Penerapan Metode Pemecahan Masalah Model Polya · PDF fileDiharapkan dengan pembelajaran...

download Penerapan Metode Pemecahan Masalah Model Polya · PDF fileDiharapkan dengan pembelajaran metode pemecahan masalah model Polya ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. ... Berdasarkan

If you can't read please download the document

Transcript of Penerapan Metode Pemecahan Masalah Model Polya · PDF fileDiharapkan dengan pembelajaran...

  • Penerapan Metode Pemecahan Masalah Model Polya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika

    Toheri,Nia YuniawatiProgram Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Tarbiyah, STAIN Cirebon,

    Jalan Perjuangan By Pass Cirebon 451432, Indonesia, Telepon: +62 231 481264

    Metode pemecahan masalah merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif, kreatif dan mampu berfikir logis, kritis dan mampu berfikir tingkat tinggi dalam menyampaikan gagasannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Metode pemecahan masalah ini mampu membuat siswa untuk lebih aktif dan kreatif saat pembelajaran berlangsung. Diharapkan dengan pembelajaran metode pemecahan masalah model Polya ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa, aktivitas dan respon siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pemecahan masalah model Polya pada pokok bahasan fungsi kuadrat dan fungsi eksponen. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 2 Otomotif 6 SMK Muhammadiyah 2 Kabupaten Kuningan Tahun Ajaran 2009/2010, yang berjumlah 35 orang, yang diantaranya 32 orang siswa laki-laki dan 3 orang siswa perempuan.Untuk memperoleh hasil pada penelitian ini, maka diperlukan data-data yang sangat akurat. Data dari penelitian diperoleh dari hasil tes, dan data hasil tugas individu menggunakan perhitungan skor butir soal. Aktivitas siswa dan guru dapat diketahui dari hasil observasi yang diisi oleh 2 observer saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung, dengan analisisnya scale retting (skala rating). Hasil penelitian untuk menunjukan peningkatan hasil belajar mulai dari siklus I, siklus II dan siklus III. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata keseluruhan yaitu rata-rata siklus I adalah 71,64 , siklus II adalah 75,51 dan siklus III adalah 81,84. Rata-rata keseluruhan keaktifan dan respon siswa dari tiap siklus yaitu 58, 71 dan 84. Sedangkan rata-rata aktivitas guru dari tiap siklus yaitu 66, 76 dan 82. Berdasarkan hasil observasi keaktifan dan respon siswa saat berlangsungnya pembelajaran yang menggunakan metode pemecahan masalah ini terus meningkat, sama halnya keaktifan guru itu sendiri terlihat terjadinya peningkatan.

    Kata Kunci : berfikir logis, penelitian tindakan kelas, metode pemecahan masalah model polya.

    Matematika kedudukannya sebagai ratunya ilmu pengetahuan dan sebagai suatu ilmu yang berfungsi untuk melayani ilmu pengetahuan. Maka matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu, juga untuk melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam pengembangan dan oprasionalnya. (Suherman, Erman. 2001 : 29). Adapun faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan salah satunya adalah IPTEK, karena hubunganya sangat erat dengan ilmu pengetahuan yang merupakan hasil eksplorasi secara system dan terorganisasi mengenai alam semesta, dan teknologi. salah satunya disini adalah ilmu matematika. Sebagaimana menurut Ruseffendi (2006 : 94) bahwa Kita harus menyadari bahwa matematika itu penting sebagai alat bantu, sebagai ilmu, sebagai pembimbing pola berfikir, maupun sebagai bentuk sikap. Oleh karena itu guru harus mandorong siswa untuk belajar matematika dengan baik.

    Faktor yang sangat mendukung keberhasilan pendidikan di sekolah adalah kompetensi tertentu yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam upaya mengefektifkan proses belajar mengajar. Maka disinilah guru harus menjadi contoh teladan, membangkitkan motif belajar siswa serta mendorong dan memberikan motivasi terhadap siswanya.

    Penerapan Metode Pemecahan Masalah .. (Toheri dan Nia Yuniawati) | 95

  • Slameto (1995 : 9) Belajar yang penting adalah penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan masalah problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperolh Insight. Teori ini dikenal dengan teori Gestalt yang dikemukakan oleh Koffa dan Kohler dari Jerman. Dalam teori ini lebih banyak belajar melalui pengalaman, oleh karena itu pengajaran lebih diarahkan kepada siswa lebih banyak belajar melalui pengalaman dalam memecahan permasalahan yang dihadapi. Oleh karena itu pengajaran lebih diarahkan kepada siswa untuk melakukan pemecahan masalah atau problem solving. Berdasarkan ungkapan di atas, maka dipilihlah metode pemecahan masalah sebagai alternatif pembelajaran, karena pada metode ini siswa dilibatkan secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun pertanyaan penelitian adalah: Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika di Kelas 2 Otomotif 6 SMK Muhammadiyah 2 Kabupaten Kuningan melalui metode pemecahan masalah model Polya?, Bagaimana respon siswa Kelas 2 Otomotif 6 SMK Muhammadiyah 2 Kabupaten Kuningan yang pembelajarannya menggunakan pemecahan masalah model Polya ?, dan Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa Kelas 2 Otomotif 6 SMK Muhammadiyah 2 Kabupaten Kuningan yang pembelajarannya menggunakan pemecahan masalah model Polya?.

