PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO...
Transcript of PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN DENGAN …... · 80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENENTUAN ULANG STANDAR WAKTU PERIJINAN
DENGAN ACUAN PROSES BISNIS
DI BADAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN SRAGEN
Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
ELLENIA OKY AYU SAPUTRI
I 0308092
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah dari
penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan
manfaat dari penelitian yang dilakukan. Berikutnya diuraikan mengenai batasan
masalah, asumsi yang digunakan dalam permasalahan dan sistematika penulisan
untuk menyelesaikan penelitian.
1.1 Latar Belakang
Badan Perijinan Terpadu (BPT) merupakan lembaga yang melayani
perijinan di kota Sragen, keberadaan BPT diharapkan untuk memberikan
kemudahan pelayanan dibidang perijinan. Pemerintah Kabupaten Sragen berusaha
untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan terhadap publik dengan konsep
“One Stop Service” artinya segala urusan yang berkaitan dengan perijinan yang
semula tersebar dibeberapa unit kerja dapat diselesaikan di BPT (Pemerintah
Kab.Sragen, 2010). Terdapat enam puluh lima jenis perijinan yang dilayani.
Perijinan-perijinan tersebut dikelompokkan menjadi dua bidang, yaitu bidang
perijinan tertentu dan bidang jasa usaha. Dari masing-masing bidang perijinan
dibagi lagi menjadi sub-sub bidang. Untuk perijinan tertentu dibagi menjadi sub
bidang perijinan prinsip dan lokasi, Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Ijin Hinder
Ordonantie (HO) atau yang biasa disebut ijin gangguan dan sub bidang perijinan
pendidikan dan kesehatan. Sedangkan perijinan bidang jasa usaha dibagi menjadi
sub bidang perijinan indakop, reklame dan sub bidang perijinan pertanian,
perhubungan, pariwisata, Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK), Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3).
Di BPT terdapat 10 loket pelayanan. Pada loket I adalah kasir, loket II
melayani Ijin gangguan (HO) atau yang biasa disebut ijin gangguan, loket III
adalah Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), loket IV adalah Perijinan kesehatan,
loket V adalah penanaman modal, loket VI adalah Keselamatan kerja, loket VII
adalah Surat Ijin Usaha (SIU), Huller atau selepan, Surat Ijin Usaha Jasa
Konstruksi (SIUJK), loket VIII adalah Perhubungan dan pariwisata, loket IX
adalah reklame, Loket X adalah Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-2
Daftar Perusahaan (TDP), Tanda Daftar Industri (TDI), Tanda Daftar Gudang
(TDG).
Pada hasil rekap data pada tahun 2011 jumlah pemohon perijinan di BPT
Sragen sebanyak 5.295 orang. Pada bidang perijinan tertentu untuk sub bidang
perijinan prinsip, lokasi, IMB, dan HO sebanyak 18,13%, sub bidang perijinan
pendidikan dan kesehatan sebanyak 5,40%. Pada bidang perijinan jasa usaha
untuk sub bidang perijinan indakop dan reklame sebanyak 58,83%, dan sub
bidang perijinan pertanian, HUB, PAR, SIUJK, K3 sebanyak 17,64%. Dari
jumlah pemohon yang mendominasi sub bidang perijinan tertentu adalah perijinan
prinsip, lokasi, IMB, dan HO sedangkan pada bidang jasa usaha adalah perijinan
SIUP, TDP, reklame papan dan kain. Dari rekap agenda tahun 2011, untuk
perijinan yang paling banyak pemohon mengajukan perijinan adalah prinsip dan
lokasi, IMB, HO, SIUP, TDP, dan reklame. Pada perijinan tersebut selama proses
perijinan masih terjadi keterlambatan pada perijinan prinsip dan lokasi sebanyak
80%, untuk IMB sebanyak 64,35%, dan HO sebanyak 78,69% sedangkan
perijinan yang seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat adalah perijinan SIUP
sebanyak 51,42% , untuk TDP sebanyak 49,69%. Sedangkan untuk perijinan yang
tepat waktu adalah perijinan reklame papan dan kain 99%.
Pada pelayanan perijinan di BPT Sragen terdapat waktu standar yang
menjadi acuan untuk terselesaikannya surat ijin. Waktu standar ditetapkan oleh
ketua BPT dengan persetujuan ketua tiap bidang perijinan. Dalam menetapkan
waktu standar tanpa adanya pertimbangan dengan jelas. Adanya waktu standar
tidak menjamin terselesaikannya surat ijin tepat waktu. Ada perijinan yang
seharusnya dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu standar yang telah
ditetapkan, namun ada juga perijinan yang diselesaikan lebih dari waktu standar.
Perijinan yang terjadi keterlambatan dari standar waktu yang telah ditetapkan
contohnya pada perijinan IMB yang melebihi standar waktu karena tidak
terjadwalnya cek lokasi secara langsung yang memperlama proses perijinan.
Sedangkan untuk perijinan yang dapat diselesaikan lebih cepat, standar waktu
yang telah ditentukan sudah tidak akurat lagi karena tidak sesuai dengan standar
waktu yang telah ditetapkan sehingga perlunya dianalisis ulang. Untuk perijinan
yang dapat diselesaikan tepat waktu juga perlu dianalisis untuk memperkuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-3
standar waktu yang sudah ada. Pada proses bisnis untuk menyelesaikan perijinan
sudah terdapat skema yang jelas, namun ada beberapa waktu delay yang
dilakukan oleh petugas yang menyebabkan penyelesaian perijinan menjadi lama.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dilakukan perbaikan dalam penetapan
standar waktu baru untuk menyelesaikan tiap proses perijinan. Untuk menetapkan
standar waktu perlu dilakukan evaluasi proses perijinan. Pengamatan dilakukan
secara langsung dengan menggunakan pengukuran langsung. Dalam menentukan
waktu standar yang baru dapat digunakan pengukuran waktu baku. Waktu baku
merupakan waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja yang
baik (Sutalaksana, 2006). Penelitian yang berkaitan dengan pengukuran waktu
kerja diantaranya Renayata (2008) mengenai pengukuran waktu pelayanan dalam
bidang jasa pada PT. PLN (Persero) Surabaya.
Dalam evaluasi proses bisnis menggunakan Business Process Improvement
(BPI). BPI merupakan metode sistematik yang dikembangkan untuk membantu
organisasi membuat suatu peningkatan yang signifikan melalui penyederhanaan
operasi proses bisnisnya (Harrington, 1999). Penggunaan BPI dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi proses bisnis yang terjadi selama proses perijinan,
sehingga dapat memberikan masukkan untuk proses bisnis perijinan yang lebih
efektif.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan urain dari latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan yang
menjadi dasar penelitian, yaitu bagaimana menentukan standar waktu yang tepat
pada Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Menentukan standar waktu pelayanan perijinan Sub bidang perijinan
prinsip, lokasi, IMB, dan HO serta Sub bidang Indakop dan reklame pada
Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-4
2. Mengevaluasi alur proses perijinan pada Badan Perijinan Terpadu
Kabupaten Sragen.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah :
1. Dapat memberikan waktu pelayanan terselesaikannya pengajuan perijinan
kepada pemohon.
2. Dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada Badan Perijinan Terpadu
Kabupaten Sragen.
1.5 Batasan Masalah
Batasan Masalah pada penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini hanya membahas perijinan prinsip dan lokasi, SIUP, TDP,
perijinan HO, IMB, dan reklame.
2. Tidak membahas implementasi hasil penetapan waktu perbaikan.
3. Berkas pemohon sudah memenuhi persyaratan.
1.6 Asumsi
Asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Data sampel pengamatan dianggap normal.
2. Operator sudah memenuhi semua tahapan Learning Curve
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam membahas permasalahan yang telah dirumuskan di atas, digunakan
sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah, asumsi dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan materi penulisan
yang diambil dari beberapa referensi baik buku, jurnal maupun internet.
Materi penulisan adalah Business Process Improvment dan Waktu Baku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi langkah-langkah yang dilalui selama penelitian. Langkah-
langkah tersebut dibuat dalam bentuk flowchart disertai uraian
penjelasan tiap langkah pemecahan secara rinci.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi tentang data yang diperoleh hasil penelitian dan
pengolahan data sesuai perumusan masalah. Tahap-tahap pengolahan
data dilakukan berdasarkan metodologi penelitian.
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Bab ini berisi analisis dan pembahasan berdasarkan hasil pengolahan
data.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran-
saran yang berkaitan bagi penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi mengenai gambaran umum Badan Perijinan Terpadu, baik
mengenai sejarah, lokasi, jenis-jenis layanan, dan teori-teori yang relevan sebagai
landasan dalam menentukan permasalahan yang ada.
2.1 Gambaran Umum Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen
Gambaran umum berisi tentang bentuk dan sejarah terbentuknya Badan
Perijinan Terpadu, kedudukan, tugas pokok, visi misi, jenis pelayanan dan
mekanisme perijinan.
2.1.1 Sejarah Terbentuknya Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen
Sejarah berdirinya Badan Perijinan Terpadu diawali dengan adanya
keluhan-keluhan dari masyarakat tentang proses pelayanan yang berbelit-belit.
Pola perijinan yang masih ditangani oleh beberapa instansi memaksa masyarakat
yang mengurus perijinan dari satu instansi ke instansi yang lainnya. Pelayanan
perijinan dari satu instansi ke instansi yang lainnya semakin tidak memberikan
kemudahan bagi masyarakat yang melakukan permohonan perijinan. Berdasarkan
dari maslah ini maka pemerintah Kabupaten Sragen berusaha memberikan
pelayanan prima melalui pelayanan terpadu satu pintu atau One Stop Service
(OSS) sebagai wujud perbaikan pelayanan bagi masyarakat yang melakukan
perijinan.
Menindak lanjuti upaya perbaikan publik dalam bidang perijinan maka
Pemerintah Kabupaten Sragen membentuk Unit Pelayanan Terpadu (UPT) dengan
Keputusan Bupati Sragen Nomor 17 Tahun 2002 tanggal 24 Mei 2002 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Terpadu Kabupaten
Sragen, sedangkan operasionalnya secara resmi dilaksanakan pada tanggal 1
Oktober 2002 oleh Bupati Sragen. Kebijakan ini mendapatkan dukungan
seoenuhnya melalui Surat DPRD Kabupaten Sragen Nomor 170/ 288/15/2002
tanggal 27 September 2002 perihal Persetujuan Operasional UPT Kabupaten
Sragen. Kemudian dalam jangka waktu satu tahun yaitu pada tahun 2003 melalui
Peraturan Daerah Nomor 15 tahun 2003 UPT dirubah menjadi Kantor Pelayanan
Terpadu (KPT) Kabupaten Sragen. Dalam jangka waktu yang pendek status KPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-2
selalu mengalami perubahan dalam upaya memberikan perbaikan pelayanan
kepada pelanggan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan untuk
memudahkan koordinasi dengan para stakeholder, maka pada tanggal 20 Juli 2006
ditetapkanlah Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2006 tentang status KPT yang
ditingkatkan menjadi Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen. Kemudian
pada tanggal 23 Juli tahun 2007 telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 tentang SOTK Daerah dan Permendagri Nomor 20 Tahun 2008
tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Terpadu di Daerah.
Selanjutnya sebagai penyempurna langkah kerja maka Kabupaten Sragen
menetapkan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sragen, salah satunya mengatur tentang
pembentukan lembaga pelayanan terpadu dengan nomenklatur Badan Perijinan
Terpadu Kabupaten Sragen yang berlokasi di Jl. Sukowati No. 255, Telepon
0271-892348, Fax : 0271-894433 Sragen 57211, Jawa Tengah.
2.1.2 Kedudukan Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen
Badan Perijinan Terpadu merupakan instansi pemerintah yang
memberikan pelayanan perijinan dengan konsep One Stop Service (OSS) yang
dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab dengan segala
kewenangan yang diberikan dan menyampaikan tanggung jawabnya kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan Perijinan Terpadu disini berkedudukan
di bawah Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab langsung kepada Bupati.
2.1.3 Visi dan Misi Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen
Di setiap lembaga pasti memiliki visi dan misi yang perlu diperhatikan
dalam meraih tujuan yang telah disepakati bersama. Demikian pula halnya dengan
Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen. Adapun visi dan misi tersebut
adalah:
1. Visi Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen
“Unggul dalam Pelayanan”
2. Misi Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen
“Mewujudkan Pelayanan Profesional dan Kepuasan Pelanggan”
2.1.4 Struktur Organisasi Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-3
Struktur organisasi perusahaan dibuat agar tugas masing-masing bagian
menjadi lebih jelas, sehingga dapat menunjang efektifitas sebuah lembaga dalam
mencapai tujuannya. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor
15 Tahun 2008 pada tanggal 15 Desember 2008, tentang organisasi dan tata kerja
lembaga teknis daerah Kabupaten Sragen yang di dalamnya terdapat Pembentukan
Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen dengan susunan organisasinya
sebagai berikut:
Kepala
SekretariatKelompok Jabatan
Fungsional
Sub. Bagian
Penyusunan Program
Kegiatan
Sub. Bagian Keuangan
Sub. Bagian Umum
dan Kepegawaian
Bid. Penanaman ModalBid. Perijinan TertentuBid. Perijinan Jasa
Usaha
Sub. Bagian Umum
dan Kepegawaian
Sub. Bid. Kerjasama &
Pengawasan
Sub. Bid. Perencanaan
& Promosi
Sub. Bid. Perijinan
Pendidikan &
Kesehatan
Sub. Bid. Perijinan
Prinsip, Lokasi, IMB
& HO
Sub. Bid. Perijinan
Pertanian, Hub, PAR,
SIUJK, K3
Sub. Bid. Perijinan
Indagkop & Reklame
Sub. Bid. Informasi
Dokumentasi &
Penanganan
Pengaduan
Sub. Bid. Pelayanan
KTP, KK dan Akta
CAPIL
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen
Sumber: Pemerintah Kab.Sragen (2010)
2.1.5 Jenis Pelayanan di Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen
Pelayanan yang diberikan oleh Badan Perijinan Terpadu terdiri dari
beberapa bidang perijinan yang semuanya dilakukan dengan konsep one stop
service (satu pintu). Adapun jenis pelayanan perijinan di Badan Perijinan
Terpadu, terdiri dari 65 jenis perijinan. Tabel 2.1 menyajikan jenis pelayanan
perijinan.
Tabel 2.1 Jenis Pelayanan Perijinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-4
Tabel 2.1 Jenis Pelayanan Perijinan (Lanjutan)
1 Ijin Prinsip
2 Ijin Lokasi
3 IMB
4 HO
5 Ijin Praktek Dokter Spesialis
6 Ijin Praktek Dokter Umum
7 Ijin Praktek Dokter Gigi
8 Ijin Praktek Bidan
9 Ijin Praktek Perawat
10 Ijin Praktek Perawat Gigi
11 Ijin Praktek Asisten Apoteker
12 Ijin Praktek Fisioterapi
13 Ijin Praktek Refraksionis Optisien
14 Ijin Praktek Tukang Gigi
15 Ijin Praktek Bersama Dokter Spesialis
16 Ijin Praktek Bersama Dokter Umum
17 Ijin Praktek Bersama Dokter Gigi
18 Ijin Pendirian Rumah Sakit Swasta
19 Ijin Pendirian Rumah Bersalin
20 Ijin Pendirian Balai Pengobatan
21 Ijin Pendirian Laboratorium Kesehatan
22 Ijin Pendirian Apotik
23 Ijin Pendirian Optik
24 Ijin Pendirian Toko Obat
25 Ijin Pendirian Klinik Kecantikan
26 Ijin Pendirian Pusat Kebugaran
27 Ijin Produksi Makanan dan Minuman
28 Ijin Pengobatan Tradisional
29 Ijin Depot Air Minum Isi Ulang
30 Rekomendasi Penyelenggaraan Rumah Sakit
31 Rekomendasi Industri Rokok
32 Ijin Laik Higiene Sanitasi
33 Ijin Air Minum Dalam Kemasan
34 Ijin Kursus
35 Rekomendasi Pendirian Lembaga Pendidikan
BIDANG PERIJINAN TERTENTUSUB BIDANG PERIJINAN PRINSIP, LOKASI, IMB, DAN HO
SUB BIDANG PERIJINAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
NO JENIS PERIJINAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-5
Sumber: Pemerintah Kab.Sragen (2010)
2.1.6 Pengertian Jenis Perijinan Pada Badan Perijinan Terpadu Kabupaten
Sragen
Pada penelitian ini akan dibahas beberapa perijinan yang telah ditentukan
pada batasan masalah, berikut adalah pengertian-pengertian dari jenis perijinan
yang dibahas :
36 SIUP
37 IUI
38 TDP
39 TDI
40 TDG
41 Reklame Kain
42 Reklame Papan
43 Reklame Melekat
44 Reklame Selebaran
45 SIU huller
46 Sk Trayek
47 KP Dan KJP
48 Usaha Rekreasi Dan Hiburan Umum
49 Usaha Rumah Makan
50 Usaha Salon Kecantikan
51 Hotel
52 Agen Perjalanan Wisata
53 Usaha Pondok Wisata
54 Penutupan Jalan
55 SIUJK
56 Penggunaan Ketel Uap
57 Penggunaan Bejana Uap
58 Penggunaan Bejana Tekan
59 Penggunaan Botol Baja
60 Penggunaan Pesawat Angkat Dan Angkut
61 Penggunaan Pesawat Tenaga Dan Produksi
62 Penggunaan Instalasi Kebakaran
63 Penggunaan Instalasi Listrik
64 Penggunaan Instalasi Penyalur Petir
65 Usaha Pemotongan Hewan
BIDANG JASA USAHA
SUB BIDANG PERIJINAN INDAKOP DAN REKLAME
SUB BIDANG PERIJINAN PERTANIAN, HUB, PAR, SIUJK, K3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-6
1. Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka
pemberian izin kepada orang dan badan usaha yang dimaksud untuk pembinaan,
pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang,
penggunaan sumberdaya alam, barang, prasarana, sarana, fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan
2. Izin mendirikan bangunan yang selanjutnya disingkat (IMB) adalah suatu ijin
untuk mendirikan, memperbaiki, mengubah, atau merenovasi suatu bangunan
termasuk ijin bagi bangunan yang sudah berdiri.
3. Izin Gangguan (HO) adalah pemberian Izin Tempat Usaha kepada orang
pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian
dan gangguan tidak termasuk tempat usaha yang lokasinya telah ditunjuk oleh
Pemerintah Pusat atau Pemerintah daerah.
4. Izin Prinsip adalah surat izin yang diberikan untuk menyatakan suatu
kegiatan secara prinsip diperkenankan untuk diselenggarakan atau beroperasi
yang merupakan pertimbangan pemanfaatan lahan berdasarkan aspek teknis,
politis, dan sosialmbudaya sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang
terkait lainnya.
5. Izin Lokasi adalah perizinan yang terkait dengan pemanfaatan ruang yang
diberikan kepada perseorangan, perusahaan, atau badan yang memperoleh tanah
yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai izin
pemindahan hak dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha
penanaman modalnya.
6. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat
melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. Setiap perusahaan, koperasi, maupun
perusahaan perorangan, yang melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib
memperoleh SIUP yang diterbitkan berdasarkan domisili perusahaan dan berlaku
diseluruh wilayah Republik Indonesia..
7. Tanda Daftar Perusahaan yang selanjutnya disingkat (TDP) adalah tanda
pengesahan yang diberikan oleh Kantor Pendaftaran Perusahaan kepada
perusahaan yang telah melakukan pendaftaran perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-7
2.1.7 Mekanisme Perijinan di Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen
Mekanisme pemberian perijinan yang dilakukanoleh Badan Perijinan
Terpadu dibuat sesederhana mungkin. Hal ini dilakukan dalam rangka
memberikan kemudahan masyarakat dalam melakukan proses perijinan.
Pemohon
Pemeriksaan
Berkas
Pemeriksaan
Lapangan
Proses
Pembayaran
Penyerahan
Cek Lapangan/
Tidak?
Ya
Tidak
Gambar 2.1 Mekanisme Pelayanan Perijinan Sumber: Pemerintah Kab.Sragen (2010)
Mekanisme perijinan di Badan Perijinan Terpadu dimulai dari adanya
pemohon yang melakukan permohonan perijinan kemudian mengambil formulir
pada tiap loket perijinan, pemohon mengisi dan memenuhi persyaratan kemudian
diserahkan kepada petugas. Setelah berkas masuk kemudian pegawai melakukan
pemeriksaan dan meneliti berkas tersebut. Apabila persyaratan tidak lengkap
maka akan dikembalikan kepada pemohon untuk dapat dilengkapi terlebih dahulu.
Setelah semua berkas sudah lengkap, maka petugas menentukan jadwal untuk
melakukan survey lapangan apabila diperlukan dengan tujuan memastikan apakah
usaha yang dijalankan memang benar adanya. Jika pengecekan lokasi telah
disetujui petugas dapat memproses perijinan tersebut sampai batas waktu yang
ditentukan dengan melibatkan Kepala Badan Perijinan Terpadu untuk
menandatangani dokumen perijinan. Setelah proses tersebut selesai maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-8
pemohon dapat melakukan pembayaran apabila dikenakan biaya perijinan.
