PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM...

90
PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM TAFSIR AL- MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S) Oleh: Reda Pahlevi Firdaus NIM: 1111024000007 JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Transcript of PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM...

Page 1: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM TAFSIR AL-

MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB

(Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S)

Oleh:

Reda Pahlevi Firdaus

NIM: 1111024000007

JURUSAN TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

i

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah

dicantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya bukan hasil karya asli

atau jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di UIN Syarif Hidayatulla Jakarta.

Jakarta, 8 September 2015

Reda Pahlevi Firdaus

Page 3: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)
Page 4: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)
Page 5: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

iv

PRAKATA

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT., karena atas rahmat, izin

dan karuniaNya skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga dan para

sahabatnya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar

Sarjana Sastra program strata satu (S1) di Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis mengucapkan

terima kasih kepada seluruh civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya sangat berterima kasih kepada: Prof. Dr. Sukron Kamil, MA selaku

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum

selaku Ketua Jurusan Tarjamah, Rizki Handayani, MA selaku Sekretaris Jurusan

Tarjamah, serta seluruh dosen jurusan Tarjamah.

Dan tidak lupa penulis secara khusus mengucapkan terima kasih sedalam-

dalamnya kepada Drs. H. Ahmad Syatibi, MA selaku dosen pembimbing yang

telah bersedia menyisihkan waktu serta kesabarannya untuk membimbing penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

para dosen penguji yang mengoreksi dan menilai sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

Kepada kedua orang tua ku tersayang dan tercinta Bpk. Heri Setiarso dan

Ibu Anisah Firdaus, penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya dan sedalam-

dalamnya untuk kasih sayang, kesabaran, doa dan dukungannya yang tiada henti.

Page 6: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

v

Terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada kakek KH. Putut

Sugito dan almh. Nenek Hj. Nurani, om Guntur, om Sutan, tante Intan, om Faruq,

tante Eka, tante Afif, om Andri, tante Endah, kakak ku Desi Riani serta amak

Reflida yang selalu mendoakan dan mendukung sekaligus tiada henti memberikan

motivasi.

Terima kasih kepada teman-teman Tarjamah angkatan 2011 untuk segala

doa, dukungan, semangat, motivasi serta kebersamaannya selama empat tahun.

Terima kasih juga kepada teman-teman di keluarga 30 Days To MARS khususnya

untuk Fadhila Haqiqi, Maryati, Rizki Dewi Apriliani, Nu’umah Apriliani Ashri

yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta kebersamaannya.

Terima kasih kepada sahabat-sahabat lama sejak SMA: Nur Halimah, Vita

Tiagus Marina, Dera Ratna Putri, Hannum Rara Kinanti, Ajeng Bintari, dan salah

satu sahabat lama sejak SMP yaitu Riana Puspa Putri yang saling dan selalu

memberi semangat meskipun tidak dalam satu universitas. Terima kasih juga

kepada kak Intan Eka Saputri, kak Mega Andini, dan Kak Rizqi Nandia Arifin

serta teman-teman futsal (Ladies Futsal UIN Jakarta) yang selalu memberikan

semangat, dukungan, motivasi dan doa.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan skripsi ini.

Kritik yang membangun selalu penulis harapkan dalam penyempurnaan skripsi

ini. Semoga dapat bermanfaat untuk kita semua.

Jakarta, 8 September 2015

Reda Pahlevi Firdaus

Page 7: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

vi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ................................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................. iii

PRAKATA ......................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................................ ix

ABSTRAK ......................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................. 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................. 6

D. Tinjauan Pustaka ............................................................. 6

E. Metodologi Penelitian ..................................................... 7

F. Sistematika Penulisan ...................................................... 9

BAB II KERANGKA TEORI

A. Penerjemahan ........................................................................ 11

1. Definisi Penerjemahan Secara Umum ............................. 11

2. Hakikat Terjemahan ........................................................ 15

3. Ragam Terjemahan .......................................................... 16

4. Perbedaan Penerjemahan dengan Tafsir

(al-Quran) ........................................................................ 22

5. Problematika Penerjemahan ............................................ 23

Page 8: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

vii

B. Wawasan Balaghah ............................................................... 24

1. Definisi Balaghah ............................................................ 24

2. Cabang-Cabang Ilmu Balaghah ....................................... 25

3. Urgensi Balaghah dalam Penerjemahan .......................... 30

4. Balaghah Dalam alQuran................................................. 30

C. Struktur Kalimat Qashar Sebagai Salah Satu Kajian Balaghah

1. Konsep Qashar ................................................................. 32

2. Metodologi Struktur Kalimat Qashar .............................. 34

3. Rukun Qashar .................................................................. 38

4. Macam-Macam Qashar.................................................... 40

5. Makna Yang Terkandung di Dalam Struktur

Kalimat Qashar ............................................................... 44

BAB III TAFSIR AL-MISHBAH DAN PENULISNYA

A. Tafsir Al Mishbah ................................................................ 46

1. Latar Belakang Penulisan Tafsir Al-Mishbah ................. 46

2. Sistematika Penulisan Tafsir Al-Mishbah ....................... 47

B. Penulis Tafsir Al-Mishbah ................................................... 48

1. Riwayat Hidup dan Pendidikan ....................................... 48

2. Karya-Karya M. Quraish Shihab ..................................... 50

BAB IV ANALISIS PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT

QASHR DALAM TAFSIR AL-MISHBAH KARYA M.

QURAISH SHIHAB

A. Sekilas Tentang QS. Al-Baqarah ......................................... 52

B. Ayat-Ayat yang Mengandung Struktur Kalimat Qashr ........ 54

Page 9: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

viii

C. Analisis Terjemahan Struktur Kalimat Qashar .................... 57

1. Terjemahan Struktur Kalimat Qashr dengan adat

atau cara Nafi dan Istitsna. ( النفي واإلستثناء ) .............. 57

2. Terjemahan Struktur Kalimat Qashr dengan adat

atau cara Innama ( إمنا ) ................................................. 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 68

B. Saran ..................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70

LAMPIRAN ....................................................................................................... 73

Page 10: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Dalam skripsi ini, sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke

dalam huruf latin. Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin

dalam Buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” CeQDA UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin

ا

b ب

t ت

ts ث

j ج

h ح

kh خ

d د

dz ذ

r ر

z ز

s س

sy ش

s ص

d ض

T ط

Z ظ

‘ ع

Gh غ

Page 11: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

x

F ف

Q ق

K ك

L ل

M م

N ن

W و

H ة

` ء

Y ي

Vokal

Vocal dalam bahasa Arab, seperti vocal bahasa Indonesia, terdiri dari

vocal tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

vocal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal

Latin

Keterangan

a Fathah ـ

i Kasrah ـ

u Dammah ـ

Adapun vocal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai

berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal

Latin

Keterangan

يـ ai a dan i

Page 12: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

xi

au a dan u ـ-- و

Vokal Panjang

Ketentuan alis aksara vocal panjang (madd), yang dalam bahasa

Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem dalam aksara Arab dilambangkan

dengan huruf yaitu ال dialih aksarakan menjadi /l/, baik diikuti oleh

huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl

bukan ar- rijâl.

Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda (—ـ) alih aksara ini dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di ـ--ا/ي

atas

يـ --- î i dengan topi di atas

û u dengan topi di ـ و

atas

Page 13: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

xii

syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang

menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang

diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الضرورة tidak

ditulis ad-darûrah melainkan al- darûrah.

Ta marbûtah

Jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri,

maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh

1 di bawah). Hal yang sama berlaku jika ta marbûtah tersebut

diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun, jika ta

marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut

dialihbahasakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

Contoh:

No Kata Arab Alih Aksara

Tarîqah طريقة 1

al-jâmi’ah al-islamiyyah اإلسالميةاجلميعة 2

Wahdat al-wujûd وحدة الوجود 3

Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal,

dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan

mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain untuk

Page 14: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

xiii

menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama

bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama diri

didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital

tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata

sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-

Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang

berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak

dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab.

Misalnya ditulis, Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd al-Samad

al-Palimb n ; Nuruddin al-Raniri, tidak N r al-D n al-R n r.

Page 15: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

xiv

ABSTRAK

REDA PAHLEVI FIRDAUS, Penerjemahan Struktur Kalimat Qashr Dalam Tafsir Al-Mishbah Karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah), Program Studi Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Kegiatan dalam penerjemahan, tidak hanya menerjemahkan dari bahasa

sumber ke bahasa sasaran yang ada pada interaksi atau komunikasi secara lisan

tetapi juga seorang penerjemah juga dapat menerjemahkan dalam bentuk tulisan,

salah satunya adalah kegiatan penerjemahan teks keagamaan termasuk

penerjemahan al-Quran. Seperti yang dilakukan oleh Prof. Dr. M. Quraish Shihab

dalam menerjemahkan ayat-ayat al-Quran dengan sangat baik, hingga mudah

dimengerti pembaca dari segi makna.

Gambar permasalahan penelitian kali ini adalah menelaah penerjemahan

yang dilakukan oleh Prof. DR. M. Quraish Shihab dari segi struktur kalimat

qashar yang terdapat dalam ayat-ayat QS. al-Baqarah pada Tafsir al-Mishbah.

Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil terjemahan pada Tafsir al-Mishbah sangat

baik dan sesuai dengan teori penerjemahan yang ada, kemudian juga sesuai

dengan teori atau konsep qashar. Dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran Prof. DR.

M. Quraish Shihab bersifat jelas. Untuk penyajiannya, penafsiran dilakukan

dengan memberi penjelasan dari apa yang tidak diterjemahkan dalam ayat-ayat al-

Quran, kemudian memberikan penafsiran secara global atau umum sehingga para

pembaca dapat mengerti dan memahami terjemahan maupun isi kandungan dalam

QS. Al-Baqarah.

QS. Al-Baqarah terdiri dari 286 ayat yang dimana telah terdapat struktur

kalimat qashar yang meliputi cara Nafi dan Istitsna, cara Innama, dan cara

Mendahulukan Yang Seharusnya Dibelakangkan. Namun penulis hanya

membatasi dua cara qashar saja yang ditelaah di dalam QS. Al-Baqarah, dimana

untuk cara Nafi dan Istitsna berjumlah delapan ayat kemudian untuk cara Innama

berjumlah enam ayat.

Page 16: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang

dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

mengidentifikasikan diri. Rumusan yang hampir sama dinyatakan oleh

Lyons, bahwa bahasa adalah most of them hare taken the views that

languages are systems of symbols, designed, as it were, for the purpose of

communications. Berdasarkan pendapat Lyons, dapat dikatakan bahwa

bahasa harus bersistem, berwujud simbol yang kita lihat dan kita dengar

dalam lambang, serta bahasa digunakan oleh masyarakat dalam

berkomunikasi.1

Dalam dunia kebahasaan, banyak kegiatan yang dapat dilakukan

salah satunya adalah kegiatan penerjemahan. Terkadang banyak khalayak

atau bahkan para penerjemah memiliki pandangan bahwa untuk

menerjemahkan suatu bahasa (bahasa sumber) ke bahasa lain (bahasa

sasaran) merupakan suatu kegiatan yang mudah dilakukan. Kegiatan

penerjemahan memiliki peran penting hampir di seluruh aspek kehidupan

manusia, khususnya dalam berinteraksi dengan dua bahasa yang berbeda.

Setiap manusia tidak dapat berinteraksi dengan baik ketika dirinya

tidak memahami isi dalam interaksi tersebut dengan manusia lainnya yang

menggunakan bahasa asing (bahasa sasaran), maka dibutuhkan seorang

1 Aslinda, Lenis Syafyahya, Pengantar Sosiolinguistik, (Cet. I; Bandung: Refika Aditama,

2007 M), h. 1

Page 17: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

2

penerjemah atau seseorang yang memiliki kompetensi atau kemampuan

dalam memahami bahasa sumber (Bsu) dan bahasa sasaran (Bsa) untuk

menerjemahkan isi pesan dalam interaksi tersebut.

Penerjemah perlu sadar pula akan sistem perlambangan dalam

berkomunikasi di dunia ini. Bahasa juga merupakan salah satu sistem

perlambangan: bahasa adalah suatu sistem komunikasi dengan bunyi, yaitu

menggunakan lambang-lambang bunyi yang memiliki arti-arti sembarang

berdasarkan kesepakatan. Suatu kata melambangkan (artinya, menunjuk

kepada atau menjadi wakil dari) gagasan dalam benak orang dan barang

atau peristiwa atau proses di dunia luar: apa yang ada di dunia luar itu

digayuti (dirujuk, diacu) oleh lambang maupun oleh gagasan/ide.

Penerjemah perlu memahami hubungan antara lambang, gagasan, dan

barang di luar.2

Kegiatan dalam penerjemahan, tidak hanya menerjemahkan dari

bahasa sumber ke bahasa sasaran yang ada pada interaksi atau komunikasi

secara lisan tetapi juga seorang penerjemah juga dapat menerjemahkan

dalam bentuk tulisan, salah satunya adalah kegiatan penerjemahan teks

keagamaan termasuk penerjemahan al-Quran.

Teks keagamaan adalah teks yang substansinya didominasi oleh

tema dan topik-topik yang bersumber pada satu agama atau lebih. Bentuk

teks keagamaan beragam. Dalam Islam, teks keagamaan bisa ditemukan

pada al-Quran, hadis, kitab tafsir, kitab fikih, kitab tasawuf, kitab akhlak,

2 A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan (Yogyakarta: Kanisius, 1989 M), h. 28

Page 18: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

3

dan yang lain. Kebetulan teks keagamaan dalam Islam didominasi teks

yang berbahasa Arab.3

Qur’an menurut pendapat yang paling kuat seperti yang

dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti “bacaan”, asal kata qara-a. Kata

al-Quran itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru

(dibaca). Kemudian dipakai kata “Qur’an” itu untuk al-Quran yang dikenal

sekarang ini. Adapun definisi al-Quran ialah: “Kalam Allah SWT yang

merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi

Muhammad saw dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan

mutawatir serta membacanya adalah ibadah.”4

Penerjemahan al-Quran adalah mengalihkan pesan alQuran, ke

bahasa asing selain bahasa Arab, dan terjemahan tersebut dicetak dengan

tujuan agar dapat dikaji oleh mereka yang tidak menguasai bahasa Arab

sehingga dapat dimengerti maksud dari firman Allah tersebut dengan

bantuan terjemahan tadi.5

Dalam kitab suci al-Quran banyak sekali ayat yang mengandung

arti yang sebenarnya tidak hanya baik tetapi juga indah dan ringkas,

seperti dalam Tafsir Al-Mishbah karya Prof. DR. M. Quraish Shihab.

