Penemuan manusia purba dan hasilnya

15
Asri Destiani Maria Fitri . S M. B. Y. Habibie M. Lazuardi Faiz Raka Deni P Vini Fakhriyani . U KELOMPOK 3:

Transcript of Penemuan manusia purba dan hasilnya

Page 1: Penemuan manusia purba dan hasilnya

Asri Destiani Maria Fitri . S M. B. Y. Habibie M. Lazuardi Faiz Raka Deni P Vini Fakhriyani . U

KELOMPOK 3:

Page 2: Penemuan manusia purba dan hasilnya

PENEMUAN MANUSIA PURBA DAN HASILNYA

Page 3: Penemuan manusia purba dan hasilnya

Penemuan manusia purba diawali dengan kegiatan penggalian di tempat-tempat yang diyakini terdapat fosil-fosil manusia purba.

Penelitian ilmiah mengenai fosil dimulai pada akhir abad ke-19. Penelitian Paleoantropologi manusia purba di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu 1889-1909, 1931-1941, dan 1952 hingga sekarang.

Page 4: Penemuan manusia purba dan hasilnya

Jenis-Jenis Manusia Purba1. Meganthropus paleojavanicus

Megantropus Paleo Javanicus ditemukan oleh Ralph von Koeningswald pada tahun 1936-1941 di daerah Sangiran (Kabupaten Sragen, Jawa Tengah)

Ciri-cirinya:

- Dianggap paling tua (hidup antara 2 sampai 1 juta tahun yang lalu)

- bentuk fisik yang besar

- Rahang nya kuat, mempunyai badan yang tegap dan geraham yang besar

- Makanannya tumbuhan

- Muka terkesan kuat

- Tulang pipi tebal, dagu tidak ada

- Tonjolan kening mencolok

- Tonjolan belakang kepala tajam

- Volume otaknya sekitar 1000cc

- Otot-otot tengkuk kuat dan

- Tonjolan kening yang menyolok dan tonjolan belakang kepala yang tajam dan besar untuk otot-otot tengkuk yang kuat

Page 5: Penemuan manusia purba dan hasilnya

2. Pithecantropus

Fosil jenis Pithecantropus ini ternyata paling banyak ditemukan di Indonesia, sehingga dapat dikatakan bahwa kala pleistosen di Indonesia didominasi oleh manusia Pithecantropus. Pithecantropus hidup di kala pleistosen awal, tengah, dan akhir.

Ditemukan oleh Weidenreich dan Ralph von Koeningswald pada tahun 1936 di daerah Mojokerto, Kedungbrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong. Hidupnya di lembah-lembah atau di kaki pegunungan dekat perairan darat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Ciri-cirinya :

- tubuh berkisar antara 165 - 180 cm

- dengan badan dan anggota badan yang tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus

- Dagu belum ada dan hidungnya lebar

- Volume otaknya berkisar antara 750 - 1300 cc

- hidup antara 2 juta - 200.000 tahun yang lalu

Page 6: Penemuan manusia purba dan hasilnya

Jenis-jenis Pithecantropus

1)      Mojokertensis, artinya manusia kera dari Mojokerto, ditemukan oleh Von Koenigswald di Mojokerto tahun 1936 pada lapisan pleistosen bawah.

2)      Pithecantropus Robustus, artinya manusia kera yang perkasa; ditemukan oleh Von Koenigswald dan F.Weidenrich pada tahun 1939 ada pada lapisan pleistosen tengah di lembah Bengawan Solo, Sangiran, Jawa Tengah.

3)      Pithecantropus Erectus, (pithecos = kera; Erectus = berdiri tegak; manusia kera berjalan tegak), artinya manusia kera yang berjalan tegak, yang ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890 di Kedung Brubus, Trinil, Ngawi di tepi sungai Bengawan Solo yang ada pada lapisan pleistosen tengah.Jenis manusia ini mempunyai isi atau volume otak 900 cc, tulang keningnya menonjol ke muka, bagian hidung bergandeng menjadi satu. Ciri-ciri lainnya, tulang dahinya lurus ke belakang, tulang kakinya sudah cukup besar, gerahamnya masih besar.Tinggi berkisar antara 165 - 170 cm dan berat badannya sekitar 100 kg.

