PENERAPAN ANALISIS REGRESI SPASIAL DURBIN UNTUK...

140
PENERAPAN ANALISIS REGRESI SPASIAL DURBIN UNTUK MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Matematika Program Studi Matematika Oleh: Yulita Putri Lokang NIM 153114028 PROGRAM STUDI MATEMATIKA, JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENERAPAN ANALISIS REGRESI SPASIAL DURBIN UNTUK...

  • PENERAPAN ANALISIS REGRESI SPASIAL DURBIN UNTUK

    MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

    PERSENTASE PENDUDUK MISKIN

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Matematika Program Studi Matematika

    Oleh:

    Yulita Putri Lokang

    NIM 153114028

    PROGRAM STUDI MATEMATIKA, JURUSAN MATEMATIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    APPLICATION OF DURBIN SPATIAL REGRESSION ANALYSIS TO

    ANALYZE FACTORS WHICH IS RELATED TO

    THE PERCENTAGE OF POOR PEOPLE

    THESIS

    Presented as Partial Fulfilment of the Requirements

    To Obtain Sarjana Sains Degree in Mathematics

    By:

    Yulita Putri Lokang

    Student Number: 153114028

    MATHEMATICS STUDY PROGRAM, MATHEMATICS DEPARTEMENT

    FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

    SANATA DHARMA UNIVERSITY

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PENERAPAN ANALISIS REGRESI SPASIAL DURBIN UNTUKMENGANALISIS FAKTOR.FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

    PERSENTASE PENDUDUK MISKIN

    /*,

    (k.Ig. Aris :11Juni 2019

    osnJJroFr&,\'

    -4t

    Ill

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • SKRIPSI

    PENERAPAN ANALISIS REGRESI SPASIAL DURBIN UNTUK

    MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

    PERSENTASE PENDUDUK MISKIN

    Disiapkan dan ditulis oleh:

    Yulita Putri Lokang

    NIM: 153114028

    Panitia Pengrrji

    Nama Len

    Ketua: YG.

    Sekretaris: Dr.

    Anggota: Ir. Ig.

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Sanata Dharma

    udi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph. D.)

    IV

    tanggal 18 Juli

    Srrstrriart l)an ttia Pcrrgtrj i

    oeynKesS

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Skripsi ini dipersembahkan untuk

    Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa menyertai segala proses

    dalam hidup terutama proses penyelesaian skripsi ini.

    Kedua orang tua, yaitu Andreas Leu Lokang dan Maria Lusia Ngaga

    Saudari Yustina Lastri Lokang dan Roswita N. L. Lokang

    Semua orang yang selalu mendoakan dan menyemangati saya

    Serta almamater yang saya banggakan.

    “Kerjakan apa yang bisa kamu kerjakan hari ini, karena menunda pekerjaan 1 hari

    sama dengan menunda kesuksesan 1 minggu”

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahr.r,a skripsi yang saya turis ini

    tidak memuat karya atau bagian karva orang lain, kecuali yang telah disebutkan

    dalam kutipan dan daftar pustaka. sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 05 iuni 2019

    Penulis

    O*/\,Yulita Putri Lokang

    VI

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRAK

    Persentase penduduk miskin adalah persentase penduduk yang memiliki rata-rata

    pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan (GK). Garis

    kemiskinan merupakan penjumlahan garis kemiskinan makanan (GKM) dengan

    garis kemiskinan non makanan (GKNM). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

    (BPS) pada bulan maret 2018, persentase penduduk miskin di Jawa Tengah sebesar

    11.32% dan merupakan provinsi dengan persentase penduduk miskin terbesar

    kedua di pulau Jawa. Metode yang dapat digunakan untuk memodelkan masalah

    persentase penduduk miskin ini adalah analisis regresi Spasial Durbin. Dalam

    penelitian ini, digunakan metode kemungkinan maksimum untuk pendugaan

    parameternya. Metode ini digunakan karena dapat memaksimumkan probabilitas

    kejadian dari masing-masing parameter yang diduga. Dari 6 variabel independen

    yang berhubungan dengan persentase penduduk miskin, hanya ada 4 variabel

    independen yang dapat dimodelkan menggunakan regresi spasial Durbin yaitu

    angka partisipasi sekolah usia 16-18 tahun, inflasi, usia harapan hidup saat lahir,

    dan indeks pembangunan manusia. Hal ini dikarenakan terdapat autokorelasi

    spasial pada 4 variabel independen tersebut. Uji Indeks Moran merupakan uji yang

    digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi spasial. Berdasarkan

    analisis regresi Spasial Durbin diperoleh variabel independen yang berpengaruh

    signifikan pada 𝛼 = 5% adalah usia harapan hidup dan indeks pembangunan manusia. Kebaikan model menggunakan analisis regresi spasial Durbin yang

    dihitung dengan mencari nilai 𝑅2 adalah sebesar 68.4%. Dengan 𝑅2yang cukup tinggi ini menunjukkan bahwa usia harapan hidup dan indeks pembangunan

    manusia dapat menjadi indikator yang cukup baik untuk menganalisis persentase

    penduduk miskin di provinsi Jawa Tengah.

    Kata Kunci: persentase penduduk miskin, regresi spasial Durbin, Uji Indeks

    Moran, Kemungkinan maksimum.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRACT

    The poor people are residents who have an average monthly per capita expenditure

    below the poverty line (GK). The poverty line is the sum of the food poverty line

    (FPL) with the non-food poverty line (NFPL). Based on data from the Central

    Statistics Agency (BPS) in March 2018, the percentage of poor people in Central

    Java was 11.32% and was the province with the second largest percentage of poor people on the island of Java. The method that can be used to model the percentage

    problem of poor people is Spatial Durbin regression analysis. In this study, the

    maximum likelihood method for estimating parameters is used. This method is used

    because it can maximize the probability of occurrence of each parameter that is

    suspected. From the 6 independent variables related to the percentage of poor

    people, there are only 4 independent variables that can be modeled using the

    Durbin spatial regression, that are school participation rates aged 16-18 years,

    inflation, life expectancy at birth, and the human development index. This is

    because there are spatial autocorrelations in the 4 independent variables. The

    Moran Index test is a test used to determine whether there is spatial

    autocorrelation. Based on the Spatial Durbin regression analysis, the independent

    variables that have a significant effect on 𝛼 = 5% are life expectancy and human development index. The goodness of the model using Durbin spatial regression

    analysis which is calculated by finding the value of 𝑅2 is 68.4%. With a relatively

    high 𝑅2, it shows that life expectancy and the human development index can be quite good indicators for analyzing the percentage of poor people in the province

    of Central Java.

    Keywords: percentage of poor people, Spatial Durbin regression, Moran Index test,

    maximum likelihood.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHUI.{TUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

    Nama : Yulita Putri Lokang

    NIM : 153114028Demi pengembangan ilmu pengetahuan. saya memberikan kepada perpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang beriudul:

    PENERAPAN ANALISIS REGRESI SPASIAL DURBIN UNTUKMENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

    PERSENTASE PENDUDUK MISKIN

    Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data.

    mendistribusikannya secara terbatas, dan mempubikasikannya di internet ataumedia lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta iiin dari saya maupunmemberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagaupenulis.

    Dernikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya'

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal 23 Juli 2019

    Yang menyatakan

    (Yulita Putri Lokang)

    lx

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

    berkat dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

    baik. Skripsi yang berjudul “Penerapan Analisis Regresi Spasial Durbin untuk

    Menganalisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persentase Penduduk

    Miskin” ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Matematika

    pada Fakultas Sains dan Teknologi. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah

    menerima bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh

    karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Ir. Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc., selaku dosen pembimbing yang dengan

    penuh kesabaran telah memberikan bimbingan, nasihat, dan arahan kepada

    penulis.

    2. Bapak Sudi Mungkasi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Sains dan Tekonlogi

    sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan semangat dan

    motivasi kepada penulis.

    3. Bapak Hartono, Ph. D. selaku Ketua Program Studi yang telah memberikan

    banyak bimbingan dalam hal akademik dan perkuliahan.

    4. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada

    penulis selama masa perkuliahaan di Universitas Sanata Dharma.

    5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan staf sekretariat Fakultas Sains

    dan Teknologi yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan pembelajaran,

    serta admisnistratif bagi penulis selama masa perkuliahan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    6. Bapa dan Mama yang penulis cintai dan banggakan, kakak Yustina Lastri

    Lokang dan adik Roswita N.L. Lokang yang telah memberikan dukungan dan

    selalu mendoakan penulis dalam menyelesaikan studi dengan baik.

    7. Teman-teman angkatan 2015 Program Studi Matematika yang telah

    memberikan dukungan dan semangat dalam perkuliahaan terlebih dalam

    penyusunan skripi ini.

    8. Saudara dan sahabat tercinta: Ulfia, Rista, Ansi, Lita, Selly, Meme, Ica, Micu,

    Riska, Sari, yesi, Meri yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian

    skripsi ini.

    9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

    memberikan doa, bantuan, dorongan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat

    terselesaikan.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

    saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi

    penyempurnaan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

    pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

    Yogyakarta, 05 Juni 2019

    Penulis

    (Yulita Putri Lokang)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

    HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS ..................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... vi

    ABSTRAK ....................................................................................................................... vii

    ABSTRACT .................................................................................................................... viii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................ ix

    KATA PENGANTAR ....................................................................................................... x

    DAFTAR ISI.................................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xv

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

    1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 3

    1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................ 3

    1.5 Batasan Masalah ............................................................................................... 4

    1.6 Metode Penulisan .............................................................................................. 4

    1.7 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 4

    BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 7

    2.1 Teori Dasar Statistika ....................................................................................... 7

    2.2 Matriks ............................................................................................................. 13

    2.3 Turunan Matriks ............................................................................................ 14

    2.4 Analisis Regresi ............................................................................................... 17

    2.4.1. Model Regresi linear sederhana ................................................................ 17

    2.4.2. Model Regresi Linear Berganda ............................................................... 18

    2.5 Pendugaaan Parameter .................................................................................. 18

    2.5.1. Definisi ...................................................................................................... 19

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    2.5.2. Macam-macam penduga: .......................................................................... 19

    2.5.3. Sifat Penduga ............................................................................................ 20

    2.6 Metode Maximum Likelihood (Kemungkinan Maksimum) ........................ 24

    2.6.1. Fungsi Likelihood ...................................................................................... 25

    2.6.2. Penduga Kemungkinan Maksimum .......................................................... 26

    2.7 Estimasi Parameter Regresi Linear Menggunakan Metode Kemungkinan maksimum ................................................................................................................... 27

    2.7.1. Estimasi Parameter 𝛽 ................................................................................ 29

    2.7.2. Estimasi Parameter 𝜎2 .............................................................................. 30

    2.8 Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 31

    2.8.1. Uji Multikolinearitas ................................................................................. 31

    2.8.2. Uji Heteroskedastisitas .............................................................................. 32

    2.8.3. Uji Normalitas ........................................................................................... 32

    2.8.4. Uji Autokorelasi ........................................................................................ 34

    2.9 Menentukan Faktor-faktor yang Berpengaruh Signifikan ......................... 35

    2.10 Teori Ekonomi ................................................................................................. 36

    2.10.1. Persentase Penduduk Miskin .................................................................... 36

    2.10.2. Hubungan angka partisipasi sekolah dengan persentase penduduk miskin

    36

    2.10.3. Hubungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dengan Persentase

    Penduduk Miskin ...................................................................................................... 37

