PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif...

65
i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DALAM MATERI CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 6 PENYARINGAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Oleh: Susilo Fitri Yatmoko, M.Pd NIP. 19880521 201101 1 010 PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA UPT. DISDIKPORAPARBUD KECAMATAN MENDOYO SD NEGERI 6 PENYARINGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif...

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIMETOKEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DALAM

MATERI CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 6 PENYARINGANSEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016

LaporanPenelitian Tindakan Kelas (PTK)

Oleh:Susilo Fitri Yatmoko, M.PdNIP. 19880521 201101 1 010

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANAUPT. DISDIKPORAPARBUD KECAMATAN MENDOYO

SD NEGERI 6 PENYARINGANTAHUN PELAJARAN 2015/2016

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

ii

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANAUPT. DISDIKPORAPARBUD KECAMATAN MENDOYO

SD NEGERI 6 PENYARINGANAlamat : Banjar Tibu Beleng Tengah, Desa Penyaringan, Kec. Mendoyo

LEMBAR PENGESAHAN PTKNomor:………………………………..

Judul Penelitian : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TimeToken untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA dalamMateri Cahaya pada Siswa Kelas V SD Negeri 6Penyaringan Semester Genap Tahun Pelajaran2015/2016”.

Disusun oleha. Nama : Susilo Fitri Yatmoko, M.Pdb. NIP : 19880521 201101 1 010c. Pangkat/Gol : Penata Muda Tk I, III/bd. Jabatan : Guru Pertama

Anggota Peneliti : 1 (satu) orangLokasi Penelitian : SD Negeri 6 PenyaringanLama Penelitian : 3 Bulan (April-Juni)

MengetahuiKepala SD Negeri 6 Penyaringan

Jembrana, 30 September 2016Peneliti

Ni Luh Sekarini, S.PdNIP.19630922 198404 2 001

Susilo Fitri Yatmoko, M.PdNIP. 19880521 201101 1 010

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Susilo Fitri Yatmoko, M.Pd

Pangkat, Golongan

NIP

Jabatan

Satuan Pendidikan

: Penata Muda Tk. I (III/b)

: 19880521 201101 1 010

: Guru Pertama

: SD Negeri 6 Penyaringan

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan penelitian

dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA dalam Materi Cahaya pada Siswa Kelas V SD

Negeri 6 Penyaringan Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016” yang saya susun

untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, merupakan hasil karya saya

sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan yang saya kutip dari

hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,

kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan ini bukan

hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Mendoyo, 21 September 2016Peneliti

Susilo Fitri Yatmoko, M.PdNIP.19880521 201101 1 010

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

iv

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

v

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANAUPT. DISDIKPORAPARBUD KECAMATAN MENDOYO

SD NEGERI 6 PENYARINGANAlamat : Banjar Tibu Beleng Tengah, Desa Penyaringan, Kec. Mendoyo

SUARAT KETERANGANNomor : …………………………….

Yang bertanda tangan di bawah ini, Petugas perpustakaan SD Negeri 6

Penyaringan menerangkan dengan sesungguhnya bahwa laporan PTK :

Judul :“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token

untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA dalam Materi Cahaya

pada Siswa Kelas V SD Negeri 6 Penyaringan Semester

Genap Tahun Pelajaran 2015/2016”

Penulis : Susilo Fitri Yatmoko, M.Pd

NIP : 19880521 201101 1 010

Telah didokumentasikan/disimpan di perpustakaan dan telah menjadi milik

perpustakaan SD Negeri 6 Penyaringan.

Demikian surat keterangan ini di buat untuk dapat dipergunakan sebagai mana

mestinya.

MengetahuiKepala SD Negeri 6 Penyaringan

Jembrana, 30 September 2016Petugas Perpustakaan

Ni Luh Sekarini, S.PdNIP.19630922 198404 2 001

Pande Paf Rusdyana, S.PdNIP. 19900807 201403 1 005

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

vi

KATA PENGANTAR

Melalui kesempatan yang berbahagia ini, peneliti panjatkan puja dan pujisyukur kehadapan Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, peneliti dapatmenyelesaikan laporan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Time Token untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPAdalam Materi Cahaya pada Siswa Kelas V SD Negeri 6 Penyaringan Semester GenapTahun Pelajaran 2015/2016” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Peneliti sadari bahwa laporan penelitian ini tidak akan berjalan dengan lancartanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti tidak lupamengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:1. Kepala SD Negeri 6 Penyaringan yang telah memberikan ijin kepada peneliti

untuk melakukan penelitian.2. Rekan Guru-guru dan pegawai SD Negeri 6 Penyaringan yang telah memberikan

bantuan kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.3. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 6 Penyaringan yang telah dengan senang hati

mengikuti proses pembelajaran selama peneliti mengadakan penelitian.4. Semua pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna,

baik bentuk maupun isinya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dankemampuan yang peneliti miliki, sehubungan dengan hal tersebut dengan segalakerendahan hati peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangundemi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, peneliti berharap semoga laporanpenelitian tindakan kelas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan terutama bagiperkembangan dunia pendidikan .

Mendoyo, September 2016Peneliti

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

vii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIMETOKEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DALAM

MATERI CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 6 PENYARINGANSEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh:Susilo Fitri Yatmoko, M.PdNIP. 19880521 201101 1 010

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), Penelitiantindakan kelas ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajarsiswa dalam pata pelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe time token. Penelitan ini dilakukan di keas V SD Negeri 6 Penyaringan padasemester genap tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilatar belakangi olehmasih rendahnya hasil belajar IPA dikelas V Hal ini berdasar observasi pra siklus diketahui nilai ulangan harian matematika pada pelajaran IPA sebelumnya nilai rata-rata kelas untuk IPA masih rendah yaitu 60.87. Nilai rata-rata ini masih dibawahkriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 65. Maka dari itu perlu untukditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe time token.

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 6Penyaringan, Semester genap tahun pelajran 2015/2016 yang berjumlah 23 siswa.Objek penelitian adalah hasil belajar IPA dalam materi cahaya melalui penerapanmodel pembelajaran kooperatif tipe time token. Pelaksanaan Penelitian iniberlangsung dalam dua siklus selama tiga bulan. Dengan keriteria keberhasilandalam penelitian apa bila nilai rata-rata kelas minimal 65, dan ketuntasan belajarminimal 85.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token dapatmeningkatkan hasil belajar IPA tentang Cahaya siswa kelas V SD Negeri 6Penyaringan Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016. Kesimpulan tersebutdidungkung oleh hasil belajar siswa jika dilihat dari Rerata skor hasil belajar IPAsiswa dari prasiklus (sebesar 60.87) ke siklus I (sebesar 69.35), dan Siklus II (sebesar74.13). dan ketuntasan belajar siswa meningkat berturut-turut dari pra siklus 30.43,siklus I 78.26 dan siklus II 82.61. Jika dibandingkan dengan keriteria keberhasilanpada siklus II sudah memenuhi rata-rata kelas melebihi KKM diatas 65 dankentuntasan belajar juga lebih dari 80. Maka dapat dikatakan penelitian ini telahberhasil.

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe time token, dan hasil belajar IPA

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................iLEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................iiLEMBAR PERNYATAAN.....................................................................................iiiBERITA ACARA SEMIANR ................................................................................ivSURAT KETERANGAN PERPUSTAKAAN .......................................................vKATA PENGANTAR .............................................................................................viABSTRAK...............................................................................................................viiDAFTAR ISI............................................................................................................viiiDAFTAR TABEL.................................................................................................... ixDAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK .....................................................................xDAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1A. Latar Belakang .................................................................................................... 1B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 6C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ......................................................... 6D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran....................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................................... 9A. Kajian Teori......................................................................................................... 9B. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 26C. Hipotesis Tindakan............................................................................................ 26

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 27A. Jenis Penelitian.................................................................................................. 27B. Seting Penelitian................................................................................................ 27C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 29D. Instrumen Penelitian.......................................................................................... 31E. Metode Pengumpulan Data................................................................................ 32F. Metode Analisis Data......................................................................................... 32G. Kriteria Keberhasilan ........................................................................................ 34

BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................. 35A. Hasil Penelitian ................................................................................................. 35B. Analisis Data ..................................................................................................... 44C. Pembahasan ....................................................................................................... 45

BAB V PENUTUP ................................................................................................... 50A. Simpulan............................................................................................................ 50B. Saran dan Tindak Lanjut ................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

ix

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

Tabel 2.1 Enam Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ...................................12

Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Time token ................................................15

Tabel 3.1 : Daftar Nama Siswa Kelas V (lima) ........................................................28

Tabel 4.1 Analisi Hasil Belajar Ipa Siswa Pada Prasiklus. ………………………...35

Tabel 4.2: Pemetaan Kompetensi Dasar pada Siklus I …………………………….38

Tabel 4.3: Analisi Data Prestasi Belajar IPA Siklus I ……………………………..39

Tabel 4.4 Pemetaan Kompetensi Dasar IPA pada Siklus II ……………………….42

Tabel 4.5: Analisi Data Hasil Belajar IPA Siklus II………………………………. 43

Tabel 4.6: Perbandingan Rerata Skor Hasil Blajar IPAdari Prasiklus, Siklus I,

dan Siklus II ……………………………………………………...........45

Tabel 4.7: Data Hasil Belajar IPA dari Pra Siklus Sampai Siklus II ………………46

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

x

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 1. Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas………………..…………….. 29

Grafik 4.1. Peningkatan daya serap dan ketuntasan belajar pra siklus

dengan tes akhir pada siklus I – II ...........................................................46

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Jadwal Penelitian.

2. Daftar nama siswa.

3. Nilai prestasi belajar Matematika pra siklus

4. Pemetaan Setandar kompetensi dan kompetensi dasar Matematika

5. Silabus Matematika

6. Daftar hadir siswa siklus I

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

8. Instrument tes sklus I

9. Rekap nilai prestasi belajar Matematika siklus I

10.Sampel Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I

11.Dokumentasi Siklus I

12.Daftar hadir siswa siklus II

13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

14.Instrument tes sklus II

15. Rekap nilai prestasi belajar siklus II

16. Sampel Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II

17. Dokumentasi Siklus II

18.Surat izin penelitian

19. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian

20. Notulen Seminar PTK

21. Daftar Hadir Peserta Seminar

22. Dokumentasi Seminar PTK

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya

meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan

kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan

pembangunan. Pendidikan berkualitas harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas

dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Pembaharuan

kurikulum yang sesuai dengan ilmu pegetahuan dan teknologi tanpa

mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan santun, etika serta didukung penyediaan

sarana dan prasarana yang memadai, karena pendidikan yang dilaksanakan sedini

mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah,

masyarakat, dan pemerintah.

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, mutu pendidikan menjadi sorotan

penting di masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing sejalan dengan kemajuan

IPTEK yang semakin berkembang pesat. IPA merupakan salah satu disiplin ilmu

yang mempunyai peranan penting dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, begitu juga dalam kehidupan manusia. IPA juga merupakan salah satu

mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Tujuannya tidak

hanya menambah ilmu pengetahuan guna mempersiapkan diri didalam meniti karier

terutama dalan menjalankan tugas-tugas sebagai guru SD, tetapi juga berguna untuk

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

2

menunjang ilmu pengetahuan lainnya. Suherman dan Winataputra (1992:127)

menyatakan bahwa “banyak ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung

dari IPA”.

