PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ......

82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN GUIDED INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAIY MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA I\TEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHTJN PELAJARAN 2O11I2OI2 Oleh : PURWO ADI NUGROTIO K 4308109 PROGRAM STUDI PENDIDIKAII BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAIY DAI\I ILMU PENDIDIKA}i T]NTVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juti 2012 5e SKRIPSI

Transcript of PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ......

Page 1: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN GUIDED INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING

UNTUK MENINGKATKAIY MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA SMA I\TEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI

TAHTJN PELAJARAN 2O11I2OI2

Oleh :

PURWO ADI NUGROTIO

K 4308109

PROGRAM STUDI PENDIDIKAII BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAIY DAI\I ILMU PENDIDIKA}i

T]NTVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juti 2012

5eSKRIPSI

Page 2: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Skripsi ini telah disetujui

Skripsi Fakultas Keguruan dan

Surakarta.

Pembimbing I

NrP. 19580123 198603 2 001

PERSETUJUAI{

untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta" 23 Jluli2012

Pembimbing II

fizzRiezky Maya Probosari., S.Si". M.Si

NrP. 19760419 200112 2 003

lV

Page 3: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENCS,SAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas'Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari

Tanggal

Tim Penguji Skripsi

Ketua

Sekretaris

Anggota I

Anggota II

: Senin

:23 JuJriZAt2

Nama Terang

Puguh Karyanto., S.Si., M.Si.,

Joko Ariyanto., S.Si., M.Si

Dr. Suciati., M.Pd

Tanda Tangan

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

NIP. 19660415 199103 002

Page 4: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi membawa perubahan secara menyeluruh dalam kehidupan

masyarakat di berbagai belahan dunia. Semua aspek kehidupan berkembang

dengan pesat terutama pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Perkembangan IPTEK sangat berpengaruh pada dunia pendidikan terutama dalam

merancang kurikulum dan proses pembelajaran yang dilakukan. Perkembangan

IPTEK selain berdampak positif terhadap peningkatan kualitas sumber daya

manusia, tetapi juga berdampak negatif seperti rasa sosial berkurang.

Pemerintah telah berusaha menunjukkannya dengan mencari solusi yang

tepat untuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia yang semakin

kompleks diataranya dengan memperbaiki kurikulum pembelajaran. Kewajiban

sekolah adalah mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang bermutu agar

tercipta pembelajaran yang ideal sehingga dapat meningkatkan kualitas dan

prestasi siswa. Perbaikan dalam proses belajar juga telah dilakukan agar siswa

berperan lebih aktif sehingga pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru. Guru

berperan sebagai motivator dan fasilitator agar siswa dapat berkreasi dan

menggali potensi secara optimal sehingga hasil belajar terus meningkat.

Penggunaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada saat ini

merupakan upaya dari pemerintah dalam mengembangkan kurikulum menjadi

lebih baik. Kurikulum sekarang ini lebih mengutamakan siswa supaya tidak hanya

pandai dalam belajar tetapi siswa mempunyai kemampuan dalam bersosialisasi

dengan masyarakat. Implikasinya yaitu guru dituntut mampu mengubah sistem

pembelajaran yang berpusat pada guru dengan pembelajaran berpusat pada siswa.

Hal ini relevan dengan tujuan pendidikan nasional seperti tercantum dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: "Turut mencerdaskan kehidupan

bangsa" sementara dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

tahun 2003, Pasal 1 dinyatakan: "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

Page 5: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara".

Biologi merupakan bagian dari sains yang penerapannya menekankan

pada proses penemuan yaitu siswa dapat mengamati secara langsung untuk

membangun pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan yang ada di alam

sehingga siswa mendapatkan sendiri pengetahuan secara utuh. Pembelajaran

Biologi mengutamakan penguasaan konsep belajar yang berkaitan dengan alam

dan lingkungan. Hakikat pembelajaran sains khususnya dalam pembelajaran

biologi meliputi tiga aspek (proses, produk, sikap), dalam proses pembelajaran

sains siswa aktif menggali kemampuannya untuk menyelesaikan suatu masalah

yang berkaitan dengan peristiwa alam disekitarnya. Sains dipandang sebagai

proses yaitu sains merupakan suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan

seperti kemampuan mengamati, mengumpulkan data, menyimpulkan, dan

mengkomunikasikan data, sains dipandang sebagai produk yaitu didalam sains

terdapat konsep, hukum, dan teori yang sudah diterima kebenarannya, dan sains

dipandang sebagai sikap yaitu sikap ilmiah yang muncul setelah terlaksananya

suatu proses yaitu objektif, tanggung jawab, dan kerjasama (Siahaan dan Suyana,

2010: 3). Biologi bukan sekedar kumpulan konsep, prinsip, fakta, hukum, dan

teori, namun merupakan proses aktif dalam menggunakan pikiran untuk

memperoleh informasi, mempelajari dan menyelesaikan fenomena yang ada.

Pembelajaran biologi merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang dapat

dilakukan di dalam kelas, luar kelas, atau laboratorium. Pembelajaran di dalam

kelas berhubungan dengan materi pembelajaran, di luar kelas siswa dapat

menggunakannya untuk pengamatan dan pendalaman materi yang berhubungan

dengan lingkungan, sedangkan pembelajaran di laboratorium berupa pengamatan

atau praktikum. Pembelajaran biologi yang baik yaitu guru berperan sebagai

motivator dan fasilitator bagi siswa, dimana guru mempunyai peranan utama

dalam mempersiapkan dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan serta

membimbing siswa dalam belajar, sedangkan tugas siswa mengeksplorasi

pengetahuannya secara optimal. Tugas guru membimbing, memberi motivasi, dan

Page 6: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sebagai fasilitator bagi siswa untuk meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil

belajar siswa, sedangkan tugas siswa dalam proses pembelajaran adalah

mengeksplorasi seluruh kemampuannya dan berperan aktif dalam pembelajaran.

Hasil belajar biologi siswa belum seperti yang diharapkan dan guru

masih menggunakan model pembelajaran yang sama setiap harinya dalam

kegiatan pembelajaran. Hal tersebut tercermin dari hasil belajar biologi yang

dicapai siswa. Berdasarkan data hasil observasi pada kelas XI IPA III SMA

Negeri 1 Ngemplak Boyolali didapatkan nilai rata-rata sebesar 64,38%, hasil

ulangan harian siswa sebesar 77,03% tetapi ketuntasan belajar siswa masih rendah

yaitu 51,72% sehingga hasil yang didapatkan masih di bawah standar ketuntasan

belajar siswa minimal sebesar 75%. Hasil belajar siswa yang belum optimal dapat

dipengaruhi beberapa faktor seperti belum tepatnya dalam pemilihan metode

pembelajaran dan kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan guru

saat mengajar sehingga motivasi siswa dalam belajar menjadi kurang yang

berdampak pada hasil belajar siswa menjadi kurang optimal.

Permasalahan yang ada di kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali adalah masih redahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh beberapa

faktor, yaitu: minat siswa terhadap masalah sebesar 64,67%, tekun dan ulet dalam

menghadapi kesulitan sebesar 63,89%, senang mencari dan memecahkan masalah

sebesar 66,40%, adanya hasrat dan keinginan melakukan kegiatan sebesar

52,83%, adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan sebesar 66,67%,

adanya ganjaran atau hukuman dari guru sebesar 61,00%, penghargaan dan

penghormatan atas diri sebesar 66,00%, dan adanya kegiatan yang menarik

sebesar 68,00%. Hal yang didapatkan masih rendah disebabkan karena model

pembelajaran yang digunakan belum tepat sasaran sehingga motivasi belajar siswa

menjadi kurang optimal yang berdampak pada hasil belajar siswa menjadi rendah.

Alternatif solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan

hasil belajar siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali adalah

penggunaan model pembelajaran yang mampu mengoptimalkan kemampuan

berpikir siswa sehingga siswa lebih aktif dalam belajar, siswa dapat menemukan

dan menyelesaikan permasalahan yang didapatkan melalui kegiatan penemuan.

Page 7: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Guided inquiry merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa

lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menggali potensi yang ada dalam

dirinya dengan arahan dari guru, maka guided inquiry sangat tepat diterapkan

dalam proses pembelajaran yaitu masih adanya peran serta guru dalam proses

pembelajaran. Selain kemampuan setiap siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1

Ngemplak Boyolali yang masih rendah. Pemilihan guided inquiry dikarenakan

dalam pembelajaran guru dan siswa belum terbiasa menggunakan model

pembelajaran yang murni inquiry sehingga digunakan guided inquiry yang

merupakan bagian dan tingkatannya di bawah inquiry. Pembelajaran biologi

dengan model guided inquiry akan terlaksana baik jika adanya kegiatan penemuan

yang dilakukan siswa seperti seorang ilmuwan yaitu siswa dapat merumuskan

suatu masalah, merumuskan hipoteses, mengumpulkan data, menguji hipotesis,

dan menarik suatu kesimpulan.

Guided inquiry diprediksi akan lebih baik jika dipadukan dengan teknik

pembelajaran yang sesuai sehingga dapat mengekplorasi kemampuan siswa, yaitu

dengan teknik mind mapping yang merupakan teknik dalam membuat catatan

dengan pemetaan gambar. Mind mapping dapat digunakan dalam pembelajaran

biologi karena banyak siswa mempunyai ingatan yang terbatas dalam mengingat,

materi dalam biologi masih tergolong abstrak dan susah untuk dipelajari maupun

diingat oleh siswa, sehingga diharapkan siswa dapat membuat catatan yang dapat

mempermudah dalam belajar, menarik, dan mudah diingat dengan kreatifitas

siswa yang dapat menjadikan belajar lebih menyenangkan.

Penggabungan model pembelajaran Guided Inquiry dan Mind Mapping

diharapkan dapat mengeksplorasi kemampuan siswa dalam belajar dengan

bimbingan dari guru, melatih siswa supaya lebih kreatif dan menumbuhkan

imajinasi dalam membuat catatan belajar yang menarik sehingga belajar menjadi

lebih menyenangkan karena menggunakan teknik belajar yang relatif baru, siswa

tertantang dalam belajar yang menyebabkan motivasi belajar siswa meningkat dan

diharapkan hasil belajar siswa juga meningkat.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dan dalam rangka untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus digunakan sebagai solusi terhadap

Page 8: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

permasalahan pembelajaran biologi di kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali, maka perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul:

"PENERAPAN GUIDED INQUIRY DISERTAI MIND MAPPING UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

2011/2012".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan yang menjadi pokok

penelitian, yaitu:

1. Apakah penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali?

2. Apakah penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah, maka tujuan penelitian untuk mengetahui:

1. Bagaimana Guided Inquiry disertai Mind Mapping dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Bagaimana Guided Inquiry disertai Mind Mapping dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun

Pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Manfaat untuk Siswa

a. Memberikan pengalaman belajar kepada siswa melalui Model Pembelajaran

Guided Inquiry disertai Mind Mapping.

Page 9: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Model Guided Inquiry disertai Mind Mapping dapat memberi memotivasi

siswa dalam belajar, karena siswa belajar secara aktif dengan mengeksplor

pengetahuannya sendiri menggunakan pemetaan pikiran dengan bimbingan

guru.

2. Manfaat untuk Guru

a. Memberikan solusi terhadap kendala pembelajaran biologi, khususnya

terkait dengan motivasi dan hasil belajar biologi siswa.

b. Menambah wawasan pengetahuan guru, khususnya berkaitan dengan

penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran biologi supaya

pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.

3. Manfaat untuk Sekolah

a. Memberikan ide atau masukan yang baik kepada sekolah dalam rangka

perbaikan pembelajaran melalui model pembelajaran Guided Inquiry

disertai Mind Mapping.

4. Manfaat untuk LPTK

a. Menjalin kemitraan dengan sekolah.

b. Memberi wahana bagi calon lulusan LPTK untuk mendapatkan pengalaman

nyata di dunia pendidikan.

Page 10: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran Biologi

a. Belajar Biologi

Belajar merupakan hal yang wajib bagi siswa untuk mendapatkan

pengetahuan dalam bidang pendidikan. Belajar merupakan suatu proses

dimana siswa dapat menggali potensi yang ada pada diri siswa, dengan

belajar siswa akan mendapatkan suatu pengetahuan yang baru sehingga dari

tidak tahu menjadi tahu dengan siswa belajar dan mengubah perilaku siswa

sehari-hari berdasarkan pengetahuan menuju ke arah lebih baik. Menurut

Slameto (2003: 2), belajar merupakan usaha yang dapat siswa lakukan untuk

memperoleh suatu perubahan dalam diri dari tingkah laku dan kecerdasan

melalui pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Senada dengan penjelasan di atas, Siregar dan Nara (2010: 3),

menyatakan belajar merupakan sebuah proses yang akan terjadi pada semua

orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu tanda bahwa siswa telah

belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat

diamati. Dimyati dan Mudjiono (1999: 7), belajar hanya dialami oleh diri

sendiri. Siswa adalah sebagai penentu kelangsungan proses belajar apakah

berhasil atau tidak. Proses belajar dilakukan untuk memperoleh sesuatu

materi belajar yang ada di lingkungan, selain untuk memperjelas tentang

konsep pengertian belajar. Trianto (2010: 9), menegaskan bahwa belajar

membutuhkan suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri.

Perubahan tersebut merupakan hasil dari proses belajar yang dapat

digunakan sebagai indikator dalam berbagai bentuk perubahan seperti

pengetahuan, pemahaman materi, sikap, dan tingkah laku saat belajar.

Biologi merupakan bagian dari sains dapat diartikan bahwa dalam

proses mendapatkan suatu pengetahuan yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi atau menemukan sendiri cara mendapatkan ide baru

Page 11: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

(Aunurrahman, 2009: 36). Belajar biologi merupakan suatu pembelajaran

yang diperoleh siswa secara langsung untuk memahami suatu konsep

pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan di sekitar tempat belajar.

Menurut Rustaman (2005: 90-91), sains dipandang sebagai proses yaitu

sains merupakan suatu proses mendapatkan pengetahuan seperti mengamati,

mengumpulkan data, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan data, sains

dipandang sebagai produk yaitu dalam sains terdapat konsep, hukum, dan

teori yang sudah diterima kebenarannya, dan sains dipandang sebagai sikap

yaitu sikap ilmiah yang muncul setelah terlaksana suatu proses yaitu

objektif, tanggung jawab, dan kerjasama. Keterampilan proses sains dalam

belajar biologi membuat siswa menjadi lebih kreatif dalam mengembangkan

pola pemikiran. Siswa dapat mengeksplorasi kemampuan secara optimal

dalam mempelajari dan memahami konsep belajar dengan baik dalam

mencari informasi atau pengetahuan baru yang sudah terdapat di alam.

Carin dalam Suciati (2010: 238), hakikat belajar biologi mengacu pada tiga

aspek yaitu proses (hand-on), produk (minds-on) dan sikap ilmiah (heart-

on). Proses berkaitan dengan metode ilmiah yang dapat digunakan. Produk

berkaitan dengan fakta, teori, prinsip, atau konsep yang digunakan dalam

belajar. Sikap berkaitan dengan kejujuran, rasa ingin tahu, dan bekerja sama.

Belajar biologi erat hubungannya dengan lingkungan sehingga melibatkan

siswa aktif untuk mendapatkan pengalaman tentang fenomena alam

sekitarnya.

Aunurrahman (2009: 35-39), menemukan beberapa ciri umum dari

kegiatan belajar, yaitu: (1) belajar menunjukkan aktifitas diri yang disadari

atau disengaja, (2) belajar merupakan interaksi yang siswa lakukan dengan

lingkungan, dan (3) hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.

Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar,

akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku yang

dapat diamati setiap hari terutama interaksi siswa dengan lingkungan.

Berdasarkan definisi dan kesimpulan tentang belajar, dapat

dipahami bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku

Page 12: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

melalui tindakan yang siswa lakukan dalam belajar dan berinteraksi dengan

lingkungan. Perubahan yang terjadi bersifat tetap dan supaya dapat

mewujudkan tujuan belajar maka siswa harus memahami prinsip-prinsip

belajar supaya kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik.

b. Pembelajaran Biologi

Pembelajaran biologi erat kaitannya dengan proses perencanaan

pembelajaran. Guru mempunyai peranan penting dalam merancang dan

menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang tepat untuk

kelancaran proses pembelajaran. Pembelajaran biologi menitikberatkan pada

proses belajar untuk mendapatkan produk belajar yang baik sehingga

metode dan strategi belajar sangat berpengaruh dan berperan penting dalam

keterlaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan Permendiknas Nomor. 19

tahun 2005 pasal 5 ayat 1 dinyatakan: "Standar isi mencangkup lingkup

materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada

jenjang dan jenis pendidikan tertentu", dan pasal 19 ayat 3 dinyatakan:

"Standar proses pembelajaran meliputi perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan

pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran

yang efektif dan efisien". Menurut Siregar dan Nara (2010: 13), guru

merancang strategi dalam menetapkan langkah-langkah pembelajaran,

menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang tepat supaya belajar

biologi dapat berjalan sesuai dengan rangcangan yang dibuat.

Berdasarkan uraian di atas, Trianto (2007: 136), menyatakan bahwa

peranan guru pada pembelajaran biologi pada sekarang ini hanyalah sebagai

pemberi motivator, fasilitator, dan membuat suasana belajar yang nyaman

untuk siswa. Guru tidak menyampaikan seluruh pengetahuan kepada siswa

tetapi membimbing siswa dalam belajar untuk mengeluarkan segala

kemampuan dalam dirinya sehingga siswa harus mempunyai keterampilan

dan kreatifitas yang tinggi dalam belajar.

Page 13: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Teori Belajar

Teori belajar merupakan kegiatan siswa yang diterapkan dalam diri

siswa yang sedang belajar melalui proses dalam pikiran siswa itu sendiri.

Siregar dan Nara (2010: 24), teori belajar dapat menunjukkan hubungan antara

sifat dan sikap dalam diri siswa saat proses pembelajaran. Tujuan dari teori

belajar adalah menjelaskan proses belajar sehingga teori belajar dapat

digunakan sebagai indikator keberhasilan siswa dalam belajar. Terdapat

beberapa teori belajar yang dapat dijadikan sebagai acuan pembelajaran yaitu:

a. Teori Belajar Kontruktivisme

Tokoh dari teori belajar konstruktivisme adalah Jean Piaget, yang

menyatakan konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun

pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman

sehingga siswa dalam belajar terdapat proses pembentukan pengetahuan.

Pengetahuan tersebut sudah ada dalam diri siswa dikarenakan pengetahuan

tidak dapat dipindahkan. Pengetahuan siswa merupakan pembentukan yang

secara terus menerus untuk memahami pengetahuan baru yang didapatkan.

Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah ditentukan tetapi dengan cara siswa

berinteraksi dengan objek pengetahuan dan lingkungan.

Belajar merupakan proses dalam pembentukan pengetahuan dan

siswa sendiri yang melakukannya dalam mencari pengetahuan yang ingin

didapatkannya sehingga siswa harus aktif dalam belajar, aktif berpikir,

meningkatkan minat belajarnya, dan membuat konsep belajar yang efektif

(Siregar dan Nara, 2010: 40-41). Trianto (2010: 19), menambahkan bahwa

sistem pembelajaran dalam pandangan konstruktivis mempunyai ciri-ciri

yaitu: (1) siswa terlibat aktif dalam belajar, (2) siswa dalam belajar

pengetahuan secara bermakna dengan bekerja dan berpikir, dan (3)

informasi baru harus dikaitkan dengan informasi sebelumnya sehingga

menyatu dengan skemata yang dimiliki siswa. Guru hanya berperan dalam

membantu siswa agar proses pembentukan pengetahuan berjalan baik.

