Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Terhadap Tindakan Seorang Dokter

15
Penerapan Komunikasi, Empati dan Perilaku Sehat Mira Nur Indah NIM : 102014133 / E 3 Alamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 [email protected] Pendahuluan Komunikasi adalah hal yang penting dalam kehidupan sehari- hari. Komunikasi memiliki dua bentuk yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kemanusiaan seorang individu karena dengan komunikasi ia dapat menjalin hubungan social dengan orang lain. Komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator (pemberi pesan) dan diterima oleh komunikan (penerima pesan) 1 . Selain mampu berkomunikasi secara efektif, dokter juga dituntut untuk memiliki rasa empati. Empati adalah kemampuan untuk merasakan, menghayati, dan menempatkan diri sendiri ditempat oranglain. Dengan berempati, dokter mampu meningkatkan pertumbuhan pasien dalam hal kesucian, kebajikan, kasih dan hikmat spiritual. Tidak hanya itu, dengan berempati dokter dapat menolong pasien untuk menjadi kuat, mandiri, dan dapat melihat realitas kehidupannya. Tak hanya mampu berkomunikasi dan memiliki rasa empati, seorang dokter dituntut memiliki perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat merupakan perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan 2 . Perilaku sehat merupakan suatu kondisi

description

Kaidah Dasar Bioetik Terhadap Tindakan Seorang Dokter

Transcript of Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Terhadap Tindakan Seorang Dokter

Page 1: Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Terhadap Tindakan Seorang Dokter

Penerapan Komunikasi, Empati dan Perilaku Sehat

Mira Nur Indah

NIM : 102014133 / E 3

Alamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

[email protected]

Pendahuluan

Komunikasi adalah hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi memiliki

dua bentuk yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi menjadi bagian terpenting

dalam kemanusiaan seorang individu karena dengan komunikasi ia dapat  menjalin hubungan

social dengan orang lain. Komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu

pesan yang disampaikan oleh komunikator (pemberi pesan) dan diterima oleh komunikan

(penerima pesan)1.

Selain mampu berkomunikasi secara efektif, dokter juga dituntut untuk memiliki rasa

empati. Empati adalah kemampuan untuk merasakan, menghayati, dan menempatkan diri sendiri

ditempat oranglain. Dengan berempati, dokter mampu meningkatkan pertumbuhan pasien dalam

hal kesucian, kebajikan, kasih dan hikmat spiritual. Tidak hanya itu, dengan berempati dokter

dapat menolong pasien untuk menjadi kuat, mandiri, dan dapat melihat realitas kehidupannya.

Tak hanya mampu berkomunikasi dan memiliki rasa empati, seorang dokter dituntut

memiliki perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat merupakan perilaku-perilaku yang berkaitan

dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan2.

Perilaku sehat merupakan suatu kondisi ketika individu dengan kondisi kesehatan yang stabil

berupaya aktif mencari cara untuk mengubah kebiasaan pribadi yang sehat dan atau lingkungan

guna beralih ketingkat kesehatan yang lebih tinggi3.

Isi Pembahasan

1.  Sikap Diri (Ego State) Pada Manusia

Page 2: Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Terhadap Tindakan Seorang Dokter

Menurut Eric Berne, setiap orang mempunyai tiga sikap diri (ego state), yaitu sikap diri

orang tua (parent ego state), sikap diri dewasa (adult ego state), dan sikap diri anak (child ego

state)4. Tiga sikap diri ini tidak memandang usia dari masing-masing individu, entah itu remaja,

orang tua, nenek, anak kecil, dsb. Berapa pun usia seorang manusia, ia bisa saya berbicara dan

bersikap dalam tiga sikap diri. Terkadang mereka menjadi seperti anak-anak, kadang seperti

dewasa, dan terkadang bisa seperti orang tua.

Sikap Diri Orang Tua

Sikap diri orang tua biasanya condong kearah sikap yang mengatur, menegur,

menyalahkan, mengharuskan, megasuh, menghibur, dan menyayangi2. Maka dari itu, dapat

diartikan bahwa sikap diri orang tua adalah bagian kepribadian yang bisa bersikap mengkritik

namun juga bisa mengasuh dengan kasih namun sikap diri orang tua biasanya tidak dapat

disalahkan.

Sikap Diri Dewasa

Sikap diri dewasa berarti sikap dalam menghadapai persoalan secara cerdas,

menggunakan otak, terarah, tidak berpihak, mengumpulkan keterangan, dan mencari pemecahan

terbaik5. Selain itu, sikap diri dewasa juga dapat dilihat dari sikap mereka yang berorientasi pada

kenyataan, memberi keterangan yang diperlukan, mengalisa dan mencoba memahami situasi,

membandingkan berbagai alternatif, percaya diri sendiri, tidak dipengaruhi perasaan, dan

melakukan koreksi bila perlu. Maka sikap diri dewasa cenderung mengolah persoalan

berdasarkan data, analisis, dan juga logika.

