PENELITIAN PENGEMBANGAN ( FRISKA AYU P 110210302009)
-
Upload
friska-ayu-pramudya -
Category
Documents
-
view
36 -
download
1
description
Transcript of PENELITIAN PENGEMBANGAN ( FRISKA AYU P 110210302009)
MAKALAH
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian Pengembangan
Disusun Oleh :
FRISKA AYU PRAMUDYA
110210302009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
Semester Gasal 2012-2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan ridhonya saya dapat menyelesaikan tugas makalah
METODOLOGI PENELITIAN. Melalui momentum yang istimewa ini, saya
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah, Dr. Nurul UMamah M.pd dan teman-teman yang telah membantu dan memberi semangat sampai terselesainya makalah ini. Serta kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya menerima saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi sempurnanya makalah ini. Melalui makalah ini, saya beharap semoga makalah yang sederhana ini memberi manfaat kepada kita semua.
Jember, 23 September 2013
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….11.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………21.3 Tujuan………………………………………………………………………2BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penelitian Pengembangan ......................................................................4
2.2 Karakteristik dan Motif Penelitian Pengembangan ................................................6
2.3 Metode Penelitian Pengembangan ............................................................................7
2.4 Tujuan Penelitian Pengembangan ............................................................................7
2.5 Jenis- Jenis Penelitian Pengembangan .....................................................................8
2.6 Komponen Penelitian dan Pengembangan................................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................20
Daftar Pustaka ..................................................................................................................21
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Tugas pokok guru antara lain melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Penelitian yang merupakan salah satu tugas guru tersebut secara esensial merupakan aktivitas untuk membahas masalah-masalah yang terkait dengan kehidupan khususnya masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Dalam melakukan penelitian, ada beberapa metode yang dapat digunakan, salah satunya adalah metode penelitian pengembangan.
Pada awalnya, metode penelitian dan pengembangan (research and development) mulai diterapkan pada dunia industri dan merupakan ujung tombak dari suatu industri dalam menghasilkan poduk baru yang dibutuhkan oleh pasar. Hampir 4% biaya digunakan untuk penelitian dan pengembangan dalam bidang industri, bahkan untuk bidang-bidang tertentu seperti computer dan farmasi yaitu hampir melebihi 4% (Borg and Gall, 1989). Sedangkan dalam bidang sosial dan pendidikan, peranan research and development masih sangat kecil dan kurang dari 1% dari biaya pendidikan secara keseluruhan. Hal ini dianggap sebagai salah satu alasan utama mengapa kemajuan dalam bidang pendidikan agak tertinggal jika dibandingkan dengan bidang lain. Seperti yang dikemukakan oleh Borg and Gall (1989 : 773), Unfortunately, R & D still plays a minor role in education. Less than one percent of education expenditures are for this purpose. This is probably one of the main reasons why progress in education has logged for behind progress in other field.
Pada masa lalu, penelitian dalam bidang pendidikan tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan. Penelitian tentang fenomena fundamental pendidikan tersebut dilakukan melalui penelitian dasar (basic research), sedang penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui penelitian terapan (applied research).
Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan yang tidak jarang dijumpai karena hasil-hasil penelitian dasar bersifat teoritis
1
sedangkan hasil penelitian terapan bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau dengan menggunakan penelitian dan pengembangan.
Dalam praktiknya, ada beberapa versi penelitian dan pengembangan sesuai dengan para ahli masing-masing. Selain metode penelitian dan pengembangan (Research and Development), dikenal juga metode penelitian pengembangan (Development Research) yang hampir sama tetapi ada perbedaan. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan yang memadai tentang kedua jenis metode penelitian tersebut agar dapat melaksanakan penelitian dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yaitu :1. Apa pengertian Penelitian Pengembangan?
