Penelitian Jengkol
-
Upload
eby-veibrita-sinaga -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of Penelitian Jengkol
-
7/24/2019 Penelitian Jengkol
1/2
JENGKOL SESUATU YANG UNIK DAN MENARIK
TUJUAN:
-
Mengetahui tentang jengkol
-
Mengetahui kandungan apa saja yang dimiliki oleh jengkol
- Mengetahui manfaat dari jengkol
-
Mengetahui efek samping atau sisi negatif dari jengkol
ALAS AN :
Saya memilih judul ini karna saya ingin tahu lebih dalam tentang jengkol , menurut saya ini sesuatu yang unik dan menarik karena
dari yang kita ketahui dari sebagian besar orang pasti tidak suka dengan keberadaan jengkol , dikarenakan dari bau yang ditimbulkan dari
jengkol sebenarnya cukup mengganggu, terutama bagi orang lain yang tidak ikut memakannya. Apalagi dengan air seni yang
dikeluarkannya. Jika pemakan jengkol ini buang air di WC dan kurang sempurna dalam hal membilasnya, maka WC akan berbau tidak
enak dan mengganggu ketenangan orang lain. Oleh karena itu biasanya jengkol ini dikategorikan sebagai makanan orang kelas bawah.
Dan jengkol ini sebenarnya mempunyai kriteria rasa yang cukup khas dan orang akan malu mengakui bahwa ia memakannya karena
baunya.
Inilah yang membuat saya tertarik untuk memilih tanaman jengkol sebagai bahan untuk penelitian ini dan ternyata dari beberapa
artikel, buku serta jurnal yang saya baca ternyata dibalik keburukan dari jengkol ternyata ada sisi positif dari jengkol yaitu jengkol juga
ternyata baik untuk kesehatan.
Kulit buah tanaman jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.) merupakan limbah pasar tradisional yang tidak mempunyai manfaat.
Pemilihan sampel tersebut berdasarkan pengamatan dimana kulit buah jengkol yang dikupas menggunakan pisau besi akan menimbulkan
warna biru, perubahan warna tersebut menandakan adanya tanin. Selain tanin juga terdapat flavonoid. Tanin dan flavonoid merupakan
senyawa polifenol yang diketahui bersifat antibakteri (Samaranayake, 2002; Robinson, 1995).
Berdasarkan penelitian Soemitro (1987), senyawa aktif dalam kulit halus buah cenderung menunjukkan efek penurunan kadar
gula darah yang besar sehingga baik untuk penderita diabetes.
Yang berarti kulit dari buah jengkol sendiri mempunyai ekstra etanol dan bagaimana dengan biji dan daun jengkol ? hal- hal inilah
yang membuat saya penasaran sehingga ingin sekali mengambil bahan penelitian jengkol meskipun kedengaran unik namun menurut saya
ini kreatif.
Namun ada sesuatu yang mengganjal, dari beberapa informasi yang saya dapat saat dicerna jengkol akan menyisakan zat yang
disebut asam jengkolat (jencolid acid) yang dibuang ke ginjal. Di sinilah efek yang sering ditakuti oleh orang-orang, yaitu jengkoleun atau
jengkolan. Jengkolan terjadi saat asam jengkolat yang memang sulit larut dalam air akhirnya mengendap dalam ginjal, membentuk kristal
padat hingga bisa berakibat sulit membuang air seni. Jika pH darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja, tapi jika cenderung asam
(pH kurang dari 7) asam jengkolat membentuk kristal tak larut.
Jika karena faktor bau dan ketakutan terhadap kemungkinan keracunan asam jengkolat, orang boleh saja menghindari makan
jengkol. Namun, jika menolak jengkol hanya karena menganggap jengkol makanan tak bergizi,sebaiknya pandangan tersebut lebih baik
dikoreksi, mengapa ?
karena, di luar urusan bau dan kandungan asam jengkolat penyebab keracunan, jengkol sesungguhnya termasuk bahan pangan kaya
gizi. Dari beberapa sumber yang saya tahu, hasil penelitian memperlihatkan bahwa, jengkol kaya akan karbohidrat, protein, vitamin A, B,
dan C, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, dan saponin. Bahkan, kandungan protein jengkol masih lebih
tinggi daripada tempe (18,3 gram per 100 gram bahan) yang selama ini disebut-sebut sebagai sumber pangan nabati berprotein tinggi.
Sebenarnya jengkol kaya akan zat besi, oleh karena itu, tidak heran jika jengkol sering dianjurkan bagi para penderita anemia.
Jengkol juga ternyata sangat baik bagi kesehatan tulang karena memiliki kandungan kalsium yang tinggi, yaitu sekitar 140 mg/100 g.
Peran kalsium sendiri pada umumnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu membantu pembentukan tulang dan gigi, serta mengatur proses
biologis dalam tubuh. Dengan demikian, di balik efek bau dan asam jengkolat, sesungguhnya banyak sekali manfaat yang diperoleh dari
mengonsumsi jengkol. Jadi, kenapa mesti takut makan jengkol ?
Inilah yang menimbulkan ketertarikan saya akan jengkol, tidak hanya karena sesuatu yang dihindari karena baunya namun karena
jengkol ini memiliki sesuatu ketertarikan yang berbeda yang membuat saya sangat tertarik untuk menelitinya. Inilah alas an saya kenapa
say mengambil jengkol sebagai bahan penelitian saya.
-
7/24/2019 Penelitian Jengkol
2/2
BERTY VEIBRITA SINAGA
1407025008
BIOLOGI