PENELITIAN HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI · DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI DI BALI . OLEH :...
Transcript of PENELITIAN HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI · DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI DI BALI . OLEH :...
PENELITIAN HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI
EVALUASI KUALITAS WEB LIBRARY
DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI DI BALI
OLEH :
ADE DEVIA PRADIPTA, SE. MA.
NUPN. 9908419707
DRS. I PUTU SUHARTIKA, M.SI.
NIDN. 0019116509
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
Bidang Unggulan : Teknologi Informasi
Kode / Nama Bidang Ilmu : 525 / Perpustakaan
ii
DAFTAR ISI
HAL
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
RINGKASAN iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Khusus Penelitian 2
1.3 Urgensi Penelitian 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Perpustakaan 4
2.2 Web 5
2.3 Teori WebQual 8
2.4 Kepuasan Pengguna 10
BAB III METODE PENELITIAN 12
3.1 Alur Penelitian 12
3.2 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel 13
3.3 Identifikasi Variabel 13
3.4 Instrumen Penelitian 13
3.5 Teknik Analisis Data 14
3.6 Hipotesis Penelitian dan Uji Hipotesis 15
3.7 Uji Chi-Square 16
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 17
4.2 Anggaran Biaya 17
4.2 Jadwal Penelitian 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
RINGKASAN
Penelitian tentang “Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan Perguruan
Tinggi di Bali” merupakan penelitian yang memfokuskan pada penilaian tampilan web
library dilihat dari persepsi pengguna akhir (end user) khususnya sivitas akademika
perguruan tinggi. Persepsi tersebut digambarkan melalui hubungan atau pengaruh antara
kualitas layanan web library dengan tingkat intensitas dan kepuasan pengguna
perpustakaan. Hubungan tersebut nantinya mewakili pemanfaatan penggunaan web
library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali sehingga para pengambil kebijakan
dapat mengoptimalkan layanan web library sebagai sarana yang mendukung proses
kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif untuk
mengukur hubungan atau pengaruh antara kualitas layanan web library dengan tingkat
kepuasan pengguna Perpustakaan, dalam hal ini, pengukuran tingkat kepuasan
menggunakan chi square, sedangkan pengukuran tingkat intensitas pengguna
menggunakan SEM (structural equation model). Untuk mengevaluasi kualitas web
library di Perpustakaan Perguruan Tinggi menggunakan Teori WebQual yang
merupakan teknik atau skala pengukuran kualitas website berdasarkan persepsi
pengguna akhir (end user). Teknik ini mengandung 4 (empat) kategori yaitu kategori
kualitas penggunaan (usability quality), kualitas informasi (information quality),
kualitas design website (website design quality) dan kualitas interaksi (interaction
quality). Keempat indikator tersebut memuat 23 pertanyaan yang dapat diajukan kepada
pengguna sehingga nantinya semua jawaban pengguna tersebut dijadikan sebagai
persepsi pengguna terhadap kualitas web library.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai standar pengembangan
web library yang telah memenuhi arsitektur dan teknik desain informasi web yang
berkualitas sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi para pengelola web library,
pimpinan perguruan tinggi, pimpinan perpustakaan elektronik (elibrary), pengguna web
library, dan sivitas akademika lainnya.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat memberikan dampak besar bagi
dunia kepustakaan, dimana sistem perpustakaan konvensional yang selama ini diterapkan sudah
mulai bergeser kearah perpustakaan elektronik atau perpustakaan digital. Internet sebagai salah
satu wujud dari kemajuan teknologi informasi memberikan kemudahan bagi perpustakaan dalam
melakukan pengelolaan dan pelayanan yang ada di perpustakaan, contohnya pemustaka
mengakses website perpustakaan untuk mengetahui koleksi yang terdapat di perpustakaan, tanpa
harus datang langsung ke perpustakaan. Website yang ada di perpustakaan tidak hanya
membantu pemustaka di dalam mengakses informasi yang terdapat di perpustakaan, tetapi juga
memberikan informasi kepada publik mengenai koleksi dan layanan yang terdapat di
perpustakaan. Pada saat ini, pemanfaatan website di perpustakaan (web library) belum berjalan
secara optimal sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap kepuasan pengguna di dalam
mengakses web perpustakaan.
Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian mengenai “Evaluasi Kualitas Web Library di
Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali” sangat penting dilakukan. Penelitian ini menggunakan
metode WebQual untuk menilai kualitas web library yang dihubungkan dengan persepsi
pengguna web. Dengan adanya persepsi pengguna terhadap layanan web library tersebut
diharapkan hubungan antara kualitas layanan web library dengan tingkat kepuasan dan intensitas
pengguna web library dapat diketahui. Permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat kepuasan pengguna web library di Perpustakaan Perguruan Tinggi
di Bali?
2. Bagaimanakah tingkat intensitas penggunaan web library di Perpustakaan Perguruan
Tinggi di Bali?
3. Apakah ada hubungan atau pengaruh antara kualitas layanan web library dengan tingkat
kepuasan pengguna?
4. Apakah ada hubungan atau pengaruh antara kualitas layanan web library dengan tingkat
intensitas penggunaan web?
1
5. Apakah ada hubungan atau pengaruh antara tingkat kepuasan pengguna dengan tingkat
intensitas pengguna?
1.2. Tujuan Khusus Penelitian
Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas layanan web
library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali ditinjau dari persepsi pengguna. Dengan
evaluasi tersebut diharapkan terlihat adanya hubungan kualitas (mutu) layanan web library
dengan harapan pengguna web, dalam hal ini, jika kinerja layanan web library tersebut sudah
sesuai dengan harapan pengguna maka kepuasan (user satisfaction) akan terwujud. Namun
sebaliknya, jika layanan tersebut tidak sesuai dengan harapan pengguna maka ketidakpuasan
pengguna akan terjadi. Hasil evaluasi ini diharapkan dapat dijadikan salah satu standar dalam
pengembangan web library.
Secara khusus, tujuan penelitian “Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan
Perguruan Tinggi di Bali” adalah sebagai berikut :
1. Untuk menentukan tingkat kepuasan pengguna web library di Perpustakaan Perguruan
Tinggi di Bali
2. Untuk menentukan tingkat intensitas pengguna web library di Perpustakaan Perguruan
Tinggi di Bali
3. Untuk menguraikan hubungan atau pengaruh antara kualitas layanan web library dengan
tingkat kepuasan pengguna
4. Untuk menguraikan hubungan atau pengaruh antara kualitas layanan web library dengan
tingkat intensitas pengguna
5. Untuk menguraikan hubungan atau pengaruh antara tingkat kepuasan pengguna dengan
tingkat intensitas pengguna
1.3. Urgensi Penelitian
Penelitian mengenai “Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi
di Bali” dirasakan sangat perlu dilakukan mengingat pemanfaatan situs web sudah semakin
pesat, dan hal tersebut akan memberikan konsekuensi positif atau negatif bagi masyarakat dan
pengguna web itu sendiri. Hasil evaluasi ini akan dapat dijadikan pedoman untuk memilih web
khususnya web library yang berkualitas dan memberikan dampak positif bagi penggunanya.
2
Beberapa pertimbangan yang melatarbelakangi pembuatan penelitian “Evaluasi Kualitas
Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali” yaitu :
1. Pemanfaatan website perpustakaan belum berjalan optimal
2. Belum terdapatnya penelitian yang mengukur hubungan atau pengaruh antara kualitas
layanan website perpustakaan dengan tingkat kepuasan pengguna Perpustakaan
Perguruan Tinggi yang ada di Bali.
3. Prilaku (behaviour) pengguna web library
4. Belum adanya aturan-aturan yang dapat dijadikan sebagai standar pengembangan web
library
Mengingat beberapa pertimbangan tersebut di atas, diharapkan penelitian segera dapat
dilakukan sehingga dokumen pengukuran kualitas kinerja layanan web library di Bali dapat
terwujud. Akhirnya para pengelola web library dapat menjadikan dokumen tersebut sebagai
pedoman dalam pengembangan web library yang berkualitas.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perpustakaan
UU Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan menyatakan bahwa perpustakaan
merupakan sumber informasi atau institusi pengelola koleksi berupa karya tulis, karya cetak, dan
atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi, serta layanan para pemustaka.
Sehubungan dengan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa perpustakaan merupakan wahana
belajar sepanjang hayat, pengembangan potensi masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan
pendidikan nasional.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka pengelolaan
perpustakaan saat ini belum sepenuhnya bisa dilaksanakan. Sistem dan mekanisme pengelolaan
bahan pustaka masih banyak mempergunakan tenaga manual. Namun demikian rintisan
pemanfaatan teknologi sudah dimulai dilakukan di perpustakaan, walaupun masih sangat
sederhana seperti pemanfaatan OPAC (Online Public Accses Catalogue), dan sistem informasi
perpustakaan non-web based.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi di perpustakaan, pergeseran
paradigma dan perubahan mulai terjadi di perpustakaan. Sebelumnya, kita mengenal istilah
perpustakaan konvensional, namun, sekarang ini, telah banyak diterapkan prinsip-prinsip
pengelolaan perpustakaan elektronik (electronic library), perpustakaan digital (digital library),
perpustakaan hibrida (hybrid library), dan perpustakaan 2.0 (library 2.0).
Ciri utama perpustakaan elektronik adalah adanya sarana elektronik dalam pengelolaan
perpustakaan dan adanya integrasi berbagai kegiatan perpustakaan kedalam suatu database
perpustakaan. Perpustakaan digital menerapkan prinsip paperless dan berbasis web.
Perpustakaan digital tidak menyediakan koleksi berbentuk kertas, namun semuanya dalam
bentuk digital yang dapat diakses melalui web perpustakaan. Perpustakaan 2.0 merupakan bagian
dari perpustakaan elektronik atau digital yang memasukkan media sosial didalam fitur-fiturnya.
