dan patut untuk menyesuaikan dengan UMR dengan membebani

Pemohon memberikan mut'ah sebesar Rp. 1.000.000,- ( Satu juta rupiah ) dan

Page 160: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 39 dari 18 halaman

nafkah iddah perbulan sebesar Rp. 500.000,- ( Lima ratus ribu rupiah )

sehingga selama 3 bulan masa iddah sebesar Rp. 1.500.000,- ( Satu juta lima

ratus ribu rupiah ) ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 84 ayat (1) dan (2) Undang-

Undang No. 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor :

3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor : 50

Tahun 2009 tentang Peradilan Agama , maka Majelis Hakim memerintahkan

kepada Panitera Pengadilan Agama Salatiga agar mengirimkan salinan

Penetapan Ikrar talak kepada KUA Kecamatan yang mewilayahi tempat

tinggal Pemohon dan Termohon dan KUA Kecamatan tempat perkawinan

dilaksanakan ;

Dalam Rekonpensi :

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat Rekonpensi

adalah sebagaimana dikemukakan terdahulu ;

Menimbang, bahwa terhadap rekonpensi Penggugat meskipun dalam setiap

persidangan pemeriksaan oleh Majelis telah diusahakan secara maksimal

untuk menempuh cara perdamaian, namun tidak terjadi kesepakatan

mengenai tuntutan Penggugat Rekonpensi, maka Majelis perlu

mempertimbangkan sebagai berikut;

Menimbang, bahwa Penggugat Rekonpensi pada jawabannya

menyatakan bahwa pada pokoknya Penggugat Rekonpensi meminta Nafkah

hadlonah sebesar Rp. 1.000.000,- ( Satu juta rupiah ) . Sedangkan terhadap

permintaan Pengguugat Rekonpensi ini Tergugat Rekonpensi dalam Repliknya

mengenai nafkah hadlonah menyatakan hanya sanggup memberikan sebesar

Rp. 300.000,- perbulan ;

Menimbang, bahwa oleh karena terhadap permintaan Penggugat

rekonpensi tidak ada titik temu dengan Tergugat Rekonpensi, maka menurut

Majelis perlu mempertimbangkan bahwa Tergugat Rekonpensi perlu dibebani

nafkah hadlonah sebesar sesuai dengan kemampuan dan kepatutan yaitu

sebesar Rp. 500.000,- ( Lima ratus ribu rupiah ) ;

Page 161: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 40 dari 18 halaman

Menimbang, bahwa mengenai dalill-dalil para pihak berperkara tersebut

maupun bukti-bukti yang tidak dipertimbangkan dalam putusan ini dianggap

oleh Majelis Hakim patut dikesampingkan karena tidak relevan dengan perkara

ini;

Dalam Konpensi dan Rekonpensi :

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 89 ayat (1) Undang-Undang nomor 7

Tahun 1989, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 3 Tahun

2006 dan Undang-Undang No. 50 Tahun 2009, Pemohon / Tergugat

Rekonpensi dibebani untuk membayar biaya perkara yang besarnya

sebagaimana tercantum dalam diktum putusan ini ;

Memperhatikan, pasal-pasal dari peraturan perundang-undangan yang berlaku

serta dalil dalil syar’i yang berhubungan dengan perkara ini ;

M E N G A D I L I

Dalam Konpensi :

6) Mengabulkan permohonan Pemohon ;

7) Memberi izin kepada Pemohon ( Pemohon) untuk menjatuhkan talak satu roj'i

terhadap Termohon ( Termohon) didepan sidang Pengadilan Agama Salatiga;

8) Menghukum Pemohon untuk memberikan Nafkah iddah kepada Termohon

berupa uang sejumlah Rp. 1.500.000,00( Satu juta lima ratus ribu rupiah );

9) Menghukum Pemohon untuk memberikan Mut’ah kepada Termohon berupa

uang sejumlah Rp. 1.000.000,00 ( Satu juta rupiah );

10) Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Salatiga untuk

mengirimkan salinan Penetapan Ikrar Talak kepada Pegawai Pencatat Nikah

Kantor Urusan Agama Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga dan Kantor Urusan

Agama Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang untuk dicatat dalam daftar

yang disediakan untuk itu ;

Dalam Rekonpensi :

4) Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi sebagian ;

Page 162: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 41 dari 18 halaman

5) Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk memberikan nafkah hadlonah untuk

anaknya sejumlah Rp. 500.000,00 ( Lima ratus ribu rupiah ) per bulan sampai

anak tersebut dewasa dan dibayarkan melalui Penggugat Rekonpensi ;

6) Tidak menerima gugatan Penggugat selain dan selebihnya

Dalam Konpensi dan Rekonpensi :

- Membebankan Pemohon / Tergugat Rekonpensi untuk membayar biaya

perkara sejumlah Rp. 541.000,00 (lima ratus empat puluh satu ribu rupiah) ;

Demikian putusan Pengadilan Agama Salatiga diambil dalam

musyawarah Majelis Hakim pada hari Rabu tanggal 01 Nopember 2017 M.

bertepatan dengan tanggal 12 Shafar 1439 H. oleh kami Drs. H. UMAR

MUCHLIS sebagai Ketua Majelis, Drs. M SYAIFUDIN ZUHRI, SH. serta Drs.

M. MUSLIH masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada hari

itu juga dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis

dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Dra. Hj.

FARKHAH sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Kuasa Pemohon

dan Termohon.

HAKIM KETUA,

Drs. H. UMAR MUCHLIS

HAKIM ANGGOTA HAKIM ANGGOTA

Drs. M. SYAIFUDIN ZUHRI, SH. Drs. M. MUSLIH

PANITERA PENGGANTI

Dra. Hj. FARKHAH

Perincian Biaya :

Page 163: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 0608/Pdt.G/2017/PA.Sal. Hal. 42 dari 18 halaman

1. Biaya Pendaftaran Rp. 30.000,00 2. Biaya Proses Rp. 50.000,00 3. Biaya Panggilan Rp. 450.000,00 4. Biaya Redaksi Rp. 5.000,00 5. Biaya Materai Rp. 6.000,00

Jumlah Rp. 541.000,00

(lima ratus empat puluh satu ribu rupiah)

Page 164: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 43 dari 35 hal

P U T U S A N

Nomor : 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Salatiga yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

dalam tingkat pertama dalam persidangan Majelis telah menjatuhkan putusan sebagai

berikut dalam perkara cerai talak antara :----------------------------

PEMOHON, Umur 36 Tahun, Agama Islam, Pekerjaan ---, Pendidikan SMP, bertempat

tinggal di --- Kota Salatiga, Dalam hal ini memberi kuasa kepada

Bayu Adi Susetyo, SH, Wahyuni, SH., Agung Pitra Maulana, SH.,

dan Hendri Adi Wibowo,SH.,MH, Para Advokat, alamat Jl. Imam

Bonjol 23 A Kota Salatiga, sebagai PEMOHON ;-------------------------

----------------------------------------

L a w a n

TERMOHON, Umur 46 Tahun, Agama Islam, Pekerjaan ---, Pendidikan, bertempat

tinggal di --- Kota Salatiga, sebagai TERMOHON;-

Pengadilan Agama tersebut;--------------------------------------------------------------------

Setelah membaca dan mempelajari berkas perkaranya;--------------------------------

Setelah mendengar keterangan Pemohon, Termohon dan saksi – saksi dimuka

persidangan;----------------------------------------------------------------------------------------

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Page 165: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 44 dari 35 hal

Menimbang, bahwa Pemohon berdasarkan surat permohonannya tertanggal

15 Juni 2016 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Salatiga Nomor :

0668/Pdt.G/2016/PA.Sal, telah mengajukan alasan - alasan sebagai berikut;---------------

----------------------------------------------------------------------

1. Bahwa PEMOHON telah menikah dengan TERMOHON pada Hari Jumat,

tanggal 9 Maret 2007 di hadapan pejabat KUA. ---, Kota Salatiga

sebagaimana yang tersebut dalam Kutipan Akta Nikah Nomor : ---

tertanggal 9 Maret 2007 yang dikeluarkan KUA. ---, Kota Salatiga. ---------

------------------------------------------------------------------

2. Bahwa antara PEMOHON dan TERMOHON telah kumpul baik ( ba`da

dukhul) dengan tinggal bersama di rumah bersama di --- Salatiga selama

± 6 (enam) tahun, dan dalam perkawinan tersebut telah dikaruniai 2 (dua)

orang anak yang masing-masing diberi nama : -------------------------------------

-------------------------------------------------

- ANAK PEMOHON DAN TERMOHON, laki-laki, umur ± 8 (delapan)

tahun. --------------------------------------------------------------------

- ANAK PEMOHON DAN TERMOHON, perempuan, umur ± 5 (lima)

tahun. -----------------------------------------------------------------------

3. Bahwa rumah tangga yang baik dan bahagia itu sekarang sudah tidak

dapat dipertahankan lagi karena mulai bulan Juni 2012 dalam kehidupan

rumah tangga sering terjadi perselisihan dan pertengkaran terus-

menerus yang sulit untuk dapat didamaikan lagi. ----------------------------------

--------------------------------------------------------

Page 166: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 45 dari 35 hal

4. Bahwa Perselisihan dan pertengkaran terus menerus dalam rumah

tangga itu disebabkan karena: ----------------------------------------------------

- TERMOHON sering marah-marah tanpa alasan yang jelas pada saat

PEMOHON pulang dari bekerja. -----------------------------

- TERMOHON sering pergi untuk beberapa hari lamanya dan baru

pulang setelah PEMOHON mencarinya. --------------------------

- Antara PEMOHON dan TERMOHON tidak ada kecocokan lagi dalam

membina rumah tangga sehingga tidak ada rasa cinta mencintai

diantara keduanya. ------------------------------------------------

5. Bahwa demi keutuhan rumah tangga PEMOHON telah berulangkali

menasehati TERMOHON agar mengubah kebiasaan buruknya yang

sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, namun usaha tersebut tidak

berhasil justru timbul pertengkaran, dan dalam percekcokkan itu

TERMOHON selalu minta diceraikan atau ingin berpisah dari PEMOHON.

-----------------------------------------------------------

6. Bahwa puncak pertengkaran terjadi pada bulan Januari 2013, yaitu antara

PEMOHON dan TERMOHON telah berpisah rumah dimana PEMOHON

tetap tinggal di rumah bersama di --- Salatiga sedangkan TERMOHON

pulang kerumah orang tuanya di ---, ---, Kota Salatiga, sehingga sampai

permohonan ini diajukan antara PEMOHON dan TERMOHON telah dalam

keadaan pisah rumah ± 3 (tiga) tahun 5 (lima) bulan lamanya. -------------

----------------------------

Page 167: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 46 dari 35 hal

7. Bahwa atas kejadian tersebut sudah diusahakan perdamaian oleh

keluarga PEMOHON dan juga keluarga TERMOHON dengan tujuan

merukunkan kembali rumah tangga, namun usaha tersebut tidak berhasil

karena tetap saja antara PEMOHON dan TERMOHON dalam keadaan

pisah rumah serta tidak ada komunikasi yang baik diantara keduanya, ---

---------------------------------

8. Bahwa dengan demikian maka rumah tangga PEMOHON dan

TERMOHON telah rusak dan pecah sehingga tujuan membentuk rumah

tangga yang sakinah, mawadah warrohmah tidak mungkin terwu jud

sehingga jalan terbaik bagi PEMOHON adalah menjatuhkan talak dan

sesuai dengan pasal 39 ayat 2 UU. No.1/1974 jo pasal 19 huruf f PP. N0.

9/1975 jo pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam telah cukup alasan

bagi PEMOHON untuk mengajukan permohonan cerai talak ini melalui

Pengadilan Agama Salatiga. ----------------------------------------------------------------

-----------------

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas sudilah kiranya Pengadilan Agama

Salatiga cq Majelis Hakim yang memeriksa perkara berkenan menjatuhkan

putusan sebagai berikut : -------------------------------------------------

PRIMER : -------------------------------------------------------------------------------------------

1. Menerima dan mengabulkan permohonan PEMOHON untuk seluruhnya. --

-------------------------------------------------------------------------------

2. Menetapkan memberi ijin kepada PEMOHON (PEMOHON) untuk

menjatuhkan talak terhadap TERMOHON (TERMOHON) dihadapan sidang

Pengadilan Agama Salatiga. ----------------------------------------------

Page 168: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 47 dari 35 hal

3. Membebankan biaya yang timbul dalam perkara ini kepada PEMOHON . --

------------------------------------------------------------------------------

SUBSIDER : ---------------------------------------------------------------------------------

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil -adilnya.

