Penelitian Pacar Air
-
Upload
glori-merkristivita -
Category
Documents
-
view
1.136 -
download
107
description
Transcript of Penelitian Pacar Air
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fisiologi tumbuhan adalah suatu bidang ilmu yang mengkaji
fenomena-fenomena penting di dalam tumbuhan. Dalam kajian ini dipelajari
proses dan fungsi yang menyangkut tanggapan tumbuhan terhadap
perubahan-perubahan lingkungan, dan pertumbuhan serta perkembangannya
sebagai hasil dari respon tersebut. Proses berarti suatu kejadian di alam yang
terjadi secara berkesinambungan. Contoh proses yang terjadi di dalam tubuh
tumbuhan misalnya fotosintesis, respirasi, penyerapan ion, angkutan,
membuka dan menutupnya stomata, asimilasi, transpirasi, perbungaan dan
pembentukan biji. Fungsi menunjukkan aktivitas benda-benda di alam,
apakah itu sel, jaringan, organ, bahan-bahan kimia atau apa saja. Tugas
kedua fisiologi tumbuhan adalah menjabarkan dan menjelaskan fungsi
setiap jenis organ, jaringan, sel dan organ seluler dalam tumbuhan dan juga
fungsi setiap komponen kimia, apakah itu ion, molekul atau makromolekul.
Tetapi oleh karena itu proses-proses dan fungsi-fungsi tersebut sangat
tergantung dan termodifikasi oleh faktor-faktor lingkungan seperti cahaya
dan suhu, maka tugas ketiga fisiologi tumbuhan adalah menjabarkan dan
menjelaskan bagaimana proses-proses dan fungsi-fungsi tadi dapat bereaksi
terhadap perubahan lingkungan (Sastamihardja, 1996).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
adalah intensitas cahaya. Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi
kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya
matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu , bagi tumbuhan khususnya
yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan
makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi
untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
1
Cahaya dibutuhkan oleh tanaman mulai dari proses perkecambahan
biji sampai tanaman dewasa. Dengan demikian cahaya dapat menjadi faktor
pembatas utama di dalam semua ekosistem.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan cahaya terhadap pertumbuhan pacar air (Impatiens
balsamina)?
2. Bagaimana adaptasi tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina) terhadap
rangsangan cahaya?
3. Apa saja karakteristik tumbuhan berdasarkan rangsangan cahaya?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagian tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina) yang diamati yaitu
keadaan batang, daun, dan akar.
2. Pembahasan meliputi pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan, adaptasi,
dan karakteristik tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina).
3. Masalah yang di bahas terbatas pada data hasil penelitian yang dilakukan
pada tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina).
1.4. Tujuan Penulisan
Untuk menganalisis berbagai data yang diperoleh terkait penelitian
tentang pengaruh cahaya terhadap pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan,
adaptasi, dan karakteristik tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina).
1.5. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini ada dua, yaitu manfaat teoristis dan
manfaat secara praktis. Manfaat teoristis dari makalah ini adalah agar
pembaca maupun penulis dapat memahami pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan, adaptasi, dan karakteristik tumbuhan. Sedangkan manfaat
praktisnya adalah sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Fisiologi
2
Tumbuhan. Selain itu, laporan penelitian ini juga bermanfaat sebagai bahan
masukan pada penelitian selanjutnya dengan memperhatikan perkembangan
dari materi mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai
sumber energi utama bagi ekosistem. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil
cahaya matahari sangat berperan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis adalah
proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang
dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu. Cahaya matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan
oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis. Cahaya Optimal bagi
Tumbuhan Kebutuhan minimum cahaya untuk proses pertumbuhan terpenuhi bila
cahaya melebihi titik kompensasinya (Wirakusumah, 2003).
Beberapa tumbuhan mempunyai karakteristik yang dianggap sebagai
adaptasinya dalam mereduksi kerusakan akibat cahaya yang terlalu kuat.
Dedaunan yang mendapat cahaya dengan intensitas yang tinggi, kloroplasnya
berbentuk cakram, posisinya sedemikian rupa sehingga cahaya yang diterima
hanya oleh dinding vertikalnya. Antosianin berperan sebagai pemantul cahaya
sehingga menghambat atau mengurangi penembusan cahaya ke jaringan yang
lebih dalam.
Besarnya energi matahari yang diterima oleh tanaman tidak sama dari
musim ke musim. Tetapi besarnya energi matahari yang diterima tanaman
(tumbuhan) setiap tahunnya pada latitude yang sama tidak sama bervariasi dan
besarnya energi matahari yang ditangkap tanaman untuk jenis tanaman yang
berbeda, juga akan berbeda-beda pula.
