PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN ...
Transcript of PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN ...
PETUNJUK TEKNIS
TEKNOLOGITANAM JAJAR LEGOWO
TAHUN 2016
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGANKEMENTERIAN PERTANIAN
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
i
i
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Padi (Beras) merupakan salah satu pangan pokok bagi Indonesia. Sejak
Indonesia merdeka, perkembangan perpadian (perberasan) di Indonesia telah
mengalami pasang surut. Diawal tahun kemerdekaan, ketidak mampuan
menyediakan beras bagi rakyat Indonesia telah menimbulkan instabilitas
politik. Pada tahun 1984, Indonesia telah mampu mencapai swasembada
beras, tetapi setelah itu penyediaan beras bersumber dari produksi dalam
negeri tidak dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri sehingga penyediaan
beras dari impor menjadi alternatif untuk mengurangi resistensi sosial dan
politik. Namun sejak tahun 2008 sampai saat ini, penyediaan beras telah
kembali mencapai swasembada. Melihat realitas tersebut, beras menjadi
komoditas yang fundamental dan strategis. Untuk itu, pengelolaan perpadian
(perberasan) memerlukan perhatian khusus dari pemerintah dan pemangku
kepentingan lainnya.
Kebutuhan padi (beras) akan terus meningkat seiring dengan proyeksi laju
pertambahan penduduk. Laju pertumbuhan jumlah penduduk masih lebih
tinggi bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan produksi padi nasional, di
sisi lain luas baku lahan sawah dan kualitasnya cenderung menurun akibat
konversi lahan dan faktor faktor lainnya. Oleh karena itu untuk mengimbangi
kebutuhan akan beras nasional, upaya peningkatan produksi padi setiap
tahunnya harus terus dilakukan. Dalam konteks tersebut diperlukan berbagai
terobosan-terobosan peningkatan produksi.
Menyadari fungsi dan peran penting padi tersebut, maka pemerintah terus
berupaya untuk mewujudkan peningkatan produksi padi. Pada tahun 2016
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
ii
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
ii
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
selain difokuskan pada kegiatan peningkatan produktivitas (intensifikasi) juga
dirancang kegiatan perluasan areal tanam (ekstensifikasi) yang dalam
pelaksanaannya diharapkan mengadopsi Teknologi Tanam Jajar Legowo.
Untuk itulah maka diperlukan Petunjuk Teknis Teknologi Tanam Jajar Legowo
Padi.
Buku Petunjuk Teknis Teknologi Tanam Jajar Legowo Padi Tahun 2016 berisi
kebijakan, strategi dan langkah aksi bagi pemerintah (pusat, provinsi dan
kabupaten/kota) bersama stakeholders dalam melaksanakan kegiatan
peningkatan produksi padi secara sinergis dan berkesinambungan baik pada
lokasi kegiatan peningkatan provitas (intensifikasi) maupun perluasan areal
tanam (ekstensifikasi) dengan tetap mengadopsi teknologi tanam jajar
legowo, sehingga target produksi yang telah ditetapkan dapat tercapai seiring
dengan upaya mewujudkan swasembada beras yang berkelanjutan.
Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak
yang akan melaksanakan kegiatan penerapan teknologi tanam jajar legowo
baik pada lokasi intensifikasi dan apabila memungkinkan diterapkan di lokasi
ekstensifikasi. Kepada semua pihak yang memberikan bantuan dalam
pelaksanaan kegiatan ini, disampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih.
Jakarta, 23 Februari 2016
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
iii
iii
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................ iiiDAFTAR LAMPIRAN .............................................................. iv I. PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................... 1 B. Tujuan dan Sasaran …………… .............................. 7 C. Pengertian-Pengertian ............................................ 9
II. KERAGAAN, TANTANGAN SERTA PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI TAHUN 2016 ............ 19 A. Keragaan Produksi .................................................. 19 B. Sasaran Produksi Padi Tahun 2016 ........................ 20 C. Tantangan dan Peluang Peningkatan Produksi ....... 21
III. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2016 .................................................................... 23 A. Strategi Pencapaian Produksi Padi Tahun 20 .......... 23 B. Upaya Pencapaian Produksi Padi Tahun 2016 ....... 25
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2016 ...................... 30 A. Kriteria Calon Lokasi Budidaya Padi Provitas,
Perluasan Padi Teknologi Hazton dan Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi ........ 30
B. Kriteria Calon Petani Pelaksana Budidaya Padi Provitas, Perluasan Padi Teknologi Hazton dan Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi ........ 34
C. Fasilitasi Bantuan Dalam Pelaksanaan Budidaya Padi Provitas, Perluasan Padi Teknologi Hazton dan Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi ........ 36
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
iv
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
iv
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
V. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONALISASI ........ 48 A. Pengorganisasian .................................................... 48 B. Operasionalisasi ..................................................... 50
VI. BIMBINGAN/PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN ......... 53 VII. PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN ................................................................... 55 A. Pengendalian ........................................................... 55 B. Monitoring ............................................................... 56 C. Evaluasi ................................................................... 57 D. Pelaporan ................................................................. 58 PENUTUP ........................................................................ 63
LAMPIRAN ............................................................................. 65
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
v
v
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Sasaran Indikatif Luas Tanam, Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2016 .... 66
Lampiran 2. Rekapitulasi Alokasi Kegiatan Budidaya Padi Tahun 2016 ....................................................... 68
Lampiran 3. Alokasi Kegiatan Budidaya Padi Per Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2016 ...................... 69
Lampiran 4. Daftar Calon Petani dan Lokasi Penerima Bantuan Pemerintah Tahun 2016 ...................... 82
Lampiran 5. Contoh Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ................................................ 84
Lampiran 6. Rencana Usaha Kelompok (RUK) Bantuan Pemerintah Tahun 2016 .................................... 87
Lampiran 7. Surat Pernyataan Penerima dan Penggunaan Bantuan Pemerintah Tahun 2016 ...................... 88
Lampiran 8. Form Isian Hasil Ubinan .................................... 89
Lampiran 9. Jarak Tanam Jajar Legowo ............................... 90
Lampiran 10. Rencana Jadwal Pelaksanaan Teknologi Tanam Jajar Legowo Tahun 2016 ..................... 98
Lampiran 11. Blangko Laporan Bulanan Kecamatan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 99
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
1
1
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komoditi tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai
pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri
yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri
pangan dan pakan sehingga dari sisi Ketahanan Pangan
Nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis.
Pengembangan sektor tanaman pangan merupakan salah satu
strategi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi pada masa
yang akan datang. Selain berperan sebagai sumber penghasil
devisa yang besar, juga merupakan sumber kehidupan bagi
sebagian besar penduduk Indonesia.
Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di
Indonesia, telah memunculkan kerisauan akan terjadinya
keadaan “rawan pangan” di masa yang akan datang. Selain itu,
dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan
kesejahteraan masyarakat, terjadi pula peningkatan konsumsi
per-kapita untuk berbagai jenis pangan, akibatnya Indonesia
membutuhkan tambahan ketersediaan pangan guna
mengimbangi laju pertambahan penduduk yang masih cukup
tinggi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
2
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
2
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Untuk memenuhi kebutuhan beras dari produksi dalam negeri,
telah ditetapkan sasaran produksi padi tahun 2016 sebesar
76,23 juta ton gabah kering giling (GKG). Banyak tantangan yang
harus dihadapi untuk mencapai sasaran produksi tersebut. Oleh
karena itu, diperlukan berbagai upaya peningkatan produksi
yang luar biasa.
Masih terdapatnya senjang hasil di areal yang selama ini sudah
dimanfaatkan serta masih tersedianya areal pertanian dan lahan
potensial yang belum termanfaatkan secara optimal seperti lahan
kering, rawa, lebak, pasang surut, lahan sementara tidak
diusahakan dan lainnya, merupakan peluang bagi peningkatan
produksi tanaman pangan khususnya padi. Potensi sumberdaya
lahan ini harus dirancang dengan baik pemanfaatannya untuk
meningkatkan produksi dan pendapatan petani, salah satunya
melalui kegiatan peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan
peningkatan luas tanam (ekstensifikasi).
Berbagai upaya peningkatan produksi baik melalui kegiatan
peningkatan produktivitas maupun peningkatan luas tanam, telah
dilaksanakan antara lain melalui Penerapan Pengelolaan
Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT). Upaya ini telah
terbukti mengungkit pencapaian produksi, namun kedepan akan
dihadapkan dengan berbagai tantangan yang lebih beragam,
oleh karena itu diperlukan penyempurnaan dan atau peningkatan
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
3
3
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
kualitas baik pada tatanan perencanaan maupun
operasionalisasi di lapangan.
Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) bukan
merupakan paket teknologi, tetapi adalah pendekatan dalam
peningkatan produksi melalui pengelolaan tanaman, tanah, air,
hara dan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) secara
menyeluruh dan berkelanjutan. Dalam penerapannya, PTT
bersifat partisipatif, dinamis, spesifik lokasi, terpadu dan sinergis
antar komponen teknologi yang diterapkan.
Dewasa ini telah diperkenalkan berbagai teknologi tanam
budidaya padi, antara lain budidaya sistem tanam benih
langsung (Tabela), sistem tanam tanpa oleh tanah (TOT)
maupun sistem tanam jajar legowo (Jarwo). Salah satu penciri
pendekatan melalui PTT adalah komponen sistem tanam jajar
legowo. Pengenalan dan penggunaan sistem tanam tersebut
disamping dapat mendapatkan pertumbuhan tanaman yang
optimal juga ditujukan untuk meningkatkan hasil dan pendapatan
petani.
Pada umumnya, varietas padi pada kondisi jarak tanam sempit
akan mengalami penurunan kualitas pertumbuhan, seperti
jumlah anakan dan malai yang lebih sedikit, panjang malai yang
lebih pendek, dan tentunya jumlah gabah permalai berkurang
bila dibandingkan pada kondisi jarak tanam yang lebar
(potensial). Fakta di lapangan membuktikan bahwa penampilan
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
4
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
4
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
individu tanaman padi pada jarak tanam yang lebar lebih bagus
dibandingkan dengan jarak tanam yang rapat.
Beberapa kemungkinan yang menyebabkan rendahnya
produktivitas pada jarak tanam rapat antara lain : persaingan
dalam penerimaan cahaya matahari, pengurasan unsur hara
yang intensif, peluang berkembangnya penyakit endemik
sebagai akibat dari kondisi lingkungan mikro yang
menguntungkan perkembangan penyakit, dll.
Dengan teknologi tanam jajar legowo maka pada barisan
tanaman terluar memberikan ruang tumbuh yang lebih longgar
sekaligus sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar matahari lebih
baik untuk pertanaman. Selain itu upaya penanggulangan gulma
dan pemupukan dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Pemahaman terhadap teknologi tanam jajar legowo padi menjadi
penting agar manfaat yang akan diperoleh dari penerapannya
akan lebih optimal.
Sejalan dengan hal tersebut diatas, maka pada tahun 2016
upaya peningkatan produksi padi akan diarahkan pada kegiatan
peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan kegiatan perluasan
areal tanam (ekstensifikasi) melalui penerapan teknologi tanam
jajar legowo. Untuk itu, seluruh kegiatan peningkatan produktivitas (intensifikasi) diwajibkan menerapkan teknologi tanam jajar legowo, sementara untuk kegiatan perluasan areal tanam(ekstensifikasi) diharapkan dapat
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
5
5
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
menerapkan teknologi tanam jajar legowo tersebut atau disesuaikan dengan kondisi setempat. Untuk mendukung
penerapan teknologi tanam jajar legowo maka akan difasilitasi
bantuan benih dan alat tanam atau alat bantu tanam lainnya
kepada petani/kelompok tani/gapoktan/LMDH pelaksana
kegiatan. Selain itu juga difasilitasi biaya pembuatan papan
nama, kegiatan ubinan, gerakan tanam dan panen, pembinaan,
bimbingan, pemantauan dan evaluasi.
Melalui upaya ini maka petani/kelompok tani/gapoktan/LMDH
akan mampu mengelola potensi sumberdaya yang tersedia
secara terpadu dalam budidaya padi di lahan usahatani secara
spesifik lokasi, sehingga petani mampu mengembangkan
usahataninya dalam rangka peningkatan produksi padi. Namun
demikian, wilayah di luar program (pertanaman swadaya petani)
tetap dilakukan pembinaan, bimbingan, pendampingan dan
pengawalan sehingga produksi dan produktivitas tetap dapat
meningkat, mengingat sasaran produksi yang telah ditetapkan
meningkat dari tahun sebelumnya.
Dengan berbagai fasilitasi/stimulan yang diberikan pemerintah,
diharapkan pelaksanaan penerapan teknologi tanam jajar
legowo padi pada kegiatan peningkatan produktivitas
(intensifikasi) dan kegiatan perluasan areal tanam
(ekstensifikasi) dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
6
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
6
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Agar upaya pencapaian sasaran produksi padi melalui kegiatan
penerapan teknologi tanam jajar legowo padi pada kegiatan
peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan perluasan areal
tanam (ekstensifikasi) dapat tercapai, maka perlu disusun
Petunjuk Teknis sebagai acuan umum bagi semua pihak yang
terkait dalam pelaksanaan kegiatan tersebut di lapangan.
Dengan adanya petunjuk teknis ini, semua pihak terkait akan
berkontribusi secara positif sehingga akhirnya kegiatan ini
menjadi salah satu kegiatan yang berkontribusi terhadap
pencapaian sasaran produksi padi. Mengingat tingginya
keberagaman kondisi di masing-masing daerah dan kemampuan
adopsi inovasi teknologi, maka Petunjuk Teknis ini dilengkapi oleh Dinas Pertanian Provinsi dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK), sehingga kegiatan tersebut dapat
dilakukan tepat waktu dan tepat sasaran, dan selanjutnya dirinci secara teknis oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sesuai dengan kondisi spesifik lokasi agar lebih operasional sesuai
kebutuhan di lapangan dan tidak multitafsir.
Apabila terdapat perubahan dan ada yang belum diatur dalam
Petunjuk Teknis ini, selanjutnya akan diatur lebih lanjut.
Mekanisme perubahan melalui usulan dari Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota kepada Kepala Dinas Pertanian
Provinsi dan selanjutnya disampaikan ke Pusat (Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan).
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
7
7
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
a. Menyediakan acuan pelaksanaan teknologi tanam jajar
legowo baik pada kegiatan peningkatan produktivitas
(intensifikasi) maupun kegiatan perluasan areal tanam
(ekstensifikasi) padi, bagi Dinas Pertanian Provinsi dan
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dalam rangka
mendukung peningkatan produksi padi tahun 2016.
b. Mendorong dan meningkatkan koordinasi dan
keterpaduan pelaksanaan pengembangan teknologi
tanam jajar legowo padi baik di lokasi kegiatan
peningkatan produktivitas (intensifikasi) maupun pada
lokasi kegiatan perluasan areal tanam (ekstensifikasi)
antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
c. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
petani guna mempercepat penerapan teknologi tanam
jajar legowo padi dalam usahataninya baik di lokasi
kegiatan peningkatan produktivitas (intensifikasi) maupun
pada lokasi kegiatan perluasan areal tanam
(ekstensifikasi).
d. Meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
8
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
8
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
2. Sasaran
a. Tersedianya acuan pelaksanaan teknologi tanam jajar
legowo padi baik di lokasi kegiatan peningkatan
produktivitas (intensifikasi) maupun di lokasi kegiatan
perluasan areal tanam (ekstensifikasi), bagi Dinas
Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota,
dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi
tahun 2016.
b. Terkoordinasinya pengembangan teknologi tanam jajar
legowo padi baik di lokasi kegiatan peningkatan
produktivitas (intensifikasi) maupun di lokasi kegiatan
perluasan areal tanam (ekstensifikasi), antara Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, cq Direktorat Serealia, Dinas
Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
c. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap
petani sehingga pelaksanaan penerapan teknologi tanam
jajar legowo padi baik di lokasi kegiatan peningkatan
produktivitas (intensifikasi) maupun di lokasi kegiatan
perluasan areal tanam (ekstensifikasi) dapat berjalan lebih
cepat dan berlanjut.
d. Meningkatnya produktivitas padi melalui penerapan
teknologi tanam jajar legowo minimal 1,50 ton/ha GKG.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
9
9
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
C. Pengertian – Pengertian
1. Sistem Tanam Jajar Legowo Padi adalah pola bertanam
padi yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya
dua atau empat) baris tanaman dan satu baris kosong. Istilah
legowo diambil dari bahasa jawa yaitu “lego” yang berarti luas
dan “dowo” yang berarti panjang. Legowo juga diartikan
sebagai cara tanam padi yang memiliki beberapa barisan dan
diselingi satu barisan kosong.
2. Peningkatan produktivitas (intensifikasi) dimaksudkan
peningkatan produktivitas padi yaitu usaha yang dilakukan
untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara
mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah tersedia
(existing). Dalam pelaksanaan intensifikasi pertanian akan
fokus pada upaya penanganan masalah terkait : pengelolaan
tanah, penggunaan benih bermutu, penanaman, pemupukan,
pemberantasan hama serta penyakit pada tanaman,
pemanenan dan kegiatan selama pasca panen.
3. Perluasan Areal Tanam (PAT) Padi adalah upaya untuk
menambah luas areal pertanaman padi di lahan sawah, lahan
sawah non irigasi, lahan pertanian bukan sawah dan lahan
sementara tidak diusahakan (termasuk lahan sawah yang
terkena bencana).
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
10
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
10
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
4. Lahan Sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak
dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk
menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi
sawah tanpa memandang darimana diperoleh atau status
lahan tersebut.
5. Lahan Sawah Irigasi Teknis adalah lahan sawah yang
mempunyai jaringan irigasi dimana saluran pemberi terpisah
dari saluran pembuang agar penyediaan dan pembagian air
ke dalah sawah tersebut dapat sepenuhnya diatur dan diukur
dengan mudah. Biasanya lahan sawah irigasi teknis
mempunyai jaringan irigasi yang terdiri dari saluran primer
dan sekunder serta bangunannya dibangun dan dipelihara
oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU).
6. Lahan Sawah Irigasi Setengah Teknis adalah lahan sawah
yang memperoleh irigasi dari irigasi setengah teknis. Sama
halnya dengan pengairan teknis, namun dalam hal ini PU
hanya menguasai bangunan penyadap untuk dapat mengatur
dan mengukur pemasukan air, sedangkan pada jaringan
selanjutnya tidak diukur dan tidak dikuasi oleh PU.
7. Lahan Sawah Irigasi Sederhana adalah lahan sawah yang
memperoleh pengairan dari irigasi sederhana yang sebagian
jaringannya (bendungan) dibangun oleh PU.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
11
11
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
8. Lahan Sawah Irigasi Desa/Non PU adalah lahan sawah
yang memperoleh pengairan dari sistem pengairan yang
dikelola sendiri oleh masyarakat.
9. Lahan Sawah Tadah Hujan adalah lahan sawah yang
bergantung pada air hujan.
10. Lahan Sawah Pasang Surut adalah lahan sawah yang
pengairannya tergantung pada air sungai yang dipengaruhi
oleh pasang surutnya air laut.
11. Lahan Sawah Lebak adalah lahan sawah yang
pengairannya berasal dari reklamasi rawa lebak (bukan
pasang surut).
12. Polder dan Sawah Lainnya adalah lahan sawah yang
terdapat di delta sungai yang pengairannya dipengaruhi oleh
air sungai tersebut. Sedangkan sawah lainnya antara lain
rembesan-rembesan rawa yang biasanya ditanami padi.
13. Lahan Pertanian Bukan Sawah adalah semua lahan
pertanian selain lahan sawah. Lahan pertanian bukan sawah
terdiri dari tegal/kebun, ladang/huma, dan lahan yang
sementara tidak diusahakan.
14. Tegal/Kebun adalah lahan pertanian bukan sawah (lahan
kering) yang ditanami tanaman semusim atau tahunan dan
terpisah dengan halaman sekitar rumah serta
penggunaannya tidak berpindah-pindah.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
12
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
12
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
15. Ladang/Huma adalah lahan pertanian bukan sawah (lahan
kering) yang biasanya ditanami tanaman semusim dan
penggunaannya hanya semusim atau dua musim, kemudian
akan ditinggalkan bila sudah tidak subur lagi (berpindah-
pindah). Kemungkinan lahan ini beberapa tahun kemudian
akan dikerjakan kembali jika sudah subur.
16. Lahan Yang Sementara Tidak Diusahakan adalah lahan
yang biasanya diusahakan tetapi untuk sementara (lebih dari
1 (satu) tahun tetapi kurang dari atau sama dengan 2 (dua)
tahun) tidak diusahakan, termasuk lahan sawah yang tidak
diusahakan selama lebih dari 2 (dua) tahun.
17. Lahan Kering adalah hamparan lahan yang tidak
mempunyai pematang dan sumber airnya berasal dari air
hujan.
18. Lahan Tidur adalah lahan pertanian yang sudah tidak
digunakan selama lebih dari 2 (dua) tahun dan lahan tidur
umumnya merupakan sebuah bagian dari sistem
peladangan berpindah dimana petani membuka hutan,
menanamnya selama beberapa musim tanam, dan
meninggalkannya untuk membuka lahan baru.
19. Lahan Alang-Alang/Padang Penggembalaan adalah
lahan dimana tumbuh tanaman makanan ternak yang
tersedia bagi ternak yang dapat merenggutnya menurut
kebutuhannya dalam waktu singkat. Padang
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
13
13
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
penggembalaan adalah tempat atau lahan yang ditanami
rumput unggul dan atau legume (jenis rumput/legume yang
tahan terhadap injakan ternak) yang digunakan untuk
menggembalakan ternak
20. Lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) adalah sebidang
lahan yang sengaja ditanami dengan tanaman industri, yaitu
tanaman berkayu dengan tipe sejenis untuk mencapai tujuan
menjadi sebuah hutan yang secara khusus dapat
dieksploitasi tanpa membebani hutan alami, pertanaman
padi dapat ditanam pada lahan HTI selama tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.
21. Lahan Perkebunan (Tanaman Belum Menghasilkan, Replanting) yaitu penggantian suatu macam tanaman
perkebunan, karena sudah tua/tidak produktif dengan
tanaman perkebunan yang sama dan dapat dilakukan
secara selektif maupun menyeluruh.
22. Lahan Kritis merupakan suatu kondisi lahan tidak dapat lagi
mengatur fungsinya sebagai media pengatur tata air dan
unsur produksi pertanian yang baik. Lahan kritis merupakan
lahan yang sudah tidak produktif ditinjau dari segi pertanian,
karena pengelolaan dan penggunaan yang kurang
memperhatikan syarat-syarat pengolahan tanah maupun
kaidah konservasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
14
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
14
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
23. Indeks Pertanaman (IP) adalah frekuensi penanaman pada
sebidang lahan pertanian untuk memproduksi bahan pangan
dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.
24. Teknologi Hazton adalah adalah cara bertanam padi
dengan menggunakan bibit tua 25 – 30 hari setelah semai
dengan jumlah bibit padat yaitu 20 - 30 batang per lubang
tanam. Komponen yang lain kurang lebih sama dengan
Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT)
Padi yang direkomendasikan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
25. Desa Pertanian Organik Padi adalah desa yang di
dalamnya telah dikembangkan sehamparan lahan pertanian
organik padi atau lebih yang menerapkan sistem pertanian
organik padi, yang siap disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi
Organik (LSO) yang diakui pemerintah.
26. Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) adalah suatu pendekatan inovatif dalam upaya
meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani melalui
perbaikan sistem/pendekatan dalam perakitan paket
teknologi yang sinergis antar komponen teknologi, dilakukan
secara partisipatif oleh petani serta bersifat spesifik lokasi.
PTT merupakan inovasi baru untuk memecahkan berbagai
permasalahan dalam peningkatan produktivitas padi.
Teknologi intensifikasi padi bersifat spesifik lokasi,
bergantung pada masalah yang akan diatasi (demand driven
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
15
15
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
technology). Komponen teknologi PTT ditentukan bersama-
sama petani melalui analisis kebutuhan teknologi (need
assessment). Komponen teknologi PTTdasar/compulsory
adalah teknologi yang dianjurkan untuk diterapkan di semua
lokasi. Komponen teknologi PTT pilihan adalah teknologi
pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan, dan
kemampuan. Komponen teknologi PTT pilihan dapat
menjadi compulsory apabila hasil KKP (Kajian Kebutuhan
dan Peluang) memprioritaskan komponen teknologi yang
dimaksud menjadi keharusan untuk pemecahan masalah
utama suatu wilayah, demikian pula sebaliknya bagi
komponen teknologi dasar.
27. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi
kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah
kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga
pemerintah/non pemerintah. Bentuk Bantuan Pemerintah meliputi: Pemberian penghargaan; Beasiswa; Tunjangan
profesi guru dan tunjangan lainnya; Bantuan Operasional;
Bantuan sarana prasarana; Bantuan
rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan; dan Bantuan
lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah yang
ditetapkan oleh Pengguna Anggaran (PA).
28. Petani, adalah perorangan warga negara Indonesia beserta
keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang
pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
16
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
16
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang
meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran,
dan jasa penunjang.
29. Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun
yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan
kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya; kesamaan
komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan serta
mengembangkan usaha anggota. Gabungan Kelompok tani (Gapoktan) adalah kumpulan beberapa kelompok tani
yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan
skala ekonomi dan efisiensi usaha.
30. Rencana Usahatani Kelompok (RUK) adalah rencana
kerja usahatani dari kelompok tani untuk satu periode musim
tanam yang disusun melalui musyawarah dan kesepakatan
bersama dalam pengelolaan usahatani sehamparan wilayah
kelompok tani yang memuat uraian kebutuhan saprodi yang
meliputi: jenis, volume, harga satuan dan jumlah uang yang
diajukan untuk pembelian saprodi sesuai kebutuhan di
lapangan (spesifik lokasi) dan pengeluaran lainnya (bantuan
alat tanam jajar legowo) dan lainnya.
31. Pemandu Lapangan (PL) adalah Penyuluh Pertanian,
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT),
Pengawas Benih Tanaman (PBT) yang telah mengikuti
pelatihan SL-PTT dan berperan sebagai pendamping dan
pengawal pelaksanaan kegiatan.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
17
17
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
32. Pengawalan dan Pendampingan oleh Petugas Dinas adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas Dinas
Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
termasuk Penyuluh, POPT, PBT, Mantri Tani dan atau
petugas lainnya sesuai dengan kebutuhan di lapangan
dalam melakukan pengawalan dan pendampingan, guna
lebih mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan.
33. Pengawalan dan Pendampingan oleh Aparat adalah
kegiatan yang dilakukan oleh TNI-AD beserta jajarannya
(Babinsa), Camat, Kades dan atau petugas lainnya sesuai
dengan kebutuhan di lapangan dalam melakukan
pengawalan, pendampingan dan membantu pelaksanaan
pencapaian target tanam (produksi) padi di lapangan. Dalam
pelaksanaannya Babinsa secara berkala hadir di lokasi
kegiatan. Dalam rangka pemberdayaan kelompok tani,
Babinsa bersama penyuluh lapangan melaporkan
pelaksanaan tanam sampai produksi di wilayah masing-
masing.
34. Pengawalan dan Pendampingan oleh Peneliti adalah
kegiatan yang dilakukan oleh peneliti Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) didukung oleh peneliti UK/UPT
Lingkup Badan Litbang Pertanian guna meningkatkan
pemahaman dan akselerasi adopsi PTT dengan menjadi
narasumber pada pelatihan, penyebaran informasi,
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
19
19
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
40. Benih Varietas Unggul Bersertifikat adalah benih bina
yang telah disertifikasi.
41. Swadaya adalah semua upaya yang dilakukan petani
dengan sumber pembiayaan yang berasal dari modal petani
sendiri.
42. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah
Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga
yang bersangkutan.
43. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga
yang bersangkutan.
44. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa
PA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
20
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
19
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
II. KERAGAAN, TANTANGAN SERTA PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI TAHUN 2016
A. Keragaan Produksi
Produksi padi dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata
2,48%/tahun, dari 66,47 juta ton GKG pada tahun 2010 menjadi
74,99 juta ton GKG pada tahun 2015 (ARAM II) sedangkan laju
peningkatan produktivitas mencapai rata-rata 1,08%/tahun dan
luas panen meningkat rata-rata 1,37 %/tahun, sebagaimana
terlihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2010-2015
*) ARAM II BPS
Ha % Ku/Ha % Ton %2010 13.253.450 50,15 66.469.394 2011 13.203.643 (0,38) 49,8 (0,70) 65.756.904 (1,07)
2012 13.445.524 1,83 51,36 3,13 69.056.126 5,02
2013 13.835.252 2,90 51,52 0,31 71.279.709 3,22
2014 13.797.307 (0,27) 51,35 (0,33) 70.846.465 (0,61)
2015* 14.178.172 2,76 52,89 3,00 74.997.788 5,86
1,37 1,08 2,48
PRODUKSIPRODUKTIVITASLUAS PANENTAHUN
RATA-RATA
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
21
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
20
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
B. Sasaran Produksi Padi Tahun 2016
Sasaran produksi padi tahun 2016 sejumlah 76,23juta ton GKG
atau meningkat 3,79% dibanding sasaran produksi tahun
sebelumnya sebesar 73,44 ton GKG. Sasaran sejumlah tersebut
diperoleh dari sasaran luas tanam 15,02 juta ha, sasaran luas
panen 14,27 juta hadan sasaran produktivitas 53,40 ku/ha. Apabila
dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2015 (ARAM II),
sasaran produksi tahun 2016 meningkat 1,65%, sasaran luas
panen meningkat 0,63%, produktivitas meningkat 0,96 %, seperti
pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Persentase Kenaikan Angka Sasaran 2016 Terhadap ARAM II 2015 (BPS)
Sasaran indikatif luas tanam, panen, produktivitas dan produksi
padi tahun 2016 per Provinsi, disajikan pada Lampiran 1.
KOMODITAS URAIANARAM II
2015SASARAN
2016%
Luas Tanam (jt Ha) 14,69 15,02 2,26 Luas Panen (jt Ha) 14,18 14,27 0,63 Produktivitas (Ku/Ha) 52,89 53,40 0,96 Produksi (jt ton GKG) 74,99 76,23 1,65
PADI
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
22
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
21
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
C. Tantangan dan Peluang Peningkatan Produksi
Kendala dalam peningkatan produksi tanaman pangan yang
semakin kompleks karena berbagai perubahan dan
perkembangan lingkungan strategis di luar sektor pertanian
berpengaruh dalam peningkatan produksi tanaman pangan.
Tantangan utama yang dihadapi dalam upaya peningkatan
produksi tanaman pangan adalah : 1). Meningkatnya permintaan
beras sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk, 2).
Terbatasnya ketersediaan beras dunia, dan 3). Kecenderungan
meningkatnya harga pangan.
Disamping tantangan, upaya peningkatan produksi tanaman juga
dihadapi oleh sejumlah permasalahan, yaitu antara lain : 1).
Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global,
2). Terbatasnya ketersediaan infrastruktur, 3). Belum optimalnya
sistem perbenihan nasional, 4). Terbatasnya akses petani
terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usaha tani,
5). Masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh,
6). Meningkatnya alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan non
pertanian, serta 7). Kurang harmonisnya koordinasi kerja antar
sektor terkait pembangunan pertanian. Disamping itu,
pembangunan pertanian selama ini masih dilaksanakan tersekat-
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
23
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
22
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
sekat oleh batasan administratif serta berorientasi pada kegiatan-
kegiatan yang tidak mampu menjadi faktor pengungkit untuk
pencapaian sasaran pembangunan pertanian.
Disamping tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam
upaya peningatan produksi tanaman pangan, terdapat sejumlah
peluang yang apabila dimanfaatkan dengan baik akan
memberikan kontribusi pada upaya peningkatan produksi. Peluang
tersebut antara lain : 1). Kesenjangan hasil antara potensi dan
kondisi di lapangan masih tinggi, 2). Tersedia teknologi untuk
meningkatkan produktivitas, 3). Potensi sumberdaya lahan sawah,
rawa/lebak, pasang surut, lahan kering (perkebunan, kehutanan)
dan lahan sementara tidak diusahakan masih luas, 4).
Pengetahuan/Keterampilan SDM (Petani, Penyuluh/PPL,
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan/POPT, Pengawas
Benih Tanaman/PBT, dan Petugas Pertanian Lainnya) masih
dapat dikembangkan, 5). Tersedianya potensi pengembangan
produksi berbagai pangan pilihan selain beras, 6). Dukungan
Pemerintah Daerah dan 7). Ketersediaan sumber genetik.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
24
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
23
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
III. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2016
Mengingat komoditi serealia khususnya beras merupakan komoditas
pangan strategis yang masih terus mendapatkan perhatian khusus
dari pemerintah maka upaya meningkatkan produksi dan produktivitas
padi terus dilakukan, antara lain dilakukan melalui program
intensifikasi dan ekstensifikasi. Program tersebut dilakukan melalui
penyediaan input, penyediaan teknologi, air, pemasaran hasil dan lain
sebagainya yang memungkinkan untuk lebih menggairahkan para
petani untuk berusahatani lebih optimal, sehingga pada akhirnya
peningkatan produksi dan produktivitas padi dapat dicapai.
A. Strategi Pencapaian Produksi Padi 2016
a.1. Peningkatan Produktivitas (Intensifikasi)
Peningkatan produktivitas padi merupakan usaha yang dilakukan
untuk meningkatkan produksi padi dengan cara mengoptimalkan
lahan pertanian yang sudah tersedia (existing). Dalam
pelaksanaan kegiatan intensifikasi padi akan difokuskan pada
upaya penanganan masalah terkait: pengelolaan tanah,
penggunaan benih bermutu, penanaman, pemupukan,
pemberantasan hama serta penyakit pada tanaman, pemanenan
dan kegiatan selama pasca panen.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
25
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
24
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
Peningkatan produktivitas padi dilakukan melalui peningkatan
penggunaan benih bermutu dari varietas unggul spesifik lokasi
dengan produktivitas tinggi termasuk benih padi hibrida,
peningkatan jumlah populasi tanaman dengan sistem tanam jajar
legowo, pemupukan sesuai rekomendasi spesifik lokasi serta
berimbang, pemakaian pupuk organik serta pupuk bio-hayati,
pengelolaan pengairan dan perbaikan budidaya lainnya dan
disertai dengan peningkatan pengawalan, pendampingan,
pemantauan dan koordinasi. Strategi ini terutama dilaksanakan di
wilayah dimana perluasan areal sudah sulit dilakukan, sehingga
dengan penerapan teknologi spesifik lokasi diharapkan masih
dapat ditingkatkan produktivitasnya.
a.2. Perluasan Areal Tanam (Ekstensifikasi)
Permasalahan substantif yang dihadapi dalam peningkatan
produksi padi adalah berkurangnya luas areal lahan sawah akibat
alih fungsi dari lahan pertanian ke peruntukan di luar pertanian.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dalam upaya peningkatan
produksi padi, maka Kementerian Pertanian melalui APBN TA.
2016 melaksanakan kegiatan perluasan areal tanam
(ekstensifikasi) dan peningkatan indeks pertanaman padi pada
lahan yang masih berpotensi untuk ditingkatkan, antara lain lahan
kering, lahan tadah hujan, lahan hutan, lahan gambut, lahan rawa,
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
26
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
25
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
lahan pasang surut, lahan yang sementara tidak diusahakan,
lahan marginal, dan lahan lainnya.
Guna mendukung kegiatan tersebut, maka pelaksana kegiatan
akan diberikan fasilitasi/bantuan prasarana dan sarana pertanian
yang terdiri dari: benih padi, alat dan mesin pertanian baik pra
panen maupun pasca panen serta infrastruktur air irigasi/jaringan
irigasi sesuai kebutuhan lahan dan didukung oleh potensi sumber
daya alam yang tersedia dilokasi, sebagai stimulan.
B. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun 2016.
Fokus Utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2016
adalah peningkatan produktivitas padi melalui penerapan
teknologi tanam jajar legowo. Sejalan dengan hal tersebut, maka
pada tahun 2016 upaya peningkatan produksi padi akan
diarahkan pada kegiatan intensifikasi (peningkatan produktivitas)
dan kegiatan ekstensifikasi (perluasan areal tanam). Seluruh kegiatan intensifikasi diwajibkan menerapkan teknologi tanam jajar legowo, sementara untuk kegiatan ekstensifikasi
diharapkan dapat menerapkan teknologi tanam jajar legowo atau
disesuaikan dengan kondisi setempat. Rekapitulasi alokasi
kegiatan budidaya padi tahun 2016 disajikan pada Lampiran 2 sedangkan rincian per provinsi dan kabupaten/kota disajikan pada
Lampiran 3.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
27
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
26
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
Untuk mendukung penerapan teknologi tanam jajar legowo maka
akan difasilitasi bantuan benih dan alat tanam atau alat bantu
tanam lainnya untuk mempermudah terjadinya jajar legowo
kepada petani/kelompok tani/gapoktan/LMDH pelaksana kegiatan
serta fasilitasi biaya pembuatan papan nama, dukungan
pembinaan, bimbingan, pemantauan, evaluasi pengelolaan
produksi padi, kegiatan ubinan bersama serta gerakan tanam dan
panen.
Sedangkan di luar fokus utama melalui berbagai upaya dan
dukungan anggaran guna peningkatan produksi dan produktivitas
pada areal tanam seluas 10,5 juta ha. Upaya penambahan luas
tanam tahun 2016 antara lain diperoleh dari pertambahan luas
tanam dari pembangunan waduk antara lain Waduk Jati Gede,
pembangunan bendungan di Kabupaten Aceh Barat, serta
rencana pertambahan luas tanam melalui pembangunan
bendungan baru. Selain itu potensi tambah tanam juga diperoleh
dari pemanfaatan cetak sawah tahun 2015 seluas 31 ribu ha serta
pemanfaatan lahan rawa/gambut seluas 2 ribu ha. Skenario
pencapaian sasaran produksi padi tahun 2016 sebagaimana
terlihat pada Tabel 3 berikut ini :
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
28
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
27
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
Tabel 3. Skenario Pencapaian Produksi Padi Tahun 2016
I Tambahan Pengembangan Lahan 602.600 406.950 406.950 386.603 2.005.445
2 Pertambahan Luas Tanam dari pembangunan Bendungan Jati Gede
98.000 2,00 196.000 196.000 186.200 5,78 1.076.236
3 Pertambahan luas tanam dari Cetak Sawah Baru Tahun 2015
31.140 1,00 31.140 31.140 29.583 3,75 110.936
4 Pertambahan luas tanam dari Pemb. Bendungan di Aceh Barat Tahun 2015
500 2,00 1.000 1.000 950 3,75 3.563
5 Perluasan Sawah (DIPA PSP 2016) 200.600 1,00 70.210 70.210 66.700 3,75 250.123 6 Rehab Jaringan Irigasi (DIPA PSP 2016) 400.000 0,30 108.000 108.000 102.600 5,48 562.248
7 Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut (DIPA PSP 2016) 2.000 0,30 600 600 570 4,10 2.339
II Pengembangan Produktivitas Lahan 5.044.300 2.386.450 5.044.300 4.792.085 24.833.139 1 PAT 1.988.000 1.988.000 1.988.000 1.888.600 4,50 8.498.700 2 Ekstensifikasi 398.450 398.450 398.450 378.528 4,50 1.703.374 3 Intensifikasi 1.622.850 1.622.850 1.541.708 5,78 8.911.069 4 Bantuan Benih 500.000 500.000 475.000 5,78 2.745.500
5 Pengembangan Teknologi Hazton (DIPA TP 2016) 49.000 49.000 46.550 7,28 338.884
6 Pengembangan Desa Pertanian Padi Organik 4.000 4.000 3.800 5,43 20.634
7 Pengembangan Padi Hibrida (DIPA TP 2016) 40.000 40.000 38.000 8,28 314.640
8 Pengembangan Padi Varietas Baru (IPB 3S) 40.000 40.000 38.000 5,53 210.140
9 Rehab Jaringan Irigasi (DIPA PSP 2016) 400.000 - 400.000 380.000 5,48 2.082.400
10 Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut (DIPA PSP 2016) 2.000 2.000 1.900 4,10 7.798
III Dukungan Lainnya 9.574.573 - 9.574.573 9.095.844 49.388.337
1 Pengembangan Padi Hibrida (Dana Subsidi 2016) 150.000 - 45.000 42.750 8,46 361.451
2 Pengantian Varietas Unggul Inbrida (Dana Subsidi 2016) 5.000.000 - 1.000.000 950.000 6,78 6.441.000
3 Dukungan Alat dan mesin Pertanian (DIPA 2016) 19.300 - 19.300 18.335 5,48 100.476
4 Reguler/Swadaya Petani (Pembinaan) 4.405.273 - 8.510.273 8.084.759 5,26 42.485.410 15.025.823 2.793.400 15.025.823 14.274.532 53,40 76.226.921 Jumlah
No. Kegiatan Volume Kegiatan ∆ IP Peningkata
n Areal Luas
Tanam Luas
Panen (Ha)Produktivitas (ton/ha)
Produksi (Ton)
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
29
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
28
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
Upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi di luar wilayah
fokus dilakukan melalui serangkaian pembinaan, pengawalan,
pendampingan dan bimbingan yang terkoordinasi dan terintegrasi
dengan pemanfaatan bantuan benih, benih bersubsidi, benih non
subsidi dan atau benih dari sumber-sumber lain, pupuk bersubsidi
(urea, ZA, SP-36, NPK dan pupuk organik), alsintan, pemanfaatan
cetak sawah tahun 2016, rehabilitasi jaringan irigasi tahun 2016,
dukungan APBD Provinsi/APBD Kabupaten/Kota, dan swadaya
murni petani melalui KKP-E/KUR, Dukungan Penyuluh/PPL
Swadaya dan lainnya.
Agar upaya ini dapat berhasil maka dukungan dari berbagai pihak
sangat diperlukan melalui gerakan yang luar biasa antara lain: (1).
gerakan pengolahan tanah, (2). gerakan tanam dan panen
serentak, (3). gerakan pemupukan berimbang, (4). gerakan
penerapan teknologi, (5). gerakan pengendalian OPT, (6).
gerakan penanganan panen dan pasca panen, dan (7). gerakan
lainnya dengan dukungan dana APBN maupun APBD Provinsi
dan APBD Kabupaten/Kota serta dana masyarakat dan
stakeholder.
Penyuluh Pertanian/PPL, POPT, PBT, Aparat (TNI-AD) tetap
harus melakukan pengawalan dan pendampingan pada areal
tanam di luar program. Pada prinsipnya semua dana yang ada dan
dikelola oleh Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
30
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
29
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
Kabupaten/Kota dan Bakorluh/Bapeluh ditujukan untuk
meningkatkan produksi padi baik di areal program maupun di luar
areal non program.
Pos simpul koordinasi (POSKO) pelaksanaan pengembangan
teknologi tanam jajar legowo padi dapat memanfaatkan Pokja
yang ada di masing-masing daerah antara lain seperti Pokja
UPSUS. Sedangkan mekanisme dan hubungan kerja antar
lembaga dalam rangka UPSUS peningkatan produksi padi dalam
pencapaian swasembada berkelanjutan padi mengacu pada
Permentan 131/Permentan/OT.140/12/2014 tentang Mekanisme
dan Hubungan Kerja antar Lembaga yang Membidangi Pertanian
dalam Mendukung Peningkatan Produksi Pangan Nasional.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
31
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
30
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2016
Upaya peningkatan produksi padi akan diarahkan pada kegiatan
peningkatan produktivitas (intensifikasi) dan kegiatan perluasan
areal tanam (ekstensifikasi). Seluruh kegiatan peningkatan
produktivitas (intensifikasi) diwajibkan menerapkan teknologi tanam
jajar legowo, sementara untuk kegiatan perluasan areal tanam
(ekstensifikasi) diharapkan dapat menerapkan teknologi tanam
jajar legowo atau disesuaikan dengan kondisi setempat.
A. Kriteria Calon Lokasi Budidaya Padi Provitas, Perluasan, Padi Teknologi, Hazton, Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi
A.1. Kriteria Umum
a. Merupakan daerah yang berpeluang untuk ditingkatkan produktivitas dan/atau indeks pertanamannya.
b. Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran dan sengketa.
c. Diusahakan berada dalam satu hamparan/kawasan yang strategis dan mudah dijangkau petani atau disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
d. Penetapan lokasi hendaknya memperhatikan kontribusi peningkatan (incremental) produksi yang
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
32
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
31
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
akan dihasilkan dan oleh karena itu Dinas Pertanian Kabupaten/Kota perlu melakukan identifikasi terhadap calon lokasi dengan cermat dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar prasyarat dimaksud dapat terpenuhi.
e. Lokasi kegiatan diberi papan nama sebagai
tanda/identitas lokasi pelaksanaan kegiatan.
A.2. Kriteria Khusus
A.2.1. Lokasi Budidaya Padi Provitas (Intensifikasi)
a. Lokasi dapat berupa persawahan yang
beririgasi, dan/atau sawah tadah hujan,
dan/atau pasang surut dan/atau lebak yang
produktivitasnya masih dapat ditingkatkan.
b. Lokasi yang belum menerapkan teknologi
tanam jajar legowo 2:1 atau 4:1 secara
sempurna, dengan tetap memperhatikan
kondisi di lapangan.
A.2.2. Lokasi Budidaya Padi Perluasan (Ekstensifikasi)
a. Lokasi kegiatan dimaksudkan untuk
menambah luas areal tanam padi di lahan
sawah (sawah irigasi setengah teknis, sawah
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
33
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
32
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
irigasi sederhana, sawah irigasi desa), lahan
sawah non irigasi (lahan sawah tadah hujan,
lahan sawah lebak, polder dan lahan sawah
lainnya), lahan pertanian bukan sawah
(tegal/kebun, ladang/huma, lahan perkebunan
dan lahan HTI) dan lahan sementara tidak
diusahakan (termasuk lahan sawah yang
terkena bencana serta lahan yang belum
diusahakan/ditinggalkan).
b. Lokasi yang mampu meningkatkan IP minimal
100%.
c. Status lahan tidak dalam sengketa.
d. Luas satu kawasan minimal 150 ha dan dapat
terdiri dari beberapa lokasi hamparan yang
mudah dijangkau alat mesin pertanian atau
disesuaikan dengan kondisi di lapangan (spot
parsial namun terhubung dengan aksesbilitas
yang memadai).
e. Lokasi kegiatan memiliki potensi sumber air
(sungai, waduk, sumur tanah dalam/dangkal
dll) untuk dapat memenuhi kebutuhan air
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
34
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
33
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
selama pertanaman padi utamanya pada
musim kemarau.