Maka seorang penerjemah tidak hanya memerlukan ilmu-ilmu tentang

penerjemahan saja, tetapi juga ilmu balaghah, khususnya mengenai ushlub

qashar.

3 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An, (Cet. IV; Tangerang: Dikara, 2012 M), h. 53. 4 Departemen Agama RI, AlQuran dan Terjemahannya (Semarang: Karya Toha Putra,

1998 M), h. 15. 5 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An, (Cet. IV; Tangerang: Dikara, 2012 M), h. 54

Page 19: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

4

Balaghah secara etimologis berasal dari kata dasar “بلغ” yang

memiliki arti sama dengan kata “وصل” yaitu, “sampai”. Dalam kajian

sastra, balaghah ini menjadi sifat dari kalam dan mutakallim. Perubahan

situasi dan kondisi para pendengar menutut perubahan susunan kalam.6

Ilmu balaghah sudah ada sejak zaman setelah diturunkannya

alQuran kepada Nabi Muhammad SAW. karena alQuran mempunyai

tingkat fashahah dan balaghah yang tinggi. Banyak yang dibahas di dalam

balaghah, salah satunya adalah qashar. Kemudian arti dari qashar itu

sendiri adalah singkat atau ringkas.

Qashr secara bahasa artinya singkat, padat atau pendek. Lebih jelas

lagi qashr adalah ungkapan atau struktur kalimat yang lafalnya pendek

namun kandungan maknanya banyak. Dalam ilmu ma’ani Qashr adalah

mengkhususkan suatu perkara pada perkara lain dengan cara khusus.7

Seperti contoh potongan terjemahan dalam QS. Al-Baqarah: 11

Sesungguhnya hanya kami orang-orang mushlih.

Pada contoh kalimat di atas, dijumpai Innama ( ا (انم Sesuai dengan

kerangka teori menerjemahkan struktur kalimat qashar yang ada maka

terjemahan ayat di atas belum tepat karena penempatan kata ‘hanya’ bukan

6 Mamat Zaenuddin, Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, (Cet. I; Bandung:

Refika Aditama, 2007 M), h. 6 7 Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), (Cet. III; Jakarta: Tarjamah Center, 2013

M), h.189

Page 20: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

5

pada maksur alaih. Dan apabila kalimat tersebut diterjemahkan sesuai

dengan struktur qashar maka akan memiliki kandungan makna pertama

seperti berikut: Kami hanya orang-orang mushlih, dan kandungan makna

kedua seperti berikut: Orang-orang mushlih bukan hanya kami. Karena

kalimat yang terdapat kata Innama termasuk struktur kalimat qashr atau

uslub qashr.

Penerjemahan di Indonesia sudah ada sejak zaman dahulu,

khususnya untuk penerjemahan al-Quran. Semakin berkembangnya ilmu-

ilmu bahasa atau ilmu-ilmu sastra dan ilmu-ilmu penerjemahan, banyak

bermunculan terjemahan-terjemahan yang bervariasi, entah dilakukan oleh

seorang penerjemah saja atau lembaga-lembaga yang memiliki kompetensi

dalam dunia penerjemahan, dan terkadang tidak semua penerjemah bisa

menerjemahkan ayat-ayat Quran dengan bahasa atau struktur kalimat yang

baik, indah, dan singkat atau secara ringkas, seperti halnya

menerjemahkan dengan menggunakan ilmu balaghah khususnya

menerjemahkan struktur kalimat qashar yang terdapat di dalam al-Quran.

Maka, peneliti sengaja mengambil judul “PENERJEMAHAN

STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM TAFSIR AL-MISHBAH

KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-

Baqarah)”

Page 21: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Penelitian ini akan mengkaji model terjemahan struktur kalimat

qashr, dan peneliti menentukan rumusan masalah yang akan diteliti

sebagai berikut:

1. Berapa jumlah struktur kalimat qashr yang terdapat di dalam QS.

Al-Baqarah yang menggunakan adat atau cara Nafi dan Istisna, Innama?

2. Apakah terjemahan qashr yang ada dalam QS. Al-Baqarah dalam

Tafsir Al-Mishbah sesuai dengan teori qashar dan penerjemahan atau

tidak?

C. Tujuan Penelitian

Peneliti memiliki dua tujuan yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Memberikan gambaran tentang jumlah kalimat yang termasuk

dalam kategori qashr yang terdapat pada QS. Al-Baqarah

2. Untuk mengetahui terjemahan qashr sesuai dengan teori atau tidak

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan buku-buku

yang berkaitan dengan topik pembahasan yaitu tentang balaghah maupun

qashr dan dunia penerjemahan.

Pada skripsi ini, penulis menggunakan terjemahan ayat-ayat al-

Quran dalam QS. Al-Baqarah yang diterjemahkan oleh M. Quraish Shihab

sebagai objek dalam penelitian ini. Selama melakukan penyusunan skripsi,

peneliti menemukan beberapa permasalahan mengenai balaghah (qashr)

dan dunia penerjemahan yang sudah diteliti oleh para peneliti sebelumnya,

Page 22: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

7

seperti dalam beberapa skripsi, tesis, dan desertasi di berbagai Universitas.

Diantaranya: S. Rodliyah 2013-Univ. Negeri Malang [Balaghah At-tasybih

fi Kitab Maulid Ad-Diba’i li Al-Syaikh al-Imam Abu Muhammad Abdur

Rahman bin Ali ad-Diba’i (Dirasah Tahliliyah Bayaniyah)], dalam skripsi

tersebut membahas tentang Ilmu Bayan yaitu kalimat tasybih. B. Mudlofir-

UIN Sunan Ampel Surabaya 2012 (Kalam Insya dalam Surat Abasa: Study

Analisis Balaghah), dalam skripsi tersebut membahas dan menjelaskan

Ilmu Ma’ani berupa kalam insya’ yang terdapat dalam surat Abasa. Dua

skripsi tersebut sama-sama membahas tentang Ilmu Balaghah yang

masing-masing menjelaskan cabang Ilmu Bayan dan Ilmu Ma’ani. Dan

dalam skripsi ini, penulis juga membahas dan menjelaskan tentang Ilmu

Balaghah dalam cabang Ilmu Ma’ani seperti yang dilakukan oleh B.

Mudlofir , namun penulis memilih untuk membahas tentang Qashar.

E. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yaitu

penelitian dengan cara menjelaskan atau memahami makna dibalik realitas

atau kenyataan. Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu dengan cara

mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti,

kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap

objek yang diteliti. Selain itu, peneliti juga menganalisis objek yang

diteliti, yaitu dengan mengadakan perincian data terhadap objek yang

diteliti. Perincian data yang dilakukan adalah dengan cara membaca,

Page 23: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

8

menelaah karya terjemahan M.Quraish Shihab. Dan dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan pendekatan balaghah.

Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan

memahami sesuatu di balik fenomena yang sedikitpun belum diketahui.

Demikian pula metode kualitatif dapat memberi rincian yang kompleks

tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.8

Sumber data yang dilakukan oleh penulis, diantaranya Pertama,

data primer yaitu semua data yang diperlukan dalam membantu dan

melakukan analisis penulisan skripsi ini. kitab yang dijadikan rujukan

adalah terjemahan Tafsir Al Mishbah karya M. Quraish Shihab. Kedua,

data sekunder yakni sumber-sumber lain yang mendukung data yang

dibutuhkan.

Dalam teknik pengumpulan data, kajian ini dilakukan oleh penulis

melalui kepustakaan (library research) yaitu dengan mencari sumber

informasi dari buku-buku yang membahas tentang terjemahan dan

balaghah serta qashar. Selain data-data yang diperlukan dari sumber-

sumber buku tersebut, peneliti juga mencari informasi dari sumber lain

seperti; Kamus Arab-Indonesia dan media internet.

Kemudian dalam penyusunan dan teknik penulisan skripsi, penulis

berpedoman pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis

dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta tahun 2007.

8 Strauss, Anselm dan Corbin, Juliet. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif tata langkah dan

teknik-teknik teoritisasi data, (Yogyakarta: pustaka pelajar: 2009 M), h. 5

Page 24: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

9

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu sebagai

berikut:

Bab I, penulis menyusun dan menulis pendahuluan yang berisi

mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika

penulisan. Hal ini dilakukan oleh penulis agar memudahkan para pembaca

dalam mengetahui dan menilai keilmiahan penelitian ini.

Bab II, penulis menyusun dan menulis kerangka teori yang terdiri

dari penerjemahan, kemudian di dalam sub bab penerjemahan terdiri dari

definisi penerjemahan secara umum, hakikat terjemahan, ragam

terjemahan yang terdiri dari (terjemahan kata demi kata, terjemahan

harfiyah, terjemahan bebas, terjemahan idiomatik, terjemahan tafsiriyah,

terjemahan dinamik, dan terjemahan estetik-puitik), Perbedaan

Penerjemahan dengan Tafsir (al-Quran), dan problematika penerjemahan.

Pada sub bab wawasan balaghah, terdiri dari definisi balaghah, cabang-

cabang ilmu balaghah, urgensi balaghah dalam penerjemahan, dan

balaghah dalam al-Quran. Pada sub bab struktur kalimat qashar sebagai

salah satu kajian balaghah, terdiri dari konsep qashar, metodologi struktur

kalimat qashar, rukun qashar, macam-macam qashar, dan makna yang

terkandung di dalam struktur kalimat qashr.

Bab III, penulis menyusun dan menulis mengenai penjelasan

tentang tafsir Al-Mishbah dan penulisnya. Pada sub bab tafsir Al-Mishbah

Page 25: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

10

yang terdiri dari latar belakang penulisan tafsir Al-Mishbah, sistematika

penulisan tafsir Al-Mishbah. Pada sub bab penulis tafsir Al-Mishbah,

terdiri dari riwayat hidup dan pendidikan dan karya-karya M. Quraish

Shihab.

Bab IV, penulis menganalisis analisis penerjemahan struktur

kalimat qashar dalam Tafsir Al-Mishbah karya M. Quraish Shihab. Dalam

bab ini, penulis membahas sekilas tentang QS. Al-Baqarah, Ayat-ayat

yang mengandung struktur kalimat qashar, dan analisis terjemahan struktur

kalimat qashar yang meliputi terjemahan struktur kalimat qashar dengan

adat atau cara qashar Nafi Istisna dan terjemahan struktur kalimat qashar

dengan adat atau cara Innama.

Bab V, penulis menyusun dan menulis mengenai penutup yang

teridri dari kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, dan saran

untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Page 26: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

11

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Penerjemahan

1. Definisi Penerjemahan Secara Umum

Dewasa ini, segala yang ada di dunia atau dalam kehidupan,

seluruh ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang

pesat. Dengan adanya kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi, maka dibutuhkan suatu ilmu atau kegiatan penerjemahan.

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, kegiatan penerjemahan pun

sudah tidak menjadi kegiatan yang asing dan sulit bagi orang-orang yang

ingin berkecimpung dalam kegiatan tersebut.

Penerjemahan adalah suatu tindak komunikasi satu arah. Sebagai

tindak komunikasi, kegiatan tersebut tidak terlepas dari bahasa dan dalam

pembahasannya pun tidak dapat mengabaikan pemahaman tentang konsep-

konsep kebahasaan dan kaidah dalam penerjemahan. Sebagai bagian

penting dalam menjembatani ilmu pengetahuan, maka lahirlah konsep-

konsep tersendiri dalam penyampaian sebuah terjemahan.

Penerjemahan adalah upaya mengalihkan pesan dari satu bahasa ke

bahasa yang lain. Oleh karena itu, kita tidak dapat melihat penerjemahan

Page 27: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

12

sebagai sekedar upaya menggantikan teks dalam satu bahasa ke dalam teks

bahasa lain.9

Yang paling pokok, menurut Lauven-Zwart (1985), adalah bahwa

menghasilkan penerjemah dan terjemahan yang lebih baik bukan

merupakan tujuan utama teori penerjemahan. Penerjemah dan terjemahan

yang lebih baik mungkin saja merupakan produk teori dan metode

penerjemahan. Akan tetapi, tugas itu pada umumnya diserahkan pada studi

penerjemahan terapan.10

Kata dasar tarjamah berasal dari bahasa Arab tarjama yang

maknanya adalah ihwal pengalihan dari satu bahasa ke bahasa yang lain.

Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks

suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain. Dalam hal ini teks yang

diterjemahkan disebut teks sumber (Tsu) dan bahasanya disebut bahasa

sumber (Bsu), sedang teks yang disusun oleh penerjemah disebut teks

sasaran (Tsa) dan bahasanya disebut bahasa sasaran (Bsa).11

Penerjemahan terbagi dua kegiatan yang sering kita kenal, yaitu

penerjemahan lisan (interpreteur) dan penerjemahan tulisan. Kegiatan

penerjemahan sudah ada sejak zaman dahulu, dan pada abad ke-21

kegiatan tersebut semakin penting mengingat arus informasi pada abad ini

semakin pesat, khususnya dalam bidang komunikasi.

9 Frans Sayogi. Penerjemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008 M), h. 7. 10 M. Rudolf Nababan, Teori Menerjemah Bahasa Inggris, (Cet. III; Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2008 M), h. 15 11 Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya,

2006 M), h. 23

Page 28: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

13

Banyak definisi yang diberikan oleh para ahli terkait

penerjemahan. Secara umum, definisi itu mengerucut pada definisi bahwa

penerjemahan adalah proses memindahkan makna yang telah diungkapkan

dalam bahasa yang satu (bahasa sumber [Bsu]; source language [SL]; al-

lughah al-mutarjam minha) menjadi ekuivalen yang sedekat-dekatnya dan

sewajar-wajarnya dalam bahasa yang lain (bahasa sasaran [Bsa]; target

language [TL]; al-lughah al-mutarjam ilaiha).12

Kegiatan penerjemahan ini setidaknya telah berlangsung seiring

dengan geliat intelektualisme Islam di Indonesia yang mulai tampak pada

abad ke-16, dengan ditemukannya sejumlah naskah dalam bahasa Melayu

dan Jawa yang setidaknya memiliki “hubungan” dengan naskah dalam

bahasa Arab. Bentuk hubungan itu bisa berupa terjemahan, saduran atau

adaptasi.13

Secara harfiah, terjemah merupakan menyalin atau memindahkan

suatu bahasa ke bahasa lain, atau singkatnya mengalihbahasakan.

