Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

23
PERWUJUDAN KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA TERHADAP GLOBALISASI Disusun oleh : NURFAJRI UTAMI XII IPA 2 SMA NEGERI 1 (SSN) MAROS

description

Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak boleh berubah, namun pelaksanaannya harus kita sesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, mengikuti perkembangan jaman

Transcript of Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

Page 1: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

PERWUJUDAN KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA TERHADAP GLOBALISASI

Disusun oleh :

NURFAJRI UTAMI

XII IPA 2

SMA NEGERI 1 (SSN) MAROS

TAHUN AJARAN 2012-2013

Page 2: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang MahaKuasa, atas rahmat dan hidayah-Nya,

maka karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Saya juga

mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam mewujudkan

karya tulis ilmiah ini. Karya tulis ini mencoba untuk memberi jawaban akan masalah-

masalah yang timbul di dinamika kehidupan ber-Pancasila. Ini diharapkan mampu

untuk memberikan pembenaran terhadap Pancasila, sehingga akan menambah teori-

teori dan memperkuat penerapan Pancasila sebagai pondasi nasional dan ideologi dari

orang Indonesia.

Saya menyadari bahwa pembuatan karya tulis ilmiah ini masih terdapat banyak

kekurangan . Oleh karena itu , saya senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca demi penyempurnaan karya tulis ini . Akhirnya , semoga karya tulis ilmiah ini

dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.

Maros, September 2012

Penyusun

i

Page 3: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... -

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

A. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1. Latar Belakang ................................................................................................ 1

2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

3. Tujuan ............................................................................................................. 2

B. RUANG LINGKUP / ISI .......................................................................................... 3

1. Pengertian Ideologi ........................................................................................ 3

2. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka ................................................................ 3

3. Perwujudan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Di Era Globalisasi ............... 4

4. Sikap Terhadap Pengaruh dan Implikasi Globalisasi Terhadap Bangsa dan

Negara Indonesia ............................................................................................ 7

C. PENUTUP ............................................................................................................. 11

1. Kesimpulan ..................................................................................................... 11

2. Saran .............................................................................................................. 11

3. Daftar Pustaka ................................................................................................ 12

ii

Page 4: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

A. PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus senantiasa mampu berinteraksi

secara dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak boleh berubah, namun pelaksanaannya

harus kita sesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, mengikuti

perkembangan jaman. Tanpa nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa misalnya kita

saksikan betapa masyarakat di negara-negara industri maju kehilangan nilai-nilai

etik, moral, spiritual. Tanpa nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, kita saksikan

betapa kemajuan ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai

manusia justru memerosotkan nilai-nilai kemanusiaan. Tanpa nilai-nilai persatuan

dan kesatuan misalnya, jelas pasti akan terjadi konflik-konflik antar bangsa, dan

bahkan dari dalam bangsa itu sendiri akan ada perpecahan. Tanpa nilai-nilai

kedaulatan rakyat, hal yang akan terjadi adalah munculnya kekuatan-kekuatan

otoriter yang akan menindas yang lemah, dan pada akhirnya hanya akan

mengalami keruntuhan. Tanpa nilai-nilai keadilan sosial, misalnya kita lihat

kemajuan ekonomi yang mendatangkan kesenjangan sosial dan keresahan.

Perbedaan antara yang kaya dan yang miskin sangat jauh sekali, dan itu berpotensi

mengundang adanya kriminalitas.

Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapan yang

berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern. Kita

mengenal ada tiga tingkat nilai, yaitu nilai dasar yang tidak berubah, nilai

instrumental sebagai sarana mewujudkan nilai dasar yang dapat berubah sesuai

keadaan dan nilai praktis berupa pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya.

1

Page 5: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

2. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan karya tulis ini, ada beberapa masalah terkait yang akan

diangkat oleh penulis, diantaranya:

a. Apakah makna yang tepat dari Pancasila sebagai ideologi terbuka?

b. Bagaimanakah perwujudan dari Pancasila sebagai ideologi terbuka di era

globalisasi saat ini?

c. Apa sajakah yang harus kita lakukan terhadap pengaruh-pengaruh globalisasi?

3. Tujuan

Tujuan Penulisan karya tulis ilmiah ini mempunyai tujuan dan maksud tertentu. Adapun tujuan saya ialah :

1. untuk menyelesaikan tugas pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

2. untuk mengetahui makna dan hakikat pancasila sebagai ideologi terbuka.

3. mengetahui perwujudan pancasila sebagai ideologi terbuka yang dipengaruhi

globalisasi.

4. Mengetahui Sikap Terhadap Pengaruh Globalisasi pada Bangsa dan Negara

Indonesia

Page 6: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

B. RUANG LINGKUP / ISI

1. Pengertian ideologi

Istilah “Ideologi” berasal dari kata “ideo” yang berarti cita-cita dan “logy”

yang berarti pengetahuan, ilmu faham.