Pemohon mendapatkan surat ijin dengan menandatangai agenda pengambilan.
2.2 Posisi Penelitian
Pada penelitian yang dilakukan, penelitian ini merujuk pada beberapa
penelitian sebelumnya yang fokus penelitiannya berada pada objek pelayanan
publik, dan proses bisnis. Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan sebagai
berikut :
Rudianto (2007) Meneliti tentang kepuasan pelanggan pada pelayanan satu
atap pada pemerintah kota bekasi. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengidentifikasi masalah yang dihadapi, melihat lamanya waktu dalam
menyelesaikan suatu izin, mempelajari cara masyarakat pengguna jasa
memperoleh izin yang dibutuhkan. Penelitian ini melihat permasalahan dalam
lima indikator yaitu keandalan, responsiveness, keyakinan, empati, tangible. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan tingkat kepuasan pada pelayanan, serta dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dari evaluasi lima indikator yang dilakukan.
Renayata (2010) Meneliti tentang pengukuran waktu pelayanan pada loket
pelayanan PLN serta menganalisis kepuasan pelanggan. Metode yang digunakan
untuk mengetahui waktu pelayanan menggunakan pendekatan waktu baku. Untuk
analisis kepuasan menggunakan methode yang dikembangkan oleh parasurahman.
Hasil dari penelitian ini mengetahui waktu standar pelayanan pada loket
pelayanan serta mengetahui tingkat kepuasan pelayanan pada kinerja petugas
loket.
Setyono (2009) Meneliti tentang evaluasi pada tingkat kepentingan dan
kepuasan kinerja pelayanan serta mengetahui tingkatan kualitas pelayanan. Secara
umum tingkat pelayanan perijinan di Kantor PPTSP Kota Semarang mendapatkan
nilai yang baik. Namun, beberapa unsur yang masih mendapatkan nilai yang
kurang baik, yaitu unsur kedisiplinan petugas, kecepatan pelayanan, dan ketepatan
jadwal waktu pelayanan. Dengan mengevaluasi dari kinerja pelayanan pada
PPTSP dapat memberikan saran pengembangan pada beberapa unsur yang kurang
baik. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini dapat melihat indeks kinerja tingkat
kepuasan dan kepentingan kualitas pelayanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-9
Murniati (2009) Banyaknya keluhan masyarakat terhadap masalah
pelayanan publik menunjukkan kualitas pelayanan masih belum optimal. Dengan
adanya masalah tersebut, pada penelitian mengevaluasi kualitas suatu pelayanan.
Hal-hal yang dievaluasi meliputi waktu, prosedur dan persyaratan, serta biaya.
Tiga konsep yang dipergunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik yaitu
responsiveness, responsibility, dan accountability. Dengan mengevaluasi
ketiganya didapatkan hasil dapat mengetahui kualitas suatu pelayanan.
Zaheer (2010) membahas tentang orientasi proses bisnis untuk
meningkatkan kinerja karyawan dan organisasi. Dengan mengevaluasi hubungan
antar variable yang telah ditentukan dengan kinerja karyawan. Pada penelitian ini
menggunakan metode sederhana regresi linier. Hasil yang diperoleh bahwa proses
bisnis memiliki dampak yang signifikan pada karyawan dan kinerja organisasi.
Penggambaran tabel penelitian terdahulu ini dapat digunakan dalam
menggambarkan penelitian yang dilakukan. Penggambaran penelitian ini
ditunjukan pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya
Penulis
(Tahun)
Variabel Penelitian
Metode Kepuasan
Pelanggan
Kualitas
Pelayanan
Standar
Waktu
Pelayanan
Perbaikan
Proses
Bisnis
Rudianto
(2007) √ - - -
Meneliti kepuasan
pelanggan pada
pelayanan kota Bekasi
Renayata
(2010) - √ √ -
Menghitung standar
waktu dengan waktu
baku dan kepuasan
pelanggan
menggunakan metode
parasurahman.
Jawoto
(2009) √ - - -
Menganalisis indeks
kinerja tingkat
kepuasan dan
kepentingan kualitas
pelayanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-10
Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya (Lanjutan)
Penulis
(Tahun)
Variabel Penelitian
Metode
Kepuasan
Pelanggan
Kualitas
Pelayanan
Standar
Waktu
Pelayanan
Perbaikan
Proses
Bisnis
Murniati
(2009) - √ - -
Mengevaluasi kualitas
pelayanan publik
Zaheer
(2010) - - - √
Mengevaluasi proses
bisnis
Usulan - - √ √
Menghitung standar
waktu dan memperbaiki
proses bisnis.
2.3 Pengertian Standar Waktu
Standar adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau
keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, sntandar waktu merupakan
ketetapan suatu proses, keadaan/kejadian yang dilakukan dalam rentang suatu
proses, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Dengan kata
lain standar adalah suatu ketentuan atau persyaratan yang biasanya berupa
dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktik rekayasa
atau seragam (Jacka dan Keller, 2010).
2.4 Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah aktivitas untuk menyediakan pelayanan atau
mempertahankan nilai produk/jasa, termasuk di dalamnya instansi, reparasi, dan
pelatihan (Peppard dan Rowland, 1997). Sedangkan menurut Kottler (2000)
mendefisikan pelayanan adalah perbuatan suatu kelompok menawarkan kepada
kelompok maupun perorangan sesuatu pada dasarnya tidak terwujud, sedangkan
prosesnya berkaitan maupun tidak dengan fisik produk.
2.5 Konsep Proses Bisnis
Proses adalah suatu kegiatan yang slaing berkaitan serta membutuhkan
masukan dan mentransformasikannya untuk menghasilkan keluaran. Transformasi
yang terjadi pada proses akan memberikan nilai tambah bagi masukan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-11
menghasilkan keluaran yang lebih berguna dan efektif bagi penerimanya. Selain
itu proses merupakan urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami
atau didesain, mungkin menggunakan waktu,ruang keahlian atau sumber daya
lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh
perubahan yang diciptakan terhadap sifat dari satu atau lebih objek dibawah
pengaruhnya. Sedangkan proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau
pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah
tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan
tertentu). Suatu proses bisnis dapat dipecahkan menjadi beberapa subproses yang
masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai
tujuan dari supprosesnya (Jacka dan Keller, 2010).
2.6 Business Process Improvement (BPI)
Business Process Improvement (BPI) adalah langkah perombakan terhadap
proses bisnis yang telah berjalan untuk memperbaiki atau memberikan proses
yang baru. Proses bisnis awal dipetakan terlebih dahulu dengan basic flowchart
ataupun bentuk chart yang lainnya. Peta tersebut kemudian dianalisis untuk
mengidentifikasi kegiatan yang termasuk value added dan non-value added.
Semaksimal mungkin kegiatan non value-added berusaha dihilangkan sehingga
alur proses menjadi lebih efisien. Perbaikan tersebut berdasarkan pada konsep
Business Process Reengineering untuk menghilangkan, menyederhanakan,
menyatukan atau melakukan otomatisasi pada proses Indrajit dan Djokopranoto,
(2001).
2.6.1 Definisi BPI
BPI adalah pendekatan yang sistematis untuk membantu organisasi
mengoptimalkan proses untuk mencapai hasil yang lebih efisien. BPI telah
bertanggung jawab untuk mengurangi biaya dan siklus waktu sebanyak 90%
sementara meningkatkan kualitas lebih dari 60%. BPI juga menyediakan sistem
yang membantu organisasi dalam menyederhanakan dan menyingkat operasi-
operasinya, dengan memberi jaminan pelanggan internal mendapatkan basil yang
lebih baik (Harrington, 1991).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-12
2.6.2 Tujuan Utama BPI
BPI mempunyai tujuan untuk menjamin suatu perusahaan memiliki proses
bisnis yag diantaranya menghilangkan kesalahan dan pemborosan selama proses
berlangsung serta meminimasi delay atau waktu tunggu.
2.6.3 Tahapan Pelaksanaan BPI
Menurut Harrington (1991) BPI adalah suatu metode sistematis yang
digunakan untuk membentuk organisasi mencapai suatu kemajuan yang sangat
berarti bagi kelangsungan operasi proses bisnisnya. Tahapan pelaksanaan BPI
terdiri dan 5 tahap yaitu:
1.) Pemetaan proses bisnis awal
Proses bisnis di ketiga mata rantai yang diteliti pertama-tama akan
dipetakan untuk memberikan gambaran kondisi aktual. Peta digambarkan dapat
digambarkan dengan basic flowchart standard. Pada penelitian Puspasari 2010,
membahas tentang perancangan sistem kerja kearsipan dengan melakukan
perbaikan proses bisnis. Pada tahap awal, peneliti melakukan analisis kebutuhan.
pada sistem. Dari hasil analisis dibuat functional flowchart sebagai tahapan awal
BPI. Pada gambar 2.1 merupakan contoh pemetaan pada penelitian Lopes 2008,
menggambarkan proses bisnis dari pengiriman obat. Pada pemetaan terdapat
entitas-entitas yang melakukan proses, dan kegiatan-kegiatan yang terjadi
didalamnya.
Gambar 2.3 Contoh pemetaan proses bisnis Sumber: Lopes (2008)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-13
2.) Memahami Proses
Proses value added dijelaskan sebagai proses yang menciptakan nilai
tambah bagi produk untuk menambah kepuasan konsumen, sedangkan proses non
value-added adalah proses yang apabila dihilangkan tidak akan mengurangi nilai
tambah yang diberikan pada konsumen (Christopher, 1998). Kedua proses ini
akan teridentifikasi setelah dilakukan pemetaan yang menjabarkan seluruh proses
yang dilewati dan lamanya waktu yang dibutuhkan dalam tiap proses. Sebagai
contoh dari hasil analisis kebutuhan sistem yang ada nantinya akan digunakan
sebagai acuan dalam perbaikan dan pengembangan sistem yang baru (Puspasari,
2010). Pada tabel 2.3 dapat dilihat contoh pengklasifikasian proses value added
dan non value added.
Tabel 2.3 Klasifikasian proses value added dan non value-added
Sumber : Puspasari (2010)
3.) Penyederhanaan (Streamlining)
Sasarannya adalah memperbaiki efisiensi, keefektifan dan adaptabilitas dari
proses bisnis. Penyederhanaan proses tersebut dapat dilakukan dengan
mengeliminasi birokrasi dan duplikasi, mencari hal yang memberi nilai tambah,
mengurangi kompleksitas dan waktu sikius. Suatu proses bisnis dapat
disederhanakan dengan cara-cara sebagai berikut:
No Proses Entitas/Bagian yang Melakukan Jenis Kegiatan Rencana perbaikan
1 Mengantar surat Pos/Fakultas Value-added -
2 Meneliti alamat surat Administrasi(TU) Non Value-added Mencatat surat masuk
3 Mengelompokkan surat Administrasi(TU) Value-added -
4 Menindakanjuti isi surat Ketua Jurusan Value-added -
5 Menyerahkan surat kepada pihak yang bersangkutan Administrasi(TU) Value-added -
6 Mengembalikan surat ke TU Ketua Jurusan dan Mahasiswa Value-added -
7 Menyimpan surat Dosen Non Value-added eliminasi proses
8 Mengambil surat untuk dibaca Mahasiswa Non Value-added eliminasi proses
9 Memperbanyak surat Mahasiswa Value-added -
10 Menumpuk surat Administrasi(TU) Non Value-added eliminasi proses
11 Mengarsip surat Administrasi(TU) Value-added perbaikan filling system
12 Menyusun arsip kedalam folder arsip Administrasi(TU) Value-added perlu adanya jadwal retensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-14
1. Mengeliminasi birokrasi dengan menghilangkan kegiatan admimstratif yang
tidak perlu. Pada penelitian Puspasari 2010, melakukan perbaikan proses
dengan mengeliminasi pada kegiatan yang dianggap non value added.
2. Mengeliminasi perulangan proses dengan menghilangkan proses yang identik
yang dilakukan ditempat berbeda. Sama halnya mengeliminasi pada tahap ini
dilakukan pada proses yang dilakukan berulang sehingga menimbulkan
pemborosan waktu.
3. Identifikasi proses value added dengan mengevaluasi seluruh bagian dari
proses bisnis dan menentukan kontribusinya dalam memenuhi keinginan
konsumen. Pada tahap ini mengidentifikasi proses dan sistem untuk
mendapatkan nilai tambah pada output yang dihasilkan.
4. Simplifikasi proses yaitu menyederhanakan proses yang rumit
Pada tahap ini dapat menyederhanakan proses pada sistem, proses, maupun
biaya. Pada penelitian Aji 2011, dengan menyederhanankan proses-proses
tersebut dapat mengefisienkan proses bisnis.
Tabel 2.4 Tabel contoh penyederhanaan proses
Sumber : Aji (2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-15
5. Reduksi waktu proses
Mereduksi proses dilakukan pada proses-proses yang tidak memberikan nilai
tambah. Dapat dilihat pada tabel 2.3 pada proses yang non value added
dilakukan eliminasi pada kegiatan yang dianggap tidak memberikan nilai
tambah. Dengan mereduksi waktu proses akan lebih mengefisienkan waktu
proses (Puspasari, 2010).
6. Error proofing atau pencegahan terjadinya kesalahan proses. Dengan
memberikan arahan dan penjelasan agar suatu proses dapat dijalankan dengan
baik.
7. Upgrading dengan mengefektifkan penggunaan fasilitas untuk meningkatkan
performansi. Pada Contoh kasus Aji (2011) adalah apabila yang awalnya data
belum terintegrasi dapat dilakukan upgrading dengan mengintegrasikan data
agar data tidak mudahnya bocor dapat dilakukan dengan web portal.
8. Simple language yaitu mengurangi kompleksitas dokumen, sehingga mudah
dipahami bagi siapapun yang menggunakannya. Cara yang dapat dilakukan
dengan membuat dokumen lebih sederhana baik dari segi penulisan dokumen
maupun penataan dokumen.
9. Standarisasi dengan menetapkan suatu cara khusus penanganan proses dan
membiasakan pekerja melakukannya berulang-ulang.
10. Suplier partnership atau meningkatkan hubungan dengan supplier karena
output suatu proses sangat tergantung pada kualitas input dan proses
sebelumnya.
11. Big picture improvement dilakukan jika kesepuluh cara sebelumnya tidak
efektif, sehingga perlu ditemukan suatu ide kreatif untuk melakukan
perubahan, seperti digambarkan pada gambar 2.3 pada penelitian Jemella
(2002). Dengan adanya desain proses kemudian adanya teknologi dan
organisasi yang kuat akan dapat dilakukan perubahan sistem bisnis yang lebih
baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-16
Gambar 2.4 Gambar Big picture improvement
Sumber : Jemella (2002)
12. Automation atau mechanization dengan menggunakan tools, peralatan dan
komputer untuk membantu proses. Ada beberapa proses yang dapat dilakukan,
dengan melakukan perbaikan proses yang awalnya dilakukan secara manul
dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer maupun tools lain
yang dapat membantu suatu proses menjadi lebih baik.
4.) Implementasi
Mengimplementasikan suatu sistem untuk mengontrol jalannya suatu
perbaikan. Tahap ini diarahkan untuk mengembangkan suatu ukuran-ukuran dan
target-target bagi proses, menetapkan suatu sistem feedback dan proses audit.
Sebagai contoh, pada tabel 2.4 sebagai berikut merupakan hasil dari
pengimplementasian perbaikan proses bisnis dan pengklasifikasian arsip.
Tabel 2.5 Tabel contoh hasil implementasi
Sumber : Puspasari (2010)
1 2 3 4 5
BIAYA
1. Sheet Protector 1.104.000 0 0 0 0
2. sekat pembatas 140.000 0 0 0 0
3. Biaya perawatan rutin 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
4. Label Arsip 27.600 27.600 27.600 27.600 27.600
5. Label indeks 11.500 11.500 11.500 11.500 11.500
6. Buku agenda surat masuk 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
7. Buku verbal surat keluar 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
8. Kartu (lembar) disposisi 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000
9. Kartu bukti pinjam arsip 22.000 22.000 22.000 22.000 22.000
TOTAL BIAYA 2.541.100 1.297.100 1.297.100 1.297.100 1.297.100
MANFAAT
1. Pengurangan biaya simpan 264.600 264.600 264.600 264.600 264.600
2. Peningkatan kinerja staf TU 1.319.792 1.319.792 1.319.792 1.319.792 1.319.792
TOTAL MANFAAT 1.584.392 1.584.392 1.584.392 1.584.392 1.584.392
Total
7.921.958
TahunBiaya & ManfaatNo.
1
2
7.729.500
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-17
5.) Perbaikan Berkelanjutan
Sasarannya adalah mengimplementasikan suatu kelanjutan dari perbaikan
proses. Langkah lanjut dari perbaikan proses tersebut dapat berupa evaluasi
perubahan bisnis terhadap kemampuan proses, pelaksanaan benchmarking untuk
mendapatkan suatu perbandingan. Dapat dilihat hasil penelitian puspasari (2010)
perbaikan proses bisnis memberikan manfaat dan lebih mengefisienkan biaya.
Sehingga perlu dilakukan perbaikan berkelanjutan.
Dalam penelitian ini hanya sampai pada tahap 3, sedangkan tahap 4 dan 5
tidak dilakukan.
2.6.4 Flowchart
Pengertian dari flowchart adalah metode grafis yang menggambarkan
proses yang sudah ada maupun proses baru, biasanya diusulkan dengan
menggunakan simbol-simbol sederhana, garis, dan kata-kata untuk menampilkan
kegiatan berupa gambar dan urutan proses. Flowchart merupakan elemen penting
dalam metode BPI (Harrington, 1991).
Ada beberapa macam flowchart yang digunakan dalam PIT (Process
Improvement Team) menurut Harrington (1991), bentuk flowchart tersebut
meliputi sebagai berikut:
1. Block Diagrams
Block Diagram biasanya dikenal sebagai block flow diagram. Bentuk ini
adalah bentuk flowchart yang paling sederhana, paling sering digunakan, cepat
dan tidak rumit. Menggunakan block diagram akan menyederhanakan proses yang
komplek dan dokumen tugas individu.
2. The American National Standards Institute (ANSI) Standard Flowcharts
ANSI standard flowchart memberikan gambaran yang lebih rinci dari blok
diagram. ANSI standard flowchart digunakan untuk memperluas kegiatan dalam
setiap blok ke tingkat yang diinginkan dengan detail. Pada flowchart ini terdapat
simbol keputusan yang digunakan untuk klarifikasi alternative serta proses bisnis
pada ANSI standard flowchart diperlukan simbol-simbol standar yang lebih
banyak daripada block flow diagram.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-18
3. Functional Flowcharts
Functional Flowcharts menggambarkan gerakan antara unit-unit kerja yang
berbeda dan ditambah dengan adanya waktu siklus total. Functional flowcharts
tidak hanya menggunakan simbol blok tetapi juga simbol flowchart standar yang
lainnya. Functional flowcharts mengidentifikasi bagaimana tiap departement
fungsional berorientasi vertikal mempengaruhi proses yang mengalir horisontal di
seluruh organisasi. Jika suatu proses selalu berjalan dalam departemen yang sama
dan tidak menyeberang ke departemen lain, maka pekerjaan seorang manajer akan
jauh lebih mudah.
4. Geographic Flowcharts
Kata lain dari Geographic Flowcharts adalah Physical Layout Flowcharts
menganalisis aliran fisik dari kegiatan. Jenis ini membantu untuk meminimalkan
waktu yang terbuang, untuk pekerjaan atau sumber daya dipindahkan diantara
pekerjaan. Geographic Flowcharts biasanya digunakan sebagai alat yang berguna
untuk mengevaluasi layout antar departemen dan aliran dokumen. Serta untuk
menganalisis aliran produk, dengan mengidentifikasi aliran yang berlebihan dan
penundaan penyimpanan.
2.7 Pengukuran Kerja
Pengukuran kerja merupakan metode penetapan keseimbangan antara
kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan output yang dihasilkan, dimana
pengukuran waktu kerja ini berhubungan dengan usaha-usaha dalam menentukan
waktu baku yang dibutuhkan dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Waktu baku
adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator dengan tingkat kemampuan
rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan (Wignyosoebroto, 1995).
Perhitungan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
NWs
n
iix
…………………………………….…………………………... (2.1)
Keterangan :
Ws = Waktu siklus
Xi = pengamatan ke-i (i = 1, 2, 3…, n)
N = Jumlah pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-19
Wn = Wo x PR.................................................................................................. (2.2)
Keterangan :
Wo = Waktu observasi
PR = Penyesuaian (performance rating)
Wb = Wn x allowance%%100
%100
…………………………………………… (2.3)
Keterangan:
Wn = Waktu normal
Allowance = Kelonggaran
2.8 Pengujian Kecukupan Data
Uji kecukupan data merupakan pengukuran pendahuluan untuk mengetahui
berapa kali pengukuran harus dilakukan. Sebelumnya harus ditentukan dahulu
tingkat ketelitian dan tingkat kepercayaan. Derajat ketelitian menunjukkan
penyimpangan maksimum dari waktu penyelesaian (Wignyosoebroto,1985).
Tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur terhadap ketelitian
data waktu yang dikumpulkan dan diamati.
N‟ =
2
22)(
n
i
i
n
i
n
i
ii
x
xxNs
k
………..……………………………………(2.4)
Keterangan :
k = tingkat kepercayaan N = jumlah data pengamatan
s = derajat ketelitian N‟= jumlah data teoritis
Jika N‟>N maka data tidak mencukupi dan perlu dilakukan penambahan.
2.9 Pengujian Keseragaman Data
Suatu data dikatakan seragam apabila terletak pada batas kontrol. Apabila
ada data yang terletak di luar batas kontrol, maka data ini harus „dibuang‟
(Walpole dan Myers, 1995). Oleh karena itu harus diperhitungkan batas atas dan
batas bawah yang dimiliki oleh suatu kelompok data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-20
x = N
xn
i
i……………………………………………………………………. (2.5)
σ = 1
)( 2
N
xxi
n
i……………………………………….…………………. (2.6)
BKA = x + k σ
BKB = x - k σ
Nilai k ditentukan dari derajat ketelitian
99 % k = 3
95 % k = 2
90 % k = 1
2.10 Penetapan Waktu Longgar
Waktu Allowance dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Waktu longgar untuk kebutuhan personal (Personal Allowance)
Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi disini adalah, hal-hal seperti
minum sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, kekamar kecil, bercakap-
cakap dengan teman sekerja sekedar menghilangkan ketegangan ataupun
kejenuhan dalam bekerja. Kebutuhan-kebutuhan ini jelas terlihat sebagai sesuatu
yang mutlak; tidak bisa misalnya, seseorang diharuskan terus bekerja dengan rasa
dahaga, atau melarang pekerja untuk sama sekali tidak bercakap -cakap sepanjang
jam-jam kerja. Larangan demikian tidak saja merugikan pekerja (karena
merupakan tuntutan psikologi dan fisiologi yang wajar) tetapi juga merugikan
perusahaan karena dengan kondisi demikian pekerja tidak akan dapat bekerja
dengan baik bahkan hampeir dapat dipastikan produktivitasnya menurun.
Besarnya Allowance yang diberikan untuk kebutuhan pribadi seperti itu berbeda-
beda dari satu pekerjan ke pekerjaan lainnya karena setiap pekerjan mempunyai
karakteristik sendiri-sendiri dengan “tuntutan” yang berbeda – beda. Penelitian
yang khusus perlu dilakukan untuk menentukan besarnya Allowance ini secara
tepat seperti dengan sampling kerja atau secara fisiologis. Berdasarkan penelitian
ternyata besarnya Allowance ini bagi pekerja pria dari pekerja wanita : misalnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-21
untuk pekerjaan – pekerjaan ringan pada kondisi – kondisi kerja normal pria
memerlukan 2% – 2,5% dan wanita 5% (persentase ini adalah dari waktu normal).
b. Waktu longgar untuk melepas lelah (Fatique Allowance)
Dibutuhkan karena terjadinya kelalahan fisik yang disebabkan oleh kerja
yang membutuhkan banyak pikiran maupun kerja fisik yang berlebihan. Rasa
fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik jumlah maupun
kwalitas. Karenanya salah satu cara untuk menentukan besarnya Allowance ini
adalah dengan melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat pada
saat dimana hasil produksi menurun. Tetapi masalahnya adalah kesulitan dalam
menentukan pada saat mana menurunnya hasil produksi yang disebabkan oleh
timbulnya rasa fatique karena masih banyak kemungkinan lain yang dapat
menyebabkannya. Jika rasa fatique telah datang dan pekerja harus bekerja untuk
meghasilkan performance normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih
besar dari normal dan ini akan menambah rasa fatique. Apabila hal ini
berlangsung terus dan pada akhirnya akan terjadi fatique total yaitu jika anggota
badan yang bersangkutan sudah tidak dapat melakukan gerak kerja sama sekali.
Hal demikian jarang terjadi karena berdasarkan pengalamannya pekerja dapat
mengatur kecepatan kerjanya.
c. Waktu longgar karena hambatan-hambatan tak terhindarkan (delay allowance)
Dalam melaksanakan pekerjaanya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai
“hambatan” ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang
berlebihan dan mengaggur dengan sengaja ada pula hambatan yang tidak dapat
dihindarkan karena berada diluar kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya.
Bagi hamabtan yang pertama jelas tidak ada pilihan selain menghilangkannya
sedangkan bagi yang terakhir walaupun harus diusahakan serendah mungkin,
hambatan akan tetap ada dan karenayan harus diperhitungkan dalam waktu baku.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut terlihat bahwa pengukuran kerja
dengan jam henti ini merupakan cara pengukuran yang objektif karena di sini
waktu ditetapkan berdasarkan fakta yang terjadi dan tidak cuma sekedar
diestimasi secara subyektif. Di sini juga akan berlaku asumsi-asumsi dasar sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-22
a. Metode dan fasilitas untuk menyelesaikan pekerjaan harus sama dan
dibakukan terlebih dahulu ssebelum kita mengaplikasikan waktu baku ini
untuk pekerjaan serupa.
b. Operator harus memahami benar prosedur dan metode pelaksanaan kerja
sebelum dilakukan pengukuran kerja. Operator-operator yang akan
dibebani dengan waktu baku ini diasumsikan memiliki tingkat ketrampilan
dan kemampuan yang sama dan sesuai untuk pekerjaan tersebut.
c. Kondisi lingkungan fisik pekerjaan juga relatif tidak jauh berbeda dengan
kondisi fisik pada saat pengukuran kerja dilakukan.
d. Performance kerja mampu dikendalikan pada tingkat yang sesuai untuk
seluruh periode kerja yang ada.
Personal allowance umumnya diaplikasikan sebagai prosentase tertentu dari
waktu normal dan bisa berpengaruh pada handling time maupun machine time.
Untuk mempermudah perhitungan biasanya fatigue allowance juga akan
dinyatakan sama (prosentase dari normal time) dan begitu halnya dengan delay
allowance. Apabila ketiga jenis Allowance waktu tersebut diaplikasikan secara
bersamaan untuk seluruh elemen kerja, maka hal ini akan menyederhanakan
perhitungan yang harus dilakukan. Untuk mempermudah waktu baku untuk
penyelesaian suatu proses operasi kerja di sini normal time harus ditambahkan
dengan allowance time (yang merupakan prosentase dari normal time).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-23
Tabel 2.6 Tabel allowance
Faktor Contoh Pekerjaan Allowance (%)
A. Tenaga yang dikeluarkan Pria Wanita
1. Dapat diabaikan Bekerja di meja, duduk tanpa beban 0-6 0-6
2. Sangat Ringan Bekerja di meja, berdiri 0-2,25 kg 6-7,5 6-7,5
3. Ringan Menyekop, ringan 2,25-9 kg 7,5-12 7,5-16
4. Sedang Mencangkul 9-18 kg 12-19 16-30
5. Berat Mengayun palu yang berat 19-27 kg 19-30
6. Sangat berat Memanggul beban 27-50 kg 30-50
7. Luar biasa berat Memanggul karung berat diatas 50 kg
B. Sikap kerja
1. Duduk Bekerja duduk, ringan 0-1
2. Berdiri diatas dua kaki Badan tegak, ditumpu dua
kaki 1-2,5
3. Berdiri diatas satu kaki
Satu kaki mengerjakan alat
control 2,5-4
4. Berbaring
Pada bagian sisi, belakang,
atau depan badan 2,5-4
5. Membungkuk
Badan dibungkukkan
bertumpu pada dua kaki 4-10
C. Gerakan kerja
1. Normal Ayunan bebas dari palu 0
2. Agak terbatas Ayunan terbatas dari kayu 0-5
3. Sulit
Membawa beban berat
dengan satu tangan 0-5
4. Pada anggota badan terbatas
Bekerja dengan tangan diatas
kepala 5-10
5. Seluruh anggota badan
terbatas
Bekerja di lorong
pertambangan yang sempit 10-15
D. Kelelahan mata
Pencahayaan
Baik Buruk
1. Pandangan yang terputus-
putus Membawa alat ukur 0-6 0-6
2. Pandangan yang hampir
terus-menerus
Pekerjaan-pekerjaan yang
teliti 6-7,5 6-7,5
3. Pandangan terus-menerus
dengan fokus berubah-ubah
Memeriksa cacat-cacat pada
kain
7,5-12 7,5-16
4. Pandangan terus-menerus
dengan fokus tetap
Pemeriksaan yang sangat
teliti 19-30 16-30
Sumber : Sutalaksana (1995)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-24
2.11 Penyesuaian atau Performance Rating
Pembakuan sistem kerja tidak dapat dilepaskan dari dua aspek, yaitu
pemberian penyesuaian dan pemberian Allowance. Penyesuaian diberikan
berkenaan dengan tingkat kecepatan kerja yang dilakukan pekerja dalam
melakukan pekerjaannya. Dalam penelitian ini, penetapan penyesuaian
menggunakan sistem Westinghouse.
Tabel 2.7 Tabel performance rating dengan metode Westing House
FAKTOR KELAS LAMBANG PENYESUAIAN
Ketrampilan
Superskill A1 0,15
A2 0,13
Excellent B1 0,11
B2 0,08
Good C1 0,06
C2 0,03
Average D 0,00
Fair E1 -0,05
E2 -0,10
Poor F1 -0,16
F2 -0,22
Usaha
Excessive A1 0,13
A2 0,12
Excellent B1 0,10
B2 0,08
Good C1 0,05
C2 0,02
Average D 0,00
Fair E1 -0,04
E2 -0,08
Poor F1 -0,12
F2 -0,17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-25
Tabel 2.7 Tabel performance rating dengan metode Westing
House (Lanjutan)
Kondisi
Kerja
Ideal A 0,06
Excellent B 0,04
Good C 0,02
Average D 0,00
Fair E -0,03
Poor F -0,07
Konsistensi
Perfect A 0,04
Excellent B 0,03
Good C 0,01
Average D 0,00
Fair E -0,02
Poor F -0,04
Sumber : Sutalaksana (1995)
Waktu normal adalah waktu yang digunakan untuk menormalkan
kecepatan kerja operator yang tidak wajar. Jika pekerja bekerja dengan wajar,
maka faktor penyesuainnya sama dengan satu, artinya waktu siklus rata-rata sudah
normal. Waktu siklus ini adalah hasil perkalian dari waktu siklus dengan faktor
penyesuaian ( Sutalaksana, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan standar waktu pelayanan di
Badan Pelayanan Terpadu Kabupaten Sragen dengan mengevaluasi tiap proses
penyelesaian perijinan. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan-tahapan
yang dilalui dalam penelitian untuk mencapai tujuan. Tahapan dalam penelitian
ini digambarkan dalam bentuk flowchart seperti pada gambar 3.1.
Mulai
Studi Lapangan Studi Pustaka
Perumusan Masalah
Penetapan Tujuan Penelitian
Pemetaan proses bisnis dengan
functional flowchart
Memetakan alur proses perijinan
pada peta proses operasi
Perhitungan Waktu Standar
Proses
Perhitungan Waktu Standar
Non Proses
Selesai
Kesimpulan
Analisis dan Interpretasi Hasil
Usulan Perbaikan Proses
Bisnis dengan Business Process
Improvement (BPI)
Rekap Hasil Perhitungan
Standar waktu
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-2
3.1 Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan sebagai observasi awal untuk melihat kegiatan
perusahaan sebelumnya. Observasi awal dilakukan melalui pengamatan di tempat
penelitian dan diskusi dengan beberapa orang yang berkompeten. Hasil studi
lapangan dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat latar belakang dan
perumusan masalah.
3.2 Studi Pustaka
Merupakan tahap pemahaman teori-teori yang mendasari penelitian. Studi
kepustakaan dilakukan untuk mencari ide-ide, rumusan-rumusan dan konsep-
konsep teoritis dari berbagai literatur yang dapat dipakai sebagai landasan teoritis
untuk melakukan penelitian.
3.3 Perumusan Masalah
Langkah selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
merumuskan masalah yang diambil. Perumusan masalah yang ada yaitu
bagaimana menentukan standar waktu yang tepat pada Badan Perijinan Terpadu
Kabupaten Sragen.
3.4 Penetapan Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan masalah, langkah selanjutnya adalah penetapan tujuan
penelitian. Tujuan penelitian ini adalah Menentukan standar waktu pelayanan
perijinan Sub bidang perijinan prinsip dan lokasi, IMB, dan HO serta Sub bidang
Indakop dan reklame pada Badan Perijinan Terpadu Kabupaten Sragen dan
mengevaluasi alur proses perijinan pada Badan Perijinan Terpadu Kabupaten
Sragen.
3.5 Pemetaan proses bisnis dengan functional flowchart
Pada tahap ini proses bisnis awal dipetakan terlebih dulu dengan
funcitonal flowchart. Dengan cara mengevaluasi proses bisnis yang terjadi pada
proses perijinan. Dari proses bisnis yang dibuat dalam bentuk funcitonal flowchart
bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan untuk
menyelesaikan proses perijinan serta aktifitas yang dikerjakan didalamnya secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-3
keseluruhan. Proses bisnis awal yang akan digunakan sebagai acuan untuk
menentukan perhitungan waktu standar.
3.6 Memetakan Alur Proses Perijinan Pada Peta Proses Operasi
Proses perijinan yang telah diketahui pada funcitonal flowchart kemudian
dipetakan pada peta proses operasi. Peta proses operasi merupakan diagram yang
menggambarkan langkah-langkah proses akur kegiatan mengenai urutan-urutan
operasi dan pemeriksaan. Prinsip-prinsip dalam membuat peta proses operasi
adalah sebagai berikut :
1. baris paling atas, pada bagian “kepala” ditulis jelas jenis peta, yaitu Peta
Proses Operasi yang diikuti oleh identifikasi lain seperti: nama proses, nama
pembuat peta, tanggal dipetakan, dan nomor peta.
2. Petugas yang akan melakukan proses dinyatakan tepat di atas garis horizontal
yang sesuai, yang menunjukkan ke dalam urut-urutan berkas yang kemudian
diproses.
3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, dari atas ke bawah sesuai
urut-urutan prosesnya.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai
dengan urutan terkait.
5. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara térsendiri
dan pninsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
Dengan peta proses operasi akan membantu membedakan kegiatan proses dan non
prosesd dan akan memudahkan perhitungan waktu standar.
3.7 Perhitungan Waktu Standar Proses
Setelah digambarkan peta proses operasi dapat dilihat kegiatan proses
maupun non proses. Untuk menghitung waktu proses dari data yang diperoleh
dilakukan terlebih dulu uji kecukupan data dan uji keseragaman data. Data yang
diuji keseragaman data, merupakan data waktu pengamatan selama kegiatan
proses perijinan berlangsung. Data dihitungan dengan menggunakan
persamaan2.5 dan persamaan 2.6. Kemudian dari hasil perhitungan data dikatakan
seragam apabila masuk pada range BKA dan BKB yang ditunjukkan pada grafik.
Untuk data yang tidak seragam maka data tersebut harus dibuang. Setelah data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-4
seragam kemudian dilakukan uji kecukupan data. Data dihitung menggunakan
persamaan 2.4 data dikatakan cukup apabila N’ hitung lebih kecil dari N jumlah
pengamatan. Setelah data seragam dan cukup langkah selanjutnya menghitung
waktu siklus rumus yang digunakan menggunakan persamaan 2.1. Kemudian
menghitung waktu normal dengan menggunakan persamaan 2.2 Setelah
didapatkan waktu normal kemudian menghitung waktu baku dengan
menggunakan rumus pada persamaan 2.3. Waktu baku merupakan waktu standar
proses dari kegiatan perijinan.
3.8 Perhitungan Waktu Standar Non Proses
Waktu non proses merupakan waktu idle maupun delay pada saat proses
perijinan. Dari waktu idle maupun delay tidak terjadi jarak waktu yang signifikan
maka untuk menghitung waktu non proses dihitungan dari waktu siklus. Waktu
siklus akan dihitung dari waktu rata-rata tiap waktu idle maupun delay dari setiap
proses. Setelah menghitung waktu proses dan non proses maka akan didapat
standar waktu pelayanan.
3.9 Rekap Hasil Perhitungan Standar Waktu
Setelah dilakukan perhitungan waktu standar proses dengan waktu non
proses. Kemudian dilakukan rekap hasil perhitungan standar waktu , dimana hasil
perhitungan standar waktu adalah penjumlahan dari waktu proses dan waktu non
proses.
3.10 Usulan Perbaikan Proses Bisnis dengan Business Process Improvement
Setelah merekap hasil perhitungan standar waktu, maka akan terlihat
perbedaan yang menjadi dasar adanya kegiatan yang memerlukan perbaikan pada
prosesnya. Perbaikan ini menggunakan tahapan Business Process Improvement.
Business Process Improvement (BPI) adalah langkah perombakan terhadap proses
bisnis yang telah berjalan untuk memperbaiki atau memberikan proses yang baru.
Langkah-langkah dalam perancangan proses bisnis baru adalah sebagai berikut:
1. Pemetaan proses bisnis awal
Proses bisnis awal dipetakan terlebih dahulu dengan functional flowchart.
Pemetaan ini bertujuan untuk mengetahui proses-proses yang dilakukan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-5
aktifitas yang dikerjakan didalamnya secara keseluruhan. Dimana proses ini
telah dilakukan pada tahap 3.1
2. Identifikasi proses value added dan non-value added
Pemetaan tersebut kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi kegiatan yang
termasuk value added dan non-value added. Semaksimal mungkin kegiatan
non-value-added berusaha dihilangkan sehingga alur proses menjadi lebih
efisien. Suatu kegiatan digolongkan value-added jika kegiatan tersebut
mempengaruhi hasil akhir output yang akan menambah kepuasan konsumen,
sedangkan suatu kegiatan dikatakan non-value-added jika kegiatan tersebut
dieliminasi ataupun disederhanakan maka tidak akan mengurangi nilai akhir
produk bagi konsumen. Analisis kegiatan value-added dan non-value-added
yang dilakukan disertai dengan menganalisis kekurangan dari setiap kegiatan
tersebut.
3. Melakukan perbaikan berdasarkan pada konsep Business Process
Improvement
Kemudiam perbaikan tersebut berdasarkan pada konsep Business Process
Improvement yaitu dengan menghilangkan, menyederhanakan, menyatukan
atau melakukan otomatisasi pada proses. Tidak ditutup kemungkinan untuk
menambahkan proses apabila proses awal masih kurang efektif dan
dibutuhkan penambahan proses.
3.11 Analisis dan Interpretasi Hasil
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis dan interpretasi hasil. Interpretasi berisi
dari hasil penelitian yang berupa hasil perhitungan standar waktu. Untuk analisis
berupa perbandingan dari standar waktu hasil perhitungan dengan standar waktu
awal serta usulan dari perbaikan proses bisnis perijinan.
3.12 Kesimpulan
Langkah akhir dalam penelitian ini adalah menarik kesimpulan dan saran.
Pada tahap ini akan dibahas hasil dari tujuan yang ingin dicapai serta memberikan
saran untuk penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-1
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini membahas mengenai identifikasi alur proses bisnis awal
dengan functional flowchart, rincian alur proses bisnis, mengusulkan waktu
standar baru dan perbaikan proses bisnis.
4.1 Pemetaan Proses Bisnis Dengan Functional Flowchart
Langkah awal yang dilakukan terlebih dulu dengan cara menganalisis tiap
jenis perijinan kemudian memetakan proses bisnis dalam bentuk functional
flowchart. Adapun penjelasan dari analisis dan pemetaan proses bisnis adalah
sebagai berikut :
1. Proses Bisnis Perijinan SIUP
Dalam perijinan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dibagi menjadi
beberapa kelompok SIUP Mikro, Kecil, Menengah, dan Besar. Untuk SIUP
makro wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan kurang dari Rp
50.000.000,00 SIUP kecil wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang
kekayaan lebih dari Rp 50.000.000,00 SIUP menengah wajib dimiliki oleh
perusahaan perdagangan yang kekayaan lebih dari Rp 500.000.000,00 dan SIUP
besar wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan lebih dari Rp
10.000.000.000,00. Kelompok SIUP ini yang membedakan adalah kekayaan
bersih dari perusahaan. Syarat pengajuan sama dalam setiap kelompok. Untuk
mengajukan perijinan SIUP pemohon harus melengkapi syarat-syarat dalam
berkas pengajuan. Adapun syarat-syaratnya sebagai berikut :
a. Fotocopy KTP dan/ akte pendirian perusahaan (bagi badan hukum)
b. SK Pengesahan Badan Hukum dari Menteri Kehakiman
c. KTP Pemilik/Direktur Utama/Penanggungjawab Perusahaan
d. Ijin HO (Undang-Undang Gangguan)
e. NPWP Perusahaan
f. Neraca awal perusahaan
g. SIUP Kantor Pusat(bagi kantor perwakilan/cabang)
h. TDP Kantor Pusat(bagi kantor perwakilan/cabang)
i. Pas Photo 4x6 (2lembar).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-2
Syarat-syarat diatas harus dilengkapi pemohon sebelum mengajukan berkas ke
loket pelayanan perijinan. Setiap pemohon yang akan mengajukan perijinan
berhubungan dengan penanaman modal, maka pemohon wajib mendaftar
pendaftaran penanaman modal (PPM). Pendaftaran penanaman modal bertujuan
untuk mengetahui jumlah usaha yang berdiri pada daerah Kabupaten Sragen.
