PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat...

105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V SDN 1 BALEPANJANG KECAMATAN JATIPURNO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI MAREKA YO SHINTA K7108175 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Mei 2012

Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat...

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PADA SISWA KELAS V SDN 1 BALEPANJANG KECAMATAN JATIPURNO

KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

MAREKA YO SHINTA

K7108175

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Mei 2012

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mareka Yo Shinta

NIM : K7108175

Jurusan/Program Studi : IP/Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN

PENGUASAAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS

V SDN 1 BALEPANJANG KECAMATAN JATIPURNO KABUPATEN

ini benar-benar merupakan

hasi karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Mei 2012

Yang membuat pernyataan

Mareka Yo Shinta

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PADA SISWA KELAS V SDN 1 BALEPANJANG KECAMATAN JATIPURNO

KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

MAREKA YO SHINTA

K7108175

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Mei 2012

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 16 Mei 2012

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Usada, M.Pd Karsono, S.Sn., M.Sn

NIP 195109081980031002 NIP 198007062008121003

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Jumat

Tanggal : 25 Mei 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd _________________

Sekretaris : Drs. Chumdari, M.Pd _________________

Anggota I : Drs. Usada, M.Pd _________________

Anggota II : Karsono, S.Sn., M.Sn _________________

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP 196007271987021001

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

MOTTO

Pelajarilah ilmu dan mengajarlah kamu, rendahkanlah dirimu terhadap guru-

gurumu dan berlakulah lemah lembut terhadap murid-

(Terjemah: H.R Tabrani)

(Albert Einstein)

-

(Arai, Sang Pemimpi)

(Penulis)

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

tercinta (Bapak Haru Eko Tono dan Ibu Satiyem)

Yang telah memberikan kasih sayang dengan tulus, mendoakanku di setiap

langkahku, dan bekerja keras tanpa mengenal lelah. Terima kasih bapak, terima

kasih ibu. Tak ada yang seindah cinta dan kasih sayang kalian.

-teman seperjuangan S1 PGSD UNS angkatan 2008,

Terima kasih untuk kebersamaan dan kenangan yang tak kan terlupakan.

terku tercinta

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

ABSTRAK

Mareka Yo Shinta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V SDN 1 BALEPANJANG KECAMATAN JATIPURNO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mei 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep sifat-sifat cahaya melalui penerapan model pembelajaran guided inquiry pada siswa kelas V SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Jumlah siswa yang diteliti adalah 35 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Validitas data yang digunakan adalah validitas isi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif, dengan langkah-langkah antara lain: mengolah data, penyajian, analisis, dan simpulan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa nilai rata-rata siswa pada saat prasiklus adalah 43,07 dengan persentase ketuntasan klasikal 22,86%. Pada siklus I meningkat menjadi 62,11 dengan persentase ketuntasan klasikal 45,71%. Kemudian pada siklus II meningkat menjadi 73,34 dengan persentase ketuntasan klasikal 77,14%.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan penguasaan konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dengan meningkatnya penguasaan konsep sifat-sifat cahaya dari sebelum dan sesudah dilaksanakannya tindakan.

Kata kunci: guided inquiry, penguasaan konsep, sifat-sifat cahaya

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

ABSTRACT

Mareka Yo Shinta. THE APPLICATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE THE MASTERY OF CHARACTERISTIC OF LIGHT CONCEPT IN THE FIFTH GRADE STUDENTS OF SDN 1 BALEPANJANG JATIPURNO SUB DISTRICT OF WONOGIRI REGENCY IN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Script. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. May 2012.

The purpose of this research is to improve the mastery of characteristic of light concept through the application model of guided inquiry learning in the fifth grade students of SDN 1 Balepanjang Jatipurno Sub district of Wonogiri Regency in academic year 2011/2012.

This research is classroom action research and consisting of two cycles, each of which consist of four stages: planning, action, observation, and reflection. The subject of research was the fifth grade students of SDN 1 Balepanjang Jatipurno Sub district of Wonogiri Regency in academic year 2011/2012. The fifth students numbered 35 students, consisting of 16 male and 19 female. Technique of the data collecting included observation, interview, documentation, and test. The validity of data is used content validity. Then, the technique of data analysis that the researcher used is comparation descriptive and consisting of processing of data, presenting the data, analyzing the data, and concluding the data.

Based on the research that have been conducted, known that the average value of students in precycles was 43,07 with a percentage classical completeness of 22,86%. In cycles I, the average value of students rising to 62,11 with a percentage classical completeness of 45,71% . Then, in cycles II the average value of students rising again become 73,34 with a percentage classical completeness of 77,14%.

Therefore, can concluded that application model of guided inquiry learning can improve the mastery of characteristic of light concept in fifth grade students of SDN 1 Balepanjang Jatipurno Sub district of Wonogiri Regency in academic year 2011/2012. It is proven on the condition before and after the action.

Keyword: guided inquiry, mastery of concept, the characteristic of light

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menye PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN

PENGUASAAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V

SDN 1 BALEPANJANG KECAMATAN JATIPURNO KABUPATEN

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini

tidak telepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagi pihak. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu

Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Drs. Usada, M.Pd., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan arahan

dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Karsono, S.Sn., M.Sn., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan

arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri,

yang telah memberikan ijin pada peneliti untuk mengadakan penelitian di

SDN 1 Balepanjang.

7. Widayati, A.Ma., selaku Guru Kelas V SDN 1 Balepanjang, yang telah

memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

8. Para siswa SDN 1 Balepanjang yang telah bersedia untuk berpartisipasi

dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan penulis. Meskupin demikian, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umunya.

Surakarta, Mei 2012

Penulis

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

ABSTRACT ....................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................... x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 6

A. Tinjauan ....................................................... 6

1. Tinjauan Pustaka tentang Penguasaan Konsep Sifat-Sifat

Cahaya ................................................................................... 6

a. Hakikat Penguasaan Konsep ........................................... 6

b. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ................ 8

1) Pengertian IPA ......................................................... 8

2) Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ............ 9

3) Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar 10

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

4) Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di Sekolah

Dasar ........................................................................ 12

c. Hakikat Sifat-Sifat Cahaya ............................................. 12

1) Pengertian Cahaya ................................................... 12

2) Sifat-sifat Cahaya ..................................................... 12

2. Tinjauan Pustaka tentang Model Pembelajaran Guided

Inquiry .................................................................................. 17

a. Hakikat Model Pembelajaran .......................................... 17

1) Pengertian Belajar .................................................... 17

2) Pengertian Pembelajaran .......................................... 18

3) Pengertian Model Pembelajaran .............................. 19

b. Hakikat Model Pembelajaran Inkuiri ............................. 20

1) Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri .................. 20

2) Ciri-Ciri Model Pembelajaran Inkuiri ...................... 22

3) Tingkatan Pembelajaran Inkuiri ............................... 23

c. Hakikat Model Pembelajaran Guided Inquiry ............... 24

1) Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry ..... 24

2) Langkah-langkah Model Pembelajaran Guided

Inquiry ...................................................................... 26

3) Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran

Guided Inquiry ......................................................... 27

B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 28

C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 31

D. Hipotesis Penelitian .................................................................. 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 32

1. Tempat Penelitian ................................................................ 32

2. Waktu Penelitian .................................................................. 32

B. Subyek dan Objek Penelitian ...................................................... 33

C. Data dan Sumber Data ............................................................... 33

D. Pengumpulan Data ..................................................................... 33

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

E. Uji Validitas Data ...................................................................... 35

F. Analisis Data ............................................................................... 36

G. Indikator Kinerja Penelitian ....................................................... 37

H. Prosedur Penelitian ..................................................................... 37

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ................................. 43

A. Deskripsi Prasiklus ..................................................................... 43

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................. 43

2. Deskripsi Kondisi Awal ....................................................... 44

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ....................................... 46

1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I ....................................... 46

a. Tahap Perencanaan ........................................................ 47

b. Tahap Pelaksanaan ......................................................... 48

c. Tahap Observasi ............................................................. 53

d. Tahap Refleksi ............................................................... 57

2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II ...................................... 61

a. Tahap Perencanaan ........................................................ 61

b. Tahap Pelaksanaan ......................................................... 63

c. Tahap Observasi ............................................................. 68

d. Tahap Refleksi ............................................................... 72

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ................................. 75

D. Pembahasan ................................................................................ 77

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ........................................ 83

A. Simpulan .................................................................................... 83

B. Implikasi .................................................................................... 83

C. Saran .......................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 85

LAMPIRAN ....................................................................................................... 89

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

4.1 Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V pada Kondisi Prasiklus ............................................................................ 45

4.2 Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V pada Siklus I ........................................................................................... 56

4.3 Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V pada Siklus II .......................................................................................... 71

4.4 Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II .................................................... 76

4.5 Data Frekuensi Nilai Siswa Pada Tiap Pertemuan Siklus I (Pertemuan I, II, dan III) ........................................................................................................ 79

4.6 Data Frekuensi Nilai Siswa Pada Tiap Pertemuan Siklus II (Pertemuan I, II, dan III) ................................................................................................... 81

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

2.1 Pemantulan Cahaya ...................................................................................... 14

2.2 Bagan Cermin Datar .................................................................................... 15

2.3 Bagan Cermin Cekung ................................................................................. 15

2.4 Bagan Cermin Cembung .............................................................................. 16

2.5 Skema Pembiasan Cahaya ........................................................................... 16

2.6 Bagan Komplesitas Setting Belajar dan Pembelajaran ................................ 18

2.7 Alur Kerangka Berpikir Dengan Model Pembelajaran Guided Inquiry ....... 31

3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ................................................................... 38

3.2 Bagan Prosedur Penelitian ........................................................................... 39

4.1 Histogram Nilai Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya pada Kondisi Prasiklus ..................................................................................................... 46

4.2 Histogram Nilai Tes Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas

V pada Siklus I ........................................................................................... 57

4.3 Histogram Nilai tes penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V pada Siklus II ............................................................................................... 72

4.4 Histogram Perbandingan Nilai Tes Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Pada Siswa Kelas V pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ........................ 77

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian .................................................. 90

2 Hasil Wawancara Untuk Guru Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Guided Inquiry .......................................................................................... 91

3 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Awal Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya ....................................................................................................... 93

4 Lembar Penilaian Kemampuan Awal ....................................................... 95

5 Kunci Jawaban Lembar Penilaian Kemampuan Awal .............................. 97

6 Daftar Nilai Kemampuan Awal Konsep Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN 1 Balepanjang ............................................................................... 99

7 Silabus Siklus I ......................................................................................... 101

8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................................ 104

9 Materi Ajar Cahaya dan Sifat-sifatnya ..................................................... 118

10 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa 1 Siklus I Pertemuan I .............................. 126

11 Lembar Kerja Siswa 1 ............................................................................... 128

12 Kisi-kisi Soal Tes Siklus I Pertemuan 1 Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya ....................................................................................................... 130

13 Lembar Penilaian Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siklus I Pertemuan 1 .............................................................................................. 132

14 Kunci Jawaban Lembar Penilaian Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siklus I Pertemuan 1 ................................................................................. 133

15 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa II Siklus I Pertemuan 2 ............................. 134

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

16 Lembar Kerja Siswa II .............................................................................. 136

17 Kisi-kisi Soal Tes Siklus I Pertemuan 2 Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya ....................................................................................................... 139

18 Lembar Penilaian Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siklus I Pertemuan 2 .............................................................................................. 141

19 Kunci Jawaban Lembar Penilaian Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siklus I Pertemuan 2 ................................................................................. 142

20 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa III Siklus I Pertemuan 3 ............................ 143

21 Lembar Kerja Siswa III ............................................................................. 145

22 Kisi-kisi Soal Tes Siklus I Pertemuan 3 Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya ....................................................................................................... 147

23 Lembar Penilaian Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siklus I Pertemuan 3 ............................................................................................. 149

24 Kunci Jawaban Lembar Penilaian Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siklus I Pertemuan 3 ................................................................................. 150

25 Silabus Siklus II ........................................................................................ 151

26 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................................... 155

27 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa 1 Siklus II Pertemuan I ............................. 170

28 Lembar Kerja Siswa I ............................................................................... 172

29 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa II Siklus II Pertemuan I ............................ 173

30 Lembar Kerja Siswa II .............................................................................. 175

31 Kisi-kisi Soal Tes Siklus II Pertemuan I Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya ....................................................................................................... 177

32 Lembar Penilaian Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siklus II Pertemuan 1 .............................................................................................. 181

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xix

33 Kunci Jawaban Lembar Penilaian Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siklus II Pertemuan 1 ................................................................................ 183

34 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa III Siklus II Pertemuan 2 .......................... 185

35 Lembar Kerja Siswa III ............................................................................. 187

36 Kisi-kisi Soal Tes Siklus II Pertemuan 2 Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya ....................................................................................................... 190

37 Lembar Penilaian Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siklus II Pertemuan 2 .............................................................................................. 193

38 Kunci Jawaban Lembar Penilaian Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siklus II Pertemuan 2 ................................................................................ 196

39 Kisi-kisi Lembar kerja Siswa IV Siklus II Pertemuan 3 ........................... 198

40 Lembar Kerja Siswa IV ............................................................................ 200

41 Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa V Siklus II Pertemuan 3 ........................... 201

42 Lembar Kerja Siswa V .............................................................................. 203

43 Kisi-kisi Soal Tes Siklus II Pertemuan 3 Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya ....................................................................................................... 205

44 Lembar Penilaian Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siklus II Pertemuan 3 .............................................................................................. 209

45 Kunci Jawaban Lembar Penilaian Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siklus II Pertemuan 3 ................................................................................ 211

46 Daftar Nilai Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V Siklus I ...................................................................................................... 213

47 Daftar Nilai Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V Siklus II ..................................................................................................... 215

48 Pedoman Penilaian Kinerja Guru .............................................................. 217

49 Lembar Penilaian Kinerja Guru ................................................................ 222

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xx

50 Lembar Penilaian Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 .............................. 224

51 Lembar Penilaian Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 .............................. 226

52 Lembar Penilaian Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 3 .............................. 228

53 Lembar Penilaian Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1 ............................ 230

54 Lembar Penilaian Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2 ............................ 232

55 Lembar Penilaian Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 3 ............................ 234

56 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa ........................................................ 236

57 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I .......................................... 239

58 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ......................................... 241

59 Hasil Wawancara Dengan Guru Setelah Diterapkan Model Pembelajaran Guided Inquiry .......................................................................................... 245

60 Lembar Jawaban Siswa ............................................................................. 247

61 Dokumentasi Siklus I ................................................................................ 253

62 Dokumentasi Siklus II ............................................................................... 255

63 Foto Lokasi Penelitian .............................................................................. 257

64 Denah Bangunan SDN 1 Balepanjang ...................................................... 258

65 Denah Tempat Duduk Kelas V SDN 1 Balepanjang ................................ 260

66 Data Guru dan Karyawan SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri ................................................................................. 261

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang

lingkungan sekitar manusia yang objeknya adalah benda-benda alam. Dapat juga

lam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari

alam dengan segala isinya atau secara sederhana merupakan suatu kumpulan

pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam (Sukardjo, dkk.,

2005: 1). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) identik dengan pengamatan, pemikiran,

penalaran, dan eksperimen yang kemudian bermuara pada suatu kesimpulan.

Dalam IPA terdapat 3 hal utama, yaitu: proses (usaha manusia memahami alam

sekitar), prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan produk

(kesimpulannya betul) (Sutrisno, Kresnadi, dan Kartono, 2007: 1.19).

Di Sekolah Dasar, proses pembelajaran IPA seharusnya berupaya

membangkitkan minat anak untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif.

Namun dalam kenyataannya, proses pembelajaran IPA tidak dapat

mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kreatif, karena strategi

pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam setiap proses

pembelajaran di dalam kelas. Umumnya siswa hanya dituntut untuk menghafal

berbagai materi bukan untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki. Seperti

yang dikemukakan Barba (1998: 6), When science is taught in the elementary

school, it is taught from textbooks rather than as a hands-on, inquiry-based

Pendapat Barba di atas dapat diartikan bahwa pada tingkat

sekolah dasar kebanyakan ilmu pengetahuan alam diambil dari buku sumber

bukan dari kegiatan praktikum maupun pembelajaran yang berbasis penyelidikan.

Hal ini jelas tidak sejalan dengan prinsip IPA yang identik dengan berpikir dan

bereksperimen untuk menemukan suatu kesimpulan atau pengetahuan baru.

Proses pelaksanaan pembelajaran IPA di SDN 1 Balepanjang tidak begitu

jauh dengan kenyataan di atas. Sebenarnya di SDN 1 Balepanjang sudah diselingi

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2 dengan sedikit eksperimen, tetapi ceramah tetap menjadi pilihan utama. Padahal

dalam upaya penanaman konsep pada siswa, kegiatan ceramah tidak cukup

menunjang. Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan

untuk berpikir dan terlibat secara aktif dalam menemukan konsep dari fakta-fakta

yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan guru. Hal ini karena pelatihan dan

pembiasan siswa untuk terampil berpikir dan terampil secara fisik merupakan

syarat untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA yang lebih besar, yaitu

tercapainya keterampilan proses IPA dan terbentuknya sikap ilmiah.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Widayati, A.Ma selaku guru kelas V

SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri, diperoleh data

bahwa sebagian besar siswa belum dapat menguasai konsep sifat-sifat cahaya

dengan baik. Di samping itu, berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti

juga menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di SDN 1 Balepanjang belum mampu

membangkitkan kemampuan anak untuk berpikir kreatif. Hal tersebut diperkuat

lagi dengan perolehan nilai pada tes kemampuan awal siswa tentang sifat-sifat

cahaya yang masih rendah. Dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang

ditetapkan yaitu 67, dari 35 siswa hanya 8 siswa yang nilainya berada di atas

KKM (22,86%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 99.

Permasalahan tersebut salah satunya adalah akibat dari aktivitas guru

dalam proses pembelajaran yang masih mendominasi. Guru dominan dalam

penyampaian materi, sedangkan siswa hanya mendengar dan mencatat materi

yang disampaikan sehingga siswa lebih cepat bosan. Hal tersebut menyebabkan

siswa hanya sebatas tahu tanpa bisa memahami ataupun menguasai karena

pengetahuan yang mereka peroleh tidak melekat erat dalam diri mereka. Oleh

karena itu, penguasaan konsep sifat-sifat cahaya perlu ditingkatkan, karena konsep

sifat-sifat cahaya mendasari materi alat optik dan merancang karya atau model

dengan menerapkan sifat cahaya.