    2.10.4. Hubungan Inflasi dengan Persentase Penduduk Miskin ........................... 39

    2.10.5. Hubungan Rata-rata Lama Sekolah dengan Persentase Penduduk Miskin40

    2.10.6. Hubungan Usia Harapan Hidup Saat Lahir dengan Persentase Penduduk

    Miskin 40

    2.10.7. Hubungan Indeks Pembangunan Manusia dengan Persentase Penduduk

    Miskin 41

    BAB III MODEL REGRESI SPASIAL DURBIN DAN ESTIMASINYA ................ 43

    3.1. Latar Belakang Analisis Regresi Spasial Durbin ......................................... 43

    3.2. Model Regresi Spasial Durbin ....................................................................... 43

    3.3. Estimasi parameter dengan Metode Maksimum Likelihood ...................... 46

    3.3.1. Estimasi Parameter 𝜷 ................................................................................ 48

    3.3.2. Estimasi Parameter 𝜎2 .............................................................................. 53

    3.3.3. Estimasi parameter 𝜌 ................................................................................. 54

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    3.4. Matriks Pembobot Spasial ............................................................................. 56

    3.5. Autokorelasi Spasial ....................................................................................... 67

    BAB IV PENERAPAN ANALISIS REGRESI SPASIAL DURBIN UNTUK

    MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

    PERSENTASE PENDUDUK MISKIN ......................................................................... 74

    4.1. Deskripsi Data ................................................................................................. 74

    4.2. Langkah-langkah analisis............................................................................... 74

    4.3. Hasil .................................................................................................................. 75

    4.3.1. Matriks Pembobot Spasial ........................................................................ 75

    4.3.2. Uji Autokorelasi Spasial ........................................................................... 79

    4.3.3. Peta Persebaran ......................................................................................... 81

    4.3.4. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 88

    4.3.5. Estimasi Parameter yang berkaitan ........................................................... 90

    4.3.6. Menghitung Nilai Kebaikan Model .......................................................... 96

    4.3.7. Uji Signifikansi Variabel .......................................................................... 96

    4.4. Pembahasan ..................................................................................................... 97

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 100

    5.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 100

    5.2. Saran ............................................................................................................... 101

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 102

    LAMPIRAN................................................................................................................... 104

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4. 1 Daerah yang Bertetangga ..................................................................... 77

    Tabel 4. 2 Uji Indeks Moran ................................................................................. 81

    Tabel 4. 3 Tabel VIF ............................................................................................. 88

    Tabel 4. 4 Nilai Galat untuk 35 Kabupaten/Kota .................................................. 94

    Tabel 4. 5 Signifikansi Parameter ......................................................................... 97

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4. 1 Peta Provinsi Jawa Tengah ............................................................... 76

    Gambar 4. 2 Peta Persebaran Persentase Penduduk Miskin Tahun 2017 ............. 82

    Gambar 4. 3 Peta Persebaran Angka Partisipasi Sekolah Tahun 2017 ................. 83

    Gambar 4. 4 Peta Persebaran Inflasi Tahun 2017 ................................................. 84

    Gambar 4. 5 Peta Persebaran Usia Harapan Hidup Tahun 2017 .......................... 85

    Gambar 4. 6 Peta Persebaran indeks pembangunan manusia tahun 2017 ............ 86

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Statistika adalah cabang dari ilmu matematika yang mempelajari tentang

    bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi

    dan mempresentasikan suatu data. Dalam statistika, banyak metode yang

    digunakan untuk menganalisis data. Salah satu yang paling sering digunakan

    adalah analisis regresi.

    Analisis regresi spasial adalah metode untuk mendapatkan informasi dari

    pengamatan yang dipengaruhi oleh lokasi. Sebagai ilustrasi, data produk yang

    dihasilkan oleh suatu perusahaan berdasarkan banyaknya karyawan merupakan

    contoh data yang tidak dipengaruhi oleh lokasi, sedangkan banyaknya orang

    yang bertahan dari suatu penyakit di berbagai daerah dalam suatu negara

    merupakan contoh data yang dipengaruhi oleh lokasi. Data yang digunakan

    dalam analisis regresi spasial adalah data cross section atau data panel. Data

    cross section adalah data yang merupakan hasil pengukuran dari obyek yang

    berbeda pada waktu yang sama. Data panel merupakan data gabungan data

    cross section dan data runtun waktu. Data runtun waktu adalah data yang

    dipetakan dalam lebih dari satu waktu pada satu obyek. Pada regresi spasial,

    pengaruh spasial lag, yaitu nilai seberapa pengaruh suatu daerah terhadap

    daerah lain yang berdekatan, hanya pada variabel terikat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Pada kenyataannya, dalam beberapa persoalan statistika, pengaruh daerah

    yang berdekatan tidak terjadi hanya pada variabel terikat, melainkan pada

    variabel bebas juga. Adapun kasus khusus dari analisis regresi spasial adalah

    analisis regresi spasial Durbin.

    Dalam bidang Ekonomi, ilmu statistik sangat sering digunakan. Metode

    analisis regresi spasial Durbin merupakan salah satu metode statistik yang

    dapat diterapkan untuk memodelkan permasalahan di bidang Ekonomi. Salah

    satu permasalahan Ekonomi yang masih menjadi persoalan besar di Indonesia

    adalah kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan

    Maret 2018, Jawa Tengah merupakan provinsi dengan persentase penduduk

    miskin terbesar kedua di pulau Jawa, yaitu jumlah penduduk miskin yang

    mencapai 3.9 juta orang dengan tingkat kemiskinan yang cukup besar yaitu

    11.32%. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis mengangkat judul

    “Penerapan Regresi Spasial Durbin untuk Menganalisis Faktor-Faktor yang

    Berhubungan dengan Persentase Penduduk Miskin di Jawa Tengah”.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

    yang akan dibahas adalah

    1. Bagaimana kerangka teori analisis regresi spasial Durbin?

    2. Bagaimana pengaruh dependensi spasial terhadap masing-masing faktor

    yang berhubungan dengan kemiskinan?

    3. Berapa nilai dugaan parameter 𝜌, 𝜷?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    4. Bagaimana persamaan model regresi spasial Durbin untuk data kemiskinan

    di Jawa Tengah tersebut?

    5. Faktor apa saja yang secara spasial memengaruhi persentase penduduk

    miskin di Jawa Tengah?

    1.3 Tujuan Penulisan

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan skripsi ini

    adalah sebagai berikut:

    1. Mengetahui kerangka teoritis model regresi spasial Durbin

    2. Mengetahui ada tidaknya pengaruh spasial terhadap masing-masing faktor

    yang berhubungan dengan kemiskinan.

    3. Memperoleh nilai dugaan parameter 𝜌 dan 𝛽.

    4. Memperoleh persamaan model regresi spasial Durbin untuk data

    kemiskinan di Jawa Tengah.

    5. Mengetahui faktor-faktor yang secara spasial memengaruhi persentase

    penduduk miskin di Jawa Tengah.

    1.4 Manfaat Penulisan

    Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

    1. Memperluas wawasan penulis mengenai penerapan analisis regresi spasial

    Durbin dalam menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan

    persentase penduduk miskin di Jawa Tengah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    2. Menambah pengetahuan pembaca tentang penerapan analisis regresi

    spasial Durbin dan salah satu penerapannya dalam bidang ekonomi.

    3. Mengetahui faktor-faktor yang secara spasial memengaruhi persentase

    penduduk miskin di Jawa Tengah agar dapat ditindak lanjut.

    1.5 Batasan Masalah

    Dalam skripsi ini, penulis hanya membahas salah satu penerapan regresi

    spasial Durbin yaitu mengenai faktor-faktor yang behubungan dengan

    persentase penduduk miskin di Jawa Tengah dengan mencari nilai dugaan

    parameter 𝜌, 𝜷 serta dengan melakukan uji t untuk mengetahui faktor-faktor

    apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap persentase penduduk miskin di

    Jawa Tengah. Teori-teori yang terdapat dalam skripsi ini juga hanya teori-teori

    yang berkaitan langsung dengan skripsi.

    1.6 Metode Penulisan

    Metode penulisan dalam skripsi ini adalah metode studi pustaka yaitu

    dengan membaca dan mempelajari buku-buku atau jurnal-jurnal yang

    berkaitan dengan analisis regresi spasial Durbin, serta proses perhitungan

    menggunakan program R.

    1.7 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    1.2 Rumusan Masalah

    1.3 Tujuan Penulisan

    1.4 Manfaat Penulisan

    1.5 Batasan Masalah

    1.6 Metode Penulisan

    1.7 Sistematika penulisan

    BAB II LANDASAN TEORI

    2.1 Teori Dasar Statistika

    2.2 Matriks

    2.3 Turunan Matriks

    2.4 Analisis Regresi

    2.5 Pendugaan Parameter

    2.6 Metode Maksimum Likelihood

    2.7 Estimasi Parameter Regresi Linear Menggunakan Metode Maksimum

    Likelihood

    2.8 Uji Asumsi Klasik

    2.9 Menentukan Faktor-faktor yang Berpengaruh Signifikan

    2.10 Teori Ekonomi

    BAB III MODEL REGRESI SPASIAL DURBIN DAN ESTIMASINYA

    3.1 Latar Belakang Analisis Regresi Spasial Durbin

    3.2 Model Regresi Spasial Durbin

    3.3 Estimasi Parameter dengan Metode Maksimum Likelihood

    3.4 Matriks Pembobot Spasial

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    3.5 Autokorelasi Spasial

    BAB IV PENERAPAN ANALISIS REGRESI SPASIAL DURBIN UNTUK

    MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

    DENGAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN

    4.1 Deskripsi Data

    4.2 Langkah-langkah Analisis

    4.3 Hasil Penelitian

    4.4 Pembahasan

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    5.2 Saran

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Teori Dasar Statistika

    A. Variabel acak

    Definisi 2.1

    Variabel acak adalah fungsi bernilai rill dimana domainnya adalah ruang

    sampel.

    Definisi 2.2

    Variabel acak 𝑌 disebut diskrit jika nilai-nilainya berhingga atau tak

    berhingga terbilang. Selain dari itu, disebut variabel acak kontinu.

    B. Distribusi Probabilitas

    1. Distribusi Probabilitas Diskrit

    Definisi 2.3

    Himpunan pasangan terurut (𝑦, 𝑝(𝑦)) adalah fungsi probabilitas atau

    distribusi probabilitas dari variabel acak diskrit jika untuk setiap

    kemungkinan nilai 𝑦:

    1) 𝑝(𝑦) ≥ 0

    2) ∑𝑦𝑝(𝑦) = 1

    2. Distribusi Probabilitas Kontinu

    Definisi 2.4

    Fungsi 𝑓(𝑦) adalah fungsi kepadatan probabilitas (densitas) untuk variabel

    acak kontinu 𝑌, jika:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    1) 𝑓(𝑦) ≥ 0, ∀𝑦 ∈ ℝ

    2) ∫ 𝑓(𝑦)𝑑𝑦 = 1∞

    −∞

    Definisi 2.5

    Dua kejadian 𝐴 dan 𝐵 disebut saling bebas jika memenuhi salah satu dari

    3 sifat di bawah ini:

    1) Peluang bersyarat A yang diberikan oleh B sama dengan peluang

    bersyarat A. Secara matematis, ditulis:

    𝑃(𝐴|𝐵) = 𝑃(𝐴)

    2) Peluang bersyarat B yang diberikan oleh A sama dengan peluang

    bersyarat B. Secara matematis, ditulis:

    𝑃(𝐵|𝐴) = 𝑃(𝐵)

    3) Peluang irisan A dan B sama dengan peluang A dikalikan peluang B.

