2. inovasi tek jajar legowo padi di brebes 7 april 2015

86
KEMENTERIAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TENGAH 2015 INOVASI TEKNOLOGI JAJAR LEGOWO DALAM MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA PAJALE

Transcript of 2. inovasi tek jajar legowo padi di brebes 7 april 2015

KEMENTERIAN PERTANIANBALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TENGAH

2015

INOVASI TEKNOLOGI JAJAR LEGOWO DALAM MENDUKUNG PROGRAM

SWASEMBADA PAJALE

1

[email protected]

(Pasal 2 Permentan No 20/Permentan/OT.140/3/2013)

Melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik

lokasi.

PENDAHULUAN

4

Sasaran Produksi Jateng

Sasaran produksi yang harus dicapai pada tahun 2015 Jawa Tengah :

1. Padi : 11,6 juta ton2. Jagung : 3,1 juta ton3. Kedelai : 0,39 juta ton

4. Padi : 234.087 62,68 kw/ha5. Jagung : 42.223 54,19 kw/ha6. Kedelai : 277 13,32 kw/ha

TANTANGAN PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN

ALIH FUNGSI LAHAN 100.000 HA/TAHUN NASIONAL, JATENG 350-400 HA/TH OPTIMASI PEMAANFAATAN LAHAN (UP LAND, RAINFED, SWAMP)

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1,5 % KEBUTUHAN PANGAN MENINGKAT INOVASI PENINGKTAN PROVITAS (PTT, JARWO, PHSL, DLL)

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM (DPI) BANJIR DAN KEKERINGAN, OPT INOVASI VUB ADAPTIF DPI (UMUR GENJAH, Inpari 10, 13; GENANGAN Inpara)

PENURUNAN KESUBURAN LAHAN STAGNAN HASIL PERLU INOVASI (PENGEMBALIAN JERAMI, SIPT, BO)

KELANGKAAN TENAGA KERJA PERTANIAN MENGGANGGU PENERAPAN INOVASI PERLU MEKANISASI ALSINTAN

1. Rusaknya infrastruktur/jaringan irigasi;2. Belum optimalnya indeks pertanaman

(IP);3. Belum terpenuhinya kebutuhan pupuk

dan benih sesuai rekomendasi spesifik lokasi; serta

4. Cekaman lingkungan biotik dan abiotik dampak dari perubahan iklim

5. Semakin berkurangnya tenaga kerja di sektor pertanian.

PERMASALAHAN

7

SISTEM

INOVASI

PENGELOLAAN LAHAN, AIR DAN

AGROKLIMAT PERBENIHAN NASIONAL

PRODUKSI BERKELAN

JUTAN

LOGISTIK & DISTRIBUSI

SARANA PRODUKSI

PASCAPANEN &

PENGOLAHAN

PENGENDALIAN LINGKUNGAN &

KONSERVASI SDP

KELEMBAGAAN

DISTRIBUSI, PEMASARAN

HASIL & PERDAGANGAN

KOORDINASI & INTEGRASI

LINTAS SEKTOR

• Sekretariat Badan

• Litbang SDG & Bioteknologi

• Litbang SDLP

• Litbang Tan. Pangan• Litbang Hortikultura• Litbang Perkebunan• Litbang Peternakan• Pengkajian sp.lokasi

• Litbang PSE-KP• Pengkajian tek.

Speklok• Pengemb perpus &

Publikasi hasil litbang

• Litbang PSE-KP

• Litbang SDG & Bioteknologi

• Litbang SDLP

PROGRAM Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian

Bio-industri Berkelanjutan

• Litbang Pasca Panen• Pengemb. Mektan

• Litbang Tan. Pangan• Litbang Hortikultura• Litbang Perkebunan• Litbang Peternakan• Pengkajian sp. lokasi

• Litbang Tan. Pangan• Litbang Hortikultura• Litbang Perkebunan• Litbang Peternakan• Pengkajian sp. lokasi

