Penerapan Model Pembelajaran Think Pair

download Penerapan Model Pembelajaran Think Pair

of 6

Transcript of Penerapan Model Pembelajaran Think Pair

  • 8/19/2019 Penerapan Model Pembelajaran Think Pair

    1/11

  • 8/19/2019 Penerapan Model Pembelajaran Think Pair

    2/11

    2

    sebesar 84,81%; (2) hasil belajar ranah kognitif yang sebelum diberi tindakan

    dengan rata-rata keberhasilan siswa 64,91% dengan ketuntasan klasikal 0%

    setelah diberi tindakan meningkat menjadi 88,57% dengan ketuntasan klasikal

    sebesar 84,95% pada siklus I. Pada siklus II rata-rata sebelum diberi tindakan

    68,33% dengan ketuntasan klasikal 39,39% meningkat menjadi 92,39% dengan

    ketuntasan klasikal 96,97%. 

    Latar Belakang: Keaktifan merupan kunci dalam kegiatan belajar, siswa dituntut

    untuk selalu aktif memproses dan mengolah hasil belajarnya. Aktivitas siswa

    lebih diperlukan dalam dalam proses belajar mengajar, sehingga murid harus

    aktif, tidak cukup hanya mendengar dan mencatat akan tetapi siswa juga harus

     berpartisipasi dengan memberikan respon pada saat pada saat pembelajaran.

    Setiap proses pembelajaran pasti menampakan orang yang sedang belajar atau

    siswa (Dimyati, 2009:114). Keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran

    mengambil dalam bentuk kegiatan, baik dari fisik yang mudah diamati maupun

    dari kegiatan non fisik yang sulit diamati.

    Dalam proses pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek yaitu pelaku kegiatan

     belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku kegiatan belajar, maka guru

    hendaknya merencanakan pembelajaran yang menuntut siswa melakukan banyak

    aktivitas belajar sendiri maupun kelompok. Ibrahim dan Nana (2003:27)

    menyimpulkan “Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan

    siswa bukan berarti guru tidak banyak melakukan aktivitas, tetapi guru selalu

    memberi petunjuk tentang apa yang harus dilakukan siswa, mengarahkan,

    menguasai dan mengadakan evaluasi”.

    Berdasarkan observasi awal peneliti dalam melaksanakan Program Pengalaman

    Lapangan (PPL) bahwa SMKN 2 Blitar pada kelas XI Pemasaran 3 terdapat

     permasalahan yang krusial mengenai hasil belajar dan aktivitas belajar siswa yang

    sangat kurang, hal ini ditunjukkan dari nilai hasil Ujian Tengah Semester (UTS).

    Terdapat 27 siswa dari 35 jumlah siswa yang belum bisa memperoleh nilai yang

    memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=81). Sedangkan karakteristik dari

    siswa kelas XI Pemasaran 3 SMKN 2 Blitar itu sendiri adalah mereka cenderung

     pasif serta kurang aktif ketika terjadi diskusi. Hal itu dikarenakan kurangnya rasa

     percaya diri dalam diri masing-masing siswa. Aktivitas belajar siswa yang kurang

     pada saat proses pembelajaran dan juga kurang mengolah informasi yang ada juga

    merupakan hambatan dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan saat

     pelaksanaan  Lesson Study  pada Selasa 21 Oktober 2014 pada mata pelajaran

    Pemasaran Barang dan Jasa.Permasalahan lain yang ditemukan dalam Program Pengalaman Lapangan (PPL)

     bahwa SMKN 2 Blitar pada kelas XI Pemasaran 3 yaitu siswa lebih cenderung

    merasa bosan ketika guru menggunakan model pembelajaran konvensional atau

    ceramah, suara guru yang relative pelan dan kurangnya penggunaan model

    kooperatif menjadikan siswa kurang maksimal dalam meyerap materi yang

  • 8/19/2019 Penerapan Model Pembelajaran Think Pair

    3/11

    3

    diberikan oleh guru. Aktivitas yang kurang menjadikan prestasi belajar siswa

    menjadi kurang maksimal.

    Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, pembelajaran harus dialihkan yang

    semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal

    ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan model pembelajaran yang dapat

    meningkatkan aktivitas belajar siswa seperti penerapan model pembelajaran

    kooperatif tipe Think Pair   Share (TPS). TPS merupakan metode yang

    menempatkan guru sebagai motivator, fasilitator, mediator, evaluator dan

     pembimbing, sedangkan siswa dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas

    memiliki peran aktif.

    Hal ini sejalan dengan teori yang dijelaskan oleh Kusuma, F.W dan Aisyah, M.N

    (2012) yaitu Model pembelajaran kooperatif terbagi atas beberapa tipe, salah

    satunya adalah Think   Pair Share. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

    Share (TPS) adalah salah satu model pembelajaran yang cukup efektif untuk

    meningkatkan aktivitas belajar Akuntansi siswa karena siswa dituntut untuk

    melakukan aktivitas yang lebih banyak saat belajar. TPS memberikan kesempatan

    kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.

    Penerapan Cooperative Learning   tipe Think Pair Share  sudah pernah diteliti di

     beberapa tempat. Beberapa teori penelitian tersebut antara lain: 1) Febrian Widya

    Kusuma dan Mimin Nur. A (2012), menyebutkan bahwa Implementasi Model

    Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share  untuk meningkatkan Aktivitas

    Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Wonosari berhasil, hal ini

    dapat dilihat pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa 65,32% dan meningkat

     pada siklus II sebesar 88,55%, dan Sumaiayah. A (2012) menyebutkan

    Peningkatan Hasil Belajar Pelaku-Pelaku Kegiatan Perekonomian Di Indonesia

    dengan model pembelajaran Think Pair And Share  pada siswa kelas VIII SMPPGRI Bergas meningkat dan berhasil, hal ini di tunjukakan pada peningkatan dari

    siklus I maupun siklus II terlihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa

    meningkat yaitu dari skor awal yaitu dari rata-rata awal sebesar 66,9 menjadi 73,2

     pada siklus I dan 84,2 pada siklus II pada siklus dan ketuntasan klasikal dari

    34,6% menjadi 65,3% pada siklus I dan 92,3% pada siklus II. Selain itu siswa

    menunjukan sikap positif terhadap model pembelajaran TPS.

    Setelah diterapkannya model pembelajaran Think Pair Share di kelas, guru akan

    meneliti sejauh mana tingkat keberhasilan dan keaktifan siswa pada saat proses

     pembelajaran berlangsung. Dalam kaitannya dengan hasil pembelajaran yang

     berlangsung akan dituntut proses dan hasil belajar dari kegiatan tersebut. Denganmengukur aktivitas dan hasil belajar, maka seseorang akan dapat mengetahui

    tingkat penguasaan kompetensi materi pembelajaran yang telah dicapai. Oleh

    karena itu penggunaan model Think Pair Share sangat bagus diterapkan di kelas

    untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

    Melihat beberapa hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

    melalui model yang lebih bervariasi yaitu Think Pair Share  (TPS) dengan

  • 8/19/2019 Penerapan Model Pembelajaran Think Pair

    4/11

    4

     pendekatan Kooperatif, yang akan diterapkan pada mata pelajaran Pemasaran

    Barang dan Jasa. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share  (TPS)

    dikembangkan oleh Frank Lyman (dalam Lie, 2008: 57) sebagai struktur kegiatan

     pembelajaran kooperatif. Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja

    sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Sehingga dalam pembelajaran

    kooperatif tipe TPS, siswa diberi kesempatan untuk berpikir sendiri dan

     bekerjasama dengan kelompoknya.

    Berdasarkan permasalahan di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan

     penelitian tindakan dengan penerapan pembelajaran kooperatif yang dapat

    meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pemasaran

    Barang dan Jasa pada siswa kelas XI Pemasaran 3 di SMKN 2 Blitar. Hal tersebut

    membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul ”Penerapan

    Model Think Pair Share  (TPS) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belaja

    Siswa kelas XI Pemasaran 3 Pada Mata Pelajaran Pemasaran Barang dan Jasa di

    SMKN 2 Blitar.”

