PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA · PDF fileBidang Budaya a. Pengggunakan bahasa Jepang di...

4
PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA 1 KEDATANGAN JEPANG DI INDONESIA Usaha Jepang untuk menguasai Indonesia terbentur dengan keberadaan Belanda. Serangan Jepang dilakukan dengan cara menyerbu daerah-daerah strategis yang diduduki Belanda dan daerah yang kaya akan sumber daya alam penting yang mendukung perang. 10 Jan. 1942 = Jepang memasuki Indonesia melalui Tarakan (Kaltim) Februari 1942 = Jepang menguasai Balikpapan, Pontianak, Samarinda, dan Palembang 1 Maret 1942 = Jepang mendarat di Pulau Jawa melalui pelabuhan Banten, Indramayu, dan Rembang 5 Maret 1942 = kota Batavia (Jakarta/Jayakarta) jatuh ke tangan Jepang. 8 Maret 1942 = Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang, JaBar Penyerahan kekuasaan dari Belanda yang diwakili oleh Letnan Jenderal Ter Poorten dan Jepang yang diwakili Hitosyi Imamura, maka mulailah masa kolonialisme Jepang di Indonesia. Sumber-sumber vital yang menyangkut wilayah dan kekayaan alam Indonesia berusaha diambil alih oleh Jepang, terlebih lagi hal ini untuk kepentingan militer Jepang. Propaganda Jepang yang cukup menarik simpati rakyat Indonesia adalah sebagai berikut : 1) Jepang adalah “saudara tua” bagi bangsa-bangsa di Asia dan berjanji membebaskan Asia dari penindasan bangsa Barat. 2) Jepang memperkenalkan semboyan “Gerakan Tiga A”: Jepang Pemimpin Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Cahaya Asia. 3) Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia, seperti janji menunaikan ibadah haji, menjual barang dengan harga murah. 4) Jepang memperkenankan pengibaran bendera merah putih bersama bendera Jepang Hinomaru. 5) Rakyat Indonesia boleh menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”. 2 KEBIJAKAN - KEBIJAKAN JEPANG 2.1 Sistim Pemerintahan 2.1.1 Pemerintahan Militer Indonesia dibagi dalam tiga wilayah kekuasaan militer, yaitu : Wilayah I : Jawa dan Madura, diperintah oleh Tentara Keenambelas Angkatan Darat (Rikugun) yang berpusat di Jakarta. Wilayah II : Sumatra, diperintah oleh Tentara Keduapuluhlima Angkatan Darat (Rikugun) yang berpusat di Bukittinggi. Wilayah III : Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, Nusa Tenggara, diperintah oleh Armada Selatan Kedua Angkatan Laut (Kaigun) yang berpusat di Makasar. Catatan Kritis : Rikugun = Gunseibu Kaigun = Minseifu Wilayah kekuasaan Jepang di Indonesia dibawah pengawasan langsung penglima tentara yang disebut Gunseikan yang di jabat Jenderal Seizaburo Okasaki. Perubahan akibat pendudukan Jepang dilihat dari aspek politik pemerintahan adalah adanya pergantian pemerintahan sipil ke pemerintahan militer. Kalau jaman Belanda kekuasaan di pegang oleh masyarakat sipil, sedang pada masa Jepang di pegang oleh militer. 2.1.2 Pemerintahan Sipil 1) Pembagian wilayah di pulau jawa, yang meliputi : a. 17 daerah pemerintahan Syu, yang dikepalai oleh Syukokan. b. pemerintahan Koci / kooti (daerah istimewa), yakni Surakarta dan Yogyakarta, c. 1 Tokubetsu Shi (kota praja istirnewa), yakni Jakarta, d. beberapa Shi (kota praja). 2) Pembagian wilayah secara umum : Pemerintahan di bawah kendali angkatan darat gunseibu / rikugun Syu (Keresidenan), Syi (Kodya), Ken (Kabupaten), Gun (Kawedanan), Son (Kecamatan), Ku (Desa). a. Pemerintahan Di Bawah Kendali Angkatan Laut Kaigun = Minseifu Syu (Kalimantan), Sulawesi, dan Seram) - Inspektur Jenderal atau Sokan, Ken, Bunken, Gun, Son. 2.2 Memobilisasi rakyat Indonesia untuk membantu Jepang dalam perang Asia Timur Raya 1) Mendirikan beberapa organisasi dan perkumpulan a. Gerakan Tiga A Gerakan Tiga A didirikan pada bulan April 1942. Nippon Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Cahaya Asia. Catatan : Jepang akhirnya membubarkan Gerakan “Tiga A” sebab Gerakan ”Tiga A” tidak mendapat sambutan dari rakyat Indonesia b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dibentuk untuk mengganti Gerakan Tiga A. Gerakan yang didirikan pada tanggal 1 Maret 1943 ini dipimpin oleh empat serangkai, yakni ( Soekarno, Mohammad Hatta,