Implikasinya dapat melatih siswa untuk mengembangkan pola pemikiran

dalam mengkonstruk informasi yang diterima melalui bimbingan guru.

Page 14: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

b. Teori Belajar Penemuan Jerome Bruner

Pendekatan Bruner terhadap belajar didasarkan pada dua asumsi.

Asumsi pertama, perolehan pengetahuan merupakan suatu proses interaktif

dengan berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, perubahan tidak hanya

terjadi di lingkungan, tetapi juga dalam orang itu sendiri. Asumsi kedua,

orang mengkonstruksikan pengetahuan dengan menghubungkan informasi

yang masuk akal dengan informasi yang diperoleh sebelumnya (Dahar,

2011: 77).

Belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung terjadi hampir

bersamaan, yaitu: (1) memperoleh informasi baru, (2) transformasi

informasi, dan (3) menguji relevansi dan ketetapan pengetahuan (Dahar,

2011: 80). Belajar untuk mendapatkan pengetahuan yang baru yaitu dengan

siswa aktif untuk mencari pengetahuan dan menghasilkan hasil belajar yang

baik. Siswa dituntut mandiri dalam mencari cara pemecahan suatu masalah

dan pengetahuan, karena pengetahuan yang siswa dapatkan harus melewati

proses untuk mendapatkannya.

Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan terdapat

beberapa kebaikan, diantaranya: (1) pengetahuan yang didapat akan

bertahan lama dalam ingatan, (2) hasil belajar penemuan mempunyai efek

transfer lebih baik, dan (3) belajar penemuan meningkatkan kemampuan

berfikir siswa (Dahar, 2011: 77). Belajar penemuan dapat membangkitkan

keinginan dan memberikan motivasi siswa untuk terus menggali potensinya

dalam menemukan jawaban dari suatu permasalahan. Implikasinya dapat

memungkinkan siswa belajar melalui penemuan dengan bimbingan guru.

c. Teori Perkembangan Jean Piaget

Teori perkembangan Piaget mewakili teori belajar konstruktivisme

yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak

secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realistis melalui

pengalaman dan interaksi mereka. Setiap individu mempunyai kemampuan

untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan akan bermakna

Page 15: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

bila pengetahuan tersebut dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa (Sanjaya,

2011: 123-124).

Teori ini bertujuan untuk mengembangkan aspek kognitif dengan

cara siswa aktif dalam membangun pemahamannya secara nyata melalui

pengalaman dan interaksi yang didapatkan dari lingkungan sekitarnya.

Implikasinya dapat melatih untuk meningkatkan interaksi siswa dengan

siswa maupun dengan lingkungan serta dapat mengembangkan kemampuan

berpikir siswa.

d. Teori Belajar Vygotsky

Teori Vygotsky lebih menekankan pada aspek sosial dari

pembelajaran terutama pada scaffolding (teman sebaya) yakni pemberian

bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangan dan kemudian

mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak

untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah

anak dapat melakukannya. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental lebih tinggi

yang muncul dalam percakapan dan kerjasama antar individu sebelum

terserap ke dalam individu tersebut (Trianto, 2007: 27). Adanya sosialisasi

pengetahuan yang diperoleh agar individu dapat diterima individu lain

dalam memecahkan masalahnya. Implikasinya dapat melatih siswa dalam

bekerja secara kelompok dengan pembagian kelompok secara heterogen dan

meningkatkan kerjasama siswa.

3. Model Pembelajaran Guided Inquiry Disertai Mind Mapping

a. Model Pembelajaran Inquiry

Inkuiri merupakan model pembelajaran yang dapat siswa gunakan

dalam mendapatkan informasi terlebih dahulu dengan cara melakukan

observasi atau mengidentifikasi permasalahan untuk mencari jawabannya

sehingga dapat memecahkan masalah terutama dalam proses pembelajaran.

Meutia (2008: 89), berpendapat bahwa model pembelajaran inkuiri jarang

digunakan dalam proses pembelajaran dimana model pembelajaran inkuiri

menekankan pada proses penemuan yang lebih memungkinkan keterlibatan

Page 16: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

aktif siswa dalam pembelajaran. Siswa harus aktif mencari dan menemukan

pengetahuannya dengan mengoptimalkan kemampuan dalam dirinya.

Terdapat ciri-ciri dari pembelajaran inkuiri, yaitu: (1) strategi

inkuiri mengoptimalkan aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan, (2)

aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawabannya secara

mandiri, dan (3) digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa

dalam berpikir (Sanjaya, 2011: 196-197). Ciri dari pembelajaran inkuiri

dimana siswa lebih aktif dalam menggali potensi untuk mendapatkan

pengetahuannya. Menurut Gulo (2002: 93-94), pembelajaran inkuiri tidak

hanya mengembangkan kemampuan berpikir tetapi mengembangkan

keterampilan yang siswa miliki, semakin siswa kreatif maka akan dapat

mengembangkan pikiran secara optimal. Sintaks inkuiri seperti Gambar 2.1

Gambar 2.1 Bagan Sintaks Proses Inkuiri (Sumber: Gulo, 2002: 94)

Tahapan dalam proses inkuiri tersebut merupakan sintaks kegiatan

belajar yang dibuat guru. Guru berperan mengoptimalkan kegiatan pada

proses belajar sebagai motivator, fasilitator, dan pengarah siswa. Siswa

mempunyai tugas untuk merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menarik suatu kesimpulan.

Menurut Amri (2010: 88-90), inkuiri dapat dibagi menjadi tiga

tingkatan yaitu: (1) inkuiri tingkat pertama, (2) inkuiri tingkat kedua, dan (3)

Merumuskan Masalah

Merumuskan Hipotesis

Mengumpulkan Bukti

Menarik Kesimpulan Sementara

Menguji Hipotesis

SISWA

Page 17: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

inkuiri tingkat ketiga. Inkuiri tingkat kedua dan inkuiri tingkat ketiga dapat

disebut inkuiri bebas. Inkuiri bebas, siswa terlibat secara utuh dalam semua

proses pembelajaran seperti yang terdapat dalam sintaks inkuiri, sedangkan

guru sebagai fasilitator dan pemberi motivasi siswa. Inkuiri tingkat pertama

disebut inkuiri terbimbing. Tahapan inkuiri terbimbing, siswa mendapatkan

suatu permasalahan dari guru atau literatur. Setelah mendapatkannya, siswa

dapat merumuskan cara pemecahannya ke tahapan selanjutnya.

Pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2011: 208-209), terdapat

keunggulan dan kelemahan, yaitu: (1) keunggulan, dapat mengembangkan

aspek kognitif, afektif, dan psikmotor siswa, siswa dapat belajar sesuai gaya

belajar yang dimiliki siswa, dan dapat melayani kebutuhan siswa yang

mempunyai kemampuan di atas rata-rata, (2) kelemahan, sulit mengontrol

kegiatan, keberhasilan belajar, sulit dalam merencanakan pembelajaran, dan

memerlukan waktu yang panjang.

b. Model Pembelajaran Guided Inquiry

Guided Inquiry merupakan bagian dari model pembelajaran Inkuiri.

Implementasi guided inquiry dalam proses pembelajaran, siswa dibimbing

oleh guru dalam kegiatan penemuan untuk mendapatkan informasi dengan

melakukan observasi dan mencari jawaban sehingga dapat memecahkan

suatu permasalahan. Siswa dituntut lebih aktif dalam pembelajaran untuk

menggali potensi yang terdapat dalam dirinya dengan arahan dari guru.

Menurut Bilgin (2009: 1039), perlu adanya model pembelajaran

yang dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam belajar dengan

menggunakan model inkuiri terbimbing. Guru dan siswa mempunyai

peranan sangat penting dalam mengembangkan permasalahan yang ada

dalam pembelajaran. Kegiatan inkuiri terbimbing dapat membantu siswa

mengembangkan sikap tanggung jawab dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapinya. Douglas (2009: 1), menambahkan ketika di dalam kelas

yang sedang diterapkan pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa belajar

dengan membentuk kelompok belajar untuk menyelesaikan permasalahan

yang ada pada lembar kerja. Lembar kerja berisikan data atau informasi,

Page 18: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pertanyaan yang dirancang oleh guru sebagai latihan siswa melalui

praktikum dalam memecahkan masalah sesuai rancangan yang telah dibuat.

Aktifitas dari guided inquiry menurut Zawadzki (2010: 70), yaitu

pembelajaran guided inquiry berlangsung secara terstruktur yang melibatkan

perpaduan pengetahuan baru yang akan dipelajari dengan pengetahuan lama

yang telah dipelajari sebelumnya. Bagian dari proses ini dimana siswa

melakukan kegiatan seperti identifikasi, menggeneralisasi, menyimpulkan,

dan memecahkan masalah.

Tahapan tersebut merupakan suatu cara agar pengetahuan yang

didapatkan berjalan terstruktur. Langkah pembelajaran dalam penggunakan

strategi pembelajaran guided inquiry terdapat lima tahapan sebagai panduan

dalam pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Guided Inkuiri

Tahap Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Tahap I Identifikasi dan Penerapan Ruang Lingkup Masalah

- Pemberian masalah - Perumusan masalah

- Mengidentifikasi masalah - Perumusan masalah

Tahap II Perumusan Hipotesis

- Perumusan hipotesis

- Merumuskan hipotesis

Tahap III Pengumpulan Data

- Merancang eksperimen - Mengumpulkan data

- Merancang eksperimen - Mengumpulkan data

Tahap IV Interpretasi Data

- Menyusun argumen yang

mendukung data dan hipotesis

- Menyusun argumen yang

mendukung data dan menguji hipotesis

Tahap V Pengembangan Kesimpulan

- Membuat induksi dan

generalisasi

- Membuat induksi dan

generalisasi (Sumber: Joyce et al., 2000: 170)

Menurut Amri (2010: 89-90), terdapat beberapa karakteristik

inkuiri terbimbing, yaitu: (1) mengembangkan kemampuan berfikir siswa,

(2) mempelajari proses dalam mengamati obyek dan menyusun generalisasi,

(3) guru bertugas sebagai pengontrol kegiatan siswa, (4) siswa harus

berusaha mengekplorasi pengetahuannya, (5) kelas digunakan sebagai

tempat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, dan (6) guru

Page 19: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

memotivasi siswa untuk mengkomunikasikan hasil yang didapatkan.

Karakteristik inkuiri terbimbing bertujuan untuk mengekplorasi semua

kemampuan yang terdapat dalam diri.

Tahapan proses inkuiri terdapat kemampuan yang dituntut kepada

siswa pada setiap tahapannya yang digunakan sebagai acuan dalam

terlaksananya pembelajaran, terlihat dalam Tabel 2.2

Tabel 2.2 Kemampuan yang Dikembangkan dalam Proses Inkuiri

Tahap Inkuiri Kemampuan yang Dituntut 1. Merumuskan masalah

2. Merumuskan jawaban sementara (hipotesis)

3. Menguji jawaban tentatif

4. Menarik kesimpulan

5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi

1. Kesadaran terhadap masalah 2. Melihat pentingnya masalah 3. Merumuskan masalah 1. Menguji dan menggolongkan jenis data yang

dapat diperoleh 2. Melihat dan merumuskan hubungan yang ada

secara logis 3. Merumuskan hipotesis 1. Merakit peristiwa

a. Mengidentifikasikan peristiwa b. Mengumpulkan dan mengevaluasi data

2. Menyusun data a. Mentranslasi dan menginterpretasi data b. Mengklasifikasikan

3. Analisis data a. Melihat hubungan b. Mencatat persamaan dan perbedaan c. Mengidentifikasikan sekuensi

1. Mencari pola dan makna hubungan 2. Merumuskan kesimpulan

(Sumber: Gulo, 2002: 94-95)

Proses pembelajaran guided inquiry, guru hanya mengawasi dan

sedikit memberi arahan kepada siswa supaya pelaksanaan pembelajaran

sesuai rancangan (Wahyudin, 2010: 59). Adanya berbagai penjelasan

mengenai guided inquiry, maka dapat disimpulkan bahwa dalam inkuiri

terbimbing tugas guru tidak lagi sebagai pemberi materi pembelajaran dan

siswa tidak lagi sebagai penerima materi pembelajaran, tetapi tugas guru

yaitu membuat rancangan pembelajaran atau langkah-langkah percobaan.

Page 20: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Siswa yang melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan

konsep yang telah direncanakan oleh guru.

c. Mind Mapping

Mind mapping merupakan teknik mencatat dengan menggunakan

pemetaan gambar. Teknik mind mapping dilakukan dengan menggabungkan

dan mengembangkan potensi kerja otak. Menurut Buzan (2007: 4), adanya

keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan untuk mengatur

dan mengingat informasi, baik secara tertulis maupun lisan. Ciri-ciri dari

mind mapping adalah penggunaan warna, simbol, bentuk, dan gambar

dalam membuat catatan belajar sehingga akan memudahkan otak dalam

menyerap informasi yang diterima.

Mind mapping yang dibuat oleh siswa bervariasi disebabkan karena

setiap individu berbeda dari segi sikap, emosi, dan kemampuan. Suasana

belajar di kelas juga dapat mempengaruhi dalam pembuatan peta pikiran.

Tugas guru adalah menciptakan suasana menyenangkan sehingga

mendukung kondisi belajar siswa di kelas terutama dalam proses pembuatan

mind map. Ozgul Keles (2012: 99), menambahkan mind mapping dapat

meningkatkan kemampuan berpikir dan kreatifitas siswa dengan adanya

warna yang berbeda-beda pada mind mapping yang dibuat siswa, dan guru

dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan

kreatifitas siswa dengan menggunakan teknik mind mapping.

Beberapa ahli yang mengemukakan tentang mind mapping, yaitu:

Silberman (2002: 188), mengatakan mind map merupakan cara kreatif bagi

siswa untuk menghasikan ide, mencatat hasil pelajaran, atau merencanakan

suatu percobaan. Ide didapatkan ketika dalam proses belajar berlangsung

dan digunakan untuk membuat peta pikiran yang dapat mempermudah

dalam belajar. DePorter (2011: 153), mengatakan peta pikiran merupakan

teknik yang dapat digunakan untuk mengekplorasi seluruh kemampuan otak

siswa. Pembuatan peta pikiran membutuhkan kreatifitas dan imajinasi

sehingga siswa dapat mengeksplorasi semua kemampuan dan diaplikasikan

dalam bentuk peta pikiran. Naim (2009), menambahkan adanya kombinasi

Page 21: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

warna, simbol yang digunakan dalam pembuatan, dan bentuk dari mind map

yang siswa buat. Penggunaan warna dan simbol ditujukan agar dapat

menarik respon dari otak siswa sehingga dapat mempermudah kinerja otak

siswa dalam menyerap informasi yang didapatkan. Sependapat dengan

penjelasan tersebut, Buzan (2007: 48), menyatakan bahwa mind map

membuat siswa mudah dalam mendapatkan informasi dari lingkungan ke

dalam otak, kemampuan yang dikembangkan dari otak kiri yaitu siswa dapat

menganalisis, melogika, mencerna kata-kata, dan dapat bermain dengan

angka, sedangkan kemampuan otak kanan yang dikembangkan adalah siswa

dapat berimajinasi, membedakan warna, dan mengerjakan tugas dari guru.

Informasi yang didapatkan akan dipetakan dan diingat oleh otak siswa

karena otak lebih mudah mengingat informasi berbentuk gambar.

Proses pembelajaran akan lebih efektif apabila disertai dengan

suatu catatan. Catatan akan mempermudah siswa memahami, mengingat,

merencanakan, dan menemukan ide-ide baru. Selama ini catatan yang dibuat

siswa masih tergolong kurang efektif karena berupa uraian panjang yang

tersusun banyak kalimat dan dapat membingungkan saat mempelajari

catatan kembali tetapi mind map memberikan solusinya. Menurut Buzan

(2007: 4), mind map merupakan teknik mencatat yang kreatif dan efektif

dengan memetakan pikiran disertai penggunaan simbol, garis, kata-kata, dan

gambar yang dapat membuat siswa berkreasi sesuai dengan yang dipikirkan.

Belajar menggunakan mind map akan menyenangkan dan meningkatkan

motivasi sehingga berdampak baik yaitu hasil belajar siswa juga meningkat.

Terdapat tujuh langkah dalam membuat mind map menurut Buzan

(2007: 15-20), sebagai berikut: (1) memulai dari bagian tengah kertas

kosong yang diletakkan secara mendatar, (2) menambahkan gambar atau

foto pada bagian tengah, gambar dapat membantu siswa menggunakan

imajinasi, lebih menarik, dan tetap fokus, (3) menggunakan warna, karena

warna sama menariknya dengan gambar, (4) menghubungkan cabang utama

ke gambar pusat, (5) menghubungkan cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat

satu dan dua, (6) membuat garis hubung melengkung, (7) menambahkan

Page 22: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

kata kunci disetiap cabang, dan (8) memberikan gambar pada setiap ujung

cabang. Penilaian terhadap tujuh langkah dalam membuat mind mapping

berdasarkan beberapa kreteria yang terdapat pada rubrik penilaian mind

mapping. Rubrik penilaian mind mapping dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Rubrik Penilaian Mind Mapping

Kategori Level 4 Level 3 Level 2 Level 1

Format Peta pikiran

berikut format cabang.

Peta pikiran sebagian

mengikuti format cabang.

Peta pikiran berikut format

lain, seperti lingkaran,

kotak, garis.

Peta pikiran tidak konsisten

mengikuti format dan sulit

dipahami.

Warna

Peta pikiran menggunakan warna berbeda setiap cabang. Peta pikiran

berwarna cerah.

Peta pikiran menggunakan

warna berbeda, beberapa cabang atau warna yang

menjemukan.

Peta pikiran tidak

sepenuhnya diwarnai.

Peta pikiran tidak diwarnai.

Isi

Peta pikiran termasuk poin

utama dari materi.

Peta pikiran menyajikan

beberapa poin utama dari

materi.

Peta pikiran menyajikan poin paling utama dari

materi.

Peta pikiran menyajikan

tidak ada poin utama.

Kata Kunci

Peta pikiran menyajikan

hanya satu kata atau nama per

cabang.

Peta pikiran menyajikan

beberapa kata atau nama pada

beberapa cabang.

Peta pikiran menyajikan

beberapa kata atau nama di

banyak cabang.

Peta pikiran menyajikan

beberapa kata atau nama di

sebagian cabang

Ide

Peta pikiran terpancar dari

tengah halaman. Ide cabang

keluar dari ide lain dengan cara yang logis dan terorganisir.

Peta pikiran terpancar dari

titik pusat. Beberapa ide cabang keluar dari ide lain,

beberapa cabang garis tunggal dari

pusat.

Peta pikiran terpancar dari

titik pusat. Beberapa ide cabang keluar dari ide lain, kebanyakan garis tunggal

dari pusat.

Peta pikiran terpancar dari

titik pusat. Tidak ada ide cabang keluar dari ide lain,

semua cabang memanjang dari

pusat.

