PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

173
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2016 / 2017 SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Bagus Candra Kumara NIM 122140196 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2017

Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER

OF TWO TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 26 PURWOREJO

TAHUN AJARAN 2016 / 2017

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Bagus Candra Kumara

NIM 122140196

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2017

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

ii

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

iii

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

iv

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu

bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu

mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."

(Surat Ibrahim ayat 7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

1. Ibu dan Ayahku tercinta (Ibu Maryatun dan

bapak Hindiyarto) atas ketulusan doa,

perhatian, semangat, motivasi, dukungan, serta

kasih sayangnya.

2. Adik dan seluruh keluarga atas ketulusan doa

dan dukungannya.

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur Penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT,

atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga Penyusun dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran The

Power of Two Terhadap Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas

VII SMP Negeri 26 Purworejo Tahun Ajaran 2016 / 2017”.

Keberhasilan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini Penyusun menyampaikan rasa terima kasih

kepada:

1. Drs. H. Supriyono, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo, dan

selaku pembimbing I yang telah memberikan perhatian, motivasi serta

senantiasa sabar dalam melakukan bimbingan;

2. Yuli Widiyono, M. Pd., Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

yang telah memberikan izin dan rekomendasi kepada Penyusun mengadakan

penelitian untuk penyusunan skrip ini.

3. Riawan Yudi Purwoko, S.Si.,M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika, dan selaku pembimbing II yang senantiasa sabar dalam

melakukan bimbingan, arahan, dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini;

4. Kusnan Kadari, M.Pd, Kepala SMP N 26 Purworejo yang telah memberikan

izin untuk penelitian di SMP N 26 Purworejo.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

vii

5. Jatmiko Budiraharjo,S.Pd. guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP N

26 Purworejo yang telah bersedia memberikan saran dan masukan selama

pelaksanaan penelitian;

6. Sahabat-sahabat teman seperjuanganku yang selalu memotivasi dan

memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi; serta

7. Berbagai pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

Penyusun berdoa semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak

yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini dengan limpahan rahmat dan

hidayah–Nya. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menambah

khasanah pengetahuan khususnya bidang pendidikan.

Purworejo, 2 Februari 2017

Peneliti,

Bagus Candra Kumara

NIM. 122140196

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

viii

ABSTRAK

Bagus Candra Kumara. 122140196. “Penerapan Model Pembelajaran The

Power of Two Terhadap Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII

SMP Negeri 26 Purworejo Tahun Ajaran 2016 / 2017”. Skripsi. Program Studi

Pendidikan Matematika. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas

Muhammadiyah Purworejo. 2016.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah keaktifan belajar

dan prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe

The Power of Two lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran

ekspositori pada siswa kelas VII SMP Negeri 26 Purworejo tahun pelajaran

2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu (quasi experimental

research). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP

Negeri 26 Purworejo yang berjumlah 224 siswa dan terdiri dari 7 kelas. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Sampel

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B sebagai kelas eksperimen dan siswa

kelas VII D sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dengan

menggunakan metode dokumentasi, tes dan observasi. Instrumen yang digunakan

untuk pengumpulan data adalah tes prestasi belajar matematika dan lembar

observasi keaktifan belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan pada

penelitian ini adalah uji Lilliefors untuk menghitung normalitas, uji Bartlett untuk

menghitung homogenitas dan untuk uji hipotesis menggunakan uji-t multivariat.

Hasil perhitungan uji hipotesis kemampuan akhir pada kelas kontrol dan

eksperimen sebesar tobs = 1,748 dengan α = 0.05 dan ttabel = 3,15. Karena tobs

ttabel, maka H0 diterima. Sehingga kesimpulannya adalah prestasi belajar dan

keaktifan siswa SMPN 26 kelas VII pada semester ganjil tahun 2015/2016 pada model

pembelajaran The power of Two tidak lebih baik dengan model Ekspositori.

Setelah peneliti melakukan analisa, model pembelajaran The Power of Two

tujuannya adalah dua orang yang berfikir bersama akan lebih baik karena bisa

saling menyempurnakan dibanding yang berfikir sendiri-sendiri. Namun dalam

praktiknya tidak semua yang dipikirkan bersama-sama hasilnya akan lebih baik.

Kata kunci : Keaktifan belajar siswa, Prestasi belajar, The Power of Two

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5

C. Batasan Masalah .......................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA

BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori ................................................................................. 8

1. Prestasi Belajar Matematika .................................................. 8

2. Keaktifan belajar Matematika ................................................ 10

3. Model Pembelajaran Kooperatif The Power of Two ............. 13

4. Model Pembelajaran Ekspositori ........................................... 15

B. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 16

C. Kerangka Berfikir ....................................................................... 18

D. Hipotesis ...................................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat, Subyek, dan Waktu Penelitian ...................................... 21

1. Tempat Penelitian .................................................................. 21

2. Waktu Penelitian .................................................................... 21

B. Metode Penelitian ........................................................................ 21

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 21

D. Variabel Penelitian ...................................................................... 22

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 24

F. Instrumen Penelitian ................................................................... 24

G. Analisis Data ............................................................................... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ............................................................................. 37

B. Analisis Data .............................................................................. 39

1. Analisis Data Sebelum Perlakuan .......................................... 39

2. Analisis Data Setelah Perlakuan ............................................. 41

C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 44

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 57

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

x

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ..................................................................................... 49

B. Saran ........................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 50

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 51

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Deskripsi Data Awal Kelas Eksperimen Kontrol ............................... 38

Tabel 2. Deskripsi Data Prestasi Belajar ........................................................... 38

Tabel 3. Uji Normalitas Data Awal................................................................... 39

Tabel 4. Uji Homogenitas Data Awal ............................................................... 40

Tabel 5. Uji Keseimbangan Data Awal............................................................. 41

Tabel 6. Uji Normalitas Data Akhir .................................................................. 42

Tabel 7. Uji Homogenitas Data Akhir .............................................................. 42

Tabel 8. Hasil Uji-t Multivariat ......................................................................... 43

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat-surat

1.1 Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................... 51

1.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ............................ 52

1.3 Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing .................... 53

1.4 Surat Pernyataan Uji Validitas Instrumen ............................... 54

Lampiran 2 Perangkat Pembelajaran

2.1 Silabus Pembelajaran .............................................................. 55

2.2 RPP Kelas Eksperimen............................................................ 63

2.3 RPP Kelas Kontrol .................................................................. 79

Lampiran 3 Instrumen Penelitian

3.1 Kisi-kisi Soal Tes Prestasi ...................................................... 95

3.2 Kisi-kisi Lembar Instrumen Keaktifan .................................... 96

3.3 Validasi Soal Tes Prestasi ....................................................... 97

3.4 Validasi Instrumen Keaktifan.................................................. 107

3.5 Soal Tes .................................................................................. 109

3.6 Kunci Jawaban dan Penskoran Soal Tes ................................. 110

3.7 Instrumen Observasi keaktifan Siswa ..................................... 114

3.8 Penskoran Observasi Keaktifan Siswa .................................... 122

Lampiran 4 Analisis data Tahap Awal

4.1 Daftar Nilai Kelas Eksperimen ............................................... 123

4.2 Daftar Nilai Kelas Kontrol ...................................................... 124

4.3 Uji Normalitas Kelas Eksperimen ........................................... 125

4.4 Uji Normalitas Kelas Kontrol ................................................. 128

4.5 Uji Homogenitas ..................................................................... 130

4.6 Uji Keseimbangan ................................................................... 133

Lampiran 5 Analisis Data Tahap Akhir

5.1 Daftar Nilai Akhir Kelas Eksperimen ..................................... 136

5.2 Daftar Nilai Akhir Kelas Kontrol ............................................ 137

5.3 Uji Normalitas Kelas Eksperimen ........................................... 138

5.4 Uji Normalitas Kelas Kontrol ................................................. 141

5.5 Uji Homogenitas ..................................................................... 144

5.6 Uji-t Multivariat ...................................................................... 147

Lampiran 6 Tabel Bantu Analis

6.1 Tabel Nilai Kritik Uji Lilliefors .............................................. 150

6.2 Tabel Distribusi .................................................................. 151

6.3 Tabel Distribusi t ..................................................................... 152

6.4 Tabel Distribusi f ..................................................................... 153

Lampiran 7 Kartu Kendali Bimbingan ............................................................ 154

Lampiran 8 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa .................................................... 157

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang semakin maju, dan penyebaran informasi

dengan sangat cepat keseluruh negara di dunia. Hal ini berjalan berakibat

makin ketatnya persaingan global. Pemerintah telah berupaya dengan berbagai

cara untuk meningkatkan potensi bangsa agar mampu bersaing dengan negara-

negara lain. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak persoalan yang

belum teratasi. Diantaranya adalah persoalan dalam bidang pendidikan.

Dibanding dengan negara-negara tetangga yang sudah maju, pendidikan

di Indonesia sangatlah masih kurang. Padahal pendidikan merupakan media

yang sangat berperan untuk menigkatkan kualitas sumber daya manusia di

Indonesia. Pendidikan di Indonesia masih kurang perhatian dari pemeritah.

Mengingat peran pendidikan tersebut maka sudah seharusnya aspek ini

menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya

masyarakat Indonesia yang berkualitas. Pada pendidikan formal, matematika

merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang memegang peranan

sangat penting. Matematika sangatlah penting, diantaranya matematika

berguna untuk memperoleh keterampilan-keterampilan tertentu dan untuk

mengembangkan cara berpikir. Selain itu, matematika berfungsi sebagai alat

bantu dan pelayanan ilmu, artinya tidak hanya untuk matematika itu sendiri

tetapi untuk ilmu-ilmu yang lain yang memerlukan matematika untuk

mempelajarinya, baik untuk kepentingan teoritis maupun kepentingan praktis

sebagai aplikasi dari matematika.

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

2

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika diajarkan bukan

hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung dalam

matematika itu sendiri, tetapi matematika dianjurkan pada dasarnya juga

bertujuan untuk membantu melatih pola pikir siswa agar dapat memecahkan

masalah dengan kritis, logis, cermat dan tepat. Di samping itu, agar siswa

terbentuk kepribadiannya dan terampil menggunakan matematika dalam

kehidupan sehari-hari.

Karena itulah, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan matematika.

Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah peningkatan prestasi belajar

matematika siswa di sekolah. Dalam pembelajaran di sekolah, matematika

merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh

siswa. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika diperlukan

suatu metode mengajar yang bervariasi. Artinya dalam penggunaan metode

mengajar tidak harus sama untuk semua pokok bahasan, sebab dapat terjadi

bahwa suatu metode mengajar tertentu cocok untuk satu pokok bahasan tetapi

tidak untuk pokok bahasan yang lain. Kenyataan yang terjadi adalah

penguasaan siswa terhadap materi matematika masih tergolong rendah jika

dibanding dengan mata pelajaran lain. Kondisi seperti ini terjadi pula pada

SMP Negeri 26 Purworejo.

Berdasarkan hasil observasi ke sekolah dan wawancara peneliti dengan

guru matematika yang mengajar di kelas VII bahwa prestasi matematika siswa

masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar

matematika siswa kelas VII pada semester ganjil tahun 2015/2016 masih

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

3

kurang baik. Rata-rata Nilai UAS nya hanya sekitar 60 untuk beberapa kelas,

masih kurang untuk mencapai KKMnya yaitu 73. Rendahnya hasil belajar

matematika siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah

kurangnya keaktifan siswa karena model pembelajaran yang digunakan oleh

guru. Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada SMP Negeri 26

Purworejo menunjukan bahwa pembelajaran matematika di sekolah tersebut

masih menggunakan model pembelajaran konvesional yakni suatu model

pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk

secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan. Hal ini

diduga merupakan salah satu penyebab terhambatnya keaktifan siswa

sehingga menurunkan prestasi belajar matematika siswa.

Melihat fenomena tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem

pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar

mengajar, guna meningkatkan prestasi belajar matematika disetiap jenjang

pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa

secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran

kooperatif tipe “The Power of Two” sangat cocok diterapkan pada

pembelajaran matematika.

Hal ini dikarenakan proses belajar dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif lebih berpusat pada siswa, karena meskipun tetap

dalam bimbingan guru, siswa mempelajari sendiri bersama anggota

kelompoknya mengenai materi yang diberikan. Model pembelajaran

kooperatif tipe The Power of Two adalah salah satu tipe dari model

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

4

pembelajaran kooperatif yang hanya beranggotakan dua orang dalam setiap

kelompoknya dengan proses berbagi pendapat dilakukan dengan

membandingkan jawaban antar anggota kelompok lain. Dengan menerapkan

model pembelajarn kooperatif tipe The Power of Two, maka diskusi dalam

kelompok akan lebih maksimal, karena dua siswa dalam satu kelompok tidak

akan ada yang merasa terabaikan.

Melalui model pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan

pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman

yang mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan keaktifan siswa untuk

mengkaji dan menguasai materi pelajaran matematika sehingga nantinya akan

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Melihat penguasaan

matematika yang masih kurang, maka dalam penelitian ini model pembelajaran

yang dipilih utuk diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe “The

Power of Two”, karena pada model ini siswa menempati posisi cukup dominan

dalam proses pembelajaran dan terjadinya kerja sama dalam kelompok sehingga

semua siswa berusaha untuk memahami setiap materi yang diajarkan dan

bertanggung jawab atas hasil diskusi anggotanya masing-masing.

Dengan pemilihan model ini, diharapkan pembelajaran yang terjadi

dapat lebih aktif dan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pemikiran

di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran The Power of Two Terhadap Keaktifan dan

Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 26 Purworejo

Tahun Ajaran 2016 / 2017”.

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan siswa menganggap bahwa

matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan membosankan.

Dikarenakan siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses

pembelajaran matematika.

2. Rendahnya prestasi belajar siswa karena model pembelajaran yang

digunakan masih menggunakan model ekspositori dimana guru yang

berperan aktif sedangkan siswanya pasif mendengarkan penjelasan materi.

C. Pembatasan Masalah

Agar proses dalam penelitian ini tidak terlalu jauh terhadap apa yang

disimpulkan pada identifikasi masalah di atas maka dalam penelitian ini

penulis menetapkan batasan masalah, yaitu:

1. Model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif

tipe The Power of Two untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran

ekspositori untuk kelas kontrol.

2. Keaktifan siswa saat pembelajaran matematika.

3. Prestasi belajar, yaitu nilai hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP

N 26 Purworejo.

4. Populasi penelitian ini dibatasi pada kelas VII SMP Negeri 26 Purworejo

semester ganjil tahun ajaran 2016/2017.

Berdasarkan batasan masalah di atas maka penulis ingin mengadakan

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

6

penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran The Power of Two

Terhadap Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP

Negeri 26 Purworejo Tahun Ajaran 2016 / 2017”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

masalah yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang peneliti

rumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah keaktifan belajar matematika siswa dengan model pembelajaran

kooperatif tipe The Power of Two lebih baik dibandingkan dengan model

pembelajaran ekspositori setelah diterapkan pada siswa kelas VII SMP

Negeri 26 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017?

2. Apakah prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran

kooperatif tipe The Power of Two lebih baik dibandingkan dengan model

pembelajaran ekspositori setelah diterapkan pada siswa kelas VII SMP

Negeri 26 Purworejo tahun pelajaran 2016/2017?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah Model Pembelajaran kooperatif tipe The Power

of Two terhadap Keaktifan Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 26

Purworejo Tahun Ajaran 2016/2017 lebih baik dari pada pembelajaran

ekspositori.

2. Untuk mengetahui apakah Model Pembelajaran kooperatif tipe The Power

of Two terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 26

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

7

Purworejo Tahun Ajaran 2016/2017 lebih baik dari pada pembelajaran

ekspositori.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk berbagai

kepentingan antara lain:

1. Dunia Pendidikan

Sebagai referensi saat memilih model pembelajaran yang sesuai.

2. Bagi Siswa

a. Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

b. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi Guru

Memperoleh referensi model pembelajaran yang cocok untuk

dipertimbangkan lagi dan digunakan dalam pembelajaran matematika di

kesempatan yang akan datang.

4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, wawasan, serta pengalaman dan menjadi bahan acuan

bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian di masa mendatang.

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

8

BAB II

KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA

BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Prestasi Belajar Matematika

Dalam proses pembelajaran, prestasi belajar merupakan hal yang

penting karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang sudah dilakukan. Drs.

Slameto dalam Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. (2011:13)

merumuskan pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Nana Sudjana (2010:6), Belajar adalah proses aktif.

Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar

individu. Belajar adalah suatu proses yang diarahkan kepada suatu tujuan,

proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses

melihat, mengamati, memahami sesuatu yang dipelajari.

Menurut Prof. Dr. Aunurrahman, M.Pd. (2014:33) dalam

kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari

kegiatan belajar, baik ketika seseorang melakukan aktivitas sendiri,

maupun didalam suatu kelompok tertentu. Dipahami maupun tidak

dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

9

sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat kita

katakan, tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapat melepaskan

dirinya dari kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pula

dibatasi dengan usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang

menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti.

Berhubungan dengan belajar, suatu pengukur keberhasilan proses

belajar yaitu prestasi. Drs. Syaiful Bahri Djamarah (2012: 19) berpendapat

bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, baik

secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan

selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan,

untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi

penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk

mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimis dirilah yang dapat

membantu untuk mencapainya. Oleh karena itu wajarlah pencapaian

prestasi itu dengan jalan keuletan kerja.

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan para ahli, maka dapat

dikatakan bahwa prestasi belajar matematika adalah tingkat penguasaan

seseorang terhadap materi belajar matematika. Penguasaan itu didapat dari

suatu proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.

Proses ini dilakukan secara sadar dan dikerjakan untuk memperoleh hasil yang

menyenangkan hati dengan keuletan kerja sebagai hasil pengalamannya dan

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang baik secara individu

maupun kelompok.

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

10

2. Keaktifan Belajar Matematika

Dalam buku milik Dimiyati dan Mudjiono (2013:45), Keaktifan

belajar adalah bentuk-bentuk kegiatan yang muncul dalam suatu proses

pembelajaran, baik kegiatan fisik yang mudah diamati maupun kegiatan

psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca,

mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan sebagainya.

kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang

dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu

konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan

psikis yang lain.

