PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan...

127
PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF BATIK JEMBER DALAM UPAYA MENINGKATKAN DAYA SAING (STUDI PADA RUMAH BATIK ROLLA KABUPATEN JEMBER) Disusun oleh : ACHMAD FARIZI NIM.115020201111001 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi KONSENTRASI MANAJEMEN STRATEGI JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan...

Page 1: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF

BATIK JEMBER DALAM UPAYA MENINGKATKAN DAYA

SAING (STUDI PADA RUMAH BATIK ROLLA KABUPATEN

JEMBER)

Disusun oleh :

ACHMAD FARIZI NIM.115020201111001

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi

KONSENTRASI MANAJEMEN STRATEGI JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Page 2: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan
Page 3: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan
Page 4: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Achmad Farizi

Tempat dan Tanggal Lahir : Jember, 27 Juli 1992

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jalan Dr. Subandi No 16 Kelurahan Tanggul Kulon kecamatan

Tanggul Kabupaten Jember

No Telephon : 082334787000

Alamat E-mail : [email protected]

NIM : 115020201111001

Jurusan / Konsentrasi : Manajemen / Strategi

Fakultas / Universitas : Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya

Riwayat Pendidikan :

No Tingkat Nama Institusi Tahun

1 Taman Kanak-kanak TK Al-Hasanah 1997-1999

2 Sekolah Dasar SDN Kayuringin Jaya XXI 1999-2005

3 Sekolah Menengah Pertama MTSN Jember III 2005-2008

4 Sekolah Menengah Atas SMAN 2 Tanggul 2008-2011

5 Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya 2011-2017

Page 5: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

Pengalaman Organisasi :

1. -2016

2. Sekertaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Ekonomi dan

Bisnis Tahun 2014-2015.

3. Ketua Departemen Pengembangan Profesi (HMI) Komisariat Ekonomi dan Bisnis

Tahun 2013-2014.

4. Anggota Lembaga Economi Risert (ECORIST) Tahun 2013.

5. Anggota Lingkar Studi Pancasila Universitas Brawijaya Tahun 2014.

Pengalaman Kepanitiaan :

1. Ketua Pelaksana Pleno I Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Ekonomi dan

Bisnis Tahun 2014.

2. Ketua Pelaksana Tanggul Berbagi Berkah pada tahun 2014.

Page 6: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga dapat diselesaikan Skripsi dengan judul PENERAPAN

STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF BATIK JEMBER DALAM

UPAYA MENINGKATKAN DAYA SAING (STUDI PADA RUMAH BATIK

ROLLA KABUPATEN JEMBER) Adapun tujuan dari penulisan Skripsi ini

adalah untuk memenuhi syarat dalam mencapai derajat Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Sehubungan dengan selesainya skripsi ini, disampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua, Alif Alami Al- Zufri dan Siti Rohma, yang telah

memberikan semangat dan doa dalam penyelesaian skripsi serta kesabaran,

perhatian, dan kasih sayang yang diberikan.

2. Dr. Rofiaty, SE., MM. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

banyak waktu dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini. Kritik

dan saran Ibu sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.

3. Yusuf Risanto., SE., MM sebagai Dosen Penguji I yang telah bersedia

memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

4. Dr. Sudjatno., SE., MS sebagai Dosen Penguji II yang telah bersedia

memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Dr. Sumiati, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Page 7: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

ii

6. Terima kasih untuk saudara-saudara seperjuangan Himpunan Mahasiswa

Islam (HMI) Komisariat Ekonomi dan Bisnis UB untuk semangat dan

kebersamaan dengan kalian yang tidak akan terlupakan.

7. Kawan-kawan Republik STEM Jember terima kasih atas semangat dan

kebersamaan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

8. Semua pihak yang telah memberikan semangat, motivasi, dan doa

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Besar harapan agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Malang, 16 Mei 2017

Achmad Farizi

Page 8: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ ix

ABSTRAKSI ........................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Strategi..................................................................... 6

2.1.1 Tahap tahap Manajemen Strategi............................. 6

2.2 Penerapan Strategi Pemasaran .................................................... 7

2.2.1 Penerapan Strategi....................................................... 7

2.2.2 Pengertian Pemasaran ................................................ 8

2.2.3 Strategi Pemasaran .................................................... 9

Page 9: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

iv

2.2.4 Bauran Pemasaran....................................................... 12

2.3 Definisi UMKM .......................................................................... 21

2.4 Industri Kreatif .......................................................................... 25

2.4.1 Klasifikasi Industri Kreatif ........................................ 27

2.5 Batik ............................................................................................ 31

BAB III : METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah .................................................................... 34

3.2 Lokasi Penelitian .......................................................................... 35

3.3 Batasan Masalah .......................................................................... 35

3.4 Kehadiran Penelitian.................................................................... 36

3.5 Jenis dan Sumber Daya ................................................................ 37

3.6 Unit Analisis Dan Penentuan Informan ....................................... 38

3.7 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 39

3.8 Teknik Analisis Data ................................................................... 40

3.9 Teknik Keabsahan Temuan .......................................................... 42

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Perusahaan ................................................................. 49

4.1.1 Latar Belakang Berdirinya Rumah Batik Rolla ............ 49

4.1.2 Visi, Misi Dan Tujuan Rumah Batik Rolla................... 52

4.1.3 Struktur Organisais Rumah Batik Rolla........................ 54

4.2 Proses Pembuatan Batik Rumah Batik Rolla.................................. 57

4.2.1 Bahan Dan Alat Yang Digunakan................................. 57

4.2.2 Proses Pembuatan Batik Rumah Rolla........................... 62

Page 10: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

v

4.3 Penerapan Strategi Pemasaran pada Rumah Batik Rolla ........... 66

4.3.1 Penerapan Strategi pemasaran dengan Analisi STP

(Segmentation, Targeting and Positioning) ................ 67

4.3.2 Penerapan Strategi Bauran Pemasaran (marketing mix)

Rumah Batik Rolla ....................................................... 70

4.3.2.1 Produk ..................................................................... 70

4.3.2.2 Harga ....................................................................... 76

4.3.2.3 Lokasi/Saluran Distribusi ......................................... 82

4.3.2.4 Promosi ..................................................................... 87

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 107

5.2 Saran .......................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 110

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 112

Page 11: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

vi

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Empat Komponen P dalam Bauran Pemasaran ................... 11

Gambar 3.2 Trianggulasi Sumber Pengumpulan Data ........................... 44

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Batik Rolla............................... 56

Gambar 4.2 Canting ................................................................................. 59

Gambar 4.3 Wajan .................................................................................. 60

Gambar 4.4 Meja Pola ............................................................................ 61

Gambar 4.5 Memola Batik ..................................................................... 63

Gambar 4.6 Klowongan ......................................................................... 64

Gambar 4.7 Menembok .......................................................................... 65

Gambar 4.8 Pewarnaan ........................................................................... 66

Gambar 4.9 Kemasan Produk ................................................................. 75

Gambar 4.10 Harga Kain Batik Cap ......................................................... 77

Gambar 4.11 Harga Kain Batik Kombinasi .............................................. 78

Gambar 4.12 Harga Kain Batik Tulis ........................................................ 79

Gambar 4.13 Harga Kain Batik Tenun ..................................................... 79

Gambar 4.14 Harga Pakaian Wanita ........................................................ 80

Page 12: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

vii

Gambar 4.15 Harga Pakaian Pria ............................................................. 81

Gambar 4.16 Lokasi Rumah Batik Rolla ................................................. 84

Gambar 4.17 Layout Rumah Batik Rolla ................................................. 85

Gambar 4.18 Dekorasi Pendopo Kabupaten Jember ............................... 85

Gambar 4.19 Kerja sama dengan Rumah Makan Terapung .................... 85

Gambar 4.20 Kartu Nama Rumah Batik Rolla ...................................... 89

Gambar 4.21 Stand Pameran Rumah Batik Rolla di Jakarta

Convention Center ........................................................... 91

Gambar 4.22 Kunjungan Walikota Tanjung Benoa ............................... 94

Gambar 4.23 Pelatihan Membatik SMK 2 Pancasila Jember ................. 95

Gambar 4.24 Lomba Membatik dalam Rangka HUT Rumah

Batik Rolla ........................................................................ 95

Gambar 4.25 Bakti Sosial bersama Yayasan Yatim Piatu ..................... 96

Gambar 4.26 Website Rumah Batik Rolla .............................................. 97

Gambar 4.27 Halaman Facebook Rumah Batik Rolla ......................... 98

Gambar 4.28 Akun Instagram Rumah Batik Rolla ................................ 98

Gambar 4.29 Akun Instagram Cabang Rumah Batik Rolla .................. 99

Gambar 4.30 Display Barang ................................................................. 101

Page 13: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

viii

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Definisi dan Kriteria UMKM Menurut Berbagai Sumber... 24

Tabel 4.1 Performance SDM Rumah Batik Rolla............................... 55

Tabel 4.2 Hubungan Masyarakat Rumah Batik Rolla ......................... 93

Tabel 4.3 Tanggapan Konsumen Mengenai Promosi Rumah Batik

Rolla.................................................................................... 101

Tabel 4.4 Penjualan Batik tahun 2010 - 2016 .................................... 105

Tabel 4.5 Persentase Volume Penjualan Rumah Batik Rolla Tahun

2010 sampai 2016................................................................ 106

Page 14: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Lampiran Halaman

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Pemilik Rumah Batik Rolla ................ 112

Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Karyawan Rumah Batik Rolla ............ 118

Lampiran 3 Daftar Pertanyaan Konsumen Rumah Batik Rolla ........... 124

Page 15: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

Penerapan Strategi Pemasaran Industri Kreatif Batik Jember dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing (Studi pada Rumah Batik Rolla Kabupaten

Jember)

Oleh :

Achmad Farizi

Dosen Pembimbing :

Dr. Rofiaty SE. MM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif penerapan strategi pemasaran yang telah diterapkan Rumah Batik Rolla. Dengan memahami dan menganalisis strategi yang diterapkan Rumah Batik Rolla dapat diketahui strategi pemasaran yang diterapkan dapat meningkatkan daya saingnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan penerapan strategi pemasaran pada Rumah Batik Rolla. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu dokumentasi, observasi, serta wawancara dengan menggunakan teknik triangulasi. Prosedur analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data menurut Burhan Bungin mencakup, pengumpulan data, reduksi data, display data, serta verifikasi dan penegasan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah penerapan strategi pemasaran pada Rumah Batik Rolla dapat meningkatkan daya saingnya, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan permintaan akan produk yang berkelanjutan serta omzet penjualan yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Kata kunci : strategi pemasaran, batik, daya saing.

Page 16: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

The Implementation of Marketing Strategy in Creative Industry of Batik to Improve Competitiveness

(A Study on Rumah Batik Rolla in Jember Regency)

By: Achmad Farizi

Advisor :

Dr. Rofiaty SE. MM

ABSTRACT This study aims at identifying the effectiveness of the marketing strategy that have been implemented by Rumah Batik Rolla. By understanding and analyzing the strategies applied in Rumah Batik Rolla, the conclusion whether the marketing strategy applied by the industry can improve its competitiveness can be drawn. The researcher uses a qualitative descriptive approach to describe the application of the marketing strategy of Rumah Batik Rolla. The data were collected through documentation, observation, and interviews with triangulation techniques, which were then analyzed using the procedure and techniques according to Burhan Bungin, which consist of data collection, data reduction, data display, as well as verification and affirmation of conclusions. The result of this research is that the application the marketing strategy of Rumah Batik Rolla can improve its competitiveness, evidenced by the increasing and sustainable demand for products and the increasing sales turnover from year to year. Keywords: marketing strategy, batik, competitiveness

Page 17: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Batik merupakan salah satu budaya asli Indonesia. Kerajinan batik sudah

dikenal sejak lama di Indonesia, khususnya di tanah Jawa. Batik Indonesia,

sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya

yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk

Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible

Heritage of Humanity) sejak Oktober 2009 (http://www.pusakaindonesia.org/13-

warisan-indonesia-yang-diakui-unesco/). Oleh karena itu, sudah sewajarnya saat

ini orang Indonesia mulai memperhatikan batik, terlebih saat ini model pakaian

dengan corak batik sudah bermacam macam dan modern, sehingga dapat

digunakan dalam berbagai kesempatan.

Batik Indonesia memiliki berbagai corak pada tiap daerah berbeda beda

dan menjadi ciri khas daerah tersebut. Penamaan batik dari perbedaan corak

tersebut biasanya menurut nama daerah masing-masing, misalnya Batik Jember

yang bermotif Tembakau dan banyak motif batik yang lainnya. Batik memiliki

dua cara pembuatan yaitu batik tulis dan batik cap.

Kebanyakan orang, baik dalam negeri maupun luar negeri, menyukai batik

dari segi seni dengan berbagai ragam coraknya. Saat ini batik di wilayah

Kabupaten Jember mulai mengembangkan usaha batiknya sebagai Industri

Kreatif. Selain usaha usaha lain yang sudah ada seperti industri rokok cerutu,

Page 18: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

2

industri tape, industri sangkar burung, industri anyaman, Kabupaten Jember juga

memiliki industri kreatif batik yang terdiri dari batik Bintang Timur, batik

Notohadinegoro, dan batik Rumah Batik Rolla. Industri kreatif batik sangat perlu

diperhatikan karena berhubungan erat dengan budaya yang ada di Indonesia.

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada batik Rumah Batik Rolla, yaitu

salah satu ciri khas batik Rolla memperkenalkan batik dengan motif Tembakau

yang sesuai dengan icon yang dimiliki Kabupaten Jember sebagai salah satu

penghasil Tembakau terbesar.

Rumah Batik Rolla adalah Industri Batik yang terletak di Jl. Mawar No 75

Kelurahan Jember Lor Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember Jawa Timur

Indonesia. Industri batik Jember mulai dikembangkan sejak tahun 2010 oleh

produsen batik tulis Rumah Batik Rolla. Nama Batik Jember diciptakan oleh

seorang pengusaha wanita yang bernama Iriane Chairini Megahwati yang lahir

dan dibesarkan di Kabupaten Jember. Nama batik Jember ditujukan untuk

membumikan Jember sebagai suatu daerah sentra baru penghasil Batik tulis di

Jawa Timur, selain yang telah dikenal sebagai daerah penghasil tembakau,

Pemilik Rumah Batik Rolla Ibu Iriane sadar bahwa tidak mudah untuk mencetak

pengrajin batik baru di daerah yang masyarakatnya tidak pernah mengenal

kerajinan batik tulis. Oleh karena itu, untuk mewujudkan obsesinya Iriane

memulai mengembangkan Batik Jember di lingkungan tempat tinggalnya sendiri

di Jalan Mawar No.75.

Batik Jember rata rata disukai karena motif dan warna yang lebih ceria

dan cerah, namun di wilayah Jember persaingan begitu ketat dengan pengusaha

Page 19: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

3

Batik lainnya yang tersebar lebih dahulu dan memiliki citra yang baik kepada

konsumen. Pesaing batik yang berada di Kabupaten Jember cukup banyak seperti

Batik Pekalongan, Batik Solo, Batik Yogyakarta, Batik Madura dan Batik

Banyuwangi yang sudah menguasai pasar terlebih dahulu. Dengan adanya

persaingan tersebut, Batik Jember dituntut untuk lebih kreatif dan dapat

mempergunakan setiap kesempatan untuk lebih maju lagi terutama meningkatkan

daya saing batik jember dalam persaingan industri batik. Untuk mengatasi hal

tersebut harus ada terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha, sehingga mampu

mendukung pencapaian keberhasilan suatu produk yang ditawarkan.

Adanya persaingan yang semakin tajam juga menuntut perusahaan agar

terus menerus meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan untuk lebih

sempurna dan menarik, sehingga mampu bersaing di pasar dan dapat memuaskan

para konsumen. Untuk dapat mencapai keberhasilan suatu produk haruslah

menggunakan suatu strategi yang tepat khususnya strategi pemasaran. Selain

dengan menformulasikan strategi yang tepat, perusahaan juga perlu mengetahui

cara menerapkan strategi yang telah ditetapkan apakah strategi sudah berjalan

sesuai dengan harapan yang diinginkan untuk peningkatan daya saing usaha yang

dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan merupakan salah satu

langkah dalam rangka berusaha menguasai pasar seluas-luasnya agar mampu

memperoleh profit yang maksimal.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dijadikan sebagai dasar

pertimbangan peneliti untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pemasaran

yang dilakukan oleh Industri Rumah Batik Rolla dalam meningkatkan daya saing

Page 20: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

4

pada bisnis usaha batik. Dengan demikian peneliti memilih judul skripsi sebagai

berikut : Penerapan Strategi Pemasaran Industri Kreatif Batik Jember

dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing ( Studi pada Industri Rumah Batik

.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, rumusan

masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan strategi pemasaran dalam peningkatan daya saing

Industri Kreatif Rumah Batik Rolla Kabupaten Jember?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat

memberikan manfaat yang fungsional dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis penerapan strategi pemasaran dalam

peningkatan daya saing Industri Kreatif Rumah Batik Rolla Kabupaten

Jember.

1.4 Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

yang terlibat. Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Page 21: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

5

1. Bagi Pemilik Industri Batik

a. Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada penulis tentang pengelolaan

pemasaran dalam meningkatkan daya saing Batik Jember di Rumah Batik

Rolla.

b. Dapat menjadi dasar pertimbangan dan bahan masukan bagi Rumah Batik

Rolla dalam pengambilan kebijakan sebagai upaya pengembangan Industri

Kreatif Rumah Batik Rolla.

2. Bagi Peneliti

Memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan strategi bisnis,

disamping sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi

memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Brawijaya.

