PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/ 2011 Skripsi Oleh: Ika Hindriyati X1207035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

Page 1: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

(TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS

ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 2

KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/ 2011

Skripsi

Oleh:

Ika Hindriyati

X1207035

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

(TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS

ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 2

KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/ 2011

Oleh:

Ika Hindriyati

X1207035

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Andayani, M. Pd Atikah Anindyarini, S.S., M. Hum

NIP 19601030198610201 NIP 19710107200642001

Page 4: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Ika Hindiriyati. X1207035. PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Mei 2011.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) meningkatkan kualitas proses

pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar; (2) meningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Ajaran 2010/ 2011, mulai bulan Januari 2011 sampai dengan Mei 2011.

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-5 SMA N 2 Karanganyar yang berjumlah 40 siswa. Sumber data penelitian ini meliputi: peristiwa yang ada dalam proses pembelajaran menulis karangan argumentasi, informan, dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi yaitu rianggulasi sumber atau data, trianggulasi metode, dan review informan. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis interaktif berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan empat tahapan dalam setiap siklusnya, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, serta analisis dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA N 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/ 2011 dengan strategi Think Talk write; (2) terdapat peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA N 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/ 2011 dengan strategi Think Talk write. Peningkatan kualitas proses terefleksi dari (a) meningkatnya keaktifan siswa selama pembelajaran, (b) meningkatnya perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran; (c) meningkatnya minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Peningkatan kualitas proses tersebut ditunjukkan dengan peningkatan prosentase ketuntasan tiap siklusnya. Prasiklus, prosentase ketuntasan siswa adalah sebesar 36,84%, kemudian pada siklus I prosestase ketuntasan siswa sebesar 67,5% dan siklus II meningkat menjadi 77,5%. Peningkatan kualitas hasil dapat dilihat dari skor atau nilai pekerjaan siswa pada tiap siklusnya. Prasiklus , prosentase ketuntasan adalah sebesar 34,21%, kemudian pada siklus I, prosentase ketuntasan siswa adalah 69,23% , siklus II meningkat menjadi 80%. Peningkatan kualitas hasil tersebut ditandai dengan: (a) meningkatnya pengungkapan isi pada karangan siswa; (b) meningkatnya organisasi isi; (c) meningkatnya pemanfaatan kosakata; (d) meningkatnya pengembangan bahasa; (e) meningkatnya aspek mekanik.

Page 6: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah urusan yang lain dengan sungguh-sungguh

urusan lain. Dan hanya kepada Tuhanlah kamu berharap.

(Q.s. Al-Insyirah;6-8)

Page 7: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ibundaku Tri Widyastuti dan

Ayahandaku Sukirno yang senantiasa

memberikan kasih sayang, doa,

perhatiannya tanpa batas, dan kesabaran

dalam membimbingku.

2. Adikku Nur Yunianto yang selalu

memberi semangat untuk terus berjuang.

3. Wuwus Suryanto yang selalu memberi

semangat di setiap langkahku.

4. Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 2

Karanganyar yang telah memberi

kesempatan pada penulis untuk

melaksanakan penelitian.

5. Sahabatku Nonik, Meylinda, Retno, dan

Apriska yang selalu memberi dukungan.

6. Teman-teman program Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan

2007.

7. Almamater.

Page 8: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

lancar. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih

kepadapihak-pihak yang telah membantu.

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi;

2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

penulisan skripsi kepada penulis;

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memerikan izin untuk menulis skripsi;

4. Dr. Andayani, M.Pd. dan Atikah Anindyarini, S.S.,M.Hum. selaku

pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada

peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar;

5. Drs. Wagiman, M.Pd., selaku kepala sekolah SMA N 2 Karanganyar yang

telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian;

6. Sanusi, S. Pd, selaku guru bidang studi bahasa dan sastra Indonesia kelas X-5

SMA N 2 karanganyar yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan

penelitian;

7. Semua siswa kelas X-5 Karanganyar yang telah membantu peneliti dalam

penelitian;

Page 9: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

8. Teman-teman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2007 yang

telah memberi semangat kepada peneliti selama proses penelitian dan

penulisan skripsi;

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan

pendidikan dan pembaca.

Surakarta, Mei 2011

Peneliti

Page 10: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL . ............................................................................................. i

PENGAJUAN..................................................................................... ii

PERSETUJUAN . .............................................................................. iii

PENGESAHAN.................................................................................. iv

ABSTRAK ......................................................................................... v

MOTTO ............................................................................................. vi

PERSEMBAHAN .............................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................ viii

DAFTAR ISI ...................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah............................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka. ................................................................. 7

1. Hakikat Menulis. ........................................................ 7

a. Pengertian Menulis. ................................................ 7

b. Tahap Menulis........................................................ 9

c. Asas-Asas Menulis ................................................. 10

d. Jenis Tulisan........................................................... 11

2. Hakikat Menulis Argumentasi..................................... 13

a. Pengertian Argumentasi ........................................ 13

b. Dasar Penulisan Argumentasi ................................ 14

Page 11: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

3. Hakikat Pembelajaran Menulis Argumentasi

di SMA ....................................................................... 16

a. Hakikat Pembelajaran ........................................... 16

b. Hakikat Pembelajaran Menulis di SMA ................ 21

c. Pembelajaran Menulis Argumentasi ...................... 22

d. Penilaian Pembelajaran Menulis Argumentasi ....... 23

4. Hakikat Strategi Pembelajaran Think Talk Write ......... 29

a. Pengertian Strategi Pembelajaran .......................... 29

b. Strategi Think Talk Write ...................................... 31

c. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran

Think Talk Write ................................................... 34

B. Kerangka Berpikir ............................................................ 36

C. Penelitian yang Relevan ................................................... 37

D. Hipotesis Tindakan ........................................................... 39

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 40

B. Subjek dan Objek Penelitian .............................................. 41

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ........................................... 41

D. Data dan Sumber Data ....................................................... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 42

F. Teknik Validitas Data ........................................................ 43

G. Teknik Analisis Data ......................................................... 44

H. Indikator Ketercapaian ....................................................... 45

I. Prosedur Penelitian ............................................................ 46

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Awal Prasiklus...................................................... 51

B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian ........................ 63

1. Deskripsi Siklus I .......................................................... 63

a. Perencanaan Tindakan ............................................. 63

b. Pelaksanaan Tindakan............................................... 65

Page 12: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

c. Observasi .................................................................. 67

d. Analisis dan Refleksi ................................................ 71

2. Deskripsi Siklus II ......................................................... 79

a. Perencanaan Tindakan ............................................. 79

b. Pelaksanaan Tindakan............................................... 81

c. Observasi .................................................................. 84

d. Analisis dan Refleksi ................................................ 87

3. Deskripsi Antar Siklus................................................... 95

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 97

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Simpulan ........................................................................... 106

B. Implikasi............................................................................ 107

C. Saran ................................................................................. 108

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 109

LAMPIRAN ....................................................................................... 113

Page 13: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval .......... 28

Tabel 2. Rincian Waktu Penelitian ...................................................... 41

Tabel 3. Indikator Ketercapaian Tujuan ............................................... 45

Tabel 4. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi

pada Prasiklus ..................................................................... 53

Tabel 5. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi

pada Prasiklus ..................................................................... 58

Tabel 6. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi

pada Siklus I ....................................................................... 72

Tabel 7. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi

pada Siklus I ........................................................................ 77

Tabel 8. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi

pada Siklus II ....................................................................... 89

Tabel 9. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi

pada Siklus II ....................................................................... 93

Tabel 10. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi

Antarsiklus .......................................................................... 95

Tabel 10. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi

Antarsiklus .......................................................................... 96

Page 14: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Desain Pembelajaran dengan Strategi TTW ....................... 35

Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir ................................................... 37

Gambar 3. Model Analisis Interaktif ................................................... 44

Gambar 4. Grafik Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi

pada Prasiklus ................................................................... 55

Gambar 5. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi

pada Prasiklus .................................................................... 59

Gambar 6. Grafik Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi

pada Siklus I ...................................................................... 74

Gambar 7. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi

pada Siklus I .................................................................... 78

Gambar 8. Grafik Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi

pada Siklus II .................................................................... 91

Gambar 9. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi

pada Siklus II ................................................................... 94

Page 15: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Wawancara Peneliti dengan Guru Bahasa Indonesia

Kelas X-5 SMA N 2 Karanganyar ........................................... 113

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Prasiklus........................... 115

3. Catatan Lapangan Prasiklus ...................................................... 117

4. Hasil Wawancara dengan Siswa Prasiklus ................................ 121

5. Lembar Penilaian Proses Pembelajaran Menulis

Argumentasi Prasiklus .............................................................. 125

6. Daftar Nilai proses Pembelajaran Menulis Argumentasi

Prasiklus ................................................................................... 128

7. Hasil Pekerjaan Siswa Prasiklus .............................................. 130

8. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Prasiklus ............................ 140

9. Foto-Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Prasiklus ......... 141

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................ 142

11. Catatan Lapangan Siklus I ....................................................... 154

12. Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I ................................. 161

13. Lembar Penilaian Proses Pembelajaran Menuli Argumentasi

Siklus I .................................................................................... 165

14. Daftar Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi

Siklus I ..................................................................................... 168

15. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I ................................................. 170

16. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus I .............................. 182

17. Foto-Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I ........... 183

18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................... 184

19. Catatan Lapangan Siklus II ...................................................... 194

20. Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus II ................................ 201

21. Lembar Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi

Siklus II.................................................................................... 205

Page 16: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

22. Daftar Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi

Siklus II.................................................................................... 208

23. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus II ................................................ 209

24. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus II ............................. 221

25. Foto-Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus II .......... 222

Page 17: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hakikat pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat

bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat

berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan

benar. Pembelajaran tersebut akan lebih baik manakala dipelajari sejak dini dan

berkelanjutan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa disertakan dalam kurikulum.

Hal ini berarti setiap peserta didik dituntut untuk mampu menguasai bahasa yang

mereka pelajari terutama bahasa resmi yang dipakai oleh negara yang ditempati

peserta didik. Begitu pula di Indonesia, bahasa Indonesia menjadi materi

pembelajaran yang wajib diberikan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari

sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu dilakukan supaya peserta didik

mampu menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mampu

menerapkannya dalam kehidupan masyarakat.

Menulis sebagai suatu kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif

merupakan kemampuan yang menuntut adanya kegiatan untuk menghasilkan atau

menyampaikan bahasa kepada pihak lain melalui tulisan. Kegiatan berbahasa

yang produktif adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pikiran, atau perasaan

oleh pihak penutur, dalam hal ini penulis. Sebenarnya kegiatan produktif terdiri

dari dua macam yaitu berbicara dan menulis. Meskipun sama-sama merupakan

kegiatan produktif, kegiatan tersebut mempunyai perbedaan yang utama, yaitu

pada media dan sarana yang digunakan. Berbicara menggunakan sarana lisan,

sedangkan menulis menggunakan sarana tulisan. Di samping itu, berbicara

merupakan aktivitas memberi dan menerima bahasa, yaitu menyampaikan

gagasan pada lawan bicara pada waktu yang bersamaan menerima gagasan yang

disampaikan lawan bicara. Jadi, dalam berbicara terjadi komunikasi timbal-balik,

hal yang tidak dapat ditemui dalam menulis. Sementara itu, menulis adalah

kegiatan menyampaikan gagasan yang tidak dapat secara langsung diterima dan

direaksi oleh pihak yang dituju.

1

Page 18: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Aktivitas menulis merupakan salah satu manisfestasi kemampuan (dan

keterampilan) berbahasa paling akhir yang dikuasai pembelajar bahasa setelah

mendengarkan, membaca, dan berbicara (Burhan Nurgiyantoro,2010: 422). Dalam

buku yang sama juga dijelaskan apabila dibandingkan dengan keterampilan

berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai oleh pembelajar

bahasa karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain

di luar bahasa, untuk menghasilkan paragraf atau wacana yang runtut dan padu.

Sejalan dengan pendapat sebelumnya Henry Guntur Tarigan (2008: 4)

menyebutkan bahwa keterampilan menulis adalah yang paling sulit karena

keterampilan ini membutuhkan kemampuan seseorang untuk menyajikan

grafologi, struktur bahasa dan kata-kata agar maksud penulis dimengerti oleh

pembaca. Dengan demikian dalam pengajaran bahasa diperlukan adanya

kerjasama antara pendidik dan peserta didik, karena keterampilan menulis

diperlukan banyak praktik dan latihan yang teratur. Tanpa adanya praktek dan

latihan teratur maka akan mempunyai kualitas tulisan yang kurang baik.

Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang

memiliki peranan penting dalam kehidupan, selain keterampilan berbahasa

lainnya seperti menyimak, berbicara, dan membaca. Kehidupan dewasa ini telah

memasuki era globalisasi dan informasi, sehingga kemampuan menulis sangat

diperlukan. Kemampuan menulis ini diperlukan karena dengan orang menuliskan

segala ide yang ada dalam pikiran mereka maka sampai kapan pun ide tersebut

tidak akan hilang. Berbeda dengan orang yang tidak langsung menuliskan idenya.

Dengan sekejap saja ide yang ada akan hilang karena keterbatasan dalam

mengingat. Dengan demikian keterampilan menulis sangat diperlukan untuk

mengingatkan seseorang terhadap ide-ide yang pernah ada dalam pikiran mereka

dan telah ditransfer ke dalam bentuk tulisan.

Barnas (2007) menyatakan bahwa kemampuan menulis para siswa, khusus

siswa Sekolah Menengah Atas saat ini masih menduduki peringkat paling bawah

apabila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya, yaitu menyimak,

membaca, dan berbicara. Peringkat bawah ini ditunjukkan dengan salah satunya

dalam aktivitas pembelajaran menulis argumentasi yang memprihatinkan. Banyak

Page 19: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

siswa menganggap bahwa menulis adalah kegiatan yang membosankan dan sangat

sulit. Namun, mereka tetap harus melaksanakan kompetensi yang sudah ada

dalam kurikulum. Pada semester dua ini siswa harus dapat menyelesaikan standar

kompetensi mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato.

Kompetensi dasar dari jabaran standar kompetensi tersebut meliputi: 1) menulis

gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi: 2)

menulis gagasan untuk menyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau

melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasi; 3) menulis hasil wawancara

ke dalam beberapa paragraf dengan menggunakan ejaan yang tepat; 4) menyusun

teks pidato (BSNP: 2006).

Selama ini pembelajaran menulis argumentasi dilakukan secara

konvensional, dalam arti siswa diberi sebuah teori menulis argumentasi kemudian

siswa melihat contoh pada Lembar Kerja Siswa dan akhirnya siswa ditugasi untuk

membuat paragraf atau wacana argumentasi. Oleh karena itu, suasana belajar

mengajar keterampilan menulis menjadi membosankan dan siswa merasa jenuh

mengikuti proses pembelajaran tersebut. Selain itu siswa belum mampu

mengidentifikasikan sebuah peristiwa atau pun gambaran yang ada dalam pikiran

masing-masing untuk dirangkai ke dalam bentuk tulisan atau dalam kata lain

siswa kurang dapat menggali ide dan gagasan.

Fenomena yang saat ini terjadi dalam pembelajaran menulis di sekolah,

khususnya SMA Negeri 2 Karanganyar berdasarkan hasil survei yang telah

dilaksanakan menunjukkan rendahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran

menulis siswa kelas X-5. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti rendahnya

keterampilan menulis siswa, khususnya menulis argumentasi disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya (1) adanya minat dan motivasi siswa yang masih

rendah, (2) kurangnya pembiasaan terhadap tradisi menulis menyebabkan siswa

menjadi terbebani apabila mendapatkan tugas untuk menulis, (3) sebagian siswa

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan

gagasannya, (4) siswa belum mampu dalam menuangkan ide/gagasan dengan

baik, (5) siswa kurang bisa mengembangkan bahasa, (6) kurangnya pemahaman

Page 20: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

siswa terhadapa kaidah tatabahasa yang baik, (7) hasil tulisan siswa belum

mencapai ketuntasan belajar.

Berdasarkan data (dapat dilihat pada lampiran halaman 140) diperoleh

keterangan bahwa pada survai awal dari 38 siswa yang hadir hanya ada 13 siswa

yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 25 siswa lainnya

masih belum mencapai KKM sebesar 65. Untuk nilai rata-rata, kelas tersebut

mempunyai nilai 61,29. Selain penilaian hasil pembelajaran, dalam survai awal ini

juga diambil penilaian proses pembelajaran. Dalam penilaian proses ini, ada

beberapa kriteria yang menjadi tolak ukur. Kriteria tersebut meliputi aspek

keaktifan, perhatian dan konsentrasi, serta minat dan motivasi. Berdasarkan hasil

survai awal menunjukkan bahwa dari 38 siswa yang hadir, hanya ada 14 siswa

yang mencapai nilai di atas 7 (dapat dilihat pada lampiran halaman 128). Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa kualitas proses pembelajaran menulis

argumentasi siswa kelas X-5 masih rendah.

Melihat kondisi demikian, akhirnya peneliti berusaha memberikan solusi

alternatif dalam pembelajaran menulis supaya permasalahan yang terdapat pada

siswa dapat teratasi. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang

telah teridentifikasi di kelas X-5 SMA N 2 Karanganyar adalah menggunakan

strategi pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses

pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan aktivitas belajar dan komunikasi di antara siswa adalah strategi

think talk write (TTW). Penerapan strategi TTW dapat mendorong siswa untuk

berfikir, aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, berkomunikasi dengan baik, siap

mengemukakan pendapatnya, menghargai orang lain dan melatih siswa untuk

menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara sistematis. Aktivitas

siswa dalam pembelajaran yang dapat ditingkatkan melalui penerapan strategi

TTW adalah aktivitas melihat, berbicara, mendengarkan, menulis.

Melalui penerapan strategi think talk write dalam pembelajaran bahasa

Indonesia siswa diajak untuk berpikir (think) melalui lembar permasalahan yang

dibagikan guru pada siswa. Dengan adanya bacaan ini siswa dapat mempunyai

gambaran tema yang akan ditulisnya. Setelah permasalahan dibagikan dan siswa

Page 21: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

mencatat hal yang penting kemudian dikomunikasikan dalam kelompok kecil

dalam aktivitas berbicara (talk). Diskusi merupakan proses tatap muka interaktif

dimana siswa menukar ide tentang persoalan dalam rangka pemecahan masalah,

menjawab pertanyaan, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman atau membuat

keputusan. Tahap terakhir dalam strategi ini adalah write yaitu mengonstruksi

pengetahuan hasil dari think dan talk secara individual yang dapat meningkatkan

aktivitas menulis siswa.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melaksanakan

penelitian tindakan kelas sebagai usaha perbaikan kualitas proses dan hasil

pembelajaran keterampilan menulis. Penelitian tersebut diangkat dengan judul:

”Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis Argumentasi Pada Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 2

Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”.

B. Rumusan Masalah

Untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai arah penelitian,

dibawah ini disajikan masalah yang akan dibahas dalam penelitiaan, yaitu:

1. apakah penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis

argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran

2010/2011?

2. apakah penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write dapat

meningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis argumentasi

pada siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini

adalah untuk meningkatkan:

1. kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa

kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011; dan

Page 22: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

2. kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa

kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai pengembangan salah satu teori

belajar sehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam upaya pelaksanaan

penelitian lebih lanjut dalam aspek pengembangan teori yang sama namun

dalam kelas yang berbeda.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Siswa termotivasi dalam pembelajaran keterampilan menulis

2) Keterampilan menulis argumentasi meningkat

3) Menambah pengalaman siswa dalam bekerja secara kelompok

b. Bagi Guru

1) Guru dapat menerapkan strategi pembelajaran tink talk write dengan

tepat dalam pembelajaran menulis khususnya menulis argumentasi.

2) Guru dapat mengefektifkan proses pembelajaran dalam rangka

meningkatkan keterampilan berbicara siswa, khususnya dengan

penggunaan tink talk write.

3) Bagi Sekolah

1) Menumbuhkan suasana pembelajaran yang kondusif

2) Sebagai salah satu pilihan bagi guru untuk untuk melaksanakan

pembelajaran.

Page 23: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiii

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, dan

HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Menulis

a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa

yang harus dikuasai oleh siswa. Siswa dituntut untuk dapat menulis akan berbagai

ide dan gagasan yang ada pada pikiran merka. Penuangan ide dalam tulisan

tersebut disesuaikan dengan kompetensi dasar yang ada dalam silabus yang dibuat

oleh guru mata pelajaran.

Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat,

didengar, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Menurut

Henry Guntur Tarigan (2008: 4) menulis merupakan suatu kegiatan yang

produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis sang penulis haruslah terampil

memanfaatkan struktur bahasa dan kosakata. Dalam kehidupan modern ini jelas

bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu

berlebihan bila dikatakan bahwa keteramplan menulis merupakan suatu ciri dari

orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Salah satu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau

tidak secara tatap muka dengan orang lain ialah menulis. Dalam kegiatan menulis,

penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata.

Selain itu, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik

yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut.

Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan (1999: 8),

menyebutkan pengertian menulis: (1) merupakan suatu bentuk komunikasi, (2)

merupakan proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran tentang gagasan

yang akan disampaikan, (3) bentuk komunikasi yang berbeda dengan bercakap-

cakap, dalam tulisan tidak terdapat intonasi, ekspresi wajah, gerakan fisik, serta

7

Page 24: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiv

situasi yang menyertai percakapan, (4) merupakan suatu ragam komunikasi yang

perlu dilengkapi dengan alat-alat penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca, (5)

merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada

khalayak pembaca yang dibatasi oleh jarak tempat dan waktu. Sabarti Akhadiah,

et al (1999: 2) mengungkapkan bahwa menulis berarti mengorganisasikan gagasan

secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Secara lebih lanjut

mereka menyatakan bahwa menulis merupakan suatu proses, sehingga dalam

menulis seseorang harus melewati beberapa tahap antara lain, tahap prapenulisan,

tahap penulisan, dan tahap revisi. Tahap-tahap itu harus dilalui oleh penulis untuk

mendapatkan tulisan yang baik. Selain itu, sebuah tulisan pada akhirnya akan

dibaca oleh pembaca, maka seorang penulis haruslah menguasai berbagai unsur

kebahasaan dan unsur di luar kebahasaan. Dengan seorang penulis menguasai

kedua aspek tersebut maka tulisan yang dihasilkan akan baik dan dapat dipahami

oleh pembaca. Tidak heran jika Henry Guntur Tarigan (2008: 4) menyebutkan

bahwa Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus

melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Dengan latihan dan banyak

praktik menulis maka seorang penulis akan terbiasa menuangkan kata dan

membaca keadaan.

The Liang Gie (2002: 3) berpendapat bahwa menulis diistilahkan

mengarang yaitu segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan

dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk

dipahami. Pendapat lain diunggapkan Burhan Nurgiyantoro ( 2010: 397), menulis

merupakan aktivitas menghasilkan bahasa dan disampaikan melalui sarana tulisan.

Dalam sebuah tulisan, gagasan yang bagus akan menarik pembaca dan kemudian

akan membuat pembaca terinspirasi seperti yang ada dalam tulisan tersebut.

Dari definisi-definisi menulis di atas, dapat disimpukan bahwa

kemampuan menulis adalah kemampuan untuk mengemukakan gagasan melalui

media bahasa berupa tulisan. Dapat pula dikatakan bahwa menulis adalah suatu

aktivitas aktif produktif yang dilakukan dengan mengorganisasikan gagasan

secara sistematik dan mengungkapkannya secara tersurat. Kemampuan menulis

diperoleh melalui latihan yang terus menerus.

Page 25: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxv

b. Tahap Menulis

Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, Khaerudin

Kurniawan (2005) menyebutkan penyusunan sebuah tulisan memuat empat tahap,

yaitu: (1) tahap persiapan (prapenulisan), (2) tahap inkubasi, (3) tahap iluminasi,

dan (4) tahap verifikasi/evaluasi. Pertama, tahap persiapan atau prapenulisan

adalah ketika pembelajar menyiapkan diri, mengumpulkan informasi,

merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran

dan inferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca,

mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitifnya yang akan

diproses selanjutnya.

Kedua, tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi

yang dimilikinya sedemikian rupa, sehingga mengantarkannya pada

ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicarinya. Proses

inkubasi ini analog dengan ayam yang mengerami telurnya sampai telur menetas

menjadi anak ayam. Proses ini seringkali terjadi secara tidak disadari, dan

memang berlangsung dalam kawasan bawah sadar (subconscious) yang pada

dasarnya melibatkan proses perluasan pikiran (expanding of the mind). Proses ini

dapat berlangsung beberapa detik sampai bertahun-tahun. Biasanya, ketika

seorang penulis melalui proses ini seakan-akan ia mengalami kebingungan dan

tidak tahu apa yang harus dilakukan. Oleh karena itu, tidak jarang seorang penulis

yang tidak sabar mengalami frustrasi karena tidak menemukan pemecahan atas

masalah yang dipikirkannya. Seakan-akan kita melupakan apa yang ada dalam

benak kita. Kita berekreasi dengan anggota keluarga, melakukan pekerjaan lain,

atau hanya duduk termenung. Kendatipun demikian, sesungguhnya di bawah

sadar kita sedang mengalami proses pengeraman yang menanti saatnya untuk

segera “menetas”.

Ketiga, tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight,

yaitu gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Pada

saat ini, apa yang telah lama kita pikirkan menemukan pemecahan masalah atau

jalan keluar. Iluminasi tidak mengenal tempat atau waktu. Ia bisa datang ketika

Page 26: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvi

kita duduk di kursi, sedang mengendarai mobil, sedang berbelanja di pasar atau di

supermarket, sedang makan, sedang mandi, dan lain-lain.

Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan amat

dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang kembali sebab momentum

itu biasanya tidak berlangsung lama. Tentu saja untuk peristiwa tertentu, kita

menuliskannya setelah selesai melakukan pekerjaan.

Keempat, tahap terakhir yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil

dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan

fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal

yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang

mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang

lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya. Jadi, pada tahap ini kita menguji

dan menghadapkan apa yang kita tulis itu dengan realitas sosial, budaya, dan

norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

c. Asas-Asas Menulis

Setiap kegiatan yang dilakukan memerlukan sejumlah asas yang dapat

dijadikan pedoman. Demikian juga dengan kegiatan menulis yang memerlukan

asas sebagi pedoman. The Liang Gie (2002: 33-37) mengemukakan enam asas

menulis yang disebut dengan asas menulis meliputi kejelasan, keringkasan,

ketepatan, kesatupaduan, pertautan, dan penegasan.

Berdasarkan asas kejelasan, setiap karangan haruslah jelas. Tulisan harus

mencari gagasan yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembacanya. Di samping

itu, tulisan yang jelas berarti tidak dapat di salahtafsirkan oleh pembacanya.

Kejelasan berarti tidak samar-samar, tidak kabur sehingga setiap butir ide yang

diungkapkan tampak nyata oleh pembaca.

Keringkasan yang dimaksud dalam asas menulis ini bukan berarti setiap

tulisan harus pendek. Keringkasan berarti suatu tulisan tidak boleh ada

penghamburan kata, tidak disampaikan dalam kalimat yang terlalu panjang.

Sebagaimana halnya dengan asas yang pertama, asas menulis yang kedua tidak

berlaku sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Puisi terkadang diungkapkan dengan kata

yang hemat meskipun pada dasarnya mengandung berbagai gagasan. Lain halnya

Page 27: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvii

dengan novel dan cerpen yang diungkapkan dengan kata yang berlebihan untuk

memeroleh efek keindahan, memperkuat perwatakan serta memperjelas setting.

Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa suatu penulisan harus dapat

menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan

sepenuhnya seperti yang dimaksudkan oleh penulisnya. Untuk menepati asas ini,

penulis harus memerhatikan berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan,

tanda baca serta kelaziman. Seperti halnya dua asas sebelumnya, asas ketiga ini

tidak berlaku sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Tulisan fiksi bersifat multitafsir.

