BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan … › bitstream › 123456789...untuk omong...

32
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mendukung proses penelitian yang lancar sesuai dengan tujuan penelitian. Persiapan yang dilakukan di antaranya adalah; kertas, pena, catatan. Selain itu peneliti juga mempersiapakan garis besar pertanyaan wawancara agar wawancara dapat terarah pada informasi yang diperlukan bagi peneliti. Persiapan lain yang di lakukan oleh penulis adalah persiapan mental, persiapan ini dilakuakan karena penulis merupakan instrumen kunci dalam penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif, penulis merupakan instrument penelitian/alat pengumpulan data utama. 2. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan menentukan calon-calon subjek penelitian. Kegiatan ini penulis lakukan dengan melakukan observarsi dan melakukan wawancara informal. Hal ini dilakukan untuk menentukan subjek-subjek yang mengalami stres terutama pada calon subjek perempuan yang hamil di luar nikah. Dan ditentukan 3 orang 23

Transcript of BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan … › bitstream › 123456789...untuk omong...

  • 1

    BAB IV

    PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian

    1. Persiapan

    Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk

    mendukung proses penelitian yang lancar sesuai dengan tujuan

    penelitian. Persiapan yang dilakukan di antaranya adalah; kertas, pena,

    catatan. Selain itu peneliti juga mempersiapakan garis besar pertanyaan

    wawancara agar wawancara dapat terarah pada informasi yang

    diperlukan bagi peneliti.

    Persiapan lain yang di lakukan oleh penulis adalah persiapan

    mental, persiapan ini dilakuakan karena penulis merupakan instrumen

    kunci dalam penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif, penulis

    merupakan instrument penelitian/alat pengumpulan data utama.

    2. Pelaksanaan Penelitian

    Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan menentukan calon-calon

    subjek penelitian. Kegiatan ini penulis lakukan dengan melakukan

    observarsi dan melakukan wawancara informal. Hal ini dilakukan untuk

    menentukan subjek-subjek yang mengalami stres terutama pada calon

    subjek perempuan yang hamil di luar nikah. Dan ditentukan 3 orang

    23

  • 2

    perempuan yang hamil di luar nikah yang mengalami stres setelah

    mencari informasi dan melakukan observasi.

    Setelah ditemukan 3 orang subjek, penulis menanyakan kesediaan

    calon subjek untuk melakukan wawancara dengan kondisi, bahwa semua

    hasil wawancara akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan

    identitas subjek dirahasiakan. Penulis juga memberitahukan tujuan dari

    penelitian yang sedang dilakuakan agar subjek dapat memberikan

    informasi yang sesuai dengan kebutuhan penulis. Salah satu faktor yang

    di tekankan dalam wawancara adalah keterbukaan dan kepercayaan

    subjek pada penulis sehingga perlu dipahami secara baik bahwa tujuan

    dari penelitian ini semata-mata adalah untuk kepentingan penelitian.

    Tempat dan waktu wawancara diatur sesuai dengan kesediaan subjek dan

    diatur sedemikian rupa agar tidak tekanan di dalam wawancara. Hal ini

    bertujuan agar hal-hal yang berkaitan dengan sikap subjek dapat bersifat

    natural tanpa ada dibuat-buat.

    Penulis melakukan pengamatan sebelum wawancara untuk melihat

    kondisi calon subjek. Observasi ini dilakukan secara tidak langsung,

    terutama melihat aktivitas subjek dalam menghadapi hamil di luar nikah.

    Hal ini dilakuakan untuk memperoleh gambaran awal subjek dan tingkat

    stres yang di alami oleh subjek.

  • 3

    3. Wawancara

    Setelah mengamati kegiatan yang dilakukan semua subjek, langkah

    selanjutnya adalah melakukan proses wawancara pada subjek I,II, dan

    III. Sebelum melakukan wawancara penulis meminta ijin terlebih dahulu

    pada subjek untuk menggunakan alat perekam berupa alat tulis selama

    proses wawancara berlangsung untuk merekam informasi. Karena hasil

    wawancara adalah dokumen rahasia peneliti, maka peneliti tidak

    mengekspos hasil transkrip hasil wawancara. Nama, tempat dan nama-

    nama yang di sebutkan dalam wawancara dirahasiakan untuk

    kepentingan penelitian.

    Proses wawancara dilakuakan pada hari yang berbeda-beda sesuai

    dengan kesepakatan penulis dengan subjek. Agar proses wawancara

    berjalan sesuai dengan harapan, maka penulis mempersiapkan pedoman

    wawancara yang digunakan untuk mengarahkan pertanyaan pada subjek,

    hal ini dapat membantu penulis tetap fokus pada pokok permasalahan

    yang akan digali. Subjek peneliti ini telah dikenal sebelumnya oleh

    peneliti sehingga memudahkan subjek untuk berbicara secara terbuka

    pada peneliti tanpa merasa sungkan.

    Subjek I adalah seorang perempuan dengan inisial LA. Saat ini

    subjek berusia 20 tahun. Pendidikan terakhir subjek adalah SMU. Pada

    saat wawancara subjek sedang hamil 3 bulan dan mengalami stres di

    dalam masalah yang di hadapinya. Wawancara dilakukan pada tangggal

    12 Juli 2012.

  • 4

    Subjek II adalah seorang perempuan dengan inisial TA. Saat ini

    subjek berusia 22 tahun. Pendidikan terakhirnya subjek adalah SMU.

    Pada saat wawancara subjek sedang hamil 4 bulan dan mengalami stres

    di dalam masalah yang dihadapinya. Wawancara dilakukan pada tanggal

    14 Juli 2012.

    Subjek III adalah seorang perempuan dengan inisial DA. Saat ini

    subjek berusia 22 tahun. Pendidikan terkahir subjek adalah SMU. Pada

    saat wawancara subjek sedang hamil 4 bulan dan mengalami stres di

    dalam masalah yang dihadapinya. Wawancara dilakukan pada tanggal 16

    Juli 2012.

