PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

159
PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET DENGAN METODE KEMOMETRIK MULTIVARIAT SKRIPSI OLEH: SRI AKBITA TAMPUBOLON NIM 161501046 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020 Universitas Sumatera Utara

Transcript of PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

Page 1: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN

SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

DENGAN METODE KEMOMETRIK MULTIVARIAT

SKRIPSI

OLEH:

SRI AKBITA TAMPUBOLON

NIM 161501046

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

ii

PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN

SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

DENGAN METODE KEMOMETRIK MULTIVARIAT

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

OLEH:

SRI AKBITA TAMPUBOLON

NIM 161501046

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

iii

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penetapan Kadar Multivitamin Dalam Sediaan Sirup Secara Spektrofotometri

Ultraviolet Dengan Metode Kemometrik Multivariat”, serta shalawat

bertangkaikan salam keharibaan junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW

Yang kita sebagi umatnya menjadikan beliau sebagai suri tauladan dalam

kehidupan. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar

Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Selama peyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu,sebagai

wujud kerendahan hati penulis dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada: Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Runtung

SH., M.Hum., atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk

menyelesaikan program Sarjana Farmasi. Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sumatera Utara, Ibu Prof. Dr. apt. Masfria, M.S., dan Wakil Dekan I Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara, Ibu Dr. apt. Poppy Anjelisa Zaitun

Hasibuan, M.Si., atas fasilitas dan sarana yang telah diberikan kepada penulis.

Bapak Prof. Dr. apt. Muchlisyam, M.Si., selaku Pembimbing yang sangat baik

kepada penulis yang tidak hentinya selalu memberikan motivasi, arahan,

kemudahan dan penuh perhatian selama penulis menjalani pendidikan, penelitian

dan penyelesaian skripsi ini. Bapak Prof. Dr.rer.nat. apt. Effendy De Lux Putra,

SU., dan Ibu apt. Yade Metri Permata, S.Farm., M.Si. sebagai penguji yang telah

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

v

memberikan saran demi semakin baiknya skripsi ini. Ibu Dr. apt. Sumaiyah,

M.Si., selaku Penasehat Akademik yang telah membimbing penulis selama

menjalani masa perkuliahan serta bapak dan ibu dosen fakultas farmasi USU yang

telah mendidik selama perkuliahan

Teruntuk Orang tua tercinta Umak Tiurnida pardede dan ayahanda

Wajannna Tampubolon memberikan segalanya yang tak terhingga maknanya

dengan penuh perhatian dan sayang kepada penulis. Kakanda Tercinta Juhari

Tampubolon, Adi Syaputra Tampubolon, Lilly Tampubolon, Ronni Tampubolon,

serta adikku tercinta Pinita Tampubolon yang telah memberikan motivasi dan

dukungan kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan

baik. Penulis juga tidak lupa berterima kasih dengan orang-orang terdekat dan

semua teman-teman yang ikut serta membantu dan memberi dukungan kepada

penulis selama penelitian dan penulisan bahan skripsi ini terutama Ukmi Ath-

Thibb, stambuk 2016 STF dan FKK, KOS SULTAN, ASBO MANTUL, KAM

RABBANI FF USU, PEMA FF, KPU USU, INCOMPHASCO serta teman-teman

TEKAD 3. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT Serta semua pihak

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas

semua kebaikan yang telah diberikan. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang farmasi

Medan, September 2020

Penulis,

Sri Akbita Tampubolon

NIM 161501046

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

vi

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini:

Nama : Sri Akbita Tampubolon

Nomor Induk Mahasiswa : 161501046

Program Studi : Sarjana Farmasi

Judul Skripsi : Penetapan Kadar Multivitamin Dalam

Sediaan Sirup Secara Spektroftometri Ultraviolet

Dengan Metode Kemometrik Multivariat

Dengan ini menyebutkan bahwa skripsi yang saya buat adalah asli karya saya

sendiri dan bukan plagiat. Apabila di kemudian hari diketahui skripsi saya

tersebut plagiat karena kesalahan sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun

oleh Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera

Utara. Saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan

sehat.

Medan, September 2020

Sri Akbita Tampubolon

NIM 161501046

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

vii

PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP

SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET DENGAN METODE

KEMOMETRIK MULTIVARIAT

ABSTRAK

Latar Belakang: Campuran vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida merupakan

salah satu jenis kombinasi dalam sediaan sirup multivitamin yang perlu untuk

diuji konsentrasi kadarnya untuk keperluan kebutuhan manusia.

Tujuan : Untuk menguji validasi metode spektrofotometri kemometrik yang

dikombinasikan dengan kalibrasi multivariat partial least square (PLS) dan

menetapkan kadar campuran vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida dalam sediaan

sirup.

Metode : Dilakukan pembuatan model kalibrasi dan validasi secara kemometrik

masing-masing 5 konsentrasi yang diukur absorbansinya pada panjang

gelombang 210-280 nm dengan interval 2 nm. Kemudian dievaluasi hasil R2,

PRESS, dan RMSCEV.

Hasil : Metode yang digunakan dinyatakan valid dengan parameter presisi dengan

Simpangan Baku Relatif (SBR) untuk vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida

1,498 %,; 1,3286 %; 1,6318 %; dan 1,5257 % dan parameter akurasi dengan

persen perolehan kembali 100,21%; 100,26%; 99,56%; 99,73%. Pada kalibrasi

multivariat PLS vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida dengan masing-masing

dengan nilai RMSECV 0,1750; 0,11; 0,0366; 0,04753 dengan nilai PRESS

1,1028; 0,4377; 0,04836; 0,0814 dengan nilai R2

0,99967; 0,9998; 0,9999;

0,9998. Sehingga, kemampuan prediksi masih dapat diterima dan baik digunakan

untuk penetapan kadar. Hasil penetapan kadar vitamin B1, B2, B6, dan

nikotinamida masing-masing yaitu 96,24% ; 97,43%; 102,47%; dan 97,49%.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

penetapan kadar vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida dengan metode

kemometrik multivariat PLS memenuhi persyaratan kadar untuk sediaan sirup

menurut USP XXII (1989) dan Farmakope Edisi IV (1995).

Kata kunci: Vitamin B1, B2, B6, dan Nikotinamida, Kemometrik, PLS

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

viii

DETERMINATION OF MULTIVITAMIN IN THE SYRUP

FORMULATION BY ULTRAVIOLET SPECTROFOTOMETRY USING

THE MULTIVARIATE CHEMOMETRIC METHOD

ABSTRACT

Background: Combination vitamin B1, B2, B6, and nicotinamide are one type of

combination in multivitamin syrup preparations that need to be tested for

concentration levels for human needs.

Objective : To validate of chemometric spectrophotometric method that

combined with multivariate partial least square (PLS) calibration and determining

levels of combination vitamin B1, B2, B6, and nicotinamide in syrup.

Method: Calibration model and chemometric validation are made 5

concentrations, the absorbance measured using 210-280 nm wavelength with 2 nm

intervals. Then the results of R2, PRESS, and RMSCEV were evaluated..

Results: The method used was valid with precision parameter as Relative

Standard Deviation (RSD) for vitamin B1, B2, B6, and nicotinamide 1.498%;

1.3286%; 1.6318%; and 1.5257% and accuracy parameter as recovery percentage

100.21%; 100.26%; 99.56%; 99.73%. In the multivariate calibration of PLS

Vitamin B1, B2, B6, and nicotinamide such as RMSECV value are 0.1750; .11;

0.0366; 0.04753, PRESS value are 1.1028; 0.4377; 0.04836; 0.0814, and R2 value

are 0.99967; 0.9998; .9999; 0,9998. Prediction ability is still acceptable and good

for determination. The results for determining the levels of vitamins B1, B2, B6,

and nicotinamide were 96.24% and 97.43%; 102.47%; dan 97.49%.

Conclusion: Based on the results from discussion can be concluded that

determination level of vitamin B1, B2, B6, and nicotinamide by multivariate PLS

chemometric method of requirements for syrup preparations according to USP

XXII (1989) and Pharmacopoeia IV edition (1995).

Key words: vitamins B1, B2, B6, Nicotinamide, Chemometric, PLS

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………. .................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………. .................................. iii

KATA PENGANTAR ……………………………. ............................................. iv

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS……………………………. ............. vi

ABSTRAK ……………………………. .............................................................. vii

ABSTRACT ……………………………. ............................................................. viii

DAFTAR ISI ……………………………. ............................................................ ix

DAFTAR TABEL ……………………………. ................................................... xii

DAFTAR GAMBAR …………………………. ................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………. .......................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................ ……………………………1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah .......................................................................................... 3

1.4 Hipotesis ............................................................................................................ 3

1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 3

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4

2.1 Uraian Bahan ..................................................................................................... 4

2.1.1 Vitamin B1 ...................................................................................................... 4

2.1.2 Vitamin B2 ...................................................................................................... 6

2.1.3 Vitamin B6 ...................................................................................................... 7

2.1.4 Nikotinamida ................................................................................................... 9

2.2 Sirup ................................................................................................................ 11

2.3 Spektrofotometri ............................................................................................ 11

2.3.1 Defenisi ......................................................................................................... 11

2.3.2 Klasifikasi Spektrofotometri ......................................................................... 12

2.3.3 Kegunaan Spektrofotometri .......................................................................... 15

2.3.4 Komponen Spektrofotometer ....................................................................... 15

2.3.5 Hukum Lambert-Beer ................................................................................... 18

2.4. Analisis Multikomponen dengan Spektrofotometri Ultraviolet ..................... 19

2.5 Spektrum Ultraviolet Vitamin B1, B2, B6 dan Nikotinamida ......................... 21

2.6 Kemometrika ................................................................................................... 21

2.6.1 Pengertian Kemometrika .............................................................................. 21

2.6.2 Komponen Statistika pada PLS ..................................................................... 23

2.7 Validasi Metode ............................................................................................... 24

2.7.1 Presisi (Keseksamaan) ................................................................................. 24

2.7.2 Akurasi ........................................................................................................ 25

2.7.3 Selektivitas ................................................................................................... 26

2.7.4 Spesifitas ...................................................................................................... 26

2.7.5 Batas Deteksi Dan Batas Kuantitasi .............................................................. 26

2.7.6 Linearitas ...................................................................................................... 27

2.7.7 Rentang ......................................................................................................... 27

2.7.8 Kekuatan dan Ketahanan .............................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 29

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

x

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 29

3.2 Alat ................................................................................................................... 29

3.3 Bahan .............................................................................................................. 29

3.4 Pengambilan Sampel ....................................................................................... 29

3.5 Prosedur Penelitian........................................................................................... 30

3.5.1 Pembuatan Pereaksi ..................................................................................... 30

3.5.2 Pembuatan Larutan Induk Baku ................................................................... 30

3.5.2.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Vitamin B1 ............................................ 30

3.5.2.2 Pembuatan Larutan Induk Baku vitamin B2 ............................................. 30

3.5.2.3 Pembuatan Larutan Induk Baku vitamin B6 ............................................. 30

3.5.2.4 Pembuatan Larutan Induk Baku Nikotinamida .......................................... 31

3.5.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum .................................................. 31

3.5.3.1 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Vitamin B1 ............................ 31

3.5.3.2 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Vitamin B2 ............................ 32

3.5.3.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Vitamin B6............................. 32

3.5.3.4 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Nikotinamida ......................... 32

3.5.4 Pembuatan Spektrum Serapan Baku ............................................................. 33

3.5.4.1 Pembuatan Spektrum Serapan Baku vitamin B1 ....................................... 33

3.5.4.2 Pembuatan Spektrum Serapan Baku vitamin B2 ....................................... 33

3.5.4.3 Pembuatan Spektrum Serapan Baku vitamin B6 ....................................... 33

3.5.4.4 Pembuatan Spektrum Serapan Baku Nikotinamida ................................... 34

3.5.4.5 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Campuran Maksimum

Vitamin B1, B2, B6, Nikotinamida ........................................................... 34

3.5.5 Pembuatan Spektrum Serapan Secara Kemometrik ..................................... 35

3.5.5.1 Pembuatan Spektrum Serapan vitamin B1 Secara Kemometrik .............. 35

3.5.5.2 Pembuatan Spektrum Serapan vitamin B2 Secara Kemometrik ............... 35

3.5.5.3 Pembuatan Spektrum Serapan vitamin B6 Secara Kemometrik ............... 35

3.5.5.4 Pembuatan Spektrum Serapan Nikotinamida Secara Kemometrik .......... 36

3.5.6. Pembuatan Kurva Kalibrasi Secara Kemometrik ....................................... 36

3.5.6.1. Pembuatan Kurva Kalibrasi Vitamin B1 Secara Kemometrik ................ 36

3.5.6.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Vitamin B2 Secara Kemometrik ................. 36

3.5.6.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Vitamin B2 Secara Kemometrik ................. 36

3.5.6.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi Nikotinamida Secara Kemometrik ............. 37

3.5.7 Validasi Metode ............................................................................................ 37

3.5.7.1 Uji Akurasi ................................................................................................ 37

3.5.7.2 Presisi ........................................................................................................ 37

3.5.7.3 Batas Deteksi Dan Batas Kuantitasi ........................................................... 38

3.5.7.4 Analisis Data Statistik ................................................................................ 38

3.5.8 Penentuan Kadar vitamin B1, B2, B6, Nikotinamida dalam Sediaan

Sirup .............................................................................................................. 39

3.5.8.1 Penentuan Kadar Vitamin B1..................................................................... 39

3.5.8.2 Penentuan Kadar Vitamin B2..................................................................... 40

3.5.8.3 Penentuan Kadar Vitamin B6..................................................................... 40

3.5.8.4 Penentuan Kadar Nikotinamida ................................................................. 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 43

4.1 Penentuan Spektrum serapan maksimum........................................................ 43

4.2 Penentuan Spektrum Serapan Vitamin B1, B2, B6, Dan Nicotinamida Pada

Berbagai Konsentrasi ...................................................................................... 46

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

xi

4.3 Hasil spectrum Campuran Baku Serapan Vitamin B1, B2, B6, dan

Nikotinamida ................................................................................................... 49

4.4 Hasil Pembuatan Kurva Kalibrasi Secara Partial Least Squares (PLS) .......... 52

4.5 Hasil Validasi Metode ..................................................................................... 58

4.6 Hasil Penetapan Kadar Vitamin B1, B2, B6, dan Nikotinamida Dalam

sediaan sirup .................................................................................................... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 61

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 61

5.2 Saran ................................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 62

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

xii

DAFTAR TABEL

4.1 pH vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida ................................................... 52

4.2 Analisis kalibrasi vitamin B1 dengan persamaan PLS ................................. 53

4.3 Data hasil validasi silang antara konsentrasi dan absorbansi

vitamin B1 dengan metode kemometrik (Partial Least Squares)

pada panjang gelombang 210-280 nm .......................................................... 54

4.4 Analisis kalibrasi vitamin B2 dengan persamaan PLS ................................. 54

4.5 Data hasil validasi silang antara konsentrasi dan absorbansi

vitamin B2 dengan metode kemometrik (Partial Least Squares)

pada panjang gelombang 210-280 nm .......................................................... 55

4.6 Analisis kalibrasi vitamin B6 dengan persamaan PLS ................................ 56

4.7 Data hasil validasi silang antara konsentrasi dan absorbansi

vitamin B6 dengan metode kemometrik (Partial Least Squares)

pada panjang gelombang 210-280 nm .......................................................... 57

4.8 Analisis kalibrasi nikotinamida dengan persamaan PLS .............................. 57

4.9 Data hasil validasi silang antara konsentrasi dan absorbansi

nikotinamida dengan metode kemometrik (Partial Least Squares)

pada panjang gelombang 210-280 nm .......................................................... 58

4.10 Nilai linearitas, akurasi, presisi, LOD dan LOQ untuk vitamin B1, B2,

B6 dan nikotinamida ..................................................................................... 59

4.11 Nilai , PRESS, RMSCEV untuk vitamin B1, B2, B6 dan nikotinamida . 60

4.12 Kadar dan standar deviasi vitamin B1,B2, B6, dan nikorinamida pada

sirup sampel produksi lokal ......................................................................... 60

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Struktur Vitamin B1 ......................................................................................... 4

2.2 Spektrum Serapan Vitamin B1......................................................................... 5

2.3 Spektrum Serapan Vitamin B1......................................................................... 5

2.4 Struktur Vitamin B2 ......................................................................................... 6

2.5 Spektrum Serapan Vitamin B2......................................................................... 7

2.6 Spektrum Serapan Vitamin B2......................................................................... 7

2.7 Struktur Vitamin B6 ......................................................................................... 8

2.8 Spektrum Serapan Vitamin B6......................................................................... 8

2.9 Spektrum Serapan Vitamin B6......................................................................... 9

2.10 Struktur Nikotinamida ...................................................................................... 9

2.11 Spektrum Serapan Nikotinamida ................................................................... 10

2.12 Spektrum Serapan Nikotinamida ................................................................... 10

2.13 Spektra Serapan Senyawa X dan Y (tidak ada tumpang tindih) .................... 19

2.14 Spektra Serapan Senyawa X dan Y (tumpang tindih satu arah) .................... 20

2.15 Spektra Serapan Senyawa X dan Y (tumpang tindih dua arah) ..................... 20

2.16 Tumpang tindih spektrum vitamin a. B1; b.B2; c.B6 dan d. nikotinamida

dalam pelarut air deionisasi ........................................................................... 21

4.1 Spektrum Serapan Vitamin B1....................................................................... 43

4.2 Spektrum Serapan Vitamin B2....................................................................... 44

4.3 Spektrum Serapan Vitamin B6....................................................................... 45

4.4 Spektrum Serapan Nikotinamida ................................................................... 45

4.5 Spektrum tumpang tindih serapan maksimum vitamin B1, B2, B6,

Dan Nikotinamida .......................................................................................... 46

4.6 Spektrum Serapan Vitamin B1 pada Berbagai Konsentrasi .......................... 47

4.7 Spektrum Serapan Vitamin B2 pada Berbagai Konsentrasi .......................... 47

4.8 Spektrum Serapan Vitamin B6 pada Berbagai Konsentrasi .......................... 48

4.9 Spektrum Serapan Nikotinamida pada Berbagai Konsentrasi ....................... 48

4.10 Spektrum Serapan Nikotinamida pada Berbagai Konsentrasi ....................... 49

4.11 Spektrum Serapan Tumpang Tindih Campuran Baku Vitamin B1, B2,

B6, Dan Nikotinamida Dan Syrup X ............................................................ 50

4.12 Spektrum Campuran Baku Sirup, Sirup X Dan Vitamin C .......................... 51

4.13 Spektrum Vitamin C ..................................................................................... 51

4.14 Kurva hubungan antara kadar vitamin B1 sebenarnya (actual

response) dan nilai terhitung (calculated response) menggunakan

spektrofotometri UV-Vis tanpa cross validation .......................................... 53

4.15 Kurva hubungan antara kadar vitamin B2 sebenarnya (actual

response) dan nilai terhitung (calculated response) menggunakan

spektrofotometri UV-Vis tanpa cross validation .......................................... 55

4.16 Kurva hubungan antara kadar vitamin B6 sebenarnya (actual

response) dan nilai terhitung (calculated response) menggunakan

spektrofotometri UV-Vis tanpa cross validation .......................................... 56

4.17 Kurva hubungan antara kadar nikotinamida sebenarnya (actual

response) dan nilai terhitung (calculated response) menggunakan

spektrofotometri UV-Vis tanpa cross validation .......................................... 57

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Bagan alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum vitamin B1 .................................................................................... 64

2. Bagan alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum vitamin B2 .................................................................................... 65

3. Bagan alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum vitamin B6 .................................................................................... 66

4. Bagan alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum Nikotinamida ................................................................................ 67

5. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB)

Dan Serapan Maksimum Vitamin B1 ............................................................. 68

6. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB)

Dan Serapan Maksimum Vitamin B2 ............................................................. 69

7. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB)

Dan Serapan Maksimum Vitamin B6 ............................................................. 70

8. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB)

Dan Serapan Maksimum Nikotinamida .......................................................... 71

9. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku campuran

Vitamin B1, B2, B6, Nikotinamida ................................................................. 72

10. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Vitamin B1

Secara Kemometrik (Partial Least Squares) ................................................... 73

11. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Vitamin B2

Secara Kemometrik (Partial Least Squares) ................................................... 74

12. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Vitamin B6

Secara Kemometrik (Partial Least Squares) ................................................... 75

13. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Nikotinamida

Secara Kemometrik (Partial Least Squares) ................................................... 76

14. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Vitamin B1

Secara Kemometrik (Partial Least Squares) ................................................... 77

15. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Vitamin B2

Secara Kemometrik (Partial Least Squares) ................................................... 78

16. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Vitamin B6

Secara Kemometrik (Partial Least Squares) ................................................... 79

17. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Nikotinamida

Secara Kemometrik (Partial Least Squares) ................................................... 80

18. Bagan Alir Penentuan Penetapan Kadar Vitamin B1

Dalam Sirup X ................................................................................................ 81

19. Bagan Alir Penentuan Penetapan Kadar Vitamin B2

Dalam Sirup X ................................................................................................ 82

20. Bagan Alir Penentuan Penetapan Kadar Vitamin B6

Dalam Sirup X ................................................................................................ 83

21. Bagan Alir Penentuan Penetapan Kadar Nikotinamida

Dalam Sirup X ................................................................................................ 84

22. Bagan Alir Prosedur Penelitian secara Keseluruhan ....................................... 85

23. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, Dan Koefisien

Korelasi Vitamin B1 ....................................................................................... 86

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

xv

24. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, Dan Koefisien

Korelasi Vitamin B2 ..................................................................................... 87

25. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, Dan Koefisien

Korelasi Vitamin B6 ..................................................................................... 88

26. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, Dan Koefisien

Korelasi Nikotinamida .................................................................................. 89

27. Perhitungan Penetapan Kadar Vitamin B1, B2, B6,

Dan Nikotinamida ......................................................................................... 90

28. Hasil Validasi Kemometrik dan Koefisien PLS ........................................... 99

29. Data Kadar Vitamin B1, B2, B6, Nikotinamida Dalam

Sediaan Sirup Sampel Produksi Lokal ....................................................... 101

30. Perhitungan Kadar Vitamin B1, B2, B6, dan Nikotinamida secara

Statistik pada Sediaan Sirup Produksi Lokal .............................................. 103

31. Perhitungan persentase perolehan kembali (% recovery) ........................... 107

32. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Vitamin B1 pada Sirup

Sampel Produksi Lokal ............................................................................... 116

33. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Vitamin B1

Secara Statistik............................................................................................ 117

34. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi(LOD) Sirup

Dan Batas Kuantitasi (LOQ) Vitamin B1 ................................................... 118

35. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Vitamin B2 pada Sirup

Sampel Produksi Lokal ............................................................................... 119

36. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Vitamin B2

Secara Statistik............................................................................................ 120

37. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi(LOD) Sirup

Dan Batas Kuantitasi (LOQ) Vitamin B2 ................................................... 121

38. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Vitamin B6 pada Sirup

Sampel Produksi Lokal ............................................................................... 122

39. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Vitamin B6

Secara Statistik............................................................................................ 123

40. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi(LOD) Sirup

Dan Batas Kuantitasi (LOQ) Vitamin B6 ................................................... 124

41. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Nikotinamida pada Sirup

Sampel Produksi Lokal ............................................................................... 125

42. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Nikotinamida

Secara Statistik............................................................................................ 126

43. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi(LOD) Sirup

Dan Batas Kuantitasi (LOQ) Nikotinamida ............................................... 127

44. Gambar Spektrum PLS Vitamin B1 Berbagai Konsentrasi ........................ 128

45. Gambar Spektrum PLS Vitamin B2 Berbagai Konsentrasi ........................ 131

46. Gambar Spektrum PLS Vitamin B6 Berbagai Konsentrasi ........................ 134

47. Gambar Spektrum PLS Nikotinamida Berbagai Konsentrasi .................... 137

48. Tabel Distribusi T ....................................................................................... 140

49. Sertifikat Analisis Vitamin B1, B2, B6,dan Nikotinamida ........................ 141

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vitamin dapat diklasifikasikan berdasarkan kelarutannya menjadi dua bagian

yaitu: vitamin larut lemak (A, D, E, dan K) dan vitamin larut air (vitamin B dan

C). Sistem klasifikasi ini menunjukkan fungsi vitamin yang mempengaruhi

distribusi dan peran fisiologisnya (Ball, 1994).

