PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

68
  1 PENELITIAN DESKRIPTIF INTERPRETATIF Oleh : Dr. Agus Salim, M.Pd.

Transcript of PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

Page 1: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 1/68

 

1

PENELITIAN DESKRIPTIF INTERPRETATIF

Oleh : Dr. Agus Salim, M.Pd.

Page 2: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 2/68

 

2

BAB IPENDAHULUAN

Penelitian Pendidikan tidak hanya milik komunitas akademis atau birokrat

perencana pendidikan. Seringkali kalau kita berbicara mengenai penelitian pendidikan,

image kita akan terbangun dengan sebuah laporan penelitian dengan bahasa yang tidak

mudah untuk dipahami, penggunaan teori pendidikan yang canggih dan penggunaan

rumus statistik yang membuat pusing. Kesimpulan sementara yang dapat terbentuk

adalah bahwa penelitian pendidikan hanya menjadi milik komunitas pendidikan

tertentu, yang memang telah memiliki kemampuan secara khusus. Sehingga tidak

dapat dipahami oleh ’orang lain’ yang tidak berada di dalamnya.

Asumsi itu tidak benar, meskipun dalam kenyataannya laporan penelitian selalu

berbahasa ’kelas berat’. Penelitian pendidikan yang baik selalu menghasilkan sejumlah

temuan, dengan bahasa yang komunikatif, mudah dicerna, dan dapat ditindaklanjuti.

Laporan pendidikan yang baik, diharapkan memberi semangat kepada para pembaca

untuk memahami masalah, menikmati kupasan masalah (pemecahan masalah) dan

merasa mampu untuk ikut mangatasi masalah-masalah itu.

Tulisan ini bersifat elementer, karena ditujukan terutama bagi para peminat

penelitian yang masih berada dalam tahapan awal. Tulisan ini ditujukan kepada para

guru (SD dan Sekolah Menengah), yang masih perlu belajar penelitian pendidikan untuk

membantu tugas-tugasnya memecahkan masalah pendidikan yang muncul di tempat

tugas. Penelitian pendidikan idealnya adalah sebuah cara berpikir yang harus dimiliki

guru, kepala sekolah dan birokrat pendidikan lokal untuk mengatasi masalah

pendidikan yang dihadapi mereka di lapangan. Seorang guru dapat segera

menerapkan upaya strategis seperti cara-cara penelitian, dalam hal ini meliputi

mendiskripsi masalah, menetapkan tujuan, mengambil manfaat, upaya untuk

menganalisis masalah sesuai dengan sejumlah asumsi teori yang dipahaminya.

Upaya itu sangat bermanfaat apabila seorang guru ingin mengatasi masalah pendidikan

dengan cara-cara akademis dan profesional.

Buku ini memang ditujukan kepada guru yang bertugas di apangan dan memiliki

idealisme untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang dialami. Dengan

membaca naskah ini, diharapkan teman-teman guru tidak lagi merasa asing dengan

langkah-langkah strategis dalam penelitian. Penelitian juga tidak dapat dianggap

Page 3: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 3/68

 

3

sakral, karena dipercaya hanya milik ilmuwan pendidikan, tetapi telah terjadi

’desakralisasi’ untuk menju kepada azas fungsional. Penelitian sesungguhnya adalah

upaya untuk mengatasi masalah pendidikan dalam tugas yang dihadapi guru dengan

tepat dan fungsional. Pemanfaatan langkah-langkah penelitian, diharapkan dapat

membantu sejumlah guru untuk melakukan ’sharing’ dengan sesama komunitas guru

secara aktif. Kelompok kerja profesi guru, seperti KKG (kelompok kerja guru), MGMP

(musyawarah guru mata pelajaran) adalah komunitas yang dapat digunakan sebagai

arena kerja guru untuk melakukan penelitian pendidikan. Di komunitas ini teman-

teman guru bisa saling memberi informasi, berbagi pengalaman dan saling memberi

kritik atas upaya yang telah dilakukan. Pada setiap penutup bab, penulis memberi

bagian pelatihan, yang berisi sejumlah isian untuk mengadakan evaluasi hasil pelatihan

langkah-langkah penelitian deskriptif-interpretatif.

Dengan demikian tulisan ini diharapkan membantu guru untuk memulai suatu

langkah besar yang sangat menentukan perbaikan proses belajar dan cara-cara

mengajar guru. Memang tulisan ini masih sederhana, membutuhkan diskusi yang

intensif untuk memahami isi tulisan ini. Terutama membutuhkan latihan intensif untuk

melakukan sendiri penelitian dengan ’rasa percaya diri’, upaya penelitian sejauh

pengamatan tidak bisa dipahami dengan cara menghafal tetapi harus dengan latihan

yang terus-menerus.

Page 4: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 4/68

 

4

BAB II

MASALAH PENELITIAN PENDIDIKAN

Anda adalah seorang guru di pinggiran kota kabupaten, memiliki sejumlah

pengalaman dalam mengajar siswa lebih dari sepuluh tahun. Seringkali anda

mengalami kejadian/peristiwa pendidikan yang khas dan unik yang terjadi berulang-

ulang, kejadian itu dapat menyangkut diri Anda sebagai guru atau diantara teman guru

dan siswa Anda. Sebagai contoh anda mengalami sendiri atmosphere belajar siswa

menurun, atau Anda tiba-tiba kehilangan spirit untuk menjadi guru yang baik. Anda

merasakan betul bahwa nilai harian siswa ada kecenderungan menurun sehingga anda

menjadi serba salah dan ujung-ujungnya anda menyalahkan diri sendiri karena sebagai

guru tidak bisa tampil optimal.

Masalah penelitian harus tergambar dengan mudah dan dapat dirumuskan

dengan sederhana, jelas dan lengkap. Sebenarnya masalah pendidikan (educational

 problema) yang terjadi pada tataran kejadian keseharian khususnya di dalam ruang

kelas. Istilah masalah sendiri timbul ketika Anda memiliki harapan (statement of 

ideal) sedangkan kejadian keseharian menunjukkan perkembangan yang

sebaliknya, apa yang terjadi nyata (statement of facts) tidak sesuai dengan

harapan. Kerlinger (1973:16) mentakrifkan masalah sebagai pernyataan-

 pernyataan yang dicoba untuk ditemukan jawabannya. Masalah pendidikan dapat

berkembang dalam bentuk dan macamnya yang berbeda-beda, perbedaan masalah

tergantung kepada sudut pandang masing-masing guru/peneliti.

Pada masalah turunnya atmosphere belajar siswa, penyebabnya dapat berasal

dari banyak unsur. (1) Masalah yang berasal dari kehadiran Guru: Selama ini guru

mengajar guru yang tidak tepat, guru tidak begitu menguasai substansi (kontent)

belajar, guru mengalami kejenuhan dalam membantu belajar siswa sehingga

kurang memberi waktu kepada proses pembimbingan. (2) Masalah yang berasal di

luar guru, yaitu masalah yang bersumber dari siswa, manajemen sekolah dan

orangtua siswa dan masyarakat. Masalah di luar guru tampaknya sangat beragam,

seperti sulitnya meningkatkan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

Page 5: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 5/68

 

5

Terbatasnya waktu belajar siswa di rumah, atau orangtua yang kurang memperhatikan

siswa dalam mengatasi kesukaran belajar. Masalah-masalah itu sebenarnya dapat

terjadi tunggal (karena satu alasan) tetapi dapat pula saling mengkait sehingga terjadi

tumpang tindih. Secara umum masalah pendidikan terpusat kepada proses untuk

menjawab berbagai masalah yang bersumber kepada: (a) pemuasan sikap

akademik seseorang (b) ada upaya keingin tahuan seseorang/kelompok orang

kepada masalah-masalah baru (c) meletakkan dasar untuk dapat memecahkan

masalah berdasarkan penelitian yang sedang dan telah selesai (d) memenuhi

keingin tahuan sosial (e) menyediakan sesuatu yang memiliki manfaat.

Kriteria masalah demikian tidak dapat membatasi dengan penentuan kriteria

tentang masalah. Suatu masalah sebenarnya merupakan proses yang sedang mengalami

halangan di dalam mencapai tujuannya (goal). Biasanya, halangan tersebut hendak

kita akhiri, dan hal inilah yang antara lain menjadi tujuan suatu penelitian (research

obyective).

Bahwa apa yang dinamakan masalah itu tidak bersifat limitatif-dalam hal ini

misalnya hanya timbul bila ada hambatan/kesenjangan-dapat lebih jelas bila

dihubungkan dengan berbagai sifat penelitian, terutama penelitian eksploratif (Maria

SW. Sumardjono, 1996: 22-23). Penelitian eksploraratif bertujuan memperoleh

pengetahuan tentang suatu gejala, sehingga, setelah melalui tahap observasi, masalah

serta hipotesisnya dapat dirumuskan. Jelaslah bahwa dalam penelitian eksploratif 

pengetahuan tentang gejala yang hendak diteliti masih sangat terbatas dan merupakan

langkah pertama bagi penelitian yang lebih mendalam (Singarimbun dan Effendi, 1989:

4; Babbie, 1986: 72; Vredenbregt, 1985: 53)

Namun demikian, dalam pemilihan masalah hendaknya diperhatikan hal-hal

sebagai berikut

1.  Otoritas peneliti, dalam hubungannya dengan penguasaan teoritis dan

metodologis; sebagai guru yang akan meneliti hendaknya dibantu dengan

beberapa ilmu bantu untuk membangun ilmu pendidikan yaitu ilmu

psikology, sosiologi dan ilmu pendidikan sendiri.

2.  Fasilitas yang tersedia, terutama dana dan waktu; bagi guru yang akan

meneliti sebenarnya tergantung niat yang dimiliki, waktu untuk melakukan

penelitian dan sedikit dana untuk melaksanakan.

3.  Kemungkinan memperoleh data yang adekuat; dapat dilakukan dengan

mengambil data sekunder (statistik pendidikan, data sosiografi/demografi,

Page 6: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 6/68

 

6

statistik sekolah dll) dan juga data primer meliputi pernyataan masing-

masing informan dalam pelaksanaan penelitian lapangan. Data yang baik

adalah data yang memberikan informasi secara tepat dalam pelaksanaan

penelitian yang sedang dilakukan (sesuai dengan tujuan penelitian).

4.  Apakah masalah yang hendak diteliti itu penting/berfaedah bagi negara/

masyarakat dan ilmu pengetahuan. Masalah penelitian adalah masalah yang

dianggap penting dan dirasakan mengganggu kegiatan pendidikan

keseharian, dirasakan sebagai hambatan yang mengganggu yang harus

diatasi bersama (guru, orangtua siswa, siswa, pemerintah dan swasta)

secara simultan.

Dalam prakteknya sering terjadi kesalahan dalam merumuskan masalah, yang

antara lain disebabkan oleh:

1.  Pengumpulan data yang dilakukan tanpa perencanaan terinci; sehingga data

dapat bias, tidak sesuai dengan tujuan penelitian.

2.  Pengambilan data yang sudah tersedia dan usaha untuk memaksakan

perumusan masalahnya;

3.  Perumusan tujuan yang dilakukan terlalu umum dan meragukan, sehingga

interpretasi hasil serta kesimpulan tidak sahih (valid); hal ini tentunya tidak

dapat digunakan untuk mengatasi masalah pendidikan yang muncul di

masyarakat.

4.  Tidak disebutkannya batasan (limitation) dalam pendekatannya-baik secara

eksplisit maupun implisit- yang berguna untuk membatasi kesimpulan dan

penerapannya pada situasi lain.

Tidak ada keharusan yang mengikat dalam hal perumusan masalah-dapat

berbentuk pernyataan maupun pertanyaan. Biasanya lebih mudah merumuskan

masalah dalam bentuk pertanyaan, yang sudah barang tentu bukan sekadar bertanya-

karena suatu masalah yang baik sedapat mungkin: 1) harus menyatakan hubungan

antara dua gejala (variabel), 2) harus dinyatakan secara jelas serta tidak mengandung

keraguan, dan 3) menyiratkan kemungkinan untuk dapat diuji secara empiris

(Kerlinger, 1973: 17-18).

Tugas Yang Harus Dilaksanakan Guru:

Page 7: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 7/68

 

7

Anda adalah guru yang bertugas di suatu daerah dengan karakteristik

tertentu, cobalah Anda susun sebuah identifikasi masalah pendidikan yang

sering muncul atau Anda hadapi dalam tugas keseharian. Dari identifikasi

masalah yang muncul, adakah persamaan diantara masalah-masalah itu, dan

Anda perkirakan teori pendidikan yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah itu?

Identifikasi Masalah Pendidikan

No Identifikasi MasalahPendidikan

Kelompok Masalah Teori yang dapatdigunakan untukmenerangkannya

1

2

3

4

5

...

Page 8: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 8/68

 

8

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT

Apa yang hendak dicapai dalam penelitian hendaknya dikemukakan dengan

jelas dan tegas. Perlu pula diingatkan bahwa antara masalah, tujuan, dan kesimpulan

yang kelak diperoleh haruslah sinkron atau konsisten. Jika masalah dirinci menjadi

empat hal, tujuan penelitian harus meliputi keempat haal tersebut, dan melalui

pengujian hipotesis (jika ada) terhadap keempat hal tersebut akan diperoleh

kesimpulan yang meliputi keempat hal itu pula.

Tujuan penelitian (research obyective) biasanya dinyatakan dengan

kalimat yang sederhana, kalimat tunggal dan tidak bersayap sehingga memuat

kejelasan yang dimaksud.

1.  Tujuan penelitian harus dapat menggugah minat penelitian bagi pembacanya,

untuk terlibat dan menekuni.

2.  Kalimat harus jelas, padat, tunggal dan tidak bersayap

3.  Tujuan penelitian harus memuat unsur pokok yang dijadikan acuan penelitian

Sedangkan pernyataan tentang tujuan penelitian dapat dijabarkan menjadi

beberapa unsur (Suryono Sukamto, 2006: 9):

1.  Mendapatkan pengetahuan tentang sutu gejala, sehingga dapat merumuskan

masalah.

2.  Memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang suatu gejala, sehingga

dapat merumuskan pendapat sementara (hipotesa).

3.  Untuk dapat menggambarkan secara lengkap karakteristik atau ciri-ciri dari

suatu keadaan, perilaku pribadi, perilaku kelompok, fenomena pendidikan.

4.  Mendapatkan keterangan tentang frequensi peristiwa, dan juga mendapat

keterangan hubungan antara suatu gejala dengan gejala yang lain

5.  Menguji hipothesa yang berisikan hubungan sebab dan akibat dari hubungan 2

variabel atau lebih.

