Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami...

79
Penerapan Metode Ali Mustafa Yaqub dalam Memahami Hadis Larangan Pemakaian Parfum bagi Wanita Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag.) Oleh: Nafi Aisyah NIM. 1113034000146 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2017 M

Transcript of Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami...

Page 1: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

Penerapan Metode Ali Mustafa Ya’qub dalam Memahami Hadis Larangan

Pemakaian Parfum bagi Wanita

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag.)

Oleh:

Nafi Aisyah

NIM. 1113034000146

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/ 2017 M

Page 2: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

Penerapan Metode Ali Mustafa Ya'qub dalam Memahami HadisLarangan Pemak*ian Parfum bagi Wanita

Skripsi Diajukan Untuk Ntemenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sa{ana Agama (S.Ae.)

Oleh:

Nafi AisyahNIM : 1113034000146

Pembimbing:

PROGRAM STUDI ILMU AL.QUR'AN DAN TAFSIR

FAKTJLTAS USHULUDDIN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH, JAI(ARTA

t439IIr20I7 M

:19531231

Page 3: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

l.

LEMBAR PERNYATAAI\T

Dengan Ini saya menyatakan bahwa:

Skripsi ini menrpakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakana.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima

sanksi yangberlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

J.

Page 4: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul "Penerapan Metode Ali Mustafa Ya'qub Dalam Memahami

Hadis Larungan Pemakaian Parfum Bagi Wanita" telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakatta, pada 31

Oktober 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sadana Agama (S.Ag) padaprogram studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir.

Ciputat, 31 Oktober 2017

Sidang Munaqasyah,

Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota

Dr. Bustamin. SE. M.SiNrP. 19630701 199803 I 003

Anggota,

Penguji I

Lisfa Sentosa Aisyah. S.Ag. MANIP. 19750506 200s01 2003

Pembimbing

NrP. 1968061 8 199903 2 001

Penguji II

mmad Fatkhi. MA0tt2 199603 2 001

19531231 198603 I 010

Page 5: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

iv

ABSTRAK

Nafi Aisyah (1113034000146)

Penerapan Metode Ali Mustafa Ya’qub Dalam Memahami Hadis Larangan Pemakaian Parfum Bagi Wanita

Kata Kunci : Hadis, Parfum, Ali Mustafa Ya’qub, dan Larangan.

Selain harus menjaga kebersihan dan kerapihan tuntutan untuk menjaga aroma tubuh agar tetap wangi dan segar sudah menjadi kewajiban siapa saja sebagai makhluk sosial yang banyak bertemu dengan banyak orang setiap harinya. Pada zaman sekarang menggunakan parfum merupakan bentuk profesionalitas seseorang.

Dalam skripsi ini penulis akan membahas pemahaman hadis Nabi tentang larangan terhadap penggunan parfum/wewangian pada wanita. Hadis yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yaang melarang penggunaan parfum bagi wanita.

Karena banyaknya pemahaman dari para ‘ulama, saya ingin menggunakan metode pemahaman hadis Ali Mustafa Ya’qub yang sudah dirangkum pada buku karya beliau yang berjudul “Cara Benar Memahami Hadis”. Empat langkah yang digunakan adalah mencari tahu kondisi sosial, latar belakang, budaya Arab dalam hadis, serta mengetahui Illat dalam hadis.

Kesimpulan yang di dapat dalam skripsi ini adalah penggunaan parfum bagi wanita dibolehkan selama wanita tersebut menggunakannya tidak berlebihan dan tidak bertujuan untuk menarik perhatian lawan jenis. Karena pada zaman Nabi, penggunaan parfum bagi wanita disimbolkan sebagai fitnah. Sementara untuk saat ini, penggunaan parfum sudah menjadi kebutuhan wajib bagi wanita sebagai simbol kebersihan dan kerapihan.

Page 6: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

v

KATA PENGANTAR

Bismillhirrahmānirrahīm

Assalāmualaikum Warahmatullāhi Wabarakātuh

Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah memberikan

kenikmatan jasmani dan rohani, serta rahmat dan hidayah-Nya, dan kemudahan

serta kesabaran dalam menghadapi berbagai kesulitan sehingga saya bisa

menyelesaikan skripsi ini berkat pertolongan-Nya. Tidak lupa juga salam serta

sholawat terus saya ucapkan teruntuk Nabi Muhammad SAW semoga kelak kita

termasuk umat yang mendapat syafaat darinya. Serta doa untuk keluarganya,

sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini merupakan salah satu tugas akhir yang harus saya selesaikan

untuk menamatkan kuliah dan mendapatkan gelar sarjana Strata-1 pada Jurusan

Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir/ Tafsir Hadis Fakultas Ushulludin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan bisa tuntas tanpa bantuan,

bimbingan, arahan, dukungan dan kontribusi dari banyak pihak. Oleh karena itu,

pada keempatan ini saya ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua

pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Dengan penuh rasa rendah hati izinkanlah penulis mengungkapkan rasa

terimakasih kepada beliau-beliau yang telah banyak berjasa dalam membantu

penyelesaian tugas akhir ini :

1. Papah tercinta Maulana Hafid dan Mamah tercinta Ummi Salamah yang

tidak pernah lepas memberikan kasih sayangnya mulai dari kecil sampai

waktu yang tak terkira, Terimakasih selalu memberikan semangat,

Page 7: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

vi

motivasi, kasih sayang, dan doa yang tulus untuk kesuksesan penulis. Dan

untuk adik-adik tersayang Nur Shabrina, Desy Afriany, Hanifah, & M.

Yusuf Ramadhan Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya dan

memberikan umur panjang kepada mereka.

2. Bapak Dr. M. Isa H.A.Salam, M.Ag, selaku dosen pembimbing penulis

yang telah memberikan arahan, saran dan dukungan kepada penulis,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dan Bapak Moh Anwar

Syarifuddin, MA selaku Penasehat Akademik yang memberikan arahan

dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan dengan baik. Semoga

senantiasa sehat dan diberikan kelancaran dalam segala urusannya. Āmīn.

3. Bapak Prof. Dr Dede Rosyada, M.A Selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, M.A selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Dr. Lilik Ummi Kultsum selaku ketua Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Ibu Dra. Banun Binaningrum, M.Pd,

selaku sekertaris Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Serta seluruh dosen

dan staf akademik Fakultas Ushuluddin, khususnya Jurusan Ilmu Al-

Qur’an dan Tafsir yang telah membagikan waktu, tenaga dan ilmu

pengetahuan juga pengalaman berharga kepada penulis.

6. Keluarga Besar H. Thabranie dan Keluarga Besar Muchtarudin yang

senantiasa mendukung penulis. yang selalu mendoakan dan memberikan

dukungan moril maupun materil sehingga saya bisa seperti sekarang ini.

Page 8: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

vii

7. Teman-teman seperjuangan, kepada seluruh teman Jurusan Tafsir-Hadis

2013 Salman, Lia,Oom, khususnya teman-teman TH-D: Meida, Nurul,

Salwa, Olla, Hilma, Nuy, Ilda, serta teman-teman lain yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu, semoga kita semua tetap dalam ikatan silaturahmi

dan jalinan pertemanan yang indah.

8. Kepada sahabat-sahabat tersayang geng Hyperactive, Amaliyah Arief,

Rizky Dwi Putri, Muthya Kariema Fajrin, Rayyan Adilla Anwar, Siti

Aisyah, Adinda Khairani, Siti Rohmawati, Yoshiko Mutia Hanifa dan

Novia Ganefi yang telah menemani dan tanpa henti memberikan

semangat, juga teman-teman berlima Godel, Nurul, Elis, Ummu, Leha.

Terima Kasih, semoga Allah Swt membalas kebaikan kalian semua. Āmīn

9. Teman-teman KKN Soda Gembira 2016 Putri, Dini, Ayu, Uli, Dayang,

Jodi, Arbil, Sukmaya, Ubet & Rafi terima kasih atas kebersamaan dan

warna baru dalam perjalanan kuliah serta pengabdian di masyarakat,

semoga selama kita KKN dapat menjadi jembatan ukhuwah antara kita di

masa yang akan datang.

10. Serta masih banyak lagi pihak-pihak yang sangat berpengaruh dalam

proses penyelesaian skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga peran-peran beliau semua mendapat imbalan yang sepantasnya dan

mendapatkan ridho dari Allah SWT Āmīn. Semoga penelitian ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan umunya bagi para pembaca agar

selalu berpegang pada ajaran-ajaran Rasulullah Saw. Āmīn. Penulis menyadari

bahwa sedikit karya tulis ini bukanlah akhir dan puncak dari pencarian ilmu

pengetahuan akan tetapi merupakan awal dalam mengembangkan karya-karya

Page 9: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

viii

ilmiah lainnya. Kritik dan saran serta solusi sangat penulis harapkan dari berbagai

pihak guna penyempurnaan dari kebaikan karya-karya penulis nantinya.Semoga

Allah Swt senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, Agustus 2017

Nafi Aisyah

Page 10: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ........................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................. 8 C. Pembatasan dan Perumusan masalah .................................. 8 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 9 E. Tinjauan Pustaka ................................................................. 9 F. Metodologi Penelitian ......................................................... 11 G. Sistematika Penulisan ......................................................... 13

BAB II BIOGRAFI ALI MUSTAFA YAQUB DAN METODE PEMAHAMAN HADISNYA

A. Biografi Ali Mustafa Yaqub ............................................... 15 B. Guru-guru ............................................................................ 18 C. Karya-karyanya ................................................................... 19 D. Metode Pemahaman Hadis .................................................. 22

1. Majaz dalam hadis ......................................................... 22 2. Takwil dalam hadis ........................................................ 23 3. Illat dalam hadis ............................................................. 26 4. Geografi dalam hadis ..................................................... 29 5. Budaya Arab dalam hadis .............................................. 30 6. Kondisi sosial dalam hadis ............................................ 32 7. Asbabul wurud hadis ..................................................... 33

BAB III PENERAPAN METODE ALI MUSTAFA YAQUB DALAM MEMAHAMI HADIS LARANGAN PARFUM BAGI WANITA

A. Takhrij Hadis ............................................................................ 35 1. Skema Sanad Hadis ........................................................... 39 2. Kritik Sanad ....................................................................... 40 3. Penilaian Hadis................................................................... 45

Page 11: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

x

B. Analisis Hadis .......................................................................... 48 1. Illat dalam hadis ................................................................. 48 2. Budaya Arab dalam hadis .................................................. 53 3. Kondisi Sosial dan Sababul wurud hadis hadis ................. 54

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 58 B. Saran-Saran .......................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 60

Page 12: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

xi

PEDOMAN TRANSELITASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman

pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013/2014.

1. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ts te dan es ث

J Je ج

H h dengan garis di bawah ح

Kh ka dan ha خ

D De د

Dz de dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy es dan ye ش

S es dengan garis di bawah ص

ḏ de dengan garis di bawah ض

ṯ te dengan garis di bawah ط

ẕ zet dengan garis di bawah ظ

Page 13: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

xii

koma terbalik di atas hadap kanan ‘ ع

Gh ge dan ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha ه

Apostrof ` ء

Y ye ي

2. Vokal Tunggal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari

vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal

tunggal alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah

I Kasrah

U ḏammah و

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Page 14: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

xiii

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i ي

Au a dan u و

3. Vokal panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas ا

î i dengan topi di atas ي

û u dengan topi di atas و

4. Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf,

yaitu alif dan lam, dialih aksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf

syamsiyyah maupun qamariyyah. Contoh: al-syamsiyyah bukan asy-

syamsiyyah, al-rijāl bukan ar-rijāl.

5. Tasydīd

Huruf yang ber-tasydīd ditulis dengan dua huruf serupa secara berturut-

turut, seperti ةالسن = al-sunnah.

6. Ta marbūṯah

Jika ta marbūṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf

tersebut dialih-aksarakan menjadi huruf /h/, seperti أبو هريرة = Abū Hurairah.

7. Huruf Kapital

Page 15: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

xiv

Huruf kapital digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD). Jika nama didahulukan oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal

atau kata sandangnya, seperti البخاري = al-Bukhāri.

Page 16: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, hadis dimaknai dengan sesuai

kebutuhan pada zaman tersebut, dikarenakan teks hadis itu sangat terbatas adanya,

sedangkan realitas perkembangan zaman selalu dinamis. Teks hadis Nabi saw

yang telah melewati masa yang sangat panjang tetap harus dilakukan pemahaman

yang sesuai dengan maksudnya. Mengingat Nabi saw sudah tiada, pemahaman

dari satu teks hadis bisa bervariasi. Banyak pendekatan yang dapat diterapkan

dalam pemahaman hadis.

Untuk memahami hadis secara utuh, dibutuhkan ilmu-ilmu lain yang

berkenaan dengan pendekatan hadis Nabi saw. Karena hadis terkadang tidak

hanya dipahami secara tekstual saja akan tetapi hadis yang harus dipahami secara

kontekstual. Ketidaksepahaman mengenai pendekatan hadis inilah yang sering

menyebabkan perbedaan pandangan. Dan pada akhirnya melahirkan pendapat

yang terkadang menjatuhkan pihak lain yang tidak sepaham dengannya.

Diketahui hadis adalah ucapan, perbuatan atau penetapan yang dinisbatkan

kepada Nabi SAW.1 Oleh karena itu, hadis merupakan sumber ajaran kedua

setelah Al-Qur’an. Dan berfungsi sebagai penjelas Al-Qur’an, seperti menjelaskan

permasalahan yang global, mengkhususkan permasalahan yang umum, dan

digunakan untuk menafsirkan Al-Qur’an.2

1 Subhi Salih, Membahas Ilmu-Ilmu Hadits, terj. Tim pustaka Firdaus, (Jakarta: Pustaka

Firdaus, 1995), h. 15. 2 Bustamin dan M. Isa H. A. Salam, Metodelogi Kritik Hadits, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2004), h. 1

Page 17: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

2

Berhias adalah naluri yang dimiliki setiap orang. Berhias sudah menjadi

kebutuhan bagi sebagian besar manusia. Agar dapat memperindah diri baik di

lingkungan sekitar maupun diluar. Berhias adalah salah satu cara untuk

mengekspresikan diri yang menunjukan identitas serta jati diri seseorang. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia berhias merupakan usaha untuk memperelok diri

dengan pakaian ataupun yang lainnya yang indah, berdandan dengan dandanan

yang indah dan menarik.3

Berhias dapat memberikan kesan indah tersendiri bagi orang lain yang

melihatnya, baik dari segi pakaian, maupun make up wajah mereka. Oleh karena

itu berhias dapat dikategorikan sebagai perbuatan terpuji. Dalam hadits Nabi

SAW bersabda:

ثـنا محمد بن المثـنى ومحمد قال ابن -بن بشار وإبـراهيم بن دينار جميعا عن يحيى بن حماد وحدأخبـرنا شعبة عن أبان بن تـغلب عن فضيل الفقيمى عن إبـراهيم -المثـنى حدثنى يحيى بن حماد

ال يدخل الجنة « قال -صلى اهللا عليه وسلم-قمة عن عبد الله بن مسعود عن النبى النخعى عن عل لبه مثـقال ذرة من كبر قال رجل إن الرجل يحب أن يكون ثـوبه حسنا ونـعله حسنة. »من كان فى قـ

ر بطر الحق وغمط الناس « ال ق 3».إن الله جميل يحب الجمال الكبـ F

4 Artinya: Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada

kesombongan seberat debu. Ada seseorang yang bertanya,” Sesungguhnya setiap orang suka (memakai) baju yang Indah dan alas kaki yang bagus, ( apakah ini termasuk sombong?) Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.

Di zaman sekarang bukan sesuatu hal aneh kalau parfum atau minyak

wangi adalah bagian dari gaya hidup seseorang. Selain untuk pengharum tubuh,

parfum juga sebagai pelengkap penampilan seseorang. Apalagi saat ini aroma

parfum yang ditawarkan mulai beragam, baik yang dikhususkan untuk wanita dan

3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008) cet. Ke-4 h. 4Abu al-Husain al-Hajjaj al-Qusyairi An-Naisaburi, Shahih Muslim, Beirut Dar-al Fikr, tt,

Page 18: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

3

pria. Parfum atau minyak wangi adalah wewangian yang dihasilkan dari proses

ekstraksi bahan bahan aromatik yang digunakan untuk memberikan aroma wangi

bagi tubuh, objek benda ataupun ruangan.

Dalam riwayatnya Rasulullah saw menganjurkan penggunaan parfum

secara umum sebagai bagian dari sunnahnya. Sebagaimana sabda beliau:

أيوب حدثنا سفيان بن وكيع حدثناحفص بن غياث عن الحجاج عن مكحول عن أبي الشمال عن أبيالمرسلين الحياء والتـعطر والسواك والنكاح قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أربع من سنن قال

Artinya: ”Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Waki’ telah menceritakan kepada kami Hafsu bin Ghiyas dari al-Hajjaj dari Makhul dari Abi Syimal dari Abi Ayyub berkata Rasulullah saw.bersabda: “empat perkara yang merupakan sunnah rasul: malu, memakai parfum, bersiwak dan menikah”. Rasulullah SAW. secara pribadi menyukai parfum, sebab beliau menyukai

wewangian secara fitrah.

Menggunakan parfum merupakan bagian dari berhias diri. Pada zaman

sekarang selain harus menjaga kebersihan dan kerapihan tuntutan untuk menjaga

aroma tubuh agar tetap wangi dan segar sudah menjadi kewajiban siapa saja

sebagai makhluk sosial yang banyak P

bertemuP dengan banyak orang setiap harinya.