Pada pembuatan obat, pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan

yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan obat. Sediaan obat yang

berkualitas baik akan menunjang tercapainya efek terapetik yang diharapkan.

Prosedur pengujian dan penetapan kadar pengujian diberikan untuk menetapkan

kesesuaian dengan persyaratan kadar, mutu, dan kemurnian yang tertera pada

Farmakope (Ditjen POM, 1995).

Metode analitik yang cepat dan akurat untuk penentuan kuantitatif vitamin

dalam makanan meningkat karena peningkatan konsumsi makanan olahan dan

ketersediaan data gizi yang menurun. Metode seperti ini juga diperlukan untuk

kontrol kualitas proses pembuatan dan menyelidiki tingkat penurunan kadar

vitamin selama penanganan, pemrosesan, dan penyimpanan. Metode yang

digunakan perlu dikembangkan untuk mengetahui stabilitas vitamin dalam

sediaan (Ball, 1994).

Pada pembuatan obat, pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan

yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan obat. Sediaan obat yang

berkualitas baik akan menunjang tercapainya efek terapetik yang diharapkan.

Prosedur pengujian dan penetapan kadar pengujian diberikan untuk menetapkan

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

2

kesesuaian dengan persyaratan kadar, mutu, dan kemurnian yang tertera pada

Farmakope (Ditjen POM, 1995).

Persyaratan kadar untuk sediaan sirup tunggal B1, B2, B6, dan nikotinamida

menurut USP XXII NF XVII yaitu 90 - 110% vitamin B1 dan nikotinamida serta

90-115% untuk vitamin B2 dan B6.

Pengembangan metode spektrofotometri UV salah satunya adalah metode

kemometrik yang merupakan kombinasi antara metode spektrofotometri dengan

kalibrasi multivariat yang dapat menganalisis senyawa multikomponen yang

memiliki spektra UV overlapping (Danzer dkk, 2004).

Metode kemometrik yang paling sering dikombinasikan dengan

spektrofotometri UV adalah metode kalibrasi multivariat partial least square

(PLS). Kalibrasi multivariat PLS merupakan metode yang menggunakan suatu

kombinasi linier dari variabel prediktor daripada menggunakan variabel biasa.

Pemilihan metode kalibrasi multivariat partial least square (PLS) didasarkan pada

kelebihan metode ini yang mampu memprediksi dengan cara yang lebih baik

ketika terdapat spektra yang tumpang tindih satu sama lain (Sohrabi dkk, 2009).

Adapun pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara

metanol : air (1:1). Pelarut metanol: air (1:1) dipilih sebagai pelarut karena

didasarkan pada kelarutan vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida yang larut dalam

metanol dan air untuk memudahkan proses melarutkan vitamin B1, B2, B6, dan

nikotinamida.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penetapan

kadar terhadap campuran vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida dalam sediaan

sirup dengan metode spektrofotometri ultraviolet secara kemometrik.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

3

1.2 Perumusan Masalah

a. Apakah penetapan kadar dengan spektrofotometri ultraviolet metode

kemometrik multivariat pada multivitamin B1, B2, B6 dan nikotinamida

dapat memenuhi persyaratan validasi pada sirup ?

b. Apakah vitamin B1. B2, B6, dan nikotinamida dalam sediaan sirup

memenuhi persyaratan kadar yang ditetapkan dalan USP XXII ?

1.3 Hipotesis

a. Diduga penetapan kadar dengan spektrofotometri ultraviolet metode

kemometrik multivariat pada multivitamin B1, B2, B6 dan nikotinamida

dapat memenuhi persyaratan validasi pada sirup ?

b. Diduga vitamin B1, B2, B3, dan B6 dalam sediaan sirup memenuhi

persyaratan kadar yang ditetapkan pada USP XXII ?

1.4 Tujuan Penelitian

a. Metode spektrofotometri ultraviolet secara kemometrik memenuhi

persyaratan validasi sehingga dapat digunakan dalam penetapan kadar

vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida dalam sediaan sirup.

b. Penetapan kadar vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida dalam sediaan

sirup yang ditentukan dengan spektrofotometri ultraviolet secara

kemometrik memenuhi persyaratan USP XXII

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai informasi bahwa

aplikasi metode spektrofotometri ultraviolet secara kemometrik valid dan dapat

digunakan dalam penetapan kadar campuran vitamin B1, B2, B6, dan

nikotinamida dalam sediaan sirup.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Bahan

2.1.1 Vitamin B1

Menurut Ditjen POM RI (1979) dan Moffat dkk., 2011. Monografi Vitamin

B1 adalah sebagai berikut.

Rumus struktur vitamin B1 dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut :

Gambar 2.1 Struktur vitamin B1 (Moffat dkk., 2011)

Nama Kimia : 3-[(4-amino-2-metil-5-pirimidin)-metil]-5-(2 hidroksietil)4-

metil-tiazolium-klorida.hidroklorida

Rumus molekul : C12H17ClN4OS.HCl

Berat molekul : 337,27

Pemerian : Hablur kecil atau serbuk hablur;putih;bau khas lemah mirip

ragi rasa pahit

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P,

praktis tidak larut dalam eter P, dan dalam benzen P; larut

dalam gliserol P

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

5

Gambar. 2.2 Spektrum vitamin B1 dalam larutan buffer fosfat 0,1 M (Ball,1994)

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.2 menunjukkan spektrum UV vitamin

B1 pada larutan buffer fosfat 0,1 M pada a. pH 2,9 (solid line) dan b. pH 5,5

(broken line) mempunyai panjang gelombang maksimum pada peak A = 246 nm;

B = 234 nm; C = 264 nm (Ball, 1994).

Gambar 2.3 Spektrum vitamin B1 dalam HCl 0,1 N (Moffat dkk.,

2011)

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.3 menunjukkan spektrum UV vitamin

B1 pada larutan asam (HCl 0,1 N) mempunyai panjang gelombang maksimal di

sekitar 246 nm dengan nilai = 450a dan pada larutan alkali 232 nm (

= 566b) (Moffat dkk., 2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

6

2.1.2 Vitamin B2

Menurut Ditjen POM RI (1979) dan Moffat dkk., 2011. Monografi vitamin B2

adalah sebagai berikut.

Rumus struktur vitamin B2 dapat dilihat pada Gambar 2.4 sebagai berikut:

Gambar 2.4 Struktur vitamin B2 ( Moffat dkk., 2011)

Nama Kimia : 7,8-dimetil-10-(D-ribid-1-il)-iso alokzazina

Rumus molekul : C17H20N4O6

Berat molekul : 376, 37

Pemerian : Serbuk hablur; kuning sampai kuning jingga; bau lemah;

rasa agak pahit

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, dalam etanol(95%) P, dan

dalam larutan natrium klorida; isotonis. Praktis tidak

larut dalam kloroform P, eter P, sangat mudah larut

dalam larutan alkali encer.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

7

Gambar 2.5 Spektrum vitamin B2 dalam akuades (Ball, 1994)

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.5 menunjukkan spektrum UV vitamin

B2 pada larutan akuades pada pH 7,4 mempunyai panjang gelombang pada peak

A = 223 nm; B = 266 nm; C = 373 nm; D = 444 nm (Ball, 1994).

Gambar 2.6 Spektrum vitamin B2 dalam HCl 0,1 N

(Moffat dkk., 2011)

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.6 menunjukkan spektrum UV vitamin

B2 pada larutan asam (HCl 0, 1 N) mempunyai panjang gelombang maksimal di

sekitar 267 nm dengan nilai = 820a dan pada larutan alkali 270 nm

(Moffat dkk., 2011).

2.1.3 Vitamin B6

Menurut Ditjen POM RI (1995) dan Moffat dkk., 2011. Monografi vitamin

B6 adalah sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

8

Rumus struktur vitamin B6 dapat dilihat pada Gambar 2.7 sebagai berikut:

Gambar 2.7 Struktur vitamin B6 ( Moffat dkk., 2011)

Nama Kimia : piridoksol hidroklorida (58-56-0)

Rumus molekul : C5H11NO3.HCl

Berat molekul : 205,64

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih atau hampir putih, stabil di

udara, secara perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya

matahari.

Kelarutan : Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol; tidak larut

dalam eter. Larutan mempunyai pH lebih kurang 3.

Gambar 2.8 Spektrum vitamin B6 dalam larutan buffer fosfat 0,1 M (Ball, 1994)

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.8 menunjukkan spektrum UV vitamin

B6 pada larutan buffer fosfat 0,1 M pada a. pH 1,8 (solid line), b. pH 4,5 (broken

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

9

line), dan c. pH 7,0 (discontinuous line) mempunyai panjang gelombang pada

peak A = 290 nm; B = 324 nm; C = 253 nm (Ball, 1994).

Gambar 2.9 Spektrum Vitamin B6 (Moffat dkk., 2011)

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.9 menunjukkan spektrum UV vitamin

B6 pada larutan asam (HCl 0,1 N). mempunyai panjang gelombang maksimal

berada disekitar 290 nm dengan nilai = 253a dan pada larutan buffer fosfat

(pH 6.88) 254 nm ( = 219a) (Moffat dkk., 2011).

2.1.4 Nikotinamida

Menurut Ditjen POM RI (1995) dan Moffat dkk., 2011. Monografi

nikotinamida adalah sebagai berikut.

Rumus struktur nikotinamida dapat dilihat pada Gambar 2.10 sebagai

berikut:

Gambar 2.10 Struktur nikotinamida (Moffat dkk., 2011)

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

10

Nama Kimia : piridina-3-karboksamida (98-92-0)

Rumus molekul : C6H6N2O

Berat molekul : 122, 1

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berwarna atau putih;

berbau lemah dan khas

Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air, dalam 1,5 bagian etanol; sukar larut

dalam kloroform dan dalam eter

Gambar 2.11 Spektrum serapan nikotinamida dalam buffer fosfat 0,1 M (Ball,

1994)

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.11 menunjukkan spektrum UV

nikotinamida pada larutan buffer fosfat 0,1 M pada a. pH 7,0 (solid line), dan b.

pH 2,0 (broken line) mempunyai panjang gelombang pada peak A = 261 nm

(Ball, 1994).

Gambar 2.12 Spektrum nikotinamida dakam HCl 0,1 N

(Moffat dkk., 2011)

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

11

Seperti yang dilihat pada Gambar 2.12 menunjukkan spektrum UV

nikotinamida pada larutan asam (HCl 0,1 N) mempunyai panjang gelombang

maksimal di sekitar 261 nm dengan nilai = 451a (Moffat dkk., 2011).

2.2 Sirup

Sirup adalah larutan oral yang merupakan sediaan cair yang dibuat untuk

pemberian oral, mengandung sukrosa (tidak kurang dari 64,0 % dan tidak lebih

dari 66,0 %) atau gula lain kadar tinggi dengan atau tanpa bahan pengaroma, atau

pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air (Ditjen POM RI, 1979

dan Ditjen POM RI, 1995).

Sirup yang mengandung bahan pemberi rasa tapi tidak mengandung zat-zat

obat (bahan aktif) dinamakan pembawa. Sirup dimaksudkan pembawa yang

memberikan rasa enak pada zat obat yang ditambahkan kemudian, baik dalam

peracikan resep atau dalam pembuatan formula standar. Sedangkan sirup obat

adalah sirup yang mengandung bahan terapeutik atau bahan obat (Ansel, 1989).

Kandungan sakarosa dalam sirup terletak antara 50 sampai 65 %, akan tetapi

umumnya terletak antara 60 sampai 65 %. Dalam larutan gula yang jenuh (kira-

kira 66%) tidak memungkinkan pembentukan jamur karena dengan larutan

berkonsentrasi tinggi, air yang penting untuk perkembangan jamur ditarik melalui

osmosis. Atas dasar ini sediaan dengan sukrosa berkonsentrasi tinggi dinilai lebih

baik. Meskipun demikian harus diperhatikan, bahwa dengan meningkatnya

kandungan gula dari sirup dapat menyebabkan berkurangnya kelarutan bahan obat

tertentu (Voight, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

12

2.3 Spektrofotometri

2.3.1 Definisi

Teknik spektroskopik adalah salah satu teknis analisis fisiko-kimia yang

mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik

(REM). Pada prinsipnya interaksi REM dengan molekul akan menghasilkan satu

atau dua macam dari tiga kejadian yang mungkin terjadi. Ketiga macam kejadian

yang mungkin terjadi sebagai akibat interaksi atom molekul dengan REM adalah

hamburan (scattering), absorpsi (absorption), dan emisi (emision) REM oleh atom

atau molekul yang diamati (Mulja dan Suherman, 1995).

2.3.2 Klasifikasi Spektrofotometri

a. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang

memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar

tampak (380 - 780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Suatu

molekul yang sederhana apabila dikenakan radiasi elektromagnetik akan

mengabsorbsi radiasi elektromaknetik yang energinya sesuai. Interaksi tersebut

akan meningkatkan energi potensial elektron pada tingkat keadaan eksitasi.

Apabila pada molekul yang sederhana tadi hanya terjadi transisi elektronik pada

satu macam gugus, maka akan terjadi satu absorbsi yang merupakan garis

spektrum (Mulja dan Suherman, 1995).

Spektrofotometri adalah alat untuk mengukur transmitan atau serapan suatu

sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometri merupakan

penggabungan dari dua fungsi alat yang terdiri dari spektrofotometer yang

menghasilkan sinar dari spektrum dari panjang gelombang tertentu dan

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

13

fototometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau

yang diabsorbsi. Jika suatu molekul sederhana dikarenakan radiasi

elektromagnetik maka molekul tersebut akan menyerap radiasi elektromagnetik

ini akan meningkatkan energi (Rohman, 2007).

Spektrofotometri UV-Visibel dapat digunakan untuk penentuan terhadap

sampel yang berupa larutan, gas, atau uap. Pada umumnya sampel harus diubah

menjadi suatu larutan yang jernih untuk sampel yang berupa larutan perlu

diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang dipakai antara lain: 1. Harus

melarutkan sampel dengan sempurna; 2. Pelarut yang dipakai tidak mengandung

ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna (tidak

boleh mengabsorpsi sinar yang dipakai oleh sampel); 3. Tidak terjadi interaksi

dengan molekul senyawa yang dianalisis; ;4. Kemurniannya harus tinggi

(Suhartati, 2017).

b. Spektrofotometri Infra Merah

Konsep radiasi infra merah diajukan kali pertama oleh Sir William Herschel

(tahun 1800) melalui percobaannya mendispersikan radiasi matahari dengan

prisma. Ternyata pada daerah sesudah sinar merah menunjukkan adanya kenaikan

temperatur tertinggi yang berarti pada daerah panjang gelombang radiasi tersebut

banyak kalori (energi tinggi). Daerah spektrum tersebut selanjutnya disebut

infrared (IR, di seberang atau di luar merah) (Mulja dan Suherman, 1995).

c. Fotoluminesensi

Fotoluminesensi merupakan suatu metode kolektif dari tiga macam metode

analisi yaitu flouresensi (pendar flour), fosforesensi (pendar fosfor) dan

luminesensi kimia. Ketiga metode fisikokimia tersebut mempunyai kesamaan

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

14

pada dasar analisisnya, yaitu membicarakan tentang pendar molekul (emisi)

setelah dikenakan radiasi elektromagnetik ataupun pendar setelah terjadi reaksi

kimia (Mulja dan Suherman, 1995).

d. Spektroskopi Raman

Interaksi Radiasi Elektro Magnetik (REM) dengan atom atau molekul yang

berada dalam media transparan, maka sebagian dari radiasi tersebut akan di

percikkan oleh atom atau molekul tersebut. Percikan radiasi oleh atom atau

molekul tersebut menuju ke segala arah dengan panjang gelombang dan intensitas

yang dipengaruhi ukuran partikel molekul (Mulja dan Suherman, 1995).

e. Spektrofotometri emisi nyala dan spektrofotometri absorbsi atom

Spektrofotometri Emisi Nyala (SEN) dikenal dengan FES (Flame Emission

Spectrophotometry). Dasar pemikiran metode ini adalah reaksi nyala untuk unsur

unsur logam pada penentuan kualitatif. Setiap unsur akan memberikan nyala pada

gas pembakar. Energi panas gas pembakar akan mengeksitasi elektron atom

logam pada kulit yang terluar ke tingkat eksitasi. Kembalinya elektron elektron

logam yang tereksitasi ke tingkat yang lebih rendah (asas) akan teremisi radiasi

yang sesuai dengan beda energi untuk eksitasi (Mulja dan Suherman, 1995).

Perbedaan prinsip Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) dengan

spektofotometri emisi atom menyangkut metode dan instrumentasi. Pada SSA

terjadi penyerapan sumber radiasi (diluar nyala) oleh atom-atom netral dalam

keadaan gas yang berada dalam nyala. Radiasi yang diserap oleh atom-atom netral

dalam keadaan gas tadi biasanya radiasi sinar tampak atau ultraviolet. Jadi seolah-

olah nyala api gas pembakar dan molekul atom-atom netral di dalamnya adalah

kuvet pada spektrofotometri UV-Vis (Mulja dan Suherman, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

15

f. Spektrometri Resonansi Magnet Inti (RMI)

Spektrometri RMI sangat penting dalam analisis kualitatif, khususnya dalam

penentuan struktur molekul zat organik. Spektrum RMI akan mampu menjawab

beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan inti atom yang spesifik. Hasil

spektrometri RMI seringkali merupakan penegasan urutan gugus atau susunan

atom dalam satu molekul yang menyeluruh (Mulja dan Suherman, 1995).

2.3.3 Kegunaan Spektrofotometri

Didalam analisis kualitatif, spektrofotometri terbatas pada konfirmasi

identitas senyawa, dengan menyamakan panjang absorpsi maksimumnya,

absorptivitas, absorptivitas molar dalam pelarut pH tertentu (Satiadarma, dkk.,

2004). Metode spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk menetapkan kadar

senyawa obat dalam jumlah yang cukup banyak. Spektrofotometer yang

digunakan harus telah dikalibrasi dengan benar jika menggunakan nilai A. Nilai A

merupakan absorbansi suatu senyawa yang diukur pada konsentrasi 1% b/v

(1g/100mL), diukur dengan kuvet yang mempunyai ketebalan 1 cm pada panjang

gelombang dan pelarut tertentu (Rohman, 2007).

2.3.4 Komponen Spektrofotometer

Menurut Day dan Underwood (1998) baik spektrofotometer berkas tunggal

maupun berkas rangkap, dan instrumen yang beroperasi dalam berbagai daerah

spektrum, semuanya mempunyai komponen-komponen seperti berikut:

a. Sumber Energi

Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak dari spektrum itu

maupun daerah ultraviolet adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut

terbuat dari wolfram. Energi yang dipancarkan oleh kawat yang dipanaskan itu

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

16

beraneka sekali menurut panjang gelombangnya. Kenaikan temperatur operasi

menaikkan keluaran energi total dan menggeser puncak ke panjang gelombang

yang lebih pendek. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar

polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang gelombang. Untuk

spektrofotometer UV mengunakan lampu deuterium (200-400 nm),

spektrofotometer sinar tampak menggunakan lampu wolfram (400-800), IR

menggunakan sinar inframerah, NMR menggunakan sinar gelombang radio.

b. Monokromator

Monokromator adalah piranti optis untuk memencilkan suatu berkas radiasi

dari suatu sumber berkesinambungan, berkas mana mempunyai kemurnian

spektral yang tinggi dengan panjang gelombang apa saja yang diinginkan.

Komponen yang penting dari sebuah monokromator adalah suatu sistem celah dan

suatu unsur dispersif. Radiasi dari sumber difokuskan ke celah masuk, kemudian

disejajarkan oleh sebuah lensa sehingga suatu berkas sejajar jatuh ke unsur

pendispersi, yang berupa prisma atau suatu kisi difraksi. Dengan memutar prisma

atau kisi itu secara mekanis, aneka porsi spektrum yang dihasilkan oleh unsur

dispersi dipusatkan pada celah keluar, dari situ lewat jalan optis lebih jauh, porsi

itu menjumpai sampel.

Kemurnian spektral dari radiasi yang keluar dari dalam monokromator itu

bergantung pada daya dispersi prisma dan lebar celah keluar. Dengan

monokromator prisma, lebar celah tertentu tidak menghasilkan derajat

kemonokromatikan yang sama sepanjang spektrum itu. Ketergantungan panjang

gelombang dari dispersi suatu prisma adalah sedemikian rupa sehingga panjang

gelombang dalam spektrum itu tidak seragam penyebarannya. Dispersi besar

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

17

untuk panjang gelombang yang lebih pendek, dan karenanya celah yang lebih

lebar disini akan mencapai derajat kemurnian spektral yang sama seperti celah

yang lebih sempit pada panjang gelombang yang lebih panjang.

c. Wadah Sampel

Kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan, dan karenanya kebanyakan

wadah sampel adalah kuvet untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya

spektrofotometer. Kuvet itu haruslah meneruskan energi cahaya ke dalam daerah

spektral yang diminati. Haruslah diingat bahwa kuvet, bila ditaruh dalam

posisinya, itu menjadi bagian dari jalan optis spektrofotometer, dan sifat-sifat

optisnya menjadi penting.

Penting bahwa kuvet semacam itu diletakkan secara reprodusibel dengan

membubuhkan tanda pada satu sisi kuvet dan tanda itu selalu tetap arahnya tiap

kali ditaruh dalam instrumen. Umumnya kuvet ditahan posisinya dengan desain

kinematik dari pemegangnya atau dengan jepitan berpegas yang memastikan

bahwa posisi kuvet dalam ruang sel instrumen itu reprodusibel. Kuvet tersebut

memiliki ukuran 1 cm.

d. Detektor

Detektor adalah input transducer, yaitu alat yang menerima sinyal dalam

bentuk radiasi elektromagnetik, mengubah dan meneruskannya dalam bentuk

sinyal listrik ke rangkaian sistem penguat elektronika. Dengan demikian sinyal

radiasi yang terdeteksi itu dapat diukur kekuatannya (Satiadarma dkk., 2004).

Detektor digunakan untuk mendapatkan kepekaan yang tinggi dalam daerah

spektral yang diminati, respon yang linier terhadap daya radiasi, waktu respons

yang cepat, dapat digandakan, dan kestabilan tinggi. Detektor yang digunakan

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

18

berupa detektor foto atau detektor panas atau detektor dioda foto, berfungsi

menangkap cahaya dan diteruskan kedalam bentuk listrik.

Detektor fotoemisif bekerja berdasarkan emisi elektron dari fotokatode,

apabila katode dikenai radiasi; makin kuat radiasi yang mengenainya makin

banyak elektron yang dilepaskan. Elektron tersebut tertarik dan dikumpulkan pada

anode dengan jalan memberikan perbedaan potensial listrik antara katode dan

anode. Apabila lapisan peka pada foton pada katode berkurang, kepekaan detektor

juga menurun dan masa pemakaian detektor habis. Menurunnya kinerja detektor

dapat terdeteksi dari berkurangnya kemampuan mendeteksi radiasi (Satiadarma

dkk., 2004).

