PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN...

58
PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI SKRIPSI Oleh : Mutia Nadia 201210230311028 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016

Transcript of PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN...

Page 1: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

SKRIPSI

Oleh :

Mutia Nadia

201210230311028

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

Page 2: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh :

Mutia Nadia

201210230311028

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

Page 3: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Skripsi : Penerimaan Diri Dalam Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi

2. Nama Peneliti : Mutia Nadia

3. NIM : 201210230311028

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian : 3 Desember – 29 Desember 2015

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 2 Februari 2016

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dr. Iswinarti, M.Si. ( )

Anggota Penguji : 1. Siti Maimunah, S.Psi, MM, MA. ( )

2. Ni’Matuzahroh, S.Psi, M.Si. ( )

3. M. Shohib, S.Psi, M.Si. ( )

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Iswinarti, M.Si. Siti Maimunah, S.Psi, MM, MA.

Malang,

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Dra. Tri Dayakisni, M.Si

Page 4: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mutia Nadia

NIM : 201210230311028

Fakultas/Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :

Penerimaan Diri Dalam Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Malang, 28 Januari 2016

Mengetahui,

Ketua Program Studi Yang Menyatakan,

Yuni Nurhamidah, S.Psi, M.Si. Mutia Nadia

Materai Rp. 6000

Page 5: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia, rezeki, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarga, sahabat, dan kepada umatnya sampai akhir zaman. Penulisan skripsi ini dengan judul “Penerimaan Diri Dalam Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi” diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan yang bermanfaat, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si selaku ketua program studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. Iswinarti, M.Si selaku pembimbing I dan Siti Maimunah S.Psi., MM., MA selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan arahan, bimbingan yang sangat berguna sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Diana Savitri Hidayati, S.Psi, M.Psi selaku dosen wali yang telah membimbing, memberikan nasihat, dan begitu banyak mencurahkan kasih sayang dan perhatian yang begitu berarti bagi penulis.

5. Kepada seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman serta memberikan pengarahan yang bermanfaat bagi penulis.

6. Kepada Ayah dan Ibu tersayang, M. Munawar dan Dian Yuliatmianti yang tidak hentinya memanjatkan doa dalam setiap sujudnya, memberikan semangat, dukungan, serta menjadi motivasi bagi penulis baik secara moril dan materil demi kelancaran skripsi ini. Dukungan dari kalian menjadi kekuatan besar bagi penulis agar mampu dan yakin dalam proses perkuliahan sampai dengan proses skripsi ini. Serta adik-adik terkasih, M. Faishal Aldian, Aqilah Fadhiyah yang menjadi motivasi dan semangat bagi penulis. Teruslah berprestasi dan melakukan hal positif untuk membanggakan kedua orang tua.

7. Kepada Zani Patria Akbar yang selalu mendukung, mendoakan, memberikan nasihat dan memberikan semangat tiada henti untuk kelancaran perkuliahan dan proses skripsi, serta Fritta Esya Putri yang juga tidak luput selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis agar mampu menjalani hari-hari dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kepada teman-teman tercinta, Nova Ariyanthi, Amelia Namira, Galuh Kikiany Sulanjono, Weny Joana Indrianing Islam, yang tiada henti mencurahkan kasih sayang, menjadi penyemangat dan memberikan dukungan tiada habisnya untuk mendorong penulis menjadi lebih termotivasi dalam perkuliahan sampai dengan proses skripsi. Terima kasih selalu menemani hari-hari penulis dalam keadaan senang maupun susah.

9. Kepada Muhammad Slamet (Mas Memet) yang membantu kelancaran proses skripsi dan dengan sabar memberikan arahan dan bantuan kepada penulis serta terima kasih

Page 6: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

iv

untuk ilmu yang bermanfaat yang telah diberikan. Serta sahabatku Amalia Asfarina, yang selalu memberikan dukungan luar biasa, Syauqi Dzulfikar dan Ical Nesar yang juga selalu memberikan semangat.

10. Kepada seluruh keluarga besar psikologi 2012, khususnya psikologi B dan psikologi A angkatan 2012 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang memberikan banyak pengalaman, dukungan, dan telah menjadikan penulis sebagai keluarga baru.

11. Teman-teman bimbingan seperjuangan Dewi, Astri, Ayu, Syifa, Andin, Mirza, Kiki Yunida, Kiki, Shella, Alfi, Resti, Lovi, Defi, Manda yang selalu memberikan informasi dan menjadi motivasi bagi penulis untuk terus menyelesaikan skripsi dengan baik.

12. Kepada seluruh kerabat, teman, sahabat, dan sanak keluarga di Malang maupun Mataram yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang juga tidak lupa selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah mendukung dan menjadi motivasi bagi penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan karena setiap manusia tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat menjadikan penulis lebih baik lagi dan dapat menciptakan karya yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga karya ini memberikan manfaat bagi semua pihak.

Malang, 28 Januari 2016

Penulis

Mutia Nadia

Page 7: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

v

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ..................................................................................................................... i

Surat Pernyataan ........................................................................................................................ ii

Kata Pengantar .......................................................................................................................... iii

Daftar Isi ..................................................................................................................................... v

Daftar Tabel ............................................................................................................................... vi

Daftar Lampiran ....................................................................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 2

Masa Pensiun .......................................................................................................................... 5

Penerimaan Diri ...................................................................................................................... 6

Status Sosial Ekonomi ............................................................................................................ 8

Penerimaan Diri Pensiun Berdasarkan Status Sosial Ekonomi ............................................ 10

METODE PENELITIAN ....................................................................................................... 11

Rancangan Penelitian ........................................................................................................... 11

Subjek Penelitian .................................................................................................................. 11

Variabel dan Instrumen Penelitian ....................................................................................... 11

Prosedur dan Analisa Data ................................................................................................... 13

HASIL PENELITIAN ............................................................................................................ 14

DISKUSI .................................................................................................................................. 15

SIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................................................................. 18

REFERENSI ............................................................................................................................ 19

LAMPIRAN............................................................................................................................. 22

Page 8: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Indeks validitas dan reliabilitas instrumen penelitian .............................................. 12

Tabel 2.1. Deskripsi subjek penelitian ...................................................................................... 14

Tabel 2.2. Hasil analisa uji beda penerimaan diri ditinjau dari status sosial ekonomi ............. 14

Tabel 2.3. Penerimaan diri dengan mean status sosial ekonomi............................................... 14

Tabel 2.4. Tabel perbandingan status sosial ekonomi .............................................................. 15

Page 9: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

Hasil Uji One Way Anova ....................................................................................................... 22

Uji normalitas ....................................................................................................................... 23

Uji linieritas .......................................................................................................................... 23

Uji homogenitas ................................................................................................................... 23

Uji Hipotesis ......................................................................................................................... 23

Multiple comparisons ........................................................................................................... 24

Analisa mean penerimaan diri .............................................................................................. 25

Lampiran II

Blue Print Skala ....................................................................................................................... 26

Blue print skala penerimaan diri .......................................................................................... 27

Blue print skala status sosial ekonomi ................................................................................. 27

Lampiran III

Validitas dan Reliabilitas ....................................................................................................... 28

Item valid skala penerimaan diri .......................................................................................... 29

Item valid skala status sosial ekonomi ................................................................................. 29

Hasil uji coba skala ............................................................................................................... 29

Lampiran IV

Norma dan Tabel .................................................................................................................... 30

Norma kategori status sosial ekonomi .................................................................................. 31

Tabel penilaian skala status sosial ekonomi ......................................................................... 31

Lampiran V

Skala Penelitian ....................................................................................................................... 32

Skala 1. Skala status sosial ekonomi .................................................................................... 33

Skala 2. Skala penerimaan diri ............................................................................................. 34

Lampiran VI

Tabulasi Data .......................................................................................................................... 36

Page 10: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

viii

Tabulasi data subjek status sosial ekonomi .......................................................................... 37

Tabulasi data subjek penerimaan diri ................................................................................... 41

Tabulasi data kategori instrument skala penelitian .............................................................. 45

Page 11: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

1

PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

Mutia Nadia Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected]

Bagi para pekerja, terutama para pegawai negeri perlu adanya kesiapan diri untuk menjalani kehidupan pensiun baik secara psikologis maupun secara finansial. Butuh penerimaan diri yang positif bagi para pekerja untuk melewati fase pensiun yang positif. Penerimaan diri berhubungan dengan status sosial ekonomi. Semakin tinggi status sosial ekonomi individu, semakin tinggi pula dirinya menerima pensiun. Sebaliknya semakin rendah status sosial ekonomi, semakin sulit untuk menghadapi pensiun karena tidak adanya kesiapan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penerimaan diri dalam menghadapi pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian yaitu pensiunan pegawai negeri sipil usia 55 sampai 70 tahun. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala penerimaan diri dan skala status sosial ekonomi terhadap 100 subjek pensiunan PNS. Analisa data yang digunakan adalah analisa statistik One Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penerimaan diri dalam menghadapi pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi yang signifikan (F = 3,667; Sig = 0,029<0,05).

Kata Kunci : Penerimaan diri, status sosial ekonomi, pensiun

For workers, particularly civil servants need for preparedness to live a retired life both psychologically and financially. It took a positive self-acceptance for workers to pass a positive retirement phase. Self-acceptance associated with socioeconomic status. The higher socioeconomic status of individuals, the higher the pension he receives. Conversely, the lower socioeconomic status, they will be more difficult to engage with pensions in the absence of economic readiness. This study aims to determine the differences in self-acceptance in facingthe retirement in terms of socioeconomic status. The subject of this research were the retired civil servants aged 55 to 70 years. The methods employed for data collection in this study uses self-acceptance scale and the scale of socioeconomic status on 100 subjects retired civil servants. The data analysis used is the One Way ANOVA statistical analysis. The results showed that there were differences of self-acceptance in facing the retirement in terms of significant socioeconomic status (F = 3.667; Sig = 0.029 < 0.05).

Keywords : Self-acceptance, socioeconomic status, retirement

Page 12: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

2

Setiap individu akan mengalami fase dimana dirinya akan menjadi tua dan kehilangan pekerjaan seperti pensiun. Masa individu memulai bekerja dinamakan “saat bekerja” dan setelah mengabdikan dirinya pada perusahaan selama berpuluh-puluh tahun tiba pada masa akhirnya disebut “pensiun” (Hasibuan 2000, dalam Adhiwardani, 2002). Idealnya masa pensiun dirasakan oleh individu sebagai suatu kebahagiaan, suatu masa yang ditunggu-tunggu karena dirinya merasa sudah cukup bekerja, merasa puas, dan sudah merasa saatnya berhenti bekerja sehingga dapat meluangkan waktu untuk melakukan hobi yang selama ini mereka tinggalkan (Hadjam 2001, dalam Adhiwardani, 2002). Perubahan peran, perubahan keinginan dan nilai, perubahan secara keseluruhan terhadap pola individu yang akan pensiun (Hurlock 1999, dalam Adhiwardani, 2002) dapat menimbulkan perbedaan sikap penerimaan atau penolakan (Walgito 1998, dalam Adhiwardani, 2002).

Menurut Hardy dan Heyes (1998, dalam Adhiwardani, 2002) individu yang menerima masa pensiun dapat merasa bahagia dan gembira karena memiliki waktu luang untuk mengerjakan segala sesuatu yang tidak dapat dilakukan dengan konsentrasi penuh, sebaliknya ada yang tidak dapat menerima keadaan pensiun dengan merasa cemas, takut karena diasingkan dan tidak berguna lagi oleh lingkungannya. Ada juga individu yang merasa biasa saja karena memiliki keyakinan bahwa masa pensiun tidak benar-benar membawa perubahan pada dirinya.

Penerimaan diri berarti menerima keadaan diri sendiri tanpa suatu syarat terlepas dari apakah perilaku tersebut kompeten atau benar dan apakah orang lain cenderung untuk mengungkapkan rasa persetujuan atau perhatian (Matthews, 1993). Matthews (1993) juga menyatakan bahwa penerimaan diri adalah suatu keadaan dimana individu memiliki keyakinan akan karakteristik dirinya, serta mampu dan mau untuk hidup dengan keadaan tersebut. Individu dengan penerimaan diri akan mampu menghadapi kenyataan dirinya yang dimiliki serta mengetahui kelemahan dan kelebihan akan dirinya. Hjelle dan Ziegler (1985, dalam Adhiwardani, 2002) menyatakan bahwa individu dengan penerimaan diri akan memiliki toleransi terhadap hal-hal frustasi atau kejadian-kejadian yang menjengkelkan, dan toleransi terhadap kelemahan-kelemahan dirinya tanpa harus menjadi sedih atau marah. Komponen penerimaan diri (Cronbach 1963, dalam Adhiwardani, 2002) yaitu memiliki keyakinan akan kemampuan diri sendiri dalam menjalani hidup dan menganggap diri sebagai pribadi yang berharga bagi orang lain, menyadari keadaan diri sendiri dan bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan serta tidak merasa bersalah akan keadaan diri.

Para pekerja yang akan mendekati masa pensiun sering mengatakan bahwa mereka ingin melakukan pensiun secara bertahap daripada pensiun secara langsung dari pekerjaan penuh waktu yang mereka selama ini lakukan. Beberapa survei melaporkan bahwa lebih dari setengah pekerja dari keseluruhan pekerja yang telah mendekati masa pensiun memilih cara tersebut untuk mengakhiri masa kerja mereka (Hutchens, dalam Calvo, 2007). Para pekerja telah menghabiskan tiga puluh tahun bahkan lebih dalam masa kerja mereka dan pensiun menjadikan mereka untuk beristirahat secara sosial, psikologis, maupun dalam hal ekonomi yang mana mereka telah ketahui sebelumnya akan hal tersebut. Tidak heran bahwa para pekerja memilih untuk bernegosiasi pada tahapan transisi. Tahapan transisi yang mulus memungkinkan para pekerja yang telah memasuki masa pensiun untuk tetap melanjutkan aktivitas sehari-hari serupa dengan yang mereka lakukan pada usia tengah baya (Atchley 1999, dalam Calvo, Haverstick, Sass, 2007). Pensiun yang dilakukan secara bertahap juga dapat meningkatkan peluang untuk tetap aktif dan terlibat dalam hubungan secara sosial. Bukti menunjukkan bahwa tetap aktif dan mampu terlibat secara sosial pada masa pensiun dapat berdampak positif pada kesehatan dan kesejahteraan di masa pensiun (Brummett, dkk 2001, dalam Calvo, Haverstick, Sass, 2007).

Page 13: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

3

Pemilihan dan penentuan diri juga merupakan faktor yang penting dalam kesuksesan pekerja dan fase pensiun (Herzog, House, & Morgan, 1991; Reis & Gould, 1993, dalam Santrock, 2002). Semakin sedikit pilihan orang-orang dewasa lanjut yang berhubungan dengan fase pensiunnya, maka semakin kurang puas mereka dengan kehidupannya. Pilihan-pilihan untuk mengontrol dan menentukan diri merupakan aspek-aspek penting dari kesehatan mental orang dewasa lanjut (Fry, Slivinske & Fitch, 1989, dalam Santrock, 2002).