-----------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan Pemohon dan

Termohon, masing-masing datang menghadap sendiri ; -------------------------------

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah menjelaskan kepada para pihak sebelum

sidang dilanjutkan wajib melakukan mediasi dan memilih mediator yang sudah tersedia

dalam daftar mediator yang tersedia di Pengadilan Agama Salatiga ;------------------------

---------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa para pihak telah sepakat menyerahkan kepada Majelis untuk

menentukan mediatornya ;----------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Pemohon dan Termohon telah melakukan mediasi melalui

mediator hakim yang ditunjuk oleh Majelis Hakim yang bernama Drs. M. SYAIFUDIN

ZUHRI, S.H., Hakim Pengadilan Agama Salatiga, yang dilaksanakan pada tanggal 10

Agustus 2016 diruang mediasi Pengadilan Agama Salatiga, akan tetapi tidak berhasil

;------------------------------------------------

Menimbang bahwa kemudian dibacakan permohonan Pemohon dan isinya tetap

dipertahankan oleh Pemohon ; ------------------------------------------------

Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon, Termohon telah

memberikan jawaban serta permohonan Rekonpensi secara tertulis tanggal 6

September 2016 sebagai berikut : ------------------------------------------------------------

Page 169: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 48 dari 35 hal

1. Bahwa Termohon menolak semua dalil dan hal-hal lain yang di ajukan

Pemohonan dalam gugatannya ini kecuali terhadap hal-hal yang di akui secara

tegas dan terang kebenrannya . --------------------------------------------

2. Bahwa benar antara Termohon dan Pemohon terikat perkawinan yang sah yang

menikahi pada hari Jumat tanggal 09 Maret 2007, di hadapan pejabat KUA ---

Kota Salatiga sebagaimana yang tersebut dalam kutipan Akta Nikah No ---

tertamggal 09 Maret 2007 yang dikeluarkan KUA --- Kota Salatiga. -----------------

--------------------------------------------------

3. Bahwa benar antara Pemohonan dan Termohon telah kumpul (ba’da dukhul)

dengan tinggal bersama di rumah bersama di --- selama 6 (enam) tahun, dan

dalam perkawinan tersebut telah dikaruniai 2(dua)orang anak yang masing-

masing diberi nama: -------------------------

a. ANAK PEMOHON DAN TERMOHON,laki-laki,umur 8 tahun; -----------

b. ANAK PEMOHON DAN TERMOHON,perempuan,umur 5 tahun; -----

4. Bahwa benar bahwa rumah tangga yang baik dan bahagia itu sekarang sudah

tidak dapat dipertahankan lagi karena mulai bulan Juni 2012 dalam kehidupan

rumah tangga sering terjadi perselisihan dan pertengkaran terus-menerus yang

sulit untuk dapat didamaikan lagi. ------

5. Bahwa Termohon menolak dengan tegas dail Pemohon pada angka 4(empat)

dalam surat gugatannya. Fakta yang sebenarnya Pemohon sering dan

meninggalkan rumah beberapa bulan 2012 dan kembali pada tahun 2016. -------

-------------------------------------------------------------------------

6. Bahwa Termohon menolak dengan tegas dail Pemohon pada angka 5(lima)

dalam surat gugatannya, fakta yang sebenarnya Termohon selaku istri selalu

mematuhi setiap permintaan Penggugat selaku suami, tetapi Pemohon tidak

Page 170: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 49 dari 35 hal

menghargai dan menghormati Termohon selaku istri. -----------------------------------

--------------------------------------------------------

7. Bahwa Termohon menolak dengan tegas dail Pemohon pada angka 6 (enam)

dalam surat gugatannya. Fakta yang sebenarnya Pemohon pergi meninggalkan

rumah tanpa kabar selama 4 tahun sampai tahun 2016 dan tidak memberikan

nafkah hingga saat ini. ------------------------------------

8. Bahwa benar atas kejadian tersebut sudah diusahakan perdamaian oleh

keluarga kedua pihak namun usaha tersebut tidak berhasil karena tetap saja

antara Pemohon dan Termohon tidak ada komunikasi yang baik diantara

keduanya. -----------------------------------------------------------------------

9. Bahwa benar rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah pecah dan rusak

sehingga tujuan membentuk rumah tangga yang sakinah, mawadah,warohmah

tidak mungkin terwujud; ------------------------------------

DALAM REKONPENSI

1. Bahwa hal-hal yang telah diajukan dalam jawaban konpensi tersebut

diatas,merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam gugatan Rekonpensi ini;

---------------------------------------------------------------------------

2. Bahwa Termohon selanjutnya disebut sebagai Penggugat Rekonpensi dan

Pemohon adalah Tergugat Rekonpensi; ------------------------------------

3. Bahwa oleh karena Tergugat Rekonpensi selaku seorang suami dan ayah

sekaligus selaku kepala rumah tangga yang tealah memilik tanggungjawab

tehadap keluarganya,dengan sengaja telah melalaikan kewajibannya serta

menelantarkan Penggugat Rekonpensi selaku istri serta kedua anak

kandungnya terhitung mulai Juni 2012 hingga saat ini tepatnya 4 tahun 2 bulan

Page 171: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 50 dari 35 hal

lamanya, maka dengan demikian Pemohon Konpensi mempunyai suatu

kewajiban yang harus dipenuhi yaitu harus membayar nafkan terhutang pada

Penggugat Rekonpensi selaku isterinya dan biaya hadlonah terhutang kepada

anak kandungnya dengan perincian sebagai berikut: ----------------------------------

----------------

a. Nafkah terhadap isteri yang terhutang Rp.50.000 (lima puluh ribu rupiah)

perhari X 50 bulan = Rp.75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah); -----------

----------------------------------------------------------------------

b. Nafkah terhadap anak (biaya hadlonah) terhutang untuk pendidikan dan

biaya hidup adalah Rp.3.000.000 (tiga juta rupiah) perbulan x 50 bulan = Rp.

150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah); ---------------

4. Bahwa mengingat perkawinan antara Tergugat Rekonpensi dan Penggugat

Rekonpensi telah dikaruniai 2 orang anak yang terhitung masih dibawah umur

serta masih memerlukan perhatian khusus dari ibunya maka mohon kepada

Majaelis Hakim Pemeriksa perkara ini agar berkenan untuk memberikan hak

asuh kepada Penggugat Rekonpensi selaku ibu kandung dari kedua anak

tersebut; ----------------------------------

5. Bahwa mengingat Tergugat Rekonpensi adalah pekerja swasta, maka mohon

Kepada Majelis Hakim pemeriksa perkara ini berkenanuntuk menetapkan biaya

hadlanah yang dibebankan kepada Pemohon Konpensi tiap bulannya sebesar

Rp.10.000.000 terhitung sejak perkara ini diputus oleh Pengadilan Agama

Salatiga dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap hingga anak tersebut

dewasa dan mandiri; ---------

6. Bahwa setelah perceraian antara Penggugat Rekonpensi dan Tergugat

Rekonpensi terjadi Tergugat Rekonpensi harus pula mematuhi kewajibannya

Page 172: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 51 dari 35 hal

untuk memberi nafkah iddah kepada Penggugat Rekonpensi sebagaimana yang

diamanatkan dalam pasal 39 PP No.9 tahun 1979 J.o Pasal 149 huruf (B)

Kompilasi Hukum Islam adapun total nafkah iddah adalah Rp.50.000 perhari x 3

bulan = Rp. 4.500.000 (empat juta lima ratus ribu rupiah) dan harus diberikan

secara tunai saat ikrar talak diucapkan dihadapan Majelis Hakim Pemeriksa

Perkara ini; ---

7. Bahwa sebagaimana dimaksud pada pasal 149 huruf a Kompilasi Hukum Islam,

bila mana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib memberikan

mut’ah kepada Termohon Konpensi atau Penggugat Rekonpensi selaku bekas

isterinya, adapun mengenai mut’ah yang wajib diberikan oleh Pemohon

Konpensi kepada Termohon Konpensi adalah Rp.100.000.000 (seratus juta

rupiah) dan harus diberikan secara tunai pada saat ikrar talak diuacapkan oleh

Pemohon Konpensi dihadapan Majelis Hakim Pemeriksa perkara ini; -------------

----

Bahwa berdasarkan dalil-dalil pertimbangan tersebut diatas, Termohon

Konpensi/Tergugat Rekonpensi mohon kepada yang Mulia Hakim Pengadilan

Agama Salatiga berkenan memeriksa dan memutuskan perkara sebagai berikut:

---------------------------------------------------------------

Dalam Konpensi

1. Mengijinkan Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon

di depan Majelis Hakim Pengadilan Agama Salatiga; -------

2. Menetapkan biaya perkara menurut hokum; ---------------------------------

Dalam Rekonpensi

1. Memberi hak asuh anak kepada Termohon Konpensi/Pemohon Rekonpensi;

--------------------------------------------------------------------------

Page 173: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 52 dari 35 hal

2. Mengabulkan permohonan Termohon Konpensi/Pemohon Rekonpensi; -----

---------------------------------------------------------------------

Subsidair

Atau apabila Majelis Hakim berpndapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya;

-------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang bahwa atas jawaban Termohon dan permohonan Rekonpensinya,

Pemohon telah menyampaikan replik dan jawaban Rekonpensi tertanggal 28

September 2016 sebagai berikut : ---------------------------------------

1. Dalam Konpensi.

1.1. Bahwa PEMOHON tetap pada dalil-dalil Permohonan semula. --------

1.2. Bahwa TERMOHON telah mengakui dalil-dalil permohonan PEMOHON

angka 1,2,3 dan TERMOHON juga mengakui adanya perselisihan dan

pertengkaran yang terus mnerus yang sulit untuk dapat didamaikan lagi

dalam rumah tangga; --------------------------------

1.3. Bahwa terhadap dalil jawaban TERMOHON anngka 5 adalah tidak benar

karena PEMOHON pergi untuk beberapa bulan adalah karena PEMOHON

bekerja di --- sehingga harus meninggalkan rumah untuk beberapa bulan

namun tetap mengirim uang buat TERMOHON selaku isteri. --------------------

------------------------------------

1.4. Bahwa PEMOHON sudah tidak sanggup lagi dalam ikatan perkawinan

dengan TERMOHON karena dalam kehidupan rumah tangga sering terjadi

perselisihan dan pertengkaran terus menerus dan TERMOHON juga tidak

ada keinginan untuk meneruskan rumah tangga INI sehingga jalan terbaik

Page 174: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 53 dari 35 hal

bagi PEMOHON adalah menjatuhkan talaak terhadap TERMOHON. ---------

------------------------

2. Dalam Rekonpensi. ----------------------------------------------------------------------

2.1. Bahwa TERGUGAT Rekonpensi mohon segala sesuatu yang termuat dalam

konpensi dibaca kembali dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

rekonpensi ini; --------------------------------------------

2.2. Bahwa TERGUGAT Rekonpensi menolak seluruh dalil-dalil gugatan

PENGGUGAT Rekonpensi. Kecuali yang diakui secara tegas kebenarannya

dalam jawaban ini. ----------------------------------------------

2.3. Bahwa terhadap dalil gugatan PENGGUGAT Rekonpensi angka 3 adalah

tidak benar dan TERGUGAT menolaknya karena meskipun telah berpisah

rumah dengan PENGGUGAT Rekonpensi ± 3 tahun lamanya namun

TERGUGAT Rekonpensi setiap bulannya selalu mengirim uang sebagai

nafkah kepada PENGGUGAT Rekonpensi untuk biaya keperluan rumah

tangga dan biaya nafkah anak. ---------

2.4. Bahwa terhadap dalil gugatan PENGGUGAT Rekonpensi angka 5

TERGUGAT Rekonpensi menolaknya dengan tegas karena untuk biaya

nafkah kedua setiap bulanya sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta)

TERGUGAT Rekonpensi sebagai --- tidak mampu dan tidak sanggup dan

TERGUGAT Rekonpensi untuk biaya nafkah kedua anak dalam perkawinan

setiap bulannya sebesar Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)

untuk kedua anak. -------

2.5. Bahwa PEMOHON sebagai seorang suami yang akan menjatuhkan talak

sanggup memberikan : -----------------------------------------------------

Page 175: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 54 dari 35 hal

2.3.1. Nafkah selama masa iddah Rp. 3,000,000,-.,- (Tiga juta rupiah) --

--------------------------------------------------------------------

2.3.2. Mut ‘ah berupa uang sebesar Rp. 2.000.000,- ( dua juta rupiah) ---

-------------------------------------------------------------------

2.3.3. Nafkah untuk kedua anak setiap bulan sebesar Rp. 1.500.000,-

(satu juta lima ratus ribu rupiah). ---------------------

Berdasarkan hal tersebut diatas sudilah Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini

berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut: ----------------------

1. DALAM REKONPENSI

1.1. Menerima dan mengabulkan permohonan PEMOHON untuk

seluruhnya. ----------------------------------------------------------------------

1.2. Menetapkan biaya perkara sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

---------------------------------------------------------------------------

2. DALAM REKONPENSI

2.1. Menolak gugatan rekonpensi PENGGUGAT Rekonpensi untuk

seluruhnya. ----------------------------------------------------------------------

Menetapkan biaya perkara sesuai peraturan perundangan yang

berlaku; ---------------------------------------------------------------------------

Menimbang bahwa atas replik Pemohon dan jawaban Rekonpensi, Termohon

menyampaikan secara lisan yang pada pokoknya tetap pada jawaban dan permohonan

Rekonpensi Termohon, serta menyampaikan tambahan keterangan sebagai berikut : --

---------------------------------------------------

Page 176: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 55 dari 35 hal

- Bahwa penghasilan Pemohon sebagai ABK (Anak Buah Kapal) memperoleh gaji

Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) perbulan dan diserahkan kepada

Termohon sebesar Rp. 17.000.000,00 (tujuh belas juta rupiah) perbulan yang

digunakan untuk mengangsur rumah sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta

rupiah) dan Rp. 7.000.000,00 (tujuh juta rupiah) dikelola Termohon . Setelah

berjalan beberapa tahun kiriman uang dari Pemohon menyusut menjadi Rp.

10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) perbulan. Dan setelah timbul masalah dalam

rumah tangga sekitar tahun 2012 kiriman uang dari Pemohon menyusut menjadi

Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) perbulan; ----------------------------------------------

-------------------------------------

Menimbang bahwa atas keterangan Termohon tersebut, Pemohon akan

menyampaikan tanggapan dalam tahab kesimpulan; ---------------------------

Menimbang, bahwa dalam persidangan, Pemohon mengajukan bukti-bukti

sebagai berikut :----------------------------------------------------------------------------

