TANTANGAN DOKTER GIGI MENGHADAPI COVID-19...Penularan dan penyebaran Covid-19 yang sangat mungkin...

35
TANTANGAN DOKTER GIGI MENGHADAPI COVID-19 OLEH HANANTO SENO KETUA UMUM PB.PDGI

Transcript of TANTANGAN DOKTER GIGI MENGHADAPI COVID-19...Penularan dan penyebaran Covid-19 yang sangat mungkin...

TANTANGAN DOKTER GIGIMENGHADAPI COVID-19

OLEHHANANTO SENO

KETUA UMUM PB.PDGI

PENDAHULUAN1. MINGGU TERAKIR BULAN DESEMBER 2019

DI KOTA WUHAN ( 27 ORANG ), RADANG PARU BERAT, AKIBAT “Novel Corona Virus”

2. FEB. 2020 WHO, MENGUMUMKAN GLOBAL PANDEMI: Corona Virus Disease 2019 ( COVID19 )

3. 2 MARET 2020, RI-1 MENGUMUMKAN COVID19 MASUK INDONESIA ( 2 ORANG POSITIF COVID19 )

4. PERKEMBANGAN SANGAT CEPAT KE SELURUH DUNIA LEBIH 188 NEGARA, TERMASIK INDONESIA

Waspada Covid-19

Penyakit Covid-19 yang diakibatkan oleh infeksi dari virus corona atau SARS-COV-2 dapat menular melalui droplet dengan media mulut, hidung juga mata.Selain petugas medis yang menangani pasien konfirmasi Covid-19 secara langsung, dokter gigi juga dianggap rentan tertular Covid-19 karena sangat dekat dengan sumber droplet saat memeriksa pasien sakit gigi dan gusi.Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Dr drg R M Sri Hananto Seno, membenarkan bahwa dokter gigi memang sangat berpotensi atau rentan terhadap penularan Covid-19 melalui droplet.

KOMPAS.com; 20-03-2020

Petugas Medis Berisiko Terpapar Covid-19 lewat Udara, Ini SebabnyaGigi dan gusi merupakan organ tubuh yang ada di dalam mulut. Dalam melakukan pengobatan gigi ataupun gusi seorang pasien, secara langsung dokter gigi akan berkomunikasi dan melakukan kontak terhadap pasien dalam jarak yang sangat dekat.“Tidak mungkin dokter gigi meriksa gigi jaraknya jauh, satu meter misal. Pastinya kalau meriksa gigi pasien otomatis dekat sekali kontak dengan mereka,” kata Seno dalam diskusi online bertajuk Pentingnya Sikat Gigi Malam di Hari Kesehatan Gigi dan Mulut 2020, Pepsodent WOHD,Jakarta, Jumat (20/3/2020).

Penularan dan penyebaran Covid-19 yang sangat mungkin terjadi pada dokter gigi melalui pasien yang tidak diketahui positif ataupun negatif Covid-19, maka dokter gigi juga memiliki protokol sendiri dalam praktek pengobatannya.

Wabah yang tidak terkendali lagi maka semua pasien dinyatakan1. OPD : Orang Dalam Pemantauan, atau2. PDP : Pasien dalam pengawasan, atau3. OPT : Orang Pembawa Tersembunyi /

OTG : Orang Tanpa Gejala

Berikut protokol singkat yang berlaku untuk dokter gigi agar terhindar dari penularan Covid-19 saat mengobati pasiennya.

Permukaan lidah keputihan

Peradangan gusi serta mulut lembak & lebih kering

Pasien datang

1. Sebelum masuk ke ruang tunggu, pasien harus ditanya apakah ada demam, batuk atau sesak napas, sakit tenggorokan, dan di cek suhu tubuhnya. Jika tidak ada tanda-tanda diatas suhu tubuh pasien tidak melebihi > / = 37.5 derajat celcius, maka pasien diperkenankan untuk masuk.2. Jika sebaliknya, maka pasien akan diminta untuk segera pergi ke klinik umum/RS terlebih dahulu agar melakukan pemeriksaan, adakah gejala Covid-19 atau tidak.Setelah pasien dinyatakan baik-baik saja, diberi masker ( bia tdk bermasker ) maka pasien diperkenankan ke ruang tunggu klinik. 3. Dilanjukan melakukan cuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer yang ada di klinik tersebut.

Berada di ruang tunggu

1. Selama berada di ruang tunggu, berikan jarak antar pasien.

2. Pasien juga diharuskan tetap memakai masker. Jika tidak menggunakan, maka klinik harus memberikan masker untuk pasien.