Sikap Diri Kanak-Kanak

Sikap diri anak ialah ketika seseorang bersikap seperti diperlihatkan oleh anak-anak.

Anak-anak memiliki sikap yang spontan, ingin campur segala urusan, main-main, merengek,

penuh daya cipta, bersungut-sungut, dan menganggap ringan masalah. Penampilan anak-anak

dipenuhi dengan perasaan, fantasi, intuisi dan juga emosi.

Sikap Diri dalam Komunikasi

Tiap-tiap orang harus mampu menentukan “sikap diri” agar komunikasi dapat berjalan

dengan lancar dan menyenangkan. Jauh lebih baik, apabila keduanya dapat memiliki “sikap diri”

dewasa dengan dewasa. Apabila salah satu pihak dalam kegiatan komunikasi menyadari tipe

sikap diri manakah yang terdapat pada lawan bicara, lalu dapat menyesuaikan diri, maka

komunikasi akan berjalan dengan lancar. Jadi, secara tidak langsung, keberhasilan suatu

Page 3: Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Terhadap Tindakan Seorang Dokter

komunikasi turut didukung dengan memahami sikap diri yang ditunjukkan oleh lawan bicara

kita.

2. Komunikasi

Pengertian Komunikasi

Ada beberapa pengertian terkait dengan komunikasi. Pertama, komunikasi dapat

diartikan sebagai proses interaksi penuh makna antara sesama manusia. Kedua, komunikasi

adalah proses dimana makna dipertukarkan sehingga terjadi pemahaman. Ketiga, komunikasi

merupakan proses dimana pesan diberikan atau diterima baik secara verbal maupun non-verbal.

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses pemberian atau penerimaan pesan antar

sesama manusia sehingga terjadi pemahaman baik melalui verbal (menggunakan kata-kata)

maupun non verbal (tidak menggunakan kata-kata).

Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal dapat diartikan sebagai komunikasi yang melibatkan bahasa atau

perkataan. Komunikasi verbal dapat disuarakan maupun ditulis. Dalam hal ini, kualitas suara;

kecepatan; dan intonasi turut menjadi usur yang harus diperhatikan dalam komunikasi verbal.

Dalam komunikasi verbal, pilihan kata yang baik adalah kunci dari keberhasilan komunikasi ini.

Kata-kata membentuk realitas, sehingga mengandung kekuatan yang luar biasa.

Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan setiap

kategori benda lainnya, komunikasi dengan gerak sebagai sinyal, dan komunikasi dengan

tindakan atau gerakan tubuh. Komunikasi non verbal memiliki peran penting dalam melengkapi

efektifitas komunikasi berbal, terutama saat komunikasi dilakukan secara tatap muka. Hal-hal

yang dapat diperhatikan dari komunkasi non verbal adalah ekspresi mata, kontak mata, pakaian,

gaya rambut, sikap tubuh (santai, wibawa, dsb), dan masih banyak lagi

Komunikasi Satu dan Dua Arah

Page 4: Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Terhadap Tindakan Seorang Dokter

Komunikasi satu arah adalah situasi komunikasi dimana pengirim tidak memiliki

kesempatan untuk mengetahui bagaimana penerima memberikan umpan balik bagi pesannya.

Sementara itu, komunikasi dua arah adalah situasi komunikasi dimana pengirim cukup leluasa

mendapatkan umpan balik dari pendengarnya6.

Dari dua macam komunikasi diatas, komunikasi dua arah adalah jenis komunikasi yang

paling efektif. Dengan komunikasi dua arah, akan memudahkan terbentuknya sebuah

pemahaman antara pengirim dan penerima perima pesan. Dalam dunia kedokteran, komunikasi

dua arah sangat dibutuhkan untuk bisa menentukan diagnosis dan cara penangan yang tepat.