I. BUKTI SURAT;-----------------------------------------------------------------------------

1. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor --- Tanggal 09 Maret 2007 yang

dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama --- Kota Salatiga. Bukti surat tersebut

telah diberi materai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya, yang ternyata

sesuai, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.1;-

II. BUKTI SAKSI

1. SAKSI I, umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, tempat kediaman di ---

, Kabupaten Banyuwangi;, di bawah sumpah memberikan keterangan

sebagai berikut :-------------------------------------

Page 177: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 56 dari 35 hal

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi

sebagai kakak kandung Pemohon ;--------------------------------

- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami istri yang menikah pada

tahun 2007 dan setelah menikah tinggal bersama di rumah orang tua

Termohon kemudian menempati rumah sendiri di perumahan ---

Salatiga dan telah dikaruniai 2 orang anak yang sekarang dalam asuhan

Termohon ;---------------------------------------

- Bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon dalam

keadaan rukun namun kemudian sejak 4 tahun yang lalu sudah tidak

harmonis disebabkan Pemohon menjalin hubungan cinta dengan

perempuan lain. Hal tersebut menyebabkan Pemohon dan Termohon

sering berselisih dan bertengkar; --------

- Bahwa Pemohon menyatakan kepada saksi kalau tidak bisa melepas

Termohon dan WIL Pemohon ; --------------------------------

- Bahwa akibatnya antara Pemohon dan Termohon tidak pernah kumpul

rukun lagi, karena Termohon juga tidak mau diduakan; --

- Bahwa kemudian Termohon bersama anak-anaknya sementara tinggal

di rumah orang tua Termohon ; -----------------------------------

- Bahwa sejak pisah tersebut antara Pemohon dan Termohon sudah tidak

ada tanda-tanda akan rukun lagi;---------------------------

- Bahwa pihak keluarga sudah berusaha merukunkan Pemohon dan

Termohon akan tetapi tidak berhasil; -------------------------------

- Bahwa Pemohon bekerja di ---, namun saksi tidak mengetahui

penghasilan Pemohon;--------------------------------------------------------

Page 178: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 57 dari 35 hal

2. SAKSI II, umur 46 tahun, agama Islam, pekerjaan ---, tempat kediaman di ---

, Kabupaten Banyuwangi; di bawah sumpah memberikan keterangan

sebagai berikut :-------------------------------------

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi

sebagai kakak kandung Pemohon ;--------------------------------

- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami istri yang menikah pada

tahun 2007 dan setelah menikah tinggal bersama di rumah orang tua

Termohon kemudian menempati rumah sendiri di perumahan ---

Salatiga dan telah dikaruniai 2 orang anak yang sekarang dalam asuhan

Termohon ;------------------------

- Bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon dalam

keadaan rukun namun kemudian sejak 4 tahun yang lalu sudah tidak

harmonis disebabkan Pemohon saat berlayar di Kalimantan menjalin

hubungan cinta dengan perempuan setempat . Hal tersebut

menyebabkan Pemohon dan Termohon sering berselisih dan

bertengkar; ------------------------------------------

- Bahwa Pemohon menyatakan kepada saksi kalau tidak bisa melepas

Termohon dan WIL Pemohon ; --------------------------------

- Bahwa akibatnya antara Pemohon dan Termohon tidak pernah kumpul

rukun lagi, karena Termohon juga tidak mau diduakan; --

- Bahwa kemudian Termohon bersama anak-anaknya sementara tinggal

di rumah orang tua Termohon ; -----------------------------------

- Bahwa sejak pisah tersebut antara Pemohon dan Termohon sudah tidak

ada tanda-tanda akan rukun lagi;---------------------------

Page 179: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 58 dari 35 hal

- Bahwa pihak keluarga sudah berusaha merukunkan Pemohon dan

Termohon akan tetapi tidak berhasil, Termohon tidak bersedia karena

Pemohon tidak mau melepas WIL nya; ------------

- Bahwa Pemohon bekerja di ---, namun saksi tidak mengetahui

penghasilan Pemohon;--------------------------------------------------------

Menimbang bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut Pemohon dan

Termohon menerima dan membenarkannya;----------------------------------------------

Menimbang bahwa untuk menguatkan gugatan Rekonpensi, Penggugat

Rekonpensi telah menyampaikan bukti surat sebagai berikut : -------

1. Fotocopi rekening tabungan atas nama PEMOHON (Penggugat

Rekonpensi/Termohon) tertanggal 19 Oktober 2016 yang diterbitkan oleh

BNI Cabang Salatiga. Bukti surat tersebut telah diberi materai cukup dan

telah dicocokkan dengan aslinya, yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua

Majelis diberi tanda T.1; ---------------------------------------

2. Fotocopi rekening tabungan atas nama PEMOHON (Penggugat

Rekonpensi/Termohon) tertanggal 19 Oktober 2016 yang diterbitkan oleh

BNI Cabang Salatiga. Bukti surat tersebut telah diberi materai cukup dan

telah dicocokkan dengan aslinya, yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua

Majelis diberi tanda T.2; --------------------------------------

3. Fotocopi rekening tabungan atas nama PEMOHON (Penggugat

Rekonpensi/Termohon) tertanggal 19 Oktober 2016 yang diterbitkan oleh

BNI Cabang Salatiga. Bukti surat tersebut telah diberi materai cukup dan

telah dicocokkan dengan aslinya, yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua

Majelis diberi tanda T.3; --------------------------------------

Page 180: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 59 dari 35 hal

Menimbang bahwa atas bukti Penggugat Rekonpensi tersebut, Tergugat

Rekonpensi/Pemohon Konpensi tidak membantah; -----------------------

Menimbang bahwa mengenai alat bukti Penggugat Rekonpensi , akan Majelis

pertimbangkan di pertimbangan Rekonpensi ; ----------------------------------

Menimbang bahwa kemudian Pemohon telah menyampaikan kesimpulannya

tanggal 21 Desember 2017, sebagaimana termuat dalam Berita Acara Persidangan; ---

----------------------------------------------------------------------------

Menimbang bahwa kemudian Termohon juga telah menyampaikan

kesimpulannya tanggal 24 Desember 2017, sebagaimana termuat dalam Berita Acara

Persidangan; -------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Pemohon menyatakan telah cukup alasan dengan alat

buktinya dan mohon agar permohonannya dikabulkan;----------------------------

Menimbang, bahwa tentang jalannya sidang pemeriksaan perkara ini,

semuanya telah tercatat didalam Berita Acara Persidangan yang bersangkutan yang

merupakan satu kesatuan dengan putusan ini;-------------------------------------

TENTANG HUKUMNYA

DALAM KONPENSI : ----------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah

sebagaimana tersebut diatas ; -----------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan perdamaian dan

memerintahkan Pemohon dan Termohon untuk mediasi sebagaimana diamanatkan

Page 181: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 60 dari 35 hal

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2016 tanggal 3 Pebruari

2016 akan tetapi tidak berhasil; -----------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Keterangan Untuk Melakukan

Perceraian nomor ---, Termohon sebagai --- telah mendapatkan surat keterangan dari

atasan, dengan demikian Termohon telah memenuhi peraturan perundang-undangan

khususnya Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 1990 tentang perubahan atas

Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1983 tentang ijin Perkawinan dan perceraian bagi

Pegawai Negeri Sipil ; ---------------------------

Menimbang bahwa Pemohon dalam permohonannya mendalilkan bahwa

Pemohon telah melangsungkan perkawinan di hadapan Pegawai Pencatat Nikah Kantor

Urusan Agama ---, Kota Salatiga, dan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah

tidak harmonis, oleh karena itu Pemohon memiliki legal standing untuk mengajukan

permohonan perceraian sebagaimana diatur dalam pasal 14 Peraturan Pemerintah

Nomor 9 tahun 1975 jo. Pasal 66 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 yang

sudah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan Undang-undang

Nomor 50 tahun 2009 ;-------------------------------------------------------------------------------------

----

Menimbang bahwa sesuai dengan bukti bukti P.2 Pemohon dan Termohon

beragama Islam dan perkawinan mereka dilangsungkan berdasarkan hukum Islam oleh

karena itu berdasarkan Pasal 40 dan Pasal 63 ayat (1) huruf (a) Undang-undang Nomor

1 tahun 1974 jo. Pasal 14 dan Pasal 1 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun

1975, Pasal 49 huruf (a) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 yang sudah diubah

Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009

Page 182: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 61 dari 35 hal

Peradilan Agama berwenang memeriksa, mengadili dan memutus perkara a quo ;-------

----

Menimbang bahwa sesuai dengan relas panggilan ternyata Termohon adalah

penduduk dalam wilayah hukum kota Salatiga dan masuk dalam bidang perkawinan,

maka sesuai dengan ketentuan pasal 73 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989,

yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua

dengan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009, maka perkara ini menjadi kewenangan

Pengadilan Agama Salatiga ;------

Menimbang, bahwa alat-alat bukti yang diajukan oleh Pemohon dapat

dipertimbangkan sebagai berikut : -----------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa bukti P.2 berupa fotocopy Kutipan Akta Nikah adalah

merupakan akta autentik karena dibuat berdasarkan Peraturan Perundang-undangan

oleh Pejabat yang berwenang, sehingga mempunyai kekuatan pembuktian sempurna,

selama tidak dibuktikan kepalsuannya (pasal 165 HIR) ; -----------------------------------------

--------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam yang

menyatakan bahwa perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan akta nikah yang dibuat

oleh Pegawai Pencatat Nikah maka harus dinyatakan terbukti bahwa antara Pemohon

dan Termohon telah terikat dalam perkawinan yang sah, oleh karena itu Pemohon

mempunyai alas hak untuk mengajukan permohonan ini ;----------------------------------------

--------------------------------------------

Menimbang, bahwa dalil pokok permohonan Pemohon adalah cerai gugat

dengan alasan sejak tahun 2012 antara Pemohon dengan Termohon sering terjadi

Page 183: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 62 dari 35 hal

perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan Termohon sering marah-marah tanpa

alasan yang jelas saat Pemohon pulang dari bekerja, Termohon sering pergi untuk

beberapa hari lamanya dan baru pulang setelah Pemohon mencarinya, dan antara

Pemohon dan Termohon tidak ada kecocokan lagi dalam membina rumah tangga

sehingga tidak ada rasa cinta mencintai diantara keduanya dan puncaknya sejak bulan

Januari 2013 antara Pemohon dan Termohon pisah tempat tinggal hingga sekarang

sudah pisah selama 3 tahun 5 bulan ;------------------------------------------------------------------

------

Menimbang, bahwa atas dalil permohonan Pemohon, Termohon pada

pokoknya menolak alasan yang menjadi dalil perselisihan dan pertengkaran antara

permohonan Pemohon point 4, 5 dan 6, namun Termohon tidak keberatan dicerai

Pemohon dengan mengajukan tuntutan sebagaimana dalam gugatan Rekonpensi ;-----

------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa oleh karenanya dibantah oleh Termohon , maka

kewajiban Pemohon untuk membuktikan dalil permohonannya;----------------------

Menimbang, bahwa kedua saksi Pemohon dipersidangan telah memberikan

keterangan dibawah sumpah yang isi pokoknya justru menunjukkan bahwa terjadinya

perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon adalah karena Pemohon

menjalin hubungan dengan perempuan lain orang Kalimantan yang sampai sekarang

Pemohon masih menjalin hubungan dengan perempuan tersebut sedangkan Termohon

tidak mau diduakan; ----------------------------------------------------------------------------------------

----

Menimbang bahwa meskipun tidak terbukti tuduhan Pemohon sebagaimana

point 4 dan 5 akan tetapi berdasarkan pengakuan Termohon serta keterangan saksi-

Page 184: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 63 dari 35 hal

saksi Pemohon, telah terbukti bahwa antara Pemohon dan Termohon telah terjadi

perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus sehingga tujuan membentuk rumah

tangga yang sakinah, mawaddah warrohmah tidak mungkin terwujud dengan demikian

kondisi keluarga Pemohon dan Termohon yang telah rusak dan pecah telah sesuai

sebagaimana posita Pemohon point 8; ------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Termohon , surat bukti P.1 dan

keterangan saksi-saksi Pemohon dipersidangan, maka Majelis telah menemukan fakta-

fakta dipersidangan tentang rumah tangga Pemohon dan Termohon sebagai berikut : -

-------------------------------------------------------------------

- Bahwa Pemohon dan Termohon menikah pada tanggal 9 Maret 2007 di catat

oleh Pegawai Pencatat Nikah ---, Kota Salatiga;--------------------------

- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon telah kumpul selayaknya

suami isteri (ba’da dukhul) di rumah rumah bersama di --- Salatiga selama 6

tahun, dan telah dikarunia 2 orang anak yang sekarang kedua anak tersebut

ikut Termohon, masing-masing bernama :

1. ANAK PEMOHON DAN TERMOHON umur 8 tahun ; --------------------

2. ANAK PEMOHON DAN TERMOHON, umur 5 tahun ; -------------------

- Bahwa selama Termohon tinggal di ---, Termohon sering tinggal sendiri bersama

anak-anak, karena Pemohon sebagai pelayar jarang pulang, pulang 3 bulan

sekali dan terkadang 6 bulan sekali; ---------------------------

- Bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon dalam keadaan

rukun, namun kemudian sejak bulan Juni 2012 rumah tangga antara Pemohon

dan Termohon sering terjadi perselisihan dan pertengkaran dikarenakan

Page 185: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 64 dari 35 hal

Pemohon telah menjalin hubungan cinta dengan perempuan lain ;-------------------

---------------------------------------------

- Bahwa Termohon meminta Pemohon agar meninggalkan perempuan lain

tersebut akan tetapi Termohon keberatan; -----------------------------------

- Bahwa sejak Pemohon menjalin cinta dengan perempuan lain, hubungan antara

Pemohon dan Termohon tidak harmonis , karena Pemohon tidak mau

meninggalkan WIL nya sedangkan Termohon tidak mau diduakan; -

- Bahwa akibatnya saat Pemohon pulang ke rumah bersama Termohon kalau

malam hari malah pulang ke rumah orang tua Termohon baru pagi harinya

kembali ke rumah bersama;-------------------------------------------------

- Bahwa puncaknya sejak 3 tahun 5 bulan yang lalu Pemohon kembali bekerja

sedangkan Termohon tetap tinggal di rumah bersama bersama kedua anaknya

dan sejak itu sudah tidak hubungan harmonis layaknya suami isteri serta sudah

tidak ada tanda-tanda akan rukun kembali; -------

- Bahwa pihak keluarga berusaha menasehati Pemohon dan Termohon akan

tetapi tidak berhasil; --------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Pemohon dalam persidangan menunjukkan sikap dan

tekadnya akan menceraikan Termohon dan Termohon juga tidak keberatan bercerai dan

pihak keluarga telah berusaha mendamaikan agar Pemohon dengan Termohon tetap

rukun membina rumah tangga namun tidak berhasil, hal itu menunjukkan bahwa

Pemohon merasa tidak ada lagi kecocokan dalam rumah tangganya bersama Termohon

karena rumah tangganya telah pecah;-----------------------------------------------------------------

---------

Manimbang, bahwa karena antara Pemohon dan Termohon telah pisahnya

tempat tinggal yang sampai sekarang saat permohonan ini diajukan tanggal 15 Juni

Page 186: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 65 dari 35 hal

2016 pisah selama 3 tahun 5 bulan dan sejak itu tidak pernah kumpul kembali serta

antara Pemohon dan Termohon telah pernah didamaikan namun tidak berhasil, maka

Majelis Hakim berpendapat bahwa antara Pemohon dan Termohon telah terjadi

perselisihan dan pertengkaran sifatnya terus menerus dan tidak harapan lagi untuk

kembali rukun dalam rumah tangganya;---------------------------------------------------------------

----------------------------

Menimbang bahwa meskipun Pemohon tidak berhasil membuktikan seluruh

dalil permohonannya, namun Pemohon telah berhasil membuktikan bahwa antara

Pemohon dan Termohon telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus-

menurus yang sudah sulit untuk dirukunkan dengan demikian permohon Pemohon telah

terbukti; ----------------------------------------------

Menimbang, bahwa apabila suatu rumah tangga (perkawinan) telah pecah,

sebagaimana rumah tangga Pemohon dengan Termohon, maka mawaddah, wa rahmah

dan tujuan perkawinan sebagaimana diamanatkan oleh pasal 1 Undang-Undang nomor

1 tahun 1974 tidak dapat diwujudkan, sehingga perkawinan tersebut tidak bermanfaat

lagi. Apabila tetap dipertahankan akan mendatangkan pernderitaan lahir batin bagi