2.3.5 Hukum Lambert-Beer

Hukum Lambert-Beer di dalam buku Rohman (2007) menyatakan bahwa

intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal

dan konsentrasi larutan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa

pembatasan yaitu:

a. Sinar yang digunakan dianggap monokromatis

b. Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang luas yang

sama

c. Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang

lain dalam larutan tersebut

d. Tidak terjadi peristiwa fluorisensi atau fosforisensi

e. Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan.

Berdasarkan (Triyati, 1985) hukum Lambert-Beer ditulis dalam bentuk

berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

19

A= a.b.c

A adalah absorbansi, a adalah absortivitas, b adalah panjang jalan yang ditempuh,

dan c adalah konsentrasi sampel dalam g/100 mL.

2.4 Analisis Multikomponen dengan Spektrofotometri Ultraviolet

Spektrofotometer menjadi berguna hanya setelah sampel itu diolah

sedemikian rupa sehingga pengukuran dapat ditafsirkan secara tak kembar arti.

Misalnya dalam spektrofotometri kadang-kadang mungkin untuk mengukur lebih

dari satu konstituen dalam suatu larutan tunggal. Andaikan suatu larutan

mengandung dua konstituen yang menyerap, X dan Y. Rumit tidaknya situasi

bergantung pada spektra serapan X dan Y (Day dan Underwood, 1998).

a. Kasus 1

Spektra tidak tumpang tindih, atau sekurangnya dimungkinkan untuk

menemukan suatu panjang gelombang dimana X menyerap dan Y tidak, serta

panjang gelombang serupa untuk mengukur Y. Situasi ini dapat dilihat pada

Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Spektra Serapan Senyawa X dan Y (tidak ada tumpang tindih)

(Day dan Underwood, 1998).

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

20

b. Kasus 2

Tumpang tindih pada satu bagian, Y tidak menganggu pengukuran X pada

panjang gelombang 1, tetapi X memang menyerap cukup banyak bersama-sama Y

pada panjang gelombang 2. Situasi ini dapat dilihat pada Gambar 2.14

Gambar 2.14 Spektra Serapan Senyawa X dan Y (tumpang tindih satu arah)

(Day dan Underwood, 1998).

c. Kasus 3

Tumpang tindih dua bagian, situasi ini dapat dilihat pada Gambar 2.15

Gambar 2.15 Spektra Serapan Senyawa X dan Y (tumpang tindih dua arah)

(Day dan Underwood, 1998).

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

21

2.5 Spektrum Ultraviolet Vitamin B1, B2, B6 dan Nikotinamida

Gambar 2.16 Tumpang tindih spektrum vitamin a. B1; b. B2; c. B6 dan d. nikotinamida dalam pelarut air deionisasi (Alba dkk., 2006)

Pada Gambar 2.16 menunjukkan bahwa spektrum dari keempat zat diatas

saling tumpang tindih, hal ini menyebabkan penetapan kadar keempat zat tersebut

secara simultan membutuhkan persamaan matematika yang cukup rumit jika

hanya menggunakan spektrofotometri classic. Hal ini diperjelas ketika formulasi

vitamin B1, B2, B6 dan nikotinamida dalam satu campuran menjadi campuran

empat, dimana spektrumnya menjadi satu dan tidak dapat dipisahkan satu sama

lain (Alba dkk., 2006).

2.6 Kemometrik

2.6.1 Pengertian Kemometrik

Kemometrik diperkenalkan oleh ilmuwan berkebangsaan Swedia, Swante

World, dan ilmuwan Amerika Serikat, Bruce R. Kowalski. Secara umum,

kemometrik didefinisikan sebagai cabang ilmu matematika yang mengaplikasikan

teori-teori matematika dan statistika untuk mengolah data kimia. Kemometrik

dapat digunakan untuk merancang atau memilih prosedur dan pengujian yang

optimal, serta untuk menarik informasi kimia sebanyak-banyaknya dari suatu data

(Rohman, 2014).

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

22

Metode kemometrik telah dikenalkan dan digunakan secara luas dalam

bidang analisis obat seperti kalibrasi multivariat dan analisis pengelompokkan

seperti principle component analysis dan discriminant analysis (Massart dan

Buydens, 1988).. Kalibrasi multivariat merupakan teknik yang paling sering

digunakan terutama untuk analisis multi-komponen (Miller and Miller, 2010).

Diantara jenis kalibrasi multivariat, teknik kalibrasi Classical Least Squares

(CLS), Stepwise Multiple Linear Regression (SMLR), Principle Component

Regression (PCR) dan Partial Least Squares (PLS) merupakan jenis yang paling

sering digunakan. Kalibrasi PCR merupakan analisis faktor yang mana hanya

spektra yang tidak memberi ko-linieritas yang digunakan dalam kalibrasi. PCR

mengaplikasikan teknik multivariat analisis komponen utama atau Principal

Component Analysis (Che Man dkk., 2010). Sementara itu, kalibrasi PLS

merupakan jenis regresi yang dihitung dengan algoritma kuadrat terkecil yang

menghubungkan antara dua matriks, data spektra pada matriks X dan nilai

referens pada matriks Y. PLS sering digunakan dalam spektroskopi untuk

mengekstrak informasi spektra yang mengandung puncak-puncak yang tumpang

tindih, adanya pengganggu, serta adanya derau (noise) dari instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data (Che Man dkk., 2010).

Teknik kalibrasi PCR dan PLS dilakukan dalam 3 tahap yaitu : (1) kalibrasi;

(2) validasi; dan (3) analisis sampel yang tidak diketahui (Osborne dkk., 1997).

Secara umum, kalibrasi multivariat mempunyai tahap kalibrasi yang diikuti

validasi(dengan validasi sampel secara terpisah atau dengan validasi silang tengan

teknik leave one out dan tahap prediksi (sampel baru). Jika hasil tahap kalibrasi

dan validasi yang digunakan memenuhi kriteria (korelasi yang tinggi, kesalahan

Universitas Sumatera Utara

Page 38: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

23

yang kecil) maka model yang dikembangkan selanjutnya digunakan untuk

mengestimasi konsentrasi campuran dari sampel yang belum diketahui

konsentrasinya (Che Man dkk., 2010).

Kalibrasi PLS dievaluasi dengan menggunakan root mean square error of

calibration (RMSEC) dan koefisien determinasi ( ). Selanjutnya model PLS

diuji silangkan menggunakan teknik leave one out. Dalam teknik ini, salah satu

sampel kalibrasi dikeluarkan dari model PLS dan sisa sampel yang ada digunakan

untuk pemodelan dengan PLS. Sampel yang dihilangkan selanjutnya dihitung

dengan model PLS baru yang dikembangkan. Prosedur tersebut dilakukan

berulang kali,menghilangkan satu demi satu sampel kalibrasi hingga didapatkan

harga yang sesuai dengan yang diinginkan (Che Man dkk., 2011).

2.6.2 Komponen Statistika pada PLS

a. Variabel

Variabel untuk tiap sampel dapat dibagi kedalam 2 kelompok: variabel respon

dan variabel prediktor. Situasi semacam ini muncul dalam kalibrasi multivariat,

sebagai contoh adalah penentuan konsentrasi komponen dalam suatu campuran

analit berdasarkan pada nilai absorbansi di banyak bilangan gelombang 1200-

1000 . Disini konsentrasi analit adalah variabel prediktor dan absorbansi

pada bilangan gelombang yang berbeda adalah variabel respon (Rohman, 2014).

b. R2

Nilai R2 menunjukkan seberapa besar variansi dari setiap variabel Y

(konsentrasi) yang mampu dijelaskan oleh variabel independen (X) (Rohman,

2014).

Universitas Sumatera Utara

Page 39: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

24

c. RMSE

Root Mean Square Error (RMSE) merupakan nilai rata-rata kesalahan yang

didapatkan ketika pemodelan kalibrasi. RMSE digunakan untuk evaluasi

kesesuaian model prediksi (Rohman, 2014).

2.7 Validasi Metode

Validasi metode analisis merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk

membuktikan bahwa metode analisis tersebut secara taat asas memberikan hasil

seperti yang diharapkan dengan kecermatan dan ketelitian yang memadai.

Persoalan analisis era modern ini yaitu sangat kecilnya kadar senyawa yang

dianalisis dan kompleksnya matrik sampel yang dianalisis (Mulja dan Suharman,

1995).

2.7.1 Presisi

Menurut USP 28 (2005), Presisi suatu metode analisis adalah derajat

kesesuaian antara hasil pengukuran ketika metode tersebut diaplikasikan secara

berulang-ulang pada sampel yang homogen. Presisi biasanya ditunjukkan dengan

standar deviasi atau koefisien variasi dari sebuah seri pengukuran.

Presisi dalam USP dibagi menjadi tiga macam yaitu:

a. Repeatibility adalah derajat keterulangan metode analisis jika analisis dilakukan

di laboratorium yang sama pada hari yang sama dengan alat yang sama pula.

b. Intermediate presicion adalah derajat keterulangan metode analisis jika analisis

dilakukan pada laboratorium yang sama dengan hari yang berbeda, analisis

berbeda dan atau alat yang berbeda.

c. Reproducibility adalah derajat keterulangan metode analisis jikam analisis

dilakukan pada laboratorium yang berbeda.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

25

Presisi suatu prosedur analisis menunjukkan kedekatan nilai (derajat

penyebaran) antara serangkaian pengukuran yang dilakukan dari proses mutiple

sampling dari sekumpulan sampel homogen dengan kondisi yang telah ditentukan.

Presisi seringkali diekspresikan dengan simpangan baku (SB) atau simpangan

baku relatif (SBR) dari serangkaian data. Menurut Gandjar dan Rohman (2007),

perhitungan RSD menggunakan rumus:

x 100% (1)

Keterangan: SD = simpangan baku serangkaian data

X = rata-rata data

Ketidakpastian kalibrasi dan prediksi kadar yang tidak diketahui dihitung

dengan Standard Error of Calibration (SEC) dan Standard Error of Prediction

(SEP). Parameter lain untuk mengukur presisi kalibrasi multivariat adalah nilai

Predictive Residual Error Sum of Squares (PRESS). PRESS dihitung seperti

menghitung SEP dengan menggunakan sampel validasi (Danzer dkk., 2004).

2.7.2 Akurasi

Dalam USP 28 (2005), akurasi suatu metode analisis merupakan

kedekatan hasil pengukuran yang diperoleh dengan metode tersebut dengan nilai

yang sebenarnya. Akurasi suatu metode analisis sebaiknya disajikan dalam

rentang.

Menurut Danzer dkk., 2004, akurasi dinyatakan sebagai persen kembali analit

yang ditambahkan dan nilai kecermatan dapat dinyatakan dengan persen

perolehan kembali (% recovery). Ada tidaknya suatu kesalahan sistematik dpaat

diketahui dari fungsi recovery. Dalam kalibrasi multivariat kadar yang diprediksi

Universitas Sumatera Utara

Page 41: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

26

model (Ĉ) dikorelasikan dengan kadar aktual sampel validasi (c) dengan

persamaan regresi sebagai berikut:

𝑜

Koefisien regresi ideal jika nilai α = 0 dan β = 1

2.7.3 Selektivitas

Secara umum, selektivitas sistem multikomponen dapat ditetapkan secara

kualitatif dan kuantitatif. Dalam kalibrasi multivariat, selektivitas biasanya

dihitung dengan condition number. Namun condition number tidak

memperhitungkan kadar masing-masing komponen dan hanya memberikan

bahasan besarnya kesalahan yang diperoleh (Danzer dkk., 2004).

2.7.4 Spesifitas

Spesifitas suatu metode analisis adalah kemampuan suatu metode analisis

untuk mengukur analit yang dituju secara tepat dan spesifik dengan adanya

komponen-komponen lain dalam matriks sampel, seperti adanya pengganggu,

prekursor sintetik, produk degradasi, komponen matriks. Salah satu pendekatan

praktik unutk menguji spesifitas metode analisis adalah dengan membadingkan

hasil-hasil analisis yang diperoleh dari sampel yang mengandung pengotor

(impurities) dengan sampel-sampel yang tidak mengandung pengotor (Rohman,

2007).

2.7.5 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Batas deteksi dari suatu metode analisis adalah nilai batas yaitu konsentrasi

analit terendah yang masih dapat terdeteksi. Batas kuantitasi adalah konsentrasi

Universitas Sumatera Utara

Page 42: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

27

analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengna presisi dan akurasi

yang dapat diterima pada kondisi eksperimen yang ditentukan.

LOD dan LOQ dapat dihitung dengan rumus:

LOD = 3 x (SD/S)

LOQ = 10 x (SD/S)

Keterangan:

SD = standar deviasi

S = kemiringan (slope) (Gandjar dan Rohman, 2012)

2.7.6 Linieritas

Linieritas menyatakan kemampuan metode analisis untuk mendapatkan hasil

pengujian yang sesuai dengan kisaran konsentrasi analit tertentu. Persamaan garis

yang digunakan pada kurva kalibrasi didapat dari persamaan y = ax + b.

Persamaan tersebut akan menghasilkan koefisien korelasi (r). Koefisien korelasi

ini digunakan untuk mengetahui linieritas suatu metode analisis yang digunakan

(Satiadarma dkk., 2004).

2.7.7 Rentang

Rentang adalah interval antara batas konsentrasi tertinggi dan terendah analit

yang terbukti ditentukan menggunakan prosedur analisis, dengan presisi, akurasi,

dan linieritas yang baik. Rentang biasanya dinyataakan dalam satuan yang sama

dengan hasil uji (Satiadarma dkk., 2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 43: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

28

2.7.8 Kekuatan (Ketahanan)

Kekuatan merupakan kapasitas metode untuk tetap tidak terpengaruh oleh

adanya variasi parameter metode yang kecil. Ketahanan dievaluasi dengan

melakukan variasi parameter-parameter metode seperti; persentase pelarut

organik, pH, kekuatan ionik, suhu, dan sebagainya (Gandjar dan Rohman, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Page 44: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental dengan metode

spektrofotometri UV secara kemometrik terhadap analisa campuran vitamin B1,

B2,B6, dan nikotinamida yang terkandung pada sediaan sirup.

3.2 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah spektrofotometer

ultraviolet (UV-1800 Shimadzu) yang dilengkapi dengan komputer dan software

UV.probe 2.42 dan software Minitab versi 18.2.4.4., neraca analitik (Boeco

Germany), sonikator (Branson 1510), kuvet 1 cm, alat-alat gelas, serta alat-alat

lainnya yang diperlukan dalam penyiapan sampel dan larutan.

3.3 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah vitamin B1

(BPFI), vitamin B2 (BPFI), vitamin B6 (BPFI), nikotinamida (BPFI), sirup

Univit®, akuades, metanol p.a.

3.4 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa

membandingkan antara satu tempat dengan tempat yang lain, karena sampel

dianggap homogen (Sudjana, 2005). Sampel sirup dibeli dari PT. Universal

Pharmaceutical Industries di Jalan Kol. Yos Sudarso No. 347 BB, Titi Papan,

Medan Deli, Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

30

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Pembuatan Pereaksi

Dicampurkan 100 ml metanol p.a dan 100 ml akuades (dengan perbandingan

(1:1) kedalam labu tentukur, dikocok hingga homogen. Dimasukkan ke dalam

wadah. Pembuatan pereaksi dilakukan berulang kali sampai penelitian telah

selesai digunakan.

3.5.2 Pembuatan Larutan Induk Baku

3.5.2.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Vitamin B1

Ditimbang seksama 0,0251 g vitamin B1 (BPFI) , dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml, ditambahkan pelarut ( metanol : akuades dengan perbandingan

1:1), dikocok hingga larut, dicukupkan sampai garis tanda dengan pelarut,

sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1004 µg/ml, larutan ini disebut

larutan induk baku I (LIB I). Dari larutan ini dipipet 2,5 ml,dimasukkan kedalam

labu 25 ml, diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda,dikocok sampai

homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100,4 µg/ml (LIB II).

3.5.2.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Vitamin B2

Ditimbang seksama 0,006 g vitamin B2 (BPFI), dimasukkan kedalam labu

tentukur 100 ml, ditambahkan pelarut ( metanol : akuades dengan perbandingan

1:1), dikocok hingga larut, dicukupkan sampai garis tanda dengan pelarut,

sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 60 µg/ml, larutan ini disebut

larutan induk baku I (LIB I). Dari larutan ini dipipet 25 ml,dimasukkan kedalam

labu 50 ml, diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda,dikocok sampai

homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 30 µg/ml (LIB II).

Universitas Sumatera Utara

Page 46: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

31

3.5.2.3 Pembuatan Larutan Induk Baku Vitamin B6

Ditimbang seksama 0,0250 g vitamin B6 (BPFI) , dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml, ditambahkan pelarut (metanol : akuades dengan perbandingan

1:1), dikocok hingga larut, dicukupkan sampai garis tanda dengan pelarut,

sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 µg/ml, larutan ini disebut

larutan induk baku I (LIB I). Dari larutan ini dipipet 2,5 ml,dimasukkan kedalam

labu 25 ml, diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda,dikocok sampai

homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 µg/ml (LIB II).

3.5.2.4 Pembuatan Larutan Induk Baku Nikotinamida

Ditimbang seksama 0,0250 g nikotinamida (BPFI) , dimasukkan kedalam

labu tentukur 25 ml, ditambahkan pelarut (metanol : akuades dengan

perbandingan 1:1), dikocok hingga larut, dicukupkan sampai garis tanda dengan

pelarut, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 µg/ml, larutan ini

disebut larutan induk baku I (LIB I). Dari larutan ini dipipet 2,5 ml,dimasukkan

kedalam labu 25 ml, diencerkan dengan pelarut sampai garis tanda,dikocok

sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 µg/ml (LIB

II).

3.5.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum

3.5.3.1 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Vitamin B1

Dipipet 3,4 ml larutan induk baku (LIB II) vitamin B1 dimasukkan kedalam

labu ukur 25 ml, kemudian dicukupkan volumenya menggunakan pelarut metanol

: akuades (1:1) sampai garis tanda dengan konsentrasi 13,654 µg/ml, kemudian

diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm. Bagan alir pembuatan

Universitas Sumatera Utara

Page 47: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

32

Larutan Induk Baku (LIB) dan serapan maksimum vitamin B1 dapat dilihat dalam

lampiran 1.

3.5.3.2 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Vitamin B2

Dipipet 2,35 ml larutan induk baku (LIB II) vitamin B2 dengan menggunakan

pipet mikro lalu dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml, kemudian dicukupkan

volumenya menggunakan pelarut metanol : akuades (1:1) sampai garis tanda

dengan konsentrasi 2,82 µg/ml, kemudian diukur serapannya pada panjang

gelombang 200-400 nm. Bagan alir pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan

serapan maksimum vitamin B2 dapat dilihat dalam lampiran 2.

3.5.3.3 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Vitamin B6

Dipipet 2,6 ml larutan induk baku (LIB II) vitamin B6 dimasukkan kedalam

labu ukur 25 ml, kemudian dicukupkan volumenya menggunakan pelarut metanol

: akuades (1:1) sampai garis tanda dengan konsentrasi 10,5 µg/ml, kemudian

diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm. Bagan alir pembuatan

Larutan Induk Baku (LIB) dan serapan maksimum vitamin B6 dapat dilihat dalam

lampiran 3.

3.5.3.4 Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Nikotinamida

Dipipet 1,75 ml larutan induk baku (LIB II) nikotinamida dengan

menggunakan pipet mikro lalu dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml, kemudian

dicukupkan volumenya menggunakan pelarut metanol : akuades (1:1) sampai

garis tanda dengan konsentrasi 7,0 µg/ml, kemudian diukur serapannya pada

panjang gelombang 200-400 nm. Bagan alir pembuatan Larutan Induk Baku (LIB)

dan serapan maksimum nikotinamida dapat dilihat dalam lampiran 4.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

33

3.5.4 Pembuatan Spektrum Serapan Baku

3.5.4.1 Pembuatan Spektrum Serapan Vitamin B1

Dipipet larutan induk baku (LIB II) vitamin B1 sebanyak 1,4 ml; 2,4 ml; 3,4

ml; 14,4 ml; 5,4 ml. Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml,

diencerkan dengan pelarut (metanol : akuades dengan perbandingan 1:1) hingga

garis tanda. Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan

konsentrasi 5,6224 µg/ml ; 9,6384 µg/ml ; 13,6544 µg/ml ; 17,6704 µg/ml dan

21,6864 µg/ml. Kemudian diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm.

Dapat dilihat bagan alir spektrum serapan baku vitamin B1 pada lampiran 5

3.5.4.2 Pembuatan Spektrum Serapan Vitamin B2

Dipipet larutan induk baku (LIB II) vitamin B2 sebanyak 6,5 ml; 8,5 ml; 10,5

ml; 12,5 ml; 14,5 ml. Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml,

diencerkan dengan pelarut (metanol : akuades dengan perbandingan 1:1) hingga

garis tanda. Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan

konsentrasi 7,8 µg/ml ; 10,2 µg/ml ; 12,6 µg/ml ; 15,0 µg/ml dan 17,4 µg/ml.

Kemudian diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm. Dapat dilihat

bagan alir spektrum serapan baku vitamin B2 pada lampiran 6.

3.5.4.3 Pembuatan Spektrum Serapan Vitamin B6

Dipipet larutan induk baku (LIB II) vitamin B6 sebanyak 0,6 ml; 1,6 ml; 2,6

ml; 3,6 ml; 4,6 ml. Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml,

diencerkan dengan pelarut (metanol : akuades dengan perbandingan 1:1) hingga

garis tanda. Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan

konsentrasi 2,4 µg/ml ; 6,4 µg/ml ; 10,4 µg/ml ; 14,4 µg/ml dan 18,4 µg/ml.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

34

Kemudian diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm. Dapat dilihat

bagan alir spektrum serapan baku vitamin B6 pada lampiran 7.

3.5.4.4 Pembuatan Spektrum Serapan Nikotinamida

Dipipet larutan induk baku (LIB II) nikotinamida sebanyak 1,25 ml; 1,75 ml;

2,25 ml; 2,75 ml; 3,25 ml. Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 25

ml, diencerkan dengan pelarut (metanol : akuades dengan perbandingan 1:1)

hingga garis tanda. Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan

konsentrasi 5,0 µg/ml ; 7,0 µg/ml ; 9,0 µg/ml ; 11,0 µg/ml dan 13,0 µg/ml.

Kemudian diukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm. Dapat dilihat

bagan alir spektrum serapan baku nikotinamida pada lampiran 8

3.5.4.5 Pembuatan Spektrum Serapan Campuran Baku Vitamin B1, B2, B6

dan Nikotinamida

Ditimbang masing-masing 0,0250 g baku vitamin B1, B2, B6 dan

nikotinamida, dimasukkan masing-masing kedalam labu tentukur 25 ml,

dilarutkan dengan pelarut (metanol : akuades dengan perbandingan 1:1) sampai

garis tanda, dan dihomogenkan. Kemudian dipipet 3,4 ml dari larutan vitamin B1,

2,3 ml dari larutan vitamin B2, 2,6 ml dari larutan vitamin B6, 1,7 ml dari larutan

vitamin nikotinamida . Keempat larutan ini dicampurkan kedalam labu tentukur

25 ml, dicukupkan dengan pelarut (metanol : akuades dengan perbandingan 1:1)

sampai garis tanda, dikocok hingga homogen. Diukur serapan pada panjang

gelombang 200-400 nm. Bagan alir pembuatan spektrum campuran baku vitamin

B1, B2, B6, dan nikotinamida dapat dilihat pada lampiran 9.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

35

3.5.5 Pembuatan Spektrum Serapan Secara Kemometrik

3.5.5.1 Pembuatan Spektrum Serapan Vitamin B1 Secara Kemometrik

Spektrum serapan vitamin B1 pada konsentrasi 13,6544 g/ml dengan

bantuan software UV probe 2.42 untuk memperoleh spektrum dengan cara

menghitung nilai absorbansi pada panjang gelombang 210-280 nm. Kemudian

dilakukan pengolahan data pada software Minitab versi 18.2.4.4. Bagan alir

pembuatan spektrum serapan maksimum secara kemometrik pada vitamin B1

dapat dilihat pada lampiran 10.