Transcript of PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA · PDF fileBidang Budaya a. Pengggunakan bahasa Jepang di...

Page 1: PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA · PDF fileBidang Budaya a. Pengggunakan bahasa Jepang di samping bahasa Indonesia, pelarangan penggunaan bahasa Belanda. b. Budaya

PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

1 KEDATANGAN JEPANG DI INDONESIA Usaha Jepang untuk menguasai Indonesia terbentur dengan keberadaan Belanda. Serangan Jepang dilakukan dengan cara menyerbu daerah-daerah strategis yang diduduki Belanda dan daerah yang kaya akan sumber daya alam penting yang mendukung perang. 10 Jan. 1942 = Jepang memasuki Indonesia melalui Tarakan (Kaltim) Februari 1942 = Jepang menguasai Balikpapan, Pontianak, Samarinda, dan Palembang 1 Maret 1942 = Jepang mendarat di Pulau Jawa melalui pelabuhan Banten, Indramayu, dan Rembang 5 Maret 1942 = kota Batavia (Jakarta/Jayakarta) jatuh ke tangan Jepang. 8 Maret 1942 = Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang, JaBar Penyerahan kekuasaan dari Belanda yang diwakili oleh Letnan Jenderal Ter Poorten dan Jepang yang diwakili Hitosyi Imamura, maka mulailah masa kolonialisme Jepang di Indonesia. Sumber-sumber vital yang menyangkut wilayah dan kekayaan alam Indonesia berusaha diambil alih oleh Jepang, terlebih lagi hal ini untuk kepentingan militer Jepang. Propaganda Jepang yang cukup menarik simpati rakyat Indonesia adalah sebagai berikut : 1) Jepang adalah “saudara tua” bagi bangsa-bangsa di Asia dan berjanji membebaskan Asia dari penindasan

bangsa Barat. 2) Jepang memperkenalkan semboyan “Gerakan Tiga A”: Jepang Pemimpin Asia, Jepang Pelindung Asia, dan

Jepang Cahaya Asia. 3) Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia, seperti janji menunaikan ibadah haji, menjual

barang dengan harga murah. 4) Jepang memperkenankan pengibaran bendera merah putih bersama bendera Jepang Hinomaru. 5) Rakyat Indonesia boleh menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”. 2 KEBIJAKAN - KEBIJAKAN JEPANG 2.1 Sistim Pemerintahan 2.1.1 Pemerintahan Militer

Indonesia dibagi dalam tiga wilayah kekuasaan militer, yaitu : Wilayah I : Jawa dan Madura, diperintah oleh Tentara Keenambelas Angkatan Darat (Rikugun)

yang berpusat di Jakarta. Wilayah II : Sumatra, diperintah oleh Tentara Keduapuluhlima Angkatan Darat (Rikugun) yang

berpusat di Bukittinggi. Wilayah III : Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, Nusa Tenggara, diperintah oleh Armada Selatan

Kedua Angkatan Laut (Kaigun) yang berpusat di Makasar. Catatan Kritis : Rikugun = Gunseibu Kaigun = Minseifu

Wilayah kekuasaan Jepang di Indonesia dibawah pengawasan langsung penglima tentara yang disebut Gunseikan yang di jabat Jenderal Seizaburo Okasaki. Perubahan akibat pendudukan Jepang dilihat dari aspek politik pemerintahan adalah adanya pergantian

pemerintahan sipil ke pemerintahan militer. Kalau jaman Belanda kekuasaan di pegang oleh masyarakat sipil,

sedang pada masa Jepang di pegang oleh militer.