2. Bagaimana Karakteristik dan Motif Penelitian Pengembangan?
3. BagaimanaMetode Penelitian Pengembangan?
4. Apa Tujuan Penelitian Pengembangan?
5. Apa saja Jenis- Jenis Penelitian Pengembangan?
6. Bagaimana Langkah-langkah Penelitian Pengembangan?
7. Apa saja Komponen Penelitian dan Pengembangan?
1.3 Tujuan
Setelah membaca makalah ini diharapkan anda dapat:1. Mengetahui pengertian Penelitian Pengembangan
2. Mengetahui Karakteristik dan Motif Penelitian Pengembangan
3. Mengetahui Metode Penelitian Pengembangan
4. Mengetahui Tujuan Penelitian Pengembangan
5. Mengetahui Jenis- Jenis Penelitian Pengembangan
6. Mengetahui Langkah-langkah Penelitian Pengembangan
7. Mengetahui Permasalahan Penelitian Pengembangan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu :1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian penelitian
pengembangan
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dan motif
penelitian pengembangan.
2
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui metode penelitian
pengembangan
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui tujuan penelitian
pengembangan.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis- Jenis penelitian
pengembangan.
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah penelitian
pengembangan.
7. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja
permasalahanpenelitian pengembangan.
3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penelitian PengembanganMetode penelitian dan pengembangan telah banyak digunakan
pada bidang-bidang Ilmu Alam dan Teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bangunan gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduk dan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Namun demikian metode penelitian dan pengembangan bias juga digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain.
Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk tertentu untuk bidang administrasi, pendidikan dan sosial lainnya masih rendah. Padahal banyak produk tertentu dalam bidang pendidikan dan sosial yang perlu dihasilkan melalui research & development.
Penelitian pengembangan menurut beberapa ahli diantaranya:1. Menurut Gay (1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu
usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk
digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori.
2. Sedangkan Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian
pengembangan sebagai berikut:
“Educational Research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle, which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed, developing the products based on these findings, field testing it in the setting where it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the filed-testing stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate that the product meets its behaviorally defined objectives.”“Penelitian Pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan
4
dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya , dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai bidang-data uji menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.”
3. Seals dan Richey (1994) mendefinisikan penelitian
pengembangan sebagai suatu pengkajian sistematik terhadap
pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan
produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas,
kepraktisan, dan efektifitas.
4. Van den Akker dan Plomp (1993) mendeskripsikan penelitian
pengembangan berdasarkan dua tujuan yakni
1. Pengembangan prototipe produk.
2. Perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan
evaluasi prototipe produk tersebut
5. Sedangkan Richey dan Nelson (1996) membedakan penelitian
pengembangan atas dua tipe sebagai berikut.
a. Tipe pertama difokuskan pada pendesaianan dan evaluasi
atas produk atau program tertentu dengan tujuan untuk
mendapatkan gambaran tentang proses pengembangan
serta mempelajari kondisi yang mendukung bagi
implementasi program tersebut.
b. Tipe kedua dipusatkan pada pengkajian terhadap program
pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Tujuan tipe
kedua ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang
prosedur pendesainan dan evaluasi yang efektif.
5
6. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring,
penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan,
analsisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis
dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau ingin
menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip
umum, sedangkan pengembangan adalah proses atau cara yang
dilakukanuntuk mengembangkan sesuatu menjadi baik atau
sempurna.
7. Kalau arti penelitian dan pengembangan dijadikan satu yaitu
penelitian pengembangan, maka dapat diartikan bahwa kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analsisis, dan penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan objektif yang disertai dengan
kegiatan mengembangkan suatu produk untuk memecahkan
suatu persoalan yang dihadapi.
2.2 Karakteristik dan Motif Penelitian Pengembangan
Menurut Wayan (2009) di dalam buku Sugiyono ada 4 karateristik penelitian pengembangan antara lain :
1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan
dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran
sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap
pemerolehan kualitas pembelajaran.
2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta
media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi
siswa.
3. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji
ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga
produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas
pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan
6
tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat
dipertanggung jawabkan secara akademik.
4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media
pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan
secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan
originalitas.
Sedangkan motif penelitian pengembangan seperti dikemukankan Akker (1999) antara lain :
1. Motif dasarnya bahwa penelitian kebanyakan dilakukan bersifat
tradisional, seperti eksperimen, survey, analisis korelasi yang
fokusnya pada analsis deskriptif yang tidak memberikan hasil yang
berguna untuk desain dan pengembangan dalam pendidikan.
