PENERAPAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/1041/1/TB. 120731_GUSNI...

138
PENERAPAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TERPADU DI MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA AL-JAUHAREN KOTA JAMBI SKRIPSI Oleh GUSNI ERMA YENI NIM: TB. 120731 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDINJAMBI 2018

Transcript of PENERAPAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR DALAM ...repository.uinjambi.ac.id/1041/1/TB. 120731_GUSNI...

  • PENERAPAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR

    DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TERPADU DI MADRASAH

    TSANAWIYAH SWASTA AL-JAUHAREN KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    Oleh

    GUSNI ERMA YENI NIM: TB. 120731

    PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDINJAMBI

    2018

  • PENERAPAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR

    DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TERPADU DI MADRASAH

    TSANAWIYAH SWASTA AL-JAUHAREN KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikkan

    Oleh

    GUSNI ERMA YENI NIM: TB. 120731

    PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTAN THAHA SAIFUDDINJAMBI 2018

  • PERSEMBAHAN

    Alhamdulillahirobbil „alamin

    Puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh strata 1 (S1) Shalawat

    beserta salam tidak lupa pula kukirimkan kepada junjunganku Muhammad Rasulullah SAW

    “Pengetahuan yang benar tidak diukur dari sebanyak anda menghafal dan seberapa banyak yang mampu anda jelaskan, melainkan pengetahuan yang benar

    adalah ekspresi keshalehan (melindungi dari pada apa yang Allah SWT larang dan bertindak atas apa yang Allah SWT amanatkan) R.A. Abu Na‟iam”

    Kuibaratkan karya kecilku ini bak serantai mawar yang wanginya akan tetap teringat sepanjang hayat, meski kelak raganya akan lekang terlengser waktu, dan

    kupersembahkan mawar ini untuk:

    Ayahku terhebat HASYIM. J, ilmu yang kauberikan dan mendidikku dengan titik-

    titik dan berubah menjadi kalimat sehingga kupergunakan untuk mencari ridho dijalan Allah SWT

    Ibuku terindah ADIAH yang mengasuhku dan memberikan warna pelangi di dalam hidupku hingga kujelajahi dunia yang begitu luas

    Kakaku Juni Hartati, Asparaini, Saidina Usman, Riska Saputri dan Deri Kurniawan terbaik yang telah mengisi hari dengan canda tawa dan senyuman

    terindah yang pernah kumiliki.

    Adikku M. Setya Nugraha dan Dinda Mutiara terhebat yang telah menghiburku

    setiap langkahku

    Teruntuk kamu Noval Fajrial Al-hadi terimakasih yang tak terhingga atas Do‟a dan support yang tak kenal lelah.

    Serta teman-temanku Biologi B dan tak bisa ku sebutkan satu persatu yang selalu ada saat sedih maupun gembira, teruntuk teman-teman Biologi angkatan 2012

    yang telah menginspirasiku dalam langkah gelap dan terang hidupku

  • MOTTO

    Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari

    perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. Q.S An Nahl ayat 90 (Departemen Agama, 2011, hal. 102).

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT,

    Tuhan Yang Maha „Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya sehingga skripsi ini dapat dirampungkan. Salawat dan

    salam atas Nabi SAW pembawa risalah pencerahan bagi manusia. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

    akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu

    Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi ini,

    sudah banyak pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

    1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin

    Jambi. 2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Ibu Dr. Risnita, M. Pd selaku Pembimbing I dan Ibu Badariah, M. Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya

    demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak KH. Sirojulin selaku Kepala di Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Jauharen

    Kota Jambi.

    Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

    pengembangan ilmu.

    Jambi, November 2018

    Penulis

    GUSNI ERMA YENI

    NIM.TB120731

  • ABSTRAK

    Nama Gusni Erma Yeni

    Jurusan/prodi Tadris Biologi

    Judul Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Dalam Mingkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu

    Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi

    Skripsi ini membahas tentang penerapan pendekatan JAS (Jelajah Alam

    Sekitar) dalalm meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu di Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Jauharen Kota Jambi. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Action

    Research). Desain penelitian menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B yang berjumlah 26

    orang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif, dan kualitatif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

    metode Jelajah Alam Sekitar dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII B di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi pada materi

    ekosistem. Pada siklus I keaktifan siswa kelas VII B ada dua kategori, yaitu kategori rendah (26,92%) dan tinggi (73,07%). Pada siklus II mengalami peningkatan pada kategori sangat tinggi menjadi sebesar 88,46% dan kategori

    tinggi menjadi sebesar 11,53%. Kategori tinggi dan sangat tinggi termasuk dalam kategori minimal tinggi yaitu 100% tinggi. Persentase keaktifan yang termasuk ke

    dalam tinggi ini sudah mencapai target yang ditentukan peneliti yaitu sebesar 70%. Hasil belajar aspek kognitif siklus I untuk rata-rata 70 meningkat pada siklus II menjadi 81,92. Sedangkan persentase ketuntasan belajar aspek kognitif

    siklus I sebesar 38,46%, dan pada siklus II meningkat menjadi sebesar 88,46% Hasil belajar siswa aspek afektif pada siklus I terdapat satu kategori, yaitu

    kategori rendah sebesar 100%. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus II pada kategori sangat tinggi yaitu menjadi 100%.`

    Kata Kunci: JAS Dan Hasil Belajar Siswa

  • ABSTRACT

    Nama Gusni Erma Yeni

    Jurusan/prodi Tadris Biologi

    Judul The Application of the Approach Roaming Nature Around on Student Activeness on Subjects Natural Science (IPA)

    Integrated in Private Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Jambi City

    This thesis discusses the application of the approach JAS (Roaming Nature

    Around) on student activeness and student learning outcomes on subjects Natural

    Science (IPA) Integrated in Private Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Jambi

    City. This type of research is Action Research Class (Action Research). The

    research design is using Kemmis and Mc Taggart model. The subjects in this

    study are students of class VII B, amounting to 26 people. Data collection

    techniques use observation, tests, field notes, and documentation. Data analysis

    technique is done descriptively quantitative, and qualitative. The results showed

    that the application of learning model of Nature Exploration method can improve

    the activity and learning outcomes of students of class VII B in Madrasah

    Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi on ecosystem material. In cycle I activity of

    class VII B students there are two categories, that is low category (26,92%) and

    high (73,07%). In the second cycle has increased in very high category to 88.46%

    and high category to 11.53%. Categories high and very high included in the

    category of at least high that is 100% high. The percentage of activeness included

    in this height has reached the target determined by researchers that is equal to

    70%. Result of cognitive aspect study of cycle I for average 70 increase in cycle II

    to 81,92. While the percentage of learning mastery of cognitive aspects of cycle I

    was 38.46%, and in cycle II increased to equal to 88.46% Students' learning

    outcomes affective aspects in the first cycle there is one category, namely the low

    category of 100%. Then it increases in cycle II in very high category that is 100%.

    Keywords: JAS, And Student Learning Outcomes

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i NOTA DINAS I............................................................................................. ii NOTA DINAS II ........................................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ v

    PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi MOTTO ......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

    ABSTRAK ..................................................................................................... x ABSTRACT ................................................................................................... xi

    DAFTAR ISI ................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah......................................................................... 6

    C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 6 D. Rumusan Masalah ............................................................................ 6

    E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 7 F. Manfaat Penelitian............................................................................ 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. KajianTeoritik .................................................................................. 9

    1. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar .............................................. 9 2. Pengertian keaktifan siswa ....................................................... 12 3. Macam-macam keaktifan ........................................................ 14

    4. Hasil belajar ............................................................................ 17 B. Studi Relevan ................................................................................... 19

    C. Kerangka Berfikir............................................................................. 21

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ................................................................................. 22 B. Tempat dan Waktu Penenlitian ........................................................ 22

    C. Subjek Penenlitian ............................................................................ 23 D. Rancangan Penenlitian ..................................................................... 23 E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 36

    F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 38 G. Indikator Keberhasilan ..................................................................... 40

    BAB IV HASIL DAN DESKRIPSI DATA

    A. Hasil Penelitian ................................................................................ 41

  • 1. Kondisi Awal (Pra Tindakan) .................................................... 41

    2. Pelaksanaan Siklus I.................................................................. 41 3. Perencanaan Siklus II ................................................................ 56

    4. Pelaksanaan Siklus II ................................................................ 56 B. Pembahasan...................................................................................... 62

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan....................................................................................... 63

    B. Rekomendasi .................................................................................... 64 C. Penutup ............................................................................................ 64

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1. Kisi-Kisi Observasi Guru……………………………………… 37

    Tabel 3. 2 Pedoman kriteria untuk keaktifan siswa……………………….. 40

    Tabel 4.1. Hasil Analisis Pretest Siswa Kelas VII B.................................. 50

    Tabel 4.2. Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus I………………………… 51

    Tabel 4.3 Hasil Aspek Afektif Siswa Kelas VII B..................................... 52

    Tabel 4.4. Hasil analisis keaktifan belajar awal siswa……………………. 54

    Tabel 4.5 Hasil Refleksi Siklus I…………………………………………. 54

    Tabel 4.6 Hasil analisis post test II………………………………………. 58

    Tabel 4.7 Hasil aspek afektif siswa kelas VII B………………………… 60

    Tabel 4.8 Analisis keaktifan belajar akhir siswa kelas VII B..................... 61

    Tabel 4.9 Presentase keaktifan Belajar siswa…………………………….. 63

    Tabel 4.10 Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siklus I dan II……………. 64

    Tabel 4.11 Peningkatan Rata-rata Kelas VII B…………………………… 65

    Tabel 4.12. Peningkatan Hasil Belajar Aspek Afektif Siswa Kelas VII B… 66

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendekatan berasal dari bahasa Inggris yaitu approach yang memiliki arti

    pendekatan. Di dalam dunia pengajaran, approach atau pendekatan dapat diartikan

    cara memulai pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan pula titik tolak atau sudut

    pandang kita terhadap proses pembelajaran. pendekatan pembelajaran adalah cara

    mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas

    belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal (Djamarah dan

    Zain, 2014, hal. 40). Itu artinya pendekatan pembelajaran merupakan sebagai titik

    tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada

    pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Di

    dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode

    pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Berdasarkan kajian terhadap

    pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide

    dalam memandang suatu masalah atau obyek kajian. Pendekatan ini akan

    menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang

    diterapkan terhadap masalah atau obyek kajian yang akan ditangani.