Perpustakaan hibrida menggabungkan prinsip-prinsip ketiga perpustakaan tersebut dengan
perpustakaan konvensional, dalam hal ini, perpustakaan hibrida masih mempertahankan koleksi
konvensional berbentuk kertas dan dalam bersamaan perpustakaan tersebut juga
mengembangkan koleksi digital dan layanan berbasis teknologi informasi.
4
2.2. Web
Istilah web sering dikenal dengan istilah world wide web (www) atau W3. Web
merupakan bagian internet yang didasari atas kemunculan halaman web yang berisi dokumen
komputer yang menyajikan teks, grafik dan suara. Menurut Assegaff (2009) website diartikan
sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi,
suara, dan atau gabungan dari semuanya baik yang bersifat statis maupun dinamis yang
membentuk suatu rangkaian bangunan yang saling terkait dan dihubungkan dengan jaringan-
jaringan halaman (hyperlink). Halaman web dibuat dengan menggunakan HTML (Hypertext
Markup Language) yaitu sebuah bahasa yang dapat mendeskripsikan tampilan dokumen ketika
dilihat dari web browser. Halaman web mempresentasikan lokasi tunggal pada web. Sebuah web
terbuat atas dua atau lebih halaman web yang saling koneksi satu dengan yang lain. Koneksi
tersebut sangat mudah dibuat dengan mengklik sesuatu yang berfungsi sebagai penghubung
(lingking). Sesuatu tersebut dapat berupa gambar, kata dan sejenisnya yang ada pada halaman
web. Link pada halaman web memungkinkan pengguna web dapat mengunjungi berbagai tempat
pada halaman web secara bersamaan.
Salah satu tujuan utama pengembangan web adalah sebagai sarana atau alat yang dapat
mendukung berbagai institusi pemerintah, universitas, perusahaan dan sebagainya dalam
penyediaan berbagai topik informasi. Menurut Asep Herman Suyanto (2009:5), Web mempunyai
beberapa fungsi dan tujuan. Secara umum web mempunyai fungsi sebagai komunikasi,
informasi, entertaintment dan transaksi, sedangkan tujuan web adalah sebagai alat pemasaran
atau promosi, katalog elektronik, e-commerce atau transaksi elektronik, dan e-learning atau
sarana pembelajaran elektronik. Pembicaran mengenai istilah web sangat erat dengan beberapa
istilah seperti HTML, Web Application, PHP, MySQL, UML(Unified Modeling Language),
XAMPP, dan CSS (Cascading Style Sheets).
Penggunaan teknologi web seperti tersebut di atas memberikan dampak yang berarti
bagi perkembangan perpustakaan. Berbagai perubahan terjadi di perpustakaan. Koleksi
perpustakaan menjadi lebih atraktif dan dapat diakses secara keseluruhan, begitu juga dengan
layanan perpustakaan, dalam hal ini, layanan perpustakaan lebih berfokus pada transfer dan
literasi informasi. Sehubungan dengan hal ini, pengembangan web library menjadi salah satu
kegiatan penting yang dilakukan dalam hal peningkatan layanan perpustakaan.
5
Web library merupakan kumpulan halaman yang memuat informasi dalam bentuk teks,
gambar dan sejenisnya yang berkaitan dengan kegiatan perpustakaan. Menurut Kiran (2012: 186)
web berbasis layanan perpustakaan digunakan untuk mengacu pada sebuah layanan yang dapat
diakses melalui web perpustakaan. Layanan ini merupakan bagian dari layanan perpustakaan
elektronik. Web library berorientasi pada partisipasi pengguna. Web library merupakan
tanggapan langsung dari web 2.0 yang menekankan pada partisipasi, jaringan, interaksi dan
kerjasama antara komunitas pengguna web. Web library merupakan aplikasi teknologi web yang
interaktif, kolaboratif, dan multi media pada layanan berbasis web.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa web library
mempunyai beberapa elemen penting seperti berorientasi kepada pengguna, menyediakan
layanan multimedia, mempunyai isi (content) yang bervariatif, dan adanya inovasi komunitas
pengguna web library.
Optimalisasi rancangan web memuat prinsip-prinsip pengelolaan informasi, dalam hal
ini, web utamanya dirancang untuk kepentingan pengguna web (end user). Pengguna web akan
merasa terpenuhi kebutuhannya apabila informasi yang disajikan dalam web memberikan nilai
tambah (added value) bagi penggunanya. Pada tahap awal biasanya ketertarikan pengguna
terhadap suatu web disebabkan oleh tampilan halaman utama web itu sendiri. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka rancangan web yang baik harus memenuhi dan mengikuti standar
pengembangan web yang diatur dalam arsitektur dan teknik desain informasi web.
Arsitektur informasi web merupakan struktur rancangan (desain) web agar dapat
tersusun suatu informasi yang tepat (terorganisasi) dan mudah ditemukan isinya (Supriyanto,
2007: 1). Struktur rancangan tersebut harus memenuhi beberapa aspek antara lain form, fungsi,
navigasi, interface, interaksi, visual, dan maksud informasi itu sendiri, yang akan dibangun
dalam sebuah web. Arsitektur informasi web memuat beberapa konsep seperti komponen,
dimensi, batasan, tujuan, dan lainnya. Konsep komponen meliputi halaman utama, menu
navigasi, link, isi halaman, sitemap, site index, dan search (pencarian). Supriyanto (2007: 2-3)
menguraikan konsep dan sistem arsitektur informasi web terlihat seperti gambar 1 dan gambar 2
berikut:
6
Pada gambar 1 di atas ditunjukkan bahwa konsep arsitektur informasi meliputi kerja
yang tidak nampak (invisible work), perilaku penemuan informasi, pengetahuan jaringan, dan
sistem yang komplek. Penemuan informasi dalam web yang datanya tersebar dalam suatu
jaringan lokal dan global memerlukan navigasi yang sesuai untuk menghasilkan informasi yang
diinginkan. Pengguna mencari dengan perintah query melalui interface atau melalui mesin
7
pencari sesuai dengan isi dari informasi yang dicari dan selanjutnya bisa ditemukan hasil dengan
model algoritma ranking dan pengelompokan seperti gambar 2 diatas.
Berbagai teknik desain web dibangun oleh para desainer. Tidak ada ketentuan baku
dalam merancang web, semuanya tergantung dari pencipta web itu sendiri. Namun demikian,
beberapa elemen penting sangat perlu diperhatikan bagi perancang web seperti informasi (isi),
kemudahan akses, antarmuka (interface) pemakai, visualisasi dan navigasi. Disamping hal
tersebut, dalam perancangan situs web perlu memperhatikan tujuan, audien atau sasaran,
tampilan situs, penataan isi web, dan sebagainya.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas diharapkan web yang dirancang akan
lebih berkualitas. Kualitas desain web ditentukan oleh beberapa hal seperti kecepatan dalam
akses informasi, informasi di web dapat menarik pengunjung web, tujuan jelas, tepat waktu,
eksistensi akses, kemudahan akses, dan keamanan.
Dari uraian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa arsitektur dan desain web merupakan
kunci sukses dalam pengembangan suatu web. Dengan kedua hal tersebut, web dapat
dikembangkan lebih mudah, bervariatif dan user friendly.
2.3. Teori WebQual
Seiring dengan perkembangan teknologi web yang semakin pesat, berbagai sarana
pengukuran web telah banyak dikembangkan, seperi eTailQ, WEBQUAL, SITEQUAL dan e-
SERVQUAL. Semua sarana pengukuran kualitas layanan elektronik website tersebut yang sering
disebut dengan e-SQ (website electronic service quality) merupakan teknik pengukuran yang
digunakan untuk menentukan e-SQ di berbagai layanan internet.
eTailQ dikembangkan pertama kali oleh Wolfinbarger and Gilly pada tahun 2003.
Teknik ini merupakan skala terpercaya dan valid untuk mengukur kualitas web. Teknik ini
mengukur penilaian pengguna terhadap 4 (empat) faktor kualitas web yaitu website design,
fulfillment (reliability), privacy (security) dan customer service. E-SERVQUAL dikembangkan
oleh Zeithaml, Parasuraman and Malhotra pada tahun 2000 dan 2002. Instrumen ini digunakan
untuk mengevaluasi kualitas layanan website yang didasari atas tipe kriteria pengguna seperti
atribut, dimensi, dan sebagainya. Skala SiteQual dikembangkan oleh Yoo dan Donthu pada
8
tahun 2001. Skala ini digunakan untuk mengukur kualitas website dilihat dari dimensi ease of
use, aesthetic design, processing speed, dan security.
WebQual merupakan teknik yang digunakan untuk mengukur kualitas website
berdasarkan persepsi pengguna akhir (end user). Metode ini merupakan pengembangan dari
Servqual. WebQual 4.0 disusun berdasarkan pada tiga dimensi (area) kualitas yaitu dimensi
kemudahan pengguna (usability), dimensi kualitas informasi (information quality), dan dimensi
kualitas interaksi (interaction quality). Ketiga dimensi dari WebQual tersebut memberikan
indikator kualitas dari suatu website. Hal ini menunjukkan adanya korelasi antara website
dengan persepsi pengguna. Teori WebQual pertama kali dikembangkan oleh Loiacono, Watson
dan Goodhue (2002). Teori ini awalnya memuat 4 (empat) dimensi yaitu usefulness, ease of use,
entertainment dan complimentary relationship. Seiring dengan perkebangan web, pada tahun
2003 WebQual 4 muncul dengan memuat 3 (tiga) dimens. WebQual 4 ini dikembangkan oleh
Barnes & Vidgen (2003) merupakan generasi baru dari WebQual. Skala pengukuran ini
mengandung 22 pertanyaan seperti terlihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1
Pertanyaan WebQual 4
No Kategori Pertanyaan
1
Penggunaan
(Usability)
Pengguna merasa mudah untuk mempelajari pengoperasian website Interaksi antara website dengan pengguna jelas dan mudah dipahami Pengguna merasa mudah untuk bernavigasi dalam website Pengguna merasa website mudah untuk digunakan Website memiliki tampilan yang menarik Desain sesuai dengan tipe website Website mengandung unsur kompetensi Website menciptakan pengalaman positif bagi pengguna
2
3
4
5
6
7
8
9
9
Kualitas Informasi (Information
Quality)
Website menyediakan informasi yang akurat Website menyediakan informasi yang terpercaya Website menyedian informasi berkala / periodik Website menyediakan informasi relevan Website menyediakan informasi yang mudah dimengerti Website menyediakan informasi yang benar dan terperinci Website menghadirkan informasi dengan format yang benar
10
11
12
13
14
15
16
Kualitas Interaksi ( Interaction Quality)
Websites mempunyai reputasi yang baik Pengguna merasa aman menyelesaikan transaksi Pengguna merasa aman terhadap informasi pribadi Website menciptakan ruang personalisasi Website memberikan ruang bagi komunitas Website memberikan kemudahan berkomunikasi dengan organisasi Pengguna yakin bahwa barang/jasa dikirim sesuai janji
17
18
19
20
21
22
Sumber : Barnes dan Vidgen (2005)
2.4. Kepuasan Pengguna
Kepuasan pengguna (user satisfaction) merupakan indikator utama pengukuran
keberhasilan suatu layanan perpustakaan. Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP),
layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka.
