PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... ·...

155
PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER MULIA SANTRI DI PESANTREN DARUS SUNNAH Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Nida Hanifah 11150110000114 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1441 H

Transcript of PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... ·...

Page 1: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM

MENUMBUHKAN KARAKTER MULIA SANTRI DI

PESANTREN DARUS SUNNAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Nida Hanifah 11150110000114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 2: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM

MENUMBUHKAN KARAKTER MULIA SANTRI DI

PESANTREN DARUS SUNNAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Nida Hanifah 11150110000114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 3: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Penerapan Reward dan Punishment dalam

Menumbuhkan Karakter Mulia Santri di Pesantren Darus Sunnah disusun

oleh Nida Hanifah, NIM: 11150110000114, Jurusan Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya

ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan

yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 5 November 2019

Page 4: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers
Page 5: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

LEMBAR UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang

berjudul “Penerapan Reward dan Punishment dalam Menumbuhkan

Karakter Mulia Santri di Pesantren Darus Sunnah” disusun oleh Nida

Hanifah, NIM: 11150110000114, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi.

Jakarta, 5 November 2019

Page 6: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers
Page 7: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

ABSTRAK

Nida Hanifah. NIM: 11150110000114. Penerapan Reward dan Punishment

dalam Menumbuhkan Karakter Mulia Santri di Pesantren Darus Sunnah.

Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019

Pendidikan karakter sudah menjadi perbincangan yang bersifat urgensi. Karakter

anak haruslah dibiasakan sejak dini agar anak tumbuh dan berkembang menjadi

pribadi yang baik. Banyak cara yang dilakukan untuk menumbuhkan karakter

anak salah satunya melalui penerapan reward dan punishment. Adapun dalam

menelaah kajian ini, penulis melakukan penelitian di Pesantren Darus Sunnah.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang selain mempelajari ilmu agama

tentunya sangat mendukung dalam menanamkan karakter mulia. Metode

penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif deskriptif yang

bersumber dari observasi, wawancara, angket dan dokumentasi dan lain

sebagainya yang berkaitan dengan reward dan punishment sebagai penumbuhan

karakter santri di Pesantren Darus Sunnah. Penelitian ini, menghasilkan

beberapa hal, pertama penerapan reward dan punishment didukung oleh tata

tertib yang telah ditetapkan oleh pesantren, namun dalam hal ini tata tertib yang

berlaku di pesantren Darus Sunnah bukan tata tertib secara tertulis. Dalam

penerapannya harus mampu memperbaiki karakter santri. Kedua, reward dan

punishment mampu menerapkan karakter santri namun perubahan tersebut masih

belum stabil serta hanya bertahan dalam jangka waktu tertentu. Ketiga,

pemberiannya harus seimbang sesuai kebutuhan, dilakukan atas kesepakatan

bersama dan diberikan secara berulang-ulang sehingga mampu menumbuhkan

karakter santri.

Kata Kunci : Reward dan Punishment, Menumbuhkan Karakter

Mulia, Pesantren Darus Sunnah

Page 8: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

ABSTRACT

Nida Hanifah. NIM: 11150110000114. Application of Reward and

Punishment in Character Building of Santri in Pesantren Darus Sunnah.

Department of Islamic Education. Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences..

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019

Character education has become a conversation of urgency. Children's

character must be used early so that the child grows and develops into a good

person. There are many ways to cultivate a child's character, one of them

through the application of reward and punishment. As for studying this study,

the author conducted a research in Pesantren Darus Sunnah. Pesantren is an

educational institution that besides studying religious sciences is certainly very

supportive in instilling noble character. The research method used by

researchers is a qualitative descriptive that is sourced from observation,

interviews, polls and documentation and so forth related to the reward and

punishment as the character of students in Pesantren Darus Sunnah. This

research, produce several things, first the application of reward and punishment

supported by the order that has been established by the Pesantren, but in this

case the order that applies in the Pesantren Darus Sunnah is not a code of

conduct in writing. In its application must be able to improve the students

character. Secondly, the reward and punishment are able to apply the character

of the students but the change is still unstable and only lasts within a certain

period of time. Third, the giving should be balanced as needed, done by mutual

agreement and given repeatedly so as to grow the character of students.

Key word : Reward and Punishment, Character Building, Pesantren

Darus-Sunnah

Page 9: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, tiada pujian yang berhak diucapkan, kecuali hanya kepada

Allah Swt., Dzat yang Maha Agung, Pengasih dan Penyayang, yang telah

mencurahkan segala nikmat-Nya bagi seluruh makhluknya, yang telah

dicukupkan baik dhahir maupun batinnya, sehingga sepatutunya kita sebagai

hamba-Nya senantiasa beriman dan bertaqwa kepada-Nya

Shalawat beserta salam, semoga tercurah limpahkan kepada junjungan

kita, cinta dan kasih kita, yakni Nabi Muhammad Saw., yang merupakan Nabi

akhir zaman pendobrak kebatilan dan pembawa syafaat di hari kiamat nanti.

Serta kepada keluarganya dan para shahabat, tabiin dan tabiatnya, serta kita

selaku umatnya semoga bisa mendapatkan cucuran rahmat dan syafaatnya.

Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan yang

menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Agama

Islam pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak dapat

terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Orang tua tercinta, Mamah Erom Romlah dan Bapa Ruyat Alhadi yang

telah mendidik buah hatinya dengan kasih sayang yang menyeluruh,

sabar dan ikhlas mendoakan anak-anaknya sehingga ananda bisa

sampai pada titik ini. Dan kepada kakak Sebih Nurfajriyah dan suami

serta keluarga penulis yang telah memberikan segalanya untuk penulis

semoga Allah membalasnya dengan beribu kebaikan.

2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag., selaku Ketua Program Studi dan

Bapak Drs. Rusdi Jamil, M.Ag. Sekretaris Program Studi Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

periode 2019-2024

i

Page 10: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

4. Dr. Bahrissalim, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

5. Bapak Ahmad Irfan Mufid, MA. selaku dosen Penasehat Akademik

yang telah melayani dan memberikan arahan konsultasi perkuliahan

kepada penulis dan kepada seluruh dosen Fakutlas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan yang telah memberikan ilmunya, semoga Allah membalas

dengan kebaikan yang tak ternilai

6. Seluruh Ustadz dan Ustadzah Pondok Pesantren Darus Sunnah yang

telah bersedia mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.

Semoga Allah membalas dengan segala rahmat dan karunia-Nya.

7. Keluarga besar Pesantren Luhur Sabilussalam, tempat penulis

menimba ilmu selama perkuliahan.

8. Keluarga besar UKM Himpunan Qari dan Qariah Mahasiswa

(HIQMA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menorehkan arti

cinta, pertemanan, pengabdian dan pembelajaran yang sangat berharga.

Terutama untuk divisi Shalawat yang telah menjadi jembatan untuk

bisa mengabdi di HIQMA

9. M. Fazlurrahman Adinugraha, yang telah memberikan cinta, doa dan

dukungan yang tiada henti. Semoga Allah senantiasa memberimu

cucuran rahmat yang tiada tara.

10. Sahabat seperjuangan, sepersabilan, seperhiqmaan, Febri Handayani

yang selama ini senantiasa selalu bersama penulis. Kepada teman

sepertetanggaan, Nida Ulfah Hasanah dan Nurul Mahmudah serta

kepada teman yang selalu bermalam di kosan penulis, Nella Alfin

Naimah, Lulu Fatihatul Uyun dan Fatma Hidayah.

11. Sahabat seperjuangan selama perkuliahan, Euis, Eva, Syifa, Rizky, dan

seluruh teman-teman PAI D 2015 semoga kita semua bisa

mengamalkan ilmu yang telah kita peroleh.

ii

Page 11: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

12. Teman-teman asrama Asy-Syifa Sabilussalam, terutama ibu bapak

yang sangat menyayangi anak-anaknya dan senantiasa memberikan

dukungan dan doa yang tulus.

13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan, motivasi, canda tawa dan doa kepada penulis

sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Terakhir, penulis mengucapkan terimakasih semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan. Aamiin...

Kamis, 07 November 2019

Nida Hanifah

iii

Page 12: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah................................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 7

D. Perumusan Masalah ................................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8

F. Manfaat Hasil Penelitian.......................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORITIK ............................................................................... 9

A. Reward dan Punishment .......................................................................... 9

1. Pengertian Reward ............................................................................ 9

2. Pengertian Punishment ................................................................... 11

B. Penumbuhan Karakter ........................................................................... 14

1. Pengertian Karakter ........................................................................ 14

2. Unsur-unsur Karakter ..................................................................... 15

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penumbuhan Karakter ............ 17

4. Pendidikan Karakter ....................................................................... 18

5. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter ........................................ 19

6. Alat Pendidikan .............................................................................. 20

7. Nilai-nilai Dasar dalam Pendidikan Karakter ................................. 22

8. Penumbuhan Karakter .................................................................... 22

C. Pesantren ................................................................................................ 24

1. Pengertian Pesantren....................................................................... 24

2. Unsur-unsur dan Ciri-ciri Pesantren ............................................... 24

3. Tujuan dan Nilai-nilai Pondok Pesantren ....................................... 26

D. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 32

iv

Page 13: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

B. Metode Penelitian .................................................................................. 32

C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 32

D. Unit Analisis .......................................................................................... 37

E. Uji Keabsahan Data ............................................................................... 37

F. Analisis Data .......................................................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 40

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 40

1. Profil Pesantren Darus Sunnah ....................................................... 40

2. Sejarah Singkat Berdirinya Pesantren Darus Sunnah ..................... 40

3. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Darus Sunnah ................ 45

4. Program Pembelajaran Pondok Pesantren Darus Sunnah .............. 45

5. Guru dan Staf Pondok Pesantren Darus Sunnah ............................ 46

6. Data Santri Pesantren Darus Sunnah .............................................. 47

7. Struktur Organisasi ......................................................................... 48

8. Sarana dan Prasarana Pesantren Darus Sunnah .............................. 48

9. Kegiatan Santri di Pondok Pesantren Darus Sunnah ...................... 49

10. Tata Tertib dan Peraturan ............................................................... 53

B. Hasil Penelitian dan Penemuan ............................................................. 57

1. Penerapan Reward dan Punishment dalam Pendidikan di PesantrenDarus Sunnah .................................................................................. 57

2. Penumbuhan Karakter melalui Reward dan Punishment ............... 63

3. Efektivitas Pemberian Reward dan Punishment dalamMenumbuhkan Karakter ................................................................. 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 84

A. Kesimpulan ............................................................................................ 84

B. Saran ...................................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87

v

Page 14: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai-nilai Karakter............................................................................. 26

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Observasi ............................................................. 33

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru ................................................................ 35

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Santri ............................................................... 35

Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Santri ...................................................................... 36

Tabel 4.1 Data Guru dan Staf Pesantren Darus Sunnah........ ............................ 46

Tabel 4.2 Data Mahasantri Pesantren Darus Sunnah ........................................ 47

Tabel 4.3 Data Mahasantri berdasarkan Jenis Kelamin .................................... 47

Tabel 4.4 Data Santri Madrasah Darus Sunnah ................................................. 47

Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana Pesantren Darus Sunnah ............................... 48

Tabel 4.6 Data Angket Kegiatan Santri ............................................................ 68

Tabel 4.7 Data Angket Karakter dan Respon Santri ......................................... 70

Tabel 4.8 Data Angket Konsistensi Guru .......................................................... 71

Tabel 4.9 Data Angket Arahan dan Bimbingan Guru........................................ 73

Tabel 4.10 Data Angket Respon Santri terhadap Reward dan Punishment.... 74

Tabel 4.11 Data Angket Manfaat yang dirasakan Santri................................... 77

Page 15: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Logo Pesantren Darus Sunnah ................................................. 44

Gambar 4.2 Struktur Organisasi .................................................................. 48

Gambar 4.3 Suasana Berjamaah .................................................................. 50

Gambar 4.4 Suasana Mengaji dan Menghafal ............................................. 50

Gambar 4.5 Suasana Apel Malam Membaca Nadzam.................................. 51

Gambar 4.6 Suasana Apel Pagi dan Persiapan Sekolah ............................... 51

Gambar 4.7 Kegiatan Belajar Mengajar ....................................................... 52

Gambar 4.8 Salah satu Kegiatan Ekstra Kurikuler ....................................... 53

Gambar 4.9 Salah satu Kegiatan Lomba Muharram .................................... 59

Gambar 4.10 Suasana Pemberian Punishment ............................................. 62

Gambar 4.11 Suasana Pemberian Punishment ............................................. 62

Gambar 4.12 Suasana Pemberian Punishment ............................................. 62

Page 16: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian .................................................. 91

Lampiran 2 Pedoman Observasi, Wawancara dan Angket ......................... 93

Lampiran 3 Wawancara Guru ................................ ................................... 101

Lampiran 4 Wawancara Santri ............................... ................................... 121

Page 17: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak dahulu manusia membutuhkan pendidikan, dari kecil hingga

dewasa, dari dulu sampai sekarang dan yang akan datang manusia

membutuhkan pendidikan untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang

seutuhnya yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan serta

memiliki karakter dan akhlak mulia. Pendidikan dilaksanakan bukan hanya

sekedar mengejar nilai-nilai kuantitas semata, namun lebih dari itu,

pendidikan seharusnya mampu membuat seseorang menerapkan nilai-nilai

yang terkandung dalam setiap pembelajaran yang dipelajari menjadi pedoman

bagi dirinya untuk bertindak dan bersikap. Hal ini dipandang dalam segi

positif dan manfaatnya. Adapun masalah-masalah yang seringkali muncul

merupakan sebuah tantangan bagi pendidik untuk mengatasinya.

Hal ini harus sejalan dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia, yaitu

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Lembaga pendidikan menjadi salah satu wadah bagi masyarakat untuk

memperoleh pendidikan. Di Indonesia, pesantren merupakan sebuah lembaga

pendidikan tertua dan dikenal sebagai produk asli budaya Indonesia.

Kehadiran pesantren bermula pada abad ke-13 dan dengan seiring berjalannya

waktu pesantren dianggap sebagai pendidikan yang bergengsi karena pada

saat itu pesantren menjadi satu-satunya lembaga pendidikan yang terstruktur.

Di lembaga inilah kaum muslimin Indonesia mendalami dasar Islam,

1 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), cet. 1, h. 5

1

Page 18: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

2

khususnya menyangkut praktek kehidupan keagamaan.2 Sejalan dengan hal

demikian, maka pesantren tentunya memiliki peranan yang sangat penting

dalam menumbuhkan karakter seorang santri/peserta didik karena di sanalah

ilmu agama di ajarkan, dipahami dan dimanifestasikan dalam kehidupan

sehari-hari.

Penumbuhan karakter di masa ini sangatlah dibutuhkan bagi

keberlangsungan kehidupan yang baik di dalam sebuah negara. Pada zaman

ini tidak sedikit manusia yang baik secara intelektual namun sangat

berbanding jauh dengan akhlak yang mulia. Oleh karena itu, penumbuhan

karakter harus diterapkan sejak dini agar anak-anak terbiasa melakukan hal-

hal yang baik.

Dalam pendidikan, salah satu cara untuk menanamkan karakter yang baik

ialah melalui diterapkannya reward dan punishment. Hal itu dapat dilakukan

untuk melatih anak agar senantiasa bertanggung jawab dan melakukan hal-hal

yang baik serta paham tentang hal-hal yang seharusnya ia lakukan. Terlepas

dari sistem pendidikan yang diterapkan, maka yang harus lebih siap adalah

seorang pendidik. Seorang pendidik harus mengerti dan memahami keadaan,

ciri, dan kepribadian anak didiknya, bagaimana cara belajarnya dan selalu

memotivasi anak didiknya untuk senantiasa mencintai segala ilmu.

Dalam Al-Qur’an Allah telah mengajarkan tentang penerapkan sistem

reward dan punishment, yakni terdapat dalam QS. An-Najm (53):31

“Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.

(Dengan demikian) Dia akan memberi balasan kepada orang-orang

yang berbuat jahat sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan

2 M. Sulthon Masyhud, dan Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka Jakarta, 2005), h. 1

Page 19: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

3

Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik

dengan pahala yang lebih baik (surga) ”.3

Dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa

“segala sifat kesempurnaan disandang oleh Allah SWT semata dan milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dia sendiri yang mencipta serta berhak mengaturnya semua berada dalam genggaman kekuasaan-Nya, sehingga jika Allah menghendaki, niscaya semua akan beriman dan memeluk agamanya, tetapi itu tidak Allah kehendaki, karena Dia telah memberi manusia kebebasan dalam memilih dan supayaDia memberi balasanyakni hukuman setimpal kepada orang-orang yang berbuat jahat disebabkan apa yang telah mereka kerjakan, dan memberi balasan berupa anugerah-Nya kepada orang-orang yang berbuat baik dengan ganjaran yang lebih baik yakni surga yang tidak terlukiskan dengan kata-kata keindahan dan kenikmatannya.”4

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah dengan segala sifat-sifat yang

dimiliki-Nya telah memberikan janji kepada orang-orang yang berbuat

kebaikan dengan pahala dan juga memberikan ancaman hukuman bagi orang

yang berbuat kejahatan. Hal itu menunjukkan bahwa perlunya hukuman dan

ganjaran itu sebagai motivasi agar manusia mampu memilih jalan yang

sesuai, apakah ia ingin mendapatkan pahala atau hanya mendapatkan

hukuman atas perbuatan yang telah dilakukannya.

Dalam agama Islam, Al-Quran sebagai dasar utama Pendidikan Islam,

hal ini menggariskan metode mengasuh, memelihara dan mendidik anak

secara sempurna mulai dari metode keteladanan, perintah, nasehat, kisah-

kisah, ganjaran bahkan metode-metode larangan atau hukuman dan lainnya,

semua metode tersebut ditujukan pada manusia.

Reward atau penghargaan dalam proses pelaksanaan pendidikan sebagai

bentuk bagian dari metode pembelajaran merupakan bagian terpenting untuk

motivasi bagi peserta didik. Purwanto (2006) menjelaskan bahwa

“arti penghargaan ialah ditujukan untuk setiap anak yang berhasil melakukan kebaikan/prestasi/keberhasilan di setiap aktifitas sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Setiap penghargaan yang diberikan kepada anak tidak harus berwujud materi,

3 QS. An-Najm (53):31, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Al-Fatih, 2012), h. 527 4 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 427

Page 20: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

4

namun nilai-nilai moral yang bersifat positif seperti pujian dan apresiasi juga merupakan penghargaan untuk anak sehingga anak mengetahui hakikat kebaikan.”5

Sedangkan punishment atau hukuman diberikan kepada anak yang

mengetahui dan menyadari atas kesalahan yang telah dilakukan. Hal itu

mengajarkan bahwa setiap kesalahan atas tindakan semuanya memiliki resiko

untuk mempertanggungjawabkannya. Anak harus bertanggung jawab atas

kesalahan yang berulang dilakukan sehingga anak akan sadar dan tidak

melakukan kesalahan kembali.6

Dalam Islam, Rasullullah juga mengajarkan cara mendidik anak dalam

melaksanakan shalat dengan cara memberikan hukuman bagi anak yang

meninggalkannya ketika telah mencapai umur 10 tahun. Hukuman itu

digambarkan dalam sebuah hadis berupa “pukullah ia”. Dalam konteks ini,

kata “pukullah” bukan berarti orang tua boleh memukul anak dengan

seenaknya, melainkan dengan pukulan yang tidak menyakiti dan tidak

diperkenankan untuk memukul muka.

Reward dan punishment juga telah diajarkan langsung oleh Allah SWT,

seperti dalam bentuk ganjaran dan siksaan, janji dan ancaman. Hal itu tentu

memiliki sebab yang mengharuskan reward dan punishment itu diberlakukan.

Adapun bentuk-bentuk reward dan punishment dalam pendidikan Islam

sangat dianjurkan memberikan efek yang positif bagi anak maupun peserta

didik serta memberikan efek jera.

Metode pembelajaran pesantren yang paling mendukung dalam

penumbuhan karakter para santri adalah proses pembelajaran yang integral

melalui metode belajar-mengajar, pembiasaan berperilaku luhur (ta’dib),

aktifitas spiritual serta teladan yang baik yang dipraktikkan dan dicontohkan

langsung oleh kiai dan para ustadz. Selain itu, kegiatan santri juga dikontrol

melalui ketetapan dalam peraturan/tata tertib. Semua itu mendukung

5 Wahyudi Setiawan, Reward dan Punishment dalam Perspektif Pendidikan Islam, Al-Murabbi, Vol.4, No. 2, h. 186

6 Wahyudi Setiawan, Reward dan Punishment dalam Perspektif Pendidikan Islam, h. 189

Page 21: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

5

terwujudnya proses pendidikan yang dapat membentuk karakter mulia para

santri.

Untuk mengontrol peraturan tersebut dan mewujudkan karakter santri

tersebut maka tentunya harus diberlakukan pula pemberian reward dan

punishment. Pemberian reward dan punishment dalam pendidikan sangat

dianjurkan untuk memberikan efek yang positif bagi peserta didik sehingga

karakter yang baik pun dapat tumbuh dalam diri peserta didik. Setiap lembaga

pendidikan tentunya memiliki berbagai cara dalam pemberian reward dan

punishment tersebut.

Di setiap lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal, reward

dan punishment selalu digunakan sebagai alat pendidikan dalam membangun

karakter anak. Seperti di SMP Negeri 25 Surabaya, penghargaan dan

hukuman menjadi sebuah metode yang ampuh untuk membangun karakter

siswa. Hal itu terbukti dengan penerapan secara konsisten, siswa terbiasa

dengan sikap disiplin, tanggung jawab, santun dan hidup penuh motivasi dan

keteraturan. SMP Negeri 25 Surabaya ini memiliki keberagaman, baik dalam

hal agama, ras, maupun lingkungan yang menjadikan pendidik harus

berusaha menyatukan keberagaman tersebut. Dalam membangun karakter

siswa, sekolah berusaha menyesuaikan berbagai kegiatan berdasarkan pilar

dari sekolah itu sendiri. Di mana sekolah mewadahi setiap pilar-pilar yang

ingin dicapai tersebut melalui fasilitas yang memadai, organisasi, tata tertib,

kesempatan dan lain sebagainya. Ada tiga bentuk penghargaan yang

diterapkan di SMP Negeri 25 Surabaya itu sendiri, yaitu lisan, isyarat dan

tindakan, begitu juga dengan hukuman. adapun hukuman ini diklasifikasikan

menjadi 3 kelompok berdasarkan jenis kesalahannya.7

Begitu pula yang terjadi di Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding

School (MBS) yang sangat menyadari pentingnya pendidikan karakter bagi

santri. Komitmen tersebut tertuang dalam identitas pondok pesantren dan

diimplementasikan dalam kegiatan-kegiatan yang ada di pesantren. Adapun

7 Budi Arianto, Skripsi Membangun Karakter Siswa Melalui Penghargaan (reward) dan Hukuman (punishment) di SMP Negeri 25 Surabaya. 2011

Page 22: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

6

metode yang dilakukan untuk menunjang hal tersebut, pesantren melakukan

berbagai cara diantaranya ialah metode pembiasaan, nasehat, keteladanan,

praktik dan metode reward dan punishment. Dari beberapa metode tersebut

punishment menjadi salah satu metode yang efektif dan mudah diterima oleh

santri, karena punishment mampu memberikan pengaruh rasa takut untuk

melakukan pelanggaran.8

Hal itu juga diberlakukan untuk santri di Pesantren Darus Sunnah. Salah

satu alat dalam menumbuhkan karakter santri ialah penerapan reward dan

punishment. Hal itu menjadi salah satu alat pendukung untuk menjaga

konsistensi tata tertib yang ditetapkan. Tata tertib yang berlaku di Darus

Sunnah terbagi menjadi dua sesuai dengan tingkatannya, yakni tingkat

mahasantri dan tingkat madrasah. Bagi mahasantri, tata tertib tersebut

dibakukan secara tertulis, sedangkan bagi santri tingkat madrasah belum

dbakukan tata tertib secara tertulis. Hal ini berdasarkan hasil wawancara

bersama salah satu ustadz yang menyatakan bahwa:

“Di Darsun ini tidak menerapkan peraturan secara tertulis, namun lebih ke model parenting, yaitu ketika anak melanggar maka dipertimbangkan kira-kira hukuman apa yang lebih cocok untuk diberikan kepada anak tersebut.”9

Salah satu hal yang ditekankan di Darus Sunnah ini adalah ketuntasan

dalam belajar, sehingga tidak ada toleransi untuk tidak hadir dalam kegiatan

belajar/mengaji. Maka dalam hal ini diterapkan punishment jika santri tidak

hadir. Dalam kegiatan pembelajaran, tentu ada beberapa santri yang tidak

mematuhi peraturan, seperti santri tidak menggunakan seragam dan tidur di

lantai kelas saat pembelajaran berlangsung. Untuk penggunaan seragam

biasanya hal itu langsung ditindaklanjuti oleh waka kesiswaan saat apel

sebelum masuk kelas berlangsung, adapun untuk santri yang tidur di lantai

8 Sutrisno, Jurnal Implementasi Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Vol.6, No.5, 2017.

9 Hasil wawancara dengan Ust. Hanif, pada tanggal 9 Agustus 2019 pukul 10.00 WIB di kantor Darus Sunnah

Page 23: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

7

kelas saat pembelajaran sudah diperingati namun tetap saja santri tersebut tidak

mematuhi.10

Selain itu, Darus Sunnah belum memiliki panggung khusus bagi santri

tingkat Madrasah untuk memberikan apresiasi atas prestasi akademik yang

telah diraih santri dan belum ada pendataan secara khusus dan tertulis bagi

santri-santri yang perlu diberikan reward.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas, saya tertarik untuk

melakukan penelitian yang berhubungan dengan PENERAPAN REWARD

DAN PUNISHMENT DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER

MULIA SANTRI DI PESANTREN DARUS SUNNAH.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka peneliti

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Tidak ada tata tertib secara tertulis

2. Kurangnya rasa disiplin dan tanggungjawab sehingga pesantren

menerapkan reward dan punishment untuk menumbuhkan karakter

santri

3. Belum adanya pendataan secara khusus dan tertulis bagi santri-santri

yang perlu diberikan reward.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas topik yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini,

penulis membatasi masalah pada reward dan punishment yang berlaku di

pesantren Darus Sunnah sebagai alat dalam menumbuhkan karakter santri.

Dengan fokus penelitian untuk menganalisis dan mendeskripsikan tentang

tata tertib, bentuk reward dan punishment dan nilai-nilai karakter santri.

Adapun karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karakter-karakter

mulia yang tumbuh dari penerapan reward dan punishment.

D. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka penelitian ini dirumuskan

dalam beberapa hal, yakni:

10 Hasil Observasi Rabu, 21 Agustus 2019, di kelas Madrasah Darus Sunnah

Page 24: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

8

1. Bagaimana penerapan reward dan punishment dalam pendidikan di

Pesantren Darus Sunnah?

2. Apakah penerapan reward dan punishment di Darus Sunnah dapat

menumbuhkan karakter ?

3. Bagaimanakah efektivitas pemberian reward dan punishment dalam

menumbuhkan karakter mulia santri di Darus Sunnah?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan reward dan punishment dalam

pendidikan di Pesantren Darus Sunnah

2. Untuk mengetahui bahwa penerapan reward dan punishment di Darus

Sunnah dapat menumbuhkan karakter santri

3. Untuk mengetahui efektivitas pemberian reward dan punishment

dalam menumbuhkan karakter mulia santri di Darus Sunnah

F. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

beberapa pihak, yakni sebagai berikut

1. Manfaat Teoritis

Untuk memperkuat bahwa reward dan punishment memiliki peranan

penting dalam menumbuhkan karakter anak.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, yakni untuk menambah wawasan pengetahuan

penulis tentang reward dan punishment mampu memberikan

kontribusi yang penting dalam menumbuhkan karakter santri di

Darus Sunnah

b. Bagi pendidik, yakni untuk mengetahui efektifitas pemberian

reward dan punishment dalam pendidikan di Pesantren Darus

Sunnah sehingga pendidik mampu menggunakan keduanya sesuai

dengan porsinya

c. Bagi peserta didik, yakni untuk menumbuhkan dan membiasakan

karakter-karakter yang baik bagi santri.

Page 25: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Reward dan Punishment

1. Pengertian Reward

Dalam teori belajar behavioristik yang dikemukakan oleh para ahli

psikologi berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh

ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan.11

Reinforcement ini termasuk ke dalam aliran behavioristik yaitu operant

conditioning yang dikemukakan oleh BF Skinner bahwa reaksi siswa

dikontrol oleh sebuah konsekuensi. Adapun konsekuensi perilaku terbagi

menjadi dua, yaitu reinforcement dan punishment. Reinforcement ialah

sebuah konsekuensi yang dapat meningkatkan frekuensi atau durasi sebuah

perilaku sedangkan punishment ialah menerima atau memindahkan sesuatu

untuk mengurangi perilaku.

Namun yang akan dibahas terlebih dahulu ialah mengenai

reinforcement atau reward yang diartikan sebagai ganjaran atau

penghargaan yang dijadikan sebagai motivasi atau alat untuk mendidik

anak-anak agar merasa senang atas perbuatan atau pekerjaan baik yang

telah dilakukannya.

Reward/hadiah merupakan satu-satunya alat pendidikan represif yang menyenangkan. Reward akan diberikan kepada anak yang menunjukkan prestasi atau hasil pendidikan yang baik, baik dari segi prestasi kepribadiannya maupun prestasi belajarnya. Reward ini diberikan kepada anak setelah ia berhasil mencapai prestasi yang diharapkan. Hal ini berfungsi sebagai pengakuan dan penghargaan terhadap usaha/kerja keras dan prestasi yang telah dicapai oleh anak didik. Selain itu, reward dimaksudkan sebagai penguatan positif agar anak didik dapat memperkuat usahanya sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan prestasinya.12

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai

penghargaan atau kenang-kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa

11 Wasty Soemanto, M.Pd, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990), h.117 12 H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005),h.

60

9

Page 26: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

10

dijadikan sebagai alat motivasi bagi anak agar berprestasi. Seperti dalam

pendidikan modern ini anak didik yang berprestasi tinggi memperoleh

predikat sebagai anak teladan atau mendapatkan beasiswa.13

Pemberian reward tidak harus berupa hadiah, melainkan bisa dengan

pujian. Pujian itu diberikan apabila peserta didik sukses dan berhasil

menyelesaikan tugas dengan baik, hal itu sebagai bentuk penguatan dan

motivasi bagi peserta didik. Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat

dapat dijadikan sebagai alat motivasi dan memuji atas keberhasilan anak

didik dalam belajar.

Seseorang akan senang jika dipuji atas keberhasilan terhadap sesuatu

yang telah ia kerjakan. Dengan pujian tersebut, maka akan membesarkan

jiwa seseorang dan ia akan lebih bergairah jika hasil pekerjaannya

mendapatkan pujian atau perhatian. Pujian ini harus diberikan secara

merata kepada anak didik sebagai individu bukan karena anak itu cantik

atau pintar saja.14

Selain itu, pemberian reward harus berkaitan dengan kebutuhan akan

penghargaan pada diri siswa. Bentuk ganjaran yang diberikan dapat

bersifat simbolik, materi, dan psikologis tergantung dari kebutuhan dan

keefektifannya.15

Pemberian hadiah atau pujian terhadap anak harus dilakukan

dihadapan orang lain. Karena dengan cara demikian anak akan merasa

senang dan terdorong untuk berbuat baik lagi.16 Dengan hal positif itu

maka anak akan senantiasa bersemangat untuk mengendalikan dirinya

dalam melakukan perbuatan yang mendatangkan hukuman, karena

sejatinya ia hanya menyukai kebaikan dan enggan melakukan kesalahan.

13 Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 160 14 Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Belajar, h. 164

15 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2014), h. 159

16 S.M. Ziauddin Alavi, Pemikiran Pendidikan Islam pada Abad Klasik dan Pertengahan, (Bandung: Angkasa Bandung, 2003), h. 63

Page 27: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

11

Ada beberapa jenis dan bentuk hadiah, yakni ada yang bersifat materil

(benda atau makanan), sosial (dipuji, dipeluk, dicium), dan kesempatan

(jalan-jalan). Hal itu tentu menjadi sebuah kesenangan bagi anak, namun

jika tidak diberikan secara tepat maka akan menjadi bumerang bagi orang

tua, guru atau siapapun yang menerapkannya. Maka dari itu, maka ada

beberapa prinsip-prinsip dalam pemberian hadiah, yaitu:

a. Penilaian didasarkan pada perilaku, bukan pelaku

b. Pemberian hadiah harus ada batasnya

c. Hadiah harus dimusyawarahkan kesepakatannya

d. Hadiah harus didasarkan pada proses bukan hasil

e. Pemberian hadiah harus dilakukan secara konsisten

f. Berhati-hatilah dengan hadiah berupa uang.17

2. Pengertian Punishment

Punishment ialah siksaan atas perilaku yang telah diperbuat. Hukuman

merupakan tindakan pendidikan yang sengaja dan secara sadar diberikan

kepada anak didik yang melakukan suatu kesalahan, agar anak didik

tersebut menyadari kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulanginya

kembali. Berat ringannya hukuman yang akan diberikan kepada anak

sangat bergantung kepada besar kecilnya suatu kesalahan yang telah

dilakukan, tujuan dan keadaan peserta didik.18

Sebuah hukuman jika diberikan secara tepat dan bijak dapat berubah

menjadikan sebuah motivasi bila dilakukan dengan pendekatan edukatif

bukan karena dendam. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki sikap dan

perbuatan anak didik yang dianggap salah sehingga ia tidak akan

mengulanginya kembali.19

Punishment tersebut dapat berupa ancaman, larangan, pengabaian dan

pengisolasian, hukuman badan sebagai bentuk hukuman yang diberikan

pada seseorang karena kesalahan, pelanggaran hukum dan peraturan dalam

17 Bunda Novi, Saat Anak Harus diberi Hadiah atau Hukuman, (Yogyakarta: Saufa, 2015), cet. 1, h.41-47

18 H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, h. 57 19 Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Belajar, h. 165

Page 28: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

12

perbaikan dan pembinaan umat manusia.20 Dengan pemberian punishment

seorang anak akan merasa jera dan tidak akan berani untuk melakukannya

kembali.

Punishment juga dapat dilihat dari segi fungsi disiplin. Fungsi ini

berlaku agar guru mampu mengontrol tingkah laku yang menyimpang

dengan menggunakan hukuman dan hadiah. Hukuman menunjukkan

kepada suatu perangsang yang ingin siswa hindari atau berusaha melarikan

diri.

Punishment merupakan sebuah sarana untuk mengadakan perbaikan

dan menempuh metode dalam meluruskan kepincangannya dan mendidik

naluri dan akhlaknya. Sehingga anak tumbuh dengan perangai yang Islami

yang sempurna dan adab sosial yang luhur.

Agama Islam memiliki cara yang khusus dalam melakukan perbaikan

dan pendidikan, seandainya dengan cara lemah lembut telah memberikan

manfaat maka cukuplah dengan nasehat. Seorang pendidik tidak boleh

menyegerakan pola kekerasan. Namun jika pola ancaman dan kekerasan

lebih memberikan manfaat maka itu tidak boleh sampai ada pemukulan.21

Sehubungan dengan hukuman, ada beberapa firman dalam Al-Qur’an,

di antaranya:22

1. Al-Mu’minun ayat 60

dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah),

dengan hati penuh rasa takut, (karena mereka tahu)bahwa

sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan-nya. 23

20 Dwi Hastuti Pungkasari, Konsep Reward dan Punishment dalam Teori Pembelajaran Behavioristik dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam, (Skripsi UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta, 2014)

21 Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fil Islam, (Solo: Penerbit Insan Kamil, 2016), h.116

22 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam,hlm. 184-185 23 Q.S Al-Mu’minun ayat 60, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Al-Fatih, 2012), h.346

Page 29: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

13

2. Al-Imran ayat 85

Dan barangsiapa yang mencari agama selainIslam, dia tidak akan

diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.24

Adapun pemberian hukuman memiliki berbagai macam hukuman,

yaitu:

a. Hukuman badan

b. Penahanan di kelas

c. Menulis sekian kali

d. Menghitung hak tertentu (tidak diikutsertakan dalam ulangan,

pelajaran)

e. Lain-lain seperti tatapan mata, teguran, ancaman, dsb.25

Pemberian hukuman dalam upaya penegakan kedisiplinan memang

perlu, namun adakalanya pemberian hukuman juga dipandang kurang

efektif. Oleh karena itu, pemberian hukuman tersebut harus

memperhatikan prinsip-prinsip (Ornstein dan Eggen:1998) sebagai berikut:

a. Hukuman diberikan secara hormat dan penuh pertimbangan

b. Berikan kejelasan/alasan mengapa hukuman itu diberikan

c. Hindari pemberian hukuman saat marah

d. Hukuman hendaknya diberikan pada awal kejadian daripada akhir

kejadian

e. Hindari hukuman yang bersifat badaniah atau fisik

f. Jangan menghukum kelompok/kelas apabila kesalahan dilakukan

oleh seseorang

g. Jangan memberi tugas tambahan sebagai hukuman

h. Yakini bahwa hukuman sesuai dengan kesalahan

i. Pelajari tipe hukuman yang diizikan oleh lembaga

24 Q.S Al-Imran ayat 85, Ibid, h. 61 25 Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: ALFABETA, 2011), h. 99

Page 30: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

14

j. Jangan menggunakan standar hukuman ganda

k. Jangan mendendam

l. Konsisten dengan pemberian hukuman

m. Jangan mengancam dengan ketidakmungkinan

n. Jangan memberi hukuman berdasarkan selera.26

B. Penumbuhan Karakter

1. Pengertian Karakter

Secara harfiah karakter artinya kualitas mental atau moral, kekuatan

moral, nama atau reputasi (Hornby dan Parnwell: 1972). Menurut Wynne

bahwa karakter itu berasal dari bahasa Yunani “to mark” artinya

menandai. Istilah ini fokus pada bagaimana menerapkan nilai-nilai

kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Karakter

merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral,

yang diwujudkan dalam tindakan nyata melalui perilaku baik, jujur,

bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain, dan nilai-nilai karakter

mulia lainnya.27 Ada beberapa ciri karakter, yaitu:

a. Karakter adalah “siapakah dan apakah kamu pada saat orang lain

melihat

b. Karakter merupakan hasil nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan

c. Karakter adalah sebuah kebiasaan yang menjadi sifat alamiyah

kedua

d. Karakter bukanlah reputasi atau apa yang dipikirkan oleh orang lain

terhadapmu

e. Karakter bukanlah seberapa baik kamu daripada orang lain

f. Karakter tidak relatif.28

Karakter identik dengan akhlak sehingga karakter merupakan nilai-

nilai perilaku manusia yang universal meliputi seluruh aktivitas manusia,

26 Eka Prihatin, Ibid, h. 100 27 M. Jafar Anwar, dan M. A. Salam As, Membumikan Pendidikan Karakter, (Jakarta: CV. Suri Tatu’uw, 2015), h. 21-22 28 Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 161

Page 31: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

15

baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia

maupun dengan lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap,

perkataan, perasaan dan perbuatannya berdasarkan norma-norma agama,

hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.29

Nilai-nilai luhur budaya di Indonesia yang diwariskan oleh para

leluhur mengajarkan perilaku bangsa yang ramah, sopan santun, suka

menolong, ringan tangan, rajin bekerja, toleran, solidaritas, familier,

kekerabatan dan kekeluargaan yang tinggi, jujur dan tulus ikhlas. Namun

seiring berjalannya waktu, memudarnya penghayatan terhadap nilai-nilai

budaya mengakibatkan bangsa ini terpuruk dalam segala bidang

kehidupan, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, ketahanan dan

kemananan. Kondisi ini melanda setiap tataran mulai dari tataran

kepemimpinan tingkat bawah sampai kepemimpinan nasional.30

Membangun karakter bangsa tidaklah mudah, maka karakter tersebut harus

dibangun melalui sebuah pendidikan dan pembiasaan yang mengarahkan

manusia kepada karakter yang baik.

2. Unsur-unsur Karakter

Ada beberapa unsur dimensi manusia secara psikologis dan sosiologi

yang dapat menunjukkan bagaimana karakter seseorang. Unsur-unsur

tersebut antara lain sikap, emosi, kemauan, kepercayaan dan kebiasaan.

a. Sikap

Sikap seseorang biasanya merupakan bagian dari karakternya

bahkan dianggap sebagai cerminan karakter seseorang. Sikap dapat

menjadi alat ampuh untuk melakukan tindakan positif atau dapat

menjadi racun yang melumpuhkan kemampuan untuk mencapai

kepenuhan potensi.31

Sikap merupakan predisposisi untuk melakukan atau tidak

melakukan suatu perilaku tertentu sehingga sikap merupakan proses

29 Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), h. 21 30 H. Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: Baduose Media Jakarta, 2011), h. 11-12 31 Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik, h. 168

Page 32: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

16

yang sifatnya individual. Oleh karena itu, sikap adalah sebuah pilihan

yang hendak diambil oleh seseorang ketika dihadapkan pada sebuah

persoalan dan keputusan yang diperoleh berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan.

b. Emosi

Emosi ini identik dengan perasaan yang kuat pada diri seseorang.

Ada empat bentuk emosi yang dapat dikenali melalui ekspresi wajah,

yaitu takut, marah, sedih dan senang.32

c. Kepercayaan

Kepercayaan mampu memperkukuh eksistensi diri dan

memperkukuh hubungan dengan orang lain. Elemen yang penting

untuk membangun kepercayaan ialah melalui keterbukaan sehingga

kita bisa menilai dan mengambil kebijakan. Hal ini dapat

menghilangkan rasa curiga dan pertanyaan-pertanyaan subjektif. Ia

akan membuat orang tidak hanya menduga-duga saja.

d. Kebiasaan dan Kemauan

Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap,

berlangsung secara otomatis dan tidak direncanakan. Hal itu

merupakan hasil dari kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang

lama. Sedangkan kemauan ini erat kaitannya dengan tindakan, ada

sebagian yang mendefiniskan bahwa kemauan sebagai tindakan yang

merupakan usaha untuk seseorang mampu mencapai tujuannya.

e. Konsepsi Diri

Proses konsepsi diri merupakan proses totalitas, baik sadar maupun

tidak sadar, tentang bagaimana karakter dan diri kita dibangun. Dalam

ilmu psikologi sosial, konsep diri berkaitan dengan fakta bahwa

manusia tidak hanya menanggapi orang lain, tetapi juga meresapi

dirinya sendiri dengan cara membayangkan dirinya sendiri sebagai

orang lain di dalam benaknya seakan-akan ia menaruh cermin

32 Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik, h. 172

Page 33: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

17

dihadapannya. Dengan demikian, maka akan sampai pada gambaran

dan penilaian diri, dan inilah yang disebut dengan konsep diri.33

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penumbuhan Karakter

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi karakter, namun para ahli

menggolongkannya menjadi dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor

ekstern.

a. Faktor Intern

Terdapat banyak hal yang mempengaruhi faktor internal ini, di

antaranya yaitu:

1) Insting atau Naluri.

2) Adat atau Kebiasaan (habbit).

3) Kehendak atau Kemauan (Iradah).

4) Suara hati

5) Keturunan.34

b. Faktor Ekstern

Selain faktor intern, ada juga faktor ekstern yang dapat

mempengaruhi karakter seseorang, diantaranya ialah:

1) Pendidikan memiliki pengaruh yang besar dalam mematangkan

kepribadian manusia sehingga tingkah lakunya sesuai dengan

pendidikan yang telah diterima oleh seseorang baik pendidikan

formal, informal maupun nonformal.

2) Lingkungan adalah sesuatu yang melingkungi suatu tubuh yang

hidup. Adapun lingkungan terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan

alam yang dapat mematahkan atau mematangkan pertumbuhan

bakat yang dibawa seseorang dan lingkungan pergaulan yang

bersifat kerohanian.35

33 Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik, H. 173-180 34 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2012), h. 19-21 35 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, h. 19-21

Page 34: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

18

4. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang

melibatkan aspek teori pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Menurut

Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini maka pendidikan karakter tidak

akan efektif, dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis

dan berkelanjutan. Dengan pendidikan karakter maka anak akan cerdas

emosinya, karena hal itu bisa menjadi bekal untuk menghadapi tantangan

dalam hidupnya.36

Pendidikan karakter juga dimaknai sebagai pendidikan nilai,

pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang

bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan

keputusan baik-buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar

kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.37

Dari pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk

membentuk kepribadian baik bagi diri seseorang yang bisa dilihat ketika

seseorang bertindak nyata dan biasanya hal ini juga dipengaruhi oleh sosial

budaya. Pendidikan karakter ini juga harus dilakukan secara kontinu agar

menjadi suatu kebiasaan yang baik bagi anak.

Menurut kemendiknas (2010), pembangunana karakter yang

merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan pembukaan UUD

1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang

berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai

Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan

nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa;

ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa.

36 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), cet.6, h. 29. 37 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 42

Page 35: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

19

Untuk mewujudkan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana

yang diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta

mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka pemerintah

menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas

pembangunan nasional. Semangat itu ditegaskan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di

mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk

mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan masyarakat

berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan

falsafah Pancasila.38

5. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun

2003 Bab II Pasal 3 pada hakekatnya merupakan tujuan dari pendidikan

karakter yang memberikan penguatan dan pengembangan nilai-nilai positif

agar anak didik memiliki karakter yang mulia. Tujuan pendidikan karakter

adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik,

warga masyarakat yang baik. Menurut Mulyasa (2011:9) menulis bahwa

pendidikan karakter bertujuan meningkatkan mutu proses dan hasil

pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia

peserta secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai standar kompetensi

lulusan pada setiap satuan pendidikan.39

Adapun fungsi dari pendidikan karakter ialah menumbuhkembangkan

kemampuan dasar peserta didik agar berpikir cerdas, berperilaku yang

berakhlak, bermoral, dan berbuat sesuatu yang baik, yang bermanfaat bagi

dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat, membangun kehidupan bangsa

yang multikultural, membangun peradaban yang cerdas, berbudaya luhur,

berkontribusi terhadap pengembangan hidup umat manusia, membangun

38 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, h. 26 39 M. Jafar Anwar, M. A. Salam As, Membumikan Pendidikan Karakter, h. 33-34

Page 36: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

20

sikap warga yang cinta damai, kreatif, mandiri, maupun hidup

berdampingan dengan bangsa lain.40

Dari tujuan dan fungsi yang telah dipaparkan di atas, sebenarnya

pendidikan karakter ini telah disebutkan terlebih dahulu dalam tujuan

pendidikan yang telah tertuang dalam UUD. Pendidikan karakter ini

menjadi sebuah sistem pembelajaran yang menjembatani tumbuhnya

karakter-karakter yang baik dalam sebuah pendidikan. Sehingga

diharapkan dengan adanya pendidikan karakter ini, siswa tidak hanya baik

secara intelektual namun juga baik secara emosional, sosial maupun

spiritualnya.

6. Alat Pendidikan

Alat pendidikan dimaknai sebagai sesuatu yang secara langsung turut

membantu terlaksananya pendidikan. Fungsi alat pendidikan tidak hanya

menyangkut aktivitas belajar yang terbatas pada mengembangkan potensi

individu, melainkan juga menyangkut ubahan tingkah laku, serta

pembentukan kepribadian. Adapun alat pendidikan meliputi:

a. Teladan ialah sesuatu yang patut ditiru seperti perbuatan, kelakuan,

sifat dan sebagainya. Dalam Islam sering dikenal sebagai uswatun

hasanah, dan modelnya sendiri adalah pribadi Rasulullah Saw

b. Contoh seringkali dianggap sama dengan taladan, padahal keduanya

berbeda. Teladan lebih luas cakupannya dibandingkan dengan contoh.

c. Nasihat adalah ajaran atau pelajaran yang baik sedangkan wasiat

diartikan sebagai pesan terakhir yang disampaikan oleh orang yang

akan meninggal.

d. Anjuran ialah suatu aktivitas yang belum atau baru akan dilakukan

yang biasanya berupa saran, usul, ajakan, nasihat

e. Suruhan dalam konteks pendidikan terkait dengan upaya agar

seseorang melakukan sesuatu sesuai dengan isi perintah yang

40 H. Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, h. 37

Page 37: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

21

dimaksud. Tujuannya antara lain untuk memberi pemahaman dalam

upaya membentuk kesadaran terhadap seseorang.

f. Arahan dimaknai sebagai petunjuk untuk melakukan sesuatu. Arahan

ini mengandung perintah yang disertai dengan penjelasan maupun

rincian.

g. Bimbingan dalam konsep psikologi pendidikan adalah pemberian

bantuan oleh seseorang kepada seseorang dalam menentukan pilihan,

penyesuaian dan pemecahan permasalahan.

h. Dorongan dan Motivasi.

i. Pujian ialah ungkapan atau pernyataan rasa pengakuan dan

penghargaan yang tulus kepada sesuatu yang dianggap baik.

j. Ganjaran atau hadiah adalah upah sebagai bentuk balas jasa, perbuatan

baik. Dalam pendidikan, ganjaran dan hadiah menyangkut aspek

psikologis, pemberian ganjaran dan hadiah akan mendapat respons dari

penerima, hingga ikut menguatkan dorongan, hasrat dan meningkatkan

motivasinya untuk melakukan aktivitas.

k. Teguran merupakan alat pendidikan yang ditujukan kepada seseorang

untuk menyadarkannya dari suatu aktivitas maupun sikap dan perilaku

yang buruk dan mendatangkan aib.

l. Larangan merupakan sebuah perintah agar tidak melakukan sesuatu

atau tidak memperbolehkan sesuatu..

m. Hukuman ialah keputusan yang dijatuhkan kepada seseorang atas

pelanggaran yang dilakukannya sehingga ia menyadari kesalahannya.

Hukuman dijadikan sebagai alternatif dan pilihan paling akhir.41

Dari berbagai alat-alat pendidikan yang telah dijelaskan di atas. Maka

sebagai pendidik harus bisa memilih dan memilah, manakah yang bisa

diterapkan dan lebih efektif bagi peserta didik. Pendidik harus mampu

memperbaiki sikap dan perilaku peserta didik agar karakter anak sesuai

dengan apa yang diharapkan.

41 Jalaluddin, Pendidikan Islam Pendekatan Sistem dan Proses, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), cet.1, h. 187-203

Page 38: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

22

7. Nilai-nilai Dasar dalam Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memiliki tujuan dan misi yang sangat penting

untuk menopang pembangunan karakter bangsa Indonesia secara umum

dan secara khusus untuk keberhasilan pendidikan di sekolah. Dalam

rangka ini, pemerintah merumuskannya dalam Kebijakan Nasional

Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 ditegaskan bahwa

karakter merupakan hasil dari perpaduan empat bagian, yaitu olah hati,

olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa.42

Olah hati terkait dengan perasaan, sikap dan keyakinan/keimanan

yang menjadi penyangga atau fondasi dalam membangun karakter

seseorang. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan

menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif, sehingga

mendukung terwujudnya karakter secara cepat dan terarah. Olah raga

terkait dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan

penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas yang memberikan motivasi

dan kesempatan untuk melatih seseorang dalam mewujudkan karakter

secara kondusif. Sementara itu, olah rasa dan karsa berhubungan dengan

kemauan dan kreativitas yang tercermin dalam kepedulian, pencitraan, dan

penciptaan kebaruan yang merupakan upaya untuk merealisasikan karakter

seseorang yang utuh (Pemerintah RI, 2010:21)

8. Penumbuhan Karakter

Peserta didik dapat dikatakan berkarakter kuat dan baik jika telah

berhasil menyerap nilai-nilai dan keyakinan yang telah ditanamkan dalam

proses pendidikan serta digunakan sebagai kekuatan moral dan spiritual

dalam kepribadiannya untuk menjalankan tugas dan kewajibannya

mengelola alam untuk kemanfaatan dan kebaikan masyarakat dan dirinya.

Pendidikan karakter merupakan upaya yang melibatkan berbagai pihak

baik dari rumah tangga dan keluarga, sekolah dan lingkungannya serta

masyakat luas. Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama yang baik antar

ketiga jejaring kerja pendidikan tersebut karena pengembangan dan

42 Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, h. 43

Page 39: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

23

pendidikan karakter tersebut tidak akan berhasil selama antar lingkungan

pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan.43

Penumbuhan dan pendidikan karakter yang pertama dan utama yaitu

adalah lingkungan keluarga. Seorang anak akan dibentuk melalui

pembiasaan-pembiasaan yang diajarkan di dalam rumah sejak ia

dilahirkan. Oleh karena itu, pengembangan karakter harus dikenalkan

dengan baik oleh orang tua kepada anaknya.

