Penelitian Pemetaan Peraturan Daerah Dunia Usaha untuk ...repository.unp.ac.id/1131/1/ARIFA...

35
Laporan Penelitian Penelitian Pemetaan Peraturan Daerah Dunia Usaha untuk Program Analisis Dampak Regulasi Afriva Khaidir, SH.,M.Hum.,MAPA ~ovia Zdfa Riany, SE.,M.Si. Marleni, S.Pd. H. Elyunus Asmara, SH.,CN Dibiayai oleh The Asia Foundation dan United States Agency for International Development Pusat Kajian Sosial Budaya dan Ekonomi FAKULTAS ILMU-ILMU SOSJAL UNIWRSITAS NEGERI PADANG 2007 , < ;. T!-., - ,-?., . !-

Transcript of Penelitian Pemetaan Peraturan Daerah Dunia Usaha untuk ...repository.unp.ac.id/1131/1/ARIFA...

Laporan Penelitian

Penelitian Pemetaan Peraturan Daerah Dunia Usaha untuk Program Analisis Dampak Regulasi

Afriva Khaidir, SH.,M.Hum.,MAPA ~ o v i a Zdfa Riany, SE.,M.Si.

Marleni, S.Pd. H. Elyunus Asmara, SH.,CN

Dibiayai oleh The Asia Foundation dan

United States Agency for International Development

Pusat Kajian Sosial Budaya dan Ekonomi FAKULTAS ILMU-ILMU SOSJAL UNIWRSITAS NEGERI PADANG

2007 ,<

;. T!-., - ,-?., . !-

1. Judul Penelitian : Penelitian Pemetaan Peraturan Daerah Dunia Usaha untuk Program

Analisis Dampak Regulasi

2. Ketua Peneliti: a . N a m a b. Jenis Kelarnin c. NIP/Golongan d. Jab. Fungsional e. Jab. Struktural f. Bidang Ilmu g. Alamat h. Telfodfaks i. Alamat nunah.

telfodemail

: Afiiva Khaidir, SH.,M.Hum.,MAPA : Laki-laki : 1966041 1 199003 1 002rm[ d : Lektor -

: Public Administration : 1. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Padang : 0751 4451 87

: Jl. Pramuka I No. 25 Lolong Belanti Padang 25 136 075 1 444 126/afiivak@,yahoo.com

3. Anggota Peneliti : Novia Zulfa Riany, SE.,M.Si. Marleni, S.Pd. H. Elyunus Asmara, SH.,CN

4. Mata Kuliah yang Diampu: a. Mata Kuliah I : Hukum Administmi Negara (3 sks) b. Mata Kuliah I1 : Sistem Pemerintah Daerah (3 sks)

Mengetahui: Direktur PKSBE

QRc Prof. Dr. Mestika NIP. 19550919 198203 1 003

I. PENDAHULUAN 1.1 Latat Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Metodologi

11. ANALISIS DATA DAN PELAKSANAAN P&OGRAM 11.1 Analisis Data

11.1.1 Gambaran Umum Perekonomian Kapupaten Solok 11.1.2 Perkembangan Dunia Usaha d i Kabupaten Solok 11.1.3 Penerimaan, Pengeluaran dan Pembiayaan Daerah

11.2 Pelaksanaan Kegiatan 11.2.1 Pemetaan Regulasi Terkait Kegiatan Usaha 11.2.2 Screening uatuk Burning Issues

11.2.2.1 Penentuan bfedium List Perda 11.2.2.2 Pemilihan Short List Perda IL2.2.3 Pemilihan Dua Perda

rn. KESIMPULAN IV. REKOMENDASI

Rekomendasi Hasil

BAB I PENDAHULUAN

.. . 1.1. Latar Belakang

Reformasi biroktasi seharusnya merupakan pangkal dan s e w target utama

dalam proses-proses reformasi di Indonesia. Kuatnya desakan dan keinginan daerah

untuk melaksanakan otonomi daerah dalam spirit reformasi dewasa ini juga

didukung oleh para* baru tentang good governance, di m a reformasi bitokrasi

harm mencakup pembenahan kembali stdeson'ety rebtions. Jika ini bisa drlakukan,

maka bemiti secam implisit dzui eksplisit tujuan hakiki dari pelaksanaan otonomi dan

desentralisasi adalah upaya meningkatkan hubungan timbal balik yang hannonis dan

seimbang antara negara clan rnasyarakat di satu pihak clan negata dengan dunia usaha

di lain pihak. Proses ini hanpa mungkin jika tejadi perbaikan-perbaikan, baik &lam

perurnusan kebijakan (polig f m u b t i o n ) maupun pelaksanaan kebijakan (pokey

inghmenfation) clan evaluasi kebijakan Po& emlwation). Dalam semua ini padsipasi

lokal merupakan hal pang senttat

Keluamya UU No. 22 clan 25 tahun 1999 yang mengatur tentang penyelenggaraan

peme~tahan daerah merupakan gong dati reformasi desentralisasi dan komitmen

pernbedakuan otonomi daerah. Dengan ini dimaksudkan daerah semakin memiliki

ruang dan otoritas untuk mengatut daemhnya, men& potensinya dan pada

gdmnnya menaptakan kesejahteraan yang lebih baik kepada masyatakat terutama

melalui pengembangan ekonomi lokal. Pengembangan ekonomi lokal ini hanya dapat

dilakukan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif oleh pernerintah. Kondisi

perekonomian ini sangat dipen@ oleh berbagai bentuk dan substansi kebijakan

daemh, baik yang bersifat mengatur (ngelind maupun memutuskan (beschikkin-.

Pengaturan sektor swasta dan riil berdampak kepada pengembangan inovasi dunk

usaha yang m& mIt$lier fled bagi masyarakat secara umurn.

Namun demikian pada banyak kasus kebijakan justru berdarnpak negatif dan

menghambat berkernbai$pya sektor dunia usaha di d a d . Salah satu penyebab

tidak kondusihya iklim usaha adalah regulasi pernerintah yang menimbulkan distorsi

terhadap pasar sehingga menghambat pcxtumbuhan sektor swasta. Fakta ini terlihat

dahm pembatalan lebih dari 600 Perda bermas& oleh peme&tah pusat melahi

Departemen Dalam Negeri sepanjang d u n 2005 lalu Ini mengindikasikan persoalan

serius dalam kualitas dan mekanisme penyusunan kebijakan.

Setingkali penyusunan kebijakan tidak mempathbangkan dampak yang akan

muncul dan ti& melibatkan sektor swasta 'secara memadai Untuk itu, melalui

kegiatan 'Telaah Dampak Regulasi" @gulatog Inrpact Ana3sis - RIA), The Asia

Foundation berupaya meningkatkan kapaiitas pemerintah dan rnasyarakat di daerah

memperbaiki kualitas kebijakan yang berpihak pada kepentingan masprakat,

khususnya pelaku usaha mikto, ked, clan menengah (UhKMJ.

Tentu saja tidak mudah bagi pemerintah daerah untuk m e n d investasi swasta,

disarnphg faktor eksternal seperti persaingan antar pemerintah daerah dan aacamn

yang timbul dari berbagai perjanjian tentang area perdagangan bebas, baik di tingkat

regional maupun global juga adanya faktor eksternal, antara lain karena adanya

ketidakjelasan peraturan perundang-undangan yang berlaku bag^ kegiatan inrestasi

dan ketiadaan pelayanan yang profesional clan memuaskan. Kondisi ini te jadi bukan

hanya katena kelernahan itnplementasi penmdang-undangan di lapangan, namun juga

karena kelemahan dari substansi undang-undang atau Peraturan Daerah itu sen&.

