Penerapan Sistem Tanam Legowo Usahatani Padi Sawah dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan dan...

6
Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 2 No. 1, Juli - September 2014 ISSN: 2338- 4603 71 Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 2 No. 2, Oktober-Desember 2014 ISSN: 2338- 4603 Penerapan Sistem Tanam Legowo Usahatani Padi Sawah dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan dan Kelayakan Usaha di Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem tanam padi sawah Legowo terhadap pendapatan petani padi dan kelayakan usahatani padi. Lokasi penelitian di Kecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo. Penelitian menggunakan metode survei. data primer diperoleh dari sampel petani dengan menggunakan panduan wawancara. Hasil penelitian menemukan bahwa penerapan sistem tanam legowo 4:1 menghasilkan pendapatan Rp 21.844.604 / ha, dan sistem tanam legowo 2:1 menghasilkan pendapatan sebesar Rp 21.705.833 / ha. Kelayakan padi tanam pertanian sistem legowo 4: 1 = 2.16 dan 2: 1 = 2.63. Kedua sistem tanam legowo adalah layak diterapkan untuk padi pertanian padi. Kata kunci : Sistem tanam legowa, pendapatan petani, kelayakan usaha tani Abstract This study aims to determine the effect of lowland rice cropping system Legowo on farmers' income and eligibility paddy rice. Location research in Subdistrcit Dungaliyo Subdistrict, District of Gorontalo. Research using survey method. primary data obtained from a sample of farmers using an interview guide. The results found that the application of the system of planting Legowo 4: 1 generates a revenue of Rp 21,844,604 / ha, and cropping systems legowo 2: 1 generate a revenue Rp 21,705,833 / ha. Feasibility of transplanting rice farming system legowo 4:1 = 2.16 and 2:1 = 2.63. Both legowo cropping system is feasible for paddy rice farming. Keywords: Legowo cropping system , farm income, farming feasiliblity I. PENDAHULUAN Pembangunan pertanian tanaman pangan khususnya padi tetap terfokus pada upaya peningkatan produksi yang harus diikuti dengan pengembangan usahatani berbasis agribisnis agar dapat meningkatkan pendapatan petani. Laju peningkatan produktivitas padi sawah di Indonesia cenderung melandai sehingga diindikasikan bahwa sistem intensifikasi padi sawah yang selama ini diterapkan belum mampu meningkatkan produksi dan produktivitas (Nur, et al., 2003). Peningkatan produksi tanaman pangan merupakan upaya dalam mewujutkan ketersedian pangan bagi masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan adalah perubahan cara tanam padi sawah. Sistem tanam legowo merupakan rekayasa teknologi yang ditujukan untuk memperbaiki produktivitas usahatani padi. Teknologi ini merupakan perubahan dari teknologi jarak tanam tegel menjadi tanam jajar legowo. Di antara kelompok barisan tanaman padi terdapat lorong yang luas dan memanjang sepanjang barisan. Jarak antar kelompok barisan (lorong) bisa mencapai 50 cm, 60 cm atau 70 cm bergantung pada kesuburan

description

This study aims to determine the effect of lowland rice cropping system Legowo on farmers' income and eligibility paddy rice. Location research in Subdistrcit Dungaliyo Subdistrict, District of Gorontalo. Research using survey method. primary data obtained from a sample of farmers using an interview guide. The results found that the application of the system of planting Legowo 4: 1 generates a revenue of Rp 21,844,604 / ha, and cropping systems legowo 2: 1 generate a revenue Rp 21,705,833 / ha. Feasibility of transplanting rice farming system legowo 4:1 = 2.16 and 2:1 = 2.63. Both legowo cropping system is feasible for paddy rice farming.

Transcript of Penerapan Sistem Tanam Legowo Usahatani Padi Sawah dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan dan...

  • Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 2 No. 1, Juli - September 2014 ISSN: 2338- 4603

    71

    Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 2 No. 2, Oktober-Desember 2014 ISSN: 2338- 4603

    Penerapan Sistem Tanam Legowo Usahatani Padi Sawah dan KontribusinyaTerhadap Pendapatan dan Kelayakan Usaha di Kecamatan Dungaliyo