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan
pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.
Selain itu, kekurangan cahaya saat perkecambahan berlangsung akan
menimbulkan gejala etiolasidimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat
namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak hijau).
4
Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat
memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya,
tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuhan
tumbuh lebih lambat dengan kondisi relatif pendek, daun berkembang baik lebih
lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.
Ada dua aspek penting yang perlu dikaji dari faktor cahaya, yang sangat
erat kaitannya dengan sistem ekologi, yaitu:
a. Kualitas Cahaya
Umumnya tumbuhan teradaptasi untuk mengelola cahaya dengan panjang
gelombang antara 0,39 – 7,6 mikron. Klorofil yang berwarna hijau mengasorpsi
cahaya merah dan biru, dengan demikian panjang gelombang itulah yang
merupakan bagian dari spectrum cahaya yang sangat bermanfaat bagi fotosintesis.
Pada ekosistem daratan kualitas cahaya tidak mempunyai variasi yang
berarti untuk mempengaruhi fotosintesis. Pada ekosistem perairan, cahaya merah
dan biru diserap fitoplankton yang hidup di permukaan sehingga cahaya hijau akal
lewat atau dipenetrasikan ke lapisan lebih bawah dan sangat sulit untuk diserap
oleh fitoplankton.
Pengaruh dari cahaya ultraviolet terhadap tumbuhan masih belum jelas.
Yang jelas cahaya ini dapat merusak atau membunuh bacteria dan mampu
mempengaruhi perkembangan tumbuhan (menjadi terhambat), contohnya yaitu
bentuk- bentuk daun yang roset, terhambatnya batang menjadi panjang.
b. Intensitas cahaya
Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya
terpenting sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga pengendali
utama dari ekosistem. Intensitas cahaya ini sangat bervariasi baik dalam ruang/
spasial maupun dalam waktu atau temporal.
Intensitas cahaya terbesar terjadi di daerah tropika, terutama daerah kering
(zona arid), sedikit cahaya yang direfleksikan oleh awan. Di daerah garis lintang
rendah, cahaya matahari menembus atmosfer dan membentuk sudut yang besar
5
dengan permukaan bumi. Sehingga lapisan atmosfer yang tembus berada dalam
ketebalan minimum.
Intensitas cahaya menurun secara cepat dengan naiknya garis lintang. Pada
garis lintang yang tinggi matahari berada pada sudut yang rendah terhadap
permukaan bumi dan permukaan atmosfer, dengan demikian sinar menembus
lapisan atmosfer yang terpanjang ini akan mengakibatkan lebih banyak cahaya
yang direfleksikan dan dihamburkan oleh lapisan awan dan pencemar di atmosfer
(Sasmitamihardja, 1996).
Pacar air (Impatiens balsamina) berasal dari Asia Selatan dan Asia
Tenggara, ada juga yang menyebutkan dari India. Tanaman ini diperkenalkan di
Amerika pada abad ke-19. Tanaman ini adalah tanaman tahunan atau dua tahunan
dan memiliki bunga keluar dari ketiak daun warnanya putih, merah, ungu,
oranye, atau merah jambu. Bentuk bunganya menyerupai bunga anggrek yang
kecil. Tinggi tanaman ini bisa mencapai satu meter dengan batangnya yang tebal,
daun tunggal, bertangkai pendek, helaian daun bentuk lanset memanjang, ujung
dan pangkal runcing, tepi bergerigi. Tulang daun menyirip dengan luas daunnya
sekitar 2 sampai 4 inchi. Pangkal daun bergerigi tajam, ujung daun runcing. Buah
pada tumbuhan pacar air terdiri dari bakal buah menumpang, beruang 4-5. Dalam
satu ruangan tersebut terdapat dua atau lebih bakal biji. Buahnya merupakan buah
kendaga, bila masak akan membuka menjadi 5 bagian yang terpilin.
Tanaman ini sangat disukai lebah dan serangga lain yang membantu
penyerbukannya. Walau demikian tanaman ini tidak dapat hidup di lingkungan
yang kering. Pacar air (Impatiens balsamina) merupakan tanaman terna berakar
serabut, berbatang basah, lunak, bulat, bercabang, warna hijau kekuningan. Pacar
air biasanya ditanam sebagai tanaman hias dengan tinggi 30-80 cm. Arah
tumbuhnya tegak dan percabangannya monopodial. Pacar air (Impatiens
balsamina) mempunyai daun tunggal, tersebar, berhadapan atau dalam karangan.