3.5.5.2 Pembuatan Spektrum Serapan Vitamin B2 Secara Kemometrik

Spektrum serapan vitamin B2 pada konsentrasi 2,82 g/ml dengan bantuan

software UV probe 2.42 untuk memperoleh spektrum dengan cara menghitung

nilai absorbansi pada panjang gelombang 210-280 nm. Kemudian dilakukan

pengolahan data pada software Minitab versi 18.2.4.4. Bagan alir pembuatan

spektrum serapan maksimum secara kemometrik pada vitamin B2 dapat dilihat

pada lampiran 11.

3.5.5.3 Pembuatan Spektrum Serapan Vitamin B6 Secara Kemometrik

Spektrum serapan vitamin B6 pada konsentrasi 10,5 g/ml dengan bantuan

software UV probe 2.42 untuk memperoleh spektrum dengan cara menghitung

nilai absorbansi pada panjang gelombang 210-280 nm. Kemudian dilakukan

pengolahan data pada software Minitab versi 18.2.4.4. Bagan alir pembuatan

spektrum serapan maksimum secara kemometrik pada vitamin B6 dapat dilihat

pada lampiran 12.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

36

3.5.5.4 Pembuatan Spektrum Serapan Nikotinamida Secara Kemometrik

Spektrum serapan nikotimaida pada konsentrasi 7,0 g/ml dengan bantuan

software UV probe 2.42 untuk memperoleh spektrum dengan cara menghitung

nilai absorbansi pada panjang gelombang 210-280 nm. Kemudian dilakukan

pengolahan data pada software Minitab versi 18.2.4.4. Bagan alir pembuatan

spektrum serapan maksimum secara kemometrik pada nikotinamida dapat dilihat

pada lampiran 13.

3.5.6 Pembuatan Kurva Kalibrasi Secara Kemometrik

3.5.6.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Vitamin B1 Kemometrik

Nilai Partial Least Squares (Kemometrik) dari spektrum vitamin B1 pada

panjang gelombang 210-280 nm diplot dengan konsentrasi untuk mendapatkan

persamaan regresi pada software Minitab versi 18.2.4.4. Bagan alir pembuatan

kurva kalibrasi vitamin B1 kemometrik dapat dilihat pada lampiran 14.

3.5.6.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Vitamin B2 Secara Kemometrik

Nilai Partial Least Squares (Kemometrik) dari spektrum vitamin B2 pada

panjang gelombang 210-280 nm diplot dengan konsentrasi untuk mendapatkan

persamaan regresi pada software Minitab versi 18.2.4.4. Bagan alir pembuatan

kurva kalibrasi vitamin B2 kemometrik dapat dilihat pada lampiran 15.

3.5.6.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Vitamin B6 Secara Kemometrik

Nilai Partial Least Squares (Kemometrik) dari spektrum pada vitamin B6

panjang gelombang 210-280 nm diplot dengan konsentrasi untuk mendapatkan

persamaan regresi pada software Minitab versi 18.2.4.4. Bagan alir pembuatan

kurva kalibrasi vitamin B6 kemometrik dapat dilihat pada lampiran 16.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

37

3.5.6.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi Nikotinamida Secara Kemometrik

Nilai Partial Least Squares (Kemometrik) dari spektrum nikotinamida pada

panjang gelombang 210-280 nm diplot dengan konsentrasi untuk mendapatkan

persamaan regresi pada software Minitab versi 18.2.4.4. Bagan alir pembuatan

kurva kalibrasi nikotinamida kemometrik dapat dilihat pada lampiran 17.

3.5.7 Validasi Metode

3.5.7.1 Akurasi

Uji akurasi dilakukan dengan metode penambahan baku ( Standard Addition

Method), yaitu dengan membuat konsentrasi analit sampel dengan rentang

spesifik 80%, 100%, 120%, dimana masing-masing dilakukan sebanyak 3 kali

perlakuan. Setiap rentang mengandung 70% analit dan 30% baku pembanding,

kemudian dianalisisi dengan perlakuan yang sama seperti pada penetapan kadar

sampel (Harmita, 2004). Spektrum serapan yang dihasilkan kemudian dibuat

spektrum rasio untuk masing-masing vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida

dibagi dengan pembagi, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan spektrum

kemometrik dan dilakukan penetapan kadar seperti pada sampel. Berikut dibawah

merupakan rumus persen perolehan kembali.

%Perolehan Kembali =

Keterangan :

CF = Konsentrasi sampel setelah penambahan baku

CA = konsentrasi sampel sebelum penambahan baku

CA* = jumlah baku yang ditambahkan

Universitas Sumatera Utara

Page 53: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

38

3.5.7.2 Presisi

Menurut Gandjar dan Rohman (2007), presisi suatu analisis sering dinyatakan

sebagai ± simpangan baku relatif (± SBR) dengan rumus:

SBR =

x 100%

Keterangan :

SBR = Simpangan baku relatif

S = Simpangan baku

= Rerata pengukuran

3.5.7.3 Batas Deteksi Dan Batas Kuantitasi

Menurut Gandjar dan Rohman (2007), absorbansi pada λ analisis dilakukan

pada perhitungan LOD dan LOQ sebagai berikut:

SD = √

LOD = 3 x SB

Slope

LOQ = 10 x SB

slope

3.5.7.4 Analisis Data Statistik

Menurut Gandjar dan Rohman (2007), data perhitungan kadar vitamin

B1,B2, B6, dan nikotinamida dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji t

tabel distribusi t. Perhtungannya dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 30.

Rumus yang digunakan adalah:

SD = √

T hitung =

Dasar penolakan data jika t hitung ≥ t tabel dan t hitung ≤-t tabel pada interval

kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

39

Keterangan:

= kadar rerata sampel

X = kadar sampel

SD = standard deviation / simpangan baku

N =jumlah pengulangan

= tingkat kepercayaan

3.5.8 Penentuan Kadar vitamin B1, B2, B6, Nikotinamida dalam Sediaan

Sirup

3.5.8.1 Penentuan Kadar vitamin B1

Setiap 5 ml sirup mengandung vitamin B1 3 mg, B2 1,25 mg, B6 1 mg dan

nikotinamida 10 mg. Kemudian diukur seksama sejumlah larutan setara dengan

1,5 mg vitamin B1, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan ditambahkan

pelarut metanol : air (1:1) sampai garis tanda. Larutan kemudian dihomogenkan

dengan sonikator selama 15 menit. Larutan tersebut kemudian disaring, lebih

kurang 10 ml filtrat ini dibuang kemudian filtrat penyaringan berikutnya

ditampung, dipipet sebanyak 2 ml ke dalam labu 10 ml dan diencerkan dengan

pelarut methanol air (1:1) hingga garis tanda. Diukur serapannya pada panjang

gelombang 200-400 nm, kemudian serapan dipisahkan pada aplikasi UV Probe

2.4.2 dan di buat spektrum partial least squares (kemometrik) vitamin B1 pada

panjang gelombang 210-280 nm dengan interval 2 nm. Bagan alir penentuan

kadar vitamin B1 dapat dilihat pada lampiran 18.

Data absorban dari larutan sampel dengan interval 2 nm pada panjang

gelombang 210-280 nm dikalikan dengan koefisien yang diperoleh dari hasil

validasi, sehingga diperoleh penetapan kadar vitamin B1 dalam sampel sediaan

sirup secara spektrofotometri ultraviolet-kalibrasi multivariat PLS. Perhitungan

Universitas Sumatera Utara

Page 55: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

40

penetapan kadar dapat dilihat pada lampiran 27 dan koefisien PLS vitamin B1

dapat dilihat pada lampiran 28.

3.5.8.2 Penentuan Kadar Vitamin B2

Setiap 5 ml sirup mengandung vitamin B1 3 mg, B2 1,25 mg, B6 1 mg dan

nikotinamida 10 mg. Kemudian diukur seksama sejumlah larutan setara dengan

0,625 mg vitamin B2, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan ditambahkan

pelarut metanol : air 1:1 sampai garis tanda. Larutan kemudian dihomogenkan

dengan sonikator selama 15 menit. Larutan tersebut kemudian disaring, lebih

kurang 10 ml filtrat ini dibuang kemudian filtrat penyaringan berikutnya

ditampung, dipipet sebanyak 1 ml ke dalam labu 10 ml dan diencerkan dengan

pelarut methanol air (1:1) hingga garis tanda. Diukur serapannya pada panjang

gelombang 200-400 nm. kemudian serapan dipisahkan dalam aplikasi UV Probe

2.4.2, dan di buat spektrum partial least squares (kemometrik)vitamin B2 pada

panjang gelombang 210-280 nm dengan interval 2 nm. Bagan alir penentuan

kadar vitamin B2 dapat dilihat pada lampiran 19.

Data absorban dari larutan sampel dengan interval 2 nm pada panjang

gelombang 210-280 nm dikalikan dengan koefisien yang diperoleh dari hasil

validasi, sehingga diperoleh penetapan kadar vitamin B2 dalam sampel sediaan

sirup secara spektrofotometri ultraviolet-kalibrasi multivariat PLS. Perhitungan

penetapan kadar dapat dilihat pada lampiran 27 dan koefisien PLS vitamin B2

dapat dilihat pada lampiran 28.

3.5.8.3 Penentuan Kadar Vitamin B6

Setiap 5 ml sirup mengandung vitamin B1 3 mg, B2 1,25 mg, B6 1 mg dan

nikotinamida 10 mg. Kemudian diukur seksama sejumlah larutan setara dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 56: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

41

0,5 mg vitamin B6, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL dan ditambahkan

pelarut metanol : air (1:1) sampai garis tanda. Larutan kemudian dihomogenkan

dengan sonikator selama 15 menit. Larutan tersebut kemudian disaring, lebih

kurang 10 ml filtrat ini dibuang kemudian filtrate penyaringan berikutnya

ditampung, dipipet sebanyak 2 mL ke dalam labu 10 ml dan diencerkan dengan

pelarut methanol air (1:1) hingga garis tanda. Diukur serapannya pada panjang

gelombang 200-400 nm, kemudian serapan dipisahkan pada aplikasi UV Probe 2.

4. 2 dan di buat spektrum partial least squares (kemometrik)vitamin B6 pada

panjang gelombang 210-280 nm dengan interval 2 nm. Bagan alir penentuan

kadar vitamin B6 dapat dilihat pada lampiran 20.

Data absorban dari larutan sampel dengan interval 2 nm pada panjang

gelombang 210-280 nm dikalikan dengan koefisien yang diperoleh dari hasil

validasi, sehingga diperoleh penetapan kadar vitamin B6 dalam sampel sediaan

sirup secara spektrofotometri ultraviolet-kalibrasi multivariat PLS. Perhitungan

penetapan kadar dapat dilihat pada lampiran 27 dan koefisien PLS vitamin B6

dapat dilihat pada lampiran 28.

3.5.8.4 Penentuan Kadar Nikotinamida

Setiap 5 ml sirup mengandung vitamin B1 3 mg, B2 1,25 mg, B6 1 mg dan

nikotinamida 10 mg. Kemudian diukur seksama sejumlah larutan setara dengan 5

mg nikotinamida, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL dan ditambahkan

pelarut metanol : air (1:1) sampai garis tanda. Larutan kemudian dihomogenkan

dengan sonikator selama 15 menit. Larutan tersebut kemudian disaring, lebih

kurang 10 ml filtrat dibuang, kemudian filtrat penyaringan berikutnya ditampung

dipipet sebanyak 0,5 ml ke dalam labu 10 ml lalu diencerkan dengan pelarut

Universitas Sumatera Utara

Page 57: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

42

methanol; air (1:1) hingga garis tanda. Diukur serapanya pada panjang gelombang

200-400 nm. Kemudian serapan dipisahkan dalam aplikasi UV Probe 2.4.2 dan

dibuat spektrum pls vitamin nikotinamida pada panjang gelombang 210-280 nm

dengan interval 2 nm. Bagan alir penentuan kadar nikotinamida dapat dilihat pada

lampiran 21.

Data absorban dari larutan sampel dengan interval 2 nm pada panjang

gelombang 210-280 nm dikalikan dengan koefisien yang diperoleh dari hasil

validasi, sehingga diperoleh penetapan kadar Nikotinamida dalam sampel sediaan

sirup secara spektrofotometri ultraviolet-kalibrasi multivariate PLS. Perhitungan

penetapan kadar dapat dilihat pada lampiran 27 dan koefisien PLS nikotinamida

dapat dilihat pada lampiran 28.

Universitas Sumatera Utara

Page 58: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Spektrum Serapan Maksimum

Penentuan spektrum serapan maksimum dilakukan pada panjang gelombang

200 – 400 nm. Penentuan spektrum serapan maksimum vitamin B1 adalah pada

konsentrasi 13,654 µg/ml, vitamin B2 pada konsentrasi 2,82 µg/ml, vitamin B6

pada konsentrasi 10,5 μg/ml, dan nikotinamida pada konsentrasi 7,0 µg/ml .

Panjang gelombang maksimum untuk vitamin B1 dalam pelarut (metanol : air

dengan perbandingan 1:1) adalah 231,6 nm, vitamin B2 dalam pelarut (metanol :

air dengan perbandingan 1:1) adalah 268,6 nm, vitamin B6 dalam pelarut

(metanol : air dengan perbandingan 1:1) adalah 222,8 nm, dan nikotinamida

dalam pelarut (metanol : air dengan perbandingan 1:1) adalah 214,6 nm.

Spektrum serapan maksimum vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida masing –

masing dapat dilihat pada Gambar 4.1, Gambar 4.2, Gambar 4.3, dan Gambar 4.4.

Gambar 4.1 Spektrum serapan maksimum vitamin B1(13,654 µg/ml)

Pada Gambar 4.1 menunjukkan panjang gelombang yang memberikan

serapan maksimum untuk vitamin B1 adalah 231,60 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 59: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

44

Gambar 4.2 Spektrum serapan maksimum vitamin B2 (2,82 µg/ml)

Pada Gambar 4.2 menunjukkan panjang gelombang yang memberikan

serapan maksimum untuk vitamin B2 adalah 268,60 nm.

Menurut Rohman (2007), untuk kalibrasi instrument monograf farmakope

mendasarkan pada nilai standar untuk menghitung kadar suatu obat dalam

formulasi menggunakan spektrofotometer. Spektrofotometer yang digunakan

untuk pengukuran harus dikalibrasi dengan baik terhadap skala panjang

gelombang dan absorbansinya.

Hasil spektrum vitamin B2 yang diukur pada panjang gelombang 200-400

nm diperoleh absorbansi masing-masing -0,00105 dan -0,00099 pada panjang

gelombang 398 dan 396 nm. Nilai minus pada absorbansinya masih diterima

karena masih mendekati nilai nol. Perlakuan baseline yang belum baik pada

instrumen spektrofotometri mengakibatkan hasil absorbansi dibawah garis nol

standar. Menurut Rohman (2007), adanya sesatan sinar yang sampai ke detektor

akan tetapi tidak melewati sampel menyebabkan sampel seolah-olah hanya

menyerap sedikit sinar daripada yang seharusnya. Keadaan seperti menjadi lebih

serius jika suatu sampel mempunyai absorbansi > 2.

Universitas Sumatera Utara

Page 60: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

45

Gambar 4.3 Spektrum serapan maksimum vitamin B6 (10,5 µg/ml)

Pada Gambar 4.3 menunjukkan panjang gelombang yang memberikan serapan

maksimum untuk vitamin B6 adalah 222,80 nm.

Gambar 4.4 Spektrum serapan maksimum nikotinamida (7,0 µg/ml)

Pada Gambar 4.4 menunjukkan panjang gelombang yang memberikan

serapan maksimum untuk nikotinamida adalah 214,60 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 61: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

46

Gambar 4.5 Spektrum tumpang tindih serapan maksimum vitamin B1, B2, B6,

dan nikotinamida

Pada Gambar 4.5 menunjukkan bahwa spektrum serapan maksimum dari

vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida saling bertumpang tindih satu sama lain,

sehingga tidak dapat dilakukan penetapan kadarnya secara spektrofotometri biasa

karena absorbansi yang dihasilkan sudah merupakan hasil campuran.

4.2. Penentuan Spektrum Serapan Vitamin B1, B2, B6, dan Nikotinamida

Pada Berbagai Konsentrasi

Spektrum serapan vitamin B1 dibuat pada konsentrasi 5,6224 µg/ml ; 9,6384

µg/ml ; 13,6544 µg/ml ; 17,6704 µg/ml dan 21,6864 µg/ml. Spektrum serapan

vitamin B2 dibuat pada konsentrasi 7,8 µg/ml ; 10,2 µg/ml ; 12,6 µg/ml ; 15,0

µg/ml dan 17,4 µg/ml. Spektrum serapan vitamin B6 dibuat pada konsentrasi 2,4

µg/ml ; 6,4 µg/ml ; 10,4 µg/ml ; 14,4 µg/ml dan 18,4 µg/ml. Spektrum serapan

nikotinamida dibuat pada konsentrasi 5,0 µg/ml ; 7,0 µg/ml ; 9,0 µg/ml ; 11,0

µg/ml dan 13,0 µg/ml. Kemudian diukur serapan pada panjang gelombang 200-

400 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 62: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

47

Spektrum serapan vitamin B1 ,B2, B6, dan nikotinamida pada berbagai

konsentrasi dapat dilihat pada Gambar 4.6, 4.7, 4.8, dan 4.9.

Gambar 4.6 Spektrum serapan vitamin B1 pada berbagai konsentrasi

Gambar 4.7 Spektrum serapan vitamin B2 pada berbagai konsentrasi

Universitas Sumatera Utara

Page 63: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

48

Gambar 4.8 Spektrum serapan vitamin B6 pada berbagai konsentrasi

Gambar 4.9 Spektrum serapan nikotinamida pada berbagai konsentrasi

Hasil spektrum dari setiap vitamin pada berbagai konsentrasi tidak

mengalami perubahan meskipun dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap vitamin yang dilarutkan dengan dengan pelarut

metanol:air (1:1) stabil dan kelarutannya baik. Data spektrum PLS berbagai

Universitas Sumatera Utara

Page 64: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

49

konsentrasi vitamin B1, B2, B6 dan nikotinamida dapat dilihat pada lampiran 44-

47.

Gambar 4.10 Tumpang tindih spektrum serapan vitamin B1, B2, B6,

nikotinamida dan spektrum campuran vitamin B1, B2, B6

dan nikotinamida

Dapat dilihat pada gambar 4.10 bahwa setiap spektrum vitamin saling

tumpang tindih satu sama lain dan spektrum obat/campuran memiliki spektrum

yang berbeda dengan spektrum vitamin tunggal karena memiliki konstituen yang

berbeda sehingga penetapan kadar vitamin tidak bisa menggunakan

spektrofotometri biasa. Kemometrik menggunakan metode multivariat yang

menawarkan banyak keuntungan dalam melakukan analisis spektroskopi

kuantitatif berbagai jenis campuran obat (Muchlisyam dan Pardede, 2017).

Sehingga spektrum campuran obat dapat dianalisis secara kuantitatif dan selektif

yang menghasilkan absorbansi setiap vitamin dalam sirup.

4.3 Hasil Spektrum Serapan Campuran Baku Serapan Vitamin B1, B2, B6,

dan Nikotinamida

Spektrum serapan campuran baku serapan vitamin B1, B2, B6, dan

Nikotinamida dibuat dengan konsentrasi 13,6544 µg/ml untuk Vitamin B1,

dengan konsentrasi 2,82 µg/ml untuk vitamin B2, dengan konsentrsi 10,5 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 65: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

50

untuk vitamin B6 dengan konsentrsi 7,0 µg/ml untuk nikotinamida. Spektrum

campuran menghasilkan bentuk yang berbeda dengan spectrum Vitamin B1, B2,

B6, dan nikotinamida masing- masing, karena spektrum serapan campuran adalah

kombinasi dari spektrum penyusunnya.

Spektrum serapan campuran baku Vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida

dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Spektrum serapan tumpang tindih campuran baku vitamin B1, B2,

B6, dan nikotinamida serta Sirup X

Sirup yang digunakan sebagai sampel tidak hanya mengandung vitamin

B1,B2,B6, dan nikotinamida melainkan juga zat lain,baik yang tidak dapat larut

dalam air maupun yang larut air seperti vitamin C.

Vitamin C merupakan zat larut dalam air dan memiliki serapan pada

panjang gelombang ultraviolet pada larutan asam dengan λ maksimum 243 nm

(Moffat dkk.,2011) dan pada larutan buffer pH 5,4266 nm (Selimovic

dkk.,2011). Selain itu vitamin C memiliki konsentrasi yang besar didalam

sediaan sirup. Berdasarkan hal tersebut diduga vitamin C dapat mengganggu

spektrum sampel pada daerah 200-300 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 66: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

51

Gambar 4.12 Spektrum campuran baku Sirup, Sirup X dan Vitamin C

Hal ini menyebabkan kesulitan pada penetapan kadar khususnya vitamin

B1 yang memiliki panjang gelombang maks yang berdekatan dengan vitamin C

yaitu 231,6 nm (vitamin B1) dan 243 nm (vitamin C), sehingga pada proses

penetapan kadar dilakukan divisor pada vitamin C untuk menghilangkan

pengaruh dari vitamin C.

Gambar 4.13 Spektrum vitamin C (Moffat dkk., 2011)

Stabilitas vitamin adalah masalah penting lainnya ketika mempertimbangkan

nilai gizi suatu makanan. Kehilangan pemrosesan dan penyimpanan tergantung

pada kondisi seperti pH, suhu dan kadar air. Dapat dilihat pada Tabel 4.1

menunjukkan pH sediaan sirup dan masing-masing vitamin memenuhi syarat

yang tertera pada sertifikat pengujian. Sertifikat pengujian vitamin B1, B2, B6,

dan nikotinamida dapat dilihat pada lampiran 49. Niasin dan biotin relatif stabil,

tetapi vitamin-vitamin yang larut dalam air lainnya labil untuk berbagai tingkat

Universitas Sumatera Utara

Page 67: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

52

dan dalam kondisi yang berbeda. Riboflavin terkenal rentan terhadap penguraian

oleh cahaya, dan sebanyak 85% kandungan riboflavin susu dalam botol kaca

dapat dihancurkan setelah hanya 2 jam terpapar sinar matahari yang cerah (Ball,

1994).

Tabel 4.1 pH vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida

No Vitamin pH Sirup

1. Vitamin B1 7,1 (sertifikat pengujian)

2. Vitamin B2 4,5-7,0 (USP)

3. Vitamin B6 2,7 (sertifikat pengujian)

4. Nikotinamida 6,39 (sertifikat pengujian)

4.4 Hasil Pembuatan Kurva Kalibrasi Secara Partial Least Squares (PLS)

Partial Least Squares merupakan salah satu jenis kalibrasi multivariat dari

metode kemometrik yang digunakan untuk melakukan pengolahan data karena

mampu menghasilkan model kalibrasi dengan kemampuan prediksi yang baik

untuk jumlah data yang banyak. Data absorbansi dari 35 set disiapkan sebagai

model kalibrasi diukur pada panjang gelombang 210-280 nm dengan interval

panjang gelombang 2 nm. Rentang panjang gelombang yang dipilih adalah

memberikan hubungan linearitas yang terbaik antara nilai PLS dan konsentrasi

yang ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi (nilai 1 yang mendekati satu).