KEBUTUHAN DAN KOMPILASI TEKNOLOGI

Kebutuhan Teknologi Padi

Benih•Varietas dengan provitas tinggi, tahan OPT•Varietas spesifik lokasi

Budidaya•Pemupukan berimbang•Jajar legowo•Perlakuan benih

Pasca Panen

•Sosialisasi pasca panen padi (perontokan)

pilih varietas unggul yang sesuai kondisi agroekosistem, pasar, kendala cekaman

biotik,dan abiotik

VARIETAS UNGGUL 1

Potensi/Daya Hasil PH (Hipa5: Jete; Hipa6: Ceva), PTB Gilirang, Cimelati, Ciapus, Mekongga, Inpari 6

Mutu beras premium Memberamo, Ciherang, Cigeulis, Cibogo, Konawe

Perbaikan Ketahanan Cekaman Biotik Tahan tungro (Tukad Balian, T. Unda, T. Petanu ) Tahan WBC biotipe 1,2,3 dan blast (Inpari 13)

Perbaikan Ketahanan Cekaman Abiotik (Fisika & Kimia) Toleran genangan 14 hr (Inpara 4, Inpara 5) Toleran keracunan Fe (Inpara1,6)

Umur genjah Inpari 1, 12 dan 13

Sifat spesifik 4 VUB aromatik (Sintanur, Batang Gadis, Situ Patenggang, Gilirang)

Keunggulan Spesifik Beberapa VUB

Wilayah rawan banjir: (Inpara 3,Inpara 4, Inpara 5, Inpari 29, Inpari 30, Batanghari, Banyuasin, Siak Raya, Lambur)

Wilayah rawan kekeringan Inpari 10, Inpari 18, Inpari 19, Situbagendit, Inpago 6, Inpago 7, Inpago 8)

Wilayah rawan tungro Inpari 5, Inpari 7, Inpari 21, Tukad Balian, T. Unda, T. Petanu )

Wilayah rawan WBC Inpari 13, Inpari 18, Konawe, Inpari 31, Inpari 33

Wilayah rawan Blast Inpari 11, Inpari 12, Inpari17, batang Piaman, Batutegi, Inpari 32 HDB

Rawan kresek Inpari 1, Inpari 4, Inpari 17,Inpari 18, Conde, Angke dan Inpari 32 HDB

Reekomendasi VU Padi

REKOMENDASI VARIETAS MH 2014/2015 (2)

(1) Wilayah rawan-sangat rawan banjir: Inpara 3, Inpara 4, Inpara 5 , Inpari 29, Inpari 30, Kapuas, Batanghari, Banyuasin, Siak Raya, Lambur, Dendang

(2) Wilayah rawan-sangat rawan kekeringan: Inpari 10, Inpari 18, Inpari 19, Situ Patenggang, Limboto, Batutegi, Situbagendit, Inpago 6, Inpago 7, Inpago 8

(3) Wilayah rawan-sangat rawan terserang Tungro: Inpari 5, Inpari 7, Inpari 21, Tukad Unda, Tukad Petanu, dan Tukad Balian.

(4) Wilayah rawan-sangat rawan terserang WBC: Inpari 2, Inpari 5, Inpari 6, Inpari 10, Inpari 13, Inpari 18, Inpari 19, Konawe, Mekongga, Inpari 31, dan Inpari 33.

(5) Wilayah rawan-sangat rawan terserang Blast: Inpari 11, Inpari 12, Inpari 13, Inpari 16, Inpari 17, Batang Piaman, Situ Patenggang, Batutegi, dan Inpari 32 HDB.

(6) Wilayah rawan-sangat rawan terserang Kresek (HDB): Inpari 1, Inpari 4, Inpari 6, Inpari 11, Inpari 17, Inpari 18, Inpari 19, Conde, Angke, dan Inpari 32 HDB.