Berdasarkan permasalahan yang timbul, maka guru perlu meningkatkan

penguasaan konsep siswa pada materi cahaya dan sifat-sifatnya. Salah satu

alternatif yang dapat dilakukan untuk memcahkan masalah tersebut adalah dengan

penerapan model pembelajaran guided inquiry. Asas penerapan model

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3 pembelajaran guided inquiry adalah siswa dibimbing secara hati-hati untuk

menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapkan kepadanya.

Aktivitas siswa yang demikian, dapat mengkondisikan siswa sebagai

subjek belajar dan diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri pada siswa.

Di samping itu, siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran,

tetapi mereka juga dapat menemukan pengetahuan yang baru ataupun

membuktikan pengetahuan yang telah mereka miliki. Dalam hal ini, aktivitas

pembelajaran biasanya diawali dengan proses tanya jawab antara guru dan siswa.

Oleh karena itu, keterampilan guru dalam teknik bertanya sangat penting untuk

membimbing siswa-siswanya melakukan semua kegiatan yang telah

direncanakan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar, guru harus

membimbing langkah demi langkah menuju kesimpulan. Pertanyaan-pertanyaan

guru memegang peranan penting dalam pembelajaran guided inquiry. Oleh karena

itu, dianjurkan agar guru mengajukan pertanyaan yang meminta siswa untuk

berpikir. Proses pembelajaran guided inquiry sendiri dimulai dengan menemukan

masalah, membuat hipotesis, melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis, dan

menarik kesimpulan sementara.

Kelebihan dari model pembelajaran guided inquiry adalah memberi

kesempatan pada siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya,

menimbulkan gairah belajar pada siswa, memungkinkan pengetahuan yang

diperoleh dapat melekat erat pada diri siswa, dan dapat menimbulkan sikap

percaya diri pada siswa. Dengan demikian penerapan model pembelajaran guided

inquiry pada pembelajaran IPA khususnya pokok bahasan sifat-sifat cahaya,

diharapkan memberikan pengalaman yang bermakna pada siswa terutama siswa

kelas V.

Bertolak dari permasalahan yang ada di lapangan dan keinginan untuk

meningkatkan penguasaan konsep sifat-sifat cahaya, peneliti tertarik untuk

Penerapan Model Pembelajaran Guided

Inquiry Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Sifat-Sifat Cahaya Pada

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4 Siswa Kelas V SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten

Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: apakah penerapan model pembelajaran

guided inquiry dapat meningkatkan penguasaan konsep sifat-sifat cahaya pada

siswa kelas V SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri

Tahun Pelajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu:

untuk meningkatkan penguasaan konsep sifat-sifat cahaya melalui penerapan

model pembelajaran guided inquiry pada siswa kelas V SDN 1 Balepanjang

Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari hasil penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti yang akan memperbaiki dan

mengembangkan kualitas pembelajaran serta melakukan penelitian, khususnya

yang berkenaan dengan penerapan model pembelajaran guided inquiry untuk

meningkatkan penguasaan konsep sifat-sifat cahaya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan konsep-konsep

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya materi Cahaya dan Sifat-

sifatnya.

2) Memberikan pengalaman agar siswa dapat memanfaatkan sifat-sifat

cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

b. Bagi Guru

1) Sebagai pertimbangan guru dalam memilih model pembelajaran yang

tepat dan menarik yang akan digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar.

2) Memberikan pengetahuan dan informasi bagi guru untuk

menggunakan model pembelajaran inkuiri sebagai suatu alternatif

dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

c. Bagi Sekolah

1) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta

kondusifnya iklim pendidikan di sekolah, khususnya pembelajaran IPA

dan seluruh mata pelajaran di sekolah pada umumnya.

2) Sebagai masukan dalam mengefektifkan pengelolaan KBM sehingga

dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan.

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas dua hal, yaitu tinjauan pustaka

tentang penguasaan konsep sifat-sifat cahaya dan model pembelajaran guided

inquiry.

1. Tinjauan Pustaka tentang Penguasaan Konsep Sifat-Sifat Cahaya

a. Hakikat Penguasaan Konsep

Banyak ahli yang mendefinisikan tentang pengertian konsep.

Menurut Sukardjo, dkk (2005: 10), konsep adalah ide atau gagasan yang

diabstraksikan atau digeneralisasikan dari pengalaman. Sedangkan Dahar

(2011: 63) mengemukakan bahwa konsep merupakan suatu abstraksi

mental yang mewakili satu kelas stimulus. Sejalan dengan hal tersebut,

Winkel (2005: 92) menuliskan bahwa pengertian/konsep adalah satuan arti

yang mewakili sejumlah obyek yang memiliki ciri-ciri yang sama.

Dari pendapat ketiga ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

pendapat Sukardjo dkk, definisi konsep menitikberatkan pada abstraksi

dari pengalaman yang terjadi pada seseorang. Sedangkan menurut Dahar

dan Winkel, konsep lebih cenderung pada suatu abstraksi yang mewakili

sejumlah obyek.

Mengacu pada pendapat ketiga ahli tersebut, peneliti lebih

cenderung sependapat dengan Sukardjo dkk. Hal ini disebabkan dalam

penelitian ini menitikberatkan pada pengertian bahwa suatu konsep yang

diperoleh siswa berasal dari suatu pengalaman yang bermakna.

Disamping itu, menurut Ellis (1998: 112)., concept is an

intellectual tool that provides its user with generalizable ways of dealing

with reality . Berdasarkan pendapat Ellis dapat dijabarkan bahwa konsep

merupakan sebuah alat intelektual yang digunakan untuk menjabarkan

suatu hal nyata yang kemudian dihubungkan dengan hal yang ada dalam

pikiran penggunanya. Pendapat ini mendukung pendapat Sukardjo dkk,

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

bahwa suatu konsep diperoleh berdasarkan hal nyata yang dialami individu

untuk kemudian dihubungkan dengan hal yang ada dalam pikiran individu

tersebut.

Selanjutnya, Klausmeier mengemukakan empat tingkat pencapaian

konsep, mulai dari tingkat konkret ke tingkat formal (Dahar, 2011 : 70).

Tingkat konkret dapat dicapai oleh siswa apabila siswa telah mengenal

benda yang telah dihadapinya sebelumnya, kemudian mengamati dan

mampu membedakan benda tersebut dari stimulus-stimulus sekitarnya.

Tingkat identitas akan dicapai siswa apabila tiga tingkat konkret yaitu

kemampuan mengamati, membedakan, dan mengingat dikuasai oleh siswa

yang selanjutnya digunakan sebagai landasan untuk membuat generalisasi.

Tingkat klasifikasi akan dicapai apabila siswa mampu mengenal dua

contoh yang berbeda dari kelas yang sama. Tingkat formal, sebagai tingkat

paling tinggi pada tingkat pencapaian konsep. Tingkat ini akan diperoleh

siswa apabila ketiga tingkat di atas sudah dikuasai oleh siswa.

Hamalik mengemukakan tujuh langkah yang perlu diikuti dalam

mengajarkan konsep. Langkah pertama, tetapkan perilaku yang diharapkan

diperoleh oleh siswa setelah mempelajari konsep (Hamalik, 2010: 166).

Perilaku yang diharapkan mengacu pada kemampuan siswa untuk

mengidentifikasi dengan tepat contoh-contoh konsep yang baru. Langkah

kedua, mengurangi banyaknya atribut yang terdapat dalam konsep yang

kompleks dan menjadi atribut-atribut penting dominan (Hamalik, 2010:

167). Guru harus dapat memfokuskan pembelajaran pada bagian

konsep/atribut yang dianggap paling penting. Langkah ketiga,

menyediakan mediator verbal yang berguna bagi siswa (Hamalik, 2010:

167-168). Guru terlebih dahulu perlu mengetahui sejauh mana siswa telah

mengetahui suatu konsep.

Langkah keempat, memberikan contoh-contoh yang positif dan

yang negatif mengenai konsep (Hamalik, 2010: 168). Contoh positif

merupakan contoh yang berkaitan dengan bagian/atribut konsep dan

contoh negatif merupakan contoh yang tidak berkaitan dengan

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

bagian/atribut konsep. Langkah kelima, menyajikan contoh-contoh

(Hamalik, 2010: 168-169). Guru menyajikan beberapa contoh positif dan

negatif agar siswa lebih jelas lagi. Langkah keenam, sambutan siswa dan

penguatan (reinforcement) (Hamalik, 2010: 169). Hal ini berkaitan dengan

usaha guru dalam mengungkapkan kembali konsep yang telah dipelajari

untuk sekedar mengingatkan siswa. Langkah terakhir, menilai belajar

konsep (Hamalik, 2010: 169). Kemampuan siswa menentukan contoh

positif dan negatif konsep berfungsi sebagai kegiatan penilaian terhadap

penguasaan konsep siswa.

Purwanto menambahkan bahwa penguasaan konsep biasanya dapat

diketahui melalui kegiatan evaluasi. Dalam hal ini, kegiatan evaluasi

tersebut bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan

menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa

dalam pencapaian tujuan pembelajaran (Susilowati, 2011: 11).

Dengan demikian, penguasaan konsep pada dasarnya merupakan

kemampuan siswa untuk memahami konsep-konsep yang diperoleh

melalui pengalaman-pengalaman yang bermakna. Konsep-konsep ini

kemudian diungkapkan kembali dengan kata-kata sendiri sehingga mudah

mengerti makna bahan yang dipelajari tanpa mengubah arti yang ada di

dalamnya. Keberhasilan penguasaan konsep suatu materi pelajaran dapat

diukur berdasarkan perbedaan tingkat berpikir sebelum dan sesudah

memperoleh pengalaman belajar.

b. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

1) Pengertian IPA

IPA merupakan salah satu dari banyak jenis ilmu pengetahuan.

Menurut Sutrisno, dkk (2007: 1.19), IPA merupakan usaha manusia

dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada

sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar, dan dijelaskan

dengan penalaran yang sahih sehingga dihasilkan kesimpulan yang

benar. Pendapat Sutrisno tersebut menekankan pengertian IPA pada

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

langkah-langkah yang dilaksanakan selama memperoleh pengetahuan.

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa IPA mengandung 3 hal

(Sutrisno,dkk., 2007: 1.19) yaitu proses (aktivitas manusia dalam

memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat dan

prosedurnya yang benar), dan produk (kesimpulannya betul).

Pendapat lain mengemukakan bahwa IPA adalah ilmu yang

mempelajari alam dengan segala isinya, atau secara sederhana

merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara

sistematis tentang gejala alam (Sukardjo, 2005: 1). Gejala alam

tersebut dipisahkan menjadi gejala alam fisik dan gejala alam hayati.

Pengertian ini menekankan IPA pada objek yang dipelajari yaitu gejala

alam.

Selanjutnya,

Science is the broad field of human

knowledge,acquired by systematic observation and experiment, and

explained by means of rules, laws, principles, theories, and

(Iskandar, 2001: 2). Pendapat tersebut dapat diartikan

bahwa ilmu pengetahuan alam adalah pengetahuan manusia yang luas

yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen secara

sistematis, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-

hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan

ilmu pengetahuan yang mempelajari alam sekitar baik biotik maupun

abiotik dengan jalan mengadakan observasi dan eksperimen secara

sistematis. Dalam hal ini menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat

dijelaskan dengan bantuan hukum, teori, prinsip, aturan maupun

hipotesis yang ada.

2) Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang

dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan, dan

konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar. Pengetahuan itu

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

diperoleh dari pengalaman yang melalui serangkaian proses ilmiah,

antara lain penyelidikan, penyusunan, dan penyajian gagasan-gagasan.

Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara

mengerjakan dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar

secara lebih mendalam.

Salah satu tujuan pengajaran IPA adalah agar siswa memahami

konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Dalam KTSP (2011: 17-18) dikemukakan tujuan pengajaran IPA yaitu:

a) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-

Nya.

b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memlihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g) Memperoleh bekal pengetahuan konsep dan keterampilan sebagai

dasar untuk melanjutkan ke SMP/MTs.

3) Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan

manusia melalui pemecahan masalah-masalahnya. Penerapan IPA

perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk pada

lingkungan. Pembelajaran IPA sebaiknya dilakukan dengan metode

yang dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan

hidup. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di SD menekankan pada

pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Pembelajaran IPA yang diberikan di sekolah dasar harus

mengacu pada prinsip-prinsip pembelajaran IPA. Sutrisno, dkk (2007:

5.3) menyatakan lima prinsip utama pembalajaran IPA, yaitu lima

pernyataan tentang kebenaran dalam pembelajaran IPA yang dijadikan

anutan untuk melaksanakan pembelajaran IPA. Prinsip pembelajaran

IPA yang pertama, pemahaman siswa tentang dunia di sekitarnya

dimulai dari pengalaman secara indrawi maupun nonindrawi (Sutrisno,

dkk., 2007: 5.3). Setiap siswa hendaknya diberi kesempatan untuk

aktif melakukan sesuatu agar memperoleh pengalaman. Prinsip kedua,

pengetahuan yang diperoleh oleh siswa tidak selalu terlihat secara

langsung, sehingga perlu diungkap selama proses pembalajaran

(Sutrisno, dkk., 2007: 5.4). Pengetahuan yang diperoleh oleh siswa

berdasarkan pengalamannya di luar sekolah perlu diungkap di setiap

awal pembelajaran. Siswa dapat menanyakan pengetahuan yang belum

dimengerti pada guru.

Selanjutnya, prinsip pembelajaran IPA yang ketiga adalah

pengetahuan siswa yang berasal dari pengalaman pada umumnya

kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan (Sutrisno, dkk.,

2007: 5.4). Hal yang demikian disebut dengan miskonsepsi.

Miskonsepsi adalah perbedaan pemahaman pengetahuan tentang

konsep yang dimiliki oleh siswa dengan konsep yang benar. Guru

perlu merancang kegiatan pembelajaran untuk membetulkan

miskonsepsi ini. Prinsip keempat, dalam setiap pengetahuan yang

diperoleh siswa mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan

hubungan dengan konsep lain. Tugas seorang guru adalah mengajak

siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari ke

dalam fakta, data, konsep, simbol, dan hubungannnya dengan konsep

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

lain. Siswa akan mampu menghubungkan pengetahuan-pengetahuan

yang telah dimilikinya sehingga akan lebih bermanfaat bagi kehidupan.

Prinsip kelima, IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur

(Sutrisno, dkk., 2007: 5.5). Guru perlu mengenalkan ketiga aspek ini,

bukan hanya menekankan pada produk IPA saja. Oleh karena itu, akan

lebih baik jika siswa dibekali dengan keterampilan menemukan

pengetahuan, yaitu proses dan prosedur IPA. Proses IPA menyangkut

pada kegiatan yang dilakukan siswa sedangkan prosedur menyangkut

metode ilmiah yang digunakan dalam kegiatan penelitian.

4) Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Ruang lingkup bahan kajian IPA di sekolah dasar secara umum

meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep

(Anonim, 2011). Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan,

berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah,

sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam KTSP

(2011: 12) meliputi aspek-aspek berikut:

a) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b) Banda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan

gas.

c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

benda-benda langit lainnya.

c. Hakikat Sifat-Sifat Cahaya

1) Pengertian Cahaya

Cahaya merupakan bentuk energi yang dikenal sebagai energi

elektromagnetik. Menurut fisikawan Inggris, James Clerk Maxwell,

ahaya adalah rambatan gelombang yang dihasilkan oleh gabungan

medan listrik dan medan magnet Saputra, 2009: 30). Kecepatan

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

rambat cahaya di ruang hampa adalah 3x108m/s. Berdasarkan

pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa cahaya adalah suatu

bentuk gelombang atau energi yang merambat di udara dan kasat mata.

2) Sifat-Sifat Cahaya

Cahaya sangat berguna bagi kehidupan. Cahaya membuat

dunia ini terang benderang. Cahaya membuat kita dapat melihat benda-

benda di sekitar kita. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan

oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat dilihat. Cahaya

berasal dari sumber cahaya. Semua benda yang dapat memancarkan

cahaya sendiri disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya adalah

matahari, bintang, senter, lampu.

Dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar, ada lima sifat

cahaya yang dipelajari. Sifat cahaya yang pertama adalah cahaya

merambat lurus (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 125). Arah rambatan

cahaya adalah lurus. Hali ini terlihat ketika cahaya matahari yang

masuk melalui celah-celah jendela yang merambat lurus. Sifat cahaya

yang kedua adalah cahaya menembus benda bening (Sulistyanto &

Wiyono, 2008: 126). Benda-benda yang dapat ditembus olleh cahaya

adalah benda bening, contohnya : kaca dan air jernih. Sedangkan

benda-benda yang tidak dapat ditembus oleh cahaya adalah benda

gelap, contohnya : kayu, batu, tembok, dan kardus.

Sifat cahaya yang ketiga adalah cahaya dapat dipantulkan

(Azmiyawati, Omegawati dan Kusumawati, 2008: 112). Pemantulan

cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur

(difus). Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1, sebagai berikut :

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Gambar 2.1. Pemantulan Cahaya (Azmiyawati, dkk., 2008: 112)

Pemantulan baur (difus) terjadi apabila cahaya mengenai

permukaan kasar atau tidak rata (Azmiyawati, dkk., 2008 : 112). Pada

pemantulan ini, arah sinar pantulnya tidak beraturan. Sedangkan

pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata,

licin dan mengkilap (Azmiyawati, dkk., 2008 : 112). Pada pemantulan

ini sinar pantul memiliki arah pantul yang teratur. Biasanya terjadi

pada cermin.

Cermin merupakan salah satu benda yang dapat memantulkan

cahaya. Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin datar dan

cermin lengkung. Cermin lengkung ada dua macam, yaitu cermin

cembung dan cermin cekung (Azmiyawati, dkk., 2008 : 112).

a) Cermin datar

Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang

pantulnya datar dan tidak melengkung. Cermin datar biasa

digunakan untuk bercermin. Sifat bayangan pada cermin datar

adalah : ukuran bayangan sama besar dengan ukuran benda, jarak

bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin, bayangan

tegak seperti bendanya, dan bayangan bersifat semu atau maya

(Azmiyawati, dkk., 2008: 113). Dapat dilihat pada Gambar 2.2,

sebagai berikut :

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Gambar 2.2. Bagan Cermin Datar (Azmiyawati, dkk., 2008: 112)

b) Cermin cekung

Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya

melengkung ke arah dalam (Azmiyawati, dkk., 2008 : 114).

Cermin cekung biasanya digunakan sebagai reflektor pada lampu

mobil dan lampu senter. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

Gambar 2.3, sebagai berikut :

Gambar 2.3. Bagan Cermin Cekung (Azmiyawati, dkk., 2008: 114)

Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung

tergantung pada letak benda terhadap cermin.

(1) Jika jarak benda dekat dengan cermin, maka bayangan benda

tersebut tegak, lebih besar, dan maya (semu).