Layanan prima (excellent service) merupakan layanan dengan standar kualitas yang tinggi dan
selalu mengikuti perkembangan kebutuhan pelanggan setiap saat secara konsisten dan akurat.
Didalam layanan tersebut, kepuasan pengguna akan terwujud apabila kinerja (performance)
10
layanan sudah sesuai dengan harapan (expectation) pengguna, sebaliknya jika kinerja tersebut
lebih rendah dibandingkan harapan pengguna akan menimbulkan ketidakpuasan (disatisfaction)
pengguna. Oleh karena itu, kinerja layanan semestinya sesuai atau lebih tinggi dari harapan
pengguna.
Sehubungan dengan hal tersebut, kepuasan pengguna terhadap layanan web
perpustakaan (web library) merupakan indikator untuk mengukur kinerja dari web itu sendiri.
Menurut Tarigan (2008: 38), kepuasan konsumen digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari
aplikasi sistem informasi, dalam hal ini, kepuasan konsumen merupakan konstruksi kunci dalam
penilaian kinerja sistem. Mengacu pada dimensi Webqual yang dikembangkan oleh Barnes dan
Vidgen, terdapat hubungan antara ketiga dimensi tersebut dengan kepuasan pengguna, dalam hal
ini kualitas informasi, pemanfaatan dan interaksi mempengaruhi kepuasan konsumen. Persepsi
konsumen dilihat dari ketiga dimensi tersebut berhubungan erat dengan kualitas suatu web.
Makin baik persepsi konsumen maka makin berkualitas layanan web tersebut, namun sebaliknya
makin buruk persepsi konsumen maka kualitas web menjadi menurun. Menurut Wicaksono, dkk
(2012: 13) persepsi konsumen mengenai kualitas layanan website merupakan refleksi dari empat
indikator kualitas website, yaitu:
a. Usability Quality (USA), adalah Persepsi pengguna terhadap kemudahan dibaca dan
dipahami, serta kemudahan beroperasi dan bernavigasi.
b. Information Quality (INFO), adalah Persepsi pengguna terhadap informasi yang
disediakan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan, selalu up-to-date dan akurat, serta
informasi yang dapat dipercaya, relevan, mudah dibaca, dan dipahami.
c. Website Design Quality (DES), adalah Persepsi pengguna terhadap rancangan situs
yang menyenangkan, keinovatifan rancangan situs, serta aliran emosional pengguna
ketika menggunakan situs.
d. Service Interaction Quality (SERV), adalah Persepsi pengguna terhadap semua
proses layanan dapat diselesaikan secara online, proyeksi gambar sesuai dengan
situs pemerintah, serta penggunaan situs sebagai sarana interaksi alternatif yang
keamanannya lebih baik.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Alur Penelitian
Model penelitian “Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di
Bali” terlihat seperti flowchart berikut ini :
Gambar 3
Flowchart Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali
Tahapan penelitian evaluasi kualitas web library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di
Bali seperti gambar 3 di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
- Tahapan dimulai dengan penentuan masalah dan tujuan penelitian, metode
pengukuran, dan pembuatan kuesioner
Intensitas Penggunaan
Kualitas Interaksi
Kualitas Desain Web
Kualitas Informasi
Kualitas Penggunaan
Kepuasan Pengguna
Evaluasi Kualitas Web Library
Teori WebQual
Analisis data : - Analisis deskriptif - Profil responden
Menentukan kepuasan dan intensitas pengguna
- Pengujian hipotesis
Kesimpulan
Pembuatan Keputusan / Kebijakan
Menyatakan permasalahan
Menentukan tujuan
Menentukan metode
pengukuran
Mulai
Pembuatan Kuesioner
Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengumpulan dan Pengolahan Data
12
- Selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas berhubungan
dengan ketepatan alat ukur. Teknik yang digunakan untuk pengujian validitas adalah
teknik korelasi Pearson Product Moment. Uji reliabilitas berhubungan dengan
akurasi pengukurnya dan biasanya menggunakan teknik statistik cronbach alpha.
- Tahap selanjutnya adalah pengumpulan dan pengolahan data. Pengumpulan data
dilakukan dengan kuesioner, observasi dan wawancara, sedangkan pengolahan data
menggunakan SmartPLS (Partial Least Square).
- Tahap selanjutnya adalah analisis data dan uji statistik atau hipotesis. Pengujian ini
dilakukan untuk menentukan hubungan antara indikator webqual dengan kepuasan
dan intensitas pengguna.
- Hasil dari pengujian di atas akan dijadikan kesimpulan dari penelitian, dan akhirnya
dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan.
3.2. Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah semua anggota Perpustakaan Perguruan Tinggi di
Bali yang mempunyai web library, sedangkan sampel penelitiannya adalah sebagian anggota
Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali yang pernah memanfaatkan web library perguruan tinggi.
Metode penentuan sampel menggunakan rumus Slovin, sedangkan teknik pengambilan sampel
menggunakan Proportioned Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan jika anggota
populasi tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
3.3. Identifikasi Variabel
Penelitian ini dimaksudakan untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan web library
terhadap tingkat kepuasan pengguna dan intensitas pengguna web library. Adapun variabel-
variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, dalam
penelitian ini adalah tingkat kepuasan pengguna dan intensitas pengguna web
- Variabel bebas (X) yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain, dalam
penelitian adalah variabel kualitas layanan web library. Variabel X ini mempunyai
sub variabel yaitu kualitas penggunaan (X1), kualitas informasi (X2), dan kualitas
interaksi (X3).
13
3.4. Instrumen Penelitian
3.4.1 Uji Validitas
Menurut Jogiyanto (2008: 164) Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk
melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya
dengan nyata atau benar. Alat ukur yang tidak valid adalah yang memberikan hasil ukuran
menyimpang dari tujuannya. Teknik yang digunakan untuk pengujian validitas ini, menurut
Sugiyono (2004:182) rumus perhitungan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product
Moment.
Sugiyono (2004:115) berpendapat, bahwa validitas dapat dilakukan dengan
mengkorelasikan antar skor item instrument dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan antar skor
faktor dengan skor total dan bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya r adalah 0,3
keatas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat.
3.4.2. Uji Reliabilitas
Menurut Jogiyanto (2008 : 164) Reliabilitas berhubungan dengan akurasi (accurately)
dari pengukurnya. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi dari pengukurnya. Suatu
pengukur dikatakan reliabel (dapat diandalkan) jika dapat dipercaya. Agar dapat dipercaya, maka
hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten.
Ghozali (2006:133) berpendapat pengujian statistik dengan menggunakan teknik statistik
cronbach alpha, instrument dikatakan reliabel untuk mengukur variabel bila memiliki nilai alpha
lebih besar dari 0,6. Dalam PLS-SEM dengan menggunakan program SmartPLS 2.0 M3, untuk
mengukur reliabilitas konstuk akan memberikan nilai yang lebih rendah (under estimate)
sehingga lebih disarankan untuk menggunakan Composite Reliability dalam menguji reliabilitas
suatu konstruk. Rule of Thumb yang biasanya digunakan untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu
nilai Composite Reliability harus > 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai 0,6-
0,7 masih dapat diterima untuk penelitian yang bersifat explanatory (Ghozali, 2012 : 79-80).
3.5 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teori WebQual yaitu teknik yang digunakan untuk
mengukur kualitas website berdasarkan persepsi pengguna akhir (end user). Penelitian juga
menggunakan software Smart PLS (Partial Least Square) untuk membantu menganalisa data
14
dalam hubungan antar variabel. PLS sebuah metode analisis yang juga disebut sebagai soft
modeling karena meniadakan asumsiasumsi OLS (Ordinary Least Square), seperti data yang
harus terdistribusi normal secara multivariate dan tidak adanya problem mutikolinearitas antar
variabel eksogen. Secara umum, analisis PLS-SEM biasanya terdiri dari dua sub model yaitu
model pengukuran (measurement model) atau sering disebut outer model dan model struktural
(structural model) atau sering disebut inner model. Model pengukuran menunjukkan bagaimana
variabel manifest atau observed variabel merepresentasi variabel laten untuk diukur. Sedangkan
model struktural menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten atau konstruk. Variabel
laten yang dibentuk dalam PLS-SEM, indikatornya dapat berbentuk refleksif maupun formatif.
Indikator refleksif atau sering disebut dengan Mode A merupakan indikator yang bersifat
manifestasi terhadap konstruk dan sesuai dengan classical test theory yang mengasumsikan
bahwa variance di dalam pengukuran score variabel laten merupakan fungsi dari true score
ditambah dengan error. Sedangkan indikator formatif atau sering disebut dengan Mode B
merupakan indikator yang bersifat mendefinisikan karakteristik atau menjelaskan konstruk
(Ghozali, 2012 : 8-9). Analisis path (jalur) merupakan bagian analisis SEM yang akan digunakan
juga dalam penelitian untuk menentukan tingkat intensitas pengguna web library.