Towuti, Gajahmungkur, Silugonggo, Kalimutu, Jatiluhur, IR234-27, Dodokan, Jongkok, Inpri10, dll (+IR76510-24-dst; BP1550-1G-dst; IR77298-14-dst; OM5240; OM4495)

Varietas Padi Tahan Kering

Varietas Padi Berumur Genjah

Impari-1, 10, Silugonggo, Dodokan

PERENCANAAN POLA TANAM

MISAL PREDIKSI MT. 2015: KETERSEDIAAN CH 305 HR ( EL NINO)

POLAT TANAM EKSISTING : PADI-PADI-PADI

VAR. CIHERANG UMUR 120 TOTAL BUTUH 360 HR (RESIKO KEKERINGAN)

POLAT TANAM ALTERNATIF 1: PADI-PADI-PADI

VAR. CIHERANG (120) – SIDENUK 1 (103)- INPARI 30 (100) TOTAL BUTUH 323 HR ( RAWAN)

POLAT TANAM ALTERNATIF 2: PADI-PADI-PALAWIJA

VAR. CIHERANG (120) – SIDENUK 1 (103 ) - KEDELAI (80) TOTAL BUTUH 303 HR (AMAN)

GSR : GREEN SUPER RICEGSR merupakan program untuk

mengatasi permasalahan pengembangan padi di lahan sub optimal, Indinesia masuk tahap UML 2-3 th rilis. GSR makna:

GREEN artinya padi yang ramah lingkungan, karena tidak membutuhkan pupuk kimia dosis tinggi, bisa menghemat pupuk hingga 25%, tahan terhadap beberapa OPT sehingga kebutuhan pestisida minimal, dan

SUPER artinya termasuk padi dengan provitas yang tetap tinggi walaupun kondisi lingkungan banyak cekaman (kekeringan, salinity, submerged, ppk rendah, dll).

BENIH BERMUTU

Benih bermutu akan sangat menentukan pertumbuhan dan produktivitas tanaman

2

Label salah-satu bentuk jaminan benih bermutu

Perlakuan benih dengan pestisida fipronil diperlukan terutama untuk daerah endemik penggerek batang PHT

Seleksi benih bermutu dengan larutan garam 3 % benih bernas tenggelam.

Perlakuan Benih (sortasi, seed treatment)

INOVASI PEMBIBITAN

Sistem semai Dapok dan semai kering

Persyaratan bibit:1.Tinggi semai 12-18 cm, 2. Umur 15-18 hss,

3. Kerapatan merata 2 s/d 3 bibit/cm2,

4. Merata dan datar seragam, 5. Ketebalan tanah 2,0-2,5 cm

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

pengaturan populasi tanaman optimal, meningkatkan aktivitas fotosintesis, memanfaatkan efek tanaman tepi

(border effect)

3

Tanam Sistem Jajar Legowo

Keuntungan : - peningkatan populasi/ha meningkatkan hasil- pemanfaatan border effect- intersepsi cahaya meningkat fotosintesis meningkat- mempermudah perawatan dan pengamatan hama

> 30%

LEGOWO 2 :1

- SEMUA BARISAN PERTANAMAN DISISIPKAN

- POPULASI 213.300 RUMPUN/ HA(PENINGKATAN POPULASI 33,31%)

LEGOWO 2 :1

25cm 50cm

12,5cm25cm

SISIPAN

LEGOWO 4 :1 (TIPE 1)

- MASING-MASING DARI EMPAT BARISAN DISISIPKAN SELURUHNYA

- JUMLAH POPULASI 256.000 RUMPUN/ HA(PENINGKATAN POPULASI 60%)

LEGOWO 4 :1 (TIPE 1)

25cm 50cm

12,5cm25cm

SISIPAN

LEGOWO 4 :1 (TIPE 2)

1. SISIPAN HANYA DIBERIKAN PADA KEDUA BARISAN TANAMAN PINGGIR

2. JUMLAH POPULASI 170.667 RUMPUN/ HA (PENINGKATAN POPULASI 6,67%)

3. COCOK DITERAPKAN PADA KONDISI LAHAN YANG SUBUR

LEGOWO 4 :1 (TIPE 2)