    Wina sanjaya (2006: 70) mengemukakan terdapat dua jenis pendekatan di

    antaranya; pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered

    approach) di mana pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru yaitu

    pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan

    belajar bersifat klasik. Dalam pendekatan ini guru menempatkan diri sebagai orang

    yang serba tahu dan sebagai satu-satunya sumber belajar. Sedangkan pendekatan

    pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered approach) adalah

    pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah pendekatan pembelajaran

    yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan belajar bersifat

    modern. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa, menejemen, dan

    pengelolaannya ditentukan oleh siswa. Pada pendekatan ini siswa memiliki

    1

  • kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreatifitas dan mengembangkan

    potensinya melalui aktifitas secara langsung sesuai dengan minat dan

    keinginannya.

    Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dirancang dan

    dikembangkan dengan tujuan untuk membantu proses belajar. Pembelajaran yang

    sistematis, kreatif, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan motivasi

    peserta didik menuntut tenaga pengajar untuk mampu memanfaatkan beragam

    media dan teknologi pembelajaran dalam strategi pembelajaran untuk mencapai

    kompetensi yang harus dicapai (Anwar dalam Nursalim : 2010). Biologi

    merupakan satu cabang sains yang mempelajari fenomena makhluk hidup.

    Pembelajaran biologi sangat erat kaitannya dengan fenomena alam yang terjadi di

    sekitar siswa. Seorang siswa dapat menemukan sebuah konsep dari mempelajari

    lingkungan yang ada di sekitar. Siswa akan lebih banyak memperoleh nilai-nilai

    pendidikan bila mereka menemukan konsep-konsep tentang alam sekitarnya

    melalui kegiatan proses keilmuan. Hal ini menimbulkan konsekuensi bagi pola

    pembelajarannya (Mulyani et al. 2008).

    Objek biologi adalah fenomena nyata, sehingga cara-cara eksploratif adalah

    cara yang tepat untuk mempelajarinya (Djohar, dalam Christijanti & Marianti

    2006). Salah satu cara untuk mempelajari biologi dan fenomenanya adalah dengan

    pendekatan jelajah alam sekitar. Pendekatan jelajah alam sekitar adalah pendekatan

    pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan alam sekitar kehidupan peserta

    didik, baik lingkungan fisik, sosial, teknologi maupun budaya sebagai objek belajar

    biologi yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Marianti dan Kartijono

    2005). Biologi merupakan ilmu yang menjelaskan tentang konsep/teori

    berdasarkan kejadian alam. Proses pembelajaran disini diharapkan bukan hanya

    sekedar membahas materi dalam buku-buku panduan pelajaran atau

    menginformasikan pengetahuan kepada siswa, tetapi menekankan pada pemberian

    pengalaman secara langsung kepada siswa untuk memahami gejala yang terjadi.

    Permendiknas No. 22 tahun 2016 tentang Standar Isi memberikan

    pengertian bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari

    tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

  • kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-

    prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA

    diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri

    dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya

    di dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil pengamatan pada tanggal 12 maret

    peneliti mewawancarai salah satu guru IPA dengan bapak PTJ pak PTJ

    menyatakan bahwa

    “Siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen kota jambi, cenderung

    belum aktif dalam pembelajaran IPA,dan sebagian besar siswa tidak

    menyukai pelajaran IPA hal ini disebabakan proses pembelajaran masih

    didominasi oleh suatu kondisi kelas yang masih terfokus pada guru sebagai

    sumber utama dari pengetahuan”. (wawancara 2 maret 2017)

    Beliau juga mengungkapkan alasan mengapa beliau masih menggunakan

    metode ceramah dalam proses belajar mengajar, penyebabnya adalah

    sarana dan sumber pembelajaran yang kurang memadai‟‟.

    Ceramah masih menjadi pilihan utama guru dalam mengajar, sedangkan

    proses sains belum biasa dikembangkan dalam proses pembelajaran. Aktivitas

    siswa dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang, siswa hanya menerima

    pengetahuan yang berasal dari guru saja. Siswa masih minimal sekali melakukan

    kegiatan yang melibatkan keterampilan dan kemampuan berpikir, ketika

    pelaksanaan pelajaran guru masuk kelas memberikan materi secara ceramah dan

    tidak pernah mnggunakan metode lain. Proses pembelajaran yang monoton ini

    menyebabkan siswa menjadi pasif, tidak aktif dan ketertarikan terhadap pelajaran

    biologi rendah. Akibat selanjutnya prestasi belajar siswa menjadi tidak maksimal,

    nilai ulangan harian yang sering belum mencapai nilai KKM (70%) sehingga harus

    melewati beberapa kali remidi untuk mencapai nilai KKM. Sementara itu prestasi

    rata-rata nilai ujian nasional untuk IPA masih pada level 6,75.

    Proses pembelajaran di sekolah merupakan aspek yang sangat penting

    dalam menentukan keberhasilan siswa. Proses pembelajaran yang menganut kaidah

    PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan) saat ini

  • merupakan kaidah yang wajib dipahami guru dan dijalankan di dalam kelasnya.

    Adanya kemajuan ilmu pengetahuan yang begitu pesat di dunia saat ini juga juga

    akan berpengaruh pada pandangan siswa akan suatu materi atau pelajaran.

    Perubahan ini harus segera di respon oleh guru dengan memberikan materi dengan

    cara yang inovatif. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat dilakukan adalah

    dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS).

    Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman

    langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami

    alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat

    sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih

    mendalam tentang alam sekitar. Pendekatan pembelajaran JAS adalah salah satu

    inovasi pendekatan pembelajaran biologi dan maupun bagi kajian ilmu lain yang

    bercirikan memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai sumber

    belajar melalui kerja ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar yang berpusat pada

    peserta didik. Belajar adalah kegiatan aktif peserta didik dalam membangun

    pemahaman atau makna. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran

    JAS memberi keleluasaan kepada peserta didik untuk membangun gagasan yang

    muncul dan berkembang setelah pembelajaran berakhir. Di sisi lain dengan

    pendekatan pembelajaran JAS tampak secara eksplisit bahwa tanggung jawab

    belajar berada pada peserta didik dan guru mempunyai tanggung jawab

    menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi dan tanggung jawab siswa

    untuk belajar sepanjang hayat.

    Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada penulis terdorong untuk

    melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Jelajah Alam

    Sekitar Dalam Mingkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA

    Terpadu di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi”.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan pelaksanaan observasi awal yang telah dilakukan dan

    mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi Identifikasi

    masalah adalah :

  • 1. Kebanyakan siswa kurang tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran

    IPA

    2. Keaktifan siswa yang masih kurang, pengajaran yang masih berpusat pada

    guru sehingga siswa cenderung pasif.

    3. Rendahnya hasil belajar yang kemungkinan dipengaruh oleh keaktifan

    belajar siswa

    C. Pembatasan masalah

    Lingkup penelitian dibatasi pada upaya meningkatkan keaktifan dan hasil

    belajar siswa pada mata pelajaran IPA Terpadu dengan menggunakan penerapan

    pendekatan JAS Pada Materi Ekosistem di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen

    Kota Jambi.

    D. Rumusan masalah

    Berdasarkan Identifikasi masalah maka yang menjadi rumusan masalah

    yang telah diuraikan sebelumnya, dan mengacu pada judul yang ada, penulis

    merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

    1. Apakah JAS dapat meningkatkan keaktifan dan haasil belajar siswa pada mata

    pelajaran IPA terpadu di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen kota jambi?

    E. Tujuan penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun Tujuan dari penelitian ini

    adalah:

    1. Untuk Mengetahui penerapan pendekatan JAS terhadap Hasil Belajar siswa

    pada mata pelajaran IPA Terpadu di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen

    Kota Jambi.

    F. Manfaat penelitian

    Meningkatkan Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran IPA Terpadu di

    Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi.

    1. Siswa

  • Penelitian ini diharapkan memudahkan siswa dalam memahami materi,

    menarik perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa dalam belajar,

    sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    2. Guru

    Penelitian ini diharapkan Membantu guru untuk mengoptimalkan model

    pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata

    pelajaran IPA

    Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam proses pembelajaran,

    memperjelas materi yang disampaikan, meningkatkan kreatifitas guru

    dalam proses pembelajaran di sekolah dan sebagaiapat membantu guru

    dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

    3. Sekolah

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengembangan

    pembelajaran biologi di sekolah.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. KajianTeoritik

    1. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar

    Pendekatan jelajah alam sekitar merupakan pendekatan

    pembelajaran yang menggunakan alam sekitar sebagai sumber belajar dan

    tidak menekankan siswa langsung belajar di alam, tetapi dapat mengkonstruksi

    apa yang ada di alam kemudian dijadikan bahan untuk pembelajaran di dalam

    kelas yang dirancang untuk merangsang keaktifan dan kreativitas siswa.