    METODE: Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yakni

    untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran di dalam

    kelas, maka penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

     Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

    adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

    sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto,

    2014:2). Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif.

    Deskriptif maksudnya menggambarkan keadaan status fenomena, sedangkan

    kualitatif maksudnya menggambarkan data-data atau kalimat dipisah-pisahkan

    menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan” (Moleong 2014:6). Adapunciri-ciri kualitatif menurut Moleong adalah (1) Latar Ilmiah (2) manusia sebagai

    alat atau instrument (3) analisis data secara induktif (4) bersifat deskriptif (5)

    lebih mementingkan proses dari pada hasil. Dalam satu siklus terdiri atas empat

    komponen, antar lain  Planning   (perencanaan) action  (tindakan), observation 

    (observasi), dan reflection (refleksi). Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 2

    Blitar yang beralamatkan di Jl. Tanjung No.111 Blitar. Penelitian ini

    dilaksanakan di kelas XI Program Pemasaran 3 di SMKN 2 Blitar yang

     berjumlah 33. Objek penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa XI PM 3 SMKN

    2 Blitar pada semester genap 2014/2015 pada bulan Februari 2015. 

    Tes: Tes adalah seperangkat rancangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang

    dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi

     penetapan skor angka (Margono, 2005:170). Pada penelitian ini menggunakan

     post test   dan  pre test .  Pre test dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

     pengetahuan awal sebelum diadakan tindakan penerapan model Think Pair Share.

  • 8/19/2019 Penerapan Model Pembelajaran Think Pair

    5/11

    5

    Sedangkan  post test dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa setelah

     pelaksanaan model pembelajaran Think Pair Share.

    Observasi: Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

    sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono,

    2005:158). Kegiatan yang diamati meliputi aktivitas guru dan siswa selama

    kegiatan pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi. 

    Dokumentasi: Dokumentasi, dari asal katanya dokumrn, yang artinya barang-

     barang tertulis. Di dalam melaksanakan dokumentasi, peneliti mengambil

    dokumentasi berupa foto-foto, dan video peserta didik pada saat proses belajar-

    mengajar. 

    Wawancara: Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas.

    Wawancara bebas merupakan wawancara yang dilakukan dengan memberikan

     pertanyaan-pertanyaan terbuka, sehingga orang yang diwawancarai (responden)

    mempunyai kebebasan mengutarakan gagasan tanpa dibatasi oleh patokan tertentu

    Mulyono, 2006:24 (dalam Parlina, 2010:39). Wawancara dilakukan terhadap guru

    dan siswa untuk menggali informasi untuk memperoleh data terkait dengan proses

     pembelajaran. Dalam pelaksanaan wawancara peneliti membawa kerangka

     pertanyaan untuk disajikan, tetapi cara bagaimana pertanyaan diajukan sesuai

    dengan kebijakan peneliti. Hasil wawancara bukan merupakan data primer, tetapi

    hanya data pendukung hasil observasi. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan

    secara terbuka dengan antara peneliti dengan guru mata pelajaran, teknik yang

    digunakan dalam mengumpulkan data yaitu mengenai: tingkah laku siswa pada

    saat kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Pemasaran Barang dan Jasa,

    metode pengajaran yang digunakan, hasil belajar siswa serta tanggapan guru

    terhadap penerapan pembelajaran model Think Pair Share (TPS).