Nabi Muhammad SAW sangat menyukai wangi-wangian, bahkan ada

hadis yang berbunyi untuk tidak menolak jika diberi wangi-wangian. Berikut

haditsnya:

ثـنا عزرة بن ثابت األنصاري قال حدثني ثمامة بن عبد الله عن ثـنا أبو نـعيم حد أنس رضي الله حد4يب.عنه أنه كان ال يـرد الطيب وزعم أن النبي صلى الله عليه وسلم كان ال يـرد الط F

5 Dari Tsumamah bin Abdullah, dari Anas RA, sesungguhnya dia

tidak menolak wangi-wangian, dan beliau mengatakan juga bahwa Nabi Saw tidak menolak wangi-wangian. Menurut kamus Besar Ilmu Pengetahuan parfum adalah campuran zat

yang memiliki bau harum, terutama bila diencerkan; dikenal sejak jaman kuno

5 Muhammad bin Ismâil al-Bukhāri, al-Jâmi al-Sahih, ( Kairo, Mathba'ah al-Salafiyah,

1400 H), juz 5, h. 2216, no 5585. Kualitas hadits Shahih.

Page 19: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

4

sebagai bahan untuk mengadakan upacara dan penyembuhan.6 Menurut kamus

besar bahasa Indonesia parfum adalah minyak wangi; bau wangi-wangian yang

berupa cairan, padatan, dsb.7

Parfum atau minyak wangi adalah wewangian yang dihasilkan dari proses

ekstraksi bahan bahan aromatik yang digunakan untuk memberikan aroma wangi

bagi tubuh, objek benda ataupun ruangan.8

Untuk perempuan menjaga keindahan dan kecantikan sudah merupakan

hal yang wajar dan sangat diutamakan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan

wanita semua sudah diatur oleh agama baik dari segi adab berpakaian, adab

berbicara, adab berperilaku dan bergaul, dan lain sebagainya. Banyak sekali

tuntutan dan aturan untuk wanita, sehingga apa saja yang dilakukan wanita yang

bertujuan untuk mempercantik diri selalu dikategorikan ke dalam tindakan

tabarruj. Salah satunya ialah penggunaan parfum bagi wanita. Sesuai dengan

firman Allah:

ها وقل للمؤمنات يـغضضن من أبصارهن ويحفظن فـروجهن وال يـبدين زينتـهن إال ما ظهر منـوال يـبدين زينتـهن إال لبـعولتهن أو آبائهن أو آباء بـعولتهن أو وليضربن بخمرهن على جيوبهن

ائهن أو ما ملكت أبـنائهن أو أبـناء بـعولتهن أو إخوانهن أو بني إخوانهن أو بني أخواتهن أو نس ربة من الرجال أو الطفل الذين لم يظهروا على ع ورات النساء وال أيمانـهن أو التابعين غير أولي اإل

8.يـها المؤمنون لعلكم تـفلحون يضربن بأرجلهن ليـعلم ما يخفين من زينتهن وتوبوا إلى الله جميعا أ F

9 Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “hendaklah

mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain krudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka atau putra-puti mereka, atau

6 Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN), Kamus Besar Ilmu Pengetahuan,

1997 h. 783 7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008) cet. Ke-4 h. 1022 8https://id.wikipedia.org/wiki/Parfum 9Al-Qur’an Surat An-Nur : 31

Page 20: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

5

putra-putri suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra saudara-perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita, dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan . dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” Pesan ayat ini tidaklah diperselisihkan karena ayat di atas dalam surat an-

Nur ayat 31, mengandung pesan bahwa segala bentuk pakaian, gerak-gerik, serta

aroma yang bertujuan atau dapat mengundang rangsangan birahi serta perhatian

yang berlebihan adalah terlarang.

Dewasa ini, sudah menjadi hal yang sangat biasa untuk seseorang tak

terkecuali wanita, jika ingin bepergian atau keluar rumah menggunakan parfum.

Hal ini dilakukan untuk menghindari aroma tak sedap yang berasal dari keringat.

Akan tetapi dalam hadis Rasulullah SAW penggunaan parfum bagi perempuan

dilarang. Berikut haditsnya:

ثـنا مسد ثنى غنـيم بن قـيس عن أبى موسى عن النبى حد ثـنا يحيى أخبـرنا ثابت بن عمارة حد د حدقال إذا استـعطرت المرأة فمرت على القوم ليجدوا ريحها فهى كذا وكذا -صلى اهللا عليه وسلم

9.قـوال شديدا قال F

10 Artinya: “Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya telah

menceritakan kepada kami Tsabit bin ‘Umarah telah mengabarkan kepada kami ‘Ghunaim bin Qais telah menceritakan kepadaku dari Abu Musa, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Seorang perempuan yang menggunakan wewangian kemudian melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai, maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” Beliau berkata dengan nada yang tegas. Dalam memahami hadis larangan parfum bagi wanita terdapat perbedaan

pendapat ulama ada yang melarang secara mutlak dikarenakan memahami hadis

secara tekstual saja seperti Syaikh Abu Malik berkata bahwa sebab wanita mengenakan

wewangian itu sangat jelas karena dapat membangkitkan syahwat para pria yang

10 Sulaiman bin Al-Asy’ats As-Sijistani, Sunan Abi Daud, kitab tarjil bab ma ja’a fi

marati bitatoyub lil khuruj juz 4 h. 258 no. 4173

Page 21: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

6

mencium baunya.11 Ibnu Hajar Al Asqalani mengatakan, “Dianalogikan dengan

minyak wangi (yang terlarang dipakai oleh muslimah ketika hendak keluar

rumah) segala hal yang semisal dengan minyak wangi (sabun wangi dan lain-lain)

karena penyebab dilarangnya wanita memakai minyak wangi adalah adanya

sesuatu yang menggerakkan dan membangkitkan syahwat.”12 Lalu ada Al Haitami

berkata bahwa keluarnya wanita dari rumahnya dengan mengenakan wewangian

sambil berhias diri termasuk dosa besar, meskipun suami mengizinkannya

berpenampilan seperti itu.13

Ada juga ulama yang memahaminya secara kontekstual, artinya bahwa

larangan tersebut tergantung pada illat tertentu, meliputi jenis parfum, motivasi,

waktu dan tempat pemakaian parfum. Seperti Quraish Shihab yang melarang

pemakaian parfum apabila disebabkan fitnah yang dikhawatirkan menimpa

perempuan tersebut, maka boleh saja ia keluar menggunakan parfum apabila ia

aman dari fitnah.14

Jika memahami hadis hanya secara tekstual itu sangat bertentangan

dengan kondisi masyarakat zaman sekarang khususnya wanita yang sehari-hari

aktivitasnya sudah hampir setara dengan laki-laki, seperti ke kantor, kuliah,

belanja dan kegiatannya lainnya yang memungkinkan bertemu dengan orang

banyak. Karena dapat menganggu kenyamanan orang lain dengan menimbulkan

bau badan yang tidak sedap.

11Abu Malik Kamal , Shahih Fiqih Sunnah wa Adillatuhu wa Taudhihu Madzahibi al-

Aimmah, juz: 3, h. 35 12 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari, juz: 2, h. 349 13 Ibn Hajar al-Makki al-Haitami, Az-Zawajir ‘An Iqtiraf Al-Kabair, juz: 2, h. 37. 14 Quraish Shihab, Perempuan (Tangerang: Lentera Hati, 2005) h. 393-394. Lihat juga

Siti Masyitoh, Meneguhkan Pemahaman Kontekstual Hadis-Hadis Perempuan di Wilayah Publik,(Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016) h. 7

Page 22: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

7

Dalam perkembangan kajian hadis di Indonesia, tidak luput oleh ‘Ulama

hadis yang berperan di dalamnya, karena berkembangnya kajian hadis dilihat dari

sejauh mana kontribusi para ulama-ulama khususnya dalam bidang hadis dalam

menyebarkan kajian hadis di Indonesia. Setiap bidang keilmuan tentunya

memiliki pakar masing-masing dalam bidangnya, seperti ulama dalam bidang

hadis. di Indonesia sudah banyak ulama yang berkiprah dalam bidang hadis serta

melahirkan karya-karyanya. Seperti, Syaikh Yasin Padang, Syaikh Mahfudz

Termas, Hasbi Ash-Shiddideqy, Lutfi Fathullah, dan juga Ali Mustafa Yaqub.

Disini saya memiliki keinginan untuk menerapkan metode pemahaman hadis

menurut Ali Mustafa Yaqub.

Menurut saya skripsi ini akan menarik jika saya menerapkan metode

pemahaman hadis menurut Ali Mustafa Yaqub, karena beliau adalah salah satu

ulama hadis berpengaruh di Indonesia, banyak menekuni dan mendalami hadis,

baik meneliti kualitasnya, menjelaskan makna dan kandungannya. Jika

penggunaan parfum bagi wanita di Arab dulu disimbolkan sebagai fitnah,

sekarang penggunaan parfum bagi wanita di Indonesia lebih kepada

prefesionalitas seseorang dikarenakan aktivitas kesehariannya sudah hampir setara

dengan laki-laki.

Berdasarkan teks hadis di atas, tentang larangan wanita menggunakan

parfum, penulis ingin mengkaji lebih dalam bagaimana pemahaman hadis tersebut

dan mengapa seorang wanita dilarang untuk memakai parfum/wewangian. Oleh

karena itu, penulis bermaksud melakukan penelitian skripsi dengan judul

“Penerapan Metode Ali Mustafa Yaqub dalam Memahami Hadis Larangan

Pemakaian Parfum bagi Wanita”

Page 23: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

8

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pemahaman tentang memakai parfum bagi wanita?

2. Bagaimana memahami hadis tentang pelarangan penggunaan parfum bagi

wanita dalam konteks kekinian?

3. Apa yang melatarbelakangi munculnya hadis yang mengindikasikan

pelarangan penggunaan parfum bagi wanita?

4. Apa kualitas sanad hadis memakai parfum bagi perempuan?

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Penelitian ini membahas hadis tentang larangan penggunaan parfum bagi

wanita, Untuk mengarahkan penelitian ini agar sesuai dengan masalah yang dicari

dan supaya tidak terjadi kekeliruan dalam memahami hadis ini, maka penulis

membatasi masalah ini hanya dalam kajian studi keadaan memahami hadis

penggunaan parfum bagi wanita riwayat Abû Dâwud saja.

Berdasarkan pembatasan yang telah dirumuskan di atas maka penulis akan

merumuskannya dengan sebuah pertanyaan yaitu bagaimana penerapan metode

Ali Mustafa Yaqub dalam memahami hadis larangan pemakaian parfum bagi

wanita?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang telah penulis angkat maka tujuan penulisan

skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahi bagaimana kualitas dan pemahaman hadis tentang

memakai parfum bagi wanita.

Page 24: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

9

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pemahaman Ali Mustafa

Yaqub dalam memahami hadis larangan parfum bagi wanita.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana

program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir di Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Sebagai bahan untuk menambah wawasan pemikiran penulis.

3. Sebagai bahan rujukan tambahan bagi seseorang dalam menggunakan

parfum/wewangian

D. Tinjauan Pustaka

Setelah melakukan pembacaan yang intensif di berbagai sejumlah

perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, khususnya tentang kajian pustaka yang

fokus membahas tentang pemakaian parfum/wewangian bagi perempuan, penulis

menemukan skripsi yang lebih umum dan juga membahas tentang “Penggunaan

Parfum bagi Wanita dalam Perspektif Hadis” oleh Nurhasanah, 2008. Dalam

skripsinya, Nurhasanah menganalisis mengenai pemahaman hadis larangan

parfum yang terdapat dalam kutub al-Sittah dengan metode pengumpulan hadis

yang bertema sama. Kesimpulan penelitiannya adalah parfum di zaman

Rasulullah SAW. memiliki kriteria dan fungsi dengan parfum yang ada di zaman

sekarang. Dengan kata lain parfum telah mengalami perubahan makna dan

fungsi.15

Skripsi fakultas Ushuluddin Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir oleh Siti

Masyitoh dengan judul “Meneguhkan Pemahaman Kontekstual Hadis-Hadis

15 Nurhasanah, Penggunaan Parfum bagi Wanita dalam Perspektif Hadis, (Skripsi S1

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008).

Page 25: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

10

Perempuan di Wilayah Publik”. Dalam skripsinya berisi tentang hadis-hadis yang

berkaitan dengan perempuan di wilayah publik yang menjadikan hadis larangan

parfum bagi wanita sebagai salah satu sampel dari penelitian. Adapun objek yang

digunakan pada penelitian skripsinya adalah pemahaman tekstual dan kontekstual

terhadap hadis hadis yang berkenaan dengan perempuan di wilayah publik.16

Skripsi Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis Universitas Islam

Negeri Sunan Syarif Kasim Pekanbaru Riau karya Rabi’atul Awaliyyah Hasmin

yang berjudul “Perspektif Hadis Memakai Parfum bagi Perempuan (Studi Ilmu

Mukhtalif Hadis)”. Dalam skripsi ini mengetahui bagaimana kualitas hadis-hadis

tentang kebolehan dan larangan memakai parfum bagi perempuan dalam hadis

Nabi saw dan untuk mengetahui bagaimana pemahaman serta penyelesaian hadis

mukhtalif tentang memakai parfum bagi perempuan. Kesimpulan dari

penelitiannya adalah kedua hadis tersebut dapat dijadikan hujjah dalam beramal

karena hadis tentang larangan menggunakan parfum bagi perempuan berstatus

“shahih” dan hadis tentang kebolehan menggunakan parfum bagi perempuan

berstatus “shahih”. Jika merujuk kepada pendapat ulama, dapat kita ketahui

bahwa hadis mukhtalif tentang penggunaan parfum bagi perempuan ini bisa

diselesaikan dengan metode al-Jam’u wa at-Taufiq, dikarenakan ulama

mengamalkan kedua hadis tersebut.17

Berangkat dari penelusuran yang penulis lakukan, tentunya bisa dipastikan

bahwa pembahasan yang akan penulis kaji dalam skrispi ini berbeda dengan

16 Siti Masyitoh, Meneguhkan Pemahaman Kontekstual Hadis-Hadis Perempuan di

Wilayah Publik,(Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016)

17 Rabi’atul Awaliyyah Hasim, Perspektif Hadis Memakai Parfum bagi Perempuan (Studi Ilmu Mukhtalif Hadis), (Skripsi S1 Ushuluddin. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2015)

Page 26: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

11

tulisan-tulisan sebelumnya. Dalam kajian metode pemahaman hadis, penulis

hanya terfokus pada hadis larangan penggunaan parfum bagi wanita yang

diriwayatkan oleh Abû Dâwud saja dengan metode pemahaman Ali Mustafa

Yaqub.

E. Metodelogi Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan.18 Penelitian ini adalah penelitian

kualitatif yang bersifat kepustakaan (liblary research), dengan menggunakan

sumber primer seperti kitab Sunan Abû Dâwud dan kitab hadis lain yang termasuk

dalam al-Kutub al-Tis’ah, dan buku-buku karya Ali Mustafa Yaqub yang

berkaitan dengan metode pemahaman hadis. Sumber pendukung yang akan

penulis gunakan adalah kitab-kitab syarah hadis serta referensi-referensi lain, baik

dalam bentuk buku, jurnal, artikel maupun hasil penelitian yang terkait dengan

kajian/penelitian.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara mentakhrij hadis

dengan kata kunci استـعطر dan awal matan إذا استـعطرت guna mengumpulkan hadis-

hadis yang membahas mengenai larangan penggunaan parfum bagi wanita.

Metode pencarian ini menggunakan kitab al-Mujam al-Mufahras li Alfâẓ al-

Hadîts al-Nabawî karya A. J. Wensinck dan Mausū‘ah Aṯrâf al-Ḫadîts al-

Nabawwî al-Syarîf karya Abû Ḫajar Muẖammad al-Sa’id Basyûni Zaghlûl.

18 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011), h. 174

Page 27: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

12

2. Metode Pembahasan

Penelitian ini mengkaji sebuah teks hadis dengan pendekatan pemikiran

tokoh yaitu Ali Mustafa Yaqub, dalam bukunya yaitu “Cara Benar Memahami

Hadis”. Metode pembahasan pada penelitian ini menggunakan metodelogi

pemahaman hadis yang ditawarkan oleh Ali Mustafa Yaqub. Ada tujuh metode

untuk memahami hadis yang ditawarkan, yaitu 1. Membahas Majaz hadis 2.

Mentakwil hadis 3. Memahami hadis dari segi geografis 4. Mengetahui budaya

arab 5. Mengetahui latar belakang hadis (asbab al-wurud) 6. Mengetahui kondisi

sosial kemasyarakatan dan 7. Mengetahui illat (faktor) yang menyebabkan

terjadinya suatu hukum dalam hadis berdasarkan illat manshusah (eksplisit) dan

illat mustanbathah (implisit). Namun yang akan digunakan dalam penelitian ini

hanya empat metode saja karena yang berkaitan dengan hadis yang akan dikaji

yaitu:

1. Mengetahui budaya arab,

2. Mengetahui latar belakang hadis (asbab al-wurud),

3. Mengetahui kondisi sosial kemasyarakatan dan

4. Mengetahui illat (faktor) yang menyebabkan terjadinya suatu hukum

dalam hadis.

Adapun yang digunakan dalam menganalisa data yang diperoleh dari

penelitian pustaka adalah dengan deskriptif analisis. Deskriptif analisis adalah

suatu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran

terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

Page 28: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

13

berlaku untuk umum".19 Dengan kata lain mengambil masalah atau memusatkan

perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya saat penelitian

dilaksanakan hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil

kesimpulannya.

Maka dalam penelitian ini adalah supaya memberikan gambaran secara

sisetematis dan akurat mengenai pemahaman hadis larangan penggunaan parfum

bagi wanita.

3. Metode Penulisan

Metode penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku pedoman

penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2013/2014.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini dengan membagi beberapa bab

sebagai judul besar yang sesuai dengan isi bab tersebut. Kemudian setiap bab

tersebut terbagi pula kepada beberapa sub bab. Selanjutnya disusun dengan

sistematis sehingga mudah dipahami.