Page 9: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 9/68

 

9

Selain tujuan penelitian, peneliti juga sudah harus membayangkan manfaat

yang didatangkan dari penelitian itu. Manfaat penelitian seringkali disebut sebagai arti

dan kegunaan (signifikansi) bagi perkembangan ilmu Pendidikan/ ilmu keguruan

atau juga bagi perkembangan pemanfaatan ditengah masyarakatnya. Manfaat

pertama seringkali disebut signifikansi ilmu dan manfaat kedua disebut sebagai

signifikasi sosial. Manfaat ilmu, dalam penelitian pendidikan diharapkan periset dapat

menyumbangkan sejumlah keterangan yang melengkapi asumsi teori pendidikan

tertentu. Bagaimana teori prestasi belajar dapat dibangun dengan pemahaman baru

tentang ketersediaan fasilitas-belajar dan peningkatan status gizi siswa. Sedangkan

signifikansi sosial mencakup, bagaimana temuan penelitian yang dilakukan itu dapat

memiliki manfaat kepada pengambil kebijakan dan para periset sendiri (guru ybs).

Tugas yang Dilaksanakan Guru

Anda adalah guru yang bertugas di suatu daerah dengan karakteristik

tertentu, cobalah Anda susun tujuan penelitian sesuai dengan masalah yang

terjadi. Tujuan penelitian tersebut Anda hubungkan dengan manfaat penelitian

, dalam bentuk signifikansi ilmu dan signifikansi sosial.

Tujuan Penelitian, Signifikansi Ilmu dan Signifikansi Sosial

No Tujuan Penelitian Signifikansi Ilmu Signifikansi Sosial

1

2

3

Page 10: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 10/68

 

10

BAB IV

METODE PENELITIAN

Penelitian pendidikan pada umumnya mengandung dua ciri pokok, yaitu logika

dan pengamatan empiris (Babbie, 1986:16). Kedua unsur penciri pokok penelitian ini

harus dipakai dengan konsisten, artinya dua unsur itu harus memiliki hubungan

fungsional-logis. Dalam hal ini logika merujuk kepada (a) pemahaman terhadap teori

yang digunakan dan (b) asumsi dasar yang digunakan oleh peneliti ketika akan memulai

kegiatan penelitian. Disamping itu pengamatan empiris bertolak dari (a) hasil kerja

indera manusia dalam melaksanakan observasi dan kekuatan pemahaman manusia

terhadap data-data lapangan. Kegiatan antara penggunaan logika dan pengamatan

empirik harus berjalan konsisten: artinya kedua unsur (logika dan pengamatan

empiris) harus memiliki keterpaduan dan memungkinkan terjadi dialog intensif.

Dengan demikian pengamatan empiris harus dilakukan sesuai dengan pertimbangan

logis yang ada. Sebagai contoh: dalam bidang pendidikan menurunnya prestasi siswa

dapat diterangkan dengan asumsi bahwa (a) telah terjadi berkurangnya minat siswa

terhadap mata pelajaran tertentu di sekolah sebagai akibat dari terbatasnya prasarana

laboratorium dan buku penunjang belajar (b) telah terjadi penurunan rerata nilai ujian

untuk matakuliah tertentu, disebabkan guru belum memahami pelaksanaan kurikulum

yang berbasis kepada KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan).

Page 11: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 11/68

 

11

Gambar 1:Hubungan Antara Logika dan Pengamatan empirik dalam penelitian pendidikan

 Metodologi dalam arti umum, adalah studi yang logis dan sistematis

tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan penelitian ilmiah. Dengan demikian,

metodologi dimaksudkan sebagai prinsip-prinsip dasar dan bukan sebagai

methods atau cara-cara untuk melakukan penelitian. Dalam bagan berikut,metodologi, dalam arti prinsip dasar, digambarkan secara horizontal-yang intinya

terdiri atas: masalah, tujuan, tinjauan pustaka, kerangka teori (jika ada), hipotesis

(jika ada), dan cara penelitian. Sedangkan cara penelitian atau methods atau desain

penelitian digambarkan secara vertikal- yang intinya terdiri atas lima unsur (bahan,

alat, jalannya penelitian, variabel penelitian, analisis hasil).

Dalam bahasa sehari-hari, pengertian methodology dan methods ini sering

dikacaukan. Seringkali dijumpai istilah metodologi atau metode penelitian, padahal

yang dimaksudkan sebenarnya adalah methods atau cara penelitian-sebagai salah satutahap dalam metodologi penelitian yang kemudian dituangkan dalam usulan

penelitian. Dengan demikian, istilah ”metodologi” di sini adalah dalam arti yang

terbatas/sempit.

Sebagai suatu pola, cara penelitian tidak bersifat kaku-bagaimanapun, suatu

cara hanyalah alat (tool) untuk mencapai tujuan. Cara penelitian digunakan secara

Logika

Teori

Asumsi Dasar

PengamatanEmpirik

Data Lapangan(Faktual)

Page 12: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 12/68

 

12

bervariasi, tergantung antara lain pada obyek (formal) ilmu pengetahuan, tujuan

penelitian, dan tipe data yang akan diperoleh. Penentuan cara penelitian sepenuhnya

tergantung pada logika dan konsistensi peneliti.

Pembuatan usulan penelitian merupakan suatu langkah konkret pada tahap

awal penelitian. Seorang guru yang baru meneliti atau ingin meneliti, dalam hal ini

ingin memperoleh informasi dari instrumen yang digunakan. Guru harus memiliki

sejumlah keterampilan khusus. Demikian pula, penelitian itu sedapat mungkin

ditujukan untuk memecahkan suatu masalah pendidikan yang dihadapi oleh

masyarakat, negara, dan ilmu.

Sebagai suatu proses, penelitian membutuhkan tahapan-tahapan tertentu yang

oleh Bailey disebut sebagai suatu siklus yang lazimnya diawali dengan:

1.  pemilihan masalah dan pernyataan hipotesisnya (jika ada);

2.  pembuatan desaian penelitian;

3.  pengumpulan data;

4.  pembuatan kode dan analisis data; dan diakhiri dengan intepretasi hasilnya.

Dalam kenyataannya, seorang peneliti dapat mengakhiri penelitiannya setelah

interpretasi hasil. Akan tetapi, proses penelitian sendiri tidak berhenti pada tahap itu.

Ada kemungkinan bahwa penelitian yang dilakukan tidak membawa hasil sebagaimana

yang diharapkan. Dalam hal ini peneliti perlu melakukan revisi atas asumsi/

hipotesisnya dengan melewati tahap pertama. Atau, mungkin juga asumsi/hipotasisnya

benar tetapi terdapat kesalahan pada hal-hal lain, misalnya kesalahan dalam

penentuan sampel, kesalahan dalam penentuan sampel, kesalahan dalam pengukuran

konsep-konsep, atau ketidaktepatan analisis data. Maka dalan hal ini peneliti harus

mengulang seluruh proses penelitiannya (Bailey, 1982:10). Pendapat ini memperkuat

posisi, bahwa pelaksanaan penelitian bersifat dinamis: yaitu penelitian yang bersifat

terbuka, dilakukan dengan berbagai pendekatan yang tidak kaku (rigit). Proses

penelitian diketahuai adalah proses yang dinamis, artinya perkembangan suatu teori

diawali dengan pemahaman terhadap teori itu sendiri, yang kemudian menghasilkan

hipotesis, lalu dari hipotesis itu diperoleh cara untuk melakukan observasi, dan pada

gilirannya observasi itu menghasilkan generalisasi. Atas dasar generalisasi inilah teori

itu mungkin didukung atau ditolak. Demikian seterusnya, teori dan penelitian

dihubungkan melalui dua metode logika deduksi dan induksi yang dipergunakan secara

berseling-seling. Secara sederhana proses ini dapat dilihat dalam gambar ini:

Page 13: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 13/68

 

13

Gambar 2:Wallace: Model Penelitian Sosial

Kiranya model penelitian dinamislah yang lazim diterima. Wallace melukiskan proses

tersebut sebagai lingkaran ilmu pengetahuan, karena proses menemukan kebenaran

ilmu pengetahuan dan penelitian berlandaskan metode tertentu (Wallace,1971: 16-

24). Pemikiran Wallace dapat memuat daur pendekatan yang bersifat induktife dan

 pendekatan yang bersifat deduktife.

Pendekatan induktif bermula dari keinginan peneliti untuk memberi makna

kepada data hasil observasi dalam bentuk generalisasi empiris (kategori-kategori awal,

asumsi, kemudian menjadi sebuah teori). Pendekatan induktif sering dipakai dalam

penelitian kualitiatif, yaitu penelitian yang memanfaatkan paradigma penelitian

interpretif yang bertujuan membangun makna berdasarkan kepada data-data

lapangan. Pendekatan deduktif bertolak dari sejumlah tafsiran yang diberikan kepada

asumsi dan teori, dengan menggunakan data-data hasil observasi dalam penelitian.

Penelitian yang bersifat deduktif dibangun dari data-data kuantitatif-statistik

yang berusaha mengadakan uji terhadap seperangkaian hipothesa yang menjadi

asumsinya. Penelitian kuantitatif lebih sering dilakukan, dengan perangkat instrument

yang dipersiapkan, para periset kuantitiatif lebih mudah mengambil data dari satuan

Teori

HipotesisGeneralisasi

Empiris

Observasi

Page 14: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 14/68

 

14

sample. Semakin banyak sample penelitian maka semakin tinggi tingkat kepercayaan

terhadap intepretasi data lapangan. Dengan menggunakan pendekatan positivistik,

penelitian kuantitatif menjadi lebih mudah dilakukan, tergantung kepada interpretasi

atas data-data numerik yang dilakukan dalam analisa statistik.

Gambar 3:Siklus Penelitian Model Walace

Dengan berbekal pengertian-pengertian dasar mengenai penelitian, berikut ini

akan diuraikan tahap-tahap dalam penelitian. Membicarakan tahapan dalam penelitian

Teori

Penyusunan Konsep,

Penyusunan Poroposal

Dedukasi

Logika

InferensiLogika

Keputusan untukmenerima atau menolak

Hipotesis

Pengujian

HipotesisInterprestasi,

Penyusunan Instrumen,Penyusunan Skala dan

Penentuan Sampel

GeneralisasiEmpiris

Hipotesis

Observasi

Pengukuran,Penyederhanaan

Informasi dan PerkiraanParameter

Page 15: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 15/68

 

15

pada dasarnya sama dengan membicarakan metodologi atau ilmu tentang metode.

Merupakan suatu kenyataan bahwa prinsip-prinsip metode ilmiah adalah sebagian

besar sama bagi setiap cabang ilmu pengetahuan. Sudah barang tentu perhatian pada

segi penekanannya harus diberikan, tetapi hal ini tidak menyangkut prinsip-prinsip

metode ilmiah (Vredenbregt, 1985: 59-60).

Penelitian pendidikan sebenarnya suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antar konsep yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian. Hubungan antar

konsep itu ditunjukkan dalam sebuah hubungan ........Setiap konsep yang kembangkan

sebagai variabel penelitian harus dapat menunjukkan beberapa indikator empirik yang

ada dilapangan. Sebagai contoh konsep kemampuan mengajar guru, maka indikator

empirik yang dapat diketahui adalah (a) kemampuan penggunaan metode belajar guru

di dalam kelas (b) penguasaan materi belajar pada mata pelajaran tertentu di kelas,

dan (c) kemampuan guru mengadakan asosiasi beberapa mata pelajaran tertentu di

kelas

Tabel I:Konsep dan Indikator Empirik

Sedangkan untuk konsep belajar siswa di kelas, maka indikator yang digunakan

adalah (a) nilai hasil ujian siswa pada mata pelajaran tertentu (b) nilai

K K eemmaammppuuaann MMeennggaa j jaarr GGuurruu PPrreessttaassii BBeellaa j jaarr 

iinnddiik k aattoorr eemmppiirriik k  iinnddiik k aattoorr eemmppiirriik k  

iiee 11 

iiee 11 

iiee 22 iiee 22 

iiee nn…….. 

IIee nn…….. 

Page 16: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 16/68

 

16

keseluruhan sebagai hasil ujian pada tingkatan kelas tertentu (c) aspek

keterampilan yang dicapai siswa pada mata pelajaran tertentu.

Tugas yang Dilakukan Guru

Anda adalah guru SMP yang telah melaksanakan tugas penelitian deskriptif,

usahakan Anda dapat melaksanakan kegiatan analisis dengan cara menafsirkan data –

data lapangan dengan melakukan interpretasi.

A. Sudut Induksi

No Uraian Deskripsi Data Lapangan Interpretasi DataLapangan

Tafsiran dibalik Data(beyound fact)

1

2

3

B. Sudut Deduksi

No Unsur Teori Yang Ingindiketahui Aplikasinya di

Lapangan

Asumsi yangdapat

menjelaskanTeori

HipotesaPenelitian

IndikatorEmpirik

123...

Page 17: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 17/68

 

17

BAB V

KAJIAN TEORI

Perpustakaan dan instansi khusus lain merupakan sumber keterangan. Melalui

penelusuran pustaka dapat diperoleh teori-teori dasar yang telah ditentukan para ahli,

penelitian yang baru dalam bidang yang menjadi perhatian, orientasi pemilihan topik

dapat diperluas, serta pengulangan penelitian dapat dihindari (Irawati, dalam

Singarimbun dan Effendi, 1989: 70). Keterangan yang diperoleh haruslah dicatat dan

diolah untuk kemudian dapat dipergunakan sebagai bahan dalam pembuatan usulan

penelitian, laporan, dan penulisan makalah. Landasan teori dijabarkan dan disusun

berdasarkan tinjauan pustaka, dan akan merupakan suatu bingkai yang mendasari

pemecahan masalah serta untuk merumuskan hipotesis. Teori dapat juga diwujudkan

dalam model penelitian yang apabila dipersiapkan dengan cermat akan mempermudah

penanganan penelitian.

Apakah setiap usulan penelitian harus selalu disertai landasan teori? Jika teori

diberi pengertian menurut ilmu-ilmu sosial sebagaimana diuraikan di atas, landasan

teori tidak harus ada pada setiap usulan penelitian. Dalam penelitian eksploratif,

misalnya, tampak jelas bahwa pengetahuan tentang teori masih sangat sedikit

sehingga tidaklah mungkin menyusun landasan teori. Menurut Mullins (1971:36) teori

dinyatakan sebagai kelompok ide yang memiliki hubungan yang mengandung

kebenaran (1) Konsep-konsep yang digunakan untuk membahas daerah pemasalahan,

(2) Peubah apa yang dipercaya sebagai sumber potensial untuk menggambarkan,

masalah, dan (3) Mengapa memilih idea dan asumsi tertentu untuk membahas

masalah.

Apakah yang dimaksud dengan keterangan konseptual? Kerangka konseptual

adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang

akan diteliti. Konsep bukan merupakan gejala/fakta yang akan diteliti melainkan

abstraksi dari gejala tersebut (Soerjono Soekanto, 1982: 132). Konsep, yang

merupakan salah satu unsur teori, dengan demikian mempunyai sifat yang lebih

kongkret daripada teori. Namun demikian, konsep ini masih perlu dijabarkan lebih

Page 18: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 18/68

 

18

lanjut yaitu dengan memberikan definisi operasionalnya. Dalam ilmu hukum,

penjabaran lebih lanjut itu dapat diambil misalnya dari peraturan perundang-

undangan.