3. Bagi pihak lain

Bagi lembaga pendidikan, khususnya Universitas Brawijaya Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Jurusan Manajemen diharapkan dapat menjadi salah satu wawasan,

informasi dan pengetahuan serta referensi yang berguna bagi penelitian

penelitian selanjutnya.

Page 22: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Strategi

Manajemen Strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan sains dalam

memformulasikan, mengimplementaskan, dan mengevaluasi keputusan lintas

fungsional yang membuat organisasi dapat memperoleh tujuannya. (Fred R.

David,2017:3). Tujuan manajemen strategis adalah untuk mengeksploitasi dan

menciptakan peluang baru dan berbeda untuk hari esok. Terkadang para pengguna

manajemen strategi menggunakan istilah ini untuk merujuk kepada perumusan

strategi, implementasi, dan evaluasi, dengan perencanaan strategis hanya mengacu

pada formulasi strategi. Ibarat sebuah tim sepak bola membutuhkan rencana

permainan yang baik untuk memiliki kesempatan untuk sukses, sebuah

perusahaan harus memiliki rencana strategis yang baik untuk bersaing dengan

sukses.

2.1.1 Tahap-tahap Manajemen Strategi

Menurut Fred R. David (2017:4-5) menjelaskan bahwa proses manajemen

strategis terdiri dari tiga tahapan, sebagai berikut :

a. Perumusan Strategi

Perumusan ini termasuk mengembangkan visi dan misi, mengindentifikasi

peluang eksternal organisasi dan ancaman, menentukan kekuatan dan

kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, menghasilkan

strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk mengejar

ketertinggalan.

Page 23: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

7

b. Implementasi Strategi

Menerapkan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk

menempatkan strategi yang diformulasikan ke dalam tindakan.

Implemetasi sering dianggap sebagai tahap yang paling sulit dalam

manajemen strategis. Implementasi strategi membutuhkan disiplin pribadi,

komitmen, dan pengorbanan.

c. Evaluasi Strategi

Manajer sangat membutuhkan evaluasi untuk mengetahui apakah strategi

tertentu bekerja dengan baik atau sebaliknya. Semua strategi tunduk pada

modifikasi masa depan karena faktor eksternal dan internal yang terus

berubah. Tiga dasar strategi evaluasi kegiatan (1) meninjau faktor

eksternal dan internal yang merupakan dasar untuk strategi saat ini. (2)

mengukur kinerja, dan (3) mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi

diperlukan karena kesuksesan saat ini tidak menjamin keberhasilan besok.

2.2 Penerapan Strategi Pemasaran

2.2.1 Penerapan Strategi

Menurut Fred R. David (2017:207) penerapan strategi ialah melaksanakan

keputusan manajemen yang dituangkan dalam rencana jangka panjang dan

pendek. Proses manajemen strategik tidak berakhir pada penentuan apakah

strategi atau strategi-strategi yang harus dikejar. Harus ada translasi pemikiran

strategis ke tindakan strategis. Translasi ini lebih mudah jika manajer dan

karyawan dari perusahaan memahami bisnis, merasakan menjadi bagian dari

perusahaan, dan terlibat dalam aktivitas formulasi strategi yang akan berkontribusi

Page 24: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

8

untuk membantu kesuksesan strategi. Tanpa pemahaman dan komitmen, usaha

implementasi strategi menghadapi permasalahan besar. Mengimplementasikan

strategi mempengaruhi organisasi dari puncak hingga dasar, termasuk area-area

fungsional dan divisional bisnis.

2.2.2 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perusaaan untuk

mencapai tujuannya. Sekarang sudah banyak pesaing yang memliki produk yang

sejenis, perusahaan harus bisa menentukan strategi yang tepat agar perusahaan

bisa terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Perusahaan harus

melakukan inovasi produk agar produk yang dijual sesuai dengan kebutuhan para

konsumen dan dapat memuaskan mereka.

Pengertian pemasaran menurut Kotler & Keller (2009:3) adalah sebagai

berikut :

kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan

American Marketing Association (AMA) yang dikutip oleh Kotler dan

Keller (2009:3) mendefinisikan pemasaran sebagai berikut :

u fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran

adalah suatu kegiatan dalam organisasi maupun perusahaan melalui proses

menciptakan, memasarkan, dan menyampaikan nilai kepada pelanggan agar

Page 25: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

9

tercipta hubungan dengan pelanggan yang saling menguntungkan bagi organisasi

maupun perusahaan untuk dapat mencapai tujuannya.

2.2.3 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen

pasar yang dijadikan target oleh perusahaan. Strategi pemasaran adalah sebagai

berikut :

trategi pemasaran adalah logika pemasaran yang digunakan oleh perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat mencapai tujuan perusahaan (Koler, 2009:76).

Merancang strategi pemasaran yang memiliki daya saing dimulai dengan

melakukan analasis terhadap pesaing. Perusahaan menbandingkan nilai dan

kepuasaan pelanggan dengan nilai yang diberikan oleh produk, harga, promosi,

dan distribusi (marketing mix) terhadap pesaing dekatnya.

Menggabungkan proses penciptaan dan penyampaian nilai kepada

konsumen dalam bentuk, yaitu Segmentation, Targeting, Positioning dan

Marketing Mix.

a. Segmentasi Pasar (Segmentation)

Menurut Abdul Rivai D.P (2015,113) dalam bukunya Manajemen

Strategis, segmentasi pasar ialah membagi-bagi pasar berdasarkan

kebutuhan dan daya beli konsumen dan kebiasaan membeli yang

dilakukan oleh konsumen.

b. Menentukan Pasar Sasaran (Targeting)

Targeting merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih

satu dari konsumen pasar yang akan dimasuki oleh perusahaan.

Menurut Kotler (2009) bahwa perusahaan dapat memilih segmen mana

Page 26: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

10

yang dijadikan sasaran, perusahaan dapat memilih untuk memusatkan

perhatian pada satu segmen, beberapa segmen produk yang spesifik,

pasar yang spesifik, atau seluruh pasar.

c. Memposisikan Produk (Positioning)

Menurut Abdul Rivai D.P (2015,114) dalam bukunya Manajemen

Strategis, memposisikan produk (Positioning) ialah menentukan

sasaran calon pelanggan tertentu berdasarkan kebutuhan dan keinginan

yang diperoleh dari hasil riset pemasaran. Langkah-langkah berikut ini

yang dibutuhkan dalam pemosisikan produk yaitu :

1. Menentukan produk pesaing.

2. Menempatan produk pada pasar.

d. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan salah satu unsur yang

memiliki peranan penting dalam mempengaruhi konsumen untuk

membeli produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan ke pasar.

Selain itu, salah satu tujuan perusahaan menggunakan konsep bauran

pemasaran adalah untuk memuaskan konsumen melalui produk yang

dihasilkan perusahaan agar loyalitas konsumen tetap terjaga.

Dalam menciptakan produk atau jasa, perusahaan harus melibatkan

elemn-elemen dari bauran pemasaran agar tujuan pemasaran dapat

terwujud. Elemen-elemen bauran pemasaran atau lebih dikenal dengan

Product (produk), Place (tempat),

Price (harga), dan Promotion (promosi). Komponen 4P diatas

Page 27: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

11

menggambarkan penjual tentang alat-alat pemasaran yang dapat digunakan

untuk mempengaruhi pembeli. Adapun variabel pemasaran dari masing-

masing P tersebut ditunjukkan dalam gambar 2.1 berikut :

Gambar 2.1. Empat Komponen P dalam Bauran Pemasaran Sumber : Kotler Amstrong (2009:52)

2.2.4 Bauran Pemasaran

Elemen-

pemasaran tersebut yaitu Product (produk), Place (tempat), Price (harga), dan

Promotion (promosi).

a. Product (Produk)

1) Pengertian Produk

Menurut Philip Kotler & Kevin Lane Keller (2009, 4) secara luas

produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada

pasar untuk memuaskan sesuatu keinginan atau kebutuan, termasuk barang

Targe Costumer

Intented positioning

Product

Variety Quality Design Features Brand name Packaging services

Price

List Price Discount Allowances Payment period Credit terms

Place

Channels Coverage Assortment Locations Inventory Tranportation logistics

Promotion

Advertising Personal selling Sales

promotion Public relations

Page 28: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

12

fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi,

iinformasi, dan ide.

2) Tingkatan Produk

Menurut Philip Kotler & Kevin Kane Keller (2009:4) ada lima

tingkatan produk, sebagai berikut :

a. Core benefit yaitu manfaat dasar dasar dari suatu produk yang

ditawarkan.

b. Basic product yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat

dirasakan panca indera.

c. Expected product yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan

kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli

suatu produk.

d. Augmented product yaitu sesuatu yang membedakan antara

produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang

ditawarkan oleh pesaing.

e. Potential product yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk

yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.

3) Klasifikasi Produk

Menurut Philip Kotler & Kevin Lane Keller (2009, 5) menyebutkan

bahwa produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya

tahan dan wujudnya, yaitu :

a. Barang-barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah

barang-barang yang biasanya di komsumsi dalam satu atau

beberapa kali penggunaan seperti bir dan sabun. Karena barang-

Page 29: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

13

barang ini sering dibeli, strategi yang tepat adalah membuat

barang-barang tersebut tersedia di banyak lokasi, hanya

mengenakan mark up yang kecil, dan beriklan secara besar-besaran

untuk mendorong percobaan dan membangun preferensi.

b. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang-barang

berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk waktu lama :

kulkas, alat-alat mesin, dan pakaian. Produk produk tahan lama

biasanya memerlukan penjualan personal dan jasa, menuntut

margin yang lebih tinggi dan memerlukan penjualan yang lebih

banyak.

c. Jasa (services) adalah produk yang tidak berwujud, tak terpisahkan,

bervariasi, dan dapat musnah, akibatnya, jasa biasanya

memerlukan kendali kualitas, kredibilitas pemasok, dan

kemampuan adaptasi yang lebih besar.

4) Atribut Produk

a. Definisi Atribut Produk

merupakan pengembangan suatu produk atau jasa yang meliibatkan

pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa

b. Komponen Atribut Produk

Kotler dan Armstrong (2012:225) menyatakan ada beberapa

komponen atribut produk, diantaranya:

Page 30: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

14

1. Kualitas produk

Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama untuk

pemasar. Mempunyai dampak langsung pada kinerja produk.

Oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan

kepuasan pelanggan.

2. Fitur Produk

Fitur produk adalah sebuah produk dapat ditawarkan dalam

beragam fitur, model dasar, model tanpa tambahan apapun,

merupakan titik awal. Perusahaan dapat menciptakan tingkatan

model yang lebih tinggi dengan menambah lebih banyak fitur.

Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk

perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang

memperkenalkan fitur baru yang bernilai merupakan salah satu

cara paling efektif untuk bersaing.

3. Gaya dan Desain Produk

Desain memiliki konsep yang lebih luas daripada gaya (sytle).

Desain selain mempertimbangkan faktor penampilan, juga

bertujuan untuk memperbaiki kinerja produk, mengurangi biaya

produksi, dan menambah keunggulan bersaing.

4. Penetapan Merek

Mungkin keahlian pemasar profesional yang paling istimewa

adalah kemampuan mereka untuk membangun dan mengelola

merek. Merek (brand) adalah sebuah nama, istilah, tanda,

Page 31: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

15

lambang atau desain, atau kombinasi semua ini, menunjukkan

identitas pembuat atau penjual produk atau jasa. Konsumen akan

memandang merek sebagai bagaian penting dari produk, dan

penetepan merek bisa menambah nilai bagi suatu produk.

5. Kemasan

Kemasan (packaging) melibatkan perancangan dan produksi

wadah atau pembungkus untuk sebuah produk. Fungsi utama

kemasan adalah menyimpan dan melindungi produk. Kemasan

yang didesain dengan buruk bisa menyebabkan konsumen pusing

dan perusahaan kehilangan penjualan. Sebaliknya, kemasan yang

inovatif bisa memberikan manfaat kepada perusahaan melebihi

pesaing dan mendorong penjualan.

6. Label

Label berkisar dari penanda sederhana yang ditempelkan pada

produk sampai rangkaian huruf rumit yang menjadi bagian

kemasan. Label mempunyai beberapa fungsi. Setidaknya label

menunjukkan produk atau merek, seperti nama sunkist yang

tercantum pada jeruk. Label juga bisa menggambarkan beberapa

hal tentang produk : siapa yang membuatnya, dimana produk itu

dibuat, kapan produk itu dibuat, kandungannya, cara pemakaian,

dan bagaimana menggunakan produk itu dengan aman.

7. Pelayanan Pendukung Produk

Pelayanan pelanggan adalah elemen lain dari strategi produk.

Penawaran perusahaan biasanya meliputi beberapa pelayanan

Page 32: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

16

pendukung, yang bisa menjadi bagian kecil atau bagian besar dari

seluruh penawaran.

b. Price (Harga)

1. Pengertian Harga

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk

memperoleh produk. Harga adalah satu-satunya unsur bauran

pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur

lainnya menghasilkan biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran

yang paling mudah disesuaikan dan membutuhkan waktu yang relatif

singkat, sedangkan ciri-ciri produk, saluran distribusi, bahkan promosi

membutukan lebih banyak waktu. Harga juga memposisikan nilai yang

dimaksudkan perusahaan kepada pasar tetang produk dan mereknya

(Kotler,2005). Dalam penetapan harga perusahaan harus

mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan kebijakan

penetepan harga. Rincian prosedur enam langkah menurut Kotler

(2009:76) yaitu (1) memilih tujuan penetapan harga, (2) menentukan

permintaan, (3) memperkirakan biaya, (4) mengalisis biaya, harga dan

penawaran pesaing, (5) memilih metode penetapan harga, dan (6)

memilih harga terakhir.

2. Jenis penetapan Harga

a. Penetapan harga fleksibel adalah kelenturan atas kesediaan untuk

memotong harga demi mempertahankan bagian pasar.

Page 33: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

17

b. Penetapan harga diferensial adalah perhitungan harga pokok untuk

sejenis produk yang diperhitungkan atas dasar biaya-biaya yang

berbeda.

c. Penetapan harga mark up adalah dengan menetapkan harga jual

dilakukan dengan cara menambah suatu persentase tertentu dari

total biaya variabel atau harga beli dari seorang pedagang.

d. Penetapan harga cost plus adalah penetapan harga jual dengan cara

menambah persentase tertentu dari total biaya.

3. Tujuan penetapan Harga

a. Kemampuan bertahan

Perusahaan mengejar kemampuan bertahan sebagai tujuan utama

jika mereka mengalami kelebihan kapasitas, persaingan ketat, atau

keinginan perusahaan tetap berada dalam bisnis. Kemampuan

bertahan merupakan tujuan jangka pendek; dalam jangka panjang,

perusahaan harus mempelajari cara menambah nilai atau

menghadapi kepunahan. (Koltler,2009:76)

b. Laba saat ini maksimum

Banyak perusahaan berusaha menetapkan harga yang akan

memaksimalkan laba saat ini. Mereka memperkirakan permintaan

dan biaya yang berasosiasi dengan harga alternatif dan memilih

harga yang menghasilkan laba saat ini, arus kas, atau tingkat

pengembalian atas investasi maksimum. Strategi ini

mengasumsikan bahwa perusahaan mempunyai pengetahuan atas

fungsi permintaan dan biayanya, pada kenyataannya fungsi ini sulit

Page 34: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

18

diperkirakan. Dalam menekan biaya kinerja saat ini, perusahaan

mungkin mengorbankan kinerja jangka panjang dengan

mengabaikan pengaruh variabel bauran pemasaran lain, reaksi

pesaing, dan batasan hukum pada harga. (Koltler, 2009:76)

c. Pangsa pasar maksimum

Beberapa perusahaan ingin memaksimalkan pangsa pasarnya.

Perusahaan percaya bahwa semakin tinggi volume penjualan, biaya

unit akan semakin rendah dan laba jangka panjang semakin tinggi.

Perusahaan menetapkan harga terendah, mengasumsikan pasar

sensitif terhadap harga.

c. Place (Tempat/distribusi)

1. Pengertian saluran Distribusi

Saluran pemasaran adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung

dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan

untuk digunakan atau dikomsumsi. Saluran pemasaran merupakan

seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, berakhir

dalam pembelian dan digunakan oleh pengguna akhir. (Kotler, 2009:106)

2. Peran saluran distribusi

Saluran pemasaran berfungsi untuk menggerakkan barang dari produsen

ke konsumen. Fungsi saluran (Kotler, 2009:112) sebagai berikut ;

a. Mengumpulkan informasi tentang pelanggan potensial dan pelanggan

saat ini, pesaing, serta pelaku dan kekuatan lain dalam lingkungan

pemasaran.

Page 35: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

19

b. Mengembangkan dan menyebarluaskan komunikasi persuasif untuk

mendorong pembelian.

c. Mencapai kesepakatan harga dan persyaratan lain sehingga transfer

kepemilikan dapat dipengaruhi.

d. Memesan kepada produsen.

e. Mendapatkan dana untuk membiayai persediaan pada berbagai tingkat

dalam saluran distribusi.

f. Mengasumsikan risiko yang berhubungan dengan pelaksanaaan

pekerjaan saluran.

g. Menyediakan penyimpanan dan pergerakan dari produk fisik secara

lancar.

h. Menyediakan tagihan untuk pembayaran pembeli melalui bank dan

institusi keuangan lainnya.

i. Mengawasi perpindahan kepemilikan sebenarnya dari satu organisasi

atau orang ke organisasi atau oranglain.

d. Promotion (Promosi)

1. Pengerian Promosi

Promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk

dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Definisi promosi

menurut Kotler (2005) adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh

produsen untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya,

membujuk dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli

produk tersebut.