    Kabupaten GorontaloAsda Rauf; Amelia Murtisari

    Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

    AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem tanam padi sawah Legowoterhadap pendapatan petani padi dan kelayakan usahatani padi. Lokasi penelitian diKecamatan Dungaliyo Kabupaten Gorontalo. Penelitian menggunakan metode survei. dataprimer diperoleh dari sampel petani dengan menggunakan panduan wawancara. Hasilpenelitian menemukan bahwa penerapan sistem tanam legowo 4:1 menghasilkanpendapatan Rp 21.844.604 / ha, dan sistem tanam legowo 2:1 menghasilkan pendapatansebesar Rp 21.705.833 / ha. Kelayakan padi tanam pertanian sistem legowo 4: 1 = 2.16 dan2: 1 = 2.63. Kedua sistem tanam legowo adalah layak diterapkan untuk padi pertanian padi.Kata kunci : Sistem tanam legowa, pendapatan petani, kelayakan usaha tani

    AbstractThis study aims to determine the effect of lowland rice cropping system Legowo onfarmers' income and eligibility paddy rice. Location research in Subdistrcit DungaliyoSubdistrict, District of Gorontalo. Research using survey method. primary data obtainedfrom a sample of farmers using an interview guide. The results found that the applicationof the system of planting Legowo 4: 1 generates a revenue of Rp 21,844,604 / ha, andcropping systems legowo 2: 1 generate a revenue Rp 21,705,833 / ha. Feasibility oftransplanting rice farming system legowo 4:1 = 2.16 and 2:1 = 2.63. Both legowo croppingsystem is feasible for paddy rice farming.Keywords: Legowo cropping system , farm income, farming feasiliblity

    I. PENDAHULUANPembangunan pertanian tanaman

    pangan khususnya padi tetap terfokuspada upaya peningkatan produksi yangharus diikuti dengan pengembanganusahatani berbasis agribisnis agar dapatmeningkatkan pendapatan petani. Lajupeningkatan produktivitas padi sawah diIndonesia cenderung melandai sehinggadiindikasikan bahwa sistem intensifikasipadi sawah yang selama ini diterapkanbelum mampu meningkatkan produksidan produktivitas (Nur, et al., 2003).Peningkatan produksi tanaman pangan

    merupakan upaya dalam mewujutkanketersedian pangan bagi masyarakat.Salah satu cara yang dilakukan adalahperubahan cara tanam padi sawah.

    Sistem tanam legowo merupakanrekayasa teknologi yang ditujukan untukmemperbaiki produktivitas usahatanipadi. Teknologi ini merupakan perubahandari teknologi jarak tanam tegel menjaditanam jajar legowo. Di antara kelompokbarisan tanaman padi terdapat lorongyang luas dan memanjang sepanjangbarisan. Jarak antar kelompok barisan(lorong) bisa mencapai 50 cm, 60 cmatau 70 cm bergantung pada kesuburan

  • Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 2 No. 2, Oktober-Desember 2014 ISSN: 2338- 4603

    72

    tanah (Suriapermana, et. al., 1990).Lebih lanjut Imran dan Syarifudin (2005)mengemukakan bahwa Sistem tanamjajar legowo adalah penanaman padi yangdiatur sedemikian rupa dengan lorongatau ruang terbuka yang cukup lebar.Cara tanam padi sistem jajar legowobertujuan untuk memperbaikiproduktivitas usahatani padi. Legowodiambil dari Bahasa Jawa Banyumas,terdiri dari kata Lego dan Dowo.Lego berarti luas dan Dowo berartimemanjang, jadi diantara kelompoktanaman padi terdapat lorong yang luasdan memanjang sepanjang barisantanaman.

    Keuntungan yang diperoleh daripenerapan sistem ini adalah peningkatanproduksi persatuan luas yang akanmeningkatkan pendapatan yang diterimapetani. Hal ini sesuai pendapatMujisihono, et al., (2001), bahwakeuntungan dari sistem tanam jajarlegowo adalah menjadikan semuatanaman atau lebih banyak tanamanmenjadi tanaman pinggir. Tanamanpinggir akan memperoleh sinar matahariyang lebih banyak dan sirkulasi udarayang lebih baik, unsur hara yang lebihmerata, serta mempermudahpemeliharaan tanaman. Hasil penelitianMisran (2014) bahwa penerapan sistemtanam jajar legowo berpengaruh nyataterhadap komponen hasil gabah keringpanen, dan dapat meningkatkan hasilgabah kering panen sekitar 19,90-22%.