BAB Pertama, berupa pendahuluan sebagai judul besar, kemudian terdiri

dari beberapa sub bab antara lain: latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB Kedua, berupa biografi Ali Mustafa Yaqub, guru-gurunya, karya-

karya, dan metode pemahaman hadis Ali Mustafa Yaqub

19 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2010) h. 29

Page 29: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

14

BAB Ketiga, berupa takhrij hadis dan penerapan metode Ali Mustafa

Yaqub dalam memahami hadis larangan penggunaan parfum bagi wanita meliputi

mengetahui budaya arab, mengetahui latar belakang hadis (asbab al-wurud),

mengetahui kondisi sosial kemasyarakatan dan mengetahui illat (faktor) yang

menyebabkan terjadinya suatu hukum dalam hadis.

BAB Keempat, berupa penutup yang terdiri dari dua sub bab, yakni

kesimpulan dan saran. Pada lembaran terakhir berisi daftar pustaka yang dijadikan

sumber penelitian ini.

Page 30: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

15

BAB II

BIOGRAFI ALI MUSTAFA YAQUB DAN METODE PEMAHAMAN

HADISNYA

A. Biografi

Ali Mustafa Yaqub lahir di desa Kemiri, kecamatan Subah, Kabupaten

Batang Jawa Tengah, pada tanggal 02 Maret 1952, ia lahir dari sebuah keluarga

yang taat menjalankan agama. Ali Mustafa Yaqub lahir dan tumbuh dalam

lingkungan keluarga yang taat beragama Islam dan berkecukupan. Pada masa

kecilnya setelah pulang dari belajar di sekolah dasar (SD) di tempat kelahiranya,

ia membantu temannya menggembala kerbau di lereng-lereng bukit pesisir Utara

Jawa Tengah. Kebiasaan ini kelak membentuk karakter dan kepribadiannya yang

tegas, kritis dan peduli. 1

Ayahnya bernama Yaqub, seorang muballig terkemuka pada zamannya

dan imam di masjid-masjid Jawa Tengah. Ayahnya memiliki misi “Menegakkan

Amar Ma’ruf dan memberantas kemungkaran”. Sejak matahari terbit sampai

terbenam ayahnya melakukan rutinitas belajar dan mengajar. Ayahnya mengajar

tanpa pamrih dan hanya mengharap Ridha Allah SWT, berjiwa besar, bersahaja

dan tegas dalam membela agama Allah SWT. Sedangkan ibunya bernama

Zulaikha, seorang ustadzah dan ibu rumah tangga yang ikut membantu perjuangan

suaminya (Yaqub). Zulaikha meninggal pada tahun 1996. Ali Mustafa Yaqub

memiliki tujuh bersaudara, salah satu kakaknya yang bernama Dahlan Nuri Yaqub

1Ali Mustafa Yaqub, Hadis-Hadis Palsu Seputar Ramadhan, (Jakarta: Pustaka Firdaus,

2003), 143

Page 31: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

16

mengikuti jejak ayahnya, dan sekarang menjadi pengasuh pondok pesantren

Darussalam di Batang Jawa Tengah.2

Pendidikan Ali Mustafa Yaqub mulai dari SD sampai SMP, semua dijalani

di Batang kota kelahirannya. Setelah tamat SMP minatnya untuk belajar agama

mulai tumbuh, Ali Mustafa kecil bertandang ke sebuah pesantren di Seblak,

Jombang untuk belajar agama sampai tahun 1969. Kemudian beliau nyantri lagi di

pesantren Tebu Ireng, Jombang yang lokasinya hanya beberapa ratus meter saja

dari pondok Seblak. Selanjutnya ia melanjutkan menuntut ilmu di Fakultas

Syari’ah Universitas Hasyim As’ari dan selesai pada tahun 1975. Pada

pertengahan tahun 1976 atas beasiswa penuh dari pemerintahan Arab Saudi, ia

masuk Fakultas Syari’ah Universitas Muhammad Ibnu Sa’ud Riyadh, Saudi

Arabia, sampai tamat dengan ijazah Licence (Lc) sampai tahun 1985. Kemudian

masih di kota yang sama ia melanjutkan studi lagi di Universitas King Sa’ud

Departemen Studi Islam jurusan Tafsir Hadis sampai tamat dengan ijazah master

tahun 1985.3 pada tahun 2005 Ali Mustafa Ya’qub melanjutkan studi doktoralnya

di Universitas Nizamia Hyderabad India. Pada pertengahan tahun 2008 Ali

Mustafa Ya’qub menyelesaikan program doktor pada kosentrasi Hukum Islam di

Universitas tersebut.

Secara garis besar, pendidikan Ali Mustafa Yaqub adalah: 4

1. Pondok Pesantren Seblak Jombang (1966– 1969), Tsanawiyyah

2. Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang (1969 –1971), Aliyyah

2 Ni’ma Diana Cholidah, “Kontribusi Ali Mustafa Yaqub Terhadap Perkembangan

Kajian Hadis Kontemporer Di Indonesia”, (Skripsi, di UIN Syarif Hidayatyllah Jakarta, 2011), 11-12.

3 Ali Mustafa Ya’qub, Kritik Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2015), cet. iv, 145. 4 Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Jakarta: Pustaka Firdaus,

1997), 240

Page 32: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

17

3. Fakultas Syariah Universitas Hasyim Asy’ari, Jombang (1972 – 1975),

4. Fakultas Syariah Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud,

Riyadh, Saudi Arabia S1 (1976 – 1980),

5. Fakultas Pascasarjana Universitas King Saud, Riyadh, Saudi Arabia,

Spesialisasi Tafsir Hadis S2 (1980 – 1985),

6. Universitas Nizamia, Hyderabad, India, dengan Spesialisasi Hukum

Islam S3 (2005 – 2008).

Setelah pulang ke Indonesia beliau aktif mengajar. Di antara tempat

mengajarnya yaitu di Institut Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur`an (PTIQ), Jakarta,

Institute Ilmu al-Qur`an (IIQ), Pengajian Islam di Masjid Istiqlal, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan dia juga mengasuh Pesantren Mahasiswa Darus Sunnah

Jakarta.5

Peran terpenting Ali Mustafa Yaqub di dalam ranah kajian hadis di

Indonesia adalah berusaha mengembangkan wawasan pemikiran dalam ilmu hadis

dan berupaya melakukan pembelaan dari serangan orientalis dan rasionalis

murni.6 Kehadiran Ali Mustafa Yaqub di panggung kajian hadis di Indonesia

memberi cakrawala baru bagi pemahaman hadis, terkhusus di Indonesia. Setelah

sekian lama mengabdikan diri untuk agama dan umat, tidak pernah berhenti

berkontribusi positif untuk nusa dan bangsa, baik melalui lisan maupun tulisan,

akhirnya Ali Mustafa Yaqub menghembuskan nafasnya yang terakhir di Rumah

5 Muhammad Husnul Mubarak‚ Pemikiran Ali Mustafa Yaqub Tentang Arah Kiblat‛,

Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2015, 62 6 Ramli Abdul Wahid, Sejarah Pengkajian Hadis di Indonesia, (Medan: IAIN Press,

2010), 37- 40

Page 33: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

18

Sakit Hermina, Ciputat, pada hari Kamis 28/4/2016 pukul 06.00 WIB dalam usia

64 tahun.7

B. Guru-gurunya

Kesuksesan dan ilmu-ilmu yang telah didapat tentunya tidak luput dari

guru guru yang berpengaruh dalam pendidikannya. Ketika di pesantren Tebuireng

ia mempelajari dan mendalami kitab-kitab kuning dibawah bimbingan para kyai

seperti KH Idris Kamali, ia mempelajari ilmu-ilmu alat (bahasa Arab), hadis dan

tafsir dengan metode sorogan (individual) yang dimana ia diwajibkan menghafal

lebih dari sepuluh kitab, antara lain: Alfiyyah Ibn Mālik, al-Baiqūniyyah, al-

Waraqāt, dan lain-lain. Lalu ada KH Adlan Ali, ia mempelajari Ilmu Akhlak dan

lain-lain. KH Sobari ia belajar Ilmu Hadis dan lain-lain. Dan juga dari KH

Syamsuri Badawi ia belajar hadis dan Usul Fiqh dan dari beliaulah ia memperoleh

sanad Hadis yang bersambung sampai kepada Nabi saw.8 Ia juga pernah belajar

dengan Aburrahman Wahid (Gusdur) dibidang studi bahasa Arab dan Kitab Qatr

al-Nada.9

Selain itu, tokoh yang sangat berpengaruh dalam intelektualnya khususnya

di bidang hadis adalah Muhammad Mustafa al-Aẓamī. Guru hadisnya di

Universitas King Sa’ud Riyadh. Aẓamī dalam pandangan Ali Mustafa adalah satu

contoh ulama kontemporer yang punya karakter kuat. Walaupun kuliah di

Universitas Cambridge Inggris yang saat itu menjadi salah satu sarangnya

orientalis, Aẓamī sama sekali tidak terpengaruh oleh mereka. Bahkan disertasi

7 Ray Jordan, Mantan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Ali Mustafa Yaqub Wafat, diambil dari https://news.detik.com/berita/3198463/mantan-imam-besar-masjid-istiqlal-kh-ali-mustafa-yaqub-wafat Diakses pada 10 Desember 2017.

8 MM. Azami, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), h. 701

9 Ni’ma Diana Cholidah, “Kontribusi Ali Mustafa Yaqub Terhadap Perkembangan Kajian Hadis Kontemporer Di Indonesia”, (Skripsi, di UIN Syarif Hidayatyllah Jakarta, 2011), h. 13

Page 34: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

19

Aẓamī justru mengkritik dua tokoh utama orientalis bidang hadis, yakni Ignaz

Goldziher (1950-1921) dan Joseph Schahct (1902-1969). Sikap kritik ilmiah

Azami ini akhirnya mendapat pengakuan dan pujian dari tokoh-tokoh orientalis

sendiri seperti Arthur John Arberry (1905-1969). Ulama’ kontemporer pakar fiqh

dan Tafsir Waḥbah al-Zuhailī juga merupakan gurunya. Dari beliau pula Ali

Mustafa belajar untuk produktif dalam menulis.10

Ali Mustafa juga rajin menghadiri halaqah-halaqah di luar kampus selama

kuliah di Arab Saudi, misalnya halaqah hadis kutub al-sittah yang diasuh oleh

Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (w.1999 M). Di samping itu, Ali Mustafa juga

menghadiri perkuliahan-perkuliahan yang dibawakan oleh al-Aziz ‘Alu Syaikh

dan tokoh-tokoh lainnya.11

Pada tahun 2006 ketika melanjutkan pendidikan program doktoralnya, Di

Universitas Nizamia Hyderabad India, ia berada dibawah bimbingan M Hasan

Hitou, yaitu seorang Guru Besar Fiqih Islam dan Ushul Fiqh Universitas Kuwait

dan Direktur lembaga studi Islam Internasional di Frankrut Jerman.12

C. Karya-karyanya

Adapun karya-karya Ali Mustafa Yaqub di bidang hadis antara lain yaitu:13

1. Memahami Hakikat Hukum Islam (Alih Bahasa dari Prof. Dr. Muhammad

Abdul Fattah al-Bayanuni, 1986)

2. Nasihat Nabi kepada Pembaca dan Penghafal al Qur'an (1990)

10Annisa Nurul Khasanah, Orientasi Hadis Dalam Pemikiran Ali Mustafa Ya’qub, ”,

(Skripsi, di UIN Syarif Hidayatyllah Jakarta, 2016), h. 20 11Hartono, Tesis: Perkembangan Pemikiran Hadis Kontemporer di Indonesia (Studi atas

Pemikiran Abdul Hakim Abdat dan Ali Mustafa Ya’qub), h. 85. 12Ni’ma Diana Cholidah, “Kontribusi Ali Mustafa Yaqub Terhadap Perkembangan

Kajian Hadis Kontemporer Di Indonesia”, (Skripsi, di UIN Syarif Hidayatyllah Jakarta, 2011), h. 14

13Ali Mustafa Yaqub, Cara Benar Memahami Hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2014) h. 151

Page 35: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

20

3. Imam al-Bukhari dan Metodologi Kritik dalam Ilmu Hadis (1991)

4. Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya (Alih Bahasa dari Prof. Dr.

Muhammad Mustafa Azami, 1994)

5. Kritik Hadis (1995)

6. Bimbingan Islam untuk Pribadi dan Ma syarakat (Alih Bahasa dari

Muhammad Jameel Zino, diterbitkan di Saudi Arabia, 1418 H)

7. Sejarah dan Metode Dakwah Nabi (1997)

8. Peran Ilmu Hadis dalam Pembinaan Hukum Islam (1999)

9. Kerukunan Umat dalam Perspektif akQur'an dan Hadis (2000)

10. Islam Masa Kini (2001)

11. Kemusyrikan Menurut Madzhab Syafi'i (Alih Bahasa dari Prof Dr. Abd.

al-Rahman al-Khumayis, 2001)

12. Aqidah Imam Empat Abu Hanifah, Malik, Syafi'i, dan Ahmad (Alih

Bahasa Prof. dari Dr. Abd. al Rahman al-Khumayis, 2001)

13. Fatwa fatwa Kontemporer (2002)

14. MM Azami Pembela Eksistensi Hadis (2002)

15. Pengajian Ramadhan Kiai Duladi (2003)

16. Hadis-hadis Bermasalah (2003)

17. Hadis-hadis Palsu Seputar Ramadhan (2003)

18. Nikah Beda Agama dalam Perspektif al- Qur'an dan Hadis (2005)

19. Imam Perempuan (2006)

20. Haji Pengabdi Setan (2006)

21. Fatwa Imam Besar Masjid Istiqlal (2007)

22. Ada Bawal Kok Pilih Tiram (2008)

Page 36: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

21

23. Toleransi Antar Umat Beragama, dua bahasa, Arab Indonesia 2008)

24. Islam di Amerikai (dua bahasa, Inggris Indonesia, 2009)

25. Kriteria Halal Haram untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika Menurut al

Qur'an dan Hadis (bahasa Indonesia, 2009)

26. Mewaspadai Provokator Haji (2009)

27. Islam Between War and Peace (Pustaka Darus Sunnah 2009)

28. Kidung Bilik Pesantren (Pustaka Darus Sunnah 2009)

29. Ma‟āyrī al-Ḥalāl wa al-Ḥarām Fi al-Aṭ‟imah, wa al-Ashribah, wa al-

Adwiyah wa al-Mustaḥdlarāt al-Tajmiliyyah Ala Dhaū‟ al-Kitāb wa al-

Sunnah (2010)

30. Kiblat; Antara Bangunan dan Arah Ka'bah (dua bahasa, Arab Indonesia

2010

31. Al-Qiblah Alā Dhaū‟ al-Kitāb wa al-Sunnah (2011)

32. 25 Menit Bersama Obama Hadis, (2010)

33. Kiblat Menurut al-Qur'an Hadis; Kritik Atas Fatwa MUI No 5/2010 (2011)

34. Ramadhan Bersama Ali Mustafa Yaqub (2011)

35. Cerita Dari Maroko (2012)

36. Makan Tak Pernah Kenyang (2012)

37. Ijtihad, Terorisme, dan Liberalisme (Bahasa Arab-Indonesia, 2012)

38. Dalīl al-Ḥisbah (2012)

39. Panduan Amar Ma'rfu Nahi Mungkar (Bahasa Arab-Indonesia 2012)

40. Isbāt Ramadlān wa Syawwāl wa Dzī al-Ḥijjah Ala Dhaū‟ al-Kitāb wa al-

Sunnah (2013).

Page 37: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

22

41. Isbat Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah Obat, Menurut Al-Qur'an dan

Sunnah (Bahasa Hadis Indonesia, 2013)

42. Menghafal al-Qur'an di Amerika Serikat (2014)

43. al-Ṭuruq al-Ṣaḥīḥaḥ fī Fahm al-Sunnah al-Nabawiyyah (2014)

44. Cara Benar Memahami Hadis (2014)

45. Setan Berkalung Surban (2014)

D. Metode Pemahaman Hadis

Metode Pemahaman hadis Ali Mustafa Yaqub sudah terkonsep secara

langsung, metodenya tergambar dalam buku karyanya yang berjudul “Cara Benar

Memahami Hadis”. Buku tersebut menjelaskan secara rinci bagaimana cara

memahami hadis yang benar, Ali Mustafa Yaqub mengatakan bahwa terkadang

yang dimaksud dari sebuah hadis adalah kandungan secara tekstual, sehingga

maksud seperti ini harus diamalkan. Terkadang juga yang dimaksud adalah

kandungan secara kontekstual, sehingga pengamalannya pun harus secara

kontekstual. Namun terkadang yang dimaksud adalah kandungan hadis secara

tekstual dan kontekstual sekaligus. Sehingga hadis tersebut boleh diamalkan

berdasarkan salah satu dari keduanya.14

Ali Mustafa Yaqub dalam paparannya juga memberikan kaidah dan cara

memahami hadis dengan memperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut ini :

a. Majaz dalam Hadis15

Sama seperti bahasa Indonesia terkadang bahasa Arab bermakna yang

sebenarnya (haqiqi atau denotatif) dan terkadang bermakna kiasan konotatif

14Ali Mustafa Yaqub, Cara Benar Memahami Hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2014) h.

9 15Ali Mustafa Yaqub, Cara Benar Memahami Hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2014) h.

10

Page 38: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

23

(majazi atau konotatif). Karena teks hadis berbahasa Arab, maka maknannya pun

terkadang donotatif dan terkadang konotatif. Jika yang dimaksud makna hadis

adalah konotatif, maka tidak ragu lagi bahwa makna yang dimaksud dalam hadis

tersebut bukan yang denotatif, sehingga tidak perlu diamalkan dengan makna itu,

dan apabila mengamalkannya dengan makna denotatif, maka salah dalam

memahaminya, meskipun tidak termasuk dalam kesesatan. Hadis yang diambil

Ali mustafa untuk memberikan contoh Majaz dalam Hadis ini adalah hadis Aroma

mulut orang berpuasa.