2. Keadaan yang sangat kompleks dari banyknya perubahan kebijakan di
dalam dunia pendidikan, sehingga diperlukan pendekatan penelitian
yang lebih evolusioner (interaktif dan siklis).
3. Penelitian bidang pendidikan secara umum kebanyakan mengarah
pada reputasi yang ragu-ragu dikarenakan relevasi ketiadaan bukti.
2.3 Metode Penelitian Pengembangan
Di dalam buku Jurnal Pendidikan Ekonomi ada beberapa metode yang digunakan dalam penelitian pengembangan, yaitu metode deskriptif, evaluative, dan eksperimental. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal, untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada mencakup :
1. Kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan
perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang akan
dikembangkan.
2. Kondisi pihak pengguna seperti skala, huruf, dan siswa.
7
3. Kondisi faktor pendukung dan penghambat mencakup unsur
manusia, sarana, dan prasarana, biaya pengelolaan, dan
lingkungan.
Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi uji coba pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba kemudian diadakan evaluasi baik hasil maupun proses.
Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yanag dihasilkan. Dalam eksperimen pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok control. Pemilihan kelompok eksperimen dan control dilakukan secara acak.
2.4 Tujuan Penelitian Pengembangan
Menurut Akker (1999) didalam buku Sugiyono, tujuan penelitian pengembangan dapat dibedakan menjadi:
1. Pada bagian kurikulum
Tujuannya adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang pengembangan suatu produk/program untuk meningkatkan suatu program/produk menjadi berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal dari jenis ini pada situasi ke depan.
2. Pada bagian teknologi dan media Tujuannya adalah untuk menigkatkan proses rancangan instruksional, pengembangan, dan evaluasi yang didasarkan pada situasi pemecahan masalah spesifik yang lain atau prosedur pemeriksaan yang digeneralisasi.
3. Pada bagian pelajaran dan instruksi Tujuannya adalah untuk pengembangan dalam dalam perancangan lingkungan pembelajaran, perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari pengamatan dan pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman fundamental ilmiah
4. Pada bagian pendidikan guru dan didaktis Tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para guru dan atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan spesifik bidang pendidikan. Pada bagian didaktis, tujuannya untuk menjadikan penelitian pengembangan sebagai suatu hal interaktif, proses yang melingkar pada penelitian dan pengembangan dimana gagasan teoritis dari perancang memberi
8
pengembangan produk yang diuji di dalam kelas yang ditentukan, mendorong secepatnya ke arah teoritis dan empiris dengan menemukan produk, proses pembelajaran dari pengembang dan teori instruksional.
2.5 Jenis- Jenis Penelitian PengembanganJenis-jenis penelitian yang utama pada penelitian pengembangan (Akker, 1999):
1. Penelitian formatif. Aktivitas penelitian ketika melakukan keseluruhan proses pengembangan suatu intervens yang spesifik mulai dari penyelidikan belajar melalui evaluasi belajar (summatif dan formatif), mengoptimalisasi mutu intervensipada pengujian prinsip-prinsip rancangan. Aktivitas penelitian ketika melakukan keseluruhan proses pengembangan suatu intervensi yang spesifik,mulai dari penyelidikan belajar melalui evaluasi belajar (summatif dan formatif), mengoptimisasi mutu intervensi pada pengujian prinsip-prinsip rancangan.
2. Studi rekonstruksi. Analisis penelitian yang menyelenggarakan proses pengembangan beberapa intervensi, berfokus pada artikulasi dan spesifikasi prinsip-prinsip rancangan. Aktivitas penelitian yang menyelenggarakan proses pengembangan beberapa intervensi, berfokus pada artikulasi dan spesifikasi prinsip-prinsip rancangan. tipologi memberikan suatu titik awal yang bermanfaat untuk dapat memerinci karakteristik dan metoda penelitian pengembangan
2.6 Langkah-langkah Penelitian PengembanganMenurut Sugiyono (2010) langkah-langkah penelitian dan pengembangan dijelaskan sebagai berikut:
9
Potensi Masalah
Pengumpulan data
Desain Produk
Validasi Desain
Revisi DesainUji Coba
ProdukRevisi Produk
Uji Coba Pemakaian
Revisi Produk
Produksi masal
1. Potensi dan masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didaya gunakan akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah dapat dijadikan potensi apabila kita dapat mendayagunakannya. Contoh dalam bidang budaya, kita memiliki budaya yang sangat beragam. Budaya tersebut dapat dimanfaatkan untuk membangun perekonomian di daerah tersebut dengan syarat harus mengoptimalkan potensi budaya tersebut. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam bidang penelitian harus ditujukkan dengan data empirik. Misalnya potensi budaya di daerah tertentu harus dapat dikemukakan data berapa banyak budaya yang ada, barapa banyak wisatawan yang akan datang dsb. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa didasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.
