PENERAPAN SISTEM PENGUPAHAN BAWON PADA PERTANIAN PADI...

87
PENERAPAN SISTEM PENGUPAHAN BAWON PADA PERTANIAN PADI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (STUDI KASUS PADA PETANI PADI DI KELURAHAN SIMPANG, KECAMATAN BERBAK, KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR) SKRIPSI Oleh: INDRI WAHYUNI NIM: EES.150692 PEMBIMBING Prof. Dr. SUBHAN, M. Ag AHSAN PUTRA HAFIZ, M. EI PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of PENERAPAN SISTEM PENGUPAHAN BAWON PADA PERTANIAN PADI...

  • PENERAPAN SISTEM PENGUPAHAN BAWON PADA PERTANIAN

    PADI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

    (STUDI KASUS PADA PETANI PADI DI KELURAHAN SIMPANG,

    KECAMATAN BERBAK, KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR)

    SKRIPSI

    Oleh:

    INDRI WAHYUNI

    NIM: EES.150692

    PEMBIMBING

    Prof. Dr. SUBHAN, M. Ag

    AHSAN PUTRA HAFIZ, M. EI

    PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2019

  • i

  • ii

  • iii

  • iv

    MOTTO

    Artinya: Dan bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang

    mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada

    Allah yang mengetaahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu memberikan-Nya

    kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S At-taubah (9):105).

  • v

    PERSEMBAHAN

    Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kepada allah SWT atas karunianya saya

    dapat menyelesaaikan skripsi ini dengan baik dan lancar, dan skripsi ini saya persembahkan

    untuk orang-orang yang saya cintai:

    Kepada ibunda tercinta (Yunaipah) dan ayahanda (muslihudin)

    Yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, bantuan baik berupa material maupun

    nonmaterial, dan do’a yang selalu beliau berikan kepada saya dalam setiap iringan langkah

    saya terutama dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Untuk nenek tercinta (Sri Yati) yang telah mengasuh saya waktu kecil, dengan kasih sayang

    dan kesabaran nya menghadapi tingkah saya, dan untuk kakak ku tercinta (Heru Yulianto)

    yang selalu melindungi saya waktu kecil.

    Untuk adik-adikku tercinta Nur Jamilatun Khasanah dan Putri Nurjanah

    Untuk sahabatku Andi Hasnawati, yang selalu menemani di saat susah senang menjalani

    masa perkuliahan dan memberikan motivasi dalam menyelaikan skripsi ini, dan Khusnul

    Barokah yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

    Dengan ketulusan dan kerendahan hati saya memohon kepada Allah SWT, semoga Allah

    SWT membalas semua kebaikan dan pengorbanan mereka dengan pahala yang berlipat ganda,

    Aamiin yarabbal alamin.

  • vi

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mekanisme penerapan

    sistem pengupahan bawon pada pertaniana padi, alasan masyarakat masih

    menggunakan sistem bawon hingga sekarang, serta peranan bawon dalam

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani di kelurahan simpang. Jenis

    penelitian adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, metode

    yang digunakan dalam pengumulan data yaitu dengan observasi, wawancara, dan

    dokumentasi untuk melihat bagaimana penerapan bawon di kelurahan simpang

    dalam meningkatkan kesejateraan masyarakat.Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa realisasi sistem bawon di kelurahan simpang Bawon sangat membantu

    pendapatan masyarakat tani dan sangat di cari oleh msyarakat si saat musim

    panen, namun bawon belum bisa dikatakan meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat di kelurahan simpang karena bawon hanya ada saat musim panen

    kemudian di daerah simpang bukan lah daerah irigasi dan juga dipengaruhi oleh

    pasang surut sehingga pertanian padi di daerah tersebut belum dikatakan

    maksimal untuk mendapatkan hasil produktivitas yang lebih maksimal, untuk

    memenuhi kebutuhan hidup mereka masyarakat di kelurahan simpang tidak hanya

    mengandalkan pengupahan saja mereka juga meliliki lahan sendiri bercocock

    tanam padi, palawija, dan perkebunan seperti sawit, karet dan lain-lain.

    Kata kunci : sistem upah bawon, petanian, kesejahteraan masyarakat.

  • vii

  • viii

  • ix

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

    PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... ii

    NOTA DINAS ....................................................................................................... iii

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... iv

    MOTTO ................................................................................................................. v

    PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi

    ABSTRAK ........................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR………………………………………………………….viii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

    D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6

    E. Batasan Masalah.......................................................................................... 6

    F. Kerangka Teori ........................................................................................... 7

    1. Sistem upah “bawon” ........................................................................... 7

    2. Hukum upah dalam islam.................................................................... 12

  • xi

    3. Pengertian Pertanian ........................................................................... 14

    4. Kesejahteraan Masyarakat .................................................................. 18

    G. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 29

    H. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 31

    BAB II METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 37

    B. Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 37

    C. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................. 38

    D. Tehnik analisa data .................................................................................... 39

    E. Sistematika Penulisan................................................................................ 40

    BAB III GAMBARAN UMUM

    A. Lelak Geografis ........................................................................................ 42

    B. Visi Dan Misi Kelurahan Simpang .......................................................... 43

    C. Srtuktur organisasi kelurahan simpang ..................................................... 43

    D. Aspek Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Simpang ............................... 45

    E. Sejarah Bawon Di Kelurahan Simpang …………………………………46

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian Pembahasan .................................................................... 49

    1. Bagaimana Penerapan Sistem Pengupahan Bawon

    Yang Diterapkan Di Kelurahan Simpang……………………………49

    2. Alasan Sistem Bawon Masih Tetap Digunakan

    Oleh Masyarakat Di Kelurahan Simpang……………………………53

    3. Peranan Sistem Pengupahan Bawon

  • xii

    Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat …………………..58

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................................... 62

    B. Saran ......................................................................................................... 63

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    CURRICULUM VITAE

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris, sebuah negara yang

    hampir setiap wilayahnya ditumbuhi oleh vegetasi yang tumbuh subur dari mulai

    jenis vegetasi yang alami sampai hasil budidaya manusia. Indonesia memiliki

    dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan, selain itu Indonesia terdiri

    dari dataran rendah dan dataran tinggi Dimana di dataran rendah masyarakat

    banyak memanfaatkan sebagai lahan pertanian.1

    sektor pertanian memegang peranan yang cukup penting dalam

    kehidupan perekonomian masyarakat Indonesia khususnya masyarakat yang

    tinggal di wilayah perdesaan. Ditengah gempuran arus industrialisasi dalam

    negeri, nampaknya telah menutup mata kita tentang posisi pertanian dalam

    negeri. Tetapi ada beberapa hal yang kita lupakan berkaitan dengan kondisi

    masyarakat Indonesia, dimana masih banyaknya jumlah perdesaan yang belum

    tersentuh oleh modernisasi. Tentunya industrialisasi tersebut tidak berlaku

    diwilayah perdesaan yang masih menjalankan sistem pertanian tradisional.2

    Masyarakat Indonesia sebagian besar merupakan masyarakat tradisional.

    Meskipun sudah mengalami proses kemajuan teknologi, tetapi masih banyak

    1 Bambang utoyo, goegrafi: membuka cakrawala dunia (bandung, PT setia purna ives

    2007), hlm 31. 2 Dwi wahyuni, “analisis sistem pengupahan bawon pada pertanian padi (studi kasus

    pada petani padi desa gambar kecamatan wonodadi belitar” (jurnal bisnis manajemen

    perbankan, vol, 2 no 2 tahun 2016 ) hlm 104.

  • 2

    petani Indonesia dalam sistem panen masih menggunakan alat-alat taradisional

    atau masih banyak petani Indonesia dalam panen menggunakan sistem

    pengupahan tebasan, bawon atau dengan dipanen sendiri.3 Pemanenan padi

    secara sistem pengupahan bawon atau dengan dipanen sendiri yang ada di

    kelurahan simpang Kecamatan berbak Kabupaten tanjung jabung timur sudah

    berjalan sejak lama. Menurut masyarakat kelurahan simpang pengupahan panen

    padi secara bawon lebih praktis dibandingkan jika dipanen sendiri.4

    Mengacu pada UU Nomor 25 tahun 1997 tentang ketenaga kerjaan pada

    ayat (23) yang berbunyi: Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan

    dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja atas suatu

    pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan, dan dibayarkan

    menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-

    undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya. Dan ayat (24) yang

    berbunyi: Kesejahteraan pekerja adalah suatu pemenuhan kebutuhan atau

    keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik selama maupun di luar

    hubungan kerja, yang secara langsung dan tidak langsung dapat mempertinggi

    produktivitas kerja.5

    Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Handi Tris Tanto yang

    berjudul “sistem bawon di desa mungseng kecamatan temanggung kabupaten

    temanggung” dari hasil penelitian nya bahwa di daerah mungseng menggunakan

    3 Annas Ismail, dkk “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Petani Padi Dalam Memilih

    Sistem Panen Di Dusun Karangmojo Kelurahan Trirenggo Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul”

    (Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tahun

    2013) hlm 68. Diakses tanggal 10 oktober 2018. 4 Wawancara dengan Bapak Triyanto, Tanggal 25 Desember 2018.

    5 http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_25_1997.htm. Diakses tanggal 25 Desember 2018.

    http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_25_1997.htm

  • 3

    sistem bawon dalam sistem pegupahan padi, sistem bawon di desa mungseng

    diawali dari proses penanaman padi, jadi orang-orang itu juga yang akan bekerja

    memotong padi tersebut.6

    Kelurahan Simpang merupakan desa yang rata-rata penduduk setempat

    bercocok tanam padi, palawija, dan perkebunan. Namun di banding dengan desa-

    desa yang ada di kecamatan berbak kelurahan simpang merupakan desa yang

    lebih dominan bercocok tanam padi dari pada desa yang lainnya. Adapun jumlah

    petani di kelurahan simpang berjumlah 623 orang.7

    Luas wilayah lahan sawah, ladang, perkebunan dan hutan di Kelurahan Simpang

    Kecamatan Berbak, Tahun 2018

    No Wilayah Luas wilayah

    1. Lahan sawah 1544 Ha

    2. Lahan ladang 157 Ha

    3. Lahan perkebunan 335 Ha

    4. Hutan 1500 Ha

    Sumber : data pokok profil desa dan kelurahan simpang tahun 2018.8

    6 Handi trus tanto, berjudul “sistem bawon di desa mungseng kecamatan temanggung

    kabupaten temanggung”, skripsi universitas negeri Yogyakarta, tahun 2013. Hlm 2. Diakses

    tanggal 10 desember 2018. 7 Dokumen kelurahan simpang kecamatan berbak tahun 2018. Hlm 3.