ثـنا عبد الله بن مسلمة عن مالك عن أبي الزناد عن األعرج عن أبي هريـرة رضي ال له عنه أن حديجهل وإن امرؤ قاتـله أو شاتمه فـليـقل إني رسول الله صلى الله عليه وسلم قال الصيام جنة فال يـرفث وال

15.صائم مرتـين والذي نـفسي بيده لخلوف فم الصائم أطيب عند الله تـعالى من ريح المسك F

16 Abd Allah bin Maslamah telah menyampaikan hadits pada kami dari

Malik, dari Abi al-Zinad, dari al-A’raj, dari Abi Hurairah, sesungguhnya Rasul SAW bersabda: "Shaum itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya) janganlah berbuat kotor (rafats) dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka katakanlah aku sedang shaum (ia mengulang ucapannya dua kali). Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh bau mulut orang yang sedang shaum lebih harum di sisi Allah Ta'ala dari pada aroma parfum kasturi. Al Khatabi menyatakan bahwa maksud dari aroma wangi parfum kasturi

adalah keridhaan dan pujian Allah kepadanya. Artinya, lebih suci di sisi Allah dan

lebih dekat daripada keridhaan-Nya. Menurut Al Baghawi, maknannya Adalah

pujian Allah kepada orang yang berpuasa dan ridha dengan perbuatannya.

b. Takwil dalam HadisP16F

17

Takwil Menurut Ulama Mutaakhirin Makna takwil yang ketiga populer di

kalangan ulama mutaakhirin. Sebagaimana dikatakan oleh Syeikh allslam Ibnu

16 Muhammad bin Ismâil al-Bukhāri, al-Jâmi al-Sahih, ( Kairo, Mathba'ah al-Salafiyah,

1400 H), juz 2, h. 670, no 880. Kualitas hadits Shahih. 17 Ali Mustafa Yaqub, Cara Benar Memahami Hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2014) h.

26

Page 39: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

24

Taimiyah (w. 728 H) takwil menurut pengertian ulama mutaakhirin dari kalangan

ahli Fikih, ahli Kalam, ahli Hadis, dan ahli Tasawuf serta ulama ulama yang

sepakat dengan mereka, adalah mengalihkan suatu dari maknanya yang rajih (kuat

kepada maknanya yang marjuh (lemah) karena ada indikasi yang menyertainya.

Al-Jurjani (w.816 H) dalam kitab al-Ta’rifat berkata: "Takwil adalah makna yang

diambil dari lafazh yang musytarak (memiliki banyak arti) dengan menggunakan

sebagian arti berdasarkan kekuatan logika. Ketika menelaah topik suatu lafazh dan

mengalihkan lafazh tersebut dari arti-arti yang dapat dipahami kepada suatu

pengertian tertentu dengan menggunakan jenis logika, maka berarti telah

melakukan takwil terhadapnya."

Perkataannya "Dari lafazh yang musytarak,” merupakan batasan definisi

berdasarkan kesepakatan, namun bukan keharusan. Sebab lafaz yang musykil dan

khafi (sulit dan tidak jelas maknanya) apabila dapat diketahui dengan logika juga

masuk dalam kategori ini). Karena seandainya makna lafazh itu dikuatkan oleh

nash (teks maka artinya adalah mufassar (lafazh yang dijelaskan) bukan

mu’awwal (lafazh yang ditakwili).

Menurut Ibn al-Atsir (w. 606 H) dalam kitabnya al-Nihayah, takwil adalah

mengalihkan teks lafazh dari makna asalnya (secara eksplisit) kepada makna yang

memerlukan suatu indikasi yang jika indikasi ini tidak ada, maka tidak pcrlu

mengabaikan makna eksplisit dari teks tersebut. Maka, hadis yang ditakwil adalah

hadis yang tidak dapat dipahami dengan makna eksplisit, melainkan dengan

makna yang lain.

Syarat Takwil yang benar

Page 40: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

25

Takwil yang benar memiliki syaratsyarat yang harus dipenuhi agar takwil

tersebut menjadi benar. Yaitu:

1. Takwil itu harus sesuaidengan ketentuan bahasa Arab atau kebiasaan

dalam penggunaannya Setiap produk takwil yang melenceng dari syarat

ini, maka takwilnya tidak benar.

2. Harus ada dalil indikasi yang menunjukkan bahwa yang dimaksud dari

lafazh tersebut adalah makna yang dipahami secara takwil dari yang zhahir

tekstual. Jika dalil ini tidak ada, maka takwilnya batal.

3. Apabila dalil takwil berdasarkan qias, maka qiyas tersebut disyaratkan

harus jali (jelas) sehingga langsung dapat dipahami bukan khafi (samar).

4. Takwil tersebut tidak dihukumi batal berdasarkan zhahir al nash (teks dalil

secara eksplisit.

Berikut adalah contoh takwil dalam hadis, Hadis Allah turun ke langit:

ثـنا يحيى بن يحيى قال قـرأت على مالك عن ابن شهاب عن أبى عبد الله األغر وعن أ بى سلمة بن حدلة يـنزل ربـنا تـب « قال -صلى اهللا عليه وسلم-عبد الرحمن عن أبى هريـرة أن رسول الله ارك وتـعالى كل ليـ

قى ثـلث الليل اآلخر فـيـقول من يدعونى فأستجيب له ومن يسأ نـيا حين يـبـ لنى فأعطيه ومن إلى السماء الد17يستـغفرنى فأغفر له F

18 Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya ia berkata, saya telah

membacakan kepada Malik dari Ibnu Syihab dari Abu Abdullah Al Agharr dan dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir, (kemudian) Dia berfirman, ‘Barang siapa berdoa kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan, barang siapa meminta kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan, dan barang siapa memohon ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni.”

Berkenaan dengan hadis ini kita harus mengimaninya sesuai dengan apa

yang disabdakan oleh Rasulullah saw tanpa membahas bagaimana caranya, tanpa

18 Abu al-Husain Muslim, al-jami' al-shahih, (t.t, t.th) juz 2, h. 175. Diriwayatkan juga

oleh Shahih Bukhari, Sunan Abu dawud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah.

Page 41: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

26

menyerupakannya (dengan makhluk) tanpa menghilangkan maknanya, tanpa

mengubahnya dan tanpa menakwilkannya. Sebab, sifat sifat Allah tersebut

merupakan bagian dari hal-hal gaib yang tidak dapat kita ketahui kecuali dari

Allah Swt dan Rasulullah Saw. Sedangkan dalam hal ini Allah dan Rasul-Nya

tidak menjelaskan maknanya. Maka, kita tidak dapat memahaminya kecuali yang

disampaikan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya. Sehingga apabila ada ulama

mengatakan bahwa nuzul (turun) itu memiliki beberapa makna namun kita tetap

tidak mampu menentukan makna yang manakah yang dikehendaki Allah dan

Rasul-Nya dari makna-makna tersebut. Tidak ada cara lain bagi kita kecuali

disampaikan oleh Allah swt dan Rasulullah Saw.

c. Illat dalam Hadis19

Hadis nabi kadang berbentuk perintah, larangan, atau yang serupa lafal

yang serupa dengan keduanya. Jika illatnya disebutkan di dalam hadis, maka illat

tersebut manshuhah (eksplisit). Namun jika tidak disebutkan illatnya maka illat

tersebut mustanbathah (implisit). Maksud illat disini bukan illat dalam ilmu hadis

yang menjadi salah satu faktor penyebab kedhaifan hadis akan tetapi illat menurut

ilmu Ushul Fiqh yang artinya sifat zhahir yang dapat dipedomani dan menjadi

pendeteksi hukum, atau suatu sifat yang keberadaannya menyebabkan adanya

hukum dan ketiadaanya menyebabkan tidak adanya hukum. Berikut adalah contoh

illat eksplisit, Memabukan dalam minuman dan ll:

ثـنا الزهري، عن أبي سلمة، عن ثـنا سفيان، قال: حد ثـنا علي بن عبد الله، قال: حد عائشة حد19سكر فـهو حرام كل شراب أ النبي صلى اهللا عليه وسلم قال عن F

20

19 Ali Mustafa Yaqub, Cara Benar Memahami Hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2014) h.

62 20Muhammad bin Ismâil al-Bukhāri, al-Jâmi al-Sahih, ( Kairo, Mathba'ah al-Salafiyah,

1400 H), juz 5, h. 2121, no. 5263. Kualitas hadits Shahih.

Page 42: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

27

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdillah, dia berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan, dia berkata telah menceritakan kepada kami Azzuhri, dari Abu Salamah, dari ‘Aisyah, dari Nabi s.a.w, dia berkata : “Setiap minuman yang dapat memabukkan adalah haram”

ثـنا يحيى ثـنا محمد بن المثـنى ومحمد بن حاتم قاال حد عن عبـيد الله -وهو القطان -حدكل مسكر خمر « قال -صلى اهللا عليه وسلم-أخبـرنا نافع عن ابن عمر قال وال أعلمه إال عن النبى

20وكل خمر حرام F

21 “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-mutsanna dan

Muhammad bin Hatim, mereka berdua berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya, dan Dia adalah al-Qattan, dari Ubaidillah, telah mengabarkan kepada kami Nafi’, dari Ibnu Umar, dia berkata : Aku tidak mengetahui perkara ini kecuali dari Nabi s.a.w, beliau bersabda :“Setiap yang memabukkan adalah khamer, & semua jenis khamer adalah haram.”

ثـنا مسدد وموسى بن ثـنا مهدى حد ثـنا أبو عثمان -يـعنى ابن ميمون -إسماعيل قاال حد -حدعن القاسم عن عائشة رضى اهللا عنها قالت سمعت رسول -قال موسى هو عمرو بن سلم األنصارى

كل مسكر حرام وما أسكر منه الفرق فملء الكف منه حرام « ول يـق -صلى اهللا عليه وسلم-الله 21 F

22 “Seluruh yang memabukkan adalah haram, dan apa saja yang jika

diminum seukuran farq memabukkan maka meminum seukuran telapak tangan juga haram.”

Hadis-hadis di atas menyatakan secara eksplisit bahwa setiap yang

memabukkan, cairan maupun benda padat, matang maupun dimasak, dari perasan

anggur atau dari bahan lainnya, adalah haram. Illat keharaman benda tersebut

adalah memabukkan. Dalam hal ini tidak ada perbedaan pendapat di kalangan

ulama, sebab illat yang menyebabkan keharamannya tercantum di dalam teks dalil

(manshushah). Para ulama juga memahami Hadis-hadis di atas bahwa setiap

minuman yang tidak memabukkan adalah tidak haram, karena tidak ada illat

memabukkan di dalamnya.

Berikut adalah contoh illat implisit, kurban diganti uang:

عن محمد أبو الصابغ نافع بن الله عبد حدثنا المدني الحذاء عمرو بن مسلم عمرو أبو حدثنا عمل ما قال وسلم عليه الله صلى الله رسول أن: عائشة عن ابيه عن عروة بن هشام عن المثنى أبي

21 Abu al-Husain Muslim, al-Jami' al-Shahih, (t.t, t.th) juz 6, h. 101. 22 Sulaiman bin Al-Asy’ats As-Sijistani, Sunan Abi Daud, juz 3 h. 379 no. 3689

Page 43: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

28

وأشعارها بقرونها القيامة يوم لتأتي انها الدم إهراق من الله الى احب النحر يوم عمل من آدمي22 نفسا بها فطيبوا الرضا من يقع ان قبل الله من ليقع الدم وأن واظالفها F

23 Telah menceritakan kepada kami Abu Amr Muslim bin Amr Al

Hadzdza` Al Madani, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Nafi’ Ashshabigh Abu Muhammad, dari Abul Mutsanna, dari Hisyam bin Urwah, dari bapaknya, dari Aisyah, sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: Tidak beramal anak Adam pada hari Nahr ('Iedul Adha) yang paling disukai Allah selain daripada mengalirkan darah (menyembelih qurban). Qurban itu akan datang kepada orang-orang yang melakukannya pada hari qiyamat dengan tanduk dan kukunya. Darah qurban itu lebih dahulu jatuh ke suatu tempat yang disediakan Allah sebelum jatuh ke atas tanah. Oleh sebab itu, berqurbanlah dengan senang hati. Kurban merupakan ibadah yang diperintahkan dan tidak dianjurkan

meninggalkannya bagi orang yang mampu melakukannya. Hanya saja yang terjadi

sekarang di Indonesia, banyak orang-orang fakir miskin setelah menerima daging

kurban mereka malah menjual daging-daging tersebut. Sebab mereka lebih

memerlukan uang daripada daging. Permasalahannya, manakah yang lebih utama

beribadah kurban dengan menyembelih binatang atau bersedekah seharga

binatang tersebut? Dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama.

Madzhab pertama, Abdullah bin Umar ra dan beberapa ulama Salaf

misalnya Imam Ahmad Hanbal dan Imam Abu al-Zinad rahimahullah

berpendapat bahwa menyembelih hewan kurban lebih utama daripada bersedekah

dengan harga hewan tersebut. Mereka mengatakan bahwa Nabi dan para khalifah

setelahnya menyembelih hewan kurban. Seandainya mereka mengetahui bahwa

sedekah (dengan harga hewan tersebut lebih utama dari menyembelih hewan

kurban tentu mereka akan beralih untuk bersedekah Karena sesungguhnya

mengutamakan sedekah daripada berkurban akan berdampak pada sikap

mengabaikan perilaku yang disunahkan Rasulullah Saw. Madzhab kedua, Ummul

23 Abu ‘Isa Muhammad bin ‘isa bin Saurat al Turmudzi, Sunan At-Turmudzi Wa Hawa al-

Jami al-Shahih (Beirut: Darul Fikr, tt) juz. 4, h. 83

Page 44: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

29

Mukminin Aisyah RA dan Bilal RA (petugas azan Rasulullah Saw) berpendapat

bahwa bersedekah seharga hewan kurban lebih utama daripada menyembelih

hewannya. Ummul Mukminin Aisyah RA berkata:

Fألن أتصدق بخاتمي هذا أوجب إلي من أن أهدي إلى البيت ألفا23

24 "Sungguh aku bersedekah dengan cincinku ini lebih aku suka dari pada

menyembelih seribu (hewan). Dan ku hadiahkan ke baitullah” Fما أبالي أن ال أضحي إال بديك وألن أضعه في يتيم قد ترب فوه فهو أحب إلي من أن أضحي24

25 “Aku tidak peduli untuk berkurban hanya dengan seekor ayam jantan.

Karena sungguh dengan memberikannya kepada anak yatim mulutnya berdebu karena tidak makan, lebih aku sukai daripada berkurban”

Demikianlah, apa yang dikatakan oleh Aisyah RA dan Bilal RA dalam

menentukan illat dalan syariat kurban. Illat tersebut memberi makan kepada kaum

fakir miskin dan membantu perekonomian mereka. Menurut mereka, bukan

merupakan ibadah qashirah (individual) melainkan ibadah muta'addiyah atau

ibadah sosial. Karena illat ini tidak tercantum di dalam teks Hadis, maka illat

tersebut adalah illat mustanbathah.

d. Geografi dalam Hadis P25F

26

Geografi merupakan ilmu peta bumi yang dapat membantu seorang

muslim dalam memahami hadis. Seorang muslim terkadang keliru dalam

memamaknai hadis jika tidak mengetahui peta bumi. Contoh hadis, menghadap

timur dan barat saat buang hajat:

ثـنا الزهري عن عطاء بن يزيد الليثي عن ثـنا ابن أبي ذئب قال حد ثـنا آدم قال حد أبي أيوب حدلة وال يـولها قال رسول الله صلى الله عليه و األنصاري قال سلم إذا أتى أحدكم الغائط فال يستـقبل القبـ

26ظهره شرقوا أو غربوا F

27

24 Ibnu Qudamah, al-Mughni, xiii, h. 361 25 Imam Abd Razzaq, al- Mushanaf, iv, 385 26 Ali Mustafa Yaqub, Cara Benar Memahami Hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2014) h.

85 27 Muhammad bin Ismâil al-Bukhāri, al-Jâmi al-Sahih, ( Kairo, Mathba'ah al-Salafiyah,

1400 H), juz 1, h.66, no. 144. Kualitas hadits Shahih.

Page 45: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

30

Telah menceritakan kepada kami Adam berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dzi’b berkata, telah menceritakan kepada kami Az Zuhri dari ‘Atha’ bin Yazid Al Laitsi dari Abu Ayyub Al Anshari berkata, “Rasulullah bersabda: “apabila salah seorang dari kalian buang hajat maka hendaklah ia tidak menghadap kiblat dan tidak membelakanginya. Menghadaplah ke timur atau ke barat” Dalam Hadis ini tidak disebutkan letak tempat ketika Rasulullah Saw

menyampaikan Hadis tersebut. Namun dalam riwayat lain dari Abdullah Umar

RA, beliau berkata: "Aku naik ke atas rumah Hafshah untuk suatu keperluan. Di

sana aku melihat Rasulullah Saw buang hajat dengan membelakangi menghadap

ke Syam.” Hadis di atas memberikan petunjuk bahwa Rasulullah Saw sabdanya

itu setelah berada di Madinah. Hal ini berdasarkan indikasi dari perkataan

Abdullah bin Umar: "Rumah Hafshah” Hafshah adalah Ummul Mukminin, istri

Nabi Saw, saudara perempuan Abdullah bin Umar. beliau baru menikah dengan

Hafshah setelah beliau hujrah dan menetap di Madinah. Karenanya, dapat

ditetapkan bahwa tempat kejadian ketika Rasulullah menyampaikan hadis tersebut

adalah Madinah. Sementara letak geografis Madinah dari Makkah adalah arah

Utara.

e. Budaya Arab dalam Hadis28

Contoh hadis, Menabuh Rebana Saat Pernikahan:

Imam al Tirmidzi rahimahrullalu dalam kitabnya Sunan al Tirmidzi

meriwayatkan dari Aisyah RA bahwa Rasulullah Saw bersabda:

ثـنا يزيد بن هارون أخبـرنا عيسى بن ميمون األنصاري عن الق ثـنا أحمد بن منيع حد اسم بن حداجعلوه في المساجد محمد عن عائشة قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أعلنوا هذا النكاح و

واضربوا عليه بالدفوف 28 F

29

28 Ali Mustafa Yaqub, Cara Benar Memahami Hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2014) h.

96 29 Abu ‘Isa Muhammad bin ‘isa bin Saurat al Turmudzi, Sunan At-Turmudzi Wa Hawa al-

Jami al-Shahih (Beirut: Darul Fikr, tt) juz. 3, h. 398 no. 1089

Page 46: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

31

"Umumkanlah pernikahan ini. Jadikan masjid sebagai tempatnya. Tabuhlah rebana untuk mengumumkannya." Imam al Tirmidzi berkata: "Hadis ini hasan gharib Sebagaimana riwayat

yang lain dari Muhammad bin Hathib allumahi yang berkata bahwa Rasulullah

Saw bersabda:

ثـنا هشيم أخبـرنا أبو بـلج عن محمد بن حاطب الجمحي قال ثـنا أحمد بن منيع حد قال حدما بـين الحرام والحالل الدف والصوت رسول الله صلى الله عليه وسلم فصل

29 F

30 "Pembeda antara yang hamam dan yang halal adalah (tabuhan)

elana dan suara." Menurut Imam al Tirmidzi, hadis ini hasan, Tidak diragukan bahwa Hadis-

hadis tentang menabuh rebana saat pernikahan dapat dijadikan hujjah, meskipun

sebagiannya berstatus dhaif (lemah), Imam al Kahlani (w. 1182 H) dalam kitab

Subul al Salam berkata: "Hadis-hadis tersebut menunjukkan perintah untuk

mengumumkan pernikahan. Mengumumkan adalah kebalikan dar merahasiakan.