Nana Sudjana (2010:20) menyatakan cara belajar siswa aktif adalah

suatu proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat

secara intelektual dan emosional sehingga ia betul-betul berperan dan

berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Jadi dapat kita

simpulkan bahwa keaktifan belajar matematika adalah bentuk kegiatan

baik berupa fisik maupun psikis yang betul-betul memiliki peran dan

partisipasi aktif dalam kegiatan belajar matematika.

Nana Sudjana (2016: 61) berpendapat bahwa penilaian proses

belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan dalam

mengikuti proses belajar. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal :

1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

2) Terlibat dalam pemecahan masalah.

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

11

3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya.

4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah.

5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.

6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.

7) Melatih diri dan memecahkan soal atau masalah yang sejenis.

8) Kesempatan dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Sedangkan menurut Djamarah (2010: 84) keaktifan belajar dapat

dilihat dari berbagai hal, diantaranya:

1) Siswa belajar secara individual untuk menerapkan konsep, prinsip dan

generalisasi.

2) Siswa belajar dalam bentuk kelompok untuk memecahkan masalah.

3) Siswa berpartisipasi dalam melaksanakan tugas belajarnya melalui

berbagai cara.

4) Siswa berani mengajukan pendapat.

5) Terdapat keaktifan belajar analisis, sintesis, penilaian dan kesimpulan.

6) Terjalin hubungan sosial dalam melaksanakan kegiatan belajar.

7) Setiap siswa dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat siswa

lainnya.

8) Setiap siswa berkesempatan menggunakan berbagai sumber belajar

yang tersedia.

9) Setiap siswa berusaha menilai hasil belajar yang dicapainya.

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

12

10) Terdapat usaha dari siswa untuk bertanya kepada guru dan meminta

pendapat guru dalam upaya kegiatan belajarnya.

Dari pendapat para ahli di atas keaktifan belajar siswa dapat dilihat

melalui beberapa indikator.

1) Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Keaktifan belajar dapat dilihat dari antusias siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Meliputi keaktifan dalam memperhatikan penjelasan

guru, tidak mengerjakan pekerjaan lain, spontan bekerja apabila diberi

tugas, tidak terpengaruh situasi diluar kelas.

2) Interaksi siswa dengan guru.

Interaksi siswa dengan guru meliputi keaktifan bertanya kepada

guru, menjawab pertanyaan guru, memanfaatkan guru sebagai

narasumber dan memanfaatkan guru sebagai fasilitator.

3) Kerjasama kelompok.

Kerjasasama kelompok meliputi keaktifan membantu teman dalam

kelompok yang menjumpai masalah, meminta bantuan kepada teman

jika mengalami masalah, mencocokan jawaban/konsepsinya dalam satu

kelompok dan pembagian tugas dalam kelompok.

4) Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil pembahasan.

Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil pembahasan meliputi

keaktifan mengacungkan tangan untuk ikut menyimpulkan, merespon

pertanyaan/simpulan teman, menyempurnakan simpulan yang dikemuka-

kan oleh temannya dan menghargai pendapat temannya.

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

13

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of Two

a. Model Pembelajaran

Menurut Aunurrahman (2014:146) model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar

mengajar.

b. Model pembelajaran Kooperatif

Slavin dalam Muhammad Fathurrohman, M. Pd. I (2015:44)

menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dalam proses

pembelajarannya, siswa harus terlibat aktif dan menjadi pusat kegiatan

pembelajaran di kelas. Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan

mengajar menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi

menjadi bermakna dan relevan terhadap siswa. Untuk itu guru harus

memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri, disamping mengajarkan siswa

untuk menyadari dan sadar akan strategi belajar mereka sendiri.

Muhammad Fathurrohman, M. Pd. I (2015:46) juga berpendapat

bahwa pembelajaran kooperatif sebagai sikap atau perilaku kerjasama

yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih.

Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan setiap anggota

kelompok itu sendiri. Pembelajaran kooperatif ini lebih dari sekedar

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

14

belajar kelompok karena pembelajaran ini harus ada struktur dorongan

dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya

interaksi secar terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat efektif

diantara anggota kelompok.

Dari sini dapat kita katakan bahwa selain dapat meningkatkan

kemampuan akademik juga dapat melatih peserta didik untuk

bekerjasama dalam belajar. Jadi model ini dirancang untuk memanfaat-

kan kerjasama antar peserta didik dalam pembelajaran yang menekan-

kan terbentuknya hubungan antara siswa. Terbentuknya sikap dan

perilaku yang aktif serta tumbuhnya produktifitas kegiatan belajar siswa.

c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of Two

Muhammad Fathurrohman, M. Pd. I (2015:195) Mengemukakan

model pembelajaran The Power of Two (Kekuatan Berdua) digunakan

untuk mendorong siswa memiliki kepekaan terhadap pentingnya

bekerjasama. Filosofi metode ini adalah berfikir berdua lebih baik

daripada berfikir sendiri. Metode ini memiliki prosedur penerapan

sebagai berikut :

1) Ajukan satu atau lebih pertanyaan;

2) Mintalah siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut secara

individual;

3) Setelah semua menjawab, mintalah kembali untuk berpasangan dan

saling bertukar jawaban dan membahas secara bersama-sama

dengan pasangannya;

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

15

4) Mintalah setiap pasangan tersebut untuk membuat jawaban baru

hasil pembahasan dan diskusi dengan pasangannya;

5) Ketika semua pasangan telah merumuskan jawaban baru maka

bandingkan jawaban tersebut dengan pasangan lain di kelas

tersebut;

6) Di akhir tipe model ini, penting bagi guru untuk menyimpulkan

seluruh proses.

4. Model Pembelajaran Ekspositori

Model ekspositori adalah model terpadu terdiri dari metode

informasi, metode demonstrasi, metode tanya jawab, metode latihan pada

akhir pelajaran diberikan tugas. Prosedur yang digunakan dalam

menerapkan model ekspositori dalam pembelajaran matematika yaitu:

a. Guru memberikan informasi materi yang dibahas dengan cara

ceramah, kemudian memberikan uraian dan contoh soal yang dikerja-

kan di papan tulis secara interaktif dan komunikatif dengan cara

demonstrasi. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya dengan metode tanya jawab. Lalu mereka mengerjakan

soal yang diberikan guru sambil berkeliling memeriksa pekerjaan

siswa. Salah seorang ditugaskan mengerjakan soal di papan tulis.

b. Guru memberikan rangkuman yang bisa ditugaskan kepada siswa

untuk membuat rangkumannya, atau guru membuat rangkuman, atau

guru bersama-sama siswa membuat rangkuman. Model ekspositori

mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

16

Kelebihan model ekspositori meliputi:

1) Tepat untuk pemahaman konsep, operasional, prosedural, fakta,

keterampilan.

2) Siswa aktif dan senang belajar matematika ketika latihan

berkelompok mengerjakan soal yang diberikan guru atau soal dari

buku paket.

3) Guru termotivasi untuk aktif membimbing dalam latihan

berkelompok.

Sedangkan kelemahan model ekspositori meliputi:

a) Kecenderungan guru yang berperan dalam proses pembelajaran.

b) Siswa segan mengemukakan pendapat atau bertanya ketika selesai

penyajian.

c) Siswa malu maju ke muka ketika diminta guru untuk

menyelesaikan soal di papan tulis.

M. Ali Hamzah dan Muhlisarini (2014: 272)

B. Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan rujukan dalam penelitian ini perlu dikemukakan

beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan. Beberapa penelitian

tersebut penulis sampaikan dalam uraian di bawah ini.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yuanita Resti 2012 dengan judul penelitian

“Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe The Power of Two (Kekuatan

Berdua) dengan Media Gambar untuk Meningkatkan Kreativitas dan

Prestasi Belajar Bahasa Indonesia di Kelas IV A MIN Tempel Yogyakarta”

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

17

menghasilkan kesimpulan bahwa model ini dapat meningkatkan keaktifan

dan prestasi belajar kelas IV A MIN Tempel Yogyakarta.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Mega Tiara Rahmawati 2012 dengan judul

penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of

Two Pada Materi Operasi Himpunan” menghasilkan kesimpulan sebagai

berikut :

a. Pengelolaan pembelajaran selama penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe The Power of Two pada materi operasi himpunan di

kelas VII-I secara keseluruhan termasuk dalam kriteria sangat baik.

b. Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two telah muncul

semua dengan aktivitas yang dominan yaitu memperhatikan penjelasan

guru atau teman

c. Hasil belajar kognitif siswa pada materi operasi himpunan setelah

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two

sebagian besar mencapai ketuntasan.

Berdasarkan penelitian ini, maka dalam pembelajaran guru harus lebih

sering mengingatkan siswa untuk berdiskusi dengan anggota kelompoknya

ketika beberapa kelompok merasa enggan dalam berdiskusi dengan anggota

kelompoknya.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Alifah Budi Pratiwi dan Slamet HW 2016

dengan judul penelitian “Pengaruh Strategi Numbered Heads Together

(NHT) dan The Power Of Two terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

18

dari Motivasi Belajar Siswa” menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.

a. Terdapat pengaruh penggunaan strategi NHT dan The Power of Two

terhadap hasil belajar matematika.

b. Terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika.

c. Tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi

belajar terhadap hasil belajar matematika.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses penambahan

pengetahuan dan kemampuan baru. Ketika matematika dianggap sulit oleh

siswa, maka pendidik perlu mengupayakan pembelajaran yang harus dilakukan

agar dapat memberikan kesan yang menyenangkan. Agar pembelajaran dapat

berkesan menyenangkan maka pembelajaran dilakukan dengan melibatkan

siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Tetapi banyak diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan guru

kebanyakan menggunakan model pembelajaran ekspositori, dimana guru

langsung menyampaikan materi pelajaran beserta cara mengerjakannya.

Sehingga kurang membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang

berkaitan dengan materi yang diangap sulit oleh siswa. Karena itu siswa

menjadi terbiasa mengacu pada yang diajarkan oleh guru. Selain itu anak

menjadi pasif, merasa malu dalam mengemukakan pendapat, ide, gagasan

langsung dengan guru maupun antar siswa.

Model pembelajaran The Power of Two akan membantu siswa untuk

menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

19

pembelajaran yang tidak lagi berpusat pada guru, tetapi siswa dapat menemukan

sendiri cara menyelesaikan permasalahan dalam materi pembelajaran dengan

sedikit penjelasan yang diperoleh dari guru. Dimana model pembelajaran ini

mewujudkan keaktifan siswa dalam berpendapat kepada kelompok masing-

masing. Dengan model pembelajaran ini siswa banyak berperan dalam kegiatan

pembelajaran berlangsung.

Model pembelajaran The Power of Two yaitu dimana siswa bekerja

dengan cara memikirkan sendiri-sendiri terlebih dahulu permasalahan yang ada.

Kemudian siswa mengemukakan ide ide atau gagasan yang sudah dipikirkan

oleh siswa dan menuliskan gagasan tersebut. Setelah itu gagasan tadi dibawa ke

kelompok masing-masing dan didiskusikan antara pendapat satu dengan

satunya. Setelah itu mereka harus menyimpulkan hasil diskusi dari kedua

pendapat tersebut. Dari kerjasama siswa tersebut, sehingga dapat menumbuhkan

ide-ide atau gagasan baru (dalam pemecahan masalah), daya berpikir kritis serta

mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru yang

diyakininya benar.

Dari uraian di atas diharapkan model pembelajaran The Power of Two

dapat meningkatkan prestasi belajar matematika dan keaktifan siswa dibanding

dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori.

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

20

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian

ini adalah:

1. Keaktifan siswa dalam belajar matematika yang menggunakan model

pembelajaran The Power of Two lebih baik dari pada keaktifan siswa yang

menggunakan model ekspositori.

2. Prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran

The Power of Two lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang

menggunakan model ekspositori.

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian

1. Tempat dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 26 Purworejo Kecamatan

Purworejo Kabupaten Purworejo. Subyeknya adalah siswa kelas VII.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Mei – Agustus Tahun 2016.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian

eksperimental semu (quasi experimental research), karena peneliti tidak

mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Manipulasi variabel

dalam penelitian ini dilakukan pada variabel bebas yaitu Model Kooperatif

Tipe The Power of Two dan Model Ekspositori. Variabel terikatnya yaitu

keaktifan dan prestasi belajar siswa.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII SMP Negeri 26

Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil 2 kelas secara random dari

populasi yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian kelas sampel dibagi

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

22

menjadi kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe The

Power of Two dan kelas yang menggunakan model pembelajaran

ekspositori.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini digunakan teknik Cluster Random Sampling.

Teknik Cluster Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel dari

populasi penelitian yang mempunyai sub-sub populasi diambil secara acak

tanpa memperhatikan tingkatan dalam populasi tersebut. Syarat untuk

teknik sampling ini adalah apabila populasi tersebut homogen (berkarakter

sama/hampir sama), sehingga pengambilan sampel tersebut dapat

dikatakan representatif (dapat mewakili populasi).

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Metode Pembelajaran.

a. Definisi Konseptual

Model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang

menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar bagi para perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar

mengajar sehingga mampu meningkatkan kualitas belajar siswa.

b. Skala pengukuran : skala nominal.

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

23

c. Indikator : Kelas yang menggunakan Model The Power of Two dan

kelas yang menggunakan Model Ekspositori.

d. Simbol : ai, dengan i = 1,2

a1 = Model The Power of Two

a2 = Model Ekspositori.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar dan

keaktifan belajar siswa.

a. Prestasi belajar

1) Definisi Konseptual

Prestasi adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti

pembelajaran yang dapat diukur melalui tes prestasi belajar yang

berupa nilai tes.

2) Skala pengukuran: Skala interval.

3) Indikator: nilai tes prestasi belajar matematika

4) Simbol: Y

b. Keaktifan belajar

1) Definisi konseptual : keaktifan belajar adalah bentuk kegiatan yang

memiliki peran dan partisipasi aktif dalam kegiatan belajar.

2) Skala pengukuran : skala interval

3) Indikator : skor observasi keaktifan belajar siswa

4) Simbol : Z\

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

24

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan

dokumen-dokumen, catatan-catatan yang berhubungan dengan siswa yang

bertujuan untuk mengetahui nilai mata pelajaran matematika sampel

sebelum diteliti yang akan digunakan untuk melakukan uji normalitas, uji

homogenitas, dan uji keseimbangan.

2. Metode Tes

Metode tes ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

prestasi belajar matematika siswa.

3. Metode Observasi

Metode obsevasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

keaktifan belajar siswa. Metode tersebut dilakukan dengan pengamatan

tentang apa yang benar-benar dilakukan oleh individu dan membuat

pencatatan-pencatatan secara objektif menganai apa yang diamati.

F. Instrumen Penelitian

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi

belajar dan lembar observasi keaktifan belajar siswa. Sebelum instrumen

digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian, terlebih dahulu dipastikan

kevalidannya melalui koreksi oleh validator yang ahli dalam bidangnya.

1. Lembar Observasi

Lembar Observasi yang digunakan adalah lembar keaktifan siswa selama

proses pembelajaran. Lembar Observasi digunakan untuk memperoleh data

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

25

keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran The Power of Two. Dalam proses pembelajaran juga

disediakan lembar observasi yaitu lembar keterlaksanaan pembelajaran.

2. Tes Prestasi Belajar

Instrumen tes prestasi belajar dalam penelitian ini bermaksud untuk

mengetahui hasil belajar siswa mengenai materi yang diberikan. Tes

tersebut akan dibuat dalam bentuk pilihan ganda.

G. Analisis Data

1. Tahap awal (Uji Prasyarat)

Uji prasyarat untuk mengetahui apakah kelas kontrol dan

eksperimen berawal dalam keadaan sama.

1) Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors dengan

prosedur sebagai berikut:

a) Hipotesis

H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b) Taraf Signifikansi (α = 0,05)

c) Statistik Uji

s

XXZZSZFMaksL i

iiihitung ;

Keterangan :

ZZZPZF ii ;: ~N(0,1)

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

26

S(Zi) : proporsi cacah Z < Ziterhadap seluruh cacah Z.

Xi : skor responden

d) Daerah Kritik (DK) = {L|L > Lα;n}; n adalah ukuran sampel

e) Keputusan Uji

H0 ditolak apabila Lhitung terletak didaerah kritik

f) Kesimpulan

(1) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0

diterima

(2) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

jika H0 ditolak

Budiyono (2003: 169)

2) Uji Homogenitas Variansi Populasi

Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan

uji Chi kuadrat dengan prosedur sebagai berikut :

a) Hipotesis

H0 : kk2

222

22

12 ...... (variansi populasi

homogen)

H1 : paling tidak ada satu ji22 (variansi populasi tidak

homogen) untuk kjkiji ,...,2,1;,...,2,1;

b) Taraf signifikansi (α=0,05)

c) Statistik uji

k

j

jj SfRKGfc 1

22 loglog303,2

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

27

Keterangan :

k : banyaknya sampel pada populasi

f : derajat kebebasan untuk RKG=N-k

N: cacah semua pengukuran

fj: derajat kebebasan untuk 12

jj nS

j : 1,2,...,k

nj : cacah pengukuran pada sampel ke-j

j

j

f

SSRKG

n

XXSS

j

jj

)( 2

2

ffkc

j

11

13

11

j

j

jf

SS

2

2

d) Daerah Kritik (DK) = };|{ 222 lk

e) Keputusan uji

H0 ditolak jika x2 terletak di daerah kritik

f) Kesimpulan

(1) Populasi-populasi homogen jika H0 diterima

(2) Populasi-populasi tidak homogen jika H0 ditolak

Budiyono (2003: 176)

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

28

3) Uji keseimbangan

Langkah-langkah uji keseimbangan adalah sebagai berikut:

a) Hipotesis

H0: 21 (kedua kelas memiliki kemampuan awal sama)

H1 : 21 (kedua kelas memiliki kemampuan awal berbeda)

b) Taraf signifikasi (α = 0,05)

c) Statistik uji

)2(~11

21

21

021 nnt

nnS

dxxt

p

2

11

21

2

22

2

11

nn

SnSnS p

Keterangan :

1x : rerata dari kemampuan awal kelas eksperimen

2x : rerata dari kemampuan awal kelas kontrol

Sp : deviasi baku kelas eksperimen dan kelas kontrol

2

1S : variansi dari kemampuan awal kelas eksperimen

2

2S : variansi dari kemampuan awal kelas kontrol

1n : jumlah siswa kelas eksperimen

2n : jumlah siswa kelas kontrol

d) Menentukan daerah kritik

DK = { atautttnn

a2;

221

|2;

221 nn

att }

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

29

e) Keputusan uji

Tolak H0 jika harga tobs terletak di daerah kritik

f) Kesimpulan

(1) Kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal yang sama

jika H0 tidak ditolak.