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pendidikan

karakter di lingkungan keluarga, yaitu (1) pola interaksi antar-anggota

keluarga, (2) pertumbuhan dan periode perkembangan anak, (3) pola asuh

anak dan (4) teladan orang tua.44 Maka dari itu untuk menanamkan nilai-

nilai karakter yang baik maka keempat kompenen tersebut harus

diperhatikan terutama teladan dari orang tua itu sendiri

Adapun pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata

memberikan pengetahuan, namun lebih dari itu, yaitu penanaman moral,

nilai-nilai estetika, budi pekerti yang luhur dan lain sebagainya. Pemberian

penghargaan kepada yang berprestasi, dan memberikan hukuman kepada

yang melanggar, menumbuhsuburkan nilai-nilai yang baik dan mengecam

nilai-nilai yang buruk. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah

pendidikan dalam masyarakat.

Lingkungan masyarakat merupakan komponen ketiga yang harus

saling bersinergi untuk menumbuhkan karakter anak menjadi baik. Ada

beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu pengondisian di lingkungan

masyarakat, sarana-sarana pendidikan karakter di lingkungan masyarakat

dan keteladanan pemimpin, tokoh agama dan tokoh masyarakat.45 Anak

akan dibentuk sesuai dengan lingkungan yang ia tinggali, maka setiap

orang dewasa harus menyadari akan pentingnya menjaga karakter anak-

anak bangsa. Seluruh masyarakat harus sama-sama memiliki visi dan misi

43 Hamka Abdul Aziz, Pendidikan Karakter Berpusat pada Hati, (Jakarta: al-Mawardi Prima, 2012), h. 198-199 44 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h.65 45 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter, h.197

Page 40: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

24

yang sama, saling mengingatkan dan tidak menjerumuskan generasi

bangsa.

C. Pesantren

1. Pengertian Pesantren

Pesantren, menurut asal katanya berasal dari kata “santri” yang

mendaat awalann “pe” dan akhiran “an” yang menunjukkan tempat.

Dengan demikian, pesantren berarti “tempat para santri”. Selain itu, asal

kata pesantren terkadang dianggap gabungan dari kata sant (manusia baik)

dengan suku kata tra (suka menolong) sehingga kata pesnatren dapat

berarti “tempat pendidikan manusia baik-baik”.

Menurut Abdurrahman Wahid, pesantren adalah sebuah kompleks

dengan lokasi yang umumnya terpisah dari kehidupan di sekitarnya.

Dalam kompleks tersebut terdiri dari beberapa bangunan: rumah kediaman

pengasuh (kiai, ajengan, nun atau bendara), sebuah surau atau masjid

tempat pengajaran diberikan (madrasah/sekolah), dan asrama tempat

tinggal para santri.46

Jadi, pesantren merupakan sebuah tempat bagi para penuntut ilmu atau

santri yang sistemnya 24 jam tinggal si satu tempat/asrama. Biasanya

pesantren ini tidak terlepas dari para kiai dan ustadz-ustadz sebagai

pengajar dan santri itu sendiri sebagai pelajar.

Secara umum, pendidikan pesantren bertujuan untuk menciptakan dan

mengembangkan kepribadian Muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat,

mampu berdiri sendiri, tangguh dalam kepribadian, menyebarkan agama

dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian manusia.47

2. Unsur-unsur dan Ciri-ciri Pesantren

Perbedaan jenis-jenis pondok pesantren di Jawa dapat dilihat dari segi

ilmu yang diajarkan, jumlah santri, tipe kepemimpinan atau perkembangan

46 Mustajab, Masa Depan Pesantren, (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2015), h. 56 47 Mujamil Qomar, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005), h. 4

Page 41: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

25

ilmu teknologi. Namun demikian, ada unsur-unsur pokok pesantren yang

harus dimiliki setiap pondok pesantrem. Unsur-unsur pokok pesantren

ialah kiai, masjid, santri, pondok, dan kitab Islam klasik (kitab kuning),

adalah elemen unik yang membedakan sistem pendidikan pesantren

dengan lembaga pendidikan lainnya.48

Selain pesantren itu dianggap unik, pesantren juga meiliki ciri-ciri

yang khas. Seperti yang kemukakan oleh Mukti Ali bahwa ciri-ciri

pesantren ialah sebagai berikut:

a. Adanya hubungan yang akrab antara murid dengan sosok kiai.

Hal itu mungkin karena mereka tinggal dalam satu lingkungan

pondok

b. Tunduknya santri terhadap kiai

c. Hidup hemat dan sederhana

d. Semangat menolong diri sendiri amat terasa di pesantren, hal itu

karena di pesantren diajarkan untuk bisa mandiri

e. Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan sangat mewarnai

kehidupan pesantren

f. Disiplin sangat ditekankan dengan memberikan sanksi-sanksi

edukatif

g. Keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia.49

Secara umum, tipologi pesantren dapat dibagi atas dua jenis, yaitu

pesantren salafiah dan pesantren khalafiah. Yang dimaksud dengan

pesantren salafiah adalah pesantren yang hanya mengajarkan pengetahuan

keagamaan dan madrasah, sedangkan pesantren khalafiah adalah pesantren

modern yang selain mengajarkan pengetahuan keagamaan, madrasah, dan

keterampilan praktis.

Keragaman dan keunikan pondok pesantren juga terdapat pada sistem pembelajarannya. Hal ini terkait dengan kenyataan, sejauh mana sebuah pondok pesantren tetap mempertahankan sistem pembelajaran lama yang cenderung menggunakan pendekatan

48 Mustajab, Masa Depan Pesantren, h. 57 49 Mukti Ali dan Roland Gunawan, Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren, (Jakarta: Rumah Kitab, 2014), cet.1, h. 25

Page 42: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

26

individual atau kelompok dan sejauh mana pondok pesantren menyerap sistem pendidikan modern yang lebih mengedepankan klasikal. Secara garis besar, pondok pesantren dapat dikategorikan menjadi tiga bentuk jika dilihat dari tingkat konsistensinya dengan sistem lama dan keterpengaruhannya oleh sistem modern, yaitu pondok pesantren salafiah, pondok pesantren khalafiah dan pondok pesantren campuran/kombinasi.50

3. Tujuan dan Nilai-nilai Pondok Pesantren

Seperti pendidikan pada umumnya, pondok pesantren juga memiliki

tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pesantren adalah menyiapkan calon

lulusan yang hanya menguasai masalah agama. Rencana pembelajaran

ditetapkan oleh kiai dengan merujuk pada kitab-kitab apa yang harus

dipelajari. Penggunaan kitab di mulai dari jenis kitab yang rendah dalam

satu disiplin ilmu keislaman sampai pada tingkat yang lebih tinggi.

Kenaikan tingkat santri ditandai dengan bergantinya kitab yang telah

ditelaahnya. Adapun ukuran kealiman seorang santri dilihat bukan

berdasarkan pada berapa kitab yang telah diselesaikannya melainkan dari

praktek mengajar sebagai guru ngaji, dapat memahami berbagai kitab dan

mampu menyampaikannya kepada para santri.

Nilai-nilai karakter yang tercermin dalam pendidikan di Pesantren

ialah sebagai berikut: 51

Tabel 2.1

Nilai-nilai Karakter

No Nilai-nilai Karakter Ciri-ciri serta pengaplikasiannya dalam

Pesantren

1 Cinta tanah air - Terjalin persaudaraan antar sesama

muslim, anak bangsa dan manusia

- Menghargai segala perbedaan

- Ikut serta memperjuangkan dan

membangun bangsa

50 Mustajab, Masa Depan Pesantren, h. 58-59 51 Mukti Ali dan Roland Gunawan, Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren, h. 25

Page 43: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

27

2 Kasih sayang - Kiai memberi kesempatan dan

mendorong santri untuk peduli terhadap

sesama

- Menciptakan suasana emosional

- Kiai mengajarkan dengan kasih sayang

serta mendorong untuk keberhasilan

santri

- Memberi dukungan dan penguatan

3 Cinta damai - Kedamaian dalam konteks gaya hidup

kiai dan santri

- Kedamaian dalam konteks cara pandang

keagamaan dengan tidak memahami

Islam secara sempit

4 Toleransi - Pembelajaran dalam kitab fiqih yang

menyuguhkan berbagai sudut pandang

yang berbeda sehingga perbedaan itulah

yang mendorong kiai dan santri untuk

fleksibel dalam menyikapi perbedaan

dan tidak mudah menyalahkan orang

lain.

5 Kesetaraan - Moral dan etika dalam berhubungan

dengan kelompok

6 Musyawarah - Kegiatan bahtsul masail

- Tradisi dibangun dalam suasana

kebersamaan dan kekeluargaan

7 Kerjasama - gotong royong untuk kerja bakti

8 Kepedulian - menumbuhkan perekonomian lokal

dengan mengunjungi kios di sekitar

pesantren

9 Tanggung jawab - tanggung jawab terhadap diri sendiri

Page 44: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

28

- tanggung jawab terhadap Tuhan

- tanggung jawab terhadap keluarga

- tanggung jawab terhadap masyarakat

- tanggung jawab terhadap bangsa dan

negara

10 Penghargaan - saling menghargai dan menghormati

sesama

- menghargai perbedaan

11 Kemandirian - mengelola organisasi

- mencukupi kebutuhan sehari-hari

- mengurus pakaian dan makanan dengan

mandiri

12 Kesungguhan - bersungguh-sungguh dalam melakukan

sesuatu

13 Kejujuran - jujur terhadap diri sendiri

- mengakui kesalahannya

14 Rendah hati - tidak mengemukakan pendapat jika tidak

mengerti

- tidak merasa paling benar ketika menjadi

pengajar

- kesederhanaan kiai

15 Sabar - sabar dalam belajar

- sabar dalam menerima konsekuensi

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan telaah pustaka terhadap

penelitian-penelitian terdahulu untuk dikaji sehingga dapat berkaitan dengan

fokus penelitian. Adapun hasil penelitian yang relevan dengan fokus masalah

yang telah dibuat ialah:

1. Berdasarkan Jurnal tentang “Hukuman (Punishment) dalam Perspektif

Pendidikan Pesantren” oleh Muhammad Anas Ma`arif pada tahun

Page 45: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

29

2017. Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa dalam prespektif

pendidik di pesantren tentang hukuman, pendidik sepakat bahwa

pemberian hukuman sangatlah penting untuk mengontrol perilaku

santri dan dianggap efektif untuk memberikan efek jera bagi santri

yang telah melakukan pelanggaran kode etik. Pemberian hukuman

diberikan setelah melakukan tahapan-tahapan seperti nasihat, teguran

dan lain sebagainya. Hukuman ini diberikan jika akan berdampak pada

kesadaran moril.. Dampak yang terjadi dalam pemberian hukuman ada

tiga, yaitu menerima dengan lapang dada, apatis (diam) atau keluar

dari pesantren. Perbedaannya dengan penelitian saya ialah jurnal

tersebut hanya meneliti pada bagian hukumannya saja sedangkan

penelitian saya mengenai penghargaan dan hukuman.

2. Berdasarkan Jurnal tentang “Penerapan Thawab dan ‘Iqab dalam

Membentuk Akhlak Siswa di Sekolah Dasar Aceh Besar” oleh

Yunidar pada tahun 2016. Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa

penerapan thawab dan ‘iqab memberikan dampak yang baik bagi

pembentukan akhlak siswa, karena dengan adanya hal tersebut

menjadikan siswa lebih termotivasi, bersemangat dalam memperbaiki

kesalahan, dan mempertahankan sikap baik yang telah tertanam dalam

dirinya. Persamaan jurnal dengan penelitian saya ialah bahwa

keduanya membahas tentang reward dan punishment meskipun

penyebutan keduanya berbeda yakni thawab dan ‘iqab terhadap

pembentukan akhlak. Sedangkan perbedaannya ialah jurnal tersebut

membahas tentang pembentukan akhlak siswa dalam pendidikan

formal sedangkan penelitian saya membahas pada pendidikan non

formal.

3. Berdasarkan Skripsi “Reward dan Punishment sebagai Bentuk

Kedisiplinan di Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah Pulutan

Salatiga” oleh Muhammad Alvi Wibowo pada tahun 2016. Dalam

skripsi tersebut dijelaskan bahwa reward dan punishment dapat

menunjang tercapainya pendidikan di Pesantren. Karena hal itu

Page 46: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

30

mengajarkan kedisiplinan bagi para santri untuk mengikuti setiap

peraturan yang telah ditetapkan. Persamaan skripsi tersebut dengan

penelitian yang akan saya lakukan ialah keduanya membahas tentang

reward dan punishment. Adapun perbedaannya ialah skripsi tersebut

hanya membahas mengenai kedisiplinan santri adapun penelitian yang

saya lakukan bukan hanya mengenai kedisiplinan yang memang sama-

sama termasuk ke dalam pembentukan karakter, namun mencakup

pembentukan karakter itu sendiri.

4. Berdasarkan Skripsi “Membangun Karakter Siswa Melalui

Penghargaan (reward) dan Hukuman (punishment) di SMP Negeri 25

Surabaya” oleh Ahmad Budi Arianto pada tahun 2011. Dalam skripsi

tersebut dijelaskan bahwa sekolah tersebut memiliki keadaan siswa

yang sangat beragam oleh karena itu untuk membangun karakter siswa

dilakukan dengan cara memberikan fasilitas-fasilitas dan kegiatan

yang mendukung dalam pembentukan karakter salah satunya dengan

penerapan reward dan punishment di mana dalam menangani hal

tersebut dipegang oleh bidangnya masing-masing yakni penghargaan

dipegang oleh Bimbingan Konseling dan hukuman lebih banyak

dipegang oleh petugas ketertiban. Adapun persamaan dalam penelitian

saya ialah keduanya sama-sama membahas mengenai membentuk

karakter siswa melalui penerapan reward dan punishment. Sedangkan

perbedaannya terletak pada pembentukan akhlak siswa dalam

pendidikan formal sedangkan penelitian saya membahas pada

pendidikan non formal yakni pesantren.

5. Berdasarkan jurnal tentang “Implementasi Pendidikan Karakter di

Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS)

Yogyakarta” oleh Sutrisno dalam Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Vol.

VI No. 5 Tahun 2017. Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa ada

beberapa nilai karakter yang dikembangkan di pesantren tersebut yakni

nilai karakter yang berhubungan dengan Tuhan, hubungannya dengan

dirinya sendiri, hubungannya dengan sesama, hubungannya dengan

Page 47: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

31

lingkungan dan yang berhubungan dengan kebangsaan. Adapun

persamaannya ialah keduanya membahas tentang pembentukan

karakter santri. Sedangkan perbedaannya terletak pada cara dalam

membentuk karakter santri tersebut.

Page 48: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pesantren Darus Sunnah yang terletak di

daerah Ciputat dengan target santri tingkat Madrasah Tsanawiyah. Adapun

penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari dan pelakanaan penelitiannya

dimulai dari tanggal 9 Agustus 2019 sampai dengan 20 Oktober 2019.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode

kualitatif, lebih tepatnya kualitatif deskriptif dengan pendekatan penelitian

lapangan. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi sekarang.

Penelitian ini memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana

adanya pada saat penelitian berlangsung.52

Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran situasi atau

informasi tentang gejala atau temuan di lapangan pada saat penelitian

dilakukan. Setelah data diperoleh, kemudian data dianalisis. Dengan

pendekatan ini, peneliti diharapkan dapat memperoleh kondisi dan situasi

yang berkaitan dengan reward dan punishment dalam menumbuhkan karakter

mulia santri di Pesantren Darus Sunnah.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Adapun dalam

penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik, yaitu:

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dimana

peneliti melihat mengamati secara visual sehingga validitas data sangat

tergantung pada observer.53

52 Juliansyah Noor, Metodoogi Penelitian, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h. 34 53 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2017), Cet. Ke-25, h.145.

32

Page 49: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

33

Dengan melakukan kunjungan langsung, peneliti menciptakan

kesempatan untuk observasi langsung. Dengan berasumsi bahwa fenoena

yang diminati tidak asli historis, beberapa pelaku atau kondisi lingkungan

sosial yang relevan akan tersedia untuk observasi.54

Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan

dengan keadaan lokasi objek penelitian, yaitu keadaan pesantren dan

kegiatan pembelajaran di Darus Sunnah.

Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati setiap kegiatan

pesantren yang berhubungan dengan reward dan punishment di Pondok

Pesantren Darus Sunnah

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pedoman Observasi

No Tujuan Aspek yang diamati

1 Untuk mengetahui penerapan

reward dan punishment

dalam pendidikan di

Pesantren Darus Sunnah

a. Tata tertib dan sanksi yang berlaku

di Pondok Pesantren Darus Sunnah

b. Macam-macam bentuk reward dan

punishment

c. Kegiatan sehari-hari santri Pondok

Pesantren Darus Sunnah

d. Kegiatan pembelajaran

e. Kegiatan yang berhubungan

dengan hal yang memungkinkan

diterapkannya reward dan

punishment

2 Untuk mengetahui bahwa

penerapan reward dan

punishment di Darus Sunnah

dapat menumbuhkan karakter

santri

a. Kegiatan sehari-hari yang

berhubungan dengan reward dan

punishment

b. Sikap dan perilaku santri setelah

menerima reward dan punishment

54 Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2005), h.112

Page 50: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

34

c. Nilai-nilai yang tertanam dari

penerapan reward dan punishment

3 Untuk mengetahui efektivitas

pemberian reward dan

punishment dalam

menumbuhkan karakter santri

di Darus Sunnah

a. Dampak positif dan negatif dari

penerapan reward dan punishment

bagi santri

b. Hambatan yang terjadi selama

reward dan punishment diterapkan

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang

diwawancarai dan ingin digali tentang apa yang akan dibahas atau

memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab dikesempatan lain.

Wawancara merupakan alat re-checking atau pembuktian terhadap

informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif

biasanya merupakan wawancara secara mendalam. Wawancara

mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara

dengan informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara,

di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang

relatif lama.55

Adapun wawancara ini dilakukan keberbagai pihak yang terdiri dari

13 orang yang meliputi waka kesiswaan, ketua asrama, dan 3 guru wali

kelas, serta melakukan wawancara santri tingkat Madrasah Tsanawiyah

dengan masing-masing 2 orang perkelas dan melakukan wawancara

secara insidental dengan 2 orang dari pengurus ISDAR.

55 Juliansyah Noor, Metodoogi Penelitian, h. 138

Page 51: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru

No Tujuan Indikator Nomor Item

1 Penerapan reward dan punishment

1.1 Pentingnya usaha dan upaya untuk menumbuhkan karakter santri di Pesantren Darus Sunnah

1,2

2 Reward dan punishment dalam menumbuhkan karakter

2.1 Reward dan punishment sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan karakter santri

2.2 Nilai-nilai karakter yang tertanam dari penerapan reward dan punishment

2.3 Hasil dari upaya penerapan reward dan punishment untuk menumbuhkan karakter santri

3,4,5,6

12

10,11

3

Efektivitas pemberian reward dan punishment dalam menumbuhkan karakter

3.1 Efektivitas penerapan reward dan punishment

3.2 Kekurangan dan kelebihan penerapan reward dan punishment dalam menumbuhkan karakter santri

3.3 Hambatan dalam mengaplikasikan reward dan punishment

7,8,9

13

14,15

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Santri

No Tujuan Indikator Nomor Item

1 Penerapan reward dan punishment

1.1 Pemahaman santri tentang pentingnya karakter 1

2 Reward dan punishment dalam menumbuhkan karakter

2.1 Kegiatan yang mengandung pendidikan karakter

2.2 Kesan siswa terhadap penerapan reward dan punishment

2,3

4,5,6,7

3 Efektivitas pemberian reward dan punishment dalam menumbuhkan karakter

3.1 Dampak positif bagi karakter santri dari penerapan reward dan punishment

8,9,10,11

Page 52: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

36

3. Kuesioner/Angket

Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden

dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut.56

Kuesioner yang digunakan ialah kuesioner yang bersifat tertutup dan

dalam beberapa pertanyaan disertai dengan alasannya. Kuesioner tertutup

ialah daftar jawaban yang diberikan telah ditentukan oleh peneliti.

Kuesioner ini ditujukan kepada santri Pesantren Darus Sunnah yang

berjumlah 83 orang.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Untuk Santri

Pokok pertanyaan

Sub pokok pertanyaan Aspek yang diamati

Nomor Item

Efektivitas penumbuhan karakter melalui reward dan punishment

1. Santri 1.1 Aktivitas santri 1.2 Karakter santri

1,2,3 4,5

2. Guru/ ustadz

2.1 Konsistensi 2.2 Arahan dan

bimbingan

6,7 8.9

3. Reward dan Punishment

3.1 Respon santri terhadap reward dan punishment

3.2 Manfaat yang dirasakan santri

10,12,14,15

11,13

4. Dokumen

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang

berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu

berbentuk surat, catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto.

Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi

peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di

56 Juliansyah Noor, Metodoogi Penelitian, h. 139

Page 53: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

37

waktu silam.57 Dalam hal ini saya menggunakan dokumen berupa tata

tertib yang berlaku di Pesantren Darus Sunnah, selain itu dokumentasi

juga diperlukan dalam penelitian ini.

D. Unit Analisis

Sebagaimana yang dikatakan Spradley bahwa obyek penelitian yang

diobservasi adalah situasi sosial. Pada masalah yang ditemukan peneliti maka

dapat dijelaskan bahwa tempatnya adalah lingkungan Pondok Pesantren

Darus Sunnah Ciputat, baik di asrama maupun di Madrasah. Pelaksananya

adalah guru pengajar. Pengajar di Madrasah Darus Sunnah terdiri dari 25

orang sedangkan guru yang diwawancarai berjumlah 6 orang. Adapun santri

yang menjadi analisis adalah santri tingkat Madrasah Tsanawiyah dan ISDAR

dengan jumlah santri yang diwawancarai adalah 8 dan diberikan

angket/kuesioner berjumlah 83 orang. Kegiatan santri yang diteliti adalah

yang berhubungan dengan penumbuhan karakter melalui cara pemberian

reward dan punishment.

E. Uji Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data agar dapat

menghasilkan data yang akurat maka penulis menggunakan metode

triangulasi data, yang merupakan sebuah proses penguatan data yang

diperoleh dari berbagai sumber yang menjadi bukti temuan. 58

1. Triangulasi Sumber

Untuk menguji keabsahan data yang dilakukan dengan cara mengecek

data yang didapatkan melalui beberapa sumber yang diantaranya dalam

penelitian ini menguji tentang penerapan reward dan punishment dalam

menumbuhkan karakter mulia santri maka pengumpulan dan pengujian

data yang didapatkan melalui ke kiai atau pengajar, pengurus, dan santri.

Jadi dalam menguji data tersebut, maka peneliti membandingkan

57 Juliansyah Noor, Metodoogi Penelitian, h. 141 58 Emzir, Analisis Data Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),

h. 82

Page 54: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

38

informasi yang didapatkan dari beberapa sumber dengan keadaan di

lapangan. Kemudian data tersebut disusun dan dideskripsikan.

2. Triangulasi Teknik

Untuk menguji keabsahan data atau temuan penelitian. Triangulasi

teknik ini dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik

pengumpulan data yang ada untuk mendapatkan data yang sama. yakni

dengan melakukan wawancara, angket/kuesioner dan observasi.

Wawancara tersebut dilakukan kepada guru/ustadz, santri dan pengurus

ISDAR. Sedangkan angket tersebut hanya ditujukan kepada santri

Madrasah.

3. Triangulasi Waktu

Dalam penelitian waktu juga sering mempengaruhi keabsahan data.

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara disesuaikan dengan

waktu kegiatan di pesantren berdasarkan kebutuhan penelitian. Dalam hal

pengujian keabsahan data tersebut peneliti melakukan pengecekan

dengan wawancara, angket dan observasi, atau dengan teknik yang

lainnya dalam waktu yang berbeda. Bila hasilnya berbeda, maka

dilakukan berkali-kali sampai ada titik kepastian dan kejenuhan dalam

pengujian data tersebut.59

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah pengumpulan data dalam waktu tertentu. Pada

saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan kegiatan data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis

data ialah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden.

59 Ibid, h. 274

Page 55: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

39

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Reduksi data merupakan proses berfikir

sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasaan serta kedalaman

wawasan yang tinggi. Adapun data yang direduksi adalah berupa hasil

wawancara, angket dan dokumen. Dari seluruh hasil wawancara yang

dilakukan oleh penulis, ada beberapa data yang memang memiliki

kesamaan sehingga data tersebut tidak dicantumkan seluruhnya.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi maka selanjutnya ialah mendisplay data. Dalam

penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori dan sebagainya. Dengan mendisplay data

dapat mempermudah untuk memahami apa yang terjadi dan melanjutkan

rencana selanjutnya.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

Kesimpulan yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga

setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,

hipotesis atau teori.60 Dari beberapa data yang diperoleh dari hasil

penelitian berupa data wawancara, angket dan observasi, penulis

mendeskripsikan hasil temuan tersebut kemudian ditarik kesimpulan.

60Ibid, h.247-252

Page 56: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil Pesantren Darus Sunnah

Nama Sekolah : Pesantren Darus Sunnah

NIS/NPSN Madrasah : -

Status Sekolah : Swasta

Bentuk Pendidikan : Mahasantri dan Madrasah (setara Tsanawiyah dan

Aliyah

Status Akreditasi : -

Tahun Berdiri : Pesantren 1996, Madrasah 2014

Alamat Lengkap : Jl. SD Inpres No.11, Pisangan Barat, Ciputat,

Cireundeu, Kec. Ciputat Timur Kota Tangerang

Selatan, Banten.

No. Telepon : (021) 290 475 54

Alamat website : www.darussunnah.ponpes.id

2. Sejarah Singkat Berdirinya Pesantren Darus Sunnah

Pesantren Darus Sunnah merupakan sebuah pesantren yang didirikan

oleh KH. Ali Mustafa Yaqub, MA. yang terletak di Jl. SD Inpres No.11,

Pisangan Barat, Ciputat, Cireundeu, Kec. Ciputat Timur Kota Tangerang

Selatan, Banten. Darus Sunnah ini bermula dari sebuah pengajian yang

hanya diikuti oleh tiga mahasiswa di ruang tamu rumah KH. Ali Mustafa

Yaqub, MA., ketiga orang ini yakni Ali Nurdin (saat ini menjabat sebagai

Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan Institut PTIQ Jakarta),

Saifuddin (kini menjadi penghulu di Brebes Jawa Tengah) dan Khairul

Mannan (kini mengajar di Brunei Darussalam). Pengajian ini berlangsung

pada tahun 1996.

Melihat semangat belajar yang tinggi dari ke tiga santri tersebut, KH.

Ali Mustafa Yaqub merasa terharu dan tergerak hatinya untuk mendirikan

sebuah pesantren yang selain berfungsi sebagai tempat belajar-mengajar

agama, santri juga bisa tinggal dan menetap dipesantren. Alasannya, jika

40

Page 57: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

41

terjadi halangan aktifitas pengajian seperti hujan para santri tetap

menghadiri pengajian, selain itu beliau juga tidak ingin menyia-nyiakan

semangat mahasiswa tersebut yang terus menerus datang mengaji.