Perintahnya adalah dengan menabuh al-ghirbal yang ditafsirkan dengan rebana

(al-duff). Hadis-hadis dalam masalah ini menjadi hujjah (dalil), kendati masing-

masing riwayat memiliki catatan, namun antara satu dengan yang lain saling

menguatkan. Semuanya menunjukkan tentang disyariatkannya menabuh rebana

(dalam pernikahan). Sebab, menabuh rebana lebih kuat gaungnya untuk

mengumumkan pernikahan daripada tidak melakukannya. Secara zhahir, perintah

beliau menunjukkan perbuatan yang wajib. Dan barangkali tidak ada ulama yang

mengatakan demikian. Hukumnya pun menjadi sunnah, namun dengan syarat

tidak disertai perbuatan yang haram." Benar seperti yang dikatakan oleh Imam al

Kahlani rahimahullah bahwa menabuh rebana bukan suatu kewajiban dan tidak

ada seorang pun ulama yang berpendapat demikian. Hukumnya hanya sunah.

30 Abu ‘Isa Muhammad bin ‘isa bin Saurat al Turmudzi, Sunan At-Turmudzi Wa Hawa al-

Jami al-Shahih (Beirut: Darul Fikr, tt) juz. 3, h. 398 no. 1088

Page 47: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

32

Sebab yang diperintahkan dalam Hadis adalah mengumumkan nikah. Sehingga

andai kita mengatakan bahwa menabuh rebana adalah sunah, apakah dalam

mengumumkan pernikahan wajib dengan menabuh rebana atau boleh dengan cara

yang lain? Dalam mengumumkan pernikahan, tampaknya kita boleh saja dengan

cara yang lain selain menabuh rebana. Karena rebana merupakan alat musik bagi

bangsa Arab pada masa Nabi. Hal ini bukan bagian dari agama, hanya merupakan

salah satu budaya Arab saat itu. Oleh karena itu, dalam mengumumkan

pernikahan, boleh saja dengan cara yang lain menurut adat setempat, dengan

syarat tidak bercampur dengan hal-hal yang diharamkan.

f. Kondisi Sosial dalam Hadis31

Di antara hal yang dapat membantu kita dalam memahami Hadis Nabi

adalah mengetahui kondisi sosial yang terjadi saat Rasulullah menyampaikan

sabdanya. Kondisi sosial pada zaman Nabi terkadang berbeda dengan kondisi

sosial sekarang ini. Berikutnya hadis yang berkaitan dengan kondisi saat itu tidak

boleh dipraktikkan dan diamalkan secara harfiah (tekstual) pada kondisi saat ini

karena kondisi sosialnya berbeda. Jika tetap dipraktikkan, maka kesimpulan

hukumnya tidak tepat, bahkan dapat menyalahi Sunnah Nabi. Lebih jelasnya,

berikut ini contoh hadis yang berkaitan dengan kondisi masa Nabi, Meludah di

Masjid:

لة، فشق ذلك عليه حتى رئي في و حكه جهه، فـقام ف أن النبي صلى اهللا عليه وسلم رأى نخامة في القبـنه وبـي زقن أحدكم بيده، فـقال: " إن أحدكم إذا قام في صالته فإنه يـناجي ربه أو إن ربه بـيـ لة، فال يـبـ ن القبـ

لته، ولكن عن يساره أو تحت قدميه، ثم أخ ذ طرف ردائه فـبصق فيه، ثم رد بـعضه على بـعض، قبل قبـ31فـقال: أو يـفعل هكذا F

32

31 Ali Mustafa Yaqub, Cara Benar Memahami Hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2014) h. 121

32 Muhammad bin Ismâil al-Bukhāri, al-Jâmi al-Sahih, ( Kairo, Mathba'ah al-Salafiyah, 1400 H), juz 1, h.159, no. 397. Kualitas hadits Shahih.

Page 48: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

33

“Bahwa Nabi Saw melihat dahak di bagian kiblat. Beliau merasa berat hingga terlihat perubahan di raut wajahnya. Beliau pun berdiri dan menggosok dahak itu dengan tangannya. Lalu bersabda: "Sesungguhnya salah seorang kalian ketika sedang shalat, ia sedang bermunajat kepada Tuhannya. Atau sungguh posisi Tuhannya berada di antara ia dan kiblat. Karenanya, janganlah sekali kali seorang dari kalian meludah arah kiblatnya. Namun silakan ke sebelah kiri atau di bawah kakinya." Kemudian beliau mengambil ujung selendangnya lalu meludah ke in tersebut. Selanjutnya beliau melipat sebagiannya di atas sebagian yang lain. Lalu bersabda: "Atau ia dapat melakukannya seperti ini.

ثـنا قـتادة قال سمعت أنس بن مالك قال ثـنا شعبة قال حد ثـنا آدم قال حد حدز قال النبي صلى الله عليه وسلم إن المؤمن إذا كان في الصالة فإنما يـناجي ربه ف قن بـين يديه وال عن ال يـبـ

يمينه ولكن عن يساره أو تحت قدمه 32 F

33 Telah menceritakan kepada kami Adam berkata, telah

menceritakan kepada kami Syu’bah berkata, telah menceritakan kepada kami Qatadah berkata, aku mendengar Anas bin Malik berkata, “Nabi bersabda: "Sesungguhnya seorang mukmin apabila sedang shalat ia bermunajat kepada Tuhannya. Maka jangan ia meludah di depan dan sebelah kanannya, tetapi sebelah kiri atau bawah kakinya”. Hadis hadis tentang meludah di masjid banyak dengan redaksi yang

berbeda-beda namun maknanya sama. Imam al-Bukhari meriwayatkan Hadis

tentang kifarat meludah di dalam masjid. Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah

Saw bersabda:

ثـنا قـتادة قال ثـنا شعبة قال حد ثـنا آدم قال حد سمعت أنس بن مالك قال حد قال النبي صلى الله عليه وسلم البـزاق في المسجد خطيئة وكفارتـها دفـنـها

33 F

34 Telah menceritakan kepada kami Adam berkata, telah

menceritakan kepada kami Syu’bah berkata, telah menceritakan kepada kami Qatadah berkata, aku mendengar Anas bin Malik berkata, “Nabi bersabda: "Meludah di masjid adalah dosa. Kafaratnya adalah dengan mengurugnya Tidak diragukan bahwa lantai masjid pada masa Nabi berbeda dari lantai

masjid pada masa sekarang. Sebagaimana boleh memakai sandal di masjid ketika

shalat, boleh juga meludah di dalam masjid. Hanya meludah disini termasuk dosa,

dan penebusnya adalah dengan mengurugnya. Hadis-hadis tersebut tidak boleh

33 Muhammad bin Ismâil al-Bukhāri, al-Jâmi al-Sahih, ( Kairo, Mathba'ah al-Salafiyah,

1400 H), juz 1, h.160, no. 403. Kualitas hadits Shahih. 34 Muhammad bin Ismâil al-Bukhāri, al-Jâmi al-Sahih, ( Kairo, Mathba'ah al-Salafiyah,

1400 H), juz 1, h.161, no. 405. Kualitas hadits Shahih.

Page 49: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

34

diamalkan secara tekstual di masjid saat ini. Karena lantai masjid sekarang terdiri

dari keramik dan marmer serta beralaskan karpet yang indah. Apabila sekarang

setiap orang diperbolehkan meludah di lantai masjid, terjadi banjir ludah Dan ini

menyalahi Sunnah yang memerintahkan untuk menjaga kebersihan.

g. Sababul Wurud dalam Hadis35

Di antara cara yang dapat membantu kita dalam memahami hadis adalah

sabab wurud al-hadis. Jika dalam ayat al-Qur'an terdapat sabab al-nuzul (latar

belakang turunnya ayat), maka dalam hadis terdapat sabab wurud. Mengetahui

latar belakang suatu hadis dapat membantu untuk mengetahui maksud hadis

tersebut. Imam Ibn Taimiyah (w.728 H) rahimahullah berkata: "Mengetahui

tentang sabab al-nuzul dapat membantu untuk memahami ayat al-Quran. Karena

sesungguhnya dengan mengetahui al-sabab (faktor penyebab) dapat melahirkan

pengetahuan terhadap al-musabbab (akibat). Diantara contohnya adalah, Hijrah

dan perempuan:

إنما األعمال بالنـيات وإنما لكل امريء ما نـوى فمن كانت هجرته إلى اهللا ورسوله فهجرته إلى35اهللا ورسوله ومن كانت هجرته لدنـيا يصيبها أو امرأة يـنكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه F

36 “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung dengan niat. Dan

sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. Karena siapa yang berhijrah (dengan niat menuju keridhaan Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu menuju keridhaan Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang berhijrah (dengan niat) memuja kemewahan duniawi yang akan diperolehnya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu menuju kepada apa yang ia hijrahi. Tidak diragukan bahwa orang yang belum mengetahui sebab yang

melatarbelakangi hadis akan sulit untuk mengetahui maksudnya. Karena ia akan

bingung untuk menghubungkan antara hijrah dan menikahi wanita. Kesulitan ini

35 Ali Mustafa Yaqub, Cara Benar Memahami Hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2014) h.

133 36 Muhammad bin Ismâil al-Bukhāri, al-Jâmi al-Sahih, ( Kairo, Mathba'ah al-Salafiyah,

1400 H), juz 1, h.3, no.1. Kualitas hadits Shahih.

Page 50: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

35

akan hilang mengetahui sebab yang melatarbelakangi terjadinya hadis ini. Sabab

wurud hadis ini adalah, sesungguhnya seorang laki-laki berhijrah dari Makkah ke

Madinah bukan mengharap keutaman hijrah, melainkan bertujuan untuk menikahi

seorang perempuan bernama Ummu Qais.

Page 51: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

35

BAB III

PENERAPAN METODE ALI MUSTAFA YAQUB DALAM MEMAHAMI

HADIS LARANGAN PARFUM BAGI WANITA

A. Takhrij Hadis

Takhrij menurut istilah adalah menunjukkan tempat hadis pada sumber aslinya

yang mengeluarkan hadis tersebut dengan sanadnya dan menjelaskan derajatnya

ketika diperlukan

ثنى غنـيم بن قـيس عن أبى موسى ثـنا يحيى أخبـرنا ثابت بن عمارة حد ثـنا مسدد حد عن النبى حديجدوا ريحها فهى كذا وكذا قال إذا استـعطرت المرأة فمرت على القوم ل -صلى اهللا عليه وسلم

0.قال قـوال شديدا F

1 “Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan

kepada kami Yahya telah mengabarkan kepada kami Tsabit bin ‘Umarah telah menceritakan kepadaku ‘Ghunaim bin Qais dari Abu Musa, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Jika seorang perempuan memakai wewangian lalu sengaja lewat diantara orang-orang agar mencium wanginya, maka dia begini begitu (sindiran berbuat zina).” Beliau berkata dengan nada yang tegas”. Apabila wanita memakai wewangian atau wangi-wangian dengan

semerbak harumnya dikarenakan wewangian tersebut (hingga wanginya tercium)

yakni untuk membuat sekitarnya mencium wewangiannya. Dan begitulah dia

gambaran untuk wanita pezina. P1F

2

1Sulaiman bin Al-Asy’ats As-Sijistani, Sunan Abi Daud kitab tarjil bab ma ja’a fi marati

bitatoyub lil khuruj juz 4 h. 258 no. 4173 2 M. Syamsul haq abadi, Aunul Ma'bud Kitab tarjil (Madinah, Muhammad Abd al-

Muhsin, 1968 juz 11h. 230

Page 52: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

36

1. Penelusuran dengan metode lafadz

Setelah ditelusuri menggunakan kitab Mu’jam al Mufahras li al fâzh al-

hadîts al-nabawî melalui lafal yang jarang digunakan dari suatu matan hadis, pada

lafal استـعطر ditemukan data-data sebagai berikut: P

2F

3

4 ترجل: د

4أدب : ت

8 ةيزن : ن

2 استئذان : دى

٤ : حم

1. Penelusuran dengan metode awal matan

Setelah ditelusuri melalui awal kata إذا استـعطرت yang terdapat dalam matan

hadis di atas dengan menggunakan kitab Mausū‘ah Aṯrâf al-Ḫadîts al-Nabawwî

al-Syarîf, ditemukan data sebagai berikut.

3.استـعطرت المرأة إذا F

4

400 4حم :

3 Arnold John Wensink, dkk, al-Mu’jam al Mufahras li al fâzh al-hadîts al-nabawî

(Belanda: E.J Brill, 1936), Juz 4 h. 259 4 Abû Ḫajar Muẖammad al-Sa’id Basyûni Zaghlûl, Mausû’ah Aṯrâf al-Ḫadîts, al-

Nabawiy al-Syarîf Juz 1, h. 312.

Page 53: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

37

4183د :

4500كنز:

Dari hasil takhrij diatas berikut adalah hadisnya yang terdapat di, Sunan

At Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, Sunan Ad-Darimi, dan Musnad Ahmad bin

Hanbal.

ثـنا يحيى بن سعيد القطان عن ثابت بن عمارة الحنفى عن ثـنا محمد بن بشار حد غنـيم بن حدقـيس عن أبى موسى عن النبى –صلى اهللا عليه وسلم كل عين زانية والمرأة إذا استـعطرت فمرت

4.بالمجلس فهى كذا وكذا يـعنى زانية F

5 “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah

menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id al-Qaththan dari Tsabit bin Imarah al-Hanafiy dari Ghunaim bin Qais dari Abi Musa, Rasulullah saw. bersabda: “setiap mata pernah berzina, begitu pula wanita yang memakai wangi-wangian, kemudian ia melewati suatu majelis (perkumpulan), maka ia begini dan begitu”. Maksudnya itu juga dianggap zina”.

ثـنا ثابت وهو ابن عمارة ثـنا خالد قال حد عن غنـيم بن -أخبـرنا إسماعيل بن مسعود قال حدقـيس عن األشعرى قال قال رسول الله صلى اهللا عليه وسلم أيما امرأة استـعطرت فمرت على

5.قـوم ليجدوا من ريحها فهى زانية F

6 “Telah mengabarkan kepada kami Ismail bin Mas’ud berkata telah

menceritakan kepada kami Khalid berkata telah menceritakan kepada kami Tsabit-bin Umarah- dari Ghunaim bin Qais dari al-Asy’ariy berkata, Rasulullah saw. bersabda: “siapa saja wanita yang memakai minyak wangi, kemudian ia melintas dihadapan suatu kaum, dimana mereka mencium baunya, maka ia adalah pezina”.

األشعري عن النبي صلى موسى بىأخبـرنا أبو عاصم عن ثابت بن عمارة عن غنـيم بن قـيس عن أ Fاهللا عليه و سلم قال : أيما امرأة استـعطرت ثم خرجت ليوجد ريحها فهى زانية وكل عين زانى.6

7 “Telah mengabarkan kepada kami Abu ‘Ashim dari Tsabit bin

Umarah dari Ghunaim bin Qais dari Abi Musa berkata: “Siapa saja wanita yang memakai minyak wangi, kemudian ia keluar agar tercium baunya, maka dia adalah pezina dan setiap mata adalah zina”.

5 Abu ‘Isa Muhammad bin ‘isa bin Saurat al Turmudzi, Sunan At-Turmudzi Wa Hawa al-

Jami al-Shahih (Beirut: Darul Fikr, tt), 6 Jalaluddin al-Suyuti dan al-Sindi, Sunan al-Nasai kitab Zaniyah Mina Sunan bab

Yakrohu in Nisa mina Tibi, Beirut: Daar al-Ma'rifat, 1138 juz 4 h. 532 no 5141 7 Abdullah bin Abdurrahman. Sunan al-Dârimî,

Page 54: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

38

ثـنا يحيى بن سعيد عن ثابت ثـنا عبد الله حدثنى أبى حد ن عمارة عن غنـيم عن أبى يـعنى اب حدموسى األشعرى عن النبى صلى اهللا عليه وسلم- قال إذا استـعطرت المرأة فخرجت على القوم

7.ليجدوا ريحها فهى كذا وكذا F

8 “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id dari Tsabit –

yaitu ibnu Umarah- dari Ghunaim dari Abu Musa al-Asy’ariy, Rasulullah saw. bersabda:”Jika wanita memakai minyak wangi dan keluar melewati suatu kaum agar mereka mencium baunya, maka dia begini dan begini”.