    8 Ibid. Hlm 4.

  • 4

    Adapun hasil produksi tanaman padi, jagung, kedelai, dan sayur-sayuran

    di kecamatan berbak dapat dilihat di table berikut:

    Produksi tanaman padi dan palawija di kecamatan berbak, tahun 2016

    No Jenis tanaman Produksi

    (ton)

    1 Padi 26 418,10

    2 Jagung 2 472,30

    3 Kedelai 528,50

    4 Sayur-sayuran 512

    Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi Tahun 2016

    Manusia selalu berusaha mempertahankan ekstensinya di dunia dengan

    bekerja untuk memperoleh nafkah guna membiayai segala kepentingan hidupnya.

    Anogoro dan Widiyanti, mengatakan bahwa manusia hidup perlu bekerja, karena

    dengan bekerja manusia akan memperoleh upah. Upah dapat digunakan untuk

    mencapai semua kebutuhannya yang banyak dan bermacam-macam, dari hasil

    uraian tersebut dapat dilihat bahwa setiap pekerja mempunyai kebutuhan tertentu

    dan mengharapkan kepuasan dari hasil pekerjaannya.9

    Terdapat fakta bahwa bukan hanya di daerah sekitar jawa saja yang

    menggunakan sistem pengupahan panen padi dengan sistem pengupahan bawon,

    9 Dwi Krisnarini, Ma’mum Sarma, Musa Hubies, Analisis upah dan kesejahteraan

    pekerja industry kecil pakaian jeans xyz di pondok aren tanggerang, (jurnal ekonomi vol. 3 no. 2

    september 2008), hlm. 1. Diakses tanggal 11 desember 2018.

  • 5

    tetapi yang terjadi di kelurahan Simpang Kecamatan berbak Kabupaten tanjung

    jabung timur juga menggunakan sistem pengupahan bawon kepada para buruh

    tani pada saat memanen padi dan masih diberlakukan sampai sekarang.

    Selain itu ada beberapa kendala dan hambatan yang dialami oleh

    masyarakat setempat adalah kondisi lahan dimana kelurahan simpang ini

    merupakan daerah pasang surut bukan daerah irigasi sehingga sering kali terjadi

    banjir dan mengakibatkan produktivitas tanaman ataupun padi tidak maksimal.

    Melihat fenomena yang terjadi pada petani Di Kelurahan Simpang

    Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang masih menggunakan

    sistem pengupahan “bawon” dan penulis juga ingin melihat bagaimana peranan

    bawon dalam meningkatkan kesejahteraaan masyarakat, maka dalam penelitian ini

    peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Sistem

    Pengupahan Bawon Pada Pertanian Padi Dalam Meningkatkan

    Kesejahteraan Masyarakat Di Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak

    Kabupaten Tanjung Jabung Timur”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi

    masalah dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana penerapan sistem pengupahan “Bawon” yang diterapkan

    masyarakat petani Di Kelurahan Simpang?

    2. Apakah alasan sistem bawon masih tetap digunakan oleh masyarakat di

    Kelurahan Simpang?

  • 6

    3. Bagaimana peranan bawon dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini

    adalah untuk mengetahui :

    a. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengupahan bawon yang di terapkan

    masyarakat petani di kelurahan Simpang.

    b. Untuk mengetahui mengapa sistem bawon masih diterapkan petani di

    Kelurahan Simpang hingga sekarang.

    c. Untuk mengetahui peranan bawon dalam meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun kegunaan penelitian dalam skripsi ini adalah:

    a. Bagi penelitian sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana

    strata satu(S1) pada fakultas ekonomi dan bisnis Islam jurusan ekonomi Islam

    di UIN STS Jambi.

    b. Bagi civitas akademik sebagai acuan penambahan wawasan sehingga dapat

    menjadi referensi dikalangan akademik dan penelitian lainnya.

    E. Batasan Masalah

    Untuk memudahkan pembahasan dan serta untuk menghindari terlalu

    banyaknya permasalahan yang timbul sehingga tidak fokus dan tidak terarah pada

    rumusan masalah maka peneliti memberikan batasan masalah dalam penelitian

    ini, peneliti hanya memfokuskan pada penerapan sistem pengupahan bawon pada

    pertanian padi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat (study kasus pada

  • 7

    petani padi di kelurahan simpang kecamatan berbak kabupaten tanjung jabung

    timur).

    F. Kerangka Teori

    1. Pengertian Sistem Upah “Bawon”

    Upah atau dapan disebut juga dengan konpensasi merupakan hak / buruh

    yang di terima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha

    atau pemberi kerja kepada pekerja / buruh yang ditetapkan dan dibayarkan

    menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan

    atas suatu pekerjaan yang telah di lakukan atau yang akan dilakukan.10

    Dewan

    Penelitian Pengupahan Nasional mendefinisikan bahwa upah adalah suatu

    penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberi kerja dari penerima kerja untuk

    menerima suatu pekerjaan / jasa yang telah dilakukan. 11

    Upah merupakan salah satu konpensasi penting dalam dunia

    ketenagakerjaan karena bersentuhan langsung dengan kesejahteraan pekerja, maka

    dikatakan upah adalah hal yang sangat penting bagi pekerja, oleh karena itu setiap

    pekerja akan mengharapkan upah yang sesui dengan pekerjaan yang mereka

    kerjakan.12

    Upah memang sangat penting bagi pekerja, Menurut Sadono Sukirno

    mengatakan bahwa upah yaitu pembayaran kepada pekerja – pekerja kasar yang

    10

    Sylvia dwi iswari, hak-hak karyawan “ jawa barat: lembar langit indonesia, tahun 2014)

    hlm 5. 11

    Ibid, hlm 6. 12

    Edytus Adisu,Hak karyawan atas gaji & pedoman menghitung,(Jakarta:forum

    sahabat,2003) hlm 1.

  • 8

    pekerjaannya selalu berpindah – pindah, seperti misalnya pekerja pertanian,

    tukang kayu, tukang batu, dan buruh kasar. yang diperoleh dari berbagai bentuk

    jasa yang disediakan dan diberikan oleh tenaga kerja kepada pengusaha. Bagi

    pekerja upah merupakan alasan utama bekerja. Bahkan bagi pekerja upah adalah

    satu-satunya alasan bekerja. 13

    Menurut Edwin B. Fippo, yang dimaksud dengan upah ialah harga harga

    untuk jasaa-jasa yang telah diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Sementara

    menurut Van Ber Van, upah secara lebih luas merupakan tujuan objektif kerja

    ekonomis. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa upah

    merupakan pengganti atas jasa yang telah diberikan pekerja dalam pekerjaannya.14

    Upah dapat di berikan baik dalam bentuk tunai atau natura, atau dalam

    bentuk tunai-natura. Adapun bentuk dari upah yang bersufat natura adalah (seperti

    beras, gula, dan pakaian).

    Jenis upah memang sangat beragam ada beberapa jenis pemberian upah

    yang diterapkan di Indonesia dikenal dengan beberapa sistem yang masih

    diterapkan hingga kini diantaranya:

    a. Sistem Upah Harian

    Upah harian adalah upah yang dibayarkan oleh pemberi kerja kepada

    pekerja yang telah melakukan pekerjaan yang dihitung secara harian atau

    13

    Sadono sukirno, mikro ekonomi teori pengantar (Jakarta: raja grafindo persada, 2012)

    hlm 350 – 351. 14

    Suwatno, dkk, manajemen SDM dalam organisasi publik dan bisnis (Alfabeta

    Bandung, 2016) hlm 232.

  • 9

    berdasarkan tingkat kehadiran. Upah harian dibayar secara harian hanya kepada

    pekerja yang status perjanjian kerjanya adalah harian lepas.15

    b. Sistem Upah Borongan

    Upah borongan adalah upah yang dibayarkan oleh pemberi kerja yang

    telah melakukan pekerjaan secara borongan atau berdasarkan volume pekerjaan

    satuan hasil kerja. Pembayaran upah borongan hanya dilakukan untuk pekerja

    yang status perjanjian kerjanya adalah pekerja kontrak.16

    c. Sistem Upah Sambatan / Gotong Royong

    Upah sambatan adalah mobilitas tenaga kerja luar keluarga untuk mengisi

    kekurangan tenaga kerja dalam keluarga usaha tani padi. Sistem ini diatur melalui

    sitem setempat. Dimana petani diminta bekerja membantu pemilik lahan tanpa

    diberi upah, pemilik lahan hanya menyediakan makanan, tetapi pada gilirannya

    mereka harus mengganti bantuan tersebut secara proporsional pada waktu yang

    diperlukan.17

    d. Upah Bonus

    Sistem bonus merupakan pembayaran tambahan di luar upah atau gaji

    yang ditujukan untuk merangsang ( memberi insentif ) agar pekerja dapat

    15

    Edytus Adisu,Hak karyawan atas gaji & pedoman menghitung,(Jakarta:forum

    sahabat,2003) hlm 3. 16

    Ibid. Hlm 4. 17

    Dwi wahyuni, “analisis sistem pengupahan bawon pada pertanian padi (studi kasus

    pada petani padi desa gambar kecamatan wonodadi belitar” (jurnal bisnis manajemen

    perbankan, vol.2 no.2 tahun 2016) hlm 108. Diakses tanggal 11 oktober 2018.

  • 10

    menjalankan tugasnya lebih baik dan tanggung jawab, dengan harapan

    keuntungan lebih tinggi. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh maka

    semakin semakin besar bonus yang diberikan kepada pekerja. Sistem bonus

    tersebut lebih-lebih akan terlaksana apabila majikan berjiwa dermawan.18

    e. Upah Mitra Kerja

    Sistem mitra usaha merupakan pembayaran upah sebagian diberikan

    dalam bentuk saham perusahaan, tetapi saham tersebut tidak diberikan kepada

    perorangan melainkan pada organisasi pekerja di perusahaan tersebut. Oleh

    karena itu hubungan kerja antara perusahaan dengan pekerja dapat ditingkatkan

    menjadi hubungan antara perusahaan dengan pekerja dapat ditingkatkan menjadi

    hubungan antara perusahaan dan mitra kerja. Contoh sederhana dari sistem

    tersebut adalah koperasi.19

    f. Upah Menurut Satuan Hasil

    Upah menurut satuan hasil merupakan besarnya upah didasarkan pada

    jumlah barang yang dihasilkan oleh seseorang. Satuan hasil dihitung per potong

    barang, persatuan panjang, atau persatuan berat. 20

    Contohnya upah pemetik daun

    teh di hitung perkilogram dan bawon.

    Sedangkan upah Bawon merupakan bagian dari jenis upah itu sendiri yaitu

    upah yang bersifat natura yang diberikan pemilik lahan kepada buruh tani,

    khususnya untuk kegiatan panen yang merupakan bagian tertentu dari hasil panen

    18

    Sylvia dwi iswari, hak-hak karyawan “ jawa barat: lembar langit indonesia, tahun 2014)

    hlm 19. 19

    Ibid, hlm 19. 20

    Ibid, hlm 19.