2.1.2 Pemerintahan Sipil 1) Pembagian wilayah di pulau jawa, yang meliputi :

a. 17 daerah pemerintahan Syu, yang dikepalai oleh Syukokan. b. pemerintahan Koci / kooti (daerah istimewa), yakni Surakarta dan Yogyakarta, c. 1 Tokubetsu Shi (kota praja istirnewa), yakni Jakarta, d. beberapa Shi (kota praja).

2) Pembagian wilayah secara umum :

• Pemerintahan di bawah kendali angkatan darat gunseibu / rikugun Syu (Keresidenan), Syi (Kodya), Ken (Kabupaten), Gun (Kawedanan), Son (Kecamatan), Ku (Desa). a. Pemerintahan Di Bawah Kendali Angkatan Laut Kaigun = Minseifu Syu (Kalimantan),

Sulawesi, dan Seram) - Inspektur Jenderal atau Sokan, Ken, Bunken, Gun, Son. 2.2 Memobilisasi rakyat Indonesia untuk membantu Jepang dalam perang Asia Timur Raya

1) Mendirikan beberapa organisasi dan perkumpulan a. Gerakan Tiga A Gerakan Tiga A didirikan pada bulan April 1942. Nippon Pemimpin Asia, Nippon

Pelindung Asia, dan Nippon Cahaya Asia. Catatan : Jepang akhirnya membubarkan Gerakan “Tiga A” sebab Gerakan ”Tiga A” tidak mendapat sambutan dari rakyat Indonesia

b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dibentuk untuk mengganti Gerakan Tiga A. Gerakan yang didirikan pada tanggal 1 Maret 1943 ini dipimpin oleh empat serangkai, yakni ( Soekarno, Mohammad Hatta,

Page 2: PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA · PDF fileBidang Budaya a. Pengggunakan bahasa Jepang di samping bahasa Indonesia, pelarangan penggunaan bahasa Belanda. b. Budaya

K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara.) Bagi Jepang, Putera dibentuk dengan tujuan untuk memusatkan seluruh kekuatan masyarakat demi membantu usaha Jepang. Sedangkan Bagi bangsa Indonesia, Putera bertujuan untuk membangun kembali segala yang telah dirobohkan oleh Belanda

c. Jawa Hokokai Pada tahun 1944, Panglima Tentara Jepang di Jawa menyatakan berdirinya Jawa Hokokai (Gerakan Kebaktian Jawa). Organisasi ini dibentuk karena semakin menghebatnya perang di Asia dan Pasifik. Kebaktian itu memiliki tiga dasar, yaitu: mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan, dan melaksanakan tugas untuk Jepang.

d. MIAI adalah singkatan dari Majelis Islam A’la Indonesia. MIAI secara resmi didirikan pada tahun 1937 di Surabaya. Pemimpin MIAI pertama adalah K.H. Mas Mansyur dan Wondoamiseno.

2) Mendirikan beberapa Pengerahan pemuda semi militer

a. Seinendan : adalah organisasi barisan pemuda yang dibentuk tanggal 9 Maret 1943. Tujuannya adalah mendidik dan melatih para pemuda agar dapat mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.

b. Fujinkai : Organisasi ini menghimpun kaum wanita untuk diberi latihan-latihan militer. c. Keibodan adalah organisasi barisan pembantu polisi. d. Gakukotai : Barisan Pelajar

3) Mendirikan beberapa Pengerahan pemuda militer

a. Heiho adalah organisasi prajurit pembantu Jepang. Heiho dibentuk pada bulan April 1943. Organisasi ini memberi kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk menjadi prajurit Jepang (baik angkatan darat maupun angkatan laut).

b. PETA (Pembela Tanah Air) didirikan pada tanggal 3 Oktober 1945. Pembentukan PETA ini juga sesuai dengan tuntutan perang yang semakin mendesak.

Tambahan :

• Organisasi militer dan semi militer di Indonesia yang dibentuk pemerintah Jepang mempunyai tugas utama mempertahankan Indonesia dari serangan musuh.

• Perubahan akibat pendudukan Jepang dilihat dari aspek mentalitas masyarakat adalah ketakutan pada masyarakat

2.3 Pengerahan tenaga kerja (Romusha) Pengerahan tenaga kerja Jepang juga membutuhkan bantuan tenaga untuk membangun sarana pendukung perang, antara lain kubu pertahanan, jalan raya, rel kereta api, jembatan, dan lapangan udara. Oleh karena itu, Jepang membutuhkan banyak tenaga kerja. Pengerahan tenaga kerja itu disebut romusha.