Transaksi dalam Komunikasi

Dalam berkomunikasi, terjadi peristiwa transaksi yang akan tergantung pada sikap diri

(ego state) dari dua atau lebih idividu yang berkomunikasi. Transaksi yang terjadi ada tiga

macam, yaitu transaksi imbang (complementrey Transaction), transaksi silang (crossed

transaction) dan transaksi selubung (ulterior transaction).

a. Transaksi Imbang (Complementary Transaction)

Yang dimaksud dengan transaksi imbang adalah komunikasi yang terjalin pada taraf ego

state yang sama. Misalnya antara orang tua dengan orang tua, dewasa dengan dewasa, atau

kanak-kanak dengan kanak-kanak. Transaksi ini dinilai paling sehat karena biasanya

menghasilkan respon yang sesuai.

b. Transaksi Silang (Crossed Transaction)

Transkasi silang mengakibatkan kesenjangan dalam komunikasi karena terjadi perbedaan

ego state dalam komunikasi6. Komunkasi silang lebih sering meleset karena komunikasi yang

dikirim dari dan ke ego state kurang tepat pada situasi tertentu atau karena pihak yang diajak

berkomunikasi tidak peka dan jawababnya tidak sesuai. Hasilnya respon yang tidak sesuai justru

muncul dan memicu kemarahan, persaan bersalah, ribut, dan terkadang perilaku yang

menghindar.

c. Transaksi Selubung (Ulterior Transaction)

Dalam transaksi selubung, pesan disampaikan oleh ego state tertentu dan biasanya

melibatkan dua atau lebih ego state. Ada makna tersembunyi dalam komunikasi yang secara

sosial dapat diterima.

Komunikasi Efektif Dokter-Pasien

Page 5: Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Terhadap Tindakan Seorang Dokter

Dalam dunia kedokteran, seorang dokter bukan hanya harus pandai berkomunikasi, tetapi

dokter juga harus memiliki keterampilan untuk berkomunikasi secara efektif. Komunikasi yang

efektif adalah komunikasi yang terjadi secara dua arah, bahasa yang digunakan dalam

komunikasi adalah bahasa yang dapat diterima, terdapat unsur untuk mendengar secara aktif,

memperhatikan pesan verbal dan non verbal, serta komunikasi yang sifatnya dewasa dengan

dewasa (tidak otoriter dan tidak mengatur). Komunikasi dokter-pasien yang efektif sangat

diperlukan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai kondisi pasien, agar

dokter dapat membuat diagnosis, dan membantu pasien bekerja sama dengan dokter dalam

proses penyembuhan7.

Manfaat yang dapat diperoleh dari komunikasi efektif dokter-pasien adalah:

meningkatkan kesehatan jiwa, pasien lebih patuh pada pengobatan, meningkatnya kepuasan

pasien, meningkatnya kepuasan dokter, dan pada akhirnya dapat mengurangi risiko malpraktik.

Melihat begitu banyak manfaat yang diperoleh dari komunikasi yang efektif antara dokter dan

pasien, maka jelaslah bahwa komunikasi yang efektif adalah hal yang sangat penting dan harus

diperhatikan oleh dokter dan pasien.

Apabila dalam prakteknya dokter dan pasien berhasil berkomunikasi secara efektif dan

dapat memetik manfaat-manfaat seperti yang disebutkan diatas, maka akan menimbulkan analisa

transaksionil yang bersifat ASAS-ASAS (aku senang aman sentosa). Akan tetapi jika yang

terjadi kebalikannya dapat memunculkan sifat ASAS-ATISAS (aku tidak senang aman sentosa),

ATISAS-ASAS, bahkan ATISAS-ATISAS.

3. Empati

Pengertian Empati

Kebanyakan orang beranggapan bahwa empati memiliki arti dan makna yang sama

dengan simpati, padahal pengertian empati adalah seseorang menempatkan dirinya secara

imajinatif pada posisi orang lain. Secara lebib luas, empati juga bisa diartikan sebagai upaya dan

kemampuan untuk mengerti, menghayati dan menempatkan diri seseorang di tempat orang lain

sesuai dengan identitas, pikiran, perasaan, keinginan, perilaku, tanpa mencampur-baurkan nilai.

Menunjukkan empati tidak hanya lewat komunikasi verbal, namun juga dapat ditampilkan dalam

non verbal (seperti: genggaman tangan, mimik muka simpatik, dsb).

Keterampilan Empati

Berempati bukan hanya sekedar berbasa-basi atau bermanis mulut kepada pasien, tetapi

juga dituntut untuk memiliki keterampilan-keterampilan seperti berikut ini: mendengarkan aktif,

Page 6: Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Terhadap Tindakan Seorang Dokter

responsif terhadap kebutuhan pasien, responsif terhadap kepentingan pasien, adanya usaha untuk

memberikan pertolongan pada pasien, dan dimulai dari diri sendiri.

Mendengar Aktif

Mendengar aktif bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakuan. Meskipun demikian,

mendengar aktif dapat dipelajari karena pendengar yang baik dan aktif tidak terlahir begitu saja

melainkan dibentuk memlalui proses yang tidak mudah. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa

efisiensi mendengar rata-rata pada budaya ini hanya sekitar 25 persen saja, itu artinya walaupun

kita mendengar semua kata yang diucapkan, tetapi sebenarnya kita tidak memproses semua kata-

kata itu8.