3. Berbicara seperlunya saja dan tidak mondar-mandir

Di ruang praktek dokter gigi:

1. Saat masuk ke ruang praktek dokter, pasien diharuskan tetap memakai masker,

2. Duduk dikursi menceritakan keluhan atas kesakitan yang diderita dengan tetap menggunakan masker.

3. Pada saat yang sama, dokter gigi juga harus sudah siap dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap khusus dokter gigi seperti minimal menggunakan masker, kacamata, sarung tangan, tutup kepala, dan baju penutup.

4. Demikian juga untuk asisten dokter gigi menggunakan APD yang sama

Gunakan APD Lengkap

RENTAN PENULARAN

HUBUNGAN PASIEN-DOKTER GIGISANGAT DEKAT

4. Selesai mendengarkan keluhan, seperti biasanya dokter akan melihat kondisi gigi, gusi dan jaringan mulut pasien yang sakit.

5. Namun sebelum diperiksa, pasien harus melakukan kumur-kumur di mulut dengan antiseptik yang sudah disediakan. Sementara dokter tetap menggunakan APD lengkapnya.

6. Paska pemeriksaan selesai. Pasien diharuskan kembali memakai masker lagi untuk kemudian mendengarkan hasil pemeriksaan dokter, begitupun dengan dokter gigi.

7. Bila diperlukan tindakan kedokteran gigi, dilakukan hanya yang sifatnya emergensi / yang menjadi keluhan saja.

8. Untuk tindakan yang sifatnya elektif harus ditunda

Pengobatan pasien usaiJika sesi konsultasi, evaluasi dan tindakan dari dokter gigi telah usai. Pasien kembali dimintai berkumur dengan antiseptik sebelum meninggalkan ruangan dan memakai kembali maskernya.

Peralatan Dokter Gigi

1. Peralatan yang digunakan bisa berupa jenis sekali pakai ( hand instrument ). Maka setelah digunakan oleh satu pasien, untuk pasien berikutnya harus diganti baru / steril.

2. Namun, jika peralatan bukan jenis sekali pakai, maka perawat / asisten akan melakukan sterilisasi untuk peralatan medis tersebut agar membunuh organisme dan dapat digunakan tanpa penularan ke pasien berikutnya.

RUANGAN, DENTAL UNIT, KELENGKAPAN PRAKTEK HARUS TERJAGA KEBERSIHANNYA

Untuk menjaga pasien, dokter serta perawat / asisten dokter dari potensi penularan Covid-19 yang belum tentu diketahui siapa saja yang berpotensi menularkan.

Dokter gigi adalah profesi yang paling rentan, karena sangat dekat sekali dengan mulut & hidung pasien : cairan liur, darah, radang infeksi rongga mulut, yang dapat melalui pernapasan, tertular langsung maupun droplet,

WAJIB MENGGUNAKAN APD

Tindakan kedokteran gigi yang diperbolehkan yaitu :

KASUS EMERGENSI1. Sakit gigi karena karies / pulpitis akut2. Perdarahan tidak bisa berhenti3. Akibat trauma4. Pembengkakan / peradangan5. Gingivitis akut / periodontitis akut

KONSULTASI ON LINE

DRG. DILARANG BERPRAKTEK

1. TIDAK MENGGUNAKAN APD LENGKAP2. KASUS PASIEN BUKAN EMERGENSI3. SEDANG SAKIT, KELELAHAN, TIDAK FIT4. TIDAK TERJAMIN KESETERILAN ALAT

PERLENGKAPAN PRAKTEK5. ATAS PERMINTAAN PEMERINTAH / OP

SITUASI SAAT INI APD ADALAH WAJIB DAN HARUS

Tanpa APD = Bunuh Diri

AFTER TREATMENT

1. SELURUH APD YANG DISPOSIBLE DIKUMPULKAN DALAM KEMASAN TERTUTUP SEBAGAI LIMBAH MEDIS

2. SEMUA ALAT DISPOSIBLE DAN MATERIAL PASCA DIGUNAKAN ( KASA, KAPAS, DLL ) DIMASUKKAN DALAM KEMASAN LIMBAH MEDIS

3. DIAMBIL PETUGAS LIMBAH MEDIS UNTUK DIMUSNAHKAN

4. ALAT-ALAT YANG PERMANEN DILAKUKAN STERILASASI SESUAI STANDAR PERAWATAN DENGAN ANTISEPTIK, SEGERA SETELAH SELASAI DIGUNAKAN

5. PEMBERSIHAN DAN STERILISASI RUANGAN, BISA DILAKUKAN DENGAN HOME SANITIZER ATAU UV

6. DITUTUP DAN TIDAK ADA YANG BOLEH MASUK , KECUALI AKAN PRAKTEK

SEKIAN DAN

TERIMA KASIH