PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

77
PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM MEMAHAMI HADIS TENTANG NYANYIAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Meperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Kiki Saraswati NIM. 1113034000021 PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H./2018 M.

Transcript of PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

Page 1: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM MEMAHAMI

HADIS TENTANG NYANYIAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Meperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Kiki Saraswati

NIM. 1113034000021

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H./2018 M.

Page 2: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI

PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM MEMAHAMI

HADIS TENTANG NYANYIAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Kiki Saraswati

NIM. 1113034000021

Pembimbing:

Maulana, M.Ag

NIP. 19650207199903 1001

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H./2017 M.

Page 3: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM

MEMAHAMI HADIS TENTANG NYANYIAN telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 04 Juni

2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.

Jakarta, 06 Juli 2018

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. M. Suryadinata, MA Dra. Banun Bina Ningrum, M.Pd

NIP: 19600908 198903 1 005 NIP: 19680618 199903 2 001

Anggota,

Penguji I Penguji II

Rifqi Muhammad Fatkhi, MA Lisfa Sentosa Aisyah, MA

NIP: 19770120 200312 1 003 NIP: 19750506 200501 2 003

Pembimbing,

Maulana, M.Ag

NIP: 19650207 199903 1 001

Page 4: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bahwah ini :

Nama Mahasiswa : KIKI SARASWATI

N I M : 1113034000021

Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya

yang merupakan hasil penelitian, pengolahan serta analisis saya sendiri serta

bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian

orang lain

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 20 Februari 2018

KIKI SARASWATI

Page 5: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

i

ABSTRAK

Kiki saraswati (1113034000021) Penerapan Metode Double Movement dalam

Memahami Hadis tentang Musik. Di bawah bimbingan Maulana, M. Ag.

Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2018.

Penelitian ini membahas tentang perbedaan pendapat hadis-hadis tentang musik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyelesaian ikhtilāf al-Hadīts

tentang musik yang kemudian dikaji dengan menggunakan metode Double

Movement. Jenis pendekatan dalan penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis

penelitian kualitatif. Teknik yang digunakan adalah dengan mengaji kedua hadis

menggunakan metode double movement yang dicanangkan Fazlur Rahman dan

kemudian merelevansikan hadis tersebut ke masa kini. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa Musik dan nyanyian dibolehkan selama liriknya tidak

bertantangan dengan Islam, dan mendengarkannya ataupun memainkannya tidak

disertai dengan perbuatan maksiat, apalagi yang paling utama adalah jika sampai

meninggalkan kewajiban dan melewatkan hal-hal yang bermanfaat lainnya.

Karena pada dasarnya nyanyian sama dengan perkataan, apabila liriknya baik

maka baik pula musik tersebut.

Kata kunci: Nyanyian, Double Movement.

Page 6: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

ii

KATA PENGANTAR

Bismillāhirrahmānirrahīm

Alhamdulillāhirabbil ‘ālamīn, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat

Allah SWT karena atas izin dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Penerapan Metode Double Movement dalam Memahami Hadis

tentang Musik”. Shalawat serta salam tak lupa dilimpahkan kepada Baginda

Rasulullah SAW. penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak

terdapat kelemahan dan kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk ibunda tercinta Ecin Kuraesin,

ayahanda tercinta Suwardi, adik tercinta Puput Febriani, dan seluruh keluarga

penulis. Terima kasih telah memberikan dukungan baik moral maupun material,

bimbingan, serta doa yang tak pernah putus dipanjatkan untuk penulis yang selalu

menjadi motivasi bagi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Selanjutnya penulis menyadari dalam pengerjaan skripsi ini tentu tak lepas

dari campur tangan serta dukungan banyak pihak yang telah meluangkan

waktunya dalam membantu penulis. Maka penulis ingin mengucapkan rasa terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, MA selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu

Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 7: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

iii

3. Ibu Dra. Banun Binaningrum, M.Pd selaku Sekertaris Program Studi

Ilmu Al-‘Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Maulana, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang

membantu mengarahkan, dan menuntun penulis untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ahzami Samiun Jazuli, M.A selaku dosen pembimbing

akademik penulis, terima kasih atas waktu dan motivasinya.

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf akademik program studi Ilmu

Al-Qur’an dan Tafsir yang telah mencurahkan begitu banyak ilmu

kepada penulis sebagai bekal masa depan penulis

7. Mamang, bibi, uwa, teteh, dan keluarga besar alm. Bapak Wanta serta

keluarga besar alm. Mbah Wagiman yang telah memberikan dukungan

moril maupun material kepada penulis

8. Selanjutnya kepada sahabat-sahabat seperjuangan penulis, Nida Asiah,

Aini Zahra, Evi Nurdiana, Armenia Septiarini, Rizka Faurina, Yuni

Fitriani, dan Aulia Tiara Safitri, terima kasih selalu memotivasi dan

mengawasi penulis yang berada jauh dari orang tua, kalian sangat luar

biasa.

9. Kepada sahabat-sahabat semasa putih abu-abu penulis, Bella Mustika,

Yuliana, Rita Indri Wahyuni, Amalia Cahyaningrum, Yola Silvia, Fitri

Sukmiati, Amanda Yuana Putri, Diatus Silvia, dan Luthfiana Mustika,

terima kasih karena sudah menjaga AGC hingga sekarang dan selalu

meluangkan waktu untuk penulis, semoga kita tetap seperti ini.

Page 8: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

iv

10. Tak lupa untuk sahabat-sahabat Akar Seni Ushuluddin, Karim

Habibullah, Muhammad Firmanullah, Uswatun Hasanah S.Ag,

Nadhine, Rivani, Hamid Ainul Yaqin, Syafiih, dan M. Furqan Haqqi,

terima kasih sudah menjadi wadah aspirasi seni penulis dalam hal

bermusik, semoga kita bisa lebih produktif lagi.

11. Kepada senior Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir terutama kak

Ahmad Irfan Fauzi S.Ag, terima kasih karena dengan baik hati selalu

meluangkan waktunya untuk memotivasi dan memberikan pencerahan

kepada penulis.

12. Tidak lupa juga kepada kostmates penulis, Desi Mandala, Khadijah

Zakia S.IP, dan Ana Shofiana yang selalu menghibur dan membantu

penulis.

13. Dan semua orang yang telah banyak mendukung dalam penyelesaian

skripsi ini, yang tidak dapat diucapkan satu persatu oleh penulis,

terima kasih untuk segalanya, semoga Allah membalas semua

kebaikan dan doa yang telah diberikan kepada penulis. Aamiin.

Page 9: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

q = ق z = ز tidak dilambangkan = ا

k = ك s = س b = ب

l = ل sy = ش t = ت

m = م s = ص ts = ث

n = ن d = ض j = ج

w = و t = ط h = ح

h = ه z = ظ kh = خ

‘ = ء ‘ = ع d = د

y = ي gh = غ dz = ذ

f = ف r = ر

KETERANGAN

1. Vokal panjang untuk فتحة = ā , كسرة = ī , ضمة = ū.

2. Huruf yang ber-tasydid ( ) ditulis dengan dua huruf yang serupa secara

berturut-turut, seperti السن ة = al-Sunnah.

3. Huruf ta mamrbutah (ة), baik hidup maupun mati atau di-waqaf-kan ditulis

dengan huruf h, seperti أبو هريرة = Abū Hurairah.

Page 10: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................... 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

E. Kajian Pustaka ............................................................................. 8

F. Metodologi Penelitian ................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan ................................................................. 10

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NYANYIAN ........................... 12

A. Pengertian Nyanyian dan Musik serta Perbedaannya ................ 12

B. Nyanyian Pada Masa Rasulullah SAW. ...................................... 15

C. Nyanyian Pada Masa Sekarang .................................................. 18

D. Diskursus Pandangan Ulama tentang Nyanyian ......................... 20

BAB III METODE DOUBLE MOVEMENT ............................................ 24

A. Pengertian Metode Double Movement ........................................ 24

B. Tahap-tahap Metode Double Movement .................................... 28

C. Penerapan Metode Double Movement ........................................ 32

BAB IV PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM

MEMAHAMI HADIS TENTANG NYANYIAN ........................ 35

Page 11: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

vii

A. Teks Hadis tentang Nyanyian beserta Takhrijnya ...................... 35

B. Tinjauan Pemahaman Double Movement terhadap Hadis-hadis

tentang Nyanyian. ....................................................................... 54

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 62

A. Kesimpulan ................................................................................ 62

B. Saran-saran ................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64

Page 12: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman modern ini, dunia hiburan tidak lepas dari serangan musik

ataupun nyanyian. Berbagai macam aliran musik sudah menjadi biasa di telinga

masyarakat. Sederet nama para penyanyi dari dalam dan luar negeri, single

maupun berbentuk grup musik modern, tertata rapi dalam hafalan muda-mudi,

bahkan juga lansia dan anak-anak. Melalui kegemaran itu pulalah berbagai budaya

lain merambati relung-relung kehidupan. Namun, ketika kita membahasnya dari

sisi hadis, ternyata musik dan nyanyian ini menuai pro dan kontra. Beberapa hadis

membolehkan kita untuk mendengarkan nyanyian dan memainkan alat musik,

tetapi beberapa yang lain melarangnya.

Tidak dapat dibantah bahwa nyanyian merupakan salah satu bentuk

kesenian yang paling proaktif dalam mempengaruhi kebudayaan populer di

berbagai belahan dunia. Musik atau nyanyian sangat mempunyai andil dalam tiap

sendi kehidupan manusia, baik itu sebagai industri, ritual, motivasi, therapi dan

lain-lain. Pengaruh musik atau nyanyian begitu nyata salam kehidupan; dengan

kata lain, musik atau nyanyian bisa memberi inspirasi kepada manusia untuk

berlaku positif maupun sebaliknya, tinggal bagaimana ia itu disajikan.1

Nyanyian telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Pertunjukan

musik secara live sangat marak digelar di kota maupun di desa. Baik itu berjenis

musik pop atau dangdut, sama saja semuanya laris dikunjungi penonton. Anak

1 Abdurrahman al-Baghdadi, Seni dalam Pandangan Islam. Cet. 1 (Jakarta: Gema Insani Press,

1991), hlm 63-64.

Page 13: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

2

muda lebih memilih menonton konser musik di lapangan terbuka dari pada

menghadiri pengajian di Musholla. Masyarakat lebih senang mendatangi hiburan

dari pada tahlilan. Begitu kuatnya daya tarik pagelaran musik, kematian yang

mewarnai konser musik seakan tidak membuat jera para penggemarnya.2

Di sisi lain, banyak kalangan yang mengaku sebagai seniman Muslim,

merasa gerah melihat kesuksesan musisi dan para penyanyi di blantika musik

dunia. Kegerahan itu menggelitik keinginan sebagian mereka untuk tampil dengan

gaya musik kontroversial, yakni gaya musik Islami atau lebih tepatnya musik

yang bernuansa religius, modern dan sensasional, untuk bersaing dengan para

penyanyi dan musisi lain, membelah permusikan dunia sekalugus

mengembangkan syiar-syiar Islam.3

Untuk menghiasi lagu-lagunya, mereka menciptakan irama dan nada-nada

yang beragam. Kesemuanya mengeluarkan para pendengarnya dari kondisi wajar

dan membangkitkan rasa cinta. Mereka mengenal irama yang mereka sebut irama

slow, yang dapat menengangkan atau bahkan menyayat hati, mereka juga

mengenal irama beat, yang membuat pendengarnya menghentak-hentakkan kaki

karena membangkitkan semangat.

Para ulama seperti Imam Abu Yusuf, Imam Ibnu Taimiyah, Imam Ibnul

Qayyim, Imam an-Nawawi, Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, dan

lainnya berdiri pada pihak yang mengharamkannya, baik melakukan atau tidak,

2 Kusuma Juanda, “Tentang Musik”. Lihat http//:www.pesantrenvirtual.com, diakses pada tanggal

22 Januari 2017. 3 Muhammad Nashiruddin al-Albani, Siapa Bilang Musik Haram?. Cet. 2 (Jakarta: Daarul Haq,

2008) hlm. vii

Page 14: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

3

keharamannya karena pada benda dan nyanyian itu sendiri, bahkan di antara

mereka ada yang membuat karya khusus untuk memfatwakan keharamannya.

Berikut salah satu hadis yang mengharamkan:

و قال هشام بن عمار: حدث نا صدقة بن خالد حدث نا عبد الرحن ب ابر حدث نا ع د بن ية ن ث نا عبد الرحان بن غنم الأشعري قال: ح ري و مالك الأشع دثن أبو عامر أو أب بن ق يس الكلب حد

ع النب صلى الله عليه وسلم قول: ليك والله ما كذبن س لون ا أق وام ر ر ر ون من أم وا.والمر والمعازف

Berkata Hisyam bin ‘Ammar, berkata kepada kami Shadaqah bin Khalid,

berkata kepada kami Abdurrahman bin Yazid bin Zabir, berkata kepada kami

‘Athiyah bin Qais Al-Kilabi, berkata kepada kami Abdurrahman bin Ghanam Al-

Asy’ari, dia berkata: berkata kepadaku ‘Amir atau Abu Malik Al-Asy’ari, demi

Allah tidaklah dia membohongi aku: dia mendengar Nabi SAW bersabda: Di

antara umatku akan ada suatu kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamr

(minuman keras), dan alat-alat musik.4

Bagi mereka yang menghalakan nyanyian, lagu, rebana, dan lain-lain,

berlandaskan dengan mengatakan bahwa nyanyian itu hendaknya tidak

menumbulkan hal-hal yang menimbulkan syahwat. Bahkan mereka mengatakan

bahwa seni adalah keindahan atau estetika, dan Islam menyukai keindahan.

Mereka juga membantah dan melemahkan beberapa hadis-hadis yang

mengharamkan musik, seperti Ibn Hazm dan Al-Ghazali.

Berikut adalah hadis yang membolehkan:

نة. ق ث نا س حدثنا عمرو النافد وابن أب عمر. كلها عن ابن عثيي يان ال ابن أب عمر: حدرة عن عمرو بن الشرد عن أبيه. سلم يه و فت رسول الله صلى الله عل قال: رد عن إب راهيم بن مي

4 Al-Imam al-Hafidz Abi Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah al-Ja’fi al-

Bukhari, Shahih Bukhari. (Nasyirun; Maktabah al-Rusyd) kitab al-Asyrabah no. 5590 hal.793 pdf.

file

Page 15: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

4

ئا؟ ق لت شدته ب . : عم. قال : هيه وما. ف قال : هل معك من شعر أمية بن أب الصلت شي ا. فأ ي 5. شدته مائة ب يت ا. ف قال : هيه. حت أ شدته ب ي ف قال : هيه . ث أ

“Diriwayatkan dari asy-Starid r.a., dia berkata: aku pernah dibonceng

oleh Rasulullah Saw., kemudia beliau bertanya. “Apakah kau hapal sebagian

syair Umayyah bin Abi Ash-Shalt?” Aku menjawab, “Ya.” Kata beliau,

“Lantunkanlah!” Maka aku pun melantunkannya satu bait. Kata beliau,

“Lantunkan lagi!” Aku pun melantunkannya sebait lagi. Kata beliau, “Lantunkan

lagi!” Kata Asy-Syarid: sehingga aku melantunkannya seratus bait.”

Bagi mereka yang mengharamkan, mengkritik tegas mereka yang

menghalalkan musik, dengan dalih banyak hadis yang menunjukkan keharaman

nyanyian yang terdapat di dalam berbagai kitab hadis dan jumlahnya lebih dari

10.

Sedangkan Imam Ibnu Hazm, Imam Ibnul’Arabi, Imam Ibnu Tharir Al-

Maqdisi, Imam Al-Ghazali, Syeikh Ali Ath-Thanthawi, Syeikh Ahmad Syurbashi,

Syeikh Muhammad Al-Ghazali, Syeikh Yusuf Al-Qardhawi, dan lainnya berdiri

pada pihak yang membolehkannya, kecuali jika sudah melalaikan, da dicampur

hal-hal yang diharamkan, dan di antara mereka ada yang membuat karya khusus

tentang nyanyian dan musik untuk menguatkan pendapat kebolehannya, seperti

Imam Al-Ghazali dan Syeikh Yusuf Al-Qardhawi.

Menurut Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam bukunya yang

berjudul “Siapa Bilang Musik Haram?” mengatakan bahwa meskipun seandainya

masing-masing isnad hadis memiliki cacat sebagaimana yang diklaim oleh Ibn

Hazm, berdasarkan kaidah yang disepakati oelh para ulama dan ahli haids, bahwa

hadis lemah itu dapat menjadi kuat karena banyaknya jalur periwayatan,

sebagaimana hal itu dijelaskan secara mendetail dalam Musthalah al-Hadīts.

5 Al-imam Abi Husein Muslim Bin Hajaj Al-Qusairy An-Naysaburi, Shahih Muslim, (Beirut, Daar

Al-Kutub Al-ulumiyah) kitab asy-Sya’ir hadis no. 2255 hal. 1767 pdf.file

Page 16: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

5

Beliau juga menambahkan bahwa seorang penyanyi terkadang melantunkan bait

yang tidak sesuai dengan kondisi orang yang mendengarkannya, sehingga si

pendengar tidak menyukainya, menghindarinya, dan mencari bait syair lainnya.

karena tidak setiap ucapan itu sesuai dengan kondisi setiap orang. Kalau mereka

duduk bersama-sama mendengarkan seorang Qāri’, bisa saja sang qarī’ itu

membacakan ayat yang tidak sesuai dengan kondisi mereka. Padahal al-Qur’an

adalah penyembuh untuk seluruh manusia dengan berbagai kondisi mereka. Maka

ia pun mendengarnya juga karena khawatir akan membenci Kalamullah karena ia

tidak memiliki jalan untuk menolaknya. Adapun ucapan seorang penyair, masih

bisa ditafsirkan tidak sesuai dengan penafsiran sebenarnya. Sementara Kalamullah

harus dijaga dari hal semacam itu. Inilah yang menjadi alasan kenapa sebagian

Syaikh lebih cenderung mendengarkan nyanyian dari pada al-Qur’an.