Dari beberapa pengertian yang sudah ada dapat kita pahami adanya

beberapa bagian pokok dalam ideologi yaitu:

a. Seperangkat gagasan yang disusun secara sistematis

b. Pedoman tentang cara hidup

c. Tatanan yang hendak dituju oleh suatu kelompok (kelas, negara)

d. Dipegang teguh oleh kelompok yang meyakininya

Jadi ideologi merupakan hasil refleksi (perenungan) manusia terhadap dunia

kehidupannya. Sehingga keyakinan terhadap ideologinya semakin mantap pula

tekad untuk melaksanakannya.

2. Pancasila sebagai ideologi terbuka

Pancasila adalah ideologi yang terbuka, yang dimaksud dari keterbukaan

ideologi Pacasila adalah karena pelaksanaan nilai-nilai Pancasila disesuaikan

dengan situasi dan kondisi yang ada. Ideologi terbuka memiliki keluwesan dan

kelenturan terhadap perkembangan dan tuntutan zaman. Meskipun zaman telah

berubah karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun substansi

dan esensi ideologi itu dapat memberi harapan-harapan yang akan memberi

kehidupan yang lebih baik sehingga mendorong perkembangan pemikiran-

pemikiran baru yang sangat dibutuhkan sesuai dengan perkembangan zaman.

Tidak menutup kemungkinan untuk mengikuti perkembangan seperti di negara

lain, akan tetapi tetap terarah sesuai dengan aturan agama dan norma-norma yang

berlaku.

2

Page 7: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global
Page 8: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

3. Perwujudan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Di Era Globalisasi

Tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian

bangsa, dan kini mau tidak mau, suka tidak suka, bangsa Indonesia berada di

pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara

Indonesia tidak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup di tengah-tengah pergaulan

dunia. Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja

mendatangkan kemajuan, tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut

menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jati diri yang sebenarnya

sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur Pancasila.

Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-

rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan

kemajuan bangsa-bangsa lain. Maka kini, konsep pembangunan modern harus

membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri.

Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa

Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan,

dan keterampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal

dari kebudayaan bangsa lain. Hanya, persoalannya, dalam kondisi yang serba

terbuka seperti saat ini justru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik

nadir. Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri

sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai

terserap bulat-bulat. Nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam

hati sanubari rakyat dinilai usang.

Perhatikan saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di Tanah Air

yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia seperti telah

ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB menganut faham

demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta

musyawarah dan mufakat. Sistem politik yang berkembang saat ini sangat

gandrung dengan faham liberalisme dan semakin menjauh dari sistem 34

Page 9: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat

dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan

tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh

berbuat semaunya dan tidak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang

lain. Budaya dari luar, khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut pandang

dan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang

serba liberal memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian.

Akibatnya, seperti terlihat saat ini, konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para

elite politik tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kelompoknya

semata.

Pancasila sebagai ideologi terbuka sangat mungkin mampu untuk

menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Namun

demikian, faktor manusia baik pejabat negara maupun rakyat Indonesia sangat

menentukan dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam menyelesaikan

masalah yang dihadapinya.

Maka dengan adanya pernyataan bahwa Pancasila adalah sebagai ideologi

terbuka, maka kita tetap berpegang pada nilai dasarnya yang bersifat tetap,

sedangkan nilai pelaksanaannya dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika

masyarakat Indonesia.

Sumbangan karangan Dr. Alfian di dalam seminar “Pancasila sebagai Ideologi

dalam Berbagai Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara”,

menegaskan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi.

a. Dimensi realita, yaitu bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi

itu secara riil berakar dan hidup dalam masyarakat atau bangsa, terutama

karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman

sejarahnya. Pancasila memenuhi dimensi ini dengan baik.

b. Dimensi idealisme, yaitu bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung

idealisme, yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui

perwujudan atau pengalamannya dalam praktek kehidupan bersama-sama

Page 10: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

mereka sehari-hari dengan berbagai dimensinya. c. Dimensi fleksibilitas atau

dimensi kelenturan, yaitu bahwa ideologi tersebut memiliki keluwesan yang

memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran

baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan atau meningkatkan

hakekat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Pancasila

sebagai ideologi nasional memenuhi tiga dimensi tersebut di atas. Pancasila

sebagai ideologi memiliki dimensi fleksibilitas, karena di dalamnya terkandung

nilai-nilai sebagai berikut:

a. Nilai Dasar

Merupakan nilai-nilai dasar yang relatif tetap (tidak berubah) yang terdapat

di dalam Pembukaan UUD 1945. Nilai-nilai dasar Pancasila (Ketuhanan,

Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial) kemudian

dijabarkan menjadi nilai-nilai instrumental dan nilai praxis yang lebih

bersifat fleksibel dalam bentuk aturan atau norma-norma yang berlaku

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

b. Nilai Instrumental

Merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar secara lebih kreatif dan

dinamis dalam bentuk UUD 1945 dan peraturan perundang- undangan

yang lainnya, dalam Tata Urutan Peraturan Perundang- undangan Negara

menurut Undang-undang No. 10 Tahun 2004. Nilai Instrumental dapat

berubah atau diubah.

c. Nilai Praxis

Merupakan nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata

sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun

bernegara. Nilai praxis juga dapat berubah atau diubah.