3.6. Hipotesis Penelitian dan Uji Hipotesis
3.6.1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian “Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di
Bali” adalah sebagai berikut :
H1: Terdapat hubungan positif antara kualitas penggunaan dengan kepuasan pengguna.
H2: Terdapat hubungan positif antara kualitas informasi dengan kepuasan pengguna.
H3: Terdapat hubungan positif antara kualitas interaksi dan kepuasan pengguna
H4: Terdapat hubungan positif antara kualitas penggunaan dengan intensitas penggunaan
H5: Terdapat hubungan positif antara kualitas informasi dengan intensitas penggunaan.
H6: Terdapat hubungan positif antara kualitas interaksi dan intensitas penggunaan
H9: Terdapat hubungan positif antara kepuasaan pengguna dan intensitas penggunaan
15
3.6.2. Bootstrap
Bootstrap adalah sebuah metode yang menggunakan seluruh sampel asli untuk
melakukan resampling kembali. Metode ini lebih sering digunakan dalam model persamaan
struktural. Dalam Program Smart PLS 2.0 M3 hanya menyediakan metode resampling bootstrap.
Nilai signifikansi yang digunakan (two-tailed) t-value 1,65 (significance level = 10%), 1,96
(significance level = 5%), dan 2,58 (significance level = 1%).
3.6.3. Uji T
Uji T (Uji statistik koefisien regresi) bertujuan untuk mengidentifikasi apakah koefisien
regresi dari variabel bebas (independent variable) berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel terikat (dependent variable). (Wihandaru, 2009 : 16-25).
3.7. Uji Chi-Square
Uji Chi-Square disebut juga dengan Kai-Kuadrat. Chi-Square adalah salah satu jenis uji
komparatif non parametris yang dilakukan pada variabel dimana skala data kedua variabel adalah
nominal. Di dalam penelitian ini rumus Chi-Square digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan pengguna web library.
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali dalam
penelitian ini dilakukan untuk menentukan kualitas web library yang dihubungkan dengan
persepsi pengguna web. Dengan adanya persepsi pengguna terhadap layanan web library tersebut
diharapkan hubungan antara kualitas layanan web library dengan tingkat kepuasan dan intensitas
pengguna web library dapat diketahui. Sehubungan dengan hal tersebut, didalam Bab IV ini akan
dibahas mengenai tingkat kepuasan pengguna web, tingkat intensitas penggunaan web,
pengaruh antara tingkat kepuasan dengan tingkat intensitas penggunaan web, dan pengaruh
antara kualitas layanan web library dengan tingkat kepuasan pengguna dan tingkat intensitas
penggunaan web.
4.1. Tingkat Kepuasan Pengguna Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali
Penentuan tingkat kepuasan pengguna web library dalam penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode web qual atau berdasarkan persepsi pengguna akhir (end user). Metode ini
disusun berdasarkan pada tiga dimensi (area) kualitas yaitu dimensi kemudahan pengguna
(usability), dimensi kualitas informasi (information quality), dan dimensi kualitas interaksi
(interaction quality). Ketiga dimensi dari WebQual tersebut memberikan indikator mengenai
tingkat kepuasan pengguna web library seperti terlihat pada Tabel 1 berikut :
Tabel 4.1
Tingkat Kepuasan Pengguna Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali
Perguruan
Tinggi
Dimensi Nilai
Rata-Rata Penggunaan Kualitas Informasi Kualitas Interaksi
Nilai TK
(%)
Nilai TK (%) Nilai TK (%) Nilai TK
(%)
Unud 598.57 74.82 523.71 74.82 503.71 71.96 542 73.86
Undiksha 580 72.50 500 71.43 499.57 71.37 526.52 71.77
ISI 498.21 62.28 443.93 63.42 440.36 62.91 460.83 62.87
Rata-Rata 558.93 69.87 489.21 69.89 481.21 68.75 509.78 69.5
17
Tabel 4.1 menyajikan informasi mengenai tingkat kepuasan pengguna web library di
Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali yang terbagi ke dalam tiga bagian yaitu Dimensi
Penggunaan, Dimensi Kualitas Informasi dan Dimensi Kualitas Interaksi. Nilai rata-rata dari
ketiga dimensi dalam hal tingkat kepuasan pengguna adalah 69,5 %. Dari ketiga dimensi
tersebut, tingkat kepuasan responden terbesar berasal dari pengguna web library Universitas
Udayana sebesar 542 (73,86%) sedangkan tingkat kepuasan responden terendah berasal dari ISI
dengan nilai sebesar 460,83 (62,87%). Adapun pembahasan secara rinci dari masing-masing
dimensi tersebut adalah :
• Pada dimensi penggunaan, tingkat kepuasan responden terbesar berasal dari
Universitas Udayana sebanyak 74,82% dengan nilai sebesar 598,57 sedangkan yang
terendah berasal dari ISI sebesar 62,28 dengan nilai sebesar 498,21.
• Pada dimensi kualitas informasi, tingkat kepuasan responden terbesar berasal dari
Universitas Udayana sebesar 523,71 (74,82%) sedangkan tingkat kepuasan responden
terendah berasal dari Institut Seni Indonesia (ISI) dengan nilai sebesar 443,93
(63,42%).
• Pada dimensi kualitas interaksi, tingkat kepuasan responden terbesar berasal dari
Universitas Udayana sebanyak 503,71 (71,96%) sedangkan tingkat keuasan
responden terendah berasal dari ISI sebanyak 440,36 (62,91%).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan
terbesar pengguna web library pada setiap dimensi adalah pengguna web library Universitas
Udayana. Pemanfaatan web library yang besar akan berpengaruh terhadap pemanfaatan koleksi
secara langsung di Perpustakaan. Disamping itu, kualitas interaksi, dalam hal ini, kemampuan
web dalam merespond pertanyaan yang disampaikan oleh pengguna perpustakaan melalui fitur-
fitur di web library mempengaruhi optimalisasi pemanfaatan web tersebut.
4.2. Tingkat Intensitas Penggunaan Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di
Bali
Pembicaraan mengenai tingkat intensitas penggunaan web library di perpustakaan
perguruan tinggi di Bali didalam penelitian ini berhubungan dengan kekerapan atau banyaknya
pengguna mengakses web library tersebut dalam satu minggu seperti terlihat dalam Tabel 4.2
berikut :
18
Tabel 4.2
Tingkat Kepuasan Pengguna Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali
Perguruan Tinggi Nilai Tingkat
Intensitas
Unud 264 3.77
Undiksha 166 3.53
ISI 169 3.02
Total 599 10.32
Rata – Rata 199.67 3.44
Tabel 4.1 menyajikan informasi mengenai tingkat intensitas pengguna web library di
Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat
intensitas pengguna web library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali adalah 3.44. Dari
ketiga perguruan tinggi tersebut di atas, tingkat intensitas pengguna web terbesar berasal dari
pengguna web library Universitas Udayana yaitu 3.77, sedangkan tingkat kepuasan responden
terendah berasal dari ISI dengan nilai sebesar 3.02.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas dapat dikatakan bahwa rata-rata akses pengguna
web library perpustakaan perguruan tinggi di Bali adalah 3.44 kali per minggu. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat intensitas penggunaan web di perpustakaan perguruan tinggi di bali
masih belum optimal. Untuk itu usaha untuk mengoptimalkan pemanfaatan web library di
perpustakaan perguruan tinggi di Bali perlu dilakukan. Usaha-usaha tersebut diantaranya
meliputi sosialisasi penggunaan web, pengembangan fitur-fitur web library yang lebih user
friendly, dan sebagainya.
4.3. Pengaruh Antara Kualitas Layanan Web Library Dengan Tingkat Kepuasan
Pengguna
Pengaruh kualitas layanan web library berdasarkan teori web qual terdiri dari 3 indikator
antara lain Usability, Information Quality dan Interaction Quality. Ketiga indikator tersebut
dikaitkan terhadap tingkat kepuasan pengguna dari ketiga perguruan tinggi di Bali dengan
menggunakan PLS sebagai alat analisis. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam PLS
antara lain : Menyusun Diagram Jalur, Pengembangan alat ukur dan Model Penelitian, Uji
19
Instrumen (Uji Validitas dan Uji Reliabilitas serta Pengujian Hipotesis. Berikut ini merupakan
penjabaran dari hasil ketiga perguruan tinggi di Bali antara lain :
4.3.1 Universitas Udayana
1. Menyusun Diagram Jalur
Menyusun diagram jalur sangat penting dilakukan dan berfungsi untuk memudahkan
dalam menggambarkan hipotesis yang telah diajukan dalam konseptualisasi model. Gambar
berikut menunjukkan 2 variabel endogen dan 3 variabel eksogen yang saling berhubungan.
Gambar 4.1 Model Penelitian Universitas Udayana
2. Pengembangan Alat Ukur dan Model Penelitian
Proses entri data dan pengolahan hasil kuesioner menggunakan program Excel,
sedangkan pengolahan data hasil kuesioner menggunakan sofware SmartPLS (Partial Least
Square). PLS merupakan metode analisis yang powerfull dan sering disebut juga sebagai soft
modelling karena meniadakan asumsi-asumsi OLS (Ordinary Least Square) regresi, seperti data
harus terdistribusi normal secara multivariate dan tidak adanya problem multikolinearitas antar
20
variabel eksogen (Wold dalam Ghozali, 2012 : 6). Analisis dilakukan menggunakan pengujian
model (model measurement) dengan menghitung validitas dan reliabilitasnya, selanjutnya
dilakukan pengujian hubungan antara variabel dan pengujian hipotesis (structural measurement).
Skala-skala di dalam PLS menggunakan item loadings, discriminant validity, convergen validity
dan composite reliability.