    Lembar Observasi: Lembar observasi ini berisis daftar indikator-indikator yangdigunakan untuk mengetahui munculnya gejala-gejala yang menunjukan bahwa

    siswa memiliki aktivitas belajat yang baik dengan penerapan pembelajatran

    dengan model Think Pair Share ( TPS) pada saat Mata Pelajaran Pemasara Barang

    dan Jasa. Serta seberapa banyak peningkatan dalam setiap siklus dengan cara

    memberikan tanda sheck () pada kolom indikator yang dinilai. Adapun aspek

    yang diamati untuk lembar observasi Aktivitas Belajar siswa sebagai berikut: (1); 

    Membaca materi; (2) Mengajukan pertanyaan kepada guru atau teman; (3)

    Mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok atau presentasi hasil diskusi;

    (4) Menggapi pendapat orang lain; (5) Memperhatikan atau mendengarkan

     penjelasan materi dari guru dan teman lainnya; (6) Membuat catatan; (7) Melakukan diskusi dalam kelompok; (8) Mengerjakan tugas yang diberikan oleh

    guru; (9) Kepedulian terhadap kesulitan sesama anggota; (10) Menghargai

     pendapat teman. 

    Lembar Catatan Lapangan :Catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,

    dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap

    data. Catatan lapangan berisi semua peristiwa yang didengar dan dilihat dalam

  • 8/19/2019 Penerapan Model Pembelajaran Think Pair

    6/11

    6

     proses pembelajaran serta dicatat secara lengkap dan obyektif. Catatan lapangan

    yang dibuat pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan observer. 

    Angket: Angket merupakan suatu alat pengumpul data dengan cara

    menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula

    oleh responden (Margono, 2005: 167). Pada penelitian ini angket digunakan untuk

    memperkuatdata hasil observasi mengenai aktivitas belajar siswa dan espon siswa

    kelas XI Pemasaran 3 di SMKN 2 Blitar.

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN: Model Pembelajaran Think

     Pair Share  (TPS)  Dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa: Kelebihan

    dari metode Think-Pairs-Share (TPS) adalah dapat meningkatkan keaktifan siswa

    di dalam kelas. Karena siswa akan berdiskusi dengan pasanganya ( pairs) untuk

    memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, kemudian siswa juga berbagi

    ( share) kepada teman-teman sekelasnya dengan mempresentasikan hasil

    diskusinya dengan pasangannya. Selain itu dengan penerapan metode ini siswa

    akan lebih menguasai materi, karena siswa harus berpikir (think ) untuk

    menyelasaikan masalah yang ditugaskan kepadanya (Parlina, 2010:24). Dari

     paparan data yang telah diperoleh dari 4 (empat) observer , dapat dilihat bahwa

    aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut karena terdapat

     perbaikan-perbaikan dari peneliti yang dirangkum dari hasil refleksi siklus I,

    sehingga pada siklus II terjadi peningkatan pada aktivitas belajar siswa dan

     peningkatan kemampuan guru dalam mengajar. Menurut Sadirman (2011:96)

    menyebutkan aktivitas merupakan prinsip dan asas penting didalam interaksi

     belajar mengajar. Pada penelitian ini peningkatan keaktifan siswa sebesar 65,98%

     pada siklus I meningkat pada sikus II sebesar 84,81% dengan demikian model

     pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa padakelas XI Pemasaran 3 di SMKN 2 Blitar pada mata pelajaran Pemasaran Barang

    dan Jasa. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Febrian Widya

    Kusuma (2012) peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi

    yaitu 45,45% pada siklus I menjadi 92,42% pada siklus II. Aktivitas merupakan

     prinsip yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Aktivitas harus dilakukan

    oleh siswa sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar. Sardiman (1994: 95)

    mengemukakan bahwa: “Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk

    mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak

    ada aktivitas”. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu

    melalui interaksi dengan lingkungan (Oemar Hamalik, 2003: 37). Hal ini sejalan dengan teori Ririn Paralina (2010) yaitu Penerapan pembelajaran

    kooperatif model Think-Pairs-Share (TPS) dapat meningkatkan aktivitas siswa

     pada pembelajaran akuntansi kelas X jurusan Akuntansi SMK Muhammadiyah

    Cawas Kabupaten Klaten. Rata-rata persentase aktivitas siswa dari sebelum

     penelitian atau pemberian tindakan yaitu 33,33% meningkat menjadi 65,61% pada

    siklus I dan terus meningkat menjadi 83,49% di siklus II. Aktivitas yang dihitung