Petugas loket akan memeriksa kelengkapan berkas yang kemudian akan diproses
perijinanya. Dalam proses perjalanan perijinan terdapat monitoring untuk
mengetahui siapa yang bertanggung jawab dari setiap alur perjalanan berkas
perijinan. Pada bagian loket mencatat berkas pemohon yang masuk pada buku
agenda kemudian berkas diketik dalam komputer, setelah itu kartu monitoring
disertakan pada berkas perijinan sebagai penanggung jawab. Untuk pengesahan
surat perijinan ditandatangani oleh ketua BPT. Proses untuk menyelesaikan surat
ijin SIUP mempunyai standar waktu penyelesaian lima hari kerja.
Pada alur proses perijinan SIUP pihak yang terkait meliputi pemohon yang
mengajukan perijinan, petugas loket yang menangani berkas-berkas pemohon dan
membuat SK perijinan, petugas Tata Usaha yang bertugas memeriksa SK
perijinan, sekertaris sebagai penanggung jawab memonitoring perjalanan berkas,
dan ketua yang mengesahkan SK perijinan. Functional flowchart perijinan SIUP
dapat dilihat dalam gambar 4.1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-3
PROSES BISNIS PERIJINAN SIUP
SEKRETARIS KETUAPETUGAS
TATA USAHA
PETUGAS BAGIAN
INDAKOPPEMOHON
MulaiMulai
Tanda terima Tanda terima
Berkas
lengkap?
Berkas
lengkap?
Memeriksaan
Berkas
Memeriksaan
Berkas
Pengetikan data
pemohon
Pengetikan data
pemohon
Paraf KABAGParaf KABAG
Paraf KASUBAGParaf KASUBAG
TTD SKTTD SK
Proses Perijinan SKProses Perijinan SK
Pemeriksaan SKPemeriksaan SK
SelesaiSelesai
Penyerahan SKPenyerahan SK
Paraf monitoringParaf monitoring
Paraf petugas loket
pada monitoring
Paraf petugas loket
pada monitoring
Mencatat
diagenda
Mencatat
diagenda
ya
Mengisi formulir
penanaman modal
Mengisi formulir
penanaman modal
Fotocopy KTP,Ijin
HO,NPWP,Foto,
KTP Direktur perush.
tidaktidak
Gambar 4.1 Proses Bisnis Perijinan SIUP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-4
2. Proses Bisnis Perijinan TDP
Ijin Tanda Daftar Perusahaan (TDP) merupakan ijin yang dikeluarkan
untuk perusahaan agar terdaftar sebagai perusahaan. Berdasarkan kepemilikannya
TDP dibagi menjadi beberapa jenis yaitu perorangan, koperasi, Comanditer
Vernudjschaf (CV), Perseroan Terbatas (PT). TDP wajib dimiliki perusahaan
karena TDP merupakan bagian dari syarat ijin SIUP. Untuk mengajukan ijin TDP
pemohon harus melengkapi syarat-syarat dalam berkas pengajuan. Syarat dari tiap
jenis ijin TDP berbeda-beda, yaitu :
a. Syarat ijin TDP perorangan
1) Surat Pengantar dari desa/kelurahan
2) Fotocopy KTP/paspor direktur utama atau penanggung jawab/pemilik
3) Fotocopy ijin usaha/surat keterangan yang dipersamakan dengan itu yang
diterbitkan oleh instansi teknis.
b. Syarat ijin TDP Koperasi
1) Akte pendirian koperasi
2) Fotocopy KTP pengurus
3) Fotocopy SK pengesahan sebagai badan hukum dari pejabat yang
berwenang
4) Fotocopy Ijin usaha atau surat keterangan yang dipersamakan dengan itu
yang diterbitkan oleh instansi teknik.
c. Syarat ijin TDP Comanditer Vernudjschaf (CV)
1) Fotocopy akte pendirian perusahaan
2) Fotocopy ijin gangguan (HO)
3) Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
4) Fotocopy KTP/paspor direktur utama atau penanggung jawab/pengurus
5) Fotocopy Ijin usaha atau surat keterangan yang dipersamakan dengan itu
yang diterbitkan oleh instansi teknik.
d. Syarat ijin TDP Perseroan Terbatas (PT)
1) Fotocopy akte pendirian perseroan terbatas
2) Fotocopy pengesahan pendirian perseroan terbatas dari menteri hukum dan
HAM
3) Fotocopy akte perubahan pendirian perseroan terbatas (bila ada)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-5
4) Asli atau fotocopy keputusan pengesahan sebagai badan hukum
5) Fotocopy KTP/paspor direktur utama atau penanggung jawab
6) Fotocopy Ijin usaha atau surat keterangan yang dipersamakan dengan itu
yang diterbitkan oleh instansi teknik.
Dari sekian jenis TDP dengan syarat yang berbeda tetapi alur proses perijinan
sama. Alur proses bisnis untuk menyelesaikan ijin TDP digambarkan dalam
Functional flowchart yang dapat dilihat dalam gambar 4.2
Pada perijinan TDP ini termasuk dalam kategori penanaman modal maka
pemohon yang akan mengajukan perijinan yang berhubungan dengan penanaman
modal, wajib mendaftar pendaftaran penanaman modal (PPM). Pemohon harus
melengkapi syarat-syarat pengajuan yang diserahkan ke loket sesuai perijinan.
Berkas yang lengkap akan diproses oleh petugas loket, petugas loket akan
membuat monitoring perjalanan berkas. monitoring perjalanan berkas
membutuhkan paraf dari kasubid dan kabid bidang indakop serta paraf dari
sekertaris. Setelah paraf lengkap maka berkas akan diteliti oleh bidang Tata Usaha
kelengkapan dan apakah terjadi kesalahan atau tidak. SK perijinan akan disahkan
oleh ketua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-6
PROSES BISNIS PERIJINAN TDP
KETUASEKRETARISPETUGAS
TATA USAHA
PETUGAS BAGIAN
INDAKOPPEMOHON
ya
Mulai
tidak
Penyerahan
SK,SKPD,SKRD
TTD SK
Mencatat
diagenda
Paraf KASUBAG
Selesai
Berkas
lengkap?
Memeriksaan
Berkas
Paraf KABAG
Proses Perijinan SK
Paraf petugas loket
pada monitoring
Pengetikan data
pemohon
Mengisi formulir
penanaman modal
Tanda terima
Pemeriksaan SK Paraf monitoring
Fotocopy KTP,Ijin
HO,NPWP,Foto,
KTP Direktur perush.
Gambar 4.2 Proses Bisnis Perijinan TDP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-7
3. Proses Bisnis Perijinan IMB
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) ijin yang dikeluarkan untuk mendirikan
suatu bangunan baik tempat tinggal maupun sebagai tempat usaha, syarat
pengajuan ijin IMB yang digunakan untuk tempat usaha perlu adanya surat
pernyataan persetujuan tetangga. Serta apabila tanah belum balik nama juga perlu
adanya surat pernyataan. Untuk mengajukan perijinan IMB pemohon harus
melengkapi syarat-syarat dalam berkas pengajuan. Adapun syarat-syaratnya
sebagai berikut :
a. Gambar rencana lengkap rangkap 2 (dua)
b. Fotocopy sertifikat/surat keterangan status tanah dari pejabat yang berwenang
c. Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga untuk bangunan
bertingkat/bangunan untuk usaha
d. Fotocopy ijin lokasi bagi bangunan usaha
e. Fotocopy KTP/akta pendirian bagi perusahaan yang berbadan hukum
f. Fotocopy pelunasan PBB tahun terakhir.
Syarat diatas harus dilengkapi pemohon untuk mengajukan perijinan,
petugas loket akan mengecek kelengkapan syarat pengajuan. Perijinan IMB
dilakukan pengecekan lokasi oleh petugas untuk memastikan luas tanah yang
diajukan oleh pemohon. Hasil pengecekan lokasi akan dijadikan SK yang
dikeluarkan. Ijin IMB dikenakan biaya retribusi sesuai dengan luas bangunan dan
jenis bangunan. Untuk dapat menyelesaikan ijin IMB memerlukan sepuluh hari
kerja.
Pihak yang terlibat dalam proses perijinan adalah petugas loket yang akan
memeriksa kelengkapan berkas, mencatat dibuku agenda, dan paraf pada
monitoring penerimaan berkas. Petugas pengecek lokasi melakukan tugas
pengecekan langsung pada tempat yang diajukan oleh pemohon, untuk mengukur
ketepatan luas tanah dan bangunan. Setelah mendapat hasil dari petugas cek lokasi
petugas loket yang membuat SK perijinan apabila disutujui. Sekertaris
bertanggung jawab atas berkas yang akan disetujui dengan memberikan paraf
pada monitoring. Dan tanda tangan ketua sebagai pengesahan. Proses bisnis IMB
digambarkan dalam Functional flowchart yang dapat dilihat dalam Gambar 4.3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-8
PROSES BISNIS PERIJINAN IMB
PEMOHON SEKRETARIS
PETUGAS
PENGECEKAN
LOKASI
KETUA
PETUGAS BAGIAN
PRINSIP, LOKASI,
IMB,DAN HO
PETUGAS
TATA USAHA
MulaiMemeriksa
Berkas
Berkas
lengkap?
Mengisi formulir
penanaman modal
Tanda terima
Pengetikan data
pemohon
Paraf KASUBAG
Paraf KABAG
Perhitungan
SKPD/SKRD
Proses perijinan
SK
Berita acara hasil
pengecekan dan
rekomendasi
Pengecekan Lokasi
Pemeriksaan SK TTD SK
Kwitansi
Pembayaran
Penyerahan SK
Selesai
Paraf
monitoring
Mencatat
diagenda
Paraf petugas loket
pada monitoring
ya
tidak
Formulir,fotocopy
pbb,fotocopy ijin
llokasi,Fotocopy
sertifikat,Surat
pernyataan,fotocopy
ktp
Gambar 4.3 Proses Bisnis Perijinan IMB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-9
4. Proses Bisnis Perijinan Prinsip Dan Lokasi
Ijin prinsip diberikan kepada orang atau badan yang melakukan usaha
yang berlokasi diluar kawasan industri. Kawasan industri adalah kawasan tempat
pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasa industri yang
telah memiliki izin usaha industri. Untuk mengurus ijin prinsip pemohon harus
melengkapi syarat sebagai berikut :
a. Fotocopy KTP
b. Fotocopy akta pendirian perusahaan (bagi yang berbadan hukum)
c. Fotocopy keterangan kepemilikan tanah
d. Uraian rencana proyek/usaha yang akan dilaksanakan.
Ijin Lokasi diperlukan apabila lokasi tanah digunakan dalam rangka penanaman
modal yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak dan untuk menggunakan
tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modal. Untuk mengurus ijin
lokasi pemohon harus melengkapi syarat sebagai berikut :
a. Fotocopy KTP
b. Fotocopy akta pendirian perusahaan (bagi yang berbadan hukum)
c. Pernyataan tertulis mengenai kesanggupan yang bersangkutan untuk
mengelola tanah
d. Pernyataan tertulis mengenai luas tanah yang dikuasai olehnya dan perusaaan
lain yang merupakan satu group dengannya.
Syarat diatas harus dilengkapi pemohon sebelum mengajukan berkas ke loket
pelayanan perijinan. Petugas loket akan memeriksa kelengkapan berkas yang
kemudian akan diproses. Untuk perijinan prinsip dan lokasi akan dilakukan
pengecekan secara langsung ke lokasi. Dari hasil pengecekan lokasi apabila
disetujui oleh tim cek lokasi maka surat keputusan akan dikeluarkan. Proses untuk
menyelesaikan perijinan ini sesuai standar yang telah ada sepuluh hari. Proses
untuk meyelesaikan ijin prinsip dan lokasi mempunyai alur yang sama dengan
perijinan IMB. Untuk mengurus perijinan prinsip dan lokasi dikenakan biaya
retribusi. Proses bisnis Prinsip dan lokasi digambarkan dalam Functional
flowchart yang dapat dilihat dalam Gambar 4.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-10
PROSES BISNIS PERIJINAN PRINSIP DAN LOKASI
KETUASEKRETARISPETUGAS
TATA USAHA
PETUGAS
PENGECEKAN
LOKASI
PETUGAS BAGIAN
PRINSIP, LOKASI,
IMB,DAN HO
PEMOHON
ya
tidak
TTD SK
Paraf KASUBAG
Memeriksa
Berkas
Mencatat
diagenda
Penyerahan SK
Perhitungan
SKPD/SKRD
Mulai
Paraf KABAG
Pengecekan Lokasi
Tanda terima
Mengisi formulir
penanaman modal
Kwitansi
Proses perijinan
SK
Selesai
Berita acara hasil
pengecekan dan
rekomendasi
Paraf petugas loket
pada monitoring
Pengetikan data
pemohon
Pemeriksaan SK
Berkas
lengkap?
Pembayaran
Paraf
monitoring
Berkas syarat
pengajuan
Gambar 4.4 Proses Bisnis Perijinan Prinsip dan Lokasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-11
5. Proses Bisnis Perijinan HO
Ijin Gangguan (HO) ijin yang dikeluarkan untuk menyatakan suatu usaha
tidak menimbulkan ganguan bagi lingkungan, ijin HO perlu dimiliki bagi suatu
tempat usaha untuk menyatakan suatu usaha tidak menimbulkan gangguan
sekaligus menjadi syarat untuk mencari ijin SIUP, TDP. Untuk mengajukan
perijinan HO pemohon harus melengkapi syarat-syarat dalam berkas pengajuan.
Adapun syarat-syaratnya sebagai berikut :
a. Keterangan pemohon dan usaha
b. Keterangan/pernyataan kepemilikan tanah /bangunan
c. Pernyataan pencegahan gangguan dan pencemaran lingkungan
d. Pernyataan persetujuan lingkungan/tetangga
e. Fotocopy KTP dn atau akte pendirian (bagi yang berbadan hukum)
f. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
Pada proses ijin HO akan dilakukan pengecekan langsung kelapangan. Tim teknis
gabungan dari petugas cek lokasi dan bagian petugas lingkungan hidup akan
melakukan pengecekan. Tempat yang akan dijadikan pengecekan merupakan
tempat usaha yang menimbulkan ganguan atau menghasilkan limbah yang dapat
merusak lingkungan hidup. Tim cek lokasi akan memberikan rekomendasi untuk
surat ijin HO disetujui atau tidak. Untuk menyelesaikan ijin HO standar waktu
yang sudah ada adalah enam hari kerja.
Pihak yang terlibat dalam proses perijinan HO adalah petugas loket yang
melakukan pengecekan kelengkapan berkas serta membuat SK perijinan apabila
telah diadakan rapat persetujuan, petugas cek lokasi bertugas melakukan
pengecekan langsung ke lokasi dan bertugas untuk memberikan rekomendasi
sesuai hasil pengecekan untuk diterima atau ditolak untuk ijin yang diajukan. Pada
bagian Tata Usaha akan mengecek kebenaran SK perijinan. Sekertaris yang
bertanggung jawab untuk SK yang dikeluarkan, dan disahkan oleh ketua BPT
KabupatenSragen. Untuk ijin HO pemohon dikenakan biaya retribusi. Proses
bisnis HO digambarkan dalam Functional flowchart yang dapat dilihat dalam
Gambar 4.5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-12
PROSES BISNIS PERIJINAN HO
KETUASEKRETARISPETUGAS
TATA USAHA
PETUGAS
PENGECEKAN
LOKASI
PETUGAS BAGIAN
PRINSIP, LOKASI,
IMB,DAN HO
PEMOHON
Terima
ya
Memeriksaan
Berkas
Memeriksaan
Berkas
PembayaranPembayaran
Proses perijinan
SK
Proses perijinan
SK
MulaiMulai
KwitansiKwitansi
Diterima/
Ditolak?
Diterima/
Ditolak?
Pemeriksaan SKPemeriksaan SK
Paraf petugas loket
pada monitoring
Paraf petugas loket
pada monitoring
Berkas
lengkap?
Berkas
lengkap?
Paraf
monitoring
Paraf
monitoring
SelesaiSelesai
Tanda terima
TGL pemeriksaan
TGL Selesai,SK
Tanda terima
TGL pemeriksaan
TGL Selesai,SK
TTD SK
Perhitungan
SKPD/SKRD
Perhitungan
SKPD/SKRD
Paraf KABAGParaf KABAG
Pengecekan Lokasi Pengecekan Lokasi
Paraf KASUBAGParaf KASUBAG
Pengetikan data
pemohon
Pengetikan data
pemohon
Penyerahan SKPenyerahan SK
Sidang Hasil
Pemeriksaan
Sidang Hasil
Pemeriksaan
Berita acara hasil
pengecekan dan
rekomendasi
Berita acara hasil
pengecekan dan
rekomendasiMencatat
diagenda
Mencatat
diagenda
Mengisi Formulir
Penanaman modal
Mengisi Formulir
Penanaman modal
Fotocopy ktp,IMB,Surat
pernyataan
kepemilikan,pencegah
ganguan,persetujuan
tetangga
tidaktidak
Gambar 4.5 Proses Bisnis Perijinan HO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-13
6. Proses Bisnis Perijinan Reklame Kain Dan Papan
Untuk memasang suatu reklame perlu adanya ijin, ijin reklame terbagi
menjadi dua yaitu reklame kain dan reklame papan. Reklame kain biasanya
berukuran 1,5 meter x 1 meter, pemohon melengkapi syarat dan mengumpulkan
formulir langsung ke loket perijinan serta membawa langsung reklame. Setelah
melakukan pembayaran petugas akan menempelkan stiker dan menandatangani
reklame yang berarti reklame legal untuk dipasang. reklame kain dipasang sendiri
oleh pemohon. Sedangkan untuk reklame papan berukuran 5 meter x 3 meter,
untuk reklame papan pemohon melengkapi persyaratan dan menulis surat
pernyataan. Reklame papan akan dipasang dengan pihak dinas lingkungan untuk
memastikan posisi dari reklame.
Pada pemasangan reklame dikenakan biaya retribusi yang dihitung sesuai
lebar reklame, berapa lama dipasang dan terletak dimana reklame tersebut.
Retribusi reklame kain dan papan dikenakan biaya yang berbeda. Penentuan
pemasangan reklame untuk lokasi dan berapa lama reklame dipasang ditentukan
oleh pemohon. Setiap reklame yang dipasang harus didaftarkan pada BPT
kab.Sragen apabila reklame tidak terdaftar dan dipasang tidak sesuai ketentuan
maka akan dilakukan pelepasan oleh petugas. Serta dalam pemasangan reklame
tidak boleh sembarangan, reklame harus dipasang pda tempat yang telah
ditentukan oleh BPT kab.Sragen.