Warna daun hijau muda tanpa daun penumpu, jika ada daun penumpu bentuknya
kelenjar.
Klasifikasi dari pacar air (Impatiens balsamina) adalah sebagai berikut:
6
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Family : Balsaminaceae
Genus : Impatiens
Spesies : Impatiens balsamina
Sumber : Plantamor (2014)
7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Pengamatan ini dilakukan kurang lebih selama 7 hari mulai dari
tanggal 1 November sampai 3 November 2014. Pengamatan ini dilakukan di
tempat tinggal penulis yaitu Di Jalan Belitung, Gang Hikmah, Banjarmasin.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat-bahan dan cara kerja yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
Alat yang digunakan:
1. Pot/polybag
2. Penggaris
3. Alat tulis
4. Kamera/Handphone
5. Gelas plastik bekas
Bahan yang digunakan:
1. Biji/ bibit tananam pacar air (Impatiens balsamina)
2. Tanah
3. Air
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merendam biji pacar air (Impatiens balsamina) dalam gelas plastik
bekas dan mengambil biji yang tenggelam.
3. Menyiapkan tanah kemudian memasukkanya ke dalam pot berukuran
kecil.
4. Mengambil beberapa biji tanaman pacar air (Impatiens balsamina)
dan menanamnya ke dalam dua buah pot yang sudah berisi tanah.
8
5. Meletakkan kedua pot tersebut di tempat yang berbeda, pot yang
pertama diletakkan di tempat yang intensitas cahayanya tinggi dan pot
yang kedua diletakkan di tempat yang intensitas cahayanya rendah.
6. Menyiram tanaman tersebut setiap 2 kali sehari yaitu pagi dan sore
hari.
7. Melakukan pengamatan pengaruh perbedaan intensitas cahaya
terhadap tanaman pacar air selama kurang lebih 7 hari.
8. Menganalisa hasil pengamatan yang dilakukan, kemudian dilanjutkan
dengan membuat laporan penelitian.
3.4 Hasil Pengamatan
A. Tabel Hasil Pengamatan
No. Hari/Tanggal
Perlakuan
Tempat intensitas cahaya
tinggi
Tempat intensitas cahaya
rendah
1. Sabtu/1
November 2014
Menyiapkan media tanam
(tanah) pada pot. Lalu
menyiapkan biji pacar air
(Impatiens balsamina) yang
akan ditanam kemudian
menyemai biji tersebut
kedalam media tanam yang
telah disiapkan. Lalu
menyiramnya dengan air
secukupnya.
Menyiapkan media tanam
(tanah) pada pot. Lalu
menyiapkan biji pacar air
(Impatiens balsamina) yang
akan ditanam kemudian
menyemai biji tersebut
kedalam media tanam yang
telah disiapkan. Lalu
menyiramnya dengan air
secukupnya.
2. Minggu/2
November 2014
Biji pacar air (Impatiens
balsamina) mulai berkecambah
Biji pacar air (Impatiens
balsamina) mulai berkecambah
3. Senin/3
November 2014
Kecambah pacar air (Impatiens
balsamina) ada beberapa yang
tumbuh.
Kecambah pacar air (Impatiens
balsamina) nampak mulai
tumbuh walaupun jumlahnya
lebih sedikit dibandingkan pot
9
yang berada di tempat
berintensitas tinggi.
4. Selasa/4
November 2014
Kecambah pacar air (Impatiens
balsamina) tumbuh dengan
batang yang nampak jelas dan
daun yang mulai tumbuh
dengan warna hijau.
Kecambah pacar air (Impatiens
balsamina) ada beberapa yang
tumbuh.
5. Rabu/5
November 2014
Batang daun pacar air
(Impatiens balsamina) nampak
lebih jelas dan lebih panjang
lagi dengan warna putih
kehijauan serta daunnya yang
mulai terbentuk.
Batang daun pacar air
(Impatiens balsamina) sudah
mulai panjang.
6. Kamis/6
November 2014
Akar pacar air (Impatiens
balsamina) panjang dan
batangnya lebih panjang lagi
dan daun sudah tumbuh dengan
jelas, tepi daunnya yang
bergerigi sudah nampak jelas.
Akar pacar air (Impatiens
balsamina) nampak
memanjang dan batangnya
panjang dengan warna putih
kehijauan dan daunnya mulai
terbentuk.
7. Jumat/7
November 2014
Tinggi batang pacar air
(Impatiens balsamina) makin
bertambah besar tetapi lebih
besar dibandingkan dengan
tanah dengan intensitas cahaya
rendah dan warnanya
kehijauan serta daun yang
mulai membesar dan berwarna
hijau.
