Penebangan Liar Hutan

3
Penebangan Liar Hutan Faktor penyebab kerusakan hutan dan Pencegahannya (Faktor penyebab kerusakan hutan dan Pencegahannya) – Seiring dengan berjalannya waktu dan zaman kini hutan terus mengalami degradasi fungsi dengan sangat drastis. Ancaman hutan di Indonesia yang akan merusak ekosistem hutan dan kekayaan biologi hutan, di antaranya: Pembukaan lahan perkebunan agrikultur dalam skala besar. Kolonisasi Illegal logging, dikenal juga perambahan hutan, pembalakan liar, penebangan hutan. Kebakaran hutan yang sengaja dilakukan untuk membuka lahan baru, umumnya terjadi sebelum tiba musin hujan. Penambangan di areal hutan, yang membuat kerusakan hutan dengan tingkat polusi limbah tinggi, khususnya limbah pertambangan di sungai dan mata air. Aktivitas substansial lain, contohnya penebangan kayu untuk bahan bakar dan lahan pertanian rakyat. Oleh karena itulah kita harus melakukan 3 hal strategis untuk melakukan pencegahan terjadinya kerusakan hutan, 3 hal tersebut adalah: Terdapat 3 langkah strategis dalam salah satu upaya menyelamatkan ekosistem hutan Indonesia, yaitu: Restorasi hutan alam yang sudah rusak. Yaitu dengan memperhatikan prioritas penetapan kawasan lindung, penerapan pengelolaan hutan lestari yang baik dan bijak, dan mengoptimalkan partisipasi aktif masyarakat untuk berkolaborasi dengan program konservasi pemerintah.

description

hutan

Transcript of Penebangan Liar Hutan

Page 1: Penebangan Liar Hutan

Penebangan Liar Hutan

Faktor penyebab kerusakan hutan dan Pencegahannya(Faktor penyebab kerusakan hutan dan Pencegahannya) – Seiring dengan berjalannya waktu dan zaman kini hutan terus mengalami degradasi fungsi dengan sangat drastis. Ancaman hutan di Indonesia yang akan merusak ekosistem hutan dan kekayaan biologi hutan, di antaranya: Pembukaan lahan perkebunan agrikultur dalam skala besar.

Kolonisasi

Illegal logging, dikenal juga perambahan hutan, pembalakan liar, penebangan hutan.

Kebakaran hutan yang sengaja dilakukan untuk membuka lahan baru, umumnya terjadi sebelum tiba musin hujan.

Penambangan di areal hutan, yang membuat kerusakan hutan dengan tingkat polusi limbah tinggi, khususnya limbah pertambangan di sungai dan mata air.

Aktivitas substansial lain, contohnya penebangan kayu untuk bahan bakar dan lahan pertanian rakyat.

Oleh karena itulah kita harus melakukan 3 hal strategis untuk melakukan pencegahan terjadinya kerusakan hutan, 3 hal tersebut adalah:

Terdapat 3 langkah strategis dalam salah satu upaya menyelamatkan ekosistem hutan Indonesia, yaitu: Restorasi hutan alam yang sudah rusak. Yaitu dengan memperhatikan prioritas penetapan kawasan lindung,

penerapan pengelolaan hutan lestari yang baik dan bijak, dan mengoptimalkan partisipasi aktif masyarakat untuk berkolaborasi dengan program konservasi pemerintah.

Pengembangan model insentif dan disinsentif, yaitu dengan mendorong pemerintah daerah agar melaksanakan kegiatan konservasi yang mengutamakan peningkatan kesejahteraan rakyat dan ekonomi daerah.

Perlindungan hutan dan ekosistem sensitif untuk meningkatkan daya dukung ekosistem. Yakni dengan meningkatkan perluasan kawasan hutan konservasi dan hutan lindung, serta melakukan pengawasan ketat penerbitan izin dalam upaya pencegahan pembukaan hutan alam dan mempertahankan areal berhutan. Pemberian akses masyarakat ke dalam wilayah hutan untuk melakukan kegiatan ekonomi berbasis konservasi.