2. Mengumpulkan data
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara factual, dan up to date selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Disni diperlukan metode penelitian sendiri. Metode apa yang akan digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai. Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoretis yang memperkuat suatu produk. Produk pendidikan, terutama produk yang berbentuk model, program, sistem, pendekatan, software dan sejenisnya memiliki dasar-dasar konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-konsep atau teori-teori yang mendukung suatu produk perlu dilakukan kajian literatur secara intensif. Melalui studi literatur juga dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.
Produk yang dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa perangkat keras seperti alat bantu pembelajaran, buku, modul atau paket belajar, dll., atau perangkat lunak seperti program-program pendidikan dan pembelajaran, model-model pendidikan, kurikulum, implementasi, evaluasi, instrumen pengukuran, dll. Beberapa kriteria
10
yang harus dipertimbangkan dalam memilih produk yang akan dikembangkan.
1. Apakah produk yang akan dibuat penting untuk bidang
pendidikan?
2. Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki nilai ilmu,
keindahan dan kepraktisan?
3. Apakah para pengembang memiliki pengetahuan, keterampilan
dan pengalaman dalam mengembangkan produk ini?
4. Dapatkah produk tersebut dikembangkan dalam jangka waktu
yang tersedia?
3. Desain produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan bermacam-macam. Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia adalah produk yang berkualitas, ergonomis, dan bermanfaat ganda.
Desian produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Dalam bidang pendidikan contohnya saja Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4. Validasi desain
Merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih baik efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum, diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.
11
5. Revisi desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk yang lebih bagus dan yang mau menghasilkan produk tersebut.
6. Uji coba produk
Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru langsung diuji coba, setelah validasi dan direvisi. Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu. Tetapi harus dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk tersebut yang diujicoba. Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru.
7. Revisi produk
Pengujian efektivitas metode mengajar baru pada sampel yang terbatas menunjukkan bahwa metode mengajar baru efektif daripada metode lama. Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan
8. Uji coba pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang luas. Dalam operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.
9. Revisi produk
Dilakukan apabila dalam pemakaian dalam lembaga pendidikan terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah metode mengajar.
12
10. Produksi masal.
Bila produk yang berupa metode mengajar baru telah dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal dalam beberapa kali pengujian maka metode mengajar baru tersebut dapat diterapkan dalam setiap lembaga pendidikan.
Penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi dari sepuluh
langkah penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall. Secara garis
besar dikembangkan oleh Sukmadinata dan kawan-kawan terdiri atas tiga
tahap, yaitu: 1) Studi Pendahuluan, 2) Pengembangan Model, dan ke 3) Uji
Model.
1. Studi Pendahuluan
Tahap pertama studi pendahuluan merupakan tahap awal atau
persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah,
pertama studi kepustakaan, kedua survai lapangan dan ketiga penyusunan
produk awal atau draf model (karena yang dikembangkan umumnya
berbentuk model).
Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep-
konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model yang
akan dikembangkan. Umpamanya untuk penyusunan model pembelajaran
bagi pengembangan kemampuan berkomunikasi anak SD kelas tinggi,
studi kepustakaan difokuskan mengkaji konsep dan teori-teori tentang
model-model pembelajaran bahasa, khususnya dalam pengembangan
berkomunikasi. Studi kepustakaan juga mengkaji perkembangan,
karakteristik anak SD kelas tinggi (kelas 5 dan 6) khususnya dalam
kemampuan berkomunikasi. Selain dari itu studi kepustakaan juga
mengkaji hasil-hasil. penelitian terdahulu yang berkenaan dengan
pembelajaran bahasa dan berkomunikasi.