Sedangkan terjemahan, merupakan salinan bahasa atau alih bahasa dari

suatu bahasa ke bahasa lain.14

Tugas utama penerjemah adalah mengalihbahasakan dari bahasa

asli ke dalam bahasa lain. Proses alih bahasa bukanlah proses yang

sederhana. Dan secara kronologis, proses ini dapat dibagi menjadi

beberapa tahap. Pertama, penetapan sebuah judul buku yang akan

12 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An, (Cet. IV; Pamulang: Dikara, 2010 M), h. 13 13 Abdul Munip, Transmisi Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia, (Jakarta: Puslitbang

Lektur Keagamaan, 2010 M), h. 149 14 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Cet. I Edisis IV;

Jakarta: Gramedia, 2008 M), h. 1452

Page 29: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

14

dialihbahasakan. Kedua, perolehan hak cipta dari pemegang hak cipta

buku asli. Ketiga, prasyarat awal yang harus dipenuhi seorang penerjemah.

Keempat, proses alih bahasa itu sendiri. Kelima, penyuntingan akhir (copy

editing). Keenam, masalah-masalah pasca penerjemahan.15

Kegiatan penerjemahan tidak hanya dilakukan untuk

menerjemahkan buku-buku atau media masa tetapi juga dilakukan untuk

menerjemahkan kitab suci berupa al-Quran. Al-Quran merupakan kitab

suci yang diturunkan oleh Allah SWT untuk umat muslim di dunia. Al-

Quran juga merupakan teks keagamaan yang digunakan untuk kegiatan

penerjemahan.

Pertama kali penerjemahan al-Quran dilakukan ke dalam bahasa

Persia. Seiring berkembangnya ajaran Islam, maka munculah keinginan

dan kesadaran untuk menerjemahkan al-Quran ke dalam berbagai bahasa

yang ada di dunia. Upaya untuk menerjemahkan al-Quran itu telah dimulai

beberapa belas abad silam ketika Islam mulai menyebar ke berbagai benua

bahkan pada saat Rasulullah SAW masih hidup. Menerjemahkan al-Quran

ke dalam bahasa lain bukanlah pekerjaan mudah. Betapa tidak, al-Quran

merupakan mukjizat yang menggunakan bahasa ilahiyah, yang tak

mungkin dapat ditandingi manusia manapun. Menerjemahkan al-Quran

bukanlah usaha untuk menduplikasi atau mengganti teks al-Quran yang

asli. Kedudukan terjemahan dan tafsir yang dihasilkan manusia tidak sama

15 Hermawan Sulistyo, Penterjemahan Buku: Sudut Pandang Penerjemah (dalam buku

PENERJEMAHAN BUKU; Hasil Seminar Sehari tentang penerjemahan Buku), (Cet. I; Jakarta:

Badan Pertimbangan Pengembangan Buku Nasional, 1992 M), h. 25

Page 30: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

15

dengan al-Quran itu sendiri. Keaslian dan kemurnian al-Quran dijaga oleh

tangan Ilahi.16

2. Hakikat Terjemahan

Seperti yang dikutip oleh Syihabuddin dalam bukunya, Moeliono

berpandangan bahwa pada hakikatnya penerjemahan itu merupakan

kegiatan mereproduksi amanat atau pesan bahasa sumber dengan padanan

yang paling dekat dan wajar di dalam bahasa penerima. Namun, untuk

mereproduksi amanat itu, mau tidak mau, diperlukan penyesuaian gramatis

dan leksikal. Pandangan Moeliono sejalan dengan Nida yang menilik

penerjemahan sebagai reproduksi padanan pesan yang paling wajar dan

alamiah dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima dengan

mementingkan aspek makna, kemudian gaya. Walaupun gaya itu penting,

makna mestilah menjadi prioritas utama dalam penerjemahan.17

Seperti yang dikutip oleh Zaka AL Farisi dalam bukunya, Osimo

berpandangan bahwa menerjemahkan berarti merasionalisasi sebuah teks.

Jika di dalam sebuah teks didapati ungkapan-ungkapan yang ambigu,

semisal metafora, polisemi, dan semacamnya, maka terlebih dahulu

penerjemah harus membaca, mengidentifikasi, dan menafsirkan teks

tersebut. Sesudah itu, ia menerjemahkan semua yang bisa diterjemahkan

secara rasional. Kiranya wajar kalau penerjemahan dipandang sebagai

dwitindak komunikasi yang kompleks karena melibatkan gagasan sebagai

16 http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/04/17/m2m933-melacak-

sejarah-penerjemahan-alquran (Republika Online, oleh: Nidia Zuraya pada tanggal 17 April 2012).

Diakses tanggal 30 Juli 2015 pukul 19:36 WIB 17 Syihabuddin, PENERJEMAHAN ARAB-INDONESIA (Teori dan Praktek), (Cet. I;

Bandung: Humaniora, 2005 M), h. 10-11

Page 31: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

16

fokus perhatian, penulis sebagai penyampai gagasan, penerjemah sebagai

pengalih gagasan, dan pembaca sebagai target yang akan memahami

gagasan tersebut.18

3. Ragam Terjemahan

Munculnya persoalan-persoalan baru tentang terjemahan untuk

teks-teks umum maupun teks-teks keagamaan seperti al-Quran seiring

dengan dinamika masyarakat yang progresif mendorong umat Islam untuk

memberikan perhatian yang besar dalam menjawab problematika

kontemporer yang semakin kompleks dari masa ke masa. Untuk itu

Peneliti akan menjelaskan beberapa model dalam penerjemahan al-Quran

sebagai berikut:

3.1 Terjemahan Kata demi Kata

Terjemahan ini dilakukan sebagaimana adanya, sesuai

dengan namanya yaitu dititik beratkan pada kata demi kata. Saat

menerjemahkan dengan jenis ini, seorang penerjemah meletakkan

kata-kata Tsa langsung di bawah versi Tsu. Kata-kata dalam Tsu

diterjemahkan di luar konteks. Kata-kata yang bersifat cultural

diterjemahkan apa adanya. Namun, jenis penerjemahan ini

biasanya hanya digunakan untuk pra penerjemah (analisis dan

tahap pengalihan) untuk Tsu yang sukar dipahami, dan untuk para

pemula yang tidak mempunyai wawasan Tsu yang cukup baik.

Contoh:

18 M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia, (Cet. I; Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011 M), h. 26

Page 32: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

17

وعندي ثالثة كتب

Diterjemahkan dengan: “Dan di sisiku tiga buku-buku”.19

Terlihat bahwa terjemahan di atas menggunakan jenis ini,

jumlah kata dalam Bsu (Bahasa sumber) terdiri dari lima kata dan

terjemahan dalam Bsa (Bahasa sasaran) diterjemahkan dengan

jumlah lima kata juga. Jenis penerjemahan ini memang tidak

memperhatikan apakah karya terjemahan yang dihasilkan terasa

janggal atau tidak bagi penutur Bsa. Karena, klausa di atas

seharusnya dapat diterjemahkan sebagai ‘Saya memiliki tiga buku’.

3.2 Terjemahan Harfiyah

Terjemahan secara harfiyah yaitu menerjemahkan alQuran

ke dalam bahasa sasaran di mana kalimat dan susunan kata

disesuaikan dengan bahasa aslinya. Dan penerjemahan ini biasa

digunakan dalam al-Quran Departemen Agama R.I.

Saat menerjemahkan dengan metode ini, seorang

penerjemah mencarikan padanan konstruksi gramatikal Tsu yang

terdekat dalam Tsa. Penerjemahan kata-kata Tsu masih dilakukan

terpisah dari konteks. Metode ini biasanya digunakan pada tahap

awal (pengalihan).

3.3 Terjemahan Bebas

19 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An, (Cet. IV; Pamulang: Dikara, 2010 M), h. 31

Page 33: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

18

Saat menerjrmahkan dengan metode ini, seorang penerjemah

biasanya mengutamakan isi dan mengorbankan bentuk teks Bsu.

Tak jarang bentuk retorik (seperti alur) atau bentuk kalimatnya

sudah berubah sama sekali. Dalam metode ini, terjadi perubahan

drastis antara struktur luar Tsu dan struktur luar Tsa. Metode ini

biasanya berbentuk parafrasa yang dapat lebih panjang atau lebih

pendek dari aslinya.

3.4 Terjemahan Idiomatik

Saat menerjemahkan dengan metode ini, seorang penerjemah

mereproduksi pesan dalam teks Bsu. Metode ini mengharuskannya

untuk sering menggunakan kesan keakraban dan ungkapan

idiomatic yang tidak didapati pada versi aslinya.20

3.5 Terjemahan Setia

Terjemahan setia ditandai dengan masih adanya keberpihakan

kepada penulis asli dan teks bahasa sumber. Gaya bahasa dan

pilihan kata diperhatikan karena gaya bahasa adalah ciri ekspresif

penulis yang bersangkutan. Namun demikian, kadar kesetiaan

terjemahan ini lebih rendah dibandingkan dengan terjemahan

harfiyah, karena struktur bahasa sumber hanya sedikit

dipertimbangkan.21

20 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An, (Cet. IV; Pamulang: Dikara, 2010 M), h. 31-

34 21 Zuchridin Suryawinata, Sugeng Hariyanto, Translation: Bahasan Teori dan Penuntun

Praktis Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003 M), h. 48

Page 34: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

19

3.6 Terjemahan Tafsiriyah

Terjemahan secara tafsiriyah merupakan menerjemahkan arti ayat-

ayat al-Quran di mana sisi penerjemah memusatkan perhatiannya

pada arti al-Quran yang diterjemahkan dengan lafadz-lafadz yang

tidak terikat oleh kata-kata dan susunan kalimat dalam bahasa asli.

Kata iqra’ menurut M. Quraish Shihab, kata iqra’ memiliki

beraneka ragam arti, yaitu di antaranya ‘menyampaikan’,

‘menelaah’, ‘membaca’, ‘mendalami’, ‘meneliti’, ‘mengetahui

cirri-ciri tertentu’.22

3.6.1 Metode Tafsir

3.6.1.1 Definisi Metode Tafsir

Kata metode dalam bahasa Indonesia diadopsi dari kata methodos

dalam bahasa Yunani. Kata ini terdiri dari kata meta, yang berarti

menuju, melalui, mengikuti, sesudah; dan kata hoods yang berarti

jalan, perjalanan, cara, arah. Kata methodos sendiri berarti

penelitian, metode ilmiah, hipotesa ilmiah, uraian ilmiah. Dalam

bahasa Inggris, kata tersebut ditulis method dan dalam bahasa Arab

diterjemahkan dalam manhaj atau thariqah. Dalam bahasa

Indonesia, kata tersebut mengandung arti cara yang teratur terpikir

baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan

sebagainya); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai sesuatu yang

22 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Vol. 15; Jakarta: Lentera Hati, 2007 M), h.

392-393

Page 35: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

20

ditentukan. Dalam hal ini, metode merupakan salah satu sarana

terpenting untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 23

3.6.1.2 Pembagian Metode Tafsir dan Penafsiran

Metode tafsir dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu:

a. Sumber Penafsiran

Ditinjau dari segi sumber penafsirannya, metode tafsir alQuran ada

tiga yakni:

1) Tafsir bi al-Matsur

Dinamai dengan nama ini (dari kata atsar yang berarti sunnah,

hadits, jejak, peninggalan) karena dalam melakukan penafsiran

seorang mufassir menelusuri jejak atau peninggalan masa lalu dari

generasi sebelumnya terus sampai kepada Nabi SAW. Tafsir bi al-

Matsur adalah tafsir yang berdasarkan pada kutipan-kutipan yang

shahih yaitu menafsirkan alQuran dengan alQuran, Kitabullah,

dengan perkataan sahabat karena merekalah yang dianggap paling

mengetahui Kitabullah, atau dengan perkataan tokoh-tokoh besar

tabi’in karena mereka pada umumnya menerimanya dari para

sahabat.

2) Tafsir bi ar-Rayi

Seiring perkembangan zaman yang menuntut pengembangan

metoda tafsir karena tumbuhnya ilmu pengetahuan pada masa

Daulah Abbasiyah maka tafsir ini memperbesar peranan ijtihad

23 Aryani Novianti dan Ulya Rizky Rufaida, Metode Tafsir dan Penafsiran (Studi Ulumul

Qur’an), (Cet. I; Jakarta: Zikra Multi Service, 2009 M), h. 217

Page 36: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

21

dibandingkan dengan penggunaan tafsir bi al-Matsur. Dengan

bantuan ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu qiraah, ilmu-ilmu alQuran,

hadits dan ilmu hadits, ushul fikih dan ilmu-ilmu lain seorang

mufassir akan menggunakan kemampuan ijtihadnya untuk

menerangkan maksud ayat dan mengembangkannya dengan

bantuan perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada.

3) Tafsir Isyari

Menurut kaum sufi setiap ayat mempunyai makna yang zahir dan

batin. Yang zahir adalah yang segera mudah dipahami oleh akal

pikiran sedangkan yang batin adalah yang isyarat-isyarat yang

tersembunyi dibalik itu yang hanya dapat diketahui oleh ahlinya.

Isyarat-isyarat kudus yang terdapat di balik ungkapan-ungkapan al-

Quran inilah yang akan tercurah ke dalam hati dari limpahan gaib

pengetahuan yang dibawa ayat-ayat. Itulah yang biasa disebut tafsir

Isyari.24

3.7 Terjemahan Dinamik

Penerjemahan dinamik disebut juga sebagai penerjemahan wajar.