    Secara matematis, ditulis:

    𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴)𝑃(𝐵)

    C. Nilai Harapan

    Definisi 2.6

    Misalkan 𝑌 adalah variabel acak. Nilai harapan dari 𝑌, dinotasikan dengan

    𝐸(𝑌) didefinisikan sebagai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    𝐸(𝑌) =

    {

    ∑𝑦𝑃(𝑦)

    𝑦

    ∫ 𝑦𝑓(𝑦)𝑑𝑦∞

    −∞

    ; Jika 𝑌 adalah variabel acak diskrit

    ; Jika 𝑌 adalah variabel acak kontinu

    D. Variansi

    Definisi 2.7

    Jika 𝑌 adalah sebuah variabel acak dengan rata-rata 𝐸(𝑌) = 𝜇, variansi

    dari sebuah variabel acak 𝑌 didefinisikan sebagai:

    𝑉(𝑌) = 𝐸[(𝑌 − 𝜇)2]

    Standar deviasi dari 𝑌 adalah akar dari 𝑉(𝑌).

    Teorema 2.1

    𝑉(𝑌) = 𝐸(𝑌2) − 𝜇2

    Bukti:

    𝑉(𝑌) = 𝐸[(𝑌 − 𝜇)2]

    = 𝐸(𝑌2 − 2𝜇𝑌 + 𝜇2)

    = 𝐸(𝑌2) − 2𝜇𝐸(𝑌) + 𝐸(𝜇2)

    = 𝐸(𝑌2) − 2𝜇2 + 𝜇2

    = 𝐸(𝑌2) − 𝜇2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Contoh 2.1

    Misalkan diberikan distribusi probabilitas dari variabel acak diskrit 𝑌

    seperti pada tabel di bawah ini. Carilah rata-rata, variansi, dan standar

    deviasi dari 𝑌

    𝑦 𝑝(𝑦)

    0 1/8

    1 1/4

    2 3/8

    3 1/4

    Penyelesaian:

    Berdasarkan definisi 2.6 dan 2.7,

    𝜇 = 𝐸(𝑌) = ∑𝑦𝜌(𝑦)

    3

    𝑦=0

    = (0) (1

    8) + (1) (

    1

    4) + (2) (

    3

    8) + (3) (

    1

    4) = 1.75

    𝑉(𝑌) = 𝐸[(𝑌 − 𝜇)2] = ∑(𝑦 − 𝜇)2𝑝(𝑦)

    3

    𝑦=0

    = (0 − 1.75)2 (1

    8) + (1 − 1.75)2 (

    1

    4) + (2 − 1.75)2 (

    3

    8) + (3 − 1.75)2 (

    1

    4)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    = 0.9375

    𝑆𝑑 = +√𝑉(𝑌) = 0.97

    Teorema 2.2

    Jika 𝑌 adalah variabel acak dan 𝑐 adalah sebuah konstanta, maka 𝐸(𝑐) = 𝑐

    Bukti:

    Untuk variabel acak diskrit dengan fungsi probabilitas 𝑝(𝑦)

    𝐸(𝑐) =∑𝑐𝑝(𝑦) = 𝑐∑𝑝(𝑦) = 𝑐(1) = 𝑐

    𝑦𝑦

    Untuk variabel acak kontinu dengan probabilitas 𝑓(𝑦)

    𝐸(𝑐) = ∫ 𝑐𝑓(𝑦) 𝑑𝑦∞

    −∞

    = 𝑐(1) = 𝑐

    Teorema 2.3

    Jika 𝑌 adalah variabel acak, 𝑔(𝑌) adalah fungsi dari 𝑌, dan 𝑐 adalah suatu

    konstanta, maka:

    𝐸[𝑐𝑔(𝑌)] = 𝑐𝐸[𝑔(𝑌)]

    Bukti:

    Untuk variabel acak diskrit

    𝐸[𝑐𝑔(𝑌)] =∑𝑐𝑔(𝑦)𝑝(𝑦) = 𝑐∑𝑔(𝑦)𝑝(𝑦) = 𝑐𝐸[𝑔(𝑌)]

    𝑦𝑦

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Untuk variabel acak kontinu

    𝐸[𝑐𝑔(𝑌)] = ∫ 𝑐𝑔(𝑦)𝑓(𝑦)𝑑𝑦 = 𝑐∫ 𝑔(𝑦)𝑓(𝑦)𝑑𝑦 = 𝑐𝐸[𝑔(𝑌)]∞

    −∞

    −∞

    Teorema 2.4

    Jika 𝑌 adalah variabel acak dan 𝑔1(𝑌), 𝑔2(𝑌), …𝑔𝑘(𝑌) adalah 𝑘 fungsi

    dari 𝑌, maka:

    𝐸[𝑔1(𝑌) + 𝑔2(𝑌) + ⋯+ 𝑔𝑘(𝑌)] = 𝐸[𝑔1(𝑌)] + 𝐸[𝑔2(𝑌)] +⋯+ 𝐸[𝑔𝑘(𝑌)]

    Bukti:

    Untuk Variabel acak diskrit:

    𝐸[𝑔1(𝑌) + 𝑔2(𝑌) + ⋯+ 𝑔𝑘(𝑌)] = ∑[𝑔1(𝑦) + 𝑔2(𝑦) + ⋯+ 𝑔𝑘(𝑦)]𝑝(𝑦)

    𝑦

    = ∑𝑔1(𝑦)𝑝(𝑦) +∑𝑔2(𝑦)𝑝(𝑦)

    𝑦

    +⋯

    𝑦

    +∑𝑔𝑘(𝑦)𝑝(𝑦)

    𝑦

    = 𝐸[𝑔1(𝑌)] + 𝐸[𝑔2(𝑌)] + ⋯+ 𝐸[𝑔𝑘(𝑌)]

    Untuk Variabel acak kontinu:

    𝐸[𝑔1(𝑌) + 𝑔2(𝑌) + ⋯+ 𝑔𝑘(𝑌)] = ∫ [𝑔1(𝑌) + 𝑔2(𝑌) +⋯+ 𝑔𝑘(𝑌)]∞

    −∞

    𝑓(𝑦)𝑑𝑦

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    = ∫ 𝑔1(𝑦)𝑓(𝑦)𝑑𝑦 + ∫ 𝑔2(𝑦)𝑓(𝑦)𝑑𝑦

    −∞

    +⋯∞

    −∞

    +∫ 𝑔𝑘(𝑦)𝑓(𝑦)𝑑𝑦∞

    −∞

    = 𝐸[𝑔1(𝑌)] + 𝐸[𝑔2(𝑌)] + ⋯+ 𝐸[𝑔𝑘(𝑌)]

    2.2 Matriks

    Definisi 2.8

    Matriks adalah suatu kumpulan bilangan (sering disebut elemen-elemen)

    yang disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk persegi panjang,

    yang panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh banyaknya kolom dan baris

    (Supranto, 2014).

    Apabila suatu matriks 𝐴 terdiri dari 𝑚 baris dan 𝑛 kolom, maka matriks

    𝐴 dapat ditulis sebagai berikut:

    𝐴𝑚𝑥𝑛 =

    [ 𝑎11 𝑎12 … 𝑎1𝑗 𝑎1𝑛𝑎21 𝑎22 … 𝑎2𝑗 𝑎2𝑛⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮𝑎𝑖1 𝑎𝑖2 … 𝑎𝑖𝑗 𝑎𝑖𝑛⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 … 𝑎𝑚𝑗 𝑎𝑚𝑛]

    dengan 𝑖 = 1,2, … ,𝑚 dan 𝑗 = 1,2, … , 𝑛

    Matriks transpose adalah matriks yang diperoleh dengan cara menukar elemen

    pada baris dengan elemen pada kolom. Transpose matriks 𝐴 disimbolkan

    dengan 𝐴𝑡 .

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    2.3 Turunan Matriks

    Misalkan ada dua matriks A dan X, 𝑨 = [

    𝑎1𝑎2⋮𝑎𝑛

    ] dan 𝑿 = [

    𝑥1𝑥2⋮𝑥𝑛

    ]

    maka

    𝑨𝒕𝑿 = [𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑛] [

    𝑥1𝑥2⋮𝑥𝑛

    ] = 𝑎1𝑥1 + 𝑎2𝑥2 +⋯ 𝑎𝑛𝑥𝑛

    Selanjutnya, turunan parsial dari 𝑨𝑻𝑿 masing-masing terhadap 𝑥𝑖 adalah

    sebagai berikut:

    𝜕(𝑨𝒕𝑿)

    𝜕𝑥1= 𝑎1

    𝜕(𝑨𝒕𝑿)

    𝜕𝑥2= 𝑎2

    𝜕(𝑨𝒕𝑿)

    𝜕𝑥𝑛= 𝑎𝑛

    Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa turunan parsial tersebut merupakan

    elemen-elemen dari vektor 𝑨. Secara matematis, dapat ditulis:

    𝜕(𝑨𝒕𝑿)

    𝜕𝒙= 𝑨 = [𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎𝑛 ]

    Untuk mencari turunan dari bentuk kuadrat 𝑿𝒕𝑨𝑿, sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    𝑿𝒕𝑨𝑿 = [𝑥1 𝑥2 … 𝑥𝑛] [

    𝑎11 𝑎12 … 𝑎1𝑛𝑎21 𝑎22 … 𝑎2𝑛⋮

    𝑎𝑛1 𝑎𝑛2 … 𝑎𝑛𝑛

    ] [

    𝑥1𝑥2⋮𝑥𝑛

    ]

    = 𝑎11𝑥12 + 2𝑎12𝑥1𝑥2 + 2𝑎13𝑥1𝑥3 +⋯+ 2𝑎1𝑛𝑥1𝑥𝑛

    +𝑎22𝑥22 + 2𝑎23𝑥2𝑥3 + …+ 2𝑎2𝑛𝑥2𝑥𝑛

    + 𝑎𝑛𝑛𝑥𝑛2

    Keterangan: A adalah matriks simetris, yang mana 𝑎𝑖𝑗 = 𝑎𝑗𝑖

    Oleh karena itu, diperoleh:

    𝜕(𝑿𝒕𝑨 𝑿)

    𝜕𝑥1=

    2(𝑎11𝑥1 + 𝑎12𝑥2 + 𝑎13𝑥3 +⋯+ 𝑎1𝑛𝑥𝑛)

    𝜕(𝑿𝒕𝑨 𝑿)

    𝜕𝑥2=

    2(𝑎12𝑥1 + 𝑎22𝑥2 + 𝑎23𝑥3 +⋯+ 𝑎2𝑛𝑥𝑛)

    𝜕(𝑿𝒕𝑨 𝑿)

    𝜕𝑥𝑛=

    2(𝑎1𝑛𝑥1 + 𝑎2𝑛𝑥2 + 𝑎3𝑛𝑥3 +⋯+ 𝑎𝑛𝑛𝑥𝑛)

    Secara umum, dapat ditulis:

    𝜕(𝑿𝒕𝑨 𝑿)

    𝜕𝒙= 2𝑨𝑿

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    atau

    𝜕(𝑿𝒕𝑨 𝑿)

    𝜕𝒙= 2𝑿𝒕𝑨

    Contoh 2.2

    Misalkan diketahui matriks-matriks di bawah ini:

    𝑨 = [

    𝑎11 𝑎12 𝑎13𝑎21 𝑎22 𝑎23𝑎31 𝑎32 𝑎33

    ] , 𝑿 = [

    𝑥1𝑥2𝑥3]

    𝑨 merupakan matriks simetris, yaitu 𝑎𝑖𝑗 = 𝑎𝑗𝑖 dengan 𝑖 = 𝑗 = 1, 2, 3

    𝑿𝒕𝑨𝑿 = [𝑥1 𝑥2 𝑥3] [

    𝑎11 𝑎12 𝑎13𝑎21 𝑎22 𝑎23𝑎31 𝑎32 𝑎33

    ] [

    𝑥1𝑥2𝑥3]

    sehingga,

    𝑿𝒕𝑨𝑿 = 𝑎11𝑥12 + 2𝑎12𝑥1𝑥2 + 2𝑎13𝑥1𝑥3 + 𝑎22𝑥2

    2 + 2𝑎23𝑥2𝑥3

    + 𝑎33𝑥32

    𝜕(𝑿𝒕𝑨 𝑿)

    𝜕𝑥1= 2(𝑎11𝑥1 + 𝑎12𝑥2 + 𝑎13𝑥3)

    𝜕(𝑿𝒕𝑨 𝑿)

    𝜕𝑥2= 2(𝑎12𝑥1 + 𝑎22𝑥2 + 𝑎23𝑥3)

    𝜕(𝑿𝒕𝑨 𝑿)

    𝜕𝑥3= 2(𝑎13𝑥1 + 𝑎23𝑥2 + 𝑎33𝑥3)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Dapat ditulis:

    𝜕(𝑿𝒕𝑨 𝑿)

    𝜕𝒙= 2 [

    𝑎11 𝑎12 𝑎13𝑎21 𝑎22 𝑎23𝑎31 𝑎32 𝑎33

    ] [

    𝑥1𝑥2𝑥3] = 2𝑨𝑿

    2.4 Analisis Regresi

    Definisi 2.9

    Analisis regresi adalah analisis pengaruh satu atau lebih variabel independen

    (𝑋) terhadap satu variabel dependen (𝑌).