    B. Pengumpulan Data

    1. Catatan lapangan

    Penulisan catatan lapangan dalam bentuk transkripsi wawancara,

    atau dapat dikatakan memberi catatan pada orang yang diwawancarai

    dalam bentuk transkrip (Poerwandari dalam Maria, 2009), yaitu dengan

    merekam hasil wawancara dan mencatat hasil wawancara yang penting-

    penting.

    2. Reduksi Data

    Dalam tahap ini, seluruh data yang terkumpul dirangkum, dipilih

    hal-hal yang pokok dan penting. Sedangkan data-data yang tidak relevan

    dengan tujuan dan fokus penelitian dibuang sehingga data yang tertinggal

    adalah data yang diperlukan sesuai dengan fokus penelitian. Dengan

  • 5

    demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

    lebih jelas sehingga mempermudah peneliti untuk melakukan

    pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya jika diperlukan

    (Sugiyono, 2005).

    3. Kategori Hasil

    Di dalam proses pengkategorisasian data yang berupa hasil

    wawancara berupa coding, yaitu usaha untuk memaknai data melalui

    simbol- simbol atau kode dalam rangka mempermudah proses

    kategorisasi, berupa angka- angka latin (1,2,3,4,5,dst...) yang

    menunjukan baris.

    C. 1. Hasil Analisis

    Penelitian dilakukan pada 3 orang subjek. Subjek penelitian ini

    adalah perempuan yang hamil di luar nikah. Masing-masing subjek

    penelitian diwawancarai dengan menggunakan panduan wawancara yang

    sama dikembangkan berdasarkan situasi dan interaksi antara peneliti dan

    subjek yang diwawancarai. Hasil wawancara masing-masing subjek di

    analisis sebagai berikut:

    I. Subjek 1

    a. Gambaran Umum Subjek

    Subjek berinisial LA dan berusia 20 tahun. LA berasal dari

    Salatiga. LA merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak LA

    sudah bekerja wiraswasta di Salatiga. Dan adik LA masih sekolah di

    bangku SMU di Salatiga. Orang tua LA bekerja swasta di Salatiga. LA

  • 6

    tinggal bersama neneknya. LA sudah menyelesaikan sekolahnya di

    bangku SMU. Setelah lulus SMU LA mencoba untuk mencari kerja.Dan

    LA mendapatkan kerja itu. Pekerjaan LA berada dikota Salatiga. LA

    tergolong anak yang ramah terhadap tetangganya. Didalam pekerjaannya

    juga LA tergolong anak yang ramah. LA mulai pacaran dengan pacarnya

    kurang lebih sudah 3 tahun berpacaran. LA sering apabila keluar kemana

    - mana bersama pacarnya. Dan juga LA sudah mengenalkan pacarnya

    kepada keluarganya, begitu pula pacarnya mengenalkan LA terhadap

    orang tuanya. LA mempunyai agama islam, tetapi LA jarang sekali untuk

    ikut ibadah- ibadah atau sholat lima waktu seperti yang di ajarkan di

    agama Islam. LA tergolong tidak aktif di dalam ibadahnya.

    LA sebelumnya tidak mengetahui kalau dirinya sedang hamil. LA

    menganggap gejala- gejala yang dirasakan subjek itu hanya sakit biasa.

    LA mencoba mengobati rasa sakitnya itu dengan minum obat yang dibeli

    di apotik. LA mengira sakit yang dirasakan itu sakit tipes. Karena tidak

    kunjung sembuh LA mencoba memeriksakan sakitnya itu ke dokter. Dan

    baru setelah diperikasakan LA baru mengetahui kalau dirinya sedang

    hamil. Dan disitu LA mulai merasakan terpukul dan tekanan yang sangat

    berat.

    LA berusaha untuk menutupi kehamilannya itu kepada orang

    tuanya. Dengan cara berpakaian, LA berusaha menutup dan

    menyembunyikan kehamilannya dari keluarganya. Tetapi keluarga LA

    mulai curiga dengan apa yang di alami. Keluarga LA selalu bertanya

  • 7

    tentang apa yang di alami LA, tetapi LA masih terus menutupi

    kehamilannya itu kepada keluarganya. LA merasakan stres dengan apa

    yang dialaminya. Untuk mengatasi stres yang di alaminya, LA berusaha

    untuk menyelesaikan masalahnya itu dengan menikah dengan pacaranya

    yang telah menghamilinya

    b. Gambaran orang terdekat

    LA anaknya sangat ramah dan baik. LA mengalami kehamilan itu

    yang pertama mengetahui bahwa LA hamil yaitu orang tua LA. Sering

    kali LA selalu seperti orang sakit- sakitan. Selalu tidur dan tidak seperti

    biasanya. Walaupun sering LA menutupi dan kalau ditanya sering

    menyangkal, tetapi keluarga mulai curiga dengan kehamilan LA. Setelah

    keluarga LA mengetahui kalau LA hamil, keluarga langsung bertanya

    siapa yang menghamili dan kenapa bisa seperti itu. Keluarga sangat

    terpukul dengan kondisi yang LA alami sekarang. Keluarga tidak

    menyangka akan terjadi seperti itu dengan LA. Padahal LA adalah anak

    yang di anggap rajin dan baik. Yang paling utama terpukul adalah orang

    tua LA. Orang tua LA langsung menangis dengar semua penjelasan dari

    LA. Setelah mendengar bahwa LA hamil dari pacarnya. Keluaraga LA

    langsung mengambil tindakan untuk menikahkan LA secepatnya. Supaya

    kehamilan ini ada yang bertanggung jawab dan bila bayi ini lahir sudah

    ada bapaknya. Sehingga tidak berlarut- larut menjadi omongan orang

    lain.

  • 8

    c. Observasi selama wawancara

    Sebelum wawancara penulis melakukan observasi kepada subjek 1.

