PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK ...repository.umrah.ac.id/1023/1/REZA...

19
PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHMAN KONSEP MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT KELAS VII SMP NEGERI 4 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Untuk Memenuhi Sebagian Persyratan Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Reza Ermalita 140384202019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2018

Transcript of PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK ...repository.umrah.ac.id/1023/1/REZA...

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHMAN KONSEP MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN

SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT KELAS VII SMP

NEGERI 4 TANJUNGPINANG

ARTIKEL E-JOURNAL

Untuk Memenuhi Sebagian Persyratan Mencapai Derajat

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Reza Ermalita

140384202019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2018

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

2

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHMAN KONSEP MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN

SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT KELAS VII SMP

NEGERI 4 TANJUNGPINANG

Reza Ermalita1, Rezky Ramadhona

2, Mirta Fera

3

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

Email: [email protected]

Abstrak: Ditinjau dari aspek kompetensi yang ingin dicapai, fokus pembelajaran

matematika disekolah adalah kemampuan pemahaman konsep terhadap materi

yang diajarkan, berdasarkan hasil observasi permasalahan yang ditemui di SMP

Negeri 4 Tanjungpinang adalah pemahaman konsep matematika yang rendah.

Agar tujuan pembelajaran tercapai, maka peneliti memilih pembelajaran yang

tepat berupa pendekatan PMRI. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

perbedaan peningkatan pemahaman konsep matematika siswa antara yang

memperoleh pembelajaran melalui pendekatan PMRI dan yang memperoleh

pembelajaran melalui pendekatan konvensional. Penelitian ini merupakan

penelitian Quasi eksperimen dengan desain Randomized Subjects Pretest-posttest

Control Group Design. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP

Negeri 4 Tanjungpinang yang berjumlah 64 siswa terdiri atas 32 siswa kelas

eksperimen dan 32 siswa kelas kontrol dan objek penelitian ini adalah pemahaman

konsep matematika.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata gain pada kelas

eksperimen yang menerapkan pendekatan PMRI lebih tinggi dari rata-rata gain

kelas kontrol yang menerapkan pendekatan konvensional. Adapun rata-rata gain

kelas eksperimen sebesar 0,563 dan rata-rata gain kelas kontrol sebesar 0,476.

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

3

Selain itu berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji independent sample t-

test dengan bantuan software SPSS 22 diperoleh nilai P-value sebesar 0,004 yang

menunjukkan nilai sig (0,004) < 0,05, artinya peningkatan pemahaman konsep

matematika siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan penerapan

pendekatan PMRI lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran

matematika dengan pendekatan konvensional.

Kata Kunci: PMRI, Pemahaman Konsep, Segiempat

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki hubungan erat dengan sekolah, dimana sekolah

sebagai suatu lembaga pendidikan formal yang didalamnya terdapat proses

pembelajaran yang melibatkan komponen didalamnya seperti guru, siswa, materi

ajar, metode pembelajaran, dan sarana serta prasarana yang tersedia. Semua

komponen tersebut memiliki hubungan yang mengikat antara satu dengan yang

lainnya, sehingga jika salah satu diantara komponen tersebut tidak terlaksana

dengan baik, maka akan muncul berbagai permasalahan dalam pembelajaran,

adapun pembelajaran yang sering mengalami permasalahan yaitu pembelajaran

matematika.

Matematika adalah cabang pengetahuan eksak yang mencangkup segala

bentuk prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan salah satu

pelajaran umum yang dipelajari dari tingkat sekolah dasar hingga tingkat sekolah

menengah atas, bahkan disetiap jurusan pada tingkat perguruan tinggi. Pada

umumnya siswa beranggapan bahwa matematika merupakan pembelajaran yang

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

2

sulit untuk dipahami dan dimengerti. hal tersebut membuat siswa sulit untuk

memahami konsep matematika sehingga siswa tidak bisa menyelesaikan

permasalahan matematika.