Gayung bersambut, secara kebetulan beliau memiliki sepetak tanah di

belakang rumah. Hal tersebut menjadi langkah awal bagi beliau untuk

membuat sebuah asrama santri meski tempatnya terbatas. Namun hal itu

justru membuat minat orang-orang untuk menjadi santri beliau kian

membludak. Suatu ketika, ditengah usaha beliau membangun asrama, ada

seorang kiai dari Kaliwungu Jawa Tengah, KH. Dimyati Rais, berkunjung

ke rumah beliau. Kiai Dimyati mengatakan bahwa tanah yang ada di

sebelah rumah beliau kelak akan menjadi pesantren sekaligus asrama

putra. Sementara asrama yang sedang dibangun di belakang rumah adalah

khusus untuk santri putri. Tentu saja ucapan Kiai Dimyati yang merupakan

doa tersebut diamini oleh beliau meskipun sebenarnya tanah itu bukan

miliknya, sikap optimis KH. Ali Mustafa Yaqub ini membuat menteri

Agama saat itu, Bapak Tarmizi Taher, tertarik untuk membantu

mewujudkan keinginan beliau.

Melihat kepandaian ketiga mahasiswa tersebut, khususnya dalam

bidang Hadis, sekelompok mahasiswa mulai berdatangan mengikuti

pengajian tersebut dan menyatakan niatnya untuk mengaji bersama.

Keinginan mereka itupun akhirnya mendapat sambutan hangat, dan pada

saat itu juga mereka secara resmi mengikuti pengajian.

Seiring berjalannya waktu, peserta pengajian semakin bertambah. Di

satu sisi hal ini menunjukkan sebuah kemajuan, namun di sisi lain

sebaliknya. Sebab ruang tamu yang selama ini dijadikan sebagai kelas tak

mampu lagi menampung mereka. Dan jika tidak segera ditangani, proses

pengajian tersebut akan tersendat. Namun ini masih bisa diatasi, karena

masih ada ruang keluarga yang kapasitasnya lebih besar.

Keputusan megalihkan lokasi masjid ini dirasa cukup tepat sebab tidak

lama kemudian peserta pengajian bertambah lagi menjadi 40 orang. Dan

lebih mengesankan lagi, jumlah tersebut bukan sekedar kuantitas belaka,

Page 58: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

42

melainkan komitmen dan semangat peserta pengajianpun cukup besar. Hal

ini dibuktikan ketika Jakarta dilanda hujan lebat sehingga nyaris

menyebabkan banjir tahun 1997 lalu, seluruh peserta pengajian tetap

semangat hadir di pengajian.

Adapun sistem perkuliahan di Perguruan Tinggi yang dipakai adalah

sistem diskusi, yaitu santri mendapat tugas dari guru untuk mendiskusikan

berbagai permasalahan bersama temannya. Sampai saat ini, para santri

Darus Sunnah pun kian bertambah. Sistem perkuliahan atau pembelajaran

pun semakin meningkat. Semua dilakukan dengan tujuan agar dapat

mencetak para santri yang paham betul dengan ilmu-ilmu agama

khususnya ilmu hadis.

Sistem pembelajaran di Darus Sunnah adalah usaha kombinasi antara

sistem pendidikan pesantren dengan Perguruan Tinggi, juga antara praktis

pengalaman dan budaya kajian pemikiran. Masa pendidikan terhitung 4

tahun atau 8 semester setingkat sarjana dan mendapat predikat lulusan

License (Lc.). Waktu pembelajaran terbagi menjadi 2, yaitu pengajian pagi

pukul 05.00 sampai 06.30 dan pengajian malam pukul 20.00 sampai

21.30.61

Pada tahun 2014, Darus Sunnah mendirikan sebuah Madrasah yang

disebut dengan Madrasah Darus Sunnah. Madrasah Darus Sunnah

merupakan lembaga pendidikan enam tahun setara Tsanawiyah dan Aliyah

yang memiliki visi “Mencetak Generasi Ulama Sejak Dini”. Saat ini,

Madrasah Darus Sunnah sudah memasuki tahun ke-enam, yang terdiri dari

kelas I, II dan III yang setara dengan Tsanawiyah dan IV, V dan VI setara

dengan Aliyah. Berbeda dengan Mahasantri yang santrinya terdiri dari

santri putra dan putri, santri Madrasah Darus Sunnah hanya terdiri dari

santri putra, yang mana saat ini jumlah santri Madrasah sudah berjumlah

148.

61 Sejarah Pesantren Darus Sunnah, http://darussunnah.id/profil-darsun, diakses pada tanggal 24 Agustus 2019 pada pukul 11.35

Page 59: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

43

Dalam proses pembelajarannya, santri Madrasah Darus Sunnah

dibekali ilmu agama dan umum sebagai modal dasar pengetahuan mereka.

Didampingi oleh guru-guru yang berpengalaman dibidangnya, Madrasah

Darus Sunnah diharapkan menjadi wadah menempa karakter yang unggul

dalam bidang keagamaan serta mampu menjadi pencerah bagi khalayak

umum.62

Santri Darus Sunnah memiliki ciri khas yang di sebut dengan

TRILOGY DARUS SUNNAH yang memiliki tiga aspek dalam kegiatan

di Pesantren Darus Sunnah, yaitu:

a. Dirasah

Dirasah atau kegiatan belajar mengajar merupakan hal terpenting dan

harus diutamakan dalam menuntut ilmu, karena sejatinya kedatangan

mereka ke Darus Sunnah untuk mencari ilmu.

b. Munadzamah

Munadzamah atau kegiatan keorganisasian menjadi peringkat kedua

setelah dirasah yang harus diutamakan oleh santri. Salah satu pesan

yang disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA.,

mengatakan bahwa seseorang yang mempunyai banyak ilmu dan tidak

mempunyai pengetahuan dalam hal keorganisasian, maka dia akan

mendapati kesulitan dalam memanfaatkan dan menyebarkan ilmu yang

dimilikinya.

c. Istijmam

Istijmam atau rekreasi merupakan salah satu khas yang dimiliki oleh

Darus Sunnah, setelah santri belajar dengan sungguh-sungguh dan

disibukkan dengan kegiatan keorganisasian, maka tibalah untuk pergi

ke tempat rekreasi guna merefresh dan mengistirahatkan diri dan

pikiran sebelum memasuki semester baru. Di sana setiap angkatan

mahasantri akan menampilkan kreasi dan bakat mereka, dan juga akan

dilaksanakan serah terima jabatan kepengurusan IMDAR (Ikatan

62 Madrasah Darus Sunnah, https://web.facebook.com/madrasah.darussunnah, diakses pada tanggal 26 September 2019 pada pukul 11.38 WIB

Page 60: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

44

Mahasantri Darus Sunnah) lama kepada kepengurusan IMDAR yang

baru.63

Dari ketiga unsur trilogy tersebut, diharapkan mampu menumbuhkan

karakter santri yang diinginkan oleh Darus Sunnah. Karakter tersebut

tercermin pula dalam logo Darus Sunnah

Gambar 4.1

Logo Pesantren Darus Sunnah

Logo Darus Sunnah memiliki makna filosofis yang mencerminkan

karakter yang harus dimiliki santri terdiri dari tiga unsur yakni:

القوة يف االعتقاد

Strong in Principle

Kokoh dalam Prinsip

الوضوح يف الوقف

Clear in Attitude

Tegas dalam Sikap

اللني يف االداء

Flexible in Performance

Luwes dalam Penampilan64

63 Trilogy Darus Sunnah, http://darussunnah.id/ , diakses pada tanggal 26 September 2019 pada pukul 11.58 WIB

Page 61: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

45

3. Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Darus Sunnah

Visi dan misi dari Pondok Pesantren Darus Sunnah ialah sebagai

berikut:

a. Visi : mengkader ulama sejak usia dini

b. Misi : Menyelenggarakan pendidikan agama yang syamil (holistik)

berbasis:

1) Al-Quran dan hadis

2) Kitab kuning

3) Bahasa, sosial, seni dan budaya

4) Sains dan teknologi

5) Kewargaan dan keterampilan

Adapun tujuan didirikannya Pesantren Darus Sunnah ini adalah untuk

menyiapkan generasi yang memahami agama Islam yang benar

sebagaimana diamalkan salafus shalih. Pesantren ini juga mengembangkan

dan menyebarkan hadis serta ilmunya, baik dalam studi dan pengalaman.

Selain itu, Darus Sunnah juga memiliki prospek lulusan. Lulusan

santri diharapkan mampu:

a. Menguasai ilmu agama Islam secara holistik-komprehensif dengan

basis al-Quran hadis dan kitab kuning

b. Mampu berkomunikasi aktif dengan bahasa Arab dan Inggris

c. Memiliki hafalan al-Quran, hadis, dan kitab kuning

d. Istiqomah berakhlak mulia sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw

e. Memiliki komitmen yang tinggi untuk berdakwah sesuai dengan

tuntunan Rasulullah saw (ihya’ al-sunnah).

4. Program Pembelajaran Pondok Pesantren Darus Sunnah

Program unggulan yang dimiliki oleh pesantren Darus Sunnah ialah:

64 Karakter Santri dalam Filosofi Darus Sunnah, http://darussunnah.id/karakter-santri-dalam-filosofi-logo-darus-sunnah-mengenang-1000-hari-wafatnya-sang-kiai/, diakses pada tanggal 26 September 2019 pukul 11.21

Page 62: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

46

a. Integrated curriculum (pendidikan terintegrasi), yaitu pelajaran

diberikan secara holistik, berkaitan, berkesinambungan di Madrasah

dan asrama

b. Habitual curriculum (pembiasaan nilai-nilai), yaitu materi ajar bersifat

teoritik dan praktik untuk kemudian dibiasakan mengamalkan ajaran

Islam dalam kehidupan sehari-hari melalui program Ihya’ al-Sunnah.

c. Active learning (partisipatif-kolaboratif; sorogan), yaitu santri

dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran dan penanaman

nilai.

d. Multiple intellegences, yaitu santri ditumbuhkembangkan potensi

kecerdasannya

e. Life skill and vocational skill, yaitu santri dibekali keterampilan dan

keahlian yang kompetitif

f. Billingual, yaitu santri dibiasakan agar mampu berkomunikasi dan

berkarya dalam bahasa Arab dan Inggris.

5. Guru dan Staf Pondok Pesantren Darus Sunnah

Pesantren Darus Sunnah yang didirikan oleh K.H Mustafa Ali Yakub ini:

Tabel 4.1

Data Guru dan Staf Pesantren Darus Sunnah

No Jabatan Jumlah 1 Ketua Yayasan beserta staf jajarannya 5 2 Guru Yayasan 4 3 Guru Tetap 11 4 Guru Honorer 5 5 Staf Tata Usaha 1 6 Ketua Asrama 1 7 Musyrif 6 8 Pegawai Dapur 3 9 Pegawai Laundry 3 10 Security 3 11 OB 3

TOTAL 45

Page 63: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

47

6. Data Santri Pesantren Darus Sunnah

Santri Pesantren Darus Sunnah terdiri dari Mahasantri yang berarti

tingkat mahasiswa dan mahasiswi serta santri tingkat Madrasah Pesantren

Darus Sunnah yang seluruhnya adalah santri laki-laki, yakni dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 4.2

Data Mahasantri Pesantren Darus Sunnah

No Tingkat Semester Jumlah

1 Mahasantri Tingkat I I dan II 44

2 Mahasantri Tingkat II III dan IV 44

3 Mahasantri Tingkat III IV dan V 44

4 Mahasantri Tingkat IV V dan VI 40

TOTAL 172

Tabel 4.3

Data Mahasantri berdasarkan Jenis Kelamin

No Mahasantri Jumlah

1 Mahasantri Putra 102

2 Mahasantri Putri 70

TOTAL 172

Tabel 4.4

Data Santri Madrasah Pesantren Darus Sunnah

No Tingkat Kelas Jumlah

1 Madrasah Tsanawiyah I 31 santri

2 Madrasah Tsanawiyah II 27 santri

3 Madrasah Tsanawiyah III 30 santri

4 Madrasah Aliyah IV 22 santri

5 Madrasah Aliyah V 22 santri

6 Madrasah Aliyah VI 16 santri

TOTAL 148 santri

Page 64: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

48

7. Struktur Organisasi

Gambar 4.2 Struktur Organisasi dan Tata Kelola Madrasah Darus Sunnah

8. Sarana dan Prasarana Pesantren Darus Sunnah

Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana Pesantren Darus Sunnah

No Jenis sarana prasarana Jml

Kondisi Kategori kerusakan Baik rusak ringan sedang berat

1 Ruang kelas 6 6 - - - -

2 Perpustakaan 1 1 - - - -

3 R. Pimpinan 1 1 - - - -

4 R. Guru 1 1 - - - -

5 R. Tata usaha 1 1 - - - -

6 Tempat ibadah 1 1 - - - -

7 R. UKS - - - - - -

8 Gudang 1 1 - - - -

9 Toilet Guru 4 4 1 - 1 -

10 Toilet Siswa 16 16 2 - 2 -

11 Tempat olah

raga 1 1 - - - -

Page 65: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

49

12 R. Kantin 1 1 - - - -

13 R. Tamu 3 3 - - - -

14 Asrama siswa 5 5 - - - -

15 R. Koperasi 1 1 - - - -

16 R. Sekurity 1 1 - - - -

17 R. OB 1 1 - - - -

18 R. Pantry 1 1 - - - -

19 Mes/Rumah

Dinas Guru 6 6 - - - -

20 Lahan parkir 1 1 - - - -

21 Taman/RTH 7 7 - - - -

22 R. lab komputer 1 1 - - - -

23 Komp. Kantor 3 3 - - - -

24 Komputer lab 10 3 7 2 3 2

25 Student centre - - - - - -

26 R. Lab IPA - - - - - -

9. Kegiatan Santri di Pondok Pesantren Darus Sunnah

Kegiatan wajib santri yang diselengggarakan di Pesantren Darus

Sunnah ialah sebagai berikut:

1. Kegiatan wajib asrama

Kegiatan wajib asrama merupakan kegiatan yang dimulai dari

pukul 15.00 s.d 07.00 yang diatur oleh ketua asrama dan wali asuh.

Dalam setiap akan melakukan kegiatan pembelajaran, santri

melaksanakan apel terlebih dahulu, tujuannya ialah untuk mengetahui

kesiapan siswa dalam belajar dan biasanya pada kegiatan apel tersebut

merupakan waktu pemberian konsekuensi bagi santri yang melanggar.

Adapun apel yang dilaksankan berjumlah 5 kali dalam sehari. Kegiatan

tersebut ialah.

a. Shalat tahajjud yang diwajibkan bagi seluruh santri

Page 66: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

50

b. Shalat lima waktu dilaksanakan secara berjamaah dan kemudian

membaca al-Quran (tadarus)

Gambar 4.3 Suasana berjamaah

c. Apel membaca nadzam-nadzam, diantaranya nadzam baiquniyah,

aqidatul awam, dan ta’lim mutaallim.

Kemudian, kegiatan selanjutnya diserahkan kepada pihak sekolah

sampai waktu asar tiba. Pukul empat sore merupakan kegiatan

wajib asrama kembali, yaitu:

d. Mengaji sore yang dilaksanakan pada pukul 17.00 sampai waktu

menjelang maghrib

e. Persiapan shalat berjamaah maghrib dengan membaca al-Quran,

kemudian shalat berjamaah maghrib

f. Mengaji tahsin al-Quran

Gambar 4.4 Suasana mengaji dan menghafal

Page 67: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

51

g. Berjamaah isya

h. Makan malam

i. Apel persiapan mengaji

j. Mudzakarah yang dilaksanakan dari pukul 20.00-21.30

k. Apel persiapan istirahat, tujuannya untuk memastikan bahwa

semua santri berada di asrama

l. Istirahat tidur pada pukul 23.00

Gambar 4.5 Suasana apel malam membaca nadzam

2. Kegiatan wajib madrasah

Kegiatan wajib madrasah merupakan kegiatan wajib yang dimulai

pada pukul 07.00 s.d 15.00. Adapun kegiatan yang dilaksankan

diantaranya ialah:

a. Apel pagi sebelum melaksanakan pembelajaran

Gambar 4.6 Suasana apel pagi dan persiapan sekolah

Page 68: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

52

b. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan dari pukul

07.30 s.d 14.30

Gambar 4.7 Suasana kegiatan belajar mengajar

3. Kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang bertujuan

untuk mengembangkan minat dan bakat santri di luar bidang

akademik. Kegiatan ekstrakurikuler ini diwajibkan bagi santri minimal

1 orang mengikuti satu ekskul. Waktu pelaksanaannya dilakukan setiap

hari Rabu dan Jumat. Adapun ekstrakurikuler yang ada di Madrasah

Darus Sunnah ini ialah:

a. Pramuka

b. Kaligrafi

c. Public speaking

d. Pencak silat

e. Marawis

f. Hadroh

g. Qori

h. Lembaga pers santri

i. Multimedia vidiografi

Page 69: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

53

Gambar 4.8 Salah satu kegiatan ekstrakurikuler

10. Tata Tertib dan Peraturan

Tata tertib ini merupakan tata tertib yang diberlakukan bagi

Mahasantri yang terdiri dari kewajiban santri, peringatan, dan bentuk

hukuman.

a. Kewajiban Santri

Kewajiban santri ialah menjaga akhlak dan mematuhi terhadap

seluruh peraturan yang berlaku

1) Menetap di pesantren

2) Istiqomah dalam mengikuti pelajaran yang ada di pesantren

3) Berusaha menjaga akhlak dan berjamaah

4) Menjaga kebersihan, keindahan dan segala hal yang menyangkut

jasmani dan lingkungan pesantren

5) Berpakaian bersih dan rapi

6) Membayar SPP tepat waktu

7) Wajib menggunakan dua bahasa (Arab-Inggris)

b. Peringatan

1) Pelanggaran Ringan

a) Terlambat belajar (mudzakarah dan halaqah)

b) Menonton televisi pada waktu belajar dan shalat berjamaah

c) Bertengkar, berkelahi atau berbicara tidak baik

d) Membawa tamu ke kamar

Page 70: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

54

e) Ghosob

f) Mengambil barang-barang secara berlebihan

g) Menggunakan fasilitas yang dilarang pesantren

h) Membuang sampah sembarangan

i) Keluar masuk pesantren lebih dari pukul 23.00 WIB

2) Pelanggaran Sedang

a) Membawa barang-barang elektronik atau alat musik (misal

gitar dll)

b) Menginap di kosan orang lain

c) Tidak mematuhi kewajiban dan tidak menjaga kebersihan

3) Pelanggaran Berat

a) Ghoib lebih dari dua kali

b) Merokok di pesantren

c) Melakukan kekerasan dan alat tajam

c. Hukuman

1) Untuk pelanggaran ringan diberikan peringatan dengan nasihat

2) Untuk pelanggaran sedang diberikan SP

3) Untuk pelanggaran berat yaitu diserahkan kepada khadimul

ma’had atau dikeluarkan secara wajib.

Adapun Tata tertib yang diberlakukan bagi santri tingkat Madrasah di

Pesantren Darus Sunnah bersifat tidak tertulis. Tata tertib ini dibuat

berdasarkan kesepakatan bersama antara guru, pengurus, dan santri. Hal

itu berdasarkan pesan dari pendiri yang tidak memperbolehkan adanya

peraturan tertulis karena dikhawatirkan tidak relevan dan adanya

ketidakkonsistenan dari pengurus itu sendiri.

Adapun konsekuensi diberikan sesuai dengan pelanggaran-pelanggaran

yang dilakukan. Dalam memberikan konsekuensi, Darus Sunnah

menggunakan sistem kekeluargaan, dimana dalam hal ini melibatkan

seluruh pihak untuk mendidik anak-anak. Orang tua menitipkan anaknya

di Pesantren bukan berarti lepas tangan, namun orang tua tetap dilibatkan

Page 71: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

55

untuk mendidik anak dan diberitahukan perkembangan anaknya termasuk

dalam hal memberikan konsekuensi.

Adapun beberapa kewajiban yang harus ditaati santri ialah sebagai

berikut:

a. Kegiatan belajar mengajar

1) Melaksanakan apel setiap akan melangsungkan kegiatan

pembelajaran (5 kali dalam satu hari)

2) Membaca nadzom baiquniyah, aqidatul awam, ta’limul muta’allim

setiap apel pagi

3) Hadir tepat waktu

b. Peribadahan

1) Melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah

2) Wajib melaksanakan shalat tahajud dan dhuha

3) Wajib melaksanakan puasa sunnah senin dan kamis

4) Tadarus setiap selesai melaksanakan shalat secara bersama65

c. Aktivitas di Sekolah

1) Santri harus mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang

telah ditentukan

2) Wajib berseragam

3) Memiliki kitab pegangan

4) Saat KBM tidak diperkenankan keluar masuk kelas tanpa izin

5) Mematuhi instruksi dari pengajar

6) Tidak diperkenankan memakai buku, kitab dan baju yang bukan

miliknya

7) Santri tidak diperkenankan membawa makanan ke dalam kelas,

kecuali air putih.66

d. Keorganisasian

1) Setiap anak harus mengikuti minimal satu ekstrakurikuler

65 Hasil Wawancara dengan ust Subkhan Makhsuni, Ketua Asrama, pada tanggal 6 September 2019 pukul 14.00 66 Hasil wawancara bersama ust Tubagus, Waka Kesiswaan, pada tanggal 11 September 2019 pukul 09.00

Page 72: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

56

2) Setiap angkatan harus ada perwakilan untuk menjadi anggota

ISDAR (Ikatan Santri Darus Sunnah

e. Aktivitas di Asrama

1) Mengaji tepat waktu, yaitu pada waktu setelah shalat subuh,

mengaji tahsin selepas maghrib dan mudzakarah pada pukul 20.00-

21.30

2) Waktu istirahat pada pukul 23.00

3) Tidak diperkenankan membawa barang elektronik seperti

handphone, musik box dan laptop, kecuali kamera

4) Santri hanya diperkenankan mambawa baju 10 potong

5) Dilarang membawa jeans

6) Harus menjaga kebersihan

7) Harus melaksanakan jadwal piket yang telah ditentukan 2 kali

dalam sehari yakni setelah subuh dan setelah asar

8) Melaksanakan piket besar yaitu setiap hari Jumat pagi

9) Harus menggunakan bahasa Arab dan Inggris, dengan pembagian

Sabtu sampai Senin menggunakan bahasa Arab dan Selasa sampai

Rabu menggunakan bahasa Inggris

f. Kunjungan dan Perizinan

1) Kunjungan boleh dilakukan setiap hari selain waktu pembelajaran

2) Perizinan pulang hanya diperbolehkan 3 hari dalam satu semester

dengan mempertimbangkan alasannya

3) Mengajukan perizinan pulang hanya kepada ketua asrama

4) Perizinan keluar yang masih dalam lingkungan Ciputat boleh

kepada wali asuh/pembina kamar

5) Teknis perizinan; harus membawa paspor yaitu kartu izin yang

akan diisi oleh pengurus dan diberikan kepada satpam kemudian

Page 73: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

57

diambil setelah kembali lagi ke pesantren sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan.67

B. Hasil Penelitian dan Penemuan

1. Penerapan Reward dan Punishment dalam Pendidikan di Pesantren

Darus Sunnah

Darus Sunnah merupakan sebuah lembaga pendidikan pesantren yang

di dalamnya terdapat beberapa tingkatan, yaitu tingkat mahasiswa yang

merupakan dasar awal berdirinya Darus Sunnah dan tingkat madrasah;

MTs dan MA yang dalam pelaksanaannya, keduanya merupakan satu

paket selama enam tahun. Sehingga penyebutannya pun dimulai dari kelas

I, II, III, IV, V dan VI. Pada awal pembentukannya, Madrasah Darus

Sunnah sepakat untuk menggunakan sistem multiple intellegences yang

dipopulerkan oleh Howard Gardner.

Adapun dalam pelaksanaannya, Darus Sunnah kurang lebih

menggunakan sistem multiple intellegences yang diambil dari Munif

Chatib. Sistem multiple intellegences ini percaya bahwa setiap anak itu

cerdas, dan tentunya kecerdasan ini menempati kecerdasannya masing-

masing, ada anak yang memiliki kecerdasan logika-matematika, bahasa,

musikal, visual-spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan

natural. Semua keberagaman itu tentunya harus dikembangkan, jangan

sampai guru mematikan minat dan bakat anak hanya karena guru menilai

dari satu sisi tanpa mengetahui sisi kecerdasan lainnya dari seorang anak.

Setiap manusia yang terlahir ke dunia ini dalam keadaan yang

berbeda-beda. Perbedaan genetik itu tentunya juga ditambah dengan

pengaruh lingkungan keluarga, pendidikan, masyarakat dan lingkungan

lainnya. Oleh sebab itu, dari kombinasi perbedaan genetik dan perbedaan

pengalaman hidup tersebut mentransformsi seorang manusia menjadi

individu yang memiliki karakter dasar (potensi, minat dan bakat) yang

67 Hasil wawancara dengan Ust Subkhan Mahsuni, ketua asrama, pada tanggal 6 September pukul 14.00

Page 74: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

58

unik. Artinya tidak ada seorang manusia pun di dunia ini yang memiliki

karakteristik yang benar-benar sama.68

Dalam penelitian yang saya lakukan ini mengenai penumbuhan

karakter santri melalui pemberian reward dan punishment. Dengan

keadaan yang berbeda-beda tersebut seperti yang telah dikemukakan oleh

Munif Chatib, saya ingin meneliti sebuah lingkungan pesantren yang mana

karakter anak tersebut sudah terbentuk sebelumnya. Artinya apakah upaya

dalam pemberian reward dan punishment di Darus Sunnah dapat

membantu dalam penumbuhan karakter.

a. Reward di Pesantren Darus Sunnah

Adapun dalam pemberian reward, Darus Sunnah memiliki

berbagai cara, baik reward berupa materi ataupun pujian. Namun

dalam pemberian reward ini diberikan hanya ketika ada kegiatan-

kegiatan tertentu, diantaranya seperti lomba-lomba yang merupakan

sebuah wadah bagi santri untuk belajar. Darus Sunnah sendiri tidak

menggunakan sistem rangking atau peringkat, karena guru-guru

sepakat bahwa anak memiliki kecerdasannya masing-masing, maka

dari itu jika ada anak yang kurang dalam bidang pelajaran maka guru

berusaha mencari letak kecerdasan anak tersebut. Hal itu sesuai dengan

hasil wawancara dengan ust Hanifudiin yang menyatakan bahwa:

“Bentuk reward yang diberlakukan memang tidak terlalu ditonjolkan karena di sini tidak diberlakukan reward berupa peringkat, hal itu bertujuan untuk mengikis persepsi bahwa kepintaran itu hanya diukur dengan nilai-nilai berupa angka. Namun di sini kita selalu berusaha bagaimana anak sebandel atau selambat apapun dalam menerima pelajaran kita mencari sisi mana yang bisa diberi reward, hal itu tentunya kembali kepada konsekuensi dari multiple intellegences.”69

Reward yang diberikan kepada santri harus mampu

mengembangkan karakter santri. Adapun bentuk-bentuk reward yang

biasa diberikan di Darus Sunnah seperti:

68 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2019), Edisi ketiga, cet. 1, h. 11 69 Hasil Wawancara dengan ustadz Hanif, pada tanggal 9 Agustus 2019, pukul 10.00 WIB

Page 75: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

59

a) Pujian; memberikan ucapan selamat, menjadi contoh yang baik

bagi teman-teman, pandai dan rajin dalam belajar, dan lain

sebagainya.

b) Perlakuan; seperti mempersilahkan barisan terapi ketika untuk

masuk kelas terlebih dahulu saat apel.

c) Hadiah; uang, barang, makanan, tasyakuran, sertifikat dan wisuda.