    2.4.1. Model Regresi linear sederhana

    Definisi 2.10

    Model regresi linear sederhana adalah model regresi linear yang melibatkan

    hanya satu variabel independen. Bentuk umum persamaan regresi linear

    sederhana adalah:

    𝑦𝑖 = 𝛽0 + 𝛽𝑥𝑖 + 𝜀𝑖, 𝑖 = 1,2, … , 𝑛 (2.1)

    Keterangan:

    𝑦𝑖 = nilai pengamatan ke −𝑖 variabel dependen

    𝛽0 = intersep (intercept) yaitu parameter yang menunjukkan besarnya nilai

    variabel dependen ketika nilai variabel independen sama dengan nol

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    𝛽 = parameter regresi (slope) yaitu parameter yang menunjukkan besarnya

    nilai perubahan variabel dependen karena perubahan satu satuan

    variabel independen

    𝑥𝑖 = nilai pengamatan ke −𝑖 variabel independen

    𝜀𝑖 = galat (error) pengamatan ke – 𝑖

    2.4.2. Model Regresi Linear Berganda

    Definisi 2.11

    Model regresi linear berganda adalah model regresi linear yang melibatkan

    lebih dari satu variabel independen. Bentuk umum persamaan regresi linear

    berganda, adalah:

    𝑦𝑖 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋𝑖1 + 𝛽2𝑋𝑖2 +⋯+𝛽𝑘𝑋𝑖𝑘 + 𝜀𝑖 (2.2)

    dengan 𝑘 menyatakan banyaknya variabel independen.

    2.5 Pendugaaan Parameter

    Pendugaan parameter merupakan salah satu pokok bahasan dalam

    statistika yang berhubungan dengan pendugaan nilai-nilai parameter yang tidak

    diketahui berdasarkan data yang berasal dari sampel random.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    2.5.1. Definisi

    Penduga (estimator) adalah suatu aturan, yang biasanya dinyatakan dengan

    rumus yang memberitahukan bagaimana cara menghitung nilai suatu penduga

    𝑥 berdasarkan pengukuran sampel. Sebagai contoh,

    �̅� =1

    𝑛∑𝑦𝑖

    𝑛

    𝑖=1

    adalah salah satu kemungkinan penduga dari rata-rata populasi 𝜇.

    2.5.2. Macam-macam penduga:

    Adapun 2 macam penduga, yaitu:

    1) Penduga Titik

    Penduga titik adalah penduga dari sebuah parameter populasi 𝜃 yang

    dinyatakan dengan sebuah bilangan tunggal. Sebagai contoh, akan dicari

    nilai penduga 𝜃, kemudian berdasarkan data sampel yang digunakan,

    diperoleh nilai 𝜃 = 0.25. Artinya, 𝜃 merupakan penduga titik dari 𝜃.

    2) Penduga Interval

    Penduga interval adalah penduga dari sebuah parameter populasi

    yang dinyatakan dengan dua buah bilangan yang merupakan batas bawah

    dan batas atas interval. Sebagai contoh, parameter 𝜃 diduga dengan

    interval 0.05 ≤ 𝜃 ≤ 0.5.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    2.5.3. Sifat Penduga

    Penduga yang baik adalah penduga yang memenuhi sifat-sifat di bawah

    ini:

    1) Tak bias

    Tujuan dalam melakukan pendugaan adalah memperoleh nilai penduga

    yang mendekati nilai sebenarnya atau dengan kata lain, penduga yang

    diperoleh bersifat tak bias.

    Definisi 2.12

    Misalkan 𝜃 adalah sebuah penduga dari parameter 𝜃, maka 𝜃 adalah

    penduga tak bias dari 𝜃 jika 𝐸(𝜃) = 𝜃. Jika 𝐸(𝜃) ≠ 𝜃, maka 𝜃 adalah

    penduga bias.

    Definisi 2.13

    Bias dari penduga titik 𝜃 didefinisikan sebagai 𝐵(𝜃) = 𝐸(𝜃) − 𝜃

    Contoh 2.3

    Misalkan 𝑌1, 𝑌2, … , 𝑌𝑛 adalah sampel acak dengan 𝐸(𝑌𝑖) = 𝜇 dan 𝑉(𝑌𝑖) =

    𝜎2. Tunjukkan bahwa

    𝑆2 =1

    𝑛∑ (𝑌𝑖 − �̅�)

    2

    𝑛

    𝑖=1

    adalah penduga bias dari 𝜎2 dan

    𝑆∗2 =1

    𝑛 − 1∑(𝑌𝑖 − �̅�)

    2

    𝑛

    𝑖=1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    adalah penduga tak bias dari 𝜎2. Keterangan: �̅� =1

    𝑛∑ 𝑌𝑖 𝑛𝑖=1

    Jawab:

    ∑(𝑌𝑖 − �̅�)2

    𝑛

    𝑖=1

    = ∑(𝑌𝑖2 − 2𝑌𝑖�̅� + �̅�

    2)

    𝑛

    𝑖=1

    = ∑𝑌𝑖2 − 2∑𝑌𝑖�̅�

    𝑛

    𝑖=1

    + ∑ �̅�2𝑛

    𝑖=1

    𝑛

    𝑖=1

    = ∑𝑌𝑖2 − 2�̅�

    𝑛

    𝑖=1

    ∑𝑌𝑖

    𝑛

    𝑖=1

    + 𝑛�̅�2

    = ∑𝑌𝑖2 − 2�̅�

    𝑛

    𝑖=1

    . 𝑛�̅� + 𝑛�̅�2

    = ∑𝑌𝑖2 − 𝑛�̅�2

    𝑛

    𝑖=1

    𝐸 [∑(𝑌𝑖 − �̅�)2

    𝑛

    𝑖=1

    ] = 𝐸 (∑𝑌𝑖2 − 𝑛�̅�2

    𝑛

    𝑖=1

    )

    = 𝐸 (∑𝑌𝑖2

    𝑛

    𝑖=1

    ) − 𝐸(𝑛�̅�2)

    = ∑ 𝐸(𝑌𝑖2)𝑛𝑖=1 − 𝐸(𝑛�̅�

    2) (2.3)

    Dengan menggunakan rumus variansi variabel acak, yaitu:

    𝑉(𝑌) = 𝐸(𝑌2) − [𝐸(𝑌)]2,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    diperoleh:

    𝑉(𝑌𝑖) = 𝐸(𝑌𝑖2) − [𝐸(𝑌𝑖)]

    2 dan 𝑉(�̅�) = 𝐸(�̅�2) − [𝐸(�̅�)]2

    atau

    𝐸(𝑌𝑖2) = 𝑉(𝑌𝑖) + [𝐸(𝑌𝑖)]

    2 = 𝜎2 + 𝜇2

    𝐸(�̅�2) = 𝑉(�̅�) + [𝐸(�̅�)]2 =𝜎2

    𝑛+ 𝜇2

    sehingga:

    ∑𝐸(𝑌𝑖2)

    𝑛

    𝑖=1

    − 𝐸(𝑛�̅�2) = ∑(𝜎2 + 𝜇2) − 𝑛 (𝜎2

    𝑛+ 𝜇2)

    𝑛

    𝑖=1

    = 𝑛(𝜎2 + 𝜇2) − 𝜎2 − 𝑛𝜇2

    = 𝑛𝜎2 − 𝜎2

    = (𝑛 − 1)𝜎2

    Oleh karena itu, persamaan (2.3) dapat ditulis menjadi:

    𝐸 [∑(𝑌𝑖 − �̅�)2

    𝑛

    𝑖=1

    ] =∑𝐸(𝑌𝑖2)

    𝑛

    𝑖=1

    − 𝐸(𝑛�̅�2) = (𝑛 − 1)𝜎2

    Untuk 𝑆2 =1

    𝑛∑ (𝑌𝑖 − �̅�)

    2 𝑛𝑖=1

    𝐸(𝑆2) =1

    𝑛𝐸 [∑(𝑌𝑖 − �̅�)

    2

    𝑛

    𝑖=1

    ] =1

    𝑛(𝑛 − 1)𝜎2

    Karena 𝐸(𝑆2) ≠ 𝜎2, maka terbukti bahwa 𝑆2 =1

    𝑛∑ (𝑌𝑖 − �̅�)

    2 𝑛𝑖=1 adalah

    penduga bias bagi 𝜎2.

    Untuk 𝑆∗2 =1

    𝑛−1∑ (𝑌𝑖 − �̅�)

    2 𝑛𝑖=1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    𝐸(𝑆∗2) =1

    𝑛 − 1𝐸 [∑(𝑌𝑖 − �̅�)

    2

    𝑛

    𝑖=1

    ] =1

    𝑛 − 1(𝑛 − 1)𝜎2 = 𝜎2

    Karena 𝐸(𝑆∗2) = 𝜎2, maka terbukti bahwa 𝑆∗2 =1

    𝑛−1∑ (𝑌𝑖 − �̅�)

    2 𝑛𝑖=1

    adalah penduga tak bias bagi 𝜎2.

    Definisi 2.14

    Rata-rata kuadrat galat (Mean Square Error) dari penduga titik 𝜃 adalah

    𝑀𝑆𝐸(𝜃) = 𝐸 [(𝜃 − 𝜃)2]

    Rata-rata kuadrat galat dari sebuah penduga titik 𝜃 adalah fungsi dari

    variansi dan biasnya.

    Teorema 2.5

    𝑀𝑆𝐸(𝜃) = 𝑉(𝜃) + [𝐵(𝜃)2]

    Bukti

    𝐸 [(𝜃 − 𝜃)2] = 𝐸[𝜃

    2 + 𝜃2 − 2𝜃𝜃]

    = 𝐸(𝜃2) + 𝐸(𝜃2) − 2𝜃𝐸(𝜃)

    = 𝐸(𝜃2) − [𝐸(𝜃)]2+ [𝐸(𝜃)]

    2+ 𝐸(𝜃2) − 2𝜃𝐸(𝜃)

    = 𝐸(𝜃2) − [𝐸(𝜃)]2+ [𝐸(𝜃)]

    2+ 𝜃2 − 2𝜃𝐸(𝜃)

    = 𝑉(𝜃) + [𝐸(𝜃) − 𝜃]2

    = 𝑉(𝜃) + [𝐵(𝜃)]2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    2) Efisien atau Variansinya Minimum

    Definisi 2.15

    Diberikan 2 penduga tak bias dari parameter 𝜃, yaitu 𝜃1 dan 𝜃2 dengan

    variansi berturut-turut 𝑉(𝜃1) dan 𝑉(𝜃2), maka efisiensi 𝜃1 terhadap 𝜃2

    dinotasikan dengan 𝑒𝑓𝑓(𝜃1, 𝜃2) didefinisikan sebagai berikut:

    𝑒𝑓𝑓(𝜃1, 𝜃2) =𝑉(𝜃2)

    𝑉(𝜃1)

    Jika 𝜃1 dan 𝜃2 adalah penduga tak bias dari parameter 𝜃, 𝑒𝑓𝑓(𝜃1, 𝜃2) >

    1 hanya jika 𝑉(𝜃2) > 𝑉(𝜃1). Hal ini menunjukkan bahwa 𝜃1 lebih

    efisien dibandingkan 𝜃2 karena variansinya lebih kecil. Dengan kata lain,

    dapat dikatakan bahwa penduga yang baik adalah penduga yang

    variannya paling minimum. Misalkan, 𝑒𝑓𝑓(𝜃1, 𝜃2) = 1.8. Hal ini

    menunjukkan bahwa 𝑉(𝜃2) > 𝑉(𝜃1). Artinya, 𝜃1 lebih efisien

    dibandingkan 𝜃2 karena variansinya lebih kecil.