    Didalam sikap- sikap subjek terlihat selalu berusaha menutup

    kehamilannya. Subjek kelihatan tidak seperti biasanya. Subjek selalu

    murung dan selalu kelihatan ada rasa- rasa takut. Jika subjek mau

    berpergian subjek selalu mengenakan jaket dan berusaha untuk menutupi

    kehamilannya. Wajah subjek kelihatan ada sesuatu tekanan yang

    sepertinya ingin diselesaikan dengan cepat. Walaupun subjek melakukan

    kegiatan harianya dengan biasa tetapi subjek terlihat cepat lemas dan

    seperti orang sakit. Terkadang subjek juga kelihatan habis menangis.

    Subjek tidak seperti biasanya yang selalu ceria dan selalu kelihatan

    bahagia. Setelah melakukan obsevasi yang cukup penulis melakukan

    perjanjian wawancara tehadap subjek.

    Wawancara dilakukan diluar rumah subjek, yaitu setelah subjek

    pulang dari kerjanya. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat

    panduan wawancara, catatan dan pensil untuk mencatat setiap pertanyaan

    yang ditanyakan didalam wawancara. Selain itu, peneliti sudah mengenal

    subjek sehingga wawancara menjadi lebih mudah.

    Dari awal wawancara sampai akhir, subjek terlihat agak takut ingin

    menceritakan apa yang dihadapinya. Karena subjek takut malu dengan

    kejadian yang sedang dialaminya. Dan kadang- kadang di dalam

    wawancara subjek sempat meneteskan air mata. Tetapi wawancara tetap

    berjalan dengan lancar sampai akhir wawancara.

  • 9

    d. Analisis Data

    Dari hasil penelitian pada subjek di peroleh hasil sebagai berikut:

    1. Gejala stres

    Dari munculnya beberapa gejala stress yang dialami subjek

    mengalami stress akibat dari kasus hamil di luar nikah yang dilaminya.

    Gejala-gejala tersebut terdiri dari gejala fisik, gejala mental, dan gejala

    perilaku. Namun semua gejala itu semakin berkurang sejalan dengan

    menurunnya tingkat stress yang dialami subjek. Oleh karena itu, saat ini

    gejala stress yang masih muncul hanya beberapa dari gejala yang pernah

    muncul saat subjek masih merasa stress. Gejala-gejala yang muncul

    sebagai berikut:

    1) Kondisi di awal subjek mengalami masalah

    a) Gejala fisik

    Gejala fisik yang dirasakan subjek antara lain sakit

    kepala/pusing yang menyebabkan subjek lemas dan selalu tidur.

    Subjek juga merasakan mual-mual dan dikira subjek sendiri

    mengalami sakit biasa yaitu sakit tipes.

    Ketika peneliti bertanya apa gejala- gejala fisik yang anda

    rasakan, Subjek pun menjawab “ Saya merasakan sakit kepala dan

    mual-mual terus mas. Dan saya hanya minum obat biasa, karena

    saya mengira itu semua saya hanya sakit biasa, tipes gitu mas”. ( 22,

    24 )

  • 10

    b) Gejala mental

    Gejala mental yang di alami subjek adalah perasaan takut,

    perasaan gelisah, bingung, cemas. Subjek juga sering menangis saat

    kepikiran masalah yang di hadapi subjek.

    “iya selalu merasa takut dan bingung, gelisah gitu mas...”.selalu

    menangis terus kalau setiap memikirkan dan kepikiran masalah ini

    mas” ( 10 )

    c) Gejala perilaku

    Gejala perilaku yang mucul adalah menutupi kehamilannya

    kepada orang tua dan semua orang-orang terdekatnya. Subjek

    berusaha untuk menutupi supaya tidak ada yang mengetahui bahwa

    dirinya sedang hamil.

    “Saya berusaha menutupi kehamilan saya ini sama orang tua saya

    dalam berpakaian saya mas,” ( 16 )

    2. Coping stress

    Coping stress yang dilakukan oleh subjek LA adalah sebagai

    berikut:

    2) Problem focused coping

    a) Activecoping

    Active coping yang di gunakan oleh subjek adalah menenangkan

    diri sendiri, berusaha tetap tegar menghadapi masalahnya dan

    berusaha menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Hal ini muncul dari

    pernyataan subjek dalam wawancara:

  • 11

    “ saya tetap jalani saja aktivitas saya mas, biar tidak berfikiran

    terus dan bisa menghilangkan pikiran saya ini dengan mengerjakan

    pekerjaan rumah mas”. ( 38 )

    b) Planning

    Planing yaitu memikirkan tentang cara mengatasi penyebab stres.

    Subjek memikirkan bagaimana mengatasi stres yang dialaminya,

    bagaimana menentukan tindakan yang diambil serta bagaimana cara

    penanganan yang terbaik untuk memecahakan masalah. Hal ini

    mucul dalam pernyataan subjek dalam wawancara:

    “ya saya berusaha semaksimal saya dan dibantu orang tua saya

    untuk omong sama pacar saya dan keluarga pacar saya untuk nikahi

    saya secepatnya mas dan tanggung jawab semuanya mas”. ( 50 )

    c) Restraint coping

    Restraint coping yaitu menunggu saat yang tepat untuk bertindak.