Aisyah, dkk (2008:4) menyatakan tujuan pembelajaran IPA sekolah, khususnya

di SD atau MI adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. memahami konsep IPA, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah,

2. melatih cara berpikir dan bernalar siswa,

3. mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,

4. mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan, baik secara lisan maupun tulisan, dan

5. memiliki sikap menghargai kegunaan IPA dalam kehidupan.

Model pembelajaran yang mampu mewujudkan tujuan pembelajaran IPA ini

adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dapat membantu

siswa untuk meningkatkan sikap positif dalam pembelajaran IPA. Siswa dapat

bekerja sama dengan anggota kelompok untuk mempelajari materi, menyelesaikan

tugas-tugas, persoalan yang disajikan oleh guru, dan memberikan penjelasan di

dalam kelompok. Secara individu siswa mampu membangun kepercayaan diri

terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah IPA, sehingga akan

mengurangi (bahkan menghilangkan) rasa cemas terhadap IPA yang banyak dialami

para siswa. Sementara secara sosial, siswa mampu meningkatkan kemampuan

berkomunikasi, bertukar pikiran, ide dan gagasan dalam sebuah kelompok diskusi

(Ibrahim, 2000). Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin (dalam

Ibrahim dkk, 2000) pada beberapa mata pelajaran, termasuk IPA, telah membuktikan

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

3

bahwa siswa yang belajar secara kooperatif menunjukkan hasil belajar akademik

yang signifikan lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar secara individu.

Berdasarkan hasil penelitiannya, melalui penerapan pembelajaran kooperatif tidak

ditemukan pengaruh negatif pada hasil belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa,

model pembelajaran kooperatif cocok diterapkan dalam pembelajaran, termasuk

mata pelajaran IPA.Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi

pelajaranpada siswa-siswa SD Negeri 6 Penyaringan, Kecamatan Mendoyo

Kabupaten Jembrana. menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran IPA belum tercapai

secara maksimal. Hal tersebut secara umum nampak dari kurangnya antusias siswa

SD Negeri 6 Penyaringandalam mengikuti proses pembelajaran IPA dan rendahnya

hasil belajar siswa.

Berdasarkan data yang ada, hasil belajar IPA siswa SD Negeri 6 Penyaringan

tergolong rendah walaupun berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk

meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA, seperti melalui

penyempurnaan kurikulum, mengadakan penataran bagi staf pengajar, mensuplai

buku-buku yang relevan. Namun semua usaha ini belum memberikan hasil yang

diharapkan. Hal ini terbukti dari perolehan hasil belajar IPA siswa kelas V, yang

belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Menurut Nurman, Salah satu

prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan

kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta

didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan

dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) (Nurman, 2012).

Berpatokan pada Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 65 pada mata

pelajaran IPA, siswa kelas V pada hasil belajar pra siklus menunjukkan bahwa baru 7

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

4

siswa yang mencapai KKM di tetapkan. Hal ini menyebabkan 16 siswa perlu

meningkatkan perolehan hasil belajar. Kenyataan ini menunjukkan bahwa

sebenarnya perlu ada upaya yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa.

Berdasarkan data diatas ada beberapa faktor yang dapat diidentifikasi sebagai

penyebab rendahnya hasil belajar IPA siswa SD adalah proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru IPA di kelas tersebut kurang optimal. Menurut Artini (2011),

kurang optimalnya proses pembelajaran yang dilaksanakan bisa bersumber pada

metode pembelajaran, tidak menggunakan media dalam pembelajaran, alat evaluasi

yang tidak memiliki blue-print, tidak tersedia buku pelajaran yang memenuhi

tuntutan kurikulum, paradigma guru yang yang menganut sistem transfer

pengetahuan, tidak menganut filosofi konstruktivisme, dan guru yang sering

meninggalkan kelas.

Sehubungan dengan penggunaan metode pembelajaran, seorang guru harus

jeli (prigel) di dalam memilih metode pembelajaran yang akan diterapkan di kelas.

Menurut Puger (2004: 14), untuk meningkatkan hasil belajar siswa

diperlukan strategi dan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan

penanaman konsep, penalaran, dan memotivasi kegiatan belajar siswa.Salah satu

metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan pemahaman, penalaran, dan

memotivasi kegiatan belajar siswa adalah dengan menggunakan metode belajar

kooperatif. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, maka

pengungkapan konsep-konsep dalam suatu bidang studi dapat diwujudkan melalui

cara-cara yang rasional, komunikatif, edukatif, dan kekeluargaan.

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

5

Sesungguhnya dalam pembelajaran kooperatif banyak cara yang dapat

dilakukan dalam berdiskusi. Salah satunya adalah menggunakan tipe time token.

Tipe time token dapat membantu guru dalam mengelola kelompok belajar, sehingga

siswa yang mendominasi percakapan dapat berbagi aktif dengan siswa yang malu

bahkan tidak pernah berbicara sama sekali (Ibrahim dkk, 2000). Adapun kelebihan

tipe time token adalah adanya peluang pemeratan kesempatan bagi siswa untuk

mengemukakan pendapat/gagasan/jawaban maupun pertanyaan dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan kupon bicara dalam waktu ± 10-30 detik, tanpa

menghalangi aktivitas maupun kreativitas siswa yang memiliki kemampuan lebih.

Siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat menyampaikan gagasan/pendapat

maupun memberikan penjelasan pada teman yang kurang mengerti di tengah

kelompok. Secara tidak langsung melalui tipe time token siswa belajar untuk bisa

mendengarkan dan menghormati pendapat orang lain serta bertanggung jawab pada

tugas bersama. Jadi, manfaat proses pembelajaran time token adalah selain siswa

berdiskusi sesamanya, siswa juga mempunyai kesempatan yang sama untuk

berpartisipasi dalam kelompok. Tipe pembelajaran ini diharapkan dapat membantu

siswa, khususnya siswa kelas V SD Negeri 6 Penyaringanberbagi aktif serta

menumbuhkan komunikasi yang efektif dan kerja sama yang baik di antara anggota

kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, sangat penting dilakukan penelitian tentang model

pembelajaran kooperatif dengan tipe time token dalam proses pembelajaran IPA

dengan suatu usulan tindakan yang berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Time Token untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA dalam Materi

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

6

Cahaya pada Siswa Kelas V SD Negeri 6 Penyaringan Semester Genap Tahun

Pelajaran 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:Bagaimana model pembelajaran

kooperatif tipe time token dapat meningkatkanhasil belajar IPA siswa kelas VSD

Negeri 6 PenyaringanSemester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikanpenerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe time tokendalam

meningkatkan hasil belajarIPA siswa kelas VSD Negeri 6 PenyaringanSemester

Genap Tahun Ajaran 2015 / 2016.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretik

a. Dapat menambah informasi, khususnya bagi guru IPASD dalam ranah model

pembelajaran kooperatiftipe time token.Hal ini berperan sebagai variasi di dalam

mengimplementasikan materi ajar di kelas.

b. Sebagai bahan informasi, khususnya bagi guru IPASD agar memberikan latihan

menggunakan media asli yang tepat dalam menyampaikan pokok bahasan,

sehingga siswa mempunyai kemampuan berpikir konkret yang baik.

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

7

c. Dapat dijadikan dasar pijakan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan

ruang lingkup yang lebih khusus dalam usaha mendapatkan hasil penelitian yang

betul-betul representatif dan akurat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Dengan adanya temuan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe time token

dapat meningkatkan pemahaman konsep IPAsehingga hasil belajar siswa dapat

memenuhi standar KKM yang telah ditentukan dan dapat melatih keterampilan

kooperatif siswa.Dengan demikian siswa akan memperoleh gambaran bahwa belajar

agama dapat lebih mudah dipahami dengan bekerjasama dalam kelompok. Selain itu

pula,melalui model pembelajaran ini, siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar

yang lebih efektif dan tidak membosankan.

b. Bagi Guru

Penelitian ini berusaha mengungkap beberapa usaha yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan prestasi belajar dan pemahaman konsep IPA khususnya pada

materi sifat operasi hitung bilangan. Apabila ternyata terungkap bahwa strategi

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat

meningkatkan pemahaman konsep IPA(prestasi) dan ketrampilan kooperatif siswa,

maka informasi ini akan merupakan masukan yang berharga bagi para guru

IPAdalam memilih pendekatan pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi

kondisi di sekolah, dan materi yang diajarkan serta diharapkan dapat memiliki

pedoman baru tentang pembelajaran dan membina proses belajar mengajar yang

lebih efektif, efesien serta dapat memberikan kontribusi yang positif untuk

meningkatkan prestasi belajar

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

8

c. Bagi Sekolah

Temuan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat

meningkatkan pemahaman konsep IPAdan meningkatkan keterampilan kooperatif

siswa, dapat memberikan masukan kepada sekolah untuk memasukan model

pembelajaran ini sebagai salah satu model pembelajaran IPAyang dapat dipilih. Dan

tidak hanya terbatas pada mata pelajaran IPAsaja, jika memungkinkan untuk dapat

pula digunakan pada mata pelajaran yang lain, sesuai dengan karakteristik mata

pelajarannya.

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token

Model pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan

dianjurkan oleh para ahli pendidikan untuk digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif. Sehubungan dengan pernyataan tersebut Slavin (dalam Sanjaya, 2009)

mengemukakan dua alasan penggunaan pembelajaran kooperatif. Pertama, beberapa

hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan

hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain,

serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat

merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan

mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Murda (dalam Astawan, 2010) bahwa ”pembelajaran kooperatif sangat

cocok diterapkan tidak hanya untuk meningkatkan prestasi akademik tetapi juga

untuk mengembangkan budi pekerti”.

Sehubungan dengan prestasi akademik siswa, Slavin (dalam Ibrahim dkk,

2000) telah menelaah penelitian dan melaporkan 45 penelitian yang dilakukannya

antara tahun 1972 sampai 1986 untuk menyelidiki pengaruh pembelajaran kooperatif

terhadap hasil belajar. Studi ini dilakukan pada semua tingkat kelas dan meliputi

bidang studi bahasa, geografi, ilmu sosial, sains, IPA, bahasa Inggris sebagai bahasa

kedua, membaca, dan menulis. Dari 45 laporan tersebut, 37 diantaranya

7

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

10

menunjukkan bahwa kelas kooperatif menunjukkan hasil belajar akademik yang

signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol, 8 studi menunjukkan

tidak ada perubahan, dan tak satupun yang menunjukkan bahwa pembelajaran

kooperatif memberikan pengaruh negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil

belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individual atau

kompetitif.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa

dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu permasalahan

dalam pembelajaran. Pada model pembelajaran kooperatif, pembelajaran lebih

terpusat pada siswa. Selama pembelajaran berlangsung, siswa bekerja sama dengan

anggota kelompok untuk mempelajari materi dan menyelesaikan tugas-tugas, serta

memberikan penjelasan pada kelompok.

Hal ini sesuai dengan pendapat Santyasa (dalam Astawan, 2010) yang

menyatakan bahwa ”pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran atau

strategi pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, di mana kelompok-kelompok

kecil bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama”. Simpulan mengenai model

pembelajaran kooperatif adalah ”kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok

untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan

persoalan, atau inkuiri” (Suyatno, 2009:51).