13
Draf model tersebut selanjutnya direvisi dalam sebuah pertemu-
an yang dihadiri oleh para ahli dalam bidang kurikulum dan pembelajaran,
pendidikan bahasa Indonesia, dan beberapa guru SD senior yang punya
pengalaman dalam pembelajaran dan pelatihan bahasa Indonesia.
Berdasarkan masukan-masukan dari pertemuan reviu di atas, tim peneliti
mengadakan penyempurnaan draf model tersebut. Draf yang telah
disempurnakan, digandakan sesuai dengan kebutuhan.
2. Uji Coba Terbatas dan Uji Coba Lebih Luas
Selesai kegiatan pada tahap pertama Studi Pendahuluan,
kegiatan dilanjutkan dengan tahap kedua, Uji Coba Pengembangan Produk
pendidikan (model pembelajaran komunikatif). Dalam tahap ini ada dua
langkah, langkah pertama melakukan uji coba terbatas dan langkah kedua
uji coba lebih lugas.
Penyusunan satpel. Sebelum uji coba dilaksanakan keenam guru
yang mengajar di kelas 5 dan 6 tersebut diundang untuk bersamasama
menyusun satpel Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran komunikatif. Kerangka satpel mengikuti format yang
berlaku di sekolah, tetapi segi-segi yang dikembangkan dan langkah-
langkah pembelajarannya mengikuti acuan dalam draf model pembelajaran
komunikatif.
Uji coba terbatas. Dalam pelaksanaan uji coba terbatas, guru-
guru pelaksana uji coba melaksanakan pembelajaran berdasarkan satpel
yang mereka susun. Selama kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan
pengamatan, mencatat hal-hal penting yang dilakukan guru, baik hal-hal
baik maupun kekurangan, kelemalian, kesalahan dan penyimpangan yang
dilakukan guru. Selain kegiatan guru, pengamatan dan pencatatan juga
dilakukan terhadap respon, aktivitas dan kemajuan-kemajuan yang dicapai
siswa. Selesai satu pertemuan, peneliti mengadakan diskusi dengan guru
14
membicarakan apa yang sudah berjalan, terutama kekurang/kelemahan dan
kesalahan/penyimpangan yang dilakukan.
Berdasarkan masukan-masukan tersebut guru mengadakan
perbaikan terhadap satpelnya atau mencatat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran. Peneliti mengadakan
memberikan catatan penyempurnaan terhadap draf model pembelajaran
yang digunakan. Selesai pembelajaran satu satpel para peneliti
mengadakan pertemuan membicarakan temuantemuan dari uji coba.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut peneliti mengadakan penyempurnaan
terhadap model pembelajaran yang dikembangkan. Kalau ada perubahan
yang sangat berarti dalam draf model pembelajaran tsb., maka peneliti
memberi tahukan kepada guru pelaksana uji coba agar dalam penyusunan
satpel disesuikan dengan perubahan tersebut. Demikian dilakukan dengan
satpel atau pokok bahasan berikutnya. Setelah beberapa putaran dilakukan
dan masukan-masukan perbaikan satpel dan draf model pembelajaran tidak
ada lagi, maka kegiatan uji coba dihentikan. Selesai putaran uji coba
terbatas para peneliti mengadakan pertemuan untuk menibahas temuan-
temuan dan melakukan penyempurnaan terakhir sebelum uji coba lebih
luas.
Uji coba lebih luas. Uji coba lebih luas dilakukan dengan
sampel sekolah dan guru yang lebih banyak, yaitu 6 sekolah dan 12 orang
guru kelas 5 dan 6. Sekolah yang diambil berbeda dengan uji coba
terbatas. Penentuan sampel dilakukan berdasarkan stratified-cluster
random, yaitu diambil satu sekolah baik di pusat kota dan satu di pinggiran
kota, satu sekolah sedang di pusat dan satu di pinggiran dan satu sekolah
kurang di kota dan satu di pinggiran kota. Pada masing-masing sekolah
diambil dua orang guru, yaitu guru kelas 5 dan kelas 6, sehingga jumlah
guru pelaksana uji coba lebih luas ini berjumlah 12 orang.