Amanat bahasa sumber dialihkan dan diungkapkan dengan

ungkapan-ungkapan yang lazim dalam bahasa sasaran. Segala

sesuatu yang berbau asing atau kurang bersifat alami, baik dalam

kaitannya dengan konteks budaya atau pun dalam

pengungkapannya dalam bahasa sasaran sedapat mungkin

24 Aryani Novianti dan Ulya Rizky Rufaida, Metode Tafsir dan Penafsiran (Studi Ulumul

Qur’an), (Cet. I; Jakarta: Zikra Multi Service, 2009 M), h. 218-222

Page 37: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

22

dihindari. Penerjemahan tipe ini sangat mengutamakan pengalihan

amanat dan juga sangat memperhatikan kekhususan bahasa

sasaran.25

3.8 Terjemahan Estetik-puitik

Penerjemahan estetik-puitik (esthetic-poetic translation) sangat

berbeda dari penerjemahan pragmatik yang lebih mengutamakan

penyampaian informasi yang akurat. Dalam penerjemahan estetik-

putik, penerjemah tidak hanya memusatkan perhatiannya pada

masalah penyampaian informasi, tetapi juga pada masalah kesan,

emosi, dan perasaan dengan mempertimbangkan keindahan bahasa

sasaran. Itulah sebabnya penerjemahan estetik-puitik disebut juga

sebagai penerjemahan sastra, seperti penerjemahan puisi, prosa,

dan drama yang menekankan konotasi emosi dan gaya bahasa.26

4. Perbedaan Penerjemahan dengan Tafsir (al-Quran)

Penerjemahan adalah suatu tindak komunikasi satu arah.

Kemudian terjemah merupakan upaya mengalihkan pesan dari

bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, contoh terjemahan dari

bahasa Arab ke bahasa Indonesia.

25 M. Rudolf Nababan, Teori Menerjemah Bahasa Inggris, (Cet. II; Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2003 M), h. 33

26 Rudolf Nababan, Teori Menerjemah Bahasa Inggris, (Cet. II; Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2003 M), h. 35-36

Page 38: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

23

M. Quraish Shihab menyatakan, bahwa tafsir adalah suatu

upaya memahami maksud-maksud firman Allah sesuai dengan

kemampuan manusia.27

Namun dalam kegiatan menerjemahkan terutama dalam

penerjemahan al-Quran, penerjemahan tersebut merupakan bagian

dari tafsir, karena ayat-ayat al-Quran tidak bisa diterjemahkan

melainkan ditafsirkan.

5. Problematika Penerjemahan

Penerjemahan merupakan suatu kegiatan di mana seorang

penerjemah berusaha untuk mengalihkan suatu bahasa tertentu ke

bahasa lain, seperti Bahasa Arab sebagai bahasa sumber dan

Bahasa Indonesia sebagai bahsa sasaran, dan sebaliknya. Dalam

menerjemahkan suatu teks seorang penerjemah tidak hanya

mengerti dalam soal bahasa yang digunakan atau yang akan

diterjemahkan tetapi juga harus mengetahui dan mengerti budaya

yang terdapat dalam bahasa sumber maupun bahasa sasaran.

Adapun kesulitan-kesulitan yang akan sering ditemui oleh

penerjemah (berdasarkan pendapat Mona Baker) adalah:

- Konsep budaya spesifik (Culture specific concept)

Konsep budaya spesifik adalah kata atau frasa tertentu yang

bertujuan untuk menggambarkan peristiwa, konsep atau kondisi

dalam konteks tertentu. Dalam kamus KBBI istilah adalah kata

27 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996 M), h. 15

Page 39: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

24

atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna

konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang

tertentu. Pada setiap bahasa, konsep/istilah budaya spesifik akan

selalu ditemukan. Hal ini disebabkan oleh faktor budaya yang

selalu ada dan dilestarikan oleh daerah, atau wilayah tertentu. 28

B. Wawasan Balaghah

1. Definisi Balaghah

Balaghah menurut bahasa adalah sampai dan berakhir. Balaghah

menurut istilah adalah sifat bagi perkataan dan pembicara. Balaghatul

kalam adalah sesuainya perkataan dengan situasi dan kondisi, beserta

kefasihannya. Balaghatul mutakallim adalah bakat pembicara yang

memungkinkannya, menyatakan maksud dengan perkataan yang tepat

dalam tujuan apa pun.29

Balaghah secara etimologis berasal dari kata dasar “بلغ” yang

memiliki arti sama dengan kata “وصل” yaitu, “sampai”. Dalam kajian

sastra, balaghah ini menjadi sifat dari kalam dan mutakallim. Perubahan

situasi dan kondisi para pendengar menutut perubahan susunan kalam.30

28 http://www.ilmuhumaniora.com/2014/problematika-padanan-dalam-penerjemahan-dan-

solusinya/ posted by Nurdin Bramono. Diakses pada tanggal 30 Juli 2015 pukul 17:46 WIB 29 Hefni Bek Dayyab dkk; penerjemah: Ahmad Sunarto, Qowaidul lughoh (Kaidah-

Kaidah Bahasa Arab), (Surabaya: Al-Hidayah, 1990 M), h. 195 30 Mamat Zaenuddin, Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, (Cet. I; Bandung:

Refika Aditama, 2007 M), h. 6

Page 40: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

25

Secara ilmiah, balaghah merupakan suatu disiplin ilmu yang

berlandaskan kepada kejernihan jiwa dan ketelitian menangkap keindahan

dan kejelasan perbedaan yang samar di antara macam-macam ushlub

(ungkapan). Unsur-unsur balaghah adalah kalimat, makna, dan susunan

kalimat yang memberikan kekuatan, pengaruh dalam jiwa, dan

keindahan.31

Secara bahasa, balaghah artinya ‘menyampaikan sesuai kepada

tujuannya’. “Manusia balig” berarti ‘manusia yang telah sampai pada

batasan usia yang mendapat kewajiban beban syariat’. Manusia yang telah

mencapai kefasihan dan ketepatan dalam berbicara, serta mampu

menyampaikan keinginannya secara sempurna, disebut “al-baligh”.32

2. Cabang-Cabang Ilmu Balaghah

a. Ilmu Bayan

Ilmu bayan, ialah untuk menjaga dari pembicaraan yang tidak

mengarah pada tujuan yang dikehendaki.33

Ilmu bayan adalah ilmu yang membahas tentang tasybih,

majaz dan kinayah. Tasybih adalah menghubungkan sesuatu hal

dengan sesuatu hal yang lainnya, dalam suatu sifat dengan

menggunakan adat (kata-kata khusus), karena suatu tujuan. Hal

yang pertama disebut musyabbah (yang diserupakan). Hal kedua

31 Ali Al-Jarim & Musthafa Amin, Al-Balaaghatul Waadhihah, (Cet. IX; Bandung: Sinar

Baru Algensindo, 2011 M), h. 6 32 http://www.yufidia.com/balaghah-al-maani-al-bayan-dan-al-badi Diakses pada tanggal

12 April 2015, pukul 16:52 WIB 33 Imam Akhdhori; penerjemah: Abdul Qodir Hamid, Jauharul Maknun (Ilmu Balaghah),

(Surabaya: Al-Hidayah), h. 19

Page 41: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

26

disebut musyabbah bih (yang diserupai), dan sifatnya disebut

wajah syabbah, sedang adatnya (kata-kata penyerupa) adalah

seperti 34. ک

Secara bahasa, bayan artinya ‘terbuka’ atau ‘jelas’.

Sedangkan dalam ilmu balaghah, ilmu bayan adalah ilmu yang

mempelajari cara-cara mengemukakan suatu gagasan dengan

berbagai macam redaksi.35

Dalam mendefinisikan ilmu bayan, banyak tokoh atau para

pakar yang mampu memberikan definisi tersendiri tentang ilmu ini,

di antaranya Imam Akhdhari, KH. A. Wahab Muhsin, dan

Rukyatul hilal.

b. Ilmu Ma’ani

Kata (معانى) merupakan bentuk jamak dari (معنى). Secara

leksikal kata tersebut berarti maksud, arti atau makna. Para ahli

ilmu ma’ani mendefinisikannya sebagai pengungkapan melalui

ucapan tentang sesuatu yang ada dalam pikiran atau disebut juga

sebagai gambaran dari pikiran. Sedangkan menurut istilah, ilmu

ma’ani adalah ilmu untuk mengetahui hal ihwal lafazh bahasa Arab

yang sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi. Ilmu ma’ani

pertama kali dikembangkan oleh Abd al-Qahir al-Jurzani.36

34 Hefni Bek Dayyab dkk; penerjemah: Ahmad Sunarto, Qowaidul lughoh (Kaidah-

Kaidah Bahasa Arab), (Surabaya: Al-Hidayah, 1990 M), h. 210 35 Mamat Zaenuddin, Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, (Cet. I; Bandung:

Refika Aditama, 2007 M), h. 15 36 Mamat Zaenuddin, Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, (Cet. I; Bandung:

Refika Aditama, 2007 M), h. 73

Page 42: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

27

Ilmu Ma’ani adalah pokok-pokok dan dasar-dasar untuk

mengetahui tata cara menyesuaikan kalimat kepada kontekstualnya

(muqtadhal hal-nya) sehingga cocok dengan tujuan yang

dikehendaki. Obyek pembahasannya adalag lafaz bahasa Arab dari

segi penunjukkannya kepada makna-makna yang kedua yang

merupakan tujuan-tujuan yang dimaksudkan oleh mutakallim, yaitu

menjadikan kalimat yang berisi kehalusan dan keistimewaan-

keistimewaan yang dengannya kalimat tersebut dapat sesuai

dengan kontekstualnya.37

Dalam cabang balaghah kedua ini tidak hanya menjelaskan

mengenai definisi ataupun tokoh-tokoh yang mengembangkan

cabang ilmu tersebut, tetapi juga menjelaskan mengenai kalam

khabar dan kalam insya’.

Perkataan yang berbentuk khabar adalah pembicaraan di

mana pembicaraannya bisa dikatakan benar atau bohong dalam

perkataannya. Seperti lafal: سافر محمد ‘saafaro Muhammadun’

(Muhammad telah bepergian), على مقيم ‘Aliyyun muqiiymun’ (Ali

bermukim). Adapun perkataan yang berbentuk insya’ adalah di

mana pembicaraannya tidak bisa dikatakan benar atau bohong.

Contohnya seperti lafal: سافريامحمد ‘saafir yaa Muhammadu’

(Bepergianlah, hai, Muhammad), اقم ياعلى “aqim yaa ‘Aliyyu”.38

37 Sayid Ahmad Al-Hasyimi, MUTIARA ILMU BALAGHAH Dalam Ilmu Ma’ani, (Cet. I;

Surabaya: Mutiara Ilmu, 1994 M), h. 34-35 38 Hefni Bek Dayyab dkk; penerjemah: Ahmad Sunarto, Qowaidul lughoh (Kaidah-

Kaidah Bahasa Arab), (Surabaya: Al-Hidayah, 1990 M), h. 197

Page 43: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

28

Kalam khabar adalah kalam yang mana maksud yang

ditunjukkannya dapat terwujud nyata dengan tanpa

mengucapkannya. Seperti: العلم نافع (Ilmu pengetahuan itu

bermanfaat). Dalam hal tersebut kita telah menetapkan sifat

manfaat bagi ilmu pengetahuan, dan sifat itu tetap untuknya, baik

kalimat itu diucapkan ataupun tidak.39

c. Ilmu Badi’

Ilmu badi’ merupakan salah satu dari tiga aspek dalam mempelajari

ilmu balaghah.

Adapun pengertian badi’ itu sendiri menurut bahasa adalah

wazan فعيل dari بدع yang searti dengan isim maf’ulnya, yakni

sesuatu yang dibuat tanpa didahului oleh contoh. Sedangkan

menurut istilah adalah ilmu untuk mengetahui cara memperindah

kalam yang telah sesuai dengan tuntutan keadaan (muthabaqahli

muqtadlal hal). Pada tataran lafal biasa disebut muhassinat

lafzhiyyah dan pada tataran makna dinamakan muhassinat

maknawiyah.40

Ada beberapa keindahan lafzhi yang terdapat pada ilmu

badi’, di antaranya:

1. Al-Jinas

39 Sayid Ahmad Al-Hasyimi, MUTIARA ILMU BALAGHAH Dalam Ilmu Ma’ani, (Cet. I;

Surabaya: Mutiara Ilmu, 1994 M), h. 45 40 http://www.belajarbahasaarab.org/ilmu-badi/ Diakses pada tanggal 12 April 2015,

pukul 16.27 WIB.

Page 44: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

29

Merupakan penyerupaan dua lafal dalam ucapan (bunyi),

bukan pada arti. Kemudian jinas itu ada dua macam, yakni jinas

tam dan jinas ghairu tam. Salah satu contohnya adalah

رد أمراهلل فيه سبيل ف لم يكن # إل يحيال يي وسميته

(Dan aku memberinya nama Yahya agar ia senantiasa

hidup, namun tidak ada jalan untuk menolak perintah Allah

padanya). Pada contoh tersebut kita dapatkan kata “yahyaa”

diucapkan dua kali dengan makna yang berbeda. Perbedaan makna

dua kata—dalam kajian ilmu badi’—yang sama persis macam

hurufnya, syakalnya, jumlahnya, dan urutannya disebut sebagai

jinas tam (kemiripan yang sempurna).41

2. Iqtibas

Yaitu bahwa kalimat itu berisikan kata-kata/kalimat-kalimat

yang dikutip dari alQuran atau hadis, dengan tidak menyatakan

bahwa ia daripadanya.42

Berikut merupakan salah satu contoh bari iqtibas: [(Ibnu Sina’ Al-

Mulk (161)] berkata:

رحلوا ف لست مسائال عن دارهم # أناباخع ن فسى على آثارهم

(Mereka telah berangkat dan aku tidak akan menanyakan temapt

tinggal mereka, selanjutnya aku seperti orang yang binasa karena

41 Ali Al-Jarim & Musthafa Amin, Al-Balaaghatul Waadhihah, (Cet. IX; Bandung: Sinar

Baru Algensindo, 2011 M), h. 378-379 42 Hefni Bek Dayyab dkk; penerjemah: Ahmad Sunarto, Qowaidul lughoh (Kaidah-

Kaidah Bahasa Arab), (Surabaya: Al-Hidayah, 1990 M), h. 218

Page 45: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

30

bersedih hati sepeninggal mereka). Kalimat yang terdapat di antara

tanda petik pada contoh tersebut diambil dari al-Quran. Penulis

atau penyair menyertakan petikan ayat atau hadis ini ke dalam

rangkaian kalimatnya tanpa menjelaskan bahwa petikan itu berasal

dari al-Quran atau hadis. Maksud pengutipan itu adalah untuk

meminjam kekuatannya dan untuk menujukkan kemahiran penulis

dalam menghubungkan kalimatnya dengan kalimat yang

dipetiknya. Hal yang demikian disebut dengan iqtibas.43

3. Urgensi Balaghah dalam Penerjemahan

Balaghah merupakan cabang ilmu dalam dunia sastra. Dalam dunia

penerjemahan tidak hanya diperlukan wawasan tentang

penerjemahan itu sendiri tetapi juga memahami atau mempelajari

ilmu balaghah untuk menerjemahkan sangat dibutuhkan,

mengingat penerjemah sastra bahkan kitab suci al-Quran semakin

banyak jumlahnya.