Seorang dokter harus mampu mendengar aktif dengan tujuan untuk mengetahui

pemikiran, perasaan, dan keinginan yang ingin disampaikan oleh pasien. Dalam mendengar aktif,

dokter tidak hanya memperhatikan komunikasi verbal yang disampaikan tapi juga turut

mengamati aspek-aspek non verbal yang mungkin ditunjukan oleh pasien.

Manfaat Empati

Dengan menunjukkan rasa empati terhadap pasien, seorang dokter dapat memetik

manfaat-manfaat sebagai berikut:

a. Menyokong atau meningkatkan pertumbuhan dalam kesucian, kebajikan, kasih dan

hikmat spiritual.

b. Menolong pasien untuk menjadi kuat

c. Menolong pasien untuk mandiri

d. Menolong pasien untuk melihat realitas

e. Menolong pasien untuk mendapatkan kepastian bahwa: masalahnya adalah masalah

umum, sudah diketahui penyebabnya, ada metode perawatan, dsb.

4. Perilaku Sehat

Perilaku sehat adalah segala aktifitas yang dilakukan seseorang untuk mempertahankan,

atau meningkatkan kesehatannya, tidak tergantung status kesehatannya saat itu atau apakah

perilaku yang dilakukannya mencapai hal tersebut. (Sarafino 2004).

Terdapat lima perilaku sehat:

Page 7: Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Terhadap Tindakan Seorang Dokter

Pencegahan

Segala tindakan yang secara medis direkomendasikan, yang dilakukan tanpa paksaan

oleh seseorang yang percaya dirinya sehat dan bertujuan untuk mencegah penyakit atau

ketidakmampuan atau untuk mendeteksi penyakit yang tidak tampak nyata.

Pelindungan

Tindakan yang dilakukan seseorang untuk melindungi, meningkatkan dan menjaga kesehatan.

Perilaku Sebelum Sakit

Tindakan yang dilakukan seseorang yang tidak yakin akan kondisi kesehatannya.

Individu ingin memperjelas arti kondisinya dan kemudian menentukan bahwa mereka sehat atau

tidak, dengan mencari pertolongan.

Perilaku saat Sakit

Tindakan yang dilakukan oleh orang yang sedang sakit, sama ada oleh dirinya sendiri

atau orang lain.

Kondisi Sosial

Tindakan yang dilakukan oleh lingkungan sosial agar kesehatan masyarakat secara

keseluruhan tetap terjamin.

Tiga Kosenkuensi Yang Menentukan Perilaku Sehat Individu

1. Reinforcement (peningkatan)

Melakukan sesuatu yang membawa kesenangan dan kepuasan dan ingin diulangi agar

mendapatkan kepuasan.

Positive reinforcement : untuk mendapatkan sesuatu yang membahagiakan atau

menyenangkan

Negatif reinforcement : melakukan sesuatu untuk menghilangkan sesuatu yang tidak

menyenangkan atau supaya hal tersebut tidak terjadi lagi.

2. Extinction (peniadaan)

Jika konsekuensi yang mempertahankan perilaku sehat dihilangkan maka akan

melemahkan responnya kecuali adanya stimuli ataupun reinforce lain.

Page 8: Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Terhadap Tindakan Seorang Dokter

3. Punishment (hukuman)

Memberi hukuman ataupun memarahi jika perilaku yang dilakukan membawa

konsikuensi yang tidak menyenangkan dan cenderung ditekan atau dihilangkan.

5. Pola Asuh

Pola asuh adalah pola perilaku yang diterapkan orang tua pada anak dan bersifat relatif

konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak baik dari segi negatif

maupun positifnya. Berhasil tidaknya orang tua membentuk tingkah laku anak sangat bergantung

kepada bagaimana pola asuh orang tua yang dirasakan anak itu sendiri.

Tipe Otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola perilaku yang diterapkan orang tua pada anak dan bersifat

relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak baik dari segi

negatif maupun positifnya. Berhasil tidaknya orang tua membentuk tingkah laku anak sangat

bergantung kepada bagaimana pola asuh orang tua yang dirasakan anak itu sendiri.

Pada tipe ini orang tua cenderung hanya menuntut, mengawasi, mengarahkan, dan

memberikan larangan, sehingga cenderung mengabaikan hak-hak si anak untuk mengutarakan

pendapatnya. Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya

dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan

dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik

dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.