    Afandi (2013) pendekatan pembelajaran jelajah alam sekitar adalah salah satu

    inovasi pendekatan pembelajaran biologi maupun bagi kajian ilmu lain yang

    bercirikan yang memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai

    sumber belajar melalui kerja ilmiah serta diikuti pelaksanaan belajar yang

    berpusat pada. Menurut Musfiqon dan Nurdiyansyah (2015, hal. 82) yang

    menjadi ciri dalam kegiatan pembelajaran berpendekatan jelajah alam sekitar

    adalah selalu dikaitkan alam sekitar secara langsung maupun tidak langsung

    yaitu dengan menggunakan media. Ciri kedua adalah selalu ada kegiatan

    berupa peramalan (prediksi), pengamatan, dan penjelasan. Ciri ketiga adalah

    ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar, foto

    atau audiovisual. Dalam pembelajarannya, sumber belajar ini akan didesain

    dengan pendekatan jelajah alam sekitar. Pendekatan jelajah alam sekitar ini

    akan lebih menambah pemahaman siswa karena dalam pelaksanaannya,

    pendekatan jelajah alam sekitar memiliki tahapan-tahapan proses sains untuk

    memudahkan siswa dalam belajar, yaitu dari proses mengamati (observing),

    menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

    Dengan pendekatan ini siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran karena

    terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. jelajah alam sekitar adalah

    pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan alam sekitar

    kehidupan peserta didik, baik lingkungan fisik, sosial, teknologi maupun

    budaya sebagai objek belajar biologi yang fenomenanya dipelajari melalui

    7

  • kerja ilmiah. Pendekatan jelajah alam sekitar terdiri atas beberapa komponen

    yang seyogyanya dilaksanakan secara terpadu.

    Adapun komponen-komponen jelajah alam sekitar adalah sebagai

    berikut : Mulyani et al, (Rianto,2006, hal. 8).

    a. Eksplorasi

    Dengan melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, seseorang

    akan berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungan sehingga

    menemukan pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan atau

    masalah.

    b. Kontruktivisme

    Pengetahuan dahulu dianggap sebagai kumpulan fakta, akan tetapi

    sekarang, pendapat ini mulai bergeser, terutama dibidang sains,

    pengetahuan lebih dianggap sebagai suatu proses pembentukan

    (konstruksi) yang terus-menerus dan terus berubah dan berkembang.

    c. Proses sains

    Proses sains atau proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang

    mengamati sesuatu. Sesuatu yang diamati karena menarik perhatian,

    mungkin memunculkan pertanyaan atau permasalahan.

    d. Masyarakat belajar

    Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran

    diperoleh kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari

    sharing antar teman, antar kelompok, antara yang tahu dengan yang

    belum tahu.

    e. Bioedutainment

    Bioedutainment di mana dalam pendekatannya melibatkan unsur

    utama ilmu dan penemuan ilmu, ketrampilan berkarya, kerjasama,

    permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas dapat

    menjadi solusi dalam menyikapi perkembangan biologi saat ini dan masa

    yang akan datang.

    f. Asesmen autentik

  • Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

    memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik.

    Karakteristik penilian autentik adalah sebagai berikut.

    1) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran

    2) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif

    3) Yang diukur keterampilan dan performansi

    4) Berkesinambungan

    5) Terintegrasi

    6) Dapat digunakan sebagai umpan balik

    Keenam komponen ini akan dikembangkan dalam pembelajaran.

    Pendekatan jelajah alam sekitar membelajarkan biologi sesuai dengan

    hakikat biologi, menjadikan belajar lebih bermakna dan memberikan

    pengalaman belajar yang lebih bermanfaat karena pembelajaran menjadi

    kontekstual.

    Pembelajaran dengan pendekatan jelajah alam sekitar dilaksanakan

    dalam suasana yang menyenangkan, tidak membosankan, sehingga siswa

    belajar dengan semangat. Pembelajaran dilaksanakan terintegrasi

    menggunakan berbagai sumber belajar sehingga pengetahuan siswa

    menyeluruh, tidak terpisah-pisah dalam tiap bidang studi. Pembelajaran

    jelajah alam sekitar menekankan pada siswa aktif dan kritis, jadi

    pembelajaran berpusat pada siswa, dipandu oleh guru yang kreatif

    (Rianto,2006, hal. 8).

    2. Pengertian keaktifan siswa

    Keaktifan siswa dalam pembelajaran sangatlah berpengaruh dalam

    pencapaian hasil belajar. Keaktifan berasal dari kata aktif dan mendapatkan

    imbuhan ke-an yang mempunyai arti dalam kamus Besar Bahasa Indonesia

    adalah giat (bekerja berusaha). Jadi dapat dinyatakan bahwa keaktifan adalah

    keadaan di mana siswa bekerja berusaha menjadi aktif.

    Penilaian proses pembelajaran dilihat dari sejauh mana keaktifan

    siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa dapat dilihat ketika

    siswa berperan dalam pembelajaran seperti aktif bertanya kepada siswa

  • maupun guru, mau berdiskusi kelompok dengan siswa lain, mampu

    menemukan masalah serta dapat memecahkan masalah tersebut, dan dapat

    menerapkan apa yang telah diperoleh untuk menyelesaikan persoalan yang

    dihadapinya (Mulyatiningsih, 2010, hal 92).

    Sudut pandang lain mengenai keaktifan siswa pada pembelajaran

    keaktifan siswa dapat diukur apabila siswa ikut berpartisipasi dalam

    menentukan tujuan pembelajaran, sehingga siswa mengetahui apa tujuan

    yang akan dicapai saat pembelajaran tersebut. Interaksi antar siswa juga

    dibutuhkan dalam proses pembelajaran, sehingga keaktifan dapat diukur

    ketika siswa berdiskusi kelompok. Guru juga berperan penting dalam

    keaktifan proses pembelajaran, sebagai pembimbing guru bertugas untuk

    membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran, sehingga

    intensitas guru dalam menangani masalah siswa, juga diperhatikan untuk

    meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran (Nasution, 2012, hal.

    103).

    Pembelajaran di dalam kelas harus menumbuhkan suasana

    sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan

    mengemukakan gagasan Mengacu dari pendapat tersebut maka dalam proses

    pembelajaran sangat dibutuhkan suatu keaktifan siswa, karena jika tanpa

    adanya keaktifan maka pembelajaran di dalam kelas kurang berjalan dengan

    baik, Belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, yaitu jiwa akan

    mengolah informasi yang diterima (Mustaqim, 2011, hal 91).

    Oleh karena itu, apabila tidak ada keaktifan dalam pembelajaran,

    maka siswa tidak dapat membuat kesimpulan apa yang dipelajarinya, karena

    dalam teori ini menuntut siswa untuk aktif mencari, menemukan dan

    menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Mulyatiningsih (2010).

    mengemukakan bahwa pengetahuan juga harus diperoleh dengan

    pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan

    bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani

    maupun teknis. Berdasarkan pendapat tersebut dinyatakan bahwa setiap

    orang yang mau belajar harus aktif sendiri, karena jika dalam suatu

  • pembelajaran tidak ada aktivitas maka pembelajaran itu tidak akan berjalan

    dengan baik.

    Dari beberapa pendapat ahli di atas dinyatakan bahwa keaktifan

    siswa adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa untuk berusaha menjadi

    aktif dalam proses pembelajaran. Siswa harus aktif bertanya,

    mempertanyakan, mengemukakan gagasan, mampu berinteraksi dengan

    siswa lain serta mampu memecahkan masalah yang dijumpainya dalam

    pembelajaran. Keaktifan dalam pembelajaran merupakan sesuatu yang

    penting, tanpa adanya keaktifan maka proses pembelajaran tidak akan

    berjalan dengan baik.

    3. Macam-macam keaktifan

    Keaktifan memiliki beragam bentuk atau macam. Macam keaktifan

    dalam belajar dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu keaktifan yang dapat

    diamati atau konkret dan keaktifan yang sulit diamati atau abstrak

    (Mulyatiningsih, 2010, hal 92). Kegiatan yang dapat diamati contohnya

    mendengarkan, menulis, membaca, menyanyi, menggambar dan berlatih.

    Kegiatan ini biasanya berhubungan dengan kerja otot atau psikomotor.

    Kegiatan yang selanjutnya adalah kegiatan yang sulit diamati berupa

    kegiatan yang menyangkut proses berpikir maupun perasaan, seperti

    menggunakan pikiran maupun perasaan untuk memecahkan permasalahan,

    membandingkan konsep, menyimpulkan hasil dari pengamatan dan berpikir

    tingkat tinggi (Aunurahman, 2014, hal. 64).

    Keaktifan lain yang dapat diamati dibagi ke dalam beberapa hal.

    Aktivitas tersebut adalah visual activities, oral activities, listening activities,

    writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities serta

    emotional activities Visual activities dengan aktivitas di dalamnya seperti

    membaca, memperhatikan gambar, maupun percobaan. Aktivitas lain

    yaituoral activities, dalam pembelajaran aktivitas ini seperti merumuskan

    masalah, bertanya maupun mengeluarkan pendapat. Aktivitas selanjutnya

    adalah listening activities dan writing activities, yang termasuk contoh dalam

    listening activitiesadalah mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan

  • pidato maupun musik, sedangkan dalam writing activities contohnya seperti

    menulis tugas, menulis cerita dan karangan (Dalyono, 2009, hal. 22).

    Hal lain yang masih termasuk aktivitas siswa dalam pembelajaran

    adalah drawing activities, motor activities, mental activitiessertaemotional

    activities. Contoh dari drawing activities adalah menggambar, maupun

    membuat peta, sedangkan dalam pembelajaran contoh dari motor

    activitiesyaitu seperti melakukan percobaan ataupun berkebun. Siswa

    menanggapi kelompok lain, mengingat dan memecahkan soal sebagai contoh

    dalam mental activities. Berkaitan dengan emosi seperti semangat dalam

    pembelajaran, ketenangan saat menerima pelajaran sebagai beberapa contoh

    dari emotional activities.

    Keaktifan guru juga berperan dalam pembelajaran. Salah satu

    peranan guru yaitu sebagai perencana pengajaran Oleh karena itu, guru

    sangat berperan penting dalam pembelajaran. Guru juga harus memiliki

    pengetahuan yang cukup tentang prinsip dari belajar yaitu dasar dalam

    merancang kegiatan belajar mengajar, seperti merumuskan tujuan, memililih

    bahan, memilih metode, menetapkan evaluasi dan sebagainya. Guru juga

    bertugas untuk memberikan hasil belajar, sehingga guru harus memantau

    perkembangan siswa. Maka dari itu, guru harus aktif dalam proses

    pembelajaran, hal ini ditunjukkan oleh guru dalam RPP atau rencana

    pelaksanaan pembelajaran. Di dalam RPP guru merumuskan tujuan belajar,

    memilih metode serta menyampaikannya kepada siswa, setelah itu guru

    menetapkan evaluasi belajar siswa yang diwujudkan dalam penilaian hasil

    belajar Slameto, (2010: 98).

    Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat dinyatakan bahwa

    keaktifan dibagi menjadi dua, yaitu aktif yang dapat diamati yang

    berhubungan dengan psikomotor, dan aktif yang tidak bisa diamati yang

    berhubungan dengan pemikiran maupun perasaan. Keaktifan yang dapat

    diamati seperti kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatan mendengarkan,

    kegiatan menulis serta kegiatan menggambar.

  • 4. Hasil belajar

    Gagne & Briggs (Jamil Suprihatiningrum, 2013: 37) mengatakan

    hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai

    akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa.

    Sedangkan Agus Suprijono (2012: 5), mengatakan bahwa hasil belajar adalah

    pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi

    dan ketrampilan. Sehingga hasil belajar merupakan suatu akibat yang

    diperoleh seseorang dari perbuatan belajarnya. Menurut Winkel (Purwanto,

    2012: 45) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia

    berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Sedangkan menurut Purwanto

    (2012: 45), hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa

    sesuai dengan tujuan pengajaran.

    Reigeluth (Jamil Suprihatiningrum, 2013: 37) mengemukakan hasil

    belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh yang

    memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi

    yang berbeda Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan

    psikomotorik. jenjang dalam ranah kognitif memiliki 6 jenjang. Keenam

    jenjang tersebut adalah pengetahuan yang merupakan pengingatan bahan-

    bahan yang dipelajarinya, selanjutnya pemahaman merupakan penguasaan

    tentang bahan yang dipelajarinya, yang selanjutnya bahan tersebut dapat

    diaplikasikan ke dalam keadaan yang sebenarnya. Bahan yang dipelajari

    tersebut akan dianalisis atau dikaji sehingga akan dibentuk bagian-bagian

    yang lebih terstruktur agar mudah dipahami. Bagian-bagian tersebut akan

    dikombinasikan sehingga akan menghasilkan sesuatu yang baru, hal ini

    termasuk dalam jenjang sintesis. Jenjang dalam ranah kognitif yang terakhir

    adalah evaluasi atau menilai bahan yang dipelajari tersebut Bloom Purwanto,

    (2012: 67).

    Keenam jenjang kognitif di atas mengalami perbaikan, tingkatan

    dalam berpikir versi Anderson, Lorin W. dan Krathwohl, David R. (2010:

    99-133), yang pertama mengingat dengan kegiatan mengenali, membuat

    daftar, menggambarkan serta menyebutkan. Guru dapat mengukur

  • kemampuan mengingat siswa dengan memberikan pertanyaan mengenali

    atau mengingat kembali dalam kondisi yang sama persis dengan kondisi

    ketika siswa belajar. Tingkatan berpikir yang kedua adalah memahami yaitu

    dengan menerangkan ide atau konsep yang memiliki kegiatan

    menginterpretasi, merangkum, mengelompokan, dan menerangkan.

    Tingkatan ketiga adalah menerapkan yang diartikan menggunakan informasi

    dalam situasi lain yang memiliki kegiatan menerapkan, melaksanakan,

    menggunakan, serta melakukan.

    Tingkatan selanjutnya adalah menganalisis yang berarti mengolah

    informasi untuk memahami sesuatu dan mencari hubungan, tingkatan ini

    memiliki kegiatan membandingkan, mengorganisasi, mengajukan

    pertanyaan, dan menemukan. Tingkatan berpikir kelima adalah mengevaluasi

    atau menilai suatu keputusan atau tindakan yang memiliki kegiatan

    memeriksa, membuat hipotesa, mengkritik, serta memberi penilaian.

    Tindakan yang terakhir adalah mengkreasi yang diartikan menghasilkan ide-

    ide baru, produk, atau cara memandang sesuatu, dalam tingkatan akhir ini

    mempunyai kegiatan seperti mendisain, membangun, merencanakan, serta

    menemukan.

    Hasil belajar dalam ranah kognitif juga diikuti oleh ranah lain yaitu

    afektif dan psikomotor Dalam ranah afektif atau sikap yang dihasilkan

    seseorang setelah belajar mencakup 5 aspek. Hasil belajar dalam ranah

    afektif seperti receiving atau sikap menerima, mampu memberikan respon

    atau responding, hasil belajar lain yaitu orang tersebut jadi mampu menilai

    sesuatu atau valuing, serta seseorang yang mau belajar akan mampu

    berorganisasi dan mempunyai karakter yang lebih baik (Musfiqon dan

    Nurdiyansyah 2015, hal. 82).

    B. Studi Relevan

    Ada beberapa penelitian yang secara tidak langsung isinya berkaitan

    dengan tema pembahasan penulis yang berjudul “Penerapan Pendekatan Jas

    (Jelajah Alam Sekitar) Terhadap Keaktifan siswa Dan Hasil Belajar siswa pada

  • mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu di Madrasah Tsanawiyah

    Al-Jauharen Kota Jambi” Berikut ini paparan secara singkat.

    penelitian Kartika, Susilowati dan Ridlo (2013), menyatakan bahwa

    keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran membuat aktivitas siswa

    menjadi tinggi. Aktivitas yang tinggi dalam pembelajaran dapat menambah

    pemahaman siswa, karena mendapatkan pengalaman langsung terutama untuk

    materi yang berkaitan dengan lingkungan.

    Selanjutnya penelitian Priyono, Woro Indriharti dan Suprihartiono

    (2006), menyimpulkan bahwa dengan pendekatan jelajah alam sekitar dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA N 5 Semarang pada materi

    Biologi dan Organisasi Kehidupan.

    Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Annah Mariana (2007) dengan

    judul dan inovasi yang berbeda yaitu Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada

    Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan dengan Penerapan

    Pendekatan JAS Model Conceptual Change dengan tercapainya angka

    aktivitas siswa minimal mencapai kategori angka 7 dan minimal 85% siswa

    memperoleh nilai hasil belajar ≥ 65.

    Berdasarkan uraian di atas, dan penelitian terdahulu ditinjau dari aspek

    judul, judul penelitian ini adalah: “Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar

    Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Terpadu di Madrasah Tsanawiyah Al-

    Jauharen Kota Jambi”.

    Dari segi judul terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan

    penelitian terdahulu, adapun perbedaannya dari penelitian yang saya lakukan

    terletak pada pelajaran yang akan diteliti dan pada tingkat sekolah yang akan

    diteliti. Dan Apakah Penerapan Pendekatan Jas (Jelajah Alam Sekitar) Dapat

    Meningkatkan Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

    (IPA) Terpadu di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi, Kemudian

    Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII B di Dalam Mata

    Pelejaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu di Madrasah Tsanawiyah Al-

    Jauharen Kota Jambi.

  • C. Kerangka Berfikir

    Penerapan Pendekatan Jas (Jelajah Alam Sekitar) dalam Pembelajaran

    IPA disini cenderung pada pengaplikasian media nyata berupa lingkungan alam

    terbuka dan teori-teori yang di bahas dalam mata pelajaran IPA tersebut pada

    materi tentang Sistem ekosistem pada manusia yang telah dipelajari sehingga

    mereka mampu menyelesaikan masalah dengan menggunakan konsep-konsep

    sains.

    Adapun tahap-tahap pembelajaran dalam penedekatan JAS (Jelajah

    Alam Sekitar) adalah sebagai berikut:

    kondisi awal kelas

    Pembelajaran yang monoton

    Siswa kurang aktif

    Hasil belajar tidak mencapai

    KKM

    Penerapan pendekatan

    JAS

    Pengaplikasian media nyata

    Siswa lebih aktif

    Hasil belajar meningkat

    Evaluasi akhir

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom

    Action Research. penelitian tindakan kelas PTK adalah salah satu jenis penelitian

    tindakan yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah dalam kelasnya

    yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pendekatan JAS

    (Jelajah Alam Sekitar) di kelasnya dengan menggunakan (metode, pendekatan,

    penggunaan media, teknik evaluasi dsb) (Musfiqon dan Nurdiyansyah 2015, hal.

    88). Desain atau rancangan dalam penelitian ini dibuat dalam beberapa siklus,

    dimana setiap pelaksanaan siklus meliputi planning (perencanaan), action

    (tindakan) observation (pengamatan), dan reflection (refleksi) (Darmadi, 2015, hal.

    113) bentuk dari desain atau rancangan penelitian adalah sebagai

    berikut:rancangan atau perencana awal, sebelum mengadakan penelitian penulis

    menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk

    didalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. Dan rancangan atau

    rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi, penulis membuat rancangan yang

    direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

    B. Tempat Dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota

    Jambi. Karena dilingkungan sekolah tersebut terdapat banyak komponen-

    komponen yang mendukung untuk penggunaan pendekatan JAS, seperti

    sungai,tumbuh-tumbuhan dan hewan ternak,dan lainnya.

    Adapun subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VII B yang

    berjumlah 26 orang. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun

    ajaran 2016/2017.

    C. Subjek Penelitian

    Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B yang

    berjumlah 26 orang di Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Jauharen kota jambi

    berdasarkan pada observasi awal peneliti pada kelas ini banyak siswa yang pasif

    17

  • pada saat proses pembelajaran berlangsung, bahkan ada beberapa siswa yang sibuk

    dengan aktifitasnya sendiri pada saat guru menjelaskan pelajaran, dan pada

    akhirnya hasil belajar yang diperoleh siswa di bawah KKM.

    D. Rancangan Penelitian

    Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas

    dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang

    lazim dilalui yaitu, perencanaan, pelaksanaa, pengamatan (observasi), dan refleksi.

    Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut :

    siklus I

    Perencanaan

    pelaksanaan

    Pengamatan

    Refleksi

    siklus II

    Perencanaan

    pelaksanaan

    Pengamatan

    Refleksi

  • Gambar III. 1 : tahapan dalam penelitian tindakan kelas alur PTK Kemmis &

    Taggart.