Pemberian sebuah reward hanya dilakukan ketika ada momen-

momen tertentu saja, seperti biasanya pesantren mewadahinya melalui

kegiatan wisuda amsilati yang dikhususkan bagi santri kelas 1 yang

telah menyelesaikan amsilati, kegiatan lomba-lomba maupun pujian

yang diberikan kepada anak-anak yang sepantasnya mendapatkan

pujian. Reward tersebut bisa diberikan oleh siapa saja, seperti dari

guru-guru maupun sikap dari teman-teman.

Gambar 4.9 Salah satu kegiatan lomba Muharram

b. Punishment di Pesantren Darus Sunnah

Setiap lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal pasti

memiliki sebuah peraturan atau tata tertib yang harus ditaati oleh

peserta didik. Hal itu tentunya bertujuan untuk mendisiplinkan peserta

didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, terlebih pesantren

merupakan kegiatan proses pembelajaran 24 jam yang segalanya diatur

dan dikondisikan.

Tata tertib yang berlaku di Pesantren Darus Sunnah berupa tata

tertib tertulis dan non tulis. Adapun tata tertib yang diterapkan bagi

Page 76: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

60

santri madrasah ialah tata tertib yang tidak tertulis. Tata tertib yang

diberlakukan di pesantren ini bersifat kekeluargaan yang dalam

pelaksanaanya selalu melibatkan berbagai pihak, yaitu ustad, santri dan

orang tua. Sehingga tata tertib tersebut pun dibentuk dan disusun

berdasarkan kesepakatan bersama.

Hal itu berdasarkan wawancara dengan ketua asrama, yakni

Ustadz Subkhan yang menyatakan bahwa:

“Tata tertib yang diberlakukan di Pesantren Darus Sunnah bersifat tidak tertulis. Tata tertib ini dibuat berdasarkan kesepakatan bersama antara guru, pengurus, dan santri. Hal itu berdasarkan pesan dari pendiri yang tidak memperbolehkan adanya peraturan tertulis karena dikhawatirkan tidak relevan dan ketidakkonsistenan dari pengurus itu sendiri. Adapun untuk konsekuensi yang diberikan berdasarkan pelanggaran-pelanggarannya. Dalam memberikan konsekuensi, Darus Sunnah menggunakan sistem parenting, dimana dalam hal ini melibatkan semua pihak untuk mendidik anak-anak. Orang tua menitipkan anaknya di Pesantren bukan berarti lepas tangan, namun orang tua tetap dilibatkan untuk mendidik anak dan diberitahukan perkembangan anaknya termasuk dalam hal memberikan konsekuensi. Di satu sisi tentunya sangat memberatkan bagi kita, karena tidak semua orang tua mendukung apa yang dilakukan pesantren.”70

Dalam penerapan punishment, seperti yang dikemukakan oleh

salah satu ustadz Darsun, yaitu Ust. Hanif pada tanggal 9 Agustus

2019 pukul 10.00 WIB bahwa:

“Punishment yang diberlakukan untuk santri tidak menerapkan hukuman fisik. Meskipun pernah dalam satu kali terjadi sebuah hukuman fisik yang diberikan oleh OSIS yang dikenal dengan ISDAR (Ikatan Santri Darus Sunnah), dalam hal ini tidak menyebabkan luka berlebihan terbukti setelah menjalani pemeriksaan oleh dokter. Adanya hal tersebut tentunya mendapatkan komplain dari orang tua. Dengan adanya kejadian tersebut, para guru atau ustadz sepakat dan berkomitmen secara normatif tidak memberikan hukuman-hukuman fisik kepada para santrinya. Meskipun ada pasti langsung mendapatkan teguran dan

70 Hasil Wawancara dengan ustadz Subkhan Makhsuni, ketua asrama, pada tanggal 6 September 2019, pukul 13.00 WIB

Page 77: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

61

terbukti orang tuapun tidak mendapatkan keluhan apapun dari anaknya.71

Punishment yang diberikan harus mampu memperbaiki sikap

santri dan berdasarkan kesepakatan bersama. Adapun bentuk-bentuk

punishment yang biasa diterapkan di Darus Sunnah seperti:

1) Teguran

2) Membaca al-quran 1 juz di lapangan

3) Menghafal mufradat

4) Jika telat meminta maaf ke kelas lain

5) Membersihkan area tertentu

6) Membereskan Al-Quran

7) Menulis shalawat dan ayat Al-Quran

8) Membuat cerpen atau puisi

9) Push up

10) Dibotak

11) Denda

Dalam penerapan punishment, hendaknya diberikan secara

langsung, yakni ketika santri tersebut melakukan kesalahan maka saat

itu juga santri diberikan konsekuensi. Hal itu disebabkan karena jika

punishment tersebut ditunda maka santri tersebut akan merasa aman

dan berpotensi bisa melakukan kesalahan kembali. Adapun pihak

yang berwenang dalam memberikan konsekuensi ialah kepala sekolah,

waka kesiswaan, ketua asrama dan guru-guru.

Pemberian punishment ini juga diserahkan kepada sebuah

organisasi santri yang disebut dengan ISDAR (Ikatan Santri Darus

Sunnah) setara dengan OSIS di sekolah-sekolah umum. ISDAR ini

beranggotakan kelas 5 dan 6 yang terdiri dari beberapa bagian yakni

bagian ta’lim, bahasa, ubudiyah, keamanan, dan kebersihan . Sehingga

dalam pembagian pemberian hukuman, ada beberapa kegiatan yang

diserahkan oleh ustadz kepada pengurus ISDAR yakni untuk kelas I,

71 Hasil Wawancara dengan ustadz Hanif, pada tanggal 9 Agustus 2019, pukul 10.00 WIB

Page 78: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

62

II, III dan IV. Sedangkan bagi kelas V dan VI ditangani secara

langsung oleh ustadz.

Gambar 4.10 Suasana Pemberian Punishment

Gambar 4.11 Suasana Pemberian Punishment

Gambar 4.12 Suasana Pemberian Punishment

Salah satu kelemahan pada tata tertib yang diberlakukan di

pesantren Darus Sunnah ini ialah tata tertib tersebut tidak tertulis dan

Page 79: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

63

didokumentasikan sehingga dikhawatirkan akan melemahkan guru

atau pendidik ketika konsekuensi diberikan kepada santri.

2. Penumbuhan Karakter melalui Reward dan Punishment

Karakter santri dapat ditumbuhkan melalui berbagai macam cara,

salah satunya adalah dengan menerapkan reward dan punishment. Hal itu

sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan ke bebarapa guru, ketua

asrama, dan waka kesiswaan bahwa semuanya sepakat dengan pentingnya

menumbuhkan karakter santri, terlebih pesantren merupakan lembaga

yang berorientasi pada penumbuhan akhlak melalui pendekatan-

pendekatan spiritual, intelektual, emosional dan sosial. Para narasumber

pun sepakat bahwa reward dan punishment mempunyai peran penting

dalam menumbuhkan karakter anak, di samping beberapa upaya yang

dilakukan seperti memberikan pengarajan dan pengarahan, memberikan

contoh atau tauladan, teguran yang dilakukan secara berulang, mengulang-

ulang nasehat, ancaman, dan lain sebagainya.

Reward dan punishment bisa menjadi sebuah upaya yang bisa

menumbuhkan karakter santri karena anak-anak membutuhkan stimulus

untuk hal-hal yang baik salah satunya dengan reward apalagi jiwa-jiwa

masih mempunyai jiwa persaingan dan kecemburuan. Memberikan reward

pun harus sangat hati-hati, jangan sampai meninggikan satu dan

menjatuhkan anak lain. Reward yang diberikan tentunya harus ada unsur

keseluruhan. Sedangkan punishment itu sangat membantu untuk

menyadarkan dan memberikan pemahaman kepada mereka tentang

kesalahannya.72

Bentuk-bentuk reward dan punishment yang diberikan kepada santri

tentunya bukan hal yang bisa melumpuhkan apalagi mematikan potensi

santri. Sebaliknya reward dan punishment yang diterapkan harus

memberikan pengaruh bagi karakter santri. Terlebih dalam pemberian

punishment harus disesuaikan dengan kesalahan santri. Meskipun memang

72 Hasil wawancara dengan ust Subkhan Mahsuni, ketua asrama, pada tanggal 6 September pukul 14.00

Page 80: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

64

dalam penerapan reward dan punishment ini tentunya menimbulkan sikap

dan respon santri yang berbeda-beda. Ada santri yang ketika mendapatkan

reward, ia merasa senang karena usaha yang ia kerjakan dengan susah

payah mendapatkan hasil meskipun hanya dengan sebuah pujian hal itu

tentu bisa menjadikan akan lebih semangat dalam belajar maupun

melakukan kebaikan-kebaikan lainnya.

Selain itu ada pula santri yang biasa-biasa saja dan bahkan

menganggap bahwa reward itu tidak terlalu perlu, mengingat ada beberapa

dampak seperti si penerima reward akan melakukan hal-hal tertentu jika

mendapatkan reward saja ataupun si penerima reward akan dijauhi teman-

temannya dalam waktu sesaat.73 Namun di samping itu, tentunya santri

lain merasa termotivasi untuk melakukan hal-hal baik dan lebih rajin dan

giat dalam belajar.

Dalam menerima punishment pun demikian, ada berbagai macam

sikap dan respon santri, seperti ada yang merespon dengan biasa saja,

menyesali dengan benar-benar dan tidak melakukan kembali, marah dan

tidak terima, ada pula yang tetap mengulangi hal yang sama. Sayangnya,

dalam penerapan punishment ini perubahan sikap anak setelah

mendapatkan hukuman itu tentu ada perubahan, namun perubahannya

tersebut ada yang bisa bertahan dan tidak mengulanginya kembali ada juga

yang hanya bisa bertahan dalam jangka waktu 5 sampai 7 hari. Hal itu

berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa santri yang menyatakan

bahwa dia akan merasa jera ketika mendapatkan punishment dan enggan

untuk melakukan kesalahan lagi, dan ada beberapa pelanggaran yang bisa

dilakukan kembali dan biasanya itu hanya bertahan dalam jangka waktu 1

minggu. Namun, hal positif dari penerapan punishment ini apabila

konsekuensi bukan hanya berdampak pada santri yang menerima

punishment saja namun bisa juga berdampak kepada santri-santri lain, di

73 Hasil wawancara dengan Muhammad Rifki, santri kelas III Madrasah, pada tanggal 14 September pukul 13.10 WIB

Page 81: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

65

mana hal itu bisa menjadi sebuah pelajaran agar santri tidak melakukan hal

yang sama.

Terlepas dari respon dan sikap santri yang beragam, setiap pendidik

harus menyadari bahwa dalam menumbuhkan karakter anak yang baik

harus melalui proses yang panjang, tidak serta merta santri bisa berubah

saat itu juga. Pendidik juga harus melihat dari sisi pertumbuhan dan

perkembangan anak agar pendidik mampu memperlakukan anak dengan

cara yang sesuai pula. Dan tentunya melalui proses yang panjang itu,

pendidik tidak boleh putus asa dan harus tetap mengarahkan dan

menyadarkan santri.

Nilai-nilai karakter yang tumbuh dari penerapan reward dan

punishment ialah sebagai berikut:

a. Disiplin

Karakter ini tercermin dari sikap santri ketika dalam penerapan

punishment. Santri akan lebih menaati peraturan dan ada efek jera

ketika santri mendapatkan punishment. Sehingga hal itu menjadi salah

satu cara untuk mendisiplinkan santri di Pesantren Darus Sunnah.

b. Tanggung jawab

Karakter tangggung jawab ini juga merupakan sebuah sikap yang

tercermin dari penerapan punishment. Santri yang mampu menerima

segala konsekuensi dari apa yang telah dilakukannya merupakan

sebuah sikap tanggung jawab yang sangat diperlukan bagi setiap santri.

Santri suka rela dalam menerima konsekuensi atas apa yang telah

dilakukannya karena hal itu memang sudah disepakati terlebih dahulu.

c. Jujur

Karakter jujur merupakan sebuah sikap yang tercermin dari penerapan

reward dan punishment. Santri akan lebih menghargai usahanya

sendiri karena setiap usaha yang ia lakukan akan menjadi sebuah

penilaian yang mana penilaian-penilaian itu dapat dilihat dari berbagai

aspek kecerdasan anak bukan semata-mata sehingga hal itu bisa

menumbuhkan karakter jujur dari santri. Sedangkan dari punishment

Page 82: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

66

sendiri santri akan bersikap jujur dengan mengakui kesalahan yang

telah ia perbuat. Hal ini tercermin ketika santri tidak menggunakan

bahasa Arab-Inggris dalam kesehariannya. Seperti hasil wawancara

dengan salah satu pengurus ISDAR (Ikatan Santri Darus Sunnah)

ketika santri sedang dihukum saya bertanya mengenai bagaimana cara

mengetahui santri ini melanggar bahasa.

“Dalam hal ini kita mengandalkan kejujuran dari santri ka. Selepas shalat dhuhur biasanya kami meminta santri yang melanggar bahasa untuk berdiri ke depan, dan hasilnya mereka memang jujur bisa dilihat banyak santri yang dihukum di depan ini adalah karena kejujuran mereka.”74

Meskipun memang dalam hal ini ada saja beberapa santri yang ketika

melanggar tidak berlaku jujur seperti hasil wawancara dengan salah

satu santri yang mengatakan bahwa

“Pernah, seperti main warnet, pulang karena tidak izin. Hukumannya ke warnet push up, sedangkan untuk pulang tidak pernah dihukum karena tidak ketahuan bahkan teman-teman tau namun tidak melaporkannya. Dan ketika saya kembali ke pesantren, merasa aman-aman saja.”75

Dalam hal ini tentunya karena ada unsur kelalaian dari pengurus atau

ustadz yang tidak jeli ketika ada santri yang melanggar keluar

pesantren. Sehingga ketika santri melanggar dan tidak dihukum santri

tersebut akan merasa aman.

d. Sabar

Karakter sabar ini merupakan sebuah sikap yang tercermin dari

penerapan reward dan punishment. Artinya, santri harus sabar dalam

mengerjakan kebaikan maupun sabar dalam menerima konsekuensi.

Hal ini juga terlihat ketika santri suka rela melaksanakan hukuman

yang diberikan oleh ustadz maupun ISDAR.

74 Hasil Wawancara dengan Maksum, Pengurus ISDAR, pada tanggal 17 Oktober 2019 pukul 14.00 75 Hasil wawancara dengan Fadli, santri kelas III, pada tanggal 14 September 2019 pukul 13.00

Page 83: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

67

e. Semangat

Karakter semangat ini merupakan sebuah sikap yang tercermin dari

penerapan reward. Santri akan merasa semangat dan termotivasi ketika

melihat temannya mendapatkan reward. Seperti santri merasa

semangat ketika menghafal dan belajar amsilati karena di akhir tahun

bagi santri kelas 1 yang telah menyelesaikan hafalannya maka ia

diikutsertakan dalam kegiatan wisuda amsilati.

f. Mandiri

Karakter mandiri ini merupakan sebuah sikap yang tercermin dari

seorang santri, di mana santri selama 24 jam melakukan segala hal

dengan mandiri dan jauh dari orang tua. Salah satunya melalui

penerapan reward dan punishment, santri akan melakukan segala hal

dengan dengan menaati semua peraturan dan tata tertib pesantren.

Salah satu hal yang menarik dari kemandirian ini adalah terlihat dari

salah satu santri yang dia merupakan Anak Berkebutuhan Khusus

(ABK). Sebelum di pesantren, anak tersebut tergolong sangat malas

mengganti pakaian saat pulang sekolah namun ketika sudah di

pesantren perubahan itu terlihat dari anak tersebut selalu mengganti

pakaiannya sendiri.

3. Efektivitas Pemberian Reward dan Punishment dalam Menumbuhkan

Karakter

Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-

tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan

menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektivitas bisa

diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan

yang telah ditentukan.

Untuk memperoleh data mengenai efektivitas pemberian reward dan

punishment dalam menumbuhkan karakter mulia santri ini, peneliti

menyebarkan angket kepada 83 responden yang seluruhnya merupakan

santri Madrasah Tsanawiyah. Angket ini terdiri dari 15 pertanyaan berupa

Page 84: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

68

angket tertutup. Seluruh data dari angket ini dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis deskriptif yakni dari semua data yang

diperoleh disusun ke dalam tabel melalui perhitungan distribusi frekuensi

menggunakan presentase. Perhitungan presentasi tersebut ialah:

Keterangan:

P : Persentase

f : Frekuensi

n : Jumlah

Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut

Tabel 4.6

Kegiatan Santri

No Alternatif Jawaban Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

1 Apakah anda sering

terlambat masuk

kelas/mengaji?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

d. Tidak ada jawaban

2

58

23

-

2%

70%

28%

-

Jumlah 83 100%

2 Apakah anda memakai

seragam sesuai dengan

peraturan sekolah?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

d. Tidak ada jawaban

65

15

3

-

78%

18%

4%

-

P = f x 100 n

Page 85: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

69

Jumlah 83 100%

3 Apakah anda selalu

melaksanakan shalat

berjamaah?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

d. Tidak ada jawaban

61

21

1

73%

25%

1%

Jumlah 83 100%

Sumber : Pernyataan angket no.1 s.d 3

Berdasarkan tabel di atas, tanggapan responden terhadap pertanyaan

mengenai “Apakah anda sering terlambat masuk kelas/mengaji?” bahwa

yang menyatakan sering terlambat berjumlah 2 orang (2%), kadang-

kadang 58 orang (70%) dan tidak pernah 23 orang (28%), dengan

demikian mayoritas responden menyatakan kadang-kadang terlambat

masuk kelas. Sehingga dalam hal ini kedisiplinan santri masih harus

diperbaiki dengan cara lebih ditekankan lagi dalam hal kedisiplinan.

Adapun tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai

kesesuaian dalam berseragam bahwa yang menyatakan sering berjumlah

65 orang (78%), kadang-kadang 15 orang (18%) dan tidak pernah 3 orang

(4%), dengan demikian mayoritas responden menyatakan sering yang

berarti santri selalu menggunakan seragam dalam setiap pembelajaran di

Madrasah. Sehingga dalam hal ini kedisiplinan santri dalam hal

berseragam dinilai baik.

Sedangkan tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai

pelaksanaan shalat berjamaah diperoleh bahwa yang menyatakan sering

berjumlah 61 orang (73%), kadang-kadang 21 orang (25%) dan tidak

pernah 1 orang (1%), dengan demikian mayoritas responden menyatakan

sering yang berarti santri selalu melaksanakan shalat berjamaah yang

memang sudah menjadi kewajiban dalam peraturan di Pesantren. Terlebih

Page 86: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

70

dalam hal ini jika santri yang tidak berjamaah maka akan dikenakan

sanksi.

Dari ketiga pertanyaan mengenai kegiatan santri ini, tentunya

berhubungan dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Pesantren yang

dalam hal ini berdasarkan kesepakatan bersama. Oleh karena itu, dari hasil

presentase tersebut santri menyadari akan kewajibannya selama di

Pesantren sehingga peranan peraturan itu sendiri sangat berarti untuk

mendisiplinkan santri.

Cara mendisiplinkan ialah melalui tindakan dan ucapan. Disiplin

melibatkan tindakan dengan menjadi tauladan bagi anak-anak serta disiplin

melibatkan ucapan yang biasanya mengacu pada kata-kata yang bersifat

korektif, memperbaiki, memilih kata-kata yang baik dan tidak

menjatuhkan harga diri anak.76

Tabel 4.7

Karakter dan Respon Santri

No Alternatif Jawaban Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

4 Apakah anda merasa kesal

ketika mendapat hukuman?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

d. Tidak ada jawaban

7

61

15

-

8%

73%

18%

-

Jumlah 83 100%

5 Apakah anda pernah tidak

mengakui kesalahan?

a. Sering

b. Kadang-kadang

3

59

4%

71%

76 Ngainun Naim, Character Building, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), cet. 1, h. 144

Page 87: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

71

c. Tidak pernah

d. Tidak ada jawaban

21

-

25%

-

Jumlah 83 100%

Sumber : Pernyataan angket no.4 dan 5

Berdasarkan tabel di atas, tanggapan responden terhadap pertanyaan

mengenai “Apakah anda merasa kesal ketika mendapat hukuman?” bahwa

yang menyatakan sering berjumlah 7 orang (8%), kadang-kadang 61

orang (73%) dan tidak pernah 15 orang (18%), dengan demikian mayoritas

responden menyatakan kadang-kadang yang berarti tidak selamanya santri

menerima dan menyadari hukuman yang diberikan atas kesalahannya itu

adalah untuk menumbuhkan karakter yang baik dalam diri santri itu

sendiri.

Sedangkan tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai

“Apakah anda pernah tidak mengakui kesalahan?” bahwa yang

menyatakan sering berjumlah 3 orang (4%), kadang-kadang 59 orang

(71%) dan tidak pernah 21 orang (25%), dengan demikian mayoritas

responden menyatakan kadang-kadang yang berarti santri kadang-kadang

selalu mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya. Dalam hal ini

mengenai kejujuran santri yang juga pernah disinggung dalam wawancara

yang dilakukan bersama pengurus ISDAR bagian kebahasaan yang

menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah mereka menggunakan

bahasa yang telah ditentukan Pesantren yakni bahasa Arab-Inggris tersebut

ialah melalui kejujuran santri itu sendiri. Hal ini menurut saya adalah hal

yang baik bagi melatih kejujuran santri.

Tabel 4.8

Konsistensi Guru

No Alternatif Jawaban Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

Page 88: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

72

6 Apakah guru/ustad selalu

memberikan reward dan

punishment ketika anda

mendapatkan prestasi

ataupun kesalahan?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

d. Tidak ada jawaban

24

57

2

-

29%

69%

2%

-

Jumlah 83 100%

7 Apakah setiap guru/ustad

selalu sama dalam

memberikan reward dan

punishment?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

d. Tidak ada jawaban

10

56

16

1

12%

67%

19%

1%

Jumlah 83 100%

Sumber : Pernyataan angket no.6 dan 7

Berdasarkan tabel di atas, tanggapan responden terhadap pertanyaan

mengenai “Apakah guru/ustad selalu memberikan reward dan punishment

ketika anda mendapatkan prestasi ataupun kesalahan?” bahwa yang

menyatakan sering berjumlah 24 orang (29%), kadang-kadang 57 orang

(69%) dan tidak pernah 2 orang (2%), dengan demikian mayoritas

responden menyatakan bahwa guru/ustad kadang-kadang memberikan

reward dan punishment. Dalam hal ini konsistensi pemberian reward dan

punishment harus dilakukan sesuai dengan kebutuhannya.

Sedangkan tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai

“Apakah setiap guru/ustad selalu sama dalam memberikan reward dan

Page 89: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

73

punishment?” bahwa yang menyatakan sering berjumlah 10 orang (12%),

kadang-kadang 56 orang (67%), tidak pernah 16 orang (19%) dan 1 orang

(1%) tidak memberikan jawaban, dengan demikian mayoritas responden

menyatakan bahwa kadang-kadang setiap guru/ustad memiliki cara dan

bentuk yang sama dalam memberikan reward dan punishment.

Tabel 4.9

Arahan dan Bimbingan Guru

No Alternatif Jawaban Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

8 Apakah guru/ustad selalu

menasehati ketika anda

melakukan kesalahan??

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

d. Tidak ada jawaban

72

10

1

-

87%

12%

1%

-

Jumlah 83 100%

9 Apakah anda selalu

diberikan pemahaman

tentang kesalahan anda

ketika mendapat hukuman?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

d. Tidak ada jawaban

51

29

2

1

61%

35%

2%

1%

Jumlah 83 100%

Sumber : Pernyataan angket no.8 dan 9

Berdasarkan tabel di atas, tanggapan responden terhadap pertanyaan

mengenai “Apakah guru/ustad selalu menasehati ketika anda melakukan

kesalahan?” bahwa yang menyatakan sering berjumlah 72 orang (87%),

Page 90: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

74

kadang-kadang 10 orang (12%) dan tidak pernah 1 orang (1%), dengan

demikian mayoritas responden menyatakan bahwa setiap guru/ustad selalu

menasehati santri ketika mereka melakukan kesalahan.

Sedangkan tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai

“Apakah anda selalu diberikan pemahaman tentang kesalahan anda ketika

mendapat hukuman?” bahwa yang menyatakan sering berjumlah 51 orang

(61%), kadang-kadang 29 orang (35%), tidak pernah 2 orang (2%) dan 1

orang (1%) tidak memberikan jawaban, dengan demikian mayoritas

responden menyatakan bahwa guru/ustad tidak hanya memberikan

hukuman ketika santri melakukan kesalahan namun juga memberikan

pemahaman bahwa apa yang telah ia lakukan adalah kesalahan yang tidak

seharusnya diulangi.