3. Uji Instrumen
3.1 Uji Validitas
Menurut Jogiyanto (2008: 164) Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk
melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya
dengan nyata atau benar. Alat ukur yang tidak valid adalah yang memberikan hasil ukuran
menyimpang dari tujuannya. Indikator tingkat validitas umumnya menggunakan rule of thumb
yang biasanya digunakan untuk menilai validitas convergent yang dapat dilihat dari pengukuran
nilai loading factor > 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai loading factor
antara 0,6-0,7 untuk penelitian yang bersifat explanatory masih dapat diterima serta nilai
average variance extraced (AVE) harus > 0,5. (Ghozali, 2012 : 78).
Gambar berikut merupakan gambar hasil olahan model penelitian. Gambar menunjukkan
besaran-besaran nilai yang dihasilkan pada masing-masing indikator.
Gambar 4.2 Hasil Olahan Model Universitas Udayana
21
Dari hasil outer loading di atas menunjukkan bahwa ada nilai yang tidak valid yaitu pada
indikator Usability (Usability3 sebesar 0,435), (Usability7 sebesar 0,528), Interaction Quality
(Interaction Quality4 sebesar 0,599), (Interaction Quality5 sebesar 0,599). Dengan demikian
harus dilakukan revisi terhadap model yang digunakan. Secara lengkap nilai-nilai outer loading
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.12
Outer Loading Universitas Udayana
4.4.2 Uji Reliabilitas
Menurut Jogiyanto (2008 : 164) Reliabilitas berhubungan dengan akurasi (accurately)
dari pengukurnya. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi dari pengukurnya. Suatu
pengukur dikatakan reliabel (dapat diandalkan) jika dapat dipercaya. Agar dapat dipercaya, maka
hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten. Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan
akurasi, konsistensi, dan ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk. Dalam PLS-SEM
22
dengan menggunakan program SmartPLS 2.0 M3, untuk mengukur reliabilitas konstuk akan
memberikan nilai yang lebih rendah (under estimate) sehingga lebih disarankan untuk
menggunakan Composite Reliability dalam menguji reliabilitas suatu konstruk. Rule of Thumb
yang biasanya digunakan untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu nilai Composite Reliability
harus > 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai 0,6-0,7 masih dapat diterima
untuk penelitian yang bersifat explanatory (Ghozali, 2012 : 79-80).
Tabel 4.13
Nilai Pengujian Reliabilitas yang telah diperbaharui
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa keseluruhan indikator memenuhi syarat
pengujian karena keseluruhan indikator dalam composite reliability memiliki nilai > 0,7. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa keseluruhan indikator telah reliabel.
4.5 Model Pemanfaatan Website
Hasil analisis dengan model penelitian awal menunjukkan bahwa ada variabel yang tidak
memadai sebagai sebuah model yang tidak valid, oleh karena itu perlu dilakukan pengurangan
dan dilakukan penghitungan ulang. Kegiatan ini disebut dengan revisi model. Dari revisi model
tersebut, diharapkan dapat diperoleh model yang terbaik yang memberikan gambaran
pemanfaatan Web Library Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali. Alasan dilakukan Revisi
berdasarkan pertimbangan adanya kesalahan dalam pengukuran. Revisi pola hubungan antar
variabel dan pengurangan variabel yang kurang berperan dalam model penelitian. Ada beberapa
cara yang dilakukan dalam melakukan revisi model, antara lain :
23
1) Menghapus hubungan yang tidak signifikan antara variabel eksogen dan variabel
endogen
2) Mengkoreksi kemungkinan kesalahan dalam pengukuran dengan cara membuat error
variabel yang diduga memiliki faktor unik yang saling tumpang tindih satu sama lain.
3) Penambahan atau pengurangan hubungan antar variabel penelitian. Model penelitian
setelah direvisi dengan menghapus hubungan yang tidak signifikan yaitu variabel
Usability (Usability3 sebesar 0,435), (Usability7 sebesar 0,528), Interaction Quality
(Interaction Quality4 sebesar 0,599), (Interaction Quality5 sebesar 0,599).
Gambar 4.3 Model Penelitian Universitas Udayana yang Sudah Diperbaharui
24
Tabel 4.14
Outer Loading Setelah Model Di Revisi
Pada gambar di atas, hasil outer loading menujukkan nilai-nilai yang valid terdapat pada
setiap indikator karena nilai loading factor pada setiap indikator > 0,7.
4.5.1 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Di dalam menilai outer model, cara yang paling sering digunakan adalah dengan menguji
validitas convergent dan discriminant. Validitas convergent (Convergent Validity) berhubungan
dengan prinsip-prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variable) dari suatu konstruk
seharusnya berkorelasi tinggi. Rule of thumb yang umumnya digunakan untuk menilai validitas
convergent yaitu nilai loading factor harus lebih dari 0,7 untuk penilaian yang bersifat
confirmatory dan nilai loading factor antara 0,6-0,7 untuk penelitian yang bersifat explanatory
masih dapat diterima serta nilai average variance extraced (AVE) harus lebih besar dari 0,5.
Namun, nilai loading factor 0,5-0,6 masih dapat ditolerir sepanjang model masih dalam tahap
pengembangan (Ghozali, 2012 : 78).
25
Tabel 4.15 Composite Reliability
Nilai masing-masing variabel pada composite reliability menunjukkan nilai antara 0,76
sampai dengan 1,00 yang menunjukkan bahwa nilainya memenuhi syarat diatas 0,70 yang
dipersyaratkan. Metode lain untuk menilai validitas dalah membandingkan akar AVE pada setiap
model. Menurut Fornell dan Larcker (dalam Ghozali, 2012 : 79).
4.5.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis menggunakan hasil perhitungan melalui bootstrap terhadap 70
responden. Bootstrap adalah sebuah metode yang menggunakan seluruh sampel asli untuk
melakukan resampling kembali. Metode ini lebih sering digunakan dalam model persamaan
struktural. (Ghozali, 2012 : 54). Dalam penelitian ini, nilai signifikansi yang digunakan (two-
tailed) t-value 1,96 (significance level 5%).
26
Gambar 4.4 Hasil Pengujian Hipotesis Universitas Udayana
Model struktural bertujuan untuk menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten
atau kosntruk dan nilai siginifikansinya. Hasil analisa menunjukkan bahwa ada tujuh hubungan
yang signifikan dan empat hubungan yang tidak signifikan. Hasil penelitian selengkapnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.18 Estimasi Parameter dan Uji Signifikansi Path
Original
Sample (O)
T
Statistics
Tingkat
Signifikansi
Information Quality -> Use Intensity -0,983 2,417 Signifikan
Information Quality -> User Satisfaction 0,437 11,988 Signifikan
Interaction Quality -> Use Intensity -0,573 1,730 Tidak
Signifikan
Interaction Quality -> User Satisfaction 0,386 11,744 Signifikan
Usability -> Use Intensity -0,565 1,784 Tidak
Signifikan
Usability -> User Satisfaction 0,386 13,829 Signifikan
User Satisfaction -> Use Intensity 1,618 2,092 Signifikan
27
Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang memadai ditandai dengan
nilai tstatistik > 2,00 (significance level 5%). Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% =
2,00, pengujian dua sisi dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (70-5) =
65. Hasil lengkap model struktural dapat dilihat pada gambar berikut ini
13,829
1,784
11,988
2,417 2,092
11,744 1,730
Gambar 4.5 Hasil Struktural Model Antar Variabel
4.5.2.1. Analisis Pengaruh Interaction Quality terhadap User Satisfaction
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (70-5)= 65, diperoleh ttabel = 2,00. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik > ttabel = 11,744 > 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
secara signifikan antara variabel Interaction Quality terhadap variabel User Satisfaction. Jadi H0
ditolak dan H1 diterima, dengan demikian terbukti bahwa Interaction Quality berpengaruh
terhadap User Satisfaction.
4.5.2.2. Analisis Pengaruh Usability terhadap User Intensity
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (70-5) = 65, diperoleh ttabel = 2,00. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik < ttabel = 1,784 < 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh secara signifikan antara variabel Usability terhadap variabel User Intensity. Jadi H0
Usability
Information Quality
Interaction Quality
User Satisfaction
Use Intensity
28
diterima dan H1 ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa Usability berpengaruh terhadap
User Intensity.
4.5.2.3. Analisis Pengaruh Usability terhadap User Satisfaction
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (70-5) = 65, diperoleh ttabel = 2,00. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik > ttabel = 13,829 > 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
secara signifikan antara variabel Usability terhadap variabel Use Intensity. Jadi H0 diterima dan
H1 ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa Usability berpengaruh terhadap User Intensity.
Berdasarkan hasil struktural model antar variabel dapat diketahui bahwa terdapat Pengaruh
secara signifikan antara Kualitas Layanan Web Library di Perpustakaan Universitas Udayana
terhadap Tingkat Kepuasan Pengguna Perpustakaan Universitas Udayana. Hal ini dapat dilihat
dari analisis masing-masing indikator terhadap variabel kualitas layanan web library yang
menyatakan bahwa masing-masing berpengaruh secara signifikan. Web Library yang baik akan
memberikan pengaruh terhadap kepuasan dalam hal pemanfaatan web yang berakibat terhadap
jumlah kunjungan di Web Library
4.2 Universitas Pendidikan Ganesha
4.2.1 Menyusun Diagram Jalur
Menyusun diagram jalur sangat penting dilakukan dan berfungsi untuk memudahkan
dalam menggambarkan hipotesis yang telah diajukan dalam konseptualisasi model. Gambar
berikut menunjukkan 2 variabel endogen dan 3 variabel eksogen yang saling berhubungan.