Lagu dan musik, pada asalnya adalah haram. Banyak dalil-dalil dari Al-

Qur’an, dan terutama juga hadis-hadis shahih, serta penjelasan para ulama

terkemuka yang membuktikan hal itu. Sehingga tidaklah mungkin musik dan lagu

itu diimbuhi dengan label Islam, bagaimanapun wujudnya.

Fazlur Rahman mengatakan bahwa untuk memahami dan menafsiri al-

Qur’an dan hadis, dibutuhkan kajian terhadap sisi historis dengan menyajikan

problem kekinian ke konteks turunnya al-Qur’an atau hadis. hal tersebut

sebagaimana pernyataannya: The proscess of interpretation proposed here

consists of a double movement, from the present situation to the Qur’anic time,

then back to the present. “Proses memahami al-Qur’an yang dimaksud di sini

terdiri dari gerakan ganda, dari situasi saat ini menuju pada masa al-Qur’an

Page 17: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

6

diturunkan, kemudia kembali lagi ke masa sekarang”.6Lahirnya metode double

movement ini dapat terlihat jelas dipengaruhi pandangan Fazlur Rahman tentang

penyatuan tradisi dengan pembaharuan. Hal ini juga menunjukkan pengaruh

objektivisme Emillio Betti.

Dari pemaparan di atas penulis tertarik untuk melakukan kajian lebih jauh,

bagaimana jika hadis-hadis tersebut dikaji dengan menggunakan metode Double

Movement dengan mencari relevansinya, apakah nilai ideal moral pada hadis-

hadis tersebut dapat ditarik kembali pada konteks kekinian untuk ditubuhkan pada

masa kini.Sehingga dalam penelitian ini, penulis memberi judul: “Penerapan

Metode Double Movement dalam Memahami Hadis tentang Musik”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, untuk menghindari

pembahasan yang tidak mengarah kepada maksud dan tujuan dari penulisan

skripsi ini, maka penulis perlu membatasi pembahasan yang akan dibahas. Oleh

karena itu, penulis lebih memfokuskan pada hadis-hadis yang membahas tentang

musik, dan menitikberatkannya kepada metode double movement yang

dicanangkan Fazlur Rahman. Ada sembilan hadis yang dapat penulis kumpulkan,

namun hanya dua yang penulis bisa teliti.

6 Fazlur Rahman, Islam and Modernity. (Chicago: University of Chicago Press, 1982). Hlm. 5

Page 18: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

7

2. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah tersebut, maka dengan demikian penulis

merumuskan permasalahan utama dalam skripsi ini, yaitu: a. Bagaimana metode

double movement menjawab permasalahan tentang nyanyian?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami hadis tentang seni musik.

2. Untuk mengetahui penyelesaian pemahaman hadis tentang nyanyian yang

dikaji dengan menggunakan metode Double Movement.

3. Untuk memenuhi tugas akademik dan kewajiban bagi setiap mahasiswa

dalam rangka menyelesaikan program studi Tafsir – Hadis / Ilmu Al-

Qur’an dan Tafsir tingkat sarjana strata satu (S1) di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat akan didapatkan dari penelitian dalam skripsi ini, adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui hadis-hadis tentang seni musik.

2. Mengetahui nilai ideal moral dalam hadis tersebut agar dapat dibumikan

pada masyarakat.

3. Menambah khazanah keilmuan dalam bidang Ilmu Hadis.

Page 19: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

8

E. Kajian Pustaka

Dalam penelusuran pustaka, penulis menemukan beberapa literatur yang

berhubungan dengan judul skripsi, di antaranya:

Skripsi yang berjudul “Hadis-Hadis Tentang Seni Musik (Kajian Ma’anil

Hadis)” karya Muhammad Abdul Aziz, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta 2008.

Skripsi lain yang berjudul “Penolakan Ibn Hazm Terhadap Hadis-hadis

Yang Mengharamkan Nyanyian” karya Ardiansyah Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009.

Skripsi lain yang berjudul “Kajian Hadis-hadis Tematik Tentang Seni

Musik” karya Subur Abdurrahman Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2009.

Penulis tentunya mencantumkan al-Kutub al-Sittah sebagai sumber

rujukan utama penelitian ini. Dalam al-Kutub al-Sittah tersebut terdapat berbagai

macam hadis yang di dalamnya memuat berbagai masalah, dan salah satunya

adalah hadis-hadis tentang musik, sementar itu sumber-sumber sekunder adalah

literatur-literatur yang mendukung dan berkaitan dalam pembahasan ini.

Selain itu penulis juga menemukan beberapa buku yang dapat dijadikan

sumber rujukan dalam skripsi ini yaitu, Siapa Bilang Musik Haram?, karya

Muhammad Nashiruddin al-Albani yang diterjemahkan oleh Abu Umar Basyir

(judul asli: Tahrim ala ath-Tharb); Seni dalam Pandangan Islam, karya

Abdurrahman al-Baghdadi; Musik Religius Islam, karya Henry George Farmer;

Page 20: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

9

Seni di Dalam Peradaban Islam, karya Abdul Jabbar; dan Evolusi Konsep

Sunnah: Implikasinya pada Perkembangan Hukum Islam, karya Musahadi HAM.

Kajian terhadap hadis-hadis tentang seni musik memang sudah banyak

yang membahas, namun untuk menggunakan metode Double Movement sebagai

penyelesaiannya belum ditemukan. Untuk itu, menurut penulis penelitian ini layak

dilakukan dalam rangka menambah pengetahuan tentang bagaimana pandangan

Hadis Nabi Saw. tentang kebolehan maupun larangan musik.

Dengan demikian, sepanjang penelusuran penulis, penelitian tentang

Penerapan Metode Double Movement dalam Memahami Hadis tentang

Musik belum pernah diteliti dan layak dijadikan skripsi

F. Metodologi Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian kepustakaan

(library research), yaitu semua data-data yang diambil dari bahan tertulis yang

berkaitan dengan hadis-hadis tentang musik dan metode Double Movement. Data

diambil dari dua sumber yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Adapun

sumber primer yang diambil penulis ialah Kutub al-Tis’ah, sedangkan sumber

sekunder menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang

dikaji dalam skripsi ini.

Page 21: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

10

2. Metode Pembahasan

Metode pembahasan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik.7 yaitu

metode yang diarahkan untuk mengkaji dan mendeskripsikan gagasan primer

tentang hadis-hadis musik dan double movement.

3. Metode Penulisan

Metode penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan

Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2013/2014.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, penulis melakukan pembagian

bahasan. Maka penulis akan menguraikannya ke dalam beberapa bab yang di

dalamnya memuat beberapa sub-bab. Adapun uraiannya ialah sebagai berikut:

Bab pertama; berisi tentang pendahuluan yang meliputi a) Latar Belakang

masalah, yang menjelaskan tentang pendahuluan dan kronologi permasalahan

sampai ke titik inti permasalahan, b) Batasan dan Rumusan Masalah, agar

pembahasan yang dikaji lebih fokus dan terarah, c) Tujuan Penelitian, tentang

tujuan penulis untuk mencapai target yang diinginkan, d) Manfaat Penelitian,

yaitu hasil yang dapat dirasakan bagi penulis dan pembaca dari skripsi ini, e)

Kajian Pustaka, f) Metodologi Penelitian, yang menjelaskan metode-metode yang

7 Deskriptif berarti menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gejala, atau

kelompok tertentu, dan untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi

adanya hubungan tertentu antara suatu gejala lain dalam masyarakat. Analisis adalah jalan yang

dipakai untuk mendapatkan suatu pengetahuan ilmiayah yang mengadakan perincian terhadap

obyek yang diteliti dengan jalan memilah-memilih antara pengertian yang satu dengan pengertian

yang lain untuk sekedar memperoleh kejelasaan mengenai halnya. Sudarti, Metode Penelitian

Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h. 47-59.

Page 22: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

11

digunakan oleh penulis dalam penelitian, dan g) Sistematika Penulisan, untuk

menjelaskan struktural dan target pembahasan agar lebih efektif dan efisien.

Bab kedua; berisi Tinjauan umum tentang seni musik, yang meliputi a)

Pengertian Musik; b) Seni Musik pada Masa Rasulullah SAW; c) Seni Musik

pada Masa Sekarang; d) Diskursus Pandangan Ulama tentang Musik.

Bab ketiga; berisi Metode Double Movement, yang meliputi a) Pengertian

Double Movement; b) Tahap-tahap Metode Double Movement; c) Penerapan

Metode Double Movement.

Bab keempat; berisi Relevansi Hadis-Hadis tentang Nyanyian Melalui

Pemahaman Double Movement, yang meliputi a) Teks Hadis yang Membolehkan

beserta Takhrijnya; b) Teks Hadis yang Melarang beserta Takhrijnya; c) Tinjauan

Pemahaman Double Movement tentang Hadis-hadis Musik d) Relevansi Hadis-

Hadis Seni Musik di Masa Sekarang.

Bab kelima; berisi Penutup, yang meliputi; a) Kesimpulan, yang berisi

jawaban atas pertanyaan yang telah disebutkan dalam perumusan masalah, dan b)

Saran, berisi tentang saran-saran dari penulis.

Page 23: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

12

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG NYANYIAN

A. Pengertian Nyanyian dan Musik serta Perbedaannya

Musik dalam bahasa Yunani kuno disebut dengan istilah Mousike. Kata ini

dikembangkan dari asal kata Mousa dan Ike. Mousa berasal dari bahasa Mesir

Muse, sedangkan kata Ike berasal dari bahasa Celtik, Aik.8

Dalam Kata Kamus Besar Bahasa Indonesia, musik dapat diartikan ilmu

atau seni penyusunan nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan

temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan

kesinambungan. Arti lainnya adalah nada atau suara yang disusun sedemikian

rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang

menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi.9

Aristoteles mengatakan bahwa musik merupakan curahan kekuatan tenaga

penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu rentetan suara (melodi)

yang berirama.10 Dan menurut David Ewen, musik adalah ilmu pengetahuan dan

seni tentang kombinasi ritmik dari nada-nada, baik vokal maupun instrumental,

yang meliputi melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin

diungkapkan terutama asppek emosional.

Menurut ahli perkamusan (lexicographer) musik ialah ilmu dan seni dari

kombinasi ritmis nada-nada, vokal maupun instrumental, yang melibatkan melodi

8 Henry S. Sabari, Musik Sebagai Metafisika “Mengingat Kembali yang Terlupakan”, dalam

Ultimart vol. V no. 1. (Universitas Multimedia Nusantara Tangerang: April 2012) h. 4 9 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Pusat

Bahasa, 2008) h. 987 pdf 10 Artikel diakses pada 2 Agustus 2017 dari https://notepam.com/pengertian-seni-musik/

Page 24: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

13

dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja yang memungkinkan, namun

khususnya bersifat emosional.11

Dalam bahasa Arab, musik berasal dari kata ma’azif dari akar kata ‘azafa

yang artinya berpaling. Ma’azif merupakan kata plural dari mi’zaf, yakni sejenis

alat musik puluk yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh masyarakat Yaman

dan sekitarnya.

Pada perkembangannya, mi’zaf bermakna alat musik, tanpa perincian jenis

tertentu. Karena itu, masyarakat Arab biasa memaknai ma’azif dengan alat-alat

musik atau sesuatu yang melalaikan.12

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa musik adalah

salah satu ilmu atau bidang seni yang berupa suara atau bunyi atau nada yang

terkombinasi dalam urutan yang mempunyai kesatuan irama, melodi, harmoni

yang dapat menggambarkan perasaan penciptanya terutama dalam aspek

emosional.

Pada hakekkatnya musik itu netral, tetapi adakah pemahaman musik yang

sungguh-sungguh netral? Setiap orang memiliki latar belakang sejarah, budaya,

lingkungan, dan pengalaman berbeda yang mempengaruhi sikap, pandangan, dan

reaksi terhadap suatu musik tertentu. Kata “suatu musik tertentu” menyiratkan

adanya keberbagaian sikap dan musik yang nyaris tanpa batas sehingga

ketidakberpihakan atau sikap netral terhadap musik adalah suatu keadaan relatif

yang pada dasarnya sulit dibayangkan . sejarah, budaya, dan lingkungan –

11 Artikel diakses pada 2 Agustus 2017 dari http://notepam.com/pengertian-seni-musik/ 12 Artikel diakses pada 2 Agustus 2017 dari http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-

islam/khazanah/14/02/13/n0wwb9-sejarah-musik-islam-1

Page 25: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

14

terutama sekali pada masyarakat tradisional yang belum banyak tersentuh oleh

perubahan kebudayaan industri dan teknologi baru- lebih bersifat ajeg (immanent,

stable) sehingga ketiga faktor determinan perubahan itu (sejarah, budaya, dan

lingkungan) secara kolektif tidak banyak mengubah pandangan masyarakat

tradidional pedesaan dan pedalaman, atau bahkan juga lingkungan kraton, budaya

musik tidak banyak berubah dari waktu ke waktu. Sejarah, budaya, dan

lingkungan justru lebih berperan sebagai faktor penjaga keajegan dan

kelestarian.13

Untuk menjelaskan musik tersebut kita harus menyadari bahwa musik itu

hidup dalam masyarakat; musik dianggap sebagai cerminan sistem sosial atau

sebaliknya. Ketika kita pertama kali mengenal sebuah musik, biasanya kita

mengamati akustiknya; melodi (lagu), ritme, tempo, warna nada (tone colour),

dan lain-lain. Dalam tahap ini kita mengamati musik sebagai kejadian akustik

saja. Dalam studi etnomusikologi14 hal demikian tidak cukup, kita harus

menghubungkannya dengan masalah kemasyarakatannya. Kita dapat meneliti

fungsi dan makna musik, misalnya bagaimana musik itu dipelihara dalam

masyarakat.

Lirik atau syair adalah salah satu unsur musik. Pada masa Rasulullah, kita

mengenal sahabat Hassan bin Tsabit (536M – 674M) yang dikenal sebagai Sang

Mujahid Berpanah Syair, dan dijuluki pula sebagai “Syair Rasulullah SAW”.

Setelah menjadi Muslim, beliau aktif berperan dalam perjuangan dengan mencipta

13 Suka Hardjana, Corat-coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. (Jakarta: kerjasama Ford

Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2003) h. 7 14 Merupakan cabang dari musikologi yang diartikan sebagai "pembelajaran aspek sosial dan

budaya terhadap musik dan tarian dalam konteks lokal dan global." Dicetuskan oleh Jaap Kunst

dari kata Yunani ἔθνος ethnos (bangsa) dan μουσική mousike (musik), sering dianggap sebagai

antropologi atau etnografi musik.

Page 26: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

15

dan membacakan syair-syair perjuangan. Rasulullah SAW merespon positif peran

juang Hassan bin Tsabit dan mengakui bahwa syair-syairnya ampuh untuk

melumpuhkan propaganda hitam yang dibuat oleh musuh-musuh Islam. Syair-

syairnya seperti anak panah yang meluncur menikam dada para penista kebenaran

penghina Sang Utusan. Bahkan sabda Beliau, Jibril ‘alaihissalam pun ikut serta

memberi apresiasi hangat untuk syair-syair Hassan.

Sedangkan yang dimaksud nyanyian adalah suatu komponen musik yang

terdiri dari lirik dan lagu. Walaupun tidak semua musik bisa dinyanyikan seperti

musik-musik instrumen, tetapi setiap nyanyian pasti mengandung unsur musik,

yaitu lagu dan lirik atau syair.

B. Nyanyian Pada Masa Rasulullah SAW.

Kehidupan masyarakat islam di zaman Nabi SAW. dan sahabat masa awal

ditandai oleh dua karakteristik, yaitu sederhana dan banyak berbuat untuk jihad

fīsabīlillāh membela islam dan meluaskannya. Sehingga tidak ada waktu untuk

bersenang-senang menciptakan keindahan dalam bentuk musik, lagu, apalagi

menikmati.15

Orang-orang Islam pada zaman Nabi saw. dan sahabat lebih tertarik oleh

seruan jihad dari pada lagu dan musik. Ini membuktikan bahwa masyarakat Islam

di masa Rasulullah saw. bukan tanah yang subur untuk kesenian. Tetapi ketika

wilayah Islam meluas, kaum muslimin berbaur dengan berbagai bangsa yang

masing-masing mempunyai kebudayaan dan kesenian sehingga terbukalah mata

15 Artikel diakses pada 2 Agustus 2017 dari http://www.referensimakalah.com/2012/11/musik-

zaman-nabi-saw-dan-sahabat.html

Page 27: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

16

mereka kepada kesenian suara baru dengan mengambil musik-musik Persia dan

Romawi.16

Pada zaman Nabi saw. dan sahabat, tidak ada kaum pria yang berprofesi

sebagai penyanyi, namun ada yang memiliki suara indah. Orang Arab pada zaman

jahiliyah menganggap nyanyian sebagai suatu yang aib bagi kaum laki-laki,

bahkan bagi kaum perempuan merdeka dan bukan hamba sahaya, maka dari itu

mereka mengkhususkan penyanyi bagi para hamba sahaya wanita.17

Adapun tentang adanya penyanyi wanita, telah ditunjukkan oleh sebagian

hadis bahwa di Madinah terdapat penyanyi wanita, bahkan di Madinah merupakan

pusat nyanyian sejak zaman jahiliyah dibandingkan penduduk Makkah.

Sebagaimana telah diisyaratkan oleh Rasulullah saw:

“Sesungguhnya kaum Anshar sangat menyukai dan mengagumi permainan

(nyanyian)”.