Dengan demikian, bila teori diberi pengertian menurut ilmu-ilmu sosial, tidak

semua usulan penelitian memerlukan landasan teori. Tetapi bagaimanapun juga, untuk

melaksanakan penelitian diperlukan sesuatu yang memberi arah kepada usaha untuk

memecahkan masalah dalam penelitian itu, dan dalam hal ini landasan teori dapat

digantikan oleh landasan konsepsional. Babbie menyebut teori sebagai penjelasan

sistematis tentang fakta-fakta yang diamati yang berkenaan dengan aspek kehidupan

tertentu (Babbie, 1986: 37). Jonathan Turner, sebagaimana dikutip oleh Babbie,

menyebutkan beberapa unsur teori-tiga diantaranya adalah konsep, variabel, dan

pernyataan. Konsep adalah unsur-unsur abstrak yang mewakili kelas-kelas fenomena

dalam satu bidang studi. Dengan demikian, konsep merupakan penjabaran abstrak dari

teori. Dikemukakan sebagai contoh, dalam teori tentang kenakalan remaja ada

beberapa konsep yang terkait, misalnya kenakalan, remaja, status sosial ekonomi,

prestasi di sekolah dan lain sebagainya. Konsep yang berrsifat abstrak itu harus

dijabarkan melalui variabel. Dengan demikian, apabila konsep itu berhubungan dengan

teori, variabelnya berhubungan dengan observasi dan pengukuran. Dalam konsep

status sosial ekonomi, variabel tersebut misalnya dapat diamati dan diukur

berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang tua.

Dalam kaitan dengan pertanyaan (statement) dikenal adanya proposisi dan

hipoteisis. Proposisi adalah kesimpulan yang ditarik tentang hubungan antarkonsep,

dan hipotesis adalah harapan-harapan terinci tentang realitas ampiris yang diperoleh

dari proposisi. Melalui penelitian, hipotesisi akan diuji dan hasilnya mungkin

mendukung atau menolak teori.

Tugas yang Dilakukan Guru

Anda adalah seorang guru yang baru belajar langkah-langkah penelitian. Anda

sedang mencoba menyusun sebuah teori belajar yang berasal dari psikologi belajar dan

sebuah kerangka teoritis yang anda butuhkan untuk meneliti. 

No Perkiraan GrandTheory yangdigunakan

MiddleTheory

Teori HasilPenelitianTerdahulu

Asunsi/HipothesisLapangan

IndikatorImpirik

1

2

Page 19: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 19/68

 

19

3

...

BAB IVDESKRIPSI DAN INTERPRETASI

A. Bagaimana Membaca Data?

Bagaiman membaca data ? Pertanyaan ini sangat mendasar dalam semua

kegiatan penelitian. Bahkan dapat dinyatakan bahwa inti kegiatan penelitian

adalah ’pembacaan’ data lapangan yang telah dikumpulkan dalam kegiatan

penelitian itu. Harus diakui oleh semua orang, bahwa data tidak akan memiliki

makna seandainya periset tidak dapat ’memberi makna’ kepada seonggok

benda yang bernama data (datum). Data yang merupakan benda mati, sejumlah

pernyataan tentang sifat, event yang sudah atau sedang berlalu; akan hidup

dalam imajinasi periset.  Pembacaan data menjadi kunci kegiatan penelitian

lapangan, periset akan menemukan sejumlah temuan dan simpulan (evidensi)

dengan cara membaca data-data yang menjadi temuannya di lapangan.

Kalau yang dimaksud periset adalah guru, maka dapat dinyatakan,

bagaimana guru-guru itu dapat membaca data pendidikan yang diperoleh dalam

kegiatan penelitian lapangan. Ketika seorang guru mendapati laporan statistik

sekolah (dari dinas pendidikan kabupaten) yang terbaca bahwa siswa

perempuan sering mengalami ’drop out’ pada kelas-kelas terakhir tingkat

pendidikan dasar (SD dan SMP). Kejadian itu merupakan data yang perlu

ditafsirkan oleh periset. Pertama, dengan imajinasinya, periset akan

mengambil simpulan bahwa sebagian keluarga-keluarga di daerah penelitian

masih belum menempatkan posisi wanita sejajar dengan laki-laki. Secara

ekonomi dan sosial (social status) wanita lebih rendah dibandingkan laki-laki,

ketika terjadi kesulitan ekonomi maka masyarakat akan merespon dengan

mengurangi peluang pendidikan kepada anak perempuan. Kedua, dengan

imajinasinya pula, periset menghubungkan perilaku masyarakat dengan

Page 20: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 20/68

 

20

kebiasaan dan budaya setempat. Dalam adat budaya Jawa yang patrialkal,

maka aspirasi pendidikan terhadap anak perempuan lebih rendah dibanding

anak lelaki. Bagi keluarga Jawa, anak lelaki akan menanggung tanggung jawab

lebih besar dibanding perempuan, sehingga mereka perlu menikmati

pendidikan lebih tinggi dan harta warisan lebih besar (sakpikulan dan

sakgendongan).

Untuk dapat ’membaca’ data penelitian yang baik, periset perlu

memiliki pengetahuan yang cukup luas dengan cara membaca buku referensi

teori, berdialog dengan teman-teman guru yang lain (kolega) dan berusaha

meningkatkan kualitas pengalaman.

1.  Guru-guru yang termasuk dalam kelompok periset perlu mendalami

buku-buku ilmu pendidikan (ilmu pendukung pendidikan: psikologi,

sosiologi, filsafat manusia dll), jurnal hasil penelitian pendidikan, artikel

pendidikan, dan artikel pendidikan di web-internet, untuk dapat

membangun konsep, asumsi, pengetahuan yang lebih mendalam tentang

masalah-masalah pendidikan yang terjadi dilapangan.

2.  Guru-guru yang termasuk dalam kelompok periset perlu membentuk

kelompok kerja yang diharapkan mampu menggali masalah-masalah

pendidikan dilapangan sesuai dengan pengalaman masing-masing.Dengan membuat kelompok kerja, diharapkan periset memiliki arena

untuk membangun wacana, memahami konsep-konsep penelitian dan

melakukan saling tindak kritis (sharing) terhadap masalah yang dihadapi

bersama.

3.  Periset pendidikan harus memiliki ’pengetahuan awal’ tentang masalah

yang diteliti, sehingga dapat melakukan kegiatan analisis yang tepat.

B. Data Primer dan Data Sekunder

Perlu diketahui, bahwa data dapat dibagi menjadi dua berdasarkan asal-

muasal data tersebut: yaitu Data Primer dan Data Sekunder.

Data Primer adalah data-data yang diperoleh guru secara langsung

dalam kegiatan penelitian lapangan. Data primer ini dapat berbentuk isian

Page 21: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 21/68

 

21

kuesioner, jawaban langsung dari responden/informan berdasarkan

masalah yang sedang dikaji. Data primer dapat berupa sejumlah analisis

statistik yang digunakan untuk mengunyah data-data primer yang masuk

(menggunakan analisis komputer). Data primer juga dapat berbentuk laporan

hasil pengamatan (pengamatan melibat dan pengamatan tidak langsung), hasil

gambar foto dari event tertentu yang menjadi tujuan atau selama penelitian

berlangsung.

Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) seorang guru yang

memiliki atensi untuk memperbaiki kinerja tugas mengajarnya di dalam kelas,

berusaha membagi siswa menjadi tiga kategori, yaitu kategori siswa yang

memiliki rerata nilai cukup tinggi dalam mata pelajaran matematika, kategori

siswa yang memiliki rerata nilai menengah dalam mata pelajaran matematika

dan terakhir kategori siswa yang memiliki rerata nilai rendah dalam mata

pelajaran matematika. Upaya untuk membaca data dengan membagi 3 kategori

tersebut merupakan upaya untuk membaca data primer. Data deskriptif dapat

dilanjutkan dengan pemanfaatan statistik deskriptif (prosentasi, Proposisi) dan

juga menggunakan statistik infrensial (test hipotesa atau melihat ada tidaknya

hubungan antara dua konsep) sehingga dapat menjamin adanya kejelasan

pengambilan simpulan.Data Sekunder, adalah data-data yang yang diperoleh guru secara

tidak langsung dalam kegiatan penelitian. Data sekunder dapat diperoleh

dari sensus pendidikan, laporan data pendidikan dari kantor dinas

 pendidikan dan departemen pendidikan, statistik yang berasal dari

monografi dan demografi desa dan juga hasil-hasil penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya. Data sekunder didapatkan dari sumber jurnal

pendidikan, buku, dan sumber lain yang secara instidental ditemukan. Sumber

sekunder juga dapat diperoleh dari media masa (koran) dan lembaran maya

(internet).

Data sekunder adalah data yang tidak merupakan sumber asli dalam

kegiatan penelitian, tetapi merupakan sumber yang dapat dipakai untuk

menunjang keberadaan informasi data primer yang dijadikan informasi utama.

Page 22: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 22/68

 

22

Meskipun data sekunder merupakan data penunjang, tetapi kepentingan data

ini untuk membangun informasi penelitian cukup penting sehingga dibutuhkan.

Kepentingan data sekunder adalah untuk membuat (a) latar belakang masalah

penelitian (b) informasi alternatip yang dapat dibandingkan dengan informasi

primer, sehingga diperoleh ’pemahaman’ baru bagi periset. Sehingga laporan

penelitian lebih memiliki dukungan data yang dapat memperkuat citra

akademis (c) data sekunder dapat dijadikan sumber rujukan utama ketika

peneliti hendak menginformasikan hal-hal yang bersifat makro (d) untuk jenis

penelitian kepustakaan dan studi kajian buku (referensi), maka data sekunder

merupakan informasi utama.

Untuk dapat membaca data penelitian, dibutuhkan kesepakatan

bagaiman periset dapat memberikan interpretasi terhadap data-data lapangan

sebagai berikut :

1.  Data lapangan dapat dideskripsi dalam hal ini dilaporkan apa adanya,

diskripsi pelaporan dapat dilakukan secara umum tetapi dapat pula

dilakukan dengan terinci sesuai dengan keunikan-keunikan tertentu yang

ada pada data lapangan tersebut.

2.  Data lapangan seringkali tidak dapat dideskripsi begitu saja, karena

banyak informasi yang tersembunyi dan tidak muncul dalam upayadeskripsi awal. Untuk itu dibutuhkan intepretasikan (ditafsirkan) karena

ada beberapa fenomena yang tersembunyi (hidden) dalam data lapangan

tersebut?. Untuk mengadakan intepretasi data lapangan dibutuhkan logika

pengamatan dan penggunaan teori-teori pendidikan yang relevant.

3.  Dalam pendekatan siklus penelitian model Wallace, maka upaya untuk

mengadakan deskripsi dan intepretasi dapat dilakukan dengan langkah

induktif (membaca dari data lapangan) dan juga dapat dilakukan dengan

langkah deduksi (membaca dan menafsirkan teori).

Page 23: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 23/68

 

23

Gambar 4:Memberi Tafsir Kepada Data Lapangan dan Data Yang Tersembunyi

DataDataDataData

LapanganLapanganLapanganLapangan

Deskripsi dan

Interpretasi

Beyound

Facts

Intepretasi

Ulangdenganmembacainformasidibalikdata

lapangan

Page 24: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 24/68

 

24

Tabel II:Penampilan Data Lapangan dan Informasi dibalik Data Lapangan

Kasus Data Lapangan Beyound Fact1 Dari penyajian data sekunder,

diketahui bahwa jumlah wanita

pekerja semakin meningkatsepanjang tahun disektor industri.Deskripsi data: bahwa semakin tinggipartisipasi wanita dalam ketenagakerjaan di tanah airInterpretasi Data: bahwa tingkatpendidikan wanita semakin tinggisehingga mudah terserap sebagaitenaga kerja.

Mengapa tenaga kerja wanita di Indonesiasemain tinggi terserap sebagai tenaga kerja

nasional?(a) Dihubungkan dengan teori penurunnyanilai pendapatan masyarakat: bahwasesungguhnya semakin rendah pendapatankeluarga di Indonesia sehingga membutuhkanpartisipasi tenaga kerja wanita (untuk ikutmencukupi kebutuhan primer rumah tangga)(b) Dihubungkan dengan teori sosiologi, makadiketahui bahwa perkembangan kapitalismeindustri telah menarik keluar potensi wanitadari arena domestik ke arena publik,sehingga mengurangi kesejahteraan dankebahagiaan keluarga

2 Dari penyajian data sekunder,diketahui bahwa jumlahpengangkatan guru wanita cukuptinggi disemua daerah, tetapi dalamperkembangannya jumlah guruwanita menjadi lebih rendahdibanding guru pria.Deskripsi Data: jumlah pengangkatanguru wanita tidak seimbang dengandistribusi tugas guru wanita didaerah tertentu.Interpretasi Data: Ada mobilitas yangtinggi dari kelompok guru wanitamenuju daerah perkotaan.

Mengapa guru wanita memiliki mobilitas yangtinggi dibandingkan dengan guru pria?(a) Pengangkatan guru wanita harus dibatasididaerah terpencil, sehingga mengurangimobilitas dari tempat tugas.

Page 25: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 25/68

 

25

Tugas Yang Dilakukan Guru

Anda adalah seorang guru yang baru belajar langkah-langkah penelitian. Anda

sedang berusaha untuk melakuakn deskripsi dan interpretasi data. Dihadapan Anda

sekarang ini terkumpul data lapangan yang terdiri dari data primer (hasil tabulasi

sesuai dengan masalah penelitian Anda) dan data sekunder ( yaitu sumber pendukung

untuk memperkaya hasil penelitian anda). Nah, sekarang bagaimana Anda melakukan

deskripsi dan interpretasi data tersebut?

No Unsur Data Primer Interpretasi Beyoundfact

DataSekunder

Intepretasi

1

2

3

4

5

...

Page 26: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 26/68

 

26

BAB VIISISTEMATIKA USULAN DAN LAPORAN

A. Usulan dan Laporan PenelitianUsulan penelitian dan laporan penelitian, adalah dua hal yang memiliki

persamaan. Usulan penelitian biasanya diajukan kepada pembimbing sebelum

dilaksanakannya penelitian pendidikan, sedangkan laporan penelitian ditulis sebagai

hasil kegiatan penelitian itu sendiri.

Pada umumnya, usulan penelitian memuat:

1. 

Judul2.  Latar belakang

3.  Tujuan Penelitian

4.  Definisi operasional

5.  Tinjauan Pustaka: Landasan teori yang digunakan, Kerangka konseptualisasi

dari konsepsi penelitian

6.  Hipotesis (jika ada)

7.  Metodologi Penelitian yang digunakan

8. 