Tabel 4.10

Respon Santri Terhadap Reward dan Punishment

No Alternatif Jawaban Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

10 Apakah anda pernah

mendapat punishment

(hukuman)?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

d. Tidak ada jawaban

24

58

1

-

29%

70%

1%

-

Jumlah 83 100%

12 Apakah anda pernah

mendapatkan reward (baik

berupa pujian, hadiah dan

lain-lain)?

a. Sering

b. Kadang-kadang

5

68

6%

82%

Page 91: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

75

c. Tidak pernah

d. Tidak ada jawaban

10

-

12%

-

Jumlah 83 100%

14 Apakah anda pernah merasa

jenuh dengan segala

kegiatan di Pesantren?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

d. Tidak ada jawaban

16

56

10

1

19%

67%

12%

1%

Jumlah 83 100%

15 Apakah anda pernah merasa

keberatan dengan

punishment yang telah anda

terima dan apakah anda

menyampaikan keluhan

tersebut kepada

guru/ustadz?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

d. Tidak ada jawaban

9

43

29

2

11%

52%

35%

2%

Jumlah 83 100%

Sumber : Pernyataan angket no.10, 12, 14 dan 15

Berdasarkan tabel di atas, tanggapan responden terhadap pertanyaan

mengenai “Apakah anda pernah mendapat punishment (hukuman)?”

bahwa yang menyatakan sering berjumlah 24 orang (29%), kadang-

kadang 58 orang (70%) dan tidak pernah 1 orang (1%), dengan demikian

mayoritas responden menyatakan bahwa santri kadang-kadang

mendapatkan punishment. Dalam hal ini peneliti juga menyediakan kolom

Page 92: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

76

bagi responden untuk menyebutkan bentuk hukuman apa saja yang pernah

diperoleh yakni seperti yang telah dipaparkan sebelumnya mengenai

bentuk-bentuk punishment yang ada di Pesantren Darus Sunnah.

Adapun tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai “Apakah

anda pernah mendapatkan reward (baik berupa pujian, hadiah dan lain-

lain)?” bahwa yang menyatakan sering berjumlah 5 orang (6%), kadang-

kadang 68 orang (82%) dan tidak pernah 10 orang (12%), dengan

demikian mayoritas responden menyatakan bahwa santri kadang-kadang

mendapatkan reward dari guru/ustad. Adapun bentuk-bentuk reward yang

diterima santri berupa pujian, mendapatkan makanan, alat tulis, uang,

piala, sertifikat dan doa. Namun dalam hal ini mayoritas santri mengatakan

bahwa yang paling sering diterima ialah reward berupa pujian.

Mengenai tanggapan responden terhadap pertanyaan “Apakah anda

pernah merasa jenuh dengan segala kegiatan di Pesantren?” diketahui

bahwa yang menyatakan sering berjumlah 16 orang (19%), kadang-

kadang 56 orang (67%), tidak pernah 10 orang (12%) dan 1 orang (1%)

tidak memberikan jawaban, dengan demikian mayoritas responden

menyatakan bahwa santri kadang-kadang merasa jenuh dengan kegiatan,

dalam hal ini saya menyediakan kolom agar santri memberikan keterangan

mengenai hal apa yang mereka lakukan ketika merasa jenuh. Dalam hal ini

mayoritas santri menyatakan hal-hal yang positif dan tidak melanggar

aturan. Meskipun memang ada beberapa santri yang menyatakan ingin

bermain di warnet namun itu hanya sebagian kecil saja.

Sedangkan tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai

“Apakah anda pernah merasa keberatan dengan punishment yang telah

anda terima dan apakah anda menyampaikan keluhan tersebut kepada

guru/ustadz?” bahwa yang menyatakan sering berjumlah 9 orang (11%),

kadang-kadang 43 orang (52%), tidak pernah 29 orang (35%) dan 2 orang

(2%) tidak memberikan jawaban, dengan demikian mayoritas responden

menyatakan bahwa kadang-kadang santri merasa keberatan dengan

hukuman yang telah diterimanya. Dalam hal ini saya menyertakan bentuk

Page 93: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

77

hukuman apa saja sayang membuat mereka merasa keberatan dan

hukuman tersebut ialah seperti dibotak, dijemur dan hukuman berupa fisik.

Tabel 4.11

Manfaat yang Dirasakan Santri

No Alternatif Jawaban Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

11 Apakah anda merasa jera

setelah mendapat

punishment?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

d. Tidak ada jawaban

26

50

7

-

31%

60%

8%

-

Jumlah 83 100%

13 Apakah anda merasa

semakin bersemangat dan

termotivasi setalah

mendapat reward?

a. Sering

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

d. Tidak ada jawaban

37

36

9

1

45%

43%

11%

1%

Jumlah 83 100%

Sumber : Pernyataan angket no.11 dan 13

Berdasarkan tabel di atas, tanggapan responden terhadap pertanyaan

mengenai “Apakah anda merasa jera setelah mendapat punishment?”

bahwa yang menyatakan sering berjumlah 26 orang (31%), kadang-

kadang 50 orang (60%) dan tidak pernah 7 orang (8%), dengan demikian

Page 94: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

78

mayoritas responden menyatakan bahwa kadang-kadang santri merasa jera

setelah mendapat hukuman.

Adapun tanggapan responden terhadap pertanyaan mengenai “Apakah

anda merasa semakin bersemangat dan termotivasi setalah mendapat

reward?” bahwa yang menyatakan sering berjumlah 37 orang (45%),

kadang-kadang 36 orang (43%), tidak pernah 9 orang (11%) dan 1 orang

(1%) tidak memberikan jawaban, dengan demikian mayoritas responden

menyatakan bahwa santri selalu termotivasi setelah mendapatkan reward.

Dari angket yang telah dipaparkan di atas dan juga hasil wawancara

yang dilakukan bersama ustadz dan santri yang bisa disimpulkan bahwa

reward dan punishment bisa dikatakan berhasil dan mampu menumbuhkan

karakter santri jika dilihat dari beberapa hal. Seperti yang dikemukakan

oleh beberapa narasumber yang menyatakan bahwa:

“Menurut saya keduanya merupakan satu konsep yang tidak bisa dipisahkan dan satu kesatuan. Jadi keduanya harus berjalan berdampingan, reward untuk menumbuhkan semangat, sedangkan punishment untuk meredam kesalahan mereka.”77 Hal serupa juga dikemukakan oleh narasumber lain yang menyatakan

bahwa:

“Keduanya harus seimbang, porsinya proporsional, tidak kurang dan tidak lebih.”78

Adapun jawaban berbeda dinyatakan oleh kedua narasumber, mereka

berpendapat bahwa:

“Dalam praktiknya, akan lebih efektif jika ada diskusi terlebih dahulu antara anak dengan orang tua sehingga tidak perlu adanya punishment.”79 Dan “Keduanya efektif jika melalui pendekatan personal”80

77 Hasil wawancara dengan ust Subkhan Mahsuni, Ketua Asrama, pada tanggal 6 September 2019 78 Hasil wawancara dengan ust Ali Wafa, Wali Kelas III, pada tanggal 9 September 2019 79 Hasil wawancara dengan ust Ahmad Munshorif, Wali Kelas II, pada tanggal 7 September 2019 80 Hasil wawancara dengan ust Tubagus Hasan Basri, Waka Kesiswaan, pada tanggal 11 September 2019

Page 95: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

79

Dari hasil angket dan wawancara di atas, maka dapat diketahui bahwa

reward dan punishment bisa dikatakan berhasil dan mampu menumbuhkan

karakter santri jika berikan dengan cara sebagai berikut:

a. Reward dan punishment harus diberikan secara seimbang sesuai

dengan kebutuhannya

b. Diberikan melalui pendekatan secara personal

c. Dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama antara pendidik, santri,

dan orang tua juga ikut serta dilibatkan.

d. Dalam pemberian reward dan punishment harus diiringi dengan

memberikan pemahaman dan nasehat yang baik agar santri lebih

memahami dan menerima segala konsekuensinya.

Adapun jika dilihat dari pengaruhnya, reward dan punishment ini juga

cukup berpengaruh besar terhadap penumbuhan karakter santri.

Keberpengaruhan tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek, yakni:

a. Bentuk dan jenis reward dan punishment yang diberikan

Reward dan punishment yang diberikan harus disesuaikan dengan

prestasi dan kesalahan santri, sehingga apa yang diberikan kepada

santri bernilai motivasi, pembelajaran, dan apabila santri melakukan

kesalahan kemudian mendapat konsekuensi, santri tidak merasa jika

hal itu merupakan bentuk dari kebencian. Di samping itu, pemberi

reward dan punishment juga harus memberikan pemahaman dan

pengertian kepada santri tentang dimana letak kesalahan dan

kebenarannya sehingga santri bisa menerima dengan baik.

b. Subyek yang memberikan reward dan punishment

Dalam memberikan reward dan punishment, subyek yang

memberikannya pun juga sangat berpengaruh. Hal ini berdasarkan

wawancara bersama salah satu wali kelas yang mengatakan bahwa:

“Berpengaruh atau tidaknya pemberian reward dan punishment tersebut tergantung siapa yang memberikan hal tersebut. Seperti jika yang memberikan tersebut adalah kiai

Page 96: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

80

ataupun bu nyai, kepala sekolah ataupun guru yang mempunyai sifat humble.”81

Dalam hal ini, yang saya garis bawahi adalah orang yang

berpengaruh dalam sebuah organisasi. Apabila reward dan

punishment diberikan secara langsung oleh kiai, biasanya santri akan

lebih menerima ketika mendapat punishment dan lebih semangat jika

mendapat reward. Hal ini tentunya karena memang tradisi pesantren

adalah manut dan khidmat terhadap kiai. Selain itu, sikap dari guru

pun sangat berpengaruh, guru merupakan tauladan dan contoh bagi

murid-muridnya, sehingga anak pun bisa menilai dari bagaimana guru

tersebut bersikap.

c. Pendekatan yang dilakukan selama proses pemberian reward dan

punishment

Memberikan reward dan punishment bukanlah sebatas

memberikan hadiah ataupun menghukum santri, tapi lebih dari itu.

Pemberian reward dan punishment tentunya harus berdampak pada

perilaku anak setelah menerimanya. Beberapa pendekatan pun harus

dilakukan oleh pemberi reward dan punishment, diantaranya ialah 1)

harus melalui kesepakatan yang telah dibangun di awal antara guru

dan siswa, dalam hal ini Darus Sunnah juga melibatkan orang tua

dalam mendidik anak. 2) selain memberikan reward dan punishment,

guru juga harus memberikan pemahaman kepada santri apa yang

harus dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan, bahkan jika ada

santri yang marah ketika diberi punishment, guru juga harus

memberikan pemahaman kepada anak bahwa marah itu tidak baik. 3)

melalui pendekatan emosional, yaitu sebuah usaha untuk menggugah

perasaan dan emosi anak dalam meyakini ajaran Islam serta dapat

merasakan mana yang baik dan mana yang buruk.

81 Hasil wawancara dengan ust Munshorif, Wali kelas II, pada tanggal 7 September 2019 pukul 13.00

Page 97: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

81

d. Reward dan punishment diberikan secara berulang-ulang

Membangun karakter anak bukanlah perkara mudah seperti

halnya membalikkan telapak tangan, tidak pula bisa tumbuh dalam

waktu sekejap. Namun lebih dari itu, menumbuhkan karakter anak

menjadi seperti apa yang diharapkan membutuhkan proses dan jangka

waktu yang panjang. Oleh karena itu, selama proses tersebut anak

harus mendapatkan pendampingan dalam setiap pertumbuhan dan

perkembangannya. Orang tua, guru dan masyarakat pun ikut andil di

dalamnya, maka ketiga elemen itu harus saling bekerja sama dalam

membangun karakter anak. Dalam pelaksanaannya di Darus Sunnah,

reward dan punishment ini selalu diberikan secara berulang-ulang.

Guru dan pengurus tidak pernah bosan untuk memberikan pemahaman

bagi santrinya, meskipun kesalahan terus dilakukan secara berulang,,

guru dan pengurus tidak boleh menyerah dan terus mengarahkan anak

menjadi santri yang diharapkan oleh Darus Sunnah.

Selain itu, ada beberapa kekurangan dan kelebihan dari pemberian

reward dan punishment ini dalam menumbuhkan karakter santri,

diantaranya yaitu:

a. Kekurangannya ialah:

1) Usia santri yang masih labil, ketika menerima punishment maka

tidak sedikit reaksi negatif dari mereka seperti protes, marah dan

membela diri karena merasa benar.

2) Dalam pemberian reward, selain termotivasi ada juga rasa iri

dalam diri santri lain dan anak bisa berekspektasi lebih dalam

menerima reward.

3) Karakter anak tidak bisa langsung dilihat tumbuh saat itu juga,

artinya harus ada proses dan seiring berjalannya waktu

4) membutuhkan proses dan waktu yang lama karena dalam

penerapan punishment harus melibatkan banyak pihak.

Page 98: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

82

b. Kelebihannya ialah:

1) Santri akan mematuhi peraturan dan mempertahankan prestasi

yang ia dapatkan dan bisa menjadi motivasi bagi santri lain

2) Memperbaiki dan menyempurnakan karakter santri

3) Mampu mengontrol sikap santri

Dalam proses pelaksanaannya, reward dan punishment juga

mengalami beberapa hambatan. Adapun hambatan tersebut ialah:

a. Santri yang tidak kooperatif.

b. Kurangnya solidaritas antar guru dan pengurus sehingga santri

memiliki berbagai pandangan lain kepada para guru dan pengurus.

c. Perlawanan dari santri

d. Orang tua yang tidak sejalan dengan peraturan pesantren.

e. Sistem parenting tidak terlalu banyak menimbulkan efek jera. Sistem

ini akan ada perubahan namun lambat.

f. Dalam pemberian reward, belum ada pendataan secara tertulis bagi

anak-anak yang harus diberi reward.

g. Ketidakkonsistenan dari berbagai pihak dalam menerapkan hal yang

telah disepakati, dan tidak kooperatif.

Hambatan-hambatan tersebut saya tulis berdasarkan hasil wawancara

dengan beberapa narasumber.

Pesantren merupakan sebuah tempat bagi santri untuk mencari ilmu

agama, terlebih Darus Sunnah merupakan sebuah pesantren yang juga

menyediakan pendidikan formal yakni Madrasah setingkat Tsanawiyah

dan Aliyah yang tentunya selain ilmu agama santri juga disuguhkan

dengan ilmu pengetahuan umum. Berbagai upaya dilakukan pesantren

untuk membangun karakter santri yang tentunya sesuai dengan

perkebangan zaman, sehingga ketika santri sudah terjun ke masyarakat

maka ia diharapkan mampu berperan di tengah-tengah masyarakat sebagai

contoh dan tauladan, baik dalam segi intelektual maupun akhlaknya.

Namun dalam mewujudkan hal tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa

dalam melaksanakan upaya-upaya tersebut selalu ada berbagai hal yang

Page 99: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

83

menghambat dalam proses tersebut. Adapun jika setelah berbagai upaya

telah diberikan namun tidak ada atau kurang adanya respon yang baik

maka sudah sepantasnya kita memasrahkan kepada Allah Swt. dengan cara

selalu berdoa mohon diberikan kemudahan dalam mendidik santri dan

guru tidak boleh menyerah dan harus tetap berikhtiar bagaimanapun

caranya. Hal itu tentunya hanya untuk satu tujuan, yaitu membangun

karakter santri seperti yang diharapkan Darus Sunnah yang tentunya

sejalan dengan pendidikan Islam.

Page 100: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari data-data yang telah diuraikan dalam penelitian yang telah

dilakukan, maka penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan reward dan punishment di Pesantren Darus Sunnah ini

tentunya sejalan dengan diberlakukannya tata tertib yang harus

dilaksanakan oleh santri. Dalam hal ini tata tertib yang berlaku di

pesantren bukanlah tata tertib yang dibakukan secara tertulis, namun

bersifat kekeluargaan. Sehingga dalam menentukan sebuah peraturan

beserta konsekuensinya ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama

antara ustadz dan santri serta orang tua jika diperlukan. Dalam pemberian

reward biasanya hanya ketika ada kegiatan-kegiatan tertentu diantaranya

seperti lomba-lomba, wisuda amsilati, dan lain-lain. Sedangkan dalam

pemberian punishment harus mampu memperbaiki sikap santri dan

disesuaikan dengan kesalahannya.

2. Reward dan punishment merupakan salah satu bagian dari metode

pendidikan karakter yang memiliki peran penting dalam penumbuhan

karakter santri di pesantren Darus Sunnah. Reward dan punishment ini

berperan sebagai stimulus untuk santri agar melakukan hal-hal yang baik

dan menyadarkan serta memberikan pemahaman kepada santri tentang

kesalahannya. Bentuk reward dan punishment yang diterapkan kepada

santri haruslah memberikan pengaruh bagi karakter santri, terlebih untuk

punishment haruslah disesuaikan dengan kesalahan santri. Meskipun

respon dari santri ketika mendapatkan reward dan punishment berbeda-

beda dan perubahan sikap yang masih belum stabil serta hanya bertahan

dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, maka sebagai pendidik

harus menyadari bahwa untuk membangun karakter anak harus melalui

proses yang panjang. Adapun nilai-nilai karakter yang tumbuh dari

penerapan reward dan punishment adalah disiplin, tanggung jawab, jujur,

sabar, semangat, dan mandiri.

Page 101: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

85

3. Reward dan punishment hanyalah salah satu dari berbagai alat untuk

penumbuhan karakter santri. Reward dan punishment bisa menjadi sebuah

alat jika diberikan dengan tepat, dan sebaliknya bisa menjadi bumerang

jika tidak sesuai dalam menerapkannya. Keefektivan pemberian reward

dan punishment bagi penumbuhan karakter santri haruslah diperhatikan.

Apakah yang diberikan sudah mampu memperbaiki kesalahan dan

memberikan rasa semangat bagi santri ataukah belum. Oleh karena itu

pemberiannya pun haruslah seimbang sesuai kebutuhan, dilakukan atas

kesepakatan bersama diberikan secara berulang-ulang dan lain sebagainya

yang bisa menumbuhkan karakter santri.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dipaparkan, ada beberapa saran yang penulis

tujukan kepada beberapa pihak terhadap reward dan punishment sebagai

penumbuhan karakter santri Darus Sunnah, yaitu:

a. Bagi ustadz/guru dan pengurus di pesantren Darus Sunnah

1) Dalam memberikan reward dan punishment haruslah seimbang sesuai

dengan kebutuhannya

2) Konsisten dan komitmen dalam melaksanakan tata tertib yang telah

disusun untuk menumbuhkan karakter santri

3) Sebaiknya tata tertib yang diberlakukan di pesantren dibakukan secara

tertulis dalam bentuk buku panduan sehingga dapat menjadi panduan

bagi guru dan santri dalam implementasinya.

b. Bagi santri di pesantren Darus Sunnah

1) Harus mematuhi segala aturan yang telah ditetapkan di pesantren

Darus Sunnah

2) Menjadikan reward dan punishment sebagai sarana untuk

menumbuhkan karakter menjadi lebih baik

3) Sabar, syukur dan ikhlas dalam mematuhi peraturan pesantren

c. Bagi pembaca

1) Reward dan punishment bukanlah satu-satunya cara untuk

menumbuhkan karakter santri, namun karena saya mengambil tempat

Page 102: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

86

di pesantren yang kegiatannya 24 jam diatur maka saya mengambil

reward dan punishment sebagai penunjang dari tata tertib itu sendiri.

2) Lakukan perbandingan antara pesantren yang memiliki tata tertib

secara tertulis dengan tata tertib yang tidak tertulis

Page 103: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

DAFTAR PUSTAKA

Alavi, S.M. Ziauddin. Pemikiran Pendidikan Islam pada Abad Klasik dan

Pertengahan. Bandung: Angkasa Bandung. 2003

Ali, Mukti dan Roland Gunawan. Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi

Pesantren. Jakarta: Rumah Kitab. 2014

Amin,Maswardi Muhammad.Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta:

Baduose Media Jakarta. 2011

Anwar, M. Jafar dan M. A. Salam. Membumikan Pendidikan Karakter.

Jakarta: CV. Suri Tatu’uw. 2015

Arianto, Budi. Skripsi Membangun Karakter Siswa Melalui Penghargaan

(reward) dan Hukuman (punishment) di SMP Negeri 25 Surabaya.

2011

Aziz, Hamka Abdul. Pendidikan Karakter Berpusat pada Hati. Jakarta: al-

Mawardi Prima. 2012

Chatib, Munif. Sekolahnya Manusia. Bandung: PT Mizan Pustaka. 2019

Djaramah,Syaiful Bahri.Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

Emzir, Analisis Data Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali

Pers. 2010

Gunawan, Heri. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung:

Penerbit Alfabeta. 2012.

Jalaluddin. Pendidikan Islam Pendekatan Sistem dan Proses. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada. 2016

Karakter Santri dalam Filosofi Darus Sunnah.

http://darussunnah.id/karakter-santri-dalam-filosofi-logo-darus-

Page 104: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

88

sunnah-mengenang-1000-hari-wafatnya-sang-kiai/. diakses pada

tanggal 26 September 2019 pukul 11.21

Khodijah, Nyayu. Psikologi Pendidikan. Depok: PT RajaGrafindo Persada.

2014 Alavi, S.M. Ziauddin. Pemikiran Pendidikan Islam pada Abad

Klasik dan Pertengahan. Bandung: Angkasa Bandung. 2003.

Kurniawan, Syamsul. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

2016

Madrasah Darus Sunnah. https://web.facebook.com/madrasah.darussunnah.

diakses pada tanggal 26 September 2019 pada pukul 11.38 WIB

Marzuki. Pendidikan Karakter Islam. Jakarta: Amzah. 2015

Masyhud, M. Sulthon dan Moh. Khusnurdilo. Manajemen Pondok

Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka Jakarta. 2005

Mu’in, Fatchul. Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2011

Muslich, Masnur. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara. 2018

Mustajab. Masa Depan Pesantren. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta. 2015

Naim, Ngainun. Character Building. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Noor, Juliansyah.Metodoogi Penelitian. Jakarta: Prenadamedia Group. 2016

Novi, Bunda. Saat Anak Harus diberi Hadiah atau Hukuman. Yogyakarta:

Saufa. 2015

Prihatin, Eka. Manajemen Peserta Didik. Bandung: ALFABETA. 2011

Page 105: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

89

Pungkasari, Dwi Hastuti. Konsep Reward dan Punishment dalam Teori

Pembelajaran Behavioristik dan Relevansinya dengan Pendidikan

Islam. Skripsi UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta. 2014

Qomar, Mujamil. Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju

Demokratisasi Institusi. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2005

Sabri,H.M. Alisuf.Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press.

2005

Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciehie. Pendidikan Karakter Berbasis

Agama dan Budaya Bangsa. Bandung: Pustaka Setia. 2013

Sejarah Pesantren Darus Sunnah. http://darussunnah.id/profil-darsun.

diakses pada tanggal 24 Agustus 2019 pada pukul 11.35

Setiawan,Wahyudi. Reward dan Punishment dalam Perspektif Pendidikan

Islam.Al-Murabbi. Vol.4. No. 2.

Shihab,M. Quraish.Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati. 2002.

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 1990

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta. 2017

Sutrisno. Implementasi Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Modern

Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta. Jurnal

Pendidikan Luar Sekolah.Vol.6 No.5. 2017.

Trilogy Darus Sunnah. http://darussunnah.id/. diakses pada tanggal 26

September 2019 pada pukul 11.58 WIB

Ulwan,Abdullah Nasih.Tarbiyatul Aulad Fil Islam. Solo: Penerbit Insan

Kamil. 2016

Page 106: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

90

Yaumi, Muhammad. Pendidikan Karakter. Jakarta: Prenadamedia Group.

2014

Yin,Robert K. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada. 2005.

Page 107: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

Lampiran 1

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Fokus Penelitian

Tujuan Penelitian Pertanyaan Penelitian Variabel Sub Variabel Teknik Yang

Digunakan Sumber Data

Reward dan punishment sebagai Penumbuhan Karakter Santri di Pesantren Darus Sunnah

Untuk mengetahui penerapan reward dan punishment dalam pendidikan di Pesantren Darus Sunnah

Bagaimana penerapan reward dan punishment dalam pendidikan di Pesantren Darus Sunnah?

Penerapan reward dan punishment dalam pendidikan di Pesantren Darus Sunnah

• Macam-macam reward dan punishment

• Prinsip-prinsip pemberian reward dan punishment

• Tata tertib dan bentuk reward dan punishment di Pesantren Darus Sunnah

• Analisis dokumen

• Wawancara

• Kepala bagian kesiswaan pesantren

• Guru atau Ustadz

Untuk mengetahui bahwa penerapan reward dan

Apakah penerapan reward dan punishment di Darus Sunnah dapat menumbuhkan

Penumbuhan karakter santri melalui penerapan reward dan punishment

• Nilai-nilai karakter

• Unsur-unsur karakter

• Faktor-faktor

• Wawancara dan observasi

• Guru atau ustadz

• Pengurus pesantren

• Santri

Page 108: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

92

punishment di Darus Sunnah dapat menumbuhkan karakter santri

karakter ?

yang mempengaruhi penumbuhan karakter

• Reward dan punishment sebagai metode penumbuhan karakter

Untuk mengetahui efektivitas pemberian reward dan punishment dalam menumbuhkan karakter santri di Darus Sunnah

Bagaimanakah efektivitas pemberian reward dan punishment dalam menumbuhkan karakter santri di Darus Sunnah?

