PENETAPAN AMILASE

8
PENETAPAN AMILASE (WOHLGEMUTH) 1. A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 2. Tujuan Praktikum : praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar amilase (diastase) dalam air seni 3. Waktu Praktikum : Selasa, Desember 2008 4. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia dasar, FMIPA- Universitas Mataram 1. B. LANDASAN TEORI Diastase merupakan kelompok enzim yang mempercepat penguraian pati menjadi maltosa. Diastase ini merupakan enzim yang ditemukan pada tahun 1833 oleh Anselme Payen, yang menemukannya dalam larutan malt. Sekarang, diastase terdapat dalam bentuk α-, β-, or γ-amylase ( semuanya merupakan hidrolase) yang memutus ikatan karbohidrat (http:// en.wikipedia.org/wiki/diastase.htm) Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan urin sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin. Selain urin juga terdapat mekanisme berkeringat dan juga rasa haus yang kesemuanya bekerja sama dalam mempertahankan homeostasis ini. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang “kotor”. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnyapun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan

description

paper

Transcript of PENETAPAN AMILASE

Page 1: PENETAPAN AMILASE

PENETAPAN AMILASE (WOHLGEMUTH)

 

 

1. A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM2. Tujuan Praktikum : praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar amilase

(diastase) dalam air seni3. Waktu Praktikum : Selasa,  Desember 20084. Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia dasar, FMIPA-Universitas Mataram

 

1. B. LANDASAN TEORI

Diastase merupakan kelompok enzim yang mempercepat penguraian pati menjadi maltosa. Diastase ini merupakan enzim yang ditemukan pada tahun 1833 oleh Anselme Payen, yang menemukannya dalam larutan malt. Sekarang, diastase terdapat dalam bentuk α-, β-, or γ-amylase ( semuanya merupakan hidrolase) yang memutus ikatan karbohidrat (http:// en.wikipedia.org/wiki/diastase.htm)

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan urin sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin. Selain urin juga terdapat mekanisme berkeringat dan juga rasa haus yang kesemuanya bekerja sama dalam mempertahankan homeostasis ini. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang “kotor”. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnyapun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah zat-zat di dalam urin dan menghasilkan bau yang khas, terutama bau amonia yang dihasilkan dari urea. (http://wikipediaindonesia.com).

Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jenis cairan urin dan pH serta suhu urin itu sendiri. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis kandungan proteinm ada banyak sekali metode yang ditawarkan , mulai dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalah analisis secara mikroskopik, sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskop sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin tersebut, misalnya kalsium phospat, serat tanaman, bahkan bakteri (basoeki, 2000).

Urine merupakan hasil filtrasi darah oleh glomelorus ginjal. Tujuannya adalah membersihkan darah dari sisa-sisa metabolisme dan mengatur jumlah air dan metabolisme dan elektrolit tubuh. Fungsi ini disebut sebagai fungsi homeostatik tubuh oleh ginjal yang dijalankan oleh glomelorus dan tubuli (Panil, 2008:140)

Page 2: PENETAPAN AMILASE

Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaanstruktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.

Enzim merupakan protein berbentuk bundar yang diperlukan untuk semua reaksi kimia yang berlangsung di dalam tubuh. Sebagian kecil enzim diproduksi di kelenjar liur di bagian mulut. Namun kebanyakan enzim pencernaan diproduksi oleh kelenjar pankreas. Ada dua golongan enzim, yaitu enzim pencernaan yang berfungsi sebagai katalisator, dan enzim metabolisme yang bertanggung jawab untuk menyusun, memperbaiki dan membentuk kembali sel-sel dalam tubuh. Enzim pencernaan yang utama terdiri dari enzim protease (merombak protein), enzim lipase (merombak lemak) dan enzim amilase (merombak hidrat arang).