Ilustrasi

Peta pikiran termasuk

setidaknya relevan 6

ilustrasi. Ilustrasi membuat peta

pikiran tak terlupakan.

Peta pikiran mencakup minimal 4

ilustrasi yang relevan. Ilustrasi

membuat peta pikiran tak terlupakan.

Peta pikiran termasuk

setidaknya 2 ilustrasi yang relevan yang

membuat peta pikiran tak terlupakan.

Peta pikiran tidak termasuk ilustrasi yang relevan atau

ilustrasi tidak membuat peta

pikiran tak terlupakan.

Kerapian

Peta pikiran sangat rapi,

teratur, dan jelas dibaca.

Peta pikiran agak rapi, teratur,

danjelas dibaca.

Peta pikiran tidak rapi, teratur, dan

dapat dibaca.

Peta pikiran adalah tidak

mudah dibaca.

(Sumber: ALTEC at University of Kansas)

Page 23: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Mind Map termasuk teknik pembelajaran yang mengunakan dalam

membuat catatan belajar dengan perpaduan antara kata, garis lengkung,

gambar, simbol, dan warna sehingga catatan lebih menarik. Contoh mind

map dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Teknik pembuatan Mind Map

(Sumber: http://learningfundamentals.com.au)

Manfaat peta pikiran menurut DePorter (2011: 173), antara lain

fleksibel atau mudah dibuat, memusatkan pikiran, dapat meningkatkan

pemahaman siswa dan menyenangkan dalam pembuatannya serta dapat

meningkatkan kreatifitas siswa. Menurut Velliaris (2009), peta pikiran juga

sangat efektif dalam memetakan pengetahuan yang didapatkan dalam proses

pembelajaran agar lebih mudah dalam memahami dan mendapatkan

informasi materi yang diajarkan oleh guru. Purnomo (2008), menambahkan

dengan menggunakan mind mapping siswa akan dapat mengeksplorasikan

seluruh pikiran dan konsep yang didapatkan dalam sebuah gambar yang

berbentuk peta pikiran. Disimpulkan bahwa mind mapping mempunyai

manfaat seperti mempermudah siswa mengingat materi belajar karena siswa

dapat memetakan materi tersebut dalam bentuk gambar, melatih kreatifitas

dan imajinasi sehingga kemampuan siswa dapat diekplorasi secara optimal.

Page 24: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

4. Motivasi Belajar

Motivasi belajar dapat diartikan suatu keadaan yang mendorong,

merangsang, dan menggerakan seseorang untuk belajar sesuatu atau melakukan

kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi dalam kegiatan belajar dapat

diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak diri siswa yang memberikan

arah dalam kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan belajar dapat tercapai.

Motivasi merupakan faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa, dikarenakan siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila

mempunyai motivasi belajar yang tinggi, guru harus mampu membangkitkan

motivasi belajar siswa. Menurut Hamalik (1992: 173), motivasi sebagai

petunjuk yang harus siswa lakukan dalam mencapai tujuan belajar, maka siswa

dapat mencari segala pengetahuan yang ingin didapatkan sehingga tujuan

belajar tercapai. Siregar dan Nara (2010: 49), motivasi adalah keadaan dalam

diri siswa sebagai pendorong untuk melakukan aktivitas guna mencapai tujuan

yang diinginkan. Semakin tinggi motivasi yang didapatkan maka siswa

semakin bersemangat dalam belajar dengan mengekplorasi semua kemampuan

yang ada dalam diri siswa. Uno (2008: 23), menambahkan motivasi merupakan

sebuah dorongan dasar dalam siswa bertingkah laku. Dorongan tersebut dapat

menggerakkan siswa melakukan sesuatu hal supaya dapat menjadi hal baik

untuk diri sendiri dan orang lain. Uraian tersebut dapat diartikan bahwa

motivasi adalah adanya perubahan energi yang terjadi dalam diri seseorang

sebagai penggerak dan pengarah yang mendorong seseorang untuk bertingkah

laku, sehingga motivasi merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan

segala aktivitas terutama bagi siswa dalam hal belajar.

Berdasarkan pengertian dan analisis tentang motivasi, maka Hamalik

(2003:162) menjelaskan motivasi terdapat dua jenis, yaitu: (1) motivasi

intrinsik, motivasi yang terdapat dalam diri siswa dan dapat digunakan dalam

situasi belajar, dan (2) motivasi ekstrinsik, motivasi yang disebabkan oleh

faktor-faktor dari luar situasi belajar. Motivasi baik intrinsik atau ekstrinsik

sangat mempengaruhi motivasi saat siswa belajar.

Page 25: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Terdapat nilai yang terdapat dalam motivasi, yaitu: (1) motivasi

menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa, (2) pembelajaran yang

mempunyai ciri motivasi adalah bagaimana guru mengajar sesuai dengan

kebutuhan siswa, (3) guru berperan dalam membangkitkan motivasi belajar

supaya siswa dapat berkreatifitas dengan baik, (4) berhasil atau gagalnya dalam

membangkitkan motivasi siswa dapat dipengaruhi oleh situasi pembelajaran di

kelas, dan (5) penggunaan motivasi menjadi faktor yang menentukan proses

belajar supaya menjadi efektif (Hamalik, 2003: 161-162).

Disimpulkan bahwa fungsi dari motivasi belajar pada diri siswa, yaitu:

(1) motivasi berfungsi untuk merubah dari yang semula tidak bisa menjadi bisa

dengan belajar, (2) motivasi berfungsi sebagai pengarah yang akan membuat

aktivitas dalam belajar semakin baik, dan (3) motivasi berfungsi sebagai

penggerak dimana yang semula tidak mau belajar menjadi mau untuk belajar.

5. Hasil Belajar Biologi

Hasil belajar merupakan kemampuan yang siswa peroleh setelah

proses belajar berlangsung yang siswa lakukan di kelas sehingga dapat

memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap, dan

keterampilan pada diri siswa supaya lebih baik dari sebelumnya. Sudjana

(2010: 22), menyatakan hasil belajar merupakan pengembangan kemampuan

yang siswa miliki sebagai siswa untuk menerima pengalaman belajar.

Terdapat lima kreteria dari hasil belajar, yaitu: (1) keterampilan

intelektual, mencangkup konsep belajar, prinsip dalam memecahan suatu

permasalahan, (2) strategi kognitif, kemampuan untuk memecahkan masalah

baru dengan jalan mengatur proses belajar, mengingat, dan berpikir, (3)

informasi vebral, kemampuan mendiskripsikan sesuatu dengan menggunakan

kata-kata, (4) keterampilan motorik, kemampuan mengkoordinasikan gerakan

yang berhubungan dengan otot, dan (5) sikap, kemampuan internal yang dapat

mempengaruhi tingkah laku (Aunurrahman, 2009: 47).

Hasil belajar pada awalnya melibatkan dua aspek dalam pembelajaran,

yaitu guru dan siswa yang menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa

Page 26: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. Berdasarkan Permendiknas Nomor.

20 tahun 2007 dinyatakan: "Standar penilaian pendidikan adalah standar

nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan

instrumen penilaian hasil belajar peserta didik". Penilaian hasil belajar peserta

didik dilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku

secara nasional untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik yang

berupa ulangan dan atau ujian. Menurut Widiyoko (2009: 29), menyatakan

berbagai perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai hasil proses

pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu output dan outcome. Output

terdiri dari hard skills dan soft skills yang dimiliki siswa dan outcome berupa

social achievement dalam bersosialisasi dengan masyarakat. Berarti belajar

bukan hanya meningkatkan hasil belajar yang siswa dapatkan ketika di sekolah

tetapi dapat meningkatkan rasa sosial siswa di dalam bermasyarakat.

Hakikat hasil belajar biologi adalah ketercapaian siswa dalam

menguasai konsep belajar dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-

hari. Hasil belajar menurut Bloom meliputi ranah afektif, psikomotor, dan

kognitif siswa, yaitu: (1) ranah kognitif menurut Yamin (2008: 33-36),

knowledge (mengingat atau pengetahuan), comprehension (mengerti atau

pemahaman), application (memakai atau penerapan), analysis (menganalisis

atau menguraikan), synthesis (mencipta atau merencanakan), evaluation

(menilai), (2) ranah afektif, receiving (menerima), responding (menanggapi),

valuing (menghargai), organization (mengorganisasikan), characterization

(menghayati), dan (3) ranah psikomotor menurut Sardiman (2001: 23-24),

initiatory level, pre-routine level, routinized level.

Menurut Suciati (2010: 240), menyatakan hasil belajar sains

mengembangkan keterampilan yang dimiliki siswa, meliputi: (1) keterampilan

mengamati (observation), melibatkan lima panca indra siswa, (2) keterampilan

mengelompokkan (classification), berupa keterampilan dalam mencari

perbedaan, kesamaan, atau membandingkan, (3) keterampilan menafsirkan

(interpretation), berupa mencatat hasil pengamatan, dan menghubungkan hasil

pengamatan, (4) keterampilan meramalkan (prediction), berupa mengajukan

Page 27: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

perkiraan berdasarkan pola yang sudah ada, (5) keterampilan bertanya

(question), berupa penjelasan tentang sesuatu hal, mengapa, atau bagaimana

hal tersebut dapat terjadi, (6) keterampilan berhipotesis (hypothesis), berupa

mengajukan perkiraan penyebab suatu hal dapat terjadi, (7) keterampilan

melakukan percobaan (eksperimen), berupa melakukan pengamatan atau

merencanakan penelitian, (8) keterampilan berkomunikasi (communication),

berupa menjelaskan hasil percobaan atau menyampaikan laporan secara

sistematis, diharapkan siswa dalam belajar dapat beraktivitas yang melibatkan

keterampilan afektif, psikomotor, dan kognitif. Proses tersebut merupakan

suatu acuan yang akan membimbing siswa dalam mengeksplor kemampuan

yang ada dalam dirinya, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Guru maupun pendidik lainnya perlu mengadakan penilaian terhadap

hasil belajar siswa (Arikunto, 2010: 6). Penilaian hasil belajar mempunyai

makna penting dalam mengetahui prestasi siswa dalam belajar, yaitu: (1) bagi

siswa, hasil belajar dapat mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil dalam

mengikuti pembelajaran, (2) bagi guru, hasil belajar digunakan untuk

mengetahui strategi pembelajaran yang digunakan sudah tepat atau belum, (3)

bagi sekolah, hasil belajar digunakan untuk mengetahui kondisi belajar yang

dicapai oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum.

B. Hasil Penelitian Relevan

Hasil penelitian yang relevan dari berbagai sumber yang didapatkan data

sebagai berikut :

1. Hasil penelitian Guided Inquiry

Hasil penelitian dari Ni Ketut Rapi (2008) yang dilaksanakan pada

kelas X SMA Negeri 2 Singaraja, didapatkan bahwa implementasi model

pembelajaran inkuiri terpimpin dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan,

(1) aktivitas siswa dalam belajar, siklus I nilai rata-rata aktivitas siswa 63

termasuk dalam kualifikasi cukup aktif dan siklus II nilai rata-rata aktivitas

siswa 72 termasuk dalam kualifikasi aktif, (2) respon siswa, siklus I maupun

siklus II termasuk kategori positif, dan (3) hasil belajar siswa pada siklus I

Page 28: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

adalah 69 termasuk kualifikasi cukup dan siklus II adalah 77 termasuk

kualifikasi baik dari siswa kelas X SMA Negeri 2 Singaraja.

Hasil penelitian dari Wahyudin dan Isa (2010) yang dilaksanakan

pada kelas X-1 semester II SMA negeri 14 Semarang, didapatkan hasil

penelitian adalah penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengam

bantuan multi media dapat meningkatkan minat siswa terhadap pengajaran

diperoleh rata-rata minat siswa sebelum tindakan sebesar 72,90%, Setelah

tindakan nilai rata-rata minat siswa meningkat menjadi 76,81% dan

pemahaman siswa meningkat dari 60% siswa yang dinyatakan tidak paham

pada siklus I menjadi 5% yang dinyatakan tidak paham pada siklus II dari

siswa kelas X-1 semester II SMAN 14 Semarang.

2. Hasil penelitian Mind Mapping

Naim (2009) yang dilaksanakan pada pembelajaran fisika, didapatkan

hasil penelitian adalah Metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran

(mind mapping) mempunyai manfaat untuk meningkatkan potensi akademis

(prestasi belajar) fisika atau potensi kreatif fisika yang terdapat pada diri siswa.

Sutarni (2011) yang dilaksanakan pada kelas 5A SD Kristen 3 BPK

Penabur Jakarta, didapatkan hasil penggunaan mind mapping sangat tepat

untuk mengerjakan soal cerita yang menggunakan konsep bilangan pecahan

sehingga kemampuan siswa meningkat. Mind mapping meningkatkan minat

siswa belajar Matematika, dengan hasil siklus I dan II. Presentase siklus I siswa

dapat mengerjakan soal cerita menggunakan konsep pecahan dengan mind

mapping 62,5% dan presentase siswa tidak dapat mengerjakan soal cerita

menggunakan konsep pecahan dengan mind mapping 37,5%. Presentase siklus

II siswa dapat mengerjakan soal cerita menggunakan konsep pecahan dengan

mind mapping dan alat peraga 87,5% dan presentase tidak dapat mengerjakan

soal cerita menggunakan konsep pecahan dengan mind mapping 12,5%.

Hasil penelitian dari Ratri Rahayu, Amin Suyitno, dan Endang

Sugiharti (2012) yang dilaksanakan pada kelas VIII SMPN 2 Semarang,

didapatkan hasil pembelajaran matematika dengan pembelajaran mind mapping

Page 29: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dengan berbantuan CD pembelajaran lebih efektif daripada pembelajaran

matematika dengan direct instruction untuk meningkatkan hasil belajar peserta

didik.

C. Kerangka Pikiran

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran dengan mengkolaborasikan

antara kemampuan siswa, kreatifitas siswa, dan keaktifan siswa dalam proses

belajar yakni kegiatan belajar dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam

pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa menjadi baik dan meningkatkan

hasil belajar. Siswa tidak hanya diarahkan untuk menguasai atau memahami

materi saja tetapi siswa juga dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan konsep

pembelajaran yang dipelajari dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Permasalahan dalam pembelajaran biologi adalah kurangnya keterlibatan

atau peran aktif siswa dalam belajar. Siswa cenderung pasif yaitu mendengarkan

penjelasan materi dan menulis informasi yang diberikan oleh guru. Kemampuan

berpikir terasa kurang dikembangkan karena guru mendominasi dalam kegiatan

belajar mengajar. Keadaan seperti ini kurang melatih kemampuan siswa sehingga

berpengaruh pada rendahnya hasil belajar. Permasalahan pembelajaran tersebut

harus segera diperbaiki oleh guru dengan memilih model pembelajaran yang tepat

sehingga siswa lebih aktif, kreatif dalam mengembangkan kemampuan berpikir

untuk mengolah informasi yang didapatkan sehingga lebih mudah dalam

memahami materi yang disampaikan dan hasil belajar diharapkan meningkat.

Salah satu alternatif model yang sesuai untuk permasalahan tersebut

adalah model pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping. Guided

Inquiry bertujuan untuk membimbing siswa dalam proses pembelajaran sehingga

belajar siswa dapat terarah dengan baik. Mind mapping yang digunakan hanyalah

untuk mempermudah siswa dalam mengingat materi pembelajaran dengan

membuat catatan yang menarik berupa peta pikiran sesuai dengan imajinasi setiap

siswa, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kemampuan ranah

kognitif, efektif, dan psikomotor siswa sehingga meningkatkan hasil belajar yang

dipengaruhi oleh meningkatnya motivasi belajar.

Page 30: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Alur kerangka pikiran dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara

sederhana dapat digambarkan pada Gambar 2.3

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pikiran

HASIL OBSERVASI 1. Guru belum menerapkan model

pembelajaran yang bervariatif sehingga siswa menjadi bosan.

2. Siswa lebih banyak mengobrol daripada mengerjakan tugas dari guru.

3. Ketika guru menerangkan, siswa kurang berkonsentrasi, dengan adanya siswa yang bercanda dengan teman, mengantuk, dll.

4. Kurangnya interaksi antar siswa dan siswa dengan guru.

5. Siswa sering mencontek temannya baik tugas maupun saat ulangan harian.

6. Hasil belajar siswa rendah.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB 1. Guru belum menerapkan metode atau model

pembelajaran yang bervariasi. 2. Siswa terlihat kurang aktif dalam

pembelajaran. 3. Kejenuhan siswa terhadap metode atau

model pembelajaran yang cenderung sama (monoton).

4. Pembelajaran di kelas masih terpusat pada guru (Teacher Center Learning).

5. Siswa malas belajar sebelum diterangkan oleh guru.

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN 1. Motivasi belajar siswa kurang yang disebabkan guru belum menerapkan metode

belajar yang variatif. 2. Motivasi siswa yang rendah yang berdampak pada rendahnya hasil belajar yang

didapatkan siswa. 3. Kurangnya minat dan perhatian yang ditunjukkan siswa dengan kurang konsentrasinya

saat pembelajaran biologi berlangsung (motivasi belajar). 4. Siswa tidak mau belajar terlebih dahulu materi yang akan dipelajari di sekolah. 5. Kurangnya interaksi antar siswa dan siswa dengan guru sehingga kurang kondusifnya

kelas.

TARGET Motivasi belajar dan hasil belajar siswa meningkat

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH MELALUI PTK Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Disertai Teknik Mind Mapping

MANFAAT

Membimbing siswa lebih aktif, lebih kreatif dalam mengembangkan potensi dalam dirinya untuk mengolah informasi yang didapat.

Melatih siswa menemukan konsep sendiri, dapat memecahkan masalah, dapat mengatasi kebosanan dalam belajar, menarik perhatian, dan membuat siswa belajar dengan sungguh-sungguh.

Page 31: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan dihubungkan dengan permasalahan

yang ada pada proses pembelajaran biologi, bahwa guided inquiry dapat melatih

siswa untuk mengeluarkan semua kemampuan yang terdapat dalam dirinya

dengan bimbingan guru dipadukan dengan mind mapping sehingga siswa dapat

membuat peta pemikiran yang dapat mempermudah dalam pemahaman konsep

pembelajaran biologi. Dasar dari tinjauan pustaka dapat diambil hipotesis yaitu:

1. Penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

2. Penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

Page 32: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali kelas

XI IPA III semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 yang beralamatkan di Jalan

Raya Embarkasi Haji, Donohudan, Ngemplak, Kabupaten Boyolali.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara bertahap yang secara garis besar dibagi

menjadi tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan skripsi.

Penjelasan mengenai alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Rencana Kegiatan

Tahun Pelajaran 2011/2012 Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug

1

Persiapan a. Observasi √ √ b. Koordinasi

peneliti, dan pembimbing

√ √

c. Identifikasi masalah √ √ √

d. Penentuan tindakan

e. Pengajuan judul penelitian

f. Penyusunan , konsultasi proposal

√ √

g. Pengajuan ijin penelitian

2

Pelaksanaan a. Seminar √ b. Pengumpulan

data

√ √

3

Penyusunan a. Analisa data √ √ b. Penulisan

Skripsi

√ √ √

Page 33: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah kelas XI IPA III Semester II SMA Negeri 1

Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2011/2012. Pemilihan subjek penelitian ini

didasarkan pada pertimbangan bahwa subjek penelitian mempunyai permasalahan

yang telah teridentifikasi saat observasi dan saran guru mata pelajaran biologi.