Batang pacar air (Impatiens
balsamina) bertambah besar.
B. Gambar Pengamatan
10
Gambar 1. Biji Pacar Air Gambar 2. Tanaman berumur 3 hari
Gambar 3. Tanaman di intensitas Gambar 4. Tanaman di intensitas
cahaya tinggi cahaya rendah
berumur 7 hari berumur 7 hari
BAB IV
11
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa tanaman yang
diletakkan pada tempat yang mempunyai intensitas cahaya yang tinggi lebih
cepat tumbuh dari pada tanaman yang diletakkan pada tempat yang intensitas
cahayanya rendah. Pada tanaman yang berada pada tempat dengan intensitas
cahaya tinggi, terlihat pada hari pertama dilakukan penyemaian hasilnya normal
dan hamper sama dengan tanaman yang berada pada tempat dengan intensitas
cahaya rendah. Namun, terlihat tanaman yang berada pada tempat dengan
intensitas cahaya tinggi mulai tumbuh cepat dari pada tanaman yang berada pada
tempat dengan intensitas cahaya rendah, tanaman yang berada pada tempat
dengan intensitas cahaya tinggi bijinya mulai memecah dan tumbuh bakal akar
berwarna putih. Pada hari keempat dan hari kelima terlihat jelas bahwa tanaman
yang berada pada tempat dengan intensitas cahaya tinggi lebih cepat
perkecambahannya dibanding dengan yang berada pada tempat dengan intensitas
cahaya rendah, biji sudah mulai berkecambah dengan memperlihatkan bakal
batang yang berwarna putih. Sedangkan media tanah dengan intensitas cahaya
tinggi, biji sudah berubah jadi kecambah dengan batang yang nampak jelas dan
lebih keluar dengan warna putih kehijauan serta daun yang mulai tumbuh
berwarna hijau.
Pada hari keenam tanaman pada tempat dengan intensitas cahaya rendah
memperlihatkan perkecambahan akar yang nampak memanjang dan batangnya
juga mulai panjang dengan warna putih kehijauan dan daunnya mulai terbentuk,
sedangkan pada tanah denganin tensitas cahaya tinggi memperlihatkan akarnya
yang panjang dan batangnya lebih panjang lagi dan daun sudah tumbuh dengan
jelas, tepi daunnya yang bergerigi terlihat jelas.
Pada hari ke tujuh, pada tumbuhan dengan intensitas cahaya rendah
batang bertambah. Begitu pun pada tumbuhan yang berada pada tempat dengan
intensitas cahaya tinggi, tinggi batangnya makin bertambah lagi, tingginya kurang
lebih hampir sama dengan tumbuhan yang berada pada tempat dengan intensitas
cahaya rendah namun batangnya lebih gemuk.
12
Pada dasarnya tanaman memerlukan cahaya untuk dapat tumbuh subur
dan bisa berfotosintesis, sehingga peranan cahaya terhadap tumbuhan sebagai
berikut :
a) Fotoperiodisme
Fotoperiodisme adalah respon dari suatu organisme terhadap
lamanya penyinaran sinar matahari. Lama penyinaran relatif antara
siang dan malam dalam 24 jam akan mempengaruhi fisiologi dari
tumbuhan. Contoh dari fotoperiodisme adalah perbungaan, jatuhnya
daun, dan dormansi.
Berdasarkan respon tanaman terhadap fotoperiode, tanaman
terbagi atas tiga golongan yaitu:
1. Tanaman berhari pendek (penyinaran < 12 jam)
2. Tanaman berhari panjang (penyinaran > 12 jam)
3. Tanaman berhari netral (lama penyinaran dan malam
sama)
b) Fotoenergetic
Fotoenergetik adalah pertumbuhan yang dipengaruhi oleh
banyaknya energi yang diserap dari sinar matahari oleh bagian
tanaman. Intensitas cahaya yang tinggi di daerah tropis tidak
seluruhnya dapat digunakan oleh tanaman. Energi cahaya matahari
yang digunakan oleh tanaman dalam proses fotosintesis berkisar antar
0,5 – 2,0 % dari jumlah total energi yang tersedia. Sehingga hasil
fotosintesis berkurang apabila intensitas cahaya kurang dari batas
optimum yang dibutuhkan oleh tanaman.
c) Fotodestruktif
Fotodestruktif adalah tingginya intensitas cahaya yang
mengakibatkan fotosintesis semakin tidak bertambah lagi dikarenakan
tanaman mengalami batas titik jenuh cahaya sehingga bukan menjadi
sumber energi tetapi sebagai perusak.