(2) Jika jarak benda jauh dari cermin, maka bayangan benda

bersifat nyata dan terbalik.

c) Cermin cembung

Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan bidang

pantulnya melengkung ke arah luar (Azmiyawati, dkk., 2008 :

113). Cermin cembung biasa digunakan untuk spion pada

kendaraan bermotor. Bayangan pada cermin cembung bersifat

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

maya, tegak, dan lebih kecil daripada benda yang sesungguhnya.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.4, sebagai berikut :

Gambar 2.4. Bagan Cermin Cembung (Azmiyawati, dkk., 2008: 113)

Selanjutnya, sifat cahaya yang keempat adalah cahaya dapat

dibiaskan. Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang berbeda

kerapatannya, maka akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah

rambat cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda

disebut pembiasan (Azmiyawati, dkk., 2008 : 115). Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada Gambar 2.5, sebagai berikut :

Gambar 2.5. Skema Pembiasan Cahaya (Azmiyawati, dkk., 2008: 115)

Berdasarkan gambar di atas, Sulistyanto dan Wiyono (2008)

menyatakan,

Udara memiliki kerapatan yang lebih kecil daripada air. Bila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal.

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Akan tetapi, apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat , maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Garis normal merupakan garis yang tegak lurus pada bidang batas kedua permukaan (hlm. 132).

Sifat cahaya yang kelima adalah cahaya dapat diuraikan.

Sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna.

Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga

terbentuk warna-warna pelangi. Proses penguraian cahaya putih

menjadi berbagai cahaya berwarna ini disebut dispersi (Azmiyawati,

dkk., 2008: 116). Sedangkan warna-warna penyusun cahaya putih

disebut dengan spektrum warna. Salah satu peristiwa penguraian

cahaya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah pelangi.

2. Tinjauan Pustaka tentang Model Pembelajaran Guided Inquiry

a. Hakikat Model Pembelajaran

1) Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu kata yang sederhana tetapi

mengandung arti yang luas. Beberapa ahli mengemukakan tentang

pengertian belajar. Jerume S Brunner mengemukakan bahwa belajar

adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk)

pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman / pengetahuan yang

sudah dimilikinya (Trianto, 2009: 15).

Teori Brunner tersebut sejalan dengan yang dikemukakan

Piaget engetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh

seseorang, melainkan melalui tindakan : 40). Dalam hal

ini, belajar lebih diarahkan pada experiental learning yaitu pengalaman

konkret di laboratorium, diskusi dengan teman, yang kemudian

dijadikan ide dan pengembangan konsep baru. Selanjutnya, Piaget juga

mengemukakan bahwa belajar adalah aktivitas yang berlangsung

secara interaktif antara faktor internal pada diri pebelajar dengan faktor

ekstern atau lingkungan, sehingga melahirkan perubahan tingkah laku.

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Berdasarkan dua pendapat ahli yang telah dijabarkan di atas,

dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas dimana

individu aktif membangun pengetahuan mereka sendiri melalui

tindakan yang berhubungan dengan lingkungan. Dengan tindakan

tersebut diharapkan dapat diperoleh suatu perubahan tingkah laku

pada diri individu itu sendiri. Perubahan tingkah laku tersebut

merupakan buah dari pengalamannya.

2) Pengertian Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran merupakan dua hal yang saling

berkaitan. Winataputra, dkk. (2007: 1.19) menggambarkan

kompleksitas dari praktis belajar dan pembelajaran adalah sebagai

berikut :

Gambar 2.6. Bagan Kompleksitas Setting Belajar dan Pembelajaran (Winataputra, dkk., 2007 : 1.19)

Berdasarkan kompleksitas yang digambarkan oleh

Winataputra, peneliti dapat menjabarkan bahwa belajar dan

Pembelajaran

Belajar

Interaksi sosial-kultural

Interaksi virtual / maya

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dan

saling mempengaruhi. Hal ini karena belajar merupakan salah satu

bagian dari kegiatan pembelajaran, sedangkan pembelajaran itu sendiri

merupakan usaha untuk menciptakan pengalaman belajar pada siswa.

Dimana pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara

siswa dengan lingkungan, baik lingkungan dalam dunia nyata maupun

lingkungan dalam dunia maya.

Selanjutnya, Gagne, Briggs dan Wager mengemukakan bahwa

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa (Winataputra,

dkk., 2007 : 1.19). Hal serupa juga terdapat dalam UU No. 20 Tahun

2003 tenta embelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar .

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1

butir 20 dan pendapat Gagne, Briggs, dan Wager di atas, dapat

disimpulkan bahwa ciri utama pembelajaran adalah adanya interaksi

yang sengaja diprogramkan. Interaksi tersebut terjadi antara peserta

didik yang belajar dengan lingkungan belajarnya, baik dengan

pendidik, siswa lainnya, media, dan atau sumber belajar lainnya. Selain

itu, ciri yang lainnya adalah adanya komponen-komponen yang saling

berkaitan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan,

materi, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran. Dengan begitu dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari

pendidik dan peserta didiknya, dimana antara keduanya terjadi

komunikasi (transfer) yang terarah menuju pada suatu target yang telah

ditentukan sebelumnya.

3) Pengertian Model Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang terjadi

antara peserta didik dengan lingkungan belajarnya, baik pendidik,

peserta didik lain, media, dan atau sumber belajar lainnya. Sedangkan

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

model dapat diartikan sebagai suatu kerangka berpikir yang dipakai

sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai

tujuan tertentu (Anitah, 2009: 45).

Mengacu pada dua definisi di atas mengenai pembelajaran dan

model, maka Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran

adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),

merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran

di kelas atau yang lain (Rusman, 2011: 133).

Selanjutnya, Soekamto, dkk mengemukakan maksud dari

model pembelajaran adalah :

Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran (Trianto, 2009: 22)

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan suatu kerangka berpikir. Kerangka ini dapat

digunakan sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan

pembelajaran dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan.

b. Hakikat Model Pembelajaran Inkuiri

1) Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri sebenarnya berasal dari kata to inquire yang berarti ikut

serta atau terlibat dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari

informasi, dan melakukan penelitian. Dalam bahasa Inggris inquiry

berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Dengan kata lain,

inkuiri dapat diartikan sebagai suatu tindakan memperoleh informasi

dengan melakukan penyelidikan untuk mencari jawaban terhadap

pertanyaan-pertanyaan.

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Model pembelajaran inkuiri dikembangkan oleh seorang tokoh

yang bernama Suchman. Suchman meyakini bahwa anak-anak

merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu

(Uno, 2007: 14). Secara singkat, model ini bertujuan untuk melatih

kemampuan siswa dalam meneliti, menjelaskan fenomena, dan

memecahkan masalah secara ilmiah. Dalam perkembangannya,

pembelajaran inkuiri dilandasi oleh teori belajar penemuan Jerome S.

Brunner, teori kontruktivis, dan pemrosesan informasi.

Selanjutnya, menurut Sanjaya, strategi pembelajaran inkuiri

(SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada

proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan

menemukan jawaban sendiri dari suatu masalah yang dipertanyakan

(Sanjaya, 2006: 196). Sebagai strategi pembelajaran, inkuiri dapat

diimplementasikan secara terpadu dengan strategi lain sehingga dapat

membantu pengembangan pengetahuan dan pemahaman serta

kemampuan melakukan kegiatan inkuiri oleh siswa.

Dalam pembelajaran inkuiri, proses belajar mengajar tidak lagi

terpusat pada guru melainkan pada siswa. Hal ini dapat dikaitkan

dengan pendapat seorang peneliti dalam jurnal internasional yang

menyatakan,

The teacher is no longer perceived as the sole authority, but as the facilitator of learning, guilding and supporting learners in the process of constructing knowledgeparticipants in their own learning processes and also learn to solve problems and work collaboratively (Mai Neo and Tse-Kian Neo, 2009 : 255)

Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa dalam suatu pembelajaran,

guru bukan lagi sebagai pusat pembelajaran. Guru hanya bertugas

sebagai fasilitator dan pendukung terlaksananya proses pembelajaran

oleh pebelajar. Dalam proses yang demikian ini, pebelajar aktif

membangun pengetahuan mereka sendiri melalui proses pembelajaran

dan juga belajar memecahkan masalah serta bekerja secara

berkelompok.

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Sedangkan Jauhar (2011: 64) menjabarkan bahwa pendekatan

inkuiri didukung oleh empat karakteristik utama siswa. Pertama, secara

intensif siswa selalu ingin tahu. Kedua, di dalam percakapan siswa

selalu ingin bicara dan mengkomunikasikan idenya. Ketiga, dalam

membangun (konstruksi) siswa selalu ingin membuat sesuatu. Dan

yang keempat adalah siswa selalu mengekspresikan seni.

Dari sudut pandang siswa, metode pembelajaran ini merupakan

akhir dari paradigma kelas belajar melalui mendengar dan memberi

mereka kesempatan mencapai tujuan yang nyata dan autentik. Bagi

guru, pendidikan berbasis inkuiri merupakan akhir dari paradigma

berbicara untuk mengajar dan mengubah peran mereka menjadi kolega

dan mentor bagi siswanya. Inkuiri sebagai pendekatan pembelajaran

melibatkan proses penyelidikan alam atau materi alam dalam rangka

menjawab pertanyaan dan melakukan penemuan melalui penyelidikan

untuk memperoleh pemahaman baru.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan kepada proses

mencari dan menemukan jawaban atas pertanyaan ilmiah yang

diajukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran

siswa dalam model pembelajaran ini adalah secara aktif mencari dan

menemukan sendiri pengetahuannya, sedangkan guru hanya sebagai

fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.

2) Ciri-ciri Model Pembelajaran Inkuiri

Menurut Sanjaya (2006: 196), ada beberapa hal yang menjadi

ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Ciri yang pertama adalah

strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal

untuk mencari dan menemukan (Sanjaya, 2006: 196). Dalam hal ini,

siswa sebagai subyek belajar. Siswa tidak hanya berperan sebagai

penerima materi pelajaran dari penjelasan guru, tetapi siswa aktif

menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa diarahkan

untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang

dipertanyakan (Sanjaya, 2006: 197). Dengan kegiatan pembelajaran

yang demikian, maka diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya

diri pada siswa. Selanjutnya, ciri yang ketiga adalah tujuan dari

penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan

kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis (Sanjaya, 2006:

197). Dengan demikian, siswa tidak hanya dituntut agar menguasai

materi pelajaran, akan tetapi juga bagaimana mereka dapat

menggunakan potensi yang dimilikinya dalam upaya memperoleh

pengetahuan yang baru.

Berdasarkan pada ciri-ciri model pembelajaran inkuiri tersebut

jelas bahwa guru bertugas membimbing, melatih, dan membiasakan

siswa untuk terampil berpikir. Hal ini dikarenakan mereka mengalami

keterlibatan secara mental maupun fisik dalam menggunakan alat,

merangkai alat percobaan, dan sebagainya.

Selain ciri-ciri utama pembelajaran inkuiri yang telah

disebutkan di atas, ada beberapa tujuan utama pembelajaran inkuiri

menurut National Research Council yaitu: pertama, mengembangkan

keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep

sains; kedua, mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga

mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuwan; ketiga,

membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan

(Jauhar, 2011: 75). Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri

dapat membantu siswa untuk mengembangkan disiplin intelektual dan

keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan

ilmiah dan siswa pun akan berusaha untuk mencari dan mendapatkan

jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.

3) Tingkatan Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran

yang berbasis pada penyelidikan. Model inkuiri memiliki berbagai

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

tingkatan, dari yang paling sederhana ke yang paling rumit.

Bonnstetter membedakan inkuiri menjadi lima tingkat yaitu praktikum

(traditional hands-on), pengalaman sains terstruktur (structured

science experience), inkuiri terbimbing (guided inquiry), inkuiri siswa

mandiri (student directed inquiry), dan penelitian siswa (student

research) (Jauhar, 2011: 71).

Sedangkan Roestiyah (2001: 77) mengemukakan mengenai

macam-macam model pembelajaran inkuiri yaitu: 1) membimbing

kegiatan laboratorium, 2) inkuiri yang dimodifikasi, 3) inkuiri bebas,

4) inkuiri pendekatan peranan, 5) mengundang ke dalam inkuiri, 6)

teka-teki bergambar, 7) pembelajaran sintetik (syntethies lesson), dan

8) kejelasan nilai-nilai

Pada dasarnya, masing-masing jenis pendekatan inkuiri

tersebut memiliki berbagai metode dapat diimplementasikan dalam

pembelajaran di kelas. Akan tetapi, pelaksanaan pembelajaran dalam

penelitian ini lebih cenderung mengacu pada jenis inkuiri terbimbing.

Siswa tidak sepenuhnya mengkonstruk pengetahuannya sendiri, tetapi

masih dengan bimbingan guru dalam mencari dan menemukan

jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang diajukan. Jenis

inkuiri yang seperti ini banyak digunakan dalam pembelajaran pada

tingkat dasar.

c. Hakikat Model Pembelajaran Guided Inquiry

1) Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry

Model pembelajaran guided inquiry dapat disebut juga dengan

inkuiri terbimbing. Model pembelajaran ini merupakan bagian dari

model pembelajaran inkuiri. Pada guided inquiry, siswa tidak

mengembangkan permasalahan sendiri, tapi permasalahan diberikan

guru. Berdasarkan permasalahan tersebut, siswa dituntut untuk

melakukan penyelidikan sampai akhirnya memperoleh kesimpulan dari

hasil penyelidikannya di bawah bimbingan guru.

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Wartono mengemukakan bahwa pembelajaran inkuiri

terbimbing merupakan suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam

pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang

cukup luas kepada siswa (2011: 16). Menurut Callahan, inkuiri

terbimbing merupakan kegiatan inkuiri dimana masalah dikemukakan

oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk

menemukan jawaban terhadap masalah tersebut dibawah bimbingan

yang intensif dari guru (2011: 16).

Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas

begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus

memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam

melakukan kegiatan. Dengan demikian siswa yang berpikir lambat atau

siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti

kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan dan siswa yang mempunyai

intelegensi tinggi tidak memonopoli kegiatan. Oleh karena itu, guru

harus memiliki kemampuan mengelola kelas yang bagus.

Menurut Jauhar (2011 terbimbing

yaitu pendekatan inkuiri di mana guru membimbing siswa melakukan

kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada

memantau setiap kelompok diskusi. Hal ini bertujuan agar guru dapat

mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk yang diperlukan

siswa.

Pada model pembelajaran guided inquiry ini, guru memberikan

petunjuk-petunjuk kepada siswa sepenuhnya. Petunjuk tersebut dapat

berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing agar siswa mampu

menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan

untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru. Bimbingan

yang diberikan kepada siswa dikurangi sedikit demi sedikit seiring

bertambahnya pengalaman siswa dengan pembelajaran secara inkuiri.

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Model pembelajaran guided inquiry ini digunakan terutama

bagi siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan

pendekatan inkuiri. Pada tahap awal pengajaran, guru memberikan

bimbingan yaitu: pertama, memberi pertanyaan-pertanyaan pengarah

agar siswa bisa terarah dalam menemukan jawaban dari permasalahan

yang ada. Kedua, siswa diminta melakukan tindakan untuk

memecahkan permasalahan yang diberikan guru. Ketiga, siswa disuruh

menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

2) Langkah-langkah Model Pembelajaran Guided Inquiry

Model pembelajaran guided inquiry merupakan bentuk dari

pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Dikatakan

demikian, sebab dalam model pembelajaran ini siswa memegang peran

yang dominan dalam proses pembelajaran.

Pada dasarnya tahap-tahap yang digunakan dalam pelaksanaan

model pembelajaran guided inquiry sama dengan tahapan pada

pembelajaran inkuiri pada umumnya. Tahap-tahap tersebut antara lain:

menyajikan pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis, merancang

percobaan, melakukan percobaan untuk memperoleh informasi,

mengumpulkan dan menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

Akan tetapi dalam pelaksanaannya, model pembelajaran guided

inquiry lebih menekankan pada bimbingan guru terhadap siswa.

Pada tahap-tahap awal pengajaran (tahap pertama hingga

ketiga) diberikan bimbingan lebih banyak yaitu berupa pertanyaan-

pertanyaan pengarah agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan

tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan

permasalahan yang diberikan oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan

pengarah selain dikemukakan langsung oleh guru juga dikemas dalam

LKS. Oleh sebab itu, LKS dibuat khusus untuk membimbing siswa

dalam melakukan percobaan dan menarik kesimpulan.

Menurut Memes, ada enam langkah yang perlu diperhatikan

dalam model pembelajaran guided inquiry, yaitu: 1) merumuskan

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

masalah, 2) membuat hipotesis, 3) merencanakan kegiatan, 4)

melaksanakan kegiatan, 5) mengumpulkan data, dan 6) mengambil

kesimpulan (Jauhar, 2011: 85).

Selanjutnya, Sanjaya (2006: 197) mengemukakan bahwa dalam

proses belajar, model pembelajaran guided inquiry akan efektif apabila

ada beberapa faktor pendukung. Faktor pendukung tersebut yaitu:

pertama, guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban

dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan (Sanjaya, 2006: 197).

Sehubungan dengan ini, penguasaan materi pelajaran merupakan

tujuan utama. Dimana pelaksanaannya selalu didukung dengan

berbagai kegiatan yang merupakan rangkaian dari proses belajar.

Kedua, pengajarannya bertujuan untuk mengembangkan aspek

kognitif, afektif, dan psikomorik, bukan bermaksud menyampaikan

informasi (Sanjaya, 2006: 197). Ketiga, bahan pelajaran yang diajarkan

tidak berbentuk materi langsung, tetapi sebuah kesimpulan yang perlu

pembuktian (Sanjaya, 2006: 197). Dengan kesimpulan tersebut , maka

akan diperoleh konsep baru.

Keempat, proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu

siswa terhadap sesuatu. Kelima, rata-rata siswa memiliki kemauan dan

kemampuan untuk berpikir (Sanjaya, 2006: 197). Keenam, jumlah

siswa tidak terlalu banyak sehingga dapat dikendalikan oleh guru.

Faktor pendukung yang ketujuh adalah siswa diberikan waktu yang

cukup untuk melakukan penelitian dalam rangka mencari jawaban atau

pembuktian dari pertanyaan yang diajukan (Sanjaya, 2006: 197).

3) Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Guided Inquiry

Menurut Amin, inkuiri sebagai strategi pembelajaran memiliki

beberapa keuntungan seperti: a) mendorong siswa untuk berpikir dan

bekerja atas inisiatifnya sendiri; b) menciptakan suasana akademik

yang mendukung berlangsungnya pembelajaran yang berpusat pada

siswa; c) membantu siswa mengembangkan konsep diri yang positif;

d) meningkatkan pengharapan sehingga siswa mengembangkan ide

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

untuk menyelesaikan tugas dengan caranya sendiri; e)

mengembangkan bakat individual secara optimal; dan f)

menghindarkan siswa dari cara belajar menghafal (Jauhar, 2011: 81).

Dari kelebihan-kelebihan pembelajaran inkuiri yang

dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan kelebihan

pembelajaran guided inquiry yaitu: pertama, dapat membantu siswa

dalam memahami suatu konsep. Hal ini karena, pengetahuan yang

diperoleh siswa dapat melekat erat pada diri siswa. Kedua,

memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya

belajar mereka dan memberi kesempatan pada siswa untuk

mengembangkan potensinya.

Selanjutnya, kelebihan model pembelajaran guided inquiry

yang ketiga adalah dapat menimbulkan sikap percaya diri pada siswa.

Hal ini karena guru yang selalu memberikan bimbingan sehingga

siswa merasa lebih nyaman untuk mengemukakan pendapatnya.

Kemudian kelebihan yang terakhir adalah model pembelajaran guided

inquiry dapat menghindari pembelajaran yang bersifat ceramah.

Di samping memiliki beberapa kelebihan, model

pembelajaran guided inquiry juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

pertama, kurang efektif untuk mengajar siswa dengan jumlah yang

banyak. Kedua, dalam pelaksanaannya, model ini membutuhkan

penyediaan berbagai sumber belajar, dan fasilitas yang memadai.

Ketiga, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sering sulit

menyesuaikannnya dengan waktu yang telah ditentukan;

B. Penelitian Yang Relevan

Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1) Penelitian Heny Susilowati (2011) dengan judul Peningkatan Penguasaan

Konsep Gaya Magnet Melalui Pembelajaran Guided Inquiry Method Siswa

Kelas V SD Negeri 2 Ampel Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011. Persamaan

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

penelitian oleh Heny Susilowati ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah pada variabel bebas yaitu pembelajaran guided inquiry method.

Pada penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi siswa.

Persentase siswa sebelum tindakan yang memperoleh nilai di atas 60 hanya

47,37 %. Pada siklus I prestasi siswa meningkat, dimana ditunjukkan dengan

persentase (KKM). Selanjutnya, pada siklus II ditunjukkan

dengan persentase ketuntasan siswa adalah 91,18 0 (KKM).

2) Penelitian Feria Mey Lestari (2010) dengan judul Peningkatan Pemahaman

Konsep Sifat-Sifat Cahaya Melalui Metode Student Team Achievement

Division (STAD) Pada Siswa Kelas V SDN Dukuhan Kerten No.58 Surakarta

Tahun Ajaran 2009/2010. Alasan peneliti memilih penelitian ini adalah karena

adanya kemiripan variabel terikat yaitu antara pemahaman konsep sifat-sifat

cahaya dan penguasaan konsep sifat-sifat cahaya. Pada penelitian ini

menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan persentase nilai

, kemudian pada siklus I =

). Selanjutnya mengalami peningkatan lagi pada siklus II

dengan persentase 88,24% siswa memperoleh nilai diatas KKM (63).

3) Penelitian Mulyani Dwi Astuti (2010) dengan judul Peningkatan Prestasi

Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Siswa Kelas III SDN 02

Lemahbang Jumapolo Karanganyar Tahun 2009/2010. Alasan peneliti

memilih penelitian ini adalah karena adanya kemiripan variabel bebas yaitu

antara model pembelajaran inkuiri dengan model pembelajaran guided

inquiry. Pada penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini

ditunjukkan dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan

(KKM). Selanjutnya mengalami peningkatan lagi pada siklus II yaitu menjadi

50% dan kemudian pada siklus III menjadi 81,81% siswa berada di atas KKM

(65).

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema

dan masalah penelitian, serta didasarkan pada tinjauan pustaka. Pada kondisi awal,

penguasaan konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Balepanjang

Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri masih tergolong rendah, dengan

dibuktikan bahwa 77,14% nilai siswa masih berada di bawah KKM. Hal ini terjadi

karena guru kurang inovatif dalam melaksanakan pembelajaran. Guru cenderung

mendominasi kegiatan pembelajaran. Metode yang digunakan pun masih

konvensional sehingga siswa menjadi lebih cepat bosan. Guru lebih menekankan

pada terselesainya materi, bukan pada penguasaan materi. Akibatnya, penguasaan

siswa terhadap konsep sifat-sifat cahaya cenderung rendah.

Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu model pembelajaran yang

dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Di antara berbagai model

pembelajaran, model pembelajaran guided inquiry dipandang dapat meningkatkan

penguasaan konsep siswa, khususnya penguasaan konsep sifat-sifat cahaya.

Pembelajaran dengan menggunakan model guided inquiry mempunyai beberapa

kelebihan, antara lain yang pertama adalah menimbulkan gairah belajar pada

siswa; kemudian yang kedua, memungkinkan pengetahuan yang diperoleh dapat

melekat erat pada diri siswa. Selanjutnya kelebihan yang ketiga adalah dapat

self-concept

dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik. Keempat,

menimbulkan sikap percaya diri pada siswa.

Berdasarkan setiap tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II,

maka pada kondisi akhir dapat diperoleh simpulan bahwa penerapan model

pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan penguasaan konsep sifat-sifat

cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten

Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012. Dengan demikian kerangka berpikir

dengan model pembelajaran inkuiri dapat dilihat pada Gambar 2.7, sebagai

berikut :

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 2.7. Alur Kerangka Berpikir Dengan Model Pembelajaran Guided Inquiry

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah dijabarkan

di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian ini adalah : dengan

menerapkan model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan penguasaan

konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Balepanjang Kecamatan

Jatipurno Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

Kondisi awal

Penguasaan konsep sifat-sifat cahaya rendah (77,14% nilai siswa masih berada di bawah KKM)

Pembelajaran masih didominasi guru dan belum menggunakan model pembelajaran guided inquiry

Tindakan

Diduga penerapan model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan penguasaan konsep sifat-sifat cahaya

Menggunakan model pembelajaran guided inquiry dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan konsep sifat-sifat cahaya pada siswa

Siklus I a. Perencanaan b. Tindakan c. Obsevasi d. Refleksi

Kondisi Akhir

Siklus II a. Perencanaan b. Tindakan c. Obsevasi d. Refleksi

Hasil belajar tinggi

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yaitu: 1) tempat dan waktu

penelitian, 2) subjek penelitian, 3) data dan sumber data, 4) pengumpulan data, 5)

uji validitas data, 6) analisis data, 7) indikator kinerja penelitian, dan 8) prosedur

penelitian.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 1 Balepanjang Kecamatan

Jatipurno Kabupaten Wonogiri. Peneliti memilih tempat penelitian tersebut

dengan beberapa pertimbangan karena di SD tersebut terdapat masalah

pembelajaran yang salah satunya pada materi Cahaya dan Sifat-sifatnya.

Dimana kondisi siswanya yang mengalami kesulitan belajar IPA dalam

penguasaan konsep sifat-sifat cahaya. Selain itu, lokasi sekolah tersebut

mudah dijangkau oleh peneliti sehingga efisien dalam hal waktu, tenaga, dan

biaya. Kondisi tersebut memungkinkan peneliti secara berkala mendatangi

lokasi penelitian untuk melakukan penelitian dan mengumpulkan data yang

diperlukan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2011/2012, selama 6 bulan yaitu mulai bulan Januari 2012 sampai bulan Juni

2012. Penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap pelaporan

hasil penelitian. Tahap perencanaan dilaksanakan pada bulan Januari-Februari,

tahap pelaksanaan pada bulan Maret-April, dan tahap pelaporan hasil

penelitian pada bulan April-Juni 2012. Adapun rincian jadwal pelaksanaan

kegiatan penelitian dapat dilihat pada Tabel Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Penelitian (lampiran 1 halaman 90).

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

B. Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V semester II SDN 1

Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran

2011/2012, dengan jumlah siswa adalah 35 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-

laki dan 19 siswa perempuan.

C. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, dimana

data diperoleh langsung dari sumber data. Sedangkan sumber data atau informasi

yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :

1. Peristiwa, yaitu kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang

berlangsung di kelas V SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten

Wonogiri dengan penerapan model pembelajaran guided inquiry.

2. Informan, dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa kelas V

SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri.

3. Dokumen, berupa hasil tes siswa materi Cahaya dan Sifat-sifatnya.

D. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Observasi

Men bservasi merupakan teknik mengumpulkan data

dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan

mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau

diteliti (2011: 86). Faisal mengklasifikasikan observasi menjadi observasi

berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan

dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan observasi tak

terstruktur (unstructured observation) (Sugiyono, 2009 : 226).

Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi

berpartisipasi. Peneliti bertindak sebagai guru atau pengajar dan berperan

penuh melakukan tindakan yang dapat mempengaruhi peristiwa yang sedang

berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti dan pengamat (guru kelas).

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Observasi dilakukan di kelas V SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno

Kabupaten Wonogiri, yang meliputi observasi aktivitas belajar Ilmu

Pengetahuan Alam siswa dan observasi kinerja guru. Dalam hal ini, tujuan

dilakukan observasi adalah untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Cahaya dan Sifat-sifatnya dan

kinerja guru dalam pembelajaran dengan model pembelajaran guided inquiry

di kelas V SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri.

2. Wawancara

Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai teknik

mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap

muka ataupun melalui saluran media tertentu (Sanjaya, 2011: 96). Esterberg

mengemukakan beberapa jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur,

semiterstruktur, dan tidak terstruktur (Sugiyono, 2009 : 233).

Wawancara dilakukan terhadap guru kelas V SDN 1 Balepanjang

Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri guna memperoleh data yang

berkenaan dengan aspek-aspek pembelajaran dan respon yang timbul sebagai

akibat dari tindakan yang dilakukan. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti

adalah wawancara semiterstruktur. Wawancara dilakukan sebelum dan

sesudah menerapkan model pembelajaran guided inquiry dalam pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam materi Cahaya dan Sifat-sifatnya.

3. Dokumentasi

Suharsimi Arikunto mengungkapkan bahwa di dalam melaksanakan

metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-

buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian,

dan sebagainya (Arikunto, 2006: 158). Kajian dokumen dilakukan terhadap

berbagai dokumen atau arsip yang ada. Kajian dokumen dalam penelitian ini

antara lain dilakukan terhadap :

a. Arsip, berupa daftar nilai siswa kelas V SDN 1 Balepanjang Kecamatan

Jatipurno Kabupaten Wonogiri tentang penguasaan konsep sifat-sifat

cahaya sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran guided

inquiry.

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Gambar atau foto dan video dari kegiatan berlangsungnya penelitian (proses

kegiatan belajar mengajar di kelas).

4. Tes

Menurut es adalah serentetan pertanyaan atau latihan

serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok (2006: 150). Sedangkan menuru es dimaksudkan

untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan

pemberian tindakan (2009 : 59).

Dilihat dari cara pelaksanaannya, tes dapat dibedakan menjadi tes

lisan, tes tulisan, dan tes perbuatan (Sanjaya, 2011: 100). Dilihat dari bentuk

tes dapat dibedakan menjadi tes subjektif (essay) dan tes objektif (pilihan

ganda). Dalam penelitian ini dilaksanakan tes akhir pada setiap akhir siklus.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes subjektif (essay).

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan konsep

sifat-sifat cahaya siswa kelas V SDN 1 Balepanjang setelah kegiatan

pemberian tindakan.

E. Uji Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik validitas

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Uji validitas isi

bertujuan untuk menunjukkan sejauhmana siswa menguasai materi pelajaran yang

telah disampaikan.

Menurut Sug engujian validitas isi dapat dilakukan dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah

diajarkan (2009: 182). Oleh karena itu, pada penelitian ini data yang diukur

menggunakan validitas isi adalah tes yang digunakan untuk mengukur penguasaan

konsep sifat-sifat cahaya dengan penerapan model pembelajaran guided inquiry.

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

F. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data

model analisis deskriptif komparatif. Menurut Sarwiji Suwandi, analisis deskriptif

komparatif dilakukan dengan membandingkan antara hasil tes kondisi awal

sebelum dilakukan tindakan, hasil tes setelah siklus I, dan hasil tes setelah siklus

II (Suwandi, 2009: 61). Dengan demikian dapat dilihat adanya perbedaan

sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan.

Secara garis besar, langkah-langkah dalam analisis deskriptif komparatif

dibagi menjadi empat kegiatan, yaitu :

1. Mengolah data

Pada tahap awal, peneliti melakukan olah data terhadap data yang

diperoleh. Data tersebut berupa nilai siswa pada kondisi awal sebelum

tindakan, setelah siklus I dan setelah siklus II. Pengolahan data bertujuan

untuk memudahkan dalam penyajian data.

2. Penyajian data

Dalam penelitian ini, penyajian data dilakukan pada saat mengolah

dan mengambil tindakan terhadap data yang masuk, kemudian disusun dan

disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan dinarasikan dalam pembahasaan

penelitian.

3. Analisis

Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis data dengan

membandingkan hasil belajar siswa pada kondisi awal sebelum tindakan,

setelah siklus I, dan setelah siklus II. Kegiatan analisis data ini berpatokan

pada indikator kinerja yaitu apabila penguasaan konsep sifat-sifat cahaya pada

siswa kelas V SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri

meningkat dari sebelum penerapan model pembelajaran guided inquiry ke

setelah penerapan model pembelajaran guided inquiry, ditunjukkan dengan

peserta didik yang mendapat nilai sama atau diatas KKM (67) sebanyak 75%

dari 35 siswa.

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

4. Simpulan

Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan

data agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis

data yang terdapat dalam kegiatan analisis maupun penyajian data diambil

suatu simpulan. Simpulan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu

peningkatan penguasaan konsep sifat-sifat cahaya melalui penerapan model

pembelajaran guided inquiry pada siswa kelas V SDN 1 Balepanjang

Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Menurut Suwandi

akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan/keefektifan

(2009: 61). Indikator kinerja penelitian ini yaitu penguasaan konsep

sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno

Kabupaten Wonogiri dikatakan meningkat dari sebelum penerapan model

pembelajaran guided inquiry ke setelah penerapan model pembelajaran guided

inquiry apabila ditunjukkan dengan siswa yang mendapat nilai sama atau di atas

KKM (67) sebanyak 75% dari 35 siswa.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir. Prosedur penelitian tersebut dirinci dari perencanaan, pelaksanaan

tindakan, observasi, dan evaluasi-refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suhardjono bahwa PTK dilaksanakan dalam

bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan,

yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, Suhardjono &

Supardi, 2010: 73). Secara jelas dapat dilihat pada Gambar 3.1, sebagai berikut

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2010: 74)

Sedangkan alur penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini dapat dilihat

pada gambar 3.2 sebagai berikut :

Permasalahan

Permasalahan baru hasil refleksi

Apabila permasalahan

belum terselesaikan

Perencanaan tindakan I

Refleksi I

Perencanaan tindakan II

Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Pelaksanaan tindakan I

Pengamatan/ pengumpulan

data I

Pelaksanaan tindakan II

Pengamatan/ pengumpulan

data II

Siklus I

Siklus II

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Gambar 3.2. Bagan Prosedur Penelitian

Setiap tindakan dalam upaya meningkatkan indikator tersebut dirancang

dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : a)

tahap perencanaan tindakan, b) pelaksanaan tindakan, c) observasi/pengamatan,

dan d) refleksi. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, setiap siklus terjadi

dua kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun rencana pembelajaran yang

menerapkan model pembelajaran guided inquiry, kisi-kisi LKS dan lembar

penilaian individu, LKS, lembar penilaian individu, dan lembar observasi

terhadap aktivitas guru dan siswa. Selain itu, peneliti juga menyiapkan

beberapa media seperti senter, cermin, dan gelas bening. Dalam pelaksanaan

siklus I, peneliti tidak menetapkan indikator ketercapaian dalam pembelajaran.

Perencanaan

Siklus I

Refleksi

Observasi

Tindakan

Perencanaan

Refleksi

Observasi

Tindakan

Siklus II

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Hal ini karena peneliti hanya melihat adanya peningkatan dari kondisi

sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus 1.

b. Tindakan

1) Guru (peneliti) melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

dengan materi Cahaya dan Sifat-sifatnya menggunakan Model

Pembelajaran Guided Inquiry. Guru (peneliti) menggunakan media berupa

benda nyata yang sesuai dengan materi Cahaya dan Sifat-sifatnya.

2) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri

dari 6 siswa. Pembagian kelompok ini berdasarkan nilai pada kondisi

prasiklus. Dimana tiap kelompok terdiri dari siswa yang nilainya tinggi,

sedang dan rendah.Tiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan

penjelasan dari guru. Di samping itu, tiap kelompok juga berdikusi

mengerjakan lembar kerja yang telah disediakan oleh guru. Peserta didik

melaporkan hasil diskusinya di depan kelas. Selanjutnya guru memberikan

umpan balik dan penguatan terhadap materi yang dipelajari.

3) Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peserta didik mengerjakan soal

secara individu.

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan, yakni

pertemuan pertama mempelajari tentang sifat-sifat cahaya (cahaya merambat

lurus dan cahaya menembus benda bening). Pertemuan kedua mempelajari

tentang cahaya dapat dipantulkan. Sedangkan pertemuan ketiga mempelajari

tentang sifat-sifat cahaya (cahaya dapat dibiaskan dan penguraian cahaya

putih). Pelaksanaan 3 x pertemuan ini dengan alasan untuk merasionalkan

waktu pembelajaran dengan penerapan model guided inquiry. Hal ini karena

penguasaan konsep penerapan model pembelajaran guided inquiry tidak bisa

dilaksanakan dalam waktu yang singkat.

c. Pengamatan atau Observasi

Guru kelas melakukan pengamatan/observasi terhadap pelaksanaan

pembelajaran oleh guru (peneliti). Sedangkan guru (peneliti) melakukan

observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Selain

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

melakukan observasi terhadap aktivitas siswa, peneliti juga berperan untuk

mengamati hasil jawaban soal evaluasi setiap siswa untuk kemudian dinilai.

d. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan pengkajian terhadap data hasil evaluasi

siswa yang kaitannya dengan ketuntasan klasikal pada siklus I. Dari data

tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat 16 siswa yang tuntas atau nilainya

berada di atas KKM (45,71%). Selain itu, peneliti juga melakukan analisis

terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus 1. Peneliti berdiskusi dengan guru

kelas untuk menemukan permasalahan pembelajaran yang akan digunakan

sebagai dasar untuk perbaikan dalam perencanaan siklus berikutnya.