4. Balaghah Dalam alQuran

Al-Quran merupakan kitab suci yang berisikan firman-

firman Allah SWT yang dimana di dalamnya terdapat banyak

petunjuk dan hidayah bagi umat manusia atau hambaNya. Dan al-

Quran menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar

karena al-Quran ini dibawa oleh Nabi Muhammad, kemudian

bahasa Arab diakui mempunyai tingkat balaghah yang tinggi.

43 Ali Al-Jarim & Musthafa Amin, Al-Balaaghatul Waadhihah, (Cet. IX; Bandung: Sinar

Baru Algensindo, 2011 M), h. 385-386

Page 46: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

31

Al-Quran mempunyai kemukjizatan yang sangat tinggi,

baik pada tataran isi maupun bahasa yang digunakannya.

Ketinggian bahasa al-Quran dapat kita lihat pada aspek pemilihan

fonem, pemilihan kata-kata, pilihan kalimat dan efek yang

ditimbulkannya, serta adanya deviasi. Pada aspek pemilihan

fonem-fonem, Zarqani mengatakan, “Yang dimaksud dengan

keserasian dalam tata bunyi al-Quran adalah keserasian dalam

pengaturan harkat (tanda baca yang menimbulkan bunyi a, i dan

u), sukun (tanda baca mati), mad (tanda baca yang menimbulkan

bunyi panjang), dan ghunnah (nasal) sehingga enak untuk

didengar dan diresapkan”. Selain tampaknya keindahan bunyi,

pemilihan fonem-fonem tertentu pada ayat al-Quran juga memiliki

kaitan atau efek terhadap maknanya. Mahmud Ahmad Najlah

(1981) dalam bukunya Lughah alQuran al-Karim fi Juz ‘Amma

mengkaji huruf sin pada surah an-Nas terutama pada ayat 5 dan 6.

Huruf sin termasuk konsonan frikatif. Konsonan ini diucapkan

dengan cara mulut terbuka, namun harus dengan menempelkan gigi

atas dengan gigi bawah pada ujung lidah.44

44 Mamat Zaenuddin, Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, (Cet. I; Bandung:

Refika Aditama, 2007 M), h. 10-11

Page 47: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

32

C. Struktur Kalimat Qashar Sebagai Salah Satu Kajian Balaghah

1. Konsep Qashar

Qashar merupakan salah satu cabang atau konsentrasi ilmu dalam

Balaghah. Kalimat qashr merupakan kalimat singkat atau pendek

yang memiliki arti atau makna banyak.

Qashr atau Al-Qashru menurut pengertian etimologi

(bahasa) adalah “Al-Habsu” artinya menahan, melarang atau

memenjarakan. Menurut pengertian terminologi (istilah) ialah:

“Mengkhususkan suatu perkara pada perkara lain dengan

menggunakan cara-cara yang khusus” atau “Menetapkan hukum

terhadap hal yang disebutkan dalam kalimat atau meniadakannya

dari selainnya dengan memakai tatacara yang akan diterangkan

kemudian”.45

Qashar secara bahasa artinya singkat, padat atau pendek.

Lebih jelas lagi qashr adalah ungkapan atau struktur kalimat yang

lafalnya pendek namun kandungan maknanya banyak. Dalam ilmu

ma’ani qashr adalah: Qashr adalah mengkhususkan suatu perkara

pada perkara lain dengan cara khusus.46

Di Indonesia, dalam dunia penerjemahan seorang

penerjemah masih tergolong jarang menggunakan ilmu Balaghah

termasuk qashr dalam menerjemahkan teks terutama dalam

45 Sayid Ahmad Al-Hasyimi, MUTIARA ILMU BALAGHAH Dalam Ilmu Ma’ani, (Cet. I;

Surabaya: Mutiara Ilmu, 1994 M), h. 235 46 Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), (Cet. III; Jakarta: Tarjamah Center, 2013

M), h. 189

Page 48: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

33

menerjemahkan bahasa al-Quran, karena setiap penerjemah belum

bisa memahami ilmu Balaghah atau qashr itu sendiri.

Di bawah ini beberapa contoh kalimat yang mewakili

empat cara dalam qashar:

1. Cara Nafi dan Istisna

دي نة إال _ ١ علي ال كاتب ىف امل

(Penulis di kota itu hanya Ali)

اهلل اله االم ال _ ٢(Tuhan hanya Allah)

ما مممد إالم رسول _٣

(Muhammad hanya seorang Rasul)

2. Cara Innama

ا القائم على_ ١ إنم(Yang berdiri hanya Ali)

ا _٢ األدب الغن إنم(Kekayaan hanya budipekerti)

ن يا متاع _ ٣ ا الد إنم

(Dunia hanyalah kenikmatan)

3. Cara Mendahulukan Yang Seharusnya Dibelakangkan

موزا أكلت _ ١

Page 49: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

34

(Hanya pisang yang saya makan)

على اهلل ت وكمل المؤمن ون _ ٢

(Hanya kepada Allah orang-orang beriman bertawakkal)

وإليه أناب وا _ ٣

(Dan hanya kepadaNya lah mereka kembali)

4. Cara Athaf

ف السطور العلم ف الصدور ال _ ١

(Ilmu itu hanya di dada)

ما األرض ثابتة بل متحركة _ ٢

(Bumi hanya bergerak)

ما األرض ثابتة لكن متحركة _ ٣(Bumi hanya bergerak)

2. Metodologi Struktur Kalimat Qashr

Struktur kalimat dapat dikatakan sebagai struktur qashr dan

memiliki makna, singkat dapat diketahui dengan beberapa cara

yang dikenal sebagai

Cara-cara qashr dimaksud adalah .(cara-cara qashr) طرق القصر

sebagai berikut.

Page 50: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

35

a. Nafi dan Istisna

Nafi dan istisna disamping merupakan salah satu cara qashr,

pada saat yang sama juga merupakan cirri struktur kalimat qashr.

Artinya ketika kita ingin membentuk kalimat qashr, maka di antara

caranya adalah dengan menggunakan nafi dan istisna. Dan ketika

kita menemukan nafi dan istisna dalam sebuah kalimat, berarti

dapat dipastikan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat qashr atau

disebut juga uslub qashr. Contoh:

ما علي إالم طبيب Ali hanya seorang dokter47

Pada contoh di atas, dapat ditemui struktur kalimat qashr karena

terdapat nafi dan istisna berupa ما + اال .

Contoh lainnya:

شوقي ما شاعر إالم Tiadalah seorang penyair kecuali Syauqi48

b. Innama

Innama merupakan cara qashr yang sering dipakai atau sering

dijumpai setelah nafi dan istisna.

Innama di samping merupakan salah satu cara qashr, pada

saat yang sama juga merupakan cirri struktur kalimat qashr.

47 Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), (Cet. III; Jakarta: Tarjamah Center, 2013

M), h. 191 48 Sayid Ahmad Al-Hasyimi, MUTIARA ILMU BALAGHAH (Dalam Ilmu Ma’ani), (Cet.

I; Surabaya: Mutiara Ilmu Surabaya, 1994 M), h. 236

Page 51: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

36

Artinya ketika kita ingin membentuk kalimat qashr, maka di antara

caranya adalah dengan menggunakan Innama. Contoh:

ا األدب الغن إنمKekayaan hanya budipekerti.49

Selain contoh di atas, ada pula contoh kalimat lain yang terdapat

innama, yaitu:

ا الفاهم أحد إنم

Yang faham itu hanyalah Ahmad.

c. Mendahulukan Yang Seharusnya Dibelakangkan

Pada cara yang ketiga ini, ada dua pola kalimat yaitu Jumlah

Ismiyyah dan Jumlah Fi’liyyah.

Jumlah Ismiyyah terdiri dari Mubtada’ )مبتدأ) dan Khabar

()خبر . Struktur standar kalimat bahasa Arab yang disebut dengan

Jumlah Ismiyyah, posisi Mubtada’ berada di awal kalimat dan

posisi Khabar berada pada akhir kalimat sebagai penyempurna

makna secara keseluruhan. Namun jika dijumpai dalam sebuah

kalimat justru Khabar berada di awal kalimat, sementara Mubtada’

berada di akhir kalimat, maka inilah yang dimaksud dengan

Mendahulukan Yang Seharusnya Dibelakangkan.50

Contoh pada jumlah ismiyyah yaitu:

49Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), (Cet. III; Jakarta: Tarjamah Center, 2013

M), h. 193 50 Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), (Cet. III; Jakarta: Tarjamah Center, 2013

M), h. 195

Page 52: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

37

(Struktur Qashar)= لله المد (Struktur standar) المد لله

Pola kalimat fi’liyyah adalah pola kalimat yang terdiri dari

fi’il, fa’il, dan maf’ul kemudian keterangan. Namun jika dijumpai

dalam sebuah kalimat, ada sebuah kata yang seharusnya diletakkan

pada posisi belakang, kemudian justru diletakkan pada posisi

depan, maka inilah yang disebut dengan “Mendahulukan Yang

Seharusnya Dibelakangkan”.51

Contoh dari jumlah fi’liyyah sebagai berikut:

ق رأ الوالد القرآن ف المسجد

Tidak hanya merupakan cara qashar, tetapi pada saat yang

sama sekaligus sebagai ciri struktur kalimat qashar. Seperti contoh

di bawah ini:

موزا أكلت Hanya pisang yang saya makan52

إيماك ن عبد

“Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah”.53

d. Athaf dengan ال / بل / لكن

51 Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), (Cet. III; Jakarta: Tarjamah Center, 2013

M), h. 197-198 52 Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), (Cet. III; Jakarta: Tarjamah Center, 2013

M), h. 198 53 Hefni Bek Dayyab dkk; penerjemah: Ahmad Sunarto, Qowaidul lughoh (Kaidah-

Kaidah Bahasa Arab), (Surabaya: Al-Hidayah, 1990 M), h. 205

Page 53: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

38

Athaf merupakan cara qashr yang keempat namun jarang

dipakai ataupun dijumpai dan tidak semua huruf atau huruf tertentu

saja yang dapat dikatakan sebagai cara qashar.

Athaf secara harfiah artinya menyambung. Di antara cara

qashar yang lain adalah dengan menggunakan athaf atau

menyambung. Mengathaf atau menyambung dimaksud adalah

mengathaf dengan huruf-huruf athaf tertentu saja yang kemudian

membuat sebuah kalimat menjadi kalimat qashar. Perhatikan

contoh berikut di bawah ini.

ف السطور االعلم ف الصدور ال _ 1

Ilmu itu hanya di dada.54

ما األرض ثابتة بل متحركة _ ٢

(Bumi hanya bergerak)

ما األرض ثابتة لكن متحركة _ ٣(Bumi hanya bergerak)

3. Rukun Qashar

Batasan sebuah kalimat qashar ditandai dengan rukunnya. Apabila

sebuah kalimat telah terpenuhi rukun qashar maka kalimat tersebut

baru dapat disebut sebagai struktur kalimat qashar. Di dalam

struktur kalimat qashr ada sesuatu yang diringkas yang selanjutnya

disebut maqsur (مقصور). Pada saat yang sama ada pula sesuatu

54 Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), (Cet. III; Jakarta: Tarjamah Center, 2013

M), h. 200

Page 54: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

39

yang menjadi tempat dimana maqsur itu berada, yang selanjutnya

disebut maqsur ‘alaih.

Rukun qashar dapat ditelusuri berdasarkan adat qashar yang

digunakan. Jika adat qashar yang digunakan itu Nafi dan Istisna

maka maksur alaih jatuh setelah Istisna. Contoh sebagai berikut:

مقصور مقصور عليه

االم رسول ما مممد مممد رسول

Jika adat qashar yang digunakan adalah Innama maka

maksur alaih nya jatuh atau berada di paling akhir. Contoh sebagai

berikut:

مقصور مقصور عليه

ا يب علي كلم يب السباحة إنم الصمباح السباحة

Jika adat qashar Mendahulukan Yang Seharusnya Dibelakangkan

maka maksur alaihnya terletak pada posisi yang di kedepankan.

Contoh sebagai berikut:

مقصور مقصور عليه

ايماك ن عبد ن عبد ايماك

Page 55: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

40

Dan jika struktur kalimat qashar yang ada menggunakan

cara athaf maka maksur alaihnya adalah:

Jika athafnya menggunakan لكن .maka maksur alaih jatuh

setelah لكن. Contoh:

مقصور مقصور عليه

لكنما األرض ثابتة األرض متحركة متحركة

4. Macam-Macam Qashar

Dalam pembahasan qashar atau struktur kalimat qashr terdiri dari

maksur dan maksur alaih. Kemudian maksur dan maksur alaih di

sini dapat disebut juga sebagai dua tepi qashar.

a) Sudut Pandang Dua Tepi Qashar

Qashar dilihat dari sudut pandang dua tepinya yaitu maksur dan

maksur alaih, terbagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Qashar Sifah ‘ala Mausuf

Merupakan qashr yang maksurnya merupakan sesuatu yang

menunjukkan sifat dan maksur ‘alaihnya menunjukkan

sesuatu yang disifati atau mausuf. Contoh:

اهلل اله إالم ال Tuhan hanya Allah55

55 Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), (Cet. III; Jakarta: Tarjamah Center, 2013

M), h. 219

Page 56: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

41

Pada اله posisinya sebagai maksur. Secara bersamaan

maknanya pun menunjukkan sifah. Dan kata هللا posisinya

sebagai maksur alaih, dan secara bersamaan juga maknanya

menunjukkan sebagai mausuf (sesuatu yang disifati),

sehingga kalimat di atas disebut qashar Sifah ala Mausuf.

Kata اله posisinya sebagai maksur dan maknanya

menunjukkan sifah diringkas hanya pada هللا yang posisinya

sebagai maksur alaih dan maknanya menunjukkan mausuf,

dan terjemahannya menjadi Tuhan hanya Allah.

2. Qashr mausuf ‘ala sifah

Merupakan qashr yang maksurnya itu menunjukkan

mausuf sedangkan maksur ‘alaihnya menunjukkan sifah.

