PenditS.,Nyoman. 1996. HinduDharmaAbadXII ...
Transcript of PenditS.,Nyoman. 1996. HinduDharmaAbadXII ...
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2016), Kuta, Bali, INDONESIA, 15 – 16 November 2016
PEMETAAN TAMAN SETRA DI KOTA DENPASAR
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
PENDAHULUAN 3. Fungsi Taman Setra
Taman setra sudah diyakini memiliki multi fungsi dan potensi yang cukup besar baik
ditinjau dari sudut arsitektural, fungsional, estetika, dan aspek sosio-culture-religius-
magis. Disamping memiliki fungsi ekologis sebagai ruang terbuka hijau, wajah setra
juga semakin dipercatik dengan sentuhan Arsitektur Tradisional Bali dan arsitektur
lansekap, sehingga lebih mampu memberikan keamanan, kenyamanan, dan
kebahagiaan dalam memanfaatkan setra untuk berbagai keperluan seperti: tempat
penguburan jenazah, pembakaran mayat, upacara pengabenan baik perseorangan
maupun massal, dan ritual lainnya seperti pelaksanaan upacara pecaruan, mabayuh,
serta upacara ngerehang sasuwunan Barong atau Rangda. Dalam pertunjukan tarian
Calonarang maka setra tidak luput sebagai bagian dari media tempat petunjukan
tersebut.
4. Peta Taman Setra di Kota Denpasar
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi citra satelit, observasi lapang, dan
wawancara menghasilkan data spasial sebaran taman setra di Kota Denpasar, dan
dengan bantuan perangkat lunak QGIS diperoleh 72 poligon taman setra seperti pada
Gambar 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN1. Pola Ruang
Secara umum pola ruang taman setra di Kota Denpasar hampir sama yaitu sesuai
dengan konsep filosofi dan kearifan lokal yang dikemukakan oleh Jawatan Agama
Hindu dan Budha (1973) yaitu Prajapati berada pada bagian hulu (utama mandala).
Sedangkan pada badan setra (madya mandala) hampir sama terdapat bangunan
berupa pamuhunan, liang lahat/pekuburan, batu nisan, dan di beberapa taman setra
terdapat wantilan. Pada bagian nista mandala terdapat tempat pembuangan sampah.
Ada sedikit variasi posisi Prajapati pada taman setra di Kota Denpasar, hal ini sesuai
dengan konsep desa, kala, patra pada masing-masing desa pakraman.
2. Elemen Taman Setra
Masing-masing tamana setra memiliki elemen keras (hardscape) dan elemen lunak
(softscape) yang hampir sama tetapi ada variasi atau sedikit perbedaan terutama
dalam hal volume (ukuran) dan jenis bahan serta jumlahnya pada elemen kerasnya,
dan jenis satwa serta tumbuhan yang dominan pada elemen lunaknya. Elemen
kerasnya seperti yang sudah diuraikan di atas, dan pada setiap prajapati selalu ada
bangunan berupa palinggih padmasari dan paliyangan. Sedangkan elemen lunaknya
adalah berupa tumbuhan yang ada di masing-masing taman setra baik yang tumbuh
alami atau sengaja ditanam. Ada variasi dalam hal jenis tanaman yang dominan baik
berupa rerumputan sebagai penutup tanah, tanaman jenis semak, perdu, mapun jenis
pohonnya. Yang paling banyak jenis tanamannya terdapat di Taman Setra Agung
Badung, yang kedua di TS Kesiman Waribang.
KESIMPULANDari hasil analisis dan interpretasi data spasial dengan bantuan perangkat lunak exell,
citra satelit, dan QGIS dapat disusun database dan sebaran taman setra di Kota
Denpasar sebanyak 72 poligon taman setra dalam bentuk Peta Sebaran Taman Setra
di Kota Denpasar.
Taman setra sebagai suatu satuan ekosistem yang sangat khas, memiliki multi pungsi
dan potensi yang cukup besar ditinjau dari aspek arsitektural, fungsional, estetika, dan
aspek sosio, cultural, religius-magis. Sebagai sebuah taman lengkap dengan elemen-
elemen penyusunnya seperti elemen keras (hard scape) maupun elemen lunak (soft
scape). Sebagai elemen kerasnya antara lain: areal/tapak setra, bangunan Palinggih
Prajapati, Pamuhunan, Piyasan, wantilan, tembok pembatas, asagan, gundukan/liang
kubur, batu nisan, pedestrian, tempat/tiang lampu, dan lain-lain. Sedangkan elemen
lunaknya antara lain berupa tanaman tahunan, tanaman semusim, tanaman perdu,
semak, tanaman merambat dan rerumputan, maupun satwa yang dominan di masing-
masing taman setra.