Kelemahan substansi sebuah Peratwan Daerah seringkali baru diketahui setelah

peraturan tersebut di undangkan, padahal masalah ini dapat ditanggulangi apabiba

proses pembuatan peraturan daerah dilakukan dengan mekanisme yang benar,

namm kenyataan membuktikan bahwa sebagian Peratutan Daerah dibuat atau

dirubah hanya b e r d a s h kondisi kesejarahan atau asumsi-asumsi yang tidak cukup

valid tanpa melewati proses analisis yang bertanggung jawab

Dalam upaya untuk memperbaiki iklim usaha Pusat Kajian Sosial Budaya

dan Ekonomi (PKSBE) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang

berke jasama dengan The Asia Foundation dengan dukungan USAID melaksakan

program bantuan teknis RIA guna mengitrodusir salah satu metode pembuatan

dan review Peraturan Daerah yang partisipatif dan metodologis. Dengan ini

pembuatan keputusan menjadi lebii transparan dan memiliki pertimbangan yang

komprehensif clan dapat dipertanggungjawabkan.

Setelah melakukan sosialisasi, pembentukan T i Teknis Kabupaten maka

kegiatan yang sangat penting dalam proses program RIA adalah melaksanakan

pemetaan Perda (Perda Mapping) sebagai input bagi program dalam jangka

waktu 10 bulan pelaksanaan program mendatang. Proses pemetaan Perda ini

. . menghasilkan 2 buah Perda yang memiliki burning issues, memiliki dampak luss

dan secara substansial merniliki kelemahan berupa tidak uptodatenya rujukan dan

memiliki taraf sinkronisasi yang lemah. Pada gilirannya kedua Perda h i

berpotensi menghambat penciptaan iklirn usaha yang kondusif, dan rnerupakan . . input bagi program RIA di Kab. Solok

1.2. Tujuan

1. Melakukan pemetaan Perda yang masih memiliki kekuatan hukum berlaku dl

wilayah yurisdiksi Kabupaten Solok clan terkait dengan kegiatan daa

pengembangan dunia usaha

2. Merekomendasikan 2 buah Perda sebagai input untuk pelaksanaan program RIA di

Kab. Solok melalui proses dan metode yang dapat dipertanggungiawabkan dm

memiliki isu yang krusial (burning issues) di bkasi pendampingan

1.3. Metodologi

Metode yang digunakan melalui beberapa &pan yang dilakukan secara ana&

. . . . . kelembagaan (desk sm&) yang dilakukan oleh tirn bantuan teknis bersama den-

. - . .

tim teknis serta beberapa tahapan akhir yang dilakukan secara partisipatif Mr

- . . . melalui diskusi kelompok terfokus @cus group discussion) maupun lo-

(workshop). Secara ringkas, tahapan metode dan tahapan yang dilakukan dapat d%kt

dari matriks di bawah ini.

METODE 1. Analisis data sekunder tahap pertarna (desk study)

I . HASlL Garnbaran umum p e e k m i a n daerah (local economic adlook), yang direkapitulasi dalam Tabel 1 dan Tabd 2

KETERANGAN lndikator yang digunakan: - Nilai PDRB menurut lapangan

usaha bedasarkan haga be&b tahun fiskal2005

- Jumlah perusahaan menurut SWi

2. Analisis data sekunder tahap kedua (desk study)

3. Analisis data sekunder tahap ketiga (desk study)

4. Analisis data sekunder tahap keempat (deskstvdyj

Daftar Perda (Long list - 50 Perda) yang masih berlaku dan terkait dengan kegiatan usaha, direkapitulasikan dalam Tabel 3A

Dafbr Perda (Medium list- 30 Perda) yang masih berlaku dan terkait dengan kegiatan usaha, direkapitulasikan dalam Tabel 38 Daftar Klasiftkasi Perda smm umum dan kategori berdasarkan sektor unggulan daerah, direkapitulasikan dalam Tabd 4A d m Tabel 40

usaha tahun fiskal2005 - Total penerimaandaerah tidun

fiskal2005 - Total pengeluaran daerah tahun

2005 - Total pembiayaan daerah tahun

fiskal2005

Mengumpulkan dan mendokumentasikan seluruh Perda yang masih berlaku dan terkait dengan Kegiatan Usaha dengan indikator:

Memenuhi minimal satu kondisi sbb: (i) spesifik jenis kegiatan usaha atau komoditi, (ii) menciptakan penerimaan bagi Pemda yang bersumber dari kegiatan usaha dan atau syarat mengurus legalitas usaha, (iii) bersifat larangan yang menciptakan disentif bagi pelaku usaha, (iv) bersifat larangan yang rnenciptakan insentif bagi pelaku usaha di daerah tersebut Jumlah peraturan di tingkat nasional yang menjadi pertirnbangan Perda Jumlah SKlPeraturan Bupati sebagai juklalujuknis Perda tsb, jika ada Tujuan Perda; Apakah terkait dengan penerimaan daerah, pengaturan atau keduanya Perda yang temasuk kategori umum adalah Perda yang diberlakukan secara umum dan berlaku untuk semua jenis kegiatan usaha Perda yang termasuk kategori spesifik adalah Perda yang diberlakukan secara khusus hanya untuk jenis kegiatan usahalkomoditi tertentu

Penentuan medium list berdasarkan screening yang memprioritaskan Perda-perda yang terrnasuk dalarn kategori urnum Menentukan 10 Perda dari medium list melalui Workshop Pelaku Usaha berdasarkan burning issues dengan indikator. waktu, tarif resmi, biaya ilegal, persyratadketentuan, potensi darnpak negatif Perda tehadap kine j a dan jumlah UMKM

5. Analisis data melalui FGD dan workshop dengan Tim Teknis, pelaku usaha dan sfakeholders

6. Analisis deviasi data sekunder (desk My)

7. Analisis data melalui FGD dengan Pemda dan Pelaku Usaha

Daftar Perda (Short list - 10 Perda) yang masih berlaku dan terkait dengan kegiatan usaha, direkapitulasikan dalam Tabel 5 dan Tabel 6

Hasil analisis deviasi antara Perda yang menjadi burning issues dengan Peraturan Nasional yang menjadi rujukan utama Perda, direkapitulasikan dalam Tabel 7 2 buah Perda yang diputuskan sebagai input Program RIA

Melakukan analisis deviasi mengenai waktu, tarif, jumlah dokumen yang harus dilengkapi, frekuensi (daftar ulang ijinlwaktu pembayaran) antara Perda yang menjadi burning issues dengan Peraturan Nasional yang menjadi rujukan utama Perda

Mengkonfirmasi hasil analisis deviasi pada tahap 5 Menyepakati 2 Perda dari short list untuk dijadikan input program RIA

BAB I1

ANAUSIS DATA DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

11.1. Analisis Data

11.1.1. Gambaran Umum Perekonomian Kabupaten Solok

Kabupaten Solok yang secara pridis formal dibentuk dengan UU No. 12 tahun 1956

semula terdiri dati 83 nagari dan 12 kecamatan. Setelah melalui beberapa kali perubahan

tahun 1970, 1983, 2000, 2001 dan 2003, saat ini terdiri ~ 14 kecamatan dan 73 nag&

sebagaimana ditetapkan dalam UU No. 8 tahun 2003 tentang Pemekaran Wilayah Kabupaten

dan Kota. Kecamatan yang ada setelah pemekaran adalah: (1) Kecamatan Pantai Cerrnin, (2)

Lernbah Gumanti, (3) Hilitan Gumanti, (4) Payung Sek* (5) Tigo Lurah, (6) Lembang Jap,

(7) Danau Kembar, (8) Gunung Talang, (9) Bukit Sun& (10) JX Koto Sungai Lasi, (11)

Kubung, (1 2) X Koto Si"gka& (13) Junjung Siri. dan (14) X Koto Diatas.