Permasalahan lagu dan musik semakin merebak dan marak setelah masa

Rasulullah dan sahabat, bahkan banyak penyanyi yang sangat terkenal ketika itu,

di antaranya Izzah Al-Maila. Kemudian pada masa Bani Umayyah semakin

banyak lagi, bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Dan pada masa Bani

Abasiyyah para seniman dan pujangga semakin bertambah lagi dan banyak dari

kaum laki-laki yang terhormat masuk ke dunia musik dan lagu. Mereka banyak

16 Artikel diakses pada 2 Agustus 2017 dari http://www.referensimakalah.com/2012/11/musik-

zaman-nabi-saw-dan-sahabat.html 17 Artikel diakses pada 2 Agustus 2017 dari http://www.referensimakalah.com/2012/11/musik-

zaman-nabi-saw-dan-sahabat.html

Page 28: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

17

mengarang buku-buku tentang musik dan lagu dan menggubah syair-syair lagu

bagi para penyanyi.18

Ketika wilayah kekuasaan Islam meluas mencapai Eropa, pertumbuhan

seni musik berubah total. Pesatnya pertumbuhan seni musik pada saat itu sebagai

implikasi terjadinya akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan

daerah taklukannya. Pada msa itu muncullah seorang ahli musik bernama Ibnu

Bajjah (wafat tahun 705M). Setelah itu kaum muslimin banyak mempelajari

buku-buku musik yang diterjemahkan dari bahasa Yunani dan Hindia. Mereka

mengarang kitab-kitab musik baru dengan mengadakan penambahan dan

penyempurnaan serta pembaharuan baik dari segi alat-alat instrumen maupun

dengan sistem dan tekniknya. Diantara pengarang teori musik Islam yang terkenal

adalah:

1. Yunus bin Sulaiman al-Khatib (wafat tahun 785M). Beliau adalah

pengarang musik pertama dalam Islam, kitab-kitab karangannya dalam

musik sangat bernilai tinggi sehingga pengarang-pengarang teori

musik Eropa banyak yang merujuk pada kitab-kitab karangan beliau

ini.

2. Khalil bin Ahmad (wafat tahun 791M). Beliau telah mengarang buku

teori musik megenai not dan irama.

3. Ishak bin Ibrahim Mausulli (wafat tahun 850M) telah berhasil

memperbaiki musik Arab jahiliyah dengan sistem baru.19

18 Artikel diakses pada 2 Agustus 2017 dari http://www.referensimakalah.com/2012/11/musik-

zaman-nabi-saw-dan-sahabat.html 19 Artikel diakses pada 2 Agustus 2017 dari http://www.referensimakalah.com/2012/11/musik-

zaman-nabi-saw-dan-sahabat.html

Page 29: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

18

Mensyukuri nikmat nurani (kecerdasan rohani atau spiritual intelligence)

ialah dengan berdzikir membiasakan mengenang sifat-sifat Allah swt yang agung

(asmā al-husnā), menikmati keindahan alam, menghargai segala macam kesenian,

dari seni music (lagu) sampai ke seni lukis. Inilah salah satu hikmah mengapa kita

disunnahkan Rasulullah membaca Al-Qur’ān dengan melagukannya, bukan

seperti membaca surat kabar atau kitab-kitab lain. Oleh karena itu, kesenian

membaca Al-Qur’ān telah berkembang sejak dahulu kala di dalam dunia Islam.

Sejarah pun telah membuktikan bahwa kesenian musik ini sangat berkembang di

zaman keemasan Islam dahulu kala, baik di Timur maupun di Barat (Spanyol atau

Andalusia dahulu), sehingga pengaruh music islami ini di dalam music klasik dari

neger-negeri Eropa seperti musik ciptaan Bach, Vivaldi, Albinoni, Mozart,

Kachaturian, Mussorgsky, Ravel, Bizet, Rachmaninof, Rodrigo, Francisco

Tarrega, dan lain-lain sangat terasa.20

C. Nyanyian Pada Masa Sekarang

Perkembangan musik bergantung kepada upaya yang menyangkut

kreatifitas seniman. Bentuk kreativitas itu berupa tindakan inovatif dan penciptaan

baru yang mengandung nilai-nilai luhur yakni adanya unsur mendidik, keindahan,

dan menambah pengalaman jiwa sehingga musik itu mencapai bentuknya seperti

yang dikenal sekarang. Perkembangan musik juga harus dipahami mengandung

pengertian sejarah di dalamnya. Tentu saja perkembangan musik tidak dapat

20 Muhammah Imaduddin Abdulrahim, Islam Sistem Nilai Terpadu. (Jakarta: Gema Insani Press,

2002) h. 56

Page 30: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

19

dipisahkan dari keberadaan tokoh-tokoh penting musik daerah (empu/maestro)

beserta karya-karya mereka.21

Di era digitalisasi teknologi musik saat ini, aneka perangkat aplikasi

teknologi hadir dan dengan manja menjanjikan berbagai kemudahan bagi

pemusik. Bekal pemahaman yang kurang matang sering kali melahirkan cara

pemanfaatan yang salah di kalangan pengguna teknologi tersebut.22

Di masa seperti sekarang, orang tak perlu lagi repot mewujudkan ide-ide

setiap gagasan konsep bermusiknya. Sendirian, seseorang mampu mewujudkan,

misalnya membuat hingga memainkan konsep musikal yang tidak pernah

terpikirkan dengan mudah.. ia tidak menunjuk kepada sesuatu yang bersifat

spesifik. Kecuali menyiratkan tentang suatu waktu ‘masa kini’ atau sesuatu yang

bersifat ‘kekinian’ yang tidak dibatasi oleh suatu periode waktu tertentu.

Secara spesifik, musik kontemporer hanya dapat dipahami dalam

hubungannya dengan perkembangan sejarah music Barat di Eropa dan Amerika.

Namun walaupun dapat mengacu pada sebuah pemahaman yang spesifik,

sesungguhnya label kontemporer yang dibubuhkan pada kata seni maupun musik

sama sekali tidak menunjuk pada sebuah pengertian yang per definisi bersifat

normative. Itulah sebabnya, terutama bagi yang awam, seni atau musik

kontemporer banyak menimbulkan kesalahpahaman yang berlarut-larut.23

Jadi, musik kontemporer adalah musik yang timbul bukan karena budaya

masa, tetapi musik yang timbul karena kebutuhan adanya ‘pembaruan’ sebagai

21 Sigit Aslono dkk, Apresiasi Seni: Seni Tari dan Seni Musik 2. (Jakarta: Yudhistira, 2007) h. 84 22 Fariz RM, Living in Harmony; Jati Diri, Ketekunan, dan Norma. (Jakarta: Kompas, 2009) h.

135 23 Suka Hardjana, Corat-coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. (Jakarta: Ford Foundation dan

Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 2003) h.251.

Page 31: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

20

tuntutan terhadap masa lalu yang sudah tidak sesuai lagi atau dianggap telah

usang. Sebagai karya seni yang lebih mementingkan kebebasan ekspresi yang

berorientasi pada seni untuk seni, musik kontemporer tidak akan terpengaruh oleh

masyarakat baik diminati atau tidak. Di barat khususnya Eropa sangat dibedakan

antara budaya musik hiburan dengan budaya musik seni. Walaupun demikian,

kedua jenis musik ini sebenarnya sama-sama dibuat untuk masyarakat.

D. Diskursus Pandangan Ulama tentang Nyanyian

Berikut adalah pandangan beberapa ulama tentang nyanyian baik yang

membolehkan maupun yang melarang:

1. Muhammad AL-Ghazali

Bukankah Allah swt. berfirman:

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk

kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh

langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah/2: 29)24

Al-Ghazali mengatakan, berdasarkan ayat ini, bisa disimpulkan

bahwa pada asalnya seluruh yang ada di bumi ini adalah halal dan tidak

ada pengharaman, kecuali dengan nash yang pasti. Kenyataannya, ada

beberapa kelompok yang senang dengan tindakan pengharaman; jalan

mereka dalam memberi hukum terhadap sesuatu berlainan dengan jalan

yang ditempuh Rasulullah saw., yang apabila dihadapkan pada dua pilihan

24 Muahmmad AL-Ghazali, Al-Ghazali Menjawab 100 Soal Keislaman. (Tangerang: Lentera Hati,

2012) h. 236

Page 32: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

21

pasti selalu memilih yang paling mudah selama tidak menimbulkan dosa.

Bilamana itu merupakan suatu dosa, maka beliau adalah orang yang paling

menjauhinya. Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.

bersabda:

“Janganlah kamu sekalian mempersulit diri kalian sehingga akan

dipersulit. Sesungguhnya ada suatu kaum yang mempersulit diri sehingga

mereka dipersulit. Mereka itulah tersisa di tempat-tempat pertapaan dan

biara-biara; mereka menjalani kerahiban yang sangat menyimpang dari

ketentuan ajaran sebenarnya.”25

Musik seperti bernyanyi, Al-Ghazali telah melihatnya dalam

sunnah bahwa Nabi saw. pernah memuji suara Abu Musa Al-Asy’ari-

suaranya sangat merdu dan beliau pernah mendengarkannya melagukan

bacaan Al-Qur’ān-dengan bersabda: “Aku diberi seruling dari antara

seruling keluarga Daud.” Seandainya seruling alat yang hina (terlarang),

niscaya beliau tidak akan mengatakannya.26

Rasulullah saw. telah mendengarkan suara rebana dan seruling

tanpa keberatan. Al-Ghazali tidak tahu dalil dari mana sehingga sebagian

orang mengharamkan musik dan berupaya menjauhkan orang dari

mendengarkan musik.27

25 Muahmmad AL-Ghazali, Al-Ghazali Menjawab 100 Soal Keislaman. (Tangerang: Lentera Hati,

2012) h. 237

27 Muahmmad AL-Ghazali, Al-Ghazali Menjawab 100 Soal Keislaman. (Tangerang: Lentera Hati,

2012) h. 240

Page 33: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

22

2. Muhammad Nashiruddin Al-Albani

Menurut Al-Albani, harus diketahui bahwa nyanyian itu memiliki

berbagai sifat khas yang berpengaruh mengendapkan warna kemunafikan

dalam hati, sehingga tumbuh tak ubahnya tanam-tanaman.28

Di antara karakter khas nyanyian adalah bahwa nyanyian dapat

melenakan hati dan menghalanginya untuk memahami Al-Qur’an dan

merenungkannya serta mengamalkan kandungannya. Karena Al-Qur’an

dan nyanyian itu tidak akan bertemu secara bersamaan dalam hati

selamanya, karena keduanya saling berlawanan.29

Nashiruddin juga mengatakan bahwa setelah terbukti hikmah

diharamkannya nyanyian berdaraskan atsar-atsar terdahulu, yakni bahwa

nyanyian dapat melenakan hati sehingga tak mampu taat dan berdzikir

kepada Allah swt. itu hal yang sudah terbukti. Dengan demikian, orang

yang menikmati lagu, baik dengan sengaja atau tidak, masing-masing telah

terkena peringatan firman Allah swt.:

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan

Perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan

Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan.

mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.30

28 Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Siapa Bilang Musik Haram?; Pro Kontra Masalah Musik

dan Nyanyian. (Jakarta: Daarul Haq, 2008) h. 182. 29 Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Siapa Bilang Musik Haram?; Pro Kontra Masalah Musik

dan Nyanyian. (Jakarta: Daarul Haq, 2008) h. 182. 30 Q.S. Luqmān/31: 6-7

Page 34: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

23

3. Menurut Ulama-ulama Syafi’iyah

Para ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa nash-nash syara telah

menunjukkan bahwa menyanyi, menari, memukul rebana sambil bermain

dengan senjata-senjata perang pada hari raya adalah mubah (boleh) sebab

hari seperti itu adalah hari yang berbeda, seperti khitanan dan semua hari

kegembiraan yang memang dibolehkan syara’.

Bahkan, kata al-Syafi’i, memukul-mukul (al-taqtaqah) dengan

tongkat hukumnya makruh. Permainan seperti itu biasa dilakukan orang-

orang zindiq, hingga mereka lupa membaca al-Qur’an. Al-Syafi’i

mengutip sebuah hadits yang mengatakan bahwa permainan dadu adalah

salah satu jenis permainan yang paling dimakruhkan dibanding permainan-

permainan yang lain. “Dan saya”, tegas al-Syafi’i, “sangat membenci

permainan catur. Bahkan semua jenis permainan. Sebab permainan

bukanlah aktivitas ahli agama dan orang-orang yang memiliki harga

diri (muru’ah).”31

31 Abi Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Libanon: Dar Al-Fikr, tt,

h.267

Page 35: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

24

BAB III

METODE DOUBLE MOVEMENT

A. Pengertian Metode Double Movement

Dapat dikatakan Fazlur Rahman adalah pemikir muslim yang dipandang

sebagai pionir bagi hermeneutika Al-Qur’an. Bahkan bagi kedua pemikir yang

disebutkan sebelumnya, Farid Essack dan Amina Wadud Muhsin, metodologi

tafsir Rahman sangat mempengaruhi mereka. Namun demikian, hermeneutika Al-

Qur’annya Fazlur Rahman juga ternyata sangat dipengaruhi oleh perdebatan dua

hermeneut sebelumnya, antara Emilio Betti dan Gadamer.32

Dalam kajiannya mengenai evolusi sunnah dan hadis, Rahman memang

mengonformasi temuan-temuan atau teori-teori para sarjana Barat tentang evolusi

kedua konsep tersebut, tetapi ia tidak sepakat dengan teori mereka bahwa konsep

dunnah Nabi merupakan kreasi kaum Muslim yang belakangan. Baginya, konsep

sunnah Nabi merupakan “konsep yang shahih dan operatif sejak awal Islam dan

tetap demikian sepanjang masa.” Rahman memang mengakui bahwa di dalam Al-

Qur’an tidak terdapat istilah sunnah yang merujuk pada ajaran-ajaran ekstra-

qurani Nabi, tetapi konsep sunnah Nabi menurutnya telah eksis sejak awal islam.

Untuk mendukung pandangannya tentang eksistensi sunnah Nabi ini, ia merujuk

pada pernyataan-pernyataan Al-Qur’an yang menegaskan bahwa pada diri

Muhammad terdapat uswah hasanah (teladan yang baik atau contoh yang harus

diikuti). Pernyataan-pernyataan Al-Qur’an ini oleh Rahman dianggap dengan jelas

32 M. sirozi, dkk, Arah Baru Studi Islam di Indonesia. Ed. Toto Suharto, dkk (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2016) h. 266.

Page 36: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

25

menyiratkan arti bahwa kaum Muslim sejak “sebermula” telah memandang

perilaku Nabi sebagai suatu konsep.33

Dengan menggarisbawahi bahwa tugas interpretasi adalah memahami

prinsip-prinsip dari Al-Qur’an (Allah), dan situasi objektif adalah suatu sine qua

non bagi pemahaman, khususnya dengan memandang normativitasnya bagi kaum

muslim, maka Al-Qur’an secara harfiah adalah respon Tuhan melalui pikiran

Muhammad (faktor yang terakhir ini secara radikal telah diremehkan oleh

ortodoksi Islam) terhadap suatu situasi historis. Dengan melihat perdebatan

panjang antara Gadamer dan Betti ini, posisi Fazlur Rahman terlihat cenderung

kepada aliran objektivitas dalam mengedepankan interpretasi objektif. Secara

khusus, tugas interpretasi yang dikedepankan Rahman selaras dengan tugas

interpretasi Betti, yaitu “untuk memahami makna bentuk-bentuk ini, untuk

mengungkapkan pesan yang ingin mereka sampaikan kepada kita. Interpretasi

merupakan sebuah aktivitas bertujuan yang bertugas membawa kepada sebuah

pemahaman”. Secara jujur, Rahman mengakui bahwa pandangannya kembali

kepada ajaran atau pikiran “pengarang” Al-Qur’an dipengaruhi oleh pemahaman

sebagai rekonstruksi maksud pengarang dalam istilah Betti. Meskipun demikian,

Rahman juga melampaui Betti saat ia menambahkan bahwa penisbatan tersebut

tidak hanya dalam pikiran pengarangnya, tetapi juga pada situasi di mana ia

menjadi respons.

Mengenai hadis, Rahman berpendapat bahwa keberadaannya dapat

diterima sebagai sumber otoratif ajaran Islam di samping Al-Qur’an, dengan tetap

33 Tufik Adnan Amal, ISLAM DAN TANTANGAN MODERNITAS: Studi atas Pemikiran Hukum

Fazlur Rahman. (Bandung: Mizan, 1996) h. 166

Page 37: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

26

merujuk pada pengertian hadis pada umumnya, Rahman memperluas makna hadis

yang berarti suatu cerita yang biasanya sangat pendek dalam rangka memberikan

informasi tentang apa yang dikatakan, dilakukan, disetujui atau yang tidak

disetujui Nabi SAW atau informasi serupa mengenai sahabat-sahabat, khususnya

para sahabat senior terutama empat khalifah yang pertama. Pada masa Rasulullah,

hadis berkembang sebagai sebuah tradisi informal di kalangan umat muslim.

Namun pasca wafatnya Rasulullah hadis bergeser kepada kedudukan semi

formal.34 Karena itu pada masa-masa awal hadis secara bebas ditafsirkan oleh

umat Islam sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi, dan dinamakan sebagai

“Sunnah yang hidup”. Maka, pada fasenketida dan keempat dari abad pertama

melalui proses penafsiran secara bebas demi praktik dan aktual, “sunnah yang

hidup” berkembang dengan pesat di kalangan umat Muslimin dan karena

perbedaan di dalam praktik “sunnah yang hidup”, maka hadis pun berkembang

menjadi sebuah disiplin yang formal. Pada generasi setelah wafatnya Rasulullah,

hadis menjadi sebuah pembicaraan yang resmi dan pandangan dogmatis.35

Dalam rangka memahami prinsip-prinsip Al-Qur’an dan kemudian

mengaplikasikannya ke dalam kehidupan modern, Fazlur Rahman mengajukan

proses interpretasi yang ia sebut dengan double movement.36

Menurut Taufik Adnan Amal dalam bukunya Islam dan Tantangan

Modernitas, metodologi Rahman bersandar sepenuhnya pada pendekatan historik

untuk memperoleh makna teks dan pada analisis latar sosiologis untuk memahami

34 Fazlur Rahman, Islam and Modernity: Transformation of an Intelectual Tradition, (Chicago:

The University of Chicago Press, 1982), h. 6. 35 Fazlur Rahman, Islamic Methodology in History, (Islamabad: Islamic Research Institute Press,

1964), h. 32-34 36 M. sirozi, dkk, Arah Baru Studi Islam di Indonesia. Ed. Toto Suharto, dkk (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2016) h. 272-273.

