PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa...

42
PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

Transcript of PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa...

Page 1: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

Page 2: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih
Page 3: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

BAB XXI

PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

A. PENDAHULUAN

Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1983 menegaskan bahwa:

a. Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional perlu di-tingkatkan kegiatan penerangan dan peranan media massa. Untuk itu penerangan dan media massa bertugas menggelorakan semangat pengabdian dan perjuangan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional, mempertebal rasa tanggung jawab dan disiplin nasional, memasyarakatkan kebudayaan dan kepribadian Indonesia, serta menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

b. Pembinaan dan pengembangan pers nasional harus berdasarkan semangat dan jiwa Pancasila, agar media massa mampu menunjang pembangunan masyarakat Pancasila.

c. Penerangan dan media massa sebagai sarana pembangunan bangsa, harus dapat membudayakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam semua segi kehidupan masyarakat, dan meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara seluruh rakyat Indonesia. Dalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih ditingkatkan.

d. Dalam rangka meningkatkan peranan pers dalam pembangunan perlu ditingkatkan usaha pengembangan pers yang sehat, pers yang bebas dan bertanggung jawab, yaitu pers yang dapat menjalankan fungsinya sebagai penyebar informasi yang obyektif, melakukan kontrol sosial yang konstruktif, menyalurkan aspirasi rakyat dan meluaskan komunikasi dan partisipasi masyarakat. Dalam hal ini maka perlu dikem-bangkan interaksi positif antara pers, pemerintah dan masyarakat.

e. Dalam rangka meningkatkan dan memperluas kegiatan pene-rangan di seluruh pelosok tanah air perlu ditingkatkan pemanfaatan sarana penerangan seperti pers, radio, tele-

XXI/3

Page 4: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

visi, film, kantor berita, media masse tradisional, dan lainnya. Dalam rangka pemerataan informasi, pelaksanaan koran masuk desa perlu ditingkatkan.

f. Agar kegiatan penerangan dan peranan media massa dapat makin efektif, perlu ditingkatkan kemampuan sarana dan prasarana penerangan dan media massa, termasuk pendidikan dan latihan.

Amanat yang terkandung di dalamnya ialah bahwa semangat dan gairah rakyat maupun aparatur negara untuk pembangunan perlu terus dikembangkan dan dipupuk, agar mampu mewujudkan pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia Indonesia se-utuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.

Dalam kerangka perjuangan bangsa untuk mempertahankan, menegakkan dan mengisi kemerdekaan, penerangan mempunyai ke-dudukan dan peranan sangat penting. Penerangan merupakan alat juang bangsa yang ampuh, dan ini terbukti terutama pada awal lahirnya Republik Indonesia dan tahun-tahun perjuangan fisik bangsa, maupun dalam era pembangunan nasional sekarang ini. Di alam pembangunan nasional, penerangan mampu mengembangkan sikap mental, tekad dan semangat seluruh rakyat Indonesia, termasuk para penyelenggara negara, dalam usaha mewujudkan cita-cita bangsa melalui keberhasilan pembangunan.

Dengan usaha penerangan yang disatu pihak memberikan pen-jelasan kepada rakyat mengenai arti dan tujuan pembangunan yang sedang dilakukan serta segala permasalahan pembangunan yang dihadapi dan di lain pihak menampung aspirasi positif yang terdapat di dalam masyarakat, maka dapat dipersiapkan kondisi mental masyarakat yang dengan penuh pengertian dan kesadaran untuk berpartisipasi di dalam pembangunan nasional dan sekaligus dimantapkan pula stabilitas nasional.

B. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

Kebijaksanaan komunikasi sosial diarahkan untuk lebih me-ningkatkan pemerataan informasi sampai ke desa-desa melalui media penerangan seperti radio, televisi, film, pers, pener-bitan, pameran, media tradisional dan penerangan tatap muka. Untuk meningkatkan kesadaran untuk berpartisipasi dalam pem-bangunan, telah dikembangkan Pusat Penerangan Masyarakat (Puspenmas) sebagai wadah/forum komunikasi sosial sebagai tempat komunikasi dua arah timbal balik antara Pemerintah dan masyarakat.

XXI/4

Page 5: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

Untuk itu sumber-sumber penyebaran informasi seperti Kan-tor Berita Antara luas jaringan dan kemampuannya ditingkatkan, sehingga masyarakat dengan memberikan informasi yang tepat, dapat ikut membantu memecahkan masalah-masalah pembangunan.

Komunikasi sosial dilaksanakan secara bebas, terbuka, terarah, jujur dan bertanggung jawab. Keberhasilannya sangat tergantung kepada iklim rasa saling percaya mempercayai antara Pemerintah dan masyarakat dan adanya keakraban serta itikad baik atas dasar kepentingan nasional.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

1. Pengembangan Operasi Penerangan

Sejak Repelita I pelaksanaan kegiatan operasional pene-rangan dilakukan berdasarkan Trilogi Pembangunan, yaitu peme-rataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada ter-ciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Dengan demikian, kegiatan penerangan diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran utama pembangunan jangka panjang di bidang-bidang politik, ekonomi, sosial bu-daya dan pertahanan keamanan.