Secllra organisatoris saat ini Kab. Solok memiliki 4 Badan yaitu Bappeda, BKD, BPD clan

BPKD, 10 buah Dinas yaitu PU, Kesehatan, Pendidikan, Pertanh, Perhubungan,

Padsata, Koperindag, Kehutanan dan Perkebunan, Pertambangan dan Lingkungan Hidup,

serta 2 kantor yaitu Inforkom d m Polisi Parnong Praja.

Untuk melihat gambaran umum pdonomiaa Kabupaten Solok terakhu, data yang

tersedia daxi BPKD dan Bappeda adalah data tahun 2005. Total PDRB Kab. Solok adalah

Rp. 2.439.083.760,-. Dad komposisi PDRB sektor Peaaaian masih menduduki peringkat

pertama dengan 45% share terhadap total PDRB dengan angka nomiaal sebesar Rp.

1.104200.450 dengan leading sub-sektor beaurut-turut mmmn bahan makansn dimana

Solok terkenal dengan industri beras sebesar 35,41%, tanaman perkebunan, pertemakan,

kehutanan dan pen'kanan.

Pada prkgkat ke dua adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dengan share

sebesar 13,53% dengan nominal Rp.330.045.650,-. Namun sektor ini didominasi oleh sub

sektor perdapgan besar clan eceran sebesar 12,92%. Sub sektor restoran hanya 0,61

sedangkan hotel belum bergerak sama selrali

Sektor bedmtnya hanyalah mengkhgi sedikit di bawah yaitu sektor Jasa-jasa dengan

1296% dengan angka nominal Rp. '44.51 1.610,- dengan komposisi sub sektor pemerintahan

umum dan pertahanan dengan share sebesar 10,03% disusul dengan swasta sebesar 2,93%.

Hanya 3 sektor di atas yang rnemiliki share PDRB di atas 10% sektor lain tidak memilild

share yang cukup dominan seperti sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan 9,83%,

Industti Pengolahan dengan 6,90%, Bangunan 5,62%, Pertambangan dan Peqphan dengan

3,50%, Keuangan, Persewaan Bangunan clan Jasa Perusahaan dengan share 1,82%, dan di

perhgkat akhir adalah sektor List& Gas dan Ait Bersih dengan 0,57%.

TABEL 1 PDRBKABUPATENSOLOKMENURUTLAPANGANUSAHABERDASARKANHARGABERLAKUTAHUN

2005

11.1.2. Perkembangan Dunia Usaha di Kabupaten Solok

8.3

8.4

8.5

9

9.1

9.2

Setelah terpukul oleh krisis ekonomi yang berskala nasional, pada saat terakhir

perturnbuhan ekonomi Kab. Solok pada tahun terakhir mulai menunjukkan geliat dengan

angka 6,02% (data BPS dan Bappeda Kab. Solok). Perturnbuhan ini ditandai dengan

komitrnen pemerintahan dengan menempatkan ekonomi kerakyatan sebagai salah satu

dari 3 pilar pembangunan Kab. Solok di samping pendidikan dan pertanian.

Dalam pidato 2 tahun pemerintahan Gusmal-Desra Ediwan 423 usaha kecil telah

menikmati kredit ekonomi kerakyatan yang dikucurkan pemerintah. Sejak dibukanya

Kantor Pelayanan Umum clan Perkhan investasi masyarakat dalam 2 bulan terakhir

mencapai Rp. 14 rnilyar. Perizinan usaha yang diterbitkan berupa izin untuk usaha

bengkel, toko elelctronik dan usaha kecihya.

Jurnlah perusaham yang tercatat pada Dinas Koperindag Kab. Solok adalah usaha

skala mikro dan kecil masih yang. terbanyak dengan jurnlah sebesar 4301 buah, skala

menengah dengan jumlah 27 buah dan skala besar sejumlah 5 buah. Cukup konsisten

dengan share PDRB industri hasil pertanian, kebanyakan berupa pengolahan padi (huller)

cukup berkembang dengan unit usaha d a h skala kecil sebanyak 214 buah dengan-aga

kerja sebanyak 1246 orang dan nilai produksi Rp. 36 milyar. Indmtri pertanian juga

memiliki satu unit usaha dengan skala menengah dengan kemampuan menyerap tenaga

kerja sebany kemampuan menyerap tenaga ke rja sejumlah 662 orang clan nilai produksi

Rp. 9 milyar. Industri logam dan kimia memiliki 308 industri kecil dan 1 besar dengan

kemampuan menyerap tenaga ke rja sebesar 2490 orang clan nilai produksi sebesar Rp. 29

milyar lebih. Sementara itu igdustri aneka memiliki unit usaha- sebanyak 103 dengan

kemampuan menyerap tenaga ke rja sebanyak 630 orang dan nilai produksi sebesar Rp. 3

milyar lebih

0.40

0.03

12.96

10.03

293

Jasa Penunjang Keuangan

Sewa Bangunan

Jasa Perusahaan

Jasa-jasa Pemerintahan Umum dan Pertahanan

Swasta

9,814.93

651.97

31 6,079.67

244,613.99

7t465.68

Perkembangan usaha juga sangat dipengaruhi oleh sarana perdagangan yaitu pasar

tradisional sebanyak 22 buah dan pasar lokal sebanyak 2 buah dan 1 buah pkar grosir.

Bagaimanapun koperasi masih memegang peranan. Koperasi aktif berjurnlah sebanyak

119 buah, koperasi primer 157 buah dan KUD sebanyak 31 buah. Lembaga keuangan

milik pemerintah sebanyak 95 buah, swasta nasional sebanyak 2 buah dan milik

pemerintah daerah sebanyak 4 buah.

Dengan demikian secara makro trlihat bahwa sektor primer dan UMKM masih

merupakan andalan bagi Kab. Solok untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan jumlah usaha terutarna kecil dan mikro merupakan dasar yang kuat bagi

pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan yang lebih baik melalui kebijakan dan - -

perIiidungan hukum seperti dalam ha1 perizinan dan regulasi yang dihasilkan.

11.1.3. Penerimaan, Pengeluaran dan Pembiayaan Daerah

Total penerimaan daerah Kab. Solok adalah sebesar Rp. 21 1.819.466.925.120,- Dari

penerimaan tersebut hanyalah sebesar 4,4% adalah bersumber dari Pendapatan Asli

Daerah yaitu sejumlah Rp. 9.37 1.904.828.120,-. Surnber terbesar penerimaan daerah

berasal dari Dana Alokasi Umurn sebesar Rp. 151.940.000.000.000.- disusul dengan bagi

hasil pajak dan bukan pajak sebesar Rp. 15.508.490.572.000,- dan Dana Alokasi Khusus

sebesar Rp. 13.750.000.000.000,-. PAD ini bahkan lebih rendah daripada dana

perimbangan dari propinsi sebesar Rp. 9.729.055.338.000,-.

Jika dibandingkan antara penerimaan pajak dan retribusi hampir memiliki jumlah

nominal dm share yang hampir sama yaitu sekitar 23%, meskipun share pajak daerah

lebih tinggi daripada retn'busi daerah. Sisa PAD didapatkan dari hasil Perusahaan Milik

Daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan disarnping adanya pendapatan

lain yang sah dengan share yang juga berkisar pada angka 20-25%.

Retribusi yang terkait dengan kegiatan usaha terdiri dari retribusi jasa urnurn, retribusi

jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu. Retribusi jasa umum mengisi sebesar 47%

dari share retribusi dan menyumbang sebesar 12% dari total PAD. Sementara itu retribusi

jasa usaha sebesar 30% dari share retribusi dan sisanya retribusi perizinan sebesar 23%

dari share retribusi.

J i a dilihat dari penyumbang terbesar dari masing-masing sumber retribusi, untuk

retribusi jasa umum retribusi pelayanan kesehata. rnemberikan sumbangan terbesar.

