penelusuran

14
LAPORAN PENELUSURAN KASUS Tension Type Headache pada Pasien Hipertensi Stage I “Laporan Penelusuran Kasus ini diajukan dalam rangka pembelajaran modul Aspek Sosial dalam Pelayanan Kesehatan Keluarga, sekaligus sebagai bagian dari persyaratan menyelesaikan koasistensi Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat (K3M) di Fakultas Kedokteran UGM” Diajukan Kepada YTH : 1. dr. Intan Widiarti (Pembimbing Klinis Lapangan) 2. Drs. Qomaruddinn, M.Kes (Dosen Pembimbing Fakultas) Disusun Oleh : Sauma Nurlina Amalia (06/192470/KU/11704) Fitria Candrasekar (06/197669/KU/12058)

description

penelusuran

Transcript of penelusuran

LAPORAN PENELUSURAN KASUS

LAPORAN PENELUSURAN KASUS

Tension Type Headache

pada Pasien Hipertensi Stage ILaporan Penelusuran Kasus ini diajukan dalam rangka pembelajaran

modul Aspek Sosial dalam Pelayanan Kesehatan Keluarga,

sekaligus sebagai bagian dari persyaratan menyelesaikan koasistensi

Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat (K3M) di Fakultas Kedokteran UGM

Diajukan Kepada YTH :

1. dr. Intan Widiarti (Pembimbing Klinis Lapangan)

2. Drs. Qomaruddinn, M.Kes (Dosen Pembimbing Fakultas)

Disusun Oleh :

Sauma Nurlina Amalia (06/192470/KU/11704)Fitria Candrasekar (06/197669/KU/12058)Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran UGM-Yogyakarta

Agustus-September 2011LAPORAN PENELUSURAN KASUS

Tension Type Headache

pada Pasien Hipertensi Stage I

Laporan Penelusuran Kasus ini diajukan dalam rangka pembelajaran

modul Aspek Sosial dalam Pelayanan Kesehatan Keluarga,

sekaligus sebagai bagian dari persyaratan menyelesaikan koasistensi

Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat (K3M) di Fakultas Kedokteran UGM

Disusun oleh:

Sauma Nurlina Amalia (03/192470/KU/11704)

Fitria Candrasekar (06/19/KU/12058)

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal: 19 September 2011 Dosen Pembimbing FakultasDosen Pembimbing Lapangan

Drs. Qomaruddinn, M.Kes

NIP.

dr. Intan Widiarti NIP.

BAGIAN I

RESUME PERMASALAHAN KLINIS

A) DATA KELUARGA

1. Identitas PasienNama KK

: Ny. SJenis kelamin

: wanita

Umur

: 48 tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Veteran No. 66, Kelurahan Tambakreja, CilacapPekerjaan

: ibu rumah tanggaPendidikan

: SDStatus

: Menikah

Suku/Bangsa

: Jawa/Indonesia

Jumlah anggota keluarga: 4 orang2. Susunan Keluarga

No.NamaUmurSexHub dg KKPendidikanPekerjaanKeterangan

1Tn. M52 thL-SMPBuruhSehat

2.Ny. S48 thPIstriSDIRTSehat

3.H25 thLAnakSMKSwasta Sehat

4.D21 thPAnakSMKSwasta Sehat

3. Tipe Keluarga

Tipe keluarga Ny. S adalah keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak.4. Genogram

Keterangan :