  • 8/19/2019 Penerapan Model Pembelajaran Think Pair

    7/11

    7

    mencakup delapan jenis aktivitas. Sehingga penelitian ini sejalan dan mendukung

     penelitian sebelumnya. sehingga dapat disimpulkan pembelajaran model Think

     Pair Share  dinyatakan berhasil dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

    Model Pembelajaran Think Pair Share  (TPS)  dapat Meningkatkan Hasil

    Belajar Siswa: Berdasarkan peningkatan aktivitas belajar, maka aktivitas menjadi

    dasar untuk meningkatkan hasil belajar karena dengan keaktifan kegiatan belajar

    mengajar akan berjalan efektif dan mencapai tujuan yang diharapkan dan hal ini

    akan berdampak pada hasil belajar siswa. Sudjana (2011:22) berpendapat bahwa

    hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah dia memiliki

     pengalaman belajarnya, sedangkan menurut Gagne dalam Vania (2013:70), hasil

     belajar adalah bentuk konsep yang menyediakan skema terorganisasi untuk

    mengamilisasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan

    diantaranya kategoro-kategori. Pada siklus I, terdapat dua penilaian kognitif yaitu

    melalui pre-test  dan post-test  yang dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua.

    Adanya 2 (dua) penilaian kognitif ini yaitu untuk melihat seberapa besar

     pengetahuan siswa dan menganalisis keefektifan dari penggunaan model

     pembelajaran Think Pair Share. Berikut ini merupakan hasil analisis ketuntasan

     belajar siswa pada siklus I dan II: 

    Tabel 1. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1

    No Hasil Ketuntasan Belajar Siklus 1Sebelum Diberi

    Tindakan

    Sesudah Diberi

    Tindakan

    1 ∑ Siswa yang Mencapai Ketuntasan Belajar 0 28

    2 ∑ Siswa yang Belum Mencapai Ketuntasan Belajar 33 5

    3 Rata-Rata Ketuntasan Belajar Siswa Secara Individu 64,91% 88,57%

    4 KeteranganKetuntasan Belajar Siswa Secara Individu Belum Tuntas Tuntas

    5 Rata-Rata Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal 0% 84,95%6 Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal Belum Tuntas Tuntas

    Tabel 2. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

    No Hasil Ketuntasan Belajar Siklus IISebelum Diberi

    Tindakan

    Sesudah Diberi

    Tindakan

    1 ∑ Siswa yang Mencapai Ketuntasan Belajar 13 32

    2 ∑ Siswa yang Belum Mencapai Ketuntasan Belajar 20 1

    3 Rata-Rata Ketuntasan Belajar Siswa Secara Individu 68,33% 92,39%

    4 Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa Secara Individu Belum Tuntas Tuntas

    5 Rata-Rata Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal 39,39% 96,97%

    6 Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal Belum Tuntas Tuntas

    Berdasarkan table diatas Penerapan model Think Pair Share dapat meningkatkanhasil belajar siswa, hasil belajar siswa meningkat dibandingkan dengan proses

     pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran Pemasaran Barang dan Jasa

    sebelumnya pada siswa kelas XI Pemasaran 3 di SMKN 2 Blitar dengan rata-rata

    kelas sebelum diberi tindakan sebesar 64,91% dengan ketuntasan klasikal sebesar

    0% , hal ini dapat dikatakan sangat rendah sedangkan sesudah diberi tindakan

    rata-rata kelas meningkat menjadi 88,57% dengan ketuntasan klasikal sebesar

  • 8/19/2019 Penerapan Model Pembelajaran Think Pair

    8/11

    8

    84,85% pada siklus I. Terjadi peningkatan pada siklus II terhadap hasil belajar

    siswa yaitu rata-rata belajar siswa siswa sebelum diberi tindakan sebesar 68,33%

    dengan ketuntasan klasikal 39,39%, meningkat menjadi 92,39% dengan

    ketuntasan klasiklal 96,97%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model

     pembelajaran Think Pair Share  pada siswa kelas XI Pemasaran 3 di SMKN 2

    Blitar pada diklat Pemasaran Barang dan Jasa. dinyatakan berhasil dalam

    meningkatkan ketuntasan Hasil belajar siswa.