Pemohon dan Termohon. Oleh karena itu sudah saatnya perkawinan itu diakhiri

Perceraian;--------------------------

Menimbang bahwa dengan kondisi keluarga Pemohon dan Termohon telah

pecah sedemikian rupa yang sudah tidak ada harapan lagi untuk dirukunkan maka

Majelis perbendapat bahwa alasan perceraian yang diajukan Pemohon telah terbukti

tanpa mempersoalkan siapa yang salah. (vide Putusan MARI. No. 38 K/AG/1990

tanggal 22 Agustus 1991) ; ----------------------------------

Page 187: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 66 dari 35 hal

Menimbang, bahwa berdasarkan semua pertimbangan diatas, maka permohonan

Pemohon telah cukup beralasan dan tidak melawan hukum dan telah memenihu

sebagaimana ketentuan pasal 19 huruf (f) dan Peraturan Pemerintah No: 9 tahun 1975

jo. 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, oleh karenanya permohonan Pemohon dapat

dikabulkan ;---------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 84 Undang-undang Nomor 7 tahun 1989

yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan

perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor : 50 tahun 2009 kepada Panitera

Pengadilan Agama Salatiga diperintahkan mengirimkan salinan penetapan Ikrar talak

kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama yang wilayah hukumnya meliputi

tempat tinggal Pemohon dan Termohon dan tempat perkawinan Pemohon dan

Termohon dilangsungkan;-----

DALAM REKONPENSI -------------------------------------------------------------------------

Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon Rekonpensi

adalah sebagaimana terurai diatas;------------------------------------------

Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan dalam konpensi dianggap

pula menjadi pertimbangan dalam rekonpensi ; -----------------------------

Menimbang bahwa tidak maunya Termohon kepada Pemohon karena Pemohon

telah menjalin hubungan dengan perempuan lain, mengakibatkan pertengkaran antara

Page 188: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 67 dari 35 hal

Pemohon dan Termohon, sehingga ketidakmauannya Termohon kembali kepada

Pemohon bukan merupakan perbuatan nusyuz ; -----

Menimbang bahwa karena Penggugat Rekonpensi tidak dalam keadaan nusyuz

maka Tergugat Rekonpensi berkewajiban memberikan Nafkah terhutang, Mut’ah,

Nafkah Iddah, dan Biaya Hadlonah untuk 2 orang anak;-------

Menimbang bahwa Penggugat Rekonpensi menyatakan selama 4 tahun 2 bulan

Tergugat Rekonpensi tidak mengirim nafkah sedangkan Tergugat Rekonpensi

menyatakan bahwa meskipun telah berpisah selama + 3 tahun lamanya namun

Tergugat Rekonpensi setiap bulannya selalu mengirim uang sebagai nafkah kepada

Penggugat Rekonpensi untuk keperluan biaya rumah tangga dan biaya nafkah anak,

oleh karena ada perbedaan antara Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat

Rekonpensi, sedangkan pernyataan Penggugat Rekonpensi negatif maka kewajiban

Tergugat Rekonpensi untuk membuktikan bahwa Tergugat Rekonpensi setiap bulannya

selalu mengirim nafkah kepada Penggugat Rekonpensi ; ----------------------------------------

--------------------------------

Menimbang bahwa untuk menguatkan bantahannya Tergugat Rekonpensi tidak

menghadirkan alat bukti meskipun Majelis telah memberi kesempatan yang cukup

kepada Tergugat Rekonpensi ; -----------------------------

Menimbang bahwa akan tetapi Penggugat Rekonpensi telah menghadirkan bukti

tertulis T.1, T.2 dan T.3 sebagai bukti pengakuan kemudian Majelis mempertimbangkan

sebagai berikut : --------------------------------

Page 189: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 68 dari 35 hal

Menimbang bahwa bukti T.1, T.2 dan T.3 merupakan data rincian pemasukan dan

pengeluaran keuangan pada buku tabungan BNI Cabang Salatiga atas nama

TERMOHON (Penggugat Rekonpensi); --------------------------

Menimbang bahwa karena bukti T.1, T.2 dan T.3 merupakan bukti outentik maka

alat bukti tersebut merupakan alat bukti yang mengikat dan sempurna; ---------------------

------------------------------------------------------------------

Menimbang bahwa butki T.1 mencatat bahwa pada tanggal 08 Mei 2012 Tergugat

Rekonpensi mentransfer kepada Penggugat Rekonpensi sebesar Rp. 13.700.000,00

(Tiga belas juta tujuh ratus ribu rupiah); -------------------------------

Menimbang bahwa bukti T.2 mencatat bahwa pada tanggal 21 Oktober 2013

Tergugat Rekonpensi mentransfer kepada Penggugat Rekonpensi sebesar Rp.

2.500.000,00 (Dua juta lima ratus ribu rupiah), pada tanggal 19 Mei 2014 Tergugat

Rekonpensi mentransfer kepada Penggugat Rekonpensi sebesar Rp. 1.500.000,00

(Satu juta lima ratus ribu rupiah); -------------------------

Menimbang bahwa bukti T.3 mencatat bahwa pada tanggal 24 Maret 2015 Bpk

DED mentransfer kepada Penggugat Rekonpensi sebesar Rp. 10.000.000,00 (Sepuluh

juta rupiah), pada tanggal 15 April 2015 Tergugat Rekonpensi mentransfer kepada

Penggugat Rekonpensi sebesar Rp. 10.000.000,00 (Sepuluh juta rupiah); -----------------

------------------------------------

Menimbang bahwa menurut pengakuan Penggugat Rekonpensi pada bulan Mei

2015 sampai bulan Oktober 2015 juga mengirim sebesar Rp. 10.000.000,00 (Sepuluh

juta rupiah) setiap bulannya dan terakhir bulan Nopember 2016 Tergugat Rekonpensi

mengirim uang sebesar Rp. 5.000.000,00 (Lima juta rupiah) maka pengakuan

Page 190: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 69 dari 35 hal

Penggugat Rekonpensi tersebut merupakan bukti yang sempurna; --------------------------

-----------------------

Menimbang bahwa berdasarkan alat bukti T.1, T.2 dan T.3 serta pengakuan

Penggugat Rekonpensi maka telah terbukti Tergugat Rekonpensi telah mengirim

nafkah untuk Penggugat Rekonpensi beserta anak-anaknya sebagai berikut : ------------

-------------------------------------------------------------------

- Pada tanggal tanggal 21 Oktober 2013 sebesar Rp. 2.500.000,00 (Dua juta lima

ratus ribu rupiah); ----------------------------------------------------------

- Pada tanggal tanggal 19 Mei 2014 sebesar Rp. Rp. 1.500.000,00 (Satu juta lima

ratus ribu rupiah) ;----------------------------------------------------------

- Pada tanggal tanggal 24 Maret 2015 sebesar Rp. 10.000.000,00 (Sepuluh juta

rupiah) ; --------------------------------------------------------------------

- Pada tanggal tanggal 15 April 2015 sebesar Rp. 10.000.000,00 (Sepuluh juta

rupiah) ;---------------------------------------------------------------------------------

- Pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015 juga mengirim sebesar Rp.

10.000.000,00 (Sepuluh juta rupiah) setiap bulannya berjumlah Rp. 60.000.000,00

(Enam puluh juta rupiah);-------------------------------------------

- Dan pengakuan Penggugat Rekonpensi pada bulan Nopember 2016 sebesar Rp.

5.000.000,00 (Lima juta rupiah) ; -----------------------------------

Menimbang bahwa berdasarkan rincian tersebut di atas maka terbukti bahwa

sejak tanggal bulan Maret 2012 sampai dengan bulan Nopember 2016 Tergugat

Rekonpensi telah mentransfer kepada Penggugat Rekonpensi sejumlah Rp.

13.700.000,00 + Rp. 2.500.000,00 + Rp. 1.500.000,00 + Rp. 10.000.000,00 + Rp.

10.000.000,00 + Rp. 10.000.000,00 + Rp. 10.000.000,00 + Rp. 10.000.000,00 + Rp.

Page 191: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 70 dari 35 hal

10.000.000,00 + Rp. 10.000.000,00 + Rp. 10.000.000,00 + Rp. 5.000.000,00 = Rp.

89.000.000,00 (Delapan puluh Sembilan juta rupiah); -------------------------------------------

--------------------------

Menimbang bahwa Tergugat Rekonpensi hanya sanggup memberikan, Mut’ah

sebesar Rp. 2.000.000,00 (Dua juta rupiah), Iddah sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta

rupiah) dan Biaya Hadlonah 2 orang anak sebesar Rp. 1.500.000,00 (Satu juta lima ratus

ribu rupiah),;-------------------------------------------

Menimbang bahwa karena tidak adanya kesepakatan antara Penggugat

Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi , maka Majelis secara ex officio akan

menentukan sendiri besarannya yang harus ditanggung Tergugat Rekonpensi dengan

memperhatikan kemampuan Tergugat Rekonpensi dan asas kepatutan, dengan

mempertimbangkan sebagai berikut : ----------------------

Menimbang bahwa menurut Kompilasi Hukum Islam pasal 149 bahwa

seorang suami yang mencerai isterinya berkewajiban untuk memberikan nafkah kepada

bekas isterinya tersebut , dalam hal ini adalah Mut’ah, nafkah Iddah dan biaya hadlanah

untuk 2 orang anak; --------------------------------------------------------

Menimbang bahwa menurut keterangan Penggugat Rekonpensi, Tergugat

Rekonpensi bekerja di --- sebagai Mualim II dengan gaji sekitar Rp. 25.000.000,00 (Dua

puluh lima juta rupiah) tiap bulannya, sedangkan menurut Tergugat Rekonpensi

penghasilan Tergugat untuk saat ini tidak menentu karena kadang bekerja dan kadang

tidak sedangkan Penggugat Rekonpensi tidak bisa membuktikan pernyataannya oleh

karenanya pernyataan Penggugat Rekonpensi a quo tidak dapat dipertimbangkan; -----

------------------------------------

Page 192: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 71 dari 35 hal

Menimbang bahwa Penggugat Rekonpensi menuntut nafkah lalu selama 4 tahun,

sedangkan terbukti bahwa Tergugat Rekonpensi telah memberikan nafkah lalu kepada

Penggugat Rekonpensi beserta anak meskipun tidak rutin setiap bulan, akan tetapi

jumlah nafkah yang diberikan kepada Penggugat Rekonpensi selama 4 tahun tersebut

menurut Majelis sudah mencukupi, dan telah diakui oleh Penggugat Rekonpensi pada

bulan Nopember 2016 Tergugat Rekonpensi masih mengirim nafkah sebesar Rp.

5.000.000,- oleh karenanya gugatan nafkah lalu harus ditolak kecuali 2 bulan yang

diakui Tergugat Rekonpensi sampai putusan ini dijatuhkan yaitu bulan Desember 2016

dan bulan Januari 2017; ------------------------------------------------------------------------------

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka nafkah

lalu yang harus dibayarkan kepada Penggugat Rekonpensi sebesar Rp. 1.500.000,00

x 2 bulan = Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah); -------

Menimbang, bahwa terhadap nafkah anak terhutang yang dituntut oleh

Penggugat Rekonpensi terhadap Tergugat Rekonpensi yaitu sejumlah Rp.

150.000.000,00 ( Seratus lima puluh juta rupiah ), maka hal ini tidak dikenal dalam

syariat islam dan berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 608 K/AG/2003

tanggal 23 Maret 2005 yaitu kewajiban seorang ayah untuk memberi nafkah kepada

anaknya adalah Lil-intifa’ bukan lit-tamlik, oleh karena kelalaian seorang ayah yang tidak

memberikan nafkah kepada anaknya (nafkah madiyah anak ) tidak dapat digugat,

sehingga dengan demikian gugatan penggugat tentang hal ini harus dinyatakan tidak

dapat diterima; -------------------

Menimbang bahwa tentang tuntutan mut’ah Penggugat Rekonpensi , maka

Mejelis mempertimbangkan berdasarkan tuntutan Penggugat Rekonpensi setiap bulan

Page 193: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 72 dari 35 hal

x 1 tahun yaitu Rp. 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) x 12 bulan = Rp.

18.000.000,00 (delapan belas juta rupiah rupiah);-------------------

Menimbang bahwa tentang biaya Hadlonah 2 orang anak yaitu sebesar Rp.

1.500.000,00 x 2 = Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) setiap bulan sampai anak tersebut

dewasa atau mandiri dengan kenaikan 10 persen setiap tahunnya; ---------------------------

-----------------------------------------------------------------

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas , maka kewajiban

Tergugat Rekonpensi yang harus diberikan kepada Penggugat Rekonpensi adalah

sebagai berikut : --------------------------------------------------------

Mut’ah sebesar : Rp. 18.000.000,00 (delapan belas juta rupiah);

-------------------------------------------------------------------------------------

Nafkah Iddah sebesar : Rp. 4.500.000,- (Empat juta lima ratus ribu

rupiah); --------------------------------------------------------------------------------

Nafkah lalu sebesar : Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah); ------

Biaya hadlanah untuk 2 orang anak yang bernama ANAK PEMOHON DAN

TERMOHON umur 8 tahun dan ANAK PEMOHON DAN TERMOHON, umur 5

tahun setiap bulannya minimal sebesar : Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah)

setiap bulan sampai anak tersebut umur 21 tahun atau mandiri dengan kenaikan

10 persen setiap tahunnya; -----

DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI :-------------------------------------------------

Menimbang bahwa sesuai dengan pasal 89 ayat (1) Undang-Undang nomor 7

tahun 1989, tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan

Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009 maka

Page 194: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 73 dari 35 hal

semua biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Pemohon; ----------------

----------------------------------------------

Mengingat segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan

hukum syara' yang berkaitan dengan perkara ini ; -------------------------

M E N G A D I L I

Dalam Konpensi : --------------------------------------------------------------------------------

1. Mengabulkan permohonan Pemohon Konpensi ; ------------------------------------

2. Memberi ijin kepada Pemohon Konpensi (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu

Roj`i terhadap Termohon Konpensi (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan

Agama Salatiga ; ---------------------------------------------------

3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karanganyar untuk mengirim salinan

penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah ---, Kota Salatiga kepada

Pegawai Pencatat Nikah ---, Kota Salatiga untuk dicatat dalam daftar yang

disediakan untuk itu; -----------------------------------------------

Dalam Rekonpensi : ----------------------------------------------------------------------------

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi sebagian ; -----------------------

2. Menghukum kepada Tergugat Rekonpensi untuk memberikan kepada Penggugat

Rekonpensi berupa : --------------------------------------------------------

2.1. Nafkah Iddah sebesar Rp. 4.500.000,- (empat juta lima ratus ribu rupiah) ; ---

-------------------------------------------------------------------------------

2.2. Mut’ah sebesar Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah) ; ----------

Page 195: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 74 dari 35 hal

2.3. Nafkah lalu sbesar Rp. Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah); ---------------

2.4. Biaya Hadlonah 2 orang anak dalam asuhan Tergugat Rekonpensi sebesar

Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) setiap bulan sampai anak tersebut umur

21 tahun atau mandiri dengan kenaikan 10 persen setiap tahunnya; ------------

-----------------------------------------------------------

3. Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi selain dan selebihnya ; ------------

Dalam Konpensi dan Rekonpensi : -------------------------------------------------------

Membebankan kepada Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi untuk membayar

biaya perkara ini sebesar Rp. 751.000,00 (Tujuh ratus lima puluh saturibu rupiah); ------

-----------------------------------------------------------------------------

Demikian putusan ini dijatuhkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama

Salatiga pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2017 M . bertepatan dengan tanggal 20

Rabiul Tsani 1438 Hijriyah H. dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan

Agama Salatiga oleh kami Drs. H. ANWAR ROSIDI, sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs.