Pemahaman pembaca bukan bergantung pada ketepatan tulisan, akan tetapi

tingkat apresiasi yang dimilikinya.

Berdasarkan pada asas kesatupaduan, segala hal yang disajikan dalam

tulisan memuat satu gagasan pokok atau sering disebut dengan tema. Tulisan yang

tersusun atas alinea-alinea tidak boleh ada uraian yang menyimpang serta tidak

ada ide yang lepas dari gagasan pokok tersebut. Asas yang sering disebut dengan

syarat kohesi suatu tulisan ini berlaku untuk semua jenis tulisan baik fiksi maupun

nonfiksi.

Jika pada asas sebelumnya sebuah tulisan harus memuat satu gagasan

pokok, berdasar pada asas pertautan ini tiap alinea dalam satu tulisan hendaklah

berkaitan satu sama lain. Kalimat satu dengan kalimat yang lain harus

berkesinambungan. Asas yang sering disebut dengan prinsip koherensi ini berlaku

untuk semua tulisan baik jenis fiksi maupun nonfiksi.

Asas penegasan menegaskan bahwa dalam tulisan perlu ada penekanan

atau penonjolan tertentu. Hal ini diperlukan agar pembaca mendapatkan kesan

yang kuat terhadap suatu tulisan. Asas ini sangat perlu untuk diterapkan pada

tulisan-tulisan fiksi meskipun tulisan nonfiksi juga perlu memerhatikan asas ini.

d. Jenis Tulisan

Ada banyak jenis tulisan yang dapat dipilih oleh seorang penulis untuk

menuangkan ide atau gagasan yang ada dalam pikirannya. Pemilihan jenis tulisan

ini tergantung pada tujuan yang ditetapkan. Jenis tulisan ini meliputi: narasi,

deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi.

Page 28: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxviii

Menurut Gorys Keraf (2004: 136) narasi merupakan satu bentuk wacana

yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya pada pembaca suatu

peristiwa yang telah terjadi. Jenis tulisan ini dapat berbentuk cerita fiktif (khayal)

dan cerita nonfiktif (nyata). Narasi fiktif dapat dijumpai pada karya sastra, seperti

cerpen dan novel, sedangkan narasi nonfiktif sering kali terdapat pada berita-

berita di surat kabar. Tulisan jenis ini memiliki penanda, antara lain: (1) berupa

cerita tentang peristiwa dan pengalaman manusia, (2) kejadian atau peristiwa yang

disampaikan dapat berupa kejadian yang benar-benar terjadi dapat pula berupa

imajinasi semata, (3) terdapat konflik yang dapat menarik pembaca, (4) memiliki

nilai estetika, khususnya narasi fiktif; (5) menekankan susunan kronologis, dan (6)

biasanya memuat dialog (Atar Semi, 1990: 33)

Deskripsi disebut juga pelukisan atau penggambaran. Hal itu disebabkan

rincian tentang objek tulisan dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan

imajinasi pembaca seolah ikut mendengar, merasakan, atau mengalami langsung

objek tersebut. Karangan ini berhubungan dengan pengalaman panca indera

pembaca seperti penglihatan seperti penglihatan, pendengaran, perabaan,

penciuman, dan perasaan.

Eksposisi adalah tulisan berbentuk paparan dilengkapi data-data kesaksian

seperti gambar, grafik, foto-foto dengan tujuan memperjelas informasi yang

disampaikan (Tim Reality, 2008: 760). Tujuan dari jenis tulisan ini adalah

memberi informasi kepada pembaca tentang suatu masalah. Eksposisi ditandai

dengan tulisan berupa: pengertian atau pengetahuan; menjawab pertanyaan

tentang apa, mengapa, dan bagaimana; disampaikan dengan bahasa yang lugas

serta bahasa yang baku, penggunaan bahasa netral, tidak memihak dan

memaksakan sikap terhadap penulis.

Gorys Keraf (2007: 3) berpendapat argumentasi merupakan tulisan yang

berusaha membuktikan suatu kebenaran. Penulis berusaha meyakinkan pembaca

untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-bukti atau fakta-fakta

yang menguatkan argumen penulis. Tulisan ini dikembangkan dengan pola

pemberian contoh-contoh, analogi, sebab-akibat, atau dengan pola deduktif dan

induktif. Pemaparan tulisan berdasarkan cara bernalar atau berpikir yang logis

Page 29: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxix

sehingga pembaca dapat menerima kebenaran yang disampaikan oleh penulis

secara objektif, sedangkan karangan persuasi adalah jenis tulisan yang

disampaikan dengan cara tertentu secara ringkas, menarik, serta berusaha

memengaruhi pembaca (Tim Reality, 2008: 761).

2. Hakikat Menulis Argumentasi

a. Pengertian Argumentasi

Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk

memengaruhi sikap dan pandangan orang lain, agar mereka itu percaya dan

akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau

pembicara (Gorys Keraf, 2007: 3). Melalui argumentasi penulis berusaha

merangkai fakta-fakta sehingga mampu menunjukkan suatu pendapat mempunyai

kebenaran atau tidak. Dengan kata lain argumentasi adalah suatu cara bernalar

yang berusaha untuk meyakinkan pembaca atau pendengar untuk percaya dan

menerima apapun yang dikatakan dengan memberikan pembuktian yang logis dan

meyakinkan.

Sementara itu, Attar Semi (1990: 47) menyebutkan argumentasi sebagai

tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran

berpendapat atau pernyataan dari penulis. Dalam argumentasi terdapat sebuah

proses penalaran yang dapat dilakukan oleh penulis. Penalaran tersebut adalah

bernalar dengan cara deduktif dan bernalar dengan induktif. Bernalar deduktif

mempunyai arti bahwa seorang penulis dalam menuliskan karangannya

mengungkapkan hal-hal yang bersifat umum terlebih dahulu baru kemudian

mengerucut menjadi hal-hal yang bersifat khusus. Sedangkan bernalar induktif

meupakan kebalikannya yaitu seorang penulis mengungkapkan hal-hal khusus

terlebih dahulu baru kemudian hal yang umum. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Judith (2009: 205) yang menyatakan bahwa deductive argument is

argument that claim their conclusion necessarily follows from the premises, and

inductive argument is argument that claim their conclusion probably follows from

the premises.

Page 30: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxx

Selanjutnya Tim Reality (2008: 760) mendefinisikan argumentasi sebagai

tulisan yang bersifat memerngaruhi pembaca agar mau menerima atau setuju

dengan pendapat penulis yang disajikan. Untuk memperkuat gagasan atau

pendapat maka sebuah tulisan argumentasi disertai dengan data-data dan alasan-

alasan yang logis.

Untuk dapat mengungkapkan hal-hal yang dapat mempengaruhi pembaca,

seorang penulis argumentasi harus dapat berpikir kritis dan logis. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat Gorys keraf (2004: 4) yang menyebutkan bahwa dasar

sebuah tulisan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis. Berpikir kritis berarti

seorang penulis argumentasi harus tanggap terhadap situasi yang ada dan mampu

mempertimbangkan baik buruknya suatu keadaan. Berpikir logis merupakan

berpikir yang urut, sesuai dengan kenyataan.

Senada dengan maksud di atas, Nippold (2010: 238) menyebutkan bahwa

argumentative writing is a challenging communication task that calls upon

sophisticated cognitive dan linguistic abilities. Menulis argumentasi merupakan

perpaduan komunikasi tertulis yang melibatkan kemampuan berpikir dan bahasa.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam menulis argumentasi tidak

terlepas dari proses berpikir dan kemudian menuangkan dalam tulisan dalam

bentuk bahasa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karangan argumentasi

menekankan pada penguatan pendapat, pendirian atau gagasan disertai dengan

alasan atau bukti yang memperkuat penulis. Dengan demikian sebuah gagasan

tidak serta merta ditulis, tetapi penulisannya harus disertai dengan alasan yang

logis.

b. Dasar Penulisan Argumentasi

Argumentasi yang baik biasanya menggunakan kaidah-kaidah logika yang

benar (Gorys Keraf, 2007: 101-102). Dengan memperhatikan kaidah logika yang

benar maka pembaca akan mudah memahami apa yang disampaikan penulis.

Demikian juga kesesuaian isi dengan realitas kehidupan sehari-hari merupakan

suatu landasan yang berguna dalam menyusun paragraf argumentasi. Dasar yang

harus diperhatikan sebagai titik tolak argumentasi adalah:

Page 31: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxi

1) pembicara atau pengarang harus mengetahui sedikit tentang subyek yang akan dikemukakannya, sekurang-kurangnya mengetahui prinsip-prinsip ilmiahnya. Karena argumentasi pertama-tama didasarkan pada fakta, informasi, evidensi, dan jalan pikiran yang menghubungkan faktafakta dan informasi tersebut;

2) pengarang harus bersedia mempertimbangkan pandangan-pandangan atau pendapat-pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri. Mempertimbangkan pendapat lawan adalah dengan tujuan untuk mengetahui apakah di antara fakta-fakta yang diajukan lawan ada yang dapat dipergunakannya, sehingga akan memperlemah pendapat lawan tadi. dan dapat juga terjadi bahwa fakta dan evidensi lawanlah yang benar, sehingga pendapat lawanlah yang harus diterima;

3) pembicara atau penulis argumentasi harus berusaha untuk mengemukakan pokok persoalannya yang jelas. Ia juga harus mengemukakan pola konsep-konsep dan istilah yang tepat;

4) pembicara atau penulis harus menyelidiki persyaratan mana yang masih diperlukan bagi tujuan-tujuan lain yang tercakup dalam persoalan yang dibahas itu, dan sampai dimana kebenaran dari pernyataan yang telah dirumuskannya;

5) dari semua maksud dan tujuan yang terkandung dalam persoalan itu, maksud yang mana lebih memuaskan pembicara atau penulis untuk menyampaikan masalahnya. (Gorys Keraf, 2007: 101-102).

Sebagai bentuk tulisan yang paling umum digarap, argumentasi selalu

terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, tubuh argumentasi, dan

kesimpulan (Gorys Keraf, 2007: 104 ). Di bagian pendahuluan ini dijelaskan latar

belakang permasalahan. Secara ideal pendahuluan mengandung cukup banyak

bahan untuk menarik perhatian pembaca yang tidak ahli sekalipun, serta

memperkenalkan kepada pembaca fakta-fakta yang diperlukan untuk memahami

argumentasinya. Kebanyakan penulis pemula menganggap pembaca sudah

mengetahui sebagian besar permasalahan yang dibicarakan. Sikap ini kurang

menguntungkan dan hanya akan menggagalkan argumentasinya. Kegagalan ini

tidak hanya pada tulisan saja, tapi juga akan membuat pembaca tidak percaya.

Kedua, tubuh argumentasi yaitu seluruh isi argumentasi diarahkan kepada

usaha penulis untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran dari permasalahan

yang dikemukakan sehingga kesimpulanya juga benar. Hal terpenting pada bagian

tubuh argumentasi adalah mengajukan pembuktian mengenai benar tidaknya data

dan informasi yang diperoleh berkaitan dengan permasalahan yang dikemukakan.

Kebenaran faktual ini harus didukung proses penalaran yang sahih dan logis

Page 32: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxii

sehingga pendapat atau kesimpulan yang diturunkan tidak dapat dibantah oleh

siapapun. Kebenaran dalam penalaran dan konklusi itu mencakup beberapa

kemahiran: kecermatan menyeleksi fakta yang benar, kekritisan dalam

memberikan penilaian, penyajian atau penyusunan bahan secara baik dan teratur.

Penyajian fakta, kesaksian, perumusan premis-premis, dan sebagainya dengan

benar. Ketiga, kesimpulan yang berupa dalil yang telah teruji kebenarannya dalam

isi argumentasi, atau berupa rangkuman umum dari materi yang telah

dikemukakan.

3. Hakikat Pembelajaran Menulis Argumentasi di SMA

a. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran merupakan peristiwa yang tidak dapat dipisahkan dari

belajar meskipun sebenarnya kedua hal tersebut adalah peristiwa yang berbeda.

sering kali orang menyamakan istilah pembelajaran dengan istilah pengajaran

karena tidak memahami hakikat kedua hal itu memberikan batasan yang berbeda

tentang istilah pembelajaran dan pengajaran. Dalam pengajaran, guru dan murid

berada di kelas (ruang) formal sedangkan dalam pembelajaran, kegiatan belajar

mengajar dapat terjadi meski tanpa kehadiran guru.

Oemar Hamalik (2001: 57) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah

suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi dalam mencapai

tujuan pembelajaran. Batasan tersebut membawa pengertian bahwa pembelajaran

tidak terbatas di dalam ruang saja tetapi juga diselenggarakan di luar kelas bahkan

luar sekolah.

Ada lima pengertian pengajaran dan pembelajaran menurut Oemar Hamalik

(2003: 58), yaitu: 1) pengajaran ialah upaya menyampaikan pengetahuan kepada

peserta didik/siswa di sekolah; 2) pengajaran adalah mewariskan kebudayaan

kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah; 3) pembelajaran

adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi

peserta didik; 4) pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk

menjadi warga masyarakat yang baik; 5) pembelajaran adalah suatu proses

Page 33: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiii

membantu siswa mengahadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Selanjutnya

Agus Suprijono (2011: 11-12) menjelaskan tentang perbedaan antara pengajaran

dan pembelajaran. Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning dan

pengajaran terjemahan dari teaching. Lebih lanjut, Suprijono mengungkapkan

bahwa pengajaran adalah proses perbuatan, cara mengajarkan. Perbuatan atau cara

mengajarkan diterjemahakan sebagai kegiatan guru mengajari peserta didik; guru

menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didik sebagai pihak

penerima. Pengajaran seperti ini merupakan proses instruktif. Guru bertindak

sebagai ‘panglima’, guru dianggap paling dominan, dan guru dipandang sebagai

orang yang paling mengetahui.

Agus Suprijono (2011: 13) menjelaskan tentang pembelajaran yang

berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensiil istilah ini dengan

pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik

belajar, sedangkan pada pembelajaran, guru mengajar diartikan sebagai upaya

guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam

perspektif pembelajaran adalah guru yang menyediakan fasilitas belajar bagi anak

didiknya untuk mempelajarinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa subjek

pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif.

Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti

halnya pengajaran.

H. J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan (2000: 32-39)

memberikan batasan pembelajaran atau instruction sebagai usaha sadar dan

disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadi terjadinya

perubahan tingkah laku sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa. Dengan

demikian, ada tiga ciri utama pembelajaran, yaitu: (1) ada aktivitas yang

menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pembelajar baik langsung maupun

tidak langsung, (2) perubahan itu berupa diperolehnya kemampuan baru dan

berlaku untuk waktu yang lama, dan (3) perubahan itu terjadi karena suatu usaha

yang dilakukan secara sadar.

Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan

beberapa komponen. Menurut H. J. Gino, et al (2000: 30) komponen tersebut

Page 34: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiv

adalah guru; siswa; tujuan; isi pelajaran; metode; media; dan evaluasi. Guru

merupakan seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar

yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Siswa adalah orang yang

berperan sebagai pencari, penerima, dan pelaksana pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu. Tujuan adalah perubahan yang diinginkan terjadi pada

siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut

meliputi perubahan kognitif, psikomotor, dan afektif. Isi pelajaran atau materi

pelajaran adalah segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang

diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode merupakan suatu strategi

pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang meliputi seluruh kegiatan penyajian

bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan. Media merupakan bahan pengajaran yang digunakan untuk

menyajikan informasi kepada siswa. Evaluasi merupakan cara yang digunakan

untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh

komponen kegiatan belajar mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi

setiap komponen tersebut.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi berhasil tidaknya

pembelajaran. Menurut H. J. Gino, et al (2000: 36-39) faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran antara lain: minat belajar, motivasi

belajar, bahan belajar; alat bantu belajar; suasana belajar; kondisi siswa;

kemampuan guru.

Minat artinya kecenderungan yang agak menetap, mempengaruhi si

subjek agar merasa tertarik dan senang berkecimpung dalam kegiatan suatu

bidang. Untuk menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,

guru dituntut untuk mampu memunculkan inovasi-inovasi baru dalam proses

pembelajaran. Inovasi tersebut dapat berupa pemilihan media dan metode

pembelajaran yang tepat dan variatif. Motivasi diartikan sebagai suatu dorongan

yang timbul pada diri seorang secara sadar atau tidak untuk melakuakan suatu

tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Page 35: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxv

Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi

yang digunakan dalam pembelajaran harus dideusiakan dengan tujuan yang akan

dicapai oleh siswa dan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa agar dapat

dimintai olehnya. Alat bantu belajar adalah semua alat yang digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar dengan maksud menyampaikan pesan pembelajaran

dari sumber belajar (guru) kepada penerima (siswa). Alat bantu belajar merupakan

alat yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya buku,

komputer, tape recorder, dan lain-lain. Suasana belajar merupakan situasi dan

kondisi yang ada dalam lingkungan tempat proses pembalajaran berlangsung.

Suasana yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran yang baik antara lain

yaitu: susana kekeluargaan, suasana sekolah yang nyaman, suasana kelas diatur

fleksibel, jumlah siswa tidak terlalu banyak, dan siswa belajar secara bervariasi.

Kondisi siswa merupakan keadaan siswa pada saat kegiatan belajar

mengajar berlangsung. Kondisi yang dimaksud bukan hanya keadaan fisik,

melainkan juga keadaaan psikis siswa. Kemampuan guru maksudnya adalah

kemampuan guru dalam menyampaikan materi, mengelola kelas, serta mangatasi

berbagai masalah yang mungkin terjadi selama proses belajar mengajar. Kriteria

yang menunjukkan kemampuan guru adalah sebagai berikut: a) guru

menyampaikan materi dengan tepat dan tidak membosankan, namun tidak

terkesan menggurui; b) guru harus bisa memilih metode dan cara mengajar yang

tepat agar dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran; c) guru harus

mampu mengelola kelas dengan baik, misalnya dengan memberikan perhatian

yang merata kepada seluruh siswa yang ada di kelas tersebut, baik yang ada di

depan maupun di belakanag; d) guru harus mampu memotivasi siswa agar mau

aktif dalam kegaiatan belajar mengajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu

proses atau usaha untuk menjadikan siswa belajar dengan memberikan stimulasi

kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat untuk mencapai tujuan belajar

yang diinginkan. Pembelajaran merupakan proses interaksi anatara peserta didik

dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tindakan ke arah yang positif.

Page 36: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvi

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa

belajar guna mengubah perilaku yang lebih baik. Dalam usahanya guru didukung

oleh adanya materi pelajaran yang sesuai metode dan penggunaan media yang

tepat.

b. Hakikat Pembelajaran Menulis di SMA

Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam dunia

pendidikan. Dengan adanya mata pelajaran bahasa Indonesia siswa dapat

mengontruksikan semua pelajaran dengan baik karena semua mata pelajaran dapat

dipahami dengan bahasa. Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 1) menyebutkan

keterampilan berbahasa mencakup 4 segi yaitu menyimak, berbicara, membaca,

dan menulis. Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan.

Menulis juga dapat diartikan sebagai cara berkomunikasi dengan pikiran,

perasaan dan kehendak kepada orang lain secara tertulis. Menulis merupakan

suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif (Henry Guntur Tarigan, 2008: 4).

Kegiatan menulis bertujuan untuk mengungkapkan fakta, pesan sikap dan

isi pikiran secara jelas dan efektif kepada para pembacanya. Pelajaran bahasa

Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi kebahasaan saja, tetapi juga

materi kesastraan. Kedua materi tersebut direncanakan dan mendapat bagian yang

sama sehingga pengajarannya juga harus seimbang. Sebagai contohnya dalam

pembelajaran menulis argumentasi secara tidak langsung materi pembelajaran

menulis cerpen merupakan satu kesatuan dari materi kebahasaan dan materi

sastra.

Pembelajaran menulis di Sekolah Menengah Atas (SMA) diakui masih

sangat minim dan kurang aktraktif. Pembelajaran menulis di sekolah sering

disebut dengan kegiatan yang memberdayakan diri sendiri dan orang lain. Hal

tersebut dapat terjadi karena ide, pemikiran, hal baru, sejarah, ataupun cerita

dapat disampaikan kepada orang lain secara lebih luas melalui media tulisan.

Kesempatan besar untuk menyebarkan ide pemikiran perlu didukung dengan

kemampuan menuliskan dan menyampaikan dalam bentuk tulisan secara baik. Itu

artinya ide yang tertulis diharap dapat ditangkap, dan dimengerti oleh pembaca.

Page 37: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvii

Ide dan pemikiran yang dicurahkan dalam tulisan perlu ditetapkan tujuannya.

Tujuan tersebut dapat berupa untuk apa tulisan dibuat dan untuk siapa tulisan

tersebut ditujukan. Dengan demikian, penggunaan bahasa, istilah, dan ide yang

akan disampaikan sesuai dengan situasi dan kondisi.

Pembelajaran mengandung makna kegiatan memilih, menetapkan, dan

mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mencapai hasil

pembelajaran yang diinginkan. Sehingga dalam pembelajaran menulis ini berarti

kegiatan yang dilakukan mencakup memilih, menetapkan, dan mengembangkan

sebuah karangan baik karangan sastra maupun nonsastra.

Hal di atas membuktikan bahwa pembelajaran menulis di SMA perlu

adanya perbaikan. Perbaikan tersebut dimulai dari guru yang bertugas sebagai

fasilitator. Guru yang berperan sebagai fasilitator dapat membekali diri dengan

pengetahuan keilmuan yang menjadi keahliannya dan membekali diri dengan ilmu

mengenai inovasi cara pembelajaran yang menarik, maka guru tersebut dapat

menciptakan pembelajaran menulis yang menarik. Dengan demikian, siswa akan

lebih tertarik dan akan meningkatkan hasil pembelajaran dan proses pembelajaran.

c. Pembelajaran Menulis Argumentasi

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Pada jenjang SMA, standar

kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi minimal

peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan

berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar

kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan

merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global (BSNP, 2006: 260)

Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan satu aspek

yang harus diajarkan kepada siswa yang terangkum dalam mata pelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia. Di dalam kurikulum saat ini, untuk siswa kelas X ada

beberapa keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa baik menulis

dalam kategori kebahasaan maupun dalam kategori sastra. Salah satu kemampuan

Page 38: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxviii

menulis yang harus dikuasai oleh siswa SMA kelas X dalam kategori kebahasaan

adalah menulis paragraf argumentasi.

Berdasarkan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menulis argumentasi diberikan pada semester

kedua dengan standar kompetensi, mengungkapkan informasi melalui penulisan

paragraf dan teks pidato. Adapun kompetensi dasarnya adalah menulis gagasan

untuk mendukung pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Materi yang

harus disampaikan guru dalam membelajarakan keterampilan menulis

argumentasi meliputi ciri-ciri paragraf argumentasi, topi-topik paragraf

argumentasi, kerangka paragraf argumentasi, dan penggunaan kata penghubung

dalam paragraf argumentasi. Untuk memperjelas materi tersebut, guru perlu

memberikan contoh paragraf argumentasi.

Selama pembelajaran menulis argumentasi berlangsung, kegiatan yang

diharapkan antara lain: (1) mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan

menjadi paragraf argumentasi, (2) menyusun kerangka paragraf argumentasi, (3)

mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf argumentasi, (4)

menggunakan kata penghubung antar klausa dalam paragraf argumentasi, dan (5)

menyunting paragraf argumentasi yang ditulis teman. Semua rangkaian kegiatan

tersebut harus dilaksanakan oleh siswa. Setiap siswa harus memulai kegiatan

dalam pembelajaran mulai dari mendaftar topik sampai dengan menyunting

paragraf argumentasi.

Menulis argumentasi merupakan suatu proses merangkai ide atau

gagasan, menyampaikannya dalam bahasa tulis dan bertujuan untuk

mempengaruhi orang lain. Dalam tulisan tersebut harus mengandung ajakan agar

pembaca percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan

penulis. Supaya mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, guru harus

memberi pemahaman yang jelas tentang tulisan argumentasi yang benar serta

menggunakan strategi mengajar yang tepat.

Page 39: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxix

d. Penilaian Pembelajaran Menulis Argumentasi

Dalam menilai setiap pembelajaran ada dua hal yang harus dinilai, yakni

nilai proses dan hasil sebuah pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sarwiji Suwandi (2008:15) yang menyebutkan penilaian adalah suatu proses

untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan sesuai

dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan

1. Penilaian proses pembelajaran

Penilaian proses belajara-mengajar merupakan menyangkut penilaian

terhadap kegiatan siswa, pola interaksi guru dan siswa, dan keterlaksanaan

kegiatan belajar-mengajar (Nana Sudjana, 2010:1). Penilaian proses pembelajaran

bertujuan untuk perbaikan dan lebih mengoptimalkan produktivitas beberapa hal

yaitu: a) efisiensi dan keefektifan pencapaian tujuan instruksiol; b) keefektifan

dan relevansi bahan pengajaran; c) produktivitas kegiatan pembelajaran; d)

keefektifan sumber dan sarana pembelajaran; e) keefektifan penilaian hasil dan

proses pembelajaran ( Nana Sudjana, 2010: 57). Selanjutnya Nana Sudjana (2010:

60-62), menyebutkan kriteria yang dapat digunakan dalam penilaian proses

pembelajaran adalah sebagai berikut: a) konsistensi kegiatan pembelajaran dengan

kurikulum; b) keterlaksanaan guru; c) keterlaksanaan oleh siswa; d) motivasi

belajar siswa; e) keaktifan para siswa; f) interaksi guru dan siswa; g) kemampuan

dan keterampilan guru mengajar; h) kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Kurikulum adalah program pembelajaran yang telah ditentukan sebagai

acuan yang harus dilaksanakan. Keberhasilan proses pembelajaran dilihat dari

sejauh mana acuan tersebut dilaksanakan secara nyata dalam bentuk aspek-aspek

yang meliputi: (1) tujuan-tujuan pembelajaran; (2) bahan pengajaran yang

diberikan; (3) jenis kegiatan yang dilaksanakan; (4) cara melaksanakan tiap jenis

kegiatan; (5) peralatan yang digunakan untuk masing-masing kegiatan; dan (6)

penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan.

Keterlaksanaan guru yang dimaksud adalah sejauh mana kegiatan yang

telah direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru tanpa mengalami hambatan yang

berarti. Keterlaksanaan guru ini dapat dilihat dalam: (1) mengondisikan kegiatan

belajar siswa; (2) menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar; (3) waktu

Page 40: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xl

yang disediakan untuk kegiatan pembelajaran; (4) memberikan bantuan dan

bimbingan pembelajaran pada siswa; (5) melaksanakan penilaian proses dari hasil

pembelajaran; (6) kegiatan menggeneralisasikan hasil pembelajaran dan tidak

lanjutnya untuk kegiatan pembelajaran berikutnya;

Keterlaksanaan oleh siswa ini dinilai dari sejauh mana siswa melakukan

kegiatan pembelajaran sesuai dengan program yang telah ditentukan oleh guru

tanpa mengalami hambatan. Keterlaksanaan oleh siswa ini dapat dilihat dari: (1)

memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru; (2) semua siswa

turut serta melakukan kegiatan pembelajaran; (3) tugas-tugas belajar dapat

diselesaikan sebagai mana mestinya; (4) memanfaatkan semua sumber belajar

yang disediakan guru; (5) menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang ditetapkan

guru.

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam motivasi

belajar yang ditunjukkan oleh siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Hal tersebut dapat dilihat dalam: (1) minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran;

(2) semangat siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya; (3) tanggung jawab

siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya; (4) reaksi yang ditunjukkan siswa

terhadap stimulus yang diberikan guru; (5) rasa senang dan puas dalam

mengerjakan tugas yang diberikan.