2.4 Menghapus pengaruh barat di Indonesia (misal : menghapus istilah – istilah barat) 2.5 Memasukan pengaruh/budaya Jepang ke Indonesia – (misal : menghormat matahari) 2.6 Eksploitasi sumber kekayaan

1) menyita perkebunan-perkebunan milik Belanda dan berbagai fasilitas vital lainnya, seperti perusahaan listrik, telekomunikasi, transportasi, dan lain-lain.

2) rakyat dipaksa untuk bekerja di perkebunan yang memberikan hasil bumi menguntungkan demi membiayai perang.

3) Rakyat juga diwajibkan menyetor padi, jagung, dan ternak dalam jumlah besar, demi memenuhi kebutuhan logistik di medan perang

4) Menanam pohon jarak untuk diambil minyaknya dan diproduksi sebagai pelumas mesin-mesin perang. 5) Meningkatkan menanam tanaman yang dibutuhkan untuk kepentingan perang. Misalnya: diperluasnya

perkebunan karet, kina dan tebu. 6) Penebangan hutan besar-besaran yang digunakan sebagai lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan

pangan jepang. 7) Menguasai pengeboran minyak yang hasilnya digunakan untuk kepentingan Jepang, seperti untuk bahan

bakar pesawat, industri dan lainnya. Tambahan : Perubahan akibat pendudukan Jepang dilihat dari aspek sosial ekonomi adalah kesejahteraan sosial memburuk.

3 PENGARUH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA 3.1 Bidang Sosial dan Budaya

Bidang Sosial 1) Romusha, orang yang dipekerjakan secara paksa. 2) Geisha, perempuan yang dijadikan budak sek tentara Jepang. 3) munculnya golongan baru yang disebut golongan kere atau gembel. 4) munculnya sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat :

a. Golongan I : Jepang. b. Golongan II : pribumi. c. Golongan III : Timur Asing (Pedagang : Cina, Arab, dll) .

Tambahan : Aspek mentalitas yang ditimbulkan dari adanya romusha adalah masyarakat pedesaan dihantui oleh

ketakutan kolektif

Page 3: PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA · PDF fileBidang Budaya a. Pengggunakan bahasa Jepang di samping bahasa Indonesia, pelarangan penggunaan bahasa Belanda. b. Budaya

Bidang Budaya a. Pengggunakan bahasa Jepang di samping bahasa Indonesia, pelarangan penggunaan bahasa

Belanda. b. Budaya membungkukkan badan kearah timur sebagai tanda hormat kepada kaisar di Jepang setiap

pagi hari (Seikerei). c. Bahasa Belanda mulai menghilang.

3.2 Bidang Ekonomi

Adanya ekploitasi kekayaan secara besar-besaran yang dilakukan Jepang : a. Semua harta milik Belanda disita (perkebunan, bank, pabrik, perusahaan – perusahaan) b. Jepang mengawasi dan memonopoli penjualan hasil perkebunan. c. Kampanye pengerahan barang – barang dan menambah bahan pangan tugas Jawa Hokokai. d. Pemusnahan jenis perkebunan yang tidak berguna diganti dengan tanaman bahan makanan. e. Pembagian hasil pertanian (40% pemilik tanah, 60% pemerintah Jepang) f. Rakyat harus menanam pohon jarak sebagai bahan pelumas pesawat terbang dan pelicin senjata. Akibatnya : Masyarakat menderita / miskin

3.3 Bidang Militer Para pemuda mengenal ilmu perang, pegang senjata, taktik perang.

3.4 Bidang Politik a. mengizinkan bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera Jepang b. melarang penggunaan bahasa Belanda Papan nama dalam toko, rumah makan, perusahaan,Surat

kabar dan film yang berbahasa Belanda dilarang. c. mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari d. mengizinkan menyanyikan lagu Indonesia Raya. e. Gerakan 3 A (Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia) f. Putera (Pusat Tenaga Rakyat). g. Jawa Hokokai (Gerakan Kebaktian Rakyat Jawa), kumpulan dari pekerjaan profesi (Hokokai) :

• Izi Hokokai (Himpunan Kebaktian Dokter)