  • 11

    dengan kesepakatan dua belah pihak antara pemilik lahan dan buruh tani besarnya

    bawon tergantung adat setempat.21

    Sedangkan menurut kamus besar Bahasa

    Indonesia Bawon adalah pembagian upah menuai padi yang berdasarkan banyak

    sedikitnya padi yang dipotong.22

    Collier et.al menyebutkan bahwa sistem bawon adalah upah tradisional,

    bawon merupakan upah natura yang diberikan pemilih lahan kepada buruh tani

    khususnya untuk kegiatan panen yang merupakan bagian tertentu dari panen.

    Menurut Hayami dan Kikuci, Secara garis besar Ada dua macam sistem bawon

    yang diterapkan dalam pertanian yaitu bawon terbuka dan bawon tertutup, Sistem

    bawon terbuka merupakan bawon yang benar-benar terbuka untuk orang satu desa

    yang sama dengan jumlah peserta tak terbatas. Sedangkan sistem bawon tertutup

    pemilik lahan membatasi jumlah peserta buruh memanen padi milik nya atau

    dengan peserta tertentu (yang diundang saja).23

    Namun dari dua macam jenis

    bawon tersebut masih terbagi-bagi lagi sebagai berikut:

    - Benar-benar terbuka

    - Terbuka hanya untuk orang desa itu saja

    - Terbuka dengan batas maksimum

    - Terbatas untuk undangan

    - Terbatas untuk orang yang melakukan jasa tambahan.

    21

    Gunawan wiradi, metodologi studi agrarian (bogor: sajogyo institute, 2009) Hlm 200. 22

    Kamus besar Bahasa Indonesia. 23

    Handi trus tanto, berjudul “sistem bawon di desa mungseng kecamatan temanggung

    kabupaten temanggung”, skripsi universitas negeri Yogyakarta, tahun 2013. Hlm 8. Diakses

    tanggal 11 oktober 2018.

  • 12

    Dalam masalah upah dan ketenaga kerjaan bukanlah hal yang dianggap

    sepele upah sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan pekerja, untuk

    memenuhi kebutuhan dan lain-lain. Oleh sebab itu terkait masalah upah dan

    ketenaga kerjaan telah di atur dalam undang-undang Nomor 13 tahun 2003, yang

    selanjutnya disebut UUKK pada bab 1 pasal 1 angka 30 menyatakan upah adalah

    Hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai

    imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan

    dan dibayarakan menurut suatu perjanjian kerja.24

    Bagi sebagian besar pekerja upah digunakan untuk menanggung

    kebutuhan hidup dan keluarganya, Menurut cara pembayarannya kepada buruh

    tani, di desa-desa yang mempergunakan sistem pengupahan tetap dikenal ada dua

    macam upah, yaitu upah borongan dan upah harian. Pembayaran upah borongan

    didasarkan pada satuan hasil kerja. Sedangkan pembayaran upah harian

    didasarkan pada jumlah hari buruh tani bekerja.25

    2. Hukum Upah Dalam Islam

    Hukum upah dalam Islam adalah mubah atau di perbolehkan, Dalam Al Qur’an,

    pemahaman upah dicantumkan dalam bentuk pemaknaan seperti firman Allah

    SWT dalam QS. Al-Qhashas ayat 25 yang berbunyi:

    24

    Edytus Adisu,Hak karyawan atas gaji & pedoman menghitung,(Jakarta:forum

    sahabat,2003) hlm 2. 25

    Dwi wahyuni, “analisis sistem pengupahan bawon pada pertanian padi (studi kasus

    pada petani padi desa gambar kecamatan wonodadi belitar” (jurnal bisnis manajemen

    perbankan, vol.2 no.2 tahun 2016) hlm 107. Diakses tanggal 10 oktober 2018.

  • 13

    Artinya: Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu

    berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu

    agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak)

    kami." Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan

    kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib berkata: "Janganlah kamu takut.

    Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu".26

    Ayat tersebut menerangkan bahwa setelah seseorang mempekerjakan

    orang lain hendaknya memberikan upah padanya. Dalam Islam hal ini hukumnya

    mubah diperbolehkan.

    Dalam hadis juga diriwayatkan bawasannya Nabi Muhammad SAW juga

    memerintahkan cara memberikan upah kepada pekerja yang berbunyi:

    .يَِجفَّ َعَرقُهُ أَْعُطوا األَِجيَر أَْجَرهُ قَْبَل أَنْ

    Artinya: “Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya

    kering.”27

    Maksud hadits ini adalah bersegera menunaikan hak si pekerja setelah

    selesainya pekerjaan.

    Sedangkan dalam pandangan ilmu fikih, salah satu kegiatan muamalah

    yang telah dikenal sejak lama dan telah dilakuakan oleh manusia yaitu upah

    mengupah, atau dalam fikih muamalah dikenal dengan istilah ijarah. Ijarah

    26

    Al-Qhashas (28) : 25. 27

    Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Yogyakarta: pustaka pesantren, 2010) hlm 40.

  • 14

    menurut bahasa artinya membalas, memberi upah, sedangkan menurut

    terminologi ijarah artinya mengambil manfaat tenaga orang lain dengan jalan

    memberi ganti menurut syarat-syarat tertentu.28

    Kalau sekiranya kitab-kitab fikih selalu menerjemahkan kata ijarah

    dengan sewa-menyewa, maka hal tersebut jangan selalu diartikan menyewa suatu

    barang untuk mengambil manfaatnya saja, tetapi harus di pahami dalam arti yang

    luas. Dalam arti luas, ijarah bermakna suatu akad yang berisi penukaran manfaat

    sesuatu dengan jalan memberikan imbalan dalam jumlah tertentu. Hal ini sama

    artinya dengan menjual manfaat suatu benda. Kelompok hanafiyah mengartikan

    ijarah dengan akad yang berisi pemilikan manfaat tertentu dari suatu benda yang

    diganti dengan pembayaran dengan jumlah yang telah disepakati. Dengan istilah

    lain dapat pula disebut bahwa ijarah adalah salah satu akad yang berisi

    pengambilan manfaat sesuatu dengan jalan penggantian, adapun hukum ijarah

    dalam ilmu fikih adalah mubah atau diperbolehkan.29

    3. Pengertian Pertanian

    Pertanian merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang bertujuan untuk

    menghasilkan bahan pangan dan produk agroindustri lainnya dengan

    memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia. Pertanian dalam arti luas

    merupakan usaha manusia dalam memanfaatkan lingkungan alam dengan maksud

    memperoleh hasil yang berasal dari tanaman. 30

    28

    Helmi karim, fikih muamalah, (Jakarta: raja grafindo persada, 2002) hlm 28. 29

    Ibid. Hlm.29 30

    Rika harini, dkk, kompetensi dasar olimpiade sains nasional geografi(jakarta, gadjah

    mada university press) hlm.1

  • 15

    Sedangkan menurut Mosher, Pengertian pertanian adalah sejenis proses

    produksi yang khas, didasarkan atas proses-proses pertumbuhan tanaman dengan

    jalan meningkatkan produksi. Di tinjau dari kajian geografi pertanian merupakan

    suatu subsistem fisik yang mempertimbangkan aspek iklim, tanah, hidrologi, dan

    topografi. Aspek-aspek tersebut perlu dipertimbangkan dalam mengkaji pertanian

    karena memiliki pengaruh terhadap kegiatan pertanian, hasil dan distribusinya.31

    Adapun sektor-sektor pertanian antara lain meliputi, pertanian padi, palawija

    (kacang-kacangan, umbi-umbian, jagung dan yang lainnya), holtikultura.32

    Menurut Arifin, Peranan sektor pertanian dalam perekonomian suatu

    negara atau suatu daerah dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:

    a. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

    b. Kontribusi sektor pertanian terhadap kesempatan kerja.

    c. Kemampuan sektor pertanian dalam menyediakan menu makanan yang

    nantinya sangat mempengaruhi pola konsumsi dan gizi masyarakat.

    d. Kemampuan sektor pertanian pertanian dalam mendukung perkembangan

    hulu hilir industry.

    e. Ekspor hasil pertanian akan memberikan sumbangan devisa bagi negara.

    Arifin berpendapat sektor pertanian merupakan faktor yang amat strategis,

    merupakan bisnis ekonomi rakyat di pedesaan, menguasai Pada dekade

    1980an, sektor pertanian berperan sangat vital dalam ekonomi Indonesia

    karena pertanian sekaligus berfungsi sebagai basis atau landasan

    pembangunan ekonomi. Tetapi sejak awal 1990an seiring dengan menurunnya

    31

    Ibid hlm.2 32

    Irham fahmi, manajemen risiko: teori, kasus, dan solusi(bandung,alfabeta 2015)

    hlm.219

  • 16

    pangsa pertanian dalam struktur perekonomian atau produk domestic bruto

    (PDB), pembangunan ekonomi dan kebijakan politik mulai meninggalkan

    sektor pertanian. Focus pembangunan ekonomi lebih banyak diarahkan pada

    sektor industry dan jasa, ketika krisis ekonomi terjadi, agenda reformasi yang

    bergulir tanpa arah proses desentralisasi ekonomi yang menghasilkan

    kesengsaraan dan penderitaan rakyat memaksa menjadikan sektor pertanian

    sebagai landasan utama pembangunan ekonomi.

    Pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono menerapkan

    strategi revitalisasi pertanian sebagai salah satu strategi tiga jalur (tripletrack

    strategi) yang digunakan pemerintah cabinet Indonesia bersatu, adapun strategi

    tiga jalur itu diantaranya (1) pertumbuhan ekonomi di atas 6,5 persen per tahun

    melalui percepatan investasi dan ekspor, (2) pembenahan sektor rill untuk mampu

    menyerap tambahan angkatan kerja dan menciptakan lapangan kerja baru, (3)

    revitalisasi sektor pertanian dan perdesaan untuk berkontribusi pada pengentasan

    kemiskinan. Beberapa landasan teori mazhab pemikiran yang dapat digunakan

    untuk aplikasi strategi revitalisasi pertanian dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

    a. Mazhab Neoklasik

    Dalam teori ekonomi pembangunan modern yang sedikit neoklasik, sektor

    pertanian dapat dikatakan telah kembali vital atau menjadi basis pembangunan

    ekonomi suatu bangsa apabila pada kasus negara agraris seperti Indonesia apabila

    telah menjadi pengganda pendapatan (income multiplier) dan pengganda tenaga

    kerja (employment multiplier). Pengganda pendapatan maksudnya bahwa sektor

    pertanian menghasilkan tambahan pendapatan bagi aktivitas ekonomi yang

  • 17

    berhubungan langsung dengan sektor pertanian, seperti agroindustri dan off-farm

    lainnya. Sedangkan penggandaan tenaga kerja maksudnya bahwa sektor pertanian

    mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru di luar sektor pertanian, terutama

    karena begitu tingginya keterkaitan sektor pertanian industry pengolahan hasil

    pertanian yang mampu menciptakan nilai tambah (forward linkages) dan

    meningkatkan sarana produksi dan infrastruktur ekonomi lainnya (backward

    linkages).33

    Menurut mazhab neoklasik ini, stimulasi ekonomi perdesaan yang

    dicanangkan pemerintah dengan pembangunan insfrasrtuktur seperti jalan

    produksi, jalan desa, saluran irigasi dan drainase menjadi begitu vital, dampak

    langsung berupa peningkatan kesejahteraan petani dari investasi ini seperti ini

    memang tidak akan terlihat dalam satu-du tahun tapi akan terlihat akan menuai

    hasil pada jangka menengah panjang, bersamaan dengan upaya konsisten

    peningkatan produktivitas dan efisiensi di sektor pertanian umumnya.34

    b. Mazhab Populis

    Sektor pertanian dapat dikatakan berhasil apabila telah pembangunan

    pertanian yang dijalankan mampu mengentaskan masyarakat petani dan warga

    pedesaan lain dari jeratan dan belenggu kemiskinan. Pemahaman ekonomi

    pembangunan modern – bahkan mazhab neoliberal sekalipun yakin bahwa

    pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan sektor pertanian semata tidak akan

    mampu memberantas kemiskinan. Namun pemerintah juga harus memberikan

    perhatian penuh pada petani dan kelompok miskin lainnya minimal menunjukkan

    33

    Bustanul arifin, pembangunan pertanian (Jakarta: PT Grafindo 2005) hlm 2. 34

    Ibid, hlm 3.