Penilaian proses pembelajaran terutama adalah melihat sejauh mana

keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Keaktifan siswa tersebut

dapat dilihat dalam hal berikut: (1) turut serta dalam melaksanakan tugas

belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3) bertanya kepada siswa lain

atau pada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi; (4) berusaha

mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah; (5)

melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru; (6) melatih diri

dalam memecahkan soal atau maslah yang sejenis; (7) kesempatan menggunakan

atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau

persoalan yang dihadapi.

Interaksi guru dan siswa ini berkenaan dengan komunikasi atau

hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa dalam

Page 41: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xli

melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dalam: (1) tanya jawab

atai dialog antara guru dengan siswa atau anta siswa dengan siswa; (2) bantuan

guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara inividu atau

kelompok; (3) dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan sumber belajar; (4)

senantiasa beradanya guru dalam situasi pembelajaran sebagai fasilitator

pembelajaran; (5) tampilnya guru sebagai pemberi jalan keluar manakala siswa

menghadapi jalan buntu dalam tugas belajarnya; (6) adanya kesempatan mendapat

umpan balik secara berkesinambungan dari hasil pembelajaran yang diperoleh

siswa.

Kemampuan atau keterampilan guru mengajar merupakan puncak

keahlian guru yang professional karena merupakan penerapan semua kemampuan

yang telah dimilikinya dalam hal pengajaran, komunikasi dengan siswa, metode

mengajar, dll. Beberapa indikator untuk menilai kemampuan ini antara lain: (1)

menguasai bahan pelajaran yang disampaikan pada siswa; (2) terampil

berkomunikasi dengan siswa; (3) menguasai kelas sehingga mengendalikan siswa;

(4) terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar; (5) terampil

mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulis.

Salah satu keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil

belajar yang dicapai siswa. Dalam hal ini, aspek yang dilihat antara lai: (1)

perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa setelah menyelesaikan

pengalaman belajarnya; (2) kualitas dan kuantitas tujuan instruksional oleh para

siswa; (3) jumlah siswa yang mencapai tujuan instruksional mencapai 75% dari

jumlah instruksional yang harus dicapai; (4) hasil belajar tahan lama diingat dan

dapat digunakan sebagai dasar dalam mempelajari bahan berikutnya.

Berdasarkan kriteria tersebut dapat digunakan sebagai pegangan dalam

menilai kualitas proses pembelajaran agar upaya memperbaiki proses

pembelajaran dapat ditentukan lebih lanjut. Dari kriteria tersebut penilai dapat

melihat bagian-bagian yang telah tercapai dan bagian-bagian yang belum tercapai.

Dengan demikian hal yang belum tercapai dapat dipelajarai dan ditentukan untuk

memperbaikinya.

Page 42: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlii

2. Penilaian hasil pembelajaran

Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2010: 22). Horward

kingsley dalam Nana Sudjana membagi tiga macam hasil belajar, yaitu: (a) sikap

keterampilan dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan keterampilan; (c) sikap dan cita-

cita. Masih dalam Nana sudjana, Gagne membagi kategori hasil belajar menjadi

lima hal, yaitu: (a) informasi verbal; (b) keterampilan intelektual; (c) strategi

kognitif; (d) sikap; dan (e) keterampilan motoris.

Penilaian hasil pembelajaran menulis yang ditekankan pertama kali

adalah unsur bahasa, sedangkan yang kedua adalah unsur gagasan. Kebiasaan

guru yang hanya menilai tulisan siswa dari kebahasaannya saja akan membuat

penilaian berat sebelah. Apabila sebuah tulisan benar kebahasaannya tapi ide atau

gagasannya tidak sesuai dengan situasi di mana tulisan itu dibuat, maka tulisan

yang telah dibuat dengan susah payah tersebut akan tidak bermakna. Jadi,

penilaian hasil menulis ditekankan pada kemampuan siswa mengorganisasi dan

mengemukakan gagasan dalam bentuk bahasa secara tepat (Burhan Nurgiyantoro,

2001: 298).

Selanjutnya Burhan Nurgiyantoro mengungkapkan penilaian terhadap

sebuah karangan mempunyai kelemahan pokok yang berupa objektifitas penilaian

rendah. Dalam penilaian tulisan khususnya karangan akan terlihat subjektifitas

dari penilai. Nilai yang diberikan tergantung pada kehendak sang penilai. Hal ini

dapat dibuktikaan dengan adanya satu karangan yang dinilai oleh dua orang akan

mempunyai nilai yang berbeda. Oleh karena itu, harus dipikirkan bagaimana

mencari model penilaian yang memungkinkan memperkecil subjektifitas penilai.

Hartfiel (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2010: 440) menyatakan salah satu

model yang lebih rinci dalam melakukan penskoran, yaitu dengan menggunakan

model skala interval untuk tiap tingkat tertentu pada tiap aspek yang dinilai.

Model penilaian ini lebih rinci dan teliti dalam memberikan skor serta dapat

dipertanggungjawabkan. Model penilaian tersebut adalah sebagai berikut:

Page 43: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliii

Tabel 1. Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval

No Aspek Penilaian Skor Kriteria

1 I

S

I

27-30

22-26

17-21

13-16

SANGAT BAIK: padat informasi,

substansif, pengembangan tesis tuntas,

relevan dengan permasalahan dan tuntas.

BAIK: informasi cukup, substansi cukup,

pengembangan tesis terbata, relevan tetapi

tidak lengkap.

SEDANG: informasi terbatas, substansi

kurang, pengembangan tesis tak cukup,

permasalahan tak cukup.

KURANG: tidak berisi, tidak ada

substansi, tidak ada pengembangan tesis,

tidak ada permasalahan.

2 O

R

G

A

N

I

S

A

S

I

18-20

14-17

10-13

7-9

SANGAT BAIK: ekspresi lancer, gagasan

diungkapkan dengan jelas, padat, tertata

dengan baik, urutan logis, kohesif.

BAIK: kurang lancer, kurang terorganisasi

tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung

terbatas, urutan logis tetapi tidak lengkap.

SEDANG: tidak lancer, gagasan kacau,

terpotong-potong, urutan dan

pengembangan tidak logis.

KURANG: tidak komunikatif, tidak

terorganisasi, tidak layak nilai.

3 K

O

S

18-20

SANGAT BAIK: pemanfaatan potensi

kata canggih, pilihan kata dan ungkapan

tepat, menguasai pembentukan kata.

Page 44: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliv

A

K

A

T

A

14-17

10-13

7-9

BAIK: pemanfaatan potensi kata agak

canggih, pilihan kata dan ungkapan

kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak

mengganggu.

SEDANG: pemanfaatan potensi kata

terbatas, sering terjadi kesalahan

penggunaan kosa kata dan merusak makna.

KURANG: pemanfaatan potensi kata

asal-asalan, pengetahuan tentang kosa kata

rendah, tidak layak nilai.

4 PENGEMBANGAN

B

A

H

A

S

A

22-25

18-21

11-17

5-10

SANGAT BAIK: konstruksi kompleks

tetapi efektif, hanya terjadi sedikit

kesalahan penggunaan bentuk bahasa.

BAIK: konstruksi sederhana tetapi efektif,

kesalahan kecil pada konstruksi kompleks,

terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna

tidak kabur.

SEDANG-CUKUP: terjadi kesalahan

serius dalam konstruksi kalimat, makna

membingungkan atau kabur.

SANGAT KURANG: tidak menguasai

aturan sintaksis, terjadi banyak kesalahan,

tidak komunikatif, tidak layak nilai.

5 M

E

K

A

5

4

SANGAT BAIK: menguasai aturan

penulisan, hanya terdapat beberapa

kesalahan ejaan.

BAIK: kadang-kadang terjadi kesalahan

ejaan tetapi tidak mengaburkan makna.

Page 45: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlv

N

I

K

3

2

SEDANG: sering terjadi kesalahan ejaan,

makna membingungkan atau kabur.

KURANG: tidak menguasai aturan

penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan,

tulisan tidak terbaca, tulisan tidak layak

nilai.

(Diadaptasi dari Burhan Nurgiyantoro, 2010: 441-442)

4. Hakikat Strategi Pembelajaran Think Talk Write

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan adalah cara-cara yang akan dipilih dan

akan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran

sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi

pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya

(Hamzah Uno, 2010: 1). Pendapat lain dikemukakan (Oemar Hamalik, 2003: 183)

yang menyatakan bahwa strategi pengajaran merupakan penerjemahan filsafat

atau teori mengajar menjadi rumusan tentang cara mengajar yang harus ditempuh

dalam situasi-situasi khusus atau dalam keadaan tertentu yang spesifik.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2008: 9) menyatakan strategi

pembelajaran adalah kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh

pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai ke tahap evaluasi,

serta program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

mencapai tujuan tertentu.

Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam

proses pembelajaran karena dalam strategi pembelajaran terdapat cara-cara yang

akan digunakan pengajar untuk memilih kegiatan belajar selama proses

pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi

dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang

dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Pemilihan strategi

pembelajaran yang tepat akan mengoptimalkan kualitas belajar mengajar yang

terjadi di kelas.

Page 46: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvi

Hamzah Uno (2010: 3) menyatakan bahwa terdapat lima komponen

strategi pembelajaran yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian

informasi, partisipasi peserta didik, tes, dan kegiatan lanjutan. Kegiatan

pendahuluan sebagai bagian dalam sistem pembelajaran secara keseluruhan

memegang peranan penting. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran khusus yang

diharapkan dicapai peserta didik di akhir kegiatan. Pemberian apersepsi juga

termasuk dalam kegiatan pendahuluan yang merupakan jembatan antara

pengetahuan lama dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari.

Penyampaian informasi kepada peserta didik perlu memperhatikan

beberapa hal meliputi urutan penyampaian, ruang lingkup materi yang

disampaikan dan jenis materi. Urutan penyampaian materi diberikan berdasarkan

pola yang tepat yaitu berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang sederhana

atau mudah menuju hal yang lebih kompleks. Ruang lingkup materi yang

disampaikan bergantung pada karakteristik peserta didik dan materi yang

dipelajari. Ruang lingkup materi sudah tergambar pada saat penentuan tujuan

pembelajaran.

Berdasarkan prinsip student centered, peserta didik merupakan pusat dari

suatu kegiatan belajar dan dikenal dengan istilah cara belajar siswa aktif. Proses

pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan

latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah

ditetapkan.

Komponen strategi pembelajaran setelah partisipasi siswa adalah tes yang

biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui

berbagai proses pembelajaran. Komponen terakhir dari strategi pembelajaran

adalah kegiatan lanjutan yang diberikan oleh guru (Hamzah Uno, 2010: 3-7).

b. Strategi Think Talk Write

Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari (2008: 84) menyatakan Think Talk

Write adalah salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas

dan komunikasi di antara siswa. Strategi yang diperkenalkan oleh Huinker dan

Laughlin ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis.

Alur kemajuan strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau

Page 47: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvii

berdialog dengan dirinya sendiri setelah membaca, selanjutnya berbicara dan

membagi ide dengan temannya sebelum menulis. Strategi ini lebih efektif jika

dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa. Siswa diminta membaca,

membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar, dan membagi ide bersama

teman dalam kelompok kemudian mengungkapkannya melalui tulisan (Martinis

Yamin dan Bansu I. Ansari, 2008: 84).

Campbell (1969) menyatakan a talk-write strategy would give student

social-vocal reinforcement from their peer. Artinya dengan menggunakan strategi

berbicara dan menulis maka akan memberi penguatan vokal-sosial dari

kelompoknya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan

strategi Think Talk Write, maka seorang siswa akan mampu mengembangkan

kemampuannya, khususnya menulis karena mendapat penguatan dari sebayanya.

Aktivitas berpikir atau think yang dapat dilihat dari proses membaca teks

kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Siswa membedakan dan

mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan kemudian ke dalam bahasa

sendiri dalam membuat atau menulis catatan kecil. Menurut Wiederhold dalam

Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari (2008: 85) membuat catatan berarti

menganalisiskan tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Belajar

rutin membuat atau menulis catatan setelah membaca akan merangsang aktivitas

berpikir sebelum, selama dan setelah membaca. Salah satu manfaat dari proses ini

adalah membuat catatan akan menjadi bagian integral dalam setting pembelajaran.

Kemampuan membaca, dan membaca secara komprehensif (reading

comprehension) secara umum dianggap berpikir, meliputi membaca baris demi

baris atau membaca yang penting saja (Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari,

2008: 85).

Menurut Gilhooly dalam Cece Wijaya (2007: 71) berpikir dapat

didefinisikan sebagai serentetan proses-proses kegiatan merakit, menggunakan

dan memperbaiki model-model simbolik internal. Arends (1997: 158)

menambahkan bahwa berpikir adalah suatu kemampuan untuk menganalisa,

mengkritik, dan menarik kesimpulan berdasar pada inferensi atau pendapat.

Page 48: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlviii

Seseorang perlu berpikir agar dapat menggunakan informasi yang dimiliki dengan

baik jika informasi yang diperoleh tidak lengkap.

Menurut Cece Wijaya (2007: 79) upaya yang dapat dilakukan guru dalam

membina siswa agar berpikir adalah dengan menciptakan kondisi lingkungan yang

kondusif, strategi mengajar lebih banyak ditampilkan keterampilan memecahkan

masalah daripada menyampaikan pengetahuan dan mengajukan pertanyaan untuk

bahan berpikir. Adanya pertanyaan-pertanyaan dari guru membuat siswa mulai

mengembangkan cara-cara berpikir tertentu di bawah bimbingan guru.

Tahap kedua setelah think adalah talk yaitu berkomunikasi dengan

menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Talking juga dapat

membantu guru untuk mengetahui pemahaman siswa dalam belajar, sehingga

dapat mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan. Proses

komunikasi dipelajari siswa dalam kehidupan sebagai individu yang berinteraksi

dengan lingkungan sosialnya. Proses komunikasi dapat dibangun di kelas secara

alami dan mudah serta dapat dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis.

Komunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi dan meningkatkan

aktivitas belajar dalam kelas Hal ini dapat terjadi karena ketika siswa diberi

kesempatan untuk berkomunikasi sekaligus dapat berpikir bagaimana cara

mengungkapkannya dalam tulisan. Keterampilan berkomunikasi dalam tahap talk

dapat mempercepat kemampuan siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan.

Berkomunikasi atau berdialog baik antar siswa maupun guru juga dapat

meningkatkan pemahaman. Talking membantu guru mengetahui tingkat

pemahaman siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mempersiapkan

perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan (Martinis Yamin dan Bansu I.

Ansari, 2008: 85).

Pentingnya tahap talk antara lain karena pemahaman siswa dibangun

melalui konversasi (percakapan) antara sesama individual yang merupakan

aktivitas sosial yang bermakna, siswa menggunakan bahasa untuk menyajikan ide

kepada temannya, membangun teori bersama, sharing strategi solusi dan membuat

definisi. Tahap diskusi juga membantu siswa dalam pembentukan ide (forming

ideas), internalisasi ide, dan dapat meningkatkan dan menilai kualitas berpikir.

Page 49: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlix

Tahap ketiga dalam strategi TTW adalah write yaitu menuliskan hasil

diskusi secara individual. Menulis membantu peserta didik merefleksikan

pengalaman-pengalaman yang mereka alami Silberman (2001: 179). Aktivitas

menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar

teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas menulis akan

membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat

pengembangan konsep siswa. Aktivitas menulis siswa bermanfaat bagi guru untuk

dapat memantau kesalahan siswa, mengetahui konsep tulisan siswa, mengetahui

kelebihan tulisan siswa. Aktivitas siswa selama fase menulis adalah menulis

solusi terhadap masalah atau pertanyaan yang diberikan, mengorganisasikan

semua pekerjaan agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti, mengoreksi semua

pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan yang ketinggalan dan meyakini

bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan terjamin

keasliannya.

c. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Think Talk Write

Urutan proses pembelajaran dalam strategi Think Talk Write dimulai

dengan berpikir melalui bahan bacaan, hasil bacaannya dikomunikasikan dengan

diskusi, dan dilanjutkan presentasi dari perwakilan kelompok. Tahap selanjutnya

adalah mengkonstruksi hasil pengetahuan hasil dari tahap think dan talk secara

individual. Sintaknya adalah: informasi, kelompok, diskusi, presentasi dan

melaporkan. Kemudian langkah-langkah yang lebih rinci dijelaskan oleh Martinis

Yamin dan Bansu I, Ansari (2008: 90) yaitu 1) guru membagi teks bacaan berupa

lembar aktivitas siswa yang memuat situasi masalah; 2) siswa membaca teks dan

membuat catatan dari hasil bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum

diskusi (think); 3) siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk

membahas isi catatan, dilanjutkan presentasi dari perwakilan kelompok dan

ditanggapi oleh kelompok lain (talk). Guru berperan sebagai fasilitator lingkungan

belajar; 4) siswa mengkonstruksi pengetahuan secara individual (write).

Pembagian teks bacaan yang berupa lembar aktivitas siswa ini tergantung

pada materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Khususnya dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dapat dibagiakan masalah yang pada akhirnya

Page 50: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

l

nanti dikembangkan menjadi sebuah karangan argumentasi. Setelah masalah

dibagikan, siswa membuat kelompok yang terdiri dari 3-5 orang siswa. Kelompok

tersebut mendiskusikan permasalahan yang didapat. Mereka dapat saling bertukar

pendapat. Setelah permasalahan dipecahkan, setiap anggota kelompok dapat

menyampaikan hasil diskusi yang diwakilkan satu orang siswa tiap kelompok.

Kelompok lain memperhatikan dan dapat mencatat memberikan tanggapan.

Setelah presentasi selesai, siswa menulis sendiri hasil pemecahan masalah.

Peranan guru dalam metode pembelajaran Think Talk Write menurut

Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari (2008: 84) adalah mengajukan pertanyaan

dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan menantang siswa untuk berpikir,

mendengar secara hati-hati ide siswa, menyuruh siswa mengungkapkan ide secara

lisan dan tertulis. Guru juga memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam

diskusi, memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasikan persoalan-

persoalan, menggunakan model, membimbing, dan membiarkan siswa berjuang

dengan kesulitan serta memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi

serta memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk

berpartisipasi.

Strategi pembelajaran Think Talk Write dapat digunakan dalam setiap

pembelajaran. strategi ini dapat mengembangkan semua aspek yang ada pada

siswa. Pengembangan aspek ini dimulai dari pengembangan diri sendiri yang

dapat dilakukan dalam think dan write, kemudian dapat mengembangkan aspek

kerja kelompok yang dilakukan dalam talk.

Dengan adanya hal di atas maka dapat dikatakan bahwa terdapat

kolaborasi antara siswa dengan guru. Guru yang memberikan pertanyaan pada

siswa menunjukkan adanya kepedulian guru terhadap siswa untuk dapat aktif

dalam kelas. Selain itu, dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran akan

membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar karena mereka merasa dipedulikan

oleh guru mereka. Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan desain pembelajaran

dengan menggunakan Strategi Pembelajaran TTW.

Page 51: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

li

Gambar 1. Desain Pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran TTW

(Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, 2008: 89)

Berdasarkan skema di atas diketahui bahwa proses pembelajaran dengan

strategi Think Talk Write dimulai dari tugas guru kepada siswa untuk menemukan

masalah yang bersifat open-ended atau masalah yang mempunyai beberapa

alternatif solusi, dalam hal ini adalah masalah yang akan dikembangkan menjadi

karangan argumentasi. Siswa secara aktif merespon tugas guru dimulai dengan

berpikir, berbicara dan menulis. Berpikir merupakan tahap dalam strategi TTW

yaitu siswa membaca teks dan membuat catatan secara individual, dilanjutkan

tahap talk yaitu interaksi dalam grup untuk membahas isi catatan serta presentasi

untuk menciptakan diskusi kelas. Tahap terakhir dalam TTW adalah konstruksi

GURU

Situasi masalah open-ended

SISWA

Think

Talk

Write

Membaca teks dan membuat catatan secara individu

Interaksi dalam grup untuk membahas isi catatan

Konstruksi pengetahuan hasil think dan talk secara individu

Kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa

Page 52: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lii

pengetahuan hasil dari think dan talk secara individual. Tahap think, talk dan write

yang dilakukan oleh siswa akan meningkatkan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran, kemampuan pemahaman dan komunikasi yang baik antarsiswa.

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang SMA belum dilaksanakan

secara optimal. Guru cenderung menggunakan teknik pembelajaran yang bercorak

teoretis dan hafalan sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung kaku, monoton,

dan membosankan. Proses pembelajaran akan berjalan optimal apabila semua

pelaku dalam pembelajaran tersebut dapat saling melengkapi. Jika guru membuat

pembelajaran monoton, siswa akan cenderung bosan dan malas untuk mengikuti

pembelajaran. Dalam pembelajaran menulis sering terjadi perhatian siswa tertuju

pada hal lain seperti mengobrol dengan teman, mengganggu teman,

menyandarkan kepala di meja, dan lain-lain. Selain itu, dalam kaitanya dengan

pembelajaran menulis yang terjadi di sekolah pada umumnya guru hanya

langsung meminta siswa untuk langsung menulis. Dengan adanya tuntutan

tersebut siswa hanya langsung menulis tanpa mempunyai gambaran awal tentang

apa yang akan ditulisnya. Pada akhinya, dengan tidak mempunyai gambaran awal

tersebut siswa mengalami kesulitan dalam menuliskan kata-kata. Ada aspek lain

yang memengaruhi, yaitu tidak adanya penekanan tentang aspek penilaian dari

karangan yang dibuat, maka siswa hanya sekadar menulis apa yang ada dalam

pikiran. Mereka cenderung tidak memperhatikan tata bahasa yang digunakan baik

dari segi ejaan maupun organisasi kalimat. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan

yang dapat mendorong seluruh siswa dapat menulis dengan baik dan siswa

mempunyai sikap mejadi lebih baik.

Pembelajaran akan lebih optimal jika strategi yang digunakan tepat.

Melalui strategi pembelajaran Think Talk Write diharapkan siswa dapat lebih

termotivasi untuk mengikuti pembelajaran menulis dengan ditunjukkan adanya

perubahan sikap siswa dari yang suka membuat gaduh (mengobrol dengan teman,

mengganggu teman lain, keliling kelas) menjadi bersikap fokus pada

pembelajaran menulis. Karena dengan menggunakan strategi ini siswa disuguhi

Page 53: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liii

dengan suatu permasalahan yang menuntut siswa untuk berpikir, kemudian

membicarakan permasalahan dengan teman, dan pada akhirnya mengontruksikan

hasil pembicaraan dalam sebuah tulisan argumentasi. Untuk lebih jelasnya,

kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir

C. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama

adalah Zakiyatul Fikriyyah dengan penelitiannya yang berjudul Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa terhadap

Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Logika melalui Belajar dalam Kelompok

Kecil dengan Strategi Think Talk Write pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kudus

Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran:

1. Guru belum menggunakan strategi pembelajaran yang tepat sehingga siswa bosan

2. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis sehingga perhatian siswa terhadap pembelajaranpun rendah (kelas gaduh, mengobrol dengan teman, mengganggu teman lain, menyandarkan kepala di meja, bermain kipas).

3. Hasil pembelajaran menulis siswa rendah.

1. Siswa antusias dalam pembelajaran menulis (kondisi siswa aktif bertanya, tidak melakukan aktivitas sendiri)

2. Hasil pembelajaran menulis meningkat

Penggunaan strategi Pembelajaran Think Talk Write

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Page 54: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liv

Tahun Pelajaran 2006/2007 (Skripsi). Jenis penelitian ini adalah PTK dengan

tujuan penelitian untuk untuk menelaah kemampuan komunikasi dan pemecahan

masalah matematis siswa SMA Negeri 2 Kudus yang belajar dengan strategi

Think Talk Write.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kemampuan komunikasi

dan pemecahan masalah matematis yang belajar dalam kelompok kecil dengan

strategi Think Talk Write mengalami peningkatan hasil belajar. Aktivitas siswa

dalam belajar dalam kelompok kecil dengan strategi Think Talk Write adalah baik.

Siswa dan guru menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran ini.

Kesamaan penelitian Zakiyatul Fikriyyah dengan penelitian ini adalah

strategi pembelajaran yang digunakan sama, yaitu dengan Think Talk Write.

Selain itu subyek penelitian sama yaitu pada siswa kelas X. Namun, ada sedikit

perbedaan dalam objek kajian, yaitu penelitian ini pada pelajaran bahasa

Indonesia, sedangkan penelitian Zakiyatul Fikriyyah pada pelajaran matematika.

Penelitian relevan yang berikutnya adalah Muhammad Fachrur Roza yang

berjudul Penerapan Media Gambar Karikatur untuk Meningkatkan Keterampilan

Menulis Argumentasi Pada Siswa Kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten

Ngawi Tahun Ajaran 2009/2010 (Skripsi). Penelitian ini bertujuan meningkatkan

kualitas proses dan kualitas hasil menulis argumentasi siswa dengan

menggunakan media gambar karikatur.

Penelitian tersebut menghasilkan simpulan bahwa penggunaan media

karikatur dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan rincian

sebagai berikut: pada siklus I, persentase keaktifan siswa mencapai 55%; pada

siklus II, siswa yang aktif mencapai 68%; sedangkan pada siklus III mencapai

74%. Penelitian ttersebut juga menghasilkan simpulan bahwa penggunaan media

karikatur dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis argumentasi.

Rincianpeningkatan kualitas hasil pembelajaran tersebut adalah pada siklus I, nilai

rata-rata siswa mencapai 62,87; siklus II mencapai 67,05; dan siklus III mencapai

73,60. Penelitian tersebut mempunyai kesamaaan objek penelitian yaitu sama-

sama tentang peningkatan keterampilan menulis argumentasi. Persamaan lain

Page 55: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lv

adalah tentang subjek yang digunakan adalah sama-sama siswa kelas X. Namun,

dalam penelitian ini terdapat perbedaannya yakni tentang penggunaan langkah

yang ditempuh untuk meningkatkan keterampilan menulis argumentasi. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fachrur Roza, ia menggunakan media

karikatur, sedangkan peneliti menggunakan strategi pembelajaran Think Talk

Write.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa strategi

Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan

berikutnya menyebutkan bahwa keterampilan menulis argumentasi siswa masih

rendah. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian tentang

meningkatkan keterampilan menulis dengan strategi Think Talk Write.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoritik dan kerangka berpikir di atas, dirumuskan

hipotesis tindakan:

1. strategi pembelajaran Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA

Negeri 2 Karanganyar.

2. strategi pembelajaran Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas hasil

pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA

Negeri 2 Karanganyar.

Page 56: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Karanganyar. Sekolah ini

beralamat di jalan Ronggowarsito, Bejen, Karanganyar. Di dalam ruangan kelas

tersebut terdapat satu pasang kursi dan meja untuk guru, 20 meja untuk siswa, 40

kursi siswa. Di dinding depan kelas ada papan tulis (white board), diatasnya

terdapat lambang garuda dan foto Presiden dan Wakil Presiden serta lambing

garuda. Di sebelah barat papan tulis terdapat tempelan daftar pengurus kelas,

jadwal piket, dan pengumuman. Sedangkan di sebelah timur papan tulis terdapat

bendera OSIS. Pada dinding sebelah timur ada jendela besar dan di atas ada

tempelan gambar pahlawan Cut Nyak Dien dan Kartini.

Guru pengampu mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas X-5

adalah Sanusi, S.Pd. Beliau adalah lulusan S1 Pendidikan Bahasa, Sastra

Indonesia dan Daerah, Universitas Sebelas Maret. Beliau mengampu lima kelas

termasuk kelas X-5.