Pemahaman konsep matematika merupakan hal yang sangat penting dalam

proses pembelajaran. Pemahaman konsep membuat siswa lebih mudah dalam

menyelesaikan permasalahan karena siswa akan mampu mengkaitkan dan

memecahkan permasalahan berbekal pemahaman konsep yang sudah dipahaminya

(Halimah & Ardiawan, 2017:1). Pada pembelajaran matematika, siswa sering

dihadapkan dengan permasalahan kontekstual, untuk itu siswa harus memiliki

kemampuan untuk memahami permasalahan suatu materi yang disajikan. Untuk

lebih meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa, siswa dapat

dihadapkan dengan soal dalam bentuk cerita. Soal cerita memegang peranan

penting dalam pembelajaran matematika karena di dalam soal cerita siswa dituntut

untuk memahami cerita yang disajikan, dan untuk mengaitkan pemahaman konsep

yang sudah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya permasalahan

berbentuk soal cerita, yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa akan

mengerti dan merasakan manfaat matematika setelah mempelajarinya.

Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan belajar mengajar matematika

terlihat bahwa pembelajaran yang dilakukan cenderung berpusat pada guru

(teacher center), dimana siswa hanya dituntut memperhatikan, mendengarkan dan

mencatat apa yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa tidak terlibat aktif

dalam pembelajaran, selain itu proses pembelajaran yang dilakukan kurang

mengaitkan materi ajar dengan kehidupan sehari-hari siswa, hal ini membuat

siswa tidak tahu guna atau implementasi dari materi ajar yang dipelajarinya

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

3

sehingga menjadikan pembelajaran kurang bermakna dan siswa mudah lupa

dengan materi yang dipelajarinya. Peneliti juga melihat tingkat kemampuan siswa

yang tidak mampu menjawab soal berbeda dengan contoh soal yang diberikan

guru, siswa tidak mampu menyelesaikan soal yang bervariasi, apalagi jika

dihadapkan dengan soal dalam bentuk cerita.

Segala upaya dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran, menurut

Hamalik (2015:76) yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan

pembelajaran adalah kebutuhan siswa yang dapat ditetapkan apa yang hendak

dicapai, dan dikembangkan. Berkaitan dengan masalah tersebut maka diperlukan

pendekatan, model, atau metode yang sesuai, yang dapat melibatkan siswa secara

aktif dan membantu mengaitkan materi dengan konteksnya. Sehingga diharapkan

pembelajaran menjadi bermakna. Salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai

dan dapat melibatkan siswa berperan aktif dalam berpikir untuk memahami

konsep matematika siswa adalah dengan menerapkan pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Pendekatan ini memusatkan

pembelajaran pada siswa dan lingkungan, yang menjadikan siswa lebih aktif

mengkontruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang akan diperolehnya.

Pada penelitian ini peneliti memusatkan materi ajar pada materi segiempat, yang

mana segiempat berisi konsep yang abstrak, untuk itu pendekatan Matematika

Realistik dapat menjembatani konsep abstrak menuju konsep yang nyata.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

(PMRI) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Dalam

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

4

Menyelesaikan Soal Cerita pada Pokok Bahasan Segiempat Kelas VII SMP

Negeri 4 Tanjungpinang.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah peningkatan

pemahaman konsep matematika siswa yang memperoleh pembelajaran melalui

pendekatan PMRI lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pembelajaran melalui

pendekatan konvensional? dan tujuan dalam penelitian ini adalah

Mendeskripsikan perbedaan peningkatan pemahaman konsep matematika siswa

antara yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan PMRI dan yang

memperoleh pembelajaran melalui pendekatan konvensional.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Tanjungpinang. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan April-Mei 2018 tahun ajaran 2017/2018. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tanjungpinang yang

terdiri dari 9 kelas yaitu VII.1, VII.2, VII.3, VII.4, VII.5, VII.6, VII.7, VII.8, dan

VII.9. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas VII.2 dan

VII.3 yang masing-masing terdiri atas 32 siswa. Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini dengan cara simple random sampling. Sampel yang terpilih

dalam penelitian ini adalah kelas VII.3 sebagai kelas eksperimen dan VII.2

sebagai kelas kontrol.