    Temuan peneliti pada penelitian ini seperti pada tahap Think  pada siklus I belum

     berjalan maksimal, siswa masih cenderung pasif dan ketergantungan pada teman.

    Pada tahap Think   banyak siswa yang masih belum mandiri dalam mengerjakan

    soal padahal pada tahap Think  siswa harus mengerjakan sendiri. Begitu juga pada

    tahap  Pair   banyak kelompok yang anggotanya masih ketergantungan dengan

    teman artinya banyak siswa yang tidak mengerjakan diskusi bersama. Pada tahap

    Share siswa masih malu-malu dalam mengemukakan pendapat dan diskusi

     bersama. Namun pada siklus II siswa mengalami peningkatan dalam tahap Think  

    seperti siswa sudah mengerjakan sendiri, begitu juga tahap  Pair dan Share siswa

    sudah mulai aktif dalam diskusi bersama, namun masih ada siswa yang cenderung

     pasif dan tidak mau berkontribusi dengan teman.

    Hal-hal yang dikerjakan siswa pada tahap Think dan Pair mendukung teori yang

    dijabarkan oleh Bloom (dalam Sudjanan (2011:22-23) bahwa dalam hasil belajar

    kognitif meliputi 6 aspek yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

    analisis, sintesis dan evaluasi. Penelitian ini menerapkan pembelajaran kooperatif

    Think Pair Share  dengan mengevaluasi kemampuan kognitif. Hasil belajar dari

    ranah kognitif diukur dengan membandingkan jumlah yang tuntas, nilai rata-rata

    kelas, dan daya serap klasikal antara nilai post test  model pembelajaran Think Pair

    Share pada siklus I dan II. Metode kooperatif akan lebih tepat digunakan untuk pendalaman materi yang bersifat prinsip atau prosedural. Tentunya materi yang

    sama akan menarik jika dalam pendalamannya mengunakan berbagai metode

    yang bervariasi (Suyatno, 2009: 30).

    Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ani Sumaiah

    (2012) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Pelaku-Pelaku Kegiatan

    Perekonomian Di Indonesia Dengan Model Pembelajaran Think Pair Share  pada

    siswa kelas VIII SMP Bergas”. Pada penelitian ini hasil belajar pada ranah

    kognitif mengalami peningkatan setelah diterapkannya model meningkat yaitu

    dari skor awal yaitu dari rata-rata awal sebesar 66,9 menjadi 73,2 pada siklus I

    dan 84,2 pada siklus II dan ketuntasan klasikal dari 34,6% menjadi 65,3% padasiklus I dan 92,3% pada siklus II. Selain itu juga didukung oleh penelitian yang

     berjudul Penerapan pembelajaran kooperatif model Think-Pairs-Share (TPS)

    dapat meningkatkan penguasaan materi akuntansi siswa kelas X jurusan

    Akuntansi SMK Muhammadiyah Cawas Kabupaten Klaten oleh Ririn Parlina

    (2010). Peningkatan dicapai dari setiap siklus. Pada kemampuan penguasaan

    materi siswa sebelum pemberian tindakan hanya mencapai 28,21% dari 39 siswa

  • 8/19/2019 Penerapan Model Pembelajaran Think Pair

    9/11

    9

    1

    33%

    2

    63%

    3

    4%

    4

    0%

    dalam kelas tersebut. Setelah diberikan tindakan pada siklus I, penguasaan materi

    siswa meningkat menjadi 79,49% dan akhirnya pada siklus II dapat lebih

    meningkat menjadi 92,31%. Sehingga dapat disimpulkan penelitian ini

    mendukung adanya penelitian sebelumnya.