Page 38: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

27

sasaran Al-Qur’an. Karena jarak kita yang jauh dari masa wahyu, sangat sukar

kita memperoleh gambaran utuh mengenai situasi sosial waktu itu. Dalam kalimat

Shadr “terdapat jarak yang sangat jauh antara situasi social ketika nash-nash itu

dilahirkan dengan situasi sosial dewasa ini, ketika nash-nash itu dijadikan

rujukan.”

Dari mana kita memperoleh informasi tentang situasi masa lalu itu?

Pertama, dari buku-buku tarikh, yang terbukti sering kali ditulis oleh orang-orang

yang tidak mempunyai pengetahuan historigrafi tetapi mempunyai motif-motif

yang patut dicurigai. Apalagi, seperti kata sebagian orang, Tuhan dapat membuat

sejarah, tetapi hanya ahli sejarah yang dapat mengubah sejarah. Karena itu, seperti

yang dilukiskan oleh Taufik dalam buku ini, para orientalis lewat “analisis

sosiologis” mereka dapat “membuktikan” pengaruh-pengaruh Kristen dan Yahudi

dalam Al-Qur’an.37

Kedua, kita merumuskan situasi si zaman Nabi itu dari asbab al-nuzul

(maupun asbab al-wurud). Rahman menyadari pentingnya asbab al-nuzul, tetapi

pada saat yang sama menilai bahwa literature asbab al-nuzul itu sering kali sangat

bertentangan dan kacau balau. Apalagi sebagai pelanjut madzhab ‘Umari, Rahman

sering kali tidak ragu-ragu menganggap hadis-hadis sebagai “fiksi yang

dirumuskan belakangan saja”, bila bertentangan dengan apa yang telah

dipandangnya sebagai prinsip-prinsip umum ajaran Al-Qur’an.38

37 Taufik Adnan Amal, ISLAM DAN TANTANGAN MODERNITAS: Studi atas Pemikiran Hukum

Fazlur Rahman. (Bandung: Mizan, 1996) h. 28 38 Taufik Adnan Amal, ISLAM DAN TANTANGAN MODERNITAS: Studi atas Pemikiran Hukum

Fazlur Rahman. (Bandung: Mizan, 1996) h. 28

Page 39: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

28

B. Tahap-tahap Metode Double Movement

1. Yang pertama dari dua gerakan (atau gerakan ganda atau double

movement) yang disebutkan di atas, terdiri atas dua langkah.

1.1.Langkah pertama, seseorang harus memahami arti atau makna suatu

pernyataan tertentu dengan mempelajari situasi atau problem historis

di mana pernyataan tersebut merupakan jawabannya. Tentu saja,

sebelum mempelajari teks-teks spesifik dalam sinaran situasi

spesifiknya, suatu kajian umum mengenai situasi makro dalam

batasan-batasan masyarakat, agama, adat-istiadat, pranata-pranata,

bahkan tentang kehidupan secara menyeluruh di Arabia pada saat

kehadiran Islam serta khususnya di dan di sekitar Makkah – dengan

tidak mengesampingkan peperangan-peperangan Persi-Bizantium –

harus dilakukan. Jadi, langkah pertama dari gerakan pertama ini

merupakan upaya untuk memahami Al-Qur’an secara utuh maupun

dalam batasan-batasan ajaran spesifik yang merupakan respon

terhadap situasi-situasi spesifik.39

1.2.Langkah kedua adalah menggeneralisasikan jawaban-jawab spesifik

tersebut dan menyatakannya sebagai pernyataan-pernyataan yang

memiliki tujuan moral umum yang dapat disarikan dari teks-teks

spesifik Al-Qur’an dalam sinaran latar belakang sosio-historis dan

rationes legis yang sering dinyatakan. Benar, langkah pertama –

memahami makna teks-teks spesifik Al-Qur’an – itu sendiri

menyiratkan arti langkah kedua dan akan membawa kepadanya.

39 Fazlur Rahman, Islamic Methodology in History, (Islamabad: Islamic Research Institute Press,

1964), h. 30

Page 40: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

29

Selama proses ini, perhatian harus diarahkan kepada tujuan ajaran Al-

Qur’an sebagai suatu keseluruhan sehigga setia arti tertentu yang

dipahami, setiap hokum yang dinyatakan, serta setiap tujuan yang

dirumuskan akan koheren dengan lainnya. Al-Qur’an sebagai suatu

keseluruhan memang menanamkan suatu sikap yang pasti terhadap

kehidupan dan benar-benra memiliki suatu weltanschauung yang

konkret; ia juga mendaku bahwa ajarannya “tidak mengandung

kontradiksi-dalam” tetapi koheren secara keseluruhannya.40

Rahman mengemukakan bahwa suatu kajian terhadap pandangan-

pandangan generasi-generasi muslim paling awal akan membantu langkah

memahami dan menafsirkan Al-Qur’an. Tetapi pandangan-pandangan ini

harus menempati tempat kedua dalam materi-materi objektif, karenatradisi

awal historis awal itu – walaupun akan membantu – juga harus dinilai

dengan pemahaman yang baru yang diperoleh dari Al-Qur’an sendiri. Hal

ini, menurut Rahman, disebabkan terlalu sedikitnya upaya untuk

memahami Al-Qur’an seabgai suatu kesatuan yang berkelindan. Lebih

jauh, dengan berlalunya waktu dan dengan muncul serta mengkristalnya

sudut-sudut pandang serta gagasan-gagasan keagamaan tertentu, telah

tumbuh subur penafsiran-penafsiran subjektif, sehingga tradisi historis ini

lebih merupakan objek penilaian dari pemahaman yang baru ketimbang

membantunya. Dengan demikian, terlihat bahwa penerimaan Rahman

terhadap Islam sejarah dalam rangka memahami Al-Qur’an hanya terbatas

pada generasi-generasi Muslim paling awal. Bahkan terdapat kesan kuat

40 Fazlur Rahman, Islamic Methodology in History, (Islamabad: Islamic Research Institute Press, 1964), hlm. 29

Page 41: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

30

dalam bahasan-bahasan Rahman bahwa penerimaan terhadap tradisi

historis Islam awal ini hanya terbatas pada generasi Muslim pertama,

generasi sahabat.

Dalam proses pemahaman dan penafsiran gerakan pertama

metodologis sistematis Rahman, sunnah Nabi – yakni perilaku aktual Nabi

dalam sejarah – juga diistilahkan Rahman sebagai hadis historis atau

biografis, sebagaimana dibedakan dari hadis teknis, merupakan bahan-

bahan kesejarahan objektif dalam rangka memahami pesan Al-Qur’an.

Penggunaannya dalam menafsirkan AL-Qur’an oleh Rahman, pada

faktanya, berada sepenuhnya dalam tradisi penafsiran modernisme

klasik.41

2. Sementara gerakan pertama dimulai dari hal-hal spesifik dalam Al-Qur’an

ke penggalian dan sistematisasi prinsip-prinsip umum, nilai-nilai, dan

tujuan-tujuan jangka panjangnya, maka gerakan kedua harus dilakukan

dari pandangan umum ini ke pandangan spesifik yang harus

diformulasikan dan direalisasikan sekarang. Maksudnya, yang umum itu

harus ditubuhkan ke dalam konteks sosio-historis konkret dewasa ini. Hal

ini, sekali lagi, membutuhkan kajian cermat terhadap situasi dewasa ini

dan analisis terhadap berbagai unsur komponennya sehingga kita dapat

menilai situasi sekarang dan mengubahnya sejauh yang diperlukan, serta

mendeterminasi prioritas-proiritas baru untuk mengimplementasikan nila-

nilai Al-Qur’an secara segar. Hingga taraf kita mampu mencapai kedua

41 Taufik Adnan Amal, ISLAM DAN TANTANGAN MODERNITAS: Studi atas Pemikiran Hukum

Fazlur Rahman. (Bandung: Mizan, 1996) h. 30

Page 42: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

31

momen gerakan ganda ini dengan berhasil, maka perintah-perintah Al-

Qur’an akan menjadi hidup dan efektif kembali.42

Momen kedua ini juga akan berperan sebagai pengoreksi hasil-

hasil momen pertama, yakni hasil-hasil pemahaman dan penafsiran.

Karena jika hasil-hasil pemahaman ternyata gagal, dalam aplikasinya di

masa kini, maka tentunya telah terjadi kegagalan dalam menilai situasi

saat ini secara tepat atau kegagalan dalam memahami Al-Qur’an maupun

hadis. Sebab tidak mungkin bahwa sesuatu yang dapat dan secara aktual

dapat direalisasikan dalam tatanan spesifik di masa lampau tidak bisa

direalisasikan dalam konteks dewasa ini, dengan mempertimbangkan

perbedaan hal-hal spesifik dalam situasi saat ini – di mana (ungkapan)

“mempertimbangkan perbedaan-perbedaan hal-hal spesifik dalam situasi

saat ini” meliputi pengubahan aturan-aturan masa lampau selaras dengan

situasi yang telah berubah di masa kini (asalkan pengubahan ini tidak

memperkosa prinsip-prinsip umum dan nilai-nilai yang diperoleh dari

masa lampau) dan pengubahan situasi sekarang, di mana perlu hingga

selaras dengan prinsip-prinsip umum dan nilai-nilai tersebut.43

Sehubungan dengan gerakan kedua metodologis sistematis

Rahman – penubuhan prinsip-prinsip atau nilai-nilai normatif yang

diperoleh dari gerakan petama ke dalam situasi konkret dewasa ini. –

seseorang mungkin mempertanyakan pengaruh situasi dewasa ini terhadap

legislasi kontemporer yang bisa saja membolehkan hukum dari standar

42 Fazlur Rahman, Islamic Methodology in History, (Islamabad: Islamic Research Institute Press,

1964), h. 31 43 Taufik Adnan Amal, ISLAM DAN TANTANGAN MODERNITAS: Studi atas Pemikiran Hukum

Fazlur Rahman. (Bandung: Mizan, 1996) h. 196-198

Page 43: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

32

keadilan dan kemurnian yang dibutuhkan oleh ajaran Al-Qur’an, tetapi,

menjawab keberatan ini, Rahman mengemukakan bahwa proses

penubuhan tersebut merupakan makna sesungguhnya dari aplikasi prinsip-

prinsip yang telah disarikan terhadap situasi baru. Proses ini tidaklah

berarti bahwa prinsip-prinsip atau nilai-nilai tersebut tidak mampu

menjawab kebutuhan-kebutuhan kontemporer; demikian pula, hal ini juga

tidaklah berarti bahwa prinsip-prinsip atau nilai-nilai itu gagal mengontrol

situasi masa kini: “Pada faktanya, titik temu yang berhasil antara prinsip-

prinsip normatif Islam dan penilaian terhadap situasi baru akan merupakan

bukti konklusif bahwa kedua tugas tersebut telah ditunaikan dewasa ini.”

Bahkan lanjut Rahman, “Proses tersebut merupakan satu-satunya cara

yang secara serempak mengefektifkan prinsip-prinsip Islam dan

melindungi dari subjektivitas (penafsiran) yang tidak semestinya.”44

C. Penerapan Metode Double Movement

Dalam gerakan ganda metodologi sistematis tersebut, kaitan antara masa

lampau dan masa kini ditegaskan terutama sekali dalam istilah-istilah dialektis.

Yang muncul dari interaksi antara masa lampau dan mas kini dalam skema

dialektis ini dapat dipandang sebagai sintesis baru. Dengan kata lain, kerangka

dan etos formulasi baru diperoleh dari semangat ajaran Al-Qur’an dan Sunnah,

sementara bentuk formulasi baru tersebut – dalam taraf tertentu – ditentukan oleh

modernitas. Selanjutnya, walaupun figur modernitas sangat menonjol dalam

44 Taufik Adnan Amal, ISLAM DAN TANTANGAN MODERNITAS: Studi atas Pemikiran Hukum

Fazlur Rahman. (Bandung: Mizan, 1996) h. 196-198

Page 44: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

33

skema dialektis itu, tetapi figur ini memiliki orientasi dan tujuan yang tegar serta

baru.

Upaya Rahman lewat metodologi sistematisnya di atas dapat dikatakan

atau dipandang sebagai elaborasi sistematis dan sangat signifikan dari gagasan-

gagasan hukum Iqbal. Sewaktu mendeterminasi karakteristik negara Muslim

India, penyair-filosof Pakistan ini pernah mengungkapkan secara tentatif bahwa

dalam negara impiannya itu, Islam antara lain akan memiliki kesempatan untuk

memobilisasi hukumnya selaras dengan semangat aslinya dan semangat zaman

modern. Pernyataan tentatif Iqbal ini, yang merupakan penegasan elan

modernisme klasik – seperti tercermin dalam gagasan-gagasan Sir Sayyid, Amir

Ali, dan lainnya – diungkapkan secara sistematis dan signifikan oleh Rahman

dalam gerakan ganda skema dialektisnya. Tetapi elaborasi Rahman terhadap

gagasan tersebut, sebagaimana terlihat, menampakkan suatu orisinilitas pemikiran

yang mengagumkan, dan bahkan dijadikan sebagai ciri-pembeda utama antara

neomodernismenya dan modernisme klasik maupun gerakan-gerakan pembaruan

lainnya.45

Model hermeneutika yang ditawarkan Rahman sebagaimana di atas

apabila ditubuhkan pada ayat-ayat khusus bernuansa yurisprudensial maka etika

al-Qur’an pun sebagai prinsip umum harus dikedepankan dari pada upaya

perolehan hukum boleh tidaknya, halal haramnya, dan seterusnya. Di sini maka

perolehan hukum akan mengikuti etika al-Qur’an, bukan etika al-Qur’an yang

mengikuti perolehan hukum. Implikasinya memang hukum akan selalu berubah

45 Tufik Adnan Amal, ISLAM DAN TANTANGAN MODERNITAS: Studi atas Pemikiran Hukum

Fazlur Rahman. (Bandung: Mizan, 1996) h. 202

Page 45: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

34

dinamis, menyesuaikan diri dengan perubahan situasi-situasi sosial yang terjadi,

sedangkan nilai-nilai etika atau tujuan-tujuan sosio moral jangka panjang akan

tetap dan tidak berubah. Simpulan sederhananya, jika penafsiran ayat-ayat al-

Qur’an, terlebih ayat-ayat yang bernuansa hukum, mengedepankan visi etis

sebagaimana harapan Rahman maka hukum yang dimunculkan juga bervisi etis.46

Akhirnya, Rahman menjanjikan bahwa metodologi yang ditawarkan itu,

selain dapat mengatasi krisis pemikiran Islam pada periode modern, juga dapat

mengakhiri pertumbuhan ijtihad yang tak semena-mena dan liar. Bahkan jika

dikaitkan dengan operasionalisasinya, Rahmna memandang bahwa Islam akan

lebih sungguh-sungguh dan efektif menampilkan dirinya sendiri melalui

metodologi ini ketimbang yang pernah dilakukan selama ini.47

46 Ulya, Hermeneutika Double Movement Fazlur Rahman: Menuju Penetapan Hukum Bervisi Etis.

(STAIN Kudus) h. 18 47 Tufik Adnan Amal, ISLAM DAN TANTANGAN MODERNITAS: Studi atas Pemikiran Hukum

Fazlur Rahman. (Bandung: Mizan, 1996) h. 203

Page 46: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

35

BAB IV

PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM MEMAHAMI

HADIS TENTANG NYANYIAN

A. Teks Hadis tentang Nyanyian beserta Takhrijnya

Dalam memahami hadis tentang nyanyian ini ulama berbeda pendapat, ada

yang mengharamkan dan ada yang menghalalkan. Berikut salah satu hadis yang

menghalalkan:

ث نا ى بن أحد حد ث نا قال عي الرحن عبد بن ممد أن روعم أخب رن قال وهب ابن حدثه الأسدي وعندي وسلم عليه الل لىص الل ل رسو علي دخل قالت عائشة عن عروة عن حدار ان جع ب عاث بغناء ت غنيان راش على فاض وحول ال ال وق فا هرن بكر أبو ودخل هه و

لم عليه الل رسول ليه ع فأق بل وسلم ه علي الل صلى النب عند الشيان ممارة ف لما عهماد ف قال الا غمت هما غل ودان لعب عيد وم وكان فخر راب و بلدرق ال الل صلى النب سألت فإما ا على خدي راء و فأقامن عم ف قلت ت نظرن تشهي قال وإما وسلم عليه ي م دوك قول وهو خد

بك ق لت عم قال فاذهب 48 بن أرفدة حت إذا مللت قال ح

Telah menceritakan kepada kami Ahmad ibn Isa berkata, telah

menceritakan kepada kami ibnu Wahab berkata, telah mengabarkan kepada kami

‘Amru bahwa Muhammad ibn ‘Abdurrahman al-Asady, telah menceritakan

kepadanya dari ‘Urwah dari Aisyah berkata, “Rasulullah SAW masuk menemuiku

saat ketika di sisiku ada dua budak wanita yang sedang bersenandung dengan

lagu-lagu (tentang perang) Bu’ats49. Maka beliau berbaring di atas tikar lalu

memalingkan wajahnya. Kemudia masuklah Abu Bakar mencelaku, ia

mengatakan, “Seruling-seruling setan (kalian perdengarkan) di hadapan Nabi

SAW!” Rasulullah SAW lantas memandang kepada Abu Bakar seraya berkata:

“Biarkanlah keduanya.” Setalah beliau tidak menghiraukan lagi, aku memberi

isyarat kepada kedua sahaya tersebut agar lekas pergi, lalu keduanya pun pergi.