25cm 50cm

12,5cm25cm

SISIPAN

Teknologi Mekasisasi Pertanian

1. Indo Jarwo Transplanter

2. Power Weeder

3. Indo Combine Harvester

Keunggulan Indo Jarwo Rice Transplanter

Mempercepat waktu tanamMenurunkan biaya tanamKemampuan setara 20 orang

tenaga kerja tanamMampu tanam sistem jajar

legowo 2:1Dapat mensubtitusi masuknya

mesin tanam import sistem tegel

HASIL PENERAPAN RICE TRANSPLANTERNo. Varietas Musim Tanam Hasil (t/ha GKG) Peningkatan

Manual transplanter (t/ha) GKG %1 Mekongga MT-3 2012 6,7 7,5 0,8 12,672 Mekongga MT-3 2013 7,3 7,6 0,3 4,113 Ciherang MT-1 2013/14 5,1 5,9 0,8 15,694 Inpari 18 MT-1 2012/13 8,1 8,7 0,7 8,125 Inpari 19 MT-1 2012/13 7,1 8,4 1,2 16,966 Inpari 20 MT-1 2012/13 6,3 6,9 0,6 9,607 Ciherang MT-1 2012/13 6,8 7,5 0,7 9,968 Inpari 1 MT-2 2013 5,7 6,4 0,6 11,189 Sidenuk MT-2 2013 6,3 7,1 0,8 13,13

10 Pepe MT-2 2013 6,4 7,2 0,7 11,4511 Inpari 29 MT-1 2013/14 6,2 6,9 0,6 10,2912 Inpari 30 MT-1 2013/14 6,8 7,4 0,6 8,32

Rata-rata 6,6 7,3 0,7 10,96Jarwo

1 Inpari 10 MT-2 2013 6,3 6,6 0,3 4,832 Pepe MT-2 2014 7,1 7,9 0,8 12,233 Pepe MT-2 2014 5,5 5,8 0,3 6,97

Rata-rata 6,3 6,8 0,5 7,67

Ket: manual sistem tanam tegel 20 x 20 cm

HASIL PENERAPAN RICE TRANSPLANTER

No. Varietas Musim TanamHasil (t/ha GKG) Peningkatan

Jarwo Tegel (t/ha) GKP %

1 Sidenuk MT-3 2014 9.499 8.490 1.009 11,89

2 Ciherang MT-3 2014 8.653 7.500 1.153 15,37

3 Mekongga MT-3 2014 9.064 8.113 951 11,72

Rata-rata 9.072 8.034 1.038 12,99

2. MESIN PENYIANG PADI (Power Weeder)

1. Penyiangan tanaman padi sawah berumur antara 15-40 cm

2. Mempunyai 3 pasang roda untuk jarak tanam 2 baris x 20 cm, 2 baris x 25 cm dan 2 baris x 30 cm

3. Meningkatkan kapasitas kerja

4. Mengurangi kelelahan kerja, dan

5. Menekan ongkos kerja

3. Indo Combine Harvester

Keunggulan

1. Susut hasil 1,87%

2. Gaya tekan mesin kepermukaan tanah sebesar 0,13 kg/cm2 sehingga memperkecil peluang terperosok ke dalam tanah

3. Lebar 1,2 m sehingga cocok untuk petakan sawah yang sempit.

PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI

Meningkatkan efisiensi pemupukanDasar: kemampuan tanah menyediakan hara,

kebutuhan tanaman, target produksi

4

Berdasarkan kondisi spesifik lahan setempat

Peraturan Menteri Pertanian No. 40/OT.140/ 4/2007 rekomendasi pemupukan N,P,K padi sawah spesifik lokasi

Pemupukan Urea berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD)