ثـنا عبد الله حدثنى ثـنا مروان بن معاوية قال حدثـناحد ثابت بن عمارة عن غنـيم بن قـيس أبى حدعن األشعرى قال قال رسول الله -صلى اهللا عليه وسلم أيما امرأة استـعطرت فمرت بقوم ليجدوا

8انية.ريحها فهى ز F

9 “Telah menceritakan kepada kami Marwan bin Mu’awiyyah

berkata telah menceritakan kepada kami Tsabit bin umarah dari Ghunaim bin Qais dari Asy’ariy berkata, Rasulullah saw. bersabda:”siapa saja wanita yang memakai minyak wangi dan melintas dihadapan suatu kaum agar mereka mencium baunya maka ia seperti pezina”.

ثـنا ثابت بن ثـنا عبد الواحد وروح بن عبادة قاال حد ثـنا عبد الله حدثنى أبى حد عمارة عن حدأيما امرأة -صلى اهللا عليه وسلم-شعرى قال قال رسول الله غنـيم بن قـيس عن أبى موسى األ

استـعطرت P9F

10P. ثم مرت على القوم ليجدوا ريحها فهى زان

“Telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid dan Raih bin ‘Ubadah berkata telah menceritakan kepada kami Tsabit bin Umarah dari Ghunaim bin Qais dari Abi Musa al-Asy’ariy berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja wanita yang memakai minyak wangi kemudian melintas di depan suatu kaum agar mereka mendapati baunya maka ia seperti pezina.

Dalam melakukan takhrij tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pokok dari Takhrij yang ingin dicapai seorang peneliti adalah:

1. Mengetahui sumber otentik suatu hadits dari buku hadis apa saja.

2. Mengetahui ada berapa tempat hadis tersebut dengan sanad yang berbeda di dalam sebuah buku hadis atau dalam beberapa buku induk hadis.

3. Mengetahui kualitas hadis (maqbul/ diterima atau mardud/ tertolak).

8 Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, (Beirut: Darul Fikr, 1999), jilid 4, 400. 9 Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, (Beirut: Darul Fikr, 1999), jilid 4, 414. 10 Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, (Beirut: Darul Fikr, 1999), jilid 4,

418.

Page 55: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

39

B. Skema Sanad Gabungan Hadis Larangan Parfum bagi Wanita

Tujuan dari skema sanad adalah untuk mengetahui keadaan sanad hadis

dengan jelas dari jalur sanad yang akan diteliti dan untuk mengetahui kualitas

hadis yang bersangkutan dengan sanad yang diteliti.

صلى اهللا عليه وسلم-النبى

أبى موسى األشعرى

بن احمد

مسدد

غنـيم بن قـيس

ثابت بن عمارة

خالد يحيى بن سعيد

بن محمد

مروان بن معاوية أبو عاصم عبد الواحد روح بن عبادة

النسائ الترمذي ابي داود الدارمي

إسماعيل بن

Page 56: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

40

C. Kritik Sanad

Melihat banyaknya jalur sanad yang berkaitan dengan hadis yang akan diteliti,

maka penulis memfokuskan penelitian kepada jalur sanad Abû Dâwud dan Imam

Turmudzi:

Jalur Abû Dâwud

1. Abû Dâwud11

a. Nama Lengkap : Sulaimân bin al-Asy’ats bin Syaddâd bin ‘Amr bin

Ȃ’mir, atau Sulaiman bin al-Asy’ats bin Bisyr bin Syaddâd, atau Sulaimân

bin al-Asy’ats bin Isẖâq bin Basyîr bin Syaddâd, ibnu ‘Amr bin ‘Imrân al-

Azdî Abû Dâwud al-Sijjistânî al-Ḫâfîẕ. Perjalanan rihlah yang dilakukan

yaitu ke Irak, Khurasan, Syam, Mesir, Hijaz dan lain-lain. Lahir pada

tahun 202 H dan wafat pada bulan Syawâl tahun 275 H, di Basrah.

b. Guru-guru : Ibrâhîm bin Basysyâr al-Ramâdî, Musaddad bin Musarhadi,

Ibrâhîm bin Ziyâd Sabalân, ‘Ustmân bin Muẖammad bin Abî Syaybah,

Aẖmad bin Ḫanbal, ‘Ali ibn al-Madînî dan ‘Amr bin ‘Awn al-Wâsiṯî.

c. Murid-murid : al-Tirmidzî, Ibrâhîm bin Ḫammâd bin Ibrâhîm bin Yûnus

al-‘Ȃqûlî, dan Abû Ḫâmid Aẖmad bin Ja’far al-Asy’arî al-Aşbahânî.

d. Şighat taẖammul wa al-ada’ : ẖaddatsanâ

e. Pendapat ulama hadis: Abû Ḫâtim bin Ḫibbân : fiqhân, ‘ilmân, hifdzân,

nuskân, wara’ân, itqânân.

2. Musaddad bin Musarhadi12

11 Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf al-Mizî, Tahdzib al-Kamâl fî Asmâ’ al-Rijâl, (Beirut:

Muassasah al-Risalah, 1983), juz 11, h. 355-367. 12 Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf al-Mizî, Tahdzib al-Kamâl fî Asmâ’ al-Rijâl, (Beirut:

Muassasah al-Risalah, 1983), juz 27, h. 443-447.

Page 57: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

41

a. Nama lengkap : Musaddad bin Musarhadi bin Musarbal al-Asadiy, Abu

Hasan Al-Bashri. Wafat tahun 228 H.

b. Guru-gurunya : Ja’far bin Sulaiman, Yahya bin Saa’id Al Qattan,

Hammad bin Zaid, Khalid bin Abdullah dan Mu’tamar bin Sulaiman, dll.

c. Murid-muridnya : Abû Dâwud, Bukhari, Ibrahim bin Ya’qub,

Muhammad bin Muhammad bin Khllad dan Hammad bin Ishaq, dll.

d. Şighat taẖammul wa al-ada’ : ẖaddatsanâ

e. Pendapat ulama hadis: An-Nasa’i dan Ibnu Hajar berkata: Tsiqah.

Al-Dzahabi : Hafidz

3. Yahya bin Saa’id Al Qattan13

a. Nama lengkap : Yahya bin Sa’iid bin Farukh al-Qattan al-Tamimi,

Abu Sa'iid al-Basri al-Ahwal al-Hafiz, Mawla Bani Tamim. Lahir pada

tahun 120 H dan wafat pada tahun 198 H.

b. Guru-guru : Ismail bin Abi Khalid, Tsabit bin ‘Umara, Ja’far bin

Muhammad bin ‘Ali, Hammad bin Salamah, Malik bin Anas.

c. Murid-murid : Ismail bin Mas’ud al–Jahdari, Sufian al-Tsauri, Abu

Bakr Abdullah bin Mohammed bin Abi Aswad, Abdul Rahman bin

Mohammed bin Mansour Al Harthy, Yusuf bin Salman Al-Basri

d. Şighat taẖammul wa al-ada’ : ‘an

e. Penilaian Ulama hadis : Ibnu Hajar : Tsiqah, Hafidz

Al-Dzahabi : Tsiqah

4. Tsabit bin ‘Umara14

13Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf al-Mizî, Tahdzib al-Kamâl fî Asmâ’ al-Rijâl, (Beirut:

Muassasah al-Risalah, 1983), jilid 31. h. 329 14Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf al-Mizî, Tahdzib al-Kamâl fî Asmâ’ al-Rijâl, (Beirut:

Muassasah al-Risalah, 1983), jilid 4. h. 366

Page 58: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

42

a. Nama lengkap: Tsabit bin Umarah al-Hanafiy, Abu Malik al-Bashriy.

Tidak di ketahui tahun lahirnya, Wafat pada tahun 149 H

b. Guru-guru: Khalid bin Abdullah, Zurairah bin Aufa, Ghunaim bin

Qais, Al-Qasim bin Muslim Al-Ishkari, dll.

c. Murid-murid: Marwan bin Muawiyah al–Fazzari, Al-Nadr bin Syamil,

Waki’ bin Jarrah, Yahya bin Said, Yahya bin Katsir al-Anbari

d. Şighat taẖammul wa al-ada’ : ‘an

e. Penilaian Ulama hadis: Ibnu hajar dan Al-Dzahabi berkata: Saduq

Ishaq bin Manshur, Yahya bin Ma’in

berkata: tsiqah

Abu Hatim berkata: laisa ‘indiy bi al-Matiin

(dia tidak kuat).

5. Ghunaim bin Qais15

a. Nama lengkap: Ghunaim bin Qais al-Maziniy al-Ka’biy, Abu ‘Anbar

al-Bashariy. Wafat tahun 90 H.

b. Guru-guru: Sa’ad bin Abi Waqas, Abdullah bin Umar bin al-Khattab,

Qais Almazni, Abu Musa al-Asy’ariy.

c. Murid-murid: Tsabit bin Umarah, Sa’id al-Jurairiy, Sulaiman al-

Taimy dan Yazid al-Raqasyi, ‘Asim al-Ahwal, dll.

d. Şighat taẖammul wa al-ada’ : ‘an

a. Penilaian para Ulama: Ibnu hajar dan An-Nasa’i berkata: tsiqah

6. Abu Musa al-Asy’ariy16

15Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf al-Mizî, Tahdzib al-Kamâl fî Asmâ’ al-Rijâl, (Beirut:

Muassasah al-Risalah, 1983), jilid 23. h. 120 16Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf al-Mizî, Tahdzib al-Kamâl fî Asmâ’ al-Rijâl, (Beirut:

Muassasah al-Risalah, 1983), jilid 15. h. 446

Page 59: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

43

a. Nama lengkap: Abdullah bin Qais bin Sulaim bin Hadhar bin Harab

bin ‘Amir bin ‘Atim bin Bakri bin ‘Amir bin ‘Adzri bin Wail bin

Najiah bin Jumahir bin Asy’ariy, Abu Musa al-Asy’ariy. Wafat di

Mekkah pada tahun 50 H.

b. Guru-guru: Nabi Muhammad saw, Ubay bin Ka’ab, Abdullah bin

Mas’ud, Ali bin Abi Thalib, Ammar bin Yassar, Umar bin Khattab,

Mu’adz bin Jabal, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dan Aisyah istri Rasulullah

saw.

c. Murid-murid: Ghunaim bin Qais, Ibrahim bin Abu Musa al-Asy’ariy

(anaknya), Abdurrahman bin Yazid, Amru bin Jarad, Anas bin Malik

al-Anshari, Tsabit bin Qais, dll.

d. Şighat taẖammul wa al-ada’ : ‘an

e. Penilaian para Ulama : Ibnu Hajar : Şaẖâbî

Dzahabi : Şaẖâbî

Jalur At-Tirmudzi

1. At-Tirmudzi17

a. Nama lengkap: Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin

Dhahhak, Abu Isa al-Turmudzi al-Darir al-Hafiz. Melakukan rihlah

(perjalanan) ke berbagai negeri, seperti Hijaz, Irak, Khurasan dan lain-

lain. Lahir pada tahun 209 H/ 824 M di kota Turmudzi, sehingga

beliau dinisbahkan kepada nama kota ini, yaitu al-Turmudzi dan wafat

di Tirmidz pada bulan Rajab tahun 279 H.

17Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf al-Mizî, Tahdzib al-Kamâl fî Asmâ’ al-Rijâl, (Beirut:

Muassasah al-Risalah, 1983), jilid 26. h. 250

Page 60: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

44

b. Guru-gurunya: Muẖammad bin Basyar, Ibrahim al-Saqa al-Syafi’I,

Aqilah al-Makki, Hasan al-Ujaimi, Ahmad bin Muhammad al-Qassas,

Ahmad bin Ali al Sinawi, Ali bin Abdul Kudus al-Sinawi, Abi Abbas

Muhammad bin Ahmad bin Mahbub

c. Murid-muridnya: Abu Bakar Ahmad bin Ismail bin Amir al-

Samarkandi, Abu Hamid Ahmad bin Abdullah bin Daud al-Marwazi,

Ahmad bin Ali al-Makri’, Ahmad bin Yusuf al-Nasafi, Husain bin

Yusuf al-Farabi.

d. Şighat taẖammul wa al-ada’ : ẖaddatsanâ

e. Pendapat ulama hadis: Ibnu Hajar : Amanah

Al-Dzahabi : Hafidz

2. Muẖammad bin Basyar18

a. Nama lengkap : Muhammad bin Basyar bin ‘Utsman al-‘Ubda, Abu

Bakar al-Bushra, Bindaar. Lahir pada tahun 167 H dan wafat pada

tahun 252 H di Bushrah

b. Guru-gurunya: Abu ‘Asim al-Dahhak bin Mukhlid, Waki’ bin Jarrah

Wahab bin Jarir bin Hazim, Yahya bin Saa’id Al Qattan, Yazid bin

Zaar’i

c. Murid-muridnya : Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, an-Nasa’i,

Ibnu Majah.

d. Şighat taẖammul wa al-ada’ : ẖaddatsanâ

e. Penilaian Ulama hadis : Ibnu Hajar : Tsiqah

Al-Dzahabi : Hafidz, Tsiqah

18Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf al-Mizî, Tahdzib al-Kamâl fî Asmâ’ al-Rijâl, (Beirut:

Muassasah al-Risalah, 1983), jilid 24. h. 511

Page 61: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

45

Perawi selanjutnya sama seperti jalur Abû Dâwud yaitu Yahya bin Saa’id

Al Qattan, Tsabit bin ‘Umarah, Ghunaim bin Qais, sampai kepada shahabat Abu

Musa al-Asy’ariy.

D. Penilaian Hadis

Abû Dâwud (w. 275 H) menerima hadis dari Musaddad bin Musarhadi (w.

228 H) dengan cara “ẖaddatsanâ”, para ulama menilai positif (ta’dil) dan Abû

Dâwud pernah berguru dengan Musaddad bin Musarhadi dan dimungkinkan

mereka bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Musaddad

bin Musarhadi (w. 228 H) menerima hadis dari Yahya bin Sa’id (w. 198 H)

dengan cara ẖaddatsanâ, para ulama menilai positif (ta’dil) dan memungkinkan

mereka pernah bertemu dan berguru, sehingga sanadnya bersambung dan dapat

diterima. Yahya bin Sa’id (w. 198 H) menerima hadis dari Tsabit bin ‘Umarah (w.

149). Dengan cara “’an”, para ulama menilai positif (ta’dil) dan memungkinkan

mereka pernah bertemu dan berguru, sehingga sanadnya bersambung dan dapat

diterima. Tsabit bin ‘Umarah (w. 149) menerima hadis dari Ghunaim bin Qais (w.

90 H) dengan cara “’an”, para ulama menilai positif (ta’dil) dan mereka bertemu

dan berguru, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Ghunaim bin

Qais (w. 90 H) menerima hadis dari Abû Musa al-Asy’ary dengan cara “’an”, para

ulama menilai positif (ta’dil) dan mereka bertemu dan berguru, sehingga

sanadnya bersambung dan dapat diterima. Abû Musa al-Asy’ary menerima hadis

dari Nabi Muhammad Saw. dengan cara “’an”. Abû Hurairah adalah seorang

sahabat yang tidak diragukan lagi ke’adil-annya, sehingga sanadnya bersambung

dan dapat diterima. At-Tirmidzi (w. 279 H) menerima hadis dari Muẖammad bin

Basyar (w. 252 H) dengan cara “ẖaddatsanâ”, para ulama menilai positif (ta’dil)

Page 62: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

46

dan At-Tirmidzi pernah berguru dengan Muẖammad bin Basyr dan dimungkinkan

mereka bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Muẖammad

bin Basyar (w. 252 H) menerima hadis dari Yahya bin Sa’id (w. 198 H) dengan

cara ẖaddatsanâ, para ulama menilai positif (ta’dil) dan memungkinkan mereka

pernah bertemu dan berguru, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Yahya bin Sa’id (w. 198 H) menerima hadis dari Tsabit bin ‘Umarah (w. 149).

Dengan cara “’an”, para ulama menilai positif (ta’dil) dan memungkinkan mereka

pernah bertemu dan berguru, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Tsabit bin ‘Umarah (w. 149) menerima hadis dari Ghunaim bin Qais (w. 90 H)

dengan cara “’an”, para ulama menilai positif (ta’dil) dan mereka bertemu dan

berguru, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Ghunaim bin Qais

(w. 90 H) menerima hadis dari Abû Musa al-Asy’ary dengan cara “’an”, para

ulama menilai positif (ta’dil) dan mereka bertemu dan berguru, sehingga

sanadnya bersambung dan dapat diterima. Abû Musa al-Asy’ary menerima hadis

dari Nabi Muhammad Saw. dengan cara “’an”. Abû Hurairah adalah seorang

sahabat yang tidak diragukan lagi ke’adil-annya, sehingga sanadnya bersambung

dan dapat diterima.

At-Tirmidzi (w. 279 H) menerima hadis dari Muẖammad bin Basyar (w.

252 H) dengan cara “ẖaddatsanâ”, para ulama menilai positif (ta’dil) dan At-

Tirmidzi pernah berguru dengan Muẖammad bin Basyr dan dimungkinkan

mereka bertemu, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Muẖammad

bin Basyar (w. 252 H) menerima hadis dari Yahya bin Sa’id (w. 198 H) dengan

cara ẖaddatsanâ, para ulama menilai positif (ta’dil) dan memungkinkan mereka

pernah bertemu dan berguru, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Page 63: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

47

Yahya bin Sa’id (w. 198 H) menerima hadis dari Tsabit bin ‘Umarah (w. 149).

Dengan cara “’an”, para ulama menilai positif (ta’dil) dan memungkinkan mereka

pernah bertemu dan berguru, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima.

Tsabit bin ‘Umarah (w. 149) menerima hadis dari Ghunaim bin Qais (w. 90 H)

dengan cara “’an”, para ulama menilai positif (ta’dil) dan mereka bertemu dan

berguru, sehingga sanadnya bersambung dan dapat diterima. Ghunaim bin Qais

(w. 90 H) menerima hadis dari Abû Musa al-Asy’ary dengan cara “’an”, para

ulama menilai positif (ta’dil) dan mereka bertemu dan berguru, sehingga

sanadnya bersambung dan dapat diterima. Abû Musa al-Asy’ary menerima hadis

dari Nabi Muhammad Saw. dengan cara “’an”. Abû Hurairah adalah seorang

sahabat yang tidak diragukan lagi ke’adil-annya, sehingga sanadnya bersambung

dan dapat diterima.