A.2.3. Lokasi Budidaya Padi Perluasan (Ekstensifikasi)
Melalui Peningkatan IP.
a. Lokasi kegiatan dimaksudkan untuk menambah
luas tanam padi melalui peningkatan indeks
pertanaman di lahan sawah tadah hujan,
dan/atau lahan kering, dan/atau pasang surut
dan/atau lebak, yang masih berpeluang untuk
dapat ditingkatkan indeks pertanamannya.
b. Lokasi bukan lahan baru tetapi sebelumnya
tidak ditanami padi seperti: tegalan, kebun,
ladang, huma, lahan sementara tidak
diusahakan, lahan hutan tanaman industri, lahan
perkebunan (replanting), dan lahan kritis.
c. Lokasi kegiatan dapat berupa pula lahan yang
sebelumnya ditanami selain padi (penggantian
komoditas).
d. Status lahan tidak dalam sengketa.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
35
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
34
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
A.2.4. Lokasi Budidaya Padi dengan Teknologi Hazton.
a. Lokasi dapat pada lahan eksisting dan/atau
lokasi baru (Perluasan Areal Tanam/PAT)
dan/atau Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP).
b. Lokasi kegiatan dapat berupa persawahan yang
beririgasi, sawah tadah hujan, lahan kering,
pasang surut dan lebak yang produktivitas
dan/atau indeks pertanamannya masih dapat
ditingkatkan.
A.2.5. Lokasi Budidaya Padi Pengembangan Desa
Pertanian Organik Padi.
a. Lokasi diutamakan pada daerah dimana
pertanian organik padi sudah berkembang
(Kelas Eksportir dan Domestik) dan/atau daerah
pertumbuhan (Kelas Pemula).
b. Lokasi diprioritaskan berada pada lokasi
ekspelaksanaan kegiatan SL-PHT dan/atau;
lokasi eks pelaksanaan kegiatan SRI dan/atau
lokasi eks pelaksanaan kegiatan UPPO.
Format daftar calon petani dan calon lokasi penerima bantuan pemerintah Tahun 2016, disajikan pada Lampiran 4.
A.2.5. Lokasi Budidaya Pengembangan Desa Pertanian
Organik Padi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
36
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
35
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
B. Kriteria Calon Petani Pelaksana Budidaya Padi Provitas, Perluasan, Padi Teknologi Hazton dan Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi.
a. Kelompok tani/petani/Gapoktan/LMDH pelaksana kegiatan
merupakan kelompok yang dinamis, proaktif dan bertempat
tinggal dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan/atau
disesuaikan dengan kondisi di lapangan, diusulkan oleh
Kepala Desa dan/atau KCD dan/ atau Petugas
Lapangan/Penyuluh.
b. Kelompok tani/Petani/Gapoktan/LMDH pelaksana kegiatan
adalah petani aktif dan mempunyai kepengurusan yang
lengkap yaitu minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara
serta memiliki lahan atau pun penggarap/penyewa dan mau
mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
c. Kelompok tani/petani/Gapoktan/LMDH pelaksana kegiatan
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan
disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) bagi
Satker Mandiri (TP). Apabila Satker melekat di Provinsi (TP
Provinsi) maka kelompok tani/petani/gapoktan/LMDH
penerima diusulkan oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota dan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
37
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
36
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
Anggaran (KPA). Contoh format surat keputusan PPK,
disajikan pada Lampiran 5.
d. Kelompok tani/petani/Gapoktan/LMDH pelaksana kegiatan
bersedia melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya
dan bersedia menambah sarana produksi dan pendukung
lainnya, bilamana bantuan yang diberikan tidak mencukupi.
Selanjutnya seluruh bantuan yang telah diterima petani
pelaksana kegiatan tidak untuk diperjualbelikan.
e. Kelompok tani/petani/Gapoktan/LMDH pelaksana kegiatan
diharapkan membuat surat pernyataan bersedia dan
sanggup menggunakan bantuan tersebut sesuai
peruntukannya (contoh usulan RUK disajikan pada
Lampiran 6) dan sanggup mengembalikan bantuan apabila
tidak sesuai peruntukannya sebagaimana disajikan pada
Lampiran 7. Mekanisme pengembalian, sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
f. Kelompok tani/petani/Gapoktan/LMDH pelaksana kegiatan
memiliki rekening yang masih berlaku/masih aktif di Bank
Pemerintah (BUMN atau BUMD/Bank Daerah) yang
terdekat. Rekening bank diutamakan berupa rekening bank
setiap kelompok tani namun dapat pula rekening gabungan
kelompok tani (Gapoktan). Jika menggunakan rekening
gapoktan, mekanisme pengaturan antar kelompok tani agar
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
38
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
37
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi.
C. Fasilitasi Bantuan Dalam Pelaksanaan Budidaya Padi Provitas, Perluasan, Padi Teknologi Hazton dan Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi.
Bantuan untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah bantuan
pemerintah yang diberikan kepada Kelompok Masyarakat
dalam bentuk uang atau barang. Dalam operasionalnya
mengikuti peraturan perundangan yang berlaku (antara lain:
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 168/PMK.05/2015
tanggal 3 September 2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian dan
Lembaga, Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor: 62/Permentan/RC.130/12/2015 tanggal 16 Desember
2015 tentang Pedoman Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan
Pemerintah lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran
2016, Petunjuk Teknis Pengelolaan Program dan Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2016 Nomor:
13/KPA/SK.310/C/1/2016 tanggal 4 Januari 2016, dan
peraturan-peraturan perundangan lainnya.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
39
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
38
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
C.1. Fasilitasi Secara Umum
Fasilitasi yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan
merupakan stimulan kepada kelompok
tani/petani/gapoktan/LMDH dalam bentuk uang atau
barang. Fasilitasi untuk pelaksanaan seluruh kegiatan
berupa pembelian benih bermutu (varietas unggul dan bersertifikat) dengan harga non subsidi. Tidak
dibolehkan memanfaatkan/menggunakan benih
bersubsidi yang disediakan Pemerintah. Jumlah dan
varietas yang akan digunakan disesuaikan dengan
kondisi setempat (spesifik lokasi), serta disetujui dan/atau
diketahui oleh Petugas Lapangan/Penyuluh, Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota dan/atau BPTP setempat.
Sumber benih dapat berasal dari kios benih, penangkar
benih, produsen BUMN/BUMD/Swasta, dan atau dari
sumber lain yang jelas, dll. Selanjutnya kemasan dan
label benih agar disimpan dengan baik untuk
monitoring/pemeriksaan.
Selain itu juga diberikan bantuan dana untuk
pembelian/pengadaan alat tanam atau alat bantu tanam lainnya untuk mempermudah terjadinya jajar legowo yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Penggunaan dana bantuan secara keseluruhan tersebut
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
40
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
39
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
dapat disesuaikan dengan kondisi di masing-masing
daerah (spesifik lokasi) dan secara teknis disesuaikan
dengan anjuran teknologi setempat. Untuk itu koordinasi
dan komunikasi dengan BPTP setempat dan atau dengan
instansi terkait lainnya sangat diperlukan agar bantuan
pemerintah tersebut dapat dimanfaatkan dengan efektif
dan efisien oleh penerima bantuan guna meningkatkan
produktivitas dan produksi.
Kebutuhan benih maupun kebutuhan alat tanam atau alat
bantu tanam lainnya dituangkan dalam RUK (Rencana
Usaha Kelompok) masing-masing kelompok tani/petani/
gapoktan/LMDH pelaksana kegiatan.
C.1.1. Fasilitasi untuk Budidaya Padi Produktivitas (Intensifikasi)
Fasilitasi yang diberikan untuk pelaksanaan
budidaya padi produktifitas / provitas adalah benih
dan alat tanam atau alat bantu tanam lainnya.
C.1.2. Fasilitasi untuk Budidaya Padi Perluasan Areal Tanam (ekstensifikasi)
Perluasan areal tanam (ekstensifikasi) padi
bertujuan untuk mendorong peningkatan produksi
padi nasional melalui upaya penambahan luas
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
41
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
40
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
areal tanam dan atau peningkatan indeks
pertanaman padi.
Terkait dengan kegiatan perluasan areal tanam
padi yang dialokasikan pada lahan kering, apabila
varietas unggul padi gogo bersertifikat tidak
tersedia maka dapat menggunakan benih bermutu
dari padi varietas unggul lainnya yang biasa
ditanam di lahan kering sesuai dengan kebiasaan
petani dan diketahui oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Pertanian
Provinsi atau BPTP.
Anggaran untuk alat tanam dapat digunakan untuk
pembelian alat tanam atau alat bantu tanam
lainnya yang disesuaikan dengan kondisi spesifik
lokasi.
Bantuan lainnya terkait pelaksanaan kegiatan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Direktorat Alat Mesin Pertanian, Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
mempersiapkan alat mesin pertanian untuk
mempermudah olah tanah (traktor roda-2 dan
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
42
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
41
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
roda-4; Pompa air, Rice transplanter) sesuai
kebutuhan.
� Alsintan yang diadakan melalui e-Purchasing
sudah mempunyai SPPT SNI
� Pengolahan tanah dilakukan melalui pola
“brigade alsin“ untuk mengoptimalkan
operasionalisasi alsin
2. Direktorat Pasca Panen, Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan mempersiapkan bantuan
Combine Harvester dan Power Thresher.
3. Direktorat Irigasi Pertanian, Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian untuk bantuan
prasarana irigasi baik itu irigasi sumur tanah
dalam/dangkal maupun irigasi perpipaan
maupun bangunan konservasi air sesuai
kebutuhan lokasi pertanaman padi.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kepala Dinas
yang menangani tanaman pangan, hendaknya
segera melakukan koordinasi dengan Direktorat
Alat dan Mesin Pertanian Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian, Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
43
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
42
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan
Direktorat Irigasi Pertanian, Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian dan Direktorat
Perluasan dan Perlindungan Lahan Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian guna
mensinergikan program penyaluran bantuan alat
dan mesin pertanian dan bantuan prasarana irigasi
tahun 2016.
Penerima bantuan pelaksana kegiatan tersebut diatas,
dapat menerima lebih dari satu jenis bantuan yang
berbeda, kecuali bantuan alsintan dengan jenis yang
sama yang telah diterima pada tahun 2015.
C.1.3. Fasilitasi untuk Kegiatan Budidaya Padi Perluasan (ekstensifikasi) di luar Point C.1.2.
Terkait dengan kegiatan perluasan areal tanam
(ekstensifikasi) melalui peningkatan indeks
pertanaman padi apabila varietas unggul padi
gogo, rawa, pasang surut bersertifikat tidak
tersedia maka dapat menggunakan benih bermutu
dari padi varietas unggul lainnya yang biasa
ditanam di lahan kering/rawa/pasang surut sesuai
dengan kebiasaan petani dan diketahui oleh kepala
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
44
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
43
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau Kepala
Dinas Pertanian Provinsi atau BPTP.
Penggunaan anggaran untuk alat tanam dapat
digunakan untuk pembelian alat tanam atau alat
bantu tanam lainnya sesuai dengan kondisi spesifik
lokasi.
C.1.3. Fasilitasi untuk Kegiatan Budidaya Padi Dengan Teknologi Hazton
Fasilitasi pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan
budidaya padi dengan teknologi Hazton selain
bantuan benih dan alat tanam atau alat bantu
tanam lainnya, juga diberikan bantuan berupa
pupuk organik, pupuk organik cair (POC) lengkap,
decomposer dan agensia hayati. Penggunaan
bantuan sarana produksi tersebut, jenis dan
jumlah/dosis, di tingkat lapangan disesuaikan
dengan kondisi di masing-masing daerah (spesifik
lokasi) dan secara teknis disesuaikan dengan
anjuran teknologi di lokasi masing-masing.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
45
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
44
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
C.1.5. Fasilitasi untuk Budidaya Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi
Fasilitasi yang diberikan untuk pelaksanaan
kegiatan pengembangan desa pertanian organik
padi selain benih dan alat tanam atau alat bantu
tanam lainnya, juga diberi bantuan berupa pupuk
organik, pestisida nabati, MOL, dan fasilitasi
pendukung pertanian organik. Penggunaan
bantuan sarana produksi seperti benih, pupuk, dan
pestisida nabati (jenis dan jumlah/dosis, dll)
disesuaikan dengan kondisi di masing-masing
daerah (spesifik lokasi).
Demikian pula dengan anggaran untuk fasilitasi
pertanian organik, pemanfaatannya disesuaikan
dengan kondisi di masing-masing daerah (spesifik
lokasi) dan secara teknis disesuaikan dengan
tingkat perkembangan pertanian organik di lokasi
masing-masing. Untuk itu, Dinas Pertanian Provinsi
dan/atau Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
berkoordinasi dengan BPTP setempat dan atau
instansi terkait lainnya untuk terlebih dahulu
melakukan Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP)
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
46
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
45
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
dalam rangka memanfaatkan anggaran fasilitasi
pendukung lainnya yang disediakan tersebut.
Selain fasilitasi yang langsung diberikan ke kelompok
tani/petani/gapoktan/LMDH, juga difasilitasi dengan kegiatan
yang dananya dialokasikan di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
dan atau Dinas Pertanian Provinsi berupa :
1. Bantuan penyediaan papan nama yang merupakan
identitas lokasi dimana kegiatan tersebut dilaksanakan.
Papan nama diberikan setiap unit (@ 25 ha) dan atau
disesuikan dengan kondisi di lapangan. Bahan dan ukuran
disesuaikan dengan anggaran yang tersedia (tidak harus
dalam bentuk papan, namun dapat berupa tripleks, plastik
sablon, dan atau lainnya) dan atau disesuaikan dengan
kondisi di masing-masing lokasi. Apabila dipandang perlu
menambah biaya untuk keperluan tersebut, dapat
diupayakan dari swadaya petani/kelompok tani atau dari
sumber-sumber lain yang sah dan diketahui petugas
lapangan dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
2. Bantuan pendampingan dan pengawalan di lapangan oleh petugas dinas kabupaten/kota termasuk Penyuluh/PPL,
POPT, PBT, Mantri Tani atau Petugas lainnya sesuai
kebutuhan di lapangan serta Aparat (Babinsa, Camat, Kades
atau lainnya). Khusus pendampingan dan atau pengawalan
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
47
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
46
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
oleh aparat, keterlibatannya (kebutuhan) disesuaikan
dengan kebutuhan di lapangan. Jumlah
kunjungan/pendampingan dan atau pengawalan ke
lapangan, disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
Untuk itu, diperlukan koordinasi antara Dinas Pertanian
Provinsi dan/atau Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dengan
Bakorluh, Bapeluh, Kodim, Korem, Babinsa dan Aparat
Kecamatan sampai Desa.
3. Bantuan pelaksanaan ubinan bersama antara Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota dan Kantor Statistik Kabupaten
yang pelaksanaannya dilakukan oleh Mantri dan KSK, guna
mengetahui tingkat produktivitas yang dicapai. Pada setiap
25 ha dan atau disesuaikan dengan kondisi di lapangan
difasilitasi 1 unit ubinan yang dilaksanakan oleh Mantri Tani
dan KSK. Selain itu juga difasilitasi untuk pencatatan hasil
ubinan dan pengirimannya ke Pusat. Untuk itu, koordinasi
dan sinergitas antara Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan
atau Dinas Pertanian Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota/
Provinsi sangat diperlukan. Data ubinan merupakan salah
satu indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut.
Format hasil ubinan, dikemukakan pada Lampiran 8.
Teknologi budidaya yang akan diterapkan pada lokasi peningkatan
produktivitas maupun lokasi perluasan areal tanam hendaknya
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
48
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
47
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
dikomunikasikan dan atau dikonsultasikan dengan BPTP setempat
dan sesuai dengan kondisi di lapangan (spesifik lokasi) guna
menjamin keberhasilan pelaksanaan kegiatan sehingga diharapkan
dapat menjadi mengungkit peningkatan produktivitas dan produksi
padi. Jarak tanam pada Jajar Legowo, disajikan pada Lampiran 9.
Hal-hal lainnya yang bersifat lebih teknis dapat berpedoman
kepada panduan yang telah diterbitkan oleh Badan Litbang
Kementerian dan Instansi terkait lainnya.
Selanjutnya agar kegiatan peningkatan produktivitas maupun
perluasan areal tanam tersebut berkontribusi pada produksi tahun
2016, maka diharapkan pelaksanaannya sudah dilaksanakan pada
awal tahun 2016 (Akhir MH 2015/2016 sampai MK II 2016), kecuali
secara teknis dan kondisi lapangan tidak memungkinkan
dilaksanakan. Untuk itu, penyaluran/ penyerapan dana bantuan
pemerintah diharapkan dapat terealisasi 100% pada akhir bulan
Agustus 2016.
Guna mendukung pencapain tujuan tersebut di atas, maka
pembinaan, pendampingan dan pengawalan yang telah dilakukan
pada tahun-tahun sebelumnya perlu lebih ditingkatkan dengan
melibatkan petugas dinas dan aparat. Untuk itu, Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota dan atau Dinas Pertanian Provinsi perlu
melakukan koordinasi yang lebih intensif, sosialisasi serta sinergi
kegiatan dengan instansi terkait baik di lingkup Kementerian
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
49
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
48
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
Pertanian, TNI-AD (Pangdam, Dandim, Kodim, Korem, Babinsa)
dan stake holders lainnya.
Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh Petugas Dinas
Provinsi dan Kabupaten/Kota termasuk Penyuluh/PPL, POPT,
PBT, KCD, Mantri Tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di
masing-masing lokasi; dan Aparat (TNI-AD beserta
jajarannya/BABINSA, Camat dan Kades atau lainnya) serta
petugas Pusat. Pengawalan dan penerapan pengembangan
teknologi tanam jajar legowo padi dilakukan pula oleh para Peneliti
BPTP di masing-masing lokasi yang penugasannya melalui Surat
Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Kementerian Pertanian.
Selanjutnya Pokja UPSUS Padi, Jagung dan Kedelai, atau Posko
lainnya yang mendukung pencapaian sasaran produksi padi, pada
setiap tingkatan (Kabupaten/Kota dan Provinsi) harus lebih
diaktifkan guna melakukan koordinasi dan sinergi dengan berbagai
pihak dan instansi terkait untuk turun bersama memantau kondisi di
lapangan, menggerakkan percepatan tanam/panen serentak,
pemeliharaan tanaman dan mengetahui segala permasalahannya
untuk selanjutnya diselesaikan agar tidak menjadi penghambat
dalam merealisasikan kegiatan.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
50
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
49
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
VI. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONALISASI
A. Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi.
Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah pengelolaan
sesuai prinsip pelaksanaan Pemerintah yang baik (good
governance) dan pemerintah yang bersih (clean goverment),
maka pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi tanaman
serealia (Padi) harus memenuhi prinsip-prinsip:
a. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan;
b. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN);
c. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi
dan demokratisasi;
d. Memenuhi asas akuntabilitas.
Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan pengelolaan
produksi tanaman padi berada pada Dinas Pertanian yang
membidangi tanaman pangan Kabupaten/Kota, sedangkan
tanggung jawab koordinasi pembinaan program berada pada
Dinas Pertanian yang membidangi tanaman pangan Provinsi
atas nama Gubernur. Tanggung jawab atas program dan
kegiatan berada pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
51
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
50
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
dengan memberikan fasilitasi program dan kegiatan kepada
Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kegiatan koordinasi
pembinaan lintas Kabupaten/Kota difasilitasi oleh Provinsi,
sedangkan kegiatan koordinasi dan pelaksanaan teknis
operasional difasilitasi oleh Kabupaten/Kota. Untuk
kelancaran pelaksanaan kegiatan pengelolaan produksi
tanaman padi maka di tingkat Provinsi dibentuk Tim Pembina
Provinsi dan pada tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Tim
Teknis Kabupaten/Kota.
2. Penanggung Jawab Program.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memfasilitasi
koordinasi persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
kegiatan Bantuan Pemerintah antara lain :
a. Menyusun petunjuk teknis sebagai salah satu acuan
dalam pelaksanaan kegiatan, agar kegiatan berjalan
sesuai dengan yang telah ditetapkan;
b. Menggalang kemitraan dan melaksanakan koordinasi
dengan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Instansi terkait
serta seluruh pemangku kepentingan, dalam
pelaksanaan, pemantauan/pengendalian dan evaluasi
kegiatan;
c. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
52
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
51
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
B. Operasionalisasi
Agar pelaksanaan pengelolaan produksi tanaman padi
terkoordinasi dan terpadu mulai dari kelompok
tani/gapoktan/LMDH, kabupaten, provinsi sampai ke tingkat pusat
maka perlu dibentuk tim pembina tingkat pusat, tim pembina
tingkat provinsi dan tim teknis tingkat kabupaten/kota.
1. Tim Pembina Pusat
Dalam rangka peningkatan produksi tanaman padi dibentuk
Kelompok Kerja Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi,
Jagung, dan Kedelai di tingkat Pusat, melalui Surat keputusan
Menteri Pertanian, dengan uraian tugas sebagai berikut:
a. Merencanakan operasional kegiatan peningkatan produksi
padi, jagung dan kedelai dan sarana pendukungnya.
b. Melaksanakan supervisi dan pendampingan Satuan kerja
Perangkat daerah pelaksana program.
c. Menyusun laporan secara periodik setiap bulan atas
pelaksanaan program dan kegiatan peningkatan produksi
padi, jagung dan kedelai, dan sarana pendukungnya.
2. Tim Pembina Provinsi
Tim Pembina Provinsi yang terdiri dari unsur Dinas Pertanian,
Bakorluh Provinsi dan Kodam/Korem ditunjuk dan ditetapkan
oleh Gubernur atau Kepala Dinas Pertanian yang membidangi
tanaman pangan, dengan tugas :
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
53
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
52
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
a. Menyusun petunjuk pelaksanaan yang mengacu pada
petunjuk teknis yang disusun oleh Pusat;
b. Melakukan koordinasi lintas sektoral antara-instansi di
tingkat Provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan;
c. Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota
dalam pemantauan dan pengendalian serta membantu
mengatasi permasalahan di lapangan;
d. Menyusun laporan hasil pemantauan dan pengendalian
serta menyampaikan laporan ke tingkat Pusat.
3. Tim Teknis Kabupaten/Kota
Tim Teknis Kabupaten/Kota yang terdiri dari unsur Dinas
Pertanan, Bakorluh Kabupaten dan Kodim ditunjuk dan
ditetapkan oleh Bupati/Walikota setempat atau Kepala Dinas
Pertanian yang membidangi tanaman pangan, dengan tugas :
a. Menyusun petunjuk secara lebih rinci yang disesuaikan
dengan kondisi di masing-masing daerah dengan mengacu
pada Petunjuk Teknis yang disusun oleh Pusat dan Petunjuk
Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh Provinsi
disesuaikan dengan kondisi sosial budaya setempat;
b. Mengesahkan Rencana Usaha Kelompok (RUK) sesuai
dengan rekomendasi setempat.
c. Melakukan sosialisasi dan seleksi calon kelompok sasaran;
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
54
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
53
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
d. Melakukan bimbingan teknis, pemantauan/pengendalian
dan evaluasi;
e. Membuat laporan hasil pemantauan/pengendalian dan
evaluasi.