C. Data dan Sumber Data

1. Data Penelitian

Data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian merupakan gambaran

keadaan pembelajaran yang sebenarnya (deskriptif). Data yang dikumpulkan

dalam penelitian meliputi data informasi tentang keadaan siswa dilihat dari

aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yang diukur adalah hasil

penilaian kemampuan siswa berupa aspek kognitif. Aspek kualitatif yang

diukur berupa data hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara.

2. Sumber Data

Sumber data dijadikan sebagai sasaran pengumpulan data-data serta

informasi dalam penelitian. Sumber data tersebut meliputi: (a) Tempat dan

peristiwa, berupa catatan observasi dan lembar observasi peneliti mengenai

kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas XI IPA III SMA Negeri 1

Ngemplak Boyolali yang dialami siswa selama penelitian, (b) Informan, berupa

guru biologi dan siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali,

dan (c) Dokumen, meliputi foto dan video kegiatan pembelajaran, silabus,

rencana pelaksanaan pembelajaran, buku pelajaran, laporan penilaian hasil

belajar, hasil angket yang diisi siswa serta hasil wawancara guru dan siswa.

D. Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data meliputi observasi,

angket, tes, wawancara, dan dokumentasi yang didapatkan dari siswa dan guru di

kelas saat kegiatan pembelajaran.

Page 34: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

1. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data

yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar.

Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi sistemik yaitu peneliti

bersama guru dalam merancang instrumen observasi yang akan digunakan

pada proses pembelajaran berupa aspek-aspek yang akan diteliti. Rancangan

instrumen yang digunakan berupa lembar observasi tertulis. Pengisian

dilakukan dengan membubuhkan check (√) pada pilihan yang tepat.

Metode observasi dalam penelitian saat observasi di kelas yaitu untuk

mengetahui perilaku dari setiap siswa, keterlibatan siswa dalam kegiatan

kelompok, kerjasama siswa, dan kegiatan guru dalam proses belajar mengajar

di kelas. Kegiatan observasi dilakukan oleh observer dengan mengisi form

yang telah dibuat oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin

dicapai. Observasi dilakukan pada aspek motivasi dan hasil belajar siswa yang

terdiri dari aspek kognitif, aspek psikomotor, dan aspek afektif siswa ketika

belajar di kelas. Selain itu observasi juga diberikan untuk mengetahui tingkat

keterlaksanaan penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping dalam proses

pembelajaran. Observasi dilakukan oleh empat observer dan guru karena untuk

menghindari adanya subjektivitas.

2. Kuesioner atau Angket

Angket atau kuesioner merupakan suatu daftar pertanyaan untuk

pengumpulan data penelitian yang bisa dilakukan baik secara lisan atau tertulis.

Angket diberikan pada siswa untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan

dengan proses pembelajaran seperti untuk mengetahui aspek yang terkait

dengan motivasi belajar yang terdapat dalam diri siswa.

Angket yang digunakan berupa angket langsung dan sekaligus

memberikan alternatif jawaban. Angket yang digunakan dalam penelitian

mengacu pada Likert. Menurut Sudjana (2010: 81), skala Likert memiliki 5

alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Berpendapat

(TB), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Page 35: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Skor penilaian skala Likert bergantung pada peneliti asalkan dalam

penggunaanya konsisten. Skor untuk pernyataan positif dan negatif adalah

kebalikanya, skala ini dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Teknik Penilaian Angket Skala Likert

Skor Untuk Aspek Yang Dinilai Skor

( + ) ( - ) Sangat Setuju (SS) 5 1 Setuju (S) 4 2 TB (Tidak Berpendapat) 3 3 Tidak Setuju (TS) 2 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

(Sumber: Sudjana, 2010: 81)

3. Wawancara

Pengumpulan informasi dari sumber data digunakan wawancara.

Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa yang bertujuan mengadakan

informasi balikan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Wawancara

berupa wawancara bebas dan dilakukan secara informal kepada guru dan siswa

yang dianggap mewakili. Waktu dan tempat wawancara dilakukan untuk

mendapat masukan dari setiap proses pembelajaran yang dapat dijadikan

refleksi untuk perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya.

Terdapat beberapa hal penting dalam wawancara yaitu: (a) meminta

pendapat guru dan siswa mengenai pelaksanaan proses pembelajaran meliputi

kelebihan, kekurangan, dan hambatan saat kegiatan belajar berlangsung, (b)

meminta pendapat dari guru tentang pelaksanaan pembelajaran diantaranya

adalah kelebihan dan kekurangan serta permasalahan lain yang berhubungan

dengan kegiatan penelitian, dan (c) mendiskusikan hal-hal yang ditemukan

selama observasi, kemudian secara bersama menyamakan persepsi, sehingga

apabila ada kekurangan dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

4. Tes

Tes digunakan sebagai evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan

terhadap tingkat penguasaan konsep siswa pada materi sistem ekskresi pada

Page 36: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

manusia dan hewan. Tes juga digunakan untuk mengetahui capaian hasil

belajar siswa pada ranah kognitif setelah dilakukan proses pembelajaran. Tes

yang dilakukan berupa tes kemampuan awal untuk mengetahui penguasaan

konsep awal dan capaian penguasaan konsep berupa pembuatan rancangan

praktikum, pelaksanaan praktikum, dan hasil dari pembuatan mind mapping

pada materi sistem ekskresi pada manusia dan hewan.

5. Dokumentasi

Dokumentasi meliputi kajian dari berbagai arsip proses pembelajaran

seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, presensi siswa, buku ajar

yang digunakan, dan foto atau rekaman saat kegiatan belajar berlangsung. Alat

dokumentasi yang digunakan adalah kamera dan handycam.

E. Uji Validitas Data

Validitas data dalam penelitian digunakan teknik triangulasi data.

Menurut Moleong (2007: 330), triangulasi data adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data. Triangulasi

dipakai dalam penelitian adalah triangulasi metode yaitu metode pengumpulan

data yang berbeda dan mengarah pada sumber yang sama supaya data yang

didapatkan lebih jelas untuk menguji kebenaran informasinya. Penelitian ini

menggunakan angket, wawancara, dan observasi selama kegiatan belajar. Lebih

jelasnya mengenai skema triangulasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 Skema Triangulasi Metode (Sumber: Sutopo, 2002: 81)

Angket

Wawancara

Observasi

Siswa Data

Page 37: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

F. Analisis Data

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipakai yaitu Penelitian Tindakan

Kelas (classroom action research), maka teknik analisis data yang relevan dan

yang digunakan adalah teknik analisis diskriptif, data berupa kalimat yang akan

memberi gambaran tentang keadaan pembelajaran (Arikunto, 2011: 131). Analisis

data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan peneliti

yaitu meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa yang berupa ranah

kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto (2008: 16), terdiri dari tiga

siklus yang dilakukan dengan empat tahapan yaitu: (1) perencanaan (planning),

(2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi

(reflecting). Tahapan dari siklus penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan

Berdasarkan hasil identifikasi masalah dari kegiatan observasi yang

telah dilakukan sebelumnya, alternatif pemecahan masalah yang diajukan

adalah dengan penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi

pada pokok bahasan sistem ekskresi pada manusia dan hewan

Perencanaan penelitian dimulai pada bulan Februari sampai April

2012. Selama tiga bulan diadakan perencanaan penelitian seperti penyusunan

perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran

berupa, (a) silabus sebagai pedoman dalam pembuatan rencana pelaksanaan

pembelajaran selama penelitian, (b) rencana pelaksanaan pembelajaran yang

dibuat pada setiap siklusnya. Siklus I dirancang dari kegiatan merancang

percobaan, pelaksanaan percobaan, dan pembuatan mind mapping. Pembuatan

perencanaan penelitian pada siklus berikutnya yaitu menanti hasil dari refleksi

pelaksanaan pada siklus I sebagai perbaikan siklus selanjutnya, dan (c) lembar

kerja siswa dan soal pilihan ganda untuk menilai hasil belajar siswa dalam

memahami materi yang dipelajari.

Page 38: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Penyusunan instrumen penelitian yaitu seperti: (a) lembar observasi,

digunakan untuk menilai proses kegiatan pembelajaran di kelas baik guru

maupun siswa, hasil belajar siswa ranah afektif dan psikomotor, (b) angket,

berupa angket motivasi untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa dalam

belajar, (c) wawancara, digunakan untuk mengetahui secara langsung informasi

tentang proses belajar siswa dan proses guru mengajar, dan (d) dokumentasi,

berupa gambar dan video tentang kegiatan pembelajaran di kelas.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian pada awal bulan Mei tahun 2012. Materi

yang digunakan dalam penelitian adalah sistem ekskresi pada manusia dan

hewan. Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 02 Mei 2012, pada siklus

ini siswa dibagi menjadi 5 kelompok secara heterogen, kemudian siswa

diperlihatkan banyak data seperti gambar dan wacana tentang sistem ekskresi

pada manusia untuk uji pH dan kandungan urin manusia, membimbing siswa

untuk merumuskan masalah berdasarkan wacana, menyusun hipotesis sehingga

dapat membuat suatu rancangan percobaan sendiri sebagai tugas kelompok di

rumah, guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan praktikum dengan

mempersiapkan alat dan bahan sesuai rancangan percobaan yang telah dibuat,

membimbing siswa untuk melakukan percobaan, pembuatan mind mapping,

dan melakukan evaluasi.

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 08 Mei 2012, pada siklus ini siswa

berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing, kemudian siswa

diperlihatkan banyak data seperti gambar dan wacana tentang organ ekskresi

pada burung dara, membimbing siswa untuk merumuskan masalah berdasarkan

wacana, menyusun hipotesis sehingga dapat membuat suatu rancangan

percobaan sendiri sebagai tugas kelompok di rumah, guru membimbing siswa

untuk melakukan praktikum dengan mempersiapkan alat dan bahan sesuai

rancangan percobaan yang telah dibuat, membimbing siswa untuk melakukan

percobaan, pembuatan mind mapping, dan melakukan evaluasi.

Page 39: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Siklus III dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2012, pada siklus ini

siswa berkelompok sesuai dengan kelompoknya, kemudian siswa diperlihatkan

banyak data seperti gambar dan wacana tentang organ ekskresi pada marmut,

membimbing siswa merumuskan masalah berdasarkan wacana, menyusun

hipotesis sehingga dapat membuat suatu rancangan percobaan sendiri sebagai

tugas kelompok di rumah, guru membimbing siswa untuk melakukan

praktikum dengan mempersiapkan alat dan bahan sesuai rancangan percobaan

yang telah dibuat, membimbing siswa untuk melakukan percobaan, pembuatan

mind mapping, dan melakukan evaluasi.

3. Tahap pengamatan

Tahap pengamatan dilaksanakan pada setiap siklus penelitian yaitu

siklus I pada hari Rabu tanggal 02 Mei 2012, siklus II pada hari Selasa tanggal

08 Mei 2012, dan siklus III pada hari Rabu tanggal 16 Mei 2012. Pengamatan

menggunakan angket dan lembar observasi. Angket digunakan untuk

mengukur motivasi belajar dari segi siswa, lembar observasi untuk mengukur

hasil belajar siswa yang meliputi ranah afektif dan psikomotor, serta hasil

belajar siswa ranah kognitif dari hasil ulangan harian dan mind mapping siswa.

Pengamatan juga mengambil data kegiatan pembelajaran berupa gambar dan

video dari guru dan siswa yang digunakan untuk mendukung data angket dan

observasi di kelas XI IPA III.

Pengamatan dilakukan oleh empat orang observer dan satu orang

sebagai dokumentator. Hal ini digunakan untuk meminimalkan kesamaan data

atau menjaga validitas data yang didapatkan selama penelitian. Setiap

pertemuan membutuhkan waktu 2 x 45 menit yaitu mulai dari kegiatan

pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berikut ini merupakan gambar

ruang kelas yang digunakan penelitian dan dapat dilihat pada gambar 3.2

Page 40: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Gambar 3.3 Skema Ilustrasi Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiri

Disertai Mind Mapping pada Kelas XI IPA III

4. Tahap refleksi

Tahapan refleksi meliputi kegiatan yang mengulas perubahan dan

permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran meliputi motivasi belajar

dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi mengalami peningkatan

atau belum serta keterlaksanaan Guided Inquiry disertai Mind Mapping yang

sudah berjalan dengan baik atau belum. Apabila belum terlaksana dengan baik

dan hasil yang didapatkan belum sesuai maka perlu diadakan refleksi yang

akan dilaksanakan oleh guru, observer yang mengamati proses pembelajaran

berlangsung, dan beberapa siswa mendiskusikan pemecahan masalah supaya

dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa serta keterlaksana

pembelajaran sehingga sesuai dengan rencana. Tahap refleksi ini dilaksanakan

setiap siklus berakhir atau berakhirnya proses pembelajaran.

Gambar pelaksanaan penelitian di SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

secara sederhana dapat dilihat pada gambar Gambar 3.3

Papan Tulis

Kelompok I Kelompok V

Kelompok II Kelompok IV

Kelompok III

P i n t u

Dokumentator

Observer

Observer

Observer

Observer

P i n t u

Meja Guru

Page 41: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Perencanaan Penyusunan instrument pembelajaran: 1. lembar observasi, 2. angket motivasi

belajar siswa, 3. pedoman

wawancara, 4. silabus, 5. rencana

pelaksanaan pembelajaran siklus I

Refleksi Mengemukakan hasil yang diperoleh pada siklus I. Menganalisis pencapaian target pada siklus I. Jika target belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.

Pelaksanaan & Observasi

Perapankan Guided Inquiry disertai Mind

Mapping

Evaluasi & Analisis Evaluasi dan analisis data yang diperoleh melalui observasi,

angket, dan wawancara.

Plan

Act & Observe

Reflect

Siklus I

Perbaikan perencanaan pembelajaran

berdasarkan refleksi siklus I

Refleksi Mengemukakan hasil yang diperoleh pada siklus II. Menganalisis pencapaian target pada siklus II. Jika target belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus III

Pelaksanaan & Observasi

Perapankan Guided Inquiry disertai Mind

Mapping

Evaluasi & Analisis Evaluasi dan analisis data yang diperoleh melalui observasi,

angket, dan wawancara.

Revised

Plan

Act & Observe

Reflect

Siklus II

Perbaikan perencanaan pembelajaran

berdasarkan refleksi siklus II

Refleksi Mengemukakan hasil yang diperoleh pada siklus III. Menganalisis pencapaian target pada siklus III. Target sudah tercapai, maka penelitian dihentikan pada siklus III.

Pelaksanaan & Observasi

Perapankan Guided Inquiry disertai Mind

Mapping

Evaluasi & Analisis Evaluasi dan analisis data yang diperoleh melalui observasi,

angket, dan wawancara.

Revised

Plan

Act & Observe

Reflect

Siklus III

Siklus dihentikan pada siklus III dengan peningkatan motivasi dan hasil belajar ≥75% Tindak lanjut yaitu perbaikan pembelajaran oleh guru Biologi setelah penelitian

Gambar 3.4 Skema Siklus Pelaksanaan Penelitian (Sumber: Sukardi, 2011: 214-215)

Page 42: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

H. Indikator Capaian Penelitian

Indikator keberhasilan penelitian adalah indikator peningkatan motivasi

dan hasil belajar biologi siswa. Menurut BSNP (2006: 13), menyatakan bahwa

suatu kelas dinyatakan berhasil apabila ≥75% siswanya mencapai ketuntasan

minimal, sehingga dikatakan berhasil dan meningkat jika tiap akhir siklus

menunjukkan keberhasilan dalam belajar sebesar ≥75%. Indikator keberhasilan

yang diinginkan peneliti dalam penelitian yang dilakukan di kelas XI IPA III

SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali dapat dinyatakan dalam Tabel 3.2

Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Penelitian

No Aspek yang diukur Target (%)

Cara Mengukur

1

Motivasi Belajar Siswa a. Minat terhadap masalah b. Tekun dan ulet menghadapi kesulitan c. Senang mencari dan memecahkan masalah d. Adanya hasrat dan keinginan melakukan kegiatan e. Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan

kegiatan f. Adanya ganjaran atau hukuman dari guru g. Penghargaan dan penghormatan atas diri h. Adanya kegiatan yang menarik

75 70 75 70 70

65 70 75

Diukur dari angket dan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mencapai indikator.

2

Ranah Kognitif a. Pembuatan mind mapping b. Menjawab soal evaluasi pilihan ganda c. Ketuntasan belajar siswa Ranah Psikomotor a. Membuat rumusan masalah b. Membuat hipotesis c. Membuat rancangan percobaan d. Melakukan percobaan e. Mengamati percobaan f. Mengkomunikasikan kesimpulan hasil percobaan

dalam bentuk mind mapping Ranah Afektif a. Teliti dalam melakukan investigasi b. Menghargai pendapat teman c. Berinteraksi dengan teman d. Bekerjasama

75 75 75

75 75 75 75 75 75

75 70 70 75

Diukur dari lembar penilaian. Diukur dari lembar observasi dan kembar kerja siswa dan dihitung dari jumlah siswa yang mencapai indikator. Diukur dari lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mencapai indikator.

Page 43: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra-Siklus)

Kondisi awal pelaksanaan pembelajaran di kelas XI IPA III SMA Negeri

1 Ngemplak Boyolali sebelum diterapkannya Guided Inquiry disertai Mind

Mapping yaitu kegiatan guru menjelaskan materi pembelajaran dan siswa hanya

mendengarkan dan mencatat penjelasan guru sehingga pembelajaran masih belum

student center, akibatnya aktivitas belajar siswa masih rendah sehingga hasil

belajar siswa juga menjadi kurang optimal.

Hasil pra-siklus proses pembelajaran siswa terhadap motivasi dan hasil

belajar siswa didukung data hasil pengamatan dan dijabarkan sebagai berikut:

1. Hasil Belajar Siswa

Hasil pra-siklus mengenai hasil belajar siswa kelas XI IPA III SMA

Negeri 1 Ngemplak Boyolali, ditunjukkan dengan persentase setiap indikator

hasil belajar siswa berupa ranah afektif, ranah psikomotor, dan ranah kognitif.

a. Ranah Afektif

Persentase capaian setiap indikator hasil belajar siswa ranah afektif

berdasarkan lembar observasi pra-siklus dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Persentase Capaian Indikator Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Berdasarkan Lembar Observasi Pra-Siklus

No Indikator Persentase (%)

Pra-Siklus 1 Teliti dalam melakukan investigasi melalui percoban 0,00 2 Menghargai pendapat teman yang lain 61,67

3 Berinteraksi dengan teman yang lain dalam kegiatan pembelajaran

59,17

4 Bekerjasama saat melakukan percobaan 0,00 Jumlah Total 120,83

Rata-rata 60,42

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 menunjukkan persentase hasil

capaian rata-rata dari dua indikator yang diamati sebesar 60,42% yaitu

menghargai pendapat teman dan berinteraksi dengan teman yang lain dalam

Page 44: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

kegiatan pembelajaran, dua indikator lainnya belum dapat diamati karena

saat pra-siklus proses pembelajaran belum melakukan percobaan.

b. Ranah Psikomotor

Hasil belajar siswa ranah psikomotor pada pra-siklus belum bisa

diamati karena belum ada kegiatan merancang percobaan sehingga penilaian

dari setiap indikator yang dibuat sesuai rancangan belum bisa dilaksanakan.

c. Ranah Kognitif

Persentase hasil belajar siswa ranah kognitif dan ketuntasan belajar

siswa berdasarkan nilai mid semester dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Persentase Capaian Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Berdasarkan Hasil Mid Semester

No Indikator Persentase (%)

Pra-Siklus 1 Hasil ulangan harian siswa 77,03 2 Ketuntasan belajar siswa 51,72

Jumlah Total 128,76 Rata-rata 64,38

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 menunjukkan hasil yang diambil

dari nilai mid semester, diketahui dari 29 siswa hanya 14 siswa yang

nilainya masih di bawah batas ketuntasan belajar sebesar 75% sehingga

persentase siswa yang tuntas adalah 51,72% tetapi persentase hasil ulangan

harian 77,03% dikarenakan nilai terendah 67 dan nilai tertinggi sebesar 88.