13
d) Fotomorfogenesis
Efek lain dari cahaya diluar fotosintetis adalah mengendalikan
wujud tanaman, yaitu perkembangan struktur atau morfogenesisnya.
Pengendalian morfogenesis oleh cahaya disebut fotomorfogenesis.
Agar cahaya mampu mengendalikan perkembangan pertumbuhan
maka tumbuhan harus menyerap cahaya.
Empat penerima cahaya dalam tumbuhan adalah fitokrom,
kriptokrom, penerima cahaya UV-B, protoklorofilida. Sedangkan
pengaruh cahaya pada perkecambahan adalah sebagai berikut:
1. Produksi klorofil terpacu oleh cahaya
2. Pembukaan daun terpacu oleh cahaya
3. Pemanjangan batang terhambat oleh cahaya
4. Perkembangan akar terpacu oleh cahaya.
e) Fototropisme
Fototropisme adalah pergerakan pertumbuhan tanaman yang
dipengaruhi oleh rangsangan cahaya. Contoh dari fototropisme adalah
pertumbuhan koleoptil rumput menuju arah datangnya
cahaya. Koleoptil merupakan daun pertama yang tumbuh dari
tanaman monokotil yang berfungsi sebagai pelindung lembaga yang
baru tumbuh.
Beberapa tumbuhan mempunyai karakteristik yang dianggap sebagai
adaptasinya dalam mereduksi kerusakan akibat cahaya yang terlalu kuat.
Kekurangan cahaya pada tumbuhan berakibat pada terganggunya proses
metabolisme yang berimplikasi pada tereduksinya laju fotosintesis dan turunnya
sintesis karbohidrat. Faktor ini secara langsung mempengaruhi tingkat
produktivitas tumbuhan dan ekosistem. Adaptasi terhadap naungan dapat melalui
2 cara:
14
1. Meningkatkan luas daun sebagai upaya mengurangi penggunaan metabolit.
2. Mengurangi jumlah cahaya yang ditransmisikan dan direfleksikan.
Bentuk adaptasi yang dilakukan tumbuhan tumbuhan pacar air
(Impatiens balsamina) terhadap pengaruh cahaya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 2. Adaptasi tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina) terhadap
pengaruh cahaya
No.
Sifat yang diukur
Intensitas cahaya matahari
Tinggi Rendah
1. Tinggi tanaman Pendek Panjang
2. Diameter batang Besar Kecil
3. Bunga dan buah Baik Buruk
4. Lapisan lilin di daun Tebal Tipis
5. Ukuran stomata Besar Kecil
6. Jumlah stomata Banyak Sedikit
7. Helai daun Sempit Lebar
8. Ketebalan daun Tebal Tipis
9. Kandungan klorofil Rendah Rendah
10. Kadar gula Tinggi Rendah
BAB V
PENUTUP
15
5.1. Kesimpulan
1. Peranan cahaya terhadap pertumbuhan pacar air (Impatiens balsamina)
adalah dalam proses pertumbuhan (fotoperiodisme, fotoenergetic,
fotodestruktif, fotomorfogenesis, dan fototropisme) serta berfotosintesis.
2. Tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina) beradaptasi dengan
intensitas cahaya matahari yang tinggi dengan cara menebalkan lapisan
lilin pada daun, menyempitkan helaian daun, menebalkan daun, dan
memperbesar batang. Sedangkan pada intensitas cahaya matahari yang
rendah tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina) dengan cara
mempertipis lapisan lilin pada daun, memperbesar helaian daun, dan
mempertipis daun.
3. Berdasarkan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan, tumbuhan dibagi
atas beberapa karakteristik yaitu fotoperiodisme (tanaman berhari
pendek, panjang, dan netral), fotoenergetic, fotodestruktif,
fotomorfogenesis, dan fototropisme.
5.2. Saran
Saran dari penulis kiranya tumbuhan pacar air (Impatiens
balsamina) ini dapat lebih dilestarikan sehingga dapat dimanfaatkan pada
berbagai bidang ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
16
Dasuki, Ahmad, Drs Undang, dkk. 1991. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Universitas ITB. Bandung.
Dwidjoseputro. D. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka. Jakarta.
Gardner, dkk., 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Noorhidayati dan Hayani, Noor Ichsan. 2014. Materi Kuliah Fisiologi Tumbuhan. PMIPA FKIP UNLAM: Banjarmasin.
Sasmitahardja, Dradjat, dkk. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi PMIPA ITB. Bandung.
Steenis, C.G.G.van. 2003. Flora. Jakarta : Pradnya Paramita
Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi Bagi Populasi dan Komunitas.Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
17