    Secara garis besar Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4

    tahap, dalam siklus penelitian tindakan kelas yang lazim digunakan, yaitu tahapan

    perencanaan, tahapan pelaksanaan, tahapan pengamatan, dan tahapan refleksi,

    Suharsimi Arikunto (2009:20)

    Secara garis besar Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4

    tahap, dalam siklus penelitian tindakan kelas yang lazim digunakan, yaitu tahapan

    perencanaan, tahapan pelaksanaan, tahapan pengamatan, dan tahapan refleksi

    (Darmadi, 2015, hal. 113). Penelitian tindakan kelas ini rencananya akan

    dilaksanakan minimal dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan

    dan setiap pertemuannya membutuhkan waktu 3 x menit. Dan pada setiap akhir

    siklus akan ada postes yang bertujuan untuk mengetahui penguasaan materi yang

    telah dipelajari. Sebelum melaksanakan siklus pembelajaran maka terlebih dahulu

    peneliti akan melaksanakan prasiklus di mana dalam prasiklus ini peneliti

    menyiapkan situasi dan kondisi sebelum melanjutkan ke siklus 1. Berikut prasiklus

    yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

    1. Perencanaan prasiklus

    a) Perencanaan

    (1) Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan perencanaan untuk

    mempersiapkan kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran IPA.

    Yaitu dengan merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran

    pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) dengan menggunakan media

    audio visual pada mata pelajaran IPA terpadu materi pokok Ekosistem

    pada manusia.

    (2) Menyusun skenario model pembelajaran dengan membuat RPP

    (rancangan pelaksanaan pembelajaran).

    (3) Menyiapkan media dan alat peraga berupa benda konkret untuk

    pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia.

  • (4) menyusun kuis.

    b) Pelaksanaan

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melaksanakan proses

    pembelajaran pada mata pelajaran IPA Terpadu materi pokok ekosistem

    yang telah direncanakan diantaranya:

    (1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran.

    (2) Guru menyiapkan lembar pengamatan aktifitas siswa dan informasi

    guru.

    (3) Guru melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya: a)

    menyiapkan kesiapan kelas, b) berdoa, c) persepsi, d) menyampaikan

    tujuan pembelajaran, e) memberikan motivasi.

    (4) Guru menyampaikan materi pokok pengertian dari bagian ekosistem

    pada manusia dan macam-macam fungsinya di pertemuan 1, kemudian

    menyampaikan materi mekanisme sistem pencrnaan pada manusia

    pada pertemuan 2, selanjutnya di pertemuan ke 3 guru menyampaikan

    macam-macam fungsi ekosistem berdasarkan pada letaknya

    (5) Guru menjelaskan aplikasi ekosistem dalam kehidupan sehari-hari

    dengan menggunakan media visual (animasi).

    (6) Guru menyuruh siswa untuk menemukan aplikasi-aplikasi lain dari

    ekosistem dalam kehidupan sehari-hari.

    (7) Guru meminta kepada beberapa orang siswa untuk menyampaikan atau

    mempresentasikan hasil pemikiran mereka.

    (8) Guru memberikan bimbingan dan bantuan kapada siswa yang

    mengalami kesulitan belajar.

    (9) Guru memberikan klarifikasi atas pemikiran-pemikiran yang telah

    disampaikan oleh beberapa orang siswa tersebut.

    (10) Guru memberikan penghargaan atau reward berupa snack ringan

    kepada siswa yang berhasil mempresentasikan hasil pemikiran di

    depan kelas.

  • c) Pengamatan

    Kegiatan-kegiatan yang dilaksanaakan dalam tahap ini adalah

    mengamati aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dan keaktifan dan hasil

    belajar siswa. kegiatan pengamatan tentang performansi guru dilakukan oleh

    observer sekaligus peneliti. Sedangkan kegiatan yang berkaitan dengan

    pengamatan aktivitas keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses

    pembelajaran dilakukan peneliti yang berkolaborasi dengan guru mini. Kegitan

    pengamatan yang dilakukan yaitu:

    (1) Pengamatan terhadap informasi guru, meliputi penguasaan materi dan

    penguasaan dalam pengelolaan kelas dalam membelajarkan IPA

    terpadu sub materi ekosistem pada manusia.

    (2) Pengamatan terhadap aktivitas minat siswa, meliputi: a) keantusiasan

    siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, b) keberanian atau

    keaktifan siswa dalam bertanya, c) interkasi yang muncul dari siswa

    dengan peserta didik, d) motivasi yang muncul pada siswa dan

    keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.

    (3) Pengamatan terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa, meliputi: a)

    Rata – rata nilai ketuntasan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII

    B di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi. b) banyaknya

    siswa yang tuntas belajar, c) presentase ketuntasan belajar secara

    klasikal.

    d) Refleksi

    Refleksi dilakukan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

    dilakukan pada prasiklus. Analisis digunakan untuk mengetahui kekurangan

    aspek – aspek yang diamati pada prasiklus dan untuk merencanakan siklus I dan

    II atau tindakan berikutnya. Pada tahap refleksi, peneliti melakukan kegiatan

    sebagai berikut:

    (1) Menganalisis lembar pengamatan performasi guru selama proses

    pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia.

    (2) Menganalisis hasil kerja siswa terhadap kuis yang diberikan.

  • (3) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara

    terhadap pelaksanaan pengajaran dan memperbaiki kekurangan yang

    terjadi pada prasiklus dan siklus I untuk meningkatkan pembelajaran

    pada siklus II.

    2. Perencanaan siklus I.

    a) Perencanaan

    Setelah melakukan evaluasi tindakan prasiklus, selanjutnya pada tahap

    ini peneliti mengembangkan perencanaan tindakan di siklus I dengan upaya

    tindakan lebih meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam prosesnya

    peniliti menerapkan model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada mata

    pelajaran IPA terpadu sub pokok ekosistem pada manusia. Adapun kegiatan

    yang dilakukan pada tindakan perencanaan siklus I yaitu dengan langkah-

    langkah sebagai berikut:

    (1) Mengidentifikasi Masalah-masalah khusus yang dialami pada

    perencanaan siklus.

    (2) Mengembangkan skenario model pembelajaran dengan membuat RPP

    (rancangan pelaksanaan pembelajaran).

    (3) Mengunakan media dan alat peraga berupa benda konkret untuk

    pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia dengan

    pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar).

    (4) Mengunakan lembar observasi siswa (LOS) dan informasi guru selama

    pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia dengan

    pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar).

    (5) Melaksanakn kuis (tes).

    b) Pelasaknaan

    Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah:

    (1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran.

    (2) Guru menggunakankan lembar pengamatan aktifitas siswa dan

    informasi guru.

  • (3) Guru melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya: a)

    menyiapkan kesiapan kelas, b) berdoa, c) persepsi, d) menyampaikan

    tujuan pembelajaran, e) memberikan motivasi.

    (4) Guru menyampaikan materi pokok pengertian ekosistem pada manusia

    di pertemuan 1 pada siswa, kemudian pertemuan 2 guru

    menyampaikan materi bagian-bagian ekosistem pada siswa,

    selanjutnya di pertemuan ke 3 guru menyampaikan macam – macam

    fungsinya berdasarkan letaknya pada materi ekosistem pada siswa.

    (5) Guru menjelaskan aplikasi ekosistem dalam kehidupan sehari-hari

    dengan menggunakan media visual (animasi).

    (6) Guru menyuruh siswa untuk menemukan aplikasi-aplikasi lain dari

    system pencernaan dalam kehidupan sehari-hari.

    (7) Guru meminta kepada beberapa orang siswa untuk menyampaikan atau

    mempresentasikan hasil pemikiran mereka.

    (8) Guru memberikan bimbingan dan bantuan kapada siswa yang

    mengalami kesulitan belajar.

    (9) Guru memberikan klarifikasi atas pemikiran-pemikiran yang telah

    disampaikan oleh beberapa orang siswa tersebut.

    (10) Guru memberikan penghargaan atau reward berupa snack ringan

    kepada siswa yang berhasil mempresentasikan hasil pemikiran di

    depan kelas.

    c) Pengamatan

    Di dalam kegiatan pengamatan ini guru mencatat semua proses yang

    terjadi dalam tindakan model pembelajaran, guru menganalisis tentang

    tindakan siklus I yang telah dilakukan serta mencatat kelemahan ataupun

    ketidaksesuaian antara skenario pembelajaran dengan respon dari siswa yang

    tidak diharapkan. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini

    adalah:

    a. Pengamatan terhadap informasi guru, meliputi penguasaan materi dan

    penguasaan dalam menerapkan model pembelajaran sains teknologi

  • masyarakat dan pengelolaan kelas dalam membelajarkan IPA terpadu

    sub materi ekosistem pada manusia.

    b. Pengematan terhadap aktivitas minat siswa, meliputi: a) keantusiasan

    siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, b) keberanian atau

    keaktifan siswa dalam bertanya, c) interkasi yang muncul dari siswa

    dengan peserta didik, d) motivasi yang muncul pada siswa dan

    keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.

    c. Pengamatan terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa, meliputi: a)

    Rata – rata nilai ketuntasan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII

    B di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi. b) banyaknya

    siswa yang tuntas belajar, c) presentase ketuntasan belajar secara

    klasikal.

    d) Refleksi

    Refleksi dilakukan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

    dilakukan pada prasiklus dan siklus I. Dan analisis digunakan untuk mengetahui

    kekurangan aspek-aspek yang diamati pada prasiklus dan siklus I. untuk

    merencanakan siklus II atau tindakan berikutnya. Pada tahap refleksi, peneliti

    melakukan kegiatan sebagai berikut:

    a. Menganalisis lembar pengamatan performasi guru selama proses

    pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia melalui

    model pembelajaran sains teknologi masyarakat.

    b. Menganalisis hasil kerja siswa terhadap kuis dan Los yang diberikan.

    c. Menyimpulkan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Jika

    berhasil, ditandai dengan perfonmasi guru, bahwa keaktifan dan hasil

    belajar dan aktifitas siswa yang sesuai dengan indikator keberhasilan

    (meningkat). Maka penerapan model pembelajaran sains teknologi

    masyarakat dikatakan berhasil. Jika performansi guru, keaktifan dan

    hasil belajar dan aktifitas siswa tidak menunjukan ke arah peningkatan,

    maka akan ditindakan lanjuti pada siklus seterusnya, sampai

    mendapatkan ke arah yang menunjukan adanya peningkatan keaktifan

    dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA Terpadu.