Tim pembina tingkat Provinsi dan tim teknis tingkat
Kabupaten/Kota melakukan koordinasi pelaksanaan
Pengembangan Teknologi Tanam Jajar Legowo Padi di Pos
Simpul Koordinasi (POSKO) mulai dari tingkat Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota sampai tingkat Provinsi.
Frekuensi pelaksanaan pembinaan oleh Provinsi dan
Kabupaten/Kota dilakukan sebagai berikut:
1. Pembinaan dilakukan secara periodik mulai dari persiapan
sampai dengan panen secara berjenjang mulai dari Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta Desa.
2. Provinsi melakukan pembinaan pelaksanaan pengembangan
teknologi tanam jajar legowo padi di Kabupaten/Kota 2 kali per
musim tanam atau disesuaikan dengan ketersediaan dana
yang ada.
3. Kabupaten/Kota melakukan pembinaan pelaksanaan
pengembangan teknologi tanam jajar legowo Padi di tingkat
lapangan/kelompok tani pelaksana pengembangan teknologi
tanam jajar legowo Padi 4 kali per musim tanam atau
disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
55
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
54
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
VII. BIMBINGAN/PEMBINAAN DAN
PENDAMPINGAN
Bimbingan/pembinaan dan pendampingan dilaksanakan secara
periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen dan berjenjang
mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta
Desa seperti terlihat dalam rencana jadwal pelaksanaan pada
Lampiran 10.
A. Pusat melakukan koordinasi, supervisi dan pembinaan serta
penyusunan laporan secara periodik setiap bulan atas
pelaksanaan program dan kegiatan peningkatan produksi padi di
provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan ketersediaan dana.
B. Provinsi melakukan koordinasi, supervisi, pembinaan dan
pengawalan serta penyusunan laporan hasil pemantauan dan
pengendalian atas pelaksanaan kegiatan peningkatan produksi
padidi kabupaten/kota diharapkan minimal 2(dua) kali selama
musim tanam sesuai dengan ketersediaan dana. Laporan
disampaikan ke Pusat.
C. Kabupaten melakukan koordinasi, bimbingan, pematauan dan
pengendalian serta evaluasi, atas pelaksanaan kegiatan
peningkatan produksi padi di tingkat lapangan/kelompok tani
pelaksana pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi
diharapkan minimal 4(empat) kali selama musim tanam
disesuaikan dengan ketersediaan dana. Melakukan
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
56
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
55
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
pendampingan kelompok tani pelaksana pengembangan teknologi
tanam jajar legowo padi dalam menerapkan paket teknologi
spesifik lokasi dan membantu kelancaran distribusi bantuan
pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi.
D. Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti Puslitbangtan, BB
Padi, Balitsereal, dan Lolit Tungro bersama peneliti BPTP.
E. Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti pada areal program
pengembangan teknologi tanam jajar legowo dan areal non
program yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan
ketersediaan dana yang ada di masing-masing BPTP setempat.
Pendampingan dan pengawalan pengembangan teknologi tanam
jajar legowo padi perlu mengedepankan teknologi spesifik lokasi
dan musim yang sinergisitas, yakni teknologi yang mengutamakan
peningkatan produktivitas dan pengurangan kehilangan hasil serta
pendekatan teknologi yang memperhatikan sub-ekosistem
setempat. Untuk itu perlu dipastikan bahwa teknologi spesifik
lokasi yang rekomendasikan dan akan diterapkan di lapangan
dibuat/disusun oleh BPTP setempat.
Disamping melakukan pengawalan dan pendampingan, peneliti/
BPTP dapat melakukan display varietas dan teknologi baru
berdampingan dengan lokasi pengembangan teknologi tanam jajar
legowo padi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
57
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
56
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
VIII. PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Pengendalian
Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Proses
pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh
masing-masing instansi. Pengendalian dilaksanakan secara
berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota bersama pihak penyedia sarana
produksi (benih, alat tanam, dan lain-lain). Pengendalian
dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan
panen. Pengendalian meliputi perkembangan pelaksanaan
program dan kegiatan pencapaian produksi padi tahun 2016.
Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui aparat pengawas
fungsional (Inspektorat Jenderal, Inspektorat Daerah, maupun
lembaga atau instansi pengawas lainnya) dan pengawasan oleh
masyarakat, sehingga diperlukan penyebarluasan informasi
kepada pihak yang terkait (penyuluh pertanian, pengurus
kelompok, anggota kelompok, tokoh masyarakat, organisasi
petani, LSM, aparat instansi di daerah, perangkat pemerintahan
mulai dari desa sampai kecamatan, anggota lembaga legislatif
dan lembaga lainnya).
Ada 7 (tujuh) tahapan kritis yang perlu diperhatikan, yaitu:
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
58
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
57
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Pengarah/Pembina
di Pusat/Provinsi dan Tim Teknis di Kabupaten/Kota;
2. Tahap persiapan pelaksanaan seleksi calon kelompok sasaran
dan calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis di
Kabupaten/Kota;
3. Tahap transfer/penyaluran bantuan pemerintah ke rekening
kelompok (jika transfer uang);
4. Tahap pencairan bantuan pemerintah yang dilakukan oleh
kelompok;
5.Tahap penyediaan dan penyaluran bantuan oleh pihak penyedia
barang/sarana produksi.
6. Tahap kebenaran dan ketepatan pemanfaatan dana bantuan
pemerintah oleh kelompok;
6. Tahap pengembangan usaha produktif yang dilakukan oleh
kelompok;
7. Tahap evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban output,
outcome dan benefit.
B. Monitoring
Dalam upaya meningkatkan efektivitas pengawalan program dan
kegiatan peningkatan produksi padi tahun 2016, maka dilakukan
pelaksanaan monitoring yang dilaksanakan secara periodik mulai
dari persiapan sampai dengan panen oleh petugas Pusat, Provinsi
56
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
VIII. PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Pengendalian
Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Proses
pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh
masing-masing instansi. Pengendalian dilaksanakan secara
berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota bersama pihak penyedia sarana
produksi (benih, alat tanam, dan lain-lain). Pengendalian
dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan
panen. Pengendalian meliputi perkembangan pelaksanaan
program dan kegiatan pencapaian produksi padi tahun 2016.
Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui aparat pengawas
fungsional (Inspektorat Jenderal, Inspektorat Daerah, maupun
lembaga atau instansi pengawas lainnya) dan pengawasan oleh
masyarakat, sehingga diperlukan penyebarluasan informasi
kepada pihak yang terkait (penyuluh pertanian, pengurus
kelompok, anggota kelompok, tokoh masyarakat, organisasi
petani, LSM, aparat instansi di daerah, perangkat pemerintahan
mulai dari desa sampai kecamatan, anggota lembaga legislatif
dan lembaga lainnya).
Ada 7 (tujuh) tahapan kritis yang perlu diperhatikan, yaitu:
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
59
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
58
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
dan Kabupaten/Kota sebagaimana terlihat dalam rencana jadwal
pelaksanaan pada Lampiran 10. Monitoring meliputi
perkembangan pelaksanaan pengembangan teknologi tanam
jajar legowo padi, realisasi tanam dan panen padi oleh ketua
kelompok tani atau petugas lapangan.
1. Perkembangan Penyaluran Bantuan Pemerintah.
2. Realisasi tanam dan panen program pengembangan teknologi
tanam jajar legowo padi.
a. Ketua kelompok tani atau petugas pendamping/lapangan,
mengirimkan data tanggal realisasi tanam dan realisasi
panen beserta luasannya ke pusat.
b. Waktu penyampaian data dilakukan pada saat akan tanam
dan panen.
Data dikirim ke Direktorat Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan, Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu – Jakarta Selatan 12520;
Telp. (021) 7806262 ; Faximile (021) 7802930; email.
C. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota setelah seluruh rangkaian kegiatan
pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi selesai
sebagaimana terlihat dalam rencana jadwal pelaksanaan pada
Lampiran 10. Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
60
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
59
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
mengindentifikasi berbagai permasalahan yang timbul maupun
tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dalam pelaksanaan
program dan kegiatan sehingga dapat diketahui tindakan korektif
sedini mungkin.
Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara periodik dan
berjenjang sesuai dengan tahapan pengembangan usaha
kelompok yang dilakukan dari awal kegiatan sampai dengan akhir
kegiatan. Evaluasi meliputi 1) Komponen kegiatan pelaksanaan
pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi dan
pencapaian produksi padi tahun 2016, 2) Tingkat pencapaian
sasaran areal dan hasil/produksi, 3) Kenaikan tingkat produktivitas
dilokasi pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi
(Ubinan), 4) Penerapan komponen teknologi budidaya padi dan
5). Kegiatan pendukung lainnya.
D. Pelaporan
Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas provinsi,
kabupaten/kota dan kecamatan serta desa/unit pengembangan
teknologi tanam jajar legowo padi secara periodik setiap bulan.
Pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu dari Pemandu
Lapangan ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, dari Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota ke Dinas Pertanian Provinsi dan dari
Dinas Pertanian Provinsi ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
c/q Direktorat Serealia.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
61
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
60
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
Laporan kegiatan meliputi pelaksanaan pengembangan teknologi
tanam jajar legowo padi, hasil/produksi dan produktivitas yang
telah diperoleh, dll sebagaimana terlihat dalam format laporan
(Lampiran 11, 12, 13 dan 14). Laporan akhir memuat hasil
evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung lainnya dll.
Disamping laporan kegiatan, perlu disampaikan pula laporan
program yang antara lain meliputi:
a. Sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan
1) Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota merencanakan dan
membuat laporan blanko sasaran tanam, panen,
produktivitas dan produksi padi tahun 2016.
2) Laporan sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi
padi tahun 2016 Kabupaten/Kota di laporkan ke Provinsi
3) Provinsi mengirim laporan sasaran tanam, panen,
produktivitas dan produksi padi tahun 2016 ke Pusat
b. Realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan
1) Petugas Penyuluh dan Babinsa meminta laporan realisasi
tanam atau panen kepada ketua Kelompok Tani,
selanjutnya dikompilasi dan dilaporkan ke atasan masing-
masing di Kabupaten. Babinsa ke Dandim c.q. Pasiter di
Kodim dan Dinas Pertanian kabupaten.
2) Kabupaten/Kota mengirimkan laporan blanko realisasi
tanam, panen, produktivitas dan produksi padi bulanan
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
62
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
61
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
tahun 2016 ke Provinsi. Kodim ke Korem/Kodam dan Dinas
Pertanian Kabupaten ke Dinas Pertanian Provinsi.
3) Selanjutnya Provinsi mengirimkan laporan blanko realisasi
tanam, panen, produktivitas dan produksi padi bulanan
tahun 2016 ke Pusat. Korem/Kodam ke Aster Kasad c.q.
Paban III/Wanwil dan Dinas Pertanian Provinsi ke Direktur
Jenderal Tanama Pangan c.q. Direktur Serealia.
4) Penyampaian laporan realisasi tanam, panen, produktivitas
dan produksi padi tahun 2016 Kabupaten/Kota di laporkan
ke Provinsi dan Pusat setiap bulannya.
c. Kendala dan permasalahan yang dihadapi ditingkat lapangan
1) Dinas Kabupaten/Kota memberikan laporan kendala dan
permasalahan kegiatan pengelolaan produksi padi di
lapangan antara lain meliputi bagaimana ketersediaan
benih, tanaman yang terkena OPT, banjir maupun
kekeringan
2) Dari laporan Kabupaten/Kota yang disampaikan ke dinas
Provinsi dan akan di laporkan ke Pusat
3) Laporan kendala dan permasalahan di tingkat lapangan
disampaikan ke Pusat setiap bulan
4) Perkembangan serangan OPT dilakukan bulanan, triwulan
dan tahunan
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
63
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
62
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
5) Dari hasil laporan perkembangan tersebut akan dievaluasi
oleh Pusat dan Daerah.
Laporan ke pusat disampaikan ke Direktorat Serealia Jl. AUP No.
3 Pasar Minggu – Jakarta Selatan 12520; Telp. (021) 7806262 ;
Faximile (021) 7802930; email. [email protected].
Kinerja penyampaian laporan akan dijadikan salah satu dasar
penentuan anggaran Tahun 2017 dan tahun-tahun berikutnya
sebagai penerapan azas reward and punishment.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
64
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
63
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
IX. PENUTUP
Peningkatan produktivitas padi melalui pengembangan dan
penerapan teknologi tanam jajar legowo padi, merupakan salah satu
terobosan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih
besar dalam pencapaian sasaran produksi padi nasional.
pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi akan berhasil
meningkatkan produksi dan pendapatan petani apabila didukung oleh
semua pihak termasuk pemangku kepentingan baik hulu, onfarm
maupun hilir serta terciptanya koordinasi pelaksanaan
pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi yang sinkron dan
sinergis pada setiap tingkat pemerintahan mulai dari Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai tingkat Desa.
Untuk itu diperlukan niat tulus dari seluruh stakeholders dan dengan
pola gerakan yang seiring seirama terpadu terkoordinasi terpantau
mulai dari pusat sampai lapangan. Disamping itu, kecepatan
pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah dan
komitmen seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan.
Peran Gubernur dan Bupati/Walikota sangat besar dalam mendukung
setiap kegiatan pembangunan tanaman pangan. Untuk itu Kepala
Dinas Pertanian Provinsi dan Kepala Dinas Kabupaten/Kota
diharapkan berupaya meyakinkan Gubernur/Bupati/ Walikota untuk
memberi perhatian serius terhadap keberhasilan kegiatan
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
65
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
64
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2O16
pembangunan tanaman pangan terutama pelaksanaan
pengembangan teknologi tanam jajar legowo Padi di wilayahnya untuk
meningkatkan produksi padi dan kesejahteraan petani.
Sebagai catatan penting bahwa pelaksanaan pengembangan
teknologi tanam jajar legowo padi diharapkan sebagai pengungkit
untuk mencapai sasaran produktivitas dan produksi padi tahun 2016
serta swasembada beras berkelanjutan.
- o00o -
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
66
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
67
18
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan
supervisi penerapan teknologi.
35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi
BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam
rangka pemberdayaan kelompok tani sekaligus memberikan
bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan
teknologi.
36. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka
pengendalian hama terpadu (PHT).
37. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh
Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.
38. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan
mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah
organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan
mineral dan/atau mikroba, yang bermanfaat untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
39. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah
dilepas produksi dan peredarannya diawasi.
65
LAMPIRAN
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
68
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
66
Lampiran1
Sasaran Indikatif LuasTanam, Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2016(VERSI RKP)
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
69
67
Lanjutan Lampiran1
Sasaran Indikatif Luas Tanam, Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2016(VERSI UPSUS)
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
70
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
68
Lampiran 2 Rekapitulasi Alokasi Kegiatan Budidaya Padi Tahun 2016
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)
377 1.622.850 153 898.450 153 1.988.000 406 4.509.300 52 40.000 169 4.000 86 49.000
1 ACEH 22 127.000 19 25.000 - - 22 202.000 6 4.000 13 260 5 450 2 SUMATERA UTARA 16 85.000 - - - 300.000 29 385.000 1 1.000 10 200 9 1.000 3 SUMATERA BARAT 17 56.000 - - - 200.000 18 256.000 - - 9 180 - - 4 RIAU 10 28.000 7 13.000 - - 11 41.000 - - 2 40 1 100 5 JAMBI 11 32.250 7 10.000 - - 11 50.000 - - - - - - 6 SUMATERA SELATAN 16 71.000 - - - 300.000 18 507.000 3 2.000 4 80 3 100 7 BENGKULU 10 39.070 - - - - 10 39.070 - - 6 120 4 100 8 LAMPUNG 14 100.000 - - - 338.000 15 438.000 8 4.500 6 120 4 100 9 DKI JAKARTA - - - - - - - - - - - - - - 10 JAWA BARAT 20 235.000 - - - 300.000 21 535.000 8 8.000 12 480 - - 11 JAWA TENGAH 29 109.000 - - - - 29 109.000 3 2.000 13 260 - - 12 DI YOGYAKARTA - - - - - - - - - - - - - - 13 JAWA TIMUR 38 130.500 - - - 400.000 38 530.500 5 3.500 16 500 2 50 14 KALIMANTAN BARAT - - 13 51.500 - - 13 85.500 1 2.000 8 160 14 44.500 15 KALIMANTAN TENGAH 11 49.500 11 34.500 - - 11 84.000 1 1.000 8 160 2 100 16 KALIMANTAN SELATAN 11 39.280 11 55.000 - 50.000 11 195.280 - - - - 1 50 17 KALIMANTAN TIMUR 5 11.900 - - - - 6 11.900 - - - - 1 100 18 SULAWESI UTARA 10 52.000 - - - - 11 52.000 - - 8 160 4 150 19 SULAWESI TENGAH 12 57.900 10 11.100 - - 12 69.000 1 - 4 80 4 100 20 SULAWESI SELATAN 22 80.000 23 120.000 - - 24 365.000 11 9.000 10 300 3 100 21 SULAWESI TENGGARA 12 43.000 12 30.000 - - 12 94.500 - - 5 100 4 100 22 BALI 7 22.000 - - - - 7 22.000 - - 6 160 - - 23 NUSA TENGGARA BARAT 10 35.000 5 10.000 - - 10 62.000 3 2.500 4 140 4 100 24 NUSA TENGGARA TIMUR 21 75.000 21 10.000 - - 21 90.600 - - 6 120 4 1.100 25 MALUKU 8 13.900 - - - - 8 13.900 1 500 - - 3 100 26 PAPUA 8 19.000 1 4.000 - - 8 23.000 - - 2 40 1 100 27 MALUKU UTARA 6 11.100 - - - - 6 11.100 - - 3 60 2 100 28 BANTEN 6 27.000 - - - 100.000 6 127.000 - - 4 80 4 100 29 BANGKA BELITUNG 3 5.000 2 1.000 - - 5 6.000 - - - - - - 30 GORONTALO 5 39.000 5 10.000 - - 6 54.000 - - 2 40 2 100 31 KEP. RIAU - - - - - - - - - - - - - - 32 PAPUA BARAT 9 5.650 - - - - 3 5.650 - - 2 40 4 100 33 SULAWESI BARAT 6 21.000 6 13.350 - - 6 41.500 - - 6 120 1 100 34 KALIMANTAN UTARA 2 2.800 - - - - 1 2.800 - - - - - -
NASIONAL
NO.PADI INBRIDA
TOTAL PADI INBRIDAPROVITAS
PERLUASAN AREAL TANAM
PADI HIBRIDAPROVINSI
GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO
EKSTENSIFIKASI
PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN PADI DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA HAZTON
PERLUASANMELALUI PIP
398.450
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
71
69
Lampiran 3
Alokasi Kegiatan Budidaya Padi Per Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2016
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)1 ACEH 22 127.000 19 25.000 - - 22 152.000 6 4.000 13 260 5 450 22 156.710 1 Kab. Aceh Barat 1 6.000 1 1.000 1 7.000 - - 1 20 - - 1 7.020 2 Kab. Aceh Besar 1 11.000 1 1.750 1 12.750 - - - - - - 1 12.750 3 Kab. Aceh Selatan 1 5.000 1 1.000 1 6.000 - - 1 20 - - 1 6.020 4 Kab. Aceh Singkil 1 450 1 300 1 750 - - - - - - 1 750 5 Kab. Aceh Tengah 1 3.000 1 2.000 1 5.000 - - - - - - 1 5.000 6 Kab. Aceh Tenggara 1 6.000 1 1.000 1 7.000 - - 1 20 - - 1 7.020 7 Kab. Aceh Timur 1 15.000 1 2.250 1 17.250 1 500 1 20 1 100 1 17.870 8 Kab. Aceh Utara 1 20.000 1 2.250 1 22.250 1 1.000 1 20 1 100 1 23.370 9 Kab. Bireuen 1 10.000 1 1.750 1 11.750 - - 1 20 1 100 1 11.870
10 Kab. Aceh Pidie 1 12.000 1 1.750 1 13.750 1 500 1 20 - - 1 14.270 11 Kab. Simeuleu 1 2.000 1 1.000 1 3.000 - - 1 20 - - 1 3.020 12 Kab. Gayo Lues 1 4.000 1 2.000 1 6.000 - - - - - - 1 6.000 13 Kab. Aceh Barat Daya 1 6.000 1 1.000 1 7.000 - - 1 20 1 125 1 7.145 14 Kab. Aceh Jaya 1 5.000 1 1.000 1 6.000 - - 1 20 1 25 1 6.045 15 Kab. Nagan Raya 1 6.000 1 1.000 1 7.000 1 500 1 20 - - 1 7.520 16 Kab. Aceh Tamiang 1 8.000 1 1.250 1 9.250 1 1.000 1 20 - - 1 10.270 17 Kab. Bener Meriah 1 500 1 500 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 18 Kab. Pidie Jaya 1 5.000 1 2.000 1 7.000 1 500 1 20 - - 1 7.520 19 Kota Banda Aceh 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50 20 Kota Langsa 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 21 Kota Lhokseumawe 1 500 - - 1 500 - - - - - - 1 500 22 Kota Sibulussalam 1 500 1 200 1 700 - - - - - - 1 700
PROVINSI & KABUPATEN/KOTANO.
GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWOPENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN PADI DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA HAZTON
PADI INBRIDA
TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA
TOTAL PADI
PROVITAS EKSTENSIFIKASI PERLUASAN AREAL TANAM
PERLUASANMELALUI PIP
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
72
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
70
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)2 SUMUT 16 85.000 - - - 300.000 16 385.000 1 1.000 10 200 9 1.000 16 387.200 1 Kab. Asahan 1 5.000 - - 1 5.000 - - - - - - 1 5.000 2 Kab. Deli Serdang 1 5.000 - - 1 5.000 - - - - 1 100 1 5.100 3 Kab. Tanah Karo 1 6.000 - - 1 6.000 - - 1 20 - - 1 6.020 4 Kab. Labuhan Batu 1 6.000 - - 1 6.000 - - - - - - 1 6.000 5 Kab. Langkat 1 7.000 - - 1 7.000 1 1.000 - - - - 1 8.000 6 Kab. Mandailing Natal 1 6.000 - - 1 6.000 - - 1 20 1 100 1 6.120 7 Kab. Nias - - - - - - - - - - 1 100 - 100 8 Kab. Simalungun 1 8.000 - - 1 8.000 - - 1 20 1 100 1 8.120 9 Kab. Tapanuli Selatan 1 5.000 - - 1 5.000 - - 1 20 1 100 1 5.120
10 Kab. Tapanuli Tengah 1 3.000 - - 1 3.000 - - - - 1 100 1 3.100 11 Kab. Tapanuli Utara 1 5.000 - - 1 5.000 - - - - - - 1 5.000 12 Kab. Toba Samosir 1 6.000 - - 1 6.000 - - 1 20 - - 1 6.020 13 Kab. Humbang - - - - - - - - 1 20 - - - 20 14 Kab. Serdang Bedagai 1 7.000 - - 1 7.000 - - 1 20 - - 1 7.020 15 Kab. Padang lawas 1 4.000 - - 1 4.000 - - 1 20 1 100 1 4.120 16 Kota Gunung Sitoli - - - - - - - - - - 1 200 - 200 17 Kab. Nias Selatan 1 3.000 - - 1 3.000 - - - - 1 100 1 3.100 18 Kab Padang Lawas Utara 1 3.000 - - 1 3.000 - - 1 20 - - 1 3.020 19 Kab. Batu Bara 1 6.000 - - 1 6.000 - - 1 20 - - 1 6.020 3 SUMBAR 17 56.000 - - - 200.000 18 256.000 - - 9 180 - - 17 256.180 1 Kab. Lima Puluh Kota 1 7.000 - - 1 7.000 - - 1 20 - - 1 7.020 2 Kab. Agam 1 8.500 - - 1 8.500 - - 1 20 - - 1 8.520 3 Kab. Padang Pariaman 1 2.500 - - 1 2.500 - - 1 20 - - 1 2.520 4 Kab. Pasaman 1 3.000 - - 1 3.000 - - 1 20 - - 1 3.020 5 Kab. Pesisir Selatan 1 3.000 - - 1 3.000 - - 1 20 - - 1 3.020 6 Kab. Sijunjung 1 3.000 - - 1 3.000 - - - - - - 1 3.000 7 Kab. Solok 1 7.000 - - 1 7.000 - - 1 20 - - 1 7.020 8 Kab. Tanah Datar 1 7.000 - - 1 7.000 - - 1 20 - - 1 7.020 9 Kab. Dharmas Raya 1 2.500 - - 1 2.500 - - 1 20 - - 1 2.520
10 Kab. Solok Selatan 1 3.500 - - 1 3.500 - - 1 20 - - 1 3.520 11 Kab. Pasaman Barat 1 3.500 - - 1 3.500 - - - - - - 1 3.500 12 Kota Padang Panjang 1 100 - - 1 100 - - - - - - 1 100 13 Kota Padang 1 800 - - 1 800 - - - - - - 1 800 14 Kota Payakumbuh 1 1.500 - - 1 1.500 - - - - - - 1 1.500 15 Kota Sawahlunto 1 500 - - 1 500 - - - - - - 1 500 16 Kota Solok 1 800 - - 1 800 - - - - - - 1 800 17 Kota Pariaman 1 1.800 - - 1 1.800 - - - - - - 1 1.800
PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN PADI DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA HAZTON
PADI INBRIDA
TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA
TOTAL PADI
PROVITAS EKSTENSIFIKASI PERLUASAN AREAL TANAM
PROVINSI & KABUPATEN/KOTANO.
GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO
PERLUASANMELALUI PIP
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
73
71
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)4 RIAU 10 28.000 7 13.000 - - 11 41.000 - - 2 40 1 100 10 41.140 1 Kab. Bengkalis 1 2.150 1 1.000 1 3.150 - - 1 20 - - 1 3.170 2 Kab. Indragiri Hilir 1 5.550 1 500 1 6.050 - - - - - - 1 6.050 3 Kab. Indragiri Hulu 1 600 - - 1 600 - - - - - - 1 600 4 Kab. Kampar 1 1.700 1 2.500 1 4.200 - - - - - - 1 4.200 5 Kab. Kuantan Singingi 1 3.700 1 500 1 4.200 - - 1 20 - - 1 4.220 6 Kab. Pelalawan 1 3.200 - - 1 3.200 - - - - - - 1 3.200 7 Kab. Rokan Hilir 1 6.300 - - 1 6.300 - - - - - - 1 6.300 8 Kab. Rokan Hulu 1 1.100 1 6.500 1 7.600 - - - - - - 1 7.600 9 Kab. Siak 1 2.100 - - 1 2.100 - - - - 1 100 1 2.200
10 Kota Dumai - - 1 1.000 1 1.000 - - - - - - - 1.000 11 Kab Meranti 1 1.600 1 1.000 1 2.600 - - - - - - 1 2.600 5 JAMBI 11 32.250 7 10.000 - - 11 42.250 - - - - - - 11 42.250 1 Kab. Batanghari 1 2.000 1 1.000 1 3.000 - - - - - - 1 3.000 2 Kab. Bungo 1 3.000 - - 1 3.000 - - - - - - 1 3.000 3 Kab. Kerinci 1 6.250 1 1.650 1 7.900 - - - - - - 1 7.900 4 Kab. Merangin 1 5.000 1 1.000 1 6.000 - - - - - - 1 6.000 5 Kab. Muaro Jambi 1 1.000 1 1.350 1 2.350 - - - - - - 1 2.350 6 Kab. Sarolangun 1 4.000 - - 1 4.000 - - - - - - 1 4.000 7 Kab. Tanjung Jabung 1 1.000 1 3.000 1 4.000 - - - - - - 1 4.000 8 Kab. Tj. Jabung Timur 1 3.500 1 1.000 1 4.500 - - - - - - 1 4.500 9 Kab. Tebo 1 2.500 1 1.000 1 3.500 - - - - - - 1 3.500
10 Kota Jambi 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 11 Kota Sungai Penuh 1 3.000 - - 1 3.000 - - - - - - 1 3.000
PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN PADI DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA HAZTON
PADI INBRIDA
TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA
TOTAL PADI
PROVITAS EKSTENSIFIKASI PERLUASAN AREAL TANAM
PROVINSI & KABUPATEN/KOTANO.
GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO
PERLUASANMELALUI PIP
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
74
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
72
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)6 SUMSEL 16 71.000 - - - 300.000 17 371.000 3 2.000 4 80 3 100 16 373.180 1 Kab. Lahat 1 3.500 - - 1 3.500 - - 1 20 1 25 1 3.545 2 Kab. Musi Banyuasin 1 2.000 - - 1 2.000 - - - - - - 1 2.000 3 Kab. Musi Rawas 1 8.500 - - 1 8.500 1 500 1 20 1 50 1 9.070 4 Kab. Muara Enim 1 3.500 - - 1 3.500 - - - - - - 1 3.500 5 Kab. Ogan Komering Ilir 1 9.500 - - 1 9.500 - - - - - - 1 9.500 6 Kab. Ogan Komering Ulu 1 3.500 - - 1 3.500 - - 1 20 - - 1 3.520 7 Kab. Banyuasin 1 4.000 - - 1 4.000 1 500 - - - - 1 4.500 8 Kab. OKU Timur 1 13.500 - - 1 13.500 1 1.000 1 20 1 25 1 14.545 9 Kab. OKU Selatan 1 8.500 - - 1 8.500 - - - - - - 1 8.500
10 Kab. Ogan Ilir 1 2.000 - - 1 2.000 - - - - - - 1 2.000 11 Kab. Empat lawang 1 4.500 - - 1 4.500 - - - - - - 1 4.500 12 Kota Palembang 1 3.000 - - 1 3.000 - - - - - - 1 3.000 13 Kota Pagar Alam 1 1.500 - - 1 1.500 - - - - - - 1 1.500 14 Kota Lubuk Linggau 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 15 Kab Musi Rawas Utara 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 16 Kab. Penukal Abab 1 1.500 - - 1 1.500 - - - - - - 1 1.500 7 BENGKULU 10 39.070 - - - - - 39.070 - - 6 120 4 100 10 39.290 1 Kab. Bengkulu Selatan 1 6.000 - - 1 6.000 - - 1 20 1 25 1 6.045 2 Kab. Bengkulu Utara 1 4.470 - - 1 4.470 - - 1 20 1 25 1 4.515 3 Kab. Rejang Lebong 1 2.500 - - 1 2.500 - - - - - - 1 2.500 4 Kab. Kaur 1 6.000 - - 1 6.000 - - - - - - 1 6.000 5 Kab. Seluma 1 6.000 - - 1 6.000 - - 1 20 1 25 1 6.045 6 Kab. Muko-muko 1 5.000 - - 1 5.000 - - 1 20 - - 1 5.020 7 Kab. Lebong 1 3.500 - - 1 3.500 - - 1 20 - - 1 3.520 8 Kab. Kepahiang 1 2.000 - - 1 2.000 - - - - - - 1 2.000 9 Kab Bengkulu Tengah 1 2.100 - - 1 2.100 - - 1 20 1 25 1 2.145
10 Kota Bengkulu * 1 1.500 - - 1 1.500 - - - - - - 1 1.500
PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN PADI DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA HAZTON
PADI INBRIDA
TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA
TOTAL PADI
PROVITAS EKSTENSIFIKASI PERLUASAN AREAL TANAM
PROVINSI & KABUPATEN/KOTANO.
GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO
PERLUASANMELALUI PIP
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
75
73
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)8 LAMPUNG 14 100.000 - - - 338.000 15 438.000 8 4.500 6 120 4 100 14 442.720 1 Kab. Lampung Barat 1 4.000 - - 1 4.000 - - 1 20 - - 1 4.020 2 Kab. Lampung Selatan 1 10.000 - - 1 10.000 1 500 1 20 - - 1 10.520 3 Kab. Lampung Tengah 1 20.000 - - 1 20.000 1 500 - - - - 1 20.500 4 Kab. Lampung Utara 1 6.000 - - 1 6.000 1 1.000 - - - - 1 7.000 5 Kab. Lampung Timur 1 15.000 - - 1 15.000 1 500 1 20 1 25 1 15.545 6 Kab. Tanggamus 1 7.000 - - 1 7.000 1 500 1 20 1 25 1 7.545 7 Kab. Tulang Bawang 1 7.000 - - 1 7.000 1 500 - - - - 1 7.500 8 Kab. Way Kanan 1 6.000 - - 1 6.000 1 500 - - - - 1 6.500 9 Kab. Pesawaran 1 6.000 - - 1 6.000 - - 1 20 1 25 1 6.045
10 Kab. Mesuji 1 6.500 - - 1 6.500 - - - - 1 25 1 6.525 11 Kab. Pringsewu 1 4.500 - - 1 4.500 - - - - - - 1 4.500 12 Kab. Tulangbawang Barat 1 4.000 - - 1 4.000 - - - - - - 1 4.000 13 Kota Metro 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 14 Kab. Pesisir Barat 1 3.000 - - 1 3.000 1 500 1 20 - - 1 3.520 9 DKI JAKARTA - - - - - - - - - - - - - - - - 1 Kab Adm Kep Seribu - - - - - - - - - - - - - - 2 Kota Adm Jakarta Barat - - - - - - - - - - - - - - 3 Kota Adm Jakarta Pusat - - - - - - - - - - - - - - 4 Kota Adm Jakarta Selatan - - - - - - - - - - - - - - 5 Kota Adm Jakarta Timur - - - - - - - - - - - - - - 6 Kota Adm Jakarta Utara - - - - - - - - - - - - - -
10 JABAR 20 235.000 - - - 300.000 21 535.000 8 8.000 12 480 - - 20 543.480 1 Kab. Bandung 1 12.500 - - 1 12.500 1 1.000 1 60 - - 1 13.560 2 Kab. Bogor 1 6.000 - - 1 6.000 1 1.000 1 40 - - 1 7.040 3 Kab. Ciamis 1 7.000 - - 1 7.000 - - 1 20 - - 1 7.020 4 Kab. Cianjur 1 8.500 - - 1 8.500 1 1.000 1 20 - - 1 9.520 5 Kab. Cirebon 1 20.000 - - 1 20.000 - - - - - - 1 20.000 6 Kab. Garut 1 10.000 - - 1 10.000 - - 1 40 - - 1 10.040 7 Kab. Indramayu 1 50.000 - - 1 50.000 1 1.000 - - - - 1 51.000 8 Kab. Karawang 1 12.500 - - 1 12.500 - - 1 40 - - 1 12.540 9 Kab. Kuningan 1 7.000 - - 1 7.000 - - 1 40 - - 1 7.040
10 Kab. Majalengka 1 20.000 - - 1 20.000 - - - - - - 1 20.000 11 Kab. Purwakarta 1 5.000 - - 1 5.000 - - 1 60 - - 1 5.060 12 Kab. Subang 1 25.000 - - 1 25.000 1 1.000 1 40 - - 1 26.040 13 Kab. Sukabumi 1 12.500 - - 1 12.500 1 500 1 20 - - 1 13.020 14 Kab. Sumedang 1 10.000 - - 1 10.000 1 1.000 1 40 - - 1 11.040 15 Kab. Tasikmalaya 1 12.500 - - 1 12.500 1 1.500 1 60 - - 1 14.060 16 Kota Banjar 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 17 Kab. Bandung Barat 1 7.000 - - 1 7.000 - - - - - - 1 7.000 18 Kota Tasikmalaya 1 2.000 - - 1 2.000 - - - - - - 1 2.000 19 Kota Sukabumi 1 500 - - 1 500 - - - - - - 1 500 20 Kab. Pangandaran 1 6.000 - - 1 6.000 - - - - - - 1 6.000
PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN PADI DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA HAZTON
PADI INBRIDA
TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA
TOTAL PADI
PROVITAS EKSTENSIFIKASI PERLUASAN AREAL TANAM
PROVINSI & KABUPATEN/KOTANO.
GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO
PERLUASANMELALUI PIP
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
76
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
74
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)11 JATENG 29 109.000 - - - - 29 109.000 3 2.000 13 260 - - 29 111.260 1 Kab. Banjarnegara 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 2 Kab. Banyumas 1 3.000 - - 1 3.000 - - - - - - 1 3.000 3 Kab. Batang 1 3.000 - - 1 3.000 - - 1 20 - - 1 3.020 4 Kab. Blora 1 5.000 - - 1 5.000 1 500 1 20 - - 1 5.520 5 Kab. Boyolali 1 3.000 - - 1 3.000 - - 1 20 - - 1 3.020 6 Kab. Brebes 1 5.000 - - 1 5.000 - - 1 20 - - 1 5.020 7 Kab. Cilacap 1 6.000 - - 1 6.000 - - - - - - 1 6.000 8 Kab. Demak 1 5.000 - - 1 5.000 - - 1 20 - - 1 5.020 9 Kab. Grobogan 1 6.000 - - 1 6.000 - - - - - - 1 6.000
10 Kab. Jepara 1 3.000 - - 1 3.000 - - 1 20 - - 1 3.020 11 Kab. Karanganyar 1 4.000 - - 1 4.000 - - 1 20 - - 1 4.020 12 Kab. Kebumen 1 5.000 - - 1 5.000 - - - - - - 1 5.000 13 Kab. Kendal 1 3.000 - - 1 3.000 - - - - - - 1 3.000 14 Kab. Klaten 1 5.000 - - 1 5.000 - - - - - - 1 5.000 15 Kab. Kudus 1 5.000 - - 1 5.000 - - - - - - 1 5.000 16 Kab. Magelang 1 3.000 - - 1 3.000 - - - - - - 1 3.000 17 Kab. Pati 1 6.000 - - 1 6.000 - - 1 20 - - 1 6.020 18 Kab. Pemalang 1 3.000 - - 1 3.000 - - 1 20 - - 1 3.020 19 Kab. Purbalingga 1 4.000 - - 1 4.000 - - - - - - 1 4.000 20 Kab. Purworejo 1 3.000 - - 1 3.000 - - - - - - 1 3.000 21 Kab. Rembang 1 5.000 - - 1 5.000 - - - - - - 1 5.000 22 Kab. Semarang 1 4.000 - - 1 4.000 - - - - - - 1 4.000 23 Kab. Sragen 1 5.000 - - 1 5.000 1 500 1 20 - - 1 5.520 24 Kab. Sukoharjo 1 3.500 - - 1 3.500 - - - - - - 1 3.500 25 Kab. Tegal 1 3.000 - - 1 3.000 - - - - - - 1 3.000 26 Kab. Temanggung 1 3.000 - - 1 3.000 1 1.000 1 20 - - 1 4.020 27 Kab. Wonogiri 1 2.000 - - 1 2.000 - - 1 20 - - 1 2.020 28 Kab. Wonosobo 1 2.000 - - 1 2.000 - - 1 20 - - 1 2.020 29 Kota Semarang 1 500 - - 1 500 - - - - - - 1 500 12 DI YOGYAKARTA - - - - - - - - - - - - - - - - 1 Kab. Bantul - - - - - - - - - - - - - - 2 Kab. Gunung Kidul - - - - - - - - - - - - - - 3 Kab. Kulon Progo - - - - - - - - - - - - - - 4 Kab. Sleman - - - - - - - - - - - - - - 5 Kota Yogyakarta - - - - - - - - - - - - - -
PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN PADI DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA HAZTON
PADI INBRIDA
TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA
TOTAL PADI
PROVITAS EKSTENSIFIKASI PERLUASAN AREAL TANAM
PROVINSI & KABUPATEN/KOTANO.
GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO
PERLUASANMELALUI PIP
-
1 500 5.500
- 5.020
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
77
75
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)13 JATIM 38 130.500 - - - 400.000 38 530.500 5 3.500 16 500 2 50 38 534.550 1 Kab. Bangkalan 1 2.950 - - 1 2.950 - - - - - - 1 2.950 2 Kab. Banyuwangi 1 4.000 - - 1 4.000 - - 1 20 - - 1 4.020 3 Kab. Blitar 1 6.000 - - 1 6.000 - - 1 40 - - 1 6.040 4 Kab. Bojonegoro 1 7.500 - - 1 7.500 1 500 - - - - 1 8.000 5 Kab. Bondowoso 1 7.000 - - 1 7.000 1 500 1 20 - - 1 7.520 6 Kab. Gresik 1 6.000 - - 1 6.000 - - 1 40 - - 1 6.040 7 Kab. Jember 1 5.000 - - 1 5.000 - - 1 40 - - 1 5.040 8 Kab. Jombang 1 3.500 - - 1 3.500 - - - - - - 1 3.500 9 Kab. Kediri 1 4.500 - - 1 4.500 - - 1 40 - - 1 4.540
10 Kab. Lamongan 1 10.500 - - 1 10.500 - - - - 1 25 1 10.525 11 Kab. Lumajang 1 5.000 - - 1 5.000 1 1.000 1 20 - - 1 6.020 12 Kab. Madiun 1 3.500 - - 1 3.500 - - - - - - 1 3.500 13 Kab. Magetan 1 3.500 - - 1 3.500 - - - - - - 1 3.500 14 Kab. Malang 1 3.500 - - 1 3.500 - - - - - - 1 3.500 15 Kab. Mojokerto 1 3.500 - - 1 3.500 - - - - 1 25 1 3.525 16 Kab. Nganjuk 1 4.000 - - 1 4.000 - - 1 40 - - 1 4.040 17 Kab. Ngawi 1 5.000 - - 1 5.000 - - 1 40 - - 1 5.040 18 Kab. Pacitan 1 3.500 - - 1 3.500 - - 1 20 - - 1 3.520 19 Kab. Pamekasan 1 3.500 - - 1 3.500 - - 1 40 - - 1 3.540 20 Kab. Pasuruan 1 4.000 - - 1 4.000 - - 1 40 - - 1 4.040 21 Kab. Ponorogo 1 3.500 - - 1 3.500 - - 1 20 - - 1 3.520 22 Kab. Probolinggo 1 3.500 - - 1 3.500 - - - - - - 1 3.500 23 Kab. Sampang 1 3.000 - - 1 3.000 - - - - - - 1 3.000 24 Kab. Sidoarjo 1 3.600 - - 1 3.600 - - - - - - 1 3.600 25 Kab. Situbondo 1 3.500 - - 1 3.500 - - - - - - 1 3.500 26 Kab. Sumenep 1 3.000 - - 1 3.000 - - 1 20 - - 1 3.020 27 Kab. Trenggalek 1 6.000 - - 1 6.000 1 1.000 - - - - 1 7.000 28 Kab. Tuban 1 3.000 - - 1 3.000 - - 1 20 - - 1 3.020 29 Kab. Tulungagung 1 5.000 - - 1 5.000 1 500 1 40 - - 1 5.540 30 Kota Blitar 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50 31 Kota Kediri 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50 32 Kota Malang 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50 33 Kota Mojokerto 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50 34 Kota Pasuruan 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50 35 Kota Probolinggo 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50 36 Kota Surabaya 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50 37 Kota Batu 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50 38 Kota Madiun 1 50 - - 1 50 - - - - - - 1 50
PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN PADI DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA HAZTON
PADI INBRIDA
TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA
TOTAL PADI
PROVITAS EKSTENSIFIKASI PERLUASAN AREAL TANAM
PROVINSI & KABUPATEN/KOTANO.
GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO
PERLUASANMELALUI PIP
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
78
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
76
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)14 KALBAR - - 13 51.500 - - 13 51.500 1 2.000 8 160 14 44.500 - 98.160 1 Kab. Bengkayang - - 1 4.000 1 4.000 - - 1 20 1 3.700 - 7.720 2 Kab. Landak - - 1 10.000 1 10.000 - - 1 20 1 4.100 - 14.120 3 Kab. Kapuas Hulu - - 1 4.000 1 4.000 - - 1 20 1 1.100 - 5.120 4 Kab. Ketapang - - 1 5.000 1 5.000 - - 1 20 1 5.000 - 10.020 5 Kab. Pontianak - - 1 2.500 1 2.500 - - 1 20 1 2.000 - 4.520 6 Kab. Sambas - - 1 5.000 1 5.000 - - 1 20 1 10.000 - 15.020 7 Kab. Sanggau - - 1 5.000 1 5.000 - - 1 20 1 6.000 - 11.020 8 Kab. Sintang - - 1 4.000 1 4.000 - - - - 1 500 - 4.500 9 Kab. Melawi - - 1 4.000 1 4.000 - - - - 1 500 - 4.500
10 Kab. Sekadau - - 1 1.000 1 1.000 - - - - 1 700 - 1.700 11 Kab. Kubu Raya - - 1 5.000 1 5.000 1 2.000 1 20 1 5.800 - 12.820 12 Kab. Kayong Utara - - 1 1.000 1 1.000 - - - - 1 2.000 - 3.000 13 Kota Pontianak - - - - - - - - - - 1 100 - 100 14 Kota Singkawang - - 1 1.000 1 1.000 - - - - 1 3.000 - 4.000 15 KALTENG 11 49.500 11 34.500 - - 11 84.000 1 1.000 8 160 2 100 11 85.260 1 Kab. Barito Selatan 1 4.000 1 3.000 1 7.000 - - 1 20 - - 1 7.020 2 Kab. Barito Utara 1 5.000 1 3.000 1 8.000 - - 1 20 - - 1 8.020 3 Kab. Kapuas 1 5.000 1 5.000 1 10.000 1 1.000 - - - - 1 11.000 4 Kab. Kotawaringin Barat 1 3.000 1 1.000 1 4.000 - - 1 20 1 50 1 4.070 5 Kab. Kotawaringin Timur 1 5.000 1 500 1 5.500 - - - - - - 1 5.500 6 Kab. Katingan 1 3.000 1 5.000 1 8.000 - - 1 20 - - 1 8.020 7 Kab. Seruyan 1 1.000 1 2.000 1 3.000 - - 1 20 1 50 1 3.070 8 Kab. Lamandau 1 5.000 1 3.000 1 8.000 - - 1 20 - - 1 8.020 9 Kab. Pulang Pisau 1 13.000 1 8.000 1 21.000 - - 1 20 - - 1 21.020
10 Kab. Barito Timur 1 5.000 1 3.000 1 8.000 - - 1 20 - - 1 8.020 11 Kab. Gunung Mas 1 500 1 1.000 1 1.500 - - - - - - 1 1.500 16 KALSEL 11 39.280 11 55.000 - 50.000 11 144.280 - - - - 1 50 11 144.330 1 Kab. Banjar 1 5.050 1 5.520 1 10.570 - - - - - - 1 10.570 2 Kab. Barito Kuala 1 3.102 1 5.000 1 8.102 - - - - - - 1 8.102 3 Kab. Hulu Sungai Selatan 1 3.420 1 4.500 1 7.920 - - - - - - 1 7.920 4 Kab. Hulu Sungai Tengah 1 3.434 1 5.000 1 8.434 - - - - - - 1 8.434 5 Kab. Hulu Sungai Utara 1 3.000 1 1.900 1 4.900 - - - - - - 1 4.900 6 Kab. Kota Baru 1 3.200 1 5.000 1 8.200 - - - - - - 1 8.200 7 Kab. Tabalong 1 2.000 1 6.500 1 8.500 - - - - - - 1 8.500 8 Kab. Tanah Laut 1 3.700 1 6.580 1 10.280 - - - - 1 50 1 10.330 9 Kab. Tapin 1 7.800 1 6.000 1 13.800 - - - - - - 1 13.800
10 Kab. Balangan 1 3.325 1 4.000 1 7.325 - - - - - - 1 7.325 11 Kab. Tanah Bumbu 1 1.249 1 5.000 1 6.249 - - - - - - 1 6.249
PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN PADI DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA HAZTON
PADI INBRIDA
TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA
TOTAL PADI
PROVITAS EKSTENSIFIKASI PERLUASAN AREAL TANAM
PROVINSI & KABUPATEN/KOTANO.
GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO
PERLUASANMELALUI PIP
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
79
77
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)17 KALTIM 5 11.900 - - - - 6 11.900 - - - - 1 100 5 12.000 1 Kab. Berau 1 2.000 - - 1 2.000 - - - - - - 1 2.000 2 Kab. Kutai Timur 1 2.000 - - 1 2.000 - - - - - - 1 2.000 3 Kab. Pasir 1 2.500 - - 1 2.500 - - - - - - 1 2.500 4 Kab. Penajem Paser Utr 1 1.900 - - 1 1.900 - - - - 1 100 1 2.000 5 Kab. Kutai Kertanegera 1 3.500 - - 1 3.500 - - - - - - 1 3.500
18 SULUT 10 52.000 - - - - 11 52.000 - - 8 160 4 150 10 52.310 1 Kab. Bolaang Mangondow 1 20.500 - - 1 20.500 - - 1 20 1 50 1 20.570 2 Kab. Minahasa 1 7.500 - - 1 7.500 - - 1 20 - - 1 7.520 3 Kab. Kep. Talaud 1 500 - - 1 500 - - - - - - 1 500 4 Kab. Minahasa Selatan 1 5.000 - - 1 5.000 - - 1 20 1 50 1 5.070 5 Kota Tomohon 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 6 Kab. Minahasa Utara 1 5.000 - - 1 5.000 - - 1 20 - - 1 5.020 7 Kab. Minahasa Tenggara 1 3.000 - - 1 3.000 - - 1 20 - - 1 3.020 8 Kab. Bolmong Utara 1 4.500 - - 1 4.500 - - 1 20 1 25 1 4.545 9 Kab. Bolmang Selatan 1 2.000 - - 1 2.000 - - 1 20 - - 1 2.020
10 Kab. Bolmang Timur 1 2.000 - - 1 2.000 - - 1 20 1 25 1 2.045 11 Kota Kotamobagu - 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - - 1.000 19 SULTENG 12 57.900 10 11.100 - - 12 69.000 - - 4 80 4 100 12 69.180 1 Kab. Banggai 1 6.000 1 350 1 6.350 - - 1 20 1 25 1 6.395 2 Kab. Buol 1 3.000 1 1.000 1 4.000 - - 1 20 - - 1 4.020 3 Kab. Toli-Toli 1 8.000 1 750 1 8.750 - - - - - - 1 8.750 4 Kab. Donggala 1 8.000 - - 1 8.000 - - - - 1 25 1 8.025 5 Kab. Morowali 1 3.500 1 500 1 4.000 - - - - - - 1 4.000 6 Kab. Poso 1 6.500 1 2.000 1 8.500 - - 1 20 1 25 1 8.545 7 Kab. Parigi Moutong 1 10.000 1 750 1 10.750 - - - - 1 25 1 10.775 8 Kab. Tojo Una-Una 1 1.000 1 1.150 1 2.150 - - 1 20 - - 1 2.170 9 Kab. Banggai Kepulauan 1 400 1 100 1 500 - - - - - - 1 500
10 Kab. Sigi 1 8.000 1 2.000 1 10.000 - - - - - - 1 10.000 11 Kota Palu 1 500 - - 1 500 - - - - - - 1 500 12 Kab. Morowali Utara 1 3.000 1 2.500 1 5.500 - - - - - - 1 5.500
PROVINSI & KABUPATEN/KOTANO.
GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWOPENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN PADI DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA HAZTON
PADI INBRIDA
TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA
TOTAL PADI
PROVITAS EKSTENSIFIKASI PERLUASAN AREAL TANAM
PERLUASANMELALUI PIP
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
80
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
78
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)20 SULSEL 22 80.000 21 120.000 - - 22 200.000 11 9.000 10 300 3 100 22 209.400 1 Kab. Bantaeng 1 1.500 1 6.500 1 8.000 1 500 - - - - 1 8.500 2 Kab. Barru 1 2.000 1 6.500 1 8.500 1 500 1 40 - - 1 9.040 3 Kab. Bone 1 6.000 1 7.000 1 13.000 1 1.000 1 40 1 50 1 14.090 4 Kab. Bulukumba 1 5.000 1 5.500 1 10.500 1 500 1 20 - - 1 11.020 5 Kab. Enrekang 1 1.000 1 5.500 1 6.500 - - - - - - 1 6.500 6 Kab. Gowa 1 6.000 1 5.000 1 11.000 1 1.000 1 20 - - 1 12.020 7 Kab. Jeneponto 1 2.000 1 5.500 1 7.500 - - - - - - 1 7.500 8 Kab. Luwu 1 4.000 1 5.500 1 9.500 - - 1 20 - - 1 9.520 9 Kab. Luwu Utara 1 5.000 1 5.000 1 10.000 - - - - - - 1 10.000
10 Kab. Maros 1 5.000 1 6.500 1 11.500 - - - - 1 25 1 11.525 11 Kab. Pangkep 1 3.000 1 5.000 1 8.000 1 1.000 1 40 1 25 1 9.065 12 Kab. Pinrang 1 5.000 1 7.000 1 12.000 1 1.000 1 40 - - 1 13.040 13 Kab. Kep. Selayar 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 14 Kab. Sidenreng Rappang 1 5.000 1 7.500 1 12.500 1 1.000 - - - - 1 13.500 15 Kab. Sinjai 1 4.000 1 5.000 1 9.000 1 500 1 20 - - 1 9.520 16 Kab. Soppeng 1 5.000 1 5.000 1 10.000 1 1.000 - - - - 1 11.000 17 Kab. Takalar 1 5.000 1 5.000 1 10.000 - - - - - - 1 10.000 18 Kab. Tana Toraja 1 1.500 1 4.500 1 6.000 - - - - - - 1 6.000 19 Kab. Wajo 1 5.000 1 7.500 1 12.500 1 1.000 - - - - 1 13.500 20 Kota Palopo 1 1.500 1 4.500 1 6.000 - - - - - - 1 6.000 21 Kab. Luwu Timur 1 5.000 1 5.000 1 10.000 - - 1 20 - - 1 10.020 22 Kab. Toraja Utara 1 1.500 1 5.500 1 7.000 - - 1 40 - - 1 7.040 21 SULTRA 12 43.000 12 30.000 - - 12 73.000 - - 5 100 4 100 12 73.200 1 Kab. Buton 1 1.050 1 1.250 1 2.300 - - - - - - 1 2.300 2 Kab. Konawe 1 17.250 1 5.750 1 23.000 - - 1 20 1 25 1 23.045 3 Kab. Kolaka 1 5.150 1 4.150 1 9.300 - - 1 20 1 25 1 9.345 4 Kab. Muna 1 500 1 600 1 1.100 - - - - - - 1 1.100 5 Kab. Konawe Selatan 1 6.750 1 5.600 1 12.350 - - - - 1 25 1 12.375 6 Kab. Bombana 1 3.650 1 2.350 1 6.000 - - 1 20 - - 1 6.020 7 Kab. Kolaka Utara 1 910 1 1.090 1 2.000 - - 1 20 - - 1 2.020 8 Kab. Konawe Utara 1 1.360 1 1.640 1 3.000 - - - - - - 1 3.000 9 Kota Bau-Bau 1 700 1 800 1 1.500 - - - - - - 1 1.500
10 Kota Kendari 1 250 1 250 1 500 - - - - - - 1 500 11 Kab. Muna Barat 1 430 1 520 1 950 - - - - - - 1 950 12 Kab. Kolaka Timur 1 5.000 1 6.000 1 11.000 - - 1 20 1 25 1 11.045
PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN PADI DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA HAZTON
PADI INBRIDA
TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA
TOTAL PADI
PROVITAS EKSTENSIFIKASI PERLUASAN AREAL TANAM
PROVINSI & KABUPATEN/KOTANO.
GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO
PERLUASANMELALUI PIP
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
81
79
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)22 BALI 7 22.000 - - - - 7 22.000 - - 6 160 - - 7 22.160 1 Kab. Badung 1 3.000 - - 1 3.000 - - 1 20 - - 1 3.020 2 Kab. Bangli 1 1.000 - - 1 1.000 - - 1 20 - - 1 1.020 3 Kab. Buleleng 1 7.000 - - 1 7.000 - - 1 40 - - 1 7.040 4 Kab. Jembrana 1 3.000 - - 1 3.000 - - 1 20 - - 1 3.020 5 Kab. Karangasem 1 1.500 - - 1 1.500 - - - - - - 1 1.500 6 Kab. Klungkung 1 1.500 - - 1 1.500 - - 1 20 - - 1 1.520 7 Kab. Tabanan 1 5.000 - - 1 5.000 - - 1 40 - - 1 5.040
23 NTB 10 35.000 5 10.000 - - 10 45.000 3 2.500 4 140 4 100 10 47.740 1 Kab. Bima 1 6.000 1 750 1 6.750 - - 1 40 - - 1 6.790 2 Kab. Dompu 1 4.000 1 2.000 1 6.000 1 500 1 20 1 25 1 6.545 3 Kab. Lombok Barat 1 2.000 - - 1 2.000 1 1.000 1 40 1 25 1 3.065 4 Kab. Lombok Tengah 1 2.000 - - 1 2.000 - - - - - - 1 2.000 5 Kab. Lombok Timur 1 10.000 1 2.500 1 12.500 1 1.000 1 40 - - 1 13.540 6 Kab. Sumbawa 1 6.000 1 2.750 1 8.750 - - - - - - 1 8.750 7 Kota Bima 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 8 Kab. Sumbawa Barat 1 2.000 1 2.000 1 4.000 - - - - 1 25 1 4.025 9 Kab. Lombok Utara 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - 1 25 1 1.025
10 Kota Mataram 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 24 NTT 21 75.000 21 10.000 - - 21 85.000 - - 6 120 4 1.100 21 86.220 1 Kab. Belu 1 3.000 1 850 1 3.850 - - - - - - 1 3.850 2 Kab. Ende 1 4.000 1 500 1 4.500 - - 1 20 - - 1 4.520 3 Kab. Flores Timur 1 3.000 1 700 1 3.700 - - - - - - 1 3.700 4 Kab. Kupang 1 3.000 1 300 1 3.300 - - - - - - 1 3.300 5 Kab. Lembata 1 2.000 1 750 1 2.750 - - - - - - 1 2.750 6 Kab. Manggarai 1 5.000 1 750 1 5.750 - - - - - - 1 5.750 7 Kab. Ngada 1 4.500 1 750 1 5.250 - - 1 20 1 275 1 5.545 8 Kab. Sikka 1 4.000 1 300 1 4.300 - - 1 20 - - 1 4.320 9 Kab. Sumba Barat 1 4.000 1 200 1 4.200 - - 1 20 1 25 1 4.245
10 Kab. Sumba Timur 1 4.000 1 800 1 4.800 - - - - - - 1 4.800 11 Kab. Timor Tengah 1 2.500 1 200 1 2.700 - - - - - - 1 2.700 12 Kab. Timor Tengah Utara 1 2.000 1 500 1 2.500 - - - - - - 1 2.500 13 Kab. Rote-Ndao 1 5.000 1 300 1 5.300 - - - - - - 1 5.300 14 Kab. Manggarai Barat 1 7.500 1 750 1 8.250 - - 1 20 1 525 1 8.795 15 Kab. Alor 1 1.500 1 200 1 1.700 - - - - - - 1 1.700 16 Kab. Nagekeo 1 4.500 1 750 1 5.250 - - 1 20 1 275 1 5.545 17 Kab. Sumba Tengah 1 2.000 1 300 1 2.300 - - - - - - 1 2.300 18 Kab. Sumba Barat Daya 1 5.500 1 200 1 5.700 - - - - - - 1 5.700 19 Kab. Manggarai Timur 1 5.000 1 500 1 5.500 - - - - - - 1 5.500 20 Kab. Sabu Raijua 1 1.000 1 200 1 1.200 - - - - - - 1 1.200 21 Kab. Malaka 1 2.000 1 200 1 2.200 - - - - - - 1 2.200
PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN PADI DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA HAZTON
PADI INBRIDA
TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA
TOTAL PADI
PROVITAS EKSTENSIFIKASI PERLUASAN AREAL TANAM
PROVINSI & KABUPATEN/KOTANO.
GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO
PERLUASANMELALUI PIP
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
82
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
80
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)25 MALUKU 8 13.900 - - - - 8 13.900 1 500 - - 3 100 8 14.500 1 Kab. MTB 1 2.000 - - 1 2.000 - - - - - - 1 2.000 2 Kab. Maluku Tengah 1 1.975 - - 1 1.975 - - - - 1 25 1 2.000 3 Kab. Maluku Tenggara 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 4 Kab. Pulau Buru 1 3.950 - - 1 3.950 1 500 - - 1 50 1 4.500 5 Kab. Kepulauan Aru 1 250 - - 1 250 - - - - - - 1 250 6 Kab. Seram Bag Barat 1 1.250 - - 1 1.250 - - - - - - 1 1.250 7 Kab. Seram Bag Timur 1 1.475 - - 1 1.475 - - - - 1 25 1 1.500 8 Kab. Buru Selatan 1 2.000 - - 1 2.000 - - - - - - 1 2.000
26 PAPUA 8 19.000 1 4.000 - - 8 23.000 - - 2 40 1 100 8 23.140 1 Kab. Jayapura 1 700 - - 1 700 - - - - - - 1 700 2 Kab. Jayawijaya - - - - - - - - 1 20 - - - 20 3 Kab. Merauke 1 15.500 1 4.000 1 19.500 - - 1 20 1 100 1 19.620 4 Kab. Mimika 1 200 - - 1 200 - - - - - - 1 200 5 Kab. Nabire 1 1.600 - - 1 1.600 - - - - - - 1 1.600 6 Kota Jayapura 1 500 - - 1 500 - - - - - - 1 500 7 Kab. Sarmi 1 100 - - 1 100 - - - - - - 1 100 8 Kab. Keerom 1 200 - - 1 200 - - - - - - 1 200 9 Kab. Waropen 1 200 - - 1 200 - - - - - - 1 200
27 MALUT 6 11.100 - - - - 6 11.100 - - 3 60 2 100 6 11.260 1 Kab. Halmahera Tengah 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 2 Kab. Halmahera Barat 1 1.500 - - 1 1.500 - - - - - - 1 1.500 3 Kab. Halmahera Timur 1 5.425 - - 1 5.425 - - 1 20 1 75 1 5.520 4 Kab. Halmahera Selatan 1 2.000 - - 1 2.000 - - 1 20 - - 1 2.020 5 Kab. Halmahera Utara 1 975 - - 1 975 - - 1 20 1 25 1 1.020 6 Kab. Pulau Morotai 1 200 - - 1 200 - - - - - - 1 200
28 BANTEN 6 27.000 - - - 100.000 6 127.000 - - 4 80 4 100 6 127.180 1 Kab. Lebak 1 8.000 - - 1 8.000 - - 1 20 1 25 1 8.045 2 Kab. Pandeglang 1 8.000 - - 1 8.000 - - 1 20 1 25 1 8.045 3 Kab. Serang 1 7.000 - - 1 7.000 - - 1 20 1 25 1 7.045 4 Kab. Tangerang 1 2.000 - - 1 2.000 - - - - 1 25 1 2.025 5 Kota Cilegon 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 6 Kota Serang 1 1.000 - - 1 1.000 - - 1 20 - - 1 1.020
29 BABEL 3 5.000 2 1.000 - - 5 6.000 - - - - - - 3 6.000 1 Kab. Bangka - - 1 500 1 500 - - - - - - - 500 2 Kab. Belitung - - 1 500 1 500 - - - - - - - 500 3 Kab. Bangka Selatan 1 3.000 - - 1 3.000 - - - - - - 1 3.000 4 Kab. Blitung Timur 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000 5 Kab. Bangka Barat 1 1.000 - - 1 1.000 - - - - - - 1 1.000
PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN PADI DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA HAZTON
PADI INBRIDA
TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA
TOTAL PADI
PROVITAS EKSTENSIFIKASI PERLUASAN AREAL TANAM
PROVINSI & KABUPATEN/KOTANO.
GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO
PERLUASANMELALUI PIP
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
83
81
(Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha) (Kab) (Ha)30 GORONTALO 5 39.000 5 10.000 - - 6 49.000 - - 2 40 2 100 5 49.140 1 Kab. Boalemo 1 6.370 1 1.750 1 8.120 - - - - - - 1 8.120 2 Kab. Gorontalo 1 13.775 1 2.000 1 15.775 - - - - 1 50 1 15.825 3 Kab. Pohuwato 1 6.800 1 1.850 1 8.650 - - - - 1 50 1 8.700 4 Kab. Bone Bolango 1 2.975 1 2.250 1 5.225 - - 1 20 - - 1 5.245 5 Kab. Gorontalo utara 1 7.800 1 2.150 1 9.950 - - 1 20 - - 1 9.970 6 Kota Gorontalo - 1.280 - - 1 1.280 - - - - - - - 1.280
31 KEPRI - - - - - - - - - - - - - - - - 1 Kab. Natuna - - - - - - - - - - - - - - 2 Kab. Bintan - - - - - - - - - - - - - - 3 Kab. Karimun - - - - - - - - - - - - - - 4 Kab. Lingga - - - - - - - - - - - - - - 5 Kab. Kep. Anambas - - - - - - - - - - - - - - 6 Kota Batam - - - - - - - - - - - - - - 7 Kota Tanjung Pinang - - - - - - - - - - - - - - 8 Kab Dumai - - - - - - - - - - - - - -
32 PAPUA BARAT 9 5.650 - - - - 3 5.650 - - 2 40 4 100 9 5.790 1 Kab. Sorong 1 2.025 - - 1 2.025 - - 1 20 1 25 1 2.070 2 Kab. Manokwari 1 2.475 - - 1 2.475 - - 1 20 1 25 1 2.520 3 Kab. Fak-Fak 1 100 - - - 100 - - - - - - 1 100 4 Kab. Raja Ampat 1 150 - - - 150 - - - - - - 1 150 5 Kab. Teluk Bintuni 1 225 - - - 225 - - - - 1 25 1 250 6 Kab. Teluk Wondama 1 50 - - - 50 - - - - - - 1 50 7 Kab. Kaimana 1 50 - - - 50 - - - - - - 1 50 8 Kab. Sorong Selatan 1 50 - - - 50 - - - - - - 1 50 9 Kab. Manokwari Selatan 1 525 - - 1 525 - - - - 1 25 1 550
33 SULBAR 6 21.000 6 13.350 - - 6 34.350 - - 6 120 1 100 6 34.570 1 Kab. Mamuju 1 5.000 1 2.500 1 7.500 - - 1 20 - - 1 7.520 2 Kab. Majene 1 1.000 1 1.000 1 2.000 - - 1 20 - - 1 2.020 3 Kab. Mamasa 1 2.000 1 3.350 1 5.350 - - 1 20 - - 1 5.370 4 Kab. Mamuju Utara 1 2.500 1 2.000 1 4.500 - - 1 20 - - 1 4.520 5 Kab. Polewali Mandar 1 6.000 1 2.000 1 8.000 - - 1 20 - - 1 8.020 6 Kab. Mamuju Tengah 1 4.500 1 2.500 1 7.000 - - 1 20 1 100 1 7.120
34 KALTARA 2 2.800 - - - - 2 2.800 - - - - - - 2 2.800 1 Kab. Bulungan 1 2.500 - - 1 2.500 - - - - - - 1 2.500 2 Kab. Tana Tidung 1 300 - - 1 300 - - - - - - 1 300
PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK
PADI
PENGEMBANGAN PADI DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA HAZTON
PADI INBRIDA
TOTAL PADI INBRIDA PADI HIBRIDA
TOTAL PADI
PROVITAS EKSTENSIFIKASI PERLUASAN AREAL TANAM
PROVINSI & KABUPATEN/KOTANO.
GERAKAN TANAM PADI DENGAN PENERAPAN JAJAR LEGOWO
PERLUASANMELALUI PIP
82
Lam
pira
n 4
Kegia
tan
: Penin
gkata
n P
roduktivitas
Padi In
brida,
Ekst
ensifikasi P
adi In
brida,
PA
T P
adi In
brida,
Padi H
ibrida,
Teknolo
gi H
azt
on,
Desa
Pert
ania
n O
rganik
Padi *)
Nam
a P
okta
n /
Gapokta
n:
Jum
lah A
nggota
Kelo
mpok
:
Desa
:
Kecam
ata
n:
Kabupate
n:
Kom
oditi
:
1 2 3 4 5 dst
Ke
tera
ng
an
:
KCD/P
enyulu
h
Nam
a …
……
….
Nam
a …
……
….
*)
Pil
ih s
ala
h s
atu
Ju
mla
h
Mengeta
hui
DA
FT
AR
CA
LO
N P
ET
AN
I D
AN
LO
KA
SI
PEN
ER
IM
A B
AN
TU
AN
PEM
ER
IN
TA
H T
AH
UN
20
16
No.
Nam
a
Peta
ni
Luas
Are
al (h
a)
Kebutu
han B
enih
(kg)
Varieta
sJa
dw
al T
anam
Ketu
a K
elo
mpokta
ni
84
Budi
daya
Pad
i Pen
ingk
atan
Pro
dukt
ifitas
, Bud
iday
a Pa
di P
erlu
asan
Mel
alui
PIP
, Bud
iday
a Pa
di P
erlu
asan
Pad
i Hib
rida,
Pe
ngem
bang
an D
esa
Perta
nian
Org
anik
untu
k Pa
di, P
enge
mba
ngan
Pad
i den
gan
Tekn
olog
i Bud
iday
a Ha
zton
*)
83
Lan
juta
n L
ampi
ran
4
Kegi
atan
Pok
tan
/ G
apok
tan
: Pe
ning
kata
n Pr
oduk
tivita
s Pa
di I
nbrid
a, E
kste
nsifi
kasi
Padi
Inb
rida,
PA
T P
adi I
nbrid
a,
Pa
di H
ibrid
a, T
ekno
logi
Haz
ton,
Des
a Pe
rtan
ian
Org
anik
Pad
i *)
Jum
lah
Ang
gota
Kel
ompo
k:
Des
a:
Keca
mat
an:
Kabu
pate
n:
Kom
oditi
:
Des
a Pr
ogra
m
Ya =
"1"
Subr
ound
1Su
brou
nd 2
Subr
ound
3
ada
= "1
"ad
a =
"1"
ada
= "1
"Ti
dak
= " "
Tida
k =
" "Ti
dak
= " "
Prop
Kab
Kec
Desa
nm_P
rop
nm_K
abnm
_Kec
nm_D
esa
Desa
_Pro
gKo
mod
itiJm
l_Ke
tan
p_sr
1p_
sr2
p_sr
3lt_
sr1
lt_sr
2lt_
sr3
Dite
tapk
an, T
gl…
. Bln
…. T
ahun
201
6Ke
pala
Din
as P
erta
nian
Kab
upat
en …
……
……
……
……
….
