PENERAPAN SISTEM PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM …skripsi.narotama.ac.id/files/02109119 KARTIKA WILUJENG...

8
SKRIPSI PENERAPAN SISTEM PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI Oleh : KARTIKA WILUJENG SARASWATI NIM 02109119 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2 0 1 0

Transcript of PENERAPAN SISTEM PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM …skripsi.narotama.ac.id/files/02109119 KARTIKA WILUJENG...

i

SKRIPSI

PENERAPAN SISTEM PEMBUKTIAN TERBALIK

DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI

Oleh :

KARTIKA WILUJENG SARASWATI

NIM 02109119

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NAROTAMA

SURABAYA

2 0 1 0

ii

RINGKASAN

Penelitian yang berjudul Penerapan Sistem Pembuktian Terbalik Dalam Tindak Pidana Korupsi bertujuan pertama untuk mengetahui dan memahami yang menjadi dasar pertimbangan penerapan pembuktian terbalik dalam tindak pidana korupsi. Kedua untuk mengetahui dan menganalisis penerapan sistem pembuktian terbalik dapat digunakan sebagai dasar untuk mencegah terjadinya tindak pidana korupsi.

Metode penelitian yang digunakan yuridis normatif yaitu merupakan penelitian hukum terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder terutama yang berkaitan dengan materi yang dibahas.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pertama dasar pertimbangan penerapan pembuktian terbalik dalam tindak pidana korupsi terutama di Indonesia, karena masalah tindak pidana korupsi ini bukan merupakan kejahatan biasa (ordinary crimes) melainkan sudah merupakan kejahatan yang sangat luar biasa (extra-ordinary crimes). Sebagai suatu kejahatan yang serius, maka jika beban pembuktian ada pada jaksa penuntut umum, maka tugas jaksa terlalu berat, namun dengan diserahkannya kepada tersangka akan meringankan beban dari jaksa penuntut umum. Kedua dengan penerapan sistem pembuktian terbalik dapat digunakan sebagai dasar untuk mencegah terjadinya tindak pidana korupsi, karena penerapan asas beban pembuktian terbalik ini diharapkan tidak terjadi putusan hakim yang membebaskan pelaku karena jaksa penuntut umum tidak dapat mkembuktikan kesalahan pelaku. Dengan meminimalisir bebasnya pelaku tindak pidana korupsi diharapkan dapat mencegah terjadinya tindak pidana korupsi.

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Sang Hyang Widhi, yang memberi

Anugerahnya dan Rahmatnya untuk menyelesaikan skripsi berjudul

“PENERAPAN SISTEM PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM

TINDAK PIDANA KORUPSI” dapat disusun tanpa banyak mengalami

hambatan dan rintangan yang berarti.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya.

Skripsi ini tersusun berkat dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, karena itu

pada kesempatan ini disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Narotama Surabaya yang memberi kesempatan menjadi

civitas akademika Universitas Narotama Surabaya.

2. Dekan Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya yang telah memberi

kesempatan mengikuti perkuliahan.

3. Bapak D. Marteen L Souhoka, S.H., M.H., selaku dosen pembimbing yang

dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu dan memberikan

pengarahan dan bimbingannya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Para dosen Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan khususnya ilmu hukum.

5. Kedua orang tua saya Bapak Agustinus Sugiharto, S.H., dan Ibu Elizabeth

Elly Anggariwati, yang tak henti-hentinya memberikan doa dan senantiasa

iv

mendukung serta memberi kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan

study dengan baik.

6. Suami tercinta Dewa Gede Satya Wibawa serta anak saya tercinta Dewa Gede

Anandyka Prabawa yang mendukung dan mendoakan saya.

7. Teman-teman saya Shelila, Rika, dan Ferlianata serta semua teman-teman

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan

dorongan hingga skripsi saya selesai.

Skripsi ini masih banyak kekurangannya, untuk itu kritik dan saran

diharapkan guna kesempurnaan skripsi ini. Namun demikian mudah-mudahan

skripsi ini ada guna dan manfaatnya. Amien.

Surabaya, Januari 2011

Penulis

Kartika Wilujeng Saraswati

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………..

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………...

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………

RINGKASAN .........................................................................................

KATA PENGANTAR…………………………………………….……

DAFTAR ISI…………………………………………………………...

BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………

1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah ……………..

2. Penjelasan Judul ……………………………………….

3. Alasan Pemilihan Judul ……………………………….

4. Tujuan Penulisan……………………………………….

5. Manfaat Penulisan.……………………………………..

6. Metode Penulisan……………………………………....

a. Pendekatan Masalah ………………………………

b. Sumber Bahan Hukum ………………………........

c. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Bahan

Hukum ………………………………....................

d. Analisis Bahan Hukum ……………………………

7. Pertanggungjawaban Sistematika ……..........................

i

ii

iii

iv

v

vii

1

1

5

6

7

7

8

8

8

9

9

9

vi

BAB II : DASAR PERTIMBANGAN PENERAPAN

PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM TINDAK PIDANA

KORUPSI ………….............................................................

1. Pengertian Tindak Pidana Korupsi ………………….....

2. Alat Bukti Dalam Perkara Pidana …………….............

BAB III : PENERAPAN SISTEM PEMBUKTIAN TERBALIK

DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI ……………....

1. Penerapan Pembuktian di Pengadilan ………………...

2. Sistem Pembuktian Terbalik Dalam Tindak Pidana

Korupsi ...........................................................................

BAB IV : PENUTUP …………………………………………………

1. Kesimpulan ………………………………………….....

2. Saran …………………………………………………...

DAFTAR BACAAN

11

11

24

38

38

47

59

59

60

vii

DAFTAR BACAAN

Buku :

Adami Chazawi, Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi Di Indonesia, Bayu Media Publiching, Jakarta, 2005.

Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sapta Artha Jaya, Jakarta, 1996.

Bambang Poernomo, Pertumbuhan Hukum Penyimpangan Di Luar Kodifikasi Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta,

1984.

Darwan Prints, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002.

Dikdik M. Arief Mansur, Elisatris Gultom, Cyber Law Aspek Hukum Teknologi Informasi, Refika Aditama, Bandung,

2002.

Lawyer Committee for Human Right, 1997.

Lilik Mulyadi, Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia, Normatif, Teoritis, Praktis dan Masalahnya, Alumni, Bandung, 2007.

Martiman Prodjohamidjojo, Sistem Pembuktian dan Alat Bukti, Ghalia Indonesia Jakarta, 1983.

Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rinekacipta, Jakarta, 2000.

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2006.

Ridwan Halim, Hukum Pidana dalam Tanya Jawab, Ghalia Indonesia, Jakarta Timur, 1983

Romli Atmasasmita, Korupsi, Good Governance dan Komisi Anti Korupsi Di Indonesia, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan HAM RI, Jakarta, 2002.

Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana Di Indonesia dan Penerapannya, Alumni AHAEM-PETEHAEM, Jakarta, 1986.

Wantjik Saleh, Tindak Pidana Korupsi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1989.

Peraturan Perundang-undangan

viii

Undang-undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 No. 134).

Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 No. 3851).

Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).