H. SALIM, S.H., M.H dan Drs. MOCH. RUSDI, M.H, masing-masing sebagai Hakim

Anggota, putusan mana pada hari itu juga dibacakan dalam persidangan yang terbuka

untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut didampingi para Hakim Anggota dan dibantu

oleh Dra. Hj. SITI ZULAIKHAH, sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri Pemohon

diluar hadirnya Termohon ;------------------------------------------------------------------------------

Hakim Ketua Majelis,

Page 196: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 75 dari 35 hal

Drs. H. ANWAR ROSIDI

Hakim Anggota I,

Drs. H. SALIM, S.H., M.H

Hakim Anggota II,

Drs. MOCH. RUSDI, M.H

Panitera Pengganti

Dra. Hj. SITI ZULAIKHAH

Perincian Biaya :

1. Biaya Pendaftaran Rp. 30.000,00

2. Biaya Proses Rp. 50.000,00

3. Biaya Panggilan Rp. 660.000,00

4. Biaya Redaksi Rp. 5.000,00

5. Biaya Materai Rp. 6.000,00

Jumlah Rp. 751.000,00

Page 197: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor 0668/Pdt.G/2016/PA.Sal Lembar 76 dari 35 hal

(Tujuh ratus lima puluh satu ribu rupiah)

Page 198: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 77 dari 35 halaman

PUTUSAN

Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Salatiga yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

dalam tingkat pertama dalam persidangan Majelis telah menjatuhkan putusan sebagai

berikut dalam perkara cerai talak antara :-----------------------------

PEMOHON, Umur 42 Tahun, Agama Islam,Pendidikan Pasca Sarjana Srata 3

Pekerjaan ---, bertempat kediaman di ---, Kota Salatiga,

berdasarkan Surat kuasa Khusus tertanggal 09 November

2016 memberikan Kuasa kepada S.S Fatimah, SH, Advokat

dan Konsultan Hukum LBH Bakti Nusa, yang berkantor di JL.

Diponegoro 164 Salatiga, sebagai PEMOHON ;------------

L a w a n

TERMOHON, Umur 40 Tahun, Agama Islam,Pendidikan Diploma III, Pekerjaan

---, bertempat kediaman di ---, Kota Salatiga, berdasarkan

Surat kuasa Khusus tertanggal 13 Desember 2016

memberikan Kuasa kepada Atatin Malihah, S.Ag dan kawan

kawan Advokat dan Konsultan Hukum ATATIN MALIHAH

S.Ag dan Partner, yang berkantor di JL. Bukit Beringi Elok V

/B 383 RT. 03/RW. 16 Kelurahan Wonosari , Kecamatan

Ngaliyan , Kota Semarang dan berdasarkan Surat kuasa

Page 199: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 78 dari 35 halaman

Khusus tertanggal 18 Juli 2017 memberikan Kuasa Subtitusi

kepada Yakub Adi Krisanto ,SH.MH Advokat dari Kantor

Hukum Yakub Adi Krisanto dan Rekan, yang berkantor di JL.

Jenderal Sudirman No.5 Lantai 2 Salatiga sebagai

TERMOHON;--------------------------------------------------

Pengadilan Agama tersebut;--------------------------------------------------------------------

Telah membaca surat-surat perkara;---------------------------------------------------------

Telah mendengar keterangan Pemohon serta saksi-saksi di muka persidangan;-

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Menimbang, bahwa Pemohon berdasarkan surat permohonannya tertanggal

Nopember 2016 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Salatiga Nomor :

1258/Pdt.G/2016/PA.Sal tanggal 14 Nopember 2016. telah mengajukan alasan -alasan

sebagai berikut;-----------------------------------------

1. Bahwa Pemohon dan Termohon telah melangsungkan pernikahan yang dicatat

oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama ---, Kabupaten Boyolali,

yang tercatat dalam Kutipan Akta Nikah Nomor : --- tertanggal 01 Maret 1997.

2. Bahwa sesudah akad nikah antara Pemohon dengan Termohon hidup bersama

kurang lebih selama 19 ( Sembilan Belas ) tahun di rumah orang tua Pemohon di

---, Salatiga, dari bulan Maret 1997 sampai bulan Oktober 2016 .

3. Bahwa dalam pernikahan tersebut Pemohon dengan Termohon tersebut telah

hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri (ba’da dukhul) dan dikaruniai 4 (

empat ) orang anak. Yaitu :

Page 200: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 79 dari 35 halaman

I. Anak Laki – laki yang bernama ANAK PEMOHON DAN TERMOHON , yang

lahir di Salatiga, pada tanggal 15 Januari 1998; sekarang berumur +18

tahun

II. Anak perempuan yang bernama ANAK PEMOHON DAN TERMOHON,

yang lahir di Salatiga pada tanggal 27 November 2001; sekarang berumur

+15 tahun

III. Anak perempuan yang bernama ANAK PEMOHON DAN TERMOHON ,

yang lahir di Salatiga pada tanggal 24 Desember 2005 , sekarang berumur

+11 tahun

IV. Anak Perempuan yang bernama ANAK PEMOHON DAN TERMOHON,

yang lahir di Salatiga pada tanggal 16 April 2014, sekarang berumur +2

tahun

4. Bahwa semula keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon dalam

keadaan harmonis, baik dan rukun. Akan tetapi setelah 19 tahun

perkawinan, Pemohon dan Termohon sering terjadi kesalahpahaman yang

disebabkan :

a. Termohon kalau melakukan hal – hal yang berhubungan dengan

rumah tangga tanpa seijin Pemohon, kalau ditanya malah marah -

marah

b. Termohon tidak patuh kepada Pemohon apabila pergi ke luar rumah

jarang minta izin pemohon

5. Bahwa karena situasi rumah tangga Pemohon dan Termohon selalu terjadi

kesalahpahaman, maka puncak perselisihan terjadi pada bulan agustus 2016;

6. Bahwa atas sikap Termohon tersebut diatas, sehingga situasi rumah tangga

Pemohon dan Termohon sering terjadi perselisihan terus – menerus yang sulit

didamaikan, kemudian Pemohon tinggal di rumah paviliun dan Termohon tinggal

Page 201: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 80 dari 35 halaman

di rumah utama di ---, Salatiga sehingga antara Pemohon dan Termohon sudah

pisah selama kurang lebih 1 (satu) bulan, yaitu dari Bulan Oktober tahun 2016

sampai Permohonan Cerai Talak ini diajukan di Pengadilan Agama Salatiga ;

7. Bahwa, atas hal-hal tersebut di atas Pemohon mengajukan Cerai Talak terhadap

Termohon dengan alasan : antara Pemohon dan Termohon terus – menerus

terjadi perselisihan dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah

tangga.;

Bahwa atas dasar hal-hal yang terurai di atas Pemohon mohon kepada Bapak

Ketua Pengadilan Agama Salatiga c.q Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini

nantinya agar berkenan menerima, memeriksa dan kemudian menjatuhkan putusannya

sebagai berikut :

PRIMAIR

1. Mengabulkan Permohonan Cerai Talak Pemohon.

2. Memberi ijin kepada Pemohon ( PEMOHON ) untuk mengucapkan ikrar talak

terhadap Termohon (TERMOHON, di depan persidangan Pengadilan Agama

Salatiga

3. Menetapkan biaya perkara menurut hukum.

SUBSIDAIR

- Mohon putusan lain yang seadil – adilnya ( ex aequo et bono ).

Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan para pihak hadir

dan menghadap di persidangan;--------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung RI No.1 tahun

2016 tentang Mediasi, Pemohon dan Termohon atas perintah Majelis telah

melaksanakan mediasi dengan Mediator Drs. H. ANWAR ROSIDI , tanggal 22 Desember

Page 202: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 81 dari 35 halaman

2016 namun gagal berdasarkan laporan hasil mediasi tanggal 22 Desember 2016,

mediasi dinyatakan gagal;-----------------------------------------------

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim berusaha dengan sungguh-sungguh

mendamaikan Pemohon dan Termohon di persidangan, tidak berhasil;-

Menimbang, bahwa kemudian dibacakan permohonan Pemohon dan Pemohon

melalui Kuasanya tetap mempertahankan dalil permohonannya tanpa perubahan dan

atau tambahan sesuatu apapun;-------------------------------------------

Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon tersebut Termohon telah

memberikan jawaban secara tertulis tertanggal 23 Maret 2016 sebagai berikut :-----------

-------------------------------------------------------------------------------------

DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Termohon dengan ini menyatakan menolak seluruh dalil-dalil

Pemohon, kecuali terhadap hal-hal yang diakui secara tegas kebenarannya

oleh Termohon dalam jawaban ini;

2. Bahwa benar dalil Pemohon dalam permohonannya point 1 bahwa

Pemohon dan Termohon telah melangsungkan pernikahan yang dicatat

oleh Pegawai Pencatat Nikah kantor Urusan Agama --- kabupaten Boyolali

yang tercatat dalam Kutipan akta nikah Nomor : --- tertanggal 01 Maret

1997;

3. Bahwa tidak sepenuhnya benar dalil Pemohon dalam permohonannya point

2 bahwa sesudah akad nikah antara pemohon dan Termohon hidup

bersama kurang lebih selama 19 (sembilan belas) tahun dirumah orang tua

Pemohon di ---, Salatiga, dari bulan Maret 1997 sampai Oktober 2016

karena faktanya rumah di ---, Salatiga, adalah rumah bersama. Memang

Page 203: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 82 dari 35 halaman

tanahnya pemberian orang tua pemohon namun pembangunan rumah

tersebut dibangun bersama antara Pemohon dan Termohon;

4. Bahwa benar dalil Pemohon point 3 bahwa selama perkawinan antara

Pemohon dan Termohon telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami

isteri dan dikaruniai 4 (empat) orang anak yaitu:

a. ANAK PEMOHON DAN TERMOHON, lahir di Salatiga, tanggal 15

Januari 1998 sesuai dengan Akta kelahiran No --- yang dikeluarkan oleh

kepala Kantor Catatan Sipil Kota Salatiga pada tangga 7 Februari 1998;

b. ANAK PEMOHON DAN TERMOHONuni, lahir di Salatiga tanggal 27

November 2001 sesuai dengan Akta kelahiran No --- yang di keluarkan

oleh kepala Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

Salatiga pada tanggal 23 Januari 2002;

c. ANAK PEMOHON DAN TERMOHON, lahir di Salatiga tanggal 24

Desember 2005 sesuai dengan Akta kelahiran No --- yang di keluarkan

oleh kepala Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga pada

tanggal 03 Januari 2006;

d. ANAK PEMOHON DAN TERMOHON, lahir di Salatiga tanggal 16 April

2014 sesuai dengan Akta kelahiran No --- yang di keluarkan oleh kepala

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga pada tanggal 26

Mei 2014;

5. Bahwa tidak benar dalil Pemohon dalam permohonannya point 4 yang

menyebutkan bahwa semula kehidupan rumah tangga Pemohon dan

Termohon dalam keadaan harmonis, baik dan rukun. Akan tetapi setelah

19 tahun perkawinan, Pemohon dan Termohon sering terjadi

kesalahpahaman yang disebabkan:

a. Termohon kalau melakukan hal-hal yang berhubungan dengan rumah

tangga tanpa seijin Pemohon, kalau ditanya malah marah-marah

Page 204: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 83 dari 35 halaman

b. Termohon tidak patuh kepada Pemohon apabila pergi keluar rumah

jarang minta ijin Pemohon;

6. Bahwa tidak benar apa yang disampaikan oleh Pemohon dalam point 5 a

karena segala sesuatu yang menyangkut atau berhubungan dengan rumah

tangga, Termohon selalu melibatkan Pemohon. Tidak pernah Termohon

mengambil keputusan sendiri;

7. Bahwa demikian juga dalil Pemohon pada point 5 b bahwa karena sudah

menjadi kesepakatan bersama Termohon bekerja bersama Pemohon

dalalam usaha BMT Ramadana, segala aktifitas Termohon sudah

semestinya atas pengetahuan Pemohon;

8. Bahwa sampai saat ini antara Pemohon dan Termohon masih tinggal

bersama dalam satu rumah dikediaman bersama di ---, Kota Salatiga.

Termohon masih berharap ada kesempatan untuk memperbaiki rumah

tangga dengan Pemohon. Demi tujuan mulia bersama perkawinan untuk

membentuk keluarga yang sakinah mawaddah warahmah sebagaimana

tertuang dalam pasal 1 UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan

karenanya tujuan pernikahan untuk membentuk keluarga yang sakinah

mawaddah warahmah tertuang dalam pasal 1 UU No. 1 tahun 1974

sebagaimana janji Pemohon kepada Termohon;

9. Bahwa atas keinginan Pemohon ini, untuk menyudahi rumah tangga tidak

saja membuat Termohon bersedih dan terluka namun juga telah membuat

anak-anak terguncang psikisnya, anak-anak adalah amanah dari Allah

ynag harus dibimbing, diarahkan dan didampingi orang tua yang lengkap.