    Hasil Analisis Angket Respon: Penyebaran angket oleh peneliti kepada siswa

    kelas XI Pemasaran 3 di SMKN 2 Blitar sebagai bentuk upaya untuk mengetahui

    seberapa besar respon siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran Think Pair

    Share  sebagai bentuk gambaran atau reaksi terhadap keberhasilan pelaksanaan

     penelitian ini. Peneliti menyebarkan angket kepada 33 siswa.

    Dari hasil angket respon siswa pada lampiran 9 dapat dilihat bahwa respon siswa

    terhadap model pembelajaran Think Pair Share  pada mata pelajaran Pemasaran

    Barang dan Jasa diketahui bahwa sebagian besar siswa memberikan respon positif

    dan senang dengan metode pembelajaran seperti yang dipaparkan dalam diagram

     berikut:

    Diagram persentase angket respon siswa

    Keterangan:

    32,64% : Sangat Setuju

    62,73% : Setuju

    4,38% : Tidak Setuju

    0,24% :Sangat Tidak Setuju

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan:  Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah

    dipaparkan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Penerapan model

     pembelajaran Think Pair Share  pada siswa kelas XI Pemasaran 3 di SMKN 2

    Blitar pada mata pelajaran Pemasaran Barang dan Jasa dilaksanakan dalam dua

    siklus selama empat kali pertemuan, dimana masing-masing siklus terdiri dari 4

    tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi

    serta analisis dan refleksi. Pelaksanaannya berjalan dengan lancar dan siswa dapat

    melaksanakan setiap tahapan dengan baik namun aktivitas siswa sangat sulit

    ditingkatkan karena siswa yang tergolong pasif dan sulit mengemukakan

     pendapat. Siswa masih malu-malu untuk menjelaskan pada teman pada saat tahap

    Share. Keterbatasan media tidak menghalangi proses pembelajaran yang sedang

     berjalan; (2) Aktivitas belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran Think

     Pair Share  pada siswa kelas XI Pemasaran 3 di SMKN 2 Blitar pada mata

     pelajaran Pemasaran Barang dan Jasa mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan

    dengan hasil lembar observasi yang dilakukan oleh empat observer pada saat

     pembelajaran; (3) Penerapan model pembelajaran Think Pair Share meningkatkan

  • 8/19/2019 Penerapan Model Pembelajaran Think Pair

    10/11

    10

    hasil belajar siswa pada mata pemasaran Barng dan Jasa dapat meningkatkan hasil

     belajar siswa kelas XI Pemasaran 3 di SMKN 2 Blitar ditunjukkan dengan

     peningkatan prosentase daya serap klasikal dan jumlah siswa yang lulus dari

    KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dari sebelum tindakan dalam siklus I dan

    Siklus II.

    Saran: Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang diberikan peneliti adalah

    sebagai berikut:  (1) Bagi Kepala Sekolah SMKN 2 Blitar; (a) hendaknya lebih

    menghimbau kepada guru SMKN 2 Blitar untuk menggunakan model

     pembelajaran yang bervariasi disamping metode pembelajaran konvensional

    seperti ceramah dan tanya jawab; (b) Disediakannya sarana dan prasarana berupa

     penyediaan literatur mata pelajaran Pemasaran Barang dan Jasa lebih lengkap. .

    (2) Bagi Guru Mata Pelajaran Pemasaran Barang dan Jasa di SMKN 2 Blitar: (a)

    Guru dapat menjadikan pembelajaran kooperatif Think Pair Share  (TPS) pada

    kompetensi dasar dan materi-materi lain yang memiliki karekter sama dengan

    materi yang diterapkan oleh peneliti sebagai alternatif pilihan dalam praktik

     pembelajaran; (b) Dalam pengelolaan pembelajaran di kelas guru harus selalu

    memberi arahan dan motivasi kepada seluruh siswa, terutama kepada siswa yang

    memiliki kemampuan lebih rendah. Siswa seperti ini memerlukan perhatian yang

    lebih agar mereka termotivasi dan lebih aktif dalam mengemukakan gagasannya;