  • 18

    sense of emphaty terhadap penderitaan rakyat, Langkah yang paling dasar adalah

    melaksanakan kebijakan pembangunan ekonomi dan social yang bersentuhan

    langsung dengan kelompok miskin melalui investasi besar-besaran di bidang

    hak-hak dasar masyarakat dalam sektor kesehatan, kecukupan gizi, serta

    pendidikan dasar dan menengah.35

    4. Kesejahteraan Masyarakat

    Bila kata “kesejahteraan” diucapkan, orang-orang langsung

    membayangkan berbagai macam program yang membantu anggota masyarakat

    berpenghasilan rendah, juga terbayang konotasi kondisi serba nyaman. Namun

    dalam ilmu ekonomi, istilah kesejahteraan memiliki makna spesifik.

    Kesejahteraan mengacu pada kepuasan (utility) atau tingkat kecukupan

    berkonsumsi.36

    Adapun ilmu ekonomi kesejahteraan adalah bagian dari ilmu ekonomi

    yang menjelaskan cara mengidentifisir dan mencapai sesuatu yang disebut

    sebagai alokasi segenap sumberdaya yang secara social efisien atau optimal.

    Study ekonomi memusatkan perhatiannya kemungkinan pemecahan “terbaik”

    atas alokasi sumberdaya.

    Kesejahteraan masyarakat menurut fahrudin, adalah kondisi masyarakat

    mampu memenuhi kebutuhan pokoknya, baik itu kebutuhan makanan, pakaian,

    tempat tinggal, serta kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki

    pekerjaan yang memadai yang dapat menjunjung kualitas hidupnya sehingga

    hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan, sehingga hidupnya

    35

    Ibid, hlm 5. 36

    Roger leroy miller, Roger E. Meiners, teori mikroekonomi intermediate (Jakarta: PT

    rajagrafindo persada, 2000) hlm 627.

  • 19

    aman tentram, baik lahir maupun batin.37

    Sedangkan menurut Rambe,

    Kesejakteraan adalah sebuah tata kehidupan dan penghidupan social, material,

    spiritual, yang diikuti oleh rasa keselamatan, kesusilaan, ketentraman diri, rumah

    tangga serta masyarakat lahir dan batin yang memungkinkan setiap warga negara

    dapat melakukan usaha pemenuhan kebutuhan jasmni, rohani dan social yang

    sebaik-baiknya bagi diri sendiri, rumah tangga, seta masyarakat dengan

    menjunjung tinggi hak-hak asasi. 38

    Menurut Mosher, hal yang paling penting dari kesejahteraan adalah

    pendapatan, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan dari rumah tangga

    tergantung pada tingkat pendapatan. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi

    dengan kesejahteraan masyarakat sangatlah erat, apabila pertumbuhan ekonomi

    baik maka tingkat pendapatan masyarakat juga akan meningkat, selain itu dari

    peningkatan pendapatan yang terjadi masyarakat akan mampu memenuhi

    kebutuhan hidupnya lebih baik.39

    Kesejahteraan menyangkut pada pendapatan yang diperoleh oleh seorang

    tenaga kerja, dimana pendapatan yang diterima oleh seorang tenaga kerja berasal

    dari upah yang diterimanya .40

    bagi para pekerja upah merupakan pendapatan dari

    hasil pekerjaannya, bagaimanapun juga upah bagi buruh merupakan sumber

    37

    Rosin, analisis tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di desa Dahari selebar

    kecamatan talawi kabupaten batubara(universitas negeri medan: jurnal geografi, ISSN 2549-

    7057,vol.9, no.1, 2017) hlm.57 Diakses tanggal 10 oktober 2018. 38

    Lioni wijaya,strategi peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan kecamatan

    pedemayu kabupaten pamekasan (jurnal Agriekonomi,ISSN 2301-9949, vol.2, no.2, 2013) hlm.

    140. Diakses tanggal 10 oktober 2018. 39

    Sadono sukirno, makro ekonomi (Jakarta: raja grafindo persada, 2015) hlm. 102 40

    Lapeti sari, Dkk, analisis tingkat upah pekerja dikota pecan baru (studi kasus rumah

    makan/restoran).( Jurnal ekonomi: vol. 17 no. 2 agustus 2009). Hlm.87. Diakses tanggal 10

    oktober 2018.

  • 20

    utama kelangsungan hidupnya, oleh karena itu buruh selalu mengharapkan

    pemberian upah yang sesuai dengan apa yang dikerjakannya.41

    tingkat kesejahteraan masyarkat dapat dilihat dari beberapa hal berikut ini

    antara lain:

    a. Kemiskinan

    Secara ekonomi, kemiskinan dapat dilihat dari tingkat kekurangan sumber

    daya yang dapat digunakan memenuhi kebutuhan hidup serta meningkatkan

    kesejahteraan sekelompok orang. Bappenas, mendefinisikan kemiskinan sebagai

    kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu

    memenuhi hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan

    yang layak. 42

    Hendra Esmara, mengukur dari ketidak mampuan seseorang untuk

    memenuhi kebutuhan sesuai dengan standar yang berlaku, maka kemiskinan dapat

    dibagi tiga:

    1. Miskin Absolut yaitu apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis

    kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum; pangan,

    sandang, kesehatan, papan, pendidikan.

    2. Miskin Relatif yaitu seseorang sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan

    namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.

    41

    Suwatno, dkk, manajemen SDM dalam organisasi publik dan bisnis (Alfabeta

    Bandung, 2016) hlm. 232 42

    Devani ariestha, “skripsi: Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan

    masyarakat di kota bandar lampung”. hlm 31. Diakses tanggal 10 oktober 2018.

  • 21

    3. Miskin Kultural yaitu berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok

    masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya

    sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantu.

    b. Pengangguran

    Menurut Nanga dan Muana, pengangguran adalah orang yang sudah

    digolongkan dalam angkatan kerja (labor force) tidak memiliki pekerjaan dan

    yang secara aktif sedang mencari pekerjaan. Pengangguran juga dapat diartikan

    sebagai kesempatan yang timpang yang terjadi antara angkatan tenaga kerja dan

    kesempatan kerja sehingga sebagian angkatan kerja tidak tidak dapat melakaukan

    tenaga kerja. Penganggurabn tidak hanya disebabkan oleh lowongan pekerjaan

    tetapi juga disebabkan oleh kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh pencari

    kerja atau persyaratan-persyaratan yang dibuhkan oleh dunia kerja tidaka dapat

    dipenui oleh pencari kerja.43

    Penganggurana pada prinsipnya mengandung arti hilangnya output (lost of

    output) dan kesengsaraan bagi orang yang tidak bekerja (human misery) dan

    merupakan suatu bentuk pemborosan suatu sumber daya ekonomi, disamping

    memperkecil output, pengangguran juga memacu pengeluaran pemerintah lebih

    tinggi untuk keperluan konpensasi pengangguran dan kesejahteraan.

    Pengangguran dapat mempengaruhi kemiskinan dengan berbagai cara.

    Jika rumah tangga tersebut memiliki batas likuiditas (yang berarti bahwa

    konsumsi saat ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan saat ini) maka

    pengangguran akan secara langsung mempengaruhi kemiskinan baik yang diukur

    43

    Zarkasi, pengaruh pengangguran terhadap daya beli masyarakat kalbar (jurnal

    khatulistiwa, vol. 4 no. 1 maret 2014) Hlm 49. Diakses tanggal 12 oktober 2018.

  • 22

    dari sisi pendapatan (income poverty rate) maupun kemiskinan yang diukur sisi

    konsumsi (consumption poverty rare). Jika rumah tangga tersebut tidak

    menghadapi batasan likuiditas (yang berarti bahwa konsumsi saat ini tidak teralalu

    dipengaruhi oleh pendapatan saat ini) maka peningkat pengangguran akan

    menyebabkan peningkatan kemiskinan dalam jangka panjang, tetapi tidak terlalu

    berpengaruh dalam jangka pendek.44

    Pengangguran biasanya dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan keadaan

    yang menyebabkannya yaitu: pengangguran friksional, struktur, dan konjungtur,

    sedangkan jenis-jenis pengangguran berdasarkan cirinya adalah sebagai berikut:

    Ada beberapa jenis dari pengangguran yang disebabkan berdasarkan

    keadaan yang menyebabkan pengangguran tersebut berdasarkan keadaan yang

    menyebabkan diantara sebagai berikut:

    1. Pengangguran Normal atau Friksional

    Jika perkembangan ekonomi suatu negara terus menerus mengalami

    peningkatan dengan pesat, tingkat pengangguran akan semakin rendah. Pada

    akhirnya, perekonomian akan mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja yang

    penuh (full employment). Dalam keadaan full employment tingkat pengangguran

    tidak lebih dari empat persen. Jika kondisi perekonomian mencapai tingkat full

    employment, walaupun terjadi pengangguran, pengangguran yang ada hanyalah

    pengangguran normal atau friksional (frictional unemployment), Pengangguran

    ini juga sering disebut pengangguran suka rela.

    44

    Diah retnowati dan Harsuti, pengaruh pengangguran terhadap kemiskinan di jawa

    tengah (jurnal ekonomi: 2014) Hlm. 610. Diakses tanggal 12 oktober 2018.