    Subjek cenderung menahan diri untuk mengatasi tekanan. Subjek

    juga mempertimbangkan situasi dan kondisi saat melakukan

    tindakan. Hal ini dinyatakan oleh subjek:

    “saya selalu menunggu saat yang tepat untuk omong sama

    keluarga saya mas, ya di saat keluarga saya tidak ada pikiran dan

    tenang mas. Dan di saat itu juga saya omong langsung yang saya

    alami mas dan secepatnya harus nikah mas”. ( 54 )

  • 12

    1) Emotional focused coping

    a) Positive reframing

    Coping dengang positive reframing adalah mencoba menafsirkan

    sesuatu kondisi dengan lebih postif. Hal ini ditunjukkan oleh subjek

    dalam wawancara:

    “semuanya sudah terlanjur mas, ya saya berfikir positif aja mas

    karena juga ada yang tanggung jawab semua ini mas”. ( 44 )

    II. Subjek 2

    a. Gambaran umum subjek

    Subjek berinisial TA dan berusia 22 tahun. TA berasal dari

    Salatiga. Subjek merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Ayah

    TA bekerja swasta di luar kota, ibu TA juga bekerja di luar kota di

    tempat kerja bapak TA. Dan kakak-kakak TA sudah bekerja semua,

    dan sudah menikah semua. Dan semua kakaknya nikah dikarenakan

    hamil di luar nikah dan menghamili di luar nikah. TA sudah

    menyelesaikan sekolahnya di bangku SMU dan sudah bekerja. TA

    sudah bekerja selama 2 tahun. TA anak yang sopan dan ramah di

    lingkungan keluarga maupun masyarakat. TA beragama kristen. TA

    tergolong rajin di dalam beribadah di gereja karena di dalam

    keluarga TA, keluarga TA sangat jarang beribadah di gereja, hanya

    TA yang rajin beribadah tiap minggu digereja. TA berpacaran

    dengan pacarnya sudah 2 tahunnan saat TA bekerja ditempat TA

    bekerja. TA mengenal pacarnya dari tempat kerja TA.

  • 13

    TA mengalami tekanan yang sangat membuat TA merasa malu

    dan takut. TA melakukan hal yang benar- benar membuat orang

    tuanya kecewa. TA adalah orang yang selalu dibanggakan oleh

    kedua orang tuanya. Karena kedua kakaknya yang sudah membuat

    kesalahan yang tidak diinginkan kedua orang tuanya. Dan maka dari

    itu TA benar- benar merasakan sangat dan tertekan, karena yang

    selama ini menjadi kebanggaan kedua orang tuanya juga membuat

    kesalahan yang sama seperti kakak TA alami.

    Sebelum TA mengetahui kalau dirinya sedang hamil, TA

    mengira kalau TA hanya sakit seperti biasa. Salah satu keluarga dari

    TA mulai curiga dengan yang dialami TA. TA selalu terus ditanya

    oleh keluarga TA. Tetapi TA terus mencoba untuk menutupi

    pertanyaan yang di tanyakan keluarganya. Keluarga TA mencurigai

    dari gejala- gejala fisik dari TA. TA mulai sadar kalau dirinya

    sedang hamil setelah TA mencoba memeriksakan sakitnya itu ke

    dokter.

    TA merasakan sangat stres di saat mengetahui dirinya sedang

    hamil. TA merasa sangat takut dengan apa yang terjadi jika orang

    tua TA mengetahuinya. Di saat itu TA mulai berusaha menutup dan

    menyembunyikan kehamilannya dari orang tuanya, dengan cara

    berpakaian TA. Walaupun sebenarnya salah satu keluarga TA sudah

    mulai curiga dengan kehamilannya.

  • 14

    TA merasa tidak ingin terus- terusan di dalam tekanan yang

    dialaminya. TA berusaha untuk menyelesaikan masalah yang

    dihadapi TA dengan mengatakan kehamilannya kepada orang tua

    TA dan pacarnya. Walaupun TA harus menunggu waktu yang tepat.

    Supaya TA cepat dinikahkan dengan pacarnya yang telah

    menghamilinya.

    b. Gambaran umum orang terdekat

    TA adalah anak kebanggaan orang tuanya. TA anak yang baik

    didalam keluarganya dan sekitarnya. Yang pertama kali mengetahui

    bahwa TA hamil adalah saudara TA yang juga adik dari orang tua

    TA. Saudara TA mulai curiga dengan perubahan TA dengan

    perubahan fisik dan kegiatan sehari-harinya. TA tidak seperti

    biasanya yang ceria dan semangat. Tapi akhir-akhir ini TA tidak

    seperti biasanya yang ceria. TA terlihat sangat lemas dan dari

    perubahan fisiknya TA seperti orang-orang yang hamil. Saudara TA

    mulai memberitahukan kepada orang tua TA, bahwa TA sepertinya

    sedang hamil. Orang tua TA sangat terpukul dan menangis saat

    mendengar bahwa TA hamil. Padahal TA adalah anak yang

    dibanggakan di dalam keluaraganya. Kenapa TA harus mengalami

    seperti kakak- kakaknya dulu. Mulai dari situ orang tua TA

    menanyakan hal itu kepada TA. Setelah ditanya TA tidak bisa

    mengelak dengan kejadian yang dialaminya.TA mulai jujur dengan

    keluarganya bahwa dirinya sedang hamil dan kehamilan itu semua

  • 15

    dari pacar TA. Dari situ keluarga TA langsung mengambil tindakan

    untuk TA menikah secepatnya. Supaya orang- orang terdekat dan

    tetangga tidak menjelekkan nama keluarga TA. Walaupun keluarga

    TA sudah terlanjur terpukul dan malu dengan kejadian kehamilan

    TA.

    c. Observasi didalam Wawancara

    Sebelum wawancara penulis melakukan observasi kepada subjek

    2. Subjek setiap harinya melakukan aktifitasnya dengan seperti tidak

    biasanya. Subjek selalu merasa ada ketakutan dan seperti ada

    tekanan yang membuat subjek tidak seperti biasanya, yang tiap hari

    subjek melakukan aktifitasnya dengan semangat. Subjek selalu

    murung dan lemas sekali. Di dalam pekerjaanya subjek juga sering

    murung seperti ada tekanan yang subjek pikirkan. Subjek selalu

    mencoba menutupi kehamilannya dengan cara berpakaian dengan

    mengenakan pakaian yang besar dan selalu memakai jaket jika

    subjek berpergian kemanapun. Terkadang subjek juga pergi ke luar

    kota di tempat temannya, untuk menutupi supaya tidak ada keluarga

    yang tau akan kehamilan subjek. Setelah melakukan observasi yang

    cukup penulis melakukan perjanjian wawancara tehadap subjek.