Di bidang politik, kegiatan penerangan ikut memantapkan demokrasi Pancasila. Melalui penerangan, pendidikan politik bisa lebih ditingkatkan, sehingga masyarakat makin sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, dan lebih aktif dalam kehidupan kenegaraan dan pembangunan, serta lebih mem-perkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam kehidupan sosial-politik, penerangan ikut mening-katkan terselenggaranya komunikasi sosial timbal balik antara masyarakat serta antara masyarakat dengan lembaga-lembaga perwakilan rakyat maupun dengan Pemerintah. Demikian pula da-lam rangka kelestarian dan pengamalan Pancasila, penerangan ikut memantapkan iklim pendapat umum bagi partai politik, dan organisasi masyarakat untuk menerima Pancasila sebagai satu-satunya asas.

Selain itu penerangan menunjang menyebarluaskan kesadaran berkeluarga berencana, menanggulangi masalah-masalah gangguan sosial, menanggulangi masalah kenakalan remaja, narkotika, dan lain-lain.

XXI/5

Page 6: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

Di bidang ekonomi, kegiatan penerangan ikut menggairahkan serta menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Bimas, peningkatan tabungan masyarakat, pengembangan BUUD/KUD, usaha transmigrasi serta program-program pembangunan pada umumnya.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan operasional penerang-an untuk mencapai sasaran-sasaran tadi, dalam tahun 1984/85 operasi penerangan dilaksanakan secara lebih efisien antara lain melalui:

a. Sistem penerangan terpadu, yaitu menjalin kerjasama yanglebih erat unsur penerangan antar instansi pemerintah.

b. Kegiatan operasional yang diarahkan pada pendayagunaan berbagai sarana dan fasilitas penerangan serta pendekatan multi media penerangan, termasuk di dalamnya teknik tatap muka.

Teknik pameran sebagai sarana penerangan meliputi :

a. Pameran peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei se-tiap tahunnya di Ibukota Negara/Jakarta.

b. Pameran peringatan Hari Proklamasi 17 Agustus setiap ta-hunnya di Daerah Tingkat I di semua Propinsi dan Jakarta.

c. Pameran peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober di tingkat Dati II Kabupaten/Kodya dari semua Propinsi.

d. Pameran Keliling tingkat Kecamatan.

Setiap kegiatan Pameran Pembangunan disertai pula dengan berbagai sarasehan/diskusi kerja, lomba krida, berbagai hi-buran rakyat dan lain-lain. Selain itu secara bertahap kantor-kantor Penerangan di daerah telah dilengkapi dengan unit-unit penerangan mobil beserta peralatan audio visual, sehingga ke-mampuan pelayanan informasinya kepada rakyat pedesaan mening-kat.

Guna meningkatkan volume arus informasi ke pedesaan telah dikembangkan Program Koran Masuk Desa (KMD) serta kegiatan Surat Kabar Untuk Desa (SKUD).

Kegiatan penerangan luar negeri diarahkan untuk mening-katkan volume dan kualitas materi penerangan melalui kerjasa-ma inter-departemen.

XXI/6

Page 7: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

Demikian pula telah dibangun secara bertahap balai-balai penerangan di beberapa daerah perbatasan serta transmigrasi dan daerah terpencil.

Sejak tahun kedua Repelita II (1975/76) sampai dengan ta-hun pertama Repelita IV (1984/85) telah dibangun 275 buah Puspenmas dibandingkan dengan 251 buah sampai dengan tahun terakhir Repelita III (1983/84) dan 89 buah pada akhir Repe-lita II (1978/79) (Tabel XXI-1). Dalam rangka pemerataan informasi ke daerah pedesaan telah pula ditempatkan televisi- televisi umum di desa-desa yang telah terjangkau oleh siaran TVRI. Sampai dengan tahun 1984/85 telah ditempatkan 54.000 buah Televisi Umum dibandingkan dengan 38.072 buah sampai de-ngan tahun 1983/84 (Tabel XXI-2).

Di samping itu, sasaran operasional penerangan terutama ditujukan kepada masyarakat di pedesaan. Karenanya dalam rangka meningkatkan peranserta masyarakat pedesaan dalam pembangunan terutama pembangunan pedesaan, telah dibina ka-der-kader penerangan pembangunan desa melalui sarasehan Ge-rakan Pembangunan Desa.

Dalam usaha meningkatkan peranan wanita dalam pembangunan telah dilakukan peningkatan kemampuan para juru penerang wa-nita sebagai sumber daya manusia yang terampil dan berparti-sipasi aktif dalam berbagai aspek kehidupan.

Perkembangan di bidang operasi penerangan berdasarkan Daerah Tingkat I dapat dilihat pada Tabel XXI-1.

2. Pengembangan Sarana Radio, Televisi dan Film

Semasa Repelita I alat-alat media massa telah mengalami rehabilitasi. Rehabilitasi telah dilakukan terhadap: studio RRI di Jakarta, Ujung Pandang, Yogyakarta, Medan sebagai ra-dio-radio Nusantara dan beberapa studio regional. Selain itu pemancar RRI Cimanggis telah diselesaikan, termasuk penyedia-an suku cadang.