Di dalam mulut makanan bercampur dengan air ludah yang mengandung Enzim Amilase (ptyalin). Enzim Amilase bekerja memecah karbohidrat rantai panjang seperti amilum dan dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang lebih sederhana maltosa. Sedangkan air ludah berguna untuk melicinkan makanan agar lebih mudah ditelan. Hanya sebagian kecil amilum yang dapat dicema di dalam mulut, oleh karena makanan sebentar saja berada di dalam rongga mulut. Oleh karena itu sebaiknya makanan dikunyah lebih lama, agar memberi kesempatan lebih banyak pemecahan amilum di rongga mulut. Dengan proses mekanik, makanan ditelan melalui kerongkongan dan selanjutnya akan memasuki lambung (Hutagalung,2007)

Beberapa larutan 0.1% amilum yang sama banyaknya, masing-masing ditambahkan dengan amilase yang tidak sama banyaknya dan dibiarkan setengah jam pada temperatur 370 C. Jumlah amilase yang paling sedikit yang diperlukan untuk merubah 2 ml larutan amilum terlarut menjadi erythrodextrine ( ditentukan dengan percobaan iod) percobaan dibawah ini ditentukan kadar amilase (diastase) dalam air seni.

Jumlah urine yang paling sedikit dapat mencerna 2 ml larutan amilum 10% pada 370 C dalam waktu 30 menit disebut indeks urine. Indeks diastase dari air seni normal bervariasi antara 5-20. pada beberapa penyakit pangkreas, kerusakan fungsi sekresi ginjal, indeks diastase urine tinggi.

Indeks diastase urine ( d ) =…………………..(Anonim, 2008).

1. C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat-alat Praktikum:

Gelas kimia Tabung Reaksi Pipet Tetes Pipet volum

Page 3: PENETAPAN AMILASE

Rak tabung Reaksi Penangas Air Penjepit Pengaduk

 

2. Bahan-bahan Praktikum:

Air Urine Aquades Amilum 0,1% Larutan Iod

 

 

D. CARA KERJA

1. Semua pipet yang dipakai dalam percobaan ini, ujung atas supaya ditutup dengan kapas untuk mencegah jangan sampai kena ludah.

2. Beri tanda pada 10 tabung reaksi kering dan ditempatkan di rak. Tambahkan air seni yang tidak sama banyaknya ke dalam 10 tabung menggunakan pipet 1 ml. kemudian ditambahkan aquades sampai volume 1 ml.

3. Tambahkan larutan amilum 0,1% sebanyak 2 ml ke dalam masing-masing tabung (lima tabung pertama berisi air seni encer yang dibuat dengan mengencerkan 1 ml air seni dengan aquades hingga 10 ml).

1. Tabel Kerja

Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Urine diencerkan (1:10) (ml)

0,5 0,6 0,7 0,8 0,9          

Urine tak diencerkan (ml)

          0,1 0,2 0,3 0,4 0,5

Aquades (ml) 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5Amilum 0,1% (ml) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

 

1. Campurlah dengan hati-hati2. Taruh dalam penangas air suhu 37oC selama 30 menit3. Dinginkan dalam air dingin selama 5 menit untuk menghentikan reaksinya. Taruh di

rak.4. Tambahkan setetes larutan iod pada masing-masing tabung, gojok dan amati

perubahan warnanya (dengan interval waktu tertentu). Jika waktu gojok warnanya hilang, tambahkan lagi larutan iod 1-2 tetes pada masing-masing tabung. Harus dijaga jangan terlalu banyak penambahan iod.

Page 4: PENETAPAN AMILASE

Tabung yang berwarna merah (tidak biru atau ungu) mengandung cukup banyak enzim amylase untuk mencerna 2 ml larutan 0,1% amilum terlarut menjadi eritrodekstrin. Apabila sebelum 30 menit telah terjadi warna merah (telah terjadi eritrodekstrin) maka urine harus di encerkan.

E. HASIL PENGAMATAN

Langkah kerja Pengamatan Ambil 10 tabung reaksi kering

dan rak Tambahkan air seni yang tidak

sama keseluruh tabung dengan pipet 1 ml

Tambahkan larutan amilum 0,1% sebanyak 2 ml ke dalam masing-masing tabung (5 tabung pertama air seni encer)

Campurkan dengan hati-hati, taruh dalam penangas air suhu 37 C selama 30 menit

Dinginkan dalam air dingin selama 5 menit

Tambahkan setetes larutan iod pada masing-masing tabung, kocok dan amati perubahannya.

Tabung dipastikan kering.