Analisis kalibrasi vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida dapat dilihat pada Tabel

4.2, Tabel 4.4, 4.6, dan Tabel 4.8. Data hasil validasi silang antara konsentrasi

dan absorbansi vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida dengan metode kemometrik

(Partial Least Squares) pada panjang gelombang 210-280 nm dapat dilihat pada

Tabel 4.3, 4.5, 4.7, dan 4.9.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

53

Tabel 4.2 Analisis kalibrasi vitamin B1 dengan persamaan regresi PLS

No Konsentrasi (µg/mL)

(X)

Serapan

(Absorbansi) (Y)

1 0,0000 0,0000

2 5,6224 0,2004

3 9,6384 0,3360

4 13,6544 0,4738

5 17,6704 0,6177

6 21,6864 0,7598

a = 28,6369 b =-0,0166

r = 0,99992

Gambar 4.14 Kurva hubungan antara kadar vitamin B1 sebenarnya (actual

response) dan nilai terhitung (calculated response) menggunakan

spektrofotometri UV-Vis tanpa cross validation

Pada Gambar 4.14 dapat dilihat bahwa regresi X dan Y secara regresi Partial

Least Squares adalah linear sehingga dapat digunakan untuk perhitungan

konsentrasi dan kadar vitamin B1

Universitas Sumatera Utara

Page 69: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

54

Tabel 4.3 Data hasil validasi antara konsentrasi dan absorbansi vitamin B1

dengan metode kemometrik (Partial Least Squares) pada panjang

gelombang 210-280 nm

Komponen yang terhitung : set

Jumlah komponen yang dihitung : 1

Model seleksi dan validasi untuk x

Komponen : 1 Variansi x : 1 Penyimpangan:

0,460048

R- Sq : 0,998547

Koefisien

X Standarisasi X

Konstanta -0,0166 0,000000

Y 28,6369 0,9992

Tabel 4.4 Analisis kalibrasi vitamin B2 dengan persamaan regresi PLS

No Konsentrasi (µg/mL)

(X)

Serapan

(Absorbansi) (Y)

1 0,0000 0,0000

2 7,8000 0,6184

3 10,2000 0,8112

4 12,6000 1,0132

5 15,0000 1,1942

6 17,4000 1,4051

a = 12,4254 b = 0,0588

r = 0,99980

Dapat dilihat dari Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai absorbansi diatas

0,8 atau dapat disebut belum sesuai dengan syarat Hukum Lamber-Beer bahwa

syarat absorbansi adalah 0,2-0,8. Hal ini dikarenakan karena karena kelarutan

vitamin B2 yang sulit sehingga dilakukan pengencaran pada konsentrasi yang

lebih besar sehingga menghasilkan absorbansi yang besar juga. Menurut steve

(2001) dikatakan bahwa dalam hal optimasi pembacaan alat, keakuratan analisis

dibutuhkan kisaran absorbansi 0,1 – 0,8 A. pada pembacaan absorbansi rendah,

keakuratan pembacaan terbatas. Namun pada absorbansi tinggi, faktor stary light

(pembiasan cahaya) dapat menyebabkan penyimpangan yang besar dari hukum

Universitas Sumatera Utara

Page 70: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

55

Beer. Sensitivitas dicek ulang dengan melakukan pembacaan absorbansi sekitar

0,1.

Gambar 4.15 Kurva hubungan antara kadar vitamin B2 sebenarnya (actual

response) dan nilai terhitung (calculated response) menggunakan

spektrofotometri UV-Vis tanpa cross validation

Pada Gambar 4.15 dapat dilihat bahwa regresi X dan Y secara regresi Partial

Least Squares adalah linear sehingga dapat digunakan untuk perhitungan

konsentrasi dan kadar vitamin B2.

Tabel 4.5 Data hasil validasi silang antara konsentrasi dan absorbansi vitamin B2

dengan metode kemometrik (Partial Least Squares) pada panjang

gelombang 210-280 nm

Komponen yang terhitung : set

Jumlah komponen yang dihitung : 1

Model seleksi dan validasi untuk x

Komponen : 1 Variansi x : 1 Penyimpangan:

0,293104

R- Sq : 0,998457

Koefisien

X Standarisasi x

Konstanta 0,0588 0,000000

Y 12,4254 0,99980

Universitas Sumatera Utara

Page 71: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

56

Tabel 4.6 Analisis kalibrasi vitamin B6 dengan persamaan regresi PLS

No Konsentrasi (µg/mL)

(X)

Serapan

(Absorbansi) (Y)

1 0,0000 0,0000

2 2,4000 0,1117

3 6,4000 0,2978

4 10,4000 0,4725

5 14,4000 0,6656

6 18,4000 0,8573

a = 21,5564 b = 0,0269

r = 0,99980

Gambar 4.16 Kurva hubungan antara kadar vitamin B6 sebenarnya (actual

response) dan nilai terhitung (calculated response) menggunakan

spektrofotometri UV-Vis tanpa cross validation

Pada Gambar 4.16 dapat dilihat bahwa regresi X dan Y secara regresi Partial

Least Squares adalah linear sehingga dapat digunakan untuk perhitungan

konsentrasi dan kadar vitamin B6.

Universitas Sumatera Utara

Page 72: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

57

Tabel 4.7 Data hasil validasi silang antara konsentrasi dan absorbansi vitamin B6

dengan metode kemometrik (Partial Least Squares) pada panjang

gelombang 210-280 nm

Komponen yang terhitung : set

Jumlah komponen yang dihitung : 1

Model seleksi dan validasi untuk x

Komponen : 1 Variansi x : 1 Penyimpangan:

0,105424

R- Sq : 0,999579

Koefisien

X Standarisasi x

Konstanta 0,0269 0,000000

Y 21,5564 0,99980

Tabel 4.8 Analisis kalibrasi nikotinamida dengan persamaan regresi PLS

No Konsentrasi (µg/mL)

(X)

Serapan

(Absorbansi) (Y)

1 0,0000 0,0000

2 5,0000 0,3311

3 7,0000 0,4671

4 9,0000 0,6049

5 11,0000 0,7323

6 13,0000 0,8640

a = 15,0105 b = -0,0039

r = 0,99992

Gambar 4.17 Kurva hubungan antara kadar nikotinamida sebenarnya (actual

response) dan nilai terhitung (calculated response) menggunakan

spektrofotometri UV-Vis tanpa cross validation

Universitas Sumatera Utara

Page 73: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

58

Pada Gambar 4.17 dapat dilihat bahwa regresi X dan Y secara regresi Partial

Least Squares adalah linear sehingga dapat digunakan untuk perhitungan

konsentrasi dan kadar nikotinamida.

Tabel 4.9 Data hasil validasi silang antara konsentrasi dan absorbansi

nikotinamida dengan metode kemometrik (Partial Least Squares) pada

panjang gelombang 210-280 nm

Komponen yang terhitung : set

Jumlah komponen yang dihitung : 1

Model seleksi dan validasi untuk x

Komponen : 1 Variansi x : 1 Penyimpangan:

0,0177973

R- Sq : 0,999834

Koefisien

X Standarisasi x

Konstanta -0,0039 0,000000

Y 15,0105 0,999920

Jadi berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa metode kemometrik

dengan perhitungan secara Partial Least Squares dapat digunakan terhadap

Vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida dengan menggunakan pelarut metanol: air

(1:1) karena ketiga zat ini larut dalam pelarut tersebut. Data perhitungan kalibrasi,

persamaan regresi, dan koefisien korelasi semua vitamin dapat dilihat pada

lampiran 24-27 dan Hasil validasi kalibrasi kemometrik dan koefisien PLS semua

vitamin dapat dilihat pada lampiran 29.

4.5 Hasil Validasi Metode

Parameter validasi yang diuji adalah akurasi, presisi, batas deteksi (LOD),dan

batas kuantitasi (LOQ). Akurasi dinyatakan dengan % recovery yang ditentukan

dengan metode adisi standar. Pada penelitian ini dilakukan uji validasi

menggunakan sampel sirup sampel produksi lokal.

Universitas Sumatera Utara

Page 74: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

59

Uji akurasi dilakukan dengan membuat tiga konsentrasi sampel dengan

rentang spesifik 80%, 100%, dan 120% dihitung dari kesetaraan penimbangan

pada penetapan kadar sampel, masing-masing rentang spesifik terdiri dari tiga kali

pengulangan yang mengandung 70% analit dan 30% baku. Spektrum PLS uji

perolehan kembali dari vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida dapat dilihat pada

Lampiran 33, perhitungan persen recovery dapat dilihat pada lampiran 32.

Persyaratan kadar perolehan kembali (% recovery) ialah 98-102%. Kadar

rata-rata perolehan kembali pada sirup sampel produksi lokal memenuhi

persyaratan. Data hasil persen recovery, persen recovery secara statistik, dan

LOD/LOQ vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida dapat dilihat pada lampiran 33-

44. Simpangan baku relatif (SBR) memenuhi persyaratan dengan nilai SBR

kurang dari 2%. Batas deteksi dan batas kuantitasi vitamin B1, B2, B6, dan

nikotinamida dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan memenuhi syarat validasi metode.

Nilai R2

, PRESS, dan RMSECV dari vitamin B1, B2, B6, nikotinamida dapat

dilihat pada Tabel 4.11 dengan spektrofotometri ultraviolet secara kemometrik

dengan perhitungan secara Partial Least Squares telah memenuhi persyaratan

validasi metode.

Tabel 4.10 Nilai linearitas, akurasi, presisi, LOD dan LOQ untuk vitamin B1,

B2, B6 dan nikotinamida

No. Parameter B1 B2 B6 N

1. Linearitas (r) 0,99992 0,9998 0,9998 0,99992

2. Akurasi 100,2% 100,26% 99,56% 99,74%

3. Presisi (RSD) 1,498% 1,3286% 1,6318% 1,5257%

4. LOD (μg/mL) 1,52368 0,4065 0,48817 0,38296

5. LOQ (μg/mL) 5,0789 1,3551 1,62723 1,7656

Universitas Sumatera Utara

Page 75: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

60

Tabel 4.11 Nilai , PRESS, RMSCEV untuk vitamin B1, B2, B6 dan

nikotinamida

No. Parameter B1 B2 B6 N

1. PRESS 1,1028 0,4377 0,04836 0,0814

2. 0,99967 0,9998 0,9999 0,9998

3. RMSCEV 0,1750 0,11 0,0366 0,04753

4.6 Hasil Penetapan Kadar Vitamin B1, B2, B6, dan Nikotinamida dalam

Sediaan Sirup

Perhitungan kadar vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida dapat dilihat pada

lampiran 30-31. Kadar dan standar deviasi vitamin B1,B2, B6, nikotinamida

dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Kadar dan standar deviasi vitamin B1,B2, B6, nikotinamida pada

sirup sampel produksi lokal

Vitamin Kadar (%)

B1 96,24±0,921

B2 97,43±0,766

B6 100,47±0,5797

Nikotinamida 97,49±1,066

Rentang kadar vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida pada sirup sampel

produk lokal masing-masing adalah 96,24±0,921; 97,43±0,766%,;

100,47±0,5797%; dan 97,49±1,066%. Kadar tersebut telah memenuhi persyaratan

kadar yang tertera pada USP XXII NF XVII yaitu 90 - 110% vitamin B1 dan

nikotinamida serta 90-115% untuk vitamin B2 dan B6.

Universitas Sumatera Utara

Page 76: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Metode spektrofotometer ultraviolet secara kemometrik memenuhi

persyaratan validasi sehingga dapat digunakan dalam penetapan kadar

vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida dalam sediaan sirup.

b. Kadar vitamin B1, B2, B6, dan nikotinamida dalam sediaan sirup sampel

produksi lokal memenuhi persyaratan USP XXII (1989) yaitu untuk vitamin

B1 dan nikotiamida yaitu 90% - 110% dan 95% - 105% untuk vitamin B2 dan

B6. Rerata kadar yang diperoleh pada sirup sampel produksi lokal masing-

masing untuk vitamin B1, B2, B6, nikotinamida adalah 96,24%; 97,43%; 102,

47%; dan 97,49%.

5.2 Saran

Disarankan pada penelitian selanjutnya agar dilakukan penetapan kadar

campuran menggunakan obat yang lain dengan metode spektrofotometri

ultraviolet secara kemometrik.

Universitas Sumatera Utara

Page 77: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

62

DAFTAR PUSTAKA

Alba, P.L., Martinez, L.L., Cerda, V., Hernandez, J.A. (2006). Simultaneous

Determination and Classification of Riboflavin, Thiamine, Nicotinamide

and Pyridoxine in Pharmaceutical Formulations, by UV-visible

Spectrophotometry and Multivariate. J.Braz. Chem. Soc. 17(4): 715-

722.

Anonim. 2005. The United States of Pharmacopeia 28. Vol. II. Rockville, MD:

U.S. Pharmacopeia Convention, Inc. Halaman 2440-2442.

Ansel, C.H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Jakarta:

Universitas Indonesia Press. Halaman 328-3325.

Ball, G.F. 1994 . Water-soluble Vitamin Assays in Human Nutrition. Surrey

:Chapman & Hall. Halaman 2,6-7.

Che Man, Y. B., Syahariza Z. A., Rohman A. 2010. Chapter 1. Fourier Transform

Infrared (FTIR) Spectroscopy: Development, Techniques, and

Application in The Analysis of Fats and Oils. In Fourier Transform

Infrared Spectrocopy Edited by Oliver J. Ress, Nova Science

Pubhlishers. New York: USA. Halaman 1-36.

Danzer, K., Otto, M., Currie, L.A. 2004. Guideline for Calibration in Analytical

Chemistry Part 2. Multispecies Calibration (IUPAC Technical Report).

Pure Appl. Chem. 76(6): Halaman 1215-1225.

Day, R.A., Underwood, A.L. 1998. Quantitative Analysis. Sixth Edition. USA:

Prentice Hall. Alih Bahasa: Sopyan, I. (2001). Analisis Kimia

Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Halaman 397, 402, 412-

414

Ditjen POM RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 649.

Ditjen POM RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 37.

Gandjar, I. G., Rohman, A. 2007. Kimia Analisis Farmasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. Halaman 456, 465-466, 469-470.

Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.

Majalah Ilmu Kefarmasian. 1(3): 117-135.

Massart, D.L. dan Buydens, L. 1998. Chemometrics In Pharmaceutical Analysis.

Journal Of Pharmaceutical And Biomedical Analysis.

Miller, J.C., Miller, J.N. 2010. Statistic For Chemical Analysis. Bandung: ITB.

Muchlisyam, Pardede, T.R. 2017. Spektrofotometri dan Analisis Multikomponen

Obat. Medan: USU Press. Halaman: 48, 51.

Mulja, M., Suharman. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga

Universitay Press. Halaman 1, 6-11, 26-30.

Moffat, A.C., Osselton, M.D., dan Widdop, B. 2011. Clarke’s Analysis Of Drug

And Poison. Fourth Edition. London: Pharmaceutical Press. Halaman 974,

1766.

Osborne, S.D., Jordan, R.B., dan Kunnemeyer, R. 1997. Method Of Wavelength

Selection For Partial Least Square. Analysis.

Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Cetakan Pertama. Yogyakarta:

Universitas Sumatera Utara

Page 78: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

63

Pustaka Pelajar. Halaman 224-233, 240-243, 254-255, 261-262.

Rohman, A. 2014. Statistika dan Kemometrika Dasar dalam Analisis Faramasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halaman 2102-202.

Rohman, A., Che Man, Y.B. 2011. Analysis of Lard in Cream Cosmetics

Formulation Using FT-IR Spectroscopy and Chemometrics. Middle East:

J.Sci Res. Halaman 726-732.

Satiadarma, K., Mulja, H., M., Tjahjoo, D. H., dan Kartasasmita, R. E. (2004).

Asas Pengembangan Prosedur Analisis. Edisi Pertama. Surabaya:

Airlangga Unversity Press. Halaman 94, 97.

Selimovic, A., Salkic, M., Selimovic, A. (2011). Direct Spectrophotometric

Determination of L Ascorbicacidin Pharmaceutical Preparations using

Sodium Oxalate as a Stabilizer. International Journal of Basic & Applied

Sciences. 11(2):106-109.

Sohrabi, M.R., Fathabadi, M., Nouri, A.H. 2009. Simultaneous

Spectrophotometric Determination of Sulfamethoxazole and Trimethoprim

in Pharmaceutical Preparations by Using Multivariate Calibrasi Methods.

J. App. Chem. Res. 3 (12). Halaman 47-52.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Edisi keenam. Cetak ulang ketiga. Bandung:

Penerbit Tarsito. Halaman 168.

Suhartati, T. 2005. Dasar-Dasar Spektrofotometri Uv-Vis Dan Spektrometri

Massa Untuk Penentuan Struktur Senyawa Organiik. 1(1). Bandar

Lampung: Aura.

Triyati, E. Spektrofotometer Ultra-Violet Dan Sinar Tampak Serta Aplikasinya

Dalam Oseanologi. Jurnal Oseana. Vol X (1): Halaman 44

U.S. Phramacopeia. 1989. The United States Pharmacopeia. USP 30/ The

National Formulary, NF XXII. Rockville, MD: U.S Pharmacopeial

Convention, Inc. Halaman 1293.

Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM Press.

Universitas Sumatera Utara

Page 79: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

64

Lampiran 1. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum vitamin B1

Baku Vitamin B1

Dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml

Dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Dipipet 3,4 ml

Vitamin B1 ( 13,6544 µg/ml)

Dipipet 2,5 ml

LIB I Vitamin B1 (1004 µg/ml)

LIB II Vitamin B1 (100,4 µg/ml)

Dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

Dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Diukur serapan pada panjang gelombang 200-

400 nm

Panjang gelombang maksimum

Vitamin B1 = 231,4 nm

Ditimbang 0,0250 mg vitamin B1

Dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml

Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut

metanol : air (1:1) sampai garis tanda

Universitas Sumatera Utara

Page 80: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

65

Lampiran 2. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum Vitamin B2

Baku Vitamin B2

Dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml

Dicukupkan dengan pelarut sampai garis

tanda

Dipipet 2,35 ml

Vitamin B2 (2,28 µg/ml)

Ditimbang sebanyak 0,0060 g

Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml

Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut

metanol : air (1:1) sampai garis tanda

Dipipet 25 ml

LIB I Vitamin B2 (60 µg/ml)

LIB II Vitamin B2 (50 µg/ml)

Dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml

Dicukupkan dengan pelarut sampai garis

tanda

Diukur serapan pada panjang gelombang

200-400 nm

Panjang gelombang maksimum (λ)

Vitamin B2 = 268,4 nm

Universitas Sumatera Utara

Page 81: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

66

Lampiran 3. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum Vitamin B6

Baku Vitamin B6

Dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

Dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Dipipet 2,6 ml

Vitamin B6 (10,5 µg/ml)

Ditimbang sebanyak 0,0250 g

Dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml

Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut

metanol : air (1:4) sampai garis tanda

Dipipet 2,5 ml

LIB I Vitamin B6 (1000 µg/ml)

LIB II Vitamin B6 (100 µg/ml)

Dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

Dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Diukur serapan pada panjang gelombang 200-

400 nm

Panjang gelombang maksimum (λ)

Vitamin B6 = 222,8 nm

Universitas Sumatera Utara

Page 82: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

67

Lampiran 4. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum Nikotinamida

Baku Nikotinamida

Dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

Dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Dipipet 1,75 ml

Nikotinamida (7,0 µg/ml)

Ditimbang sebanyak 0,0250 g

Dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml

Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut

metanol : air (1:1) sampai garis tanda

Dipipet 2,5 ml

LIB I Nikotinamida (1000 µg/ml)

LIB II Nikotinamida (100 µg/ml)

Dimasukkan kedalam labu

tentukur 25 ml

Dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Diukur serapan pada panjang gelombang 200-

400 nm

Panjang gelombang maksimum (λ)

Nikotinamida = 214,6 nm

Universitas Sumatera Utara

Page 83: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

68

Lampiran 5. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum Vitamin B1

LIB II Vitamin B1 (100,4 µg/ml)

Dipipet masing-masing sebanyak 1,4 ml; 2,4 ml; 3,4

ml; 4,4 ml; 5,4 ml

Dimasukkan masing-masing kedalam labu

tentukur 25 ml. Dimasukkan kedalam labu tentukur

25 ml

Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut metanol :

air (1:1) sampai garis tanda. Dilarutkan dan

dicukupkan dengan pelarut metanol : air (1:1) sampai

garis tanda

Diukur serapan pada panjang gelombang

200-400 nm

Larutan Standar Vitamin B1(5,6224 µg/ml; 9,6384 µg/ml; 13,6544

µg/ml; 17,6704 µg/ml; 21,6864 µg/ml)

Spektrum Serapan Vitamin B1

Universitas Sumatera Utara

Page 84: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

69

Lampiran 6. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum Vitamin B2

LIB II Vitamin B2 (50 µg/ml)

Dipipet masing-masing sebanyak 6,5 ml; 8,5

ml; 10,5 ml; 12,5 ml; 14,5 ml

Dimasukkanmasing-masing kedalam labu

tentukur 25 ml

Dilarutkan dan dicukupkan dengan

pelarut metanol : air (1:1) sampai garis

tanda

Diukur serapan pada panjang gelombang

200-400 nm

Larutan Standar Vitamin B2 (7,8 µg/ml; 10,2 µg/ml; 12,6

µg/ml; 15 µg/ml;17,4 µg/ml)

Spektrum Serapan Vitamin B2

Universitas Sumatera Utara

Page 85: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

70

Lampiran 7. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum Vitamin B6

LIB II Vitamin B6 (100 µg/ml)

Dipipet masing-masing sebanyak 0,6 ml; 1,6

ml; 2,6 ml; 3,6 ml; 4,6 ml

Dimasukkanmasing-masing kedalam labu

tentukur 25 ml

Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut

metanol : air (1:1) sampai garis tanda

Diukur serapan pada panjang gelombang

200-400 nm

Larutan Standar Vitamin B6 (2,4 µg/ml; 6,4µg/ml; 10,4 µg/ml; 14,4

µg/ml; 18,4 µg/ml)

Spektrum Serapan Vitamin B6

Universitas Sumatera Utara

Page 86: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

71

Lampiran 8. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku (LIB) dan Serapan

Maksimum Nikotinamida

LIB II Nikotinamida (100 µg/ml)

Dipipet masing-masing sebanyak 1,25 ml;

1,75 ml; 2,25 ml; 2,75 ml; 3,25 ml

Dimasukkan masing-masing kedalam labu

tentukur 25 ml

Dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut

metanol : air (1:1) sampai garis tanda

Diukur serapan pada panjang gelombang

200-400 nm

Larutan Standar Nikotinamida (5,0 µg/ml; 7,0µg/ml; 9,0 µg/ml; 11,0

µg/ml; 13,0 µg/ml)

Spektrum Serapan Nikotinamida

Universitas Sumatera Utara

Page 87: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

72

Lampiran 9. Bagan Alir Pembuatan Larutan Baku Campuran vitamin B1, B2,

B6, dan Nikotinamida

Dipipet 1,5 ml, dimasukkan ke

dalam labu tentukur 25 ml dan

dicukupkan dengan pelarut

Dilarutkan vitamin B2 dan

dicukupkan dengan pelarut

metanol : air (1:1), dimasukkan

ke dalam labu tentukur 100

ml

vitamin B1, B6, dan nikotinamida = 0,0250 g; B2= 0,0066 g

Larutan vitamin

B1

(1004 µg/ml)

Larutan vitamin

B2

(60 µg/ml)

Larutan Campuran Baku Vitamin B1, B2, B6,

dan Nikotinamida

Vitamin B1 : 13,6544 µg/ml

Vitamin B2 : 2,28 µg/ml

Vitamin B6 : 10,5 µg/ml

Nikotinamida : 7,0 µg/ml

Larutan Vitamin

B6

(1000 µg/ml)

Larutan

Nikotinamida

(1000 µg/ml)

Dipipet pada masing-masing larutan 2,5 ml

Dicampur keempat larutan kedalam labu

tentukur 25 ml dicukupkan sampai garis tanda

dengan pelarut

Diukur serapan pada panjang

gelombang 200-400 nm

Spektrum Serapan Campuran Baku Vitamin B1,

B2, B6, dan Nikotinamida

dimasukkan vitamin B1, B6, dan nikotinamida

ke dalam masing-masing labu tentukur 25 ml

dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut

metanol : air (1:1)

Universitas Sumatera Utara

Page 88: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

73

Lampiran 10. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Vitamin

B1 secara Kemometrik (Partial Least Squares)

Spektrum serapan maksimum vitamin B1

(13,6554µg/ml)

Diukur masing-masing pada panjang

gelombang 210-280nm.