Sementara itu untuk retribusi jasa usaha kontribusi terbesar diberikan oleh retribusi

pemakaian kekayaan daerah dan untuk retribusi perizinan kontribusi terbesar diberikan

oleh pajak k e n d m bermotor retribusi izin ga .guan dan retribusi izin mendirikan

bangunan. Dengan demikian sebetulnya retribusi hanya menyumbang sedikit dari - Pendapatan Asli Daerah, apalagi terhadap penerirnaan daerah secara total.

TABEL 2 JUMLAH PERUSAHAAN. PENERlMAAN DAERAH, PENGELUARAN DAERAH, DAN PEMBIAYAAN

DAERAH

11.2. Pelaksanaan Kegiatan - -

11.2.1. Pemetaan Regulasi Terkait Kegiatan Usaha

Kajian yang dilakukan oleh Bank Dunia pada tahun 2004 di 80 negara menunjukkan

bahwa regulasi merupakan salah satu hambatan penting dalam penciptaan iklim usaha

yang kondusif. Regulasi yang kalau di daerah berupa Peraturan Daerah (Perda)

mempengaruhi iklirn usaha baik secara langsung maupun ti& Karena itu disarnping

diperlukan analisis yang hati-hati clan cennat dalarn proses perurnusan sebuah regulasi,

diperlukan juga aktivitas berupa review terhadap regulasi yang sndah dan aka. be rjalan.

Regulatory Impact Assessment (RIA) merupakan metode untuk menjelaskan proses

penunusan dan review regulasi yang baik agar dapat berjalan dengan efektif narnum

dapat menekan dampak yang tidak baik baik masyarakat utamanya iklim usaha. Sebagai

langkah awal dalarn pelaksanaan program RIA di Kab. Solok maka dilakukan beberapa

langkah yang dimulai dengan melakukan pendataan regulasi yang masih berlaku berupa

hukurn positif di Kab. Solok, kemudian menentukan regulasi yang berdarnpak dan

berhubungan dengan aktivitas ekonomi secara umum dan dunia usaha. Kegiatan ini

dinamakan pemetaan perda.

Dalarn mengkategorisasikan perda-perda ini yang terkait dengan kegiatan usaha

digunakan acuan-acuan sebagai berikut:

a. Apakah perda dimaksud mengatur secara urnum ataukan spesifik jenis kegiatan

usaha atau komoditi;

b. menciptakan penerimaan (pendapatan) bagi daerah yang bersurnber dari kegiatan

usaha clan atau syarat mengurus legalitas usaha;

c. bersifat larangan yang menciptakan disinsentif bagi pelaku usaha di daerah

tersebut;

d. bersifat larangan yang menciptakan insentif bagi pelaku usaha di daerah tersebut.

TABEL 3 A

DAFTAR LONG LIST PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK PROP. SUMATERA BARAT

No

1

2

3

4

Kelompok

Umum

X

X

X

X

No Perda

10

6

6

28

7

Perda

Spesifik Jenls Keglatan Usahal Komoditi

Tahun Perda

1982

1995

1995

1997

Judul Perda

Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban Retribusi Pemeriksaan dan Pengisian Racun Api pada Alat Pemadam Kebakaran Dalam Kabupaten Daerah Tingkat I1 Sol& Penyertaan Modal Daerah Tingkat ll Kabupaten Solok Pada Pihak Ketiga Penggunaan Bahasa Indonesia pada Papan Nama Papan Petunjuk. Kain Rentang dan Reklame Dalam Kabupaten Daerah Tingkat II

Jumlah Peraturan di tlngkat Nasional

Yang Menjadi

Pertirnbanga n

Perda

4

8

8

11

Jumlah Surat

Keputusan (SKI

BWf l Wali kota sebagai Juklakl Juknis Perda

na

na

na

na

Tujuan Perda

Pengaturan

Pengaturan

Pengaturan

Pengatoran

X

5

6

16

17

26

27

l5

2

na

na

8

Pengaturan Pendapatan

Pengaturan

Igg8

2002

Solok

Rettiiusi lzin Trayek Angkutan Penurnpang Urnurn Rencana lndok Pengembangan Pariwisata Daerah

2003

2003

Retribusi Pasar

Retribusi Pelayanan Inserninasi Buatan dan Pemeriksaan Kebuntingan Ternak

10

11

na

na

Pengaturan endapatan

Pengaturan Pendapatan

X

X

X

x 1 I

X i I

X ' I

X

I X

X

Pengaturan Pendapatan

Pengaturan

Pengaturan Pendapatan

Pengaturan Pendapatan

Pengaturan Pendapatan

Pengaturan Pendapatan

Pengaturan Pendapatan

28

29

30

31

32

33

34

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

Penda atan PengabYRn I Pengaturan X

35

36

10

11

12

Pengaturan

Pengaturan

Pengaturan Pendapatan

Pengaturan Pendapatan

Pengaturan Pendapatan

Pengaturan Pendapatan

Pengaturan Pendapatan

Pengaturan Pendapatan

Pengaturan Pendapatan

Pengatuan Pendapatan

Pengaturan Pendapatan

lo

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

I x ! X I

I

X

X

X

X

X

X

X

X

2003

2003

2003

2004

2004

2005 9

26

23

19

14

16

11

13

8

Pelayanan Perizinan Dibidang lndustri dan Perdagangan

Pembinaan Pelayanan Dibidang Perkoperasian dan Usaha

kin Usaha Hotel, Restoranl Rumah Makan dan Musik Ruangan

Retribusi Parkir Ditepi Jalan Umum

Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta

Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah

Pengelolaan Usaha ] Pertambangan Umurn

na

na

na

na

na

na

na

na

na

20

21

16

13

24

22

19

17

10

25

20

2005

2005

2005

2005

2005

20115

2005

2US

2005

2005

na

na

na

na

na

na

na

na

na

na

na

2004

2M)4

2005

! Pengelolaan Air Tanah

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 11 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Berrnotor

Retribusi Perizinan Biiang Peiayanan Kesehatan Swasta

Retribusi Tempat Usaha Penyelenggaraan Pos dan Telekomunikasi

Retribusi Usaha Pariwisata

Retn'busi Penyedotan Kakus

Retribusi Biiang Pertambangan Umwn

Retribusi lzin Pengambilan dan Pemanfaatan Air Eawah Tanah

Retribusi Persampahan 1 Kebenihan

Perusahaan Daerah Solok Nan lndah

Pokok-Pokok Pengeloiaan Barang Daerah

Satu hal penting yang perlu dipaharni dalam proses regdasi di Kab. Solok adalah

ditemukannya bahwa tidak ada Perda yang hanya berisikan hanya pendapatan, namun

selalu diawali dengan beberapa klausula tentang pengaturan. Temuan lain adalah

sebagian besar kalau tidak semua Perda tidak memiliki juklak atau juknis dalam

penyelenggaraann ya.

11.2.2. Screening un tu k Burning Isues

X

X

48

49

50

Proses screening untuk mengungkapkan burning issues atau masalah-masalah yang

krusial sehingga beberapa Perda layak untuk direview dan menjadi objek dalam

pelaksanaan program RIA. di Kab. Solok. Tahapan yang dilakukan dimulai dengan

penentuan medium list Perda yang terdiri dari 30 buah Perda yang diambil dari 50 buah

Perda yang memiliki dampak terhadap iklim dan dunia usaha di daerah ini. Dari 30 buah

Perda ini dilakukan lokakarya Perda Mapping untuk mencari 10 buah Perda yang akan

menjadi nominator pada tahapan berikutnya. Penentuan 10 Perda dilakukan melalui

lokakarya aktif dengan menggunakan beberapa kriteria tertentu yaitu masalah waktu, tarif

resmi, biaya ilegal, persyaratadketentuan, potensi dampak negatif terhadap kine rja UKM

dan potensi dampak negatif terhadap jurnlah UKM.