Di bidang pertelevisian telah direhabilitasi sejumlah studio dan stasiun penghubung televisi serta ditingkatkan pe-ranan televisi pada umumnya, sebagai media penerangan.

Pada akhir Repelita I (1973/74) luas daerah jangkauan siaran televisi telah mencapai 72.100 km2 dengan jumlah pen-duduk dalam daerah pancarannya sekitar 40 juta orang.

XXI/7

Page 8: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

TABEL XXI - 1

PERKEMBANGAN JUMLAH PUSPENMAS,1978/79 - 1984/85*)

Jumlah 1978/79 1983/84No. Daerah Tingkat I Kabupaten/ (Akhir Re- 1982/83 (Akhir Re- 1984/85

Propinsi Kodya pelita I I ) pelita I I I )

1. Daerah Istimewa Aceh 10 2 8 10 10

2. Sumatera Utara 17 5 16 17 17

3. Sumatera Barat 14 3 14 14 14

4. R i a u 6 2 5 5 6

5. Jambi 6 2 5 5 6

6. Bengkulu 4 2 4 4 4

7. Sumatera Selatan 10 3 7 9 10

8. Lampung 4 2 4 4 4

9. Jawa Barat 24 7 19 19 22

10. Jawa Tengah 35 7 24 24 28

11. Daerah Istimewa Yogyakarta 5 4 5 5 5

12. Jawa Timur 37 7 30 30 34

13. Bali 8 3 7 7 8

14. Nusa Tenggara Barat 6 3 5 6 6

15. Nusa Tenggara Timur 12 4 9 9 11

16. Kalimantan Barat 7 3 7 7 7

17. Kalimantan Timur 6 3 6 6 6

18. Kalimantan Tengah 6 3 6 6 6

19. Kalimantan Selatan 10 2 7 10 10

20. Sulawesi Utara 6 3 5 5 6

21. Sulawesi Tengah 4 2 4 4 4

22. Sulawesi Tenggara 4 3 4 4 4

23. Sulawesi Selatan 23 4 17 18 21

24. Maluku 4 3 4 4 4

25. Irian Jaya 9 4 8 9 9

26. DKI Jakarta 5 2 5 5 5

27. Timor Timur 13 1 5 5 8

Jumlah : 295 89 240 251 275

* ) Kegiatan pembangunan Puspenmas dimulai tahun 1975/76.

XXI/8

Page 9: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

GRAFIK XXI – 1 PERKEMBANGAN JUMLAH PUSPENMAS

1978/79 – 1984/85

XXI/9

Page 10: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

TABEL XXI - 2

PERKEMBANGAN JUMLAH TELEVISI UMUM,1978/79 - 1984/85

(buah)

Daerah Tingkat I/ 1978/79 1983/84Propinsi (Akhir 1982/83 (Akhir 1984/85

Repelita I I ) Repelita I I I )

Daerah Istimewa Aceh 209 1.454 1.979 3.033Sumatera Utara 394 1.896 2.466 3.475Sumatera Barat 180 866 1.394 2.453Sumatera Selatan 227 1.276 1.634 2.350Riau 106 736 836 1.037Bengkulu 58 294 555 1.078Jambi 60 296 612 1.247Lampung 172 614 915 1.519DKI Jakarta 234 523 523 523Jawa Barat 1.022 2.839 3.367 4.418Jawa Tengah 1.440 3.963 4.488 5.542DI Yogyakarta 259 701 701 701

Jawa Timur 1.336 3.912 4.482 5.491Bali 233 721 721 721Nusa Tenggara Barat 162 796 796 796Nusa Tenggara Timur 50 455 882 1.738Kalimantan Barat 205 1.642 1.965 2.477Kalimantan Tengah 59 295 820 1.874Kalimantan Timur 161 800 900 1.098Kalimantan Selatan 218 871 1.396 2.450Sulawesi Utara 168 606 832 1.286Sulawesi Tengah 54 464 741 1.296Sulawesi Tenggara 104 536 636 719Sulawesi Selatan 468 1.484 1.484 1.484Maluku 81 702 1.227 2.281Irian Jaya 90 537 665 920Timor Timur 116 576 1.044 1.982Deppen Pusat - 11 11 11

Jumlah : 7.866 29.866 38.072 54.000

XXI/10

Page 11: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

GRAFIK XXI – 2

PERKEMBANGAN JUMLAH TELEVISI UMUM,1978/79 - 1984/85

XXI/11

Page 12: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

Di bidang perfilman, produksi film berita penerangan secara bertahap telah meningkat, khususnya setelah dilakukan rehabilitasi studio, penyediaan peralatan dan dipenuhinya keperluan perlengkapan laboratorium Pusat Produksi Film Negara (PPFN).

Dalam tahun 1984/85 kebijaksanaan pengembangan sarana radio, televisi dan film ditujukan untuk meningkatkan perluasan jangkauan siaran radio dan televisi serta perluasan peredaran film penerangan/pembangunan. Hal ini sekaligus dilakukan dengan meningkatkan mutu, isi dan teknik penyajian oleh berbagai media elektronika tadi.