    2.6 Metode Maximum Likelihood (Kemungkinan Maksimum)

    Metode kemungkinan maksimum adalah suatu metode yang digunakan

    untuk mencari koefisien regresi sehingga probabilitas kejadian dari variabel

    dependen semaksimum mungkin. Dalam metode ini, diasumsikan probabilitas

    galatnya berdistribusi normal.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    2.6.1. Fungsi Likelihood

    Definisi 2.16

    Fungsi likelihood dari 𝑛 variabel random 𝑋1, 𝑋2, …𝑋𝑛 didefinisikan sebagai

    fungsi kepadatan bersama dari 𝑛 variabel random. Jika 𝑋1, 𝑋2, …𝑋𝑛 adalah

    sampel acak dari fungsi kepadatan 𝑓(𝑋; 𝜃), maka fungsi likelihoodnya

    adalah 𝑓(𝑥1; 𝜃)𝑓(𝑥2; 𝜃) …𝑓(𝑥𝑛; 𝜃)

    Definisi 2.17

    Variabel acak 𝑋 dikatakan berdistribusi normal jika dan hanya jika untuk 𝜎 >

    0 dan −∞ < 𝜇 < ∞, fungsi densitas dari 𝑋 adalah

    𝑓(𝑋) =1

    𝜎√2𝜋𝑒−

    12(𝑥−𝜇𝜎)2

    , −∞ < 𝑥 < ∞

    Contoh 2.4

    Misalkan 𝑋1, 𝑋2, …𝑋𝑛 adalah sampel random dari distribusi normal dengan

    rata-rata 𝜇 dan variansi 𝜎2. Carilah fungsi likelihoodnya.

    Jawab:

    Karena diasumsikan bahwa 𝑋1, 𝑋2, … 𝑋𝑛 berdistribusi normal, maka:

    𝑓(𝑥𝑖|𝜇, 𝜎2) =

    1

    √2𝜋𝜎2exp [−

    1

    2𝜎2(𝑥𝑖 − 𝜇)

    2]

    Oleh karena itu, fungsi likelihoodnya adalah

    𝐿(𝜇, 𝜎2) = 𝑓(𝑥1, 𝑥2, … 𝑥𝑛|𝜇, 𝜎2)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    = 𝑓(𝑥1|𝜇, 𝜎2)𝑓(𝑥2|𝜇, 𝜎

    2) …𝑓(𝑥𝑛|𝜇, 𝜎2)

    = {1

    √2𝜋𝜎2exp [−

    1

    2𝜎2(𝑥1 − 𝜇)

    2]}… {1

    √2𝜋𝜎2exp [−

    1

    2𝜎2(𝑥𝑛 − 𝜇)

    2]}

    = (1

    2𝜋𝜎2)

    𝑛2exp [−

    1

    2𝜎2∑(𝑥1 − 𝜇)

    2

    𝑛

    𝑖=1

    ]

    Jadi, fungsi likelihoodnya adalah

    𝐿(𝜇, 𝜎2) = (1

    2𝜋𝜎2)

    𝑛

    2exp [−

    1

    2𝜎2∑ (𝑥1 − 𝜇)

    2𝑛𝑖=1 ].

    2.6.2. Penduga Kemungkinan Maksimum

    Penduga kemungkinan maksimum merupakan salah satu cara untuk

    mengestimasi parameter-parameter yang tidak diketahui dengan cara

    memaksimumkan fungsi likelihood. Memaksimumkan fungsi tersebut

    dilakukan dengan cara melakukan diferensiasi atau mencari turunan fungsi

    likelihood terhadap setiap parameter yang tidak diketahui dan setiap

    turunannya disamakan dengan nol. Untuk mempermudah perhitungan, fungsi

    likelihood ditransformasi ke bentuk logaritma natural. Hal ini dapat

    dilakukan karena transformasi logaritma natural adalah menaik. Oleh karena

    itu, memaksimumkan fungsi likelihood sama saja dengan memaksimumkan

    fungsi likelihood yang telah ditransformasi ke bentuk logaritma natural.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    2.7 Estimasi Parameter Regresi Linear Menggunakan Metode

    Kemungkinan maksimum

    Berdasarkan persamaan (2.2), diperoleh:

    𝑦𝑖 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋𝑖1 + 𝛽2𝑋𝑖2 +⋯+𝛽𝑘𝑋𝑖𝑘 + 𝜀𝑖

    Bentuk umum model regresi linear tersebut dapat diuraikan menjadi:

    𝑦1 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋11 + 𝛽2𝑋12 +⋯+𝛽𝑘𝑋1𝑘 + 𝜀1

    𝑦2 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋21 + 𝛽2𝑋22 +⋯+𝛽𝑘𝑋2𝑘 + 𝜀2

    𝑦𝑛 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋𝑛1 + 𝛽2𝑋𝑛2 +⋯+𝛽𝑘𝑋𝑛𝑘 + 𝜀𝑛

    Dalam notasi matriks dapat ditulis menjadi:

    [

    𝑦1𝑦2⋮𝑦𝑛

    ] = [

    1 𝑋11 𝑋12 … 𝑋1𝑘1 𝑋21 𝑋22 … 𝑋2𝑘11

    ⋮𝑋𝑛1

    ⋮ ⋮ ⋮𝑋𝑛2 … 𝑋𝑛𝑘

    ] [

    𝛽0𝛽1⋮𝛽𝑘

    ] + [

    𝜀1 𝜀2⋮𝜀𝑛

    ] (2.3)

    Misalkan

    𝒀 = [

    𝑦1𝑦2⋮𝑦𝑛

    ] , 𝑿 = [

    1 𝑋11 𝑋12 … 𝑋1𝑘1 𝑋21 𝑋22 … 𝑋2𝑘11

    ⋮𝑋𝑛1

    ⋮ ⋮ ⋮𝑋𝑛2 … 𝑋𝑛𝑘

    ] , 𝜷 = [

    𝛽0𝛽1⋮𝛽𝑘

    ], dan 𝜺 = [

    𝜀1 𝜀2⋮𝜀𝑛

    ]

    Maka persamaan (2.3) dapat ditulis menjadi

    𝒀 = 𝑿𝜷 + 𝜺 (2.3.1)

    atau dapat ditulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    𝜺 = 𝒀 − 𝑿𝜷 (2.3.2)

    Keterangan:

    𝒀 = Vektor variabel dependen berukuran 𝑛x1

    𝑿 = Matris variabel independen berukuran 𝑛x(𝑘 + 1), dengan 𝑘 adalah

    banyaknya variabel independen

    𝜷 = vektor parameter regresi berukuran (𝑘 + 1)x1

    𝜺 = Vektor galat berukuran 𝑛x1

    Karena diasumsikan probabilitasnya berdistribusi normal, maka dapat ditulis:

    𝑓(𝒀|𝜷, 𝜎2) = (1

    √2𝜋𝜎2)n

    exp [−1

    2𝜎2(𝒀 − 𝑿𝜷)𝑡(𝒀 − 𝑿𝜷)]

    = (1

    √2𝜋𝜎2)n

    exp [−1

    2𝜎2(𝒀𝒕𝒀 − 𝒀𝒕𝑿𝜷 − 𝜷𝒕𝑿𝒕𝒀 + 𝜷𝒕𝑿𝒕𝑿𝜷)]

    = (1

    √2𝜋𝜎2)n

    exp [−1

    2𝜎2(𝒀𝒕𝒀 − 2𝜷𝒕𝑿𝒕𝒀 + 𝜷𝒕𝑿𝒕𝑿𝜷)] (2.4)

    Karena 𝒀𝒕𝑿𝜷 merupakan matriks berukuran 1𝑥1, maka berlaku:

    𝒀𝒕𝑿𝜷 = (𝒀𝒕𝑿𝜷)𝒕 = 𝜷𝒕𝑿𝒕𝒀.

    Berdasarkan persamaan (2.4), diperoleh fungsi likelihoodnya adalah sebagai

    berikut:

    𝐿(𝛽, 𝜎2|𝑌) = (1

    √2𝜋𝜎2)n

    exp [−1

    2𝜎2(𝒀𝒕𝒀 − 2𝜷𝒕𝑿𝒕𝒀 + 𝜷𝒕𝑿𝒕𝑿𝜷)]

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    = (1

    (2𝜋)𝑛2(𝜎2)

    𝑛2

    ) exp [−1

    2𝜎2(𝒀𝒕𝒀 − 2𝜷𝒕𝑿𝒕𝒀 + 𝜷𝒕𝑿𝒕𝑿𝜷)]

    maka log likelihoodnya adalah

    𝑙𝑛 𝐿(𝜷, 𝜎2|𝒀)

    = 𝑙𝑛 {(1

    (2𝜋)𝑛2(𝜎2)

    𝑛2

    ) exp [−1

    2𝜎2(𝒀𝒕𝒀 − 2𝜷𝒕𝑿𝒕𝒀 + 𝜷𝒕𝑿𝒕𝑿𝜷)]}

    = 𝑙𝑛 (1

    (2𝜋)𝑛2(𝜎2)

    𝑛2

    ) 𝑙𝑛 exp [−1

    2𝜎2(𝒀𝒕𝒀 − 2𝜷𝒕𝑿𝒕𝒀 + 𝜷𝒕𝑿𝒕𝑿𝜷)]

    = −𝑙𝑛 ((2𝜋)𝑛

    2(𝜎2)𝑛

    2)+ 𝑙𝑛 exp [−1

    2𝜎2(𝒀𝒕𝒀 − 2𝜷𝒕𝑿𝒕𝒀 + 𝜷𝒕𝑿𝒕𝑿𝜷)]

    = −𝑙𝑛(2𝜋)𝑛2 − 𝑙𝑛(𝜎2)

    𝑛2 + 𝑙𝑛 exp [−

    1

    2𝜎2(𝒀𝒕𝒀 − 2𝜷𝒕𝑿𝒕𝒀 + 𝜷𝒕𝑿𝒕𝑿𝜷)]

    = −𝑛

    2ln(2𝜋) −

    𝑛

    2ln (𝜎2) −

    1

    2𝜎2(𝒀𝒕𝒀 − 2𝜷𝒕𝑿𝒕𝒀 + 𝜷𝒕𝑿𝒕𝑿𝜷)

    = −𝑛

    2ln(2𝜋) −

    𝑛

    2ln (𝜎2) −

    1

    2𝜎2𝒀𝒕𝒀 +

    1

    2𝜎22𝜷𝒕𝑿𝒕𝒀 −

    1

    2𝜎2𝜷𝒕𝑿𝒕𝑿𝜷 (2.5)

    2.7.1. Estimasi Parameter 𝛽

    Parameter 𝜷 dapat diestimasi dengan memaksimumkan persamaan

    (2.5) yaitu dengan cara mencari turunan persamaan (2.5) terhadap 𝜷

    kemudian menyamakan dengan nol, diperoleh:

    𝜕𝑙𝑛 𝐿

    𝜕𝜷= 0 − 0 − 0 +

    1

    𝜎2𝑿𝒕𝒀 −

    1

    2𝜎22𝑿𝒕𝑿𝜷

    = 1

    𝜎2𝑿𝒕𝒀 −

    1

    𝜎2𝑿𝒕𝑿𝜷 (2.6)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Selanjutnya persamaan (2.6) disamakan dengan nol, diperoleh:

    𝜕𝑙𝑛 𝐿

    𝜕𝜷= 0

    1

    𝜎2𝑿𝒕𝒀 −

    1

    𝜎2𝑿𝒕𝑿𝜷 = 0

    1

    𝜎2𝑿𝒕𝑿𝜷 =

    1

    𝜎2𝑿𝒕𝒀

    𝜷 = (𝑿𝒕𝑿)−𝟏𝑿𝒕𝒀 (2.7)

    Jadi, estimasi untuk parameter 𝜷 adalah

    �̂� = (𝑿𝒕𝑿)−𝟏𝑿𝒕𝒀

    2.7.2. Estimasi Parameter 𝜎2

    Parameter 𝜎2 dapat diestimasi dengan memaksimumkan persamaan

    (2.5) yaitu dengan cara mencari turunan persamaan (2.5) terhadap 𝜎2

    kemudian menyamakan dengan nol, diperoleh:

    𝜕𝑙𝑛 𝐿

    𝜕𝜎2= 0 −

    𝑛

    2𝜎2+

    1

    2(𝜎2)2𝒀𝒕𝒀 −

    1

    (𝜎2)2𝜷𝒕𝑿𝒕𝒀 +

    1

    2(𝜎2)2𝜷𝒕𝑿𝒕𝑿𝜷

    𝑛

    2𝜎2=

    1

    2(𝜎2)2𝒀𝒕𝒀 −

    1

    (𝜎2)2𝜷𝒕𝑿𝒕𝒀 +

    1

    2(𝜎2)2𝜷𝒕𝑿𝒕𝑿𝜷

    𝑛𝜎2

    2(𝜎2)=

    1

    2(𝜎2)2𝒀𝒕𝒀 −

    1

    2(𝜎2)22𝜷𝒕𝑿𝒕𝒀 +

    1

    2(𝜎2)2𝜷𝒕𝑿𝒕𝑿𝜷

    𝑛𝜎2 = 𝒀𝒕𝒀 − 2𝜷𝒕𝑿𝒕𝒀 + 𝜷𝒕𝑿𝒕𝑿𝜷

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    𝑛𝜎2 = (𝒀 − 𝑿𝜷)𝒕(𝒀 − 𝑿𝜷)

    𝜎2 = 1

    𝑛[(𝒀 − 𝑿𝜷)𝒕(𝒀 − 𝑿𝜷)]

    Jadi, estimasi untuk parameter 𝜎2 adalah

    𝜎2̂ =1

    𝑛[(𝒀 − 𝑿𝜷)𝒕(𝒀 − 𝑿𝜷)]

    2.8 Uji Asumsi Klasik

    2.8.1. Uji Multikolinearitas

    Definisi 2.18

    Multikolinearitas adalah hubungan linear antarvariabel bebas

    (Kurniawan, 2016). Hal ini mengakibatkan apabila nilai suatu variabel bebas

    berubah, maka nilai variabel bebas yang lain ikut berubah.

    Menurut Widarjono (2013), salah satu cara yang dapat dilakukan

    untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai

    VIF (Variance Inflation Factor) data yang akan diolah. Secara matematis,

    𝑉𝐼𝐹 =1

    (1 − 𝑟122 )

    dengan 𝑟12 menyatakan besarnya korelasi antara variabel bebas yang satu

    dengan variabel bebas yang lain, yang mana 0 ≤ 𝑟12 ≤ 1 . Apabila data

    tersebut memiliki kolinearitas yang tinggi, maka nilai 𝑟12 mendekati 1.

    Namun apabila data tersebut memiliki kolinearitas yang kecil, maka nilai

    𝑟12 mendekati 0. Dari rumus di atas, dapat dilihat hubungan antara 𝑉𝐼𝐹 dan

    𝑟12, yaitu apabila nilai 𝑟12 makin besar menuju 1, maka nilai 𝑉𝐼𝐹 juga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    semakin besar dan apabila nilai 𝑟12 makin kecil menuju 0, maka nilai 𝑉𝐼𝐹

    juga semakin kecil. Oleh karena itu, data yang baik adalah data yang nilai

    kolinearitasnya kecil. Dengan kata lain, Menurut Widarjono (2013) jika

    nilai 𝑉𝐼𝐹 > 10 maka dapat disimpulkan bahwa ada gejala multikolinearitas

    pada data tersebut.

    2.8.2. Uji Heteroskedastisitas

    Definisi 2.19

    Heteroskedastisitas merupakan masalah regresi yang dikarenakan variansi

    galat tidak konstan.

    Salah satu uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

    heteroskedastisitas pada suatu data adalah uji Breusch-Pagan (BP). Nilai BP

    dapat diperoleh dengan bantuan program 𝑅. Selanjutnya nilai BP yang

    diperoleh dibandingkan dengan nilai pada tabel chi-square (𝓍2), dengan

    tingkat signifikansi(𝛼) yang telah ditentukan dengan derajat df, yaitu nilai

    yang menyatakan banyaknya variabel bebas. Apabila nilai BP < nilai chi-

    square maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.

    Data yang baik adalah data yang tidak ada gejala heteroskedastisitas.

    2.8.3. Uji Normalitas

    Menurut Gujarati (2003), data yang baik adalah data yang galatnya

    berdistribusi normal. Salah satu uji yang digunakan untuk mendeteksi apakah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    galat berdistribusi normal atau tidak adalah uji Jarque-Bera. Uji Jarque-Bera

    dapat dinyatakan sebagai:

    𝐽𝐵 =𝑛

    6(𝑆2 +

    (𝑘 − 3)2

    4)

    dengan

    𝑆 =

    1𝑛∑ (𝑥𝑖 − �̅�)

    3𝑛𝑖=1

    (1𝑛∑ (𝑥𝑖 − �̅�)2𝑛𝑖=1 )

    32

    𝐾 =

    1𝑛∑ (𝑥𝑖 − �̅�)

    4𝑛𝑖=1

    (1𝑛∑ (𝑥𝑖 − �̅�)2𝑛𝑖=1 )

    2

    𝑥 = data yang akan diuji kenormalan

    𝑛 = ukuran sampel

    Pengujian menggunakan uji Jarque-Bera dengan hipotesis sebagai berikut:

    𝐻0: Galat berdistribusi normal

    𝐻1: Galat tidak berdistribusi normal

    Selanjutnya, nilai JB dibandingkan dengan nilai pada tabel chi-square dengan

    derajat bebas dua. Jika nilai JB lebih besar dari nilai chi-square, maka 𝐻0

    ditolak yang berarti galat tidak berdistribusi normal dan jika sebaliknya maka

    berarti galat berdistribusi normal. Penentuan 𝐻0 ditolak atau diterima juga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    dapat dilakukan dengan melihat nilai 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒, yaitu apabila 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 >

    𝛼 (yang telah ditentukan) maka 𝐻0 diterima.

    2.8.4. Uji Autokorelasi

    Definisi 2.20

    Autokorelasi adalah hubungan antar nilai-nilai yang berurutan dari variabel

    yang sama.

    Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

    autokorelasi pada data yang digunakan adalah uji Durbin-Watson (DW). Nilai

    DW dapat diperoleh dengan bantuan program 𝑅.

    Pengujian menggunakan uji Durbin-Watson dengan hipotesis sebagai

    berikut:

    𝐻0: Tidak ada autokorelasi

    𝐻1: Ada autokorelasi

    Adapun kaidah keputusan Durbin-Watson, sebagai berikut:

    1) Jika 0 < 𝐷𝑊 < 𝐷𝐿 maka keputusan yang diambil adalah 𝐻0 ditolak yang

    artinya tidak ada autokorelasi positif.

    2) Jika 𝐷𝐿 ≤ 𝐷𝑊 ≤ 𝐷𝑈 maka keputusan tidak dapat diambil

    3) Jika 4 − 𝐷𝐿 < 𝐷𝑊 < 4 maka keputusan yang diambil adalah 𝐻0 ditolak

    yang artinya tidak ada autokorelasi negatif.

    4) Jika 4 − 𝐷𝑈 ≤ 𝐷𝑊 ≤ 4 − 𝐷𝐿 maka keputusan tidak dapat diambil.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    5) Jika 𝐷𝑈 < 𝐷𝑊 < 4 − 𝐷𝑈 maka keputusan yang diambil adalah 𝐻0

    diterima yang artinya tidak ada autokorelasi positif atau negatif.

    Keterangan: 𝐷𝐿 merupakan batas bawah dan 𝐷𝑈 merupakan batas atas yang

    dapat dilihat pada tabel Durbin-Watson yang terdapat pada lampiran.

    2.9 Menentukan Faktor-faktor yang Berpengaruh Signifikan

    Untuk menentukan apakah suatu faktor variabel independen

    berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, digunakan uji t dengan

    langkah-langkah sebagai berikut:

    1) Menentukan Hipotesis awal (𝐻0)

    2) Menentukan Hipotesis akhir (𝐻1)

    3) Menentukan Tingkat Signifikansi (𝛼)

    4) Menghitung nilai statistik uji yang secara matematis dirumuskan:

    𝑡 =�̂�𝑖

    𝑠𝑒(�̂�𝑖)

    Dengan 𝑠𝑒(�̂�𝑖) = √𝑣𝑎𝑟(�̂�𝑖) dan �̂�𝑖 menyatakan penduga parameter

    ke- 𝑖.

    5) Menentukan keputusan yang akan diambil, berdasarkan kriteria

    sebagai berikut: 𝐻0 ditolak apabila |𝑡| > 𝑡𝛼2(𝑑𝑓)

    dengan, nilai 𝑡𝛼2(𝑑𝑓) ditentukan dengan melihat tabel 𝑡, dengan

    𝑑𝑓 = 𝑛 − 𝑘

    6) Mengambil Kesimpulan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    2.10 Teori Ekonomi

    2.10.1. Persentase Penduduk Miskin

    Menurut badan pusat statistik, penduduk miskin adalah penduduk yang

    memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis

    kemiskinan

    [(https://jateng.bps.go.id/subject/23/kemiskinan.html#subjekViewTab1)

    diakses pada tanggal 18 april 2019]. Nilai garis kemiskinan diperoleh

    dengan menjumlahkan nilai garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis

    kemiskinan non makanan (GKNM). Secara matematis, dapat ditulis:

    𝐺𝐾 = 𝐺𝐾𝑀 + 𝐺𝐾𝑁𝑀

    Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran

    kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori

    perkapita perhari. Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah

    kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.