Satu dari tiga pekerja usia 55 mengatakan bahwa mereka ingin tinggal dalam pekerjaan mereka lebih lama jika mereka dapat mengurangi jam kerja (Wyatt 2004, dalam Calvo, Haverstick, Sass, 2007). Dua dari tiga usia 50 sampai 70 tahun mengatakan bahwa mereka berencana untuk bekerja di masa pensiun (Brown 2003, dalam Calvo, Haverstick, Sass, 2007). Memperluas kesempatan pekerja untuk melakukan pensiun secara bertahap telah menjadi perhatian pembuat kebijakan hal ini dikarenakan untuk melihat akomodasi keinginan pekerja, memfasilitasi masa transisi pekerja yang memasuki pensiun agar sukses dan untuk meningkatkan keamanan pendapatan pensiun (Hutchens & Papps, 2007, dalam Calvo, Haverstick, Sass, 2007).

Di Inggris, pemerintah menyediakan hak sederhana tarif tetap yang memberikan manfaat pada pensiunan agar mereka menjaga pendapatan pensiunnya dan Negara berada diatas garis kemiskinan. Dengan demikian, melihat hal tersebut diharapkan pemberi kerja atau pelaku pensiun ataupun pensiunan pemegang jabatan dapat membuat perbedaan antara Negara pensiun dan aspirasi pendapatan masyarakat pensiun (Hills 2006, dalam Clark & Knox, 2010). Konsekuensinya, pemerintah Inggris, seperti kebanyakan pemerintah barat lainnya, berupaya untuk mendorong pekerja pria dan wanita untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk perencanaan pensiun. Tabungan pensiun mungkin menjadi satu-satunya cara untuk mencapai standar hidup yang wajar di masa pensiun yang akan datang (Pensions Commission 2005, dalam Clark & Knox, 2010).

Seperti Negara lain, Indonesia percaya Negara wajib melindungi rakyatnya agar terhindar dari ketiadaan penghasilan pada usia lanjut. Untuk itu, pemerintah mengadakan program Jaminan Pensiun (JP) sesuai dengan amanat Undang-Undang nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) yang akan diselenggarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang mana untuk merencanakan rancangan program pensiun yang optimal agar memperoleh manfaat yang memadai, dapat bertahan untuk jangka waktu lama, tidak memberatkan dan terjangkau, serta bersifat adil dan sama rata (Kompas, April 2015).

Pertanyaan dasar di setiap Negara adalah apakah perbedaan dalam hal kesehatan terkait status sosial ekonomi dengan indikator pendidikan, pendapatan, dan kekayaan sebagian besar mencerminkan dampak dari status sosial ekonomi untuk kesehatan. Ilmuwan medis banyak menyimpulkan bahwa jalur yang dominan adalah status sosial ekonomi yang bervariasi dalam menghasilkan besar kesenjangan kesehatan. Indikator pada status sosial ekonomi tersebut menjadikan para pekerja yang akan memasuki masa pensiun menjadi ragu dan tidak sedikit yang tidak menerima dirinya akan pensiun dan merasa masih mampu untuk bekerja (Strauss & Lei, 2010). Debat utama mereka adalah mengenai mengapa status sosial ekonomi yang rendah menyebabkan kesehatan yang buruk karena kekhawatiran para pensiunan dengan keadaan kehidupan mereka setelah pensiun (Marmot, 1999, dalam Strauss & Lei 2010).

Grundy dan Holt (2001) menyatakan bahwa terdapat tiga teori yang mengkaitkan hubungan status sosial ekonomi dengan faktor kesehatan. Pertama, individu menjadi materialistis.

Page 14: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

4

Seseorang dengan pendapatan lebih tinggi akan mampu membeli sesuatu yang jauh lebih baik, misalnya rumah untuk tempat tinggal dengan lingkungan dan akses yang lebih baik dan makanan yang diinginkan jauh lebih baik dan mahal. Kedua yaitu menekankan perilaku atau gaya hidup seperti merokok, diet, mengkonsumsi alkohol dan lebih memperhatikan pola kesehatan yang tepat. Ketiga yang mana seseorang lebih menekankan pada faktor-faktor psikososial seperti pemberdayaan, tingkatan berhubungan sosial, hubungan status sosial dengan relasi, seperti halnya dalam pekerjaan.

Status sosial ekonomi adalah salah satu hal yang menunjukkan pemahaman mendalam tentang bagaimana masyarakat bekerja atau mungkin bagaimana seharusnya masyarakat bekerja untuk mencapai posisi diri dalam hirarki sosial yang berkonotasi pada posisi seseorang dalam hirarki terstruktur dan sangat mempengaruhi konsekuensi hidup seseorang. Dengan kata lain, status sosial ekonomi menunjukkan akses seseorang menuju sumber daya yang diinginkan, melalui barang-barang, uang, kekuasaan, hubungan pertemanan, kesehatan, waktu luang, atau kesempatan pendidikan dan akses sumber daya tersebut memungkinkan individu atau kelompok untuk mencapai kesejahteraan sosial (Strauss & Lei, 2010). Hirarki sosial atau stratifikasi tampaknya secara intuitif diakui oleh kebanyakan orang dimana-mana. Interaksi sosial biasanya menampilkan dari berbagai indikator atau mengungkapkan status sosial ekonomi kepada orang lain dari kelompok sosial (Smith, dkk, 2011, dalam Oakes, 2010).

Status sosial berpengaruh terhadap kemampuan seseorang menghadapi masa pensiunnya. Jika semasa kerja ia mempunyai status sosial tertentu sebagai hasil dari prestasi kerja keras (sehingga mendapatkan penghargaan dari masyarakat dan organisasi), ia pun cenderung lebih memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik (karena konsep diri yang positif dan social network yang baik). Namun, jika status sosial itu didapat bukan murni dari hasil jerih payah prestasinya (misalnya lebih karena politis dan uang atau harta ) orang itu justru cenderung mengalami kesulitan saat menghadapi pensiun karena begitu pensiun, kebanggaan dirinya lenyap sejalan dengan hilangnya atribut dan fasilitas yang menempel pada dirinya selama ia bekerja (Oakes, 2010).

Dalam ABS survei (Australian Bureau of Statistics), keamanan finansial dan kesehatan menjadi dua alasan yang paling penting untuk memasuki masa pensiun. Survei ABS juga meminta responden yang belum memasuki masa pensiun untuk menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pensiun yang akan terjadi pada mereka dan dapat diketahui bahwa faktor utama yang menjadi perhatian mereka adalah kesehatan dan sosial ekonomi (Strauss & Lei, 2010). Dengan kata lain, sosial ekonomi dan kesehatan menjadi perhatian utama individu yang akan memasuki atau yang telah memasuki masa pensiun karena dua hal tersebut mempengaruhi kehidupan keseharian mereka setelah menjalani pensiun.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan penerimaan diri pensiun jika dilihat dari tingkatan status sosial ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui perbedaan penerimaan diri pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Selain itu adapun beberapa manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan masukan dalam bidang psikologi perkembangan mengenai penerimaan diri individu dalam menghadapi pensiun dan juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada individu yang akan menghadapi pensiun mengenai penerimaan diri yang ditinjau dari keadaan status sosial ekonomi.

Page 15: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

5

Masa Pensiun Pensiun adalah masa dimana seseorang istirahat atau berhenti dari pekerjaannya (Calvo, Haverstick, Sass, 2007) dan dianggap tidak mampu lagi bekerja pada sebuah perusahaan tempat mereka bekerja karena usia mereka yang tidak mampu lagi dan akan digantikan dengan pekerja yang lebih muda. Seseorang yang pensiun rata-rata usia 55 sampai dengan 65 tahun. Pensiun juga dapat diartikan sebagai masa dimana seorang pekerja telah selesai menyelesaikan tugas disuatu perusahaan dan dapat menikmati sisa hidup hari tuanya bersama pasangan. Seseorang yang pensiun juga akan diberikan uang gaji sebagi haknya tiap bulannya walaupun telah pensiun sebagai bentuk menghargai kerja keras serta pengabdiannya di perusahaan tersebut (Charles, 2002)

Biren dan Butler (dalam Malette & Oliver, 2006) menekankan pentingnya makna pribadi dan pertumbuhan pribadi dalam proses penuaan dan hal tersebut menjadi hubungan yang kuat dan erat di seluruh jangka kehidupan. Terutama dalam dekade terakhir ini, merupakan tugas utama bagi pensiun dan para lansia lainnya untuk menemukan makna pribadi dalam hidupnya. Pensiun dapat menjadikan individu menemukan makna hidupnya. Namun, hal tersebut merupakan sesuatu yang kurang efektif dan menjadi bagian dari proses yang spontan, tetapi dapat membantu individu lebih efektif dan efisien dalam menghadapi tantangan kehidupan (dalam Malette & Oliver, 2006). Namun kemungkinan terjadi guncangan, kehilangan, dan penyesuaian saat memasuki masa penisun diperkuat dengan temuan bahwa sepertiga dari pensiunan memiliki gaya penyesuaian yang buruk (Osborne, 2012)

Usia 65 tahun adalah usia sewajarnya dipilih sebagai usia pensiun dalam usia harapan hidup yaitu 37 tahun (Friedan, 1995, dalam Mallete & Oliver, 2006). Sejak saat itu individu berumur panjang meningkat secara signifikan, tetapi kebanyakan orang tetap memilih untuk pensiun pada usia 65 tahun atau bahkan lebih awal (Blanchard de Ravinel & de Ravinel, 2003; Friedan, 1995, dalam Mallete & Oliver, 2006). Sebuah awal baru menanti di “usia tua muda” para pensiun dan definisi mengenai pensiun saat ini lebih mungkin sebagai : surutnya kehidupan kerja dan membuat transisi pada fase kehidupan baru dimana peluang untuk meraih kebahagiaan dan lebih mengisyaratkan pengembangan pribadi. Definisi tersebut menjadi lebih optimistis dan membuat tantangan menjadi peluang untuk membuat hidup lebih sukses (Milne, 2013).

Pensiun lebih berkaitan dengan proses pengertian terhadap diri sendiri dari titik waktu tertentu (Greer, 2004, hal.10, dalam Mallete & Oliver, 2006). Dengan demikian, pensiun melibatkan definisi ulang dari diri berdasarkan sesuatu yang lain dari pekerjaan seseorang dan kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan. Selanjutnya, menjadi perubahan utama dalam rutinitas sehari-hari yang berhubungan dengan relasi, peran kerja, dan identitas (Blanchard de Ravinel & de Ravinel, 2003; Hogue-Charlebois & Pare, 1998; Houde, 2003; Jonsson, Borell & Sadlo, 2000; Price, 2000; Schlossberg, 2004, dalam Mallete & Oliver, 2006). Pensiun merupakan masa transisi untuk meninggalkan kebiasaan yang biasa dilakukan, biasanya memasuki situasi atau keadaan yang tidak dikenal sebelumnya, dan mungkin mengalami perasaan yang signifikan (sedih atau kurang terbiasa) dengan keadaan yang baru (Mallete & Oliver, 2006).

Pensiun memberikan akhir dari pekerjaan seseorang, dapat memberikan dampak positif dan negatif (Atchley, 1971, 1993, dalam Charles, 2002). Banyak kemungkinan seseorang dapat membuka dirinya untuk menghadapi pensiun, secara pribadi dan profesional (Dittman, 2004, dalam Mallete & Oliver, 2006). Jonsson, dkk (2000, dalam Mallete & Oliver, 2006) menemukan bahwa sebagian besar pensiunan telah mempelajari kegiatan rutin yang akan

Page 16: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

6

mereka lakukan ketika menghadapi pensiun, seperti olahraga, membaca, menjadi relawan dan melakukan aktivitas berkomitmen yang telah dipilihnya. Berbagai kegiatan yang dipilih oleh kebanyakan para pensiun melibatkan kegiatan saling menghargai satu sama lain dengan maksud untuk kesejahteraan diri sendiri dan orang lain (Schlossberg, 2004, dalam Mallete & Oliver, 2006).

Vicktor (1994, dalam Osborne, 2012) mengidentifikasi lima (5) tahap yang muncul dalam transisi untuk pensiun : meningkatnya minat sebagai pensiunan, euphoria awal, beberapa stress, penyesuaian dengan gaya hidup baru, dan kemudian menetap. Setiap pensiunan memiliki kekhawatiran terhadap penyesuaian perubahan gaya hidup yang terjadi, saat usia produktif untuk bekerja mulai akan berakhir. Transisi masa pensiun menimbulkan beberapa guncangan dan kejutan bagi berakhirnya kehidupan pekerjaan. Persiapan menghadapi pensiun juga dapat menjadi perencanaan keuangan karena mereka yang telah memasuki masa pensiun harus memperhatikan perencanaan keuangan mereka dikarenakan tidak akan lagi menjalani pekerjaan sebagaimana biasanya dan pemasukan yang semakin berkurang (Osborne, 2012).

Pensiun, seperti halnya masa transisi lainnya mendorong banyak orang paling tidak untuk menjadi introspektif. Mereka akan mempertanyakan manfaat yang telah mereka ciptakan, masa lalu profesional, dan prestasi pribadi yang mereka jalani disisa hidup mereka. Peningkatan perasaan merasa terdesak lebih kuat dibandingkan dengan masa transisi lainnya dan dapat mengingatkan akan kesadaran tentang kematian (Nadeau, 2003, dalam Mallete & Oliver, 2006). Kesadaran akan kematian menyebabkan seseorang mencoba untuk hidup lebih lengkap dan berarti serta lebih sadar akan bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka (Mallete & Oliver, 2006). Pensiunan lebih cenderung memiliki setidaknya beberapa masalah psikologis karena tidak semua para pensiun dapat menikmati hidup mereka hanya berada di rumah saja, tetapi ada pula yang setelah pensiun masih mampu melanjutkan kegiatan bekerja yang produktif. Masalah psikologis tersebut dapat diatasi jika para pensiunan tersebut dapat mengoptimalkan kepuasan hidup mereka (Osborne, 2012).

Penerimaan Diri Menurut Szentagotai & David (2013) penerimaan diri adalah kesadaran diri sendiri melalui proses memahami kehidupan individu itu sendiri dengan dihadapkan pada kenyataan yang wajar serta memahami pro dan kontra dan menerima keterbatasan dan kesalahan penilaian yang dilakukan, termasuk juga memahami konteks lingkungan dan situasi yang terlibat. Seseorang dengan penerimaan diri akan bertanggung jawab pada keputusan yang dipilih dan menjalani hidup dengan kemampuan yang dimiliki sendiri. Selain itu peneriman diri juga mengarah pada perasaan bahwa mereka berharga dan mampu menjalin hubungan dengan orang lain secara efektif dan kreatif. Chamberlain dan Haaga (2001, dalam Szentagotai & David, 2013) menemukan bahwa ukuran seseorang mampu menerima dirinya berkaitan positif dengan kepuasan hidup dan kebahagiaan, terlepas dari kecemasan, depresi dan hal-hal negatif lainnya. untuk mencapai hal tersebut harus berkorelasi dengan harga diri.