Berdasarkan hasil petak omisi, analisa tanah, PUTS

Pemupukan Efisien Spesifik Lokasi

Nilai BWD

Takaran Urea (kg/ha) pada setiap potensi hasil (ton/ha) GKG

5 6 7 8

< 3 75 100 125 150

3,5 50 75 100 125

> 4 0 0-50 50 50

Prinsip Waktu Pemupukan

A. Permentan 2007 :

Urea: 250-350 SP36: 50-100 KCl: 50-100 kg/ha

atau Phonska: 200-300 Urea: 150-285 kg/ha

Urea: 250-350 SP36: 50-100 KCl: 50-100 kg/ha

atau Phonska: 200-300 Urea: 150-285 kg/ha

B. Potensi hasil & BWD (7,0

ton/ha) :Urea: 175-375 SP36: 90-125 KCl: 30-600

kg/ha

atau Phonska: 250 Urea: 200 kg/ha

Urea: 175-375 SP36: 90-125 KCl: 30-600

kg/ha

atau Phonska: 250 Urea: 200 kg/ha

Keterangan : Data dosis pupuk lebih rinci hubungi Dinas Pertanian setempat

Acuan Dosis Pemupukan

Keduanya berhubungan dengan kandungan N daunSPAD 36 atau BWD 4 = 1.4 - 1.5 g N per m2 leaf area

Menentukan saat yang tepat pemupukan N

CONTOH PENGAMATAN - BWD

PERANGKAT UJI TANAH SAWAH (PUTS)

Untuk Penetapan Kebutuhan P, K dan pH

P-1

0.5 g tanah 3 ml P-1 dan dikocok

1 sendok kecil P-2 dikocok merata

RekomendasiHasil pengukuran dengan bagan

warna

Rendah Sedang Tinggi

kg SP-36/ha 100* 75 50

* Diaplikasikan 1 kali pada saat tanam

P-2

BAGAN WARNA P

rendah sedang tinggi

+ +

0,5 g tanah

+ K-1

2 ml K1, dikocok merata

+ +

1 tetes K2, dan dikocok

1 tetes K3, dan dikocok

BAGAN WARNA K

rendah sedang tinggi

Rekomendasi K (KCl/ha)

Kadar hara K dalam tanah

Rendah Sedang Tinggi

Tanpa jeramiDengan jerami

100*50+jerami 5 t/ha

50jerami 5 t/ha

50jerami 5

t/ha* Diaplikasikan 2 kali (½ sbg ppk dasar dan ½ saat promordia), terutama bila takarannya tinggi

Status HaraN, P & K Tinggi Sedang Rendah

Urea (kg/ha) 200 250 300

SP36 (kg/ha) 50 75 100

KCl (kg/ha) 0-50 50 100

Dosis Pemupukan NPK berdasarkan PUTS

CARA CEPAT PENENTUAN REKOMENDASI PEMUPUKANKerjasama

Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianInternational Rice Research Institute

PHSL Padi Sawah dapat diakses melalui internet di : http://webapps.irri.org/nm/id atau www.irri.org/nmrice

Rekomendasi Pemupukan PADI, JAGUNG dan KEDELAI melalui

ONLINE dan SMSA. Melalui Website KATAM dan

http://webapps.irri.org/nm/id atau www.irri.org/nmrice

B. Melalui Smartphone basis Android

C. Melalui SMS ke No 082 123456 500 atau 081235651111 untuk padi, jagung dan kedelai

D. Info pupuk padi/jagung/kedelai tunggal/phonska/pelangi nama wilayah administrasi (kecamatan)

Contoh sms :

info pupuk padi phonska masaran

TEKNIK PENGELOLAAN AIR IRIGASI UNTUK BUDIDAYA PADI

Lahan sawah irigasi macak-macak, metode gilir giring, alternate wetting and

drying (AWD) atau pengairan basah kering (PBK).

5

Pengaturan air yang efisien

1.Meningkatkan intensitas tanam (IP)

2.Mengurangi kebutuhan debit air 15 harian

3.Mengurangi dampak kekeringan

Metode Basah-kering

Tujuan : Untuk mengatur pemberian air sesuai kebutuhan tanaman padiPrinsip:Metode ini dipraktekkan mulai tanam s/d seminggu sebelum tanaman berbung. Sawah baru diairi bila kedalaman muka air tanah mencapai 15 cm

Manfaat :