Page 36: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

20

2. Model komunikasi pemasaran

Menurut Kotler (2009:174) menjelaskan komunikasi pemasaran terdiri

dari delapan model komunikasi utama, sebagai berikut :

a. Iklan

Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi ide,

barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas.

b. Promosi penjualan

Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau

pembelian produk atau jasa

c. Acara dan pengalaman

Kegiatan dan program yang di sponsori perusahaan yang dirancang

untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan

dengan merek tertentu.

d. Hubungan masyarakat dan publisitas

Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau

melindungi citra perusahaan atau produk inidividunya.

e. Pemasaran langsung

Penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail, atau internet untuk

berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respons atau

dialog dari pelanggan dan prospek tertentu.

f. Pemasaran interaktif

Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan

pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung

Page 37: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

21

meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan

penjualan produk dan jasa.

g. Pemasaran dari mulut ke mulut

Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang

berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau

menggunakan produk atau jasa.

h. Penjualan personal

Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembelian prospektif

untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan

pengadaan pesanan.

2.3 Definisi UMKM

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil

Menengah menyatakan :

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria Usaha Mikro

adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.0000, 00 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,

00 (tiga ratus juta rupiah).

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

Page 38: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

22

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha

Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Kriteria

Usaha Kecil adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000, 00 (lima puluh

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000, 00 (tiga

ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih

atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang ini. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00

(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha,; atau

Page 39: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

23

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan batasan definisi UKM

berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu usaha miliki mikro memiliki jumlah

tenaga 1 sampai 4 orang, usaha kecil memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai

dengan 19 orang , sedangkan usaha menengah memiliki tenaga kerja 20 sampai

dengan 99 orang.

Bank Indonesia memberikan batasan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

sebagai berikut :

1. Usaha Mikro. (SK. Direktur BI No. 31/24/Kep/DER tanggal 5 Mei

1998). Usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati

miskin. Dimiliki oleh keluarga sumber daya lokal dan teknologi

sederhana. Lapangan usaha mudah untuk exit dan entry.

2. Usaha Menengah (SK. Direktur BI No. 30/45/Dir/UK tanggal 5

Januari 1997). Omzet tahunan <3 Milyar Asset = Rp. 5 milyar untuk

sektor industri Asset =Rp 600 juta diluar tanah dan bangunan untuk

sektor bukan industri manufaktur.

Bank Dunia juga memberikan pengertian tentang Usaha Kecil dan Usaha

Menengah, yaitu:

1. Usaha Kecil adalah usaha yang dimiliki pekerja kurang dari 30 orang,

berpendapatan setahun kurang dari $30 juta, dan dengan jumlah aset

kurang dari $3 juta.

Page 40: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

24

2. Usaha Menengah adalah usaha yang memiliki pekerja kurang dari 300

orang, berpendapatan setahun kurang dari $15 juta, dan dengan jumlah

aset hingga sejumlah $15 juta.

Berbagai definisi usaha kecil menengah dipaparkan pada tabel dibawah.

Tabel 2.1

Definisi dan Kriteria UMKM Menurut Berbagai Sumber

Organisasi Jenis Usaha Kriteria

Kementrian

Koperasi dan

UKM

(Undang-

Undang

No.20 tahun

2008)

Usaha Mikro

Kekayaan bersih (tidak termasuk

tanah dan bangunan) paling

banyak Rp 50 juta

Hasil penjualan tahunan paling

banyak Rp 300 juta.

Usaha Kecil

Kekayaan bersih (tidak termasuk

tanah dan bangunan) lebih dari Rp

50 juta sampai paling banyak Rp

500 juta

Hasil penjualan tahunan

(omset/Tahun) lebih dari Rp 300

juta sampai dengan Rp 2,5 Milyar

Usaha Menengah

Kekayaan bersih (tidak termasuk

tanah dan bangunan) lebih dari Rp

500 juta sampai dengan paling

banyak Rp 10 Milyar.

Biro Pusat Usaha Mikro Memiliki pekerja 1 4 orang

Page 41: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

25

Statistik

(BPS)

Usaha Kecil Memiliki pekerja 5 19 orang

Usaha Menengah Memiliki pekerja 20 99 orang

Bank

Indonesia

(BI)

Usaha Mikro (SK.

Dir. BI No

31/24/Kep/DER tgl 5

Mei 1998)

Usaha yang dijalankan oleh rakyat

miskin atau mendekati miskin

Dimiliki oleh keluarga sumber

daya lokal dan teknologi

sederhana

Lapangan usaha mudah untuk exit

dan entry

Usaha Menengah (SK.

Dir. BI No

30/45/Kep/Dir/UK tgl

5 Januari 1997)

Aset <Rp 5 Milyar

Aset < Rp 600 juta diluar tanah

dan bangunan

Omset tahunan < Rp3Milyar

Bank Dunia

Usaha Kecil Jumlah karyawan <30 orang

Pendapatan pertahun <$3 juta

Jumlah aset <$3 juta

Usaha Menengah Jumlah karyawan <300 orang

Pendapatan pertahun <$15 juta

Jumlah aset <$15 juta

Sumber :Bank Indonesia. http://infoukm.wordpress.com(diolah)

2.4 Industri Kreatif

Definisi industri kreatif berdasarkan United Kingdom, Department of

Culture, Media, and Sport (UK DCMS) yang mendirikan Creative Indutries Task

Force dalam Departemen Perdagangan (2008:4) adalah :

Page 42: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

26

Creatives industries as those industries which have their origin in individual creativity, skill, and talent, and which have a potential for wealth and job creation through the generation and exploitation of

Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008:4) menggunakan

acuan tersebut, sehingga di Indonesia industri kreatif didefinisikan sebagai berikut

:

ndustri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu

Muller, Rammer, dan Truby (2008) dalam penelitiannya The Role of

Creative Industries In Industrial Innovation mengemukakan tiga peranan industri

kreatif terhadap inovasi dalam ekonomi. Industri kreatif adalah sumber utama dari

ide-ide inovatif potensial yang berkontribusi terhadap pembangunan produk

barang dan jasa. Industri kreatif menawarkan jasa yang dapat digunakan sebagai

input dari aktivitas inovatif perusahaan dan organisasi baik yang berada di dalam

lingkungan industri kreatif maupun yang berada di luar industri kreatif. Industri

kreatif juga menggunakan teknologi secara intensif sehingga dapat mendorong

inovasi dalam bidang teknologi tersebut. Industri kreatif digambarkan sebagai

kegiatan ekonomi yang berkeyakinan penuh pada kreativitas individu.

Howkins (2001) dalam bukunya The Creative Economy : How People

Make Money pertama kali memperkanalkan istilah ekonomi kreatif. Howkins

menemukan kehadiran gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas setelah

melihat kegiatan

ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk

menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang.

Page 43: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

27

Howkins juga berpendapat ekonomi baru telah muncul seputar industri kreatif

yang dikendalikan oleh hukum kekayaan intelektual seperti paten, hak cipta,

merek, royalti dan desain. Ekonomi kreatif merupakan pengembangan konsep

berdasarkan aset kreatif yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Claire (2009) meneliti dengan mengamsumsikan sebuah eksperimen yang

Tacoma Experiment

dengan latar belakang profesi dari berbagai bidang. Diantaranya adalah dari

bidang pemerintahan, pendidikan, pekerja seni dan bidang non-profit untuk

bekerja selama setahun dalam eksperimen ini. Proses proyek eksperimen ini lebih

kepada bagaimana 30 orang tersebut saling menjaga komunikasi antara satu

dengan yang lainnya sehingga terciptanya hubungan yang baik antara masing-

masing orang. Dengan komunikasi tersebut, diyakini nilai kreatif seorang akan

meningkat. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian tersebut yang ingin

menunjukkan, bagaimana sebuah kota dapat menyatukan orang-orang dari

berbagai bidang profesi, bisnis, dan pemerintah serta sektor-sektor non-profit

dalam menciptakan ekonomi kreatif yang kuat. Inti penelitian tersebut adalah

sharing atau saling bertukar ide dan informasi antar individu dapat meningkatkan

nilai kreativitas seseorang.

2.4.1 Klasifikasi Industri Kreatif

Sesuai dengan klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) sektor

yang termasuk industri kreatif, meliputi :

a. Periklanan

Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah

dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi,

Page 44: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

28

produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset pasar,

perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan,

promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat

kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai

poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan

reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau samples,

serta penyewaan kolom untuk iklan.

b. Arsitektur

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan

biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi

baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning, urban design,

landscape architecture) sampai dengan level mikro (detail konstruksi,

misalnya: arsitektur taman, desain interior).

c. Pasar Barang Seni

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli,

unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui

lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, misalnya: alat musik,

percetakan, kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan.

d. Kerajinan

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi

produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari

desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain

meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam

maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga,

Page 45: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

29

perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur.

Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang

relatif kecil (bukan produksi massal).

e. Desain

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior,

desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa

riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.

f. Fesyen

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas

kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan

aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk

fesyen.

g. Video, Film & Fotografi

Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa

fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya

penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.

h. Permainan Interaktif

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi

permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan

edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan

semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.

i. Musik

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan,

reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.

Page 46: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

30

j. Seni Pertunjukan

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten,

produksi pertunjukan (misal: pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian

kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur

musik etnik), desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung,

dan tata pencahayaan.

k. Penerbitan & Percetakan

Kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan

penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta

kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup

penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil,

obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat

terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto,

grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan

lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film.

l. Layanan Komputer & Piranti Lunak

Kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi

termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan

database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan

analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti

lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya.

m. Televisi & Radio

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan

pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment,

Page 47: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

31

dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio,

termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio dan

televisi.

n. Riset & Pengembangan

Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan

penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan

tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru,

material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat

memenuhi kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan dengan humaniora

seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni; serta jasa

konsultansi bisnis dan manajemen

2.5 Batik

Pengertian Batik menurut (Djumena, 1990) adalah penggunaan canting

sebagai alat melukis dan malam sebagai perintang warna pada selembar kain.

Pengertian batik menurut (Hamzuri, 1994) adalah lukisan atau gambar pada mori

yang dibuat dengan menggunakan alat bernama canting. Untuk menghasilkan

suatu batik dibutuhkan mori dan malam sebagai bahan dasar untuk membatik,

pengertian mori menurut (Hamzuri, 1994) adalah bahan baku batik yang terbuat

dari katun. Pengertian malam (lilin) menurut (Hamzuri, 1994) adalah bahan yang

digunakan untuk membatik.

Proses pembuatan batik terdiri dari tiga jenis yang dituliskan oleh

dengan istilah batik tulis, membatik pada dasarnya sama dengan melukis diatas

sehelai kain putih. Pada batik tulis, melukis dilakukan dengan menggunakan

Page 48: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

32

canting dan sebagai bahan melukis menggunakan cairan malam. Pengertian

canting menurut Hamzuri (1994) adalah pokok untuk membatik yang menentukan

hasil pekerjaan itu dapat disebut batik atau bukan batik. Canting terdiri dari

mangkok kecil yang mempunyai carat atau cucuk dengan tangkai yang terbuat

dari bambu. Carat merupakan jalan keluarnya cairan malam, carat memiliki

berbagai ukuran tergantung besaran titik yang akan dipakai melukis dan fungsi

mangkuk kecil sebagai tempat cairan malam. Pengertian batik tulis relatif

memakan waktu yang lama, dapat dikatakan dalam hitungan bulan hingga tahun

dan membutuhkan ketelitian serta keahlian yang tinggi.

Proses yang kedua adalah batik cap, dimana pembuatannya dengan

menggunakan cap yang dibentuk sesuai dengan motif yang diinginkan. Alat cap

batik digunakan untuk pengganti canting yang berfungsi mempercepat proses

pengerjaan batik. Proses pengerjaan batik cap relatif lebih singkat yaitu hanya dua

minggu sampai tiga bulan, tergantung dari keahlian para pengrajin batik.

Proses membatik yang ketiga adalah sablon dan printing yang sebenarnya

ini bukanlah batik, karena pada hakekatnya batik dilihat dari proses yang

tradisional. Batik sablon dan print dapat diproduksi secara massal menggunakan

mesin dan pewarna kimia untuk mengjar kuantitas. Cara pembuatan batik print

menggunakan mesin dan teknologi printing yang sering digunakan oleh batik dari

Cina. Batik sablon tradisional pembuatannya menggunakan plangkrang kayu

yang digosok dan menghasilkan cetakan berdasarkan motifnya. Namun dari ketiga

proses batik yang telah dijelaskan diatas, terdapat pula tambahan proses batik.

Menurut Hamzuri (1994) terdapat proses membatik yaitu batik lukis yang

Page 49: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

33

berkembang di kalangan seniman pelukis yang membuat pola pada selembar kain

dengan motif batik, lukisan tersebut disebut lukisan batik.

Karakteristik batik dapat dilihat dari coraknya, dari sehelai kain tersebut

dapat menggambarkan tentang daerah pembuatan batik seperti ketrampilan, sifat,

selera, letak geografis dan lain sebagainya. Menurut Djumena (1990) malam

adalah campuran paraffin, lilin lebah, gondorukem dan lemak hewan,

komposisinya berdasarkan juragan batik, karena campuran tersebut menentukan

mutu batik yang dihasilkan.

Page 50: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif kualitatif yang biasanya lebih menekankan pada (Moleong, 2009:6) :

1. Mempunyai latar alami sebagai data langsung dan peneliti merupakan

intrumen kunci.

2. Bersifat deskriptif yaitu memberikan situasi tertentu dalam analisa data secara

deskriptif.

3. Lebih memperhatikan proses daripada produk semata.

4. Analisa datanya cenderung pada analisa induktif.

5. Makna merupakan soal yang esensial,

Jenis penelitian deskriptif yang dipakai oleh peneliti bertujuan untuk

mendiskriptifkan apa yang saat ini berlaku. Dimana terdapat upaya mendiskriptifkan,

mencatat, analisis, dan menginterpretasikan fenomena atau keadaan waktu tertentu

pada peningkatan daya saing Industri Kreatif Rumah Batik Rolla. Penelitian ini juga

digunakan untuk menjelaskan dan menggambarkan penerapan strategi pemasaran

pada Industri Kreatif Rumah Batik Jember.

Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode ilmiah. (Moleong, 2009).

Page 51: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

35

Menurut Sugiyono (2012:7) mendefinisikan metode kualitatif sebagai berikut

:

postpositivme, digunakan untuk kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai intrumen kunci, teknik pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball¸ pengumpulan data tringulas (gabungan), analisa data berupa induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

Filsafat positivisme dapat juga disebut paradigma interpretif dan kontruktif

yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang utuh, kompleks, dinamis, penuh

makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif. Penelitian ini dilakukan pada objek

alamiah, yang tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kehadiran peneliti tidak

begitu mempengaruhi kondisi yang terjadi sebenarnya pada objek tersebut. Intrumen

utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri, sehingga peneliti harus

mempunyai wawasan luas dan mendalam terhadap objek yang diteliti. Teknik

pengumpulan datanya bersifat triangulasi karena merupakan teknik gabungan.

Sedangkan analisis data bersifat induktif berdasarkan data-data yang ditemukan di

lapangan dan dikonstruksikan menjadi teori.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada Rumah Batik Rolla yang beralamatkan

di Jalan Mawar No 75, Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang, Kabupaten

Jember.

3.3 Batasan Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada penerapan strategi pemasaran dalam upaya

meningkatan daya saing Industri Kreatif Rumah Batik Rolla. Analisis penerapan

Page 52: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

36

strategi pemasaran yang dilakukan yaitu terdiri dari Strategi STP (Segmentation,

Targeting, dan Positioning), strategi produk, strategi harga, strategi saluran distribusi

dan strategi promosi yang dilakukan oleh Rumah Batik Rolla.

3.4 Kehadiran Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti sendiri. M eneliti kualitatif sebagai

human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai

sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,

menafsirka

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2012:223):

tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen utama.

Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.

Masalah, fokus penelitian, prosudur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan

hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak bisa ditentukan secara pasti dan jelas

sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu,

tidak ada pilhan lain dan hanya peneliti itu sebagai alat satu-satunya yang dapat

Dari pernyataan diatas dapat ditemukan bahwa peneliti sebagai instrumen

penelitian dikarenakan pada awalnya permasalahan belum jelas dan pasti, namun

setelah permasalahan yang akan dipelajari menjadi jelas, maka dapat dikembangkan

menjadi suatu instrumen.

Page 53: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

37

3.5 Jenis dan Sumber Data

Untuk melengkapi penelitian ini, maka perlu didukung dengan data yang

lengkap dan akurat.

a. Data Primer

Menurut Sugiyono (2012:) data primer merupakan data yang diperoleh

langsung yang dari sumbernya dan secara langsung dikumpulkan oleh

peneliti. Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan

pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan

spesifik studi. Data primer dapat diperoleh individu melalui wawancara,

kuisoner, dan observasi.

Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari wawancara langsung dan

observasi dengan pelaku Industri Kreatif Rumah Batik Rolla yang

berkaitan dengan strategi pemasaran yang meliputi segmentasi pasar,

target pasar, memposisikan produk, serta bauran pemasaran (produk,

harga, saluran distribusi, dan promosi) yang terdapat pada Rumah Batik

Rolla.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan orang lain, bukan dari

pihak peneliti sendiri untuk tujuan yang lain (Istijanto, 2005). Data

sekunder diperoleh dari berbagai bahan pustaka, baik berupa buku,

jurnal jurnal dan dokumen lainnya yang ada hubungannya dengan materi

kajian tentang analisis penerapan strategi pemasaran. Data sekunder

disebut data tersedia. Data penelitian ini, data sekunder diperoleh melalui

Page 54: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

38

dokumen dokumen yang terdapat di Rumah Batik Rolla, buku buku

ekonomi dan manajemen, serta beberapa artikel dari internet.