    Persentase penduduk miskin di suatu daerah dihitung dengan rumus:

    Persentase penduduk miskin =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑚𝑖𝑠𝑘𝑖𝑛

    𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑥100%

    2.10.2. Hubungan angka partisipasi sekolah dengan persentase penduduk miskin

    Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Angka Partisipasi sekolah

    didefinisikan sebagai Proporsi dari semua anak yang masih sekolah pada

    suatu kelompok umur tertentu terhadap penduduk dengan kelompok umur

    yang sesuai [(https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=10)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://jateng.bps.go.id/subject/23/kemiskinan.html#subjekViewTab1https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=10

  • 37

    diakses pada tanggal 18 april 2019]. Sejak Tahun 2009, Pendidikan Non

    Formal (Paket A, Paket B, dan Paket C) turut diperhitungkan. Badan Pusat

    Statistik mengklasifikasi angka partisipasi sekolah ke dalam 4 kelompok,

    yaitu APS 7-12 tahun, APS 13-15 tahun, APS 16-18 tahun, dan APS 19-24

    tahun. Perhitungan nilai APS adalah sebagai berikut:

    APS usia tertentu =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ

    𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡𝑥100%

    Sebagai contoh,

    APS 16-18 tahun =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 16−18 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ

    𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 16−18 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑥100%

    Angka partisipasi sekolah merupakan salah satu indikator yang

    digunakan untuk mengukur pendidikan di suatu daerah. Semakin tinggi

    angka partisipasi sekolah semakin besar pula jumlah penduduk yang

    berkesempatan mengenyam pendidikan. Hal ini dapat meningkatkan

    pengetahuan penduduk. Dengan peningkatan pengetahuan, diharapkan

    semakin banyak penduduk yang bekerja atau berpeluang membuka

    lapangan kerja agar semakin banyak penduduk yang mempunyai

    pendapatan. Pendapatan yang layak dapat menurunkan persentase

    penduduk miskin suatu daerah.

    2.10.3. Hubungan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dengan Persentase Penduduk

    Miskin

    Badan Pusat Statistik mendefinisikan tingkat partisipasi angkatan

    kerja sebagai persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang merupakan

    angkatan kerja. Sukirno (2007:18) menyatakan bahwa angkatan Kerja

    adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    suatu waktu tertentu. Secara matematis tingkat partisipasi angkatan kerja

    dapat dihitung menggunakan rumus:

    𝑇𝑃𝐴𝐾 =𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

    𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 100%

    Faktor-faktor yang mempengaruhi besar TPAK menurut Simanjuntak

    (2001:45) adalah sebagai berikut :

    1) Penduduk yang masih sekolah dan mengurus rumah tangga. Semakin

    banyak penduduk yang bersekolah dan mengurus rumah tangga, maka

    semakin kecil jumlah angkatan kerja, sehingga semakin kecil pula

    TPAKnya.

    2) Jenis kelamin. TPAK antara laki-laki dan perempuan berbeda, biasanya

    TPAK perempuan lebih rendah dibandingkan dengan TPAK laki-laki,

    hal ini erat kaitanya dengan sistem nilai masyarakat, bahwa laki-laki

    memikul kewajiban utama untuk mencari nafkah.

    3) Tingkat umur. Penduduk yang berumur muda umumnya tidak

    mempunyai tanggung jawab sebagai pencari nafkah untuk keluarga,

    karena mereka pada umumnya bersekolah.

    4) Tingkat upah. Semakin tinggi tingkat upah dalam masyarakat, semakin

    banyak anggota keluarga yang tertarik masuk pasar kerja, maka semakin

    banyak jumlah angkatan kerja yang mengakibatkan semakin tinggi juga

    TPAKnya.

    5) Tingkat pendidikan. Semakin banyak penduduk yang bersekolah maka

    jumlah angkatan kerja semakin kecil sehingga TPAKnya rendah. Selain

    itu, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin banyak peluang yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    disediakan untuk bekerja dan nilai waktunya semakin mahal. Secara

    umum tingginya partisipasi angkatan kerja salah satunya disebabkan oleh

    rendahnya pendapatan, sehingga masyarakat lebih memilih bekerja dari

    pada bersekolah dan mengurus rumah tangga.

    Berdasarkan rumus TPAK, dapat dilihat bahwa TPAK berbanding lurus

    dengan angkatan kerja. Artinya semakin tinggi angkatan kerja maka

    semakin tinggi pula nilai TPAK. Semakin tinggi angkatan kerja, diharapkan

    masyarakat memperoleh pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

    Semakin banyak masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

    erat kaitannya dengan penurunan persentase penduduk miskin.

    2.10.4. Hubungan Inflasi dengan Persentase Penduduk Miskin

    Menurut Badan Pusat Statistik, inflasi adalah kecenderungan naiknya

    harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus

    menerus. Jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka

    inflasi mengalami kenaikan. Naiknya harga barang dan jasa tersebut

    menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian, inflasi dapat juga

    diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara

    umum. Peningkatan harga barang dan jasa dapat menyebabkan turunnya

    daya beli masyarakat. Turunnya daya beli masyarakat ini dapat menjadi

    indikator naiknya persentase penduduk miskin. Hal ini menunjukkan

    semakin tinggi inflasi, maka persentase penduduk miskin naik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    2.10.5. Hubungan Rata-rata Lama Sekolah dengan Persentase Penduduk Miskin

    Badan Pusat Statistik mendefinisikan rata-rata lama sekolah sebagai

    jumlah tahun belajar penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah diselesaikan

    dalam pendidikan formal (tidak termasuk tahun yang mengulang)

    [(https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=11) diakses pada

    tanggal 18 april 2019]. Secara matematis, rata-rata lama sekolah dihitung

    menggunakan rumus:

    Rata-rata lama sekolah =1

    𝑃15+∑ (𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑒 − 𝑖)𝑃15+𝑖=1

    dengan 𝑃15+ = jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas

    Tobing (dalam Atmanti, 2005), mengemukakan bahwa orang yang

    memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi (diukur dengan lamanya waktu

    untuk sekolah) akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibanding

    dengan orang yang pendidikannya lebih rendah. Upah yang lebih baik inilah

    yang diharapkan dapat menurunkan persentase penduduk miskin.

    2.10.6. Hubungan Usia Harapan Hidup Saat Lahir dengan Persentase Penduduk

    Miskin

    Usia harapan hidup saat lahir didefinisikan sebagai perkiraan rata-rata

    lamanya hidup akan dicapai oleh seseorang yang dihitung sejak ia lahir

    [(https://jateng.bps.go.id/subject/26/indeks-pembangunan-

    manusia.html#subjekViewTab1) diakses pada tanggal 18 april 2019].

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=11https://jateng.bps.go.id/subject/26/indeks-pembangunan-manusia.html#subjekViewTab1https://jateng.bps.go.id/subject/26/indeks-pembangunan-manusia.html#subjekViewTab1

  • 41

    Menurut Badan Pusat Statistik, usia harapan hidup digunakan untuk

    mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

    penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada

    khususnya. Usia Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti

    dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya

    termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk

    program pemberantasan kemiskinan.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kumalasari (2011)

    diperoleh hasil bahwa usia harapan hidup berbanding terbalik dengan

    persentase penduduk miskin yaitu apabila usia harapan hidup meningkat

    maka persentase penduduk miskin turun. Hal ini dapat dijelaskan bahwa

    usia harapan hidup yang tinggi mempunyai peluang besar seseorang dalam

    meningkatkan produktivitas untuk memperoleh pendapatan yang tinggi. Hal

    inilah yang dapat menurunkan persentase penduduk miskin.

    2.10.7. Hubungan Indeks Pembangunan Manusia dengan Persentase Penduduk

    Miskin

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM) nilai yang dibentuk oleh tiga

    dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan

    standar hidup layak. Secara matematis, perhitungan nilai indeks

    pembangunan manusia adalah sebagai berikut:

    𝐼𝑃𝑀 = √𝐼𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛𝑥𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛𝑥𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    𝐼𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 =𝐴𝐻𝐻 − 𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛

    𝐴𝐻𝐻𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐴𝐻𝐻𝑚𝑖𝑛

    𝐼𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 =𝐼𝐻𝐿𝑆 + 𝐼𝑅𝐿𝑆

    2

    𝐼𝐻𝐿𝑆 =𝐻𝐿𝑆 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

    𝐻𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝐻𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

    𝐼𝑅𝐿𝑆 =𝑅𝐿𝑆 − 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

    𝑅𝐿𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑅𝐿𝑆𝑚𝑖𝑛

    𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 =𝐼𝑛(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛) − 𝐼𝑛(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛min)

    𝐼𝑛(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛maks) − 𝐼𝑛(𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛min)

    Keterangan:

    𝐴𝐻𝐻 = Angka Harapan Hidup

    𝐻𝐿𝑆 = Harapan Lama Sekolah

    𝑅𝐿𝑆 = Rata-rata Lama Sekolah

    Menurut Badan Pusat Statistik indeks pembangunan manusia

    menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan

    dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan. Indeks

    pembangunan manusia dijadikan tolak ukur kualitas sumber daya manusia.

    Rendahnya IPM menunjukkan rendahnya produktivitas kerja

    yang berimbas pada rendahnya perolehan pendapatan. Sehingga dengan

    rendahnya pendapatan menyebabkan tingginya persentase penduduk

    miskin.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    BAB III

    MODEL REGRESI SPASIAL DURBIN DAN ESTIMASINYA

    3.1. Latar Belakang Analisis Regresi Spasial Durbin

    Hukum pertama tentang geografi dikemukakan oleh W Tobler dalam

    Schanbenberger dan Gotway (2005), yaitu: “Everything is related to

    everything else, but near thing are more related than distant thing”. Yang

    berarti : segala sesuatu saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi

    sesuatu yang dekat lebih mempunyai pengaruh daripada sesuatu yang jauh.

    Pemikiran ini yang mendasari munculnya teori spasial. Teori spasial

    menjelaskan bahwa data spasial dari suatu daerah dipengaruhi oleh daerah lain

    di sekitarnya. Data spasial adalah data yang memuat adanya informasi lokasi

    atau geografis dari suatu wilayah. Nilai pengaruh suatu wilayah terhadap

    wilayah lain disekitarnya dapat dinyatakan dalam suatu matriks yang

    dinamakan matriks pembobot spasial.

    3.2. Model Regresi Spasial Durbin

    Definisi 3.1

    Model regresi spasial Durbin adalah model regresi yang memperhatikan

    pengaruh spasial baik pada variabel dependen maupun pada variabel

    independennya. Secara matematis, model umum dari regresi spasial Durbin

    adalah:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    𝑦𝑖 = �̂�∑ 𝑤𝑖𝑗𝑦𝑗 + 𝛽0𝑖 + ∑ 𝛽1𝑘𝑥𝑘𝑖 + ∑ 𝛽2𝑘 ∑ 𝑤𝑖𝑗𝑥𝑘𝑗 + 𝜀𝑖𝑛𝑗=1

    𝑙𝑘=1

    𝑙𝑘=1

    𝑛𝑗=1 (3.1)

    dengan:

    𝑦𝑖 = nilai variabel dependen pada daerah ke-i

    𝑦𝑗 = nilai variabel dependen pada daerah ke-j

    �̂� = penduga parameter pengaruh spasial variabel dependen, yang

    menunjukkan tingkat pengaruh spasial dari suatu daerah terhadap daerah

    lain di sekitarnya

    𝑤𝑖𝑗 = nilai pembobot spasial yang menyatakan hubungan antara daerah i

    dengan daerah j

    𝛽0𝑖 = Intersep

    𝛽1𝑘 = nilai parameter regresi tanpa pembobot spasial untuk variabel

    independen ke- k

    𝛽2𝑘 = nilai parameter regresi dengan pembobot spasial untuk variabel

    independen ke- k

    𝑥𝑘𝑖 = nilai variabel independen ke-k untuk daerah ke-i

    𝑥𝑘𝑗 = nilai variabel independen ke-k untuk daerah ke-j

    Dalam notasi matriks, persamaan (3.1), dapat ditulis menjadi:

    𝒀 = 𝝆𝑾𝒀 + 𝜷𝟎 +𝑿𝜷𝟏 +𝑾𝑿𝜷𝟐 + 𝜺 (3.2)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    Keterangan:

    𝒀 = Vektor variabel terikat berukuran 𝑛𝑥1

    𝝆 = Parameter spasial lag variabel dependen, yang menunjukkan tingkat

    korelasi pengaruh spasial dari suatu wilayah terhadap wilayah lain di

    sekitarnya

    𝑾 = Matriks pembobot spasial berukuran 𝑛𝑥𝑛

    𝜷𝟎 = Vektor intersep berukuran 𝑛𝑥1

    𝑿 = Matriks variabel bebas berukuran 𝑛𝑥𝑘

    𝜷𝟏 = Vektor parameter regresi tanpa mariks spasial terbobot berukuran 𝑘𝑥1

    𝜷𝟐 = Vektor parameter regresi dengan matriks spasial terbobot berukuran 𝑘𝑥1

    𝜺 = Vektor galat berukuran 𝑛𝑥1

    𝑛 = banyaknya daerah yang diamati

    𝑘 = banyaknya variabel independen

    Untuk mempermudah perhitungan, persamaan (3.2) ditulis menjadi:

    𝒀 = 𝝆𝑾𝒀 + 𝒁𝜷 + 𝜺 (3.3.1)

    atau

    𝒀 − 𝝆𝑾𝒀 = 𝒁𝜷 + 𝜺

    (𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀 = 𝒁𝜷 + 𝜺

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    𝒀 = (𝑰 − 𝝆𝑾)−𝟏(𝒁𝜷 + 𝜺) (3.3.2)

    Keterangan:

    𝒁 = Matriks berukuran [𝑛x(2𝑘 + 1)], yang mana elemen-elemennya

    merupakan gabungan vektor satu, matriks 𝑋, dan matriks WX yaitu

    matriks yang merupakan hasil kali matriks 𝑊 dan matriks 𝑋. Secara

    matematis dapat ditulis sebagai berikut:

    𝒁 = [𝑨 𝑿 𝑾𝑿]

    dengan A adalah vektor satu yaitu vektor yang seluruh elemennya

    bernilai satu yang berukuran (𝑛x1).