    Wawancara dengan subjek TA dilakukan ditempat rumah teman

    peneliti diSalatiga. Wawancara dilakukan pada malam hari, karena

    subjek bisa waktunya di malam hari. Karena peneliti sudah

    mengenal subjek, maka wawancara berjalan dengan baik.

  • 16

    Subjek memberikan informasi di dalam tekanan masalah yang

    dihadapinya dengan terbuka walaupun itu sangat berat bagi subjek.

    Selama wawancara subjek selalu menunduk, ada perasaan malu

    dengan peneliti. Subjek juga terlihat mencoba untuk menahan

    tangisnya. Wawancara berjalan dengan baik samapi akhir

    wawancara selsai.

    d. Analisis Data

    Saat subjek TA mengetahui hamil di luar nikah, subjek

    mengalami stres.

    Dari hasil penelitian pada subjek di peroleh hasil sebagai berikut:

    1. Gejala stress

    Dari munculnya beberapa gejala stress yang di alami subjek

    mengalami stress akibat dari kasus hamil di luar nikah yang di

    laminya. Gejala-gejala tersebut terdiri dari gejala fisik,gejala mental,

    dan gejala perilaku. Namun semua gejala itu semakin berkurang

    sejalan dengan menurunnya tingkat stress yang di alami subjek. Oleh

    karena itu, saat ini gejala stress yang masih muncul hanya beberapa

    dari gejala yang pernah muncul saat subjek masih merasa stress.

    Gejala-gejala yang muncul sebagai berikut:

  • 17

    1) Kondisi di awal subjek mengalami masalah

    a) Gejala fisik

    Gejala fisik yang dirasakan subjek antara lain sakit kepala/pusing

    yang menyebabkan subjek lemas. Subjek juga merasakan mual-mual

    dan dikira subjek sendiri mengalami sakit biasa.

    Ketika peneliti bertanya apa yang di rasa didalam gejala fisik saat

    pertama yang di alami anda, Subjek menjawab

    “ Saya merasakan sakit kepala, serasa pusing banget mas dan

    mual-mual terus mas dan lemas banget mas. Dan saya hanya minum

    obat biasa, karena saya mengira itu semua saya hanya sakit biasa

    mas”. (32, 34 )

    b) Gejala mental

    Gejala mental yang di alami subjek adalah perasaan takut,

    perasaan gelisah, bingung. Subjek juga menangis dengan masalah

    yang di hadapi subjek.

    “saya selalu merasa takut dan bingung, mas...”.selalu menangis

    terus karena juga saya kecewa terhadap diri saya mas ” ( 10, 12 )

    c) Gejala perilaku

    Gejala perilaku yang mucul adalah menutupi kehamilannya

    kepada orang lain. Subjek berusaha untuk menutupi supaya orang

    lain tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya sedang hamil.

  • 18

    “Saya berusaha menutupi kehamilan saya ini sama orang lain mas

    dengan cara berpakaian saya mas, supaya orang lain tidak tahu

    kehamilan saya, karena saya malu mas.” ( 25 )

    2. Coping Stress

    Coping stress yang di lakukan oleh subjek TA adalah sebagai

    berikut:

    1) Problem focused coping

    a) Active coping

    Active coping yang di gunakan oleh subjek adalah menenangkan

    diri sendiri dengan cara melakukan hal-hal yang positif. Hal ini

    muncul dari pernyataan subjek dalam wawancara:

    “dari pada saya kepikiran terus dengan masalah yang saya hadapi,

    saya lebih baik melakukan hal-hal yang positif mas, saya sering

    mendengarkan musik apa aja mas, biar saya lebih tenang.” ( 44 )

    b) Planning

    Planning yaitu memikirkan tentang cara mengatasi penyebab

    stres. Subjek memikirkan bagaimana mengatasi stres yang

    dialaminya, bagaimana melakukan tindakan yang di ambil serta

    bagaimana cara penanganan yang terbaik untuk memecahakan

    masalah.Hal ini mucul dalam pernyataan subjek dalam wawancara:

    “saya omong sama pacar saya mas supaya saya di nikahi mas

    secepatnya dan bertanggung jawab atas semua yang kita lakukan,

    gitu mas..”. ( 54 )

  • 19

    c) Restraint coping

    Restraint coping yaitu menunggu saat yang tepat untuk bertindak.

    Subjek menunggu untuk mengatakan kehamilannya dengan

    pacarnya. Hal ini dinyatakan oleh subjek:

    “saya selalu menunggu saat yang tepat untuk omong sama pacar

    saya mas, untuk nikahi saya secepatnya mas dan supaya pacar saya

    juga bilang sama keluarganya dengan kehamilan saya mas”. (58)

    2) Emotional focused coping

    a) Positive reframing

    Coping dengang positive reframing adalah mencoba menafsirkan

    sesuatu kondisi dengan lebih postif. Hal ini ditunjukkan oleh subjek

    dalam wawancara:

    “ya.... berfikir positif aja mas dan saya menerima apa yang

    saya hadapi ini mas”. ( 48 )

    b) Use of religion

    Use of religion adalah menyelesaikan masalah dengan

    keagamaan. Subjek lebih cenderung menyerahkan masalahnya

    dengan Tuhan. Hal ini ditunjukkan oleh subjek dalam wawancara:

    “saya lebih sering berdoa mas dan saya serahkan masalah

    kehamilan saya ini kepada Tuhan dan saya hanya berpegang teguh

    sama Tuhan supaya saya lebih kuat dan Tuhan buka jalan dengan

    masalah kehamilan saya ini dan memberi yang terbaik buat saya

    mas”. ( 50 )