15
Langkah kegiatan selanjutnya sama dengan uji coba terbatas,
dimulai dengan penyusunan satpel, pembelajaran pada masingmasing
kelas dengan pengamatan dari peneliti dan diskusi pelaksanaan
pembelajaran uji coba, kemudian penyempurnaan satpel. Kegiatan
selanjutnya penyempurnaan model pembelajaran oleh para peneliti dengan
memperhatikan masukan-masukan dari pelaksanaan pembelajaran.
Pengamatan, diskusi dan penyempurnaan dilakukan terus sampai dinilai
tidak ada lagi kekurangan atau kelemahan, sehingga uji coba dapat
dihentikan. Para peneliti mengadakan pertemuan penyempurnaan draf
terakhir, dan setelah kegiatan ini draf sudah dinilai final.
3. Uji Produk dan Sosialisasi Hasil
Uji produk merupakan tahap pengujian keampuhan dari produk
yang dihasilkan. Dalam pelaksanaan pengujian digunakan dua kelompok
sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jumlah
kelompok eksperimen sebanyak kelompok uji coba lebih luas, dalam
penelitian kami berjumlah 12 guru atau 12 kelas dari 6 sekolah masing-
masing satu sekolah dari kategori baik di pusat kota, pinggiran kota,
sekolah sedang di pusat dan sekolah pinggiran kota dan sekolah kurang
dari pusat kota dan pinggiran kota. Kelompok kontrol jumlah dan
kategorinya sama dengan kelompok eksperimen. Di samping
pertimbangan kategori dan lokasi pemilihan kelompok kontrol juga
didasarkan atas kesamaan statusnya sebagai SD inti atau imbas, latar
belakang dan pengalaman guru, sarana dan fasilitas pembelajaran yang
dimiliki. Dengan dasar-dasar pertimbangan pemilihan tersebut masing-
masing pasangan kelompok dinilai sama atau setara sehingga memenuhi
syarat sebagai berpasangan atau matching.
Dengan gambaran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
seperti di etas desain eksperimen yang digunakan termasuk “The Matching
Only Pretest-Posttest Control Group Design”.
16
Dalam pelaksanaan eksperimen guru pada kelas-kelas kelompok
eksperimen dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
komunikatif sedang pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran
biasa. Pokok bahasan yang diajarkan, buku sumber dan alat bantu yang
digunakan relatif sama. Sebelum dirnulai pembelajaran diberikan pretest
yang sama dan setelah selesai seluruh pembelajaran pokok bahasan juga
diberi post test yang sama. Dalam kegiatan eksperimen tidak ada
perbaikan model pembelajaran maupun satpel, keduanya menggunakan
model yang telah dikembangkan pada uji coba lebih luas.
Setelah selesai eksperimen dan pemberian post tes, diadakan
analisis statistik uji perbedaan. Uji perbedaan yang dihitung adalah antara
hasil pretest dengan posttest pada kelompok eksperimen, dan pada
kelompok kontrol, uji perbedaan pretest antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol, post test antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol, dan antara perolehan (gain) kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol. Produk yang dihasilkan disosialisasikan ke
sekolah-sekolah untuk diterapkan.
Langkah-langkah dalam penelitian pengembangan (Akker,
1999):
1. Pemeriksaan pendahuluan (preliminary inverstigation).
Pemeriksaan pendahuluan yang sistematis dan intensif dari permasalahan
mencakup:
a. tinjauan ulang literatur,
b. konsultasi tenaga ahli,
c. analisa tentang ketersediaan contoh untuk tujuan yang terkait,
dan
17
Expert Review
d. studi kasus dari praktek yang umum untuk merincikan
kebutuhan.
2. Penyesuaian teoritis (theoretical embedding). Usaha yang
lebih sistematis dibuat untuk menerapkan dasar pengetahuan dalam
mengutarakan dasar pemikiran yang teoritis untuk pilihan rancangan.