3.6 Unit Analisis dan Penentuan Informan

Unit analisis adalah satuan penelitian yang bisa berupa individu, kelompok,

benda atau suatu latar peristiwa sosial (Hamidi, 2005:75). Unit analisis dalam

penelitian ini adalah pelaku usaha Industri Kreatif Rumah Batik Rolla. Proses

interaksi akan menjadi data utama dalam penelitian ini. Informasi yang diperoleh dari

subyek penelitian, dalam hal para informan akan diseleksi berdasarkan kebutuhan

penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan dari Sugiyono

(2012:219) yaitu dengan menggunakan teknik snowball sampling dan key person

yang sesuai dengan penelitian. Key Person adalah orang yang mengerti dan bertindak

snowball sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama

menjadi besar dan dilakukan pada Industri Kreatif Rumah Batik Jember. Hal ini

dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit tersebut belum mampu

memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat

digunakan sebagai sumber data.

Dari beberapa pertimbangan diatas maka pihak-pihak yang akan dijadikan

informan kunci dalam penelitian ini yaitu :

1. Manajer Industri Kreatif Rumah Batik Rolla yaitu Pemilik Rumah

Batik Rolla yaitu Ibu Iriane Chairollah

2. Karyawan Rumah Batik Rolla yaitu bagian Pemasaran dan Pengrajin

3. Konsumen Batik Rolla (member check).

Page 55: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

39

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara memperoleh informasi/data dari berbagai

sumber. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:.

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan

pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Dalam Sugiyono

awancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui

hal-

Wawancara digunakan agar peneliti memperoleh informasi mengenai

gambaran umum tentang strategi yang sudah dijalankan serta faktor apa saja

yang menghambat yang berkaitan dengan judul penelitian. Wawancara

dilakukan dengan pemilik Rumah Batik Rolla, karyawan Rumah Batik Rolla

dan konsumen Rumah Batik Rolla.

b. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang terjadi pada latar penelitian. Menurut Marshall

dalam Sugiyono (2012:226) elalui observasi, peneliti belajar tentang

perilaku, dan makna dari perilaku tersebut . Observasi pada penelitian ini

dilakukan di tempat Rumah Batik Rolla Kabupaten Jember.

Page 56: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

40

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan

dokumen atau arsip yang dimiliki oleh pihak-pihak yang bersangkutan dengan

pelaksanaan penelitian.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pegumpulan data

yaitu dengan studi pustaka yang merupakan kegiatan mempelajari dan

mengkaji sejumlah literatur seperti buku-buku, jurnal, artikel, maupun media

lainnya, yang mengandung informasi relevan dengan penelitian ini.

Dokumentasi merupakan pengumpulan data-data tertulis yang berhubungan

dengan masalah penelitian baik dari sumber dokumen atau buku-buku, koran,

majalah, dan lain-lain.

3.8 Teknik Analisis Data

Pada dasarnya, metode-metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif

sekaligus juga adalah metode analisis data, sehingga proses pengumpulan data juga

sekaligus adalah proses analisis data (Bungin, 2007). Analisis data dilakukan

sepanjang penelitian dan dilakukan secara terus-menerus dari awal sampai akhir

penelitian. Analisis data merupakan proses pelacakan dan pengaturan secara

sistematis transkip-transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain agar

peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis data melibatkan penginterpretasian

maupun pengorganisasian data yang telah diperoleh peneliti, hingga pengungkapan

hal-hal yang penting dan penentuan apa yang dilaporkan.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat uraian

dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan di

Page 57: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

41

analisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Menurut Patton

(Moleong, 2001), analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar. Definisi

tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kedudukan analisis data

dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah

menemukan teori dari data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan Bungin

(2007), yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data.

Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

wawancara dengan beberapa informan yang terkait dengan pelaku dalam

penerapan strategi pemasaran Rumah Batik Rolla dan studi dokumentasi dari

berbagai literatur termasuk dokumentasi Rumah Batik Rolla.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah data yang diperoleh dari lapangan yang jumlahnya cukup

banyak, semakin lama peneliti melakukan penelitian maka jumlah data akan

semakin banyak, kompleks dan rumit. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting saja, kemudian

dicari tema dan polanya (sugiyono, 2010:92). Data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang jelas dengan demikian hal tersebut akan

mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data selanjutnya. Peneliti akan

memfokuskan tujuan yang akan dicapai dengan memilih data yang akan

Page 58: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

42

digunakan, dan akan membuangnya apabila data tersebut tidak ada hubungannya

dari konteks tujuan penelitian tersebut.

3. Display Data

Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.

Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. Dalam

penelitian ini, peneliti sebagian besar menyajikan dalam bentuk tes naratif dan

juga beberapa data misalkan kondisi fans dimalang dalam bentuk tabel.

4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing and Verification)

Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa

kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan. Antara

display data dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas analisis data yang ada.

Dalam pengertian ini analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang

dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai

rangkaian kegiatan analisis yang terkait.

3.9 Teknik Keabsahan Temuan

Menurut Bungin (2008:59), dengan memperhatikan uji kepercayaan data

tersebut, maka tidak diragukan lagi eksistensi penelitian kualitatif sebagai salah satu

jenis penelitian ilmiah atau discplined inquiry. Dalam penelitian kualitatif dilakukan

pengecekan keabsahan temuan untuk menguji kepercayaan data agar kebenarannya

tidak diragukan.

Page 59: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

43

Sedangkan Sugiyono (2012:267) mengatakan bahwa : Dalam penelitian

kualitatif, data atau temuan dapat dikatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara

yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang

diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian

kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada kemampuan

peneliti mengkonstruksi fenomena yag diamati, serta dibentuk dalam diri seorang

sebagai hasil proses mental setiap individu dengan berbagai latar belakangya.

1. Pengecekan Kredibilitas

Agar hasil penelitian kualitatif memiliki tingkat kepercayaan yang

tinggi sesuai dengan fakta di lapangan atau informasi yang digali dari subjek

yang diteliti perlu melakukan pengecekan kredibilitas. Pengecekan

kredibilitas dapat dilakukan dengan teknik triangulasi.

Sugiyono (2012:270) mengartikan teknik trianggulasi sebagai berikut:

eknik triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti

menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi

untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti

untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang

Page 60: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

44

Berikut adalah triangulasi sumber yang terdapat pada gambar 3.2:

Gambar 3.2 Triangulasi Sumber Pengumpulan Data (Satu teknik pengumpulan data pada bermacam-macam sumber data A, B, dan C)

Sumber : Sugiyono (2012:270)

Selain menggunakan teknik triangulasi, pengecekan kredibilitas dapat

dilakukan dengan pengecekan kredibilitas menurut Bungin. Berikut upaya

pengecekan kredibilitas menurut Bungin (2008:60-61):

a. Memperpanjang keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data

di lapangan.

b. Melakukan observasi secara terus menerus dan sungguh-sungguh,

sehingga peneliti semakin mendalami fenomena sosial yang diteliti

seperti apa adanya.

c. Melakukan triangulasi, baik trianggulasi metode (menggunakan lintas

metode pengumpulan data), triangulasi sumber data (memilih berbagai

sumber data yang sesuai), dan tringulasi pengumpulan data (beberapa

peneliti yang mengumpulkan data secara terpisah).

Wawancara Mendalam

A

B

C

Page 61: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

45

d. Melibatkan teman sejawat yang tidak melakukan penelitian untuk

berdiskusi, memberi masukan, bahkan kritik mulai dari awal proses

penelitian sampai seterusnya hasil penelitian (peer debriefing).

e. Melakukan analisis atau kajian kasus negatif yang dapat dimanfaatkan

sebagai kasus pembanding atau bahkan sanggahan terhadap hasil

penelitian.

f. Melacak kesesuaian dan kelengkapan hasil analisis data.

g. Mengecek bersama-sama dengan anggota penelitian yang terlibat

proses pengumpulan data, baik tentang data yang dikumpulkan,

Dalam penelitian ini peneliti pertama membuat catatan harian hasil

wawancara dengan informan baik pemilik Rumah Batik Rolla, karyawan dan

konsumen Rumah Batik Rolla. Kemudian melakukan uji silang terhadap

materi catatan-catatan tersebut untuk memastikan tidak ada informasi yang

bertentangan antara catatan harian wawancara, misalnya perbedaan antara

jawaban antar pemilik terkait dengan pertanyaan yang sama. Setelah itu hasil

konfirmasi itu perlu diuji lagi dengan informasi-informasi sebelumnya karena

dapat jadi hasil konfirmasi itu bertentangan dengan informasi yang telah

dihimpun sebelumnya dari informan atau sumber lain. Apabila terdapat

perbedaan tentang informasi tersebut, peneliti menelusuri perbedaan-

perbedaan itu sampai peneliti menemukan sumber perbedaan dan materi

perbedaannya kemudian kembali dilakukan konfirmasi terhadap informan dan

sumber lainnya.

Page 62: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

46

2. Pengecekan Transferabilitas

Menurut Bungin (2008:61) pengecekan tranferabilitas adalah sebagai

berikut: engecekan transferabilitas ini merupakan pertanyaan empiris yang

tidak dapat dijawab oleh peneliti kualitatif itu sendiri, tetapi dijawab dan

dinilai oleh para pembaca laporan penelitian. Hasil penelitian kualitaitif

memilki standar transferabilitas yang tinggi bilamana pembaca laporan

penelitian ini memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang

Peneliti harus membuat laporannya dengan rinci, jelas, sistematis, dan

dapat dipercaya agar orang lain/pembaca dapat secara jelas memahami hasil

penelitian kualitatif tersebut. Apabila pembaca sudah memahami secara jelas,

maka hasil penelitian tersebut sudah memenuhi standar transferabilitas.

3. Pengecakan Dependabilitas

Menurut Bungin (2008:61-62),

dikatakan mirip dengan standar realibilitas.Adanya pengecekan atau penilaian

akan peneliti dalam megkonseptualisasikan apa yang diteliti merupakan

Pengecekan dependabilitas ini dilakukan peneliti dengan cara melakukan

audit terhadap keseluruhan proses penelitian, yaitu dengan meminta bantuan

pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan

penelitian.

Page 63: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

47

4. Pengecekan Konfirmabilitas

Menurut Bungin (2008:62) ,

pengecekan kualitas dan kepastian hasil penelitian, apa benar berasal dari

ini dilakukan dengan membicarakan

hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam

penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif. Penelitian ini juga

menyertakan kutipan, narasi dan tabel untuk menggambarkan interpretasi dan

pandangan informan terhadap peran mereka dalam penerapan strategi pemasaran

Rumah Batik Rolla. Interpretasi atas data didasarkan pada saat pengumpulan data di

lapangan.

Selain menggunakan metode diatas, juga dapa digunakan metode pengecekan

kredebilitas menurut Bunging. Berikut upaya pengecekan kredibilitas menurut

Bunging (2008) :

1. Memperpanjang keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data di

lapangan. Peneliti memperpanjang penelitian dimana selama proses pengerjaan

penelitian peneliti terus berada dan mengikuti berbagai kegiatan yang ada di

Rumah Batik Rolla

2. Melakukan observasi secara terus menerus dan sungguh-sungguh, sehingga

peneliti semakin mendalami penerapan strategi pemasaran yang dilakukan Rumah

Batik Rolla seperti apa adanya.

3. Melibatkan teman sejawat yang tidak ikut melakukan penelitan untuk berdiskusi,

member masukan, bahkan kritik mulai awal kegiatan proses penelitian sampai

seterusnya hasil penelitian (peer debriefing). Dan dalam penelitian ini, peneliti

Page 64: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

48

juga dibantu oleh dosen pembimbing untuk memberikan arahan dan masukan

terkait dengan proses peneltian.

Page 65: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4..1 Gambaran Umum Rumah Batik Rolla

Rumah batik Rolla adalah salah satu Industri Kreatif batik Jember yang

menciptakan karya Batik khas Jember. Rumah Batik Rolla didirikan pada

Tanggal 26 Februari 2010 oleh pemilik yang bernama Iriane Chairini Megahwati.

Batik Jember memiliki motif tembakau dengan berbagai corak warna. Nama Batik

Jember ditujukan untuk membumikan Jember sebagai suatu daerah sentra baru

penghasil batik tulis di Jawa Timur, selain yang telah dikenal sebagai daerah

penghasil tembakau terkemuka.

Pemilik Rumah Batik Rolla memulai menciptakan Batik Jember di

Lingkungan tempat tinggalnya sendiri di Jalan Mawar No. 75, Kelurahan Jember

Lor, Kecamatan Patrang. Rumah Batik Rolla memproduksi batik jenis batik tulis,

cap dan semi tulis. Batik tulis diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar kelas

menengah ke atas, sedangkan batik semi tulis dan cap untuk memenuhi pasar

kelas menengah kebawah. Produk yang ditawarkan bukan hanya selembar kain

batik melainkan ada produk jadi seperti baju, tas, sepatu, dan seterusnya sesuai

dengan kebutuhan konsumen.

4.1.1 Latar Belakang Berdirinya Rumah Batik Rolla

Rumah Batik Rolla didirikan 26 Februari 2010 di Jl. Mawar No 75,

Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang. Nama Rolla diambil dari nama

ayahanda pemilik Rumah Batik Rolla yang bernama Choirullah . Bapak Rolla

Page 66: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

50

merupakan produsen exporter tembakau, sudah tidak ada sejak pemilik masih

kecil, pemilik seharusnya menjadi penerus usaha tembakau yang telah di geluti

oleh ayahnya. Dikarenakan tidak mampu menguasai pengelolaan usaha tembakau

sehingga pemilik Ibu Iriane menciptakan Industri Kreatif Batik Jember.

Penduduk di sekitar Jalan Mawar memiliki tipologi masyarakat kota yang

mata pencahariannya berdagang, pegawai, dan wiraswasta. Sebagian besar dari

penduduk perempuan hanya mengandalkan sumber pendapatan dari penghasilan

suami mereka. Di sekitar Jalan Mawar itu juga terdapat sebuah lembaga keuangan

mikro yang bernama Lembaga keuangan Mikro Masyarakat (LKMM) Mawar

yang memberikan layanan simpan pinjam untuk pengusaha mikro perempuan

yang telah dibina suami Ibu Iriane selama 3 tahun. Ibu Iriane begitu terobsesi

untuk meningkatkan produktivitas perempuan anggota LKMM sekaligus

tetangganya sendiri.

Pada awalnya, Ibu Iriane bekerjasama dengan koordinator LKMM Mawar

untuk mencari anggota LKMM yang tertarik untuk dilatih menjadi pengrajin batik

tulis. Dengan modal sendiri yang seadanya, Ibu Iriane memulai usahanya dengan

merekrut 2 orang pelatih, menyiapkan sarana, prasarana, bahan dan alat seadanya

serta melatih 10 orang ibu-ibu anggota LKMM Mawar. Pelatihan membatik yang

diselenggarakan untuk pertama kalinya berlangsung selama satu bulan. Untuk

memperoleh pengetahuan teknis pewarnaan, Ibu Iriane mendatangkan pengrajin

dari Pekalongan selama 4 hari untuk memberikan keterampilan pewarnaan kepada

3 orang pekerja laki-laki yang direkrut khusus menangani pewarnaan batik.

Nama UD. Rumah Batik Rolla dibuat untuk mengabadikan nama ayah Ibu

Iriane yaitu Chairoellah atau yang lebih dikenal dengan nama Pak Rolla yang

Page 67: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

51

semasa hidupnya diabdikan untuk menjadi pengusaha. Lebih tepatnya pengusaha

puterinya berbisnis gambarnya tembakau sebagai mo begitulah kata-

kata yang sering diungkapkan Ibu Iriane setiap kali ada pertanyaan dari pembeli

terkait dengan nama usaha dagangnya.

Selama 6 bulan UD. Rumah Batik Rolla memproduksi batik tulis dengan

hanya mengandalkan 10 orang pembatiknya dan memasuki bulan ketujuh, pemilik

Rumah Batik Rolla melakukan pengembangan usaha dengan mengembangkan

batik cap untuk memenuhi kebutuhan batik kelas menengah ke bawah dan

merekrut 7 orang tenaga baru yaitu 6 orang drafter (juru gambar) dan seorang

pelatih batik. Setelah itu, Ibu Iriane melatih pembatik baru yang tidak lain adalah

ibu-ibu anggota LKMM Mawar. Setiap periode pelatihan berlangsung satu

minggu dengan jumlah peserta 10 orang. Apabila diyakini peserta pelatihan telah

memiliki keterampilan membatik yang cukup, maka pembatik baru yang telah

selesai pelatihan dibekali peralatan membatik seperti kompor, wajan, satu set

canting, malam, minyak tanah dan kain yang telah bergambar desain batik untuk

dikerjakan di rumah masing-

Desember 2010, pembatik yang telah dirumahkan berjumlah 78 orang.

Mengingat produksi batiknya yang meningkat tajam, Ibu Iriane juga

merekrut 8 orang tenaga kerja khusus memberi pewarnaan batik dengan

teknik

pewarna khusus. Teknik ini untuk memperkaya warna yang digunakan pada

sebuah kain batik dan lebih menghemat penggunaan bahan pewarna

Page 68: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

52

Ibu Iriane bersama suaminya telah berbagi tugas, Ibu Iriane bertanggung

jawab atas pemasaran, SDM dan logistic, sedangkan suaminya bertanggung jawab

atas produksi mulai desain/motif, gambar, klowongan, blok-blokan sampai

dengan pewarnaan. Suami Ibu Iriane yang bernama bapak Mirfano adalah

seorang PNS Pemkab Jember, membantu sepenuhnya bisnis sang isteri di luar jam

dinasnya.

