PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO...

99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN ACUAN PROSES BISNIS DI BADAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN SRAGEN Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ELLENIA OKY AYU SAPUTRI I 0308092 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Transcript of PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO...

Page 1: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN

DENGAN ACUAN PROSES BISNIS

DI BADAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN SRAGEN

Skripsi

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

ELLENIA OKY AYU SAPUTRI

I 0308092

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah dari

penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan

manfaat dari penelitian yang dilakukan. Berikutnya diuraikan mengenai batasan

masalah, asumsi yang digunakan dalam permasalahan dan sistematika penulisan

untuk menyelesaikan penelitian.

1.1 Latar Belakang

Badan Perijinan Terpadu (BPT) merupakan lembaga yang melayani

perijinan di kota Sragen, keberadaan BPT diharapkan untuk memberikan

kemudahan pelayanan dibidang perijinan. Pemerintah Kabupaten Sragen berusaha

untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan terhadap publik dengan konsep

“One Stop Service” artinya segala urusan yang berkaitan dengan perijinan yang

semula tersebar dibeberapa unit kerja dapat diselesaikan di BPT (Pemerintah

Kab.Sragen, 2010). Terdapat enam puluh lima jenis perijinan yang dilayani.

Perijinan-perijinan tersebut dikelompokkan menjadi dua bidang, yaitu bidang

perijinan tertentu dan bidang jasa usaha. Dari masing-masing bidang perijinan

dibagi lagi menjadi sub-sub bidang. Untuk perijinan tertentu dibagi menjadi sub

bidang perijinan prinsip dan lokasi, Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Ijin Hinder

Ordonantie (HO) atau yang biasa disebut ijin gangguan dan sub bidang perijinan

pendidikan dan kesehatan. Sedangkan perijinan bidang jasa usaha dibagi menjadi

sub bidang perijinan indakop, reklame dan sub bidang perijinan pertanian,

perhubungan, pariwisata, Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK), Kesehatan

dan Keselamatan Kerja (K3).

Di BPT terdapat 10 loket pelayanan. Pada loket I adalah kasir, loket II

melayani Ijin gangguan (HO) atau yang biasa disebut ijin gangguan, loket III

adalah Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), loket IV adalah Perijinan kesehatan,

loket V adalah penanaman modal, loket VI adalah Keselamatan kerja, loket VII

adalah Surat Ijin Usaha (SIU), Huller atau selepan, Surat Ijin Usaha Jasa

Konstruksi (SIUJK), loket VIII adalah Perhubungan dan pariwisata, loket IX

adalah reklame, Loket X adalah Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda

Page 3: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-2

Daftar Perusahaan (TDP), Tanda Daftar Industri (TDI), Tanda Daftar Gudang

(TDG).

Pada hasil rekap data pada tahun 2011 jumlah pemohon perijinan di BPT

Sragen sebanyak 5.295 orang. Pada bidang perijinan tertentu untuk sub bidang

perijinan prinsip, lokasi, IMB, dan HO sebanyak 18,13%, sub bidang perijinan

pendidikan dan kesehatan sebanyak 5,40%. Pada bidang perijinan jasa usaha

untuk sub bidang perijinan indakop dan reklame sebanyak 58,83%, dan sub

bidang perijinan pertanian, HUB, PAR, SIUJK, K3 sebanyak 17,64%. Dari

jumlah pemohon yang mendominasi sub bidang perijinan tertentu adalah perijinan

prinsip, lokasi, IMB, dan HO sedangkan pada bidang jasa usaha adalah perijinan

SIUP, TDP, reklame papan dan kain. Dari rekap agenda tahun 2011, untuk

perijinan yang paling banyak pemohon mengajukan perijinan adalah prinsip dan

lokasi, IMB, HO, SIUP, TDP, dan reklame. Pada perijinan tersebut selama proses

perijinan masih terjadi keterlambatan pada perijinan prinsip dan lokasi sebanyak

80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan

perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat adalah perijinan SIUP

sebanyak 51,42% , untuk TDP sebanyak 49,69%. Sedangkan untuk perijinan yang

tepat waktu adalah perijinan reklame papan dan kain 99%.

Pada pelayanan perijinan di BPT Sragen terdapat waktu standar yang

menjadi acuan untuk terselesaikannya surat ijin. Waktu standar ditetapkan oleh

ketua BPT dengan persetujuan ketua tiap bidang perijinan. Dalam menetapkan

waktu standar tanpa adanya pertimbangan dengan jelas. Adanya waktu standar

tidak menjamin terselesaikannya surat ijin tepat waktu. Ada perijinan yang

seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu standar yang telah

ditetapkan, namun ada juga perijinan yang diselesaikan lebih dari waktu standar.

Perijinan yang terjadi keterlambatan dari standar waktu yang telah ditetapkan

contohnya pada perijinan IMB yang melebihi standar waktu karena tidak

terjadwalnya cek lokasi secara langsung yang memperlama proses perijinan.

Sedangkan untuk perijinan yang dapat diselesaikan lebih cepat, standar waktu

yang telah ditentukan sudah tidak akurat lagi karena tidak sesuai dengan standar

waktu yang telah ditetapkan sehingga perlunya dianalisis ulang. Untuk perijinan

yang dapat diselesaikan tepat waktu juga perlu dianalisis untuk memperkuat

Page 4: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-3

standar waktu yang sudah ada. Pada proses bisnis untuk menyelesaikan perijinan

sudah terdapat skema yang jelas, namun ada beberapa waktu delay yang

dilakukan oleh petugas yang menyebabkan penyelesaian perijinan menjadi lama.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dilakukan perbaikan dalam penetapan

standar waktu baru untuk menyelesaikan tiap proses perijinan. Untuk menetapkan

standar waktu perlu dilakukan evaluasi proses perijinan. Pengamatan dilakukan

secara langsung dengan menggunakan pengukuran langsung. Dalam menentukan

waktu standar yang baru dapat digunakan pengukuran waktu baku. Waktu baku

merupakan waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja yang

baik (Sutalaksana, 2006). Penelitian yang berkaitan dengan pengukuran waktu

kerja diantaranya Renayata (2008) mengenai pengukuran waktu pelayanan dalam

bidang jasa pada PT. PLN (Persero) Surabaya.

Dalam evaluasi proses bisnis menggunakan Business Process Improvement

(BPI). BPI merupakan metode sistematik yang dikembangkan untuk membantu

organisasi membuat suatu peningkatan yang signifikan melalui penyederhanaan

operasi proses bisnisnya (Harrington, 1999). Penggunaan BPI dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengevaluasi proses bisnis yang terjadi selama proses perijinan,

sehingga dapat memberikan masukkan untuk proses bisnis perijinan yang lebih

efektif.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan urain dari latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan yang

menjadi dasar penelitian, yaitu bagaimana menentukan standar waktu yang tepat

pada Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis antara lain adalah sebagai

berikut :

1. Menentukan standar waktu pelayanan perijinan Sub bidang perijinan

prinsip, lokasi, IMB, dan HO serta Sub bidang Indakop dan reklame pada

Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen.

Page 5: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-4

2. Mengevaluasi alur proses perijinan pada Badan Perijinan Terpadu

Kabupaten Sragen.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah :

1. Dapat memberikan waktu pelayanan terselesaikannya pengajuan perijinan

kepada pemohon.

2. Dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada Badan Perijinan Terpadu

Kabupaten Sragen.

1.5 Batasan Masalah

Batasan Masalah pada penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini hanya membahas perijinan prinsip dan lokasi, SIUP, TDP,

perijinan HO, IMB, dan reklame.

2. Tidak membahas implementasi hasil penetapan waktu perbaikan.

3. Berkas pemohon sudah memenuhi persyaratan.

1.6 Asumsi

Asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Data sampel pengamatan dianggap normal.

2. Operator sudah memenuhi semua tahapan Learning Curve

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam membahas permasalahan yang telah dirumuskan di atas, digunakan

sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan masalah, asumsi dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan materi penulisan

yang diambil dari beberapa referensi baik buku, jurnal maupun internet.

Materi penulisan adalah Business Process Improvment dan Waktu Baku.

Page 6: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi langkah-langkah yang dilalui selama penelitian. Langkah-

langkah tersebut dibuat dalam bentuk flowchart disertai uraian

penjelasan tiap langkah pemecahan secara rinci.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi tentang data yang diperoleh hasil penelitian dan

pengolahan data sesuai perumusan masalah. Tahap-tahap pengolahan

data dilakukan berdasarkan metodologi penelitian.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini berisi analisis dan pembahasan berdasarkan hasil pengolahan

data.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran-

saran yang berkaitan bagi penelitian selanjutnya.

Page 7: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai gambaran umum Badan Perijinan Terpadu, baik

mengenai sejarah, lokasi, jenis-jenis layanan, dan teori-teori yang relevan sebagai

landasan dalam menentukan permasalahan yang ada.

2.1 Gambaran Umum Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen

Gambaran umum berisi tentang bentuk dan sejarah terbentuknya Badan

Perijinan Terpadu, kedudukan, tugas pokok, visi misi, jenis pelayanan dan

mekanisme perijinan.

2.1.1 Sejarah Terbentuknya Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen

Sejarah berdirinya Badan Perijinan Terpadu diawali dengan adanya

keluhan-keluhan dari masyarakat tentang proses pelayanan yang berbelit-belit.

Pola perijinan yang masih ditangani oleh beberapa instansi memaksa masyarakat

yang mengurus perijinan dari satu instansi ke instansi yang lainnya. Pelayanan

perijinan dari satu instansi ke instansi yang lainnya semakin tidak memberikan

kemudahan bagi masyarakat yang melakukan permohonan perijinan. Berdasarkan

dari maslah ini maka pemerintah Kabupaten Sragen berusaha memberikan

pelayanan prima melalui pelayanan terpadu satu pintu atau One Stop Service

(OSS) sebagai wujud perbaikan pelayanan bagi masyarakat yang melakukan

perijinan.

Menindak lanjuti upaya perbaikan publik dalam bidang perijinan maka

Pemerintah Kabupaten Sragen membentuk Unit Pelayanan Terpadu (UPT) dengan

Keputusan Bupati Sragen Nomor 17 Tahun 2002 tanggal 24 Mei 2002 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Terpadu Kabupaten

Sragen, sedangkan operasionalnya secara resmi dilaksanakan pada tanggal 1

Oktober 2002 oleh Bupati Sragen. Kebijakan ini mendapatkan dukungan

seoenuhnya melalui Surat DPRD Kabupaten Sragen Nomor 170/ 288/15/2002

tanggal 27 September 2002 perihal Persetujuan Operasional UPT Kabupaten

Sragen. Kemudian dalam jangka waktu satu tahun yaitu pada tahun 2003 melalui

Peraturan Daerah Nomor 15 tahun 2003 UPT dirubah menjadi Kantor Pelayanan

Terpadu (KPT) Kabupaten Sragen. Dalam jangka waktu yang pendek status KPT

Page 8: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-2

selalu mengalami perubahan dalam upaya memberikan perbaikan pelayanan

kepada pelanggan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan untuk

memudahkan koordinasi dengan para stakeholder, maka pada tanggal 20 Juli 2006

ditetapkanlah Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2006 tentang status KPT yang

ditingkatkan menjadi Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen. Kemudian

pada tanggal 23 Juli tahun 2007 telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 41

Tahun 2007 tentang SOTK Daerah dan Permendagri Nomor 20 Tahun 2008

tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Terpadu di Daerah.

Selanjutnya sebagai penyempurna langkah kerja maka Kabupaten Sragen

menetapkan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sragen, salah satunya mengatur tentang

pembentukan lembaga pelayanan terpadu dengan nomenklatur Badan Perijinan

Terpadu Kabupaten Sragen yang berlokasi di Jl. Sukowati No. 255, Telepon

0271-892348, Fax : 0271-894433 Sragen 57211, Jawa Tengah.

2.1.2 Kedudukan Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen

Badan Perijinan Terpadu merupakan instansi pemerintah yang

memberikan pelayanan perijinan dengan konsep One Stop Service (OSS) yang

dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab dengan segala

kewenangan yang diberikan dan menyampaikan tanggung jawabnya kepada

Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan Perijinan Terpadu disini berkedudukan

di bawah Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab langsung kepada Bupati.

2.1.3 Visi dan Misi Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen

Di setiap lembaga pasti memiliki visi dan misi yang perlu diperhatikan

dalam meraih tujuan yang telah disepakati bersama. Demikian pula halnya dengan

Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen. Adapun visi dan misi tersebut

adalah:

1. Visi Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen

“Unggul dalam Pelayanan”

2. Misi Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen

“Mewujudkan Pelayanan Profesional dan Kepuasan Pelanggan”

2.1.4 Struktur Organisasi Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen

Page 9: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-3

Struktur organisasi perusahaan dibuat agar tugas masing-masing bagian

menjadi lebih jelas, sehingga dapat menunjang efektifitas sebuah lembaga dalam

mencapai tujuannya. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor

15 Tahun 2008 pada tanggal 15 Desember 2008, tentang organisasi dan tata kerja

lembaga teknis daerah Kabupaten Sragen yang di dalamnya terdapat Pembentukan

Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen dengan susunan organisasinya

sebagai berikut:

Kepala

SekretariatKelompok Jabatan

Fungsional

Sub. Bagian

Penyusunan Program

Kegiatan

Sub. Bagian Keuangan

Sub. Bagian Umum

dan Kepegawaian

Bid. Penanaman ModalBid. Perijinan TertentuBid. Perijinan Jasa

Usaha

Sub. Bagian Umum

dan Kepegawaian

Sub. Bid. Kerjasama &

Pengawasan

Sub. Bid. Perencanaan

& Promosi

Sub. Bid. Perijinan

Pendidikan &

Kesehatan

Sub. Bid. Perijinan

Prinsip, Lokasi, IMB

& HO

Sub. Bid. Perijinan

Pertanian, Hub, PAR,

SIUJK, K3

Sub. Bid. Perijinan

Indagkop & Reklame

Sub. Bid. Informasi

Dokumentasi &

Penanganan

Pengaduan

Sub. Bid. Pelayanan

KTP, KK dan Akta

CAPIL

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen

Sumber: Pemerintah Kab.Sragen (2010)

2.1.5 Jenis Pelayanan di Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen

Pelayanan yang diberikan oleh Badan Perijinan Terpadu terdiri dari

beberapa bidang perijinan yang semuanya dilakukan dengan konsep one stop

service (satu pintu). Adapun jenis pelayanan perijinan di Badan Perijinan

Terpadu, terdiri dari 65 jenis perijinan. Tabel 2.1 menyajikan jenis pelayanan

perijinan.

Tabel 2.1 Jenis Pelayanan Perijinan

Page 10: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-4

Tabel 2.1 Jenis Pelayanan Perijinan (Lanjutan)

1 Ijin Prinsip

2 Ijin Lokasi

3 IMB

4 HO

5 Ijin Praktek Dokter Spesialis

6 Ijin Praktek Dokter Umum

7 Ijin Praktek Dokter Gigi

8 Ijin Praktek Bidan

9 Ijin Praktek Perawat

10 Ijin Praktek Perawat Gigi

11 Ijin Praktek Asisten Apoteker

12 Ijin Praktek Fisioterapi

13 Ijin Praktek Refraksionis Optisien

14 Ijin Praktek Tukang Gigi

15 Ijin Praktek Bersama Dokter Spesialis

16 Ijin Praktek Bersama Dokter Umum

17 Ijin Praktek Bersama Dokter Gigi

18 Ijin Pendirian Rumah Sakit Swasta

19 Ijin Pendirian Rumah Bersalin

20 Ijin Pendirian Balai Pengobatan

21 Ijin Pendirian Laboratorium Kesehatan

22 Ijin Pendirian Apotik

23 Ijin Pendirian Optik

24 Ijin Pendirian Toko Obat

25 Ijin Pendirian Klinik Kecantikan

26 Ijin Pendirian Pusat Kebugaran

27 Ijin Produksi Makanan dan Minuman

28 Ijin Pengobatan Tradisional

29 Ijin Depot Air Minum Isi Ulang

30 Rekomendasi Penyelenggaraan Rumah Sakit

31 Rekomendasi Industri Rokok

32 Ijin Laik Higiene Sanitasi

33 Ijin Air Minum Dalam Kemasan

34 Ijin Kursus

35 Rekomendasi Pendirian Lembaga Pendidikan

BIDANG PERIJINAN TERTENTUSUB BIDANG PERIJINAN PRINSIP, LOKASI, IMB, DAN HO

SUB BIDANG PERIJINAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN

NO JENIS PERIJINAN

Page 11: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-5

Sumber: Pemerintah Kab.Sragen (2010)

2.1.6 Pengertian Jenis Perijinan Pada Badan Perijinan Terpadu Kabupaten

Sragen

Pada penelitian ini akan dibahas beberapa perijinan yang telah ditentukan

pada batasan masalah, berikut adalah pengertian-pengertian dari jenis perijinan

yang dibahas :

36 SIUP

37 IUI

38 TDP

39 TDI

40 TDG

41 Reklame Kain

42 Reklame Papan

43 Reklame Melekat

44 Reklame Selebaran

45 SIU huller

46 Sk Trayek

47 KP Dan KJP

48 Usaha Rekreasi Dan Hiburan Umum

49 Usaha Rumah Makan

50 Usaha Salon Kecantikan

51 Hotel

52 Agen Perjalanan Wisata

53 Usaha Pondok Wisata

54 Penutupan Jalan

55 SIUJK

56 Penggunaan Ketel Uap

57 Penggunaan Bejana Uap

58 Penggunaan Bejana Tekan

59 Penggunaan Botol Baja

60 Penggunaan Pesawat Angkat Dan Angkut

61 Penggunaan Pesawat Tenaga Dan Produksi

62 Penggunaan Instalasi Kebakaran

63 Penggunaan Instalasi Listrik

64 Penggunaan Instalasi Penyalur Petir

65 Usaha Pemotongan Hewan

BIDANG JASA USAHA

SUB BIDANG PERIJINAN INDAKOP DAN REKLAME

SUB BIDANG PERIJINAN PERTANIAN, HUB, PAR, SIUJK, K3

Page 12: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-6

1. Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka

pemberian izin kepada orang dan badan usaha yang dimaksud untuk pembinaan,

pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang,

penggunaan sumberdaya alam, barang, prasarana, sarana, fasilitas tertentu guna

melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan

2. Izin mendirikan bangunan yang selanjutnya disingkat (IMB) adalah suatu ijin

untuk mendirikan, memperbaiki, mengubah, atau merenovasi suatu bangunan

termasuk ijin bagi bangunan yang sudah berdiri.

3. Izin Gangguan (HO) adalah pemberian Izin Tempat Usaha kepada orang

pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian

dan gangguan tidak termasuk tempat usaha yang lokasinya telah ditunjuk oleh

Pemerintah Pusat atau Pemerintah daerah.

4. Izin Prinsip adalah surat izin yang diberikan untuk menyatakan suatu

kegiatan secara prinsip diperkenankan untuk diselenggarakan atau beroperasi

yang merupakan pertimbangan pemanfaatan lahan berdasarkan aspek teknis,

politis, dan sosialmbudaya sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang

terkait lainnya.

5. Izin Lokasi adalah perizinan yang terkait dengan pemanfaatan ruang yang

diberikan kepada perseorangan, perusahaan, atau badan yang memperoleh tanah

yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai izin

pemindahan hak dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha

penanaman modalnya.

6. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat

melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. Setiap perusahaan, koperasi, maupun

perusahaan perorangan, yang melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib

memperoleh SIUP yang diterbitkan berdasarkan domisili perusahaan dan berlaku

diseluruh wilayah Republik Indonesia..

7. Tanda Daftar Perusahaan yang selanjutnya disingkat (TDP) adalah tanda

pengesahan yang diberikan oleh Kantor Pendaftaran Perusahaan kepada

perusahaan yang telah melakukan pendaftaran perusahaan.

Page 13: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-7

2.1.7 Mekanisme Perijinan di Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen

Mekanisme pemberian perijinan yang dilakukanoleh Badan Perijinan

Terpadu dibuat sesederhana mungkin. Hal ini dilakukan dalam rangka

memberikan kemudahan masyarakat dalam melakukan proses perijinan.

Pemohon

Pemeriksaan

Berkas

Pemeriksaan

Lapangan

Proses

Pembayaran

Penyerahan

Cek Lapangan/

Tidak?

Ya

Tidak

Gambar 2.1 Mekanisme Pelayanan Perijinan Sumber: Pemerintah Kab.Sragen (2010)

Mekanisme perijinan di Badan Perijinan Terpadu dimulai dari adanya

pemohon yang melakukan permohonan perijinan kemudian mengambil formulir

pada tiap loket perijinan, pemohon mengisi dan memenuhi persyaratan kemudian

diserahkan kepada petugas. Setelah berkas masuk kemudian pegawai melakukan

pemeriksaan dan meneliti berkas tersebut. Apabila persyaratan tidak lengkap

maka akan dikembalikan kepada pemohon untuk dapat dilengkapi terlebih dahulu.