Nam
aN
IP
DATA
CAL
ON
PET
ANI C
ALO
N D
AN C
ALO
N LO
KASI
( CP
/CL )
PELA
KSAN
A KE
GIAT
AN B
ANTU
AN P
EMER
INTA
H TA
HUN
201
6(s
esua
i fom
at fi
eld
BPS)
Renc
ana
Luas
Tan
am (H
a)
Jeni
s Ko
mod
itiJu
mla
h Ke
lom
pok
Tan
iSu
brou
nd 1
Subr
ound
2Su
brou
nd 3
Tida
k =
" "Id
entit
as D
esa
Perk
iraan
Pan
en
PEN
GIS
IAN
KO
LOM
" JE
NIS
KO
MO
DITI
"pa
di_p
enin
gkat
an p
rodu
ktiv
itas
inbr
ida
padi
_hib
rida
padi
_pat
pa
di_e
kste
nsifi
kasi
padi
_tek
nolo
gi h
azto
npa
di_d
esa p
erta
nian
org
aniK
PEN
GIS
IAN
KO
LOM
" D
ESA
PRO
GRA
M "
* se
cara
oto
mat
is y
ang
mas
uk k
e da
lam
CPC
L ada
lah
desa
pro
gram
, jad
i bis
a di
isi
deng
an "
1" se
mua
nya
83
Lan
juta
n L
ampi
ran
4
Kegi
atan
Pok
tan
/ G
apok
tan
: Pe
ning
kata
n Pr
oduk
tivita
s Pa
di I
nbrid
a, E
kste
nsifi
kasi
Padi
Inb
rida,
PA
T P
adi I
nbrid
a,
Pa
di H
ibrid
a, T
ekno
logi
Haz
ton,
Des
a Pe
rtan
ian
Org
anik
Pad
i *)
Jum
lah
Ang
gota
Kel
ompo
k:
Des
a:
Keca
mat
an:
Kabu
pate
n:
Kom
oditi
:
Des
a Pr
ogra
m
Ya =
"1"
Subr
ound
1Su
brou
nd 2
Subr
ound
3
ada
= "1
"ad
a =
"1"
ada
= "1
"Ti
dak
= " "
Tida
k =
" "Ti
dak
= " "
Prop
Kab
Kec
Desa
nm_P
rop
nm_K
abnm
_Kec
nm_D
esa
Desa
_Pro
gKo
mod
itiJm
l_Ke
tan
p_sr
1p_
sr2
p_sr
3lt_
sr1
lt_sr
2lt_
sr3
Dite
tapk
an, T
gl…
. Bln
…. T
ahun
201
6Ke
pala
Din
as P
erta
nian
Kab
upat
en …
……
……
……
……
….
Nam
aN
IP
DATA
CAL
ON
PET
ANI C
ALO
N D
AN C
ALO
N LO
KASI
( CP
/CL )
PELA
KSAN
A KE
GIAT
AN B
ANTU
AN P
EMER
INTA
H TA
HUN
201
6(s
esua
i fom
at fi
eld
BPS)
Renc
ana
Luas
Tan
am (H
a)
Jeni
s Ko
mod
itiJu
mla
h Ke
lom
pok
Tan
iSu
brou
nd 1
Subr
ound
2Su
brou
nd 3
Tida
k =
" "Id
entit
as D
esa
Perk
iraan
Pan
en
PEN
GIS
IAN
KO
LOM
" JE
NIS
KO
MO
DITI
"pa
di_p
enin
gkat
an p
rodu
ktiv
itas
inbr
ida
padi
_hib
rida
padi
_pat
pa
di_e
kste
nsifi
kasi
padi
_tek
nolo
gi h
azto
npa
di_d
esa p
erta
nian
org
aniK
PEN
GIS
IAN
KO
LOM
" D
ESA
PRO
GRA
M "
* se
cara
oto
mat
is y
ang
mas
uk k
e da
lam
CPC
L ada
lah
desa
pro
gram
, jad
i bis
a di
isi
deng
an "
1" se
mua
nya
83
Lan
juta
n L
ampi
ran
4
Kegi
atan
Pok
tan
/ G
apok
tan
: Pe
ning
kata
n Pr
oduk
tivita
s Pa
di I
nbrid
a, E
kste
nsifi
kasi
Padi
Inb
rida,
PA
T P
adi I
nbrid
a,
Pa
di H
ibrid
a, T
ekno
logi
Haz
ton,
Des
a Pe
rtan
ian
Org
anik
Pad
i *)
Jum
lah
Ang
gota
Kel
ompo
k:
Des
a:
Keca
mat
an:
Kabu
pate
n:
Kom
oditi
:
Des
a Pr
ogra
m
Ya =
"1"
Subr
ound
1Su
brou
nd 2
Subr
ound
3
ada
= "1
"ad
a =
"1"
ada
= "1
"Ti
dak
= " "
Tida
k =
" "Ti
dak
= " "
Prop
Kab
Kec
Desa
nm_P
rop
nm_K
abnm
_Kec
nm_D
esa
Desa
_Pro
gKo
mod
itiJm
l_Ke
tan
p_sr
1p_
sr2
p_sr
3lt_
sr1
lt_sr
2lt_
sr3
Dite
tapk
an, T
gl…
. Bln
…. T
ahun
201
6Ke
pala
Din
as P
erta
nian
Kab
upat
en …
……
……
……
……
….
Nam
aN
IP
DATA
CAL
ON
PET
ANI C
ALO
N D
AN C
ALO
N LO
KASI
( CP
/CL )
PELA
KSAN
A KE
GIAT
AN B
ANTU
AN P
EMER
INTA
H TA
HUN
201
6(s
esua
i fom
at fi
eld
BPS)
Renc
ana
Luas
Tan
am (H
a)
Jeni
s Ko
mod
itiJu
mla
h Ke
lom
pok
Tan
iSu
brou
nd 1
Subr
ound
2Su
brou
nd 3
Tida
k =
" "Id
entit
as D
esa
Perk
iraan
Pan
en
PEN
GIS
IAN
KO
LOM
" JE
NIS
KO
MO
DITI
"pa
di_p
enin
gkat
an p
rodu
ktiv
itas
inbr
ida
padi
_hib
rida
padi
_pat
pa
di_e
kste
nsifi
kasi
padi
_tek
nolo
gi h
azto
npa
di_d
esa p
erta
nian
org
aniK
PEN
GIS
IAN
KO
LOM
" D
ESA
PRO
GRA
M "
* se
cara
oto
mat
is y
ang
mas
uk k
e da
lam
CPC
L ada
lah
desa
pro
gram
, jad
i bis
a di
isi
deng
an "
1" se
mua
nya
83
Lan
juta
n L
ampi
ran
4
Kegi
atan
Pok
tan
/ G
apok
tan
: Pe
ning
kata
n Pr
oduk
tivita
s Pa
di I
nbrid
a, E
kste
nsifi
kasi
Padi
Inb
rida,
PA
T P
adi I
nbrid
a,
Pa
di H
ibrid
a, T
ekno
logi
Haz
ton,
Des
a Pe
rtan
ian
Org
anik
Pad
i *)
Jum
lah
Ang
gota
Kel
ompo
k:
Des
a:
Keca
mat
an:
Kabu
pate
n:
Kom
oditi
:
Des
a Pr
ogra
m
Ya =
"1"
Subr
ound
1Su
brou
nd 2
Subr
ound
3
ada
= "1
"ad
a =
"1"
ada
= "1
"Ti
dak
= " "
Tida
k =
" "Ti
dak
= " "
Prop
Kab
Kec
Desa
nm_P
rop
nm_K
abnm
_Kec
nm_D
esa
Desa
_Pro
gKo
mod
itiJm
l_Ke
tan
p_sr
1p_
sr2
p_sr
3lt_
sr1
lt_sr
2lt_
sr3
Dite
tapk
an, T
gl…
. Bln
…. T
ahun
201
6Ke
pala
Din
as P
erta
nian
Kab
upat
en …
……
……
……
……
….
Nam
aN
IP
DATA
CAL
ON
PET
ANI C
ALO
N D
AN C
ALO
N LO
KASI
( CP
/CL )
PELA
KSAN
A KE
GIAT
AN B
ANTU
AN P
EMER
INTA
H TA
HUN
201
6(s
esua
i fom
at fi
eld
BPS)
Renc
ana
Luas
Tan
am (H
a)
Jeni
s Ko
mod
itiJu
mla
h Ke
lom
pok
Tan
iSu
brou
nd 1
Subr
ound
2Su
brou
nd 3
Tida
k =
" "Id
entit
as D
esa
Perk
iraan
Pan
en
PEN
GIS
IAN
KO
LOM
" JE
NIS
KO
MO
DITI
"pa
di_p
enin
gkat
an p
rodu
ktiv
itas
inbr
ida
padi
_hib
rida
padi
_pat
pa
di_e
kste
nsifi
kasi
padi
_tek
nolo
gi h
azto
npa
di_d
esa p
erta
nian
org
aniK
PEN
GIS
IAN
KO
LOM
" D
ESA
PRO
GRA
M "
* se
cara
oto
mat
is y
ang
mas
uk k
e da
lam
CPC
L ada
lah
desa
pro
gram
, jad
i bis
a di
isi
deng
an "
1" se
mua
nya
83
Lan
juta
n L
ampi
ran
4
Kegi
atan
Pok
tan
/ G
apok
tan
: Pe
ning
kata
n Pr
oduk
tivita
s Pa
di I
nbrid
a, E
kste
nsifi
kasi
Padi
Inb
rida,
PA
T P
adi I
nbrid
a,
Pa
di H
ibrid
a, T
ekno
logi
Haz
ton,
Des
a Pe
rtan
ian
Org
anik
Pad
i *)
Jum
lah
Ang
gota
Kel
ompo
k:
Des
a:
Keca
mat
an:
Kabu
pate
n:
Kom
oditi
:
Des
a Pr
ogra
m
Ya =
"1"
Subr
ound
1Su
brou
nd 2
Subr
ound
3
ada
= "1
"ad
a =
"1"
ada
= "1
"Ti
dak
= " "
Tida
k =
" "Ti
dak
= " "
Prop
Kab
Kec
Desa
nm_P
rop
nm_K
abnm
_Kec
nm_D
esa
Desa
_Pro
gKo
mod
itiJm
l_Ke
tan
p_sr
1p_
sr2
p_sr
3lt_
sr1
lt_sr
2lt_
sr3
Dite
tapk
an, T
gl…
. Bln
…. T
ahun
201
6Ke
pala
Din
as P
erta
nian
Kab
upat
en …
……
……
……
……
….
Nam
aN
IP
DATA
CAL
ON
PET
ANI C
ALO
N D
AN C
ALO
N LO
KASI
( CP
/CL )
PELA
KSAN
A KE
GIAT
AN B
ANTU
AN P
EMER
INTA
H TA
HUN
201
6(s
esua
i fom
at fi
eld
BPS)
Renc
ana
Luas
Tan
am (H
a)
Jeni
s Ko
mod
itiJu
mla
h Ke
lom
pok
Tan
iSu
brou
nd 1
Subr
ound
2Su
brou
nd 3
Tida
k =
" "Id
entit
as D
esa
Perk
iraan
Pan
en
PEN
GIS
IAN
KO
LOM
" JE
NIS
KO
MO
DITI
"pa
di_p
enin
gkat
an p
rodu
ktiv
itas
inbr
ida
padi
_hib
rida
padi
_pat
pa
di_e
kste
nsifi
kasi
padi
_tek
nolo
gi h
azto
npa
di_d
esa p
erta
nian
org
aniK
PEN
GIS
IAN
KO
LOM
" D
ESA
PRO
GRA
M "
* se
cara
oto
mat
is y
ang
mas
uk k
e da
lam
CPC
L ada
lah
desa
pro
gram
, jad
i bis
a di
isi
deng
an "
1" se
mua
nya
83
Lan
juta
n L
ampi
ran
4
Kegi
atan
Pok
tan
/ G
apok
tan
: Pe
ning
kata
n Pr
oduk
tivita
s Pa
di I
nbrid
a, E
kste
nsifi
kasi
Padi
Inb
rida,
PA
T P
adi I
nbrid
a,
Pa
di H
ibrid
a, T
ekno
logi
Haz
ton,
Des
a Pe
rtan
ian
Org
anik
Pad
i *)
Jum
lah
Ang
gota
Kel
ompo
k:
Des
a:
Keca
mat
an:
Kabu
pate
n:
Kom
oditi
:
Des
a Pr
ogra
m
Ya =
"1"
Subr
ound
1Su
brou
nd 2
Subr
ound
3
ada
= "1
"ad
a =
"1"
ada
= "1
"Ti
dak
= " "
Tida
k =
" "Ti
dak
= " "
Prop
Kab
Kec
Desa
nm_P
rop
nm_K
abnm
_Kec
nm_D
esa
Desa
_Pro
gKo
mod
itiJm
l_Ke
tan
p_sr
1p_
sr2
p_sr
3lt_
sr1
lt_sr
2lt_
sr3
Dite
tapk
an, T
gl…
. Bln
…. T
ahun
201
6Ke
pala
Din
as P
erta
nian
Kab
upat
en …
……
……
……
……
….
Nam
aN
IP
DATA
CAL
ON
PET
ANI C
ALO
N D
AN C
ALO
N LO
KASI
( CP
/CL )
PELA
KSAN
A KE
GIAT
AN B
ANTU
AN P
EMER
INTA
H TA
HUN
201
6(s
esua
i fom
at fi
eld
BPS)
Renc
ana
Luas
Tan
am (H
a)
Jeni
s Ko
mod
itiJu
mla
h Ke
lom
pok
Tan
iSu
brou
nd 1
Subr
ound
2Su
brou
nd 3
Tida
k =
" "Id
entit
as D
esa
Perk
iraan
Pan
en
PEN
GIS
IAN
KO
LOM
" JE
NIS
KO
MO
DITI
"pa
di_p
enin
gkat
an p
rodu
ktiv
itas
inbr
ida
padi
_hib
rida
padi
_pat
pa
di_e
kste
nsifi
kasi
padi
_tek
nolo
gi h
azto
npa
di_d
esa p
erta
nian
org
aniK
PEN
GIS
IAN
KO
LOM
" D
ESA
PRO
GRA
M "
* se
cara
oto
mat
is y
ang
mas
uk k
e da
lam
CPC
L ada
lah
desa
pro
gram
, jad
i bis
a di
isi
deng
an "
1" se
mua
nya
85
Budi
daya
Pad
i Pen
ingk
atan
Pro
dukt
ifitas
, Bud
iday
a Pa
di P
erlu
asan
Mel
alui
PIP
, Bud
iday
a Pa
di P
erlu
asan
Pad
i Hib
rida,
Pen
gem
bang
an D
esa
Perta
nian
Org
anik
untu
k Pa
di,
Peng
emba
ngan
Pad
i den
gan
Tekn
olog
i Bud
iday
a Ha
zton
*)
*) P
ilih
sesu
ai k
egia
tan
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
86
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
84
Lampiran 5
SURAT KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
NOMOR : .............................................2016 TENTANG
PENETAPAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA BANTUAN PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2016
KEGIATAN ………………………………………………………)* Menimbang : a. Bahwa ketahanan pangan nasional perlu terus
diupayakan melalui peningkatan produksi untuk menjamin kecukupan pangan yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
b. Bahwa peningkatan produksi padi tahun 2016 difokuskan pada peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam (PAT), melalui penerapan jajar legowo.
c. Bahwa pelaksanaan kegiatan ...... *) guna peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan petani perlu ditetapkan kelompok tani penerima Bantuan Pemerintah tahun 2016.
d. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c perlu ditetapkan Kelompok tani Penerima Bantuan Pemerintah Tahun Anggaran 2016.
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor .............. Tahun ............. tentang ................;
2. Surat Keputusan .......... Nomor .............. Tahun ............. tentang ................;
3. Peraturan Daerah Provinsi Nomor .............. Tahun ............. tentang ................;
4. dst .......
Memperhatikan : 1. DIPA Dinas Pertanian Provinsi .... Nomor .............. Tanggal ............. Bulan ................ Tahun ............
2. Petunjuk Teknis Teknologi Tanam Jajar Legowo Tahun 2016.
3. dst .......
Contoh
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
87
85
MEMUTUSKAN Menetapkan : PERTAMA : Penetapan kelompoktani penerima bantuan pemerintah
kegiatan …….. *) tahun anggaran 2016 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :............................... Pada Tanggal : ................................ Oleh : Pejabat Pembuat Komitmen .......................................... NIP. ..................................... Disahkan di : .............................. Pada Tanggal : ............................ Oleh: Kuasa Pengguna Anggaran
.......................................... NIP. .....................................
Tembusan : 1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI di Jakarta 2. Bupati / Walikota di ............................. 3. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota/Provinsi di .............. 4. dst.
*) disesuaikan dengan kegiatan dalam POK.
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
88
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
86
Lanjutan Lampiran 5
Lampiran 6
Desa Kecamatan 1 2 3
dst…
*) Disesuaikan kegiatan
Ditetapkan,Tgl….Bln….Tahun 2016Oleh Pejabat Pembuat Komitmen
NamaNIP
Disahkan Oleh; Kuasa Pengguna Anggaran
NamaNIP
Jumlah
Lampiran Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Penetapan Kelompoktani Penerima Bantuan Pemerintah Pada Kegiatan………..*) Tahun 2016
No Nama Kelompok Tani/
Gapoktan Nama Ketua AlamatNomor Rekening
Jumlah (Rp.)
Alamat Bank Cabang, Unit
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
89
87
Lampiran 7
Kegiatan : Peningkatan Produktivitas Padi Inbrida, Ekstensifikasi Padi Inbrida, PAT Padi Inbrida,
Padi Hibrida, Teknologi Hazton, Desa Pertanian Organik Padi *)
Nama Kelompok Tani :
Alamat Kelompok Tani :
Luas Lahan :
Jumlah Anggota Kelompok :
Rincian Kebutuhan Kel. :
Komoditi :
Varietas :
123
dst…
*) Pilih salah satu …………………,……………….**) Menyesuaikan dengan jenis dan kebutuhan
Jumlah
Rencana Usaha Kelompok (RUK)Bantuan Pemerintah Tahun 2016
No. Uraian Kebutuhan Jenis Volume **) Harga Satuan(Rp) Jumlah (Rp)
Mengetahui,Penyuluh / Petugas Pertanian
Nama NIP
Bendahara Kelompok,
Nama NIP
Ketua Kelompok,
Nama NIP
Anggota Kelompok,
Nama NIP
Anggota Kelompok,
Nama NIP
Budidaya Padi Peningkatan Produktifitas, Budidaya Padi Perluasan Melalui PIP, Budidaya Padi Perluasan Padi Hibrida, Pengembangan Desa Pertanian Organik untuk Padi, Pengembangan Padi dengan Teknologi Budidaya Hazton
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
90
88
SURAT PERNYATAAN
PENERIMA DAN PENGGUNAAN BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah nama :……………………. ..
Selaku Ketua Kelompok Tani …………………… Desa…………………. Kecamatan
...............………………… Kabupaten………………… dengan ini menyatakan bahwa
bantuan pemerintah berupa ……………, akan kami gunakan:
a. Untuk pelaksanaan budidaya padi pada kegiatan………………….
b. Bersedia dan sanggup untuk melaksanakan penanaman, pemeliharaan sampai
panen di areal yang mendapatkan bantuan pemerintah dan sanggup
mengembalikan dana pabila tidak sesuai peruntukannya.
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
…………………… 2016 Mengetahui, Ketua Kel.Tani/Gapoktan PetugasLapangan Materai 6.000 ttd dan cap/stempel ttd dan cap/stempel (………………………) (……………………….)
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
89
Lam
pira
n 8
: :
Desa
Keca
mat
anNa
ma
NIP
Nam
a……
……
……
……
……
…
Tang
gal
Ubin
an
Petu
gas U
bina
nHa
sil U
bina
n (K
u/Ha
GKG
)Va
rieta
s
……
……
….,
tgl,…
……
…, b
ulan
,……
……
.., ta
hun
……
…Ke
pala
Din
as P
erta
nian
Pro
vinsi
FORM
ISIA
NHA
SIL U
BINA
N KE
GIAT
AN …
…………
…………
…………
…………
….