1. Meningkatkan efisiensi pemupukan (terutama N)

2. Menekan keracunan besi (Fe) tergenang Fe3+ jadi Fe2+ Jika Fe2+ = >350 ppm padi keracunan

3. Menghambat akumulasi CO2, H2S, asam2 organik

4. Menghambat perkembangan OPT (penggerek batang, WBC, keong mas), dan penyakit (busuk batang dan busuk pelepah)

5. Menghemat air 20-40 %

Air pengairan cukup

PENGAIRAN BERSELANG

Air pengairan perlu ditambahkan

61

Pengairan Berselang

Salah satu metode pengairan berselang yang dapat diukur secara praktis adalah pengairan basah-kering/Alternate Wetting and Drying (AWD, pengaturan air di lahan pada kondisi tergenang dan kering secara bergantian). Dengan cara ini pemakaian air dapat dihemat sampai 20%.

Gambar Penampang Paralon Kontrol

63

Pada saat pembungaan, pertahankan ketinggian air sekitar

3-5 cm. Pada saat pemupukan air dibuat macak-macak.

AWD dipraktekkan mulai tanam sampai satu minggu sebelum tanaman berbunga.

Sawah baru diairi apabila kedalaman muka air tanah mencapai + 15 cm, diukur dari permukaan tanah.

Hal ini dapat diketahui dengan bantuan alat sederhana dari paralon belubang yang dibenamkan ke dalam tanah.

Pengairan Berselang

Pemasangan Pralon Kontrol Air

6 Prinsip Dasar SRI

1. Jarak tanam yang lebar, bibit tunggal (efek kompetisi)

2. Menghindari trauma bibit terutama Tanam bibit muda (10-15 hss)

3. perakaran, tanam cepat4. Menjaga kelembaban (RH) tanah,

kondisi aerobik, tidak selalu tergenang

5. Menjaga aerasi tanah, dan6. Penambahan Bahan Organik15/04/2023 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012

65

6

Prinsip dasar 1-3 : merupakan “kultur teknis” untuk menstimulasi pertumbuhan tanaman

Prinsip dasar 4-6 : merupakan “kultur teknis” meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan akar dan

biota tanah

15/04/2023 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 66

Tanam bibit muda

• Umur bibit 8-15 hari• Sistem semai DAPOK• Tabela (optional)

Manfaat :1. Mengurangi stagnasi

pertumbuhan setelah tapin

2. Pertumbuhan akar cepat/dalam tahan rebah

3. Umur panen lebih cepat4. Tanaman lebih sehat

hasil meningkat

15/04/2023 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 67

1

Tanam bibit muda 15 hr

Tanam umur bibit 25 hari

15/04/2023 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 68

Jarak Tanam Lebar

• Jarak tanam (25 x 25 cm s/d 50 x 50 cm

• Tanam tunggal

Manfaat :1. Mengurangi kompetisi

antar individu tanaman (intra/inter specific competition)

2. Memberi ruang yg cukup agar tan.mampu mengekpresikan kemampuan genetisnya

15/04/2023 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 69

2

Menghindari trauma bibit

• Jangan ada pembalikan (inversion) pada ujung bibit menghambat pertumbuhan

• Segera lakukan pindah tanam (15 menit sd 30 menit) lebih cepat lebih baik.

• Tanam bibit posisi horisontal, tidak terlalu dalam (1-2 cm)

Manfaat :1. Meningkatkan jumlah

anakan2. Meningkatkan

pertumbuhan akar

15/04/2023 Joko Pramono, BPTP Jateng 2012 70

3

Menjaga Kelembaban Tanah

• Tanah tidak selalu tergenang, dijaga banyak pada kondisi aerobik

Manfaat :1. Memperbaiki aerasi zona

perakaran, pertumbuhan akar lebih baik

2. Menciptakan kondisi yg kondusif bagi mikroorganisme aerobik tanah

3. Mengeliminir gas racun, H2S, asam2 organik, keracunan Fe

15/04/2023Joko Pramono, BPTP Jateng 2015

71

4

Kebutuhan teknologi Jagung

Benih•Benih berkualitas dan tahan penyakit bule

Budidaya•Pemupukan yang efisien•Teknologi pengendalian penyakit bule

Pasca Panen

•Teknologi pengering tongkol sederhana

Populasi Optimal Tanaman

Populasi optimal pertanaman jagung 60.000-75.000 tan/ha

Pengaturan jarak tanam 75x20 cm (1 benih/ lubang) atau 75x40 cm (2 benih/ lubang)