Setelah semua berkas sudah lengkap, maka petugas menentukan jadwal untuk

melakukan survey lapangan apabila diperlukan dengan tujuan memastikan apakah

usaha yang dijalankan memang benar adanya. Jika pengecekan lokasi telah

disetujui petugas dapat memproses perijinan tersebut sampai batas waktu yang

ditentukan dengan melibatkan Kepala Badan Perijinan Terpadu untuk

menandatangani dokumen perijinan. Setelah proses tersebut selesai maka

Page 14: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-8

pemohon dapat melakukan pembayaran apabila dikenakan biaya perijinan.

Pemohon mendapatkan surat ijin dengan menandatangai agenda pengambilan.

2.2 Posisi Penelitian

Pada penelitian yang dilakukan, penelitian ini merujuk pada beberapa

penelitian sebelumnya yang fokus penelitiannya berada pada objek pelayanan

publik, dan proses bisnis. Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan sebagai

berikut :

Rudianto (2007) Meneliti tentang kepuasan pelanggan pada pelayanan satu

atap pada pemerintah kota bekasi. Tujuan dari penelitian ini adalah

mengidentifikasi masalah yang dihadapi, melihat lamanya waktu dalam

menyelesaikan suatu izin, mempelajari cara masyarakat pengguna jasa

memperoleh izin yang dibutuhkan. Penelitian ini melihat permasalahan dalam

lima indikator yaitu keandalan, responsiveness, keyakinan, empati, tangible. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan tingkat kepuasan pada pelayanan, serta dapat

meningkatkan kualitas pelayanan dari evaluasi lima indikator yang dilakukan.

Renayata (2010) Meneliti tentang pengukuran waktu pelayanan pada loket

pelayanan PLN serta menganalisis kepuasan pelanggan. Metode yang digunakan

untuk mengetahui waktu pelayanan menggunakan pendekatan waktu baku. Untuk

analisis kepuasan menggunakan methode yang dikembangkan oleh parasurahman.

Hasil dari penelitian ini mengetahui waktu standar pelayanan pada loket

pelayanan serta mengetahui tingkat kepuasan pelayanan pada kinerja petugas

loket.

Setyono (2009) Meneliti tentang evaluasi pada tingkat kepentingan dan

kepuasan kinerja pelayanan serta mengetahui tingkatan kualitas pelayanan. Secara

umum tingkat pelayanan perijinan di Kantor PPTSP Kota Semarang mendapatkan

nilai yang baik. Namun, beberapa unsur yang masih mendapatkan nilai yang

kurang baik, yaitu unsur kedisiplinan petugas, kecepatan pelayanan, dan ketepatan

jadwal waktu pelayanan. Dengan mengevaluasi dari kinerja pelayanan pada

PPTSP dapat memberikan saran pengembangan pada beberapa unsur yang kurang

baik. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini dapat melihat indeks kinerja tingkat

kepuasan dan kepentingan kualitas pelayanan.

Page 15: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-9

Murniati (2009) Banyaknya keluhan masyarakat terhadap masalah

pelayanan publik menunjukkan kualitas pelayanan masih belum optimal. Dengan

adanya masalah tersebut, pada penelitian mengevaluasi kualitas suatu pelayanan.

Hal-hal yang dievaluasi meliputi waktu, prosedur dan persyaratan, serta biaya.

Tiga konsep yang dipergunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik yaitu

responsiveness, responsibility, dan accountability. Dengan mengevaluasi

ketiganya didapatkan hasil dapat mengetahui kualitas suatu pelayanan.

Zaheer (2010) membahas tentang orientasi proses bisnis untuk

meningkatkan kinerja karyawan dan organisasi. Dengan mengevaluasi hubungan

antar variable yang telah ditentukan dengan kinerja karyawan. Pada penelitian ini

menggunakan metode sederhana regresi linier. Hasil yang diperoleh bahwa proses

bisnis memiliki dampak yang signifikan pada karyawan dan kinerja organisasi.

Penggambaran tabel penelitian terdahulu ini dapat digunakan dalam

menggambarkan penelitian yang dilakukan. Penggambaran penelitian ini

ditunjukan pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya

Penulis

(Tahun)

Variabel Penelitian

Metode Kepuasan

Pelanggan

Kualitas

Pelayanan

Standar

Waktu

Pelayanan

Perbaikan

Proses

Bisnis

Rudianto

(2007) √ - - -

Meneliti kepuasan

pelanggan pada

pelayanan kota Bekasi

Renayata

(2010) - √ √ -

Menghitung standar

waktu dengan waktu

baku dan kepuasan

pelanggan

menggunakan metode

parasurahman.

Jawoto

(2009) √ - - -

Menganalisis indeks

kinerja tingkat

kepuasan dan

kepentingan kualitas

pelayanan.

Page 16: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-10

Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya (Lanjutan)

Penulis

(Tahun)

Variabel Penelitian

Metode

Kepuasan

Pelanggan

Kualitas

Pelayanan

Standar

Waktu

Pelayanan

Perbaikan

Proses

Bisnis

Murniati

(2009) - √ - -

Mengevaluasi kualitas

pelayanan publik

Zaheer

(2010) - - - √

Mengevaluasi proses

bisnis

Usulan - - √ √

Menghitung standar

waktu dan memperbaiki

proses bisnis.

2.3 Pengertian Standar Waktu

Standar adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau

keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, sntandar waktu merupakan

ketetapan suatu proses, keadaan/kejadian yang dilakukan dalam rentang suatu

proses, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Dengan kata

lain standar adalah suatu ketentuan atau persyaratan yang biasanya berupa

dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktik rekayasa

atau seragam (Jacka dan Keller, 2010).

2.4 Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah aktivitas untuk menyediakan pelayanan atau

mempertahankan nilai produk/jasa, termasuk di dalamnya instansi, reparasi, dan

pelatihan (Peppard dan Rowland, 1997). Sedangkan menurut Kottler (2000)

mendefisikan pelayanan adalah perbuatan suatu kelompok menawarkan kepada

kelompok maupun perorangan sesuatu pada dasarnya tidak terwujud, sedangkan

prosesnya berkaitan maupun tidak dengan fisik produk.

2.5 Konsep Proses Bisnis

Proses adalah suatu kegiatan yang slaing berkaitan serta membutuhkan

masukan dan mentransformasikannya untuk menghasilkan keluaran. Transformasi

yang terjadi pada proses akan memberikan nilai tambah bagi masukan dan

Page 17: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-11

menghasilkan keluaran yang lebih berguna dan efektif bagi penerimanya. Selain

itu proses merupakan urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami

atau didesain, mungkin menggunakan waktu,ruang keahlian atau sumber daya

lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh

perubahan yang diciptakan terhadap sifat dari satu atau lebih objek dibawah

pengaruhnya. Sedangkan proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau

pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah

tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan

tertentu). Suatu proses bisnis dapat dipecahkan menjadi beberapa subproses yang

masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai

tujuan dari supprosesnya (Jacka dan Keller, 2010).

2.6 Business Process Improvement (BPI)

Business Process Improvement (BPI) adalah langkah perombakan terhadap

proses bisnis yang telah berjalan untuk memperbaiki atau memberikan proses

yang baru. Proses bisnis awal dipetakan terlebih dahulu dengan basic flowchart

ataupun bentuk chart yang lainnya. Peta tersebut kemudian dianalisis untuk

mengidentifikasi kegiatan yang termasuk value added dan non-value added.

Semaksimal mungkin kegiatan non value-added berusaha dihilangkan sehingga

alur proses menjadi lebih efisien. Perbaikan tersebut berdasarkan pada konsep

Business Process Reengineering untuk menghilangkan, menyederhanakan,

menyatukan atau melakukan otomatisasi pada proses Indrajit dan Djokopranoto,

(2001).

2.6.1 Definisi BPI

BPI adalah pendekatan yang sistematis untuk membantu organisasi

mengoptimalkan proses untuk mencapai hasil yang lebih efisien. BPI telah

bertanggung jawab untuk mengurangi biaya dan siklus waktu sebanyak 90%

sementara meningkatkan kualitas lebih dari 60%. BPI juga menyediakan sistem

yang membantu organisasi dalam menyederhanakan dan menyingkat operasi-

operasinya, dengan memberi jaminan pelanggan internal mendapatkan basil yang

lebih baik (Harrington, 1991).

Page 18: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-12

2.6.2 Tujuan Utama BPI

BPI mempunyai tujuan untuk menjamin suatu perusahaan memiliki proses

bisnis yag diantaranya menghilangkan kesalahan dan pemborosan selama proses

berlangsung serta meminimasi delay atau waktu tunggu.

2.6.3 Tahapan Pelaksanaan BPI

Menurut Harrington (1991) BPI adalah suatu metode sistematis yang

digunakan untuk membentuk organisasi mencapai suatu kemajuan yang sangat

berarti bagi kelangsungan operasi proses bisnisnya. Tahapan pelaksanaan BPI

terdiri dan 5 tahap yaitu:

1.) Pemetaan proses bisnis awal

Proses bisnis di ketiga mata rantai yang diteliti pertama-tama akan

dipetakan untuk memberikan gambaran kondisi aktual. Peta digambarkan dapat

digambarkan dengan basic flowchart standard. Pada penelitian Puspasari 2010,

membahas tentang perancangan sistem kerja kearsipan dengan melakukan

perbaikan proses bisnis. Pada tahap awal, peneliti melakukan analisis kebutuhan.

pada sistem. Dari hasil analisis dibuat functional flowchart sebagai tahapan awal

BPI. Pada gambar 2.1 merupakan contoh pemetaan pada penelitian Lopes 2008,

menggambarkan proses bisnis dari pengiriman obat. Pada pemetaan terdapat

entitas-entitas yang melakukan proses, dan kegiatan-kegiatan yang terjadi

didalamnya.

Gambar 2.3 Contoh pemetaan proses bisnis Sumber: Lopes (2008)

Page 19: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-13

2.) Memahami Proses

Proses value added dijelaskan sebagai proses yang menciptakan nilai

tambah bagi produk untuk menambah kepuasan konsumen, sedangkan proses non

value-added adalah proses yang apabila dihilangkan tidak akan mengurangi nilai

tambah yang diberikan pada konsumen (Christopher, 1998). Kedua proses ini

akan teridentifikasi setelah dilakukan pemetaan yang menjabarkan seluruh proses

yang dilewati dan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam tiap proses. Sebagai

contoh dari hasil analisis kebutuhan sistem yang ada nantinya akan digunakan

sebagai acuan dalam perbaikan dan pengembangan sistem yang baru (Puspasari,

2010). Pada tabel 2.3 dapat dilihat contoh pengklasifikasian proses value added

dan non value added.

Tabel 2.3 Klasifikasian proses value added dan non value-added

Sumber : Puspasari (2010)

3.) Penyederhanaan (Streamlining)

Sasarannya adalah memperbaiki efisiensi, keefektifan dan adaptabilitas dari

proses bisnis. Penyederhanaan proses tersebut dapat dilakukan dengan

mengeliminasi birokrasi dan duplikasi, mencari hal yang memberi nilai tambah,

mengurangi kompleksitas dan waktu sikius. Suatu proses bisnis dapat

disederhanakan dengan cara-cara sebagai berikut:

No Proses Entitas/Bagian yang Melakukan Jenis Kegiatan Rencana perbaikan

1 Mengantar surat Pos/Fakultas Value-added -

2 Meneliti alamat surat Administrasi(TU) Non Value-added Mencatat surat masuk

3 Mengelompokkan surat Administrasi(TU) Value-added -

4 Menindakanjuti isi surat Ketua Jurusan Value-added -

5 Menyerahkan surat kepada pihak yang bersangkutan Administrasi(TU) Value-added -

6 Mengembalikan surat ke TU Ketua Jurusan dan Mahasiswa Value-added -

7 Menyimpan surat Dosen Non Value-added eliminasi proses

8 Mengambil surat untuk dibaca Mahasiswa Non Value-added eliminasi proses

9 Memperbanyak surat Mahasiswa Value-added -

10 Menumpuk surat Administrasi(TU) Non Value-added eliminasi proses

11 Mengarsip surat Administrasi(TU) Value-added perbaikan filling system

12 Menyusun arsip kedalam folder arsip Administrasi(TU) Value-added perlu adanya jadwal retensi

Page 20: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-14

1. Mengeliminasi birokrasi dengan menghilangkan kegiatan admimstratif yang

tidak perlu. Pada penelitian Puspasari 2010, melakukan perbaikan proses

dengan mengeliminasi pada kegiatan yang dianggap non value added.

2. Mengeliminasi perulangan proses dengan menghilangkan proses yang identik

yang dilakukan ditempat berbeda. Sama halnya mengeliminasi pada tahap ini

dilakukan pada proses yang dilakukan berulang sehingga menimbulkan

pemborosan waktu.

3. Identifikasi proses value added dengan mengevaluasi seluruh bagian dari

proses bisnis dan menentukan kontribusinya dalam memenuhi keinginan

konsumen. Pada tahap ini mengidentifikasi proses dan sistem untuk

mendapatkan nilai tambah pada output yang dihasilkan.

4. Simplifikasi proses yaitu menyederhanakan proses yang rumit

Pada tahap ini dapat menyederhanakan proses pada sistem, proses, maupun

biaya. Pada penelitian Aji 2011, dengan menyederhanankan proses-proses

tersebut dapat mengefisienkan proses bisnis.

Tabel 2.4 Tabel contoh penyederhanaan proses

Sumber : Aji (2011)

Page 21: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-15

5. Reduksi waktu proses

Mereduksi proses dilakukan pada proses-proses yang tidak memberikan nilai

tambah. Dapat dilihat pada tabel 2.3 pada proses yang non value added

dilakukan eliminasi pada kegiatan yang dianggap tidak memberikan nilai

tambah. Dengan mereduksi waktu proses akan lebih mengefisienkan waktu

proses (Puspasari, 2010).

6. Error proofing atau pencegahan terjadinya kesalahan proses. Dengan

memberikan arahan dan penjelasan agar suatu proses dapat dijalankan dengan

baik.

7. Upgrading dengan mengefektifkan penggunaan fasilitas untuk meningkatkan

performansi. Pada Contoh kasus Aji (2011) adalah apabila yang awalnya data

belum terintegrasi dapat dilakukan upgrading dengan mengintegrasikan data

agar data tidak mudahnya bocor dapat dilakukan dengan web portal.

8. Simple language yaitu mengurangi kompleksitas dokumen, sehingga mudah

dipahami bagi siapapun yang menggunakannya. Cara yang dapat dilakukan

dengan membuat dokumen lebih sederhana baik dari segi penulisan dokumen

maupun penataan dokumen.

9. Standarisasi dengan menetapkan suatu cara khusus penanganan proses dan

membiasakan pekerja melakukannya berulang-ulang.

10. Suplier partnership atau meningkatkan hubungan dengan supplier karena

output suatu proses sangat tergantung pada kualitas input dan proses

sebelumnya.

11. Big picture improvement dilakukan jika kesepuluh cara sebelumnya tidak

efektif, sehingga perlu ditemukan suatu ide kreatif untuk melakukan

perubahan, seperti digambarkan pada gambar 2.3 pada penelitian Jemella

(2002). Dengan adanya desain proses kemudian adanya teknologi dan

organisasi yang kuat akan dapat dilakukan perubahan sistem bisnis yang lebih

baik.

Page 22: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-16

Gambar 2.4 Gambar Big picture improvement

Sumber : Jemella (2002)

12. Automation atau mechanization dengan menggunakan tools, peralatan dan

komputer untuk membantu proses. Ada beberapa proses yang dapat dilakukan,

dengan melakukan perbaikan proses yang awalnya dilakukan secara manul

dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer maupun tools lain

yang dapat membantu suatu proses menjadi lebih baik.

4.) Implementasi

Mengimplementasikan suatu sistem untuk mengontrol jalannya suatu

perbaikan. Tahap ini diarahkan untuk mengembangkan suatu ukuran-ukuran dan

target-target bagi proses, menetapkan suatu sistem feedback dan proses audit.

Sebagai contoh, pada tabel 2.4 sebagai berikut merupakan hasil dari

pengimplementasian perbaikan proses bisnis dan pengklasifikasian arsip.

Tabel 2.5 Tabel contoh hasil implementasi

Sumber : Puspasari (2010)

1 2 3 4 5

BIAYA

1. Sheet Protector 1.104.000 0 0 0 0

2. sekat pembatas 140.000 0 0 0 0

3. Biaya perawatan rutin 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

4. Label Arsip 27.600 27.600 27.600 27.600 27.600

5. Label indeks 11.500 11.500 11.500 11.500 11.500

6. Buku agenda surat masuk 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000

7. Buku verbal surat keluar 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000

8. Kartu (lembar) disposisi 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000

9. Kartu bukti pinjam arsip 22.000 22.000 22.000 22.000 22.000

TOTAL BIAYA 2.541.100 1.297.100 1.297.100 1.297.100 1.297.100

MANFAAT

1. Pengurangan biaya simpan 264.600 264.600 264.600 264.600 264.600

2. Peningkatan kinerja staf TU 1.319.792 1.319.792 1.319.792 1.319.792 1.319.792

TOTAL MANFAAT 1.584.392 1.584.392 1.584.392 1.584.392 1.584.392

Total

7.921.958

TahunBiaya & ManfaatNo.

1

2

7.729.500

Page 23: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-17

5.) Perbaikan Berkelanjutan

Sasarannya adalah mengimplementasikan suatu kelanjutan dari perbaikan

proses. Langkah lanjut dari perbaikan proses tersebut dapat berupa evaluasi

perubahan bisnis terhadap kemampuan proses, pelaksanaan benchmarking untuk

mendapatkan suatu perbandingan. Dapat dilihat hasil penelitian puspasari (2010)

perbaikan proses bisnis memberikan manfaat dan lebih mengefisienkan biaya.

Sehingga perlu dilakukan perbaikan berkelanjutan.

Dalam penelitian ini hanya sampai pada tahap 3, sedangkan tahap 4 dan 5

tidak dilakukan.

2.6.4 Flowchart

Pengertian dari flowchart adalah metode grafis yang menggambarkan

proses yang sudah ada maupun proses baru, biasanya diusulkan dengan

menggunakan simbol-simbol sederhana, garis, dan kata-kata untuk menampilkan

kegiatan berupa gambar dan urutan proses. Flowchart merupakan elemen penting

dalam metode BPI (Harrington, 1991).

Ada beberapa macam flowchart yang digunakan dalam PIT (Process

Improvement Team) menurut Harrington (1991), bentuk flowchart tersebut

meliputi sebagai berikut:

1. Block Diagrams

Block Diagram biasanya dikenal sebagai block flow diagram. Bentuk ini

adalah bentuk flowchart yang paling sederhana, paling sering digunakan, cepat

dan tidak rumit. Menggunakan block diagram akan menyederhanakan proses yang

komplek dan dokumen tugas individu.

2. The American National Standards Institute (ANSI) Standard Flowcharts

ANSI standard flowchart memberikan gambaran yang lebih rinci dari blok

diagram. ANSI standard flowchart digunakan untuk memperluas kegiatan dalam

setiap blok ke tingkat yang diinginkan dengan detail. Pada flowchart ini terdapat

simbol keputusan yang digunakan untuk klarifikasi alternative serta proses bisnis

pada ANSI standard flowchart diperlukan simbol-simbol standar yang lebih

banyak daripada block flow diagram.

Page 24: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-18

3. Functional Flowcharts

Functional Flowcharts menggambarkan gerakan antara unit-unit kerja yang

berbeda dan ditambah dengan adanya waktu siklus total. Functional flowcharts

tidak hanya menggunakan simbol blok tetapi juga simbol flowchart standar yang

lainnya. Functional flowcharts mengidentifikasi bagaimana tiap departement

fungsional berorientasi vertikal mempengaruhi proses yang mengalir horisontal di

seluruh organisasi. Jika suatu proses selalu berjalan dalam departemen yang sama

dan tidak menyeberang ke departemen lain, maka pekerjaan seorang manajer akan

jauh lebih mudah.

4. Geographic Flowcharts

Kata lain dari Geographic Flowcharts adalah Physical Layout Flowcharts

menganalisis aliran fisik dari kegiatan. Jenis ini membantu untuk meminimalkan

waktu yang terbuang, untuk pekerjaan atau sumber daya dipindahkan diantara

pekerjaan. Geographic Flowcharts biasanya digunakan sebagai alat yang berguna

untuk mengevaluasi layout antar departemen dan aliran dokumen. Serta untuk

menganalisis aliran produk, dengan mengidentifikasi aliran yang berlebihan dan

penundaan penyimpanan.

2.7 Pengukuran Kerja

Pengukuran kerja merupakan metode penetapan keseimbangan antara

kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan output yang dihasilkan, dimana

pengukuran waktu kerja ini berhubungan dengan usaha-usaha dalam menentukan

waktu baku yang dibutuhkan dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Waktu baku

adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator dengan tingkat kemampuan

rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (Wignyosoebroto, 1995).