    Kabupaten Gorontalo salah satudaerah yang terdapat di ProvinsiGorontalo yang memiliki potensi lahansawah yang luas, antara lain terdapat diKecamatan Dungaliyo dengan luas lahansawah adalah 679 Ha, jumlah produksipadi sawah sebanyak 2.716 Ton (BalaiPenyuluhan Pertanian KecamatanDungaliyo, 2012). Pengelolaan usahatanipadi sawah petani telah menerapkansistem tanam legowo dua cara yaitu 2:1dan 4:1, dan diharapkan kedua caratersebut sama-sama memberikan

    peningkatan pendapatan kepada petani.Namun, kontribusi hasil penerapan sistemtanam legowo terhadap pendapatanpetani dan kelayakan usaha belumdiketahui. Oleh karenanya penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengaruhkedua sistem taman legowo padi sawahterhadap pendapatan petani dankelayakan usahatani padi sawah.II. METODE PENELITIAN

    Penelitian dilakukan di KecamatanDungliyo Kabupaten Gorontalo. Metodepenarikan sampel dilakukan secarapurposive sampling (secara sengaja),dengan jumlah sampel sebanyak 30orang. Hal ini didasarkan pada jumlahpetani yang menerapkan sistem tanamlegowo sebanyak 30 orang.

    Jenis data yang digunakan dataprimer dan data sekunder. Metodepengumpulan data pada penelitian adalahdengan wawancara yang menggunakanpanduan wawancara. Data yangdikumpulkan diolah dan dianalisis.Analisis meliputi struktur biaya pada duasistem tanam legowo. Besarnya biayatotal yang dikeluarkan petani secaramatematis dinyatakan sebagai berikut:TC = FC + VC;dimana:TC = Biaya total (total cost)/

    (Rp/musim tanam);FC = Biaya tetap (fixed

    cost)/(Rp/musim tanam);VC = Biaya variabel (variable cost)/

    (Rp/musim tanam).Besarnya penerimaan dari usaha

    tanaman padi sawah selama musimtanam, secara matematis dapat ditulissebagai berikut :

    ,dimana:TR =Penerimaan total (total revenue)/

    (Rp/musim tanam);Y = Produksi (Kg)/musim tanam;Py = Harga produksi (price)/Rp/kg).

  • Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 2 No. 2, Oktober-Desember 2014 ISSN: 2338- 4603

    73

    Kelayakan usahatani padi sawahdigunakan rumus :

    ;dimana:RCR = Revenue Cost Ratio;TR = Total PenerimaanTC = Total Biaya.

    Hasil perhitungan Nilai RCRdibandingkan dengan kriteria dan sebagaiindikator yang digunakan pada kelayakanusahatani, dengan asumsi bila :RCR=1, maka usaha tersebut tidak

    mengalami kerugian atau punkeuntungan, dimana setiap saturupiah yang dikeluarkan akanmemberikan penerimaansebesar satu rupiah pula;

    RCR1, maka usahatani tersebut layakdiusahakan (Soekartawi, 1996).

    III. HASIL DAN PEMBAHASANProses Produksi Usahatani PadiSawah.

    Usahatani padi sawah yangmenerapkan sistem tanam legowomenggunakan benih padi yangbersertifikat. Penggunaan benihbersertifikat terjamin mutunya dan jugabebas dari bibit penyakit, selain itu jugahasil produksinya lebih tinggi biladibandingkan dengan hasil daripenggunaan benih padi tidakbersertifikat. Sebelum penanaman petaniterlebih dahulu membuat bedenganpembibitan, setelah bibit berumur 20-25hari dilakukan pindah tanam ke sawahyang telah disiapkan. Jarak tanam yangdigunakan 27 x 27 cm dan 28 x 28 cm

    dan setiap lubang tanam ditanaman 3-7bibit.

    Selama proses penanaman petanimelakukan pemeliharaan tanamanmeliputi pembersihan gulma, pemberianpupuk dan pemberantasan hama danpenyakit, dengan menggunakan jenispestisida yang dianjurkan pada penyuluhlapangan. Jenis pupuk yang digunakanantara lain urea, phonska atau pelangi,dengan dosis pemberian sesuai anjuran.Kegiatan pemberantasan hama danpenyakit dilakukan sebanyak dua kali.Penggunaan pestisida yang digunakanoleh petani antara lain virtako, tirtan danMIPcinta. Kegiatan pemanenandilakukan pada saat umur tanamanberkisar antara 4-5 bulan.Analisis Biaya Usahatani

    Biaya usahatani tanaman padisawah yang menerapkan sistem tanamlegowo baik 2:1 maupun 4:1 meliputibiaya tetap dan biaya variabel. Biayavariabel meliputi: biaya untuk saranaproduksi, meliputi bibit, pupuk meliputiurea, phonska dan pelangi, obat-obatanyaitu Ali-20, skor, tirtan, Mpcinta. Biayasarana produksi sifatnya berubah-ubahtergantung dari besar kecilnya luas lahanyang dibiayai, serta keadaan tanamanpadi sawah. Biaya variabel lainnyaadalah biaya tenaga kerja luar keluarga,yang digunakan pada proses kegiatan :pengolahan tanah, penanaman,pemupukan I, penyiangan, pemupukanII, pemberatasan hama penyakit,pemupukan III, upah panen dan upahpascapanen. Secara rinci biaya variabelyang dibayarkan oleh petani padai sawahyang menerapkan sistem tanam legowodisajikan pada Tabel 1 berikut.

  • Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 2 No. 2, Oktober-Desember 2014 ISSN: 2338- 4603

    74

    Tabel 1. Hasil Perhitungan Biaya Variabel pada Sistem Tanam Legowo Usahatani PadiSawah

    No Jenis BiayaBiaya Variabel Sarana Produksi

    Rerata Petani (Rp) Rerata/Ha (Rp)4: 1 2: 1 4: 1 2: 1

    1 Sarana produksi 2.174.362 1.415.000 2.082.671 1.415.0002 Tenaga Kerja Luar keluarga 13.820.171 11.791.667 12.240.352 11.791.667

    Total Biaya Variabel 15.994.533 13.206.667 14.323.023 13.206.667Sumber : Penelitian Lapangan, Tahun 2013

    Komponen biaya tetap yangdibayarkan petani merupakan biaya yangrelative sama dalam waktu yang cukuplama, meliputi biaya penyusutan alat-alatpertanian yang dimiliki petani dan pajaklahan. Jenis alat yang dimiliki petani

    meliputi cangku, parang, traktor,handsprayer dan pisau aret. Jumlah biayatetap yang dibayarkan selama satuperiode musim tanam disajikan padaTabel 2

    Tabel 2. Hasil Perhitungan Biaya Tetap pada Sistem Tanam Legowo Usahatani Padi Sawah

    No Jenis BiayaBiaya Variabel Sarana Produksi

    Rerata Petani (Rp) Rerata/Ha (Rp)4: 1 2: 1 4: 1 2: 1

    1 Penyusutan Alat 824.132 37.500 617.760 37.5002 Tenaga Kerja dalam keluarga 3.687.888 - 3.520.433 -2 Pajak Lahan 50.000 50.000 52.632 50.000

    Total Biaya Variabel 4.562.020 87.500 4.190.825 87.500Sumber : Penelitian Lapangan, Tahun 2013

    Berdasarkan data pada Tabel 2,biaya tetap yang dibayarkan oleh petanirelative kecil jika dibandingkan denganbiaya variabel baik pada sistem tanamlegowo 4:1 maupun 2:1. Secara

    keselurahan biaya yang dikeluarkan padasatu periode musim tanam padi sawahyang menerapkan sistem tanam legowodisajikan pada Tabel 3 berikut.

    Tabel 3. Hasil Perhitungan Biaya Total pada Sistem Tanam Legowo Usahatani Padi Sawah

    No Jenis BiayaBiaya Variabel Sarana Produksi

    Rerata Petani (Rp) Rerata/Ha (Rp)4: 1 2: 1 4: 1 2: 1

    1 Biaya Variabel 15.994.533 13.206.667 14.323.023 13.206.6672 Biaya Tetap 4.562.020 87.500 4.190.825 87.500

    Total Biaya 20.556.553 13.294.167 18.513.848 13.294.167Sumber : Penelitian Lapangan, Tahun 2013

  • Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 2 No. 1, Juli - September 2014 ISSN: 2338- 4603

    75

    Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 2 No. 2, Oktober-Desember 2014 ISSN: 2338- 4603

    Penerimaan dan PendapatanPenerimaan merupakan nilai ekonomiyang diperoleh petani melalui hasilperkalian Antara jumlah produksi danharga komoditi yang berlaku di pasar saatpenelitian. Sedangkan keuntungan/pendapatan merupakan hasil pengurangan

    antara nilai total penerimaan dengan nilaitotal biaya selama masa produksi. Hasilanalisis penerimaan dan pendapatanpetanian padi sawah yang menerapkansistem tanam legowo disajikan padaTabel 4.