29
Gambar 4.1 Model Penelitian Undiksha
4.3.2 Pengembangan Alat Ukur dan Model Penelitian
Proses entri data dan pengolahan hasil kuesioner menggunakan program Excel,
sedangkan pengolahan data hasil kuesioner menggunakan sofware SmartPLS (Partial Least
Square). PLS merupakan metode analisis yang powerfull dan sering disebut juga sebagai soft
modelling karena meniadakan asumsi-asumsi OLS (Ordinary Least Square) regresi, seperti data
harus terdistribusi normal secara multivariate dan tidak adanya problem multikolinearitas antar
variabel eksogen (Wold dalam Ghozali, 2012 : 6). Analisis dilakukan menggunakan pengujian
model (model measurement) dengan menghitung validitas dan reliabilitasnya, selanjutnya
dilakukan pengujian hubungan antara variabel dan pengujian hipotesis (structural measurement).
Skala-skala di dalam PLS menggunakan item loadings, discriminant validity, convergen validity
dan composite reliability.
30
4.4 Uji Instrumen
4.4.1 Uji Validitas
Menurut Jogiyanto (2008: 164) Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk
melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur
tujuannya dengan nyata atau benar. Alat ukur yang tidak valid adalah yang memberikan hasil
ukuran menyimpang dari tujuannya. Indikator tingkat validitas umumnya menggunakan rule of
thumb yang biasanya digunakan untuk menilai validitas convergent yang dapat dilihat dari
pengukuran nilai loading factor > 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai
loading factor antara 0,6-0,7 untuk penelitian yang bersifat explanatory masih dapat diterima
serta nilai average variance extraced (AVE) harus > 0,5. (Ghozali, 2012 : 78).
Gambar berikut merupakan gambar hasil olahan model penelitian. Gambar menunjukkan
besaran-besaran nilai yang dihasilkan pada masing-masing indikator.
Gambar 4.2 Hasil Olahan Model
Dari hasil outer loading di atas menunjukkan bahwa ada nilai yang tidak valid yaitu pada
indikator Usability (Usability5 sebesar 0,489) (Usability6 sebesar 0,509), (Usability7 sebesar
0,585), Interaction Quality (Interaction Quality2 sebesar 0,486), (Interaction Quality3 sebesar
31
0,526). Dengan demikian harus dilakukan revisi terhadap model yang digunakan. Secara lengkap
nilai-nilai outer loading dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.12
Outer Loading
4.4.2 Uji Reliabilitas
Menurut Jogiyanto (2008 : 164) Reliabilitas berhubungan dengan akurasi (accurately)
dari pengukurnya. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi dari pengukurnya. Suatu
pengukur dikatakan reliabel (dapat diandalkan) jika dapat dipercaya. Agar dapat dipercaya, maka
hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten. Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan
akurasi, konsistensi, dan ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk. Dalam PLS-SEM
dengan menggunakan program SmartPLS 2.0 M3, untuk mengukur reliabilitas konstuk akan
32
memberikan nilai yang lebih rendah (under estimate) sehingga lebih disarankan untuk
menggunakan Composite Reliability dalam menguji reliabilitas suatu konstruk. Rule of Thumb
yang biasanya digunakan untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu nilai Composite Reliability
harus > 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai 0,6-0,7 masih dapat diterima
untuk penelitian yang bersifat explanatory (Ghozali, 2012 : 79-80).
Tabel 4.13
Nilai Pengujian Reliabilitas yang telah diperbaharui
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa keseluruhan indikator memenuhi syarat
pengujian karena keseluruhan indikator dalam composite reliability memiliki nilai > 0,7. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa keseluruhan indikator telah reliabel.
4.5 Model Pemanfaatan Website
Hasil analisis dengan model penelitian awal menunjukkan bahwa ada variabel yang tidak
memadai sebagai sebuah model yang tidak valid, oleh karena itu perlu dilakukan pengurangan
dan dilakukan penghitungan ulang. Kegiatan ini disebut dengan revisi model. Dari revisi model
tersebut, diharapkan dapat diperoleh model yang terbaik yang memberikan gambaran
pemanfaatan web Library Perpustakan Perguruan Tinggi Negeri di Bali. Alasan dilakukan Revisi
berdasarkan pertimbangan adanya kesalahan dalam pengukuran. Revisi pola hubungan antar
variabel dan pengurangan variabel yang kurang berperan dalam model penelitian. Ada beberapa
cara yang dilakukan dalam melakukan revisi model, antara lain :
33
1) Menghapus hubungan yang tidak signifikan antara variabel eksogen dan variabel
endogen
2) Mengkoreksi kemungkinan kesalahan dalam pengukuran dengan cara membuat error
variabel yang diduga memiliki faktor unik yang saling tumpang tindih satu sama lain.
3) Penambahan atau pengurangan hubungan antar variabel penelitian. Model penelitian
setelah direvisi dengan menghapus hubungan yang tidak signifikan yaitu variabel
Usability (Usability5 sebesar 0,589), (Usability7 sebesar 0,585), Interaction Quality
(Interaction Quality1 sebesar 0,486), (Interaction Quality2 sebesar 0,526).
Gambar 4.3 Model Undiksha yang Sudah Diperbaharui
34
Tabel 4.14
Outer Loading Setelah Model Di Revisi
Pada gambar di atas, hasil outer loading menujukkan nilai-nilai yang valid terdapat pada
setiap indikator karena nilai loading factor pada setiap indikator > 0,7.
4.5.1 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Di dalam menilai outer model, cara yang paling sering digunakan adalah dengan menguji
validitas convergent dan discriminant. Validitas convergent (Convergent Validity) berhubungan
dengan prinsip-prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variable) dari suatu konstruk
seharusnya berkorelasi tinggi. Rule of thumb yang umumnya digunakan untuk menilai validitas
convergent yaitu nilai loading factor harus lebih dari 0,7 untuk penilaian yang bersifat
confirmatory dan nilai loading factor antara 0,6-0,7 untuk penelitian yang bersifat explanatory
masih dapat diterima serta nilai average variance extraced (AVE) harus lebih besar dari 0,5.
Namun, nilai loading factor 0,5-0,6 masih dapat ditolerir sepanjang model masih dalam tahap
pengembangan (Ghozali, 2012 : 78). Outer model juga dapat dilihat pada nilai composite
reliability dan nilai AVE.
35
Tabel 4.15
Composite Reliability
Nilai masing-masing variabel pada composite reliability menunjukkan nilai antara 0,842
sampai dengan 1,00 yang menunjukkan bahwa nilainya memenuhi syarat diatas 0,70 yang
dipersyaratkan. Metode lain untuk menilai validitas dalah membandingkan akar AVE pada setiap
model. Menurut Fornell dan Larcker (dalam Ghozali, 2012 : 79).
4.5.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis menggunakan hasil perhitungan melalui bootstrap terhadap 47
responden. Bootstrap adalah sebuah metode yang menggunakan seluruh sampel asli untuk
melakukan resampling kembali. Metode ini lebih sering digunakan dalam model persamaan
struktural. (Ghozali, 2012 : 54). Dalam penelitian ini, nilai signifikansi yang digunakan (two-
tailed) t-value 2,01 (significance level 5%).
36
Gambar 4.4 Hasil Pengujian Hipotesis
Model struktural bertujuan untuk menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten
atau kosntruk dan nilai siginifikansinya. Hasil analisa menunjukkan bahwa ada tujuh hubungan
yang signifikan dan empat hubungan yang tidak signifikan. Hasil penelitian selengkapnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.18 Estimasi Parameter dan Uji Signifikansi Path
Original Sample (O)
T Statistics
Tingkat Signifikansi
Information Quality -> Use Intensity -0,010 0,029 Tidak Signifikan
Information Quality -> User Satisfaction 0,523 13,887 Signifikan Interaction Quality -> Use Intensity -0,421 1,675 Tidak
Signifikan Interaction Quality -> User Satisfaction 0,287 5,503 Signifikan Usability -> Use Intensity 0,385 1,194 Tidak
Signifikan Usability -> User Satisfaction 0,347 9,003 Signifikan User Satisfaction -> Use Intensity -0,291 0,439 Tidak
Signifikan
Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang memadai ditandai dengan
nilai t statistik > 2,01 (significance level 5%). Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% =
37
2,01, pengujian dua sisi dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (47-5)
= 42. Hasil lengkap model struktural dapat dilihat pada gambar berikut ini
9,003
1,194
13,887 0,439
0,029
5,503
0,439
Gambar 4.5 Hasil Struktural Model Antar Variabel
4.5.2.1. Analisis Pengaruh Interaction Quality terhadap User Satisfaction
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (47-5)= 42, diperoleh ttabel = 2,01. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik > ttabel = 5,503 > 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
secara signifikan antara variabel Interaction Quality terhadap variabel User Satisfaction. Jadi H0
ditolak dan H1 diterima, dengan demikian terbukti bahwa Interaction Quality berpengaruh
terhadap User Satisfaction.
4.5.2.2. Analisis Pengaruh Usability terhadap User Satisfaction
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (47-5) = 42, diperoleh ttabel = 2,01. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik > ttabel = 9,003 > 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
secara signifikan antara variabel Usability terhadap variabel Use Intensity. Jadi H0 diterima dan
H1 ditolak, dengan demikian terbukti bahwa Usability berpengaruh terhadap User Intensity.
Usability
Information Quality
Interaction Quality
User Satisfaction
Use Intensity
38
4.5.2.3. Analisis Pengaruh Interaction Quality terhadap User Satisfaction
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (70-5)= 65, diperoleh ttabel = 2,00. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik > ttabel = 11,744 > 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
secara signifikan antara variabel Interaction Quality terhadap variabel User Satisfaction. Jadi H0
ditolak dan H1 diterima, dengan demikian terbukti bahwa Interaction Quality berpengaruh
terhadap User Satisfaction.
Berdasarkan hasil struktural model antar variabel dapat diketahui bahwa terdapat
Pengaruh secara signifikan antara Kualitas Layanan Web Library di Perpustakaan Universitas
Pendidikan Ganesha terhadap Tingkat Kepuasan Pengguna Perpustakaan Universitas Pendidikan
Ganesha. Hal ini dapat dilihat dari analisis masing-masing indikator terhadap variabel kualitas
layanan web library yang menyatakan bahwa masing-masing berpengaruh secara signifikan.