  • 3. Perencanaan siklus II.

    1) Perencanaan

    Setelah melakukan evaluasi tindakan prasiklus dan siklus, selanjutnya

    pada tahap ini peneliti mengembangkan perencanaan tindakan di siklus II

    dengan upaya tindakan lebih meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa

    dalam proses model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada mata

    pelajaran IPA terpadu sub pokok ekosistem pada manusia. Adapun kegiatan

    yang dilakukan pada tindakan perencanaan siklus II yaitu dengan langkah-

    langkah sebagai berikut:

    a. Mengidentifikasi Masalah-masalah khusus yang dialami pada

    perencanaan prasiklus dan siklus.

    b. Mengembangkan skenario model pembelajaran dengan membuat RPP

    (rancangan pelaksanaan pembelajaran).

    c. Mengunakan media dan alat peraga berupa benda konkret untuk

    pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia dengan

    pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar).

    d. Mengunakan lembar observasi siswa (LOS) dan informasi guru selama

    pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia dengan

    pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar).

    e. Melaksanakan kuis (tes).

    2) Pelaksanaan

    Kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah:

    a. Guru menyiapkan rencana pembelajaran.

    b. Guru menggunakankan lembar pengamatan aktifitas siswa dan

    informasi guru.

    c. Guru melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya: a)

    menyiapkan kesiapan kelas, b) berdoa, c) persepsi, d) menyampaikan

    tujuan pembelajaran, e) memberikan motivasi.

    d. Guru menyampaikan materi pokok mekanisme ekosistem pada

    manusia di pertemuan 1 pada siswa, kemudian pertemuan 2 guru

    menyampaikan materi perbedaan ekosistem mekanik dan kimiawi pada

  • siswa, selanjutnya di pertemuan ke 3 guru menyampaikan kelainan

    pada ekosistem pada siswa.

    e. Guru menjelaskan aplikasi ekosistem dalam kehidupan sehari-hari

    dengan menggunakan media visual (animasi).

    f. Guru menyuruh siswa untuk menemukan aplikasi-aplikasi lain dari

    system pencernaan dalam kehidupan sehari-hari.

    g. Guru meminta kepada beberapa orang siswa untuk menyampaikan atau

    mempresentasikan hasil pemikiran mereka.

    h. Guru memberikan bimbingan dan bantuan kapada siswa yang

    mengalami kesulitan belajar.

    i. Guru memberikan klarifikasi atas pemikiran-pemikiran yang telah

    disampaikan oleh beberapa orang siswa tersebut.

    j. Guru memberikan penghargaan atau reward berupa snack ringan

    kepada siswa yang berhasil mempresentasikan hasil pemikiran di

    depan kelas.

    3) Pengamatan

    Di dalam kegiatan pengamatan ini guru mencatat semua proses yang

    terjadi dalam tindakan model pembelajaran, guru menganalisis tentang

    tindakan siklus II yang telah dilakukan serta mencatat kelemahan ataupun

    ketidaksesuaian antara skenario pembelajaran dengan respon dari siswa yang

    tidak diharapkan. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini

    adalah:

    a. Pengamatan terhadap informasi guru, meliputi penguasaan materi dan

    penguasaan dalam menerapkan model pembelajaran sains teknologi

    masyarakat dan pengelolaan kelas dalam membelajarkan IPA terpadu

    sub materi ekosistem pada manusia.

    b. Pengematan terhadap aktivitas minat siswa, meliputi: a) keantusiasan

    siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, b) keberanian atau

    keaktifan siswa dalam bertanya, c) interkasi yang muncul dari siswa

    dengan peserta didik, d) motivasi yang muncul pada siswa dan

    keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.

  • c. Pengamatan terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa, meliputi: a)

    Rata – rata nilai ketuntasan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII

    B di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi. b) banyaknya

    siswa yang tuntas belajar, c) presentase ketuntasan belajar secara

    klasikal.

    4) Refleksi

    Refleksi dilakukan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

    dilakukan pada prasiklus dan siklus I. Dan analisis digunakan untuk mengetahui

    kekurangan aspek-aspek yang diamati pada prasiklus dan siklus I. untuk

    merencanakan siklus II atau tindakan berikutnya. Pada tahap refleksi, peneliti

    melakukan kegiatan sebagai berikut:

    a. Menganalisis lembar pengamatan performasi guru selama proses

    pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia melalui

    model pembelajaran sains teknologi masyarakat.

    b. Menganalisis hasil kerja siswa terhadap kuis dan Los yang diberikan.

    c. Melakukan penyimpulan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak.

    Setelah dilakukan prasiklus, siklus I dan II maka peneliti akan mendapatkan

    hasil dari setiap percobaan setiap siklus yang dilakukan Jika berhasil, ditandai

    dengan perfonmasi guru, bahwa keaktifan dan hasil belajar dan aktifitas siswa

    yang sesuai dengan indikator keberhasilan (meningkat). Maka penerapan model

    pembelajaran sains teknologi masyarakat dikatakan berhasil. Jika performansi

    guru, keaktifan dan hasil belajar dan aktifitas siswa tidak menunjukan ke arah

    peningkatan, maka akan ditindakan lanjuti pada siklus seterusnya, sampai

    mendapatkan ke arah yang menunjukan adanya peningkatan keaktifan dan hasil

    belajar siswa dalam pembelajaran IPA Terpadu sehingga riset yang dilakukan

    peneliti lakukan sampai mendapatkan hasil yang diharapkan.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    1. Jenis Data

    Adapun jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data Primer

    dan Sekunder yang terdiri dari :

    a) Keaktifan siswa

  • b) Absensi siswa

    2. Teknik pengumpulan data

    a) Metode observasi

    Metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

    proses yang tersusun dari berbagai proses psikologis. Teknik pengumpulan

    data dengan observasi digunakan bila penelitian dilakukan berkenaan

    dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila

    responden yang diamati tidak terlalu besar, Metode observasi diartikan

    sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang

    tampak pada objek penelitian.

    Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan

    cara mengadakan pengamatan langsung terhadap aktifitas siswa dalam

    proses pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA Terpadu di kelas VII

    di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi sebelum dan sesudah

    menggunakan pendekatan jelajah alam.

    Tabel 3. 1.

    Kisi-Kisi Observasi Guru

    No Aspek Indikator Deskripsi YA TIDAK

    1 Pembelajaran Mengkondisi

    kan siswa

    Mengkondisikan siswa untuk

    siap menerima pelajaran

    Menyampaik

    an tujuan

    pembelajara

    Menyampaikan tujuan

    pembelajaran sesuai materi

    yang akan disampaikan

    2 Penggunaan

    metode

    eksperimen

    Menyiapkan

    alat dan

    bahan yang

    diperlukan

    Membimbing siswa

    menyiapkan alat dan bahan

    yang diperlukan

    Melaksanakan Membimbing dan

  • percobaan oleh

    semua siswa

    mendampingi siswa dalam

    percobaan

    Meminta siswa untuk

    mencatat hasil percobaan

    Meminta siswa untuk

    mempresentasikan hasil

    pekerjaan

    Membimbing siswa untuk

    berani mengeluarkan

    pendapat

    3 Refleksi

    Mengevaluas

    i proses

    percobaan

    Membimbing siswa dalam

    mengkaji hasil percobaan dan

    memberi penguatan terhadap

    hasil kerja siswa

    Membimbing siswa dalam

    menyimpulkan

    Meminta siswa mengerjakan

    latihan

    F. Teknik Analisis Data

    Kemudian data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui

    pengamatan, tes, atau metode lainnya kemudian diolah dengan analisis deskriptif

    untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan

  • tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan dalam melakukan pendekatan

    jelajah alam (JAS) di kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi.

    Adapun teknik pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa

    data-data yang disajikan berdasarkan angka-angka maka menggunakan analisis

    deskriptif persentase dengan rumus sebagai berikut :

    𝑝 𝑛

    x 100 %

    1. Lembar Observasi

    Lembar observasi berfungsi untuk mengumpulkan informasi tentang

    kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dari

    tindakan yang telah dilakukan guru maupun siswa. Adapun kisi-kisi yang

    digunakan pada lembar observasi ini adalah sebagai berikut:

    2. Lembar keaktifan siswa

    Lembar Observasi aktivitas siswa digunakan sebagai pedoman peneliti

    dalam mengamati keaktifan siswa pada pelaksanaan pembelajaran IPA dengan

    metode eksperimen. Data diambil dari lembar observasi aktivitas siswa yang

    berbentuk pemberian skor dengan mencentang SS (Sangat Sering),S (Sering),J

    (Jarang), serta TP (Tidak Pernah) dengan penskoran untuk SS mempunyai

    skor 4, S mempunyai skor 3, J mempunyai skor 2, serta TP mempunyai skor 1.

    Data analisis untuk lembar observasi keaktifan siswa dengan cara deskriptif

    kuantitatif yang artinya mendeskripsikan data berupa angka.