Mereka berdua mulai membangun mimpi yaitu mengembangkan kawasan

batik dan menjadikan lingkungan Jl. Mawar sebagai Kampung Batik dimana

sebagian besar ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan itu bekerja

membatik diparuh waktu produktifnya. Mereka juga bermimpi dapat melatih

seluruh anggota LKMM yang tersebar di seluruh kecamatan yang saat ini telah

berjumlah sekitar 15.000 orang sehingga produktivitas dan pendapatan mereka

dapat meningkat. Mereka bermimpi akan hadirnya lembaga keterampilan batik

tulis dan telah mulai melatih batik untuk para siswa SD, SMP, dan SMA. Mereka

juga bermimpi menjadikan Jember sebagai sentra batik tulis terbesar di Jawa

Timur.

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Rumah Batik Rolla

Dalam hal pencapaian suatu tujuan di perlukan suatu perencanaan dan

tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa dikatakan bahwa

Visi dan Misi adalah suatu konsep perencanaan yang disertai tindakan sesuai

dengan apa yang direncanakan untuk mencapai suatu tujuan.

1. Visi Rumah Batik Rolla

Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan tujuan

perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut

Page 69: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

53

pada masa yang akan datang. Visi itu dapat dituliskan secara jelas

menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan

perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang

panjang tersebut. Beberapa persyaratan yang hendak dipenuhi oleh suatu

pernyataan visi, berorientasi ke depan, tidak dibuat berdasarkan pada

prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat berikut

adalah visi Rumah Batik Rolla :

berkembang dengan sehat serta dikenal oleh masyarakat dalam negeri dan

2. Misi Rumah Batik Rolla

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh

lembaga dalam usahanya mewujudkan visi. Misi Perusahaan adalah tujuan

dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan arah

sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Berikut adalah misi Rumah

Batik Rolla ,

a. Menjalankan kegiatan perusahaan dengan standar etika yang tinggi

dengan kejujuran dan integritas.

b. Memenuhi kebutuhan pelanggan dengan selalu menyediakan produk

yang berkualitas tinggi, melalui pengelolaan yang profesional demi

kepuasan pelanggan.

c. Memberikan penghargaan kepada para pegawai melalui pemberian

kesejahteraan yang memadai, penyediaan lingkungan kerja yang aman,

Page 70: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

54

sehat dan nyaman, memberikan kesempatan untuk pengembangan

karier serta melakukan inovasi.

d. Meningkatkan kesadaran kepada semua kalangan masyarakat.

e. Melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa khususnya bagi

daerah Jember.

3. Tujuan Rumah Batik Rolla

Tujuan yang ingin di capai oleh Rumah Batik Rolla yaitu :

a. Memberikan kualitas batik yang motif yang inovatif.

b. Memberikan pelatihan keterampilan kepada pengrajin untuk

meningkatkan kinerja produksi.

c. Menjadi sarana pembelajaran usaha menengah terutama di bidang

batik Jember, dan

d. Memberikan lapangan pekerjaan khususnya wanita untuk menambah

penghasilan.

4.1.3 Struktur Organisasi Rumah Batik Rolla

Struktur organisasi sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi, dikarena

dengan struktur organisasi kita dapat memahami bagian dan kerja masing masing

setiap anggota organisasi yang mana ini juga mencerminkan sikap

profesionalisme suatu organisasi. Struktur organisasi diperlukan untuk

membedakan batas batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang

menunjukkan hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan suatu bisnis diperlukan suatu

wadah untuk mengatur aktivitas maupun kegiatan bisnis tersebut.

Page 71: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

55

Struktur organisasi Rumah Batik Rolla terdiri dari pemilik, administrasi,

juru gambar, juru batik, juru blok, juru warna, dan bagian pengemasan. Struktur

ini sangat sederhana, tetapi sangatlah penting untuk menjamin kelancaran aktivitas

Rumah Batik Rolla sebagai koordinasi produksi, sehingga tujuan yang ingin di

capai dapat terarahkan dan terjalin kerjasama yang baik.

Setiap bagian dalam produksi memiliki staff yang terdiri dari beberapa

orang, seperti halnya administrasi dibutuhkan 2 orang untuk mengelola keuangan

yang telah diperoleh dan bagian surat menyurat. Begitu juga bidang dafter (juru

gambar) memiliki 11 orang, pembatik tulis klowongan 25 orang, pembatik Blok

63 orang, pembatik cap 8 orang, pewarna colet 8 orang, pewarna celup 4 orang,

penjahit 6 orang, keamanan 2 orang, dan yang terakhir bagian pemasaran 2 orang.

Tabel 4.1 Performance SDM Rumah Batik Rolla

No Bidang Tugas Jumlah (orang) 1 Administrasi 2 2 Drafter (juru gambar) 11 3 Pembatik Tulis klowongan 25 4 Pembatik Blok 63 5 Pembatik Cap 8 6 Pewarna Colet 8 7 Pewarna Celup 4 8 Penjahit 6 9 Pemasaran 2

10 Keamanan 2 Jumlah 131 Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

Page 72: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

56

Gambar 4.1. Struktur Organisai Rumah Batik Rolla

Sumber :Rumah Batik Rolla, 2017

Memproduksi Batik Jember dimulai dengan membuat desain motif pada

selembar kertas kalkir. Desain motif tersebut kemudian digambar oleh para

drafter pada kain yang akan dibatik dengan menggunakan pensil. Kain mori yang

telah digambar motifnya selanjutnya diserahkan kepada pembatik untuk dibatik

pertama kali (klowongan) dengan peralatan canting dan malam mengikuti goresan

pensil.

Setelah kain mori dibatik klowongan (orang jember memberi istilah reng-

rengan) dilanjutkan dengan pewarnaan. Ada dua macam teknik pewarnaan yaitu

pewarnaan celup dan pewarnaan coletan. Metode coletan adalah teknik

pewarnaan dengan menggunakan kuas hanya pada bidang tertentu untuk

memperoleh warna yang lebih variatif. Sedangkan pewarnaan celup adalah teknik

pewarnaan dengan mencelup seluruh kain yang telah dibatik dengan

menggunakan bahan pewarna tertentu. Kedua teknik pewarnaan ini dapat

dilakukan secara bersama-sama pada satu kain.

Pemilik Rumah Batik Rolla

Juru Gambar Juru Batik Juru Blok Juru Warna

Colet

Celup

Pengemasan

administrasi Pemasaran

Page 73: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

57

Setelah diberi warna, kain diblok atau ditembok. Aktifitas mengeblok atau

menembok adalah menutup bidang kain tertentu dengan malam untuk

mempertahankan warnanya. Mengeblok dan mewarna dapat dilakukan berkali-

kali untuk mendapatkan warna batik yang diinginkan. Proses terakhir adalah

pelorotan dimana kain yang telah diblok dan diberi warna dibilas dengan air panas

untuk melepaskan malam yang menempel dikain.

4.2 Proses Pembuatan Batik Tulis Rumah Batik Rolla

4.2.1 Bahan dan alat yang digunakan

Menurut Pemilik Rumah Batik Rolla (wawancara pada tanggal 12

Desember 2016), dijelaskan bahwa Bahan dan alat yang digunakan dalam proses

pembuatan batik tulis Rumah Batik Rolla yaitu dengan :

a. Kain

Kain yang digunakan untuk membatik di Rumah Batik Rolla adalah kain

primisima, kain prima, dan sutra. Akan tetapi kain yang sering digunakan

adalah kain primisima, karena pada saat dipakai memberikan rasa dingin

dan nyaman saat digunakan. Kain primisima juga memiliki serat yang

bagus ketika diwarna, mudah meresap dengan baik, dan menghasilkan

warna yang bagus.

b. Malam Batik

Malam batik atau lilin batik berfungsi untuk menutup bagian bagian

permukaan kain agar yang telah diberi motif tidak terkena warna pada saat

pewarnaan. Menurut Pengrajin Rumah Batik Rolla (wawancara pada

tanggal 12 Oktober 2016), proses pembatikan di Rumah Batik Rolla

memakai dua jenis malam , yaitu :

Page 74: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

58

1) Malam Kuning

Batik Jember menggunakan malam kuning untuk membatik

klowong dan isen isen. Pada saat membatik klowong, malam

kuning dicampur dengan malam coklat agar malam tidak mudah

pecah, karena malam kuning memiliki sifat mudah mencair.

2) Malam Coklat Kehitaman

Batik Jember menggunakan malam coklat kehitaman untuk

menembok atau menutup bagian yang diinginkan. Malam dengan

warna pekat ini memiliki sifat mudah meleleh, mudah melekat

pada kain, dan daya lekatnya tahan lama.

c. Pewarna

Pewarna yang sering digunakan Rumah Batik Rolla adalah naptol dan

indigosol, karena dianggap menghasilkan warna yang cerah dan pekat.

d. Canting

Canting adalah alat untuk menuangkan cairan malam. Canting yang

digunakan Rumah Batik Rolla ada tiga macam yaitu , canting klowong

yang digunakan untuk mencanting kerangka motif, canting cecek yang

digunakan untuk isen isen, dan cantik tembok yang digunakan untuk

menembok.

Page 75: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

59

Gambar 4.2. Canting

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

e. Gawangan

Gawangan batik digunakan untuk menggantungkan kain batik. Gawangan

terbuat dari kayu tetapi ada yang terbuat dari bambu. Gawangan yang

digunakan di Rumah Batik Rolla adalah gawangan yang terbuat dari

bambu karena bahannya yang ringan dan mudah untuk dipindah pindah.

Gawangan batik yang digunakan di Rumah Batik Rolla tersebut berukuran

150 cm dan lebar 75 cm.

f. Wajan

Wajan adalah perkakas untuk mencairkan malam. Wajan terbuat dari

logam baja, atau tanah liat. Rumah Batik Rolla menggunakan wajan kecil

yang berbahan logam untuk mencairkan malam.

Page 76: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

60

Gambar 4.3. Wajan

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

g. Ember

Ember yang digunakan Rumah Batik Rolla adalah ember plastik.

h. Kompor

Kompor kecil digunakan untuk memasak malam agar mencair. Di Rumah

Batik Rolla, kompor yang digunakan adalah kompor listrik karena

dianggap lebih cepat dalam mencairkan malam.

i. Alat penggulung kain

Rumah Batik Rolla menggunakan bambu untuk membantu dalam proses

pewarnaan sebagai alat menggulung kain yang sedang diwarna.

j. Sarung tangan

Sarung tangan plastik berguna untuk melindungi kulit tangan agar tidak

menjadi kotor oleh larutan obat pewarna pada saat mencelup.

Page 77: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

61

k. Meja pola

Di Rumah Batik Rolla menggunakan meja gambar pola yang dibuat

khusus untuk memola motif batik dari kertas pola batik ke atas kain. Daun

meja dibuat dari kaca dan diberi lampu neon dibawahnya. Ketika lampu

dinyalakan, pola batik diatas kertas kalkir akan terlihat dengan jelas. Pola

akan muncul di atas permukaan kain putih yang diletakkan diatas kertas

pola.

Gambar 4.4. Meja Pola

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

l. Bak Celup

Bak celup adalah alat yang digunakan untuk mencelup kain batik dalam

larutan pewarna. Bak celup di Rumah Batik Rolla di buat sendiri

berbentuk segi empat dan memiliki ukuran yang besar.

Page 78: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

62

m. Dingklik

Dingklik digunakan sebagai tempat duduk dan merupakan salah satu

fasilitas yang digunakan pada proses membatik. Dingklik yang digunakan

di Rumah Batik Rolla adalah dingklik kayu.

n. Tungku

Tungku berguna sebagai tempat untuk pembakaran pada proses pelorodan.

Tungku yang digunakan Rumah Batik Rolla dari bahan batu bata dan

semen.

4.2.2 Proses Pembuatan Batik Rumah Batik Rolla

Proses pembuatan batik membutuhkan keahlian, ketekunan, dan seni

tersendiri. Menurut Pemilik Rumah Batik Rolla (wawancara pada tanggal 12

Desember 2016), dijelaskan bahwa proses pembatikan di Rumah Batik Rolla

melalui beberapa tahap, mulai dari proses memola, proses membatik klowong,

membatik isen isen, dan menembok.

Adapun tahap tahap pembuatan batik tulis Rumah Batik Rolla adalah :

1. Memola

Proses memola di Rumah Batik Rolla menggunakan dua cara, yaitu

memola langsung pada kain dan yang dibuat terlebih dahulu pada kertas

yang kemudian dipindah ke dalam kain. Proses memola yang sering

dilakukan adalah memola langsung pada kain tanpa kertas terlebih dahulu,

hal ini dilakukan untuk menghemat waktu.

Page 79: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

63

Gambar 4.5. Memola Batik

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

2. Membatik Klowong

Proses pencantingan tahap awal adalah membatik klowong. Membatik

klowong adalah mencanting kerangka motif. Pada tahap ini canting yang

digunakan adalah canting klowong.

Page 80: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

64

Gambar 4.6. Klowongan

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

3. Membatik Isen isen

Membatik isen isen adalah memberikan isen isen atau isian ke bagian

dalam motif. Canting yang digunakan untuk membatik isen isen adalah

canting isen. Menurut hasil wawancara isen isen yang terdapat pada

batik bertujuan untuk membuat ornament terlihat indah dan motif terkihat

hidup.

4. Menembok

Menembok adalah menutup bagian bagian yang diinginkan dengan

malam. Alat yang digunakan dalam menembok adalah canting tembok.

Menembok bertujuan untuk membentengi kain agar warna tidak masuk.

Dalam proses menembok yang dilakukan pembatik di Rumah Batik Rolla

dilakukan dengan hati hati dan teliti. Menurut Pemilik Batik Rumah Rolla

(wawancara tanggal 12 Desember 2016) jika menembok dilakukan dengan

Page 81: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

65

tergesa gesa maka hasil tembokan tidak akan maksimal. Dengan begitu

tidak menutup kemungkinan warna dapat masuk dan hasilnya tidak sesuai

dengan yang diharapkan.

Gambar 4.7. Menembok

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

5. Pewarnaan

Menurut Pengrajin (wawancara pada tanggal 20 Desember 2016), batik

Rumah Batik Rolla menggunakan 2 jenis pewarna yaitu pewarna dengan

bahan sintesis dan pewarna dengan bahan alami. Pewarna dengan bahan

sintesis lebih sering dibuat dibanding dengan pewarna bahan alami. Dalam

arti warna dengan bahan alami dibuat hanya dalam menerima pesanan.

Warna sintesis yang sering digunakan adalah naptol dan indigosol. Warna

tersebut sering digunakan karena warna yang dihasilkan lebih cerah.

Page 82: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

66

Gambar 4.8. Pewarnaan

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

6. Pelorodan

Setelah proses pewarnaan selesai tahap selanjutnya adalah menghilangkan

malam yang menempel diatas kain. Proses ini disebut dengan pelorodan, proses

ini dilakukan diatas tungku pelorodan. Air yang digunakan dalam proses

pelorodan dicampur dengan soda abu untuk memudahkan lilin lepas dari kain

4.3 Penerapan Strategi Pemasaran pada Rumah Batik Rolla

Strategi yang dilakukan oleh Rumah Batik Rolla dalam memasarkan

produknya yaitu dengan menggunakan perumusan strategi pemasaran yang

bermula dari strategi segmentasi pasar (segmentation), strategi targeting dan

strategi posisi pasar (positioning). Selain itu, Rumah Batik Rolla juga

mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari 4 unsur

yaitu produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion).

Page 83: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

67

Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Ibu Iriane (Pemilik Rumah Batik Rolla)

pada wawancara tanggal 12 Desember 2016 sebagai berikut :

jember saja, kemudian kita bekerja sama dengan pemerintah karena batik tembakau adalah produk yang memiliki potensi daerah jadinya banyak yang mengetahui produk batik jember melalui pameran di kabupaten jember bahkan provinsi . Kalau untuk pemasaran kita dari mulut ke mulut, ada website dan sosial media facebook dan lain lain.

4.3.1 Penerapan Strategi Pemasaran dengan Analisis STP (Segmentation,

Targeting dan Positioning)

a. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar sangatlah penting untuk implementasi strategi. Strategi

pemasaran secara luas digunakan dalam mengimplementasikan strategi-

strategi khususnya untuk perusahan-perusahaan kecil dan terspesialisasi.

Segmentasi pasar merupakan pembagian pasar ke dalam kelompok konsumen

tergantung dari kebutuhan dan kebiasaan membelinya.

Menurut Ibu Iriane pada wawancara 12 Desember 2016 menjelaskan

tentang segmentasi pasar sebagai berikut :

dari pembeli perorangan yang ingin dipakai untuk keluarga, kami sering menerima orderan dari Koperasi, Dinas Pemeritah bahkan Komunitas. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi pasar Rumah

Batik Rolla terfokus kepada konsumen dari suatu organisasi, institusi, maupun

komunitas. Adapun kriteria dalam segmentasi pasar Rumah Batik Rolla antara

lain:

a. Segmentasi geografis : tidak ada pengkhususan dikarena pasar produk

batik cukup luas

Page 84: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

68

b. Segmentasi demografi : segmentasi pasarnya adalah konsumen

disegala usia, anak-anak hingga tua dengan jenis laki-laki dan

perempuan. Dan produk dapat dijangkau oleh semua kalangan, baik

kalangan bawah dan kalangan atas.

c. Segmentasi psikologis : konsumen yang dibidik adalah konsumen yang

ingin menggunakan batik sebagai pakaian maupun seragam bagi

organisasi atau institusinya.

d. Segmentasi tingkah laku : secara perilaku tidak ada segmentasi,

namun resiko konsumen dalam pembelian akan ditentukan sendiri.