Setelah diteliti keberadaan sanad hadis riwayat Abû Dâwud dan Al-

Turmudzi, ternyata seluruh periwayat dalam semua thabaqatnya menujukkan

hubungan yang positif sebagai guru dan murid, maka sanad hadits tersebut dalam

keadaan bersambung (muttasil).

Sedangkan penelusuran melalui metode periwayatan, ditemukan bahwa

mayoritas menggunakan sighat al-ada’ haddatsana, dan ‘an. Dan mayoritas

menggunakan ‘an berarti hadis diterima melalui al-sama’ dengan syarat tidak

tadlis dan terjadi pertemuan. Hadis riwayat Abû Dâwud dan al-Turmudzi yang

penulis teliti memenuhi persyaratan ini. Sehingga dikategorikan sebagai hadis

mu’an’an dengan metode at-tahammul assama’.

Dari hasil analisis ketersambungan sanad serta kualitas perawi dan metode

periwayatannya yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari masing-

Page 64: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

48

masing sanad serta penelitian para periwayat, dari periwayat pertama hingga

mukharij secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

a. Dari segi ketersambungan sanad, mulai mukharij al-hadis (Abû

Dâwud dan At-Turmudzi) hingga sanad terakhir (Abu Musa al-

Asy’ariy), maka sanad hadits riwayat Abû Dâwud dan At-

Turmudzi tersebut terdapat ketersabungan sehingga dikatakan

muttasil.

b. Dari segi kualitas para perawi (Abu Musa al-Asy’ariy - Ghunaim

bin Qais - Yahya bin Saa’id Al Qattan - Muẖammad bin Basyr -

Musaddad bin Musarhadi - Abû Dâwud - At-Turmudzi) tersebut

bersifat `adil dan dhabit meskipun terdapat satu periwayat yang

dinilai ta’dil rendah (Tsabit bin ‘Umara). Akan tetapi dalam hadis

terhindar dari syadz dan ‘illat. Tirmidzi dalam kitab “Tuhfatul

Asyraf” mengatakan bahwa hadis ini dengan istilah hasan shahih.

Sehingga hadis yang diteliti dikategorikan hadits hasan. Selain itu,

karena hadis ini dikuatkan oleh periwayat lain maka statusnya naik

menjadi shahih lighairihi. Dan dapat dijadikan sebagai hujjah.

c. Dari segi metode periwayatannya terdapat sighat al-ada’ yang

berbeda-beda, namun menurut peneliti termasuk kategori hadis

mu’an’an.

E. Analisis Hadis Menggunakan Metode Ali Mustafa Yaqub

1. Illat dalam Hadis

Illat menurut bahasa berarti sesuatu yang bisa mengubah keadaan,

misalnya seperti penyakit disebut illat karena sifatnya mengubah kondisi

Page 65: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

49

seseorang yag terkena penyakit itu. Secara istilah seperti dikemukaan Wahbah al-

Zuhaili, adalah suatu yang konkret dan dapat dipastikan keberadaannya pada

setiap pelakunya dan menurut sifatnya sejalan dengan tujuan pembentukan suatu

hukum yaitu mewujudkan kemashlahatan dengan meraih kemanfaatan dan

menolak kemudharatan dari umat manusia.19

Para ulama ushul fiqih membagi ‘illat itu menjadi beberapa segi,

diantaranya adalah segi cara mendapatkanya dan bisa tidaknya ‘illat itu diterapkan

pada kasus hukum lainya.

Dari segi cara mendapatkanya, ‘illat itu, menurut ulama ushul fiqh, ada

dua macam, yaitu :

a. Illat Manshushah adalah illat yang dikandung langsung oleh

nash. Jadi, apabila dalam nash terdapat ‘illat yang menyatakan

begini, atau sebab begini, atau karena begini, maka sifat itu

adalah ‘illat yang berdasar nash itu. Seperti dalam riwayat al-

Nasa’i

ثـنا يزيد ثـنا مسدد حد ثـنا خالد الحذاء عن أبى المليح عن نـبـيشة حد بن زريع حدناكم عن لحومها أن « -صلى اهللا عليه وسلم-قال قال رسول الله إنا كنا نـهيـ

عة فكلوا وادخروا واتجروا أال تأكلوها فـوق ثالث لكى تسعكم فـقد جاء الله بالس ».وإن هذه األيام أيام أكل وشرب وذكر الله عز وجل

19 F

20 “Sesungguhnya, aku dahulu melarang kalian untuk mengonsumsi daging hewan qurban lebih dari tiga hari supaya dapat mencukupi kalian. Kini, Allah ta’ala telah memberikan kecukupan untuk kalian, maka makanlah, simpan, dan carilah pahala. Ketahuilah, sesungguhnya hari-hari ini (yakni hari–hari tasyriq) adalah hari makan, minum, dan dzikir kepada Allah Azza wa Jalla”.

19 Satria Effendi, Ushul Fiqh, (Jakarta; Kencana Prenada Media Group, 2005), cet 1, h. 135 20 Sulaiman bin Al-Asy’ats As-Sijistani, Sunan Abi Daud, juz 3 h. 58 no. 2815

Page 66: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

50

‘illat Hadis ini ditetapkan berdasarkan dalil secara langsung bahwa kesulitan bisa membolehkan suatu yang haram bukan karena dzatnya.21

b. Illat Mustanbathah adalah illat yang digali oleh para mujtahid

dari nash msesuai dengan kaidah-kaidah yang ditentukan dan

sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab.22

Jika dilihat dari teks hadis yang penulis kaji tentang larangan parfum bagi

wanita, hadis ini termasuk kepada hadis yang mengandung illat manshushah

(eksplisit) karena illatnya disebutkan di dalam hadis itu sendiri,23 yaitu

menyebarkan fitnah.

Perlu diperhatikan di dalam hadis ini menyebutkan dua perkara yang

menyebutkan wanita menyelisihi batas-batas yang telah ditetapkan pembuat

syariat. Pertama, ia melakukan “ista’tharat” = Tathayyaba bi Al-itr yakni

memakai wewangian yang semerbak baunya.24 Kedua, lam pada teks hadis adalah

lam kay, yaitu yang membuat fi’il menjadi manshub dan mempunyai arti ‘untuk’

atau ‘agar supaya’. Disini bisa dilihat teks hadis ini menjadi larangan bagi wanita

jika si pengguna mempunyai niat atau unsur kesengajaan melewati suatu kaum

dengan niat dan tujuan agar mereka mencium baunya, yakni bermaksud

menyebarkan fitnah. Sedangkan setiap amalan tergantung pada niatnya. Dalam

hadis Rasulullah saw bersabda:

حدثنا الحميدي عبد اهللا بن الزبير قال حدثنا سفيان قال حدثنا يحيى بن سعيد األنصاري قال أخبرني عمر بن الخطاب رضي اهللا عنه محمد بن إبراهيم التيمي أنه سمع علقمة بن وقاص الليثي يقول سمعت

على المنبر قال سمعت رسول اهللا صلى اهللا عليه و سلم يقول إنما األعمال بالنـيات وإنما لكل امريء ما

21 Hanafie, Ushul Fiqh (Jakarta; PT Bumi Restu,) h. 131 22 Nasrun Haruoen, Ushul Fiqih 1, (Jakarta; Logos Wacana Ilmu, 1997) hal. 81 23 Lihat bab II h. 21 24 Mu’jam al-Wasith t.n. Maktabah Suruq al-Dauliyah, 2011

Page 67: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

51

نـيا يصيبها أو امرأة نـوى فمن كانت هجرته إلى اهللا ورسوله فهجرته إلى اهللا ورسوله ومن كانت هجرته لد 24.يـنكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه F

25 “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung dengan niat. Dan

sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. Karena siapa yang berhijrah (dengan niat menuju keridhaan Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu menuju keridhaan Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang berhijrah (dengan niat) memuja kemewahan duniawi yang akan diperolehnya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu menuju kepada apa yang ia hijrahi. Ibnu Salam berkata “kalimat pertama innamal ‘amalu binniyat

menjelaskan apa yang termasuk dalam kategori perbuatan, sedangkan kalimat

kedua wainnama likulli imriin manawa menjelaskan akibat dari suatu perbuatan.

Setiap ibadah yang hanya dapat dibedakan dengan niat, maka niat termasuk dalam

syarat dalam perbuatan itu, sedangkan perbuatan yang dapat dibedakan dengan

sendirinya, maka tidak disyaratkan adanya niat. Seperti dzikir, doa dan membaca

al-Qur’an, karena perbuatan ini jelas telah membedakan antara ibadah dan

kebiasaan sehari-hari (‘adat). Sudah barang tentu semua ini harus dilihat hukum

asalnya. Sedangkan apabila seseorang membaca tashbih (subhanallah) ketika

takjub, maka ia tidak mendapatkan pahala, kecuali jika membacanya dimaksudkan

untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka ia akan mendapat pahala. Imam Al

Karmani mengatakan meninggalkan suatu perbuatan adalah temasuk perbuatan,

yaitu menahan diri untuk tidak melakukannya, sehingga apabila hal itu

dimaksudkan untuk mendapatkan pahala dengan menaati perintah syariat, meka

harus meniggalkannya. Kesimpulannya, bahwa meninggalkan suatu perbuatran

yang tidak disertai niat, tidak akan mendapat pahala, akan tetapi pahala adalah

menahan diri. Karena orang yeng tidak terdetik sama sekali hatinya untuk

melakukan suatu perbuatan maksiat, tidak sama dengan orang yang terdetik dalam

25 Muhammad bin Ismâil al-Bukhāri, al-Jâmi al-Sahih, ( Kairo, Mathba'ah al-Salafiyah,

1400 H), juz 1, h.3, no.1. Kualitas hadits Shahih.

Page 68: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

52

hatinya untuk melakukan perbuatan maksiat, kemudian ia berusaha menahan diri

untuk tidak melakukannya karena takut kepada Allah. Dari penjelasan ini dapat

mengambil intisari, bahwa semua perbuatan membutuhkan niat, dan bukan hanya

meninggalkan perbuatan tertentu saja yang perlu niat.26

Hadis ini menjelaskan bahwa setiap amalan benar-benar tergantung pada

niat. Dan setiap orang akan mendapatkan balasan dari apa yang ia niatkan. Dan

niat biasanya dari dalam hati seseorang yang hanya hanya Allah yang mengetahui

hati seseorang. Seperti contoh penggunaan parfum bagi wanita, jika wanita

memakai parfum bukan bertujuan untuk menarik perhatian lawan jenis dan

menyebarkan fitnah melainkan bertujuan untuk menghilangkan bau badan atau

supaya tidak menganggu kenyamanan orang lain, maka boleh saja menggunakan

parfum tersebut.

Adapun yang ditetapkan adalah wanita boleh berhias diri dalam batasan-

batasan yang ditentukan. Mereka diperitahkan untuk tidak memakai wewangian

yang semerbak, karena bau yang harum bisa menggerakan syahwat pria. Bukan

hanya dalam pemakaian parfum, semua hal yang dilakukan dengan tujuan

menarik perhatian pria kepada seorang wanita, artinya termasuk yang dilarang,

seperti pakaian yang terlalu bagus, perhiasan yang membekas, serta make up yang

berkesan. Hal-hal yang seperti itu akan menjerumus kepada tabarruj.

Ringkasnya, terdapat dua larangan wanita memakai wewangian Pertama,

keluar rumah dengan bau wewangian yang semerbak. Kedua, jika parfum itu

digunakan dengan tujuan menarik perhatian dan sengaja membangkitkatan

syahwat lawan jenis.

26 Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Baari Penjelasan kitab Shahih al Bukhari, (Jakarta

Pustaka Azzam, 2002), pnerj. Gazirah Abdi Ummah, cet.1, jilid 1, h. 20

Page 69: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

53

2. Budaya Arab dalam Hadis

Sebelum mengetahui tentang budaya arab mengenai parfum, perlu

diketahui bahwa terdapat perbedaan parfum wanita dan pria. Berdasarkan hadis

berikut:

حدثنا محمود بن غيالن حدثنا أبو داود الجفري عن سفيان عن الجريري عن أبي نضرة عن قال : قال رسول اهللا صلى اهللا عليه و سلم : طيب الرجال ما ظهر ريحه رجل عن أبي هريرة

26.وطيب النساء ما ظهر لونه وخفى ريحه وخفى لونه F

27 Artinya: meriwayatkan kepada kami Mahmud ibn Ghalian

meriwayatkan kepada kami Abu Daud al-Hafari dari Sufyan dari al-Jufairi dari Abi Nadrah dari seorang laki-laki dari Abi Hurairah berkata, bahwa Nabi saw, bersabda: “Wewangian laki-laki itu adalah yang tampak harum dan tidak berwarna, sedangkan wewangian wanita adalah yang berwarna tetapi tersembunyi harumnya”.

Terdapat perbedaan parfum antara wanita dan pria, parfum pria adalah

yang lebih menonjolkan wanginya daripada warnannya, sementara parfum wanita

adalah yang lebih menonjolkan warnannya daripada wanginya. P27F

28P Karena pada

zaman dulu terdapat perbedaan dalam menggunakannya, jika pria di gunakan di

tubuh, pakaian, dan rambut.P28F

29P Sedangkan wanita biasa digunakan pada wajahnya.

Berikut hadisnya:

ثـنا شجاع بن الوليد أبـو بدر عن علي بن عبد األ ثـنا نصر بن علي الجهضمي حد على عن أبي سهل عن حدكانت النـفساء تجلس على عهد رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم أربعين عن أم سلمة قالت مسة األزدية

يـوما فكنا نطلي وجوهنا بالورس من الكلف Meriwayatkan kepada kami Nasr ‘Ali al-Jahdomi meriwayatkan

kepada kami Syuja’a bin al-Walid Abu Badrim dari ‘Ali bin Abd al-‘Ala dari Abi Sahl dari Musammah al-Azdiyyah dari Ummu Salamah berkata: “Dahulu wanita-wanita yang sedang nifas duduk dibelakang Nabi (mereka tidak melaksanakan shalat) selama 40 hari. Maka kami menghiasi wajah kami dengan wars dari bintik-bintik merah.

27 Abu ‘Isa Muhammad bin ‘isa bin Saurat al Turmudzi, Sunan At-Turmudzi Wa Hawa al-

Jami al-Shahih (Beirut: Darul Fikr, tt), Juz 4, h. 359. Kualitas hadis Shahih 28 Abdurrohman Muhammad Utsman, Tuhfatul Ahwadzi Ala Al-Jami' At-Turmudzi,

(Beirut - Lebanon Darul Fikr,) juz;8, h.71 29 Hadis Sunan An-Nasai Juz 7-8 h. 157

Page 70: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

54

Pada zaman Nabi parfum yang biasa digunakan oleh wanita adalah seperti:

Khaluq, Shufrah, adalah wewangian yang di campur dengan Za’faran berwarna

kuning. Khumrah, campuran-campuran yang digunakan wanita untuk mengolesi

wajahnya supaya bagus warnannya. Dan Wars, tumbuhan yang berwarna kuning

yang dipakai untuk celupan dan parfum.30 Jika melihat keadaan sekarang parfum

wanita yang biasa digunakan pada zaman Nabi salah satu alat kosmetik yang biasa

disebut blush on, yaitu sejenis bedak yang digunakan untuk membuat wajah

menjadi warna kemerahan dan menjadi salah satu kunci suksesnya sebuah

tampilan make up. Dengan penggunaan blush on, bentuk wajah yang kurang

proporsional dapat dibentuk dengan sempurna.31

Sedangkan zaman sekarang parfum yang biasa digunakan oleh para wanita

kebanyakan berbentuk minyak, dan semprot, dan bahkan sabun, shampo, pewangi

pakaian yang beredar di pasaran sudah mengandung parfum.32 Tambahkan buku

kebebasan wanita

3. Kondisi Sosial dalam Hadis dan Latar Belakang Hadis

Untuk hadis larangan parfum bagi wanita mempunyai latar belakang

(sababul wurud) yang terdapat di hadis lain.33 Berikut hadisnya:

ثـنا يحيى بن يحيى وإسحاق بن إبـراهيم قال يحيى أخبـرنا عبد الله بن محمد بن عبد الله بن حد فة عن بسر بن سعيد عن أبى هريـرة قال قال رسول الله صلى–أبى فـروة عن يزيد بن خصيـ

33.F

.« اهللا عليه وسلم- « أيما امرأة أصابت بخورا فال تشهد معنا العشاء اآلخرة 34

30 Abdul Halim Mahmud Abu Syuqqah, Jati Diri Wanita Menurut Al-Qur’am dan Hadis,

terj. Mudzakir Abdussalam, (Bandung: al-Bayan, 1995), h.336 dan 225 31http://cintahijabers.blogspot.co.id/2015/05/mengenal-macam-macam-blush-on-dan.html

Diakses pada tanggal 27 des 2017 32 Siti Masyitoh, Meneguhkan Pemahaman Kontekstual Hadis-Hadis Perempuan di

Wilayah Publik,(Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016) h. 8

33 http://fahmi-assaifi.blogspot.co.id/2014/03/kajian-hadits.html Diakses pada tanggal 27 Des 2017

Page 71: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

55

Artinya: “Siapa saja wanita yang menggunakan bakhur (wewangian yang dibakar), maka janganlah ia menghadiri shalat Isya’ yang terakhir bersama kami.”(HR.Muslim). Didalamnya terdapat dalil yang menunjukan akan diperbolehkannya

seseorang mengatakan, ‘al-Isya al-Akhirah’. Adapun yang dinukilkan dari al-

Ashma’i bahwa dia berkata, “Mustahil orang-orang awam mengatakan ‘al-Isya al-

Akhirah’, karena kita hanya memiliki satu Isya sehingga tidak bleh disifati dengan

al-Akhirah.” Perkataan itu merupakan perkataan salah lantaran hadis tersebut.