  • 20

    III. Subjek 3

    a. Gambaran Umum Subjek

    Subjek berinisial DA dan berusia 22 tahun. DA berasal dari luar

    kota salatiga. DA merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. Ayah

    DA bekerja swasta, ibu DA hanya dirumah saja sebagai ibu rumah

    tangga. Dan kakak DA sudah bekerja di sebuah perusahaan diluar

    kota dan sudah menikah. DA sudah menyelesaikan sekolahnya di

    bangku SMU dan sudah bekerja. DA bekerja sebagai wiraswasta di

    salatiga. DA tinggal di Salatiga ngekos. DA sudah bekerja selama 1

    tahunan. DA anak yang rajin di dalam pekerjaanya. DA didalam

    keluarganya sangat sopan kepada orang tuanya. DA juga senang

    sekali bermain atau jalan- jalan bersama teman- temannya. DA

    mengenal pacarnya dari teman. DA menjalani pacaran dengan

    pacarnya sudah 2 tahunan pacaran. DA jarang mengikuti ibadah tiap

    minggu. DA beragama kristen protestan. Di dalam keluarga DA, DA

    sering membantu orang tuanya dan mengirim uang sedikit dari

    kerjanya untuk orang tuanya. DA tergolong anak yang menghormati

    orang tuanya.

    DA mengalami tekanan yang sangat membuat DA merasa malu,

    takut dan bingung. DA hanya bisa menangis disaat memikirkan

    tekanan yang dihadapi DA. DA selalu berfikir dengan kehamilannya

    yang membuat tertekan DA. Sebelum mengetahui diri DA hamil,

    DA mengira bahwa gejala- gejala yang dirasakan DA seperti pusing,

  • 21

    lemas, mual itu hanya sakit biasa saja. DA mencoba mencari tau

    gejala-gejala yang di alami DA. DA memeriksakan sakitnya ke

    dokter, dan dari periksa itu DA mulai percaya kalau dirinya sedang

    hamil. DA mendengar itu semua DA hanya bisa menangis. Karena

    DA takut jika kehamilan itu diketahui oleh orang tua DA. DA

    berusaha menutupi kehamilannya itu kepada orang tua DA, DA

    selalu menghindar di depan keluargnya, dengan cara DA jarang

    pulang. Karena kehamilan itu makin lama akan makin membesar,

    DA berusaha bersama pacarnya untuk membicarakan kehamilan DA

    bersama orang tua mereka, supaya mereka secepatnya di nikahkan

    karena DA ingin masalah dan tekanan yang dihadapi DA bisa selsai

    dan DA bisa lebih tenang.

    b. Gambaran umun orang terdekat

    DA adalah anak yang baik sekali dengan keluaraganya. DA

    sangat bertanggung jawab dengan keluarganya. Walaupun jauh

    dengan tempat tinggalnya DA sangat mandiri. Didalam pekerjaanya

    juga DA sangat bertanggung jawab. Jika waktu terima gaji, DA tidak

    pernah lupa dengan orang tuanya. DA sering menyisihkan uang

    gajinya untuk dikirim ke pada orang tuanya. DA sangat sayang

    sekali dengan keluarganya. Dengan kejadian sekarang yang DA

    alami. DA merasakan sangat terpukul dan selalu mengeluh. Yang

    pertama kali mengetahui DA hamil itu teman dekat DA. Walaupaun

    DA sering menutupi kehamilannya dan menyangkalnya. Dengan

  • 22

    perbedaan sehari- hari yang dilakukan DA. Teman DA mulai curiga

    dengan masalah yang dihadapi DA. DA mulai jujur dengan teman

    dekatnya yang di anggap seperti keluarga sendiri dan bisa menjaga

    rahasia DA setelah DA di tanya terus menerus sama teman dekatnya.

    Teman DA sangat terpukul dengan kejadian yang di alami DA. DA

    menceritakan semuanya yang dialaminya. Langsung dengar rasa

    kecewa dan sedih teman DA langsung menangis dengan kejadian

    yang di alami DA. Tetapi teman DA selalu memberi semangat dan

    motifasi untuk DA bisa jujr dengan orang tua DA. Karena masalah

    ini tidak bisa di biarkan lama- lama. Supaya Da tidak berlarut

    dengan rasa malu dan tekanan. Teman DA mencoba untuk

    mendorong DA membicarakan kehamilanya dengan orang tua DA

    dan orang tua pacar DA, secepatnya dinikahkan. Sebelum anak yang

    dikadung DA lahir. Supaya dipandang orang lain kalau anak itu ada

    bapaknya supaya masalah dan tekanan yang DA rasakan cepat

    selesai.

    c. Observasi Selama Wawancara

    Sebelum wawancara penulis melakukan observasi kepada subjek

    3. Subjek tinggal di tempat kos di Salatiga. Subjek mengalami hamil

    diluar nikah, tetapi orang tua subjek belum mengetahui kejadian ini.

    Subjek berusaha menutupi kehamilannya kepada orang lain dengan

    memakai baju-baju yang besar, supaya tidak terlihat sekali

    kehamilannya. Subjek sering cerita masalah itu dengan teman

  • 23

    dekatnya yang tinggal satu kos dengan subjek. Subjek kadang-

    kadang terlihat murung dan sedih. Kadang subjek selalu mengurung

    dirinya dikamar. Subjek terlihat tidak seperti biasanya. Terkadang

    subjek juga tidak berangkat bekerja. Subjek terlihat seperti orang

    yang sakit, selalu lemas dan tidak ceria seperti biasanya. Subjek

    terlihat sekali ada tekanan yang sangat membuat subjek stres. Subjek

    juga tidak pernah pulang ke kampungnya setelah kejadian ini.

    Subjek selalu cerita dengan teman dekatnya bahwa ingin masalah ini

    cepat selesai. Setelah melaukan obsevasi yang cukup penulis

    melakukan perjanjian wancara tehadap subjek.

    Wawancara dilakukan ditempat depan rumah teman subjek,

    karena subjek ingin mencari tempat yang sepi karena malu.

    Wawancara dilakukan pada sore hari, karena subjek bisa waktu sore

    hari. Pada awal wawancara subjek menunjukan muka yang takut dan

    bingung karena harus menceritakan tekanan yang dihadapinya.