  • 23

    Pengangguran friksional (frictional unemployment) atau disebut juga

    pengangguran normal adalah orang seseorang yang tidak bekerja, tetapi bukan

    berarti mereka tidak mampu bekerja. Dia tidak bekerja karena ingin memperoleh

    (mencari) pekerjaan lebih baik atau pengangguran yangbterjadi karena tidak

    adanya kecocokan antara pencari kerja dengan penyerapan tenaga kerja.45

    2. Pengangguran Konjungtur

    Pengangguran konjungtur merupakan pengangguran yang diakibatkan oleh

    perubahan gelombang (naik turunnya) kehidupan perekonomian. Pada saat

    perekonomian mengalami masa resesi (kemunduran) dan masa defresi

    (kehancuran), perusahaan banyaka mengalami kerugian. Jika perusahaan dalam

    keadaan merugi, sebagian tenga kerja yang dipekerjakan tidak dapat diberi gaji

    sehingga perusahaan akan mengambil kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja

    (PHK) terhadap sebagian para pekerjanya. Mereka yang di PHK akan menjadi

    pengangguran. Pengangguran demikian disebut pengangguran konjungtur.46

    3. Pengangguran Structural

    Pengangguran struktur merupakan pengangguran yang diakibatkan

    perubahan struktur ekonomi dalam jangka panjang. Contohnya, strruktur ekonomi

    Indonesia pada awalnya adalah cendrung ekonomi agraris yang menekankan pada

    sektor pertanian. Dewasa ini, secara perlahan-lahan Indonesian berubah menjadi

    negara industri. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat pengangguran. Tenaga

    kerja yang ada dan siap bekerja sudah terpola untuk bekerja dilapangan kerja

    45

    Siti normi, filsafat manajemen sumber daya manusia terhadap masalah pengangguran

    (jurnal ilmiah maxsitex, ISSN :2548-429X, vol.3,no.1, maret 2018) hlm 82. Diakses tanggal 12

    oktober 2018. 46

    Ibid, hlm 82.

  • 24

    bidang pertanian, sedangkan kesempatan kerja yang tersedia bukan lapangan

    pertanian, melainkan lapangan kerja di bidang industry. Dengan demikian, tenaga

    kerja yang siap bekerja di lapangan pertanian didak akan mendapatankan

    pekerjaan dan mereka tidak bisa bekerja di bidang industry sehingga akan menjadi

    pengangguran. Pengangguran demikian disebut pengangguran structural,

    pengangguran structural bisa diakibatkan oleh dua kemungkinan, yaitu akibat

    permintaan berkurang atau kemajuan penggunaan teknologi.47

    Adapun akibat permintaan berkurang, pengangguran yang diakibatkan

    oleh permintaan yang berkurang, misalnya trjadi pada tukang jahit tradisional

    yang terdesak oleh garmen yanag mengguanakan mesin-mesin yang berteknologi

    canggih yang mampu menghasilkan pakaian jadi yang berkualitas baik dan harga

    yang lebih murah. Oleh karena itu konsumen lebih senang membeli pakaian jadi

    daripada memesan kepada tukang jahit yang memakan waktu lebih lama dan

    harganya lebih mahal. Dengan demikian tukang jahit akan kehilangan order, ia

    pun akan menjadi pengangguran structural. Sedangkan pengangguran yang

    diakibatkan oleh kemajuan dan penggunaan teknologi, pengangguran yang seperti

    ini dikarenakan misalnya pengelolaan tahan sawah untuk pertanian yang biasanya

    dicangkul (menggunakan tenaga manusia), sekarang diganti dengan mesin

    pengelola sawah seperti traktor. Pengelolahan tahan sawah dengan di cangkul

    dapat memakai berpuluh-puluh orang untuk tanah seluas satu hektar. Sekarang,

    pekerjaan ini cukup dilakukan oleh seorang tenaga kerja dan traktor. Keadaan

    tersebut akan menciptakan pengangguran akibat penggantian tenaga manusia

    47

    Ibid, hlm 82

  • 25

    dengan traktor. Pengangguran stuktural yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi

    lebih dikenal sebagaia pengangguran teknologi.48

    Pengangguran berdasarkan ciri-cirinya di antaranya sebagai berikut:

    1. Pengangguran terbuka

    Pengangguran ini muncul sebagai akibat dari pertumbuhan kesempatan

    kerja lebih rendah daripada pertumbuhan angkatan tenaga kerja. Hal ini

    mengakibatkan dalam perekonomian semakin banyak tenaga kerja yang tidak

    mendapatkan pekerjaan. Tenaga kerja ini dalam jangka panjang tidak masuk

    dalam kegiatan ekonomi. Mereka menganggur secara nyata dan penuh waktu.49

    2. Setengah menganggur

    Pengangguran setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak

    bekerja secara optimal karena ketiadaan lapangan kerja atau pekerjaan, atau

    pekerja yang bekerja kurang dari 36 jam seminggu. Karna menurut badan pusat

    statistic (BPS), di Indonesia jam kerja normal adalah 36 jam seminggu.

    3. Pengangguran terselubung

    Pengangguran terselubung ini muncul karena jumlah pekerja dalam suatu

    kegiatan ekonomi jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang

    sebenarnya untuk menghasikan produksi yang efesien. Dalam teori produksi

    pengangguran ini muncul karena produktivitas marginal dari perusahaan sudah

    dibawah noltetapi perusahaan atau organisasi tetap menambah tenaga kerja karena

    berbagai pertimbangan.50

    48

    Ibid, hlm 83. 49

    Totok harjonto, pengangguran dan pembangunan nasional (jurnal ekonomi: issn: 2302-

    7169 vol. 2, no. 2 januari-april 2014) hlm. 71. Diakses tanggal 12 oktober 2018. 50

    Ibid, hlm 71

  • 26

    4. Pengangguran bermusim

    Pengangguran bermusim adalah pengangguran yang ada diakibatkan oleh

    waktu atau musim, pengangguran ini banyak terjadi disektor pertanian, pada

    musim hujan penyadap karet tidak dapat bekerja, mereka terpaksa menganggur

    menunggu musim hujan selesai. Hal ini juga berlaku pada para petani pada waktu

    musim kemarau yang menyebabkan petani tidak dapat bekerja karena lahannya

    kering dan tidak ada air. Selama musim kemarau ini para petani terpaksa

    menganggur.51

    Dampak pengangguran Menurut Nanga dan Muana, pengangguran yang

    terjadi didalam suatu perekonomian dapat memiliki dampak atau akibat buruk,

    baik terhadap perekonomian maupun individu dan masyarakat, beberapa dampak

    penganggura diantaranya:52

    1. Dampak pengangguran terhadap perekonomian

    Tingkat pengangguran yang relative tinggi tidak memungkinkan

    masyarakat mencaoai tujuan tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan jelas dari

    memperhatikan berbagai akibat buruk yang bersifat ekonomi yang timbul akibat

    dari masalah pegangguran. Ada beberapa-beberapa akibat yang akan ditimbulkan

    dari masalah pengangguran ini, akibat dari pengangguran bagi perekonomian

    diantaranya:

    51

    Ibid, hlm 72 52

    Zarkasi, pengaruh pengangguran terhadap daya beli masyarakat kalbar (jurnal

    khatulistiwa: vol. 4, no. 1 maret 2014) Hlm 50. Diakses tanggal 12 oktober 2018.

  • 27

    a. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan

    kesejahteraannya yang mungkin bisa dicapainya. Pengangguran menyebabkan

    pendapatan nasional yang sebenaranya (actual output) dicapai adalah lebih rendah

    dari pendapatan nasional potensial (potensial output), keadaan ini berarti tingkat

    kemakmuran masyarakat yang dicapai adalah lebih rendah dari tingkat yang

    mungkin dicapainya.53

    b. Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak (tax revenue) pemerintah

    berkurang. Pengangguran yang diakibatkan oleh tingkat kegiatan ekonomi yang

    rendah, pada gilirannya akan menyebabkan pendapatan yang diperole pemerintah

    akan menjadi semakin sedikit.54

    c. Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Pengangguran

    menimbulkan dua akibat buruk kepada kegiatan sektor swasta. Pertama,

    pengangguran tenaga kerja biasanya akan diikuti pula dengan kelebihan kapasitas

    mesin-mesin perusahaan. Keadaan ini jelas tidak akan mendorong perusahaan

    untuk melakukan investasi dimasa yang akan datang. Kedua, pengangguran yang

    diakibatkan kelesuan kegiatan perusahaan menyebabkan keuntungan berkurang.

    Keuntungan yang rendah mengurangi keinginan perusahaan untuk melakukan

    investasi.55

    2. Dampak pengangguran terhadap individu dan masyarakat

    Ada banyak dampak yang ditimbulkan dari pengangguran selain dampak

    terhadap perekonomian pengangguran juga dapat berdampak terhadap individu

    53

    Ibih, hlm 50 54

    Ibid, hlm 50 55

    Ibid, hlm 51

  • 28

    dan masyarakat. Sukirno menyatakan selain membawa akibat buruk terhadap

    perekonomian secara keseluruhan, pengangguran yang terjadi juga akan

    membawa beberapa akibat buruk terhadap individu dan masyarakat, sebagai

    berikut:56

    a. Pengangguran mengakibatkan hilangnya mata pencaharian dan pendapatan.

    Di negara-negara maju, para penganggur memperoleh tunjangan (bantuan

    keuangan) dari badan asuransi pengangguran dan oleh sebat itu mereka masih

    mempunyai pendapatan untuk membiayai kehipannya dab keluarganya. Mereka

    tidak perlu bergantung kepada tabungan mereka atau bantuan orang lain. Di

    negara-negara berkembang berkembang tidak dapat program asuransi

    penganguran, sebaliknya kehidupan pengangguran harus dibiayai oleh tabungan

    masa lalu atau pinjaman/bantuan keluarga dan teman-teman. Keadaan ini

    berpotensi bisa mengakibatkan pertengkaran dan kehidupan keluarga yanag tidak

    harmonis.57

    b. Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan keterampilan.

    Pengangguran juga dapat menyebabkan hilangnya suatu keterampilan

    dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan hanya dapat dipertahankan apabila

    keterampulan tersebut digunakan dalam praktek. Pengangguran dalam kurun

    waktu yang lama akan menyebabkan tingkat keterampilan pekerja semakin

    merosot dan hal itu juga akan sangat merugikan bagi seseorang tersebut.58

    c. Pengangguran juga dapat menimbulkan ketidak stabilan social dan politik.

    56

    Ibid, hlm 51 57

    Ibid, hlm 52. 58

    Ibid, hlm 52.

  • 29

    Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat

    menimbulkan rasa yang tidaak puas masyarakat pada pemerintah yang berkuasa.