Perhitungan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

NWs

n

iix

…………………………………….…………………………... (2.1)

Keterangan :

Ws = Waktu siklus

Xi = pengamatan ke-i (i = 1, 2, 3…, n)

N = Jumlah pengamatan

Page 25: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-19

Wn = Wo x PR.................................................................................................. (2.2)

Keterangan :

Wo = Waktu observasi

PR = Penyesuaian (performance rating)

Wb = Wn x allowance%%100

%100

…………………………………………… (2.3)

Keterangan:

Wn = Waktu normal

Allowance = Kelonggaran

2.8 Pengujian Kecukupan Data

Uji kecukupan data merupakan pengukuran pendahuluan untuk mengetahui

berapa kali pengukuran harus dilakukan. Sebelumnya harus ditentukan dahulu

tingkat ketelitian dan tingkat kepercayaan. Derajat ketelitian menunjukkan

penyimpangan maksimum dari waktu penyelesaian (Wignyosoebroto,1985).

Tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur terhadap ketelitian

data waktu yang dikumpulkan dan diamati.

N‟ =

2

22)(

n

i

i

n

i

n

i

ii

x

xxNs

k

………..……………………………………(2.4)

Keterangan :

k = tingkat kepercayaan N = jumlah data pengamatan

s = derajat ketelitian N‟= jumlah data teoritis

Jika N‟>N maka data tidak mencukupi dan perlu dilakukan penambahan.

2.9 Pengujian Keseragaman Data

Suatu data dikatakan seragam apabila terletak pada batas kontrol. Apabila

ada data yang terletak di luar batas kontrol, maka data ini harus „dibuang‟

(Walpole dan Myers, 1995). Oleh karena itu harus diperhitungkan batas atas dan

batas bawah yang dimiliki oleh suatu kelompok data.

Page 26: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-20

x = N

xn

i

i……………………………………………………………………. (2.5)

σ = 1

)( 2

N

xxi

n

i……………………………………….…………………. (2.6)

BKA = x + k σ

BKB = x - k σ

Nilai k ditentukan dari derajat ketelitian

99 % k = 3

95 % k = 2

90 % k = 1

2.10 Penetapan Waktu Longgar

Waktu Allowance dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. Waktu longgar untuk kebutuhan personal (Personal Allowance)

Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi disini adalah, hal-hal seperti

minum sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, kekamar kecil, bercakap-

cakap dengan teman sekerja sekedar menghilangkan ketegangan ataupun

kejenuhan dalam bekerja. Kebutuhan-kebutuhan ini jelas terlihat sebagai sesuatu

yang mutlak; tidak bisa misalnya, seseorang diharuskan terus bekerja dengan rasa

dahaga, atau melarang pekerja untuk sama sekali tidak bercakap -cakap sepanjang

jam-jam kerja. Larangan demikian tidak saja merugikan pekerja (karena

merupakan tuntutan psikologi dan fisiologi yang wajar) tetapi juga merugikan

perusahaan karena dengan kondisi demikian pekerja tidak akan dapat bekerja

dengan baik bahkan hampeir dapat dipastikan produktivitasnya menurun.

Besarnya Allowance yang diberikan untuk kebutuhan pribadi seperti itu berbeda-

beda dari satu pekerjan ke pekerjaan lainnya karena setiap pekerjan mempunyai

karakteristik sendiri-sendiri dengan “tuntutan” yang berbeda – beda. Penelitian

yang khusus perlu dilakukan untuk menentukan besarnya Allowance ini secara

tepat seperti dengan sampling kerja atau secara fisiologis. Berdasarkan penelitian

ternyata besarnya Allowance ini bagi pekerja pria dari pekerja wanita : misalnya

Page 27: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-21

untuk pekerjaan – pekerjaan ringan pada kondisi – kondisi kerja normal pria

memerlukan 2% – 2,5% dan wanita 5% (persentase ini adalah dari waktu normal).

b. Waktu longgar untuk melepas lelah (Fatique Allowance)

Dibutuhkan karena terjadinya kelalahan fisik yang disebabkan oleh kerja

yang membutuhkan banyak pikiran maupun kerja fisik yang berlebihan. Rasa

fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik jumlah maupun

kwalitas. Karenanya salah satu cara untuk menentukan besarnya Allowance ini

adalah dengan melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat pada

saat dimana hasil produksi menurun. Tetapi masalahnya adalah kesulitan dalam

menentukan pada saat mana menurunnya hasil produksi yang disebabkan oleh

timbulnya rasa fatique karena masih banyak kemungkinan lain yang dapat

menyebabkannya. Jika rasa fatique telah datang dan pekerja harus bekerja untuk

meghasilkan performance normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih

besar dari normal dan ini akan menambah rasa fatique. Apabila hal ini

berlangsung terus dan pada akhirnya akan terjadi fatique total yaitu jika anggota

badan yang bersangkutan sudah tidak dapat melakukan gerak kerja sama sekali.

Hal demikian jarang terjadi karena berdasarkan pengalamannya pekerja dapat

mengatur kecepatan kerjanya.

c. Waktu longgar karena hambatan-hambatan tak terhindarkan (delay allowance)

Dalam melaksanakan pekerjaanya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai

“hambatan” ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang

berlebihan dan mengaggur dengan sengaja ada pula hambatan yang tidak dapat

dihindarkan karena berada diluar kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya.

Bagi hamabtan yang pertama jelas tidak ada pilihan selain menghilangkannya

sedangkan bagi yang terakhir walaupun harus diusahakan serendah mungkin,

hambatan akan tetap ada dan karenayan harus diperhitungkan dalam waktu baku.

Berdasarkan langkah-langkah tersebut terlihat bahwa pengukuran kerja

dengan jam henti ini merupakan cara pengukuran yang objektif karena di sini

waktu ditetapkan berdasarkan fakta yang terjadi dan tidak cuma sekedar

diestimasi secara subyektif. Di sini juga akan berlaku asumsi-asumsi dasar sebagai

berikut:

Page 28: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-22

a. Metode dan fasilitas untuk menyelesaikan pekerjaan harus sama dan

dibakukan terlebih dahulu ssebelum kita mengaplikasikan waktu baku ini

untuk pekerjaan serupa.

b. Operator harus memahami benar prosedur dan metode pelaksanaan kerja

sebelum dilakukan pengukuran kerja. Operator-operator yang akan

dibebani dengan waktu baku ini diasumsikan memiliki tingkat ketrampilan

dan kemampuan yang sama dan sesuai untuk pekerjaan tersebut.

c. Kondisi lingkungan fisik pekerjaan juga relatif tidak jauh berbeda dengan

kondisi fisik pada saat pengukuran kerja dilakukan.

d. Performance kerja mampu dikendalikan pada tingkat yang sesuai untuk

seluruh periode kerja yang ada.

Personal allowance umumnya diaplikasikan sebagai prosentase tertentu dari

waktu normal dan bisa berpengaruh pada handling time maupun machine time.

Untuk mempermudah perhitungan biasanya fatigue allowance juga akan

dinyatakan sama (prosentase dari normal time) dan begitu halnya dengan delay

allowance. Apabila ketiga jenis Allowance waktu tersebut diaplikasikan secara

bersamaan untuk seluruh elemen kerja, maka hal ini akan menyederhanakan

perhitungan yang harus dilakukan. Untuk mempermudah waktu baku untuk

penyelesaian suatu proses operasi kerja di sini normal time harus ditambahkan

dengan allowance time (yang merupakan prosentase dari normal time).

Page 29: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-23

Tabel 2.6 Tabel allowance

Faktor Contoh Pekerjaan Allowance (%)

A. Tenaga yang dikeluarkan Pria Wanita

1. Dapat diabaikan Bekerja di meja, duduk tanpa beban 0-6 0-6

2. Sangat Ringan Bekerja di meja, berdiri 0-2,25 kg 6-7,5 6-7,5

3. Ringan Menyekop, ringan 2,25-9 kg 7,5-12 7,5-16

4. Sedang Mencangkul 9-18 kg 12-19 16-30

5. Berat Mengayun palu yang berat 19-27 kg 19-30

6. Sangat berat Memanggul beban 27-50 kg 30-50

7. Luar biasa berat Memanggul karung berat diatas 50 kg

B. Sikap kerja

1. Duduk Bekerja duduk, ringan 0-1

2. Berdiri diatas dua kaki Badan tegak, ditumpu dua

kaki 1-2,5

3. Berdiri diatas satu kaki

Satu kaki mengerjakan alat

control 2,5-4

4. Berbaring

Pada bagian sisi, belakang,

atau depan badan 2,5-4

5. Membungkuk

Badan dibungkukkan

bertumpu pada dua kaki 4-10

C. Gerakan kerja

1. Normal Ayunan bebas dari palu 0

2. Agak terbatas Ayunan terbatas dari kayu 0-5

3. Sulit

Membawa beban berat

dengan satu tangan 0-5

4. Pada anggota badan terbatas

Bekerja dengan tangan diatas

kepala 5-10

5. Seluruh anggota badan

terbatas

Bekerja di lorong

pertambangan yang sempit 10-15

D. Kelelahan mata

Pencahayaan

Baik Buruk

1. Pandangan yang terputus-

putus Membawa alat ukur 0-6 0-6

2. Pandangan yang hampir

terus-menerus

Pekerjaan-pekerjaan yang

teliti 6-7,5 6-7,5

3. Pandangan terus-menerus

dengan fokus berubah-ubah

Memeriksa cacat-cacat pada

kain

7,5-12 7,5-16

4. Pandangan terus-menerus

dengan fokus tetap

Pemeriksaan yang sangat

teliti 19-30 16-30

Sumber : Sutalaksana (1995)

Page 30: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-24

2.11 Penyesuaian atau Performance Rating

Pembakuan sistem kerja tidak dapat dilepaskan dari dua aspek, yaitu

pemberian penyesuaian dan pemberian Allowance. Penyesuaian diberikan

berkenaan dengan tingkat kecepatan kerja yang dilakukan pekerja dalam

melakukan pekerjaannya. Dalam penelitian ini, penetapan penyesuaian

menggunakan sistem Westinghouse.

Tabel 2.7 Tabel performance rating dengan metode Westing House

FAKTOR KELAS LAMBANG PENYESUAIAN

Ketrampilan

Superskill A1 0,15

A2 0,13

Excellent B1 0,11

B2 0,08

Good C1 0,06

C2 0,03

Average D 0,00

Fair E1 -0,05

E2 -0,10

Poor F1 -0,16

F2 -0,22

Usaha

Excessive A1 0,13

A2 0,12

Excellent B1 0,10

B2 0,08

Good C1 0,05

C2 0,02

Average D 0,00

Fair E1 -0,04

E2 -0,08

Poor F1 -0,12

F2 -0,17

Page 31: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-25

Tabel 2.7 Tabel performance rating dengan metode Westing

House (Lanjutan)

Kondisi

Kerja

Ideal A 0,06

Excellent B 0,04

Good C 0,02

Average D 0,00

Fair E -0,03

Poor F -0,07

Konsistensi

Perfect A 0,04

Excellent B 0,03

Good C 0,01

Average D 0,00

Fair E -0,02

Poor F -0,04

Sumber : Sutalaksana (1995)

Waktu normal adalah waktu yang digunakan untuk menormalkan

kecepatan kerja operator yang tidak wajar. Jika pekerja bekerja dengan wajar,

maka faktor penyesuainnya sama dengan satu, artinya waktu siklus rata-rata sudah

normal. Waktu siklus ini adalah hasil perkalian dari waktu siklus dengan faktor

penyesuaian ( Sutalaksana, 2006).

Page 32: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan standar waktu pelayanan di

Badan Pelayanan Terpadu Kabupaten Sragen dengan mengevaluasi tiap proses

penyelesaian perijinan. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan-tahapan

yang dilalui dalam penelitian untuk mencapai tujuan. Tahapan dalam penelitian

ini digambarkan dalam bentuk flowchart seperti pada gambar 3.1.

Mulai

Studi Lapangan Studi Pustaka

Perumusan Masalah

Penetapan Tujuan Penelitian

Pemetaan proses bisnis dengan

functional flowchart

Memetakan alur proses perijinan

pada peta proses operasi

Perhitungan Waktu Standar

Proses

Perhitungan Waktu Standar

Non Proses

Selesai

Kesimpulan

Analisis dan Interpretasi Hasil

Usulan Perbaikan Proses

Bisnis dengan Business Process

Improvement (BPI)

Rekap Hasil Perhitungan

Standar waktu

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Page 33: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-2

3.1 Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan sebagai observasi awal untuk melihat kegiatan

perusahaan sebelumnya. Observasi awal dilakukan melalui pengamatan di tempat

penelitian dan diskusi dengan beberapa orang yang berkompeten. Hasil studi

lapangan dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat latar belakang dan

perumusan masalah.

3.2 Studi Pustaka

Merupakan tahap pemahaman teori-teori yang mendasari penelitian. Studi

kepustakaan dilakukan untuk mencari ide-ide, rumusan-rumusan dan konsep-

konsep teoritis dari berbagai literatur yang dapat dipakai sebagai landasan teoritis

untuk melakukan penelitian.

3.3 Perumusan Masalah

Langkah selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

merumuskan masalah yang diambil. Perumusan masalah yang ada yaitu

bagaimana menentukan standar waktu yang tepat pada Badan Perijinan Terpadu

Kabupaten Sragen.

3.4 Penetapan Tujuan Penelitian

Setelah merumuskan masalah, langkah selanjutnya adalah penetapan tujuan

penelitian. Tujuan penelitian ini adalah Menentukan standar waktu pelayanan

perijinan Sub bidang perijinan prinsip dan lokasi, IMB, dan HO serta Sub bidang

Indakop dan reklame pada Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen dan

mengevaluasi alur proses perijinan pada Badan Perijinan Terpadu Kabupaten

Sragen.

3.5 Pemetaan proses bisnis dengan functional flowchart

Pada tahap ini proses bisnis awal dipetakan terlebih dulu dengan

funcitonal flowchart. Dengan cara mengevaluasi proses bisnis yang terjadi pada

proses perijinan. Dari proses bisnis yang dibuat dalam bentuk funcitonal flowchart

bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan untuk

menyelesaikan proses perijinan serta aktifitas yang dikerjakan didalamnya secara

Page 34: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-3

keseluruhan. Proses bisnis awal yang akan digunakan sebagai acuan untuk

menentukan perhitungan waktu standar.

3.6 Memetakan Alur Proses Perijinan Pada Peta Proses Operasi

Proses perijinan yang telah diketahui pada funcitonal flowchart kemudian

dipetakan pada peta proses operasi. Peta proses operasi merupakan diagram yang

menggambarkan langkah-langkah proses akur kegiatan mengenai urutan-urutan

operasi dan pemeriksaan. Prinsip-prinsip dalam membuat peta proses operasi

adalah sebagai berikut :

1. baris paling atas, pada bagian “kepala” ditulis jelas jenis peta, yaitu Peta

Proses Operasi yang diikuti oleh identifikasi lain seperti: nama proses, nama

pembuat peta, tanggal dipetakan, dan nomor peta.

2. Petugas yang akan melakukan proses dinyatakan tepat di atas garis horizontal

yang sesuai, yang menunjukkan ke dalam urut-urutan berkas yang kemudian

diproses.

3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, dari atas ke bawah sesuai

urut-urutan prosesnya.

4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai

dengan urutan terkait.

5. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara térsendiri

dan pninsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.

Dengan peta proses operasi akan membantu membedakan kegiatan proses dan non

prosesd dan akan memudahkan perhitungan waktu standar.

3.7 Perhitungan Waktu Standar Proses

Setelah digambarkan peta proses operasi dapat dilihat kegiatan proses

maupun non proses. Untuk menghitung waktu proses dari data yang diperoleh

dilakukan terlebih dulu uji kecukupan data dan uji keseragaman data. Data yang

diuji keseragaman data, merupakan data waktu pengamatan selama kegiatan

proses perijinan berlangsung. Data dihitungan dengan menggunakan

persamaan2.5 dan persamaan 2.6. Kemudian dari hasil perhitungan data dikatakan

seragam apabila masuk pada range BKA dan BKB yang ditunjukkan pada grafik.

Untuk data yang tidak seragam maka data tersebut harus dibuang. Setelah data

Page 35: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-4

seragam kemudian dilakukan uji kecukupan data. Data dihitung menggunakan

persamaan 2.4 data dikatakan cukup apabila N’ hitung lebih kecil dari N jumlah

pengamatan. Setelah data seragam dan cukup langkah selanjutnya menghitung

waktu siklus rumus yang digunakan menggunakan persamaan 2.1. Kemudian

menghitung waktu normal dengan menggunakan persamaan 2.2 Setelah

didapatkan waktu normal kemudian menghitung waktu baku dengan

menggunakan rumus pada persamaan 2.3. Waktu baku merupakan waktu standar

proses dari kegiatan perijinan.

3.8 Perhitungan Waktu Standar Non Proses

Waktu non proses merupakan waktu idle maupun delay pada saat proses

perijinan. Dari waktu idle maupun delay tidak terjadi jarak waktu yang signifikan

maka untuk menghitung waktu non proses dihitungan dari waktu siklus. Waktu

siklus akan dihitung dari waktu rata-rata tiap waktu idle maupun delay dari setiap

proses. Setelah menghitung waktu proses dan non proses maka akan didapat

standar waktu pelayanan.

3.9 Rekap Hasil Perhitungan Standar Waktu

Setelah dilakukan perhitungan waktu standar proses dengan waktu non

proses. Kemudian dilakukan rekap hasil perhitungan standar waktu , dimana hasil

perhitungan standar waktu adalah penjumlahan dari waktu proses dan waktu non

proses.

3.10 Usulan Perbaikan Proses Bisnis dengan Business Process Improvement

Setelah merekap hasil perhitungan standar waktu, maka akan terlihat

perbedaan yang menjadi dasar adanya kegiatan yang memerlukan perbaikan pada

prosesnya. Perbaikan ini menggunakan tahapan Business Process Improvement.

Business Process Improvement (BPI) adalah langkah perombakan terhadap proses

bisnis yang telah berjalan untuk memperbaiki atau memberikan proses yang baru.

Langkah-langkah dalam perancangan proses bisnis baru adalah sebagai berikut:

1. Pemetaan proses bisnis awal

Proses bisnis awal dipetakan terlebih dahulu dengan functional flowchart.

Pemetaan ini bertujuan untuk mengetahui proses-proses yang dilakukan dan

Page 36: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-5

aktifitas yang dikerjakan didalamnya secara keseluruhan. Dimana proses ini

telah dilakukan pada tahap 3.1

2. Identifikasi proses value added dan non-value added

Pemetaan tersebut kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi kegiatan yang

termasuk value added dan non-value added. Semaksimal mungkin kegiatan

non-value-added berusaha dihilangkan sehingga alur proses menjadi lebih

efisien. Suatu kegiatan digolongkan value-added jika kegiatan tersebut

mempengaruhi hasil akhir output yang akan menambah kepuasan konsumen,

sedangkan suatu kegiatan dikatakan non-value-added jika kegiatan tersebut

dieliminasi ataupun disederhanakan maka tidak akan mengurangi nilai akhir

produk bagi konsumen. Analisis kegiatan value-added dan non-value-added

yang dilakukan disertai dengan menganalisis kekurangan dari setiap kegiatan

tersebut.

3. Melakukan perbaikan berdasarkan pada konsep Business Process

Improvement

Kemudiam perbaikan tersebut berdasarkan pada konsep Business Process

Improvement yaitu dengan menghilangkan, menyederhanakan, menyatukan

atau melakukan otomatisasi pada proses. Tidak ditutup kemungkinan untuk

menambahkan proses apabila proses awal masih kurang efektif dan

dibutuhkan penambahan proses.

3.11 Analisis dan Interpretasi Hasil

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan analisis dan interpretasi hasil. Interpretasi berisi

dari hasil penelitian yang berupa hasil perhitungan standar waktu. Untuk analisis

berupa perbandingan dari standar waktu hasil perhitungan dengan standar waktu

awal serta usulan dari perbaikan proses bisnis perijinan.

3.12 Kesimpulan

Langkah akhir dalam penelitian ini adalah menarik kesimpulan dan saran.

Pada tahap ini akan dibahas hasil dari tujuan yang ingin dicapai serta memberikan

saran untuk penelitian selanjutnya.

Page 37: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-1

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini membahas mengenai identifikasi alur proses bisnis awal

dengan functional flowchart, rincian alur proses bisnis, mengusulkan waktu

standar baru dan perbaikan proses bisnis.

4.1 Pemetaan Proses Bisnis Dengan Functional Flowchart

Langkah awal yang dilakukan terlebih dulu dengan cara menganalisis tiap

jenis perijinan kemudian memetakan proses bisnis dalam bentuk functional

flowchart. Adapun penjelasan dari analisis dan pemetaan proses bisnis adalah

sebagai berikut :

1. Proses Bisnis Perijinan SIUP

Dalam perijinan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dibagi menjadi

beberapa kelompok SIUP Mikro, Kecil, Menengah, dan Besar. Untuk SIUP

makro wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan kurang dari Rp

50.000.000,00 SIUP kecil wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang

kekayaan lebih dari Rp 50.000.000,00 SIUP menengah wajib dimiliki oleh

perusahaan perdagangan yang kekayaan lebih dari Rp 500.000.000,00 dan SIUP

besar wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan lebih dari Rp

10.000.000.000,00. Kelompok SIUP ini yang membedakan adalah kekayaan

bersih dari perusahaan. Syarat pengajuan sama dalam setiap kelompok. Untuk

mengajukan perijinan SIUP pemohon harus melengkapi syarat-syarat dalam

berkas pengajuan. Adapun syarat-syaratnya sebagai berikut :

a. Fotocopy KTP dan/ akte pendirian perusahaan (bagi badan hukum)

b. SK Pengesahan Badan Hukum dari Menteri Kehakiman

c. KTP Pemilik/Direktur Utama/Penanggungjawab Perusahaan

d. Ijin HO (Undang-Undang Gangguan)

e. NPWP Perusahaan

f. Neraca awal perusahaan

g. SIUP Kantor Pusat(bagi kantor perwakilan/cabang)

h. TDP Kantor Pusat(bagi kantor perwakilan/cabang)

i. Pas Photo 4x6 (2lembar).