Dari sikap terhadap produk bisa positif, negatif bahkan netral

tergantung kepada konsumen tersebut.

b. Targeting

Menurut Ibu Iriane (Pemilik Rumah Batik Rolla) sasaran pasar produk

batik Rumah Batik Rolla sebagai berikut :

Kami lebih menargetkan lembaga-lembaga pemerintah untuk produk batik jember. Dalam targeting, kami memasarkan produk batik bukan hanya di Kabupaten Jember, tetapi sudah sampai di kota sebelah, seperti Lumajang, Bondowoso, Situbondo, dan Probolinggo. Selain itu saya dibantu teman memasarkan produk batik Jember di Jakarta untuk mengenal produk batik Jember agar lebih dikenal. (wawancara pada tanggal 12 Desember 2016)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa target

pasar Rumah Batik Rolla yaitu lembaga-lembaga pemerintah khususnya

Kabupaten Jember dan sekitarnya. Pasar sasaran Rumah Batik Rolla yaitu

segmentasi demografi untuk segala usia dan bukan hanya Kabupaten Jember

melainkan utama yaitu daerah Kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondo,

Probolinggo, Lumajang dan Jakarta. Pasar sasaran tersebut ditentukan untuk

Page 85: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

69

memposisikan produk batik jember dikarena target terdekat dan dapat

dijangkau oleh Rumah Batik Rolla. Penentuan pasar sasaran tersebut untuk

memposisikan produk batik jember agar dapat merebut pasar dari pesaing

batik lainnya seperti batik banyuwangi yang juga berdekatan dengan

Bondowoso. Selain hal itu pesaing batik yang sudah lama menguasai pasar

seperti batik daerah Jawa Tengah adalah tindakan terbaik untuk merebut

pasar.

c. Memposisikan Produk (Positioning)

Kata kunci setiap produk untuk tetap bertahan tergantung seberapa

inovatif sebuah produk mengikuti perkembangan yang harus diperbarui

memenuhi selera konsumen yang berubah, berkembang dan tumbuh bersama

dengan pola-pola perilaku dan tuntutan masyarakat. Disamping

mengembangkan produk secara inovatif, Rumah Batik Rolla melakukan

inovasi dalam motif, bentuk, dan kemasan sesuai dengan segmentasi pasarnya

yaitu dewasa dan anak-anak. Rumah Batik Rolla yang dulu membangun

positioning dengan produk kain batik , saat ini telah berhasil melakukan

repositioning dengan mengembangkan produk dengan pakaian jadi dan

aksesoris.

Upaya Rumah Batik Rolla untuk memposisikan produk batiknya yaitu

memberikan kualitas kepada konsumen untuk meningkatkan kepercayaan

pada merek Rumah Batik Rolla. Batik yang diproduksi adalah produk yang

memiliki potensi daerah Kabupaten Jember dengan harapan ketika konsumen

mendengar atau berkunjung ke Kabupaten Jember akan terlintas produk batik

Rumah Batik Rolla. Selain upaya dalam memberikan kualitas, Rumah Batik

Page 86: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

70

Rolla juga bekerja sama lebih intens kepada lembaga-lembaga pemerintah

Kabupaten Jember seperti koperasi, dinas-dinas, serta sekolah sekolah agar

mereka dapat menggunakan produk batik sebagai seragam. Upaya yang telah

dilakukan telah terbukti dengan adanya bantuan Pemerintah Kabupaten

Jember dengan keharusan memakai pakaian batik di hari tertentu dalam

bekerja.

4.3.2 Penerapan Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Rumah Batik

Rolla

Keberhasilan Rumah Batik Rolla di bidang pemasaran terkait dengan

keberhasilannya dalam menentukan produk yang tepat, harga yang layak, saluran

distribusi yang baik, serta promosi yang efektif. Bauran pemasaran yang terdiri

dari produk, harga, tempat serta promosi ditetapkan dengan cermat oleh Rumah

Batik Rolla agar kepuasaan konsumen serta keberlanjuan usaha terwujud. Strategi

marketing mix merupakan alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-

menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran (Kotler, 2002:18). Strategi

Marketing Mix pada Rumah Batik Rolla sebagai berikut :

1. Produk

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Iriane (Pemilik Rumah Batik Rolla)

menjelaskan bahwa :

diproduksi yaitu batik tulis, batik cap ,batik kombinasi antara batik tulis dan cap. Batik tersebut dijual berupa kain batik, pakaian jadi dan sisa sisa potongan kain juga dimanfaatkan dengan (wawancara tanggal 12 Desember 2016)

Berdasarkan penjelasan Ibu Iriane tersebut dapat menjadi kekuatan dalam

upaya meningkatkan keunggulan bersaing Rumah Batik Rolla Produk yang

Page 87: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

71

dihasilkan yaitu batik tulis, batik cap, batik semi tulis (kombinasi) dan tenun.

Produk yang dimiliki Rumah Batik Rolla bukan hanya selembar kain batik,

melainkan ada batik yang sudah menjadi pakain. Untuk sisa- sisa kain yang

telah dibuat pakaian di produksi lagi untuk pembuatan tas, sepatu, bros dan

lain lain dengan bermodalkan kreatifitas Rumah Batik Rolla.

Menurut Pengrajin Batik Tulis, Ibu Tika menjelaskan pada wawancara

tanggal 20 Desember 2016 sebagai berikut :

membatik). Dalam membatik biasanya tergantung pada motif yang ada untuk selesainya bisa sekitar 1-2 minggu sampai selesai pada tahap

Batik Tulis merupakan jenis batik yang dibuat dengan menggunakan

canting. Pembuatan batik tulis ini lebih lama yaitu sekitar 1-2 minggu. Proses

pembuatannya yaitu membuat pola atau desain, menyanting, memberi warna

(pencelupan atau pencoletan), dan perebusan atau pelorodan. Batik tulis tidak

memiliki motif pengulangan yang jelas dengan ukuran garis motif yang relatif

kecil dibandingkan dengan batik cap. Batik tulis yang diproduksi oleh Rumah

Batik Rolla hanya ada satu kain untuk setiap motifnya.

Sedangkan batik cap dibentuk menggunakan canting cap, biasanya

pembuatan batik cap lebih cepat dibandingkan dengan batik tulis yaitu sekitar

1-2 hari. Batik cap dikerjakan manual dengan menggunakan canting cap yang

terbuat dari tembaga yang dibentuk dengan desain tertentu. Dan untuk

pembuatan batik kombinasi dari perpaduan tulis dan cap, batik kombinasi

dibuat untuk mengurangi kelemahan-kelemahan pada produksi batik cap,

seperti motif-motif besar dan seni coretan tangan. Hal tersebut dijelaskan oleh

bapak Yono (pengrajin batik cap).

Page 88: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

72

gak ribet tetapi untuk proses pewarnaan yang agak lama tergantung pada cuaca juga. Selesainya sekitar 1-2 hari bahka (wawancara pada tanggal 20 Desember 2016)

Produk batik yang yang di hasilkan Rumah Batik Rolla memiliki khas

tersendiri yaitu memiliki motif bebas dan kontemporer dengan batik

tembakau yang sesuai dengan potensi daerah Kabupaten Jember. Setiap motif

pada produk memiliki hak cipta sehingga motif memiliki kekuatan hukum,

upaya tersebut dilakukan untuk menghindari persaingan yang kurang sehat

dan memberikan kualitas produk yang tinggi kepada konsumen.

Dengan keanekaragaman produk yang telah diciptakan oleh Rumah Batik

Rolla, perlu memberikan produk yang berkualitas kepada konsumen untuk

memberikan kepuasaan atas produk yang telah diberikan. Kualitas yang

diberikan Rumah Batik Rolla yaitu melalui kualitas bahan yang digunakan,

motif, merek produk, serta kemasan.

Kualitas merupakan alat penentu kepuasaan konsumen sehingga kualitas

yang bagus dapat memberikan manfaat kepada perusahaan yaitu pembelian

ulang dan media promosi. Setiap perusahaan harus memilih kualitas yang

akan membantu untuk meningkatkan usaha dan mempertahanakan posisi

produk dalam pasar. Kualitas diukur oleh persepsi pembeli tentang mutu

atau kualitas produk tersebut. Menurut Ibu Iriane (Pemilik Rumah Batik

Rolla) dalam wawancara pada tanggal 12 Desember 2016 menjelaskan

tentang kualitas yang diberikan sebagai berikut :

agar produk yang dihasilkan tidak mengecewakan konsumen, maka Rumah Batik Rolla sangat memperhatikan dan menjaga kualitas produk batik yang dihasilkan. Selain desain yang elegan dan kekiniaan, kualitas produk yang diberikan dengan bahan yang dipakai serta memberikan motif

Page 89: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

73

yang bagus dan motif selalu baru dan ganti tiap harinya karena saya mudah bosen dan pastinya konsumen juga.

Menurut penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas

produk dapat diciptakan dari proses pembuatan batik yaitu dengan pemilihan

bahan yang digunakan serta pembuatan motif yang inovatif.

Bahan kain yang digunakan yaitu kain tenun, kain primisima dan kain

sutra yang menurut penjelasan pemilik Rumah Batik Rolla, kain primisima

digunakan dalam pembuatan batik tulis, batik cap dan batik kombinasi.

Dalam batik tulis menggunakan sutra dan kain primisima KW 1, batik

kombinasi menggunakan kain primisima KW 2 dan sedang untuk batik cap

penggunakan kain primisima KW 3. Hal tersebut merupakan pertimbangan

dalam menentukan kualitas produk. Pada produk batik tulis diberikan

kualitas yang lebih bagus dikarenakan harga produk batik tulis lebih mahal

jadi diberikan perbedaan kualitas antara produk yang diberikan. Selain

dengan menentukan kualitas produk, Rumah Batik Rolla juga menerima

pesanan batik sesuai dengan keinginaan konsumen. Hal tersebut dijelaskan

oleh Ibu Iriane (Pemilik Rumah Batik Rolla) sebagai berikut :

orderan, kami memberikan pilihan motif serta bahan kain apa yang akan digunakan. Hal tersebut merupakan pelayanan agar konsumen

(wawancara 12 Desember 2016)

Selain bahan yang digunakan, motif sangat berpengaruh kepada

permintaan batik pada Rumah Batik Rolla. Motif yang digunakan dalam

Rumah Batik Rolla yaitu dengan motif daun tembakau dan motif JFC

(Jember Fashion Carnaval). Pemilihan motif yang digunakan tersebut sesuai

dengan potensi daerah Kabupaten Jember, sebagaimana penjelasan Ibu Iriane

sebagai berikut :

Page 90: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

74

ai sesuai dengan Jember, yaitu tembakau dan (wawancara tanggal 12 Desember 2016)

Setelah proses produksi selesai, tahapan selanjutnya yaitu pemberian

merek produk dan pengemasan. Menurut American Marketing Association

yang dikutip oleh Kotler & Keller (2012:263) mendefinisikan merek sebagai

ah, tanda, ambang, kombinasinya yang dimaksudkan untuk

mengindentifikasikan barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok

penjual dan mendiferensiasikan mereka dari pesaing. Merek yang digunakan

Rumah Batik Rolla yaitu dengan Nama

Iriane dalam wawancara pada tanggal 12 Desember 2016 sebagai berikut ;

namanya. Sekaligus saya mengenang bapakku, kan nama Rolla diambil ullah

pada kemasan produk yang telah dibuat. Setiap perusahaan pasti memiliki

kemasan produk agar tercipta manfaat-manfaat tertentu seperti misalnya

perlindungan, kemudahan, manfaat ekonomi dan promosi. Kemasan yang

digunakan harus semenarik mungkin untuk membangun citra perusahaan dan

menarik konsumen. Kemasan yang digunakan pada rumah Batik Rolla cukup

menarik dengan beberapa informasi yang tertera pada kemasan tersebut

seperti merek produk, alamat, serta nomor telepon.

Page 91: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

75

Gambar 4.9. Kemasan Produk

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

Setiap produk yang dihasilkan selalu untuk didistribusikan kepada

konsumen. Dengan adanya selera konsumen yang berbeda-beda, perlu dilakukan

wawancara kepada konsumen. Berikut tanggapan beberapa konsumen mengenai

produk batik pada Rumah Batik Rolla :

roduk batik jember motifnya bagus, tidak membosankan, warnanya juga

wawancara tanggal 3 februari 2017) Motif batiknya banyak ragamnya, khas sekali batik tembakau. Sukses untuk

batik J (Ais Afriadi, wawancara pada tanggal 3 februari 2017) Batik Rumah Batik Rolla memiliki kualitas yang bagus kain dan motif yang

dibuat. Saya merasa puas dan nyaman menggunakan batik Rumah Batik Rolla dan suatu kebanggaan karena Jember memiliki battanggal 4 februari 2017)

Menurut tanggapan beberapa konsumen peneliti dapat menyimpulkan

bahwasanya produk batik yang diproduksi Rumah Batik Rolla memiliki

tanggapan positif terkait kualitas produk yang diberikan kepada konsumen.

Berdasarkan hal tersebut, maka produk batik Rolla memiliki keunggulan untuk

dapat bersaing dengan produk batik pesaing saat ini.

Page 92: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

76

2. Harga

Harga merupakan unsur yang penting dalam perusahaan, karena harga

yang menentukan pemasukan atau pendapatan perusaahaan. Salah satu

keputusan yang harus ditetapkan oleh perusahaan adalah menetapkan

harga. Dalam menetapkan harga jual, Rumah Batik Rolla selalu berusaha

menetapkan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen. Seperti yang

dijelaskan oleh Ibu Iriane dalam wawancara pada tanggal 12 Desember

2016 sebagai berikut ,

ara menetapkan harga yaitu biaya produksi ditambah dengan keuntungan yang diinginkan. Untuk harga ditentukan dengan kerumitan dalam motif dan warna yang digunakan. Dari kutipan wawancara diatas, dapat disimpulakan bahwa metode

penetapan harga yang digunakan Rumah Batik Rolla adalah cost plus

pricing yaitu metode penetapan harga yang berorientasi biaya-biaya

produksinya. Biaya-biaya teresebut berupa biaya-biaya promosi, biaya

gaji, dan biaya administrasi. Dalam penetapan harga ini, Rumah Batik

Rolla juga mempertimbangkan beberapa faktor yaitu konsumen, bahan

baku, pekerja, nilai produksi, nilai seni, waktu penyelesaian pekerjaan dan

motif.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Iriane (Pemilik Rumah Batik

Rolla) menjelaskan :

300.000,00 sampai Rp3.000.000,00 tergantung dengan motif yang dibuat dan warna yang digunakan. Dan kalau batik cap dan batik kombinasi antara batik cap dan tulis sekitar Rp 100.000,00 sampai Rp.500.000,00 ribu Desember 2016)

Page 93: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

77

Dari penjelasan Ibu Iriane tersebut dapat diketahui untuk kisaran harga

batik cap dan batik kombinasi antara Rp. 100.000, 00 hingga Rp.500.000,

00, sedangkan untuk Batik Tulis antara Rp.300.000, 00 ribu hingga

Rp.3000.000, 00.

Rp. 250.000

Rp. 100.000

Gambar 4.10. Harga Kain Batik Cap Sumber : Rumah Batik Rolla , 2017

Page 94: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

78

Gambar 4.11. Harga Kain Batik Kombinasi

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

Page 95: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

79

Gambar 4.12. Harga Kain Batik Tulis

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

Gambar 4.13 . Harga Kain Batik Tenun

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

Page 96: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

80

Gambar 4.14. Harga Pakaian Wanita

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

Page 97: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

81

Gambar 4.15. Harga Pakaian Pria

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

Harga yang telah ditetapkan tidak selalu diterima dengan baik oleh

konsumen. Konsumen terkadang sensitif kepada harga yang diberikan oleh

Rumah Batik Rolla. Oleh karena itu, pemilik Rumah Batik Rolla

memberikan potongan harga kepada konsumen yang meminta potongan

harga atau menanyakan tentang potongan harga. Pertimbangan tersebut

agar untuk menarik konsumen untuk melakukan pembelian, potongan

harga yang diberikan kepada konsumen yang membeli batik dengan

jumlah banyak.

Untuk diskon atau potongan harga juga merupakan penetapan harga

dalam strategi pemasaran yang diterapkan oleh Rumah Batik Rolla.