Kualitas dan kuantitas siaran-siaran RRI dan TVRI terus ditingkatkan, sehingga makin mampu memenuhi kebutuhan informasi pembangunan dan hiburan sehat bagi masyarakat. Selain itu jangkauan siaran diusahakan dapat lebih mencakup wilayah geografik khalayak yang tersebar di seluruh wilayah tanah air. Kebijaksanaan pemerataan penerangan ke daerah pedesaan, sekaligus diarahkan pada peningkatan kemampuan Kelompok Pembaca dan Pirsawan Siaran Pedesaan.

Pembinaan dan pengembangan perfilman dan video berorientasi pada usaha meningkatkan citra, mutu dan jumlah produksi dalam negeri serta kelancaran peredaran/pemasarannya di dalam maupun di luar negeri.

Film-film Indonesia diarahkan agar lebih bermutu dan mampu mendukung peran kultural edukatif berbagai media elektronika, demi kemajuan pembangunan dan tetap mencerminkan kepribadian dan budaya bangsa serta menunjang dan memperkokoh ketahanan nasional.

a. Pengembangan di Bidang Radio

Dalam upaya menambah pelayanan dan pemerataan informasi melalui siaran RRI, sejak tahun 1984/85, sejumlah 35 stasiun RRI telah melaksanakan siaran 24 jam per hari, dan 14 stasiun RRI lainnya telah pula meningkatkan jumlah jam siaran secara bertahap.

Kegiatan siaran pedesaan terus ditingkatkan, sehingga jumlah kelompok pendengar siaran pedesaan pada tahun akhir 1984/85 sudah mencapai 44.006 buah, dibandingkan dengan 39.200 kelompok pada tahun 1983/84 dan 21.549 kelompok pada tahun 1978/79 serta 12.111 kelompok pada tahun 1973/74. Untuk

XXI/ 12

Page 13: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

menunjang kegiatan siaran pedesaan, telah ditingkatkan jam siaran pedesaan melalui radio, yaitu yang mencapai 69 jam pada tahun 1984/85 dibandingkan dengan 63 jam pada tahun 1978/79 dan 38 jam pada tahun 1973/74 (Tabel XXI-3).

Peningkatan jumlah jam siaran tersebut di atas ditunjang dengan bertambahnya jumlah stasiun pemancar RRI, yaitu 301 buah pemancar pada tahun 1984/85 dengan daya pancar sebesar 2.997 kw dibandingkan dengan 252 buah pemancar dengan daya pancar sebesar 2.550 kw pada tahun 1978/79 serta 120 buah pemancar dengan daya pancar 860 kw pada tahun 1973/74 (Tabel XXI-4).

Kegiatan ini ditunjang oleh penyuluhan pertanian menuju swasembada, keluarga berencana dan transmigrasi serta program pembangunan lainnya, yang sejak tahun 1982/83 dilaksanakan dengan menggunakan kaset-kaset penyuluhan. Produksi jenis kaset penyuluhan dalam tahun-tahun berikutnya diperluas termasuk tentang koperasi, kesehatan dan lingkungan hidup.

Dalam rangka mendorong partisipasi wanita yang lebih aktif, diadakan mata acara Siaran Wanita dan Pembangunan meliputi mata acara Majalah Udara, Ruang Wanita dan Majalah Udara Wanita Tani.

Di samping itu terus dikembangkan siaran acara kesenian tradisional, olahraga, pendidikan dan ilmu pengetahuan serta siaran-siaran hiburan yang sehat dan bercitarasa.

Khusus untuk memasyarakatkan P4 secara nasional, diselenggarakan acara Forum Negara Pancasila. Penyuluhan Hukum juga disiarkan secara nasional. Untuk khalayak pendengar di luar negeri, baik untuk warga negara Indonesia maupun masyarakat asing, diadakan Siaran Luar Negeri RRI (Suara Indonesia) se-lama sebelas jam sehari dengan mempergunakan bahasa Indonesia dan delapan bahasa asing yaitu : Inggris, Perancis, Arab, Mandarin, Melayu, Jepang, Jerman, dan Thai.

Khusus antara RRI dengan RTM di Malaysia dalam rangka kerjasama bilateral kedua pemerintah, diadakan saling tukarmenukar program dan produksi mingguan berupa Pilihan Pendengar dan acara Berbalas Pantun. Juga pertukaran misi artis dalam rangka kerjasama kebudayaan ASEAN, merupakan kegiatan yang berkelanjutan.

Sampai dengan tahun 1984/85 jumlah jam siaran RRI dari seluruh Stasiun telah meningkat menjadi 1.350 jam sehari di-

XXI/13

Page 14: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

TABEL XXI - 3

JUMLAH JAM SIARAN PEDESAAN (RADIO) RATA-RATA PER HARI,JUMLAH STASIUN PENYELENGGARA DAN JUMLAH KELOMPOK PENDENGARNYA,

1973/74 - 1984/85

1973/74 1978/79 1983/84U r a i a n Satuan (Akhir (Akhir 1982/83 (Akhir 1984/85

Repelita I) Repelita II) Repelita III)

Jumlah Jam SiaranRata-rata Per Hari Jam 38 63 69 69 69

Stasiun Penyelenggara:

- Stasiun RRI Stasiun 43 45 49 49 49

- Stasiun RPD (RadioPemerintah Daerah) Stasiun 83 110 108 108 109

Jumlah KelompokPendengar Kelompok 12.111 21.549 39.200 39.200 44.006

XXI/14

Page 15: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

TABEL XXI – 4

PERKEMBANGAN JUMLAH STASIUN DAN KEKUATAN PEMANCAR RRI, 1968 - 1984/85

1973/74 1978/79 1983/84U r a i a n Satuan 1968 (Akhir (Akhir 1982/83 (Akhir 1984/85

Repelita I) Repelita II) Repelita III)

Stasiun Penyiaran buah 45 46 49 49 49 49

Stasiun Pemancar buah 103 120 252 300 300 301

Kekuatan Pemancar KW 681 860 2.550 2.747 2.947 2.997

XXI/15

Page 16: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

bandingkan dengan 779 jam pada tahun 1983/84 dan 704 jam pada tahun 1978/79 serta 572 jam pada tahun 1973/74 (Tabel RRI-5). Untuk mendukung perangkat lunak berupa produksi siaran yang kian bertambah, upaya peningkatan pemancar dan rehabilitasi peralatan studio terus dilaksanakan.

b. Pengembangan di Bidang Televisi

Dalam bidang pertelevisian, siaran TVRI dilaksanakan secara nasional dengan siaran regional dan daerah sebagai pelengkap. Semua pelaksanaan siaran TVRI didasarkan atas ketentuan pendekatan negara kepulauan.

Materi-materi secara berencana dan terkoordinasi dihasilkan pula oleh 10 stasiun-stasiun produksi keliling (SPK). Acara-acara penerangan dan hiburan berorientasi kepada kegiatan masyarakat pedesaan.

Selain itu diadakan pula acara-acara Siaran Pedesaan, Siaran Olah Raga, Film Seri (berupa serial untuk anak-anak dan orang dewasa secara informatif dan edukatif), fragmen-fragmen siaran Wanita dan Pembangunan, penyuluhan hukum, masalah kependudukan dan lingkungan, koperasi, pariwisata dan perpajakan serta acara dalam bahasa Inggris.

Produksi film televisi untuk tujuan Pekan Produksi Film TVRI untuk acara penutup tahun, juga telah dilanjutkan dengan Seri Rumah Masa Depan dan Aku Cinta Indonesia.

Dalam rangka kerjasama internasional sebagai anggota Asia Pacific Broadcasting Union (ABU), Indonesia turut pula dalam pusat koordinasi penggunaan satelit (Satellite Coordination Centre) yang membantu anggota-anggota ABU memperjuangkan tarif penggunaan satelit baik di tingkat nasional maupun internasional, demi peningkatan tukar menukar berita TV secara lebih cepat, mudah dan efisien. Usaha ini dimaksudkan untuk memperbaiki ketimpangan alur berita antara negara-negara maju dan berkembang, dan di negara-negara berkembang sendiri dalam rangka perwujudan pemberitaan yang lebih berimbang.

Selain hasil pembangunan yang telah dicapai pada masa yang lalu maka dalam tahun 1984/85 pembangunan sarana televisi dilanjutkan dengan stasiun-stasiun pemancar di tempat-tempat yang terpencil serta rehabilitasi dan peningkatan sarana studio di stasiun-stasiun TVRI Daerah.

XXI/ 16

Page 17: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

TABEL XXI - 5

JUMLAH JAM SIARAN RATA-RATA PER HARI DARI SELURUHSTASIUN PEMANCAR RRI SERTA IMBANGAN JENIS SIARANNYA,

1968 - 1984/85

1973/74 1978/79 1983/84U r a i a n 1968 (Akhir (Akhir 1982/83 (Akhir 1984/85

Repelita I) Repelita II) Repelita III)

Jumlah Jam Siaran Rata-rataPer Hari

351 572 704 729 779 1.350

Berita/Penerangan (48%) (27%) (29%) (25%) (25%) (25%)

Pendidikan/Agama (6%) (12%) (19%) (20%) (20%) (20%)

Hiburan/Seni Budaya (45%) (60%) (45%) (50%) (50%) (45%)

Iklan/Lain-lain (1%) (1%) (7%) (5%) (5%) (10%)

XXI/17

Page 18: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

Pengembangan stasiun-stasiun pemancar ini merupakan hasil produksi dalam negeri, dengan kerjasama antar instansi pemerintah dan swasta. Sejak Agustus 1982 secara bertahap telah dioperasikan 10 buah Stasiun Produksi Keliling untuk melayani propinsi : Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Aceh, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Maluku, Irian Jaya dan Nusa Tenggara Timur.

Jumlah jam siaran seluruh stasiun TVRI pada tahun 1984/85 telah mencapai 26.462 jam dibandingkan 25.970 jam pada tahun 1983/84 dan 24.302 jam pada tahun 1978/79 serta 10.950 jam pada tahun 1973/74 (Tabel XXI-6).

Khusus stasiun TVRI Jakarta, jumlah jam siaran rata-rata per hari pada tahun 1984/85 telah menjadi 8 jam dibandingkan 5 jam pada tahun 1973/74. Dalam pada itu, perbandingan produksi sendiri (dalam negeri) dan asing, pada tahun 1984/85 berbanding 88% terhadap 12%, sedangkan pada tahun 1973/74 baru berbanding 54% produksi sendiri dan 46% produksi asing (Tabel XXI-7).