    Penghitungan capaian keaktifan masing-masing siswa menggunakan

    rumus sebagai berikut :

    Capaian = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝 𝑜𝑙 ℎ 𝑘𝑜 𝑚𝑎𝑘 𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%

    Pedoman kriteria keaktifan siswa pada pembelajaran (Arikunto, 2007,

    hal. 18) adalah sebagai berikut:

    Tabel 3. 2

    Pedoman kriteria untuk keaktifan siswa

  • Capaian Kriteria

    75% - 100% Tinggi

    50% - 74,99% Sedang

    25% - 49,99% Rendah

    0% - 24,99% Sangat Rendah

    Penskoran dilakukan sesuai dengan rubrik penilaian yang telah dibuat

    peneliti. Nilai tes evaluasi akan dibandingkan antara siklus 1 dan siklus 2

    apabila mengalami peningkatan maka dapat diasumsikan bahwa pembelajaran

    menggunakan pembelajaran melalui pendekatan jelajah alam pada mata

    pelajaran IPA Terpadu di kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen

    Kota Jambi.

    G. Indikator Keberhasilan

    Kriteria ketuntasan hasil belajar IPA yang berlaku di sekolah Madrasah

    Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi70%. Sedangkan untuk mengetahui tingkat

    keberhasilan penelitian tindakan ini dengan ketuntasan seperti yang diungkapkan

    Arikunto bahwa penguasaan yang dicapai jika menggunakan prinsip belajar tuntas

    yaitu dengan mengusai >70%, (Arikunto, 2002, hal. 18).

    Indikator keberhasilan Keaktifan siswa jika siswa mendapat skor 41 – 51.

    Sedangkan Paul D. Deirich (dalam Hamalik, 2007) menyatakan bahwa

    indikator keaktifan belajar siswa berdasarkan jenis aktivitasnya dalam proses

    pembelajaran yaitu sebagai berikut:

    Kegiatan visual (visual activities), yaitu membaca, memperhatikan

    gambar, mengamati demonstrasi atau mengamati pekerjaan orang lain, Kegiatan

    lisan (oral activities), yaitu kemampuan menyatakan, merumuskan, diskusi,

    bertanya atau interupsi.

    Kegiatan mendengarkan (listening activities), yaitu mendengarkan penyajian

    bahan, diskusi atau mendengarkan percakapan, Kegiatan menulis (writing

    activities), yaitu menulis cerita, mengerjakan soal, menyusun laporan atau

  • mengisi angket, Kegiatan menggambar (drawing activities), yaitu melukis,

    membuat grafik, pola, atau gambar, Kegiatan emosional (emotional

    activities), yaitu menaruh minat, memiliki kesenangan atau berani, Kegiatan

    motorik (motor activities), yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat

    atau membuat model, Kegiatan mental, yaitu mengingat, memecahkan

    masalah, menganalisis, melihat hubungan-hubungan atau membuat

    keputusan.

  • BAB IV

    HASIL DAN DESKRIPSI DATA

    A. Hasil Penelitian

    1. Kondisi Awal (Pra Tindakan)

    Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

    observasi. Tujuan pelaksanaan observasi adalah untuk mengetahui bagaimana

    aktivitas siswa di dalam kelas pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran.

    Observasi dilakukan di kelas VII B pada hari Kamis tanggal 29 Maret 2017

    jam pelajaran ke 1-2, dengan jumlah siswa sebanyak 26. Pada saat pelaksanaan

    observasi, materi pelajaran yang disampaikan oleh guru adalah klasifikasi

    makhluk hidup. Pembelajaran biologi berlangsung dengan lancar. Siswanya

    juga cukup antusias dalam mengajukan pertanyaan ketika guru menjelaskan

    kurang jelas. Namun guru tidak memberikan tugas ketika proses pembelajaran

    sudah berakhir.

    Pada saat jam pelajaran kedua terlihat kondisi kelas kurang kondusif

    karena antusiasme siswa terhadap pembelajaran menurun. Hal ini ditunjukan

    beberapa siswa yang duduk di bagian depan maupun belakang masih

    melakukan kegaduhan (mengobrol dan bercanda dengan teman) dan ada juga

    beberapa siswa yang mengantuk. Penggunaan media selama proses

    pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol, dan buku paket

    biologi. Dari keseluruhan pembelajaran diketahui bahwa guru lebih

    menekankan pada penyampaian materi dengan metode ceramah.

    Pada tahap perencanaan, peneliti berdiskusi bersama guru mata

    pelajaran IPA untuk mempersiapkan penelitian. Kemudian peneliti

    menentukan indikator keberhasilan yang didasarkan pada observasi awal.

    Selanjutnya menyusun instrumen pembelajaran, yaitu silabus (Lampiran I),

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Lampiran 2), dan Lembar Kerja

    Siswa (LKS) (Lampiran 3). Merumuskan dan menyusun desain/skenario

    pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS). Menyusun pedoman penilaian tes,

    kuisioner (Lampiran 4), soal-soal pre test, post test (Lampiran 5), dan lembar

    33

  • observasi (Lampiran 6).

    2. Pelaksanaan Penelitian Siklus I

    a) Pelaksanaan Proses Pembelajaran

    Mata pelajaran IPA dalam satu minggu dilaksanakan dalam tiga

    kali pertemuan. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam tiga kali

    pertemuan yaitu dimulai pada hari Senin 3 April, Sabtu 8 April, dan Kamis

    12 April 2017. Berhubung penelitian dilakukan sudah sangat dekat dengan

    waktu ujian akhir semester, maka pelaksanaan penelitian pada pertemuan

    kedua dalam siklus I menggunakan jadwal mata pelajaran penjaskes.

    Pertemuan ketiga dilanjutkan pada minggu berikutnya yaitu pada hari

    senin.

    Sebelum pelaksanaan siklus I terlebih dahulu peneliti diperkenalkan

    terlebih dahulu oleh guru mata pelajaran IPA kepada siswa VII di

    Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi. Kesempatan 1 jam

    pelajaran ini peneliti gunakan untuk membagikan kuisioner keaktifan awal

    kepada 26 siswa kelas VII. Pertemuan pertama dimulai pada hari senin

    tanggal 3 April 2017 pada jam 1 dan 2 dengan 26 siswa yang ikut serta

    dalam pembelajaran. Materi pembelajaran yang disampaikan pada

    pertemuan pertama adalah satuan makhluk hidup dalam ekosistem.

    Untuk mengawali pembelajaran serta untuk melihat kemampuan

    awal siswa dalam pembelajaran peneliti membagikan pretest terlebih

    dahulu. Setelah selesai mengerjakan pretest, peneliti membagi siswa dalam

    kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Kemudian peneliti

    menjelaskan langkah menggunakan metode Jelajah Alam Sekitar (JAS) dan

    membagikan LKS kepada kelompok. Siswa dibimbing untuk keluar kelas

    dengan tertib dan tenang supaya tidak mengganggu proses belajar kelas

    yang lainnya. Pada saat pengerjaan LKS, setiap kelompok diberi masing-

    masing satu LKS, tujuannya supaya dalam kelompok tersebut bekerja sama

    dan tidak ada yang tidak bekerja dalam mengerjakan LKS. Dalam LKS I

    siswa diminta untuk menjelajahi alam sekitar sekolah kemudian

    menggolongkan jenis satuan makhluk hidup yang ada dilingkungan sekitar

  • Sekolah ke dalam tabel dan menjelaskan pengertiannya.

    Kemudian siswa diminta untuk mendiskusikan hasil

    pengamatannya ke depan kelas. Pertemuan pembelajaran pertama suasana

    kelas kurang kondusif. Siswa cenderung ribut pada saat pembagian

    kelompok dan pelaksanaan Jelajah Alam Sekitar. Hal ini disebabkan siswa

    ingin memilih anggota kelompoknya sesuai keinginannya sendiri. Namun,

    yang telah dalam penelitian ini kelompok belajar sudah dibagi

    direncanakan sebelum pembelajaran sesuai dengan kemampuan kognitif

    siswa.

    Pertemuan pembelajaran kedua dilaksanakan pada hari sabtu

    tanggal 8 April 2017 pada jam ke 7-8. Materi pelajaran yang disampaikan

    adalah hubungan saling ketergantungan antara faktor biotik dalam

    ekosistem. Dalam pengerjakan LKS 2 siswa mendapat tugas untuk

    menjelajahi alam sekitar sekolah kemudian diminta untuk mengamati

    komponen penyusun ekosistem serta mengamati interaksi komponen

    ekosistem yang berada dilingkungan sekolah, kemudian dicatat ke dalam

    tabel yang telah disediakan di dalam LKS. Selama melakukan jelajah alam

    sekitar siswa diberi waktu 20 menit. Setelah melakukan jelajah alam sekitar

    dan mendapatkan data pengamatan, masing-masing dalam kelompok

    pengamatan diminta untuk presentasi di depan kelas.

    Pertemuan pembelajaran kedua ini dirasakan lebih kondusif, karena

    siswa mulai dapat bekerja sama dengan anggota kelompok dalam

    mengerjakan LKS, serta lebih tertib melaksanakan jelajah alam sekitar.

    Selain itu beberapa siswa juga mulai aktif bertanya saat temannya

    melakukan presentasi di depan kelas, serta aktif menjawab saat peneliti

    mengajukan pertanyaan. Suasana pembelajaran pertama dapat dilihat dalam

    gambar 4. 1

    Pertemuan pembelajaran ketiga pada siklus pertama dilaksanakan

    pada hari Kamis, 12 April 2017 pada jam pelajaran ke 4 dan 5. Materi

    pelajaran yang disampaikan adalah melanjutkan materi pada pertemuan

    kedua, LKS yang dibahas dalan pertemuan ketiga ini adalah siswa diminta

  • untuk menjelajahi alam sekitar sekolah, kemudian siswa diminta untuk

    mengamati masing-masing organisme yang ditemukan kemudian dicatat di

    dalam tabel yang telah disediakan. Kemudian dari hasil pengamatan

    tersebut siswa diminta untuk membuat peta mengenai rantai makanan atau

    hubungan makan memakan antara organisme yang satu dengan yang

    lainnya. Bila ditemukan lebih dari satu rantai makanan, maka

    hubungkanlah satu rantai makanan dengan yang lainnya sehingga diperoleh

    jaring-jaring makanan. Setelah kegiatan jelajah alam sekitar selasai, siswa

    kembali masuk ke dalam kelas lagi untuk melaksanakan post test I.