Saat Hari Raya ‘Ied, biasanya ada dua budak sudan yang memperlihatkan

kebolehannya mempermainkan tombak dan perisai. Maka adakalanya aku sendiri

yang meminta kepada Nabi SAW, atau beliau yang menawarkan kepadaku:

“Apakah kamu mau melihatnya?” Maka aku jawab, “Ya, mau.” Maka beliau

48Al-Imam al-Hafidz Abi Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah al-Ja’fi al-

Bukhari, Shahih Bukhari. kitab al-‘īdainī hadis no. 949-950 (Nasyirun; Maktabah al-Rusyd) h. 130

pdf file. 49 Bu’ats adalah perang yang isinya penuh dengan kesatriaan dan keberanian. Perang Bu’ats

adalah peperangan yang sangat dahsyat antara kaum Aus dan Khazraj. Menurut Ibnu Sa’ad,

seorang ahli sejarah klasik, perang tersebut terjadi pada 3 tahun sebelum hijrah. Menurut Ibnu

Ishaq, seorang ahli sejarah klasik dalam peperangan ini pemimpin kaum Aus, Hudhair terluka dan

akhirnya mati. Pemimipin kaum Khazraj, Amru bin Nu’man, terkena panah dan akhirnya

meninggal juga. Dalam perang ini kaum Khazraj kalah.

Page 47: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

36

menempatkan aku berdiri di belakangnya, sementara pipiku bertemu dengan

pipinya sambil beliau berkata: “Teruskan hai Bani Arfidah!” Demikianlah

seterusnya sampai aku merasa bosan lalu beliau berkata: “Apakah kamu merasa

sudah cukup?” Aku jawab, “Ya, sudah.” Beliau lalu berkata: “Kalau begitu

pergilah.”

Penulis telah melakukan takhrij terhadap hadis di atas berdasarkan tema,

berikut hasilnya.

Disebutkan kembali dalam kitab Shahīh al-Bukhārī dengan nomor hadis

berbeda:

ثن ، قال: عمرو، حد ثن ابن وهب ث نا إساعيل، قال: حد أبو الأسود، عن عروة، عن حدها: دخل علي رسول الل صلى الله عليه و عن ار ان ت غنيان ب عائشة رضي الل غناء سلم، وعندي

هه، فدخل أبو بكر ، فا راش وحول و جع على ال ند هرن وقال: ممارة الشيان ع ب عاث، فاض، ف لما «ادعهم »لى الله عليه وسلم، ف قال: يه رسول الل ص رسول الل صلى الله عليه وسلم، فأق بل عل

ودان ب ا قالت: وكان وم عيد لعب ال ل غمت هما، فخر راب، فإما سألت رس غ رق وا ول لد، خدي ع ، ف «تشهي ت نظرن »لم، وإما قال: الل صلى الله عليه وس لى قالت: عم، فأقامن وراء

، و قول: بك »، حت إذا مللت، قال: «دوكم بن أرفدة »خد ، ق لت: عم، قال: «ح: ف لما غ ل 50 »فاذهب «، قال أبو عبد الل : قال أحد، عن ابن وهب

Telah bercerita kepada kami Isma'il berkata telah bercerita kepadaku Ibnu

Wahb berkata 'Amru telah bercerita kepadaku Abu Al Aswad dari 'Urwah dari

'Aisyah radliallahu 'anha; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk

menemuiku saat itu disisiku ada dua sahaya wanita yang sedang bersenandung

dengan lagu-lagu (tentang perang) Bu'ats. Maka Beliau berbaring di atas tikar lalu

memalingkan wajahnya. Kemudian masuk Abu Bakar lalu mencelaku dan

berkata: Seruling-seruling syetan (kalian perdengarkan) di hadapan Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam? Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

memandang kepada Abu Bakar dan berkata: "Biarkanlah keduanya". Setelah

Beliau tidak menghiraukan lagi, aku memberi isyarat kepada kedua sahaya

tersebut lalu keduanya pergi. Saat Hari Raya 'Ied, biasanya ada dua budak Sudan

yang memperlihatkan kebolehannya mempermainkan tombak dan perisai. Maka

adakalanya aku sendiri yang meminta kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

50Al-Imam al-Hafidz Abi Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah al-Ja’fi al-

Bukhari, Shahih Bukhari. Kitab al-Jihād wa as-Siyar hadis no. 2906-2907 (Nasyirun; Maktabah al-

Rusyd) h. 392 pdf file.

Page 48: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

37

atau Beliau yang menawarkan kepadaku: "Apakah kamu mau melihatnya? ' Maka

aku jawab: "Ya, mau". Maka Beliau menempatkan aku berdiri di belakang, Beliau

dimana pipiku bertemu dengan pipi Beliau sambil Beliau berkata: "Teruskan hai

Banu Arfadah". Demikianlah seterusnya sampai aku merasa bosan lalu Beliau

berkata: "Apakah kamu merasa sudah cukup?" Aku jawab: "Ya, sudah. Lalu

Beliau berkata: "Kalau begitu pergilah". Berkata Abu 'Abdullah Al Bukhariy,

Ahmad berkata dari Ibnu Wahab: " Setelah Beliau shallallahu 'alaihi wasallam

tidak menghiraukan lagi".

Dalam kitab Shāhīh Muslim:

، ووس بن عبد الأعلى، ثن هارون بن سعيد الألي ث نا ا حد ظ لارون، قال: حد بن واللثه عن عروة، ع د بن عبد الرحن، حد ، أخب رن عمرو، أن مم قالت: دخل رسول ن عائشة، وهب

ار ان، ت غنيان بغناء ب راش، وحول الله صلى الله عليه وسلم وعندي جع على ال ، فاض عاث هه، فدخل أبو بكر فا هرن، وقال: ممار الشيان عند رس ؟ فأق بل صلى الله عليه وسلم ول الله و

ا، وكان و ، ف لما غ «دعهما»عليه رسول الله صلى الله عليه وسلم، ف قال: م عيد ل غمت هما فخرراب، فإما سألت ر رق وا ودان بلد هي تش » عليه وسلم، وإما قال: سول الله صلى الله لعب ال

، وهو ق « ت نظرن؟ ، خدي على خد حت « دوكم ي بن أرفدة »ول: ف قلت: عم، فأقامن وراءبك؟« ق لت: عم ، قال: »فاذهب «51 إذا مللت، قال: »ح

Telah menceritakan kepadaku Harun bin Sa'id Al `Aili dan Yunus bin

Abdul A'la -sedangkan lafazhnya dari Harun- keduanya berkata, telah

menceritakan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepada kami Amru

bahwa Muhammad bin Abdur Rahman telah menceritakan kepadanya dari 'Urwah

dari Aisyah ia berkata; Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk

ke dalam rumahku, sementara di tempatku terdapat dua orang budak wanita yang

sedang bernyanyi dengan nyanyian Bu'ats, lalu beliau langsung berbaring diatas

tempat tidur dengan membalikkan wajahnya. Setelah itu, masuklah Abu Bakar

dan langsung marah seraya berkata, "Nyanyian syetan ada di sisi Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam?." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun

menemuinya dan bersabda: "Biarkanlah mereka berdua." Ketika ia tidak

mengindahkan lagi, maka saya pun memberi isyarat pada kedua budak wanita itu

sehingga keduanya pun keluar. Kemudian pada hari raya, orang-orang berkulit

hitam bermain baju besi dan tombak. Kemungkinan saya yang bertanya kepada

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam atau pun beliau yang bertanya padaku,

"Apakah kamu ingin melihatnya?" Saya menjawab, "Ya." Maka beliau pun

meletakkanku berdiri di belakangnya, pipiku menempel di pipi beliau. Dan beliau

bersabda: "Silahkan kalian bermain-main, wahai bani Arfidah (gelar bangsa

51 Al-imam Abi Husein Muslim Bin Hajaj Al-Qusairy An-Naysaburi, Shohih Muslim. Kitab

Shalātu al-‘īdīn hadis no. 892 (Beirut, Daar Al-Kutub Al-ulumiyah( h. 607 pdf file.

Page 49: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

38

Habasyah)." Hingga apabila aku bosan, beliau bertanya, "Cukup?" Aku

menjawab, "Ya." Beliau berkata, "Pergilah."

Dalam kitab Sunan Ibn Majjāh:

ث نا أبو بكر ب ث نا أبو أسامة، عن حد بة قال: حد هشام بن عروة، عن أبيه، عن ن أب شي واري الأ ار ان من ا ت قاولت ب عائشة، قالت: دخل علي أبو بكر ، وعندي ه صار ت غنيان

غني ي، ف قال أبوالأصار ف و ا ، قالت: ولي مور الشيان ف ب يت ال م ب عاث نب صلى بكر : أر، ف قال النب صل ن لكل بكر ، إ ي أب »ى الله عليه وسلم: الله عليه وسلم؟ وذلك ف وم عيد ال

«ق وم عيدا، وهذا عيدن «52

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata; telah

menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Hisyam bin ‘Urwah dari Bapaknya

dari 'Aisyah ia berkata; "Abu Bakar masuk ke dalam rumahku sementara di sisiku

ada dua anak gadis Anshar. Keduanya melagukan nyanyian yang biasa

dinyanyikan kaum Anshar pada hari raya Bu'ats." 'Aisyah melanjutkan; 'Dan

keduanya bukanlah penyanyi.' Abu Bakar berkata; 'Apakah ada seruling setan di

rumah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam! ' Waktu itu sedang hari raya 'Iedul Fitri,

hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Wahai Abu Bakar,

sesungguhnya setiap kaum memiliki hari raya, dan hari ini adalah hari raya kita.'

Berikut penulis paparkan kajian sanad dan matan:

1. Kajian Sanad

1.1.Ahmad bin ‘Isa

Nama lengkapnya adalah Ahmad bin ‘Isa bin Hassan al-Mishry.

Semasa hidup beliau tinggal di Mesir, dan wafat pada 243H. Diantara

guru-guru beliau adalah Azhar bin Sa’din, Bisyri bin Bakr, Risydin bin

Sa’din, dan Abdullah bin Wahb. Sedangkan murid-muridnya antara lain

Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, dan Ibnu Majjah.

52Al-Hafidz Abi Abdullah Muhammad bin Yazid al-Qazwini, Sunan ibn Majjah. Kitab an-Nikāh

hadis no. 1898 (Jedah, Bait al-Afkar)h. 612 pdf file.

Page 50: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

39

Yahya bin Ma’in mengatakan bahwa beliau kadzdzāb, An-Nasa’I

mengatakan laisa bihi ba’s, kemudian Abu Hatim mengatakan bahwa

orang-orang berkomentar tentangnya, tetapi Ibnu Hibban menyebutkannya

dalam ats-Tsiqāt.53

1.2.Ibnu Wahb

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Wahb bin Muslim al-

Qurasyi al-Fihriy, kuniyahnya Abu Muhammad al-Mishri al-Faqih.

Semasa hidup belaiu pernah tinggal di Mesir dan wafat pada 197H, ini

menjelaskan bahwa Ahmad ibn Isa memang berguru kepada beliau.

Diantara guru-guru beliau yaitu ‘Amru bin al-Harits al-Mishri,

Muhammad bin Abi Yahya al-Aslami, Al-Walid bin Mughirah, dan Yahya

bin Abdullah bin Salim. Sedangkan murid-muridnya antara lain Ahmad

bin ‘Isa al-Mishri, Hajjaj bin Ibrahim al-Azraq, Harmalah ibn Yahya, dan

Said bin Manshur.

Yahya ibn Ma’in dan Al-‘Ajli mengatakan bahwa beliau tsiqah,

An-Nasa’i mengatakan la ba’sa bih, sedangkan Ibnu Hajar mengatakan

bahwa beliau tsiqah hafidz, dan Adz-Dzahabi mengatakan bahwa beliau

adalah salah satu ahli ilmu.54

1.3.‘Amru

Nama lengkapnya adalah ‘Amru bin al-Harits bin Ya’qub bin

Abdullah ak-Anshari, kuniyahnya Abu Umayah Al-Mishri. Beliau tinggal

53 Jamaluddin Abi al-Hajjaaj Yusuf al-Mazi, Tahdzib al-Kamal fī Asma al-Rijal (Beirut;

Muassasah ar-Risalah) jilid 1 h. 417 54 Jamaluddin Abi al-Hajjaaj Yusuf al-Mazi, Tahdzib al-Kamal fii Asma al-Rijal (Beirut;

Muassasah ar-Risalah) jilid 16 h. 277

Page 51: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

40

di Mesir dan Madinah dan wafat pada 149H. Diantara guru-guru beliau

adalah Ismail bin Ibrahim al-Anshari al-Mishri, Ayub bin Musa al-

Qurasyi, Abu al-Aswad Muhammad bin Abdurrahman bin Naufal,

dan Al-Mundzir bin ubaid al-Madani. Sedangkan murid-muridnya antara

lain Usamah bin Zaid al-Laitsi, Abdullah bin Wahb, Malik bin Anas, dan

Muhammad bin Syu’aib.

Yahya bin Ma’in, Al-‘Ajli dan Abu zur’ah mengatakan bahwa

beliau tsiqah, sedangkan Ibnu Hajar mengatakan beliau tsiqah, faqih, serta

hāfid, dan Ibnu Hibban menyebutkannya dalam ats-Tsiqāt.55

1.4.Muhammad bin Abdurrahman

Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Abdurarhman bin

Naufal bin al-Aswad bin Naufal, kuniyahnya Abu Al-Aswad Al-Madani.

Beliau tinggal di Madinah dan Mesir dan wafat pada tahun 131H. Diantara

guru-guru beliau adalah Bukair ibn Abdullah, Habib Maula ‘Urwan bin

az-Zubair, Sabim bin Abdullah, dan ‘Amir bin Abdullah bin Zubair.

Sedangkan murid-muridnya antara lain Usamah bin Zubaid al-Laitsi, Said

bin Abi Ayub, ‘Amru bin al-Harits, dan Muhammad bin Ishaq.

Ibnu Hajar, Abu Hatim, dan An-Nasa’i mengatakan bahwa beliau

tsiqah, dan Ibnu Hibban juga menyebutkan beliau dalam kitab ats-

Tsiqāt.56

55 Jamaluddin Abi al-Hajjaaj Yusuf al-Mazi, Tahdzib al-Kamal fii Asma al-Rijal (Beirut;

Muassasah ar-Risalah) jilid 21 h. 570 56 Jamaluddin Abi al-Hajjaaj Yusuf al-Mazi, Tahdzib al-Kamal fii Asma al-Rijal (Beirut;

Muassasah ar-Risalah) jilid 25 h. 645

Page 52: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

41

1.5.‘Urwah

Nama lengkap beliau adalah ‘Urwah bin Az-Zubair bin Al-

Awwam bin Khuwailid bin Asad bin Abdul ‘Uzzi bin Qushiy Al-Qurasyi

Al-Asadi, kuniyahnya Abu Abdullah al-Madani. Beliau tinggal di

Madinah dan wafat pada 93H. Diantara gru-guru beliau adalah Usamah

bin Zaid, Hasan dan Husain bin Ali bin Abi Thalib, Usman bin ‘Affan,

Zubair bin Awwam, ‘Aisyah Ummul Mu’minin, dan Abu Hurairah.

Sedamgkan murid-muridnya antara lain Bakr bin Sawadah, Hubaib bin

Abi Tsabit, dan Muhammad bin Abdurrahman bin Naufal, dan

Muawiyah bin Ishaq.

Al-‘Ajli dan Ibnu Hajar mengatakan bahwa beliau tsiqah, dan Ibnu

Hibban menyebutkannya dalam ats-Tsiqāt.57

1.6.‘Aisyah

Nama lengkapnya adalah ‘Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shidiq.

Beliau adalah istri tercinta Rasulullah SAW, tinggal di Madinah dan wafat

pada 58H. Diantara guru-guru beliau adalah Rasulullah SAW, Abu Bakar

Ash-Shiddiq, Fatimah, dan Said ibn Abi Waqash. Sedangkan murid-

muridnya antara lain Abu Hurairah, Abu Musa, Zaid bin Khalid, dan

‘Urwah bin az-Zubair bin al-Awwam.58

57 Jamaluddin Abi al-Hajjaaj Yusuf al-Mazi, Tahdzib al-Kamal fii Asma al-Rijal (Beirut;

Muassasah ar-Risalah) jilid 20 h. 11 58 Imam al-Hafidz Ahmad bin ‘Ali bin Hajar al-‘Asqalani, Al-Ishābah fī Tamyīz al-Shahābah

(Beirut; al-Maktabah al-‘Ashriyyah, 2012) h. 1917

Page 53: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

42

Jadi hadis tersebut memang benar shahīh karena sanadnya bersambung

sampai kepada Rasulullah SAW dan para perawinya tsiqah.

Hadis yang membolehkan lebih bersifat khusus, karena membolehkannya

pada hari-hari tertentu seperti hari raya ‘Idul Fitri dan hari raya lainnya. Hadis

tersebut di atas mengkhususkan umumnya nash-nash yang mengharamkan musik

dan nyanyian serta membatasinya, yakni membolehkannya dalam kondisi dan

keadaan tertentu.