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana dalam

kegiatan belajar siswa dibagi dalam kelompok diskusi untuk membahas bersama

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

11

masalah yang disajikan oleh guru dengan mengutamakan pemberian penghargaan

kelompok dibandingkan individu.

Pendekatan struktural merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif

yang pertama kali dikembangkan Spencer Kagen, dkk. Pada pendekatan ini lebih

memberikan penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk

mempengaruhi pola intraksi siswa (Ibrahim dkk, 2000). Jadi struktural itu lebih

mengarah kepada interaksi dan kerja sama dalam kelompok.

Setiap tindakan yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai,

begitu pula penerapan model pembelajaran kooperatif. Arends (dalam Ibrahim dkk,

2000: 7) menyatakan ”model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk

mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yaitu: hasil akademik,

penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial”.

Ketiga tujuan pembelajaran kooperatif menurut Arends dapat dijelaskan

sebagai berikut.

1) Hasil Belajar Akademik

Selain mencakup tujuan sosial, pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk

meningkatkan kerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Menurut para ahli

pembelajaran kooperatif yang bertujuan untuk memberikan penghargaan

kelompok telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan

perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

2) Penerimaan terhadap Perbedaan Individu

Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah

penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial,

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

12

kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi

peluang pada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling

bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama dan melalui penggunaan

struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan yang ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah megajarkan kepada

siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan bekerja sama

inilah yang disebut dengan keterampilan kooperatif

Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran koopertif selain meningkatkan

hasil belajar juga menumbuhkembangkan keterampilan sosial siswa untuk dapat

saling menghargai dan bekerja sama dengan orang lain.

Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama di dalam

pelaksanaan pelajaran, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Enam Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku GuruFase-1Menyampaikan tujuan danmemotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan yang ingindicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasisiswa belajar.

Fase-2Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswadengan jalan demonstrasi, ceramah, tanyajawab atau lewat bahan bacaan.

Fase-3Mengorganisasikansiswa ke dalamkelompok kooperatif/tim-timbelajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimanacaranya membentuk kelompok belajar dansetiap kelompok belajar dan membantu setiapkelompok agar melakukan transisi secaraefisien.

Fase-4Membimbing/membantukelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompokbelajar pada saat mereka mengerjakan tugasmereka.

Fase-5Evaluasi atau mengujikanberbagai materi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materiyang telah dipelajari atau masing-masingkelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase-6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

13

Memberi penghargaan ataupengakuan

upaya maupun hasil belajar individu maupunkelompok.

(Sumber : Ibrahim dkk, 2000: 10)

Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural tersusun atas kelompok

yang terdiri dari dua, tiga, empat, sampai enam orang dengan kemampuan dan latar

belakang berbeda. Struktur yang dikembangkan ini lebih menghendaki siswa bekerja

saling membantu dalam kelompok kecil dan penghargaan yang diberikan secara

kooperatif. Ada dua macam pengembangan dalam pendekatan struktural yaitu untuk

meningkatkan perolehan isi akademik dan untuk mengajarkan keterampilan sosial

dan keterampilan kelompok. Model active learning dan time token merupakan dua

contoh struktur yang dikembangkan untuk mengajarkan keterampilan sosial (Ibrahim

dkk, 2000).Time token sangat tepat untuk pembelajaran struktur yang dapat

digunakan untuk mengajarkan dan menjamin peran serta yang seimbang antara

anggota kelompok. Menurut Sugihharto (2011) tipe time token merupakan

salah satu pendekatan struktural dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang

untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil

akademik. Model pembelajaran time token digunakan untuk mengembangkan

keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama

sekali (Suyatno, 2009).

Pembelajaran time token memberi kesempatan yang sama pada siswa untuk

menjawab pertanyaan atau mengungkapkan pendapat/ide/gagasan. Pengertian time

token dapat dijelaskan sebagaisuatu kegiatan khusus yang dilakukan oleh seorang

guru dalam pembelajaran koooperatif untuk dapat membantu membagikan peran

serta lebih merata pada setiap siswa dengan menggunakan kupon berbicara untuk

waktu yang telah ditentukan, dengan nilai 10 atau 15 detik (Ibrahim, 2000). Tentunya

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

14

penerapan tipe time token dalam pembelajaran akan efektif bila dilakukan sesuai

dengan langkah-langkah yang telah ditentukan. Banyak pendapat mengenai langkah-

langkah pembelajaran time token.

Arends (dalam Suprijono, 2009: 113) menyatakan,

langkah-langkah pembelajaran time token: “(a) kondisikan kelas untuk

melaksanakan diskusi (cooperative learning/CL), (b) tiap siswa diberi kupon

berbicara dengan waktu ±30 detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai

waktu yang digunakan, (c) bila telah selesai berbicara kupon yang dipegang

siswa diserahkan, setiap berbicara satu kupon, (d) siswa yang telah habis

kuponnya tak boleh bicara lagi, yang masih pegang kupon harus bicara sampai

kuponnya habis, (e) dan seterusnya.

Pendapat yang tidak jauh berbeda mengenai langkah pembelajaran time token

dikemukakan oleh Suyatno (2009:76), “langkahnya adalah kondisikan kelas untuk

melaksanakan diskusi. Tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa

berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai,

kupon dikembalikan”.

Secara sederhana Riyatno (2010:277) menjelaskan, “model ini menggunakan

kartu. Langkah-langkanya sebagai berikut: (a) semua siswa diberi ‘kartu bicara’, (b)

di dalam kelompok siswa yang sudah menyampaikan pendapat harus menyerahkan

satu kartunya, (c) demikian seterusnya sampai siswa yang sudah habis kartunya tidak

berhak bicara lagi”

Adapun Tata Cara Pelaksanaan Time token menurut Ibrahim, dkk (2000) secara

umum dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

15

(a) tiap siswa diberikan kupon berbicara dengan nilai 10 atau 15 detik waktu

bicara (dapat disesuaikan), (c) seorang siswa memonitor interaksi dan meminta

pembicara untuk menyerahkan satu kupon apabila ia telah menghabiskan

waktu yang ditetapkan di kupon itu, dan (d) apabila seorang siswa telah

menghabiskan kuponnya, siswa tersebut tidak dapat berbicara lagi, agar siswa

yang masih memegang kupon dapat ikut berbicara dalam diskusi tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan ciri khusus dari model

pembelajaran kooperatif tipe time token terlihat pada pelaksanaan pembelajaran,

dengan memberikan kupon bicara pada setiap siswa dengan waktu ±10 atau 15 detik.

Apabila siswa telah menghabiskan kuponnya, siswa itu tidak dapat berbicara lagi.

Hal ini menghendaki siswa yang masih memegang kupon untuk ikut berbicara dalam

diskusi. Cara ini menjamin keterlibatan semua siswa yang ada di kelas.

Rumusan tahap pelaksanaan pembelajaran time token yang dapat

membedakannya dengan model pembelajaran lainnya dapat dijelaskan melalui tabel

berikut.

Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Time tokenTahap Aktivitas yang dilakukan

Tahap 1Menjelaskan tujuanpembelajaran/KD

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD kepadasiswa

Guru menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaluisiswa

Tahap 2Membentukkelompok

Guru membentuk kelompok belajar, masing-masingkelompok terdiri dari 2-6 orang

Tahap 3Menyajikaninformasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalandemonstrasi , ceramah, tanya jawab atau melalui bahanbacaan

Tahap 4Pembagian kupon

bicara

Guru membagikan sejumlah kupon berbicara denganwaktu ± 10 atau 15 detik hingga 30 detik per kuponpada tiap siswa.

Tahap 5Diskusi kelompok

Guru mengkondisikan kelas untuk melakukan diskusi

Tahap 6 Kupon sudah dapat digunakan sebelum kegiatan

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

16

Penggunaan kuponbicara

diskusi dimulai untuk merespon pertanyaan dariguru.

Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebihdahulu sebelum berbicara atau memberi komentar.Setiap tampil berbicara siswa menyerahkan satukupon.

Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengansiswa lainnya.

Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicaralagi. Siswa yang masih memegang kupon harusbicara sampai semua kuponnya habis. Demikianseterusnya hingga semua anak berbicara.

Jika semua kupon habis, sedangkan tugas belumselesai, kelompok boleh mengambil kesepakatanuntuk membagi kupon lagi dan mengulangiprosedurnya kembali

Tahap 7Penilaian

Guru memberi sejumlah nilai sesuai dengan waktu yangdigunakan dan jumlah indikator yang muncul melaluipenggunaan kupon

Tahap 8Memberi

penghargaan ataupengakuan

Guru memberikan penghargaan atau pengakuanterhadapm upaya maupun hasil belajar siswa baik secaraindividu maupun kelompok

(Sumber : Sintaks Pembelajaran Time token Arends yang telah dimodifikasi sesuai

dengan keperluan).

2. Media Dalam Pembelajaran.

Peranan Media dalam proses pembelajaran tidak perlu diragukan lagi karena

dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat, proses transformasi

pengetahuan dapat berjalan dengan cepat.Dalam kontek pembelajaran media dapat

diartikan segala sesuatu yang dapat mermbantu jalannya proses pembelajaran,

sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara optimal. Hal ini sejalan dengan apa

yang dikatakan oleh Arsyad (2007) yang mengatakan,media dalam proses

pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat, grafis,photografis, atau elektronis

untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

17

yang dapat membawa pesan atau informasiyang bertujuan untuk instruksional yang

mengandung maksud pengajaran.

Laria. (2008) mengatakan media pembelajaran adalah semua alat bantu atau

benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajarsumber ( guru ) maupun

sumber lain kepada penerima (siswa ). Disisi lain media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan

kemampuan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya prosesdan hasil

belajar pada diri peserta didik.( Sudrajat,2008 : 15 ).

3. Hasil Belajar

Hamalik (2001) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Tentu dalam suatu proses belajar terdapat hasil yang dicapai, di

bawah ini dijelaskan pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi dan ciri-ciri hasil

belajar.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku atau tingkah laku seseorang yang

belajar akan berubah atau bertambah perilakunnya, baik yang berupa pengetahuan,

keterampilan motorik, atau penguasaan nilai–nilai (sikap). Perubahan perilaku

sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman(interaksi

dengan lingkungan), dimana proses mental dan emosional terjadi.

Bloom dalam Sudjana (1990 : 22), secara garis besar membagi hasil belajar

menjadi tiga aspek, yakni aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

Aspek kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, yaitu pengetahuan atau

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

18

ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Aspek afektif

berkenaan dengan sikap yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi,

dan internalisasi. Aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan

dan kemampuan dalam melakukan serangkaian kegiatan. Dari ketiga aspek di atas

yang menjadi obyek penilaian yang paling banyak dinilai oleh para guru adalah

aspek kognitif, karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi

bahan pengajaran.

Nurkancana dan Sunartana (1990:11) “Hasil belajar adalah sesuatu yang

dicapai seseorang dalam kegiatan belajar selama kurun waktu tertentu yang

dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai”.