Page 98: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

82

Menurut hasil wawancara dengan pemilik Rumah Batik Rolla pada

tanggal 10 Januari 2017 sebagai berikut :

ami juga memberikan diskon atau potongan harga kepada konsumen yang membeli produk batik dalam jumlah besar dan kepada konsumen yang menjadi pelanggan di Rumah Batik Rolla. Potongan harga yang diberikan sebesar 10%- Dari pernyataan diatas, dapat dijelaskan bahwasanya potongan

diberikan kepada pelanggan setia Rumah Batik Rolla. Pelanggan yang

setia kepada produk Rumah Batik Rolla tersebut baik dari konsumen biasa

dan dari instansi atau organsasi, dalam kegiatan pemesanan dalam jumlah

besar Rumah Batik Rolla memberikan kelonggaran dalam hal pembayaran

sebagai pelayanan kepada konsumen. Pembayaran awal dalam memesan

batik Rumah Batik Rolla dijelaskan oleh Rumah Batik Rolla dengan

pembayaran 50% dari jumlah harga keseluruhan dan untuk pelunasan

ketika pesanan siap dikirim. Hal tersebut dijelaskan oleh pemilik Ibu

Rumah Batik Rolla pada tanggal 10 Januari 2017 sebagai berikut :

alam hal pemesanan dalam jumlah besar, kita tidak meminta langsung uang semuanya tetapi dengan DP 50% dari harga sedangkan untuk pelunasan terserah kepada pelanggan pokoknya ketika pesanan sudah

3. Lokasi/Saluran Distribusi

Agar produk yang dibuat Rumah Batik Rolla dapat sampai ke tangan

konsumen perlu adanya kegiatan distribusi. Rumah Batik Rolla dapat

memilih saluran distribusi yang digunakan untuk menyalurkan produk

untuk sampai ke tangan konsumen. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Iriane

dalam wawancara pada tanggal 10 Januari 2017 sebagai berikut :

Page 99: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

83

alau untuk distribusi, selain dari sini saya punya temen di Jakarta yang juga ikut memasarkan produk batik Rolla ke konsumen, dan kami juga punya galeri batik di Rumah Makan Terapung dan Pendopo

Lokasi Rumah Batik Rolla cukup strategis karena terletak ditengah

wilayah kota, yaitu di Jalan Mawar No 75, Kecamatan Patrang, sehingga

mudah untuk dijangkau oleh konsumen. Untuk tempat Rumah Batik Rolla

sendiri adalah rumah milik pemilik sendiri yang dijadikan tempat usaha

jadi tidak memerlukan biaya yang besar untuk menjalankan usaha batik

dan orang di sekitar Jember sudah mengetahui bahwasanya industri

pengrajin batik beralamat didaerah tersebut. Hal tersebut diperkuat dengan

wawancara yang dilakukan pada Ibu Rahma (konsumen Rumah Batik

Rolla) dalam wawancara tanggal 3 Februari 2017 menjelaskan bahwa :

Lokasi rumah batik rolla cukup strategis, ada didaerah kota jadi mudah dicari dan dijangkau dan menurutku gak mungkin kesasar. Kalau yang galeri batik di Rumah Makan Terapung saya belum kesana .

Selain tempat produksi Rumah Batik Rolla juga bekerja sama dengan

membuka galeri batik. Kerja sama yang telah dibangun yaitu bekerja sama

dengan Pemerintah Kabupaten Jember dan bekerja sama dengan

penguasaha yang ingin memajukan Kabupaten Jember. Kerja sama dengan

Pemerintah Kabupaten Jember yaitu dengan mendesain pendopo

Kabupaten Jember dengan galeri batik sehingga ketika ada tamu atau

kunjungan dari kota lain maka produk batik tersebut dapat dikenali oleh

kota-kota lain. Pembuatan galeri batik pada pendopo tersebut merupakan

bentuk upaya untuk memajukan Kabupaten Jember itu sendiri dan

sekaligus sebagai upaya promosi agar dikenal oleh masyarakat luas.

Page 100: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

84

Selain bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Jember, Rumah

Batik Rolla juga bekerja sama dengan Rumah Makan Terapung yang

pemilik Rumah makan tersebut juga memiliki tujuan untuk memajukan

jember dengan produk batik tembakau. Hal tersebut dikarenakan Rumah

Makan Terapung hampir tiap hari banyak wisatawan yang berkunjung dan

menikmati hidangan di Rumah Makan Terapung.

Gambar 4.16. Lokasi Rumah Batik Rolla

Sumber : Google Map, 2017

Page 101: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

85

Gambar 4.17. Layout Rumah Batik Rolla Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

Gambar 4.18. Dekorasi Pendopo Kabupaten Jember

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

jEMURAN

Display barangy

brang

Bagian PEMASARAN

CAP

JURU GAMBA

R

TEMPAT BATIK TULIS

TEMPAT BATIK TULIS

pewarnaan

Stok barang pewarnaan

Display

parkir

admini t i

Page 102: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

86

Gambar 4.19. Kerja sama dengan Rumah Makan Terapung

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

Selain memiliki tempat produksi dan saluran distribusi, dalam

industri batik juga harus memiliki persedian bahan baku untuk

menghindari kemacetan produksi. Menurut Ibu Tika seorang pengrajin di

Rumah Batik Rolla dalam wawancara pada tanggal 20 Desember 2016

menjelaskan :

ulu pernah tahun 2013 pernah kehabisan kain batik dan bahan , jadi produksi berhenti dan kami sebagai pengrajin banyak yang

Melihat pernyataan tersebut sangatlah penting industri batik

memiliki persediaan bahan baku yang berlebih untuk mengantisipasi

permintaan pasar yang meningkat. Menurut informasi yang didapat dari

Ibu Iriane pada wawancara tanggal 12 Desember 2016 bahwa bahan baku

yang ada di Rumah Batik Rolla membeli dari Jawa Tengah, untuk

pemasok bahan baku di Jawa Timur tidak diketahui oleh pihak Rumah

Batik Rolla. Untuk mengantisipasi permintaan pasar yang meningkat dan

Page 103: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

87

kenaikan harga bahan baku, Rumah Batik Rolla membeli bahan baku yang

berlebih untuk mengantisipasi permintaan pasar dan meminimalis biaya

produksi.

ersedian bahan baku itu penting untuk proses produksi agar tidak terhenti, dan bahan baku didapat dari pekalongan biasanya sekali beli langsung banyak untuk persediaan disini. Bahan baku dibeli dari Pekalongan Jawa Tengah, karena di Jawa Timur saya tidak

4. Promosi

Menurut wawancara dengan pemiliki Ibu Iriane pada tanggal 12 Desember

2016 promosi yang telah dilakukan Rumah Batik Rolla :

person to person dan kami juga memiliki website, brosur, kartu nama, dan memberi potongan harga kepada konsumen , dan kami juga sering mengikuti acara pemerintah Kabupaten Jember dan di luar kota. Kabupaten Jember juga memiliki JFC (Jember Fashion Carnaval) yang berkelas Internasional yang meningkatkan penjualan tiga kali lipat karena banyak tamu luar daerah yang datang dan

Promosi adalah kegiatan-kegiatan untuk mengkomunikasikan kelebihan-

kelebihan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Selain itu,

promosi juga dapat dikemukakan sebagai alat untuk menanamkan,

mempertahankan nilai-nilai yang baru bagi perusahaan, memperkenalkan

fasilitas, kemudahan dan keuntungan yang dapat diperoleh konsumen dari

perusahaan.

Menurut Kotler (2009:174), menjelaskan komunikasi pemasaran terdiri

dari delapan model komunikasi utama yaitu iklan, promosi penjualan, acara

dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung,

pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut, dan penjualan personal.

Page 104: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

88

a. Iklan (advertising)

Untuk mengenalkan produk perusahaan diperlukan kegiatan periklanan

dengan menyampaikan informasi dari produk yang dihasilkan untuk

mencapai pasar secara massal, sehingga tingkat penjualan dan keuntungan

Rumah Batik Rolla terus meningkat. Periklanan melalui brosur dipilih

dengan alasan untuk menarik minat konsumen melalui tampilan yang

berupa gambar batik sebagai contoh produk hasil karya Rolla. Gambar

batik dipilih terlebih dahulu sebelum dicantumkan dalam brosur.

Pemilihan gambar disesuaikan dengan tingkat kalangan masyarakat

sehingga diharapkan mampu menjangkau konsumen, karena setiap

konsumen memiliki selera yang berbeda. Serta dilengkapi dengan contact

person yang disediakan melalui nomor telepon, website, serta email

sehingga memudahkan konsumen untuk memesan atau bisa langsung

datang ke tempat usaha melalui alamat yang sudah tertera pada brosur.

Penggunaan brosur ini dilakukan dengan dengan cara memberikan kepada

masyarakat secara cuma cuma dengan harapan banyak yang mengetahui

tempat usaha batik Rolla dan mampu menimbulkan rasa ingin tahu

terhadap batik ini sehingga akan timbul pembelian. Dengan semakin

banyak konsumen yang melakukan pembelian maka akan mampu

menambah volume penjualan batik yang diproduksi oleh Rumah Batik

Rolla.

Pemakaian brosur belum cukup untuk mengenalkan produk Rumah

Batik Rolla, selain brosur Rumah Batik Rolla juga menggunakan kartu

Page 105: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

89

nama. Penggunaan kartu nama yang digunakan oleh Rumah Batik Rolla

fungsinya hampir sama dengan brosur yaitu memberikan informasi

mengenai keberadaan tempat usaha batik Rolla. Namun, pada kartu nama

tidak disertai dengan adanya gambar atau bentuk produk yang dihasilkan

oleh Batik Rolla. Dalam kartu nama hanya dicantumkan alamat, contact

person, serta memberitahukan bahwa batik Rolla ini juga menerima

pesanan untuk baju dinas, seragam dan lain lain. Dengan demikian akan

mampu menarik perhatian konsumen untuk melakukan pemesanan sesuai

dengan anggaran yang dimiliki sehingga semakin banyak pesanan maka

akan mampu menambah jumlah volume penjualan produk batik.

Gambar 4.20. Kartu Nama Rumah Batik Rolla

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

b. Promosi Penjualan (sales promotion)

Promosi penjualan merupakan kegiatan pemasaran yang bertujuan

untuk merangsang pembelian dalam waktu cepat. Kegiatan ini biasanya

dilakukan dengan memamerkan sampel produk terbaru pada event-event

tertentu. Promosi penjualan yang dilakukan Rumah Batik Rolla yaitu salah

satunya dengan mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh dinas

Page 106: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

90

pemerintah agar produk yang ditawarkan dapat dilihat langsung dan

dirasakan langsung oleh calon pembeli. Pameran yang diikuti oleh batik

Rolla biasanya pameran yang diadakan oleh pemerintah batik diluar kota

maupun di Jember. Pemeran ini biasanya berlangsung di Alun-alun kota

dengan memperlihatkan produk batik kepada masyarakat dengan tujuan

untuk memperkenalkan hasil karya batik Rolla yang khas dengan motif

tembakau. Selama pameran ini berlangsung, Rolla menampilkan semua

produk batiknya sebagai ajang untuk menarik perhatian konsumen

sehingga akan mendatangi stand usaha dan akan mampu menimbulkan

pembelian. Biasanya dengan mengikuti pameran akan mampu menjual

produk batik hingga 80 % sehingga mampu meningkatkan volume

penjualan. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh

pemilik Rumah Batik Rolla :

Jember maupun luar kota seperti Lumajang, Malang, Bandung serta Jakarta jumlah produk batik yang terjual mencapai 80% hal ini disebabkan karena lebih banyak masyarakat yang berkunjung ke tempat kami terutama di stand (wawancara tanggal 12 Desember 2016)

Page 107: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

91

Gambar 4.21. Stand Pameran Rumah Batik Rolla di Jakarta Convention

Center Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

Selanjutnya promosi penjualan yang digunakan yaitu dengan cara

memberikan potongan penjualan kepada konsumen. Terutama ketika

mendekati hari raya, potongan penjualan diberikan senilai 10% hal ini

dilakukan sebagai bentuk penghargaan kepada konsumen atas pembelian

yang dilakukan secara berulang maupun pertama kali dengan tujuan agar

konsumen akan tetap berbelanja kembali ke Rumah Batik Rolla.

Promosi yang diterapkan pada Rumah Batik Rolla tidak selalu dapat

diterima secara langsung oleh masyarakat. Karena setiap orang memiliki

pandangan masing masing dalam menafsirkan alat promosi yang

digunakan. Sehingga timbul tanggapan masyarakat yang bermacam

macam, ada yang menyukai alat promosi tersebut namun ada pula yang

tidak menyukainya yang dikarenakan oleh beberapa alasan.

Page 108: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

92

c. Acara dan Pengalaman

Acara dan pengalaman adalah kegiatan dan program yang disponsori

Rumah Batik Rolla yang dirancang menciptakan interaksi harian atau

interaksi yang berhubungan dengan merek Rumah Batik Rolla. Salah satu

kegiatan tersebut yaitu dengan ikut serta dalam acara tahunan JFC (Jember

Fashion Carnaval).

JFC (Jember Fashion Carnaval) merupakan sebuah kegiatan karnaval

busana yang setiap tahun digelar di Kabupaten Jember. Kegiatan tersebut

diselenggarakan pertama kali pada tahun 2003. Kegiatan tersebut diikuti

oleh 2000-an peserta yang menjadi pesera dalam 4 hari penyelanggaraan

event meliputi Kind Carnaval, Artwear Carnaval, Waci, dan Grand

Carnaval. Kegiatan tersebut di selenggarakan di jalan utama Kabupaten

Jember yang disaksikan oleh ratusan ribu penonton. JFC Internatinal

Event merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan perekonomian dan

pariwisata Kabupaten Jember karena banyak wisatawan domestik dan

mancanegara yang berkunjung ke daerah yang berjuluk Kabupaten

Tembakau.

Dengan adanya JFC (Jember Fashion Carnaval), Rumah Batik Rolla

dapat meningkatkan penjualan tiga kali lipat karena banyak tamu luar

daerah yang datang dan membeli batik khas Jember. Dengan adanya event

dapat digunakan untuk menciptakan interaksi untuk membangun citra

Kabupaten Jember yang salah satunya dengan batik yang diproduksi

Rumah Batik Rolla yang memiliki motif tembakau. Dikarenakan dalam

event tersebut terdapat stand pameran JFC Exhibition yang Rumah Batik

Page 109: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

93

Rolla selain ikut serta dalam acara tersebut juga ikut membuka stand

untuk menunjukkan bahwa Jember juga memiliki produk batik.

d. Hubungan masyarakat dan Publisitas

Hubungan masyarakat sangatlah penting untuk memposisikan produk

Rumah Batik Rolla kepada benak Masyarakat. Menurut Ibu Iriane

menjelaskan tentang hubungan Rumah Batik Rolla dengan masyarakat

dalam wawancara pada tanggal 10 Januari 2017 sebagai berikut :

Aktivitas yang diadakan seperti pelatihan membatik yang terbuka lebar kepada siswa dan mahasiswa yang ingin belajar batik dan juga kita juga mengadakan kumpul dengan anak yatim piatu. Dari penjelasan pemilik Rumah Batik Rolla dapat diketahui bahwa

Rumah Batik Rolla menjaga memiliki hubungan yang erat kepada

masyarakat, baik masyarakat Jember maupun luar kota yang ingin belajar

tentang batik. Hal tersebut sesuai dengn tujuan Rumah Batik Rolla yaitu

menjadi sarana pembelajaran terutama di bidang batik Jember, dan untuk

melestarikan batik sebagai warisan budaya bangsa khususnya bagi daerah

Jember. Berdasarkan data yang diberikan oleh pemilik Rumah Batik Rolla

hubungan yang telah dilakukan ditunjuukan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Hubungan Masyarakat Rumah Batik Rolla

Jenis hubungan Kegiatan Lokasi Pelatihan cara membatik

pelatihan membatik dari TK Aqsho madinah tegal besar Jember

pelatihan Kelas inspirasi jember pelatihan membatik dari SMK 2

Pancasila jember Pelatihan membatik dari SD curah

nongko jember Pelatihan membantik dengan Ibu

PKK jember

Rumah Batik Rolla Rumah Batik Rolla Rumah Batik Rolla Rumah Batik Rolla Rumah Batik Rolla

Page 110: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

94

Kunjungan Kunjungan dari Komando Resor 083 Malang pada tanggal 8 Februari 2016

Kunjungan Ibu Wali Kota Tanjung Balai serta jajarannya

Kunjunagan ketua Mahkamah Konstitusi dan rombongannya

Kunjunagan tamu dari luar negri

Rumah Batik Rolla Rumah Batik Rolla Rumah Batik Rolla Rumah Batik Rolla

Kegiatan Mengadakan lomba membatik memperingati HUT batik Rolla ke 7

Baksos acara berbagi bersama tetangga sekitar dan karyawan

Hotel Aston Jember Rumah Batik Rolla

Sumber : Rumah Batik Rolla,2017

Gambar 4.22. Kunjungan Wali Kota Tanjung Balai

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

Page 111: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

95

\

Gambar 4.23. Pelatihan Membatik SMK 2 Pancasila Jember

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

Gambar 4.24. Lomba Membatik dalam rangkat HUT Rumah Batik Rolla Sumber : Rumah Batik Rolla,2017

Page 112: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

96

Gambar 4.25. Bakti Sosial Bersama YayasanYatim Piatu

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

e. Pemasaran Langsung dan Pemasaran interaktif.

Dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan masyarakat tentang

internet maka Rumah Batik Rolla juga memasarkan produk melalui

website dan media sosial. Pemakaian web yang dipilih oleh Rumah Batik

Rolla ditujukan kepada konsumen yang berada jauh dari tempat usaha.

Konsumen dapat mengunjungi alamat web di www.batik-jember.com

yang didalamnya terdapat profil Rumah Batik Rolla, beranda serta cara

melakukan pemesanan. Bagi konsumen yang belum mengetahui latar

belakang batik Rolla dapat mengakses profil usaha tersebut dengan cara

meng-klik laman yang sudah disediakan. Di laman tersebut sudah

dilengkapi sejarah berdirinya Rumah Batik Rolla sampai saat ini. Di laman

berikutnya terdapat beranda yang disertai gambar-gambar batik yang

berbeda setiap harinya sehingga akan menarik perhatian konsumen. Serta

di lengkapi dengan harga yang sudah disesuaikan dengan kualitas batik.

Page 113: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

97

Ada motif yang ditonjolkan oleh batik Rolla salah satunya motif

tembakau, karena tembakau merupakan hasil sumber daya alam yang

potensial dari wilayah Jember. Apabila terdapat konsumen yang berminat

untuk melakukan pembelian maka konsumen diharuskan mengisi kotak

pesan yang tertera pada website dengan tulisan bahwa melakukan

pemesanan sesuai dengan gambar yang dipilih dan mengirim uang ke

nomor rekening yang sudah disediakan sebagai tanda pembayaran.