Peningkatan jumlah jam siaran TVRI tersebut ditunjang dengan bertambahnya jumlah stasiun pemancar/penghubung televisi. Pada tahun 1984/85 tercatat 9 buah stasiun penyiaran (studio) TVRI, 203 buah stasiun pemancar/penghubung, serta 10 buah unit Produksi Keliling, dengan kemampuan luas jangkauan siaran sekitar 548.438 km2. Sedangkan pada tahun 1973/74, jumlah stasiun penyiaran (studio) baru 2 buah dan stasiun pemancar/ penghubung 7 buah, dengan kemampuan luas jangkauan siaran sekitar 72.100 km2 (Tabel XXI-8 dan Tabel XXI-9).

c. Pengembangan di Bidang Film

Pembinaan dan pengembangan perfilman dan rekaman video di Indonesia ditujukan kepada usaha peningkatan mutu dan jumlah produksi film dalam negeri, kelancaran peredaran dan perluasan pemasarannya baik di dalam maupun di luar negeri.

Selain itu produksi film-film dan rekaman video diarahkan pada upaya meningkatkan kecerdasan bangsa serta menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dan nilai-nilai perjuangan bangsa untuk mendidik generasi muda agar mencintai dan bangga terhadap bangsa, negara dan tanah airnya.

Selanjutnya pengetahuan dan keterampilan para karyawan serta artis ditingkatkan melalui berbagai jenis penataran.

XXI/ 18

Page 19: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

TABEL XXI – 6

JUMLAH JAM SIARAN SERTA IMBANGAN JENIS SIARAN TVRI,1968 - 1984/85

1973/74 1978/79 1982/83 1983/84 1984/85U r a i a n 1968 (Akhir (Akhir (Akhir

Repelita I) Repelita II) Repelita III)

Jam Siaran 2.920 10.950 24.302 25.965 25.970 26.462

Berita/Penerangan (30 %) (22 %) (22 %) (28 %) (27 %) (28 %)

Pendidikan/Agama (23 %) (23 %) (23 %) (23 %) (24 %) (23 %)

Hiburan/Seni Budaya (37 %) (45 %) (45 %) (47 %) (47 %) (47 %)

Iklan/Lain-lain (10 %) (10 %) (10 %) ( 2 %) ( 2 %) ( 2 %)

XXI/19

Page 20: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

TABEL XXI - 7

JUMLAH JAM SIARAN RATA-RATA PER HARI TVRI JAKARTABERDASARKAN PRODUKSI SENDIRI DAN ASING,

1968 - 1984/85

XXI/20

Page 21: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

TABEL XXI - 8

PERKEMBANGAN JUMLAH STUDIO, STASIUN PEMANCAR/PENGHUBUNG DANUNIT PRODUKSI KELILING TVRI,

1968 - 1984/85(buah)

1973/74 1978/79 1983/84 U r a i a n 1968 (Akhir (Akhir 1982/83 (Akhir 1984/85

Repelita I) Repelita II) Repelita III)

Stasiun Penyiaran(Studio) 2 6 9 9 9 9

Stasiun Pemancar/Penghubung 7 22 82 186 200 203

Unit ProduksiKeliling - - - 10 10 10

XXI/21

Page 22: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

TABEL XXI - 9

LUAS DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK DALAM DAERAH PANCARAN TVRISERTA JUMLAH PESAWAT TELEVISI YANG TERDAFTAR,

1968 - 1984/85

1973/74 1978/79 1983/84U r a i a n Satuan 1968 (Akhir (Akhir 1982/83 (Akhir 1984/85

Repelita I) Repelita II) Repelita III)

Luas Daerah Km2 18.200 72.100 400.000 495.600 532.305 548.438

Jumlah Penduduk DalamDaerah Pancaran

Jutaorang 22 40 82 95,5 96,45 101,40

Jumlah Pesawat TelevisiYang Terdaftar buah 65.000 351.470 1.100.000 2.971.890 5.343.308 5.682.829

Jumlah Pesawat TelevisiUmum buah - - 7.866 29.866 38.072 54.000

XXI/22

J

Page 23: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

Usaha promosi dan pemasaran film Indonesia ke luar negeri terus ditingkatkan melalui pengikutsertaan dalam berbagai festival dan pekan film internasional. Dalam kaitan ini Indonesia telah ikut serta dalam Festival Film Internasional di Manila (Philipina), Hongkong, Berlin (Jarman Barat), Cannes (Perancis), London (Inggris), Los Angeles (Amerika Serikat), dan Milano (Italia). Sementara itu secara regular Indonesia terwakili setiap tahunnya dalam Festival Film Asia dan Festival Film Asean.

Dalam menunjang ekspor dalam bidang film produksi nasional diusahakan pula pemasarannya di luar negeri di samping memperkenalkan budaya bangsa Indonesia di luar negeri.