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan penerapan

model pembelajaran guided inquiry yang didasarkan pada hasil refleksi pada

siklus I. Rencana perbaikan pada siklus II ini dilaksanakan untuk memperoleh

hasil yang lebih baik.

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penerapan alternatif pemecahan

masalah.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan

model pembelajaran guided inquiry.

3) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama menerapkan

model pembelajaran guided inquiry dan mengembangkan format evaluasi

pembelajaran.

b. Tindakan

Pada dasarnya tindakan yang dilakukan pada siklus II ini masih sama

dengan siklus I, yakni pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

guided inquiry. Tindakan kelas pada siklus II ini disesuaikan dengan

kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I, sehingga rencana

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

tindakan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan atau masalah yang muncul

pada siklus sebelumnya.

Pada siklus II ini jumlah kelompok bertambah. Pada pertemuan 1

kelompok berjumlah 9 dengan masing-masing kelompok terdiri dari 3-4

siswa. Sedangkan pada pertemuan 1 dan 2 jumlah kelompok menjadi 7 dengan

masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Pembagian kelompok pada

siklus II didasarkan pada nilai tes siklus I. Dimana dalam tiap kelompok

terdiri dari siswa yang memiliki nilai tinggi, sedang, dan rendah. Selain itu,

pelaksanaan praktikum pada siklus II ini ada yang dilaksanakan di luar kelas.

c. Pengamatan atau Observasi

Guru kelas melakukan pengamatan/observasi terhadap pelaksanaan

pembelajaraan oleh guru (peneliti). Sedangkan guru (peneliti) melakukan

observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Selain

melakukan observasi terhadap aktivitas siswa, peneliti juga berperan untuk

mengamati hasil jawaban soal evaluasi setiap siswa untuk kemudian dinilai.

d. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan pengkajian terhadap hasil evaluasi data

kaitannya dengan indikator kinerja siklus II. Dari data yang dikumpulkan

diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas adalah 27 siswa atau 77,14%.

Ketuntasan klasikal ini sudah mencapai indikator kinerja yang ditentukan

yaitu 75%. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian diakhiri pada siklus II

dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 43

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Prasiklus

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Balepanjang yang terletak di Desa

Balepanjang, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri. Sekolah ini berstatus

negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101031223007 dan dikepalai oleh

Ibu G. Sulistyorini, S.Pd. Letak SDN 1 Balepanjang cukup strategis karena berada

di dekat pemukiman penduduk dan lokasi mudah dijangkau dari kota kecamatan.

Di sekolah ini terdapat beberapa ruangan, di antaranya yaitu: 6 ruang

untuk kelas 1 sampai dengan kelas VI, 1 ruang kantor (guru dan kepala sekolah),

1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 ruang untuk dapur, dan 4 ruang MCK.

Keadaan lingkungan di sekolah ini sangat mendukung untuk terciptanya situasi

belajar mengajar yang kondusif. Hal ini karena letak sekolah yang berada di

pedesaan dan jauh dari keramaian jalan raya sehingga suasananya pun masih

sejuk, bersih, dan tenang. Agar lebih jelas, denah bangunan SDN 1 Balepanjang

ini dapat dilihat pada lampiran 63 halaman 257.

Selain kondisi lingkungan yang tenang, aktivitas belajar juga didukung

oleh tenaga pengajar yang telah sesuai dengan kelasnya masing-masing.

Berdasarkan arsip sekolah, diketahui SDN 1 Balepanjang pada tahun pelajaran

2011/2012 dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan memiliki enam guru yang

berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), tiga tenaga pengajar yang masih Wiyata

Bhakti, dan satu penjaga sekolah yang juga telah berstatus Pegawai Negeri Sipil

(PNS). Data ini dapat dilihat pada lampiran 66 halaman 261. Semua personil telah

menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik sesuai dengan tanggung

jawabnya. Jumlah siswa SDN 1 Balepanjang pada tahun pelajaran 2011/2012

adalah 193 siswa. Dengan perincian sebagai berikut: kelas I sebanyak 19 siswa,

kelas II sebanyak 31 siswa, kelas III sebanyak 37 siswa, kelas IV sebanyak 30

siswa, kelas V sebanyak 36 siswa, dan kelas VI sebanyak 40 siswa. Siswa SDN 1

Balepanjang berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda.

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Di samping itu, SDN 1 Balepanjang juga sudah memiliki alat-alat

pendukung pembelajaran yang cukup memadai. Alat-alat pembelajaran itu berupa

alat peraga, globe, peta, atlas, dan berbagai buku-buku ensiklopedia. Akan tetapi,

alat-alat tersebut belum dipergunakan secara maksimal. Selain itu, pada sekolah

ini belum ada LCD sehingga pada saat peneliti melaksanakan pembelajaran hanya

menggunakan benda-benda nyata.

Selanjutnya, kelas V SDN 1 Balepanjang yang merupakan tempat

penelitian memiliki keadaan sarana dan prasarana yang cukup baik. Di dalam

kelas terdapat satu meja guru beserta kursinya dan 18 meja siswa dengan 36 kursi.

Di dekat meja guru terdapat satu almari guru. Di bagian depan kelas terdapat dua

papan tulis yaitu whiteboard dan blackboard. Di atas papan tulis terdapat

pajangan seperangkat gambar presiden, wakil presiden, dan lambang negara. Di

dalam kelas juga terdapat jam dinding sehingga dapat mengontrol waktu selama

pelajaran. Kemudian papan bank data, papan jadwal pelajaran, papan jadwal

piket, tata tertib kelas, kalender, hasil karya siswa, peta Indonesia, map portofolio,

gambar pahlawan, dan berbagai papan pengetahuan tertempel rapi di dinding.

Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada lampiran 65 halaman 260.

2. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan wawancara dengan

Widayati, A.Ma.Pd selaku guru kelas V SDN 1 Balepanjang Jatipurno Wonogiri.

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan

dalam menguasai konsep IPA khususnya yang berkaitan dengan konsep sifat-sifat

cahaya. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan siswa kurang mampu dalam

menguasai konsep sifat-sifat cahaya. Faktor-faktor tersebut yaitu guru masih

dominan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, media yang

digunakan guru kurang bervariasi, dan perhatian siswa yang kurang. Selanjutnya,

peneliti melakukan observasi dengan tujuan untuk mengetahui kondisi nyata yang

ada di kelas V SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri.

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa selama pembelajaran

berlangsung, guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan kurang

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45 menggunakan media yang bervariasi. Ditambah lagi, guru belum melibatkan

siswa secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan pembelajaran pun

menjadi kurang bermakna.

Kesulitan siswa dalam menguasai konsep sifat-sifat cahaya tersebut

terlihat juga dalam hasil tes prasiklus yang dilakukan oleh peneliti pada hari Sabtu

tanggal 25 Februari 2012. Berdasarkan tes prasiklus penguasaan konsep sifat-sifat

cahaya diketahui dari 35 siswa hanya 8 siswa yang mencapai nilai KKM 67 dan

27 siswa lainnya masih berada di bawah nilai KKM 67. Nilai tes prasiklus tiap

siswa dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 99. Untuk lebih jelas, kondisi

prasiklus hasil tes penguasaan konsep dapat dilihat pada tabel 4.1, sebagai berikut:

Tabel 4.1. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V pada Kondisi Prasiklus

No Nilai Frekuensi Presentase

(%) Keterangan

1 10-22 5 14,28 Tidak Tuntas

2 23-35 9 25,71 Tidak Tuntas 3 36-48 8 22,87 Tidak Tuntas

4 49-61 5 14,28 Tidak Tuntas

5 62-74 4 11,43 Tuntas

6 75-87 4 11,43 Tuntas

Jumlah 35 100

Nilai rata-rata = 1507,5 : 35 = 43,07

Tingkat Ketuntasan Klasikal = 8 : 35 x 100% = 22,86%

Berdasarkan data pada tabel 4.1 diketahui ketuntasan klasikal pada kondisi

prasiklus hanya sebesar 22,86% dengan nilai rata-rata kelas hanya 43,07. Data

pada tabel 4.1 dapat disajikan dalam bentuk histogram pada gambar 4.1, sebagai

berikut:

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Gambar 4.1. Histogram Nilai Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Pada Kondisi Prasiklus

Nilai prasiklus penguasaan konsep pada tabel 4.1 dan gambar 4.1 tersebut

menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dalam interval 10-22 sebanyak 5

siswa (14,28%), interval 23-35 sebanyak 9 siswa (25,71%), dan interval 36-48

sebanyak 8 siswa (22,87%). Pada interval 49-61 terdapat 5 siswa (14,28%) dan

pada interval 62-74 hanya 4 siswa (11,43%). Sedangkan pada interval 75-87

hanya terdapat 4 siswa (11,43%) dan sama sekali tidak ada siswa yang

memperoleh nilai pada interval 88-100. Hasil ini menunjukkan bahwa penguasaan

konsep siswa pada materi Cahaya dan Sifat-sifatnya masih rendah dan perlu

diupayakan peningkatan.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dalam satu

minggu. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus I

dilaksanakan pada hari Selasa (13 Maret 2012), Kamis (15 Maret 2012), dan

Sabtu (17 Maret 2012). Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalan siklus I,

yaitu:

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan tes prasiklus yang telah dilakukan pada siswa kelas V

SDN 1 Balepanjang diketahui nilai siswa tentang penguasaan konsep sifat-

sifat cahaya masih rendah. Dengan kenyataan yang demikian, peneliti

menyusun tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan penguasaan

konsep sifat-sifat pada siswa kelas V SDN 1 Balepanjang. Peneliti

akhirnya menerapkan model pembelajaran guided inquiry dalam proses

pembelajaran konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN 1

Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri. Dalam

pelaksanaan siklus I ini peneliti tidak menetapkan indikator yang ingin

dicapai dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan peneliti hanya melihat

adanya peningkatan dari kondisi sebelum tindakan dan sesudah tindakan

siklus I.

Tahap-tahap perencanaan pada siklus I meliputi kegiatan sebagai

berikut:

1) Memilih Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, dan Indikator yang

sesuai dengan silabus IPA kelas V semester II. Silabus dapat dilihat

pada lampiran 7 halaman 101.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan

silabus yang telah dibuat sebelumnya (lampiran 7 halaman 101).

Perencenaan pembelajaran pada siklus I dirancang dengan tiga kali

pertemuan dimana alokasi waktu tiap pertemuan adalah 2x35 menit.

Mengenai susunan RPP dan langkah-langkah pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran guided inquiry dapat dilihat pada

lampiran 8 halaman 104.

3) Menyiapkan berbagai media pembelajaran.

Peneliti menyiapkan media pembelajaran yang meliputi senter,

gelas bening, karton hitam, dan cermin datar. Sedangkan untuk media

yang lain seperti gelas bening (gelas air mineral), plastik bening,

kardus, cermin datar, sendok sayur, benang, dan pensil warna, tiap

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

kelompok diminta untuk membawa dari rumah. Selain menyiapkan

media, peneliti juga menyiapkan materi ajar. Materi ajar dapat dilihat

pada lampiran 9 halaman 118.

4) Menyiapkan instrumen penelitian

Peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang meliputi

pedoman observasi kinerja guru, pedoman observasi aktivitas siswa,

kisi-kisi LKS dan lembar penilaian individu, Lembar Kerja Siswa

(LKS), dan lembar penilaian individu. Pedoman observasi kinerja guru

dapat dilihat pada lampiran 48 halaman 217. Pedoman observasi

aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 56 halaman 236. Sedangkan

untuk kisi-kisi LKS dan LKS 1 dapat dilihat pada lampiran 10 halaman

126 dan lampiran 11 halaman 128, kisi-kisi dan LKS 2 dapat dilihat

pada lampiran 15 halaman 134 dan lampiran 16 halaman 136. Kisi-kisi

dan LKS 3 dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 143 dan lampiran

21 halaman 145. Selanjutnya, kisi-kisi lembar penilaian dan lembar

penilaian individu tiap pertemuan serta kunci jawabannya dapat dilihat

berturut-turut pada lampiran 12 halaman 130, lampiran 13 halaman

132, lampiran 14 halaman 133, lampiran 17 halaman 139, lampiran 18

halaman 141, lampiran 19 halaman 142, lampiran 22 halaman 147,

lampiran 23 halaman 149, dan lampiran 24 halaman 150.

b. Tahap Pelaksanaan

Tindakan siklus 1 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa (13 Maret 2012),

pertemuan kedua pada hari Kamis (15 Maret 2012), dan pertemuan ketiga

pada hari Sabtu (17 Maret 2012). Pada pelaksanaan siklus 1 ini guru

melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran guided inquiry sesuai dengan RPP yang telah disusun dan

dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 104.

Dalam pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti bertindak sebagai

guru atau pengajar dan guru bertindak sebagai pengamat. Deskripsi

pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Pertemuan I (2x35 menit)

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Maret 2012 dalam

waktu 2x35 menit dengan materi cahaya merambat lurus dan cahaya dapat

menembus benda bening.

Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam dan absensi. Kemudian guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai secara singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki

gambaran arah yang jelas pula mengenai hal yang akan dipelajarinya.

Selanjutnya, pada kegiatan awal, guru mengadakan tanya jawab dengan

siswa. Kegiatan tanya jawab ini bertujuan untuk memunculkan keaktifan

siswa.

Kegiatan selanjutnya masuk pada kegiatan inti. Kegiatan yang

dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat tiga bentuk yakni

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada awal kegiatan inti ini, guru

mengadakan pertanyaan lanjutan dari pertanyaan saat apersepsi. Setelah

mengadakan tanya jawab, guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Guru kemudian

mendemonstrasikan arah perambatan cahaya dengan senter. Siswa diminta

untuk menjelaskan arah perambatannya. Dalam hal ini, siswa menjawab

secara serentak.

Selanjutnya, guru membagikan materi ajar dan LKS I pada masing-

masing kelompok. Permasalahan yang akan dipecahkan oleh anak pada

kegiatan ini adalah menguji benda apa saja yang dapat ditembus cahaya.

Tiap kelompok diminta untuk menyiapkan alat dan bahan yang telah

mereka bawa dari rumah. Guru menjelaskan langkah-langkah

percobaannya. Guru meminta masing-masing kelompok untuk

menuliskan hipotesis mereka. Kemudian, masing-masing kelompok

melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah yang sudah

dituliskan dalam lembar kerja. Selama melakukan percobaan, guru tetap

memberikan bimbingan pada siswa baik secara klasikal maupun per

kelompok. Selain itu, guru juga menilai keaktifan siswa selama berdiskusi

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dan bereksperimen. Disamping melakukan percobaan, siswa juga diminta

untuk berdiskusi mengisi LKS I sesuai dengan hasil percobaan mereka.

Selanjutnya, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

dari percobaan mereka. Kemudian, guru memberi kesempatan pada semua

kelompok untuk maju membacakan hasil diskusi mereka. Namun, karena

belum terbiasa melakukan presentasi di depan kelas, tidak ada anak yang

berani mengacungkan jarinya. Akhirnya, guru menunjuk dua perwakilan

kelompok untuk maju membacakan hasil diskusi mereka pada LKS 1.

Guru kemudian meluruskan hasil presentasi mereka dengan melakukan

percobaan sederhana dengan melibatkan siswa. Guru juga memberikan

penghargaan pada dua kelompok tersebut. Selanjutnya, guru dan siswa

bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.

Pada kegiatan akhir, siswa diberi soal evaluasi individu untuk

mengukur sejauh mana pengetahuan yang telah diterima siswa selama

pembelajaran. Guru juga memberikan motivasi pada siswa untuk giat

belajar dan bersikap baik dalam kehidupan. Terakhir, guru menutup proses

pembelajaran dengan salam.

Pertemuan II (2x35 menit)

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Maret 2012

dalam waktu 2x35 menit dengan materi tentang pemantulan cahaya dan

sifat bayangan pada cermin datar dan lengkung.

Kegiatan awal yang guru lakukan tidak jauh berbeda dengan

pertemuan I. Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam, berdoa,

kemudian absensi. Sesuai dengan RPP, kegiatan setelah absensi adalah

apersepsi. Namun dalam pelaksanaannya, kegiatan apersepsi dilakukan

setelah siswa berkelompok sesuai dengan kelompoknya.

Kegiatan selanjutnya adalah siswa diminta berkelompok sesuai

dengan kelompoknya pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu, guru

mengadakan apersepsi dengan menanyakan pada siswa mengenai materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan

siswa kembali mengenai sifat-sifat cahaya yang telah dipelajari

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

sebelumnya. Kemudian, guru melakukan demonstrasi untuk menggali

pengetahuan siswa tentang pemantulan cahaya. Pada kegiatan ini guru

menggunakan senter dan cermin. Namun, karena cahaya senter kurang

tajam maka berkas cahaya yang dipantulkan pun juga kurang terlihat.

Akhirnya, ada seorang siswa yang berinisiatif meletakkan cermin di bawah

sinar matahari sehingga berkas cahaya yang dipantulkan pun terlihat

dengan jelas. Guru meminta siswa untuk menjelaskan peristiwa tersebut.

Kemudian, siswa juga diminta untuk menyebutkan jenis-jenis pemantulan

cahaya.

Selanjutnya, guru membagikan LKS II pada tiap kelompok. Guru

membimbing mereka untuk melakukan percobaan sesuai dengan langkah-

langkah yang telah dituliskan pada LKS II. Permasalahan yang akan

diselidiki pada kegiatan ini adalah mengenal bayangan pada cermin datar

dan cermin lengkung. Pada percobaan ini siswa menggunakan sendok

sayur sebagai pengganti cermin lengkung. Siswa diminta untuk melakukan

percobaan sambil berdiskusi mengisi LKS II. Dalam hal ini tetap tidak

lepas dari bimbingan guru. Kemudian, siswa dengan bimbingan guru

membuat kesimpulan dari percobaan yang telah mereka lakukan. Setelah

selesai berdiskusi dan bereksperimen, perwakilan dua kelompok diminta

maju untuk membacakan hasil percobaan mereka. Guru memberikan

penghargaan bagi dua kelompok tersebut. Selanjutnya, guru bersama siswa

membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan selam proses

pembelajaran. Setiap siswa diminta untuk bertanya jika ada hal-hal yang

belum dimengerti.

Pada kegiatan akhir, siswa diberi soal evaluasi untuk dikerjakan

secara individu. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, kemudian

dikumpulkan. Guru memberi motivasi pada siswa untuk tetap giat belajar.

Akhirnya, kegiatan pembelajaran ditutup dengan salam.