Spektrum Serapan PLS Vitamin B1 pada

panjang gelombang 210-280 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 89: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

74

Lampiran 11. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Vitamin

B2 secara Kemometrik (Partial Least Squares)

Spektrum serapan maksimum vitamin B2

(2,28 µg/ml)

Diukur masing-masing pada panjang

gelombang 210-280nm.

Spektrum Serapan PLS Vitamin B2 pada

panjang gelombang 210-280 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 90: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

75

Lampiran 12. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum Vitamin

B6 secara Kemometrik (Partial Least Squares)

Spektrum serapan maksimum vitamin B6

(10,5 µg/ml)

Diukur masing-masing pada panjang

gelombang 210-280nm.

Spektrum Serapan PLS Vitamin B6 pada

panjang gelombang 210-280 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 91: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

76

Lampiran 13. Bagan Alir Pembuatan Spektrum Serapan Maksimum

Nikotinamida secara Kemometrik (Partial Least Squares)

Spektrum serapan Nikotinamida (7,0

µg/ml)

Diukur masing-masing pada panjang

gelombang 210-280nm.

Spektrum Serapan PLS Nikotinamida pada

panjang gelombang 210-280 nm.

Universitas Sumatera Utara

Page 92: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

77

Lampiran 14. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum vitamin B1

secara Kemometrik (Partial Least Squares)

Spektrum Serapan Vitamin B1

Diukur masing-masing area pada panjang

gelombang 210-280 nm.

Diplot nilai PLS dengan konsentrasi

masing-masing serapan

Spektrum Serapan PLS Vitamin B1

Universitas Sumatera Utara

Page 93: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

78

Lampiran 15. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum vitamin B2

secara Kemometrik (Partial Least Squares)

Spektrum Serapan Vitamin B2

Diukur masing-masing area pada panjang

gelombang 210-280 nm.

Diplot nilai PLS dengan konsentrasi

masing-masing serapan

Spektrum Serapan PLS Vitamin B2

Universitas Sumatera Utara

Page 94: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

79

Lampiran 16. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum vitamin B6

secara Kemometrik (Partial Least Squares)

Spektrum Serapan Vitamin B6

Diukur masing-masing area pada panjang

gelombang 210-280 nm.

Diplot nilai PLS dengan konsentrasi

masing-masing serapan

Spektrum Serapan PLS Vitamin B6

Universitas Sumatera Utara

Page 95: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

80

Lampiran 17. Bagan Alir Pembuatan Kurva Kalibrasi Spektrum Nikotinamida

secara Kemometrik (Partial Least Squares)

Spektrum Serapan Nikotinamida

Diukur masing-masing area pada panjang

gelombang 210-280 nm.

Diplot nilai PLS dengan konsentrasi

masing-masing serapan

Spektrum Serapan PLS Nikotinamida

Universitas Sumatera Utara

Page 96: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

81

Lampiran 18. Bagan Alir Penentuan Kadar Vitamin B1 Dalam Sediaan Sirup X

Dipipet 2,5 ml sampel setara dengan

1,5 mg vitamin B1 (dilakukan 6 kali

pengulangan)

Dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml

Dilarutkan dan ditambahkan pelarut

mendekati garis tanda

Dihomogenkan dengan sonikator selama

15 menit

Dicukupkan dengan pelarut sampai garis

tanda

dipipet 2 ml

dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml

dicukupkan dengan pelarut

diukur serapan pada 200-400 nm

dibuat spektrum PLS

dan dihitung konsentrasinya

SIRUP X

Vitamin B1 = 60 µg/ml

Vitamin B2 = 25 µg/ml Vitamin B6 = 20 µg/ml

Nikotinamida = 200 µg/ml

Vitamin B1 = 12 µg/ml

Vitamin B2 = 5 µg/ml Vitamin B6 = 4 µg/ml

Nikotinamida = 40 µg/ml

Spektrum serapan sampel

Kadar

Universitas Sumatera Utara

Page 97: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

82

Lampiran 19. Bagan Alir Penentuan Kadar Vitamin B2 Dalam Sediaan Sirup X

dipipet 2,5 ml sampel setara dengan 0,625 mg

vitamin B2 (dilakukan 6 kali pengulangan)

dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml

dilarutkan dan ditambahkan pelarut mendekati garis tanda

dihomogenkan dengan sonikator selama 15 menit

dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda

Vitamin B1 = 60 µg/ml Vitamin B2 = 25 µg/ml Vitamin B6 = 20 µg/ml Nikotinamida = 200 µg/ml

dipipet 1 ml

dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml

dicukupkan dengan pelarut

Vitamin B1 = 6 µg/ml Vitamin B2 = 2,5 µg/ml Vitamin B6 = 2 µg/ml Nikotinamida = 20 µg/ml

diukur serapan pada 200-400 nm

Spektrum serapan sampel

dibuat spektrum PLS

dan dihitung konsentrasinya

SIRUP X

Kadar

Universitas Sumatera Utara

Page 98: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

83

Lampiran 20. Bagan Alir Penentuan Kadar Vitamin B6 Dalam Sediaan Sirup X

Dipipet 2,5 ml sampel setara dengan

1,5 mg vitamin B6 (dilakukan 6 kali

pengulangan)

Dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml

Dilarutkan dan ditambahkan pelarut

mendekati garis tanda

Dihomogenkan dengan sonikator selama

15 menit

Dicukupkan dengan pelarut sampai garis

tanda

dipipet 2 ml

dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml

dicukupkan dengan pelarut

diukur serapan pada 200-400 nm

dibuat spektrum PLS

dan dihitung konsentrasinya

SIRUP X

Vitamin B1 = 60 µg/ml

Vitamin B2 = 25 µg/ml Vitamin B6 = 20 µg/ml

Nikotinamida = 200 µg/ml

Vitamin B1 = 12 µg/ml

Vitamin B2 = 5 µg/ml Vitamin B6 = 4 µg/ml

Nikotinamida = 40 µg/ml

Spektrum serapan sampel

Kadar

Universitas Sumatera Utara

Page 99: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

84

Lampiran 21. Bagan Alir Penentuan Kadar Nikotinamida Dalam Sediaan Sirup

X

Dipipet 2,5 ml sampel setara dengan

1,5 mg vitamin B1 (dilakukan 6 kali

pengulangan)

Dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml

Dilarutkan dan ditambahkan pelarut

mendekati garis tanda

Dihomogenkan dengan sonikator selama

15 menit

Dicukupkan dengan pelarut sampai garis

tanda

dipipet 0,5 ml

dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml

dicukupkan dengan pelarut

diukur serapan pada 200-400 nm

dibuat spektrum PLS

dan dihitung konsentrasinya

SIRUP X

Vitamin B1 = 60 µg/ml

Vitamin B2 = 25 µg/ml Vitamin B6 = 20 µg/ml

Nikotinamida = 200 µg/ml

Vitamin B1 = 3 µg/ml

Vitamin B2 = 1,25 µg/ml Vitamin B6 = 1 µg/ml

Nikotinamida = 10 µg/ml

Spektrum serapan sampel

Kadar

Universitas Sumatera Utara

Page 100: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

85

Lampiran 22. Bagan Alir Prosedur Penelitian secara Keseluruhan

Pembuatan Larutan Induk

Baku (LIB) vitamin B1,

B2, B6 dan Nikotinamida

Pembuatan dan pengukuran

serapan larutan standar

vitamin B1, B2, B6 dan

Nikotinamida

Pengukuran Spektrum

Serapan Maksimum vitamin

B1, B2, B6 dan Nikotinamida

Pengukuran PLS vitamin

B1, B2, B6 dan

Nikotinamida spektrum

serapan maksimum

Penentuan rentang panjang

gelombang PLS untuk

masing-masing obat melalui

pembuatan kurva kalibrasi

PLS dari pengukuran

serapan larutan standar

Pengukuran spectrum

serapan campuran baku

vitamin B1, B2, B6 dan

Nikotinamida

Diperoleh persamaan untuk

penentuan konsentrasi

masing-masing obat

Pengujian Validasi metode

Penetapan Kadar Sampel

Pengukuran spektrum

serapan campuran baku

vitamin B1, B2, B6 dan

Nikotinamida

Membagi masing-masing

serapan obat dengan cara

double divisor

Universitas Sumatera Utara

Page 101: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

86

Lampiran 23. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, Dan Koefisien

Korelasi Vitamin B1

No. Konsentrasi (µg/ml)(X) Serapan (Absorbansi)(Y)

1. 0,0000 0,0000

2. 5,6224 0,2004

3. 9,6384 0,3360

4. 13,6544 0,4738

5. 17,6704 0,6177

6. 21,6864 0,7598

No

.

X Y XY X2

Y2

1. 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

2. 5,6224 0,2004 1,126729 31,61138 0,04016

3. 9,6384 0,3360 3,238502 92,89875 0,11289

6

4. 13,6544 0,4738 6,469455 186,4426 0,22448

6

5. 17,6704 0,6177 10,91501 312,243 0,38155

3

6. 21,6864 0,7598 16,47733 470,2999 0,57729

6

∑X=68,2

72

X= 11,37

∑Y=2,387

7

Y=0,3979

∑XY=38,2270

2

∑X2=1093,

496

∑Y2=

1,33639

2

a = 0.03492 b = 0.00058 r =

0.99992

Persamaan regresi yang diperoleh adalah y = 0.03492 x + 0.00058

Universitas Sumatera Utara

Page 102: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

87

Lampiran 24. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, Dan Koefisien

Korelasi Vitamin B2

No. Konsentrasi (µg/ml)(X) Serapan

(Absorbansi)(Y)

1. 0,0000 0,0000

2. 7,8000 0,6184

3. 10,2000 0,8112

4. 12,6000 1,0132

5. 15,0000 1,1942

6. 17,4000 1,4051

No. X Y XY X2

Y2

1. 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

2. 7,8000 0,6184 4,82352 60,84 0,382419

3. 10,2000 0,8112 8,27424 104,04 0,658045

4. 12,6000 1,0132 12,76632 158,76 1,026574

5. 15,0000 1,1942 17,913 225 1,426114

6. 17,4000 1,4051 24,44874 302,76 1,974306

∑X=63

X=10,5

∑Y=

5,0421

Y=0,84035

∑XY =

68,22582

∑X2=851,4 ∑Y

2=

5,467458

a = 0.08048 b = - 0.00473 r = 0.99980

Persamaan regresi yang diperoleh adalah y = 0.08048 x - 0.00473

Universitas Sumatera Utara

Page 103: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

88

Lampiran 25. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, Dan Koefisien

Korelasi Vitamin B6

No. Konsentrasi (µg/ml)(X) Serapan (Absorbansi)(Y)

1. 2,4000 0,1117

2. 6,4000 0,2978

3. 10,4000 0,4725

4. 14,4000 0,6656

5. 18,4000 0,8573

6. 2,4000 0,1117

No

.

X Y XY X2

Y2

1. 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

2. 2,4000 0,1117 0,26808 5,76 0,012477

3. 6,4000 0,2978 1,90592 40,96 0,088685

4. 10,4000 0,4725 4,914 108,16 0,223256

5. 14,4000 0,6656 9,58464 207,36 0,443023

6. 18,4000 0,8573 15,77432 338,56 0,734963

∑X=52

X=8,667

∑Y=

2,4049

Y=0,4008

17

∑XY =

32,446966

8

∑X2=700,

8

∑Y2=

1,502405

a = 0.04639 b = - 0.00125 r = 0.99980

Persamaan regresi yang diperoleh adalah y = 0.04639 x - 0.00125

Universitas Sumatera Utara

Page 104: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

89

Lampiran 26. Data Perhitungan Kalibrasi, Persamaan Regresi, Dan Koefisien

Korelasi Vitamin Nikotinamida

No. Konsentrasi (µg/ml)(X) Serapan (Absorbansi)(Y)

1. 0,0000 0,0000

2. 5,0000 0,3311

3. 7,0000 0,4671

4. 9,0000 0,6049

5. 11,0000 0,7323

6. 13,0000 0,8640

No. X Y XY X2

Y2

1. 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

2. 5,0000 0,3311 1,6555 25 0,109627

3. 7,0000 0,4671 3,2697 49 0,218182

4. 9,0000 0,6049 5,4441 81 0,365904

5. 11,000

0

0,7323 8,0553 121 0,536263

6. 13,000

0

0,8640 11,232 169 0,746496

∑X=45

X= 7,5

∑Y=2,999

4

Y=0,4999

∑XY

=29,6566

∑X2

=445

∑Y2

= 1,976473

a = 0.06662 b = 0.00026 r = 0.99992

Persamaan regresi yang diperoleh adalah y = 0.06662 x - 0.00026

Universitas Sumatera Utara

Page 105: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

90

Lampiran 27. Perhitungan Penetapan Kadar Vitamin B1, B2, B6, dan

Nikotinamida

Dalam sediaan sirup tiap 5 mL mengandung :

Vitamin B1 = 3 mg

Vitamin B2 = 1,25 mg

Vitamin B6 = 1 mg

Nikotinamida = 10 mg

Dipipet analit setara dengan 1,5 mg vitamin B1, maka Jumlah analit yang dipipet

adalah 1,5 mg

= 1,25 mg × 5 mL

= 2,5 mL

Sampel yang dipipet adalah 2,5 mL sehingga setara dengan:

Vitamin B1 = 1,5 mg

Vitamin B2 = 0,625 mg

Vitamin B6 = 0,5 mg

Nikotinamida = 5 mg

Dilarutkan dengan pelarut metanol : air (1:1) di dalam labu tentukur 25 mL,

Larutan kemudian disonikasi selama 15 menit dan kemudia dicukupkan sampai

garis tanda,

Konsentrasi vitamin B1 = 1,5 mg × 1000 g = 60 µg/mL

Konsentrasi vitamin B2 = 0,625 𝑚𝑔 × 1000 g = 25 µg/mL

Konsentrasi vitamin B6 = 0,5 𝑚𝑔 × 1000 g= 20 µg/mL

Konsentrasi nikotinamida = 5 𝑚𝑔 × 1000 g= 200 µg/mL.

Kemudian dipipet 2 mL dan dimasukkan kedalam labu 10 mL dan diencerkan

dengan pelarut hingga garis tanda,

Konsentrasi vitamin B1 = 60 𝑔/𝑚𝑙 2 𝑚𝑙 = 12 𝑔/𝑚𝑙 10 𝑚𝑙

Konsentrasi vitamin B2 = 25 𝑔/𝑚𝑙 2 𝑚𝑙 = 5 𝑔/𝑚𝑙 10 𝑚𝑙

Konsentrasi vitamin B6 = 20 𝑔/𝑚𝑙 2 𝑚𝑙 = 4 𝑔/𝑚𝑙 10 𝑚𝑙

Konsentrasi nikotinamida = 200 𝑔/𝑚𝑙 2 𝑚𝑙 = 40 𝑔/𝑚𝑙 10 𝑚𝑙

Universitas Sumatera Utara

Page 106: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

91

Lampiran 27.(Lanjutan)

Contoh perhitungan kadar vitamin B1 dalam sirup.

Dengan menggunakan persamaan regresi yang diperoleh dari Minitab ver.18.1

Coefficients

C1 C2 C3 C4 C5

Constant -0,0166 -0,0166 -0,0166 -0,0166 -0,0166

A1 28,6369 0,0000 -0,0000 -0,0000 0,0000

A2 -0,0000 28,6369 -0,0000 0,0000 -0,0000

A3 0,0000 0,0000 28,6369 -0,0000 -0,0000

A4 -0,0000 -0,0000 -0,0000 28,6369 0,0000

A5 0,0000 -0,0000 0,0000 -0,0000 28,6369

Perhitungan absorbansi dilakukan pada setiap rentang panjang gelombang

dan dimasukkan ke persamaan PLS untuk mendapatkan konsentrasi setiap rentang

panjang gelombang. Perhitungan kadar vitamin B1 sebagai berikut:

x = (y*28,6369)-0,0166

x =(0,91*28,6369)-0,0166

x =26,04298

sehingga diperoleh nilai konsentrasi untuk setiap absorbansi kemudian dilakukan

rata-rata pada rentang panjang gelombang sehingga diperoleh konsentrasi praktik

dan dilakukan perhitungan kadar sebagai berikut ini.

C= C praktek/C teori x standart kemurnian baku(%)

C = 18,05/18,706 X 99,6%

C = 96,13%

Universitas Sumatera Utara

Page 107: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

92

Lampiran 27.(Lanjutan)

Sehingga diperoleh konsentrasi praktik vitamin B1 sebagai berikut.

WL A1 A2 A3 A4 A5 A6 c1 c2 c3 c4 c5 c6

210 0,91 1,123 0,926 0,82 0,968 0,859 26,04298 32,14264 26,50117 23,46566 27,70392 24,5825

212 0,878 0,983 0,841 0,905 0,824 0,976 25,1266 28,13347 24,06703 25,89979 23,58021 27,93301

214 0,739 0,834 0,723 0,739 0,825 0,812 21,14607 23,86657 20,68788 21,14607 23,60884 23,23656

216 0,71 0,728 0,73 0,738 0,776 0,716 20,3156 20,83106 20,88834 21,11743 22,20563 20,48742

218 0,706 0,73 0,767 0,833 0,705 0,743 20,20105 20,88834 21,9479 23,83794 20,17241 21,26062

220 0,637 0,768 0,697 0,649 0,691 0,643 18,22511 21,97654 19,94332 18,56875 19,7715 18,39693

222 0,65 0,666 0,716 0,687 0,693 0,646 18,59739 19,05558 20,48742 19,65695 19,82877 18,48284

224 0,724 0,629 0,611 0,708 0,612 0,64 20,71652 17,99601 17,48055 20,25833 17,50918 18,31102

226 0,782 0,651 0,745 0,691 0,749 0,725 22,37746 18,62602 21,31789 19,7715 21,43244 20,74515

228 0,819 0,763 0,71 0,684 0,729 0,696 23,43702 21,83335 20,3156 19,57104 20,8597 19,91468

230 0,753 0,75 0,781 0,761 0,775 0,76 21,54699 21,46108 22,34882 21,77608 22,177 21,74744

232 0,852 0,817 0,829 0,782 0,84 0,823 24,38204 23,37975 23,72339 22,37746 24,0384 23,55157

234 0,936 0,892 0,766 0,892 0,823 0,884 26,78754 25,52751 21,91927 25,52751 23,55157 25,29842

236 0,846 0,889 0,905 0,869 0,916 0,927 24,21022 25,4416 25,89979 24,86887 26,2148 26,52981

238 0,799 0,884 0,828 0,814 0,955 0,892 22,86428 25,29842 23,69475 23,29384 27,33164 25,52751

240 0,834 0,849 0,792 0,771 0,791 0,836 23,86657 24,29613 22,66382 22,06245 22,63519 23,92385

242 0,763 0,763 0,745 0,834 0,77 0,833 21,83335 21,83335 21,31789 23,86657 22,03381 23,83794

244 0,665 0,677 0,679 0,654 0,667 0,642 19,02694 19,37058 19,42786 18,71193 19,08421 18,36829

246 0,568 0,561 0,578 0,577 0,585 0,58 16,24916 16,0487 16,53553 16,50689 16,73599 16,5928

248 0,495 0,487 0,489 0,487 0,49 0,492 14,15867 13,92957 13,98684 13,92957 14,01548 14,07275

250 0,502 0,496 0,493 0,497 0,502 0,494 14,35912 14,1873 14,10139 14,21594 14,35912 14,13003

252 0,472 0,475 0,476 0,47 0,48 0,481 13,50002 13,58593 13,61456 13,44274 13,72911 13,75775

254 0,434 0,438 0,436 0,43 0,439 0,436 12,41181 12,52636 12,46909 12,29727 12,555 12,46909

256 0,469 0,464 0,467 0,469 0,466 0,465 13,41411 13,27092 13,35683 13,41411 13,3282 13,29956

258 0,456 0,459 0,459 0,453 0,456 0,455 13,04183 13,12774 13,12774 12,95592 13,04183 13,01319

260 0,476 0,47 0,474 0,469 0,476 0,477 13,61456 13,44274 13,55729 13,41411 13,61456 13,6432

262 0,477 0,471 0,479 0,475 0,472 0,476 13,6432 13,47138 13,70048 13,58593 13,50002 13,61456

264 0,482 0,484 0,49 0,481 0,485 0,482 13,78639 13,84366 14,01548 13,75775 13,8723 13,78639

266 0,476 0,481 0,48 0,476 0,48 0,485 13,61456 13,75775 13,72911 13,61456 13,72911 13,8723

268 0,488 0,482 0,478 0,485 0,491 0,481 13,95821 13,78639 13,67184 13,8723 14,04412 13,75775

270 0,489 0,488 0,488 0,486 0,489 0,484 13,98684 13,95821 13,95821 13,90093 13,98684 13,84366

272 0,49 0,491 0,485 0,49 0,489 0,491 14,01548 14,04412 13,8723 14,01548 13,98684 14,04412

274 0,483 0,482 0,482 0,48 0,481 0,486 13,81502 13,78639 13,78639 13,72911 13,75775 13,90093

276 0,479 0,478 0,481 0,48 0,481 0,479 13,70048 13,67184 13,75775 13,72911 13,75775 13,70048

278 0,483 0,483 0,484 0,482 0,483 0,484 13,81502 13,81502 13,84366 13,78639 13,81502 13,84366

280 0,496 0,498 0,497 0,499 0,499 0,498 14,1873 14,24458 14,21594 14,27321 14,27321 14,24458

Rerata Konsentrasi 18,05487 18,34602 17,88703 17,89499 18,16226 18,1034

Persen Kadar 96,13309 97,68327 95,2394 95,28176 96,70488 96,39145

Universitas Sumatera Utara

Page 108: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

93

Lampiran 27.(Lanjutan)

Contoh perhitungan kadar vitamin B2 dalam sirup.

Dengan menggunakan persamaan regresi

Coefficients

C1 C2 C3 C4 C5

Constant 0,0588 0,0588 0,0588 0,0588 0,0588

A1 12,4254 0,0000 -0,0000 0,0000 -0,0000

A2 0,0000 12,4254 0,0000 -0,0000 0,0000

A3 -0,0000 0,0000 12,4254 0,0000 -0,0000

A4 -0,0000 0,0000 0,0000 12,4254 -0,0000

A5 0,0000 -0,0000 -0,0000 -0,0000 12,4254

Perhitungan absorbansi dilakukan pada setiap rentang panjang gelombang dan

dimasukkan ke persamaan PLS untuk mendapatkan konsentrasi setiap rentang

panjang gelombang. Perhitungan kadar vitamin B2 sebagai berikut:

x = (y*12,4254)+0,0588

x =(0,666*12,4254)+0,0588

x = 8,334116

sehingga diperoleh nilai konsentrasi untuk setiap absorbansi kemudian dilakukan

rata-rata pada rentang panjang gelombang sehingga diperoleh konsentrasi praktik

dan dilakukan perhitungan kadar sebagai berikut ini

C= C praktek/C teori x standart kemurnian baku(%)

C = 15,99472/16,15 X 99,3%

C = 98,3%

Universitas Sumatera Utara

Page 109: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

94

Lampiran 27.(Lanjutan)

Sehingga diperoleh konsentrasi praktik vitamin B2 sebagai berikut.