Jadwal, dan dana yang dibutuhkan9.  Daftar Pustaka

Sedangkan laporan penelitian memuat beberapa hal sebagai berikut :

1.  Judul

2.  Bab I : Pendahuluan (Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Definisi Operasional)

3.  Bab II : Tinjauan Pustaka (Landasan teori yang digunakan/kerangka

konseptualisasi dari konsepsi penelitian dan hipotesis, jika ada)

4.  Bab III : Metode Penelitian yang digunakan5.  Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

6.  Bab V : Simpulan dan Saran

7.  Daftar Pustaka

B. Rincian

Page 27: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 27/68

 

27

1. Judul

Judul penelitian hendaknya dibuat singkat, jelas, menunjukkan dengan tepat

masalah yang akan diteliti, dan tidak memberi peluang bagi penafsiran yang

bermacam-macam. Di samping itu, bahasa yang dipergunakan hendaknya bahasa

ilmiah yang memenuhi standar tertentu dan mudah dipahami oleh orang lain. Judul

penelitian juga dibuat ’merangsang’ orang lain untuk membaca dan ikut memahami

isinya. Judul penelitian sebagai suatu pedoman, dapat dikemukakan bahwa semakin

sedikit keterangan yang dicantumkan dalam judul, semakin luas cakupannya; demikian

pula sebaliknya. Judul penelitian hanyalah sebuah ”frase” sehingga tidak perlu

lengkap, rinci dan lengkap.

2. Latar Belakang

Latar belakang berisi: 1) permasalahan, 2) faedah, 3) hasil penelitian terdahulu

dan 4) keaslian penelitian (originalitas). Dalam permasalahan dikemukakan uraian

tentang masalah yang menarik minat dan mendesak untuk diteliti. Penelitian harus

berfaedah bagi kepentingan negara/ masyarakat/ pembangunan (segi praktis) dan

memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan (segi teoritis). Dalam latar belakang

ini juga dapat ditulis, hasil-hasil penelitian terdahulu atau harus dinyatakan dengan

tegas bedanya dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan. Penelitian yang

dilakukan hendaknya asli (originalitas), sehingga memiliki nilai akademis yang tinggi.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Apa yang hendak dicapai dalam penelitian hendaknya dikemukakan dengan

jelas dan tegas. Perlu pula diingatkan bahwa antara masalah, tujuan dan simpulan

yang kelak diperoleh haruslah sinkron. Jika masalah dirinci menjadi tiga hal, maka

tujuan penelitian, pengujian hipotesis (jika ada), dan simpulan yang diperoleh harus

meliputi keempat hal itu pula.

4. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka berisi uraian sistematis tentang berbagai keterangan yang

dikumpulkan dari pustaka yang ada hubungannya dengan penelitian. Kejujuran

akademik mengharuskan peneliti menunjukkan sumber dari mana keterangan itu

diperoleh. Menurut Kerlinger, teori adalah

“A set of interrelated constructs (concepts), definitions, and propositions that presents asystematic view of phenomena by specifying relations among variables, with the purposeof explaining and predicting the phenomena”. (Kerlinger, 1973)

Page 28: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 28/68

 

28

Dengan demikian, teori mengandung tiga hal pokok: 1) Seperangkat proposisi

yang berisi konstrak (construct) atau konsep yang sudah didefinisikan dan saling

berhubungan; 2) penjelasan hubungan antarvariabel sehingga menghasilkan pandangan

sistematis mengenai fenomena yang digambarkan oleh variabel-variabelnya; 3)

penjelasan mengenai fenomena dengan jalan menghubungkan satu variable dengan

variable lain dan menjelaskan bagaimana hubungan antarvariabel tersebut.

5. Hipotesis (jika ada)

Hipoteisi dirumuskan berdasarkan landasan teori (jika ada), atau berdasarkan

tinjauan pustaka. Tidaklah tepat beranggapan bahwa setiap penelitian harus memuat

hipotesis. Anggapan itu diakibatkan oleh persepsi yang memandang bahwa suatu

penelitian tanpa hipotesis tidak bersifat ilmiah. Kesalahpahaman ini dapat dihindari

dengan memahami sifat penelitian yang berbeda-beda.

Penelitian eksploratif , sebagaimana telah dijelaskan dalam uraian terdahulu,

antara lain ditujukan untuk:

a.  memuaskan kengintahuan peneliti demi memperoleh pengertian yang lebih

baik,

b.  menguji kemungkinan dilakukannya studi yang lebih mendalam, dan

c.  mengembangkan metode-metode yang akan diterapkan dalam studi yang lebih

mendalam (Babbie, 1986: 72)

Sebagai studi penjajakan, pengetahuan tentang teori masih sangat sedikit atau

samar-samar, karena itu melalui hasil observasi barulah masalahnya dapat dirumuskan

lebih rinci serta dapat disusun hipotesisnya. Dengan demikian, dalam penelitian

eksploratif hipotesis barulah dapat disusun belakangan yaitu setelah melalui tahap

observasi; sedangkan menurut pengertian yang lazim, hipotesis harus disusun

sebelumnya. Dalam penelitian hukum, penelitian eksploratif bertujuan:

1.  memperoleh pengetahuan tentang gejala hukum, sehingga dapat merumuskan

masalah, dan

2.  memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu gejala hukum,

sehingga dapat merumuskan hipotesisnya.

Dengan demikian, untuk penelitian eksploratif hipotesis dalam pengertian yang

lazim tidak diperlukan (Kerlinger, 1973: 26; Vredenbregt: 1985: 53; soerjono Soekanto,

1982: 49, 96; Mely Tan, dalam Koentjaraningrat, 1986: 29)

Page 29: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 29/68

 

29

Bagaimana halnya dengan penelitian deskriptif? Penelitian deskriptif yang

bertujuan menggambarkan secara lengkap ciri-ciri suatu keadaan, perilaku pribadi dan

perilaku kelompok, serta menentukan frekuensi suatu gejala, dilakukan tanpa

didahului hipotesis. Tetapi penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh

data tentang hubungan suatu gejala dengan gejala lain memerlukan adanya hipoteisis

(Soerjono Soekanto, 1982: 49, 96; Mely Tan, dalam Koentjaraningrat, 1986: 29).

Hipotesis adalah pernyataan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih

(Kerlinger, 1973: 18), dan selalu dirumuskan dalam kalimat pernyataan. Lebih lanjut,

Kerlinger menyebutkan bahwa hipotesis yang baik harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

1.  menyatakan hubungan antara dua variabel, dan

2.  menyatakan kemungkinan untuk dapat diuji secara empiris, artinya variabel

tersebut dapat diukur dan dinyatakan sebagaimana hubungan antarvariabel

tersebut.

William J. Goode dan Paul K. Hatt, sebagaimana dikutip oleh Miller ( Miller,

1983: 23-28), menyebutkan pula tentang kriteria hipotesis yang baik, yakni harus:

1.  mengandung konsep yang jelas,

2.  dapat diuji secara empiris,

3.  spesifik/terinci

4.  dapat ditunjang dengan tehnik-tehnik yang ada, dan

5.  dapat dihubungkan dengan teori.

6. Metodologi Penelitian

Dalam cara penelitian diuraikan tentang hal-hal berikut :

a.  bahan dan materi penelitian; materi penelitian adalah berasal dari data yang

data bersifat primer dan sekunder. Alat dalam penelitian pendidikan adalah

daftar pertanyaan yang bernama quesionare, hasil wawancara kepada sample

akan menghasilkan sejumlah informasi yang termasuk dalam data primer.

Kriteria terpenting yang menentukan kualitas sampel adalah

representativitasnya-sejauh mana ciri-ciri sampel sama dengan ciri-ciri populasi

yang mewakilinya;

b.  jalannya penelitian, adalah proses kegiatan penelitian yang dilakukan oleh

periset pendidikan;

c.  Konsep/ variabel serta data yang dikumpulkan;

d.  analisis hasil.

Page 30: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 30/68

 

30

Tugas yang Dilakukan Oleh Guru

Anda adalah seorang guru yang tertarik untuk mengadakan pengkajian ilmiah

dalam bentuk penelitian (research). Anda kemudian diminta oleh lembaga

sponsor (bisa pemerintah/ swasta) untuk membuat proposal rencana penelitian

(research design), tentang masalah penelitian pendidikan yang sedang

mendapat sorotan. Anda memilih meneliti tentang peningkatan peranserta

orangtua dalam proses belajar siswa dirumah. Tulislah rencana penelitian itu

dengan lengkap dan gamblang.

N0 Rencana Penelitian Laporan Penelitian

1 Judul Penelitian Judul Penelitian

2 Latar Belakang Masalah Latar Belakang Masalah

3 Masalah Penelitian Masalah Penelitian

4 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian

5 Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian

6 Metode Penelitian Metode Penelitian

7 Model Penelitian Model Penelitian

8 Teori Penelitian Teori Penelitian

9 Jadwal Kegiatan Penelitian Laporan Hasil Penelitian

10 Dana Yang Dibutuhkan Simpulan dan Saran

11

Page 31: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 31/68

 

31

BAB VIIISIMPULAN DAN SARAN

A.  Simpulan

Akhir dari sebuah proses penulisan sebuah karya ilmiah yang didasarkan

atas kegiatan penelitian adalah penulisan kesimpulan dan saran. Ibarat orang

telah berhasil mengumpulkan benda-benda yang diinginkannya, kemudian orang

berusaha mengikatnya dengan simpul (tali-temali) temuan benda tersebut

sesuai dengan kategorisasi benda: menurut jenis, sifat dan macamnya. Temuan

yang dikelompokkan dengan simpul tadi kemudian menandai keberhasilan

proses pencaharian benda sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan

demikian ada konsistensi antara tujuan penelitian, analisis dan temuan hasil

(yang kemudian disimpulkan) dan solusi yang diberikan. Spesifikasi penulisan

simpulan dan saran dapat diungkap sebagai berikut :

1.  Uraian yang menjadi temuan hasil penelitian adalah sebuah pernyataan

yang dirifer dari pertanyaan dasar (basic question) yang diberikan oleh

tujuan penelitian (research obyective). Pernyataan yang ditulis sebagai

simpulan harus mengacu kepada tujuan penelitian, simpulan yang baik

harus ditulis rinci, yaitu mendalam dan memberi kejelasan kepada

pembaca agar memiliki pengetahuan tentang masalah penelitian dengan

lebih baik. Informasi yang jelas memungkinkan pembaca untuk dapat

menerapkan hasil penelitian tadi dalam kehidupan keseharian atau

menindaklanjuti dengan penelitian lain yang lebih mendalam atau agakberbeda dengan masalah penelitian sebelumnya.

2.  Pernyataan simpulan dikembangkan dari tujuan penelitian, sehingga

jumlahnya sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam

kegiatan penelitian lapangan. Apabila seorang periset memiliki tiga tujuan

Page 32: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 32/68

 

32

dalam penelitiannya, maka dapat dicapai tiga simpulan yang dapat

ditampilkan sebagai simpulan hasil penelitian.

3.  Simpulan hasil penelitian menjadi pernyataan yang sangat terbuka, oleh

karena itu menjadi kajian akademik yang masih dapat dikembangkan dan

dikritisi sesuai dengan minat pengembangan bidang kajian yang ada.

Pengembangan materi simpulan dapat diletakkan pada (a) bagian

substansi keilmuan yang mencakup penggunaan teori, (b) metodologi

penelitian yang di pakai untuk merancang kegiatan ilmiah tersebut, (c)

perbandingan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan.

4.  Pernyataan simpulan hasil penelitian perlu dibuat dan dinyatakan dengan

kalimat deklaratif, realistik dan mudah dicerna, sehingga dengan mudah

dapat dipakai sebagai bahan kajian ilmiah. Pernyataan simpulan yang

sederhana juga akan dapat merangsang pembaca untuk terlibat dan

memberikan masukan-masukan kepada periset sehingga dapat

mempersatukan pola pandangan antara periset, pembaca dan birokrat

pelaksana.

B.  Saran

Saran adalah bentuk pernyataan yang diberikan sebagai jalan keluar dari

bentuk simpulan yang mengandung masalah. Saran dengan demikian merupakan

pengertian yang mengandung ’solusi’ konkret dari permasalahan yang ada.

Dengan demikian pernyataan tentang saran dibangun dari kesepahaman

tentang masalah yang dimiliki oleh periset.

1.  Saran adalah pernyataan yang dibangun dengan bahasa deklaratif yang

dibuat konsisten sesuai dengan pernyataan simpulan dari suatu

fenomena pendidikan yang dihasilkan dalam proses penelitian

pendidikan.

2.  Pernyataan Saran yang baik, diformulasikan dengan jelas, kalimatnya

sederhana, dapat dipahami sesuai dengan kejadian keseharian.

Page 33: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 33/68

 

33

Pernyataan tentang saran dibuat sesuai dengan pernyataan simpulan

hasil penelitian

3.  Pernyataan tentang saran perlu dibangun dari pemahaman yang realistik

dari suatu masalah penelitian. Pernyataan harus ’menggugah’ perhatian

dan pikiran pembaca, dan dapat menimbulkan asosiasi terhadap

tindakan konkret yang menjadi solusi dalam kehidupan bersama.

Tugas Yang Dilakukan Oleh Guru

Anda adalah seorang guru yang telah menyelesaikan tugas penelitian

didaerah tempat Anda bertugas. Penelitian tentang kegiatan belajar dan

mengajar di SD pinggiran kota kabaupaten itu, membuahkan serangkaian

simpulan dan saran yang harus di tulis sebagai akhir dari kegiatan penelitian.

Anda dipersilakan menulis hasil studi dengan konsisten.

Simpulan dan Saran

No Simpulan Saran

123

4

56

...

Page 34: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 34/68

 

34

KEPUSTAKAAN

Agus Salim, 2006. Bangunan Teori, Metodologi Penelitian Untuk BidangSosial, Psikologi dan Pendidikan, (Edisi Kedua). Penerbit Tiara Wacana,Jogyakarta.

Agus Salim. 2006.Teori & Paradigma Penelitian Sosial, Buku Sumber UntukPenelitian Kualitatif. ( Edisi Kedua). Penerbit Tiara Wacana, Jogyakarta.

Egon G.Guba. 1987. Menuju metodologi inkuiri naturalistik dalam evaluasi pendidikan. Penterjemah Sutan Zanti Arbi, Penerbit Jambatan, Jakarta.

Earl.R.Babbie, 1979.The Practice of Social Research. Wadsworth Publishing

Company Inc. Baltimore California. 

Fred N.Kerlinger. 1986. Foundations of Behavioral Research. Holt Rinehartand Winston.

Jacob Vredenbergt.1985. Pengantar    Metodologi Untuk Ilmu-IlmuEmpiris.Penerbit Gramedia, Jakarta.

Masri Singarimbun, 1984. Pedoman Praktis Membuat Usulan Penelitian,Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta

Maria S.W. Sumardjono, 1996. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian,Sebuah Panduan Dasar. Penerbit Gramedia, Jakarta.

Soerjono Soekamto, 2006. Pengantar Penelitian Hukum. Penerbit UI Press,Jakarta.