Efektivitas pemberian reward dan punishment dalam menumbuhkan karakter santri di Darus Sunnah

• Kelebihan reward dan punishment

• Kekurangan reward dan punishment

• Hambatan dalam pelaksanaan reward dan punishment

Wawancara, Angket dan observasi

• Guru atau ustadz

• Pengurus pesantren

• Santri

Page 109: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

Lampiran 2

PEDOMAN OBSERVASI, WAWANCARA DAN ANGKET

A. PEDOMAN OBSERVASI

Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati setiap kegiatan pesantren

yang berhubungan dengan reward dan punishment di Pondok Pesantren

Darus Sunnah, meliputi:

No Tujuan Aspek yang diamati

1 Untuk mengetahui penerapan

reward dan punishment

dalam pendidikan di

Pesantren Darus Sunnah

f. Tata tertib dan sanksi yang berlaku

di Pondok Pesantren Darus Sunnah

g. Macam-macam bentuk reward dan

punishment

h. Kegiatan sehari-hari santri Pondok

Pesantren Darus Sunnah

i. Kegiatan pembelajaran

j. Kegiatan yang berhubungan

dengan hal yang memungkinkan

diterapkannya reward dan

punishment

2 Untuk mengetahui bahwa

penerapan reward dan

punishment di Darus Sunnah

dapat menumbuhkan karakter

santri

d. Kegiatan sehari-hari yang

berhubungan dengan reward dan

punishment

e. Sikap dan perilaku santri setelah

menerima reward dan punishment

f. Nilai-nilai yang tertanam dari

penerapan reward dan punishment

3 Untuk mengetahui efektivitas

pemberian reward dan

punishment dalam

menumbuhkan karakter santri

di Darus Sunnah

c. Dampak positif dan negatif dari

penerapan reward dan punishment

bagi santri

d. Hambatan yang terjadi selama

reward dan punishment diterapkan

Page 110: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

94

B. PEDOMAN WAWANCARA

1. Tujuan:

a. Untuk mengetahui penerapan reward dan punishment dalam

pendidikan di Pesantren Darus Sunnah

b. Untuk mengetahui bahwa penerapan reward dan punishment di Darus

Sunnah dapat menumbuhkan karakter santri

c. Untuk mengetahui efektivitas pemberian reward dan punishment dalam menumbuhkan karakter santri di Darus Sunnah

Kisi-kisi Lembar Wawancara Untuk Guru

No Tujuan Indikator Nomor Item

1 Penerapan reward dan punishment

1.1 Pentingnya usaha dan upaya untuk menumbuhkan karakter santri di Pesantren Darus Sunnah

1,2

2 Reward dan punishment dalam menumbuhkan karakter

4.1 Reward dan punishment sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan karakter santri

4.2 Nilai-nilai karakter yang tertanam dari penerapan reward dan punishment

4.3 Hasil dari upaya penerapan reward dan punishment untuk menumbuhkan karakter santri

3,4,5,6

12

10,11

3

Efektivitas pemberian reward dan punishment dalam menumbuhkan karakter

3.4 Efektivitas penerapan reward dan punishment

3.5 Kekurangan dan kelebihan penerapan reward dan punishment dalam menumbuhkan karakter santri

3.6 Hambatan dalam mengaplikasikan reward dan punishment

7,8,9

13

14,15

2. Panduan pertanyaan wawancara

a. Identitas diri

1) Nama :

2) Jabatan :

3) Pekerjaan :

4) Alamat :

Page 111: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

95

5) Pendidikan terakhir :

Lembar Pedoman Wawancara Untuk Guru

1. Apa yang anda pahami mengenai pentingnya pendidikan karakter bagi

anak?

2. Upaya apa saja yang dilakukan oleh pesantren agar karakter itu tumbuh

dan melekat pada diri santri?

3. Apakah reward dan punishment bisa dijadikan sebuah cara untuk

menumbuhkan karakter santri?

4. Seperti apa bentuk reward dan punishment yang bisa diterapkan untuk

menumbuhkan karakter santri?

5. Kapan biasanya reward dan punishment diberikan kepada santri?

6. Siapakah pihak yang berwenang menerapkan reward dan punishment

7. Seberapa berpengaruh pemberian reward dan punishment terhadap

penumbuhan karakter santri?

8. Dalam pemberlakuan reward dan punishment, manakah yang lebih efektif

dalam menumbuhkan karakter santri?

9. Bagaimana sikap dan respon santri setelah mendapatkan reward dan

punishment?

10. Apakah terlihat perubahan yang jelas ketika santri menerima reward dan

punishment?

11. Hal positif apa yang terlihat dari usaha menerapkan reward dan

punishment bagi penumbuhan karakter santri?

12. Nilai-nilai karakter apa yang paling menonjol dari penerapan reward dan

punishment?

13. Apa saja kekurangan dan kelebihan penerapan reward dan punishment

bagi penumbuhan karakter santri?

14. Hambatan apa yang dirasakan selama proses pelaksanaannya?

15. Langkah apa yang ditempuh apabila reward dan punishment tidak bisa

menjadikan siswa berperilaku baik?

Page 112: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

96

Kisi-kisi Lembar Wawancara Untuk Santri

No Tujuan Indikator Nomor Item

1 Penerapan reward dan punishment

1.1 Pemahaman santri tentang pentingnya karakter 1

2 Reward dan punishment dalam menumbuhkan karakter

2.3 Kegiatan yang mengandung pendidikan karakter

2.4 Kesan siswa terhadap penerapan reward dan punishment

2,3

4,5,6,7

3 Efektivitas pemberian reward dan punishment dalam menumbuhkan karakter

3.1 Dampak positif bagi karakter santri dari penerapan reward dan punishment

8,9,10,11

Identitas diri

1) Nama :

2) Alamat Asal :

3) Kelas :

Lembar Pedoman Wawancara Untuk Santri

1. Apa yang anda ketahui tentang karakter?

2. Kegiatan apa yang paling disukai di pesantren?

3. Apakah anda selalu menaati peraturan yang berlaku di pesantren?

4. Perlukah adanya penerapan reward dan punishment ?

5. Pernahkah anda melanggar? Hukuman apa yang diberikan?

6. Pernahkan anda mendapat prestasi? Apresiasi apa yang diberikan?

7. Bagaimana tanggapan orang tua ketika kamu mendapatkan reward dan

punishment ?

8. Apakah dari penerapan reward dan punishment tersebut anda merasa

senang dan jera?

Page 113: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

97

9. Hal positif apa yang anda rasakan setelah menerima reward dan

punishment?

10. Bagaimana sikapmu ketika ada teman yang dihukum/diberi hadiah?

11. Apakah kamu takut untuk melakukan hal yang sama dan terdorong untuk

melakukan hal baik?

Page 114: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

98

C. PEDOMAN ANGKET/KUESIONER

Kisi-Kisi Lembar Angket Untuk Santri

No Pokok

pertanyaan Sub pokok pertanyaan Aspek yang diamati

Nomor Item

3 Efektivitas penumbuhan karakter melalui reward dan punishment

4. Santri 4.1 Aktivitas santri 4.2 Karakter santri

1,2,3 4,5

5. Guru/ ustadz

5.1 Konsistensi 5.2 Arahan dan bimbingan

6,7 8.9

6. Reward dan Punishment

6.1 Respon santri terhadap reward dan punishment

6.2 Manfaat yang dirasakan santri

10,12,14,15

11,13

ANGKET/KUESIONER

Identitas Responden

Nama : ...................................................................................

Kelas : ...................................................................................

Jenis kelamin : Pria/Wanita

Alamat Asal : ...................................................................................

...................................................................................

Daftar angket yang kami sampaikan pada saudara kami harap diisi dengan jujur dan apa adanya, karena jawaban saudara akan kami pakai untuk penelitian tentang “Penerapan Reward dan Punishment dalam Menumbuhkan Karakter Mulia Santri di Pesantren Darus Sunnah”. Jawaban saudara sama sekali tidak berpengaruh terhadap prestasi sekolah anda, jadi kami berharap anda dapat memberikan informasi yang sesuai. Atas kesediaan dan partisipasi saudara, kami ucapkan terima kasih.

Petunjuk Pengisian

Bacalah pertanyaan yang telah tertulis di bawah ini dan pilihlah jawaban

sesuai alternatif yang telah disediakan dengan memberi tanda silang (X) pada

salah satu huruf a,b,c atau d, kemudian sertakan alasannya!

Page 115: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

99

1. Apakah anda sering terlambat masuk kelas/mengaji?

a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

2. Apakah anda memakai seragam sesuai dengan peraturan sekolah?

a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

3. Apakah anda selalu melaksanakan shalat berjamaah?

a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

4. Apakah anda merasa kesal ketika mendapat hukuman?

b. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

5. Apakah anda pernah tidak mengakui kesalahan?

a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

6. Apakah guru/ustadz selalu memberikan reward atau punishment ketika

anda mendapatkan prestasi ataupun kesalahan?

a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

7. Apakah setiap guru/ustadz selalu sama dalam memberikan reward atau

punishment?

a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

8. Apakah guru/ustadz selalu menasehati ketika anda melakukan kesalahan?

a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

9. Apakah kamu selalu diberikan pemahaman tentang kesalahanmu ketika

kamu mendapat hukuman?

a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

10. Apakah anda pernah mendapat punishment (hukuman)?

a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

Sebutkan punishment apa yang pernah anda dapatkan .................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

11. Apakah anda merasa jera setelah mendapat punishment?

a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

12. Apakah anda pernah mendapatkan reward (baik berupa pujian, hadiah dan

lain-lain)?

Page 116: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

100

a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

Tuliskan reward apa yang pernah anda dapatkan .........................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

13. Apakah anda merasa semakin bersemangat dan termotivasi setelah

mendapat reward?

b. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

14. Apakah anda pernah merasa jenuh dengan segala kegiatan di pesantren?

a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

Tuliskan hal apa yang ingin anda lakukan ketika merasa jenuh atau

bosan...............................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

15. Apakah anda pernah merasa keberatan dengan punishment yang anda

terima dan apakah anda menyampaikan keluhan tersebut kepada

guru/ustad?

a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

Jika ada, tuliskan bentuk punishment (hukuman) tersebut ...........................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

Ciputat, Januari 2020

( __________________ )

Page 117: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

101

Lampiran 3

BUKTI WAWANCARA GURU/USTADZ

Nama : Ust. Subkhan Makhsuni, S.Hum

Jabatan : Ketua Asrama

Alamat : Jl SD Inpres no.11 Pisangan Barat

Pendidikan terakhir : S1

Tempat : Kantor Darus Sunnah

Hari, Tanggal : Jumat, 6 September 2019

Waktu : 14.00-15.30 WIB

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang anda pahami

mengenai pentingnya

pendidikan karakter bagi anak?

Pendidikan karakter sangatlah penting,

karena anak-anak masih dalam proses

mengadopsi apa yang ia lihat dan dengar.

Jadi karakter mereka jika tidak dididik ke

hal yang positif maka ia akan menjadi apa

yang ia lihat. Sangat penting memberikan

contoh dari mulai hal-hal kecil seperti

dilarang makan berdiri, harus berbicara

sopan. Terutama diusia anak yang masih

sangat labil dan memiliki emosional

tinggi, dan jika tidak diluruskan maka

mereka akan terbiasa dengan hal tersebut.

Pendidikan karakter itu seperti sebuah

cetakan.

2 Upaya apa saja yang dilakukan

oleh pesantren agar karakter itu

tumbuh dan melekat pada diri

santri?

salah satu upayanya yaitu dengan

memberikan contoh bagaimana ustadz

bisa dilihat dan ditiru oleh para santri

seperti dalam hal berpakaian. Selain

mengajarkan dan mengarahkan kita juga

memberi contoh. Selain itu teguran juga

Page 118: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

102

dibutuhkan bahkan harus dilakukan secara

berulang-ulang dan peraturan.

3 Apakah reward dan

punishment bisa dijadikan

sebuah cara untuk

menumbuhkan karakter santri?

reward dan punishment menjadi suatu

unsur yang bisa menumbuhkan karakter

santri karena anak-anak membutuhkan

stimulus untuk hal-hal yang baik salah

satunya dengan reward apalagi jiwa-jiwa

masih mempunyai jiwa persaingan dan

kecemburuan. Memberikan reward pun

harus sangat hati-hati, jangan sampai

meninggikan satu dan menjatuhkan anak

lain. Reward yang diberikan tentunya

harus ada unsur keseluruhan. Sedangkan

punishment itu sangat membantu untuk

menyadarkan dan memberikan

pemahaman kepada mereka tentang

kesalahannya.

4 6. Seperti apa bentuk reward dan

punishment yang bisa

diterapkan untuk

menumbuhkan karakter santri?

reward dan punishment yang diberikan

harus mampu mengembangkan dan

memperbaiki. Seperti untuk reward ketika

anak mampu dalam bidang bahasa maka

diberikan reward berupa kamus untuk

mengembangkan dia ke dalam bahasa

atau mmeberikan kesempatan untuk

belajar disebuah tempat. Sedangkan untuk

punishment yang diberikan tidak

menyeleweng dari kesalahannya, artinya

ketika anak melanggar bahasa maka

punishment yang diberikan bukan berupa

push up melainkan menghafalkan

Page 119: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

103

beberapa mufradat.

5 Kapan biasanya reward dan

punishment diberikan kepada

santri?

idealnya pemberian punishment harus

diberikan saat itu juga ketika anak

melanggar. Sedangkan untuk reward

diberikan hanya ketika moment-moment

tertentu ketika anak tersebut harus

diistimewakan

6 Siapakah pihak yang

berwenang menerapkan

reward dan punishment?

kesiswaan dan kepala asrama yang

mengurusi segala kegiatan santri

7 Seberapa berpengaruh

pemberian reward dan

punishment terhadap

penumbuhan karakter santri?

sangat berpengaruh, jika dipresentasikan

mungkin bisa 70-80% reward dan

punishment ikut andil. Kategori

punishment ialah teguran keras,

dihadapkan dengan orang tuanya.

8 Dalam pemberlakuan reward

dan punishment, manakah yang

lebih efektif dalam

menumbuhkan karakter santri?

menurut saya keduanya merupakan satu

konsep yang tidak bisa dipisahkan dan

satu kesatuan. Jadi keduanya harus

berjalan berdampingan, reward untuk

menumbuhkan semangat, sedangkan

punishment untuk meredam kesalahan

mereka.

9 Bagaimana sikap dan respon

santri setelah mendapatkan

reward dan punishment?

respons santri itu tidak merata karena sifat

dan karakter anak berbeda-beda.

Kebanyakan efek dari reward, anak jadi

termotivasi dan bersemangat, sedangkan

punishment ada yang merespon dengan

biasa saja, ada yang menyesali dengan

benar-benar tidak melakukan kembali, ada

yang tetap mengulangi hal yang sama.

Page 120: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

104

Namun sebagai pengurus, kita tidak boleh

berhenti untuk tetap menyadarkan anak-

anak

10 Apakah terlihat perubahan

yang jelas ketika santri

menerima reward dan

punishment?

perubahan jelas ada. Namun untuk

punishment biasanya tidak bertahan lama.

Ketika anak melakukan kesalahan dan

diberikan teguran mungkin hal itu akan

berefek paling lama 5 hari saja dia jadi

sangat rajin, diabsen terus ada.

11 Hal positif apa yang terlihat

dari usaha menerapkan reward

dan punishment bagi

penumbuhan karakter santri?

reward biasanya diberikan ketika anak

mengikuti sebuah perlombaan, biasanya

anak-anak yang tidak ikut lomba akan

termotivasi untuk bisa mengikuti dan

bersemangat. Sedangkan punishment

dampaknya bukan hanya kepada anak

yang bersalah namun juga bisa berdampak

kepada anak-anak lain untuk tidak

melakukan hal yang sama. Ketika

punishment itu diketahui oleh seluruh

anak maka akan menjadi sebuah pelajaran

bagi anak lain.

12 Nilai-nilai karakter apa yang

paling menonjol dari

penerapan reward dan

punishment?

kedisiplinan untuk punishment, sedangkan

reward anak lebih semangat.

13 Apa saja kekurangan dan

kelebihan penerapan reward

dan punishment bagi

penumbuhan karakter santri?

kekurangan : dalam usia mereka ketika

menerima punishment maka mereka akan

protes, membela diri karena merasa benar,

marah dalam diri anak adapun jika

dibiarkan maka akan menjadi-jadi.

Page 121: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

105

Kekurangan reward : ada rasa iri dalam

diri anak lain, anak bisa berekspetasi lebih

dalam menerima reward.

14 Hambatan apa yang dirasakan

selama proses pelaksanaannya?

hambatannya ada dalam diri anak sendiri

karena ketidak kooperatifan. Kurang solid

antar pengurus oleh karena itu anak

memiliki berbagai pandangan lain kepada

para pengurus. Perlawanan anak-anak.

Orang tua yang tidak sejalan dengan

peraturan pesantren. Sistem parenting

tidak menimbulkan efek jera. Sistem ini

akan ada perubahan namun lambat.

Reward : belum ada pendataan bagi anak-

anak yang harus diberi reward

15 Langkah apa yang ditempuh

apabila reward dan punishment

tidak bisa menjadikan siswa

berperilaku baik?

memanggil orang tua.

Page 122: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

106

BUKTI WAWANCARA

Nama : Ust. Ahmad Munshorif, S.Kom.I

Jabatan : Wali Kelas VIII MTs

Alamat : Jl SD Inpres no.11 Pisangan Barat

Pendidikan terakhir : S1

Tempat : Kantor Darus Sunnah

Hari, Tanggal : Sabtu, 7 September 2019

Waktu : 13.00-13.30

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang anda pahami

mengenai pentingnya

pendidikan karakter bagi anak?

pendidikan karakter sangat penting, untuk

membentuk seseorang agar memiliki

karakter dan mental yang kuat, etika dan

akhlak yang baik dan ke depannya

menjadi pribadi yang berintegritas.

2 Upaya apa saja yang dilakukan

oleh pesantren agar karakter

itu tumbuh dan melekat pada

diri santri?

guru harus menjadi tauladan,

membimbing dan mengarahkan anak

untuk menginformasikan apa yang boleh

dikerjakan dan tidak melakukan hal yang

dilarang.

3 Apakah reward dan

punishment bisa dijadikan

sebuah cara untuk

menumbuhkan karakter santri?

Ada sisi baik dan buruknya. Punishment

tetap harus ada yang di sini dibahasakan

dengan sebutan konsekuensi dengan

catatan harus ada kesepakatan antara guru

dengan siswa tentang apa yang harus

dikerjakan dan apa yang harus dihindari.

Ketika anak melanggar maka ada

konsekuensi yang telah disepakati.

4 7. Seperti apa bentuk reward dan

punishment yang bisa

diterapkan untuk

Reward yang lebih banyak diterapkan di

sini yaitu reward berbentuk apresiasi

bukan berupa materi, hal itu sangat jarang.

Page 123: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

107

menumbuhkan karakter santri?

Sedangkan punishment tidak dalam

berbentuk fisik. Dalam pemberian

punishment akibat yang terasa adalah

adanya rasa takut dan segan terhadap guru

yang telah memberikan punishment

sehingga itu sangat berpengaruh kepada

anak.

5 Kapan biasanya reward dan

punishment diberikan kepada

santri?

Dalam pemberian punishment ada yang

langsung diberikan, temporer bulanan dan

mingguan. Contoh punishment yang

diberikan secara langsung ialah seperti

ketika anak berbicara kasar langsung

diberi hukuman push up, menulis istighfar,

shalawat dan efek yang dirasakan adalah

anak merasa takut, namun takut ini bisa

jadi karena takut pada guru tersebut bukan

karena takut karena telah berbicara kasar.

6 Siapakah pihak yang

berwenang menerapkan

reward dan punishment?

Kesiswaan, wali kelas dan wali asuh

7 Seberapa berpengaruh

pemberian reward dan

punishment terhadap

penumbuhan karakter santri?

Berpengaruh atau tidaknya pemberian

reward dan punishment tersebut

tergantung siapa yang memberikan hal

tersebut. Seperti jika yang memberikan

tersebut adalah kiai ataupun bu nyai,

kepala sekolah ataupun guru yang

mempunyai sifat humble.

8 Dalam pemberlakuan reward

dan punishment, manakah

yang lebih efektif dalam

Dalam praktiknya, akan lebih efektif jika

ada diskusi terlebih dahulu antara anak

dengan orang tua sehingga tidak perlu

Page 124: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

108

menumbuhkan karakter santri? adanya punishment.

9 Bagaimana sikap dan respon

santri setelah mendapatkan

reward dan punishment?

Sikap dan respon anak bermacam-macam,

seperti ia hanya takut terhadap satu guru

namun ia tetap melakukan hal yang

dilanggar lagi, dalam artian santri adalah

manusia yang bisa saja membantah. Ada

juga yang tidak mengulanginya lagi.

Dalam hal ini tidak langsung membentuk

semuanya, karena dalam menumbuhkan

karakter harus melalui proses yang

panjang dan meilhat dari sisi pertumbuhan

dan perkembangan anak mulai dari anak

sampai remaja, maka caranya pun harus

berbeda. Dan ini yang kadang masih salah

10 Apakah terlihat perubahan

yang jelas ketika santri

menerima reward dan

punishment?

Perubahan itu tidak langsung terlihat,

perubahan itupun kadang hanya sementara

karena anak saat itu merasa terancam dan

takut, begitupun dengan reward.

11 Hal positif apa yang terlihat

dari usaha menerapkan reward

dan punishment bagi

penumbuhan karakter santri?

Positifnya: anak mengetahui dan belajar

dari apa yang salah dan benar, dalam hal

ini norma kebiasaan juga sangat

berpengaruh seperti penggunaan

handphone, jika di rumah anak

diperbolehkan namun ketika sudah di

pondok hal itu menjadi sebuah

pelanggaran.

12 Nilai-nilai karakter apa yang

paling menonjol dari

penerapan reward dan

Kejujuran, bertanggung jawab, menerima

konsekuensi

Page 125: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

109

punishment?

13 Apa saja kekurangan dan

kelebihan penerapan reward

dan punishment bagi

penumbuhan karakter santri?

Kelebihan : akan mematuhi dan

mempertahankan

Kekurangan : anak hanya takut ketika ada

punishment dan rajin ketika mendapat

reward

14 Hambatan apa yang dirasakan

selama proses

pelaksanaannya?

Hambatan tersebut diantaranya :

kurangnya komunikasi antara guru dan

orang tua, ketidak konsistenan dari

berbagai pihak dalam menerapkan hal

yang telah disepakati, dan tidak kooperatif

(kerja sama)

15 Langkah apa yang ditempuh

apabila reward dan

punishment tidak bisa

menjadikan siswa berperilaku

baik?

Ketika segala sesuatu telah dilaksanakan

maka yang harus dilakukan adalah pasrah

dengan cara berdoa kepada Allah. Doa dan

ikhtiar.

Page 126: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

110

BUKTI WAWANCARA

Nama : Hilmiyah Azhar, S.S.I

Jabatan : Wali Kelas VII MTs

Alamat : Jl SD Inpres no.11 Pisangan Barat

Pendidikan terakhir : S1

Tempat : Kantor Darus Sunnah

Hari, Tanggal : Sabtu, 7 September 2019

Waktu : 14.00-15.00

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang anda pahami

mengenai pentingnya

pendidikan karakter bagi anak?

Karakter itu sangat penting bagi anak,

terlebih saya sebagai wali kelas 1 di mana

anak berada pada tahap transisi dari

kebiasaan-kebiasaan saat SD ke Sekolah

Menengah. Hal itu tentu sangat

berpengaruh terhadap karakter anak. Hal

yang selalu saya lakukan ialah melalui

pendekatan emosional secara tarik ulur.

Karakter bisa tumbuh ketika anak meniru

orang lain, maka dari itu guru harus

menjadi teladan bagi siswa-siswanya

2 Upaya apa saja yang dilakukan

oleh pesantren agar karakter

itu tumbuh dan melekat pada

diri santri?

Memberi teladan, mengulang-ulang

nasehat, menyadarkan dengan ancaman,

konsultasi dengan orang tua dan tidak lupa

berdoa

3 Apakah reward dan

punishment bisa dijadikan

sebuah cara untuk

menumbuhkan karakter santri?

Bisa, karena hal itu mampu menyadarkan

anak dan anak bisa lebih semangat ketika

mendapat reward

4 8. Seperti apa bentuk reward dan

punishment yang bisa

Push up ketika anak mengantuk,

punishment bahasa biasanya anak dicatat

Page 127: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

111

diterapkan untuk

menumbuhkan karakter santri?

kemudian push up. Punishment di sini

tentunya dengan catatan tidak berupa

kekerasan fisik maupun nonfisik, dan

ketika anak bersalah sangat tidak

diperkenankan membully anak baik secara

verbal maupun non verbal. Dalam

melakukan punishment biasanya saya

melakukan kesepakatan terlebih dahulu

sehingga ketika anak melakukan

kesalahan maka anak akan suka rela

menerima hukuman tersebut. Sedangkan

reward biasanya berupa pujian, hadiah dll

5 Kapan biasanya reward dan

punishment diberikan kepada

santri?

Kondisional

6 Siapakah pihak yang

berwenang menerapkan

reward dan punishment?

Kepala sekolah, kesiswaan, ketua asrama

dan guru

7 Seberapa berpengaruh

pemberian reward dan

punishment terhadap

penumbuhan karakter santri?

Sangat berpengaruh

8 Dalam pemberlakuan reward

dan punishment, manakah

yang lebih efektif dalam

menumbuhkan karakter santri?

Keduanya efektif jika diberikan sesuai

dengan kebutuhannya.

9 Bagaimana sikap dan respon

santri setelah mendapatkan

reward dan punishment?

Respon anak bermacam-macam ada yang

langsung paham dan tidak mengulangi ada

juga yang mengeluh, namanya juga anak-

anak

Page 128: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

112

10 Apakah terlihat perubahan

yang jelas ketika santri

menerima reward dan

punishment?

Perubahan jelas ada, namun tidak bertahan

lama. Oleh karena itu, sebagai guru jangan

bosan untuk terus mengingatkan

11 Hal positif apa yang terlihat

dari usaha menerapkan reward

dan punishment bagi

penumbuhan karakter santri?

Santri bisa belajar dari kesalahannya dan

semangat dalam belajar

12 Nilai-nilai karakter apa yang

paling menonjol dari

penerapan reward dan

punishment?

Menyadari dan memperbaiki diri atau

bertanggungjawab, disiplin, tertib,

menyadari hak dan kewajibannya

14 Hambatan apa yang dirasakan

selama proses

pelaksanaannya?

Usia anak, transisi dari luar ke dalam

pesantren, orang tua

15 Langkah apa yang ditempuh

apabila reward dan

punishment tidak bisa

menjadikan siswa berperilaku

baik?

Biasanya saya membuat catatan dan

mencari solusi lain kemudian tidak lupa

berdoa

Page 129: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

113

BUKTI WAWANCARA

Nama : Ust. Ali Wafa

Jabatan : Wali Kelas IX MTs

Alamat : Jl SD Inpres no.11 Pisangan Barat

Pendidikan terakhir : S1

Tempat : Kantor Darus Sunnah

Hari, Tanggal : Senin, 9 September 2019

Waktu : 13.00-14.00

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang anda pahami

mengenai pentingnya

pendidikan karakter bagi anak?

Pendidikan karakter menjadi hal yang

paling penting bagi kita karena yang

pertama manusia memiliki karakter yang

sudah terbentuk sejak kecil dan kebiasaan

masing-masing yang tidak bisa dipisahkan

karena sifatnya melekat. Oleh karena itu,

anak-anak tingkat MTs dan MA sudah

memiliki karakter bawaannya masing-

masing yang tidak bisa dibuang harus

mendapatkan pendidikan karakter dengan

tujuan untuk mengarahkan meraka diusia

yang masih labil ini. Darus Sunnah

mengambil semacam model pendidikan

yang mengacu pada pendidikan karakter

yang kemudian dibungkus dengan metode

multiple intelligences karya Munif Chatib.

2 Upaya apa saja yang dilakukan

oleh pesantren agar karakter itu

tumbuh dan melekat pada diri

santri?