Menurut Maslow (dalam Szentagotai & David, 2013) yang mendukung penerimaan diri seseorang yang baik adalah salah satunya terletak pada karakteristik aktualisasi diri orang tersebut. Pribadi yang sehat adalah pribadi yang merasa menerima dirinya sendiri tanpa kecewa, merasa kekurangan dan keluhan. Pribadi tersebut juga mampu mengaktualisasikan dirinya pada lingkungan sekitar (Maslow, 1954 dalam Szentagotai & David, 2013). Carls Roger (dalam Szentagotai & David, 2013) juga memiliki pandangan yang sama mengenai penerimaan diri yaitu sebagai proses menuju kesejahteraan hidup dan menjadi unsur utama untuk merasa puas dan terbebas dari emosi negatif.

Page 17: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

7

Penerimaan diri merupakan variabel yang penting dan telah teruji dalam berbagai terapi Gestalt dan Rogerian. Pengembangan kesadaran diri dan penerimaan diri individu merupakan objek utama terapi Gestalt (Dryde & Neenan, 2004; Ellis, 1994, dalam Davies, 2008) yang mengarah pada aktualisasi diri (Chamberlain & Haaga, 2001, dalam Davies, 2008). Objek utama terapi Rogerian adalah memecahkan keadaan yang tidak harmoni (inconcruence) dengan membantu klien untuk dapat menerima dan menjadi diri sendiri (Davies, 2008). Penerimaan diri dapat dicapai apabila aspek-aspek dari diri dalam keadaan seimbang, di mana penerimaan diri individu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (real self) dan keadaan yang diinginkannya (ideal self).

Davies (2008) juga menuturkan bahwa penerimaan diri berkaitan dengan konsep diri yang positif. Seseorang dengan konsep diri yang positif dapat memahami dan menerima fakta-fakta yang begitu berbeda dengan dirinya, orang dapat menyesuaikan diri dengan seluruh pengalaman mentalnya sehingga evaluasi tentang dirinya juga positif dan dapat dengan mudah menjauhkan dirinya dari hal negatif. Seseorang yang memiliki konsep diri, dapat juga terhindar dari perilaku stress dan depresi karena adanya konsep untuk hidup secara positif.

Penerimaan diri terkait pula dengan emosi positif dan terpuaskannya hubungan sosial, prestasi dan penyesuaian terhadap kejadian hidup negatif (Williams & Lynn, 2010, dalam Szentagotai & David, 2013). Penerimaan diri juga menjadi tujuan utama dalam situasi permusuhan atau situasi yang bertentangan dengan keinginan yang mana hal tersebut tidak dapat dihindari, melarikan diri atau dihilangkan oleh individu itu sendiri (Szentagotai & David, 2013). Pentingnya penerimaan diri untuk kesehatan jiwa dan kesejahteraan agar terhindar dari efek merugikan.

Seseorang dengan penerimaan diri yang baik akan merasa memiliki harga diri yang tinggi seperti halnya dia membiarkan orang lain mengetahui bagaimana dia berpikir dan merasa. Sebaliknya seseorang dengan harga diri yang rendah akan takut dan menolak orang lain mengetahui keadaan dirinya dan akan mengambil langkah untuk menuju penerimaan diri. Syarat penerimaan diri akan mempengaruhi harga diri karena keduanya mempunyai hubungan yang erat. Tanpa penerimaan diri seseorang tidak akan memiliki kemajuan dalam hubungan yang efektif (Matthews, 1993).

Aspek-aspek Penerimaan Diri

Sheerer (dalam, Denmark, 1973) menyebutkan aspek-aspek penerimaan diri, yaitu a) kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi hidupnya, b) menganggap dirinya sederajat dengan orang lain, c) tidak menganggap dirinya sebagai orang hebat atau abnormal dan tidak mengharapkan bahwa orang lain mengucilkannya, d) tidak malu-malu atau sadar diri, e) mempertanggung jawabkan perbuatannya, f) mengikuti standard pola hidupnya dan tidak ikut-ikutan, g) menerima pujian atau celaan secara objektif h) tidak menganiaya diri sendiri dengan kekangan-kekangan yang berlebihan atau tidak memanfaatkan sifat-sifat yang luar biasa, dan i) menyatakan perasaannya secara wajar.

Faktor-faktor Penerimaan Diri Kebanyakan dari seseorang bekerja dengan kepercayaan yang samar-samar berpendapat bahwa mereka tidak akan meninggal dalam pekerjaan tetapi justru akan menikmati hasil pekerjaan yang dilakukan jauh untuk masa depan (dalam Santrock, 2002). Orang-orang dewasa lanjut yang memiliki penyesuaian diri paling baik terhadap pensiun adalah orang-orang dewasa yang sehat, memiliki pendapatan yang layak, aktif, berpendidikan baik, dan memiliki relasi sosial yang luas yang termasuk diantaranya teman-teman dan keluarga, dan

Page 18: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

8

biasanya mereka puas dengan kehidupannya sebelum pensiun (Palmore, dkk, 1985, dalam Santrock, 2002). Orang-orang dewasa yang lanjut dengan penghasilan tidak layak, kesehatan yang buruk, dan harus menyesuaikan diri dengan stress yang terjadi pada masa pensiun, seperti misalnya kematian pasangannya, memiliki kesulitan untuk menghadapi masa pensiun (Stull & Hatch, 1984, dalam Santrock, 2002).

Dua faktor yang mempengaruhi penerimaan diri (Carson & Langer, 2006) yaitu : a) faktor internal (dalam). Individu akan menanggapi dunia luarnya secara selektif. Individu akan melakukan seleksi terhadap hal apa saja yang akan diterima dan akan ditolak. Penyeleksian yang dilakukan oleh individu tersebut berhubungan dengan cara-cara yang digunakan untuk menanggapi suatu objek. Oleh karena itu, individu menjadi penentu bagi dirinya. Faktor lainnya yaitu b) faktor eksternal (luar) yang mana faktor eksternal ini berupa keadaan atau hal-hal yang berasal dari luar yang menjadi rangsangan bagi individu untuk terbentuknya suatu sikap.

Carson dan Langer (2006) juga menemukan faktor lainnya yang mempengaruhi penerimaan diri adalah pendidikan dan dukungan sosial. Penerimaan diri semakin baik apabila ada dukungan dari orang sekitar. Individu yang mendapatkan dukungan yang baik akan berperilaku baik dan menyenangkan. Selain itu pendidikan juga dikatakan sebagai faktor penerimaan diri dimana individu yang memiliki pendidikan yang tinggi akan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi pula dalam menghadapi pensiun dan segera mencari upaya untuk menghadapi masa pensiun.

Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi sangat berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai potensi serta kepribadian yang memungkinkan diterima dalam pergaulan dengan individu yang lain. Karena setiap individu akan menyalurkan potensi tersebut untuk kepentingan tertentu kemudian individu yang lain dapat menerima dan mengakuinya (Oakes, 2010). Oakes (2010) juga mendefinisikan status sosial merupakan kedudukan seseorang di masyarakat, di mana didasarkan pada pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat yang tinggi ke yang lebih rendah dengan mengacu pada pengelompokkan menurut kekayaan kelas sosial

Status sosial ekonomi dapat didefinisikan secara luas sebagai akses seseorang pada hal keuangan, sosial, budaya dan sumber daya modal manusia. Komponen status sosial ekonomi antara lain pendidikan, pekerjaan, rumah tangga, dan pendapatan. Status sosial ekonomi adalah cerminan budaya dan materi harta (furniture, aksesories), pendapatan, dan partisipasi dalam kegiatan masyarakat. Oleh karena itu dapat diukur dengan harta dan keadaan lingkungan rumah (Oakes, 2010).

Oakes (2010) menyatakan bahwa status sosial ekonomi adalah pemahaman bagaimana seharusnya masyarakat bekerja, atau mungkin bagaimana seharusnya bekerja untuk mencapai status atau hasil yang diinginkan. Status sosial ekonomi juga berkonotasi pada posisi seseorang dalam hirarki sosial, dengan kata lain status sosial ekonomi menunjukkan akses seseorang pada sumber daya yang diinginkan baik itu materi berupa barang, uang, kekuasaan, hubungan pertemanan, kesehatan, waktu luang, atau pendidikan. Akses tersebut memungkinkan individu untuk makmur dalam dunia sosial (Oakes, 2010). Pendekatan struktural yang biasanya mengukur status sosial ekonomi seseorang adalah pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan (Wright & Shin, 1988, dalam Nichol, Brown, & Haynes, tanpa tahun)

Page 19: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

9

Status sosial ekonomi dikonsepkan sebagai identitas suatu kelompok, yaitu kelompok dengan status sosial ekonomi rendah dan kelompok status sosial ekonomi tinggi. Berikut klasifikasi status sosial ekonomi menurut Wright & Shin (1988, dalam Nichol, Brown, & Haynes, tanpa tahun) adalah: a) status sosial ekonomi atas adalah kelas sosial yang berada paling atas dari tingkatan sosial yang terdiri dari orang-orang yang sangat kaya, yang sering menempati posisi teratas dari kekuasaan. Dengan kata lain, status sosial ekonomi atas adalah dimana harta yang dimiliki di atas rata-rata harta orang lain pada umumnya dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan baik. b) status sosial ekonomi bawah adalah kedudukan seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut kekayaan, dimana harta kekayaan yang dimiliki termasuk kurang jika dibandingkan dengan rata-rata masyarakat pada umumnya serta tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Adapun ciri-ciri umum keluarga dengan status sosial ekonomi atas dan bawah yang dikemukakan oleh Adler, dkk (1994), yaitu : a) ciri-ciri keluarga dengan status sosial ekonomi atas yaitu, tinggal di rumah-rumah mewah dengan status sebagai rumah pribadi (hak milik), kesehatan terjamin dan masih produktif untuk mencari nafkah, kepala rumah tangga memiliki pendidikan dan pendapatan yang tinggi, biasanya dalam pekerjaan memegang suatu jabatan, serta memiliki modal usaha. b) ciri-ciri keluarga dengan status sosial ekonomi bawah yaitu, tinggal di sebuah rumah yang bukan merupakan hak milik atau rumah kontrakan, kurangnya perhatian akan kesehatan dan tidak produktif lagi untuk bekerja, kepala rumah tangga menganggur dan hidup dari bantuan sanak saudara dan bekerja sebagi buruh atau pekerja rendahan seperti pembantu rumah tangga, tukang sampah, dan lainnya, dan tidak memiliki modal usaha

Faktor-faktor Sosial Ekonomi Dapat diketahui bahwa faktor penentu status sosial ekonomi dari karakteristik-karakteristik rumah tangga mengacu pada sifat yang mencirikan kemiskinan dan sifat yang mencirikan ketidakmiskinan (Badan Pusat Statistik, 2014). Hasil Studi Penentuan Kriteria Penduduk Miskin (SPKPM 2012) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS pada tahun 2012, terdapat delapan (8) variabel yang dianggap layak sebagai penentuan rumah tangga miskin atau tidaknya di lapangan, yaitu : luas lantai perkapita, jenis lantai, air minum/air bersih, jenis jamban, kepemilikan asset, pendapatan (total perbulan), pengeluaran (persentase pengeluaran untuk makanan, dan konsumsi lauk pauk.

Beberapa faktor yang mempengaruhi status sosial ekonomi menurut Adler, dkk (1994) yaitu meliputi pekerjaan, pendidikan, pendapatan, pemilikan, dan kesehatan. Seseorang dikatakan memiliki status sosial ekonomi tinggi apabila memenuhi ke lima faktor yang disebutkan. Apabila salah satu faktor yang menunjang status sosial ekonomi tersebut kurang atau tidak terpenuhi, maka seseorang dapat dikatakan termasuk dalam golongan status sosial ekonomi rendah (Adler, 1994). Salah satu faktor status sosial ekonomi yang paling berpengaruh adalah kesehatan. Kesehatan menjadi unsur penting dalam tingkatan status sosial ekonomi. Beberapa ahli telah membandingkan bahwa tingkat peduli akan kesehatan adalah seseorang dengan tingkat ekonomi tinggi, sedangkan mereka yang berada dalam status ekonomi rendah tidak peduli dengan permasalahan kesehatan. Dapat dilihat dari lingkungan tempat tinggal, pemenuhan kebutuhan nutrisi makanan sehari-hari, dan pemeriksaan kesehatan rutin. Selain itu kesehatan menjadi penompang seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan bekerja yang menjadi pemicu meningkatnya status sosial ekonomi (Strauss & Lei, 2010).

Page 20: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

10

Penerimaan Diri Pensiun Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Menurut Szentagotai & David (2013) penerimaan diri adalah kesadaran diri sendiri melalui proses memahami kehidupan individu itu sendiri dengan dihadapkan pada kenyataan yang wajar serta memahami pro dan kontra dan menerima keterbatasan dan kesalahan penilaian yang dilakukan, termasuk juga memahami konteks lingkungan dan situasi yang terlibat. Seseorang dengan penerimaan diri akan bertanggung jawab pada keputusan yang dipilih dan menjalani hidup dengan kemampuan yang dimiliki sendiri serta merasa dirinya berharga dan mampu menjalin hubungan dengan orang lain secara efektif dan wajar.

Pada pensiun perlu adanya penerimaan diri dalam menerima keadaan dirinya yang dari masa transisi bekerja memasuki keadaan tidak bekerja lagi. Setiap pensiunan memiliki kekhawatiran terhadap penyesuaian perubahan gaya hidup yang terjadi, saat usia produktif untuk bekerja mulai akan berakhir. Transisi masa pensiun menimbulkan beberapa guncangan dan kejutan bagi berakhirnya kehidupan pekerjaan. Persiapan menghadapi pensiun juga dapat menjadi perencanaan keuangan karena mereka yang telah memasuki masa pensiun harus memperhatikan perencanaan keuangan mereka dikarenakan tidak akan lagi menjalani pekerjaan sebagaimana biasanya dan pemasukan yang semakin berkurang (Osborne, 2012).

Seseorang dengan status sosial ekonomi tinggi biasanya lebih memiliki sikap penerimaan diri menghadapi pensiun dibandingkan dengan seseorang dengan status sosial ekonomi rendah karena mereka telah memiliki aset atau tabungan yang lebih dalam mempersiapkan masa pensiunnya. Orang-orang dewasa lanjut yang memiliki penyesuaian diri paling baik terhadap pensiun adalah yang sehat, yang memiliki pendapatan yang layak, aktif, pendidikan yang baik, memiliki relasi sosial yang luas termasuk diantaranya teman-teman dan keluarga, dan biasanya mereka puas dengan kehidupannya sebelum pensiun (Palmore dkk, 1985, dalam Santrock 2002).

Dengan kata lain, kemampuan untuk hidup dengan segala kekurangan dan kelebihan diri tidak berarti bahwa individu tersebut akan menerima begitu saja keadaannya, karena individu ingin tetap berusaha mengembangkan diri. Individu dengan penerimaan diri akan mengetahui segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dan mampu mengelolanya.

Kerangka Penelitian

Penerimaan diri seseorang dalam menghadapi pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi, baik itu status sosial ekonomi tinggi, status sosial ekonomi menengah sampai dengan status sosial ekonomi rendah. Status sosial ekonomi dapat mempengaruhi penerimaan diri seseorang dalam menghadapi pensiun. Semakin tinggi status sosial ekonomi yang diperoleh, maka semakin baik pula penerimaan dirinya karena merasa puas dengan apa yang dimiliki.

Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi tinggi

Status sosial ekonomi menengah

Status sosial ekonomi rendah

Penerimaan diri pensiun

Page 21: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

11

Hipotesis

Hipotesa dalam penelitian ini bahwa ada perbedaan penerimaan diri pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi pada fase perkembangan dewasa madya pada usia 55-70 tahun dalam menghadapi masa pensiun.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Pada umumnya penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian sampel besar, karena pada pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial yaitu dalam rangka pengujian hipotetsis dan menyandarkan kesimpulan pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan menggunakan pendekatan ini, maka akan diperoleh signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti (Musianto, 2002). Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian metode yang didalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik (Musianto, 2002). Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif komparatif karena bertujuan untuk membandingkan dua gejala atau lebih.

Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah pensiunan pegawai negeri sipil yang baru memasuki masa pensiun dan sampai dengan 10 tahun masa pensiun sebanyak 100 subjek, laki-laki maupun perempuan, berusia 55 sampai dengan 70 tahun. Pengambilan subjek dilakukan menggunakan teknik simple random sampling. Simple random sampling dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Cara demikian dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono, 2014). Dengan kata lain, peneliti akan mencari subjek sejumlah 100 orang subjek pensiunan pegawai negeri sipil, baik guru, perawat, TNI maupun polisi yang mana 100 orang tersebut akan diberikan kuesioner yang sama dengan jumlah yang sama.

Variabel dan Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Variabel independen atau dapat dikatakan variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Sedangkan variabel dependen atau variabel bebas merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah status sosial ekonomi, sedangkan variabel terikat adalah penerimaan diri.

Status sosial ekonomi merupakan suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dalam posisi tertentu dalam struktrur masyarakat, pemberian posisi disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang hanya dipenuhi oleh si pembawa status, misalnya pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan, kesehatan, dan kepemilikan (Adler, dkk, 1994). Status sosial ekonomi mempengaruhi kedudukan seseorang dalam masyarakat. Status sosial

Page 22: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

12

ekonomi tinggi menunjukkan kedudukan yang tinggi, sebaliknya status ekonomi yang rendah dapat menunjukkan masyarakat tersebut berada di bawah kedudukan seseorang yang berada dalam status sosial ekonomi tinggi.

Penerimaan diri adalah keadaan dimana individu memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya dan selalu berpikiran positif tentang apa yang dimiliki dan apa yang akan dihadapi. Individu yang memiliki penerimaan diri akan selalu memiliki sikap positif dan menerima kelebihan serta kekurangan yang dimiliki. Selain itu individu tersebut juga lebih realistis dalam memandang kehidupan dan tidak putus asa dengan dirinya (Sheerer, dalam Denmark, 1973).

Adapun data penelitian ini diperoleh dari instrument penelitian menggunakan model skala. Skala yang digunakan yaitu model skala likert dan skala Guttman. Pada skala penerimaan diri menggunakan skala likert. Skala likert adalah suatu himpunan butir pertanyaan sikap yang dipandang kira-kira sama dengan nilai persepsi. Subjek menanggapi setiap butir pertanyaan dengan mengungkapkan intensitas dan taraf kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan tersebut.

Variabel penerimaan diri yang digunakan dalam penyusunan skala ini berdasarkan aspek-aspek penerimaan diri oleh Sheerer (dalam Denmark, 1973) yaitu memiliki gambaran yang positif tentang dirinya, dapat mengatur dan dapat bertoleransi dengan rasa frustasi dan kemarahannya, dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa memusuhi mereka apabila orang lain menyampaikan kritik, dan dapat mengatur keadaan emosi mereka.

Item-item dalam skala ini merupakan pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).

Pada status sosial ekonomi menggunakan model skala Guttman karena hanya mengukur satu dimensi saja dari satu variabel pada item skala. Pada skala status sosial ekonomi terdapat dua pilihan jawaban, a dan b. Skala status sosial ekonomi menggunakan skor yang dapat dilihat dari skala yang berisi gambaran mengenai keadaan individu yang dilihat dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, pemilikan, dan kesehatan (Adler dkk, 1994). Pada skala status sosial ekonomi terdapat pilihan jawaban a dan b, yang mana pada pilihan a memiliki nilai 2 satu dan pada pilihan b memiliki nilai 1. Dari hasil nilai status sosial yang diperoleh akan dikelompokan menjadi 3 kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah yang mana pengelompokkan nilai didapatkan dengan menggunakan t-score.

Table 1.1 Indeks Validitas dan Reliabilitas Instrument Penelitian

Skala Jumlah item yang diujikan

Jumlah item yang valid Indeks validitas Indeks reliabilitas

Skala penerimaan diri

Skala status sosial

ekonomi

47 item

10 item

29 item

9 item

0,318-0,805

0,533-0,757

0,966

0,884

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas pada tabel 1, dapat dijelaskan bahwa hasil uji validitas pada skala penerimaan diri menunjukkan bahwa dari 47 item yang telah diujicobakan, terdapat 18 item yang gugur, sehingga item yang valid dan dapat digunakan untuk penelitian sebanyak 29 item yang memiliki nilai validitas antara 0,318 sampai dengan

Page 23: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

13

0,805. Sedangkan pada skala status sosial ekonomi, menunjukkan bahwa dari 10 item yang diujicobakan, terdapat 1 item yang gugur dan item yang dapat digunakan sebagai penelitian sebanyak 9 item dengan nilai validitas antara 0,533 sampai dengan 0,757.

Prosedur dan Analisa Data Pada tahap persiapan, yang pertama dilakukan adalah menentukan judul proposal yang akan diteliti setelah itu membuat latar belakang penelitian. Pada latar belakang penelitian terdiri dari fenomena-fenomena yang ada dari variabel penelitian, seperti fenomena pensiun, penerimaan diri pensiun dan keadaan status sosial ekonomi pensiun, perumusan masalah, dan menentukan variabel penelitian.

Selanjutnya mencari skala yang akan digunakan dalam penelitian dan menentukan subjek penelitian. Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala penerimaan diri dan skala status sosial ekonomi. Sebelum melakukan pengambilan data, perlu dilaksanakan try out pada skala yang akan diujikan. Tujuan melakukan try out adalah untuk menguji apakah skala yang digunakan tersebut valid dan reliabel. Try out dilakukan selama kurang lebih satu minggu, pada tanggal 21 November 2015 sampai dengan 29 November 2015 di berbagai tempat terhadap 50 orang subjek pensiunan, salah satunya di perumahan Landungsari Asri, Malang. Dari 50 skala yang telah disebarkan, yang kembali berjumlah 30 skala dan 20 skala tanpa keterangan. Karena masih kekurangan subjek untuk try out akhirnya peneliti mencari subjek kembali sebanyak 30 subjek untuk menyebarkan skala yang belum terisi untuk melengkapi ketentuan subjek try out. Dari 30 subjek yang diberikan skala, didapatkan 10 subjek berasal dari daerah Arjosari dan 10 subjek berasal dari daerah Dinoyo sehingga total subjek yang telah didapatkan sebanyak 20 subjek, dan 10 subjek lainnya tanpa keterangan atau dapat dikatakan skala yang telah diberikan tidak kembali. Total subjek keseluruhan yang telah memenuhi ketentuan subjek try out sebanyak 50 subjek.

Setelah melakukan penyisihan item yang valid pada masing-masing variabel, didapatkan item yang digunakan sebagai item sebaran penelitian yaitu 29 item pada skala penerimaan diri dan 9 item pada skala status sosial ekonomi. Pemberian skala dilakukan dengan mendatangi langsung rumah subjek (door to door) yang dilaksanakan langsung oleh peneliti.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa data one way anova. Teknik analisa one way anova atau analisa varian satu jalur digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata tiga atau lebih kelompok data yang independen (Priyatno, 2014). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan alat bantu statistik yaitu software SPSS 21 for Windows.

Page 24: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

14

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa deskripsi keseluruhan subjek penelitian sebagai berikut: Tabel 2.1. Deskripsi subjek penelitian

Kategori Frekuensi Mean Std. Deviation

Jenis kelamin Laki-laki 74 95,038 6,029 Perempuan 26 94,595 7,22

Pekerjaan PNS 60 94,6 6,78 Guru 26 95,8 5,86 TNI-AD 9 90,6 10,39 Perawat 5 97,2 4,26

Golongan II 12 92,81 6,01 III 32 93,08 10,3

IV 56 96,14 6,28

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa subjek berjenis kelamin laki-laki memiliki rata-rata penerimaan diri paling tinggi dibandingkan dengan perempuan dengan mean 95,038 (standar deviasi 6,029). Pada tabel kategori pekerjaan diketahui bahwa subjek dengan profesi sebagai perawat memiliki rata-rata penerimaan diri paling tinggi dengan mean 97,2 (standar deviasi 4,26), sedangkan pada kategori pekerjaan sebagai TNI-AD memiliki rata-rata penerimaan diri rendah dengan mean 90,6 (standar deviasi 10,39). Pada kategori golongan, diketahui bahwa subjek dengan golongan IV memiliki rata-rata penerimaan diri tinggi dengan nilai mean 96,14 (standar deviasi 6,28) sedangkan subjek dengan golongan II memiliki rata-rata penerimaan diri paling rendah dengan mean 92,81 (standar deviasi 6,01). Dapat disimpulkan bahwa subjek laki-laki dengan penerimaan diri tinggi, perawat dengan kategori pekerjaan yang memiliki penerimaan diri paling tinggi dan golongan IV merupakan golongan subjek dengan penerimaan diri paling tinggi.

Tabel 2.2. Hasil analisa uji beda penerimaan diri ditinjau dari status sosial ekonomi

Penerimaan diri Kategori Mean Square F Sig. Between Groups 2 166.045 3.667 .029 Within Groups 97 45.284

Total 99 166.045

Hasil uji hipotesis berdasarkan analisa data yang dilakukan dengan menggunakan one way anova, diperoleh hasil adanya perbedaan penerimaan diri pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi (F = 3,667, p = 0.029). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa hipotesis di terima, bahwa ada perbedaan penerimaan diri menghadapi pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi.

Tabel 2.3. Penerimaan diri dengan mean status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi N Mean penerimaan diri Std deviation Tinggi 43 96.581 5.7331 Sedang 48 93.771 6.8331 Rendah 9 90.778 10.1091

Page 25: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

15

Berdasarkan hasil pengukuran pada 100 subjek diperoleh hasil bahwa status sosial ekonomi tinggi memiliki rata-rata penerimaan diri paling tinggi yaitu 96,581 (dengan standard deviasi 5,7331) dan status sosial ekonomi sedang memiliki rata-rata penerimaan diri yaitu 93,771 (dengan standard deviasi 6,8331), sedangkan pada status sosial ekonomi rendah memiliki penerimaan diri yang rendah pula dengan memperoleh rata-rata 90,778 (dengan standard deviasi 10,1091). Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui pula sejumlah 43 subjek memiliki penerimaan diri dengan status sosial ekonomi tinggi, 48 subjek memiliki penerimaan diri dengan status sosial ekonomi sedang, dan 9 subjek memiliki penerimaan diri dengan status sosial ekonomi rendah. Dengan demikian subjek dengan status sosial ekonomi sedang atau rata-rata yang lebih banyak memiliki penerimaan diri.

Tabel 2.4. Tabel perbandingan status sosial ekonomi.

Kategori Mean difference Sig. Tinggi – sedang 2,810 0,120 Tinggi – rendah 5,803 0,033 Sedang – rendah 2.993 0,442

Berdasarkan tabel perbandingan status sosial ekonomi di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penerimaan diri pensiunan pegawai negeri antara status sosial ekonomi tinggi dan status sosial ekonomi rendah hal ini dapat dilihat pada nilai sig 0.033 < 0.05, namun tidak terdapat perbedaan penerimaan diri pensiunan pegawai negeri antara status sosial ekonomi tinggi dan status sosial ekonomi sedang hal ini dapat dilihat pada nilai sig 0.120 > 0.05. Begitu pula dengan penerimaan diri pensiunan pegawai negeri antara status sosial ekonomi sedang dan status sosial ekonomi rendah tidak terdapat perbedaan hal ini dapat dilihat pada nilai signifikan 0.442>0.05.

DISKUSI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien F sebesar 3,667 dengan nilai p sebesar 0,029<0.05 yang artinya adanya perbedaan penerimaan dalam menghadapi masa pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Perbedaan yang terlihat sangat signifikan.

Sirin (2005) mengatakan bahwa status sosial ekonomi menjadi penunjang bagi kehidupan individu sebab status sosial ekonomi menjadi identitas individu dalam masyarakat. Beberapa faktor yang menunjang status sosial ekonomi antara lain pekerjaan, pendapatan, pendidikan, dan kesehatan. Subjek dengan status sosial ekonomi tinggi akan lebih terpandang dan status sosial ekonomi rendah menjadi bawahan. Sama halnya ketika individu tersebut menghadapi pensiun. beberapa subjek dengan jabatan yang tinggi lebih menerima dirinya pensiun dari pekerjaan sebab telah terpenuhinya faktor yang menunjang status sosial ekonomi, seperti memiliki asset, penghasilan yang tidak hanya dari gaji pensiun dan memperhatikan kesehatan yang baik. Subjek dengan status sosial ekonomi rendah yang hanya mengandalkan gaji pensiun dan tidak memiliki asset menjadi lalai dalam memperhatikan kesehatannya.

Berdasarkan hasil penelitian, subjek dengan status sosial ekonomi tinggi memiliki rata-rata penerimaan diri 96,581, status sosial ekonomi sedang dengan rata-rata penerimaan diri 93,771, sedangkan subjek dengan status sosial ekonomi rendah memiliki rata-rata penerimaan

Page 26: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

16

diri yang rendah pula yaitu 90,778. Subjek dengan status sosial ekonomi tinggi akan lebih menerima dirinya dalam menghadapi pensiun, sedangkan subjek yang berstatus sosial ekonomi rendah menjadi lebih merasa kehilangan pekerjaan dan cenderung tidak menerima dirinya untuk pensiun karena merasa kehilangan pekerjaan dan penghasilan kesehariannya yang semakin berkurang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (Kanfer, Nguyen, Korff, tanpa tahun). Subjek dengan status sosial ekonomi tinggi telah memiliki persiapan yang matang. Memiliki usaha lain atau berinvestasi menjadi salah satu pilihan mereka. Dari hasil penelitian terlihat bahwa beberapa subjek dengan status sosial ekonomi tinggi, mereka memiliki asset atau seperti halnya rumah dan tanah sebagai investasi. Hal itu mereka persiapkan sebelum memasuki pensiun. Sedangkan pada subjek dengan status sosial ekonomi rendah, mereka cenderung tidak memiliki usaha lain dan hanya mengharapkan gaji pensiun untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Menurut Palmore, dkk, 1985 (dalam Santrock, 2002), ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri. Faktor-faktor tersebut antara lain adanya dukungan sosial, memiliki kesehatan yang baik, dan berpendidikan tinggi. Orang yang sehat secara psikologis dan yang dapat digolongkan sebagai orang yang menerima diri adalah orang yang selalu terbuka terhadap setiap pengalaman serta mampu menerima setiap kritikan dan masukan dari orang lain (Carson & Langer, 2006). Seseorang akan mampu menerima keadaan yang terjadi jika seseorang telah menerima begitu saja kondisi diri tanpa berusaha mengembangkan diri lebih lanjut, orang yang menerima diri berarti telah mengenali di mana dan bagaimana dirinya saat ini, serta mempunyai keinginan untuk mengembangkan diri lebih lanjut. Proses penerimaan diri umumnya diterangkan melalui pengertian konsep diri. Melalui konsep diri akan membantu subjek melakukan penilaian terhadap diri sendiri dan akan membantu melakukan evaluasi diri. Evaluasi diri mengarah ke penerimaaan diri atau kemampuan untuk menghargai diri sendiri secara objektif (Grace, 2007).