    Subjek menceritakan rasa tertekannya dengan sangat sedih. Subjek

    terus berusaha tegar dan kuat didalam wawancara. Wawancara

    berlangsung dengan baik dan lancar sampai akhir wawancara.

  • 24

    d. Analisis Data

    Saat subjek DA mengetahui hamil di luar nikah ini, subjek

    mengalami stress. Dari hasil penelitian stres pada subjek di peroleh

    hasil sebagai berikut:

    1. Gejala stres

    Dari munculnya beberapa gejala stress yang di alami subjek

    mengalami stress akibat dari kasus hamil di luar nikah yang di

    laminya. Gejala-gejala tersebut terdiri dari gejala fisik,gejala mental,

    dan gejala perilaku. Namun semua gejala itu semakin berkurang

    sejalan dengan menurunnya tingkat stress yang dialami subjek. Oleh

    karena itu, saat ini gejala stress yang masih muncul hanya beberapa

    dari gejala yang pernah muncul saat subjek masih merasa stress.

    Gejala-gejala yang muncul sebagai berikut:

    1) Kondisi di awal subjek mengalami masalah

    a) Gejala fisik

    Gejala fisik yang dirasakan subjek antara lain sakit kepala yang

    menyebabkan subjek lemas dan selalu ingin tidur. Subjek juga

    merasakan mual-mual dan dikira subjek sendiri mengalami sakit.

    Ketika peneliti bertanya apa yang di rasa didalam gejala fisik saat

    pertama yang di alami anda, Subjek menjawab

    “ Saya merasakan sakit kepala, serasa pusing banget dan mual-

    mual terus pengen muntah mas dan lemas banget mas dan rasanya

    pengen tidur terus mas”.( 30 )

  • 25

    b) Gejala mental

    Gejala mental yang di alami subjek adalah perasaan takut,

    perasaan gelisah, bingung,cemas. Subjek juga sering menangis jika

    memikirkan masalahnya.

    “saya merasa takut dan bingung, gelisah cemas dan sering saya

    hanya bisa menangis saja jika saya kepikiran semuanya ini mas ”. (

    16 )

    c) Gejala perilaku

    Gejala perilaku yang mucul adalah menutupi kehamilannya

    kepada orang terdekat . Subjek berusaha untuk menutupi supaya

    tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya sedang hamil.

    “Saya berusaha menutupi kehamilan saya ini sama orang terdekat

    saya mas dengan berpakaian saya mas dan saya selalu menghindar

    jika ada ngumpul-ngumpul gitu mas, supaya orang terdekat tidak

    tahu kehamilan saya.” ( 24 )

    2. CopingStress

    Coping stress yang di lakukan oleh subjek DA adalah sebagai

    berikut:

    1) Problem focused coping

    a) Active coping

    Active coping yang di gunakan oleh subjek adalah menenangkan

    diri dengan mencari kesibukan sehari hari yang bisa membuat subjek

  • 26

    tenang dan melupakan sejenak masalahnya. Hal ini muncul dari

    pernyataan subjek dalam wawancara:

    “saya berusaha melupakan masalah saya dengan mencari

    kesibukan saya sehari-hari dengan mencari pekerjaan apa aja mas

    dan di luar mas, supaya saya melupakan dan menenangkan sejenak

    masalah saya mas.” ( 42 )

    b) Planning

    Planing yaitu memikirkan tentang cara mengatasi penyebab stres.

    Subjek memikirkan bagaimana mengatasi stres yang dialaminya,

    bagaimana melakukan tindakan yang di ambil serta bagaimana cara

    penanganan yang terbaik untuk memecahakan masalah.Hal ini

    mucul dalam pernyataan subjek dalam wawancara:

    “saya mencoba dengan pacar saya menemui orang tua kita mas,

    mau omong kehamilan saya dan minta supaya kita nikah secepatnya

    mas ”. ( 50 )

    c) Restraint coping

    Restraint coping yaitu menunggu saat yang tepat untuk bertindak.

    Subjek menunggu untuk mengatakan kehamilannya kepada orang

    tua mereka. Hal ini dinyatakan oleh subjek:

    “saya selalu menunggu saat yang tepat untuk berbicara sama

    orang tua kita, untuk kita di nikahkan secepatnya mas supaya saya

    tidak terlalu lama kepikiran masalah ini , walaupun sangat berat dan

    pasti akan kena marah besar mas”. ( 54 )

  • 27

    2) Emotional focused coping

    a) Positive reframing

    Coping dengang positive reframing adalah mencoba menafsirkan

    sesuatu kondisi dengan lebih postif. Hal ini ditunjukkan oleh subjek

    dalam wawancara:

    “saya lebih baik berfikir postif saja mas karena masih banyak

    orang yang lebih menderita dari saya mas,supaya juga pikiran ini

    memotifasi saya untuk bangkit mas”. ( 46 )

    b) Use of religion

    Use of religion adalah menyelesaikan masalah dengan

    keagamaan. Subjek lebih cenderung menyerahkan masalahnya

    dengan Tuhan. Hal ini ditunjukkan oleh subjek dalam wawancara:

    “saya mencari pengutan dengan saya sering membaca alkitab dan

    saya sering berdoa supaya Tuhan beri saya kekuatan dan membuka

    jalan untuk masalah kehamilan saya ini mas”. ( 48 )