laki-lakiPerempuan

Laki-laki dengan hipertensi

Perempuan dengan hipertensi

5. Suku Bangsa dan AgamaKeluarga Ny. S. adalah suku jawa asli dan masih memegang adat jawa yang masih kuat. Bpk S, istri, dan anak menganut agama Islam. 6. Status Sosial Ekonomi KeluargaNy. S adalah seorang ibu rumah tangga, dengan suami bekerja sebagai buruh, dengan penghasilan rata-rata perbulan antara Rp1.000,000-1.500.000.7. Aktivitas RekreasiNy. S dan keluarga tidak pernah berekreasi. Keluarga memanfaatkan waktu luang berkunjung ke tetanggaB) ANAMNESIS KESEHATAN KELUARGA1. Riwayat Penyakit SekarangNy. S sering pusing terutama akhir-akhir ini, kepala seperti ditekan. Nyeri tidak terpusat di satu titik, melainkan menyebar di seluruh daerah kepala. Nyeri kepala dirasa tidak berdenyut. Selain nyeri kepala, pasien juga mengeluhkan tegang pada daerah leher bagian belakanNYg. Ny. S pernah memeriksakan kesehatannya di puskesmas setempat dan dikatakan menderita tensi tinggi dan mendapat pengobatan. Tetapi, Ny. S tidak kontrol rutin. Ny. S mengatakan bahwa sampai saat ini beliau belum pernah sakit keras dan belum pernah dirawat di rumah sakit. Jika mengalami sakit kepala yang berat Ny. S hanya minum obat warung. Keluhan palpitasi, nyeri dada, sesak nafas dan bengkak pada ekstremitas bawah tidak ditemukan pada Ny.S. Kualitas, kuantitas dan frekuensi buang air kecil (BAK 5-6 kali/hari) dan air besar (BAB 1-2kali/hari) dalam batas normal. Pola makan dan minum klien tidak berubah.

2. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat hipertensi (+) sejak tahun yang lalu, tidak kontrol rutin.

Riwayat merokok (-). Riwayat penyakit ginjal (-). Riwayat trauma (-). Riwayat stroke (-). Riwayat konsumsi obat jangka masa lama (-). Riwayat penyakit jantung (-). Riwayat berbadan gemuk (-) sejak muda.3. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat hipertensi (+) pada ayah dan kakak pasien. Keadaan umum4. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisikHasil pemeriksaan

Kondisi umumBaik,compos mentis

Tanda Vital :

Tekanan Darah

Nadi

Respirasi

Suhu150/90mmHg

80 kali/menit

20 kali/menit

36,5 C

Data Antropometrik

Berat badan

Tinggi badan

IMT60 kg

150cm

26,67

KepalaKonjunctiva anemis( -) , Sklera ikterik (-)

LeherLnn tidak teraba ,

JVP tidak meningkat

Thorax :

Cor

Pulmo Simetris, ketinggalan gerak(-)retraksi(-)

- konfigurasi dbn,S1-S2

murni,bising(-)

- Simetris ,sonor ,vesikuler

normal,bising(-)

Abdomen :

I= dinding dada sejajar

dinding perut; ascites (-);

tumor (-)

A= peristaltic (+) Normal

P= tympani

P= supel; nyeri tekan (-)

tidak teraba

tidak teraba

Ekstremitaspulsasi arteri perifer Normal , edema(-), akral hangat, kulit ekstremitas kering

D) PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan pada klien & pasangan karena peralatan untuk dilakukannya pemeriksaan laboratorium tidak tersedia di PUSKESMAS Cilacap Selatan 1. Secara teoritasnya pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada penderita stroke pada hipertensi adalah:

1. tes darah rutin

2. glukosa darah puasa

3. kolesterol serum total

4. kolesterol LDL, HDL

5. trigliseride serum

6. asam urat serum

7. kretinin serum

8. kalium serum

9. hemoglobin dan hematokrit

10. urinalisis (dipstick dan sediment urine)

11. elektrokardiogram

12. CT Scan

E) DIAGNOSISDIAGNOSA UTAMA

Tension Headache pada pasien Hipertensi Stage I

DIAGNOSA BANDINGCluster headacheF) TERAPI DAN MANAJEMEN

Paracetamol 500mg

3x1

Kafein 40 mg1x1HCT 12,5 mg

1x1G) KONSELING DAN EDUKASI

1. Edukasi pasien meliputi memberikan pemahaman mengenai penyakit hipertensi, intervensi farmakologis dan non-farmakologis, serta komplikasinya.2. Pasien dianjurkan untuk mengubah gaya hidup dalam rangka untuk mengkontrol hipertensi sehingga tidak timbul berbagai komplikasi seperti penyakit jantung hipertensif, gagal ginjal, retinopati hipertensif

3. Modifikasi gaya hidup yang dapat dilakukan pasien yaitu :

Pengaturan diet, yaitu diet rendah garam, mengurangi asupan gula, mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol serta menambah konsumsi buah dan sayuran. Kalau pasien bersedia dianjurkan untuk konsultasi gizi.