Berdasarkan penjelasan dari para pakar pendidikan di atas, dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar merupakan kemampuan aktual yang dapat diukur dan berwujud

penguasaan ilmu pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai yang dicapai oleh siswa

sebagai hasil belajar.Hasil belajar mata pelajaran IPA yaitu hasil belajar yang dicapai

oleh siswa setelah mengalami proses interaksi mata pelajaran IPA. Dalam kaitannya

dengan penelitian ini tentunya hasil belajar mata pelajaran IPA yang dimaksud yaitu

hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah penerapan metode demonstrasi melalui

media alat peraga dalam proses pembelajaran materipelajaran yang akan diteliti

dalam mata pelajaran IPa.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

penting dalam setiap pendidikan, ini berarti berhasil atau tidak pendidikan

tergantung dari proses belajar yang dialami siswa. Sebagai suatu proses tentu ada

yang diproses masukan atau input. Untuk menghasilkan suatu out put yang

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

19

diinginkan tersebut maka faktor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut harus

diperhatikan.

Suryabrata (1995:249) menyatakan bahwa "faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu: faktor luar dan faktor dalam diri

siswa". Sedangkan Rusyan (1993:2) "menyatakan bahwa ada tiga faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu: 1) faktor kesiapan, yaitu kapasitas baik fisik

maupun mental untuk melakukan sesuatu, 2) motivasi, yaitu dorongan dari diri

sendiri untuk melakukan sesuatu, 3) tujuan yang ingin dicapai".

Setelah siswa memperoleh pengetahuan, pengalaman di sekolah dalam proses

pembelajaran, maka akan terjadi perubahan tingkah laku baik pada aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor yang merupakan ciri-ciri hasil belajar yang diperoleh siswa.

Dengan perubahan tingkah laku yang dimiliki siswa setelah belajar maka dapat

dikatakan bahwa hasil belajar tersebut memiliki ciri-ciri tertentu. Mengenai ciri-ciri

hasil belajar akan diuraikan sebagai berikut.

Ciri-ciri hasil belajar mengandung tiga hal yaitu: pengetahuan (kognitif),

sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Hasil belajar kognitif merupakan

keinginan intelektual yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar dengan ciri-ciri

sebagai berikut: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sistesis, dan evaluasi.

Hasil belajar afektif adalah perubahan sikap atau kecenderungan yang dialami siswa

sebagai hasil belajar dari kegiatan sebagai berikut: adanya penerimaan atau

perhatian, adanya respon atau tanggapan dan penghargaan. Hasil belajar psikomotor

merupakan perubahan tingkah laku atau keterampilan yang dialami siswa dengan

ciri-ciri: keberanian menampilkan minat dan kebutuhannya, keberanian

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

20

berpartisipasi di dalam kegiatan sebagai usaha kreatifitas dan kebebasan melakukan

hal di atas tanpa tekanan guru atau orang lain (Dimyati dan Moedjiono, 1999:201).

Ahmadi (dalam Muliana, 2010:20) menyatakan bahwa ciri-ciri hasil belajar

berupa kemampuan-kemampuan yang mencakup tiga hal yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotor. Yang tergolong pada ranah kognitif meliputi: pengetahuan, pemahaman,

penerapan, dan analisis. Ranah afektif meliputi: perhatian menerima, respon, dan

penghargaan. Kemudian ranah psikomotor meliputi: keberanian dan kemampuan

berpendapat, kreatif, dan melakukan hal-hal tanpa tekanan orang lain.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri

hasil belajar adalah: 1) Adanya perubahan baik pada ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor pada siswa yang belajar. 2) Adanya perubahan pada seseorang yang

belajar akibat adanya usaha. Seseorang akan mengalami perubahan dari belum

mampu menjadi mampu atau dari belum tahu menjadi tahu. Kemampuan tersebut

berlaku relatif lama sehingga siswa mampu memecahkan masalah yang dihadapinya

dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pengertian Penilaian Hasil Belajar

Salah satu indikator keberhasilan penilaian siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran adalah tinggi atau rendahnya nilai yang diperoleh siswa untuk mata

pelajaran tersebut. Umumnya alat ukur yang paling sering digunakan guru untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran adalah berupa

tes.Berkenaan dengan penilaian hasil belajar Suprayekti, dkk. ( 2008 : 4.43 )

mengatakan penilaian hasil belajar tidak semata-mata diperoleh dari siswa

mengerjakan tes akhir, atau tes hasil belajaryang berbentuk uraian terbatas atau

objektif saja, namun hasil belajar siswa dinilai melalui berbagai cara dan

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

21

perwujudan.Guru menggunakan beragam teknik dan alat ukur, siswa

mengekspresikan keberhasilannya dalam beragam bentuk.

Sementara itu Kemp dalam Ibrahim (2000) menilai hasil belajar merupakan

unsur terakhir dari keempat unsur penting dalam proses perancangan pengajaran

yang meliputi siswa, tujuan,metode,dan evaluasi.Sebagai salah satu tindak lanjut dari

pelaksanaan evaluasi adalah menetukan daya serap siswa terhadap materi

pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru,hal ini berguna sebagai perbaikan

pengajaran yang akan dilaksanakan kemudian. Dengan diketahuinya daya serap

siswa terhadap materi pembelajaran, memudahkan guru untuk mengetahui apakah

tujuan pembelajaran telah tercapai sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

Menurut Suherman ( 1993 – 243 ) daya serap adalah sebagai cerminan

penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya atau materi tes

yang disajikan. Daya serap untuk setiap pokok bahasan atau sub pokok bahasan

dalam satu bidang studi dinamakan daya serap studi atau daya serap khusus,

sedangkan daya serap yang berkenaan dengan seluruh bidang studi dalam satu kelas

tertentu dinamakan daya serap umum.

Seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila ia telah mencapai daya serap

60 % atau nilai rata-rata 60 disebut daya serap perseorangan. Suatu kelas disebut

tuntas belajar apabila kelas tersebut telah mencapai nilai 80 %, yang telah mencapai

daya serap 60 % disebut daya serap klasikal. ( Anonim,1994 : 30 ). Menurut Kartono

( 1985 : 1 ) faktor yang menyebabkan rendahnya daya serap siswa digolongkan

dalam dua macam yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

22

kecerdasan dan motivasi, sedangkan faktor eksternal meliputi siswa itu berada di

sekolah serta peralatan belajar.

5. Materi IPA SD Kelas 5 Semester 2 : Cahaya dan Sifat-Sifatnya

Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata

dengan panjang gelombang sekitar 380–750 mm.Pada bidang fisika, cahaya adalah

radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang

tidak.Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi di atas adalah

sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme

gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan

secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal

dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada fisika modern. Studi

mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang mempelajari

besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang gelombang, polarisasi dan

fasa cahaya. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar dilakukan dengan

pendekatan paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat

optik fisisnya yaitu: interferensi, difraksi, dispersi, polarisasi. Masing-masing studi

optika klasik ini disebut dengan optika geometris dan optika fisis. Pada puncak

optika klasik, cahaya didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik dan memicu

serangkaian penemuan dan pemikiran, sejak tahun 1838 oleh Michael Faraday

dengan penemuan sinar katoda, tahun 1859 dengan teori radiasi massa hitam oleh

Gustav Kirchhoff, tahun 1877 Ludwig Boltzmann mengatakan bahwa status energi

sistem fisik dapat menjadi diskrit, teori kuantum sebagai model dari teori radiasi

massa hitam oleh Max Planck pada tahun 1899 dengan hipotesa bahwa energi yang

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

23

teradiasi dan terserap dapat terbagi menjadi jumlahan diskrit yang disebut elemen

energi, E. Pada tahun 1905, Albert Einstein membuat percobaan efek fotoelektrik,

cahaya yang menyinari atom mengeksitasi elektron untuk melejit keluar dari

orbitnya. Pada pada tahun 1924 percobaan oleh Louis de Broglie menunjukkan

elektron mempunyai sifat dualitas partikel-gelombang, hingga tercetus teori dualitas

partikel-gelombang. Albert Einstein kemudian pada tahun 1926 membuat postulat

berdasarkan efek fotolistrik, bahwa cahaya tersusun dari kuanta yang disebut foton

yang mempunyai sifat dualitas yang sama. Karya Albert Einstein dan Max Planck

mendapatkan penghargaan Nobel masing-masing pada tahun 1921 dan 1918 dan

menjadi dasar teori kuantum mekanik yang dikembangkan oleh banyak ilmuwan,

termasuk Werner Heisenberg, Niels Bohr, Erwin Schrödinger, Max Born, John von

Neumann, Paul Dirac, Wolfgang Pauli, David Hilbert, Roy J. Glauber dan lain-lain.

Era ini kemudian disebut era optika modern dan cahaya didefinisikan sebagai

dualisme gelombang transversal elektromagnetik dan aliran partikel yang disebut

foton. Pengembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1953 dengan ditemukannya

sinar maser, dan sinar laser pada tahun 1960.Era optika modern tidak serta merta

mengakhiri era optika klasik, tetapi memperkenalkan sifat-sifat cahaya yang lain

yaitu difusi dan hamburan.

Sifat-Sifat Cahaya

Dapatkah kamu melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu dalam

keadaan gelap? Kamu tentu menjawab tidak dapat. Tahukah kamu mengapa kita

hanya dapat melihat benda-benda ketika ada cahaya yang mengenai benda tersebut?

Cahaya yang masuk melalui jendela kamarmu di pagi hari merambat lurus seperti

terlihat pada gambar di awal bab. Merambat lurus merupakan salah satu sifat cahaya.

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

24

Agar kamu mengetahui sifat-sifat cahaya lainnya, perhatikan uraian berikut ini.

Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang

mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan oleh benda

ke mata sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya berasal dari sumber cahaya.

Semua benda yang dapat memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Contoh

sumber cahaya adalah matahari, lampu, senter, dan bintang. Cahaya memiliki sifat

merambat lurus, menembus benda bening, dan dapat dipantulkan.

Cahaya Merambat Lurus

Pernahkah kamu melihat cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah

atau jendela yang ada di rumahmu? Bagaimana arah rambatan cahaya tersebut?

Cahaya yang masuk melalui celah-celah jendela merambat lurus Bagaimanakah

cahaya itu bergerak, apakah merambat lurus atau berkelok-kelok? Pernahkah kamu

memperhatikan seberkas cahaya yang masuk pada sebuah lubang kecil di ruang yang

relatif gelap? Bagaimanakah perambatan cahaya yang kamu lihat? Untuk

membuktikan jawabanmu, Jika kamu melakukan kegiatan tersebut dengan baik,

cahaya akan keluar dari karton terakhir ketika lubang ketiga karton tersebut berada

pada satu garis lurus. Hal ini membuktikan bahwa cahaya merambat lurus. Hal yang

sama terjadi pada saat kamu melihat perambatan cahaya melalui lubang kecil di

suatu ruang yang gelap. Jika sumber cahaya tersebut adalah Matahari, kamu akan

melihat perbedaan arah rambat cahaya di ruang gelap tersebut ketika Matahari terbit

sampai Matahari terbenam. Akibat cahaya merambat lurus, benda yang tidak tembus

cahaya seperti buku, pohon, kertas, atau tubuh manusia akan membentuk bayangan

apabila terkena cahaya.