Alasan pemilihan sekolah ini adalah pertama, sekolah tersebut belum

pernah menjadi objek penelitian yang sejenis, sehingga terhindar dari

kemungkinan penelitian ulang. Kedua, siswa kelas X mempunyai keterampilan

menulis yang rendah. Ketiga, peneliti ingin meningkatkan kemampuan menulis

siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Tindakan penelitian ini dilakukan di kelas X-5. Hal tersebut dikarenakan

menurut hasil survei awal peneliti dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia,

permasalahan di dalam pembelajaran menulis argumentasi terjadi di kelas X-5.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, yakni mulai bulan Januari

2011 sampai Mei 2011. Tahap Persiapan survai awal sampai penyusunan proposal

dilaksanakan pada bulan Januari sampai awal Maret 2011, pelaksanaan pada bulan

Maret sampai April, sedangkan tahap penyusunan laporan pada bulan april sampai

40 40

Page 57: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvii

Mei 2011. Adapun rincian waktu dan kegiatan penelitian dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 2. Rincian waktu penelitian

N

o

Kegiatan Jan 11 Feb 11 Mar 11 Apr 11 Mei 11

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Survai awal sampai

penyusunan proposal

2 Menentukan

informa,

menyiapkan alat dan

bahan

3 Pengumpulan data

4 Analisis data

5 Penyusunan laporan

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas X-5 SMA Negeri 2

Karanganyar tahun ajaran 2010/2011. Siswa kelas X-5 berjumlah 40 siswa, yang

terdiri atas 24 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Dengan demikian, kelas

X-5 ditetapkan sebagai setting kelas. Sementara itu. Adapun objek penelitian ini

adalah pembelajaran keterampilan menulis argumentasi di kelas X-5 SMA Negeri

2 Karanganyar.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) yaitu penelitian kolaboratif antara peneliti, guru, dan siswa maupun staf

sekolah lain untuk menciptakan kinerja sekolah yang lebih baik. Menurut

Suharsimi Arikunto (dalam Suharsimi Arikunto, dkk, 2010: 3), penelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah kegiatan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas

secara bersama.

Page 58: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lviii

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan

kualitas proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada

siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011 dengan

menerapkan strategi pembelajaran Think Talk Write.

D. Data dan Sumber Data

Data yang digunaan dalam penelitian ini adalah dokumen dan catatan

lapangan hasil observasi. Adapun sumber data penting yang dijadikan sasaran

penggalian informasi, meliputi:

1. proses pembelajaran menulis argumentasi.

2. informan atau nara sumber, yaitu guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas X-5

SMA Negeri 2 Karanganyar.

3. dokumen yang berupa: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

hasil karangan siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Observasi/Pengamatan

Teknik ini digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang

berlangsung di kelas, baik kegiatan pembelajaran yang dilakukan seperti biasa

(tradisional) maupun dengan strategi pembelajaran Think Talk Write. Dengan

demikian, tujuan observasi ini adalah untuk mengamati perkembangan

pembelajaran yang dilakukan siswa dan guru sejak sebelum pelaksanaan tindakan,

pada saat pelaksanaan tindakan, sampai akhir tindakan.

Dalam observasi ini, peneliti sebagai partisipasi pasif. Pengamatan itu

dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas

maupun kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti tidak

melakukan tindakan yang dapat memengaruhi peristiwa yang sedang berlangsung.

Peneliti hanya bertindak sebagai partisipan yang mengamati jalannya

pembelajaran di kelas yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi tempat

Page 59: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lix

duduk paling belakang, mengamati jalannya proses pembelajaran sambil mencatat

segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan

demikian, peneliti dapat mengamati seluruh peristiwa yang terjadi di dalam kelas.

Hasil pengamatan peneliti diskusikan dengan guru yang bersangkutan

kemudian dianalisis untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada dan

mencari solusinya. Solusi dari hasil diskusi tersebut kemudian diterapkan dalam

siklus selanjutnya.

2. Wawancara Mendalam (in dept interview)

Wawancara dilakukan kepada guru bahasa Indonesia kelas X-5 dan

beberapa siswa kelas X-5. Wawancara dengan guru dilaksanakan setelah

melakukan pengamatan pertama terhadap pembelajaran menulis argumentasi.

Dari wawancara itu serta kegiatan pengamatan dan kajian dokuman yang telah

dilakukan, diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada berkenaan dengan

pembelajaran berdiskusi dan faktor-faktor penyebabnya.

3. Penugasan

Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada,

seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru, buku atau materi

pelajaran, hasil notulen diskusi siswa, hasil karangan argumentasi siswa dan nilai

siswa.

F. Teknik Validitas Data

Untuk mengkaji validitas data, digunakan teknik triangulasi. Teknik

trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber data,

trianggulasi metode. Trianggulasi sumber atau data adalah mengumpulkan data

yang sama atau sejenis yang digali dari berbagai sumber yang berbeda..

Trianggulasi metode digunakan untuk mengumpulkan data dari hasi observasi dan

wawancara. Data yang merupakan dokumen akan lebih mantap kebenarannya

apabila didukung dengan tindakan observasi dan wawancara dengan informan

sebagai sumber lain. Dengan demikian, trianggulasi data mengarahkan peneliti

agar dalam mengumpulkan data, wajib menggunakan beragam sumber data yang

Page 60: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lx

tersedia. Misalnya membandingkan nilai siswa dari survai awal sampai akhir

atau dengan indikator.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskripsi

komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan analisis interaktif. Teknik analisis

deskripsi komparatif mencakup analisis kritis terhadap kelemahan dan kelebihan

kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas

selama penelitian berlangsung, membandingkan nilai antarsiklus maupun

indikator kinerja. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan dasar untuk

menyusun tindakan selanjutnya sesuai dengan siklus yang ada

Dalam analisis model ini, peneliti akan mencoba untuk mengatasi

kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang dilakukan. Hal ini

dilakukan agar menemukan cara atau strategi yang tepat untuk rencana

pelaksanaan tindakan yang berikutnya. Analisis ini bertujuan untuk memperbaiki

siklus yang sebelumnya agar dapat diperoleh pencapaian indikator yang telah

direncanakan.

Analisis model interaktif merupakan interaksi dari empat komponen,

yaitu: pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan

(verifikasi). Pada saat melakukan tahap pengumpulan data, peneliti sudah

melakukan reduksi dan display data sekaligus sesuai kemunculan data yang

diperlukan. Proses analisis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Model Analisis Interaktif

(Miles dan Huberman, dalam Sutopo, H.B.2002: 96)

Pengumpulan Data

Display data Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan

Page 61: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxi

H. Indikator Ketercapaian Tujuan

Kondisi setelah diadakannya Penelitian Tindakan Kelas ini, diharapkan

keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X-5 meningkat, baik pengamatan

dalam proses berlangsungnya pembelajaran maupun hasil nilai pada

keterampilan menulis argumentasi. Diharapkan dapat mencapai indikator

sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran menulis, ditandai dengan:

a. Keaktifan siswa selama pembelajaran

b. Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran

c. Minat dan Motivasi siswa selama pembelajaran

d. Siswa tuntas jika memperoleh jumlah skor dari ketiga kriteria lebih dari 7

2. Hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi, ditandai dengan:

a. Siswa mampu mengungkapkan pikiran, gagasan, maupun idenya yang

dituangkan dalam isi karangan.

b. Siswa mampu mengorganisasikan sebuah gagasan menjadi paragraf yang

runtut.

c. Variasi kosakata yang dimiliki siswa lebih meningkat.

d. Siswa mampu mengembangkan bahasa dalam karangan dengan baik.

e. Siswa mampu menulis karangan dengan memperhatikan penggunaan EYD

yang baik.

f. Perolehan nilai hasil pembelajaran meningkat dan mencapai batas rata-rata

sesuai batas ketuntasan belajar sebesar 65.

Untuk mengetahui penigkatan kemampuan siswa, peneliti menilai

hasil pekerjaan siswa berdasarkan pedoman penilaian yang telah disepakai

antara peneliti dan guru. Selanjutnya apabila penelitian ini telah mencapai

kentuntasan sebesar 75% baik dalam proses dan hasil pembelajaran, maka

penelitian akan dihentikan. Secara lebih rinci, indikator kinerja tersebut dapat

digambarkan dalam tabel berikut:

Page 62: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxii

Tabel 3. Indikator ketercapaian Tujuan

Aspek yang diamati Prosentase pencapaian Cara ukur

Prasiklus

Keaktifan; perhatian dan

konsentrasi; minat dan

motivasi

37% Berdasarkan pengamatan

Kemampuan menulis

argumentasi

35% Berdasarkan lembar nilai

siswa

Siklus I

Keaktifan; perhatian dan

konsentrasi; minat dan

motivasi

70% Berdasarkan pengamatan

Kemampuan menulis

argumentasi

70% Berdasarkan lembar nilai

siswa

Siklus II

Keaktifan; perhatian dan

konsentrasi; minat dan

motivasi

75% Berdasarkan pengamatan

Kemampuan menulis

argumentasi

75% Berdasarkan lembar nilai

siswa

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan, yaitu:

a. Melakukan identifikasi masalah yang ada di kelas X-5 SMA Negeri 2

Karanganyar

b. Menganalisis masalah yang ditemukan dan mencarikan solusi alternatif

berupa strategi pembelajaran Think Talk Write dalam pembelajaran menulis

argumentasi.

Page 63: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiii

c. Menyusun jadwal dan rancangan penelitian yang akan dilakukan

d. Mempersiapkan sarana pembelajaran

e. Mempersiapkan instrumen penelitian

2. Tahap Aplikasi Tindakan

Penelitian ini bertujuan ingin meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA

Negeri 2 Karanganyar dengan menerapkan strategi pembelajaran Think Talk

Write. Penelitian iyang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas

yang akan dilaksanakan dalam bentuk siklus-siklus. Suharsimi, dkk (2007:

104) menyebutkan bahwa setiap siklus dalam penelitian ini mencakup 4

kegiatan, yaitu: (1) perencanaan tindakan (planning); (2) pelaksanaan tindakan

(acting); (3) pengamatan (observing); dan (4) refleksi (reflecting).

a. Rancangan Siklus I

1) Tahap perencanaan, mencakup kegiatan:

a) menyusun rencana pembelajaran dengan materi menulis karangan

argumentasi I.

b) merancang skenario pebelajaran menulis karangan argumentasi dengan

strategi Think Talk write.

Pada pertemuan pertama, langkah-langkah pembelajaran adalah

sebagai berikut:

(a) guru memasuki kelas dan menyampaikan salam

(b) guru mengondisikan siswa dengan melakukan presensi

(c) guru memberikan apersesi dengan menanyakan pengalaman siswa

membaca atau menulis karangan argumentasi

(d) guru mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan pembelajaran

(e) guru meminta siswa membagikan lembar fotokopi yang berisi materi

(f) guru memberi penekanan materi pada langkah pembuatan karangan

argumentasi

(g) guru menanyakan kesulitan siswa dalam membuat karangan

argumentasi

Page 64: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiv

(h) guru menjelaskan alur pembelajaran dengan menggunakan strategi

TTW

(i) guru membagikan potongan kertas yang berisi teks permasalahan yang

nantinya dikembangkan

(j) guru meminta siswa memikirkan permasalahan yang dibagikan

kemudian mencatat pendapat yang mendukung untuk dikembangkan

menjadi kerangka karangan

(k) guru meminta siswa mencari teman yang mendapat tema sama

(l) guru meminta siswa mendiskusikan tema dengan teman

(m) beberapa kelompok dengan masalah yang sama mempresentasikan

hasil diskusi

(n) kelompok lain yang temanya sama menanggapi hasil presentasi

(o) selesai presentasi, guru meminta siswa kembali ke tempat masing-

masing

(p) siswa kembali ke tempat masing- masing dan menuliskan kerangka

karangan menggunakan kata-kata sendiri

(q) guru menayakan pada siswa tentang kesulitan yan dihadapi selama

menulis kerangka karangan argumentasi

(r) guru memberi tugas pada siswa untuk mencari informasi yang

berkaitan tentang kerangka karangan yang ditulis, informasi yang

dicari tersebut digunakan sebagai bahan untuk menyusun karangan

argumentasi

(s) guru memberikan simpulan berkaitan dengan pembelajaran yang telah

berlangsung

(t) guru menutup pelajaran dengan doa bersama dan salam

Pertemuan kedua, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

(a) Guru memasuki kelas dan menyampaikan salam.

(b) Guru mengondisikan siswa dengan melakukan presensi

(c) guru menanyakan tugas yang diberikan minggu sebelumnya

Page 65: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxv

(d) guru menekankan tentang kriteria penilaian karangan dengan

memberikan lembar fotokopi yang berisi aspek-aspek penilaian

sebuah karangan

(e) guru meminta siswa menyiapkan kerangka karangan yang telah

dibuat pada pertemuan sebelumnya

(f) guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku tentang

kesesuaian materi dengan kerangka yang telah dibuat

(g) guru meminta siswa mengembangkan kerangka karangan berdasarkan

informasi yang dicari

(h) guru memantau kegiatan siswa

(i) guru meminta siswa yang telah selesai menulis untuk mengoreksi

sesuai dengan pedoman penilaian

(j) guru meminta siswa mengumpulkan hasil karangan

(k) guru menanyakan kesulitan siswa selama menulis karangan

(l) guru memberikan simpulan

(m) guru menutup pelajaran dengan doa bersama.

2) Tahap pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran

yang telah direncanakan. Dalam satu siklus, ada dua kali pertemuan dengan

alokasi waktu 2x45 menit. Pembelajaran pada siklus ini dilakukan oleh guru,

sedengkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan

wawancara kepada beberapa siswa setelah pembelajaran.

3) Observasi dan interpretasi

Observasi dilakukan peneliti saat pembelajaran menulis berlangsung.

Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta pendokumentasian

segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Peneliti mengamati

keaktifan siswa selama apersepsi dan pembelajaran berdiskusi. Peneliti juga

mengamati aktivitas guru selama pembelajaran. Adapun kegiatan guru adalah

menilai keterampilan menulis dengan mengisi rubrik penilaian yang telah

disiapkan. Pada akhir pembelakjaran peneliti melakukan wawancara dengan

beberapa siswa dan guru. Data yang diperoleh dari observasi kemudian

Page 66: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvi

diinterpretasi guna mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang

dilakukan.

4) Tahap analisis dan refleksi

Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang telah terkumpul dari

hasil observasi kemudian menyajikannya pada guru pengampu. Dari hasil

analisis berupa kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran, peneliti dan guru

berdiskusi untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang akan

dilakukan pada siklus berikutnya. Dari tahapan inilah diketahui berhasil

tidaknya tindakan yang telah diberikan.

b. Rancangan siklus II

Pada siklus II dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus I, tapi

didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil yang diperoleh dari

siklus I. Dengan adanya perencanaan, maka kekurangan pada siklus I tidak

akan terulang pada siklus II. Perbaikan pada siklus II masih menggunakan

strategi Think Talk Write.

Page 67: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvii

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini akan disajikan uraian hasil penelitian. Uraian hasil

penelitian ini merupakan jawaban atas rumusan masalah dari Bab I. Sebelum hasil

penelitian ini dipaparkan, pada bab ini akan diuraikan kondisi awal prasiklus

pembelajaran menulis karangan argumentasi dan kemampuan menulis karangan

pada siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar. Setelah diuraikan hasil

prasiklus, kemudian akan dipaparkan tentang pelaksanaan siklus dan hasil

penelitian serta pembahasan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2

siklus dengan 4 tahap dalam tiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi:

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi.

A. Kondisi Awal Prasiklus

Sebelum melaksanakan penelitian, perlu diadakan survai awal untuk

mengetahui kondisi awal pembelajaran khususnya menulis karangan argumentasi.

Dengan adanya survai awal ini maka akan diketahui permasalahan yang dihadapi

oleh siswa. Keadaan awal atau permasalahan ini yang akan menjadi acuan

penentuan tindakan yang akan dilakukan pada pembelajaran berikutnya. Survai

awal dilaksanakan tanggal 1 Maret 2011 pukul 12.05 WIB pada saat pembelajaran

menulis karangan argumentasi. Pada kegiatan suvai awal atau prasiklus ini, guru

melaksanakan proses pembelajaran seperti biasa dan peneliti duduk di belakang

sebagai partisipan pasif yakni hanya mengamati jalannya proses pembelajaran.

Pada kegiatan awal prasiklus, guru memulai kegiatan pembelajaran

dengan mengucapkan salam kemudian mengondisikan siswa untuk memulai

pembelajaran. Pengondisian tersebut terlihat saat guru meminta siswa untuk

membersihkan papan tulis yang masih kotor. Setelah itu guru menanyakan siswa

yang tidak hadir, beberapa siswa menjawab “Eko dan Yunita”. Setelah siswa

menjawab pertanyaan, guru menulis siswa yang tidak hadir pada buku presesensi.

Selain itu guru juga mengisi buku jurnal yang ada di meja guru.

51

Page 68: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxviii

Setelah melakukan presensi, guru berjalan tepat di depan semua siswa.

Sebelum memulai pembelajaran guru meminta siswa menyiapkan buku, alat tulis,

dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Setelah itu, guru meminta siswa untuk membuka

LKS tentang karangan argumentasi. Kegiatan pembelajaran diawali dengan

kegiatan apersepsi yang dilakukan guru dengan bertanya jawab tentang materi

yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Tanya jawab tentang materi

yang telah dilaksanakan sebelumnya ini sebagai wujud untuk mempersiapkan

siswa pada pembelajaran materi yang baru. Setelah melakukan tanya jawab guru

mulai menjelaskan tentang materi menulis argumentasi. Guru menjelaskan dengan

ceramah dan mencatat materi menulis argumentasi yang penting di papan tulis.

Hal-hal penting tersebut hanya ditulis poin-poinnya saja, seperti argumentasi

adalah, langkah menulis argumentasi, contoh argumentasi.

Pada proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa

siswa memperhatikan penjelasan guru dengan tenang, mencatat hal-hal penting

yang disampaikan guru dengan ceramah, tapi ada juga siswa yang tidak

memperhatikan guru. Mereka ada yang berbicara dengan teman sebangku,

menyandarkan kepala di meja, menguap (ditunjukkan pada lampiran halaman

119). Hal-hal yang dilakukan siswa tersebut dikarenakan pada saat guru

menjelaskan materi dengan ceramah dan tidak memantau kegiatan siswa. Hasil

pantauan peneliti dari lembar observasi penilaian proses pembelajaran yang telah

ditemukan, rentang nilai total 4 – 6 yang berarti kurang ada 24 siswa 63,16% dari

38 siswa yang hadir. Sedangkan siswa yang memperoleh jumlah skor 7 – 9 yang

berarti sedang ada 9 orang siswa atau 23,69%. Jumlah skor total 10 – 12 berarti

yang berarti baik tercatat ada 5 orang siswa atau 13,16%. Dengan ditemukannya

fakta tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kualitas proses pembelajaran menulis

karangan argumentasi siswa kelas X-5 masih tergolong rendah. Untuk suatu

kualitas proses pembelajaran yang maksimal, tentunya hasil tersebut masih jauh

dari harapan. Berikut adalah tabel hasil penilaian proses pembelajaran pada saat

prasiklus dan grafiknya.

Page 69: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxix

Tabel 4. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi pada Prasiklus

No Nama Nilai Total Kriteria A* B* C*

1 Akbar Eko Maryanto 1 2 1 4 Kurang 2 Alfianur Tegar Sriyanto 2 3 2 7 Sedang 3 Anggi Mayang Sari 2 2 2 6 Kurang 4 Ariska Mardi Liyanti 3 2 2 7 Sedang 5 Ary kurniawan 2 3 2 7 Sedang 6 Bafin Yudika Saputra 1 2 2 5 Kurang 7 Deni Dwi Rohmad 2 2 2 6 Kurang 8 Dhanu Fiarta S. P 1 2 1 4 Kurang 9 Dian Widyaloka Wijayanti 2 2 2 6 Kurang 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 2 2 3 7 Sedang 11 Eko Purnomo - - - - - 12 Erna Dwi Susilowati 4 3 3 10 Baik 13 Eva Nur Rahma 4 3 3 10 Baik 14 Fauzi Putra Muammar 2 2 2 6 Kurang 15 Frida Ayu Kusuma D 2 2 2 6 Kurang 16 Intan Dwi Safitri 2 2 3 7 Sdang 17 Isna Eni Putri Sholekhah 2 2 3 7 Sedang 18 Laras Mugi Lestari 2 2 2 6 Kurang 19 Maya Tutik Hestari 1 2 1 4 Kurang 20 Muklis Budi M 1 2 2 5 Kurang 21 Nimas Galuh Ajeng Pawiling 1 1 2 4 Kurang 22 Novian Teguh Kurniawan 2 2 2 6 Kurang 23 Mura Martina 2 2 2 6 Kurang 24 Nurfitriyah Maritassari 3 4 3 10 Baik 25 Rendy Yohan Saputra 1 2 1 4 Kurang 26 Reni Rahayu 2 2 3 7 Sedang 27 Ria Ferawati 2 3 2 7 Sedang 28 Ricky Handoko 2 1 1 4 Kurang 29 Robi Sudarwis 3 1 1 5 Kurang 30 Rosita Sri Utami 3 3 2 8 Sedang 31 Septima Damayanti 3 2 1 6 Kurang 32 Sri Wantini 2 2 2 6 Kurang 33 Tri Yulian Lestari 1 2 1 4 Kurang 34 Vicenzo Asaliah Hutama 2 1 1 4 Kurang 35 Widiastuti Tri Yulianti 2 2 2 6 Kurang 36 Yudi Prasetya 2 1 2 5 Kurang 37 Yuli Susanti 4 4 3 10 Baik 38 Yulia Andalusia Zakiah 4 4 3 11 Baik 39 Yulinda Nuraini 1 2 2 5 Kurang 40 Yunita Estiningsih - - - - - jumlah 80 83 76 238 ≤7= 14

siswa ≤7= 24 siswa

Rata-rata 2,10 2,18 2 6,26

Page 70: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxx

Keterangan pernyataan:

A*:Keaktifan siswa selama pembelajaran meliputi: (1) mengajukan pertanyaan,

(2) mengungkapkan pendapat, (3) menjawab pertanyaan, (4) memperhatikan

pertanyaan orang lain, (5) menanggapi pertanyaan

B*:Perhatian dan konsentrasi siswa selam pembelajaran meliputi: (1)

memperhatikan penjelasan guru, (2) mencatat penjelasan guru, (3)

mempelajari kembali materi yang diberikan, (4) tidak sibuk dengan

aktivitasnya sendiri di kelas, (5) tidak mengobrol dengan teman

C*: Minat dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran meliputi: (1) mengerjakan

tugas yang diberikan tepat waktu, (2) semangat dalam mengerjakan tugas yang

diberikan, (3) mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh atau tidak asal-

asalan; (4) tidak bermalas-malasan di kelas dengan tidak bertopang dagu, tidak

meletakkan kepala di atas meja, dan lain-lain, (5) tidak mengucapkan keluhan

saat pembelajaran.

Keterangan Nilai:

1. Penilaian menggunakan check list karena menurut S. Eko Putro Widoyolo

(2009: 109) menyebutkan bahwa kelebihan check list adalah sangat

fleksibel untuk mengecek kemampuan untuk semua jenis dan tingkat hasil

belajar semua mata pelajaran.

2. Setiap indikator perilaku bernilai 1 (satu)

3. Nilai merupakan jumlah skor tiap indikator perilaku

4. Keterangan diisi dengan kriteria berikut:

a. Nilai total 1 – 3 berarti kurang sekali

b. Nilai total 4 – 6 berarti kurang

c. Nilai total 7 – 9 berarti sedang d. Nilai total 10 – 12 berarti baik e. Nilai total 13 – 15 berarti baik sekali

Page 71: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxi

Selain dengan tabel, nilai proses pembelajaran menulis argumentasi juga

disajikan dengan grafik. Berikut ini adalah gambar grafik nilai proses

pembelajaran menulis argumentasi siswa pada prasiklus:

Gambar 4. Grafik Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi pada Prasiklus

Keterangan:

: Nilai Proses Prasiklus

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat mengenai hasil nilai proses

pembelajaran yang diperoleh setiap siswa. Garis yang ditunjukkan memberikan

informasi mengenai skor nilai yang diperoleh siswa. Siswa dengan nilai rendah

tergambar dengan balok yang lebih pendek, sedangkan siswa yang nilai tinggi

tergambar dengan balok yang lebih tinggi.

Dalam setiap pembelajaran, guru selalu ingin dan berusaha untuk

mengaktifkan siswa. Usaha tersebut dilakukan dengan cara memberikan

0

2

4

6

8

10

12

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39

Ren

tang

Nila

i

Nomor Urut Siswa

Page 72: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxii

kesempatan pada siswa untuk bertanya, tapi ternyata banyak siswa yang tidak

memanfaatkan kesempatan bertanya tersebut. Hal ini terjadi karena siswa kurang

memahami bahwa penilaian tidak hanya pada hasil pembelajaran saja, tapi juga

penilaian proses pembelajaran. Kebanyakan dari siswa akan menjawab pertanyaan

jika sudah ditunjuk. Dalam menjawab pertanyaan pun mereka juga kurang

bersungguh-sungguh. Terkadang siswa yang ada pada kelas tersebut hanya diam

pada saat ditunjuk untuk menjawab pertanyaan

Setelah guru menjelaskan materi tentang karangan argumentasi, guru

memberikan tugas pada siswa untuk membuat karangan argumentasi. Selesai

memberikan tugas, guru duduk di meja guru sambil membaca buku pendamping

pelajaran, sedangkan kondisi kelas tenang karena siswa sibuk menulis. Dari

pengamatan peneliti ada beberapa siswa yang tidak langsung menulis, tapi justru

mengobrol dengan teman sebangku. setelah waktu tinggal 15 menit, guru meminta

siswa untuk memeriksa pekerjaan mereka kembali. Waktu telah menunjukkan

pukul 13.15 WIB, guru hanya melihat beberapa pekerjaan siswa yang duduk di

deretan depan. Sehingga siswa yang duduk di deretan belakang tidak memeriksa

pekeerjaan mereka, tapi justru berbincang dengan teman yang lain. Setelah waktu

tinggal 5 menit guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan mereka ke meja

guru. Pada akhir pembelajaran guru menutup pelajaran dengan doa bersama yang

dipimpin oleh ketua kelas.

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut masih bersifat

konvensional. Pembelajaran masih berpusat pada guru, walaupun terkadang guru

member kesempatan pada siswa untuk bertanya. Metode yang digunakan oleh

guru hanya ceramah dan sedikit tanya jawab. Penugasan adalah sebagai evaluasi

akhir pembelajaran.

Simpulan hasil wawancara dengan siswa pada prasiklus tentang

pembelajaran menulis argumentasi adalah sebagai berikut: (1) siswa kurang

tertarik dengan pembelajaran menulis di kelas; (2) dalam kaitannya dengan

pembelajaran menulis argumentasi siswa cenderung sulit untuk menemukan fakta

atau alasan pendukung tema yang akan ditulis; (3) kecenderungan siswa bertanya

kepada teman pada saat mengalami kesulitan; (4) guru langsung memberikan

Page 73: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxiii

tugas untuk membuat sebuah karangan dan jarang dikoreksi; (5) siswa kurang

termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas.

Berdasarkan simpulan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa

siswa tersebut, diketahui bahwa pembelajaran menulis karangan argumentasi

dianggap siswa membosankan. Dalam menyampaikan materi, guru mencatatat

poin penting di papan tulis kemudian menjelaskan poin-poin tersebut dengan

lisan. Pada inti pembelajaran siswa ditugasi untuk membuat sebuah karangan

argumentasi sebagai wujud evaluasi pembelajaran. Pada pembelajaran ini siswa

merasa kebingungan tentang hal yang akan ditulis. Siswa cenderung bingung

karena tidak mempunyai gambaran tentang tema yang akan mereka tulis. Dengan

adanya hal tersebut, ada beberapa siswa yang tidak langsung menulis saat guru

memberi tugas. Siswa yang bingung, kemudian menunggu siswa lain menulis dan

melihat hasil pekerjaan teman tersebut.