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomized pretest postest

control group design. Desain ini penelitian ini menggunakan dua kelompok yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan dua perlakuan yang berbeda.

Kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa penerapan pendekatan PMRI,

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

5

sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan berupa pendekatan

konvensional. Sebelum diberikan perlakuan, kedua kelas diberikan pretest terlebih

dahulu untuk mengetahui kondisi awal kelompok yang akan diteliti sebelum

diberikan perlakuan, dan setelah kedua kelompok diberikan perlakuan yang

berbeda, dilanjutkan dengan pemberian posttest untuk melihat kemampuan siswa

setelah diberikannya perlakuan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi dan tes. Sedangkan instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar

observasi yang terdiri atas lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi

aktivitas siswa, dan tes soal cerita pemahaman konsep. Tes soal cerita pemahaman

konsep merupakan tes yang disajikan dalam bentuk cerita pendek yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari yang mengandung masalah dan menuntut

pemecahan serta memuat 6 indikator pemahaman konsep seperti: menyatakan

ulang konsep, mengklasifikasi objek menurut sufat-sifat tertentu sesuai dengan

konsepnya, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk represenatsi matematis,

mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, menggunakan,

memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu dan mengaplikasikan konsep atau

algoritma ke pemecahan masalah. Tes pemahaman konsep terdiri dari 2 tes yaitu

pretest dan postest yang masing-masing sebanyak 5 soal.

Untuk menguji soal-soal tersebut layak atau tidak digunakan, maka

dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

Untuk menentukan pengujian tersebut digunakan software SPSS 22 dan Microsoft

Ecxel 2010. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yang

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

6

terdiri dari menghitung gain ternormalisir pretest dan postest setiap siswa, uji

persyaratan statistik dan dilanjutkan dengan uji hipotesis.

1. Menghitung gain ternormalisir

Gain adalah selisih nilai postes dan pretes, gain menunjukkan tingkat

pemahaman atau penguasaan konsep peserta didik setelah pembelajaran dilakukan

guru. Melalui tahap ini dapat diketahui besar peningkatan kemampuan

pemahaman konsep matematika siswa dari sebelum dan sesudah mendapat

pembelajaran dengan pendekatan PMRI dan Konvensional. Untuk menghitung

gain dapat menggunakan bantuan aplikasi berupa Microsoft Excel 2010, Gain

memiliki rumus sebagai berikut:

(Meltzer dalam Izzati, 2012:106)

Hake dalam Izzati (2010) menyatakan rata-rata dari gain ternormalisasi dengan

(g). Kriteria interpretasi gain ternormalisasi (g) tersebut adalah:

Tabel 1

Klasifikasi N-gain

Besarnya Gain (g) Interpretasi

Rendah

Sedang

Tinggi

2. Uji Prasyarat

Sebelum melakukan uji hipotesis, adanya persyaratan yang harus dipenuhi

untuk memeriksa keabsahan sampel tersebut yakni: uji normalitas dan uji

homogenitas.

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

7

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal

atau tidak. Adapun rumus untuk menghitung uji normalitas sebagai berikut:

(Riduwan, 2014:190)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk pengujian kesamaan beberapa bagian

sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari

populasi yang sama. Adapun rumus homogenitas sebagai berikut:

(Riduwan, 2014:184)

3. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat dilakukan, selanjutnya adalah uji hipotesis untuk

menguji hipotesis bahwa rata-rata peningkatan pemahaman konsep matematika

siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menerapkan pendekatan

pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) lebih tinggi

daripada rata-rata peningkatan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan

pendekatan konvensional. Jika uji prasyarat menunjukkan kedua kelas

berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata

menggunakan Independent Sample T-test, sebaliknya jika uji prasyarat

menunjukkan kedua kelas tidak berdistribusi normal atau tidak homogen maka

dilakukam uji Mann Whitney.