Pemberantasan penebangan kayu illegal di kawasan hutan di seluruh Indonesia harus segera dihentikan sekarang juga. Karena perambahan hutan memang menjadi salah satu aksi kejahatan yang sulit untuk dituntaskan.Masa depan ekosistem hutan Indonesia sangatlah suram, namun demikian apabila kita biarkan saja akan menjadi tambah suram. Potensi ekoturisme yang luar biasa dimiliki Indonesia, seperti hutan perawan, alam liar, atraksi kultural, keindahan laut dan ekosistemnya, terumbu karang, tebing karang, sungai dan air terjun, serta atraksi kultural. Semua ini mengalami ancaman yang sangat berarti.

Page 2: Penebangan Liar Hutan

Dampak Buruk Limbah Industri Terhadap Lingkungan

            Kita telah menciptakan kerusakan bagi ekosistem kita sendiri. Bumi kita memiliki banyak sekali keanekaragaman jenis dan sumber daya alam. Manusia, atau yang disebut kita sendiri, terdiri dari triliunan sel. Sel-sel tersebut menjalani sebuah proses yang berhubungan dengan kehidupan. Itu mengindikasikan bahwa manusia adalah bagian dari alam yang memiliki posisi sangat penting. Intelektual manusia, yang menyebabkan bumi ini diambang kehancuran.

Peningkatan taraf hidup bangsa Indonesia harus terus diusahakan melalui pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan cara memajukan pembangunan. Salah satu unsur penting dalam pembangunan tersebut adalah pembangunan di bidang industri. Namun dalam kegiatan industri akan diikuti dengan dampak negatif industri terhadap lingkungan hidup manusia.

Selain memberikan dampak-dampak positif, pengembangan Kawasan Industri juga memiliki dampak-dampak yang negatif. Dampak yang negatif/kerugian ini kebanyakan berkaitan dengan aspek lingkungan. Limbah industri yang toksik akan memperburuk kondisi lingkungan, meningkatkan penyakit pada manusia, dan kerusakan pada komponen lingkungan lainnya. Limbah cair industri paling sering menimbulkan masalah lingkungan seperti kematian ikan, keracunan pada manusia dan ternak, kematian plankton, akumulasi dalam daging ikan dan molusca, terutama bila limbah cair tersebut mengandung racun seperti: As, CN, Cr, Cd, Cu, F, Hg, Pb, atau Zn. Akumulasi racun dalam tubuh pada konsentrasi yang tidak dapat ditoleransi bisa melumpuhkan organ bahkan mematikan fungsi kerja otak.

Contoh Kasus Pencemaran Lingkungan oleh Industri1. Di Republik Rakyat China, sebagai negara industri baru,  China harus meningkatkan kualitas dan

kuantitas industri mereka sehingga menyebabkan seluruh pabrik di kawasan industri China memproduksi limbah pabrik yang dibuang ke udara, lautan, dan bahkan tempat-tempat penduduk.

2. Pada tahun 1992 di Semarang, dimana salah satu Pabrik yang bernama Semarang Diamond Chemical (SDC) yang terletak di Kawasan Industri Semarang mengeluarkan limbah yang merusak tambak penduduk di Desa Tapak.

3. Di daerah Demak, dimana enam industri yang berlokasi di Kawasan Industri Genuk membuang limbahnya ke Kali Babon sehingga menimbulkan pencemaran tambak sampai ke Desa Sriwulan dan Bedono.

4. Di Kalimantan Tengah, tiga sungai besar di Kalimantan Tengah masih tercemar air raksa (merkurium) akibat penambangan emas di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Barito, Kahayan, dan Kapuas. Pencemaran itu melebihi baku mutu yang dipersyaratkan.