Dari hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia, yakni bapak Sanusi,

S. Pd yang dilaksanakan di ruang perpustakaan SMA Negeri 2 Karanganyar,

diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) menurut guru pembelajaran di kelas

belum sesuai dengan tujuan pembelajaran, misalnya saja siswa belum menguasai

penggunaan ejaan dan tanda baca degan benar,penuangan isi kurang sesuai

dengan tema tema yang dibahas; (2) guru hanya sebatas membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara umum tidak mendetail; (3) materi yang

disampaikan guru hanya dengan ceramah; (4) siswa tidak terlalu aktif dalam

pembelajaran. Dengan adanya simpulan tersebut, dapat diketahui bahwa

pembelajaran tersebut masih bersifat konvensional, guru masih sangat dominan di

dalam kelas, dan siswa kurang dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan tabel hasil nilai pembelajaran

menulis karangan argumentasi siswa pada prasiklus:

Page 74: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxiv

Tabel 5. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi pada Prasiklus No Nama Skor Jum-

lah Ket

Isi Organi-sasi Isi

Kosa-kata

Pengem Bahasa

Me ka nik

1 Akbar Eko Maryanto 14 8 14 18 4 58 T T 2 Alfianur Tegar Sriyanto 18 14 13 18 3 66 T 3 Anggi Mayang Sari 15 13 15 18 4 65 T 4 Ariska Mardi Liyanti 18 13 12 15 4 62 T T 5 Ary kurniawan 16 14 15 18 5 68 T 6 Bafin Yudika Saputra 13 8 10 13 3 47 T T 7 Deni Dwi Rohmad 14 10 14 18 3 59 T T 8 Dhanu Fiarta S. P 17 14 15 18 4 68 T 9 Dian Widyaloka Wijayanti 17 14 9 12 3 55 T T 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 15 14 13 18 4 64 T T 11 Eko Purnomo - - - - - - - 12 Erna Dwi Susilowati 17 15 13 14 4 63 T T 13 Eva Nur Rahma 18 13 12 12 3 58 T T 14 Fauzi Putra Muammar 17 9 9 10 2 47 T T 15 Frida Ayu Kusuma D 13 10 13 15 3 57 T T 16 Intan Dwi Safitri 17 10 15 16 5 53 T T 17 Isna Eniy Putri Sholekhah 18 13 15 18 3 67 T 18 Laras Mugi Lestari 18 13 16 13 3 63 T T 19 Maya Tutik Hestari 17 12 14 16 4 63 T T 20 Muklis Budi M 18 9 14 11 3 55 T T 21 Nimas Galuh Ajeng P 21 14 15 14 4 68 T 22 Novian Teguh Kurniawan 17 10 11 16 3 57 T T 23 Nura Martina 20 13 14 18 4 69 T 24 Nurfitriyah Maritassari 14 13 15 18 4 64 T T 25 Rendy Yohan Saputra 17 11 12 11 4 55 T T 26 Reni Rahayu 18 11 10 13 3 55 T T 27 Ria Ferawati 16 15 14 18 3 66 T 28 Ricky Handoko 13 14 14 18 4 63 T T 29 Robi Sudarwis 13 10 13 15 3 57 T T 30 Rosita Sri Utami 17 13 14 19 4 67 T 31 Septima Damayanti 14 9 14 18 4 59 T T 32 Sri Wantini 17 14 15 16 4 66 T 33 Tri Yulian Lestari 18 15 16 19 4 72 T 34 Vicenzo Asaliah Hutama 13 10 14 12 4 53 T T 35 Widiastuti Tri Yulianti 12 13 12 20 5 62 T T 36 Yudi Prasetya 13 9 14 15 4 55 T T 37 Yuli Susanti 17 10 14 17 4 62 T T 38 Yulia Andalusia Zakiah 18 13 17 18 3 69 T 39 Yulinda Nuraini 20 17 15 16 4 72 T 40 Yunita Estiningsih - - - - - - - Nilai rata-rata 16,02 12,02 13,53 15,84 3,66 61,29 ≥65=

13 siswa

Keterangan:

T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Page 75: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxv

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh informasi bahwa pretes yang

dilakukan pada saat survai awal prasiklus, diketahui bahwa kemampuan menulis

karangan argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar masih

tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang hadir pada saat

pembelajaran tersebut yaitu 38 siswa hanya 13 siswa yang mencapai nilai di atas

batas ketuntasan. Dengan kata lain, ketuntasan belajar siswa dalam menulis

karangan argumentasi hanya 34,21%.

Proses penilaian hasil pembelajaran menulis karangan tersebut

didasarkan pada pedoman menulis yang telah diadaptasi dari Burhan

Nurgiyantoro. Selain dengan tabel, nilai hasil pembelajaran juga dapat

digambarkan dengan grafik. Berikut ini adalah grafik batang nilai hasil

pembelajaran pada prasiklus:

Gambar 5. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi pada Prasiklus

Keterangan:

: Nilai Hasil Prasiklus

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39

Ren

tang

Nila

i

Nomor urut Siswa

Page 76: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxvi

Dari grafik di atas, diperoleh informasi mengenai sebaran nilai yang

diperoleh siswa. Siswa yang memperoleh nilai tinggi, digambarkan dengan balok

yang tinggi. Begitu pula siswa yang memperoleh nilai rendah, digambarkan

dengan balok yang rendah pula. Grafik tersebut ditampilkan untuk

menggambarkan lebih lanjut perolehan nilai siswa berdasaran tabel 5.

Berdasarkan hasil evaluasi menulis karangan, observasi, dan wawancara

dengan guru dan siswa, dapat direfleksi bahwa beberapa faktor yang menjadikan

kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa

rendah adalah sebagai berikut:

1. Siswa kurang tertarik pada pembelajaran menulis.

Ketidaktertarikan siswa terhadap pembelajaran menulis terlihat pada saat

pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan

guru, tapi justru berbincang dengan teman, menyandarkan kepala di meja,

menguap. Selain itu pada saat guru member tugas menulis karangan

argumentasi, banyak siswa yang mengeluh. Dari hasil penilaian proses

pembelajaran menunjukkan bahwa dari 38 jumlah siswa yang hadir pada

pertemuan tersebut, hanya ada 13 siswa yang mencapai batas tuntas yaitu

memperoleh nilai lebih dari 7.

2. Siswa kesulitan dalam mengungkapkan dan mengorganisasikan gagasan.

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa menunjukkan bahwa sebagian besar

siswa belum mampu mengorganisasikan gagasan secara baik. Hal ini terlihat

pada karangan siswa yang sebagian besar pengungkapan gagasan masih kacau,

tidak terorganisasi, tidak runtut, dan ada beberapa gagasan yang diulang-ulang

sehingga karangan belum kohesif dan koherensif.

Hal tersebut dapat terlihat dalam contoh karangan siswa yang dapat

dilihat pada lampiran halaman 137. Kesehatan adalah sesuatu yang paling

berharga bagi tubuh kita. Kita bisa menjaga kesehatan kita dengan cara

berolahraga dan makan makanan yang bergizi agar kita tidak mudah sakit..

Dalam penggalan karangan tersebut dapat terlihat bahwa antara kalimat

satu dan kalimat berikutnya tidak mendukung. Seharusnya pada kalimat kedua

dijelaskan pendapat yang mendukung keterangan bahwa kesehatan adalah

Page 77: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxvii

sesuatu yang berharga bagi tubuh kita. Pembuatan kalimat pendukung tersebut

dapat diganti dengan “Dengan tubuh kita sehat maka segala aktivitas akan

terlaksana dengan lancar. Apabila tubuh kita tidak sehat maka segala aktivitas

akan terganggu, misalnya: kita tidak bisa belajar,tidak bisa bermain, dan lain-

lain”.

3. Siswa belum menggunakan ejaan serta tanda baca yang tepat.

Berdasarkan hasil karangan siswa diketahui bahwa masih banyak

terdapat kesalahan ejaan dan tanda baca. Siswa masih kesulitan dalam

penulisan huruf kapital, pemakaian tanda koma, penulisan kata depan, dan

penulisan singkatan.

a. Penulisan huruf kapital, misalnya pada penggalan kalimat: Pencemaran

udara (polusi udara) dapat menyebabkan: Kerusakan Saluran Pernapasan

pada manusia, Mencemari lingkungan (khususnya lingkungan udara),

Menimbulkan Pemanasan global, Menimbulkan air hujan yang

mengandung asam basa, Merusak lapisan ozon dan atmosfir bumi, dan lain

sebagainya (dapat dilihat pada lampiran halaman 133). Penggunaan huruf

besar pada kalimat tersebut adalah salah karena huruf “K, S, P, M” pada

kata “Pencemaran, Kerusakan, Saluran, Pernapasan, Pemanasan,

Menimbulkan, Merusak” bukanlah huruf pertama pada awal kalimat, tapi

hanya pada kalimat penjelas dari kalimat sebelumnya sehingga hurufnya

harus kecil sehingga penulisannya menjadi “pencemaran, kerusakan,

saluran, pernapasan, pemanasan, menimbulkan, merusak”.

b. Pada kehidupan kita sampah merupakan dampak lingkungan yang

menimbulkan masalah bagi manusia Tapi sampah juga dapat

dimanfaatkan bagi manusia (dapat dilihat pada lampiran halaman 131).

Dalam kalimat tersebut seharusnya sebelum kata “tapi” terdapat tanda

koma karena tanda koma tersebut untuk memisahkan kalimat setara yang

satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului kata tetapi atau tapi.

Selain itu penulisan “Tapi” pada kalimat tersebut seharusny huruf “T” kecil

karena bukan huruf pertama pada awal kalimat.

Page 78: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxviii

c. Penulisan kata depan dan singkatan, misalnya pada kalimat: Sampah ini

bisa juga di olah kembali menjadi barang-barang yg bagus (lampiran

halaman 131). Kata di olah dalam kalimat tersebut seharusnya tidak dipisah

karena “di” pada kata “di olah” bukan sebagai kata depan, tetapi sebagai

awalan. Sedangkan kata yg seharusnya tidak disingkat, tetapi ditulis

lengkap menjadi yang.

4. Guru belum menemukan strategi yang tepat untuk mengajarkan menulis

karangan pada siswa.

Dalam mengajarkan menulis karangan argumentasi pada siswa guru

cenderung menngunakan cara konvensional, yaitu dengan ceramah. Dengan

cara ini siswa hanya banyak mendengarkan penjelasan guru tentang hakikat

karangan argumentasi, kemudian menjelaskan langkah-langkahnya,

selanjutnya guru memita siswa untuk membuat karangan argumentasi. Dengan

guru langsung meminta siswa untuk mengarang, siswa kesulitan untuk

menemukan fakta-fakta yang mendukung untuk dikembangkan menjadi sebuah

karangan utuh. Selain itu, mereka juga bingung tentang hal yang akan mereka

tulis. Karena bingung menyebabkan mereka tidak langsung menulis karangan.

Siswa justru menopang dagu, melihat teman lain yang sudah menulis, berbicara

dengan teman lain. Pada akhir pembelajaran, karangan argumentasi yang telah

dibuat dikumpulkan. Hasil dari karangan yang dibuat siswa pun tidak

memuaskan. Banyak dari karangan siswa yang belum mencapai KKM, yaitu

sebesar 65.

Berdasarkan analisis dan refleksi di atas, peneliti dan guru merasa perlu

untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas hasil pembelajaran

menulis karangan argumentasi pada siswa. Untuk itulah peneliti berdiskusi

dengan guru untuk merencanakan langkah selanjutnya pada tanggal 5 maret 2011.

Peneliti dan guru sepakat untuk melaksanakan tindakan pada siklus I pada hari

selasa, tanggal 8 Maret 2011.

Page 79: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxix

B. PELAKSANAAN TINDAKAN DAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi peneliti pada survai awal

pratindakan dan wawancara dengan guru dan siswa, tindakan perlu dilakukan

untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis karangan

argumentasi. Tidakan tersebut dilakukan dalam bentuk siklus. Setiap siklus

tersdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi, serta analisis dan refleksi.

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Maret 2011 di SMA Negeri

2 Karanganyar. Pada kesempatan ini peneliti berdisksusi dengan guru tentang

beberapa hal, natara lain: (1)peneliti dan guru menyamakan persepsi tentang

penelitian yang akan dilaksanakan, (2) peneliti mengusulkan diterapkannya

strategi pembelajaran dalam pembelajaran menulis argumentasi, (3) peneliti dan

guru sama-sama menyusun RPP untuk siklus I, (4) peneliti dan guru bersama-

sama merumuskan indikator pencapaian tujuan, (5) guru dan peneliti bersama-

sama membuat lembar penilaian siswa, yaitu instrument penelitian berupa tes dan

nontes. Instrument tes digunakan untuk menilai hasil karangan siswa, sedangkan

instrument nontes digunkan sebagai pedoman untuk menilai proses pembelajaran

menulis karangan argumentasi, (6) menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.

Dalam perencanaan tindakan tersebut disepakati bahwa siklus I akan

dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan mempunyai alokasi

waktu 2x45 menit (2 jam pelajaran), tetapi karena di SMA Negeri 2 Karanganyar

mempunyai kebiasaan salat dzuhur berjamaah, maka pada jam pelajaran terakhir

hanya mempunyai alokasi waktu 85 menit. Dengan demikian pelaksanaan siklus I

pada hari Selasa, tanggal 8 Maret 2011 dengan alokasi waktu 85 menit.

Adapun skenario pembelajaran yang direncanakan dalam siklus I pada

pertemuan pertama adalah: (1) guru memasuki kelas dan menyampaikan salam;

(2) guru mengondisikan siswa dengan melakukan presensi (3) guru memberikan

apersesi dengan menanyakan pengalaman siswa membaca atau menulis karangan;

Page 80: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxx

(4) guru mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan pembelajaran; (5) guru

meminta siswa membagikan lembar fotokopi yang berisi materi; (6) guru

memberi penekanan materi pada langkah pembuatan karangan argumentasi; (7)

guru menanyakan kesulitan siswa dalam membuat karangan argumentasi; (8)

guru menjelaskan alur pembelajaran dengan menggunakan strategi TTW; (9) guru

membagikan potongan kertas yang berisi teks permasalahan yang nantinya

dikembangkan; (10) guru meminta siswa memikirkan permasalahan yang

dibagikan kemudian mencatat pendapat yang mendukung untuk dikembangkan

menjadi kerangka karangan; (11) guru meminta siswa mencari teman yang

mendapat tema sama; (12) guru meminta siswa mendiskusikan tema dengan

teman; (13) beberapa kelompok dengan masalah yang sama mempresentasikan

hasil diskusi; (14) kelompok lain yang temanya sama menanggapi hasil

presentasi; (15) selesai presentasi, guru meminta siswa kembali ke tempat masing-

masing; (16) siswa kembali ke tempat masing- masing dan menuliskan kerangka

karangan menggunakan kata-kata sendiri; (17) di akhir pembelajaran guru

menanyakan pada siswa tentang kesulitan yan dihadapi selama menulis kerangka

karangan argumentasi; (18) guru memberi tugas pada siswa untuk mencari

informasi yang berkaitan tentang kerangka karangan yang ditulis, informasi yang

dicari tersebut digunakan sebagai bahan untuk menyusun karangan argumentasi;

guru memberikan simpulan berkaitan dengan pembelajaran yang telah berlangsun;

(19)guru menutup pelajaran dengan doa bersama dan salam.

Skenario pembelajaran yang direncanakan dalam siklus I pada pertemuan

kedua adalah: (1) guru memasuki kelas dan menyampaikan salam; (2) guru

mengondisikan siswa dengan melakukan presensi; (3) guru menanyakan tugas

yang diberikan minggu sebelumnya; (4) guru menekankan tentang kriteria

penilaian karangan dengan memberikan lembar fotokopi yang berisi aspek-aspek

yang dinilai; (5) guru meminta siswa menyiapkan kerangka karangan yang telah

dibuat pada pertemuan sebelumnya; (6) guru meminta siswa untuk berdiskusi

dengan teman sebangku tentang kesesuaian materi dengan kerangka yang telah

dibuat; (7) guru meminta siswa mengembangkan kerangka karangan berdasarkan

informasi yang dicari; (8) guru memantau kegiatan siswa; (9) guru meminta siswa

Page 81: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxi

yang telah selesai menulis untuk mengoreksi sesuai dengan pedoman penilaian;

(10) guru meminta siswa mengumpulkan hasil karangan; (11) guru menanyakan

kesulitan siswa selama menulis karangan; (12) guru memberikan simpulan; (13)

guru menutup pelajaran dengan doa bersama.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Selasa, 8 Maret 2011 selama 2 jam pelajaran di ruang kelas X-5 SMA Negeri

2 Karanganyar. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru bertindak sebagai

pemimpin jalannya pelajaran, sedangkan peneliti melakukan observasi dan duduk

di belakang siswa sebagai partisipan pasif.

Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajatran menulis

argumentasi pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut: (1) guru

memasuki kelas dan menyampaikan salam; (2) guru mengondisikan siswa dengan

melakukan presensi; (3) guru memberikan apersesi dengan menanyakan

pengalaman siswa membaca atau menulis karangan; (4) guru mengaitkan

pengalaman siswa dengan tujuan pembelajaran; (5) guru meminta siswa

membagikan lembar fotokopi yang berisi materi; (6) guru memberi penekanan

materi pada langkah pembuatan karangan argumentasi; (7) guru menanyakan

kesulitan siswa dalam membuat karangan argumentasi; (8) guru menjelaskan alur

pembelajaran dengan menggunakan strategi TTW; (9) guru membagikan

potongan kertas yang berisi teks permasalahan yang nantinya dikembangkan; (10)

guru meminta siswa memikirkan permasalahan yang dibagikan kemudian

mencatat pendapat yang mendukung untuk dikembangkan menjadi kerangka

karangan; (11) guru meminta siswa mencari teman yang mendapat tema sama;

(12) guru meminta siswa mendiskusikan tema dengan teman; (13) beberapa

kelompok dengan masalah yang sama mempresentasikan hasil diskusi; (14)

kelompok lain yang temanya sama menanggapi hasil presentasi; (15) selesai

presentasi, guru meminta siswa kembali ke tempat masing-masing; (16) siswa

kembali ke tempat masing- masing dan menuliskan kerangka karangan

menggunakan kata-kata sendiri; (17) di akhir pembelajaran guru menayakan pada

Page 82: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxii

siswa tentang kesulitan yang dihadapi selama menulis kerangka karangan

argumentasi; (18) guru memberi tugas pada siswa untuk mencari informasi yang

berkaitan tentang kerangka karangan yang ditulis, informasi yang dicari tersebut

digunakan sebagai bahan untuk menyusun karangan argumentasi; (19) guru

memberikan simpulan berkaitan dengan pembelajaran yang telah berlangsung;

(20)guru menutup pelajaran dengan doa bersama dan salam.

Kegiatan yang dilakukan siswa di kelas adalah memberikan jawaban atas

pertanyaan guru, mendengarkan penjelasan guru, berlatih memikirkan sebuah

masalah, membicarakan masalah dengan teman, dan menuliskan hasil

pembicaraan dalam sebuah karangan argumentasi. Dalam menulis kerangka

karangan yang pada akhirnya nanti dikembangkan menjadi sebuah karangan, guru

memberikan topik masalah yang berupa: bahaya penyakit jantung, melestarikan

lingkungan, mentaati tata tertib sekolah, dan manfaat olah raga. Setelah siswa

menulis karangan kerangka karangan kemudian dikumpulkan. Sebelum guru

menutup pelajaran dan melanjutkan pembelajaran pada pertemuan berikutnya

yakni pada hari Kamis, tanggal 10 Maret 2011, siswa diberi tugas untuk

mengumpulkan fakta-fakta yang mendukung kerangka karangan untuk dibuat

karangan argumentasi utuh.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan

kedua adalah: (1) guru memasuki kelas dan menyampaikan salam; (2) guru

mengondisikan siswa dengan melakukan presensi; (3) guru menanyakan tugas

yang diberikan minggu sebelumnya; (4) guru menekankan tentang kriteria

penilaian karangan dengan memberikan lembar fotokopi yang berisi aspek-aspek

penilaian sebuah karangan; (5) guru meminta siswa menyiapkan kerangka

karangan yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya; (6) guru meminta siswa

untuk berdiskusi dengan teman sebangku tentang kesesuaian materi dengan

kerangka yang telah dibuat; (7) guru meminta siswa mengembangkan kerangka

karangan berdasarkan informasi yang dicari; (8) guru memantau kegiatan siswa;

(9) guru meminta siswa yang telah menyelesaikan menulis karangan untuk

mengoreksi kembali karangan argumentasi yang telah ditulis dan disesuaikan

Page 83: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxiii

dengan pedoman penilaian; (10) guru meminta siswa mengumpulkan hasil

karangan; (11) guru menanyakan kesulitan siswa selama menulis karangan; (12)

guru memberikan simpulan; (13) guru menutup pelajaran dengan doa bersama.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan saat pembelajaran menulis karangan argumentasi

dengan strategi Think Talk Write berlangsung pada hari Selasa, 8 Maret 2011 dan

10 Maret 2011 pukul 12.05 – 13.30 WIB (jam ke-7 dan ke-8). Observasi

difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru,

serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan ini, peneliti

bertindak sebagai partisipan pasif .

Berdasarkan hasil pengamatan (dapat dilihat pada lampiran halaman 155-

160) yang telah dilakukan, diperoleh gambaran tentang jalannya kegiatan

pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan strategi Think

Talk Write yakni, saat masuk kelas guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam setelah semua siswa tenang. Selanjutnya guru menanyakan siswa yang tidak

masuk. Ada satu siswa yang tidak masuk dalam kegiatan pembelajaran ini. Siswa

yang tidak masuk tersebut adalah Bafin Yudika. Ia tidak mengikuti pembelajaran

karena sedang sakit. Pada saat melakukan presensi ini, di belakang terlihat

beberapa siswa yang tidak memakai kaos kaki dalam mengikuti pembelajaran.

Siswa yang duduk dibelakang dan tidak memakai kaos kaki ini terlihat takut dan

meletakkan ujung sepatunya di kursi teman yang ada di depannya karena melihat

peneliti duduk di dekat siswa tersebut. Siswa tersebut juga sesekali menengok ke

belakang.

Selesai melakukan presensi, guru melakukan apersepsi tentang

pembelajaran menulis argumentasi dengan menanyakan pengalaman siswa tetang

membaca atau menulis karangan argumentasi. Beberapa siswa menjawab bahwa

baru pertemuan sebelumnya membuat karangan argumentasi. Selain itu juga ada

yang menjawab bahwa saat SMP sudah membuat karangan argumentasi.

Selanjutnya kegiatan tanya jawab dilanjutkan dengan penyampaian materi

menulis argumentasi. Penyampaian ini hanya secara singkat karena materi telah

Page 84: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxiv

diberikan pada pertemuan sebelumnya. Penekanan penyampaian materi hanya

fokus pada langkah membuat karangan argumentasi dan memberikan contoh

karangan argumentasi. Dengan memberikan penekanan pada langkah membuat

karangan argumentasi diharapkan siswa lebih mengerti tentang pembuatan

karangan argumentasi, sedangkan pemberian contoh diharapkaa siswa dapat

dengan mudah mengenali karangan argumentasi. Penyampaian materi ini juga

dilengkapi dengan lembar fotokopi yang berisi materi tentang langkah menulis

argumentasi, dan contoh-contoh karangan argumentasi. Selain dijelaskan dengan

lisan guru juga memberikan materi dengan tertulis agar daya serap siswa lebih

baik.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan tanya jawab dengan siswa

mengenai kesulitan membuat karangan argumentasi. Dalam kegiatan tanya jawab

ini sebenarnya sebagai wujud untuk mengaktifkan siswa, tapi pada saat itu tidak

ada siswa yang bertanya karena malu bertanya dengan guru atau malah justru

takut. Mereka justru sering bertanya dengan teman sebangku atau teman yang

duduknya berdekatan. Setelah itu, guru melanjutkan pembelajaran dengan

menerangkan alur pembelajaran dengan menggunakan strategi Think Talk Write.

Semua siswa diam dan tenang pada saat guru menerangkan alur pembelajaran

karena baru pertama kali mendengar strategi pembelajaran tersebut. Karena baru

pertama mendengar alur pembelajaran tersebut, maka beberapa siswa mengajukan

pertanyaan mengenai alur pembelajaran dengan strategi Think Talk Write. Dengan

adanya pertanyaan dari siswa, guru kembali menerangkan alur pembelajaran

hingga siswa mengerti alur pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Setelah semua siswa paham tentang alur pembelajaran yang akan

dilaksanakan, guru melanjutkan pembelajaran dengan meminta salah satu siswa

membagikan potongan kertas yang berisi masalah yang pada akhirnya nanti aakan

dikembangkan menjadi karangan argumentasi. Pada saat pembagian tersebut

semua siswa tenang dan mencermati masalah yang ada pada potongan kertas yang

telah dibagikan. Dalam waktu yang telah ditentukan oleh guru, siswa mencermati

dan mencatat fakta-fakta yang mendukung permasalahan tersebut. Setelah selesai,

guru meminta siswa untuk mencari kelompok yang mendapat permasalahan yang

Page 85: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxv

sama untuk berdiskusi. Dalam pencarian anggota kelompok tersebut kelas terlihat

gaduh dan guru mengingatkan siswa agar tidak gaduh sehingga tidak mengganggu

kelas lain. Hal yang sering terjadi pada saat membuat kelompok adalah ada siswa

yang tidak mendapat kelompok karena tidak disukai oleh siswa lain. Sama

dengan siswa kelas X-5 ini, Ada beberapa siswa yang tidak mau bergabung dalam

kelompok. Dengan adanya kebijakan dari guru, akhirnya siswa yang tidak

mendapat kelompok tersebut mendapat kelompok. Dalam penentuan kelompok

tersebut guru menekankan bahwa setiap manusia itu sama. Jadi tidak

diperbolehkan untuk saling bermusuhan.

Semua siswa telah memperoleh kelompoknya, kemudian dilanjukan

dengan diskusi. Fakta-fakta yang telah ditulis secara individu sebelumnya

dibicarakan dalam diskusi kelompok. Hampir semua siswa sibuk dengan

kelompoknya untuk berdiskusi. Namun, ada satu kelompok siswa laki-laki yang

duduk di belakang pojok justru kipas-kipas dan ada juga yang melihat ke luar

jendela. Dengan sigap guru memberi teguran pada siswa-siswa yang tidak

melaksanakan tugas.

Diskusi dilaksanakan dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru.

Setelah waktu habis, guru meminta salah satu kelompok yang mendapat tema

sama mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan kelompok lain yang temanya

sama memberikan tanggapan atau respon. Dalam presentasi ini semua siswa

tenang dan memperhatikan, sedangkan kelompok lain yang mendapat tema sama,

memberikan tanggapan. Kegiatan tersebut berlanjut sampai pada kelompok yang

terakhir. Selesai presentasi, guru meminta siswa kembali ke tempat duduk

masing-masing untuk membuat kerangka karangan yang akhirnya nanti

dikembangkan menjadi karangan utuh. Selain itu, guru juga menugasi siswa untuk

mengumpulkan informasi sebagai bahan tambahan membuat karangan

argumentasi pada pertemuan berikutnya.

Pada akhir pembelajaran,guru menanyakan pada siswa tentang kesulitan

dalam melaksanakan pembelajaran hari tersebut. Ada siswa yang menjawab

bahwa sulit dalam menentukan kelompok. Selain itu, ada juga yang menyarankan

agar dalam pembuatan kelompok tidak perlu seperti yang telah dilaksanakan.

Page 86: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxvi

Setelah selesai guru memberi simpulan tentamg pembelajaran, dan menutup

pembelajaran dengan doa bersama dan mengucap salam.