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

25

Cahaya Menembus Benda Bening

Mengapa kaca jendela rumahmu merupakan kaca yang bening? Bagaimana

jika kaca tersebut ditutup dengan triplek atau kertas karton? Apakah cahaya matahari

dapat masuk? Cahaya dapat masuk ke dalam rumahmu selain melalui celah-celah

juga melalui kaca jendela yang ada di rumahmu. Kaca yang bening dapat ditembus

oleh cahaya matahari. Apabila kamu menutup kaca jendela rumahmu dengan

menggunakan karton maka cahaya tidak dapat masuk ke dalam rumahmu. Hal ini

menunjukkan bahwa cahaya hanya dapat menembus benda yang bening.

Cahaya Putih Terdiri Atas Berbagai Warna

Tahukah kamu warna dari cahaya matahari yang setiap hari dipancarkan ke

bumi? Apakah cahaya matahari berwarna putih? Bagaimana dengan sumber cahaya

lainnya? Cahaya matahari yang kita lihat seperti warna putih sebenarnya terdiri dari

berbagai macam warna. Agar lebih jelas, pehatikan uraian berikut ini!

Peristiwa Penguraian Cahaya dalam Kehidupan Sehari-hari

Kalian tentu penah melihat pelangi di langit. Pelangi merupakan salah satu peristiwa

dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan penguraian cahaya. Pelangi

biasanya dapat kita lihat pada saat hujan turun rintik-rintik. Warnapelangi sama

halnya seperti warna spektrum cahaya yang terbentuk pada kegiatan yang telah kamu

lakukan sebelumnya. Warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu pada

pelangi berasal dari pembiasan dan penguraian cahaya putih matahari oleh bintik-

bintik air hujan. Pelangi yang memilki warna dan bentuk yang indah dapat kita buat

melalui percobaan sederhana berikut ini..

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

26

B. Kerangka Berpikir

Selain memunculkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, model

pembelajaran kooperatif tipe time token akan berpengaruh pada hasil belajar IPA

siswa. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe time token dalam mata pelajaran

IPA, ternyata lebih memberi peluang pada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam

proses belajar. Perhatian siswa terfokus pada kegiatan belajar, karena siswa akan

mengalami sendiri kegiatan belajar. Penemuan konsep setelah melalui kegiatan

diskusi yang melibatkan seluruh anggota kelompok akan membuat informasi yang

diperoleh melekat kuat dalam memori pikiran mereka. Terfokusnya perhatian siswa

dan melekat kuatnya informasi yang diperoleh inilah yang secara tidak langsung

memberi pengaruh pada peningkatan hasil belajar IPA siswa.

Bertitik tolak dari kerangka berpikir demikian, dapat ditegaskan bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token secara tepat dalam

kegiatan pembelajaran IPA akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar IPA

siswa.

C. Hipotesis Tindakan

Bertolak dari permasalahan dan kerangka berpikir yang didasarkan pada

kerangka teori serta didukung oleh bukti-bukti empirik yang relevan, hipotesis

tindakan dalam penelitian ini adalah “penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

time tokendiharapakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mengenai

pemahaman konsep IPA tentang Cahaya dan keterampilan kooperatif siswa kelas

VSD Negeri 6 Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian

ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu

teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,

penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian

tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas. Dalam

penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai

guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak

tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif

mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

B. Seting Penelitian

Tempat penelitian tindakan kelas ini bertempat di SD Negeri 6 Penyaringan,

yang berlokasi di daerah pegunungan, beralamat di Banjar Tibu Beleng Tengah,

Desa penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembarna.

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V (lima) SD Negeri 6

Penyaringan Tahun Pelajaran 2015/2016 Semester II. Dengan jumlah siswa 23

orang, 13 orang laki-laki dan 10 orang Perempuan. Berikut ini peneliti sajikan daftar

nama siswa kelas V sebagi subyek penelitian .

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

28

Tabel 3.1 : Daftar Nama Siswa Kelas V (lima)No NIS Nama

1 1356 I GEDE AGUS WIDIANTARA2 1357 NI KADEK ARI PUSPITA ANA DEWI3 1358 NI MADE APRI LIANTINI4 1359 KOMANG ADI WIRADANA5 1360 NI KADE AYU RIFSI GISILAWATI6 1361 I GUSTI MADE ADI ARTAWAN7 1362 I KOMANG AGUS ADI PUTRA8 1363 I PUTU GEDE DARMA ARDI PUTRA9 1364 NI MADE AYU SRI PARAMITA DEWI

10 1365 I MADE AGUS RYAN SETIAWAN11 1366 I PUTU AGUS ARY MAHARDIKA12 1367 NI PUTU CHRISYA MARSYA GITA DEWI13 1368 GUSTI PUTU HADI NUGRAHA14 1369 I NYOMAN IVAN MERTHA ANANDA PUTRA15 1370 NI KOMANG INTAN TRIASTINI RAHAYU16 1371 KADE MEITHA NANDA SUKMA LESTARI17 1372 I GEDE PANDE PRADNYANA PUTRA18 1373 NI PUTU RAHAYU APRILIANI19 1374 I MADE RIPKI ANGGARA PUTRA20 1375 NI NYOMAN SINTYA MAHARANI21 1376 NI NYOMAN WIASTIKA PUTRI22 1377 I PUTU WEDA WIDYATAMA23 1378 I KADEK DWIPA YOGA SAPUTRA

Objek penelitian adalah hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 6

Penyaringan Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe time token.

Waktu yang digunakan dalam penelitian beserta penyusunan laporan penelitian

ini selama 3 bulan dari bulan April-Juni. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan sesuai

dengan jadwal pelajaran IPA Kelas V yaitu pada hari senin dan selasa. Berikut ini

rincian jadwal penelitiannya.

Prasiklus : Tanggal 6-11 April 2016

Siklus I : Pertemuan ke – 1 : Hari Selasa, tanggal 12 April 2016

Pertemuan ke – 2 : Hari Senin, tanggal 18 April 2016

Pertemuan Ke- 3 : Hari Selasa, tanggal 19 April 2016

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

29

Siklus II : Pertemuan ke – 1 : Hari Senin, tanggal 25 April 2016

Pertemuan ke – 2 : Hari Selasa, tanggal 26 April 2016

Pertemuan Ke- 3 : Hari Senin, tanggal 2 Mei 2016

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan melalui beberapa

siklus. Berdasar refleksi awal akan dilakukan perbaikan pada suklis I, refleksi siklus

I akan diperbaiki pada siklus II dan begitu juga seterusnya. Setiap siklus yang

dilaksanakan terdiri dari perencnaan tindakan, pelaksanaan, observasi/evaluasi dan

refleksi (Arnyana, 2009:3). Setiap siklus dilakukan dalam tiga kali pertemuan, dua

kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan satu pertemuan untuk evaluasi

pembelajaran.

Adapun bagan alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut dapat

dilihat pada bagan dibawah ini..

Gambar 1. Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Penjelasan alur di atas adalah:

Keterangan:

1. Rencana

2. Tindakan

3. Evaluasi

4. Refleksi

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

30

1. Perencanaan, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan

masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya

instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Pelaksanaan /Tindakan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai

upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau

dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model resitasi.

3. Observasi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak

dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh

pengamat. Untuk mengetahui efektif tidaknya tindakan, dilakukan pemantauan

atau observasi dan evaluasi. Pemantauan ini dilakukan oleh dua orang guru dari

sekolah yang sama pada saat tindakan dilaksanakan. Pemantauan diarahkan pada

proses pembelajaran itu sendiri, untuk mengetahui apakah tindakan yang

ditempuh peneliti pada saat menerapkan metode diskusi kelompok dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Evaluasi dilakukan tiap selesai pelaksanaan

tindakan baik pada siklus I maupun II. Caranya, dengan mengkaji data hasil

belajar siswa. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui ada tidaknya

peningkatan prestasi belajar siswa. Segenap informasi yang terkumpul dari hasil

evaluasi dimanfaatkan untuk membuat keputusan atas tindakan

4. Refleksi, Semua data yang diperoleh selanjutnya dianalisis. Analisis dilakukan

secara kontinyu setelah tindakan atau pada setiap akhir siklus. Berdasarkan hasil

analisis ini dilakukan refleksi dengan melibatkan tim pengamat/observer.

Refleksi dilaksanakan setelah semua informasi hasil tindakan terkumpul, baik itu

informasi berupa efektif tidaknya tindakan peneliti sesuai dengan rencana,

perilaku belajar siswa maupun informasi berupa perolehan hasil belajar siswa

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

31

berdasarkan tindakan tersebut. Tujuan refleksi, untuk mendiskusikan hasil yang

diperoleh dari penganalisisan data termasuk temuan-temuan dalam pelaksanaan

tindakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan atau revisi terhadap tindakan

siklus terdahulu serta merancang tindakan siklus berikutnya. Refleksi akan

memperlihatkan beberapa kemungkinan yaitu: Jika tindakan yang dilaksanakan

menunjukkan hasil yang baik (efektif), maka tindakan tersebut

diulang/dipertahankan pada siklus berikutnya. Jika tindakan yang dilaksanakan

menunjukan hasil yang kurang baik (kurang efektif), maka tindakan

dimodifikasi atau direvisi atau diganti untuk mendapatkan hasil yang lebih baik

pada siklus berikutnya.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran

pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Proses Pelajaran (RPP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman

guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi

kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus,

dan kegiatan belajar mengajar.

4. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep Pengetahuan Sosial

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

32

pada pokok bahasan kerajaan Hindu, Budha dan Islam di Indonesia. Tes formatif ini

diberikan setiap akhir siklus.

E. Metode Pengumpulan Data

Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan

menggolongkan data untuk mejawab dua permasalahan pokok, yaitu: 1. Tema apa

yang dapat ditemukan pada data-data ini dan (2) seberapa jauh data-data ini dapat

meyokong tema tersebut (Sukidin dkk., 2002:111). Penelitian ini akan

menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Data yang akan dianalasis dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase peningkatan ketuntasan hasil

belajar IPA siswa. Teknik tes digunakan untuk memperoleh data utama yaitu data

hasil belajar siswa. Tes yang digunakan adalah tes hasil belajar dalam bentuk tes

formatif.

Dilihat dari waktu pelaksanaannya, ada dua macam tes yang digunakan yaitu

tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk memperoleh data awal sebelum

dilaksanakannya tindakan hasil. Tes awal ini di ambil dari nilai ulangan harian

sebelumnya. Tes akhir dilakukan memperoleh data pada setiap berakhirnya

pelaksanan tindakan yang dilakukan sebanyak dua kali masing-masing menjelang

berakhirnya pelaksanaan tindakan pada siklus I dan pada siklus II.

Berpedoman pada metode pengumpulan data tersebut di atas maka instrumen

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Butir

soal tes hasil belajar dibuat sama bentuk maupun isi soalnya.

F. Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh maka digunakan teknik analisis data

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

33

deskriptif komparatif yang digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa.