6

Page 11: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

4. Sikap Terhadap Pengaruh dan Implikasi Globalisasi Terhadap Bangsa dan Negara

Indonesia

Kehadiran era globalisasi membawa dampak positif maupun negatif.

Globalisasi membuka peluang-peluang baru untuk peningkatan kesejahteraan

manusia melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi globalisasi

juga memberikan tantangan kepada suatu bangsa akan kekuatannya menghadapi

pengaruh global pada semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara dapatkah

ia menjaga eksistensinya atau justru menjadi korban atas semua pengaruh global

tersebut. Oleh karena itu globalisasi dapat menjadi berkah apabila suatu bangsa

dapat memanfaatkan peluang dengan tepat, tetapi akan menjadi musibah atau

mendatangkan masalah bagi bangsa yang tidak mempunyai kesiapan untuk

memasukinya.

Sebagai bangsa kita tidak mungkin menutup diri dari pergaulan dengan

bangsa asing. Keterbukaan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada

eraglobalisasi ini tidak mungkin kita abaikan begitu saja. Proses akulturasi budaya

sebagai akibat frekuensi hubungan antar bangsa yang semakin intensif merupakan

sesuatu yang tidak dapat dihindarkan lagi. Akibatnya nilai-nilai sosial budaya

negara lain yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa kita pun akan

masuk dan berkembang di dalam masyarakat. Oleh karena itu diperlukan sikap

yang tepat dalam merespon masuknya arus globalisasi supaya kita tidak sekedar

menjadi obyek dari segala perubahan tersebut tetapi menjadi subyek yang mampu

memilih pengaruh budaya luar dan tata nilai yang bermanfaat bagi kemajuan

bangsa.

Dalam menghadapi pengaruh globalisasi ada tiga sikap merespons yang

dapat dilakukan, antara lain:

a. Sikap anti modernisasi yaitu: sikap menolak semua pengaruh modernisasi barat

atau globalisasi. Pandangan yang ekstrim ini menganggap kebudayaan barat

semua negatif.

7

Page 12: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

b. Sikap menerima semua pengaruh barat dan menjadikan kebudayaan barat

sebagai akibat atau asal model.

c. Sikap selektif artinya: tidak menolak atau menerima kebudayaan barat begitu

saja, akan tetapi disesuaikan dengan dasar norma-norma dan kepribadian

suatu bangsa.

Berdasarkan beberapa alternatif sikap dalam menghadapi pengaruh

globalisasi tersebut di atas, bangsa Indonesia menentukan sikap untuk selektif

terhadap segala kemajuan yang datang. Artinya kita tidak mungkin menutup diri

dari segala perubahan tetapi kita harus tetap waspada bahkan menolak terhadap

pengaruh negatif dari perubahan tersebut. Dengan demikian kita akan menerima

segala pengaruh yang bersifat positif demi kemajuan bangsa dan kesejahteraan

rakyat, tetapi menolak tegas segala pengaruh yang akan membawa akibat

kesensaraan rakyat dan hilangnya kepribadian atau jati diri kita sebagai bangsa.

Adapun dasar atau ukuran nilai-nilai tersebut sesuai dengan kepribadian kita tentu

saja adalah ideologi nasional yaitu Pancasila. Artinya pengaruh atau nilai-nilai

tersebut kita hubungkan dengan Pancasila apakah bertentangan atau justru dapat

memperkaya nilai-nilai bangsa kita dan mendatangkan kemajuan bagi bangsa.

Demi meningkatkan kesiapan bangsa ini untuk menghadapi pengaruh

globalisasi yang makin deras. Penerimaan masuknya pengaruh, ilmu pengetahuan

dan teknologi maupun modal asing ke Indonesia selain bersikap selektif, kita harus

meningkatkan ketahanan nasional bangsa kita dalam aspek kehidupan.

Untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi di bidang politik, maka

hal-hal yang perlu ditempuh adalah:

Menumbuhkan sistem pemerintahan demokrasi yang kuat dan tahan uji serta

mampu mengelola konflik kepentingan antar kelompok.

Mengembangkan kesadaran politik dan demokrasi terhadap warga negara.

Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena kehidupan politik. 8

Page 13: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar dapat menjalankan fungsi

dan peranannya secara baik dan benar.

Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan yang

bersih dan berwibawa.