Pada pertemuan kedua, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan

mengucap salam dan mengecek kehadiran siswa. Pada pertemuan kedua ini ada

dua orang siswa yang tidak masuk. Pada pertemuan sebelumnya Bafin Yudika

yang tidak masuk, kini ditambah dengan Robi Sudarwis yang tidak masuk.

Mereka berdua tidak masuk karena sedang sakit. Bafin yudika sudah tidak masuk

selama tiga hari, sedangkan Robi sudarwis baru sakit satu hari. Setelah itu guru

menayakan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya, yaitu

mengumpulkan informasi sebagai bahan untuk membuat akarangan argumentasi

(sebagai wujud kegiatan apersepsi). Selanjutnya guru memberikan penekanan

tentang penilaian menulis argumentasi. Penekanan kriteria penilaian ini

disampaikan secara lisan dan juga dengan lembar fotokopi. Dalam memberikan

lembar fotokopi yang berisi aspek penilaian, guru meminta bantuan pada dua

orang siswa untuk membagikan pada setiap siswa. Dengan meminta bantuan

siswa ini, maka waktu yang dibutuhkan untuk membagian lembar fotokopi tidak

lama. Dalam penyampaian kriteria penilaian ini siswa cukup tenang dan siswa-

siswa yang sibuk dengan kegiatan mereka sendiri pun juga mulai memperhatikan.

Sikap siswa yang memperhatikan terhadap lembar tersebut karena biasanya

mereka tidak tahu cara penilaian guru terhadap karangan yang mereka buat.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan menyiapkan kerangka

karangan yang telah dibuat, dan menyiapkan materi atau informasi yang telah

dikumpulkan dari berbagai sumber. Guru meminta siwa memikirkan dan

mendiskusikan dengan teman sebangku kesesuaian informasi yang dicari dengan

kerangka karangan yang dibuat. Pada saat diskusi dengan teman sebangku ini,

guru hanya mendatangai beberapa meja yang yang di depan, sehingga di belakang

masih ada siswa yang sibuk dengan kegiatan sendiri, seperti kipas-kipas,

mengganggu teman yang menulis, menyandarkan kepala dimeja. Setelah diskusi

selesai, guru meminta siswa untuk mengembangkan kerangka karangka karangan

menjadi karangan utuh berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan. Di dalam

kegiatan menulis ini guru hanya memantau kegiatan siswa dari depan kelas.

Page 87: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxvii

Beberapa siswa belum mulai menulis saat guru meminta mereka untuk

mulai mengembangkan kerangka karangan. Sedangkan sebagian besar siswa telah

sibuk menyusun kata untuk mengembangkan karangan. Melihat hal tersebut, guru

mendatangi siswa yang belum memulai menulis dengan memberikan arahan.

Selain itu, guru juga mendampingi siswa yang belum menulis tersebut sampai ia

menulis.

Setelah beberapa saat berlalu guru meminta siswa untuk kembali

mengoreksi hasil karangan sebelum dikumpulkan dengan memperhatikan

pedoman penilaian yang telah dibagikan. Beberapa siswa sudah mulai mengoreksi

dengan membandingkan hasil karangan dengan pedoman penilaiana. Beberapa

siswa masih sibuk menulis karangan. Setelah batas akhir pengumpulan, guru

meminta semua siswa mengumpulkan hasil karangan ke depan kelas. Selesai

mengumpulkan, guru menanyakan kesulitan siswa selam menulis karangan,

kemudian siswa menjawab bahwa tidak ada kesulitan dalam kegiatan menulis.

Pada akhir pembelajaran, guru menyimpulkan pembelajaran pada hari

tersebut dan menutupnya dengan doa bersama. Doa bersama tersebut dipimpin

oleh ketua kelas. Selesai berdoa, siswa berhamburan ke luar.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I dapat

dianalisis bahwa, nilai proses pembelajaran menulis argumentasi belum maksimal,

walaupun telah mengalami peningkatan. Nilai proses pembelajaran menulis

argumentasi dikatakan belum maksimal karena pada awalnya peneliti telah

menetapkan ketuntasan nilai proses seluruh siswa yang mendapat nilai ≥ 7 adalah

68%, tapi setelah dilakukan tindakan pada siklus I siswa yang tuntas adalah

67,5%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel hasil penilaian proses

berikut.

Page 88: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxviii

Tabel 6. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus I

No Nama Nilai Total Kriteria A* B* C*

1 Akbar Eko Maryanto 2 2 3 7 Sedang 2 Alfianur Tegar Sriyanto 3 3 3 9 Sedang 3 Anggi Mayang Sari 3 3 3 9 Sedang 4 Ariska Mardi Liyanti 3 3 4 10 Baik 5 Ary kurniawan 3 3 3 9 Sedang 6 Bafin Yudika Saputra 1 3 2 6 Kurang 7 Deni Dwi Rohmad 3 2 2 7 Sedang 8 Dhanu Fiarta S. P 2 2 1 5 Kurang 9 Dian Widyaloka Wijayanti 2 2 3 7 Sedang 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 3 3 3 9 Sedang 11 Eko Purnomo 2 2 2 6 Kurang 12 Erna Dwi Susilowati 4 4 4 12 Baik 13 Eva Nur Rahma 4 4 4 12 Baik 14 Fauzi Putra Muammar 3 3 3 9 Sedang 15 Frida Ayu Kusuma D 3 3 3 9 Sedang 16 Intan Dwi Safitri 3 3 3 9 Sedang 17 Isna Eni Putri Sholekhah 3 3 3 9 Sedang 18 Laras Mugi Lestari 4 3 3 10 Baik 19 Maya Tutik Hestari 2 2 1 5 Kurang 20 Muklis Budi M 1 3 2 7 Sedang 21 Nimas Galuh Ajeng Pawiling 2 2 1 5 Kurang 22 Novian Teguh Kurniawan 2 4 2 8 Sedang 23 Mura Martina 2 3 2 7 Sedang 24 Nurfitriyah Maritassari 3 4 4 11 Baik 25 Rendy Yohan Saputra 1 2 2 5 Kurang 26 Reni Rahayu 3 3 3 9 Sedang 27 Ria Ferawati 2 4 2 8 Sedang 28 Ricky Handoko 2 1 2 5 Kurang 29 Robi Sudarwis 1 1 1 3 Kurang Sekali 30 Rosita Sri Utami 2 4 3 9 Baik 31 Septima Damayanti 2 3 2 7 Baik 32 Sri Wantini 3 2 3 8 Baik 33 Tri Yulian Lestari 2 2 1 5 Kurang 34 Vicenzo Asaliah Hutama 2 1 2 5 Kurang 35 Widiastuti Tri Yulianti 3 3 3 9 Sedang 36 Yudi Prasetya 2 2 2 6 Kurang 37 Yuli Susanti 3 4 4 11 Baik 38 Yulia Andalusia Zakiah 4 4 4 12 Baik 39 Yulinda Nuraini 2 2 2 6 Kurang 40 Yunita Estiningsih 1 2 2 5 Kurang Total 98 109 102 310 ≥7 = 27 siswa

≤7= 13 siswa Rata-rata 2,45 2,72 2,55 7,75

Keterangan pernyataan:

Page 89: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxix

A*:Keaktifan siswa selama pembelajaran meliputi: (1) mengajukan pertanyaan,

(2) mengungkapkan pendapat, (3) menjawab pertanyaan, (4) memperhatikan

pertanyaan orang lain, (5) menanggapi pertanyaan

B*:Perhatian dan konsentrasi siswa selam pembelajaran meliputi: (1)

memperhatikan penjelasan guru, (2) mencatat penjelasan guru, (3)

mempelajari kembali materi yang diberikan, (4) tidak sibuk dengan

aktivitasnya sendiri di kelas, (5) tidak mengobrol dengan teman

C*: Minat dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran meliputi: (1) mengerjakan

tugas yang diberikan tepat waktu, (2) semangat dalam mengerjakan tugas yang

diberikan, (3) mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh atau tidak asal-

asalan; (4) tidak bermalas-malasan di kelas dengan tidak bertopang dagu, tidak

meletakkan kepala di atas meja, dan lain-lain, (5) tidak mengucapkan keluhan

saat pembelajaran.

Keterangan Nilai:

1. Penilaian menggunakan check list

2. Setiap indikator perilaku bernilai 1 (satu)

3. Nilai merupakan jumlah skor tiap indikator perilaku

4. Keterangan diisi dengan kriteria berikut:

a. Nilai total 1 – 3 berarti kurang sekali

b. Nilai total 4 – 6 berarti kurang

c. Nilai total 7 – 9 berarti sedang

d. Nilai total 10 – 12 berarti baik

e. Nilai total 13 – 15 berarti baik sekali

Berdasarkan pengamatan peneliti, diperoleh informasi bahwa guru masih

mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga siswa hanya memiliki kesempatan

terbatas untuk aktif dalam pembelajaran. hal ini terlihat pada saat penyampaian

materi yang disampaikan oleh guru. Guru hanya menyampaikan materi dan siswa

memperhatikan teks materi yang telah dibagikan. Walaupun pada akhir

Page 90: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xc

penyampaian materi guru meminta siswa untuk bertanya, tapi waktu yang

diberikan terbatas. Berikut digambarkan grafik nilai proses pembelajara yang

didasarkan dari data prasiklus dan siklus I.

Gambar 6. Grafik Nilai Proses Pembelajaran Prasiklus dan Siklus I

Keterangan:

1 – 40 : Nomor urut siswa Warna : Nilai proses prasiklus

0 – 80 : Rentang nilai Warna : Nilai proses siklus I

Berdasarkan tebel di atas dapat dikatakan bahwa nilai proses

pembelajaran pada siklus I ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan

Prasiklus. Peningkatan ini dibuktikan dengan perolehan nilai siswa ≥ 7 mencapai

27 siswa (67,5%), sedangkan pada pratindakan hanya 14 siswa (36,84%).

Kemudian peningkatan ini juga dapat terlihat dari jumlah nilai rata-rata pada

setiap kriteria yang telah ditetapkan. Pada kriteria keaktifan siswa pada awal

pratindakan hanya memperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 2,10, kriteria ini naik

0

2

4

6

8

10

12

14

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39

Rent

ang

Nila

i

Nomor Urut Siswa

Page 91: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xci

menjadi 2,45. Selanjutnya pada perhatian dan konsentrasi menncapai nilai rata-

rata kelas sebesar 2,18, kemudian nilai rata-rata kelas ini naik menjadi 2,72.

Terakhir pada kriteria minat dan motivasi, nilai rata-rata kelas sebesar 2,

sedangkan pada siklus pertama menjadi 2,55.

Kenaikan aspek keaktifan siswa yang baru mencapai 0,35 poin dari

pratindakan ke silklus I ini lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan aspek

perhatian dan konsentrasi serta minat dan motivasi. Hal ini berdasarkan

pengamatan, ada beberapa siswa yang masih sibuk dengan pekerjaan mereka

sendiri. Hal ini dikarenakan pada saat penyampaian materi tidak ada interaksi

antara guru dan siswa, sehingga siswa hanya mendengarkan dan mencatat yang

penting saja. Meskipun pada akhir penyampaian materi guru memberikan

kesempatan pada siswa untuk bertanya, tapi waktu yang diberikan terbatas. Selain

itu pada saat diskusi guru belum berkeliling ke semua kelompok untuk memantau

kegiatan siswa. Dengan demikian kelompok yang tidak mendapat pantauan dari

guru merasa bebas melakukan untuk tidak ikut andil menyampaikan pendapat

dalam kelompoknya. Begitu juga dengan perhatian dan konsentrasi siswa juga

mengalami peningkatan sebesar 0,44 poin. Walaupun mengalami peningkatan,

tapi belum maksimal. Hal ini terlihat pada saat diskusi kelompok. Kelompok yang

tidak mendapat pantauan dari guru bebas melakukan aktivitas mereka sendiri.

Aktivitas yang dialukan miaslnya, kipas-kipas, hanya sebagai pendengar diskusi

kelompok.

Berkaitan dengan minat dan motivasi siswa mengalami peningkatan

sebesar 0,55 poin. Walaupun mengalami peningkatan, tapi guru belum secara

maksimal dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran

menulis karangan argumentasi. Kurang mampunya guru untuk membangkitkan

minat dan motivasi siswa ini terlihat pada saat siswa mulai mengarang, Terlihat

ada beberapa siswa yang belum mulai mengerjakan atau mulai menulis. Hal lain

juga terlihat pada saat guru meminta siswa mengumpulkan hasil karangan, ada

siswa yang belum mengumpulkan karangan sehingga siswa lain dan guru harus

menunggu siswa tersebut selesai.

Page 92: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcii

Hal lain yang ditemukan pada siklus I ini adalah keluhan siswa terhadap

cara pembentukan kelompok pada kegiatan diskusi. Siswa mengalami kesulitan

dalam membuat kelompok yang temanya sama. Ada banyak siswa yang temanya

sama, tapi harus empat orang dalam satu kelompok. Siswa cenderung memilih

teman untuk dijadikan kelompok. Apabila antara satu siswa dengan siswa lain

cocok, maka akan menjadi kelompok. Dengan demikian ada satu kelompok yang

jumlah siswanya melebihi, tapi ada kelompok yang jumlahnya kurang. Dalam

situasi tersebut guru menjadi penengah dengan memberi pengertian pada siswa

bahwa dengan adanya pembentukan kelompok secara acak akan membuat siswa

berbaur dan dapat mengenal serta mendalami karakter siswa lain. Apabila

pembentukan kelompok menurut siswa akan membuat kelas tidak dapat berbaur

dan solidaritas antar siswa akan kurang karena akan terbentuk kelompok-

kelompok tertentu. Kemudian guru meminta kelompok yang kelebihan anggota

tersebut untuk mengurangi anggotanya dan anggota yang dikurangi tersebut

masuk pada kelompok yang masih kurang. Dalam proses diskusi terlihat

kelompok yang mendapat penambahan anggota tadi dapat bekerja sama dengan

baik.

Selain itu, secara kualitas hasil pembelajaran yang dilihat dari hasil

karangan siswa masih belum maksimal walaupun terjadi peningkatan pada

pratindakan dan pascasiklus I. Adapun dari hasil nilai karangan siswa pada siklus

I, diketahui bahwa terjadi peningkatan kemampuan menulis siswa. Skor dalam

tiap aspek karangan mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan

meningkatnya nilai sejumlah indikator dalam aspek penulisan karangan yang

meliputi isi, organisasi isi, kosakata, struktur kalimat, dan ejaan.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel nilai hasil pembelajaran

menulis argumentasi siswa pada siklus I.

Page 93: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xciii

Tabel 7. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus I No Nama Skor Jum-

lah Ket Isi Organi-

sasi Isi Kosa Kata

Pengem Bahasa

Meka nik

1 Akbar Eko Maryanto 18 14 12 15 4 63 TT 2 Alfianur Tegar Sriyanto 19 14 13 18 3 67 T 3 Anggi Mayang Sari 17 15 13 18 4 67 T 4 Ariska Mardi Liyanti 20 12 14 18 4 68 T 5 Ary kurniawan 20 13 17 16 4 70 T 6 Bafin Yudika Saputra 14 10 14 16 4 58 TT 7 Deni Dwi Rohmad 18 13 15 16 3 65 T 8 Dhanu Fiarta S. P 19 14 14 18 4 70 T 9 Dian Widyaloka Wijayanti 15 10 13 16 3 57 TT 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 18 14 14 17 4 67 T 11 Eko Purnomo 17 14 14 18 4 67 T 12 Erna Dwi Susilowati 19 14 13 18 4 69 T 13 Eva Nur Rahma 17 14 12 18 2 63 TT 14 Fauzi Putra Muammar 16 12 10 12 3 53 TT 15 Frida Ayu Kusuma D 18 14 13 15 5 65 T 16 Intan Dwi Safitri 19 13 14 11 3 61 TT 17 Isna Eniy Putri Sholekhah 19 15 15 18 4 71 T 18 Laras Mugi Lestari 18 15 14 18 4 68 T 19 Maya Tutik Hestari 18 14 14 18 4 68 T 20 Muklis Budi M 17 14 12 14 3 60 TT 21 Nimas Galuh Ajeng P 20 14 15 17 3 69 T 22 Novian Teguh Kurniawan 15 12 13 16 4 59 TT 23 Nura Martina 21 15 13 18 4 71 T 24 Nurfitriyah Maritassari 20 14 12 18 5 69 T 25 Rendy Yohan Saputra 18 12 13 14 3 60 TT 26 Reni Rahayu 18 14 13 18 5 68 T 27 Ria Ferawati 20 13 14 18 3 68 T 28 Ricky Handoko 16 15 13 18 3 65 T 29 Robi Sudarwis - - - - - - - 30 Rosita Sri Utami 20 15 13 18 4 70 T 31 Septima Damayanti 17 10 14 18 2 61 TT 32 Sri Wantini 20 14 13 18 4 69 T 33 Tri Yulian Lestari 22 15 15 17 5 74 T 34 Vicenzo Asaliah Hutama 15 11 12 18 2 58 TT 35 Widiastuti Tri Yulianti 18 14 14 18 4 68 T 36 Yudi Prasetya 19 11 14 13 4 61 TT 37 Yuli Susanti 20 15 13 18 4 70 T 38 Yulia Andalusia Zakiah 20 15 14 20 4 73 T 39 Yulinda Nuraini 19 17 16 20 5 77 T 40 Yunita Estiningsih 18 13 14 18 4 67 Tu Jumlah 712 527 528 661 145 2574 ≥65=

27 Siswa

Rata-rata 18,25 13,51 13,54 16,95 3,72 66

Keterangan:

T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Page 94: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xciv

Dibandingkan dengan nilai karangan siswa pada saat prasiklus, nilai rata-

rata kelas keseluruhan aspek pada siklus I meningkat yakni dari 61,29menjadi 66.

Dari kenaikan nilai rata-rata tersebut juga mempengaruhi nilai rata-rata setiap

aspek. Hal ini terlihat pada aspek isi yang sebelumnya pada prasiklus nilai rata-

ratanya adalah 16,02, kini meningkat pada siklus I menjadi 18,25. Aspek

organisasi isi dari skor mencapai 12,02, naik menjadi 13,51 pada siklus I. Aspek

kosakata pada prasiklus mencapai skor rata-rata 13,53, kemudian pada siklus I

menjadi 13,54. Aspek pengembangan bahasa, pada prasiklus memperoleh skor

15,84, kemudian pada siklus I neik menjadi 16,59. Begitu juga dengan aspek

mekanik yang mencakup aspek ejaan juga naik dari menjadi 3,72, yang semula

dari 3,66.

Berikut adalah grafik perolehan nilai hasil pembelajaran menulis

argumentasi pada siklus I dibandingkan dengan nilai hasil pembelajaran pada

prasiklus.

Gambar 7. Grafik Nilai Hasil Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus I

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39

Ren

tang

Nila

i

Nomor Urut Siswa

Page 95: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcv

Keterangan:

1 – 40 : Nomor urut siswa Warna : Nilai Hasil Prasiklus

0 – 80 : Rentang nilai Warna : Nilai Hasil Siklus I

Berdasarkan analisis tersebut, berikut dikemukakan refleksi dari

kekurangan yang ditemukan baik guru maupun bagi siswa. Bagi guru untuk dapat

direfleksi dapat dinyatakan bahwa: (1) guru hendaknya dapat memberi dorongan

pada siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran dengan memberi pengarahan

bahwa penilaian tidak hanya pada hasil menulis argumentasi, tetapi juga pada

proses pembelajaran; (2) guru hendaknya lebih tegas pada siswa yang kurang

memperhatikan dengan memberi pertanyaan, dengan memberikan pertanyaan

maka siswa akan lebih termotivasi untuk dapat lebih fokus; (3) guru hendaknya

tidak hanya berkeliling pada kelompok tertentu saja, tapi berkeliling pada tiap

kelompok yang ada di kelas untuk memantau kegiatan siswa selama diskusi; (4)

guru hendaknya dapat memberikan cara yang berbeda dalam penyampaikan

materi pembelajaran sehingga siswa tidak bosan menerima materi yang sama.

Refleksi bagi siswa dapat dinyatakan bahwa: (1) siswa diharapkan lebih

aktif dalam pembelajaran sehingga nilai yang diperoleh mencapai standar baik

dalam nilai proses dan hasil pembelajaran; (2) siswa hendaknya dapat bersunggu-

sungguh dalam pembelajaran dan tidak melakukan aktivitas sendiri di luar

pembelajaran.

Berdasarkan hasil siklus I yang belum maksimal, diperlukan adanya

perbaikan pembelajaran pada siklus II. Perbaikan dilakukan untuk mengatasi

kekurangan-kekrangan yang terjadi pada siklus I. Selanjutnya pelaksanaan siklus

II direncanakan pada hari selasa tanggal 21 Maret 2011 dan 24 maret 2011.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I disepakati bahwa siklus II perlu

adanya perbaikan. Persiapan dan perencanaan siklus dilaksanakan pada hari kamis

tanggal 17 Maret 2011 di ruang perpustakaan SMA N 2 Karanganyar. Dalam

Page 96: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcvi

kesempatan tersebut, peneliti menyampaikan hasil observasi dan refleksi terhadap

pembelajaran menulis karangan argumentasi yang dilaksanakan pada siklus I.

Untuk mengatasi beberapa kekurangan pada pelaksanaan siklus I,

akhirnya disepakati hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam

pembelajaran menulis karangan argumentasi. Guru memberikan motivasi kepada

siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran, guru perlu memperbaiki teknik

mengajar yang diterapkan.

Adapun urutan kegiatan yang direncanakan dalam siklus II adalah

sebagai berikut. Pada pertemuan pertama meliputi: (1) guru memasuki kelas dan

mengucap salam; (2) guru mengecek kehadiran siswa; (3) guru mengondisikan

siswa untuk siap menerima pembelajaran; (4) guru memutarkan sebuah video

motivasi tentang menulis; (5) guru bertanya jawab dengan siswa tentang video

dan sedikit materi menulis argumentasi; (6) guru membagikan potongan kertas

yang berisi permasalahan; (7) guru meminta siswa memikirkan masalah yang

telah dibagikan; (8) guru meminta siswa berkelompok dengan siswa yang

mempunyai masalah yang sama dan nomor pada potongan kertas yang sama; (9)

guru meminta siswa untuk mendiskusikan masalah yang didapat dalam kelompok;

(10) guru berkeliling ke setiap kelompok untuk memantau kegiatan siswa; (11)

dalam waktu yang ditentukan siswa berdiskusi dan menyampaikan hasil diskusi;

(12) kelompok lain mendengarkan dan memperhatikan; (13) selesai diskusi guru

meminta siswa kembali ke tempat duduk masing-masing untuk menuliskan hasil

diskusi yang berupa kerangka karangan; (14) guru memberi tugas pada siswa

mengumpulkan informasi yang mendukung kerangka karangan yang dibuat; (15)

guru memberi simpulan; (16) guru menutup pembelajaran dengan doa bersama.

Kemudian rencana kegiatan pada pertemuan kedua meliputi: (1) guru

memasuki kelas dan mengucap slam; (2) guru mengecek kehadiran siswa dan

mengisi buku jurnal; (3) guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tugas; (4)

guru membagikan contoh hasil refleksi dari karangan argumentasi yang dibuat;

(5) guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hasil karangan yang telah

dikoreksi; (6) guru meminta siswa untu menyiapkan informasi yang telah dicari;

(7) guru meminta siswa menyiapkan kerangka karangan; (8) guru meminta siswa

Page 97: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcvii

untuk mengembangkan karangan berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan;

(9) guru berkeliling untuk memantau kegiatan siswa; (10) setelah selesai guru

meminta siswa kembali meneliti hasil karangannya; (11) guru meminta siswa

mengumpulkan hasil karangan ke meja guru; (12) guru melakukan refleksi dan

menyimpulkan pembelajaran; (13) guru menutup pelajaran dengan doa bersama.

Setelah rencana kegiatan disepakati oleh guru dan peneliti, maka siklus II

akan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 21 Maret 2011 dan Kamis, 24 Maret

2011. Pelaksanaan antara siklus I dan siklus II mempunyai tenggang 1 minggu

karena siswa kelas X dan XI libur ujian sekolah kelas XII.

b. Pelaksanaan Siklus II

Seperti yang telah direncanakan, siklus II dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan, yaitu pada hari Selasa tanggal 21 Maret 2011 dan 24 Maret 2011.

Pelaksanan tindakan dimuali pukul 12.00 WIB – 13.30 WIB. Pelaksanaan lebih

awal dibandingkan dengan siklus I supaya dalam kegiatan pembelajaran lebih

maksimal.

Langkah-langkah yang dilaksanakan guru dalam pembelajaran menulis

karangan argumentasi pada pertemuan pertama dalam siklus II ini adalah: (1)

guru memasuki kelas dan mengucap salam; (2) guru mengecek kehadiran siswa;

(3) guru mengondisikan siswa untuk siap menerima pembelajaran; (4) guru

memutarkan sebuah video motivasi tentang menulis; (5) guru bertanya jawab

dengan siswa tentang video dan sedikit materi menulis argumentasi; (6) guru

membagikan potongan kertas yang berisi permasalahan; (7) guru meminta siswa

memikirkan masalah yang telah dibagikan; (8) guru meminta siswa berkelompok

dengan siswa yang mempunyai masalah yang sama dan nomor pada potongan

kertas yang sama; (9) guru meminta siswa untuk mendiskusikan masalah yang

didapat dalam kelompok; (10) guru berkeliling ke setiap kelompok untuk

memantau kegiatan siswa; (11) dalam waktu yang ditentukan siswa berdiskusi dan

menyampaikan hasil diskusi; (12) kelompok lain mendengarkan dan

memperhatikan; (13) selesai diskusi guru meminta siswa kembali ke tempat

duduk masing-masing untuk menuliskan hasil diskusi yang berupa kerangka

Page 98: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcviii

karangan; (14) guru member tuga pada siswa untuk mengumpulkan informasi

untuk mendukung kerangka karangan yang dibuat; (15) guru member simpulan;

(16) guru menutup pembelajaran dengan doa bersama.

Guru memasuki kelas dengan mengucap salam. Kemudian guru

melakukan pengecekan pada kehadiran siswa. Setelah guru melakukan

pengecekan terhadap kehadiran siswa, guru memutarkan video. Dalam video

tersebut tergambar wawancara eksklusif acara “Kick Andy” dengan seorang anak

kecil yang baru berusia 10 tahun sudah mampu menulis beberapa buku dengan

ketebalan lebih dari seratus halaman. Pemutaran video ini dilakukan karena pada

saat pembelajaran menulis masih ditemukan siswa yang menulis dengan

meletakkan kepala di meja. Oleh karena itu, dengan adanya pemutaran video

diharapkan mampu membantu mengatasi permasalahan pada siklus I dan dapat

memotivasi siswa untuk gemar menulis dan dapat menghasilkan sebuah karya

yang baik. Penghasilan karya yang baik ini dimulai dengan menulis karangan

argumentasi yang baik dan benar.

Selesai menayangkan video, guru bertanya jawab dengan siswa tentang

tentang video yang ditayangkan dan sedikit materi menulis argumentasi. Awalnya

guru menyampaikan satu pertanyaan tentang tanggapan siswa terhadap

penayangan video, kemudian guru menunjuk satu siswa untuk menjawab.

Pemberian pertanyaan terlebih dahulu baru menunjuk siswa bertujuan agar siswa

dapat memikirkan jawaban terlebih dahulu. Selanjutnya guru memberikan

pertanyaan berikutnya masih berkaitan dengan menulis karangan argumentasi.

Setelah mengajukan pertanyaan, guru meminta siswa yang menjawab pertanyaan

pertama tadi menunjuk satu siswa lain menjawab pertanyaan berikutnya. Hal ini

dilakukan agar kelas tidak didominasi oleh guru. Tanya jawab tersebut

berlangsung sampai pertanyaan terakhir.