Pihak yang terlibat dalam proses perijinan reklame pemohon, petugas
loket dan petugas kasir. Petugas loket yang bertandatangan pada reklame adalah
kasubid bidang indakop dan reklame. Bagian pembayaran retribusi dilakukan
dibagian kasir yang akan memberikan kwitansi sebagai bukti. Proses bisnis pada
reklame kain dalam functional flowchart yang dapat dilihat dalam gambar 4.6
untuk reklame papan functional flowchart digambarkan gambar 4.7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-14
PROSES BISNIS PERIJINAN REKLAME KAIN
Petugas KasirPetugas Kasir PETUGAS LOKETPETUGAS LOKETPEMOHON
MulaiMulai
Memeriksa formulir dan
reklame
Paraf petugas pada
reklame
Petugas menempelkan
setiker pada reklame
Selesai
Menghitung retribusi
Pemohon membayar
dikasir
Menerima pembayaran retribusi
Penyerahan kwitansi
Fotocopy KTP
Mengisi formulirMengisi formulir
Menerima kwitansi
pembayaran
Gambar 4.6 Proses Bisnis Perijinan Reklame Kain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-15
PROSES BISNIS PERIJINAN REKLAME PAPAN
PETUGAS LOKETPetugas KasirPEMOHON
Selesai
Petugas menempelkan
setiker pada reklame
Menghitung retribusi
Paraf petugas pada
reklame
Pemohon membayar
dikasir
Fotocopy ktp, surat
pernyataan
Fotocopy ktp, surat
pernyataan
Memeriksa berkasMulai
Mulai
Menerima kwitansi
pembayaran
Penyerahan kwitansi
Petugas menerima pembayaran
retribusi
Mengisi formulirMengisi formulir
Gambar 4.7 Proses Bisnis Perijinan Reklame Papan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-16
PETA PROSES OPERASI
NAMA PROSES : PERIJINAN IMB
NOMOR PETA : 1
DIPETAKAN OLEH : ELLENIA
TANGGAL DIPETAKAN : 28 MEI 2012
OPCOPC
Petugas loket
Memeriksa berkas
Paraf Monitoring
Mencatat
agenda
Pengetikan data
Menumpuk
berkas
Paraf kasubag
Paraf kabag
Menumpuk
berkas
Proses SK
Serah terima
berkas
Membayar
retribusi
Menghitung
retribusi
Berkas kembali
ke loket
Pemohon
Mendaftar PM
Menyerahkan
berkas
Petugas cek lokasi
Proses cek
lokasi
Berita acara
pemeriksaan
rekomendasi
Pengecekan
lokasi
Ketua
Tanda tangan ketua BPT
Petugas tata usaha
Menumpuk
berkas
Memeriksa
berkas
Sekertaris
Menumpuk
berkas
Paraf
monitoring
4.2 Memetakan Alur Proses Perijinan Pada Peta Proses Operasi
Gambar 4.8 Peta proses operasi perijinan dengan pengecekan lokasi
OPCOPC
Petugas loket
Memeriksa
berkas
Paraf
Monitoring
Mencatat
agenda
Pengetikan
data
Menumpuk
berkas
Paraf
kasubag
Paraf kabag
Menumpuk
berkas
Proses SK
Serah terima
berkas
Membayar
retribusi
Menghitung
retribusi
Berkas
kembali ke
loket
Pemohon
Mendaftar
PM
Menyerahka
n berkas
Petugas cek lokasi
Proses cek
lokasi
Berita acara
pemeriksaan
rekomendasi
Pengecekan
lokasi
Ketua
Tanda
tangan
ketua BPT
Petugas tata usaha
Menumpuk
berkas
Memeriksa
berkas
Sekertaris
Menumpuk
berkas
Paraf
monitoring
IV-1
6
Kegiatan Jumlah Waktu (menit)
Operasi 17 2903,21
Pemeriksaan 3 81,79
Delay 4 1271
Total 24 4256
Ringkasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-17
PETA PROSES OPERASI
NAMA PROSES : PERIJINAN IMB
NOMOR PETA : 1
DIPETAKAN OLEH : ELLENIA
TANGGAL DIPETAKAN : 28 MEI 2012
OPCOPC
Petugas loket
Memeriksa berkas
Paraf Monitoring
Mencatat
agenda
Pengetikan data
Menumpuk
berkas
Paraf kasubag
Paraf kabag
Menumpuk
berkas
Proses SK
Serah terima
berkas
Membayar
retribusi
Menghitung
retribusi
Berkas kembali
ke loket
Pemohon
Mendaftar PM
Menyerahkan
berkas
Petugas cek lokasi
Proses cek
lokasi
Berita acara
pemeriksaan
rekomendasi
Pengecekan
lokasi
Ketua
Tanda tangan ketua BPT
Petugas tata usaha
Menumpuk
berkas
Memeriksa
berkas
Sekertaris
Menumpuk
berkas
Paraf
monitoring
Gambar 4.9 Peta proses operasi perijinan tanpa pengecekan lokasi
Ketua
Tanda
tangan
ketua BPT
Petugas tata usaha
Menumpuk
berkas
Memeriksa
berkas
Sekertaris
Menumpuk
berkas
Paraf
monitoring
Pemohon
Mendaftar
PM
Menyerahkan
berkas
Petugas loket
Memeriksa
berkas
Paraf
Monitoring
Mencatat
agenda
Pengetikan
data
Menumpuk
berkas
Paraf
kasubag
Paraf kabag
Menumpuk
berkas
Proses SK
Serah terima
berkas
Membayar
retribusi
Menghitung
retribusi
Berkas
kembali ke
loket
IV-1
7
Kegiatan Jumlah Waktu (menit)
Operasi 17 215,5
Pemeriksaan 3 103,97
Delay 4 630,01
Total 24 949,48
Ringkasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-18
4.3 Perhitungan Waktu Standar Proses
Dari gambar 4.8 dapat dilihat OPC alur tiap proses perijinan serta dapat
dilihat perbedaan antara kegiatan proses dan non proses dengan pengecekan lokasi
sedangkan pada gambar 4.9 OPC proses bisnis tanpa proses operasi. Berikut akan
dilakukan perhitungan waktu standar proses :
1. Perhitungan Waktu Standar Perijinan SIUP
Dalam pengamatan secara langsung didapatkan waktu pengamatan tiap
proses perijina. Data pengamatan dilakukan uji kecukupan data dan uji
keseragaman data. Berikut adalah contoh perhitungan manual uji kecukupan data
pada perijinan SIUP dalam satuan menit, rumus yang digunakan pada persamaan
2.4
Tabel 4.1 Tabel uji kecukupan data perijinan SIUP
Proses Perijinan
N'
Mengisi formulir 408 166.464 5.706 11,3
Memeriksa berkas 417 173.889 6.215 28,9
Paraf petugas loket pada monitoring 338 114.244 3.902 9,9
Mencatat diagenda 162 26.244 898 10,6
Memasukkan data pemohon pada
komputer 888 788.544 27.080 12,1
Paraf Kasubag 318 101.124 3.424 6,3
Paraf Kabag 333 110.889 3.725 3,1
Proses perijinan SK,SKPD,SKRD 873 762.129 26.013 9,6
Berkas masuk ruang tata usaha 592 350.464 11.988 10,5
Paraf sekretaris 305 93.025 3.297 25,3
Tanda tangan ketua bpt 375 140.625 5.037 29,8
Berkas kembali keloket 484 234.256 8.356 28,0
Serah terima SK,SKPD,SKRD 447 199.809 7.143 29,0
k 2
s 0,1
N 30
N’ = 11,3
Karena N’ < N, maka data dianggap cukup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-19
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
x
BKA
BKB
Untuk uji keseragaman rumus yang digunakan pada persamaan 2.5 dan persamaan
2.6. Berikut adalah contoh perhitungan manual kegiatan mengisi formulir dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Tabel uji keseragaman kegiatan mengisi formulir
BKA = 13,60 + (3,96 x 2) = 21,52
BKB = 13,60 - (3,96 x 2) = 5,68
Gambar 4.10 Grafik keseragaman pada mengisi formulir perijinan SIUP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-20
Dari Gambar 4.10 data pengamatan pada periijinan SIUP masuk dalam range
antara BKA dan BKP, maka data dikatakan seragam. Data tiap hasil pengamatan
telah diuji kecukupan data dan uji keseragaman, untuk selengkapnya dapat dilihat
pada L.2. Kemudian dari hasil waktu pengamatan akan dihitung waktu baku tiap
proses. Untuk menghitung waktu baku dilakukan terlebih dulu perhitungan waktu
siklus rata-rata dan perhitungan waktu normal. Hasil perhitungan dapat dilihat
pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Tabel hasil perhitungan waktu baku perijinan SIUP
Dari Tabel 4.3 didapatkan hasil perhitungan standar waktu satu hari untuk
menyelesaikan perijinan SIUP. Berikut adalah contoh perhitungan manual untuk
menghitung waktu siklus pada kegiatan mengisi formulir, rumus yang digunakan
pada persamaan 2.1
menit
Setelah menghitung waktu siklus, kemudian menghitung waktu normal dengan
memberikan penyesuaian. Untuk tiap perhitungan waktu normal penyesuian yang
Proses Perijinan Perhitungan Standar waktu
Ws P Wn Allowance Wb
Mengisi formulir 13,60 106% 14,42 39% 23,44
Memeriksa berkas 13,90 106% 14,73 40% 24,56
Paraf petugas loket pada
monitoring 11,27 106% 11,94 39% 19,42
Mencatat di agenda 5,40 106% 5,72 39% 9,38
Memasukkan data pemohon pada
computer 29,60 106% 31,38 23% 40,75
Paraf Kasubag 10,67 108% 11,52 23% 14,96
Paraf Kabag 10,10 106% 10,71 26% 14,37
Membuat surat keterangan 29,10 106% 30,85 39% 50,16
Berkas masuk ruang Tata Usaha 19,73 106% 20,92 39% 34,01
Paraf sekretaris 10,17 108% 10,98 26% 14,74
Tanda tangan ketua BPT 12,50 108% 13,50 23% 17,53
Berkas kembali ke loket 16,13 106% 17,10 40% 28,50
Serah terima SK 14,90 106% 15,79 40% 26,32
Total Proses Dalam menit 318,14
Total Proses Dalam Jam 5
Total Proses Dalam Hari 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-21
diberikan berbeda-beda tiap petugas, penyesuaian untuk petugas loket dapat
dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Tabel penyesuaian untuk petugas loket SIUP
No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
1 Keterampilan Good C1 +0,06
2 Usaha Average D +0,00
3 Kondisi kerja Good C +0,02
4 Konsistensi Fair E -0,02
Total +0,06
p 106%
Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu normal rumus yang
digunakan pada persamaan 2.2.
menit
Setelah diketahui waktu normal kemudian dihitung waktu baku dengan
memberikan allowance. Allowance yang diberikan pada tiap petugas berbeda-
beda susuai dengan kegiatan yang dilakukan. Untuk kegiatan mengisi formulir
allowance yang diberikan dalam dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Tabel allowance untuk petugas loket dalam keadaan berdiri
No Faktor Kriteria
Kelonggaran
(%)
1 Menghilangkan rasa fatique
a. Tenaga yang dikeluarkan Ringan 7,5
b. Sikap Kerja Berdiri dua kaki 2,5
c. Gerakan kerja Normal 0
d. Kelelahan mata Fokus tetap 20
e. Keadaan temperatur tempat Normal 5
f. Keadaan atmosfer Baik 0
g. Keadaan lingkungan Bersih,sehat 0
2 Kebutuhan pribadi Wanita 2,5
3 Hambatan yang tak terhindar 2,5
Total 40%
Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu baku mengisi
formulir rumus dapat dilihat pada persamaan 2.3
= 23,441 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-22
Dari perhitungan waktu baku didapatkan standar waktu 23 menit untuk
menyelesaikan kegiatan pendaftaran penanaman modal. Dengan dihitung tiap
proses kegiatan akan diperoleh standar waktu pelayanan proses.
2. Perhitungan Waktu Standar Perijinan TDP
Dalam pengamatan secara langsung didapatkan waktu pengamatan tiap
proses perijinan. Data pengamatan dilakukan uji kecukupan data dan uji
keseragaman data. Berikut adalah contoh perhitungan manual uji kecukupan data
pada perijinan TDP dalam menit, rumus yang digunakan pada persamaan 2.4
Tabel 4.6 Tabel uji kecukupan data perijinan TDP
Proses Perijinan
N'
Mengisi formulir 404 163.216 5.650 15,4
Memeriksa berkas 424 179.776 6.296 20,3
Paraf petugas loket pada monitoring 351 123.201 4.243 13,3
Mencatat diagenda 175 30.625 1.067 18,1
Memasukkan data pemohon pada
komputer 890 792.100 26.878 7,2
Paraf Kasubag 364 132.496 4.704 26,0
Paraf Kabag 377 142.129 4.995 21,7
Proses perijinan SK,SKPD,SKRD 930 864.900 29.742 12,7
Berkas masuk ruang tata usaha 883 779.689 27.909 29,5
Paraf sekretaris 324 104.976 3.758 29,6
Tanda tangan ketua bpt 585 342.225 12.149 26,0
Berkas kembali keloket 507 257.049 8.887 14,9
Serah terima SK,SKPD,SKRD 440 193.600 6.892 27,2
k 2
s 0,1
N 30
N’ 5
Kare a N’< N, maka data dianggap cukup.
Untuk uji keseragaman data rumus dapat dilihat pada persamaan 2.5 dan
persamaan 2.6. Berikut adalah contoh perhitungan manual kegiatan mengisi
formulir dapat dilihat pada Tabel 4.7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-23
Tabel 4.7 Tabel uji keseragaman kegiatan mengisi formulir perijinan TDP
.
BKA = 13,47 + (12,02 x 2) = 21,77
BKB = 13,47 - (12,02 x 2) = -5,16
Gambar 4.11 Grafik keseragaman pada mengisi formulir perijinan TDP
Dari Gambar 4.11 data pengamatan pada periijinan TDP masuk dalam range
antara BKA dan BKP, maka data dikatakan seragam. Data tiap hasil pengamatan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
x
BKA
BKB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-24
telah diuji kecukupan data dan uji keseragaman, untuk selengkapnya dapat dilihat
pada L.2. Kemudian dari hasil waktu pengamatan akan dihitung waktu baku tiap
proses. Untuk menghitung waktu baku dilakukan terlebih dulu perhitungan waktu
siklus rata-rata dan perhitungan waktu normal. Hasil perhitungan dapat dilihat
pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Tabel hasil perhitungan waktu baku perijinan TDP
Dari Tabel 4.8 didapatkan hasil perhitungan standar waktu satu hari untuk
menyelesaikan perijinan TDP. Contoh berikut adalah perhitungan manual untuk
menghitung waktu siklus pada kegiatan mengisi formulir rumus dapat dilihat pada
persamaan 2.1
menit
Setelah menghitung waktu siklus, kemudian menghitung waktu normal dengan
memberikan penyesuaian. Untuk tiap perhitungan waktu normal penyesuian yang
diberikan berbeda-beda tiap petugas, tabel penyesuaian untuk petugas loket TDP
dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Proses Perijinan Perhitungan Waktu Standar
Ws P Wn Allowance Wb
Mengisi formulir 13,47 106% 14,27 39% 23,21
Memeriksa berkas 14,13 106% 14,98 40% 24,97
Paraf petugas loket pada
monitoring 11,70 106% 12,40 39% 20,17
Mencatat di agenda 5,83 106% 6,18 39% 10,14
Memasukkan data pemohon
pada computer 29,67 106% 31,45 23% 40,84
Paraf Kasubag 12,70 108% 13,72 23% 17,81
Paraf Kabag 12,57 106% 13,32 26% 17,88
Membuat surat keterangan 31,00 106% 32,86 28% 45,64
Berkas masuk ruang Tata Usaha 32,00 106% 33,92 28% 47,11
Paraf sekretaris 10,57 108% 11,41 26% 15,32
Tanda tangan ketua BPT 18,37 108% 19,84 23% 25,76
Berkas kembali ke loket 16,90 106% 17,91 40% 29,86
Serah terima SK 14,67 106% 15,55 40% 25,91
Total Proses Dalam menit 344,61
Total Proses Dalam Jam 6
Total Proses Dalam Hari 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-25
Tabel 4.9 Tabel penyesuaian untuk petugas loket TDP
No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
1 Keterampilan Good C1 +0,06
2 Usaha Average D +0,00
3 Kondisi kerja Good C +0,02
4 Konsistensi Fair E -0,02
Total +0,06
p 106%
Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu normal rumus yang
digunakan pada persamaan 2.2.
menit
Setelah diketahui waktu normal kemudian dihitung waktu baku dengan
memberikan allowance. Allowance yang diberikan pada tiap petugas berbeda-
beda susuai dengan kegiatan yang dilakukan. Untuk kegiatan mengisi formulir
allowance yang diberikan dalam dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Tabel allowance untuk petugas loket dalam keadaan berdiri
No Faktor Kriteria
Kelonggaran
(%)
1 Menghilangkan rasa fatique
a. Tenaga yang dikeluarkan Ringan 7,5
b. Sikap Kerja Berdiri dua kaki 2,5
c. Gerakan kerja Normal 0
d. Kelelahan mata Fokus tetap 20
e. Keadaan temperatur tempat Normal 5
f. Keadaan atmosfer Baik 0
g. Keadaan lingkungan Bersih,sehat 0
2 Kebutuhan pribadi Wanita 2,5
3 Hambatan yang tak terhindar 2,5
Total 40%
Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu baku mengisi
formulir rumus dapat dilihat pada persamaan 2.3
= 23,21 menit
Dari perhitungan waktu baku didapatkan standar waktu 23 menit untuk
menyelesaikan kegiatan pendaftaran penanaman modal. Dengan dihitung tiap
proses kegiatan akan diperoleh standar waktu pelayanan proses.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-26
3. Perhitungan Waktu Standar Perijinan IMB
Dalam pengamatan secara langsung didapatkan waktu pengamatan tiap
proses perijinan. Data pengamatan dilakukan uji kecukupan data dan uji
keseragaman data. Berikut adalah contoh perhitungan manual uji kecukupan data
pada perijinan IMB dalam menit, rumus yang digunakan pada persamaan 2.4
Tabel 4.11 Tabel uji kecukupan data perijinan IMB
Proses Perijinan
N'
Mengisi formulir 353 124.609 4.259 10,1
Memeriksa berkas 414 171.396 5.878 11,5
Paraf petugas loket pada monitoring 333 110.889 3.769 7,9
Mencatat diagenda 164 26.896 922 11,4
Memasukkan data pemohon pada
komputer 901 811.801 27.993 13,8
Paraf Kasubag 326 106.276 3.586 4,9
Paraf Kabag 380 144.400 4.888 6,2
Mengecek Lokasi 2075 430.625 149.375 16,3
Hasil berita acara hasil pengecekan 657 431.649 14.793 11,3
Membuat surat keterangan 868 753.424 25.840 11,6
Berkas masuk ruang tata usaha 496 246.016 8.570 18,0
Paraf sekretaris 343 117.649 4.011 9,1
Tanda tangan ketua bpt 445 198.025 6.851 15,2
Berkas kembali keloket 491 241.081 8.571 26,6
Menghitung retribusi 312 97.344 3.302 7,0
Membayar retribusi 229 52.441 1.869 27,6
Serah terima SK,SKPD,SKRD 354 125.316 4.312 12,9
k 2
s 0,1
N 30
N’
Kare a N’< N, maka data dianggap cukup.
Untuk uji keseragaman data rumus dapat dilihat pada persamaan 2.5 dan
persamaan 2.6. Berikut adalah contoh perhitungan manual kegiatan mengisi
formulir pada perijinan IMB dapat dilihat pada Tabel 4.12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-27
Tabel 4.12 Tabel uji keseragaman kegiatan mengisi formulir perijinan IMB
BKA = 11,77 + (2,37 x 2) = 16,51
BKB = 11,77 - (2,37 x 2) = 7,03
Gambar 4.12 Grafik keseragaman pada mengisi formulir perijinan IMB
Dari Gambar 4.12 data pengamatan pada periijinan IMB masuk dalam range
antara BKA dan BKP, maka data dikatakan seragam. Data tiap hasil pengamatan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
x
BKA
BKB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-28
telah diuji kecukupan data dan uji keseragaman, untuk selengkapnya dapat dilihat
pada L.2. Kemudian dari hasil waktu pengamatan akan dihitung waktu baku tiap
proses. Untuk menghitung waktu baku dilakukan terlebih dulu perhitungan waktu
siklus rata-rata dan perhitungan waktu normal. Hasil perhitungan dapat dilihat
pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Tabel hasil perhitungan waktu baku perijinan IMB
Dari Tabel 4.13 didapatkan hasil perhitungan standar waktu satu hari untuk
menyelesaikan perijinan IMB. Contoh berikut adalah perhitungan manual untuk
menghitung waktu siklus pada kegiatan mengisi formulir rumus dapat dilihat pada
persamaan 2.1
menit
Setelah menghitung waktu siklus, kemudian menghitung waktu normal dengan
memberikan penyesuaian. Untuk tiap perhitungan waktu normal penyesuian yang
Proses Perijinan Perhitungan Standar waktu
Ws P Wn Allowance Wb
Mengisi formulir 11,77 106% 12,47 39% 20,28
Memeriksa berkas 13,80 106% 14,63 40% 24,38
Paraf petugas loket pada
monitoring 11,20 106% 11,87 40% 19,79
Mencatat di agenda 5,47 106% 5,79 40% 9,66
Memasukkan data pemohon
pada computer 30,03 106% 31,84 39% 51,76
Paraf Kasubag 11,07 106% 11,73 23% 15,23
Paraf Kabag 12,67 108% 13,68 23% 17,77
Proses pengecekan lokasi 2064,00 106% 2187,84 5% 2302,99
Mengecek Lokasi 69,33 109% 75,57 74% 290,67
Hasil berita acara hasil
pengecekan 22,00 106% 23,32 39% 37,92
Membuat SK 28,93 106% 30,67 39% 49,87
Berkas masuk ruang Tata Usaha 16,53 106% 17,53 39% 28,50
Paraf sekretaris 11,10 108% 11,99 26% 16,09
Tanda tangan ketua BPT 14,83 108% 16,02 23% 20,81
Berkas kembali ke loket 16,37 106% 17,35 40% 28,91
Menghitung SKPD/SKRD 10,00 106% 10,60 39% 17,24
Membayar retribusi 7,63 106% 8,09 39% 13,16
Serah terima SK 11,80 106% 12,51 40% 20,85
Total Proses Dalam menit 2985,86
Total Proses Dalam Jam 50
Total Proses Dalam Hari 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-29
diberikan berbeda-beda tiap petugas, tabel penyesuaian untuk petugas loket
perijinan IMB dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Tabel penyesuaian untuk petugas loket IMB
No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
1 Keterampilan Good C1 +0,06
2 Usaha Average D +0,00
3 Kondisi kerja Good C +0,02
4 Konsistensi Fair E -0,02
Total +0,06
p 106%
Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu normal rumus yang
digunakan pada persamaan 2.2.
menit
Setelah diketahui waktu normal kemudian dihitung waktu baku dengan
memberikan allowance. Allowance yang diberikan pada tiap petugas berbeda-
beda susuai dengan kegiatan yang dilakukan. Untuk kegiatan mengisi formulir
allowance yang diberikan dalam dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Tabel allowance untuk petugas loket dalam keadaan berdiri
No Faktor Kriteria
Kelonggaran
(%)
1 Menghilangkan rasa fatique
a. Tenaga yang dikeluarkan Ringan 7,5
b. Sikap Kerja Berdiri dua kaki 2,5
c. Gerakan kerja Normal 0
d. Kelelahan mata Fokus tetap 20
e. Keadaan temperatur tempat Normal 5
f. Keadaan atmosfer Baik 0
g. Keadaan lingkungan Bersih,sehat 0
2 Kebutuhan pribadi Wanita 2,5
3 Hambatan yang tak terhindar 2,5
Total 40%
Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu baku mengisi
formulir rumus dapat dilihat pada persamaan 2.3
= 20,81 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-30
Dari perhitungan waktu baku didapatkan standar waktu 20 menit untuk
menyelesaikan kegiatan pendaftaran penanaman modal. Dengan dihitung tiap
proses kegiatan akan diperoleh standar waktu pelayanan proses.