Untuk melihat perbedaan rata-rata peningkatan pemahaman konsep

matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol dirumuskan sebagai berikut:

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

8

: Rata-rata peningkatan pemahaman konsep kelas eksperimen lebih rendah

atau sama dengan kelas kontrol. ( )

: Rata-rata peningkatan pemahaman konsep kelas eksperimen lebih tinggi atau

sama dengan kelas kontrol. ( )

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini merujuk pada pengujian satu pihak

(pihak kanan) adapun kriteria dalam pengambilan keputusan dengan

menggunakan software SPSS adalah jika P-value maka Ho ditolak ,

sedangkan jika P-value maka Ho diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Uji Instrumen

Pada pengujian instrumen dilakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya pembeda.

a. Validitas

Adapun hasil validitas terdiri atas validitas logis dan validitas empiris,

validitas logis dilakukan pengujian oleh pakar dibidang matematika yaitu dosen

matematika dan guru matematika. Pengujian validitas dalam penelitian ini

menggunakan SPSS 22. Dari 5 soal yang dianalisis mendapatkan nilai dengan

kriteria valid. Sedangkan hasil analisis validitas empiris yang menguji cobakan

soal pada kelas VII.4 sebagai kelas uji coba ditunjukkan pada Tabel 2 dan Tabel

3, dengan kriteria jika r hitung r tabel dengan N=32 dan taraf signifikan 0,05

yaitu 0,349 maka soal dikatakan valid.

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

9

Tabel 1 Hasil Uji Validitas Pretest

r Hitung r Tabel Kriteria

Soal 1 0,575 0,349 Valid

Soal 2 0,858 0,349 Valid

Soal 3 0,588 0,349 Valid

Soal 4 0,684 0,349 Valid

Soal 5 0,832 0,349 Valid

Tabel 2

Hasil Uji Validitas Posttest

r Hitung r Tabel Kriteria

Soal 1 0,618 0,349 Valid

Soal 2 0,698 0,349 Valid

Soal 3 0,645 0,349 Valid

Soal 4 0,740 0,349 Valid

Soal 5 0,815 0,349 Valid

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsisten dari suatu instrumen. Suatu

tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada

kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda (Arifin,

2014:258).

Dalam hal ini, peneliti menggunakan SPSS untuk mencari nilai Koefisien

Alpha. Adapun hasil analisis reliabilitas pada instrumen yang diuji cobakan

ditunjukkan pada Tabel 4 dan Tabel 5, suatu soal dikatakan reliabel jika nilai

Cronbach’s Alpha r tabel yaitu 0,349.

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas Pretes

Cronbach's

Alpha N of Items

,760 5

Tabel 4

Hasil Uji Reliabilitas Postes

Cronbach's

Alpha N of Items

,737 5

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

10

c. Uji Tingkat Kesukaran dan daya pembeda

Untuk mengukur tingkat kesukaran dan daya pembeda suatu instrumen tes,

maka dilakukan pengujian tingkat kesukaran dan daya pembeda soal yang telah

valid dan reliabel dengan bantuan program Microsoft Excel 2010. Adapun hasil

tingkat kesukaran dan daya pembeda tes dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 5

Hasil Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pretest

Item

Soal

Tingkat

Kesukaran Interpretasi

Daya

Pembeda Interpretasi

1 0,57 Sedang 0,32 Baik

2 0,47 Sedang 0,54 Baik Sekali

3 0,57 Sedang 0,40 Baik Sekali

4 0,45 Sedang 0,30 Baik

5 0,30 Sukar 0,52 Baik Sekali

Tabel 6

Hasil Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Postest

Item

Soal

Tingkat

Kesukaran Interpretasi

Daya

Pembeda Interpretasi

1 0,54 Sedang 0,39 Baik

2 0,57 Sedang 0,29 Cukup

3 0,58 Sedang 0,44 Baik Sekali

4 0,41 Sedang 0,42 Baik Sekali

5 0,25 Sukar 0,65 Baik Sekali

2. Hasil Penelitian

a. Gain Ternomalisir

Berdasarkan hasil gain dari kedua kelas tersebut dapat diketahui bahwa gain

kelas yang diberikan perlakuan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI) memiliki nilai gain yang lebih tinggi dibandingkan dengan

kelas yang tidak diberikan perlakuan. Adapun rata-rata gain pada kelas kontrol

sebesar 0,476 sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 0,563 sehingga dapat

disimpulkan rata-rata gain kelas eksperimen yang mendapat perlakuan berupa

pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) lebih tinggi dari

kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan.