Setelah melakukan kegiatan tanya jawab, guru melanjutkan dengan

pembagian potongan kertas yang berisi masalah kemudian siswa mencari

kelompok yang masalahnya sama. Pada pertemuan ini pencarian kelompok tidak

dilakukan secara acak yang menyebabkan kelas menjadi gaduh dan menambah

waktu pembelajaran. dengan demikian pada siklus II ini, pembentukan kelompok

Page 99: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xcix

hampir sama dengan siklus I, tetapi pada potongan kertas yang berisi masalah

diberikan nomor. Maksudnya adalah setiap masalah nantinya akan dibahas dalam

beberapa kelompok, sehingga dalam satu kelompok nanti akan mendapat

potongan kertas dengan nomor dan masalah yang sama. Dengan demikian dalam

satu kelompok tersebut hanya aka ada empat orang siswa dan tidak akan terjadi

ada siswa yang tidak mendapatkan kelompok.

Setelah siswa membuat kelompok dan berdiskusi, guru berkeliling dan

mendatangi tiap kelompok untuk memantau aktivitas siswa. Dengan guru

berkeliling ini diharapkan siswa lebih konsentrasi pada kegiatan pembelajaran.

Hal yang dilakukan oleh guru tersebut juga sebagai bentuk refleksi dari

kekurangan siklus I. Selesai kegiatan diskusi, masing-masing kelompok

menyampaikan hasil diskusi mereka. Pada saat penyampaian hasil diskusi

tersebut, kelompok lain memperhatikan. Pada akhir diskusi, masing-masing siswa

kembali ke tempat masing-masing untuk menuliskan kerangka karangan

berdasarkan hasil diskusi dengan kelompok masing-masing. Selanjutnya guru

memberikan tugas pada siswa untuk mengumpulkan berbagai informasi yang

mendikung kerangka karangan yang telah dibuat.

Pada akhir pembelajaran guru memberikan simpulan dan menutup

pembelajaran. Sebelum berakhir, pembelajaran ditutup dengan doa bersama. Pada

doa bersama ini akan dimulai jika semua siswa telah siap pulang semua. Sehingga

siswa yang telah selesai membereskan perlengkapan menunggu siswa lain yang

belum selesai.

Langkah pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada pertemuan

kedua dalam siklus II adalah: (1) guru memasuki kelas dan mengucap salam; (2)

guru mengecek kehadiran siswa dan mengisi buku jurnal; (3) guru melakukan

apersepsi dengan menanyakan tugas; (4) guru membagikan contoh hasil refleksi

dari karangan argumentasi yang dibuat; (5) guru melakukan tanya jawab dengan

siswa tentang hasil karangan yang telah dikoreksi; (6) guru meminta siswa untuk

menyiapkan informasi yang telah dicari; (7) guru meminta siswa menyiapkan

kerangka karangan; (8) guru meminta siswa untuk mengembangkan karangan

berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan; (9) guru berkeliling untuk

Page 100: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c

memantau kegiatan siswa; (10) setelah selesai guru meminta siswa kembali

meneliti hasil karangannya; (11) guru meminta siswa mengumpulkan hasil

karangan ke meja guru; (12) guru melakukan refleksi dan menyimpulkan

pembelajaran; (13) guru menutup pelajaran dengan doa bersama.

Pelaksanaan siklus II ini sama seperti pada siklus I, guru bertindak

sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran menulis karangan argumentasi

di kelas, sedangkan peneliti hanya bertindak sebagai partisipan pasif. Peneliti

hanya duduk di belakang dan sesekali ke depan dan samping kelas untuk

mengambil dokumentasi.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran menulis argumentasi

dengan strategi pembelajaran Think Talk Write yang berlangsung pada hari Selasa,

21 Maret 2011 pukul 12.00-13.30. Observasi difokuskan pada situasi pelaksanaan

pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru, serta aktivitas siswa dalam

pembelajaran. Dalam observasi ini, peneliti menggunakan pedoman obaservasi

sebagaimana terlampir untuk menilai proses pembelajaran serta membuat catatan

lapangan.

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh gambaran kegiatan

pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi pembelajaran Think

Talk Write (dapat dilihat pada lampiran halaman 195-200) adalah guru membuka

pelajaran dengan mengucap salam setelah seluruh siswa tenang. Selanjutnya guru

mengecek kehadiran siswa dan mengisi buku presensi. Setelah itu guru memberi

pengarahan pada siswa tentang penilaian menulis karangan argumentasi adalah

dari proses yang meliputi keaktifan, konsentrasi, dan motivasi selama

pembelajaran serta hasil karangan. Hal ini dimaksud agar siswa mengerti dan

dapat meningkatkan nilai dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran

kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video perbincangan acara “Kick Andy”

dengan seorang anak yang baru usia 10 tahun. Video tersebut berisi perbincangan

dengan seorang anak kecil yang telah mampu membuat buku. Dengan adanya

Page 101: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ci

pemutaran video ini dihararapkan siswa dapat termotivasi untuk gemar menulis

dan dapat menghasilkan karya yang baik.

Selesai menayangkan video, guru bertanya jawab dengan siswa tentang

video yang ditayangkan dan sedikit materi menulis argumentasi. Awalnya guru

menyampaikan satu pertanyaan tentang tanggapan siswa terhadap penayangan

video, kemudian guru menunjuk satu siswa untuk menjawab. Pemberian

pertanyaan terlebih dahulu baru menunjuk siswa bertujuan agar siswa dapat

memikirkan jawaban terlebih dahulu. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan

berikutnya masih berkaitan dengan menulis karangan argumentasi. Setelah

mengajukan pertanyaan, guru meminta siswa yang menjawab pertanyaan pertama

tadi menunjuk satu siswa lain menjawab pertanyaan berikutnya. Hal ini dilakukan

agar kelas tidak didominasi oleh guru. Tanya jawab tersebut berlangsung sampai

pertanyaan terakhir.

Selesai melakukan tanya jawab, guru kembali membagikan potongan

kertas yang berisi masalah yang berbeda-beda dan nomor masalah yang berbeda

pula. Pada pertemuan ini pencarian kelompok tidak dilakukan secara acak yang

menyebabkan kelas menjadi gaduh dan menambah waktu pembelajaran. dengan

demikian pada siklus II ini, pembentukan kelompok hamper sama dengan siklus I

tetapi pada potongan kertas yang berisi masalah diberikan nomor. Maksudnya

disini adalah setiap masalah nantinya akan dibahas dalam beberapa kelompok,

sehingga dalam satu kelompok nanti akan mendapat potongan kertas dengan

nomor dan masalah yang sama. Dengan demikian dalam satu kelompok tersebut

hanya akan ada empat orang siswa dan tidak akan terjadi ada siswa yang tidak

mendapatkan kelompok.

Setelah siswa membuat kelompok dan berdiskusi, guru berkeliling dan

mendatangi tiap kelompok untuk memantau aktivitas siswa. Dengan guru

berkeliling ini diharapkan siswa lebih konsentrasi pada kegiatan pembelajaran.

Hal yang dilakukan oleh guru tersebut juga sebagai bentuk refleksi dari

kekurangan siklus I. Saat guru berkeliling ke setiap kelompok tersebut, beberapa

siswa bertanya pada guru tentang kesulitan yang dihadapi atau mereka kurang

paham terhadap masalah yang mereka peroleh. Guru tersebut dengan senang

Page 102: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cii

menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh siswa pada setiap kelompok.

Selesai kegiatan diskusi, masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi

mereka. Pada saat penyampaian hasil diskusi tersebut, kelompok lain

memperhatikan. Pada akhir diskusi, masing-masing siswa kembali ke tempat

masing-masing untuk menuliskan kerangka karangan berdasarkan hasil diskusi

dengan kelompok masing-masing. Selanjutnya guru memberikan tugas pada siswa

untuk mengumpulkan berbagai informasi yang mendukung kerangka karangan

yang telah dibuat.

Selesai memberikan tugas guru melakukan refleksi dan menyimpulkan

pembelajaran. Pembelajaran diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh

ketua kelas.

Pada pertemuan kedua, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan

mengucap salam kemudian mengabsen kehadiran siswa yang mengisi buku jurnal.

Sebelum masuk dalam pembelajaran guru melakukan apersepsi dengan

menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah

melakukan apersepsi guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan pada pembelajaran ini.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan meminta siswa untuk

membagikan contoh hasil refleksi karangan argumentasi siswa. Setiap siswa

mendapat satu contoh karangan argumentasi yang telah dikoreksi. Kemudian guru

melakukan tanya jawab terhadap karangan yang telah dikoreksi. Dalam karangan

argumentasi yang telah dikoreksi tersebut jika ada kesalahan maka diberi tanda

seperti dilingkari. Awalnya guru mengajukan sebuah pertanyaan tentang contoh

kesalahan dalam karangan, kemudian guru menunjuk satu siswa untuk menjawab.

Pemberian pertanyaan terlebih dahulu baru menunjuk siswa bertujuan agar siswa

dapat memikirkan jawaban terlebih dahulu. Selanjutnya guru memberikan

pertanyaan berikutnya masih berkaitan dengan kesalahan yang ada dalam

karangan. Setelah mengajukan pertanyaan, guru meminta siswa yang menjawab

pertanyaan pertama tadi menunjuk satu siswa lain menjawab pertanyaan

berikutnya. Hal ini dilakukan agar kelas tidak didominasi oleh guru. Selain itu

juga agar siswa lebih aktif dan lebih konsentrasi dalam pembelajaran. Selain

Page 103: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ciii

untuk meningkatkan keaktifan dan konsentrasi siswa, pembahasan atau tanya

jawab hasil refleksi karangan tersebut juga dapat membuat siswa paham tentang

kesalahan-kesalahan yang dibuat selama menulis karangan argumentasi. Dengan

demikian mereka tidak akan mengulangi kesalahan terdahulu. Tanya jawab

tersebut berlangsung sampai kesalahan terakhir dalam contoh.

Selesai melakukan kegiatan tanya jawab, guru membagikan kertas folio

dan meminta siswa untuk menyiapkan informasi yang telah dikumpulkan. Dirasa

semua telah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam mengarang, guru

meminta siswa untuk mulai mengembangkan kerangka karangan menjadi

karangan argumentasi utuh berdasarkan informasi yang dikumpulkan. Pada saat

siswa menulis, guru berkeliling untuk memantau kegiatan siswa. Hal ini bertujuan

agar tidak ada siswa yang sibuk dengan aktivitas mereka sendiri.

Dalam kegiatan menulis ini masih ada juga siswa yang belum menulis. Ia

terlihat bingung dan sering melihat pekerjaan teman sebelahnya. Melihat kondisi

seperti itu, guru mendatangi siswa tersebut dan menanyakan kesulitannya. Setelah

diberi pengarahan dan ditunggui beberapa saaat oleh guru siswa tersebut akhirnya

mulai menulis.

Sampai batas akhir pengumpulan karangan, semua siswa telah

mengumpulkan. guru melakukan refleksi dan menyimpulkan pembelajaran. Pada

akhir pembelajaran ditutup dengan doa bersama dan dipimpin oleh ketua kelas.

d. Analisis dan Refleksi

Proses pembelajaran menulis karangan dengan strategi Think Talk Write

di kelas X-5 SMA N 2 Karanganyar pada siklus II yang dilaksanakan selama dua

kali pertemuan, yakni hari Selasa tanggal 21 Maret 2011 dan hari Kamis tanggal

24 Maret 2011 dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kekurangan-kekurangan

yang terjadi pada siklus I dapat diatasi pada siklus II.

Kualitas pembelajaran menulis karangan argumentasi mengalami

peningkatan. Hal ini terlihat dari tercapainya sejumlah indikator yang telah

ditetapkan. Ketercapaian indikator tersebut meliputi meningkatnya keaktifan,

perhatian dan konsentrasi, serta minat dan motivasi siswa dalam proses

Page 104: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

civ

pembelajaran. Di samping itu, kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam siklus

I dapat diatasi oleh guru pada siklus II. Pada siklus II siswa lebih aktif selama

proses pembelajaran, siswa lebih memperhatikan penjelasan guru dan memiliki

motivasi yang baik untuk mengikuti pembelajaran.keaktifan siswa meningkat

terlihat dari semakin banyaknya siswa memperhatikan jika ada yang bertanya

pada guru, siswa saling bertanya pada teman lain, teman lain yang juga menjawab

pertanyaan yang diberikan. Perhatian siswa terhadap guru meningkat dengan

ditunjukkan siswa tidak mengobro dengan teman lain, memperlajari materi yang

telah diajarkan. Motivasi meningkat dengan ditunjukkan, siswa tidak mengeluh

dalam menulis, dan mereka bersungguh-sungguh dalam menulis. Keaktifan,

perhatian, dan motivasi siswa meningkat karena guru menyampaikan penjelasan

materi dengan teknik yang menarik, misalnya dalam kegiatan bertanya jawab

tidak hanya guru yang menentukan siswa yang menjawab pertanyaan, tapi juga

dapat sesama siswa yang menentuka penjawab pertanyaan. Dengan adanya variasi

pemberian pertanyaan tersebut, maka kelas tidak cenderung didominasi oleh guru

saja. Namun, siswa juga mempunyai hak untuk berperan di dalam kelas. Selain

itu, dengan adanya penayangan video akan menambah motivasi siswa untuk dapat

menciptakan sebuah karya yang baik. Mereka termotivasi dengan seorang anak

yang umurnya di bawah mereka sudah mampu menghasilkan karya yang baik,

mengapa mereka yang usianya di atas anak tersebut tidak bisa. Untuk

meningkatkan perhatian dan keaktifan siswa, guru juga berkeliling ke setiap

kelompok. Dengan adanya hal ini maka semua siswa akan merasa diperhatikan

sehingga mereka akan lebih konsentrasi. Selain itu, mereka juga akan lebih leluasa

menanyakan kesulitan yang dihadapi terhadap masalah yang ada dalam kelompok

mereka. Berdasarkan penilaian proses pembelajaran pada siklus II, hasilnya

adalah sebagai berikut:

Page 105: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cv

Tabel 8. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus II

No Nama Nilai Total Kriteria A* B* C*

1 Akbar Eko Maryanto 2 3 3 8 Sedang 2 Alfianur Tegar Sriyanto 3 3 4 10 Baik 3 Anggi Mayang Sari 4 3 4 11 Baik 4 Ariska Mardi Liyanti 4 4 4 12 Baik 5 Ary kurniawan 3 4 3 10 Baik 6 Bafin Yudika Saputra 2 3 3 8 Sedang 7 Deni Dwi Rohmad 3 3 3 9 Sedang 8 Dhanu Fiarta S. P 2 2 2 6 Kurang 9 Dian Widyaloka Wijayanti 3 3 3 9 Sedang 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 1 4 5 11 Baik 11 Eko Purnomo 3 2 2 7 Sedang 12 Erna Dwi Susilowati 4 5 5 14 Sangat Baik 13 Eva Nur Rahma 5 4 4 13 Sangat Baik 14 Fauzi Putra Muammar 3 5 3 11 Baik 15 Frida Ayu Kusuma D 4 3 3 10 Baik 16 Intan Dwi Safitri 4 4 4 12 Baik 17 Isna Eni Putri Sholekhah 4 3 4 11 Baik 18 Laras Mugi Lestari 4 5 3 12 Baik 19 Maya Tutik Hestari 2 2 2 6 Kurang 20 Muklis Budi M 1 3 5 9 Baik 21 Nimas Galuh Ajeng Pawiling 2 2 2 6 Kurang 22 Novian Teguh Kurniawan 2 4 4 10 Baik 23 Mura Martina 2 3 4 9 Baik 24 Nurfitriyah Maritassari 5 4 4 13 Sangat Baik 25 Rendy Yohan Saputra 2 2 2 6 Kurang 26 Reni Rahayu 4 3 4 11 Baik 27 Ria Ferawati 2 4 2 12 Baik 28 Ricky Handoko 2 2 2 6 Kurang 29 Robi Sudarwis 2 3 2 7 Sedang 30 Rosita Sri Utami 3 5 4 12 Baik 31 Septima Damayanti 3 3 3 9 Baik 32 Sri Wantini 3 4 3 10 Baik 33 Tri Yulian Lestari 2 2 2 6 Kurang 34 Vicenzo Asaliah Hutama 2 2 2 6 Kurang 35 Widiastuti Tri Yulianti 4 5 4 13 Sangat Baik 36 Yudi Prasetya 2 2 2 8 Kurang 37 Yuli Susanti 4 4 4 12 Baik 38 Yulia Andalusia Zakiah 4 4 5 13 Sangat Baik 39 Yulinda Nuraini 3 2 3 8 Sedang 40 Yunita Estiningsih 2 2 2 6 Kurang Jumlah 116 130 129 328 ≥7 = 31siswa

≤7= 9 siswa Rata-rata 2,9 3,25 3,2 9,55

Page 106: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cvi

Keterangan pernyataan:

A*:Keaktifan siswa selama pembelajaran meliputi: (1) mengajukan pertanyaan,

(2) mengungkapkan pendapat, (3) menjawab pertanyaan, (4) memperhatikan

pertanyaan orang lain, (5) menanggapi pertanyaan

B*:Perhatian dan konsentrasi siswa selam pembelajaran meliputi: (1)

memperhatikan penjelasan guru, (2) mencatat penjelasan guru, (3)

mempelajari kembali materi yang diberikan, (4) tidak sibuk dengan

aktivitasnya sendiri di kelas, (5) tidak mengobrol dengan teman

C*: Minat dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran meliputi: (1) mengerjakan

tugas yang diberikan tepat waktu, (2) semangat dalam mengerjakan tugas yang

diberikan, (3) mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh atay tidak asl-

asalan; (4) tidak bermalas-malasan di kelas dengan tidak bertopang dagu, tidak

meletakkan kepala di atas meja, dan lain-lain, (5) tidak mengucapkan keluhan

saat pembelajaran.

Keterangan Nilai:

1. Penilaian menggunakan check list

2. Setiap indikator perilaku bernilai 1 (satu)

3. Nilai merupakan jumlah skor tiap indikator perilaku

4. Keterangan diisi dengan kriteria berikut:

a. Nilai total 1 – 3 berarti kurang sekali

b. Nilai total 4 – 6 berarti kurang

c. Nilai total 7 – 9 berarti sedang

d. Nilai total 10 – 12 berarti baik

e. Nilai total 13 – 15 berarti baik sekali

Selain ditampilkan dengan tabel, kenaikan proses pembelajaran menulis

argumentasi juga ditampilkan dengan grafik diagram batang. Berikut disajikan

gambar nilai proses pembelajaran menulis argumentasi yang dibandingkan dari

prasiklus, siklus I, dan siklus II.

Page 107: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cvii

Gambar 8. Grafik Nilai Proses Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus II

Keterangan:

: Nilai Proses Prasiklus

: Nilai Proses Siklus I

: Nilai Proses Siklus II

Berdasarkan tabel serta grafik hasil penilaian proses pembelajaran

menulis argumentasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas proses

pembelajaran pada siklus II ini. Pada siklus I nilai rata-rata keaktifan siswa

sebesar 2,45, kemudian pada siklus II menjadi 2,9. Peningkatan juga terjadi pada

perhatian dan konsentrasi siswa. Pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah sebesar

2,72, setelah dilaksanakan siklus II terjadi peningkatan menjadi 3,21. selanjutnya

pada minat dan motivasi siswa pun juga mengalami peningkatan. Di siklus I, nilai

rata-rata siswa sebesar 2,55, kemudian pada siklus II menjadi 3,2.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41

Rent

ang

Nila

i

Nomor urut siswa

Page 108: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cviii

Secara lebih rinci lagi keseluruhan skor tersebut telah mengalami

peningkatan jika dibandingkan penilaian pada saat prasiklus dan siklus I. dari

grafik yang disajikan pun juga tergambar bahwa terjadi peningkatan nilai proses

pembelajaran menulis argumentasi dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Grafik

tersebut menggambarkan bahwa gambar batang yang lebih tinggi menggambarkan

bahwa nilai proses menulis siswa juga tinggi. Kemudian garis yang ada di

depannya adalah gambaran dari nilai siklus I dan pratindakan.

Adapun hasil kerja siswa berupa karangaan argumentasi pada siklus II

juga menunjukkan adanya peningkatan. Skor dalam setiap aspek penulisan

karangan argumentasi mengalami peningkatan yang cukup baik. Nilai rata-rata

kelas naik sebesar 3,7 poin, yakni dari 66 pada siklus I menjadi 69,7 pada siklus

II. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hasil pebelajaran semakin meningkat

setelah dilakukan tindakan pada siklus II. Kenaikan tersebut terjadi pada seluruh

aspek penilaian. Dari aspek isi, pada prasiklus nilai rata-rata siswa mencapai

16,02, kemudian pada siklus I menjadi 18,25, dan pada siklus II naik menjadi

19,55. Pada aspek organisasi isi siklus II terjadi peningkatan menjadi 14,56, yang

semula pada prasiklus sebesar 12,02 dan pada siklus I sebesar 13,51. Dari aspek

kosakata pun juga mengalami peningkatan menjadi 13,82, semula pada prasiklus

sebesar 13,53 dan pada siklus I sebesar 13,54. Aspek struktur kalimat mengalami

peningkatan, yang semula pada prasiklus sebesar 15,84, pada siklus I naik

menjadi 16,95, dan pada siklus II naik menjadi 17,67. Begitu juga dengan aspek

mekanik yang berupa ejaan mengalami peningkatan, dari nilai rata-rata sebesar

3,66 pada prasiklus, naik menjadi 3,72 pada siklus I, dan terakhir pada siklus II

pun juga meningkat menjadi 3,95. Untuk lebih jelasnya, hasil perolehan nilai

karangan argumentasi siswa pada siklus II ini dapat dilihat melalui tabel berikut.

Page 109: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cix

Tabel 9. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Siklus II

No Nama Skor Jum-lah

Ket Isi Organi-

sasi Isi Kosa Kata

Struktur Kalimat

Ejaan

1 Akbar Eko Maryanto 22 14 13 18 4 71 T 2 Alfianur Tegar Sriyanto 19 15 14 18 4 70 T 3 Anggi Mayang Sari 18 17 14 18 4 71 T 4 Ariska Mardi Liyanti 21 12 14 18 4 69 T 5 Ary kurniawan 19 17 15 18 4 73 T 6 Bafin Yudika Saputra 17 11 14 16 4 62 TT 7 Deni Dwi Rohmad 17 14 15 18 4 68 T 8 Dhanu Fiarta S. P 18 15 15 18 4 68 T 9 Dian Widyaloka Wijayanti 21 14 13 12 3 63 TT 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 21 13 13 18 4 69 T 11 Eko Purnomo 17 15 14 20 5 71 T 12 Erna Dwi Susilowati 22 13 12 19 4 71 T 13 Eva Nur Rahma 18 14 12 19 3 66 T 14 Fauzi Putra Muammar 18 14 11 17 3 61 TT 15 Frida Ayu Kusuma D 17 16 14 18 3 68 T 16 Intan Dwi Safitri 20 14 13 12 4 63 TT 17 Isna Eniy Putri Sholekhah 22 17 15 19 4 77 T 18 Laras Mugi Lestari 20 16 15 18 4 73 T 19 Maya Tutik Hestari 19 14 13 18 5 69 T 20 Muklis Budi M 22 14 14 18 3 71 T 21 Nimas Galuh Ajeng P 22 15 15 19 4 75 T 22 Novian Teguh Kurniawan 16 12 14 16 4 62 TT 23 Nura Martina 20 16 14 19 3 72 T 24 Nurfitriyah Maritassari 21 15 13 19 5 73 T 25 Rendy Yohan Saputra 18 14 13 15 4 64 TT 26 Reni Rahayu 21 14 14 19 4 72 T 27 Ria Ferawati 20 16 15 18 3 71 T 28 Ricky Handoko 18 15 13 18 4 68 T 29 Robi Sudarwis 18 17 16 19 4 74 T 30 Rosita Sri Utami 20 13 13 20 4 70 T 31 Septima Damayanti 19 14 14 18 4 69 T 32 Sri Wantini 21 15 14 18 4 72 T 33 Tri Yulian Lestari 22 17 15 16 4 74 T 34 Vicenzo Asaliah Hutama 16 12 12 19 4 63 TT 35 Widiastuti Tri Yulianti 18 16 14 18 5 72 T 36 Yudi Prasetya 16 12 14 18 4 64 TT 37 Yuli Susanti 22 13 15 19 5 74 T 38 Yulia Andalusia Zakiah 25 18 14 19 4 80 T 39 Yulinda Nuraini 22 15 15 20 5 77 T 40 Yunita Estiningsih 19 13 14 19 3 68 T Jumlah 782 568 554 716 158 2788 ≥65=

32 siswa

Rata-rata 19,55 14,56 13,85 17,9 3,95 69,7

Keterangan:

T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Page 110: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cx

Berikut digambarkan grafik hasil menulis karangan argumentasi yang

dibandingkan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II.

Gambar 9. Grafik Nilai Hasil Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus II

Keterangan:

: Nilai Hasil Prasiklus

: Nilai Hasil Siklus I

: Nilai Hasil Siklus II

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi, dapat dinyatakan bahwa

penelitian tindakan kelas telah berhasil mencapai hasil secara optimal. Walaupun

dalam penilaian proses pembelajaran menulis karangan argumentasi ada 8 siswa

yang belum tuntas, tapi peneliti hanya menargetkan 75% dari jumlah siswa dapat

mencapai nilai ≥ 7. Ternyata pada siklus II ini telah mencapai target sebesar

77,5%, yaitu 31 siswa mendapat nilai ≥ 7. Begitu juga dengan kualitas hasil

pembelajaran menulis argumentasi. Pada prasiklus yang tuntas dengan

memperoleh nilai ≥ 65 adalah 13 siswa. Kemudian pada siklus I ada 27 siswa,

terakhir pada siklus II mencapai 32 siswa. Walaupuan tidak semua siswa dapat

lulus dalam batas minimal ketuntasan, tapi jumlah siswa yang tuntas sudah lebih

dari indikator ketercapaian yang ditetapkan oleh peneliti. Selain itu, masalah yang

dihadapi pada siklus I telah teratasi pada siklus II. Dengan demikian, peneliti dan

guru melakukan kesepakatan bahwa penelitian dapat diselesaikan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39

Ren

tang

Nila

i

Nomor urut Siswa

Page 111: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxi

3. Deskripsi Antarsiklus

Data penilaian proses pembelajaran dari prasiklus hingga siklus II dapat

dilihat dari tabel berikut:

Tabel 10. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Antarsiklus

No Nama Siswa Nilai Keterangan Prasiklus Siklus I Siklus II

1 Akbar Eko Maryanto 4 7 8 Meningkat 2 Alfianur Tegar Sriyanto 7 9 10 Meningkat 3 Anggi Mayang Sari 6 9 11 Meningkat 4 Ariska Mardi Liyanti 7 10 12 Meningkat 5 Ary kurniawan 7 9 10 Meningkat 6 Bafin Yudika Saputra 5 6 8 Meningkat 7 Deni Dwi Rohmad 6 7 9 Meningkat 8 Dhanu Fiarta S. P 4 5 6 Meningkat 9 Dian Widyaloka Wijayanti 6 7 9 Meningkat 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 7 9 11 Meningkat 11 Eko Purnomo - 6 7 Meningkat 12 Erna Dwi Susilowati 10 12 14 Meningkat 13 Eva Nur Rahma 10 12 13 Meningkat 14 Fauzi Putra Muammar 6 9 11 Meningkat 15 Frida Ayu Kusuma D 6 9 10 Meningkat 16 Intan Dwi Safitri 7 9 12 Meningkat 17 Isna Eni Putri Sholekhah 7 9 11 Meningkat 18 Laras Mugi Lestari 6 10 12 Meningkat 19 Maya Tutik Hestari 4 5 6 Meningkat 20 Muklis Budi M 5 7 9 Meningkat 21 Nimas Galuh Ajeng Pawiling 4 5 6 Meningkat 22 Novian Teguh Kurniawan 6 8 10 Meningkat 23 Mura Martina 6 7 9 Meningkat 24 Nurfitriyah Maritassari 10 11 13 Meningkat 25 Rendy Yohan Saputra 4 5 6 Meningkat 26 Reni Rahayu 7 9 11 Meningkat 27 Ria Ferawati 7 8 12 Meningkat 28 Ricky Handoko 4 5 6 Meningkat 29 Robi Sudarwis 5 3 7 Meningkat 30 Rosita Sri Utami 8 9 12 Meningkat 31 Septima Damayanti 6 7 9 Meningkat 32 Sri Wantini 6 8 10 Meningkat 33 Tri Yulian Lestari 4 5 6 Meningkat 34 Vicenzo Asaliah Hutama 4 5 6 Meningkat 35 Widiastuti Tri Yulianti 6 9 13 Meningkat 36 Yudi Prasetya 5 6 8 Meningkat 37 Yuli Susanti 10 11 12 Meningkat 38 Yulia Andalusia Zakiah 11 12 13 Meningkat 39 Yulinda Nuraini 5 6 8 Meningkat 40 Yunita Estiningsih - 5 6 Meningkat Rata-rata 6,26 7,75 9,55 Meningkat Prosentase ketuntasan 36,84% 67,5% 77,5%

Page 112: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxii

Berdasarkan tabel di atas, terjadi peningkatan setelah dilakukan tindakan.