(2) Kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal berbeda jika

H0 ditolak.

Budiyono (2003: 151)

2. Tahap Akhir

a. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas dan uji homogenitas variansi.

1) Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors

dengan prosedur sebagai berikut:

a) Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 :sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b) Taraf signifikansi (α=0,05)

c) Statistik Uji

Lhitung = s

XXZZSZFMaks i

iii |;)()(|

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

30

Keterangan :

)1,0(~;:)( NZZZPZF ii

S(Zi) : proporsi cacah Z<Zi terhadap seluruh cacah Z

Xi : skor responden

d) Daerah Kritik (DK) = { nnLLL a };;| adalah ukuran sampel

e) Keputusan Uji

H0 ditolak apabila Lhitung terletak di daerah kritik

f) Kesimpulan

a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika

H0 tidak ditolak

b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

jika H0 ditolak

(Budiyono, 2003: 169)

2) Uji Homogenitas Variansi Populasi

Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett

dengan uji Chi kuadrat dengan prosedur sebagai berikut :

a) Hipotesis

H0 : kk2

222

22

12 ...... (variansi populasi

homogen)

H1 : paling tidak ada satu ji22 (variansi populasi tidak

homogen) untuk kjkiji ,...,2,1;,...,2,1;

b) Taraf signifikansi (α = 0,05)

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

31

c) Statistik uji

k

j

jj SfRKGfc 1

22 loglog303,2

Keterangan :

k : banyaknya sampel pada populasi

f : derajat kebebasan untuk RKG = N – k

N : cacah semua pengukuran

fj : derajat kebebasan untuk 12

jj nS

j : 1,2,...,k

nj : cacah pengukuran pada sampel ke-j

j

j

f

SSRKG

n

XXSS

j

jj

)( 2

2

ffkc

j

11

13

11

j

j

jf

SS

2

2

d) Daerah Kritik (DK) = };|{ 222 lk

e) Keputusan Uji

H0 ditolak jika 2 terletak di daerah kritik

f) Kesimpulan

a) Populasi-populasi homogen jika H0 diterima

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

32

b) Populasi-populasi tidak homogen jika H0 ditolak

(Budiyono, 2003: 176-177)

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t multivariat.

Langkah-langkah uji-t multivariat adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis

H0 : 22

12

21

11

Prestasi belajar dan keaktifan siswa yang menggunakan model The

Power of Two tidak lebih baik dari keaktifan dan prestasi belajar

siswa dengan model Ekspositori.

H1 : 22

12

21

11

Keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa yang menggunakan

model The Power of Two lebih baik dari prestasi belajar dan

keaktifan siswa dengan model Ekspositori.

2) Taraf signifikansi (α = 0,05)

3) Statistik Uji

2

21

21

2

1T

pnn

pnnF

Keterangan :

p : banyaknya variabel terikat

N : banyaknya seluruh objek ( 21 nn )

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

33

21

1

21

21

212 ' XXSXXnn

nnT

2

22

12

1

21

11

21........

pp X

X

X

X

X

X

XX

Matriks S dicari dengan menggunakan formula:

221

21

nn

WWS

4) Daerah Kritik

DK = { 2; 21| nnaFFF }

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika DKFobs

6) Kesimpulan

a) H0 diterima, berarti keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa

yang menggunakan model The Power of Two tidak lebih baik

dari keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan model

pembelajaran Ekspositori.

b) H0 ditolak, berarti keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa

yang menggunakan model The Power of Two lebih baik dari

keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan model

pembelajaran Ekspositori.

Jika dalam kesimpulan H0 ditolak atau terdapat perbedaan, maka

untuk mengetahui apakah perbedaan terletak pada keaktifan belajar dan

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

34

prestasi belajar, dilanjutkan dengan uji multivariat secara terpisah

sebagi berikut:

Untuk variabel terikat prestasi belajar:

1) H0 : 1211 (prestasi belajar siswa yang menggunakan model The

Power of Two tidak lebih baik dari prestasi belajar siswa dengan

pembelajaran Ekspositori).

12111 :H (prestasi belajar siswa yang menggunakan model

pembelajaran The Power of Two lebih baik dari prestasi belajar

siswa dengan model pembelajaran Ekspositori).

2) Taraf signifikansi (α = 0,05)

3) Statistik Uji

)2(~11

21

21

021 nnt

nnS

dxxt

p

2

11

21

2

22

2

11

nn

SnSnS p

4) Daerah kritik

DK = { atautttnn

a2;

221

|2;

221 nn

att }

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika tobs DK

6) Kesimpulan

a) H0 diterima, berarti prestasi belajar siswa yang menggunakan

model pembelajaran The Power of Two tidak lebih baik dari

prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran Ekspositori.

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

35

b) H0 ditolak, berarti prestasi belajar siswa yang menggunakan

model pembelajaran The Power of Two lebih baik dari prestasi

belajar siswa dengan model pembelajaran Ekspositori.

Untuk variabel terikat keaktifan siswa:

1) H0 : 2221 (keaktifan siswa yang menggunakan model

pembelajaraan The Power of Two tidak lebih baik dari

keaktifan siswa dengan model pembelajaran Ekspositori).

22211 :H ( kemandriain siswa yang menggunakan model

pembelajaran The Power of Two lebih baik dari keaktifan siswa

dengan model pembelajaran Ekspositori).

2) Taraf signirikansi (α = 0,05)

3) Statistik Uji

)2(~11

21

21

021 nnt

nnS

dxxt

p

2

11

21

2

22

2

11

nn

SnSnS p

4) Daerah Kritik

DK = { atautttnn

a2;

221

|2;

221 nn

att }

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika tobs DK

6) Kesimpulan

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

36

a) H0 diterima, berarti keaktifan siswa yang menggunakan

model pembelajaran The Power of Two tidak lebih baik dari

keaktifan siswa dengan model pembelajaran Ekspositori.

b) H0 ditolak, berarti keaktifan siswa yang menggunakan

model pembelajaran The Power of Two lebih baik dari

keaktifan siswa dengan model pembelajaran Ekspositori.

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Juli tahun 2016 di SMP N 26

Purworejo, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo. Deskprisi data yang

disajikan dalam penelitian ini terdiri dari data awal dan data akhir.

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data hasil

belajar. Data awal berupa data yang diperoleh sebelum sampel diberi

perlakuan, sedangkan data akhir dari data yang diperoleh setelah sampel

diberi perlakuan. Data kemampuan siswa untuk prestasi belajar diperoleh dari

nilai UN matematika saat masuk SMP, sedangkan data hasil belajar siswa

diperoleh setelah dilakukan eksperimen kemudian mengerjakan soal ulangan

dan pengisian lembar observasi yang dilakukan oleh observer selama proses

pembelajaran.

1. Data Awal

Data awal yang berupa kemampuan awal diperoleh dari nilai Ujian

Nasional matematika saat masuk di kelas VII SMP N 26 Purworejo tahun

ajaran 2016/2017. Rata-rata kemampuan awal kelas kontrol adalah 53,44

dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 30, sedangkan untuk kelas

eksperimen memiliki rata-rata 56,39 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai

terendah 32,5.

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

38

Tabel 1

Deskripsi Data Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. Kelas S Rata-rata Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

1. Kontrol 13,45 53,44 90 30

2. Eksperimen 15,02 56,39 85 32,5

Data tersebut digunakan untuk menghitung uji keseimbangan

antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan prasyarat uji normalitas

dan uji homogenitas.

2. Data Akhir

Data akhir berupa prestasi belajar siswa setelah dikenai perlakuan.

Data ini diperoleh dari hasil nilai siswa yang diukur dengan menggunakan

tes yang diujikan kepada sampel pada penelitian ini. Prestasi siswa untuk

kelas kontrol yang menggunakan Ekspositori diperoleh rata-rata sebesar

54,56 dengan nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 8 sedangkan untuk kelas

eksperimen menggunkan model pembelajaran The Power of Two diperoleh

rata-rata sebesar 69,43 dengan nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 32.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 2

Deskripsi Data Prestasi Belajar

No. Kelas S Rata-rata Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

1. Kontrol 16,68 54,56 88 8

2. Eksperimen 14,76 69,43 88 32

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

39

B. Analisis Data

1. Analisis Data Sebelum Perlakuan

Sebelum data dianalisis, maka terlebih dahulu dilakukan uji

keseimbangan. Syarat uji keseimbangan adalah uji normalitas dan uji

homogenitas. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji

Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Bartlett, sedangkan uji

keseimbangan menggunakan uji t.

a. Uji Normalitas Data Awal

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data kemampuan

awal kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal apa tidak.

Data yang digunakan adalah Nilai UN saat masuk kelas VII semester

ganjil tahun ajaran 2016/2017. Uji normalitas menggunakan uji

Lilliefors dengan tingkat signifikansi . Berikut disajikan

rangkuman perhitungan uji normalitas.

Tabel 3

Uji Normalitas Data Awal

No. Kelas S Lhitung Ltabel Keputusan Ket.

1. Kontrol 13,45 0,1217 0,1566 H0 diterima Normal

2. Eksperimen 15,02 0,1039 0,1566 H0 diterima Normal

Berdasarkan perhitungan yang disajikan pada tabel di atas

terlihat bahwa pada kedua kelas tersebut nilai Lhitung < Ltabel sehingga

Lhitung DK. Dengan demikian H0 diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat di lampiran.

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

40

b. Uji Homogenitas Data Awal

Setelah uji normalitas, dilakukan pengujian terhadap

homogenitas. Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui apakah

kemampuan awal kelas kontrol dan kelas eskpeimen memiliki varians

yang sama atau tidak. Pengujian menggunakan metode Bartlett dengan

statistik uji Chi Kuadrat dengan tingkat signifikansi Berikut

disajikan rangkuman hasil perhitungannya.

Tabel 4

Uji Homogenitas Data Awal

Kelas Keputusan Ket.

Eksperimen

dan kontrol

0,3726 3,841 H0 diterima Homogen

Berdasarkan perhitungan yang disajikan pada tabel di atas

terlihat bahwa pada kedua kelas tersebut nilai < sehingga

DK. Dengan demikian H0 diterima, sehingga dapat disimpul-

kan bahwa kedua kelas memiliki variansi yang sama atau homogen.

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat di lampiran.

c. Uji Keseimbangan Data Awal

Uji keseimbangan data awal dilakukan pada saat kelas kontrol

dan kelas eksperimen belum dikenai perlakuan bertujuan untuk

mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang. Statistik ujinya

adalah uji-t dengan tingkat signifikansi . Data yang digunakan

untuk menguji keseimbangan diambil dari nilai UN saat masuk

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

41

semester ganjil kelas VII SMP Negeri 26 Purworejo tahun ajaran

2016/2017. Hasil uji keseimbangan disajikan dalam tabel.

Tabel 5

Uji Keseimbangan Data Awal

Kelas

S Keputusan Ket.

Kontrol 1710 53,44 13,45 1,669 H0 diterima Seimbang

Eksperimen 1804,5 56,39 15,02

Hasil uji keseimbangan diperoleh sebesar dan

sebesar dengan sebesar 1,669 dengan

. Karena DK sehingga H0

diterima, berarti kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen

mempunyai kemampuan yang sama. Perhitungan selengkapnya dapat

dilihat di lampiran.

2. Analisis Data Setelah Perlakuan

Analisis data setelah perlakuan adalah analisis data sampel setelah

diberi perlakuan, dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas

dan uji hipotesis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada

perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

a. Uji Normalitas Data Akhir

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui data variabel

terikat yaitu prestasi belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen setelah diberi perlakuan berdistribusi normal atau tidak.

Untuk mengukur uji ini menggunakan uji Lillifors dengan taraf

signifikansi . Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut.

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

42

Tabel 6

Uji Normalitas Data Akhir

No. Kelas S Lhitung Ltabel Keputusan Ket.

1. Kontrol 16,68 0,0909 0,1566 H0 diterima Normal

2. Eksperimen 14,76 0,1038 0,1566 H0 diterima Normal

Berdasarkan perhitungan yang disajikan pada tabel di atas

terlihat bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki nilai Lhitung

< Ltabel sehingga Lhitung DK. Dengan demikian H0 diterima, sehingga

dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Perhitungan lebih lengakap dapat dilihat pada

lampiran.

b. Uji Homogenitas Data Akhir

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel

data prestasi belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen

mempunyai variansi yang sama. Uji homogenitas setelah perlakuan

pada pemahaman konsep siswa perhitungannya dengan menggunakan

metode Bartlett dengan statistik uji Chi Kuadrat dengan tingkat

signifikansi . Rangkuman hasil penelitian untuk uji

homogenitas pemahaman konsep siswa disajikan pada tabel berikut.

Tabel 7

Uji Homogenitas Data Akhir

Kelas Keputusan Keterangan

Kontrol dan

eksperimen 3,841 H0 diterima Homogen

Untuk nilai statistik uji homogenitas data akhir pada kedua kelas

diperoleh sebesar dan sebesar 3,841 maka

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

43

< sehingga DK. Dengan demikian H0 diterima,

sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas pada variabel prestasi

belajar siswa memiliki variansi yang sama atau homogen. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

c. Uji –t Multivariat

Uji-t multivariat merupakan langkah atau prosedur untuk

menentukan apakah terdapat perbedaan prestasi belajar dan keaktifan

siswa pada model pembelajaran The power of Two dan Ekspositori.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar

dan prestasi belajar siswa dalam belajar matematika yang menggunakan

model pembelajaran The Power of Two lebih baik dari pada keaktifan

belajar dan prestasi belajar siswa menggunakan model Ekspositori. Uji

hipotesis yang digunakan adalah uji-t multivariat.

Data hasil perhitungan uji hipotesis kemampuan akhir pada

kelas kontrol dan eksperimen disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 8

Hasil Uji-t Multivariat

Kelas tobs ttabel Keputusan Ket.

Kontrol dan eksperimen 1,748 3,15 H0 diterima Kedua model

hasilnya sama

Dari tabel tersebut terlihat bahwa hasil perhitungan uji hipotesis

kemampuan akhir pada kelas kontrol dan eksperimen sebesar tobs =

1,748 dengan α = 0.05 dan ttabel = 3,15. Karena tobs ttabel, maka H0

diterima. Sehingga kesimpulannya adalah prestasi belajar dan keaktifan

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

44

belajar siswa SMPN 26 kelas VII pada semester ganjil tahun 2015/2016

pada model pembelajaran The power of Two tidak lebih baik dengan

model Ekspositori.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah keaktifan belajar

dan prestasi belajar matematika siswa yang dikenai Model The Power of Two

lebih baik dari pada keaktifan belajar dan prestasi belajar matematika siswa

yang menggunakan pembelajaran Ekspositori. Berdasarkan analisis data seperti

yang telah diuraikan, hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kontrol dan

kelas eksperimen berangkat dari kondisi awal yang sama yaitu setelah diadakan

uji normalitas dan uji homogenitas pada data awal menggunakan nilai UN saat

masuk SMPN 26 tahun ajaran 2015/2016 yang menunjukkan bahwa kedua

sampel berdistribusi normal dan tidak ada perbedaan variansi. Kemudian

dilakukan uji keseimbangan yang menunjukkan bahwa kedua kelas sampel

mempunyai kemampuan awal yang sama. Hasil uji keseimbangan dengan

menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi diperoleh nilai

sebesar dengan nilai sebesar dengan DK=

, Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kedua

kelas dalam keadaan seimbang.

Setelah dianalisis data awal kemudian kedua kelas diberi perlakuan. Pada

kelas kontrol yaitu kelas VII D yang berjumlah 32 siswa diberi perlakuan

dengan model pembelajaran Ekspositori. Pada kelas eksperimen yaitu kelas VII

B yang berjumlah 32 diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran The

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

45

Power of Two. Kedua kelas diberikan tes dengan materi yang sama untuk

memperoleh data hasil penelitian. Sebelum soal tes digunakan, soal telah di

validkan oleh dosen matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo yang

ahli dalam bidangnya dan juga guru matematika dari SMPN 26 Purworejo

yang mengajar matematika di kelas tersebut sehingga benar-benar valid dan

layak untuk digunakan di kelas tersebut.

Hasil dari tes hasil belajar matematika kedua kelas dilakukan uji

normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis dengan uji multivariat. Dari uji

normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa kedua kelompok

berdistribusi normal dan tidak ada perbedaan variansi atau homogen.

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan uji t multivariat, hasil prestasi belajar

dan keaktifan siswa yang dikenai model The Power of Two tidak lebih baik

daripada siswa yang dikenai model Ekspositori.

Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh bahwa prestasi belajar dan

keaktifan siswa yang dikenai model The Power of Two tidak lebih baik

daripada siswa yang dikenai model Ekspositori. Dari hasil tersebut, kemudian

peneliti melakukan analisa terhadap beberapa hal yang mempengaruhi penelitian

yang telah dilaksanakan. Ternyata banyak faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil dari penelitian ini seperti situasi dan kondisi di kelas saat melakukan

eksperimen tidak sinkron dan tidak sesuai dengan teori yang diterapkan dalam

kegiatan eksperimen tersebut.

Pada model pembelajaran The Power of Two tujuannya adalah jelas,

dua orang yang berfikir bersama akan lebih baik daripada satu orang yang

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

46

berfikir sendirian. Namun saat diterapkan pada kelas VII SMP Negeri 26

Purworejo yang terjadi adalah tidak semua kelompok dalam diskusi dan

berfikir berdua dapat efektif secara keseluruhan. Setelah di analisis lagi

ternyata memang model pembelajaran The Power of Two memang masih

terdapat beberapa kekurangan. Dari model ini melibatkan dua siswa untuk

setiap kelompoknya. Pada teori, model ini ingin menggabungkan dua

pemikiran siswa yang berbeda untuk saling menyempurnakan, tetapi dalam

prakteknya setiap siswa memiliki pandangan tentang suatu permasalahan

yang berbeda-beda. Hal ini bisa terjadi tidak menyelesaikan permasalahan

jika dua siswa yang berkelompok tidak mempunyai pemikiran yang sejalur.