Page 35: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 35/68

 

1

PENELITIAN DESKRIPTIF INTERPRETATIF

Oleh : Dr. Agus Salim, M.Pd.

Page 36: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 36/68

 

2

BAB IPENDAHULUAN

Penelitian Pendidikan tidak hanya milik komunitas akademis atau birokrat

perencana pendidikan. Seringkali kalau kita berbicara mengenai penelitian pendidikan,

image kita akan terbangun dengan sebuah laporan penelitian dengan bahasa yang tidak

mudah untuk dipahami, penggunaan teori pendidikan yang canggih dan penggunaan

rumus statistik yang membuat pusing. Kesimpulan sementara yang dapat terbentuk

adalah bahwa penelitian pendidikan hanya menjadi milik komunitas pendidikan

tertentu, yang memang telah memiliki kemampuan secara khusus. Sehingga tidak

dapat dipahami oleh ’orang lain’ yang tidak berada di dalamnya.

Asumsi itu tidak benar, meskipun dalam kenyataannya laporan penelitian selalu

berbahasa ’kelas berat’. Penelitian pendidikan yang baik selalu menghasilkan sejumlah

temuan, dengan bahasa yang komunikatif, mudah dicerna, dan dapat ditindaklanjuti.

Laporan pendidikan yang baik, diharapkan memberi semangat kepada para pembaca

untuk memahami masalah, menikmati kupasan masalah (pemecahan masalah) dan

merasa mampu untuk ikut mangatasi masalah-masalah itu.

Tulisan ini bersifat elementer, karena ditujukan terutama bagi para peminat

penelitian yang masih berada dalam tahapan awal. Tulisan ini ditujukan kepada para

guru (SD dan Sekolah Menengah), yang masih perlu belajar penelitian pendidikan untuk

membantu tugas-tugasnya memecahkan masalah pendidikan yang muncul di tempat

tugas. Penelitian pendidikan idealnya adalah sebuah cara berpikir yang harus dimiliki

guru, kepala sekolah dan birokrat pendidikan lokal untuk mengatasi masalah

pendidikan yang dihadapi mereka di lapangan. Seorang guru dapat segera

menerapkan upaya strategis seperti cara-cara penelitian, dalam hal ini meliputi

mendiskripsi masalah, menetapkan tujuan, mengambil manfaat, upaya untuk

menganalisis masalah sesuai dengan sejumlah asumsi teori yang dipahaminya.

Upaya itu sangat bermanfaat apabila seorang guru ingin mengatasi masalah pendidikan

dengan cara-cara akademis dan profesional.

Buku ini memang ditujukan kepada guru yang bertugas di apangan dan memiliki

idealisme untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang dialami. Dengan

membaca naskah ini, diharapkan teman-teman guru tidak lagi merasa asing dengan

langkah-langkah strategis dalam penelitian. Penelitian juga tidak dapat dianggap

Page 37: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 37/68

 

3

sakral, karena dipercaya hanya milik ilmuwan pendidikan, tetapi telah terjadi

’desakralisasi’ untuk menju kepada azas fungsional. Penelitian sesungguhnya adalah

upaya untuk mengatasi masalah pendidikan dalam tugas yang dihadapi guru dengan

tepat dan fungsional. Pemanfaatan langkah-langkah penelitian, diharapkan dapat

membantu sejumlah guru untuk melakukan ’sharing’ dengan sesama komunitas guru

secara aktif. Kelompok kerja profesi guru, seperti KKG (kelompok kerja guru), MGMP

(musyawarah guru mata pelajaran) adalah komunitas yang dapat digunakan sebagai

arena kerja guru untuk melakukan penelitian pendidikan. Di komunitas ini teman-

teman guru bisa saling memberi informasi, berbagi pengalaman dan saling memberi

kritik atas upaya yang telah dilakukan. Pada setiap penutup bab, penulis memberi

bagian pelatihan, yang berisi sejumlah isian untuk mengadakan evaluasi hasil pelatihan

langkah-langkah penelitian deskriptif-interpretatif.

Dengan demikian tulisan ini diharapkan membantu guru untuk memulai suatu

langkah besar yang sangat menentukan perbaikan proses belajar dan cara-cara

mengajar guru. Memang tulisan ini masih sederhana, membutuhkan diskusi yang

intensif untuk memahami isi tulisan ini. Terutama membutuhkan latihan intensif untuk

melakukan sendiri penelitian dengan ’rasa percaya diri’, upaya penelitian sejauh

pengamatan tidak bisa dipahami dengan cara menghafal tetapi harus dengan latihan

yang terus-menerus.

Page 38: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 38/68

 

4

BAB II

MASALAH PENELITIAN PENDIDIKAN

Anda adalah seorang guru di pinggiran kota kabupaten, memiliki sejumlah

pengalaman dalam mengajar siswa lebih dari sepuluh tahun. Seringkali anda

mengalami kejadian/peristiwa pendidikan yang khas dan unik yang terjadi berulang-

ulang, kejadian itu dapat menyangkut diri Anda sebagai guru atau diantara teman guru

dan siswa Anda. Sebagai contoh anda mengalami sendiri atmosphere belajar siswa

menurun, atau Anda tiba-tiba kehilangan spirit untuk menjadi guru yang baik. Anda

merasakan betul bahwa nilai harian siswa ada kecenderungan menurun sehingga anda

menjadi serba salah dan ujung-ujungnya anda menyalahkan diri sendiri karena sebagai

guru tidak bisa tampil optimal.

Masalah penelitian harus tergambar dengan mudah dan dapat dirumuskan

dengan sederhana, jelas dan lengkap. Sebenarnya masalah pendidikan (educational

 problema) yang terjadi pada tataran kejadian keseharian khususnya di dalam ruang

kelas. Istilah masalah sendiri timbul ketika Anda memiliki harapan (statement of 

ideal) sedangkan kejadian keseharian menunjukkan perkembangan yang

sebaliknya, apa yang terjadi nyata (statement of facts) tidak sesuai dengan

harapan. Kerlinger (1973:16) mentakrifkan masalah sebagai pernyataan-

 pernyataan yang dicoba untuk ditemukan jawabannya. Masalah pendidikan dapat

berkembang dalam bentuk dan macamnya yang berbeda-beda, perbedaan masalah

tergantung kepada sudut pandang masing-masing guru/peneliti.

Pada masalah turunnya atmosphere belajar siswa, penyebabnya dapat berasal

dari banyak unsur. (1) Masalah yang berasal dari kehadiran Guru: Selama ini guru

mengajar guru yang tidak tepat, guru tidak begitu menguasai substansi (kontent)

belajar, guru mengalami kejenuhan dalam membantu belajar siswa sehingga

kurang memberi waktu kepada proses pembimbingan. (2) Masalah yang berasal di

luar guru, yaitu masalah yang bersumber dari siswa, manajemen sekolah dan

orangtua siswa dan masyarakat. Masalah di luar guru tampaknya sangat beragam,

seperti sulitnya meningkatkan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

Page 39: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 39/68

 

5

Terbatasnya waktu belajar siswa di rumah, atau orangtua yang kurang memperhatikan

siswa dalam mengatasi kesukaran belajar. Masalah-masalah itu sebenarnya dapat

terjadi tunggal (karena satu alasan) tetapi dapat pula saling mengkait sehingga terjadi

tumpang tindih. Secara umum masalah pendidikan terpusat kepada proses untuk

menjawab berbagai masalah yang bersumber kepada: (a) pemuasan sikap

akademik seseorang (b) ada upaya keingin tahuan seseorang/kelompok orang

kepada masalah-masalah baru (c) meletakkan dasar untuk dapat memecahkan

masalah berdasarkan penelitian yang sedang dan telah selesai (d) memenuhi

keingin tahuan sosial (e) menyediakan sesuatu yang memiliki manfaat.

Kriteria masalah demikian tidak dapat membatasi dengan penentuan kriteria

tentang masalah. Suatu masalah sebenarnya merupakan proses yang sedang mengalami

halangan di dalam mencapai tujuannya (goal). Biasanya, halangan tersebut hendak

kita akhiri, dan hal inilah yang antara lain menjadi tujuan suatu penelitian (research

obyective).

Bahwa apa yang dinamakan masalah itu tidak bersifat limitatif-dalam hal ini

misalnya hanya timbul bila ada hambatan/kesenjangan-dapat lebih jelas bila

dihubungkan dengan berbagai sifat penelitian, terutama penelitian eksploratif (Maria

SW. Sumardjono, 1996: 22-23). Penelitian eksploraratif bertujuan memperoleh

pengetahuan tentang suatu gejala, sehingga, setelah melalui tahap observasi, masalah

serta hipotesisnya dapat dirumuskan. Jelaslah bahwa dalam penelitian eksploratif 

pengetahuan tentang gejala yang hendak diteliti masih sangat terbatas dan merupakan

langkah pertama bagi penelitian yang lebih mendalam (Singarimbun dan Effendi, 1989:

4; Babbie, 1986: 72; Vredenbregt, 1985: 53)

Namun demikian, dalam pemilihan masalah hendaknya diperhatikan hal-hal

sebagai berikut

1.  Otoritas peneliti, dalam hubungannya dengan penguasaan teoritis dan

metodologis; sebagai guru yang akan meneliti hendaknya dibantu dengan

beberapa ilmu bantu untuk membangun ilmu pendidikan yaitu ilmu

psikology, sosiologi dan ilmu pendidikan sendiri.

2.  Fasilitas yang tersedia, terutama dana dan waktu; bagi guru yang akan

meneliti sebenarnya tergantung niat yang dimiliki, waktu untuk melakukan

penelitian dan sedikit dana untuk melaksanakan.

3.  Kemungkinan memperoleh data yang adekuat; dapat dilakukan dengan

mengambil data sekunder (statistik pendidikan, data sosiografi/demografi,

Page 40: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 40/68

 

6

statistik sekolah dll) dan juga data primer meliputi pernyataan masing-

masing informan dalam pelaksanaan penelitian lapangan. Data yang baik

adalah data yang memberikan informasi secara tepat dalam pelaksanaan

penelitian yang sedang dilakukan (sesuai dengan tujuan penelitian).

4.  Apakah masalah yang hendak diteliti itu penting/berfaedah bagi negara/

masyarakat dan ilmu pengetahuan. Masalah penelitian adalah masalah yang

dianggap penting dan dirasakan mengganggu kegiatan pendidikan

keseharian, dirasakan sebagai hambatan yang mengganggu yang harus

diatasi bersama (guru, orangtua siswa, siswa, pemerintah dan swasta)

secara simultan.

Dalam prakteknya sering terjadi kesalahan dalam merumuskan masalah, yang

antara lain disebabkan oleh:

1.  Pengumpulan data yang dilakukan tanpa perencanaan terinci; sehingga data

dapat bias, tidak sesuai dengan tujuan penelitian.

2.  Pengambilan data yang sudah tersedia dan usaha untuk memaksakan

perumusan masalahnya;

3.  Perumusan tujuan yang dilakukan terlalu umum dan meragukan, sehingga

interpretasi hasil serta kesimpulan tidak sahih (valid); hal ini tentunya tidak

dapat digunakan untuk mengatasi masalah pendidikan yang muncul di

masyarakat.

4.  Tidak disebutkannya batasan (limitation) dalam pendekatannya-baik secara

eksplisit maupun implisit- yang berguna untuk membatasi kesimpulan dan

penerapannya pada situasi lain.

Tidak ada keharusan yang mengikat dalam hal perumusan masalah-dapat

berbentuk pernyataan maupun pertanyaan. Biasanya lebih mudah merumuskan

masalah dalam bentuk pertanyaan, yang sudah barang tentu bukan sekadar bertanya-

karena suatu masalah yang baik sedapat mungkin: 1) harus menyatakan hubungan

antara dua gejala (variabel), 2) harus dinyatakan secara jelas serta tidak mengandung

keraguan, dan 3) menyiratkan kemungkinan untuk dapat diuji secara empiris

(Kerlinger, 1973: 17-18).

Tugas Yang Harus Dilaksanakan Guru:

Page 41: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 41/68

 

7

Anda adalah guru yang bertugas di suatu daerah dengan karakteristik

tertentu, cobalah Anda susun sebuah identifikasi masalah pendidikan yang

sering muncul atau Anda hadapi dalam tugas keseharian. Dari identifikasi

masalah yang muncul, adakah persamaan diantara masalah-masalah itu, dan

Anda perkirakan teori pendidikan yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah itu?

Identifikasi Masalah Pendidikan

No Identifikasi MasalahPendidikan

Kelompok Masalah Teori yang dapatdigunakan untukmenerangkannya

1

2

3

4

5

...

Page 42: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 42/68

 

8

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT

Apa yang hendak dicapai dalam penelitian hendaknya dikemukakan dengan

jelas dan tegas. Perlu pula diingatkan bahwa antara masalah, tujuan, dan kesimpulan

yang kelak diperoleh haruslah sinkron atau konsisten. Jika masalah dirinci menjadi

empat hal, tujuan penelitian harus meliputi keempat haal tersebut, dan melalui

pengujian hipotesis (jika ada) terhadap keempat hal tersebut akan diperoleh

kesimpulan yang meliputi keempat hal itu pula.

Tujuan penelitian (research obyective) biasanya dinyatakan dengan

kalimat yang sederhana, kalimat tunggal dan tidak bersayap sehingga memuat

kejelasan yang dimaksud.

1.  Tujuan penelitian harus dapat menggugah minat penelitian bagi pembacanya,

untuk terlibat dan menekuni.

2.  Kalimat harus jelas, padat, tunggal dan tidak bersayap

3.  Tujuan penelitian harus memuat unsur pokok yang dijadikan acuan penelitian

Sedangkan pernyataan tentang tujuan penelitian dapat dijabarkan menjadi

beberapa unsur (Suryono Sukamto, 2006: 9):

1.  Mendapatkan pengetahuan tentang sutu gejala, sehingga dapat merumuskan

masalah.

2.  Memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang suatu gejala, sehingga

dapat merumuskan pendapat sementara (hipotesa).

3.  Untuk dapat menggambarkan secara lengkap karakteristik atau ciri-ciri dari

suatu keadaan, perilaku pribadi, perilaku kelompok, fenomena pendidikan.

4.  Mendapatkan keterangan tentang frequensi peristiwa, dan juga mendapat

keterangan hubungan antara suatu gejala dengan gejala yang lain

5.  Menguji hipothesa yang berisikan hubungan sebab dan akibat dari hubungan 2

variabel atau lebih.