Dalam tahun 1984/85 jumlah produksi film cerita nasional adalah 70 buah dibandingkan produksi dalam tahun 1973/74 yang berjumlah 77 buah. Demikian pula impor film cerita komersial, dalam tahun 1984/85 berjumlah 157 buah dibandingkan 498 buah pada tahun 1973/74. Penurunan jumlah produksi film nasional ini antara lain disebabkan makin meningkat dan tersebarnya media televisi dan kaset video, sehingga pengunjung bioskop menjadi berkurang (Tabel XXI-10).

Pedoman penyensoran film dititik beratkan pada penyesuaian batas umur dari penonton dengan film yang disensor. Tugas penyensoran juga mencakup rekaman kaset video.

Jumlah film komersial impor yang melalui sensor relatif mengalami penurunan (342 dalam tahun 1978/79 menjadi 244 dalam tahun 1983/84 dan 193 dalam tahun 1984/85). Dalam pada itu jumlah film komersial impor tetap masih lebih tinggi dibandingkan dengan film produksi nasional, yaitu 111 dalam tahun 1978/79 menjadi 96 dalam tahun 1983/84 dan 103 dalam tahun 1984/85 (Tabel XXI-11).

Demikian pula film-film bukan komersial yang impor juga relatif mengalami penurunan. Dalam pada itu film bukan komersial, baik yang impor maupun yang produksi nasional mengalami penurunan, walaupun jumlah film bukan komersial impor tetap jauh lebih tinggi. Sebaliknya jumlah kaset video yang melalui sensor, baik yang produksi nasional maupun yang impor mengalami kenaikan, walaupun yang disebut terakhir ini jumlahnya jauh lebih tinggi pula.

XXI/23

Page 24: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

TABEL XXI - 10

JUMLAH PRODUKSI FILM CERITA NASIONALDAN IMPOR FILM CERITA KOMERSIAL,

1968 - 1984/85(buah)

1973/74 1978/79 1983/84U r a i a n 1968 (Akhir (Akhir 1982/83 (Akhir 1984/85

Repelita I) Repelita II) Repelita III)

Produksi Film CeritaNasional 5 77 73 51 86 70

Impor Film CeritaKomersial -*) 498 244 198 194 157

*) Belum ada SK Kuota

XXI/24

Page 25: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

TABEL XXI - 11

HASIL PELAKSANAAN PENYENSORAN FILM DAN KASET VIDEO,1978/79 - 1984/85

(buah)

U r a i a n1983/84

(Akhir Repel i ta II) 1982/831983/84(Akhir

Repel i ta III) 1984/85

1. Film Komersiala. Produksi Nasional 111 36 96 103

b. Impor : 342 110 244 193

- Eropa dan Amerika 187 48 130 109- Asia Mandarin 62 23 69 52- Asia bukan Mandarin 93 39 45 32

2. Film Bukan Komersiala. Produksi Nasional : 400 69 242 176

- Dokumenter 81 21 87 70- Reklame 258 32 59 40- PPFN 61 16 96 66

b. Impor : 2.210 460 1.300 1.115

- Dokumenter 134 51 179 117- Reklame 355 22 76 36- Te l ev i s i 1.025 258 692 674- Kedutaan 696 129 353 288

3. Kaaet Videoa. Produksi Nasional - 46 234 103

b. Impor . 166 1.107 839

- Eropa dan Amerika -46 425 247

- Asia Mandarin - 120 543 377

- Asia bukan Mandarin - - 139 215

XXI/25

Page 26: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

3. Pembinaan dan Pengembangan Pers

Pers sebagai media yang harus membudayakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam semua segi kehidupan masyarakat, telah diarahkan sebagai Pers Pancasila yaitu pers yang sehat, bebas dan bertanggungjawab sehingga mampu melaksanakan fungsinya sebagai penyebar informasi yang obyektif, melakukan kontrol sosial yang konstruktif, menyalurkan aspirasi rakyat dan meluaskan komunikasi dan partisipasi masyarakat. Dalam kaitan ini terus dikembangkan interaksi positif antara pers, pemerintah dan masyarakat.

Hakekat dan fungsi Pers Pancasila ialah memantapkan per-tumbuhan demokrasi Pancasila, sehingga perlu terselenggara komunikasi sosial timbal balik antara masyarakat, serta antara masyarakat dengan lembaga perwakilan rakyat maupun dengan pemerintah. Untuk itu perlu diciptakan suasana saling percaya mempercayai, dalam masyarakat yang terbuka, demokratis dan bertanggungjawab dengan melalui interaksi antara pers, pemerintah dan masyarakat.

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan pers nasional dikembangkan terus menerus nilai-nilai sosial politik yang berlaku bagi pers nasional. Dengan demikian akan menunjang usaha memasyarakatkan kebudayaan dan kepribadian nasional.

Berbagai kegiatan telah dilakukan dalam rangka pembinaan dan pengembangan pers nasional, antara lain :

a. Koran Masuk Desa (KMD), yang membantu perkembangan pers di daerah, serta meningkatkan arus informasi ke daerah pedesaan. Pada tahun 1984/85 penyelenggaraan KMD telah menjangkau 26 propinsi meliputi 50 penerbit pers dengan jumlah oplah 8.580.000 eksemplar (label XXI-12).

b. Pendidikan dan latihan dalam bidang manajemen penerbitan pers, terutama untuk penerbit pers di daerah.

c. Pendidikan dan latihan wartawan melalui lokakarya Pers dan Karya Latihan Wartawan untuk peningkatan pengetahuan jurnalistik para wartawan, bekerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi.

d. Publikasi Pemerintah yang antara lain mengkoordinasi publikasi antar departemen/instansi, demi keterpaduan dan efisiensi dalam produksi dan distribusi.