WL A1 A2 A3 A4 A5 A6 C1 PLS C2 PLS C3 PLS C4 PLS C5 PLS C6 PLS

210 0,666 0,666 0,897 0,916 0,701 0,79 8,334116 8,334116 11,20438 11,44047 8,769005 9,874866

212 0,787 0,787 0,783 0,841 0,834 0,704 9,83759 9,83759 9,787888 10,50856 10,42158 8,806282

214 0,826 0,826 0,794 0,773 0,753 0,765 10,32218 10,32218 9,924568 9,663634 9,415126 9,564231

216 0,784 0,784 0,644 0,712 0,7 0,758 9,800314 9,800314 8,060758 8,905685 8,75658 9,477253

218 0,722 0,722 0,853 0,772 0,786 0,746 9,029939 9,029939 10,65767 9,651209 9,825164 9,328148

220 0,813 0,813 0,767 0,874 0,732 0,787 10,16065 10,16065 9,589082 10,9186 9,154193 9,83759

222 0,883 0,883 0,828 0,812 0,787 0,845 11,03043 11,03043 10,34703 10,14822 9,83759 10,55826

224 1,006 1,006 0,834 0,817 0,831 0,794 12,55875 12,55875 10,42158 10,21035 10,38431 9,924568

226 0,96 0,96 1,056 0,89 0,992 1,025 11,98718 11,98718 13,18002 11,11741 12,3848 12,79484

228 1,186 1,186 1,041 1,108 1,011 1,058 14,79532 14,79532 12,99364 13,82614 12,62088 13,20487

230 1,187 1,187 1,195 1,177 1,193 1,217 14,80775 14,80775 14,90715 14,6835 14,8823 15,18051

232 1,58 1,58 1,501 1,418 1,428 1,458 19,69093 19,69093 18,70933 17,67802 17,80227 18,17503

234 1,716 1,716 1,794 1,646 1,632 1,52 21,38079 21,38079 22,34997 20,51101 20,33705 18,94541

236 1,857 1,857 1,746 1,909 1,992 1,968 23,13277 23,13277 21,75355 23,77889 24,8102 24,51199

238 2,039 2,039 1,927 1,985 2,002 2,143 25,39419 25,39419 24,00255 24,72322 24,93445 26,68643

240 2,141 2,141 2,128 2,159 2,124 2,012 26,66158 26,66158 26,50005 26,88524 26,45035 25,0587

242 2,308 2,308 2,403 2,061 2,248 2,079 28,73662 28,73662 29,91704 25,66755 27,9911 25,89121

244 1,947 1,947 1,968 2,009 1,904 1,98 24,25105 24,25105 24,51199 25,02143 23,71676 24,66109

246 1,838 1,838 1,845 1,818 1,881 1,895 22,89669 22,89669 22,98366 22,64818 23,43098 23,60493

248 1,728 1,728 1,722 1,706 1,726 1,719 21,52989 21,52989 21,45534 21,25653 21,50504 21,41806

250 1,606 1,606 1,602 1,583 1,577 1,603 20,01399 20,01399 19,96429 19,72821 19,65366 19,97672

252 1,465 1,465 1,479 1,476 1,495 1,49 18,26201 18,26201 18,43597 18,39869 18,63477 18,57265

254 1,391 1,391 1,391 1,397 1,39 1,398 17,34253 17,34253 17,34253 17,41708 17,33011 17,42951

256 1,327 1,327 1,308 1,305 1,309 1,312 16,54731 16,54731 16,31122 16,27395 16,32365 16,36092

258 1,264 1,264 1,27 1,27 1,259 1,26 15,76451 15,76451 15,83906 15,83906 15,70238 15,7148

260 1,236 1,236 1,235 1,215 1,232 1,23 15,41659 15,41659 15,40417 15,15566 15,36689 15,34204

262 1,22 1,22 1,209 1,19 1,202 1,193 15,21779 15,21779 15,08111 14,84503 14,99413 14,8823

264 1,189 1,189 1,179 1,192 1,187 1,195 14,8326 14,8326 14,70835 14,86988 14,80775 14,90715

266 1,184 1,184 1,168 1,177 1,188 1,174 14,77047 14,77047 14,57167 14,6835 14,82018 14,64622

268 1,167 1,167 1,168 1,162 1,159 1,183 14,55924 14,55924 14,57167 14,49711 14,45984 14,75805

270 1,145 1,145 1,14 1,139 1,131 1,142 14,28588 14,28588 14,22376 14,21133 14,11193 14,24861

272 1,109 1,109 1,11 1,112 1,11 1,107 13,83857 13,83857 13,85099 13,87584 13,85099 13,81372

274 1,053 1,053 1,054 1,053 1,062 1,05 13,14275 13,14275 13,15517 13,14275 13,25457 13,10547

276 0,999 0,999 0,997 0,994 0,997 1 12,47177 12,47177 12,44692 12,40965 12,44692 12,4842

278 0,943 0,943 0,945 0,943 0,944 0,942 11,77595 11,77595 11,8008 11,77595 11,78838 11,76353

280 0,899 0,899 0,897 0,896 0,896 0,898 11,22923 11,22923 11,20438 11,19196 11,19196 11,21681

Rereta konsentrasi 15,99472 15,99472 15,89359 15,76554 15,72688 15,74242

Persen kadar 98,30447 98,30447 97,68292 96,89591 96,65833 96,75379

Universitas Sumatera Utara

Page 110: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

95

Lampiran 27.(Lanjutan)

Contoh perhitungan kadar vitamin B6 dalam sirup.

Dengan menggunakan persamaan regresi

Coefficients

C1 C2 C3 C4 C5

Constant 0,0269 0,0269 0,0269 0,0269 0,0269

A1 21,5564 -0,0000 -0,0000 -0,0000 -0,0000

A2 -0,0000 21,5564 0,0000 0,0000 0,0000

A3 -0,0000 -0,0000 21,5564 0,0000 0,0000

A4 0,0000 0,0000 -0,0000 21,5564 -0,0000

A5 0,0000 -0,0000 0,0000 0,0000 21,5564

Perhitungan absorbansi dilakukan pada setiap rentang panjang gelombang dan

dimasukkan ke persamaan PLS untuk mendapatkan konsentrasi setiap rentang

panjang gelombang. Perhitungan kadar vitamin B6 adalah sebagai berikut:

x = (y*21,5564)+0,0269

x =(1,067*21,5564)+0,0269

x = 23,02758

sehingga diperoleh nilai konsentrasi untuk setiap absorbansi kemudian dilakukan

rata-rata pada rentang panjang gelombang sehingga diperoleh konsentrasi praktik

dan dilakukan perhitungan kadar sebagai berikut ini

C= C praktek/C teori x standart kemurnian baku(%)

C = 19,4576/19,10 X 99,99%

C = 101,86%

Universitas Sumatera Utara

Page 111: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

96

Lampiran 27.(Lanjutan)

Sehingga diperoleh konsentrasi praktik vitamin B6 sebagai berikut.

WL A1 A2 A3 A4 A5 A6 C1 PLS C2 PLS c3 pls c4 pls c5 pls c6 pls

210 1,067 1,107 1,01 1,024 1,217 1,083 23,02758 23,88983 21,79886 22,10065 26,26104 23,37248

212 1,124 1,008 1,212 1,131 0,982 1,159 24,25629 21,75575 26,15326 24,40719 21,19528 25,01077

214 1,125 1,062 1,045 0,999 1,066 1,148 24,27785 22,9198 22,55334 21,56174 23,00602 24,77365

216 0,968 0,999 1,006 1,111 1,004 1 20,8935 21,56174 21,71264 23,97606 21,66953 21,5833

218 0,984 1,192 0,836 1,065 1,059 1,045 21,2384 25,72213 18,04805 22,98447 22,85513 22,55334

220 1,064 0,948 1,086 0,952 1,013 0,946 22,96291 20,46237 23,43715 20,54859 21,86353 20,41925

222 0,945 1,032 1,084 1,058 0,978 1,205 20,3977 22,2731 23,39404 22,83357 21,10906 26,00236

224 0,993 1,035 1,042 1,225 1,073 1,124 21,43241 22,33777 22,48867 26,43349 23,15692 24,25629

226 1,2 1,177 1,153 1,129 1,196 1,154 25,89458 25,39878 24,88143 24,36408 25,80835 24,90299

228 1,198 1,212 1,273 1,248 1,255 1,257 25,85147 26,15326 27,4682 26,92929 27,08018 27,12329

230 1,407 1,333 1,387 1,457 1,29 1,301 30,35675 28,76158 29,92563 31,43457 27,83466 28,07178

232 1,424 1,424 1,401 1,4 1,45 1,461 30,72321 30,72321 30,22742 30,20586 31,28368 31,5208

234 1,467 1,45 1,495 1,492 1,469 1,501 31,65014 31,28368 32,25372 32,18905 31,69325 32,38306

236 1,479 1,53 1,487 1,513 1,509 1,513 31,90882 33,00819 32,08127 32,64173 32,55551 32,64173

238 1,499 1,514 1,512 1,503 1,503 1,529 32,33994 32,66329 32,62018 32,42617 32,42617 32,98664

240 1,453 1,466 1,455 1,471 1,457 1,451 31,34835 31,62858 31,39146 31,73636 31,43457 31,30524

242 1,364 1,362 1,369 1,368 1,37 1,355 29,42983 29,38672 29,53761 29,51606 29,55917 29,23582

244 1,246 1,245 1,244 1,246 1,246 1,237 26,88617 26,86462 26,84306 26,88617 26,88617 26,69217

246 1,116 1,111 1,113 1,117 1,115 1,11 24,08384 23,97606 24,01917 24,1054 24,06229 23,9545

248 0,984 0,983 0,984 0,987 0,984 0,982 21,2384 21,21684 21,2384 21,30307 21,2384 21,19528

250 0,867 0,865 0,863 0,869 0,867 0,863 18,7163 18,67319 18,63007 18,75941 18,7163 18,63007

252 0,769 0,768 0,768 0,773 0,769 0,765 16,60377 16,58222 16,58222 16,69 16,60377 16,51755

254 0,692 0,693 0,692 0,694 0,694 0,69 14,94393 14,96549 14,94393 14,98704 14,98704 14,90082

256 0,629 0,629 0,63 0,63 0,629 0,627 13,58588 13,58588 13,60743 13,60743 13,58588 13,54276

258 0,577 0,576 0,577 0,577 0,577 0,574 12,46494 12,44339 12,46494 12,46494 12,46494 12,40027

260 0,537 0,534 0,535 0,539 0,538 0,534 11,60269 11,53802 11,55957 11,6458 11,62424 11,53802

262 0,503 0,502 0,503 0,505 0,504 0,501 10,86977 10,84821 10,86977 10,91288 10,89133 10,82666

264 0,469 0,47 0,47 0,472 0,47 0,468 10,13685 10,15841 10,15841 10,20152 10,15841 10,1153

266 0,438 0,439 0,439 0,44 0,44 0,439 9,468603 9,49016 9,49016 9,511716 9,511716 9,49016

268 0,42 0,42 0,42 0,42 0,421 0,419 9,080588 9,080588 9,080588 9,080588 9,102144 9,059032

270 0,41 0,409 0,41 0,411 0,411 0,408 8,865024 8,843468 8,865024 8,88658 8,88658 8,821911

272 0,405 0,404 0,405 0,406 0,405 0,403 8,757242 8,735686 8,757242 8,778798 8,757242 8,714129

274 0,397 0,397 0,397 0,398 0,398 0,395 8,584791 8,584791 8,584791 8,606347 8,606347 8,541678

276 0,398 0,398 0,397 0,4 0,398 0,395 8,606347 8,606347 8,584791 8,64946 8,606347 8,541678

278 0,406 0,406 0,406 0,408 0,407 0,404 8,778798 8,778798 8,778798 8,821911 8,800355 8,735686

280 0,426 0,425 0,425 0,427 0,426 0,423 9,209926 9,18837 9,18837 9,231483 9,209926 9,145257

Rerata konsentrasi 19,4576 19,50251 19,5061 19,7061 19,54143 19,70849

Persen kadar 101,8621 102,0972 102,116 103,163 102,3009 103,1755

Universitas Sumatera Utara

Page 112: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

97

Lampiran 27.(Lanjutan)

Contoh perhitungan kadar nikotinamida dalam sirup.

Dengan menggunakan persamaan regresi

Coefficients

C1 C2 C3 C4 C5

Constant -0,0039 -0,0039 -0,0039 -0,0039 -0,0039

A1 15,0105 -0,0000 -0,0000 -0,0000 0,0000

A2 0,0000 15,0105 -0,0000 -0,0000 -0,0000

A3 -0,0000 -0,0000 15,0105 0,0000 0,0000

A4 -0,0000 0,0000 0,0000 15,0105 -0,0000

A5 0,0000 -0,0000 -0,0000 0,0000 15,0105

Perhitungan absorbansi dilakukan pada setiap rentang panjang gelombang dan

dimasukkan ke persamaan PLS untuk mendapatkan konsentrasi setiap rentang

panjang gelombang. Perhitungan kadar nikotinamida adalah sebagai berikut:

x = (y*15,0105)-0,0039

x =(1,531*15,0105)-0,0039

x = 22,97718

sehingga diperoleh nilai konsentrasi untuk setiap absorbansi kemudian dilakukan

rata-rata pada rentang panjang gelombang sehingga diperoleh konsentrasi praktik

dan dilakukan perhitungan kadar sebagai berikut ini

C= C praktek/C teori x standart kemurnian baku(%)

C = 20,28/20,55 X 99,47%

C = 98,17458%

Universitas Sumatera Utara

Page 113: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

98

Lampiran 27.(Lanjutan)

Sehingga diperoleh konsentrasi praktik nikotinamida sebagai berikut.

WL A1 A2 A3 A4 A5 A6 C1 pls C2 pls C3 pls C4 pls C5 pls C6 pls

210 1,531 1,3 1,403 1,515 1,721 1,405 22,97718 19,50975 21,05583 22,73701 25,82917 21,08585

212 1,501 1,498 1,266 1,564 1,372 1,525 22,52686 22,48183 18,99939 23,47252 20,59051 22,88711

214 1,253 1,458 1,369 1,211 1,224 1,289 18,80426 21,88141 20,54547 18,17382 18,36895 19,34463

216 1,278 1,298 1,237 1,283 1,209 1,371 19,17952 19,47973 18,56409 19,25457 18,14379 20,5755

218 1,178 1,15 1,196 1,228 1,012 1,112 17,67847 17,25818 17,94866 18,42899 15,18673 16,68778

220 1,103 1,007 1,177 1,034 1,244 1,202 16,55268 15,11167 17,66346 15,51696 18,66916 18,03872

222 1,151 1,176 1,101 1,233 1,093 1,138 17,27319 17,64845 16,52266 18,50405 16,40258 17,07805

224 1,214 1,296 1,224 1,184 1,048 1,12 18,21885 19,44971 18,36895 17,76853 15,7271 16,80786

226 1,342 1,284 1,307 1,352 1,31 1,294 20,14019 19,26958 19,61482 20,2903 19,65986 19,41969

228 1,457 1,584 1,381 1,302 1,606 1,255 21,8664 23,77273 20,7256 19,53977 24,10296 18,83428

230 1,683 1,616 1,765 1,588 1,619 1,648 25,25877 24,25307 26,48963 23,83277 24,2981 24,7334

232 1,979 2,005 2,027 2,124 2,142 2,085 29,70188 30,09215 30,42238 31,8784 32,14859 31,29299

234 2,601 2,607 2,114 2,26 2,476 2,542 39,03841 39,12847 31,7283 33,91983 37,1621 38,15279

236 2,76 2,695 2,589 2,701 2,732 2,554 41,42508 40,4494 38,85828 40,53946 41,00479 38,33292

238 2,845 2,933 2,632 2,75 2,852 2,641 42,70097 44,0219 39,50374 41,27498 42,80605 39,63883

240 2,584 2,579 2,609 2,463 2,877 2,609 38,78323 38,70818 39,15849 36,96696 43,18131 39,15849

242 2,348 2,397 2,352 2,347 2,434 2,375 35,24075 35,97627 35,3008 35,22574 36,53166 35,64604

244 2,163 2,149 2,135 2,142 2,16 2,146 32,46381 32,25366 32,04352 32,14859 32,41878 32,20863

246 1,866 1,89 1,887 1,88 1,884 1,858 28,00569 28,36595 28,32091 28,21584 28,27588 27,88561

248 1,644 1,642 1,647 1,646 1,651 1,645 24,67336 24,64334 24,71839 24,70338 24,77844 24,68837

250 1,428 1,437 1,43 1,434 1,451 1,434 21,43109 21,56619 21,46112 21,52116 21,77634 21,52116

252 1,272 1,276 1,271 1,274 1,281 1,279 19,08946 19,1495 19,07445 19,11948 19,22455 19,19453

254 1,153 1,154 1,147 1,148 1,15 1,151 17,30321 17,31822 17,21314 17,22815 17,25818 17,27319

256 1,05 1,05 1,051 1,05 1,058 1,059 15,75713 15,75713 15,77214 15,75713 15,87721 15,89222

258 0,964 0,961 0,957 0,966 0,965 0,966 14,46622 14,42119 14,36115 14,49624 14,48123 14,49624

260 0,897 0,896 0,895 0,896 0,898 0,895 13,46052 13,44551 13,4305 13,44551 13,47553 13,4305

262 0,839 0,848 0,846 0,842 0,843 0,85 12,58991 12,725 12,69498 12,63494 12,64995 12,75503

264 0,784 0,782 0,782 0,778 0,783 0,782 11,76433 11,73431 11,73431 11,67427 11,74932 11,73431

266 0,715 0,719 0,718 0,717 0,72 0,717 10,72861 10,78865 10,77364 10,75863 10,80366 10,75863

268 0,675 0,674 0,671 0,672 0,676 0,673 10,12819 10,11318 10,06815 10,08316 10,1432 10,09817

270 0,64 0,642 0,642 0,646 0,646 0,646 9,60282 9,632841 9,632841 9,692883 9,692883 9,692883

272 0,612 0,614 0,613 0,615 0,614 0,614 9,182526 9,212547 9,197537 9,227558 9,212547 9,212547

274 0,571 0,571 0,569 0,571 0,573 0,572 8,567096 8,567096 8,537075 8,567096 8,597117 8,582106

276 0,539 0,538 0,538 0,539 0,54 0,54 8,08676 8,071749 8,071749 8,08676 8,10177 8,10177

278 0,52 0,519 0,519 0,521 0,52 0,519 7,80156 7,78655 7,78655 7,816571 7,80156 7,78655

280 0,513 0,515 0,512 0,514 0,514 0,513 7,696487 7,726508 7,681476 7,711497 7,711497 7,696487

Rerata konsentrasi 20,28237 20,32699 19,83456 20,00593 20,38453 20,02011

Persen kadar 98,17458 98,39054 96,00699 96,83649 98,66905 96,90511

Universitas Sumatera Utara

Page 114: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

99

Lampiran 28. Hasil Validasi Kalibrasi Kemometrik dan Koefisien PLS

Koefisien PLS vitamin B1

Koefisien PLS vitamin B2

Universitas Sumatera Utara

Page 115: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

100

Lampiran 28. (lanjutan)

Koefisien PLS vitamin B6

Koefisien PLS vitamin Nikotinamida

Universitas Sumatera Utara

Page 116: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

101

Lampiran 29. Data Kadar vitamin B1, B2, B6, Nikotinamida dalam Sediaan

Sirup Sampel Produksi Lokal

Kadar vitamin B1

Pengulangan Vitamin B1

Konsentrasi teori

(µg/ml)

Konsentrasi Praktek

(µg/ml)

Kadar (%)

1 18,706 18,054 96,13

2 18,706 18,346 97,68

3 18,706 17,887 95,28

4 18,706 18,162 96,70

5 18,706 18,103 96,39

6 18,706 17,894 95,24

Kadar= Konsentrasi praktik x Pemurnian baku (tetera di sertifikat pengujian)

Konsentrasi teoritis

Contoh perhitungan pada pengulangan pertama

Kadar Vitamin B1 = 18,054µg/mL x 99,6 % = 96,13 %

18,706µg/ml

Kadar vitamin B2

Pengulangan Vitamin B2

Konsentrasi teori

(µg/ml)

Konsentrasi Praktek

(µg/ml)

Kadar (%)

1 16,1567 15,994 98,3

2 16,1567 15,9994 98,3

3 16,1567 15,89 97,7

4 16,1567 15,765 96,9

5 16,1567 15,726 96,65

6 16,1567 15,742 96,75

Kadar= Konsentrasi praktik x Pemurnian baku (tetera di sertifikat pengujian)

Konsentrasi teoritis

Contoh perhitungan pada pengulangan pertama

Kadar Vitamin B2 = 15,994µg/mL x 99,3 % = 98,3 %

16,1567µg/mL

Universitas Sumatera Utara

Page 117: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

102

Lampiran 29.(Lanjutan)

Kadar vitamin B6

Pengulangan Vitamin B6

Konsentrasi teori

(µg/ml)

Konsentrasi Praktek

(µg/ml)

Kadar (%)

1 19,1 19,45 101,9

2 19,1 19,50 102,1

3 19,1 19,50 102,12

4 19,1 19,70 103,23

5 19,1 19,54 102,3

6 19,1 19,70 103,17

Kadar= Konsentrasi praktik x Pemurnian baku (tetera di sertifikat pengujian)

Konsentrasi teoritis

Contoh perhitungan pada pengulangan pertama

Kadar Vitamin B6 = 19,45µg/mL x 99,99 % = 101,9 %

19,10 µg/mL

Kadar Nikotinamida

Pengulangan Vitamin Nicotinamida

Konsentrasi teori

(µg/ml)

Konsentrasi Praktek

(µg/ml)

Kadar (%)

1 20,55 20,28 98,17

2 20,55 20,32 98,39

3 20,55 19,83 96,00

4 20,55 20,00 96,83

5 20,55 20,38 98,66

6 20,55 20,02 96,9

Kadar= Konsentrasi praktik x Pemurnian baku (tetera di sertifikat pengujian)

Konsentrasi teoritis

Contoh perhitungan pada pengulangan pertama

Kadar Nikotinamida= 20,28 µg/mL x 99,47 % = 98,17 %

20,55 µg/mL

Universitas Sumatera Utara

Page 118: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

103

Lampiran 30.Perhitungan Kadar Vitamin B1, B2, B6, dan Nikotinamida secara

Statistik pada Sirup Sampel Produksi Lokal

Kadar vitamin B1

SD = √

= √

= 0,921

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai = 0,01, n= 6; dk=5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel

thitung = [

]

thitung 1 = [

] = [

] = 0,29256 (Data diterima)

thitung 2 = [

] = [

] = 3,8298 (Data diterima)

thitung 3 = [

] = [

] = 2,55326 (Data diterima)

thitung 4 = [

] = [

] = 1,22343 (Data diterima)

thitung 5 = [

] = [

] = 0,3989 (Data diterima)

thitung 6 = [

] = [

] = 2,65965 (Data diterima)

Dari data diatas diperoleh bahwa thitung ≤ ttabel , maka semua data tersebut

diterima sehingga rentang kadar Vitamin B1 yaitu :