Pertemuan III (2x35 menit)

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Maret 2012

dengan materi tentang pembiasan cahaya dan penguraian cahaya.

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru tidak jauh berbeda

dengan pertemuan II. Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam,

berdoa, kemudian absensi. Sesuai dengan RPP, kegiatan setelah absensi

adalah apersepsi. Namun dalam pelaksanaannya, kegiatan apersepsi

dilakukan setelah siswa berkelompok sesuai dengan kelompoknya.

Kegiatan selanjutnya masuk pada inti pembelajaran yang diawali

dengan demonstrasi oleh guru. Guru mendemonstrasikan pensil yang

dimasukkan ke dalam air. Kemudian, siswa diminta untuk menjelaskan

peristiwa tersebut sebagai peristiwa pembiasan cahaya. Selanjutnya, guru

menuliskan poin dari kegiatan demonstrasi itu di papan tulis. Selain itu,

siswa juga diminta untuk menyebutkan contoh peristiwa pembiasan

cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya, siswa diminta untuk menyiapkan alat dan bahan yang

telah mereka bawa. Pada pertemuan ini, permasalahan yang akan diselidiki

adalah mengamati beberapa kombinasi warna dengan cakram warna. Tiap

kelompok diminta untuk membuat cakram warna dengan alat dan bahan

yang telah mereka siapkan. Guru memberikan bimbingan pada semua

kelompok. Setelah selesai membuat cakram warna, siswa diminta untuk

memperagakan cara kerja cakram warna tersebut. Kemudian, tiap

kelompok menuliskan data percobaan yang mereka peroleh dari peragaan

cakram warna mereka. Siswa dengan bimbingan guru membuat

kesimpulan dari percobaan yang mereka lakukan. Guru meminta

perwakilan dua kelompok untuk maju membacakan hasil percobaan

mereka. Guru juga selalu mengamati aktivitas setiap siswa baik secara

individu maupun kelompok. Dua kelompok yang telah membacakan hasil

percobaannya diberi penghargaan oleh guru. Siswa dengan bimbingan

guru secara bersama-sama menyimpulkan pembelajaran yang telah

berlangsung. Setiap siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya

mengenai hal yang kurang jelas.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi yang

dikerjakan oleh siswa secara individu. Setelah selesai, kemudian hasil

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

pekerjaan siswa tersebut dikumpulkan. Selanjutnya, guru memberikan

motivasi pada siswa untuk selalu giat belajar dan pelajaran pun diakhiri

dengan salam oleh guru.

c. Tahap Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi oleh guru terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran guided inquiry.

Proses observasi dilakukan oleh Ibu Widayati, A.Ma. selaku guru kelas V

terhadap pelaksanaan pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan

model pembelajaran guided inquiry selama tiga kali pertemuan. Kegiatan

observasi ini menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan

oleh peneliti. Selain oleh guru kelas, observasi juga dilakukan oleh peneliti

yang bertindak sebagai pengajar terhadap siswa, baik aktivitas maupun

hasil tes penguasaan konsep sifat-sifat cahaya. Berdasarkan kegiatan

observasi (lihat lampiran 50 halaman 224, lampiran 51 halaman 226, dan

lampiran 52 halaman 228) tersebut, secara garis besar diperoleh hasil

sebagai berikut :

1) Hasil Observasi Guru

a) Kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pra pembelajaran

sudah baik. Sebelum memulai pelajaran, guru mempersiapkan

ruang, alat, dan media pembelajaran dengan baik. Namun, guru

masih kurang dalam mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran

yang kondusif.

b) Pada saat membuka pelajaran, guru sudah melakukan kegiatan

absensi dengan baik. Walaupun terkadang guru hanya mengadakan

absensi secara klasikal.

c) Kemampuan guru dalam menyampaikan kompetensi yang akan

dicapai secara umum sudah baik. Kemudian dilanjutkan pada

kegiatan apersepsi, dimana guru memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang mengarah ke materi yang akan disampaikan atau

sekedar mengingatkan siswa kembali pada materi pertemuan

sebelumnya.

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

d) Guru sudah menyampaikan materi dengan jelas dan runtut. Guru

juga sudah menunjukkan penguasaan materi dan mengaitkan

materi dengan realitas kehidupan yang ada di lingkungan sekolah

maupun lingkungan tempat tinggal siswa. Selain itu, guru juga

sudah menggunakan bahasa lisan maupun tulis dengan baik.

Dalam hal ini guru menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa

pengantar karena siswa masih belum terbiasa dengan bahasa

Indonesia. Namun, kemampuan guru dalam menguasai kelas masih

kurang sehingga masih perlu ditingkatkan.

e) Kemampuan guru dalam melibatkan siswa dalam pembelajaran

dapat dikatakan sudah baik. Sebagian besar siswa sudah ikut aktif

dalam pembelajaran.

f) Pada akhir pembelajaran, guru sudah melaksanakan penilaian akhir

dengan memberikan tes secara individu. Selain itu, kemampuan

guru dalam mengajak siswa dalam membuat rangkuman juga

sudah cukup baik. Selanjutnya, guru juga memberikan tindak lanjut

berup arahan untuk lebih giat belajar.

Secara umum, kinerja guru dalam pembelajaran dapat dikatakan cukup

baik dengan skor rata-rata 2,78 (lihat lampiran 50 halaman 224,

lampiran 51 halaman 226, dan lampiran 52 halaman 228)

2) Hasil Observasi Siswa

Adapun hasil observasi aktivitas siswa selama pelaksanaan

siklus I dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) Siswa masih belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan

menggunakan model pembelajaran guided inquiry sehingga masih

banyak siswa yang bingung saat kegiatan pembelajaran.

b) Pada saat berkelompok, sebagian kecil siswa masih ada yang

berbicara sendiri atau bercanda dengan teman. Sedangkan yang

melakukan diskusi hanya siswa-siswa tertentu.

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

c) Walaupun dengan bimbingan guru, tetapi siswa masih kurang

mampu menuliskan data dan hasil percobaan yang telah mereka

lakukan. Akan tetapi, mereka mampu dalam melakukan percobaan.

d) Siswa masih kurang percaya diri ketika diminta untuk maju

membacakan hasil percobaannya di depan kelas.

e) Alokasi penggunaan waktu dalam mengerjakan soal evaluasi sudah

tergolong tepat waktu.

f) Saat pembelajaran berlangsung perhatian siswa tergolong masih

kurang karena masih ada beberapa siswa yang ramai sendiri.

g) Masih ada siswa yang kurang teliti dalam mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru.

h) Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi sudah

tergolong tinggi. Mereka mengerjakan soal tanpa menoleh teman-

temannya.

Secara klasikal, aktivitas siswa dapat dikatakan sudah baik dengan

skor 70,43 (lihat lampiran 57 halaman 239)

Selain observasi terhadap aktivitas siswa, observasi juga

dilakukan terhadap hasil tes evaluasi siswa kelas V tentang penguasaan

konsep sifat-sifat cahaya. Daftar nilai penguasaan konsep sifat-sifat

cahaya siklus I dapat dilihat pada lampiran 46 halaman 213. Untuk

lebih jelas, data nilai tersebut dikelompokkan ke dalam tabel 4.2

sebagai berikut:

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 4.2. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V pada Siklus I

No Nilai Frekuensi Presentase (%)

Keterangan

1 23-35 3 8,57 Tidak Tuntas

2 36-48 4 11,43 Tidak Tuntas

3 49-61 11 31,43 Tidak Tuntas

4 62-74 7 20 1 Tidak Tuntas

6 Tuntas

5 75-87 9 25,71 Tuntas

6 88-100 1 2,86 Tuntas

Jumlah 35 100

Nilai rata-rata = 2174 : 35 = 62,11

Tingkat Ketuntasan Klasikal = 16 : 35 x 100% = 45,71%

Berdasarkan data pada tabel 4.2 diketahui ketuntasan klasikal

setelah tindakan mengalami peningkatan yaitu menjadi sebesar 45,71%

dengan nilai rata-rata kelas 62,11. Data pada tabel 4.2 dapat disajikan

dalam bentuk histogram pada gambar 4.2, sebagai berikut:

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar 4.2. Histogram Nilai Tes Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V pada Siklus I

Berdasarkan data nilai penguasaan konsep pada tabel 4.2 dan

gambar 4.2 tersebut menunjukkan bahwa nilai siswa mendominasi

pada interval 49-61. Siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 16

siswa (45,71%). Sedangkan 19 siswa (54,29%) masih berada di bawah

nilai KKM. Daftar nilai tes penguasaan konsep sifat-sifat cahaya siswa

kelas V pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 46 halaman 213.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus I, dapat

disimpulkan bahwa penguasaan konsep sifat-sifat cahaya pada siklus I

menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal (prasiklus). Hal ini

ditunjukkan dengan ketuntasan klasikal siswa pada prasiklus adalah

22,86% menjadi sebesar 45,71% pada siklus I. Nilai rata-rata pada kondisi

prasiklus 43,07 menjadi 62,11 pada siklus I.

Sedangkan melalui observasi dapat dilihat adanya keberhasilan dan

kekurangan pada tiap pertemuan. Keberhasilan dan kekurangan tersebut

antara lain adalah:

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

1) Pertemuan I

Pada pelaksanaan tindakan pada pertemuan I mengalami

keberhasilan. Nilai yang diperoleh siswa pun juga mengalami kenaikan

dari kondisi prasiklus. Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan

tersebut antara lain adalah:

a) Pelaksanaan pembelajaran pada jam pertama merupakan salah satu

faktor terciptanya lingkungan belajar yang kondusif.

b) Lingkungan sekolah yang tidak ramai.

c) Persiapan media oleh siswa maupun guru yang sudah baik.

d) Tingkat kedalaman materi yang tidak begitu sulit sehingga mudah

dikuasai oleh siswa.

e) Pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan alokasi waktu yang

direncanakan.

Selain adanya keberhasilan, tindakan pada pertemuan I juga

tidak luput dari adanya kekurangan-kekurangan. Kekurangan tersebut

sebagai berikut:

a) Siswa yang belum berpengalaman dengan model pembelajaran

guided inquiry sehingga dalam kegiatan belajar mengajar banyak

siswa yang bertanya tentang kegiatan apa yang harus mereka

lakukan.

b) Siswa belum terbiasa dengan bekerja secara kelompok sehingga

pengerjaan kegiatan praktikum masih terpusat pada beberapa siswa

saja.

c) Siswa kurang percaya diri jika diminta untuk membacakan hasil

diskusi mereka di depan kelas.

2) Pertemuan II

Hasil tes siswa pada pertemuan II mengalami sedikit penurunan

dibanding dengan pada pertemuan I. Pada pertemuan II ini ada

beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan tersebut, antara lain

yaitu:

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

a) Tingkat kedalaman materi yang sulit sehingga tidak mudah

dikuasai oleh siswa.

b) Media yang digunakan dalam pembelajaran kurang sesuai dengan

yang direncanakan.

c) Pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan jam istirahat

membuat siswa kurang konsentrasi karena sudah banyak siswa dari

kelas lain yang keluar kelas.

d) Guru masih jarang menegur atau memperingatkan siswa yang

ramai sendiri.

e) Pelaksanaan pembelajaran yang melebihi alokasi waktu yang

direncanakan.

Selain adanya penurunan, pada pertemuan II ini juga

mengalami sedikit keberhasilan. Keberhasilan pembelajaran pada

pertemuan II ini antara lain adalah:

a) Siswa mulai sedikit terbiasa dengan pembelajaran guided inquiry

sehingga intensitas siswa dalam bertanya tentang kegiatan apa

yang harus dilakukan menjadi sedikit berkurang.

b) Hampir semua anggota kelompok sudah mulai ikut aktif dalam

kegiatan praktikum kelompoknya.

3) Pertemuan III

Hasil tes siswa pada pertemuan III mengalami kenaikan

dibanding pada pertemuan II. Pelaksanaan pembelajaran pada

pertemuan III dapat dikatakan lebih berhasil. Hal yang mempengaruhi

keberhasilan tersebut sebagai berikut:

a) Suasana lingkungan sekolah yang tidak ramai sehingga siswa bisa

berkonsentrasi dalam pembelajaran.

b) Media yang akan digunakan oleh siswa maupun guru sudah

dipersiapkan dengan baik.

c) Kegiatan praktikum pada pertemuan III dianggap menyenangkan

oleh siswa karena adanya kegiatan mewarnai.

d) Siswa sudah terbiasa bekerja secara berkelompok.

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Disamping ada beberapa keberhasilan, dalam pertemuan III ini

juga terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan itu sebagai berikut:

a) Ada beberapa siswa yang sibuk mewarnai sendiri, bukan ikut

bekerja dengan kelompoknya.

b) Pelaksanaan pembelajaran yang melebihi waktu yang

direncakanan.

c) Pada salah satu konsep yang dipelajari, siswa masih kurang paham

karena siswa tidak terlibat langsung dalam kegiatan yang

dipraktikkan guru.

Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas, maka peneliti

mencari alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:

1) Jumlah kelompok diperbanyak dengan jumlah anggota tiap kelompok

diperkecil. Hal ini dilakukan dengan harapan untuk meminimalisir

pengerjaan tugas kelompok yang terpusat pada beberapa siswa saja.

2) Guru lebih tegas dalam menegur siswa sehingga perhatian siswa lebih

terpusat.

3) Guru mengajak siswa untuk melakukan pembelajaran di luar kelas agar

siswa tidak jenuh.

4) Dalam satu kali pertemuan, guru memberikan lebih dari satu

percobaan agar setiap siswa dapat lebih aktif.

5) Guru memberikan pesan menarik dan motivasi yang cukup serta

memberikan informasi tentang penghargaan yang akan didapatkan bagi

kelompok yang berani mempresentasikan hasil percobaan mereka di

depan kelas. Dengan adanya penghargaan ini, siswa menjadi labih aktif

dan meningkatkan kerjasama dalam kelompok.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi tersebut, tindakan yang

dilakukan pada siklus I sudah mengalami peningkatan dari kondisi

prasiklus, tetapi belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan.

Penelitian dikatakan berhasil apabila indikator ketuntasan siswa mencapai

75%, namun hasil yang diperoleh pada tindakan siklus I ini baru mencapai

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

45,71%. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan yang dilanjutkan pada

penelitian siklus II.

2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dalam satu

minggu. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus II

dilaksanakan pada hari Selasa (10 April 2012), Kamis (12 April 2012), dan

Sabtu (14 April 2012). Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalan siklus II,

yaitu:

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui

bahwa penguasaan konsep sifat-sifat cahaya pada siswa sudah

menunjukkan adanya peningkatan. Namun, peningkatan tersebut belum

sesuai dengan target capaian indikator kinerja. Hal ini ditunjukkan dengan

masih ada 19 siswa atau 54,29% siswa yang nilainya berada di bawah

KKM (67). Oleh karena itu, kegiatan penelitian tindakan kelas ini

dilanjutkan ke siklus II dengan harapan dapat memperbaiki kelemahan-

kelemahan pada siklus I. Selain itu, dengan pelaksanaan siklus II ini

diharapkan mendapatkan hasil yang optimal sesuai harapan bahwa

indikator kinerja dari penelitian ini sebesar 75% dapat tercapai.

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I, maka peneliti

menyusun tindakan pada tahap perencanaan ini sebagai berikut:

1) Memilih Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, dan Indikator yang

sesuai dengan silabus IPA kelas V semester II. Silabus dapat dilihat

pada lampiran 25 halaman 151.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan

silabus yang telah dibuat sebelumnya (lampiran 25 halaman 151).

Perencanaan pembelajaran pada siklus II dirancang dengan tiga kali

pertemuan dimana alokasi waktu tiap pertemuan adalah 2x35 menit.

Mengenai susunan RPP dan langkah-langkah pembelajaran dengan

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

menerapkan model pembelajaran guided inquiry dapat dilihat pada

lampiran 26 halaman 155.

3) Menyiapkan berbagai media pembelajaran.

Peneliti menyiapkan media pembelajaran yang meliputi mika

berwarna, cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung.

Sedangkan untuk media yang lain seperti gelas bening (gelas air

mineral), koin, senter, kertas karton, dan mangkuk, tiap kelompok

diminta untuk membawa dari rumah.

4) Menyiapkan instrumen penelitian

Peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang meliputi

pedoman observasi kinerja guru, pedoman observasi aktivitas siswa,

kisi-kisi LKS dan lembar penilaian individu, Lembar Kerja Siswa

(LKS), dan lembar penilaian individu. Pedoman observasi kinerja guru

dan observasi kinerja guru dapat dilihat pada lampiran 48 halaman 217

dan lampiran 49 halaman 222. Pedoman observasi aktivitas siswa dan

lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 56

halaman 236 dan lampiran 58 halaman 242. Kisi-kisi LKS 1 dan 2

dapat dilihat pada lampiran 27 halaman 170 dan lampiran 29 halaman

173, sedangkan untuk LKS 1 dan 2 dapat dilihat pada lampiran 28

halaman 172 dan lampiran 30 halaman 175. Kisi-kisi LKS 3, 4, dan 5

dapat dilihat pada lampiran 34 halaman 185, lampiran 39 halaman 198,

dan lampiran 41 halaman 201. Sedangkan untuk LKS 3, 4, dan 5 dapat

dilihat pada lampiran 35 halaman 187, lampiran 40 halaman 200, dan

lampiran 42 halaman 203. Selanjutnya, kisi-kisi lembar penilaian dan

lembar penilaian individu pertemuan I serta kunci jawabannya dapat

dilihat berturut-turut pada lampiran 31 halaman 177, lampiran 32

halaman 181, dan lampiran 33 halaman 183. Kisi-kisi lembar penilaian

dan lembar penilaian individu pertemuan II serta kunci jawabannya

dapat dilihat pada lampiran 36 halaman 190, lampiran 37 halaman 194,

dan lampiran 38 halaman 196. Kisi-kisi lembar penilaian dan lembar

penilaian individu pertemuan III beserta kunci jawabannya dapat

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

dilihat pada lampiran 43 halaman 205, lampiran 44 halaman 209, dan

lampiran 45 halaman 211.

b. Tahap Pelaksanaan

Tindakan siklus 1 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa (10 April 2012),

pertemuan kedua pada hari Kamis (12 April 2012), dan pertemuan ketiga

pada hari Sabtu (14 April 2012). Pada pelaksanaan siklus II ini guru

melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran guided inquiry sesuai dengan RPP yang telah disusun dan

dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 149.

Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut :

Pertemuan I (2x35 menit)

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa, 10 April 2012 dalam

waktu 2x35 menit dengan materi cahaya merambat lurus dan cahaya dapat

menembus benda bening.

Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan

salam, absensi, dan pengkondisian kelas. Selanjutnya, pada kegiatan awal,

guru mengadakan tanya jawab dengan siswa. Kegiatan tanya jawab ini

bertujuan untuk mengingatkan siswa kembali pada materi yang sudah

diajarkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.

Kegiatan selanjutnya masuk pada kegiatan inti. Kegiatan yang

dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat tiga bentuk yakni

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada awal kegiatan inti ini, guru

mengadakan pertanyaan lanjutan dari pertanyaan saat apersepsi. Setelah

mengadakan tanya jawab, guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Namun, dalam kegaiatan

pembelajaran kali ini jumlah kelompoknya berbeda dengan jumlah

kelompok pada pembelajaran sebelumnya.

Pada pembelajaran kali ini jumlah kelompok menjadi 9 kelompok

dengan masing-masing kelompok beranggotakan 3-4 siswa. Selanjutnya,

siswa diminta untuk menyiapkan alat dan bahan seperti senter dan 3

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

lembar kertas karton. Guru membagikan materi ajar dan LKS I pada

masing-masing kelompok. Permasalahan yang akan dipecahkan oleh anak

pada kegiatan ini adalah membuktikan bahwa cahaya merambat lurus. Jika

pada pembelajaran sebelumnya arah perambatan cahaya didemonstrasikan

oleh guru, maka pada pertemuan I ini siswa diminta untuk mempraktikkan

sendiri agar siswa lebih mengerti. Guru menjelaskan langkah-langkah

percobaannya. Siswa diminta untuk mempraktikkan percobaan tersebut

sesuai dengan petunjuk pada LKS 1. Siswa diminta untuk berdiskusi dan

menuliskan data percobaan mereka. Selama melakukan percobaan, guru

tetap memberikan bimbingan pada siswa, tetapi bimbingan tersebut

dikurangi tidak seperti pada siklus I. Selanjutnya, guru membimbing siswa

membuat kesimpulan dari percobaan mereka.

Setelah percobaan pada LKS 1 selesai, guru membagikan LKS II

pada masing-masing kelompok. Permasalahan yang akan dipecahkan oleh

anak pada kegiatan ini adalah menguji benda apa saja yang dapat ditembus

cahaya. Pada percobaan ini benda yang mereka uji bertambah dari

pembelajaran sebelumnya. Tiap kelompok diminta untuk menyiapkan alat

dan bahan yang telah mereka bawa dari rumah. Guru menjelaskan

langkah-langkah percobaannya. Guru meminta masing-masing kelompok

untuk menuliskan hipotesis mereka. Kemudian, masing-masing kelompok

melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah yang sudah

dituliskan dalam lembar kerja. Selama melakukan percobaan, guru tetap

memberikan bimbingan pada siswa baik secara klasikal maupun per

kelompok. Selain itu, guru juga menilai keaktifan siswa selama berdiskusi

dan bereksperimen. Di samping melakukan percobaan, siswa juga diminta

untuk berdiskusi mengisi LKS 2 sesuai dengan hasil percobaan mereka.

Selanjutnya, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

dari percobaan mereka. Setelah percobaan pada LKS 2 selesai, siswa

diminta untuk membacakan hasil percobaan dan diskusi mereka pada LKS

1 dan 2. Pada siklus II pertemuan I ini siswa sudah mulai berani untuk

membacakan hasil diskusi mereka di depan kelas. Guru kemudian

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

meluruskan hasil presentasi mereka dengan memberikan sedikit

penjelasan. Guru juga memberikan penghargaan pada kelompok yang

telah berani maju untuk membacakan hasil percobaan dan diskusi mereka.

Selanjutnya, guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari

kegiatan yang telah dilakukan.

Pada kegiatan akhir, siswa diberi soal evaluasi individu untuk

mengukur tingkat pengetahuan yang telah diterima siswa selama

pembelajaran. Guru juga memberikan motivasi pada siswa untuk giat

belajar dan bersikap baik dalam kehidupan. Terakhir, guru menutup proses

pembelajaran dengan salam.

Pertemuan II (2x35 menit)

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 12 April 2012

dalam waktu 2x35 menit dengan materi tentang pemantulan cahaya dan

sifat bayangan pada cermin datar dan lengkung.

Kegiatan awal yang guru lakukan tidak jauh berbeda dengan

pertemuan I. Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam, berdoa,

kemudian absensi. Sesuai dengan RPP, kegiatan setelah absensi adalah

apersepsi. Guru mengadakan tanya jawab mengenai materi pemantulan

cahaya yang sudah dijelaskan pada pembelajaran sebelumnya. Tanya

jawab ini bertujuan untuk mengingatkan siswa kembali mengenai materi

tersebut.

Kegiatan selanjutnya adalah siswa diminta berkelompok sesuai

dengan kelompok yang telah ditentukan. Jumlah kelompok pada

pertemuan II ini berbeda dari pertemuan I. Pada pertemuan ini siswa

dibagi menjadi 8 kelompok dengan jumlah anggota 4-5 siswa.

Selanjutnya, guru membagikan LKS 3 pada tiap kelompok. Tiap

kelompok menyiapkan alat dan bahan yang telah mereka bawa dari rumah.

Permasalahan yang akan diselidiki pada kegiatan ini adalah mengenal

bayangan pada cermin datar dan cermin lengkung. Jika pada pembelajaran

sebelumnya pengganti cermin lengkung adalah sendok sayur, maka pada

pertemuan kali ini menggunakan cermin lengkung sungguhan. Cermin

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

lengkung ini disediakan oleh guru. Namun, karena keterbatasan jumlah

maka tiap kelompok bergantian menggunakannya. Guru membimbing

mereka untuk melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah yang

telah dituliskan pada LKS 3. Siswa diminta untuk melakukan percobaan

sambil berdiskusi mengisi LKS 3. Dalam hal ini tetap tidak lepas dari

bimbingan guru. Kemudian, siswa dengan bimbingan guru membuat

kesimpulan dari percobaan yang telah mereka lakukan.

Setelah selesai berdiskusi dan bereksperimen, perwakilan

kelompok diminta maju untuk membacakan hasilnya. Banyak siswa yang

mengacungkan jarinya agar ditunjuk, namun hanya dua siswa yang dipilih

guru sebagai perwakilan dari kelompoknya. Guru memberikan

penghargaan bagi dua kelompok tersebut. Selanjutnya, guru bersama siswa

membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan selam proses

pembelajaran. Setiap siswa diminta untuk bertanya jika ada hal-hal yang

belum dimengerti.

Pada kegiatan akhir, siswa diberi soal evaluasi untuk dikerjakan

secara individu. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, kemudian

dikumpulkan. Guru memberi motivasi pada siswa untuk tetap giat belajar.

Akhirnya, kegiatan pembelajaran ditutup dengan salam.

Pertemuan III (2x35 menit)

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 April 2012

dengan materi tentang pembiasan cahaya dan penguraian cahaya.

Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru tidak jauh berbeda

dengan pertemuan II. Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam,

berdoa, kemudian absensi. Sesuai dengan RPP, kegiatan setelah absensi

adalah apersepsi. Pada kegiatan apersepsi, guru mengadakan tanya jawab

untuk mengingatkan siswa kembali mengenai materi pembiasan dan

penguraian cahaya.

Kegiatan selanjutnya masuk pada inti pembelajaran yang diawali

dengan pembagian kelompok. Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok

dengan jumlah anggota adalah 5 siswa. Selanjutnya, tiap kelompok

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

diminta untuk mempersiapkan alat dan bahan yang telah mereka bawa dari

rumah. Guru kemudian membagikan LKS 4. Permasalahan yang akan

diselidiki pada percobaan ini adalah mengamati peristiwa pembiasan

cahaya. Tiap kelompok menuliskan hasil percobaan mereka pada LKS 4.

Selanjutnya, tiap kelompok dengan bimbingan guru membuat kesimpulan

dari kegiatan yang telah mereka lakukan.

Setelah kegiatan pada LKS 4 selesai, guru membagikan LKS 5.

Tiap kelompok diminta untuk menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan

selanjutnya. Permasalahn yang akan diselidiki pada percobaan ini adalah

mengamati warna-warna yang menyusun cahaya putih matahari. Semua

kelompok diminta untuk keluar kelas dan mencari tempat yang terkena

cahaya matahari langsung. Tiap kelompok diminta untuk melakukan

percobaan sesuai dengan langkah-langkah yang telah tertulis pada LKS 5.

Sementara itu, guru memberikan bimbingan bagi kelompok yang

mengalami kesulitan. Setelah semua kelompok selesai dengan kegiatan

tersebut, maka semua kelompok diminta untuk kembali ke dalam kelas

dan menuliskan hasil percobaan mereka. Selama percobaan berlangsung,

guru juga selalu mengamati aktivitas setiap siswa baik secara individu

maupun kelompok.

Selanjutnya, perwakilan dari dua kelompok yang berani untuk

maju diminta untuk membacakan hasil percobaan mereka pada LKS 4 dan

5. Dua kelompok yang telah membacakan hasil percobaannya diberi

penghargaan oleh guru. Siswa dengan bimbingan guru secara bersama-

sama menyimpulkan pembelajaran yang telah berlangsung. Setiap siswa

juga diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal yang kurang jelas.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi yang

dikerjakan oleh siswa secara individu. Setelah selesai, kemudian hasil

pekerjaan siswa tersebut dikumpulkan. Selanjutnya, guru memberikan

motivasi pada siswa untuk selalu giat belajar dan pelajaran pun diakhiri

dengan salam oleh guru.

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

c. Tahap Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi oleh guru terhadap pelaksanaan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran guided inquiry.

Proses observasi dilakukan oleh Ibu Widayati, A.Ma., selaku guru kelas V

terhadap pelaksanaan pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan

model pembelajaran guided inquiry selama tiga kali pertemuan. Kegiatan

observasi ini menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan

oleh peneliti (lihat lampiran 49 halaman 216). Selain oleh guru kelas,

observasi juga dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai pengajar

terhadap siswa, baik aktivitas maupun hasil tes penguasaan konsep sifat-

sifat cahaya. Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar

diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Hasil Observasi Guru

a) Kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pra tindakan

sudah baik. Sebelum memulai pelajaran, guru mempersiapkan

ruang, alat, dan media pembelajaran dengan baik. Guru juga tidak

lupa mengecek kesiapan siswa.

b) Pada saat membuka pelajaran, guru sudah melakukan kegiatan

absensi dengan baik. Walaupun terkadang guru masih mengadakan

absensi secara klasikal.

c) Kemampuan guru dalam menyampaikan kompetensi yang akan

dicapai secara umum sudah baik. Kemudian dilanjutkan pada

kegiatan apersepsi, dimana guru memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang mengarah ke materi yang akan disampaikan atau

sekedar mengingatkan siswa kembali pada materi pertemuan

sebelumnya.

d) Guru sudah menyampaikan materi dengan jelas dan runtut. Guru

juga sudah menunjukkan penguasaan materi dan mengaitkan

materi dengan realitas kehidupan yang ada di lingkungan sekolah

maupun lingkungan tempat tinggal siswa. Selain itu, guru juga

sudah menggunakan bahasa lisan maupun tulis dengan baik.

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Dalam hal ini guru menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa

pengantar karena siswa masih belum terbiasa dengan bahasa

Indonesia. Kemampuan guru dalam menguasai kelas pun juga

dapat dikatakan sudah mengalami peningkatan dari siklus I. Guru

sudah menegur dengan tegas siswa yang tidak memperhatikan

pembelajaran.

e) Kemampuan guru dalam melibatkan siswa dalam pembelajaran

dapat dikatakan sudah baik. Hampir semua siswa sudah ikut aktif

dalam pembelajaran. Hal ini terlihat ketika melakukan percobaan

hampir semua siswa sudah fokus dan aktif dalam kelompoknya

masing-masing. Keberanian dan percaya diri siswa dalam

membacakan hasil percobaan di depan kelas pun juga meningkat.

Selain itu, tempat pembelajaran tidak hanya di dalam kelas tetapi di

luar kelas juga. Hal ini membuat siswa tidak jenuh.

f) Pada akhir pembelajaran, guru sudah melaksanakan penilaian akhir

dengan memberikan tes secara individu. Selain itu, kemampuan

guru dalam mengajak siswa dalam membuat rangkuman juga

sudah cukup baik. Selanjutnya, guru juga memberikan tindak lanjut

berupa arahan untuk lebih giat belajar.

g) Alokasi waktu guru dalam mengajar sudah sesuai dengan yang

direncanakan.

Secara umum, kinerja guru dalam pembelajaran dapat dikatakan sudah

baik dengan skor rata-rata 3,17 (lihat lampiran 53 halaman 230,

lampiran 54 halaman 232, dan lampiran 55 halaman 234)

2) Hasil Observasi Siswa

Adapun hasil observasi aktivitas siswa selama pelaksanaan

siklus II dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) Siswa sudah mulai terbiasa dengan kondisi belajar dengan

menggunakan model pembelajaran guided inquiry. Siswa tidak

tampak bingung lagi dengan proses pembelajaran yang dilakukan.

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

b) Pada saat berkelompok, hampir semua siswa sudah fokus dan aktif

pada kelompoknya masing-masing.

c) Siswa sudah mampu menuliskan data dan hasil percobaan yang

telah mereka lakukan, walau masih tetap dengan sedikit bimbingan

guru.

d) Siswa sudah mulai berani dan percaya diri ketika diminta untuk

maju membacakan hasil percobaannya di depan kelas.

e) Alokasi penggunaan waktu dalam mengerjakan soal evaluasi sudah

tergolong tepat waktu.

f) Siswa yang ramai sendiri sudah mendapat teguran yang tegas dari

guru.

g) Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi sudah

tergolong tinggi. Mereka mengerjakan soal tanpa menoleh teman-

temannya.

Secara klasikal, aktivitas siswa dapat dikatakan sangat baik dengan

skor 82 (lihat lampiran 58 halaman 242)

Selain observasi terhadap aktivitas siswa, observasi juga

dilakukan terhadap hasil tes evaluasi siswa kelas V tentang penguasaan

konsep sifat-sifat cahaya. Daftar nilai penguasaan konsep sifat-sifat

cahaya siklus II dapat dilihat pada lampiran 47 halaman 215. Untuk

lebih jelas, data nilai tersebut dikelompokkan ke dalam tabel 4.3

sebagai berikut:

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 4.3. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V pada Siklus II

No Nilai Frekuensi Presentase (%)

Keterangan

1 36-48 3 8,57 Tidak Tuntas

2 49-61 1 2,86 Tidak Tuntas

3 62-74 13 37,14 4 Tidak Tuntas

9 Tuntas

4 75-87 11 31,43 Tuntas

5 88-100 7 20 Tuntas

Jumlah 35 100

Nilai rata-rata = 2567 : 35 = 73,34

Tingkat Ketuntasan Klasikal = (27 : 35) x 100% = 77,14%

Berdasarkan data pada tabel 4.3 diketahui ketuntasan klasikal

pada siklus II sebesar 77,14% dengan nilai rata-rata kelas 73,34. Data

pada tabel 4.3 dapat disajikan dalam bentuk histogram pada gambar

4.3, sebagai berikut:

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Gambar 4.3. Histogram Nilai Tes Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Pada Siswa Kelas V Siklus II

Berdasarkan data nilai penguasaan konsep pada tabel 4.3 dan

gambar 4.3 tersebut menunjukkan bahwa nilai siswa mendominasi

pada interval 62-74. Siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 27

siswa (77,14%). Sedangkan 8 siswa (22,86%) masih berada di bawah

nilai KKM. Daftar nilai tes penguasaan konsep sifat-sifat cahaya siswa

kelas V pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 47 halaman 215.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil tes pada siklus II, dapat diperoleh simpulan

bahwa penguasaan konsep sifat-sifat cahaya siswa pada siklus II ini telah

menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari siklus I. Hal ini

dibuktikan dengan ketuntasan klasikal pada siklus I yang hanya 45,71%

menjadi 77,14% pada siklus II.

Walaupun secara umum menunjukkan adanya peningkatan, namun

pada tiap pertemuan mengalami dinamika baik penurunan maupun

kenaikan. Keberhasilan dan kekurang pada tiap pertemuan selalu

dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1) Pertemuan I

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I ini mengalami

keberhasilan jika dibanding dengan pembelajaran pada pertemuan I

siklus I. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan itu antara lain:

a) Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan waktu yang

direncanakan.

b) Siswa dan guru sudah mempersiapkan media dengan lebih baik.

c) Tingkat kedalaman materi yang tidak begitu sulit dan sudah

dipelajari pada siklus sebelumnya membuat siswa menjadi lebih

mudah dalam menguasai materi.

d) Dengan jumlah anggota yang sedikit dapat membuat siswa lebih

aktif dalam kelompoknya.

e) Siswa sudah mulai percaya diri untuk membacakan hasil diskusi di

depan kelas.

Di samping keberhasilan, juga ada beberapa kekurangan pada

pertemuan I, yaitu:

a) Siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran karena

kondisi lingkungan sekolah yang agak ramai.

b) Dengan jumlah kelompok yang banyak, guru menjadi kurang bisa

mengendalikan kelas.

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II, hasil tes siswa mengalami penurunan. Hal

ini juga terjadi pada siklus I. Faktor yang mempengaruhi penurunan ini

antara lain sebagai berikut:

a) Tingkat kedalaman materi yang sulit menyebabkan siswa kurang

dapat menguasai materi.

b) Keterbatasan jumlah media yang digunakan untuk praktikum

menyebabkan timbulnya keributan antar kelompok.

c) Kurangnya pemahaman siswa dalam penggunaan media

menyebabkan guru harus menjelaskan kembali pada tiap

kelompok, sehingga memakan banyak waktu.

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Selain ada kekurangan, pembelajaran pada pertemuan II ini

juga mengalami beberapa keberhasilan, yaitu:

a) Siswa dapat mengenal ketiga macam cermin yang dipelajari dan

dapat membedakan antara ketiganya.

b) Siswa menjadi lebih aktif dalam kelompoknya karena jumlah

anggota kelompok yang sedikit.

c) Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa karena siswa

dihadapkan dengan benda-benda baru yang belum pernah

dilihatnya.

3) Pertemuan III

Hasil tes pada pertemuan III mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan pada pertemuan sebelumnya. Hal ini disebabkan

karena beberapa faktor, yaitu:

a) Pelaksanaan pembelajaran yang berada di luar kelas membuat

siswa merasa senang dan lebih antusias mengikuti kegiatan.

b) Pemberian penghargaan bagi kelompok yang berani maju membuat

siswa lebih antusias dan lebih percaya diri.

c) Tingkat kedalaman materi yang tidak begitu sulit membuat siswa

lebih mudah menguasai materi.

d) Siswa dan guru sudah mempersiapkan media dengan baik.

e) Media yang digunakan adalah alat yang ada dalam kehidupan

sehari-hari siswa, sehingga siswa tidak merasa kesulitan dalam

menggunakannya.