Dalam analisis dicari nilai rata-rata kelas, daya serap, dan ketuntasan belajar siswa

berdasarkan hasil yang diperoleh siswa dalam setiap siklus. Adapun teknik analisi

data tersebut adalah sebagi berikut

1. rata-rata kelas (M)

Prestasi belajar siswa dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan

menggunakan nilai rata-rata kelas (M) hasil tes dengan rumus :

∑XM =

N

Keterangan :M = Nilai rata-rata kelas∑X = Jumlah total skor siswaN = Jumlah siswa (Nurkancana, 1992)

2. Ketuntasan Belajar (KB)

Untuk analisis Ketuntasan Belajar (KB). Dengan rumus daya serap

dan ketuntasan belajar sebagai berikut:

Banyak siswa yang memperoleh nilai ≥ 65K B = X 100

N

Keterangan:

KB = Ketuntasan BelajarN = Jumlah siswa

(Depdikbud, 1994)

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

34

G. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan penelitian tindakan ini didasarkan pada pedoman

kriteria / Indikator keberhasilan prestasi belajar siswa, yaitu apa bila nilai rata-rata

kelas (M) minimal 65, dan ketuntasan belajar (KB) minimal 80.

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan April2016

sampai dengan bulan Mei 2016 pada siswa kelas V semester genap SD Negeri 6

Penyaringan tahun pelajaran 2015/2016 untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token.

A. Hasil Penelitian

1. Pada Prasiklus

Data hasil belajar pada prasiklus diambil dari nilai ulangan siswa pada

semester genap tahun ajaran 2015/2016. Setelah data terkumpul, yang dalam hal ini

berupa skor hasil belajar IPA, setelah dilakukan analisis data diketahui bahwa dari 23

siswa yang memperoleh nilai sesuai KKM sebanya 7 siswa dan 16 siswa masih

dibawah KKM. Nilai rata-rata kelas (M) 60.87 dan Ketuntasan Belajar (KB) 30.43

jika di bandingkan dengan keriteria keberhasilan masih belum memenuhi. Berikut ini

peneliti sajikan analisis data pra siklus kedalam bentuk tabel.

Tabel 4.1 Analisi Hasil Belajar Ipa Siswa Pada Prasiklus.

NONILAITES

FREKUENSI JUMLAHNILAI NO ABSEN SISWA KET

1 50 2 100 2, 18 BT

2 55 7 385 1, 5, 6, 8, 10, 12, 20 BT

3 60 7 420 4, 9, 13, 14, 16, 21, 23 BT

4 65 2 130 7, 22 T

5 70 3 210 11, 15, 19 T

6 75 1 75 17 T

7 80 1 80 3 T

N 23

∑ X 1400

Rata-rata 60.87Ketuntasan 30.43

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

36

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan maka dapat direfleksi

bahwa nili hasil belajar matetmatika siswa masih tergolong rendah dilihat dari analisi

data nilai ulangan harian sebelumnya diketahui rata- rata kelas 60.87, dan ketuntasan

belajar secara kelasikal 30.43, jika dibandingkan dengan keriteria yang ditentukan

masih belum memenuhi yaitu rata-rata kelas sesuai KKM harus ≥ 65 , daya serap dan

ketuntasan belajra ≥ 80.. Maka dari hasil observasi awal ini nilai hasil belajar IPA

harus ditingkatkan lagi agar memenuhi keriteria yang ditentukan. Untuk

memperbaiki hasil belajar ini maka perlu perbaikan yang dilakukan pada siklus

selanjutnya.

Untuk memperbaiki hasil belajar IPA siswa maka peneliti akan mencoba

mengunakan metode yang belum pernah peneliti gunakan. Melihat dari observasi

awal bahwa peneliti merasa dalam pembelajaran sebelumnya hanya mengunakan

metode ceramah dan jarang mengunakan media pembelajaran sehinga siswa kurang

aktif. Jadi dalam perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya peneliti akan

menerapkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token. Dengan

harapan siswa akan lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pada Siklus I

Pembicaraan pada siklus I, pelaksanaanya dibagi menjadi 4 tahapan, yakni

tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan pengukuran, dan

tahap refleksi. Masing-masing tahapan ini, akan dibahas secara rinci pada bagian

berikut.

a. Tahap perencanaan.

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

37

Perencanaan pembelajaran pada siklus I menggunakan dasar analisis hasil

pengukuran bidang studi IPApada prasiklus. Peneliti mengkaji-ulang (review)

mengenai RPP pada prasiklus dan skor hasil belajar IPAsiswa. Hasil review peneliti

terhadap RPP yang dikaitkan dengan jumlah siswa yang memperoleh skor di bawah

KKM menunjukkan bahwa metode ceramah yang diterapkan pada prasiklus kurang

cocok untuk mengomunikasikan materi ajar yang menuntut pemahaman konsep

secara konkret. Metode ceramah lebih banyak berperan untuk memahami konsep

secara abstrak. Padahal pemahaman konsep secara konkret merupakan base

philosophy untuk memahami konsep secara abstrak. Hal inilah yang menyebabkan

kebanyakan siswa mengalami miskonsepsi (misconception). Indikator dari siswa

mengalami miskonsepsi adalah sebanyak 16 siswa memperoleh skor IPAdi bawah

KKM.

Berpijak atas analisis RPP dan skor hasil belajar IPApada prasiklus, peneliti

merancang skenario pembelajaran dalam bentuk RPP untuk diimplementasikan pada

siklus I. Metode ceramah diganti dengan metode pembelajaran kooperatif tipe time

token. Mengenai perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP pada siklus I dapat

dikaji secara lengkap pada Lampiran 4b.

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan disesuaikan dengan

perencanaan yang telah disusun. Sesuai dengan jadwal yang telah disusun, penelitian

tindakan siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada pertemuan ketiga

dilaksanakan tes siklus untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Pelaksanaan

tindakan pada tiap pertemuan disajikan dalam tabel 4.2 berikut.

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

38

Tabel 4.2: Pemetaan Kompetensi Dasar pada Siklus IPertemuan Setandar Kompetensi Kompetensi Dasar

1 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifatcahaya

6.1.1Memahami peta konseptentang cahaya

6.1.2Menyebutkan sifat cahaya

2 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifatcahaya

6.1.3 Memahami sifat cermindatar, cermin cekung dancermin cembung.

6.1.4 6.1.4 Memahami bayangan yangterjadi pada cermin datar,cermin cekung, cermincembung.

3 UJIAN SIKLUS I

Fokus pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif

tipe time token adalah siswa aktif membangun pengetahuannya (student centered).

Hal ini dapat disaksikan pada aktivitas siswa saat mengerjakan tugas pada kelompok.

Melalui metode kooperatif tipe time token ini, dimaksudkan dapat mengurangi

miskonsepsi siswa, menambah aktivitas siswa dalam pembelajaran, meningkatkan

hubungan sosial, dan meningkatkan pemahaman konsep secara holistik.

c. Tahap pengamatan dan pengukuran.

Pengamatan (observation) terhadap pelaksanaan pembelajaran difokuskan

pada aktivitas siswa saat mengerjakan tugas pada kelompok dan keterampilan siswa

saat menyampaikan hasil tugasnya (peer teaching) pada kelompok. Hasil amatan

peneliti saat siswa mengerjakan tugas di kelompok masih terlihat dominasi siswa

yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan rendah

cenderung hanya mengadopsi pendapat dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi.

Saat menyampaikan hasil tugas pada kelompok, pihak yang menyajikan cenderung

masih gugup, tidak percaya diri, dan ada nuansa keragu-raguan terhadap apa yang

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

39

menjadi tanggungjawabnya. Pada saat mengerjakan tugas dalam kelompok, beberapa

siswa dalam kelompok masih bersikap acuh, pada saat diberi kesempatan untuk

bertanya mengenai hal yang belum dimengerti, siswa lebih banyak diam, beberapa

siswa yang belum terbiasa berbicara di kelas masih mengalami kesulitan dalam

menyampaikan pendapat/ide, jawaban, pertanyaan maupun sanggahan, siswa yang

aktif berbicara masih belum mampu berbagi aktif dengan teman yang lainnya. Hal

inilah yang menjadi indikator awal dari prediksi bahwa masih banyak siswa yang

mengalami miskonsepsi pada siklus I.Metode pembelajaran yang diterapkan pada

siklus I adalah metode pembelajaran kooperatif tipe time token .

Berdasarkan Tahapan pelaksanaan yang telah peneliti lakukan dari evaluasi

pembelajaran Siklus I, penulis dapat mengobservasi nilai hasil belajar IPA yang

diperoleh oleh masing-masing siswa. Hasil pengumpulan dan analisis data siklus I

peneliti paparkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.3: Analisi Data Prestasi Belajar IPA Siklus I

NONILAITES

FREKUENSI JUMLAHNILAI NO ABSEN SISWA KET

1 55 2 110 2, 6 BT2 60 3 180 1, 8, 14, BT3 65 6 390 4, 9, 10, 13, 18, 20 T4 70 4 280 5, 7, 12, 23 T5 75 3 225 11, 15, 16, T6 80 3 240 17, 21, 22 T7 85 2 170 3, 19 T

N 23∑ X 1595Rata-rata 69.35Ketuntasan 78.26

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan analisis data dari tahap observasi diatas tampak bahwa nilai rata-

rata kelas siklus I 69.35 sudah memenuhi keriteria. Itu artinya sebagian kecil pada

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

40

siklus ke I sudah lebih meningkat dari pada sebelum adanya perbaikan pembelajaran.

Namun dari ketuntasan belajar secara klasikal 78.26 masih belem memenuhi keriteria

ketuntasan 80, siswa yang mendapat nilai tuntas 18 orang dan yang belum tuntas 5

orang siswa. Jadi masih perlu diadakan tindakaan pada siklus II untuk

memaksimalkan nilai hasil belajar siswa.

Dari perbandingan skor pada prasiklus dan siklus I dapat dikatakan penerapan

metode pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkatkan hasil belajar

IPAsiswa. Namun demikian, karena indikator keberhasilan belum terpenuhi maka

penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan pada siklus II. Tidak terpenuhinya indikator

keberhasilan pada siklus I disebabkan oleh dua hal, yakni masih didominasinya

pelaksanaan diskusi pada kelompok oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi

dan siswa saat menyampaikan hasil tugasnya pada kelompok tidak percaya diri.

3. Pada Siklus II

Pembicaraan pada siklus II, pertelaannya dibagi menjadi 4 tahapan, yakni

tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan pengukuran, dan

tahap refleksi. Masing-masing tahapan ini, akan dibahas secara rinci pada bagian

berikut.

a. Tahap perencanaan

Perencanaan pembelajaran pada siklus II menggunakan dasar analisis hasil

pengukuran bidang studi IPA pada siklus I. Peneliti yang juga guru IPAkelas VSD

Negeri 6 Penyaringan mengkaji-ulang (review) mengenai RPP pada siklus I,

pelaksanaan tindakan, tahap refleksi, dan skor hasil belajar IPA siswa. Hasil review

peneliti terhadap RPP yang dikaitkan dengan jumlah siswa yang memperoleh skor di

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

41

bawah KKM berkonklusi bahwa indikator keberhasilan pelaksanaan tindakan kelas

(PTK) pada siklus I belum tercapai. Masih banyak siswa yang melakukan diskusi

pada kelompok hanya mengadopsi pendapat siswa yang dianggap memiliki

kemampuan tinggi dan saat menyampaikan hasil tugas pada kelompok tampak tidak

percaya diri. Hal inilah yang menyebabkan masih banyak siswa yang belum berhasil

meningkatan kemampuan di dalam memahami konsep IPA . Indikator dari siswa

yang belum berhasil meningkatan kemampuan di dalam memahami konsep IPA

adalah sebanyak 5 siswa dari 23 siswa.