    Golongan yang berkuasa akan semakin tidak populer di mata masyarakat. Dan

    berbagai tuntutan dan kritik akan dilontarkan kepada pemerintah dan adakalanya

    hal itu disertai pula dengan tindakan demokratis dan hura-hura. Kegiatan-kegiatan

    kriminal seperti pencurian, perampokan dan sebagainya akan semakin tinggi dan

    akan meresahkan masyarakat.59

    c. Pendidikan

    Menurut todaro, pendidikan merupakan salah satu jalan pembekalan ilmu

    yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran

    penting dalam kemajuan pembangungan ekonomi adalah dapat mengurangi

    tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.60

    Menurut Sarwati, sumber daya manusia merupakan modal suatu bangsa

    untuk meningkatkan kualitas manusia dimana manusia adalah faktor produksi

    yang bersifat aktif dalam mengumpulkan modal, membangun organisasi social,

    ekonomi, politik, dan melaksanakan pembangunan nasional. Upaya tersebut dapat

    dilakukan melalui jalur pendidikan. Di dalam pendidikan seseorang individu akan

    59

    Ibid, hlm 51. 60

    Hartanto Trianggono Budi, Siti umajah masjkuri, analisis pengaruh jumlah penduduk,

    pendidikan, upah, minimum dan produk domestic regional bruto (PDRB) terhadap jumlah

    pengangguran di kabupaten dan kota di provinsi jawa timur tahun 2010-2014, (jurnal ilmu

    ekonomi terapan, ISSN. 2541-1470, tahun 2017) hlm. 3. Diakses tanggal 12 oktober 2018.

  • 30

    di beri pengetahuan, keterampilan, dan penanaman karakter bangsa yang

    diintegrasikan dalam suatu mata pelajaran.61

    G. Kerangka Pemikiran

    Pertanian merupakan salah satu sektor sari sekian banyak sektor pendapan

    negara Indonesia selain industri, perdagangan, dan investasi. Seperti ysng kits

    ketahui bahwa nasi masilah makanan pokok warga negara Indonesia ini, dalam

    sektor pertanian ini mayoritas adalah komoditas padi. Dalm pertanian padi ini ada

    beberapa jenis pengupahan yang diterapkan salah satunya.

    Dalam bidang pertanian upah dengan sistem bawon ini lebih sering di

    gunakan dalam bidang pertanian padi, dengan sistem bawon para buruh tersebut

    mengerjakan suatu pekerjaan yaitu memanen padi milik seeorang dengan

    kesepakatan upah yang telah di terapkan dan disetujui oleh kedua pihak yakni

    antara buruh dan pemilik lahan yang berupa sebagian padi yg ada dengan takaran

    tertentu, para pekerja akan langsung mendapat upah setelah pekerjaan mereka

    selesai. Dengan diterapkan nya sistem bawon ini dapat membantu kesejahteraan

    masyarakat khususnya masyarakat petani

    61

    Ela nur aini, dkk. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat kesejahteraan

    masyarakat dikelurahan kesatrian kota malang (technomedia journal: vol.3 no.1 agustus 2018 E-

    ISSN: 2528-6544, P-ISSN: 2620-3383) Hlm 3. Diakses tanggal 12 oktober 2018.

    Pertanian merupakan salah satu sektor

    ekonomi yang memberikan kontribusi

    terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia

  • 31

    H. Tinjauan Pustaka

    No Nama Judul Hasil penelitian

    1 Dwi Wahyudi62

    Analisis Sistem Pengupahan

    “Bawon” Pada Pertanian Padi

    (Studi Kasus Pada Petani Di

    Desa Gambar Kecamatan

    Wonodadi Kabupaten Blitar)

    Di desa gambar ini

    menerapkan upah

    bawon sebesar 20%

    dari jumlah padi

    yang di panen.

    dengan rincian 80%

    gabah untuk

    pemilik padi dan

    20% untuk buruh.

    2 Anton satria63

    Sistem upah buruh panen padi Di desa pagar dewa

    62

    Dwi wahyuni, “analisis sistem pengupahan bawon pada pertanian padi (studi kasus

    pada petani padi desa gambar kecamatan wonodadi belitar” (jurnal bisnis manajemen

    perbankan, vol. 2 no.2 tahun 2016). Hlm 62. Diakses tanggal 12 oktober 2018.

    Penerapan sistem pengupahan bawon pada

    pertanin padi

    Upah bawon pada pertanian padi dapat

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani

    padi

  • 32

    dalam perspektif hukum islam

    (study kasus di desa pagar

    dewa kec. Warkuk ranau

    selatan sumatera selatan)

    ini menerapkan

    jumlah bawon

    besesar 9:1 dengan

    peritungan apabila

    setiap mendapat 10

    kaleng gabah maka

    pemilik padi berhak

    mendapat 9 kaleng

    dan yang 1 kaleng

    milik buruh, dan

    dalam penelitian ini

    bahwasannya

    hukum bawon ini

    sah menurut ayat-

    ayat alquran dan

    norma-norma

    agama karena

    dalam bawon ini

    mengandung unsur

    tolong menolong.

    3 Annas ismail, Faktor-faktor yang Pemilihan sistem

    63

    Anton satria.” Sistem upah buruh panen padi dalam perspektif hukum islam ,study

    kasus di desa pagar dewa kec. Warkuk ranau selatan sumatera selatan”.(skripsi universitas islam

    negeri sunan kalijaga Yogyakarta : 2009). Hlm 40. Diakses tanggal 12 oktober 2018.

  • 33

    Indardi, Siti Yusi

    Rusimah. 64

    mempengaruhi petani padi

    dalam melilih sistem panen di

    dusun karangmojo kelurahan

    trirenggo kecamatan bantul

    kabupaten bantul

    panen padi di dusun

    karangmojo

    menunjukkan

    bahwa petani

    memilih dua sistem

    pemanenan yaitu

    sistem panenan

    tebasan dan bawon.

    Alasan petani

    memilih kedua

    sistem itu karena

    meiliki dua

    keuntungan

    mendapat uang

    yang cepat dan

    dapat menyimpan

    gabah selain itu

    sistem upah bawon

    juga dirasa

    merupakan sistem

    upah yang sesuai

    64

    Annas ismail, Indardi, Siti Yusi Rusimah “Faktor-faktor yang mempengaruhi petani

    padi dalam melilih sistem panen di dusun karangmojo kelurahan trirenggo kecamatan bantul

    kabupaten bantul”.(jurnal universitas muhammadiyah Yogyakarta, program study agribisnis).

    Hlm 55. Diakses tanggal 12 oktober 2018.

  • 34

    petani yang

    memilih bawon

    beralasan untuk di

    konsumsi sehari-

    hari dan dijual saat

    harga beras mahal.

    4 Arya hadi

    dharmawan, Dyah

    ita mardiyaningsih,

    fredian tonny.65

    Dinamika sistem penghidupan

    masyarakat tani tradisional

    dan modern di jawa barat.

    Dalam penelitian

    ini menganalisa

    tentang

    pembangunan di

    pedesaan terutama

    moderenisasi

    pertanian di

    Indonesia.

    Berdasarkan

    penelitian

    dibeberapa desa di

    jawa terjadi

    peningkatan

    65

    Arya hadi dharmawan, Dyah ita mardiyaningsih, fredian tonny.” Dinamika sistem

    penghidupan masyarakat tani tradisional dan modern di jawa barat”(jurnal vol. 04, No.01) hlm

    59. Diakses tanggal 12 oktober 2018.

  • 35

    pendapatan di luar

    sektor pertanian

    seperti pabrik dan

    jasa, namun

    pertanian tetap

    menjadi sumber

    pendapatan besar

    bagi masyarakat.

    5 Ebban bagus

    kuntadi, joni murti

    mulyo aji, dan

    Linda Laila

    zahasfana, 66

    Curahan tenaga kerja pada

    usaha tani padi di desa

    gumelar kecamatan balung

    kabupaten jember.

    Hasil penelitian ini

    membahas tentang

    kelembagaan upah

    dalam pertanian

    padi yang di

    gunakan petani

    setempat yaitu upah

    borongan, harian,

    dan bawon namun

    banyak dari petani

    setempat yang

    sudah tidak

    66

    Ebban bagus kuntadi, dkk, Curahan tenaga kerja pada usaha tani padi di desa

    gumelar kecamatan balung kabupaten jember(jember: jurnal agribest, ISSN.2581-1339, vol.01,

    no.02, 2017) hlm 45. Diakses tanggal 12 oktober 2018.

  • 36

    menggukan bawon

    melainkan sistem

    kedokan.

    Sumber: ringkasan penelitian-penelitian terdahulu

    Penelitian terdahulu yang telah penulis jelaskan, merupakan suatu

    pertimbangan dalam membuat penelitian. Hal ini agar tidak adanya kesamaan

    dalam penulis lakukan. Secara garis besar penelitian terdahulu yang penulis tulis

    menjelaskan tentang bawasannya dalam pemanenan padi masyarakat setempat

    menggunakan sistem pengupahan bawon, serta pandangan islam terhadap hukum

    bawon. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah untuk membandingkan

    bagaimana penerapan sistem upah panen padi yang menggunakan sistem bawon

    dan yang tidak menggunakan sistem bawon, serta melihat peranan bawon dalam

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kelurahan simpang kecamatan berbak

    kabupaten tanjung jabung timur.

  • 37

    BAB II

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian

    Jenis penelitian ini dilihat dari metodenya adalah penelitian kualitatif.

    Penelitian kualitatif menekankan pada aspek pendalaman data demi mendapatkan

    kualitas dai hasil suatu penelitian. Penelitian yang mengandalkan uraian deskriptif

    kata, atau kalimat yang disusun secara cermat dan sistematis mulai dari

    menghimpun data hingga menafsirkan dan melaporkan hasil penelitian.

    Menurut Burhan Bungin, pendekatan kualitatif adalah proses penelitian

    yang kedalaman datanya tidak terbatas, semakin dalam dan berkualitas data yang

    diperoleh atau dikumpulkan maka semakin berkualitas hasil penelitian tersebut.

    Penelitian ini juga bersifat deskriptif, metode ini adalah metode yang

    menggambarkan suatu data yang akan dibuat, baik oleh penulis maupun secara

    kelompok. Ciri-ciri metode deskriptif adalah memustkn diri pada masa sekarang

    dan masalah actual, dan kemudian data yang dikumpulkan disusun, dijelaskan,

    dan dianalis.67

    B. Jenis Dan Sumber Data68

    Dalam pengolahan data terdapat 2 jenis sumber data yaitu primer dan

    sekunder:

    67

    Burhan bunging, Metodologi Penelitian social dan ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2013)

    hlm. 125. 68

    Ibrahim, Metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: Alfabeta, maret 2018) hlm. 48.

  • 38

    a. Data primer

    Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti, dalam

    penelitian ini sumber data yang diperoleh dari hasil wawancara secara langsung

    kepada petani padi desa simpang. Yang dimaksud data primer dalam penelitian ini

    adalah data wawancara dan dokumentasi yang diperoleh dilapangan yang

    berhubungan dengan sistem pengupahan bawon padi pada petani padi di desa

    simpang.

    b. Data sekunder

    Data sekunder adalah data yang biasanya telah tersusun dalam bentuk

    dokumen-dokumen. Sumber yang didapat dari referensi-referensi buku, internet,

    dan hasil penelitian yang telah disusun menjadi dokumen.