  • 28

    Tabel 4.1 Hasil Wawancara

    sub

    jek

    Usia Usia

    kehamilan

    Gejala

    fisik

    Gejala

    mental

    Gejala

    perilaku

    Memakai

    aspek coping stress

    LA 20

    thn

    3

    bulan

    Sakit

    kepala,

    mual

    Takut,

    gelisah,bingu

    ng,cemas

    Menutupi

    kehamilann

    ya dengan berpakaian

    a) Problem focused

    coping : active

    coping,pla

    nning,restraint coping

    b) Emotional focused

    coping : postif

    reframing

    TA 22 thn

    4 bulan

    Pusing, mual,

    lemas

    Takut,gelisah,bingung

    Menutupi kehamilann

    ya dengan

    cara

    berpakaian

    a) Problem focused

    coping :

    active

    coping, planning,

    restraint

    coping b) Emotional

    focused

    coping : positive

    reframing,

    use of

    religion

    DA 22

    thn

    4

    bulan

    Lemas

    , sakit

    kepala, sering

    tidur,

    mual-

    mual

    Takut,

    gelisah,

    bingung, cemas

    Menutupi

    kehamilann

    ya

    a) Problem focused

    coping : active

    coping,

    planning,

    restraint coping,

    b) Emotional focused coping

    :positive

    reframing,

    use of religion

  • 29

    D. Pembahasan

    Di awal subjek mengetahui bahwa dirinya telah hamil diluar nikah,

    subjek merasa stres. Hal tersebut dapat diketahui dari gejala- gejala yang

    mucul. Gejala tersebut adalah gejala fisik, gejala mental, dan gejala perilaku.

    Gejala fisik yang di alami subjek yaitu, sakit kepala,mual-mual dan

    subjek merasa lemas ingin selalu tidur. Subjek juga selalu menangis setiap

    kali subjek teringat masalah yang sedang dihadapinya. Kemudian gejala

    mental yang dialami subjek yaitu perasaan gelisah, takut, bingung.Gejala

    selanjutnya yang di alami subjek yaitu gejala perilaku yang sering berbohong

    dan menutup- nutupi kehamilannnya dengan cara berpakaiannya.

    Akibat stress yang dirasakan subjek, subjek pun berusaha melakukan

    coping stress. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masing-masing subjek

    menggunakan jenis coping yang berbeda-beda untuk mengatasi stres yang

    dirasakan subjek. Secara sederhana dapat di susun tabel coping stres subjek

    sebagai berikut:

    Tabel 4.2Coping Stres Subjek Penelitian

    Subjek Problem focused coping Emotional focused coping

    1 Active coping

    Planning

    Restraint coping

    Positive reframing

    2 Active coping

    Planning

    Restraint coping

    Positive reframing

    Use of religion

    3 Active coping

    Planing

    Restraint coping

    Positive reframing

    Use of religion

  • 30

    Dari tabel ini dapat di lihat bahwa subjek melakukan problem focused

    coping dan emotional focused coping dan emotional focused coping. Jenis

    problem focused coping yang digunakan oleh ketiga subjek adalah sama yaitu

    active coping, planning dan restraint coping, sedangkan emotional focused

    coping yang digunakan oleh subjek 1,2 dan 3 yang berbeda yaitu subjek 1

    hanya memakai positive reframing, sedangkan subjek 2 dan 3 menggunakan

    emotional focused coping yang sama. Ini berarti bahwa ketika subjek

    mengalami stres saat hamil di luar nikah, subjek sebagaian besar

    mengatasinya menggunakan coping stres yang sama yang digunakan untuk

    mengurangi stressor dan untuk mengubah situasi.

    Coping stress merupakan bentuk tindakan atau usaha yang dilakukan

    individu sebagai reaksi dari situasi yang penuh tekanan baik berasal dari luar

    maupun dari dalam dirinya. Masalah hamil diluar nikah yang di alami

    beberapa subjek membuat subjek mengalami tekanan. Oleh karena itu ketidak

    mampuan mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan yang ada,

    baik kenyataan yang ada didalam maupun di luar diri, sehingga menimbulkan

    tekanan batin dan konflik. Active coping,planning dan restraint coping

    digunakan sebagai alternatif menccari solusi mengatasi stres oleh semua

    subjek. Ini menunjukkan bahwa subjek mengunakan coping stress yang

    berfokus pada masalah yang dihadapi.

    Pada masalah yang dihadapi subjek hamil diluar nikah, misalanya saat

    subjek mengalami kebingungan dan perasaan yang sangat membuat subjek

    takut di dalam masalah yang dihadapi, subjek memilih melakukan active

  • 31

    coping dengan melakuakan hal atau pekerjaan yang lebih positif supaya dapat

    menghilangkan perasaan-perasaan subjek yang takut dan bingung di dalam

    masalah yang dihadapi. Ini menunjukan adanya usaha dari subjek untuk

    mengurangi stres yang dihadapi subjek. Selain itu subjek juga mempunyai

    planning atau rencana supaya masalah yang dihadapi subjek cepat selsai dan

    tidak membuat beban subjek, misalnya yaitu dengan subjek mau berusaha

    membicarakan masalah yang dihadapi kepada orang- orang terdekatnya

    seperti keluarga supaya subjek cepat dinikahkan dan supaya tidak berlarut-

    larut membawa nama jelek di dalam keluarga.

    Subjek penelitian ini juga menggunakan restraint coping atau

    menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Ini berarti bahwa subjek

    menunggu saat yang tepat untuk membicarakan masalah yang dihadapi di

    dalam hamil di luar nikahnya kepada orang terdekatnya atau keluarga untuk

    mencari pemecahan masalah yang dihadapi subjek. Ini dilakukan subjek

    untuk mengurangi potensi timbulnya tekanan yang membawa dampak stres

    pada subjek.

    Jenis emotional focused coping yang digunakan oleh ketiga subjek

    adalah positive reframing. Ini menunjukan bahwa subjek mencoba untuk

    menerima dan berfikir yang lebih positif dengan masalah hamil diluar nikah

    yang dihadapi subjek supaya mengurangi tekanan stres yang di alami subjek

    dan memberikan motivasi subjek untuk bangkit didalam masalah yang

    dihadapinya. Ada pula dua subjek menggunakan jenis emotional focused

    coping yang sama yaitu use of religion sebagai alternatif mengurangi tekanan

  • 32

    di dalam masalah hamil diluar nikahnya. Subjek yang religius menggunakan

    agama sebagai salah satu usaha untuk mengurangi stress yang di alaminya

    dengan cara membaca alkitab dan berdoa menyerahkan bebanya kepada

    Tuhan.