Page 38: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-2

Syarat-syarat diatas harus dilengkapi pemohon sebelum mengajukan berkas ke

loket pelayanan perijinan. Setiap pemohon yang akan mengajukan perijinan

berhubungan dengan penanaman modal, maka pemohon wajib mendaftar

pendaftaran penanaman modal (PPM). Pendaftaran penanaman modal bertujuan

untuk mengetahui jumlah usaha yang berdiri pada daerah Kabupaten Sragen.

Petugas loket akan memeriksa kelengkapan berkas yang kemudian akan diproses

perijinanya. Dalam proses perjalanan perijinan terdapat monitoring untuk

mengetahui siapa yang bertanggung jawab dari setiap alur perjalanan berkas

perijinan. Pada bagian loket mencatat berkas pemohon yang masuk pada buku

agenda kemudian berkas diketik dalam komputer, setelah itu kartu monitoring

disertakan pada berkas perijinan sebagai penanggung jawab. Untuk pengesahan

surat perijinan ditandatangani oleh ketua BPT. Proses untuk menyelesaikan surat

ijin SIUP mempunyai standar waktu penyelesaian lima hari kerja.

Pada alur proses perijinan SIUP pihak yang terkait meliputi pemohon yang

mengajukan perijinan, petugas loket yang menangani berkas-berkas pemohon dan

membuat SK perijinan, petugas Tata Usaha yang bertugas memeriksa SK

perijinan, sekertaris sebagai penanggung jawab memonitoring perjalanan berkas,

dan ketua yang mengesahkan SK perijinan. Functional flowchart perijinan SIUP

dapat dilihat dalam gambar 4.1

Page 39: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-3

PROSES BISNIS PERIJINAN SIUP

SEKRETARIS KETUAPETUGAS

TATA USAHA

PETUGAS BAGIAN

INDAKOPPEMOHON

MulaiMulai

Tanda terima Tanda terima

Berkas

lengkap?

Berkas

lengkap?

Memeriksaan

Berkas

Memeriksaan

Berkas

Pengetikan data

pemohon

Pengetikan data

pemohon

Paraf KABAGParaf KABAG

Paraf KASUBAGParaf KASUBAG

TTD SKTTD SK

Proses Perijinan SKProses Perijinan SK

Pemeriksaan SKPemeriksaan SK

SelesaiSelesai

Penyerahan SKPenyerahan SK

Paraf monitoringParaf monitoring

Paraf petugas loket

pada monitoring

Paraf petugas loket

pada monitoring

Mencatat

diagenda

Mencatat

diagenda

ya

Mengisi formulir

penanaman modal

Mengisi formulir

penanaman modal

Fotocopy KTP,Ijin

HO,NPWP,Foto,

KTP Direktur perush.

tidaktidak

Gambar 4.1 Proses Bisnis Perijinan SIUP

Page 40: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-4

2. Proses Bisnis Perijinan TDP

Ijin Tanda Daftar Perusahaan (TDP) merupakan ijin yang dikeluarkan

untuk perusahaan agar terdaftar sebagai perusahaan. Berdasarkan kepemilikannya

TDP dibagi menjadi beberapa jenis yaitu perorangan, koperasi, Comanditer

Vernudjschaf (CV), Perseroan Terbatas (PT). TDP wajib dimiliki perusahaan

karena TDP merupakan bagian dari syarat ijin SIUP. Untuk mengajukan ijin TDP

pemohon harus melengkapi syarat-syarat dalam berkas pengajuan. Syarat dari tiap

jenis ijin TDP berbeda-beda, yaitu :

a. Syarat ijin TDP perorangan

1) Surat Pengantar dari desa/kelurahan

2) Fotocopy KTP/paspor direktur utama atau penanggung jawab/pemilik

3) Fotocopy ijin usaha/surat keterangan yang dipersamakan dengan itu yang

diterbitkan oleh instansi teknis.

b. Syarat ijin TDP Koperasi

1) Akte pendirian koperasi

2) Fotocopy KTP pengurus

3) Fotocopy SK pengesahan sebagai badan hukum dari pejabat yang

berwenang

4) Fotocopy Ijin usaha atau surat keterangan yang dipersamakan dengan itu

yang diterbitkan oleh instansi teknik.

c. Syarat ijin TDP Comanditer Vernudjschaf (CV)

1) Fotocopy akte pendirian perusahaan

2) Fotocopy ijin gangguan (HO)

3) Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

4) Fotocopy KTP/paspor direktur utama atau penanggung jawab/pengurus

5) Fotocopy Ijin usaha atau surat keterangan yang dipersamakan dengan itu

yang diterbitkan oleh instansi teknik.

d. Syarat ijin TDP Perseroan Terbatas (PT)

1) Fotocopy akte pendirian perseroan terbatas

2) Fotocopy pengesahan pendirian perseroan terbatas dari menteri hukum dan

HAM

3) Fotocopy akte perubahan pendirian perseroan terbatas (bila ada)

Page 41: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-5

4) Asli atau fotocopy keputusan pengesahan sebagai badan hukum

5) Fotocopy KTP/paspor direktur utama atau penanggung jawab

6) Fotocopy Ijin usaha atau surat keterangan yang dipersamakan dengan itu

yang diterbitkan oleh instansi teknik.

Dari sekian jenis TDP dengan syarat yang berbeda tetapi alur proses perijinan

sama. Alur proses bisnis untuk menyelesaikan ijin TDP digambarkan dalam

Functional flowchart yang dapat dilihat dalam gambar 4.2

Pada perijinan TDP ini termasuk dalam kategori penanaman modal maka

pemohon yang akan mengajukan perijinan yang berhubungan dengan penanaman

modal, wajib mendaftar pendaftaran penanaman modal (PPM). Pemohon harus

melengkapi syarat-syarat pengajuan yang diserahkan ke loket sesuai perijinan.

Berkas yang lengkap akan diproses oleh petugas loket, petugas loket akan

membuat monitoring perjalanan berkas. monitoring perjalanan berkas

membutuhkan paraf dari kasubid dan kabid bidang indakop serta paraf dari

sekertaris. Setelah paraf lengkap maka berkas akan diteliti oleh bidang Tata Usaha

kelengkapan dan apakah terjadi kesalahan atau tidak. SK perijinan akan disahkan

oleh ketua.

Page 42: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-6

PROSES BISNIS PERIJINAN TDP

KETUASEKRETARISPETUGAS

TATA USAHA

PETUGAS BAGIAN

INDAKOPPEMOHON

ya

Mulai

tidak

Penyerahan

SK,SKPD,SKRD

TTD SK

Mencatat

diagenda

Paraf KASUBAG

Selesai

Berkas

lengkap?

Memeriksaan

Berkas

Paraf KABAG

Proses Perijinan SK

Paraf petugas loket

pada monitoring

Pengetikan data

pemohon

Mengisi formulir

penanaman modal

Tanda terima

Pemeriksaan SK Paraf monitoring

Fotocopy KTP,Ijin

HO,NPWP,Foto,

KTP Direktur perush.

Gambar 4.2 Proses Bisnis Perijinan TDP

Page 43: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-7

3. Proses Bisnis Perijinan IMB

Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) ijin yang dikeluarkan untuk mendirikan

suatu bangunan baik tempat tinggal maupun sebagai tempat usaha, syarat

pengajuan ijin IMB yang digunakan untuk tempat usaha perlu adanya surat

pernyataan persetujuan tetangga. Serta apabila tanah belum balik nama juga perlu

adanya surat pernyataan. Untuk mengajukan perijinan IMB pemohon harus

melengkapi syarat-syarat dalam berkas pengajuan. Adapun syarat-syaratnya

sebagai berikut :

a. Gambar rencana lengkap rangkap 2 (dua)

b. Fotocopy sertifikat/surat keterangan status tanah dari pejabat yang berwenang

c. Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga untuk bangunan

bertingkat/bangunan untuk usaha

d. Fotocopy ijin lokasi bagi bangunan usaha

e. Fotocopy KTP/akta pendirian bagi perusahaan yang berbadan hukum

f. Fotocopy pelunasan PBB tahun terakhir.

Syarat diatas harus dilengkapi pemohon untuk mengajukan perijinan,

petugas loket akan mengecek kelengkapan syarat pengajuan. Perijinan IMB

dilakukan pengecekan lokasi oleh petugas untuk memastikan luas tanah yang

diajukan oleh pemohon. Hasil pengecekan lokasi akan dijadikan SK yang

dikeluarkan. Ijin IMB dikenakan biaya retribusi sesuai dengan luas bangunan dan

jenis bangunan. Untuk dapat menyelesaikan ijin IMB memerlukan sepuluh hari

kerja.

Pihak yang terlibat dalam proses perijinan adalah petugas loket yang akan

memeriksa kelengkapan berkas, mencatat dibuku agenda, dan paraf pada

monitoring penerimaan berkas. Petugas pengecek lokasi melakukan tugas

pengecekan langsung pada tempat yang diajukan oleh pemohon, untuk mengukur

ketepatan luas tanah dan bangunan. Setelah mendapat hasil dari petugas cek lokasi

petugas loket yang membuat SK perijinan apabila disutujui. Sekertaris

bertanggung jawab atas berkas yang akan disetujui dengan memberikan paraf

pada monitoring. Dan tanda tangan ketua sebagai pengesahan. Proses bisnis IMB

digambarkan dalam Functional flowchart yang dapat dilihat dalam Gambar 4.3

Page 44: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-8

PROSES BISNIS PERIJINAN IMB

PEMOHON SEKRETARIS

PETUGAS

PENGECEKAN

LOKASI

KETUA

PETUGAS BAGIAN

PRINSIP, LOKASI,

IMB,DAN HO

PETUGAS

TATA USAHA

MulaiMemeriksa

Berkas

Berkas

lengkap?

Mengisi formulir

penanaman modal

Tanda terima

Pengetikan data

pemohon

Paraf KASUBAG

Paraf KABAG

Perhitungan

SKPD/SKRD

Proses perijinan

SK

Berita acara hasil

pengecekan dan

rekomendasi

Pengecekan Lokasi

Pemeriksaan SK TTD SK

Kwitansi

Pembayaran

Penyerahan SK

Selesai

Paraf

monitoring

Mencatat

diagenda

Paraf petugas loket

pada monitoring

ya

tidak

Formulir,fotocopy

pbb,fotocopy ijin

llokasi,Fotocopy

sertifikat,Surat

pernyataan,fotocopy

ktp

Gambar 4.3 Proses Bisnis Perijinan IMB

Page 45: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-9

4. Proses Bisnis Perijinan Prinsip Dan Lokasi

Ijin prinsip diberikan kepada orang atau badan yang melakukan usaha

yang berlokasi diluar kawasan industri. Kawasan industri adalah kawasan tempat

pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana

penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasa industri yang

telah memiliki izin usaha industri. Untuk mengurus ijin prinsip pemohon harus

melengkapi syarat sebagai berikut :

a. Fotocopy KTP

b. Fotocopy akta pendirian perusahaan (bagi yang berbadan hukum)

c. Fotocopy keterangan kepemilikan tanah

d. Uraian rencana proyek/usaha yang akan dilaksanakan.

Ijin Lokasi diperlukan apabila lokasi tanah digunakan dalam rangka penanaman

modal yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak dan untuk menggunakan

tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modal. Untuk mengurus ijin

lokasi pemohon harus melengkapi syarat sebagai berikut :

a. Fotocopy KTP

b. Fotocopy akta pendirian perusahaan (bagi yang berbadan hukum)

c. Pernyataan tertulis mengenai kesanggupan yang bersangkutan untuk

mengelola tanah

d. Pernyataan tertulis mengenai luas tanah yang dikuasai olehnya dan perusaaan

lain yang merupakan satu group dengannya.

Syarat diatas harus dilengkapi pemohon sebelum mengajukan berkas ke loket

pelayanan perijinan. Petugas loket akan memeriksa kelengkapan berkas yang

kemudian akan diproses. Untuk perijinan prinsip dan lokasi akan dilakukan

pengecekan secara langsung ke lokasi. Dari hasil pengecekan lokasi apabila

disetujui oleh tim cek lokasi maka surat keputusan akan dikeluarkan. Proses untuk

menyelesaikan perijinan ini sesuai standar yang telah ada sepuluh hari. Proses

untuk meyelesaikan ijin prinsip dan lokasi mempunyai alur yang sama dengan

perijinan IMB. Untuk mengurus perijinan prinsip dan lokasi dikenakan biaya

retribusi. Proses bisnis Prinsip dan lokasi digambarkan dalam Functional

flowchart yang dapat dilihat dalam Gambar 4.4.

Page 46: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-10

PROSES BISNIS PERIJINAN PRINSIP DAN LOKASI

KETUASEKRETARISPETUGAS

TATA USAHA

PETUGAS

PENGECEKAN

LOKASI

PETUGAS BAGIAN

PRINSIP, LOKASI,

IMB,DAN HO

PEMOHON

ya

tidak

TTD SK

Paraf KASUBAG

Memeriksa

Berkas

Mencatat

diagenda

Penyerahan SK

Perhitungan

SKPD/SKRD

Mulai

Paraf KABAG

Pengecekan Lokasi

Tanda terima

Mengisi formulir

penanaman modal

Kwitansi

Proses perijinan

SK

Selesai

Berita acara hasil

pengecekan dan

rekomendasi

Paraf petugas loket

pada monitoring

Pengetikan data

pemohon

Pemeriksaan SK

Berkas

lengkap?

Pembayaran

Paraf

monitoring

Berkas syarat

pengajuan

Gambar 4.4 Proses Bisnis Perijinan Prinsip dan Lokasi

Page 47: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-11

5. Proses Bisnis Perijinan HO

Ijin Gangguan (HO) ijin yang dikeluarkan untuk menyatakan suatu usaha

tidak menimbulkan ganguan bagi lingkungan, ijin HO perlu dimiliki bagi suatu

tempat usaha untuk menyatakan suatu usaha tidak menimbulkan gangguan

sekaligus menjadi syarat untuk mencari ijin SIUP, TDP. Untuk mengajukan

perijinan HO pemohon harus melengkapi syarat-syarat dalam berkas pengajuan.

Adapun syarat-syaratnya sebagai berikut :

a. Keterangan pemohon dan usaha

b. Keterangan/pernyataan kepemilikan tanah /bangunan

c. Pernyataan pencegahan gangguan dan pencemaran lingkungan

d. Pernyataan persetujuan lingkungan/tetangga

e. Fotocopy KTP dn atau akte pendirian (bagi yang berbadan hukum)

f. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

Pada proses ijin HO akan dilakukan pengecekan langsung kelapangan. Tim teknis

gabungan dari petugas cek lokasi dan bagian petugas lingkungan hidup akan

melakukan pengecekan. Tempat yang akan dijadikan pengecekan merupakan

tempat usaha yang menimbulkan ganguan atau menghasilkan limbah yang dapat

merusak lingkungan hidup. Tim cek lokasi akan memberikan rekomendasi untuk

surat ijin HO disetujui atau tidak. Untuk menyelesaikan ijin HO standar waktu

yang sudah ada adalah enam hari kerja.

Pihak yang terlibat dalam proses perijinan HO adalah petugas loket yang

melakukan pengecekan kelengkapan berkas serta membuat SK perijinan apabila

telah diadakan rapat persetujuan, petugas cek lokasi bertugas melakukan

pengecekan langsung ke lokasi dan bertugas untuk memberikan rekomendasi

sesuai hasil pengecekan untuk diterima atau ditolak untuk ijin yang diajukan. Pada

bagian Tata Usaha akan mengecek kebenaran SK perijinan. Sekertaris yang

bertanggung jawab untuk SK yang dikeluarkan, dan disahkan oleh ketua BPT

KabupatenSragen. Untuk ijin HO pemohon dikenakan biaya retribusi. Proses

bisnis HO digambarkan dalam Functional flowchart yang dapat dilihat dalam

Gambar 4.5.

Page 48: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-12

PROSES BISNIS PERIJINAN HO

KETUASEKRETARISPETUGAS

TATA USAHA

PETUGAS

PENGECEKAN

LOKASI

PETUGAS BAGIAN

PRINSIP, LOKASI,

IMB,DAN HO

PEMOHON

Terima

ya

Memeriksaan

Berkas

Memeriksaan

Berkas

PembayaranPembayaran

Proses perijinan

SK

Proses perijinan

SK

MulaiMulai

KwitansiKwitansi

Diterima/

Ditolak?

Diterima/

Ditolak?

Pemeriksaan SKPemeriksaan SK

Paraf petugas loket

pada monitoring

Paraf petugas loket

pada monitoring

Berkas

lengkap?

Berkas

lengkap?

Paraf

monitoring

Paraf

monitoring

SelesaiSelesai

Tanda terima

TGL pemeriksaan

TGL Selesai,SK

Tanda terima

TGL pemeriksaan

TGL Selesai,SK

TTD SK

Perhitungan

SKPD/SKRD

Perhitungan

SKPD/SKRD

Paraf KABAGParaf KABAG

Pengecekan Lokasi Pengecekan Lokasi

Paraf KASUBAGParaf KASUBAG

Pengetikan data

pemohon

Pengetikan data

pemohon

Penyerahan SKPenyerahan SK

Sidang Hasil

Pemeriksaan

Sidang Hasil

Pemeriksaan

Berita acara hasil

pengecekan dan

rekomendasi

Berita acara hasil

pengecekan dan

rekomendasiMencatat

diagenda

Mencatat

diagenda

Mengisi Formulir

Penanaman modal

Mengisi Formulir

Penanaman modal

Fotocopy ktp,IMB,Surat

pernyataan

kepemilikan,pencegah

ganguan,persetujuan

tetangga

tidaktidak

Gambar 4.5 Proses Bisnis Perijinan HO

Page 49: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-13

6. Proses Bisnis Perijinan Reklame Kain Dan Papan

Untuk memasang suatu reklame perlu adanya ijin, ijin reklame terbagi

menjadi dua yaitu reklame kain dan reklame papan. Reklame kain biasanya

berukuran 1,5 meter x 1 meter, pemohon melengkapi syarat dan mengumpulkan

formulir langsung ke loket perijinan serta membawa langsung reklame. Setelah

melakukan pembayaran petugas akan menempelkan stiker dan menandatangani

reklame yang berarti reklame legal untuk dipasang. reklame kain dipasang sendiri

oleh pemohon. Sedangkan untuk reklame papan berukuran 5 meter x 3 meter,

untuk reklame papan pemohon melengkapi persyaratan dan menulis surat

pernyataan. Reklame papan akan dipasang dengan pihak dinas lingkungan untuk

memastikan posisi dari reklame.

Pada pemasangan reklame dikenakan biaya retribusi yang dihitung sesuai

lebar reklame, berapa lama dipasang dan terletak dimana reklame tersebut.

Retribusi reklame kain dan papan dikenakan biaya yang berbeda. Penentuan

pemasangan reklame untuk lokasi dan berapa lama reklame dipasang ditentukan

oleh pemohon. Setiap reklame yang dipasang harus didaftarkan pada BPT

kab.Sragen apabila reklame tidak terdaftar dan dipasang tidak sesuai ketentuan

maka akan dilakukan pelepasan oleh petugas. Serta dalam pemasangan reklame

tidak boleh sembarangan, reklame harus dipasang pda tempat yang telah

ditentukan oleh BPT kab.Sragen.

Pihak yang terlibat dalam proses perijinan reklame pemohon, petugas

loket dan petugas kasir. Petugas loket yang bertandatangan pada reklame adalah

kasubid bidang indakop dan reklame. Bagian pembayaran retribusi dilakukan

dibagian kasir yang akan memberikan kwitansi sebagai bukti. Proses bisnis pada

reklame kain dalam functional flowchart yang dapat dilihat dalam gambar 4.6

untuk reklame papan functional flowchart digambarkan gambar 4.7.