    C. Instrument Pengumpulan Data

    a. Observasi

    Observasis merupakan pencatatan yang sistematis dan perekaman

    peristiwa, perilaku, dan benda-benda di lingkungan social tempat studi

    berlangsung. Observasi adalah metode dasar yang sangat penting dalam

    penelitiana kualitatif. Metode ini digunakan untuk menemukan interaksi dalam

    situasi social yang sebenarnya. Setiap situasi social dapat diidentifikasi melalui

    tiga elemen utama yaitu: tempat, para pelakau, dan aktivitas.

    b. Wawancara

    Wawancara merupakan proses untuk memperoleh informasi dengan cara

    wawancara atau Tanya jawab secara tatap muka antara peneliti dengan responden

  • 39

    (pemilik lahan dan buruh tani) desa ketapang tentang sistem pengupahan bawon

    tersebut.

    c. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data berupa dokumen-

    dokumen, buku, surat kabar, yang berkaitan dengan judul penelitian. Dokumen-

    dokumen ini digunakan untuk memperkuat dan memperoleh data.

    D. Tektik Analisa Data69

    Setelah selesai penelitian ini, maka data yang diperoleh terlebih dahulu

    diseleksi menurut kelompok variable-variabel tertentu dan analis melalui segi

    kualitatif, dengan teknik:

    a. Reduksi data

    Reduksi data dapat diartikan sebagai pemilihan, pemusatan, perhatian pada

    penyederhanaan, dan transformal data kasar yang muncul dari catatan-catatan

    yang tertulis di lapangan. Tumpukan data yang didapatkan akan direduksi dengan

    cara merangkum, meresume, kemudian mengklarifikasikannya sesuai dengan

    kebutuhan penelitian.

    b. Penyajian data

    Penyajian data sebagai sekumpulan data atau informasi tersusun yang

    memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

    69

    Evi, dkk, metode penelitian kualitatif( Jakarta: PT Raja grafindo persada, oktober 2016)

    hlm 149.

  • 40

    Sajian data merupakan upaya-upaya peneliti-peneliti untuk mendapatkan data

    yang telah diperoleh serta hubungannya dengan fokus penelitian yang

    dilaksanakan.

    c. Verifikasi/penarikan kesimpulan

    Penarikan kesimpulan sebagian dari suatu kegiatan konfigurasi yang utuh.

    Kesimpulan – kesimpulan juga diverifikasikan selama penelitian dalam pikiran

    menganalisis dengan menulis suatu tinjauan ulang pada catatan. Menarik

    kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari proses analisa data, yaitu dengan cara

    merumuskan kesimpulan sementara maupun kesimpulan akhir. Kesimpulan

    sementara di buat saat penelitian sedang berlangsung, dn kesimpulan akhir dibuat

    setelah seluruh data dianalisis.

    E. Sistematika Penulisan

    Dalam sistematika penulisan terdiri dari lima bab dan setiap bab nya dari

    sub-sub. Masing-masing bab membahas permasalah tersendiri tetapi saling

    keterkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Adapun sistematika

    pembahasan adalah:

    BAB I : Bab ini membahas tentang uraian penelitian yang meliputi latar belakang

    masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian , kerangka teori dari

    tinjauan pustaka.

    BAB II : Bab ini membahas tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan

    penelitian, jenis dan sumber data, dan teknik analisa data.

  • 41

    BAB III : Bab ini membahas mengenai gambaran umum tentang penerapan

    sistem pengupahan bawon pada pertanian padi dalam meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat di kelurahan simpang.

    BAB IV : Bab ini merupakan pembahasan dan hasil penelitian berisi deskripsi

    data penelitian.

    BAB V : Bab ini merupakan penutup berisi kesimpulan dan saran.

  • 42

    BAB III

    GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Letak Geografis

    Kelurahan simpang merupakan kelurahan yang ada di kecamatan berbak

    kabupaten tanjung jabung timur, kecamatan berbak sendiri memiliki luas: 194,46.

    Dibanding dengan kecamatan lainnya kecamatan berbak merupakan kecamatan

    yang mimiliki luas wilayah yang cukup besar. Simpang sendiri merupakan nama

    ibu kota kecamatan dengan memiliki batas wilayah sebagai berikut:70

    Batas wilayah :

    Batas Wilayah Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak

    1. Sebelah Utara Desa Rantau Makmur

    2. Sebelah Selatan Desa Sungai Aur

    3. Sebelah Timur Desa Telago Limo

    4. Sebelah Barat Desa Rawasari

    ORBITASI ( jarak dari pusat pemerintah ) :

    1. Jarak dari pusat pemerintahan

    kecamatan

    1 KM

    2. Jarak dari pusat pemerintahan 62 KM

    70

    Badan Pusat Statistik (BPS) profinsi jambi.

  • 43

    kabupaten

    3. Jarak dari ibu kota provinsi 125 KM

    adapun masalah kependudukan, jumlah penduduk kelurahan simpang berjumlah

    2.421 (Dua Ribu empat ratus dua puluh satu) jiwa dengan perincian sebagai

    berikut:

    Jumlah penduduk

    a. Laki-laki 1225

    b. Perempuan 1196

    c. Usia 0 - 17 tahun 711

    d. Usia 18 – 55 tahun 1480

    e. Usia 55 tahun keatas 230

    B. Visi Dan Misi Kelurahan Simpang.

    VISI

    a. Terwujudnya Pelayanan Terbaik Menuju Masyarakat Partisipatif.

    MISI

    a. Mewujudkan Peningkatan Profesionalisme Kinerja Aparatur.

    b. Mewujudkan pelayanan yang cepat, tepat dan efesien.

    c. Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dengan partisipasi masyarakat.71

    C. Struktur Organisasi Keluruhan Simpang

    71

    Dokumen atau profil kelurahan simpang tahun 2018.

  • 44

    KEPALA DESA / LURAH

    MUHAMMAD YUNUS. SE

    Kepala RW 1

    M. Isya

    Kepala RW 2

    Suharto

    Kepala RW 3

    Yunari

    Kepala RW 4

    Sukiman

  • 45

    D. Aspek Ekonomi Di Masyarakat Kelurahan Simpang

    Kegiatan ekonomi penduduk merupakan cermin keadaan perekonomian

    masyarakat secara keseluruhan. Perkembangan perekonomian suatu masyarakat

    tidak lepas dari adanya saran dan prasarana perekonomian sebagai penunjang

    keberhasilan pembangunan di kelurahan simpang di bidang ekonomi. Adapun

  • 46

    perekonomian yang sedang dan telah berjalan di kelurahan simpang antara lain:

    karyawan, bidang pertanian, nelayan, pengrajin dan pedagang / wiraswasta.72

    a. Karyawan

    Berbagai macam mata pencarian yang dilakukan oleh manusia dalam

    memenuhi kebutuhan berlangsung hidup dan kesejahteraan, begitupun

    masyarakan di kelurahan simpang ini ada beberapa penduduk yang berprofesi

    sebagai karyawan baik PNS ( pegawai Negeri Sipil ) dan TNI / Polri.

    b. Bidang pertanian.

    Pada umumnya kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kelurahan

    simpang menitik beratkan pada kegiatan pertanian, sebagian besar penduduk

    setempat menggeluti bidang pertanian baik itu padi, palawija, dan holtikultura.

    Namun yang mendominasi adalah komoditas padi, dapat dilihat dari keadaan yang

    ada pada kelurahan simpang begitu banyak masyarakat yang bercocok tanam padi

    atau bisa disebut bahwa pertanian merupakan mata pencarian utamadan padi

    merupakan tanaman andalan masyarakat di kelurahan simpang ini sehingga

    kehidupannya sangat dipengaruhi oleh alam dan iklim.

    d. Bidang perkebunan

    Selain pertanian masyarakat di kelurahan simpang juga menekuni sebuah

    perkebunan, seperti perkebunan sawit, dan karet.

    e. Bidang pelayaran / nelayan.

    72

    Data pokok atau profil desa dan kelurahan simpang tahun 2018, hlm 5.

  • 47

    Selain pertanian masyarakat di kelurahan simpang juga ada yang

    berprofesi sebagai nelayan, simpang daerah yang di kelilingi oleh sungai

    dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat sebagai tempat pencarian seorang nelayan

    untuk mencukupi kebutuhan dan menambah suatu pendapatan.

    f. Bidang pengrajin

    Beberapa dari masyarakat simpang juga berprofesi sebagai pengrajin,

    meskipun hanya sebagian kecil dari jumlah masyarakat yang berkecimpung pada

    lahan pertanian.

    g. Bidang wiraswasta / pedagang.

    Kemajuan pembangunan merupakan faktor utama yang akan mengubah

    pola pikir dan perilaku manusia, termasuk mata pencarian. Semenjak semakin

    majunya pembangunan di kelurahan simpang ini masyarakat semakin lebih

    meluaskan langkah nya dalam bidang perekonomian ini yaitu perdagangan.

    E.Sejarah Bawon Di Kelurahan Simpang

    Ada beberapa sistem bawon yang di terapkan dalam pertanian padi ada

    bawon terbuka dan juga bawon tertutup. Menurut Hayami dan Kikuci, Secara

    garis besar Ada dua macam sistem bawon yang diterapkan dalam pertanian yaitu

    bawon terbuka dan bawon tertutup, Sistem bawon terbuka merupakan bawon

    yang benar-benar terbuka untuk orang satu desa yang sama dengan jumlah peserta

    tak terbatas, Sedangkan sistem bawon tertutup pemilik lahan membatasi jumlah

  • 48

    peserta buruh memanen padi milik nya atau dengan peserta tertentu (yang

    diundang saja).73

    Ada beberapa hasil wawancara yang telah dilakukan dalam penelitian ini

    mengenai sejarah bawon di kelurahan simpang, berikut wawancara dengan Bapak

    Triyanto sebagai berikut:

    “Bawon sendiri berasal dari Bahasa jawa yang artinya upah (upah

    menuai padi). bawon adalah upah menuai padi yang besar upahnya berdasarkan

    jumlah padi yang dapat dipanen dan upahnya juga berbentuk padi. Masyarakat

    kelurahan simpang hampir semuanya bersuku jawa kebanyakan dari mereka

    adalah masyarakat yang melakukan trans dari pulau jawa ke pulau Sumatra baik

    dari jawa barat, jawa tengah dan jawa timur pada tahun 1970an, pada masa itu

    di kelurahan simpang masih berupa hutan di penuhi semak belukar mereka

    membuka dari nol, mereka membuka lahan pertanian seperti padi dan sayur –

    sayuran, petani di kelurahan simpang dalam mengola pertanian padi lumayan

    berhasil hingga kini meski terkadang mengalami kegagalan di karenakan kondisi

    daerah dan serangan hama.