• Kyoiku Hokokai (Himpunan Kebaktian Pendidik)

• Fujinkai (Organisasi Wanita)

• Keimin Bunko Syidosyo (Pusat Budaya)

• Syuisintai (Barisan Pelopor) h. Pembentukan Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) i. membentuk Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan)

Akibat/pengaruh : Munculnya semangat nasionalisme

Referensi / Buku Lain :

Dampak Positif Pendudukan Jepang 1) Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan menyebabkan

bahasa Indonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional. 2) Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama. 3) Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA 4) Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau Tonarigumi 5) Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan bercocok tanam

secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan. 6) Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullah ide

Pancasila. 7) Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan

Jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk berperang (Belajar ilmu militer). 8) Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nipon sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam

sekolah.

Dampak Negatif Pendudukan Jepang 1) Penghapusan semua organisasi politik Jepang mendirikan organisasi – organisasi baru. 2) Romusha 3) Kemiskinan meraja lela 4) Krisis ekonomi yang sangat parah : hal ini dikarenakan dengan disalurkannya uang pendudukan secara

besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi. 5) Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya dibawah pengawasan Jepang. 6) Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi yang parah seperti perampokan, pemerkosaan dan lain-lain. 7) Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang

lebih tinggi terasa mustahil. 8) Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang menyebabkan

kemunduran standar pendidikan secara tajam. 9) Jugun Ianfu / “Geisha” Budak nafsu sek tantara Jepang.

Page 4: PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA · PDF fileBidang Budaya a. Pengggunakan bahasa Jepang di samping bahasa Indonesia, pelarangan penggunaan bahasa Belanda. b. Budaya

4 PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP PENDUDUKAN 4.1 Strategi Kooperasi Gologan yang bersedia bekerja sama dengan Jepang untuk meraih kemerdekaan. Contoh : Putera, Jawa Hokokai, MIAI, Masyumi, Gerakan Tiga A, Cuo Sangi In, BPUPKI, PPKI. Tokoh : Ir. Sukarno, Drs. Muh. Hatta, K.H. Mas Mansyur, Ki Hajar Dewantara, K.H. Hasyim Asyhari, R.P.

Suroso, Otto Iskandardinata, Buntaran Martoatmojo, dsb. 4.2 Setrategi Non-Kooperatif golongan yang tidak mau bekerja sama dengan Jepang.

4.2.1 Setrategi Gerakan Bawah Tanah berjuang secara sembunyi – sembunyi Kelompok Sutan Syahrir, Kelompok Kaigun, Kelompok Sukarni, Kelompok Persatuan Mahasiswa, Kelompok Amir Syaruddin, Kelompok Pemuda Menteng

4.2.2 Setrategi Perlawanan Bersenjata 1) Perlawanan Rakyat Cot Plieng di Aceh – 1942 di bawah pimpinan Tengku Abdul Jalil

Sebab Perlawanan : Menolak segala peraturan Jepang

2) Perlawanan Rakyat Singaparna di Jabar – 25 Februari 1944 di bawah pimpinan K.H. Zinal Mustafa Sebab Perlawanan : a) menolak untuk melakukan Seikeirei (membungkuk hormat kepada Kaisar Jepang

sebagai keturunan Dewa Matahari) dan ini dianggap bertentangan dengan ajaran Islam serta menentang perlakuan buruk Jepang terhadap rakyat.

b) menolak menyetor padi dan bekerja untuk Jepang. 3) Perlawanan Rakyat Indramayu di Jabar - April 1944 di bawah pimpinan H. Madriyas.

Sebab : pengambilan padi secara paksa dan pengerahan tenaga. 4) Perlawanan Rakyat Pontianak di Kalbar 5) Perlawanan Teuku Hamid di Aceh – November 1944 seorang Giyugun (tentara sukarela) 6) Perlawanan Peta di Blitar - 14 Pebruari 1945 di bawah pimpinan Syudanco Supriyadi

(komandan peleton) 7) Perlawanan Rakyat Cilacap di bawah pimpinan oleh Budanco Khusaeri 8) Perlawanan Rakyat Biak (Irian Jaya) - 1943 9) Perlawanan Rakyat Sulsel Peristiwa Unra di bawah pimpinan Haji Temmale.

Sebab : kekejaman tentara Jepang

Good Luck