Dalam kitab Fath al-Bārī, yang perlu digarisbawahi dari hadis di atas

adalah bahwa Rasulullah SAW tidak melarang mendengarkan nyanyian dan

musik. Bahkan Rasulullah mengatakan da’humā (biarkan keduanya), atau dalam

riwayat Hisyam redaksinya “Hai Abu Bakar, sesungguhnya setiap kaum memiliki

hari raya, dan hari ini adalah hari raya kita”, merupakan alasan Rasulullah SAW

membiarkan kedua perempuan itu tetap bernyanyi.59

Sedangkan pada konteks kedua, kala itu adalah hari raya dan banyak orang

memainkan senjata perang, bahkan kadang kala Rasulullah SAW menawarkan

Aisyah untuk menonton pertunjukan itu, atau juga kadang Aisyah sendiri yang

meminta kepada Rasulullah, sampai Aisyah merasa cukup dan kemudian

Rasulullah menyuruhnya untuk pergi.

Berikut penulis sertakan hadis-hadis lain yang membolehkan musik:

Dalam Shahīh al-Bukhārī

59 Hafidz Ahmad Ali bin Hajar al-Asqalani, Fath al-Bārī bi Syarah Shahih al-Bukhārī, juz III (Dār

al-Fikr) h. 113-120

Page 54: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

43

ث نا خالد بن ذ ث نا بشر بن المضل، حد دد، حد ث نا م ت كوان، قال: قالت الرب يع بن حداء النب صلى الله عليه وسلم راء، ، فجلس على فراشي فدخل حي معوذ ابن ع بن علي

وريت لنا، ضربن بلدف و ندب ، فجعلت ك من ن من قل من ببئي وم بدر ، إذ كمجل، وق و بلذي كنت ت قولي «60 قالت إحداهن: وفينا ب علم ما ف غد ، ف قال : »دعي هذ

Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada

kami Bisyru ibn al-Mufadhdhal, telah menceritakan kepada kami Khalid ibn

Dzakwan berkata Rubayyi’ bintu Mu’awwidz ibn ‘Afra` mengatakan bahwa

Rasulullah SAW datang masuk ke rumah saya di pesta perkawinan saya.

Rasulullah duduk di atas tikar, jarak antara beliau dengan saya seperti jarak antara

kamu dengan saya, maka beberapa Jariyah kami segera memukul rebana sambil

memuji-muji (secara bernyanyi) untuk orang tua saya yang mati di perang badar.

Tiba-tiba seorang Jariyah itu berkata “Dihadapan kita sekarang ada Nabi yang

dapat mengetahui di masa besok hari (hal-hal yang akan datang)” Rasulullah lalu

bersabda “Tinggalkanlah omongan yang begitu dan teruskanlah apa yang kamu

sebutkan (nyanyian) tadi.

، عن ابن شه ث نا الليث، عن عقيل ث نا يي بن بكي ، حد ، عن عروة، عن عائشة: أن أب حد اب ها، وعندها عنه، دخل علي م من بكر رضي الل ان، وتضربن ار ان ف أي ، والنب ت غنيان، وتدف

النب صلى الله عليه وس صلى الله عليه وسلم م غش بث وبه، فا هرها أبو بكر ، ف لم عن كشهه، ف قال: م عيد دعه »و م «. ما ي أب بكر ، فإ ها أي م من وتلك الأي ت . أي وقالت عائشة: رأ

ظر إل ابش رن، وأن أ رهم النب صلى الله عليه وسلم جد، ف ف قال ة، وهم لعبون ف الم

النب صلى الله عليه وسلم: »دعهم، أمنا بن أرفدة عن م ن الأمن «61

Menceritakan kepada kami Yahya ibn Bukair berkata, telah menceritakan

kepada kami al-Laits dari ‘Uqail dari Ibn Syihab dari ‘Urwah dari ‘Aisyah, bahwa

Abu Bakar r.a pernah masuk menemuinya pada hari-hari saat di Mina (Tasyriq).

Saat itu ada dua budak bermain rebana, sementara Nabi SAW menutup wajahnya

denga kain. Kemudian Abu Bakar melarang dan menghardik kedua budak it,

maka Nabi SAW melepas kain yang menutup wajahnya seraya berkata,

“Biarkanlah wahai Abu Bakar. Karena itu adalah hari raya’Ied.” Hari-hari itu

adalah hari-hari Mina (Tasyriq). Aisyah berkata, “Aku melihat Nabi menyaksikan

budak-budak Habsyah yang sedang bermain di dalam masjid. Riba-tiba ‘Umar

60 Abu Abdullah bin Abdul Salam bin Muhammad bin Umar, Shahih Bukhari. Kitab an-Nikāh

hadis no. 5147(Nasyirun; Maktabah al-Rusyd) h. 736 pdf file. 61 Abu Abdullah bin Abdul Salam bin Muhammad bin Umar, Shahih Bukhari. Kitab al-‘īdīn hadis

no. 987-988 (Nasyirun; Maktabah al-Rusyd) h. 135 pdf file.

Page 55: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

44

menghentikan mereka, maka Nabi SAW pun bersabda: “Biarkanlah mereka

dengan jaminan Bani Afridah, yaitu keamanan.”

Dalam Sunan Abu Dawud

ث نا عبد الرزاق، أخب رن معمر ، حد ن بن علي ث نا ا ، عن حد بت ، قال: ، عن ا لم »أس م «62 بشة لقدومه ف رحا بذلك، لعبوا را قدم رسول الل صلى الله عليه وسلم المدنة لعبت ا

Telah menceritakan kepada kami al-Hasan ibn ‘Ali, telah menceritakan

kepada kami ‘Abdu al-Razaq, telah mengabarkan kepada kami Ma’mar, dari

Tsabit, dari Anas berkata “Tatkala Rasulullah SAW tiba ke madinah maka

menarilah orang-orang Habsyah menyambut beliau karena gembira mereka

menari dan memainkan alat senjata dan tombak-tombak mereka.

Dan berikut salah satu hadis yang mengharamkan nyanyian:

Sunan Ibn Majjah

ى عن معاوة ب ث نا معن بن عي ث نا عبد الل بن سعيد حد بن حرث عن حد عن حا ن صال رسول الل لك الأشعري قال قال مالك بن أب مري عن عبد الرحن بن غنم الأشعري عن أب ما

ه و م المر عليه وسلم ليشربن نس من أم ها عف على رءوسهم صلى الل ا بغي اسهم الق ردة وال نازر .63 م الأرض ويعل من الل بلمعازف والمغنيات ي

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Sa'id telah menceritakan

kepada kami Ma'n bin Isa dari Mu'awiyah bin Shalih dari Hatim bin Huraits dari

Malik bin Abu Maryam dari Abdurrahman bin Ghanm Al Asy'ari dari Abu Malik

Al Asy'ari dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sungguh, sebagian dari ummatku akan meminum khamer yang mereka namai

dengan selain namanya, dan akan bernyanyi dengan para biduan disertai dengan

alat musik. Allah akan menutupi kehidupan mereka dan akan menjadikan

sebagian mereka kera dan babi."

Berikut penulis paparkan kajian sanad dan matan:

1. Kajian Sanad

1.1.Abdullah bin Sa’id

62 Abi Dawud sulaiman bin al-Asy’ats as-Sajastani, Sunan Abi Daud. Kitab al-Adab hadis no.

4923 (Jeddah, Bait al-Afkar) h. 891 pdf file. 63Al-Hafiz Abi Abdullah Muhammad bin Yazid al-Qazwini, Sunan ibn Majjah. Kitab al-Fitan

hadis no. 0404 (Jedah, Bait al-Afkar) h. 3111 pdf file.

Page 56: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

45

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Sa’id bin Hushain al-Kindi,

atau dikenal juga dengan Abu Sa’id al-Asyaj al-Kufi. Beliau tinggal di

Kufah dan wafat pada 257H. Di antara guru-guru beliau adalah Ma’n bin

‘Isa al-Qazzāz, Mandhur bin Wardan, Husyaim bin Basyir, Abdullah bin

Musa, dan Yunus bin Bukhair. Sedangkan murid-muridnya antara lain

Ibnu Majjah, Abdurrahman bin Abi Hatim ar-Razi, Abu Zur’ah, Abu

Hatim, dan an-Nasa’i.

Yahya bin Ma’in mengatakan laisa bihi ba’s, Abu Hatim

mengatakan bahwa beliau tsiqah saduq, An-Nasa’i menilai beliau saduq,

Ibnu Hajar menilai tsiqah, adz-Dzahabi menilai beliau hafidh, dan Ibnu

Hibban menyebutkannya dalam ats-Tsiqāt.64

1.2.Ma’n bin Isa

Nama lengkap beliau adalah Ma’n bin ‘Isa bin Yahya bin Dinar al-

Asyja’I, atau dikenal juga dengan Abu Yahya al-Madani. Beliau tinggal di

Madinah, dan wafat pada tahun 198H. Di antara guru-guru beliau adalah

Mu’awiyah bin Shalih al-Hadrami, Hisyam bin Sa’d, ‘Ubaidah binti

Nabil, Zuhair bin Muhammad at-Tamimi, dan Sa’id bin Basyir. Sedangkan

murid-murid beliau antara lain Abu Sa’id Abdullah bin Sa’id al-Asyaj,

Yahya bin Ma’in, Ahmad bin Abdussomad al-Anshari, dan Ishaq bin

Musa al-Anshari.

64 Jamaluddin Abi al-Hajjaaj Yusuf al-Mazi, Tahdzib al-Kamal fii Asma al-Rijal (Beirut;

Muassasah ar-Risalah) jilid 15 h. 27

Page 57: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

46

Ibnu Sa’d menilai tsiqah ma’mun, Yahya bin Ma’in menilai tsiqah,

Ibnu Hajar menilai tsiqah tsabat, dan Ibnu Hibban menyebutkan beliau

dalam kitab ats-Tsiqāt.65

1.3.Mu’awiyah bin Shalih

Nama lengkap beliau adalah Mu’awiyah bin Shalih bin Hudair bin

Sa’id bin Sa’d. beliau pernah tinggal di Andalusia dan madinah, dan wafat

pada tahun 158H. Diantara guru-guru beliau adalah Hatim bin Huraits,

Rasyid bin Sa’d, Rabi’ah bin Yazid, Sulaiman bin Musa ad-Damasyqi, dan

Ishaq bin Abdullah bin Abi Thalhah. Sedangkan murid-murid beliau

antara lain Ma’n bin ‘Isa al-Qazzaz, Asad bin Musa, Sufyan ats-Tsauri,

Abdurrahman bin Mahdi, dan Al-Laits bin Sa’d.

Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma’in, Al-‘Ajli dan An-Nasa’I

menilai beliau tsiqah, Abu Zaur’ah menilai beliau tsiqah muhaddits, Abu

Hatim menilai beliau salih al-Hadits, Ibnu Hibban juga menyebut beliau

dalam kitab ats-Tsiqāt, tetapi Ibnu Hajar menilai beliau shaduq tapi punya

keragu-raguan.66

1.4.Hatim bin Huraits

Nama lengkap beliau adalah Hatim bin Huraits ath-Tha’I al-Mahri

asy-Syami al-Himshi. Beliau tinggal di Syam dan wafat pada tahun 138H.

Di antara guru-guru beliau adalah Malik bin Abi Maryam, Jubair bin

65 Jamaluddin Abi al-Hajjaaj Yusuf al-Mazi, Tahdzib al-Kamal fii Asma al-Rijal (Beirut;

Muassasah ar-Risalah) jilid 28 h. 336 66 Jamaluddin Abi al-Hajjaaj Yusuf al-Mazi, Tahdzib al-Kamal fii Asma al-Rijal (Beirut;

Muassasah ar-Risalah) jilid 28 h. 186

Page 58: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

47

Naufal, dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Sedangkan murid-muridnya

antara lain Mu’awiyah bin Shalih, dan Al-Jarah bin Malih al-Bahrani.

Berkata ‘Utsman bin Sa’id ad-Darimi dari Yahya bin Ma’in bahwa

beliau la a’raf, sedangkan Abu Hatim menilsi beliau syaikh.67

1.5.Malik bin Abi maryam

Nama lengkap beliau adalah Malik bin Abi Maryam al-Hakami

asy-Syami. Beliau tinggal di Syam. Guru belaiu adalah Abdurrahman

bin Ghanmi al-Asy’ari. Sedangkan muridnya adalah Hatim bin Huraits.

Ibnu Hajar menilai beliau maqbul, Adz-Dzahabi menilai la yu’raf,

dan Ibnu Hibban menyebut beliau dalam kitab ats-Tsiqāt.

1.6.Abdurrahman bin Ghanmi

Nama lengkap beliau adalah Abdurrahman bin Ghanmi al-Asy’ari

asy-Syami. Beliau tinggal di Syam, dan wafat pada tahun 78H. Guru-guru

beliau antara lain Rasulullah SAW, Abi Malik al-Asy’ari, ‘Utsman bin

‘Affan, ‘Ali bin Abi Thalib, dan ‘Umar bin Khattab. Sedangkan murid-

muridnya antara lain Malik bin Abi Maryam, Yusuf bin Hasyim,

Shafwan bin Sulaim, ‘Ubadan bin Nusay, dan ‘Athiyah bin Qais.

Ibnu Sa’d, al-Ajli, Ibnu Hibban dan Ya’kub bin Syaibah menilai

beliau tsiqah, Adz-Dzahabi menilai dikatakan bahwa beliau adalah

67 Jamaluddin Abi al-Hajjaaj Yusuf al-Mazi, Tahdzib al-Kamal fii Asma al-Rijal (Beirut;

Muassasah ar-Risalah) jilid 5 h. 192

Page 59: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

48

sahabat, sedangkan menurut Ibnu Hajar statusnya diperdebatkan di

kalangan sahabat.68

1.7.Abi Malik Al-Ays’ari

Beliau adalah Sahabat. Namun nama beliau diperdebatkan. Ada

yang mengatakan nama beliau adalah Ka’b bin Malik, ada juga yang

mengatakan Ka’b bin’Asim, ada pula yang mengatakan ‘Ubaid dan

‘Amru. Beliau tinggal di Syam dan termasuk ulama Syam. Wafat pada

tahun 18H. Guru beliau adalah Rasulullah SAW, sedangkan murid-

muridnya antara lain Abdurrahman bin Ghanmi, Syahr bin Hausyab,

dan Abu Salam.

Ibnu Hajar al-Asqalani dan Adz-Dzahabi mengatakan bahwa

beliau adalah Sahabat.69

Penulis telah melakukan takhrij terhadap hadis di atas berdasarkan awal

matan, berikut hasilnya:

Dalam kitab Sunan Abu Dawud:

ث نا معاوة ب باب حد ث نا زد بن ا بل حد ث نا أحد بن حن ب حد عن حا ن حرث عن ن صالنا عبد الرحن بن غنم ف ذاك ثن أبو مالك مالك بن أب مري قال دخل علي لء ف قال حد رن ال

و ها بغي م المر عليه وسلم قول ل يشرب ن نس من أم ع رسول الل صلى الل ه س الأشعري أها70 اس

68 Jamaluddin Abi al-Hajjaaj Yusuf al-Mazi, Tahdzib al-Kamal fii Asma al-Rijal (Beirut;

Muassasah ar-Risalah) jilid 17 h. 339 69 Imam al-‘Allamah Abi ‘Umar Yusuf bin Abdul Barri an-Namri al-Qurthubi. Al-Isti’āb fī Asma

al-Ashāb (Beirut; Daar al-Fikr, 2006) jilid 2 h. 459 70 Abi Dawud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abi Daud. Kitab al-Asyrabah hadis no.

3688 (Jeddah, Bait al-Afkar) h. 664 pdf file.

Page 60: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

49

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal telah menceritakan

kepada kami Zaid bin Al Hubab telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah bin

Shalih dari Hatim bin Huraits dari Malik bin Abu Maryam ia berkata, "

Abdurrahman bin Ghanm masuk menemui kami, lalu kami menyebutkan Thila`

(minuman yang dimasak hingga mengental). Ia kemudian berkata, " Abu Malik Al

Asy'ari menceritakan kepadaku bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi

wasallam bersabda: "Sungguh akan ada beberapa orang dari umatku yang minum

khamer, mereka menamakannya dengan selain namanya."

Dalam kitab Ahmad bin Hanbal:

ثن حا ب حد ث نا معاوة بن صال باب حد ث نا زد بن ا ال ن حرث عن مالك بن أب مري ق حدلء ف خلفة الض لوسا مع ربيعة الرشي ف ذاكرن ال بن ق يس فإن كنا ا ل لكذلك إذ دخ

عليه وس نا عبد الرحن بن غنم صاحب النب صلى الل لء ف ذاكرن علي لء لم ف قلنا اذكروا ال الباب عن عبد الرحن بن غنم صاح عليه وسلم ف ق ب النب كذا قال زد بن ا ثن صلى الل ال حد عليه وسلم ع النب صلى الل ه س المر أبو مالك الأشعري أ ها قول ليشربن نس من أم و م

ث ها والذي حد ثن به أ بغي اس ي ل صدق منه ومن ف قال والل الذ ن أصدق من ومنك والذي حدعه من النب عه من أب مالك الأشعري س ع إله إل هو لقد س عليه وسلم ف ردد ل صلى الل يه ثل

ث نا عبد الرزاق عن أف له من شراب بخر الدهر حد ا معمر عن ق ادة عن شهر بن ف قال الض ه فذكر حوشب عن عبد الرحن بن غنم أن أب مالك الأشعري قال لقوم ه مثل حدث سعد إل أ

مع من ليه 71 اتة الكاب و ل قدميه وقال وق رأ ف الركع ي الأولي ي ب قال وغTelah menceritakan kepada kami Zaid bin Al Hubab telah menceritakan

kepada kami Mu'awiyah bin Shalih telah menceritakan kepadaku Hatim bin

Huraits dari Malik bin Abu Maryam berkata: Ketika kami sedang duduk bersama

Rabi'ah Al Jurasyi maka kami berbicara tentang thila' (sejenis khamer dalam

bejana yang terbuat dari ter, pent.), dan ketika kami seperti itu tiba-tiba 'Abdur

Rahman bin Ghanm, salah seorang sahabat Nabi Shallallahhu'alaihiwasallam

datang menemui kami berkata: Ceritakan kepada kami tentang thila', -Zaid bin

Hubab melanjutkan-, 'Abdur Rahman bin Ghanm, sahabat Nabi

Shallallahhu'alaihiwasallam berkata: Telah menceritakan kepadaku Abu Malik Al

Asy'ari bahwa ia mendengar Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Akan ada

orang-orang dari umatku yang meminum khamer dan memberinya merek bukan

dengan nama aslinya." Dan yang bercerita kepadaku lebih jujur dariku dan

darimu, dan yang bercerita kepadaku lebih jujur darinya dan dariku, lalu ia

berkata: Demi Allah yang tidak ada Ilah selainNya sungguh saya mendengarnya

dari Abu Malik Al Asy'ari dari Nabi Shallallahhu'alaihiwasallam, ia

mengulanginya tiga kali, lalu berkata: Alangkah celakanya minuman di akhir

71 Al-Imam al-Hafidz Abi ‘Abdullah Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal. Hadis no.

23288 (Bait al-Afkar, 1998) jilid 5 h. 342 pdf file.