Selain dengan menggunakan website yang dimiliki , Rumah Batik

Rolla juga memiliki akun sosial media , seperti facebook dan instagram

yang mulai digunakan pada pada tahun 2012 akhir. Dengan menggunakan

media sosial mampu memaksimalkan pengenalan dan memasarkan produk

kepada masyarakat luas dengan meminimalis biaya promosi.

Gambar 4.26. Website Rumah Batik Rolla

Sumber : www.batik-jember.com, 2017

Page 114: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

98

Gambar 4.27. Halaman Facebook Rumah Batik Rolla Sumber : www.facebook.com, 2017

Gambar 4.28. Akun Instagram Rumah Batik Rolla

Sumber : www.instagram.com, 2017

Page 115: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

99

Dengan usaha yang dilakukan oleh Rumah Batik Rolla sendiri

menghasilkan pengetahuan akan produk batik Jember. Pemilik Rumah Batik Rolla

juga memiliki cabang pemasaran yang memasarkan produk batik Jember di

Ibukota Jakarta. Selain dengan memiliki tempat penjualan di Jakarta juga

memiliki media sosial Instagram untuk memperkenalkan Batik Jember di Jakarta.

Gambar 4.29. Akun Instagram Cabang Rumah Batik Rolla

Sumber : www.instagram.com, 2017

f. Pemasaran dari mulut ke mulut

Menurut Ibu Iriane dalam wawancara pada tanggal 12 Desember 2016

sebagai berikut:

kepada teman- Pemasaran dari mulut ke Dengan memberikan kualitas kepada konsumen pastinya akan

menimbulkan kepuasaan atas produk yang telah di komsumsi. Dan

kepuasan tersebut akan menciptakan loyalitas terhadap merek. Hal

tersebut terbukti dari hasil wawancara kepada konsumen bahwasanya

Page 116: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

100

konsumen juga ikut mengenalkan produk Rumah Batik Rolla kepada

orang lain. Dengan adanya pemasaran mulut ke mulut terbukti penjualan

yang semakin tahun semakin meningkat. Pernyataan dari beberapa

konsumen yaitu sebagai berikut :

mber, yang rolla itu kan? Motifnya bagus dan tidak norak. Pengalamanku ketika memakai batik khas Jember temanku banyak yang tanya kok bagus beli dimana? Ya saya bilang

pada tanggal 3 februari 2017) ya saya tahu, saya pernah ditanya tempat produksi batik jember

dimana oleh saudaraku, dan besoknya saya antar langsung ke Rumah Batik Rolla. Ya Alhamdulillah Wahyudi, wawancara tanggal 4 februari 2017)

g. Penjualan personal

Penjualan personal yang dilakukan Rumah Batik Rolla yaitu dengan

membuat display produk di Rumah Batik Rolla. Display barang dilakukan

ditempat usaha dengan cara menampilkan semua produk batik yang sudah

disusun dengan rapi dan dikelompokkan berdasarkan harga, bentuk, motif

serta kualitas batik. Sehingga akan memudahkan konsumen maupun

produsen untuk mengambil barang yang diinginkan. Display barang ini

bertujuan untuk memperlihatkan semua jenis batik yang sudah siap untuk

diperjualbelikan, selain itu digunakan untuk menarik konsumen melalui

tampilan-tampilannya sehingga akan menimbulkan pembelian dan mampu

menambah volume penjualan.

Page 117: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

101

Gambar 4.30. Display Barang

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

Strategi Pemasaran yang diterapkan pada Rumah Batik Rolla tidak selalu

dapat diterima secara langsung oleh masyarakat. Karena setiap orang memiliki

pandangan masing masing dalam menafsirkan alat promosi yang digunakan.

Sehingga timbul tanggapan masyarakat yang bermacam macam, ada yang

menyukai alat promosi tersebut namun ada pula yang tidak menyukainya yang

dikarenakan oleh beberapa alasan.

Tabel 4.3 Tanggapan Konsumen Mengenai Promosi Rumah Batik Rolla

No Promosi Tanggapan/ Respon Konsumen 1 Brosur Tampilan brosur yang digunakan oleh batik Rolla

cukup menarik yang disertai dengan gambar batik 2 Kartu nama Dengan menggunakan kartu nama mempermudah

konsumen untuk mencari alamat Rumah Batik Rolla 3 Website dan Sosial Media Web dan Sosial media yang disediakan sangat

menarik dan bagus selain itu juga mempermudah pembeli untuk melakukan pembeliaan.

4 Pameran atau bazaar Pameran atau bazaar yang diikuti oleh Rumah Batik Rolla menciptakan daya tarik kepada konsumen.

5 Display barang Dengan memperlihatkan barang di tempat usaha mampu menarik minat konsumen melalui tampilan batik yang disusun rapi

6 Potongan penjualan Pemberian potongan penjualan mampu membuat konsumen senang.

Sumber : Rumah Batik Rolla,2017

Page 118: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

102

Berdasarkan promosi yang digunakan dalam memasarkan produk

batik kepada konsumen, terdapat berbagai macam tanggapan yang

disampaikan. Seperti pada media brosur, hal ini diperkuat dengan hasil

wawancara yang telah dilaksanakan oleh peneliti bahwa :

yang digunakan oleh Rumah Batik Rolla cukup menarik karena pada brosur disertakan adanya gambar batik dengan berbagai motif. Selain itu Rumah Batik Rolla juga menerima pesanan kain yang dicantumkan pada brosur yang disertai dengan kontak yang bisa dihubungi (wawancara tanggal 3 Januari 2016) Dengan adanya brosur tidak semua konsumen menerima dengan

positif, ada pula konsumen yang menganggap bahwa penggunaan brosur

tidak efektif. Dengan adanya beberapa tanggapan membuat pemilik usaha

berinisiatif untuk membuat kartu nama sebagai pengganti brosur. Kartu

nama yang digunakan bertujuan untuk memberikan petunjuk dari tempat

usaha. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan konsumen bahwa

:

tempat usaha yaitu Rumah Batik Rolla, dan bisa juga mengetahui alamat yang ada pada web karena pada kartu nama dicantumkan beberapa alamat yang meliputi, nomor telpon, email dan web sehingga tidak perlu susah payah datang langsung di tempat usaha, cukup dengan mengunjungi alamat online (wawancara tanggal 3 februari 2017) Setelah mengunjungi alamat website yang sudah tercantum dalam

kartu nama diharapkan konsumen berminat pada motif motif yang

disediakan karena pada website motif batik selalu di update sehingga

setiap hari berganti motif. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara

dengan konsumen yang mengakses website Rumah Batik Rolla bahwa :

Page 119: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

103

saya melihat bentuk web Rumah Batik Rolla menurut saya sangat bagus tampilannya, karena dilengkapi dengan gambar serta cara pemesanan sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan pembelian disamping itu juga disediakan nomor rekening yang digunakan untuk (wawancara 3 februari 2017) Promosi penjualan selanjutnya yaitu dengan cara melakukan display

barang. Dengan adanya display barang konsumen menyukai pada susunan

produk batik karena terdapat berbagai motif yang menarik. Hal ini

diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

konsumen melalui wawancara bahwa :

elihat langsung di tempat usaha, saya mengamati motif motif batik yang dihasilkan sangat menarik dan tersedia berbagai macam harga, mulai dari yang paling murah hingga jutaan begitu juga dengan gambar batik yang terdapat di web sangat bagus, hal ini yang membuat saya untuk datang langsung ditempat usaha. (wawancara tanggal 10 Januari 2017) Dengan melihat produk batik Rolla yang ditampilkan melalui sosial

media akan membuat masyarakat memiliki rasa ingin tahu langsung pada

batik yang terdapat di website, sehingga ada pula yang menginginkan

untuk datang ke tempat produksi untuk melihat variasi batik yang

ditawarkan pada Rumah Batik Rolla. Namun setelah melihat profuk ke

tempat produksi (display), terdapat berbagai macam tanggapan terhadap

batik tersebut. Ada yang menilai bahwa batik tersebut terlalu mahal dan

ada pula yang menilai bahwa harga yang di bandrol sudah sesuai dengan

kualitas yang dihasilkan oleh Rumah Batik Rolla. Hal ini diperkuat dengan

adanya wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan konsumen yang

membeli batik :

padahal untuk kain yang digunakan hampir sama dengan batik batik

Page 120: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

104

yang sederhana, ketika saya memasuki ruangan batik, harganya di bandrol mahal, saya rasa tidak puas (wawancara tanggal 10 Januari 2017) Setiap alat yang digunakan untuk memasarkan produk yang digunakan

oleh Rumah Batik Rolla memiliki tanggapan tersendiri di mata

masyarakat, jika pada promosi penjualan kali ini adanya pemberian

potongan penjualan mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat. Hal

ini diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan seorang yang

ditemui di sekitar wilayah produksi batik dan seseorang yang pernah

melakukan pembelian dan mendapat potongan harga :

melakukan pembelian karena harganya juga mengalami pengurangan (wawancara tanggal 3 februari 2017)

Promosi yang berikutnya yaitu melalui pameran atau bazaar yang

diselenggarakan oleh pihak pemerintah kota baik diluar kota maupun di

Jember. Salah satunya pada acara di Jember yang diadakan setiap tahun

yang diikuti oleh batik Rolla. Dengan adanya pameran terdapat tanggapan

konsumen bahwa pameran yan dilakukan dapat menarik minat konsumen

untuk melihat produk batik dengan cara mendatangi stand nya langsung.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

bahwa :

stand penjualan karena ingin mengamati motif yang ditampilkan karena saya melihat terdapat berbagai motif yang disediakan cukup menarik. (wawancara tanggal 26 Februari 2017)

Page 121: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

105

4.4 Capaian dalam Penerapan Strategi Pemasaran Rumah Batik Rolla

Berdasarkan strategi pemasaran yang telah dilakukan menghasilkan

peningkatan penjualan, banyak konsumen yang mengenal Rumah Batik Rolla.

Dengan adanya peningkatan daya tarik konsumen kepada Batik Jember, Rumah

Batik Rolla bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM, ikut berperan

dalam mendidik masyarakat Jember mengenal batik khususnya. Hal tersebut

terealisasikan dengan adanya pelatihan gratis kepada warga untuk menambah

jumlah pengrajin batik agar produksi batik dapat ditingkatkan. Hal tersebut

dijelaskan oleh Ibu Iriane (Pemilik Rumah Batik Rolla) sebagai berikut :

pelatihan membatik gratis, semata-mata dilakukan membantu masyarakat, khususnya ibu-ibu yang tinggal disekitar Rumah Batik Rolla

Selain itu, berdasarkan tujuan Rumah Batik Rolla untuk memajukan

Kabupaten Jember dalam bidang batik, Rumah Batik Rolla juga mendapatkan

keuntungan dari produk yang diproduksinya, hal tersebut terlihat dari jumlah

penjualan dan pendapatan omzet yang semakin tahun terus mengalami

peningkatan. Volume penjualan dan pendapatan omzet mulai dari awal berdiri

hingga 2016 pada Rumah Batik Rolla dtunjukkan pada tabel 4.4 dan tabel 4.5.

Tabel 4.4 Penjualan Batik tahun 2010 2016

Tahun Batik Tulis Batik Cap Batik Kombinasi Total penjualan 2010 24 110 106 240 2011 57 214 109 380 2012 112 346 287 745 2013 174 556 427 1157 2014 320 684 600 1604 2015 418 757 812 1987 2016 698 931 958 2587

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

Page 122: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

106

Tabel 4.5

Omzet Rumah Batik Rolla tahun 2010 sampai 2016

Tahun Omzet Penjualan 2010 84.000.000 2011 114.000.000 2012 235.500.000 2013 347100.000 2014 561.400.000 2015 794.800.000 2016 1.164.150.000

Sumber : Rumah Batik Rolla, 2017

Page 123: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

107

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian mengenai penerapan strategi

pemasaran pada industri kreatif Rumah Batik Rolla, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Segmentasi pasar yang dilakukan Rumah Batik Rolla yaitu konsumen

dalam semua kalangan, usia dan jenis kelamin yang ingin menggunakan

batik sebagai pakaian maupun seragam bagi organisasinya.

2. Pasar sasaran Rumah Batik Rolla lembaga-lembaga pemerintah selain

Kabupaten Jember juga daerah yang berdekatan dengan Kabupaten Jember

yaitu seperti Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dan Probolinggo. Untuk

mengakses pasar yang lebih luas Rumah Batik Rolla juga memiliki

menargetkan pasar di Jakarta untuk dapat bersaing dengan penguasaha

batik lainnya.

3. Dalam pasar sasarannya Rumah Batik Rolla memposisikan produk dengan

memberikan kualitas terbaik, melakukan inovasi baik dalam motif yang

digunakan dan pembuatan pakaian dan aksesoris untuk membuat citra

batik Jember dalam memposisikan produk batik tembakau. Penerapan

strategi tersebut cukup berhasil dengan adanya permintaan akan produk

pada pasar sasaran Rumah Batik Rolla dengan upaya memposisikan

produk batik tersebut kepada konsumen.

Page 124: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

108

4. Penerapan strategi bauran pemasaran Rumah Batik Rolla dilakukan

dengan strategi produk yaitu menciptakan berbagai produk batik dengan

kualitas produk dengan bahan dan motif khas Jember. Produk yang

diproduksi didistribusikan kepada konsumen dengan strategi harga sesuai

dengan biaya yang dikeluarkan dalam produksi pada Rumah Batik Rolla.

Selain itu Rumah Batik Rolla juga memiliki lokasi/tempat produksi yang

strategis yang berada di kawasan Perkotaan Kabupaten Jember, dengan hal

tersebut Rumah Batik Rolla memiliki jangkauan yang cukup bebas untuk

dijangkau oleh konsumen serta memiliki relasi yang cukup bagus dengan

membawa potensi daerah Kabupaten Jember sendiri. Dan dengan adanya

lokasi dan relasi dengan Kabupaten Jember, Rumah Batik Rolla

menggunakan berbagai alat promosi untuk menarik konsumen melakukan

pembelian. Alat Promosi yang digunakan yaitu selain dengan display

barang yang terdapat di Rumah Batik Rolla juga dengan menggunakan

brosur, kartu nama, mengikuti pameran, memberikan potongan harga,

membangun hubungan kepada masyarakat.

5. Capaian dalam penerapan strategi pemasaran Rumah Batik Rolla

ditunjukkan adanya kerja sama dengan Kabupaten Jember serta Dinas

Koperasi dan UMKM dalam upaya melestarikan batik Jember sebagai

salah satu potensi daerah yang dimiliki. Selain itu, strategi pemasaran yang

dilakukan menghasilkan permintaan akan produk yang terus meningkat

setiap tahunnya. Hal tersebut didukung dengan adanya data penjualan

pertahun serta omzet Rumah Batik Rolla yang terus meningkat.

Page 125: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

109

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan, maka penulis memberikan

saran-saran dalam upaya meningkatkan daya saing Rumah Batik Rolla, yaitu

sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian, Rumah Batik Rolla agar lebih mempergunakan

strategi promosi yang lebih agresif untuk mempromosikan produk-

produknya melalui media-media seperti internet, televisi, radio, koran.

2. Melakukan perluasan pasar dengan cara membuka cabang Rumah Batik

Rolla pada tempat lain yang lebih strategis, mengembangkan produk baru,

menambah kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar

yang lebih luas, dan meningkatkan fasilitas produksi untuk meningkatkan

jumlah penjualan.

3. Diharapkan adanya kerjasama yang lebih intensif dengan pemerintah

Kabupaten Jember, melalui dinas-dinas pemerintah terkait dengan Rumah

Batik Rolla dalam upaya meningkatkan daya saing khususnya untuk

menciptakan atau mencari solusi sumber bahan baku batik yang terdapat di

Jawa Timur dan membangun kerja sama dengan sekolah-sekolah dan dinas-

dinas pemerintah untuk memakai batik untuk melestarikan batik khas

Jember.

Page 126: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

110

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, burhan, 2008., Analisis Data Penelitian Kualitatif. Rajawali Pers. Jakarta.

Growing a Creative Economy-

University of Puget Sound. http//www.ssrn.com/abstract=1414371,diakses

pada tanggal 19 September 2015, pukul 11.00

Chandra, Gregorius., 2002, Strategi dan Program Pemasaran, Andi Offset,

Yogyakarta

David, Fred R, 2017. Manajemen Strategis Konsep. Penerbit Salemba Empat,

Jakarta

Djumena,Nian.1990. Batik dan Mitra (Batik And Its Kind). Jakarta : Djambatan

Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif, UMM Press. Malang.

Howkins, J.2001. The Creative Economy: How People Make Money from Ideas,

Penguins Books, London

Kotler,Philip & Kevin Lane Keler. 2009. Manajemen Pemasaran jilid 1 edisi

milenium, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kotler,Philip & Kevin Lane Keler. 2009. Manajemen Pemasaran jilid 2 edisi

milenium, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kotler, Armstrong.2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. PT.Indeks, Jakarta

Muller, Rammer, dan Truby (2008) dalam penelitiannya The Role of Creative

Industries In Industrial Innovation

Page 127: PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KREATIF …repository.ub.ac.id/6446/1/Achmad Farizi.pdfJurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sehubungan dengan

111

Moleong, Lexy, 2009. Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi, Penerbit PT.

Remaja Rosdakarya, Bandung.

Rivai, Abdul, 2015, Manajemen Strategis Kajian Keputusan Manajerial Bisnis

Berdasarkan Perubahan Lingkungan Bisnis, Ekonomi, Sosial Dan Politik,

Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta

Sugiyono 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. ALFABETA. Bandung

https://www.komisiinformasi.go.id/regulasi/view/uu-nomor-20-tahun-2008, di

akses pada tanggal 20 Agustus 2016, pukul 10.00

http://www.pusakaindonesia.org/13-warisan-indonesia-yang-diakui-unesco,

diakses tanggal 21 agustus 2016, pukul 12.00