Sistem Legowo (90-100) x 40 x 20 cm

Rekomendasi Pemupukan (Lahan Sawah)

Pemberian Pupuk I Pupuk II Pupuk III Bonus

Tanda Vegetatif Daun 3 Daun 6-8 Daun >10 Bunga Jantan

Umur 7 HST 21-25 HST > 50 HST  

Acuan lain     BWD BWD BWD < 4

Dosis Pupuk

Urea 100 50-100 125-150 75

Phonska 150 150    

Urea 450

SP36 75-125

KCl 75

AtauUrea 350 - 475

Phonska 300

(100 kg Urea = 300 kg Phonska) (100 kg SP36 = 250 kg Phonska) (100 kg KCl = 400 kg Phonska)

Rekomendasi Pemupukan (Lahan Kering)

Pemberian Pupuk I Pupuk II Bonus

Tanda Vegetatif Daun 3 Daun 7-8 Bunga Jantan

Umur 7 HST 25-30 HST  

Acuan lain     BWD BWD < 4

Dosis Pupuk

Urea 50 100-175 75

Phonska 200-300 0-100  

Urea 300-350

SP36 125

KCl 75

AtauUrea 150-300

Phonska 300

(100 kg Urea = 300 kg Phonska) (100 kg SP36 = 250 kg Phonska) (100 kg KCl = 400 kg Phonska)

Kebutuhan teknologi Kedelai

Benih•Benih berlabel putih dan kuning

Budidaya•Pemupukan berimbang•Pengendalian OPT

Pasca Panen

•Kehilangan hasil•Jaminan harga•Alsintan (mesin perontok)

Pemilihan Varietas yg SesuaiPemilihan Varietas yg Sesuai

PANDERMANPANDERMANTahan Rebah

Hasil : 2,4 ton/ha Umur : 85 hariBobot : 18,1 g/100 biji

ANJASMOROANJASMOROTahan Rebah

Hasil : 2,3 ton/ha Umur : 87 hariBobot : 15 g/100 biji

BURANGRANGBURANGRANGGenjah

Hasil : 2,5 ton/ha Umur : 81 hariBobot : 16 g/100 biji

Marwoto 2008

VUB KEDELAI 2008

• GROBOGAN

• GEPAK IJO

• GEPAK KUNING

Biji besar, GenjahUmur panen 76 hariHasil 2,77 t/haBiji sedang (18 g/100 biji)

Umur panen 76 hariHasil 2,21 t/haBiji kecil, (6,82 g/100 biji)Sesuai untuk Tahu Rendemen tahu tinggi (33% lebih tinggi dari kedelai impor)Tauge: rendemen tinggi, rasa enak

Umur panen 73 hari (genjah)Hasil 2,42 t/haBerat biji (8,25 g/100 biji)Rendemen tahu tinggi (26% lebih tinggi dari kedelai impor)

V. STRATEGI PENGEMBANGAN INOVASI PERTANIAN

1. Pendampingan Teknologi di lokasi Pengembangan Kawasan

2. Inovasi model desa mandiri benih padi dan kedelai

Model Kawasan GP-PTT

Kemitraan UPBS BPTP

Jateng - PENANGKAR

BENIH

PPDPI

GP-PTT / GAP PPHT

PEMBERDAYAAN PENANGKAR

BENIH

PENERAPAN PENANGANAN DPI (BANJIR/KEKERINGAN

PASPA / DJTP

PENERAPAN PHT

PUPUK ORGANIK

PASPA / PPHP

KATA KUNCI:- KOORDINASI- REPLIKASI- NILAI TAMBAH- KEBERLANJUTAN- REGULASI

PELATIHAN /PENDAMPINGAN /

PENGAWALAN Peneliti & Penyuluh

BPTP Jateng

GP-PTT / GAP

GP-PTT / GAP

GP-PTT / GAP

GP-PTT / GAPGP-PTT

/ GAP

Keterangan :GP-PTT = Gerakan Penerapan Pengelolaan Tnm TerpaduKawasan Padi = 5000 Ha/2-4 Kecamatan(fasilitasi GP-PTT 2.500 Ha)