XXI/26

Page 27: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

TABEL XXI - 12

PERKEMBANGAN KORAN MASUK DESA,1978/79 - 1984/85

1978/79 1983/84 i

U r a i a n Satuan (Akhir 1982/83 (Akhir 1984/85Repelita II) Repelita III)

Pelaksana Koran MasukDesa (Penerbit) buah 12 48 50 50

Penerbitan per tahun eksemplar 4.500.000 12.480.000 8.675.000 8.580.000

Daerah Yang Dijangkau(Propinsi) buah 5 26 26 26

XXI/27

Page 28: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

e. Pembinaan grafika pers seperti Latihan Kerja Pengusaha Grafika Pers di Banjarmasin dengan peserta dari Kaliman-tan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawe-si Selatan, Sulawesi Utara, Maluku. Di samping itu telah diadakan Pameran Grafika Nasional tahun 1985 di Bandung yang diikuti oleh 32 peserta.

4. Penelitian Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Kegiatan ini pada dasarnya diarahkan untuk membantu peru-musan kebijaksanaan di bidang penerangan dan komunikasi sosial seperti menemukan sistem penerangan yang dapat lebih mengha-silkan partisipasi rakyat dalam pembangunan nasional. Hasil penelitian juga diharapkan dapat menyempurnakan mutu penyaji-an melalui pemanfaatan teknologi komunikasi radio, televisi, film dan video serta penerbitan dan media tradisional.

Dalam tahun 1984/85 telah dilakukan 10 kegiatan peneliti-an dan 6 kegiatan pengembangan, yaitu :

a. Penelitian klasifikasi Kantor Wilayah Departemen Penerang-an, peningkatan Kegiatan Penerangan Koperasi/Koperasi Unit Desa, siaran RRI Programa Nasional 24 jam, inventa-risasi film Indonesia, pengamatan (analisa isi) penerbit-an Departemen penerangan, penelitian efektivitas saraseh-an sebagai komponen/unsur Pameran Pembangunan, sistem Siaran Luar Negeri RRI (Suara Indonesia), dampak siaran 24 jam terhadap kondisi perangkat keras RRI, pendapat pers dan pendapat umum mengenai masalah pembangunan, dan pengaruh siaran iklan RRI.

b. Pengembangan penerangan terhadap sarana dan prasarana Badan Sensor Film, produksi perfilman di dalam negeri, evaluasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan pene-rangan, penyusunan Himpunan Tulisan Ilmiah tentang Komu-nikasi dan Penerangan.

5. Pendidikan Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Pendidikan dan Latihan Pegawai Negeri sebagai usaha pem-binaan dan penyempurnaan Aparatur Pemerintah bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan pengabdian serta kesetiaan, mutu keahlian, kemampuan dan keterampilan pegawai negeri dalam bidang penerangan.

XXI/28

Page 29: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih

Hal ini dilaksanakan agar aparatur penerangan makin mampu menjadi alat negara yang efisien, efektif, bersih dan berwi-bawa, sehingga lebih mampu melaksanakan tugas-tugasnya.

Sehubungan dengan itu telah dilaksanakan kegiatan-kegiat-an : Pendidikan Pegawai Staf Departemen (PPSD), Sekolah Staf Pimpinan Administrasi (SESPA), Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Madya (SEPADYA), Sekolah Pimpinan Administrasi ting-kat Dasar (SEPADA), Juru Penerang, Teknik Penerangan, Sekolah Staf Pimpinan Administrasi Penerangan (SESPAPEN), Sekolah Staf Penerangan Tingkat I dan II (SEPALA/SEPADYA) dan Pasca Sarjana.

Di bidang radio kegiatan pendidikan dan latihan meliputi Pendidikan dan Latihan Siaran, Pendidikan dan Latihan Siaran Pendidikan, Pendidikan dan Latihan Perencanaan/Administrasi Radio, Pendidikan dan Latihan Teknik, Penataran Manajemen, Penataran Pemberitaan, Lokakarya Siaran Pedesaan, Pendidikan dan Latihan Produksi Siaran Pedesaan, Pendidikan dan Latihan Produksi Produser Umum.

Di bidang pertelevisian, pendidikan dan latihan telah mencakup kegiatan Pendidikan dan Latihan Siaran, Pendidikan dan Latihan Produksi Film, Pendidikan dan Latihan Fasilitas Produksi, Pendidikan dan Latihan Teknik Operasi Studio, Pen-didikan dan Latihan Teknik Perawatan Studio dan Pendidikan/ Latihan Teknik Operasi Perawatan Pemancar.

Di bidang perfilman, pendidikan dan latihan telah mencakup Pendidikan dan Latihan Karyawan PPFN, Pendidikan dan Latihan Khusus Animasi.

XXI/29

Page 30: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewDalam rangka ini peranan penerangan dan media massa dalam memasyarakatkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) perlu lebih