Mereka membutuhkan keluarga utuh untuk tumbuh kembang dengan baik;

10. Bahwa apapun kesalahan yang telah Termohon lakukan, Termohon siap

memperbaiki agar rumah tangga Termohon dengan Pemohon

terselamatkan. Membina rumah tangga yang telah berjalan 19 tahun tentu

Page 205: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 84 dari 35 halaman

tidak sedikit masalah yang mewarnai, namun Termohon yakin bahwa akan

dapat terwujud rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah jika

masih ada niatan dari kedua belah pihak untuk saling memperbaiki demi

keutuhan bersama;

Demikian jawaban Termohon atas permohonan ikrar talak Pemohon, untuk itu

Termohon memohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Agama Salatiga c.q

majelis Hakim yang memeriksa perkara berkenan menjatuhkan putusan

sebagai berikut:

1. Menolak permohonan ikrar talak Pemohon

2. Menetapkan biaya perkara menurut hukum

Atau

Apabila pengadilan Agama Salatiga berpendapat lain mohon putusan yang

adil berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa;

Menimbang, bahwa atas jawaban dari Termohon diatas kemudian Pemohon

melalui kuasanya menyampaikan replik tertulis tertanggal 13 april 2016 yang pada

pokoknya sebagai berikut :-------------------------------------------------

DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Pemohon menyampaikan dalam jawaban Termohon nomor 2 (dua)

benar

2. Bahwa Pemohon menyampaikan dalam jawaban Termohon nomor 3 (tiga)

akan dibuktikan dalam acara pembuktian tentang rumah di --- Salatiga

adalah rumah bersama;

3. Bahwa Pemohon menyampaikan dalam jawaban Termohon nomor 4

(empat) benar

Page 206: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 85 dari 35 halaman

4. Bahwa pemohon menyampaikan jawaban Termohon nomor 5 (lima)

Pemohon tetap pada permohonan semula

5. Bahwa Pemohon menyampaikan jawaban Termohon nomor 6 (enam)

pemohon tetap pada permohonan semula;

6. Bahwa Pemohon menyampaikan jawaban Termohon nomor 7 (tujuh)

Pemohon tidak pernah menyinggung tentang usaha BMT Ramandana

maka jawaban dari Termohon tersebut mohon dikesampingkan;

7. Bahwa Pemohon menyampaikan jawaban Termohon nomor 8 (delapan)

pemohon tetap pada permohonan semula;

8. Bahwa Pemohon menyampaikan jawaban Termohon nomor 9 (sembilan)

Pemohon tetap pada permohonan semula;

9. Bahwa Pemohon menyampaikan jawaban Termohon nomor 10 (sepuluh)

Pemohon tetap pada permohonan semula;

Menimbang, bahwa atas replik diatas, kemudian Termohon menyampaikan

duplik tertulis tertanggal 15 Juni 2016 sebagai berikut :-------------

DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Termohon pada prinsipnya tetap berpendirian pada jawaban

Termohon pada tanggal 23 Maret 2017 kecuali yang diakui secara tegas

oleh Termohon;

2. Bahwa Termohon menyatakan membenarkan dalil pemohon angka 1

(satu);

3. Bahwa Termohon tetap pada dalil-dalil jawaban Termohon dan menolak

dalil Pemohon pada angka 2 (dua) karena faktanya rumah di --- Salatiga

adalah rumah bersama;

4. Bahwa Termohon menyatakan membenarkan dalil pemohon angka 3 (tiga)

Page 207: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 86 dari 35 halaman

5. Bahwa Termohon tetap pada dalil-dalil jawaban Termohon dan menolak

dalil Pemohon pada angka 4 (empat)

6. Bahwa Termohon tetap pada dalil-dalil jawaban Termohon dan menolak

dalil Pemohon pada angka 5 (lima)

7. Bahwa Termohon tetap pada dalil-dalil jawaban Termohon dan menolak

dalil Pemohon pada angka 6 (enam) karena faktanya Termohon dan

Pemohon sudah ada kesepakatan bersama antara Pemohon dengan

Termohon dalam usaha BMT Ramadana sehingga seharusnya segala

aktifitas Termohon sudah semestinya Pemohon mengetahuinya;

8. Bahwa Termohon tetap pada dalil-dalil jawaban Termohon dan menolak

dalil Pemohon pada angka 7 (tujuh)

9. Bahwa Termohon tetap pada dalil-dalil jawaban Termohon dan menolak

dalil Pemohon pada angka 8 (delapan)

10. Bahwa Termohon tetap pada dalil-dalil jawaban Termohon dan menolak

dalil Pemohon pada angka 9 (sembilan)

Demikian Duplik Termohon, untuk itu Termohon memohon kepada Bapak

Ketua Pengadilan Agama Salatiga c.q majelis Hakim yang memeriksa perkara

Nomor 1258/Pdt.G/2016/PA. Sal berkenan menjatuhkan putusan sebagai

berikut:

1. Menerima Duplik Termohon untuk keseluruhan

2. Menolak permohonan ikrar talak Pemohon

3. Menetapkan biaya perkara menurut hukum

Atau

Apabila pengadilan Agama Salatiga berpendapat lain mohon putusan yang

adil berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa;

Page 208: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 87 dari 35 halaman

Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil permohonannya, Pemohon telah

mengajukan surat bukti berupa :-------------------------------------------------------

Fotocopy Kartu Tanda Penduduk Pemohon NIK: --- tanggal 30 Maret 2012 yang

dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Semarang, bermetarai cukup, telah dicocokkan dan telah sesuai dengan aslinya,

kemudian oleh Ketua Majelis diberi tanda P1;--------

Fatocopy Kutipan Akta Nikah Nomor : --- tertanggal 01 Maret 1997, yang

dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama --- Kabupaten Boyolali, bermaterai cukup,

telah dicocokkan dan telah sesuai dengan aslinya, kemudian oleh Ketua Majelis

diberi tanda P2;------------------------------------------------------------

Asli surat Keputusan Rektor --- Salatiga Nomor : --- tertanggal 10 april 2017, yang

dikeluarkan oleh Rektor --- Salatiga, bermaterai cukup, telah dicocokkan dan telah

sesuai dengan aslinya, kemudian oleh Ketua Majelis diberi tanda P3;-----------------

--------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa disamping bukti surat tersebut, Pemohon juga

mengajukan bukti berupa saksi-saksi untuk meneguhkan dalil permohonannya :-

1. SAKSI I, umur 32 tahun, agama Islam, Pekerjaan ---, tempat tinggal di ---, Kota

Salatiga, di bawah sumpah saksi memberikan keterangan sebagai berikut :-------

--------------------------------------------------------------------------------

- Bahwa saksi adalah adik Ipar Pemohon;----------------------------------------

- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah tahun 1997

yang lalu;-----------------------------------------------------------------

- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah

orang tua Pemohon --- selama 19 tahun dan telah dikaruniai 4 orang anak;----

----------------------------------------------------------

Page 209: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 88 dari 35 halaman

- Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon seluma harmonis namun sejak

setahun terakhir ini, antara Pemohon dan Termohon sering terjadi

kesalahpahaman, bertengkar dan telah pisah ranjang sebabnya karena

Termohon tidak taat kepada Pemohon;------------------

- Bahwa sejak 3 bulan yang lalu Pemohon pindah ke rumah Pemohon yang baru

bersama anak nomor 1 ;------------------------------------------------

- Antara Pemohon dan Termohon sudah tidak ada komunikasi;-------------

- Bahwa saksi sudah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon untuk

bisa rukun kembali tetapi tidak berhasil;---------------------------------

2. SAKSI II, umur 32 tahun, agama Islam, Pekerjaan ---, tempat tinggal di ---

Kabupaten Magelang, di bawah sumpah saksi memberikan keterangan sebagai

berikut :----------------------------------------------------------------------------

- Bahwa saksi adalah sebagai asisten Rumah Tangga tetangga Pemohon;------

--------------------------------------------------------------------------

- Bahwa saksi bekerja sejak awal tahun 2016 sampai awal 2017 satu tahunan;-

----------------------------------------------------------------------------------

- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah lebih

kurang 20 tahunan yang lalu ;-----------------------------------------------

- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah

orang tua Pemohon --- selama 20 tahun dan telah dikaruniai 4 orang anak;---

---------------------------------------------------------------------------

- Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon seluma harmonis namun sejak

3 bulanan yang lalu , antara Pemohon dan Termohon sering terjadi

kesalahpahaman, bertengkar , Cekcok , Termohon membanting HP dan kejar

kejaran di jalan umum karena bertengkar, sebabnya tidak tahu ;------------------

------------------------------------------------

Page 210: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 89 dari 35 halaman

- Bahwa sejak 3 bulan yang lalu Pemohon dan Termohon pisah rumah ,

Pemohon pindah ke rumah Pemohon yang baru ;---------------------------

- Bahwa Antara Pemohon dan Termohon sudah tidak ada komunikasi;---

- Bahwa saksi sudah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon untuk

bisa rukun kembali tetapi tidak berhasil;---------------------------------

3. SAKSI III, umur 40 tahun, agama Islam, Pekerjaan ---, tempat tinggal di ---, Kota

Salatiga , di bawah sumpah saksi memberikan keterangan sebagai berikut :------

----------------------------------------------------------------------

- Bahwa saksi adalah Pembantu Pemohon;--------------------------------------

- Bahwa saksi menjadi Pembantu Pemohon sejak januari 2017 sampai mei 2017

;------------------------------------------------------------------------------

- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah tahun 1997

yang lalu;-----------------------------------------------------------------

- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah

orang tua Pemohon --- selama 19 tahun dan telah dikaruniai 4 orang anak;--

----------------------------------------------------------------------------

- Bahwa setahu saya rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak

harmonis , terakhir ini antara Pemohon dan Termohon sering terjadi

kesalahpahaman, bertengkar masalah anak ;------------------------

- Bahwa sewaktu saya masih bekerja di rumah Pemohon , Pemohon tinggal

rumah Pavilyun sedang Termohon di Rumah Induk ;namu sekarang saya

sudah tidak tahu lagi;---------------------------------------------

- Antara Pemohon dan termohon sudah tidak ada komunikasi;--------- ---

Menimbang, bahwa untuk membuktikan bantahanya Termohon mengajukan

alat bukti berupa saksi-saksi masing masing bernama :--------------

Page 211: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 90 dari 35 halaman

1. SAKSI TI , umur 65 tahun, agama Islam, Pekerjaan ---, tempat tinggal di ---,

Kabupaten Boyolali, di bawah sumpah saksi memberikan keterangan sebagai

berikut :----------------------------------------------------------------------------

- Bahwa saksi adalah Ibu Kandung Termohon ;---------------------------------

- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah tahun 1997

yang lalu;-----------------------------------------------------------------

- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah

orang tua Pemohon --- selama 19 tahun dan telah dikaruniai 4 orang anak;---

---------------------------------------------------------------------------

- Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon semula baik baik, harmonis

namun beberapa bulan terakhir ini, antara Pemohon dan Termohon sering

terjadi kesalahpahaman, bertengkar dan berselisih sebabnya tidak tahu,

pernah termohon disuruh berhenti bekerja di BMT tapi Termohon tidak mau ;-

---------------------------------------------------

- Bahwa antara Pemohon dan Termohon sudah tidak serumah, Pemohon

pindah ke rumah Pemohon yang baru sedangkan Termohon tinggal di rumah

bersama yang lama ;--------------------------------------------

- Antara Pemohon dan termohon sudah tidak ada komunikasi;--------------

- Bahwa saksi sudah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon untuk

bisa rukun kembali tetapi tidak berhasil;---------------------------------

2. SAKSI TII, umur 40 tahun, agama Islam, Pekerjaan ---, tempat tinggal di ---

Kabupaten Semarang, di bawah sumpah saksi memberikan keterangan

sebagai berikut :-------------------------------------------------------

- Bahwa saksi adalah sebagai asisten Rumah Tangga tetangga atau Teman

Termohon;----------------------------------------------------------------------

- Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah lebih tetapi

saya tidak tahu persis kapan menikahnya ;----------------------

Page 212: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 91 dari 35 halaman

- Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah

orang tua Pemohon --- selama 20 tahun dan telah dikaruniai 4 orang anak;--

----------------------------------------------------------------------------

- Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon baik baik dan harmonis tetapi

sejak pindah di rumah bersama saya tidak tahu keadaannya ;---------------------

-------------------------------------------------------

- Bahwa saya juga tidak tahu apakah pemohon dan termohon masih tinggal

bersama atau sudah pisah ; ---------------------------------------------

- Bahwa saksi sudah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon untuk

bisa rukun kembali tetapi tidak berhasil;---------------------------------

Menimbang, bahwa Termohon membenarkan keterangan saksi-saksi tersebut

;----------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Pemohon dan Termohon juga telah mengajukan

kesimpulan secra tertulis sebagai berikut :

KESIMPULAN PEMOHON

1. Bahwa Pemohon menyampaikan permohonannya kemudian dilanjutkan

termohon menyampaikan jawabannya dan dilanjut pemohon membuat

replik dan Termohon membuat duplik;

2. Bahwa kemudian persidangan memasuki tahap pembuktian, Pemohon

membawa bukti surat dan membawa 3 (tiga) orang saksi dibawah sumpah

yang pada intinya menyampaikan sudah terjadi percekcokan yang sulit

didamaikan kemudian dari saksi pihak keluarga sudah tidak bisa untuk

mendamaikan kedua belah pihak, antara Pemohon dan Termohon;

3. Bahwa Termohon telah mendatangkan 2 (dua) orang saksi dibawah

sumpah yang satu adalah orang tua dari Termohon yang intinya

Page 213: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 92 dari 35 halaman

menyampaikan antara Pemohon dan Termohon sering terjadi percekcokan

dan pertengkaran, saksi mengetahui sendiri sering juga mendamaikan

tetapi sekarang sudah tidak sanggup untuk mendamaikan pemohon dan

termohon kemudian saksi yang satunya lagi tidak bisa memberi keterangan

yang jelas dan tidak mengetahui tentang rumah tangga Pemohon dan

Termohon saat ini;

4. Bahwa Pemohon sudah mendapatkan keputusan dari Rektor --- Salatiga

yaitu ijin perceraian dikarenakan Pemohon adalah --- di Lingkungan ---

Salatiga;