Pada saat terakhir dari 10 buah Perda diadakan FGD yang diikuti oleh representasi

dari SKPD terkait yang tergabung di bawah tirn teknis ditambah dengan representasi dari

stakeholders penting seperti dunia usaha, LSM, akademisi dan tokoh maqarakt untuk

mendapatkan 2 buah Perda yang akan menjadi "raw material" dari program RIA di Kab.

Solok.

5

6

9

2006

2006

2006

na

na

na

Pengaturan Pendapatan

Pengaturan Pendapatan

Pengaturan Pendapatan

Retribusi lzin Usaha di Bidang Kehutanan dan Perkebunan

Retribusi Pasar Grosir

Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

20

10

10

r l ? / ~ d / 8~11- p I C!)

11.2.2.1. Penentuan Medium List Perda

Berikut ini adalah 30 buah Perda yang merupakan hasil penyaringan tahap awal dari

long list menjadi medium list. Dari proses ini didapatkan 17 buah Perda yang mengatur

umum sebagai prioritas utama, kemudian sisanya sebanyak 13 buah Perda-perda spesifrk

yang menjadi kontributor terbesar dalarn menyumbang PDRB di Kab. Solok. Hasil

seleksi Perda yang mengatur secara sektoral ini terdiri dari 4 buah Perda di sektor

pertanian dan 9 buah perda di sektor perdagangan, hotel dan restoran.

TABEL 3

PERDA HASlL PROSES PERDA MAPPING (MEDIUM LIST)

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Nomor Perda

10

6

28

l3

18

19

5

6

4

l3

9

Tahun Perda

1982

1995

1995

1997

2002

2M)2

2002

2002

2002

2002

2003

2003

2004

2005

2005

2005

2006

- Judul Perda

Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban Retribusi Pemeriksaan dan Pengisian Racun Api pada Alat Pemadam Kebakaran Dalam Kabupaten Daerah Tingkat I I Solok

Penyertaan Modal Daerah Tmgkat ll Kabupaten Solok Pada Pihak Ketiga Penggunaan Bahasa Indonesia pada Papan Nama Papan Petunjuk, Kain Rentang dan Reklame Dalam Kabupaten Daerah Tingkat II Sol& Rencana lnduk Pengembangan Pariwisata Daerah Retribusi Surat lzin Usaha Jasa Kontruksi Retnbusi Periu'nan dibiiang Ketenagake jaan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Retriiusi lzin Mendirikan Bangunan

Retribusi lzin Gangguan

Pajak Penerangan Jalan

PajakRekhme

Retribusi Persampahan l Kebenihan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah Pokok-Pokok Pengelolaan Barang Daerah Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Perubahan Kedua Atas Pwaturan Daerah Kabupaten Sol& Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

Umum

Umurn

Umum

Urnum

Umum

Umum

Umum

Umum

Umum

Umum

Urnum

Umum

Urnum

Umum

Umum

Umum

Umum

Umurn

Sektoral

TABEL 4A KLASIFIKASI PERDA SECARA UMUM KAB. SOLOK, PROP. SUMATERA BARAT

18

19

20

2 1

22

23

24

25

26

27

28

29

30

10

15

9

8

9

6

8

6

Kelompok Perda

Umum Spesifik SektorlKomodii a. Pertanian b. Perdagangan, Hotel dan Restoran c. Jasa-jasa d. Pengangkutan dan Komunikasi e. Lain-lain Total

Pertanian

Pertanian .

Pertanian

Pertanian

Perdagangan. Hotel dan Restoran

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Perdagangan. Hotel dan Restoran

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Perdagangan. Hotel dan Restoran

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Perdagangan, Hotel dan Restoran

2002

2002

2003

2006

2002

2002

2002

2003

2003

2003

2003

2003

2004

Retnbusl Sarang Burung Wafet

Retribusi Rumah Potong Hewan Retribusi Pelayanan lnseminasi Buatan dan Pernenksaan Kebuntingan Temak Retribusi lzin Usaha di Biiang Kehutanan dan Perkebunan

Pajak Hotel

Pajak Restoran

Retnbusi Penjualan Produksi Usaha Daerah

Pajak Reklame

Retribusi Pasar

Pelayanan Perizinan D i b i i lndustri dan Perdagangan

Pembinaan Pelayanan Dibidang Perkoperasian dan Usaha

Izin Usaha Hotel. Restoranl Rurnah Makan dan Musik Ruangan

Pemsahaan Daerah SOW Nan lndah

Total

17

34 4

10 10

5 5 5 1

Tujuan Perda Pengaturan dan

Penerimaan Daerah

11

31 4

9 10

5 3

42

Penerimaan Daerah

0

0 0

0 0

0 0 0

Pengaturan

6

3 0

1 0

0 2 9

TABEL 46 KLASlFlKASl PERDA (MEDIUM LIST) KAB. SOLOK, PROP. SUMATERA BARAT

11.2.2.2. Pemilihan Short List Perda

Dengan menjadikan 30 buah Perda yang didapatkan pada proses medium list yang

Total

17

13 4

9 30

Kelompok Perda

Umum Spesifik Sektor/Komoditi a. Petfanian b. Perdagangan, Hotel dan Restoran Total

terkait dengan iklim dan dunia usaha dilakukan pemilihan 10 buah Perda yang

dikategorikan sebagai "burning issues" menurut stakeholders terutama dunia usaha,

masyarakat, LSM, akademisi, SKPD pelaksana teknis dan tokoh masyarakat.

Pemilihan 10 buah Perda itu dilakukan dengan sebuah lokakarya (workshop) dengan

menghadiikan lebih kurang 40 orang. Lokakarya dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2007

di ruangan operation room Sekretariat Daerah di pusat pemerintahan di Arosuka Kab.

Solok. Lokakarya dilaksanakan selarna lebih dari 3 jam di mulai jam 8.30 wib pagi

sampai 13.00 wib siang. Workshop dibuka oleh Kabag Hukum Sekdakab Solok dengan

susunan acara:

Tujuan Perda

1. Registrasi peserta (untuk pembagian kelompok);

2. Pembukaan;

3. Penjelasan umum oleh panitia;

Penerimaan Daerah

0

0 0

0

4. Presentasi proses shorlist menjadi medium list serta penjelasan tentang kriteria

penilaian dm diskusi dalam lokakarya oleh Afiiva Khaidir;

5. Pembagian menjadi 3 kelompok dan diskusi kelompok; . .

6. Presentasi oleh juru bicara kelompok dan tanggapan dalarn sidang pleno;

7. Pengolahan skor penilaian oleh Novia Zulfa;

Pengaturan

6

1 0

1 7

Pengaturan dan Penerimaan

Daerah 11

12 4

8 23

8. Paparan tentang ranking Perda dan 10 Perda terpilih;

9. Penutup

Dengan demikian peserta dibagi ke dalam 3 kelompok dengan masing-masing kelompok

terdiri dari 10-15 orang yang dipimpin oleh satu pemimpin diskusi dari kalangan peserta

sendiri dan 1 orang tim teknis sebagai juru tulis. Setiap kelompok juga memutuskan satu

orang untuk melaksanakan presentasi dalam sidang pleno. Adapun pedoman indiikator

dalarn memberikan skor adalah sesuai dengan tabel berikut ini. Meskipun penilaian

dilakukan dengan memberikan skor, narnun dilaksanakan juga penyampaian ilustrasi dan

pendapat secara verbal dengan parameter kualitatif terhadap Perda.

TABEL 4C

PENllAlAN SKOR PERDA (SHORT LIST)

No.