2. Motivasi Belajar Siswa

Hasil penilaian angket merupakan penjabaran yang bersumber dari

dua aspek motivasi belajar yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik kemudian

dijabarkan menjadi beberapa indikator yang dibuat menjadi butir soal angket

dan pengisian angket berdasarkan sudut pandang siswa. Persentase capaian

setiap indikator motivasi belajar siswa berdasarkan angket pra-siklus dapat

dilihat pada Tabel 4.3

Page 45: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel 4.3 Persentase Capaian Indikator Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Angket Pra-Siklus

No Indikator Persentase (%)

Pra-Siklus 1 Minat siswa terhadap masalah 64,67 2 Tekun dan ulet dalam menghadapi kesulitan 63,89 3 Senang mencari dan memecahkan masalah 66,40 4 Adanya hasrat dan keinginan melakukan kegiatan 52,83 5 Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan 66,67 6 Adanya ganjaran atau hukuman dari guru 61,00 7 Penghargaan dan penghormatan atas diri 66,00 8 Adanya kegiatan yang menarik 68,00

Jumlah Total 509,46 Rata-rata 63,68

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 menunjukkan capaian motivasi

belajar siswa berdasarkan angket. Hasil rata-rata capaian semua indikator

adalah 63,68%. Terdapat dua indikator yang di bawah rata-rata yaitu adanya

hasrat dan keinginan melakukan kegiatan sebesar 52,83% dan adanya ganjaran

atau hukuman dari guru sebesar 61,00%. Masih adanya indikator di bawah

rata-rata menunjukkan kurangnya keinginan siswa melakukan kegiatan dan

kurangnya ganjaran atau hukuman yang diberikan oleh guru kepada siswa.

B. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus

1. Deskripsi Siklus I

Siklus I terdiri dari kegiatan perencanaan (planning), pelaksanaan

(acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

a. Perencanaan

Perencanaan siklus I meliputi penyusunan perangkat pembelajaran

dan perangkat penelitian. Perangkat pembelajaran yaitu silabus dan rencana

pelaksanan pembelajaran yang digunakan pada proses belajar dengan materi

sistem ekskresi manusia berupa uji kandungan urin manusia. Penyusunan

rencana pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan jalannya model

Guided Inquiry disertai Mind Mapping. Siklus I dilaksanakan pada hari

Rabu, tanggal 02 Mei 2012, pukul 07.00 WIB di Laboratorium Biologi

SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

Page 46: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Penyusunan perangkat penelitian meliputi lembar observasi hasil

belajar siswa berupa ranah afektif dan psikomotor, hasil belajar siswa ranah

kognitif, angket motivasi belajar siswa, serta wawancara guru dan siswa.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus I berdasarkan penerapan Guided Inquiry disertai

Mind Mapping dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu

2 x 45 menit. Pembelajaran diawali guru mengucap salam, memberikan

apersepsi dan motivasi kepada siswa serta membahas sedikit materi yang

dipelajari minggu sebelumnya, kemudian meminta siswa mengeluarkan

tugas membuat rancangan percobaan uji kandungan urin manusia yang

sebelumnya sudah dikoreksi guru dan sudah diberikan kepada siswa pada

hari sebelumnya untuk dipelajari kembali. Prosedur yang digunakan pada

pembelajaran siklus I adalah percoban uji kandungan urin manusia dengan

cara siswa berkelompok sesuai dengan kelompoknya dan melakukan

percobaan sesuai rancangan percobaan yang telah dibuat, kemudian guru

membagikan lembar kerja siswa sebagai pengumpulan data percobaan,

membimbing siswa mempersiapkan alat dan bahan untuk praktikum,

membimbing melakukan investigasi, dan membimbing siswa melakukan

percobaan uji kandungan urin manusia supaya praktikum berjalan baik dan

sesuai dengan rancangan percobaan yang telah dibuat.

Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk

menganalisis data hasil praktikum, guru menggunakan teknik brainstorming

supaya siswa dapat menemukan konsep-konsep berdasarkan jawaban pada

lembar kerja siswa. Konsep-konsep tersebut kemudian digunakan siswa

untuk menyimpulkan hasil percobaan dalam bentuk mind mapping dengan

bimbingan guru, kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil mind

mapping yang telah dibuat kepada teman-temannya dan selanjutnya guru

mengkonfirmasi hasil kesimpulan dari presentasi siswa sambil meluruskan

konsep-konsep belajar yang belum tepat. Akhir pembelajaran siklus I adalah

guru memberikan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari dan

memberikan penjelasan mengenai materi yang belum dimengerti oleh siswa

Page 47: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

serta memberikan ulangan harian untuk mengetahui tingkat pemahaman

siswa terhadap materi yang dipelajari. Setelah siswa mengerjakan ulangan

harian kemudian guru memberikan tugas kelompok untuk dikerjakan di

rumah yaitu membuat rancangan pengamatan organ ekskresi pada burung

dara dengan batas pengumpulan hari Sabtu.

c. Observasi

Observasi siklus I dilakukan dengan pengamatan langsung dan

penyebaran angket pada akhir siklus yang digunakan untuk mengetahui

seberapa besar motivasi belajar siswa terhadap penerapan Guided Inquiry

disertai Mind Mapping. Pengamatan keterlaksanaan sintaks guided inquiry

terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru. Berikut ini merupakan hasil

observasi siklus I:

1) Hasil Belajar Siswa

(a) Ranah Afektif

Persentase capaian dari hasil belajar siswa ranah afektif

berdasarkan lembar observasi siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Persentase Capaian Indikator Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Berdasarkan Lembar Observasi Siklus I

No Indikator Persentase (%)

Siklus I 1 Teliti dalam melakukan investigasi melalui percoban 60,83 2 Menghargai pendapat teman yang lain 66,67

3 Berinteraksi dengan teman yang lain dalam kegiatan pembelajaran

65,00

4 Bekerjasama saat melakukan percobaan 64,17 Jumlah Total 256,67

Rata-rata 64,17

Berdasarkan data pada Tabel 4.4 menunjukkan keselurunan

nilai capaian dari setiap indikator, capaian tertinggi yaitu menghargai

pendapat teman yang lain sebesar 66,67% dan terendah adalah teliti

dalam melakukan investigasi melalui percoban sebesar 60,83%. Rata-

rata hasil setiap indikator sebesar 64,17% yang tergolong masih

rendah.

Page 48: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

(b)Ranah Psikomotor

Persentase capaian dari hasil belajar siswa ranah psikomotor

berdasarkan lembar observasi siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Persentase Capaian Indikator Ranah Psikomotor Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Lembar Observasi Siklus I

No Indikator Persentase (%)

Siklus I 1 Membuat rumusan masalah 50,00 2 Membuat hipotesis 55,00 3 Membuat rancangan percobaan 60,00 4 Melakukan percobaan 62,50 5 Mengamati percobaan 65,83

6 Mengkomunikasikan kesimpulan hasil percobaan dalam bentuk mind mapping

55,83

Jumlah Total 349,17 Rata-rata 58,19

Berdasarkan data pada Tabel 4.5 menunjukkan hasil capaian

rata-rata dari semua indikator sebesar 58,19%. Terdapat beberapa

indikator yang nilai capaian masih di bawah rata-rata dan keseluruhan

indikator belum memenuhi target capaian, hasil terendah terdapat pada

indikator membuat rumusan masalah sebesar 50,00% dan indikator

tertinggi terdapat pada indikator mengamati percobaan yaitu sebesar

65,83%.

(c) Ranah Kognitif

Persentase capaian dari hasil belajar siswa ranah kognitif

berdasarkan hasil ulangan harian siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.6

Tabel 4.6 Persentase Capaian Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Berdasarkan Hasil Ulangan Harian Siklus I

No Indikator Persentase (%)

Siklus I 1 Hasil ulangan harian siswa 69,83 2 Ketuntasan belajar siswa 56,67

Jumlah Total 126,50 Rata-rata 63,25

Page 49: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Berdasarkan data pada Tabel 4.6 menunjukkan capaian hasil

belajar siswa ranah kognitif berdasarkan hasil ulangan harian siswa

yang mencapai 69,83% dan ketuntasan belajar siswa sebesar 56,67%.

Penilaian hasil belajar siswa ranah kognitif juga diambil dari hasil

mind mapping siswa dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Persentase Capaian Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Berdasarkan Hasil Mind Mapping Siklus I

No Indikator Persentase (%)

Siklus I 1 Hasil mind mapping siswa 76,20 2 Ketuntasan belajar siswa 80,00

Jumlah Total 156,20 Rata-rata 78,10

Berdasarkan data pada Tabel 4.7 menunjukkan capaian hasil

mind mapping siswa sebesar 76,20% dan ketuntasan belajar siswa

dalam membuat mind mapping sudah baik yaitu mencapai 80,00% dan

sudah memenuhi indikator keberhasilan sebesar 75% sehingga hasil

yang didapatkan baik. Rata-rata yang dihasilkan sebesar 78,10%.

2) Motivasi Belajar Siswa

Hasil penilaian capaian setiap indikator motivasi belajar siswa

berdasarkan angket pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8 Persentase Capaian Indikator Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Angket Siklus I

No Indikator Persentase (%)

Siklus I 1 Minat siswa terhadap masalah 71,20 2 Tekun dan ulet dalam menghadapi kesulitan 71,44 3 Senang mencari dan memecahkan masalah 71,60 4 Adanya hasrat dan keinginan melakukan kegiatan 65,33 5 Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan 69,67 6 Adanya ganjaran atau hukuman dari guru 67,33 7 Penghargaan dan penghormatan atas diri 69,00 8 Adanya kegiatan yang menarik 73,67

Jumlah Total 559,24 Rata-rata 69,91

Page 50: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Berdasarkan data pada Tabel 4.8 menunjukkan persentase

capaian indikator motivasi belajar siswa memalui angket. Terdapat satu

indikator yang sudah memenuhi target capaian yaitu tekun dan ulet

dalam menghadapi kesulitan sebesar 71,44%. Sedangkan indikator yang

lainnya sudah baik tetapi belum mencapai indikator keberhasilan.

d. Refleksi

Hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I masih di bawah rata-rata

dan belum memenuhi target indikator keberhasilan tetapi terdapat beberapa

indikator yang sudah memenuhi target. Kurang optimalnya hasil yang

didapatkan pada penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping yang

membutuhkan kesiapan dari guru dan siswa, sehingga didapatkan hasil yaitu

seringnya siswa bertanya kepada guru tentang cara pelaksanaan praktikum

yang dilakukan. Guru sudah menerapkan guided inquiry tetapi pada bagian

tertentu dari sintaks pembelajaran masih ada yang terlewati sehingga dalam

penerapannya belum optimal.

Hasil refleksi siklus I menunjukkan motivasi dan hasil belajar

siswa menggunakan penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping

sudah mengalami peningkatan tetapi secara keseluruhan belum mencapai

target indikator keberhasilan. Supaya peningkatan dapat tercapai maka

dilanjutkan pemberian tindakan pada silkus II. Pelaksanaan siklus II

dilakukan dengan sedikit perbaikan terhadap beberapa tindakan untuk

memperbaiki kekurangan pada siklus I sehingga proses pembelajaran dapat

menjadi lebih baik dan hasil yang didapatkan lebih optimal.

Berdasarkan hasil penelitian dari sintaks pembelajaran terhadap

keadaan pembelajaran di kelas, terdapat beberapa kekurangan pada

pelaksanaan siklus I sebagai berikut:

1) Guru belum optimal dalam penyampaian apersepsi dan tujuan

pembelajaran, kurang membimbing siswa dalam melakukan praktikum,

serta kurangnya pengawasan ketika siswa mengerjakan soal evaluasi.

2) Guru kurang memperhatikan kegiatan siswa sehingga siswa cenderung

ramai dan bercanda dengan temannya.

Page 51: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

3) Siswa masih canggung dalam melaksanakan praktikum dikarenakan

siswa jarang melakukan praktikum.

4) Sintaks pelaksanaan pembelajaran belum terlaksana dengan baik dari

segi guru maupun siswa.

2. Deskripsi Siklus II

Siklus II terdiri dari kegiatan perencanaan (planning), pelaksanaan

(acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

a. Perencanaan

Hasil penelitian siklus I masih jauh dari batas minimal capaian

indikator keberhasilan tetapi penerapan Guided Inquiry disertai Mind

Mapping sudah berjalan sesuai dengan rancangan, maka diputuskan untuk

melanjutkan pemberian tindakan pada siklus II. Pelaksanaan siklus II

dilakukan dengan memberikan beberapa perlakuan untuk memperbaiki

kekurangan pada pelaksanaan siklus I supaya pembelajaran berjalan dengan

baik. Siklus II dilakukan pada hari Selasa, tanggal 08 Mei 2012, pukul 07.00

WIB di Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

Berdasarkan hasil refleksi siklus I yaitu guru harus mengadakan

perbaikan agar pembelajaran berjalan baik, siswa lebih mempersiapkan diri

dalam mengikuti proses pembelajaran dan memperoleh hasil belajar yang

optimal. Perencanaan sebagai perbaikan siklus II meliputi:

1) Guru lebih memperhatikan sintaks pembelajaran supaya kekurangan

dalam kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

2) Guru lebih memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh siswa supaya

jalannya pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan.

3) Guru lebih banyak memberikan petunjuk sebelum praktikum dimulai

sehingga siswa dalam melaksanakan praktikum dapat sesuai rancangan

yang telah dibuat.

4) Guru lebih memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa dapat

memaksimalkan potensi yang ada dalam diri sehingga mempermudah

siswa dalam belajar dan menyerap materi yang dipelajari.

Page 52: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Materi yang digunakan pada siklus II adalah sistem ekskresi pada

hewan berupa pengamatan organ ekskresi burung dara. Strategi yang

digunakan masih sama dengan siklus I yaitu penerapan Guided Inquiry

disertai Mind Mapping. Kegiatan pembelajaran siklus II menggunakan

instrumen penelitian berupa silabus, rancangan pelaksanaan pembelajaran,

lembar observasi, dan angket.

b. Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil

refleksi sebagai perbaikan pembelajaran siklus I. Pelaksanaan siklus II pada

dasarnya sama dengan pelaksanaan siklus I yaitu model pembelajaran dan

langkah-langkah yang digunakan tetapi terdapat perbaikan pada pelaksanaan

pembelajaran siklus II supaya menjadi lebih baik dari siklus sebelumnya.

Pelaksanaan pembelajaran siklus II berdasarkan penerapan Guided

Inquiry disertai Mind Mapping yang dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan

dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Kegiatan diawali guru melakukan

apersepsi, mengulang sedikit materi yang diajarkan minggu sebelumnya dan

menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Guru meminta siswa

mengeluarkan tugas membuat rancangan percobaan pengamatan organ

ekskresi pada burung dara yang sudah dikoreksi guru dan sudah diberikan

pada hari sebelumnya untuk dipelajari. Prosedur pelaksanaan pembelajaran

siklus II yaitu pengamatan organ ekskresi burung dara, siswa berkelompok

kemudian melakukan pengamatan sesuai dengan rancangan percobaan yang

telah dibuat. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk pengumpulan data

pengamatan, kemudian guru membimbing siswa untuk mempersiapkan alat

dan bahan, membimbing dalam melakukan investigasi, dan membimbing

siswa melakukan pengamatan organ ekskresi burung dara supaya kegiatan

pengamatan berjalan dengan baik dan sesuai dengan rancangan percobaan.

Setiap kelompok menganalisis data hasil pengamatan dan guru

menggunakan teknik brainstorming supaya siswa dapat menemukan

konsep-konsep berdasarkan jawaban lembar kerja siswa. Konsep-konsep

digunakan siswa untuk menyimpulkan hasil pengamatan dalam bentuk mind

Page 53: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

mapping, kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil mind mapping

dan guru mengkonfirmasi hasil presentasi siswa serta meluruskan konsep-

konsep belajar yang belum tepat. Akhir pembelajaran siklus II yaitu guru

memberikan evaluasi dengan memberikan penjelasan tentang materi yang

belum dimengerti serta memberikan ulangan harian untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Setelah siswa

selesai mengerjakan soal ulangan harian kemudian guru memberikan tugas

kelompok untuk dikerjakan di rumah yaitu membuat rancangan pengamatan

organ ekskresi marmut dengan pengumpulan hari Jum’at.

c. Observasi

Observasi siklus II dilakukan dengan pengamatan langsung yaitu

selama proses pembelajaran dan penilaian berdasarkan indikator yang

terdapat pada lembar observasi. Keterlaksanan sintaks pembelajaran guided

inquiry dinilai dari proses pembelajaran yang guru lakukan dengan langkah-

langkah yang terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Penyebaran

angket dilakukan pada akhir siklus pembelajaran yang digunakan untuk

mengetahui motivasi belajar siswa terhadap penerapan Guided Inquiry

disertai Mind Mapping. Berikut ini merupakan hasil observasi siklus II:

1) Hasil Belajar Siswa

(a) Ranah Afektif

Persentase dari hasil belajar siswa ranah afektif berdasarkan

lembar observasi siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9 Persentase Capaian Indikator Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Berdasarkan Lembar Observasi Siklus II

No Indikator Persentase (%)

Siklus II 1 Teliti dalam melakukan investigasi melalui percoban 71,67 2 Menghargai pendapat teman yang lain 73,33

3 Berinteraksi dengan teman yang lain dalam kegiatan pembelajaran

69,17

4 Bekerjasama saat melakukan percobaan 70,83 Jumlah Total 285,00

Rata-rata 71,25

Page 54: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Berdasarkan data pada Tabel 4.9 menunjukkan capaian rata-

rata hasil belajar siswa ranah afektif sebesar 71,25%. Hasil siklus II

didapatkan satu indikator yang sudah memenuhi target capaian

sebesar 70% yaitu menghargai pendapat teman yang lain.

(b)Ranah Psikomotor

Persentase hasil belajar siswa ranah psikomotor berdasarkan

lembar observasi siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.10

Tabel 4.10 Persentase Capaian Indikator Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Berdasarkan Lembar Observasi Siklus II

No Indikator Persentase (%)

Siklus II 1 Membuat rumusan masalah 75,00 2 Membuat hipotesis 75,00 3 Membuat rancangan percobaan 75,00 4 Melakukan percobaan 73,33 5 Mengamati percobaan 70,83

6 Mengkomunikasikan kesimpulan hasil percobaan dalam bentuk mind mapping

63,33

Jumlah Total 432,50 Rata-rata 72,08

Berdasarkan data pada Tabel 4.10 menunjukkan sebagian

besar hasil yang didapatkan sudah memenuhi rata-rata. Terdapat 3

indikator sesuai target yaitu membuat rumusan masalah, membuat

hipotesis, dan membuat rancangan percobaan sebesar 75,00%.