4)     Di daratan Asia, jenis Pithecantropus ini ditemukan di gua-gua di Chuokoutien,Peking, Cina; maka dikenal dengan nama Pithecantropus/ Sinanthropus Pekinensis (manusia kera dari Peking). Di Afrika ditemukan di Kenya dan dikenal dengan sebutan Austrolopithecus Africanus. Pithecantropus masih hidup berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka belum dapat memasak, jadi makanan dimakan tanpa terlebih dahulu dimasak. Mereka tinggal di tempat-tempat terbuka dan selalu hidup berkelompok.

Page 7: Penemuan manusia purba dan hasilnya

3. HomoJenis manusia Homo berasal dari lapisan pleistosen atas, lebih muda dari jenis-jenis

manusia sebelumnya. Homo mempunyai ciri-ciri yang lebih progresif dari pada Pithecanthropus. Isi otaknya antara 1000-1200 cc, dengan rata-rata 1350-1450 cc. Tinggi tubuhnya juga bervariasi antara 130-150 cm, demikian pula beratnya antara 30-150 kg. Otaknya lebih berkembang, terutama kulit otaknya. Bagian belakang tengkorak, juga membulat dan tinggi, otak kecilnya sudah berkembang dan otot-otot tengkuk sudah banyak mengalami reduksi. Ini disebabkan oleh alat pengunyahnya yang menyusut lebih lanjut, gigi mengecil demikian pula rahang, serta otot-otot kunyahnya dan muka tidak begitu menonjol lagi ke depan. Letak tengkorak di atas tulang belakang sudah lebih seimbang. Berjalan dan berdiri lebih sempurna dan koordinasi otot sudah jauh lebih sempurna. Jenis ini antara lain:

1.   Homo Soloensis, artinya manusia dari Solo, yang ditemukan di Ngandong lembah sungai Bengawan Solo oleh Von Koenigswald pada tahun 1931-1934.

2.   Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak, yang ditemukan di lembah sungai Brantas, Wajak, Tulungagung, Jawa Timur oleh Eugene Dubois tahun 1889. Homo Wajakensis hidup antara 25.000-40.000 tahun yang lalu.Homo Wajakensis merupakan Homo sapiens pertama di Asia.Ditemukan olehVan Reictshotten, pada tahun 1889, di desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur.

Page 8: Penemuan manusia purba dan hasilnya

Homo Sapiens

Homo Sapiens artinya manusia cerdas, yang ditemukan di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur oleh Von Rietschoten pada tahun 1892. Jenis homo Sapiens berasal dari zaman Holosen atau Alluvium yang hidup kurang lebih 20.000 tahun yang lalu. Kehidupan manusia ini sudah lebih maju dari manusia pendahulunya; mereka sudah pandai memasak, menguliti binatang buruannya dan kemudian membakarnya

Sinanthropus pekinensis

Sinanthropus pekinensis adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di gua naga daerah Peking negara Cina oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich. Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh atau badan yang mirip serta hidup di era zaman yang bersamaan. Sinanthropus pekinensis memiliki volume isi otak sekitar kurang lebih 900 sampai 1200 cm kubik.

Homo Rhodensiensis

Homo rhodesiensis adalah spesies hominin yang dideskripsikan dari fosil Manusia Rhodesian. Sisa fosil mereka berusia 300.000 hingga 125.000 tahun yang lalu pada zaman Pleistosen. Fosil spesies ini ditemukan pertama kali pada tahun 1921 oleh Tom Zwiglaar di Rhodesia Utara (kini Kabwe, Zambia).