Page 43: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 43/68

 

9

Selain tujuan penelitian, peneliti juga sudah harus membayangkan manfaat

yang didatangkan dari penelitian itu. Manfaat penelitian seringkali disebut sebagai arti

dan kegunaan (signifikansi) bagi perkembangan ilmu Pendidikan/ ilmu keguruan

atau juga bagi perkembangan pemanfaatan ditengah masyarakatnya. Manfaat

pertama seringkali disebut signifikansi ilmu dan manfaat kedua disebut sebagai

signifikasi sosial. Manfaat ilmu, dalam penelitian pendidikan diharapkan periset dapat

menyumbangkan sejumlah keterangan yang melengkapi asumsi teori pendidikan

tertentu. Bagaimana teori prestasi belajar dapat dibangun dengan pemahaman baru

tentang ketersediaan fasilitas-belajar dan peningkatan status gizi siswa. Sedangkan

signifikansi sosial mencakup, bagaimana temuan penelitian yang dilakukan itu dapat

memiliki manfaat kepada pengambil kebijakan dan para periset sendiri (guru ybs).

Tugas yang Dilaksanakan Guru

Anda adalah guru yang bertugas di suatu daerah dengan karakteristik

tertentu, cobalah Anda susun tujuan penelitian sesuai dengan masalah yang

terjadi. Tujuan penelitian tersebut Anda hubungkan dengan manfaat penelitian

, dalam bentuk signifikansi ilmu dan signifikansi sosial.

Tujuan Penelitian, Signifikansi Ilmu dan Signifikansi Sosial

No Tujuan Penelitian Signifikansi Ilmu Signifikansi Sosial

1

2

3

Page 44: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 44/68

 

10

BAB IV

METODE PENELITIAN

Penelitian pendidikan pada umumnya mengandung dua ciri pokok, yaitu logika

dan pengamatan empiris (Babbie, 1986:16). Kedua unsur penciri pokok penelitian ini

harus dipakai dengan konsisten, artinya dua unsur itu harus memiliki hubungan

fungsional-logis. Dalam hal ini logika merujuk kepada (a) pemahaman terhadap teori

yang digunakan dan (b) asumsi dasar yang digunakan oleh peneliti ketika akan memulai

kegiatan penelitian. Disamping itu pengamatan empiris bertolak dari (a) hasil kerja

indera manusia dalam melaksanakan observasi dan kekuatan pemahaman manusia

terhadap data-data lapangan. Kegiatan antara penggunaan logika dan pengamatan

empirik harus berjalan konsisten: artinya kedua unsur (logika dan pengamatan

empiris) harus memiliki keterpaduan dan memungkinkan terjadi dialog intensif.

Dengan demikian pengamatan empiris harus dilakukan sesuai dengan pertimbangan

logis yang ada. Sebagai contoh: dalam bidang pendidikan menurunnya prestasi siswa

dapat diterangkan dengan asumsi bahwa (a) telah terjadi berkurangnya minat siswa

terhadap mata pelajaran tertentu di sekolah sebagai akibat dari terbatasnya prasarana

laboratorium dan buku penunjang belajar (b) telah terjadi penurunan rerata nilai ujian

untuk matakuliah tertentu, disebabkan guru belum memahami pelaksanaan kurikulum

yang berbasis kepada KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan).

Page 45: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 45/68

 

11

Gambar 1:Hubungan Antara Logika dan Pengamatan empirik dalam penelitian pendidikan

 Metodologi dalam arti umum, adalah studi yang logis dan sistematis

tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan penelitian ilmiah. Dengan demikian,

metodologi dimaksudkan sebagai prinsip-prinsip dasar dan bukan sebagai

methods atau cara-cara untuk melakukan penelitian. Dalam bagan berikut,metodologi, dalam arti prinsip dasar, digambarkan secara horizontal-yang intinya

terdiri atas: masalah, tujuan, tinjauan pustaka, kerangka teori (jika ada), hipotesis

(jika ada), dan cara penelitian. Sedangkan cara penelitian atau methods atau desain

penelitian digambarkan secara vertikal- yang intinya terdiri atas lima unsur (bahan,

alat, jalannya penelitian, variabel penelitian, analisis hasil).

Dalam bahasa sehari-hari, pengertian methodology dan methods ini sering

dikacaukan. Seringkali dijumpai istilah metodologi atau metode penelitian, padahal

yang dimaksudkan sebenarnya adalah methods atau cara penelitian-sebagai salah satutahap dalam metodologi penelitian yang kemudian dituangkan dalam usulan

penelitian. Dengan demikian, istilah ”metodologi” di sini adalah dalam arti yang

terbatas/sempit.

Sebagai suatu pola, cara penelitian tidak bersifat kaku-bagaimanapun, suatu

cara hanyalah alat (tool) untuk mencapai tujuan. Cara penelitian digunakan secara

Logika

Teori

Asumsi Dasar

PengamatanEmpirik

Data Lapangan(Faktual)

Page 46: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 46/68

 

12

bervariasi, tergantung antara lain pada obyek (formal) ilmu pengetahuan, tujuan

penelitian, dan tipe data yang akan diperoleh. Penentuan cara penelitian sepenuhnya

tergantung pada logika dan konsistensi peneliti.

Pembuatan usulan penelitian merupakan suatu langkah konkret pada tahap

awal penelitian. Seorang guru yang baru meneliti atau ingin meneliti, dalam hal ini

ingin memperoleh informasi dari instrumen yang digunakan. Guru harus memiliki

sejumlah keterampilan khusus. Demikian pula, penelitian itu sedapat mungkin

ditujukan untuk memecahkan suatu masalah pendidikan yang dihadapi oleh

masyarakat, negara, dan ilmu.

Sebagai suatu proses, penelitian membutuhkan tahapan-tahapan tertentu yang

oleh Bailey disebut sebagai suatu siklus yang lazimnya diawali dengan:

1.  pemilihan masalah dan pernyataan hipotesisnya (jika ada);

2.  pembuatan desaian penelitian;

3.  pengumpulan data;

4.  pembuatan kode dan analisis data; dan diakhiri dengan intepretasi hasilnya.

Dalam kenyataannya, seorang peneliti dapat mengakhiri penelitiannya setelah

interpretasi hasil. Akan tetapi, proses penelitian sendiri tidak berhenti pada tahap itu.

Ada kemungkinan bahwa penelitian yang dilakukan tidak membawa hasil sebagaimana

yang diharapkan. Dalam hal ini peneliti perlu melakukan revisi atas asumsi/

hipotesisnya dengan melewati tahap pertama. Atau, mungkin juga asumsi/hipotasisnya

benar tetapi terdapat kesalahan pada hal-hal lain, misalnya kesalahan dalam

penentuan sampel, kesalahan dalam penentuan sampel, kesalahan dalam pengukuran

konsep-konsep, atau ketidaktepatan analisis data. Maka dalan hal ini peneliti harus

mengulang seluruh proses penelitiannya (Bailey, 1982:10). Pendapat ini memperkuat

posisi, bahwa pelaksanaan penelitian bersifat dinamis: yaitu penelitian yang bersifat

terbuka, dilakukan dengan berbagai pendekatan yang tidak kaku (rigit). Proses

penelitian diketahuai adalah proses yang dinamis, artinya perkembangan suatu teori

diawali dengan pemahaman terhadap teori itu sendiri, yang kemudian menghasilkan

hipotesis, lalu dari hipotesis itu diperoleh cara untuk melakukan observasi, dan pada

gilirannya observasi itu menghasilkan generalisasi. Atas dasar generalisasi inilah teori

itu mungkin didukung atau ditolak. Demikian seterusnya, teori dan penelitian

dihubungkan melalui dua metode logika deduksi dan induksi yang dipergunakan secara

berseling-seling. Secara sederhana proses ini dapat dilihat dalam gambar ini:

Page 47: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 47/68

 

13

Gambar 2:Wallace: Model Penelitian Sosial

Kiranya model penelitian dinamislah yang lazim diterima. Wallace melukiskan proses

tersebut sebagai lingkaran ilmu pengetahuan, karena proses menemukan kebenaran

ilmu pengetahuan dan penelitian berlandaskan metode tertentu (Wallace,1971: 16-

24). Pemikiran Wallace dapat memuat daur pendekatan yang bersifat induktife dan

 pendekatan yang bersifat deduktife.

Pendekatan induktif bermula dari keinginan peneliti untuk memberi makna

kepada data hasil observasi dalam bentuk generalisasi empiris (kategori-kategori awal,

asumsi, kemudian menjadi sebuah teori). Pendekatan induktif sering dipakai dalam

penelitian kualitiatif, yaitu penelitian yang memanfaatkan paradigma penelitian

interpretif yang bertujuan membangun makna berdasarkan kepada data-data

lapangan. Pendekatan deduktif bertolak dari sejumlah tafsiran yang diberikan kepada

asumsi dan teori, dengan menggunakan data-data hasil observasi dalam penelitian.

Penelitian yang bersifat deduktif dibangun dari data-data kuantitatif-statistik

yang berusaha mengadakan uji terhadap seperangkaian hipothesa yang menjadi

asumsinya. Penelitian kuantitatif lebih sering dilakukan, dengan perangkat instrument

yang dipersiapkan, para periset kuantitiatif lebih mudah mengambil data dari satuan

Teori

HipotesisGeneralisasi

Empiris

Observasi

Page 48: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 48/68

 

14

sample. Semakin banyak sample penelitian maka semakin tinggi tingkat kepercayaan

terhadap intepretasi data lapangan. Dengan menggunakan pendekatan positivistik,

penelitian kuantitatif menjadi lebih mudah dilakukan, tergantung kepada interpretasi

atas data-data numerik yang dilakukan dalam analisa statistik.

Gambar 3:Siklus Penelitian Model Walace

Dengan berbekal pengertian-pengertian dasar mengenai penelitian, berikut ini

akan diuraikan tahap-tahap dalam penelitian. Membicarakan tahapan dalam penelitian

Teori

Penyusunan Konsep,

Penyusunan Poroposal

Dedukasi

Logika

InferensiLogika

Keputusan untukmenerima atau menolak

Hipotesis

Pengujian

HipotesisInterprestasi,

Penyusunan Instrumen,Penyusunan Skala dan

Penentuan Sampel

GeneralisasiEmpiris

Hipotesis

Observasi

Pengukuran,Penyederhanaan

Informasi dan PerkiraanParameter

Page 49: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 49/68

 

15

pada dasarnya sama dengan membicarakan metodologi atau ilmu tentang metode.

Merupakan suatu kenyataan bahwa prinsip-prinsip metode ilmiah adalah sebagian

besar sama bagi setiap cabang ilmu pengetahuan. Sudah barang tentu perhatian pada

segi penekanannya harus diberikan, tetapi hal ini tidak menyangkut prinsip-prinsip

metode ilmiah (Vredenbregt, 1985: 59-60).

Penelitian pendidikan sebenarnya suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antar konsep yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian. Hubungan antar

konsep itu ditunjukkan dalam sebuah hubungan ........Setiap konsep yang kembangkan

sebagai variabel penelitian harus dapat menunjukkan beberapa indikator empirik yang

ada dilapangan. Sebagai contoh konsep kemampuan mengajar guru, maka indikator

empirik yang dapat diketahui adalah (a) kemampuan penggunaan metode belajar guru

di dalam kelas (b) penguasaan materi belajar pada mata pelajaran tertentu di kelas,

dan (c) kemampuan guru mengadakan asosiasi beberapa mata pelajaran tertentu di

kelas

Tabel I:Konsep dan Indikator Empirik

Sedangkan untuk konsep belajar siswa di kelas, maka indikator yang digunakan

adalah (a) nilai hasil ujian siswa pada mata pelajaran tertentu (b) nilai

K K eemmaammppuuaann MMeennggaa j jaarr GGuurruu PPrreessttaassii BBeellaa j jaarr 

iinnddiik k aattoorr eemmppiirriik k  iinnddiik k aattoorr eemmppiirriik k  

iiee 11 

iiee 11 

iiee 22 iiee 22 

iiee nn…….. 

IIee nn…….. 

Page 50: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 50/68

 

16

keseluruhan sebagai hasil ujian pada tingkatan kelas tertentu (c) aspek

keterampilan yang dicapai siswa pada mata pelajaran tertentu.

Tugas yang Dilakukan Guru

Anda adalah guru SMP yang telah melaksanakan tugas penelitian deskriptif,

usahakan Anda dapat melaksanakan kegiatan analisis dengan cara menafsirkan data –

data lapangan dengan melakukan interpretasi.

A. Sudut Induksi

No Uraian Deskripsi Data Lapangan Interpretasi DataLapangan

Tafsiran dibalik Data(beyound fact)

1

2

3

B. Sudut Deduksi

No Unsur Teori Yang Ingindiketahui Aplikasinya di

Lapangan

Asumsi yangdapat

menjelaskanTeori

HipotesaPenelitian

IndikatorEmpirik

123...

Page 51: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 51/68

 

17

BAB V

KAJIAN TEORI

Perpustakaan dan instansi khusus lain merupakan sumber keterangan. Melalui

penelusuran pustaka dapat diperoleh teori-teori dasar yang telah ditentukan para ahli,

penelitian yang baru dalam bidang yang menjadi perhatian, orientasi pemilihan topik

dapat diperluas, serta pengulangan penelitian dapat dihindari (Irawati, dalam

Singarimbun dan Effendi, 1989: 70). Keterangan yang diperoleh haruslah dicatat dan

diolah untuk kemudian dapat dipergunakan sebagai bahan dalam pembuatan usulan

penelitian, laporan, dan penulisan makalah. Landasan teori dijabarkan dan disusun

berdasarkan tinjauan pustaka, dan akan merupakan suatu bingkai yang mendasari

pemecahan masalah serta untuk merumuskan hipotesis. Teori dapat juga diwujudkan

dalam model penelitian yang apabila dipersiapkan dengan cermat akan mempermudah

penanganan penelitian.

Apakah setiap usulan penelitian harus selalu disertai landasan teori? Jika teori

diberi pengertian menurut ilmu-ilmu sosial sebagaimana diuraikan di atas, landasan

teori tidak harus ada pada setiap usulan penelitian. Dalam penelitian eksploratif,

misalnya, tampak jelas bahwa pengetahuan tentang teori masih sangat sedikit

sehingga tidaklah mungkin menyusun landasan teori. Menurut Mullins (1971:36) teori

dinyatakan sebagai kelompok ide yang memiliki hubungan yang mengandung

kebenaran (1) Konsep-konsep yang digunakan untuk membahas daerah pemasalahan,

(2) Peubah apa yang dipercaya sebagai sumber potensial untuk menggambarkan,

masalah, dan (3) Mengapa memilih idea dan asumsi tertentu untuk membahas

masalah.

Apakah yang dimaksud dengan keterangan konseptual? Kerangka konseptual

adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang

akan diteliti. Konsep bukan merupakan gejala/fakta yang akan diteliti melainkan

abstraksi dari gejala tersebut (Soerjono Soekanto, 1982: 132). Konsep, yang

merupakan salah satu unsur teori, dengan demikian mempunyai sifat yang lebih

kongkret daripada teori. Namun demikian, konsep ini masih perlu dijabarkan lebih

Page 52: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 52/68

 

18

lanjut yaitu dengan memberikan definisi operasionalnya. Dalam ilmu hukum,

penjabaran lebih lanjut itu dapat diambil misalnya dari peraturan perundang-

undangan.