(c) Ranah Kognitif

Persentase dari hasil belajar siswa ranah kognitif berdasarkan

hasil ulangan harian siswa siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.11

Tabel 4.11 Persentase Capaian Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Berdasarkan Hasil Ulangan Harian Siklus II

No Indikator Persentase (%)

Siklus II 1 Hasil ulangan harian siswa 77,17 2 Ketuntasan belajar siswa 70,00

Jumlah Total 147,17 Rata-rata 73,58

Page 55: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Berdasarkan data pada Tabel 4.11 menunjukkan persentase

capaian hasil belajar siswa melalui ulangan harian sudah memenuhi

target tetapi ketuntasan belajar siswa belum memenuhi capaian

sebesar 75%. Penilaian hasil belajar siswa juga menggunakan hasil

mind mapping yang dibuat siswa dapat dilihat pada Tabel 4.12

Tabel 4.12 Persentase Capaian Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Berdasarkan Hasil Mind Mapping Siklus II

No Indikator Persentase (%)

Siklus II 1 Hasil mind mapping siswa 79,40 2 Ketuntasan belajar siswa 100,00

Jumlah Total 179,40 Rata-rata 89,70

Berdasarkan data pada Tabel 4.12 menunjukkan capaian hasil

mind mapping dan didapatkan hasil mind mapping sudah baik dengan

persentase sebesar 79,40%. Ketuntasan belajar siswa dalam membuat

mind mapping sudah optimal yaitu sebesar 100% sehingga sudah

memenuhi capaian indikator keberhasilan sebesar 75,00%.

2) Motivasi Belajar Siswa

Hasil penilaian capaian setiap indikator motivasi belajar siswa

berdasarkan angket siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.13

Tabel 4.13 Persentase Capaian Indikator Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Angket Siklus II

No Indikator Persentase (%)

Siklus II 1 Minat siswa terhadap masalah 77,33 2 Tekun dan ulet dalam menghadapi kesulitan 76,00 3 Senang mencari dan memecahkan masalah 76,53 4 Adanya hasrat dan keinginan melakukan kegiatan 67,83 5 Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan 74,67 6 Adanya ganjaran atau hukuman dari guru 68,67 7 Penghargaan dan penghormatan atas diri 71,33 8 Adanya kegiatan yang menarik 79,00

Jumlah Total 591,37 Rata-rata 73,92

Page 56: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Berdasarkan data pada Tabel 4.13 menunjukkan capaian dari

motivasi belajar siswa berdasarkan angket dan hasil persentase capaian

rata-ratanya 73,92%. Keseluruhan persentase capaian setiap indikator

sudah memenuhi target indikator keberhasilan tetapi terdapat satu

indikator masih di bawah target capaian sebesar 70.00% yaitu adanya

hasrat dan keinginan melakukan kegiatan sebesar 67,83%.

d. Refleksi

Pelaksanaan pembelajaran siklus II sudah baik dan persentase

capaian setiap indikator sudah memenuhi kreteria yang telah ditentukan,

tetapi masih terdapat beberapa indikator yang belum memenuhi indikator

keberhasilan. Kurang optimalnya hasil yang didapatkan karena penerapan

Guided Inquiry disertai Mind Mapping membutuhkan ketelitian dan

kesiapan dari guru dan siswa. Pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan

dengan baik dan sesuai dengan rancangan pembelajaran, tetapi dalam

beberapa hal masih terdapat kekurangan yang menyebabkan hasil yang

didapatkan belum optimal.

Hasil refleksi siklus II menunjukkan motivasi dan hasil belajar

siswa menggunakan penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping

sudah mengalami peningkatan dan hasil yang didapatkan baik tetapi masih

ada beberapa belum mencapai indikator keberhasilan, supaya peningkatan

dapat tercapai dengan optimal maka dilanjutkan pemberian tindakan pada

silkus III. Pelaksanaan siklus III dilakukan dengan sedikit perbaikan

terhadap beberapa tindakan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus II

sehingga pembelajaran menjadi lebih baik dan hasil didapatkan optimal.

Berdasarkan hasil penelitian dari sintaks pembelajaran dan keadaan

pembelajaran di kelas terdapat beberapa kekurangan pada pelaksanaan

siklus II sebagai berikut:

1) Guru belum optimal dalam penyampaian tujuan pembelajaran, kurang

membimbing siswa melakukan praktikum, dan kurang pengawasan

ketika siswa mengerjakan soal evaluasi.

Page 57: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

2) Guru kurang memperhatikan kegiatan praktikum siswa sehingga siswa

masih sedikit ramai dan bercanda dengan teman sekelompoknya.

3) Siswa masih kurang menguasai materi dan mengetahui organ pada

burung dara sehingga siswa masih sedikit bertanya kepada guru.

4) Sintaks pelaksanaan pembelajaran dari segi guru sudah terlaksana dengan

baik tetapi dari segi siswa siswa masih kurang terlaksana dengan baik.

3. Deskripsi Siklus III

Siklus III terdiri dari kegiatan perencanaan (planning), pelaksanaan

(acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

a. Perencanaan

Hasil penelitian siklus II sudah lebih baik dari siklus sebelumnya,

keseluruhan capaian indikator sudah terpenuhi sesuai target tetapi masih

terdapat beberapa indikator yang belum sepenuhnya terpenuhi dengan baik.

Penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping sudah berjalan sesuai

dengan rancangan pembelajaran tetapi masih terdapat indikator yang belum

memenuhi target, maka diputuskan untuk melanjutkan pemberian tindakan

pada siklus III supaya hasil yang diperoleh akan sesuai dengan indikator

keberhasilan. Pelaksanaan pada siklus III dilakukan dengan memberikan

beberapa perlakuan untuk memperbaiki kekurangan pelaksanaan siklus II

supaya proses pembelajaran dan hasil belajar yang didapatkan lebih optimal.

Siklus III dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 16 Mei 2012, pukul 07.00

WIB di Laboraturium Biologi SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

Berdasarkan refleksi siklus II yaitu guru mengadakan perbaikan

supaya kegiatan pembelajaran berjalan baik, siswa lebih memperhatikan

penjelasan guru dan tidak ramai dengan teman serta mengikuti proses

pembelajaran dengan baik supaya memperoleh hasil belajar yang optimal.

Perencanaan untuk perbaikan siklus III meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Guru lebih baik dalam menjalankan keseluruhan sintaks pembelajaran

supaya dapat berjalan sesuai rancangan yang direncanakan dan hasil yang

didapatkan menjadi lebih optimal.

Page 58: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

2) Guru harus lebih memperhatikan kegiatan siswa supaya jalannya

pembelajaran sesuai yang direncanakan dan guru lebih tegas supaya tidak

ada siswa yang mencontek saat ulangan harian.

3) Guru lebih memberi motivasi supaya siswa bersemangat mempelajari

pelajaran terlebih dahulu materi sebelum diajarkan di sekolah.

4) Guru lebih banyak memberikan tugas kepada siswa untuk mencari lebih

banyak informasi mengenai materi yang akan dipelajari sehingga proses

pembelajaran dapat berjalan baik.

Materi yang digunakan pada siklus III yaitu sistem ekskresi pada

hewan berupa pengamatan organ ekskresi marmut. Strategi pembelajaran

yang digunakan masih sama dengan siklus I dan siklus II yaitu penerapan

Guided Inquiri disertai Mind Mapping. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

siklus III menggunakan instrumen penelitian yaitu silabus, rancangan

pelaksanaan pembelajaran, angket dan lembar observasi.

b. Pelaksanaan

Proses pembelajaran siklus III merupakan tindak lanjut dari hasil

refleksi dan digunakan sebagai perbaikan pada kegiatan pembelajaran siklus

II. Pelaksanaannya masih sama dengan siklus I dan siklus II yaitu model dan

langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran tetapi perlu adanya

perbaikan dalam pelaksanan pembelajaran pada siklus III supaya hasil yang

didapatkan baik dan memenuhi target capaian dari indikator keberhasilan.

Pelaksanan siklus III berdasarkan penerapan Guided Inquiry

disertai Mind Mapping dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi

waktu 2 x 45 menit. Kegiatan diawali guru membuka pelajaran dengan

melakukan apesepsi, mengulang sedikit materi yang telah diajarkan pada

minggu sebelumnya, dan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang

akan dilakukan. Guru meminta siswa mengeluarkan tugas yaitu membuat

rancangan pengamatan organ ekskresi pada marmut yang sudah dikoreksi

guru dan sudah diberikan pada hari sebelumnya untuk dipelajari. Prosedur

pelaksanaan siklus III adalah pengamatan organ ekskresi marmut dengan

siswa berkelompok sesuai dengan kelompoknya dan melakukan pengamatan

Page 59: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

sesuai rancangan percobaan yang dibuat. Guru membagikan lembar kerja

siswa untuk pengumpulan data pengamatan dan guru membimbing siswa

mempersiapkan alat dan bahan untuk praktikum, membimbing siswa dalam

melakukan investigasi dan pengamatan organ ekskresi pada marmut supaya

kegiatan berjalan baik dan sesuai rancangan percobaan.

Setiap kelompok diberikan waktu untuk menganalisis data hasil

pengamatan. Guru menggunakan teknik brainstorming supaya siswa dapat

menemukan konsep-konsep berdasarkan jawaban pada lembar kerja siswa.

Konsep-konsep digunakan siswa untuk menyimpulkan hasil pengamatan

dalam bentuk mind mapping dengan bimbingan guru, kemudian setiap

kelompok mempresentasikan hasil mind mapping dan selanjutnya guru

mengkonfirmasi hasil presentasi siswa serta meluruskan konsep-konsep

belajar yang belum tepat. Akhir siklus III guru memberikan evaluasi tentang

materi yang belum dimengerti oleh siswa serta memberikan ulangan harian

untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran

yang dipelajari.

c. Observasi

Observasi siklus III dilakukan dengan pengamatan langsung yaitu

selama proses pembelajaran dan penilaian terhadap siswa berdasarkan

indikator yang terdapat pada lembar observasi. Penilaian juga digunakan

pada keterlaksanaan sintaks pembelajaran guided inquiry yang dilakukan

guru berdasarkan langkah-langkah yang terdapat pada rencana pelaksanaan

pembelajaran. Angket diberikan kepada siswa setiap akhir siklus yang

digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap penerapan

Guided Inquiry disertai Mind Mapping. Berikut ini merupakan hasil dari

observasi siklus III:

1) Hasil Belajar Siswa

(a) Ranah Afektif

Persentase dari hasil belajar siswa ranah afektif berdasarkan

lembar observasi siklus III dapat dilihat pada Tabel 4.14

Page 60: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 4.14 Persentase Capaian Indikator Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Berdasarkan Lembar Observasi Siklus III

No Indikator Persentase (%)

Siklus III 1 Teliti dalam melakukan investigasi melalui percoban 81,67 2 Menghargai pendapat teman yang lain 80,83

3 Berinteraksi dengan teman yang lain dalam kegiatan pembelajaran

72,50

4 Bekerjasama saat melakukan percobaan 88,33 Jumlah Total 323,33

Rata-rata 80,83

Berdasarkan data pada Tabel 4.14 menunjukkan capaian hasil

belajar siswa ranah afektif didapatkan sudah baik dan memenuhi

indikator keberhasilan. Rata-rata keseluruhan indikator adalah 80,83%

dan indikator yang mempunyai persentase teringgi yaitu bekerjasama

saat melakukan percobaan sebesar 88,33% dan terendah berinteraksi

dengan teman yang lain dalam kegiatan pembelajaran sebesar 72,50%.

(b)Ranah Psikomotor

Persentase hasil belajar siswa ranah pskomotor berdasarkan

lembar observasi siklus III dapat dilihat pada Tabel 4.15

Tabel 4.15 Persentase Capaian Indikator Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Berdasarkan Lembar Observasi Siklus III

No Indikator Persentase (%)

Siklus III 1 Membuat rumusan masalah 85,00 2 Membuat hipotesis 75,00 3 Membuat rancangan percobaan 75,00 4 Melakukan percobaan 79,17 5 Mengamati percobaan 85,83

6 Mengkomunikasikan kesimpulan hasil percobaan dalam bentuk mind mapping

71,67

Jumlah Total 471,67 Rata-rata 78,61

Berdasarkan data pada Tabel 4.15 menunjukkan persentase

capaian indikator yang sudah memenuhi indikator keberhasilan. Hasil

rata-rata yang dari keseluruhan capaian indikator sebesar 78,61%.

Page 61: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Pesentase terkecil yaitu mengkomunikasikan kesimpulan hasil

percobaan dalam bentuk mind mapping sebesar 71,67%.

(c) Ranah Kognitif

Persentase dari hasil belajar siswa ranah kognitif berdasarkan

hasil ulangan harian siswa siklus III dapat dilihat pada Tabel 4.16

Tabel 4.16 Persentase Capaian Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Berdasarkan Hasil Ulangan Harian Siklus III

No Indikator Persentase (%)

Siklus III 1 Hasil ulangan harian siswa 79,83 2 Ketuntasan belajar siswa 83,33

Jumlah Total 163,17 Rata-rata 81,58

Berdasarkan data pada Tabel 4.16 menunjukkan persentase

capaian ranah kognitif dengan hasil baik dan sudah memenuhi target

capaian sebesar 75,00%, ditunjukkan dengan hasil ulangan harian

yang didapatkan siswa mencapai 79,83% dan ketuntasan belajar siswa

sebesar 83,33%. Rata-rata persentase capaian hasil belajar dan

ketuntasan belajar siswa yang didapatkan baik yaitu sebesar 81,58%.

Penilaian ranah kognitif juga menggunakan hasil mind mapping siswa

dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.17

Tabel 4.17 Persentase Capaian Indikator Ranah Kognitif Hasil Mind Mapping Siklus III

No Indikator Persentase (%)

Siklus III 1 Hasil mind mapping siswa 80,20 2 Ketuntasan belajar siswa 100,00

Jumlah Total 180,20 Rata-rata 90,10

Berdasarkan data pada Tabel 4.17 menunjukkan hasil mind

mapping yang dibuat siswa dan menunjukkan hasil yang baik dengan

hasil mind mapping sebesar 80,20% dan ketuntasan belajar dalam

pembuatan mind mapping sudah baik sebesar 100%. Rata-rata capaian

Page 62: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

persentase yang dapatkan sebesar 90,10% sehingga menunjukkan

daya kreatifitas kelompok sangat baik dalam membuat mind mapping.

2) Motivasi Belajar Siswa

Hasil penilaian capaian setiap indikator motivasi belajar siswa

berdasarkan angket pada siklus III dapat dilihat pada Tabel 4.18

Tabel 4.18 Persentase Capaian Indikator Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Angket Siklus III

No Indikator Persentase (%)

Siklus III 1 Minat siswa terhadap masalah 82,00 2 Tekun dan ulet dalam menghadapi kesulitan 80,00 3 Senang mencari dan memecahkan masalah 80,13 4 Adanya hasrat dan keinginan melakukan kegiatan 71,83 5 Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan 75,67 6 Adanya ganjaran atau hukuman dari guru 76,67 7 Penghargaan dan penghormatan atas diri 76,00 8 Adanya kegiatan yang menarik 81,17

Jumlah Total 623,47 Rata-rata 77,93

Berdasarkan data pada Tabel 4.18 menunjukkan persentase

capaian motivasi belajar siswa menggunakan angket yang mempunyai

rata-rata 77,93%. Secara keseluruhan persentase setiap indikator sudah

memenuhi target indikator keberhasilan dan hasil yang didapatkan lebih

baik dari pada pelaksanaan siklus-siklus sebelumnya.

d. Refleksi

Hasil penilaian angket dan lembar observasi mengenai motivasi

dan hasil belajar siswa siklus III mengalami peningkatan dan lebih baik

daripada pelaksanaan siklus-siklus sebelumnya dengan penerapaan Guided

Inquiry disertai Mind Mapping pada materi sistem ekskresi pada hewan

yaitu pengamatan organ ekskresi pada marmut. Persentase capaian setiap

indikator sudah mencapai ketuntasan atau memenuhi indikator keberhasilan.

Peningkatan persentase setiap indikator menunjukkan adanya pengaruh

positif penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping. Pengaruh tersebut

dapat meningkatkan motivasi yang menyebabkan hasil belajar siswa juga

Page 63: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

menjadi meningkat serta proses pembelajaran menjadi lebih baik daripada

pelaksanaan yang sebelumnya.

Hasil pelaksanaan siklus III sudah memenuhi batas minimal

persentase capaian ketuntasan yang terdapat pada indikator keberhasilan.

Keseluruhan indikator sudah memenuhi target dengan persentase yang baik

menggunakan penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping. Hasil yang

didapatkan yaitu motivasi belajar siswa meningkat sehingga hasil belajar

siswa juga mengalami peningkatan. Guru sudah menjalankan proses

pembelajaran dengan penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping

dengan baik dan sudah menguasai konsep-konsep pembelajaran yang

terdapat pada sintaks pembelajaran.

Hasil refleksi siklus III menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa

dengan penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping pada materi

sistem ekskresi pada marmut sudah mengalami peningkatan dan mencapai

indikator keberhasilan sehingga berdampak pada hasil belajar siswa juga

meningkat dengan nilai baik yang didapatkan pada hasil ulangan harian,

mind mapping, dan ketuntasan belajar siswa . Keseluruhan capaian indikator

terpenuhi dengan baik maka diputuskan untuk mengakhiri penelitian pada

siklus III dengan hasil yang baik.