' 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Nom or

Perda

4

5

6

4

10

18

19

5

6

6

28

2

1

2

3

2

1

1

2

2

2

3

2

Tahun Perda

2002

2006

1995

2004

1982

2002

2002

2003

2004

1995

1997

Judul Perda

Retribusi Surat lzin Usaha Jasa Kontruksi

Retn'busi lzin Usaha di Bidang Kehutanan dan Perkebunan Penyertaan Modal Daerah Tingkat II Kabupaten Solok Pada Pihak Ketiga

Retnausi Penampahan 1 Kebenihan

Kebenihan, Keindahan dan Keterb'ban Retribusi lzin Mendirikan Bangunan Retribusi lzin Gangguan Pajak Penerangan Jalan Perusahaan Daerah Solok Nan lndah Retribusi Pemeriksaan dan Pengisian Racun Api pada Alat Pemadam Kebakaran Dalam Kabupaten Daerah Tingkat II Solok Penggunaan Bahasa Indonesia pada Papan Nama Papan Petunjuk, Kain Rentang dan Reklame Dalam Kabupaten Daerah Tingkat II Solok

3

1

1

1

1

4

3 2 2 2 3 1

2

3 2 1 3 1 1

3 1 1 1 3 1

2 2 1 2 1 2

1 ' 2

2 3 1 2 1 1

2

1

2

5

3

1

1

1

6 Total Skor

13

3 12

11

l1

10

10

1 2 10

1

1

2

Ranking

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Bobot per

Indika tor

16.67

1667

16.67

16.67

16.67

16.67

16.67

16.67

16.67

16.67

16.67

10

9

9

Total Mlai

2l6.67

200.00

1B33

IS33

16.67

166.67

166.67

166.67

166.67

EO.00

150.00

150.00

150.00

150.00

133.33

13333

133.33

133.33

133.33

133.33

133.33

13333

133.33

133.33

133.33

13333

116.67

116.67

0.00

0.00

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

2

13

6

5

7

13

9

10

9

8

17

8

10

11

15

12

8

6

16.67

16.67

16.67

16.67

16.67

16.67

16.67

16.67

16.67

16.67

16.67

1667

16.67

16.67

16-67

16.67

16.67

1667

1667

2002

2002

2003

2002

2005

2005

2006

2002

2003

2002

2002

2002

2003

2003

2003

2002

2003

2005

2003

2

1

2

2

Rencana lnduk Pengembangan Pariwisata Daerah

Ret"busi Pemakaian Kekayaan Daerah

Pajak Reklarne

Retnbusi Perizinan dibidang Ketenagake jaan

Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Retnbusi Pemakaian Kekayaan Daerah Retribusi Sarang Burung Walet Retribusi Pelayanan lnseminasi Buatan dan Pemeriksaan Kebuntingan Temak

Pajak Hotel

Pajak Restoran Retnbusi Penjualan Produksi Usaha Daerah

Retribusi Pasar Pelayanan Perizinan Dibidang lndustri dan Perdagangan Pernbinaan Pelayanan Dibidang Perkoperasian dan Usaha Retribusi Rumah Potong Hewan lzin Usaha Hotel. Restoran1 Rumah Makan dan Musik Ruangan Pokok-Pokok Pengelolaan Barang Daerah Pajak Reklarne

2

2

2

2

3 2 1 1 1 1

2 2 1 2 1 1

2 2 1 1 1 1

1 2 1 2 1 1

2 2 1 1 1 1

1

2 2 1 1 1 1

1

2 2 1 1 1 1

2 2 1 1 1 1

1

1

1

1

1

1

9

9

8

8

8

8

8

8

8

8

8

8

8

8

7

7

1

2

2 2 1 1 1 1

2 2 1 1 1 1

1

1

2 1 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1

1

1

1

1

TABEL 5 INDIKATOR BURNING ISSUES DAN SKORNYA

Lokakarya menghasilkan 10 buah Perda sebagai "burning issues" di kalangan pelaku

usaha dan stakeholders, yang dengan sendirinya menjadi short list, yang dapat dilihat

pada tabel 6, yaitu berturut-turut berdasarkan perolehan skor hasil penilaian lokakarya:

1. Perda No. 4 tahun 2002 tentang Retribusi Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi;

(spesifik)

2. Perda No. 5 tahun 2006 tentang Retribusi Izin Usaha di Bidang Kehutanan dan

Perkebunan; (spesifik)

3. Perda No. 7 tahun 1995 tentang Penyertaan Modal Daerah tingkat I1 Kabupaten

Solok pada Pihak Ketiga; (spesifik)

4. Perda No. 4 tahun 2004 tentang Retribusi Persampahan dan Kebersihan; (umurn)

5. Perda No. 10 tahun 1982 tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban; (umum)

6. Perda No. 18 tahun 2002 tentang Retribusi Em Mendirikan Bangunan; (urnum)

7. Perda No. 19 tahun 2002 tentang Retribusi Izin Gangguan; (umurn)

8. Perda No. 5 tahun 2003 tentang Pajak Penerangan Jalan; (umurn)

9. Perda No. 6 tahun 2004 tentang Perusaham Daerah Solok Nan Indah; (spesifik)

10. Perda No. 6 tahun 1995 tentang Retribusi Pemeriksaan clan Pengisian Racun Api

pada f i t Pemadam Kebakaran Dalam Kabupaten Daerah Tingkat I1 Solok (umurn)

Beberapa catatan penting dapat diambil dari proses lokakarya ini. 2 buah Perda yang

menempati urutan pertama dan kedua adalah perda spesifik. Selatas dengan penelitian rang

dilakuban sebelumnya, Perda SIUJK memang memberikan beban kepada turnbuhnya dunia

No

1 2 3

4 5

6

lndikator

Waktu Tarif Resrni Biaya Illegal

Persyaratanl Ketentuan Potensi Darnpak Negatif Perda Terhadap Kinerja UMKM Potensi Dampak Negatif Perda Terhadap Jumlah UMKM

S kor 1

Cepat Murah Tidak Ada

Ringan Tidak Ada

Tidak Ada

2 Normal Normal Ada tapi kecil Normal Ada tapi kecil Ada tapi kecil

3 Lambat Mahal Ada dan besar Memberatkan Ada dan besar Ada dan besar

properti dan pembmgunan di Kab. Solok Perda ini jugs rnernbe* disinsentif kepah

kontraktor dari luar Kab. Solok dengan memberikan beban yang diistilahkan sebagai "uang

lompat pagat", namun demikian untuk masyarakat m u m Per& ini kurang dipahami dan

nampaknya sosialisasi juga kurang dilakukan.

Perda tentang Rettibusi Izin Usaha di Bidang Kehutanan dan Perkebunan merup*

salah satu Perda yang dibatalkan oleh Depdagn (Hadan Singgalang, 25 Juli 2007). Dengan

demikian Perda ini menjadi tidak relevan untuk dilakukan- review, meskipun masalah

eksploitasi hutan merupakan salah satu masalah krusial di Kab. Solok, namun Nkup sarat

dengan kompleksitas rnasalah yang melmgkupinya.

11.2.2.3. Pemilihan Dua Perda

Pemilihan dua perda yang akan menjadi fokus dari program RIA selanjutnya diawali

dengan telah dirnilikinya daftar short list dengan -tan skoring sebagai output dari

lokakarya perda mapping. Tahapan pemilihan dua perda ini dilakukan melalui sebuah

konsultasi publik berupa FGD yang diikuti oleh stakeholders terkait terutarna dunia usaha

dengan dimotori oleh tim TA PKSBE clan tim teknis Pemkab Solok. Namun demikian

aktivitas ini diawali dengan melakukan analisis deviasi mengenai waktu, tarif, jumlah

dokumen yang hams dilengkapi, fiekuensi daftar ulang izin dan atau waktu pembayaran

antara Perda yang menjadi "burning issues" dengan ketentuan perundang-undangan di

tingkat nasional yang menjadi mjukan utama Perda. Standar rujukan nasional ini

utamanya digunakan rujukan yang menjadi konsideran Perda, narnun seandaimya Perda

sudah tidak aktual, rujukan beralih kepada peraturan perundang-undangan terbaru yang

menjadi hukurn positif pada saat ini. Hasil analisis deviasi dapat dilihat pada lampiran

tabel 7.