Page 50: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-14

PROSES BISNIS PERIJINAN REKLAME KAIN

Petugas KasirPetugas Kasir PETUGAS LOKETPETUGAS LOKETPEMOHON

MulaiMulai

Memeriksa formulir dan

reklame

Paraf petugas pada

reklame

Petugas menempelkan

setiker pada reklame

Selesai

Menghitung retribusi

Pemohon membayar

dikasir

Menerima pembayaran retribusi

Penyerahan kwitansi

Fotocopy KTP

Mengisi formulirMengisi formulir

Menerima kwitansi

pembayaran

Gambar 4.6 Proses Bisnis Perijinan Reklame Kain

Page 51: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-15

PROSES BISNIS PERIJINAN REKLAME PAPAN

PETUGAS LOKETPetugas KasirPEMOHON

Selesai

Petugas menempelkan

setiker pada reklame

Menghitung retribusi

Paraf petugas pada

reklame

Pemohon membayar

dikasir

Fotocopy ktp, surat

pernyataan

Fotocopy ktp, surat

pernyataan

Memeriksa berkasMulai

Mulai

Menerima kwitansi

pembayaran

Penyerahan kwitansi

Petugas menerima pembayaran

retribusi

Mengisi formulirMengisi formulir

Gambar 4.7 Proses Bisnis Perijinan Reklame Papan

Page 52: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-16

PETA PROSES OPERASI

NAMA PROSES : PERIJINAN IMB

NOMOR PETA : 1

DIPETAKAN OLEH : ELLENIA

TANGGAL DIPETAKAN : 28 MEI 2012

OPCOPC

Petugas loket

Memeriksa berkas

Paraf Monitoring

Mencatat

agenda

Pengetikan data

Menumpuk

berkas

Paraf kasubag

Paraf kabag

Menumpuk

berkas

Proses SK

Serah terima

berkas

Membayar

retribusi

Menghitung

retribusi

Berkas kembali

ke loket

Pemohon

Mendaftar PM

Menyerahkan

berkas

Petugas cek lokasi

Proses cek

lokasi

Berita acara

pemeriksaan

rekomendasi

Pengecekan

lokasi

Ketua

Tanda tangan ketua BPT

Petugas tata usaha

Menumpuk

berkas

Memeriksa

berkas

Sekertaris

Menumpuk

berkas

Paraf

monitoring

4.2 Memetakan Alur Proses Perijinan Pada Peta Proses Operasi

Gambar 4.8 Peta proses operasi perijinan dengan pengecekan lokasi

OPCOPC

Petugas loket

Memeriksa

berkas

Paraf

Monitoring

Mencatat

agenda

Pengetikan

data

Menumpuk

berkas

Paraf

kasubag

Paraf kabag

Menumpuk

berkas

Proses SK

Serah terima

berkas

Membayar

retribusi

Menghitung

retribusi

Berkas

kembali ke

loket

Pemohon

Mendaftar

PM

Menyerahka

n berkas

Petugas cek lokasi

Proses cek

lokasi

Berita acara

pemeriksaan

rekomendasi

Pengecekan

lokasi

Ketua

Tanda

tangan

ketua BPT

Petugas tata usaha

Menumpuk

berkas

Memeriksa

berkas

Sekertaris

Menumpuk

berkas

Paraf

monitoring

IV-1

6

Kegiatan Jumlah Waktu (menit)

Operasi 17 2903,21

Pemeriksaan 3 81,79

Delay 4 1271

Total 24 4256

Ringkasan

Page 53: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-17

PETA PROSES OPERASI

NAMA PROSES : PERIJINAN IMB

NOMOR PETA : 1

DIPETAKAN OLEH : ELLENIA

TANGGAL DIPETAKAN : 28 MEI 2012

OPCOPC

Petugas loket

Memeriksa berkas

Paraf Monitoring

Mencatat

agenda

Pengetikan data

Menumpuk

berkas

Paraf kasubag

Paraf kabag

Menumpuk

berkas

Proses SK

Serah terima

berkas

Membayar

retribusi

Menghitung

retribusi

Berkas kembali

ke loket

Pemohon

Mendaftar PM

Menyerahkan

berkas

Petugas cek lokasi

Proses cek

lokasi

Berita acara

pemeriksaan

rekomendasi

Pengecekan

lokasi

Ketua

Tanda tangan ketua BPT

Petugas tata usaha

Menumpuk

berkas

Memeriksa

berkas

Sekertaris

Menumpuk

berkas

Paraf

monitoring

Gambar 4.9 Peta proses operasi perijinan tanpa pengecekan lokasi

Ketua

Tanda

tangan

ketua BPT

Petugas tata usaha

Menumpuk

berkas

Memeriksa

berkas

Sekertaris

Menumpuk

berkas

Paraf

monitoring

Pemohon

Mendaftar

PM

Menyerahkan

berkas

Petugas loket

Memeriksa

berkas

Paraf

Monitoring

Mencatat

agenda

Pengetikan

data

Menumpuk

berkas

Paraf

kasubag

Paraf kabag

Menumpuk

berkas

Proses SK

Serah terima

berkas

Membayar

retribusi

Menghitung

retribusi

Berkas

kembali ke

loket

IV-1

7

Kegiatan Jumlah Waktu (menit)

Operasi 17 215,5

Pemeriksaan 3 103,97

Delay 4 630,01

Total 24 949,48

Ringkasan

Page 54: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-18

4.3 Perhitungan Waktu Standar Proses

Dari gambar 4.8 dapat dilihat OPC alur tiap proses perijinan serta dapat

dilihat perbedaan antara kegiatan proses dan non proses dengan pengecekan lokasi

sedangkan pada gambar 4.9 OPC proses bisnis tanpa proses operasi. Berikut akan

dilakukan perhitungan waktu standar proses :

1. Perhitungan Waktu Standar Perijinan SIUP

Dalam pengamatan secara langsung didapatkan waktu pengamatan tiap

proses perijina. Data pengamatan dilakukan uji kecukupan data dan uji

keseragaman data. Berikut adalah contoh perhitungan manual uji kecukupan data

pada perijinan SIUP dalam satuan menit, rumus yang digunakan pada persamaan

2.4

Tabel 4.1 Tabel uji kecukupan data perijinan SIUP

Proses Perijinan

N'

Mengisi formulir 408 166.464 5.706 11,3

Memeriksa berkas 417 173.889 6.215 28,9

Paraf petugas loket pada monitoring 338 114.244 3.902 9,9

Mencatat diagenda 162 26.244 898 10,6

Memasukkan data pemohon pada

komputer 888 788.544 27.080 12,1

Paraf Kasubag 318 101.124 3.424 6,3

Paraf Kabag 333 110.889 3.725 3,1

Proses perijinan SK,SKPD,SKRD 873 762.129 26.013 9,6

Berkas masuk ruang tata usaha 592 350.464 11.988 10,5

Paraf sekretaris 305 93.025 3.297 25,3

Tanda tangan ketua bpt 375 140.625 5.037 29,8

Berkas kembali keloket 484 234.256 8.356 28,0

Serah terima SK,SKPD,SKRD 447 199.809 7.143 29,0

k 2

s 0,1

N 30

N’ = 11,3

Karena N’ < N, maka data dianggap cukup.

Page 55: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-19

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

x

BKA

BKB

Untuk uji keseragaman rumus yang digunakan pada persamaan 2.5 dan persamaan

2.6. Berikut adalah contoh perhitungan manual kegiatan mengisi formulir dapat

dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Tabel uji keseragaman kegiatan mengisi formulir

BKA = 13,60 + (3,96 x 2) = 21,52

BKB = 13,60 - (3,96 x 2) = 5,68

Gambar 4.10 Grafik keseragaman pada mengisi formulir perijinan SIUP

Page 56: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-20

Dari Gambar 4.10 data pengamatan pada periijinan SIUP masuk dalam range

antara BKA dan BKP, maka data dikatakan seragam. Data tiap hasil pengamatan

telah diuji kecukupan data dan uji keseragaman, untuk selengkapnya dapat dilihat

pada L.2. Kemudian dari hasil waktu pengamatan akan dihitung waktu baku tiap

proses. Untuk menghitung waktu baku dilakukan terlebih dulu perhitungan waktu

siklus rata-rata dan perhitungan waktu normal. Hasil perhitungan dapat dilihat

pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Tabel hasil perhitungan waktu baku perijinan SIUP

Dari Tabel 4.3 didapatkan hasil perhitungan standar waktu satu hari untuk

menyelesaikan perijinan SIUP. Berikut adalah contoh perhitungan manual untuk

menghitung waktu siklus pada kegiatan mengisi formulir, rumus yang digunakan

pada persamaan 2.1

menit

Setelah menghitung waktu siklus, kemudian menghitung waktu normal dengan

memberikan penyesuaian. Untuk tiap perhitungan waktu normal penyesuian yang

Proses Perijinan Perhitungan Standar waktu

Ws P Wn Allowance Wb

Mengisi formulir 13,60 106% 14,42 39% 23,44

Memeriksa berkas 13,90 106% 14,73 40% 24,56

Paraf petugas loket pada

monitoring 11,27 106% 11,94 39% 19,42

Mencatat di agenda 5,40 106% 5,72 39% 9,38

Memasukkan data pemohon pada

computer 29,60 106% 31,38 23% 40,75

Paraf Kasubag 10,67 108% 11,52 23% 14,96

Paraf Kabag 10,10 106% 10,71 26% 14,37

Membuat surat keterangan 29,10 106% 30,85 39% 50,16

Berkas masuk ruang Tata Usaha 19,73 106% 20,92 39% 34,01

Paraf sekretaris 10,17 108% 10,98 26% 14,74

Tanda tangan ketua BPT 12,50 108% 13,50 23% 17,53

Berkas kembali ke loket 16,13 106% 17,10 40% 28,50

Serah terima SK 14,90 106% 15,79 40% 26,32

Total Proses Dalam menit 318,14

Total Proses Dalam Jam 5

Total Proses Dalam Hari 1

Page 57: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-21

diberikan berbeda-beda tiap petugas, penyesuaian untuk petugas loket dapat

dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Tabel penyesuaian untuk petugas loket SIUP

No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian

1 Keterampilan Good C1 +0,06

2 Usaha Average D +0,00

3 Kondisi kerja Good C +0,02

4 Konsistensi Fair E -0,02

Total +0,06

p 106%

Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu normal rumus yang

digunakan pada persamaan 2.2.

menit

Setelah diketahui waktu normal kemudian dihitung waktu baku dengan

memberikan allowance. Allowance yang diberikan pada tiap petugas berbeda-

beda susuai dengan kegiatan yang dilakukan. Untuk kegiatan mengisi formulir

allowance yang diberikan dalam dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Tabel allowance untuk petugas loket dalam keadaan berdiri

No Faktor Kriteria

Kelonggaran

(%)

1 Menghilangkan rasa fatique

a. Tenaga yang dikeluarkan Ringan 7,5

b. Sikap Kerja Berdiri dua kaki 2,5

c. Gerakan kerja Normal 0

d. Kelelahan mata Fokus tetap 20

e. Keadaan temperatur tempat Normal 5

f. Keadaan atmosfer Baik 0

g. Keadaan lingkungan Bersih,sehat 0

2 Kebutuhan pribadi Wanita 2,5

3 Hambatan yang tak terhindar 2,5

Total 40%

Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu baku mengisi

formulir rumus dapat dilihat pada persamaan 2.3

= 23,441 menit

Page 58: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-22

Dari perhitungan waktu baku didapatkan standar waktu 23 menit untuk

menyelesaikan kegiatan pendaftaran penanaman modal. Dengan dihitung tiap

proses kegiatan akan diperoleh standar waktu pelayanan proses.

2. Perhitungan Waktu Standar Perijinan TDP

Dalam pengamatan secara langsung didapatkan waktu pengamatan tiap

proses perijinan. Data pengamatan dilakukan uji kecukupan data dan uji

keseragaman data. Berikut adalah contoh perhitungan manual uji kecukupan data

pada perijinan TDP dalam menit, rumus yang digunakan pada persamaan 2.4

Tabel 4.6 Tabel uji kecukupan data perijinan TDP

Proses Perijinan

N'

Mengisi formulir 404 163.216 5.650 15,4

Memeriksa berkas 424 179.776 6.296 20,3

Paraf petugas loket pada monitoring 351 123.201 4.243 13,3

Mencatat diagenda 175 30.625 1.067 18,1

Memasukkan data pemohon pada

komputer 890 792.100 26.878 7,2

Paraf Kasubag 364 132.496 4.704 26,0

Paraf Kabag 377 142.129 4.995 21,7

Proses perijinan SK,SKPD,SKRD 930 864.900 29.742 12,7

Berkas masuk ruang tata usaha 883 779.689 27.909 29,5

Paraf sekretaris 324 104.976 3.758 29,6

Tanda tangan ketua bpt 585 342.225 12.149 26,0

Berkas kembali keloket 507 257.049 8.887 14,9

Serah terima SK,SKPD,SKRD 440 193.600 6.892 27,2

k 2

s 0,1

N 30

N’ 5

Kare a N’< N, maka data dianggap cukup.

Untuk uji keseragaman data rumus dapat dilihat pada persamaan 2.5 dan

persamaan 2.6. Berikut adalah contoh perhitungan manual kegiatan mengisi

formulir dapat dilihat pada Tabel 4.7

Page 59: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-23

Tabel 4.7 Tabel uji keseragaman kegiatan mengisi formulir perijinan TDP

.

BKA = 13,47 + (12,02 x 2) = 21,77

BKB = 13,47 - (12,02 x 2) = -5,16

Gambar 4.11 Grafik keseragaman pada mengisi formulir perijinan TDP

Dari Gambar 4.11 data pengamatan pada periijinan TDP masuk dalam range

antara BKA dan BKP, maka data dikatakan seragam. Data tiap hasil pengamatan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

x

BKA

BKB

Page 60: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-24

telah diuji kecukupan data dan uji keseragaman, untuk selengkapnya dapat dilihat

pada L.2. Kemudian dari hasil waktu pengamatan akan dihitung waktu baku tiap

proses. Untuk menghitung waktu baku dilakukan terlebih dulu perhitungan waktu

siklus rata-rata dan perhitungan waktu normal. Hasil perhitungan dapat dilihat

pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Tabel hasil perhitungan waktu baku perijinan TDP

Dari Tabel 4.8 didapatkan hasil perhitungan standar waktu satu hari untuk

menyelesaikan perijinan TDP. Contoh berikut adalah perhitungan manual untuk

menghitung waktu siklus pada kegiatan mengisi formulir rumus dapat dilihat pada

persamaan 2.1

menit

Setelah menghitung waktu siklus, kemudian menghitung waktu normal dengan

memberikan penyesuaian. Untuk tiap perhitungan waktu normal penyesuian yang

diberikan berbeda-beda tiap petugas, tabel penyesuaian untuk petugas loket TDP

dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Proses Perijinan Perhitungan Waktu Standar

Ws P Wn Allowance Wb

Mengisi formulir 13,47 106% 14,27 39% 23,21

Memeriksa berkas 14,13 106% 14,98 40% 24,97

Paraf petugas loket pada

monitoring 11,70 106% 12,40 39% 20,17

Mencatat di agenda 5,83 106% 6,18 39% 10,14

Memasukkan data pemohon

pada computer 29,67 106% 31,45 23% 40,84

Paraf Kasubag 12,70 108% 13,72 23% 17,81

Paraf Kabag 12,57 106% 13,32 26% 17,88

Membuat surat keterangan 31,00 106% 32,86 28% 45,64

Berkas masuk ruang Tata Usaha 32,00 106% 33,92 28% 47,11

Paraf sekretaris 10,57 108% 11,41 26% 15,32

Tanda tangan ketua BPT 18,37 108% 19,84 23% 25,76

Berkas kembali ke loket 16,90 106% 17,91 40% 29,86

Serah terima SK 14,67 106% 15,55 40% 25,91

Total Proses Dalam menit 344,61

Total Proses Dalam Jam 6

Total Proses Dalam Hari 1

Page 61: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-25

Tabel 4.9 Tabel penyesuaian untuk petugas loket TDP

No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian

1 Keterampilan Good C1 +0,06

2 Usaha Average D +0,00

3 Kondisi kerja Good C +0,02

4 Konsistensi Fair E -0,02

Total +0,06

p 106%

Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu normal rumus yang

digunakan pada persamaan 2.2.

menit

Setelah diketahui waktu normal kemudian dihitung waktu baku dengan

memberikan allowance. Allowance yang diberikan pada tiap petugas berbeda-

beda susuai dengan kegiatan yang dilakukan. Untuk kegiatan mengisi formulir

allowance yang diberikan dalam dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Tabel allowance untuk petugas loket dalam keadaan berdiri

No Faktor Kriteria

Kelonggaran

(%)

1 Menghilangkan rasa fatique

a. Tenaga yang dikeluarkan Ringan 7,5

b. Sikap Kerja Berdiri dua kaki 2,5

c. Gerakan kerja Normal 0

d. Kelelahan mata Fokus tetap 20

e. Keadaan temperatur tempat Normal 5

f. Keadaan atmosfer Baik 0

g. Keadaan lingkungan Bersih,sehat 0

2 Kebutuhan pribadi Wanita 2,5

3 Hambatan yang tak terhindar 2,5

Total 40%

Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu baku mengisi

formulir rumus dapat dilihat pada persamaan 2.3

= 23,21 menit

Dari perhitungan waktu baku didapatkan standar waktu 23 menit untuk

menyelesaikan kegiatan pendaftaran penanaman modal. Dengan dihitung tiap

proses kegiatan akan diperoleh standar waktu pelayanan proses.

Page 62: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-26

3. Perhitungan Waktu Standar Perijinan IMB

Dalam pengamatan secara langsung didapatkan waktu pengamatan tiap

proses perijinan. Data pengamatan dilakukan uji kecukupan data dan uji

keseragaman data. Berikut adalah contoh perhitungan manual uji kecukupan data

pada perijinan IMB dalam menit, rumus yang digunakan pada persamaan 2.4

Tabel 4.11 Tabel uji kecukupan data perijinan IMB

Proses Perijinan

N'

Mengisi formulir 353 124.609 4.259 10,1

Memeriksa berkas 414 171.396 5.878 11,5

Paraf petugas loket pada monitoring 333 110.889 3.769 7,9

Mencatat diagenda 164 26.896 922 11,4

Memasukkan data pemohon pada

komputer 901 811.801 27.993 13,8

Paraf Kasubag 326 106.276 3.586 4,9

Paraf Kabag 380 144.400 4.888 6,2

Mengecek Lokasi 2075 430.625 149.375 16,3

Hasil berita acara hasil pengecekan 657 431.649 14.793 11,3

Membuat surat keterangan 868 753.424 25.840 11,6

Berkas masuk ruang tata usaha 496 246.016 8.570 18,0

Paraf sekretaris 343 117.649 4.011 9,1

Tanda tangan ketua bpt 445 198.025 6.851 15,2

Berkas kembali keloket 491 241.081 8.571 26,6

Menghitung retribusi 312 97.344 3.302 7,0

Membayar retribusi 229 52.441 1.869 27,6

Serah terima SK,SKPD,SKRD 354 125.316 4.312 12,9

k 2

s 0,1

N 30

N’

Kare a N’< N, maka data dianggap cukup.

Untuk uji keseragaman data rumus dapat dilihat pada persamaan 2.5 dan

persamaan 2.6. Berikut adalah contoh perhitungan manual kegiatan mengisi

formulir pada perijinan IMB dapat dilihat pada Tabel 4.12

Page 63: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-27

Tabel 4.12 Tabel uji keseragaman kegiatan mengisi formulir perijinan IMB

BKA = 11,77 + (2,37 x 2) = 16,51

BKB = 11,77 - (2,37 x 2) = 7,03

Gambar 4.12 Grafik keseragaman pada mengisi formulir perijinan IMB

Dari Gambar 4.12 data pengamatan pada periijinan IMB masuk dalam range

antara BKA dan BKP, maka data dikatakan seragam. Data tiap hasil pengamatan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

x

BKA

BKB

Page 64: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-28

telah diuji kecukupan data dan uji keseragaman, untuk selengkapnya dapat dilihat

pada L.2. Kemudian dari hasil waktu pengamatan akan dihitung waktu baku tiap

proses. Untuk menghitung waktu baku dilakukan terlebih dulu perhitungan waktu

siklus rata-rata dan perhitungan waktu normal. Hasil perhitungan dapat dilihat

pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Tabel hasil perhitungan waktu baku perijinan IMB

Dari Tabel 4.13 didapatkan hasil perhitungan standar waktu satu hari untuk

menyelesaikan perijinan IMB. Contoh berikut adalah perhitungan manual untuk

menghitung waktu siklus pada kegiatan mengisi formulir rumus dapat dilihat pada

persamaan 2.1

menit

Setelah menghitung waktu siklus, kemudian menghitung waktu normal dengan

memberikan penyesuaian. Untuk tiap perhitungan waktu normal penyesuian yang

Proses Perijinan Perhitungan Standar waktu

Ws P Wn Allowance Wb

Mengisi formulir 11,77 106% 12,47 39% 20,28

Memeriksa berkas 13,80 106% 14,63 40% 24,38

Paraf petugas loket pada

monitoring 11,20 106% 11,87 40% 19,79

Mencatat di agenda 5,47 106% 5,79 40% 9,66

Memasukkan data pemohon

pada computer 30,03 106% 31,84 39% 51,76

Paraf Kasubag 11,07 106% 11,73 23% 15,23

Paraf Kabag 12,67 108% 13,68 23% 17,77

Proses pengecekan lokasi 2064,00 106% 2187,84 5% 2302,99

Mengecek Lokasi 69,33 109% 75,57 74% 290,67

Hasil berita acara hasil

pengecekan 22,00 106% 23,32 39% 37,92

Membuat SK 28,93 106% 30,67 39% 49,87

Berkas masuk ruang Tata Usaha 16,53 106% 17,53 39% 28,50

Paraf sekretaris 11,10 108% 11,99 26% 16,09

Tanda tangan ketua BPT 14,83 108% 16,02 23% 20,81

Berkas kembali ke loket 16,37 106% 17,35 40% 28,91

Menghitung SKPD/SKRD 10,00 106% 10,60 39% 17,24

Membayar retribusi 7,63 106% 8,09 39% 13,16

Serah terima SK 11,80 106% 12,51 40% 20,85

Total Proses Dalam menit 2985,86

Total Proses Dalam Jam 50

Total Proses Dalam Hari 6

Page 65: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-29

diberikan berbeda-beda tiap petugas, tabel penyesuaian untuk petugas loket

perijinan IMB dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Tabel penyesuaian untuk petugas loket IMB

No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian

1 Keterampilan Good C1 +0,06

2 Usaha Average D +0,00

3 Kondisi kerja Good C +0,02

4 Konsistensi Fair E -0,02

Total +0,06

p 106%

Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu normal rumus yang

digunakan pada persamaan 2.2.

menit

Setelah diketahui waktu normal kemudian dihitung waktu baku dengan

memberikan allowance. Allowance yang diberikan pada tiap petugas berbeda-

beda susuai dengan kegiatan yang dilakukan. Untuk kegiatan mengisi formulir

allowance yang diberikan dalam dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Tabel allowance untuk petugas loket dalam keadaan berdiri

No Faktor Kriteria

Kelonggaran

(%)

1 Menghilangkan rasa fatique

a. Tenaga yang dikeluarkan Ringan 7,5

b. Sikap Kerja Berdiri dua kaki 2,5

c. Gerakan kerja Normal 0

d. Kelelahan mata Fokus tetap 20

e. Keadaan temperatur tempat Normal 5

f. Keadaan atmosfer Baik 0

g. Keadaan lingkungan Bersih,sehat 0

2 Kebutuhan pribadi Wanita 2,5

3 Hambatan yang tak terhindar 2,5

Total 40%

Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu baku mengisi

formulir rumus dapat dilihat pada persamaan 2.3

= 20,81 menit

Page 66: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-30

Dari perhitungan waktu baku didapatkan standar waktu 20 menit untuk

menyelesaikan kegiatan pendaftaran penanaman modal. Dengan dihitung tiap

proses kegiatan akan diperoleh standar waktu pelayanan proses.