Page 61: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

50

zaman. Telah menceritakan kepadaku 'Abdur Razzaq dari Ma'mar dari Qotadah

dari Syahr bin Hausyab dari 'Abdur Rahman bin Ghanm bahwa Abu Malik Al

Asy'ari berkata kepada kaumnya, ia menyebutkan seperti hadits Sa'ad hanya saja

ia berkata: Ia membasuh dua telapak kakinya dan berkata: Dia membaca pada dua

rakaat pertama dengan Al faatihah dan memperdengarkannya kepada yang di

belakangnya."

Setelah dilakukan takhrij, penulis hanya menemukan hadis tersebut pada

kitab Sunan Abu Dawud dan kitab Musnad Ahmad bin Hanbal. Namun hadis

pada kitab Sunan Ibnu Majjah terdapat redaksi “dan akan bernyanyi dengan para

biduan disertai dengan alat musik. Allah akan menutupi kehidupan mereka dan

akan menjadikan sebagian mereka kera dan babi” yang tidak terdapat pada hadis

dari kitab Sunan Abu Dawud maupun kitab Musnad Ahmad bin Hanbal.

Meski begitu, Ibnu Majjah dan Abu Dawud menilai hadis ini sahih,

walaupun tidak ada keterangan dari Ahmad bin Hanbal. Namun dari segi sanad,

status sahabat Abdurrahman bin Ghanmi diperdebatkan dikalangan para sahabat

menurut Ibnu Hajar al-Asqalani, ditambah dengan guru beliau, Abu Malik al-

Asy’ari, yang memiliki banyak nama.

Penulis juga menghimpun beberapa hadis lain yang melarang musik dan

nyanyian:

Dalam Sunan at-Tirmidzi:

ث نا عبد الله بن عبد القدوس، عن الأعمش، عن ه ث نا عباد بن عقوب الكوف، قال: حد لل بن حد الأمة عليه وسلم قال: ف هذ ، أن رسول الله صلى الل ، عن عمران بن حصي اف خ

نات ؟ قال: إذا ظهرت القي لمي: ي رسول الله، ومت ذا ل من الم خ وقذف، ف قال ر ومعازف وشربت المور.

والم

، ع عليه وسلم وقد روي هذا ادث، عن الأعمش، عن عبد الرحن بن سابط ن النب صلى الل مرسل.

Page 62: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

51

وهذا حدث غرب.72Telah menceritakan kepada kami ‘Abbad ibn Ya’qub al-Kufi, telah

menceritakan ‘Abdullah ibn ‘Abdul Quddus dari al-A’masy dari Hilal ibn Yasāf

dari Imran ibn Husain berkata bahwa Rasulullah bersabda “Pada umatku akan

ada pembenaman, pelemparan, dan perubahan bentuk.” Lalu salah seorang dari

kaum muslimin ada yang bertanya, “Kapan hal itu terjadi, Ya Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Jika telah tampak berbagai nyanyian, alat-alat musik dan

diminumnya khamr.”

Dan sesungguhnya periwayatan hadis ini dari al-A’masy dari

‘Abdurrahman ibn Sābith darai Nabi SAW adalah mursal. Dan hadis ini gharib.

Dalam Sunan Abu Dawud

م بن ث نا سل لم بن إب راهيم، قال: حد ث نا م كي ، عن شي حد ، شهد أب وائل ف وليمة ، م خ وته ل أبو وائل حب عت عبد الل قول: سعت فجعلوا لعبون لعبون، غنون، ف رسول ، وقال: س

اق ف القلب «73 الل صلى الله عليه وسلم، قول: »الغناء نبت الن

Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim ia berkata; telah

menceritakan kepada kami Sallam bin Miskin dari seorang Syaikh Bahwasanya ia

pernah melihat Abu Wail dalam sebuah jamuan walimah. Orang-orang lalu

bermain rebana dan menyanyikan lagu, maka Abu Wail kemudian bangkit dari

duduk ihtiba (duduk di atas bokong dengan mendekap kedua pahanya menempel

dada) dan berkata, "Aku mendengar Abdullah berkata, "Aku mendengar

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Nyayian akan menumbuhkan

kenifakan dalam hati."

Dalam Sunan At-Tirmidzi

رج بن فضالة ث نا ال مذي حد بن عبد الل الت ث نا صال عيد عن أبو فضالة الشامي عن يي بن س حدا ف علت عليه وسلم إذ صلى الل ممد بن عمرو بن علي عن علي بن أب طالب قال قال رسول الل ا البلء فقيل وما هن ي رسول الل خس عشرة خصلة حل ماة قال إذا كان المغنم دول والأ أم

ه وع ل زو عت الأصوات ف ق أمه وب ر صدقه مغنما والكاة مغرما وأطاع الر وارت ا أب و 72 Abu Isa Muhammad bin Isa At-Tirmidzi, Jami’ al-Kabiir at-Tirmidzi. Abwāb al-Fitan hadis no.

2212 (daar al-Gharb) jilid 4 h. 72 pdf. 73Abi Dawud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abi Daud. Kitab al-Adab hadis no. 4927

(Jeddah, Bait al-Afkar) h. 891 pdf file.

Page 63: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

52

ل مافة شر وشرب د وكان زعيم القوم أرذلم وأكرم الر ا ذ الم رر وا ت ت المور ولبس انات والمعازف ولع الأمة أولا ف لي رتقبوا عند القي خان بخر هذ ا وم . ذلك ريا حراء أو خ

ى هذا حدث غرب ل عرفه من حدث علي بن أب ه ول قال أبو عي طالب إل من هذا الورج بن ف علم أحد ر ال عن يي بن سعيد الأصاري غي رج بن فضالة قد تك ا روا لم فيه ضالة وال

ر واحد من الأئمة .74 عنه وكيع وغي ظه وقد روا ه من قبل ح دث وضع ب عض أهل ا

Telah menceritakan kepada kami Shalih bin 'Abdillah At Tirmidzi telah

menceritakan kepada kami Al Faraj bin Fadlalah Abu Fadlalah Asy Syami telah

menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Muhammad bin 'Amru bin 'Ali

dari 'Ali bin Abu Tholib berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam

bersabda: "Jika ummatku mengerjakan lima belas perkara maka bencana pasti

akan menimpa mereka, " ditanyakan kepada beliau: Apa perkara itu wahai

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam? beliau menjawab: "Apabila harta

rampasan dimonopoli kelompok tertentu, amanat dijadikan harta rampasan, zakat

dijadikan sebagai denda, laki laki tunduk kepada istrinya, durhaka kepada ibunya,

berbuat baik kepada temannya, kasar terhadap bapaknya, meninggikan suara di

masjid masjid, pemimpin suatu kaum adalah orang yang paling hina, seseorang

dihormati karena dikhawatirkan dari kejahatannya, meminum khomer, memakai

sutra, mengambil para wanita penyanyi dan alat alat musik, dan akhir ummat ini

melaknat orang orang pendahulu, maka tunggulah saat itu akan datang angin

merah atau longsor atau diganti rupanya."

Abu Isa berkata: Hadits gharib, kami tidak mengetahuinya dari hadits Ali

bin Abu Tholib kecuali dari jalur sanad ini, dan kami tidak mengetahui

seorangpun yang telah meriwayatkannya dari Yahya bin Sa'id Al Anshari selain

dari Al Faraj bin Fadlalah, sebagian ahli hadits telah membicarakannya dalam

hadits ini dan melemahkannya dari sisi hafalannya, Waki' dan para ulama yang

lain telah meriwayatkan hadits darinya.

Sebagian orang berargumentasi tentang keharaman musik sebagai berikut,

Allah Ta’ala berfirman,

74 Abi Isa Muhammad bin Isa At-Tirmidzi, Jami’ al-Kabiir at-Tirmidzi. Jil. 3 Abwāb al-Fitan

hadis no. 2210 (daar al-Gharb) h. 70

Page 64: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

53

4

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan Perkataan yang

tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan

dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. mereka itu akan memperoleh azab

yang menghinakan.. Dan apabila dibacakan kepadanya[1179] ayat-ayat Kami Dia

berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah Dia belum mendengarnya,

seakan- akan ada sumbat di kedua telinganya; Maka beri kabar gembiralah Dia

dengan azab yang pedih.75

Ayat di atas tidak menjelaskan secara jelas tentang larangan nyanyian.

Kata lahw al-Hadīts multi interpretasi dan tidak ada kejelasan yang nyata apa

yang dimaksud dengan kata tersebut. Secara etimologis lahw al-Hadīts artinya

perkataan yang sia-sia atau perkataan yang melalaikan.

Memang sepatutnya, siapa saja yang membeli suatu ucapan, yang serius

ataupun yang sia-sia, untuk maksud-makasud tertentu dalam ayat di atas, maka

wajarlah bila ia mendapat hukuman yang buruk. Adapun orang yang hanya ingin

mengendurkan syarafnya yang tegang karena kelelahan, dengan mendengarkan

suara yang merdu dan lagu yang indah, maka tidak ada hubungannya dengan ayat

tersebut. Dan seperti dikatakan oleh Ibn Hazm “Seandainya seseorang membeli

mushaf Al-Qur’an untuk penyesatan, maka ia adalah seorang penjahat.”76

Hukum itu ditetapkan berdasarkan ‘illatnya atau sebabnya. Oleh karena itu

untuk mengetahui hukum sesuatu harus mengetahui kepada sebab atau ‘illat

hukumnya.

75 Q.S. luqmān, 6-7. 76 Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Studi Kritik Atas Hadis Nabi SAW, Antara Pemahaman

Tekstual dan Kontekstual. (Bandung; Mizan, 1996) h. 105

Page 65: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

54

B. Tinjauan Pemahaman Double Movement terhadap Hadis-hadis

tentang Nyanyian.

Teori Double Movement seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya

merupakan puncak dari pemikiran Fazlur Rahman mengenai studi Al-Qur’an.

Teori ini merupakan pengembangan dari teori asbāb al-Nuzūl yang selama ini

telah dikenal oleh umat Islam dalam menafsirkan Al-Qur’an. Titik sentral teori ini

terletak pada kajian sosio historis, yakni sejarah serta latar belakang sosial,

budaya, adat istiadat pada teks tersebut turun.

Terkait dengan hadis tentang nyanyian yang akan dimaknai dan dipahami

dalam konteks masa kini, maka langkah pertama dari gerakan pertama teori

double movement yang harus dilakukan adalah memahami teks hadis tentang

musik kemudian menariknya ke masa lampau untuk mengkaji situasi makro

secara umum pada saat hadis ini diturunkan.

Kedua hadis yang telah dibahas di atas berisi tentang dibolehkan atau

tidaknya musik atau nyanyian. Pada pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan

bahwa hadis yang membolehkan berstatus sahīh, dan yang melarang juga

berstatus sahīh, namun setelah diteliti ternyata ada kecacatan pada perawi

tingkatan sahabat bernama Abdurrahman bin Ghanmi, yang mana menurut Ibnu

Hajar al-Asqalani status sahabatnya diperdebatkan di kalangan sahabat sendiri.

Maka lebih diutamakan untuk mengamalkan yang shahih, tapi tidak berarti hadis

yang da’if tidak bisa diamalkan, karena selama hadis tersebut bukan tentang

hukum Islam maka boleh diamalkan. Imam Ahmad menerima hadis-hadis dhaif

Page 66: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

55

jika berpautan dengan targhib dan tarhib dan menolaknya jika berpautan dengan

hukum.77

Hadis-hadis di atas memang ridak memiliki asbāb al-Wurud, akan tetapi

pada hadis yang membolehkan, terdapat redaksi bahwa para wanita tersebut

menyanyikan lagu tentang perang Bu’ats.

Perang Bu’ats yaitu perang yang isinya penuh dengan kesatriaan dan

keberanian. Ini adalah peperangan yang sangat dahsyat antara kaum Aus dan

Khazraj. Menurut Ibnu Sa’ad, seorang ahli sejarah klasik, perang tersebut terjadi

pada tiga tahun sebelum hijrah. Menurut Ibnu Ishaq, dalam peperangan ini

pemimpin kaun Aus, Hudair, terluka dan akhirnya wafat. Sedangkan pemimpin

kaum Khazraj, Amru bin Nu’man, terkena panah dan akhirnya meninggal juga.

Dalam perang ini, kaum Khazraj kalah.78

Penulis simpulkan bahwa hadis yang membolehkan nyanyian turun

sesudah perang tersebut, dan jatuh pada hari raya Idul Fitri, walaupun tahunnya

tidak diketahui. Dan dua budak wanita yang sedang menyanyikan lagu-lagu

tentang perang Bu’ats pada itu sedang mengenang keadaan saat perang itu terjadi.

Sedangkan puasa ramadhan sendiri pertama kali disyariatkan pada tanggal 10

Sya’ban tahun ke-2 Hijriyah atau 1,5 tahun setelah hijrah Nabi Muhammad SAW

dari Makkah ke Madinah atau setelah umat muslim diperintahkan untuk

memindahkan kiblat dari Masjid al-Aqsa ke Masjid al-Haram.

77 http://darunnajah.com/pengamalan-hadis-dhaif-menurut-para-ulama/ diakses pada 13 Januari

2018 pukul 12.30 WIB 78 Hafidz Ahmad Ali bin Hajar al-Asqālāni, Fathul Bāri’ bi Syarah Shahih al-Bukhāri, Juz III (Dar

al-Fikr, tt), h. 113-120

Page 67: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

56

Kemudian langkah kedua adalah menggeneralisasikan jawaban-jawaban

spesifik tersebut dan menyatakannya sebagai pernyataan-pernyataan yang

memiliki tujuan moral umum. Sudah jelas berdasarkan pemaparan pada langkah

pertama, bahwa musik dan nyanyian diperbolehkan bahkan sejak zaman

Rasulullah. Namun lebih jelas ketika hadis yang melarang musik atau nyanyian

menyatakannya secara spesifik, bahwa hal tersebut dilarang apabila diiringi

dengan kemaksiatan. Redaksi hadis yang melarang tidak secara eksplisit melarang

nyanyian. Sedangkan pada redaksi hadis yang membolehkan, Rasulullah SAW

mengatakan “da’humā” yang artinya beliau juga tidak keberatan dengan nyanyian

tersebut.

Gerakan kedua dari teori double movement adalah spesifikasi pandangan

umum dari gerakan pertama yang harus direalisasikan ke dalam konteks sosio-

historis konkret dewasa ini.

Pada umumnya orang-orang Arab mengikuti sunnah Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW tidak pernah menggunakan musik modern, mereka pun tidak

melakukannya. Pada waktu itu (masa Rasulullah) tentu saja teknologi belum pesat

seperti sekarang.79

Dengan melihat perkembangan musik, nyanyian dan teknologi sekarang

yang semakin pesat, maka umat Islam perlu menengok kembali konsep nyanyian

menurut Nabi SAW, salah satunya dengan membaca dan memahami hasil kajian

dari gerakan pertama teori double movement ini. Maka hadis-hadis yang

membolehkan ini juga mempunyai batasan untuk pengharamannya, yaitu

79 Jauhari, “Syariat Islam terhadap Keindahan Kreasi Seni Musik dan Nyanyian.”

http://www.serambinews.com/entertainment/musik/musikislam diakses tanggal 5 Februari 2018

Page 68: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

57

pengecualian dari apa yang dilarang oleh Rasulullah. Misalnya mendengarkan

nyanyian dibarengi dengan para wanita penghibur, meminum minuman keras, dan

perbuatan-perbuatan keji lainnya.

Jika pengharaman seperti dibarengi dengan para wanita penghibur,

meminum-minuman keras tidak cukup, penulis menambahkan bahwa nyanyian

memang dapat melenakan hati dan pikiran si pendengar, hingga tidak jarang

mereka meninggalkan kewajibannya dan melewatkan hal-hal bermanfaat lainnya.

Karena di sisi lain, nyanyian dan musik juga membawa pengaruh baik untuk

manusia, seperti membangkitkan semangat juang dalam lagu-lagu nasional untuk

mengenang jasa para pahlawan, membangkitkan semangat ketika berolahraga,

ketika sedang mengerjakan tugas, dan lain-lain. Ditambah lagi nyanyian-nyanyian

yang liriknya amat baik, seperti lagu-lagu salawāt yang memuji-muji keagungan

Rasulullah SAW, tidak akan bisa dikatakan haram.

Dalam beberapa dasawarsa terakhir, dunia musik mengalami banyak

perkembangan. Banyak jenis musik baru yang lahir dan berkembang. Dari waktu

ke waktu, musik seakan mengalami perkembangan dengan inovasi-inovasi yang

terbaru. Mulai dari aliran sampai lirik, semuanya berkembang dengan melihat

kebutuhan pasar maupun zaman.

Secara umum musik ataupun nyanyian memiliki satu tujuan, yaitu untuk

memberikan hiburan kepada seluruh manusia dan juga untuk menjadi media

informasi kepada pihak lain, agar informasi itu lebih diminati oleh banyak orang.