    (c) Peran guru dalam pembelajaran sangatlah dibutuhkan dalam memberi

     pengarahan, bimbingan, dan penjelasan. Peran guru juga sangat penting bagi

     peningkatan aktivitas belajar siswa untuk berdampak pada hasil belajar siswa

    menjadi lebih baik; (d) Guru melakukan penilaian portofolio terhadap tugas-tugas

    siswa. (3) Bagi Siswa Kelas XI Pemasaran 3 di SMKN 2 Blitar: (a) Siswa

    hendaknya melakukan persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran PemasaranBarang dan Jasa dengan membaca materi, mencari materi di internet, atau mencai

    literatur pada buku atau sumber lainnya; (b) Siswa diharapkan dapat ikut berperan

    aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran Pemasaran Barang dan

    Jasa yang dilakukan dapat lebih menyenangkan, interaktif, serta dapat

    menciptakan suasanan pembelajaran yang kondusif; (c) Siswa diharapkan dapat

    menumbuhkan kemampuan memecahkan masalah sehingga mampu menyikapi

     berbagai situasi apapun dengan cara-cara yang tepat; (d) Siswa diharapkan

    mempunyai kesadaran akan pentingnya membuat catatan kesimpulan belajar. (4)

    Bagi Peneliti Lanjut: (a) Agar lebih kreatif dan inovatif pada standart kopetensi

    yang sama atau yang lainnya dalam penerapan model pembelajatan Think PairShare harus disesuaikan dengan materi/pokok bahasan, tujuan pembelajaran yang

    diinginkan, kondisi siswa, fasilitas media yang tersedia, dan kondisi guru; (b)

    Dalam pelaksanaan tindakan hendaknya lebih memperhatikan penggunan waktu

    agar penelitian berjalan sesuai rencana; (c) Disarankan untuk menggunakan model

     pembelajaran lainnya yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

    contohnya Simultaneous Roundtable. 

  • 8/19/2019 Penerapan Model Pembelajaran Think Pair

    11/11

    11

    DAFTAR PUSTAKAArikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

    PT. Bumi Aksara.

     _______. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

    Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

     _________. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Bekerjasama

    dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

    Febrianto, A. 2014. Pengaruh Ketrampilan Mengelola Kelas dan Gaya Mengajar

    Guru Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI Materi Pembelajaran

     Pembangunan Ekonomi SMA Negeri 2 slawi. Analisis Journal

    Economic Education, (online), 2(3). (hptt://journal.unnes.ac.id) diakses

    tanggal 14 Januari 2015.

    Ibrahim, R & Nana S. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

    Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok .

    Bandung: Alfabeta.

    Kagan, Spencer & Miguel Kagan. 2009.  Kagan Cooperative Learning .

    Calivornia. USA.

    Kusuma, F. W & Mimin, A. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif

    Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi

    Siswa Kelas XI IPS 1 SMAN Wonosari. Jurnal Ilmu Pendidikan,

    (online), 1-(2),43-63, (hptt://journal.uny.ac.id), diakses 13 Januari 2015.

    Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

    Margono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

    Moleong, L. J. 2014.  Metodologi Penelitai Kualitatif . Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya.

    Parlina, R. 2010.  Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share

    untuk meningkatkan aktivitas dan Penguasaan Materi Akuntansi siswa

    kelas X Jueusan Akuntansi SMK Muhammadiah Cawas Kab. Klaten. 

    Skripsi Tidak Diterbitkan: Universitas Negeri Sebelas Maret.

    Sudjana, N. 2009. Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung: Remaj Rosdakarya.

    Sumaiayah, A. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Pelaku-Pelaku Kegiatan

     Perekonomian Di Indonesia Dengan Model Pembelajaran Think Pair

     And Share Pada Siswa Kelas VIII SMP PGRI Bergas. Economic

    Education Analysis Journal, (online), 1(1):1-6,

    (hptt://journal.unnes.ac.id), diakses 13 Januari 2015.