Berpijak atas analisis RPP, pelaksanaan tindakan, tahap refleksi, dan skor

hasil belajar IPA pada siklus I, peneliti merancang skenario pembelajaran dalam

bentuk RPP untuk diimplementasikan pada siklus II. Metode pembelajaran

kooperatif tipe time token tetap digunakan, aktivitas siswa saat mengerjakan tugas

pada kelompok yang menuntut penggunaan media dan penggunaan literatur yang

sudah dirujuk sebelumnya ditekankan, dan peningkatan kepercayaan diri saat

menyampaikan hasil tugas pada kelompok. Penggunaan media sebagai konkretisasi

konsep dan penggunaan buku-buku yang dirujuk berperan sebagai abstraksi konsep.

Mengenai perencanaan pembelajaran dalam bentuk RPP pada siklus II dapat dikaji

secara lengkap pada Lampiran 7.

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Tindakan siklus II dilaksnanakan dalam 3x Pertemuan.. Materi ajar yang

dikomunikasikan adalah menggunakan sifat operasi hitung dengan berpatokan pada

RPP yang sudah disiapkan pada tahap perencanaan. Pelaksanaan tindakan pada tiap

pertemuan disajikan dalam tabel 4.4 berikut.

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

42

Tabel 4.4 Pemetaan Kompetensi Dasar IPA pada Siklus IIPertemuan Setandar Kompetensi Kompetensi Dasar

1 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

6.1.5 Memahami istilah daripemantulkan teratur,bayangan semu, bayangannyata, pembiasan, medium,garis normal, spektrum.

6.1.6 Menyebutkan contohperistiwa penguraian cahayadalam kehidupan sehari-hari.

2 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

6.1.7 Memahami bahwa bendaterlihat oleh mata karenabenda memantulkan cahaya

6.1.8 Memahami bahwa mata tidakdapat melihat benda yangsangat kecil.

6.1.9 Mengetahui cara menjagamata agar tidak rusak

6.1.10 Mengetahui cacat mata6.1.11 Menyebutkan alat-alat optik

yang lain3 UJIAN SIKLUS II

Fokus pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif

tipe time token adalah masing-masing siswa berani berbicara, mengungkapkan

pendapat, jawaban, pertanyaan, dalam pembelajaran.. Melalui metode kooperatif tipe

time token ini, dimaksudkan dapat mengurangi miskonsepsi siswa, menambah

aktivitas siswa dalam pembelajaran, meningkatkan hubungan sosial, dan

meningkatkan memahami konsep secara holistik.

Peneliti melakukan pengawasan saat siswa melakukan diskusi pada kelompok

dan saat menyampaikan hasil tugas pada kelompok. Melalui perhatian dan

pengawasan yang lebih ketat, siswa melakukan aktivitas belajar secara intens.

c. Tahap pengamatan dan pengukuran.

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

43

Pengamatan (observation) terhadap pelaksanaan pembelajaran

difokuskan pada aktivitas siswa saat mengerjakan tugas pada kelompok dan

keterampilan siswa saat menyampaikan hasil tugasnya (peer teaching) di kelompok.

Hasil amatan peneliti saat siswa mengerjakan tugas di kelompok sudah kelihatan

semua siswa berkontribusi terhadap tugas yang menjadi tanggungjawabnya, dan saat

menyampaikan hasil tugas pada kelompok, pihak yang menyajikan sudah tampak

percaya diri terhadap apa yang menjadi tanggungjawabnya. Dua hal inilah yang

menjadi indikator awal dari prediksi bahwa siswa yang belum berhasil meningkatan

kemampuan di dalam memahami konsep IPA pada siklus II dapat ditekan.Metode

pembelajaran yang diterapkan pada siklus II adalah metode pembelajaran kooperatif

tipe.

Berdasarkan Tahapan pelaksanaan yang telah peneliti lakukan dari evaluasi

pembelajaran Siklus II, penulis dapat mengobservasi nilai hasil belajar matematika

yang diperoleh oleh masing-masing siswa. Hasil pengumpulan dan analisis data

Siklus II peneliti paparkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.5: Analisi Data Hasil Belajar IPA Siklus II

NONILAITES

FREKUENSI JUMLAHNILAI NO ABSEN SISWA KET

1 60 4 240 5, 6, 14, 18 BT2 65 4 260 1, 2, 8, 13 T3 70 4 280 4, 9, 20, 21 T4 75 2 150 7, 23 T5 80 2 160 10, 11 T6 85 3 255 12, 15,16 T7 90 4 360 3, 17, 22 T

N 23∑ X 1705Rata-rata 74.13Ketuntasan 82.61

d. Tahap refleksi.

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

44

Tampak pada analisis data hasil belajar siklus II di atas siswa adanya

peningkatan yang sangat baik, bisa dilihat siswa yang memperoleh nilai tuntas/sesuai

KKM sebanyak 19 orang dan yang belum tuntas 4 orang. Dilihat dari rata-rata kelas

siklus II 74,13 dan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 82.61 sudah memenuhi

kreteria yang ditentukan.

Setelah permasalahan utama pada perbaikan pembelajaran pada siklus I dan

II dilaksanakan, penulis merasa puas dengan meningkatnya nilai siswa pada

pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus ke II dilihat ketuntasan belajar

secara kelasikal siswa yang sudah memenuhi KKM sebanyak 19 orang walu ada 4

siswa belum tuntas namun secara umum sudah mengalami peningkatan hasil belajar

yang signifikan.

B. Analisis Data

Oleh karena rumusan hipotesis tindakan pada Bab II menyatakan

perbandingan peningkatan skor hasil belajar IPA, maka analisis data dalam PTK ini

menggunakan analisis statistik deskriptif kuantitatif. Adapun rumusan hipotesis

tindakan alternatif (H1) adalah: penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe time

token dapat meningkatkan hasil belajar IPAsiswa.

Agar bisa dilakukan analisis data dengan statistik deskriptif kuantitatif, maka

hipotesis tindakan alternatif (H1) diubah menjadi hipotesis tindakan nol (Ho). Adapun

rumusan hipotesis tindakan nol (Ho) adalah: penerapan metode pembelajaran

kooperatif tipe time token tidak dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

45

Adapun hasil analisis statistik deskriptif kuantitatif, yakni melalui

perbandingan rerata skor hasil belajar IPA pada prasiklus, siklus I, dan siklus II,

dapat dikaji pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6: Perbandingan Rerata Skor Hasil Blajar IPAdari Prasiklus, Siklus I, danSiklus II

Nomor PerbandinganRerata dari:

Rerata Skor Poin Peningkatan

1. Prasiklus ke Siklus I 60.87 - 69.35 8.48 poin2. Siklus I ke Siklus II 69.35 - 74.14 4.79 poin

Dari perbandingan rerata (yakni dari prasiklus ke siklus I, dan dari siklus I ke

siklus II) ternyata terjadi peningkatan skor hasil belajar IPA, secara berurut sebesar

8.48 poin, dan 4.79 poin. Oleh karena ketiga perbandingan rerata skor hasil belajar

IPA siswa terjadi peningkatan maka hipotesis tindakan nol (Ho) ditolak. Dengan kata

lain, hipotesis tindakan alternatif (H1) diterima. Hal ini berarti penerapan metode

pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

C. Pembahasan

Pembahasan difokuskan pada variabel yang diteliti yaitu hasil belajar siswa

dalam pembelajaran IPA setelah penerapan model pmbelajaran kooperatif tipe time

token.Hasil analisis data menunjukkan penerapan metode pembelajaran kooperatif

tipe time token dapat meningkatkan hasil belajar IPAsiswa.

Temuan dalam penelitian ini adalah rerata skor hasil belajarIPA siswa dari

prasiklus (sebesar 60.87) ke siklus I (sebesar 69.35), dan ke siklus II (sebesar 74.13),.

Dan ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan dari prasiklus (sebesar

30.43), siklus I (sebesar 78.26) dan siklus II (sebesar 82.61), ternyata terjadi

peningkatan yang signifikan. Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan kedalam bentuk

tabel dan diagram batang di bawah ini.

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

46

Tabel 4.7: Data Hasil Belajar IPA dari Pra Siklus Sampai Siklus II

No Nilai tesPra siklus Siklus I Siklus II Ket

Frekuensi Jml Frekuensi Jml Frekuensi Jml1 50 2 100 - - - - BT2 55 7 385 2 110 - - BT3 60 7 420 3 180 4 240 BT4 65 2 130 6 390 4 260 T5 70 3 210 4 280 4 280 T6 75 1 75 3 225 2 150 T7 80 1 80 3 240 2 160 T8 85 - - 2 170 3 255 T9 90 - - - - 4 360 T

N = 23 23 23∑ X 1400 1595 1705Rata-rata 60.87 69.35 74.13Ketuntasan 30.43 78.26 82.61

Adanya peningkatan rata-rata, daya serap, dan ketuntasan hasil belajar pada

pra siklus dan tes akhir baik itu pada siklus I maupun siklus II juga dapat diamati

pada grafik histogram berikut ini.

Grafik 4.1. Peningkatan daya serap dan ketuntasan belajar pra siklus dengan tesakhir pada siklus I – II

Dari hasil penelitian ini diketahui beberapa temuan penting, diantaranya: (1)

meningkatnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA, (2) meningkatnya

hasil belajar IPA siswa, dan (3) terjadinya komunikasi yang multi arah, yakni antara

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.0090.00

Ketuntasan

30.43

46

Tabel 4.7: Data Hasil Belajar IPA dari Pra Siklus Sampai Siklus II

No Nilai tesPra siklus Siklus I Siklus II Ket

Frekuensi Jml Frekuensi Jml Frekuensi Jml1 50 2 100 - - - - BT2 55 7 385 2 110 - - BT3 60 7 420 3 180 4 240 BT4 65 2 130 6 390 4 260 T5 70 3 210 4 280 4 280 T6 75 1 75 3 225 2 150 T7 80 1 80 3 240 2 160 T8 85 - - 2 170 3 255 T9 90 - - - - 4 360 T

N = 23 23 23∑ X 1400 1595 1705Rata-rata 60.87 69.35 74.13Ketuntasan 30.43 78.26 82.61

Adanya peningkatan rata-rata, daya serap, dan ketuntasan hasil belajar pada

pra siklus dan tes akhir baik itu pada siklus I maupun siklus II juga dapat diamati

pada grafik histogram berikut ini.