Ada lagi kelemahan model ini yaitu dalam teori bertujuan agar siswa lebih

aktif tetapi dalam praktek ada juga terjadi siswa aktif tetapi menyimpang dari hal

yang seharusnya dibahas. Dalam indikator untuk dapat dikatakan siswa belajar

secara aktif ada empat point yang seharusnya terpenuhi disaat proses

pembelajaran berlangsung. Diantanya yaitu antusias siswa dalam mengikuti

pelajaran, untuk antusias siswa memang baru sekitar separuh dari siswa di kelas

belum berantusias untuk mengikuti pelajaran. Memang model pembelajaran ini

tidak mengandung unsur permainan atau unsur yang lain untuk mendongkrak

antusia siswa dalam belajar. Kemudian indikator selanjutnya yaitu interaksi

siswa dengan guru, dalam hal ini interaksi sudah berjalan baik terutama saat

siswa berkelompok dan menemui permasalahan, mereka tidak segan-segan untuk

menanyakan kepada guru. Indikator selanjutnya adalah kerjasama kelompok,

pada kenyataaan saat proses pembelajaran menggunakan model The Power of

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

47

Two kerjasama kelompok masih belum terjalin dengan efektif. Memang model

pembelajaran ini sudah memberikan kesempatan siswa untuk bekerjasama saat

berkelompok, tapi model ini belum bisa untuk mengontrol apakah setiap anggota

mempunyai kontribusi yang sama saat bekerjasama, masih ada kelompok yang

hanya satu siswa saja yang aktif sedangkan yang satunya kurang berpartisipasi.

Dari kelemahan model The Power of Two ini memang dapat mengakibatkan

model ini tidak lebih baik dari model Ekspositori.

D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang perlu peneliti

kemukakan, ini dimaksudkan agar penggunaan hasil penelitian tidak terdapat

persepsi yang salah. Keterbatasan-keterbatasan yang ada adalah sebagai

berikut.

1. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 26

Purworejo tahun pelajaran 2015/2016. Pembagian kelas mengikuti

pembagian kelas yang sudah ada pada sekolah tersebut, sehingga peneliti

hanya mengikuti saja apa yang sudah ada di sekolah tersebut.

2. Model pembelajaran ini terbatas pada pembelajaran menggunakan model

The Power of Two, sehingga mengabaikan model pembelajaran yang lain.

Ada kemungkinan pembelajaran lain dapat lebih meningkatkan prestasi

dan keaktifan belajar matematika siswa pada pokok bahasan bilangan

bulat.

3. Selama penelitian berlangsung, banyak hal yang tidak sesuai dengan teori

yang telah dipelajari sebelumnya oleh peneliti, sehingga model The Power

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

48

of Two tidak lebih baik dari model Ekspositori. Hal ini telah dijelaskan

dalam pembahasan hasil penelitian.

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

49

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan data hasil penelitian, diperoleh kesimpulan

bahwa prestasi belajar dan keaktifan belajar siswa pada materi bilangan bulat

dengan menggunakan model The Power of Two tidak lebih baik dibandingkan

dengan prestasi belajar dan keaktifan belajar siswa dengan menggunakan

model Ekspositori. Setelah peneliti melakukan analisa, model pembelajaran

The Power of Two tujuannya adalah dua orang yang berfikir bersama akan

lebih baik karena bisa saling menyempurnakan dibanding yang berfikir

sendiri-sendiri. Namun dalam praktiknya tidak semua yang dipikirkan

bersama-sama hasilnya akan lebih baik.

B. Saran

Beberapa saran berkaitan dengan penelitian ini, antara lain.

1. Berhati-hati dalam memilihan model pembelajaran, kecocokan model

pembelajaran dengan siswa yang akan diajar sangat perlu diperhatikan.

2. Kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian pembelajaran

menggunakan model pembelajaran The Power of Two hendaknya

memperhatikan pokok bahasan atau populasi yang lebih sesuai.

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

50

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Budi, Pratiwi, dkk. 2016. Pengaruh Strategi Numbered Heads Together (NHT)

dan The Power Of Two terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari

Motivasi Belajar Siswa. Prosiding. ISSN: 2502-6526

Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret

University Press.

Dimiyati dan Mujiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta.

___________________. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

___________________. 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:

Usaha Nasional.

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif.

Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Hamzah, M Ali dan Muhlisarini. 2014. Perencanaa dan Strategi Pembelajaran

Matematika. Jakarta: Rajawali Pers.

Rahmawati, Mega Tiara. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

The Power of Two Pada Materi Operasi Himpunan. Skripsi Universitas

Negeri Surabaya.

Resti, Yuanita. 2012. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe The Power of

Two (Kekuatan Berdua) dengan Media Gambar untuk Meningkatkan

Kreativitas dan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia di Kelas IV A MIN

Tempel Yogyakarta. Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

_____________. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

51

Lampiran 1.1

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

52

Lampiran 1.2

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

53

Lampiran 1.3

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

54

Lampiran 1.4

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

55

SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP Negeri 26 Purworejo

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII

Semester : 1

Standar Kompetensi : BILANGAN

1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi

Waktu

(menit)

Sumber

Teknik

Bentuk

Contoh Instrumen

1.1 Melakukan

operasi

hitung

bilangan

bulat dan

pecahan

Bilangan bulat

dan bilangan

pecah

Melakukan diskusi

tentang jenis-jenis

bilangan bulat

Menyebutkan

bilangan bulat

Mengidentifikasikan

besaran sehari-hari

yang menggunakan

bilangan bulat.

Memberikan

contoh

bilangan

bulat dengan

kerjasama

antar anggota

kelompok

dengan

disiplin dan

tanggung

jawab

Tes

tertulis

Uraian

Tulislah bilangan bulat

yang lebih dari -3 dan

kurang dari 10

1 40

menit.

Buku

Teks

LKS MGMP

Garis bilangan

Lam

piran

2.1

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

56

Membuat garis

bilangan dan

menentukan letak

bilangan bulat pada

garis bilangan

Menentukan

letak

bilangan

bulat pada

garis

bilangan

dengan teliti

Tes

tertulis.

Uraian.

Letakanlah bilangan -1,

0, dan 3 pada garis

bilangan tersebut !

1 40

menit.

Mendiskusikan cara

melakukan operasi

tambah, kurang, kali

dan bagi pada

bilangan bulat

termasuk operasi

campuran

Mendiskusikan cara

menentukan sifat-

sifat perkalian dan

pembagian bilangan

bulat negatif dengan

negatif dan positif

dengan negatif

Melakukan

operasi

tambah,

kurang, kali,

dan bagi

bilangan

bulat

termasuk

operasi

campuran

dengan teliti,

tanggung

jawab, dan

percaya diri

Tes

tertulis.

Uraian

Hitunglah.

a. 4 + (-7)

b. -3 – (-8)

c. 8 × -12

d. (-36) : 4

e. -4 +7 × (-2)

2 40 menit.

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

57

Mendiskusikan

untuk menentukan

kuadrat dan pangkat

tiga, serta akar

kuadrat dan akar

pangkat tiga

Menghitung

kuadrat dan

pangkat tiga

bilangan bulat

dengan teliti,

tanggung

jawab dan

percaya diri

Tes

tertulis.

Uraian

Berapakah

a. (-5)²

b. 4³

c.

d.

2 40

menit.

Mendiskusikan

jenis-jenis bilangan

pecahan

Menyebutkan

bilangan pecahan

Membuat garis

bilangan dan

menentukan letak

bilangan pecahan

pada garis bilangan

Memberikan

contoh

berbagai

bentuk dan

jenis bilangan

pecahan:

bilangan

pecahan

biasa,

campuran,

desimal,

persen secara

teliti,

tanggung

jawab, dan

percaya diri

Tes

tertulis

Isian

singkat

Tulislah beberapa contoh

bilangan pecahan masing-

masingdalam bentuk :

a. Pecahan biasa

b. Desimal

c. Persen

1 40 menit.

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

58

Mendiskusikan

bilangan pecahan

senilai

Mendiskusikan cara

mengubah bentuk

pecahan ke bentuk

pecahan yang lain

Mengubah

bentuk

pecahan ke

bentuk

pecahan yang

lain dengan

teliti,

tanggung

jawab,

percaya diri,

dan kreatif

Mengurutkan

bilangan

bentuk

pecahan

dengan teliti,

tanggung

jawab, dan

percaya diri

Tes

tertulis

Uraian

1. Ubahlah bilangan 1

dalam bentuk desimal

dan persen

2. Ubahlah bilangan 0,75

dalam bentuk persen

dan pecahan biasa

3. Urutkan pecahan

berikut dari yang

terkecil.

, , , 0,7

2 40

menit.

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

59

Melakukan operasi

hitung tambah,

kurang, kali, bagi

bilangan pecahan

Menuliskan bentuk

baku (misal amuba

yang panjangnya

0,000001 mikron)

Mendiskusikan cara

membulatkan

bilangan pecahan

sampai satu atau dua

desimal

Menyelesaika

n operasi

hitung

tambah,

kurang, kali,

bagi bilangan

pecahan

termasuk

operasi

campuran

dengan teliti

dan jujur

Tes

tertulis

Uraian

Hitunglah :

1. 2,5 + 3,75 =

2. 21,5 – 9,85 =

3. 1 × =

4.

5.

4 40

menit.

1.2.Mengguna

kan sifat-

sifat operasi

hitung

bilangan

bulat dan

pecahan

dalam

pemecahan

masalah.

Bilangan bulat

dan bilangan

pecahan.

Melakukan diskusi

tentang sifat-sifat

operasi tambah,

kurang, kali, bagi

pada bilangan bulat

(pengulangan)

Menemukan

sifat-sifat

operasi

tambah,

kurang, kali,

bagi pada

bilangan

bulat dengan

teliti,

tanggung

jawab,

percaya diri,

dan kreatif

Tes

tertulis

Uraian

Isilah titik-titik berikut ini. 1. a. -9 + 3 = ....

b. 3 + (-9) = ....

Jadi, -9 + 3 = .... + ....

Apa yang dapat kamu

simpulkan.

2. a. 2 (4 5) = ....

b. (2 4) 5 = ....

Jadi, 2 (4 5) =

( .... ....) .... = ....

Apa yang dapat kamu

simpulkan.

2 40 menit.

Buku teks

LKS

MGMP

Lingkungan

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

60

Menyelesaikan

masalah dengan

menggunakan sifat-

sifat penjumlahan,

pengurangan,

pembagian,

perkalian,

perpangkatan, dan

penarikan akar pada

operasi campuran

Menggunaka

n sifat-sifat

operasi

tambah,

kurang, kali,

bagi,

pangkat, dan

akar pada

operasi

campuran

bilangan

bulat dengan

teliti dan

jujur

Tes

tertulis

Uraian

Hasil dari :

=

2 40

menit.

Melakukan diskusi

cara mengunakan

operasi hitung

tambah, kurang, kali,

bagi dalam

menyelesaikan

masalah sehari-hari

yang berkaitan

dengan bilangan

bulat

Menggunakan

sifat-sifat

operasi

bilangan bulat

untuk

menyelesaikan

masalah yang

berkaitan

dengan

kehidupan

sehari-hari

dengan teliti,

Tes

tertulis

Uraian

Pada hari sabtu Candra

memberi kelereng pada

Aan sebanyak 25 butir

dan kepada Yudha 17

butir. Hari minggu

Candra memberi

kelereng kepada Novan

sebanyak 13 butir.

Berapakah banyak semua

kelereng yang diberikan

Candra kepada Aan,

Yudha, dan Novan?

2 40 menit.

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

61

tanggung

jawab, percaya

diri, dan

kreatif

Melakukan diskusi

cara menggunakan

operasi hitung

tambah, kurang, kali,

atau bagi dalam

menyelesaikan

masalah sehari-hari

yang berkaitan

dengan pecahan

Menggunaka

n sifat-sifat

operasi

hitung

tambah,

kurang, kali,

bagi dengan

melibatkan

pecahan serta

mengaitkann

ya dalam

kejadian

sehari-hari

dengan teliti,

percaya diri,

tanggung

jawab, dan

kreatif

Tes

tertulis

Uraian

Dalam sebuah karung

beras ada 25 kg beras

yang akan dibagikan

kepada 10 orang. Berapa

kg beras bagian dari

masing-masing orang

tersebut?

6 40

menit.

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

62

Keterangan:

Sesuai Standar Proses, pelaksanaan kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Dalam silabus ini pada kolom kegiatan

pembelajaran hanya berisi kegiatan inti

Purworejo, Juli 2016

Guru Mapel, Peneliti

Jatmiko Budiraharjo, S.Pd. Bagus Candra K

NIP. 19670416 199403 1 014 NIM 122140196

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

63

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP N 26 Purworejo

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII (Tujuh)

Semester : 1 (Satu)

Standar Kompetensi : BILANGAN

1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan

penggunaannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan

Alokasi waktu : 5 jam pelajaran (3 pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

- Pertemuan pertama :

o Siswa dapat memberikan contoh bilangan bulat.

o Siswa dapat menentukan letak bilangan bulat dalam garis bilangan.

- Pertemuan kedua :

o Siswa dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian,

dan pembagian bilangan bulat termasuk operasi campuran.

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)

Rasa hormat dan perhatian (respect)

Teliti (diligence)

Tanggung jawab (responsibility)

B. Materi Ajar

Bilangan bulat dan bilangan pecahan, yaitu mengenai :

a. Mengenal bilangan negatif.

b. Menjumlah, mengurang, mengali, dan membagi bilangan bulat.

Lampiran 2.2

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

64

Bilangan bulat adalah :

Bilangan terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3, ...) -

0 adalah sama dengan 0 dan tidak di masukkan lagi secara terpisah. Bilangan

bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.

Himpunan semua bilangan bulat dalam matematika dilambangkan dengan Z,

berasal dari Zahlen (bahasa Jerman untuk “bilangan”).

Himpunan Z tertutup dibawah operasi penambahan dan perkalian. Artinya,

jumlah dan hasil kali dua bilangan bulat juga bilangan bulat. Namun berbeda

dengan bilangan asli, Z juga tertutup di bawah operasi pengurangan. Hasil

pembagian dua bilangan bulat belum tentu bilangan bulat pula, karena itu Z

tidak tertutup dibawah pembagian

Penambahan Perkalian

Closure : a + b adalah bilangan

bulat a × b adalah bilangan bulat

Asosiativitas: a + (b + c) = (a + b) + c a × (b × c) = (a × b) × c

Komutativitas: a + b = b + a a × b = b × a

Eksistensi unsur

identitas: a + 0 = a a × 1 = a

Eksistensi unsur

invers: a + (-a) = 0

Distribusivitas: a × (b + c) = (a × b) + (a ×

c)

Tidak ada pembagi

nol:

Jika a × b = 0, maka a = 0

atau b = 0 (atau keduanya)

a. Mengenal Bilangan Negatif

Operasi penjumlahan bilangan bulat negatif merupakan salah satu

materi yang sulit dikuasai oleh siswa, padahal materi ini merupakan

persyaratan beberapa pokok bahasan di tingkat selanjutnya. Konsep

penjumlahan bilangan bulat negatif merupakan konsep dasar yang harus

dikuasai siswa. Namun meskipun materi ini sudah diajarkan sejak SD,

ternyata di tingkat SMP masih banyak yang belum menguasainya. Bahkan

di tingkat SMA masih saja ada yang bingung menghadapi masalah

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

65

penjumlahan bilangan negatif ini. Saya pernah bertanya pada siswa berapa

hasil -7 + 4, ternyata lebih dari separuh bagian siswa di kelas menjawab

salah, kesalahan terbanyak adalah siswa menjawab -11. Kali ini akan saya

ceritakan pengalaman saya mengajar anak SD dan SMP dengan metode

yang kita pinjam dari pelajaran IPA yaitu muatan listrik. Kita tahu bahwa

muatan listrik positif dan negatif bertemu maka akan menjadi netral atau

bisa dikatakan nol. Ini kita jadikan kesepakatan yang paling utama. Jadi

kalau -4 bertemu +4 akan jadi nol. Begini jelasnya, misal kita akan

menghitung 6 – 7, berarti positif 6 bertemu negatif 7 hasilnya nol, sisanya

masih negatif 1, artinya hasilnya -1.

Perhatikan gambar berikut :

Contoh lain, -4 -3 hasilnya dapat dijelaskan dengan gambar berikut :

b. Menjumlah, mengurang, mengali, dan membagi bilangan bulat.

1. Penjumlahan Bilangan Bulat

a. Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Alat Bantu

Dalam menghitung hasil penjumlahan dua bilangan bulat,

dapat digunakan dengan menggunakan garis bilangan. Bilangan

yang dijumlahkan digambarkan dengan anak panah dengan arah

sesuai dengan bilangan tersebut.

Apabila bilangan positif, anak panah menunjuk ke arah

kanan. Sebaliknya, apabila bilangan negatif, anak panah menunjuk

ke arah kiri.

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

66

Contoh Soal :

Hitunglah hasil penjumlahan berikut dengan menggunakan garis

bilangan.

1) 6 + (–8)

Penyelesaian :

Untuk menghitung 6 + (–8), langkah-langkahnya

sebagai berikut.

(a) Gambarlah anak panah dari angka 0 sejauh 6 satuan ke

kanan sampai pada angka 6.

(b) Gambarlah anak panah tadi dari angka 6 sejauh 8 satuan ke

kiri.

(c) Hasilnya, 6 + (–8) = –2.

2) (–3) + (–4)

Penyelesaian :

Untuk menghitung (–3) + (–4), langkah-langkahnya

sebagai berikut.

(a) Gambarlah anak panah dari 0 sejauh 3 satuan ke kiri sampai

pada angka –3.

(b) Gambarlah anak panah tadi dari angka –3 sejauh 4 satuan

ke kiri.

(c) Hasilnya, (–3) + (–4) = –7.

b. Penjumlahan Bilangan Bulat tanpa Alat Bantu

Penjumlahan pada bilangan yang bernilai kecil dapat

dilakukan dengan bantuan garis bilangan. Namun, untuk bilangan-

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

67

bilangan yang bernilai besar, hal itu tidak dapat dilakukan. Oleh

karena itu, kita harus dapat menjumlahkan bilangan bulat tanpa alat

bantu.

1) Kedua bilangan bertanda sama

Jika kedua bilangan bertanda sama (keduanya bilangan positif

atau keduanya bilangan negatif), jumlahkan kedua bilangan

tersebut. Hasilnya berilah tanda sama dengan tanda kedua

bilangan.