    Pada zaman dahulu sistem pertanian padi menggunakan sistem

    kekeluargaan mereka menanam padi hingga tiba saat pemanenan mereka akan

    kerjakan bersama oleh keluarga sendiri tidak menggunakan jasa orang luar

    dalam artian bukan keluarga, namun seiring waktu sistem ini tidak efektif

    dikarenakan jangka waktu karena jumlah tenaga yang terbatas hingga hasil

    panen sering kali tidak maksimal (mengalami kerusakan di lahan akibat

    keterlambatan masa pemanenan) oleh karena itu masyarakat mengubah sistem

    pemanenan padi menggunakan sistem bawon sekitar pada tahun 1980an hingga

    sekarang karena sistem bawon ini di rasa sangat sesuai di banding dengan sistem

    pengupahan lainnya seperti sistem harian dan borongan”. 74

    Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa orang jawalah

    yang membawa kehidupan pertanian dan yang menerapkan sistem pengupahan

    bawon. Di kelurahan simpang bawon masih diterapkan dan di jalankan oleh

    masyarakat setempat hingga sekarang.

    BAB IV

    73

    Sri Hery Susilowati, Gejala pergeseran kelembagaan upah pada pertanian sawah

    (Bogor : jurnal vol. 23 No. 1, juli 2005) hlm 56. 74

    Wawancara dengan bapak triyanto, tanggal 5 maret 2019.

  • 49

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian Pembahasan

    Data hasil penelitian yang diperoleh dari tehnik wawancara. Wawancara

    dilakukan terhadap beberapa orang yang menjadi sumber informasi penerapan

    sistem pengupahan bawon pada pertanian padi dalam meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat di kelurahan simpang tersebut.

    Data yang diperoleh dari wawancara berupa jawaban informan atas

    pertanyaan yang diajukan oleh peneliti melalui panduan wawancara yang

    dilakukan secara tatap muka langsung dengan informan, yang kemudian data

    jawaban tersebut disajikan dalam bentuk kutipan hasil wawancara. Kutipan hasil

    wawancara tersebut memaparkan jawaban informan mengenai penerapan sistem

    pengupahan bawon dalam meningkatkan kesejahteraaan masyarakat tersebut

    (Studi Kasus di kelurahan simpang). Kutipan hasil wawancara dari informan

    penelitian tersebut secara lebih rinci dalam sub bab hasil penelitian.

    1. Bagaimana Penerapan Sistem Pengupahan Bawon Yang Diterapkan Di

    Kelurahan Simpang.

    Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bawasannya penerapan

    sistem bawon yang diterapkan baik mekanisme dan cara pembagian bawon

    yang diterapkan di kelurahan simpang adalah sistem bawon terbuka dengan

    pembagian 4:1 atau setiap 5 karung padi yang telah dipanen maka akan keluar

  • 50

    1 karung padi untuk pekerja. Seperti hasil wawancara yang telah dilakukan

    dengan beberapa informan berikut:

    Wawancara dengan Bapak Romadon, Supri Yanto, Muhamad

    Tioantoro, Ahmad Basuki Dan Bapak Triyanto adalah sebagai berikut:

    “bawon adalah padi yang kami dapat dari hasil kerja kami dalam

    memanen padi, di Kelurahan Simpang dari dahulu menggunakan sistem

    pengupahan bawon ini dan masih kami gunakan hingga sekarang, alasannya

    karena jika di hitung dengan jerih payah kami bekerja maka dengan sistem

    bawon ini bagi kami yang paling sesuai baik untuk buruh atau kami sebagai

    pemilik lahan di banding dengan sistem pengupahan lainnya seperti harian, di

    sini (Kelurahan Simpang) sekarang pembagian upahnya sebesar 4:1 atau setiap 5

    karung maka yang 1 karung adalah milik pekerja biasanya karung yang di

    gunakan adalah karung ayam meskipun dengan jenis karung apa saja hitungan

    nya tetap 4:1 atau 5 karung keluar 1 karung, dan pekerjanya bebas tidak harus

    dari Kelurahan Simpang saja yang dapat bekerja atau mbawon di sini bisa dari

    desa lain”.75

    Dari hasil wawancara tersebut mengatakan bahwa bawon adalah upah

    dari menuai padi yang berbentuk padi, jadi upah dari menuai padi itu bukanlah

    uang melainkan padi dari sebagian padi yg berhasil dipanen. Mekanisme

    pengupahan bawon yang diterapkan di kelurahan simpang adalah sistem bawon

    terbuka, karena pada dasarnya bawon dibedakan menjadi dua macam yaitu bawon

    terbuka dan bawon tertutup.

    Kalau bawon terbuka pekerjanya bebas dari desa mana saja tidak harus

    masyarakat kelurahan simpang saja kalau bawon tertutup pekerjanya hanya

    penduduk setempat khusus masyarakat kelurahan simpang saja, atau bisa disebut

    pekerja undangan artinya pekerja tersebut dipilih secara langsung oleh pemilik

    lahan dan tidak semua orang bisa mbawon di tempat tersebut atau hanya orang

    75

    Wawancara dengan Bapak Romadhon, Dkk petani padi di Kelurahan Simpang, tanggal

    5 maret 2019.

  • 51

    yang memiliki jasa khusus seperti mereka yang dulunya menanam padi pemilik

    lahan tersebut maka orang-orang itu juga yang akan mbawon.

    Wawancara dengan Bapak Triyanto, Bapak Sagino, Ibu Saudah, Ibu Fitri

    Yati, Ibu Kapsah, Dan Bapak Wartono, tentang ukuran atau besaran upah bawon

    yang diterapkan di kelurahan simpang adalah sebagai berikut:

    “Adapun ukuran atau besaran upah bawon yang diterapkan di kelurahan

    simpang adalah setiap 5 karung padi yang berhasil dipanen akan keluar 1 karung

    untuk pekerja atau 4:1. Biasanya dalam 1 Hektar lahan padi dalam keadaan baik

    bisa mencapai 60 karung dengan berat sekitar 50 kg dalam 1 karungnya. Jadi

    kalau hasil panenan sebanyak 60 karung maka jumlah bawon yang harus di

    keluarkan untuk pekerja adalah sebanyak 12 karung”.76

    Hasil wawancara dengan Ibu Iim Yulianti, Bapak Komarudin, Ibu Yuni

    Harmiyanti, Bapak Nyaman mengatakan bahwa:

    “Dalam 1 hektar biasanya biasanya jumlah orang yang bergabung dalam

    menuai padi atau bawon biasanya berjumlah 4-5 orang dan akan selesai sekitar 4

    hari. Dalam dunia pertanian ada beberapa sistem pengupahan yang umum

    digunakan seperti sistem harian, namun untuk sistem pengupahan penuaian padi

    di kelurahan simpang hanya menggunakan sistem bawon karena sistem bawon

    lebih sesuai dan tidak merugikan antara pemilik lahan dan pekerja dibandingkan

    dengan sistem harian dan borongan.

    Dengan perbandingan pengupahan bawon dan harian dalam menuai padi

    dalan 1 hektarnya, dalam keadaan baik 1 hektar padi yang berhasil dipanen

    sebanyak 60. Adapun rincian karung yang di gunakan bebas untuk masyarakat

    simpang sendiri jenis karung yang mereka gunakan menggunakan karung ayam

    namun bisa juga menggunakan karung dengan ukuran lain tidak harus dengan

    karung ayam saja yang penting ukurannya karungnya semua sama dan

    pembagiannya tetap setiap 5 karungnya keluar 1 karung atau 4:1, namun pada

    umumnya masyarakat petani di kelurahan simpang menggunakan karung ayam

    dengan berat perkarungnya 50kg jika dihitung dalam bentuk uang 1 karung padi

    berharga senilai Rp.250.000 karena 1kg padi senilai Rp.5000 dengan jumlah

    pekerja sebanyak 5 orang dengan lama kerja 4 hari.”77

    76

    Wawancara dengan Bapak Triyanto, Dkk, tanggal 5 maret 2019. 77

    Wawancara dengan Ibu Iim Yulianti, Dkk, tanggal 5 maret 2019.

  • 52

    Dari keseluruhan hasil wawancara tersebut bawasannya mekanisme bawon

    yang di gunakan oleh masyarakat petani di kelurahan simpang menggunakan

    sistem bawon yg bersifat terbuka, yang artinya dari manapun orang yang mau

    bekerja memanen padi bebas dari mana saja tidak harus orang yang berasal dari

    Simpang itu sendiri.

    Selain itu hasil wawancara dengan Bapak Andi Sobirin, Muhamad

    Riyatno, dan Bapak Suherman mengatakan:

    “Biasanya pemilik lahan hanya memberi pengajuan jumlah orang yg dia

    butuhkan untuk memotong padi nya tidak termasuk dalam proses perontokan

    karena orang yang akan bekerja mentleser sudah orang lain lagi, akan tetapi

    menurut kebiasaan orang-orang yang telah biasa bekerja memotong padi

    masyarakat sendiri sudah dapat mengukur akan kuantitas ataupun jumlah orang

    yang di butuhkan dalam memanen padi dalam satu hektarnya, biasanya dalam

    satu hektar padi yang akan dipotong itu membutuhkan 5-6 orang dengan

    memakan waktu kurang lebih 4-5 hari, dalam 1 hektarnya biasanya jika dalam

    keadaan baik bisa mencapai 60 karung atau lebih, tergantung iklim, perawatan

    dan hama.

    Pembagian upah bawon pada setiap daerah itu tidak sama yakni berbeda-

    beda, kalau di kelurahan simpang sendiri pembagian jumlah upah bawon sendiri

    itu sebesar 4:1 atau setiap 5 karung padi yang berhasil dipanen akan keluar 1

    karung untuk pekerja. Biasanya dalam 1 Hektar lahan padi dalam keadaan baik

    bisa mencapai 60 karung dengan berat sekitar 50 kg dalam 1 karungnya”.78

    Dari hasil wawancara tersebut, bawasannya pembagian jumlah bawon di

    setiap daerah berbeda. Di Kelurahan Simpang jika hasil panenan sebanyak 60

    karung maka jumlah bawon yang harus di keluarkan untuk pekerja adalah

    sebanyak 12 karung dan bawon sendiri akan langsung dibagikan setelah proses

    pemanenan selesai dengan berbentuk padi yang telah bersih dan siap di bawa

    pulang. Pekerja bekerja hanya sampai proses pengarungan padi setelah proses

    perontokan, atau bisa juga di sebut akad bawon telah habis saat padi telah selesai

    78

    Wawancara dengan Bapak Triyanto, tanggal 5 maret 2019.

  • 53

    di masukkan dalam karung adapun proses pengangkutan padi ke rumah pemilik

    lahan sudah bukan lagi urusan buruh pemanen padi.

    Dalam hukum Islam bawon merupakan tran