Contoh:

رسول ما مممد إالم

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul.56

Kata مممد pada contoh di atas, posisinya sebagai maksur.

Pada saat yang sama aspek makna مممد menunjukkan

sesuatu yang disifati dan disebut sebagai mausuf.

56 Sayid Ahmad Al-Hasyimi, MUTIARA ILMU BALAGHAH (Dalam Ilmu Ma’ani), (Cet.

I; Surabaya: Mutiara Ilmu Surabaya, 1994 M), h. 243

Page 57: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

42

Sementara kata رسول posisinya sebagai maksur alaih.

Kemudian pada saat yang sama makna رسول menunjukkan

sifah, sehingga qashar ini disebut sebagai qashar mausuf ala

sifah.

b) Sudut Pandang Makna Faktual

1. Qashar Haqiqi

Qashar haqiqi merupakan qashar yang maknanya secara

faktual benar adanya, kapan saja dan dimana saja, abadi dan

tidak dibatasi waktu dan atau ruang. Kemudian apabila

antara makna dan esensi dari pernyataan tersebut

menggambarkan sesuatu yang sebenarnya. Perhatikan

contoh di bawah ini:

ي روي مصر من األن هار إالم الن يل ال Yang mengairi Mesir hanya sungai Nil

ف اندونيسيا إالم بال ال

Pulau Bali hanya di Indonesia

Kalimat “Yang mengairi Mesir hanya sungai Nil”, pada

contoh no 1 di atas, memberi informasi bahwa sumber

irigasi atau pengairan di Mesir, hanya sungai Nil. Bukan

saja pada saat tertentu akan tetapi memang sepanjang masa

Page 58: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

43

bahkan hingga kini dan akan datang. Tidak dibatasi waktu.

Inilah yang dimaksud dengan makna factual, abadi, dan

sesungguhnya.57

2. Qashar Idhafi

Qashar idhafi adalah qashar yang maknanya secara factual

dibatasi waktu dan atau tempat tertentu. Informasi yang

dikandung struktur kalimat qashar idhafi benar adanya,

hanya saja benar adanya itu, ketika dihubungkan dengan

waktu dan atau tempat tertentu saja. Tidak berlaku umum.

Perhatikan contoh di bawah ini:

علي متهد إالم ال

Yang sungguh sungguh hanya Ali

ا الرئيس سوكارنو انم

Presiden hanya Soekarno

Kalimat “Yang sungguh-sungguh hanya Ali”, pada contoh

no 1 di atas, memberi informasi bahwa yang sungguh-

sungguh hanya Ali. Namun muncul pertanyaan kapankah?

Besokkah? Setahun yang lalu kah? Di sekolahnya kah atau

di kelasnya? Atau di seluruh sekolah yang ada? Bisa jadi

jawabannya adalah; bahwa yang sungguh-sungguh memang

hanya Ali, tetapi kesungguhan itu dicapainya pada tahun

57 Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), (Cet. III; Jakarta: Tarjamah Center, 2013

M), h. 223-224

Page 59: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

44

ajaran yang lalu dan itupun hanya di kelasnya saja. Adapun

jika dihubungkan dengan waktu tertentu yang lain atau

dihubungkan dengan tempat tertentu yang lain, bisa jadi

Yang sungguh-sungguh bukan hanya Ali.58

5. Makna Yang Terkandung di dalam Struktur Kalimat Qashar

Setiap struktur kalimat memberikan makna spesifik

masing-masing. struktur kalimat ismiyyah umpamanya berbeda

maknanya dengan struktur kalimat fi’liyyah. Struktur kalimat yang

kata katanya yang ada di dalamnya menempati posisi posisinya

yang standar menjadi sangat berbeda maknanya dengan struktur

kalimat yang kata katanya yang ada di dalamnya tidak menempati

posisi posisi yang seharusnya. Kata yang seharusnya diletakkan di

posisi depan, kemudian diletakkan pada posisi belakang atau

sebaliknya, maknanya menjadi sangat berbeda satu sama lain

karena terjadi perubahan posisi tadi. Demikian pula halnya dengan

struktur kalimat qashar. Setiap struktur kalimat qashar

mengandung dua makna standar yang sangat lekat dengan struktur

kalimat qashar itu sendiri.59

Struktur kalimat qashar memiliki dua makna standar yang spesifik.

Perhatikan contoh makna standar struktur kalimat qashar di bawah

ini.

58 Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), (Cet. III; Jakarta: Tarjamah Center, 2013

M), h. 224-225 59 Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), (Cet. III; Jakarta: Tarjamah Center, 2013

M), h. 234

Page 60: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

45

ا األدب الغن إنم

Makna I: Kekayaan hanya

budipekerti60

Makna II: Budipekerti bukan

hanya kekayaan

Dari konsep makna ini penulis ingin mencoba melihat dan

menganalisis terjemahan struktur kalimat qashar dalam Tafsir Al-

Mishbah Karya M. Quraish Shihab khusus pada surat Al-Baqarah.

Sesuai dengan makna harfiah qashar yaitu singkat, maka dalam

menerjemahkan struktur kalimat qashar harus menyebutkan kata

“hanya”. Sebab kata “hanya” inilah yang memberikan makna

singkat pada qashar. Oleh karena itu terjemahan standar dari

kalimat qashar sebagai berikut

ما علي إالم طبيب -

adalah: Ali hanya seorang dokter.

Ketika terjemahan ما علي إالم طبيب menjadi Ali hanya dokter pada

saat yang sama mengandung makna yang disebut dengan makna

kedua dari struktur qashar, yaitu: “Dokter bukan hanya Ali”. Dan

kata “hanya” harus disematkan pada maqsur alaih saja.

Dari teori-teori yang sudah Peneliti jelaskan di atas mengenai

konsep umum penerjemahan al-Quran dan konsep umum balaghah

khususnya qashar, maka akan dijadikan sebagai landasan analisis pada bab

empat.

60 Ahmad Syatibi, Balaghah II (Ilmu Ma’ani), (Cet. III; Jakarta: Tarjamah Center, 2013

M), h. 193

Page 61: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

46

BAB III

TAFSIR AL-MISHBAH DAN PENULIS

A. Tafsir Al Mishbah

1. Latar Belakang Penulisan Tafsir Al-Mishbah

Prof. Dr. M. Quraish Shihab merupakan salah satu ulama di Indonesia

yang secara individu menyusun tafsir yang diberi nama Tafsir Al Mishbah.

Penerbit Lentera Hati meluncurkan Tafsir al-Mishbah Wajah Baru

pada 28 Februari 2009 di Islamic Book Fair 2009 yang bertempat di Istora

Bung Karno, Senayan, Jakarta. Tafsir al-Mishbah diterbitkan pertama kali

pada tahun 2000 dan disambut dengan baik oleh umat muslim Indonesia

umumnya dan peminat tafsir alQuran khususnya. Tafsir Al-Mishbah

menghimpun lebih dari 10.000 halaman yang memuat kajian tafsir al-

Quran yang ditulis oleh M. Quraish Shihab, ahli tafsir al-Quran alumnus

Universitas Al-Azhar, Kairo. Dengan kedalaman ilmu dan kepiawaian

penulisnya dalam menjelaskan makna sebuah kosakata dan ayat al-Quran,

tafsir ini mendapat tempat di hati khalayak.61

Menurut Howard M. Feserspiel, karya Quraish Shihab tentang

tafsir ditujukan untuk kaum muslim awam, walaupun sebenarnya karya

tersebut ditujukan kepada pembaca yang cukup terpelajar. Howard

mengklasifikasikan tafsir karya Quraish Shihab sebagai karya yang sangat

61 http://www.darunnajah-cipining.com Diakses pada tanggal 25 April 2015, pukul 11:02

Page 62: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

47

kuat dan merupakan batu ujian bagi pemahaman yang lebih tentang

Islam.62

2. Sistematika Penulisan Tafsir Al-Mishbah

Dalam tafsir Al-Mishbah, dilihat dari cara penafsiran yang terdapat

dalam karya ini Quraish menggunakan metode tahlili, yaitu menafsirkan

ayat demi ayat, surat demi surat sesuai dengan Mushaf Usmani. Metode ini

sengaja dipilih oleh Quraish, karena ia ingin mengungkapkan semua isi al-

Qur’an secara rinci agar petunjuk-petunjuk yang terkandung di dalamnya

dapat dijelaskan dan dipahami.63

Menyadari kelemahan dari metode tahlili, maka Quraish member

tambahan lain dalam Tafsir Al-Mishbah dengan metode maudhu’i.

Menurut metode ini memiliki keistimewaan yaitu menghindarkan kita dari

problema atau kelemahan yang terdapat pada metode lain.64

Adapun corak dalam Tafsir Al-Mishbah ini termasuk adab al-

Ijtima’i atau kemasyarakatan, yaitu suatu penafsiran yang menitikberatkan

penjelasan ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan langsung dengan kehidupan

bermasyarakat serta berusaha untuk mengulangi masalah-masalah mereka

berdasarkan petunjuk ayat-ayat dengan mengemukakan petunjuk-petunjuk

tersebut dalam bahasa yang mudah dimengerti tapi indah didengar.65

62 Howard M. Feserspiel, Kajian al-Qur’an di Indonesia: dari Mahmud Yunus hingga

Quraish Shihab, (Cet. II; Bandung: Mizan, 1997 M), h. 11 63 Hamdani Anwar, Telaah Kritis Terhadap Tafsir Al-Mishbah Karya M. Quraish Shihab

dalam Jurnal Mimbar Agama dan Budaya, vol XXX, No. 2, h. 182 64 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Cet. XXII; Bandung: Mizan, 2001 M),

h. 14 65 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2001 M), h. 73

Page 63: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

48

B. Penulis Tafsir Al-Mishbah

1. Riwayat Hidup dan Pendidikan

Dewasa ini sudah banyak bermunculan para cendekiawan musllim

di Indonesia, salah satunya adalah Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab.

Beliau merupakan cendekiawan muslim yang sudah memiliki ilmu dalam

berbagai studi Islam maupun al-Quran dalam bidang tafsir. Apalagi

pandangan-pandangan keagamaan beliau yang moderat, menyebabkan

beliau dapat diterima oleh masyarakat.

Namanya Muhammad Quraish, putra dari Abdurrahman Shihab

(1905-1986). Nama yang disebut terakhir ini adalah seorang ulama tafsir,

yang semasa hidupnya merupakan seorang cendekiawan terkemuka di

Ujung Pandang; dia adalah salah seorang pendiri Universitas Muslim

Indonesia (UMI) di Ujung Pandang dan staf pengajar, dengan jabatan

Guru Besar (Profesor), pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin

Ujung Pandang. Jadi, sebutan “Shihab” adalah “nama keluarga”.

Dilahirkan di Rappang, Sulawesi Selatan, pada tanggal 16 Februari 1944,

M. Quraish Shihab menempuh pendidikan Sekolah Dasarnya di Ujung

Pandang. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di daerah

kelahirannya sendiri, dia kemudian melanjutkan pendidikan menengahnya

di Malang, sambil “nyantri” di Pondok Pesantren Darul-Hadits al-Fiqhiyah

di kota yang sama.66

66 Mustafa, M. Quraish Shihab Membumikan Kalam di Indonesia, (Cet. I; Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010 M), h. 63-64

Page 64: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

49

Pada tahun 1958, dalam usia 14 tahun, M. Quraish Shihab

meninggalkan Indonesia menuju Kairo, Mesir, untuk melanjutkan studinya

di al-Azhar. Pada tahun 1967, dalam usia 23 tahun, dia berhasil meraih

gelar Lc. (Licence, Sarjana Sastra Satu) pada fakultas Ushuluddin, Jurusan

Tafsir dan Hadis Universitas al-Azhar Kairo. Dia kemudian melanjutkan

studinya pada Fakultas yang sama, dan dua tahun berikutnya, tahun 1969,

dia berhasil meraih gelar M.A (Master of Art) dalam spesialisasi bidang

Tafsir al-Quran, dengan tesis berjudul al-I’jaz at-Tasyri’i li alQuran al-

Karim.67

Selama masa karirnya sebagai dosen pada periode pertama di IAIN

Alauddin di Ujung Pandang, M. Quraish Shihab telah melakukan beberapa

penelitian, antara lain penelitian tentang “Penerapan Kerukunan Hidup

Beragama di Indonesia Timur” (1975) dan “Masalah Wakaf Sulawesi

Selatan” (1978). Sepuluh tahun lamanya M. Quraish Shihab mengabdikan

dirinya sebagai staf pengajar di IAIN Alauddin Ujung Pandang dan

mendarma-baktikan ilmunya kepada masyarakat Sulawesi Selatan

umumnya. Pada tahun 1980 dia kembali meninggalkan tanah airnya

menuju Kairo, Mesir, untuk melanjutkan studi Doktoralnya di

almamaternya Universitas Al-Azhar.68

Setelah berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu-ilmu

alQuran di Universitas al-Azhar, M. Quraish Shihab kembali ke tempat

67 Mustafa, M. Quraish Shihab Membumikan Kalam di Indonesia, (Cet. I; Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010 M), h. 65 68 Mustafa, M. Quraish Shihab Membumikan Kalam di Indonesia, (Cet. I; Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010 M), h. 65-66

Page 65: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

50

tugas semula, IAIN Alauddin Ujung Pandang. Tidak sampai dua tahun di

IAIN Alauddin Ujung Pandang, pada tahun 1984 dia hijrah ke Jakarta dan

ditugaskan pada Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Pascasarjana IAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kenyataannya, M. Quraish Shihab telah

merespon tantangan dan peluang kehidupan akademus di ibukota itu

secara cerdas dan bertanggung jawab. Pada tahun 1987 keluar bukunya

Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Departemen Agama, 1987). Setahun

kemudian terbit bukunya Mahkota Tuntunan Ilahi (Tafsir Surah al-

Fatihah) (Jakarta: Utgama, 1988). Di luar kampus, dia juga dipercaya

menduduki sejumlah jabatan penting, antara lain, Ketua Majelis Ulama

Indonesia (MUI) Pusat (sejak 1984), Anggota Lajnah Pentashih alQuran

Departemen Agama (sejak 1989), dan Anggota Badan Pertimbangan

Pendidikan Nasional (sejak 1989). Dalam organisai-organisai profesi, dia

duduk sebagai Pengurus Perhimpunan Ilmu-Ilmu Syari’ah, Pengurus

Konsorsium Ilmu-Ilmu Agama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

dan Asisten Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia

(ICMI) Pusat.69

2. Karya-Karya M. Quraish Shihab

Dalam Kabinet Pembangunan VII yang dilantik bulan Maret 1998,

M. Quraish Shihab duduk sebagai Menteri Agama. Tetapi kabinet itu

hanya berusia dua bulan dan jatuh pada tanggal 21 Mei 1998. Kemudian

pada tahun 1999 dia diangkat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa

69 Mustafa, M. Quraish Shihab Membumikan Kalam di Indonesia, (Cet. I; Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010 M), h. 71-73

Page 66: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

51

Penuh untuk Mesir. Di negeri tempat kuliahnya itulah dia menyelesaikan

karya Yang Tersembunyi (1999), yang merupakan karya terakhirnya pada

tahun 1990-an. Menurut Howard M. Federspiel, dengan mengacu kepada

“Membumikan” al-Quran, Lentera Hati, dan Wawasan al-Quran, seting

sosial karya-karya M. Quraish Shihab mencakup masyarakat awam dan

kamu terpelajar; dalam bahasa Federspiel sendiri dikatakan “ia ditulis

untuk dapat digunakan oleh kaum Muslim awam, tetapi sebenarnya ia

ditujukan kepada pembaca yang cukup terpelajar”. Kesimpulan Federspiel

ini dapat pula diberlakukan pada karya-karya M. Quraish Shihab yang

lainnya yang disebutkan di atas. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

seting sosial pemikiran kalam M. Quraish Shihab adalah masyarakat

Muslim awam dan juga masyarakat Muslim terpelajar di Indonesia.70

70 Mustafa, M. Quraish Shihab Membumikan Kalam di Indonesia, (Cet. I; Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010 M), h. 73-74

Page 67: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

52

BAB IV

ANALISIS PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR

DALAM TAFSIR AL-MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH

SHIHAB

A. Sekilas Tentang QS. Al-Baqarah

Sebelum membahas pada bab analisis, penulis telah menjelaskan

segala hal yang berkaitan dengan penerjemahan dan balaghah yang

mengenai qashr pada bab II. Kemudian pada bab III peneliti telah

memaparkan biografi penulis dan gambaran umum mengenai tafsir Al-

Mishbah dan penjelasan surat Al-Baqarah yang akan dianalisis oleh

penulis. Surat Al-Baqarah merupakan surat kedua dalam urutan surat-surat

dalam al-Quran setelah surat Al-Fatihah. Di dalamnya banyak peristiwa

sejarah yang dijelaskan dalam surat Al-Baqarah. Surat Al-Baqarah ini

terdiri dari 286 ayat. Surat ini merupakan surat terpanjang dalam al-Quran.

Surat ini dinamai ‘Al-Baqarah’ karena di dalamnya disebutkan

kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani

Israil (ayat 67 dampai dengan 74), di mana dijelaskan watak orang Yahudi

pada umumnya. Dinamai juga “Fusthaathul-Quran” (puncak al-Quran)

karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang

lain. Dinamai juga surat ‘alif-laam-miim’ karena surat ini dimulai dengan

Alif-laam-miim.71

71 Departemen Agama R.I, Al Quran DAN TERJEMAHNYA, (Semarang: Karya Toha

Putra, 1998 M), h. 7

Page 68: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

53

Surat ini turun setelah Nabi hijrah ke Madinah. Ayat-ayatnya

berjumlah 286 ayat. Begitu banyak persoalan yang dibicarakannya, tidak

heran, karena masyarakat Madinah ketika itu sangat heterogen, baik dalam

suku, agama, maupun kecenderungan. Di sisi lain, ayat-ayat surat ini

berbicara menyangkut peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa yang

cukup panjang. Kalaulah peristiwa pengalihan kiblat (ayat 142), atau

perintah berpuasa (ayat 183), dijadikan sebagai awal masa turunnya surat

ini, dan ayat 281 sebagai akhir ayat alQuran yang diterima Nabi

Muhammad SAW. sebagaimana disebutkan dalam sejumlah riwayat –

maka ini berarti bahwa surat Al-Baqarah secara keseluruhan turun dalam

masa sepuluh tahun. Karena perintah pengalihan kiblat terjadi setelah

sekitar 18 bulan Nabi Muhammad SAW. berada di Madinah, sedang ayat

terakhir turun beberapa saat/hari sebelum beliau wafat, tanggal 12 Rabiul

Awal tahun 13 Hijriah. Kepercayaan akan kekuasaan Allah menghidupkan

kembali siapa yang telah wafat sebagaimana diuraikan dalam kisah Al-

Baqarah merupakan salah satu faktor dan pendorong utama untuk beramal

shaleh dan menghindari kejahatan. Ganjaran dan balasan itu diterima

secara utuh di akhirat kelak setelah manusia dibangkitkan dari

kematiannya. Surat ini dinamai juga as-sinaām yang berarti puncak,

karena tiada lagi puncak petunjuk setelah Kitab suci ini, dan tiada puncak

setelah kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa dan keniscayaan hari

kiamat. Ia dinamai juga az-zahrā’ yakni terang benderang, karena

kandungan surat ini menerangi jalan dengan benderang menuju

Page 69: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

54

kebahagiaan dunia dan akhirat, serta menjadi penyebab bersinar terangnya

wajah siapa yang mengikuti petunjuk-petunjuk surat ini kelak dikemudian

hari.72

B. Ayat-Ayat yang Mengandung Struktur Kalimat Qashar

Berikut ini beberapa ayat yang mengandung struktur kalimat qashar.

Penulis susun sesuai metodologi qashar yang ada, yaitu:

1. Yang menggunakan Nafi dan Istisna

a. Terdapat pada ayat 9:

b. Terdapat pada ayat 26:

c. Terdapat pada ayat 32:

d. Terdapat pada ayat 78:

72 M. Quraish Shihab, TAFSIR AL-MISHBAH (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran),

(Cet. I; Ciputat: Lentera Hati, 2000 M), h. 81-82

Page 70: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

55

e. Terdapat pada ayat 83:

f. Terdapat pada ayat 99:

g. Terdapat pada ayat 114:

h. Terdapat pada ayat 163:

2. Yang menggunakan Innama

a. Terdapat pada ayat 11:

b. Terdapat pada ayat 14:

Page 71: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

56

c. Terdapat pada ayat 102:

d. Terdapat pada ayat 169:

e. Terdapat pada ayat 173:

f. Terdapat pada ayat 275:

الرباء

3. Yang menggunakan metode Mendahulukan Yang Seharusnya

Dibelakangkan, di antaranya:

a. Terdapat pada ayat 7:

ولم عذاب عظيم b. Terdapat pada ayat 8:

ومن النماس من ي قول

c. Terdapat ada ayat 10:

ف ق لوبم مرض

ولم عذاب أليم

Page 72: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

57

Selanjutnya pada bab ini penulis akan menganalisis terjemahan

struktur kalimat qashar dalam surat Al-Baqarah yang telah disebutkan di

atas. Analisis akan dilakukan dengan mengamati hasil terjemahan pada

Tafsir Al-Mishbah karya Prof. DR. M. Quraish Shihab dari segi struktur

qashar. Dari ayat-ayat yang telah dijelaskan di atas, penulis hanya

membatasi pada dua cara qashar yaitu cara Innama dan cara Nafi Istisna.

Berikut ini analisis penulis mengenai hasil terjemahan ayat oleh Prof. DR.

M. Quraish Shihab yang mengandung unsur kalimat qashar sesuai

metodenya.

C. Analisis Terjemahan Struktur Kalimat Qashar

Pada bagian ini, analisis akan dilakukan secara berurutan sesuai dengan

metode qashar yang terdapat dalam ayat.

1. Analisis terhadap ayat-ayat yang mengandung struktur kalimat

qashar dengan menggunakan Nafi dan Istitsna ( النفي واإلستثناء ).

Dari jumlah ayat yang ada yaitu 286 ayat, penulis menemukan

beberapa ayat yang terjemahannya mengandung unsur qashar

dengan adat Nafi dan Istisna berjumlah 8 ayat.

1.1 Terdapat pada ayat 9:

Page 73: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

58

Potongan ayat di atas dalam tafsir Al-Mishbah diterjemahkan

sebagai berikut: padahal mereka hanya menipu diri mereka

sendiri sedang mereka tidak sadar.

Sesuai dengan kerangka teori menerjemahkan struktur kalimat

qashar yang ada maka terjemahan dan makna ayat di atas sudah

tepat. Penulis mengusulkan kandungan makna yang sesuai dengan

terjemahan di atas yaitu:

- Makna I: Yang mereka tipu hanya diri mereka

Lebih dari itu sesuai dengan teori yang dibangun di atas maka

didapat kandungan makna pada terjemahan ayat di atas dalam

bentuknya yang kedua yaitu:

- Makna II: Diri mereka bukan hanya mereka tipu.

1.2 Terdapat pada ayat 26:

Potongan ayat di atas dalam tafsir Al-Mishbah diterjemahkan

sebagai berikut: Dan tidak ada yang disesatkan kecuali orang-

orang yang fasik.

Sesuai dengan kerangka teori menerjemahkan struktur kalimat

qashar yang ada maka terjemahan dan makna ayat di atas sudah

tepat. Penulis mengusulkan kandungan makna yang sesuai dengan

terjemahan di atas yaitu:

Page 74: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

59

- Makna I: Yang disesatkan hanya orang-orang fasik.

Lebih dari itu sesuai dengan teori yang dibangun di atas maka

didapat kandungan makna pada terjemahan ayat di atas dalam

bentuknya yang kedua yaitu:

- Makna II: Orang-orang fasik bukan hanya disesatkan.

1.3 Terdapat pada ayat 32:

Potongan ayat di atas dalam tafsir Al-Mishbah diterjemahkan

sebagai berikut: tidak ada pengetahuan bagi kami selain dari apa

yang telah Engkau ajarkan kepada kami.

Sesuai dengan kerangka teori menerjemahkan struktur kalimat

qashar yang ada maka terjemahan dan makna ayat di atas sudah

tepat. Penulis mengusulkan kandungan makna yang sesuai dengan

terjemahan di atas yaitu:

- Makna I: Kami hanya menerima pengetahuan dari apa

yang Engkau ajarkan.

Lebih dari itu sesuai dengan teori yang dibangun di atas maka

didapat kandungan makna pada terjemahan ayat di atas dalam

bentuknya yang kedua yaitu:

- Makna II: Yang Engkau ajarkan kepada kami bukan

hanya pengetahuan.

Page 75: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

60

1.4 Terdapat pada ayat 78:

Potongan ayat di atas dalam tafsir Al-Mishbah diterjemahkan

sebagai berikut: Dan di antara mereka ada ummiyyun, tidak

mengetahui al-Kitab tetapi amani belaka.

Sesuai dengan kerangka teori menerjemahkan struktur kalimat

qashar yang ada maka terjemahan dan makna ayat di atas sudah

tepat. Penulis mengusulkan kandungan makna yang sesuai dengan

terjemahan di atas yaitu:

- Makna I: Yang mereka ketahui tentang Al-Kitab hanya

amani

Lebih dari itu sesuai dengan teori yang dibangun di atas maka

didapat kandungan makna pada terjemahan ayat di atas dalam

bentuknya yang kedua yaitu:

- Makna II: Amani bukan hanya yang mereka ketahui.

1.5 Terdapat pada ayat 83:

Page 76: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

61

Dalam kalimat di atas diterjemahkan sebagai berikut (Tafsir Al-

Mishbah): Kamu tidak menyembah selain Allah

Sesuai dengan kerangka teori menerjemahkan struktur kalimat

qashar yang ada maka terjemahan dan makna ayat di atas sudah

tepat. Penulis mengusulkan kandungan makna yang sesuai dengan

terjemahan di atas yaitu:

- Makna I: Kamu menyembah hanya Allah

Lebih dari itu sesuai dengan teori yang dibangun di atas maka

didapat kandungan makna pada terjemahan ayat di atas dalam

bentuknya yang kedua yaitu:

- Makna II: Allah bukan hanya kamu sembah

1.6 Terdapat pada ayat 99:

Potongan ayat di atas dalam tafsir Al-Mishbah diterjemahkan

sebagai berikut: dan tidak ada yang ingkar kepadanya, melainkan

orang-orang yang fasik.

Sesuai dengan kerangka teori menerjemahkan struktur kalimat

qashar yang ada maka terjemahan dan makna ayat di atas sudah

tepat. Penulis mengusulkan kandungan makna yang sesuai dengan

terjemahan di atas yaitu:

- Makna I: Yang ingkar kepadaNya hanya orang-orang

fasik.

Page 77: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

62

Lebih dari itu sesuai dengan teori yang dibangun di atas maka

didapat kandungan makna pada terjemahan ayat di atas dalam

bentuknya yang kedua yaitu:

- Makna II: Orang-orang fasik bukan hanya ingkar

kepadaNya

1.7 Terdapat pada ayat 114:

Potongan ayat di atas dalam tafsir Al-Mishbah diterjemahkan

sebagai berikut: Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya,

kecuali dengan rasa takut.

Sesuai dengan kerangka teori menerjemahkan struktur kalimat

qashar yang ada maka terjemahan dan makna ayat di atas sudah

tepat. Penulis mengusulkan kandungan makna yang sesuai dengan

terjemahan di atas yaitu:

- Makna I: Yang pantas masuk ke dalamnya hanya orang-

orang yang takut.

Lebih dari itu sesuai dengan teori yang dibangun di atas maka

didapat kandungan makna pada terjemahan ayat di atas dalam

bentuknya yang kedua yaitu:

- Makna II: Orang-orang yang takut bukan hanya masuk

ke dalamnya.

Page 78: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

63

1.8 Terdapat pada ayat 163:

Potongan ayat di atas dalam tafsir Al-Mishbah diterjemahkan

sebagai berikut: tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)

melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Sesuai dengan kerangka teori menerjemahkan struktur kalimat

qashar yang ada maka terjemahan dan makna ayat di atas sudah

tepat. Penulis mengusulkan kandungan makna yang sesuai dengan

terjemahan di atas yaitu:

- Makna I: Tuhan hanya Dia Yang Maha Pemurah lagi

Maha Penyayang.

2. Analisis terhadap ayat-ayat yang mengandung struktur kalimat

qashar dengan menggunakan Innama ( إنا ).