Contoh:

a) 125 + 234 = 359

b) –58 + (–72) = –(58 + 72) = –130

2) Kedua bilangan berlawanan tanda

Jika kedua bilangan berlawanan tanda (bilangan positif dan

bilangan negatif), kurangi bilangan yang bernilai lebih

besar dengan bilangan yang bernilai lebih kecil tanpa

memerhatikan tanda. Hasilnya, berilah tanda sesuai bilangan

yang bernilai lebih besar.

Contoh:

a) 75 + (–90) = –(90 – 75) = –15

b) (–63) + 125 = 125 – 63 = 62

2. Sifat-Sifat Penjumlahan Bilangan Bulat

Ada 5 sifat penjumlahan bilangan bulat yang akan dibahas. Diantaranya

sifat tertutup, sifat komutatif, Mempunyai unsur identitas, sifat asosiatif

dan mempunyai invers.

a. Sifat tertutup

Pada penjumlahan bilangan bulat, selalu menghasilkan bilangan

bulat juga. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut.

Untuk setiap bilangan bulat adan b, berlaku a + b= c dengan c juga

bilangan bulat

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

68

Contoh :

a) –16 + 25 = 9

–16 dan 25 merupakan bilangan bulat.

9 juga merupakan bilangan bulat.

b) 24 + (–8) = 16

24 dan –8 merupakan bilangan bulat.

16 juga merupakan bilangan bulat.

b. Sifat komutatif

Sifat komutatif disebut juga sifat pertukaran. Penjumlahan dua

bilangan bulat selalu diperoleh hasil yang sama walaupun kedua

bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat dituliskan

sebagai berikut.

Untuk setiap bilangan bulatadan b, selalu berlaku a + b = b + a.

Contoh :

a. 6 + 5 = 5 + 6 = 11

b. (–7) + 4 = 4 + (–7) = –3

c. 8 + (–12) = (–12) + 8 = –4

d. (–9) + (–11) = (–11) + (–9) = –20

c. Mempunyai unsur identitas

Bilangan 0 (nol) merupakan unsur identitas pada penjumlahan.

Artinya, untuk sebarang bilangan bulat apabila ditambah 0 (nol),

hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Hal ini dapat dituliskan sebagai

berikut.

Untuk sebarang bilangan bulat a, selalu berlaku a + 0 = 0 + a = a.

d. Sifat asosiatif

Sifat asosiatif disebut juga sifat pengelompokan. Sifat ini dapat

dituliskan sebagai berikut.

Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c, berlaku (a + b) + c = a + (b

+ c).

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

69

Contoh :

a) (4 + (–5)) + 6 = –1 + 6

= 5

4 + ((–5) + 6) = 4 + 1

= 5

Jadi, (4 + (–5)) + 6 = 4 + ((–5) + 6).

b) (–3 + (–9)) + 10 = –12 + 10

= –2

–3 + ((–9) + 10) = –3 + 1

= –2

Jadi, (–3 + (–9)) + 10 = –3 + ((–9) + 10).

e. Mempunyai invers

Invers suatu bilangan artinya lawan dari bilangan tersebut. Suatu

bilangan dikatakan mempunyai invers jumlah, apabila hasil

penjumlahan bilangan tersebut dengan inversnya (lawannya)

merupakan unsur identitas (0 (nol)).

Lawan dari adalah –a, sedangkan lawan dari –a adalah a.

Dengan kata lain, untuk setiap bilangan bulat selain nol pasti

mempunyai lawan, sedemikian sehingga berlaku a + (–a) = (–a) +

a= 0.

3. Pengurangan pada Bilangan Bulat

Seperti pada penjumlahan bilangan bulat, untuk menghitung hasil

pengurangan dua bilangan bulat dapat digunakan bantuan

garis bilangan. Namun sebelumnya coba kalian ingat kembali bahwa

operasi pengurangan merupakan penjumlahan dengan lawan bilangan

pengurang.

Perhatikan uraian berikut.

a. Pengurangan dinyatakan sebagai penjumlahan dengan lawan

bilangan pengurang

Bandingkan hasil penjumlahan dan pengurangan berikut.

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

70

Dari perbandingan di atas, diperoleh hubungan sebagai berikut.

4 – 3 = 4 + (–3) = 1

–5 – (–2) = –5 + 2 = –3

Pada pengurangan bilangan bulat, mengurangi dengan

suatu bilangan sama artinya dengan menambah dengan

lawan pengurangnya. Secara umum, dapat dituliskan sebagai

berikut.

Untuk setiap bilangan bulat a dan b, maka berlaku a – b = a + (–b).

Contoh :

a. 7 – 9 = 7 + (–9) = –2

b. –8 – 6 = –8 + (–6) = –14

c. 15 – (–5) = 15 + 5 = 20

d. –12 – (–6) = –12 + 6 = –6

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

71

Pada contoh di atas dapat dlihat bahwa hasil dari pengurangan dua

bilangan bulat, juga menghasilkan bilangan bulat.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pada operasi

pengurangan bilangan bulat berlaku sifat tertutup.

b. Pengurangan dengan alat bantu

Berdasarkan penjelasan di atas, pelajarilah cara menghitung hasil

pengurangan dua bilangan bulat dengan bantuan garis

bilangan berikut ini.

Contoh :

1) 4 – 7

Penyelesaian:

Untuk menghitung 4 – 7, langkah-langkahnya sebagai berikut.

(a) Gambarlah anak panah dari angka 0 sejauh 4 satuan ke

kanan sampai pada angka 4.

(b) Gambarlah anak panah tersebut dari angka 4 sejauh 7 satuan

ke kiri sampai pada angka –3.

(c) Hasilnya, 4 – 7 = –3.

2) –3 – (–5)

Penyelesaian:

Langkah-langkah u ntuk menghitung – 3 – ( –5) s

ebagai berikut.

(a) Gambarlah anak panah dari angka 0 sejauh 3 satuan ke kiri

sampai pada angka –3.

(b) Gambarlah anak panah tersebut dari angka –3 sejauh 5

satuan ke kanan sampai pada angka 2.

(c) Hasilnya, –3 – (–5) = 2.

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

72

4. Perkalian pada Bilangan Bulat

Perkalian adalah operasi penjumlahan berulang dengan bilangan yang

sama. Perhatikan contoh berikut.

4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20

5 x 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 20

Meskipun hasilnya sama, perkalian 4 x 5 dan 5 x 4 berbeda artinya.

Secara umum, dapat dituliskan sebagai berikut.

a. Menghitung hasil perkalian bilangan bulat

Perhatikan uraian berikut.

2 x 4 = 4 + 4 = 8

2 x 3 = 3 + 3 = 6

2 x 2 = 2 + 2 = 4

2 x 1 = 1 + 1 = 2

2 x 0 = 0 + 0 = 0

–2 x 4 = – (2 x 4) = – (4 + 4) = –8

–2 x 3 = – (2 x 3) = – (3 + 3) = –6

–2 x 2 = – (2 x 2) = – (2 + 2) = –4

–2 x 1 = – (2 x 1) = – (1 + 1) = –2

–2 x 0 = – (2 x 0) = – (0 + 0) = 0

2 x (–2) = (–2) + (–2) = –4

2 x (–1) = (–1) + (–1) = –2

(–2) x (–3) = – (2 x (–3)) = – ((–3) + (–3)) = 6

(–2) x (–2) = – (2 x (–2)) = – ((–2) + (–2)) = 4

(–2) x (–1) = – (2 x (–1)) = – ((–1) + (–1)) = 2

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

73

Jika kalian mengamati perkalian bilangan di atas, kalian

akan memperoleh sifat-sifat berikut.

Jika p dan q adalah bilangan bulat maka

1) p x q=pq;

2) (–p) x q= –(p x q) = –pq;

3) p x (–q) = –(p x q) = –pq;

4) (–p) x (–q) = p x q = pq.

b. Sifat-sifat perkalian pada bilangan bulat

1) Sifat tertutup

Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku p x q =r

dengan r juga bilangan bulat.

2) Sifat komutatif

Untuk setiap bilangan bulat pdanq, selalu berlaku p x q = q x p.

3) Sifat asosiatif

Untuk setiap bilangan bulat p,q, dan rselalu berlaku (p x q) x

r=p x (q x r).

4) Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan

Untuk setiap bilangan bulat p,q, dan r selalu berlaku p x (q+r) =

(p x q) + (p x r).

5) Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan

Untuk setiap bilangan bulat p, q, dan r selalu berlaku p x (q–r)

= (p x q) – (p x r).

6) Memiliki elemen identitas

Untuk setiap bilangan bulat p, selalu berlaku p x 1 = 1 x p =

p. Elemen identitas pada perkalian adalah 1.

5. Pembagian Bilangan Bulat

a. Pembagian sebagai operasi kebalikan dari perkalian

Perhatikan uraian berikut.

(i) 3 x 4 = 4 + 4 + 4 = 12

Di lain pihak, 12 : 3 = 4 atau dapat ditulis

3 x 4 = 12 ⇔ 12 : 3 = 4.

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

74

(ii) 4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 = 12

Di lain pihak, 12 : 4 = 3, sehingga dapat ditulis

4 x 3 = 12 ⇔ 12 : 4 = 3.

Dari uraian di atas, tampak bahwa pembagian merupakan operasi

kebalikan (invers) dari perkalian. Secara umum dapat ditulis

sebagai berikut.

Jika p,q, dan r bilangan bulat, dengan q faktor p,dan q ≠ 0 maka

berlaku p:q = r ⇔ p = q x r.

b. Menghitung hasil pembagian bilangan bulat

Coba ingat kembali sifat perkalian pada bilangan bulat. Dari sifat

tersebut, diperoleh kesimpulan berikut.

Untuk setiap p, q, r bilangan bulat, q ≠ 0 dan memenuhi p:q=r

berlaku

(i) jika p,q bertanda sama, r adalah bilangan bulat positif;

(ii) jika p,q berlainan tanda, r adalah bilangan bulat negatif.

C. Metode / Model Pembelajaran : Model The Power of Two

D. Alokasi waktu : 5 x 40 menit

E. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Pertemuan 1

No. Kegiatan Waktu

(Menit)

Pendidikan

Karakter

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

1. Guru mengucapkan salam dan

berdoa

2. Guru memeriksa kehadiran siswa

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Guru memotivasi siswa dengan

memberi penjelasan tentang pentingnya

mempelajari materi ini.

10

Taqwa,

cerdas,

cermat,

Teliti,

Percaya

diri,

kerjasama,

inovatif,

kreatif,

disiplin,

gigih

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

75

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

- Guru meminta siswa memberikan

contoh bilangan bulat.

- Guru meminta siswa dapat menentukan letak bilangan bulat

dalam garis bilangan.

- Guru melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang

topik/tema materi yang akan dipelajari

dengan menerapkan prinsip alam

takambang jadi guru dan belajar dari

aneka sumber.

- Guru menjelaskan tentang bilangan bulat

- Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar dua siswa agar saling berdiskusi

masalah ini.(teman sebangku)

- Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

b. Elaborasi

1. Guru memberikan latihan soal

2. Guru meminta siswa mengerjakan

soal yang diberikan guru secara

individu

3. Guru meminta siswa mengerjakan

soal yang sama tetapi secara

berkelompok dengan teman sebangku

4. Guru meminta perwakilan beberapa

kelompok secara acak mengerjakan

di papan tulis

5. Guru dan siswa bersama-sama

membahas jawaban latihan soal yang

dikerjakan di papan tulis.

c. Konfirmasi

1. Guru dan siswa bersama-sama

membuat kesimpulan tentang

bilangan bulat

2. Guru dan siswa melakukan refleksi

55

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberikan soal latihan kepada

siswa untuk dikerjakan di rumah

b. Guru memberitahu siswa untuk

mempelajari materi selanjutnya yaitu

operasi pada bilangan bulat

c. Doa dan salam penutup

15

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

76

2. Pertemuan 2

No. Kegiatan Waktu

(Menit)

Pendidikan

Karakter

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

1. Guru mengucapkan salam dan

berdoa

2. Guru memeriksa kehadiran siswa

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Membahas soal latihan (PR)

b. Guru memotivasi siswa dengan

memberi penjelasan tentang pentingnya

mempelajari materi ini.

10

Taqwa,

cerdas,

cermat,

Teliti,

Percaya

diri,

kerjasama,

inovatif,

kreatif,

disiplin,

gigih

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

- Guru memberikan stimulus kepada siswa berupa pemberian materi oleh

guru mengenai cara melakukan

operasi penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian bilangan

bulat termasuk operasi campuran.

- Siswa dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket

dan LKS matematika mengenai cara

menjumlahkan bilangan bulat

dengan bantuan garis bilangan,

berturut-turut mengenai cara

mengurangkan bilangan bulat

dengan bantuan garis bilangan.

- Siswa dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket

dan LKS matematika mengenai cara

mengalikan dan membagi bilangan

bulat.

- Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar dua siswa agar saling

berdiskusi masalah ini.(teman

sebangku)

- Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

b. Elaborasi

1. Guru memberikan latihan soal

2. Siswa mengerjakan soal yang

diberikan guru

55

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

77

3. Guru meminta siswa mengerjakan

soal yang sama tetapi secara

berkelompok dengan teman sebangku

4. Guru meminta perwakilan beberapa

kelompok secara acak mengerjakan

di papan tulis

5. Guru dan siswa bersama-sama

membahas jawaban latihan soal yang

dikerjakan di papan tulis.

c. Konfirmasi

1. Guru dan siswa bersama-sama

membuat kesimpulan.

2. Guru dan siswa melakukan refleksi

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberitahu siswa untuk

mempelajari materi yang sudah dipelajari

tentang bilangan bulat dan

pengoperasiannya

b. Doa dan salam penutup

15

3. Pertemuan 3

No. Kegiatan Waktu

(Menit)

Pendidikan

Karakter

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

1. Guru mengucapkan salam dan

berdoa

2. Guru memeriksa kehadiran siswa

b. Guru meminta siswa mengingat kembali

terkait materi yang telah dipelajari.

c. Guru menyampaikan kembali sedikit

materi yang telah dipelajari

d. Guru memberikan soal tentang bilangan

bulat dan operasi bilangan bulat untuk

dikerjakan siswa.

5

Taqwa,

cerdas,

cermat,

Teliti,

Percaya

diri,

kerjasama,

inovatif,

kreatif,

disiplin,

gigih

2. Kegiatan Inti

- Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru dengan baik

30

3. Kegiatan Akhir

a. Guru mengakhiri kegiatan dengan

memberikan pesan untuk tetap belajar

b. Doa dan salam penutup

5

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

78

F. Penilaian Prestasi Belajar

a. Jenis tes : Tes tertulis

b. Bentuk tes : Pilihan ganda

G. Media, Alat, Sumber Belajar

Media : -

Alat :

a. Papan tulis

b. Spidol

c. Penghapus

d. Penggaris

Purworejo, Juli 2016

Guru Mapel, Peneliti,

Jatmiko Budiraharjo,S.Pd. Bagus Candra Kumara

NIP. 19670416 199403 1 014 NIM 122140196

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

79

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP N 26 Purworejo

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII (Tujuh)

Semester : 1 (Satu)

Standar Kompetensi : BILANGAN

2. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan

penggunaannya dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan

pecahan

Alokasi waktu : 5 jam pelajaran (3 pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

- Pertemuan pertama :

o Siswa dapat memberikan contoh bilangan bulat.

o Siswa dapat menentukan letak bilangan bulat dalam garis bilangan.

- Pertemuan kedua :

o Siswa dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian,

dan pembagian bilangan bulat termasuk operasi campuran.

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)

Rasa hormat dan perhatian (respect)

Teliti (diligence)

Tanggung jawab (responsibility)

B. Materi Ajar

Bilangan bulat dan bilangan pecahan, yaitu mengenai :

a. Mengenal bilangan negatif.

b. Menjumlah, mengurang, mengali, dan membagi bilangan bulat.

Lampiran 2.3

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

80

Bilangan bulat adalah :

Bilangan terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3,

...) -0 adalah sama dengan 0 dan tidak di masukkan lagi secara terpisah.

Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa komponen desimal atau pecahan.

Himpunan semua bilangan bulat dalam matematika dilambangkan dengan

Z, berasal dari Zahlen (bahasa Jerman untuk “bilangan”).

Himpunan Z tertutup dibawah operasi penambahan dan perkalian. Artinya,

jumlah dan hasil kali dua bilangan bulat juga bilangan bulat. Namun

berbeda dengan bilangan asli, Z juga tertutup di bawah operasi

pengurangan. Hasil pembagian dua bilangan bulat belum tentu bilangan

bulat pula, karena itu Z tidak tertutup dibawah pembagian

Penambahan Perkalian

Closure : a + b adalah bilangan

bulat a × b adalah bilangan bulat

Asosiativitas: a + (b + c) = (a + b) + c a × (b × c) = (a × b) × c

Komutativitas: a + b = b + a a × b = b × a

Eksistensi unsur

identitas: a + 0 = a a × 1 = a

Eksistensi unsur

invers: a + (-a) = 0

Distribusivitas: a × (b + c) = (a × b) + (a × c)

Tidak ada pembagi

nol:

Jika a × b = 0, maka a = 0

atau b = 0 (atau keduanya)

a. Mengenal Bilangan Negatif

Operasi penjumlahan bilangan bulat negatif merupakan salah satu

materi yang sulit dikuasai oleh siswa, padahal materi ini merupakan

persyaratan beberapa pokok bahasan di tingkat selanjutnya. Konsep

penjumlahan bilangan bulat negatif merupakan konsep dasar yang harus

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

81

dikuasai siswa. Namun meskipun materi ini sudah diajarkan sejak SD,

ternyata di tingkat SMP masih banyak yang belum menguasainya. Bahkan

di tingkat SMA masih saja ada yang bingung menghadapi masalah

penjumlahan bilangan negatif ini. Saya pernah bertanya pada siswa berapa

hasil -7 + 4, ternyata lebih dari separuh bagian siswa di kelas menjawab

salah, kesalahan terbanyak adalah siswa menjawab -11. Kali ini akan saya

ceritakan pengalaman saya mengajar anak SD dan SMP dengan metode

yang kita pinjam dari pelajaran IPA yaitu muatan listrik. Kita tahu bahwa

muatan listrik positif dan negatif bertemu maka akan menjadi netral atau

bisa dikatakan nol. Ini kita jadikan kesepakatan yang paling utama. Jadi

kalau -4 bertemu +4 akan jadi nol. Begini jelasnya, misal kita akan

menghitung 6 – 7, berarti positif 6 bertemu negatif 7 hasilnya nol, sisanya

masih negatif 1, artinya hasilnya -1.