Web Library yang baik akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan dalam hal pemanfaatan
web yang berakibat terhadap jumlah kunjungan di Web Library.
3. Institut Seni Indonesia
3.1 Menyusun Diagram Jalur
Menyusun diagram jalur sangat penting dilakukan dan berfungsi untuk memudahkan
dalam menggambarkan hipotesis yang telah diajukan dalam konseptualisasi model. Gambar
berikut menunjukkan 2 variabel endogen dan 3 variabel eksogen yang saling berhubungan.
Gambar 4.1 Model Penelitian Institut Seni Indonesia
39
3.2 Pengembangan Alat Ukur dan Model Penelitian
Proses entri data dan pengolahan hasil kuesioner menggunakan program Excel,
sedangkan pengolahan data hasil kuesioner menggunakan sofware SmartPLS (Partial Least
Square). PLS merupakan metode analisis yang powerfull dan sering disebut juga sebagai soft
modelling karena meniadakan asumsi-asumsi OLS (Ordinary Least Square) regresi, seperti data
harus terdistribusi normal secara multivariate dan tidak adanya problem multikolinearitas antar
variabel eksogen (Wold dalam Ghozali, 2012 : 6). Analisis dilakukan menggunakan pengujian
model (model measurement) dengan menghitung validitas dan reliabilitasnya, selanjutnya
dilakukan pengujian hubungan antara variabel dan pengujian hipotesis (structural measurement).
Skala-skala di dalam PLS menggunakan item loadings, discriminant validity, convergen validity
dan composite reliability.
3.4 Uji Instrumen
3.4.1 Uji Validitas
Menurut Jogiyanto (2008: 164) Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk
melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur
tujuannya dengan nyata atau benar. Alat ukur yang tidak valid adalah yang memberikan hasil
ukuran menyimpang dari tujuannya. Indikator tingkat validitas umumnya menggunakan rule of
thumb yang biasanya digunakan untuk menilai validitas convergent yang dapat dilihat dari
pengukuran nilai loading factor > 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai
loading factor antara 0,6-0,7 untuk penelitian yang bersifat explanatory masih dapat diterima
serta nilai average variance extraced (AVE) harus > 0,5. (Ghozali, 2012 : 78).
Gambar berikut merupakan gambar hasil olahan model penelitian. Gambar menunjukkan
besaran-besaran nilai yang dihasilkan pada masing-masing indikator.
40
Gambar 4.2 Hasil Olahan Model Institut Seni Indonesia
Dari hasil outer loading di atas menunjukkan bahwa tidak ada nilai yang tidak valid.
Secara lengkap nilai-nilai outer loading dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah.
Tabel 4.12
Outer Loading
41
4.4.2 Uji Reliabilitas
Menurut Jogiyanto (2008 : 164) Reliabilitas berhubungan dengan akurasi (accurately)
dari pengukurnya. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi dari pengukurnya. Suatu
pengukur dikatakan reliabel (dapat diandalkan) jika dapat dipercaya. Agar dapat dipercaya, maka
hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten. Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan
akurasi, konsistensi, dan ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk. Dalam PLS-SEM
dengan menggunakan program SmartPLS 2.0 M3, untuk mengukur reliabilitas konstuk akan
memberikan nilai yang lebih rendah (under estimate) sehingga lebih disarankan untuk
menggunakan Composite Reliability dalam menguji reliabilitas suatu konstruk. Rule of Thumb
yang biasanya digunakan untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu nilai Composite Reliability
harus > 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai 0,6-0,7 masih dapat diterima
untuk penelitian yang bersifat explanatory (Ghozali, 2012 : 79-80).
Tabel 4.13
Nilai Pengujian Reliabilitas
42
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa keseluruhan indikator memenuhi syarat
pengujian karena keseluruhan indikator dalam composite reliability memiliki nilai > 0,7. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa keseluruhan indikator telah reliabel.
4.5 Model Pemanfaatan Website
Hasil analisis dengan model penelitian awal menunjukkan bahwa seluruh variabel
dikatakan memadai. Hasil analisis dengan model penelitian awal menunjukkan bahwa tidak ada
variabel yang tidak memadai sebagai sebuah model yang tidak valid, oleh karena tidak perlu
dilakukan pengurangan dan dilakukan penghitungan ulang.
Gambar 4.3 Model Penelitian
4.5.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis menggunakan hasil perhitungan melalui bootstrap terhadap 56
responden. Bootstrap adalah sebuah metode yang menggunakan seluruh sampel asli untuk
melakukan resampling kembali. Metode ini lebih sering digunakan dalam model persamaan
43
struktural. (Ghozali, 2012 : 54). Dalam penelitian ini, nilai signifikansi yang digunakan (two-
tailed) t-value 1,96 (significance level 5%).
Gambar 4.4 Hasil Pengujian Hipotesis
Model struktural bertujuan untuk menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten
atau kosntruk dan nilai siginifikansinya. Hasil analisa menunjukkan bahwa ada tujuh hubungan
yang signifikan dan empat hubungan yang tidak signifikan. Hasil penelitian selengkapnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
44
Tabel 4.18 Estimasi Parameter dan Uji Signifikansi Path
Original Sample (O)
T Statistics
Tingkat Signifikansi
Information Quality -> Use Intensity -0,631 0,294 Tidak Signifikan
Information Quality -> User Satisfaction 0,318 16,276 Signifikan Interaction Quality -> Use Intensity 0,161 0,069 Tidak
Signifikan Interaction Quality -> User Satisfaction 0,358 0,357 Tidak
Signifikan Usability -> Use Intensity -0,270 0,102 Tidak
Signifikan Usability -> User Satisfaction 0,405 12,411 Signifikan User Satisfaction -> Use Intensity 0,652 0,101 Tidak
Signifikan
Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang memadai ditandai dengan nilai t
statistik > 2,01 (significance level 5%). Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 2,01,
pengujian dua sisi dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (56-5) = 51.
Hasil lengkap model struktural dapat dilihat pada gambar berikut ini :
12,411
0,102
16,276
0,101
0,294
13,856 0,069
Gambar 4.5. Hasil Struktural Antar Model
4.5.2.1. Analisis Pengaruh Information Quality terhadap User Satisfaction
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (56-5)= 51, diperoleh ttabel = 2,01. Hasil olah
Usability
Information Quality
Interaction Quality
User Satisfaction
Use Intensity
45
data diperoleh nilai tstatistik > ttabel = 16,276 > 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
secara signifikan antara variabel Information Quality terhadap variabel User Satisfaction. Jadi H0
ditolak dan H1 diterima, dengan demikian terbukti bahwa Information Quality berpengaruh
terhadap User Satisfaction.
4.5.2.4. Analisis Pengaruh Interaction Quality terhadap User Satisfaction
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (56-5)= 51, diperoleh ttabel = 2,01. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik < ttabel = 0,357 < 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh secara signifikan antara variabel Interaction Quality terhadap variabel User
Satisfaction. Jadi H0 ditolak dan H1 diterima, dengan demikian tidak terbukti bahwa Interaction
Quality berpengaruh terhadap User Satisfaction.
4.5.2.6. Analisis Pengaruh Usability terhadap User Satisfaction
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (56-5) = 51, diperoleh ttabel = 2,01. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik > ttabel = 12,411 > 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
secara signifikan antara variabel Usability terhadap variabel Use Intensity. Jadi H0 diterima dan
H1 ditolak, dengan demikian terbukti bahwa Usability berpengaruh terhadap User Intensity.
Berdasarkan hasil struktural model antar variabel dapat diketahui bahwa tidak seluruh indikator
terdapat Pengaruh secara signifikan antara Kualitas Layanan Web Library di Perpustakaan
Institut Seni Indonesia terhadap Tingkat Kepuasan Pengguna Perpustakaan Institut Seni
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari analisis masing-masing indikator terhadap variabel kualitas
layanan web library yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh interaction quality
terhadap kepuasan pengguna Web Library. Dari hal tersebut dapat dinyatakan bahwa kualitas
interaksi pada web library di ISI tidak memberikan kepuasan terhadap pengguna di ISI.
46
4.4. Pengaruh Antara Kualitas Layanan Web Library Dengan Tingkat Intensitas
Penggunaan Web
1. Universitas Udayana
1.1. Analisis Pengaruh Information Quality terhadap Use Intensity
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (70-5)= 65, diperoleh ttabel = 2,00. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik > ttabel = 2,417 > 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
secara signifikan antara variabel Information Quality terhadap variabel Use Intensity. Jadi H0
ditolak dan H1 diterima, dengan demikian terbukti bahwa Information Quality berpengaruh
terhadap Use Intensity.
1.2. Analisis Pengaruh Interaction Quality terhadap Use Intensity
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (70-5)= 65, diperoleh ttabel = 2,00. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik < ttabel = 1,730 < 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh secara signifikan antara variabel Interaction Quality terhadap variabel Use Intensity.
Jadi H0 diterima dan H1 ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa Interaction Quality
berpengaruh terhadap Use Intensity.
4.5.2.5. Analisis Pengaruh Usability terhadap User Intensity
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (70-5) = 65, diperoleh ttabel = 2,00. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik < ttabel = 1,784 < 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh secara signifikan antara variabel Usability terhadap variabel User Intensity. Jadi H0
diterima dan H1 ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa Usability berpengaruh terhadap
User Intensity.
Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa, tidak seluruh indikator kualitas layanan web
yang terdapat di Universitas Udayana berpengaruh signifikan terhadap tingkat intensitas
pengguna. Hal ini terlihat dari tidak terdapatnya pengaruh antara Interaction Quality dan
Usability terhadap User Intensity. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa kualitas interaksi
dan penggunaan Web Library di Perpustakaan Universitas Udayana belum memberikan
47
pengaruh terhadap tingkat intensitas pemanfaatan web library di perpustakaan Universitas
Udayana
2. Universitas Pendidikan Ganesha
2.1. Analisis Pengaruh Information Quality terhadap Use Intensity
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (47-5)= 42, diperoleh ttabel = 2,01. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik < ttabel = 0,029 < 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh secara signifikan antara variabel Information Quality terhadap variabel Use Intensity.