Berdasarkan penelitian mengenai penerimaan diri terhadap pensiun, diketahui pula bahwa subjek laki-laki memiliki penerimaan diri lebih baik daripada subjek perempuan dengan mean 95,038, sedangkan pada kategori pekerjaan terlihat bahwa profesi perawat memiliki rata-rata penerimaan diri paling tinggi dengan mean 97,2 dibandingkan dengan pensiunan TNI-AD dengan mean 90,6 yang memiliki rata-rata penerimaan diri paling rendah. Dalam penelitian Oktavianus (2011), menyebutkan bahwa perawat di RSUD Kabupaten Sukoharjo, khususnya perawat wanita, telah mempersiapkan mekanisme coping yang baik dalam menghadapi pensiun seperti adanya dukungan dari pihak keluarga, memantapkan kesiapan diri, meningkatkan kebutuhan spiritual dan tingkat kepuasaan bekerja dan pengalaman bekerja sebagai perawat yang telah mereka jalani dari saat masih duduk di bangku sekolah perawat sampai dengan menjadi pegawai negeri sebagai perawat. Para perawat yang menghadapi pensiun merasa lebih bahagia dan terbebas dari tugas-tugas berat selama bekerja dan merasa menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya sebab selama masih aktif bekerja peran sebagai ibu rumah tangga terabaikan karena banyak menghabiskan waktu di kantor.

Rendahnya penerimaan diri pada TNI-AD dapat terjadi karena pada saat masa aktif bekerja subjek terbiasa dengan keadaan lingkungan kerja yang keras dan dituntut untuk selalu aktif. Saat memasuki pensiun, subjek tidak terbiasa dengan keadaan diri yang hanya berdiam diri di rumah dan cenderung pasif. Subjek pensiunan tentara ini biasanya mengalami gejala post-power syndrome atau keadaan dimana individu tersebut masih terbayang dengan masa-masa karirnya saat masih bekerja. Pada kategori golongan terlihat bahwa subjek dengan golongan IV memiliki rata-rata penerimaan diri tinggi dengan mean 96,14. Hal ini dikarenakan subjek

Page 27: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

17

telah mempersiapkan kebutuhan dirinya untuk menghadapi pensiun dibandingkan dengan subjek golongan rendah seperti subjek golongan II.

Rohwedder dan Willis (2010) mengatakan, karyawan pensiunan di dalam sebuah perusahaan, masing-masing individu memiliki jabatan yang berbeda-beda sesuai dengan pengalaman dan tingkat pendidikan mereka. Hal tersebut juga menyebabkan penerimaan diri yang berbeda-beda pula. Mereka yang memegang suatu jabatan merasa lebih aman dan terjamin dibandingkan dengan bawahan. Berbeda pada individu dengan status sosial ekonomi rendah, gaji pensiun yang mereka dapatkan masih kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa subjek pegawai negeri dengan golongan berbeda-beda. Dapat diketahui bahwa subjek golongan II atau tidak memegang jabatan, tidak dapat menerima dirinya untuk pensiun dibandingkan subjek dengan golongan III dan IV atau subjek yang memegang suatu jabatan. Salah satu alasannya karenakan jumlah penghasilan atau gaji yang mereka dapatkan setelah pensiun masih kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Beberapa diantaranya juga masih menanggung anak yang masih bersekolah namun telah pensiun. Terlihat dari perbandingan status sosial ekonomi tinggi dan status sosial ekonomi rendah yang memiliki nilai signifikan 0.033 < 0.05, yang berarti terdapat perbedaan penerimaan diri antara individu dengan status sosial ekonomi tinggi dan status sosial ekonomi rendah.

Adanya perbedaan masa waktu pensiun juga menjadi salah satu faktor bagi subjek untuk menerima dirinya pensiun. Subjek dengan masa pensiun yang masih terbilang dalam hitungan bulan akan berbeda penerimaan dirinya dengan mereka yang telah memasuki masa pensiun bertahun-tahun. Pada subjek yang baru saja memasuki masa pensiun dalam hitungan bulan masih merasakan suasana ruangan pekerjaan dan kesibukan yang biasanya dilakukan sehari-hari saat berada di kantor. Masih sulit untuk beradaptasi dengan keadaan pasif di rumah bagi subjek yang terbiasa untuk kerja aktif. Bagi subjek yang telah menikmati masa pensiunnya selama bertahun-tahun telah menerima keadaan dirinya pensiun dan menikmati masa istirahatnya berada di rumah dan memiliki waktu lebih untuk keluarga.

Mc Garry (2004, dalam Scholz dan Seshadri, 2012) melihat secara menyeluruh terdapat hubungan antara pensiun dengan status kesehatan. Scholz dan Seshadri (2012) juga menyebutkan bahwa efek kesehatan jauh lebih kuat daripada masalah keuangan. Bahkan perubahan individu yang pensiun juga dapat dilihat dari tingkatan kesehatannya. Semakin individu tersebut dapat melakukan penerimaan diri menghadapi pensiun, tidak akan mengalami efek kesehatan yang negatif pada masa-masa dirinya akan memasuki masa pensiun. Dari hasil penelitian terlihat bahwa subjek dengan status sosial ekonomi tinggi lebih memperhatikan kesehatan daripada subjek dengan status sosial ekonomi rendah. Cara yang dilakukan beberapa subjek berstatus sosial ekonomi tinggi dalam memperhatikan kesehatan seperti melakukan chek up rutin ke dokter dan menerapkan pola hidup sehat seperti memperhatikan makanan yang mereka konsumsi.

Kanfer, Nguyen, & Korff (tanpa tahun) menyebutkan pekerja yang akan menghadapi pensiun maupun yang telah terlibat dengan pensiun akan cenderung mengalami penurunan keuangan dikarenakan berkurangnya penghasilan yang didapatkan. Oleh karena itu, untuk menambah penghasilan, setelah pensiun dari pekerjaan utama mereka akan mencari pekerjaan baru dan para perusahaan yang menerima mereka masih memberikan kesempatan untuk para pekerja tua bekerja kembali dengan semangat dan tenaga yang masih mereka miliki dalam bekerja. Adanya program tersebut menjadi harapan bagi para pensiun untuk mempertahankan kemampuan mereka bekerja yang telah selesai mereka lakukan pada pekerjaan utama di usia pensiun mereka. Beberapa subjek penelitian menjelaskan masih terlibat dengan kegiatan lain

Page 28: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

18

setelah memasuki pensiun, seperti mengikuti organisasi sosial, aktif di lembaga kesehatan desa, dan mulai memiliki pekerjaan baru untuk mengisi waktu dan mendapatkan penghasilan tambahan. Kegiatan tersebut biasa dilakukan oleh para subjek dengan status sosial ekonomi tinggi sedangkan subjek dengan status sosial ekonomi rendah cenderung tidak mengikuti kegiatan tersebut.

Masa pensiun lebih mudah membangun peningkatan kualitas hidup ke arah yang lebih baik dan menyenangkan bagi dirinya (Rodrigues, Ayabe, Lunardelli, & Caneo, 2005, dalam Alvarenga, Kiyan, Bitencourt, & Wanderley, 2009). Menikmati masa pensiun yang telah dihadapi dan selalu berpikiran positif dapat membantu individu untuk menjalani kehidupannya setelah tidak bekerja lagi. Pensiun adalah masa di mana seseorang diharapkan beristirahat dari pekerjaannya dan menikmati masa tua. Namun demikian, pensiun bukan berarti membiarkan hidup menjadi pasif. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh seseorang ketika telah memasuki usia pensiun dan dapat berbagi ilmu dan pengalaman terdahulu. Cara tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup dan menyenangkan bila dijalani dengan positif.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan dalam penerimaan diri menghadapi pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek dengan status sosial ekonomi tinggi lebih menerima dirinya pensiun, sedangkan subjek dengan status sosial ekonomi sedang dan rendah kurang dapat melakukan penerimaan diri dalam menghadapi pensiun, karena subjek dengan status sosial ekonomi tinggi lebih mampu memenuhi kebutuhan hidupnya ketika pensiun seperti memiliki asset, pendapatan yang tidak berasal hanya dari gaji, pendidikan yang layak serta lebih memperhatikan kesehatan dibandingkan subjek dengan status sosial ekonomi yang rendah.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa adanya perbedaan penerimaan diri dalam menghadapi pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi dengan nilai signifikansi 0,029<0,05. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan penerimaan diri pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek dengan status sosial tinggi lebih menerima dirinya pensiun dibandingkan dengan subjek yang memiliki status sosial ekonomi rendah.

Penelitian ini dapat memberikan masukkan bagi para pegawai negeri yang akan memasuki masa pensiun atau yang telah pensiun agar lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi pensiun dan menerima dirinya untuk pensiun. Subjek diharapkan dapat mempersiapkan berbagai program untuk menghadapi pensiun seperti menabung dan berinvestasi sejumlah asset seperti rumah dan tanah yang dapat dijadikan simpanan kebutuhan yang akan datang.

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang penerimaan diri dalam menghadapi pensiun diharapkan untuk lebih banyak mencari referensi mengenai pensiun dari berbagai sumber dan buku. Selain itu diharapkan juga mencari faktor psikologis lainnya yang dapat dikaitkan dengan penerimaan diri dalam menghadapi pensiun karena terdapat banyak faktor-faktor yang menjadikan seseorang menerima dirinya untuk menghadapi pensiun.

Page 29: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

19

REFERENSI

Adhiwardani, Magdalena H. (2002). Sikap penerimaan diri karyawan ditinjau dari persepsi tentang pensiun. Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Adler, Nancy E., dkk. (1994). Socioeconomic status and health (the challenge of the gradient). Journal of American Psychologist Association Vol. 49, No. 1, 15-24, January 1994.

Alvarenga, L, N., Kiyan, L., Bitencourt, B., & Wanderley,K. (2009). The impact of retirement on the quality of life the elderly. Article 2009;43(4):794-800. Diunduh dari http://www.scielo.br/pdf/reeusp/v43n4/en_a09v43n4.pdf , diunduh tanggal 9 Januari 2016.

Badan Pusat Statistik. (2014). Statistik daerah Kota Mataram. Mataram: CV. Maharani.

Bungin, Burhan H.M. (2009). Metodologi penelitian kuantitatif (Ed. 1). Jakarta: Kencana.

Carson, Shelley H., & Langer, Ellen J. (2006). Mindfulness and self-acceptance. Journal of rational-emotive & cognitive-behavior theraphy, Vol. 24, N0. 1, spring 2006, June 20, 2006

Calvo, Esteban., Haverstick, Kelly., & A, Steven. (2007). What makes retirees happier : A gradual or ‘cold turkey’ retirement?. Center for Retirement Research at Boston College. Diunduh dari http://crr.bc.edu/wp-content/uploads/2007/10/wp_2007-181.pdf diunduh tanggal 30 Agustus 2015.

Charles, Kerwin K. (2002). Is retirement depressing?: Labor force inactivity and psychological well-being in later life. Working paper 9003, diunduh dari http://www.nber.org/papers/w9033 , diunduh tanggal 26 Agustus 2015.

Clark, Gordon L., Knox Hayes, Janelle., &. (2008). The significance of socio-economic status, financial sophistication, salience and the scale of deliberation in UK retirement planning. Oxford University, Pension Planning Version 12 University.

Davies, Martin F. (2008). Irrational beliefs and unconditional self-acceptance. II. Experimental evidence linking two key features of REBT. Journal of Rational-Emotive & Cognitive-Behaviour Therapy (2007).

Denmark, K. (1973). Self acceptance and leader effectiveness. Journal of extension 1973.

Grace, Harry A. (2007). The self and self-acceptance. Journal of educational theory, Vol. 3, Issue 3, Pages 220-271, April 2, 2007.

Grundy, E., Holt, G. (2001). The socioeconomic status of older adults: How should we measure it in studies of health inequalities?. Journal Epidemiol Community Health 2001;55:895–904.

Kanfer, R., Nguyen, J., dan Korff, J. (tanpa tahun). Retirement and post-retirement work: Intentions during an economic downturn. Georgia institute of technology.

Page 30: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

20

Diunduh dari http://www.shrm.org/about/foundation/research/documents/kanfer%20final%20report%2012-10.pdf , diunduh tanggal 11 Januari 2016.

Leonesio, Michael V. (1996). The economics of retirement: A nontechnical guide. Social security bulletin Vol. 59, No. 4, Winter 1996. Diunduh dari https://www.ssa.gov/policy/docs/ssb/v59n4/v59n4p29.pdf , diunduh tanggal 11 Januari 2016

Malette, J., Oliver, L. (2006). Retirement and existential meaning in the older adult: A qualitative study using life review. Journal of Counselling, Psychotherapy, and Health, 2(1), 30-49, April 2006.

Matthews, D Wayne. (1993, May). Acceptance of self and others. Diunduh dari https://www.ces.ncsu.edu/depts/fcs/pdfs/fcs2762.pdf. Diunduh tanggal 21 November 2015.

McCarthy, Jean., & Heraty, Noreen. (2015). Unearthing psychological predictors of financial planning for retirement among late carees older workers: Do self-perceptions of aging matter? Working, aging, and retirement article. Diunduh dari http://workar.oxfordjournals.org/content/1/3/274 , diunduh tanggal 19 Januari 2016.

Milne, Derek. (2013). The psychology of retirement : Coping with the transition from work. Inggris: Wiley-Blackwell.

Musianto, Lukas S. (2002). Perbedaan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan kualitatif dalam metode penelitian. Jurnal manajemen & kewirausahaan Vol. 4 No. 2 Sept. 2002: 123-136.

Nichol, H, W., Brown, S., & Haynes, W. (tanpa tahun). Social class and socioeconomic status : Relevance and inclusion in MPA-MPP programs. Journal of public affairs education 17(2), 187-208.

Oakes, Michael. (2010). Behavioral & Social Sciences Research, Measuring socioeconomic status. Diunduh dari http://www.esourceresearch.org/Portals/0/Uploads/Documents/Public/OakesFullChapter.pdf , diunduh tanggal 7 Agustus 2015.

Oktavianus. (2011). Koping Perawat Usia Madya (50-55 Tahun) Menghadapi Pensiun Di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Jurnal KesMaDaSKa, Vol. 2, No. 1, Januari 2011 (17-26).

Osborne, John W. (2012). Psychological effects of the transition to retirement. Canadian journal of counseling and psychotherapy Vol. 46 No.1 pages 45-58.