Dari jumlah ayat yang ada yaitu 286 ayat, peneliti menemukan

beberapa kalimat yang mengandung unsur qashr untuk metode

Innama berjumlah 6 ayat.

2.1 Terdapat pada ayat 11:

Potongan ayat di atas dalam tafsir Al-Mishbah diterjemahkan

sebagai berikut: ‘Sesungguhnya hanya kami orang-orang

mushlih’.

Page 79: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

64

Sesuai dengan kerangka teori struktur kalimat qashar yang ada

maka terjemahan maupun kandungan makna ayat di atas tidak tepat

karena penempatan kata ‘hanya’ bukan pada maksur alaih, namun

dari segi penerjemahan sudah tepat. Penulis mengusulkan

kandungan makna yang sesuai dengan terjemahan di atas yaitu:

- Makna I: Kami hanya orang-orang mushlih.

Lebih dari itu sesuai dengan teori yang dibangun di atas maka

didapat kandungan makna pada terjemahan ayat di atas dalam

bentuknya yang kedua yaitu:

- Makna II: Orang-orang muslih bukan hanya kami

2.2 Terdapat pada ayat 14:

Potongan ayat di atas dalam tafsir Al-Mishbah diterjemahkan

sebagai berikut: Kami hanyalah pengolok-olok.

Terjemahan di atas dalam Tafsir Al-Mishbah dan dalam segi

maknanya sudah tepat dalam terjemahan struktur kalimat qashar

yaitu bahwa penerjemah sudah meletakkan kata “hanya” pada

maqsur alaih, sehingga penulis ingin menambahkan satu lagi

makna qashar dari terjemahan di atas sebagai berikut:

- Pengolok-olok bukan hanya kami

Page 80: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

65

2.3 Terdapat pada ayat 102:

Potongan ayat di atas dalam tafsir Al-Mishbah diterjemahkan

sebagai berikut: Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu),

sebab itu janganlah kamu kafir.

Sesuai dengan kerangka teori menerjemahkan struktur kalimat

qashar yang ada maka terjemahan dan makna ayat di atas sudah

tepat.

Lebih dari itu sesuai dengan teori yang dibangun di atas maka

didapat kandungan makna pada terjemahan ayat di atas dalam

bentuknya yang kedua yaitu:

- Makna II: Cobaan bukan hanya Kami, janganlah kamu

kafir

2.4 Terdapat pada ayat 169:

Potongan ayat di atas dalam tafsir Al-Mishbah diterjemahkan

sebagai berikut: Sesungguhnya syaitan hanya menyuruh kamu

berbuat jahat dan keji.

Page 81: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

66

Sesuai dengan kerangka teori menerjemahkan struktur kalimat

qashar yang ada maka terjemahan dan makna ayat di atas sudah

tepat. Penulis mengusulkan kandungan makna yang sesuai dengan

terjemahan di atas yaitu:

- Makna I: Syaitan menyuruh kamu hanya berbuat jahat

dan keji.

Lebih dari itu sesuai dengan teori yang dibangun di atas maka

didapat kandungan makna pada terjemahan ayat di atas dalam

bentuknya yang kedua yaitu:

- Makna II: Yang menyuruh kamu berbuat jahat dan keji

bukan hanya syaitan

2.5 Terdapat pada ayat 173:

Potongan ayat di atas dalam tafsir Al-Mishbah diterjemahkan

sebagai berikut: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagi

kamu bangkai, darah, daging babi

Sesuai dengan kerangka teori menerjemahkan struktur kalimat

qashar yang ada maka terjemahan dan makna ayat di atas sudah

tepat. Penulis mengusulkan kandungan makna yang sesuai dengan

terjemahan di atas yaitu:

- Makna I: Allah mengharamkan bagi kamu hanya

bangkai, darah, daging babi.

Page 82: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

67

Lebih dari itu sesuai dengan teori yang dibangun di atas maka

didapat kandungan makna pada terjemahan ayat di atas dalam

bentuknya yang kedua yaitu:

- Makna II: Yang mengharamkan bagi kamu bangkai,

darah, dan daging babi bukan hanya Allah

2.6 Terdapat pada ayat 275:

ا الب يع مثل الربا إنمPotongan ayat di atas dalam tafsir Al-Mishbah diterjemahkan

sebagai berikut: Jual beli tidak lain kecuali sama dengan riba.

Sesuai dengan kerangka teori menerjemahkan struktur kalimat

qashar yang ada maka terjemahan dan makna ayat di atas sudah

tepat. Penulis mengusulkan kandungan makna yang sesuai dengan

terjemahan di atas yaitu:

- Makna I: Jual beli hanya seperti riba.

Lebih dari itu sesuai dengan teori yang dibangun di atas maka

didapat kandungan makna pada terjemahan ayat di atas dalam

bentuknya yang kedua yaitu:

- Makna II: Yang seperti riba bukan hanya jual beli.

Page 83: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan dalam penerjemahan, tidak hanya menerjemahkan dari

bahasa sumber ke bahasa sasaran yang ada pada interaksi atau

komunikasi secara lisan tetapi juga seorang penerjemah juga dapat

menerjemahkan dalam bentuk tulisan, salah satunya adalah kegiatan

penerjemahan teks keagamaan termasuk penerjemahan al-Quran.

Namun, kegiatan tersebut bukanlah kegiatan yang mudah apalagi tidak

semua orang mampu menerjemahkan sesuatu hal atau naskah berbahasa

asing dengan baik khususnya dalam menerjemahkan ayat-ayat al-Quran

yang memiliki tingkat kesulitan dan kehati-hatian lebih tinggi dari

sekedar menerjemahkan naskah lainnya.

Muhammad Quraish Shihab merupakan cendekiawan muslim yang

sudah memiliki ilmu dalam berbagai studi Islam maupun al-Quran dalam

bidang tafsir dan termasuk dalam hal menerjemahkan ayat-ayat al-Quran.

Hasil-hasil terjemahannya pun sangat baik sehingga para pembaca dari

seluruh kalangan dapat memahaminya dengan baik. Salah satunya hasil

terjemahan yang terdapat pada cetakan pertama tahun 2000 sangat baik

dalam segi ilmu balaghah dan dalam segi struktur ushlub qashar

khususnya terjemahan dalam QS. Al-Baqarah.

Page 84: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

69

Terjemahan dalam QS. Al-Baqarah pada Tafsir Al-Mishbah

banyak terdapat unsur Ilmu Balaghah terutama dalam struktur qashar.

Sesuai dengan teori dan konsep qashar itu sendiri, penerjemah sudah

menerapkan dalam hasil terjemahannya dengan sangat baik. Terjemahan-

terjemahan tersebut tidak hanya baik dari segi teori dan konsep qashar saja

tetapi juga sudah sangat baik dari segi teori dan konsep penerjemahan.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan di atas, sepertinya para penerjemah di

Indonesia bisa dan mampu menghasilkan terjemahan al-Quran yang lebih

baik lagi, lebih indah lagi dari segi balaghah, dan bahkan bisa lebih singkat

apabila terjemahannya itu mengandung struktur qashar seperti halnya yang

dilakukan oleh Prof. DR. M. Quraish Shihab. Dan tentu juga hal ini bisa

menjadi tantangan besar pula bagi penerjemah lain di Indonesia agar bisa

menghasilkan terjemahan yang selaras maupun sesuai dengan budaya kita

dan problematika kekinian.

Page 85: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

70

DAFTAR PUSTAKA

Al Farisi, M. Zaka. 2011. Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Al Hasyimi, Sayid Ahmad. 1994. MUTIARA ILMU BALAGHAH Dalam Ilmu

Ma’ani. Surabaya: Mutiara Ilmu.

Al Jarim, Ali., dan Amin, Musthafa. 2011. Al-Balaaghatul Waadhihah. Bandung:

Sinar Baru Algensindo.

Anwar, Hamdani. Telaah Kritis Terhadap Tafsir Al-Mishbah Karya M. Quraish

Shihab dalam Jurnal Mimbar Agama dan Budaya, vol. XXX No.

2.

Aslinda dan Syafyahya, Leni. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika

Aditama.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka

Cipta.

Dayyab, Hefni Bek dkk. 1990. Qowaidul Lughoh (Kaidah-Kaidah Bahasa Arab).

Surabaya: Al-Hidayah.

Departemen Agama R.I. 1998. Alquran dan Terjemahannya. Semarang: PT.

Karya Toha Putra.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Gramedia.

Djajasudarma, T. Fatimah. 1999. Semantik 2 (Pemahaman Ilmu Makna).

Bandung: Refika.

Feserspiel, Howard M. 1997. Kajian alQuran di Indonesia: dari Mahmud Yunus

hingga Quraish Shihab. Bandung: Mizan.

Hidayatullah, Moch. Syarif. 2012. Cakrawala Linguistik Arab. Tangerang:

Alkitabah.

Page 86: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

71

~~~~~~~~~. 2010. Tarjim Al-An (Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia).

Tangerang: Dikara.

Hidayat, Rahmat. 2008. Pemikiran Muhammad Quraish Shihab tentang

Poligami.pdf. Malang: UIN Malang. http//lib.uin-malang.ac.id

Hoed, Benny Hoedoro. 2006. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: Dunia

Pustaka Jaya.

Munip, Abdul. 2010. Transmisi Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia. Jakarta:

Puslitbang Lektur Keagamaan.

Mustafa. 2010. M. Quraish Shihab Membumikan Kalam di Indonesia.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nababan, M. Rudolf. 2008. Teori Menerjemah Bahasa Inggris. Yogyakarta:

Pustaka pelajar.

Nasib ar Rifa’i, Muhammad. 2012. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema

Insani.

Novianti, Aryani., dan Rufaida, Ulya Rizky. 2009. Metode Tafsir dan Penafsiran

(Studi Ulumul Qur’an). Jakarta: Zikra Multi Service.

Parera, Jos Daniel. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.

Quraish Shihab, M. 2002. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.

~~~~~~~~~. 2001. Membumikan Al-Quran. Bandung: Mizan.

Sayogi, Frans. 2008. Penerjemahan Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah.

Siregar, Roswani. 2009. Analisis Penerjemahan dan Pemaknaan Istilah Teknis:

Studi Kasus pada Terjemahan Dokumen Kontrak.pdf. Medan:

Universitas Sumatera Utara. http://www.

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5689/1/09E00816.

Page 87: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

72

Strauss, Anselm dan Corbin, Juliet. 2009. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif Tata

Langkah dan Teknik-Teknik Teoritis Data. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Subuki, Makyun. 2011. Semantik (Pengantar Memahami Makna Bahasa).

Jakarta: Transpustaka.

Sulistyo, Hermawan. 1992. Penterjemahan Buku: Sudut Pandang Penerjemah

(dalam buku PENERJEMAHAN BUKU; Hasil Seminar Sehari

tentang Penerjemahan Buku). Jakarta: Badan Pertimbangan

Pengembangan Buku Nasional.

Suryawinata, Zuchridin dan Sugeng Hariyanto. 2003. Translation: Bahasa Teori

dan Penuntun Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius.

Syatibi, Ahmad. 2013. Balaghah II (Ilmu Ma’ani). Jakarta: Tarjamah Center.

Syihabuddin. 2005. Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek). Bandung:

Humaniora.

Uhlenbeck, E.M. 1982. Ilmu Bahasa: pengantar dasar. Jakarta: Djambatan.

Widyamartaya, A. 1989. Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius.

Zaenuddin, Mamat., dan Nurbayan, Yayan. 2007. Pengantar Ilmu Balaghah.

Bandung: Refika Aditama.

http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/04/17/m2m933-melacak-

sejarah-penerjemahan-alquran (Republika Online, oleh: Nidia

Zuraya 17 April 2012.

http://www.ilmuhumaniora.com/2014/problematika-padanan-dalam-

penerjemahan-dan-solusinya/ by Nurdin Bramono.

http://www.yufidia.com/balaghah-al-maani-al-bayan-dan-al-badi

http://www.belajarbahasaarab.org/ilmu-badi/

http://www.darunnajah-cipining.com

Page 88: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

73

LAMPIRAN

Ushlub Qashar Ayat-ayat (QS. Al-Baqarah)

Makna I: Yang mereka tipu hanya diri

mereka

Makna II: Diri mereka bukan hanya

mereka tipu

Makna I: Yang disesatkan hanya

orang-orang fasik.

Makna II: Orang-orang fasik bukan

hanya disesatkan.

Makna I: Kami hanya menerima

pengetahuan dari apa yang Engkau

ajarkan.

Makna II: Yang Engkau ajarkan

kepada kami bukan hanya

pengetahuan.

Makna I: Yang mereka ketahui

tentang Al-Kitab hanya amani

Makna II: Amani bukan hanya yang

mereka ketahui.

Makna I: Kamu menyembah hanya

Allah

Makna II: Allah bukan hanya kamu

sembah

Page 89: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

74

Makna I: Yang ingkar kepadaNya

hanya orang-orang fasik.

Makna II: Orang-orang fasik bukan

hanya ingkar kepadaNya

Makna I: Yang pantas masuk ke

dalamnya hanya orang-orang yang

takut.

Makna II: Orang-orang yang takut

bukan hanya masuk ke dalamnya.

Makna I: Tuhan hanya Dia Yang

Maha Pemurah lagi Maha

Penyayang.

Makna I: Kami hanya orang-orang

mushlih.

Makna II: Orang-orang muslih bukan

hanya kami

Makna I: Kami hanyalah pengolok-

olok

Makna II: Pengolok-olok bukan hanya

kami

Makna I: Sesungguhnya kami hanya

cobaan (bagimu), sebab itu janganlah

kamu kafir

Makna II: Cobaan bukan hanya Kami,

janganlah kamu kafir

Page 90: PENERJEMAHAN STRUKTUR KALIMAT QASHR DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29708/1/REDA... · MISHBAH KARYA PROF. DR. M. QURAISH SHIHAB (Studi Kasus: QS. Al-Baqarah)

75

Makna I: Syaitan menyuruh kamu

hanya berbuat jahat dan keji

Makna II: Yang menyuruh kamu

berbuat jahat dan keji bukan hanya

syaitan

Makna I: Allah mengharamkan bagi

kamu hanya bangkai, darah, daging

babi.

Makna II: Yang mengharamkan bagi

kamu bangkai, darah, dan daging

babi bukan hanya Allah

Makna I: Jual beli hanya seperti riba

Makna II: Yang seperti riba bukan

hanya jual beli.

ا الب يع مثل الربا إنم