Menegakkan supremasi hukum.

Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional.

Agar bangsa kita memiliki ketahanan di bidang ekonomi maka hal-hal yang

perlu ditingkatkan oleh bangsa Indonesia maka upaya efisiensi dan efektivitas

ekonomi di era globalisasi yang harus dilakukan antara lain:

Memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme

Melanjutkan pembangunan yang berdasarkan atas keadilan sosial, yaitu

pembangunan yang diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat secara adil dan

merata, pembangunan yang bukan hanya untuk dinikmati kelompok tertentu.

Mengurangi atau menghilangkan ketergantungan terhadap pihak asing, artinya

bersikap mandiri.

Meletakkan fondasi ekonomi yang kuat sesuai dengan karakteristik bangsa.

Penegakan hukum yang adil, artinya menerapkan fungsi dan tujuan hukumke

semua warga negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Aparatur negara yang bersih dan berwibawa.

Sedangkan dalam aspek nilai-nilai sosial budaya hal-hal yang harus kita

lakukan guna menghadapi arus globalisasi adalah dengan menyeleksinya dengan cara:

Membangun kesetiaan terhadap ideologi nasional yaitu Pancasila.

Mengembangkan sifat kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Menggali dan mengembangkan nilai seni budaya dan norma-norma yang

berlaku dalam masyarakat.

Sikap bangsa Indonesia yang tepat dalam mengambil manfaat dari lajunya

arus globalisasi adalah: 9

Page 14: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

Meningkatkan kualitas pendidikan anak bangsa.

Regulasi yang dibuat hendaknya tidak mengorbankan kepentingan nasional

secara keseluruhan.

Segenap lapisan masyarakat hendaknya berpartisipasi untuk menghindari

dampak negatif globalisasi termasuk mengendalikan anarkisme.

Memperkokoh ketahanan nilai-nilai lokal melalui keteladanan yang baik,

termasuk meningkatkan nilai-nilai religius.

Memantapkan identitas nasional, integrasi nasional, dan wawasan kebangsaan

melalui sifat saling menghargai, solidaritas, keterbukaan dan toleransi.

Berdasarkan seluruh uraian di atas bangsa Indonesia dapat merespon era

globalisasi dengan tepat dan mampu memanfaatkan peluang yang ada,

menghadapi tantangan yang muncul dan menolak dampak negatifnya maka akan

terbuka jalan untuk membangun masyarakat Indonesia yang adil, makmur, maju,

dengan tetap berkepribadian indonesia.

1000

Page 15: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

Istilah “Ideologi” berasal dari kata “ideo” yang berarti cita-cita dan “logy”

yang berarti pengetahuan, ilmu faham, merupakan hasil refleksi (perenungan)

manusia terhadap dunia kehidupannya. Pancasila sebagai ideologi terbuka

memiliki keluwesan dan kelenturan terhadap perkembangan dan tuntutan zaman.

Di era globalisasi Pancasila juga berfungsi sebagai alat penyeleksi pengaruh-

pengaruh dari globalisasi itu sendiri. Haruslah kita menolak segala bentuk

pengaruh negatif dari globalisasi agar bangsa kita tidak hancur. Sebaliknya kita

bisa menggunakan pengaruh positif dari globalisasi untuk memperbaiki negara

kita dan memajukannya dalam segala aspek kehidupan demi terciptanya

kehidupan yang adil, makmur, maju untuk seluruh rakyat Indonesia secara merata

dan tidak pernah kehilangan jati diri bangsa kita.

2. Saran

Untuk bisa memperbaiki kembali hal-hal negatif yang sering terjadi di

Indonesia, kita harus membuat agar agama menjadi alat yang paling efektif untuk

memperbaikinya. Dengan menanamkan sejak dini arti kehidupan, dan kebenaran

yang ada dalam agama akan membantu mengefektifkan perbaikan aspek-aspek

kehidupan.

Selain itu peningkatan kualitas pendidikan juga harus dikembangkan agar

kita mempunyai generasi yang cerdas-cerdas dan mampu memimpin bangsa ini

menuju ke tingkatan yang terbaik.

11

Page 16: Penerapan Keterbukaan Ideologi Pancasila Pada Era Global

3. Daftar Pustaka

http://untukpendidikan.wordpress.com/2010/02/25/menggali-kembali-

peran-pancasila-sebagai-idiologi-terbuka-di-era-reformasi/

Modul Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA-SMK-MAK

kelas XII, 2010.

http://abdulghanni.blogspot.com/2011/02/makalah-peran-pancasila-di-

era.html

http://mjieschool.multiply.com/journal/item/20/

Pancasila_Sebagai_Ideologi_Terbuka_PKn_Kelas_XII_Semester_1_

Listyarti Retno.2007.Pendidikan KEWARGANEGARAAN untuk SMA dan MA

kelas XII. Jakarta: esis.

12