Telah tetap di dalam kitab Shahih Muslim, dari beberapa kelompok dari kalangan

para sahabat yang menyifatinya dengan Isya’ al-Akhirah bahkan lafazh-lafazh

mereka masyhur di dalam bab-bab hadis lain. P34F

35

ثـنا سفيان عن عاصم بن عبـيد الله عن عبـيد الله مولى أبى ثـنا محمد بن كثير حد رهم حد فح ولذيلها ها ريح الطيب يـنـ إعصار فـقال يا أمة عن أبى هريـرة قال لقيته امرأة وجد منـ

ا الجبار جئت من المسجد قالت نـعم. قال وله تطيبت قالت نـعم. قال إنى سمعت حبى أب سجد حتى تـرجع القاسم صلى اهللا عليه وسلم يـقول ال تـقبل صالة المرأة تطيبت لهذا الم

35فـتـغتسل غسلها من الجنابة F

36 Artinya: Abu Hurairah berjumpa seorang wanita yang memakai

wewangian yang semerbak, lalu ia bertanya,”wahai wanita budak Allah Yang Maha Perkasa, apakah engkau datang dari masjid?” Ia menjawab, “Ya,”Abu Hurairah bertanya lagi, “Untuk itu engkau memakai wewangian?” Ia menjawab, “Ya” Abu Hurairah berkata, “Sesungguhnya aku mendengar kekasihku Abdul Qasim saw.(bapak si Qasim, yakni Rasulullah saw)” P36F

37P “Tidak diterima shalat seorang wanita yang memakai

wewangian karena masjid ini sampai ia pulang lalu mandi seperti mandi janabah”(HR. Abû Dâwud) Bakhuur adalah nama yang diambil dari bahasa Arab, ma yutabakharo

bihi min ‘uwadi wa nahwihi yang artinya apa yang menguap dari kayu atau

34 Abu al-Husain al-Hajjaj al-Qusyairi An-Naisaburi, Shahih Muslim kitab khuruju an

nisa ila al masjidi, Beirut Dar-al Fikr, tt, juz 2, h. 33 no 1026. Kualitas hadits Shahih. Diriwayatkan juga oleh An-Nasa’i dan Abu Dawud

35 Imam an-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, (Jakarta; Darus Sunnah, 2015), pnerj; Agus Ma’mun, jilid 3, h.253

36 Abu Daud Sulaiman bin Al-Asy’ats As-Sijistani, Sunan Abu Daud Ma Ja’a Fi Al-Mar’ati Tutatibi lil khuruji, (Beirut: Libanon, tt), juz 4, h.128, no 4179 Kualitas hadits ini Shahih

37 Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), penj: ‘As’ad Yasin cet 1, jilid 4, h. 356

Page 72: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

56

sejenisnya,38 Yaitu berupa potongan-potongan kecil dari kayu beraroma/ harum

yang digunakan dengan cara dibakar sehingga menimbulkan wangi yang

menyengat seperti kemenyan atau dupa. Bakhur atau dupa dalam bahasa

Indonesia identik sebagai alat ritual mistik para dukun, pengantar sesajen

penyembah berhala dan semnacamnya, tapi tidak jarang juga digunakan di

beberapa pesantren, dalam ruangan atau masjid juga digunakan pada acara

pernikahan, majlis ta’lim dan acara syukuran dan lain sebagainya.39 Dari latar

belakang hadis ini penulis melihat hadis yang diriwayatkan oleh Muslim keadaan

saat terjadi pada waktu Isya’al-Akhirah itu adalah waktu malam hari yang dimana

pada zaman dulu keadaan pada malam hari sangat sepi dan rawan kejahatan

dimana masih kurangnya pencahayaan dan kemanan belum terjamin seperti

sekarang, sehingga bagi seorang wanita berjalan dengan menggunakan parfum

yang menyengat wanginya, karena takut akan menimbulkan fitnah bagi laki-laki

yang mencium wanginya. Oleh karena itu akan sangat banyak sekali hadis-hadis

Nabi yang berisi tentang larangan-larangan bagi wanita, seperti cara beretika,

bergaul, hingga berbusana.40 Wanita juga dilarang memakai parfum saat shalat

berjama’ah di masjid mengingat masjid pada zaman dulu sempit dan masih sangat

sederhana, lantainya tanah, dinding dan atapnya pelepah kurma41 dan masjid

mempunyai kekhususan yang tidak dimiliki oleh tempat-tempat lain yaitu masjid

adalah tempat berkumpulnya banyak wanita di dalam shaf-shaf yang rapih di

38 Mu’jam al-Wasith t.n. Maktabah Suruq al-Dauliyah, 2011, h. 41

39http://indo.amuslima.com/apa-bedanya-bakhuur-atau-bukhuur-arab-%D8%A8%D8%AE%D9%88%D8%B1-dengan-kemenyaan-atau-dupa/ Diakses pada tanggal 27 des 2017

40 Siti Masyitoh, Meneguhkan Pemahaman Kontekstual Hadis-Hadis Perempuan di Wilayah Publik,(Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016) h. 62

41 http://www.w-islam.com/2014/01/1762/peran-dan-fungsi-masjid-di-zaman-rasulullah-saw/ diakses pada tgl 27 Des 2017

Page 73: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

57

belakang shaf-shaf laki-laki, dan letak mereka sangat dekat dengan kaum laki-laki

itu tanpa ada dinding penghalang di antara kedua golongan itu.42 Hal yang

demikian itu kadang menyebarkan bau parfum dari kaum wanita yang bisa saja

mengganggu ke khusyu’an kaum laki-laki saat beribadah.

42Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997),

penj: ‘As’ad Yasin cet 1s, jilid 4, h. 357

Page 74: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

58

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Apabila memahami hadis terkait larangan penggunaan parfum bagi wanita

secara tekstual saja, maka akan mendapat kesimpulan bahwa penggunaan parfum

bagi wanita adalah dilarang secara mutlak. Pemahaman hadis larangan

penggunaan parfum bagi wanita yang diteliti menggunakan empat dari tujuh

metode Ali Mustafa Ya’qub, saya menyimpulkan berdasarkan Illat , budaya Arab,

kondisi sosial dan latarbelakang hadis bahwa wanita boleh menggunakan parfum

yang tidak menyengat baunya dan menggunakan parfum/wewangian yang

sewajarnya dan tidak berlebihan. Serta tidak ditujukan untuk menarik perhatian

lawan jenis. Larangan terhadap wanita itu jika si wanita memakai

parfum/wewangian yang semerbak baunya yang dengan sengaja memiliki tujuan

menarik perhatian pria karena dapat membangkitkan syahwat lawan jenis. Karena

perbuatan ini akan menjerumus kepada Tabarruj. Jika dilihat dari latar

belakangnya larangan tersebut terjadi pada tengah malam hari dimana dulu

keadaan jalanan sepi dan keamanan wanita belum terlalu terjamin seperti saat ini.

Terdapat perbedaan bentuk dan fungsi parfum pada budaya Arab dan yang

sekarang ada di Indonesia. Jika dulu di Arab parfum yang digunakan wanita

adalah kemerahan yang pada zaman sekarang biasa digunakan sebagai alat

kosmetik pada wajah. Dan juga dulu jika wanita memakai parfum dijadikan

sebagai fitnah, pada zaman sekarang fungsi pemakaian parfum lebih ditujukan

pada kebersihan dan wibawa seseorang.

Page 75: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

59

B. Saran-Saran

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam tulisan ini,

oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan untuk tercapainya kesempurnaan dalam penulisan ini. Selebihnya

penulis kemudian memberikan saran-saran kepada pembaca skripsi ini serta para

pengkaji yang berminat dalam kajian hadis.

1. Dalam memahami hadis Nabi Saw hendaknya kita perlu melihat

konteks yang dikaji pada hadis tersebut, karena hadis Nabi Saw tidak

bisa dipahami hanya dengan tekstual saja, ada beberapa hadis yang

memerlukan pemahaman konteks, supaya tidak salah memahami

terhadap isi kandungan hadis.

2. Terkait penggunaan parfum maka saran yang ingin penulis sampaikan

adalah menggunakan parfum/wewangian secukupnya dan sewajarnya

saja dan tidak ditujukan untuk menarik perhatian lawan jenis. Solusi

agar tubuh kita tidak mengeluarkan aroma yang tidak sedap ialah

dengan menjaga pola hidup seperti makan, rajin mandi, dan lain

sebagainya yang bisa mencegah aroma tidak sedap dari tubuh.

3. Penulis skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, bagi yang hendak

melakukan kegiatan kritik dan pemahaman dengan tema yang sama

penulis berharap agar bisa lebih mengembangkan kembali bahasan

skripsi.

Page 76: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

60

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, M. Syamsul Haq. Aunul Ma'bud. Madinah: Muhammad Abd al-Muhsin, 1968.

Ahmad bin Hanbal. Musnad Ahmad bin Hanbal. Beirut: Darul Fikr, 1999.

Alamsyah, dkk. Ilmu-Ilmu Hadits. Lampung: Pusikamla, 2009.

Alfian, Mizan. 5 Fungsi Parfum yang Anda Gunakan. Diakses pada 10 Desember 2017 dari: https://mizan92.wordpress.com/2016/02/27/5-fungsi-parfum-yang-anda-gunakan/.

Ali, Nizar. Memahami Hadits Nabi (Metode dan Pendekatan). Yogyakarta: Cesadypi Al-Rahmah, 2001.

Al-Asqalani, Syihab Al-Din Ahmad Bin Ali Ibnu Hajar. Fathul Bari. Beirut: Dar al-Fikr, tt.

-----------, Fathul Baari Penjelasan kitab Shahih al Bukhari. penj. Gazirah Abdi Ummah. cet. 1. jilid 1. Jakarta: Pustaka Azzam, 2002.

Assaifi, Fahmi. Telaah Kritis Asbab al-Wurud. Diakses pada 27 Desember 2017 dari: http://fahmi-assaifi.blogspot.co.id/2014/03/kajian-hadits.html.

Azami, MM. Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994.

Azra, Azyumardi. Historiografi Islam Kontemporer. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Al-Bukhârî, Abû ‘Abdullah Muhammad bin Ismâil. al-Jâmi al-Sahih. Beirut: Dar al-Fikr, tt.

Bustamin dan M Isa HA Salam. Metodelogi Kritik Hadits. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.

Choirul, Ilham. Yuk Kenali Beragam Aroma Parfum dan Pengaruhnya Pada Mood. Diakses pada 10 Desember 2017 dari: http://sidomi.com/402761/yuk-kenali-beragam-aroma-parfum-dan-pengaruhnya-pada-mood/.

Cholidah, Ni’ma Diana. “Kontribusi Ali Mustafa Yaqub Terhadap Perkembangan Kajian Hadis Kontemporer Di Indonesia”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Al-Damsyiqi, Ibnu Hamzah Al-Husaini Al-Hanafi. Asbabul Wurud 1 (Latar belakang timbulnya hadits-hadits Rasul). terj. H.M Suwarta Wijaya, B.A. Jakarta: Kalam Mulia, 2011.

Al-Darimî, Abdullah bin Abdurrahman. Sunan al-Dârimî.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. cet. Ke-4. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Page 77: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

61

Djamil, Qathrun Nada. Bakhuur atau Bukhuur (Arab بخور) Vs Kemenyan atau Dupa. Diakses pada 27 Desember 2017 dari: http://indo.amuslima.com/apa-bedanya-bakhuur-atau-bukhuur-arab-%D8%A8%D8%AE%D9%88%D8%B1-dengan-kemenyaan-atau-dupa/.

Effendi, Satria. Ushul Fiqh. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005.

Hanafie, Ushul Fiqh. Jakarta: PT Bumi Restu, tt.

Haruoen, Nasrun. Ushul Fiqih 1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Hartono. Tesis: Perkembangan Pemikiran Hadis Kontemporer di Indonesia (Studi atas Pemikiran Abdul Hakim Abdat dan Ali Mustafa Ya’qub).

Al-Haitami, Ibn Hajar al-Makki. Az-Zawajir ‘An Iqtiraf Al-Kabair. juz: 2.

Hasim, Rabi’atul Awaliyyah. “Perspektif hadits memakai parfum bagi perempuan (Studi Ilmu Mukhtalif Hadits)”. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau, 2015.

Hikmah, Ubaidillah. Buku Parfum (Panduan, Tips & Trik parfum). Jakarta: Rumah Baca Pintar, tt.

Isa bin Saurah, Abi Isa Muhammad bin Sunan Tirmidzi. Beirut: Darul Fikr, 2003.

Ismail, M. Syuhudi. Hadits Nabi yang Tekstual dan Kontekstual, Tela’ah Ma’ni al-Hadits tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal dan Lokal. Cet. I. Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1994.

Imam An-Nawawi. Syarah Shahih Muslim. Jakarta: Darrusunnah, 2014.

Imam Abd Razzaq. al- Mushanaf. iv.

Al-Jauziyah, Ibn Qayyim. ‘Aunul Ma’bud Syarhu Sunan Abu Daud. Beirut, Dar Al-Fikr, tt.

Jordan, Ray. Mantan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Ali Mustafa Yaqub Wafat. Diakses pada 10 Desember 2017 dari: 0TUhttps://news.detik.com/berita/3198463/mantan-imam-besar-masjid-istiqlal-kh-ali-mustafa-yaqub-wafat U0T.

Kamal, Abu Malik. Shahih Fiqih Sunnah wa Adillatuhu wa Taudhihu Madzahibi al-Aimmah. juz: 3.

Khasanah, Annisa Nurul. Orientasi Hadis Dalam Pemikiran Ali Mustafa Ya’qub. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Khon, Abdul Majid. Ulumul Hadits. Jakarta: Amzah, 2012.

Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN). Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, 1997.

Page 78: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

62

Masyitoh, Siti. Meneguhkan Pemahaman Kontekstual Hadis-Hadis Perempuan di Wilayah Publik. Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Al-Mizî, Jamâl al-Dîn Abî al-Hajjâj Yûsuf. Tahdzib al-Kamâl fî Asmâ’ al-Rijâl. Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983.

Mubarak‚ Muhammad Husnul. Pemikiran Ali Mustafa Yaqub Tentang Arah Kiblat‛. Skripsi UIN Sunan Kalijaga, 2015.

Al-Khathib, Muhammad ‘Ajaj. Ushul Al-Hadits, Pokok-Pokok Ilmu Hadits. penerjemah: H.M. Nur Ahmad Musyafiq. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2013.

Muhammad bin ‘Abdul Aziz. al-Musnid, Zinatul Mar’ah. Penj: Abu Umar Basyir Jakarta: Daar al-haq, 2000.

Mu’jam al-Wasith t.n. Maktabah Suruq al-Dauliyah, 2011.

Mustaqim, Abdul. Ilmu Ma’anil Hadits: Paradigma Interkoneksi. Yogyakarta: IDEA Press, 2008.

An-Naisaburi, Abu al-Husain al-Hajjaj al-Qusyairi. Shahih Muslim. Beirut Dar al-Fikr, tt.

Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011.

Nurhasanah. “Penggunaan Parfum Bagi Wanita Dalam Perspektif Hadis” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Octavia, Asamah. Kosmetik Muslimah dalam Tinjauan Hadits. Skripsi S1 fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Jakarta, 2006.

Parfum. Diakses pada 27 Desember 2017 dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Parfum.

Qudamah, Ibnu. al-Mughni. Xiii.

Rahman, Fatchur. Ikhtisar Mushthalahul Hadits. Bandung: PT Ma’arif, 1974.

Salih, Subhi. Membahas Ilmu-Ilmu Hadits. terj. Tim Pustaka Firdaus. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995.

Sari, Nopianti Indra. Mengenal Macam-macam Blush On dan Fungsinya. Diakses pada 27 Desember 2017 dari: http://cintahijabers.blogspot.co.id/2015/05/mengenal-macam-macam-blush-on-dan.html.

Shihab, Quraish. Perempuan. Tangerang: Lentera Hati, 2005.

Page 79: Penerapan Metode Ali Mustafa Ya qub dalam Memahami …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38182/2/NAFI... · Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah

63

As-Sijistani, Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats. Sunan Abu Daud. Beirut: Daar Ibn Hizm, 1997.

Soebahar, H.M Erfan. Menguak Keabsahan Al-Sunnah Kritik Mushtafa al-Siba’I Terhadap Pemikiran Ahmad Amin Mengenai Hadits dalam Fajr al- Islam. Cet. I. Bogor: Fajar Interpratama Offset, 2003.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Al-Suyuti, Jalaluddin dan al-Sindi. Sunan al-Nasai. Beirut: Daar al-Ma'rifat, 1138.

Syahdan, Tezar Alfi. Pemahaman dan Pengamalan Mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Studi kasus Hadits Tabarruj). Jakarta, 2011.

Syuqqah, Abdul Halim Abu. Kebebasan Wanita. Penj: ‘As’ad Yasin. cet 1. jilid 4. Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

-----------, Jati Diri Wanita Menurut al Quran dan Hadits. terj. Mudzakkir Abdussalam. Bandung: al-Bayan, 1995.

Utsman, Abdurrohman Muhammad. Tuhfatul Ahwadzi Ala Al-Jami' At-Turmudzi, Beirut-Lebanon: Darul Fikr.

Yaqub, Ali Mustafa. Cara Benar Memahami Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2014.

-----------, Hadis-Hadis Palsu Seputar Ramadhan. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003.

-----------, Kritik Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2015.

-----------, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997.

W-Islam.com. Peran dan Fungsi Masjid di Zaman Rasulullah Saw. Diakses pada 27 Desember 2017 dari: http://www.w-islam.com/2014/01/1762/peran-dan-fungsi-masjid-di-zaman-rasulullah-saw/.

Wahid, Ramli Abdul. Sejarah Pengkajian Hadis di Indonesia. Medan: IAIN Press, 2010.

Wensink, Arnold John dkk. al-Mu’jam al Mufahras li al fâzh al-hadîts al-nabawî. Belanda: E.J Brill, 1936.

Zaghlûl, Abû Ḫajar Muẖammad al-Sa’id Basyûni. Mausû’ah Aṯrâf al-Ḫadîts, al-Nabawiy al-Syarîf. Beirut: Daar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, tt.