Perhatikan gambar berikut :

Contoh lain, -4 -3 hasilnya dapat dijelaskan dengan gambar berikut :

b. Menjumlah, mengurang, mengali, dan membagi bilangan bulat.

1. Penjumlahan Bilangan Bulat

a. Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Alat Bantu

Dalam menghitung hasil penjumlahan dua bilangan bulat,

dapat digunakan dengan menggunakan garis bilangan. Bilangan

yang dijumlahkan digambarkan dengan anak panah dengan arah

sesuai dengan bilangan tersebut.

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

82

Apabila bilangan positif, anak panah menunjuk ke arah

kanan. Sebaliknya, apabila bilangan negatif, anak panah menunjuk

ke arah kiri.

Contoh Soal :

Hitunglah hasil penjumlahan berikut dengan menggunakan garis

bilangan.

1) 6 + (–8)

Penyelesaian:

Untuk menghitung 6 + (–8), langkah-langkahnya

sebagai berikut.

(a) Gambarlah anak panah dari angka 0 sejauh 6 satuan ke

kanan sampai pada angka 6.

(b) Gambarlah anak panah tadi dari angka 6 sejauh 8 satuan ke

kiri.

(c) Hasilnya, 6 + (–8) = –2.

2) (–3) + (–4)

Penyelesaian :

Untuk menghitung (–3) + (–4), langkah-langkahnya

sebagai berikut.

(a) Gambarlah anak panah dari 0 sejauh 3 satuan ke kiri sampai

pada angka –3.

(b) Gambarlah anak panah tadi dari angka –3 sejauh 4 satuan

ke kiri.

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

83

(c) Hasilnya, (–3) + (–4) = –7.

b. Penjumlahan Bilangan Bulat tanpa Alat Bantu

Penjumlahan pada bilangan yang bernilai kecil dapat

dilakukan dengan bantuan garis bilangan. Namun, untuk bilangan-

bilangan yang bernilai besar, hal itu tidak dapat dilakukan. Oleh

karena itu, kita harus dapat menjumlahkan bilangan bulat tanpa alat

bantu.

1) Kedua bilangan bertanda sama

Jika kedua bilangan bertanda sama (keduanya bilangan positif

atau keduanya bilangan negatif), jumlahkan kedua bilangan

tersebut. Hasilnya berilah tanda sama dengan tanda kedua

bilangan.

Contoh:

a) 125 + 234 = 359

b) –58 + (–72) = –(58 + 72) = –130

2) Kedua bilangan berlawanan tanda

Jika kedua bilangan berlawanan tanda (bilangan positif dan

bilangan negatif), kurangi bilangan yang bernilai lebih

besar dengan bilangan yang bernilai lebih kecil tanpa

memerhatikan tanda. Hasilnya, berilah tanda sesuai bilangan

yang bernilai lebih besar.

Contoh:

a) 75 + (–90) = –(90 – 75) = –15

b) (–63) + 125 = 125 – 63 = 62

2. Sifat-Sifat Penjumlahan Bilangan Bulat

Ada 5 sifat penjumlahan bilangan bulat yang akan dibahas.

Diantaranya sifat tertutup, sifat komutatif, Mempunyai unsur identitas,

sifat asosiatif dan mempunyai invers.

a. Sifat tertutup

Pada penjumlahan bilangan bulat, selalu menghasilkan bilangan

bulat juga. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut.

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

84

Untuk setiap bilangan bulat adan b, berlaku a + b= c dengan c juga

bilangan bulat

Contoh :

a) –16 + 25 = 9

–16 dan 25 merupakan bilangan bulat.

9 juga merupakan bilangan bulat.

b) 24 + (–8) = 16

24 dan –8 merupakan bilangan bulat.

16 juga merupakan bilangan bulat.

b. Sifat komutatif

Sifat komutatif disebut juga sifat pertukaran. Penjumlahan dua

bilangan bulat selalu diperoleh hasil yang sama walaupun kedua

bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat dituliskan

sebagai berikut.

Untuk setiap bilangan bulatadan b, selalu berlaku a + b = b + a.

Contoh :

a. 6 + 5 = 5 + 6 = 11

b. (–7) + 4 = 4 + (–7) = –3

c. 8 + (–12) = (–12) + 8 = –4

d. (–9) + (–11) = (–11) + (–9) = –20

c. Mempunyai unsur identitas

Bilangan 0 (nol) merupakan unsur identitas pada penjumlahan.

Artinya, untuk sebarang bilangan bulat apabila ditambah 0 (nol),

hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Hal ini dapat dituliskan

sebagai berikut.

Untuk sebarang bilangan bulat a, selalu berlaku a + 0 = 0 + a = a.

d. Sifat asosiatif

Sifat asosiatif disebut juga sifat pengelompokan. Sifat ini dapat

dituliskan sebagai berikut.

Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c, berlaku (a + b) + c = a + (b

+ c).

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

85

Contoh :

a) (4 + (–5)) + 6 = –1 + 6

= 5

4 + ((–5) + 6) = 4 + 1

= 5

Jadi, (4 + (–5)) + 6 = 4 + ((–5) + 6).

b) (–3 + (–9)) + 10 = –12 + 10

= –2

–3 + ((–9) + 10) = –3 + 1

= –2

Jadi, (–3 + (–9)) + 10 = –3 + ((–9) + 10).

e. Mempunyai invers

Invers suatu bilangan artinya lawan dari bilangan tersebut. Suatu

bilangan dikatakan mempunyai invers jumlah, apabila hasil

penjumlahan bilangan tersebut dengan inversnya (lawannya)

merupakan unsur identitas (0 (nol)).

Lawan dari adalah –a, sedangkan lawan dari –a adalah a.

Dengan kata lain, untuk setiap bilangan bulat selain nol pasti

mempunyai lawan, sedemikian sehingga berlaku a + (–a) = (–a) +

a= 0.

3. Pengurangan pada Bilangan Bulat

Seperti pada penjumlahan bilangan bulat, untuk menghitung hasil

pengurangan dua bilangan bulat dapat digunakan bantuan

garis bilangan. Namun sebelumnya coba kalian ingat kembali bahwa

operasi pengurangan merupakan penjumlahan dengan lawan bilangan

pengurang.

Perhatikan uraian berikut.

a. Pengurangan dinyatakan sebagai penjumlahan dengan lawan

bilangan pengurang

Bandingkan hasil penjumlahan dan pengurangan berikut.

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

86

Dari perbandingan di atas, diperoleh hubungan sebagai berikut.

4 – 3 = 4 + (–3) = 1

–5 – (–2) = –5 + 2 = –3

Pada pengurangan bilangan bulat, mengurangi dengan

suatu bilangan sama artinya dengan menambah dengan

lawan pengurangnya. Secara umum, dapat dituliskan sebagai

berikut.

Untuk setiap bilangan bulat a dan b, maka berlaku a – b = a + (–b).

Contoh :

a. 7 – 9 = 7 + (–9) = –2

b. –8 – 6 = –8 + (–6) = –14

c. 15 – (–5) = 15 + 5 = 20

d. –12 – (–6) = –12 + 6 = –6

Page 99: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

87

Pada contoh di atas dapat dlihat bahwa hasil dari pengurangan dua

bilangan bulat, juga menghasilkan bilangan bulat.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pada operasi

pengurangan bilangan bulat berlaku sifat tertutup.

b. Pengurangan dengan alat bantu

Berdasarkan penjelasan di atas, pelajarilah cara menghitung hasil

pengurangan dua bilangan bulat dengan bantuan garis

bilangan berikut ini.

Contoh :

1) 4 – 7

Penyelesaian:

Untuk menghitung 4 – 7, langkah-langkahnya sebagai berikut.

(a) Gambarlah anak panah dari angka 0 sejauh 4 satuan ke

kanan sampai pada angka 4.

(b) Gambarlah anak panah tersebut dari angka 4 sejauh

7 satuan ke kiri sampai pada angka –3.

(c) Hasilnya, 4 – 7 = –3.

2) –3 – (–5)

Penyelesaian:

Langkah-langkah u ntuk menghitung – 3 – ( –5)

sebagai berikut.

(a) Gambarlah anak panah dari angka 0 sejauh 3 satuan ke kiri

sampai pada angka –3.

(b) Gambarlah anak panah tersebut dari angka –3 sejauh 5

satuan ke kanan sampai pada angka 2.

(c) Hasilnya, –3 – (–5) = 2.

Page 100: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

88

4. Perkalian pada Bilangan Bulat

Perkalian adalah operasi penjumlahan berulang dengan bilangan yang

sama. Perhatikan contoh berikut.

4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20

5 x 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 20

Meskipun hasilnya sama, perkalian 4 x 5 dan 5 x 4 berbeda artinya.

Secara umum, dapat dituliskan sebagai berikut.

a. Menghitung hasil perkalian bilangan bulat

Perhatikan uraian berikut.

2 x 4 = 4 + 4 = 8

2 x 3 = 3 + 3 = 6

2 x 2 = 2 + 2 = 4

2 x 1 = 1 + 1 = 2

2 x 0 = 0 + 0 = 0

–2 x 4 = – (2 x 4) = – (4 + 4) = –8

–2 x 3 = – (2 x 3) = – (3 + 3) = –6

–2 x 2 = – (2 x 2) = – (2 + 2) = –4

–2 x 1 = – (2 x 1) = – (1 + 1) = –2

–2 x 0 = – (2 x 0) = – (0 + 0) = 0

2 x (–2) = (–2) + (–2) = –4

2 x (–1) = (–1) + (–1) = –2

(–2) x (–3) = – (2 x (–3)) = – ((–3) + (–3)) = 6

(–2) x (–2) = – (2 x (–2)) = – ((–2) + (–2)) = 4

(–2) x (–1) = – (2 x (–1)) = – ((–1) + (–1)) = 2

Page 101: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

89

Jika kalian mengamati perkalian bilangan di atas, kalian

akan memperoleh sifat-sifat berikut.

Jika p dan q adalah bilangan bulat maka

1) p x q=pq;

2) (–p) x q= –(p x q) = –pq;

3) p x (–q) = –(p x q) = –pq;

4) (–p) x (–q) = p x q = pq.

b. Sifat-sifat perkalian pada bilangan bulat

1) Sifat tertutup

Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku p x q =r

dengan r juga bilangan bulat.

2) Sifat komutatif

Untuk setiap bilangan bulat pdanq, selalu berlaku p x q = q x p.

3) Sifat asosiatif

Untuk setiap bilangan bulat p,q, dan rselalu berlaku (p x q) x

r=p x (q x r).

4) Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan

Untuk setiap bilangan bulat p,q, dan r selalu berlaku p x (q+r)

= (p x q) + (p x r).

5) Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan

Untuk setiap bilangan bulat p, q, dan r selalu berlaku p x (q–r)

= (p x q) – (p x r).

6) Memiliki elemen identitas

Untuk setiap bilangan bulat p, selalu berlaku p x 1 = 1 x p =

p. Elemen identitas pada perkalian adalah 1.

5. Pembagian Bilangan Bulat

a. Pembagian sebagai operasi kebalikan dari perkalian

Perhatikan uraian berikut.

(i) 3 x 4 = 4 + 4 + 4 = 12

Di lain pihak, 12 : 3 = 4 atau dapat ditulis

3 x 4 = 12 ⇔ 12 : 3 = 4.

Page 102: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

90

(ii) 4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3 = 12

Di lain pihak, 12 : 4 = 3, sehingga dapat ditulis

4 x 3 = 12 ⇔ 12 : 4 = 3.

Dari uraian di atas, tampak bahwa pembagian merupakan operasi

kebalikan (invers) dari perkalian. Secara umum dapat ditulis

sebagai berikut

Jika p,q, dan r bilangan bulat, dengan q faktor p,dan q ≠ 0 maka

berlaku p:q = r ⇔ p = q x r.

b. Menghitung hasil pembagian bilangan bulat

Coba ingat kembali sifat perkalian pada bilangan bulat. Dari sifat

tersebut, diperoleh kesimpulan berikut.

Untuk setiap p, q, r bilangan bulat, q ≠ 0 dan memenuhi p:q=r

berlaku

(i) jika p,q bertanda sama, r adalah bilangan bulat positif;

(ii) jika p,q berlainan tanda, r adalah bilangan bulat negatif.

C. Metode / Model Pembelajaran : Model Ekspositori

D. Alokasi waktu : 5 x 40 menit

E. Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Pertemuan 1

No. Kegiatan Waktu

(Menit)

Pendidikan

Karakter

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

1. Guru mengucapkan salam dan

berdoa

2. Guru memeriksa kehadiran siswa

3. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

b. Guru memotivasi siswa dengan

memberi penjelasan tentang

pentingnya mempelajari materi ini.

10

Taqwa,

cerdas,

cermat,

Teliti,

Percaya

diri,

kerjasama,

inovatif,

kreatif,

disiplin,

gigih

Page 103: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

91

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

- Guru meminta siswa memberikan

contoh bilangan bulat.

- Guru meminta siswa dapat menentukan letak bilangan bulat

dalam garis bilangan.

- Guru melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam

tentang topik/tema materi yang

akan dipelajari dengan menerapkan

prinsip alam takambang jadi guru

dan belajar dari aneka sumber.

- Guru menjelaskan tentang bilangan bulat

b. Elaborasi

1. Guru memberikan latihan soal

2. Guru meminta siswa mengerjakan

soal yang diberikan guru

3. Guru meminta siswa mengerjakan

soal latihan di papan tulis

4. Guru dan siswa bersama-sama

membahas jawaban latihan soal

yang dikerjakan di papan tulis.

c. Konfirmasi

1. Guru dan siswa bersama-sama

membuat kesimpulan tentang

bilangan bulat

2. Guru dan siswa melakukan

refleksi

55

3. Kegiatan Akhir

1. Guru memberikan soal latihan kepada

siswa untuk dikerjakan di rumah

2. Guru memberitahu siswa untuk

mempelajari materi selanjutnya yaitu

operasi pada bilangan bulat

3. Doa dan salam penutup

16

Page 104: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

92

2. Pertemuan 2

No. Kegiatan Waktu

(Menit)

Pendidikan

Karakter

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

1. Guru mengucapkan salam dan

berdoa

2. Guru memeriksa kehadiran siswa

3. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

4. Membahas soal latihan (PR)

b. Guru memotivasi siswa dengan

memberi penjelasan tentang

pentingnya mempelajari materi ini.

10

Taqwa,

cerdas,

cermat,

Teliti,

Percaya

diri,

kerjasama,

inovatif,

kreatif,

disiplin,

gigih

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

- Guru memberikan stimulus kepada siswa berupa pemberian materi oleh

guru mengenai cara melakukan

operasi penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian bilangan

bulat termasuk operasi campuran.

- Siswa dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket

dan LKS matematika mengenai cara

menjumlahkan bilangan bulat

dengan bantuan garis bilangan,

berturut-turut mengenai cara

mengurangkan bilangan bulat

dengan bantuan garis bilangan.

- Siswa dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket

dan LKS matematika mengenai cara

mengalikan dan membagi bilangan

bulat.

b. Elaborasi

1. Guru memberikan latihan soal

2. Siswa mengerjakan soal yang

diberikan guru

3. Siswa mengerjakan soal latihan di

papan tulis

4. Guru dan siswa bersama-sama

membahas jawaban latihan soal

yang dikerjakan di papan tulis.

55

Page 105: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

93

c. Konfirmasi

1. Guru dan siswa bersama-sama

membuat kesimpulan.

2. Guru dan siswa melakukan refleksi

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberitahu siswa untuk

mempelajari materi yang sudah

dipelajari tentang bilangan bulat dan

pengoperasiannya

b. Doa dan salam penutup

15

3. Pertemuan 3

No. Kegiatan Waktu

(Menit)

Pendidikan

Karakter

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

1. Guru mengucapkan salam dan

berdoa

2. Guru memeriksa kehadiran siswa

b. Guru meminta siswa mengingat

kembali terkait materi yang telah

dipelajari.

c. Guru menyampaikan kembali sedikit

materi yang telah dipelajari

d. Guru memberikan soal tentang

bilangan bulat untuk dikerjakan siswa.

5

Taqwa,

cerdas,

cermat,

Teliti,

Percaya

diri,

kerjasama,

inovatif,

kreatif,

disiplin,

gigih

2. Kegiatan Inti

- Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru dengan baik

30

3. Kegiatan Akhir

a. Guru mengakhiri kegiatan dengan

memberikan pesan untuk tetap belajar

b. Doa dan salam penutup

5

F. Penilaian Prestasi Belajar

a. Jenis tes : Tes tertulis

b. Bentuk tes : Pilihan ganda

Page 106: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

94

G. Media, Alat, Sumber Belajar

Media : -

Alat :

a. Papan tulis

b. Spidol

c. Penghapus

d. penggaris

Purworejo, Juli 2016

Guru Mapel, Peneliti,

Jatmiko Budiraharjo,S.Pd. Bagus Candra Kumara

NIP. 19670416 199403 1 014 NIM 122140196

Page 107: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

95

KISI KISI INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK MENGUKUR

VARIABEL PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / I

No Kompetensi Dasar Jenis Indikator No Soal Keterangan

1 Melakukan operasi

hitung bilangan bulat

Memberikan contoh

bilangan bulat

1

Menentukan hubungan

antara dua bilangan bulat

2, 3

Melakukan operasi

penambahan bilangan

bulat

4, 5, 6, 7

Melakukan operasi

pengurangan bilangan

bulat

8, 9, 10,

11

Melakukan operasi

perkalian bilangan bulat

12, 13,

14, 15

Melakukan operasi

pembagian bilangan

bulat

16, 17,

18, 19

Menyelesaikan operasi

hitung tambah, kurang,

kali, bagi dalam operasi

campuran.

20, 21,

22, 23

2 Menggunakan sifat-

sifat operasi hitung

bilangan bulat dalam

pe-mecahan masalah.

Menggunakan sifat-sifat

operasi bilangan bulat

untuk menyelesaikan

masalah yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-

hari.