    Tabel 4. Hasil Analisis Penerimaan Rerata Petani dan Ha pada Sistem Tanam LegowoUsahatani Padi Sawah

    No UraianPenerimaan

    Rerata/Petani (Rp) Rerata/ Ha (Rp)4:1 2:1 4:1 2:1

    1 Penerimaan 44.394.737 35.000.000 40.358.452 35.000.0002 Total Biaya 20.556.553 13.294.167 18.513.848 13.294.1673 Pendapatan bersih (1-2) 23.838.184 21.705.833 21.844.604 21.705.833Sumber : Penelitian Lapangan, Tahun 2013Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat

    bahwa pendapatan rata-rata yang diterimapetani pada sistem tanam legowo 4:1sebesar Rp 23.838.184,- dan rata-rata perha sebesar Rp 21.844.604. Pendapatanpetani yang menerapkan sistem tanamlegowo 2:1 sebesar Rp 21.705.833/petanidan per ha, hal ini tidak ada perbedaan.Kelayakan Usaha Padi Sawah

    Analisis kelayakan usaha untukadalah untuk melihat tingkat keuntungansuatu cabang usahatani dalammengelolah dan menganalisis berbagaikriteria investasi. Soekartawi (1995:3),

    mengemukakan bahwa kelayakanusahatani dapat dianalisis denganmenggunakan rumus R/C Ratio. Hasilanalisis kelayakan usaha padi sawah yangmenerapkan sistem tanam legowoditunjukkan pada Tabel 5.

    Berdasarkan hasil perhitunganterlihat bahwa rata-rata RCR dariusahatani padi sawah pada sistem tanamjajar legowo 2:1 dan 4:1 baik reratapetani maupun per ha > 1, artinyausahatani padai sawah sistem tanamlegowo layak dilaksanakan.

    Tabel 5. Hasil Perhitungan Kelayakan Usahatani Padi Sawah Sistem Tanam Legowo

    No UraianKelayahan Usahatani

    Rerata/Petani (Rp) Rerata/ Ha (Rp)Legowo4:1

    Legowo2:1

    Legowo4:1

    Legowo2:1

    1 Revenue Cost Ratio 2.16 2.63 2.18 2.63Sumber : Penelitian Lapangan, Tahun 2013

  • Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 2 No. 2, Oktober-Desember 2014 ISSN: 2338- 4603

    76

    KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

    Dari hasil penelitian pada usahatanipadi sawah yang menerapkan sistemtanam legowo dapat disimpulkan sebagaiberikut:1. Pendapatan rerata yang diterima petani

    sistem tanam legowo 4:1 sebesarsebesar Rp 21.844.604/ha.

    2. Pendapatan petani yang menerapkansistem tanam legowo 2:1 sebesar Rp21.705.833/Ha.

    3. Kelayakan usahatani padi sawahsistem tanam legowo baik 4:1 dan 2:1hasil analisis > 1, artinya kedua sistemini layak diterapkan pada usahatanipadi sawah.

    SaranMengingat sistem tanam legowo

    memiliki kelayakan usahatani yang baik,maka sistem ini perlu diterapkan secaralebih luas. Selain itu, sistem tanamlegowo ini perlu disempurnakan agarproduktivitas usaha tani dan pendapatanpetani dapat lebih meningkat.DAFTAR PUSTAKAImran dan Syafruddin. 2005. Kajian

    Pengembangan Usahatani Padidengan Cara Tanam Jajar Legowo2:1.(Diakses 17 September 2014situshttp://sulteng.litbang.deptan.go.id).

    Mujisihono, R. dan T. Santosa. 2001. SistemBudidaya Teknologi Tanam BenihLangsung TABELA) dan Tanam JajarLegowo (TAJARWO). MakalahSeminar Perekayasaan Sistem ProduksiKomoditas Padi dan Palawija. DipertaProvinsi D.I. Yogyakarta

    Nur, M., Marwan, H. M., dan Basri, A.B. 2003. Pengelolaan TanamanTerpadu Naggroe AcehDarussalam. Prosiding LokakaryaPelaksanaan Program PeningkatanProduktivitas Padi Terpadu (P3T)

    Tahun 2002. Puslitbangtan Bogor;49-68 hlm.

    Suriapermana, S., I. Syamsul, dan A.M.Fagi,(1990). Laporan PertamaPenelitian Kerjasama Mina Padi,antara Balittan Sukamandi-IDRCCanada. Balai Penelitian TanamanPangan Sukamandi. Subang.

    Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani .Universitas Indonesia UI-PressJakarta.

    Misran. 2014. Studi Sistem Tanam JajarLegowo terhadap PeningkatanProduktivitas Padi Sawah. BalaiPengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)Sumatera Barat Jl. Raya Padang-SolokKm 40 Sukarami. Jurnal JurnalPenelitian Pertanian Terapan Vol. 14(2): 106-110