Page 69: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

58

Oleh karena itu, kemudia kandungan lagu-lagu disesuaikan dengan pemberi

pesan, sehingga beragamlah isi dari lagu-lagu yang ada.80

Peradaban modern memasyarakatkan radio, televisi dan alat-alat lainnya

yang mengantarkan kebudayaan dan pendidikan sebagaimana juga aneka hiburan

bagi setiap orang. Tentunya, alat-alat itu sendiri tidak bertanggung jawab atas apa

saja yang dipancarkannya. Tetapi beban tanggungjawabnya berada di atas pundak

para pengarang, penyanyi, sutradara, dan pengarah acara. Mereka itulah yang

dapat menyajikan apa saja yang bermanfaat dan menghalangi yang mudharat.

Tampaknya, kebiasaan bercampurnya nyanyian dengan hal-hal yang

diharamkan, seperti khamr dan perbuatan keji lainnya, demikian pula tersiarnya

berita-berita tentang kerusakan akhlak yang menyebar di kalangan para seniman,

semua itu telah mendorong sejumlah ulama mengharamkan nyanyian.81

Mendengarkna musik secara langsung, seperti show di panggung

pertunjukan, di GOR, lapangan, dan lainnya, bisa disamakan dengan

mendengarkan nyanyian secara interaktif. ‘Illat-nya adalah tergantung ada

tidaknya unsur kemaksiatan atau kemungkaran dalam pelaksanaannya. Jika

terdapat unsur kemaksiatan atau kemungkaran, misalnya syair atau liriknya

mengandung unsur-unsur yang dilarang oleh islam, atau terjadi penampakan

aurat, tentu saja hal tersebut tidak dibolehkan82, hal ini sebagaimana hadis

Rasulullah SAW:

80 Sholeh Fikri, “Seni Musik dalam Perspektif Islam” Studi Multidisipliner vol.1 ed.2 (Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Padangsidimuan, 2014) h. 2 81 Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Studi Kritik Atas Hadis Nabi SAW, Antara Pemahaman

Tekstual dan Kontekstual. (Bandung; Mizan, 1996) h. 105 82 Abdurrahman Al-Baghdadi, Seni dalam Pandangan Islam, cet. I (Jakarta; Gema Insani Press,

1991), h. 74

Page 70: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

59

ث نا عبد الله بن عبد القدوس، عن الأعمش، عن ه ث نا عباد بن عقوب الكوف، قال: حد لل بن حد الأمة عليه وسلم قال: ف هذ ، أن رسول الله صلى الل ، عن عمران بن حصي اف خ

نات ؟ قال: إذا ظهرت القي لمي: ي رسول الله، ومت ذا ل من الم خ وقذف، ف قال ر ومعازف وشربت المور.

والم

Telah menceritakan kepada kami ‘Abbad ibn Ya’qub al-Kufi, telah

menceritakan ‘Abdullah ibn ‘Abdul Quddus dari al-A’masy dari Hilal ibn Yasāf

dari Imran ibn Husain berkata bahwa Rasulullah bersabda “Pada umatku akan

ada pembenaman, pelemparan, dan perubahan bentuk.” Lalu salah seorang dari

kaum muslimin ada yang bertanya, “Kapan hal itu terjadi, Ya Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Jika telah tampak berbagai nyanyian, alat-alat musik dan

diminumnya khamr.”

Tetapi tidak sedikit pula nyanyian yang dinyanyikan dengan cara

yang sehat, kata-katanya pun mengandung makna-makna yang mulia.

Kadang-kadang menggambarkan tentang perasaan-perasaan yang halus atau

bersifat religius ataupun menimbulkan semangat perjuangan, yang diterima

dengan senang hati oleh para pendengarnya dan membawa mereka bersama

iramanya ke arah cita-cita yang tinggi83, ini juga sebagaimana hadis

Rasulullah SAW:

ث نا ى بن أحد حد ث نا قال عي الرحن عبد بن ممد أن روعم أخب رن قال وهب ابن حدثه الأسدي وعندي وسلم عليه الل لىص الل رسول علي دخل قالت عائشة عن عروة عن حدار ان جع ب عاث بغناء ت غنيان راش على فاض وحول ال ال وق فا هرن بكر أبو ودخل هه و

لم عليه الل رسول ليه ع فأق بل وسلم عليه الل صلى النب عند الشيان ممارة ف لما عهماد ف قال الا غمت هما غل ودان لعب عيد وم وكان فخر راب و بلدرق ال الل صلى النب سألت فإما ا

83 Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Studi Kritik Atas Hadis Nabi SAW, Antara Pemahaman

Tekstual dan Kontekstual. (Bandung; Mizan, 1996) h. 92

Page 71: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

60

على خدي راء و فأقامن عم ف قلت ت نظرن هي تش قال وإما وسلم عليه ي م دوك قول وهو خدبك ق لت عم قال فاذهب 84 بن أرفدة حت إذا مللت قال ح

Telah menceritakan kepada kami Ahmad ibn Isa berkata, telah

menceritakan kepada kami ibnu Wahab berkata, telah mengabarkan kepada kami

‘Amru bahwa Muhammad ibn ‘Abdurrahman al-Asady, telah menceritakan

kepadanya dari ‘Urwah dari Aisyah berkata, “Rasulullah SAW masuk menemuiku

saat ketika di sisiku ada dua budak wanita yang sedang bersenandung dengan

lagu-lagu (tentang perang) Bu’ats. Maka beliau berbaring di atas tikar lalu

memalingkan wajahnya. Kemudia masuklah Abu Bakar mencelaku, ia

mengatakan, “Seruling-seruling setan (kalian perdengarkan) di hadapan Nabi

SAW!” Rasulullah SAW lantas memandang kepada Abu Bakar seraya berkata:

“Biarkanlah keduanya.” Setalah beliau tidak menghiraukan lagi, aku memberi

isyarat kepada kedua sahaya tersebut agar lekas pergi, lalu keduanya pun pergi.

Saat Hari Raya ‘Ied, biasanya ada dua budak sudan yang memperlihatkan

kebolehannya mempermainkan tombak dan perisai. Maka adakalanya aku sendiri

yang meminta kepada Nabi SAW, atau beliau yang menawarkan kepadaku:

“Apakah kamu mau melihatnya?” Maka aku jawab, “Ya, mau.” Maka beliau

menempatkan aku berdiri di belakangnya, sementara pipiku bertemu dengan

pipinya sambil beliau berkata: “Teruskan hai Bani Arfidah!” Demikianlah

seterusnya sampai aku merasa bosan lalu beliau berkata: “Apakah kamu merasa

sudah cukup?” Aku jawab, “Ya, sudah.” Beliau lalu berkata: “Kalau begitu

pergilah.”

Tentang hukum musik, Al-Ghazali menyebutkan dalam bukunya

Studi Kritik atas Hadis Nabi SAW yang diterjemahkan oleh Muhammad Al-

Baqir bahwa musik sama saja dengan nyanyian. Dalam sebuah hadis

disebutkan bahwa Rasulullah SAW memuji suara merdu Abu Musa Al-

Asy’ari. Beliau mendengarnya ketika sedang membaca Al-Qur’an seraya

melagukannya, dan beliau bersabda kepadanya “Telah dikaruniakan

kepadamu suara seruling seperti seruling keluarga Daud!” Tentunya,

84Al-Imam al-Hafidz Abi Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah al-Ja’fi al-

Bukhari, Shahih Bukhari. kitab al-‘īdainī hadis no. 949-950 (Nasyirun; Maktabah al-Rusyd) h. 130

pdf file.

Page 72: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

61

seandainya seruling termasuk alat yang tidak disukai, beliau tidak akan

mengatakan hal itu kepadanya.85

Dalam buku Studi Kritik atas Hadis Nabi SAW, mengenai seni, Al-

Ghazali mengutip sebuah pertanyaan dan jawabannya agar tidak ada lagi

keraguan sedikitpun yang masih tinggal. Bagaimana sikap Islam terhadap

gejala atau produk dari peradaban modern seperti bioskop, teater, musik, dan

berbagai hasil seni lainnya seperti seni lukis, seni pahat, dan fotografi?

Jawabannya adalah bahwa peradaban modern itu hasil dari kemajuan ilmu

pengetahuan yang gemilang, yang telah dicapai oleh manusia setelah

penelitian yang tekun dan eksperimen yang mahal, yang dilakukannya

selama berabad-abad. Dan tidaklah mengherankan jika manusia

menggunakan penemuan-penemuannya itu dalam menyingkap rahasia-

rahasia alam serta kekuatan-kekuatannya yang tersembunyi guna

meningkatkan dirinya dan taraf hidupnya. Sudah barang tentu hal itu lebih

bijaksana dari pada menggunakan penemuan-penemuan itu guna

menghancurkan peradaban itu sendiri atau memudahkan bagi manusia untuk

melakukan tindakan bunuh diri secara massal.86

Dari pemaparan di atas, telah diketahui batasan-batasan pembolehan

dan pengharaman musik dan nyanyian, maka hendaknya kita semua terutama

umat Islam yang berada di zaman modern ini lebih bisa berhati-hati dan

dapat memilah baik buruknya sesuatu terutama dalam kadungan-kandungan

musik dan nyanyian tersendiri.

85 Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Studi Kritik Atas Hadis Nabi SAW, Antara Pemahaman

Tekstual dan Kontekstual. (Bandung; Mizan, 1996) h. 105 86 Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Studi Kritik Atas Hadis Nabi SAW, Antara Pemahaman

Tekstual dan Kontekstual. (Bandung; Mizan, 1996) h. 102

Page 73: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini yang berjudul “Penerapan Metode Double

Movement dalam Memahami Hadis tentang Musik” penulis menyimpulkan bahwa

setelah meneliti hadis dengan melakukan takhrij, kualitas hadis yang melarang

musik dan nyanyian adalah da’if, sedangkan kualitas hadis yang membolehkan

musik dan nyanyian adalah sahīh, karena karena sanadnya bersambung sampai

kepada Rasulullah dan para perawinya ‘adl, dabit, tidak syadz, dan tidak ada

‘illat. Maka hadis yang lebih kuat yang lebih dulu diamalkan.

Dengan melihat perkembangan nyanyian dan teknologi sekarang yang

semakin pesat, maka umat Islam perlu menengok kembali konsep nyanyian

menurut Nabi SAW, salah satunya dengan membaca dan memahami hasil kajian

dari teori double movement. Maka hadis-hadis yang membolehkan ini juga

mempunyai batasan untuk pengharamannya, yaitu pengecualian dari apa yang

dilarang oleh Rasulullah. Misalnya mendengarkan musik dibarengi dengan para

wanita penghibur, meminum minuman keras, dan yang paling utama adalah

sampai meninggalkan kewajiban serta melewatkan hal-hal yang lebih bermanfaat

lainnya. Karena di sis lain, musik juga membawa pengaruh baik untuk manusia,

seperti membangkitkan semangat juang dalam lagu-lagu nasional untuk

mengenang jasa para pahlawan, membangkitkan semangat ketika berolahraga,

ketika sedang mengerjakan tugas, dan lain-lain.

Nyanyian dibolehkan selama liriknya tidak bertantangan dengan Islam,

dan mendengarkannya ataupun memainkannya tidak disertai dengan perbuatan

Page 74: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

63

maksiat. Karena pada dasarnya nyanyian sama dengan perkataan, apabila liriknya

baik maka baik pula musik tersebut.

B. Saran-saran

Berikut beberapa saran yang dapat disampaikan oleh penulis, diantaranya

adalah:

1. Hendaknya kita lebih cermat dalam mengkaji hadis-hadis Rasulullah

dengan metode-metode yang tersedia terutama untuk hadis-hadis yang

bertentangan yang menumbulkan berbagai pendapat dan spekulasi,

jangan hanya menyerap dengan tekstual, tapi juga kontekstual.

2. Sebaiknya bagi para muslim dan muslimah yang menyukai musik dan

nyanyian lebih cermat dalam memilih lagu untuk didengarkan, dan

tidak dibarengi dengan hal-hal yang berbau maksiat. Musik nasyid

juga bisa jadi rekomendasi.

Page 75: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an Al-Karim.

Abdulrahim, Muhammad Imaduddin. Islam Sistem Nilai Terpadu. Jakarta: Gema

Insani Press, 2002.

Adipura, Pamungkas. 11 Pengertian Seni Musik Langsung dari Para Ahlinya.

https://notepam.com/pengertian-seni-musik/.

Al-Albani, Nashiruddin Muhammad. Tahrim ala al-tarb. DVD Maktabah al-

Syamilah 13,4 Gyga Byte. Pustaka Ridwan Media, tt.

Al-Albani, Nashiruddin Muhammad. Siapa Bilang Musik Haram?; Pro Kontra

Masalah Musik dan Nyanyian. Jakarta: Dārul Haq, 2008.

Al-Asqalani, Al-Hafidz Ahmad bin ‘Ali bin Hajar. Al-Ishābah fī Tamyīz al-

Shahābah. Beirut: Al-Maktabah Al-‘Ashriyyah, 2012.

Al-Asqalani, Al-Hafidz Ahmad bin ‘Ali bin Hajar. Fath al-Bārī bi Syarah Shahīh

al-Bukhārī. Dār al-Fikr.

Al-Baghdadi, Abdurrahman. Seni Dalam Pandangan Islam. Cet. 1, Jakarta: Gema

Insani Press, 1991.

Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari. CD Mausu’ah al-Hadis as-Syarifah: Global

Islamic Software Company, 1991-1997.

Al-Ghazali, Muhammad. Ihya ulum al-Diin. Juz VI. Jilid 11. Beirut: Dar al-

Fikr,t.t.

Al-Ghazali, Muhammad. Al-Ghazali Menjawab 100 Soal Keislaman. Tangerang:

Lentera Hati, 2012.

Al-Ghazali, Muhammad. Studi Kritik atas Hadis Nabi SAW, Antara Pemahaman

Tekstual dan Kontekstual. Bandung: Mizan, 1996.

Al-Mazi, Jamaluddin Abi al-Hajjaj Yusuf. Tahdzib al-Kamal fī Asma al-Rijāl.

Beirut: Muassasah ar-Risalah.

Al-Qardhawi, Yusuf. Seni Dalam Pandangan Islam. Alih bahasa, Hadi Mulyo.

Cet. 2. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2001.

______. Bagaimana Memahami Hadis Nabi SAW. alih bahasa, Muhammad al-

Baqir. Bandung: Karisma, 1999.

______. Nasyid Versus Musik Jahiliyah. Alih bahasa, Tim Penerjemah LESPISI.

Cet. 1. Bandung: Mujahid, 2003.

Page 76: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

Al-Qurthubi, Imam al-‘Allamah Abi ‘Umar Yusuf bin Abdul Barri an-Namri. Al-

Isti’āb fī Asma al-Ashāb. Beirut: Daar al-Fikr, 2006.

Amal, Taufik Adnan. Islam dan Tantangan Modernitas: Studi atas Pemikiran

Hukum Fazlur Rahman. Bandung: Mizan, 1996.

An-Naysaburi, Al-imam Abi Husein Muslim Bin Hajaj Al-Qusairy. Shohih

Muslim. Beirut: Daar Al-Kutub Al-ulumiyah.

Aslono, Sigit dkk. Apresiasi Seni: Seni Tari dan Seni Musik 2. Jakarta: Yudhistira,

2007.

At-Tirmidzi, Abu Isa Muhammad bin Isa. Sunan at-Tirmidzi. CD Mausu’ah al-

Hadis as-Syarifah: Global Islamic Software Company, 1991-1997.

Daud, Abu. Sunan Abu Daud. CD Mausu’ah al-Hadis as-Syarifah: Global Islamic

Software Company, 1991-1997.

Djuned, Daniel. Ilmu hadis: Paradigma Baru dan Rekonstruksi Ilmu Hadis.

Jakarta: Erlangga, 2010.

Farmer, Henry George. Musik Religiud Islam. Bandung: Penerbit Pustaka, 1998.

Fikri, Sholeh. Seni Musik dalam Perspektif Islam. Studi Multidisipliner vol.1 ed.2.

IAIN Padangsidimpuan, 2014.

Ghazali, Abdul Malik. Metodologi Pemahaman Kontekstual Ibn Quthaibah dalam

Ta’wil Mukhtalaf al-Hadīts.

Hanifa, Afriza. Sejarah Musik Islam. http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-

islam/khazanah/14/02/13/n0wzp5-sejarah-musik-islam-2habis. 2014

Hardjana, Suka. Corat-coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Jakarta:

kerjasama Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan

Indonesia, 2003.

Jauhari, “Syariat Islam terhadap Keindahan Kreasi Seni Musik dan Nyanyian.”

http://www.serambinews.com/entertainment/musik/musikislam.

Lihin. Musik Zaman Nabi SAW dan Sahabat.

http://www.referensimakalah.com/2012/11/musik-zaman-nabi-saw-

dan-sahabat.html.

Rahman, Fazlur. Islam and Modernity: Transformation of an Intelectual Tradition.

Chicago: University of Chicago Press, 1982.

Rahman, Fazlur. Islamic Methodology in History. Islamabad: Islamic Research Institute

Press, 1964.

RM, Fariz. Living in Harmony; Jati Diri, Ketekunan, dan Norma. Jakarta: Kompas, 2009.

Page 77: PENERAPAN METODE DOUBLE MOVEMENT DALAM …

Sabari, Henry S. Musik Sebagai Metafisika “Mengingat Kembali yang

Terlupakan”, Ultimart vol. V no. 1. Tangerang: Universitas Multimedia

Nusantara Tangerang, 2012.

Sirozi, Muhammad dkk. Arah Baru Studi Islam di Indonesia. Ed. Toto Suharto,

dkk. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

Nasional, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.

Zahro, Siti Fadillah. Pengamalan Hadis Dhaif Menurut Para Ulama.

http://darunnajah.com/pengamalan-hadits-dhaif-menurut-para-ulama/.

2014