Dampak dari tipe otoriter pada remaja tumbuh menjadi :

- Penurut : kurang inisiatif, sulit mengambil keputusan, dll.

- Pemberontak : obat-obatan (drugs), seks bebas, kriminal, dll.

- Motivasi ekstrinsik : dari luar diri.

Tipe Demokratis

Pola asuh demokratis adalah salah satu bentuk perlakuan yang dapat diterapkan orang tua

pada adalam rangka membentuk kepribadian anak dengan cara memprioritaskan kepentingan

anak yang bersikap rasional atau pemikiran-pemikiran. Pola asuh demokratis mempunyai ciri-

ciri, yaitu: anak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan kontrol internal, anak

Page 9: Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Terhadap Tindakan Seorang Dokter

diakui sebagai pribadi oleh orang tua dan turut dilibatkan dalam pengambilan keputusan,

menetapkan peraturan serta mengatur kehidupan anak.

Orang tua menggunakan hukuman fisik, dan diberikan jika terbukti anak secara sadar

menolak melakukan apa yang telah disetujui bersama, sehingga lebih bersikap edukatif. Pola

asuh authoritative memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu

mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari

tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis

terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak,

memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan

pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

Dampak dari tipe ini, anak menjadi :

- Percaya diri

- Memandang diri secara positif

- Penerimaan diri yang baik

- Motivasi intrinsik (dari dalam diri)

- Lebih mampu mengendalikan diri

- Memiliki tujuan atau arah hidup yang jelas, dll.

Tipe Permisif

Pola asuh permisif adalah salah satu bentuk perlakuan yang dapat diterapkan orang tua

pada anak dalam rangka membentuk kepribadian anak dengan cara memberikan pengawasan

yang sangat longgar serta memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa

pengawasan yang cukup darinya. Orang tua cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak

apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka.

Hal ini dilakukan sebagai wujud dari rasa kasih sayang orangtua terhadap anaknya, sehingga

orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.

Dampak dari tipe ini adalah:

Anak menjadi egois

Kurang taat pada aturan

Page 10: Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Terhadap Tindakan Seorang Dokter

Pengendalian diri rendah

Kurang mandiri, dll.

Tipe-tipe pola asuh dari satu orang tua dengan orang tua lainnya berbeda yang

disebabkan oleh faktor budaya dari mana mereka berasal, faktor pengalaman pola asuh masa lalu

yang diterapkan oleh orang tua mereka, kesibukan masing-masing orang tua, tingkat sosial

ekonomi, karakter anak, dll. Hal inilah yang membedakan setiap pola asuh orang tua yang

mereka terapkan pada anaknya.

Kesimpulan

Berdasarkan kasus skenario E dimana seorang ibu telah menerapkan kedisiplinan pada

anaknya dengan memberikan imbalan koin setiap anaknya mau menggosok gigi. Hal ini

dimasukkan agar si anak mau dengan rajin menggosok giginya. Ibu tersebut telah menerapkan

perilaku sehat pada anaknya dengan konsekuensi reinforcement, dimana ibu ini ingin melakukan

peningkatan dari sikap anaknya yang malas menjadi rajin menggosok gigi. Ia pun menerapkan

pola asuh demokratis yang tidak memaksa anaknya untuk sikat gigi, namun ia mencari alternatif

lain yang tidak merugikan pihak manapun untuk mengajak anaknya menggosok gigi.

Sehingga memberikan dampak yang baik bagi si anak. Walaupun suatu saat ibu tersebut

tidak lagi memberikan koin sebagai imbalan, anaknya bisa tetap terus menggosok giginya karena

adanya kepuasan yang ia rasakan, seperti kebersihan dan kesehatan giginya, ataupun pujian dari

orang lain.

Daftar Pustaka

1. Guntar N, Salmon JS, Desriaman S, Willem S, William G, Judin PT. Who am I, Komunikasi

Empati, Kom. Dokter-Pasien. Bahan Kuliah. Jakarta: FK UKRIDA ; 2007

2. Sumartono. 2004. Komunikasi Kasih Sayang. Jakarta: Elex Media Komputindo. Hal. 118

3. Yudha E.K., dkk. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong .Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2009. h.

137-139

4,5,6 Uripni, Christina Lia; dkk. 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

7. Sukardi, Elias; dkk. 2008. Modul Komunikasi Pasien-Dokter: Suatu Pendekatan Holistik.

8. Hegner, Barbara R.; dkk. 2003. Asisten Keperawatan: Suatu Proses Keperawatan, Edisi

Page 11: Penerapan Kaidah Dasar Bioetik Terhadap Tindakan Seorang Dokter