Peda siklus I, siswa yang lulus KKM adalah sebesar 36,84%, siklus I naik menjadi

67,5%, dan terakhir pada siklus II naik menjadi 77,5%. Adapun hasil nilai

karangan secara menyeluruh pada tiap siklus dapat disajikan pada tabel berikut.

Tabel 11. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Antarsiklus

No Nama Siswa Nilai Keterangan Prasiklus Siklus I Siklus II

1 Akbar Eko Maryanto 58 63 71 Meningkat 2 Alfianur Tegar Sriyanto 66 67 70 Meningkat 3 Anggi Mayang Sari 65 67 71 Meningkat 4 Ariska Mardi Liyanti 62 68 69 Meningkat 5 Ary kurniawan 68 70 73 Meningkat 6 Bafin Yudika Saputra 47 58 62 Meningkat 7 Deni Dwi Rohmad 59 65 68 Meningkat 8 Dhanu Fiarta S. P 68 70 68 Meningkat 9 Dian Widyaloka Wijayanti 55 57 63 Meningkat 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 64 67 69 Meningkat 11 Eko Purnomo - 67 71 Meningkat 12 Erna Dwi Susilowati 63 69 71 Meningkat 13 Eva Nur Rahma 58 63 66 Meningkat 14 Fauzi Putra Muammar 47 53 61 Meningkat 15 Frida Ayu Kusuma D 57 63 68 Meningkat 16 Intan Dwi Safitri 53 61 63 Meningkat 17 Isna Eni Putri Sholekhah 67 71 77 Meningkat 18 Laras Mugi Lestari 63 68 73 Meningkat 19 Maya Tutik Hestari 63 68 69 Meningkat 20 Muklis Budi M 55 60 71 Meningkat 21 Nimas Galuh Ajeng Pawiling 68 69 75 Meningkat 22 Novian Teguh Kurniawan 57 59 62 Meningkat 23 Mura Martina 69 71 72 Meningkat 24 Nurfitriyah Maritassari 64 69 73 Meningkat 25 Rendy Yohan Saputra 55 60 64 Meningkat 26 Reni Rahayu 55 68 72 Meningkat 27 Ria Ferawati 66 68 71 Meningkat 28 Ricky Handoko 63 65 68 Meningkat 29 Robi Sudarwis 57 - 74 Meningkat 30 Rosita Sri Utami 67 70 70 Meningkat 31 Septima Damayanti 59 61 69 Meningkat 32 Sri Wantini 66 69 72 Meningkat 33 Tri Yulian Lestari 72 74 74 Meningkat 34 Vicenzo Asaliah Hutama 53 58 63 Meningkat 35 Widiastuti Tri Yulianti 62 68 72 Meningkat 36 Yudi Prasetya 55 61 64 Meningkat 37 Yuli Susanti 62 70 74 Meningkat 38 Yulia Andalusia Zakiah 69 73 80 Meningkat 39 Yulinda Nuraini 72 77 77 Meningkat 40 Yunita Estiningsih - 67 68 Meningkat Rata-rata 61,29 66 69,7 Meningkat Prosentase ketuntasan 34,21% 69,23% 80%

Page 113: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxiii

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa prosentase

ketuntasan siswa pada prasiklus baru mencapai 34,21% dari 38 siswa yang

mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi atau hanya 13 siswa yang

tuntas dengan nilai ≥65. Kemudian ketuntasan siswa meningkat pada siklus II

menjadi 69,23% dari 39 siswa yang mengikuti pembelajaran menulis argumentasi

atau 27 siswa. Selanjutnya pada siklus II siswa yang tuntas ada 32 siswa atau 80%

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan siklus I dan siklus II, guru berhasil melaksanakan

pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi pembelajaran Think

Talk Write. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari keaktifan, perhatian dan

konsentrasi, serta minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran yang

meningkat dari setiap siklus yang dilaksanakan. Selain itu, penelitian ini juga

bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran

yang efektif dan menarik di dalam kelas. Strategi pembelajaran ini juga dapat

dimanfaatkan oleh guru untuk menarik perhatian sisw agar lebih akatif dalam

pembeljaran menulis, khususnya menulis karangan argumentasi.

Keberhasilan strategi pembelajaran Think Talk Write dalam

meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karangan

argumentasi dapat dilihat dari indikator-indikator yang telah dicapai oleh siswa.

Berikut adalah indicator-indikator keberhasilan penelitian yang telah dicapai.

1. Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Karangan argumentasi

Penerapan strategi Think Talk Write yang dilaksanakan dalam setiap siklus

belum mampu secara maksimal meningkatkan kualitas proses menulis

karangan argumentasi. Hal ini terlihat pada hasil akhir siklus I yang baru

mencapai 67,5%, padahal peneliti menetapkan 70%. Walaupun pada siklus I

belum maksimal, kekurangan pada siklus I telah tertutupi pada pelaksanaan

siklus II yang telah mencapai 77,5%.

a. Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis karangan argumentasi

Dengan adanya strategi pembelajaran Think Talk Write dalam

pembelajaran menulis karangan argumentasi akan dapat menumbuhkan

Page 114: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxiv

keaktifan siswa selama pembelajaran. hal ini disebabkan karena dalam

strategi ini juga menggunakan diskusi kelompok untuk membahas

permasalahan yang telah dibagikan. Dengan adanya diskusi kelompok ini,

siswa dapat bertukar pendapat dalam kelompok dan mengajukan pendapat.

Dengan adanya hal tersebut maka siswa kan lebih aktif dalam

pembelajaran.

Namun demikian dalm penilaian proses pembelajaran ini ada

sedikit permasalahan. Setelah dilaksanakan siklus I, masih belum

mencapai indikator ketercapaian yang telah ditetapkan oleh peneliti. Siswa

belum banyak yang aktif karena guru masih sedikit mendominasi kelas.

Misalnya saja dalam penyampaian materi, guru hanya sedikit melibatkan

murid. Beliau hanya memberikan kesempatan pada siswa bertanya setelah

guru menjelasan materi. Kemudian pada saat diskusi, guru hanya

memantau kelompok yang ada di depan saja. Dengan adanya hal tersebut,

ada beberapa siswa yang hanya diam mendenagrkan teman lain membahas

permasalahan. Namun, kekurangan pada siklus I tersebut dapat diatasi

pada siklus II. Pada siklus II ini guru sudah lebih memberikan kesempatan

pada siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Misalnya saja, guru

menunjuk satu siswa untuk menjawab pertanyaan, kemudian siswa

tersebut menunjuk teman lain untuk menjawab pertanyaan berikutnya.

Dengan melibatkan siswa seperti itu maka selalu siap untuk menjawab

pertanyaan dan memberikan tanggapan. Selain itu pada saat diskusi guru

juga sudah berkeliling untuk memantau aktivitas siswa. Pada saat

berkeliling ini juga dimanfaatkan oleh siswa untuk menanyakan hal yang

belum dipahami.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa melalui strategi

pembelajaran Think Talk Write yang di dalamnya terdapat diskusi, dapat

membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Keadaan demikian seperti

yang dikemukakan oleh Dwitya Nadya (2010) dalam penelitiannya bahwa

diskusi kelompok dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam menyatakan

Page 115: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxv

pendapat yang dimiliki, bertanya kepada teman, dan menjawab pertanyaan

teman.

b. Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran

Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran mengalami

peningkatan. Perhatian dan konsentrasi siswa dinilai berdasrkan 5 aspek

yang meliputi:(1) memperhatikan penjelasan guru, (2) mencatat penjelasan

guru, (3) mempelajari kembali materi yang diberikan, (4) tidak sibuk

dengan aktivitasnya sendiri di kelas, (5) tidak mengobrol dengan teman

(diadaptasi dari Nana Sudjana, 2010: 60-62).

Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan strategi Think

Talk Write terjadi peningkatan pada aspek perhatian dan konsentrasi siswa

selama mengikuti pembelajaran. Peningkatan tersebut terjadi pada setiap

siklus, yang meliputi: pada saat pratindakan nilai rata-rata perhatian dan

konsentrasi siswa adalah sebesar 2,18, kemudian pada siklus I meningkat

menjadi 2,72, dan terakhir pada siklus II meningkat menjadi 3,25. Dengan

demikian pada siklus I perhatian dan konsentrasi siswa meningkat 0,54

poin, pada siklus II meningkat 0,53 poin.

Selain dari nilai tersebut, secara garis besar keadaan yang terjadi di

kelas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus I siswa sudah lebih perhatian

dan konsentrasi pada pembelajaran. Mereka memperhatikan penjelasan

guru, mencatat yang mereka anggap penting, tapi masih ada beberapa

siswa yang masih sibuk dengan aktiviatas mereka sendiri seperti kipas-

kipas, dan mengganggu teman lain. Namun demikian, keadaan seperti ini

sudah lebih baik daripada keadaan pembeljaran pada saat prasiklus.

Jumlah siswa yang sibuk dengan aktivitas sendiri lebih banyak

dibandingkan dengan siklus I.

Gambaran pada siklus II ini lebih baik dari siklus I, karena

kekurangan pada siklus I telah dicari solusinya untuk memperbaiki siklus

II. Pada siklus II guru berkeliling ke setiap kelompok untuk memantau

aktivitas siswa. Dengan guru berkeliling ini akan membuat pantauan lebih

efektif sehingga siswa lebih konsentrasi pada permasalahan yang dibahas.

Page 116: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxvi

c. Minat dan Motivasi dalam proses pembelajaran

Tindakan dengan penerapan strategi Think Talk Write dapat

membuat siswa lebih berminat dan termotivasi mengikuti pelajaran. Minat

dan motivasi siswa yang dinilai dari beberapa aspek yang mencakup: (1)

mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu, (2) semangat dalam

mengerjakan tugas yang diberikan, (3) mengerjakan tugas dengan

sungguh-sungguh, tidak bermalas-malasan di kelas dengan bertopang

dagu, (4) tidak meletakkan kepala di atas meja, dan lain-lain, (5) tidak

mengucapkan keluhan saat pembelajaran (diadaptasi dari Nana Sudjana).

Penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan minat dan

motivasi siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi ini terbukti

dengan adanya peningkatan nilai rata-rata siswa setelah dilakukan

tindakan. Pada saat prasiklus nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran

menulis argumentasi adalah sebesar 2, kemudian setelah diberi tindakan

pada siklus II meningkat menjadi 2,55, kemudian diberi tindakan kedua

pada siklus II meningkat menjadi 3,2. Peningkatan pada siklus I adalah

sebesar 0,55 poin, sedangkan peningkatan pada siklus II adalag sebesar

0,65 poin.

Secara garis besar garis besar, setelah dilakukan tindakan dengan

menerapkan strategi Think Talk Write minat dan motivasi siswa

meningkat. Pada saat prasiklus banyak siswa yang mengeluh saat diminta

menulis karangan argumentasi. Selain itu, juga ada beberapa siswa yang

bertopang dagu, meyandarkan kepala di meja, menyandarkan kepala di

pundak teman. Tapi setelah diberi tindakan dengan Think Talk Write,

siswa mulai bersungguh-sungguh menngerjalan tugas dengan tidak

bertopang dagu, ataupun menyandarkan kepala. Hal ini dikarenakan dalam

strategi ini ada diskusi yang menuntut siswa dapat berperan dalam

kelompok. Apabila mereka bertopang dagu atau menyandarkan kepala,

mereka akan malu dengan teman lain yang aktif untuk membahas

permasalahan. Pada siklus II juga ditambah dengan penayangan video

Page 117: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxvii

tentang pembicaraan dalam acara “Kick Andy” yang pada acara tersebut

menayangkan seorang anak kecil sudah mampu menulis beberapa buku.

Dengan adanya penanyangan video ini, siswa lebih termotivasi untuk

bersaing dengan anak tersebut dengan menghasilkan tulisan yang terbaik

dengan diawali menghasilkan karangan argumentasi yang baik pula. Hal

tersebut sesuai dengan penelitian Stokes (2010) yang menyatakan bahwa

penggunaan elemen visual dalam pembelajaran dapat memberikan hasil

positif.

d. Perolehan nilai proses pembelajaran menulis argumentasi meningkat

Secara keseluruhan dari aspek keaktifan, perhatian dan konsentrasi,

minat dan motivasi siswa setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan

strategi Think Talk Write mengalami peningkatan pada kualitas prosesnya.

Dengan anyanya kualitas proses yang baik, maka sebagai acuan terhadap

kualitas hasil yang baik pula. Peningkatan kualitas proses pembelajaran

dengan strategi Think Talk Write terlihat dari kenaikan jumlah total nilai

rata-rata siswa dari siklus I ke siklus II. Pada saat prasiklus nilai rata-rata

siswa adalah 6,26, kemudian meningkat pada siklus II yaitu menjadi 7,75,

dan pada siklus II meningkat menjadi 9,55.

2. Kemampuan Siswa dalam menulis Karangan Argumentasi

Peningkatan kualitas proses pembelajaran juga berdampak pada

kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Kemampuan siswa

dalam menulis karangan argumentasi mengalami peningkatan. Hal ini dapat

dilihat dari hasil karangan setiap siswa dari setiap siklus yang dibandingkan

dengan nilai siswa saat prasiklus. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari setiap

indikator yang dikemukakan oleh Burhan Nurgiyantoro (2010: 441-442),

meliputi: isi, organisasi isi, pengembangan bahasa, kosakata, mekanik.

a. Isi

Siswa telah mampu menuangkan ide serta mengembangkannya

menjadi karangan yang baik. Pengembangan isi menjadi lebih baik ini

karena pada saat prasiklus siswa hanya diminta untuk langsung mengarang

sehigga mereka belum mempunyai gambaran yang pasti tentang

Page 118: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxviii

permasalahan yang akan ditulis. Dengan demikian, hasil karangan yang

ditulis siswa pun hanya beberapa baris dan kata-katnya pun cenderung

banyak yang diulang. Kemudian setelah dilakukan tindakan pengungkapan

karangan siswa meningkat, ditandai dengan semakin banyaknya kalimat

yang dapat ditulis siswa. Selain itu dengan adanya diskusi kelompok akan

menambah pengetahuan siswa dan dapat memecahkan masalah bersama-

sama kemudian menuliskannya dalam bentuk karangan.

Penigkatan pengungkapan gagasan atau isi ini ditunjukkan dengan

denga nilai rata-rata yang diperoleh siswa. Pada prasiklus nilai rata-rata

siswa adalah 16,02, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 18,25,

selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 19,55.

b. Organisasi isi

Berdasarkan hasil karangan siswa dalam setiap siklus diketahui

bahwa siswa sudah dapat mengorganisasikan kalimat dalam paragraf.

Dengan adanya pengorgaisasian kalimat dengan baik, maka pembaca akan

mudah memahami isi yang dituliskan oleh penulis.

Peningkatan pengorganisasian isi dapat ditunjukkan dengan

kenaikan nilai rata-rata siswa setiap siklus. Pada prsiklus, nilai rata-rata

siswa adalah 12,02 kemudian pada siklus I meningkat menjadi 13,51,

terakhir pada siklus II meningkat menjadi 14,56.

c. Kosakata

Dengan karangan yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa siswa

sudah mampu memanfaatkan kata dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil

karangan siklus I dan siklus II, dalam menggunakan kata siswa sudah

bervariasi. Dengan adanya variasi ini, orang yang membacanya tidak akan

bosan.

Peningkatan penggunaan kosakata yang dilakukan siswa ini dapat

dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa selama tindakan. Awalnya

nilai siswa pada saat prasiklus sebesar 13,53, meningkat pada siklus I

menjadi 13,54, kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 13,85.

Page 119: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxix

d. Pengembangan Bahasa

Siswa sudah mampu mengembangkan bahasa dengan baik, hal ini

terlihat dari struktur kalimat yang digunakan dalam menyusun karangan

argumentasi. Pada prasiklus, siswa belum mampu mengembangkan bahasa

dengan baik,sehingga kalimat tidak efektif. Ketidakefektifan ini, misalnya

siswa menggunakan kata-kata yang tidak perlu sehingga menimbulkan

kemubaziran. Contoh dari kemubaziran itu adalah banyak sekali industri-

industri. Kata industri-industri sebenarnya sudah mewakili banyak

industri, sehingga seharusnya kata yang digunakan banyak industri atau

industri-industri. Selain itu, ada juga kalimat yang maknanya

membingungkan atau kabur, seperti: manusia juga sering membuat ulah

dengan menebang hutan secara liar sehingga tanah terkikis menyebabkan

longsor dan air tidak bisa terserap oleh pohon sehingga terjadilah banjir,

banjir juga bisa disebabkan oleh cuaca yang buruk dimusim penghujan,

setiap hari hujan bahkan satu minggu hujan terus menerus turun,

sehingga menyebabkan banjir yang merugikan masyarakat. Dalam

kalimat tersebut dapat membingungkan pembaca karena setelah manusia

menebang hutan secara liar akan menyebabkan tanah terkikis dari tanah

terkikis tersebut menyebabkan longsor dan air tidak dapat diserap oleh

pohon. Dengan demikian dapat diartikan bahwa yang menyebabkan tanah

longsor dan air tidak ndapat diserap adalah tanah yang terkikis. Padahal

yang menyebabkan air tidak dapat diserap adalah tidak adanya pohon

karena ditebang. Selain itu, banjir yang disebabkan oleh cuaca buruk tidak

mempunyai katan dengan ulah manusia yang menebang hutan secara liar,

sehingga dapat dijadikan kalimat baru. Namun, setelah dilakukan tindakan

pada siklus I dan II, terjadi peningkatan dengan ditandai siswa sudah

mampu mengembangkan kalimat dengan baik.

Peningkatan pengembangan bahasa yang menjadi baik ini ditandai

dengan naiknya nilai rata-rata yang diperoleh siswa. Pada prasiklus nilai

rata-rata siswa adalah 15,84, kemudian pada siklus I meningkat menjadi

16,95, dan pada siklus II meningkat menjadi 17,67.

Page 120: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxx

e. Mekanik

Kesalahan mekanik yang sering dilakukan oleh siswa adalah dalam

hal ejaan. Dalam karangan siswa sebelum dilakukan tindakan sering

ditemukan sebagai berikut.

1) Kesalahan yang berupa penulisan huruf besar, misalnya: Di zaman

maju ini banyak didirikan Industri-Industri yang berdampak lebih

buruknya keadaan, atau yang lebih dikenal dengan pencemaran

Industri. Pada kata industri seharusnya huruf “I” tidak ditulis dengan

huruf besar karena bukan merupakan singkatan ataupun huruf pada

awal kalimat, sehingga penulisannya menjadi “industri”.

2) Kesalahan tanda baca khususnya koma dan titik, miasalnya: Berbagai

dampak sampah dapat merugikan manusia. Tapi banyak juga sampah

yang bermanfaat. Setelah kata manusia diakhiri dengan tanda titik

kemudian diikuti dengan kata tapi, seharusnya setelah kata manusia

adalah koma, karena kata tapi menghubungkan dua hal yang

berkebalikan dalam satu kalimat. Dengan demikian penulisannya

menjadi: Berbagai dampak sampah dapat merugikan manusia, tapi

banyak juga sampah yang bermanfaat.

3) Kesalahan penulusan kata baku, misalnya: kata adalah sering disingkat

menjadi adlh, kata yang disingkat menjadi yg.

4) Kesalahan pembentukan kata, misalnya dalam hal penggunaan kata

depan dan awalan. Penggunaan kata depan yang salah dalam karangan

siswa seperti menunjukkan tempat diindonesia kata tersebut salah

karena seharusnya di dipisahkan dari Indonesia karena sebagai kata

depan yang menunjukkan tempat. Selain itu kata indonesia juga harus

diawali dengan huruf besar karena menunjukkan nama negara. Dengan

demikian penulisan yang tepat menjadi “di Indonesia”. Sedangkan

penggunaan awalan yang salah, misalnya “di sebabkan”. Kata “di”

seharusnya digandeng atau dirangkai dengan kata “sebabkan” karena

kata sebabkan tidak dapat berdiri sendiri dan tidak mempunyai arti,

sehingga penulisan yang benar menjadi “disebabkan”.

Page 121: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxi

Walaupun demikian setelah dilakukan tidakan, nilai rata-rata siswa

dalam mekanik meningkat dari siklus I ke siklus II. Pada saat prasiklus

nilai rata-rata siswa adalah sebesar 3,66, kemudian pada siklus I

meningkat menjadi 3,72, dilanjutkan pada siklus II menjadi 3,95.

f. Perolehan nilai karangan siswa meningkat

Berdasarkan nilai karangan argumentasi pada saat prasiklus,

kemampuan siswa dalam menulis masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai

rata-rata yang diperoleh siswa. Pada saat prasiklus nilai rata-rata yang

diperoleh siswa adalah sebesar 61,29, kemudian meningkat pada siklus I

menjadi 66, dan pada siklus II, kembali meningkat menjadi 69,7. Dengan

adanya peningkatan nilai yag dicapai siswa, menunjukkan bahwa

penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas hasil

pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa.

Page 122: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxii

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X-5

SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2010/ 2011. Peningkatan tersebut

dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:

a. Adanya peningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran. Pada aspek ini

siswa mulai mengajukan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan. Pada

prasiklus jumlah nilai rata-rata siswa adalah sebesar 2,10, kemudian pada

siklus I meningkat menjadi 2,45, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi

2,90.

b. Adanya peningkatan perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran.

Pada prasiklus rata-rata perhatian dan konsentrasi siswa adalah 2,18,

dilanjutkan pada siklus II naik menjadi 2,72, dan pada siklus II menjadi

3,25.

c. Adanya peningkatan minat dan motivasi siswa selama mengikuti

pembelajaran menulis argumentasi. Siswa semakin bersungguh-sungguh

dalam menulis tanpa mengeluh. Peningkatan tersebut ditandai dengan

jumlah nilai rata-rata pada prasiklus adalah sebesar 2,00, kemudian pada

siklus I meningkat menjadi 2,55, dan pada siklus II menjadi 3,20.

d. Secara keseluruhan, peningkatan nilai proses pembelajaran menulis

argumentasi pada prasiklus adalah sebesar 36,84%, kemudian pada siklus I

meningkat menjadi 67,5%, dan pada siklus II kembali meningkat menjadi

77,5%.

2. Penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas hasil

pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X-5

106

Page 123: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxiii

SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2010/ 2011. Hal ini dapat dibuktikan

dengan meningkatnya beberapa indikator berikut:

a. Pada aspek isi, pada prasiklus nilai rata-rata seluruh siswa adalah 16,02.

Pada siklus I, meningkat menjadi 18,25. Kemudian pada siklus II, menjadi

19,55.

b. Pada aspek organisasi isi, pada prasiklus adalah sebesarv12,02. Nilai rata-

rata tersebut meningkat pada siklus I, yaitu 13,51. Kemudian pada siklus II,

kembali meningkat menjadi 14,56.

c. Aspek kosakata pada prasiklus mempunyai nilai rata-rata sebesar 13,53.

Kemudian pada siklus I, meningkat menjadi 13,54, dan pada siklus II

kembali meningkat menjadi 13,85.

d. Aspek pengembangan bahasa pada prasiklus adalah sebesar 15,84. Pada

siklus I meningkat menjadi 16,95, kemudian pada siklus II menjadi 17,9.

e. Aspek mekanik yang semula pada prasiklus mempunyai nilai rata-rata

sebesar 3,69, pada siklus I meningkat menjadi 3,72. Terakhir, pada siklus II

kembali meningkat menjadi 3,95.

f. Secara keseluruhan, pada prasiklus siswa yang memperoleh nilai diatas

batas kelulusan adalah sebesar 34,21% atau 13 siswa, kemudian pada siklus

I meningkat menjadi 69,23% atau 27 siswa. Selanjutnya pada siklus II

meningkat kembali menjadi 80% atau 32 siswa.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan

proses dan hasil pembelajaran bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor

tersebut berasal dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru yaitu

kemampuan dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, mengelola

kelas, memilih strategi yang digunakan dalam pembelajaran sebagai sarana

menyampaikan materi. Faktor dari siswa yaitu keaktifan, prhatian dan konsentrasi,

serta minat dan motivasi mengikuti proses pembelajaran.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung dan harus diupayakan agar

semua faktor tersebut dapat dipenuhi. Apabila guru memiliki kemampuan yang

Page 124: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxiv

baik dalam menyampaikan materi, kemampuan mengelola kelas, serta didukung

teknik dan sarana yang memadai, maka pembelajaran akan berlangsung dengan

baik. Selain faktor tersebut, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat akan

sangat mengefektifkan pembelajaran. Penyampaian materi dan penggunaan

strategi yang tepat akan dapat diterima siswa apabila siswa juga memiliki minat

dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian,

kegiatan pembelajaran akan berjalan lancar, kondusif, efektif, dan efisien.

Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan strategi Think Talk Write

dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dapat meningkatkan kulaitas

proses dan hasil pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini dapat digunakan

sebagai pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan strategi Think Talk Write

(TTW) sebagai strategi dalam pembelajaran menulis argumentasi. Bagi guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif

guru mengajar menulis argumentasi yang dapat membuat siswa lebih aktif, lebih

perhatian dan konsentrasi, serta memotivasi siswa untuk belajar. Dengan strategi

ini siswa berlatih untuk berpikir, berbicara, dan menulis. Siswa juga tidak akan

merasa bosan kerena dengan strategi TTW siswa dapat bertukar pendapat dengan

teman dalam diskusi kelompok.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti mengajukan saran

sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Siswa dapat berkerjasama pada saat kegiatan berbicara, khususnya pada saat

diskusi.

b. Siswa lebih perhatian dan konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung

dan tidak mudah terganggu dengan hal-hal di luar pembelajaran.

2. Bagi Guru

a. Guru harus memonitor dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan

ketika mengikuti pembelajaran dengan strategi Think Talk Write.

Page 125: PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cxxv

b. Hendaknya guru dapat mengubah pembelajaran menulis karangan

argumentasi yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa dengan

strategi Think Talk Write.

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah hendaknya dapat berupaya untuk dapat selalu menciptakan

iklim kerja yang kondusif melalui komunikasi terbuka.

b. Hendaknya pihak sekolah dapat memberikan motivasi kepada guru agar

dapat meningkatkan kinerja selama mengajar. Bentuk motivasi ini dapat

dilakukan dengan mengadakan member suatu penghargaan pada guru yang

mampu menggunakan strategi, metode, ataupun teknik inovatif dalam

mengajar dikelas.