24, 25

Lampiran 3.1

Page 108: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

96

KISI-KISI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN

BELAJAR

No. Indikator Keaktifan

Belajar Keaktifan yang diamati

Banyaknya

butir

1. Antusias siswa

Turut serta dalam pembelajaran 1

Siswa memperhatikan guru 1

Siswa mencatat 1

Siswa mengerjakan Tugas 1

Tidak mengerjakan pekerjaan lain

yang tidak berkaitan dengan

pembelajaran

1

Tidak terpengaruh situasi diluar

kelas 1

2. Interaksi siswa dengan

guru

Siswa bertanya kepada guru 1

Menjawab pertanyaan guru 1

3. Kerjasama antar siswa

Siswa berdiskusi 1

Siswa mengajukan pendapatnya 1

Siswa mendengarkan pendapat

temannya 1

Memberikan tanggapan terhadap

pendapat teman 1

Terjalin hubungan sosial 1

4.

Partisipasi siswa dalam

menyimpulkan hasil

pembahasan

Siswa menyimpulkan hasil

pembahasan yang sudah dilakukan

secara individu

1

Siswa menyimpulkan hasil

pembahasan yang sudah dilakukan

di depan

1

Jumlah 15

Lampiran 3.2

Page 109: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

97

Lam

piran

3.3

Page 110: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

98

Page 111: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

99

Page 112: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

100

Page 113: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

101

Page 114: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

102

Page 115: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

103

Page 116: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

104

Page 117: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

105

Page 118: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

106

Page 119: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

107

Lam

piran

3.4

Page 120: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

108

Page 121: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

109

Soal Evaluasi

Lingkari jawaban yang benar ! Nama : ..................

No : ..................

Kelas : ..................1. Bilangan bulat yang terletak antara -3

dan 1 adalah ....

a. -2 dan -3 c. 1 dan -3

b. -1 dan 1 d. 0 dan -1

2. Pernyataan dibawah ini yang benar

adalah ....

a. -2 < -2 c. -2 > -5

b. -2 < -5 d. -2 > -2

3. Suhu yang paling tinggi adalah ....

derajat celcius

a. 0 c. -5

b. -4 d. -10

4. Hasil dari 8 + (-5) = .....

a. -13 c. 3

b. -3 d. 13

5. Hasil dari 28 + (-17) adalah ….

a. -45 c. 11

b. -11 d. 45

6. Hasil dari (–24) + 4 = …

a. 28 c. -20

b. 20 d. -28

7. Hasil dari (-5) + (-10) adalah ....

a. -15 c. 5

b. -5 d. 15

8. Hasil dari 34 - (-11) = .....

a. -45 c. 13

b. -13 d. 45

9. Hasil dari 10 - 17 adalah ….

a. -27 c. -7

b. -13 d. 7

10. Hasil dari (–11) - 5 = …

a. -1 c. -6

b. -4 d. -16

11. Hasil dari (-8) – (-16) adalah ....

a. -24 c. 2

b. -2 d. 8

12. Hasil dari 12 x (-3) = .....

a. -48 c. 36

b. -36 d. 48

13. Hasil dari 21 x 15 adalah ….

a. 311 c. 325

b. 315 d. 345

14. Hasil dari (-6) x 14 = …

a. -81 c. -86

b. -84 d. -96

15. Hasil dari (-7) x (-6) adalah ....

a. 24 c. -52

b. 42 d. -62

16. 81 : 9 = ....

a. 7 c. 9

b. 8 d. 11

17. (-42) : -7 = ....

a. 5 c. 7

b. 6 d. 8

18. 36 : (-6) = ....

a. -6 c. -8

b. -7 d. -9

19. (-12) : 4 = ....

a. -6 c. -4

b. -5 d. -3

20. Hasil dari -8 + (-5) – 4 = .....

a. -17 c. 9

b. -9 d. 17

21. Hasil dari 28 + 7 × (–5) adalah

….

a. -175 c. -7

b. -63 d. 7

22. Hasil dari 25 - (-6) × (–8)

adalah ….

a. -22 c. -248

b. -23 d. -249

23. Hasil dari 21 : (3 – 10) + 4 = …

a. -1 c. 5

b. -5 d. 1

24. Suhu di ruangan 29 derajat

celcius, suhu di dalam kulkas -4

derajat celcius. Selisih suhu di

ruangan dan di kulkas adalah ....

a. 33 c. 35

b. 34 d. 36

25. Dalam kompetisi matematika,

setiap jawaban benar diberi skor

4, salah diberi skor -2, dan tidak

menjawab diberi skor -1. Dari 60

soal, Deni menjawab benar 40

soal dan salah 12 soal. Nilai skor

Deni adalah ....

a. 116 c. 128

b. 126 d. 136

Lampiran 3.5

Page 122: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

110

Kunci Jawaban Soal Evaluasi

1. D

2. C

3. A

4. C

5. C

6. C

7. A

8. D

9. C

10. D

11. D

12. B

13. B

14. B

15. B

16. C

17. B

18. A

19. D

20. A

21. C

22. B

23. D

24. A

25. C

Lampiran 3.6

Page 123: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

111

Penskoran Soal Evaluasi

No Soal Soal Skor

Maksimal

1 Bilangan bulat yang terletak antara -3 dan 1 adalah ....

a. -2 dan -3 c. 1 dan -3

b. -1 dan 1 d. 0 dan -1

1

2 Pernyataan dibawah ini yang benar adalah ....

a. -2 < -2 c. -2 > -5

b. -2 < -5 d. -2 > -2

1

3 Suhu yang paling tinggi adalah .... derajat celcius

a. 0 c. -5

b. -4 d. -10

1

4 Hasil dari 8 + (-5) = .....

a. -13 c. 3

b. -3 d. 13

1

5 Hasil dari 28 + (-17) adalah ….

a. -45 c. 11

b. -11 d. 45

1

6 Hasil dari (–24) + 4 = …

a. 28 c. -20

b. 20 d. -28

1

7 Hasil dari (-5) + (-10) adalah ....

a. -15 c. 5

b. -5 d. 15

1

8 Hasil dari 34 - (-11) = .....

a. -45 c. 13

b. -13 d. 45

1

Page 124: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

112

9 Hasil dari 10 - 17 adalah ….

a. -27 c. -7

b. -13 d. 7

1

10 Hasil dari (–11) - 5 = …

a. -1 c. -6

b. -4 d. -16

1

11 Hasil dari (-8) – (-16) adalah ....

a. -24 c. 2

b. -2 d. 8

1

12 Hasil dari 12 x (-3) = .....

a. -48 c. 36

b. -36 d. 48

1

13 Hasil dari 21 x 15 adalah ….

a. 311 c. 325

b. 315 d. 345

1

14 Hasil dari (-6) x 14 = …

a. -81 c. -86

b. -84 d. -96

1

15 Hasil dari (-7) x (-6) adalah ....

a. 24 c. 52

b. 42 d. 62

1

16 81 : 9 = ....

a. 7 c. 9

b. 8 d. 11

1

17 (-42) : 7 = ....

a. -5 c. -7

b. -6 d. -8

1

18 36 : (-6) = ....

a. -6 c. -8

b. -7 d. -9

1

Page 125: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

113

19 (-12) : 4 = ....

a. -6 c. -4

b. -5 d. -3

1

20 Hasil dari -8 + (-5) – 4 = .....

a. -17 c. 9

b. -9 d. 17

1

21 Hasil dari 28 + 7 × (–5) adalah ….

a. -175 c. -7

b. -63 d. 7

1

22 Hasil dari 25 - (-6) × (–8) adalah ….

a. -22 c. -248

b. -23 d. -249

1

23 Hasil dari 21 : (3 – 10) + 4 = …

a. -1 c. 5

b. -5 d. 1

1

24 Suhu di ruangan 29 derajat celcius, suhu di dalam kulkas

-4 derajat celcius. Selisih suhu di ruangan dan di kulkas

adalah ....

a. 33 c. 35

b. 34 d. 36

1

25 Dalam kompetisi matematika, setiap jawaban benar

diberi skor 4, salah diberi skor -2, dan tidak menjawab

diberi skor -1. Dari 60 soal, Deni menjawab benar 40

soal dan salah 12 soal. Nilai skor Deni adalah ....

a. 116 c. 128

b. 126 d. 136

1

Jumlah Skor Maksimal 25

Nilai = Jumlah skor x 4

Nilai maksimal = 100

Page 126: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

114

Lam

piran

3.7

Page 127: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

115

Page 128: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

116

Page 129: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

117

Page 130: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

118

Page 131: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

119

Page 132: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

120

Page 133: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

121

Page 134: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

122

PENSKORAN OBERVASI KEAKTIFAN SISWA

Skor maksimal setiap observasi adalah 15 untuk satu orang

observer.

Setiap observasi menggunakan dua observer, skor maksimalnya

adalah 30

Setiap kelas dilakukan dua kali observasi dengan dua observer

Nilai = × 10

Nilai maksimal = 100

Lampiran 3.8

Page 135: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

123

DAFTAR NILAI UN MASUK KELAS I SMP NEGERI 26

PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KELAS EKSPERIMEN (kelas VII B)

No Nama L/P Nilai

1. Alfia Wulandari P 35

2. Anisa Aprilia P 50

3. Azzukhruf A R L 62,5

4. Ceisa Gita Yulianda P 42,5

5. Chika Naya Puspita P 62,5

6. Dewangga Rifki Aji Pangestu L 45

7. Dini Septiana Putri P 70

8. Djikri Pradipta Sugih Sentono L 42,5

9. Erik Yohanes Simanjutak L 47,5

10. Erina Tri O P 60

11. Febriana Monix S P 67,5

12. Hafidz Rido H L 72,5

13. Hendriansyah L 35

14. Ikhwan Fauzi L 62,5

15. Indah Nirmalasari P 72,5

16. Kevin Malviano Cassanova L 47,5

17. Kukuh Dwi Prayoga L 32,5

18. Lutfia Duwi F P 65

19. Maria Linda Sartika P P 57,5

20. Muhammad Bagas S L 52,5

21. Mugi Raharjo L 85

22. M Hamdan S L 47,5

23. Nur Faizatul Alifah P 50

24. Oktaviana Nuke C P 35

25. Rahma Nur F P 32,5

26. Rahmat Reza AL Mizan L 70

27. Riska Putri Utami P 70

28. Sukur N L 82

29. Tatang Adhi A L 77,5

30. Widhi Pangestu L 70

31. Yenri T S L 57,5

32. Yohanes Kristian Catur W L 45

Purworejo, Juni 2016

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti,

Jatmiko.B, SPd Bagus Candra Kumara

Lampiran 4.1

Page 136: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

124

DAFTAR NILAI UN MASUK KELAS I SMP NEGERI 26

PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KELAS KONTROL (kelas VII D)

No Nama L/P Nilai

1. Agil Wahyu Hidayat L 75

2. Agustri Priyono L 52,5

3. Ahmad Wahyudi L 57,5

4. Andhika Setya W L 35

5. Anisa P 52,5

6. Arip Maulana L 47,5

7. Bagus Pujianto L 62,5

8. Choirus Sakin P 52,5

9. Destiara Putri Wulandari P 50

10. Dewi Larasati P 65

11. Diyah Ayu Renggawati P 60

12. Dwi Rizki Ramadan L 45

13. Endang Purwanti P 90

14. Fajar Santoso L 52,5

15. Fatimah Zulsla Azzahra P 65

16. Gema Husni A P 50

17. Handi S H L 35

18. Isma Yuniarti P 57,5

19. Iyan Gunarto L 52,5

20. M Umar Syamsi L 52,5

21. Nadila Mony Munifah P 40

22. Nurhamid I L 40

23. Ryo Erwin D L 32,5

24. Sari Muliana P 55

25. Sayyidin Destasurun T P L 70

26. Siva Urochim L 57,5

27. Suprianto L 62,5

28. Syamsya Nahara P 77,5

29. Tri Wahyuni Ismiyaharti P 50

30. Urip Santoso L 40

31. Yoga Septian L 30

32. Yunita Fitriyana P 45

Purworejo, Juni 2016

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti,

Jatmiko.B, SPd Bagus Candra Kumara

Lampiran 4.2

Page 137: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

125

UJI NORMALITAS SEBELUM PERLAKUAN

KELAS EKSPERIMEN

Pengujian normalitas sebelum perlakuan kelas eksperimen (kelas VII B) sebagai

berikut.

a. Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Taraf Signifikasi (α = 0,05)

c. Statistik Uji

Keterangan:

F(Zi) : P(Z<Zi); Z~N(0,1)

S(Zi) : proporsi cacah Z<Zi terhadap seluruh cacah Z

Xi : skor responden

d. Komputasi

No ) )

1 32,5 1056,25 -1,59 0,4441 0,0559 0,0625 0,0066

2 32,5 1056,25 -1,59 0,4441 0,0559 0,0625 0,0066

3 35 1225 -1,42 0,4222 0,0778 0,1563 0,0785

4 35 1225 -1,42 0,4222 0,0778 0,1563 0,0785

5 35 1225 -1,42 0,4222 0,0778 0,1563 0,0785

6 42,5 1806,25 -0,92 0,3212 0,1788 0,2188 0,0400

7 42,5 1806,25 -0,92 0,3212 0,1788 0,2188 0,0400

8 45 2025 -0,76 0,2764 0,2236 0,2813 0,0577

9 45 2025 -0,76 0,2764 0,2236 0,2813 0,0577

10 47,5 2256,25 -0,59 0,2224 0,2776 0,3750 0,0974

11 47,5 2256,25 -0,59 0,2224 0,2776 0,3750 0,0974

12 47,5 2256,25 -0,59 0,2224 0,2776 0,3750 0,0974

13 50 2500 -0,43 0,1664 0,3336 0,4375 0,1039

Lampiran 4.3

Page 138: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

126

14 50 2500 -0,43 0,1664 0,3336 0,4375 0,1039

15 52,5 2756,25 -0,26 0,1026 0,3974 0,4688 0,0714

16 57,5 3306,25 0,07 0,0279 0,5279 0,5313 0,0033

17 57,5 3306,25 0,07 0,0279 0,5279 0,5313 0,0033

18 60 3600 0,24 0,0948 0,5948 0,5625 0,0323

19 62,5 3906,25 0,41 0,1591 0,6591 0,6563 0,0029

20 62,5 3906,25 0,41 0,1591 0,6591 0,6563 0,0029

21 62,5 3906,25 0,41 0,1591 0,6591 0,6563 0,0029

22 65 4225 0,57 0,2157 0,7157 0,6875 0,0282

23 67,5 4556,25 0,74 0,2704 0,7704 0,7188 0,0517

24 70 4900 0,91 0,3186 0,8186 0,8438 0,0252

25 70 4900 0,91 0,3186 0,8186 0,8438 0,0252

26 70 4900 0,91 0,3186 0,8186 0,8438 0,0252

27 70 4900 0,91 0,3186 0,8186 0,8438 0,0252

28 72,5 5256,25 1,07 0,3577 0,8577 0,9063 0,0486

29 72,5 5256,25 1,07 0,3577 0,8577 0,9063 0,0486

30 77,5 6006,25 1,40 0,4192 0,9192 0,9375 0,0183

31 82 6724 1,70 0,4554 0,9554 0,9688 0,0134

32 85 7225 1,90 0,4713 0,9713 1,0000 0,0287

Dari data di atas diperoleh:

1804,5

108755

56,39

15,02

Sehingga,

0,1039

Page 139: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

127

e. Daerah Kritik

0,1566

DK = {L | L > 0,1566}

0,1039

f. Keputusan Uji

H0 diterima

g. Kesimpulan

Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Page 140: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

128

UJI NORMALITAS SEBELUM PERLAKUAN

KELAS KONTROL

Pengujian normalitas sebelum perlakuan kelas kontrol (kelas VII D) sebagai berikut.

a. Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Taraf Signifikasi (α = 0,05)

c. Statistik Uji

Keterangan:

F(Zi) : P(Z<Zi); Z~N(0,1)

S(Zi) : proporsi cacah Z<Zi terhadap seluruh cacah Z

Xi : skor responden

d. Komputasi

No ) )

1 30 900 -1,74 0,4591 0,0409 0,0313 0,0096

2 32,5 1056,25 -1,56 0,4406 0,0594 0,0625 0,0031

3 35 1225 -1,37 0,4147 0,0853 0,1250 0,0397

4 35 1225 -1,37 0,4147 0,0853 0,1250 0,0397

5 40 1600 -1,00 0,3413 0,1587 0,2188 0,0601

6 40 1600 -1,00 0,3413 0,1587 0,2188 0,0601

7 40 1600 -1,00 0,3413 0,1587 0,2188 0,0601

8 45 2025 -0,63 0,2357 0,2643 0,2813 0,0170

9 45 2025 -0,63 0,2357 0,2643 0,2813 0,0170

10 47,5 2256,25 -0,44 0,1700 0,3300 0,3125 0,0175

11 50 2500 -0,26 0,1026 0,3974 0,4063 0,0089

12 50 2500 -0,26 0,1026 0,3974 0,4063 0,0089

13 50 2500 -0,26 0,1026 0,3974 0,4063 0,0089

14 52,5 2756,25 -0,07 0,0279 0,4721 0,5938 0,1217

15 52,5 2756,25 -0,07 0,0279 0,4721 0,5938 0,1217

16 52,5 2756,25 -0,07 0,0279 0,4721 0,5938 0,1217

17 52,5 2756,25 -0,07 0,0279 0,4721 0,5938 0,1217

18 52,5 2756,25 -0,07 0,0279 0,4721 0,5938 0,1217

19 52,5 2756,25 -0,07 0,0279 0,4721 0,5938 0,1217

20 55 3025 0,12 0,0478 0,5478 0,6250 0,0772

21 57,5 3306,25 0,30 0,1179 0,6179 0,7188 0,1009

22 57,5 3306,25 0,30 0,1179 0,6179 0,7188 0,1009

Lampiran 4.4

Page 141: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

129

23 57,5 3306,25 0,30 0,1179 0,6179 0,7188 0,1009

24 60 3600 0,49 0,1879 0,6879 0,7500 0,0621

25 62,5 3906,25 0,67 0,2486 0,7486 0,8125 0,0639

26 62,5 3906,25 0,67 0,2486 0,7486 0,8125 0,0639

27 65 4225 0,86 0,3051 0,8051 0,8750 0,0699

28 65 4225 0,86 0,3051 0,8051 0,8750 0,0699

29 70 4900 1,23 0,3907 0,8907 0,9063 0,0156

30 75 5625 1,60 0,4452 0,9452 0,9375 0,0077

31 77,5 6006,25 1,79 0,4633 0,9633 0,9688 0,0054

32 90 8100 2,72 0,4967 0,9967 1,0000 0,0033

Dari data di atas diperoleh:

1710

96987,5

53,44

13,45

Sehingga,

0,1217

e. Daerah Kritik

= 0,1566

DK = {L | L > 0,1566}

f. Keputusan Uji

H0 diterima

g. Kesimpulan

Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Page 142: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

130

UJI HOMOGENITAS VARIANSI SEBELUM PERLAKUAN

Pengujian homogenitas variansi sebelum perlakuan kelas kontrol (kelas VII D)

dan kelas eksperimen (kelas VII B) sebagai berikut.

a. Hipotesis

(variansi populasi homogen)

(variansi populasi tidak homogen)

b. Taraf signifikasi (α = 0,05)

c. Statistika Uji

d. Komputasi

No Kelas VII D

Kelas VII B

1 75 35 5625 1225

2 52,5 50 2756 2500

3 57,5 62,5 3306 3906

4 35 42,5 1225 1806

5 52,5 62,5 2756 3906

6 47,5 45 2256 2025

7 62,5 70 3906 4900

8 52,5 42,5 2756 1806

9 50 47,5 2500 2256

10 65 60 4225 3600

11 60 67,5 3600 4556

12 45 72,5 2025 5256

13 90 35 8100 1225

14 52,5 62,5 2756 3906

15 65 72,5 4225 5256

16 50 47,5 2500 2256

17 35 32,5 1225 1056

18 57,5 65 3306 4225

19 52,5 57,5 2756 3306

20 52,5 52,5 2756 2756

21 40 85 1600 7225

22 40 47,5 1600 2256

23 32,5 50 1056 2500

24 55 35 3025 1225

Lampiran 4.5

Page 143: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

131

25 70 32,5 4900 1056

26 57,5 70 3306 4900

27 62,5 70 3906 4900

28 77,5 82 6006 6724

29 50 77,5 2500 6006

30 40 70 1600 4900

31 30 57,5 900 3306

32 45 45 2025 2025

Dari data di atas diperoleh:

= 1710

= 96988

= 1805

108755

Page 144: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

132

Tabel kerja untuk menghitung

Sampel

I 31 180,9476 2,2576 69,9841

II 31 225,7538 2,3536 72,9627

Jumlah 62 12607,74 406,7014 4,6112 142,9468

RKG 203,351

f log RKG = 62∙log 203,351

= 62∙ 2,3082

= 143,111

Sehingga,

e. Daerah Kritik

DK ={ χ2

| χ2

> 3,841}

f. Keputusan Uji

H0 diterima

g. Kesimpulan

Variansi populasi-populasi homogen

Page 145: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

133

UJI KESEIMBANGAN SEBELUM PERLAKUAN

Pengujian keseimbangan kelas kontrol (VII D) dan kelas eksperimen (VII B)

sebagai berikut.

a. Hipotesis

(kedua kelompok berasal dari populasi yang memiliki

kemampuan awal sama)

(kedua kelompok berasal dari populasi yang memiliki

kemampuan awal tidak sama)

b. Taraf signifikasi (α = 0,05)

c. Statistik uji

d. Komputasi

No Kelas VII D

Kelas VII B

1 30 32,5 900 1056

2 32,5 32,5 1056 1056

3 35 35 1225 1225

4 35 35 1225 1225

5 40 35 1600 1225

6 40 42,5 1600 1806

7 40 42,5 1600 1806

8 45 45 2025 2025

9 45 45 2025 2025

10 47,5 47,5 2256 2256

11 50 47,5 2500 2256

12 50 47,5 2500 2256

13 50 50 2500 2500

14 52,5 50 2756 2500

15 52,5 52,5 2756 2756

16 52,5 57,5 2756 3306

17 52,5 57,5 2756 3306

18 52,5 60 2756 3600

19 52,5 62,5 2756 3906

Lampiran 4.6

Page 146: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

134

20 55 62,5 3025 3906

21 57,5 62,5 3306 3906

22 57,5 65 3306 4225

23 57,5 67,5 3306 4556

24 60 70 3600 4900

25 62,5 70 3906 4900

26 62,5 70 3906 4900

27 65 70 4225 4900

28 65 72,5 4225 5256

29 70 72,5 4900 5256

30 75 77,5 5625 6006

31 77,5 82 6006 6724

32 90 85 8100 7225

Dari data di atas diperoleh:

= 1710

= 96987,5

= 1804,5

108755,3

13,45

Page 147: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

135

15,02

e. Daerah Kritik

f. KeputusanUji

diterima

g. Kesimpulan

Kedua kelompok berasal dari populasi yang memiliki kemampuan awal yang

sama

Page 148: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

136

DAFTAR NILAI EVALUASI BAB 1 KELAS VII SMP NEGERI

26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KELAS EKSPERIMEN

No Nama L/P Nilai

1. Alfia Wulandari P 36

2. Anisa Aprilia P 72

3. Azzukhruf A R L 76

4. Ceisa Gita Yulianda P 72

5. Chika Naya Puspita P 84

6. Dewangga Rifki Aji Pangestu L 68

7. Dini Septiana Putri P 68

8. Djikri Pradipta Sugih Sentono L 48

9. Erik Yohanes Simanjutak L 88

10. Erina Tri O P 52

11. Febriana Monix S P 68

12. Hafidz Rido H L 64

13. Hendriansyah L 44

14. Ikhwan Fauzi L 72

15. Indah Nirmalasari P 52

16. Kevin Malviano Cassanova L 44

17. Kukuh Dwi Prayoga L 64

18. Lutfia Duwi F P 52

19. Maria Linda Sartika P P 48

20. Muhammad Bagas S L 84

21. Mugi Raharjo L 84

22. M Hamdan S L 60

23. Nur Faizatul Alifah P 68

24. Oktaviana Nuke C P 36

25. Rahma Nur F P 52

26. Rahmat Reza AL Mizan L 60

27. Riska Putri Utami P 32

28. Sukur N L 32

29. Tatang Adhi A L 64

30. Widhi Pangestu L 76

31. Yenri T S L 44

32. Yohanes Kristian Catur W L 76

Purworejo, Juli 2016

Mahasiswa Peneliti,

Bagus Candra Kumara

Lampiran 5.1

Page 149: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

137

DAFTAR NILAI EVALUASI BAB 1 KELAS VII SMP NEGERI

26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KELAS KONTROL

No Nama L/P Nilai

1. Agil Wahyu Hidayat L 80

2. Agustri Priyono L 64

3. Ahmad Wahyudi L 48

4. Andhika Setya W L 8

5. Anisa P 32

6. Arip Maulana L 40

7. Bagus Pujianto L 48

8. Choirus Sakin P 68

9. Destiara Putri Wulandari P 48

10. Dewi Larasati P 64

11. Diyah Ayu Renggawati P 68

12. Dwi Rizki Ramadan L 68

13. Endang Purwanti P 80

14. Fajar Santoso L 72

15. Fatimah Zulsla Azzahra P 64

16. Gema Husni A P 68

17. Handi S H L 88

18. Isma Yuniarti P 52

19. Iyan Gunarto L 52

20. M Umar Syamsi L 48

21. Nadila Mony Munifah P 40

22. Nurhamid I L 62

23. Ryo Erwin D L 48

24. Sari Muliana P 68

25. Sayyidin Destasurun T P L 48

26. Siva Urochim L 48

27. Suprianto L 60

28. Syamsya Nahara P 32

29. Tri Wahyuni Ismiyaharti P 48

30. Urip Santoso L 32

31. Yoga Septian L 56

32. Yunita Fitriyana P 52

Purworejo, Juli 2016

Mahasiswa Peneliti,

Bagus Candra Kumara

Lampiran 5.2

Page 150: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

138

UJI NORMALITAS SETELAH PERLAKUAN

KELAS EKSPERIMEN

Pengujian normalitas setelah perlakuan kelas eksperimen II (kelas VII B) sebagai

berikut.

a. Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Taraf Signifikasi (α = 0,05)

c. Statistik Uji

Keterangan:

F(Zi) : P(Z<Zi); Z~N(0,1)

S(Zi) : proporsi cacah Z<Zi terhadap seluruh cacah Z

Xi : skor responden

d. Komputasi

No ) )

1 32 1024 -2,54 0,4945 0,0055 0,0313 0,0258

2 44 1936 -1,72 0,4573 0,0427 0,0938 0,0511

3 44 1936 -1,72 0,4573 0,0427 0,0938 0,0511

4 48 2304 -1,45 0,4265 0,0735 0,1250 0,0515

5 52 2704 -1,18 0,3810 0,1190 0,1875 0,0685

6 52 2704 -1,18 0,3810 0,1190 0,1875 0,0685

7 60 3600 -0,64 0,2389 0,2611 0,2500 0,0111

8 60 3600 -0,64 0,2389 0,2611 0,2500 0,0111

9 64 4096 -0,37 0,1443 0,3557 0,3438 0,0120

10 64 4096 -0,37 0,1443 0,3557 0,3438 0,0120

11 64 4096 -0,37 0,1443 0,3557 0,3438 0,0120

12 68 4624 -0,10 0,0398 0,4602 0,5000 0,0398

13 68 4624 -0,10 0,0398 0,4602 0,5000 0,0398

Lampiran 5.3

Page 151: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

139

14 68 4624 -0,10 0,0398 0,4602 0,5000 0,0398

15 68 4624 -0,10 0,0398 0,4602 0,5000 0,0398

16 68 4624 -0,10 0,0398 0,4602 0,5000 0,0398

17 72 5184 0,17 0,0675 0,5675 0,5938 0,0263

18 72 5184 0,17 0,0675 0,5675 0,5938 0,0263

19 72 5184 0,17 0,0675 0,5675 0,5938 0,0263

20 76 5776 0,44 0,1700 0,6700 0,6875 0,0175

21 76 5776 0,44 0,1700 0,6700 0,6875 0,0175

22 76 5776 0,44 0,1700 0,6700 0,6875 0,0175

23 84 7056 0,99 0,3389 0,8389 0,8125 0,0264

24 84 7056 0,99 0,3389 0,8389 0,8125 0,0264

25 84 7056 0,99 0,3389 0,8389 0,8125 0,0264

26 84 7056 0,99 0,3389 0,8389 0,8125 0,0264

27 86 7396 1,12 0,3686 0,8686 0,9688 0,1002

28 86 7396 1,12 0,3686 0,8686 0,9688 0,1002

29 86 7396 1,12 0,3686 0,8686 0,9688 0,1002

30 86 7396 1,12 0,3686 0,8686 0,9688 0,1002

31 86 7396 1,12 0,3686 0,8686 0,9688 0,1002

32 88 7744 1,26 0,3962 0,8962 1,0000 0,1038

Dari data di atas diperoleh:

2222

161044

69,44

14,76

Sehingga,

0,1038

Page 152: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

140

e. Daerah Kritik

0,1566

DK = {L | L > 0,1566}

0,1038

f. Keputusan Uji

H0 diterima

g. Kesimpulan

Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Page 153: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

141

UJI NORMALITAS SETELAH PERLAKUAN

KELAS KONTROL

Pengujian normalitas setelah perlakuan kelas eksperimen I (kelas VII D) sebagai

berikut.

a. Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Taraf Signifikasi (α = 0,05)

c. Statistik Uji

Keterangan:

F(Zi) : P(Z<Zi); Z~N(0,1)

S(Zi) : proporsi cacah Z<Zi terhadap seluruh cacah Z

Xi : skor responden

d. Komputasi

No ) )

1 8 64 -2,79 0,4974 0,0026 0,0313 0,0287

2 32 1024 -1,35 0,4115 0,0885 0,1250 0,0365

3 32 1024 -1,35 0,4115 0,0885 0,1250 0,0365

4 32 1024 -1,35 0,4115 0,0885 0,1250 0,0365

5 40 1600 -0,87 0,3078 0,1922 0,2188 0,0266

6 40 1600 -0,87 0,3078 0,1922 0,2188 0,0266

7 40 1600 -0,87 0,3078 0,1922 0,2188 0,0266

8 48 2304 -0,39 0,1517 0,3483 0,4375 0,0892

9 48 2304 -0,39 0,1517 0,3483 0,4375 0,0892

10 48 2304 -0,39 0,1517 0,3483 0,4375 0,0892

11 48 2304 -0,39 0,1517 0,3483 0,4375 0,0892

12 48 2304 -0,39 0,1517 0,3483 0,4375 0,0892

13 48 2304 -0,39 0,1517 0,3483 0,4375 0,0892

14 48 2304 -0,39 0,1517 0,3483 0,4375 0,0892

15 52 2704 -0,15 0,0596 0,4404 0,5313 0,0909

16 52 2704 -0,15 0,0596 0,4404 0,5313 0,0909

17 52 2704 -0,15 0,0596 0,4404 0,5313 0,0909

18 56 3136 0,09 0,0359 0,5359 0,5625 0,0266

19 60 3600 0,33 0,1293 0,6293 0,5938 0,0356

Lampiran 5.4

Page 154: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

142

20 62 3844 0,45 0,1736 0,6736 0,6250 0,0486

21 64 4096 0,57 0,2157 0,7157 0,7188 0,0031

22 64 4096 0,57 0,2157 0,7157 0,7188 0,0031

23 64 4096 0,57 0,2157 0,7157 0,7188 0,0031

24 68 4624 0,81 0,2910 0,7910 0,8750 0,0840

25 68 4624 0,81 0,2910 0,7910 0,8750 0,0840

26 68 4624 0,81 0,2910 0,7910 0,8750 0,0840

27 68 4624 0,81 0,2910 0,7910 0,8750 0,0840

28 68 4624 0,81 0,2910 0,7910 0,8750 0,0840

29 72 5184 1,05 0,3531 0,8531 0,9063 0,0532

30 80 6400 1,52 0,4357 0,9357 0,9688 0,0331

31 80 6400 1,52 0,4357 0,9357 0,9688 0,0331

32 88 7744 2,00 0,4772 0,9772 1,0000 0,0228

Dari data di atas diperoleh:

1746

103892

54,56

16,68

Sehingga,

0,0909

e. Daerah Kritik

0,1566

DK = {L | L > 0,1566}

0,0909

Page 155: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

143

f. Keputusan Uji

H0 diterima

g. Kesimpulan

Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Page 156: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

144

UJI HOMOGENITAS VARIANSI SETELAH PERLAKUAN

Pengujian homogenitas variansi setelah perlakuan kelas kontrol (kelas VII D) dan

kelas eksperimen (kelas VII B) sebagai berikut.

a. Hipotesis

(variansi populasi homogen)

(variansi populasi tidak homogen)

b. Taraf signifikasi (α = 0,05)

c. Statistika Uji

d. Komputasi

No Kelas VII D

Kelas VII B

1 80 86 6400 7396

2 64 72 4096 5184

3 48 76 2304 5776

4 8 72 64 5184

5 32 84 1024 7056

6 40 68 1600 4624

7 40 68 1600 4624

8 68 48 4624 2304

9 48 88 2304 7744

10 64 86 4096 7396

11 68 68 4624 4624

12 68 64 4624 4096

13 80 84 6400 7056

14 72 72 5184 5184

15 64 86 4096 7396

16 68 44 4624 1936

17 88 64 7744 4096

18 52 52 2704 2704

19 52 86 2704 7396

20 48 84 2304 7056

21 40 84 1600 7056

22 62 60 3844 3600

23 48 68 2304 4624

24 68 86 4624 7396

Lampiran 5.5

Page 157: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

145

25 48 52 2304 2704

26 48 60 2304 3600

27 60 68 3600 4624

28 32 32 1024 1024

29 48 64 2304 4096

30 32 76 1024 5776

31 56 44 3136 1936

32 52 76 2704 5776

Dari data di atas diperoleh:

= 1746

= 103892

32 – 1 = 31

= 2222

161044

32 – 1 = 31

31 + 31 = 62

Page 158: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

146

Tabel kerja untuk menghitung

Sampel

I 31 278,2540 2,4444 75,7777

II 31 217,8669 2,3382 72,4839

Jumlah 62 15379,75 496,1210 4,7826 148,2616

RKG 248,06

f logRKG = 62∙log248,06

= 62∙ 2,394557587

= 148,4626

Sehingga,

e. Daerah Kritik

DK ={ χ2

| χ2

> 3,841}

f. Keputusan Uji

H0 diterima

g. Kesimpulan

Variansi populasi-populasi homogen

Page 159: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

147

UJI- MULIVARIAT

1) Hipotesis

H0 : 22

12

21

11

Prestasi belajar dan keaktifan belajar siswa yang dikenai model The Power of

Two sama dengan prestasi belajar dan keaktifan belajar siswa dengan model

Ekspositori.

H1 : 22

12

21

11

Prestasi belajar dan keaktifan belajar siswa yang dikenai model The Power of

Two tidak sama dengan prestasi belajar dan keaktifan belajar siswa dengan

model Ekspositori.

2) Taraf signifikansi (α = 0,05)

3) Statistik Uji

2

21

21

2

1T

pnn

pnnF

Keterangan :

p : banyaknya variabel terikat

N : banyaknya seluruh objek ( 21 nn )

21

1

21

21

212 ' XXSXXnn

nnT

2

22

12

1

21

11

21........

pp X

X

X

X

X

X

XX

Matriks S dicari dengan menggunakan formula:

221

21

nn

WWS

Lampiran 5.6

Page 160: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

148

4) Komputasi

Kelas VIID Ekspositori

(Prestasi)

(Keaktifan)

Kelas VIIB The Power of Two

(Prestasi)

(Keaktifan)

Dengan menggunakan dan

diperoleh:

21

1

21

21

212 ' XXSXXnn

nnT

Page 161: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

149

5) Daerah Kritik

DK=

6) Keputusan Uji

H0 diterima

7) Kesimpulan

Prestasi belajar dan keaktifan belajar siswa yang dikenai model The Power of

Two sama dengan prestasi belajar dan keaktifan belajar siswa dengan model

Ekspositori.

Page 162: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

150

Lampiran 6.1

Page 163: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

151

Lampiran 6.2

Page 164: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

152

Lampiran 6.3

Page 165: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

153

Lampiran 6.4

Page 166: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

154

Lampiran 7

Page 167: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

155

Page 168: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

156

Page 169: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

157

Lampiran 8

Page 170: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

158

Page 171: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

159

Page 172: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

160

Page 173: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO …

161