Dengan demikian, bila teori diberi pengertian menurut ilmu-ilmu sosial, tidak

semua usulan penelitian memerlukan landasan teori. Tetapi bagaimanapun juga, untuk

melaksanakan penelitian diperlukan sesuatu yang memberi arah kepada usaha untuk

memecahkan masalah dalam penelitian itu, dan dalam hal ini landasan teori dapat

digantikan oleh landasan konsepsional. Babbie menyebut teori sebagai penjelasan

sistematis tentang fakta-fakta yang diamati yang berkenaan dengan aspek kehidupan

tertentu (Babbie, 1986: 37). Jonathan Turner, sebagaimana dikutip oleh Babbie,

menyebutkan beberapa unsur teori-tiga diantaranya adalah konsep, variabel, dan

pernyataan. Konsep adalah unsur-unsur abstrak yang mewakili kelas-kelas fenomena

dalam satu bidang studi. Dengan demikian, konsep merupakan penjabaran abstrak dari

teori. Dikemukakan sebagai contoh, dalam teori tentang kenakalan remaja ada

beberapa konsep yang terkait, misalnya kenakalan, remaja, status sosial ekonomi,

prestasi di sekolah dan lain sebagainya. Konsep yang berrsifat abstrak itu harus

dijabarkan melalui variabel. Dengan demikian, apabila konsep itu berhubungan dengan

teori, variabelnya berhubungan dengan observasi dan pengukuran. Dalam konsep

status sosial ekonomi, variabel tersebut misalnya dapat diamati dan diukur

berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang tua.

Dalam kaitan dengan pertanyaan (statement) dikenal adanya proposisi dan

hipoteisis. Proposisi adalah kesimpulan yang ditarik tentang hubungan antarkonsep,

dan hipotesis adalah harapan-harapan terinci tentang realitas ampiris yang diperoleh

dari proposisi. Melalui penelitian, hipotesisi akan diuji dan hasilnya mungkin

mendukung atau menolak teori.

Tugas yang Dilakukan Guru

Anda adalah seorang guru yang baru belajar langkah-langkah penelitian. Anda

sedang mencoba menyusun sebuah teori belajar yang berasal dari psikologi belajar dan

sebuah kerangka teoritis yang anda butuhkan untuk meneliti. 

No Perkiraan GrandTheory yangdigunakan

MiddleTheory

Teori HasilPenelitianTerdahulu

Asunsi/HipothesisLapangan

IndikatorImpirik

1

2

Page 53: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 53/68

 

19

3

...

BAB IVDESKRIPSI DAN INTERPRETASI

A. Bagaimana Membaca Data?

Bagaiman membaca data ? Pertanyaan ini sangat mendasar dalam semua

kegiatan penelitian. Bahkan dapat dinyatakan bahwa inti kegiatan penelitian

adalah ’pembacaan’ data lapangan yang telah dikumpulkan dalam kegiatan

penelitian itu. Harus diakui oleh semua orang, bahwa data tidak akan memiliki

makna seandainya periset tidak dapat ’memberi makna’ kepada seonggok

benda yang bernama data (datum). Data yang merupakan benda mati, sejumlah

pernyataan tentang sifat, event yang sudah atau sedang berlalu; akan hidup

dalam imajinasi periset.  Pembacaan data menjadi kunci kegiatan penelitian

lapangan, periset akan menemukan sejumlah temuan dan simpulan (evidensi)

dengan cara membaca data-data yang menjadi temuannya di lapangan.

Kalau yang dimaksud periset adalah guru, maka dapat dinyatakan,

bagaimana guru-guru itu dapat membaca data pendidikan yang diperoleh dalam

kegiatan penelitian lapangan. Ketika seorang guru mendapati laporan statistik

sekolah (dari dinas pendidikan kabupaten) yang terbaca bahwa siswa

perempuan sering mengalami ’drop out’ pada kelas-kelas terakhir tingkat

pendidikan dasar (SD dan SMP). Kejadian itu merupakan data yang perlu

ditafsirkan oleh periset. Pertama, dengan imajinasinya, periset akan

mengambil simpulan bahwa sebagian keluarga-keluarga di daerah penelitian

masih belum menempatkan posisi wanita sejajar dengan laki-laki. Secara

ekonomi dan sosial (social status) wanita lebih rendah dibandingkan laki-laki,

ketika terjadi kesulitan ekonomi maka masyarakat akan merespon dengan

mengurangi peluang pendidikan kepada anak perempuan. Kedua, dengan

imajinasinya pula, periset menghubungkan perilaku masyarakat dengan

Page 54: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 54/68

 

20

kebiasaan dan budaya setempat. Dalam adat budaya Jawa yang patrialkal,

maka aspirasi pendidikan terhadap anak perempuan lebih rendah dibanding

anak lelaki. Bagi keluarga Jawa, anak lelaki akan menanggung tanggung jawab

lebih besar dibanding perempuan, sehingga mereka perlu menikmati

pendidikan lebih tinggi dan harta warisan lebih besar (sakpikulan dan

sakgendongan).

Untuk dapat ’membaca’ data penelitian yang baik, periset perlu

memiliki pengetahuan yang cukup luas dengan cara membaca buku referensi

teori, berdialog dengan teman-teman guru yang lain (kolega) dan berusaha

meningkatkan kualitas pengalaman.

1.  Guru-guru yang termasuk dalam kelompok periset perlu mendalami

buku-buku ilmu pendidikan (ilmu pendukung pendidikan: psikologi,

sosiologi, filsafat manusia dll), jurnal hasil penelitian pendidikan, artikel

pendidikan, dan artikel pendidikan di web-internet, untuk dapat

membangun konsep, asumsi, pengetahuan yang lebih mendalam tentang

masalah-masalah pendidikan yang terjadi dilapangan.

2.  Guru-guru yang termasuk dalam kelompok periset perlu membentuk

kelompok kerja yang diharapkan mampu menggali masalah-masalah

pendidikan dilapangan sesuai dengan pengalaman masing-masing.Dengan membuat kelompok kerja, diharapkan periset memiliki arena

untuk membangun wacana, memahami konsep-konsep penelitian dan

melakukan saling tindak kritis (sharing) terhadap masalah yang dihadapi

bersama.

3.  Periset pendidikan harus memiliki ’pengetahuan awal’ tentang masalah

yang diteliti, sehingga dapat melakukan kegiatan analisis yang tepat.

B. Data Primer dan Data Sekunder

Perlu diketahui, bahwa data dapat dibagi menjadi dua berdasarkan asal-

muasal data tersebut: yaitu Data Primer dan Data Sekunder.

Data Primer adalah data-data yang diperoleh guru secara langsung

dalam kegiatan penelitian lapangan. Data primer ini dapat berbentuk isian

Page 55: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 55/68

 

21

kuesioner, jawaban langsung dari responden/informan berdasarkan

masalah yang sedang dikaji. Data primer dapat berupa sejumlah analisis

statistik yang digunakan untuk mengunyah data-data primer yang masuk

(menggunakan analisis komputer). Data primer juga dapat berbentuk laporan

hasil pengamatan (pengamatan melibat dan pengamatan tidak langsung), hasil

gambar foto dari event tertentu yang menjadi tujuan atau selama penelitian

berlangsung.

Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) seorang guru yang

memiliki atensi untuk memperbaiki kinerja tugas mengajarnya di dalam kelas,

berusaha membagi siswa menjadi tiga kategori, yaitu kategori siswa yang

memiliki rerata nilai cukup tinggi dalam mata pelajaran matematika, kategori

siswa yang memiliki rerata nilai menengah dalam mata pelajaran matematika

dan terakhir kategori siswa yang memiliki rerata nilai rendah dalam mata

pelajaran matematika. Upaya untuk membaca data dengan membagi 3 kategori

tersebut merupakan upaya untuk membaca data primer. Data deskriptif dapat

dilanjutkan dengan pemanfaatan statistik deskriptif (prosentasi, Proposisi) dan

juga menggunakan statistik infrensial (test hipotesa atau melihat ada tidaknya

hubungan antara dua konsep) sehingga dapat menjamin adanya kejelasan

pengambilan simpulan.Data Sekunder, adalah data-data yang yang diperoleh guru secara

tidak langsung dalam kegiatan penelitian. Data sekunder dapat diperoleh

dari sensus pendidikan, laporan data pendidikan dari kantor dinas

 pendidikan dan departemen pendidikan, statistik yang berasal dari

monografi dan demografi desa dan juga hasil-hasil penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya. Data sekunder didapatkan dari sumber jurnal

pendidikan, buku, dan sumber lain yang secara instidental ditemukan. Sumber

sekunder juga dapat diperoleh dari media masa (koran) dan lembaran maya

(internet).

Data sekunder adalah data yang tidak merupakan sumber asli dalam

kegiatan penelitian, tetapi merupakan sumber yang dapat dipakai untuk

menunjang keberadaan informasi data primer yang dijadikan informasi utama.

Page 56: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 56/68

 

22

Meskipun data sekunder merupakan data penunjang, tetapi kepentingan data

ini untuk membangun informasi penelitian cukup penting sehingga dibutuhkan.

Kepentingan data sekunder adalah untuk membuat (a) latar belakang masalah

penelitian (b) informasi alternatip yang dapat dibandingkan dengan informasi

primer, sehingga diperoleh ’pemahaman’ baru bagi periset. Sehingga laporan

penelitian lebih memiliki dukungan data yang dapat memperkuat citra

akademis (c) data sekunder dapat dijadikan sumber rujukan utama ketika

peneliti hendak menginformasikan hal-hal yang bersifat makro (d) untuk jenis

penelitian kepustakaan dan studi kajian buku (referensi), maka data sekunder

merupakan informasi utama.

Untuk dapat membaca data penelitian, dibutuhkan kesepakatan

bagaiman periset dapat memberikan interpretasi terhadap data-data lapangan

sebagai berikut :

1.  Data lapangan dapat dideskripsi dalam hal ini dilaporkan apa adanya,

diskripsi pelaporan dapat dilakukan secara umum tetapi dapat pula

dilakukan dengan terinci sesuai dengan keunikan-keunikan tertentu yang

ada pada data lapangan tersebut.

2.  Data lapangan seringkali tidak dapat dideskripsi begitu saja, karena

banyak informasi yang tersembunyi dan tidak muncul dalam upayadeskripsi awal. Untuk itu dibutuhkan intepretasikan (ditafsirkan) karena

ada beberapa fenomena yang tersembunyi (hidden) dalam data lapangan

tersebut?. Untuk mengadakan intepretasi data lapangan dibutuhkan logika

pengamatan dan penggunaan teori-teori pendidikan yang relevant.

3.  Dalam pendekatan siklus penelitian model Wallace, maka upaya untuk

mengadakan deskripsi dan intepretasi dapat dilakukan dengan langkah

induktif (membaca dari data lapangan) dan juga dapat dilakukan dengan

langkah deduksi (membaca dan menafsirkan teori).

Page 57: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 57/68

 

23

Gambar 4:Memberi Tafsir Kepada Data Lapangan dan Data Yang Tersembunyi

DataDataDataData

LapanganLapanganLapanganLapangan

Deskripsi dan

Interpretasi

Beyound

Facts

Intepretasi

Ulangdenganmembacainformasidibalikdata

lapangan

Page 58: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 58/68

 

24

Tabel II:Penampilan Data Lapangan dan Informasi dibalik Data Lapangan

Kasus Data Lapangan Beyound Fact1 Dari penyajian data sekunder,

diketahui bahwa jumlah wanita

pekerja semakin meningkatsepanjang tahun disektor industri.Deskripsi data: bahwa semakin tinggipartisipasi wanita dalam ketenagakerjaan di tanah airInterpretasi Data: bahwa tingkatpendidikan wanita semakin tinggisehingga mudah terserap sebagaitenaga kerja.

Mengapa tenaga kerja wanita di Indonesiasemain tinggi terserap sebagai tenaga kerja

nasional?(a) Dihubungkan dengan teori penurunnyanilai pendapatan masyarakat: bahwasesungguhnya semakin rendah pendapatankeluarga di Indonesia sehingga membutuhkanpartisipasi tenaga kerja wanita (untuk ikutmencukupi kebutuhan primer rumah tangga)(b) Dihubungkan dengan teori sosiologi, makadiketahui bahwa perkembangan kapitalismeindustri telah menarik keluar potensi wanitadari arena domestik ke arena publik,sehingga mengurangi kesejahteraan dankebahagiaan keluarga

2 Dari penyajian data sekunder,diketahui bahwa jumlahpengangkatan guru wanita cukuptinggi disemua daerah, tetapi dalamperkembangannya jumlah guruwanita menjadi lebih rendahdibanding guru pria.Deskripsi Data: jumlah pengangkatanguru wanita tidak seimbang dengandistribusi tugas guru wanita didaerah tertentu.Interpretasi Data: Ada mobilitas yangtinggi dari kelompok guru wanitamenuju daerah perkotaan.

Mengapa guru wanita memiliki mobilitas yangtinggi dibandingkan dengan guru pria?(a) Pengangkatan guru wanita harus dibatasididaerah terpencil, sehingga mengurangimobilitas dari tempat tugas.

Page 59: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 59/68

 

25

Tugas Yang Dilakukan Guru

Anda adalah seorang guru yang baru belajar langkah-langkah penelitian. Anda

sedang berusaha untuk melakuakn deskripsi dan interpretasi data. Dihadapan Anda

sekarang ini terkumpul data lapangan yang terdiri dari data primer (hasil tabulasi

sesuai dengan masalah penelitian Anda) dan data sekunder ( yaitu sumber pendukung

untuk memperkaya hasil penelitian anda). Nah, sekarang bagaimana Anda melakukan

deskripsi dan interpretasi data tersebut?

No Unsur Data Primer Interpretasi Beyoundfact

DataSekunder

Intepretasi

1

2

3

4

5

...

Page 60: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 60/68

 

26

BAB VIISISTEMATIKA USULAN DAN LAPORAN

A. Usulan dan Laporan PenelitianUsulan penelitian dan laporan penelitian, adalah dua hal yang memiliki

persamaan. Usulan penelitian biasanya diajukan kepada pembimbing sebelum

dilaksanakannya penelitian pendidikan, sedangkan laporan penelitian ditulis sebagai

hasil kegiatan penelitian itu sendiri.

Pada umumnya, usulan penelitian memuat:

1. 

Judul2.  Latar belakang

3.  Tujuan Penelitian

4.  Definisi operasional

5.  Tinjauan Pustaka: Landasan teori yang digunakan, Kerangka konseptualisasi

dari konsepsi penelitian

6.  Hipotesis (jika ada)

7.  Metodologi Penelitian yang digunakan

8. 