Latihan fisik

Obat harus digunakan secara teratur karena hipertensi harus dikendalikan untuk mencegah komplikasi. Kontrol secara rutin untuk monitor tekanan darah serta untuk mengetahui efek terapBAB IIDASAR DAN TUJUAN PENELUSURAN KASUS

Dasar Penelusuran Kasus

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal (TD sistolik >140 mmHg dan TD diastolik > 90 mmHg). Penyebabnya 95% tidak diketahui (disebut juga hipertensi essensial).

Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

Pasien yang kemudian didiagnosis hipertensi biasa datang dengan gejala yang beragam, karena memang tidak ada gejala yang khas yang menandai hipertensi. Hipertensi yang ringan dan sedang kadang-kadang justru tidak memberikan gejala apa-apa. Gejala yang sering adalah pusing yang berdenyut dan sangat mengganggu terutama di pagi hari dan semakin berkurang di siang hari. Beberapa pasien juga menemui dokter karena mual dan muntah tanpa sebab jelas dan berkunang-kunang. Selain itu, rasa berat dan pegal didaerah leher belakang juga merupakan keluhan yang sering membuat pasien datang ke dokter. Tanda-tanda khas pada hipertensi ditunjukkan dengan pengukuran tekanan darah, perbesaran ventrikel kiri pada foto toraks, sistolik ejection murmur pada auskultasi dan kadang-kadang dijumpai irama Gallop.

Kondisi seperti ini yang dibiarkan terlalu lama dapat berbahaya karena menyebabkan gangguan fungsi organ lain seperti pembesaran jantung yang berakhir dengan gagal jantung, kerusakan glomerulus ginjal, sampai retinopati. Hipertensi juga mempertinggi resiko terjadinya trombus akibat stress pada dinding pembuluh darah yang meningkat. Hal demikian meningkatkan frekuensi terjadinya infark jantung dan stroke. Oleh karena itu, terapi farmakologi maupun nonfarmakologi pada keadaan hipertensi perlu dilakukan untuk meminimalisasi komplikasi yang timbul. Terapi nonfarmakologi dapat dilakukan dengan modifikasi gaya hidup.Tension type headache (TTH) merupakan nyeri kepala primer, yang dideskripsikan dengan nyeri kepala episodic yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa hari. Nyeri dialami oleh kedua sisi kepala, gambarannya seperti menekan atau mengikat, dengan intensitas yang rendah hingga sedang. Sering disertai juga dengan rasa tegang di bagian belakang leher atau kepala. Nyeri tidak bertambah dengan aktivitas fisik rutin, dan tidak didapatkan mual muntah namun dapat disertai fotofobia atau fonofobia.

TTH ini menjadi nyeri kepala yang paling sering diderita oleh orang dewasa, dan kerap dikatakan sebagai nyeri kepala oleh karena stres. Memang tidak terdapat penyebab tunggal ataupun factor keturunan dari TTH. Namun, pada beberapa pasien, nyeri tersebut diakibatkan oleh tekanan pada otot bagian belakang leher dan kepala. Tekanan pada otot tersebut dapat diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain:

Istirahat yang kurang berkualitas Posisi atau postur yang tidak baik Stress mental atau emosional, termasuk depresi Kecemasan Kelelahan Rasa lapar Kerja otot berlebihBiasanya, TTH ini dipicu oleh karena stress internal ataupun eksternal. Sumber stress tersering antara lain adalah kondisi keluarga, hubungan sosial, teman, pekerjaan, dan sekolah. Contoh-contoh stressor antara lain:

Permasalahan dalam kehidupan rumah tangga

Melahirkan anak

Tidak memiliki teman dekat

Kembali sekolah, mempersiapkan ujian

Pergi berlibur

Memulai pekerjaan baru

Kehilangan pekerjaan

Menjadi overweight

Dikejar pekerjaan

Kompetisi dalam olah raga ataupun aktivitas lainnya

Karakter perfeksionis

Kurang tidur

Aktivitas diluar kemampuan fisik

Kriteria diagnosis dari TTH ini antara lain terdapat paling tidak 10 episode serangan dengan rata-rata