C. Perbandingan Hasil Penelitian Antar Siklus

Penelitian terdiri dari beberapa siklus dan didapatkan hasil yang berbeda

setiap siklus pelaksanaannya, serta untuk mengetahui peningkatan setiap siklus

penelitian dan perbandingan capaian setiap indikator dari motivasi dan hasil

belajar siswa siklus I, siklus II, dan siklus III sebagai berikut:

1. Hasil Penilaian Observasi Hasil Belajar Siswa

a. Ranah Afektif

Persentase capaian lembar observasi dari setiap indikator hasil

belajar siswa ranah afektif siklus I, siklus II, dan siklus III disajikan dalam

bentuk diagram dapat dilihat pada Gambar 4.1

Page 64: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Gambar 4.1 Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Berdasarkan Lembar Observasi Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

Berdasarkan data pada Gambar 4.1 menunjukkan hasil persentase

hasil belajar siswa ranah afektif melalui lembar observasi pada siklus I,

siklus II, dan siklus III. Berdasarkan diagram di atas, setiap indikator

mengalami peningkatan setiap siklusnya dan hasil perhitungan capaian

indikator siklus I berkisar antara 60,83% sampai 66,67%, siklus II berkisar

antara 69,17% sampai 73,33%, dan siklus III berkisar antara 72,50% sampai

88,33%. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan persentase nilai

setiap indikator dari setiap siklus. Nilai rata-rata indikator menunjukkan

adanya peningkatan persentase siklus I sebesar 64,17%, siklus II sebesar

71,25% (meningkat 7,08%), dan siklus III sebesar 80,83% (meningkat

9,58%). Peningkatan rata-rata persentase hasil belajar siswa ranah afektif

menunjukkan ada perubahan dalam kegiatan belajar menjadi lebih baik.

b. Ranah Psikomotor

Persentase capaian lembar observasi dari setiap indikator hasil

belajar siswa ranah psikomotor siklus I, siklus II, dan siklus III disajikan

dalam bentuk diagram dapat dilihat pada Gambar 4.2

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Teliti Menghargai Berinteraksi Bekerjasama

60.8366.67 65 64.17

71.67 73.3369.17 70.83

81.67 80.83

72.5

88.33

Per

sent

ase

Indikator Ranah Afektif

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Page 65: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Gambar 4.2 Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Berdasarkan Lembar Observasi Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

Berdasarkan data pada Gambar 4.2 menunjukkan hasil persentase

hasil belajar siswa ranah psikomotor melalui lembar observasi pada siklus I,

siklus II, dan siklus III. Berdasarkan diagram di atas, setiap indikator

mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hasil perhitungan capaian

indikator siklus I berkisar antara 50,00% sampai 65,83%, siklus II berkisar

antara 63,33% sampai 75,00%, dan siklus III berkisar antara 71,67% sampai

85,83%. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan persentase nilai

setiap indikator dari setiap siklus. Nilai rata-rata indikator menunjukkan

adanya peningkatan persentase siklus I sebesar 58,19%, siklus II sebesar

72,08% (meningkat 13,89%), dan siklus III sebesar 78,61% (meningkat

6,53%). Peningkatan rata-rata persentase hasil belajar siswa ranah

psikomotor menunjukkan perubahan kegiatan belajar menjadi lebih baik.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6

5055

60 62.565.83

55.83

75 75 75 73.33 70.83

63.33

85

75 7579.17

85.83

71.67P

erse

ntas

e

Indikator Ranah Psikomotor

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Keterangan Indikator: 1. Membuat rumusan masalah. 2. Membuat hipotesis. 3. Membuat rancangan percobaan. 4. Melakukan percobaan. 5. Mengamati percobaan. 6. Mengkomunikasikan kesimpulan hasil percobaan dalam bentuk mind mapping.

Page 66: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

c. Ranah Kognitif

Persentase hasil belajar siswa ranah kognitif berdasarkan hasil

ulangan harian siswa siklus I, siklus II, dan Siklus III disajikan dalam

bentuk diagram dapat dilihat pada Gambar 4.3

Gambar 4.3 Kenaikan Persentase Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Berdasarkan Hasil Ulangan Harian Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

Berdasarkan data pada Gambar 4.3 menunjukkan hasil perhitungan

persentase hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa ranah kognitif siklus I,

siklus II, dan siklus III. Berdasarkan diagram di atas, hasil belajar dan

ketuntasan belajar siswa ranah kognitif mengalami peningkatan pada setiap

siklusnya. Hasil perhitungan capaian hasil ulangan harian siswa pada siklus

I sebesar 69,83%, siklus II sebesar 77,17% (meningkat 7,34%), dan siklus

III sebesar 79,83% (meningkat 2,66%), sedangkan ketuntasan belajar siswa

pada siklus I sebesar 56,67%, siklus II sebesar 70,00% (meningkat 13,33%),

dan siklus III sebesar 83,33% (meningkat 13,33%). Nilai rata-rata hasil

ulangan harian dan ketuntasan belajar siswa menunjukkan adanya

peningkatan persentase dari siklus I sebesar 63,25%, siklus II sebesar

73,58% (meningkat 10,33%), dan siklus III sebesar 81,58% (meningkat

8,00%). Peningkatan rata-rata persentase hasil belajar siswa ranah kognitif

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Siklus I Siklus II Siklus III

69.8377.17 79.83

56.67

70

83.33

Per

sent

ase Ulangan

HarianKetuntasanBelajar

Page 67: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

berdasarkan ulangan harian dan ketuntasan belajar siswa menunjukkan

bahwa ada perubahan dalam kegiatan belajar siswa menjadi lebih baik.

Hasil belajar siswa ranah kognitif bukan hanya dari hasil ulangan

harian yang didapatkan siswa tetapi juga menggunakan hasil mind mapping.

Hasil mind mapping dan ketuntasan belajar siswa siklus I, siklus II, dan

siklus III disajikan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada Gambar 4.4

Gambar 4.4 Kenaikan Persentase Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Berdasarkan Hasil Mind Mapping Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

Berdasarkan data pada Gambar 4.4 menunjukkan hasil perhitungan

persentase hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa ranah kognitif siklus I,

siklus II, dan siklus III. Berdasarkan diagram di atas, hasil belajar dan

ketuntasan belajar siswa ranah kognitif mengalami peningkatan pada setiap

siklusnya. Hasil perhitungan capaian hasil mind mapping siswa pada siklus I

sebesar 76,20%, siklus II sebesar 79,40% (meningkat 3,20%), dan siklus III

sebesar 80,20% (meningkat 0,80%), sedangkan ketuntasan belajar siswa

pada siklus I sebesar 80,00%, siklus II sebesar 100,00% (meningkat

20,00%), dan siklus III sebesar 100,00% (tetap). Nilai rata-rata hasil mind

mapping dan ketuntasan belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan

persentase capaian pada siklus I sebesar 78,10%, siklus II sebesar 89,70%

(meningkat 11,6%), dan siklus III sebesar 90,10% (meningkat 0,40%).

0102030405060708090

100

Siklus I Siklus II Siklus III

76.279.4 80.280

100 100

Per

sent

ase Mind

MappingKetuntasanBelajar

Page 68: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Peningkatan rata-rata persentase hasil belajar siswa ranah kognitif

berdasarkan mind mapping dan ketuntasan belajar siswa menunjukkan

bahwa ada perubahan dalam kegiatan belajar siswa menjadi lebih baik.

2. Hasil Penilaian Angket Motivasi Belajar Siswa

Hasil penilaian terhadap motivasi belajar siswa berdasarkan angket

siklus I, siklus II, dan siklus III disajikan dalam bentuk diagram dapat dilihat

pada Gambar 4.5

Gambar 4.5 Kenaikan Persentase Skor Tiap Indikator Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Angket Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

Berdasarkan data pada Gambar 4.5 menunjukkan hasil perhitungan

persentase motivasi belajar siswa melalui angket pada siklus I, siklus II, dan

siklus III. Berdasarkan diagram di atas, setiap indikator motivasi belajar siswa

mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hasil perhitungan capaian

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8

71.2 71,4 71.665,3 69.67 67,3 69

73.67

77.33 76 76.5367.83

74.67 68.67 71.3379

82 80 80.1371.83 75.67 76.67 76

81.17

Per

sent

ase

Indikator Motivasi Belajar Siswa

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Keterangan Indikator: 1. Minat siswa terhadap masalah. 2. Tekun dan ulet dalam menghadapi kesulitan. 3. Senang mencari dan memecahkan masalah. 4. Adanya hasrat dan keinginan melakukan kegiatan. 5. Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan. 6. Adanya ganjaran atau hukuman dari guru. 7. Penghargaan dan penghormatan atas diri. 8. Adanya kegiatan yang menarik.

Page 69: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

indikator pada siklus I berkisar antara 65,33% sampai 73,67%, siklus II

berkisar antara 67,83% sampai 79,00%, dan siklus III berkisar antara 71,83

sampai 82,00%. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan persentase

nilai setiap indikator dari setiap siklus. Nilai rata-rata indikator menunjukkan

adanya peningkatan persentase dari siklus I sebesar 69,91%, siklus II sebesar

73,92% (meningkat 4,01%), dan siklus III sebesar 77,93% (meningkat 4,01%).

Peningkatan rata-rata persentase motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa

ada perubahan dalam kegiatan belajar siswa menjadi lebih baik.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada akhir siklus III

secara keseluruhan setiap indikator sudah memenuhi target indikator keberhasilan

dan hasil persentase capaian yang didapatkan baik serta terdapat peningkatan dari

setiap siklus penelitian sehingga penelitian dihentikan pada siklus III dikarenakan

target capaian sudah terpenuhi sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah

ditentukan. Target indikator keberhasilan dari setiap indikator motivasi belajar

siswa sebesar 65% sampai 75%, target indikator keberhasilan dari setiap indikator

hasil belajar siswa ranah afektif sebesar 70% sampai 75%, target indikator

keberhasilan dari setiap indikator hasil belajar siswa ranah psikomotor sebesar

75%, target indikator keberhasilan hasil belajar siswa ranah kognitif berdasarkan

hasil ulangan harian, mind mapping, dan ketuntasan belajar siswa sebesar 75%.

Pembelajaran menggunakan penerapan guided inquiry lebih menekankan

pada kegiatan belajar siswa dengan bimbingan guru, siswa belajar dengan bantuan

media belajar seperti buku, internet, gambar, dan objek praktikum dalam mencari

pengetahuannya melalui kegiatan penemuan sehingga interaksi antar siswa dan

siswa dengan guru dapat berjalan dengan baik sehingga kegiatan pembelajaran

sepenuhnya berpusat pada siswa (student center), peran guru hanya membimbing

dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa sedangkan siswa sebagai subjek

pembelajaran yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan teori

belajar Jerome Bruner yang dikemukakan oleh Dahar (2001), bahwa belajar untuk

mendapatkan pengetahuan baru dengan cara aktif dalam mencari pengetahuan dan

Page 70: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

mendapatkan hasil belajar yang baik serta pengetahuan diperoleh melalui kegiatan

penemuan sehingga pengetahuan yang dapatkan bertahan lama, hasil belajar

didapatkan lebih baik, meningkatkan kemampuan berfikir dalam memecahkan

suatu permasalahan.

Kegiatan belajar dilaksanakan dengan siswa melakukan proses pencarian

pengetahuan berkenaan materi yang dipelajari sebagaimana yang dilakukan

ilmuwan dalam rangka melakukan penelitian ilmiah, dengan demikian siswa

diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta dan membangun konsep-

konsep belajar sehingga dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan motivasi

belajar siswa menjadi meningkat sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.

Pencarian pengetahuan yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan teori belajar

kontruktivisme yang dikemukakan Siregar dan Nara (2010), bahwa belajar

merupakan proses dalam pembentukan pengetahuan dan siswa sendiri yang

melakukan dalam mencari pengetahuan sehingga siswa harus aktif dalam belajar,

berpikir, meningkatkan minat belajar, dan membuat konsep belajar yang efektif.

Penerapan guided inquiry di kelas dilakukan melalui kegiatan siswa

dalam pembuatan rancangan percobaan dengan bimbingan guru seperti membuat

rumusan masalah, membuat hipotesis, dan membuat rancangan percobaan seperti

uji kandungan urin manusia, pengamatan organ ekskresi burung dara dan marmut.

Pelaksanaan praktikum dilakukan sesuai rancangan percobaan yang dibuat

sehingga siswa dapat mengamati secara langsung objek pengamatan. Kegiatan

pembelajaran sepenuhnya dilakukan oleh siswa dalam menggali pengetahuannya,

guru hanya mengarahkan supaya kegiatan belajar siswa sesuai dengan rancangan.

Menurut Douglas (2009), ketika di dalam kelas yang sedang diterapkan model

pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa belajar dengan membentuk kelompok

belajar untuk menyelesaikan masalah yang terdapat pada lembar kerja, lembar

kerja berisikan data atau informasi, serta pertanyaan sebagai latihan siswa melalui

kegiatan praktikum dalam memecahkan masalah sesuai dengan rancangan.

Pembelajaran yang menerapkan Guiged Inquiry disertai Mind Mapping

yaitu siswa belajar dengan mengeksporasi seluruh kemampuan yang terdapat di

dalam diri siswa menggunakan media belajar yang tersedia dan apabila dipadukan

Page 71: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

dengan mind mapping maka siswa akan lebih mudah dalam menerima materi yang

diajarkan guru yaitu pada akhir kegiatan pembelajaran siswa dapat membuat suatu

catatan yang menarik sehingga dapat mempermudah siswa dalam belajar. Hal

tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyudin dan Isa

(2010), bahwa penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dapat

meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran.

Penggunaan mind mapping diharapkan akan mempermudah siswa dalam

belajar materi sistem ekskresi yang masih tergolong abstrak dan sulit dipahami

maupun diingat oleh siswa sehingga dengan mind mapping siswa dapat membuat

catatan yang disertai gambar akan membuat siswa lebih mudah memahami materi

yang dipelajari. Penggunaan mind mapping sangat baik diterapkan karena terdapat

kegiatan menarik dalam pembuatannya yang melibatkan garis, warna, dan gambar

sehingga dalam belajar menjadi lebih mudah walaupun materi yang dipelajari sulit

untuk dipahami dan dapat meningkatkan kreatifitas siswa yang berdampak pada

motivasi siswa dalam belajar juga meningkat. Hasil penelitian Wheeldon (2011),

menyatakan orang belajar dengan cara yang berbeda dan berfikir menggunakan

kombinasi kata-kata, grafik, dan gambar.

Berdasarkan hasil siklus I didapatkan bahwa ketercapaian dari indikator

motivasi belajar masih rendah yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar yang

diperoleh siswa dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran guru dan siswa belum

terbiasa menggunakan penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping dengan

menggunakan praktikum. Pelaksanaan praktikum mengacu pada rancangan

percobaan yang dibuat siswa yaitu uji kandungan urin manusia. Siswa dalam

melaksanakan praktikum uji kandungan urin masih merasa canggung dan aneh

dengan urin yang digunakan praktikum, kebanyakan siswa perempuan merasa

jijik dengan bau dari urin yang digunakan bahkan tidak mau untuk memegangnya.

Siswa juga sering bertanya kepada guru tentang cara pelaksanaan praktikum

walaupun guru sudah memberi petunjuk mengenai langkah dan cara pelaksanaan

praktikum dengan benar. Guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran

sesuai sintaks sehingga masih ada yang belum terlaksana seperti guru kurang

optimal membimbing siswa dalam mempersiapkan alat dan bahan dan ketika

Page 72: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

pelaksanaan praktikum seperti kurang membimbing siswa dalam kegiatan

investigasi, diskusi dan menarik kesimpilan hasil belajar. Mind mapping yang

dibuat oleh setiap kelompok sudah baik yaitu ketika siswa membuat mind

mapping sesuai prosedur yang ada pada lembar kerja siswa dengan menambahkan

garis lengkung, warna yang menarik, gambar yang terdapat pada tengah-tengah

kertas sebagai ide sentral dan akhir untuk memperjelas materi, terdapat kata kunci

untuk memperjelas konsep disetiap cabang, dan keterangan yang mendukung

keseluruhan hasil mind mapping.

Hasil siklus II berbeda dengan hasil yang didapatkan pada pelaksanaan

siklus I. Siklus II didapatkan guru dan siswa mulai terbiasa dengan penerapan

Guided Inquiry disertai Mind Mapping yang menggunakan kegiatan praktikum

pengamatan organ ekskresi pada burung dara. Siswa melaksanakan praktikum

sudah sesuai rancangan percobaan yang dibuat, tetapi masih ada beberapa siswa

yang bertanya kepada guru tentang bagian organ pada burung dara yang belum

dipahami dari setiap kelompok seperti masih bingung mengenai letak dari organ

paru-paru dan ginjal burung dara karena siswa kurang begitu memahami materi

yang dipelajari. Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai sintaks

dengan baik tetapi masih ada yang belum terlaksana seperti kurang membimbing

siswa untuk menginterpretasikan data hasil percobaan, kurang membimbing

diskusi dan menarik kesimpulan hasil belajar. Mind mapping yang dibuat siswa

sudah baik, siswa membuat sudah sesuai dengan petunjuk pembuatan yang ada

pada lembar kerja siswa. Gambar pada bagian sentral setiap kelompok bervariasi

sesuai dengan ide dari setiap kelompok sehingga hasilnya berbeda-beda, warna

yang digunakan sudah baik dengan menggunakan banyak warna, terdapat garis

lengkung yang menghubungkan setiap cabang dan terdapat kata kunci disetiap

cabang, dan pada akhir cabang sudah terdapat gambar yang digunakan untuk

mendukung penjelasan pada setiap cabang pada mind mapping.

Hasil siklus III didapatkan hasil yang lebih baik dari pelaksanaan siklus-

siklus sebelumnya. Guru dan siswa sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran

sesuai sintaks dengan baik. Penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping

melalui kegiatan praktikum pengamatan organ ekskresi pada marmut sudah

Page 73: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

berjalan baik, siswa sudah terampil mengamati dan membedakan organ ekskresi

pada marmut seperti bentuk dan letak organ hati, ginjal, paru-paru dan kulit.

Pelaksanaan praktikum sudah tidak bergantung lagi dengan penjelasan guru

sehingga kegiatan pembelajaran sesuai rancangan yang telah dibuat. Mind

mapping yang dibuat siswa lebih baik dari siklus yang sebelumnya, siswa

menggunakan gambar pada bagian sentral sebagai inti materi yang dipelajari,

warna yang digunakan lebih bervariasi supaya mind mapping yang dibuat siswa

menjadi menarik, garis lengkung sebagai penghubung dan kata kunci dari setiap

cabang sudah ada untuk meemperjelas keterangan disetiap cabang, serta pada

akhir cabang terdapat gambar dan keterangan yang memperjelas materi yang

dibuat catatan dalam bentuk mind mapping.

Berdasarkan angket motivasi belajar yang diisi siswa, didapatkan hasil

siklus I dimana hanya terdapat satu indikator yang sudah memenuhi indikator

keberhasilan yaitu tekun dan ulet dalam menghadapi kesulitan dikarenakan pada

praktikum uji kandungan urin dirasa masih sulit bagi siswa sehingga siswa merasa

tertantang untuk mengetahui kandungan apa yang terdapat pada urin mereka,

sementara indikator lainnya sudah baik tetapi belum memenuhi target indikator

keberhasilan seperti minat siswa terhadap masalah masih rendah karena siswa

kurang menyukai urin yang menjijikkan dan berbau kurang sedap, senang mencari

dan memecahkan masalah belum terlihat baik karena siswa kurang menyukai

bahan yang digunakan dalam praktikum, adanya hasrat dan keinginan melakukan

kegiatan masih rendah karena siswa perempuan masih mengandalkan siswa laki-

laki dalam pelaksanaan praktikum, adanya dorongan dan kebutuhan dalam

melakukan kegiatan yang masih rendah, adanya ganjaran atau hukuman dari guru,

penghargaan dan penghormatan atas diri, dan adanya kegiatan yang menarik

belum terlihat dalam kegiatan praktikum uji kandungan urin manusia.

Hasil siklus II menunjukkan semua indikator sudah memenuhi target,

tetapi terdapat satu indikator yang belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu

adanya hasrat dan keinginan melakukan kegiatan yang kemungkinan disebabkan

siswa masih merasa bingung dalam mengidentifikasi organ ekskresi pada burung

dara seperti kesulitan dalam menemukan letak organ paru-paru yang diamati dan

Page 74: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

menentukan warna organ paru-paru burung dara. Siswa masih merasa bingung

dengan warna paru-paru burung dara dikarenakan banyaknya bintik-bintik warna

putih dan coklat muda agak pucat sehingga keinginan siswa untuk melakukan

kegiatan praktikum menjadi sedikit berkurang dikarenakan siswa cenderung

bertanya kepada guru.