Kom
odita
s
NoNa
ma P
etan
iNa
ma
Kelo
mpo
kTan
i
Alam
at
Jum
lah
Ubin
an
(Uni
t)
Kabu
pten
91
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
92
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
91
Lampiran 9
JARAK TANAM JAJAR LEGOWO
Legowo 2:1 (20cm – 40cm) x 10cm
a. Orientasi pertanaman
b. Populasi tanamanPopulasi tanaman dalam 1,2 m x 1 m = 4 rumpun x 10 rumpun atau 1,2 m2 = 40 rumpun atau 1 ha = 10.000/1,2 m2 x 40 rumpun = 333.333 rumpun
c. Ukuran UbinanUkuran Ubinan yang sesuai adalah : 2,4 m x 2,5 m = 6 m2 atau 8 rumpun x 25 rumpun = 200 rumpun
d. Konversi hasil ubinan ke hektarApabila hasil ubinannya 3 kg, maka hasil/produktivitas tanaman adalah10.000/6 m2 x 3 kg = 5.000 kg GKP/ha
40 cm25 cm25 cm
10 c
m
1 m
1,2 cm
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
93
92
Legowo 2:1 (25cm – 50cm) x 12,5cm
a. Orientasi pertanaman
b. Populasi tanamanPopulasi tanaman dalam 1,5 m x 1 m = 4 rumpun x 8 rumpun atau 1,5 m2 = 32 rumpun atau 1 ha = 10.000/1,5 m2 x 32 rumpun = 213.333 rumpun
c. Ukuran UbinanUkuran Ubinan yang sesuai adalah : 3 m x 2 m = 6 m2 atau 8 rumpun x 16 rumpun = 128 rumpun
d. Konversi hasil ubinan ke hektarApabila hasil ubinannya 3 kg, maka hasil/produktivitas tanaman adalah10.000/6 m2 x 3 kg = 5.000 kg GKP/ha
50 cm25 cm25 cm
12,5
cm
1 m
1,5 cm
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
94
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
93
Legowo 2:1 (30cm – 60cm) x 15cm
a. Orientasi pertanaman
b. Populasi tanamanPopulasi tanaman dalam 1,8 m x 1,2 m = 4 rumpun x 8 rumpun atau 2,16 m2 = 32 rumpun atau 1 ha = 10.000/2,16 m2 x 32 rumpun = 148.148 rumpun
c. Ukuran UbinanUkuran Ubinan yang sesuai adalah : 2,7 m x 2,4 m = 6,48 m2 atau 6 rumpun x 16 rumpun = 96 rumpun
d. Konversi hasil ubinan ke hektarApabila hasil ubinannya 3 kg, maka hasil/produktivitas tanaman adalah10.000/6,48 m2 x 3 kg = 4.630 kg GKP/ha
60 cm30 cm30 cm
15 c
m
1,2
m
1,8 cm
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
95
94
Legowo 4:1 penuh (20cm – 40cm) x 10cm
a. Orientasi pertanaman
b. Populasi tanamanPopulasi tanaman dalam 1 m x 1 m = 4 rumpun x 10 rumpun atau 1 m2 = 40 rumpun atau 1 ha = 10.000/1 m2 x 40 rumpun = 400.000 rumpun
c. Ukuran UbinanUkuran Ubinan yang sesuai adalah : 3 m x 2 m = 6 m2 atau 12 rumpun x 20 rumpun = 240 rumpun
d. Konversi hasil ubinan ke hektarApabila hasil ubinannya 3 kg, maka hasil/produktivitas tanaman adalah10.000/6 m2 x 3 kg = 5.000 kg GKP/ha
60 cm
20 cm
1 m
1 m
20 cm
10 c
m
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
96
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
95
Legowo 4:1 penuh (25cm – 50cm) x 12,5cm
a. Orientasi pertanaman
b. Populasi tanamanPopulasi tanaman dalam 1,25 m x 1 m = 4 rumpun x 8 rumpun atau 1,25 m2 = 32 rumpun atau 1 ha = 10.000/1,25 m2 x 32 rumpun = 256.000 rumpun
c. Ukuran UbinanUkuran Ubinan yang sesuai adalah : 2,5 m x 2,5 m = 6,25 m2 atau 8 rumpun x 20 rumpun = 160 rumpun
d. Konversi hasil ubinan ke hektarApabila hasil ubinannya 3 kg, maka hasil/produktivitas tanaman adalah10.000/6,25 m2 x 3 kg = 4.800 kg GKP/ha
75 cm
25 cm
1 m
1,25 m
25 cm
12,5
cm
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
97
96
Legowo 4:1 Kosong (20cm – 40cm) x (10cm – 20cm)
a. Orientasi pertanaman
b. Populasi tanamanPopulasi tanaman dalam 1 m x 1 m = 6 x 100/20 rumpun atau 1 m2 = 30 rumpunatau 1 ha = 10.000/1 m2 x 30 rumpun = 300.000 rumpun
c. Ukuran UbinanUkuran Ubinan yang sesuai adalah : 3 m x 2 m = 6 m2 atau 18 rumpun x 200/20 = 180 rumpun
d. Konversi hasil ubinan ke hektarApabila hasil ubinannya 3 kg, maka hasil/produktivitas tanaman adalah10.000/6 m2 x 3 kg = 5.000 kg GKP/ha
40 cm20 cm
1 m
1 m
10 c
m
1 m
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
98
97
Legowo 4:1 Kosong (25cm – 50cm) x (12,5cm – 25cm)
a. Orientasi pertanaman
b. Populasi tanamanPopulasi tanaman dalam 1,25 m x 1 m = 6 x 100/25 rumpun atau 1,25 m2 = 24 rumpun atau 1 ha = 10.000/1,25 m2 x 24 rumpun = 192.000 rumpun
c. Ukuran UbinanUkuran Ubinan yang sesuai adalah : 2,5 m x 2 m = 5 m2 atau 12 rumpun x 200/25 = 96 rumpun
d. Konversi hasil ubinan ke hektarApabila hasil ubinannya 3 kg, maka hasil/produktivitas tanaman adalah10.000/5 m2 x 3 kg = 6.000 kg GKP/ha
50 cm25 cm
1 m
1,25 m
12,5
cm
1,25 m
vi
PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI TANAM JAJAR LEGOWO TAHUN 2016
Lampiran 12. Blangko Laporan Bulanan Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 100
Lampiran 13. Blangko Laporan Bulanan Provinsi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 101
Lampiran 14. Blangko Laporan Akhir Provinsi/Kabupaten Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ....................... 102
98
Lam
pira
n 10
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGU
STSE
PO
KTN
OP
DES
1Pe
nyus
unan
Jukl
ak d
an P
etun
juk
Lain
nya
2Pe
mbe
ntuk
an T
im T
ekni
s
3So
sial
isas
i
4Fi
nalis
asi C
P/CL
5Pe
nyus
unan
dan
Pen
girim
an R
UK,
Reke
ning
Pok
tan/
Gap
okta
n ke
Kab
upat
en/
Kota
, Pro
vins
i, da
n Pu
sat
6Pr
oses
Adm
inis
tras
i Keu
anga
n
7Pe
nyer
apan
dan
Pen
yalu
ran
Dan
a
Ban
tuan
Pem
erin
tah
ke R
eken
ing
Kelo
mpo
k
8Pe
ngad
aan
dan
Peny
alur
an B
antu
an P
emer
inta
h
9Pe
laks
anaa
n
1. T
anam
2. P
emel
ihar
aan
3. P
anen
10Pe
mbi
naan
11M
onito
ring
12Ev
alua
si
13Pe
lapo
ran
REN
CAN
A JA
DW
AL P
ELAK
SAN
AAN
TEK
NO
LOG
I TAN
AM JA
JAR
LEG
OW
O T
AHU
N 2
016
NO
KEG
IATA
NBU
LAN
99
99
Lam
pira
n 11
Des
aPo
ktan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(10)
(11)
1A
250
245
90,0
0
3075
,00
225
52
B4
100
495
95,0
0
8081
,25
650
53 4
dst
Jum
lah
615
06
140
93,3
311
079
,55
875
10
Nam
a……
……
……
……
……
…
NIP
……
……
……
……
……
…
Prov
itas
(ku/
ha)
Prod
uksi
(t
on)
……
……
……
…., t
gl,…
……
…, bu
lan,
……
……
.., ta
hun
……
…Pe
tuga
s Pe
nyul
uhan
Per
tani
an /
Kep
ala
Cab
ang
Din
as P
erta
nian
Kab
upat
en/K
ota
Rea
lisas
i Tan
amR
ealis
asi P
anen
Dila
ksan
akan
M
H 15
/16
(Ha)
Kete
rang
an
(Ha)
(%)
Luas
(Ha)
No
Jum
lah
Luas
A
real
(Ha)
KECA
MA
TA
N :
Jum
lah
(Uni
t)
BL
AN
GK
O L
AP
OR
AN
BU
LA
NA
N K
EC
AM
AT
AN
RE
AL
ISA
SI
PE
LA
KS
AN
AA
N K
EG
IAT
AN
……
……
……
……
……
……
….
TA
HU
N 2
01
6
BU
LAN
:
100
99
Lam
pira
n 11
Des
aPo
ktan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(10)
(11)
1A
250
245
90,0
0
3075
,00
225
52
B4
100
495
95,0
0
8081
,25
650
53 4
dst
Jum
lah
615
06
140
93,3
311
079
,55
875
10
Nam
a……
……
……
……
……
…
NIP
……
……
……
……
……
…
Prov
itas
(ku/
ha)
Prod
uksi
(t
on)
……
……
……
…., t
gl,…
……
…, bu
lan,
……
……
.., ta
hun
……
…Pe
tuga
s Pe
nyul
uhan
Per
tani
an /
Kep
ala
Cab
ang
Din
as P
erta
nian
Kab
upat
en/K
ota
Rea
lisas
i Tan
amR
ealis
asi P
anen
Dila
ksan
akan
M
H 15
/16
(Ha)
Kete
rang
an
(Ha)
(%)
Luas
(Ha)
No
Jum
lah
Luas
A
real
(Ha)
KECA
MA
TA
N :
Jum
lah
(Uni
t)
BL
AN
GK
O L
AP
OR
AN
BU
LA
NA
N K
EC
AM
AT
AN
RE
AL
ISA
SI
PE
LA
KS
AN
AA
N K
EG
IAT
AN
……
……
……
……
……
……
….
TA
HU
N 2
01
6
BU
LAN
:
99
Lam
pira
n 11
Des
aPo
ktan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(10)
(11)
1A
250
245
90,0
0
3075
,00
225
52
B4
100
495
95,0
0
8081
,25
650
53 4
dst
Jum
lah
615
06
140
93,3
311
079
,55
875
10
Nam
a……
……
……
……
……
…
NIP
……
……
……
……
……
…
Prov
itas
(ku/
ha)
Prod
uksi
(t
on)
……
……
……
…., t
gl,…
……
…, bu
lan,
……
……
.., ta
hun
……
…Pe
tuga
s Pe
nyul
uhan
Per
tani
an /
Kep
ala
Cab
ang
Din
as P
erta
nian
Kab
upat
en/K
ota
Rea
lisas
i Tan
amR
ealis
asi P
anen
Dila
ksan
akan
M
H 15
/16
(Ha)
Kete
rang
an
(Ha)
(%)
Luas
(Ha)
No
Jum
lah
Luas
A
real
(Ha)
KECA
MA
TA
N :
Jum
lah
(Uni
t)
BL
AN
GK
O L
AP
OR
AN
BU
LA
NA
N K
EC
AM
AT
AN
RE
AL
ISA
SI
PE
LA
KS
AN
AA
N K
EG
IAT
AN
……
……
……
……
……
……
….
TA
HU
N 2
01
6
BU
LAN
:
99
Lam
pira
n 11
Des
aPo
ktan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(10)
(11)
1A
250
245
90,0
0
3075
,00
225
52
B4
100
495
95,0
0
8081
,25
650
53 4
dst
Jum
lah
615
06
140
93,3
311
079
,55
875
10
Nam
a……
……
……
……
……
…
NIP
……
……
……
……
……
…
Prov
itas
(ku/
ha)
Prod
uksi
(t
on)
……
……
……
…., t
gl,…
……
…, bu
lan,
……
……
.., ta
hun
……
…Pe
tuga
s Pe
nyul
uhan
Per
tani
an /
Kep
ala
Cab
ang
Din
as P
erta
nian
Kab
upat
en/K
ota
Rea
lisas
i Tan
amR
ealis
asi P
anen
Dila
ksan
akan
M
H 15
/16
(Ha)
Kete
rang
an
(Ha)
(%)
Luas
(Ha)
No
Jum
lah
Luas
A
real
(Ha)
KECA
MA
TA
N :
Jum
lah
(Uni
t)
BL
AN
GK
O L
AP
OR
AN
BU
LA
NA
N K
EC
AM
AT
AN
RE
AL
ISA
SI
PE
LA
KS
AN
AA
N K
EG
IAT
AN
……
……
……
……
……
……
….
TA
HU
N 2
01
6
BU
LAN
:
Budi
daya
Pad
i Pen
ingk
atan
Pro
dukt
ifita
s, B
udid
aya
Padi
Per
luas
an M
elal
ui P
IP,
Budi
daya
Pad
i Per
luas
an P
adi H
ibrid
a, P
enge
mba
ngan
Des
a Pe
rtani
an O
rgan
ik u
ntuk
Pad
i, Pe
ngem
bang
an P
adi d
enga
n Te
knol
ogi B
udid
aya
Hazt
on *)
16/1
7Na
ma
99
Lam
pira
n 11
Des
aPo
ktan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(10)
(11)
1A
250
245
90,0
0
3075
,00
225
52
B4
100
495
95,0
0
8081
,25
650
53 4
dst
Jum
lah
615
06
140
93,3
311
079
,55
875
10
Nam
a……
……
……
……
……
…
NIP
……
……
……
……
……
…
Prov
itas
(ku/
ha)
Prod
uksi
(t
on)
……
……
……
…., t
gl,…
……
…, bu
lan,
……
……
.., ta
hun
……
…Pe
tuga
s Pe
nyul
uhan
Per
tani
an /
Kep
ala
Cab
ang
Din
as P
erta
nian
Kab
upat
en/K
ota
Rea
lisas
i Tan
amR
ealis
asi P
anen
Dila
ksan
akan
M
H 15
/16
(Ha)
Kete
rang
an
(Ha)
(%)
Luas
(Ha)
No
Jum
lah
Luas
A
real
(Ha)
KECA
MA
TA
N :
Jum
lah
(Uni
t)
BL
AN
GK
O L
AP
OR
AN
BU
LA
NA
N K
EC
AM
AT
AN
RE
AL
ISA
SI
PE
LA
KS
AN
AA
N K
EG
IAT
AN
……
……
……
……
……
……
….
TA
HU
N 2
01
6
BU
LAN
:
99
Lam
pira
n 11
Des
aPo
ktan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(10)
(11)
1A
250
245
90,0
0
3075
,00
225
52
B4
100
495
95,0
0
8081
,25
650
53 4
dst
Jum
lah
615
06
140
93,3
311
079
,55
875
10
Nam
a……
……
……
……
……
…
NIP
……
……
……
……
……
…
Prov
itas
(ku/
ha)
Prod
uksi
(t
on)
……
……
……
…., t
gl,…
……
…, bu
lan,
……
……
.., ta
hun
……
…Pe
tuga
s Pe
nyul
uhan
Per
tani
an /
Kep
ala
Cab
ang
Din
as P
erta
nian
Kab
upat
en/K
ota
Rea
lisas
i Tan
amR
ealis
asi P
anen
Dila
ksan
akan
M
H 15
/16
(Ha)
Kete
rang
an
(Ha)
(%)
Luas
(Ha)
No
Jum
lah
Luas
A
real
(Ha)
KECA
MA
TA
N :
Jum
lah
(Uni
t)
BL
AN
GK
O L
AP
OR
AN
BU
LA
NA
N K
EC
AM
AT
AN
RE
AL
ISA
SI
PE
LA
KS
AN
AA
N K
EG
IAT
AN
……
……
……
……
……
……
….
TA
HU
N 2
01
6
BU
LAN
:
16/1
7Na
ma
*) P
ilih
sesu
ai k
egia
tan
100
Lam
pira
n 12
Des
aPo
ktan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
11
12
5050
5010
0.00
50
80.0
0
80
02
dst
12
5050
5010
0.00
50
80.0
0
80
0
KABU
PATE
N :
BLA
NG
KO
LA
POR
AN
BU
LAN
AN
KA
BU
PATE
NR
EALI
SASI
KEG
IATA
N …
……
……
……
……
……
……
……
……
……
……
…TA
HU
N 2
016
BULA
N
:
NoKe
cam
atan
Jum
lah
Luas
Ar
eal
(H
a)
Nam
a……
……
……
……
……
…
NIP…
……
……
……
……
……
Prov
itas
(k
u/ha
)Pr
oduk
si
(ton
)
Jum
lah
……
……
……
….,
tgl,…
……
…, b
ulan
,……
……
.., ta
hun
……
…Ti
m T
ekni
s Ti
ngka
t Kab
upat
en/K
ota
/
Kepa
la D
inas
Per
tani
an K
abup
aten
/Kot
a
SK
Pene
tapan
CP
CL
(H
a)
Real
isas
i Tan
amRe
alis
asi P
anen
Dilak
sana
kan
MH
15/16
(H
a)Ke
teran
gan
(Ha)
(%)
Luas
(Ha)
101
*) P
ilih
sesu
ai k
egia
tan
BLA
NG
KO
LA
POR
AN
BU
LAN
AN
KA
BU
PATE
NR
EALI
SASI
KEG
IATA
NBu
dida
ya P
adi P
enin
gkat
an P
rodu
ktifi
tas,
Bud
iday
a Pa
di P
erlu
asan
Mel
alui
PIP
, Bu
dida
ya P
adi P
erlu
asan
Pad
i Hib
rida,
Pen
gem
bang
an D
esa
Perta
nian
Org
anik
unt
uk P
adi,
Peng
emba
ngan
Pad
i den
gan
Tekn
olog
i Bud
iday
a Ha
zton
*)TA
HU
N 2
016
16/1
7N
ama
Kaw
asan
101
Lam
pira
n 13
Keca
mat
anDes
aPo
ktan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
1A
48
820
020
019
597
,50
100
75,0
0
750
52
B5
910
250
250
245
98,0
0
150
80,0
0
1200
53 4 5
dst
91
71
84
50
45
04
40
97
,78
25
07
8,0
0
1
95
01
0
BLA
NG
KO
LA
PO
RA
N B
ULA
NA
N P
RO
VIN
SI
REA
LIS
AS
I K
EGIA
TAN
……
……
……
……
……
……
….
TAH
UN
20
16
PRO
VIN
SI
:
(Ha)
(%)
Luas
(Ha)
BU
LAN
:
No
Kabu
pate
nJu
mla
hLu
as
Are
al
(Ha)
Nam
a……
……
……
……
……
…
NIP
……
……
……
……
……
…
Prov
itas
(k
u/ha
)Pr
oduk
si
(ton
)
Jum
lah
……
……
……
….,
tgl
,……
……
, bu
lan,
……
……
..,
tahu
n …
……
Tim
Tek
nis
Tin
gkat
Pro
vins
i
Kep
ala
Din
as P
erta
nian
Pro
vins
i
SK
Pene
tapan
CP
CL
(Ha)
Rea
lisas
i Tan
amRea
lisas
i Pan
enDi
laksa
naka
n
MH
15/1
6
(H
a)Ke
teran
gan 10
2
BLA
NG
KO
LA
POR
AN
BU
LAN
AN
PR
OVI
NSI
REA
LISA
SI K
EGIA
TAN
Budi
daya
Pad
i Pen
ingk
atan
Pro
dukt
ifita
s, B
udid
aya
Padi
Per
luas
an M
elal
ui P
IP,
Budi
daya
Pad
i Per
luas
an P
adi H
ibrid
a, P
enge
mba
ngan
Des
a Pe
rtani
an O
rgan
ik u
ntuk
Pad
i, Pe
ngem
bang
an P
adi d
enga
n Te
knol
ogi B
udid
aya
Hazt
on *)
TAH
UN
201
6
16/1
7
*) P
ilih
sesu
ai k
egia
tan
102
Lam
pira
n 14
Uni
tLu
as A
rea
(Ha)
(1)
(2)
(3)
(4)
(7)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
1A
48
200
200
195
97,5
0M
ar,A
pr,
100
75,0
075
070
,00
70,0
0
2B
59
250
250
245
98,0
0Ap
r, Ju
n15
080
,00
1200
73,0
070
,00
3 4 5ds
t
917
450
450
440
97,7
825
078
,00
1950
71,5
070
,00
Jum
lah
……
……
….,
tgl,…
……
…, b
ulan
,……
……
.., ta
hun
……
…Ti
m T
ekni
s Ti
ngka
t Pro
vins
i/Ke
pala
Din
as P
erta
nian
Pro
vins
i/Ka
bupt
en
Nam
a……
……
……
……
……
…N
IP…
……
……
……
……
……
Real
isas
i Pan
en
Prov
itas
se
belu
m
(ku/
Ha)
Tida
k D
ilak
sana
kan
(Ha)
Ket
Luas
(H
a)Pr
ovit
as
(k
u/ha
)Pr
oduk
si
(ton
)
Bula
n Ta
nam
Prov
itas
di
luar
pr
ogra
m
pada
MT
yang
sa
ma
(ku/
Ha)
No
Kab/
Kec
Targ
etSK
Pe
neta
pan
CPCL
(H
a)
Real
isas
i Tan
am
Uni
t(H
a)(%
)
BLA
NG
KO L
APO
RA
N A
KHIR
PR
OV
INSI
/KA
BU
PATE
NR
EALI
SASI
KEG
IATA
N…
……
……
……
……
……
……
……
……
……
……
.TA
HU
N 2
016
PRO
V/K
AB
:BU
LAN
:
103
*) P
ilih
sesu
ai k
egia
tan
BLA
NG
KO
LA
POR
AN
AK
HIR
PR
OVI
NSI
/ K
AB
UPA
TEN
REA
LISA
SI K
EGIA
TAN
Budi
daya
Pad
i Pen
ingk
atan
Pro
dukt
ifita
s, B
udid
aya
Padi
Per
luas
an M
elal
ui P
IP,
Budi
daya
Pad
i Per
luas
an P
adi H
ibrid
a, P
enge
mba
ngan
Des
a Pe
rtani
an O
rgan
ik u
ntuk
Pad
i, Pe
ngem
bang
an P
adi d
enga
n Te
knol
ogi B
udid
aya
Hazt
on *)
TAH
UN
201
6
102
Lam
pira
n 14
Uni
tLu
as A
rea
(Ha)
(1)
(2)
(3)
(4)
(7)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
1A
48
200
200
195
97,5
0M
ar,A
pr,
100
75,0
075
070
,00
70,0
0
2B
59
250
250
245
98,0
0Ap
r, Ju
n15
080
,00
1200
73,0
070
,00
3 4 5ds
t
917
450
450
440
97,7
825
078
,00
1950
71,5
070
,00
Jum
lah
……
……
….,
tgl,…
……
…, b
ulan
,……
……
.., ta
hun
……
…Ti
m T
ekni
s Ti
ngka
t Pro
vins
i/Ke
pala
Din
as P
erta
nian
Pro
vins
i/Ka
bupt
en
Nam
a……
……
……
……
……
…N
IP…
……
……
……
……
……
Real
isas
i Pan
en
Prov
itas
se
belu
m
(ku/
Ha)
Tida
k D
ilak
sana
kan
(Ha)
Ket
Luas
(H
a)Pr
ovit
as
(k
u/ha
)Pr
oduk
si
(ton
)
Bula
n Ta
nam
Prov
itas
di
luar
pr
ogra
m
pada
MT
yang
sa
ma
(ku/
Ha)
No
Kab/
Kec
Targ
etSK
Pe
neta
pan
CPCL
(H
a)
Real
isas
i Tan
am
Uni
t(H
a)(%
)
BLA
NG
KO L
APO
RA
N A
KHIR
PR
OV
INSI
/KA
BU
PATE
NR
EALI
SASI
KEG
IATA
N…
……
……
……
……
……
……
……
……
……
……
.TA
HU
N 2
016
PRO
V/K
AB
:BU
LAN
:
102
Lam
pira
n 14
Uni
tLu
as A
rea
(Ha)
(1)
(2)
(3)
(4)
(7)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
1A
48
200
200
195
97,5
0M
ar,A
pr,
100
75,0
075
070
,00
70,0
0
2B
59
250
250
245
98,0
0Ap
r, Ju
n15
080
,00
1200
73,0
070
,00
3 4 5ds
t
917
450
450
440
97,7
825
078
,00
1950
71,5
070
,00
Jum
lah
……
……
….,
tgl,…
……
…, b
ulan
,……
……
.., ta
hun
……
…Ti
m T
ekni
s Ti
ngka
t Pro
vins
i/Ke
pala
Din
as P
erta
nian
Pro
vins
i/Ka
bupt
en
Nam
a……
……
……
……
……
…N
IP…
……
……
……
……
……
Real
isas
i Pan
en
Prov
itas
se
belu
m
(ku/
Ha)
Tida
k D
ilak
sana
kan
(Ha)
Ket
Luas
(H
a)Pr
ovit
as
(k
u/ha
)Pr
oduk
si
(ton
)
Bula
n Ta
nam
Prov
itas
di
luar
pr
ogra
m
pada
MT
yang
sa
ma
(ku/
Ha)
No
Kab/
Kec
Targ
etSK
Pe
neta
pan
CPCL
(H
a)
Real
isas
i Tan
am
Uni
t(H
a)(%
)
BLA
NG
KO L
APO
RA
N A
KHIR
PR
OV
INSI
/KA
BU
PATE
NR
EALI
SASI
KEG
IATA
N…
……
……
……
……
……
……
……
……
……
……
.TA
HU
N 2
016
PRO
V/K
AB
:BU
LAN
:
Luas
Are
al(H
a)