Masing-masing taman setra di Kota Denpasar memiliki persamaan dalam hal funsi,
pola ruang dan elemen-elemen taman, hanya ada variasi atau perbedaan terutama
luas areal, posisi , bentuk, dan bahan bangunan, serta jumlah dan jenis satwa dan
tumbuhan yang dominan.
DAFTAR PUSTAKA
Jawatan Agama Hindu dan Budha Propinsi Bali. 1973. Tata Nuntun miwah
Midabdabin Desa Adat ring Bali. Proyek Penyuluhan Agama Propinsi Bali.
Denpasar.
Pendit S., Nyoman. 1996. Hindu Dharma Abad XII Kesejahtraan Global bagi Umat
Manusia. Yayasan Dharma Narada. Denpasar.
Suja, I Wayan. 2010. Kearifan Lokal Sains Asli Bali. Universitas Pendidikan
Ganesha. Penerbit Paramita. Surabaya.
A. A. G. Sugianthara, A.A. G. D. Sudarsana, S.M. Sarwadana.
Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
Corresponding author: [email protected]
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 2. Peta Sebaran Taman Setra di Kota Denpasar
Kuburan (setra) di Bali dengan sentuhan sosial-budaya dan kearifan lokal yang ada
(Tri Hita Karana,Tri Mandala, Tri Angga, Rwa Bineda, dll) memiliki keunikan dan ciri
khas tersendiri karena disamping berpedoman pada kearifan lokal tersebut juga
menerima suatu keadaan dan variasi yang timbul sesuai falsafah desa, kala, dan patra
(Pendit, 1996; Suja, 2010). Penelitian bertujuan untuk mengetahui keberadaan dan
sebaran taman setra di Kota Denpasar dalam bentuk Database dan Peta Taman Setra
di Kota Denpasar.
Bali sebagai sebuah Pulau Taman terdiri dari berbagai taman, salah satu diantaranya
Taman setra. Taman setra sebagai suatu ekosistem yang sangat khas. Sebagai
sebuah taman lengkap mengandung elemen keras (hard scape) dan elemen lunak
(soft scape). Elemen kerasnya antara lain: Prajapati, Padma, Piyasan, pamuhunan,
wantiln, asagan, areal pekuburan, pedestrian, terkadang ada Tugu pahlawan, dan
bangunan lainnya. Sedangkan elemen lunaknya antara lain: berbagai jenis tanaman
dan satwa yang merupakan bagian dari ekosistem taman setra.
METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara, dan penyebaran kuisioner untuk mendapatkan data primer
dan melalui studi pustaka untuk mendapatkan data skunder. Data spasial direkam
dengan alat GPS lalu diolah dengan program exell untuk penyusunan database dan
analisis citra lansat serta Quantum GIS untuk pemetaannya.
Persiapan (Observasi Pendahuluan)
Pelaksanaan (Pengambilan data)
Observasi────
Wawancara────
Studi Pustaka
Tabulasi, analisis diskripsi dan spasial
Pemetaan dan Penyusunan Database
Pelaporan, Seminar dan Publikasi Ilmiah
Jawatan Agama Hindu dan Buddha Propinsi Bali. 1973. Tata Nuntun Miwah Midabdabin Desa Adat Ring Bali. Proyek Penyuluhan Agama Propinsi Bali. Denpasar.Pendit S., Nyoman. 1996. Hindu Dharma Abad XII Kesejahtraaan Global bagi Umat Manusia. Yayasan Dharma Narada. Denpasar.Jawatan Agama Hindu dan Buddha Propinsi Bali. 1973. Tata Nuntun Miwah Midabdabin Desa Adat Ring Bali. Proyek Penyuluhan Agama Propinsi Bali. Denpasar.Pendit S., Nyoman. 1996. Hindu Dharma Abad XII Kesejahtraaan Global bagi Umat Manusia. Yayasan Dharma Narada. Denpasar.Jawatan Agama Hindu dan Buddha Propinsi Bali. 1973. Tata Nuntun Miwah Midabdabin Desa Adat Ring Bali. Proyek Penyuluhan Agama Propinsi Bali. Denpasar.Pendit S., Nyoman. 1996. Hindu Dharma Abad XII Kesejahtraaan Global bagi Umat Manusia. Yayasan Dharma Narada. Denpasar.