    Pertemuan ketiga pada tanggal 12 April 2017 berjalan dengan

    sangat baik, karena siswa sudah bisa bekerja sama dalam kelompok saat

    mengerjakan LKS maupun saat melaksanakan Jelajah alam sekitar. Selain

    itu siswa juga sudah aktif bertanya dan menjawab pertanyaan ketika

    peneliti mengajukan pertanyaan

    Gambar 4. 1. Suasana Pembelajaran Siklus I

    (1) Hasil Pengamatan (Observing)

    Kegiatan pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan waktu

    tindakan yang sedang berjalan. Peneliti sebagai pengamat artinya, yang

    melakukan pengamatan kepada guru saat pemberian tindakan dan siswa

    dalam penerapan pendekatan JAS terhadap keaktifan siswa dan hasil

    belajar siswa pada mata pelajaran IPA Terpadu di Madrasah

    Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi. Serta mencatat semua hal yang

  • diperlukan dan terjadi selama tindakan siklus I berlangsung. Berikut ini

    adalah hasil dari pengamatan siklus I sebagai berikut:

    (a) Hasil Observasi Aktivitas Guru

    Pada awal pembelajaran guru belum memeriksa kesiapan siswa

    karena beberapa siswa yang di belakang masih berbicara sendiri. Guru

    sudah melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab yang

    relevan dengan materi yang akan diajarkan dan memotivasi belajar

    siswa untuk memberikan semangat. Siswa terdorong untuk

    mengemukakan pengetahuan awal tentang konsep yang akan dipelajari.

    Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan

    secara singkat materi sistem Ekosistem yang akan diajarkan dengan

    kompetensi yang akan dicapai.

    Pada saat kegiatan inti, guru memberikan pengarahan untuk

    memperhatikan presentasi yang telah disiapkan. Guru sudah

    menunjukkan gambar ekosistem dan pertanyaan pada awal. Terlihat

    siswa tertarik dan antusias mengamati gambar. Setelah itu, guru

    menampilkan dan menjelaskan video pembelajaran tentang ekosistem

    yang ada. Namun guru belum menjelaskannya secara rinci hanya

    menunjukkan prosesnya. Dilanjutkan dengan presentasi dengan

    menggunakan power point, pada saat penyampaian materi tentang

    ekosistem sudah komunikatif mengajak siswa berinteraksi tetapi guru

    terlihat masih kaku atau kurang luwes. Terlihat guru menghargai siswa

    dengan melakukan kontak mata saat menjelaskan materi dan

    menggunakan bahasa tubuh dengan cara menganggukkan kepala ketika

    siswa menjawab pertanyaan dengan benar, menggelengkan kepala

    ketika siswa belum menjawab pertanyaan dengan benar.

    Guru sudah melakukan tanya jawab kepada siswa setelah

    menjelaskan sub materi atau seluruh materi tentang ekosistem yang

    telah disampaikan dan memberikan kesempatan bertanya. Guru hanya

    membagi kelompok belajar siswa berdasarkan tempat duduk yang

    berdekatan. Dalam pembentukan kelompok, guru kelas membagi

  • menjadi 6 kelompok untuk menjelajah alam sekolah. Masing-masing

    kelompok terdiri dari 4 siswa tetapi guru dalam pembentukan kelompok

    belum memperhatikan kemampuan akademik atau kognitif siswa

    karena ada satu kelompok yang dominan terdiri dari siswa yang

    memiliki akademik tinggi dan satu kelompok dominan memiliki

    kemampuan akdemik kurang. Guru belum memberikan pengarahan

    yang jelas sehingga siswa masih kebingungan saat mengerjakan LKS.

    Guru menfasilitasi belajar dalam kegiatan diskusi dengan menyedaikan

    LKS dan memberikan bimbingan kepada siswa yang masih bingung

    dalam mengerjakan LKS.

    Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan presentasi.

    Pada saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

    mempresentasikan hasil di depan kelas, terlihat kelompok yang maju ke

    depan belum didengarkan karena beberapa kelompok yang dibelakang

    masih sibuk sendiri. Setelah semua kelompok sudah mendapat

    kesempatan untuk presentasi, guru meminta siswa mengumpulkan

    hasilnya namun pembahasan dari JAS dan LKS belum sepenuhnya

    dilakukan. Kegiatan dilanjutkann dengan memberikan kesempatan

    bertanya kepada siswa. Namun, siswa terlihat pasif dan nampak malu

    untuk bertanya. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan

    pembelajaran dan menampilkan ringkasan materi. Tetapi beberapa

    siswa yang dibelakang masih pasif terlihat hanya siswa yang di depan

    yang bersuara. Kemudian guru sedikit memberikan penguatan. Namun,

    belum memberikan umpan balik. Hal ini dilihat dari belum diberikan

    tugas untuk semua siswa karena waktu sudah habis.

    (b) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

    Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam proses

    pembelajaran menggunakan JAS. Terlihat sejak awal siswa

    bersemangat dan tertarik mengikuti pembelajaran. Saat menjelajahi

    alam sekitar sekolah siswa masih ada yang bermain-main untuk

    mengamati interaksi komponen ekosistem yang berada dilingkungan

  • sekolah, kemudian dicatat ke dalam tabel yang telah disediakan di

    dalam LKS. Pada saat guru memberikan pertanyaan beberapa siswa

    masih takut menjawab, setelah guru memberikan pancingan berupa

    pertanyaan baru siswa mau menjawab. Keberanian siswa untuk

    menanyakan sendiri tentang materi yang sudah dipelajari belum

    tampak.

    Terlihat saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya

    siswa hanya diam atau pasif. Pada saat kegiatan diskusi waktu yang di

    membutuhkan sedikit lebih lama karena ada kelompok yang lama

    dalam mengerjakan LKS sehingga kelompok yang sudah mengerjakan

    kelas menjadi ramai sendiri. Saat siswa melakukan diskusi terlihat

    kurang bersemangat. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan presentasi

    hasil LKS yang telah dikerjakan, terlihat saat siswa melakukan

    presentasi di depan kelas beberapa kelompok ada yang tidak

    mendengarkan dan ada yang sibuk sendiri. Memasuki kegiatan akhir

    pembelajaran saat menyimpulkan materi bersama guru beberapa siswa

    yang dibelakang masih diam terlihat hanya siswa yang didepan saja

    yang bersuara.

    b) Analisa Hasil Belajar Aspek Kognitif

    Pada awal pembelajaran, peneliti membagikan soal pretest kepada

    26 siswa kelas VII B. Pretest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

    kemampuan awal siswa pada materi ekosistem. Hasil analisis pretest

    disajikan dalam tabel 4. 1

    Tabel 4. 1.

    Hasil Analisis Pretest Siswa Kelas VII B

    No Nama Siswa Nilai

    1 Afriani 70

    2 Amalia Salsabila 45

    3 Aprilia Utama 40

  • 4 Alin Tursina 40

    5 Aprilia Utami 47

    6 Apriana Satia Ningrum 30

    7 Ana Selamita 70

    8 Cahaya Permata Sari 42

    9 Dwi Marsyanda 30

    10 Dwi Purwaningsih 45

    11 Putri Bayyinah 15

    12 Dwi Purwaningsih 63

    13 Ega Silvi Dwi Yani 42

    14 Inda Amelia 40

    15 Ilvi Dwi Yani 40

    16 Iga Silvia 70

    17 Khusnul Khotimah 42

    18 Melisa Chandra 80

    19 Niati Afdelia 40

    20 Nanda Fitriani 43

    21 Nurjismi 60

    22 Nys. Aisyah R 42

    23 Siti Aisyah 30

    24 Santika 50

    25 Wardatul Azizah 30

    26 Windi Wulandari 45

    Rata-rata kelas 45,80

    Nilai Tertinggi 80

    Nilai Terendah 15

    Pengukuran keberhasilan belajar aspek kognitif siswa pada materi

    ekosistem diukur dengan melaksanakan pos test 1. Test dilaksanakan pada

    Kamis, 12 April 2017 diakhir pembelajaran siklus I. Tes ini diikuti oleh 26

  • siswa kelas VII B dengan materi yang telah dipelajari selama pembelajaran

    siklus I dan sesudah dilakukan tindakan. Hasil postets I menunjukan

    sebanyak 10 siswa yang tuntas mencapai KKM 75. Sedangkan persentase

    ketuntasan klasikal yang dicapai adalah sebesar 38,46%. Kemudian nilai

    tertinggi yang dapat dicapai siswa adalah 85. Nilai terendah yang diperoleh

    siswa adalah 50. Dari hasil postest I diketahui rata-rata kelas adalah 70.

    Hasil analisa belajar kognitif siklus I disajikan pada tabel 4. 2,

    selengkapnya dapat dilihat pada (lampiran 7)

    Tabel 4. 2.

    Hasil analisa belajar kognitif siklus I

    No Nama Siswa Nilai

    1 Afriani 80

    2 Amalia Salsabila 60

    3 Aprilia Utama 70

    4 Alin Tursina 80

    5 Aprilia Utami 70

    6 Apriana Satia Ningrum 75

    7 Ana Selamita 85

    8 Cahaya Permata Sari 70

    9 Dwi Marsyanda 70

    10 Dwi Purwaningsih 65

    11 Putri Bayyinah 50

    12 Dwi Purwaningsih 80

    13 Ega Silvi Dwi Yani 70

    14 Inda Amelia 65

    15 Ilvi Dwi Yani 50

    16 Iga Silvia 80

    17 Khusnul Khotimah 70

    18 Melisa Chandra 85

    19 Niati Afdelia 70

  • 20 Nanda Fitriani 75

    21 Nurjismi 80

    22 Nys. Aisyah R 70

    23 Siti Aisyah 70

    24 Santika 75

    25 Wardatul Azizah 50

    26 Windi Wulandari 65

    Rata-rata kelas 70,19

    Nilai Tertinggi 85

    Nilai Terendah 50

    Tabel 4. 3.

    Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus I

    No Keterangan Ketercapai