Analisis deviasi hanya relevan pada Perda-perda yang mengatur tentang pajak,

retribusi dan perizinan. Dengan demikian untuk kasus Kab. Solok adalah:

= Perda No. 4 tahun 2002 tentang Retribusi Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi;

Perda No. 5 tahun 2006 tentang Retribusi Izin Usaha di Bidang Kehutanan

dan Perkebunan;

Perda No. 4 tahun 2004 tentang Retribusi Persarnpahan dan Kebersihan;

Perda No. 1 8 tahun 2002 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

Perda'No. 19 tahun 2002 tentang Retribusi Izin Gangguan;

Perda No. 5 tahun 2003 tentang Pajak Penerangan Jalan;

Perda No. 6 tahun 1995 tentang ~ettibusi ~emeriksaan dan Pengisian Racun

Api pada Alat Pemadam Kebakaran Dalam Kabupaten Daerah Tingkat I1 Solok

Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa pada indikator-indikator yang telah

ditetapkan hanya diatur dengan aturan-aturaA setingkat Perda. Dengan kata lain tidak

ditemukan acuan-acuan yang mengatut secara spesifik hal-hal teknis sedemikian pada level

nasional. Satu-satunya rujukan nasional yang cukup teknis adalah Permendagn No. 24 tahun

2006 tentang Pedornan Penyelenggaraan Pelayanan Satu Pintu. Secara prinsip peraturan ini

menegaskan dalam pasal4 bahwa:

(1) Bqati/ Wakkota wqi'b mehhkan pe~edwhanmn pevhngaraanpehyanan terpadu satupintu.

(2) Penydkrhanmn penqrbnggaraan p b a n a n sebagaimana &aksudparib ga t (1) mencaktrp :

a. pekyanan a faspmobonanp~nan hn nonpen'qinan rlihkukan oleh PPTSP; b. pentpatan waku proses penyebsaian pekyanan tihk mehbihi standar w a h yang tehb

ditetaphn ribhm perafuran daerah; c. &astian biqa pehyanan t i h k mebbihi dan' ketent~an yang tekrh ditedaphn h h m paturan

h m h ; d k j e h a n prosedw pehyanan +at ditelusun' a h &tohui setiap tahqan pro~es pemberian

pen'@nan dan nonpeti+an sesuai dkngan urnfun psedumya; e. mengurangi bedas kebngkqan pmohonan pmvnun yang sama untuk dua afaH bbib

pemohonan peri~nan; J pmbebasan biqa pen'p'nan bagi Usaba M i h Kedl Menengah (UMKM) yang ingin memukzi

waha barn sesuai dkngan peraturanyang be&&; h n g.pemberian hak ,&pa& mayarakat untuk me+b infomanan h h m kaitannya dengan

penyehnggaraan pchayanan

Selanjutnya bab V mengatur tentang proses, waktu clan biaya penyelenggaraan pelayanan

pada pasall 1 yang berbunyi:

Jangh waku pe~ebsaian pehyanan pen'enun h n non pPCn@nan ditetaphn pakng hma 15 ( h a be&) ban' k d a ferhifung mulid sgak diferimapz b w h s pmohonan bes& s e h b hhngkqbantya.

Sem pasall2 yang berbunyi:

(1) Besaran biqa penynan h n non peri@natl &hittrng semi hngan tarfyang rttctaphn b&mbnpmturan &ma.

Dengan demikian setiap Perda yang rnasuk di dahm short list memiliki peluang yang

sama untuk dijadikan fokus dalam program RM jika dipanclang dari sisi deviasi Perda

terhadap ketentuan nasional di atasnya. Alhasil diskusi intensif dalam FGD akhir menjadi

penentu dalam menentukan final 2 Perda yang akan menjadi input program ke depan. .

Dua Perda yang potensial didapatkan dengan proses FGD dengan pihak leading sector di

Pemda ditambah dengan beberapa stakeholders terkait pada hari Rabu tanggal 25 Juli 2007

puku. 09.00-13.30 wib yang dilaksanakan di ruangan Bawasda Kab. Solok. FGD diikuti oleh

20 orang peserta dari msut Pemda sebanjak 12 orang, akademisi 2 orang, dan

LSM/tokoh/dunia usaha sebanyak 6 orang.

FGD diawali dengan presentasi proses terbentuknya shortlist 10 Perda dalam lokakarya

perda mapping. Tahap kedua merupakan sebuah langkah penting karena di sini di can

kesepakatan tentang kriteria yang akan menjadi panduan dalam pelaksanaan FGD dalam

meniki skala priolitas dari 10 Perda tersebut Akhirnya disepekati adanya 6 (enam) buah

kriteria yaitu:

1. Pengaruh Perda terhadap iklim usaha;

2. Hambatan terhadap iklim usaha;

3. Jangkauan darnpak Perda;

4. ~kmditlsPerda;

5. Kekut.angan substansial dari Perda;

6. Catatan lain yang tidak tennasuk ke dalam luiteria yang ada.

hlelalui diskusi yang sangat hangat karena terungkapnya sudut pandang yang berbeda di

kalangan peserta akhimya FGD menyepakati bahwa perda yang menjadi input dalam proses

RIA selanjutnya adalah:

1. Perda No. 18 tahun 2002 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;

2. Perda No. 19 tahun 2002 tentang Retribusi Izin Gangguan;

Alasan pemilihan Perda No. 18 tahun 2002 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

adalah:

a. IMB memilik pengaruh yang sangat besar kepada dunia usaha kerena sebelurn

pengurusan SITU haruslah memiliki bangunan dan ini mempersyaratkan adanya

IMB.

b. Dengan sendirinya pengurusan IMB yang berbelit-belit dan tidak jelas merniliki

potensi hambatan kepada dunia usaha.

c. Perda IMB merniliki dampak luas baik dari sisi sektoral maupun teritorial.

Dengan dernikian jangkauan RIA hams sampai ke tingkat kecamatan dan nagari.

d. Perda IMB tidak aktual lagi karena ia dihasilkan pada saat euphoria pasca

reformasi pemerintah daerah, dimana Pemda berloiba-lomba memacu PAD dan

belum memikirkan dampak luasnya dari pemberian fasilitasi kepada dunia usaha.

e. Perda IMB memiliki kekurangan substansial yang cukup besar karena tidak

jelasnya kriteria di dalamnya, bahkan menyulitkan pelaksana pemukungan

retribusi IMB dan membuka peluang kepada timbulnya penyelewengan dan

pelanggaran;

f. Telah ada W tentang Bangunan yang baru yang dihasilkan pada tahun 2006.

Alasan pemilihan Perda No. 19 tahun 2002 tentang Retribusi Izin Gangguan adalah:

a. HO memberi pengaruh yang sangat besar kepada dunia usaha serta lingkungan

kemasyarakatan sekitarnya.

b. Kriteria pemberian HO kurang jelas, kurang tepat dan perlu ditinjau ulang.

c. Perda HO memiliki dampak luas baik dari sisi sektoral maupun teritorial. Dengan

dernikian jangkauan RIA hams sampai ke tingkat kecarnatan dan nagari.

d. Perda HO tidak aktual lagi karena ia dihasilkan pada saat euphoria pasca

reformasi pemerintah daerah, dimana Pemda berlomba-lomba memacu PAD dan

belum memikirkan dampak luasnya dari pemberian fasilitasi kepada dunia usaha.

Pada saat terakhir Bupati mencanangkan untuk memberikan pembebasan HO

(disamping SlUP dan SITU) pada masayarakat (usaha mikro dan kecil)

e. Perda IMB memiliki kekurangan substansial yang cukup besar.