4. Perhitungan Waktu Standar Perijinan Prinsip dan Lokasi
Dalam pengamatan secara langsung didapatkan waktu pengamatan tiap
proses perijinan. Data pengamatan dilakukan uji kecukupan data dan uji
keseragaman data. Berikut adalah contoh perhitungan manual uji kecukupan data
pada kegiatan mengisi formulir perijinan prinsip lokasi dalam menit, rumus yang
digunakan pada persamaan 2.4
Tabel 4.16 Tabel uji kecukupan data perijinan Prinsip dan Lokasi
Proses Perijinan
N'
Mengisi formulir 380 144.400 4.978 13,68
Memeriksa berkas 402 161.604 5.572 13,75
Paraf petugas loket pada monitoring 359 128.881 4.491 18,15
Mencatat diagenda 165 27.225 949 18,29
Memasukkan data pemohon pada
komputer 877 769.129 26.383 11,63
Paraf Kasubag 298 88.804 3.124 22,14
Paraf Kabag 265 70.225 2.515 29,76
Mengecek Lokasi 2160 466.560 166.250 27,60
Hasil berita acara hasil pengecekan 538 289.444 10.150 20,81
Membuat surat keterangan 889 790.321 27.761 21,51
Berkas masuk ruang tata usaha 565 319.225 11.369 27,37
Paraf sekretaris 271 73.441 2.577 21,07
Tanda tangan ketua bpt 298 88.804 3.112 20,52
Berkas kembali keloket 376 141.376 4.850 11,67
Menghitung retribusi 360 129.600 4.552 21,48
Membayar retribusi 278 77.284 2.764 29,17
Serah terima SK,SKPD,SKRD 345 119.025 4.229 26,36
k 2
s 0,1
N 30
N’ 8
Kare a N’< N, maka data dianggap cukup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-31
Untuk uji keseragaman data rumus dapat dilihat pada persamaan 2.5 dan
persamaan 2.6. Berikut adalah contoh perhitungan manual kegiatan mengisi
formulir pada perijinan prinsip dan lokasi dapat dilihat pada Tabel 4.17
Tabel 4.17 Tabel uji keseragaman kegiatan mengisi formulir prinsip dan lokasi
BKA = 12,67 + (3,34 x 2) = 19,35
BKB = 12,67 - (3,34 x 2) = 5,99
Gambar 4.13 Grafik keseragaman pada mengisi formulir perijinan Prinsip dan
Lokasi
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
x
BKA
BKB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-32
Dari Gambar 4.13 data pengamatan pada periijinan prinsip dan lokasi masuk
dalam range antara BKA dan BKP, maka data dikatakan seragam. Data tiap hasil
pengamatan telah diuji kecukupan data dan uji keseragaman, untuk selengkapnya
dapat dilihat pada L.2. Kemudian dari hasil waktu pengamatan akan dihitung
waktu baku tiap proses. Untuk menghitung waktu baku dilakukan terlebih dulu
perhitungan waktu siklus rata-rata dan perhitungan waktu normal. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.18
Tabel 4.18 Tabel hasil perhitungan waktu baku perijinan prinsip dan lokasi
Proses Perijinan Perhitungan Waktu Standar
Ws P Wn Allowance Wb
Mengisi formulir 12,67 106% 13,43 39% 21,83
Memeriksa berkas 13,40 106% 14,20 40% 23,67
Paraf petugas loket pada
monitoring 11,97 106% 12,68 39% 20,63
Mencatat di agenda 5,50 106% 5,83 39% 9,56
Memasukkan data
pemohon pada komputer 29,23 106% 30,99 23% 40,24
Paraf Kasubag 9,93 108% 10,73 23% 13,93
Paraf Kabag 8,83 106% 9,36 23% 12,16
Proses pengecekan lokasi 1776,00 109% 1935,84 23% 2514,08
Mengecek Lokasi 72,00 109% 78,48 74% 301,85
Hasil berita acara hasil
pengecekan 17,93 106% 19,01 23% 24,69
Membuat SK 29,63 106% 31,41 39% 51,08
Berkas masuk ruang Tata
Usaha 18,83 106% 19,96 39% 32,46
Paraf sekretaris 9,03 106% 9,58 39% 15,57
Tanda tangan ketua BPT 9,93 108% 10,73 23% 13,93
Berkas kembali ke loket 12,53 108% 13,54 23% 17,58
Menghitung SKPD/SKRD 12,00 106% 12,72 40% 21,20
Membayar retribusi 9,27 106% 9,82 39% 15,97
Serah terima SK 11,50 106% 12,19 39% 19,82
Total Proses Dalam menit 3170
Total Proses Dalam Jam 53
Total Proses Dalam Hari 7
Dari Tabel 4.18 didapatkan hasil perhitungan standar waktu tujuh hari untuk
menyelesaikan perijinan prinsip dan lokasi. Berikut adalah contoh untuk
menghitung waktu siklus, rumus dapat dilihat pada persamaan 2.1.
menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-33
Setelah menghitung waktu siklus, kemudian menghitung waktu normal dengan
memberikan penyesuaian. Untuk tiap perhitungan waktu normal penyesuian yang
diberikan berbeda-beda tiap petugas, tabel penyesuaian untuk petugas loket dapat
dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19 Tabel penyesuaian untuk petugas loket perijinan prinsip dan lokasi
No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
1 Keterampilan Good C1 +0,06
2 Usaha Average D +0,00
3 Kondisi kerja Good C +0,02
4 Konsistensi Fair E -0,02
Total +0,06
p 106%
Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu normal rumus yang
digunakan pada persamaan 2.2.
menit
Setelah diketahui waktu normal kemudian dihitung waktu baku dengan
memberikan allowance. Allowance yang diberikan pada tiap petugas berbeda-
beda susuai dengan kegiatan yang dilakukan. Untuk kegiatan mengisi formulir
allowance yang diberikan dalam dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20 Tabel allowance untuk petugas loket dalam keadaan berdiri
No Faktor Kriteria
Kelonggaran
(%)
1 Menghilangkan rasa fatique
a. Tenaga yang dikeluarkan Ringan 7,5
b. Sikap Kerja Berdiri dua kaki 2,5
c. Gerakan kerja Normal 0
d. Kelelahan mata Fokus tetap 20
e. Keadaan temperatur tempat Normal 5
f. Keadaan atmosfer Baik 0
g. Keadaan lingkungan Bersih,sehat 0
2 Kebutuhan pribadi Wanita 2,5
3 Hambatan yang tak terhindar 2,5
Total 40%
Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu baku mengisi
formulir rumus dapat dilihat pada persamaan 2.3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-34
= 21,83 menit
Dari perhitungan waktu baku didapatkan standar waktu 22 menit untuk
menyelesaikan kegiatan pendaftaran penanaman modal. Dengan dihitung tiap
proses kegiatan akan diperoleh standar waktu pelayanan proses.
5. Perhitungan Waktu Standar Perijinan HO
Dalam pengamatan secara langsung didapatkan waktu pengamatan tiap
proses perijinan. Data pengamatan dilakukan uji kecukupan data dan uji
keseragaman data. Berikut adalah contoh perhitungan manual uji kecukupan data
pada kegiatan mengisi formulir perijinan HO dalam satuan menit, rumus yang
digunakan pada persamaan 2.4
Tabel 4.21 Tabel uji kecukupan data perijinan HO
Proses Perijinan
N'
Mengisi formulir 334 111.556 3.798 8,55
Memeriksa berkas 414 171.396 5.866 10,70
Paraf petugas loket pada monitoring 338 114.244 3.934 13,22
Mencatat diagenda 171 29.241 1.013 15,72
Memasukkan data pemohon pada
computer 915 837.225 28.371 6,64
Paraf Kasubag 322 103.684 3.552 11,10
Paraf Kabag 299 89.401 3.119 18,65
Mengecek Lokasi 2110 445.210 154.950 17,65
Merapatkan hasil pengecekan 877 769.129 26.299 10,32
Memberikan berita acara
rekomendasi 696 484.416 17.258 27,52
Membuat surat keterangan 813 660.969 22.909 15,92
Berkas masuk ruang tata usaha 727 528.529 18.561 21,42
Paraf sekretaris 283 80.089 2.859 28,37
Tanda tangan ketua bpt 304 92.416 3.306 29,28
Berkas kembali keloket 380 144.400 5.136 26,81
Menghitung retribusi 300 90.000 3.056 7,47
Membayar retribusi 259 67.081 2.389 27,36
Serah terima SK,SKPD,SKRD 359 128.881 4.519 20,76
K 2
S 0,1
N 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-35
N’ 8 55
Kare a N’ < N, maka data dianggap cukup.
Untuk uji keseragaman data rumus dapat dilihat pada persamaan 2.5 dan
persamaan 2.6. Berikut adalah contoh perhitungan manual kegiatan mengisi
formulir pada perijinan HO dapat dilihat pada Tabel 4.22
Tabel 4.22 Tabel uji keseragaman kegiatan mengisi formulir perijinan HO
BKA = 10,93 + (1,21 x 2) = 13,35
BKB = 10,93 - (1,21 x 2) = 8,51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-36
Gambar 4.14 Grafik keseragaman pada mengisi formulir perijinan HO
Dari Gambar 4.14 data pengamatan pada periijinan HO masuk dalam range
antara BKA dan BKP, maka data dikatakan seragam. Data tiap hasil pengamatan
telah diuji kecukupan data dan uji keseragaman, untuk selengkapnya dapat dilihat
pada L.2. Kemudian dari hasil waktu pengamatan akan dihitung waktu baku tiap
proses. Untuk menghitung waktu baku dilakukan terlebih dulu perhitungan waktu
siklus rata-rata dan perhitungan waktu normal. Hasil perhitungan dapat dilihat
pada Tabel 4.23
Tabel 4.23 Tabel hasil perhitungan waktu baku perijinan HO
0
2
4
6
8
10
12
14
16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
x
BKA
BKB
Proses Perijinan Perhitungan Waktu Standar
Ws P Wn Allowance Wb
Mengisi formulir 11,13 106% 11,80 39% 19,19
Memeriksa berkas 13,80 106% 14,63 40% 24,38
Paraf petugas loket pada
monitoring 11,27 106% 11,94 39% 19,42
Mencatat di agenda 5,73 106% 6,08 39% 6,08
Memasukkan data pemohon
pada komputer 30,43 106% 32,26 23% 41,90
Paraf Kasubag 10,73 108% 11,59 23% 15,05
Paraf Kabag 10,07 106% 10,67 26% 14,32
Proses pengecekan lokasi 1872 109% 2040 26% 2738,90
Mengecek Lokasi 71,67 109% 78,12 74% 300,45
Merapatkan hasil pengecekan 29,23 106% 30,99 23% 40,24
Memberikan berita acara
rekomendasi 23,20 106% 24,59 39% 39,99
Membuat SK 27,10 106% 28,73 39% 46,71
Berkas masuk ruang Tata Usaha 24,23 106% 25,69 39% 41,77
Paraf sekretaris 9,47 108% 10,22 26% 13,72
Tanda tangan ketua BPT 10,13 108% 10,94 23% 14,21
Berkas kembali ke loket 12,70 106% 13,46 40% 22,44
Menghitung SKPD/SKRD 9,60 106% 10,18 39% 16,55
Membayar retribusi 8,63 106% 9,15 39% 14,88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-37
Dari Tabel 4.5 didapatkan hasil perhitungan standar waktu tujuh hari untuk
menyelesaikan perijinan HO. Berikut adalah contoh perhitungan manual waktu
siklus pada kegiatan mengisi formulir, untuk menghitung waktu siklus rumus
dapat dilihat pada persamaan 2.1
menit
Setelah menghitung waktu siklus, kemudian menghitung waktu normal dengan
memberikan penyesuaian. Untuk tiap perhitungan waktu normal penyesuian yang
diberikan berbeda-beda tiap petugas, tabel penyesuaian untuk petugas loket dapat
dilihat pada Tabel 4.24.
Tabel 4.24 Tabel penyesuaian untuk petugas loket perijinan HO
No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
1 Keterampilan Good C1 +0,06
2 Usaha Average D +0,00
3 Kondisi kerja Good C +0,02
4 Konsistensi Fair E -0,02
Total +0,06
p 106%
Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu normal rumus yang
digunakan pada persamaan 2.2.
menit
Setelah diketahui waktu normal kemudian dihitung waktu baku dengan
memberikan allowance. Allowance yang diberikan pada tiap petugas berbeda-
beda susuai dengan kegiatan yang dilakukan. Untuk kegiatan mengisi formulir
allowance yang diberikan dalam dilihat pada Tabel 4.25.
Tabel 4.23 Tabel hasil perhitungan waktu baku perijinan HO (Lanjutan)
Proses Perijinan Perhitungan Waktu Standar
Ws P Wn Allowance Wb
Serah terima SK 11,97 106% 12,68 40% 21,14
Total Proses Dalam menit 3451,33
Total Proses Dalam Jam 58
Total Proses Dalam Hari 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-38
Tabel 4.25 Tabel allowance untuk petugas loket dalam keadaan berdiri
No Faktor Kriteria
Kelonggaran
(%)
1 Menghilangkan rasa fatique
a. Tenaga yang dikeluarkan Ringan 7,5
b. Sikap Kerja Berdiri dua kaki 2,5
c. Gerakan kerja Normal 0
d. Kelelahan mata Fokus tetap 20
e. Keadaan temperatur tempat Normal 5
f. Keadaan atmosfer Baik 0
g. Keadaan lingkungan Bersih,sehat 0
2 Kebutuhan pribadi Wanita 2,5
3 Hambatan yang tak terhindar 2,5
Total 40%
Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu baku mengisi
formulir rumus dapat dilihat pada persamaan 2.3
= 19,19 menit
Dari perhitungan waktu baku didapatkan standar waktu 19 menit untuk
menyelesaikan kegiatan pendaftaran penanaman modal. Dengan dihitung tiap
proses kegiatan akan diperoleh standar waktu pelayanan proses.
6. Perhitungan Waktu Standar Perijinan Reklame Kain dan Papan
Data pengamatan dilakukan uji kecukupan data dan uji keseragaman
data. Berikut adalah contoh perhitungan manual uji kecukupan data pada kegiatan
mengisi formulir, rumus yang digunakan pada persamaan 2.4
Tabel 4.26 Tabel uji kecukupan data perijinan reklame kain dan papan
Proses Perijinan
N'
Mengisi formulir 307 94249 3213 9,09
Menentukan pemasangan reklame 242 58564 2084 27,02
Menghitung retribusi 300 90000 3064 8,53
Memberikan tagihan retribusi 40 1600 60 25,50
Membayar retribusi 257 66049 2365 29,68
Serah terima kwitansi 77 5929 207 18,96
Memperlihatkan kwitansi 32 1024 36 21,88
Menandai reklame 353 124609 4231 7,45
K 2 S 0,1 N 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-39
N’ 9,09
Kare a N’ < N, maka data dianggap cukup.
Untuk uji keseragaman data rumus dapat dilihat pada persamaan 2.5 dan
persamaan 2.6. Berikut adalah contoh perhitungan manual kegiatan mengisi
formulir pada perijinan reklame papan dan kain dapat dilihat pada Tabel 4.27
Tabel 4.27 Tabel uji keseragaman kegiatan mengisi formulir perijinan HO
BKA = 10,23 + (1,58 x 2) = 12,93
BKB = 10,23 - (1,58 x 2) = 7,08
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-40
Gambar 4.15 Grafik keseragaman pada mengisi formulir perijinan reklame papan
dan kain
Dari Gambar 4.15 data pengamatan pada periijinan reklame papan dan kain
masuk dalam range antara BKA dan BKP, maka data dikatakan seragam. Data
tiap hasil pengamatan telah diuji kecukupan data dan uji keseragaman, untuk
selengkapnya dapat dilihat pada L.2. Kemudian dari hasil waktu pengamatan akan
dihitung waktu baku tiap proses. Untuk menghitung waktu baku dilakukan
terlebih dulu perhitungan waktu siklus rata-rata dan perhitungan waktu normal.
Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.28
Tabel 4.28 Tabel hasil perhitungan waktu baku perijinan reklame kain dan papan
Dari Tabel 4.28 didapatkan hasil perhitungan standar waktu tujuh hari untuk
menyelesaikan perijinan reklame kain dan reklame papan. Berikut adalah contoh
perhitungan manual waktu siklus pada kegiatan mengisi formulir, untuk
menghitung waktu siklus rumus dapat dilihat pada persamaan 2.1
0
2
4
6
8
10
12
14
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
x
BKA
BKB
Proses Perijinan Perhitungan Waktu Standar
Ws p Wn Allowance Wb
Mengisi formulir 10,23 1,06 10,85 0,4 18,08
Menentukan pemasangan reklame 8,07 1,06 8,55 0,4 14,25
Menghitung retribusi 10,00 1,06 10,60 0,4 17,67
Memberikan tagihan retribusi 1,33 1,06 1,41 0,4 2,36
Membayar retribusi 8,57 1,06 9,08 0,4 15,13
Serah terima kwitansi 2,57 1,06 2,72 0,4 4,53
Memperlihatkan kwitansi 1,00 1,06 1,06 0,4 1,77
Menandai reklame 11,77 1,06 12,47 0,4 20,79
Total Proses Dalam menit 95
Total Proses Dalam Jam 2
Total Proses Dalam Hari 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-41
menit
Setelah menghitung waktu siklus, kemudian menghitung waktu normal dengan
memberikan penyesuaian. Untuk tiap perhitungan waktu normal penyesuian yang
diberikan berbeda-beda tiap petugas, tabel penyesuaian untuk petugas loket dapat
dilihat pada Tabel 4.29.
Tabel 4.29 Tabel penyesuaian untuk petugas loket perijinan reklame
papan dan kain
No Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
1 Keterampilan Good C1 +0,06
2 Usaha Average D +0,00
3 Kondisi kerja Good C +0,02
4 Konsistensi Fair E -0,02
Total +0,06
P 106%
Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu normal rumus yang
digunakan pada persamaan 2.2.
menit
Setelah diketahui waktu normal kemudian dihitung waktu baku dengan
memberikan allowance. Allowance yang diberikan pada tiap petugas berbeda-
beda susuai dengan kegiatan yang dilakukan. Untuk kegiatan mengisi formulir
allowance yang diberikan dalam dilihat pada Tabel 4.30.
Tabel 4.30 Tabel allowance untuk petugas loket dalam keadaan berdiri
No Faktor Kriteria
Kelonggaran
(%)
1 Menghilangkan rasa fatique
a. Tenaga yang dikeluarkan Ringan 7,5
b. Sikap Kerja Berdiri dua kaki 2,5
c. Gerakan kerja Normal 0
d. Kelelahan mata Fokus tetap 20
e. Keadaan temperatur tempat Normal 5
f. Keadaan atmosfer Baik 0
g. Keadaan lingkungan Bersih,sehat 0
2 Kebutuhan pribadi Wanita 2,5
3 Hambatan yang tak terhindar 2,5
Total 40%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-42
Berikut adalah contoh perhitungan manual menghitung waktu baku mengisi
formulir rumus dapat dilihat pada persamaan 2.3
= 18,08 menit
Dari perhitungan waktu baku didapatkan standar waktu 18 menit untuk
menyelesaikan kegiatan mengisi dan mengembalikan formulir. Dengan dihitung
tiap proses kegiatan akan diperoleh standar waktu pelayanan proses.