4. Perhitungan Waktu Standar Perijinan Prinsip dan Lokasi

Dalam pengamatan secara langsung didapatkan waktu pengamatan tiap

proses perijinan. Data pengamatan dilakukan uji kecukupan data dan uji

keseragaman data. Berikut adalah contoh perhitungan manual uji kecukupan data

pada kegiatan mengisi formulir perijinan prinsip lokasi dalam menit, rumus yang

digunakan pada persamaan 2.4

Tabel 4.16 Tabel uji kecukupan data perijinan Prinsip dan Lokasi

Proses Perijinan

N'

Mengisi formulir 380 144.400 4.978 13,68

Memeriksa berkas 402 161.604 5.572 13,75

Paraf petugas loket pada monitoring 359 128.881 4.491 18,15

Mencatat diagenda 165 27.225 949 18,29

Memasukkan data pemohon pada

komputer 877 769.129 26.383 11,63

Paraf Kasubag 298 88.804 3.124 22,14

Paraf Kabag 265 70.225 2.515 29,76

Mengecek Lokasi 2160 466.560 166.250 27,60

Hasil berita acara hasil pengecekan 538 289.444 10.150 20,81

Membuat surat keterangan 889 790.321 27.761 21,51

Berkas masuk ruang tata usaha 565 319.225 11.369 27,37

Paraf sekretaris 271 73.441 2.577 21,07

Tanda tangan ketua bpt 298 88.804 3.112 20,52

Berkas kembali keloket 376 141.376 4.850 11,67

Menghitung retribusi 360 129.600 4.552 21,48

Membayar retribusi 278 77.284 2.764 29,17

Serah terima SK,SKPD,SKRD 345 119.025 4.229 26,36

k 2

s 0,1

N 30

N’ 8

Kare a N’< N, maka data dianggap cukup.

Page 67: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-31

Untuk uji keseragaman data rumus dapat dilihat pada persamaan 2.5 dan

persamaan 2.6. Berikut adalah contoh perhitungan manual kegiatan mengisi

formulir pada perijinan prinsip dan lokasi dapat dilihat pada Tabel 4.17

Tabel 4.17 Tabel uji keseragaman kegiatan mengisi formulir prinsip dan lokasi

BKA = 12,67 + (3,34 x 2) = 19,35

BKB = 12,67 - (3,34 x 2) = 5,99

Gambar 4.13 Grafik keseragaman pada mengisi formulir perijinan Prinsip dan

Lokasi

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

x

BKA

BKB

Page 68: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-32

Dari Gambar 4.13 data pengamatan pada periijinan prinsip dan lokasi masuk

dalam range antara BKA dan BKP, maka data dikatakan seragam. Data tiap hasil

pengamatan telah diuji kecukupan data dan uji keseragaman, untuk selengkapnya

dapat dilihat pada L.2. Kemudian dari hasil waktu pengamatan akan dihitung

waktu baku tiap proses. Untuk menghitung waktu baku dilakukan terlebih dulu

perhitungan waktu siklus rata-rata dan perhitungan waktu normal. Hasil

perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.18

Tabel 4.18 Tabel hasil perhitungan waktu baku perijinan prinsip dan lokasi

Proses Perijinan Perhitungan Waktu Standar

Ws P Wn Allowance Wb

Mengisi formulir 12,67 106% 13,43 39% 21,83

Memeriksa berkas 13,40 106% 14,20 40% 23,67

Paraf petugas loket pada

monitoring 11,97 106% 12,68 39% 20,63

Mencatat di agenda 5,50 106% 5,83 39% 9,56

Memasukkan data

pemohon pada komputer 29,23 106% 30,99 23% 40,24

Paraf Kasubag 9,93 108% 10,73 23% 13,93

Paraf Kabag 8,83 106% 9,36 23% 12,16

Proses pengecekan lokasi 1776,00 109% 1935,84 23% 2514,08

Mengecek Lokasi 72,00 109% 78,48 74% 301,85

Hasil berita acara hasil

pengecekan 17,93 106% 19,01 23% 24,69

Membuat SK 29,63 106% 31,41 39% 51,08

Berkas masuk ruang Tata

Usaha 18,83 106% 19,96 39% 32,46

Paraf sekretaris 9,03 106% 9,58 39% 15,57

Tanda tangan ketua BPT 9,93 108% 10,73 23% 13,93

Berkas kembali ke loket 12,53 108% 13,54 23% 17,58

Menghitung SKPD/SKRD 12,00 106% 12,72 40% 21,20

Membayar retribusi 9,27 106% 9,82 39% 15,97

Serah terima SK 11,50 106% 12,19 39% 19,82

Total Proses Dalam menit 3170

Total Proses Dalam Jam 53

Total Proses Dalam Hari 7

Dari Tabel 4.18 didapatkan hasil perhitungan standar waktu tujuh hari untuk

menyelesaikan perijinan prinsip dan lokasi. Berikut adalah contoh untuk

menghitung waktu siklus, rumus dapat dilihat pada persamaan 2.1.

menit

Page 69: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-33

Setelah menghitung waktu siklus, kemudian menghitung waktu normal dengan

memberikan penyesuaian. Untuk tiap perhitungan waktu normal penyesuian yang

diberikan berbeda-beda tiap petugas, tabel penyesuaian untuk petugas loket dapat

dilihat pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19 Tabel penyesuaian untuk petugas loket perijinan prinsip dan lokasi

No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian

1 Keterampilan Good C1 +0,06

2 Usaha Average D +0,00

3 Kondisi kerja Good C +0,02

4 Konsistensi Fair E -0,02

Total +0,06

p 106%

Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu normal rumus yang

digunakan pada persamaan 2.2.

menit

Setelah diketahui waktu normal kemudian dihitung waktu baku dengan

memberikan allowance. Allowance yang diberikan pada tiap petugas berbeda-

beda susuai dengan kegiatan yang dilakukan. Untuk kegiatan mengisi formulir

allowance yang diberikan dalam dilihat pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20 Tabel allowance untuk petugas loket dalam keadaan berdiri

No Faktor Kriteria

Kelonggaran

(%)

1 Menghilangkan rasa fatique

a. Tenaga yang dikeluarkan Ringan 7,5

b. Sikap Kerja Berdiri dua kaki 2,5

c. Gerakan kerja Normal 0

d. Kelelahan mata Fokus tetap 20

e. Keadaan temperatur tempat Normal 5

f. Keadaan atmosfer Baik 0

g. Keadaan lingkungan Bersih,sehat 0

2 Kebutuhan pribadi Wanita 2,5

3 Hambatan yang tak terhindar 2,5

Total 40%

Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu baku mengisi

formulir rumus dapat dilihat pada persamaan 2.3

Page 70: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-34

= 21,83 menit

Dari perhitungan waktu baku didapatkan standar waktu 22 menit untuk

menyelesaikan kegiatan pendaftaran penanaman modal. Dengan dihitung tiap

proses kegiatan akan diperoleh standar waktu pelayanan proses.

5. Perhitungan Waktu Standar Perijinan HO

Dalam pengamatan secara langsung didapatkan waktu pengamatan tiap

proses perijinan. Data pengamatan dilakukan uji kecukupan data dan uji

keseragaman data. Berikut adalah contoh perhitungan manual uji kecukupan data

pada kegiatan mengisi formulir perijinan HO dalam satuan menit, rumus yang

digunakan pada persamaan 2.4

Tabel 4.21 Tabel uji kecukupan data perijinan HO

Proses Perijinan

N'

Mengisi formulir 334 111.556 3.798 8,55

Memeriksa berkas 414 171.396 5.866 10,70

Paraf petugas loket pada monitoring 338 114.244 3.934 13,22

Mencatat diagenda 171 29.241 1.013 15,72

Memasukkan data pemohon pada

computer 915 837.225 28.371 6,64

Paraf Kasubag 322 103.684 3.552 11,10

Paraf Kabag 299 89.401 3.119 18,65

Mengecek Lokasi 2110 445.210 154.950 17,65

Merapatkan hasil pengecekan 877 769.129 26.299 10,32

Memberikan berita acara

rekomendasi 696 484.416 17.258 27,52

Membuat surat keterangan 813 660.969 22.909 15,92

Berkas masuk ruang tata usaha 727 528.529 18.561 21,42

Paraf sekretaris 283 80.089 2.859 28,37

Tanda tangan ketua bpt 304 92.416 3.306 29,28

Berkas kembali keloket 380 144.400 5.136 26,81

Menghitung retribusi 300 90.000 3.056 7,47

Membayar retribusi 259 67.081 2.389 27,36

Serah terima SK,SKPD,SKRD 359 128.881 4.519 20,76

K 2

S 0,1

N 30

Page 71: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-35

N’ 8 55

Kare a N’ < N, maka data dianggap cukup.

Untuk uji keseragaman data rumus dapat dilihat pada persamaan 2.5 dan

persamaan 2.6. Berikut adalah contoh perhitungan manual kegiatan mengisi

formulir pada perijinan HO dapat dilihat pada Tabel 4.22

Tabel 4.22 Tabel uji keseragaman kegiatan mengisi formulir perijinan HO

BKA = 10,93 + (1,21 x 2) = 13,35

BKB = 10,93 - (1,21 x 2) = 8,51

Page 72: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-36

Gambar 4.14 Grafik keseragaman pada mengisi formulir perijinan HO

Dari Gambar 4.14 data pengamatan pada periijinan HO masuk dalam range

antara BKA dan BKP, maka data dikatakan seragam. Data tiap hasil pengamatan

telah diuji kecukupan data dan uji keseragaman, untuk selengkapnya dapat dilihat

pada L.2. Kemudian dari hasil waktu pengamatan akan dihitung waktu baku tiap

proses. Untuk menghitung waktu baku dilakukan terlebih dulu perhitungan waktu

siklus rata-rata dan perhitungan waktu normal. Hasil perhitungan dapat dilihat

pada Tabel 4.23

Tabel 4.23 Tabel hasil perhitungan waktu baku perijinan HO

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

x

BKA

BKB

Proses Perijinan Perhitungan Waktu Standar

Ws P Wn Allowance Wb

Mengisi formulir 11,13 106% 11,80 39% 19,19

Memeriksa berkas 13,80 106% 14,63 40% 24,38

Paraf petugas loket pada

monitoring 11,27 106% 11,94 39% 19,42

Mencatat di agenda 5,73 106% 6,08 39% 6,08

Memasukkan data pemohon

pada komputer 30,43 106% 32,26 23% 41,90

Paraf Kasubag 10,73 108% 11,59 23% 15,05

Paraf Kabag 10,07 106% 10,67 26% 14,32

Proses pengecekan lokasi 1872 109% 2040 26% 2738,90

Mengecek Lokasi 71,67 109% 78,12 74% 300,45

Merapatkan hasil pengecekan 29,23 106% 30,99 23% 40,24

Memberikan berita acara

rekomendasi 23,20 106% 24,59 39% 39,99

Membuat SK 27,10 106% 28,73 39% 46,71

Berkas masuk ruang Tata Usaha 24,23 106% 25,69 39% 41,77

Paraf sekretaris 9,47 108% 10,22 26% 13,72

Tanda tangan ketua BPT 10,13 108% 10,94 23% 14,21

Berkas kembali ke loket 12,70 106% 13,46 40% 22,44

Menghitung SKPD/SKRD 9,60 106% 10,18 39% 16,55

Membayar retribusi 8,63 106% 9,15 39% 14,88

Page 73: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-37

Dari Tabel 4.5 didapatkan hasil perhitungan standar waktu tujuh hari untuk

menyelesaikan perijinan HO. Berikut adalah contoh perhitungan manual waktu

siklus pada kegiatan mengisi formulir, untuk menghitung waktu siklus rumus

dapat dilihat pada persamaan 2.1

menit

Setelah menghitung waktu siklus, kemudian menghitung waktu normal dengan

memberikan penyesuaian. Untuk tiap perhitungan waktu normal penyesuian yang

diberikan berbeda-beda tiap petugas, tabel penyesuaian untuk petugas loket dapat

dilihat pada Tabel 4.24.

Tabel 4.24 Tabel penyesuaian untuk petugas loket perijinan HO

No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian

1 Keterampilan Good C1 +0,06

2 Usaha Average D +0,00

3 Kondisi kerja Good C +0,02

4 Konsistensi Fair E -0,02

Total +0,06

p 106%

Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu normal rumus yang

digunakan pada persamaan 2.2.

menit

Setelah diketahui waktu normal kemudian dihitung waktu baku dengan

memberikan allowance. Allowance yang diberikan pada tiap petugas berbeda-

beda susuai dengan kegiatan yang dilakukan. Untuk kegiatan mengisi formulir

allowance yang diberikan dalam dilihat pada Tabel 4.25.

Tabel 4.23 Tabel hasil perhitungan waktu baku perijinan HO (Lanjutan)

Proses Perijinan Perhitungan Waktu Standar

Ws P Wn Allowance Wb

Serah terima SK 11,97 106% 12,68 40% 21,14

Total Proses Dalam menit 3451,33

Total Proses Dalam Jam 58

Total Proses Dalam Hari 7

Page 74: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-38

Tabel 4.25 Tabel allowance untuk petugas loket dalam keadaan berdiri

No Faktor Kriteria

Kelonggaran

(%)

1 Menghilangkan rasa fatique

a. Tenaga yang dikeluarkan Ringan 7,5

b. Sikap Kerja Berdiri dua kaki 2,5

c. Gerakan kerja Normal 0

d. Kelelahan mata Fokus tetap 20

e. Keadaan temperatur tempat Normal 5

f. Keadaan atmosfer Baik 0

g. Keadaan lingkungan Bersih,sehat 0

2 Kebutuhan pribadi Wanita 2,5

3 Hambatan yang tak terhindar 2,5

Total 40%

Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu baku mengisi

formulir rumus dapat dilihat pada persamaan 2.3

= 19,19 menit

Dari perhitungan waktu baku didapatkan standar waktu 19 menit untuk

menyelesaikan kegiatan pendaftaran penanaman modal. Dengan dihitung tiap

proses kegiatan akan diperoleh standar waktu pelayanan proses.

6. Perhitungan Waktu Standar Perijinan Reklame Kain dan Papan

Data pengamatan dilakukan uji kecukupan data dan uji keseragaman

data. Berikut adalah contoh perhitungan manual uji kecukupan data pada kegiatan

mengisi formulir, rumus yang digunakan pada persamaan 2.4

Tabel 4.26 Tabel uji kecukupan data perijinan reklame kain dan papan

Proses Perijinan

N'

Mengisi formulir 307 94249 3213 9,09

Menentukan pemasangan reklame 242 58564 2084 27,02

Menghitung retribusi 300 90000 3064 8,53

Memberikan tagihan retribusi 40 1600 60 25,50

Membayar retribusi 257 66049 2365 29,68

Serah terima kwitansi 77 5929 207 18,96

Memperlihatkan kwitansi 32 1024 36 21,88

Menandai reklame 353 124609 4231 7,45

K 2 S 0,1 N 30

Page 75: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-39

N’ 9,09

Kare a N’ < N, maka data dianggap cukup.

Untuk uji keseragaman data rumus dapat dilihat pada persamaan 2.5 dan

persamaan 2.6. Berikut adalah contoh perhitungan manual kegiatan mengisi

formulir pada perijinan reklame papan dan kain dapat dilihat pada Tabel 4.27

Tabel 4.27 Tabel uji keseragaman kegiatan mengisi formulir perijinan HO

BKA = 10,23 + (1,58 x 2) = 12,93

BKB = 10,23 - (1,58 x 2) = 7,08

Page 76: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-40

Gambar 4.15 Grafik keseragaman pada mengisi formulir perijinan reklame papan

dan kain

Dari Gambar 4.15 data pengamatan pada periijinan reklame papan dan kain

masuk dalam range antara BKA dan BKP, maka data dikatakan seragam. Data

tiap hasil pengamatan telah diuji kecukupan data dan uji keseragaman, untuk

selengkapnya dapat dilihat pada L.2. Kemudian dari hasil waktu pengamatan akan

dihitung waktu baku tiap proses. Untuk menghitung waktu baku dilakukan

terlebih dulu perhitungan waktu siklus rata-rata dan perhitungan waktu normal.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.28

Tabel 4.28 Tabel hasil perhitungan waktu baku perijinan reklame kain dan papan

Dari Tabel 4.28 didapatkan hasil perhitungan standar waktu tujuh hari untuk

menyelesaikan perijinan reklame kain dan reklame papan. Berikut adalah contoh

perhitungan manual waktu siklus pada kegiatan mengisi formulir, untuk

menghitung waktu siklus rumus dapat dilihat pada persamaan 2.1

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

x

BKA

BKB

Proses Perijinan Perhitungan Waktu Standar

Ws p Wn Allowance Wb

Mengisi formulir 10,23 1,06 10,85 0,4 18,08

Menentukan pemasangan reklame 8,07 1,06 8,55 0,4 14,25

Menghitung retribusi 10,00 1,06 10,60 0,4 17,67

Memberikan tagihan retribusi 1,33 1,06 1,41 0,4 2,36

Membayar retribusi 8,57 1,06 9,08 0,4 15,13

Serah terima kwitansi 2,57 1,06 2,72 0,4 4,53

Memperlihatkan kwitansi 1,00 1,06 1,06 0,4 1,77

Menandai reklame 11,77 1,06 12,47 0,4 20,79

Total Proses Dalam menit 95

Total Proses Dalam Jam 2

Total Proses Dalam Hari 1

Page 77: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-41

menit

Setelah menghitung waktu siklus, kemudian menghitung waktu normal dengan

memberikan penyesuaian. Untuk tiap perhitungan waktu normal penyesuian yang

diberikan berbeda-beda tiap petugas, tabel penyesuaian untuk petugas loket dapat

dilihat pada Tabel 4.29.

Tabel 4.29 Tabel penyesuaian untuk petugas loket perijinan reklame

papan dan kain

No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian

1 Keterampilan Good C1 +0,06

2 Usaha Average D +0,00

3 Kondisi kerja Good C +0,02

4 Konsistensi Fair E -0,02

Total +0,06

P 106%

Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu normal rumus yang

digunakan pada persamaan 2.2.

menit

Setelah diketahui waktu normal kemudian dihitung waktu baku dengan

memberikan allowance. Allowance yang diberikan pada tiap petugas berbeda-

beda susuai dengan kegiatan yang dilakukan. Untuk kegiatan mengisi formulir

allowance yang diberikan dalam dilihat pada Tabel 4.30.

Tabel 4.30 Tabel allowance untuk petugas loket dalam keadaan berdiri

No Faktor Kriteria

Kelonggaran

(%)

1 Menghilangkan rasa fatique

a. Tenaga yang dikeluarkan Ringan 7,5

b. Sikap Kerja Berdiri dua kaki 2,5

c. Gerakan kerja Normal 0

d. Kelelahan mata Fokus tetap 20

e. Keadaan temperatur tempat Normal 5

f. Keadaan atmosfer Baik 0

g. Keadaan lingkungan Bersih,sehat 0

2 Kebutuhan pribadi Wanita 2,5

3 Hambatan yang tak terhindar 2,5

Total 40%

Page 78: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-42

Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu baku mengisi

formulir rumus dapat dilihat pada persamaan 2.3

= 18,08 menit

Dari perhitungan waktu baku didapatkan standar waktu 18 menit untuk

menyelesaikan kegiatan mengisi dan mengembalikan formulir. Dengan dihitung

tiap proses kegiatan akan diperoleh standar waktu pelayanan proses.