Priyatno, Duwi. (2014). SPSS 22, Pengolahan data terpraktis. Yogyakarta: ANDI.

Rohwedder, Susann., & Willis, Robert J. (2010). Mental Retirement. Journal of economic perspectives volume 24, No. 1, Winter-2010, Pages 119-138.

Tanner, Steven. Jaminan pensiun yang merisaukan. (2015, 12 April). Tempo, hal. 74-75.

Santrock, John W. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Erlangga.

Page 31: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

21

Scholz, John Karl., & Seshadri, Ananth. (2012). The interplay of wealth, retirement decisions, policy and economic shocks. Working paper 2012-271. Diunduh dari http://www.mrrc.isr.umich.edu/publications/papers/pdf/wp271.pdf , diunduh tanggal 17 Januari 2016.

Sirin, Selcuk R. (2005). Socioeconomic status and academic achievement: A metal-analytic review of research. Journal educational research, Vol. 75, No.3, pp.917- 453.

Strauss, John., Lei, Xiaoyan., dkk. (2010). Health outcomes and socio-economic status among the elderly in China : Evidence from the CHARLS pilot. RAND Labor and Population working paper. Diunduh dari http://www.rand.org/pubs/working_papers/WR774.html , diunduh tanggal 12 Agustus 2015.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Szentagotai, Aurora., & David, Daniel. (2013). Self-acceptance and happiness. Practice and research. Diunduh dari, http://www.springer.com/psychology/book/978-1-4614-6805-9 , diunduh tanggal 8 Oktober 2015.

Page 32: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

22

LAMPIRAN I Hasil Uji One Way Anova

Page 33: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

23

Uji Normalitas

Tests of Normalitya

subjek

Kolmogorov-Smirnovb Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

total pd pns .084 100 .077 .984 100 .269

a. There are no valid cases for total pd when subjek = .000. Statistics cannot be computed for this level. b. Lilliefors Significance Correction

Uji Linieritas

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

total pd * total sse

Between Groups

(Combined) 613.085 8 76.636 1.918 .067

Linearity 211.003 1 211.003 5.281 .024

Deviation from Linearity

402.083 7 57.440 1.438 .200

Within Groups 3635.665 91 39.952 Total 4248.750 99

Uji Homogenitas

Descriptives

total pd

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

tinggi 43 95.209 6.0536 .9232 93.346 97.072 84.0 112.0 sedang 48 93.771 6.8331 .9863 91.787 95.755 80.0 111.0 rendah 9 92.222 7.3106 2.4369 86.603 97.842 80.0 104.0 Total 100 94.250 6.5511 .6551 92.950 95.550 80.0 112.0

Uji hipotesis

Descriptives total pd

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

tinggi 43 96.581 5.7331 .8743 94.817 98.346 86.0 112.0 sedang 48 93.771 6.8331 .9863 91.787 95.755 80.0 111.0 rendah 9 90.778 10.1091 3.3697 83.007 98.548 70.0 104.0 Total 100 94.710 6.9082 .6908 93.339 96.081 70.0 112.0

Test of Homogeneity of Variances

total pd Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.620 2 97 .203

Page 34: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

24

ANOVA total pd Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 332.090 2 166.045 3.667 .029 Within Groups 4392.500 97 45.284 Total 4724.590 99

Multiple comparisons

Dependent Variable: total pd Tukey HSD

(I) k sse (J) k sse Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

tinggi sedang 2.8106 1.4130 .120 -.553 6.174

rendah 5.8036 2.4667 .033 -.068 11.675

sedang tinggi -2.8106 1.4130 .120 -6.174 .553

rendah 2.9931 2.4444 .442 -2.825 8.811

rendah tinggi -5.8036 2.4667 .033 -11.675 .068

sedang -2.9931 2.4444 .442 -8.811 2.825

Page 35: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

25

Analisa mean penerimaan diri

Golongan

Descriptives

totalpd N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower Bound

Upper Bound

II 12 92.813 6.0077 1.0620 90.646 94.979 80.0 103.0

III 32 93.083 10.3261 2.9809 86.522 99.644 70.0 111.0

IV 56 96.143 6.2825 .8395 94.460 97.825 82.0 112.0

Total 100 94.710 6.9082 .6908 93.339 96.081 70.0 112.0

Pekerjaan

Descriptives

totalpd N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower Bound

Upper Bound

pns 60 94.617 6.7826 .8756 92.865 96.369 80.0 112.0 guru 26 95.846 5.8699 1.1512 93.475 98.217 86.0 107.0 tni-ad 9 90.667 10.3923 3.4641 82.678 98.655 70.0 101.0 perawat 5 97.200 4.2661 1.9079 91.903 102.497 93.0 103.0 Total 100 94.710 6.9082 .6908 93.339 96.081 70.0 112.0

Jenis kelamin

Group Statistics

jk N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

totalpd perempuan 26 95.038 6.0298 1.1825

laki-laki 74 94.595 7.2261 .8400

Page 36: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

26

LAMPIRAN

II

Blue print skala

Page 37: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

27

Blue print skala penerimaan diri

No. Aspek Item

Jumlah F UF

1. Kepercayaan atas kemampuan untuk dapat menghadapi hidupnya

1,3,5 2,4,6 6

2. Menganggap dirinya sederajat dengan orang lain.

7,9,11 8,10,12 6

3. Tidak menganggap dirinya hebat atau abnormal dan tidak berharap dikucilkan

13,15 14,16 4

4. Tidak malu-malu atau sadar diri 17,19,21 18,20,22 6

5. Mempertanggung jawabkan perbuatannya

23,25,27 24,26,28 6

6. Mengikuti standard pola hidupnya dan tidak ikut-ikutan

29,31 30,32 4

7. Menerima pujian atau celaan secara objektif 33,36 34,35 4

8. Tidak menganiaya diri sendiri dengan kekangan-kekangan yang berlebihan

37,38,40,41 39 5

9. Menyatakan perasaan secara wajar 42,43,44,45,47 46 6

Blue print skala status sosial ekonomi

No. Indikator Jumlah item Skor

1 Pekerjaan 2 4

2 Pendapatan 2 4

3 Pendidikan 1 2

4 Kesehatan 2 4

5 Kepemilikan 3 6

Total 10 20

Page 38: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

28

LAMPIRAN III

Validitas dan Reliabilitas

Page 39: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

29

Item valid skala penerimaan diri

No. Aspek Item Jumlah F UF 1. Kepercayaan atas kemampuan untuk

dapat menghadapi hidupnya 1, 5 2,4,6 5

2. Menganggap dirinya sederajat dengan orang lain.

8,10,12 3

3. Tidak menganggap dirinya hebat atau abnormal dan tidak berharap dikucilkan

13,15 14, 3

4. Tidak malu-malu atau sadar diri 17 20,22 3 5. Mempertanggung jawabkan

perbuatannya 25,27 26,28 4

6. Mengikuti standard pola hidupnya dan tidak ikut-ikutan

29 30,32 3

7. Menerima pujian atau celaan secara objektif

33,36 35 3

8. Tidak menganiaya diri sendiri dengan kekangan-kekangan yang berlebihan

40,41 39 3

9. Menyatakan perasaan secara wajar 43, 45 2

Item valid skala status sosial ekonomi

No. Indikator Jumlah item Skor 1 Pekerjaan 2 4 2 Pendapatan 1 2 3 Pendidikan 1 2 4 Kesehatan 2 4 5 Kepemilikan 3 6

Total 9 18 Hasil uji coba skala

Skala Indeks Validitas Cronbach’s Alpha Jumlah item valid

Penerimaan diri 0,318 – 0,805 0,966 29 Status sosial ekonomi 0,533 – 0,757 0,884 9

Page 40: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

30

LAMPIRAN IV

Norma dan Tabel

Page 41: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

31

Norma dan Tabel

Norma kategori status sosial ekonomi

Kategori Nilai kategori status sosial ekonomi tinggi 51.704 - 67.18 sedang 36.227- 51.703 rendah 20.75 - 36.22

Tabel penilaian skala status sosial ekonomi

Alternative pilihan jawaban Skor

a 2

b 1

Page 42: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

32

LAMPIRAN V

Skala Penelitian

Page 43: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

33

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Perkenalkan nama saya Mutia Nadia. Saya mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2012 yang sedang menempuh skripsi. Oleh karena itu saya meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini sebagai bahan penelitian skripsi. Pada kuesioner ini tidak ada jawaban benar dan salah. Saya mengharapkan Bapak/Ibu bersedia menjawab pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya dan diharapkan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Karena jawaban yang Bapak/Ibu berikan sangat berpengaruh besar terhadap hasil penelitian ini. Atas perhatian dan kerjasama yang Bapak/Ibu lakukan, saya ucapkan terima kasih. Sebelum Bapak/Ibu memberikan pilihan pada pernyataan-pernyataan di bawah ini, diharapkan untuk mengisi identitas sebagai berikut :

A. Identitas Nama : Usia : Jenis kelamin : P / L (*lingkari salah satu) Pekerjaan (sebelum pensiun) : Golongan/Jabatan (sebelum pensiun) : Gaji setelah pensiun : Rp. Tahun pensiun : Skala 1

B. Pertanyaan Lingkarilah salah satu jawaban pada pertanyaan di bawah ini yang paling sesuai dengan diri Anda. Jawablah dengan sejujur-jujurnya. Periksa kembali jawaban Anda untuk memastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan.

1. Memegang suatu jabatan saat masih aktif bekerja dulu (sebelum pensiun) : a. Iya b. Tidak

2. Pekerjaan anda setelah pensiun : a. Mengikuti kegiatan/organisasi lain b. Menganggur

3. Penghasilan yang diperoleh setelah pensiun : a. Gaji dan memiliki usaha lain b. Hanya dari gaji

4. Pendidikan terakhir : a. S1/S2/S3/Sederajat b. SMP/SMA/Sederajat

5. Apakah anda memperhatikan kesehatan : a. Iya, dengan rajin melaksanakan check up rutin ke dokter selama 3 bulan sekali

atau lebih dan berolahraga b. Tidak, jarang melakukan check up ke dokter hanya pada saat merasa sakit atau

timbul suatu penyakit 6. Makanan yang dikonsumsi setiap harinya :

a. Selalu bervariasi b. Tidak juga

7. Keadaan rumah : a. Rumah pribadi b. Rumah kontrakan

Page 44: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

34

8. Memiliki asset lain selain rumah pribadi : a. Iya b. Tidak

9. Jumlah anggota keluarga yang masih ditanggung : a. Hanya istri/suami saja b. Masih menanggung > 2 anak yang masih bersekolah

Skala 2

Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Berikanlah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapat atau keadaan Anda yang sejujur-jujurnya. Pastikan tidak ada kolom pernyataan yang terlewatkan. Alternatif pilihan jawabannya :

SS : jika pernyataan tersebut sangat sesuai dengan kondisi yang anda alami

S : jika pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi yang anda alami

TS : jika pernyataan tersebut kurang sesuai dengan kondisi yang anda alami

STS : jika penyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan kondisi yang anda alami

No Pernyataan Jawaban SS S TS STS

1 Saya mampu dan yakin menghadapi tantangan dalam menghadapi kehidupan.

2 Saya merasa ragu menghadapi tantangan dalam kehidupan saya setelah pensiun.

3 Saya tidak dapat melakukan hal produktif lagi setelah pensiun.

4 Usia pensiun tidak menjadi penghambat untuk tetap aktif dalam kegiatan lain.

5 Setelah pensiun saya menjadi pasif dalam berkegiatan di luar pekerjaan lama saya.

6 Saya merasa berbeda dengan rekan-rekan saya karena telah pensiun.

7 Semua orang harus menghormati dan menghargai saya.

8 Saya merasa orang lain tidak menerima kehadiran saya karena saya telah pensiun.

9 Saya merasa kehidupan saya tidak ada yang berubah walaupun telah pensiun.

10 Kehidupan saya mulai berubah semenjak pensiun.

11 Saya tidak merasa frustasi hanya berdiam diri di rumah dengan keluarga dalam menghabiskan masa pensiun.

12 Ketika mengerjakan sesuatu, saya akan menerima konsekuensi yang akan terjadi.

13 Kesalahan yang saya lakukan disebabkan oleh perbuatan orang lain.

14 Saya akan cenderung menghindar ketika ada permasalahan yang dikarenakan perbuatan saya

15 Kemampuan yang saya miliki membuat saya percaya diri menjalani kehidupan.

16 Keadaan yang saya alami saat ini membuat saya tidak yakin

Page 45: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

35

menjalani kehidupan.

17 Saya merasa percaya diri mengerjakan sesuatu dengan kemampuan yang saya miliki, meskipun hasilnya gagal ataupun berhasil.

18 Ketika saya tidak bisa menyelesaikan sesuatu maka saya akan menyalahkan kemampuan yang saya miliki.

19 Saya lebih menikmati kehidupan jika dijalani dengan prinsip yang saya miliki.

20 Saya merasa nyaman jika menggunakan standar pola hidup yang dilakukan oleh orang lain.

21 Mengikuti pola hidup orang lain adalah hal yang menyenangkan bagi saya.

22 Saya menerima kritikan dan dapat mengambil hikmah dari kritikan tersebut.

23 Saya hanya menerima pujian dari orang lain.

24 Saya akan menerima pujian maupun celaan dari orang lain dengan senang hati.

25 Saya merasa tidak berguna dengan keadaan saya saat ini yang sudah tidak bekerja lagi.

26 Saya percaya pada kemampuan diri saya sendiri.

27 Apabila saya sedih saya tidak akan menyakiti diri saya dan saya akan selalu bersyukur.

28 Saya akan menceritakan masalah yang saya hadapi apabila masalah tersebut tidak mampu saya hadapi sendiri.

29 Saya akan mengatakan apa yang saya rasakan.

TERIMA KASIH

*Mohon periksa kembali jawaban anda agar tidak terdapat jawaban yang terlewatkan

Page 46: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

36

LAMPIRAN VI

Tabulasi data

Page 47: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

37

Tabulasi data subjek status sosial ekonomi

Nama Usia Jk Pekerjaan Gol/Jabatan Gaji Tahun Pensiun

A1

A2

A3

A4

A5

A6

A7

A8

A9

Total SSE

Subaedah 60 tahun P PNS III d / Kasubbag Rp. 3.643.900 2013 2 1 1 2 2 2 2 2 2 16 Bahrun 59 tahun L PNS III b / staff Rp. 3.600.000 2014 2 1 1 1 1 2 2 1 2 13 Ismaini 67 tahun L PNS III b / staff Rp. 1.770.000 2006 1 1 1 1 1 2 2 1 2 12 Arief Hualuddin R 63 tahun L PNS IV a / pembina Rp. 3.604.800 2008 2 1 1 2 1 2 2 2 2 15 Jasti Roesti 65 tahun L PNS Penata Rp. 2.560.300 2007 2 2 2 1 1 2 2 1 2 15 Osmar Manik 66 tahun L PNS IV b / kasubdin Rp. 3.300.000 2005 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 Flora Sijabat 60 tahun P Perawat III c Rp. 2.300.000 2013 1 2 1 1 2 2 2 2 2 15 Siti Ramlah I. 60 tahun P Guru IV b Rp. 4.000.000 2015 2 2 2 2 2 2 2 2 1 17 H.M. Hadi 62 tahun L PNS IV a Rp. 2.700.000 2009 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 H.M. Nasir 59 tahun L PNS Ivb/fungsional Rp. 3.655.100 2013 2 1 1 2 2 2 2 1 2 15 H.L Murlian Noer 69 tahun L PNS Ivd Rp. 4.000.000 2004 2 1 1 2 2 1 2 2 2 15 Hj. Surtini 60 tahun P PNS IIIc Rp. 2.200.000 2011 2 1 1 2 1 1 2 2 2 14 Tohri 62 tahun L TNI-AD II Rp. 3.876.300 2011 2 2 2 1 2 2 2 1 2 16 Subuh 59 tahun L TNI-AD II Rp. 3.785.600 2007 1 1 1 1 2 1 1 1 2 11 Mujito 63 tahun L TNI-AD II Rp. 3.892.800 2009 1 2 1 1 2 2 2 1 2 14 Drs. Djati Utomo 65 tahun L Guru/Pengawas IV Rp. 3.940.300 2008 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 Drs. Abdul Malik 66 tahun L Guru/Pengawas IV Rp. 3.865.700 2006 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 Ralu Rukman 60 tahun L TNI-AD II Rp. 3.784.600 2008 1 2 1 1 2 2 2 1 2 14 Sri Mulyani 63 tahun P Guru/Pengawas IV Rp. 3.889.700 2012 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 Sutrisno 63 tahun L TNI-AD II Rp. 3.875.700 2006 1 2 1 1 2 2 2 1 2 14 H. L. Mustamin, 65 tahun L PNS IV/Kepala bagian Rp. 3.750.000 2006 2 2 1 2 1 2 2 2 2 16 Kerti 58 tahun L TNI-AD I Rp. 2.750.300 2007 1 2 1 1 2 2 2 1 2 14 H. Syamsul Arifin 60 tahun L PNS IV a Rp. 3.850.000 2011 2 2 1 2 1 2 2 1 2 15 H.M. Musannif Zohry 63 tahun L PNS III b / staff Rp. 1.900.000 2008 1 1 1 1 1 1 2 1 1 10 H. Sukmayadi 65 tahun L PNS III b / staff Rp. 3.084.200 2011 1 2 2 2 2 2 2 2 1 16