 

Air seni tampak sebagai larutan kuning muda.

 

Penambahan amilum tidak memberikan perubahan warna pada campuran tersebut.

 

Pemanasan selama 30 menit tidak memberikan perubahan warna pada campuran tersebut, hanya tampak sedikit keruh.

 

Tidak ada perubahan warna yang terjadi.

 

 

Tabel kerja

 

Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Urine diencerkan (1:10) (ml)

0,5 0,6 0,7 0,8 0,9          

Urine tak diencerkan (ml)

          0,1 0,2 0,3 0,4 0,5

Aquades (ml)           0,9 0,8 0,7 0,6 0,5Amilum 0,1% (ml) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Page 5: PENETAPAN AMILASE

 

Buffer (pH)6.2 6.6 6.8 7.4 8 6.2 6.6 6.8 7.4 8

NaCl 2% (ml) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1Pemanasan 30 menit Tidak ada perubahan warna dari larutanPenambahan iod 0.01 M (tetes-tetes)

Tidak terjadi perubahan warna

F. ANALISIS DATA

reaksi

 

G. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan dengan memanfaatkan kandungan enzym amylase pada urine. Dilakukan prosedur seperti pada tabel kerja, dengan tujuan mengetahui kadar enzim amylase pada sampel urine dengan menggunakan indeks diastase urine (d). Diastase sendiri merupakan kelompok enzim yang mempercepat penguraian pati menjadi maltosa. Diastase ini merupakan enzim yang ditemukan pada tahun 1833 oleh Anselme Payen, yang menemukannya dalam larutan malt. Sekarang, diastase terdapat dalam bentuk α-, β-, or γ-amylase ( semuanya merupakan hidrolase) yang memutus ikatan karbohidrat (http://en.wikipedia.org/wiki/diastase.htm). Dengan memanfaatkan sifat ini kita dapat mengetahui kadar diastase (amylase) pada seseorang.

Seperti yang kita ketahui enzim amilase berfungsi untuk memecah pati menjadi maltosa yang merupakan monomer dari pati. Akan tetapi, dalam praktikum kami mengalami kendala yaitu tidak diperolehnya hasil positif  ketika penetesan larutan iodin kedalam sampel, berarti tidak terdapat maltosa dalam larutan sampel tersebut. Hal ini menjadi masalah karena ketika pembuatan amilum larutan tidak dipanaskan sehingga amilum tidak larut. Sehingga kami tidak mendapatkan hasil yang diharapkan dan tidak dapat menentukan indeks diastase urine.

Hal ini dapat juga karena enzim amilase pada urine tidak dapat bekerja secara optimum. Karena enzim merupakan suatu protein yang memiliki aktivitas biologis, yang kerjanya dipengaruhi oleh suhu, pH, dan jumlah substrat, dan dapat pula karena adanya inhibitor. Untuk itu ditambahkan buffer agar pH larutan stabil, suhunya pun dijaga agar tidak elebihi batas yaitu 37oC, akan tetapi tidak dapat hasil yang diharapkan. Walaupun amilum terlihat tidak larut, akan tetapi pasti ada molekul yang larut walaupun sangat kecil. Pembentukkan maltosa sudah terbentuk, akan tetapi kompleks dengan iodin tidak terbentuk karena iodin tidak dapat mendekati molekul maltosa yang ditutupi oleh sisa molekul amilum yang besar.

1. KESIMPULAN

Page 6: PENETAPAN AMILASE

1. Urine merupakan salah satu sumber dari enzim amylase dari dalam tubuh manusia selain didalam air ludah (saliva).

2.  Jumlah amilase dan amilum harus dalam perbandingan yang sesuai, selain itu enzim harus dikondisikan dengan suhu dan pH yang sesuai agar bekerja secara optimum.

3. Praktikum kali ini tidak dapat membuktikan adanya maltosa yang terhidrolisis dari pati yang digunakan, serta dapt diduga bahwa urine yang digunakan praktikan kadar amilasenya sedikit.

 DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Petunjuk Praktikum Biokimia. Mataram: Universitas Mataram

 

Hutagalung, Halomoan. 2007. Karbohidrat. Sumatera Utara: USU Press