KESIMPULAN TERMOHON

1. Bahwa benar antara Pemohon dan Termohon telah menikah yang dicatat

oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama ---, Kabupaten

Boyolali sebagaimana tercatat pada dalam Kutipan Akta Nikah Nomor ---

tertanggal 1 Maret 1997;

2. Bahwa benar dalam pernikahan antara Pemohon dan Termohon telah

dikaruniai 4 (empat) orang anak yaitu:

a. ANAK PEMOHON DAN TERMOHON yang lahir di Salatiga pada

tanggal 15 Januari 1998 sesuai dengan Akta kelahiran No --- yang

dikeluarkan oleh kepala Kantor Catatan Sipil Kota Salatiga pada

tangga 7 Februari 1998;

b. ANAK PEMOHON DAN TERMOHONuni yang lahir di Salatiga pada

tanggal 27 November 2001 sesuai dengan Akta kelahiran No ---

yang di keluarkan oleh kepala Kantor Catatan Sipil Kota Salatiga

pada tanggal 23 Januari 2002;

c. ANAK PEMOHON DAN TERMOHON yang lahir di Salatiga tanggal

24 Desember 2005 sesuai dengan Akta kelahiran No --- yang di

Page 214: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 93 dari 35 halaman

keluarkan oleh kepala Kantor Catatan Sipil Kota Salatiga pada

tanggal 03 Januari 2006;

d. ANAK PEMOHON DAN TERMOHON yang lahir di Salatiga tanggal

16 April 2014 sesuai dengan Akta kelahiran No --- yang di keluarkan

oleh kepala Kantor Catatan Sipil Kota Salatiga pada tanggal 26 Mei

2014;

3. Bahwa tidak benar Pemohon sudah meninggalkan rumah tempat tinggal

Pemohon dan Termohon di --- Kota Salatiga sejak sebelum Oktober 2016

sampai dengan November 2016;

4. Bahwa pemohon masih tinggal bersama Termohon ketika sidang perkara a

quo sedang berlangsung;

5. Bahwa dengan fakta ini, kualitas dalil-dalil Pemohon patut dipertimbangkan

oleh hakim pada saat memeriksa perkara a quo khususnya dalam

mengambil putusan;

6. Bahwa dalil Pemohon yang menyatakan Termohon melakukan hal-hal yang

berhubungan dengan rumah tangga tanpa seijin Pemohon sangat tidak

benar. Pemohon tidak bisa membuktikan dalilnya tersebut dari dua orang

saksi yang diajukan;

7. Bahwa Termohon selama perkawinan dengan Pemoho selalu patuh

terhadap Pemohon dan selalu minta ijin atau persetujuan kepada Pemohon

apabila hendak melakukan aktivitas di luar rumah baik yang bersifat

pekerjaan maupun sosial;

8. Bahwa apabila majelis hakim akan menggunakan alasan perceraian

berdasarkan pasal 116 Kompilasi Hukum Islam yaitu adanya perselisihan

terus menerus maka ada beberapa hal yang perlu di petimbangkan yaitu:

Page 215: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 94 dari 35 halaman

a. Perselishan atau pertengkaran adalah hal wajar dalam perkawinan

karena perbedaan pandangan atau pendapat antara Pemohon dan

Termohon

b. Permasalahan yang menjadi akar perselisihan bukan hal substansial

bagi terwujudnya perkawinan yang shakinah, mawadah dan warohmah.

Karena yang selalu dipermasalahkan adalah Termohon yang aktif

berkegiatan di organisasi sosial kemasyarakatan dan atau yang

berkaitan dengan pekerjaan yang dipimpin oleh Pemohon;

c. Perselisihan yang di dalilkan oleh Pemohon tidak terjadi secara terus

menerus karena sangat tergantung dari kondisi psikologis Pemohon.

Misalnya Pemohon sedang capek atau beban pekerjaan sedang

menumpuk maka mudah sekali memicu pertengkaran karena pada saat

itu Termohon sedang melakukan aktifitas meski sudah pamit ke

Pemohon;

9. Bahwa saksi-saksi yang diajukan oleh Pemohon tidak pernah mengetahui

secara langsung adanya perselisihan terus menerus. Saksi hanya

mengatakan pernah ada pertengkaran dan / atau diminta oleh Pemohon

mengantar ke Rumah Sakit karena sakit;

10. Bahwa keterangan saksi-saksi Pemohon tidak mengatakan terjadinya

perselihan terus menerus antara Pemohon dan Termohon. Kedua saksi

Pemohon hanya mengetahui pernah terjadi perselisihan atau

pertengakaran antara Pemohon dan Termohon dan tidak pernah

mengetahui substansi pertengkaran antara Pemohon dan Termohon;

11. Bahwa keterangan saksi Termohon juga hanya mengetahui adanya

perselisihan atau pertengkaran namun apakah selalu terjadi perselisihan,

saksi tidak mengetahui;

Page 216: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 95 dari 35 halaman

12. Bahwa untuk itu Majelis Hakim tidak dapat mengetahui berdasarkan

keterangan para saksi, apakah sudah terjadi perselisihan yang terus

menerus atau tidak. Karena para saksi hanya mengetahui adanya

pertengkaran secara parsial atau incidental;

13. Bahwa berdasarkan pasal 8 ayat (1) dan (2) peraturan Pemerintah No.10

Tahun 1983 tentang ijin perkawinan dan perceraian bagi pegawai negeri

Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun

1990 tentang Perubahan peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1983 tentang

ijin perkawinan dan perceraian bagi pegawai negeri Sipil menentukan

apabila perceraian terjadi atas kehendak pegawai negeri Sipil maka ia wjib

menyerahkan sebagian gajinya untuk penghidupan bekas istri dan anak-

anaknya. Pembagian gaji sebagaimana dimaksud ayat (1) ialah sepertiga

untuk pegawai negeri Sipil pria yang bersangkutan, sepertiga untuk bekas

istrinya, dan sepertiga untuk anak atau anak-anaknya;

14. Bahwa Pemohon adalah seorang pegawai negeri Sipil Dosen --- Salatiga;

15. Bahwa dengan demikian Majelis Hakim harus memberikan nafkah kepada

Termohon dan anak-anak Pemohon sesuai dengan Pasal 8 ayat (1) dan (2)

Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1983 tentang Ijin Perkawinan dan

perceraian bagi pegawai negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah No.45 tahun 1990 tentang ijin perkawinan dan

perceraian bagi pegawai negeri Sipil;

16. Bahwa apabila Majelis Hakim akhirnya menilai telah terpenuhi alasan

perceraian, maka untuk menjamin pemberian nafkah kepada istri harus

dipotong langsung dari gaji pemohon yang diterima sebagai Pegawai

Negeri Sipil Dosen --- Salatiga ke rekening Termohon;

17. Bahwa nafkah sebagaimana dimaksud pada angka 16 adalah nafkah

mut’ah yang wajib diberikan Pemohon kepada Termohon apabila Majelis

Page 217: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 96 dari 35 halaman

Hakim menerima permohonan a quo sebagaimana diatur dalam pasal 149

huruf a jo pasal 158 huruf b Kompilasi Hukum Islam;

18. Bahwa meskipun pasal 156 Kompilasi Hukum Islam mengatur mengenai

haddanah bagi anak yang belum mumayyis;

19. Bahwa Pemohon tidak mempermasalahkan hak asuh anak (haddanah) dan

dari hasil perkawinan Pemohon dan Termohon telah lahir 4 (empat) orang

anak, maka kami meminta haddanah keempat anak berada di Termohon;

20. Bahwa berdasarkan pasal 8 ayat (1) dan (2) Peraturan pemerintah No. 10

tahun 1983 tentang ijin perkawinan dan perceraian bagi Pegawai Negeri

Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan pemerintah No.45 tahun

1990 tentang Perubahan Peraturan pemerintah No.10 tahun 1983 tentang

Ijin Perkawinan dan perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil, maka Pemohon

memberikan haddanah kepada keemapt anak sampai dengan lulus

sarjana;

21. Bahwa apabila Pemohon keberatan dengan ketentuan berdasarkan pasal

8 ayat (1) dan (2) Peraturan pemerintah No. 10 tahun 1983 tentang ijin

perkawinan dan perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan pemerintah No.45 tahun 1990 tentang Perubahan

Peraturan Peraturan pemerintah No.10 tahun 1983 tentang Ijin Perkawinan

dan perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil, maka Termohon meminta nafkah

mut’ah sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) dan haddanah bagi

keemapt anak Pemohon dan Termohon masing-masing Rp. 5.000.000,00

(lima juta rupiah);

Maka berdasarkan uraian kesimpulan Termohon, kami mohon kepada majelis

Hakim yang memeriksa perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut:

PRIMAIR

1. Menyatakan menolak seluruh permohonan Pemohon untuk seluruhnya;

Page 218: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 97 dari 35 halaman

2. Menyatakan perkawinan antara Pemohon dan Termohon tetap sah

berdasarkan Kutipan akta Nikah Nomor --- tertanggal 1 Maret 1997;

3. Menyatakan apabila majelis Hakim mengabulkan permohonan Pemohon

maka hak asuh semua anak hasil perkawinan antara Pemohon dan

Termohon dipegang oleh Termohon;

4. Menghukum Pemohon apabila majelis Hakim mengabulkan permohonan

Pemohon agar memberikan nafkah untuk biaya hidup (haddanah) ke

empat anak Pemohon masing-masing sebesar Rp. 5.000.000,00 sampai

dengan ke empat anak tersebut menikah;

5. Menghukum Pemohon apabila Majelis Hakim mengabulkan permohonan

pemohon agar memberikan nafkah untuk biaya pendidikan ke empat anak

Pemohon dan Termohon disesuaikan dengan sekolah dan jenjang

pendidikan sampai dengan ke empat anak tersebut meraih gelar sarjana;

6. Menghukum Pemohon apabila Majelis hakim mengabulkan permohonan

Pemohon untuk memberikan nafkah mut’ah kepada Termohon sebesar

Rp. 5.000.000,00 per bulan sampai Termohon menikah lagi;

7. Menghukum Pemohon membayar biaya perkara;

SUBSIDAIR

Dan atau apabila Majelis Hakim yang memriksa perkara perdata ini

berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Menimbang, bahwa Pemohon dan Termohon menyatakan telah cukup

memberikan keterangan dan alat bukti dan mohon agar Pengadilan segera menjatuhkan

putusan;-----------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa tentang jalannya pemeriksaan di persidangan semuanya

telah dicatat dalam berita acara persidangan sehingga untuk mempersingkat uraian

Page 219: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 98 dari 35 halaman

putusan ini, cukuplah Pengadilan menunjuk kepada berita acara tersebut;-------------------

-----------------------------------------------------------

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah seperti

yang diuraikan diatas; ------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa Pemohon dan Termohon hadir sendiri menghadap ke

persidangan dan kedua pihak telah melaksanakan mediasi namun dinyatakan gagal,

maka pemeriksaan perkara ini dilanjutkan sebagaimana prosedur beracara biasa di

Pengadilan Agama; -------------------------------------------

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha secara sungguh sungguh

untuk mendamaikan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil; ---

Menimbang, bahwa meskipun pada pokoknya Termohon tidak keberatan atas

permohonan cerai talak Pemohon terhadap Termohon, serta mengakui sebagian dalil

dalil yang diajukan Pemohon, kecuali yang dibantah secara tegas oleh Termohon, oleh

karenanya pengakuan Termohon merupakan bukti yang sempurna (pasal 174 HIR),

namun karena perkara aquo menyangkut masalah perkawinan, maka Pemohon tetap

dibebani pembuktian; -------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan Bukti surat (P.1) Foto Copy Kartu Tanda

Penduduk (KTP), keterangan dan permohonan Pemohon, serta relaas panggilan

Termohon telah ternyata, bahwa Termohon bertempat tinggal di Wilayah Hukum

Pengadilan Agama Salatiga , oleh karena itu pemeriksan perkara quo dapat dilanjutkan

di Pengadilan Agama Salatiga, maka sesuai dengan pasal 66 ayat 2 Undang-Undang

Nomor : 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang diubah dengan Undang-Undang

Nomor : 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Umdang-Undang Nomor : 50

Page 220: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 99 dari 35 halaman

tahun2009 maka Pengadilan Agama Salatiga berwenang untuk memeriksa dan

mengadili perkara ini;----------------------------------------------------------------------------------------

---------------

Menimbang, bahwa bukti surat (P.2) berupa Kutipan Akta Nikah adalah

merupakan alat bukti autentik, karena dibuat dan ditandatangani oleh Pejabat yang

berwenang, maka alat bukti tersebut dapat diterima sebagai alat bukti (pasal 165 HIR); -

-----------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P2 terbukti Pemohon dan Termohon

adalah suami isteri yang sah; ----------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat ( P.3 ) berupa Surat Keputusan

Rektor --- Salatiga nomor : --- tertanggal 10 april 2017 tentang izin perceraian bagi

Pemohon, yang ditandatangani oleh Rektor --- Salatiga, Pemohon sebagai Pegawai

Negeri Sipil ( --- ) /Dosen untuk melakukan perceraiannya dengan Termohon telah

mendapat ijin dari atasannya, sehingga permohonan Pemohon telah memenuhi pasal 3

Peraturan Pemerintah Nomor : 10 Tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah Nomor : 45

Tahun 1990 Tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil ;--------

------------------------

Menimbang, Bahwa berdasarkan bukti (P.3) tersebut, harus dinyatakan bahwa

permohonan Pemohon telah memenuhi syarat formil dan materiil dalam permohonannya

dan dapat diterima ;----------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa sebagaimana pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 9

tahun 1975, Majelis Hakim perlu mendengarkan keterangan keluarga dan Pemohon dan

Termohon;-------------------------------------------------------------------

Page 221: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 100 dari 35 halaman

Menimbang, bahwa di persidangan, diatas sumpah telah didengar keterangan

empat orang saksi baik dari Pemohon maupun Termohon masing- masing bernama

SAKSI I Adik Ipar Pemohon dan SAKSI II Asisten Rumah tangga Pemohon, serta SAKSI

III Pembantu Pemohon, serta SAKSI TI Ibu kandung Termohon dan SAKSI TII Teman

Termohon sebagai saksi;-----------

Menimbang, bahwa alat bukti saksi juga telah memenuhi syarat sebagai alat

bukti (pasal 145 HIR) maka dapat diterima sebagai alat bukti. Dan keterangannya

merupakan keterangan yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan menguatkan

dalil-dalil permohonan Pemohon, maka keterangan tersebut dapat diterima (pasal 170