Jadwal, dan dana yang dibutuhkan9.  Daftar Pustaka

Sedangkan laporan penelitian memuat beberapa hal sebagai berikut :

1.  Judul

2.  Bab I : Pendahuluan (Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Definisi Operasional)

3.  Bab II : Tinjauan Pustaka (Landasan teori yang digunakan/kerangka

konseptualisasi dari konsepsi penelitian dan hipotesis, jika ada)

4.  Bab III : Metode Penelitian yang digunakan5.  Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

6.  Bab V : Simpulan dan Saran

7.  Daftar Pustaka

B. Rincian

Page 61: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 61/68

 

27

1. Judul

Judul penelitian hendaknya dibuat singkat, jelas, menunjukkan dengan tepat

masalah yang akan diteliti, dan tidak memberi peluang bagi penafsiran yang

bermacam-macam. Di samping itu, bahasa yang dipergunakan hendaknya bahasa

ilmiah yang memenuhi standar tertentu dan mudah dipahami oleh orang lain. Judul

penelitian juga dibuat ’merangsang’ orang lain untuk membaca dan ikut memahami

isinya. Judul penelitian sebagai suatu pedoman, dapat dikemukakan bahwa semakin

sedikit keterangan yang dicantumkan dalam judul, semakin luas cakupannya; demikian

pula sebaliknya. Judul penelitian hanyalah sebuah ”frase” sehingga tidak perlu

lengkap, rinci dan lengkap.

2. Latar Belakang

Latar belakang berisi: 1) permasalahan, 2) faedah, 3) hasil penelitian terdahulu

dan 4) keaslian penelitian (originalitas). Dalam permasalahan dikemukakan uraian

tentang masalah yang menarik minat dan mendesak untuk diteliti. Penelitian harus

berfaedah bagi kepentingan negara/ masyarakat/ pembangunan (segi praktis) dan

memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan (segi teoritis). Dalam latar belakang

ini juga dapat ditulis, hasil-hasil penelitian terdahulu atau harus dinyatakan dengan

tegas bedanya dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan. Penelitian yang

dilakukan hendaknya asli (originalitas), sehingga memiliki nilai akademis yang tinggi.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Apa yang hendak dicapai dalam penelitian hendaknya dikemukakan dengan

jelas dan tegas. Perlu pula diingatkan bahwa antara masalah, tujuan dan simpulan

yang kelak diperoleh haruslah sinkron. Jika masalah dirinci menjadi tiga hal, maka

tujuan penelitian, pengujian hipotesis (jika ada), dan simpulan yang diperoleh harus

meliputi keempat hal itu pula.

4. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka berisi uraian sistematis tentang berbagai keterangan yang

dikumpulkan dari pustaka yang ada hubungannya dengan penelitian. Kejujuran

akademik mengharuskan peneliti menunjukkan sumber dari mana keterangan itu

diperoleh. Menurut Kerlinger, teori adalah

“A set of interrelated constructs (concepts), definitions, and propositions that presents asystematic view of phenomena by specifying relations among variables, with the purposeof explaining and predicting the phenomena”. (Kerlinger, 1973)

Page 62: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 62/68

 

28

Dengan demikian, teori mengandung tiga hal pokok: 1) Seperangkat proposisi

yang berisi konstrak (construct) atau konsep yang sudah didefinisikan dan saling

berhubungan; 2) penjelasan hubungan antarvariabel sehingga menghasilkan pandangan

sistematis mengenai fenomena yang digambarkan oleh variabel-variabelnya; 3)

penjelasan mengenai fenomena dengan jalan menghubungkan satu variable dengan

variable lain dan menjelaskan bagaimana hubungan antarvariabel tersebut.

5. Hipotesis (jika ada)

Hipoteisi dirumuskan berdasarkan landasan teori (jika ada), atau berdasarkan

tinjauan pustaka. Tidaklah tepat beranggapan bahwa setiap penelitian harus memuat

hipotesis. Anggapan itu diakibatkan oleh persepsi yang memandang bahwa suatu

penelitian tanpa hipotesis tidak bersifat ilmiah. Kesalahpahaman ini dapat dihindari

dengan memahami sifat penelitian yang berbeda-beda.

Penelitian eksploratif , sebagaimana telah dijelaskan dalam uraian terdahulu,

antara lain ditujukan untuk:

a.  memuaskan kengintahuan peneliti demi memperoleh pengertian yang lebih

baik,

b.  menguji kemungkinan dilakukannya studi yang lebih mendalam, dan

c.  mengembangkan metode-metode yang akan diterapkan dalam studi yang lebih

mendalam (Babbie, 1986: 72)

Sebagai studi penjajakan, pengetahuan tentang teori masih sangat sedikit atau

samar-samar, karena itu melalui hasil observasi barulah masalahnya dapat dirumuskan

lebih rinci serta dapat disusun hipotesisnya. Dengan demikian, dalam penelitian

eksploratif hipotesis barulah dapat disusun belakangan yaitu setelah melalui tahap

observasi; sedangkan menurut pengertian yang lazim, hipotesis harus disusun

sebelumnya. Dalam penelitian hukum, penelitian eksploratif bertujuan:

1.  memperoleh pengetahuan tentang gejala hukum, sehingga dapat merumuskan

masalah, dan

2.  memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu gejala hukum,

sehingga dapat merumuskan hipotesisnya.

Dengan demikian, untuk penelitian eksploratif hipotesis dalam pengertian yang

lazim tidak diperlukan (Kerlinger, 1973: 26; Vredenbregt: 1985: 53; soerjono Soekanto,

1982: 49, 96; Mely Tan, dalam Koentjaraningrat, 1986: 29)

Page 63: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 63/68

 

29

Bagaimana halnya dengan penelitian deskriptif? Penelitian deskriptif yang

bertujuan menggambarkan secara lengkap ciri-ciri suatu keadaan, perilaku pribadi dan

perilaku kelompok, serta menentukan frekuensi suatu gejala, dilakukan tanpa

didahului hipotesis. Tetapi penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh

data tentang hubungan suatu gejala dengan gejala lain memerlukan adanya hipoteisis

(Soerjono Soekanto, 1982: 49, 96; Mely Tan, dalam Koentjaraningrat, 1986: 29).

Hipotesis adalah pernyataan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih

(Kerlinger, 1973: 18), dan selalu dirumuskan dalam kalimat pernyataan. Lebih lanjut,

Kerlinger menyebutkan bahwa hipotesis yang baik harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

1.  menyatakan hubungan antara dua variabel, dan

2.  menyatakan kemungkinan untuk dapat diuji secara empiris, artinya variabel

tersebut dapat diukur dan dinyatakan sebagaimana hubungan antarvariabel

tersebut.

William J. Goode dan Paul K. Hatt, sebagaimana dikutip oleh Miller ( Miller,

1983: 23-28), menyebutkan pula tentang kriteria hipotesis yang baik, yakni harus:

1.  mengandung konsep yang jelas,

2.  dapat diuji secara empiris,

3.  spesifik/terinci

4.  dapat ditunjang dengan tehnik-tehnik yang ada, dan

5.  dapat dihubungkan dengan teori.

6. Metodologi Penelitian

Dalam cara penelitian diuraikan tentang hal-hal berikut :

a.  bahan dan materi penelitian; materi penelitian adalah berasal dari data yang

data bersifat primer dan sekunder. Alat dalam penelitian pendidikan adalah

daftar pertanyaan yang bernama quesionare, hasil wawancara kepada sample

akan menghasilkan sejumlah informasi yang termasuk dalam data primer.

Kriteria terpenting yang menentukan kualitas sampel adalah

representativitasnya-sejauh mana ciri-ciri sampel sama dengan ciri-ciri populasi

yang mewakilinya;

b.  jalannya penelitian, adalah proses kegiatan penelitian yang dilakukan oleh

periset pendidikan;

c.  Konsep/ variabel serta data yang dikumpulkan;

d.  analisis hasil.

Page 64: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 64/68

 

30

Tugas yang Dilakukan Oleh Guru

Anda adalah seorang guru yang tertarik untuk mengadakan pengkajian ilmiah

dalam bentuk penelitian (research). Anda kemudian diminta oleh lembaga

sponsor (bisa pemerintah/ swasta) untuk membuat proposal rencana penelitian

(research design), tentang masalah penelitian pendidikan yang sedang

mendapat sorotan. Anda memilih meneliti tentang peningkatan peranserta

orangtua dalam proses belajar siswa dirumah. Tulislah rencana penelitian itu

dengan lengkap dan gamblang.

N0 Rencana Penelitian Laporan Penelitian

1 Judul Penelitian Judul Penelitian

2 Latar Belakang Masalah Latar Belakang Masalah

3 Masalah Penelitian Masalah Penelitian

4 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian

5 Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian

6 Metode Penelitian Metode Penelitian

7 Model Penelitian Model Penelitian

8 Teori Penelitian Teori Penelitian

9 Jadwal Kegiatan Penelitian Laporan Hasil Penelitian

10 Dana Yang Dibutuhkan Simpulan dan Saran

11

Page 65: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 65/68

 

31

BAB VIIISIMPULAN DAN SARAN

A.  Simpulan

Akhir dari sebuah proses penulisan sebuah karya ilmiah yang didasarkan

atas kegiatan penelitian adalah penulisan kesimpulan dan saran. Ibarat orang

telah berhasil mengumpulkan benda-benda yang diinginkannya, kemudian orang

berusaha mengikatnya dengan simpul (tali-temali) temuan benda tersebut

sesuai dengan kategorisasi benda: menurut jenis, sifat dan macamnya. Temuan

yang dikelompokkan dengan simpul tadi kemudian menandai keberhasilan

proses pencaharian benda sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan

demikian ada konsistensi antara tujuan penelitian, analisis dan temuan hasil

(yang kemudian disimpulkan) dan solusi yang diberikan. Spesifikasi penulisan

simpulan dan saran dapat diungkap sebagai berikut :

1.  Uraian yang menjadi temuan hasil penelitian adalah sebuah pernyataan

yang dirifer dari pertanyaan dasar (basic question) yang diberikan oleh

tujuan penelitian (research obyective). Pernyataan yang ditulis sebagai

simpulan harus mengacu kepada tujuan penelitian, simpulan yang baik

harus ditulis rinci, yaitu mendalam dan memberi kejelasan kepada

pembaca agar memiliki pengetahuan tentang masalah penelitian dengan

lebih baik. Informasi yang jelas memungkinkan pembaca untuk dapat

menerapkan hasil penelitian tadi dalam kehidupan keseharian atau

menindaklanjuti dengan penelitian lain yang lebih mendalam atau agakberbeda dengan masalah penelitian sebelumnya.

2.  Pernyataan simpulan dikembangkan dari tujuan penelitian, sehingga

jumlahnya sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam

kegiatan penelitian lapangan. Apabila seorang periset memiliki tiga tujuan

Page 66: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 66/68

 

32

dalam penelitiannya, maka dapat dicapai tiga simpulan yang dapat

ditampilkan sebagai simpulan hasil penelitian.

3.  Simpulan hasil penelitian menjadi pernyataan yang sangat terbuka, oleh

karena itu menjadi kajian akademik yang masih dapat dikembangkan dan

dikritisi sesuai dengan minat pengembangan bidang kajian yang ada.

Pengembangan materi simpulan dapat diletakkan pada (a) bagian

substansi keilmuan yang mencakup penggunaan teori, (b) metodologi

penelitian yang di pakai untuk merancang kegiatan ilmiah tersebut, (c)

perbandingan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan.

4.  Pernyataan simpulan hasil penelitian perlu dibuat dan dinyatakan dengan

kalimat deklaratif, realistik dan mudah dicerna, sehingga dengan mudah

dapat dipakai sebagai bahan kajian ilmiah. Pernyataan simpulan yang

sederhana juga akan dapat merangsang pembaca untuk terlibat dan

memberikan masukan-masukan kepada periset sehingga dapat

mempersatukan pola pandangan antara periset, pembaca dan birokrat

pelaksana.

B.  Saran

Saran adalah bentuk pernyataan yang diberikan sebagai jalan keluar dari

bentuk simpulan yang mengandung masalah. Saran dengan demikian merupakan

pengertian yang mengandung ’solusi’ konkret dari permasalahan yang ada.

Dengan demikian pernyataan tentang saran dibangun dari kesepahaman

tentang masalah yang dimiliki oleh periset.

1.  Saran adalah pernyataan yang dibangun dengan bahasa deklaratif yang

dibuat konsisten sesuai dengan pernyataan simpulan dari suatu

fenomena pendidikan yang dihasilkan dalam proses penelitian

pendidikan.

2.  Pernyataan Saran yang baik, diformulasikan dengan jelas, kalimatnya

sederhana, dapat dipahami sesuai dengan kejadian keseharian.

Page 67: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 67/68

 

33

Pernyataan tentang saran dibuat sesuai dengan pernyataan simpulan

hasil penelitian

3.  Pernyataan tentang saran perlu dibangun dari pemahaman yang realistik

dari suatu masalah penelitian. Pernyataan harus ’menggugah’ perhatian

dan pikiran pembaca, dan dapat menimbulkan asosiasi terhadap

tindakan konkret yang menjadi solusi dalam kehidupan bersama.

Tugas Yang Dilakukan Oleh Guru

Anda adalah seorang guru yang telah menyelesaikan tugas penelitian

didaerah tempat Anda bertugas. Penelitian tentang kegiatan belajar dan

mengajar di SD pinggiran kota kabaupaten itu, membuahkan serangkaian

simpulan dan saran yang harus di tulis sebagai akhir dari kegiatan penelitian.

Anda dipersilakan menulis hasil studi dengan konsisten.

Simpulan dan Saran

No Simpulan Saran

123

4

56

...

Page 68: PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF

5/17/2018 PENELITIAN_DESKRIPTIF_INTERPRETATIF - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitiandeskriptifinterpretatif 68/68

 

34

KEPUSTAKAAN

Agus Salim, 2006. Bangunan Teori, Metodologi Penelitian Untuk BidangSosial, Psikologi dan Pendidikan, (Edisi Kedua). Penerbit Tiara Wacana,Jogyakarta.

Agus Salim. 2006.Teori & Paradigma Penelitian Sosial, Buku Sumber UntukPenelitian Kualitatif. ( Edisi Kedua). Penerbit Tiara Wacana, Jogyakarta.

Egon G.Guba. 1987. Menuju metodologi inkuiri naturalistik dalam evaluasi pendidikan. Penterjemah Sutan Zanti Arbi, Penerbit Jambatan, Jakarta.

Earl.R.Babbie, 1979.The Practice of Social Research. Wadsworth Publishing

Company Inc. Baltimore California. 

Fred N.Kerlinger. 1986. Foundations of Behavioral Research. Holt Rinehartand Winston.

Jacob Vredenbergt.1985. Pengantar    Metodologi Untuk Ilmu-IlmuEmpiris.Penerbit Gramedia, Jakarta.

Masri Singarimbun, 1984. Pedoman Praktis Membuat Usulan Penelitian,Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta

Maria S.W. Sumardjono, 1996. Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian,Sebuah Panduan Dasar. Penerbit Gramedia, Jakarta.

Soerjono Soekamto, 2006. Pengantar Penelitian Hukum. Penerbit UI Press,Jakarta.