4.4 Perhitungan Waktu Standar Non Proses
Pada perhitungan waktu non proses, menghitung waktu idle dan delay pada
saat proses perijinan. Berikut perhitungan pada waktu non proses tiap perijinan :
1. Pehitungan Waktu Non Proses Perijinan SIUP
Dalam perhitungan ini menghitung waktu non proses pada perijinan SIUP.
Untuk menghitung waktu non proses menggunakan rumus waktu siklus pada
persamaan 2.1. Berikut hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.31.
Tabel 4.31 Tabel perhitungan waktu non proses SIUP
Proses Perijinan
Perhitungan
Waktu non proses
Ws
Menumpuk berkas (menunggu paraf kasubag) 36
Menumpuk berkas (menunggu paraf kabag) 34
Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) 561
Total Proses Dalam menit 630,33
Total Proses Dalam jam 10,51
Total Proses Dalam Hari 1
Dari Tabel 4.31 didapatkan waktu non proses pada perijinan SIUP satu hari.
Waktu non proses dihitung dari waktu siklus tiap waktu delay yang terjadi selama
proses perijinan. Berikut perhitungan manual dalam waktu siklus non proses
perijinan. Rumus waktu siklus rata-rata (Ws) dapat dilihat pada persamaan 2.1.
menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-43
2. Pehitungan Waktu Non Proses Perijinan TDP
Dalam perhitungan ini menghitung waktu non proses pada perijinan TDP.
Berikut hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.32.
Tabel 4.32 Tabel perhitungan waktu non proses TDP
Proses Perijinan
Perhitungan Waktu
non proses
Ws
Menumpuk berkas (menunggu paraf kasubag) 35
Menumpuk berkas (menunggu paraf kabag) 36
Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) 470
Total Proses Dalam menit 540,17
Total Proses Dalam jam 9,00
Total Proses Dalam Hari 1
Dari Tabel 4.32 didapatkan waktu non proses pada perijinan TDP satu hari.
Waktu non proses dihitung dari waktu siklus tiap waktu delay yang terjadi selama
proses perijinan. Berikut perhitungan manual dalam waktu siklus non proses
perijinan Rumus waktu siklus rata-rata (Ws) dapat dilihat pada persamaan 2.1.
menit
3. Pehitungan Waktu Non Proses Perijinan IMB
Dalam perhitungan ini menghitung waktu non proses pada perijinan IMB.
Berikut hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.33.
Tabel 4.33 Tabel perhitungan waktu non proses IMB
Proses Perijinan
Perhitungan
Waktu non proses
Ws
Menumpuk berkas (menunggu paraf kasubag) 37
Menumpuk berkas (menunggu paraf kabag) 54
Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) 1180
Total Proses Dalam menit 1271,57
Total Proses Dalam jam 21,19
Total Proses Dalam Hari 3
Dari tabel 4.33 didapatkan waktu non proses pada perijinan IMB tiga hari. Waktu
non proses dihitung dari waktu siklus tiap waktu delay yang terjadi selama proses
perijinan. Berikut perhitungan manual dalam waktu siklus non proses perijinan
Rumus waktu siklus rata-rata (Ws) dapat dilihat pada persamaan 2.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-44
menit
4. Pehitungan Waktu Non Proses Perijinan Prinsip dan Lokasi
Dalam perhitungan ini menghitung waktu non proses pada perijinan prinsip
dan lokasi. Berikut hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.34.
Tabel 4.34 Tabel perhitungan waktu non proses
Proses Perijinan
Perhitungan
Waktu non proses
Ws
Menumpuk berkas (menunggu paraf kasubag) 42
Menumpuk berkas (menunggu paraf kabag) 36
Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) 1078
Total Proses Dalam menit 1156,50
Total Proses Dalam jam 19,28
Total Proses Dalam Hari 2
Dari tabel 4.34 didapatkan waktu non proses pada perijinan prinsip dan lokasi dua
hari. Waktu non proses dihitung dari waktu siklus tiap waktu delay yang terjadi
selama proses perijinan. Berikut perhitungan manual dalam waktu siklus non
proses perijinan Rumus waktu siklus rata-rata (Ws) dapat dilihat pada persamaan
2.1.
menit
5. Pehitungan Waktu Non Proses Perijinan HO
Dalam perhitungan ini menghitung waktu non proses pada perijinan HO.
Berikut hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.35.
Tabel 4.35 Tabel perhitungan waktu non proses
Proses Perijinan
Perhitungan
Waktu non proses
Ws
Menumpuk berkas (menunggu paraf kasubag) 45
Menumpuk berkas (menunggu paraf kabag) 43
Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) 900
Total Proses Dalam menit 988,40
Total Proses Dalam jam 16,47
Total Proses Dalam Hari 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-45
Dari tabel 4.35 didapatkan waktu non proses pada perijinan HO dua hari. Waktu
non proses dihitung dari waktu siklus tiap waktu delay yang terjadi selama proses
perijinan. Berikut perhitungan manual dalam waktu siklus non proses perijinan
Rumus waktu siklus rata-rata (Ws) dapat dilihat pada persamaan 2.1.
menit
4.5 Rekap Hasil Perhitungan Waktu Standar
Dari hasil perhitungan waktu proses dan waktu non proses didapatkan
standar waktu hitung. Pada Tabel 4.36 merupakan hasil rekap dari hasil
perhitungan waktu proses dan waktu non proses.
Tabel 4.36 Tabel rekap hasil perhitungan
Jenis Perijinan
Rekap hasil Perhitungan
Waktu Total
Proses
(dalam hari)
Waktu Total Non
Proses (dalam
hari)
Total
Waktu
Standar
SIUP 1 1 2
TDP 1 1 2
IMB 6 3 9
Prinsip 7 2 9
Lokasi 7 2 9
HO 7 2 9
Reklame Papan 1 - 1
Reklame Kain 1 - 1
Tabel 4.36 didapatkan hasil rekap dari perhitungan waktu proses dan waktu non
proses. Dimana Total waktu standar merupakan penjumlahan dari waktu proses
dan non proses. Dari total waktu didapatkan waktu standar baru perijinan.
4.6 Usulan Perbaikan Proses Bisnis Perijinan dengan Business Process
Improvement
Untuk dapat mengefisiensikan waktu dilakukan perbaikan pada proses bisnis
perijinan. Pada tahap ini menggunakan metode BPI, dengan mengeliminasi proses
yang non- value added.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-46
4.6.1 Mengevaluasi Proses Bisnis dengan Menentukan Value Added dan Non-
Value Added
Identifikasi proses value added dan non- value added dengan mengevaluasi
seluruh bagian dari proses bisnis dan menentukan kontribusinya dalam proses
perijinan.
1. Perijinan IMB
Evaluasi rincian proses untuk mengetahui kegiatan yang value-added dan
non-value-added. Evaluasi rincian proses bisnis awal untuk perijinan IMB
dijelaskan pada Tabel 4.37.
Tabel 4.37 Tabel evaluasi rincian proses bisnis imb
Entitas Proses Jenis Kegiatan
Petugas Loket
Mengisi formulir value-added
Memeriksa berkas value-added
Paraf petugas loket pada monitoring value-added
Mencatat di agenda value-added
Menumpuk berkas non-value-added
Memasukkan data pemohon pada
komputer value-added
Kasubag
Menumpuk berkas
(menunggu paraf kasubag) non-value-added
Paraf Kasubag value-added
Kabag
Menumpuk berkas
(menunggu paraf kabag) non-value-added
Paraf Kabag value-added
Petugas cek
lokasi
Proses pengecekan lokasi value-added
Mengecek Lokasi value-added
Hasil berita acara hasil pengecekan value-added
Petugas Loket Proses perijinan SK value-added
Petugas Tata
Usaha Berkas masuk di ruang Tata Usaha
non-value-added
Sekretaris Paraf sekretaris value-added
Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) non-value-added
Ketua BPT Tanda tangan ketua BPT value-added
Petugas Loket Berkas kembali ke loket value-added
Menghitung SKPD/SKRD value-added
Pemohon Membayar retribusi value-added
Serah terima SK value-added
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-47
Dari Tabel 4.37 menjelaskan tentang evaluasi proses perijinan IMB. Pada proses
perijinan IMB masih terdapat proses non-value-added. Hal tersebut karena adanya
penumpukan berkas yang menyebebkan pemborosan waktu. Sehingga proses
tersebut perlu dilakukan evaluasi. Adanya waktu penumpukan merupakan waktu
non proses yang nantinya mempengaruhi penetapan standar waktu pelayanan.
Setelah dilakukan penentuan value-added dan non value-added, dapat
dilakukan perbaikan proses bisnis dengan menggunakan langkah-langkah BPI
sbagai berikut :
1. Mengeliminasi proses menunggu
Petugas harus membiasakan diri untuk bekerja tidak membuang waktu
selama proses dapat dilakukan. Pada proses perijinan petugas melakukan
penumpukan berkas atau menunggu proses selanjutnya. Kegiatan menumpuk
berkas merupakan kegiatan wasting time. Dengan mengeliminasi proses dapat
mereduksi waktu proses untuk membuat penyelesaian perijinan lebih cepat.
Sehingga akan mengefisiensikan standar waktu dan meningkatkan kualitas kerja.
2. Menggabungkan proses perulangan
Pada proses perijinan terdapat proses yang dilakukan secara berulang.
Proses yang berulang dapat dilakukan penggabungan maupun dieliminasi. Pada
proses pengecekan yang dilakukan bagian Tata Usaha mengecek kelengkapan
merupakan pemborosan waktu sehingga proses ini dapat dilakukan pada loket
perijinan, sehingga dapat meminimalkan waktu proses.
3. Upgrading Untuk Meningkatkan Performansi
Dari evaluasi proses value-added dan non value-added kegiatan
pengecekan lokasi pada saat proses dilakukan sangat lama untuk menentukan
jadwal pengecekan, hal tersebut disebabkan karena tidak adanya jadwal yang tetap
dalam petugas melakukan pengecekan lokasi. Dengan adanya jadwal pengecekan
akan lebih mempercepat proses pengecekan lokasi sehingga dengan jadwal yang
jelas akan lebih mengefisienkan waktu untuk menyelesaikan waktu proses
perijinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-48
2. Perijinan Prinsip dan Lokasi
Evaluasi rincian proses untuk mengetahui kegiatan yang value-added dan
non-value-added. Evaluasi rincian proses bisnis awal untuk perijinan prinsip dan
lokasi dijelaskan pada Tabel 4.38.
Tabel 4.38 Tabel evaluasi rincian proses bisnis prinsip dan lokasi
Entitas Proses Jenis Kegiatan
Petugas Loket
Mengisi formulir value-added
Memeriksa berkas value-added
Paraf petugas loket pada monitoring value-added
Mencatat di agenda value-added
Menumpuk berkas non-value-added
Memasukkan data pemohon pada
komputer value-added
Kasubag
Menumpuk berkas
(menunggu paraf kasubag) non-value-added
Paraf Kasubag value-added
Kabag
Menumpuk berkas
(menunggu paraf kabag) non-value-added
Paraf Kabag value-added
Petugas cek
lokasi
Proses pengecekan lokasi value-added
Mengecek Lokasi value-added
Hasil berita acara hasil pengecekan value-added
Petugas Loket Proses perijinan SK value-added
Petugas Tata
Usaha Berkas masuk di ruang Tata Usaha
non-value-added
Sekretaris Paraf sekretaris value-added
Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) non-value-added
Ketua BPT Tanda tangan ketua BPT value-added
Petugas Loket Berkas kembali ke loket value-added
Menghitung SKPD/SKRD value-added
Pemohon Membayar retribusi value-added
Serah terima SK value-added
Dari Tabel 4.38 menjelaskan tentang evaluasi proses perijinan prinsip dan lokasi.
Pada proses perijinan prinsip dan lokasi masih terdapat proses non-value-added.
Hal tersebut karena adanya penumpukan berkas yang menyebebkan pemborosan
waktu. Sehingga proses tersebut perlu dilakukan evaluasi. Adanya waktu
penumpukan merupakan waktu non proses yang nantinya mempengaruhi
penetapan standar waktu pelayanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-49
Setelah dilakukan penentuan value-added dan non value-added, dapat
dilakukan perbaikan proses bisnis dengan menggunakan langkah-langkah BPI
sbagai berikut :
1. Mengeliminasi proses menunggu
Petugas harus membiasakan diri untuk bekerja tidak membuang waktu
selama proses dapat dilakukan. Pada proses perijinan petugas melakukan
penumpukan berkas atau menunggu proses selanjutnya. Kegiatan menumpuk
berkas merupakan kegiatan wasting time. Dengan mengeliminasi proses dapat
mereduksi waktu proses untuk membuat penyelesaian perijinan lebih cepat.
Sehingga akan mengefisiensikan standar waktu dan meningkatkan kualitas kerja.
2. Menggabungkan proses perulangan
Pada proses perijinan terdapat proses yang dilakukan secara berulang.
Proses yang berulang dapat dilakukan penggabungan maupun dieliminasi. Pada
proses pengecekan yang dilakukan bagian Tata Usaha mengecek kelengkapan
merupakan pemborosan waktu sehingga proses ini dapat dilakukan pada loket
perijinan, sehingga dapat meminimalkan waktu proses.
3. Upgrading Untuk Meningkatkan Performansi
Dari evaluasi proses value-added dan non value-added kegiatan
pengecekan lokasi pada saat proses dilakukan sangat lama untuk menentukan
jadwal pengecekan, hal tersebut disebabkan karena tidak adanya jadwal yang tetap
dalam petugas melakukan pengecekan lokasi. Dengan adanya jadwal pengecekan
akan lebih mempercepat proses pengecekan lokasi sehingga dengan jadwal yang
jelas akan lebih mengefisienkan waktu untuk menyelesaikan waktu proses
perijinan.
3. Perijinan HO
Evaluasi rincian proses untuk mengetahui kegiatan yang value-added dan
non-value-added. Evaluasi rincian proses bisnis awal untuk perijinan HO
dijelaskan pada Tabel 4.39.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-50
Tabel 4.39 Tabel evaluasi rincian proses bisnis HO
Entitas Proses Jenis
Kegiatan
Petugas Loket
Mengisi formulir value-added
Memeriksa berkas value-added
Paraf petugas loket pada monitoring value-added
Mencatat di agenda value-added
Menumpuk berkas non-value-
added
Memasukkan data pemohon pada komputer value-added
Kasubag Menumpuk berkas (menunggu paraf kasubag)
non-value-
added
Paraf Kasubag value-added
Kabag
Menumpuk berkas (menunggu paraf kabag) value-added
Paraf Kabag value-added
Petugas cek lokasi
Proses pengecekan lokasi non-value-
added
Mengecek Lokasi value-added
Merapatkan hasil pengecekan value-added
Memberikan berita acara rekomendasi value-added
Petugas Loket Proses perijinan SK value-added
Petugas Tata
Usaha Berkas masuk ruang Tata Usaha
non-value-
added
Sekretaris
Paraf sekretaris value-added
Menumpuk berkas (menunggu ttd ketua) non-value-
added
Ketua BPT Tanda tangan ketua BPT value-added
Petugas Loket Berkas kembali ke loket value-added
Menghitung SKPD/SKRD value-added
Pemohon Membayar retribusi value-added
Serah terima SK value-added
Dari Tabel 4.39 menjelaskan tentang evaluasi proses perijinan HO. Pada proses
perijinan HO masih terdapat proses non-value-added. Hal tersebut karena adanya
penumpukan berkas yang menyebebkan pemborosan waktu. Sehingga proses
tersebut perlu dilakukan evaluasi. Adanya waktu penumpukan merupakan waktu
non proses yang nantinya mempengaruhi penetapan standar waktu pelayanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-51
Setelah dilakukan penentuan value-added dan non value-added, dapat
dilakukan perbaikan proses bisnis dengan menggunakan langkah-langkah BPI
sbagai berikut :
1. Mengeliminasi proses menunggu
Petugas harus membiasakan diri untuk bekerja tidak membuang waktu
selama proses dapat dilakukan. Pada proses perijinan petugas melakukan
penumpukan berkas atau menunggu proses selanjutnya. Kegiatan menumpuk
berkas merupakan kegiatan wasting time. Dengan mengeliminasi proses dapat
mereduksi waktu proses untuk membuat penyelesaian perijinan lebih cepat.
Sehingga akan mengefisiensikan standar waktu dan meningkatkan kualitas kerja.
2. Menggabungkan proses perulangan
Pada proses perijinan terdapat proses yang dilakukan secara berulang.
Proses yang berulang dapat dilakukan penggabungan maupun dieliminasi. Pada
proses pengecekan yang dilakukan bagian Tata Usaha mengecek kelengkapan
merupakan pemborosan waktu sehingga proses ini dapat dilakukan pada loket
perijinan, sehingga dapat meminimalkan waktu proses.
3. Upgrading Untuk Meningkatkan Performansi
Dari evaluasi proses value-added dan non value-added kegiatan
pengecekan lokasi pada saat proses dilakukan sangat lama untuk menentukan
jadwal pengecekan, hal tersebut disebabkan karena tidak adanya jadwal yang tetap
dalam petugas melakukan pengecekan lokasi. Dengan adanya jadwal pengecekan
akan lebih mempercepat proses pengecekan lokasi sehingga dengan jadwal yang
jelas akan lebih mengefisienkan waktu untuk menyelesaikan waktu proses
perijinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-52
4.6.2 Functional Flowchart Perbaikan Proses Bisnis
Setelah dilakukan analisis terhadap proses bisnis value-added maupun
non-value-added. Berikut merupakan functional flowchart dari usulan proses
bisnis perijinan.
1. Perijinan IMB
PERBAIKAN PROSES BISNIS PERIJINAN IMB
PEMOHON SEKRETARIS
PETUGAS
PENGECEKAN
LOKASI
KETUA
PETUGAS BAGIAN
PRINSIP, LOKASI,
IMB,DAN HO
MulaiMemeriksa
Berkas
Berkas
lengkap?
Mengisi formulir
penanaman modal
Tanda terima
Pengetikan data
pemohon
Paraf KASUBAG
Paraf KABAG
Perhitungan
SKPD/SKRD
Proses perijinan
SK
Berita acara hasil
pengecekan dan
rekomendasi
Pengecekan Lokasi
TTD SK
Kwitansi
Pembayaran
Penyerahan SK
Selesai
Paraf monitoring
Menentukan
Jadwal
Pengecekan
Paraf petugas loket
pada monitoring
ya
tidak
Formulir,fotocopy
pbb,fotocopy ijin
llokasi,Fotocopy
sertifikat,Surat
pernyataan,fotocopy
ktp
Mencatat
diagenda
Gambar 4.16 Functional flowchart usulan proses bisnis perijinan IMB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-53
2. Perijinan Prinsip dan Lokasi
PERBAIKAN PROSES BISNIS PERIJINAN PRINSIP DAN LOKASI
KETUASEKRETARIS
PETUGAS
PENGECEKAN
LOKASI
PETUGAS BAGIAN
PRINSIP, LOKASI,
IMB,DAN HO
PEMOHON
ya
tidak
TTD SK
Paraf KASUBAG
Memeriksa
Berkas
Menentukan
Jadwal
Pengecekan
Penyerahan SK
Perhitungan
SKPD/SKRD
Mulai
Paraf KABAG
Pengecekan Lokasi
Tanda terima
Mengisi formulir
penanaman modal
Kwitansi
Proses perijinan
SK
Selesai
Berita acara hasil
pengecekan dan
rekomendasi
Paraf petugas loket
pada monitoring
Pengetikan data
pemohon
Berkas
lengkap?
Pembayaran
Paraf monitoring
Berkas syarat
pengajuan
Mencatat
diagenda
Gambar 4.17 Functional flowchart usulan proses bisnis perijinan prinsip dan
lokasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-54
3. Perijinan HO
PERBAIKAN PROSES BISNIS PERIJINAN HO
KETUASEKRETARIS
PETUGAS
PENGECEKAN
LOKASI
PETUGAS BAGIAN
PRINSIP, LOKASI,
IMB,DAN HO
PEMOHON
Terima
ya
Memeriksaan
Berkas
Memeriksaan
Berkas
PembayaranPembayaran
Proses perijinan
SK
Proses perijinan
SK
MulaiMulai
KwitansiKwitansi
Diterima/
Ditolak?
Diterima/
Ditolak?
Paraf petugas loket
pada monitoring
Paraf petugas loket
pada monitoring
Berkas
lengkap?
Berkas
lengkap?