Pendekatan spiritual (bersifat ruhani) dan

mengajak anak untuk mempunyai moral

spiritual yang baik diantaranya ialah

dengan cara bangun shubuh, puasa senin-

kamis, puasa Dzulhijjah 9 hari, dan puasa

Page 130: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

114

sunnah Muharram. Adapun secara

jasmani melalui kegiatan ekstrakulikuler

berupa pramuka, pencak silat dan olah

raga lainnya. Ini merupakan salah satu hal

yang diterapkan pesantren untuk

membentuk karakter santri menjadi

tumbuh dan berkembang dengan baik

sehingga karakternya dapat terarah dan

dia mewarisi tiga basis karakter yang

diinginkan oleh pak Kiai, yaitu al-

quwwah fil i’tiqad, al-wuduh fil mauqif,

dan al-liin fil ada. Untuk menopang

ketiga karakter tersebut maka Darus

Sunnah mempunyai 3 cara yang disebut

dengan trilogi Darus Sunnah, yaitu

dirasah, munadzamah, dan ijtimam.

3 Apakah reward dan

punishment bisa dijadikan

sebuah cara untuk

menumbuhkan karakter santri?

Keduanya bisa, namun tidak selamanya

harus selalu punishment ataupun selalu

reward, keduanya harus seimbang.

Adapun mengenai punishment tidak

berkaitan dengan fisik atau hal yang

membunuh potensi dan mental karakter

mereka, kekerasan verbal ataupun

nonverbal sehingga anak tidak luwes

untuk berekspresi dan sulit

mengembangkan potensinya. Oleh karena

itu, maka punishment yang diberikan

harus bersifat mendidik seperti membaca

al-Quran. Begitu juga dengan reward

harus mengapresiasi anak yang berprestasi

agar giat kembali. Tetapi tidak segala

Page 131: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

115

sesuatu harus diberikan reward karena hal

itu bisa menimbulkan sifat manja pada

anak. Jadi kita berusaha untuk

mengimbangkan keduanya.

4 9. Seperti apa bentuk reward dan

punishment yang bisa

diterapkan untuk

menumbuhkan karakter santri?

Bentuk reward nya yaitu berupa pujian,

memberi makanan, makan bersama,

memberi ucapan selamat saat ulang tahun.

Sedangkan punishment yang diberikan

harus berdasarkan kesepakatan dari awal

antara guru dan siswa. Adapun bentuk-

bentuknya ialah ketika anak telat masuk

kelas maka konsekuensinya adalah jika

anak terlambat lebih dari 5 menit maka

anak harus meminta maaf ke kelas lain

karena telah menjadi teladan yang tidak

baik bagi teman-teman. Dan jika ada anak

tidur maka anak ditegur ataupun

dipercikan air.

5 Kapan biasanya reward dan

punishment diberikan kepada

santri?

Langsung diberikan saat anak melakukan

kesalahan. Adapun reward diberikan saat

ada event lomba dan hal-hal lain yang

memungkinkan anak tersebut diberi

reward.

6 Siapakah pihak yang

berwenang menerapkan

reward dan punishment?

Kepala asrama, kepala sekolah, wali kelas

dan wali asuh, guru-guru, antar-teman,

dan kadang melibatkan orang tua

7 Seberapa berpengaruh

pemberian reward dan

punishment terhadap

penumbuhan karakter santri?

Sangat berpengaruh, karena hal itu bisa

menjadi shock theraphi bagi punishment

dan motivasi dari reward

Page 132: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

116

8 Dalam pemberlakuan reward

dan punishment, manakah yang

lebih efektif dalam

menumbuhkan karakter santri?

Keduanya harus seimbang, porsinya

proporsional, tidak kurang dan tidak lebih

9 Bagaimana sikap dan respon

santri setelah mendapatkan

reward dan punishment?

Sikap dan responnya sangat beragam,

diantaranya dari punishment yaitu marah,

ngedumel. Sedangka reward diantaranya

anak bersikap biasa saja, lebih intens

dengan guru, merasa senang. Maka dari

itu guru harus bisa memberikan

pemahaman kepada anak.

10 Apakah terlihat perubahan

yang jelas ketika santri

menerima reward dan

punishment?

Ada yang berubah. Namun yang lebih

terpenting adalah proses dalam mendidik

karakternya

11 Hal positif apa yang terlihat

dari usaha menerapkan reward

dan punishment bagi

penumbuhan karakter santri?

- Anak lebih giat belajar

- Kesadaran hadir dari diri sendiri

- Bukan paksaan dan tekanan

- Anak-anak lebih kreatif

12 Nilai-nilai karakter apa yang

paling menonjol dari

penerapan reward dan

punishment?

- Disiplin dan tertib

- Memiliki keasadaran lebih terhadap

diri sendiri

- Tanggung jawab

Dengan catatan guru harus menjadi

uswah terlebih dahulu bagi santri-

santrinya

13 Apa saja kekurangan dan

kelebihan penerapan reward

dan punishment bagi

penumbuhan karakter santri?

Kekurangannya : karakter anak tidak bisa

langsung dilihat tumbuh saat itu juga,

artinya harus ada proses dan seiring

berjalannya waktu

Page 133: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

117

Kelebihannya : membentuk karakter anak

menjadi sempurna dan mampu

menumbuhkan karakter anak

14 Hambatan apa yang dirasakan

selama proses pelaksanaannya?

Guru itu sendiri, karena guru harus

menjadi guru bagi dirinya, menjadi orang

tua bagi muridnya. Jika guru memiliki

energi positif yang mengarahkan anak

dalam melakukan kebaikan maka anak

akan lebih mudah menerima dan

berperilaku baik

15 Langkah apa yang ditempuh

apabila reward dan punishment

tidak bisa menjadikan siswa

berperilaku baik?

Reward dan punishment yang

diberlakukan saat ini itu tidak bisa

menjamin keberhasilan anak saat ini juga,

namun yang dilihat adalah sebuah proses

mereka belajar, menyadari diri sendiri,

mengarahkan sikap mereka sehingga di

kemudian hari mereka memiliki

gambaran.

Page 134: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

118

BUKTI WAWANCARA

Nama : Ust. Tubagus Hasan Basri

Jabatan : Waka Kesiswaan

Alamat : Jl SD Inpres no.11 Pisangan Barat

Pendidikan terakhir : S2

Tempat : Kantor Darus Sunnah

Hari, Tanggal : Rabu, 11 September 2019

Waktu : 14.00-15.00

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang anda pahami

mengenai pentingnya

pendidikan karakter bagi anak?

Pendidikan karakter sangatlah penting

bagi anak, karena karakter anak

ditentukan sejak kecil. Oleh karena itu

maka di sini santri di desain dengan

karakter berbasis pesantren agar karakter

itu tumbuh dan melekat pada diri santri

2 Upaya apa saja yang dilakukan

oleh pesantren agar karakter itu

tumbuh dan melekat pada diri

santri?

Membuat jadwal dan kegiatan yang

mengarahkan anak kepada hal-hal yang

mampu menumbuhkan karakter anak

3 Apakah reward dan

punishment bisa dijadikan

sebuah cara untuk

menumbuhkan karakter santri?

Bisa, karena salah satu fungsi reward

adalah untuk mempertahankan prestasi

ataupun hal-hal yang baik bagi anak agar

anak merasa dihargai. Sedangkan

punishment berfungsi sebagai pengendali

atau meluruskan kesalahan anak.

4 0. Seperti apa bentuk reward dan

punishment yang bisa

diterapkan untuk

menumbuhkan karakter santri?

Reward ini bersifat individual dan

gurupun memiliki cara pendekatannya

masing-masing contoh: dalam kegiatan

undangan mereka dilibatkan, memberi

barang, memuji dihadapan orang banyak

Page 135: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

119

ataupun seperti dalam kegiatan tasmi’ al-

Quran diadakan kegiatan syukuran.

Sedangkan punishment juga melalui

pendekatan personal agar anak lebih

memahami. Guru juga tidak mengklaim

bahwa mereka salah, maka guru harus

mampu mengarahkan anak.

5 Kapan biasanya reward dan

punishment diberikan kepada

santri?

Waktunya tidak menentu, seperti dalam

satu semester akan diumumkan santri yang

berprestasi dan punishment pun waktunya

kondisional.

6 Siapakah pihak yang

berwenang menerapkan

reward dan punishment?

Kepala madrasah, guru, wali kelas, wali

asuh, dan waka kesiswaan

Dengan catatan berdasarkan persetujuan

7 Seberapa berpengaruh

pemberian reward dan

punishment terhadap

penumbuhan karakter santri?

Cukup besar dan dalam melakukan

pendekatannya tidak cukup hanya sekali

namun berkali-kali

8 Dalam pemberlakuan reward

dan punishment, manakah yang

lebih efektif dalam

menumbuhkan karakter santri?

Keduanya efektif jika melalui pendekatan

personal

9 Bagaimana sikap dan respon

santri setelah mendapatkan

reward dan punishment?

Bermacam-macam, ada yang langsung

berubah dan sadar, ada juga yang masih

melakukannya kembali.

10 Apakah terlihat perubahan

yang jelas ketika santri

menerima reward dan

punishment?

Perubahan tentu jelas terlihat, namun ada

yang bertahan ada pula yang sesaat

11 Hal positif apa yang terlihat Pendidik itu harus mampu masuk ke

Page 136: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

120

dari usaha menerapkan reward

dan punishment bagi

penumbuhan karakter santri?

dalam dunia anak, mampu melihat dari

berbagai sudut pandang dan memahami

apa yang diinginkan anak-anak

12 Nilai-nilai karakter apa yang

paling menonjol dari

penerapan reward dan

punishment?

Sikap anak akan terlihat berbeda kepada

pemberi punishment dan reward

13 Apa saja kekurangan dan

kelebihan penerapan reward

dan punishment bagi

penumbuhan karakter santri?

Kekurangannya : membutuhkan proses

dan waktu yang lama karena dalam

penerapan punishment harus melibatkan

banyak pihak

Kelebihannya : mampu mengontrol sikap

anak

14 Hambatan apa yang dirasakan

selama proses pelaksanaannya?

Sulit menyamakan persepsi anatara guru

dan anak dan waktu yang lama

15 Langkah apa yang ditempuh

apabila reward dan punishment

tidak bisa menjadikan siswa

berperilaku baik?

Selalu membaca situasi dan

perkembangan anak baik dari lingkungan,

latar belakang, dsb.

Page 137: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

121

Lampiran 4

BUKTI WAWANCARA SANTRI

Nama : Fadli

Alamat : Depok

Kelas : III

Tempat : Gedung Darus Sunnah

Hari, Tanggal : Sabtu, 14 September 2019

Waktu : 13.00-13.10

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang anda ketahui tentang

karakter?

Karakter itu seperti penyayang, penasehat,

pemarah. Jadi karakter itu adalah sifat

yang ada dalam diri.

2 Kegiatan apa yang paling

disukai di pesantren?

Main bola, belajar, ngaji, membaca al-

quran, dan lomba-lomba

3 Apakah anda selalu menaati

peraturan yang berlaku di

pesantren?

Kadang-kadang, tapi lebih banyak taat

karena jarang keluar dari pesantren

4 Perlukah adanya penerapan

reward dan punishment ?

Perlu adanya punishment agar tidak

melakukan kesalahan lagi dan reward agar

tidak bosan untuk melakukan hal-hal baik

5 Pernahkah anda melanggar?

Hukuman apa yang diberikan?

Pernah, seperti main warnet, pulang karena

tidak izin. Hukumannya ke warnet push

up, sedangkan untuk pulang tidak pernah

dihukum karena tidak ketahuan bahkan

teman-teman tau namun tidak

melaporkannya. Dan ketika saya kembali

ke pesantren, merasa aman-aman saja.

6 Pernahkan anda mendapat

prestasi? Apresiasi apa yang

Pernah mendapat hadiah ketika lomba

pidato dan dipuji-puji di kelas

Page 138: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

122

diberikan?

7 Bagaimana tanggapan orang

tua ketika kamu mendapatkan

reward dan punishment ?

Saya hanya memberi tahu orang tua ketika

mendapat reward saja dan orang tua ikut

merasa senang dan bangga, sedangkan

untuk punishment saya tidak pernah

memberitahu orang tua karena takut

dimarahi

8 Apakah dari penerapan reward

anda merasa senang dan ketika

mendapat punishment anda

merasa jera?

Ketika saya mendapat reward saya merasa

senang karena setelah kita cape berusaha

kemudian diberi hadiah. Adapun jika

mendapat punishment saya merasa jera

hanya seketika saja dan biasanya hanya

bertahan 1 minggu.

9 Hal positif apa yang anda

rasakan setelah menerima

reward dan punishment?

Jadi lebih giat

10 Bagaimana sikapmu ketika ada

teman yang dihukum? Apakah

kamu takut untuk melakukan

hal yang sama?

Saya merasa biasa saja, karena itu

memang kesalahannya. Namun saya takut

untuk melakukan hal yang sama

11 Bagaimana sikapmu ketika ada

teman yang diberi hadiah?

Apakah anda terdorong untuk

melakukan hal baik?

Saya merasa iri namun saya jadi terdorong

untuk melakukan hal sama dan belajar

lebih giat lagi

Page 139: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

123

BUKTI WAWANCARA

Nama : Muhammad Rifqi

Alamat : Sulawesi Tengah

Kelas : III

Tempat : Gedung Darus Sunnah

Hari, Tanggal : Sabtu, 14 September 2019

Waktu : 13.10-13.20

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang anda ketahui tentang

karakter?

Karakter adalah sifat yang dimiliki setiap

orang, seperti rajin dan pemalas

2 Kegiatan apa yang paling

disukai di pesantren?

Membaca al-Quran karena mendapat

pahala banyak, mengaji dan bermain bola

3 Apakah anda selalu menaati

peraturan yang berlaku di

pesantren?

Kadang-kadang, tapi lebih sering menaati

4 Perlukah adanya penerapan

reward dan punishment ?

Menurut saya, yang diutamakan hanya

punishment sedangkan reward tidak terlalu

perlu, karena reward itu berdampak anak

akan kesenangan dan anak-anak lain akan

merasa iri dan si penerima reward

biasanya dijauhi selama beberapa hari. Hal

ini terjadi pada teman saya

5 Pernahkah anda melanggar?

Hukuman apa yang diberikan?

Pernah, karena melanggar pulang ke

rumah teman, ke warnet, dan keluar tanpa

izin. Hukumannya push up, dinasehati,

membersihkan kamar mandi. Saya juga

pernah dihukum menulis shalawat ataupun

menulis al-quran karena tidak

menggunakan seragam

6 Pernahkan anda mendapat Pernah memenangkan lomba futsal

Page 140: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

124

prestasi? Apresiasi apa yang

diberikan?

mendapat hadiah dan kadang-kadang juga

mendapat pujian karena menjadi contoh

atas perilaku baik

7 Bagaimana tanggapan orang

tua ketika kamu mendapatkan

reward dan punishment ?

Saya selalu memberitahu orang tua saat

mendapat punishment dan tanggapan

orang tua biasa-biasa saja karena orang tua

paham saya melanggar dan orang tuapun

mendukung. Sedangkan ketika mendapat

reward saya tidak pernah bilang

8 Apakah dari penerapan reward

anda merasa senang dan ketika

mendapat punishment anda

merasa jera?

Jika mendapat reward saya merasa senang,

sedangkan punishment saya merasa jera

namun hanya dalam jangka waktu sekitar

1 minggu jadi rajin.

9 Hal positif apa yang anda

rasakan setelah menerima

reward dan punishment?

Berusaha untuk tidak mengulangi kembali

ketika mendapat punishment dan reward

saya akan mempertahankan

10 Bagaimana sikapmu ketika

ada teman yang dihukum?

Apakah kamu takut untuk

melakukan hal yang sama?

Saya merasa kasihan pada teman yang

dihukum dan juga kepada ISDAR yang

menghukum karena terlalu banyak dan

keseringan. Saya pun merasa jera.

11 Bagaimana sikapmu ketika

ada teman yang diberi hadiah?

Apakah anda terdorong untuk

melakukan hal baik?

Saya merasa biasa saja. Karena jika

mendapat reward takut menjadi kebiasaan

dan khawatir hanya semangat ketika

mendapat reward saja sedangkan ketika

tidak mendapat reward tidak akan

semangat dalam melakukan hal-hal baik

Page 141: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

125

BUKTI WAWANCARA

Nama : Syahrul Azhim

Alamat : Cinere

Kelas : II

Tempat : Gedung Darus Sunnah

Hari, Tanggal : Sabtu, 14 September 2019

Waktu : 13.20-13.30

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang anda ketahui tentang

karakter?

Karakter adalah sifat yang tertanam dalam

diri

2 Kegiatan apa yang paling

disukai di pesantren?

Bermain bola, mengaji, belajar terutama

pelajaran IPA karena seru mengetahui hal-

hal di luar sana yang belum ataupun

jarang diketahui seperti aliran darah dsb.

3 Apakah anda selalu menaati

peraturan yang berlaku di

pesantren?

Kadang-kadang, tapi lebih banyak taat

4 Perlukah adanya penerapan

reward dan punishment ?

Perlu, karena siswa akan lebih giat belajar

sedangkan hukuman agar tidak

mengulangi kesalahan yang telah dibuat

5 Pernahkah anda melanggar?

Hukuman apa yang diberikan?

Pernah, pulang tanpa izin dan

hukumannya dibotak, telat masuk kelas

dan dihukum bahasa

6 Pernahkan anda mendapat

prestasi? Apresiasi apa yang

diberikan?

Pernah menang lomba azan dan hadiahnya

berupa uang, pujian juga pernah.

7 Bagaimana tanggapan orang

tua ketika kamu mendapatkan

reward dan punishment ?

Tanggapan orang tua ketika mendapat

hadiah harus ditingkatkan lagi dan ketika

mendapat hukuman jangan diulangi

kembali. Orang tua mendukung pesantren

Page 142: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

126

dan tidak pernah protes

8 Apakah dari penerapan reward

anda merasa senang dan ketika

mendapat punishment anda

merasa jera?

Ketika mendapat reward saya merasa

senang dan mendapat hukuman saya jera

namun tidak bertahan lama.

9 Hal positif apa yang anda

rasakan setelah menerima

reward dan punishment?

Tambah semangat untuk belajar dan

hukuman jadi lebih jera

10 Bagaimana sikapmu ketika ada

teman yang dihukum? Apakah

kamu takut untuk melakukan

hal yang sama?

Kalo hukumannya terlalu parah saya

merasa kasihan, kalo hukumannya ringan

maka menasehati. Dan untuk melakukan

hal sama biasanya cepat lupa sehingga

tidak bertahan lama

11 Bagaimana sikapmu ketika ada

teman yang diberi hadiah?

Apakah anda terdorong untuk

melakukan hal baik?

Di dalam hati harus berusaaha lebih baik

lagi

Page 143: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

127

BUKTI WAWANCARA

Nama : Aidil Anhar Miftah

Alamat : Pamulang, Tangsel

Kelas : II

Tempat : Gedung Darus Sunnah

Hari, Tanggal : Sabtu, 14 September 2019

Waktu : 13.30-13.40

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang anda ketahui tentang

karakter?

Karakter itu sesuatu yang mampu

menggambarkan sifat dan sikap seseorang

seperti apa, seperti marah, rajin dan

penasehat

2 Kegiatan apa yang paling

disukai di pesantren?

Saya lebih suka dan semangat pada

kegiatan yang mengarah kepada al-Quran

dan kitab.

3 Apakah anda selalu menaati

peraturan yang berlaku di

pesantren?

Tidak selalu dan pernah melanggar, karena

setiap orang pasti pernah melanggar.

4 Perlukah adanya penerapan

reward dan punishment ?

Perlu, karena ketika seseorang bersalah

maka harus diberi punishment karena

dengan itu seseorang bisa berubah

karakternya menjadi lebih baik, dan jika ia

sudah baik maka sepantasnya ia harus

diberi sesuatu yang membuatnya bangga

yaitu sebuah reward

5 Pernahkah anda melanggar?

Hukuman apa yang diberikan?

Pernah, seperti tidak berjamaah, tidur di

kelas, telat, tidak mengikuti apel.

Hukuman yang diberikan karena darsun

tidak menggunakan hukuman fisik maka

bentuknya adalah membersihkan kelas,

Page 144: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

128

kamar mandi, push up kadang-kadang

karena melanggar bahasa dan hukuman

tersebut diiberikan oleh ISDAR

6 Pernahkan anda mendapat

prestasi? Apresiasi apa yang

diberikan?

Pernah, berupa benda dan pujian. Benda

ketika mendapat lomba pidato. Reward di

sini biasanya diberikan karena adanya

event-event tertentu. Adapun untuk

rangking kita tidak pernah diumumkan

7 Bagaimana tanggapan orang

tua ketika kamu mendapatkan

reward dan punishment ?

Jika mendapat reward saya jarang memberi

tahu, karena menurut saya jika kita

memberi tahu orang tua otomatis orang tua

akan memuji begitupun ketika kita

memberitahu guru, dan menurut saya jika

kita terlalu sering memberitahu prestasi

kita kepada orang lain dikhawatirkan akan

tumbuh rasa sombong. Adapun untuk

punishment saya selalu cerita agar saya

bisa berubah dan orang tua selalu

menasehati

8 Apakah dari penerapan reward

anda merasa senang dan ketika

mendapat punishment anda

merasa jera?

Reward pasti merasa senang tapi

senangnya hanya sesaat dan biasanya kita

akan mencari reward lain itupun butuh

perjuangan. Sedangkan punishment saya

merasa jera namun waktunya tidak

bertahan lama biasanya bertahan kurang

lebih 5 hari karena biasanya akan tumbuh

rasa malas lagi

9 Hal positif apa yang anda

rasakan setelah menerima

reward dan punishment?

Menambah semangat

Page 145: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

129

10 Bagaimana sikapmu ketika

ada teman yang dihukum?

Apakah kamu takut untuk

melakukan hal yang sama?

Jika mendapat hukuman maka saya

merasa kasihan kepada yang dihukum dan

menghukum.

11 Bagaimana sikapmu ketika

ada teman yang diberi hadiah?

Apakah anda terdorong untuk

melakukan hal baik?

Biasa saja, tidak terlalu dipikirkan dan

tidak merasa iri. Namun tetap merasa

termotivasi

Page 146: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

130

BUKTI WAWANCARA

Nama : M Shofin Falaah Hikmah

Alamat : Pandeglang

Kelas : I

Tempat : Gedung Darus Sunnah

Hari, Tanggal : Sabtu, 14 September 2019

Waktu : 13.40-13.50

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang anda ketahui tentang

karakter?

Sifat seseorang

2 Kegiatan apa yang paling

disukai di pesantren?

Mengaji al-quran dan pelajaran amtsilati

karena agar kita bisa membaca al-quran

3 Apakah anda selalu menaati

peraturan yang berlaku di

pesantren?

Saya rasa menaati, paling hanya

mengantuk di kelas

4 Perlukah adanya penerapan

reward dan punishment ?

Perlu karena kalo tidak ada punishment

maka seseorang akan melanggar, dan

ketika seseorang diberi reward maka bisa

mempertahankan

5 Pernahkah anda melanggar?

Hukuman apa yang diberikan?

Tidak pernah

6 Pernahkan anda mendapat

prestasi? Apresiasi apa yang

diberikan?

Pernah dipuji guru karena menunjukkan

contoh yang baik

7 Bagaimana tanggapan orang

tua ketika kamu mendapatkan

reward dan punishment ?

Hanya cerita ketika mendapat punishment

dan biasanya dinasehatin

8 Apakah dari penerapan reward

anda merasa senang dan ketika

mendapat punishment anda

Senang mendapat reward karena senang

mendapatkan hasilnya setelah kita

berusaha keras dan jera jika mendapat

Page 147: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

131

merasa jera? punishment

9 Hal positif apa yang anda

rasakan setelah menerima

reward dan punishment?

Hadiah semakin semangat jika mendapat

punishment tidak mengulangi kembali

10 Bagaimana sikapmu ketika

ada teman yang dihukum?

Apakah kamu takut untuk

melakukan hal yang sama?

Takut

11 Bagaimana sikapmu ketika

ada teman yang diberi hadiah?

Apakah anda terdorong untuk

melakukan hal baik?

Biasa saja, tidak merasa iri karena hal itu

bisa memberi pelajaran bagi kita agar

termotivasi. Seperti dalam belajar amsilati

jika teman saya sudah menghafal lebih dari

saya maka saya termotivasi untuk berusaha

mengejarnya

Page 148: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

132

BUKTI WAWANCARA

Nama : M. Rafi Albab

Alamat : Papua

Kelas : I

Tempat : Gedung Darus Sunnah

Hari, Tanggal : Sabtu, 14 September 2019

Waktu : 13.50-14.00

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa yang anda ketahui tentang

karakter?

Sifat

2 Kegiatan apa yang paling

disukai di pesantren?

Saya lebih suka kegiatan ekstrakurikuler

karena tidak membosankan. Saya

mengikuti ekskul silat.

3 Apakah anda selalu menaati

peraturan yang berlaku di

pesantren?

Kadang-kadang melanggar

4 Perlukah adanya penerapan

reward dan punishment ?

Perlu, karena jika beri hukuman agar tidak

mengulangi dan diberi reward agar lebih

semangat lagi

5 Pernahkah anda melanggar?

Hukuman apa yang diberikan?

Pernah, karena melanggar bahasa

hukumannya membuat cerita dan puisi

namun tidak dipublish dan tidur di kelas

biasanya hukumannya diberi balsem,

berdiri ataupun wudhu

6 Pernahkan anda mendapat

prestasi? Apresiasi apa yang

diberikan?

Pernah mendapat pujian dan menang

lomba agustusan

7 Bagaimana tanggapan orang

tua ketika kamu mendapatkan

reward dan punishment ?

Jika mendapat hukuman maka jangan

diualangi jika mendapat hadiah harus lebih

semangat belajar dan orang tua

Page 149: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

133

mendukung hal itu

8 Apakah dari penerapan reward

anda merasa senang dan ketika

mendapat punishment anda

merasa jera?

Senang jika mendapat reward dan jera

untuk melakukan punishment tapi tidak

bertahan lama

9 Hal positif apa yang anda

rasakan setelah menerima

reward dan punishment?

Hadiah semakin semangat jika mendapat

punishment tidak mengulangi kembali

10 Bagaimana sikapmu ketika ada

teman yang dihukum? Apakah

kamu takut untuk melakukan

hal yang sama?

Takut melakukan kesalahan

11 Bagaimana sikapmu ketika ada

teman yang diberi hadiah?

Apakah anda terdorong untuk

melakukan hal baik?

Termotivasi

Page 150: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers
Page 151: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

135

Page 152: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

136

Page 153: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

137

Page 154: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

138

Page 155: PENERAPAN REWARD DAN PUNISHMENT DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · supportive in instilling noble character. The research method used by researchers

139