Page 9: Penemuan manusia purba dan hasilnya

Homo floresiensisHomo floresiensis ("Manusia Flores", dijuluki Hobbit) adalah nama yang diberikan

oleh kelompok peneliti untuk spesies dari genus Homo, yang memiliki tubuh dan volume otak kecil, berdasarkan serial subfosil (sisa-sisa tubuh yang belum sepenuhnya membatu) dari sembilan individu yang ditemukan di Liang Bua, Pulau Flores, pada tahun 2001. Kesembilan sisa-sisa tulang itu menunjukkan postur paling tinggi sepinggang manusia moderen (sekitar 100 cm).

Para pakar antropologi dari tim gabungan Australia dan Indonesia berargumen menggunakan berbagai ciri-ciri, baik ukuran tengkorak, ukuran tulang, kondisi kerangka yang tidak memfosil, serta temuan-temuan sisa tulang hewan dan alat-alat di sekitarnya. Usia seri kerangka ini diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun yang lalu.

Homo sapiens bassilusDitemukan di Perancis.

Ciri-cirinya adalah dahinya tidak lagi miring dan telah memiliki dagu

Eoabthropus dowson / PiltdownDitemukan di Inggris.Menurut para ahli digolongkan ke dalam Homo sapiens dan

diperkirakan hidup pada zaman Divilium Muda.

Page 10: Penemuan manusia purba dan hasilnya

Hasil Kebudayaan Zaman Batu Tua

Kapak Perimbas

Kapak ini terbuat dari batu, tidak memiliki tangkai, digunakan dengan

cara menggengam. Dipakai untuk menguliti binatang, memotong kayu, dan memecahkan tulang binatang buruan. Kapak perimbas banyak ditemukan di daerah-daerah di Indonesia, termasuk dalam Kebudayaan Pacitan. Kapak perimbas dan kapak genggam dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba Pithecantropus.

Contoh kapak perimbas:

Page 11: Penemuan manusia purba dan hasilnya

Kapak Genggam

Kapak genggam memiliki bentuk hampir sama dengan jenis kapak penetak

dan perimbas, namun bentuknya jauh lebih kecil. Fungsinya untuk membelah kayu, menggali umbi-umbian, memotong daging hewan buruan, dan keperluan lainnya. Pada tahun 1935, peneliti Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah kapak genggam di Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Karena ditemukan di Pacitan maka disebut Kebudayaan Pacitan.

Contoh kapak genggam:

Page 12: Penemuan manusia purba dan hasilnya

Alat-alat Serpih (Flakes)

Alat-alat serpih terbuat dari pecahan-pecahan batu kecil, digunakan sebagai alat penusuk, pemotong daging, dan pisau. Alatalat serpih banyak ditemukan di daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, masih termasuk Kebudayaan Ngandong.

Contoh alat-alat serpih:

Page 13: Penemuan manusia purba dan hasilnya

Perkakas dari Tulang dan Tanduk

Perkakas tulang dan tanduk hewan banyak ditemukan di daerah Ngandong, dekat Ngawi, Jawa Timur. Alat-alat itu berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek, dan mata tombak. Oleh peneliti arkeologis perkakas dari tulang disebut sebagai Kebudayaan Ngandong. Alat-alat serpih dan alat-alat dari tulang dan tanduk ini dibuat dan digunakan oleh jenis manusia purba Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.

Contoh perkakas dari tulang dan tanduk:

Page 14: Penemuan manusia purba dan hasilnya

Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark, Kjokken berarti dapur dan modding artinya sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah sampah dapur berupa kulit-kulit siput dan kerang yang telah bertumpuk selama beribu-ribu tahun sehingga membentuk sebuah bukit kecil yang beberapa meter tingginya. Fosil dapur sampah ini banyak ditemukan di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera.

Contoh kjokkenmoddinger:

Dan masih banyak lagi hasil kebudayaan-kebudayaan zaman batu tua

Page 15: Penemuan manusia purba dan hasilnya

SELESAI