    𝜷 = Vektor berukuran (2𝑘 + 1)x1, dengan 𝜷 = [

    𝜷𝟎𝜷𝟏𝜷𝟐

    ]

    3.3. Estimasi parameter dengan Metode Maksimum Likelihood

    Tujuan dari analisis regresi adalah menduga parameter regresi. Dalam

    model regresi spasial Durbin, ada 3 parameter yang harus diduga yaitu parameter

    𝜌, 𝛽. Metode Maksimum Likelihood adalah salah satu metode yang dapat

    digunakan untuk mengestimasi parameter-parameter tersebut. Dengan

    menggunakan metode ini juga akan diduga parameter 𝜎2 yang akan digunakan

    untuk mencari variansi masing-masing variabel yang dibutuhkan untuk uji

    signifikansi parameter. Metode ini mengasumsikan galat berdistribusi normal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    dengan nilai harapan galat sama dengan nol. Berdasarkan persamaan (3.3.1),

    dapat ditulis:

    𝜺 = 𝒀 − 𝝆𝑾𝒀 − 𝒁𝜷

    𝜺 = (𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀 − 𝒁𝜷 (3.4)

    Fungsi likelihood untuk model regresi spasial Durbin adalah:

    𝐿(𝜌, 𝜷, 𝜎2|𝒀) = (1

    2𝜋𝜎2)

    𝑛

    2 (𝐽)𝑒𝑥𝑝 (−1

    2𝜎2(𝜀𝑡𝜀)) (3.5)

    Dengan 𝐽 = |𝜕𝜀

    𝜕𝑦| = |𝑰 − 𝝆𝑾|

    Selanjutnya, persamaan (3.4) disubstitusi ke persamaan (3.5) sehingga

    diperoleh:

    𝐿(𝜌, 𝜷, 𝜎2|𝒀) = (1

    2𝜋𝜎2)

    𝑛

    2 (|𝑰 − 𝝆𝑾|)𝑒𝑥𝑝 (−1

    2𝜎2[(𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀 −

    𝒁𝜷]𝒕[(𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀 − 𝒁𝜷] ) (3.6)

    maka, logaritma natural dari persamaan (3.6), dapat ditulis sebagai berikut:

    ln(𝐿) =𝑛

    2𝑙𝑛 (

    1

    2𝜋𝜎2) + ln|𝑰 − 𝝆𝑾| −

    1

    2𝜎2[(𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀 − 𝒁𝜷]𝒕

    [(𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀 − 𝒁𝜷] (3.7)

    atau

    ln(𝐿) = −𝑛

    2𝑙𝑛(2𝜋) −

    𝑛

    2𝑙𝑛(𝜎2) + ln|𝑰 − 𝝆𝑾| −

    1

    2𝜎2[(𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀 − 𝒁𝜷]𝒕

    [(𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀 − 𝒁𝜷] (3.8)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    3.3.1. Estimasi Parameter 𝜷

    Parameter pertama yang perlu dilakukan estimasi adalah 𝜷 . Estimasi

    parameter ini, dapat ditunjukkan dengan memaksimumkan logaritma natural

    pada persamaan (3.8) dengan menurunkan persamaan tersebut terhadap 𝜷 dan

    menyamakan dengan nol. Secara matematis, dapat ditulis:

    𝜕(ln(𝐿))

    𝜕𝜷= 0

    𝜕(ln(𝐿))

    𝜕𝜷=

    𝜕 (−𝑛2ln (2𝜋) −

    𝑛2ln (𝜎2) + ln|𝑰 − 𝝆𝑾| −

    12𝜎2

    [(𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀 − 𝒁𝜷]𝒕[(𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀 − 𝒁𝜷])

    𝜕𝜷

    0 =𝜕(−

    𝑛

    2ln (2𝜋)−

    𝑛

    2ln (𝜎2)+ln|𝑰−𝝆𝑾|−

    1

    2𝜎2[(𝑰−𝝆𝑾)𝒀− 𝒁𝜷]𝒕[(𝑰−𝝆𝑾)𝒀− 𝒁𝜷])

    𝜕𝜷

    0 =𝜕(−

    1

    2𝜎2[(𝑰−𝝆𝑾)𝒀− 𝒁𝜷]𝒕[(𝑰−𝝆𝑾)𝒀− 𝒁𝜷])

    𝜕𝜷 (3.9)

    Perhatikan pada pembilang ruas kanan

    [(𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀 − 𝒁𝜷]𝒕[(𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀 − 𝒁𝜷]

    = [((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀)𝒕− 𝜷𝒕𝒁𝒕] [(𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀 − 𝒁𝜷]

    = ((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀)𝒕((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀) − 𝜷𝒕𝒁𝒕((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀) − ((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀)

    𝒕𝒁𝜷 +

    𝜷𝒕𝒁𝒕𝒁𝜷 (3.10)

    Karena 𝜷𝒕𝒁𝒕((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀) merupakan matriks berukuran 1𝑥1, sehingga

    diperoleh:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    ((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀)𝑻𝒁𝜷 = [𝜷𝑻𝒁𝑻((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀)]𝑻 = [𝜷𝑻𝒁𝑻((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀)]

    Oleh karena itu, persamaan (3.10) dapat ditulis menjadi

    [(𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀 − 𝒁𝜷]𝒕[(𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀 − 𝒁𝜷] =

    ((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀)𝒕((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀) − 𝟐𝜷𝒕𝒁𝒕((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀) + 𝜷𝒕𝒁𝒕𝒁𝜷 (3.11)

    Selanjutnya, berdasarkan persamaan (3.9) dan (3.11), diperoleh:

    0 = −1

    2𝜎2(−2 𝒁𝒕((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀) + 2𝒁𝒕𝒁𝜷 )

    0 =1

    𝜎2 (𝒁𝒕((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀) − 𝒁𝒕𝒁𝜷 )

    atau

    𝒁𝒕𝒁𝜷 = 𝒁𝒕((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀)

    𝜷 = (𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕((𝑰 − 𝝆𝑾)𝒀)

    Jadi, estimasi untuk parameter 𝜷 adalah

    �̂� = (𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕(𝑰 − �̂�𝑾)𝒀 (3.12.1)

    atau

    �̂� = (𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕𝒀 − 𝝆(𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕𝑾𝒀 (3.12.2)

    Berdasarkan persamaan (3.3.2), diperoleh:

    𝐸(𝒀) = 𝐸[(𝑰 − 𝝆𝑾)−𝟏(𝒁𝜷 + 𝜺)]

    𝐸(𝒀) = 𝐸((𝑰 − 𝝆𝑾)−𝟏)𝐸((𝒁𝜷 + 𝜺)) = 𝐸[(𝑰 − 𝝆𝑾)−𝟏][𝐸(𝒁𝜷) + 𝐸(𝜺)]

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    Karena 𝐸(𝜺) = 0, diperoleh:

    𝐸(𝒀) = (𝑰 − 𝝆𝑾)−𝟏𝒁𝜷 (3.13)

    Teorema 3.1

    Penduga tak bias dari �̂� adalah 𝜷, dengan �̂� = (𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕(𝑰 − �̂�𝑾)𝒀. Secara

    matematis, dapat ditulis:

    𝐸(�̂�) = 𝜷

    Bukti:

    𝐸(�̂�) = 𝐸((𝒁𝒕𝒁)−1𝒁𝒕(𝑰 − �̂�𝑾)𝒀)

    = 𝐸((𝒁𝒕𝒁)−1𝒁𝒕(𝑰 − �̂�𝑾))𝐸(𝒀)

    = 𝐸((𝒁𝒕𝒁)−1𝒁𝒕(𝑰 − �̂�𝑾))𝐸((𝑰 − 𝝆𝑾)−𝟏𝒁𝜷)

    = 𝜷 (3.14)

    Terbukti bahwa penduga �̂� tak bias.

    Teorema 3.2

    Variansi �̂� adalah variansi yang paling minimum diantara penduga tak bias

    linear yang lain. Secara matematis, dapat ditulis:

    𝑣𝑎𝑟 �̂� ≤ 𝑣𝑎𝑟 �̂�∗

    Bukti:

    Karena berdasarkan persamaan (3.14), 𝐸(�̂�) = 𝜷, maka:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    𝑣𝑎𝑟 �̂� = 𝐸 ((�̂� − 𝑬(�̂�)) (�̂� − 𝑬(�̂�))𝑡

    ) = 𝐸 ((�̂� − 𝜷)(�̂� − 𝜷)𝒕)

    = 𝐸 (((𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕(𝑰 − �̂�𝑾)𝒀) − 𝜷)((𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕(𝑰 − �̂�𝑾)𝒀) − 𝜷)𝑡)

    Berdasarkan persamaan (3.3.2), 𝑌 = (𝑰 − 𝝆𝑾)−𝟏(𝒁𝜷 + 𝜺), maka:

    𝑣𝑎𝑟 �̂� = 𝐸 (((𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕(𝑰 − �̂�𝑾)(𝑰 − 𝝆𝑾)−𝟏(𝒁𝜷 + 𝜺)

    − 𝜷)((𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕(𝑰 − �̂�𝑾)(𝑰 − 𝝆𝑾)−𝟏(𝒁𝜷 + 𝜺) − 𝜷)𝒕)

    𝑣𝑎𝑟 �̂� = 𝐸(((𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕𝒁𝜷 + (𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕𝜺

    − 𝜷)((𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕𝒁𝜷 + (𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕𝜺 − 𝜷)𝒕)

    = 𝐸 (((𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕𝜺)((𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕𝜺)𝒕)

    = 𝐸 ((𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕𝜺𝜺𝒕(𝒁𝒕)𝒕((𝒁𝒕𝒁)−𝟏)𝒕)

    = 𝐸((𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕𝜺𝜺𝒕𝒁(𝒁𝒕𝒁)−𝟏)

    = (𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕𝑬(𝜺𝜺𝒕)𝒁(𝒁𝒕𝒁)−𝟏

    = (𝒁𝒕𝒁)−𝟏𝒁𝒕�̂�2𝒁(𝒁𝒕𝒁)−𝟏

    = (𝒁𝒕𝒁)−𝟏�̂�2 (3.15)

    Akan ditunjukkan 𝑣𝑎𝑟 �̂� ≤ 𝑣𝑎𝑟 �̂�∗

    Misalka