µ = X ± t tabel x SD/ 𝑛

µ = 96,24 ± ( x /

µ = (96,24 ± 1,5160) %

No Kadar Akurasi (%) (X) (X- X) (X- X)2

1 96,13 -0,11 0,0121

2 97,68 1,44 2,0736

3 95,28 0,96 0,9216

4 96,70 0,46 0,2116

5 96,39 0,15 0,0225

6 95,24 -1 1

X= 96,240

∑ =

4,2414

Universitas Sumatera Utara

Page 119: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

104

Lampiran 30. (Lanjutan)

Kadar vitamin B2

SD = √

= √

= 0,7666

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai = 0,01, n= 6; dk=5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel

thitung = [

]

thitung 1 = [

] = [

] = 2,7799 (Data diterima)

thitung 2 = [

] = [

] = 2,7799(Data diterima)

thitung 3 = [

] = [

] = 0,86273 (Data diterima)

thitung 4 = [

] = [

] = 1,69351 (Data diterima)

thitung 5 = [

] = [

] = 2,4923(Data diterima)

thitung 6 = [

] = [

] = 2,1728 (Data diterima)

Dari data diatas diperoleh bahwa thitung ≤ ttabel , maka semua data tersebut

diterima sehingga rentang kadar Vitamin B2 yaitu :

µ = X ± t tabel x SD/ 𝑛

µ = 97,43 ± ( x /

µ = (97,43 ± 1,2618) %

No Kadar Akurasi (%) (X) (X- X) (X- X)2

1 98,3 0,87 0,7569

2 98,3 0,87 0,7569

3 97,7 0,27 0,0729

4 96,9 -0,53 0,2809

5 96,65 -0,78 0,6084

6 96,75 -0,68 0,4624

X= 97,43%

∑ =

2,9384

Universitas Sumatera Utara

Page 120: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

105

Lampiran 30. (Lanjutan)

Kadar vitamin B6

SD = √

= √

= 0,5797

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai = 0,01, n= 6; dk=5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel

thitung = [

]

thitung 1 = [

] = [

] = 2,40913 (Data diterima)

thitung 2 = [

] = [

] = 1,5638(Data diterima)

thitung 3 = [

] = [

] = 1,4792 (Data diterima)

thitung 4 = [

] = [

] = 3,21217 (Data diterima)

thitung 5 = [

] = [

] = 0,7185(Data diterima)

thitung 6 = [

] = [

] = 2,9585 (Data diterima)

Dari data diatas diperoleh bahwa thitung ≤ ttabel , maka semua data tersebut

diterima sehingga rentang kadar Vitamin B6 yaitu :

µ = X ± t tabel x SD/ 𝑛

µ = 102,47 ± ( x /

µ = (102,47 ± 0,9539) %

No Kadar Akurasi (%) (X) (X- X) (X- X)2

1 101,9 -0,57 0,3249

2 102,1 -0,37 0,1369

3 102,12 -0,35 0,1225

4 103,23 0,76 0,5776

5 102,3 -0,17 0,0289

6 103,17 0,7 0,49

X= 102,47%

∑ =

1,6808

Universitas Sumatera Utara

Page 121: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

106

Lampiran 30. (Lanjutan)

Kadar Nikotinamida

SD = √

= √

= 1,066

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai = 0,01, n= 6; dk=5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,0321

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel

thitung = [

]

thitung 1 = [

] = [

] = 1,55867 (Data diterima)

thitung 2 = [

] = [

] = 2,064(Data diterima)

thitung 3 = [

] = [

] = 3,4275 (Data diterima)

thitung 4 = [

] = [

] = 1,5203 (Data diterima)

thitung 5 = [

] = [

] = 2,6845(Data diterima)

thitung 6 = [

] = [

] = 1,3595 (Data diterima)

Dari data diatas diperoleh bahwa thitung ≤ ttabel , maka semua data tersebut

diterima sehingga rentang kadar nikotinamida yaitu :

µ = X ± t tabel x SD/ 𝑛

µ = 97,49 ± ( x /

µ = (97,49 ± 1,7547) %

Kadar Akurasi (%) (X) (X- X) (X- X)2

1 98,17 0,6783 0,460136

2 98,39 0,8983 0,807003

3 96,00 -1,491 2,22506

4 96,83 -0,6616 0,4378

5 98,66 1,168 1,36500

6 96,9 -0,5916 0,350069

X= 97,49%

∑ =

5,6450

Universitas Sumatera Utara

Page 122: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

107

Lampiran 31. Perhitungan persentase perolehan kembali (% recovery)

Tiap 5 mL sirup mengandung:

Vitamin B1 3 mg

Vitamin B2 1,25 mg

Vitamin B6 1 mg

Nikotinamida 10 mg

Perolehan 80%

Perhitungan untuk penimbangan Vitamin B1 Berat kesetaraan sampel pada

penetapan kadar = 1,5 mg

1,2 mg vitamin B1 tersebut berasal dari 70% sirup dan 30% berasal baku B1

Maka sampel yang ditimbang setara dengan

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

Baku vitamin B1 yang ditambahkan adalah

Oleh karena itu baku yang dipipet dari larutan 0,2 mg/mL vitamin B1 adalah

Vitamin B2

Berat kesetaraan sampel pada penetapan kadar = 0,625 mg

0,5 mg vitamin B2 tersebut berasal dari 70% sirup dan 30% berasal baku B2

Universitas Sumatera Utara

Page 123: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

108

Lampiran 31. (Lanjutan)

Maka sampel yang ditimbang setara dengan

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

Baku vitamin B2 yang ditambahkan adalah

Oleh karena itu baku yang dipipet dari larutan 0,05 mg/mL vitamin B2 adalah

Vitamin B6 Berat kesetaraan sampel pada penetapan kadar = 0,5 mg

0,4 mg vitamin B6 tersebut berasal dari 70% sirup dan 30% berasal baku B6

Maka sampel yang ditimbang setara dengan

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

Baku vitamin B6 yang ditambahkan adalah

Oleh karena itu baku yang dipipet dari larutan 0,2 mg/mL vitamin B6 adalah

Nikotinamida

Berat kesetaraan sampel pada penetapan kadar = 5 mg

Universitas Sumatera Utara

Page 124: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

109

Lampiran 31. (Lanjutan)

4 mg nikotinamida tersebut berasal dari 70% sirup dan 30% berasal baku

nikotinamida

Maka sampel yang ditimbang setara dengan

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

Baku nikotinamida yang ditambahkan adalah

Oleh karena itu baku yang dipipet dari larutan 0,2 mg/mL nikotinamida adalah

Perolehan 100%

Perhitungan untuk penimbangan Vitamin B1

Berat kesetaraan sampel pada penetapan kadar = 1,5 mg

1,5 mg vitamin B1 tersebut berasal dari 70% sirup dan 30% berasal baku B1

Maka sampel yang ditimbang setara dengan

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

Baku vitamin B1 yang ditambahkan adalah

Oleh karena itu baku yang dipipet dari larutan 0,2 mg/mL vitamin B1 adalah

Universitas Sumatera Utara

Page 125: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

110

Lampiran 31. (Lanjutan)

Vitamin B2

Berat kesetaraan sampel pada penetapan kadar = 0,625 mg

0,625 mg vitamin B2 tersebut berasal dari 70% sirup dan 30% berasal baku

B2

Maka sampel yang ditimbang setara dengan

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

Baku vitamin B2 yang ditambahkan adalah

Oleh karena itu baku yang dipipet dari larutan 0,05 mg/mL vitamin B2 adalah

Vitamin B6

Berat kesetaraan sampel pada penetapan kadar = 0,5 mg

0,5 mg vitamin B6 tersebut berasal dari 70% sirup dan 30% berasal baku B6

Maka sampel yang ditimbang setara dengan

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

Baku vitamin B2 yang ditambahkan adalah

Universitas Sumatera Utara

Page 126: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

111

Lampiran 31. (Lanjutan)

Oleh karena itu baku yang dipipet dari larutan 0,2 mg/mL vitamin B6 adalah

Nikotinamida

Berat kesetaraan sampel pada penetapan kadar = 5 mg

5 mg nikotinamida tersebut berasal dari 70% sirup dan 30% berasal baku

nikotinamida

Maka sampel yang ditimbang setara dengan

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

Baku nikotinamida yang ditambahkan adalah

Oleh karena itu baku yang dipipet dari larutan 0,2 mg/mL nikotinamida adalah

Perolehan 120%

Perhitungan untuk penimbangan Vitamin B1

Berat kesetaraan sampel pada penetapan kadar = 1,5 mg

1,5 mg vitamin B1 tersebut berasal dari 70% sirup dan 30% berasal baku B1

Maka sampel yang ditimbang setara dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 127: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

112

Lampiran 31. (Lanjutan)

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

Baku vitamin B1 yang ditambahkan adalah

Oleh karena itu baku yang dipipet dari larutan 0,2 mg/mL vitamin B1 adalah

Vitamin B2

Berat kesetaraan sampel pada penetapan kadar = 0,625 mg

0,75 mg vitamin B2 tersebut berasal dari 70% sirup dan 30% berasal baku B2

Maka sampel yang ditimbang setara dengan

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

Baku vitamin B2 yang ditambahkan adalah

Oleh karena itu baku yang dipipet dari larutan 0,05 mg/mL vitamin B2 adalah

Vitamin B6

Berat kesetaraan sampel pada penetapan kadar = 0,5 mg

0,6 mg vitamin B6 tersebut berasal dari 70% sirup dan 30% berasal baku B6

Maka sampel yang ditimbang setara dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 128: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

113

Lampiran 31. (Lanjutan)

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

Baku vitamin B6 yang ditambahkan adalah 30 = 100

Oleh karena itu baku yang dipipet dari larutan 0,2 mg/mL vitamin B6 adalah

Nikotinamida

Berat kesetaraan sampel pada penetapan kadar = 5 mg

6 mg nikotinamida tersebut berasal dari 70% sirup dan 30% berasal baku

nikotinamida

Maka sampel yang ditimbang setara dengan

Oleh karena itu sampel yang dipipet adalah

Baku nikotinamida yang ditambahkan adalah

Oleh karena itu baku yang dipipet dari larutan 0,2 mg/mL nikotinamida adalah

Persentase perolehan kembali:

% Recovery =

x 100%

Keterangan:

CF = Konsentrasi sampel setelah penambahan bahan baku

Universitas Sumatera Utara

Page 129: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

114

Lampiran 31. (Lanjutan)

CA = Konsentrasi sampel sebelum penambahan bahan baku

CA*= Jumlah baku yang ditambahkan (dikali pemurnian baku)

Contoh perhitungan :

Vitamin B2 80 %

Faktor pengenceran

Persamaan regresi y = 12, 4254x + 0,0588 Diperoleh nilai PLS setelah

penambahan baku adalah 0,389 maka konsentrasinya adalah 0,389 = 12, 4254x +

0,0588, konsentrasinya adalah 4,89 µg/mL

Jumlah sampel setelah penambahan baku (Cf)

Jumlah sampel sebelum penambahan baku (Ca)

(Ca) = volume sampel × (𝐵 × )

Keterangan: A = Volume sampel yang akan ditimbang setara 1,4 mL sampel

Vitamin B2 70%

B = Sampel Vitamin B2 70%

C = Kadar rata-rata sampel

Jumlah baku yang ditambahkan (C*a) = D x E

Keterangan:

D = Baku Vitamin B2 30% yang ditambahkan

E = % kadar baku Vitamin B2 dari sertifikat analisis

Universitas Sumatera Utara

Page 130: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

115

Lampiran 31. (Lanjutan)

C*a = 0,15 mg x 99,3%

=0,148 mg

𝑜

𝑜

Hal yang sama juga dilakukan terhadap vitamin B1, B6 dan Nikotinamida

Universitas Sumatera Utara

Page 131: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

116

Lampiran 32. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Vitamin B1 pada Sirup

Sampel Produksi Lokal

Rentang

spesifik

(%)

Bobot Volume

sampel

yang

ditambahk

an(mL)

Recover

y(%) Sebelum

penambahan

baku

Sesudah

penambaha

n baku

Baku yang

ditambahka

n

80% 0,80976 26,026 0,249 1,4 101,27

0,80976 25,7 0,249 1,4 99,96

0,80976 25,58 0,249 1,4 99,47

100% 1,7352 33,02 0,31374 1,75 102,02

1,7352 32,802 0,31374 1,75 101,32

1,7352 32,052 0,31374 1,75 98,93

120% 1,7352 54,492 0,53784 2,1 98,09

1,7352 54,846 0,53784 2,1 98,74

1,7352 56,64 0,53784 2,1 102,08

Rata-rata % Recovery 100,21

Standard Deviation(SD) 1,5013

Relative Standard Deviation(RSD) 1,498

Universitas Sumatera Utara

Page 132: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

117

Lampiran 33. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Vitamin B1 secara

Statistik

No Kadar Perolehan

Kembali (%) (X)

(Xi- X)

(Xi- X)2

1 101,27 0,7478 0,5592

2 99,96 0,3078 0,0947

3 99,47 -0,0722 0,0052

4 102,02 0,3722 0,1385

5 101,32 0,3978 0,1582

6 98,93 -0,2822 0,0796

7 98,09 -0,4722 0,2230

8 98,74 -0,2122 0,0450

9 102,08 -0,0422 0,0018

X= 100,21

∑ =

18,0325

SD = √

= √

= 1,5013

Universitas Sumatera Utara

Page 133: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

118

Lampiran 34. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD), dan Batas

Kuantitasi (LOQ) Vitamin B1

X(ppm) Y(Abs) Yi Y-Yi Y-Yi)2

0 0 0,0044 -0,0044 0,00001936

5,6224 0,202 0,211031 -0,00903 0,000081557

9,6384 0,335 0,35641 -0,02141 0,00045839

13,6544 0,46 0,501789 -0,04179 0,00174634

17,6704 0,612 0,647168 -0,03517 0,00123682

21,6864 0,753 0,792548 -0,03955 0,00156402

0,00510649

S ⁄ = SB =√

= √

= 0,01869

LOD =

=

= 1,5236 µg/ml

LOQ =

=

= 5,16312 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 134: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

119

Lampiran 35. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Vitamin B2 pada Sirup

Sampel Produksi Lokal

Rentang

spesifik

(%)

Bobot Volume

sampel

yang

ditambahk

an(mL)

Recover

y

(%)

Sebelum

penambaha

n baku

Sesudah

penambahan

baku

Baku yang

ditambahkan

80% 0,341 0,489 0,341 1,4 100,00

0,341 0,489 0,341 1,4 100,00

0,341 0,49 0,341 1,4 100,67

100% 0,426 0,613 0,1861 1,75 100,48

0,426 0,61 0,1861 1,75 98,87

0,426 0,609 0,1861 1,75 98,33

120% 0,512 0,74 0,223 2,1 102,24

0,512 0,74 0,223 2,1 102,2

0,512 0,734 0,223 2,1 99,55

Rata-rata % Recovery 100,26

Standard Deviation(SD) 1,3321

Relative Standard Deviation(RSD) 1,3286

Universitas Sumatera Utara

Page 135: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

120

Lampiran 36. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Vitamin B2 secara Statistik

No Kadar Perolehan

Kembali (%) (X)

(Xi- X)

(Xi- X)2

1 101,27 -0,26 0,0676

2 99,96 -0,26 0,0676

3 99,47 0,41 0,1681

4 102,02 0,22 0,0484

5 101,32 -1,39 1,9321

6 98,93 -1,93 3,7249

7 98,09 1,98 3,9204

8 98,74 1,94 3,7636

9 102,08 -0,71 0,5041

X= 100,26 ∑ =

SD = √

= √

= 1,3321

Universitas Sumatera Utara

Page 136: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

121

Lampiran 37. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD), dan Batas

Kuantitasi (LOQ) Vitamin B2

X( ppm) y (abs) Yi Y-Yi Y-Yi)2

0 0 -0,0078 0,0078 0,00006084

7,8 0,273 0,27612 -0,00312 0,0000097344

10,2 0,354 0,36348 -0,00948 0,00008987

12,6 0,444 0,45084 -0,00684 0,000046786

15 0,537 0,5382 -0,0012 0,00000144

17,4 0,639 0,62556 0,01344 0,00018063

∑= 0,0003893

S ⁄ = SB =√

= √

= 0,00493

LOD =

=

= 0,4065 µg/ml

LOQ =

=

= 1,3551 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 137: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

122

Lampiran 38. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Vitamin B6 pada Sirup

Sampel Produksi Lokal

Rentang

spesifik

(%)

Bobot Volume

sampel

yang

ditamba

hkan(m

L)

Recover

y(%) Sebelum

penambahan

baku

Sesudah

penambahan

baku

Baku yang

ditambahkan

80% 0,286916 12,102 0,11998 1,4 98,4688

8

0,286916 12,54 0,11998 1,4 102,119

2

0,286916 12,46 0,11998 1,4 101,452

5

100% 0,358645 15,541 0,14988 1,75 101,232

5

0,358645 15,102 0,14988 1,75 98,2988

6

0,358645 15,33 0,14988 1,75 99,8190

2

120% 0,430374 18,168 0,17998 2,1 98,5522

2

0,430374 18,098 0,17998 2,1 98,1632

9

0,430374 18,072 0,17998 2,1 98,0188

4

Rata-rata % Recovery 99,56%

Standard Deviation(SD) 1,6247

Relative Standard Deviation(RSD) 1,6318

Universitas Sumatera Utara

Page 138: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

123

Lampiran 39. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Vitamin B2 secara Statistik

No Kadar Perolehan

Kembali (%) (X)

(Xi- X)

(Xi- X)2

1 98,46888 -1,09112 1,190543

2 102,1192 2,5592 6,549505

3 101,4525 1,8925 3,581556

4 101,2325 1,6725 2,797256

5 98,29886 -1,26114 1,590474

6 99,81902 0,25902 0,067091

7 98,55222 -1,00778 1,015621

8 98,16329 -1,39671 1,950799

9 98,01884 -1,54116 2,375174

X= 99,56

∑ = 21,11802

SD = √

= √

= 1,6247

Universitas Sumatera Utara

Page 139: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

124

Lampiran 40. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD), dan Batas

Kuantitasi (LOQ) Vitamin B6

X(ppm) Y(Abs) Yi Y-Yi (Y-Yi)2

0 0 -0,0083 0,0083 0,00006889

2,4 0,106 0,10714 -0,00114 0,0000012996

6,4 0,287 0,29954 -0,01254 0,000157252

10,4 0,494 0,49194 0,00206 0,0000042436

14,4 0,686 0,68434 0,00166 0,0000027556

18,4 0,88 0,87674 0,00326 0,000010627

∑= 0,000245068

S ⁄ = SB =√

= √

= 0,007827

LOD =

=

= 0,48817 µg/ml

LOQ =

=

= 1,62723 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 140: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

125

Lampiran 41.Data Hasil Persen Perolehan Kembali Nikotinamida pada Sirup

Sampel Produksi Lokal

Rentang

spesifik

(%)

Bobot Volume sampel

yang

ditambahkan(m

L)

Recover

y (%) Sebelum

penambah

an baku

Sesudah

penambah

an baku

Baku yang

ditambahk

an

80% 2,72972 3,90775 1,19364 1,4 98,6955

4

2,72972 3,9095 1,19364 1,4 98,8421

6

2,72972 3,90775 1,19364 1,4 98,6955

4

100% 3,41215 4,942 1,49205 1,75 102,533

4

3,41215 4,88775 1,49205 1,75 98,8974

9

3,41215 4,89475 1,49205 1,75 99,3666

4

120% 4,09458 5,88525 1,79046 2,1 100,011

7

4,09458 5,922 1,79046 2,1 102,064

3

4,09458 5,859 1,79046 2,1 98,5456

3

Rata-rata % Recovery 99,73%

Standard Deviation(SD) 1,5216

Relative Standard Deviation(RSD) 1,5257

Universitas Sumatera Utara

Page 141: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

126

Lampiran 42. Perhitungan Kadar Perolehan Kembali Nikotinamida secara

Statistik

No Kadar Perolehan

Kembali (%) (X)

(Xi- X)

(Xi- X)2

1 98,46888 -1,03446 1,070107

2 102,1192 -0,897 0,804607

3 101,4525 -1,04362 1,089141

4 101,2325 2,794241 7,807782

5 98,29886 -0,84167 0,708407

6 99,81902 -0,37252 0,138771

7 98,55222 0,272541 0,074279

8 98,16329 2,325141 5,40628

9 98,01884 -1,19353 1,424512

X= 99,73

∑ = 18,54

SD = √

= √

= 1,5216

Universitas Sumatera Utara

Page 142: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

127

Lampiran 43. Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi (LOD), dan Batas

Kuantitasi (LOQ) Nikotinamida

X Y Yi Y-Yi (Y-Yi)2

0 0 0,0078 -0,0078 0,00006084

5 0,278 0,2563 0,0217 0,00047089

7 0,348 0,3557 -0,0077 0,00005929

9 0,447 0,4551 -0,0081 0,0000656

11 0,556 0,5545 0,0015 0,00000225

13 0,653 0,6539 -0,0009 0,00000081

∑= 0,00065969

S ⁄ = SB =√

= √

= 0,006421

LOD =

=

= 0,38759 µg/ml

LOQ =

=

= 1,29197 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 143: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

128

Lampiran 44 Spektrum PLS Vitamin B1 Berbagai konsentrasi

Spektrum PLS Vitamin B1 5,6224 µg/ml

Spektrum PLS Vitamin B1 9,6384 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 144: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

129

Lampiran 44.(Lanjutan)

Spektrum PLS Vitamin B1 13,6544 µg/ml

Spektrum PLS Vitamin B1 17,6704 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 145: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

130

Lampiran 44.(Lanjutan)

Spektrum PLS Vitamin B1 21,6864 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 146: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

131

Lampiran 45 Spektrum PLS Vitamin B2 berbagai Konsentrasi

Spektrum PLS Vitamin B2 7,8 µg/ml

Spektrum PLS Vitamin B2 10,2 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 147: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

132

Lampiran 45.(Lanjutan)

Spektrum PLS Vitamin B2 12,6 µg/ml

Spektrum PLS Vitamin B2 15,0 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 148: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

133

Lampiran 45.(Lanjutan)

Spektrum PLS Vitamin B2 17,4 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 149: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

134

Lampiran 46 Spektrum PLS Vitamin B6 berbagai Konsentrasi

Spektrum PLS Vitamin B6 2,4 µg/ml

Spektrum PLS Vitamin B6 6,4 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 150: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

135

Lampiran 46 (Lanjutan)

Spektrum PLS Vitamin B6 10,4 µg/ml

Spektrum PLS Vitamin B6 14,4 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 151: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

136

Lampiran 46 (Lanjutan)

Spektrum PLS Vitamin B6 18,4 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 152: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

137

Lampiran 47 Spektrum PLS Nikotinamida berbagai Konsentrasi

Spektrum PLS Nikotinamida 5,0 µg/ml

Spektrum PLS Nikotinamida 7,0 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 153: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

138

Lampiran 47.(Lanjutan)

Spektrum PLS Nikotinamida 9,0 µg/ml

Spektrum PLS Nikotinamida 11,0 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 154: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

139

Lampiran 47.(Lanjutan)

Spektrum PLS Nikotinamida 13,0 µg/ml

Universitas Sumatera Utara

Page 155: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

140

Lampiran 48 Tabel Distribusi T

Universitas Sumatera Utara

Page 156: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

141

Lampiran 49. Sertifikat analisis bahan baku vitamin B1, B2, B6 dan

Nikotinamida

Universitas Sumatera Utara

Page 157: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

142

Lampiran 49. (Lanjutan)

Universitas Sumatera Utara

Page 158: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

143

Lampiran 49. (Lanjutan)

Universitas Sumatera Utara

Page 159: PENETAPAN KADAR MULTIVITAMIN DALAM SEDIAAN SIRUP …

144

Lampiran 49. (Lanjutan)

Universitas Sumatera Utara