Penempatan Pasien Berdasarkan Cara Penularan
-
Upload
andri-nugraha -
Category
Documents
-
view
113 -
download
12
Transcript of Penempatan Pasien Berdasarkan Cara Penularan
Logo RSHS
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT
NOMOR
REVISI KEHALAMAN :
1 s/d 4
PROSEDUR TETAP
PENEMPATAN PASIEN BERDASARKAN CARA PENULARAN (AIRBORNE, DROPLET DAN KONTAK )
TANGGAL TERBIT
01-01-2012
DITETAPKAN OLEH:
Direktur Utama,
H. Bayu Wahyudi, dr., SpOG., MPHM.
NIP. : 196203011990031004
1. Pengertian
Penempatan pasien adalah suatu upaya untuk mencegah transmisi mikroorganisme berdasarkan cara penularan penyakitnya yang terdiri dari 3 jenis yaitu airborne, droplet, dan kontak yang terjadi di rumah sakit.
2. Tujuan
Sebagai acuan dalam melaksanakan pencegahan dan pengendalian terjadinya infeksi silang di rumah sakit
3. Kebijakan
Semua petugas kesehatan ( dokter dan perawat ) dapat menempatkan pasien sesuai dengan cara penularan penyakitnya.
4. Prosedur
Penempatan pasien berdasarkan cara penularan/transmisi mikroorganisme : A. Penularan lewat udara (airborne) 1. Contoh penyakit : campak, varisela dan tuberkulosis 2. Penempatan pasien :
a. Ruangan dengan aliran udara negatif / negative air flow - Minimal pergantian udara enam kali setiap jam
- Pembuangan (exhaust) udara keluar yang memadai atau penggunaan filter tingkat tinggi termonitor sebelum udara beredar ke seluruh rumah sakit
- Jagalah agar pintu tetap tertutup dan pasien tetap dalam ruangan
b. Bila tidak tersedia Ruangan dengan aliran udara negatif tempatkan pasien tersendiri (single rooms).
c. Apabila Sigle rooms tidak tersedia, tempatkan pasien dalam ruangan dengan pasien lain yang terinfeksi mikroorganisme yang sama (kohor), dan tidak ada infeksi lain
3. Proteksi Respirasi
Gunakan pelindung pernafasan waktu masuk ke ruang pasien yang diketahui atau diduga mengidap tuberkulosis, campak atau varisela
B. Penularan Lewat Droplet 1. Contoh Penyakit : Invasive H. Influenza tipe B, termasuk meningitis, pneumonia dan sepsis
Invasive N. Meningitis, termasuk meningitis, pneumonia dan sepsis
Invasive S Pneumonia multidrug resisten, termasuk meningitis, pneumonia, sinusitis, dan otitis media
Bakteri infeksi saluran nafas lain dengan transmisi droplet :
Dipteria (pharingeal)
Mycoplasma pneumoniae
Pertusis
Pneumoniae plague
Streptococcal pharyngitis,pneumoniae, atau scarlef fever pada bayi dan anak-anak
Infeksi virus serius dengan transmisi droplet, termasuk :
Adenovirus
Influenzae
Mumps
Pavovirus B 19
Rubella
2. Penempatan pasien : Tempatkan pasien pada ruang tersendiri atau bersama pasien lain dengan infeksi aktif organisme yang sama, tetapi tidak ada infeksi lain (kohort) dan bila ruang untuk kohort tidak memungkinkan, buatlah jarak pemisah minimal tiga kaki (2,5 meter) antara pasien terinfeksi dengan pasien lain dan pengunjung. 3. Pemakaian masker : Masker dipakai bila berada / bekerja dengan jarak kurang dari 2,5 meter dari pasien C. Penularan Lewat Kontak 1. Contoh penyakit :
Infeksi gastrointestinal, respirasi, kulit atau luka atau kolonisasi bakteri yang multidrug resistant sesuai keputusan program pemberantasan Infeksi enterik dengan dosis infeksi rendah atau berkepanjangan termasuk :
Clsotridium difficile
Enterohemorrhage, E. Coli, Shigella, Hepatitis A atau Rotavirus pada pasien inkontenta.
RSV(Respiratory Syncytial Virus), para influenza virus, atau infeksi enterovital pada bayi dan anak-anak
Infeksi kulit yang sangat menular atau yang bisa timbul pada kulit kering, termasuk :
Diphtheria (kulit)
Hervez Simplex virus (neonatus atau mucocutaneus) Impetigo
Abses besar, selulitis atau dekubitus
Pedikulosis
Scabies
Staphylococcal furuncolosis pada bayi dan anak-anak
Staphylococcal scalded skin syndrome Zoster (disemianta atau immunocompromised host) Viral/hemorrhagic conjuntivitis Viral hemorrhagic fever (lassa fever atau Marburg virus)
2. Penempatan pasien Tempatkan pada kamar tersendiri atau bersama pasien lain dengan infeksi aktif organisme yang sama tetapi tanpa infeksi lain. 3. Pemakaian Alat Pelindung Perorangan (APP)
a. Sarung Tangan Pakailah sarung tangan waktu masuk dan selama dalam ruangan pasien, lepaskan waktu akan meninggalkan ruangan, kemudian cuci tangan dengan antiseptik. Setelah membuka sarung tangan dan cuci tangan, usahakan agar tangan tidak menyentuh permukaan atau barang apapun yang berpotensi terkontaminasi b. Pemakaian gaun Pakailah gaun waktu masuk kamar pasien, bila diperkirakan (pakaian) petugas akan kontak . Lepaskan gaun saat akan meninggalkan ruangan.
5. Instansi TerkaitRuangan perawatan
6. Dokumen Terkait6.1. Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit, Depkes 2001
6.2. Pedoman manajerial pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya , Depkes 2007
6.3. Pedoman Pencegahan Infeksi untuk fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas , Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo dan JHPIEGO 2004
6.4. Fundamental Of Nursing, Pearson Education 2004
6.5. Pelatihan Dasar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial , Perdalin Jaya 20056.6. Pelatihan lanjutan Pencegahan &nPengendalian Infeksi Nosokomila , Perdalin Jaya 20066.7.Practical Guidelines For Infection Control In Health care Facilities , WHO 2003
PAGE 1