4.4 Perhitungan Waktu Standar Non Proses

Pada perhitungan waktu non proses, menghitung waktu idle dan delay pada

saat proses perijinan. Berikut perhitungan pada waktu non proses tiap perijinan :

1. Pehitungan Waktu Non Proses Perijinan SIUP

Dalam perhitungan ini menghitung waktu non proses pada perijinan SIUP.

Untuk menghitung waktu non proses menggunakan rumus waktu siklus pada

persamaan 2.1. Berikut hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.31.

Tabel 4.31 Tabel perhitungan waktu non proses SIUP

Proses Perijinan

Perhitungan

Waktu non proses

Ws

Menumpuk berkas (menunggu paraf kasubag) 36

Menumpuk berkas (menunggu paraf kabag) 34

Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) 561

Total Proses Dalam menit 630,33

Total Proses Dalam jam 10,51

Total Proses Dalam Hari 1

Dari Tabel 4.31 didapatkan waktu non proses pada perijinan SIUP satu hari.

Waktu non proses dihitung dari waktu siklus tiap waktu delay yang terjadi selama

proses perijinan. Berikut perhitungan manual dalam waktu siklus non proses

perijinan. Rumus waktu siklus rata-rata (Ws) dapat dilihat pada persamaan 2.1.

menit

Page 79: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-43

2. Pehitungan Waktu Non Proses Perijinan TDP

Dalam perhitungan ini menghitung waktu non proses pada perijinan TDP.

Berikut hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.32.

Tabel 4.32 Tabel perhitungan waktu non proses TDP

Proses Perijinan

Perhitungan Waktu

non proses

Ws

Menumpuk berkas (menunggu paraf kasubag) 35

Menumpuk berkas (menunggu paraf kabag) 36

Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) 470

Total Proses Dalam menit 540,17

Total Proses Dalam jam 9,00

Total Proses Dalam Hari 1

Dari Tabel 4.32 didapatkan waktu non proses pada perijinan TDP satu hari.

Waktu non proses dihitung dari waktu siklus tiap waktu delay yang terjadi selama

proses perijinan. Berikut perhitungan manual dalam waktu siklus non proses

perijinan Rumus waktu siklus rata-rata (Ws) dapat dilihat pada persamaan 2.1.

menit

3. Pehitungan Waktu Non Proses Perijinan IMB

Dalam perhitungan ini menghitung waktu non proses pada perijinan IMB.

Berikut hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.33.

Tabel 4.33 Tabel perhitungan waktu non proses IMB

Proses Perijinan

Perhitungan

Waktu non proses

Ws

Menumpuk berkas (menunggu paraf kasubag) 37

Menumpuk berkas (menunggu paraf kabag) 54

Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) 1180

Total Proses Dalam menit 1271,57

Total Proses Dalam jam 21,19

Total Proses Dalam Hari 3

Dari tabel 4.33 didapatkan waktu non proses pada perijinan IMB tiga hari. Waktu

non proses dihitung dari waktu siklus tiap waktu delay yang terjadi selama proses

perijinan. Berikut perhitungan manual dalam waktu siklus non proses perijinan

Rumus waktu siklus rata-rata (Ws) dapat dilihat pada persamaan 2.1.

Page 80: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-44

menit

4. Pehitungan Waktu Non Proses Perijinan Prinsip dan Lokasi

Dalam perhitungan ini menghitung waktu non proses pada perijinan prinsip

dan lokasi. Berikut hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.34.

Tabel 4.34 Tabel perhitungan waktu non proses

Proses Perijinan

Perhitungan

Waktu non proses

Ws

Menumpuk berkas (menunggu paraf kasubag) 42

Menumpuk berkas (menunggu paraf kabag) 36

Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) 1078

Total Proses Dalam menit 1156,50

Total Proses Dalam jam 19,28

Total Proses Dalam Hari 2

Dari tabel 4.34 didapatkan waktu non proses pada perijinan prinsip dan lokasi dua

hari. Waktu non proses dihitung dari waktu siklus tiap waktu delay yang terjadi

selama proses perijinan. Berikut perhitungan manual dalam waktu siklus non

proses perijinan Rumus waktu siklus rata-rata (Ws) dapat dilihat pada persamaan

2.1.

menit

5. Pehitungan Waktu Non Proses Perijinan HO

Dalam perhitungan ini menghitung waktu non proses pada perijinan HO.

Berikut hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.35.

Tabel 4.35 Tabel perhitungan waktu non proses

Proses Perijinan

Perhitungan

Waktu non proses

Ws

Menumpuk berkas (menunggu paraf kasubag) 45

Menumpuk berkas (menunggu paraf kabag) 43

Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) 900

Total Proses Dalam menit 988,40

Total Proses Dalam jam 16,47

Total Proses Dalam Hari 2

Page 81: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-45

Dari tabel 4.35 didapatkan waktu non proses pada perijinan HO dua hari. Waktu

non proses dihitung dari waktu siklus tiap waktu delay yang terjadi selama proses

perijinan. Berikut perhitungan manual dalam waktu siklus non proses perijinan

Rumus waktu siklus rata-rata (Ws) dapat dilihat pada persamaan 2.1.

menit

4.5 Rekap Hasil Perhitungan Waktu Standar

Dari hasil perhitungan waktu proses dan waktu non proses didapatkan

standar waktu hitung. Pada Tabel 4.36 merupakan hasil rekap dari hasil

perhitungan waktu proses dan waktu non proses.

Tabel 4.36 Tabel rekap hasil perhitungan

Jenis Perijinan

Rekap hasil Perhitungan

Waktu Total

Proses

(dalam hari)

Waktu Total Non

Proses (dalam

hari)

Total

Waktu

Standar

SIUP 1 1 2

TDP 1 1 2

IMB 6 3 9

Prinsip 7 2 9

Lokasi 7 2 9

HO 7 2 9

Reklame Papan 1 - 1

Reklame Kain 1 - 1

Tabel 4.36 didapatkan hasil rekap dari perhitungan waktu proses dan waktu non

proses. Dimana Total waktu standar merupakan penjumlahan dari waktu proses

dan non proses. Dari total waktu didapatkan waktu standar baru perijinan.

4.6 Usulan Perbaikan Proses Bisnis Perijinan dengan Business Process

Improvement

Untuk dapat mengefisiensikan waktu dilakukan perbaikan pada proses bisnis

perijinan. Pada tahap ini menggunakan metode BPI, dengan mengeliminasi proses

yang non- value added.

Page 82: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-46

4.6.1 Mengevaluasi Proses Bisnis dengan Menentukan Value Added dan Non-

Value Added

Identifikasi proses value added dan non- value added dengan mengevaluasi

seluruh bagian dari proses bisnis dan menentukan kontribusinya dalam proses

perijinan.

1. Perijinan IMB

Evaluasi rincian proses untuk mengetahui kegiatan yang value-added dan

non-value-added. Evaluasi rincian proses bisnis awal untuk perijinan IMB

dijelaskan pada Tabel 4.37.

Tabel 4.37 Tabel evaluasi rincian proses bisnis imb

Entitas Proses Jenis Kegiatan

Petugas Loket

Mengisi formulir value-added

Memeriksa berkas value-added

Paraf petugas loket pada monitoring value-added

Mencatat di agenda value-added

Menumpuk berkas non-value-added

Memasukkan data pemohon pada

komputer value-added

Kasubag

Menumpuk berkas

(menunggu paraf kasubag) non-value-added

Paraf Kasubag value-added

Kabag

Menumpuk berkas

(menunggu paraf kabag) non-value-added

Paraf Kabag value-added

Petugas cek

lokasi

Proses pengecekan lokasi value-added

Mengecek Lokasi value-added

Hasil berita acara hasil pengecekan value-added

Petugas Loket Proses perijinan SK value-added

Petugas Tata

Usaha Berkas masuk di ruang Tata Usaha

non-value-added

Sekretaris Paraf sekretaris value-added

Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) non-value-added

Ketua BPT Tanda tangan ketua BPT value-added

Petugas Loket Berkas kembali ke loket value-added

Menghitung SKPD/SKRD value-added

Pemohon Membayar retribusi value-added

Serah terima SK value-added

Page 83: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-47

Dari Tabel 4.37 menjelaskan tentang evaluasi proses perijinan IMB. Pada proses

perijinan IMB masih terdapat proses non-value-added. Hal tersebut karena adanya

penumpukan berkas yang menyebebkan pemborosan waktu. Sehingga proses

tersebut perlu dilakukan evaluasi. Adanya waktu penumpukan merupakan waktu

non proses yang nantinya mempengaruhi penetapan standar waktu pelayanan.

Setelah dilakukan penentuan value-added dan non value-added, dapat

dilakukan perbaikan proses bisnis dengan menggunakan langkah-langkah BPI

sbagai berikut :

1. Mengeliminasi proses menunggu

Petugas harus membiasakan diri untuk bekerja tidak membuang waktu

selama proses dapat dilakukan. Pada proses perijinan petugas melakukan

penumpukan berkas atau menunggu proses selanjutnya. Kegiatan menumpuk

berkas merupakan kegiatan wasting time. Dengan mengeliminasi proses dapat

mereduksi waktu proses untuk membuat penyelesaian perijinan lebih cepat.

Sehingga akan mengefisiensikan standar waktu dan meningkatkan kualitas kerja.

2. Menggabungkan proses perulangan

Pada proses perijinan terdapat proses yang dilakukan secara berulang.

Proses yang berulang dapat dilakukan penggabungan maupun dieliminasi. Pada

proses pengecekan yang dilakukan bagian Tata Usaha mengecek kelengkapan

merupakan pemborosan waktu sehingga proses ini dapat dilakukan pada loket

perijinan, sehingga dapat meminimalkan waktu proses.

3. Upgrading Untuk Meningkatkan Performansi

Dari evaluasi proses value-added dan non value-added kegiatan

pengecekan lokasi pada saat proses dilakukan sangat lama untuk menentukan

jadwal pengecekan, hal tersebut disebabkan karena tidak adanya jadwal yang tetap

dalam petugas melakukan pengecekan lokasi. Dengan adanya jadwal pengecekan

akan lebih mempercepat proses pengecekan lokasi sehingga dengan jadwal yang

jelas akan lebih mengefisienkan waktu untuk menyelesaikan waktu proses

perijinan.

Page 84: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-48

2. Perijinan Prinsip dan Lokasi

Evaluasi rincian proses untuk mengetahui kegiatan yang value-added dan

non-value-added. Evaluasi rincian proses bisnis awal untuk perijinan prinsip dan

lokasi dijelaskan pada Tabel 4.38.

Tabel 4.38 Tabel evaluasi rincian proses bisnis prinsip dan lokasi

Entitas Proses Jenis Kegiatan

Petugas Loket

Mengisi formulir value-added

Memeriksa berkas value-added

Paraf petugas loket pada monitoring value-added

Mencatat di agenda value-added

Menumpuk berkas non-value-added

Memasukkan data pemohon pada

komputer value-added

Kasubag

Menumpuk berkas

(menunggu paraf kasubag) non-value-added

Paraf Kasubag value-added

Kabag

Menumpuk berkas

(menunggu paraf kabag) non-value-added

Paraf Kabag value-added

Petugas cek

lokasi

Proses pengecekan lokasi value-added

Mengecek Lokasi value-added

Hasil berita acara hasil pengecekan value-added

Petugas Loket Proses perijinan SK value-added

Petugas Tata

Usaha Berkas masuk di ruang Tata Usaha

non-value-added

Sekretaris Paraf sekretaris value-added

Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) non-value-added

Ketua BPT Tanda tangan ketua BPT value-added

Petugas Loket Berkas kembali ke loket value-added

Menghitung SKPD/SKRD value-added

Pemohon Membayar retribusi value-added

Serah terima SK value-added

Dari Tabel 4.38 menjelaskan tentang evaluasi proses perijinan prinsip dan lokasi.

Pada proses perijinan prinsip dan lokasi masih terdapat proses non-value-added.

Hal tersebut karena adanya penumpukan berkas yang menyebebkan pemborosan

waktu. Sehingga proses tersebut perlu dilakukan evaluasi. Adanya waktu

penumpukan merupakan waktu non proses yang nantinya mempengaruhi

penetapan standar waktu pelayanan.

Page 85: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-49

Setelah dilakukan penentuan value-added dan non value-added, dapat

dilakukan perbaikan proses bisnis dengan menggunakan langkah-langkah BPI

sbagai berikut :

1. Mengeliminasi proses menunggu

Petugas harus membiasakan diri untuk bekerja tidak membuang waktu

selama proses dapat dilakukan. Pada proses perijinan petugas melakukan

penumpukan berkas atau menunggu proses selanjutnya. Kegiatan menumpuk

berkas merupakan kegiatan wasting time. Dengan mengeliminasi proses dapat

mereduksi waktu proses untuk membuat penyelesaian perijinan lebih cepat.

Sehingga akan mengefisiensikan standar waktu dan meningkatkan kualitas kerja.

2. Menggabungkan proses perulangan

Pada proses perijinan terdapat proses yang dilakukan secara berulang.

Proses yang berulang dapat dilakukan penggabungan maupun dieliminasi. Pada

proses pengecekan yang dilakukan bagian Tata Usaha mengecek kelengkapan

merupakan pemborosan waktu sehingga proses ini dapat dilakukan pada loket

perijinan, sehingga dapat meminimalkan waktu proses.

3. Upgrading Untuk Meningkatkan Performansi

Dari evaluasi proses value-added dan non value-added kegiatan

pengecekan lokasi pada saat proses dilakukan sangat lama untuk menentukan

jadwal pengecekan, hal tersebut disebabkan karena tidak adanya jadwal yang tetap

dalam petugas melakukan pengecekan lokasi. Dengan adanya jadwal pengecekan

akan lebih mempercepat proses pengecekan lokasi sehingga dengan jadwal yang

jelas akan lebih mengefisienkan waktu untuk menyelesaikan waktu proses

perijinan.

3. Perijinan HO

Evaluasi rincian proses untuk mengetahui kegiatan yang value-added dan

non-value-added. Evaluasi rincian proses bisnis awal untuk perijinan HO

dijelaskan pada Tabel 4.39.

Page 86: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-50

Tabel 4.39 Tabel evaluasi rincian proses bisnis HO

Entitas Proses Jenis

Kegiatan

Petugas Loket

Mengisi formulir value-added

Memeriksa berkas value-added

Paraf petugas loket pada monitoring value-added

Mencatat di agenda value-added

Menumpuk berkas non-value-

added

Memasukkan data pemohon pada komputer value-added

Kasubag Menumpuk berkas (menunggu paraf kasubag)

non-value-

added

Paraf Kasubag value-added

Kabag

Menumpuk berkas (menunggu paraf kabag) value-added

Paraf Kabag value-added

Petugas cek lokasi

Proses pengecekan lokasi non-value-

added

Mengecek Lokasi value-added

Merapatkan hasil pengecekan value-added

Memberikan berita acara rekomendasi value-added

Petugas Loket Proses perijinan SK value-added

Petugas Tata

Usaha Berkas masuk ruang Tata Usaha

non-value-

added

Sekretaris

Paraf sekretaris value-added

Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) non-value-

added

Ketua BPT Tanda tangan ketua BPT value-added

Petugas Loket Berkas kembali ke loket value-added

Menghitung SKPD/SKRD value-added

Pemohon Membayar retribusi value-added

Serah terima SK value-added

Dari Tabel 4.39 menjelaskan tentang evaluasi proses perijinan HO. Pada proses

perijinan HO masih terdapat proses non-value-added. Hal tersebut karena adanya

penumpukan berkas yang menyebebkan pemborosan waktu. Sehingga proses

tersebut perlu dilakukan evaluasi. Adanya waktu penumpukan merupakan waktu

non proses yang nantinya mempengaruhi penetapan standar waktu pelayanan.

Page 87: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-51

Setelah dilakukan penentuan value-added dan non value-added, dapat

dilakukan perbaikan proses bisnis dengan menggunakan langkah-langkah BPI

sbagai berikut :

1. Mengeliminasi proses menunggu

Petugas harus membiasakan diri untuk bekerja tidak membuang waktu

selama proses dapat dilakukan. Pada proses perijinan petugas melakukan

penumpukan berkas atau menunggu proses selanjutnya. Kegiatan menumpuk

berkas merupakan kegiatan wasting time. Dengan mengeliminasi proses dapat

mereduksi waktu proses untuk membuat penyelesaian perijinan lebih cepat.

Sehingga akan mengefisiensikan standar waktu dan meningkatkan kualitas kerja.

2. Menggabungkan proses perulangan

Pada proses perijinan terdapat proses yang dilakukan secara berulang.

Proses yang berulang dapat dilakukan penggabungan maupun dieliminasi. Pada

proses pengecekan yang dilakukan bagian Tata Usaha mengecek kelengkapan

merupakan pemborosan waktu sehingga proses ini dapat dilakukan pada loket

perijinan, sehingga dapat meminimalkan waktu proses.

3. Upgrading Untuk Meningkatkan Performansi

Dari evaluasi proses value-added dan non value-added kegiatan

pengecekan lokasi pada saat proses dilakukan sangat lama untuk menentukan

jadwal pengecekan, hal tersebut disebabkan karena tidak adanya jadwal yang tetap

dalam petugas melakukan pengecekan lokasi. Dengan adanya jadwal pengecekan

akan lebih mempercepat proses pengecekan lokasi sehingga dengan jadwal yang

jelas akan lebih mengefisienkan waktu untuk menyelesaikan waktu proses

perijinan.

Page 88: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-52

4.6.2 Functional Flowchart Perbaikan Proses Bisnis

Setelah dilakukan analisis terhadap proses bisnis value-added maupun

non-value-added. Berikut merupakan functional flowchart dari usulan proses

bisnis perijinan.

1. Perijinan IMB

PERBAIKAN PROSES BISNIS PERIJINAN IMB

PEMOHON SEKRETARIS

PETUGAS

PENGECEKAN

LOKASI

KETUA

PETUGAS BAGIAN

PRINSIP, LOKASI,

IMB,DAN HO

MulaiMemeriksa

Berkas

Berkas

lengkap?

Mengisi formulir

penanaman modal

Tanda terima

Pengetikan data

pemohon

Paraf KASUBAG

Paraf KABAG

Perhitungan

SKPD/SKRD

Proses perijinan

SK

Berita acara hasil

pengecekan dan

rekomendasi

Pengecekan Lokasi

TTD SK

Kwitansi

Pembayaran

Penyerahan SK

Selesai

Paraf monitoring

Menentukan

Jadwal

Pengecekan

Paraf petugas loket

pada monitoring

ya

tidak

Formulir,fotocopy

pbb,fotocopy ijin

llokasi,Fotocopy

sertifikat,Surat

pernyataan,fotocopy

ktp

Mencatat

diagenda

Gambar 4.16 Functional flowchart usulan proses bisnis perijinan IMB

Page 89: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-53

2. Perijinan Prinsip dan Lokasi

PERBAIKAN PROSES BISNIS PERIJINAN PRINSIP DAN LOKASI

KETUASEKRETARIS

PETUGAS

PENGECEKAN

LOKASI

PETUGAS BAGIAN

PRINSIP, LOKASI,

IMB,DAN HO

PEMOHON

ya

tidak

TTD SK

Paraf KASUBAG

Memeriksa

Berkas

Menentukan

Jadwal

Pengecekan

Penyerahan SK

Perhitungan

SKPD/SKRD

Mulai

Paraf KABAG

Pengecekan Lokasi

Tanda terima

Mengisi formulir

penanaman modal

Kwitansi

Proses perijinan

SK

Selesai

Berita acara hasil

pengecekan dan

rekomendasi

Paraf petugas loket

pada monitoring

Pengetikan data

pemohon

Berkas

lengkap?

Pembayaran

Paraf monitoring

Berkas syarat

pengajuan

Mencatat

diagenda

Gambar 4.17 Functional flowchart usulan proses bisnis perijinan prinsip dan

lokasi

Page 90: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-54

3. Perijinan HO

PERBAIKAN PROSES BISNIS PERIJINAN HO

KETUASEKRETARIS

PETUGAS

PENGECEKAN

LOKASI

PETUGAS BAGIAN

PRINSIP, LOKASI,

IMB,DAN HO

PEMOHON

Terima

ya

Memeriksaan

Berkas

Memeriksaan

Berkas

PembayaranPembayaran

Proses perijinan

SK

Proses perijinan

SK

MulaiMulai

KwitansiKwitansi

Diterima/

Ditolak?

Diterima/

Ditolak?

Paraf petugas loket

pada monitoring

Paraf petugas loket

pada monitoring

Berkas

lengkap?

Berkas

lengkap?