3. Uji empiris (empirical testing). Bukti empiris yang jelas
menunjukkan tentang kepraktisan dan efektivitas dari intervensi.
4. Proses dan hasil dokumentasi, analisa dan refleksi
(documentation, analysis, and reflection on process and
outcome)Implementasi dan hasilnya untuk berperan pada spesifikasi dan
perluasan metodologi rancangan dan pengembangan penelitian.
Revise Revise
Revise
2.7 Komponen Penelitian dan Pengembangan
Borg and Gall (1989) menjelaskan empat ciri utama dalam penelitian dan pengembangan, yaitu:
1. Studying research findings pertinent to the product to be develop Melakukan studi atau penelitian awal untuk mencari temuan-temuan penelitian terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
2. Developing the product base on this findings.Mengembangkan produk berdasarkan temuan penelitian tersebut.
18
One to one
Small Group Field test
3. Field testing it in the setting where it will be used eventuallyMelakukan uji lapangan dalam seting atau situasi senyatanya di mana produk tersebut nantinya digunakan
4. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage. Melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam tahap-tahap uji lapangan.
Dari empat ciri utama R&D tersebut, memberikan gambaran bahwa ciri utama R&D adalah adanya langkah-langkah penelitian awal tekait dengan produk yang akan dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut kemudian produk pendidikan dirancang dan dikembangkan untuk kemudian diuji dan diperbaiki/direvisi.
Menurut Tim Puslitjaknov (2008),metode penelitian pengembangan memuat 3 komponen utama yaitu:
(1) Model pengembangan,
(2) Prosedur pengembangan, dan
(3) Uji coba produk.
Deskripsi dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut:
(1) Model Pengembangan model Pengembangan Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual adalah model yang bersifat analitis, yang menyebutkankomponen-komponen produk, menganalisis komponen secara rinci dan menunjukkan hubungan antar komponen yang akan dikembangkan. Model teoritik adalah model yang menggambar kerangka berfikir yang didasarkan pada teori-teori yang relevan dan didukung oleh data empirik Dalam model pengembangan, peneliti memperhatikan 3 hal:
a. Menggambarkan struktur model yang digunakan secara singkat, sebagai dasar pengembangan produk.
b. Apabila model yang digunakan diadaptasi dari model yang sudah ada, maka perlu dijelaskan alasan memilih model, komponen-komponen yang disesuaikan, dan kekuatan serta kelemahan model dibanding model aslinya.
19
c. Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka perlu dipaparkan mengenai komponen-komponen dan kaitan antar komponen yang terlibat dalam pengembangan.
(2) Prosedur penelitian pengembangan. Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh oleh peneliti/pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan model pengembangan dalam memaparkan komponen rancangan produk yang dikembangkan. Dalam prosedur, peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada setiap tahapan dalam pengembangan.
(3) Uji Coba Model atau Produk Uji coba model atau produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba model atau produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak digunakan atau tidak. Uji coba model atau produk juga melihat sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan.
Model atau produk yang baik memenuhi 2 kriteria yaitu:1. kriteria pembelajaran (instructional criteria) dan
2. kriteria penampilan (presentation criteria). Ujicoba dilakukan 3 kali yang meliputi:
(1) Uji ahli(2) Uji terbatas dilakukan terhadapkelompok kecil sebagai
pengguna produk;(3) Uji-lapangan (field Testing).
Dengan uji coba kualitas model atau produk yang dikembangkan.
20
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarakan pembahasan yang telah dijelaskan diatas maka
penulis dapat menyinpulkan sebagai berikut mengenai karateristik
penelitian pengembangan antara lain :
1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan
dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran
sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap
pemerolehan kualitas pembelajaran.
2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta
media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi
siswa.
3. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli,
dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk
yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut
seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung
jawabkan secara akademik.
4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media
pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan
secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan
originalitas.
21
Daftar Pustaka
Jurnal Pendidikan Ekonomi halaman 76-88
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sujadi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka cipta
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Rosdakarya
Sukmadinata, Nana Sy. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi.
Bandung: Kesuma Karya
22