Jadi H0 diterima dan H1 ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa Information Quality
berpengaruh terhadap Use Intensity.
2.2. Analisis Pengaruh Interaction Quality terhadap Use Intensity
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (47-5)= 42, diperoleh ttabel = 2,01. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik < ttabel = 1,675 < 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh secara signifikan antara variabel Interaction Quality terhadap variabel Use Intensity.
Jadi H0 diterima dan H1 ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa Interaction Quality
berpengaruh terhadap Use Intensity.
2.3. Analisis Pengaruh Usability terhadap User Intensity
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (47-5) = 42, diperoleh ttabel = 2,01. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik < ttabel = 1,194 < 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh secara signifikan antara variabel Usability terhadap variabel User Intensity. Jadi H0
diterima dan H1 ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa Usability berpengaruh terhadap
User Intensity.
Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa, tidak terdapat pengaruh signifikan antara
kualitas layanan web library di Universitas Pendidikan Ganesha terhadap tingkat intensitas
pengguna. Hal ini terlihat dari ketiga indikator yang tidak memberikan pengaruh terhadap
intensitas pengguna di Perpustakaan Universitas Pendidikan Ganesha. Dari hasil tersebut dapat
48
dinyatakan bahwa kualitas informasi, kualitas interaksi dan penggunaan Web Library di
Perpustakaan Universitas Pendiddikan Ganesha belum memberikan pengaruh terhadap tingkat
intensitas pemanfaatan web library di perpustakaan Universitas Pendidikan Ganesha. Oleh
karena itu, web library di Perpustakaan Pendidikan Ganesha perlu disempurnakan kembali dalam
hal kualitas informasi, kualitas interaksi dan penggunaan sehingga dapat memberikan pengaruh
terhadap tingkat intensitas pemanfaatan web library di perpustakaan Universitas Pendidikan
Ganesha.
3. Institut Seni Indonesia
3.1. Analisis Pengaruh Information Quality terhadap Use Intensity
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (56-5) = 51, diperoleh ttabel = 2,01. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik < ttabel = 0,294 < 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh secara signifikan antara variabel Information Quality terhadap variabel Use Intensity.
Jadi H0 diterima dan H1 ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa Information Quality
berpengaruh terhadap Use Intensity.
3.3. Analisis Pengaruh Interaction Quality terhadap Use Intensity
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (56-5)= 51, diperoleh ttabel = 2,01. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik < ttabel = 0,069 < 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh secara signifikan antara variabel Interaction Quality terhadap variabel Use Intensity.
Jadi H0 diterima dan H1 ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa Interaction Quality
berpengaruh terhadap Use Intensity.
3.4. Analisis Pengaruh Usability terhadap User Intensity
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (56-5) = 51, diperoleh ttabel = 2,01. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik < ttabel = 0,102 < 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
pengaruh secara signifikan antara variabel Usability terhadap variabel User Intensity. Jadi H0
49
diterima dan H1 ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa Usability berpengaruh terhadap
User Intensity.
Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa, tidak terdapat pengaruh signifikan antara
kualitas layanan web library di Institut Seni Indonesia terhadap tingkat intensitas pengguna. Hal
ini terlihat dari ketiga indikator yang tidak memberikan pengaruh terhadap intensitas pengguna
di Perpustakaan Institut Seni Indonesia. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa kualitas
informasi, kualitas interaksi dan penggunaan Web Library di Perpustakaan Institut Seni
Indonesia belum memberikan pengaruh terhadap tingkat intensitas pemanfaatan web library di
perpustakaan Institut Seni Indonesia. Oleh karena itu, web library di Perpustakaan Institut Seni
Indonesia perlu disempurnakan kembali dalam hal kualitas informasi, kualitas interaksi dan
penggunaan sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat intensitas pemanfaatan web
library di perpustakaan Institut Seni Indonesia.
3.5. Pengaruh Antara Tingkat Kepuasan Pengguna Dengan Tingkat Intensitas Pengguna
Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (70-5) = 65, diperoleh ttabel = 2,00. Hasil olah
data diperoleh nilai tstatistik > ttabel = 2,092 > 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
secara signifikan antara variabel User Satisfaction terhadap variabel Use Intensity. Jadi H0
ditolak dan H1 diterima, dengan demikian terbukti bahwa User Satisfaction berpengaruh terhadap
Use Intensity. Dari hal tersebut dapat dinyatakan bahwa kepuasan pengguna memiliki pengaruh
terhadap Intensitas Penggunaan. Kepuasan Pengguna terhadap web library akan memberikan
pengaruh terhadap peningkatan intensitas penggunaan web library.
50
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan hasili analisis di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kepuasan pengguna yang ditentukan dengan metode WebQual memberikan hasil
bahwa Universitas Udayana memiliki tingkat kepuasan tertinggi pada setiap dimensi.
Pada dimensi penggunaan, Universitas Udayana memperoleh nilai sebesar 74,28%,
yang kemudian diikuti oleh Universitas Pendidikan Ganesha sebesar 72,50%, dan ISI
Denpasar sebesar 62,28%. Kualitas Informasi dan kualitas interaksi web Universitas
Udayana juga memperoleh nilai tertinggi, yaitu 74,82% untuk informasi dan 72,96%
untuk interaksi. Selanjutnya, urutan kedua tetap pada Universitas Pendidikan Ganesha
dengan skor 71,43% untuk kualitas informasi dan 71,37% untuk kualitas interaksi.
Urutan terbawah dimiliki oleh ISI Denpasar dengan skor kualitas informasi sebesar
63,42% dan kualitas interaksi sebesar 62,91%. Dari skor tersebut, ISI Denpasar
memiliki tingkat kepuasan pengguna yang berada di bawah rata-rata.
2. Rata-rata intensitas penggunaan web library di 3 perpustakaan perguruan tinggi
negeri di Bali adalah sebesar 3,44 kali dalam seminggu. Tingkat intensitas
penggunaan tertinggi berada pada Universitas Udayana dengan skor 3,77 kali dalam
seminggu.
3. Pada web library Universitas Udayana tidak semua indikator kualitas layanan web
berpengaruh signifikan terhadap tingkat intensitas pengguna. Kualitas interaksi dan
penggunaan web belum memberikan dampak yang signifkan pada tingkat
penggunaan web library di Universitas Udayana. Hal berbeda terjadi pada Universitas
Pendidikan Ganesha yang memperoleh hasil bahwa kualitas interaksi, kualitas
informasi, dan penggunaan web library belum memberikan kontribusi pada
peningkatan intensitas penggunaan web library. Selanjutnya, pada ISI Denpasar,
kualitas layanan yang terdapat pada web library tidak berpengaruh signifikan pada
tingkat intensitas penggunaan di universitas tersebut. Kualitas informasi, kualitas
51
interaksi, dan penggunaan web library tidak berpengaruh pada tingkat penggunaan
web library di ISI Denpasar.
5.2. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk penyempurnaan web library dan
penelitian berikutnya adalah sebagai berikut.
1. Layanan dari masing-masing web library di perpustakaan tinggi negeri di Bali
perlu lebih dioptimalkan agar memberikan harapan pengguna tercapai.
Peningkatan layanan dapat dilakukan dengan meningkatkan akurasi informasi
perpustakaan dan meningkatkan interaksi dengan pengguna. Harapannya,
kepuasan pengguna tercapai ketika interaksi dan informasi layanan yang
diberikan sesuai bahkan melebihi harapan pengguna.
2. Pada penelitian berikutnya ada baiknya lebih digali fitur-fitur yang diinginkan
oleh pengguna untuk memudahkan mereka mengakses web library. Dengan
demikian, akan muncul suatu arsitektur dan teknik desain informasi web yang
berkualitas sehingga bermanfaat untuk seluruh civitas akademika.
3. Perlu ditetapkannya suatu acuan standar pengembangan dan pelayanan web
library di perguruan tinggi negeri di Bali, agar kepuasan pengguna semakin
meningkat. Evaluasi kualitas web library perlu dilakukan secara berkala agar
mampu menjaga kualitas layanan yang terstandarisasi dan memenuhi harapan
pengguna.
52
DAFTAR PUSTAKA
Assegaff, Setiawan. 2009. Strategi Pengembangan Situs Pemerintah Daerah sebagai Sarana Pelayanan Publik Berbasis Web. Jurnal Media Sisfo Vol.3 No.1: 1-57
Barnes, S; dan Vidgen, R. 2003. Interactive E-Government: Evaluating the Web Site of the
UK Inland Revenue. Journal of Electronic Commerce in Organizations, 2 (1), 22pp. Ghozali, Imam, 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20. Edisi
Keenam. Semarang: Universitas Diponogoro Hartono, Jogiyanto, 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Pertama Edisi Kelima.
Yogyakarta: BPFE Sanjaya, Iman. 2012. Pengukuran Kualitas Layanan Website Kementerian Kominfo Dengan
Menggunakan Metode WebQual 4.0. Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, 14 (1) Santoso, Singgih. 2012. Analisis SEM menggunakan AMOS. PT Elex Media Komputindo:
Jakarta Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Supriyanto, Aji, 2007. Arsitektur dan Teknik Desain Informasi pada Web. Jurnal Teknologi
Informasi DINAMIK, 12 (1): 1-9 Tarigan, Josua, 2008. User Satisfaction Using Webqual Instrument: A Research on Stock
Exchange of Thailand (SET). Jurnal Kuntansi dan Keuangan 10 (1): 34-47 UU No. 43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia: www.kelembagaan.pnri.go.id Wihandaru, 2009. Structural Equation Modeling-Goodness of Fit. Yogyakarta: Universitas
Muhamadiyah Yoo B and Donthu N. 2001, Developing a Scale to Measure the Perceived Quality of Internet
Shopping Sites (SITEQUAL), Quarterly Journal of Electronic Commerce, Vol 2(1)
53