Kawasan Jagung = 3000 Ha/2-4 Kecamatan (fasilitasi GP-PTT 1.500 Ha)Kawasan Kedelai= 3000Ha/2 -4 Kecamatan (fasi asilitGP-PTT 1.500 Ha)

IRIGASI / POMPANISASI EMBUNG, DLL

SWASTA/BANK

Berdaulat Benih

Pembahasan RIPP 2015-2019, BPTP Jawa Tengah

MH 1 MH 2Display VUB

PRODUKSI BENIH : Pasokan benih Sumber dari UPBS

PHASE PERTANAMAN

IMPLEMENTASI MODEL KEMANDIRIAN PERBENIHAN PETANI UPBS JATENG

I. NOVEMBER -MARET II. APRIL-AGUSTUS III.SEPTEMBER-OKTOBER

MK

KONSUMEN/PETANI DI LUAR DESA

STOK/PRODUKSI BENIH

DIJUAL KE PRODUSN/KIOS BENIH

KEBUTUHAN BENIH PETANI DALAM DESA

KEBUTUHAN BENIH PETANI DALAM DESA

HAMPARAN

PADIHAMPARAN

PADI KEDELAI/MELON

Prosesing Benih

FORMULASI MODEL DESA BERDAULAT BENIH PADI PO

LA T

ANAM

Pembahasan RIPP 2015-2019, BPTP Jawa Tengah

82

MT III

PENANAMAN KEDELAI

•Sawah Tadah Hujan • Padi-Kedelai- Kedelai• Luas 2-3 ha• Prosessing 8-

15 hari• Hasil : 2.5-2,7

t/ha

•Penanaman di lahan Sawah Irigasi/sumur panthek · Padi-Padi-

Kedelai· Luas 100 ha· Hasil : 2.0-2,5 t/ha

MT I MT II

•PERBANYAKAN BENIH •PROSESSING BENIH•SERTIFIKASI (BR 1)

•SERTIFIKASI (BR2)• PENYIMPAN

AN• DISTRIBUSI

•Sertifikasi 50 ton• Benih

disimpan untuk tahun berikutnya• Kedelai curah harga Rp.9.000- 10.000,-/kg• Distribusi di

lahan kering (MT I)

MT I

BENIH SUMBER (SS)

• BPTP JAWA TENGAH

• BALITKABI

WAKTU

KEGIATAN

KETERANGAN

Harga Rp.15.000,-/kg

Kebutuhan benih 175 kg

IMPLEMENTASI MODEL DESA BERDAULAT BENIH KEDELAI ---UPBS JATENG

Pembahasan RIPP 2015-2019, BPTP Jawa Tengah

100 HaBBP Mektan

BBP Padi

BPTP

DINAS /PEMDA TERKAIT

14 unit

7 unit

22.000 Dapog

20 unit

10 unit4 unit

IV. Model Pengembangan Mekanisasi Padi Kawasan 100 Ha

4 unit

BANK

PT

Lembaga Penyuluhan

Swasta

100 unit

Diagram SDMC

Pembahasan RIPP 2015-2019, BPTP Jawa Tengah

VI. PENUTUP

• Produksi padi, jagung, dan kedelai dapat tercapai sesuai target, jika semua kendala dieleminir dan kebijakan yang mendukung diterapkan

• Dibutuhkan komitmen semua pihak agar penanganan dapat dilakukan secara komprehensif

Koordinasi Teknis Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan , Solo 7-8 Oktober 2014

TERIMA KASIHMOHON SARAN DAN MASUKAN