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

2

b. Hasil Normalitas

Nilai N-gain yang diperoleh dari setiap siswa diuji normalitas untuk melihat

apakah sampel berasal dari

populasi yang berditribusi Normal atau tidak. Adapun hasil normalitas N-gain

ditunjukkan pada Tabel 8.

Tabel 7

Hasil Uji Normalitas

Shapiro-Wilk

Statisti

c Df Sig.

Gain Eksperimen ,966 32 ,392

Gain Kontrol ,973 32 ,574

Berdasarkan Tabel 8 hasil pengujian normalitas yang dilakukan pada taraf

kepercayaan 95% ( ) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat

bahwa masing-masing kelas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,392 dan 0,574

hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, karena nilai signifikansi

lebih besar dari nilai 0,05.

c. Hasil Homogenitas

Pengujian ini sebagai uji persyaratan berikutnya sebelum penggunaan teknik

analisis. Dalam hal ini uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas

kelas eksperimen dan kelas kontrol. apabila kesimpulan menunjukkan kelompok

data homogen maka data berasal dari sampel yang sama dan layak diuji statistik.

Adapun hasil homogenitas dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 8

Hasil Uji Homogenitas

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

2,962 1 62 ,090

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

3

Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa gain kelompok eksperimen dan gain

kelompok kontrol merupakan data yang homogen karena memenuhi syarat nilai

signifikansi 0,090 lebih besar dari 0,05.

d. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan setelah data tersebut diuji normalitas dan

homogenitasnya. Dalam hal ini pengujian menggunakan uji parametrik

independent sample t-test untuk menghitung uji perbedaan rata-rata gain kelas

eksperimen dan kelas kontrol. perhitungan menggunakan independent sample t-

test ini untuk menguji hipotesis penelitian. karena pada penelitian ini

menggunakan pengujian satu pihak (pihak kanan), maka nilai sig pada kolom sig

(2 Tailed) dibagi 2 = P-value. Dengan kriteria yang telah ditetapkan jika P-value

maka Ho ditolak , sedangkan jika P-value maka Ho diterima. Adapun

hasil independent sample t-test dapat dilihat pada Tabel 10

Tabel 9

Hasil independent sample t-test

Hasil Perbedaan dua rata-rata

t-test for Equality of Means

Df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Equal variances assumed Equal variances not assumed

62 ,008 ,087125

58,467 ,008 ,087125

Hipotesis yang diuji sebagai berikut:

: Rata-rata peningkatan pemahaman konsep kelas eksperimen lebih rendah

atau sama dengan kelas kontrol. ( )

: Rata-rata peningkatan pemahaman konsep kelas eksperimen lebih tinggi dari

kelas kontrol. ( )

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

4

Berdasarkan hasil perhitungan uji independent sample t test pada Tabel 4.8

dengan taraf signifikansi 0,05. Pada bagian t test for Equality of Means

menunjukkan bahwa nilai sig (2 Tailed) sebesar 0,008, karena pada penelitian ini

menggunakan pengujian satu pihak (pihak kanan), maka nilai sig pada kolom sig

(2 Tailed) dibagi 2 = P-value. Diperoleh bahwa nilai P-value sebesar 0,004

dimana, 0,004 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa rata-rata peningkatan pemahaman konsep kelas eksperimen lebih tinggi

dari kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen menerapkan pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia.