Paraf monitoringParaf monitoring

SelesaiSelesai

Tanda terima

TGL pemeriksaan

TGL Selesai,SK

Tanda terima

TGL pemeriksaan

TGL Selesai,SK

TTD SK

Perhitungan

SKPD/SKRD

Perhitungan

SKPD/SKRD

Paraf KABAGParaf KABAG

Pengecekan Lokasi Pengecekan Lokasi

Paraf KASUBAGParaf KASUBAG

Pengetikan data

pemohon

Pengetikan data

pemohon

Penyerahan SKPenyerahan SK

Sidang Hasil

Pemeriksaan

Sidang Hasil

Pemeriksaan

Berita acara hasil

pengecekan dan

rekomendasi

Berita acara hasil

pengecekan dan

rekomendasi

Mencatat

diagenda

Mencatat

diagenda

Mengisi Formulir

Penanaman modal

Mengisi Formulir

Penanaman modal

Fotocopy ktp,IMB,Surat

pernyataan

kepemilikan,pencegah

ganguan,persetujuan

tetangga

tidaktidak

Menentukan

Jadwal

Pengecekan

Menentukan

Jadwal

Pengecekan

Gambar 4.18 Functional flowchart usulan proses bisnis perijinan HO

Page 91: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-1

BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Pada bab ini dilakukan interpretasi hasil dari permasalahan pada standar

waktu pelayanan perijinan Kabupaten Sragen. Setelah itu, melakukan analisis

terhadap hasil perhitungan standar waktu perijinan dan usulan rancangan proses

bisnis.

5.1 Interpretasi Hasil

Pada subbab ini akan dilakukan interpretasi terhadap hasil penelitian.

Interpretasi yang dilakukan merupakan pembahasan analisis terhadap hasil

perhitungan standar waktu perijinan dari masing - masing perijinan.

5.1.1 Interpretasi Hasil Perhitungan Waktu Standar

Dari proses bisnis yang telah dibuat pada bab empat, kemudian

mempelajari dan memahami setiap tahapan perijinan yang ada di dalam proses

bisnis. Setelah itu, melakukan perhitungan standar waktu dengan menggunakan

waktu baku dan menghitung waktu non proses. Dari hasil perhitungan standar

waktu dengan menggunakan waktu baku pada bab empat, berikut adalah

interpretasi dari hasil perhitungan:

1. Perijinan SIUP

Dari pemetaan proses bisnis dengan functional flowchart yang sudah

dibuat pada bab empat. Dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal, serta

waktu baku. Kemudian menghitung waktu non proses dan diperoleh hasil

perhitungan waktu siklus 198,01 menit, untuk waktu normal 210,05 menit, dan

waktu baku 319,47 menit. Sedangkan untuk waktu non proses diperoleh 630,3

menit. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diketahui standar waktu

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan perijinan SIUP dua hari kerja. Dari gambar

5.2 hasil perhitungan menunjukkan bahwa, 61% dari waktu baku merupakan

waktu siklus, sedangkan untuk waktu normal berperan 65% dari waktu baku. Dari

presentase apabila dijumlahkan lebih dari 100% karena pada waktu normal

terdapat penyesuaian yang diberikan pada tiap kegiatan maka waktu yang

dihasilkan akan lebih besar. Dari standar waktu dua hari kerja menunjukkan

bahwa sebesar 33,64% merupakan waktu proses dan untuk waktu non proses

sebesar 66,36%. Dari presentase faktor yang mempengaruhi waktu non proses

Page 92: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-2

waktu lebih cepat, tahapan kegitan yang dilalui tidak telalu banyak untuk

menyelesaikan surat ijin sehingga menimbulkan waktu non proses yang lebih

lama. Waktu standar yang telah dihitung didapatkan dua hari kerja dimana waktu

standar tersebut menyatakan kemampuan rata-rata dari petugas untuk

menyelesaikan perijinan.

2. Perijinan TDP

Dari pemetaan proses bisnis dengan functional flowchart yang sudah

dibuat pada bab empat. Dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal, serta

waktu baku. Kemudian menghitung waktu non proses. hasil perhitungan dapat

dilihat pada gambar 5.1 diperoleh hasil perhitungan waktu siklus 223,57 menit,

untuk waktu normal 237,81 menit, dan waktu baku 344,61 menit. Sedangkan

untuk waktu non proses diperoleh 540,17 menit. Berdasarkan perhitungan yang

telah dilakukan diketahui standar waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

perijinan TDP dua hari kerja. Dari gambar 5.2 hasil perhitungan menunjukkan

bahwa, 64,87% dari waktu baku merupakan waktu siklus, sedangkan untuk waktu

normal berperan 69,01% dari waktu baku. Dari presentase apabila dijumlahkan

lebih dari 100% karena pada waktu normal terdapat penyesuaian yang diberikan

pada tiap kegiatan maka waktu yang dihasilkan akan lebih besar. Dari standar

waktu dua hari kerja menunjukkan bahwa sebesar 38,95% merupakan waktu

proses dan untuk waktu non proses sebesar 61,05%. Dari presentase faktor yang

mempengaruhi waktu non proses lebih besar dari waktu proses karena kegiatan

dalam menyelesaikan perijinan dapat diselesaikan dalam kurun waktu lebih cepat,

tahapan kgitan yang dilalui tidak telalu banyak untukmenyelesaikan surat ijin

sehingga menimbulkan waktu non proses yang lebih lama. Waktu standar yang

telah dihitung didapatkan dua hari kerja dimana waktu standar tersebut

menyatakan kemampuan rata-rata dari petugas untuk menyelesaikan perijinan.

3. Perijinan IMB

Dari pemetaan proses bisnis dengan functional flowchart yang sudah

dibuat pada bab empat. Dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal, serta

waktu baku. Kemudian menghitung waktu non proses. hasil perhitungan dapat

dilihat pada gambar 5.1 diperoleh hasil perhitungan waktu siklus 2368,70 menit,

untuk waktu normal 2513,68 menit, dan waktu baku 2985,71 menit. Sedangkan

Page 93: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-3

untuk waktu non proses diperoleh 1271,57 menit. Berdasarkan perhitungan yang

telah dilakukan diketahui standar waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

perijinan IMB sembilan hari kerja. Dapat dilihat pada gambar 5.2 hasil

perhitungan menunjukkan bahwa, 79,33% dari waktu baku merupakan waktu

siklus, sedangkan untuk waktu normal berperan 84,19% dari waktu baku. Dari

presentase apabila dijumlahkan lebih dari 100% karena pada waktu normal

terdapat penyesuaian yang diberikan pada tiap kegiatan maka waktu yang

dihasilkan akan lebih besar. Dari standar waktu sembilan hari kerja menunjukkan

bahwa sebesar 70,13% merupakan waktu proses dan untuk waktu non proses

sebesar 29,87%. Dari presentase faktor yang mempengaruhi waktu proses lebih

besar dari waktu non proses karena untuk menyelesaikan perijinan tahapan

kegiatan yang dilakukan banyak sehingga pekerjaan memerlukan waktu lama

yang mempengaruhi waktu proses lebih besar dan sebisa mungkin meminimalkan

waktu non proses karena untuk mengefisikan waktu sehingga untuk

menyelesaikan perijinan akan lebih cepat. Waktu standar yang telah dihitung

didapatkan dua hari kerja dimana waktu standar tersebut menyatakan kemampuan

rata-rata dari petugas untuk menyelesaikan perijinan.

4. Perijinan Prinsip dan Lokasi

Dari pemetaan proses bisnis dengan functional flowchart yang sudah

dibuat pada bab empat. Dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal, serta

waktu baku. Kemudian menghitung waktu non proses. hasil perhitungan dapat

dilihat pada gambar 5.1 diperoleh hasil perhitungan waktu siklus 2070,27 menit,

untuk waktu normal 2250,57 menit, dan waktu baku 3170,34 menit. Sedangkan

untuk waktu non proses diperoleh 1156,50 menit. Berdasarkan perhitungan yang

telah dilakukan diketahui standar waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

perijinan prinsip dan lokasi sembilan hari kerja. Dapat dilihat pada gambar 5.2

hasil perhitungan menunjukkan bahwa, 65,30% dari waktu baku merupakan

waktu siklus, sedangkan untuk waktu normal berperan 70,99% dari waktu baku.

Dari presentase apabila dijumlahkan lebih dari 100% karena pada waktu normal

terdapat penyesuaian yang diberikan pada tiap kegiatan maka waktu yang

dihasilkan akan lebih besar. Dari standar waktu sembilan hari kerja menunjukkan

bahwa 73,27% merupakan waktu proses dan untuk waktu non proses sebesar

Page 94: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-4

26,73%. Dari presentase faktor yang mempengaruhi waktu proses lebih besar dari

waktu non proses karena untuk menyelesaikan perijinan tahapan kegiatan yang

dilakukan banyak sehingga pekerjaan memerlukan waktu lama yang

mempengaruhi waktu proses lebih besar dan sebisa mungkin meminimalkan

waktu non proses karena untuk mengefisikan waktu sehingga untuk

menyelesaikan perijinan akan lebih cepat. Waktu standar yang telah dihitung

didapatkan dua hari kerja dimana waktu standar tersebut menyatakan kemampuan

rata-rata dari petugas untuk menyelesaikan perijinan.

5. Perijinan HO

Dari pemetaan proses bisnis dengan functional flowchart yang sudah

dibuat pada bab empat. Dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal, serta

waktu baku. Kemudian menghitung waktu non proses. hasil perhitungan dapat

dilihat pada gambar 5.1 diperoleh hasil perhitungan waktu siklus 2202,03 menit,

untuk waktu normal 2393,03 menit, dan waktu baku 3446,24 menit. Sedangkan

untuk waktu non proses diperoleh 988,40 menit. Berdasarkan perhitungan yang

telah dilakukan diketahui standar waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

perijinan HO sembilan hari kerja. Dapat dilihat pada gambar 5.2 hasil perhitungan

menunjukkan bahwa, 63,90% dari waktu baku merupakan waktu siklus,

sedangkan untuk waktu normal berperan 69,44% dari waktu baku. Dari presentase

apabila dijumlahkan lebih dari 100% karena pada waktu normal terdapat

penyesuaian yang diberikan pada tiap kegiatan maka waktu yang dihasilkan akan

lebih besar. Dari standar waktu sembilan hari kerja menunjukkan bahwa 77,71%

merupakan waktu proses dan untuk waktu non proses sebesar 22,29%. Dari

presentase faktor yang mempengaruhi waktu proses lebih besar dari waktu non

proses karena untuk menyelesaikan perijinan tahapan kegiatan yang dilakukan

banyak sehingga pekerjaan memerlukan waktu lama yang mempengaruhi waktu

proses lebih besar dan sebisa mungkin meminimalkan waktu non proses karena

untuk mengefisikan waktu sehingga untuk menyelesaikan perijinan akan lebih

cepat. Waktu standar yang telah dihitung didapatkan dua hari kerja dimana waktu

standar tersebut menyatakan kemampuan rata-rata dari petugas untuk

menyelesaikan perijinan.

Page 95: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-5

6. Perijinan Reklame Papan dan Kain

Dari pemetaan proses bisnis dengan functional flowchart yang sudah

dibuat pada bab empat. Dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal, serta

waktu baku. Kemudian menghitung waktu non proses. hasil perhitungan dapat

dilihat pada gambar 5.1 diperoleh hasil perhitungan waktu siklus 53,53 menit,

untuk waktu normal 237,81 menit, dan waktu baku 94,58 menit. Sedangkan untuk

waktu non proses diperoleh 0,00 menit. Berdasarkan perhitungan yang telah

dilakukan diketahui standar waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

perijinan reklame papan dan kain satu hari kerja. Dapat dilihat pada gambar 5.2

hasil perhitungan menunjukkan bahwa, 56,60% dari waktu baku merupakan

waktu siklus, sedangkan untuk waktu normal berperan 2% dari waktu baku. Dari

presentase apabila dijumlahkan lebih dari 100% karena pada waktu normal

terdapat penyesuaian yang diberikan pada tiap kegiatan maka waktu yang

dihasilkan akan lebih besar. Dari standar waktu dua hari kerja tersebut

menunjukkan bahwa 100% merupakan waktu proses dan waktu non proses

berperan 0,00%. Dari presentase waktu proses lebih besar dari waktu non proses

karena untuk menyelesaikan perijinan tahapan kegiatan yang dilakukan banyak

sehingga pekerjaan memerlukan waktu lama, serta dalam kegiatan menyelesaikan

perijinan rekalme papan dan kain tanpa perlu adanya waktu non proses karena

kegiatan perijinan tidak perlu adanya waktu non proses. Waktu standar yang telah

dihitung didapatkan dua hari kerja dimana waktu standar tersebut menyatakan

kemampuan rata-rata dari petugas untuk menyelesaikan perijinan.

5.2 Analisis Hasil

Pada subbab ini akan dilakukan analisis terhadap hasil penelitian. Analisis

yang dilakukan dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama membahas analisis

perbandingan dari standar waktu dan bagian kedua membahas analisis usulan

perbaikan proses bisnis pada proses perijinan.

5.2.1 Analisis Perbandingan Waktu Standar Awal dan Perhitungan

Dari hasil rekap perhitungan bab empat, diperoleh hasil perbandingan dari

tiap perijinan. Hasil rekap perhitungan dapat dilihat pada tabel 5.1 antara lain

sebagai berikut :

Page 96: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-6

Tabel 5.1 Tabel Perbandingan Standar Waktu

No Nama Perijinan

Perbandingan Standar waktu

Awal Hitung

1 SIUP 3 hari kerja 2 hari kerja

2 TDP 3 hari kerja 2 hari kerja

3 IMB 10 hari kerja 9 hari kerja

4 Prinsip 10 hari kerja 9 hari kerja

5 Lokasi 10 hari kerja 9 hari kerja

6 Ho 6 hari kerja 9 hari kerja

7 Reklame Kain 1 hari kerja 1 hari kerja

8 Reklame Papan 1 hari kerja 1 hari kerja

Pada perijinan SIUP didapatkan hasil perhitungan lebih cepat dari waktu

standar yang telah ditetapkan. Pada perijinan SIUP dapat diselesaikan lebih cepat

karena petugas sangat sedikit melakukan waktu delay. Dengan tanpa adanya

pengecekan lokasi pada perijinan SIUP maka lebih mempercepat terselesaikannya

surat ijin. Begitu juga pada perijinan TDP yang dapat diselesaikan lebih cepat,

dari hasil perhitungan petugas rata-rata dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai

waktu tanpa adanya waktu delay yang lama.

Perijinan Prinsip dan lokasi, serta IMB yang masih terjadi keterlambatan,

setelah dilakukan pengamatan dan perhitungan yang mempengaruhi

keterlambatan tersebut adalah waktu delay yang sangat lama serta tidak

terjadwalnya pengecekan lokasi. Dimana untuk perijinan prinsip dan lokasi, serta

IMB perlu adanya pengecekan secara langsung. Tidak terjadwalnya pengecekan

lokasi membuat kordinasi antara petugas cek lokasi dengan dinas lingkungan yang

membuat waktu delay menjadi lama. Pengecekan dilakukan sewaktu-waktu

sehingga sering menghambat proses perijinan. Dengan melakukan penjadwalan

perijinan dapat dilakukan lebih cepat dari standar waktu yang sudah ada sesuai

dengan hasil perhitungan. Petugas dapat menyelesaikan rata-rata perijinan bisa

lebih cepat dari standar waktu dengan meminimalkan waktu delay pada saat

proses pengecekan lokasi. Sehingga dapat dilakukan perbaikan proses dengan BPI

untuk melakukan upgrading proses agar terjadwal secara jelas.

Pada hasil perhitungan standar waktu perijinan HO didapatkan hasil lebih

lam dari waktu standar yang sudah ada. Hal ini disebabkan karena memang

Page 97: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-7

kurangnya waktu untuk menyelesaikan perijinan HO dilihat dari beberapa

kegiatan proses bisnis tahapan perijinan. Maka hasil perhitungan

Standar waktu perijinan reklame papan dan kain yang sudah ada, perijinan

dapat diselesaikan tepat waktu. Ketepatan waktu menunjukkan proses perijinan

sudah baik. Pada kegiatan proses perijinan dilakukan dengan baik oleh petugas.

Pada perijinan reklame papan dan kain dapat diselesaikan dalam waktu satu hari

kerja.

5.2.2 Analisis Perbaikan Proses Bisnis

Dari hasil perbandingan standar waktu maka ada beberapa tahap yang

dapat dilakukan perbaikan proses bisnis. Sehingga dapat mengefisiensi waktu

perijinan. Perbandingan proses bisnis awal dengan proses bisnis usulan dapat

dilihat pada Tabel 5.2

Tabel 5.2 Tabel BPI proses bisnis awal dan usulan

No. Business process

Improvment Proses Bisnis Awal Proses Bisnis Usulan

1. Eliminasi

Terjadi wasting time

pada saat petugas

akan melanjutkan

pada kegiatan

berikutnya.

Mengeliminasi waktu

tunggu

Memberikan waktu

tunggu normal,dimana

tidak membuat

pekerjaan menjadi

semakin lama.

2. Integrasi/penggabungan

Pada bagian tata

usaha melakukan

kegiatan meneliti

berkas.

Kegiatan meneliti

berkas pada tata usaha

dapat digabungkan

pada saat berkas

berada diloket,

sehingga petugas loket

sudah melakukan

kegiatan meneliti

berkas terlebih dulu.

Upgrading

Pada saat

pengecekan lokasi

masih belum

terjadwal

Dilakukan

penjadwalan secara

jelas untuk kegiatan

pengecekan lokasi

Page 98: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-8

Eliminasi proses dilakukan dengan menghilangkan proses-proses yang

tidak memberi nilai tambah terhadap sistem perijinan. Idealnya semua proses

NVA dieliminasi. Namun demikian, tidak semua proses NVA dapat dieliminasi

karena terdapat beberapa proses yang harus tetap ada. Contoh, pada saat petugas

akan melakukan proses selanjutnya yaitu tanda tangan pengesahan ketua BPT

terkadang petugas melakukan waktu tunggu, karena tidak setiap saat ketua berada

dikantor.

Proses yang dilakukan eliminasi, pada saat proses setelah petugas menulis

pada agenda kemudian melakukan penumpukan berkas atau menunggu proses

selanjutnya memasukkan data pada komputer. Kegiatan menumpuk berkas

merupakan kegiatan wasting time. Dengan mengeliminasi waktu tunggu maka

dapat mempercepat terselesaikannya perijinan. Sehingga dapat meminimalkan

waktu waktu proses perijinan.

Integrasi proses dilakukan dengan menggabungkan beberapa proses value

added. Integrasi yang dilakukan pada proses bisnis perijinan pada bab empat yaitu

pada proses pengecekan yang dilakukan bagian Tata Usaha, kegiatan yang

dilakukan adalah mengecek kelengkapan kembali setelah dari loket. Kegiatan

tersebut merupakan pemborosan waktu sehingga proses dapat dilakukan pada

loket perijinan, karena proses ini mempunyai fungsi yang sama. Keuntungan

dengan melakukan penggabungan proses adalah dapat mencegah proses yang

identik dan mempercepat aliran proses perijinan.

Proses upgrading ini dapat dilakukan uuntuk menambah value added pada

proses bisnis yang sudah ada sehingga meningkatkan performansi. Dari evaluasi

proses bisnis kegiatan perijinan, pada saat proses pengecekan lokasi dilakukan

sangat lama dalam menentukan jadwal pengecekan, hal tersebut disebabkan

karena tidak adanya jadwal yang tetap dalam petugas melakukan pengecekan

lokasi. Dengan begitu dilakukan pembuatan jadwal pengecekan lokasi secara jelas

sehingga akan mempermudah dan mempercepat proses dalam melakukan

pengecekan lokasi. Maka proses pengecekan akan lebih mengefisienkan waktu

untuk menyelesaikan waktu proses perijinan.

Page 99: PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI-1

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diberikan beberapa kesimpulan dan saran dari penelitian

yang dilakukan. Kesimpulan dari penelitian merupakan jawaban dari tujuan

penelitian yang ingin dicapai. Sedangkan saran berisi tentang hal-hal yang harus

dipertimbangkan pada penelitian selanjutnya agar diperoleh hasil yang lebih baik.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan

sebagai beriktu :

1. Perhitugnan waktu standar perijinan didapatkan hasil sebagai berikut :

perijinan SIUP standar waktu hasil perhitungan sebesar 2 hari kerja, perijinan

TDP 2 hari kerja, perijinan IMB 9 hari kerja, perijinan prinsip lokasi 9 hari

kerja, perijinan HO 9 hari kerja, dan perijinan reklame papan dan kain 1 hari

kerja.

2. Dari hasil evaluasi proses bisnis perijinan, usulan perbaikan proses bisnis

adalah mengeliminasi waktu tunggu yang terlalu lama, melakukan

penggabungan pada proses yang dilakukan berulang pada proses meneliti

berkas, melakukan penjadwalan secara jelas pada saat proses pengecekan

lokasi.

6.2 Saran

1. Saran sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya adalah peneliti ini belum

memperhitungkan penataan tiap loket perijinan, sehingga pada penelitian

selanjutnya, penataan loket perijinan serta banyaknya petugas perlu

diperhitungkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

2. Perlu adanya pengimplementasian perbaikan proses bisnis usulan yang telah

dievaluasi sebelumnya, agar diperoleh proses bisnis yang lebih baik dan

meningkatkan performansi instansi.