HIR); ----------------------------------------------------

Menimbang, bahwa sesuai dengan permohonan Pemohon yang telah

diperkuat dengan pengakuan Termohon, bukti (P.1), Bukti ( P.2 ) dan bukti (P.3) serta

keterangan saksi-saksi dari Pemohon dan Termohon dipersidangan maka majelis telah

menemukan fakta hukum sebagai berikut : --------------------------------

Bahwa Pemohon telah menikah dengan Termohon pada tanggal 01 Maret 1997 ,

Akta Nikah Nomor : ---, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama, --- ,

Kabupaten Boyolali pada tanggal 01 Maret 1997 ;----------------

Bahwa Pemohon bekerja sebagai ---/Dosen --- Salatiga; ------------------------

Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon tinggal bersama di rumah orang

Tua Pemoho selama lebih dari 19 tahun dan selama hidup bersama Pemohon

dan Termohon telah dikaruniai empat orang anak;------

Bahwa sejak 3 bulan terahir rumah tangga antara Pemohon dengan Termohon

mulai goyah, tidak harmonis, sering bertengkaran dan perselisihan antara

Pemohon dan Termohon, karena Termohon sering marah marah tanpa sebab yang

jelas, tidak hormat kepada Pemohon; ------

Page 222: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 101 dari 35 halaman

Bahwa sejak lebih dari 3 bulan yang lalu Pemohon dengan Termohon telah selama

pisah ranjang bahkan rumah ;------------------------------------------

Bahwa,selama pisah antara Pemohon dengan Termohon sudah tidak ada

komunikasi layaknya suami isteri yang baik dalam berumah tangga ;---------

Bahwa perkawinan Pemohon dengan Termohon telah pecah, tidak bisa disatukan

lagi ;--------------------------------------------------------------------------------

Bahwa Saksi dan keluarga sudah berusaha mendamaikan Pemohon dan

Termohon, namun tidak berhasil dan tidak sanggup lagi mendamaikan Pemohon

dan Termohon;-----------------------------------------------------------------

Bahwa antara Pemohon dan Termohon sudah tidak ada harapan untuk hidup

bersama lagi;-------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas terbukti bahwa

rumah tangga antara Pemohon dan Termohon telah pecah dan tidak ada harapan untuk

rukun kembali sebagai suami istri lagi, sehingga dengan demikian dalil-dalil permohonan

Pemohon telah memenuhi alasan peceraian sesuai pasal 39 ayat 2 Undang-undang

nomor 1 tahun 1974 jo pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1975 jo

pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam;-----------------------------------------------------------

-----------------------------

Menimbang, bahwa oleh karena rumah tangga Pemohon dan Termohon telah

nyata pecah, maka apabila perkawinan antara Pemohon dan Termohon tersebut tetap

dipertahankan niscaya tujuan rumah tangga sebagaimana dalam pasal 1 Undang-

undang nomor 1 tahun 1974 yaitu, sakinah mawaddah wa rahmah tidak dapat terwujud;

-----------------------------------------------

Menimbang, bahwa menghindari timbulnya mafsadat dalam rumah tangga

Pemohon dan Termohon harus lebih didahulukan dari pada menarik kemaslahatannya

sesuai dengan kaidah usul yang berbunyi :-------------------------

Page 223: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 102 dari 35 halaman

درأالمفاسدمقدمعلىجلبالمصالح

Artinya : Meninggalkan kerusakan itu lebih utama daripada mengambil

kemaslahatan. -------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa dalam hal perceraian tidak perlu dilihat dari siapa

percekcokan atau salah satu pihak telah meninggalkan pihak lain, tetapi yang perlu dilihat

adalah perkawinan itu sendiri apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan atau

tidak, serta bisa diharapkan untuk rukun kembali atau tidaknya dalam perkawinan,

sebagaimana Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor : 534.K/Pdt./1996 tanggal 18 Juni

1996; jo Yurisprudensi Mahkamah Agung nomor : 2249.K/Pdt./1992 tanggal 22 Juni

1994;---------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas Majelis Hakim

berpendapat bahwa permohonan Pemohon telah cukup alasan dan berdasarkan hukum,

oleh karenanya permohonan Pemohon patut untuk dikabulkan dengan memberikan izin

kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon di depan

persidangan Pengadilan Agama Salatiga setelah setelah putusan aquo memperoleh

kekutan hukum tetap;---------

Menimbang, bahwa Pemohon sebagai Lektor /Dosen /Pegawai Negeri Sipil ( -

-- ) berpangkat Penata Tingkat I /Golongan Ruang gaji III/d adalah orang yang cukup

mampu dari segi ekonomi, Perkawinan Pemohon dan Termohon telah berjalan lebih dari

20 tahun dan telah dikaruniai 4 orang anak yang masih belum dewasa, serta Termohon

adalah isteri yang taat kepada Pemohon atau tidak terbukti Nuzus, maka sesuai dengan

pasal 41 huruf c Undang Undang Nomor : 1 Tahun 1974 Tentang Perkawian jo pasal

149 huruf a,b dan d Kompilasi Hukum Islam kepada Pemohon sebagai bekas suami

perlu dibebani untuk memberikan dan membayar kewajiban kepada Termohon berupa

Page 224: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 103 dari 35 halaman

Mut’ah, nafkah iddah dan nafkah serta biaya pendidikan untuk kedua anak yang belum

dewasa sesuai kemampuan atau ma’ruf dan ikhsan;-------------------------------------

Menimbang, bahwa meskipun Termohon, tidak mengajukan tuntutan , akan

tetapi berdasarkan kewenangannya hakim dapat membebankan kepada pemohon untuk

membayar muth’ah dan nafkah iddah serta jaminan hidup yang layak kepada Termohon

sebagai bekas isteri Pegawai Negeri Sipil sesuai ketentuan Pasal 149 huruf a dan b jo

158 huruf b Pemohon harus dibebani untuk membayar muth’ah dan nafkah iddah kepada

Termohon sesuai kepatuhan dan kemampuan ( mu’asyarotun bil ma’ruf ) ;------------------

--------------

Menimbang , oleh karenanya Pemohon sebagai Lektor/Dosen , berpangkat

Penata Tk I/III/d , telah menjalani perkawinan dengan Termohon selama lebih dari 20

tahun , keempat anak masih dalam Pemeliharaan Termohon dan Pemohon , maka

kepada Pemohon dibebankan untuk memberikan kepada Termohon berupa nafkah

iddah selama tiga bulan ,setiap bulan sebesar 2.000.000; ( dua juta rupiah ) sehingga

semuanya berjumlah Rp 6.000.000; ( enam juta rupiah );---------------------------------------

------------------

Menimbang, bahwa untuk pembebanan muth’ah Majelis hakim sependapat

dengan Pakar hukum Islam Penulis Kitab al ahwalus syahsyiyyah dalam halaman 334

yang menyatakan :

Artinya : apabila terjadi talak sesudah dukhul tanpa kerelaan isteri, hendaknya

bagi isteri deberi muth’ah selama satu tahun setelah masa iddahnya”. maka berdasarkan

doktrin hukum tersebut pemberian muth’ah kepada bekas isteri selama 12 ( dua belas

bulan ) ; oleh karena nafkah iddah dalam satu bulan telah ditetapkan sebesar Rp.

2.000.000; ( dua juta rupiah ), maka muth’ah yang dibebankan kepada Pemohon untuk

dibayarkan kepada Termohon sejumlah nafkah Iddah Rp.2.000.000; x 12 bulan = Rp.

Page 225: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 104 dari 35 halaman

24.000.000; ( dua puluh empat juta rupiah );---------------------------------------------------------

-------

Menimbang, oleh karena anak masih dalam pemeliharaan Pemohon dan

Termohon , maka kepada Pemohon maupun Termohon sebagai orang tuanya, tetap

dibebankan untuk membayar nafkah, biaya pendidikan dan perawatan kepada kempat

anak hasil perkawinan Pemohon dengan Termohon, yang besarannya disesuaikan

dengan kemampuan dan kebutuhan hidup layak minimum ( KHL ) , secara tanggung

renteng atau bersama sama sampai keempat anak tersebut dewasa , sesuai ketentuan

pasal 13 dan 16 Undang-Undang nomor : 23 tahun 2002 sebagaimana telah diubah

dengan undang-undang nomor : 35 tahun 2014 Tentang perlindungan anak ;---------------

-----------

Menimbang, bahwa Pemohon sebagai Lektor/Dosen / Pegawai Negeri Sipil ( -

-- ) sesuai pasal 8 ayat 1 dan 2 Peraturan Pemerintah Nomor : 10 Tahun 1983

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 45 Tahun 1990

Tentang izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil jis pasal 4 dan 26

Undang Undang Nomor : 23 Tahun 2002 sebagaimana telah dirubah dengan Undang-

Undang Nomor : 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak , serta pasal 149 huruf a,b

dan d Kompilasi Hukum Islam, kepada Pemohon diwajibkan memberikan sebagian

gajinya baik untuk bekas isteri maupun anaknya, sehingga oleh karenanya Majelis Hakim

berpendapat bahwa kewajiban tersebut dapat dikonpensasikan dengan kewajiban

membayar mut’ah sebagai jaminan hidup untuk bekas isterinya agar tidak terlantar dalam

hidupnya, sehingga oleh karenanya kepada Pemohon diwajibkan membayar mut’ah

sejumlah Rp. 24.000.000. ( dua puluh empat juta rupiah ); nafkah, maskan dan kiswah

selama iddah sejumlah Rp. 6.000.000; ( enam juta rupiah ); dan Nafkah untuk keempat

Rp. 2.000.000; ( dua juta rupiah ) setiap bulan sampai keempat anak tersebut dewasa ;-

--------------------------------------------------

Page 226: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 105 dari 35 halaman

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 84 Undang-undang Nomor 7 tahun

1989 yang diubah dan ditambah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dengan

perubahan kedua Undang-undang Nomor 50 tahun 2009 kepada Panitera Pengadilan

Agama Salatiga diperintahkan untuk mengirimkan salinan Penetapan Ikrar Talak kepada

Pegawai Pencacat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan yang wilayahnya meliputi

tempat tinggal Pemohon dan Termohon serta Kantor Urusan Agama Kecamatan di

tempat perkawinan tersebut dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan

untuk itu ;---------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 89 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7

tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor

3 tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009, maka kepada Pemohon

nantinya akan dibebani untuk membayar biaya akibat perkara ini;------------------------------

----------------------------------------------------

Mengingat segala ketentuan hukum Islam dan peraturan perundang-undangan

yang berkaitan dengan perkara ini;----------------------------------------------

M E N G A D I L I

6) Mengabulkan permohonan Pemohon ; ------------------------------------------------

7) Memberi ijin kepada Pemohon ( PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj`i

terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Salatiga;--

----------------------------------------------------------------------------

8) Menghukum Pemohon untuk membayar kepada Termohon, masing masing berupa

: ------------------------------------------------------------------------------------------

3.1. Muth’ah sejumlah Rp. 24.000.000; ( dua puluh empat juta rupiah )

3.2. Nafkah, maskan dan kiswah selama Iddah 3 bulan sejumlah Rp. 6.000.000;

( enam juta rupiah );--------------------------------------------------

Page 227: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 106 dari 35 halaman

3.3. Nafkah dan biaya hadlonah untuk keempat orang anak sejumlah Rp.

2.000.000; ( dua juta rupiah ) setiap bulan ditambah kenaikan 10 % ( prosen

) untuk setiap tahunnya, sampai keempat anak tersebut dewasa.;---------------

------------------------------------------------------------------

9) Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Salatiga untuk mengirimkan Salinan

Penetapan Ikrar Talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama ---

Kota Salatiga dan Kantor Urusan Agama --- Kabupaten Boyolali , untuk dicatat

dalam daftar yang disediakan untuk itu;-----------------

10) Membebankan Pemohon untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp.

856.000; ( delapan ratus lima puluh enam ribu rupiah );----------------------

Demikian putusan ini dijatuhkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Salatiga

pada hari Kamis tanggal 24 Agustus 2017 M. bertepatan dengan 02 Dzulhijah 1438

H. Dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Salatiga oleh kami

Drs. MUHDI KHOLIL, SH. MA. MM sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs. H SALIM,

SH. MH dan Drs. MOCH RUSDI, MH masing-masing sebagai Hakim Anggota,

putusan mana pada hari itu juga dibacakan dalam persidangan yang terbuka untuk

umum oleh Ketua Majelis didampingi oleh para Hakim Anggota tersebut serta

MU’ASYAROTUL AZIZAH, SH sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri oleh

Kuasa Pemohon dan Termohon;--------------------------------------------------------------------

Hakim Ketua Majelis,

Drs. MUHDI KHOLIL, SH. MA,MM.

Hakim Anggota I, Hakim Anggota II,

Page 228: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

Putusan Nomor : 1258/Pdt.G/2016/PA.Sal

Lembar 107 dari 35 halaman

Drs.H.SALIM,SH.MH Drs. MOCH. RUSDI.,MH

Panitera Pengganti

MUASYAROTUL AZIZAH, SH.

Perincian Biaya :

6. Biaya Pendaftaran Rp. 30.000,00 7. Biaya Proses Rp. 50.000,00 8. Biaya Panggilan Rp. 765 .000,00 9. Biaya Redaksi Rp. 5.000,00 10. Biaya Materai Rp. 6.000,00

Jumlah Rp. 856.000,00

(delapan ratus lima puluh enam ribu rupiah)

Page 229: PENETAPAN KADAR NAFKAH IDDAH DAN MUT’AHe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5007/1/MUHLIFA NUR PRAHANDI… · iddah maupun mut’ah. Dalam menentukan kadar biaya penghidupan tidak

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhlifa Nur Prahandika

NIM : 211-13-010

Jurusan : Hukum Keluarga Islam

Tempat/Tgl Lahir : Magelang, 29 Juli 1995

Alamat : Dusun Kuncen RT 02/ RW 02, Desa Ngablak,

Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang,

Provinsi Jawa tengah

Nama Ayah : Muji Setiyo

Nama Ibu : Sri Nur Fuatun, S.Pd.I

Agama : Islam

Pendidikan : RA GUPPI Ngablak Magelang Lulus Tahun 2001

SDN Ngablak 1 Magelang Lulus Tahun 2007

MTsN Ngablak Magelang Lulus Tahun 2010

MAN Tegalrejo Magelang Lulus Tahun 2013

Demikian daftar riwayat hidup ini, penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 16 Maret 2018

Penulis

Muhlifa Nur Prahandika

NIM. 211-13-010