Hasil siklus III lebih baik dari sikus I dan sikus II dimana hasil dari

semua indikator sudah memenuhi indikator keberhasilan dengan baik pada

pengamatan organ ekskresi marmut, hal ini disebabkan karena pada kegiatan

praktikum siswa sangat berminat dalam mengidentifikasi organ pada marmut

bahkan semua organ diamati sehingga keinginan untuk melakukan kegiatan

menjadi bertambah tinggi. Bertambah tingginya keinginan melakukan kegiatan

dikarenakan ada dorongan untuk ingin mengetahui organ-organ apa saja yang

terdapat pada marmut sehingga terjadi kegiatan yang menarik saat pengamatan

dimana siswa saling membantu temannya dalam menjelaskan organ-organ yang

mereka ketahui ketika kegiatan pengamatan sehingga kegiatan pembelajaran

menjadi menyenangkan dengan adanya interaksi antar siswa.

Berdasarkan lembar observasi hasil belajar siswa ranah afektif, pada

pelaksanaan siklus I hasil yang didapatkan masih rendah, disebabkan karena

pelaksanaan praktikum uji kandungan urin manusia, siswa kurang teliti dalam

melakukan praktikum seperti ketika mencampur urin dengan larutan biuret dan

benedict yang belum sesuai dengan ketentuan pada rancangan percobaan yang

telah dibuat sehingga hasil yang didapatkan kurang sesuai dengan hasil percobaan

yang sebenarnya, siswa cenderung ramai dalam kegiatan praktikum sehingga

kurang menghargai teman lain melakukan praktikum yang sama, dan interaksi

antar siswa kurang sehingga kerjasama dalam kelompok belum terlihat baik

bahkan terkesan siswa laki-laki yang melakukan praktikum sedangkan siswa

perempuan hanya mengamati saja.

Hasil siklus II didapatkan satu indikator yang sudah memenuhi indikator

keberhasilan yaitu menghargai pendapat teman yang lain dimana siswa lainnya

tidak mengganggu kegiatan temannya dalam mengamati organ ekskresi pada

burung dara, sedangkan indikator lainnya hampir memenuhi target capaian

Page 75: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

dikarenakan siswa masih kurang teliti dalam mengidentifikasi dan menemukan

organ ekskresi pada burung dara seperti seperti letak dari organ paru-paru yang

melekat pada tulang rusuk. Interaksi antar siswa mulai terjalin dengan baik

sehingga kerjasama setiap kelompok dalam mengidentifikasi organ ekskresi juga

menjadi lebih baik yaitu dengan saling membantu teman yang lainnya untuk

menemukan organ ekskresi yang belum teridentifikasi saat pengamatan.

Hasil siklus III didapatkan keseluruhan hasil indikator sudah mencapai

target capaian indikator keberhasilan, siswa lebih teliti dalam mengidentifikasi

organ ekskresi pada marmut sehingga keseluruhan organ ekskresi pada marmut

seperti paru-paru, ginjal, hati, dan kulit dapat teridentifikasi dengan baik. Siswa

menghargai pendapat teman dengan saling bertukar pendapat dan informasi yang

mereka ketahui melalui kegiatan praktikum, interaksi terjadi dengan baik antar

siswa bahkan antar kelompok lainnya yang ditunjukkan dengan saling membantu

dalam mengidentifikasi organ ekskresi pada marmut sehingga kerjasama antar

kelompok dapat berjalan dengan baik.

Berdasarkan lembar observasi hasil belajar siswa ranah psikomotor, pada

siklus I didapatkan hasil dari setiap indikator masih rendah disebabkan siswa

belum terbiasa dan baru pertama kalinya membuat rumusan masalah, membuat

hipotesis, dan membuat rancangan percobaan uji kandungan urin manusia. Siswa

dalam melakukan percobaan masih canggung karena siswa jarang melakukan

praktikum sehingga saat melaksanakan praktikum uji kandungan urin manusia

masih terlihat bingung dengan alat dan bahan yang digunakan. Siswa merasa jijik

saat mengamati dan ketika mencampurkan larutan biuret dan benedict pada

tabung reaksi yang berisi urin yang digunakan untuk mengetahui besarnya

persentase kandungan yang terdapat pada urin berupa glukosa dan protein. Saat

mengkomunikasikan kesimpulan hasil percobaan melalui mind mapping, hanya

beberapa siswa dari setiap kelompok yang berani mengkomunikasikan hasil mind

mapping yang dibuat dihadapan temannya sedangkan anggota yang lain hanya

diam dan mendengarkan penjelasan dari anggota kelompoknya.

Hasil siklus II didapatkan tiga indikator yang sudah memenuhi indikator

keberhasilan dalam pembelajaran yaitu membuat rumusan masalah, membuat

Page 76: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

hipotesis, dan membuat rancangan percobaan mengenai praktikum pengamatan

organ ekskresi pada burung dara, ketercapaian target dikarenakan siswa sudah

mulai terbiasa dalam merancang kegiatan praktikum yang akan digunakan

sehinggga hasilnya baik. Sedangkan saat melakukan percobaan dan mengamati

percobaan hasilnya sedikit di bawah indikator keberhasilan disebabkan karena

siswa masih masih sedikit bertanya kepada guru tentang letak organ ekskresi

burung dara yang mereka amati. Mengkomunikasikan kesimpulan hasil percobaan

dalam bentuk mind mapping sudah terlaksana dengan baik yaitu setiap kelompok

sudah membagi tugas kepada anggota kelompoknya dalam mengkomunikasikan

mind mapping yang mereka buat.

Hasil siklus III adalah keseluruhan indikator yang diamati sudah

memenuhi indikator keberhasilan dengan baik, siswa sudah terampil dalam

membuat rumusan masah, membuat hipotesis, dan membuat rancangan percobaan

pengamatan organ ekskresi pada marmut yang terdapat pada lembar kerja siswa

sebagai tugas dan sudah dikerjakan dengan baik. Siswa dalam melakukan dan

mengamati percobaan sudah berjalan dengan baik, siswa saling membantu dan

bekerjasama dalam mengidentifikasi organ ekskresi pada marmut seperti paru-

paru, ginjal, hati, dan kulit, serta saling bergantian dalam melakukan pengamatan.

Siswa dalam mengkomunikasikan hasil percobaan melalui mind mapping sudah

berjalan dengan baik, tugas yang diberikan kepada setiap anggota kelompoknya

dalam mengkomunikasikan hasil mind mapping sudah terlaksana dengan baik.

Hasil ini sesuai dengan teori belajar Vygotsky yang dikemukakan oleh Trianto

(2007), bahwa dalam belajar terdapat percakapan dan kerjasama antar individu.

Hasil belajar siswa ranah psikomotor semakin meningkat setiap siklusnya karena

siswa belajar secara berkelompok dengan menggunakan praktikum sehingga

terdapat interaksi antar siswa dan saling bekerjasama dalam memecahkan masalah

pada materi sistem ekskresi pada manusia dan hewan yang dikarenakan belajar

sosial yang baik adalah belajar dengan cara berkelompok.

Hasil belajar siswa ranah kognitif berdasarkan hasil ulangan harian,

didapatkan bahwa pada siklus I hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa masih

rendah, hal ini dipengaruhi karena banyak kesamaan jawaban antara siswa yang

Page 77: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

banyak didominasi dengan jawaban yang salah sehingga hasil yang didapatkan

kurang baik yang disebabkan kurangnya pengawasan guru saat pelaksanaan

ulangan harian. Hasil siklus II didapatkan bahwa hasil ulangan harian siswa sudah

memenuhi indikator keberhasilan dengan variasi nilai yang baik tetapi ketuntasan

belajar siswa belum memenuhi indikator keberhasilan, hal ini disebabkan karena

sebagian besar siswa mendapatkan nilai yang bagus tetapi kurang diimbangi

dengan ketuntasan hasil belajar yang didapatkan. Hasil siklus III didapatkan hasil

ulangan harian dan ketuntasan belajar siswa sudah baik dengan kreteria nilai yang

tinggi, ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai baik yang

disebabkan siswa mengerjakan soal ulangan dengan sungguh-sungguh. Hasil

belajar siswa yang didapatkan sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Rapi (2008) bahwa hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya dan termasuk

kualifikasi baik dengan penggunaan inkuiri terbimbing.

Selain menggunakan hasil dari ulangan harian, penilaian ranah kognitif

juga menggunakan hasil mind mapping. Hasil siklus I yaitu mind mapping dan

ketuntasan belajar siswa sudah baik, siswa membuat mind mapping sudah sesuai

dengan petunjuk yaitu adanya gambar, kata kunci, garis lengkung, warna yang

menarik. Mind mapping kelompok I memberi gambar bagian tengah sebagai ide

sentral berupa wajah setetes urin berwarna kuning, banyak variasi warna yang

digunakan, cabang utama berjumlah 4, ada garis hubung yang melengkung dan

terdapat kata kunci disetiap cabang, tetapi apada fase akhir belum ada gambar.

Kelompok II memberi gambar bagian tengah sebagai ide sentral berupa siswa

yang memakai topi olahraga, cabang utama berjumlah 6, banyak variasi warna,

ada garis hubung yang melengkung dan terdapat kata kunci disetiap cabang, dan

fase akhir sudah terdapat gambar. Kelompok III memberi gambar bagian tengah

sebagai ide sentral berupa gelas beker yang berisi urin, cabang utama berjumlah 4,

warna yang digunakan kurang bervariasi karena didominasi warna kuning, ada

garis hubung yang melengkung dan terdapat kata kunci disetiap cabang, dan fase

akhir sudah terdapat gambar. Kelompok IV memberi gambar bagian tengah

sebagai ide sentral berupa tangan yang memegang gelas beker berisi urin, cabang

utama berjumlah 5, warna yang digunakan sudah menarik, ada garis hubung yang

Page 78: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

melengkung dan tedapat kata kunci disetiap cabang, dan fase akhir sudah terdapat

gambar. Kelompok V memberi gambar bagian tengah sebagai ide sentral berupa

akar pohon yang terdapat gelas berisi urin, cabang utama berjumlah 6, warna yang

digunakan sudah menarik, sudah terdapat garis hubung yang melengkung dan

terdapat kata kunci disetiap cabang, dan fase akhir sudah terdapat gambar tetapi

mind mapping yang dibuat kurang sesuai karena berbentuk vertikal.

Hasil siklus II didapatkan pembuatan mind mapping dan ketuntasan

belajar siswa mengalami peningkatan yang baik, disebabkan karena keseluruhan

mind mapping yang dibuat berbeda-beda karena setiap kelompok mempunyai

daya kretifitas yang berbeda, banyak variasi warna dan gambar, teknik imajinasi

siswa yang baik, terdapat kata kunci disetiap cabang, dan pembuatannya sudah

sesuai petunjuk pada lembar kerja siswa. Mind mapping kelompok I memberi

gambar bagian tengah sebagai ide sentral berupa kepala burung dara, cabang

utama berjumlah 4, warna yang digunakan kurang bervariasi, ada garis hubung

yang melengkung dan terdapat kata kunci disetiap cabang, dan fase akhir sudah

terdapat gambar. Kelompok II memberi gambar bagian tengah sebagai ide sentral

berupa angry birds, cabang utama berjumlah 4, warna yang digunakan sudah

menarik, ada garis hubung yang melengkung dan terdapat kata kunci disetiap

cabang tetapi tulisannya kurang besar, dan fase akhir sudah terdapat gambar.

Kelompok III memberi gambar bagian tengah sebagai ide sentral berupa burung

dara, cabang utama berjumlah 8, warna yang digunakan bervariasi, ada garis

hubung yang melengkung dan terdapat kata kunci disetiap cabang, dan fase akhir

belum terdapat gambar. Kelompok IV memberi gambar bagian tengah sebagai ide

sentral berupa sepasang burung dara disebuah bunga, cabang utama berjumlah 5,

warna yang digunakan bervariasi, ada garis hubung yang melengkung dan tedapat

kata kunci disetiap cabang, dan fase akhir sudah terdapat gambar dan kelompok

ini yang mind mapping paling bagus diantara kelompok yang lainnya. Kelompok

V memberi gambar bagian tengah sebagai ide sentral berupa batang pohon yang

bertuliskan aves, cabang utama berjumlah 4, warna yang digunakan bervariasi,

ada garis hubung yang melengkung dan terdapat kata kunci disetiap cabang, dan

Page 79: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

fase akhir sudah terdapat gambar tetapi mind mapping yang dibuat kurang sesuai

karena berbentuk vertikal dan tulisannya kurang besar.

Hasil siklus III didapatkan dari mind mapping dan ketuntasan belajarnya

baik dan mengalami peningkatan, dikarenakan setiap kelompok semakin baik

dalam membuat mind mapping dengan penambahan gambar animasi manusia dan

marmut yang lucu, pemberian keterangan dan kata kunci disetiap cabang yang

dapat memperjelas materi, serta kretifitas dalam memberikan warna yang

membuat lebih menarik mind mapping yang dibuat. Mind mapping kelompok I

memberi gambar bagian tengah sebagai ide sentral berupa marmut yang gemuk,

cabang utama berjumlah 5, warna yang digunakan bervariasi, ada garis hubung

yang melengkung dan terdapat kata kunci disetiap cabang, dan fase akhir sudah

ada gambar kartun manusia. Kelompok II memberi gambar bagian tengah sebagai

ide sentral berupa hamtaro, cabang utama berjumlah 5, warna yang digunakan

sudah menarik, ada garis hubung yang melengkung dan terdapat kata kunci

disetiap cabang, dan fase akhir sudah terdapat gambar tetapi tilusan masih kurang

besar. Kelompok III memberi gambar bagian tengah sebagai ide sentral hamtaro,

cabang utama berjumlah 4, warna yang digunakan sudah menarik, ada garis

hubung yang melengkung dan terdapat kata kunci disetiap cabang, pada fase akhir

sudah terdapat gambar. Kelompok IV memberi gambar bagian tengah sebagai ide

sentral berupa marmut, cabang utama berjumlah 5, warna yang digunakan sudah

menarik, ada garis hubung yang melengkung dan tedapat kata kunci disetiap

cabang, dan fase akhir sudah terdapat gambar. Kelompok V memberi gambar

bagian tengah sebagai ide sentral berupa lingkaran bertuliskan marmut, cabang

utama berjumlah 4, warna yang digunakan bervariasi, ada garis hubung yang

melengkung dan terdapat kata kunci disetiap cabang, dan fase akhir sudah

terdapat gambar.

Hasil pada mind mapping yang dibuat siswa sesuai denga teori belajar

Jean Piaget tentang operasional formal yang dikemukakan oleh Sanjaya (2011,)

bahwa pengetahuan akan bermakna jika dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa.

Hasil tersebut tercermin dari hasil mind mapping yang dibuat siswa yang semakin

meningkat setiap siklusnya. Sebenarnya semua siswa sudah dapat membuat mind

Page 80: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

mapping dengan baik dikarenakan siswa sudah dapat berpikir abstrak, tetapi setiap

siswa mempunyai tingkat kematangan yang berbeda-beda dalam belajar. Hal ini

yang menyebabkan hasil mind mapping yang didapatkan tiap kelompok berbeda

disetiap siklusnya.

Berdasarkan wawancara dengan siswa diperoleh informasi bahwa siswa

senang dengan model pembelajaran yang diterapkan karena siswa mampu

melakukan percobaan seperti seorang peneliti, mencari kebenaran teori dan

informasi yang didapatkan melalui praktikum. Siswa lebih senang dan enjoy

ketika belajar yang menggunakan pengalaman nyata atau pengamatan objek

pembelajaran secara langsung dengan membuat rancangan percobaan dan

mempraktekkan sesuai rancangan dan materi yang dipelajari sehingga siswa dapat

saling bertukar pikiran melalui diskusi dalam menemukan konsep-konsep belajar.

Siswa lebih kreatif dalam membuat catatan yang menarik menggunakan mind

mapping dengan adanya warna, garis lengkung, dan gambar, mereka dapat

membuat mind mapping sesuai dengan kemampuan dan kreatifitas yang mereka

miliki. Hasil ini sesuai dengan penelitian Naim (2009: 98), baahwa adanya

kombinasi warna, simbol, bentuk, dan gambar dapat memudahkan otak dalam

menyerap informasi yang diterima. Siswa dalam belajar dituntut untuk mandiri

dan bertanggung jawab atas dirinya dalam memperoleh pengetahuannya

dikarenakan guru bertindak sebagai motifator dan fasilitator bagi siswa.

Kesesuaian data dengan adanya peningkatan persentase setiap siklusnya

menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan dalam meningkatkan motivasi

belajar dan hasil belajar siswa melalui penerapan Guided Inquiry disertai Mind

Mapping sudah berhasil dan mendapatkan respon positif dari guru dan siswa.

Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa data yang diperoleh melalui

angket, lembar observasi, tes, dan wawancara menunjukkan adanya kesesuaian

hasil yang didapat, hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian terbukti dapat

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

Page 81: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping dapat meningkatkan

motivasi belajar biologi siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping dapat meningkatkan hasil

belajar biologi siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. IMPLIKASI

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat dijadikan sebagai dasar

referensi dalam pengembangan penelitian tindakan kelas lebih lanjut dalam

rangka peningkatan motivasi dan hasil belajar biologi siswa.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada proses

pembelajaran di kelas pada materi pembelajaran sistem ekskresi meliputi

sistem ekskresi pada hewan yaitu mengamati organ ekskresi pada burung dara

dan marmut seperti organ paru-paru, hati, ginjal dan kulit, serta istem ekskresi

pada manusia berupa uji kandungan urin pada manusia untuk mengetahui

kandungan yang terdapat pada urin yang digunakan siswa dalam praktikum.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa

serta memberikan alternatif dalam memilih model pembelajaran yang tepat

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali.

Page 82: PENERAPAN INSUIRY DISERTAI MIND MAPPING - …...penerapan guided insuiry disertai mind mapping ... biologi siswa sma i\tegeri 1 ngemplak boyolali tahtjn pelajaran 2o11i2oi2 oleh :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

C. SARAN

1. Kepada Guru

a. Guru hendaknya mempelajari dengan baik model pembelajaran yang tepat

diterapkan ketika proses belajar siswa berlangsung di kelas sehingga proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

b. Guru hendaknya memberikan motivasi kepada siswa sehingga belajar dapat

menjadi menyenangkan sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

c. Guru seharusnya lebih memantau kegiatan siswa selama pembelajaran

sehingga penerapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping dapat berjalan

dengan lancar, lebih menarik, dan menyenangkan, dikarenakan dalam

pelaksanaannya membutuhkan waktu yang cukup lama terutama dalam

merancang kegiatan pembelajaran.

2. Kepada Sekolah

a. Sekolah dapat menjadikan sebagai alternatif pembelajaran yang diterapkan

oleh guru sehingga belajar menjadi lebih beragam dan inovatif.

b. Sekolah dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat diterapkan

dalam proses belajar mengajar di kelas oleh guru.

3. Kepada Peneliti Lain

a. Perlu adanya penelitian yang sejenis dengan cangkupan materi yang lain

sehingga dapat diketahui sejauh mana penerapan Guided Inquiry disertai

Mind Mapping dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

b. Bagi peneliti lain yang ingin menggunakan penelitian sejenis hendaknya

memperhatikan alokasi waktu yang tepat dikarenakan penerapan Guided

Inquiry disertai Mind Mapping membutuhkan waktu cukup lama.