Paraf monitoringParaf monitoring
SelesaiSelesai
Tanda terima
TGL pemeriksaan
TGL Selesai,SK
Tanda terima
TGL pemeriksaan
TGL Selesai,SK
TTD SK
Perhitungan
SKPD/SKRD
Perhitungan
SKPD/SKRD
Paraf KABAGParaf KABAG
Pengecekan Lokasi Pengecekan Lokasi
Paraf KASUBAGParaf KASUBAG
Pengetikan data
pemohon
Pengetikan data
pemohon
Penyerahan SKPenyerahan SK
Sidang Hasil
Pemeriksaan
Sidang Hasil
Pemeriksaan
Berita acara hasil
pengecekan dan
rekomendasi
Berita acara hasil
pengecekan dan
rekomendasi
Mencatat
diagenda
Mencatat
diagenda
Mengisi Formulir
Penanaman modal
Mengisi Formulir
Penanaman modal
Fotocopy ktp,IMB,Surat
pernyataan
kepemilikan,pencegah
ganguan,persetujuan
tetangga
tidaktidak
Menentukan
Jadwal
Pengecekan
Menentukan
Jadwal
Pengecekan
Gambar 4.18 Functional flowchart usulan proses bisnis perijinan HO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-1
BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Pada bab ini dilakukan interpretasi hasil dari permasalahan pada standar
waktu pelayanan perijinan Kabupaten Sragen. Setelah itu, melakukan analisis
terhadap hasil perhitungan standar waktu perijinan dan usulan rancangan proses
bisnis.
5.1 Interpretasi Hasil
Pada subbab ini akan dilakukan interpretasi terhadap hasil penelitian.
Interpretasi yang dilakukan merupakan pembahasan analisis terhadap hasil
perhitungan standar waktu perijinan dari masing - masing perijinan.
5.1.1 Interpretasi Hasil Perhitungan Waktu Standar
Dari proses bisnis yang telah dibuat pada bab empat, kemudian
mempelajari dan memahami setiap tahapan perijinan yang ada di dalam proses
bisnis. Setelah itu, melakukan perhitungan standar waktu dengan menggunakan
waktu baku dan menghitung waktu non proses. Dari hasil perhitungan standar
waktu dengan menggunakan waktu baku pada bab empat, berikut adalah
interpretasi dari hasil perhitungan:
1. Perijinan SIUP
Dari pemetaan proses bisnis dengan functional flowchart yang sudah
dibuat pada bab empat. Dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal, serta
waktu baku. Kemudian menghitung waktu non proses dan diperoleh hasil
perhitungan waktu siklus 198,01 menit, untuk waktu normal 210,05 menit, dan
waktu baku 319,47 menit. Sedangkan untuk waktu non proses diperoleh 630,3
menit. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diketahui standar waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan perijinan SIUP dua hari kerja. Dari gambar
5.2 hasil perhitungan menunjukkan bahwa, 61% dari waktu baku merupakan
waktu siklus, sedangkan untuk waktu normal berperan 65% dari waktu baku. Dari
presentase apabila dijumlahkan lebih dari 100% karena pada waktu normal
terdapat penyesuaian yang diberikan pada tiap kegiatan maka waktu yang
dihasilkan akan lebih besar. Dari standar waktu dua hari kerja menunjukkan
bahwa sebesar 33,64% merupakan waktu proses dan untuk waktu non proses
sebesar 66,36%. Dari presentase faktor yang mempengaruhi waktu non proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-2
waktu lebih cepat, tahapan kegitan yang dilalui tidak telalu banyak untuk
menyelesaikan surat ijin sehingga menimbulkan waktu non proses yang lebih
lama. Waktu standar yang telah dihitung didapatkan dua hari kerja dimana waktu
standar tersebut menyatakan kemampuan rata-rata dari petugas untuk
menyelesaikan perijinan.
2. Perijinan TDP
Dari pemetaan proses bisnis dengan functional flowchart yang sudah
dibuat pada bab empat. Dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal, serta
waktu baku. Kemudian menghitung waktu non proses. hasil perhitungan dapat
dilihat pada gambar 5.1 diperoleh hasil perhitungan waktu siklus 223,57 menit,
untuk waktu normal 237,81 menit, dan waktu baku 344,61 menit. Sedangkan
untuk waktu non proses diperoleh 540,17 menit. Berdasarkan perhitungan yang
telah dilakukan diketahui standar waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
perijinan TDP dua hari kerja. Dari gambar 5.2 hasil perhitungan menunjukkan
bahwa, 64,87% dari waktu baku merupakan waktu siklus, sedangkan untuk waktu
normal berperan 69,01% dari waktu baku. Dari presentase apabila dijumlahkan
lebih dari 100% karena pada waktu normal terdapat penyesuaian yang diberikan
pada tiap kegiatan maka waktu yang dihasilkan akan lebih besar. Dari standar
waktu dua hari kerja menunjukkan bahwa sebesar 38,95% merupakan waktu
proses dan untuk waktu non proses sebesar 61,05%. Dari presentase faktor yang
mempengaruhi waktu non proses lebih besar dari waktu proses karena kegiatan
dalam menyelesaikan perijinan dapat diselesaikan dalam kurun waktu lebih cepat,
tahapan kgitan yang dilalui tidak telalu banyak untukmenyelesaikan surat ijin
sehingga menimbulkan waktu non proses yang lebih lama. Waktu standar yang
telah dihitung didapatkan dua hari kerja dimana waktu standar tersebut
menyatakan kemampuan rata-rata dari petugas untuk menyelesaikan perijinan.
3. Perijinan IMB
Dari pemetaan proses bisnis dengan functional flowchart yang sudah
dibuat pada bab empat. Dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal, serta
waktu baku. Kemudian menghitung waktu non proses. hasil perhitungan dapat
dilihat pada gambar 5.1 diperoleh hasil perhitungan waktu siklus 2368,70 menit,
untuk waktu normal 2513,68 menit, dan waktu baku 2985,71 menit. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-3
untuk waktu non proses diperoleh 1271,57 menit. Berdasarkan perhitungan yang
telah dilakukan diketahui standar waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
perijinan IMB sembilan hari kerja. Dapat dilihat pada gambar 5.2 hasil
perhitungan menunjukkan bahwa, 79,33% dari waktu baku merupakan waktu
siklus, sedangkan untuk waktu normal berperan 84,19% dari waktu baku. Dari
presentase apabila dijumlahkan lebih dari 100% karena pada waktu normal
terdapat penyesuaian yang diberikan pada tiap kegiatan maka waktu yang
dihasilkan akan lebih besar. Dari standar waktu sembilan hari kerja menunjukkan
bahwa sebesar 70,13% merupakan waktu proses dan untuk waktu non proses
sebesar 29,87%. Dari presentase faktor yang mempengaruhi waktu proses lebih
besar dari waktu non proses karena untuk menyelesaikan perijinan tahapan
kegiatan yang dilakukan banyak sehingga pekerjaan memerlukan waktu lama
yang mempengaruhi waktu proses lebih besar dan sebisa mungkin meminimalkan
waktu non proses karena untuk mengefisikan waktu sehingga untuk
menyelesaikan perijinan akan lebih cepat. Waktu standar yang telah dihitung
didapatkan dua hari kerja dimana waktu standar tersebut menyatakan kemampuan
rata-rata dari petugas untuk menyelesaikan perijinan.
4. Perijinan Prinsip dan Lokasi
Dari pemetaan proses bisnis dengan functional flowchart yang sudah
dibuat pada bab empat. Dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal, serta
waktu baku. Kemudian menghitung waktu non proses. hasil perhitungan dapat
dilihat pada gambar 5.1 diperoleh hasil perhitungan waktu siklus 2070,27 menit,
untuk waktu normal 2250,57 menit, dan waktu baku 3170,34 menit. Sedangkan
untuk waktu non proses diperoleh 1156,50 menit. Berdasarkan perhitungan yang
telah dilakukan diketahui standar waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
perijinan prinsip dan lokasi sembilan hari kerja. Dapat dilihat pada gambar 5.2
hasil perhitungan menunjukkan bahwa, 65,30% dari waktu baku merupakan
waktu siklus, sedangkan untuk waktu normal berperan 70,99% dari waktu baku.
Dari presentase apabila dijumlahkan lebih dari 100% karena pada waktu normal
terdapat penyesuaian yang diberikan pada tiap kegiatan maka waktu yang
dihasilkan akan lebih besar. Dari standar waktu sembilan hari kerja menunjukkan
bahwa 73,27% merupakan waktu proses dan untuk waktu non proses sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-4
26,73%. Dari presentase faktor yang mempengaruhi waktu proses lebih besar dari
waktu non proses karena untuk menyelesaikan perijinan tahapan kegiatan yang
dilakukan banyak sehingga pekerjaan memerlukan waktu lama yang
mempengaruhi waktu proses lebih besar dan sebisa mungkin meminimalkan
waktu non proses karena untuk mengefisikan waktu sehingga untuk
menyelesaikan perijinan akan lebih cepat. Waktu standar yang telah dihitung
didapatkan dua hari kerja dimana waktu standar tersebut menyatakan kemampuan
rata-rata dari petugas untuk menyelesaikan perijinan.
5. Perijinan HO
Dari pemetaan proses bisnis dengan functional flowchart yang sudah
dibuat pada bab empat. Dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal, serta
waktu baku. Kemudian menghitung waktu non proses. hasil perhitungan dapat
dilihat pada gambar 5.1 diperoleh hasil perhitungan waktu siklus 2202,03 menit,
untuk waktu normal 2393,03 menit, dan waktu baku 3446,24 menit. Sedangkan
untuk waktu non proses diperoleh 988,40 menit. Berdasarkan perhitungan yang
telah dilakukan diketahui standar waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
perijinan HO sembilan hari kerja. Dapat dilihat pada gambar 5.2 hasil perhitungan
menunjukkan bahwa, 63,90% dari waktu baku merupakan waktu siklus,
sedangkan untuk waktu normal berperan 69,44% dari waktu baku. Dari presentase
apabila dijumlahkan lebih dari 100% karena pada waktu normal terdapat
penyesuaian yang diberikan pada tiap kegiatan maka waktu yang dihasilkan akan
lebih besar. Dari standar waktu sembilan hari kerja menunjukkan bahwa 77,71%
merupakan waktu proses dan untuk waktu non proses sebesar 22,29%. Dari
presentase faktor yang mempengaruhi waktu proses lebih besar dari waktu non
proses karena untuk menyelesaikan perijinan tahapan kegiatan yang dilakukan
banyak sehingga pekerjaan memerlukan waktu lama yang mempengaruhi waktu
proses lebih besar dan sebisa mungkin meminimalkan waktu non proses karena
untuk mengefisikan waktu sehingga untuk menyelesaikan perijinan akan lebih
cepat. Waktu standar yang telah dihitung didapatkan dua hari kerja dimana waktu
standar tersebut menyatakan kemampuan rata-rata dari petugas untuk
menyelesaikan perijinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-5
6. Perijinan Reklame Papan dan Kain
Dari pemetaan proses bisnis dengan functional flowchart yang sudah
dibuat pada bab empat. Dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal, serta
waktu baku. Kemudian menghitung waktu non proses. hasil perhitungan dapat
dilihat pada gambar 5.1 diperoleh hasil perhitungan waktu siklus 53,53 menit,
untuk waktu normal 237,81 menit, dan waktu baku 94,58 menit. Sedangkan untuk
waktu non proses diperoleh 0,00 menit. Berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan diketahui standar waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
perijinan reklame papan dan kain satu hari kerja. Dapat dilihat pada gambar 5.2
hasil perhitungan menunjukkan bahwa, 56,60% dari waktu baku merupakan
waktu siklus, sedangkan untuk waktu normal berperan 2% dari waktu baku. Dari
presentase apabila dijumlahkan lebih dari 100% karena pada waktu normal
terdapat penyesuaian yang diberikan pada tiap kegiatan maka waktu yang
dihasilkan akan lebih besar. Dari standar waktu dua hari kerja tersebut
menunjukkan bahwa 100% merupakan waktu proses dan waktu non proses
berperan 0,00%. Dari presentase waktu proses lebih besar dari waktu non proses
karena untuk menyelesaikan perijinan tahapan kegiatan yang dilakukan banyak
sehingga pekerjaan memerlukan waktu lama, serta dalam kegiatan menyelesaikan
perijinan rekalme papan dan kain tanpa perlu adanya waktu non proses karena
kegiatan perijinan tidak perlu adanya waktu non proses. Waktu standar yang telah
dihitung didapatkan dua hari kerja dimana waktu standar tersebut menyatakan
kemampuan rata-rata dari petugas untuk menyelesaikan perijinan.
5.2 Analisis Hasil
Pada subbab ini akan dilakukan analisis terhadap hasil penelitian. Analisis
yang dilakukan dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama membahas analisis
perbandingan dari standar waktu dan bagian kedua membahas analisis usulan
perbaikan proses bisnis pada proses perijinan.
5.2.1 Analisis Perbandingan Waktu Standar Awal dan Perhitungan
Dari hasil rekap perhitungan bab empat, diperoleh hasil perbandingan dari
tiap perijinan. Hasil rekap perhitungan dapat dilihat pada tabel 5.1 antara lain
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-6
Tabel 5.1 Tabel Perbandingan Standar Waktu
No Nama Perijinan
Perbandingan Standar waktu
Awal Hitung
1 SIUP 3 hari kerja 2 hari kerja
2 TDP 3 hari kerja 2 hari kerja
3 IMB 10 hari kerja 9 hari kerja
4 Prinsip 10 hari kerja 9 hari kerja
5 Lokasi 10 hari kerja 9 hari kerja
6 Ho 6 hari kerja 9 hari kerja
7 Reklame Kain 1 hari kerja 1 hari kerja
8 Reklame Papan 1 hari kerja 1 hari kerja
Pada perijinan SIUP didapatkan hasil perhitungan lebih cepat dari waktu
standar yang telah ditetapkan. Pada perijinan SIUP dapat diselesaikan lebih cepat
karena petugas sangat sedikit melakukan waktu delay. Dengan tanpa adanya
pengecekan lokasi pada perijinan SIUP maka lebih mempercepat terselesaikannya
surat ijin. Begitu juga pada perijinan TDP yang dapat diselesaikan lebih cepat,
dari hasil perhitungan petugas rata-rata dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
waktu tanpa adanya waktu delay yang lama.
Perijinan Prinsip dan lokasi, serta IMB yang masih terjadi keterlambatan,
setelah dilakukan pengamatan dan perhitungan yang mempengaruhi
keterlambatan tersebut adalah waktu delay yang sangat lama serta tidak
terjadwalnya pengecekan lokasi. Dimana untuk perijinan prinsip dan lokasi, serta
IMB perlu adanya pengecekan secara langsung. Tidak terjadwalnya pengecekan
lokasi membuat kordinasi antara petugas cek lokasi dengan dinas lingkungan yang
membuat waktu delay menjadi lama. Pengecekan dilakukan sewaktu-waktu
sehingga sering menghambat proses perijinan. Dengan melakukan penjadwalan
perijinan dapat dilakukan lebih cepat dari standar waktu yang sudah ada sesuai
dengan hasil perhitungan. Petugas dapat menyelesaikan rata-rata perijinan bisa
lebih cepat dari standar waktu dengan meminimalkan waktu delay pada saat
proses pengecekan lokasi. Sehingga dapat dilakukan perbaikan proses dengan BPI
untuk melakukan upgrading proses agar terjadwal secara jelas.
Pada hasil perhitungan standar waktu perijinan HO didapatkan hasil lebih
lam dari waktu standar yang sudah ada. Hal ini disebabkan karena memang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-7
kurangnya waktu untuk menyelesaikan perijinan HO dilihat dari beberapa
kegiatan proses bisnis tahapan perijinan. Maka hasil perhitungan
Standar waktu perijinan reklame papan dan kain yang sudah ada, perijinan
dapat diselesaikan tepat waktu. Ketepatan waktu menunjukkan proses perijinan
sudah baik. Pada kegiatan proses perijinan dilakukan dengan baik oleh petugas.
Pada perijinan reklame papan dan kain dapat diselesaikan dalam waktu satu hari
kerja.
5.2.2 Analisis Perbaikan Proses Bisnis
Dari hasil perbandingan standar waktu maka ada beberapa tahap yang
dapat dilakukan perbaikan proses bisnis. Sehingga dapat mengefisiensi waktu
perijinan. Perbandingan proses bisnis awal dengan proses bisnis usulan dapat
dilihat pada Tabel 5.2
Tabel 5.2 Tabel BPI proses bisnis awal dan usulan
No. Business process
Improvment Proses Bisnis Awal Proses Bisnis Usulan
1. Eliminasi
Terjadi wasting time
pada saat petugas
akan melanjutkan
pada kegiatan
berikutnya.
Mengeliminasi waktu
tunggu
Memberikan waktu
tunggu normal,dimana
tidak membuat
pekerjaan menjadi
semakin lama.
2. Integrasi/penggabungan
Pada bagian tata
usaha melakukan
kegiatan meneliti
berkas.
Kegiatan meneliti
berkas pada tata usaha
dapat digabungkan
pada saat berkas
berada diloket,
sehingga petugas loket
sudah melakukan
kegiatan meneliti
berkas terlebih dulu.
Upgrading
Pada saat
pengecekan lokasi
masih belum
terjadwal
Dilakukan
penjadwalan secara
jelas untuk kegiatan
pengecekan lokasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-8
Eliminasi proses dilakukan dengan menghilangkan proses-proses yang
tidak memberi nilai tambah terhadap sistem perijinan. Idealnya semua proses
NVA dieliminasi. Namun demikian, tidak semua proses NVA dapat dieliminasi
karena terdapat beberapa proses yang harus tetap ada. Contoh, pada saat petugas
akan melakukan proses selanjutnya yaitu tanda tangan pengesahan ketua BPT
terkadang petugas melakukan waktu tunggu, karena tidak setiap saat ketua berada
dikantor.
Proses yang dilakukan eliminasi, pada saat proses setelah petugas menulis
pada agenda kemudian melakukan penumpukan berkas atau menunggu proses
selanjutnya memasukkan data pada komputer. Kegiatan menumpuk berkas
merupakan kegiatan wasting time. Dengan mengeliminasi waktu tunggu maka
dapat mempercepat terselesaikannya perijinan. Sehingga dapat meminimalkan
waktu waktu proses perijinan.
Integrasi proses dilakukan dengan menggabungkan beberapa proses value
added. Integrasi yang dilakukan pada proses bisnis perijinan pada bab empat yaitu
pada proses pengecekan yang dilakukan bagian Tata Usaha, kegiatan yang
dilakukan adalah mengecek kelengkapan kembali setelah dari loket. Kegiatan
tersebut merupakan pemborosan waktu sehingga proses dapat dilakukan pada
loket perijinan, karena proses ini mempunyai fungsi yang sama. Keuntungan
dengan melakukan penggabungan proses adalah dapat mencegah proses yang
identik dan mempercepat aliran proses perijinan.
Proses upgrading ini dapat dilakukan uuntuk menambah value added pada
proses bisnis yang sudah ada sehingga meningkatkan performansi. Dari evaluasi
proses bisnis kegiatan perijinan, pada saat proses pengecekan lokasi dilakukan
sangat lama dalam menentukan jadwal pengecekan, hal tersebut disebabkan
karena tidak adanya jadwal yang tetap dalam petugas melakukan pengecekan
lokasi. Dengan begitu dilakukan pembuatan jadwal pengecekan lokasi secara jelas
sehingga akan mempermudah dan mempercepat proses dalam melakukan
pengecekan lokasi. Maka proses pengecekan akan lebih mengefisienkan waktu
untuk menyelesaikan waktu proses perijinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-1
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diberikan beberapa kesimpulan dan saran dari penelitian
yang dilakukan. Kesimpulan dari penelitian merupakan jawaban dari tujuan
penelitian yang ingin dicapai. Sedangkan saran berisi tentang hal-hal yang harus
dipertimbangkan pada penelitian selanjutnya agar diperoleh hasil yang lebih baik.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan
sebagai beriktu :
1. Perhitugnan waktu standar perijinan didapatkan hasil sebagai berikut :
perijinan SIUP standar waktu hasil perhitungan sebesar 2 hari kerja, perijinan
TDP 2 hari kerja, perijinan IMB 9 hari kerja, perijinan prinsip lokasi 9 hari
kerja, perijinan HO 9 hari kerja, dan perijinan reklame papan dan kain 1 hari
kerja.
2. Dari hasil evaluasi proses bisnis perijinan, usulan perbaikan proses bisnis
adalah mengeliminasi waktu tunggu yang terlalu lama, melakukan
penggabungan pada proses yang dilakukan berulang pada proses meneliti
berkas, melakukan penjadwalan secara jelas pada saat proses pengecekan
lokasi.
6.2 Saran
1. Saran sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya adalah peneliti ini belum
memperhitungkan penataan tiap loket perijinan, sehingga pada penelitian
selanjutnya, penataan loket perijinan serta banyaknya petugas perlu
diperhitungkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
2. Perlu adanya pengimplementasian perbaikan proses bisnis usulan yang telah
dievaluasi sebelumnya, agar diperoleh proses bisnis yang lebih baik dan
meningkatkan performansi instansi.