Penerapan E-FAKTUR Bagi PKP

7
Penerapan E-faktur Bagi Pengusaha Kena Pajak 29 April 2015 Penulis: ARGHA PUTRA ARVAN SIDABUTAR, A.md e-faktur adalah Faktur Pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem elektronik yang telah ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. e-faktur sendiri mempunyai dasar hukum yaitu : a)Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak;

description

Penerapan E-FAKTUR bagi PKP

Transcript of Penerapan E-FAKTUR Bagi PKP

Page 1: Penerapan E-FAKTUR Bagi PKP

Penerapan E-faktur Bagi Pengusaha Kena Pajak

29 April 2015

Penulis: ARGHA PUTRA ARVAN SIDABUTAR, A.md

e-faktur adalah Faktur Pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem elektronik

yang telah ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

e-faktur sendiri mempunyai dasar hukum yaitu :

a) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.03/2013 tentang Tata Cara

Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak;

b) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2014 tentang Tata

Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik;

c) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-17/PJ/2014 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

PER-24/PJ/2012 tentang Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan,

Page 2: Penerapan E-FAKTUR Bagi PKP

Prosedur Pemberitahuan dalam rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan

atau Penggantian, dan Tata Cara Pernbatalan Faktur Pajak;

d) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-136/PJ/2014 tentang

Penetapan Pengusaha Kena Pajak yang Diwajibkan Membuat Faktur Pajak

Berbentuk Elektronik;

e) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-224/PJ/2014 tentang

Penetapan Pengusaha Kena Pajak yang Diwajibkan Membuat Faktur Pajak

Berbentuk Elektronik;

f) Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-33/PJ/2015 tentang

Penetapan Pengusaha Kena Pajak yang Diwajibkan Membuat Faktur Pajak

Berbentuk Elektronik; dan

g) Pengumuman Direktur Jenderal Pajak Nomor PENG-01/PJ.02/2014 tentang

Faktur Pajak Berbentuk Elektronik (e-Faktur).

Secara Garis besar e-faktur nantinya akan terbagi menjadi 2 poin besar yaitu :

Sertifikat Elektronik dan Faktur Pajak Elektronik. Lalu apa bedanya? Siapa yang

harus menggunakan e-faktur? mulai kapan e-faktur harus digunakan?

Latar belakang penggunaan e-faktur sendiri adalah : Penyalahgunaan pkp/faktur

pajak seperti Non PKP yang menerbitkan Faktur Pajak, Faktur Pajak yang

tidak/terlambat terbit, Faktur pajak fiktif, Faktur pajak ganda, Kepatuhan PKP

yang menurun, Penerimaan ppn kurang optimal dan juga beban admnistrasi

faktur pajak.

Fungsi dari Sertifikat elektronik sendiri adalah sebagai alat bagi Direktorat

Jenderal Pajak untuk memberi layanan permintaan nomor seri faktur pajak dan

penggunaan aplikasi atau sistem elektronik untuk pembuatan faktur pajak

berbentuk elektronik. Secara umum Wajib pajak badan dan wajib pajak pribadi

bisa mengajukan surat permintaan sertifikat elektronik dan surat persetujuan

Page 3: Penerapan E-FAKTUR Bagi PKP

penggunaan sertifikat elektronik dengan ditandatangani dan disampaikan oleh

pengurus PKP yang bersangkutan secara langsung dan tidak diperkenankan untuk

dikuasakan ke pihak lain. Untuk Wajib pajak badan wajib menyertakan asli SPT

tahunan PPh Badan beserta bukti penerimaan surat/tanda terima pelaporan SPT

(untuk WP Badan pusat/tunggal), sedangkan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi

wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh orang pribadi tahun pajak terakhir yang

jangka waktu penyampainnya telah jatuh tempo pada saat pengajuan surat

permintaan sertifikat elektronik telah disampaikan ke KPP dengan dibuktikan asli

SPT Tahunan PPh Badan beserta bukti penerimaan surat/tanda terima pelaporan

SPT.