Page 48: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

38

Mastar 58 tahun L PNS III d / Kasubag Rp. 3.630.000 2014 2 2 2 2 1 2 2 2 1 16 Rudi Syarif 59 tahun L PNS VI b Rp. 3.500.000 2012 2 2 2 2 2 2 2 2 1 17 Indrum 66 tahun L PNS III b / staff Rp. 3.100.000 2005 1 2 1 1 1 2 2 2 2 14 L. Murdi 66 tahun L Guru III Rp. 3.300.000 2005 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 Murtajam 58 tahun L PNS II b Rp. 2.500.000 2014 1 2 1 1 1 1 2 2 2 13 Haenuddin 57 tahun L PNS III c Rp. 1.800.000 2015 1 1 1 1 1 1 2 1 1 10 Ir. Busrah Hasan 68 tahun L PNS IV e Rp. 4.500.000 2006 2 2 2 2 1 2 2 2 2 17 Nasruddin Alsan 56 tahun L PNS IV Rp. 3.879.700 2015 2 2 2 2 2 1 2 2 1 16 H.M. Arsyad 58 tahun L PNS IV b Rp. 3.700.000 2013 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 Masri Zain 62 tahun L PNS IV a Rp. 3.200.000 2009 2 1 1 2 1 2 2 1 2 14 H. Tukimin 65 tahun L Guru/Pengawas IV b Rp. 4.000.000 2009 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 Hartiningsih 60 tahun P Guru SD IV a Rp. 2.500.000 2015 2 1 1 2 1 2 2 1 2 14 Ruslan 60 tahun L PNS III a Rp. 3.000.000 2006 2 1 1 1 2 2 2 2 1 14 Wahyuningsih 63 tahun P Guru SD IV a Rp. 3.000.000 2012 2 1 1 2 2 2 2 2 1 15 Jamilah 60 tahun P PNS III Rp. 2.450.300 2011 1 2 1 1 2 2 2 1 2 14 H. Mulizar 65 tahun L PNS IV Rp. 3.427.600 2012 1 2 1 2 2 2 2 1 1 14 sanusi 68 tahun L Polisi II Rp. 3.242.300 2008 1 2 1 2 2 2 2 1 2 15 Ralu Rusdi 62 tahun L PNS Iva Rp. 3.475.500 2010 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 H. Ridwan 63Tahun L PNS IV Rp. 3.754.200 2010 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 Umar Sahidu 70 tahun L Jaksa IV b Rp. 3.765.400 2005 2 2 2 2 2 2 2 1 1 16 HJ. Antasiah 60 tahun P Guru IVa Rp. 3.425.300 2015 1 2 1 2 2 2 2 1 2 15 Siti Azrah 60 tahun P PNS III Rp. 2.765.300 2011 1 2 1 1 2 2 2 1 1 13 Hasanudin 63 tahun P PNS IVa Rp. 3.350.600 2013 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 H. Sudirman 60Tahun L Guru IV Rp. 3.824.200 2015 1 2 1 2 2 2 2 1 2 15 Hj. Faridah 62 tahun P Guru IV b RP. 3.465.200 2013 1 2 1 2 2 2 2 1 2 15 Lalu Hartono 59 tahun L PNS IV b Rp. 3.650.000 2013 2 2 2 2 2 2 2 2 1 17 Sosiawan 58 tahun L PNS III d Rp. 3.300.000 2013 2 2 1 2 1 2 2 2 2 16

Page 49: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

39

Ida Bagus Suta 59 tahun L TNI Rp. 2.300.000 2012 1 2 2 1 2 2 2 2 2 16 Salmiatun 59 tahun P PNS III d Rp. 3.100.000 2013 2 1 1 2 1 2 2 2 2 15 H. Pamudji 64 tahun L PNS IV b Rp. 2.300.000 2008 2 1 1 2 2 2 2 2 2 16 H.M. Innahu 61 tahun L PNS II b Rp. 2.000.000 2010 1 2 2 1 2 2 2 2 1 15 Muharis Asmi 60 tahun L PNS IV b Rp. 3.600.000 2012 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 H. Munawar 58Tahun L PNS IV Rp. 3.320.000 2013 2 2 2 2 1 2 2 2 1 16 H. Suwaeb Usman 66 tahun L Guru IV Rp. 3.754.600 2009 1 2 1 2 2 2 2 1 2 15 Bq. Widiastuti 63 tahun P PNS III Rp. 3.764.500 2013 1 2 1 2 2 2 2 1 2 15 Aruman Karyono 63 tahun L PNS III Rp. 3.475.200 2012 1 2 1 2 2 2 2 1 2 15 Hj. Sakmah 65 tahun P Guru IV a Rp. 3.200.000 2012 2 2 2 1 2 2 2 2 2 17 H. Bokhri Rahman 67 tahun L PNS IV c Rp. 4.200.000 2009 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 H. L. Akhmad 61 tahun L PNS III d Rp. 3.500.000 2009 2 1 1 2 1 2 2 2 1 14 Hj. Jaenab 61 tahun P PNS IV a Rp. 3.535.000 2015 1 1 1 2 1 1 2 1 2 12 Fahri 59 tahun L PNS III b / staff Rp. 2.850.000 2013 1 1 1 1 1 2 2 1 1 11 H. Zakaria 63 tahun L PNS IV a Rp. 3.800.000 2010 2 2 2 2 1 1 2 2 2 16 Sahoda Akhmad 63 tahun P Guru IV b Rp. 3.632.900 2011 1 1 2 1 2 1 2 2 2 14 H. Syamsudin Ibrahim 68 tahun L Guru/Pengawas IV b Rp. 4.104.500 2007 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18

Kamhar Gazali 63 tahun L PNS/Kasubag IV a Rp. 3.600.000 2008 2 1 2 2 1 2 2 2 2 16 I Gede Genti 58 tahun L PNS III b Rp. 2.700.000 2013 1 1 1 1 1 2 2 1 2 12 H. Anwar 62 tahun L PNS kasubbag RP. 3.782.000 2009 2 1 1 2 1 2 2 1 2 14 Suprih Utami 65 tahun P Guru IV Rp. 3.200.000 2010 1 2 1 2 2 2 2 1 2 15 Endang Pujiastuti 63 tahun P Guru IV Rp. 3.700.000 2012 1 2 1 2 2 2 2 1 2 15 Rita Suhartini 62 tahun P Guru IV Rp. 3.600.000 2013 1 2 1 2 2 2 2 1 2 15 Sri Pujiningsih 64tahun P Guru IV Rp. 3.700.000 2008 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 Bakran 65 tahun L PNS IV Rp. 3.878.450 2012 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16

Abdul Majid 62 tahun L Guru/Kepala sekolah IV Rp. 3.800.000 2013 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16

Page 50: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

40

Syarifudin Ginting 62 tahun L Guru/Pengawas IV Rp. 3.680.000 2014 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 H. Margono 64 tahun L Guru IV b Rp. 3.850.600 2013 1 2 1 2 2 2 2 1 2 15 Danis Wari 60 tahun P Perawat III Rp. 2.450.300 2012 1 2 1 1 2 2 2 1 2 14 Hamdan Ali 65 tahun L Kepala sekolah IV Rp. 3.762.300 2013 2 2 2 2 2 2 2 1 2 17 Mulyadi 60 tahun L PNS IV Rp. 3.865.700 2011 2 2 1 2 2 2 2 1 1 15 H. Akwal Ali 62 tahun L PNS IV Rp. 3.752.300 2012 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 Baharudin 59 tahun L PNS II d/Staff Rp. 2.400.000 2013 1 1 1 1 1 2 2 1 2 12 L. Wiradarma 62 tahun L PNS III d/ kasubbag Rp. 2.780.000 2009 2 1 1 2 1 2 2 1 2 14 Hardi 66 tahun L Kepala sekolah IV b Rp. 3.870.200 2008 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 Ali Asbar 62 tahun L PNS IV a Rp. 3.654.700 2012 2 2 1 2 2 2 2 1 2 16 H. Baharuddin 65 tahun L PNS III Rp. 2.575.600 2008 1 2 1 1 2 2 2 1 2 14 Adenan Jauhari 66 tahun L Kepala sekolah IV b Rp. 3.785.600 2011 2 2 2 2 2 1 2 2 2 17 Endang Widiastuti 60 tahun P PNS III d/staff Rp. 3.100.000 2012 1 1 1 1 2 2 2 1 2 13 Kadek Ayu Wirani 57 tahun P Perawat III c Rp. 3.000.000 2013 1 1 1 2 1 2 2 1 2 13 Hj. Dhesy Anwalia 56 tahun P Perawat III c Rp. 3.565.100 2013 1 1 1 2 1 2 2 2 2 14 Maulana Juaeny 60 tahun L PNS III b Rp. 3.400.000 2010 1 2 2 2 1 2 2 1 2 15 H.L. sahrun 62 tahun L Perawat IV a Rp. 3.900.000 2009 2 1 2 2 1 2 2 2 1 15 Rositah Umar 59 tahun P PNS II b Rp. 2.000.000 2011 1 1 1 2 1 1 2 1 2 12 M. Idnuali Hasyim 65 tahun L PNS IV a Rp. 3.856.000 2010 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 Rozaki Idwar 55 tahun L PNS III a Rp. 2.500.000 2014 1 1 2 2 2 2 2 1 2 15 Sulanjono 60 tahun L Polisi III b Rp. 3.255.500 2013 1 2 1 1 2 2 2 1 1 13 H.L. Muhammad 65 tahun L Kepala sekolah IV a Rp. 3.800.000 2010 2 2 2 2 2 2 2 2 1 17

Page 51: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

41

Tabulasi data subjek penerimaan diri

Nama Pekerjaan b1

b2

b3

b4

b5

b6

b7

b8

b9

b10

b11

b12

b13

b14

b15

b16

b17

b18

b19

b20

b21

b22

b23

b24

b25

b26

b27

b28

b29

total pd

Subaedah PNS 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 88 Bahrun PNS 4 4 3 1 3 2 3 3 4 2 4 4 3 1 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 3 3 2 90 Ismaini PNS 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 99 Arief Hualuddin R PNS 4 4 3 1 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 93 Jasti Roesti PNS 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 86 Osmar Manik PNS 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 105 Flora Sijabat Perawat 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 103 Siti Ramlah Ismail Guru 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 3 4 4 4 3 3 98 H.M. Hadi PNS 4 3 3 4 4 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 3 88 H.M. Nasir PNS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 84 H.L Murlian Noer PNS 3 4 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 82 Hj. Surtini PNS 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 80 Tohri TNI-AD 4 4 4 4 4 2 3 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 1 3 4 4 3 3 2 98 Subuh TNI-AD 4 3 2 1 1 2 3 1 4 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 3 4 70 Mujito TNI-AD 4 4 4 4 4 4 3 3 1 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 4 3 2 2 97

Drs. Djati Utomo Guru/Pengawas 4 3 3 4 4 4 3 4 2 2 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 92

Drs. A. Malik sahidu

Guru/Pengawas 4 3 2 1 4 3 3 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 2 3 1 3 3 1 4 4 3 1 2 84

Ralu Rukman TNI-AD 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 101

Sri Mulyani, A.Md Guru/Pengawas 4 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 1 2 3 4 2 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 87

Sutrisno TNI-AD 4 4 4 4 4 4 3 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 1 2 3 2 4 3 4 4 4 2 2 3 96 H. L. Mustamin, S.Sos PNS 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 95

Kerti TNI-AD 4 3 2 4 2 2 3 4 3 2 3 4 3 2 4 2 4 2 4 3 3 4 2 2 3 4 3 2 3 86

Page 52: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

42

H. Syamsul Arifin PNS 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 89 H.M. Musannif Zohry PNS 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 93

H. Sukmayadi PNS 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 99 Mastar PNS 4 3 3 4 1 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 1 4 4 3 3 3 4 3 1 4 3 3 4 93 Rudi Syarif PNS 3 4 3 4 4 4 2 4 3 2 1 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 98 Indrum PNS 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 1 3 4 2 4 2 95 L. Murdi Guru 4 3 3 4 3 4 3 4 2 2 1 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 2 2 93 Murtajam PNS 4 4 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 83 Haenuddin PNS 2 3 3 2 4 3 2 4 2 3 2 2 4 3 2 4 2 4 3 4 4 1 4 1 4 1 1 3 3 80 Ir. Busrah Hasan PNS 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 99 Nasruddin Alsan PNS 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 1 2 97 H.M. Arsyad PNS 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 1 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 96 Masri Zain PNS 4 4 3 4 2 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 2 99

H. Tukimin Guru/Pengawas 3 4 2 4 3 1 3 2 4 4 2 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 96

Hartiningsih Guru SD 3 3 2 1 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 97 Ruslan PNS 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 100 Wahyuningsih Guru SD 4 3 1 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 93 Jamilah PNS 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 98 H. Mulizar PNS 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 104 sanusi Polisi 4 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 89 Ralu Rusdi PNS 4 1 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 89 H. Ridwan PNS 4 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 1 3 3 88 Umar Sahidu Jaksa 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 90 HJ. Antasiah Guru 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 91 Siti Azrah PNS 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 91 Hasanudin PNS 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 93