Pembahasan

Berdasarkan rata-rata gain kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami

perbedaan peningkatan. Dimana rata-rata gain kelas eksperimen sebesar 0,563

sedangkan rata-rata gain kelas kontrol sebesar 0,476. Adapun hasil uji hipotesis

menggunakan uji independent sample t test dengan taraf signifikansi 5%

menunjukkan nilai P-value sebesar 0,004 sehingga nilai sig (0,004) maka

Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti, terdapat peningkatan rata-rata gain

pemahaman konsep antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan

menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).

Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan

Pendekatan PMRI dapat meningkatkan Pemahaman konsep matematika siswa.

perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan PMRI dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional

disebabkan karena perbedaan perlakuan pada langkah-langkah pembelajaran dan

proses penyampaian materi. Sebagaimana menurut Hans Freudenthal yang

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

5

berpendapat bahwa matematika merupakan aktivitas insani (human activities) dan

harus dikaitkan dengan realita sebagaimana pendekatan PMRI.

Pendekatan PMRI adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memusatkan

pembelajaran pada siswa dan lingkungan, yang menjadikan siswa lebih aktif

mengkontruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang akan diperolehnya.

Sebagaimana menurut Nugraheni (2013:3) yang menyatakan bahwa pembelajaran

yang dilakukan secara aktif, maka siswa akan terdorong untuk mencari jawaban

atas pertanyaan yang diberikan. Selain itu menurut Gravemeijer (dalam

Sarbiyono, 2015:29) salah satu prinsip PMRI dalam proses pembelajaran

memfokuskan pada proses penemuan kembali (reinvention) konsep-konsep

matematis. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami konsep materi yang

sedang dipelajarinya, khususnya pada materi segiempat yang merupakan materi

yang abstrak, untuk itu dengan pendekatan PMRI dapat menjembatani konsep

abstrak menuju konsep yang nyata dan dapat meningkatkan pemahaman konsep

matematika siswa. Pendekatan pembelajaran ini mendapat respon positif dari

siswa. Siswa menjadi lebih tertarik dalam mempelajari materi segiempat. Hal ini

disebabkan keterlibatan mereka secara langsung dalam proses pembelajaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis hipotesis diperoleh bahwa adanya perbedaan

rata-rata gain kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu rata-rata gain eksperimen

lebih tinggi dari rata-rata gain kelas kontrol, artinya peningkatan pemahaman

konsep matematika siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan

penerapan pendekatan PMRI lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh

pembelajaran matematika dengan pendekatan konvensional.

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

6

Adapun saran yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru diharapkan dapat mengembangkan pendekatan matematika

realistik dan dapat dijadikan selah satu pendekatan pembelajaran yang

efektif untuk diterapkan. Guru juga dapat menerapkan pendekatan

pembelajaran ini dengan bantuan media-media pembelajaran sehingga

penerapan dari pendekatan pembelajaran ini semakin efektif.

2. Bagi Peneliti yang Akan Datang

Pendekatan Matematika Realistik dapat dipadukan dengan

penggunaan metode-metode dan media pembelajaran yang mendukung agar

dapat menjadikan pendekatan matematika realistik menjadi lebih efektif.

3. Bagi Sekolah

Dalam upaya peningkatan pemahaman konsep matematika siswa SMP

Negeri 4 Tanjungpinang pada pembelajaran matematika yang sering ditakuti

oleh sebagian besar siswa, maka penerapan pendekatan PMRI sangat tepat

dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa dapat terlibat langsung dalam

penemuan konsep keliling dan luas segiempat dan dapat melihat langsung

benda-benda konkret berbentuk segiempat dalam kehidupan sehari-hari

siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2014). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Halimah, S., & Ardiawan, Y. (2017). Penerapan pembelajaran matematika

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

7

realistik terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada

materi trigonometri, 115–127.

Hamalik, O. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Izzati, N. (2012). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan

Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik.

Nugraheni, E. A. (2013). Pengaruh Pendekatan PMRI terhadap Aktivitas dan

Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP, 8, 101–108.

Riduwan. (2014). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sarbiyono. (2015). Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Terhadap

Kemampuan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis Siswa Tahun Pelajaran 2013-2014.

©Program Studi Pendidikan Matematika Reza Ermalita (2018)

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

2