Selain itu, ada beberapa kekurangan pada pertemuan III ini,

antara lain sebagai berikut:

a) Banyak siswa dari kelas lain yang ikut melihat kegiatan yang

dilakukan siswa kelas V menyebabkan kegiatan siswa menjadi

terganggu.

b) Kondisi cuaca yang agak mendung menyebabkan hasil praktikum

siswa kurang maksimal.

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

c) Penggunaan air sebagai media menyebabkan lantai kelas menjadi

agak kotor.

Secara umum, kelemahan yang ada pada siklus I maupun siklus II

sudah dapat diatasi dengan baik walaupun masih ada sedikit kekurangan

dalam pelaksanaan pembelajarannya. Siswa sudah merasa senang hati dan

antusias dalam melakukan kegiatan selama pembelajaran. Siswa tidak

hanya mendengarkan dan menghafal, tetapi juga ikut terlibat secara aktif

dalam pembelajaranan. Dimana siswa mengalami proses pembelajaran

melalui diskusi dan bereksperimen sehingga lebih menguasai materi

pelajaran. Sementara itu, yang peneliti lakukan terhadap 8 siswa yang

belum tuntas adalah memberikan motivasi dan arahan agar selalu rajin

belajar dan jangan takut untuk mencoba hal-hal baru. Untuk tindakan

selanjutnya peneliti menyerahkan pada guru kelas.

Berdasarkan berbagai kekurangan dan keberhasilan yang

dipaparkan di atas, maka dapat diperoleh simpulan bahwa penerapan

model pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan penguasaan

konsep sifat-sifat cahaya siswa. Hal ini terbukti dari adanya peningkatan

yang signifikan dari kondisi prasiklus sampai ke siklus II. Pada siklus II

menunjukkan bahwa indikator kinerja yang ditargetkan oleh peneliti sudah

tercapai dengan ketuntasan klasikal sebesar 77,14 %. Dari fakta tersebut

maka penelitian ini dapat diakhiri pada siklus II dan dinyatakan berhasil.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Berdasarkan deskripsi dari masing-masing tindakan yang telah disebutkan

di atas, maka terlihat adanya peningkatan. Peningkatan terlihat dari kondisi

pratindakan, siklus I, dan siklus II. Peningkatan tersebut dapat disajikan dalam

bentuk perbandingan antarsiklus. Perbandingan antarsiklus dapat dilihat pada

tabel 4.4 sebagai berikut:

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76 Tabel 4.4. Data Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Siswa

Kelas V pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

No. Interval Nilai Frekuensi

Prasiklus Siklus I Siklus II

1. 10-22 5 0 0

2. 23-35 9 3 0

3. 36-48 8 4 3

4. 49-61 5 11 1

5. 62-74 4 7 13

6. 75-87 4 9 11

7. 88-100 0 1 7

Jumlah Siswa 35 35 35

Siswa Tidak Tuntas 27 19 8

Siswa Sudah Tuntas 8 16 27

Nilai Rata-Rata Kelas 43,07 62,11 73,34

Ketuntasan Klasikal 22,86% 45,71% 77,14%

Tabel 4.4 di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai penguasaan

konsep sifat-sifat cahaya siswa dari pra tindakan sampai siklus II. Persentase

ketuntasan klasikal meningkat dari prasiklus sebesar 22,86% menjadi 45,71%

pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi sebesar 77,14%. Pada

akhir siklus masih terdapat 8 siswa yang belum tuntas KKM dalam penguasaan

konsep sifat-sifat cahaya. Agar lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 47 halaman

215.

Perbandingan nilai rata-rata kelas dari tiap siklus terjadi peningkatan. Pada

prasiklus nilai rata-rata kelas sebesar 43,07, pada siklus I meningkat menjadi

62,11 dan mengalami peningkatan lagi pada siklus II menjadi 73,34. Peningkatan

tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran guided inquiry tepat untuk

membantu meningkatkan penguasaan konsep siswa tentang sifat-sifat cahaya.

Dari tabel 4.4 perbandingan nilai penguasaan konsep sifat-sifat cahaya di

atas dapat dibuat histogram pada gambar 4.4. sebagai berikut:

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Gambar 4.4. Histogram Perbandingan Nilai Tes Penguasaan Konsep Sifat-sifat Cahaya Pada Siswa Kelas V pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Dari gambar 4.4 terlihat bahwa nilai prasiklus (kuning) lebih mendominasi

pada interval nilai rendah (23-35) dan nilai siklus I (oranye) mendominasi pada

interval nilai sedang (49-61). Selanjutnya, nilai siklus II (hijau) mendominasi pada

interval nilai tinggi (62-74).

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dinyatakan bahwa

terjadi peningkatan penguasaan konsep sifat-sifat cahaya dengan menggunakan

model pembelajaran guided inquiry. Secara garis besar, penelitian ini telah

berhasil menjawab rumusan masalah yang telah peneliti kemukakan pada bagian

bab I.

Pembahasan hasil penelitian ini akan dijabarkan secara garis besar dari

kondisi prasiklus dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dan II dengan

menerapkan model pembelajaran guided inquiry. Pembahasan hasil penelitian

tersebut sebagai berikut:

1. Prasiklus

Pada prasiklus terlihat bahwa pembelajaran sifat-sifat cahaya pada

siswa kelas V SDN 1 Balepanjang masih konvensional yaitu siswa diminta

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

untuk membuka buku kemudian guru membacakan materi dan selanjutnya

siswa mengerjakan soal. Selain itu, guru juga belum menggunakan media

yang bervariasi sehingga suasana pembelajaran terkesan membosankan. Hal

ini membuat siswa tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Akibatnya, penguasaan konsep siswa tentang sifat-sifat cahaya

menjadi rendah. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang

memperoleh nilai berada di bawah KKM. Pada kondisi prasiklus, siswa yang

belum tuntas KKM sebanyak 27 siswa, sedangkan yang sudah tuntas hanya

sebanyak 8 siswa atau 22,86%. Nilai terendah pada prasiklus adalah 10 dan

nilai tertinggi yang dicapai adalah 80. Nilai dari masing-masing siswa tersebut

dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 99.

Siswa yang memperoleh nilai pada interval 10-22 sebanyak 5 siswa

(14,28%), interval 23-35 sebanyak 9 siswa (25,71%), dan interval 36-48

sebanyak 8 siswa (22,87%). Pada interval 49-61 terdapat 5 siswa (14,28%)

dan pada interval 62-74 hanya 4 siswa (11,43%). Sedangkan pada interval 75-

87 hanya terdapat 4 siswa (11,43%) dan sama sekali tidak ada siswa yang

memperoleh nilai pada interval 88-100. Nilai rata-rata kelas pada kondisi

prasiklus hanya 43,07. Nilai ini dapat dikatakan rendah karena nilai yang

diperoleh siswa pun juga mendominasi pada interval nilai yang rendah. Oleh

karena itu dilakukan tindakan untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa

tentang sifat-sifat cahaya.

2. Siklus I

Berdasarkan tindakan yang sudah dilakukan pada siklus I terbukti

adanya peningkatan penguasaan konsep siswa tentang sifat-sifat cahaya.

Dalam proses pembelajaran sifat-sifat cahaya siklus I ini peneliti

menggunakan model pembelajaran guided inquiry, dimana siswa dibagi

menjadi 6 kelompok. Proses pembelajaran terkesan lebih menyenangkan

meskipun hasilnya belum maksimal. Hal ini karena siswa belum terbiasa

dengan kegiatan diskusi dan bereksperimen. Namun, keantusiasan dan

kesungguhan siswa terlihat jelas dalam pembelajaran.

Page 99: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Pada siklus I ini hasil tes penguasaan konsep sifat-sifat cahaya (lihat

lampiran 46 halaman 213) menunjukkan sebanyak 16 siswa (45,71%) sudah

tuntas dan 19 siswa belum tuntas KKM. Dengan jumlah ketuntasan yang

demikian dapat dikatakan bahwa indikator kinerja dari penelitian ini belum

tercapai, namun sudah ada peningkatan dari kondisi prasiklus. Walaupun

sudah terdapat peningkatan dari kondisi prasiklus, tetapi pada siklus I

mengalami dinamika dalam setiap pertemuannya. Hal ini dapat dilihat pada

tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.5. Data Frekuensi Nilai Siswa Pada Tiap Pertemuan Siklus I (Pertemuan I, II, dan III)

No. Interval Nilai Frekuensi

Pert. I Pert. II Pert. III

1. 20-30 3 4 2

2. 31-41 3 3 1

3. 42-52 6 6 5

4. 53-63 4 6 8

5. 64-74 4 TT, 2 T 4 TT, 2 T 2 TT, 2 T

6. 75-85 9 10 11

7. 86-96 4 0 4

Jumlah Siswa 35 35 35

Siswa Tidak Tuntas 20 23 18

Siswa Sudah Tuntas 15 12 17

Nilai Rata-Rata

Kelas 62,14 59 65,26

Ketuntasan Klasikal 42,86% 34,29% 48,57%

Keterangan: Tidak Tuntas: TT, Tuntas: T.

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa ketuntasan klasikal

pada pertemuan I dan III lebih tinggi daripada ketuntasan klasikal pada

pertemuan II. Hal ini disebabkan karena tingkat kedalaman materi pada

pertemuan I dan III tidak begitu sulit sehingga siswa menjadi lebih mudah

Page 100: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

untuk menguasai materi. Selain itu, media yang digunakan dalam

pembelajaran sudah disiapkan dengan baik oleh siswa maupun guru dan juga

sesuai dengan yang telah direncanakan. Sedangkan pada pertemuan II, tingkat

kedalaman materi yang sulit sehingga siswa juga merasa kesulitan untuk

menguasai materi. Di samping itu, media yang digunakan dalam pembelajaran

pertemuan II kurang sesuai dengan yang telah direncanakan. Selanjutnya,

pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan II yang menggunakan jam istirahat

membuat siswa menjadi kurang berkonsentrasi. Oleh karena peningkatan

penguasaan konsep sifat-sifat cahaya pada siklus I belum memuaskan dan

masih terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki, maka penelitian

ini dilanjutkan ke siklus II.

3. Siklus II

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada siklus II terlihat bahwa

keantusiasan dan keaktifan siswa yang semakin meningkat. Siswa mulai

berani dan percaya diri untuk unjuk kerja di depan kelas ataupun bertanya

pada guru. Hal ini menimbulkan adanya peningkatan penguasaan konsep sifat-

sifat cahaya dari tindakan sebelumnya.

Hasil tes penguasaan konsep sifat-sifat cahaya pada siklus II (lihat

lampiran 47 halaman 215) ini menunjukkan peningkatan dari siklus I.. Namun

dalam pelaksanaannya mengalami dinamika pada setiap pertemuan. Hal ini

dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini:

Page 101: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel 4.6. Data Frekuensi Nilai Siswa Pada Tiap Pertemuan Siklus II (Pertemuan I, II, dan III)

No. Interval Nilai Frekuensi

Pert. I Pert. II Pert. III

1. 22-33 3 1 0

2. 34-45 1 2 1

3. 46-57 1 3 2

4. 58-69 5 TT 11 TT 4 TT, 2 T

5. 70-81 13 9 13

6. 82-93 6 8 9

7. 94-105 6 1 4

Jumlah Siswa 35 35 35

Siswa Tidak Tuntas 10 17 7

Siswa Sudah Tuntas 25 18 28

Nilai Rata-Rata

Kelas 73,24 69,79 75,14

Ketuntasan Klasikal 71,43% 51,43% 80%

Keterangan: Tidak Tuntas: TT; Tuntas: T.

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diperoleh simpulan bahwa nilai siswa

mengalami penurunan pada pertemuan II. Hal ini sama dengan kondisi pada

siklus I. Dinamika perubahan nilai tiap pertemuan tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan

pada pertemuan II adalah karena keterbatasan jumlah media yang digunakan.

Keterbatasan jumlah media ini menyebabkan siswa kurang dapat

menggunakan media tersebut secara maksimal. Sedangkan faktor utama yang

menyebabkan adanya peningkatan pada pertemuan III adalah karena

pelaksanaan pembelajaran yang berada di luar kelas sehingga siswa menjadi

lebih antusias. Selanjutnya, secara klasikal ketuntasan siswa sudah melebihi

indikator kinerja yang ditargetkan yaitu 77,14% dengan nilai rata-rata kelas

73,34. Dengan jumlah ketuntasan yang demikian dapat dikatakan bahwa

indikator kinerja dari penelitian ini sudah tercapai dan penelitian dapat

Page 102: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

dikatakan berhasil sehingga tidak perlu diadakan penelitian pada siklus

berikutnya.

4. Perbandingan dengan Penelitian Yang Relevan

Dalam kaitannya dengan penelitian yang dilakukan oleh Heny

Susilowati (2010) yang merupakan penelitian yang relevan dalam penelitian

ini, maka kedua penelitian ini sama-sama dapat mengatasi permasalahan yang

dihadapi. Jika dalam Heny Susilowati, pembelajaran guided inquiry dapat

meningkatkan penguasaan konsep gaya magnet. Maka, dalam penelitian ini

pembelajaran guided inquiry dapat meningkatkan penguasaan konsep sifat-

sifat cahaya dengan ketercapaian indikator yang cukup memuaskan, yakni

77,14% siswa mencapai nilai di atas KKM.

Page 103: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 83

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam

dua siklus dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya

dapat dibuktikan kebenarannya. Penerapan model pembelajaran guided inquiry

dapat meningkatkan penguasaan konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V

SDN 1 Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran

2011/2012. Hal ini dapat dilihat pada data nilai penguasaan konsep sifat-sifat

cahaya siswa menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi prasiklus, siklus I,

dan siklus II. Berdasarkan kondisi prasiklus persentase ketuntasan klasikal hanya

sebesar 22,86% dengan nilai rata-rata kelas hanya 43,07. Selanjutnya, pada siklus

I persentase ketuntasan klasikal meningkat menjadi 45,71% dengan nilai rata-rata

kelas sebesar 62,11. Persentase ketuntasan klasikal pada siklus II meningkat lagi

menjadi 77,14% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 73,34.

B. Implikasi

Penerapan model pembelajaran guided inquiry terbukti dapat

meningkatkan penguasaan konsep sifat-sifat cahaya. Hal ini dikarenakan model

pembelajaran guided inquiry merupakan salah satu model pembelajaran inovatif

yang diterapkan oleh guru kelas dalam proses pembelajaran. Model ini bersifat

mengaktifkan siswa dengan memberi kesempatan pada siswa untuk membentuk

pengetahuan mereka sendiri berdasarkan pengalaman-pengalaman nyata yang

mereka peroleh selama melakukan penyelidikan. Dalam model ini pelaksanaan

pembelajaran tidak harus terjadi di dalam kelas saja, tetapi dapat di luar kelas.

Oleh karena itu, suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswa menjadi

tidak bosan.

Penerapan model pembelajaran guided inquiry dalam pembelajaran selain

dapat mengaktifkan siswa juga mengajarkan pada siswa untuk membangun

hubungan baik dengan sesama teman maupun dengan lingkungan. Siswa

Page 104: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84 diarahkan untuk mampu belajar dengan cara berkelompok sehingga siswa dapat

belajar untuk menghargai pendapat orang lain. Selain itu, siswa juga belajar untuk

tidak takut mencoba hal-hal baru karena dalam model pembelajaran guided

inquiry ini siswa diajak untuk melakukan berbagai percobaan. Siswa diajak untuk

menemukan dan membangun pengetahuan mereka sendiri melalui diskusi dan

bereksperimen. Dalam hal ini guru hanya sebagai pembimbing dan motivator.

Berdasarkan uraian tersebut, maka implikasi dari penelitian ini adalah

bahwa model pembelajaran guided inquiry dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan acuan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD. Di samping itu, model pembelajaran ini

dapat digunakan sebagai model alternatif yang menyenangkan, kreatif, dan

inovatif dalam pembelajaran IPA di tingkat SD.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti dapat

mengajukan saran-saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa seharusnya memahami bahwa konsep sifat-sifat cahaya

merupakan hal yang penting yang harus dikuasai karena konsep ini akan terus

dipelajari pada jenjang yang lebih tinggi. Untuk itu, siswa perlu mengikuti

pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan penuh kesungguhan agar siswa

memiliki penguasaan konsep sifat-sifat cahaya yang baik. Selain itu, dengan

adanya penggunaan model pembelajaran guided inquiry sebaiknya siswa

dapat memanfaatkan dengan baik. Siswa dapat melakukan penyelidikan dan

berdiskusi dengan temannya sehingga belajar pun menjadi bermakna dan

diperoleh hasil yang optimal.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap pembelajaran

IPA khususnya sifat-sifat cahaya dengan menerapkan model pembelajaran

guided inquiry pada pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan model

pembelajaran guided inquiry, siswa akan dihadapkan dengan pengalaman-

Page 105: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY/Penerapan... · siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

pengalaman nyata yang mereka peroleh selama melakukan penyelidikan

sehingga belajar pun menjadi semakin bermakna. Selain itu, guru hendaknya

juga perlu mempersiapkan media pembelajaran dan fasilitas pendukung

terlaksananya pembelajaran dengan cermat. Selanjutnya, guru juga harus

benar-benar menguasai konsep yang akan ditanamkan pada siswa sehingga

tidak menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Dalam kaitannya dengan hal

tersebut, guru juga disarankan untuk memperhatikan waktu agar pelaksanaan

pembelajaran tidak melebihi alokasi waktu yang telah direncanakan.

3. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan

mengupayakan pelatihan bagi guru agar dapat menerapkan model

pembelajaran yang inovatif, khususnya model pembelajaran guided inquiry

sehingga kualitas kinerja guru dalam pembelajaran dapat meningkat dan

tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai harapan.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain yang hendak mengkaji permasalahan yang sama

hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang

berkaitan dengan model pembelajaran guided inquiry guna melengkapi

kekurangan yang ada dalam penelitian agar diperoleh hasil penelitian yang

lebih baik lagi. Selain itu, hendaknya juga memperhatikan jumlah siswa yang

menjadi subjek penelitian. Karena dengan jumlah siswa yang banyak akan

sulit untuk mengendalikan kelas. Selanjutnya, kepada peneliti lain juga

disarankan untuk lebih memperhatikan siswa yang belum tuntas agar dapat

diperoleh hasil akhir yang maksimal.