Page 53: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

43

H. Sudirman Guru 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 98 Hj. Faridah Guru 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 1 4 4 4 4 3 97 Lalu Hartono PNS 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 95 Sosiawan PNS 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 92 Ida Bagus Suta TNI 4 4 4 4 4 1 3 4 3 3 1 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 99 Salmiatun PNS 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 96 H. Pamudji PNS 3 2 2 3 1 1 2 4 3 1 2 3 3 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 87 H.M. Innahu PNS 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 111 Muharis Asmi PNS 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 1 3 3 93 H. Munawar PNS 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 95 H. Suwaeb Usman Guru 4 2 3 4 4 4 3 3 4 1 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 98 Bq. Widiastuti PNS 3 1 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 94 Aruman Karyono PNS 4 2 3 4 4 4 4 3 4 1 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 98 Hj. Sakmah Guru 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 107 H. Bokhri Rahman PNS 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 104 H. L. Akhmad PNS 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 1 1 4 3 4 1 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 97 Hj. Jaenab PNS 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 104 Fahri PNS 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 92 H. Zakaria PNS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 112 Sahoda Akhmad Guru 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 87 H. Syamsudin Ibrahim

Guru/Pengawas 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 87

Kamhar Gazali PNS 3 3 3 3 1 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 93 I Gede Genti PNS 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 92 H. Anwar PNS 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 95 Suprih Utami Guru 4 1 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 3 98 Endang Pujiastuti Guru 4 2 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 99 Rita Suhartini Guru 4 3 3 4 3 3 3 3 2 1 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 1 4 4 3 1 2 88

Page 54: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

44

Sri Pujiningsih Guru 4 3 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 3 99 Bakran PNS 4 2 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 100

Abdul Majid Guru/Kepala sekolah 4 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 98

Syarifudin Ginting Guru/Pengawas 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 100

H. Margono Guru 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 104 Danis Wari Perawat 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 1 4 1 4 1 3 3 3 4 4 4 4 3 3 93

Hamdan Ali Kepala sekolah 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 105

Mulyadi PNS 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 104 H. Akwal Ali PNS 4 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 1 3 4 1 4 3 96 Baharudin PNS 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 92 L. Wiradarma PNS 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 90

Hardi Kepala sekolah 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 92

Ali Asbar PNS 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 96 H. Baharuddin PNS 4 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 4 2 4 4 92

Adenan Jauhari Kepala sekolah 4 3 2 4 2 2 3 4 3 2 3 4 3 2 4 2 4 2 4 3 3 4 2 2 3 4 3 2 3 86

Endang Widiastuti PNS 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 89 Kadek Ayu Wirani Perawat 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 93 Hj. Dhesy Anwalia Perawat 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 99 Maulana Juaeni PNS 4 3 3 4 1 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 1 4 4 3 3 3 4 3 1 4 3 3 4 93 H.L. Sahrun Perawat 3 4 3 4 4 4 2 4 3 2 1 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 98 Rositah Umar PNS 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 1 3 4 2 4 2 95 M. Idnuali Hasyim PNS 4 3 3 4 3 4 3 4 2 2 1 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 2 2 93 Rozaki Idwar PNS 4 4 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 83 Sulanjono Polisi 2 3 3 2 4 3 2 4 2 3 2 2 4 3 2 4 2 4 3 4 4 1 4 1 4 1 1 3 3 80

H.L. Muhammad Kepala sekolah 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 99

Page 55: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

45

Tabulasi data kategori instrumen skala penelitian

Nama Jk Pekerjaan Total SSE Total PD Z SSE Z PD T SSE T PD K SSE K PD Subaedah P PNS 16 88 0.55723 -0.88741 55.57 41.13 Tinggi Rendah Bahrun L PNS 13 90 -1.18411 -0.59741 38.16 44.03 Sedang Rendah Ismaini L PNS 12 99 -1.76456 0.70761 32.35 57.08 Rendah Tinggi Ariefhualuddin R L PNS 15 93 -0.02322 -0.1624 49.77 48.38 Sedang Rendah Jasti Roesti L PNS 15 86 -0.02322 -1.17742 49.77 38.23 Sedang Rendah Osmar Manik L PNS 17 105 1.13767 1.57762 61.38 65.78 Tinggi Tinggi Flora Sijabat P Perawat 15 103 -0.02322 1.28762 49.77 62.88 Sedang Tinggi Siti Ramlah Ismail P Guru 17 98 1.13767 0.56261 61.38 55.63 Tinggi Tinggi H.M. Hadi L PNS 18 88 1.71812 -0.88741 67.18 41.13 Tinggi Rendah H.M. Nasir L PNS 15 84 -0.02322 -1.46742 49.77 35.33 Sedang Rendah H.L Murlian Noer L PNS 15 82 -0.02322 -1.75742 49.77 32.43 Sedang Rendah Hj. Surtini P PNS 14 80 -0.60366 -2.04743 43.96 29.53 Sedang Rendah Tohri L TNI-AD 16 98 0.55723 0.56261 55.57 55.63 Tinggi Tinggi Subuh L TNI-AD 11 70 -2.345 -3.49744 26.55 15.03 Rendah Rendah Mujito L TNI-AD 14 97 -0.60366 0.41761 43.96 54.18 Sedang Tinggi Drs. Djati Utomo L Pengawas 17 92 1.13767 -0.3074 61.38 46.93 Tinggi Rendah Drs. A. Malik sahidu L Pengawas 16 84 0.55723 -1.46742 55.57 35.33 Tinggi Rendah Ralu Rukman L TNI-AD 14 101 -0.60366 0.99761 43.96 59.98 Sedang Tinggi Sri Mulyani, A.Md P Pengawas 16 87 0.55723 -1.03241 55.57 39.68 Tinggi Rendah Sutrisno L TNI-AD 14 96 -0.60366 0.2726 43.96 52.73 Sedang Tinggi H. L. Mustamin, S.Sos L PNS 16 95 0.55723 0.1276 55.57 51.28 Tinggi Tinggi Kerti L TNI-AD 14 86 -0.60366 -1.17742 43.96 38.23 Sedang Rendah H. Syamsul Arifin L PNS 15 89 -0.02322 -0.74241 49.77 42.58 Sedang Rendah H.M. Musannif Zohry L PNS 10 93 -2.92545 -0.1624 20.75 48.38 Rendah Rendah H. Sukmayadi L PNS 16 99 0.55723 0.70761 55.57 57.08 Tinggi Tinggi

Page 56: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

46

Mastar L PNS 16 93 0.55723 -0.1624 55.57 48.38 Tinggi Rendah Rudi Syarif L PNS 17 98 1.13767 0.56261 61.38 55.63 Tinggi Tinggi Indrum L PNS 14 95 -0.60366 0.1276 43.96 51.28 Sedang Tinggi L. Murdi L Guru 16 93 0.55723 -0.1624 55.57 48.38 Tinggi Rendah Murtajam L PNS 13 83 -1.18411 -1.61242 38.16 33.88 Sedang Rendah Haenuddin L PNS 10 80 -2.92545 -2.04743 20.75 29.53 Rendah Rendah Ir. Busrah Hasan L PNS 17 99 1.13767 0.70761 61.38 57.08 Tinggi Tinggi Nasruddin Alsan L PNS 16 97 0.55723 0.41761 55.57 54.18 Tinggi Tinggi H.M. Arsyad L PNS 18 96 1.71812 0.2726 67.18 52.73 Tinggi Tinggi Masri Zain L PNS 14 99 -0.60366 0.70761 43.96 57.08 Sedang Tinggi H. Tukimin L Pengawas 17 96 1.13767 0.2726 61.38 52.73 Tinggi Tinggi Hartiningsih P Guru 14 97 -0.60366 0.41761 43.96 54.18 Sedang Tinggi Ruslan L PNS 14 100 -0.60366 0.85261 43.96 58.53 Sedang Tinggi Wahyuningsih P Guru 15 93 -0.02322 -0.1624 49.77 48.38 Sedang Rendah Jamilah P PNS 14 98 -0.60366 0.56261 43.96 55.63 Sedang Tinggi H. Mulizar L PNS 14 104 -0.60366 1.43262 43.96 64.33 Sedang Tinggi Sanusi L Polisi 15 89 -0.02322 -0.74241 49.77 42.58 Sedang Rendah Ralu Rusdi L PNS 16 89 0.55723 -0.74241 55.57 42.58 Tinggi Rendah H. Ridwan L PNS 16 88 0.55723 -0.88741 55.57 41.13 Tinggi Rendah Umar Sahidu L PNS 16 90 0.55723 -0.59741 55.57 44.03 Tinggi Rendah HJ. Antasiah P Guru 15 91 -0.02322 -0.45241 49.77 45.48 Sedang Rendah Siti Azrah P PNS 13 91 -1.18411 -0.45241 38.16 45.48 Sedang Rendah Hasanudin P PNS 17 93 1.13767 -0.1624 61.38 48.38 Tinggi Rendah H. Sudirman L Guru 15 98 -0.02322 0.56261 49.77 55.63 Sedang Tinggi Hj. Faridah P Guru 15 97 -0.02322 0.41761 49.77 54.18 Sedang Tinggi Lalu Hartono L PNS 17 95 1.13767 0.1276 61.38 51.28 Tinggi Tinggi Sosiawan L PNS 16 92 0.55723 -0.3074 55.57 46.93 Tinggi Rendah Ida Bagus Suta L TNI-AD 16 99 0.55723 0.70761 55.57 57.08 Tinggi Tinggi Salmiatun P PNS 15 96 -0.02322 0.2726 49.77 52.73 Sedang Tinggi

Page 57: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

47

H. Pamudji L PNS 16 87 0.55723 -1.03241 55.57 39.68 Tinggi Rendah H.M. Innahu L PNS 15 111 -0.02322 2.44763 49.77 74.48 Sedang Tinggi Muharis Asmi L PNS 17 93 1.13767 -0.1624 61.38 48.38 Tinggi Rendah H. Munawar L PNS 16 95 0.55723 0.1276 55.57 51.28 Tinggi Tinggi H. Suwaeb Usman L Guru 15 98 -0.02322 0.56261 49.77 55.63 Sedang Tinggi Bq. Widiastuti P PNS 15 94 -0.02322 -0.0174 49.77 49.83 Sedang Rendah Aruman Karyono L PNS 15 98 -0.02322 0.56261 49.77 55.63 Sedang Tinggi Hj. Sakmah P Guru 17 107 1.13767 1.86762 61.38 68.68 Tinggi Tinggi H. Bokhri Rahman L PNS 18 104 1.71812 1.43262 67.18 64.33 Tinggi Tinggi H. L. Akhmad L PNS 14 97 -0.60366 0.41761 43.96 54.18 Sedang Tinggi Hj. Jaenab P PNS 12 104 -1.76456 1.43262 32.35 64.33 Rendah Tinggi Fahri L PNS 11 92 -2.345 -0.3074 26.55 46.93 Rendah Rendah H. Zakaria L PNS 16 112 0.55723 2.59263 55.57 75.93 Tinggi Tinggi Sahoda Akhmad P Guru 14 87 -0.60366 -1.03241 43.96 39.68 Sedang Rendah H. Syamsudin Ibrahim L Pengawas 18 87 1.71812 -1.03241 67.18 39.68 Tinggi Rendah Kamhar Gazali L PNS 16 93 0.55723 -0.1624 55.57 48.38 Tinggi Rendah I Gede Genti L PNS 12 92 -1.76456 -0.3074 32.35 46.93 Rendah Rendah H. Anwar L PNS 14 95 -0.60366 0.1276 43.96 51.28 Sedang Tinggi Suprih Utami P Guru 15 98 -0.02322 0.56261 49.77 55.63 Sedang Tinggi Endang Pujiastuti P Guru 15 99 -0.02322 0.70761 49.77 57.08 Sedang Tinggi Rita Suhartini P Guru 15 88 -0.02322 -0.88741 49.77 41.13 Sedang Rendah Sri Pujiningsih P Guru 16 99 0.55723 0.70761 55.57 57.08 Tinggi Tinggi Bakran L PNS 16 100 0.55723 0.85261 55.57 58.53 Tinggi Tinggi

Abdul Majid L Kepala sekolah 16 98 0.55723 0.56261 55.57 55.63 Tinggi Tinggi

Syarifudin Ginting L Pengawas 16 100 0.55723 0.85261 55.57 58.53 Tinggi Tinggi H. Margono L Guru 15 104 -0.02322 1.43262 49.77 64.33 Sedang Tinggi Danis Wari P Perawat 14 93 -0.60366 -0.1624 43.96 48.38 Sedang Rendah

Hamdan Ali L Kepala sekolah 17 105 1.13767 1.57762 61.38 65.78 Tinggi Tinggi

Page 58: PENERIMAAN DIRI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN …eprints.umm.ac.id/34245/1/jiptummpp-gdl-mutianadia-43660-1-skripsi.pdf · pensiun ditinjau dari status sosial ekonomi. Subjek penelitian

48

Mulyadi L PNS 15 104 -0.02322 1.43262 49.77 64.33 Sedang Tinggi H. Akwal Ali L PNS 18 96 1.71812 0.2726 67.18 52.73 Tinggi Tinggi Baharudin L PNS 12 92 -1.76456 -0.3074 32.35 46.93 Rendah Rendah L. Wiradarma L PNS 14 90 -0.60366 -0.59741 43.96 44.03 Sedang Rendah

Hardi L Kepala sekolah 16 92 0.55723 -0.3074 55.57 46.93 Tinggi Rendah

Ali Asbar L PNS 16 96 0.55723 0.2726 55.57 52.73 Tinggi Tinggi H. Baharuddin L PNS 14 92 -0.60366 -0.3074 43.96 46.93 Sedang Rendah

Adenan Jauhari L Kepala sekolah 17 86 1.13767 -1.17742 61.38 38.23 Tinggi Rendah

Endang Widiastuti P PNS 13 89 -1.18411 -0.74241 38.16 42.58 Sedang Rendah Kadek Ayu Wirani P Perawat 13 93 -1.18411 -0.1624 38.16 48.38 Sedang Rendah Hj. Dhesy Anwalia P Perawat 14 99 -0.60366 0.70761 43.96 57.08 Sedang Tinggi Maulana Juaeny L PNS 15 93 -0.02322 -0.1624 49.77 48.38 Sedang Rendah H.L. sahrun L Perawat 15 98 -0.02322 0.56261 49.77 55.63 Sedang Tinggi Rositah Umar P PNS 12 95 -1.76456 0.1276 32.35 51.28 Rendah Tinggi M. Idnuali Hasyim L PNS 17 93 1.13767 -0.1624 61.38 48.38 Tinggi Rendah Rozaki Idwar L PNS 15 83 -0.02322 -1.61242 49.77 33.88 Sedang Rendah Sulanjono L Polisi 13 80 -1.18411 -2.04743 38.16 29.53 Sedang Rendah

H.L. Muhammad L Kepala sekolah 17 99 1.13767 0.70761 61.38 57.08 Tinggi Tinggi