Selain itu baik Wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi harus

menunjukkan asli dan menyerahkan fotocopy Kartu identitas berupa Kartu Tanda

Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) untuk WNI atau paspor , Kartu Izin Tinggal

Terbatas (KITAS), atau Kartu izin Tinggal Tetap (KITAP) untuk WNA dan juga

menyampaikan softcopy pas foto terbaru yang disimpan dalam compact disc(CD)

atau media lain sebagai kelengkapan surat permintaan sertifikat elektronik (file

foto diberi nama: NPWP PKP-nama pengurus-nomor kartu identitas pengurus).

Pengajuan permintaan sertifikat elektronik dapat dilakukan oleh PKP mulai 1

Januari 2015, melalui Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan dengan

cara menyampaikan Surat Permintaan Sertifikat Elektronik dan laman (website)

yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dengan

mengikuti petunjuk pengisian (manual user) yang disediakan oleh Direktorat

Jenderal Pajak.

PKP yang wajib menggunakan e-faktur telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal

pajak sebagai berikut :

1.Wajib e-faktur per 1 juli 2014 : 100 PKP LTO dan Madya

Page 4: Penerapan E-FAKTUR Bagi PKP

2.Wajib e-faktur per 1 juli 2015 : PKP di Jawa dan Bali

3.Wajib e-faktur per 1 juli 2016 : seluruh PKP (nasional)

e-Faktur wajib dibuat oleh pkp saat penyerahan Barang kena pajak, Jasa kena

pajak, saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi

sebelum penyerahan barang kena pajak dan/atau sebelum penyerahan jasa kena

pajak, saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian

tahap pekerjaan dan saat lain yang diatur atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan tersendiri.

e-Faktur berbentuk elektronik, sehingga tidak diwajibkan untuk dicetak dalam

bentuk kertas, namun demikian dalam hal diperlukan cetakan kertas baik oleh

pihak penjual dan/atau pihak pembeli, e-Faktur dipersilahkan untuk dicetak

sesuai dengan kebutuhan. e-Faktur ditandatangani secara elektronik sehingga

tidak disyaratkan lagi untuk ditandatangani secara basah oleh pejabat/pegawai

yang ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak. e-Faktur menggunakan mata uang

Rupiah.

Apabila hasil cetak e-faktur rusak atau hilang, Pengusaha kena pajak yang

membuat e-faktur dapat melakukan cetak ulang melalui aplikasi atau sistem

elektronik yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Selain itu PKP dapat

mengajukan permintaan data e-faktur ke DJP melalui KPP tempat PKP dikukuhkan

dengan menyampaikan surat permintaan data e-faktur (terbatas pada data e-

faktur yang telah diunggah/upload ke DJP dan telah mendapat persetujuan dari

DJP).

Dalam hal terjadi keadaan tertentu yang menyebabkan PKP tidak dapat membuat

e-faktur, PKP diperkenankan untuk membuat e-faktur dalam bentuk kertas.

Keadaan tertentu yang dimaksud adalah keadaan yang disebabkan oleh

Page 5: Penerapan E-FAKTUR Bagi PKP

peperangan, kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan, kebakaran, dan

sebab lainnya diluar kuasa PKP (force majour).

Gambaran umum pembuatan e-faktur :

1.Pengusaha Kena Pajak menutup kesepakatan penyerahan faktur,

membuat Faktur Pajak , dan melakukan pencatatan secara manual atau

sistem

2.Pengusaha Kena Pajak melakukan input data ke e-faktur/bisa dengan

melakukan impor data dari excel

3.Pengusaha Kena Pajak melaporkan Faktur Pajak ke Direktorat Jenderal

Pajak secara online

4.Direktorat Jenderal Pajak memberi persetujuan/approval (kurang lebih 3

menit)

5.Pengusaha Kena Pajak membuat SPT PPN dalam aplikasi e-faktur

6.Pengusaha Kena Pajak melaporkan SPT PPN ke KPP atau lewat e-filling

7.KPP membuat tanda terima SPT masa PPN

8.Direktorat Jenderal Pajak melakukan pengolahan data e-faktur untuk

pelayanan dan pengawasan