    MATERI DAN METODE

    Sampel. Subyek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas 2 Otomotif 6 SMK Muhammadiyah 2 Kabupaten Kuningan, tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 35 siswa yaitu 32 orang putera dan 3 orang puteri. Pertimbangan tersebut dipilih karena berdasarkan hasil rundingan dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidanng kurikulum, dan guru mata pelajaran.

    Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan salah satu jenis penelitian yang dapat dilakukan oleh pengajar sebagai pengelola program pendidikan. Dan dalam pelaksanaannya dilaksanakan secara kolaboratif antara guru mata pelajaran dan peneliti. PTK pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Menurut John Elliot (Aqib, Zaenal. 2007 : 87) menyatakan bahwa PTK adalah kegiatan tentang situasi sosial dengan maksud meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

    HASIL

    Hasil Analisis Tes Uraian. Berdasarkan analisis tes dari siklus I, siklus II dan siklus III, maka diperoleh rata-rata skor tes yang dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 1. Rata-rata Hasil TesNo Hasil Rata-rata

    96 | EduMa, Vol. 1, No. 2, Desember 2009: 95 - 100

  • 1.2.3.4.

    Pra PTKSiklus ISiklus IISiklus III

    57,1764

    68,8876,97

    Dapat dilihat perbandingan hasil yang diperoleh siswa yaitu : 16 : 20 : 34 : 35. Saat pra PTK terdapat 16 orang siswa yang mencapai nilai KKM dan dinyatakan tuntas dalam pembelajarannya, sedangkan 19 orang siswa yang tidak mencapai nilai KKM dan dinyatakan tidak tuntas dalam pembelajaran. Pada siklus I terdapat 20 orang siswa yang mencapai nilai KKM dan dinyatakan tuntas dalam pembelajarannya, sedangkan 15 orang siswa yang tidak mencapai nilai KKM dan dinyatakan tidak tuntas dalam pembelajaran. Siklus II terdapat 34 orang siswa yang mencapai nilai KKM dan dinyatakan tuntas dalam pembelajarannya, sedangkan 1 orang siswa yang tidak mencapai nilai KKM dan dinyatakan tidak tuntas dalam pembelajaran. Sedangkan pada siklus III semua siswa telah mencapai nilai KKM.

    Hasil Analisis Tugas. Berdasarkan analisis tugas dari siklus I, siklus II dan siklus III, maka diperoleh rata-rata skor tugas yang dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 2. Rata-rata Hasil Tugas

    No Hasil Rata-rata1.2.3.

    Siklus ISiklus IISiklus III

    79,2882,1486,71

    Hasil Analisis Akhir Keseluruhan. Berdasarkan hasil analisis keseluruhan dari siklus I, siklus II, dan siklus III maka diperoleh rata-rata hasil akhir keseluruhan yang dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 3. Rata-rata Hasil Akhir Keseluruhan

    No Hasil Rata-rata1.2.3.

    Siklus ISiklus IISiklus III

    71,6475,5181,84

    Tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata hasil akhir keseluruhan dari siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan, hal ini berarti pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah pada pokok bahasan fungsi kuadrat dan fungsi eksponen dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas 2 Otomotif 6 SMK Muhammadiyah 2 Kabupaten Kuningan.

    Hasil Analisis Observasi

    Hasil analisis observasi aktivitas siswa

    Penerapan Metode Pemecahan Masalah .. (Toheri dan Nia Yuniawati) | 97

  • Berdasarkan hasil analisis observasi pada KBM yang dilakukan oleh dua observer, diketahui aktivitas siswa pada setiap tindakan dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 4. Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa

    No Hasil Rata-rata1.2.3.

    Siklus ISiklus IISiklus III

    587184

    Hasil analisis observasi aktivitas guruBerdasarkan hasil analisis observasi pada KBM yang dilakukan oleh

    dua observer, diketahui aktivitas guru pada setiap tindakan dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 5. Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Guru

    No Hasil Rata-rata1.2.3.

    Siklus ISiklus IISiklus III

    667682

    Berdasarkan data-data yang dihasilkan diketahui rata-rata dari siklus I, siklus II dan siklus III hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan. Dari siklus I ke siklus II hasil belajar siswa dari rata-rata tes dan tugas meningkat 3,87 , aktivitas siswa meningkat 13 dan aktivitas guru meningkat 10. Sedangkan dari siklus II ke siklus III hasil belajar siswa dari rata-rata tes dan tugas meningkat 6,33 , aktivitas siswa meningkat 13 dan aktivitas