Untuk memberikan gambaran urgensi kedua Perda tersebut dibandingkan dengan Perda-

perda lain yang mas& ke dalarn short list dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

TABEL 8 REKAPITULASI HASlL FGD PENENTUAN 2 PERDA UNTUK

INPUT PROGRAM RIA KAB. SOLOK

Catatan lain

7 Praktek rnerugikan

Ada ket PP 5812005

UU tentang Bangunan yang baru

Keranwan dalam klasifikasi jenis usaha Ada kebijakan daerah untuk pernbebasan

-

Secara de facto tidak efeklif

Nama Peraturan Daerah

I Perda No. 42002 Retribusi S U J K Perda No. 512006 Retribusi lzin Usaha di bidang Kehutanan dan Perkebunan Perda No. 711995 Penyertaan Modal Daerah Tingkat II Kabupaten Solok pada Pihak Ketiga Perda No. MOO4 Retribusi Persampahan dan Kebersihan Perda No. 1011982 Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban Perda No. 18/2002 Retribusi la'n Mendirikan Bangunan (IMB) Perda No. 1912002 Retribusi tzin Gangguan

Perda Na WOO3 Pajak Penerangan Jalan Perda Na WOO4 Perusda Solok Nan lndah Perda No. 612995 Retn'busi Pemen ian dan Pengisi i Racun Api pada AIat Pemadam Kebakaran dalam Kabupaten Daerah tingkat If Solok

Hambatan : terttadap iklim usaha

3 - - . . , 2 r - . :-_ ..

tidak

tidak

tidak

tidak

Bisa rnengharnbat

Menghambat

Tidak

T iak

Tidak

Pengaruh terhadap

iklim usa ha

2 kecii

Aecil

Sangat ~eci l

Kecil

Xecil

Sangat besar

Sangat besar

Tidak ada

Tidak ada

Ssngat sedikit

Jangkauan dampak Perda

4 Kecil

Terba!zs

Tetoatas

Luas

Luas

Luas

Luas

Luas

Kecil

kecil

AMualitas

5 Baru

Baru

Sangat tidak aktual

Aktual

Aktual

Tidak aktual

Tidak aktual

Aktual

Tidak aktual

Tidak aktual

Kekurangan Substansial

6 Kecil

Besar

Besar

Kecil

Kecil

Besar

Besar

Kecil

Besar

kecil

KESIMPULAN

Regulasi terutama yang berhubungan dengan pajak, retribusi dan perizinan masih

merupakan salah satu hambatan dalarn pengembangan dunia usaha dan penciptaan iMim

usaha di Kab. Solok. Hal ini bukan saja merupakan kesimpulan dari kalangan dunia

usaha narnun juga dari kalangan LSM, masyarakat dan birokrasi bahkan dari unsur

pelaksana sendiri, misalnya instansi pemberi izin. Sedangkan sebenarnya dari sisi

kontribusi dan share pajak dan retribusi ke pada PAD hanyalah sedikit apalagi

dibandingkan dengan darnpaknya kepada dunia usaha

Secara umurn kelemahan regulasi di Kab. Solok adalah tidak lengkapnya juknis dan

juklak sehingga memiliki kelemahan dari segi prosedur tekuis. Hal ini memberikan

dampak kepada kesulitan teknis dan peluang kepada penyimpangan dan pelanggaran.

Narnun yang terpenting adalah merupakan disinsentif dari segi waktu dan biaya bagi

dunia usaha

Setelah melalui proses perda mapping yang dimulai dengan pemetaan Perda,

kategorisasi Perda, lokakarya dan FGD yang menyaring 51 Perda, 30 Perda, 10 Perda

akhirnya terpilih 2 Perda sebagai regulasi yang paling potensial mtuk mengharnbat iklim

usaha secara signifikan yaitu:

1. Perda No. 18 tahun 2002 tentang Retribusi Izin Mendirkin Bangunan;

2. Perda No. 19 tahun 2002 tentang Retribusi Izin Gangguan;

REKOMENDASI

Dalarn penyusunan kebijakan tenrtama yang bersifat mengatur (regelend), pembuat

kebijakan seharusnya mempertimbangkan dampak yang timbul kepada masyarakat.

Proses pembuatannya semertinya juga melakukan pertimbangan yang matang dan

partisipatif dengan melibatkan masyarakat dalam aktivitas seperti konsultasi publik d m

penyiapan naskah akademik yang dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk melakukan itu, melalui prograrn Analisis Dampak Regulasi (Regulatory Impact

Assessment - RIA) Pusat Kajian Sosial Budaya dan Ekonorni (PKSBE) Fak. Ilmu Sosial

Universitas Negeri Padang berkerjasama dengan The Asia Foundation dengan dukungan

dari United States Agency for International Development (USAID) berupaya

meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat Kab. Solok guna memperbaiki mutu

kebijakan yang berpihak kepada kepentingan masyaiakat, khususnya dunia usaha mikro,

kecil dan menengah (UMKM)

Kegiatan Pemetaan Perda

Pada tahap awal dari seluruh rangkaian program RTA setelah pelaksanaan sosialisasi

dilaksanakan kegiatan Perda Mapping yang pada pokoknya merupakan pemetaan produk

regulasi yang berdampak kepada dunia usaha Aktivitas ini dimulai dengan kegiatan

pengumpulan semua Perda yang masih berlaku dengan menetapkan dengan beberapa

kategori. Hasil analisis divalidasi dalarn kegiatan lokakarya (workshop) dan FGD dengan

melibatkan representasi dari pemerintah dan stakeholders yang terkait. Perda Mapping

akan menghasilkan temuan awal untuk didiskusikan dengan Pimpinan Daerah Kab. Solok

tentang regulasi dan kebijakan yang dapat diperbaiki dalam rangka menciptakan iklim

usaha yang baik.

Rekomendasi Hasil

Seluruh rangkaian dalam kegiatan Perda Mapping merekomendasikan Perda No. 18

tahun 2002 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Perda No. 19 tahun

2002 tentang Retribusi Izin Gangguan sebagai dua Perda yang paling potensial dalam

menghambat iklim kegiatan usaha di Kab. Solok.

- Setelah adanya konsensus tentang isu-isu di atas Pemerintah Daerah akan dilibatkan

secara langsung d m aktif dalam proses RL4 selanjutnya, termasuk dengan memberikan

pelatihan clan mempersiapkan laporan RIA untuk kebijakan-kebijakan spesifik dimaksud.

Proses akan senantias dilakukan dengan partisipatif untuk mendapatkan dukungan

masyarakat untuk mendorong pemerintah agar melakukan revisi dan perbaikan kualitas

regulasi terhadap dua Perda tersebut. Pada gilirannya program bertujuan untuk

melembagakan secara formal institusi dan proses RIA dalam proses penyusunan regulasi

di Kab. Solok.

DAFTAR HADlR

Lokakarya Pemetaan Perda PROGRAM REGULATORY I7dPACT ASSESSMENT (RL4)

Arosuka, Selasa-17 Juli 2007

\ .CENTRE FOR BOCIOCVLTURE *L--. .* AND ECOlKlMlC STUDIES , g

The Asia Foundation

FGD Perda Mapping PROGRdM REGULA TORY IMPACT ASSESSMENT (RL4)

Arosuka, Rabu 25 Juli 2007

SekretarfalaL' urnpit FaJc~iMs ammimu Sosial, unvenilas Negerl ~ a d a n g ~ l r Tawar Padang 25131 Telp. 0751.7860338,081363607157.Fax. 0751.7055671, E-mail:pMeun@yahoamm

DAFTAR HADIR

Lokakarya Pemetaan Perda PROGR4MREGvLATORY IrnACTASSESSMENT (RL4)

Arosuka, Selasa-17 Juli 2007

Program Of6cerTA RIA Kabupaten Solok