Grafik 4.1. Peningkatan daya serap dan ketuntasan belajar pra siklus dengan tesakhir pada siklus I – II

Dari hasil penelitian ini diketahui beberapa temuan penting, diantaranya: (1)

meningkatnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA, (2) meningkatnya

hasil belajar IPA siswa, dan (3) terjadinya komunikasi yang multi arah, yakni antara

Ketuntasan Rata-rata Kelas

30.43

60.87

78.2669.35

82.6174.13

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

46

Tabel 4.7: Data Hasil Belajar IPA dari Pra Siklus Sampai Siklus II

No Nilai tesPra siklus Siklus I Siklus II Ket

Frekuensi Jml Frekuensi Jml Frekuensi Jml1 50 2 100 - - - - BT2 55 7 385 2 110 - - BT3 60 7 420 3 180 4 240 BT4 65 2 130 6 390 4 260 T5 70 3 210 4 280 4 280 T6 75 1 75 3 225 2 150 T7 80 1 80 3 240 2 160 T8 85 - - 2 170 3 255 T9 90 - - - - 4 360 T

N = 23 23 23∑ X 1400 1595 1705Rata-rata 60.87 69.35 74.13Ketuntasan 30.43 78.26 82.61

Adanya peningkatan rata-rata, daya serap, dan ketuntasan hasil belajar pada

pra siklus dan tes akhir baik itu pada siklus I maupun siklus II juga dapat diamati

pada grafik histogram berikut ini.

Grafik 4.1. Peningkatan daya serap dan ketuntasan belajar pra siklus dengan tesakhir pada siklus I – II

Dari hasil penelitian ini diketahui beberapa temuan penting, diantaranya: (1)

meningkatnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA, (2) meningkatnya

hasil belajar IPA siswa, dan (3) terjadinya komunikasi yang multi arah, yakni antara

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

47

guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa lainnya dalam satu kelompok, dan

antara siswa dengan siswa lainnya dalam kelompok yang berbeda dalam proses

pembelajaran dan (4) timbulnya pemerataan kesempatan bagi siswa dalam berbicara.

Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa penerapan model

pembelajaran koopertif tipe time token dalam pembelajaran IPA memberikan suasana

baru dalam kegiatan belajar, kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan, siswa

menjadi lebih antusias dalam mengikuti kegiatan belajar IPA, siswa lebih terpacu

dalam menyampaikan jawaban/pendapat/ pertanyaan, pelaksanaan diskusi menjadi

lebih terarah dan kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk menjawab

pertanyaan, menyampaikan ide/pendapat/gagasan maupun dalam menanggapi

jawaban dari teman menjadi lebih merata, dan dapat menumbuhkan sikap

menghargai pendapat orang lain, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Model pembelajaran kooperatif tipe time token terbukti menjamin keterlibatan

semua siswa. Meski telah terbukti mampu mencapai indikator keberhasilan yang

ditentukan dalam penelitian, namun demikian dalam pelaksanaannya masih

ditemukan beberapa kendala sebagai berikut: (1) tingkat pengetahuan siswa berbeda,

dan (2) waktu pembelajaran IPA yang relatif singkat (2x 35 menit). Waktu yang

singkat ini membuat peneliti tidak bisa menerapkan pembelajaran model

pembelajaran yang dilakukan secara maksimal.

Selain untuk meningkatkan kerjasama dan tanggung jawab dalam kelompok,

Arends (dalam Ibrahim, 2000) menyatakan tujuan lain dikembangkannya model

pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan hasil belajar akademik siswa.

Pernyataan tersebut memperkuat penelitian Slavin sehubungan dengan prestasi

akademik siswa. Hasil penelitian Slavin (dalam Ibrahim, 2000) menunjukkan bahwa

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

48

kelas kooperatif menunjukkan hasil belajar akademik yang signifikan lebih tinggi

dibandingkan dengan pembelajaran individual, termasuk mata pelajaran IPA. Salah

satu tipe yang digunakan dalam model pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini

adalah time token.

Time token merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung

jawab individual dalam diskusi kelompok (Sugihharto,2011). Lebih lanjut

Sugihharto (2011) menyatakan tipe time token merupakan salah satu pendekatan

structural dalam pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola

interaksi siswa dan meningkatkan perolehan hasil akademik.

Temuan dalam penelitian telah membuktikan bahwa hasil belajar IPA siswa

dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token.

Dalam kelompok siswa dapat bekerjasama menemukan konsep-konsep maupun

hubungan-hubungan antar konsep yang sulit dalam IPA. Keterlibatan seluruh siswa

dalam penemuan konsep maupun penyelesaian tugas dalam kelompok membuat

informasi yang diperoleh siswa melekat kuat dalam memori pikiran mereka. Selain

itu, kesempatan yang merata bagi siswa dalam menyampaikan pendapat dalam

kegiatan belajar terbukti dapat memfokuskan perhatian siswa pada kegiatan belajar

yang sedang berlangsung. Terfokusnya perhatian siswa dan melekat kuatnya

informasi yang diperoleh siswa mengenai konsep IPA yang dipelajarainya

berpengaruh pada hasil belajar, sehingga dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe time token hasil belajar IPA siswa dapat ditingkatkan.

Dibalik kendala yang dijumpai, model pembelajaran kooperatif tipe time

token telah memberikan sumbangan positif terhadap pembelajaran IPA, tidak hanya

berdampak positif meningkatkan hasil akademik tetapi juga berdampak positif dalam

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

49

aspek sosial, seperti meningkatkan kemampuan berkomunikasi, meningkatkan

tanggung jawab, mampu menghargai pendapat yang disampaikan oleh orang lain,

dan dapat meningkatkan disiplin diri. Dengan demikian maka tindakan ini cocok

untuk ditindaklanjuti dalam pembelajaran berikutnya.

Hasil penelitian terkait hasil belajar mendukung hasil penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Fitriyastutik, Heni (2012). Hasil penelitian yang berjudul: upaya

meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode time token pada mata pelajaran IPA

pada kelas IV SD Negeri 02 Pule Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri tahun

ajaran 2011/2012 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa pada

pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang mengalami peningkatan hasil

belajar IPA khususnya pokok bahasan Bangun Ruang Kubus dan Balok setelah

diterapkan strategi time token dari 38,09 % pada pra siklus; 47, 6 % pada siklus I

pertemuan 1; 52,28 % pada siklus I pertemuan 2; 71,42 % pada siklus II; dan 85,71%

pada siklus III. Penelitian lain yang juga sejalan dengan penelitian ini adalah

peneitian Haikal Nurseha yang berjudul: Penerapan model pembelajaran kooperatif

time token untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu

Kelas VII-SMP N 1 Kuta Baroe. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan

menggunakan strategi time token dapat meningkatkan hasil belajar siswa, tidak hanya

dalam mata pelajaran IPA melainkan dapat diterapkan pada mata pelajaran selain

IPA.

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

50

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dan hasil yang diperoleh

setelah pelaksanaan penelitian, diperoleh simpulan sebagai berikut.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token dapat meningkatkan hasil

belajar IPA tentang Cahaya siswa kelas V SD Negeri 6 Penyaringan Semester Genap

Tahun Pelajaran 2015/2016. Kesimpulan tersebut didungkung oleh hasil belajar

siswa jika dilihat dari Rerata skor hasil belajar IPA siswa dari prasiklus (sebesar

60.87) ke siklus I (sebesar 69.35), dan Siklus II (sebesar 74.13). dan ketuntasan

belajar siswa meningkat berturut-turut dari pra siklus 30.43, siklus I 78.26 dan siklus

II 82.61. Jika dibandingkan dengan keriteria keberhasilan pada siklus II sudah

memenuhi rata-rata kelas melebihi KKM diatas 65 dan kentuntasan belajar juga lebih

dari 80. Maka dapat dikatakan penelitian ini telah berhasil.

B. Saran dan Tindak Lanjut

Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat beberapa hal yang sebaiknya

dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa antara lain:

1. Kepada siswa, agar mengikuti penjelasan dan petunjuk guru, aktif dalam kegiatan

diskusi, berani mengkomunikasikan jawaban/pendapat/pertanyaan maupun

sanggahan, berperan aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas baik secara kelompok

maupunindividu.

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

51

2. Kepada guru, agar dapat mengembangkan model pembelajaran ini pada pokok

bahasan lainnya dalam mata pelajaran IPA maupun mata pelajaran lainnya. Guru

juga diharapkan dapat membiasakan siswa berani berbicara menyampaikan

jawaban/pendapat/pertanyaan maupun sanggahan, walaupun dalam

penyampaiannya masih kurang tepat.

3. Kepada kepala sekolah selaku pemegang kebijaksanaan di sekolah, agar

penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

kebijakan-kebijakan bagi sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan

mutu pendidikan, dan senantiasa memotivasi guru-guru untuk mengadakan

inovasi-inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran.

4. Kepada peneliti lain, terlebih lagi bagi yang berminat mengadakan penelitian lebih

lanjut mengenai model pembelajaran kooperatif tipe time token agar dapat

memilih atau mempertimbangkan model pembelajaran maupun metode

pembelajaran dalam laporan ini yang tepat digunakan guna memperoleh

peningkatan kualitas belajar siswa, baik itu menyangkut aktivitas belajar, hasil

belajar, pemahaman konsep, berpikir kritis dan lain sebagainya serta untuk

meneliti aspek atau variabel lain yang diduga memiliki kontribusi terhadap

konsep-konsep dan teori-teori tentang pembelajaran.

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

52

DAFTAR PUSTAKA

Artini, Ketut. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa”.Makalah yang Disampaikan dalam Seminar Ilmiah yang Diselenggarakan OlehDisdikpora Provinsi Bali, Tanggal 14-16 Juli 2011.

Abimanyu, Soli, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Dirjendikti Depdiknas.

Aisyah, Nyimas, dkk. 2008. Pengembangan Pelajaran IPA SD. Jakarta:Dirjendikti Depdiknas.

Astawan, I Gede. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Buku tidak diterbitkan.

Deden. 2010. “Metode Example non Example dan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD.”Tersedia pada http://dedenbinlaode.blogspot.com / 2010/11/ metode-example-non-example-dan-hasil html (diakses pada tanggal 20 Desember 2011).

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fitriyastutik, Heni. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan MetodeTime token pada Mata Pelajaran IPA pada Kelas IV SD Negeri 02 PuleKecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.Skripsithesis (tidak diterbitkan). Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

-------. 2004. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesha Press

Infu5. 2011. “Model Pembelajaran Time token Arends 1998”. Tersedia pada:http://Rumahdesakoe.blogspot.com/2011/05/Model-Pembelajaran-Time-Token-Arends.html (diakses Pada Tanggal 9 September 2012).

Nurman. 2012. “Pengertian dan Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)”,Dalam http://nurmanspd.wordpress.com/2009/09/08/kriteria-ketuntasan-minimal-kkm/, Diakses Tanggal, 20 Desember 2012.

Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Mengaplikasikan Metode Pembelajaran KooperatifLearning. Makalah yang Disampaikan pada Seminar Rutin Unipas, Tanggal24 Maret 2004.

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

53

Riyatno, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai referensi bagiPendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan

Berkualitas. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajan Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.

Sugihharto. 2011. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token. Tersediapada: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2162650-pengertian-pembelajaran-kooperatif-tipe-time/. Diakses pada tanggal 28Mei 2012.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning:Teori dan Aplikasi PAIKEM .Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia BuanaPustaka.

Suherman, Erman dan Udin.S Winataputra. 1992. Strategi Belajar Mengajar IPA.Jakarta: Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003.Jakarta.

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF · PDF filei penerapan model pembelajaran kooperatif tipe time token untuk meningkatkan hasil belajar ipa dalam materi cahaya pada siswa kelas

54

Lampiran-ampiran